ppk kebidanan (file master)

23
DISTOSIA PENGERTIAN Persalinan abnormal yang ditandai oleh keterlambatan atau tidak adanya kemajuan proses persalinan dalam ukuran satuan waktu tertentu. Kriteria Diagnosis Distosia terjadi dalam kala I dan II. Beberapa hal yang harus diketahui dalam penerapan penilaian persalinan sebagai berikut: 1. Fase persalinan 2. Dalam Kala I dan Kala II sehubungan dengan proses membukanya serviks ialah: a. Fase laten: mulai pembukaan 0 sampai diameter 3cm b. Fase akselerasi: pembukaan 3cm menjadi 4cm c. Fase dilatasi maksimal: pembukaan 4cm menjadi 9cm d. Fase deselerasi: pembukaan 9cm menjadi lengkap (10) cm e. Kala II: pembukaan lengkap sampai dengan bayi lahir Ukuran Satuan Waktu 1. Fase Laten: 8 jam 2. Fase Akselerasi: 2 jam 3. Fase Dilatasi Maksimal: 2 jam 4. Fase Deselerasi: 2 jam 5. Kala II: primigravida 1 ½ jam, mulitgravida ½ jam 6. Parameter untuk menilai proses kemajuan persalinan a. Pembukaan serviks dihubungkan dengan fase persalinan b. Ukuran satuan waktu setiap fase persalinan c. Turunnya presentase janin (bidang hodge atau station) d. Perubahan prosentase janin e. Perubahan posisi janin f. Molase dan kapsulsuksedaneum g. Persalinan normal adalah proses yang progresif yang berlangsung dalam batas waktu tertentu. Apabila batas waktu tersebut dilampaui tanpa diikuti oleh kemajuan proses persalinan, maka dianggap telah berlangsung persalinan abnormal atau distorsia DIAGNOSIS BANDING Apabila telah dilakukan analisis proses kemajuan persalinan dan dijumpai distorsia, maka harus dicari penyebab distorsia yang mungkin 1/23

Upload: candace-long

Post on 22-Dec-2015

107 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: PPK Kebidanan (File Master)

DISTOSIA

PENGERTIANPersalinan abnormal yang ditandai oleh keterlambatan atau tidak adanya kemajuan proses persalinan dalam ukuran satuan waktu tertentu.

Kriteria DiagnosisDistosia terjadi dalam kala I dan II. Beberapa hal yang harus diketahui dalam penerapan penilaian persalinan sebagai berikut:

1. Fase persalinan2. Dalam Kala I dan Kala II sehubungan dengan proses membukanya serviks ialah:

a. Fase laten: mulai pembukaan 0 sampai diameter 3cmb. Fase akselerasi: pembukaan 3cm menjadi 4cmc. Fase dilatasi maksimal: pembukaan 4cm menjadi 9cmd. Fase deselerasi: pembukaan 9cm menjadi lengkap (10) cme. Kala II: pembukaan lengkap sampai dengan bayi lahir

Ukuran Satuan Waktu1. Fase Laten: 8 jam2. Fase Akselerasi: 2 jam3. Fase Dilatasi Maksimal: 2 jam4. Fase Deselerasi: 2 jam5. Kala II: primigravida 1 ½ jam, mulitgravida ½ jam6. Parameter untuk menilai proses kemajuan persalinan

a. Pembukaan serviks dihubungkan dengan fase persalinanb. Ukuran satuan waktu setiap fase persalinanc. Turunnya presentase janin (bidang hodge atau station)d. Perubahan prosentase janine. Perubahan posisi janinf. Molase dan kapsulsuksedaneumg. Persalinan normal adalah proses yang progresif yang berlangsung dalam batas waktu

tertentu. Apabila batas waktu tersebut dilampaui tanpa diikuti oleh kemajuan proses persalinan, maka dianggap telah berlangsung persalinan abnormal atau distorsia

DIAGNOSIS BANDINGApabila telah dilakukan analisis proses kemajuan persalinan dan dijumpai distorsia, maka harus dicari penyebab distorsia yang mungkin berasal dari salah satu faktor ataupun gabungan dari beberapa faktor ataupun gabungan dari beberapa faktor berikut ini:

1. Kelainan tenaga: kelainan his atau tenaga meneran2. Kelainan janin: kelainan besar janin, bentuk janin (anormal kongenital), jumlah janin, letak

janin, presentase janin, atau posisi janin.3. Kelainan jalan lahir

Pemeriksaan Penunjang1. Ultrasonografi2. Pelvismetri radiologist

KonsultasiDokter Spesialis Radiologi

1/18

Page 2: PPK Kebidanan (File Master)

Perawatan Rumah Sakit1. Rawat inap2. Bila direncanakan seksio sesarea atau tindakan yang ada kemungkinannya untuk prosedur

anestesi harus dilakukan di rumah sakit yang mempunyai fasilitas bedah

Terapi Disesuaikan dengan sebab distosia, misalnya:

1. Akselerasi persalinan2. Ekstraksi atau seksio sesarea3. Embiotomi (pada janin)

Penyulit 1. Pada ibu:

a. Partus lamab. Infeksi intrapartumc. Rupture uterid. Fistulasie. Perlukaan jalan lahir

2. Pada janina. Asfiksiab. Cederac. Kematian

Informed ConsentPerlu tertulis saat penderita masuk rumah sakit

Lama Perawatan1. 4 s/d 5 hari untuk persalinan pervaginam2. 6 s/d 7 hari untuk seksio sesarea

Masa Pemulihan1. 42 hari untuk persalinan pervaginam 2. 3 bulan untuk persalinan seksio sesarea

LuaranIbu dan bayi sehat tanpa komplikasi berat

PAN/A

Autopsi/Risalah RapatN/A

2/18

Page 3: PPK Kebidanan (File Master)

EPH GESTOSIS

PENGERTIANHipertensi dalam kehamilan: preeklampsia dan eklampsia.

PREEKLAMPSIATimbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini timbul sebelu 20 minggu bila terjadi penyakit tropoblastik.

Eklampsia1. Kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau nifas yang ditandai timbulnya

kejang dan atau koma. Sebelumnya wanita tadi menunjukkan gejala preeklampsia (kejang timbul bukan akibatkelainan neurologis)

2. Hipertensi kronis3. Hipertensi yang menetap oleh sebab apapun yang ditemukan pada usia kehamilan kurang

dari 20 minggu, atau hipertensi yang menetap setelah 6 minggu pascapersalinan4. Superimposed preeklampsia/eklampsia5. Timbulnya preeklampsia atau eklampsia pada hipertensi kronis6. Transient hypertension7. Timbulnya hipertensi dalam kehamilan pada wanita yang tekana darahnya normal dan

tidak mempunyai gejala hipertensi kronis atau preeklampsia/eklampsia

Kriteria Diagnosis1. Edema2. Proteinuria3. Hipertensi4. Pada eklampsia ada kejang dan atau koma

Preeklampsia Pre-eklampsia Ringan

1. Didasarkan pada timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan atau edema2. Setelah kehamilan 20 minggu3. Pre-eklampsia berat4. Bila didapatkan satu atau lebih gejala dibawah ini:

a. Tekanan darah sistolik lebih besar/sama dengan 160mmHg tekanan darah diastolic/sama dengan 110mmHg. Tekanan darah tidak menurun meskipun ibu hamil sudah dirawat di rumah sakit dan sudah menjalani tirah baring

b. Proteinuri lebih dari 5g/24 jam atau 4+ dalam pemeriksaan kualitatifc. Oliguria, yaitu produksi urine kurang dari 500cc/24 jam yang disertai kenaikan kadak

creatinin plasmad. Gangguan virus dan serebrale. Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomenf. Edema paru dan sianosisg. Pertumbuhan janin intrauterine yang terlambath. Adanya “the hellp syndrome” (H: Hemolysis, ELL: Elevated Liver Enzyms, P: low

platelet count)

3/18

Page 4: PPK Kebidanan (File Master)

Diagnosis Banding1) Hipertensi menahun2) Kelainan ginjal 3) Epilepsi

Pemeriksaan Penunjang1. Pre-eklampsia ringan: urin lengkap2. Pre-eklampsia berat: pemeriksaan laboratorium meliputi:

a. Hb, Hematokritb. Urin lengkapc. Asam urat darahd. Trombosite. Fungsi hatif. Fungsi ginjal

3. Eklampsia: (sama dengan pre-eklampsia berat)

KonsultasiDokter Spesialis Saraf, Mata,Penyakit Dalam (Sub Bagian Ginjal dan Hipertensi)

Perawatan Rumah SakitRawat inap

Pre-Eklampsia Ringan1. Setelah 2 minggu rawat jalan, tidak menunjukan perbaikan2. Kenaikan berat badan ibu 1kg/minggu,selama 2 (dua) kali berturut-turut3. Timbul satu atau lebih gejala / tanda pre-eklampsia berat

Pre-Eklampsia BeratEklampsia

TERAPIPre-eklampsia ringanRawat jalan / ambulator

1. Banyak istirahat (berbaring/tidur miring)2. Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam3. Sedatif ringan(kalau tidak bisa istirahat) tablet fenobarbital 3x30mg peroral selama 7 hari4. Roboransia5. Kunjungan ulang tiap 1 minggu

Rawat inap1. Pada kehamilan preterm (<37 minggu) tekanan darah normal selama perawatan, persalinannya

ditunggu sampai aterm tekanan darah turun, tetapi tidak mencapai normal selama perawatan, kehamilannya dapat diakhiri pada umur kehamilan >37minggu

2. Pada kehamilan aterm (>37minggu) persalinan ditunggu spontan atau dipertimbangkan untuk ,melakukan induksi persalinan pada tanggal taksiran persalinan. Persalinan dapat dilakukan secara spontan, bila perlu memperpendek Kala II dengan bantuan tindakan bedah obstetric

Pre-eklampsia beratAktif atas indikasi satu/lebih keadaan dibawah ini

4/18

Page 5: PPK Kebidanan (File Master)

Ibu 1. Kehamilan >37minggu2. Adanya tanda-tanda impending eklampsia 3. Kegagalan tindakan/terapi konservatif setelah 6 jam pengobatan medikamentosa terjadi

kenaikan tekanan darah setelah 24 jam terapi medikamentosa keadaan status quo (tidak ada perbaikan)

Janin 1. Adanya tanda-tanda fetal distress2. Adanya tanda-tanda IUGR3. Laboratorium: Hellp syndrome

Pengobatan Medikamentosa1. Segera masuk rumah sakit2. Tirah baring miring kesatu sisi( kir)3. Infuse dextrose 5 % yang tiap 1 liternya diselingi dengan larutan ringer laktat 500cc (60-

125cc/jam)4. Antacid5. Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam6. Pemberian obat anti kejang, MgSO4

Cara pemberian1. Loading Dose

2 gr MgSO4 intra vena (40% dalam 10cc) kecepatan 1 gr/menit (kemasan 40% dalam 25cc larutan MgSO4), 4gr dibokong kiri dan 4gr dibokong kanan

2. Maintenance DoseDiberikan 4gr IM setelah 6 jam pemberian loading dose. Selanjutnya maintenance dose diberikan 4gr IM tiap 6 jam

Syarat-syarat pemberian sulfas magnesikus1. Harus tersedia antidotum MgSO4, yaitu kalsium glukonas 10% (tiap 1gr dalam 10cc)

diberikan IV selama 3 menit2. Refleks Patela (+) kuat3. Frekuensi pernafasan > 16X/menit 4. Produksi urin > 100cc dalam 4jam sebelumnya (0,5cc/kgBB/jam)

Sulfas magnesikus dihentikan bila1. Ada tanda-tanda intoksikasi2. Setelah 6 jam pasca persalinan

Diuretikum diberikan bila ada 1. Edema paru2. Payah jantung kongestif3. Edema anasarka

Antihipertensi diberikan bila1. Tekanan darah sistolik > 160mmHg, diastolic > 110mmHg 2. Obat anti hipertensi yang diberikan nifedipine 3x20mg3. Kardiotonik diberikan bila ada tanda menjurus payah jantung, jenis kardiotonika yang

diberikan ialah cedilanid4. Perawatan dilakukan bersama dengan bagian penyakit jantung

5/18

Page 6: PPK Kebidanan (File Master)

Lain-lain1. Antipiretik

Diberikan bila suhu rectal diatas 38,5ºC. Dapat dibantu dengan pemberian kompres dingin atau alcohol

2. Antibiotic Diberikan atas indikasi

3. Antinyeri Bila penderita kesakitan, gelisah karena kontraksi rahim dapat diberikan pethidin, HCL 50-75mg sekali saja (selambat-lambatnya 2jam sebelum janin lahir)

Tindakan Obstetric1. Terminasi kehamilan – Belum inpartu2. Induksi persalinan dengan cara amniotomi3. Oksitosin drip dengan syarat skor Bishop >5

Seksio sesaria bila1. Syarat oksitosin drip tidak dipenuhi atau adanya kontraindikasi oksitosin drip 12 jam sejak

dimulainya oksitosin drip belum masuk fase aktif2. Kala II3. Persalinan pervaginam diselesaikan dengan partus buatan(vakum/cunam). Amniostomi dan

oksitosin drip dilakukan palin cepat 30menit setelah pemberian pengobatan medikamentosa4. Pada kehamilan preterm (<37minggu) bila keadaan memungkinkan terminasi5. Ditunda 2x24jam untuk mematangkan paru dengan pemberian kortikosteroid

1.Penanganan Konservatif

1. Kehamilan tetap dipertahankan bersamaan dengan pemberian pengobatan medicinal2. Induksi kehamilan preterm (>37minggu) tanpa disertai tanda-tanda impending eklampsia

dengan keadaan janin baik

Pengobatan MedikamentosaSama dengan perawatan medicinal pada pengelolaan secara aktif

Tindakan Obstetri1. Selama perawatan konservatif, observasi dan evaluasi sama seperti perawatan aktif hanya

disini tidak ada terminasi2. Sulfas magnesikus dihentikan bila ibu sudah mencapai tanda-tanda preeklampsia ringan,

selambat-lambatnya dalam waktu 24 jam3. Bila setelah 24 jam tidak ada perbaikan maka keadaan ini dianggap sebasai kegagalan

pengobatan medicinal dan harus diterminasi

EklampsiaPenanganan Pengobatan medikamentosa obat antikejang MgSO4

Loading dose2g MgSO4 IV (40%10cc), perlahan-lahan (10menit)

Maintenance dose2g MgSO4 setiap jam (drip)

6/18

Page 7: PPK Kebidanan (File Master)

Dosis tambahan1. Bila timbul kejang lagi maka dapat diberikan MgSO4 2giv selama 10menit2. Sekurang-kurangnya 20menit setelah pemberian terakhir3. Dosis tambahan 2g hanya diberikan sekali saja. Bila setelah diberi dosis tambahan masih tetap

kejang maka diberikan amorbabital 5mg/kgBB/IV pelan-pelan4. Monitoring tanda keracunan MgSO45. Obat suportif6. Lihat pengobatan suportif pre-eklampsia berat

Perawatan Pada Serangan Kejang1. Dirawat dikamar isolasi yang cukup tenang2. Masukkan sudip lidah kedalam mulut penderita3. Kepal direndahkan: daerah orofaring dihisap4. Fiksasi badab pada tempat tidur harus cukup kendor guna menghindari fraktur

Perawatan Penderita Dengan Koma1. Monitoring kesadaran, pada perawatan koma perlu diperhatikan pencegahan dekubitus san

makanan penderita2. Pada koma yang lama, bila nutrisi tidak mungkin cukup diberikan dalam bentuk Naso Gastric

Tube (NGT)

Penatalaksanaan ObstetricSikap terhadap kehamilanKehamilan diakhiri bila sudah terjadi etabilisasi (pemulihan) hemodinamika dan metabolisme ibu, yaitu 4-8 jam setelah satu atau lebih keadaan dibawah ini:

1. Setelah pemberian obat antikejang terakhir2. Setelah kejang terakhir3. Setelah pemberian obat antihipertensi terakhir4. Penderita mulai sadar (responsive dan orientasi)5. Cara terminasi kehanilan sesuai dengan preeklampsia berat

PenyulitGagal ginjal, gagal jantung, edema paru, kelainan pembekuan darah, perdarahan otak, kematian janin

Informed consentPerlu tertulis, kecuali yang telah melahirkan

Lama perawatan5 hari

Masa pemulihan6 minggu

LuaranSembuh total bila tanpa komplikasi kematian janin atau ibu

PAN/A

Autopsi/Risalah RapatBila terjadi kematian disebutkan penyebab langsung

7/18

Page 8: PPK Kebidanan (File Master)

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL

PENGERTIANPerdarahan Uterus Disfungsional adalah perdarahan abnormal dari uterus (lamanya, frekuensi, jumlah) yang terjadi didalam dan diluar siklus haid, tanpa kelainan organis dan hematology, yang merupakan kelainan poros hipotalamus hipofisis-ovarium

Kriteria Diagnosis1. Terjadinya perdarahan pervaginam yang tidak normal (lamanya, frekuensi,dan jumlah) yang

terjadi didalam dan diluar siklus haid2. Tidak ditemukan kelainan organis maupun kelainan hematology(factor pembekuan)3. Hanya ditemukan kelainan fungsi poros hippotalamus-hipofisis-ovarium dan organ

(=endometrium)4. Usia terjadinya:

a. Parimenars (usia 8-16 tahun)b. Masa reproduksi (usia 16-35 tahun)c. Perimenopause (usia 45-65 tauhun)

Diagnosis Banding1. Kelainan Organis2. Kelainan hematology

Pemeriksaan Penunjang1. D/K bila tidak ada kontraindikasi2. Pemeriksaan USG3. Pemeriksaan hematology4. Pemeriksaan hormon reproduksi: FSH, LH, Prolaktin, E2, dan Progesteron5. Prostaglandin F2 (bila ada fasilitas)

Konsultasi1. Dokter Spesialis Penyakit Dalam2. Dokter Spesialis Patologi Anatomi

TERAPIOperatif:

1. Dilatasi dan kuretase: sudah menikah2. Life saving untuk yang belum menikah

HormonalPUD ovulasi:

1. Perdarahan pertengahan siklus: Estrogen 0,625 – 1,25mg, hari ke 10-15 siklus

2. Perdarahan bercak pra haid:Estrogen 6,25 – 1,25mg, mulai hari ke 2-7 siklus

3. Polimenorhea:Progesterom 10mg, hari ke 18-25 siklus

8/18

Page 9: PPK Kebidanan (File Master)

PUD anaovulasiMenghentikan perdarahan segera:Kuret medisinalis:

1. Estrogen selama 20 hari diikuti progesterone 5 hari2. Pil KB kombinasi:

2x1 tab 2-3 hari diteruskan 1x1 tab 21 hari3. Progesterone:

10-20 mg selama 7-10 hari

Setelah darah berhenti atur siklus:1. Dengan esterogen + progesterone selama 3 siklus2. Pengobatan sesuai kelainan:

a. Anovulasi: stimulasi dengan klomidb. Hiperprolaktin: bromokriptinc. Polikistik ovarii: kortikosteroid, lanjutkan stimulasi dengan klomid

Perdarahan banyak, anemia (PUD berat):1. Estrogen konjugasi 25mg intravena diulan tiap 3 sampai 4 jam atau2. Progesterone 100mg (etinodiol asetat, DMPA)

Setelah darah berhenti atur haid: dengan kombinasi esterogen 20 hari diikuti progesterone 5 hari, setelah 3 bulan, pengobatan disesuaikan dengan kelainan hormonal

Perawatan Rumah Sakit1. Perlu untuk tindakan dilatasi kuretase2. Pada PUD berat yang disertai anemia/darah yang banyak

Penyulit 1. Perforasi akibat tindakan2. Anemia berat

Informed ConsentPerlu tertulis untuk tindakan D/K

Lama PerawatanPasca dilatasi kuretase atau suntikan esterogen intravena, rawat 2-3 hari

Masa Pemulihan1 minggu setelah perawatan

LuaranBaik

PABahan hasil kuretase

Autopsi/Risalah RapatN/A

9/18

Page 10: PPK Kebidanan (File Master)

PENANGGULANGAN PERSALINAN RESIKO TINGGI

TUJUANMenangani persalinan dengan risiko tinggi secara cepat dan tepat untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi

Penanggulangan persalinan resiko tinggi yang dapat menyebabkan kematian ibuPerdarahan Antepartum dan Postpartum

Penyebab perdarahan dalam persalinan1. Kala I:

a. Placenta praeviab. Solusio placentac. Ruptur uteri

2. Kala II: Ruptur uteri3. Kala III:

a. Robekan jalan lahirb. Ruptur uteric. Placenta incarcerated. Placenta

4. Kala IV: a. Atonia uterib. Luka jalan lahirc. Sisa placentad. Rupture uteri

Akibat perdarahan hebat pasien dapat mengalami shockTanda-tanda shock pada perdarahan:Tanda-tanda awal:

1. Pasien sadar, tampak ketakutan2. Nadi dan pernafasan cepat3. Pucat4. Tekanan darah turun sistolik< dari 90mmHg5. Paru-paru bersih6. Hematokrit 26% atau > dari normal7. Hb 8gr% atau >8. Produksi urine 30 cc perjam atau >

Tanda-tanda shock lanjut:1. Pasien tidak sadar2. Nadi sangat cepat3. Pernafasan cepat dan dangkal4. Pucat5. Tekanan darah tidak teraba6. Gagal jantung, paru-paru oedem7. Hematokrit < dari 26%8. Hb < 8 gr%9. Produksi urine <30cc/jam

10/18

Page 11: PPK Kebidanan (File Master)

Penanganan shock pada perdarahan:1. Bebaskan jalan nafas, longgarkan pakaian2. Oksigen 4-6 liter/menit3. Jarum 18G4. Posisi trandelenburg5. Beri selimut tebal6. Puasakan7. Pasang dauwer kateter no:168. Periksa tanda-tanda vital (tensi/suhu/nadi/pernafasan)

Cairan-cairan yang diberikanPenanggulangan Persalinan Resiko Tinggi:

1. Nacl atau RL 1-2 liter guyur2. Haemacel atau gelafundin 500cc guyur3. Tranfusi darah bila Hb</= 8gr% atau kehilangan darah 1500cc

Laboratorium: gol darah/rhesus, Hb/Ht/Ms perdarahan/pembekuan, ureum/creatinin, pH darah, elektrolit

Tanda-tanda stabilisasi: kesadaran membaik tekanan darah sistolik meningkat produksi urine 100cc per 4 jam Ht/Hb membaik

Infeksi intrapartumInfeksi yang terjadi dalam persalinan yang ditandai dengan suhu naik>38ºC kemudian air ketuban hijau keruh berbau dan lekosit darah >15000/mm³

Kriteria diagnosis:1. Ketuban sudah pecah2. Suhu >38ºC3. Air ketuban keruh dan berbau

Faktor predisposisi:1. Distosia2. Pemeriksaan dalam lebih dari 2X3. Keadaan umum lemah4. Gizi kurang5. Peradangan cervix dan vagina

Terapi:1. Antibiotika2. Antipiretik

Perlu segera dirawat terutama untuk tindakan pengakhiran persalinan.Persalinan diusahakan pervaginamSecti sesarea hanya dilakukan atas indikasi obstetric misalnya kelainan letak, distosia dan gawat janin.Komplikasi selanjutnya dapat terjadi sepsis, apabila sepsis tidak cepat ditanggulangi akan terjadi syok septic.

11/18

Page 12: PPK Kebidanan (File Master)

Preeklampsi Dan EklampsiPreeklampsiGejala dan tanda-tanda preeklampsi berat dan eklampsi:

1. Tekanan darah sistolik >/= 160 mmHg2. Tekanan diastolik >/= 160 mmHg3. Protein uri > 3gr/liter4. Oliguri > 400cc/24 jam5. Nyeri epigastrium6. Penglihatan kabur7. Nyeri kepala8. Perdarahan retina9. Oedem paru-paru10. Ikterus atau peningkatan kadar enzyme hati11. Trombosit <100000/mm³12. Kejang atau koma

Tindakan obstetric:1. Terminasi kehamilan belum inpartu:

Induksi persalinan: amniotomi dan piticin drip pada primigravida lebih diarahkan untuk dilakukan terminasi dengan SC

2. Terminasi kehamilan sudah inpartua. Kala I:

i. Fase laten: SCii. Fase aktif: Amniotomi

b. Bila 6 jam setelah amniotomi tidak terjadi pembukaan lengkap dilakukan SC.c. Kala II:

i. Persalinan pervaginam diselesaikan dengan partus buatan, amniotomi + pitocin drip dilakukan sekurang-kurangnya 30 menit setelah pemberian pengobatan medikamentosa.

ii. Pematangan paru-paru janin.iii. Pada kehamilan < 34 minggu bila keadaan memungkinkan terminasi ditunda 2X24

jam untuk memberikan kortikosteroid.

Tindakan konservatif:Berarti kehamilan tetap dipertahankan bersamaan dengan pemberian pengobatan medisinal Indikasi: Kehamilan < 34 minggu tanpa disertai tanda-tanda impending.

Eklampsia dengan keadaan janin baik1. Tindakan medikamentosa: sama dengan perawatan medicinal pada pengelolaan secara aktif,

hanya loading dose MgSO4 tidak diberikan IV cukup IM saja2. Pengobatan obstetric:3. Selama paerawatan konservatif, observasi dan evaluasi sama seperti perawatan aktif hanya

disini tidak ada terminasi. MgSO4 dihentikan bila ibu sudah mencapai tanda-tanda preeklampsi ringan

4. Bila setelah 24 jam tidak ada perbakan maka keadaan ini dianggap sebagai kegagalan pengobatan medicinal dan harus diterminasi

EklampsiPengobatan medikamentosa:

1. Obat anti kejang: MgSO4a. Loading lose

12/18

Page 13: PPK Kebidanan (File Master)

2 gr MgSO4 40% dalam larutan 10cc IV selama 4 menit. Disusul 8 gr IM MgSO4 40% dalam larutan 25cc diberikan pada bokong kiri dan kanan masing-masing

4 grb. Maintenance dose tiap 6 jam diberikan lagi 4 gr IM MgSO4c. Dosis tambahan: Bila timbul kejang-kejang lagi maka dapat diberikan MgSO4 40% 2 gr IV selama 2 menit. Pemberian ulang sekurang-kurangnya 20 menit setelah pemberian terakhir. Dosis tambahan 2 gr hanya diberikan 1X saja. Bila setelah dosis tambahan masih tetap kejang, maka diberikan amorbarbital 3-5 mg/kgBB IV perlahan-lahan. Monitor tanda-tanda keracunan MgSO4.d. Obat-obat suportif seperti pada preeklampsi berat (antihipertensi).

2. Perawatan pada serangan kejang:a. Dirawat dikamar isolasi yang terangb. Dimasukkan tough spatel logam yang sudah dibalut kain kassa kedalam mulut

penderitac. Tempat tidur bagian kepala direndahkand. K/P pemberian oksigen

Bila penderita kesadaran menurun/koma dipindahkan ke I.Care/ICU (SOP/D9)Pengobatan obstetric: sikap terhadap semua kehamilan dengan eklampsia harus diakhiri tanpa memandang umur dan keadaan janin. Bila mana diakhiri keadaan umum penderita sudah stabil yaitu 4-8 jam setelah salah satu atau lebih keadaan dibawah ini:i. Pemberian obat kejang terakhirii. Setelah kejang terakhiriii. Setelah pemberian obat-obat anti hipertensi terakhiriv. Penderita mulai sadar

Penyulit:1. Gagal ginjal2. Gagal jantung3. Oedem paru-paru4. Kelainan pembekuan darah5. Perdarahan otak6. Kematian janin

13/18

Page 14: PPK Kebidanan (File Master)

PERSALINAN MACET (DISTOSIA)

PENGERTIANPersalinan abnormal yang ditandai oleh kelambatan atau tidak adanya kemajuan proses persalinan dalam ukuran satuan waktu tertentu.

Distosia terjadi dalam kala I dan II. 1. Fase laten mulai pembukaan 0-3 cm (8 jam)2. Fase akselerasi pembukaan 3-4 cm (2 jam)3. Fase dilatasi maksimal pembukaan 4-9 cm (2 jam)4. Fase deselerasi pembukaan 9cm-lengkap (2 jam)5. Kala II pembukaan lengkap sampai bayi lahir6. Primigravida 1 ½ jam7. Multigravida ½ jam8. Pembukaan servik dihubungkan dengan fase persalinan9. Ukuran waktu setiap fase persalinan10. Turunnya presentasi janin (bidang hodge)11. Perubahan posisi janin12. Moulage dan caput

Apabila telah dilakukan analisa kemajuan persalinan dan terjadi distosia yang mungkin berasal dari salah satu factor atau gabungan dari beberapa factor berikut ini:

1. Inertia uteri atau tenaga meneran kurang2. Kelainan letak, besar janin, bentuk janin, jumlah janin dan posisi janin3. Kelainan jalan lahir oleh karena kelainan tulang panggul

Pemeriksaan penunjang: USGTerapi disesuaikan dengan sebab distosia (penderita dirawat RS):

1. Akselerasi persalinan2. Vakum ekstrasi atau seksio sesarea3. Embriotomi pada janin

PenyulitPada ibu:

1. Partus 2. Infeksi intrapartum3. Rupture uteri4. Fistulasi5. Perlukaan jalan keluar

Pada janin:1. Asfiksia2. Cedera3. Kematian

Kasus persalinan resiko tinggi harus ditanggulangi secara layak agar tidak berlanjut menjadi kasus gawat yang mengakibatkan fatal untuk ibu dan janin

14/18

Page 15: PPK Kebidanan (File Master)

PERDARAHAN ANTEPARTUM

PENGERTIANPerdarahan pervaginam pada usia kehamilan 20 minggu atau lebih

Kriteria DiagnosisAnamnesis

1. Perdarahan pervaginam pada usia kehamilan 20 minggu atau lebih, perdarahan spontan tanpa aktifitas atau akibat trauma pada abdomen

2. Nyeri atau tanpa nyeri akibat kontraksi uterus 3. Beberapa factor predisposisi: riwayat solusio plasenta, perokok, hipertensi dan multiparitas

Pemeriksaan fisik umumKeadaan tensi, nadi, pernafasan

Pemeriksaan obstetricPeriksa luar

1. Bagian terbawah janin belum/sudah masuk PAP 2. Apakah ada kelainan letak/tidak

IN spekulo 1. Apakah perdarahan berasal dari osteum uteri atau kelainan servik dan vagina2. Perabaan fomises3. Hanya dikerjakan pada presentasi kepala

PDMOBila akan mengakhiri kehamilan/persalinan

Diagnosis Banding1. Solusio placenta Terlepasnya placenta yang letaknya normal pada fundus uteri/korpus uteri sebelum janin lahir.

a. RinganPerdarah kurang dari 100-200cc, uterus tidak tegang, belum ada rejatan, janin hidup, pelepasan kurang dari 1/6 bagian permukaan, kadar fibrinogen plasma lebih dari 250 mg%b. SedangPerdarahan lebih dari 200cc, uterus tegang terdapat tanda prarejatan, gawat janin atau janin mati, pelepasan plasenta ¼-2/3 bagian permukaan, Dakar fibrinogen plasma 120-150 mg%c. BeratUterus tegang dan berkontraksi tetanis, terdapat tanda rejatan, biasanya janin sudah mati, pelepasan plasenta bisa terjadi pada lebih dari 2/3 bagian permukaan atau seluruh bagian permukaan

2. Placenta previa Placenta yang letaknya tidak normal sehingga menutupi sebagian atau seluruh permukaan janin (atium uteri internum)3. Vasa Previa Tali pusat berinsersi pada selaput ketuban tempat pembuluh darahnya berjalan di antara lapisana. Laboratorium

i. Hemoglobinii. Hematokrit

15/18

Page 16: PPK Kebidanan (File Master)

iii. Trombositiv. Waktu pembekuan darahv. Waktu protrombin

vi. Waktu tromboplastin parsialvii. Elektrolit plasma

b. Kardiotokografic. Litenec, dopler, untuk menilai status janind. USG : menilai letak plasma , usia, gestasi, keadaan janin

KonsultasiDokter Spesialis Anak, Anastesi, Penyakit Dalam

Perawatan Rumah SakitRawat Inap segera

Terapi1. Medis dan bedah2. Tidak terdapat rejatan dengan usia gestasi kurang dari 38 minggu / taksiran berat petus kurang

dari 2500 g

1. Solutio PlasentaA. Ringan

a. Ekspektatifi. Tunggu persalina spontan, bila ada perbaikan, perdarahan berhenti, kontraksi uterus

tidak ada, janin hidupii. Tirah baring

iii. Atasi anemiiv. USG dan KTG senal, kalau memungkinkan

b. Aktifi. Mengakhiri kehamilan, bila keadaan memburuk, perdarahan berlangsung terus,

kontraksi uterus berlangsung, dapat mengancam ibu/janinii. Partus pervaginam ( amniotomi / infuse oksitosin )

iii. Partus per abdominaliv. Bila partus pervaginam diperkirakan tidak berlangsung dalam 6 jam

B. Sedang / Berata) Resusitasi cairanb) Atasi anemi ( transfuse darah )c) Partus pervaginamd) Bila diperlukan partus dapat berlangsung dalam 6 jam ( amniotomi dan infuse oksitosin )e) Partus per abdominalf) Bila partus per vaginam diperkirakan tidak berlangsung dalam 6 jam

2. Plasenta PreviaA. Bila perdarahan sedikit

Dirawat sampai usia kehamilan . 36 minggu , mobolisasi bertahap. Bila ada kontraksi , lihat penanganan persalinan preterm

B. Bila perdarahan banyaka) Resusitasi sedikitb) Atasi anemia (transfuse darah)c) PDMO : plasenta previa totalis partus per abdominal

16/18

Page 17: PPK Kebidanan (File Master)

d) Bukan plasenta previa totalis partus per vaginam (amniotomi pitosin infuse)

3. Vasa Previaa) Tes (Apt) positif (terdapat darah janin)b) Pembuluh darah janin dapat diraba melalui pembukaan serviksc) Vasa previa terlihat melalui speculum / amnioskopd) Bila janin mati partus pervaginame) Janin hidup partus per abdominam

4. Tidak terdapat renjatan dengan usia gestasi 37 minggu atau lebih / taksiran berat fetus 2500g atau lebih

A. Solusio PlasentaRingan / sedang / berat - Partus per abdominal bila persalina pervaginam diperkirakan berlangsung lama

B. Plasenta Previa- PDMO : plasenta previa totalis partus perabdominal seksio sesarea- Bukan plasenta previa partus pervaginam amniotomi dan infuse pitosin

C. Vasa Previa- Janin mati : partus per vaginam- Janin hidup : partus per abdominam

5. Terdapat renjatan A. Solusio Plasenta

- Atasi renjatan, resusitasi cairan dan transfuse darah- Bila renjatan tidak teratasi, upayakan tindakan penyelamatan yang optimal.

Bila renjatan dapat teratasi, upayakan tindakan penyelamatan yang optimal. Bila dapat teratasi , pertimbangkan untuk partus perabdominal bila janin masih hidup atau bila persalinan pervaginam diperkirakan berlangsung lama

B. Plasenta Previa- Atasi renjatan, resusitasi cairan dan transfuse darah- Bila tidak teratasi, upayakan tindakan penyelamatan yang optimal, akhiri

partus per abdominam

Perawatan Rumah SakitSemua penderita harus segera dirawat

Penyulit1. Pada Ibu

a. Renjatanb. Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)c. Gagal ginjal akut / nekrosis tubuler akutd. Atonia uteri / uterus couvelairee. Perdarahan pada implantasi uterus di segmen bawah

2. Pada Janina. Asfiksia b. BBLRc. RDS

Karena Tindakan/Terapi1. Pada ibu

a. Reaksi tranfusi

17/18

Page 18: PPK Kebidanan (File Master)

b. Kelebihan cairanc. Renjatand. Infeksi

2. Pada janina. Asfiksiab. Infeksi

Informed ConsentTertulis, dilakukan saat pasien masuk rumah sakit

Lama Perawatan7 hari (tanpa komplikasi)

Masa Pemulihan6 minggu setelah tindakan/melahirkan

Luaran- Komplikasi: diharapkan minimal/tidak ada- Kesembuhan: diharapkan sempurna

PA- N/A

Autopsi/Risalah Rapat- N/A

18/18