ppid.bnn.go.id1. program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya bnn. 2. program...

109

Upload: others

Post on 28-Feb-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi
Page 2: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi
Page 3: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi
Page 4: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi
Page 5: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi
Page 6: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi
Page 7: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi
Page 8: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi
Page 9: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi
Page 10: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

i Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan

rahmat-Nya, sehingga penyusunan Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional (BNN)

Tahun 2016 ini, dapat diselesaikan sesuai dengan target waktu yang ditentukan.

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang

Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, setiap entitas pelaporan wajib

menyusun dan menyajikan laporan keuangan dan kinerja yang berisi tentang

ringkasan keluaran dari masing-masing program dan kegiatan yang telah

dilaksanakan.

Penyusunan laporan kinerja ini dimaksudkan sebagai pelaksanaan Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang bersih

dan bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang mengatur, bahwa

penyelenggara negara wajib mempertanggungjawabkan hasil akhir setiap program

dan kegiatan yang telah dilakukan kepada masyarakat.

Sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian, BNN melaksanakan 2 (dua)

Program yaitu Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya BNN dan Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan

Peredaran Gelap Narkoba (P4GN), yang dalam pelaksanaan progam dan kegiatan

telah berpedoman pada rencana strategis lembaga sebagai penjabaran visi dan misi

organisasi.

Hal ini menyiratkan bahwa Kepala BNN sebagai penanggung jawab program

dan kegiatan di bidang P4GN, wajib melaporkan dan mempertanggungjawabkan

kinerja secara akuntabel baik kepada Presiden sebagai Kepala Negara maupun

masyarakat sebagai penerima manfaat program dan kegiatan yang digulirkan.

Secara umum Sasaran Strategis BNN yang telah ditetapkan, telah mencapai

target dengan baik bahkan terdapat sasaran kinerja yang melebihi target yang

ditentukan. Namun demikian juga masih terdapat target kinerja yang belum mencapai

hasil secara optimal, tentunya keberhasilan dan kegagalan pencapaian target

menjadi bahan evaluasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan di masa

mendatang.

Page 11: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi
Page 12: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

iii Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN KINERJA

BADAN NARKOTIKA NASIONAL TAHUN 2016

Sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Badan Narkotika Nasional

(BNN) melaksanakan 2 (dua) program yaitu:

1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN.

2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap

Narkoba (P4GN).,

Realiasi target kinerja kedua program tersebut diimplementasikan melalui 7

(tujuh) Sasaran Strategis dengan 13 (tigabelas) Indikator Kinerja Utama, dengan

kriteria capaian sebagai berikut:

a. Capaian di atas 100% sebanyak = 5 Indikator Kinerja Utama;,

b. Capaian 90 s/d 100% sebanyak = 3 Indikator Kinerja Utama;

c. Capaian 80 s/d 89% sebanyak = 2 Indikator Kinerja Utama;

d. Capaian 70 s/d 79% sebanyak = 0 Indikator Kinerja Utama;

e. Capaian 60 s/d 69% sebanyak = 0 Indikator Kinerja Utama;

f. Capaian 50 sd 59% sebanyak = 1 Indikator Kinerja Utama;

g. 2 (dua) Indikator Kinerja Utama BNN belum dapat nilai dari Kemenpan &

Reformasi Birokrasi.

Upaya pencaian target kinerja BNN, dilakukan dengan mendorong kinerja

Satuan Kerja (Satker) melalui pembinaan teknis operasional yang berdampak pada

semakin berfungsinya sistem kinerja yang dibangun serta peningkatan kerja sama

dengan Kementerian/Lembaga/Instansi dan semakin timbulnya kesadaran dan

partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan P4GN.

Berdasarkan evaluasi bahwa kinerja Satker setiap tahunnya sudah

menunjukkan peningkatan yang berarti, namun dibalik peningkatan kinerja tidak lepas

dari permasalahan dan kendala terkait dengan keterbatasan sumber daya manusia

baik secara kualitas maupun kuantitas, sumber daya manusia yang paling dibutuhkan

saat ini terutama bidang pemberantasan. Sampai saat ini bidang pemberantasan di

beberapa Satker di kewilayahan belum terisi baik struktural maupun fungsional.

Page 13: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

iv Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Terhambatnya pengisian personil pemberantasan dan pelaksana tugas teknis

lainnya, juga karena adanya keterbatasan BNN menyediakan tunjangan kinerja

terutama pada provinsi yang tunjangan kinerja daerah yang sangat besar

dibandingkan dengan tunjangan kinerja yang diperoleh bila menjadi pegawai BNN.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh untuk mengatasi kendala keterbatasan

tersebut diatas dilakukan dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada di BNN

termasuk dengan melakukan pergeseran personil pada satauan kerja yang sangat

membutuhkan dan tergolong rawan peredaran narkoba. Disamping itu

mengoptimalkan anggaran yang tersedia khususnya yang berkaitan dengan belanja

pegawai.

Oleh karena adanya moratorium penerimaan pegawai, maka akan dilakukan

pendekatan dengan pemerintah daerah dan juga dengan Polda/ Polres setempat

untuk bantuan personil guna mendukung kebutuhan organisasi, bila masih belum

mencukupi akan dilakukan penambahan personil tenaga yang dipekerjakan.

Dari segi penyerapan anggaran, Tahun 2016 BNN berhasil menyerap anggaran

sebesar 72%. Sisa anggaran merupakan penghematan dari Belanja Pegawai,

Belanja Barang dan Belanja Modal.

Besarnya sisa anggaran sangat dipengaruhi oleh adanya kebijakan

pemotongan/penghematan anggaran oleh Kementerian Keuangan. Jika realisasi

anggaran BNN dikurang dengan anggaran yang di blokir, maka realisasi anggaran

BNN sesungguhnya tahun 2016 adalah sebesar 89%.

Page 14: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

v Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN KINERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL TAHUN 2016 .................................................................................

iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Dasar Hukum ............................................................................. 2

C. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan ............................ 3

D. Struktur Organisasi ..................................................................... 6

E. Sistematika ................................................................................. 7

BAB II PERENCANAAN KINERJA.............................................................. 8

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BNN .................................................... 11

A. Capaian Kinerja Organisasi ........................................................ 11

B. Realisasi Anggaran .................................................................... 76

BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 78

Page 15: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

vi Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Lampiran

Lampiran 1 Perjanjian Kinerja BNN Tahun Anggaran 2016 .................... 81 Lampiran 2 Hasil Pengukuran Aspek Manfaat P4GN TA. 2016 ............... 84 Lampiran 3 Rekapitulasi Perhitungan Laju Angka Coba Pakai

Penyalah guna Narkoba Per Provinsi dan Nasional Tahun 2016..........................................................................................

86 Lampiran 4 Partisipasi Kemandirian Lingkungan Masyarakat dalam

Program Pemberdayaan Anti Narkoba .................................

87 Lampiran 5 Partisipasi Kemandirian Lingkungan Masyarakat dalam

Program Pemberdayaan Anti Narkoba .................................

88 Lampiran 6 Rekapitulasi Mantan Penyalah guna dan Pecandu

Narkoba yang tidak Kambuh Kembali Setelah Menjalani Rehabilitasi dan/atau Pascarehabilitasi ................................

89 Lampiran 7 Data Penangangan Kasus Narkotika Tahun 2010 – 2016 .... 91

Page 16: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

vii Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Perjanjian Kinerja BNN Tahun Anggaran 2016 ........................ 9 Tabel 2 Realisasi Capaian Kinerja BNN Tahun 2016 ............................. 11 Tabel 3 Angka Penyalah Guna Narkoba Coba Pakai, Teratur, dan

Pecandu Menurut Jenis Kelamin, Umur dan Jenjang Sekolah Berdasarkan Survei terhadap Pelajar dan Mahasiswa Tahun 2016 ..............................................................

20 Tabel 4 Realisasi Sasaran Kegiatan Program Pemberdayaan Anti

Narkoba pada Kelompok Masyarakat untuk Tingkat Pusat Tahun 2016 ..................................................................................

30 Tabel 5 Realisasi Sasaran Kegiatan Program Pemberdayaan Anti

Narkoba pada Kelompok Stakeholder untuk Tingkat Pusat Tahun 2016 ..................................................................................

36 Tabel 6 Jumlah Mantan Penyalah Guna dan Pecandu Narkoba yang

Tidak Kambuh Kembali Setelah Menjalani Rehabilitasi dan/atau Pascarehabilitasi Berdasarkan Asal Lembaga .........

40 Tabel 7 Perbandingan Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja

Utama Tahun 2015 dan 2016 ......................................................

42 Tabel 8 Sasaran, Indikator Kinerja Utama BNN Bidang Rehabilitasi

berdasarkan Renstra BNN tahun 2015 – 2019 ..........................

42 Tabel 9 Capaian kinerja BNN Bidang Rehabilitasi tahun 2016

dibandingkan dengan target Jangka Menengah dalam Renstra BNN tahun 2015 – 2019 ................................................

43 Tabel 10 Perbandingan Nilai Hasil Capaian Kinerja BNN Tahun 2014

dengan Tahun 2015 dan 2016 ....................................................

68 Tabel 11 Kondisi Pertanggungjawaban Keuangan pada Badan

Narkotika Nasional dalam Opini BPK RI ...................................

75

Page 17: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

viii Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba 2006 – 2016 Menurut

Waktu menyalahgunakan narkoba Pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa ...........................................................................

14

Grafik 2 Distribusi yang Pernah Terpapar KIE, Tingkat Pemahaman, dan Yakin Menghindari Narkoba, 2016 .....................................

16

Grafik 3 Hasil Olah Data kepada Kelompok Sasaran Keluarga, Pelajar/Mahasiswa, Pekerja, Kelompok Masyarakat ...............

22

Grafik 4 Jumlah Institusi Pemerintah dan Swasta yang Memiliki Kebijakan Pembangunan Berwawasan Anti Narkoba .............

24

Grafik 5 Jumlah Kelompok Masyarakat dan Institusi Pendidikan yang Memiliki Kebijakan Pembangunan Berwawasan Anti Narkoba .......................................................................................

24

Grafik 6 Realisasi Jumlah Kelompok Masyarakat yang menyelenggarakan Program Pemberdayaan Anti Narkoba pada Tingkat Pusat dan daerah Tahun 2016 ............................

31

Grafik 7 Peningkatan Capaian Kinerja Lembaga Pendidkan ................. 32

Grafik 8 Realisasi Jumlah Kelompok Stakeholder yang menyelenggarakan Program Pemberdayaan Anti Narkoba pada Tingkat Pusat dan daerah Tahun 2016 ............................

37

Grafik 9 Peningkatan Capaian Kinerja Instansi Pemerintah.................. 38

Grafik 10 Capaian Layanan Rehabilitasi Tahun 2016 ............................... 41

Grafik 11 Jumlah Lembaga Rehabilitasi yang Mendapatkan Peningkatan kemampuan, Mampu Operasional, dan Menghasilkan Mantan Pecandu Tidak Kambuh Kembali ........

46

Grafik 12 Jumlah Jaringan Sindikat Kejahatan Narkoba yang Terungkap ...................................................................................

50

Grafik 13 Persentase Capaian Penyelesaian Penyidikan Aset TPPU ..... 53

Grafik 14 Perbandingan Capaian Kinerja Tingkat Efektifitas Kerja Sama Tahun 2015 – 2016 ............................................................

60

Grafik 15 Nilai Kinerja Anggaran BNN ....................................................... 71 Grafik 16 Realisasi Anggaran BNN Tahun 2016 Sebelum Pagu Blokir ... 77 Grafik 17 Realisasi Anggaran BNN Tahun 2016 Setelah Pagu Blokir ..... 78

Page 18: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

1 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Perkembangan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba yang

melanda dunia juga berimbas ke tanah air, Narkoba dan obat-obatan

psikotropika sudah merambah ke seluruh wilayah tanah air dan menyasar ke

berbagai lapisan masyarakat Indonesia tanpa kecuali. Sasaran peredaran

Narkoba bukan hanya tempat-tempat hiburan malam, tetapi sudah merambah

ke daerah pemukiman, kampus, ke sekolah-sekolah, rumah kost, dan bahkan di

lingkungan rumah tangga.

Penanganan permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap

Narkoba memerlukan kerja keras dan keseriusan dari seluruh komponen

masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini disebabkan permasalahan Narkoba

merupakan kejahatan yang luar biasa, terorganisir, tanpa batas (global), dan

sudah multi etnis (melibatkan berbagai suku bangsa).

Korban penyalahgunaan Narkoba di Indonesia, tidak terbatas pada

kalangan kelompok masyarakat yang mampu, tetapi juga sudah merambah ke

kalangan masyarakat ekonomi rendah. Hal ini dapat terjadi karena komoditi

Narkoba memiliki banyak jenis, dari yang harganya paling mahal hingga paling

murah.

Mencermati perkembangan penyalahgunaan dan peredaran gelap

Narkoba akhir-akhir ini, telah mencapai situasi yang mengkhawatirkan, sehingga

menjadi persoalan kenegaraan yang mendesak. Korban penyalahgunaan

Narkoba bukan hanya pada orang dewasa, mahasiswa tetapi juga pelajar SMU

sampai pelajar setingkat SD. Kaum remaja menjadi salah satu kelompok yang

rentan terhadap penyalahgunaan Narkoba, karena selain memiliki sifat dinamis,

energik, selalu ingin tahu. Mereka juga mudah putus asa dan mudah

dipengaruhi oleh pengedar yang berakibat jatuh pada masalah penyalahgunaan

Narkoba.

Page 19: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

2 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Badan Narkotika Nasional (BNN) sebagai focal point penanggulangan

Narkoba di tanah air telah melakukan berbagai upaya penanggulangan

permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba, melalui Bidang

Pencegahan, Pemberdayaan Masyarakat, Rehabilitasi, dan Pemberantasan

serta meningkatkan kerjasama nasional dan internasional guna mencegah

Narkoba masuk ke Indonesia.

Pelaksanaan kerjasama Pencegahan dan Pemberantasan

Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) di tingkat pusat dengan

Kementerian/Lembaga/Instansi didukung dengan adanya perubahan kebijakan

pemerintah dalam sistem penganggaran dari semula penganggaran berbasis

fungsi (Money Follow Function) berubah menjadi penganggaran berbasis

program (Money Follow Program) yang berdampak pada kemudahan bagi K/L/I

mengalokasikan anggaran masing-masing dalam pelaksanaan program P4GN.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini disusun sebagai bentuk

pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BNN. Hal

tersebut sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006

tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

B. Dasar Hukum.

1. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Pemerintahan yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

3. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor

XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas

Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan

dan Kinerja Instansi Pemerintah.

5. Peraturan Presiden RI Nomor 23 tahun 2010 tentang Badan Narkotika

Nasional.

6. Peraturan Presiden RI Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

Page 20: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

3 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian

Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah.

8. Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 16 Tahun 2014

tentang Organisasi Tata Kerja Badan Narkotika Nasional.

9. Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 4 Tahun 2015 tentang

Organisasi Tata Kerja Badan Narkotika Nasional Provinsi dan Badan

Narkotika Nasional Kabupaten/Kota.

C. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan.

1. Kedudukan.

Badan Narkotika Nasional (BNN) adalah Lembaga Pemerintah Non

Kementerian (LPNK) yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab

kepada Presiden melalui koordinasi Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia dan BNN dipimpin oleh seorang Kepala.

2. Tugas.

a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan nasional mengenai

pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran

gelap Narkoba.

b. Mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap

Narkoba.

c. Berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia

dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan

peredaran gelap Narkoba.

d. Meningkatkan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan

rehabilitasi sosial pecandu Narkotika, baik yang diselenggarakan oleh

pemerintah maupun masyarakat.

e. Memberdayakan masyarakat dalam pencegahan dan pemberantasan

penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.

Page 21: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

4 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

f. Memantau, mengarahkan, dan meningkatkan kegiatan masyarakat

dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan

peredaran gelap Narkoba.

g. Melakukan kerjasama bilateral dan multilateral, baik regional maupun

internasional, guna mencegah dan memberantas peredaran gelap

Narkoba.

h. Mengembangkan laboratorium narkotika dan prekursor Narkotika.

i. Melaksanakan administrasi penyelidikan dan penyidikan terhadap

perkara penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.

j. Membuat laporan tahunan mengenai pelaksanaan tugas dan

wewenang.

Selain tugas sebagaimana dimaksud, BNN juga bertugas menyusun dan

melaksanakan kebijakan nasional mengenai pencegahan dan

pemberantasan penyalahgunaan danperedaran gelap psikotropika,

prekursor, dan bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau

dan alkohol.

3. Fungsi.

Dalam melaksanakan tugasnya, BNN menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan dan perumusan kebijakan nasional di bidang P4GN.

b. Penyusunan, perumusan dan penetapan norma, standar, prosedur

dan kriteria P4GN.

c. Penyusunan perencanaan, program dan anggaran BNN.

d. Penyusunan dan perumusan kebijakan teknis pencegahan,

pemberdayaan masyarakat, pemberantasan, rehabilitasi, hukum dan

kerja sama di bidang P4GN.

e. Pelaksanaan kebijakan nasional dan kebijakan teknis P4GN di

bidang Pencegahan, Pemberdayaan Masyarakat, Pemberantasan,

Rehabilitasi, Hukum dan Kerja Sama.

f. Pelaksanaan pembinaan teknis di bidang P4GN kepada instansi

vertikal di lingkungan BNN.

Page 22: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

5 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

g. Pengoordinasian instansi pemerintah terkait dan komponen

masyarakat dalam rangka penyusunan dan perumusan serta

pelaksanaan kebijakan nasional di bidang P4GN.

h. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi di

lingkungan BNN.

i. Pelaksanaan fasilitasi dan pengoordinasian wadah peran serta

masyarakat.

j. Pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan penyalahgunaan

peredaran gelap Narkoba.

k. Pelaksanaan pemutusan jaringan kejahatan terorganisasi di bidang

Narkoba.

l. Pengoordinasian instansi pemerintah terkait maupun komponen

masyarakat dalam pelaksanaan rehabilitasi dan penyatuan kembali

ke dalam masyarakat serta perawatan lanjutan bagi penyalahgunaan

dan/ atau pecandu Narkoba.

m. Pengoordinasian peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi

medis dan rehabilitasi sosial pecandu Narkoba yang diselenggarakan

oleh pemerintah maupun masyarakat.

n. Peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi penyalahgunaan

dan/atau pecandu Narkoba berbasis komunitas terapeutik atau

metode lain yang teruji keberhasilannya.

o. Pelaksanaan penyusunan, pengkajian, dan perumusan peraturan

perundang-undangan serta pemberian bantuan hukum di bidang

P4GN.

p. Pelaksanaan kerja sama nasional, regional, dan internasional di

bidang P4GN.

q. Pelaksanaan pengawasan fungsional terhadap pelaksanaan P4GN di

lingkungan BNN.

Page 23: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

6 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

r. Pelaksanaan koordinasi pengawasan fungsional instansi pemerintah

terkait dan komponen masyarakat di bidang P4GN.

s. Pelaksanaan penegakkan disiplin, kode etik pegawai BNN, dan kode

etik profesi penyidik BNN.

t. Pelaksanaan pendataan dan informasi nasional, penelitian dan

pengembangan, dan pendidikan dan pelatihan di bidang P4GN.

u. Pelaksanaan pengujian Narkoba.

v. Pengembangan laboratorium uji Narkoba.

w. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan nasional

di bidang P4GN.

4. Kewenangan.

Kewenangan BNN secara umum terlihat secara implisit pada

tugasnya, namun kewenangan yang dikhususkan oleh undang-undang

adalah tugas dalam melaksanakan pemberantasan jaringan sindikat

Narkoba, BNN berwenang melakukan penyelidikan dan penyidikan.

D. Struktur Organisasi.

Struktur Organisasi sebagaimana disebut dalam Peraturan Kepala BNN

Nomor 16 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika

Nasional adalah sebagai berikut:

1. Kepala BNN;

2. Sekretariat Utama;

3. Inspektorat Utama;

4. Deputi Bidang Pencegahan;

5. Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat;

6. Deputi Bidang Pemberantasan;

7. Deputi Bidang Rehabilitasi;

8. Deputi Bidang Hukum dan Kerja Sama;

9. Pusat Penelitian, Data, dan Informasi; dan

10. Instansi Vertikal.

Page 24: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

7 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

STRUKTUR ORGANISASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL

E. Sistematika.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) di bidang P4GN ini disusun

dengan sistimatika sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan.

Bab II Perencanaan Kinerja.

Bab III Akuntabilitas Kinerja.

Bab IV Penutup.

Lampiran

1. Perjanjian Kinerja

2. Lain-lain yang dianggap perlu

SETTAMA ITTAMA

BNNP

KEPALA

DEPUTI BIDANG

PENCEGAHAN

DEPUTI BIDANG

DAYAMAS

DEPUTI BIDANG

BERANTAS

DEPUTI BIDANG

REHABILITASI

DEPUTI BIDANG

HUKUM & KERMA

PUS LITDATIN

BNNK/KOTA

Page 25: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

8 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

Penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba menjadi salah satu agenda

pembangunan nasional, sebagaimana dimaksud dalam Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yaitu dengan memperkuat

kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang

bebas korupsi, bermartabat.

Adapun sasaran yang ingin diwujudkan adalah menguatnya pencegahan dan

pemberantasan penyalahgunaan Narkoba yang ditandai dengan terkendalinya angka

prevalensi penyalahgunaan Narkoba. Dalam RPJMN telah ditetapkan Laju

peningkatan Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia sebesar 0,05% per

tahun.

Sedangkan arah kebijakan pembangunan dalam rangka mencapai sasaran

menguatnya pencegahan dan penanggulangan Narkoba adalah dengan:

1. Mengintensifkan upaya sosisalisasi bahaya penyalahgunaan Narkoba (demand

side);

2. Meningkatnya upaya terapi dan rehabilitasi pecandu dan korban

penyalahgunaan Narkoba (demand side); dan

3. Meningkatnya efektivitas pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap

Narkoba (supply side).

Adapun strategi pembangunan untuk melaksanakan arah kebijakan di atas

adalah:

1. Pelaksanaan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran

Gelap Narkoba (P4GN) di daerah;

2. Diseminasi informasi tentang bahaya Narkoba melalui berbagai media;

3. Penguatan lembaga terapi dan rehabilitasi;

4. Rehabilitasi pada korban penyalahgunaan dan/atau pecandu Narkoba; dan

5. Kegiatan intelijen Narkoba.

Page 26: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

9 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Sejalan dengan RPJMN tersebut, BNN sebagai focal point penanggulangan

Narkoba di tanah air, menetapkan visi, misi, tujuan dan sasaran strategis untuk

menjadi acuan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi seluruh unit kerja BNN sebagai

berikut:

Visi : “Mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat, bebas dari

penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba”

Misi : “Menyatukan dan menggerakkan segenap potensi masyarakat dalam upaya

pencegahan, rehabilitasi, dan pemberantasan penyalahgunaan Narkoba”

Tujuan : “Peningkatan penanganan pencegahan dan pemberantasan

penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba”

Sedangkan Sasaran Strategis “Terkendalinya angka prevalensi penyalahgunaan

Narkoba, dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) Laju peningkatan prevalensi

penyalahgunaan Narkoba sebesar 0,05% per tahun”

Guna mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran strategis peningkatan

penanganan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap

Narkoba ditetapkan melalui Perjanjian Kinerja BNN Tahun 2016 sebagaimana tabel di

bawah ini.

Tabel 1. Perjanjian Kinerja BNN Tahun Anggaran 2016

Kementerian/Lembaga : Badan Narkotika Nasional

Tahun Anggaran : 2016

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target 2016

1 2 3 4

1. Terkendalinya angka

prevalensi penyalahgunaan

Narkoba

Laju Peningkatan Prevalensi

Penyalahgunaan Narkoba

0,05%

2. Meningkatnya daya tangkal masyarakat terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.

Laju angka pengguna Narkoba

coba pakai

9,75%

Page 27: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

10 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

1 2 3 4

3. Terwujudnya kemandirian

masyarakat dan stakeholder

berpartisipasi dalam

pelaksanaan P4GN

Indeks kemandirian partisipasi

masyarakat dalam pelaksanaan

P4GN

2,50

(skala)

Indeks kemandirian partisipasi

stakeholder dalam pelaksanaan

P4GN

2,50

(skala)

4. Meningkatnya mantan

penyalah guna dan pecandu

Narkoba yang tidak kambuh

kembali

Jumlah mantan penyalah guna dan

pecandu Narkoba yang tidak

kambuh kembali setelah menjalani

rehabilitasi dan/atau pasca

rehabilitasi

16.000

Orang

5. Melemahnya aktivitas

jaringan sindikat peredaran

gelap narkotika

Jumlah jaringan sindikat kejahatan

narkotika yang terungkap

22

Jaringan

Persentase penyelesaian

penyidikan asset (TPPU) tersangka

tindak perdana narkotika hasil

tindak pidana narkotika

100%

6. Meningkatnya produk dan

layanan hukum serta

kerjasaman nasional dan

internasional bidang P4GN

Indeks layanan hukum bidang

P4GN

4 (skala)

Tingkat efektivitas kerjasama

dengan instansi pemerintah dan

komponen masyarakat baik dalam

maupun luar negeri

65%

7. Meningkatnya tata kelola

organisasi yang profesional

Nilai Indeks Reformasi Birokrasi

BNN

55,00

Nilai Akuntabilitas Kinerja BNN B

Nilai Kinerja Anggaran BNN 85,00

Opini Laporan Keuangan BNN WTP

Page 28: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

11 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA BNN

A. Capaian Kinerja Organisasi.

Capaian kinerja BNN merupakan implementasi dari perjanjian kinerja yang

telah disepakati oleh seluruh pejabat pemangku program dengan Kepala BNN

untuk mencapai sasaran strategis, secara cascading turun hingga ke level yang

paling bawah di BNN kewilayahan.

Sasaran strategis yang dicapai merupakan hal yang harus

dipertanggungjawabkan kepada publik, apakah program dan kegiatan yang

dilakukan memiliki benefit (manfaat) kepada masyarakat.

Dalam Perjanjian Kinerja BNN tahun 2016 ditetapkan 7 (tujuh) sasaran

strategis,13 (tiga belas) indikator kinerja utama dengan gambaran capaian

setiap sasaran dan indikator kinerja utama adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Realisasi Capaian Kinerja BNN Tahun 2016

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target

2016

Realisasi

2016

Capaian

(%)

1 2 3 4 5 6

1. Terkendalinya angka

prevalensi penyalah-

gunaan Narkoba

Laju Peningkatan

Prevalensi

Penyalahgunaan Narkoba

0,05% -0,3 800%

2. Meningkatnya daya

tangkal masyarakat

terhadap bahaya

penyalahgunaan dan

peredar-an gelap

Narkoba.

Laju angka pengguna

Narkoba coba pakai

9,75% 2,12% 178%

3. Terwujudnya

kemandirian

masyarakat dan

stakeholder

berpartisipasi dalam

pelaksanaan P4GN

Indeks kemandirian

partisipasi masyarakat

dalam pelaksanaan

P4GN

2,50

(skala)

2,39 95,7%

Indeks kemandirian

partisipasi stakeholder

dalam pelaksanaan P4GN

2,50

(skala)

2,48 99,16%

Page 29: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

12 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

1 2 3 4 5 6

4. Meningkatnya mantan

penyalah guna dan

pecandu Narkoba yang

tidak kambuh kembali

Jumlah mantan penyalah

guna dan pecandu Nar-

koba yang tidak kambuh

kembali setelah menjalani

rehabilitasi dan/atau

pasca rehabilitasi

16.000

Orang

9.423

Orang

58,89%

5. Melemahnya aktivitas

jaringan sindikat

peredaran gelap

narkotika

Jumlah jaringan sindikat

kejahatan narkotika yang

terungkap

22

Jaringan

31

Jaringan

140,91%

Persentase penyelesaian

penyidikan asset (TPPU)

tersangka tindak pidana

narkotika hasil tindak

pidana narkotika

100% 86%

86%

6. Meningkatnya produk

dan layanan hukum

serta kerjasama

nasional dan

internasional bidang

P4GN

Indeks layanan hukum

bidang P4GN

4

(skala)

3,3 82,5%

Tingkat efektivitas

kerjasama dengan

instansi pemerintah dan

komponen masyarakat

baik dalam maupun luar

negeri

65% 65,71% 101,9%

7. Meningkatnya tatakelola

organisasi yang

profesional

Nilai Indeks Reformasi

Birokrasi BNN

55,00 NA NA

Nilai Akuntabilitas Kinerja

BNN

B NA NA

Nilai Kinerja Anggaran

BNN

85,00 87,14 102,52%

Opini laporan keuangan

BNN

WTP WTP 100%

Guna mengetahui lebih jauh tentang capaian kinerja yang telah dilakukan

BNN selama kurun waktu tahun 2016, perlu dilakukan evaluasi dengan cara

melakukan analisis yang berkaitan dengan pencapaian kinerja tahun berjalan.

Analisis dilakukan dengan menyajikan perkembangan capaian, baik dalam

bentuk narasi maupun tabel atau grafik.

Page 30: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

13 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

1. Sasaran : Terkendalinya Angka Prevalensi Penyalahgunaan

Narkoba

Dampak buruk penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba yang

sangat merugikan kehidupan masyarakat mendorong pemerintah melalui Badan

Narkotika Nasional untuk lebih fokus melakukan berbagai upaya Pencegahan

Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba. Adapun target

yang ditetapkan dalam RPJMN Tahun 2015-2019 adalah terkendalinya laju

peningkatan prevalensi penyalahgunaan Narkoba sebesar 0,05% setiap tahun.

Guna mengetahui keberhasilan dan kegagalan dari program yang

dilaksanakan perlu dilakukan pengukuran dari setiap sasaran dengan indikator

kinerja utama sebagaimana uraian berikut:

No. Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %

1. Laju Peningkatan Prevalensi

Penyalahgunaan Narkoba

0,05% -0,3% 800%

Definisi operasional dari laju peningkatan prevalensi penyalahgunaan

Narkoba adalah Perubahan rasio jumlah penyalahgunaan Narkoba terhadap

populasi penduduk yang berpotensi menyalahgunakan Narkoba (usia 10-59

tahun) pada suatu tahun dibandingkan tahun sebelumnya.

Hasil survei BNN bekerja sama dengan Puslitkes UI Tahun 2014 telah

melahirkan angka prevalensi penyalahgunaan Narkoba secara umum sebesar

2,18%. Berdasarkan hasil survei tersebut telah dilakukan perhitungan proyeksi

angka prevalensi, dimana tahun 2016 telah diproyeksikan angka prevalensi

penyalahgunaan Narkoba secara umum sebesar 2,21% atau setara dengan

4.173.633 orang dengan rincinan kategori adiksi coba pakai sebanyak 1.632.636

orang (prevalensi 0,87%); kategori teratur pakai sebanyak 1.539.360 orang

(prevalensi 0,82%); kategori pecandu suntik sebanyak 70.001 orang (prevalensi

0,04%) dan pecandu non suntik sebanyak 931.636 orang (prevalensi 0,49).

Page 31: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

14 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Seperti diketahui bahwa angka prevalensi penyalahgunaan Narkoba di

Indonesia didasari oleh 3 (tiga) hasil survei yaitu survei pada kelompok pelajar

dan mahasiswa, kelompok pekerja dan kelompok rumah tangga. Namun

penelitian prevalensi penyalahgunaan Narkoba tidak dapat dilakukan secara

serentak kepada ketiga kelompok sasaran tersebut setiap tahunnya, oleh karena

berbagai keterbatasan utamanya masalah ketersediaan anggaran.

Pada Tahun 2016 lalu, BNN bekerjasama dengan Puslitkes-UI telah

melakukan Survei Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba pada

Kelompok Pelajar dan Mahasiswa dan didapatkan angka prevalensi setahun

terakhir pakai sebesar 1,9 % (Grafik 1). Jika menggunakan dan membandingkan

hasil survei tersebut, maka angka prevalensi bukan lagi sekedar dapat ditahan

lajunya, namun dapat diturunkan dari 2,2% di tahun 2015 menjadi 1,9% pada

tahun 2016, dengan penurunan laju angka prevalensi sebesar -0.3%. Laju

peningkatan prevalensi penyalahgunaan Narkoba diperoleh dengan

membandingkan trend angka prevalensi pada tahun ke-n dengan tahun n-1.

Angka prevalensi tersebut juga menurun jika dibandingkan dengan hasil

survei Tahun 2011 pada kelompok yang sama yaitu 2,9%. Menurunnya angka

prevalensi penyalahgunaan Narkoba pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa

tentunya sangat mempengaruhi perkembangan angka prevalensi

penyalahgunaan Narkoba secara umum.

Grafik 1. Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba 2006 – 2016 Menurut Waktu

Pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa

0

2

4

6

8

10

2006 2009 2011 2016

8,1 7,8

4,33,8

5,2 5,1

2,91,9P

ers

en

tas

e

Kecenderungan Angka Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Semakin Menurun

Pernah pakai Pakai setahun terakhir

Page 32: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

15 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Formula yang digunakan untuk mengukur persentase capaian kinerja pada

indikator kinerja utama “Laju peningkatan prevalensi penyalahgunaan Narkoba”,

adalah sebagai berikut:

Indikator Kinerja

Utama Formula Hasil Perhitungan Keterangan

Laju peningkatan

prevalensi

penyalahgunaan

Narkoba

=(((Tp–Rp)+Tp)/Tp))*100%

=(((0.05- (-0.3)+0.05

/0.05))*100%

=(0.4/0.05)*100%

=800%

- Tp : Target

Prevalensi

- Rp : Realisasi

Prevalensi

Dari formula atau rumus di atas diperoleh bahwa persentase capaian

800%. Terkait dengan perhitungan capaian keberhasilan menahan laju angka

prevalensi penyalahgunaan Narkoba tidak dapat dilakukan perhitungan

sebagaimana lazimnya dengan membandingkan realisasi dibagi target lalu

dikalikan 100%, akan tetapi dilakukan sebagaimana rumus di atas. Laju angka

prevalensi memiliki komposisi perhitungan terbalik, dimana semakin tinggi

capaian angka laju akan memperkecil persentase capaian. Begitupun

sebaliknya, jika capaian angka laju semakin rendah akan berdampak positif

terhadap persentase capaian.

Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2015 (160%), persentase

capaian tahun 2016 sangat meningkat tajam (800%). Sebenarnya capaian

tersebut tidak dapat dibandingkan secara apple to apple disebabkan penelitian

prevalensi penyalahgunaan Narkoba tidak dapat dilakukan secara serentak

kepada ketiga kelompok sasaran sebagaimana dijelaskan di atas.

Meski demikian, capaian pada tahun 2016 dapat menggambarkan

keberhasilan pemerintah pada akhir periode Renstra mampu menahan laju angka

prevalensi penyalahgunaan Narkoba sebesar 0.05%.

Untuk melihat korelasi secara apple to apple antara hasil penelitian pada

kelompok pelajar dan mahasiswa dengan fakta nyata di lapangan bahwa terjadi

perubahan pengetahuan dan respon untuk menghindari penyalahgunaan

Narkoba pada kelompok pelajar dan mahasiswa, berikut ini disajikan informasi

tentang keterlibatan pelajar dan mahasiswa dalam kegiatan P4GN yaitu tentang

keterpaparan program KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) yang dilakukan

oleh BNN. Dari total pelajar dan mahasiswa yang terpapar KIE sebanyak 79%,

sebanyak 74% mengaku mengerti dari pada program KIE tersebut dan 53%

mengaku akan menghindari Narkoba (Grafik 2).

Page 33: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

16 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Grafik 2. Distribusi yang Pernah Terpapar KIE, Tingkat Pemahaman, dan

Yakin Menghindari Narkoba, 2016

Faktor keberhasilan pencapaian sasaran tersebut di atas sangat

dipengaruhi oleh keberhasilan pelaksanaan advokasi program Pembangunan

Berwawasan Anti Narkoba (Bang Wawan), yang didukung dengan kerja keras

dari seluruh Satuan Kerja BNN untuk mendorong instansi pemerintah dan

komponen masyarakat lainnya melaksanakan program P4GN di lingkungannya.

Di samping itu juga sudah terbangun kemandirian masyarakat melakukan

kampanye bahaya penyalahgunaan Narkoba melalui program pemberdayaan

yang dijalankan oleh para penggiat yang dibentuk oleh BNN.

Guna mengetahui sejauh mana dukungan dan peran serta masyarakat

dalam pelaksanaan P4GN, BNN melakukan monitoring dan evaluasi program

dan kegiatan yang dilakukan ke berbagai satuan kerja di kewilayahan dengan

hasil capaian 4,2 (metode likert skala 5), atau jika dikonversikan ke persentase

menjadi 83,3% dengan kategori “Baik” berdasarkan PMK Nomor 249 tahun

2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan RKA-K/L

(Lampiran 2).

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

SMP SMA PT/AKD Total

65%

81%87%

79%

57%

77%84%

74%

31%

55%

69%

53%

terpapar KIE mengerti Yakin menghindari

Page 34: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

17 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Selain hal tersebut di atas, upaya P4GN di daerah dapat berjalan lebih

efektif sejalan dengan dukungan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21

Tahun 2013, tentang Fasilitasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika.

Meskipun menunjukkan keberhasilan dalam menahan laju

penyalahgunaan Narkoba, Indonesia masih tetap harus waspada untuk

melakukan P4GN yang signifikan secara komprehensif dan sinergi. Apabila hal

ini tidak dilakukan maka laju penyalahgunaan Narkoba akan lebih dari target

yang telah ditetapkan dalam RPJMN.

Rekomendasi/rencana aksi ke depan sebagai langkah menahan laju

prevalensi penyalahgunaan Narkoba adalah:

1. Perlu segera diterbitkan kebijakan pemerintah pengganti Inpres No 12

Tahun 2011 untuk mendukung Kebijakan Pembangunan Nasional

berwawasan anti Narkoba guna meningkatan kerjasama antar instansi

pemerintah dan komponen masyarakat lainnya berperan aktif dalam upaya

P4GN.

2. Penanganan permasalahan Narkoba harus dilakukan secara serentak di

seluruh wilayah tanah air, oleh karena itu sangat mendesak pembentukan

dan pengembangan kelembagaan BNN pada Kabupaten/Kota yang belum

terbentuk, di samping itu juga perlu penambahan sumber daya manusia

termasuk sarana dan prasarana.

3. Program dan kegiatan yang telah dilaksanakan perlu didukung dengan

data penelitian yang lebih luas, sehingga dampak/hasil dari program dan

kegiatan yang telah dilaksanakan dapat memperkuat keyakinan terkait

dengan keberhasilan dan kegagalan program dan kegiatan.

Sebagai analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya dalam mencapai

kebehasilan ini, BNN dengan segala keterbatasan sumber daya telah

memanfaatkan peningkatan kerjasama dengan K/L/I menggandeng seluruh

lapisan masyarakat untuk berpartisipasi melaksanakan program P4GN.

Page 35: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

18 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Dengan demikian, keberhasilan menahan laju angka prevalensi bukan

hanya semata-mata keberhasilan BNN, akan tetapi kontribusi dari seluruh K/L/I

seperti Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kementerian Kesehatan,

Kementerian Sosial, Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta K/L lainnya

menggandeng masyarakat dalam mensukseskan program P4GN di Indonesia.

2. Sasaran : Meningkatnya Daya Tangkal Masyarakat Terhadap

Bahaya Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba

Sebagai focal point penanggulangan Narkoba, BNN telah melaksanakan

Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran

Gelap Narkoba secara massive. Langkah pertama dengan melakukan

pencegahan dengan target menekan laju angka coba pakai sebagaimana

indikator tersebut di bawah ini:

No. Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %

1. Laju Angka Penyalah guna Narkoba

Coba Pakai

9,75% 2,12% 178%

Secara definisi operasional, Laju angka penyalah guna Narkoba coba

pakai adalah upaya meningkatkan ketahanan diri dan organisasi untuk

memastikan kelangsungan hidup sehat dari penyalahgunaan Narkoba.

Angka target sebesar 9,75% sebagai batas atas laju angka penyalah guna

Narkoba coba pakai didapatkan dari data penelitian coba pakai pada 3 (tiga)

kelompok sasaran yaitu pelajar/mahasiswa, masyarakat, keluarga, dan pekerja.

Keberhasilan program dinilai dari keberhasilan menekan angka laju coba pakai

dibawah angka 9,75% dan dikatakan tidak berhasil menekan laju coba pakai

apabila angka hasil penelitian menunjukan laju coba pakai diatas angka target

9,75%, sebagaimana tergambar dalam bagan berikut ini:

Page 36: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

19 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Yang dijadikan baseline adalah data hasil penelitian tahun 2008, dimana

terdapat sekitar 892.928 orang masuk dalam kategori sebagai penyalah guna

Narkoba coba pakai. Pada tahun 2011 angka ini mengalami peningkatan

menjadi 1.159.649 orang, rata-rata kenaikan angka coba pakai pada rentan

waktu 2008-2011 adalah +10.95%. Kemudian pada tahun 2014 dengan

menggunakan angka proyeksi sebesar 1.624.026, jika dibandingkan dengan

hasil penelitian tahun 2011 mengalami kenaikan rata-rata +13.34% pada 3 (tiga)

tahun tersebut.

Berdasarkan data tersebut angka proyeksi coba pakai pada tahun 2019

adalah sebesar 1.809.138, dengan demikian estimasi coba pakai tahun 2019

adalah 9,75%. Dengan membandingkan angka proyeksi tersebut dengan

baseline tahun 2008 sebesar 892.928, lalu hasilnya dibagi 11 tahun diperoleh

angka rata-rata kenaikan sebesar +9,75%.

Meskipun data yang tersaji tahun 2016 ini tidak bisa dibadingkan secara

apple to apple disebabkan target 9,75% adalah untuk 3 (tiga) kelompok

sasaran, namun hasil penelitian pada tahun 2016 khusus pada kelompok pelajar

dan mahasiswa setidaknya dapat menggambarkan keberhasilan dalam

menekan laju angka penyalah guna Narkoba coba pakai.

Page 37: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

20 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Hasil perhitungan olah data dari hasil penelitian penyalahgunaan Narkoba

tahun 2016, diperoleh laju angka coba pakai sebesar 2,12% (lampiran 3)

dengan persentase capaian sebesar 178%.

Data trend angka coba pakai khusus segmen pelajar dan mahasiswa dari

tahun ke tahun, seperti tergambar pada tabel berikut ini:

Tabel 3. Angka Penyalah Guna Narkoba Coba Pakai, Teratur, dan Pecandu

Menurut Jenis Kelamin, Umur dan Jenjang Sekolah Berdasarkan

Survei terhadap Pelajar dan Mahasiswa Tahun 2016

Formula yang digunakan untuk mengukur persentase capaian kinerja pada

indikator kinerja utama “Laju angka penyalah guna Narkoba coba pakai”, adalah

sebagai berikut:

No. Indikator Kinerja

Utama Formula Hasil Perhitungan Keterangan

1. Laju angka

penyalah guna

Narkoba coba

pakai

=((TCp–

RCp)+TCp)/TCp)*100%

=((9.75-

2.12+9.75)/9.75)*100%

=(17.38/9.75)*100%

=178%

- TCp : Target Coba Pakai

- RCp : Realisasi Coba Pakai

Capain Kinerja 178 %

Dari formula atau rumus di atas diperoleh bahwa persentase capaian

178%. Terkait dengan perhitungan capaian keberhasilan menahan laju angka

coba pakai penyalahgunaan Narkoba tidak dapat dilakukan perhitungan

sebagaimana lazimnya dengan membandingkan realisasi dibagi target lalu

dikalikan 100%, akan tetapi dilakukan sebagaimana rumus di atas. laju angka

coba pakai penyalahgunaan Narkoba memiliki komposisi perhitungan terbalik,

dimana semakin tinggi capaian angka laju akan memperkecil persentase

capaian. Begitupun sebaliknya, jika capaian angka laju semakin rendah akan

berdampak positif terhadap persentase capaian.

Page 38: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

21 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Dari penjelasan keberhasilan di atas, diperoleh kesimpulan bahwa hasil

evaluasi penelitian tahun 2016 dapat menggambarkan keberhasilan pemerintah

pada akhir periode Renstra menahan laju angka coba pakai penyalahgunaan

Narkoba sebesar 9,75%.

Keberhasilan capaian dalam menahan laju angka penyalah guna coba

pakai sangat dipengaruhi tingkat efektivitas informasi P4GN dan dilakukannya

intensifikasi penyebarluasan informasi melalui berbagai saluran media, baik

media cetak, media elektronik, maupun media sosial lainnya. Peran media

massa sangat membantu dalam penyebarluasan informasi P4GN dan berhasil

mengingkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang bahaya

Narkoba yang mengakibatkan tertahannya laju angka penyalah guna coba

pakai. Bagi pecandu coba pakai masih bisa diedukasi melalui pendekatan

komunikasi personal dan peningkatan pemahaman untuk tidak

menyalahgunakan Narkoba.

Rekomendasi/rencana aksi kedepan sebagai langkah optimalisasi kinerja

ke depan dalam konteks pencegahan dan dalam rangka menahan laju

prevalensi penyalahgunaan Narkoba antara lain:

1. Optimalisasi peran tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan

pemuda untuk melakukan intervensi pencegahan penyalahgunaan

Narkoba.

2. Optimalisasi penggunaan media informasi baik elektronik maupun non

elektronik dengan menambah jumlah informasi atau intensitas/frekuensi

informasi yang disebarluaskan.

3. Meningkatkan kualitas perencanaan dan monitoring evaluasi dalam

konteks perubahan lingkungan strategis dalam rangka menjawab

tantangan-tantangan ke depan.

Sebagai analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya dalam mencapai

kebehasilan ini, BNN dengan segala keterbatasan sumber daya telah

memanfaatkan peningkatan kerjasama dengan K/L dengan menggandeng

seluruh lapisan masyarakat untuk berperan dalam kampanye bahaya

penyalahgunaan Narkoba.

Page 39: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

22 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Untuk mengetahui tingkat efektivitas intervensi informasi bahaya

penyalahgunaan Narkoba dan implementasi kebijakan P4GN yang selama ini

dilakukan oleh BNN, BNNP, dan BNN Kabupaten/Kota, BNN pusat melakukan

monitoring dan evaluasi ke 20 (dua puluh) provinsi dengan metode pendekatan

survei kuesioner Likert skala 5.

Metode survei ini dilakukan karena pengukuran efektivitas bersifat

“abstrak” sehingga tidak dapat dilakukan pengukuran secara kuantitatif. Data

kualitatif diukur dengan memperhatikan rentang waktu penerimaan program

P4GN dengan waktu evaluasi, minimal 6 (enam) bulan dari penerimaan

intervensi P4GN yang diperoleh oleh peserta pada tahun 2016, dengan harapan

telah terjadi proses interaksi sosial dalam kurun waktu tersebut.

Hasil olah data yang ditujukan kepada kelompok sasaran keluarga,

pelajar/mahasiswa, pekerja, dan kelompok masyarakat sebagai berikut:

Grafik 3. Hasil Olah Data kepada Kelompok Sasaran Keluarga,

Pelajar/Mahasiswa, Pekerja, Kelompok Masyarakat

0 20 40 60 80 100

Efaktivitas Intervensi Media Luar Ruang

Efektivitas Intervensi Media Online/Media Sosial

Efektivitas Intervensi Media Cetak

Efektivitas Intervensi Media Elektronik

Berkeinginan Menjadi Kader Anti Narkoba

Berkeinginan Menjadi Penyuluh Narkoba

Menyampaikan Bahaya Narkoba kepada Orang Lain

Menyadari Bahaya Narkoba Setelah Ikut Giat P4GN

Materi yang Disampaikan Bermanfaat

Narasumber Menguasai Materi

Penyampaian Materi Menarik

Materi P4GN Mudah Dipahami

Ketepatan Waktu Penyelenggaraan

83%

91%

89%

93%

97%

99%

96%

90%

91%

88%

81%

85%

80%

Page 40: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

23 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Rata-rata dari persentase hasil pengukuran tiap kriteria atau poin tersebut

di atas menghasilkan nilai capaian efektivitas informasi P4GN sebagai target

indikator kinerja kegiatan sebesar 81,08% dari target yang ditetapkan 60%,

dengan rincian sebagai berikut:

Indikator Kinerja Kegiatan Sasaran Kegiatan Target Realisasi %

Tingkat Efektivitas

Informasi P4GN yang

disampaikan

Informasi P4GN

kepada keluarga,

Pelajar/Mahasiswa,

Pekerja, Kelompok

Masyarakat

60% 81,08% 135,14%

Kriteria Baik

Sebagai perbandingan, capaian 2016 ini dapat diperbandingkan dengan

capaian 2015 namun demikian tidak semua pengukuran dapat diperbandingkan

karena ada beberapa pengukuran yang di tahun 2015 dilakukan namun pada

tahun 2016 tidak dilakukan karena adanya perbedaan sasaran kegiatan

sehingga perlu adanya penyesuaian. Secara detail perbandingan untuk masing-

masing indikator pengukuran dapat dilihat pada tabel berikut:

No. Indikator Pengukuran 2015 2016 %

1. Responden menyadari bahaya

Narkoba setelah mengikuti

kegiatan P4GN

95,08% 99% 4,13%

2. Responden merasakan efektivitas

intervensi program P4GN melalui

media elektronik

83,65% 88% 5,20%

3. Responden merasakan efektivitas

intervensi program P4GN melalui

media cetak

73,43% 81% 10,32%

4. Responden merasakan efektivitas

intervensi program P4GN melalui

media online/media sosial

76,90% 85% 10,53%

5. Responden merasakan efektivitas

intervensi program P4GN melalui

media luar ruang

72,50% 80% 10,34%

Page 41: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

24 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Selain efektivitas informasi dari penyelenggaraan diseminasi informasi,

keberhasilan menekan angka laju coba pakai penyalah guna Narkoba juga

didukung oleh peran serta aktif stakeholder baik dari Instansi Pemerintah,

swasta, pendidikan maupun kelompok masyarakat dalam turut serta dalam

pencegahan penyalahgunaan bahaya Narkoba di masyarakat.

Keterlibatan stakeholder secara nyata dapat dilihat dari respon stakeholder

memiliki dan mengimplementasikan kebijkan pembangunan berwawasan anti

Narkoba (Bang Wawan) di lingkungannya masing-masing, sebagaimana

tergambar dalam grafik berikut ini :

Grafik 4. Jumlah Institusi Pemerintah dan Swasta yang Memiliki Kebijakan

Pembangunan Berwawasan Anti Narkoba

Grafik 5. Jumlah Kelompok Masyarakat dan Institusi Pendidikan yang

Memiliki Kebijakan Pembangunan Berwawasan Anti Narkoba

0

100

200

300

400

500

Target Realisasi

180

472

0

100

200

300

400

500

600

Target Realisasi

417

594

Page 42: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

25 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

3. Sasaran : Terwujudnya Kemandirian Masyarakat dan

Stakeholder Berpartisipasi dalam Pelaksanaan P4GN

Sasaran strategis di atas, diimplementasikan melalui 2 (dua) indikator

kinerja utama sebagai berikut:

No. Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %

1. Indeks Kemandirian Partisipasi

Masyarakat dalam Pelaksanaan

P4GN

2,50 2,39 95,7%

Defenisi operasional Indeks kemandirian partisipasi masyarakat dalam

pelaksanaan P4GN adalah akumulasi jumlah indeks (indikator) peran serta

masyarakat yang secara mandiri (baik input, output, dan outcome) dalam P4GN.

Masyarakat adalah kelompok-kelompok individu yang ada di lingkungan

masyarakat (desa, kelurahan, komunitas, orsosmas, LSM, paguyuban, dan lain

lain), lingkungan pendidikan (formal dan non formal) dan lingkungan rawan

Narkoba di perdesaan (wilayah kultivasi Ganja) dan perkotaan (wilayah

peredaran gelap Narkoba).

Metode pengukuran Indeks kemandirian partisipasi (IKP) dihitung dengan

menggunakan “nilai rata-rata tertimbang” masing-masing 5 (lima) kriteria yang

terdiri dari:

1. Aspek Manusia yang meliputi tokoh anti Narkoba, penggiat anti Narkoba.

2. Aspek Metode yang meliputi metode 1 (pelatihan ketrampilan dll), metode

2 (penyuluhan dll).

3. Aspek Anggaran yang meliputi mandiri/swadaya dan sponsorship/bantuan.

4. Aspek Sistem yang meliputi aturan mengikat dan tidak mengikat.

5. Aspek Sarana dan Prasarana yang meliputi sarana dan prasarana yang

diadakan dan yang telah tersedia.

Page 43: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

26 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Adapun penilaian Indeks Kemandirian Partisipasi (IKP) Masyarakat ini

dihimpun dari berbagai nilai indeks yang ada dalam capaian Program

Pemberdayaan Masyarakat Anti Narkoba yang dilaksanakan dari mulai

BNNKab/Kota, BNNP dan BNN. Pemberdayaan Masyarakat Anti Narkoba

adalah rangkaian kegiatan dari mulai pemetaan sasaran dan kawasan,

pengembangan kapasitas melalui TOT, Workshop dan pembinaan kawasan

rawan Narkoba, bimbingan teknis dan pelaporan IKP.

Pada tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa capaian indikator kinerja

sebesar 2,39 atau 95,7% dari perhitungan rata-rata persentase realisasi

Indikator Kinerja Utama. Capaian indeks kemandirian partisipasi pada

masyarakat masih dalam kategori kurang mandiri, karena masih berada pada

skala di bawah 2,51. Artinya sasaran strategis masyarakat dalam P4GN secara

nasional belum terwujud atau kurang mandiri antara lain disebabkan masih

takutnya masyarakat untuk melaporkan segala bentuk penyalah guna dan

peredaran gelap Narkoba, faktor dana, hingga jarak tempuh untuk koordinasi

yang jauh antara desa ke kabupaten/kota dan faktor lainnya.

Mengingat kriteria dalam Indeks Kemandirian Partisipasi dalam lingkungan

masyarakat mempunyai karakteristik yang berbeda-beda pada setiap daerah,

maka penilaian IKP didasarkan pada tabel sebagai berikut :

JAWABAN KUESIONER

NILAI INTERVAL

KATEGORI IKP

KRITERIA MANDIRI

0 1,00 – 1,75 D Tidak Mandiri

1 1,76 – 2,50 C Kurang Mandiri

2 2,51 – 3,25 B Mandiri

3 3,26 – 4,00 A Sangat Mandiri

Adapun angka indeks tersebut diperoleh dari perhitungan rata-rata setiap

peserta yang ikut dalam program pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan

pembinaan dan ketrampilan dari mulai level paling bawah di tingkat

BNNKab/Kota, level menengah di tingkat BNNP dan level tertinggi di BNN

(Pusat) dihasilkan rata-rata indeks kemandirian masyarakat pada sasaran

desa/kelurahan yang menyelenggarakan program pemberdayaan anti Narkoba,

lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program pemberdayaan anti

Narkoba, mantan petani/penanam ganja yang beralih profesi ke legal produktif

dan mantan pengedar/penjual ganja yang beralih profesi (Lampiran 4).

Page 44: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

27 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Capaian Indeks kemandirian partisipasi masyarakat ini adalah di tahun

pertama atau indikator pertama yang belum pernah ada indikator ini pada tahun

anggaran sebelumnya, sehingga capaian target ini tidak dapat dibandingkan

dengan tahun sebelumnya.

Indeks Kemandirian Partisipasi (IKP) baru mulai diperkenalkan pada tahun

2016 dan belum setahun disosialisasikan sehingga tingkat pemahaman satuan

kerja dari Pusat hingga daerah baik implementasi Indeks maupun pelaksanaan

pengumpulan angketnya belum optimal dilaksanakan termasuk dalam lingkungan

masyarakat yang diberdayakan dalam melakukan rencana aksinya.

Capaian IKU bidang Pemberdayaan Masyarakat TA 2016 yang terealisasi

pada IKP Masyarakat sebesar 2,39 jika dibandingkan dengan target IKU jangka

Menengah (TA 2018) sebesar 3,1 maka kinerja IKP Masyarakat harus ditingkatkan

77%. Hingga saat ini belum ditetapkan standar nasional dalam Indeks Kemandirian

Partisipasi P4GN, namun jika untuk tahapan mandiri maka diperlukan IKP dengan

skala 2,51. Jika dibanding capaian IKU bidang Pemberdayaan Masyarakat

tahun 2016 pada IKP Masyarakat sebesar 2,39 maka capaian itu 95,7% di

bawah rata-rata kemandirian optimal, yaitu skala yang dianggap sudah masuk

kategori mandiri.

Berdasarkan analisis terkait dengan capaian dan kegagalan dalam

mencapai sasaran didapat faktor-faktor sebagai berikut:

1. Penyebab kurang optimalnya pencapaian IKP Masyarakat, antara lain:

a. Kurangnya pemantauan dan pendampingan yang berkelanjutan dari

para pelaksana program P4GN baik di BNN, BNNP dan BNNK

tentang implementasi dari rencana aksi pada kader, satgas, fasilitator

dan penggiat anti Narkoba yang telah dibina, sehingga kurang

memberikan dampak (outcome) nyata bagi masyarakat sekitarnya.

b. Kuranganya upaya kreatif dari kader, satgas, fasilitator dan penggiat

anti Narkoba untuk dapat melibatkan kalangan dunia usaha melalui

program CSR untuk berpartisipasi aktif dalam program P4GN.

Page 45: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

28 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

c. Kurangnya antusias masyarakat dalam mengikuti kegiatan pember-

dayaan penggiat anti Narkoba yang dilaksanakan oleh BNNP

maupun BNNKab/Kota karena berbagai faktor seperti jarak wilayah

yang jauh antara desa satu dengan lainnya bahkan dengan kota

kabupaten, dukungan anggaran, sumber daya manusia, tingkat

pendidikan, dan lain-lain.

d. Kurangnya kepedulian dan masih ada rasa takut masyarakat (tokoh

agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda) dalam upaya bersama-

sama memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.

e. Kurangnya antusiasme masyarakat dalam mengikuti kegiatan

pemberdayaan penggiat anti Narkoba yang dilaksanakan oleh BNNP

maupun BNNKab/Kota terutama pada kawasan rawan dan rentan

penyalah guna dan peredaran gelap Narkoba.

f. Masih rendahnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang

bahaya penyalah guna dan peredaran gelap Narkoba.

2. Yang mendukung pencapaian IKP Masyarakat, antara lain:

a. Semakin tumbuhnya kepedulian, kesadaran masyarakat, dan

memandangbahwa permasalahan Narkoba menjadi persoalan

bersama yang harus segera diatasi.

b. Tumbuhnya kesadaran dan partisipasi masyarakat untuk turut serta

menjadi penggiat anti Narkoba dalam pelaksanaan P4GN.

c. Semakin eratnya koordinasi dan komunikasi masyarakat dan

aparatur pemerintahan setempat dalam menanggulangi bahaya

penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.

Berdasarkan analisis hambatan dan langkah antisipasi dalam

menindaklanjuti hambatan dan kegagalan, dengan uraian sebagai berikut:

1. Faktor Hambatan tercapaianya IKP Masyarakat, antara lain:

a. Kurangnya personil dalam mendukung kegiatan pemberdayaan

penggiat anti Narkoba yang dilaksanakan oleh BNNP maupun

BNNKab/Kota.

Page 46: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

29 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

b. Anggaran dan sarana prasarana (sarpras) yang kurang dalam

mendukung program P4GN.

c. Jarak wilayah yang cukup jauh antara wilayah penggiat dengan

kabupaten/kota dan provinsi.

d. Belum dipahaminya program pemberdayaan masyarakat dan

program P4GN baik pada BNNP dan BNNKab/Kota yang hanya

melaksanakan kegiatan sebatas output dan penyerapan anggaran

untuk mencapai target 100% dibandingkan dengan mengukur dari

manfaat (outcome) kegiatan yang telah dilaksanakan sebelumnya.

e. Kurangnya komunikasi, sinergitas, kemitraan, dan kerja sama dengan

baik antara pelaksana kegiatan (pembina) baik BNN, BNNP dan

BNNKab/Kota dengan hasil binaan (kader, satgas, fasilitator, dan

penggiat anti Narkoba) sehingga pengembangan kapasitas penggiat

anti Narkoba tidak berjalan sesuai harapan.

2. Langkah Antisipasi yang akan ditindaklanjuti dengan hambatan dan

kegagalan tersebut, antara lain:

a. Memprioritaskan sasaran dan wilayah yang tepat dalam

pelaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat sehingga

pengembangan kapasitas penggiat anti Narkoba dapat berjalan

sesuai harapan.

b. Melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi yang dapat dalam

menggali persoalan dan masalah kemandirian partisipasi masyarakat

dalam P4GN.

c. Melakukan kegiatan monitoring dan supervisi program oleh

pelaksana kegiatan pemberdayaan masyarakat pada BNNP dan

BNNK kepadamasyarakat binaan (kader, satgas, fasilitator, dan

penggiat anti Narkoba) melalui kunjungan kerja, advokasi,

pendampingan, pendataan, dan lainnya.

Page 47: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

30 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Analisis efisiensi dan sumber daya, atas capaian Indeks Kemandirian

Partisipasi belum mandiri (2,39) disebabkan karena kurang optimalnya

pelaksanaan bimbingan teknis dalam program pemberdayaan masyarakat,

sehingga masyarakat tidak mempunyai rencana aksi yang mandiri dalam rangka

menciptakan lingkungan yang bersih dan bebas dari penyalahgunaan dan

peredaran gelap Narkoba. Bimbingan teknis bagi penggiat anti Narkoba sebagai

langkah monitoring terbaik, untuk meningkatkan nilai IKP P4GN di setiap

lingkungan dimana penggiat anti Narkoba melakukan aktivitasnya.

Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mengelaborasi hasil-hasil evaluasi

capaian IKU dan mengekplorasi hasil-hasil IKP untuk dilakukan penajaman

program dalam forum Rapat Teknis BNN, BNNP, dan BNNK tentang

pemberdayaan masyarakat dalam waktu dekat. Dalam forum itu didiskusikan

berbagai persoalan yang mengevaluasi program dan menajamkan program dan

kegiatan yang sesuai dengan kondisi terkini di lapangan.

Keberhasilan dalam merealisasikan target IKU terkait Indeks Kemandirian

Partisipasi Masyarakat tidak terlepas dari kinerja kegiatan dari masing-masing

lingkungan sasaran yang tergambarkan dalam tabel berikut:

Tabel 4. Realisasi Sasaran Kegiatan Program Pemberdayaan Anti Narkoba

pada Kelompok Masyarakat untuk Tingkat Pusat Tahun 2016

No. Indikator Kinerja Kegiatan Tar-

get

Rea-

liasi

%

Capaian

Target

1. Jumlah desa/kelurahan yang menyelenggarakan

program pemberdayaan anti Narkoba

103

50

48,54%

2. Jumlah lembaga pendidikan yang menyeleng-

garakan program pemberdayaan anti Narkoba

69

70

101%

3. Jumlah mantan petani/penanam ganja yang

beralih profesi ke legal produktif (orang)

120 177 147,4 %

4. Jumlah mantan pengedar/penjual ganja yang

beralih profesi (orang)

50 72 144 %

Page 48: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

31 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Capaian di atas merupakan gambaran keberhasilan di tingkat pusat. Hal ini

disebabkan target baru hanya ditetapkan di pusat belum diturunkan ke

kewilayahan. Hasil evaluasi, target ini harus diturunkan ke wilayah untuk melihat

keberhasilan secara komprehensif ke depan. Adapun gambaran keberhasilan

pelaksanaan kegiatan di pusat dan daerah adalah seperti grafik di bawah ini:

Grafik 6. Realisasi Jumlah Kelompok Masyarakat yang menyelenggarakan

Program Pemberdayaan Anti Narkoba pada Tingkat Pusat dan

Daerah Tahun 2016

Pada tabel di atas ditunjukkan bahwa, pada poin (1) dari target 103 jumlah

desa/kelurahan yang menyelenggarakan program pemberdayaan anti Narkoba

realisasi untuk tingkat pusat tercapai 50 atau 48,54%, sedangkan sisanya

sejumlah 688 desa/kelurahanberasal dari BNNP dan BNNKab/Kota.

Selanjutnya pada poin (2) dari target 69 Jumlah lembaga pendidikan yang

menyelenggarakan program pemberdayaan anti Narkoba realisasi untuk tingkat

BNN pusat tercapai 70 atau 101,4% sedangkan sisanya sejumlah 1.188

lembaga pendidikan berasal dari BNNP dan BNNKab/Kota.

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

Desa/Kelurahan LembagaPendidikan

Mantan PetaniGanja yang

Beralih Profesi

MantanPengedar/Penjual

Ganja yangBeralih Profesi

50 70

177

72

688

1188

16

495

738

1258

193

567

Pusat Kewilayahan Total

Page 49: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

32 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2015 terjadi peningkatan capaian

sebesar 35% yaitu dari 50 lingkungan pendidikan pada tahun 2015 menjadi 70

lingkungan pendidikan pada tahun 2016. Hal ini menunjukkan bahwa

pemberdayaan lingkungan pendidikan dengan membentuk Tim Satgas telah

mampu meningkatkan pemahaman, kesadaran dan kepedulian bersama

tentang bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba khususnya bagi

kalangan generasi muda. Tim satgas ini bertujuan menjadi bagian cegah dini

dalam menangkal segala bentuk penyalah guna dan peredaran gelap Narkoba

yang terdapat di lingkungan pendidikan serta merupakan kegiatan yang

terintegrasi dengan kegiatan lainnya yang berada di lingkungan tersebut. Untuk

memperkuat keberadaan penggiat anti narkoba, pada pada tahun 2016 telah

ditingkatkan kemampuannya melalui program pengembangan kapasitas

lingkungan pendidikan, agar dapat lebih mandiri dan berkelanjutan dalam

melaksanakan program P4GN. Peningkatan capaian kinerja digambarkan pada

grafik di bawah ini.

Grafik 7. Peningkatan Capaian Kinerja Lembaga Pendidkan

Selanjutnya pada poin (c) dari target 120 orang jumlah mantan

petani/penanam ganja yang beralih profesi ke legal produktif, realisasi untuk

tingkat BNN pusat tercapai 177 atau 147.5%, sedangkan sisanya sebanyak 16

orang berasal dari BNNKab Aceh Besar dan Gayo Lues.

0

10

20

30

40

50

60

70

2015 2016

50

70

% Peningkatan Capaian 35%

Page 50: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

33 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Akhirnya, pada poin (e) dari target 50 orang jumlah mantan

pengedar/penjual ganja yang beralih profesi, realisasi untuk tingkat BNN pusat

tercapai 72 orang atau 144 % sedangkan sisanya sebanyak 495 orang berasal

dari program pemberdayaan yang telah dilakukan oleh BNNP dan

BNNKab/Kota.

No. Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %

2. Indeks kemandirian partisipasi (IKP)

stakeholder dalam pelaksanaan

P4GN

2,50 2,48 99,16%

Indeks kemandirian partisipasi (IKP) stakeholder (pemangku kepentingan)

dalam P4GN adalah akumulasi jumlah indeks (indikator) peran serta

stakeholder yang secara mandiri (baik input, output, dan outcome) dalam P4GN.

Stakeholder adalah kelompok-kelompok individu yang ada di lingkungan kerja

pemerintah, lingkungan kerja swasta dan lingkungan tokoh-tokoh masyarakat

yang memiliki wibawa/sifat-sifat tertentu mempengaruhi orang lain.

Adapun penilaian Indeks Kemandirian Partisipasi (IKP) stakeholder ini

dihimpun dari berbagai nilai indeks yang ada dalam capaian Program

Pemberdayaan Masyarakat Anti Narkoba yang dilaksanakan dari mulai

BNNKab/Kota, BNNP dan BNN Pusat. Program Pemberdayaan Masyarakat Anti

Narkoba adalah rangkaian kegiatan dari mulai pemetaan sasaran dan kawasan,

pengembangan kapasitas melalui TOT, workshop dan pembinaan kawasan

rawan Narkoba, bimbingan teknis, dan pelaporan IKP.

Pada tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa capaian indikator kinerja

sebesar 2,48 (99,16%) dari perhitungan rata-rata persentase realisasi Indikator

Kinerja Utama. Capaian indeks kemandirian partisipasi pada stakeholder masih

dalam kategori kurang mandiri, karena masih berada pada skala di bawah 2,5.

Artinya sasaran strategis masyarakat dalam P4GN secara nasional belum

terwujud atau kurang mandiri antara lain beberapa kalangan dari dunia

usaha/swasta masih memprioritaskan kegiatannya untuk menambah laba

perusahaannya, dan lain-lain.

Page 51: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

34 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Mengingat kriteria dalam Indeks Kemandirian Partisipasi Stakeholder

mempunyai karakteristik yang berbeda-beda pada setiap daerah, maka

penilaian IKP didasarkan pada tabel sebagai berikut:

JAWABAN

KUESIONER

NILAI

INTERVAL

KATEGORI

IKP

KRITERIA

MANDIRI

0 1.00 – 1.75 D Tidak Mandiri

1 1.76 – 2.50 C Kurang Mandiri

2 2.51 – 3.25 B Mandiri

3 3.26 – 4.00 A Sangat Mandiri

Adapun angka indeks tersebut diperoleh dari perhitungan rata-rata setiap

peserta yang ikut dalam program pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan

pembinaan dan ketrampilan dari mulai level paling bawah di tingkat BNNK, level

menengah di tingkat BNNP dan level tertinggi di BNN (Pusat) dihasilkan rata-

rata indeks kemandirian masyarakat pada sasaran pemberdayaan anti Narkoba

di lingkungan pemerintah dan kalangan dunia usaha (tabel IKP terlampir).

Capaian Indeks kemandirian partisipasi stakeholder ini adalah di tahun

pertama atau indikator pertama yang belum pernah ada indikator ini pada tahun

anggaran sebelumnya, sehingga capaian target ini tidak dapat dibandingkan

dengan tahun sebelum.

Indeks Kemandirian Partisipasi (IKP) pada lingkungan kerja Pemerintah dan

kalangan dunia usaha juga mulai diperkenalkan pada tahun 2016 dan pada

umumnya belum memahami indikator yang digunakan untuk menilai tingkat

partisipasi dalam program P4GN yang ada di lingkungannya, sehingga tingkat

pemahaman dan implementasi pelaksanaan belum optimal dalam melakukan

rencana aksinya.

Capaian IKU bidang Pemberdayaan Masyarakat TA 2016 yang terealisasi

pada IKP stakeholder sebesar 2,48 maka kinerja IKP stakeholder pada tahun

mendatang harus ditingkatkan hingga mencapai 100%.

Berdasarkan analisis keberhasilan dan kegagalan dalam mencapai

sasaran didapat faktor-faktor sebagai berikut:

Page 52: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

35 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

1. Faktor pendukung capaian IKP Stakeholder, antara lain:

a. Adanya hubungan komunikasi dan koordinasi yang baik dengan

instansi pemerintah daerah, swasta dan kalangan dunia usaha.

b. Lahirnya Peraturan Daerah (Perda) sebagai implementasi Peraturan

Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No.21 Tahun 2013 tentang

Fasilitasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika).

c. Partisipasi aktif dari beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) dan instansi vertikal yang mendukung program P4GN.

2. Faktor kegagalan tercapaianya IKP Stakeholder, antara lain:

a. Masih kurang berjalannya aturan norma/regulasi yang dipergunakan

dalam mendukung atau memperkuat pelaksanaan P4GN

dilingkungan atau instansi terkait.

b. Rendahnya pemahaman pelaksana teknis bidang pemberdayaan

masyarakat.

Berdasarkan analisis hambatan dan langkah antisipasi dalam

menindaklanjuti hambatan dan kegagalan, sebagai berikut:

1. Faktor Hambatan tercapaianya IKP Masyarakat, antara lain:

a. Dukungan anggaran yang masih kurang.

b. Sarpras yang kurang tersedia.

c. SDM yang kurang memadai (dari segi kualitas dan kuantitas).

d. Masih ada anggapan program P4GN bukan sebagai prioritas yang

harus dilaksanakan.

2. Langkah Antisipasi yang akan ditindaklanjuti dengan hambatan dan

kegagalan tersebut, antara lain:

a. Melakukan sinergi dengan instansi/lembaga/organisasi terkait.

b. Menganggarkan dalam kegiatan tahunan.

c. Mengadakan pelatihan dan ketrampilan penanganan penyalah guna

Narkoba.

Page 53: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

36 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Analisis atas faktor-faktor keberhasilan capaian tersebut antara lain : faktor

kesiapan stakeholder dalam upaya P4GN dibanding masyarakat. Kesiapan ini

terkait erat sumber daya atau 5M (man, methods, money, machine & material)

dalam upaya di lingkungan kerja pemerintah dan swasta lebih siap dan cukup

dibanding masyarakat. Sementara faktor tidak optimalnya pencapaian target

disebabkan pelaksanaan program belum dipahami tata cara pelaksanaannya

secara baik, sehingga target kemandirian partisipasi P4GN di masyarakat dan

stakeholder belum mencapai target yang ditentukan atau diharapkan (masih di

bawah skala yang ditentukan).

Solusi atas kelemahan dan penurunan kinerja ini dilakukan dengan dua

strategi, yaitu melakukan evaluasi dan melakukan penajaman program. Dengan

evaluasi yang mendalam akan menemukan kelemahan untuk dikuatkan.

Artinya, pelaksanaan perdana pengukuran indeks kemandirian ini menjadi

evaluasi, mana dari sumber daya 5M yang dominan dan yang lemah. Kemudian

penajaman program dilakukan dengan mengidentifikasi kebutuhan (input

program P4GN) yang sesuai dengan kondisi dan fakta terkini lingkungan yang

melakukan program dayamas anti Narkoba, sehingga pada lingkungan yang

kurang mandiri (dengan skala IKP di bawah 2,51) bisa dimandirikan dengan

pendekatan dan penajaman program pada tahun berjalan dan program yang

akan datang.

Keberhasilan dalam merealisasikan target IKU terkait Indeks Kemandirian

Partisipasi Stakeholder tidak terlepas dari kinerja kegiatan dari masing-masing

lingkungan sasaran yang tergambarkan dalam tabel berikut:

Tabel 5. Realisasi Sasaran Kegiatan Program Pemberdayaan Anti Narkoba

pada Kelompok Stakeholder untuk Tingkat Pusat Tahun 2016

No. Indikator Kinerja Kegiatan Target Realiasi % Capaian

Target

1. Jumlah instansi pemerintah yang

menyelenggarakan program

pemberdayaan anti Narkoba

86 41 47,67%

2. Jumlah institusi dunia usaha/swasta

yang menyelenggarakan program

pemberdayaan anti Narkoba

86 19 22,09%

Page 54: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

37 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Capaian di atas masih merupakan kinerja tingkat pusat (belum termasuk

capaian kewilayahan). Hal ini disebabkan target baru hanya di pusat (belum

capaian kewilayahan).

Adapun gambaran keberhasilan pelaksanaan kegiatan di pusat dan daerah

adalah seperti grafik di bawah ini :

Grafik 8. Realisasi Jumlah Kelompok Stakeholder yang

menyelenggarakan Program Pemberdayaan Anti Narkoba pada

Tingkat Pusat dan daerah Tahun 2016

Uraian di atas menunjukkan bahwa, pada poin (1) dari target 86 jumlah

instansi pemerintah yang menyelenggarakan program pemberdayaan anti

Narkoba, realisasi untuk tingkat BNN pusat tercapai 41atau 47,67% sedangkan

sisanya sebanyak 692 instansi pemerintah berasal dari program pemberdayaan

yang telah dilakukan oleh BNNP dan BNNKab/Kota.

Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2015 terjadi peningkatan capaian

sebesar 14,2% yaitu dari 35 instansi pemerintah yang diberdayakan pada tahun

2015 menjadi 40 instansi pemerintah yang telah diberdayakan pada tahun 2016.

Hal ini menunjukkan bahwa program pemberdayaan pada instansi pemerintah

telah mampu memandirikan untuk secara bersama-sama menanggulangi

bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba serta telah dapat

meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran tentang bahaya

penyalahgunaan Narkoba. Peningkatan capaian kinerja digambarkan pada

grafik di bawah ini.

0

200

400

600

800

Instansi Pemerintah Instansi Swasta

41 19

692

419

733

438

Pusat Kewilayahan Total

Page 55: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

38 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Grafik 9. Peningkatan Capaian Kinerja Instansi Pemerintah

Selanjutnya pada poin (b) daritarget 86 jumlah institusi dunia

usaha/swasta yang menyelenggarakan program pemberdayaan anti Narkoba,

realisasi untuk tingkat BNN pusat tercapai 19 atau 22,09% sedangkan sisanya

sebanyak 419 instusi dunia usaha dan swasta berasal dari program

pemberdayaan yang telah dilakukan oleh BNNP dan BNNKab/Kota.

4. Sasaran : Meningkatnya Mantan Penyalah Guna dan Pecandu

Narkoba yang tidak Kambuh Kembali

Sasaran strategis di atas, diimplementasikan melalui indikator kinerja

utama sebagai berikut:

No. Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %

1. Jumlah mantan penyalah guna dan

pecandu Narkoba yang tidak kambuh

kembali setelah menjalani rehabilitasi

dan/atau pasca rehabilitasi

16.000

Orang

9.423

Orang

58,89%

32

33

34

35

36

37

38

39

40

2015 2016

35

40% Peningkatan Capaian 14,2%

Page 56: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

39 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Jumlah mantan penyalah guna dan pecandu Narkoba yang tidak kambuh

kembali setelah menjalani rehabilitasi dan/atau pascarehabilitasi sasarannya

adalah mantan penyalah guna dan pecandu Narkoba yang telah selesai

mengikuti program rehabilitasi dan/atau pascarehabilitasi di lembaga rehabilitasi

dan/atau pascarehabilitasi milik BNN dan lembaga rehabilitasi yang

diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat. Mantan penyalah guna

dan pecandu Narkoba yang tidak kambuh kembali setelah menjalani rehabilitasi

dan/atau pascarehabilitasi adalah mereka yang tidak lagi menggunakan

Narkoba selama 6 bulan setelah selesai menjalani program rehabilitasi dengan

atau tanpa mengikuti program pascarehabilitasi.

Yang diukur adalah mereka yang selesai mengikuti program rehabilitasi

baik layanan rehabilitasi rawat jalan maupun rawat inap secara tuntas sesuai

program dan/atau mereka yang selesai mengikuti rehabilitasi kemudian

melanjutkan layanan pascarehabilitasi baik rawat jalan maupun rawat inap dan

dilanjutkan dengan layanan rawat lanjut di lembaga rehabilitasi milik BNN dan

lembaga rehabilitasi Instansi Pemerintah maupun komponen masyarakat dalam

kurun waktu 6 bulan.

Metode pengukuran untuk mendapatkan jumlah mantan penyalah guna dan

pecandu Narkoba yang tidak kambuh kembali setelah menjalani rehabilitasi

dan/atau pascarehabilitasi adalah sebagai berikut:

1. mantan penyalah guna dan pecandu Narkoba yang tidak lagi

menggunakan Narkoba selama 6 bulan setelah selesai menjalani program

rehabilitasi dan/atau

2. mantan penyalah guna dan pecandu Narkoba yang tidak lagi

menggunakan Narkoba selama 6 bulan terhitung dengan menjalani

program pascarehabilitasi.

3. selanjutnya yang disebutkan pada poin 1 diverifikasi telah selesai

mengikuti program rehabilitasi, kemudian dilakukan pemantauan dan

evaluasi selama 6 bulan melalui: telepon, kunjungan rumah dan

pendampingan dari konselor.

Page 57: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

40 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

4. selanjutnya untuk poin 2 diverifikasi telah selesai mengikuti program

pascarehabilitasi dilanjutkan dengan program rawat lanjut (pemantauan

dan pendampingan) melalui berbagai macam metode seperti telepon,

undangan on site dan kunjungan klien (home visit). Pengukuran angka

kepulihannya dan dinyatakan pulih bila menunjukkan indikator antara lain:

a. Hasil tes urin negatif.

b. Peningkatan pada skor WHO-QoL yang menunjukkan peningkatan

kualitas hidup klien.

c. Keikutsertaan mengikuti undangan on site kelompok dukungan

sebaya (peer group).

d. Peningkatan kondisi fisik dan sosial klien yang didapatkan dari hasil

kunjungan klien (home visit).

Tabel 6. Jumlah Mantan Penyalah Guna dan Pecandu Narkoba yang Tidak

Kambuh Kembali Setelah Menjalani Rehabilitasi dan/atau

Pascarehabilitasi Berdasarkan Asal Lembaga

No. Indikator Kinerja Utama

Realisasi

Lembaga

Rehab IP

Realisasi

Lembaga

Rehab KM

Realisasi

Lembaga Pasca-

rehabilitasi

Total

1. Jumlah mantan penyalah guna dan

pecandu Narkoba yang tidak kambuh

kembali setelah menjalani rehabilitasi

dan/atau pascarehabilitasi

5.710 1.582 2.131 9.423

Hasil capaian jumlah mantan penyalah guna dan pecandu Narkoba yang

tidak kambuh kembali setelah menjalani rehabilitasi dan/atau pasca rehabilitasi

adalah sebesar 9.423 orang atau 58,89% dari target yang telah ditetapkan.

(Lampiran 6).

Page 58: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

41 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Grafik 10. Capaian Layanan Rehabilitasi Tahun 2016

Pada tahun 2016, BNN telah memberikan layanan rehabilitasi terhadap

22.485 pecandu dan penyalah guna narkotika dan layanan pascarehabilitasi

terhadap 10.782 mantan pecandu dan penyalah guna narkotika. Dari jumlah

tersebut terdapat 15.971 pecandu dan penyalah guna narkotika yang telah

selesai program rehabilitasi dan 9.408 mantan pecandu dan penyalah guna

narkotika yang telah selesai program pascarehabilitasi. Kemudian dari jumlah

tersebut terdata 7.292 mantan pecandu yang tidak kambuh kembali dari

lembaga rehabilitasi instansi pemerintah maupun komponen masyarakat dan

2.131 mantan pecandu dari lembaga Pascarehabilitasi.

Hasil capaian tahun 2016 tidak dapat dibandingkan dengan capaian tahun

sebelumnya karena terdapat perbedaan nomenklatur indikator perjanjian

kinerja. Berikut adalah perbandingan sasaran strategis dan indikator kinerja

utama tahun 2015 dan 2016.

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

40000

45000

50000

Target MendapatLayanan

Selesai Program Tidak Kambuh

28308

22485

15971

7292

17530

107829408

2131

45838

33267

25379

9423

Rehabilitasi Pascarehabilitasi Total

Page 59: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

42 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Tabel 7. Perbandingan Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama

Tahun 2015 dan 2016

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2015 Tahun 2016

Meningkatnya

pecandu Narkoba

yang direhabilitasi

pada Lembaga

Rehabilitasi

Instansi

Pemerintah

maupun

Komponen

Masyarakat dan

mantan pecandu

Narkoba yang

menjalani pasca

rehabilitasi

Meningkatnya

mantan

penyalah guna

dan pecandu

Narkoba yang

tidak kambuh

kembali

Jumlah pecandu Narkoba

yang selesai mengikuti

program rehabilitasi di

Lembaga Rehabilitasi

Instansi Pemerintah

Jumlah mantan

penyalah guna

dan pecandu

Narkoba yang

tidak kambuh

kembali setelah

menjalani

rehabilitasi

dan/atau

pascarehabilitasi

Jumlah pecandu Narkoba

yang selesai mengikuti

program rehabilitasi di

Lembaga Rehabilitasi

Komponen Masyarakat

Angka pecandu Narkoba

yang telah mendapatkan

rehabilitasi dan kembali

produktif dalam kehidupan

bermasyarakat

Berikut ini adalah Sasaran, Indikator Kinerja Utama dari Deputi Bidang

Rehabilitasi berdasarkan Renstra BNN tahun 2015-2019.

Tabel 8. Sasaran, Indikator Kinerja Utama BNN Bidang Rehabilitasi

berdasarkan Renstra BNN tahun 2015 – 2019

Sasaran Deputi

Bidang Rehabilitasi Indikator Kinerja Utama

Target

2015 2016 2017 2018 2019

Meningkatnya mantan

penyalah guna dan

pecandu Narkoba

yang tidak kambuh

kembali

Jumlah mantan penyalah

guna dan pecandu

Narkoba yang tidak

kambuh kembali setelah

menjalani rehabilitasi

dan/atau pascarehabilitasi

- 16.000

orang

18.000

orang

20.000

orang

22.000

orang

Page 60: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

43 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Tabel 9. Capaian kinerja BNN Bidang Rehabilitasi tahun 2016

dibandingkan dengan target Jangka Menengah dalam Renstra

BNN tahun 2015 – 2019

Sasaran

Strategis

Indikator Kinerja

Utama

Capaian

Tahun

2015

Target

2016

Capaian

2016

Target

2019

%

Capaian

2019

1 2 3 4 5 6 7

Meningkatnya

mantan penyalah

guna dan

pecandu Narkoba

yang tidak

kambuh kembali

Jumlah mantan

penyalah guna dan

pecandu Narkoba

yang tidak kambuh

kembali setelah

menjalani rehabilitasi

dan/atau

pascarehabilitasi

- 16.000 9.423 22.000 42,83%

Pencapaian kinerja tahun 2016 jika dibandingkan dengan target Jangka

Menengah dalam Renstra BNN tahun 2015-2019 masih kurang optimal yaitu

sebesar 9.423 orang dari 22.000 orang atau 42,83% dari target tersebut.

Tidak tercapainya sasaran kinerja Bidang Rehabilitasi disebabkan oleh

beberapa hal. Adapun penyebabnya adalah sebagai berikut :

1. Adanya revisi anggaran sehingga pelaksanaan program di wilayah

mengalami kendala dan pelaksanaan layanan rehabilitasi dan

pascarehabilitasi mengalami kemunduran jadwal.

2. Belum maksimalnya dukungan dari pimpinan institusi/pemangku

kepentingan lembaga yang diberi peningkatan kemampuan untuk

menjalankan program rehabilitasi dan pascarehabilitasi di beberapa

daerah.

3. Sistem pendataan belum terintegrasi antara BNN, BNNP, BNNK, dan

lembaga rehabilitasi dan pascarehabilitasi lainnya yang dapat memonitor

penyalah guna dan pecandu yang mengikuti program rehabilitasi dan

pascarehabilitasi sampai selesai dan memantau 6 bulan setelah selesai

rehabilitasi dengan/tanpa pascarehabilitasi.

Page 61: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

44 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

4. Beberapa lembaga rehabilitasi instansi pemerintah dan komponen

masyarakat tidak memiliki mekanisme pemantauan terhadap pecandu dan

penyalah guna narkotika yang telah direhabilitasi sehingga tidak dapat

mendata mantan pecandu dan penyalah guna narkotika yang tidak

kambuh kembali.

5. Terdapat sejumlah pecandu, penyalah guna, dan korban penyalahgunaan

Narkoba yang mendapatkan layanan rehabilitasi di lembaga rehabilitasi

instansi pemerintah dan komponen masyarakat hingga akhir tahun 2016

masih dalam masa perawatan, masa pemantauan atau baru selesai

mengikuti program rehabilitasi, sehingga pada tahun 2016 belum dapat

didata ketidakkambuhannya selama 6 (enam) bulan setelah rehabilitasi.

6. Kapasitas dan kualitas lembaga rehabilitasi dan pascarehabilitasi yang ada

masih sangat minim, sehingga masih sangat membutuhkan penguatan

lembaga agar mampu memberikan layanan rehabilitasi.

7. Jumlah lembaga rehabilitasi dan pascarehabilitasi yang dapat

melaksanakan program masih sangat minim jumlahnya, tidak sebanding

dengan target capaian kinerja yang menghasilkan pecandu dan penyalah

guna Narkoba yang tidak kambuh kembali.

Rekomendasi/rencana aksi ke depan sebagai langkah optimalisasi kinerja

ke depan adalah sebagai berikut:

1. Sistem pendataan terintegrasi antara BNN, BNNP, dan BNNK sehingga

dapat memonitor pecandu yang mengikuti program Rehabilitasi dan

pascarehabilitasi baik diselenggarakan oleh instansi pemerintah maupun

komponen masyarakat.

2. Mekanisme pemantauan terhadap mantan penyalah guna dan pecandu

Narkoba yang tidak kambuh kembali setelah program Rehabilitasi.

3. Peningkatan Kemampuan lembaga sesuai dengan standar pelayanan

rehabilitasi bagi pecandu dan korban penyalahgunaan Narkoba.

Page 62: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

45 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Dalam rangka pemantauan kepulihan mantan penyalah guna dan pecandu

Narkoba yang tidak kambuh kembali diperlukan kerjasama dengan bidang

Dayamas khususnya bagian peran serta masyarakat untuk membantu

memonitor.

Pencapaian kinerja utama tersebut didukung oleh pencapaian kinerja pada

level kegiatan sebagai berikut :

No. Indikator Kinerja Kegiatan Target Realiasi

%

Capaian

Target

a. Jumlah lembaga rehabilitasi medis dan

lembaga rehabilitasi sosial milik instansi

pemerintah yang menghasilkan mantan

pecandu, penyalah guna, dan korban

penyalahgunaan Narkoba tidak kambuh

kembali

647 136 21,02

b. Jumlah penyalah guna, pecandu, dan/

korban penyalah guna yang memperoleh

layanan rehabilitasi rawat jalan

5.300 13.026 245,77

c. Jumlah lembaga rehabilitasi medis dan

lembaga rehabilitasi sosial milik komponen

masyarakat yang menghasilkan mantan

pecandu, penyalah guna, dan korban

penyalahgunaan Narkoba tidak kambuh

kembali

246 68 27,64

d. Persentase lembaga rehabilitasi pecandu

dan korban penyalahgunaan Narkoba milik

instansi pemerintah dan komponen

masyarakat yang menyelenggarakan

program pascarehabilitasi (%)

15 12,5 83,33

e. Jumlah mantan penyalah guna, korban

penyalah guna, dan pecandu narkotika

yang mengikuti layanan pasca rehabilitasi

17.010 10.782 63,39

Page 63: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

46 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Program layanan rehabilitasi instansi pemerintah terdiri dari layanan

rehabilitasi rawat jalan dan rawat inap. Jumlah penyalah guna, pecandu,

dan/korban penyalah guna yang memperoleh layanan rehabilitasi rawat jalan

adalah 13.026 orang dari target 5.300 orang atau sekitar 245,77% dari target

yang ditetapkan. Selain melaksanakan program rehabilitasi rawat jalan, BNN

juga melaksanakan program rehabilitasi rawat inap terhadap 7.379 orang.

Sehingga secara keseluruhan jumlah penyalah guna, pecandu, dan/korban

penyalah guna yang memperoleh layanan rehabilitasi di instansi pemerintah

mencapai 20.223 orang.

Grafik 11. Jumlah Lembaga Rehabilitasi yang Mendapatkan Peningkatan

kemampuan, Mampu Operasional, dan Menghasilkan Mantan

Pecandu Tidak Kambuh Kembali

Pada tahun 2016, BNN telah menguatkan 931 lembaga rehabilitasi instansi

pemerintah, 271 lembaga rehabilitasi komponen masyarakat dan 112 lembaga

pascarehabilitasi agar mampu menghasilkan penyalah guna dan pecandu

Narkoba tidak kambuh kembali.

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

Instansi Pemerintah Komponen Masyarakat Pascarehabilitasi

931

271

112

272

87112

136

68 61

Mendapat Peningkatan Kemampuan

Mampu Operasional

Menghasilkan Pecandu Tidak Kambuh Kembali

Page 64: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

47 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Dari 1.314 lembaga rehabilitasi yang diberikan peningkatan kemampuan

tersebut telah dievaluasi terdapat 471 lembaga yang mampu atau operasional

memberikan layanan rehabilitasi. Kemudian dari jumlah tersebut terdata 265

lembaga rehabilitasi instansi pemerintah dan komponen masyarakat yang

menghasilkan mantan pecandu yang tidak kambuh kembali.

Peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi komponen masyarakat

dilakukan melalui bidang dan seksi rehabilitasi di BNNP dan BNNKab/Kota

seluruh Indonesia telah berhasil melakukan Perjanjian Kerja Sama (PKS)

melebihi target 246 lembaga, yaitu PKS terhadap 271 lembaga (110%). Dari 271

lembaga rehabilitasi komponen masyarakat tersebut terdapat 87 lembaga yang

mampu memberikan layanan rehabilitasi (32,10% dari jumlah PKS yang

dilakukan) dan 68 lembaga (25,09% dari jumlah PKS yang dilakukan) yang

dapat menghasilkan 1.582 mantan pecandu, penyalah guna, dan korban

penyalahgunaan Narkoba tidak kambuh kembali.

Pada tahun 2016 Layanan pascarehabilitasi diberikan kepada 10.782

orang dari target 17.010 orang atau 63,39% dari target yang ditetapkan.

Pascarehabilitasi merupakan layanan lanjutan bagi penyalah guna dan pecandu

Narkoba setelah selesai mengikuti layanan rehabilitasi sehingga diharapkan

mantan penyalah guna dan pecandu Narkoba dapat terus mempertahankan

pemulihannya. Melalui layanan pascarehabilitasi ini didapatkan 2.131 orang

yang terukur dapat mempertahankan pemulihannya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa pencapaian kinerja

tahun 2016 tidak tercapai dikarenakan komponen dasar terapi dan rehabilitasi

belum dijalankan seutuhnya, dimana monitoring penggunaan zat secara berkala

dengan menggunakan metodologi yang berbasis bukti, manajemen klinis dan

kasus dan perawatan berkelanjutan di lembaga rehabilitasi dan

pascarehabilitasi milik pemerintah maupun masyarakat belum terlaksana

dengan baik dan pelaksanaan pemantauan kondisi kepulihan klien belum efektif

dimana belum terdapatnya mekanisme yang mendukung untuk pemantauan

secara pasti.

Page 65: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

48 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

5. Sasaran : Melemahnya Aktivitas Jaringan Sindikat Peredaran

Gelap Narkotika

Guna mencapai Sasaran strategis di atas, diimplementasikan melalui 2

(dua) indikator kinerja utama sebagai berikut:

No. Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %

1. Jumlah jaringan sindikat tindak

pidana narkotika yang terungkap

22

Jaringan

31

Jaringan

140,91%

Definisi jaringan sindikat narkotika adalah kejahatan yang terorganisir

(Organized Crime) yang dilakukan oleh individu maupun kelompok melakukan

perencanaan dan aktivitas illegal yang terjadi di lebih dari satu negara. Salah

satu bentuk Organized Crime ini adalah perdagangan Narkoba (National

Institute of justice, 2007). Aktivitas perdagangan narkotika terdapat di lebih dari

satu negara yang bersifat transnasional. Bentuk dan karakteristik Organized

Crime adalah dengan membentuk sebuah jaringan dalam melakukan

kejahatannya.

Jumlah jaringan sindikat kejahatan narkotika yang terungkap adalah

kelompok pelaku tindak pidana peredaran gelap Narkoba yang terorganisir/

terstruktur dengan peran antara lain penyandang dana, pemilik narkotika,

produsen, pengendali, bandar besar, bandar, penjual/pengedar dan kurir yang

berhasil diungkap.

Metode pengukuran jaringan sindikat kejahatan narkotika yang terungkap

dengan kriteria yaitu:

1. Jumlah tersangka dalam satu jaringan sindikat yang terungkap.

2. Peran dari masing-masing tersangka yang tertangkap dalam satu jaringan

sindikat.

3. Modus operandi yang digunakan oleh jaringan.

4. Alur transaksi keuangan hasil tindak pidana narkotika.

5. Jenis narkotika yang berhasil disita.

Page 66: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

49 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

6. Adanya anatomi jaringan sindikat narkotika.

7. Hasil pengumpulan informasi jaringan sindikat narkotika direalisasikan

dalam Laporan Kasus Narkotika (LKN).

Formula yang digunakan untuk mengukur persentase capaian kinerja pada

indikator kinerja utama adalah Jumlah jaringan sindikat tindak pidana narkotika

yang terungkap, adalah sebagai berikut:

No. Indikator Kinerja

Utama Formula

Hasil

Perhitungan Keterangan

1. Jumlah jaringan

sindikat kejahatan

Narkoba yang

terungkap

=(∑RJSKN /∑ TJSKN)*100%

=(22/31)*100%

=140,91%

- ∑ RJSKN = Jumlah

Realisasi Jaringan

Sindikat Kejahatan

Narkoba

- ∑ TJSKN = Jumlah

Target Jaringan

Sindikat Kejahatan

Narkoba

Dari formula atau rumus di atas diperoleh bahwa persentase capaian

140,91%. Hasil tersebut diperoleh dengan membandingkan realiasi jaringan

sindikat kejahatan narkoba yang berhasil diungkap sejumlah 31 jaringan

(lampiran 7) dengan target jaringan sindikat kejahatan narkoba yang akan

diungkap sejumlah 22 jaringan dikalikan 100%.

Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2015 terjadi peningkatan

persentase pencapaian target sebesar 40,91% yaitu dari 100% pada tahun

2015 menjadi 140,91% pada tahun 2016. Pencapaian yang melebihi target

tersebut karena adanya dukungan dana yang cukup, koordinasi dan komunikasi

personel antara pusat dan daerah dalam pemetaan jaringan dan target sudah

baik serta personel intelijen tingkat pusat mempunyai motivasi yang tinggi dalam

pengungkapan jaringan sindikat narkotika skala internasional dan nasional.

Perbandingan capaian kinerja digambarkan pada grafik di bawah ini.

Page 67: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

50 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Grafik 12. Jumlah Jaringan Sindikat Kejahatan Narkoba yang Terungkap

Jika dibandingkan dengan target pada akhir periode Renstra tahun 2019,

capaian tahun 2015 sebanyak 20 jaringan dan tahun 2016 sebanyak 31 jaringan

(total 51 jaringan) telah menunjukkan peningkatan yang signifikan (41,8%) dan

diharapkan di akhir periode Renstra capaian tetap dipertahankan bahkan

ditingkatkan.

Over prestasi pada tahun 2016 disebabkan adanya penambahan

dukungan anggaran APBNP tahun 2016, sehingga BNN dapat lebih

memaksimalkan kinerja untuk memutus sel jaringan sindikat yang semakin

meningkat jumlahnya diwujudkan dengan pengungungkapan jaringan sindikat

narkotika. Ini merupakan prestasi yang tetap terus ditingkatkan capaiannya di

tahun berikutnya.

Adapun faktor pendukung keberhasilan pelaksanaan program adalah

sebagai berikut:

1. Adanya dukungan Teknologi Intelijen (TI) yang telah dimiliki oleh BNN.

2. Terjalinnya kerjasama kuat antar penegak hukum baik di dalam negeri

maupun di luar negeri, dalam bentuk sharing informasi jaringan sindikat

narkotika.

3. Komitmen yang kuat dalam pemberantasan narkotika dan dilakukan

secara profesional.

4. Dukungan data informasi jaringan sindikat narkotika yang ada di daerah.

5. Laporan masyarakat mengenai peredaran narkotika.

0

20

40

60

80

100

120

140

160

2015 2016

100

140,91

% Peningkatan Capaian 40,91%

Page 68: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

51 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Sedangkan hambatan dan kendala dalam pelaksanaan program kegiatan

adalah:

1. Dalam pemanfaatan peralatan teknologi intelijen, satuan kerja daerah

masih tergantung pada BNN Pusat.

2. Terbatasnya personel khususnya BNNP yang berkompeten dalam tugas

penyelidikan intelijen untuk pengumpulan informasi jaringan sindikat

narkotika di daerah dan masih terbatasnya SDM yang punya kualifikasi

analis intelijen dan penyidik.

3. Untuk pelaksanaan kegiatan di wilayah, belum ada persamaan

pemahaman dalam pemetaan jaringan sindikat narkotika, sehingga

capaian target tidak maksimal, perlu koordinasi antara pusat dan daerah

yang lebih intensif.

4. Peralatan Bantuan Teknologi Intelijen sangat terbatas, sehingga tidak

dapat mengcover kegiatan pengungkapan jaringan sindikat yang ada di

daerah.

Langkah antisipatif atau rekomendasi ke depan yang akan diambil adalah:

1. Peningkatan kemampuan tenaga analis intelijen dengan memberikan

pengarahan tugas dan pelatihan teknis analis dan pemetaan jaringan

secara terbatas.

2. Pengoptimalisasian sarana dan prasarana.

3. Meningkatkan koordinasi antara penyelidik dan penyidik dan antar aparat

penegak hukum lainnya di luar BNN.

Penggunaan sumber daya yang ada pada bidang pemberantasan cukup

mampu untuk menjalankan tupoksi yang tercantum dalam capaian target di

dalam Renstra. Dengan memberdayakan dan mengefektifkan personel dan

mengoptimalkan teknologi untuk mendukung pemberantasan baik di BNN

maupun di BNNP.

Bentuk efisiensinya adalah support data hasil analisis jaringan narkotika

yang ada di BNNP akan dikembangkan oleh personil di BNN, kemudian jika

sudah siap dilanjutkan ke tahap penyelidikan guna pemutusan sel jaringan

sindikat narkotika, dengan demikian efesiensi sumber daya tetap mampu

mencapai target yang telah ditetapkan dalam Renstra.

Page 69: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

52 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Dari target yang ditetapkan sebanyak 22 jaringan dapat terealisasi

sebanyak 31 jaringan. Hasil pengungkapan tersebut merupakan hasil analisis

dan pendalaman berbagai informasi jaringan yang diperoleh dari BNN di

kewilayahan di 24 BNN Provinsi, merupakan derivatif (turunan) dari perjanjian

kinerja kegiatan eselon II dengan sasaran kegiatan informasi jaringan sindikat

kejahatan narkotika. Adapun indikator kinerja jumlah informasi jaringan sindikat

tindak pidana narkotika dengan target 106 informasi jaringan sindikat, dengan

realisasi sebanyak 99 informasi jaringan dengan persentase 96,27%.

No. Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %

2. Persentase penyelesaian penyidikan

asset (TPPU) tersangka tindak pidana

narkotika hasil tindak pidana

narkotika

100%

86%

86 %

Kasus Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) terkait tindak pidana

peredaran gelap narkotika yang diselesaikan (P.21) adalah kasus tindak pidana

pencucian uang yang terkait tindak pidana asal (Narkoba) yang terungkap dan

dilakukan penyidikan, setelah dinyatakan lengkap kemudian dilimpahkan ke

Kejaksaan.

Metode pengukuran persentase penyelesaian penyidikan asset (TPPU)

tersangka tindak pidana narkotika hasil tindak pidana narkotika adalah

Perbandingan antara jumlah penyidikan asset TPPU tersangka tindak pidana

narkoba hasil TP Narkoba yang dinyatakan selesai (P-21) dengan jumlah

penyidikan asset TPPU tersangka tindak pidana narkoba hasil TP Narkoba yang

sedang ditangani dengan. Adapun hasil pengukuran persentase penyidikan

asset TPPU tersangka tindak pidana narkotika hasil tindak pidana narkotika,

sebagai berikut:

1. Jumlah kasus TPPU yang ditangani adalah 30 kasus.

2. Kasus TPPU P21 adalah 26 kasus.

3. Maka persentase yang dimaksud adalah persentase keberhasilan rasio

P21 dibandingkan dengan jumlah kasus TPPU = 26/30*100=86%.

Page 70: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

53 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Formula yang digunakan untuk mengukur persentase capaian kinerja pada

indikator kinerja persentase penyelesaian penyidikan asset (TPPU) tersangka

tindak perdana narkotika hasil tindak pidana narkotika adalah sebagai berikut:

No. Indikator Kinerja

Utama Formula

Hasil

Perhitungan Keterangan

1. Persentase penye-

lesaian penyidikan

asset (TPPU)

tersangka tindak

pidana narkotika hasil

tindak pidana

narkotika

=(%RTPPUP21/%TTPPUP21)*

100%

=(86/100)*100%

=86%

- % RTPPUP21 =

Persentase

Realisasi kasus

TPPU yang sudah

P21

- % TTPPUP21 =

Persentase Target

kasus TPPU yang

sudah P21

Perbandingan capaian kinerja dengan tahun lalu digambarkan pada grafik

di bawah ini.

Grafik 13. Persentase Capaian Penyelesaian Penyidikan Asset TPPU

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

2015 2016

50

86

% Peningkatan Capaian 30%

Target 14 berkas Realisasi 7 berkas P-21

Target 19 berkas Realisasi 24 berkas P-21

Page 71: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

54 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Adapun target jangka menengah dalam perencanaan strategis orgasnisasi

jumlah tindak pidana narkotika yang disidik asset terkait tindak pidana narkotika

adalah 93 orang, jika dibandingkan dengan capaian kinerja sampai saat

sekarang jumlah tersangka narkotika yang telah disidik assetnya dan telah

dinyatakan P-21 (tahun 2015 s.d Tahun 2016). Lebih rinci, jumlah asset yang

berhasil disita BNN dari tahun 2010 hingga tahun 2016 sebagaimana terlampir

dalam lampiran 7.

Faktor pendukung keberhasilan pelaksanaan program adalah sebagai

berikut:

1. Telah terlaksananya pelatihan penyelidikan dan penyidikan di bidang

TPPU, sehingga menambah skill penyidik dalam mengungkap kasus

TPPU.

2. Kemampuan menganalisis dan membuktikan alur transasksi keuangan

terkait dengan tindak pidana narkotika.

3. Terjalinnya koordinasi yang kuat antara BNN dengan PPATK dan lembaga

keuangan lainnya terutama dalam penyelusuran asset.

4. Adanya koordinasi dengan penyidik tindak pidana asal narkotika terkait

adanya tindak pidana pencucian uang.

Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penyidikan tindak pidana

pencucian uang ada beberapa faktor diantaranya:

1. Masih minimnya kuantitas dan kualitas penyidik pada Direktorat Tindak

Pidana Pencucian Uang.

2. Belum optimalnya pemahaman dan koordinasi antar penegak hukum

terkait dengan TPPU.

3. Terlalu lama dan panjangnya birokrasi dalam penelusuran asset tersangka

di luar negeri.

Dalam melaksanakan capaian kinerja ada beberapa kendala yang masih

dihadapi dalam pelaksanaan penyidikan tindak pidana pencucian uang,

diantaranya:

Page 72: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

55 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

1. Masih minimnya kuantitas dan kualitas penyidik pada Direktorat Tindak

Pidana Pencucian Uang.

2. Belum adanya kesamaan pemahaman antar penegak hukum dalam kasus

tindak pidana pencucian uang.

3. Terlalu lama dan panjangnya birokrasi dalam penelusuran asset tersangka

di luar negeri.

Sebagai tindak lanjut dalam memaksimalkan dan melemahkan jaringan

peredaran gelap narkotika sebagai berikut:

1. Melakukan pelatihan dan pembinaan kepada penyidik baik yang berada di

pusat maupun di BNNP tentang TPPU secara berkala.

2. Melakukan Bimtek dan monitoring penyidikan TPPU di BNNP.

3. Penyidikan TPPU diturunkan sampai BNNP.

4. Melakukan koordinasi dengan lembaga perbankan, non perbankan

maupun instansi terkait sampai ke BNNP.

Adapun keberhasilan pencapaian atas IKU yaiitu persentase penyelesaian

penyidikan asset (TPPU) tersangka tindak pidana narkotika hasil tindak pidana

narkotika Tahun 2016 sebesar 86% tidak terlepas dari keberhasilan

pelaksanaan kegiatan di level eselon II, dimana target capaian indikator kinerja

kegiatan juga melampui target yang ditetapkan sebesar 157,9%, yaitu dari

target 19 jumlah tersangka tindak pidana narkoba yang disidik assetnya terkait

hasil tindak pidana narkoba, berhasil disidik sebanyak 30 tersangka.

6. Sasaran : Meningkatnya Produk dan Layanan Hukum serta

Kerjasama Nasional dan Internasional Bidang P4GN

Untuk mencapai sasaran strategis di atas, diimplementasikan melalui 2

(dua) indikator kinerja utama sebagai berikut:

No. Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %

1. Indeks layanan hukum bidang

P4GN

4(skala) 3,3 82,5%

Page 73: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

56 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Indeks layanan hukum bidang P4GN diukur untuk mengidentifikasi aparat

penegak hukum terkait pelaksanaan peraturan perundang-undangan tentang

Narkotika sehingga diketahui faktor penghambat untuk ditindaklanjuti dengan

peraturan perundang-undangan atau kebijakan. Pengukuran pelaksanaan

peraturan perundang-undangan tentang Narkotika menjadi penting

dilaksanakan karena aparat penegak hukum mempunyai kewenangan terkait

permasalahan yang menyangkut penegakan hukum kasus Narkotika.

Penilaian dilaksanakan secara acak kepada responden aparat penegak

hukum di 2 (dua) tempat yaitu Sulawesi Utara dan Kalimantan Tengah. Hasil

penilaian berdasarkan data yang diperoleh diperoleh indeks penilaian sebesar

3,3 yang menunjukan bahwa aparat penegak hukum sudah melaksanakan

ketentuan peraturan perundang-undangan tentang Narkotika namun belum

melaksanakan keseluruhan sehingga berpotensi menghambat implementasi

peraturan perundang-undangan terkait narkotika.

Target Indeks 4 yang ditetapkan pada tahun 2016, dengan pencapaian

kinerja sasaran sebesar 3,3 merupakan target dan pencapaian awal dari

periode Renstra BNN 2015-2019, sehingga capaian tersebut tidak dapat

dibandingkan dengan capaian tahun lalu karena perbedaan nomenklatur

indikator kinerja.

Di akhir periode Renstra tahun 2019, diharapkan capaian indeks layanan

hukum di bidang P4GN dapat mendekati atau sampai mencapai nilai 4.

Faktor pendukung keberhasilan layanan hukum bidang P4GN sebagai

berikut:

1. Koordinasi dan dukungan dari kementerian/lemabaga terkait pelaksanaan

peraturan perundang-undangan tentang narkotika.

2. Pembentukan peraturan perundang-undangan yang mendukung tugas

aparat penegak hukum.

3. Pelaksanaan sosialisasi kepada kementerian/lembaga terkait peraturan

perundang-undangan yang berhubungan dengan tindak pidana narkotika.

Page 74: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

57 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Aparat penegak hukum di lapangan sudah memulai proses penegakan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan walaupun belum menyeluruh.

Adapun kondisi/permasalahan yang ditemukan di lapangan antara lain:

1. Pecandu dan korban penyalahgunaan Narkotika sudah diberikan pasal

rehabilitasi tetapi disertai pasal pemidanaan.

2. Pecandu dan korban penyalahgunaan narkotika yang tertangkap tangan

belum sepenuhnya diberikan kepada Tim Asesmen Terpadu untuk

dilakukan asesmen medis dan asesmen hukum.

Berdasarkan permasalahan yang ditemui oleh aparat penegak hukum,

maka rekomendasi upaya peningkatan layanan hukum bidang P4GN yang

dilaksanakan sebagai berikut:

1. Koordinasi dengan instansi pusat untuk mendukung peraturan perundang-

undangan tentang Narkotika agar dapat berjalan. Koordinasi tersebut

melibatkan Mahkamah Agung, Kementerian Hukum dan Hak Asasi

Manusia, Kejaksaan, Kepolisian, Kementerian Kesehatan, Kementerian

Sosial, dan lain-lain.

2. Melaksanakan sosialisasi, pemantauan, dan memberikan solusi peraturan

perundang-undangan kepada aparat penegak hukum.

Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan dalam pencapaian

indikator Indeks Layanan Hukum di Bidang P4GN didukung antara lain:

1. Adanya kesempatan penambahan rancangan di luar program

perencanaan pembentukan Peraturan Kepala BNN berasal dari kebutuhan

organisasi sebagai landasan operasional kinerja sesuai peraturan

perundang-undangan.

2. Adanya gugatan yang melebihi target dikarenakan kasus yang berasal dari

pidana, perdata terutama kasus pra peradilan.

Pencapaian Indeks Layanan Hukum bidang P4GN sebesar 82,5%

didukung oleh kinerja yang dicapai melalui Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)

jumlah produk hukum yang selesai disusun dengan target 6 rancangan

terealisasi melebihi target 19 rancangan dan jumlah permasalahan hukum yang

diselesaikan dengan target 4 kasus pada tahun 2016 terealisasi melebihi target

menjadi 9 kasus.

Page 75: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

58 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Salah satu dari 19 produk hukum yang terealisasi adalah Peraturan Kepala

BNN Nomor 17 Tahun 2016 tentang Tata Cara Peningkatan Kemampuan

Lembaga Rehabilitasi Medis dan Rehabilitasi Sosial bagi Pecandu dan Korban

Penyalah Guna Narkotika. Peraturan ini berdampak pada pelayanan yang lebih

optimal kepada masyarakat khususnya pecandu dan korban penyalah guna

narkotika, yang harus memenuhi standar pelayanan yang ditentukan BNN.

Kasus hukum yang mendapatkan perhatian dari tim bantuan hukum salah

satunya yaitu kasus Gugatan Pra Peradilan a.n. Daud alias Athiam, dengan

hasil ditolaknya pra peradilan oleh hakim.

No. Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %

2. Tingkat efektivitas kerjasama

dengan instansi pemerintah dan

komponen masyarakat baik dalam

maupun luar negeri

65% 65,71% 101,09%

Definisi dari tingkat efektivitas kerjasama dengan instansi pemerintah dan

komponen masyarakat baik dalam maupun luar negeri adalah sejauh mana

tingkat efektivitas pencapaian kegiatan yang dilakukan BNN bersama-sama

dengan instansi pemerintah dan komponen masyarakat baik dalam negeri

maupun luar negeri dalam upaya P4GN.

Metode pengukuran tingkat efektivitas kerjasama dengan instansi

pemerintah dan komponen masyarakat baik dalam maupun luar negeri dengan

kriteria yaitu:

1. terdapat sejumlah kesepakatan atau kerjasama antara BNN dengan

instansi pemerintah, komponen masyarakat, maupun kerja sama antar

Negara dalam upaya P4GN.

2. adanya kegiatan yang dilakukan oleh BNN bersama-sama dengan instansi

pemerintah dan komponen masyarakat baik dalam maupun luar negeri

dalam mendukung pelaksanaan program P4GN.

Page 76: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

59 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

3. observasi pelaksanaan kerjasama antara BNN dengan mitra kerjasama.

4. monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan kerjasama (hasil pengukuran

efektivitas terlampir pada lampiran 12).

Formula yang digunakan untuk mengukur persentase capaian kinerja pada

indikator kinerja utama “Tingkat efektivitas kerjasama dengan instansi

pemerintah dan komponen masyarakat baik dalam maupun luar negeri”, adalah

sebagai berikut:

No. Indikator Kinerja

Utama Formula Hasil Perhitungan Keterangan

2. Tingkat efektivitas kerja

sama dengan instansi

pemerintah dan

komponen masyarakat

baik dalam maupun luar

negeri

=(%REK

/%TEK)*100%

=(65,71/65)*100%

=101,09%

- %REK =

Persentase

Realisasi

Efektivitas Kerja

sama

- %TEK =

Persentase

Target Efektivitas

Kerja sama

Hasil perhitungan % efektivitas kerja sama di atas menunjukkan bahwa

kerjasama bidang P4GN dengan instansi pemerintah dan komponen

masyarakat baik dalam maupun luar negeri yang terpantau berjalan efektif

sebesar 65,71%, dengan kata lain hasil ini melebihi target capaian sebesar 65%

sehingga tingkat efektivitas kerjasama dengan instansi pemerintah dan

komponen masyarakat baik dalam maupun luar negeri adalah 101,09%

Hasil capaian tingkat efektivitas kerjasama dengan instansi pemerintah

dan komponen masyarakat baik dalam maupun luar negeri tahun 2016 jika

dibandingkan dengan hasil capaian tahun 2015, kerjasama mengalami kenaikan

sebesar 16,39% dimana pada tahun 2015 hasil capaian tingkat efektivitas kerja

sama sebesar 84,7% dan pada tahun 2016 sebesar 101,09% sebagaimana

Grafik Capaian Kinerja berikut ini:

Page 77: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

60 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Grafik 14. Perbandingan Capaian Kinerja Tingkat Efektivitas Kerja Sama

Tahun 2015 – 2016

Target 65% yang ditetapkan pada tahun 2016,dengan pencapaian kinerja

sasaran sebesar 65,71% merupakan target dan pencapaian awal dari periode

Renstra BNN 2015-2019. Di akhir periode Renstra, diharapkan tingkat

efektivitas dapat mencapai 100%.

Beberapa kerja sama di bidang P4GN yang efektif dilaksanakan antara

lain:

1. Kerja sama BNN dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga melalui

pelaksanaan program pembentukan kader pemuda anti narkoba. Program

ini menargetkan akan mencetak sebanyak 39.000 kader anti narkoba yang

berasal dari 1500 desa di seluruh Indonesia;

2. Kerja sama BNN dengan AKUMANDIRI melalui program pasca rehabilitasi

dengan memberikan pelatihan keterampilan bagi korban penyalahgunaan

narkotika dan prekursor narkotika, serta mendorong seluruh anggota

AKUMANDIRI untuk berperan aktif dalam kampanye anti narkoba;

3. Tersusunnya ASEAN Work Plan on Securing ASEAN Community Against

Illicit Drugs 2016 – 2025 sebagai kerangka kerja penanganan masalah

narkotika dan prekursor narkotika di ASEAN hingga tahun 2025;

84,7

101,09

0

20

40

60

80

100

2015 2016

Capaian Kinerja (%)

Capaian Kinerja

Page 78: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

61 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

4. Tersusunnya Outcome Document UN General Assembly Special Session

yang berisi 7 rekomendasi untuk diimplementasikan pada kegiatan

nasional setiap negara dalam bidang P4GN.

Faktor pendukung keberhasilan pelaksanaan program kerja sama adalah

sebagai berikut:

1. adanya kesadaran masing-masing pihak bahwa permasalahan Narkotika

dan Prekursor Narkotika tidak dapat diselesaikan oleh BNN sendiri namun

perlu keterlibatan seluruh komponen masyarakat baik dalam negeri

maupun luar negeri.

2. meningkatnya kesadaran instansi pemerintah dan komponen masyarakat

baik dalam negeri maupun luar negeri untuk ikut berpartisipasi pada

kegiatan-kegiatan bidang P4GN dalam upaya pencegahan dan

pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan

Prekursor Narkotika.

3. kesadaran masing-masing pihak untuk menindaklanjuti kerja sama dengan

berbagai kegiatan P4GN sesuai dengan ruang lingkup yang telah

dituangkan dalam Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerja Sama.

Sasaran tingkat efektivitas kerja sama dengan instansi pemerintah dan

komponen masyarakat di bidang P4GN baik dalam dan luar negeri selama

tahun 2016 telah berhasil dicapai melebihi target, namun demikian terdapat

beberapa kendala/permasalahan dalam pencapaian sasaran tersebut, yaitu

sebagai berikut:

1. belum semua mitra kerja sama menyampaikan data kegiatan P4GN

kepada BNN.

2. belum lengkapnya data kegiatan P4GN dari mitra kerja sama yang

disampaikan kepada BNN.

3. pelaksanaan kegiatan P4GN oleh mitra kerja samabelum seluruhnya

sudah mencakup ruang lingkup yang tertuang dalam Nota Kesepahaman.

4. adanya perbedaan regulasi di setiap negara dalam penanganan masalah

Narkotika dan Prekursor Narkotika.

Page 79: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

62 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Rekomendasi/rencana aksi ke depan dalam upaya peningkatan kerja

sama di bidang P4GN antara lain:

1. meningkatkan kesadaran berbagai pihak untuk turut serta bekerja sama

dalam upaya P4GN;

2. mengoptimalkan kerjasama yang sudah ada; dan

3. melakukan monitoring dan evaluasi serta perbaikan apabila ada ruang

lingkup kerja sama yang tidak dapat diimplementasikan.

Pencapaian tingkat efektivitas kerjasama dengan instansi pemerintah dan

komponen masyarakat baik dalam maupun luar negeri sebesar 101,09% juga

merupakan efisiensi atas sumber daya yang dimiliki BNN dalam

menyebarluaskan informasi P4GN dan mendorong pemerintah dan masyarakat

berperan aktif dalam upaya P4GN.

Pencapaian tingkat efektivitas kerjasama dengan instansi pemerintah dan

komponen masyarakat baik dalam maupun luar negeri sebesar 101,09%

didukung oleh kinerja dari eselon II melalui Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)

persentase kerja sama yang dilaksanakan dengan target sebesar 60% pada

tahun 2016. Target tersebut dicapai melalui kegiatan yang terkait pelaksanaan

kerja sama di bidang P4GN dengan instansi pemerintah dan komponen

masyarakat di dalam negeri dan luar negeri, dengan gambaran pencapaian

kinerja sebagai berikut:

Sasaran

Strategis

Kegiatan

Indikator

Kinerja Target Realisasi

%

Pencapaian

target

Layanan kerja

sama nasional,

bilateral, regional,

dan internasional

Persentase

kerja sama

yang

dilaksanakan

60 % 94,64% 157,73

Page 80: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

63 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Dari 56 (lima puluh enam) kerja sama yang dilaksanakan pada tahun 2016,

ada 53 (lima puluh tiga) buah kerja sama yang terpantau sudah ada

implementasinya tindak lanjutnya berupa kegiatan-kegiatan di bidang P4GN

yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah dan komponen masyarakat baik

dalam negeri maupun luar negeri dengan capaian sebesar 94,64%.

Jika dibandingkan dengan target kinerja sebesar 60%, maka hasil capaian

kinerja melebihi target capaian sebesar 94,64%. Keberhasilan tersebut sangat

mempengaruhi keberhasilan pencapaian indikator kinerja program terkait

dengan tingkat efektivitas kerja sama dengan instansi pemerintah dan

komponen masyarakat baik dalam maupun luar negeri.

7. Sasaran : Meningkatnya Tata Kelola Organisasi yang Profesional

Sasaran strategis di atas, diimplementasikan melalui 4 (empat) indikator

kinerja utama sebagai berikut:

No. Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %

1. Nilai Indeks Reformasi Birokrasi BNN 55,00 NA NA

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi sebagaimana diamanatkan dalam

Peraturan Presiden Nomor 81 tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi

Birokrasi 2010-2025 sudah memasuki tahun ke 4 (empat) dan sudah

dilaksanakan hampir pada seluruh instansi pusat dan sebagian pemerintah

daerah. Agar pelaksanaan reformasi birokrasi dapat berjalan sesuai dengan

arah yang telah ditetapkan, maka perlu dilakukan monitoring dan evaluasi

berkala untuk mengetahui sejauh mana kemajuan dari hasil pelaksanaannya.

Di samping itu monitoring dan evaluasi juga dimaksudkan untuk

memberikan masukan dalam menyusun rencana aksi perbaikan berkelanjutan

bagi pelaksanaan reformasi birokrasi periode atau tahun berikutnya.

Page 81: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

64 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Hasil penilaian pelaksanaan reformasi birokrasi dilakukan secara mandiri,

dan dievaluasi secara eksternal melalui tim Quality Assurance, hal ini sejalan

dengan Peraturan Menteri PAN & RB Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman

Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah.

Berdasarkan Surat Menteri PAN & RB Nomor B/20/D.I.PANRB-

UPRBN/12/2015 tanggal 22 Desember 2015 perihal Pelaksanaan Reformasi

Birokrasi, BNN mendapatkan nilai indeks reformasi birokrasi sebesar 65,70

dengan kategori B. Adapun rincian komponen penilaian sebagai berikut :

No. Komponen Penilaian Nilai

Maksimal

Nilai

Capaian %

A Pengungkit

1. Manajemen Perubahan 5,00 2,88 57,68

2. Penataan Peraturan Perundang-

Undangan

5,00 2,09 41,75

3. Penataan dan Penguatan

Organisasi

6,00 4,01 66,83

4. Penataan Tata Laksana 5,00 3,43 68,50

5. Penataan Sistem Manajemen

SDM

15,00 12,33 82,21

6. Penguatan Akuntabilitas 6,00 3,65 60,82

7. Penguatan Pengawasan 12,00 4,51 37,58

8. Peningkatan Kualitas Pelayanan

Publik

6,00 4,07 67,88

Sub Total Komponen Pengungkit 60,00 36,97 61,62

No. Komponen Penilaian Nilai

Maksimal

Nilai

Capaian %

B Hasil

1. Kapasitas dan Akuntabilitas

Kinerja Organisasi

20,00 13,55 67,74

2. Pemerintah yang Bersih dan

Bebas KKN

10,00 8,18 81,80

3. Kualitas Pelayanan Publik 10,00 7,00 70,00

Sub Total Komponen Hasil 40,00 28,73 71,80

Indeks Reformasi Birokrasi 100,00 65,70 65,70

Page 82: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

65 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Penilaian tahun 2016 telah dilakukan secara mandiri dengan nilai akhir

68,20 atau mengalami kenaikan capaian dari tahun lalu sebesar 2.5 dan telah

dilakukan evaluasi eksternal oleh Kemenpan & RB. Namun hingga laporan

kinerja ini disusun, surat resmi dari Menpan terkait hasil evaluasi Nilai Indeks

Reformasi Birokrasi BNN belum diterima. Oleh sebab itu capaian kinerja atas

indikator kinerja ini kami sajikan dengan capaian NA (Not Available).

Capaian kinerja pada tahun 2016 telah berkontribusi mendukung sasaran

strategis pada akhir periode Renstra BNN dalam meningkatkan tata kelola

organisasi yang profesional dengan capaian akhir nilai indeks reformasi

birokrasi sebesar 70 pada tahun 2019.

Faktor penyebab keberhasilan pencapaian sasaran.

1. BNN telah melakukan pengorganisasian pelaksanaan RB di lingkungan

BNN dengan melakukan perencanaan RB dan penunjukan tim yang

bertanggung jawab atas pelaksanaan RB.

2. BNN telah melakukan identifikasi peraturan yang tumpang tindih dan tidak

harmonis dengan instansi pemerintah lain (kementerian Hukum dan HAM,

Mahkamah Agung, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial,

Kejagung, dan Kepolisian Republik Indonesia) terkait upaya

pemberantasan dan pencegahan peredaran narkotika ilegal.

3. BNN telah melakukan identifikasi Standar Operasional Prosedur (SOP)

dalam pelaksanaan tugasnya sehingga dalam pelaksanaan tugas dan

fungsi BNN telah memiliki standar yang diacu oleh setiap pegawai BNN.

4. BNN telah melaksanakan kebijakan pengelolaan manajemen SDM sebagai

usaha dalam pencapaian tujuan organisasi.

5. BNN telah melaksanakan usaha pencegahan korupsi dengan menyusun

kebijakan pengelolaan gratifikasi, Penguatan Sistem Pengendalian Internal

Pemerintah (SPIP), pengelolaan pengaduan Masyarakat, Whistle Blowing

System dan penetapan Wilayah Zona Integritas menuju Wilayah Bebas

dari Korupsi/Wilayah birokrasi bersih melayani (WBK/WBM).

Page 83: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

66 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

6. BNN telah menyusun kebijakan manajemen kinerja sebagai usaha dalam

menerapkan anggaran berbasis kinerja walaupun dalam pelaksanaannya

masih terdapat kelemahan terutama dalam cascading penjenjangan

ukuran kinerja instansi ke dalam ukuran kinerja eselon II sampai individu.

7. BNN telah menetapkan kebijakan secara formal terhadap penangan

gratifikasi, SPIP, pengaduan masyarakat, whistle blower system dan

penanganan benturan kepentingan dan telah disosialisasikan kepada

anggota organisasi;

Hambatan atau kendala, dan permasalahan yang dihadapi.

Hambatan atau kendala, dan permasalahan yang dihadapi, Badan

Narkotika Nasional dalam bidang organisasi, tata laksana, dan reformasi

birokrasi, antara lain:

1. SOP yang ada belum seluruhnya diselaraskan dengan proses bisnis;

2. Assesmen belum dilakukan pada seluruh pegawai/pejabat, untuk menilai

minat, bakat dan kompetensi pegawai;

3. Penilaian kinerja individu masih terbatas pada SKP, tetapi belum dikaitkan

dengan kinerja organisasi;

4. SOP belum dievaluasi dan disesuaikan dengan perkembangan tuntutan

efisiensi, dan efektivitas birokrasi, secara berkala.

Langkah-langkah antisipatif yang diambil.

1. Menyusun peta proses bisnis yang sesuai dengan tugas dan fungsi BNN.

2. Melakukan assesmen pegawai secara berkala dan rencana

pengembangan kompetensi pegawai sesuai dengan rencana dan

kebutuhan serta hasil penilaian kinerja dijadikan dasar untuk promosi

Jabatan bagi Eselon 3 dan eselon 4.

3. Melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan sistem manajemen

kinerja terutama untuk level eselon II sampai dengan individu sehingga

dapat mendukung pencapaian kinerja organisasi dan memanfaatkan

capaian kinerja pada setiap level sebagai dasar pemberian reward dan

punishment.

Page 84: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

67 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

4. Membangun sistem pengukuran kinerja berbasis elektronik yang dapat

diakses oleh seluruh sehingga akan meningkatkan percepatan

pelaksanaan budaya kinerja.

5. Meningkatkan kualitas penguatan pengawasan dengan melakukan

monitoring kebijakan pengelolaan gratifikasi, penerapan SPIP, Whistle

Blowing System, dan penanganan benturan kepentingan sehingga dapat

diketahui efektivitas dan perbaikan terutama dalam usaha mencegah

korupsi dan usaha pencapaian target kinerja organisasi serta membangun

unit yang telah ditetapkan sebagai zona integritas menuju WBK/WBBM.

6. Memaklumatkan standar pelayanan dan mengoptimalkan SOP bagi

standar pelaksanaan yang kemudian direviu dan diperbaiki secara berkala

sebagai dasar peningkatan kualitas pelayanan publik.

Sistem Infomasi Manajemen Kepegawaian BNN (SIMPEG BNN) berbasis

web base merupakan bentuk nyata efisiensi penggunaan sumber daya dalam

mencapai sasaran program dan IKU. SIMPEG BNN telah berperan sebagai

pemeran utama dalam mewujudkan reformasi birokrasi yang semakin baik. Hal

ini terlihat dari semakin mudahnya pegawai mendapatkan segala informasi dan

berinteraksi terkait kepegawaian dan tata kelola organisasi.

Kinerja dan manfaat dari SIMPEG BNN terlihat jelas dalam memenuhi

target kinerja kegiatan dengan indikator persentase ketepatan waktu penerbitan

dokumen pengembangan organisasi dan tata laksana (%) dan indeks kepuasan

layanan kepegawaian. Nilai capaian tersebut tidak lagi dilakukan secara

manual, melainkan secara online pada SIMPEG BNN, dengan rincian pada

tabel berikut ini:

No. Indikator Kinerja Kegiatan Target Realiasi % Capaian

Target

a. Persentase ketepatan waktu pener-

bitan dokumen pengembangan

organisasi dan tata laksana (%)

85 100 117

b. Indeks kepuasan layanan

kepegawaian

40 72,1 180

Page 85: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

68 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

No. Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %

2. Nilai Akuntabilitas Kinerja BNN B NA NA

Berdasarkan penilaian dari Kemenpan & RB, pada tahun 2015 atas kinerja

tahun 2014 BNN telah mendapatkan nilai akuntabilitas kinerja 64,21 dengan

kategori B.

Faktor pendukung keberhasilan pencapaian target adalah sebagai berikut:

1. Semakin solidnya kinerja antara satker tingkat pusat hingga wilayah.

2. Secara konsisten melakukan analisa dan evaluasi kinerja ditindak lanjuti

dengan perbaikan.

3. Dilakukannya monitoring dan evaluasi secara langsung kepada

stakeholder untuk mengukur kinerja BNN (aspek manfaat) dalam

menjalankan program P4GN.

4. Telah tersedianya dukungan sistem aplikasi monevgar BNN sebagai tools

kontrol, komunikasi, dan monitoring evaluasi capaian kinerja mulai pusat

hingga kewilayahan. Sistem aplikasi monevgar BNN memfasilitasi fitur-fitur

monitoring, evaluasi, dan pengendalian kinerja mulai dari level output,

indikator kinerja kegiatan, indikator kinerja program, hingga indikator

kinerja utama BNN. Hal tersebut terprogram dalam bentuk web base

secara sistematis, terstruktur, logical frame analysis dengan cascading

kinerja, dikenal dengan e-lkip dan dashboard kinerja BNN.

Hasil evaluasi LKIP BNN Tahun 2016 belum di umumkan secara resmi

oleh Kemenpan & RB. Adapun perbandingan nilai hasil capaian kinerja tahun

2014 dengan LKIP 2015 sebagaimana tabel di bawah ini.

Tabel 10. Perbandingan Nilai Hasil Capaian Kinerja BNN Tahun 2014

dengan Tahun 2015 dan 2016

NO. Komponen yang dinilai Bobot LAKIP 2014 Bobot LAKIP 2015 LAKIP 2016

A. Perencanaan Kinerja 35 20,97 30 21,49 N/A

B. Pengukuran Kinerja 20 11,10 25 14,38 N/A

C. Pelaporan Kinerja 15 11,29 15 10,56 N/A

D. Evaluasi Kinerja 10 5,68 10 6,90 N/A

E. Capaian Kinerja 20 14,56 20 10,88 N/A

Hasil Nilai Evaluasi 100 63,60 100 64,21

Tingkat Akuntabilitas Kinerja CC - B -

Page 86: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

69 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Hasil evaluasi LKIP BNN Tahun 2016 belum terlihat untuk nilai hasil

capaian dikarenakan belum adanya penilaianoleh Kemenpan & RB.

Formula yang digunakan untuk mengukur persentase capaian kinerja pada

indikator kinerja utama “Nilai Akuntabilitas Kinerja BNN”, adalah sebagai berikut:

No. Indikator Kinerja

Utama Formula

Hasil

Perhitungan Keterangan

1. Nilai Akuntabilitas

Kinerja BNN

=RNA /TNA*100%

Konversi nilai :

B = 1

CC = 0.5

C = 0.25

=(1/1)*100%

=100%

- RNA = Realisasi Nilai

Akuntabilitas

- TNA = Target Nilai

Akuntabilitas

Rekomendasi/rencana aksi ke depan memelihara dan semakin

meningkatkan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplifikasi dari tingkat

perencanaan hingga pelaporan dan melakukan perbaikan sesegera mungkin.

Sistem monitoring dan evaluasi LKIP berbasis web base (e-lkip) yang

dimiliki BNN saat ini merupakan bentuk nyata efisiensi penggunaan sumber

daya dalam mencapai sasaran program dan IKU. E-lkip telah berperan sebagai

pemeran utama dalam mewujudkan akuntabilitas kinerja yang semakin baik. Hal

ini terlihat dari semakin mudahnya satker mendapatkan informasi secara online

mengenai cascading kinerja, perjanjian kinerja, hingga monitoring dan evaluasi

kinerja kaitannya dengan pengendalian kinerja pada setiap level unit kerja.

No. Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %

3. Nilai Kinerja Anggaran BNN 85

(Baik)

87,14

(Baik)

102.52%

Dasar pengukuran Nilai Kinerja Anggaran BNN didasarkan pada Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 249/PMK.02/2011 tanggal 28 Desember 2011

tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Pelaksanaan RKA-K/L.

Hasil yang diperoleh BNN tahun 2016 adalah 84,34 (kriteria “Sangat

Baik”), dengan detail hasil pengukuran sebagai berikut:

Page 87: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

70 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

a. Aspek Implementasi : Nilai kinerja yang didapatkan dari website

www.monev.anggaran.depkeu.go.id atas kinerja pelaksanaan RKA BNN

tahun 2016 adalah 94,82 dengan kriteria “Sangat Baik” dengan gambaran

sebagai berikut :

b. Nilai Aspek Manfaat diperoleh melalui pelaksanaan monitoring dan

evaluasi kinerja BNN dalam melaksanakan program P4GN dengan metode

survei di 20 provinsi sebagai pilot project. Secara global indeks capaian

kinerja memperoleh nilai 4,2 pada skala 5 metode Likert atau 83,30 jika

dikonversi ke dalam persentase (lihat kembali lampiran 1).

c. Nilai Kinerja Anggaran BNN

No Kategori Ratio Capaian Hasil setelah

dikali ratio

1 Aspek Implementasi 33,30% 94,82 31,58

2 Aspek Manfaat 66,70% 83,30 55,56

NILAI AKHIR CAPAIAN KINERJA PMK 249 87,14

KRITERIA HASIL BAIK

Page 88: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

71 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2015 terjadi peningkatan capaian

sebesar 1,74% yaitu dari 84,34% pada tahun 2015 menjadi 86,08% pada tahun

2016.

Grafik 15. % Nilai Kinerja Anggaran BNN

Capaian kinerja pada tahun 2016 telah berkontribusi mendukung sasaran

strategis pada akhir periode Renstra BNN dalam meningkatkan tata kelola

organisasi yang profesional dengan capaian akhir nilai kinerja anggaran BNN

sebesar “88” pada tahun 2019.

Peningkatan Nilai Kinerja Anggaran BNN, disebabkan adanya upaya

perbaikan kinerja dari seluruh Satker dan telah memanfaatkan hasil evaluasi

untuk melakukan perbaikan kinerja.

Formula yang digunakan untuk mengukur persentase capaian kinerja pada

indikator kinerja utama “Nilai Kinerja Anggaran BNN”, adalah sebagai berikut:

No. Indikator Kinerja

Utama Formula

Hasil

Perhitungan Keterangan

2. Nilai Kinerja

Anggaran BNN

=RNKA /TNKA*100%

=(87,14/85)*100

%

=102,52%

- RNKA = Realisasi Nilai

Kinerja Anggaran

- TNA = Target Nilai Kinerja

Anggaran

50

55

60

65

70

75

80

85

90

2014 2015 2016

82,23%84,34%

87,14%

Peningkatan Capaian 2,8%

Page 89: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

72 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Rekomendasi/rencana aksi ke depan:

1. Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi kinerja dengan berpedoman

pada kaidah-kaidah perencanaan dan penganggaran.

2. Pemberian penghargaan pada Satker yang berprestasi dan sanksi pada

Satker yang tidak melaksanakan peraturan perundangan terkait dengan

kinerja dan anggaran.

Sistem monitoring dan evaluasi program, anggaran, dan kegiatan BNN

berbasis web base (e-monevgar) yang dimiliki BNN saat ini merupakan bentuk

nyata efisiensi penggunaan sumber daya dalam mencapai sasaran program dan

IKU. E-monevgar telah berperan sebagai pemeran utama dalam mewujudkan

akuntabilitasi dan nilai kinerja yang semakin baik. Hal ini terlihat dari semakin

mudahnya satker mendapatkan informasi secara online mengenai data pagu

dan target output, rencana penarikan dana yang link dengan rencana umum

pengadaan barang dan jasa, realisasi anggaran, hingga capaian kinerja output.

Saat ini database e-monevgar BNN telah dapat dikoneksikan dengan

sistem aplikasi SMART Kementerian Keuangan, sehingga terjadi interkoneksi

database antar kedua lembaga. Data realisasi anggaran dapat diinject dari

database e-monev Kemenkeu ke dalam database e-monevgar BNN, demikian

sebaliknya data capaian output dapat diinject dari database e-monevgar BNN ke

dalam database e-monev Kemenkeu.

No. Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %

4. Opini Laporan Keuangan BNN WTP WTP 100%

Badan Narkotika Nasional adalah salah satu entitas pelaporan

berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban

atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, dengan

menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,

Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan

Keuangan.

Page 90: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

73 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Penyusunan Laporan Keuangan Badan Narkotika Nasional mengacu pada

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan dan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam

Pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah disusun dan disajikan dengan basis

akrual sehingga yang menyajikan informasi keuangan yang transparan, akurat,

dan akuntabel.

Badan Narkotika Nasional mulai Tahun Anggaran 2015 untuk pertama kali

mengimplementasikan akuntansi berbasis akrual dalam penyusunan laporan

keuangannya sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010

tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Dalam implementasi pertama ini,

perlakuan akuntansi atas penyajian dan pengungkapan laporan keuangan

adalah sebagai berikut:

1. Sesuai dengan Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan

(IPSAP) No 4 tentang Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Koreksi

Kesalahan Tanpa Penyajian Kembali Laporan Keuangan, Badan Narkotika

Nasional tidak melakukan penyajian kembali atas Laporan Keuangan

Tahun 2014.

2. Badan Narkotika Nasional menyandingkan Laporan Keuangan untuk

periode yang berakhir 31 Desember 2015 berbasis akrual dengan Laporan

Keuangan untuk periode yang berakhir 31 Desember 2014 berbasis kas

menuju akrual.

Laporan Keuangan untuk periode yang berakhir 31 Desember 2015 dan

2014 tersanding adalah bukan laporan keuangan komparatif. Pembaca laporan

keuangan diharapkan memahami bahwa penyandingan tersebut bukan

perbandingan, sehingga tidak dapat digunakan sebagai dasar analisis Laporan

Keuangan lintas tahun.

Page 91: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

74 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2015 telah mengacu

pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan

prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik-

praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan

penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam

laporan keuangan ini adalah merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh Badan

Narkotika Nasional. Di samping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan

kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.

Hasil pemeriksaan BPK RI menjadi tolak ukur (indikator) untuk menilai

akuntabilitas Badan Narkotika Nasional. Hasil pemeriksaan BPK RI, baik dari

sisi akademis dan aplikasi di lapangan, dapat menaikkan atau menurunkan

tingkat kepercayaan pemangku kepentingan atas pelaporan yang disajikan oleh

pihak yang diperiksa (auditan/auditee), dalam hal ini Badan Narkotika Nasional.

Dari hasil pemeriksaan BPK RI diungkapkan dalam bentuk pernyataan

profesional/pendapat pemeriksa/auditor mengenai kewajaran informasi

keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang didasarkan pada empat

kriteria yakni kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan, kecukupan

pengungkapan (adequatedisclosures), kepatuhan terhadap peraturan

perundang-undangan, dan efektivitas sistem pengendalian intern.

Pernyataan/pendapat professional dari pemeriksa tersebut biasa dikenal

dengan istilah “Opini”. Singkatnya,opini merupakan informasi utama yang dapat

diinformasikan kepada pemakai informasi (user) tentang apa yang dilakukan

pemeriksa/auditor dan kesimpulan yang diperolehnya.

Pernyataan/pendapat auditor bahwa laporan keuangan pemerintah adalah

wajar tanpa pengecualian, maka pemangku kepentingan akan memperoleh

tingkat keyakinan yang lebih tinggi untuk mempercayai informasi yang

tercantum dalam laporan tersebut dari pada terhadap laporan keuangan

pemerintah yang diberikan pernyataan/pendapat tidak wajar. Kepercayaan

pemangku kepentingan menjadi sangat berkurang atau bahkan hilang terhadap

laporan keuangan yang disajikan oleh pihak yang diaudit tersebut.

Page 92: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

75 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Tingkatan pernyataan/pendapat BPK yang menjadi target Badan Narkotika

Nasional dalam setiap audit adalah Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified

Opinion). Dengan memperoleh pernyataan/pendapat tersebut, secara umum

dapat disimpulkan bahwa Badan Narkotika Nasional sudah melaksanakan

prinsip-prinsip akuntansi dengan baik. Reputasi Badan Narkotika Nasional akan

meningkat dengan capaian pernyataan/pendapat seperti ini.

Hasil Pemeriksaan BPK pada Badan Narkotika Nasional tahun 2015

adalah memperoleh pernyataan/pendapat Wajar Tanpa Pengecualian yang

berarti mengalami kenaikan dari sebelumnya 2014 yaitu Wajar Tanpa

Pengecualian Dengan Paragraf Penjelasan. Hal tersebut dapat dilihat di dalam

Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksa Keuangan tahun 2015.

Tabel 11. Kondisi Pertanggungjawaban Keuangan pada Badan Narkotika

Nasional dalam Opini BPK RI

NO. TAHUN ANGGARAN OPINI

1. 2008 WTP dengan Paragraf Penjelasan

2. 2009 WTP dengan Paragraf Penjelasan

3. 2010 WTP dengan Paragraf Penjelasan

4. 2011 WTP

5. 2012 WTP

6. 2013 WTP dengan Paragraf Penjelasan

7. 2014 WTP

8. 2015 WTP

Faktor penyebab keberhasilan pencapaian sasaran.

1. Penyusunan laporan keuangan sudah sesuai dengan kaidah-kaidah

pengelolaan keuangan yang sehat dalam Pemerintahan, sesaui dengan

peraturan perundang-undangan:

a. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

b. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara.

c. Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.

Page 93: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

76 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

2. Laporan Keuangan BNN telah tersusun dan disajikan dengan basis akrual

(informasi laporan keuangan yang transparan, akurat dan akuntabel).

3. Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2015 telah mengacu

pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

Hambatan atau kendala, dan permasalahan yang dihadapi.

1. Keterbatasan sumber daya manusia yang terkait dengan bidang tugas

pengelolaan keuangan.

2. Keterbatasan dana dalam upaya peningkatan kemampuan personil yang

bertugas dalam pengelolaan keuangan.

3. Penambahan Satker BNNK/Kota, yang masih perlu menyesuaikan dengan

berbagai peraturan dan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan.

Langkah-langkah antisipatif yang diambil.

1. Pelaksanaan kerjasama dengan instansi eksternal terkait (Kementerian

Keuangan, BPKP dan BPK RI) dalam rangka peningkatan kemampuan

personil dalam pengelolaan dan pelaporan keuangan.

2. Pelaksanaan kerja sama dengan seluruh Satker internal: Settama BNN

(Biro Kepegawaian dan Organisasi, Biro Perencanaan, Biro Umum),

Inspektorat Utama BNN, dan Deputi Bidang, serta Balai Pendidikan dan

Pelatihan BNN dalam rangka pembinaan dan peningkatan kemampuan

personil.

B. Realisasi Anggaran.

Tahun 2016 BNN mendapat alokasi anggaran sebesar

Rp.2.545.000.699.000,- (Dua triliun lima ratus empat puluh lima milyar enam

ratus sembilan puluh sembilan ribu rupiah) dengan rincian sebagai berikut:

JENIS BELANJA PAGU (Rp) REALISASI (Rp) SISA (Rp) %

51 Belanja Pegawai 443.685.155.000 404.261.574.424 39.423.580.576 91%

52 Belanja Barang 950.667.057.000 782.165.926.659 168.501.130.341 82%

53 Belanja Modal 1.150.648.487.000 652.451.638.366 498.196.848.634 57%

Total 2.545.000.699.000 1.838.879.139.449 706.121.559.551 72%

Page 94: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

77 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Persentase penyerapan anggaran BNN Tahun 2016 adalah sebesar 72 %.

Sisa anggaran merupakan penghematan dari Belanja Pegawai, Belanja Barang

dan Belanja Modal termasuk penghematan dengan blokir langsung oleh

Kementerian Keuangan.

Jika realisasi anggaran BNN dikurang dengan anggaran yang di blokir,

maka realisasi anggaran BNN tahun 2016 adalah sebesar 88,9%. Anggaran

yang di blokir semula direncanakan untuk keperluan belanja barang dan belanja

modal yaitu sebesar Rp. 478.341.773.000 (18,7%).

Kinerja dan Anggaran BNN, telah berpedoman pada rencana kerja

program dan anggaran sesuai dengan fungsi yang ada. Secara umum target

kinerja anggaran satker telah terlaksana, hanya bidang rehabilitasi yang kurang

optimal, oleh karena adanya evaluasi terhadap pelaksaan rehabilitasi tahun

sebelumnya yang berakibat tidak semua kegiatan dapat terlaksana sejak awal

tahun.

Kendala penyerapan anggaran terkait dengan kebijakan pemerintah

melakukan penghematan dengan blokir anggaran, berdampak pada pencapaian

target kinerja menjadi kurang optimal. Adapun gambaran realisasi anggaran

BNN Tahun 2016 tergambar dalam grafik berikut ini.

Grafik 16. Realisasi Anggaran BNN Tahun 2016 Sebelum Pagu Blokir

2.545.000.699.000

1.838.879.109.807

706.121.589.193

Pagu Realisasi Sisa

Page 95: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

78 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Grafik 17. Realisasi Anggaran BNN Tahun 2016 Setelah Pagu Blokir

2.066.658.926.0001.838.879.109.807

227.779.816.193

Pagu Realisasi Sisa

Page 96: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

79 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

BAB IV

PENUTUP

1. Pencapaian Target Tahun Kedua RPJMN 2015-2019.

Pencapaian target BNN tahun 2016 berkaitan dengan menahan laju prevalensi

penyalahgunaan Narkoba 0,05% per tahun telah terpenuhi dengan besaran

prevalensi -0,3% di bawah target.

2. Pengukuran Kinerja Outcome.

Gambaran pencapaian IKU BNN tahun 2016 adalah sebagai berikut :

Urutan Jumlah

IKU Rentang Capaian %

I. 5 Capaian ≥100% 38,5%

II. 4 85% ≤ Capaian < 100% 30,8%

III. 1 70% ≤ Capaian < 85% 7,7%

IV. 1 Capaian < 70% 7,7%

V. 2 NA (Not Available) 15,3%

3. Pengukuran Kinerja Anggaran.

Pencapaian kinerja anggaran BNN tahun anggaran 2016 setelah dilakukan

rekonsiliasi dan berdasarkan PMK 249 tahun 2011 adalah sebesar 87,14%

dengan rincian sebagai berikut :

No. Kategori Ratio Capaian Hasil setelah

dikali ratio

1. Aspek Implementasi 33,30% 94,82 31,58

2. Aspek Manfaat 66,70% 83,30 55,56

Nilai Akhir Capaian Kinerja PMK 249 87,14

Kriteria Hasil Baik

Page 97: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

80 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

4. Langkah yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerja.

a. Peningkatan koordinasi dan pembinaan teknis ke seluruh satuan kerja

sesuai dengan bidang tugas.

b. Peningkatan koordinasi dan kerja sama dengan seluruh instansi

pemerintah dan suwasta serta organisasi kemasyarakatan lain, agar

berperan aktif dalam Narkoba.

c. Peningkatan pendidikan personil BNN baik struktural maupun fungsional.

d. Peningkatan sarana dan prasarana untuk mendukung operasional.

e. Membangun Team Building disetiap Satuan Kerja dilingkunan BNN.

f. Optimalisasi penggunaan sistem berbasis web base yang sudah ada mulai

dari perencanaan (e-planning), implementasi (e-jaknas P4GN, Sistem

Informasi Narkotika, dan SIMPEG BNN), hingga sistem evaluasi,

pelaporan, dan pengendalian kinerja (e-monevgar dan e-lkip) sebagai

sarana komunikasi, pelaporan kinerja, serta evaluasi kinerja.

Page 98: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi
Page 99: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi
Page 100: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi
Page 101: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

84 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Lampiran 2. Hasil Pengukuran Aspek Manfaat Program P4GN TA. 2016

No Ref

Segmen Pengukuran Kinerja Capaian dalam

Prosentase

Capaian Likert

Skala 5 Kriteria

1 Ketepatan waktu penyelenggaraan acara P4GN

79.7% 4.0 (Cukup)

2 Materi P4GN yang disampaikan mudah dipahami

86.7% 4.3 (Baik)

3 Penyampaian materi P4GN menarik 85.3% 4.3 (Baik)

4 Narasumber menguasai materi yang disampaikan

88.5% 4.4 (Baik)

5 Materi yang disampaikan bermanfaat 92.1% 4.6

(Sangat Baik)

6 Menyadari bahaya narkoba setelah mengikuti kegiatan P4GN

94.5% 4.7 (Sangat Baik)

7 Meyampakan bahaya narkoba kepada orang lain setelah mengikuti kegiatan P4GN

91.4% 4.6 (Sangat Baik)

8 Berkeinginan menjadi penyuluh narkoba setelah mengikuti kegiatan P4GN

85.6% 4.3 (Baik)

9 Berkeinginan menjadi kader anti narkoba setelah mengikuti kegiatan P4GN

87.2% 4.4 (Baik)

10 Efektivitas Intervensi Media Elektronik 82.9% 4.1 (Baik)

11 Efektivitas Intervensi Media Cetak 77.2% 3.9 (Cukup)

12 Efektivitas Intervensi Media Online/Media Sosial

81.1% 4.1 (Baik)

13 Efektivitas Intervensi Media Luar Ruang 76.2% 3.8 (Cukup)

14 BNN/BNNP/BNNK pernah melakukan test urine di lingkungan responden

71.3% 3.6 (Cukup)

15 Hasil test urine yang dilakukan oleh BNN/BNNP/BNNK dilanjutkan ke tahapan rehabilitasi

71.2% 3.6 (Cukup)

16 Hasil test urine mandiri yang dilakukan oleh lembaga/instansi dilanjutkan ke tahapan rehabilitasi

81.0% 4.1 (Baik)

17 Pihak BNN telah bersinergi dengan kelompok sasaran pelaksanaan P4GN

83.4% 4.2 (Baik)

18 Pihak instansi/lembaga merespon upaya BNN/BNNP/BNNK dalam sinergitas program P4GN

88.4% 4.4 (Baik)

19 Pecandu telah melaporkan diri ke BNN/BNNP/BNNK untuk mendapatkan layanan rehabilitasi

76.8% 3.8 (Cukup)

20 Pimpinan Lembaga/instansi berinisiatif melaporkan ke BNN/BNNP/BNNK adanya penyalahgunan narkotika untuk direhabilitasi

80.6% 4.0 (Baik)

Page 102: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

85 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

No Ref

Segmen Pengukuran Kinerja Capaian dalam

Prosentase

Capaian Likert

Skala 5 Kriteria

21 Pimpinan lembaga/instansi mengeluarkan peraturan yang tegas dan keras terhadap semua anggota/pegawai yang terlibat penyalahgunaan narkotika

90.3% 4.5 (Sangat Baik)

22 Pimpinan lembaga/instansi bersama seluruh anggota/pegawai bekerjasama dengan BNN/BNNP/BNNK berupaya menciptakan lingkungan kerja bersih narkoba

88.7% 4.4 (Baik)

23 Peredaran gelap narkoba telah dilapor untuk proses tindak lanjut

70.3% 3.5 (Cukup)

24 Informasi layanan rehab mudah diakses 79.1% 4.0 (Cukup)

25 Setelah melakukan rehabilitasi. masyarakat mendapat penguatan yang memadai dari BNN/BNNP/BNNK.

80.5% 4.0 (Baik)

26 Kepercayaan bahwa BNN bersama lembaga rehabilitasi bersinergi dalam pelaksanaan rehabilitasi

85.8% 4.3 (Baik)

27 Peningkatan kapasitas (capacity building) oleh BNN/BNNP/BNNK sesuai kebutuhan lembaga rehabilitasi

78.2% 3.9 (Cukup)

28 Penguatan yang diberikan oleh BNN/BNNP/BNNK tepat sasaran dalam peningkatan pelayanan rehabilitasi

78.4% 3.9 (Cukup)

29 Berkeinginan turut serta mensukseskan Program P4GN

91.5% 4.6 (Sangat Baik)

30 Kelompok Sasaran telah membentuk satgas penggiat anti narkoba

80.9% 4.0 (Baik)

31 Kinerja Pemberantasan BNN meningkat dan memuaskan

79.7% 4.0 (Cukup)

32 Percaya penuh BNN mampu mewujudkan Indonesia Bebas Penyalahgunaan Narkoba dengan dukungan penuh dari seluruh lapisan masyarakat

89.4% 4.5 (Baik)

33 Mendapatkan pelayanan yang memadai ketika berhubungan dengan petugas BNN

83.2% 4.2 (Baik)

34 Eksistensi BNN sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia

94.8% 4.7 (Sangat Baik)

INDEKS AKUMULATIF CAPAIAN KINERJA BNN 83.3% 4.2 (Baik)

Page 103: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

86 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Lampiran 3. Rekapitulasi Perhitungan Laju Angka Coba Pakai Penyalahguna Narkoba per Provinsi dan Nasional tahun 2016

NO. Wilayah

COBA PAKAI RATA-RATA

KENAIK-AN % COBA PAKAI TAHUN

2011-2008

RATA-RATA

KENAIKAN % COBA PAKAI TAHUN

2014-2011

TOLOK UKUR

KEBER-HASILAN

COBA PAKAI

2015-2016

BASE LINE

TAHUN

COBA PAKAI

PREV MEAN %

2008

MEAN %

2011

MEAN %

2014

MEAN %

2015

MEAN % 2016

(REALISASI)

1. Aceh 12,522 22,104 38,037 25.51% 24.03% 23.29 2008 35,113 35,805 1.97

2. Sumut 57,055 89,196 97,935 18.78% 3.27% 11.02 2011 103,702 106,601 2.80

3. Sumbar 11,731 16,495 28,933 13.54% 25.13% 7.74 2008 27,587 28,143 2.02

4. Riau 15.606 22,399 34,933 14.51% 18.65% 12.44 2008 33,781 34,625 2.50

5. Jambi 11,291 9,930 26,310 -4.02% 54.98% 25.48 2011 23,156 23,520 1.57

6. Sumsel 24,973 24,849 38,240 -0.17% 17.96% 8.90 2011 39,645 40,301 1.65

7. Bengkulu 7,721 5,408 15,649 -9.99% 63.12% 26.57 2011 13,481 13,711 1.71

8. Lampung 26,035 15,362 63,543 -13.66% 104.55% 0.45 2011 48,403 49,094 1.43

9. Bael 1,854 3,854 9,078 35.96% 45.18% 31.35 2008 8,304 8,533 2.76

10. Kepri 3,188 13,467 20,549 107.48% 17.53% 62.50 2008 19,510 19,910 2.05

11. DKI Jakarta 80,942 156,438 104,446 31.09% -11.08% 10.01 2011 111,618 114,017 2.15

12. Jabar 122,403 227,879 277,244 28.72% 7.22% 0.18 2011 289,913 295,202 1.82

13. Jateg 132,289 132,300 182,801 0.00% 12.72% 6.36 2011 188,265 192,127 2.05

14. DIY 21,526 24,629 26,726 4.81% 2.84% 3.82 2011 23,048 23,672 2.71

15. Jatim 133,894 157,366 212,743 5.84% 11.73% 2.90 2008 214,360 218,838 2.09

16. Banten 36,812 42,738 103,217 5.37% 47.17% 26.27 2008 86,660 88,290 1.88

17. Bali 12,268 16,054 36,545 10.29% 42.55% 26.42 2008 30,542 31,393 2.79

18. NTB 16,668 12,643 21,554 -8.05% 23.49% 7.72 2011 22,522 23,101 2.57

19. NTT 13,583 13,724 27,553 0.35% 33.59% 16.97 2011 26,390 26,381 -0.03

20. Kalbar 10,179 16,312 36,999 20.08% 42.27% 8.99 2008 34,846 35,479 1.82

21. Kalteng 5,910 8,131 16,357 12.53% 33.72% 1.93 2008 15,887 16,187 1.89

22. Kalsel 8,577 12,499 27,353 15.24% 39.61% 3.06 2008 25,386 25,800 1.63

23. Kaltim 10,278 21,383 21,233 36.02% -0.23% 17.89 2011 22,816 23,393 2.53

24. Kaltara 5,771 6.87 6,284 6,601 5.04

25. Sulut 10,647 11,613 15,348 3.02% 10.72% 6.87 2011 16,825 16,983 0.94

26. Sulteng 10,900 11,049 24,376 0.46% 40.21% 20.33 2011 21,370 21,923 2.59

27. Sulsel 32,526 4,592 10,532 7.05% 2.66% 4.85 2011 46,213 47,083 1.88

28. Sultra 12,306 6,260 14,277 -16.38% 42.69% 13.16 2011 13,367 13,689 2.41

29. Gorontalo 4,275 3,325 7,127 -7.41% 38.12% 15.35 2011 6,767 6,869 1.51

30. Sulbar 233 39,401 42,544 32.36% 43.12% 26.98 2008 9,500 10,144 6.78

31. Maluku 8,062 6,620 10,838 -7.68% 21.24% 6.78 2011 10,786 10,901 1.07

32. Malut 4,650 3,795 6,750 -6.13% 25.96% 9.91 2011 5,994 5,999 0.08

33. Papbar 3,139 2,518 4,406 -6.59% 24.99% 9.20 2011 4,117 4,101 -0.39

34. Papua 6,798 5,326 14,075 -7.22% 54.76% 23.77 2011 13,677 14,222 3.98

TOTAL 34 PROP 72.23

RATA-RATA NASIONAL 2.12

Page 104: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

87 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Lampiran 4. Partisipasi Kemandirian Lingkungan Masyarakat dalam Program Pemberdayaan Anti Narkoba

NO. SATKER (BNNP/BNNKAB/KOTA) TARGET REALISASI %

1. Aceh 2,5 2,6 104

2. Sumatera Utara 2,5 2,18 87,2

3. Sumatera Barat 2,5 2,5 100

4. Riau 2,5 2,5 100

5. Kepulauan Riau 2,5 2,18 87,2

6. Jambi 2,5 2,7 108

7. Sumatera Selatan 2,5 2,9 116

8. Bangka Belitung 2,5 2,76 110,4

9. Bengkulu 2,5 2,68 107,2

10. Lampung 2,5 2,47 98,8

11. Banten 2,5 3,1 124

12. DKI Jakarta 2,5 2,12 84,8

13. Jawa Barat 2,5 2,13 85,2

14. Jawa Tengah 2,5 2,58 103,2

15. DI Yogyakarta 2,5 2,13 85,2

16. Jawa Timur 2,5 2,6 104

17. Bali 2,5 2,7 108

18. Nusa Tenggara Barat 2,5 2,55 102

19. Nusa Tenggara Timur 2,5 2,5 100

20. Kalimantan Barat 2,5 2,45 98

21. Kalimantan Tengah 2,5 1,81 72,4

22. Kalimantan Selatan 2,5 2,37 94,8

23. Kalimantan Timur 2,5 2,7 108

24. Sulawesi Utara 2,5 2,4 96

25. Gorontalo 2,5 1,86 74,4

26. Sulawesi Tengah 2,5 2,24 89,6

27. Sulawesi Barat 2,5 2,5 100

28. Sulawesi Tenggara 2,5 2 80

29. Sulawesi Selatan 2,5 2,44 97,6

30. Maluku 2,5 2,4 96

31. Maluku Utara 2,5 2,48 99,2

32. Papua 2,5 2,75 110

33. Papua Barat 2,5 0 0

34. DIT PSM 2,5 3,08 123,2

RATA-RATA 2,5 2,39 95,7

Page 105: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

88 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Lampiran 5. Partisipasi Kemandirian Lingkungan Masyarakat Dalam Program

Pemberdayaan Anti Narkoba

NO. SATKER (BNNP/BNNKAB/KOTA) TARGET REALISASI %

1. Aceh 2,5 2,47 98,8

2. Sumatera Utara 2,5 2,6 104

3. Sumatera Barat 2,5 2,8 112

4. Riau 2,5 1,96 78,4

5. Kepulauan Riau 2,5 2,37 94,8

6. Jambi 2,5 2,7 108

7. Sumatera Selatan 2,5 2,89 115,6

8. Bangka Belitung 2,5 2,01 80,4

9. Bengkulu 2,5 2,6 104

10. Lampung 2,5 2,55 102

11. Banten 2,5 2,65 106

12. DKI Jakarta 2,5 1,95 78

13. Jawa Barat 2,5 2,42 96,8

14. Jawa Tengah 2,5 2,6 104

15. DI Yogyakarta 2,5 2,13 85,2

16. Jawa Timur 2,5 2,58 103,2

17. Bali 2,5 2,1 84

18. Nusa Tenggara Barat 2,5 2,7 108

19. Nusa Tenggara Timur 2,5 2,6 104

20. Kalimantan Barat 2,5 1,9 76

21. Kalimantan Tengah 2,5 2,32 92,8

22. Kalimantan Selatan 2,5 2,03 81

23. Kalimantan Timur 2,5 2,8 112

24. Sulawesi Utara 2,5 2,2 88

25. Gorontalo 2,5 1,5 60

26. Sulawesi Tengah 2,5 2,18 87,2

27. Sulawesi Barat 2,5 2,7 108

28. Sulawesi Tenggara 2,5 2,35 94

29. Sulawesi Selatan 2,5 1,58 63,2

30. Maluku 2,5 2,5 100

31. Maluku Utara 2,5 2,5 100,00

32. Papua 2,5 2,48 99,2

33. Papua Barat 2,5 0 0

34. DIT PSM 2,5 3,61 144,4

RATA-RATA 2,5 2,48 99,16

Page 106: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

89 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Lampiran 6. Rekapitulasi mantan penyalah guna dan pecandu Narkoba yang tidak kambuh kembali setelah menjalani rehabilitasi dan/atau pasca rehabilitasi

NO

PROVINSI

INSTANSI PEMERINTAH KOMPONEN MASYARAKAT PASCAREHABILITASI DEPUTI REHABILITASI

TO-TAL TAR-GET

TARGET

MEN-DA-PAT LA-

YAN-AN

SE-LESAI PROGRAM

TIDAK KAM-BUH

RA-WAT LAN-JUT

TIDAK KAM-BUH

TAR-GET

MEN-DA-PAT LA-

YAN-AN

SE-LESAI PROGRAM

TI-DAK KAM-BUH

TAR-GET

MEN-DA-PAT LA-

YAN-AN

SE-LESAI PROGRAM

TIDAK KAM-BUH

(6 BU-LAN)

TARGET MENDAPAT LAYANAN

SELESAI PROGRAM

TOTAL TIDAK KAMBUH

RE-HAB.

PAS-CA RE-

HAB.

RE-HAB.

PAS-CA RE-

HAB.

RE-HAB.

PAS-CA RE-

HAB.

RE-HAB.

PASCA-REHAB,

1. BNN 2000 2000 2404 1902 1854 0 1854

0 0 575 420 400 60 2,000 575 2.404 420 1.902 400 1,854 60

2. BNNP Aceh 405 405 373 244 73 23 50 39 25 11 6 540 306 306 58 444 540 398 306 255 306 56 58

3. BNNP Sumut 1490 1490 1405 840 275 95 180 201 89 26 30 650 529 518 129 1,691 650 1,494 529 866 518 210 129

4. BNNP Sumbar 343 343 242 126 52 52 0 117 58 84 0 320 230 153 72 460 320 300 230 210 153 0 72

5. BNNP Sumsel 800 800 1254 1001 326 43 283 100 45 0 0 745 574 322 82 900 745 1,299 574 1,001 322 283 82

6. BNNP Jambi 760 760 803 597 282 26 256 19

0 0 360 312 308 26 779 360 803 312 597 308 256 26

7. BNNP Lampung 370 370 433 410 3 3 0 23 5 2 0 295 248 223 35 393 295 438 248 412 223 0 35

8. BNNP Bengkulu 270 270 238 238 157 35 122

0 0 280 246 246 35 270 280 238 246 238 246 122 35

9. BNNP Riau 468 468 653 509 509 34 475 213 16 59 13 810 419 378 48 681 810 669 419 568 378 488 48

10. BNNP Babel

510 510 498 288 113 13 100 21 9 19 15 370 195 55 13 531 370 507 195 307 55 115 13

11. BNNP Kep,Riau 518 518 418 388 161 37 124 203 58 0 0 375 265 204 37 721 375 476 265 388 204 124 37

12. BNNP Kaltim 625 625 1300 1201 0

0 48

3 0 615 441 402 97 673 615 1,300 441 1,204 402 0 97

13. BNNP Kalsel 905 905 1263 1263 203 46 157 200 31 15 12 400 251 209 92 1,105 400 1,294 251 1,278 209 169 92

14. BNNP Kalteng 545 545 308 204 204

204

8 6 270 83 20 0 545 270 308 83 212 20 210 0

15. BNNP Kalbar 665 665 263 240 93 24 69 222 69 12 0 495 137 122 24 887 495 332 137 252 122 69 24

16. BNNP Sulteng 770 770 961 867 867 35 832 134 137 33 33 255 208 135 35 904 255 1,098 208 900 135 865 35

17. BNNP Sulsel 1015 1015 898 673 136 72 64 18 18 21 8 870 622 613 154 1,033 870 916 622 694 613 72 154

18. BNNP Sulbar 230 230 224 40 10 7 3

45 22 185 108 83 7 230 185 224 108 85 83 25 7

19. BNNP Sulut 625 625 276 17 7 7 0 100

70 65 370 54 39 35 725 370 276 54 87 39 65 35

20. BNNP Gorontalo

200 200 145 114 100 23 77

0 0 210 162 162 50 200 210 145 162 114 162 77 50

21. BNNP Sultra 600 600 574 268 197 31 166 24 13 0 0 305 181 175 31 624 305 587 181 268 175 166 31

22. BNNP Banten 755 755 440 333 0

0 17

0 0 900 513 513 114 772 900 440 513 333 513 0 114

Page 107: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

90 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

NO

PROVINSI

INSTANSI PEMERINTAH KOMPONEN MASYARAKAT PASCAREHABILITASI DEPUTI REHABILITASI

TO-TAL TAR-GET

TARGET

MEN-DA-PAT LA-

YAN-AN

SE-LESAI PROGRAM

TIDAK KAM-BUH

RA-WAT LAN-JUT

TIDAK KAM-BUH

TAR-GET

MEN-DA-PAT LA-

YAN-AN

SE-LESAI PROGRAM

TI-DAK KAM-BUH

TAR-GET

MEN-DA-PAT LA-

YAN-AN

SE-LESAI PROGRAM

TIDAK KAM-BUH

(6 BU-LAN)

TARGET MENDAPAT LAYANAN

SELESAI PROGRAM

TOTAL TIDAK KAMBUH

23. BNNP DKI Jakarta

1125 1125 1461 1072 222 22 200 167 165 77 1 840 749 691 165 1,292 840 1,626 749 1,149 691 201 165

24. BNNP Jabar 1536 1536 535 440 380 108 272 1150 647 297 1.122 1445 1206 1187 186 2,686 1,445 1,182 1,206 737 1,187 1,394 186

25. BNNP Jateng 1695 1695 200 97 29 29 0 128 113 20 20 1180 490 411 138 1,823 1,180 313 490 117 411 20 138

26. BNNP Jatim

340 340 504 436 229 118 111 1021 711 484 202 1950 835 685 178 1,361 1,950 1,215 835 920 685 313 178

27. BNNP DIY 517 517 148 64 9 1 8 350 38 156 0 480 201 201 53 867 480 186 201 220 201 8 53

28. BNNP Bali 700 700 470 271 86 49 37 73

33 21 420 355 273 49 773 420 470 355 304 273 58 49

29. BNNP NTB 545 545 745 147 64 25 39 16 11 8 0 225 181 165 59 561 225 756 181 155 165 39 59

30. BNNP NTT 130 130 73 43 0

0 200 4 13 6 210 132 132 51 330 210 77 132 56 132 6 51

31. BNNp Maluku 1110 1110 476 0 0

0

0 0 120 35 35 11 1,110 120 476 35 0 35 0 11

32. BNNP Malut 500 500 62 0 0

0

0 0 225 86 42 7 500 225 62 86 0 42 0 7

33. BNNP Papua 197 197 141 114 0

0

0 0 120 8 0 0 197 120 141 8 114 0 0 0

34. BNNP Papbar 240 240 35 28 27

27

0 0 120 0 0 0 240 120 35 0 28 0 27 0

TOTAL

23.504 20.223 14.475 6.668 958 5.710 4.804 2.262 1.496 1.582 17.530 10.782 9.408 2.131 28.308 17.530 22.485 10.782 15.971 9.408 7.292 2.131

45.838 33.267 25.379 9.423

Page 108: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi

91 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016

Lampiran 7. Data Penanganan Kasus Narkotika Tahun 2010 – 2016

TAHUN LAPORAN TERSANGKA ASET YANG DISITA

2010 2 LKN 8 Rp. 3.628.442.314

2011 9 LKN 16 Rp. 33.173.753.301

2012 14 LKN 18 Rp. 24.620.666.864

2013 15 LKN 18 Rp. 52.375.590.387

2014 11 LKN 12 Rp. 83.207.159.514

2015 12 LKN 14 Rp. 85.330.158.337

2016 21 LKN 30 Rp. 279.113.413.345

TOTAL 84 LKN 116 Rp. 558.449.184.062

Aset tersangka yang disita penyidik, terdiri dari:

1. Uang tunai, uang dalam rekening, tanah, rumah, apartemen, ranmor (KR 2 + KR 4) dan perhiasan.

2. Dikonversi dengan rupiah sesuai indeks saat disita.

Page 109: ppid.bnn.go.id1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN. 2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)., Realiasi