pph pasal 23 - · pdf fileketerlibatan langsung para tenaga ahli ... melakukan perjanjian...
TRANSCRIPT
DASAR HUKUM PPh 23
PP 94 tahun 2010 tentang Penghitungan Penghasilan
Kena Pajak dan Pelunasan PPh Dalam tahun Berjalan
PMK 244/PMK.03/2008 tentang Jenis Jasa lain
SE-35/PJ./2010 tentang Pengertian Sewa Dan
Penghasilan Lain Sehubungan Dengan Penggunaan Harta,
Jasa Teknik, Jasa Manajemen, Dan Jasa Konsultan
SE-53/PJ/2009 ttg Jumlah Bruto dalam Pemotongan
PPh Pasal 23
Subjek Pajak PPh Pasal 23
Atas penghasilan tersebut di bawah ini dengan nama
dan dalam bentuk apa pun yang dibayarkan, disediakan
untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo
pembayarannya oleh :
badan pemerintah,
subjek pajak badan dalam negeri,
penyelenggara kegiatan,
bentuk usaha tetap,
atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya
kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap,
dipotong pajak oleh pihak yang wajib membayarkan:
OBJEK PPh PASAL 23
Pada dasarnya, PPh pasal 23 dikenakan atas penghasilan
yang berasal dari:
1. Modal, yaitu dividen, bunga, royalti;
2. Penyerahan jasa;
3. Penyelenggaraan kegiatan, termasuk hadiah,
penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang sudah
dipotong PPh pasal 21
MEMBERIKAN PENGHASILAN YANG BERASAL
PEMOTONG PPh PASAL 23
Badan Pemerintah
Subjek Pajak Dalam Negeri
Penyelenggara Kegiatan
Bentuk Usaha Tetap
Perwakilan Perusahaan LN Lainnya
OP yang melakukan Pekerjaan bebas
OP yang menyelenggarakan usaha dan menyelenggarakan pembukuan ataspembayaran sewa (KEP-50/PJ./1994)
MODALPENYERAHAN
JASA
PENYELENG.
KEGIATAN tmsk HADIAH
SELAIN YG TLH
DIPOTONG
PPh PS. 21
Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri yang ditunjuk sebagai pemotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1994 yang selanjutnya disebut sebagai Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23, adalah :a. Akuntan, Arsitek, Dokter, Notaris, Pejabat Pembuat Akte Tanah (PPAT)
kecuali PPATtersebut adalah Camat, pengacara, dan konsultan, yang melakukan pekerjaan bebas;
b. Orang pribadi yang menjalankan usaha yang menyelenggarakan pembukuan.
Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Wajib memotong Pajak Penghasilan Pasal 23 atas pembayaran berupa sewa.
Kepala Kantor Pelayanan Pajak menerbitkan Surat Keputusan Penunjukan sebagai Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23 kepada Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, yang telah terdaftar sebagai Wajib Pajak.
Pasal 1
Pasal 3
Pasal 2
KEP-50/PJ./1994
1
Novembe
r 20146
Dikecualikan dari Pemotongan PPh
Pasal 23:1. Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank;
2. Sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewaguna usaha dengan hak opsi;
3. Dividen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf f UUPPh dan dividen yang diterima oleh orang pribadi sebagaiimanadimaksud dalam Pasal 17 ayat (2c) UU PPh;
4. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif;
5. Sisa hasil usaha koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepadaanggotanya;
6. Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan usaha atasjasa keuangan yang berfungsi sebagai penyalur pinjamandan/atau pembiayaan yang diatur dengan Peraturan MenteriKeuangan.
TARIF PPh PASAL 23No tarif Jenis Penghasilan
1. 15% x Jumlah
Bruto
1) Dividen, sebagaiman dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf g
2) Bunga, sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) huruf f
3) Royalti
4) Hadiah, Penghargaan, bonus, dan sejenisnya, selain yang telah
dipotong PPh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1)
huruf e UU PPh.
2. 2% x jumlah
Bruto
1) Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan
harta, kecuali sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta yang telah dikenai PPh Pasal 4 ayat(2)
2) Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa
konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong PPh Pasal
21
100% lebih
tinggi
Semua penghasilan, jika wajib pajak yang menerima tidak
memilki NPWP.
Denda Keterlambatan Bayar TermasukPengertian Bunga(S-480/PJ.313/2001)
Bunga Yang diperhitungkan dalam Penjualan cicilan bukan termasuk bunga, karena termasuk dalam bagian harga jual (S-75/PJ.32/1998)
1
Novembe
r 2014
9
PENGERTIAN JASA LAIN DALAM
PPh PASAL 23Jasa lain yang dimaksud dalam PPh pasal 23 ayat (1) huruf c angka 2 UU
PPh dirinci dalam PMK 244/PMK.03/2008, sebagai berikut :
a. Jasa penilai (appraisal);
b. Jasa aktuaris;
c. Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan;
d. Jasa perancang (design);
e. Jasa pengeboran (drilling) di bidang penambangan minyak dan gas bumi
(migas), kecuali yang dilakukan oleh bentuk usaha tetap (BUT);
PENGERTIAN JASA LAIN
DALAM PPh PASAL 23f. Jasa penunjang di bidang penambangan migas;
g. Jasa penambangan dan jasa penunjang di bidang
penambangan selain migas;
h. Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar
udara;
i. Jasa penebangan hutan;
j. Jasa pengolahan limbah;
k. Jasa penyedia tenaga kerja (outsourcing services)
l. Jasa perantara dan/atau keagenan;
PENGERTIAN JASA LAIN
DALAM PPh PASAL 23m. Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga , kecuali
yang dilakukan oleh Bursa Efek, KSEI dan KPEI;
n. Jasa kustodian/pemyimpanan /penitipan, kecuali yang dilakukan oleh KSEI;
o. Jasa pengisian suara (dubbing) dan/atau sulih suara;
p. Jasa mixing film;
q. Jasa sehubungan dengan software komputer, termasukperawatan, pemeliharaan dan perbaikan;
r. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidangkonstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagaipengusaha konstruksi;
PENGERTIAN JASA LAIN
DALAM PPh PASAL 23s. Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik,
telepon, air, gas, AC, TV kabel, alat transportasi/kendaraandan/atau bangunan, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajakyangruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izindan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;
t. Jasa maklon;
u. Jasa penyelidikan dan keamanan;
v. Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer;
w. Jasa pengepakan;
x. Jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media masa, media luar ruang atau media lain untuk penyampaian informasi;
y. Jasa pembasmian hama;
z. Jasa kebersihan atau cleaning service;
aa. Jasa catering atau tata boga.
Masih tentang Jasa Lain…
Tarif PPh pasal 23 atas jasa lain adalah 2% dari jumlah
bruto
Sifat daftar ini adalah limitatif, artinya daftar ini
menjadi positif list, maksudnya jasa-jasa selain yang
disebutkan di atas bukanlah objek PPh Pasal 23.
Tarif pemotongan dinaikkan 100% lebih tinggi apabila
wajib pajak penerima penghasilan tidak memiliki NPWP.
PENGERTIAN JASA TEKNIK
DALAM PPh PASAL 23 Jasa teknik merupakan pemberian jasa dalam bentuk pemberian
informasi yang berkenaan dengan pengalaman dalam bidang
industri, perdagangan dan ilmu pengetahuan yang dapat meliputi :
a. pelaksanaan suatu proyek tertentu, seperti pemetaan dan/atau
pencarian dengan bantuan gelombang seismik;
b. pembuatan suatu jenis produk tertentu, seperti pemberian
informasi dalam bentuk gambar-gambar, petunjuk produksi,
perhitungan-perhitungan dan sebagainya; atau
c. pemberian informasi yang berkaitan dengan pengalaman di
bidang manajemen, seperti pemberian informasi melalui
pelatihan atau seminar dengan peserta dan materi yang telah
ditentukan oleh pengguna jasa.
PENGERTIAN JASA
MANAJEMEN DALAM PPh
PASAL 23
Jasa manajemen merupakan
pemberian jasa dengan ikut serta
secara langsung dalam
pelaksanaan atau pengelolaan
manajemen.
PENGERTIAN JASA KONSULTAN
DALAM PPh PASAL 23
Jasa konsultan sebagaimana dimaksud butir
1 huruf b merupakan pemberian advice
(petunjuk, pertimbangan, atau nasihat)
profesional dalam suatu bidang usaha,
kegiatan, atau pekerjaan yang dilakukan
oleh tenaga ahli atau perkumpulan tenaga
ahli, yang tidak disertai dengan
keterlibatan langsung para tenaga ahli
tersebut dalam pelaksanaannya.
Saat Terutang PPh Pasal 23
Saat dibayarkan (cash basis)
Saat disediakan untuk dibayar (dapat berupa
dicadangkan untuk dibayar)
Saat jatuh tempo pembayaran (saat terutang/di-
accrued)
Tergantung peristiwa yang terjadi lebih dahulu
( UU Nomor 36 tahun 2008)
Cont’d
PP 94 tahun 2010
Setor dan Lapor PPh Pasal 23
PPh 23 terutang disetorkan Paling Lambat tanggal 10
(sepuluh) bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir
PPh 23 terutang dilaporkan paling lambat tanggal 20
(dua puluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak
berakhir
Contoh 1
1. Pada Bulan Oktober 2010 PT. Kebelet Sukses
melakukan perjanjian kontrak sewa dengan PT.
Kepepet Banget, atas Mesin genset Listrik dengan nilai
kontrak Rp 80.000.000,-/tahun
2. CV. Kurnia menggunakan Jasa Manajemen dari sebuah
kantor konsultan manajemen : PPM Mantap dengan
nilai kontrak sebesar Rp 55.000.000,-/tahun
Berapa PPh Pasal 23 yang terutang untuk setiap
transaksi di atas?
Contoh 2
PT Sumber Tenaga merupakan perusahaan penyedia
tenaga kerja. PT Sumber Tenaga mendapat kontrak dari
PT Maju Terus untuk menyediakan tenaga kerja
pemasaran sebanyak 20 orang dengan mendapat
imbalan jasa sebesar Rp 20.000.000,00 Tenaga kerja
tersebut selanjutnya menjadi pegawai PT Maju Terus.
Atas pembayaran yang dilakukan PT Maju Terus kepada
PT Sumber Tenaga dipotong PPh Pasal 23 oleh PT Maju
Terus sebesar :
2% Rp 20.000.000,- = Rp 400.00,-
Contoh 3
PT Aman Jaya merupakan perusahaan penyedia tenaga
kerja untuk keamanan (satpam). PT Aman Jaya
mendapat kontrak penyediaan tenaga kerja satpam
sebanyak 20 orang dari PT Dwi Makmur. Tenaga kerja
satpam tersebut tetap merupakan pegawai PT Aman
Jaya. Dalam Kontrak disepakati bahwa pembayaran atas
penyerahan jasa oleh PT Aman Jaya terdiri dari gaji
untuk 20 orang satpam per bulan sebesar Rp
20.000.000,00 dan imbalan atas jasa penyediaan satpam
per bulan sebesar Rp 2.000.000,-
Contoh 3 (cont’d)
1. Rincian tagihan PT Aman Jaya kepada PT Dwi Makmur :
Pembayaran gaji 20 orang satpam Rp 20.000.000,-
Imbalan Jasa Rp 2.000.000,-
2. Atas pembayaran yang dilakukan PT Dwi Makmur kepada
PT Aman jaya dipotong PPh Pasal 23 oleh PT Dwi Makmur
sebesar : 2% x Rp 2.000.000,- = Rp 40.000,-
3. Dalam hal tidak ada bukti pendukung atas rincian tagihan di atas
maka jumlah bruto sebagai dasar pemotongan PPh Pasal 23
adalah sebesar Rp 22.000.000,- sehingga PPh Pasal 23 yang harus
dipotong oleh PT Dwi Makmur atas pembayaran kepada PT Aman
Jaya adalah sebesar 2% x Rp 22.000.000,- = Rp 440.000,-
Contoh 4
PT Megah (pihak pertama) melakukan kontrak dengan
PT Satu Sarana selaku perusahaan agen periklanan
(pihak kedua) untuk membuat iklan sekaligus memasang
iklan pada perusahaan media (pihak ketiga). Nilai
kontrak yang telah disepakati adalah sebesar Rp
103.000.000,00
Rincian tagihan PT Satu Sarana kepada PT Megah adalah
: 1) pembelian material Rp 15.000.000,-
2) jasa konsultan Rp 5.000.000,-
3) Fee agen Rp 3.000.000,-
4) biaya pemasangan iklan Rp 80.000.000,-
Contoh 4 (cont’d)
Pemotongan PPh Pasal 23 yang dilakukan PT Megah ataspembayaran jasa konsultasi dan jasa keagenan kepada PT Satu Sarana adalah sebesar :
2% x Rp 5.000.000,- = Rp 100.000,- untuk jasa konsultasi;
2% x Rp 3.000.000,- = Rp 60.000,- untuk jasa keagenan
Pemotongan PPh Pasal 23 yang dilakukan PT Satu Saranaatas pembayaran jasa pemasangan iklan kepada perusahaanmedia adalah sebesar : 2% x Rp 80.000.000,- = Rp1.600.000,-
Dalam hal tidak ada bukti pendukung atas rincian tagihan diatas maka jumlah bruto sebagai dasar pemotongan PPhPasal 23 adalah sebesar Rp 103.000.000,- sehingga PPhPasal 23 yang harus dipotong oleh PT Megah ataspembayaran kepada PT Satu Sarana adalah sebesar :
2% x Rp 103.000.000,- = Rp 2.060.000,-
Contoh 5
Untuk acara pembukaan cabang baru, PT Abadi meminta
CV Sedap yang bergerak di bidang pengadaan catering
untuk menyediakan makanan yang terdiri dari makanan
pembuka, makanan utama, dan makanan penutup untuk
sekitar 500 orang. Kontrak yang disepakati untuk
pengadaan catering tersebut adalah Rp 20.000.000,-
Atas pembayaran yang dilakukan PT Abadi kepada CV
Sedap dipotong PPh Pasal 23 Oleh PT Abadi sebesar :
2% x Rp 20.000.000,- = Rp 400.000,-
TERIMA KASIH