ppk perawat
DESCRIPTION
dhfTRANSCRIPT
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) KEPERAWATAN
RS. KHUSUS BEDAH RAWAMANGUN
DEMAM TIFOID
1Pengertian ( Definisi)Penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi salmonella Thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh feses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella typosa, salmonella paratyphi A,B,C dan menyerang usus halus
2Masalah keperawatan
1. Peningkatan suhu tubuh2. Pemenuhan nutrisi
3. Gangguan Eliminasi
4. Nyeri
5. Pengetahuan
6. Dampak Hospitalisasi
3Diagnosa Keperawatan1. Hipertermi b.d proses infeksi salmonella thypi2. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak adekuat
3. Gangguan pola eleminasi b.d peradangan pada dinding usus halus
4. Resiko defisit volume cairan b.d kurangnya intake cairan dan peningkatan suhu tubuh
5. Nyeri akut b.d inflamasi pada usus halus
6. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit b.d kurang informasi7. Cemas b.d Hospitalisasi
4Intervensi Keperawatan1. Hipertermi
Monitor suhu setiap 4 6 jam
Monitor hidrasi seperti turgor kulit, kelembaban membrane mukosa
Monitor tekanan darah, nadi, dan RR
Monitor penurunan tingkat kesadaran Beri kompres dengan air hangat pada daerah axila, lipat paha,temporal bila terjadi panas
Anjurkan menggunakan pakaian yang dapat menyerap keringat seperti katun
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antipiretik dan antibiotik2. Pemenuhan Nutrisi Kaji adanya alergi makanan pada paien Kaji makan yang di sukai dan tidak disukai
Timbang berat badan Monitor adanya penurunan berat badan dan gula darah
Monitor lingkungan setelah makan
Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan Monitor Turgor kulit
Monitor adanya mual dan muntah
Monitor kekeringan, rambut kusam, Hb, dan Ht, pucat, kemerahan, dan konjungtiva
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
Informasikan pada pasien dan keluarga tentang manfaat nutrisi
Atur posisi semi fowler atau fowler tinggi selama makan
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi antiemetik, suplemen makanan Anjurkan klien makan sedikit tapi sering, anjurkan pasien banyak minum Pertahankan IVFD
3. Pola Eliminasi. Diare Observasi pemeriksaan kultur feses
Evaluasi jenis makanan
Monitor hasil lab ( elektrolit dan leukosit)
Kolaborasi dengan dokter jika tanda dan gejala diare menetap, dan pemberian anti diare
Pola Elminasi : Konstipasi
Identifikasi faktor faktor yang menyebabkan konstipasi
Konsultasi dengan dokter apabila adany penurunan bising usus dan pemeberian obat Laxative
Sediakan privacy dan kemanan selama BAB
4. Defisit Volume Cairan
Catat intake dan output yang akurat
Monitor status hidrasi (kelembaban membrane mukosa, nadi adekuat, tekanan darah )
Monitor vital sign setiap 1 2 jam
Kolaborasi dengan dokter pemberian cairan IVFD
Pasang kateter jika perlu
Monitor intake dan output setiap 8 jam
5. Nyeri
Kaji nyeri secara komprehensif ( lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,dan kualitas
Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Ajarkan teknik non farmakologi: nafas dalam, relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik Anjurkan tirah baring
Berikan informasi tentang nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang, dan antisispasi ketidaknyamanan dari prosedur.
6. Pengetahuan
Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga
Berikan informasi pada pasien dan keluarga tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat
Berikan informasi tentang tanda gejala yang biasa muncul pada penyakit dengan cara yang tepat
7. Kecemasan
Jelaskan pada pasien tentang proses penyakit
Jelaskan semua tes dan pengobatan pada pasien dan keluarga
Berikan reninforcement positif ketika pasien melakukan perilaku untuk mengurangi takut
5Observasi1. Observasi suhu tubuh setiap 4 6 jam 2. Obsevasi tanda tanda vital 1- 2 jam3. Observasi tanda tanda kekurangan cairan / hidrasi4. Observasi pola eliminasi ( diare atau konstipasi )5. Hitung intake dan ouput cairan , IWL6. Observasi Hasil laboratorium7. Pemeriksaan bising usus
8. Hitung kebutuhan nutrisi
9. Monitor berat badan per hari
10. Kaji skala nyeri ( 1 10 ), lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,dan kualitas,
6Evaluasi1. Suhu tubuh dalam batas normal (36 37C )2. Defekasi kembali normal ( konsistensi, frekuensi kembali normal seperti sebelum sakit )
3. Bising usus normal
4. Porsi makan habis
5. Skala nyeri 1-3
6. Berat Badan tidak mengalami penurunan
7. Tidak ada tanda-tanda kekurangan cairan ( turgor elastis, produksi urin normal, mukosa lembab bibir tidak pecah-pecah)8. Pasien dan keluarga terinformasi perjalanan penyakit, tanda gejala, hasil laboratorium, jenis tindakan dan pengobatan yang dilakukan selama dirawat
7Informasi dan Edukasi1. Tirah baring2. Diet lunak tinggi kalori tinggi protein
3. Hand hygiene
8Discharge planning1. Discharge planning normal
9Nasehat pulang/intruksi kontrol1. Pasien dianjurkan harus selalu cuci tangan dengan sabun sebelum dan sesuadah makan, setelah defekasi2. Menjaga kebersihan makanan dan minuman
3. Pasien memerlukan pola istirahat yang cukup4. Diit lunak yang tidak merangsang dan rendah serat
5. Jelaskan terapi yang diberikan dosis dan efek samping
6. Menjelaskan gejala gejala kekambuhan penyakit dan hal yang harus dilakukan untuk mengatasi gejala tersebut
7. Tekankan untuk melakukan kontrol sesuai waktu yang ditentukan.dan DPJP
10Prognosis Advitam : bonamAd sanationam : bonam
Ad fungsionam : bonam
11Penelaah KritisSub komite mutu keperawatan
12Indikator1. Hari rawat sesuai PPK ( 3 5 hari )2. Suhu tubuh normal (36 37 C )3. Tanda tanda vital dalam perkembangan yang normal4. BB tidak menurun drastic5. Tidak adanya nyeri
13Kepustakaan Diagnosa Nanda (NIC & NIC ) 2007 2008Arif Mansjoer,Suprohaitan,Wahyu Ika W, Wiwiek S. Kapita Selekta Kedokteran. Penerbit Media Aesculapius,FKUI Jakarta, 2000