ppid.menlhk.go.idppid.menlhk.go.id/files/siaran_pers/siaran_pers... · web viewturut dalam...

3
SIARAN PERS Nomor : S. 570 /PHM-1/2015 Kunjungan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan ke Norwegia “Mempercepat Kemitraan Indonesia-Norwegia di Bidang Iklim dan Hutan” Oslo, 3-5 September 2015 Jakarta, 6 September Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Dr. Siti Nurbaya melakukan kunjungan kerja dua hari ke Oslo, Norwegia, atas undangan PM Norwegia Erna Solberg kepada Presiden RI Jokowi. Turut dalam kunjungan tersebut antara lain Utusan Khusus Presiden Bidang Perubahan Iklim Prof. Rachmat Witoelar, Dirjen Perubahan Iklim KLHK Dr. Nur Masripatin, Karo Kerjasama Luar Negeri, dan Karo Perencanaan. Setiba di Oslo hari Kamis, 3 September 2015 Menteri LHK beserta delegasi langsung bertemu Wakil Menteri Iklim dan Lingkungan Norwegia beserta tim. Delegasi dijamu makan malam oleh Menteri Iklim dan Lingkungan Norwegia Tine Sundtoft, dan keesokan harinya kedua Menteri bertemu dalam pertemuan bilateral. Delegasi juga bertemu dengan sejumlah anggota Parlemen Norwegia, dan dengan beberapa LSM, serta berkunjung ke Fasilitas Pengelolaan Sampah ROAF, Pemda Kota Oslo. Di antara isu yang dibahas adalah kelanjutan Letter of Intent tentang Iklim dan Hutan, mendorong proses fase transisi dengan program- program prioritas menuju Fase II untuk satu tahun mulai Oktober 2015. Paralel dengan itu dalam Fase II akan disiapkan mekanisme pendanaan dan percontohan result based payment di beberapa propinsi, sebelum implementasi penuh mulai tahun 2018 (result-based payment berdasar hasil yang telah terverifiikasi terhadap FREL nasional yang disepakati/di-submit ke UNFCCC). Selain itu kedua pihak juga membahas INDC (Intended Nationally Determined Contribution). Norwegia telah menyampaikan INDC ke Sekretariat UNFCCC, yaitu pengurangan emisi periode 2021-2030 sebesar 40% dibandingkan tahun 1990. Namun Norwegia menekankan implementasi melalui kegiatan di dalam negeri dan bersama Uni Eropa, dibandingkan di negara-negara berkembang. Indonesia direncanakan akan menyampaikan INDC pada minggu kedua atau ketiga September 2015. Saat ini draft sedang dibuka untuk publik melalui website KLHK guna mendapaatkan masukan. Dalam draft tersebut direncanakan penurunan emisi sebesar 29% dari besaran “business as usual” tahun 2030, yang dihitung memakai proyeksi berdasarkan trajektori 2000-2010. Ini

Upload: tranphuc

Post on 24-Jul-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ppid.menlhk.go.idppid.menlhk.go.id/files/siaran_pers/SIARAN_PERS... · Web viewTurut dalam kunjungan tersebut antara lain Utusan Khusus Presiden Bidang Perubahan Iklim Prof. Rachmat

SIARAN PERSNomor : S. 570 /PHM-1/2015

Kunjungan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan ke Norwegia “Mempercepat Kemitraan Indonesia-Norwegia di Bidang Iklim dan Hutan”

Oslo, 3-5 September 2015

Jakarta, 6 September – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Dr. Siti Nurbaya melakukan kunjungan kerja dua hari ke Oslo, Norwegia, atas undangan PM Norwegia Erna Solberg kepada Presiden RI Jokowi. Turut dalam kunjungan tersebut antara lain Utusan Khusus Presiden Bidang Perubahan Iklim Prof. Rachmat Witoelar, Dirjen Perubahan Iklim KLHK Dr. Nur Masripatin, Karo Kerjasama Luar Negeri, dan Karo Perencanaan.

Setiba di Oslo hari Kamis, 3 September 2015 Menteri LHK beserta delegasi langsung bertemu Wakil Menteri Iklim dan Lingkungan Norwegia beserta tim. Delegasi dijamu makan malam oleh Menteri Iklim dan Lingkungan Norwegia Tine Sundtoft, dan keesokan harinya kedua Menteri bertemu dalam pertemuan bilateral. Delegasi juga bertemu dengan sejumlah anggota Parlemen Norwegia, dan dengan beberapa LSM, serta berkunjung ke Fasilitas Pengelolaan Sampah ROAF, Pemda Kota Oslo.

Di antara isu yang dibahas adalah kelanjutan Letter of Intent tentang Iklim dan Hutan, mendorong proses fase transisi dengan program-program prioritas menuju Fase II untuk satu tahun mulai Oktober 2015. Paralel dengan itu dalam Fase II akan disiapkan mekanisme pendanaan dan percontohan result based payment di beberapa propinsi, sebelum implementasi penuh mulai tahun 2018 (result-based payment berdasar hasil yang telah terverifiikasi terhadap FREL nasional yang disepakati/di-submit ke UNFCCC).

Selain itu kedua pihak juga membahas INDC (Intended Nationally Determined Contribution). Norwegia telah menyampaikan INDC ke Sekretariat UNFCCC, yaitu pengurangan emisi periode 2021-2030 sebesar 40% dibandingkan tahun 1990. Namun Norwegia menekankan implementasi melalui kegiatan di dalam negeri dan bersama Uni Eropa, dibandingkan di negara-negara berkembang. Indonesia direncanakan akan menyampaikan INDC pada minggu kedua atau ketiga September 2015. Saat ini draft sedang dibuka untuk publik melalui website KLHK guna mendapaatkan masukan. Dalam draft tersebut direncanakan penurunan emisi sebesar 29% dari besaran “business as usual” tahun 2030, yang dihitung memakai proyeksi berdasarkan trajektori 2000-2010. Ini peningkatan dari “INDC” sebelumnya sebesar 26% dari BAU tahun 2020 yang disampaikan oleh Indonesia pada tahun 2009 sebagai pionir untuk negara berkembang. Menteri LHK menekankan bahwa sektor energi akan meningkat perannya.

Green Ekonomi dan Inovasi di Norwegia telah sangat maju, yang dikembangkan melalui terobosan kelembagaan dengan melibatkan swasta ke dalam pemerintahan. Sebagai contoh inovasi mengenai renewable energy serta pengelolaan sampah oleh ROAF yang dikunjungi oleh Delegasi. Fasilitas ROAF sangat efisien dan otomatik, yang baru selesai dikembangkan setahun lalu dan dikatakan sebagai yang terbaik di dunia.

Page 2: ppid.menlhk.go.idppid.menlhk.go.id/files/siaran_pers/SIARAN_PERS... · Web viewTurut dalam kunjungan tersebut antara lain Utusan Khusus Presiden Bidang Perubahan Iklim Prof. Rachmat

Kedua pihak juga membahas antisipasi menuju Konferensi Iklim 2015 di Paris, yaitu rencana untuk menampilkan kemitraan bilateral terkait iklim dan hutan.

Jakarta, 6 September 2015

Kepala Biro Humas LHK

Ttd

Eka W Soegiri NIP. 19571009 198203 1

001