ppembinaan paguyubab seni tradisional

134
i

Upload: nguyenngoc

Post on 12-Jan-2017

262 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: ppembinaan paguyubab seni tradisional

i

Page 2: ppembinaan paguyubab seni tradisional

ii

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

Penulis :Pujiwiyana

Layout :Berliana Tusilawati

Desain Cover:

ISBN :

Penerbit Elmatera (Anggota IKAPI)Jl. Solo Km 9 Sambilegi Baru Yogyakarta

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Sanksi Pelanggaran Pasal 72:Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002

tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1997tentang Hak Cipta

1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyaksuatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjaramasing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahundan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, ataumenjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Ciptasebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara palinglama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratusjuta rupiah).

Page 3: ppembinaan paguyubab seni tradisional

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atasrahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulisan buku ini dapatdiselesaikan dengan baik. Penyusunan buku ini bertujuanmengungkapkan makna nilai-nilai seni tradisional yangdipahami oleh masyarakat sebagai sarana pembelajaran. Disamping itu juga merupakan upaya pembinaan yang dilakukanoleh pemerintah atau lembaga lain terhadap paguyuban senitradisional. Diharapkan bisa menemukan dampak pembinaanseni pada paguyuban seni tradisional terhadap pemberdayaanmasyarakat.

Proses pembinaan seni tradisional pada masyarakattradisional yang dilakukan oleh kelompok masyarakat, peme-rintah dan lembaga non pemerintah sebagai upaya pember-dayaan masyarakat dalam bidang sosial, ekonomi dan politik.Pembinaan seni pada paguyuban seni tradisional mampumemberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai nilaiyang difahami masyarakat yaitu nilai religius, edukatif, pene-guh intregrasi sosial, sebagai hiburan dan sebagai mata penca-harian. Dalam kontek pembelajaran masyarakat, pembinaanseni tradisional mampu memberi perubahan yang positif bagimasyarakat dalam hal sikap, nilai dan keyakinan, perilaku,pengetahuan serta ketrampilan.

Pembinaan yang dilakukan pemerintah dan lembanganon-pemerintah bersifat pelestarian dan pengembangandalam bentuk pelatihan ketrampilan teknik tata garak, iringanmusik (gending) serta pembinaan manajemen yang meliputi:

Page 4: ppembinaan paguyubab seni tradisional

iv

manajemen organisasi, manajemen produksi dan pemasaran.Sedangkan hasil pembinaan dan pengembangan seni tradi-sional, oleh pemerintah digunakan untuk modal pembangunandi segala bidang.

Yogyakarta, 5 Desember 2010

Pujiwiyana

Page 5: ppembinaan paguyubab seni tradisional

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................. iii

DAFTAR ISI ............................................................... v

BAB I AKTIFITAS SENI BUDAYA .......................... 1A. Pewarisan Nilai ............................................... 1B. Seni Tradisional ............................................. 3C. Tatanan Kehidupan Tradisional .................... 5

BAB II USAHA PEMBINAAN SENI ......................... 7A. Pembinaan, Belajar dan Pendidikan ..............7B. Komunitas Seni Tradisi ................................ 17C. Sanggar Belajar Seni ..................................... 21D. Pemberdayaan Masyarakat .......................... 24

BAB III ANALISIS PENGKAJIAN SENI .................. 35A. Obyek Pengkajian ........................................ 35B. Teknik Pengumpulan Data .......................... 40C. Validitas Pengkajian .................................... 42

BAB IV SANGGAR SENI TRADISIONAL SEKARWIJAYA KUSUMA .................................... 45A. Proses Pemberdayaan Masyarakat .............. 45B. Jenis Kesenian Tradisional .......................... 50C. Berolah Seni ................................................. 52D. Sistem Pengelolaan ...................................... 54

BAB V NILAI-NILAI SENI TRADISIONAL ............ 61A. Nilai Religius ................................................. 61B. Nilai Edukatif ............................................... 62C. Nilai Peneguhan Integrasi Sosial ................. 64D. Nilai Hiburan ............................................... 66E. Nilai Matapencaharian ................................ 67

Page 6: ppembinaan paguyubab seni tradisional

vi

BAB VI MAKNA SENI TRADISIONAL BAGIPEMBELAJARAN MASYARAKAT .............. 69A. Perubahan Sikap, Nilai dan Keyakinan ....... 69B. Perubahan Pengetahuan ............................... 71C. Perubahan Perilaku ...................................... 77D. Perubahan Ketrampilan ...............................79

BAB VII PERAN PEMERINTAH DALAMPEMBINAAN PAGUYUBAN SENI .............. 85A. Kebijakan Daerah ........................................ 85B. Anggaran Untuk Pembinaan ....................... 89C. Amanat Undang-undang ............................. 94

BAB VIII PARTISIPASI MASYARAKAT DALAMMELESTARIKAN SENI TRADISIONAL ...... 97A. Lembaga Non Pemerintah ............................97B. Dampak Pembinaan Seni............................. 98C. Makna Nilai Tradisi .................................... 101

BAB IX PERUBAHAN SIKAP, NILAI &KEYAKINAN MASYARAKAT ................... 107A. Pembelajaran Kemandirian ........................ 107B. Perubahan Pengetahuan ............................. 107C. Perubahan Perilaku ................................... 108D. Perubahan Ketrampilan .............................109

BAB X IMPLIKASI PENGEMBANGAN SENITRADISI................................................... 117

GLOSARIUM........................................................... 121

DAFTAR PUSTAKA ................................................. 123

TENTANG PENULIS ............................................... 127

Page 7: ppembinaan paguyubab seni tradisional

1

Pujiwiyana

BAB IAKTIFITAS SENI BUDAYA

A. Pewarisan Nilai

Aktifitas kebudayaan yang berakar pada seni tradisionalsesungguhnya adalah usaha pewarisan nilai dari suatu generasikepada generasi berikutnya. Sehingga interaksi yang terjadidalam aktivitas seni tradisional merupakan kegiatan belajar,dimana dalam aktivitas tersebut akan terjadi terjadi dialogantara kelompok masyarakat yang berada di dalam habitatkesenian tersebut. Dalam dialog dimungkinkan terjadi suatuproses identifikasi terhadap masalah-masalah yang dihadapi,sehingga kelompok masyarakat tersebut akan berusaha men-cari solusi dalam rangka pemecahan masalah-masalah yangdihadapi, dan pada akhirnya secara mandiri mampu mening-katkan harkat dan martabat kelompok masyarakat tersebut.

Kehidupan manusia bukan sekedar terbtas ada kebutuhanfisik atau material, akan tetapi juga kebutuhan yang terkaitdengan rasa ingin tahu atau kecerdasan, serta kebutahan akankeindahan dan spiritual. Oleh sebab itu diperlukan suatuaktivitas untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Salah satuaktivitas untuk untuk memenuhi rasa ingin tahu dankebutuhan akan keindahan dan spiritual adalah aktivitas senitradisional.

Dalam kehidupan kelompok masyarakat tradisional,manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi denganpekerjaan bertani di tanah pertanian, atau mencari hasil hutan.Sementara dalam masyarakat modern manusia cenderung

Page 8: ppembinaan paguyubab seni tradisional

2

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

lebih banyak bekerja di sektor industri, perkantoran danperdagangan dalam rangka memenuhi kebutuhan ekonomi-nya. Apapun yang dilakukan manusia dalam aktifits sehari-hari sesungguhnya adalah aktivitas belajar, termasuk aktivitaskesenian yang ada pada masyarakat tradisional.

Manusia melakukan aktivitas bekerja, mereka juga me-ngembangkan pengetahuan dan ketrampilan untuk mening-katkan produktifitas kerja, dan bahkan juga mengembangkanrasa keindahan. Misalnya seorang petani yang bekerja meng-olah tanah pertanian, mereka pada waktu yang sama juga bela-jar atau mengembangkan pengetahuan tentang mengolah ta-nah, dan sekaligus juga mengembangkan kemampuan seninya,sebab mengolah tanah juga memiliki dimensi keindahan.

Kegiatan belajar dan seni pada kelompok masyarakattradisional dapat juga dilakukan dalam bentuk kegiatan yanglebih khusus, yaitu sebagai kegiatan untuk mengisi waktuluang. Para petani pada waktu tidak bekerja di sawah atau la-dang, pada saat-saat tertentu mereka melakukan kegiatan ber-kesenian seperti bermain musik (karawitan), menari ataumembuat kerajinan tangan yang lain.

Seni tradisional merupakan kegiatan seni yang tumbuhdan berkembang di masyarakat yang umumya terkait adatistiadat dan nilai-nilai yang berkembang pada kelompokmasyarakat tersebut. Seni tradisional umumnya merupakankegiatan seni yang memberikan hiburan bagi kehidupan lokaldan dlestarikan oleh tokoh masyarakat setempat.. Sebagianbesar budaya tradisional, berkembang dan dilestarikan dari“tradisi lisan”. Tradisi yang demikian disebut folklor, ( “folk”= rakyat; “lor” = unsur-unsur tradisi di dalam suatu budayatertentu).(Danandjaja1991:5). Adapun seni tradisional mem-punyai beberapa makna dan fungsi sebagai berikut : untuk

Page 9: ppembinaan paguyubab seni tradisional

3

Pujiwiyana

hiburan; untuk memelihara identitas dan jati diri suatukelompok masyarakat tertentu; merupak aktivitas belajar bagimasyarakat tertentu; upaya pemberdayaan masyarakat;sebagai penunjang kegiatan pariwisata dan lain-lain.

Namun demikian yang kita hadapi dilapangan bahwa senitradisional popularitasnya semakin merosot. Hal tersebutmasih diperparah dengan kondisi di mana proses regenerasiatau pembentukan kader-kader seni tradisional yang bersediauntuk tetap melanjutkan keberadaan seni tradisional yang adapada masyarakat. Dalam hal pelestariannya seni tradisionalbiasanya sangat mengandalkan pengabdiaan beberapa tokohmasyarakat, di mana mereka merupakan individu yang me-mang benar-benar sangat memperhatikan keberadaan senitradisional. Sehingga dalam pengembangan seni tradisionalbelum mempunyai rencana stategis yang melibatkan berbagaiunsur lembaga pemerintah maupun masyarakat lain termasuklembaga swadaya masyarakat. Seni tradisional menjadi sema-kin sulit berkembang manakala harus berhadapan denganmodernisasi yang ditandai dengan perkembangan media masayamg sangat cepat.

B. Seni Tradisional

Dalam persoalan kebudayaan, kebanyakan masyarakatmenempatkan seni tradisonal sebagai idiom, atau menem-patkannya sebagai simbol. Kalau seni tradisional ditempatkansebagai simbol, maka seni tradisional mempunyai makna ter-tentu bagi masyarakat yang menyatakannya. Misalnya, jati diribangsa dapat dinyatakan sebagai idiom kebudayaan, makamaknanya hanya bisa dipahami oleh bangsa itu sendiri. Apa-bila kebudayaan ditempatkan sebagai simbol, maka kebudaya-an itu adalah fenomena nyata. Agar fenomena dapat dipahami

Page 10: ppembinaan paguyubab seni tradisional

4

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

orang, maka orang memberikan simbol pada fenomenatersebut. Artinya setiap orang yang menyatakan simbol kebu-dayaan, siapapun akan paham apa yang dimaksudkan, bahkandapat menunjuk secara pasti fenomena itu. Oleh karena ituseni tradisional menjadi sangat populer sebagai dimensi kebu-dayaan, karena seni tradisional merupakan fenomena nyatakebudayaan yang dapat divisualisasikan.

Semua kondisi kehidupan yang terjadi di alam ini sebagaiakibat dari aktivitas manusia adalah kebudayaan. Wujudnyamulai dari proses manusia beraktivitas sampai dengan produkaktivitasya itu, yaitu mulai dari bagaimana cara berpikir, ber-sikap, dan cara berperilaku, sampai dengan perwujudan atauproduki cara berpikir dan berperilaku mereka. Selain seni,simbol kebudayaan yang mudah ditangkap orang adalah tatanilai hidup bermasyarakat yang beraneka ragam bentuknyasatu dengan masyarakat yang lainnya, dalam tingkatan univer-sal atau global, sampai tingkatan yang sangat lokal. Dimensibudaya yang terkait dengan iptek, struktur organisasi masyara-kat, wawasan, sikap, cara berpikir, cara kerja, tingkat kepuas-an, cara hidup lainnya tampak masih belum tersentuh sebagaifenomena kebudayaan. Oleh karena itu, apabila setiap orangmembicarakan masalah kebudayaan seolah-olah hanya masa-lah kesenian, atau selalu menjurus ke arah seni. Seni mempu-nyai posisi yang strategis dalam pengembangan dan pember-dayaan kelompok masyarakat.

Telah kita ketahui bersama, bahwa era globalisasi padadasarnya adalah era persaingan pasar bebas yang akan banyakmenampilkan kompetisi penjualan produk barang dan jasa,yang dilatarbelakangi oleh dukungan kualitas manusia sebagaipelakunya. Yang menjadi masalah adalah, ukuran kualitasmanusia yang bagaimana yang mampu menghasilkan barang

Page 11: ppembinaan paguyubab seni tradisional

5

Pujiwiyana

dan jasa yang mampu merebut pasar. Seni sebagai produkbudaya manusia juga terjadi proses persaingan yang demikian,terutama seni yang berfungsi sebagai media hiburan. Denganadanya media tayangan televisi, maka produk hiburan yangberbasis seni berkembang dengan pesat. Maka untuk meme-nuhi tuntutan masyarakat di bidang hiburan, para pelaku jasahiburan terutama pada tayangan televisi memperlakukan senisebagai komoditi pasar. Sehingga dengan pranata seni sebagaiindustri tersebut nilai seni akan bergeser menuju ke arah buda-ya instan. Hal tersebut akan memunculkan kondisi pendang-kalan terhadap pemaknaan terhadap seni, oleh karena masya-rakat hanya memahami bagian luarnya saja, sedangkan ha-kikat intrinsik seni yang sebenarnya tidak pernah dipahami.

C. Tatanan Kehidupan Tradisional

Berdasarkan paparan-paparan di atas, maka pembinaanseni tradisional sebagai proses pewarisan nilai-nilai budayaatau tradisi-tradisi yang hidup di masyarakat menjadi sangatpenting. Nilai-nilai budaya tradisional ini merupakan nilai-nilai yang hakiki dalam tatanan kehidupan suatu bangsa, bah-kan nilai-nilai dari suatu suku bangsa atau etnis tertentu dalamsuatu bangsa yang multi etnis. Pembinaan seni tradisionalmelalui pembinaan seni pada paguyuban seni tradisionaldikembangkan untuk mengantisipasi perubahan sosial yangterjadi dan sebagai upaya pemberdayaan masyarakat. Dapatdiidentifikasi beberapa permasalahan terkait perlunyapembinaan seni tradisional sebagai berikut :1. Seni tradisional popularitasnya semakin merosot di

masyarakat;2. Masyarakat kurang memahami nilai-nilai seni tradisional;

Page 12: ppembinaan paguyubab seni tradisional

6

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

3. Pembentukan kader-kader seni tradisional di masyarakatmasih belum berjalan sebagaimana mestinya;

4. Kurangnya dukungan pemerintah dan non pemerintahlain dalam pengembangan seni tradisional;

5. Dalam pengembangan seni tradisional kurang didukungdengan rencana yang strategis;

6. Pengaruh globalisasi terhadap keberadaan seni tradisionalyang cenderung menjadi terpinggirkan;

7. Seni tradisional merupakan alat yang efektif dalam rangkapemberdayaan dan pengembangan masyarakat yang meli-puti bidang sosial ekonoi dan politik, kurang mendapatdukugan yang sistematis dari masyarakat ;

8. Pembinaan seni tradisional yang memiliki arti strategisbagi pemberdayaan masyarakat yang mencakup sosial,ekonomi, politik kurang dikembangkan dengan manaje-men dan perencanaan yang strategis.

Karena luasnya permasalahan tersebut bila diuraikan satupersatu, maka permasalahan tersebut perlu dibatasi. Dari per-masalahan-permasalahan yang telah diidentifikasi di atas,permasalahan kedua, ketiga, keempat dan kedelapan yang akandijadikan landasan berfikir dan pembahasan selanjutnya, danakan merupakan titik pusat permasalahan dalam buku ini. Per-masalahan tersebut menjadi dasar untuk mengetahui bagaimanauapaya dan setrategi pembinaan seni tradisional yang beradapada kelompok paguyuban seni tradisional, agar keberadaan senitradisional benar-benar menjadi alat yang ampuh untuk pengem-bangan dan pemberdayaan masyarakat.

Page 13: ppembinaan paguyubab seni tradisional

7

Pujiwiyana

BAB IIUSAHA PEMBINAAN SENI

A. Pembinaan, Belajar dan Pendidikan

Aktifitas pembinaan seni tradisional sensunguhnya adalahaktivitas penidikan dan belajar. Sebab tujuan pembinaan, pen-didikan dan belajar adalah identik yaitu, peningkatan kualitaskehidupan yang lebih baik. Kegiatan pembinaan memilikitujuan untuk peningkatan kualitas hidup, begitu juga kegiatanpenidikan dan belajar. Untuk membahas lebih lanjut mengenaipembinaan seni perlu pemaparan beberapa teori belajar danpendidikan formal, imformal maupun pendinikan informal

Megginson (1987: 69-70) mengatakan bahwa, belajar ada-lah jantungnya pelatihan dan pengembangan, belajar merupa-kan awal penting dari segala perubahan kinerja pekerjaan.

Belajar, berarti memperoleh pengetahuan atau keteram-pilan dibidang tertentu. Definisi lain bisa menggunakan ung-kapan-ungkapan seperti kompetensi atau kapabilitas untukmenggambarkan tujuan dari belajar menjadi kompeten dibidangnya, atau memiliki kapabilitas menjalankan pekerjaantertentu dengan standart tertentu. Di sini, titik beratnya adapada hasil akhir dari belajar dan bukan prosesnya.

Pandangan yang menyamakan belajar dengan mendapatinformasi, tindakan yang mereka percaya hanya sedikit kaitan-nya dengan belajar yang sebenarnya. Belajar yang sebenarnyasangat erat kaitannya dengan arti kemanusiaan, terutama yangberkaitan dengan peningkatan harkat kemanusiaan.

Page 14: ppembinaan paguyubab seni tradisional

8

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

Melalui belajar kita menemukan kembali diri kita. Melaluibelajar kita menjadi mampu melakukan sesuatu yang sebelum-nya tidak dapat dilakukan. Melalui belajar kita menambahkemampuan mengembangkan diri kita dan menjadi bagian dariproses ‘menghasilkan sesuatu yang baru’ dalam kehidupan.

Belajar mungkin dapat dimengerti dengan baik sebagai suatukata yang menggambarkan perubahan wawasan dan tingkah lakuseseorang. Merupakan prosess perubahan tingkah laku, entahdengan penambahan kemampuan yang baru dan berbeda ataudengan perluasan pengetahuan yang sudah dimiliki.

Sri Rumini, dkk (1991: 62) mengidentifikasikan ciri-ciribelajar sebagai berikut:

1) Dalam belajar ada perubahan tingkah laku, baik ting-kah laku yang dapat diamati maupun tingkah lakuyang tidak dapat diamati secara langsung.

2) Dalam belajar, perubahan tingkah laku dapat meng-arah ketingkah laku yang lebih baik.

3) Dalam belajar, perubahan tingkah laku meliputi ting-kah laku kognitif, afektif, psikomotor dan campuran

4) Dalam belajar, perubahan terjadi melalui pengalamanatau latihan. Jadi, perubahan tingkah laku yang terjadikarena mukjijad, hipnotis, hal-hal yang gaib, prosespertumbuhan, kematangan, penyakit ataupun keru-sakan fisik, tidak dianggap sebagai hasil belajar.

5) Dalam belajar, perubahan tingkah laku menjadi suatuyang relatif menetap. Bila seseorang dengan belajarmenjadi dapat membaca, maka kemampuan membacaakan tetap dimiliki.

6) Belajar merupakan suatu proses usaha, yang artinyabelajar berlangsung dalam kurun waktu yang cukuplama. Hasil belajar yang berupa tingkah laku kadang-kadang dapat diamati, tetapi proses belajar itu sendiritidak dapat diamati secara langsung.

7) Belajar terjadi karena ada interaksi dengan lingkungan.

Page 15: ppembinaan paguyubab seni tradisional

9

Pujiwiyana

Menurut RD Oemar Hamalik ( 2004: 54-55) berdasarkankonsep, kategori, dan teori-teori belajar dapat ditarik beberapaprinsip-prinsip belajar sebagai berikut:

1) Belajar senantiasa bertujuan yang berkenaan denganpengembangan perilaku siswa

2) Belajar didasarkan atas kebutuhan dan motivasitertentu

3) Belajar dilaksanakan dengan latihan daya-daya,membentuk hubungan asosiasi, dan melalui penguatan

4) Belajar bersifat keseluruhan yang menitik beratkanpemahaman, berfikir kritis, dan reorganisasi pengalaman

5) Belajar membutuhkan bimbingan, baik secara langsungoleh guru maupun secara tak langsung melalui bantuanpengalaman pengganti

6) Belajar dipengaruhi oleh factor dari dalam diri individudan faktor dari luar diri individu

7) Belajar sering dihadapkan pada masalah dan kesulitanyang perlu dipecahkan

8) Hasil belajar dapat ditransferkan ke dalam situasi lain.

Konsep mengajar sering ditafsirkan berbeda-beda karenasering dilandasi oleh teori belajar tertentu, sedangkan tafsirantentang belajar juga banyak ragamnya. Ada yang merumuskanbahwa mengajar adalah mewariskan kebudayaan nenek mo-yang masa lampau kepada generasi baru secara turun-temurunsehingga terjadi konservasi kebudayaan. Ada pula yang meya-takan bahwa mengajar adalah proses menyampaikan penge-tahuan dan kecakapan kepada siswa. Rumusan lainnya me-nyatakan bahwa mengajar adalah aktivitas mengorganisasiatau mengatur lingkungan sebaik-baiknya sehingga mencipta-kan kesempatan bagi anak untuk melakukan proses belajarsecara efektif.

Pendapat lain menyatakan bahwa proses belajar harustumbuh dan berkembang dari diri anak sendiri. Dengan kata

Page 16: ppembinaan paguyubab seni tradisional

10

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

lain, anak-anaklah yang harus aktif belajar, sedangkan guruatau orang tua bertindak sebagai pembimbing.

Ada ahli yang menegaskan bahwa belajar adalah prosesperubahan perilaku yang meliputi pengetahuan, kecakapan,pengertian, sikap, keterampilan dan sebagainya. Sesuai denganrumusan diatas tersebut dapat dirumuskan bahwa belajar adalahsuatu proses berbuat, bereaksi, memahami, berkat adanyapengalaman, sedangkan pengalaman pada dasarnya ialah interaksiantara individu dengan lingkungan. Berkat proses interaksi tersebutmaka terjadi perubahan perilaku sebagaimana diharapkan.

Menurut Nana Sudjana (2004:25) asumsi yang melandasihakikat belajar mengajar adalah (a) peristiwa belajar terajdiapabila subyek didik secara aktif berinteraksi dengan lingku-ngan belajar yang diatur oleh guru, (b) proses belajar mengajaryang efektif memerlukan strategi dan metode/ teknologi pen-didikan yang tepat, (c) program belajar-mengajar dirancangdan dilaksanakan sebagai suatu system, (d) proses dan produkbelajar pelu memperoleh perhatian seimbang di dalam pelak-sanaan kegiatan belajar-mengajar, (e) pembentukan kompe-tensi professional memerlukan pengintegrasian fungsionalantara teori dan praktek serta materi serta metodologi pe-nyampaiannya, (f) pembentukan kompetensi profesional me-merlukan pengalaman lapangan yang bertahap mulai daripengalaman medan, latihan keterampilan terbatas sampaidengan pelaksanaan dan penghayatan tugas-tugas kependidik-an secara lengkap dan aktual, (g) kriteria keberhasilan yangutama dalam pendidikan professional adalah pendemonstrasi-an penguasaan kompetensi, (h) materi pengajaran, sistempenyempaiannya selalu berkembang.

Nana Sudjana, (2004: 28) memberikan pengertian belajarsebagai berikut:

Page 17: ppembinaan paguyubab seni tradisional

11

Pujiwiyana

Belajar bukan menghafal dan bukan pula mengingat.Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanyaperubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasilproses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk,seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikapdan tingkah-lakunya, keterampilannya, kecakapan dankemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya danlain-lain aspek yang ada pada individu. Oleh sebab itu,belajar adalah proses yang aktif, belajar adalah proses me-reaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu.Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan,proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajaradalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu.

Apabila berbicara tentang belajar maka kita berbicarabagaimana mengubah tingkah-laku seseorang. Inilah hakekatbelajar. Dengan kata lain, proses belajar atau interaksi belajaryang menjadi persoalan utama ialah adanya proses belajarpada individu yakni proses berubahnya tingkah laku individumelalui berbagai pengalaman yang diperolehnya.

Nana Sudjana (2004:45) membagi tiga macam hasil bela-jar, yakni: (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuandan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Peristiwa belajar sendiriadalah alat untuk mencapai tujuan pengajaran.

Proses belajar adalah bagaimana seseorang melakukansesuatu kegiatan jasmani rokhani dalam rangka memperolehpengetahuan baru. Pengetahuan baru itu selalu mengalamiperkembangan sesuai dengan adanya kemajuan zaman. Olehkarena itu, sesorang yang selalu ingin memperoleh pengeta-huan baru, seharusnya ia belajar sepanjang hidupnya. Kemu-dian muncul istilah yang sesuai dengan hal tersebut, yaitu “lifelong education” (pendidikan seumur hidup) dan “life longlearning” (belajar sepanjang hayat). Namun kedua istilah inidipakai dalam arti yang sama.

Page 18: ppembinaan paguyubab seni tradisional

12

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

Belajar tidak saja diarahkan pada diperolehnya ilmu pe-ngetahuan tetapi belajar tentang bagaimana belajar. Pendekat-an andragogis lebih didasarka pada anggapan bahwa subjekdidik adalah orang yang sudah dewasa, dapat mengidentifikasikebutuhannya sendiri, memiliki kemandirian yang lebih, danmampu mengarahkan dirinya sendiri. Belajar adalah upayasetiap individu untuk mengembangkan keterampilan, sikap,dan pengetahuan melalui aktivitas yang dapat mengubahperilakunya.

Pengertian pendidikan menurut A. Soedomo Hadi (2005:17) sebagai berikut:

Dari segi etimologis, pendidikan berasal dari bahasaYunani “Paedagogike”. Ini adalah kata majemuk yangterdiri dari kata “Pais” yang berarti “Anak” dan kata “Ago”yang berarti “Aku membimbing”. Jadi Paedagogike ber-arti aku membimbing anak. Orang pekerjaannya mem-bimbing anak dengan maksud membawanya ke tempatbelajar, dalam bahasa Yunani disebut “Paedagogos”. Jikakata itu diartikan secara simbolis, maka perbuatanmembimbing seperti kikatakan diatas itu, merupakan intiperbuatan mendidik yang tugasnya hanya untuk mem-bimbing saja, dan kemudian pada suatu saat ia harus me-lepaskan anak itu kembali (ke dalam masyarakat).

Hendyat Soetopo (2005 : 22) memberikan pengertian yangsenada seperti yang tersebut diatas sebagai berikut:

Paedagogik atau ilmu pendidikan ialah ilmu penge-tahuan yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik. Paedagogik berasal dari kataYunani Paedagogia yang berarti “pergaulan dengan anak-anak”. Padagogos ialah seorang pelayan atau bujang padazaman Yunani kuno yang pekerjaannya mengantar danmenjemput anak-anak ke dan dari sekolah. Juga di rumah-nya, anak-anak tersebut selalu dalam pengawasan dan

Page 19: ppembinaan paguyubab seni tradisional

13

Pujiwiyana

penjagaan dari para paedagogos itu. Jadi, nyatalah bahwapendidikan ana-anak Yunani kuno sebagian besar diserah-kan kepada Paedagogos itu.

Paedagogos berasal dari kata paedos (anak) dan agoge(saya membimbing, memimpin). Perkataan paedagogosyang mulanya berarti “rendah (pelayan, bujang), sekarangdipakai untuk pekerjaan yang mulia. Paedagoog (pendidikatau ahli didik) ialah seseorang yang tugasnya membimbinganak dalam pertumbuhannya agar dapat berdiri sendiri.

Adapun pengertian pendidikan menurut American Heri-tage Dictionary dalam http://education.onlinedegree.info (2Oktober 2009) adalah sebagai berikut:

1) The act or process of educating or being educated.2) The knowledge or skill obtained or developed by a

learning process.3) A program of instruction of a specified kind or level:

driver education; a college education.4) The field of study that is concerned with the pedagogy

of teaching and learning.5) An instructive or enlightening experience

Menurut sumber di atas, pengertian pendidikan adalah:1) Proses atau Tindakan mendidik atau dididik.2) ketrampilan atau Pengetahuan yang diperoleh atau yang

dikembangkan oleh suatu proses pelajaran.3) Suatu program pembelajaran dari suatu macam tingkatan

yang ditetapkan: pengarah pendidikan, pendidikan diperguruan tinggi.

4) Bidang studi yang mempunyai kaitan dengan ilmumendidik mengajar dan belajar.

5) Sesuatu yang mengandung pelajaran atau suatu pengalampencerahan.

Page 20: ppembinaan paguyubab seni tradisional

14

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

Soedomo Hadi ( 2005 :17) mengungkapkan bahwa dari segiesensial, mendidik dirumuskan antara lain sebagai berikut oleh:

1) M.Y. Langeveld: Mendidik ialah mempengaruhi anakdalam usahanya membimbing anak, agar menjadidewasa.

2) Y.H.E.Y. Hoogveld: Mendidik ialah membantu anak,supaya anak itu kelak cakap menyelasaikan tugashidupnya atas tanggungan sendiri.

3) Sis Heyster: Mendidik ialah membantu manusia da-lam pertumbuhan, agar ia kelak mendapat kebahagia-an batin yang sedalam-dalamnya yang dapat tercapaiolehnya dengan tidak mengganggu orang lain.

4) S. Brojonagoro: Mendidik berarti memberi tuntunankepada manusia yang belum dewasa dalam pertum-buhan dan perkembangan, sampai dengan tercpainyakedewasaan dalam arti rohani dan jasmani.

Dari keempat rumusan tentang mendidik tersebut diatas,dapatlah disimpulkan bahwa pendidikan itu adalah: pengaruh,bantuan atau tuntunan yang diberikan oleh orang yang ber-tanggung jawab kepada anak didik. Selanjutnya dalam setiaprumusan diatas nampaknya ada dua pengertia yaitu, tugas ataufungsi mendidik dan intensi atau tujuan mendidik.

Disamping tugas pembentukan, pendidik masih mempu-nyai tugas lain yaitu menyerahkan kebudayaan kepada gene-rasi berikutnya (generasi muda). Di dalam penyerahan ininampak adanya sikap dari generasi muda itu, reseptif, selektifdan continuous. Dengan adanya sikap-sikap inilah, maka didalam setiap pergantian generasi selalu ada inovasi, selaluterdapat perubahan dan perkembangan. Untuk itu, pendidikantidak saja berarti memindahkan ilmu pengetahuan kepadaanak didik, tetapi menekankan pada pendidikan sepanjang ha-yat (education as a life long process of continuing inquiry).

Page 21: ppembinaan paguyubab seni tradisional

15

Pujiwiyana

Dalam hal ini tokoh aliran sosial modern, John Dewey(1997: 30) menjelaskan sebagai berikut:

...that the mind is social not individual and thus lear-ning comes from social activities, the point was simply that“learning occurs through the active behavior of the student.It is what [the student] learns, not what the teacher does.

Artinya:...bahwa pikiran adalah sosial tidak individualdan dengan begitu belajar datang dari aktivitas sosial. Titiksederhananya bahwa “ pelajaran terjadi melalui perilakuaktip dari siswa, merupakan apa dipelajari siswa, bukanapa yang guru kerjakan

Soedomo Hadi, (2005:108) menjelaskan bahwa keseim-bangan antara individu dan masyarakat, dan menekankanpentingnya penyelenggaraan pengajaran yang bersifat aktif,ilmiah dan memasyarakat. Menurutnya, kehidupan sosialmencakup kegiatan saling menukar pengertian, norma, ide,keyakinan dan pengalaman. Jiwa tidak merupakan kumpulanyang sudah menjadi daya-daya yang sudah memiliki kemam-puan untuk berhubungan dengan dunia luar, tetapi jiwa ituberkembang berkat kegiatan hidup sehari-hari yang berisi sa-ling menukar tersebut. Kegiatan hidup sehari-hari ini pulalahyang memungkinkan berkembangnya pengetahuan pada diriindividu. Dalam hubungan ini bentuk masyarakat yang baik,masyarakat yang demokratis, ialah masyarakat yang di dalam-nya terdapat kemungkinan yang seluas-luasnya untuk salingbertukar pendapat dan pengalaman serta saling berinteraksisosial bagi setiap anggota masyarakat, tanpa perbedaan kelassosial, memungkinkan penerapan pengetahuan untuk mening-katkan secara progresif pemanfaatan sumber-sumber dayakemasyarakatan untuk kebahagiaan bersama.

Page 22: ppembinaan paguyubab seni tradisional

16

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

Soedomo Hadi (2005:108) juga berpendapat bahwa pen-didikan merupakan lembaga yang memungkinkan berkem-bangnya hal-hal tersebut diatas. Dalam hal ini penyelenggarapengajaran haruslah berpusat pada kehidupan nyata yang:1) Benar-benar merupakan perwujudan dari hasrat pribadi

yang ada pada diri individu.2) Memungkinkan berlangsungnya interaksi sosial dan

berkembangnya kemampuan pengendalian suasana.3) Bersifat problematik sehingga merangsang penjelajahan

yang lebih mendalam

Tujuan pendidikan bukan lagi mengalihkan semua yangtelah diketahui, melainkan menumbuhkan dorongan dalamdiri peserta didik agar mereka memliki keinginan untuk mela-kukan proses penemuan sepanjang hidupnya terahadap apasaja yang memang dibutuhkannya untuk diketahui.

Ada beberapa pendapat mengenai pendidikan informal,antara lain menurut Philip. H. Combs dan Manzoor Ahmed(1984:9), istilah pendidikan informal adalah sebutan untukproses seumur hidup bagi setiap orang dalam mencari danmenghimpunkan pengetahuan, keterampilan, sikap danpengertian yang diperoleh dari pengalaman sehari-hari dandari pengaruh lingkungan, di rumah, pada waktu kerja, padawaktu bermain, dari teladan dan perilaku kaum kerabat dansahabat, dari perjalanan, pembacaan koran dan buku, mende-ngar radio atau melihat televisi dan film. Pada umumnya pen-didikan informal ini tiada berorganisasi dan seringkali kurangsistematis pula, namun ia merupakan sumber terbesar darisegala apa yang dipelajari setiap orang seumur hidup-sekali-pun bagi seorang yang berpendidikan tinggi.

Page 23: ppembinaan paguyubab seni tradisional

17

Pujiwiyana

B. Komunitas Seni Tradisi

Menurut Heddy Shri Ahimsa-Putra (2009 : 2), yangdimaksud seni tradisioanal adalah :

berbagai jenis kesenian yang dimiliki oleh suatu masya-rakat atau komunitas dan telah diwariskan dari generasi kegenerasi, yang selain mempunyai fungsi menghibur jugamerupakan bagian dari simbol-simbol yang membentuk jatidiri masyarakat dan komunitas tersebut.

Di Indonesia seni tradisioanal merupakan salah satu ke-kayaan budaya yang sampai saat ini belum semuanya mem-peroleh perhatian yang sama dalam hal pelestariam dan pe-ngembangannya. Sebagian jenis kesenian ini dapat bertahandengan baik karena masih digemari masyarakat, dan sebagianlagi “hidup segan, mati tak hendak”, sebagian lagi mung-kin telah punah, seiring dengan kepunahan individu-individupendukungnya.

Sebagai bagian dari budaya sebuah masyarakat yang telahberhasil bertahan selama beberapa generasi, seni tradisionaldapat dikatakan sebagai unsur budaya sebagai hasil karyakreasi kolektif. Seni semacam ini biasanya tidak mempunyaicap individualitas, sehingga tidak diketahui siapa individu pen-cipta jenis kesenian tersebut dan tidak ada orang yang secaraindividu sebagi pemiliknya. Oleh karena itu, seni semacam inibiasanya bersifat terbuka, artinya siapapun boleh menambah-kan atau mengurangi unsur-unsur yang terdapat didalamnyasepanjang bertujuan positif.

Seni tradisional juga mempunyai ciri tidak memiliki stan-dardisasi atau patokan-patokan yang jelas, yang dapat dipakaiuntuk menilai baik buruknya seni yang dihasilkan. Oleh karenaitu seni tradisional sangat lambat dalam perkembangannya,

Page 24: ppembinaan paguyubab seni tradisional

18

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

jika tidak mengalami kemandegan. Kalaupun ada perkem-bangan, maka perkembangan tersebut akibat dari sebuahkretifitas yang tidak disengaja, yang spontan muncul, dan tidakmerupakan hasil dari perencanaan dan pengembangan yanagdilakukan dengan sadar dan sistematis. Kondisi ini akibat daripengaruh budaya globalisasi di semua bidang, termasuk globa-lisasi di bidang seni.

Proses globalisasi bergerak sejalan dalam tiga dimensi ke-hidupan manusia, yakni : dimensi ekonomi, politik dan buda-ya. Dalam dimensi budaya proses globalisasi menyatakan diridalam pengaturan sosial dalam kaitannya dengan pertukarandan ekspresi simbol mengenai fakta, pengertian, kepercayaan,selera dan nilai-nilai (H.A.R.Tilaar, 2002). Bila mengamatimengenai trend peradaban manusia dewasa ini terjadi prosesglobalisasi yang semakin cepat dan melibatkan persainganideologi politik yang semakin tajam, persaingan ekonomi yangsemakin mengglobal dan pergumulan budaya yang semakinsengit antar berbagai kelompok masyarakat dan bangsa.

Perubahan budaya yang terjadi pada masyarakat sekarangini disebabkan oleh semakin transparannya kehidupan antarbangsa (globalisasi), dan kenyataan objektif kehidupan yangsemakin dinamis. Sehingga manusia mulai mengalami kesulit-an untuk membuat proyeksi atau prediksi kehidupan di masadatang. Masyarakat mempunyai kecenderungan untuk men-cermati tatanan kehidupan nyata dari bangsa lain yang lebihmaju dirasa akan lebih mudah diraih dari pada masa depanmereka yang tidak jelas. Selanjutnya tatanan kehidupan terse-but diadopsi sebagai nilai-nilai baru yang dianggap lebih realis-tis. Apabila keadaan ini terjadi terus-menerus dan tanpa kon-trol, maka sangat mungkin budaya tradisional akan semakinjauh dari tatanan perikehidupan masyarakat. Sebagian besar

Page 25: ppembinaan paguyubab seni tradisional

19

Pujiwiyana

budaya tradisional, berkembang dan dilestarikan dari “tradisilisan”. Tradisi yang demikian disebut folklor, (“folk” = rakyat;“lor” = unsur-unsur tradisi di dalam suatu budaya tertentu.

Menurut Danandjaja (1991 : 5), ciri-ciri umum Folkloradalah :

a. Penyebaran dan pewarisanya secara lisan;b. Bersifat tradisional disebarkan dalam bentuk tetap

dan standar;c. Bersifat anonym;d. Mempunyai bentuk dan pola tertentu yang hampir

sama pada semua daerah;e. Mempunyai kegunaan yang bersifat kolektif, (menjadi

milik bersama)f. Bersifat prologis, mempunyai logika sendiri yang tidak

sesuai dengan logika umum.

Dengan penjelasan di atas jelaslah bahwa seni tradisionalberkembang pada masyarat tradisional yang cenderung meru-pakan aktivitas masyarakat secara kolektif atau dalam bentukpaguyuban. Kondisi ini sangat berbeda dengan pola hidup bu-daya modern yang cenderung hidup secara menyendiri ter-pisah dengan kelompok masyarakat yang lain.

Keadaan tersebut diperparah dengan industrialisasi disegala bidang, termasuk industri seni sebagai bagian dari genrebudaya. Industri seni pada saat sekarang ini banyak dikemasdalam bentuk hiburan pada tayangan televisi. Media televisiyang merupakan media yang banyak berperan pada ruang-ruang publik seharusnya berperan aktif dalam proses edukasimasyarakat dalam bidang sosial, politik, ekonomi, dan kebuda-yaan. Akan tetapi, kenyataan yang terjadi bahwa, tayanganhiburan mempunyai prosentase yang jauh lebih tinggi apabiladibandingkan dengan tayangan yang bersifat edukatif.

Page 26: ppembinaan paguyubab seni tradisional

20

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

Namun demikian sikap Nasionalisme bukan berarti harusmenghilangkan ciri-ciri uatama seni tradisional, seperti yangdiungkapakan oleh Kuntowijoyo (2006 : 42) adalah sebagaiberikut :

Di kota-kota dan lapisan atas masyarakat sudah adaKebudayaan Nasional, sedangkan kebudayaan daerah dantradisional menjadi semakin kuat bila semakin jauh daripust kota. Sekalipun inisiatif dan kreatifitas kebudayaandaerah dan seni tradisional jatuh ke tangan orang kota,kepedulian (sense of belonging) orang desa terhadap tradi-si jauh lebih besar.

Dengan demikian jelas bahwa upaya pengembangan senitradisional di pedesaan masih sangat kental dengan penana-man nilai-nikai tradisional.

Menurut Kluckhohn dalam Makna Budaya dalam Komu-nikasi antar Bidaya (Alo Liliweri 2003 : 47) berasumsi bahwa:

Kebudayaan itu cermin bagi manusia (mirror forman), sehingga makna budaya adalah :a. Kesuluruhan pandangan hidup dari manusia;b. Sebuah warisan ssosial yang dimiliki individu dari

kelompoknya;c. Cara berfikir, perasaan, dan mempercayai;d. Abstraksi perilaku sosial;e. Bagian terpenting dari teori para antropolog, tentang

cara-cara di mana sebuah kelompok orang menyata-kan kelakuannya;

f. Sebuah gudang pusat pembelajaran;g. Sebuah unit standarisasi orientasi untuk mengantisi-

pasi pelbagai masalah yang berulang-ulang;h. Perilaku yang dipelajari;i. Sebuah mekanisme bagi pengaturan regulatif atas

perilaku;j. Sekumpulan teknik untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungan lain dan orang lain;

Page 27: ppembinaan paguyubab seni tradisional

21

Pujiwiyana

k. Lapisan atau endapan dari sejarah manusia;l. Peta perilaku, matriks perilaku, dan saringan perilaku.

Dengan demikian kegiatan untuk mengembangkan senitradisional diharapkan mampu meningkatkan pendidikan mo-ral yang diharapkan mampu memberi pencerahan intelektualdan estetika, aspek kemanusiaan, keilmuan, dan kepercayaan.

Disamping itu menurut Purwadi (2005 : 11 ) berpendapatbahwa tujuan dari aktivitas budaya dan seni tradisional adalah:a. Membangun solidaritas sosial,b. Menumbuhkan etos kerja kolektif,c. Menjaga kelestarian lingkungan hidup, dand. Memenuhi kebutuhan sepiritual.

Denagan demikian aktivitas masyarakat dalam mengem-bangkan seni tradisional sangat erat dengan upaya pemberda-yaan masyarakat dalam banyak hal.

C. Sanggar Belajar Seni

Sanggar adalah suatu tempat atau sarana yang digunakanoleh suatu komonitas atau suatu kelompok orang atau masya-rakat untuk melakukan suatu kegiatan (Wikipedia bahasaIndonesia). Sanggar identik dengan kegiatan belajar pada suatukelompok masyarakat yang mengembangkan suatu bidangtertentu termasuk seni tradisional. Adapun sanggar juga meru-pakan suatu bentuk lain dari pendidikan nonformal, yang manabentuk pendidikan tersebut diselenggarakan bagi wargamasyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsisebagai pengganti, penambah, atau pelengkap pendidikan formaldalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.

Sebagian besar kegiatan sanggar seni tradisional di masya-rakat adalah seni tradisonal yang berupa seni pertunjukan.

Page 28: ppembinaan paguyubab seni tradisional

22

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

Menurut Edi Sedyawati (2010:1) fungsi seni pertunjukan diIndonesia adalah sebagai berikut :

Fungsi seni pertunjukan di Indonesia mengalamiperkembangan dari waktu ke waktu sesuai dengan budayayang menjadi latar belakangnya. Menurut pengamatan ter-hadap sejarah perjalanannya, seni pertunjukan setidaknyamemiliki fungsi :a. Fungsi religius,b. Fungsi edukatif,c. Fungsi peneguh integrasi sosial,d. Fungsi hiburan, dane. Fungsi mata pencaharian.

Fungsi religius seni pertunjuka di antaranya ditemukanpada bergai jens dan bentuk seni yang digunakan sebagai sara-na dakwah pada agama Islam, misalnya : Hadrah, Shala-watan dan lain-lain. Seni pertunjukan yang terdapat padakarya sastra seperti tembang-tembang jawa pada tampilanpada seni pertunjukan tradisional digunakan sebagai saranamendidik generasi yang satu kepada generasi berikutnya.Fungsi peneguhan integrasi sosial dapat ditemukan pada tari-an-tarian tradisi kerakyatan yang hanya dapat ditarikan secaramasal sabagai sarana untuk memperkokoh struktur sosial ke-lompok masyarakat. Adapun fungsi hiburan terutama bagi pe-nikmat seni yang menjadikan seni sebagai sarana bersenang-senang atau sebagai sarana pelapasan dari beban-beban psiko-logis yang mendera mereka. Sedangkan fungsi mata penca-harian dikuatkan dengan adanya beberapa kelompok seni yangmenjadikan seni pertunjukan sebagai mata pencaharian.

Berdasarkan paparan di atas, maka jelas bahwa kegiatan-kegiatan yang diselenggaran pada sanggar seni tradisionalyang terdapat pada masyarakat merupan kegiatan yang ber-orientasi pada pengembangan pengetahuan dan ketrampilan,

Page 29: ppembinaan paguyubab seni tradisional

23

Pujiwiyana

kecakapan hidup, pengembangan sikap untuk mengembang-kan diri, mengembangkan profesi dan bekerja usaha mandiri.Hal tersebut sangat medukung upaya pengembangan danpemberdayaan masyarakat pada segala aspek kehidupan padamasyarakat.

Oleh sebab itu, maka sanggar seni tradisional dalam men-jalankan aktivitasnya sebagai salah satu bentuk layanan pendidikannonformal harus menjalankan fungsi-fungsi sebagai berikut :a. Membangkitkan dan menumbuhkan kemauan belajar

masyarakat;b. Memotivasi dan membina kelompok masyarakat untuk

mau dan mampu menjadi sumber belajar dalam pelaksa-naan azas saling membelajarkan;

c. Melakukan segala aktivitas dalam rangka peningkatankesejahtaraan segala aspek kehidupan;

d. Memberi pelayanan informasi kepada seluruh anggotasanggar yang memerlukan pengembang ketrampilanfungsional;

e. Menyediakan sarana dan fasilitas belajar dan melakukanurusan tata usaha dan rumah tangga sanggar.

Dengan menjalankan fungsi di atas, maka sanggar senitradisional diharapkan mampu merumuskan secara mandiriseluruh kebutuan yang menyangkut aktivitas sanggar, sertamenyusun dan mengembangkan berbagai program yang sesuaidengan karakteristik kegiatan yang dibentuk oleh masyarakatsetempat. Sehingga kelompok masyarakat tersebut akan mam-pu melaksanakan program kegiatan dan mengeveluasi pro-gram kegiatan secara mandiri.

Page 30: ppembinaan paguyubab seni tradisional

24

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

D. Pemberdayaan Masyarakat

Permberdayaan masyarakat merupakan satu bagian dariprogram pengembangan masyarakat, seperti pernyataanberikut:

Community development is the mechanism throughwhich people empower themselves by increasing their abilityto control their own lives in order to create a more fulfillingexistence through mutual efforts to resolve shared problems(Maser, 1997:102).

Yang artinya adalah: Pembangunan masyarakat merupa-kan mekanisme melalui mana masyarakat memberdayakandirinya dengan meningkatkan kemampuannya untuk mengen-dalikan kehidupannya agar mampu menciptakan pemenuhankehidupan yang lebih baik melalui usaha bersama dalam me-mecahkan problem yang dihadapi bersama.

Sedangkan menurut James Ife (1997:182) pemberdayaanmempunyai penjelasan sebagai berikut:

Empowerment means providing people with the re-sources, opportunity, knowledge and skills to increasetheir capacity to determine their own future, and to part-icipate in and affect the life of their community

Yang artinya adalah: Pemberdayaan berarti memper-lengkapi masyarakat dengan sumberdaya, kesempatan, penge-tahuan dan keterampilan untuk meningkatkan kapasitasnyauntuk menentukan masa depannya. Dan untuk berpartisipasidalam mempengaruhi kehidupan masyarakatnya.

Secara politis Susan Kenny (1994:118) menjabarkan pem-berdayaan massyarakat adalah sebagai berikut : Empowermentrefers to the ways in which power relationships are changedin the interests of disadvantaged, oppresed or exploited group.

Page 31: ppembinaan paguyubab seni tradisional

25

Pujiwiyana

Yang artinya adalah : Pemberdayaan menunjuk padaupaya bagaimana hubungan kekusaaan yang ada di dalammasyarakat diubah sehingga kelompok-kelompok masyarakatmiskin yang tertekan dan terekploitasi menjadi berdaya.

Secara lebih lanjut Rubin (1992 : 62) menjelaskan pember-dayaan masyarakat adalah sebagai berikut :Empowerment is thesense of efficacy that occur when people realize they can solve theproblems they face and have the right to contest unjust conditions.

Yang artinya adalah : Pemberdayaan terjadi manakalamasyarakat memiliki kemampuan memecahkan problem yangmereka hadapi dan memiliki kemampuan untuk memper-juangkan kondisi-kondisi yang tidak adil.

Secara filosofik, empowerment merupakan upaya mem-bantu mereka yang kurang beruntung agar memiliki ke-mampuan memposisikan dirinya sebagai manusia yang memi-liki harga diri, dan hak-hak yang sama dengan sesamanya.Pandangan filosofik ini didasari oleh teori kebutuhan manusia,yaitu agar terpenuhi kebutuhan hidupnya secara layak, melipu-ti kebutuhan makan, minum, rumah, keselamatan, sosial, dankabutuhan untuk mengaktualisasi

Globalisasi kebudayaan telah mengikuti pola yang samadengan globalisasi ekonomi. Kebudayaan universal muncul,disebarkan melalui semakin banyaknya media global yangkebanyakan dikendalikan oleh, dan bekerja untuk kepentinganmodal transnasional. Televisi, musik, arsitektur, makanan,minuman, pakaian, film, olahraga, dan bentuk-bentuk rekreasilainnya semakin serupa di manapun tempatnya di dunia. Kotayang satu sangat mirip dengan kota-kota lainnya, hotel ben-tuknya sama di seluruh dunia, dan televisi, iklan dan teknologikomputer tampaknya bekerja tak kenal lelah untuk mewujud-kan keseragaman. (Ife,J. 1997 : 155)

Page 32: ppembinaan paguyubab seni tradisional

26

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

Dalam menghadapi globalisasi kebudayaan, sangat sulitbagi masyarakat untuk melestarikan kebudayaan lokalnyasendiri yang unik, walaupun ini merupakan komponen pentingdari pembangunan masyarakat. Prinsip keanekaragaman(diversity) mengharuskan bahwa keanekaragaman (diversity)kebudayaan dipertahankan; kebudayaanlah yang memberikankepada warga masyarakat (people) rasa memiliki dan identitas,sehingga pembangunan kebudayaan yang terpenting bagimasyarakat.

Ini secara historis merupakan gejala akhir-akhir ini.Sampai abad ke dua puluh, kegiatan-kegiatan kebudayaanseperti itu sebagian besar lokal dan sangat partisipatoris, danperbedaan daerah mempunyai arti dan penting. Perbedaan ke-budayaan membantu untuk memberikan rasa identitas danrasa bermasyarakat, dan globalisasi dan perubahan kebudaya-an bersama-sama (commodification) merupakan bagian pen-ting dari hilangnya masyarakat yang sedemikian banyak terjadipada akhir abad ke duapuluh. Pembangunan kebudayaan men-jadi sebuah komponen penting dari sebuah pendekatan pem-bangunan masyarakat.

Di dalam konteks pembangunan masyarakat, pemba-ngunan kebudayaan mempunyai empat komponen: melesta-rikan dan menghargai kebudayaan lokal, melestarikan danmenghargai kebudayaan asli, multi-kulturalisme dan kebu-dayaan partisipatoris (participatory culture).

a. Melestarikan dan menghargai kebudayaan lokalTradisi kebudayaan lokal merupakan bagian penting

dari rasa bermasyarakat, dan membantu memberikan rasaidentitas kepada masyarakat. Maka dari itu, pembangunanmasyarakat akan selalu berusaha untuk mengidentifikasielemen-elemen penting dari kebudayaan lokal, dan

Page 33: ppembinaan paguyubab seni tradisional

27

Pujiwiyana

melestarikannya. Agar pembangunan kebudayaan efektifdi dalam konteks pembangunan masyarakat yang lebihluas, kebudayaan tidak boleh dipisahkan dari kehidupanmasyarakat, tetapi harus dipandang sebagai suatu bagiannyata dari kehidupan masyarakat. Bila ini tercapai, tradisikebudayaan lokal dapat menjadi titik fokus untuk interaksisosial, pelibatan masyarakat dan dapat menjadi prosespenting di dalam aspek-aspek lain dari pembangunan ma-syarakat, seperti pembangunan sosial, pembangunan eko-nomi, atau pembangunan politik.

b. Melestarikan Dan Menghargai Kebudayaan AsliPelestarian dan penghargaan kebudayaan penduduk

asli merupakan persoalan kritis bagi pembangunan ma-syarakat. Walaupun mungkin dikatakan bahwa kebudaya-an asli hanyalah kasus khusus dari kebudayaan lokal seba-gaimana yang dibahas diatas, dinamika yang berbeda yangmengelilingi kebudayaan asli berarti bahwa kebudayaanini harus diperlakukan sebagai kasus yang berbeda pula.Dalam prakteknya, ada dua konteks pembangunan masya-rakat yang berbeda pada penduduk asli. Pertama adalahmasalah masyarakat-masyarakat asli (indigenous commu-nities), dimana semua anggota masyarakat atau yang ber-pengaruh adalah penduduk asli sehingga masyarakatnyasendiri diketahui, dan yang lainnya adalah masalah pen-duduk asli yang merupakan bagian dari penduduk yangberlatar belakang kebudayaan lainnya.

c. Keanekaragaman BudayaSeperti penduduk asli, tantangan pembangunan ma-

syarakat adalah membantu melestarikan integritas berba-gai kebudayaan, sementara pada saat yang sama juga harus

Page 34: ppembinaan paguyubab seni tradisional

28

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

berusaha mencari cara untuk menyatukan berbagai tradisikebudayaan yang berbeda dan memperkaya pengalamanbudaya semua unsur kebudayaan. Ini adalah tugas yangsulit, dan dapat menjadi semakin sulit dengan banyaknyavariasi tradisi kebudayaan, kepekaan, persaingan historisdan nilai-nilai yang bertentangan, dan dengan kerancuan(ambiguitas) di masyarakat yang lebih luas mengenaipersoalan-persoalan multikulturalisme.

Perbenturan nilai-nilai kebudayaan, dan masalah-masalah yang dialami oleh individu dan keluarga dalamusaha menemukan cara mengatasi konflik-konflik inidapat menyebabkan suatu lingkungan yang tidak stabildan tidak pasti. Namun demikian, instabilitas dan ketidak-pastian harus menyiratkan peluang, dan dalam usahamembantu masyarakat mengatasi kesulitan-kesulitan iniada peluang-peluang untuk pengembangan struktur-struktur berbasis masyarakat alternatif yang kreatif, yangdapat dikendalikan oleh masyarakat sendiri.

d. Kebudayaan PartisipatorisSebagaimana yang ditunjukkan pada awal bagian ini,

kegiatan kebudayaan, apakah kebudayaan populer ataukebudayaan ‘tingkat tinggi’ (high), semakin dipandangsebagai sesuatu yang untuk dipertunjukkan oleh para elitprofesional untuk dikonsumsi secara pasif oleh kebanyak-an orang. Kebudayaan dipaket dan dijual sebagai suatuproduk untuk dikonsumsi, bukan sebagai sesuatu yangdapat dijadikan ajang partisipasi aktif people. Ini benar-benar seni, musik (baik populer maupun ‘kelas tinggi’(highbrow), teater, tari atau olahraga. Walaupun masihada suatu tingkat partisipasi populer dalam sebagian

Page 35: ppembinaan paguyubab seni tradisional

29

Pujiwiyana

kegiatan-kegiatan ini, terutama olahraga, kecenderungannyaadalah semakin menuju commodification kebudayaan.

Aktivitas kebudayaan merupakan fokus penting untukidentitas masyarakat, partisipasi, interaksi sosial danpembangunan masyarakat. Satu cara untuk mendorongmasyarakat yang sehat adalah mendorong partisipasi luasdalam aktivitas-aktivitas kebudayaan, sehingga kesenian,musik, teater, dan tari menjadi sesuatu yang dilakukan danbukan hanya ditonton oleh masyarakat. Aktivitas-aktivitasini sendiri punya potensi untuk pembangunan masyarakatprogresif, karena mempunyai kekuatan untuk mengilhami,menginformasikan dan menyatukan suatu masyarakat.

Maka dari itu mendorong partisipasi di dalam aktivi-tas-aktivitas kebudayaan merupakan bagian penting daripembangunan masyarakat. Aktivitas-aktivitasnya mung-kin akan bervariasi, tergantung lokasinya, kebudayaanlokal, dan faktor-faktor lainnya. Dapat termasuk di dalam-nya pengorganisasian dan partisipasi dalam sustu festivalrakyat masyarakat, proyek-proyek kesenian masyarakat,pembacaan cerita (story telling), lukisan mural (dinding),menari, malam permainan tradisional, dsb. Semuanya inidapat mendorong identitas dan interaksi masyarakat, dandapat berperan sebagai basis aktivitas pembangunanmasyarakat selanjutnya.

Pembangunan masyarakat baikpembangunan fisik,ekonomi dan politik membutuhkan partisipasi aktif ma-syarakat dalam proses pelaksanaanya. Aktifits seni tidakterkecuali seni tradisional dapat digunakan sebagai alatuntuk menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pem-bangguan nasional maupun daerah, dan sekaligus mem-perkokoh identitas dan kesatuan sosial.

Page 36: ppembinaan paguyubab seni tradisional

30

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

Buku mengenai seni tradisional sudah banyak dilakukan,terutama mengkaji masalah perkembangan seni tradisionaldan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Seperti penelitianyang dilakukan oleh Kuswarsantyo dan Intansari.

Kuswarsantyo pada tahun 1996 melakukan penelitiantenang perkembangan tari jawa dalam menghadapi tantanganindustri pariwisata. Tari jawa di sini ada dua gaya yang selamaini mewarnai pertunjukan dalam kemasan pariwisata yaitugaya Yogyakarta dan Surakarta. Dalam mengemas seni tariuntuk tujuan wisata dilakukan suatu perubahan dan pengem-bangan untuk memnuhi kaedah-kaedah hiburan. Maka usahayang dilakukan adalah mengemas tarian menjadi lebih singkat,padat, penuh variasi, akan tetapi tidak meninggalkan unsur-unsur pokok dan nilai serta filosofi tarian aslinya. Dengan de-mikian diperlukan suatu usaha yang lebih kreatif untuk me-ngemas tari jawa agar menjadi sajian yang diminati wisatawanagar devisa negara dari sektor pariwisata bisa meningkat. Hasilpenilitian yang dilakukan Kuswarsantyo menunujukkan bahwaseni yang dikemas untuk keperluan wisata sangat mengun-tungkan dalam kaitannya pelestarian seni tradisional, danjustru memperkaya khasanah seni pertunjukan.

Intansari pada tahun 2006 melakukan penelitian tentangkegiatan Seni Tari Gendang Beleq sebagai wahana pendidikanbagi masyarakat Suku Sasak (Studi kasus di kelompok Gan-dang Beleq Bareng Suke Kota Mataram). Penelitian tersebutbertujuan unutk mendeskripsikan kegiatan kelompok seni tariGendang Beleq sebagai salah satu komunitas seni tradisionalkhas suku Sasak di Pulau Lombok, dengan tinjauan dari sisiwahana belajar bagi kelompok masyarakat. Proses belajar yangterjadi dalam kelomk tersebut tidak hanya pada memainkanmusik dan tari, akan tetapi juga terjadi proses pembelajaran

Page 37: ppembinaan paguyubab seni tradisional

31

Pujiwiyana

anggota masyarakat tentang nilai-nilai estetika dan nilaikehidupan. Hasil penelitian, menunujukan bahwa sebagianbesar suku sasak memberi tempat yang tinggi bagi warganyayang berpengetahuan, kreatif dan berprestasi. Salah satunyaadalah kepada kelompok seni tari Gendang Beleq yang telahmempengaruhi proses perubahan pada masyarakat. Sehinggadapat disimpulkan bahwa aktivitas seni tradisional merupakanwahana belajar bagi masyarakat yang efektif tentang nilai-nilaiestetika dan nilai kehidupan, dan proses pembelajaran terse-but juga bisa terjadi secara mandiri.

Dari kedua peneiltian tersebut jelas upaya pembinaan danpengembangan seni tradisional merupakan usaha untukmemberikan aktivitas pembelajarn pada masyarakat sehinggaakan terjadi perubahan sikap dan nilai, pengetahuan serta ke-trampilan. Akan tetapi penelitian yang secara kusus membahasupaya pemberdayaan masyarakat melalui pembinaan senitradisional belum pernah dilakukan.

Seni tradsional adalah merupakan idiom kebudayaan darisuatu kelompok masyarakat, sehingga keberadaannya mutlakuntuk dipertahankan. Pada saat ini kegiatan-kegiatan senitradisional seperti itu sebagian besar lokal dan sangat partisipatoris,dan perbedaan daerah mempunyai arti dan penting. Perbedaanseni tradisional membantu untuk memberikan rasa identitas danrasa bermasyarakat, sementara globalisasi dan perubahankebudayaan bersama-sama merupakan bagian penting darihilangnya masyarakat yang banyak terjadi pada akhir abad keduapuluh. Pembangunan kebudayaan menjadi sebuah komponenpenting dari sebuah pendekatan pembangunan masyarakat.

Globalisasi budaya dapat merambah daerah manapundibelahan bumi, namun dampak positif dan negatif tidak akanmenjadi masalah apabila daerah yang terkena dampak

Page 38: ppembinaan paguyubab seni tradisional

32

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

globalisasi menyikapi dengan bijak dengan cara menganti-sipasi dampak negatif globalisasi melalui penyelenggaraanpendidikan luar sekolah yang lebih menyentuh kepribadianbudaya bangsa. Aktifitas berkesenian pada masyarakat tra-disional merupakan kegiatan pengembangkan segenap potensipribadi dalam kegiatan yang kreatif dan ekspresif, baik dalamkehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan kerja, sosial,serta tingkat intelektual dan keseniannya.

Dengan aktivitas berkesenian masyarakat menjadi lebihsadar dan mengerti akan kepribadiannya dengan mengem-bangkan pengetahuan serta keterampilan untuk dapat hidupbersama. Aktifitias kesenian yang dilakukan masyarakat sebagipengisi waktu luang atau untuk matapencaharian dalam kehi-dupan sehari-hari mempunyai arti belajar sepanjanghayat, ka-rena denga aktivitas tersebut manusia mengembangkan per-ubahan dirinya. Pendidikan sepanjang hayat memiliki duadimensi, yaitu; dimensi vertikal, bahwa pendidikan berlang-sung sepanjang hidup manusia dan dimensi horisontal, bahwapendidikan dapat berlangsung dimana dan kapan saja dalamsetiap aktivitas manusia. Seperti halnya yang terjadi aktivitaspembinaan seni pada masyrakat tradisional

Kondisi yang demikian juga terjadi pada masyarakat senitradisional yang berada di Kabupaten Sleman. Keberadaanpaguyuban seni tradisional telah memberi andil besar dalamrangka pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Olehsebab itu, diperlukan metode pembinaan seni tradisional yangefektif, efesisien dan menyeluruh, sehingga keberadaan pagu-yuban seni tradisional mampu menyaring nilai-nilai globalisasiyang tidak sesuai dengan kebudayaan asli masyarakat diKabupaten Sleman.

Page 39: ppembinaan paguyubab seni tradisional

33

Pujiwiyana

Adapun upaya-upaya dalam pembinaan seni tradisionaltentunya harus melibatkan berbagai komponen masyarakat.Diantaranya adalah pemerintah maupun lembaga non-pemerintah seperti Dewan Kebudayaan serta lembaga swadayamasyarakat yang lain. Namun demikian, komponen yang pa-ling utama adalah partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatantersebut sebagai penentu keberhasilan dari proses pember-dayaan masyarakat.

Agar pembinaan seni tradisional efektif di dalam kontekspembangunan masyarakat yang lebih luas, seni tradisional tidakboleh dipisahkan dari kehidupan masyarakat, tetapi harus di-pandang sebagai suatu bagian nyata dari kehidupan masyarakatdan merupakan aktivitas pendidian informal pada masyarakatyang merupakan bagian dari proses pendidikan sepanjanghayat. Bila ini tercapai, seni tradisional dapat menjadi titik fokusuntuk interaksi sosial, pelibatan masyarakat dan partisipasiberbasis luas, dan dapat menjadi proses penting di dalam aspek-aspek lain dari pembangunan dan pemberdayaan masyarakatdalam bidang sosial, ekonomi dan politik.

SENI TRADISIONAL

1. Nilai Religius2. Nilai Edukatif3. Nilai Integrasi Sosial4.Nilai Hiburan5. Nilai Matapencaharian

PEMBERDAYAAN

PEMBELAJARAN

DAMPAK

1. Sosial

2. Ekonmomi

3. Politik

PEMBINAAN1. Pemerintah2. Non-pemerintah

Page 40: ppembinaan paguyubab seni tradisional

34

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

Page 41: ppembinaan paguyubab seni tradisional

35

Pujiwiyana

BAB IIIANALISIS PENGKAJIAN SENI

A. Obyek Pengkajian

Buku ini akan mendeskripsikan upaya pembinaan seni tra-disional di Kabubaten Sleman dengan menggunakan metodekualitatif dengan pendekatan fenomenologis danstudi kasuspada sanggar seni tradisional Sekar Wijaya Kusuma, dimana peneliti secara alamiah mengamati obyek secara lang-sung di lapangan, dan berusaha untuk memaknai atau meng-interpretasikan fenomena dari sudut pandang masyarakatnya,serta melibatkan beberapa parameter yang secara empiris be-nar-benar terjadi pada paguyuban seni tradisional di Kabupa-ten Sleman. Pendekatan fenomenologis merupakan penelitianuntuk memahami perilaku, peristiwa atau kejadian dalamkehidupan manusia dari sudut pandang partisipan (subyekyang diteliti).

Data yang dikumpulkan berupa kata-kata yang merupakanhasil wawancara dengan pelaku seni tradisional di KabupatenSleman, dan gambar-gambar hasil dokumentasi proses pem-binaan seni tradisional serta pagelaran seni tradisional sebagaiproduk pembinaan yang telah dicapai dan bukan angka-angka.Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif.Selain itu, semua yang dikumpulkan kemungkinan menjadikunci terhadap apa yang sudah diteliti.

Menurut Moleong (1994: 4), penelitian kualitatif berakarpada latar belakang alamiah, seacara keseluruhan sebagaisebuah keutuhan yang mengandalkan manusia sebagai alat

Page 42: ppembinaan paguyubab seni tradisional

36

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

penelitian. Pendekatan ini digunakan untuk memperolehpemahaman yang cukup dan penafsiran yang tidak melencengdari fenomena yang terjadi di lapangan. Namun demikian tidakmenutup kemungkinan adanya interpretasi peneliti dalammenjelaskan permasalahan-permasalahan pokok yang terjadipada upaya pembinaan seni pada paguyuban seni tradisionalSekar Wijaya Kusuma di Kabupaten Sleman.

Penelitian ini dilaksanakan di sanggar seni tradisionalSekar Wijaya Kusuma, yang merupakan wadah aktivitaskelompok seni tradisonal yang berada di Padukuhan Grogol,Desa Margodadi, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman.Adapun aktivitas pembinaan seni tradisional yang diselengga-rakan pada sanggar tersebut adalah: wayang kulit, wa-yang orang, jathilan, dan shalawatan hadrah.

Setiap tahun di Kabupaten Sleman selalu mengadakanperayaan hari jadi Kabupaten Sleman. Dimana kegiatan utamanyaadalah Kirab Agung Budaya Tradisional yang diikuti seluruhkomponen masyarakat seluruh Kabupaten Sleman. SemuaKecamatan di wilyah Kabupaten Sleman selalu menyuguhkanparade seni dan budaya sesuai dengan potensi yang ada di masng-masing Kecamatan. Perayaan hari jadi Kabupaten Sleman selaludiadakan pada bulan Mei. Oleh karena itu penelitian inidilaksanakan pada bulan Janiauri sampai dengan Mei 2010.

Subyek Penelitian ini difokuskan pada sanggar SekarWijaya Kusuma sebagai tampat pembinaan seni tradisionaldi Kabupaten Sleman. Sesuai apa yang dimaksud dalam judulpenelitian ini yaitu peneliti ingin mengkaji proses pembinaanseni pada paguyuban seni tradsional yaitu proses pelatihanseni tradisional dalam rangka memperoleh pengetahuan, kete-rampilan dan sikap serta nilai-nilai. Dalam penelitian kualita-tif, informasi mengenai realita pembinaan seni tradisional yang

Page 43: ppembinaan paguyubab seni tradisional

37

Pujiwiyana

terjadi dimasyarakat dalam rangka pemberdayaan masyarakattidak perlu ditanyakan pada seluruh penduduk, tetapi cukupmenggunakan informan, yaitu beberapa individu yang diperca-ya sebagai subjek yang mengerti tentang pembinaan senitradisional. Informan kunci adalah informan yang diambilsecara subjektif dari tokoh-tokoh masyarakat sanggar senitradisional Sekar Wijaya Kusuma dan tokoh masyarakatyang memiliki pemahaman tentang pembinaan seni tradisio-nal di Kabupaten Sleman. Kemudian informan lain diperolehdengan menggunakan snow ball, dalam arti perluasan subyekpenelitian dilakukan dengan mengikuti rekomendasi dari in-forman kunci.

Paguyupan seni tradisonal sanggar seni tradisional SekarWijaya Kusuma mempunyai beberapa kegiatan pembinaanseni tradisional antara lain: wayang kulit, wayang orang,jathilan, dan shalawatan hadrah. Penelitian lebih di-tekan pada nilai-nilai seni, aktivitas pembelajaran pada masya-rakat, sistem manajemen pengelolaan paguyuban, sisem pela-tihan yang dikembangkan, dan bagaimana peran pemberdaya-annya bagi masyarakat.

Sanggar seni tradisional Sekar Wijaya Kusuma adalahmerupakan wadah aktivitas kelompok masyarakat tradisonalyang berada di Padukuhan Grogol, Desa Margodadi, KecamatanSeyegan, Kabupaten Sleman. Kegiatan kelompok masyarakattersebut merupakan aktivitas pembinaan seni tradisonal yangdipimpin oleh Bapak Sancoko, S.Pd. Adapun aktivitas pembinaanseni yang diselenggarakan pada sanggar tersebut adalah :wayang kulit, wayang orang, jathilan, dan hadrah.

Sanggar seni Sekar Wijaya Kusuma resmi berdiri seki-tar tahun 2005 pada bulan Mei bertepatan dengan peringatanhari jadi Kabupaten Sleman. Dimana pada saat itu salah satu

Page 44: ppembinaan paguyubab seni tradisional

38

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

kegiatan dalam rangka hari jadi Kabupaten Sleman adalahlomba desa budaya. Sebelumnya di Padukuhan Grogol, DesaMargodadi, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman sudahbanyak terdapat kelompok seni tradisional yang dalam kegiat-annya belum menyatu dalam suatu wadah kegiatan yang ter-padu. Maka untuk menghadapi kegiatan lomba desa budayatersebut beberapa jenis kelompok seni tradisional yang ada didaerah tersebut membentuk suatu paguyuban seni tradisionalyang di beri nama Sekar Wijaya Kusuma.

Desa Margodadi ditetapkan oleh Pemerintah Kabupatensleman sebagai Desa Wisata Budaya, dimana dengan penetap-an tersebut bertujuan untuk pelestarian dan pengembanganbudaya tradisional, utamanya adalah kesenian tradisional.Keberadaan seni tradisional pada kawasan tersebut sangat ter-pelihara dengan baik, terutama di Dusun Grogol. Di padukuh-an tersebut banyak terdapat sumber daya manusia yang aktifdalam olah seni tradisional. Di samping itu Desa Margodadijuga terdapat Legenda dan Mitos kerakyatan, diantaranya ada-lah Tuk Sibedug. Menurut masyarakat sekitar tempat tersebutadalah sebuah sumber mata air peninggalan Sunan Kalijogo.Pada setiap bulan Rejeb menurut sistem penanggalan jawa,di sekitar tempat tersebut digelar acara kirab budaya yangmelibatkan seluruh komponen masyarakat disekitarnya. Danpada saat ini acara tersebut menjadi kaender wisata budayadi kabupaten Sleman.

Adapun kegiatan yang dikembangkan pada sanggartersebut menyangkut beberapa hal berkait beberapa halsebagai berikut :Visi : membangun budaya masyarakat berbasis seni

tradisional

Page 45: ppembinaan paguyubab seni tradisional

39

Pujiwiyana

Misi :- Melertarikan keberadaan seni tradisional- Pemberdayaan masyarakat melalui program pelatihan dan

pengembangan seni tradisional

Tujuan :- Memberi kegiatan yang positif kepada masyarakat ter-

utama dalam pelestarian seni tradisional- Merangsang masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya

pengembangan dan pemberdayaan masyarakat- Mereduksi dan mencegah secara total pengaruh budaya

asing yang tidak sesuai dengan norma dan budaya ma-syarakat

- Membangun budaya belajar sepanjang hayat (life longlearning) pada masyarakat

Adapun kegiataan yang diselenggarakan pada sanggar senitradisional Sekar Wijaya Kusuma dapat dijabarkan sebagaiberikut :- Wayang Wong (orang) : adalah seni teater tradisional yang

mengambil seting cerita Mahabarata dan Ramayana- Wayang Kulit : seni yang menapilkan betuk pakeliran yang

mengambil lakon Mahabarata dan Ramayana- Jathilan : seni kerakyatan yang menggambarkan kelompok

pemuda yang berolah kanoragan, digambarkan berlatihperang dengan menunggang kuda lumping (jarankepang) dan ketrampilan berolah senjata

- Hadrah Shalawatan : jenis seni kerakyatan religius yangmenempilkan syair-syair pujian dan shalawat denganiringan rebana (hadrah)

Page 46: ppembinaan paguyubab seni tradisional

40

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

Adapun jadwal kegiatannya adalah sebagai berikut- Wayang Wong (orang) : Minggu malam- Wayang Kulit : Kamis malam- Jathilan : Senin malam- Hadrah Shalawatan : Rabu malam

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data penelitian digolongkan menjadidua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer ataudata tangan pertama, adalah data yang diperoleh langsung darisubyek penelitian sebagai sumber informasi. Sedangkan datasekunder atau data tangan ke dua adalah data yang diperoleholeh peneliti lewat pihak lain, tidak langsung dari subyek penel-itiannya. Data sekunder biasanya berupa dokumen atau datalaporan yang telah tersedia.

Dalam penelitian teknik pengumpulan menggunakanbebrapa pendekatan dan metode. Adapun teknik yang diguna-kan adalah :

1. WawancaraWawancara dilakukan terhadap pimpipinan paguyub-

an Sekar Wijaya Kusuma, anggota paguyuban, wakilmasyarakat, tokoh masyarakat dan aparat desa setempat.Adapun materi wawancara meliputi : Sejarah berdirinyapaguyuban, aktivitas pembinaan seni tradisional danperan pembinaan seni tradisional dalam pemberdayaanmasyarakat, dan dukungan masyarakat serta aparatpemerintah terhadap aktivitas paguyuban seni tradisionaltersebut. Wawancara juga dilakukan terhadap changeagents yang pernah merasakan hidup di tengah-tengah

Page 47: ppembinaan paguyubab seni tradisional

41

Pujiwiyana

masyarakat paguyuban seni tradisional Sekar WijayaKusuma.

2. ObservasiPengamatan dilakukan terhadap system pembinaan,

model latihan kelompok, serta bagaimana menjaring ang-gota terutama dari kalangan generasi mudanya. Penga-matan juga dilakukan terhadap system manajemen orga-nisasi yang diterapkan dalam paguyuban tersebut. Obser-vasi langsung ke lapangan atau ke objek yang diteliti yaitupaguyuban seni tradisional Sekar Wijaya Kusuma diKabupaten Sleman, sekaligus mengamati proses yangterjadi di lapangan dan juga mengamati karya-karya yangdihasilkan oleh kelompok seni tradisional jathilan,shalawatan hadrah, wayang orang dan wayang kulit.

3. Penggunaan dokumenDokumen yang akan diamati dalam penelitian ini ada-

lah dokumen Bidang Kesenian, Dinas Pariwisata dan Ke-budayaan Kabupaten Sleman serta dokumen yang ter-simpan di paguyuban Sekar Wijaya Kusuma. Adapundokumen tersebut berupa, laporan kegiatan, buku kegiat-an dan sumber lain dalam bentuk audio- vsual

4. Pengalaman pribadiPenelitian ini akan mengunakan pengalam pribadi

dimana peneliti terjun langsung berinteraksi kedalamproses pembinaan seni pada komunitas paguyuban senitradisional Sekar Wijaya Kusuma.

Dengan penggunaan beberapa pendekatan tersebutakan didapatkan data yang valid dan seimbang sehinggaakan menentukan ketepatan hasil penelitian. Teknik ob-servasi dilakukan untuk mengamati perilaku warga pagu-

Page 48: ppembinaan paguyubab seni tradisional

42

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

yuban seni tradisional Sekar Wijaya Kusuma di Kabu-paten Sleman tentang proses pembinaan, proses interaksi-komunikasi dan proses belajar mengajar yang terjadi se-cara alami.

Dalam kehidupan masyarakat, proses belajar adalahmelalui proses belajar sosial, yaitu melalui proses komu-nikasi diantara anggota masyarakat yang mengandungmuatan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai. Pe-neliti mengamati kehidupan masyarakat dari komunikasisecara umum sampai pada komunikasi dalam prosespembinaan seni pada paguyaban seni tradisional SekarWijaya Kusuma di Kabupaten Sleman.

Wawancara bertujuan unutuk mengumpulkan datadari paguyuban seni tradisional yang berupa pikiran, pen-dapat, sikap, nilai-nilai yang tidak tampak secara langsung.Sedangkan observasi bertujuan untuk menangkap realitayang dapat dilihat secara langsung yaitu perilaku dan tin-dakan paguyuban seni tradisional Sekar Wijaya Kusu-ma dalam proses pembelajaran informal dalam kehidup-an sehari-hari di lingkungan keluarga dan masyarakat,serta fakta fisik berupa ketrampilan berolah seni yang di-hasilkan dari pembinaan pada paguyuban seni tradisionalSekar Wijaya Kusuma.

C. Validitas Pengkajian

Untuk menentukan keabsahan data digunakan tekniktrianggulasi yang berguna untuk menentukan validitas yangdiperoleh dari sumber-sumber yang didapatkan dari hasil ob-servasi, wawancara dan dokumentasi, yaitu peneliti menanya-kan ulang data yang dikumpulkan kepada responden lain,diantaranya adalah Bapak Untoro (Kepala Dinas Kebudayaan

Page 49: ppembinaan paguyubab seni tradisional

43

Pujiwiyana

dan Pariwisata Kabupaten Sleman), selaku salah satu tokohyang pernah berperan dalam perkembangan seni tradisionaldi Kabubaten Sleman, Bapak Sancoko S.Pd. selaku pelaku senisekaligus akademisi yang merupakan penduduk asli Dukuh Grogol,Desa Margodadi, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman.

Peneliti melakukan cross-check data dan informasi darimasyarakat seni tradisional Sekar Wijaya Kusuma kepadatokoh-tokoh di atas yang memahami dan mengetahui per-kembangan seni tradisional di Kabupaten Sleman.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakann datayang autentik yang berada Bidang Kesenian Dinas Pariwisatadan Kebudayaan kabupaten Sleman sebagai materi laporanpertanggungjawaban tahunan sebagai instansi teknik peme-rintah Kabubaten Sleman. Oleh karena itu keabsahan datayang diperoleh dapat dipertanggungjawakan.

Dalam penelitian ini, analisis data akan dilakukan adalahbersamaan dengan proses pengumpulan data. Alur analisismengikuti model interaktif sebagaimana dikemukakan olehMiles dan Huberman yaitu proses analisis data dilakukan ber-samaan dengan proses pengumpulan data. Proses analisis datadalam penelitian ini dilaksanakan melalui empat tahapan yai-tu: tahap pengumpulan data, tahap reduksi data, tahap penya-jian data dan tahap penarikan kesimpulan.

Catatan lapangan hasil observasi dan wawancara disusundalam suatu struktur data yang sistematis. Apabila dalam pe-nyusunan data ini terjadi proses reduksi data yang kurangrelevan dengan makna yang ditemukan, maka kesimpulanmerupakan penemuan makna dari suatu proses pengumpulandan reduksi data.

Langkah langkah analisis data dalam penelitian ini dapatdijabarkan denga beberapa tahapan sebagai berikut :

Page 50: ppembinaan paguyubab seni tradisional

44

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

1. Pengumpulan Data: data yang dikumpulkan dari prosesdokumentasi, observasi dan wawancara dijadikan bahananalisis. Alat yang digunakan sebagai pengumpul datadalam penelitian ini adalah alat tulis dan video kamera

2. Reduksi data: data yang sudah terkumpul dari hasilpengamatan di lapangan diseleksi dan dikomparasikan.Data yang sekiranya dianggap tidak perlu dan tidak signifi-kan kaitannya denga penelitian akan dibuang.

3. Penyajian data: data yang telah melalui proses reduksiakan ditampilkan dalam kumpulan klata yang lugas danmudah dicerna oleh pembaca.

4. Pemaknaan dengan Interpretasi: peneliti member tafsiran,argumentasi, menemukan makna, dan mencari hubunganantara satu komponen dengan komponen yang lain sertadikaitkan dengan beberapa teori pendukung.

5. Pengambilan kesimpulan dan verifikasi: pengambilankesimpulan dalam penelitian kualitatif menggunakan pe-nafsiran dalam bentuk uraian yang diperluas guna men-dapatkan hasil analisis yang berlanjut, berulang dan terusmenerus, sehungga kesimpulan yang diambil tidak me-nyimpang dari data yang dianalisis.

Page 51: ppembinaan paguyubab seni tradisional

45

Pujiwiyana

BAB IVSANGGAR SENI TRADISIONAL

SEKAR WIJAYA KUSUMA

A. Proses Pemberdayaan Masyarakat

Kehadiran media masa baik cetak maupun elektronik padasaat ini merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan darikehidupan masyarakat di Indonesia. Dalam kesibukan rutini-tas perilaku kehidupan masyarakat, media masa menjadisarana penting untuk mendapatkan informasi yang dibutuh-kan. Sehingga kebanyakan dari masyarakat, mempunyai ke-cenderungan anggapan bahwa apabila mereka sudah meneri-ma informasi dari media masa seolah-olah mereka sudahmerasa menjadi bagian dari kelompok masyarakat walaupuntidak melakukan interaksi dengan masyarakat sekitarnya.

Pengaruh media masa pada sebagian masyarakat memun-culkan budaya instan, dimana informasi melalui media masaditerima begitu saja tanpa melalui proses penganalisaan terha-dap informasi tersebut. Sedangkan tidak semua bentuk infor-masi, terutama tayangan televisi adalah informasi yang benar,terutama tayangan-tayangan yang berformat hiburan. Olehkarena kesibukan dan tingkat aktivitas pekerjaan masyarakatyang sangat padat, maka pilihan hiburan yang ditayangkan olehtelevisi menjadi pilihan hiburan yang murah dan mudah didapat.

Secara umum sebagian besar tayangan televisi seolah-olahtelah menguasai manusia, bahkan menjadi tolok ukur perilakumanusia di segala bidang. Hal tersebut juga terjadi pada masa-lah budaya, dimana unsur hiburan seni yang merupakan genre

Page 52: ppembinaan paguyubab seni tradisional

46

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

budaya mendominasi tayangan televisi terutama budayapopuler. Kebanyakan kemasan acara hiburan di televisi ber-orientasi pada selera pasar tanpa harus mempertimbangkankualitas dan nilai (value), sehingga dikhawatirkan bagi se-bagian besar masyarakat yang tidak mempunyai dasar pema-haman yang memadai terhadap objek tayangan tersebut akanmenganggap menu tayangan tersebut sebuah kebenaran. Seba-gian kecil contoh : apabila seorang penyanyi tampil di layartelevisi dengan gaya rambut gondrong dan berwarna selainhitam, maka sebagian masyarakat memberi kesimpulan bahwaseorang penyanyi (seniman) harus berpenampilan seperti yangdi tayangan televisi.

Suatu budaya yang terkenal (populer) pada sebuah kelom-pok masyarakat adalah budaya yang diketahui banyak orang,disukai kebanyakan orang, dan mudah dipahami. Akan tetapidipahami yang dimaksud, kebanyakan dari masyarakat hanyamemahami bagian luarnya saja, bukan memahami dari artidan maksud hakikat budaya yang sesungguhnya. Istilah popu-ler berasal dari bahasa Latin, yang berkaitan erat dengan kesan“ berhubungan dengan masyarakat atau rakyat “. Padabudaya Romawi seorang Populer adalah anggota partai rakyatyang mengambil sikap oposan dalam sistem pemerintahanRomawi pada zaman itu. (Mack,D. 2001 : 183)

Pada saat sekarang tafsiran terhadap istilah populer tidakberkaitan tafsiran yang bersifat kualitatif akan tetapi tafsiranyang bersifat kuantitatif belaka. Seolah-olah sudah menjadikebiasaan yang umum, apabila suatu kondisi yang sederhana,semakin mudah difahami, asal kesederhanaan menyangkutkebiasaan-kebiasaan yang umum. Kondisi masyarakat seka-rang ini sangat memungkinkan untuk terjadinya kondisi terse-but, karena tuntutan pemenuhan kebutuhan yang semakin

Page 53: ppembinaan paguyubab seni tradisional

47

Pujiwiyana

meningkat, sehingga mobilisasi masyarakat juga semakintinggi dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Hal tersebutmengakibatkan masyarakat akan mencari pemecahan perma-salahan yang dihadapi dengan cara yang sederhana, cepat,tanpa memikirkan efek yang akan timbul dari yang ditempuh.

Keadaan tersebut diperparah dengan industrialisasi disegala bidang, termasuk industri seni sebagai bagian dari genrebudaya. Industri seni pada saat sekarang ini banyak dikemasdalam bentuk hiburan pada tayangan televisi. Media televisiyang merupakan media yang banyak berperan pada ruang-ruang publik seharusnya berperan aktif dalam proses edukasimasyarakat dalam bidang politik, ekonomi, dan kebudayaan.Akan tetapi, kenyataan yang terjadi bahwa, tayangan hiburanmempunyai prosentase yang jauh lebih tinggi apabila diban-dingkan dengan tayangan yang bersifat edukatif. Apabila ke-adaan ini terjadi terus-menerus dan tanpa kontrol, maka sa-ngat mungkin budaya tradisional akan semakin jauh dari ta-tanan perikehidupan masyarakat.

Proses pemberdayaan masyarakat dilakukan pada masya-rakat padukuhan Grogol, Desa Margodadi, Kecamatan Seye-gan yang terhimpun dalam Paguyuban seni tradisional yangbernama sanggar seni tradisional Sekar Wijaya Kusuma.Pembahasan ini akan mencakup berbagai peristiwa yang ber-talian dengan bagaimana dan mengapa terjadi proses pember-dayaan masyarakat pada kelompok masyarakat seni tradisio-nal. Dari observasi yang telah dilakukan, terkumpul data fak-tual yang akan menjadi pijakan dalam menganalisis kejadiandi lapangan. Adapun data yang berhasil diidentifikasi adalahsebagai berikut:

Sanggar seni Sekar Wijaya Kusuma merupakan wa-dah kegiatan masyarakat dalam bidang seni tradisional.

Page 54: ppembinaan paguyubab seni tradisional

48

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

Dengan aktivitas seni tradisional tersebut, maka akan terjadiperubahan sikap, perilaku dan pengetahuan serta ketrampilan.Bahwa suatu kehidupan selalu mengalami perubahan danperubahan itu sebagai akibat dari proses belajar. Tidak adasuatu masyarakat yang tidak berubah, karena hidup selaluterjadi komunikasi atau interaksi. Dari interaksi atau komuni-kasi itu terjadi perubahan pengetahuan, ketrampilan, nilai-nilai dan sikap baru. Maka setiap perjumpaan sosial akan terja-di proses belajar mengajar (pembelajaran) dan karenanya ter-jadi perubahan. Demikian halnya yang terjadi pada paguyubanseni tradisional Sekar Wijaya Kusuma.

Sanggar seni tradisional Sekar Wijaya Kusuma adalahmerupakan wadah aktivitas kelompok masyarakat tradisionalyang berada di Padukuhan Grogol, Desa Margodadi, KecamatanSeyegan, Kabupaten Sleman. Kegiatan kelompok masyarakattersebut merupakan aktivitas pembinaan seni tradisional yangdipimpin oleh Bapak Sancoko, S.Pd. Adapun aktivitas pembinaanseni yang diselenggarakan pada sanggar tersebut adalah :wayang kulit, wayang orang, jathilan, dan hadrah.

Sanggar seni Sekar Wijaya Kusuma resmi berdiri seki-tar tahun 2005 pada bulan Mei bertepatan dengan peringatanhari jadi Kabupaten Sleman. Dimana pada saat itu salah satukegiatan dalam rangka hari jadi Kabupaten Sleman adalahlomba desa budaya. Sebelumnya di Padukuhan Grogol, DesaMargodadi, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman sudahbanyak terdapat kelompok seni tradisional yang dalam kegiat-annya belum menyatu dalam suatu wadah kegiatan yang ter-padu. Maka untuk menghadapi kegiatan lomba desa budayatersebut beberapa jenis kelompok seni tradisional yang ada didaerah tersebut membentuk suatu paguyuban seni tradisionalyang diberi nama Sekar Wijaya Kusuma.

Page 55: ppembinaan paguyubab seni tradisional

49

Pujiwiyana

Desa Margodadi ditetapkan oleh Pemerintah KabupatenSleman sebagai Desa Wisata Budaya, dimana dengan penetapantersebut bertujuan untuk pelestarian dan pengembangan budayatradisional, utamanya adalah kesenian tradisional. Keberadaanseni tradisional pada kawasan tersebut sangat terpelihara denganbaik, terutama di Dusun Grogol. Di padukuhan tersebut banyakterdapat sumber daya manusia yang aktif dalam olah senitradisional. Di samping itu Desa Margodadi juga terdapatLegenda dan Mitos kerakyatan, diantaranya adalah Tuk Sibedug.Menurut masyarakat sekitar, tempat tersebut adalah sebuahsumber mata air peninggalan Sunan Kalijogo. Pada setiap bulanRejeb menurut sistem penanggalan Jawa, di sekitar tempattersebut digelar acara kirab budaya yang melibatkan seluruhkomponen masyarakat disekitarnya. Dan pada saat ini acaratersebut menjadi kalender wisata budaya di Kabupaten Sleman.

Adapun kegiatan yang dikembangkan pada sanggar ter-sebut menyangkut beberapa hal sebagai berikut :1) Visi : membangun budaya masyarakat berbasis seni

tradisional2) Misi :

a) Melestarikan keberadaan seni tradisionalb) Pemberdayaan masyarakat melalui program pelatihan

dan pengembangan seni tradisional3) Tujuan :

a) Memberi kegiatan yang positif kepada masyarakatterutama dalam pelestarian seni tradisional

b) Merangsang masyarakat untuk berperan aktif dalamupaya pengembangan dan pemberdayaan masyarakat

c) Mereduksi dan mencegah secara total pengaruhbudaya asing yang tidak sesuai dengan norma danbudaya masyarakat

Page 56: ppembinaan paguyubab seni tradisional

50

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

d) Membangun budaya belajar sepanjang hayat (life longlearning) pada masyarakat

B. Jenis Kesenian Tradisional

Globalisasi kebudayaan telah mengikuti pola yang samadengan globalisasi ekonomi. Kebudayaan universal muncul,disebarkan melalui media global yang kebanyakan dikendali-kan atas dasar kepentingan pemilik modal. Dalam menghadapiglobalisasi ekonomi, sangat sulit bagi masyarakat untukmenghindari pengaruh kebudayaan global, karena keduanyahadir secara bersamaan. Dengan kehadiran kebudayaan globalsangat sulit bagi masyarakat melestarikan kebudayaan lokal-nya sendiri yang unik, walaupun ini merupakan komponenpenting dari pembangunan masyarakat.

Prinsip keanekaragaman mengharuskan bahwa keaneka-ragaman kebudayaan perlu dipertahankan. Namun demikianbudaya tradisional yang memberikan kepada warga masya-rakat rasa memiliki dan identitas harus tetap dioertahankandan bahkan dikembangkan. Sehingga pembinaan dan pengem-bangan kebudayaan tradisional merupakan hal yang terpen-ting bagi pemerdayaan masyarakat.

Kondisi yang demikian juga terjadi pada masyarakat senitradisional sanggar Sekar Wijaya Kusuma yang berada diKabupaten Sleman. Keberadaan paguyuban seni tradisionaltelah memberi andil besar dalam rangka pembangunan danpemberdayaan masyarakat. Oleh sebab itu, diperlukan pola danmetode pembinaan seni tradisional yang efektif, efesisien danmenyeluruh, sehingga keberadaan paguyuban seni tradisionalmampu menyaring nilai-nilai globalisasi yang tidak sesuaidengan kebudayaan asli masyarakat di Kabupaten Sleman.

Page 57: ppembinaan paguyubab seni tradisional

51

Pujiwiyana

Agar pembinaan seni tradisional efektif di dalam kontekspembangunan masyarakat yang lebih luas, seni tradisionaltidak boleh dipisahkan dari kehidupan masyarakat, tetapiharus dipandang sebagai suatu bagian nyata dari kehidupanmasyarakat. Bila ini tercapai, seni tradisional dapat menjadititik fokus untuk interaksi sosial, pelibatan masyarakat danpartisipasi berbasis luas, serta dapat menjadi proses pentingdi dalam aspek-aspek lain dari pembangunan masyarakat, se-perti pembangunan sosial, pembangunan ekonomi, atau pem-bangunan politik.

Sebagai usaha untuk mewujudkan peran seni tradisionaldi atas, diperlukan suatu strategi dalam pelaksanaan pembina-an seni tradisional di masyarakat, dengan membentuk DewanKebudayaan yang bertugas memberikan pertimbangan danmasukan kepada pemerintah dalam hal pelestarian dan pe-ngembangan seni tradisional. Selanjutnya pemerintah melaluiinstansi teknis (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan) melaku-kan bentuk pembinaan sesuai dengan masukan yang diberikanoleh Dewan Kebudayaan.

Adapun kegiatan yang diselenggarakan pada sanggar senitradisional Sekar Wijaya Kusuma dapat dijabarkan sebagaiberikut :1) Wayang Wong (orang) : adalah seni teater tradisional yang

mengambil setting cerita Mahabarata dan Ramayana2) Wayang Kulit : seni yang menampilkan bentuk pakeliran

yang mengambil lakon Mahabarata dan Ramayana3) Jathilan : seni kerakyatan yang menggambarkan kelompok

pemuda yang berolah kanoragan, digambarkan berlatihperang dengan menunggang kuda lumping (jarankepang) dan ketrampilan berolah senjata

Page 58: ppembinaan paguyubab seni tradisional

52

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

4) Hadrah : jenis seni kerakyatan religius yang menampilkansyair-syair pujian dan shalawat dengan iringan rebana(hadrah)

Adapun jadwal kegiatannya adalah sebagai berikut:1) Wayang Wong (orang) : Minggu malam2) Wayang Kulit : Kamis malam3) Jathilan : Senin malam4) Hadrah shalawatan : Rabu malam

Bagi masyarakat setempat pada awalnya kegiatan iniadalah merupakan suatu kegiatan yang hanya berfungsi untukpelestarian budaya tradisional, dimana di dalamnya terkan-dung nilai-nilai tentang kesempurnaan hidup yang sifatnyasangat religius. Dalam perkembangannya seiring perubahandan perkembangan jaman, seni tradisional tersebut berkem-bang menjadi seni pertunjukan yang berfungsi untuk memberihiburan pada masyarakat. Senyampang dengan hal tersebut,bagi pelaku seni pertunjukan, ketrampilan berolah seni tradi-sional kemudian dikembangkan menjadi profesi alternatif,disamping mata pencaharian utama sebagai petani. Setiap ma-lam Minggu-Pahing diadakan pentas terbuka sebagai upayapeningkatan apresiasi terhadap seni tradisional kepada ma-syarakat sekitar.

C. Berolah Seni

Peserta kegiatan pada sanggar Sekar Wijaya Kusuma rata-rata adalah remaja dan orang tua. Untuk Wayang Kulit danWayang Orang diikuti oleh orang tua, sedangkan remaja meng-ikuti jathilan dan hadrah. Adapun anak-anak mengikuti jathil-an dan hadrah yang melibatkan anak sekolah di sekitar DesaMargodadi. Seluruh kelompok sanggar beranggotakan tidak

Page 59: ppembinaan paguyubab seni tradisional

53

Pujiwiyana

kurang dari 200 orang yang tersebar di masing-masing jenisseni tradisional.

Adapun bentuk pewarisan ketrampilan berolah senidiajarkan secara turun temurun dari generasi satu ke generasiberikutnya. Sehingga dalam penyampaian pengetahuan danketrampilan berolah seni tradisional mengalir begitu saja tan-pa didukung dengan metode-metode pelatihan dan pembela-jaran yang lebih mutakhir. Hal tersebut sangat kelihatan jelasdengan belum adanya program pelatihan yang memaparkanmateri, proses, tujuan dan target yang akan dicapai. Dalamperkembangannya, dengan semakin banyaknya keberadaanpara akademisi seni di desa tersebut, lambat laun pembinaandan pengembangan seni tradisional mulai dengan pendekatanpelatihan dan pembelajaran dengan menggunakan metodepelatihan yang sistematis serta dengan media pelatihan yangmemanfaatkan teknologi informasi.

Orang yang paling berperan dalam pewarisan olah senitradisional adalah Bapak Sancoko, S.Pd. Beliau adalah seorangdalang dan pelaku seni tradisi yang lain, di antaranya adalah :sutradara dan penulis naskah kethoprak, penggiat pembentuk-an bergodo seni tradisional. Pekerjaan beliau sehari-hari ada-lah sebagai guru mata pelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 1Godean yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil. Di sam-ping itu seluruh perangkat desa mulai dari RT, RW, KepalaDusun, dan Kepala Desa sangat mendukung aktivitas tersebutdengan secara nyata memfasilitasi semua kegiatan dalambentuk kemudahan ijin kegiatan dan alokasi dana pemerintahdesa, walaupun jumlahnya masih sangat terbatas.

Di Desa Margodadi ada beberapa Sarjana Seni dari bebera-pa perguruan tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta di antara-nya UNY dan ISI Yogyakarta, di antaranya Bapak Sancoko,

Page 60: ppembinaan paguyubab seni tradisional

54

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

S.Pd. alumni Penididkan Seni Tari UNY, Bapak Prabawanto,S.Sn. alumni Karawitan ISI Yogyakarta dan Ibu Sundari S.Sn.alumni seni tari ISI Yogyakarta. Mereka sangat berpengaruhterhadap proses pengembangan sistem pelatihan danpembelajaran seni tradisional. Sehingga proses pewarisan bisaberjalan dengan berkesinambungan antar generasi. Hal inimerupakan salah satu modal penting dalam pemberdayaanmasyarakat yang berbasis pada pengembangan seni tradisionaldi sanggar seni tradisional Sekar Wijaya Kusuma.

D. Sistem Pengelolaan

Paguyuban seni tradisional pada sanggar Sekar WijayaKusuma belum mempunyai kurikulum yang baku dan sanggarseni Sekar Wijaya Kusuma belum mempunyai sistemmanajemen dalam pengelolaan organisasinya. Akan tetapi bentukstruktur organisasi yang sederhana sudah ada, baik pada indukorganisasi sanggar maupun pada masing-masing kelompok senitradisional. Dalam pelaksanaan kegiatannya, mereka menen-tukan tujuan, bentuk pelatihan, jadwal kegiatan, yang ditentukansecara mandiri oleh masing-masing kelompok. Sehingga semuaaktivitas kegiatan pelatihan dan pembelajaran bisa disesuaikandengan kegiatan pokok mereka sehari-hari.

Sumber dana kegiatan berasal dari swadaya kelompoksecara sukarela, artinya belum berlaku aturan iuran anggotasecara wajib dan berkala. Dalam hal sumber dana, pimpinankelompok memegang peranan yang sangat penting. Sedangkansubsidi dari pemerintah kalaupun ada jumlahnya sangatkurang memadai, dengan proses pengajuan anggaran yangsangat rumit menurut anggapan warga masyarakat tersebut.

Sistem pelatihan yang dikembangkan pada sanggar senitradisional Sekar Wijaya Kusuma disusun berdasarkan

Page 61: ppembinaan paguyubab seni tradisional

55

Pujiwiyana

kesepakatan bersama. Semua bentuk pelatihan, mulai daritujuan, materi, metode dan jadwal disepakati bersama olehseluruh komponen sanggar mulai dari pengurus sanggar sam-pai dengan anggota kelompok sanggar. Adapun kesepakatanbersama mengenai materi pelatihan pada setiap jenis senitradisional yaitu :1) Pengetahuan dasar masing-masing seni tradisional yang

menjabarkan tentang beberapa hal mengenai sejarah danperkembangan masing-masing seni tradisional serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

2) Ketrampilan dasar permainan masing-masing seni tra-disional yang meliputi:a) Dasar-dasar karawitan : gangsaran, lancaran, keta-

wang, dan ladrang.b) Dasar-dasar gerak dan tari : gerak, ruang dan pola

lantai, waktu (tempo)c) Dasar-dasar teater tradisional : tonil (pengadeganan),

pocapan (vocal dan voices)

3) Latihan pagelaran : dalam tahap ini, semua anggota ma-sing-masing jenis seni tradisional secara bersama-samamenentukan materi apa yang akan dipagelarkan.

4) Dari seluruh tahapan pelatihan akan diakhiri dengan pa-gelaran (Home Concert)

Masing-masing tahapan tidak ditentukan dengan standarwaktu tertentu akan tetapi mengalir sesuai dengan keadaanyang ada, dan pengelolaan sistem pelatihan (pembelajaran)tidak menggunakan standar kurikulum yang baku. Yangdimaksud adalah setiap tahapan pelatihan tidak dilakukanjangka waktu tertentu berkait materi sesuai tahapan yangbersangkutan. Semua tahapan terintegrasi dalam satu proses

Page 62: ppembinaan paguyubab seni tradisional

56

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

pelatihan (pembelajaran). Adapun evaluasi juga tidak dilaku-kan pada masing-masing tahapan pelatihan, sehingga padasaat pagelaran itulah evaluasi dilakukan dengan cara meng-undang tokoh masyarakat, instansi pemerintah terkait untuksekedar mereview pagelaran. Dan yang paling penting daripenyelengaraan pagelaran tersebut adalah untuk mengem-bangkan apresiasi masyarakat terhadap seni tradisional danmengembangkan integrasi sosial masyarakat.

Pagelaran Wayang Kulit Di Sanggar Sekar Wijaya Kusuma

Apabila ditinjau dari ciri umum budaya tradisional ber-kembang pada masyarakat tradisional yang dalam polaperilaku hidupnya mengandalkan kebersamaan, dan per-ubahan yang terjadi dengan pelan menyesuaikan dengan polahidupnya. Kecil kemungkinan budaya tersebut dapat berkembangdan diterima oleh masyarakat modern seperti sekarang ini.Di mana tuntutan perubahan yang cepat bahkan cenderunginstan, dan masyarakat modern mulai berpikir individualistik,yang mengurangi kontak dan berkomunikasi dengan

Page 63: ppembinaan paguyubab seni tradisional

57

Pujiwiyana

lingkungan sosial di sekitarnya jika tidak mempunyai urusanyang berkaitan dengan kepentingannya. Menurut Dieter Mark(1996 : 54), secara umum perbedaan antara budaya tradisionaldan budaya modern adalah :

a. Budaya tradisional penyebaran lisan, sedangkanbudaya modern penyebaran dengan media;

b. Budaya tradisional pola penyebaran tetap (standar),sedangkan budaya modern pola penyebaran bervariasi;

c. Budaya tradisional bersifat anonym, sedangkanbudaya modern jelas penciptanya;

d. Budaya tradisional kegunaan bersifat kolektif, sedang-kan budaya modern kegunaan bersifat individu ataukelompok kecil;

e. Budaya tradisional mempunyai logika tersendiri,sedangkan budaya modern mempunyai logika umum.

Berdasarkan paparan-paparan di atas, maka perlu pemi-kiran kembali relevansi konsep pendidikan sebagai prosespewarisan nilai-nilai dasar budaya tradisional. Nilai-nilai dasarini merupakan nilai-nilai yang hakiki dalam tatanan kehidupansuatu bangsa, bahkan nilai-nilai dari suatu suku bangsa atauetnis tertentu dalam suatu bangsa yang multi etnis. Pendekatanpendidikan seni budaya melalui konsep keragaman budayayang majemuk kiranya perlu dikembangkan untuk mengantisi-pasi perubahan sosial yang terjadi.

Menurut T. Jacob (1998 : 3) seni - budaya tradisonal ada-lah seni yang berakar pada budaya hidup sehari-hari masyara-kat tradisional yang berfungsi untuk meningkatkan kualitashidup kelompok masyarakat tersebut. Dengan demikian,dalam seni tradisional memiliki kesadaran kolektif yang tinggidalam rangka membangun sebuah kebersamaan dalam suatukelompok masyarakat tradisonal.

Page 64: ppembinaan paguyubab seni tradisional

58

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

Kesadaran kolektif mengandung pengertian bahwa suatukelompok masyarakat merupakan suatu kesatuan dari bebe-rapa individu-individu bukan individu yang masing-masingmempunyai kepentingan sendiri. Kesadaran kolektif dianggapbenar dan baik apabila terjadi proses pewarian nilai dari gene-rasi yang satu ke generasi yang lainnya. Dalam proses pe-warisan nilai membentuk adat istiadat yang dinyatakan dalambentuk pengetahuan praktis, kepercayaan religius, dan nilaisosial. ( Hariyono. 2009 : 65 )

Perkembangan kesenian di era global saat ini menuntutsikap antisipatif terhadap situasi yang terjadi. Pengaruh buda-ya global tidak dapat dipungkiri lagi akan berpengaruh padaeksistensi seni tradisional. Seni sebagai bagian dari kebudaya-an memang selalu berkembang mengikuti arus perubahanzaman. Hanya saja kita dituntut secara arif untuk selalu me-nyikapi perubahan-perubahan itu, sehingga substansi seni tra-disi tetap bisa dipertahankan. Mempertahankan substansi senidalam menghadapi era globalisasi menjadi suatu yang penting,mengingat roh kesenian berasal dari tradisi budaya pada suatukelompok masyarakat. Dari sumber-sumber tradisi itulahberbagai ekspresi seni bisa dikembangkan dalam bentuk lainyang bersifat kreasi atau modern. Pengembangan bentuk darikonvensional menuju ke arah kreasi modern ini sebenarnyamerupakan sebuah upaya pelestarian budaya dalam bentukdan format yang baru.

Pada saat sekarang seni tradisional yang berkembang dimasyarakat umumnya adalah dalam bentuk seni pertunjukan.Dimana bentuk penyajiannya disesuaikan dengan kondisimasyarakat sekarang, terutama untuk keperluan pariwisatacenderung menghendaki tampilan yang singkat dan padat, se-hingga bentuk pertunjukannya merupakan tiruan dari bentuk

Page 65: ppembinaan paguyubab seni tradisional

59

Pujiwiyana

aslinya, artinya tidak ditampilkan secara utuh seperti bentukaslinya (pakemnya). Menurut R.M.Soedarsono ciri seni per-tunjukan untuk wisata adalah: pertama tiruan dari aslinya,kedua singkat dan padat, dan ketiga penuh variasi. ( R. M.Soedarsono 2003 : 248-249 )

Pola-pola pengembangan seni dengan cara mengkolabo-rasikan antara budaya tradisional dan modern (populer), di-harapkan mampu mengantisipasi perubahan perilaku masya-rakat, agar mereka tidak merasa ketinggalan zaman akan tetapimasih menghargai dan menghayati nilai-nilai akar budayatradisional. Seni pertunjukan tradisional dengan segala per-ubahan dan pengembangan yang terjadi terbukti mampu me-munculkan perubahan sosial terkait dengan selera terhadapseni pertunjukan yang dihasilkan (Soedarsono 2003 : 23-24).Kondisi tersebut juga dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhanekonomi masyarakat, dimana seni pertunjukan akan dikemassesuai dengan selera masyarakat yang akan menikmatinya.Sementara itu seni pertunjukan secara politis juga bisa mem-bangun sikap Nasionalisme.

Page 66: ppembinaan paguyubab seni tradisional

60

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

Page 67: ppembinaan paguyubab seni tradisional

61

Pujiwiyana

BAB VNILAI-NILAI SENI TRADISIONAL

A. Nilai Religius

Nilai religius yang terkandung dalam seni tradisional ada-lah tentang ke-Esa-an Tuhan. Sebagaimana yang terkandungdalam cerita rakyat dalam pagelaran teater tradisional Ke-thoprak dan pagelaran cerita rakyat yang lain, struktur cerita-nya hampir sama. Dimana diawali dengan kesenjangan antaradua kelompok, kemudian muncul konflik, hingga akhirnyapenyelesaian konflik. Adapun akhir dari cerita itu selalu mun-cul konsepsi Tuhan Maha Adil, dimana yang hak akan menga-lahkan yang batil. Dalam banyak cerita legenda tradisional,bahwa kekalahan manusia atas perbuatan jahatnya tidak selaludikalahkan oleh orang lain, akan tetapi bisa jadi dikalahkanoleh peristiwa alam.

Menurut sebagian besar masyarakat tradisional peneguh-an tentang pandangan bahwa Tuhan Maha Adil adalah sebuahpandangan dalam kata bijak yaitu: “Sopo salah seleh, Sopotemen tinemu, Sopo gawe nganggo”, seperti yang disampai-kan oleh salah seorang warga masyarakat dukuh Grogol yangbernama Bapak Sunarno. Dalam bahasa Jawa beliau menyam-paikan pendapatnya adalah sebagai berikut :

“…… yen kulo nonton wayang kulit menopo ketho-prak piwucal ingkang saget kula serep inggih puniko :sopo gawe bakale nganggo, sing sopo temen bakale tine-mu, lan sing sopo salah bakale seleh….”

Page 68: ppembinaan paguyubab seni tradisional

62

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

Yang artinya : “….. kalau saya melihat wayang ataukethoprak, pelajaran yang dapat saya serap adalah : Siapa yangmembuat akan memakai, barang siapa sungguh-sungguh akanmendapatkan hasil kerja, dan barang siapa melakukan ke-salahan akan kalah…..”

Nilai religius lain yang terkandung di dalam seni tradisio-nal adalah pada syair lagu-lagu yang digunakan sebagai iringanpada pagelaran seni tradisional. Makna tersebut jelas terlihatpada syair-syair pujian yang bertujuan untuk mengagungkannama Tuhan Yang Maha Esa dan ucapan syukur atas limpahanrahmat serta rejeki yang melimpah yang diperoleh masyarakatdari hasil bertani dan bercocok tanam yang lain. Sehingga padasaat tertentu terutama setelah panen masyarakat melakukanupacara adat Nyadran dengan menyelenggarakan pagelaranseni tradisional yang intinya adalah ungkapan manifestasi rasasyukur atas segala kemakmuran yang diberikan oleh TuhanYang Maha Esa.

B. Nilai Edukatif

Nilai pembelajaran yang dipahami masyarakat ketika me-lakukan aktivitas seni tradisional adalah : terjadinyaperubahan sikap dan nilai yang terjadi pada masyarakat,antara lain: norma sopan-santun, unggah-ungguh dalam tatapergaulan, dimana yang muda menghormati yang lebih tuaseperti halnya yang tercermin dalam adegan pewayangan dankethoprak. Disamping itu seni tradisional juga memberikanpengetahuan tentang bagaimana menjaga kelestarianlingkungan dengan selalu mengucap syukur kepada TuhanYang Maha Esa atas setiap limpahan hasil bumi, dandimanifestasikan dengan cara menjaga keseimbangan alam.

Page 69: ppembinaan paguyubab seni tradisional

63

Pujiwiyana

Nilai edukatuif terkandung dalam tembang yang berisitentang petuah para orang tua kepada generasi berikutnya,seperti yang terkandung dalam syair lagu Ilir-ilir :

Lir- ilir….. lir-ilir. Tandure wis sumilir. Tak ijo royo-royo. Tak sengguh temanten anyar. Cah angon…cahangon penekno blimbing kuwi. Lunyu-lunyu peneknokanggo mbasuh dodot iro. Dodot iro…dodot iro kumitirsuwek ing pinggir. Dondomono jlumatono kanggo sebomengko sore. Mumpung padhang rembulane, mumpungjembar kalangane. Yo surako….. surak hiyo….

Syair tembang tersebut mengandung makna petuah yangmaksudnya antara lain adalah : bahwa hidup harus mempu-nyai pegangan yaitu Rukun Islam yang dilambangkan denganbuah belimbing, buah yang memiliki lima bagian buah. Walau-pun sulit dipetik dengan gambaran pohonnya yang licin, tetapihal tersebut sangat berguna sebagai tuntunan hidup untukbekal menghadap yang kuasa (kanggo sebo mengko sore).

Seni tradisional juga mengajarkan bagaimana manusiaselalu sadar sebagai makhluk ciptaan Tuhan, dimana harusselalu membangun hubungan yang baik dengan orang lainyang tercermin dalam sikap kerukunan dan gotong-royongdalam menjalankan aktivitas sosial. Seperti yang disampaikanoleh Bapak Aji Wulantoro selaku Kepala Bidang PeninggalanSejarah dan Nilai Tradisi Kabupaten Sleman, sebagai berikut:

“….bahwa dari sekian banyak nilai tradisi dalam kebu-dayaan Jawa, nilai yang paling menonjol adalah prosespembelajaran masyarakat. Seperti pelaksanaan upacara adatTuk Si Bedug, dimana masyarakat diajarkan untuk selalumenjaga kelestarian alam agar sumber mata air selalu tersedia.Adapun pembelajaran tersebut tertuang dalam simbul uborampe upacara adat tersebut. Pada intinya pelestarian nilaitradisi adalah penguatan aspek pembelajaran masyarakat…..”

Page 70: ppembinaan paguyubab seni tradisional

64

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

Dalam aktivitas seni tradisional, masyarakat juga akanbelajar tentang ketrampilan-ketrampilan baru sepertimengembangkan bentuk kreasi baru dalam menggelarpertunjukan untuk hiburan masyarakat seperti kreasi tarian,musik, desain pakaian serta perlengkapan lain. Dan yangterpenting adalah mengelola seluruh kegiatan upacara adattersebut.

C. Nilai Peneguhan Integrasi Sosial

Nilai Peneguhan Integrasi Sosial dalam aktivitas seni tra-disional adalah muncul dalam sikap gotong-royong masyara-kat ketika melakukan seluruh kegiatan upacara adat, dimanaseluruh peralatan tidak harus menyewa cukup dengan perabot-an yang dimiliki oleh masyarakat untuk digunakan dalam upa-cara adat tersebut. Seluruh biaya yang diperlukan ditanggungbersama warga masyarakat dengan cara iuran setiap bulanpada saat pertemuan rutin warga masyarakat. Seperti yangdisampaikan oleh Bapak Subandi dalam sambutannya padapembukaan upacara adat Tuk Si Bedug sebagai berikut :

“….. kulo maturnuwun sanget dhumateng sedoyo wargomasyarakat ingkang sampun nyengkuyung upocoro adatpuniko arupi dana bea, ubo rampe, ugi pamrayogi sanes.Mugi-mugi puniko saestu gegambaran kerukunanipunwargo lan sageto langgeng saklaminipun…..”

Yang Artinya:”….. saya banyak mengucapkan terima kasihkepada seluruh warga masyarakat yang sudah mendukungupacara adat ini yang berupa dana dan biaya, peralatan danperlengkapan lain dan dukungan yang lain. Semoga ini sung-guh-sungguh merupakan gambaran kerukunan warga dansemoga bisa terjadi selamanya….”

Page 71: ppembinaan paguyubab seni tradisional

65

Pujiwiyana

Disamping itu pada saat kegiatan upacara adat tersebutsemua orang berbaur menjadi satu mengikuti prosesi apacaraadat secara khusuk. Hal ini mencerminkan bahwa semuawarga bersatu padu tanpa memperhatikan derajat dan pangkatbersama-sama meneguhkan kerukunan sosial. Hal tersebuttercermin dalam fragmen prosesi upacara adat, dimana tokohdalam legenda tersebut diperankan oleh warga setempat.

Fragmen Sunan Kalijaga membuat Tuk Si Bedug

Pengiring Fragmen

Page 72: ppembinaan paguyubab seni tradisional

66

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

D. Nilai Hiburan

Pertunjukan seni tradisional bagi sebagian besar masyara-kat pada saat sekarang ini mempunyai makna hiburan, dimanadengan terlibat dalam aktivitas seni tradisional mereka merasaterlepas dari beban psikologis yang setiap hari menderanyadikarenakan beban permasalahan hidup dan ekonomi yangdialami setiap hari. Seperti yang disampaikan Bapak Tumidisebagai berikut :

“ …… menawi kulo nderek kegiatan ngaten puniko,rumaos radi entheng pikiran kulo, amargi kulo sagetngirangi raos awrat ngengingi kabetahan urip. Milomekaten tontonan seni tradisi wonten upacara adat Tuk SiBedhug puniko kangge seperangan ageng masyarakat ingDesa Margodadi leres-leres dados hiburan ingkang mirahlan regeng sanget, saenggo dipun entosi saben tahunipuntumraping worgo masyarakat……”

Yang artinya : “…… kalau saya mengikuti kegiatan senitradisional seperti sekarang ini, saya merasakan beban pikiransaya menjadi lebih ringan, sebab saya merasa bisa mengurangibeban berat dalam masalah kehidupan. Maka dari itu pertun-jukan seni tradisional pada upacara adat Tuk Si Bedhug inibagi sebagian besar masyarakat di Desa Margodadi benar-be-nar hiburan yang murah dan semarak, sehingga setiap tahunditunggu kehadirannya……”

Bagi sebagian pelaku seni terutama mereka yang lanjutusia, berpendapat bahwa aktivitas berkesenian adalah aktivitasfisik yang menyehatkan, karena mereka bisa menggerakkantubuhnya dengan tidak merasa berat seperti gerakan olah raga.Tetapi gerakan-gerakan dalam olah seni tradisional bisa ber-akibat keluarnya keringat, dan hal tersebut dirasa sangat me-nyehatkan.

Page 73: ppembinaan paguyubab seni tradisional

67

Pujiwiyana

E. Nilai Matapencaharian

Dengan berkembangnya seni tradisi menjadi seni pertun-jukkan, maka jelaslah bahwa bagi praktisi seni mempunyaitugas menghibur. Dalam konteks ini seniman memberi jasalayanan hiburan, yang mana dari jasa layanan tersebut merekamendapatkan bayaran. Sehingga dalam mengembangkan senipertunjukan tersebut, para seniman selalu mengembangkanmateri penampilannya agar tidak ketinggalan jaman dan selalumengikuti selera para penontonnya, dengan harapan kelom-pok seni tersebut banyak mendapatkan tanggapan (job) se-hingga penghasilannya meningkat.

Selain itu Menurut Bapak Sancoko bahwa pada mulanyaada beberapa kesenian tradisional yang fungsinya adalah ke-senian barangan (berfungsi untuk ngamen), salah satunyaadalah kesenian jathilan (kuda lumping). Oleh karena itu ke-senian ini selalu digelar pada tempat keramaian orang denganharapan semua orang yang menonton akan memberikan im-balan atas pertunjukan tersebut. Dalam perkembangannya ke-senian ini melibatkan peraga yang lebih banyak dengan pe-ngembangan koreografi, iringan dan tata busananya, sehinggamenjadi tontonan yang banyak diminati masyarakat tradisional.

Dalam setiap pertunjukan kesenian, selalu ada aktivitasekonomi yang menyertainya, seperti layanan penjualan ma-kanan dan minuman ringan, jasa transportasi dan aktivitasekonomi kreatif yang lain. Dengan demikian, sesungguhnyaaktivitas seni tradisional bisa merangsang masyarakat untukmelakukan aktivitas ekonomi untuk menambah penghasilandisamping penghasilan pokok sebagai petani, pengrajin danprofesi lain.

Page 74: ppembinaan paguyubab seni tradisional

68

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

Page 75: ppembinaan paguyubab seni tradisional

69

Pujiwiyana

BAB VIMAKNA SENI TRADISIONAL

BAGI PEMBELAJARAN MASYARAKAT

A. Perubahan Sikap, Nilai dan Keyakinan

Seorang pendidik informal bertindak selaku fasilitatoratau penjaga gawang dan mereka lebih tepat disebut sebagaiasisten dalam proses pembelajaran, sebagaimana pendapatHolt (1970) sebagai berikut: The informal educator acts as afacilitator or gatekeeper to these opportunities. That is, theyare an assistant in the learning process of individuals, ratherthan the masters of other’s learning .

Adapun dalam Undang-undang tentang Sistem Pendidik-an Nasional, (2003: 11), dijelaskan bahwa Pendidikan Informaladalah pendidikan yang dilakukan oleh keluarga dan lingkung-an berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Namun demiki-an pendidikan Informal diakui sama dengan pendidikanformal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuaidengan standar nasional pendidikan.

Akan tetapi peraturan di atas yang mengharuskan pesertapendidikan informal lulus ujian untuk dapat diakui ini tidaksejalan dengan pendapat dari Jeff and Smith (1996:51) sebagaiberikut:

informal education proposes that measurement isunnecessary, harmful and counter-productive. Truemeasurement cannot be achieved as the informal educatorwill have only ‘limited insight into the impact of theexperiences [they] are involved with‘ (Jeffs and Smith, 1996:

Page 76: ppembinaan paguyubab seni tradisional

70

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

51). For this reason measurement is not accepted or practisedby the informal educator, instead they must trust in theeducational potential of conversation. ‘Conversation is anactivity to be valued in itself – not just for where it may lead‘.

Menurutnya dalam pendidikan informal pengukurantidaklah diperlukan, dan justru akan merugikan dan kontraproduktif. Pengukuran yang benar tidak dapat dicapai karenapendidikan informal memiliki pemahaman terbatas mengenaidampak pengalaman yang diperoleh. Dengan alasan ini peng-ukuran tidak dapat diterima atau dilakukan oleh pendidik. Se-bagai gantinya mereka harus percaya kepada pendidikan ber-komunikasi yang potensial. Komunikasi adalah aktivitas yangmemiliki nilai tidak hanya sekedar dimana komunikasi itudilakukan.

Aktivitas pendidikan, bukan sekedar mengalihkan infor-masi atau pengetahuan, melainkan memberikan pengetahuansekaligus menyampaikan nilai (baik/buruk) dan sekaligus me-lakukan perilaku dalam cara/jalan yang normatif baik. Pendi-dikan informal bukan hanya isi yang akan disampaikan, tetapijuga termasuk konteksnya, sehingga programnya sangat insi-dental dan lebih bersifat kasus.

Dengan demikian dapat diambil sebuah rangkuman yangkurang lebihnya bahwa pendidikan informal yang terjadi dimanapun dalam kehidupan sosial kita. Melalui proses komu-nikasi terjadi proses penyampaian pengetahuan, ketrampialan,nilai-nilai, sikap dan perilaku. Dalam setiap komunikasi terda-pat isi (pesan) yang ingin disampaikan dapat berupa pengeta-huan atau keterampilan, tetapi dalam komunikasi juga terda-pat nilai-nilai (aturan) dimana orang harus mengikuti.

Aktifitas seni tradisional pada masyarakat banyak mem-beri sumbangan terhadap perubahan sikap, perilaku dan

Page 77: ppembinaan paguyubab seni tradisional

71

Pujiwiyana

keyakinan yang terjadi pada masyakat seperti yang disampai-kan oleh Ibu Sri Hidayati selaku Kepala Dusun PadukuhanGrogol sebagai berikut :

“….. Dengan kegiatan seni di Padukuhan ini, saya ba-nyak terbantu mengenai pelaksanaan program pemerintahdesa Margoagung, terutama yang menyangkut programpembangunan fisik, sarana dan prasarana yang berkait de-ngan program Desa Wisata Budaya di Desa Margodadi.Di sini kesadaran masyarakat tentang arti pentingnyapembangunan sangat tinggi, secara swadaya dan swadanamasyarakat secara gotong-royong membangun pedukuh-an ini. Kegiatan seni di desa ini juga sebagai alat perekatpersaudaraan diantara warga dukuh ini…..”

Di samping itu kegiatan seni tradisional juga banyak mem-beri bimbingan sepiritual dan keyakinan yang dianut oleh ma-syarakat, seperti budaya tutur (lisan) pada seni tradisionalyang tidak saja sebagai dongeng tetapi lebih berupa petuah,nasehat, wewaler (larangan, atau simbol-simbol nilai yanglain). Sehingga banyak peningkatan sikap masyarakat dalamhal melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinanyang dianut oleh masyarakat.

B. Perubahan Pengetahuan

Ada baiknya pula kita kemukakan pendapat Santoso(Soelaiman Joesoef dan Slamet Santoso, 1981:20) mengenaipendidikan informal yaitu kegiatan pendidikan yang tidak diorga-nisir secara struktural dan tidak mengenal sama sekali penjen-jangan kronologis menurut tingkatan umur maupun tingkatankemampuan, keterampilan dan pengetahuan yang disebut kuriku-lum. Beauchamp (1968) menguraikan mengenai tiga kegunaanpenting dari kurikulum dalam pendidikan sebagai berikut:

Page 78: ppembinaan paguyubab seni tradisional

72

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

Curriculum may be seen as a plan consisting of lear-ning experiences for school pupils, here it may be describedas an elaborate document including objectives, activities,instructional materials and schedules. A second use ofcurriculum is as a system or dynamic framework existingin order to implement, appraise and modify learningexperiences. The third use of curriculum is described as asynonym for an area of professional study.

Artinya: Kurikulum merupakan suatu rencana meliputipengalaman belajar untuk murid sekolah, dimana didalamnyaterdapat tujuan, aktivitas, materi instruksional dan jadwal.Kegunaan kedua dari kurikulum adalah sebagai suatu sistem daribingkai kerja yang dinamis yang bertujuan untuk mewujudkan,menilai dan memodifikasi pengalaman belajar. Kegunaan ke tigadari kurikulum diuraikan untuk wilayah studi profesional.

Terkait dengan pendapat di atas, Hannan (1985: 36) ber-pendapat bahwa melalui kurikulum yang terukur, suatu lem-baga pendidikan formal dapat mengontrol tidak hanya metodepembelajaran saja, tapi juga apa saja yang diajarkan maupunyang tidak diajarkan, sebagaimana pendapatnya sebagaiberikut: Through a measured curriculum, the institutions offormal education control not only the methods of education,but also what is and what is not learned.

Disisi lain, para filosof pendidikan yang terpercaya, mena-warkan suatu pendapat yang berbeda bahwa pendidikan seha-rusnya mendukung kebebasan dalam beraktivitas dan pesertadidik menempati posisi sentral dalam pendidikan yang ber-langsung dalam waktu singkat, sebagaimana pendapat Dewey(1997) sebagai berikut:

education should promote freedom, activity and thecentrality of the position of the learner, in short educationis an important democratic process Whilst many theorists

Page 79: ppembinaan paguyubab seni tradisional

73

Pujiwiyana

discuss democratic education in formal settings, thisdiscussion will offer an alternative methodological view,that of informal education.

Pendapat tersebut menjelaskan bahwa pendidikan seha-rusnya mendukung kebebasan dalam beraktivitas dan pesertadidik menempati posisi sentral dalam pendidikan yang ber-langsung dalam waktu singkat. Hal ini merupakan suatu prosesdemokrasi yang penting dimana sebelumnya banyak teori yangmendiskusikan mengenai pendidikan demokratis dalam setingpendidikan formal, pendapat ini menawarkan suatu alternatifpandangan baru. Itulah yang disebut pendidikan informal.Jadi dengan demikian pendidikan informal tidak terikatdengan kurikulum sebagaimana pendapat Harte dalam http://infed.org/harte (6 Agustus 2009) sebagai berikut:

Informal education, cannot and must not acceptcurriculum. Indeed it will be shown that if informal educationwas to accept curriculum it would, by definition, no longer beinformal education.

Menurut pendapat di atas pendidikan informal tidak dapatdan harus tidak menerima kurikulum. Jika pendidikan infor-mal menerima kurikulum maka tidak dapat lagi disebut seba-gai pendidikan informal.

Pendapat senada diungkapkan oleh Tolstoy (1967:24)sebagai berikut: The philosophy of informal education pro-poses that the world is full of potential educational oppor-tunities, indeed “the greater part of one’s educational isacquired, not at school, but in life.

Yang artinya: Filosofi dari pendidikan informal adalahbahwa dunia ini penuh dengan potensi pendidikan, bahkansebagian besar pembelajaran yang diperoleh manusia tidak

Page 80: ppembinaan paguyubab seni tradisional

74

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

diperoleh dari bangku sekolah, akan tetapi dari kehidupan itusendiri.

Jadi pendidikan informal adalah pendidikan yang terjadidalam kehidupan dan sebagai bagian dari kehidupan. Pendi-dikan informal terjadi secara alamiah dalam kehidupan masya-rakat. Dalam pendidikan informal individu juga memperolehpengetahuan, keterampilan, nilai-nilai dan sikap, sehinggaterjadi perubahan dalam dirinya. Terdapat perbedaan men-dasar antara pendidikan nonformal dan informal. PendapatKnowles mengenai pendidikan nonformal dalam adalah se-bagai berikut:

Nonformal education is out-of school learning thatis planned and agreed uponby both facilitator andparticipants.1) participants are active; they solve problems, work

with their hands,2) think creatively3) the learning is practical, flexible, and based on the

real needs of the participants4) the purpose of is to improve the life of the individual or5) community, rather than to teach isolated skills or

knowledge6) emphasizes trust and respect while encouraging

questioning and reflection

Artinya:Pendidikan nonformal adalah belajar diluar sekolah yang

dirancang dan disetujui keduanya, yakni fasilitator danpeserta.1) Peserta aktif, mereka memecahkan masalah, bekerja

dengan tangannya,2) Berfikir kreatif.3) Belajar yang praktis, fleksibel dan berdasarkan kebutuhan

Page 81: ppembinaan paguyubab seni tradisional

75

Pujiwiyana

4) Tujuannya adalah peningkatan kehidupan individu danmasyarakat.

5) Menekankan penghargaan dan kepercayaan sambilmendorong refleksi dan pertanyaan.

Sedangkan menurut Arien W. Etling (1998 : 61-62) dalamJournal of International Agricultural and Extension Educationadalah sebagai berikut :

Nonformal education is learner-centered. The organi-zation must adjust to the learners rather than expectleaners to adjust (like elementary school students) to theorganization. Nonformal education favors a cafetariacurriculum and a lower level of stucture than school. Soadministrators must be more flaxible. Practical learningand immediate usefullnes are two features of nonformaleducation that mean administrator must be more respon-sive to their client. They cannot hide behind legalistic andbureaucratik walls if they are to ge effective. In nonformaleducation we often depend heavily on volunteer staff whohave different requirements than paid staff.

Yang artinya: Pendidikan nonformal merupakan pusatbelajar. Penyelenggara harus mengatur para siswa daripadamengharapkan mereka mengatur (seperti para siswa sekolahdasar) organisasi. Pendidikan nonformal mendukung suatukurikulum untuk kepentingan sendiri dan suatu tingkat strukturyang lebih rendah dari pada sekolah. Jadi para penyelenggaraharus lebih fleksibel. Belajar praktis dan cukup bergunamerupakan dua sifat dari pendidikan nonformal yang berarti pe-nyelenggara harus lebih responsif terhadap klien mereka. Merekatidak dapat menghindari batasan-batasan legislatis dan birokrasijika mereka bisa efektif. Dalam pendidikan non formal kita seringsangat bergantung pada tenaga relawan yang memiliki ke-mampuan yang berbeda dari pada tenaga bayaran.

Page 82: ppembinaan paguyubab seni tradisional

76

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

Dalam mengembangkan seni tradisional pada masyarakatdukuh Grogol dilakukan pembinaan dan pelatihan mengenaicara mengemas seni pertunjukan. Seperti yang disampaikanoleh Bapak Edi Winaryo bahwa, penting bagi seniman tradisio-nal mempelajari manajemen pertunjukan yang berisi tentangpengembangan, koreografi, iringan musik dan desain kostum,agar sebagai sebuah seni pertunjukan menjadi sajian yang enakdidengar dan ditonton. Di samping itu bagaimana cara menge-mas dan memasarkan produk-produk kesenian juga menjadihal yang penting untuk dimengerti oleh seniman tradisional.Oleh karena itu, menurut Bapak Sunaryo selaku ketua pagu-yuban jathilan menyampaikan sebagai berikut :

“….. Sakpuniko kathah kelompok seni tradisi ingkangmaju, utaminipun babagan garap tari. iringan lan pakai-anipun. Bab punika dipun sebabaken dining ningkatipunpengetahuan wargo masyarakat ngengingi babagan senipertunjukan. Saenggo pelatihan ingkang dipun tampi sakingbidang kesenian meniko dipun trapaken saestu cocok sanget.Ugi pengetahuan babagan menejemen pertunjukan…..”

Yang artinya :”….. Sekarang sudah bayak kelompok senitradisi yang sudah maju, terutama dalam hal koreografi tari,musik iringan dan kostum (pakaian penari). Hal ini disebab-kan oleh meninmgkatnya pengetahuan masyarakat mengenaiseni pertunjukan. Sehingga pelatihan yang diterima dari bidangkesenian jika di terapkan memang benar-benar cocok. Jugatermasuk pengetahuan mengenai menejemen pertunjukan…..”

Sedangkan bagi masysrakat pengetahuan yang dapat di-petik dari aktivitas seni pertunjukan tradisional adalah, penge-tahuan seperti ketataprajaan, pengelolaan sumber daya alam,pengembangan ekonomi dan pengetahuan tentang norma dannilai seperti yang dapat diserap dari pertunjukan seni pewa-

Page 83: ppembinaan paguyubab seni tradisional

77

Pujiwiyana

yangan dan pertunjukan kesenian pada pelaksanaan pelak-sanaan upacara adat.

C. Perubahan Perilaku

Perubahan perilaku yang tampak jelas sebagai akibat daripembinaan seni tradsisional adalah perilaku remaja dusungrogol. Yang semula mereka banyak mengahbiskan waktuluang dengan kegiatan yang tidak bermakna bahkan cenderungmerusak seperti terlibat dalam minuman keras dan penyalah-guaan narkoba, dengan akifitas tersebut hal-hal yang merusaktersebut mulai bisa dikurangi.

Pembinaan seni tradisional juga merubah perilaku masya-rakat yang semula sangat menyakai budaya moderen dalamtayangan televisi, lambat laun mulai menyukai budaya sendiri,seperti yang disampaikan Bapak Suprobo sebagai berikut :

“….. Kanthi kegiatan pembinaan seni tradisi punika,sapuniko kathah wargo masyarakat ingkang remendumateng seni tradisi. Sewua wargo langkung remennonton sinetron wonten ing televisi, ananging saksam-punipun wonten kegiatan puniko wargo masyarakatsampun awis-awis nonton sinetron…..”

Yang artinya : “….. Dengan kegiatan pembinaan seni tradisiini, sekarang banyak warga masyarakat yang menyukai senitradisi. Semula warga masyarakat lebih suka melihat tayangansinetron di televisi, sesudah adanya kegiatan pembinaan seni,warga masyarakat mulaim jaran melihat tayangan sinetron…..”

Dengan demikian ada perubahan perilaku yang mendasaryang yang terjadi pada masyarakat yang disebabkan adanyapembinaan seni tradisional yaitu, munculnya sikap mencintaikebudayaan sediri, dan mampu menyaring arus budayamodern yang tidak sesuai dengan budaya sendiri. Dan bahkan

Page 84: ppembinaan paguyubab seni tradisional

78

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

ada sangsi masyarakat bagi warga yang melanggar norma yangada di masyarakat, berupa larangan untuk mengikuti kegiatansampai yang bersangkutan menyadari kesalahannya dansanggup merubah perilaku tersebut.

Baik pendidikan nonformal maupun pendidikan informaladalah suatu bentuk pendidikan di luar persekolahan(out of schooleducation). Walaupun demikian masing-masing bentukpendidikan tersebut mempunyai perbedaan. Menurut Santoso,(Soelaiman Joesoef dan Slamet Santoso, 1981: 20), pendidikaninformal adalah kegiatan pendidikan yang tidak diorganisasi secarastruktural dan tidak mengenal sama sekali penjenjangan kronologismenurut tingkatan umur maupun tingkatan keterampilan danpengetahuan. Persyaratan administrasi tidak dipakai dan olehsebab itu tidak ada administrasi yang dihakkan oleh penerimamaupun yang diwajibkan dari pemberi pendidikan.

Sedangkan yang dimaksud dengan pendidikan nonformal,adalah kegiatan pendidikan yang diorganisir, isi pendidikan-nya diprogram secara tertentu. Oleh sebab itu memerlukantata cara dan prosedur yang jelas kalau dibandingkan denganpendidikan informal. Dengan demikian pendidikan nonformalmemerlukan penataan materi yang sistematis dan juga memer-lukan administrasi, meskipun tidak selalu dengan sanksi legal.Kesamaan dari dua bentuk pendidikan tersebut adalah kedua-duanya dilaksanakan diluar pendidikan formal.

Menurut Undang-undang mengenai Sistem PendidikanNasional, (2003: 10), menjelaskan bahwa pendidikan nonfor-mal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukanlayanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penam-bah, dan atau pelengkap pendidikan formal dalam rangkamendukung pendidikan sepanjang hayat, sedangkan pendidik-an informal adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh

Page 85: ppembinaan paguyubab seni tradisional

79

Pujiwiyana

keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secaramandiri.

Dari paparan-paparan diatas jelaslah bahwa kegiatanpembinaan seni pada paguyuban seni tradisional merupakanperwujudan dari konsep pendidikan informal maupun non formalyang terjadi pada kelompok masyrakat tradisional dalam rangkanpendidikan sepanjang hayat. Sebagai usaha untuk mengantisipasikenyataan di atas diperlukan suatu strategi dalam pelaksanaanpembinaan seni budaya di masyarakat, dengan cara mengaktifkankembali kegiatan seni tradisi yang hidup di masyarakat. Salah satucaranya adalah dengan membentuk Dewan Kebudayaan yangbertugas memberikan pertimbangan dan masukan kepadapemerintah dalam hal pelestarian dan pengembangan budayatradisional. Selanjutnya pemerintah melalui instansi teknis (DinasPariwisata dan Kebudayaan) melakukan bentuk pembinaan sesuaidengan masukan yang diberikan oleh Dewan Kebudayaan.

D. Perubahan Ketrampilan

Di samping perubahan ketrampilan berolah seni dari hasilpembinaan, warga masyarakat juga dilatih untuk membuat segalaperlengkapan keseniannya, mulai dari peralatan pengiring,perlengkapan kostum dan perlengkapan lain. Dan masyarakatmerasa senang dengan didapatkannya ketrampilan baru, danhasil produknya bisa dipesan oleh kelompok kesenian yang lainsehingga ada tambahan penghasilan bagi kelompok tersebut.Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Untung sebagai berikut :

“….. Sakpuniko kulo remen sanget, amargi dipun binadening Pak Soncoko, sainggo kula saged damel alat-alatkangge perlengkapan ringgit lan sanesipun kadosto,rebana, gamelan, ugi perlengkapan jathilan kados rasukanjathilan lan sakpanungggalanipun….”

Page 86: ppembinaan paguyubab seni tradisional

80

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

Yang artinya : “….. Sekarang saya senang, karena dibinaoleh Pak Sancoko, sehingga saya bisa membuat alat-alat per-lengkapan wayang dan lain-lain, seperti gamelan, rebana, jugaperlengkapan jathilan seperti pakain jathilan dan lain sebagai-nya…”

Disini tampak jelas bahwa aktivitas pembinaan seni tradi-sional memunculkan perilaku kreatif dan mampu mengem-bangkan ketrampilan baru, sehingga bagi pelaku seni di ma-syarakat hal ini merupakan aktivitas pembelajaran pada ma-syarakat yang mana terjadi perubahan kearah positif dalamhal pengembangan ketrampilan baru.

Berikut adalah gambar sebagian peralatann dan perleng-kapan seni tradisional yang produksi oleh anggota keompoksanggar seni Sekar Wijaya Kusuma.

Perlengkapan Hadrah

Page 87: ppembinaan paguyubab seni tradisional

81

Pujiwiyana

Bakalan Kempul

Bagian Peralatan Karawitan

Page 88: ppembinaan paguyubab seni tradisional

82

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

Perlengkapan Jathilan

Irah-irahan dan Kuluk

Page 89: ppembinaan paguyubab seni tradisional

83

Pujiwiyana

Perlengkapan Pakainan Pengrawit dan Wayang Orang

Wayang Kulit

Page 90: ppembinaan paguyubab seni tradisional

84

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

Perlengkapan Penari

Pendidikan seumur hidup bertitik tolak atas keyakinanbahwa proses pendidikan dapat berlangsung selama manusiahidup baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Kebijak-an pendidikan seumur hidup tanpa mengenal batasan umur,batasan waktu untuk belajar. Kita didorong supaya tiap pribaditidak sebagai objek pendidikan, tetapi harus esbagai subjekpendidikan yang bertanggung jawab dan sadar terhadap pen-didikan diri sendiri.

Page 91: ppembinaan paguyubab seni tradisional

85

Pujiwiyana

BAB VIIPERAN PEMERINTAH DALAM

PEMBINAAN PAGUYUBAN SENI

A. Kebijakan Daerah

Pendidikan merupakan interaksi antara subjek dan ke-budayaan, sehingga masyarakat dan kebudayaan merupakanpusat orientasi pendidikan. Kebudayaan adalah isi masyarakatyang akan dicapai oleh manusia dan yang menggambarkantingkat kemajuan masyarakat. Ilmu pengetahuan dan tekno-logi merupakan bagian dari kebudayaan yang berfungsi seba-gai materi pendidikan. Dari segi kebudayaan pendidikan ada-lah sebagai untuk menyampaikan nilai-nilai budaya masyara-kat dari generasi dewasa kepada anak-anak. Pendidikan seba-gai proses sosialisasi kebudayaan, namun demikian pendidik-an juga bukan sekedar proses sosialisasi (penyesuaian individuterhadap masyarakat) tetapi pendidikan juga alat perubahan(transformasi).

Berikut paparan upaya pembinaan seni tradisional olehPemerintah dan lembaga Non Pemerintah yang merupakandeskripsi hasil wawancara dengan Bapak Untoro selaku KepalaDidas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Sleman danBapaK Edi Winaryo selaku Kepala Bidang Kesedian.

Selama ini kebijakan yang ditempuh pemerintah berkaitandengan pembinaan seni tradisional dengan melakukan peles-tarian yang menjadi pijakan penting dalam pembinaan senitradisional. Karena menurut pemerintah nilai-nilai yang ter-kandung dalam seni tradisional merupakan modal penting

Page 92: ppembinaan paguyubab seni tradisional

86

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

dalam pelaksaan pembangunan dan pengembangan masyara-kat di bidang yang lain. Namun dari sekian kebijakan yangada, dirasa masih banyak hal yang belum bisa dicukupi denganbaik oleh pemerintah, terutama menyangkut penyediaan ang-garan ynag belum memadai dengan banyak kegiatan yang ada.

Di Kabupaten Sleman kegiatan seni tradisi yang berkaitandengan pengembangan pariwisata lebih kurang 100 kegiatan.Dari sekian banyak kegiatan tersebut terkonsentri pada daerahwisata seperti Kaliurang yang digelar tiap hari Minggu dan LiburNasional. Adapun materi sejian kesenian yang ditampilkan 80%adalah seni tradisional yang berasal dari berbagai paguyuban senitradisi yang ada 17 Kecamatan di Kabupaten Sleman.

Di samping kegiatan yang dikelola pemerintah, ada jugakegiatan yang secara mandiri dilakukan oleh kelompok masya-rakat yang berupa upacara adat. Dalam hal ini pemerintah ha-nya berfungsi sebagai fasilitator dan secara nyata pemerintahmemasukkan kegiatan ini diagendakan sebagai kegiatanpariwisata budaya di kabupaten Sleman. Adapun upacara adattersebut diantaranya adalah :1) Upacara Merti bumi Kaliurang2) Upacara adat suran mbah demang dilaksanakan di Dusun

Modinan, Banyuraden, Gamping dengan puncak acarasetiap tanggal 7 Suro.

3) Batokbolu dilaksanakan Dusun Sambiroto, Desa Purwo-martani, Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman.

4) Upacara Saparan Wonolelo terdapat di Desa Widodo-martani

5) Upacara Merti Bumi Tunggul Arum, diselenggarakan olehmasyarakat Dusun Tunggul Arum, Kelurahan Wonokerto,Kecamatan Turi, Sleman.

Page 93: ppembinaan paguyubab seni tradisional

87

Pujiwiyana

6) Upacara Bekakak dilaksankan di desa Ambarketawang,Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman.

7) Upacara Bersih Desa Mbah Bregas diselenggarakan olehmasyarakat petani di pedukuhan Ngino XII, Ngringin,Margoagung, Seyegan, Sleman.

8) Upacara adat Tuk Si Bedug oleh masyarakat Margodadi,Seyegan, Sleman.

9) Upacara Tunggul Wulung diselenggarakan di DesaSendang Agung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman.

10) Upacara adat Labuhan Gunung merapi dilaksanakan diNgrangkah, Kinahrejo, Umbulharjo, Cangkringan, sleman.

Berikut adalah sebagian dokumentasi foto dari beberapakegiatan upacara adat yang berada di Kabupaten Sleman.

Kirab Broto Pada Upacara Adat Merti Bumi Kaliurang

Page 94: ppembinaan paguyubab seni tradisional

88

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

Kirab Hasil Bumi

Tari Gambyong Untuk Penyambutan Tamu PadaPelaksanaanUpacara Adat

Page 95: ppembinaan paguyubab seni tradisional

89

Pujiwiyana

Shalawatan Untuk Memohon Keselamatan dan Mengucap Rasa Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa

B. Anggaran Untuk Pembinaan

Kurang lebih 90% anggaran yang ada, dikelola untukpelaksaan kegiatan pembinaan dan pelaksanaan kegiatanbudaya yang lain. Sedangkan sisanya untuk pengadaanperalatan. Akan tetapi oleh karena banyaknya kegiatan danluasnya daerah pembinaan maka jumlah anggaran yangtersedia sekarang dirasa kurang memadai. Namun demikiansemangat pembinaan bukan hanya terletak pada ketersediaananggaran saja, akan tetapi lebih pada komitmen pemerintahdalam hal pelestarian dan pengembangan budaya tradisional,seperti yang disampaikan Bapak Untoro.

Dengan kondisi tersebut, maka banyak paguyuban senitradisional yang secara mandiri menhimpun dana untuk men-dukung kegiatan mereka sendiri. Hal yang ditempuh adalah

Page 96: ppembinaan paguyubab seni tradisional

90

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

dengan mengatur pengelolaan pendapatan pada setiap kegiatan padaupaca adat tradisional pada masing-masing kelompok masyarakat.

Latihan Fragmen Tuk Si Bedug

Acara Pembukaan dengan Pagelaran Wayang KulitDengan Dalang Ki Sancoko

Page 97: ppembinaan paguyubab seni tradisional

91

Pujiwiyana

Peserta Lomba Hadrah Shalawatan

Peserta Lomba Hadrah Shalawatan

Page 98: ppembinaan paguyubab seni tradisional

92

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

Kirab Budaya Upacara Adat Tuk Si Bedug

Pementasa Kesenian Jathilan

Page 99: ppembinaan paguyubab seni tradisional

93

Pujiwiyana

Pagelaran Wayang Orang

Piala Festifal Kesenian Tradisional Religius

Page 100: ppembinaan paguyubab seni tradisional

94

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

C. Amanat Undang-undang

Bahwa di dalam undang-undang Republik Indonesianomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional BabI Ketentuan Umum Pasal 1, yang dimaksud dengan pendidikanadalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasanabelajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktifmengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatanspiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecer-dasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan diri-nya, masyarakat, bangsa dan negara. Kemudian dijelaskan jugasatuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yangmenyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal,dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.

Menurut Carter V. Good (1959 : 191) pengertian tentangpendidikan adalah sebagai berikut:

1) the aggregate of all the processes by which a persondevelop abilities, attitudes and other forms of beha-viour of positive value in the society in which he lives.

2) The sosial process by which people are subjective tothe influence of a selected and controlled environment(especially that the school). So they may attained so-sial competence and optimum individual development.

Pengertian pendidikan menurut pendapat tersebut adalahsebagai berikut:1) Proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan

hidup, sikap dan bentuk perilaku yang positif dalammasyarakat dimana dia hidup.

2) Proses sosial di mana seseorang dipengaruhi oleh sesuatulingkungan yang terpimpin (terutama sekolah) sehinggaia dapat mencapai kecakapan sosial dan mengembangkanpribadinya.

Page 101: ppembinaan paguyubab seni tradisional

95

Pujiwiyana

Dari pandangan Good tersebut dapat dipahami bahwapendidikan menentukan cara hidup seseorang, karena terjadi-nya modifikasi dalam pandangan seseorang disebabkan pulaoleh terjadinya pengaruh interaksi antara kecerdasan, perhati-an dan pengalamannya dan sebagainya yang dinyatakan dalamperilakunya, kebiasaan, paham kesusilaan dan sebagainya.

Tujuan utama pendidikan adalah untuk mencapai adanyakebijakan. Kebijakan inilah yang merupakan mahkota intelek-tual dan moral. Materi untuk membentuk kebijakan ini yangtersusun dalam kurikulum pendidikan yang disebut "SevenLiberal Arts", yang oleh Thomas Aquinas dalam http://education.onlinedegree.info (tanggal 2 Oktober 2009) dijelas-kan sebagai berikut:

The Seven Liberal Arts consisted of the Trivium, thebasic "three ways" of Grammar, Rhetoric and Logic, andthe Quadrivium, the "four ways" of Arithmetic, Geometry,Music and Astronomy, Philosophy and Theology were theall-embracing studies that encompassed the Liberal Arts

Artinya: The Seven Liberal Arts terdiri atas: (a) Trivium:Grammar, Rhetorica, Logika. (b) Quadrivium: Arithmatika,Geometry, Astronomi, Musik dan Theology, merupakan materistudi dalam The Liberal Arts.

Page 102: ppembinaan paguyubab seni tradisional

96

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

Page 103: ppembinaan paguyubab seni tradisional

97

Pujiwiyana

BAB VIIIPARTISIPASI MASYARAKAT

DALAM MELESTARIKAN SENITRADISIONAL

A. Lembaga Non Pemerintah

Menurut Bapak Edi Winaryo (Kepala Bidang Kesenian)Selaku pelaksana teknis pembinaan seni di Kabupaten Sleman,bahwa ada dua bidang penting dalam pembinaan seni tradisio-nal ,yaitu : bidang teknis dan bidang manajemen.1) Bidang teknis : meliputi garap tari, gending (iringan/

musik), kostum dan peralatan pendukung lain2) Bidang manajemen : meliputi manajemen organisasi,

manajemen produksi sampai manajemen pemasaran.

Adapun pelaksaan pembinaan dan pelatihan tesebutpemerintah bekerjasama dengan institusi Pendidikan Tinggi,diantaranya ISI Yogyakarta dan Jurusan Seni UNY. Dalam halini keterlibatan Lembaga Non Pemerintah seperti DewanKesenian dan Mitra Budaya belum bisa maksimal dikarnakanmasing-masing lembaga tersebut secara organisasi belummenjalankan angaran dasar dengan efektif.

Bentuk penghargaan pemerintah bagi pelaku seni tradisiselama ini belum menyentuh pada aspek teknis dan finansialbagi para pelaku seni di masyarakat umum. Akan tetapi Peme-rintah Daerah Kabupaten Sleman mengabadikan nama-namaseniman kenaman kedalam nama jalan-jalan penting sepertiJalan Gejayan menjadi Jalan Affandi, Jalan Monjali menjadiJalan Nyi Condro Lukito dan lain sebagainya.

Page 104: ppembinaan paguyubab seni tradisional

98

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

Menurut Bapak Untoro, sebenarnya ada keinginan untukmengangkat para ahli seni tradisional dimanfaatkan sebagaitenaga pendidik di pendidikan formal, akan tetapi oleh karenakendala aturan teknis administratif, maka keinginan tersebutsulit unutuk diwujudkan. Adapun penghargaan dalam bentukbintang jasa sudah dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Pro-vinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

B. Dampak Pembinaan Seni

Nilai sosial dari unsur isi cerita seni tradisional, berupapenggambaran kerja sama dan kegotong-royongan, tolong me-nolong dan persatuan tekad, terutama dari golongan kesatria,untuk mewujudkan kesejahteraan dan kedamaian. Hal terse-but dapat menjadi teladan bagi siapa saja yang menginginkanterwujudnya kesejahteraan dan kedamaian demi kepentinganbersama.

Dengan memahapi nilai sosial yang terkandung dalam senitradisional maka keteguhan masyarakat dalam mengukuhkanintegrasi sosial bisa dicapai. Hal ini tercermin dalam bebrapapelaksanaan upacara adat Tuk Si Bedug di Desa MargodadiSeyegan Sleman. Dimana seluruh keperluan anggaran danpelralatan serta parogo (pelaku) dalam upacara adat tersebutsemuanya secara swadaya di tanggung oleh masyarakat.

Disamping itu dengan aktivitas berlatih seni tradisional,bagi masyarakat pedesaan juga menjadi ajang untuk selaluberinteraksi secara sosial bagi seluruh anggota paguyuban senadan masyarakat yang lain. Seperti yang dasampaikan olehBapak Subandi sebagai berikut :

“…..Dengan adanya aktivitas pembinaan seni tradisi inibanyak program pemerintah dapat disosialisasikan denganbaik kepada seluruh warga masysrakat. Di samping itu jika

Page 105: ppembinaan paguyubab seni tradisional

99

Pujiwiyana

ada permasalahan sosial baik antar perorangan maupunkelompok warga juga dapat di selesaikan dengan baikdalam kegiatan ini…”

Pergelaran seni tradisi penuh dengan berbagai ajaran yangberhubungan dengan nilai-nilai religius, etika (sopan-santun)maupun nilai-nilai sosial. Cerita dalam seni traidisional meng-angkat berbagai kehidupan manusia dalam hubungannya de-ngan alam sekitar, manusia dengan sesamanya dan manusiadengan Sang Pencipta. Sehingga dengan beraktivitas dalamseni tradisional maka interaksi sosial dan kerukunan diantarawarga masyarakat dapat diujudkan.

Dari aktivitas seni tradisional yang dilakukan masysarakatjuga terjadi aktivitas perekonomian sabagai aktivitas yangmenyertainya. Seperti pada pelaksanaan upacara ada Tuk SiBedug pada tahun 2010, kegiatan tersebut dikuti tidak kurangdari 25 stan makanan cepat saji dan makanan tradisional, 20stan kerajinan tradisional dan 5 stan permainan anak. Dariaktivitas tersebut restribusi yang dapat dihimpun panitiapelaksana kira-kira 15 juta rupiah, termasuk dari restribusiparker pengunjung. Penghasilan tersebut digunakan untukoperasional kegiatan dan sisanya untuk kas paguyuban.

Di samping itu juga masih ada kelompok seni yang saatini sangat diminati masyarakat yaitu jathilan, dimana setiapkelompok ini melakukan pemetansan atas undangan dariwarga yang mempunyai hajatan, mereka juga mendapatkanbayaran. Walaupun bayaran tersebut bukan semata-matauntuk memnuhi kebutuhan pribadi, akan tetapi lebih banyakuntuk keperluan kelompok seninya, sehingga biaya untukkegiatan seni tradisi tidak membebani ekonomi keluarganya.

Seperti yang disampaikan oleh Bapak Sancoko (pendiri sang-gar wijaya kusuma) bahwa semua peralatan dan perlengkapan seni

Page 106: ppembinaan paguyubab seni tradisional

100

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

tradisional yang dibina disanggar tersebut di buat oleh anggotakelompok sanggar tersebut. Adapun perlengkapan dan peralatanyang dibuat disanggar tersebut adalah : Perangkat gamelan,Wayang kulit, Perlatan jathilan, Peralatan shalawatan hadrah,Pakaian penari dan wayang orang, dan lain-lain. Selain per-lengkapan dan peralatan diproduksi untuk keperluan kelompokmereka sendiri, juga menerima pesanan dari kelompak keseniantradisional yang lain. Sehingga masing-masing anggota kelompokmendapat penghasilan tambahan dari aktivitas tersebut.

Berbagai nilai-nilai simbolik dalam pergelaran seni tradi-sional dapat ditanamkan pada tunas-tunas bangsa terutamaanak-anak dengan jalan banyak beraktivitas dan menyaksikanpagelaran seni tradisi. Dengan memahami filosofi dan tum-buhnya rasa cinta terhadap seni tradisi sejak kecil maka secaratidak langsung akan membantu membentuk manusia yang uletutuh mandiri dan penuh tanggung jawab.

Mentalitas tersebut sangat diperlukan untuk menemukanjati diri bangsa yang sesungguhnya. Hal ini sesuai denganpergelaran wayang kulit yang isinya adalah konfrontasi antarakebaikan dengan kejahatan dan selalu dimenangkan olehkebaikan. Pada akhirnya akan tercipta keseimbangan alamyang penuh dengan ketenangan, kedamaian serta rasa sosialyang tinggi di antara sesama manusia.

Seperti yang disampaikan oleh Bapak Aji Wulantoro bah-wa : dengan memahami fisofi seni teater tradisonal (kethoprak,wayang orang) masyarakat sangat mudah untuk memahai azaskepatuhan terhadap pemimpin dan dapat diimplementasikandalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat. Dan tidakjarang pementasan seni tradisi digunakan sebagi propagandapemerintah untuk sosialisai program strategis pemerintah,seperti menjaga ketentraman dan keamanan, kepatuhan

Page 107: ppembinaan paguyubab seni tradisional

101

Pujiwiyana

terhadap seluruh produk perundang-undangan, dan lainsebagainya.

C. Makna Nilai Tradisi

Ada beberapa nilai-nilai seni tradisional yang dipahamimasyarakat, adapun nilai-nilai tersebut adalah sebagai berikut:

a. Nilai ReligiusNilai religius yang terkandung seni tradisional adalah

tentang ke-Esaan Tuhan. Sebagaimana yang terkandungdalam cerita rakyat dalam pegelaran teater tradisionalKethoprak dan pegelaran cerita rakyata yang lain. Strukturceritanya hampir sama, dimana diawali dengan kesenjang-an antarara dua kelompok, kemudian muncul konflik,hingga akhirnya penyelesaian konflik. Adapun akhir daricerita itu selalu muncul konsepsi Tuhan Maha Adil, dima-na yang hak akan mengalahkan yang batil.

Nilai religius lain yang terkandung di dalam seni tradi-sional adalah pada syair-syair Shalawatan Hadrah yangberisikan pujian untuk mengagungkan nama Tuhan YangMaha Esa dan ucapan syukur atas limpahan rahmat sertarejeki yang melimpah yang diperolah masyarakat dari hasilbertani dan bercocok tanam yang lain. Sehingga pada saattertentu terutama setelah panen masyarakat melakukanupacara adat Nyadran dengan menyelenggarakan pagelar-an seni tradisional yang intinya adalah ungkapan manifes-tasi rasa syukur atas segala kemamkmuran yang diberikanoleh Tuhan Yang Maha Esa.

Apabila seni tradisional pada masyarakat dikembang-kan dengan baik maka penghayatan tehadap agama yangdianut oleh mastarakat akan menjadi lebih baik. Anggapan

Page 108: ppembinaan paguyubab seni tradisional

102

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

bahwa seni tradisional bertentangan dengan agama tidaksemuanya benar. Justru dengan pembinaan yang baik ma-ka diharapkan seni tradisional dapat dimanfaatkan sebagaiforum kerukunan antar umat beragama.

b. Nilai EdukatifNilai pembelajaran yang difahamai masyarakat ketika

melakukan aktivitas seni tradisional adalah : terjadinyaperubahan sikap dan nilai yang terjadi pada msyarakat,antara lain norma sopan santun, unggah ungguh dalamtata pergaulan, dimana yang muda menghormati yanglebih tua seperti halnya yang tercermin dalam adeganpewayangan dan kethoprak. Disamping itu seni tradisionaljuga memberikan pengetahuan tentang bagaimanamenjaga kelestarian lingkungan dengan sesalu mengucapsyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa setiap limpahanhasil bumi, dan dimanifestaikan dengancara menjagakeseimbangan alam.

Seni tradisi juga mengajarkan bagaimana manusiaselalu sadar sebagai makhluk ciptaan Tuhan, dimana harusselalu membangun hubungan yang baik dengan orang lainyang tercermin dalam sikap kerukunan dan gotong royangdalam menjalankan aktivitas sosial. Dalam aktivitas senitradisional masyarakat juga akan belajar tentang ketram-pilan-ketrampilan baru seperti mengembangkan bentukkreasi baru dalam mengelar pertunjukan untuk hiburanmasyarakat seperti kreasi tarian, musik, desain pakaianserta perlengkapan lain.

Seni tradisional sarat dengan nilai edukatif, sehinggadalam proses pembinaannya harus dikembangkan denganmanajeman yang strategis dalam kelompok masyarakatseni tradisional tersebut. Dalam pengelolaan pada kelompok

Page 109: ppembinaan paguyubab seni tradisional

103

Pujiwiyana

masyarakat seni tradisional harus dikembangkan sistempembinaan yang tersusun dalam program pelatihan yangmemadai. Mulai dari materi pelatihan, metode pelatihandan media, serta rumusan dari tujuan pelatihan dan pem-binaan hendaknya tersusun dengan baik. Dengan demiki-an prases pembinaan seni tradisional pada masyarakatbenar-benar memberi manfaat yang lebih luas bagi prosespembelajaran informal pada masyarakat.

c. Nilai peneguh integrasi sosialNilai Peneguhan Integrasi Sosial dalam aktivitas seni

tradisi adalah muncul dalam sikap gotong royong masyarakatketika melakukan seluruh kegiatan upacara adat, dimanaseluruh peralatan tidak harus menyewa cukup denganperabotan yang di miliki oleh masyarakat untuk digunakandalam upacara adat tersebut. Seluruh biaya yang diperlukanditanggung bersama warga masyarakat dengan cara iuransetiap bulan pada saat pertemuan rutin warga masyarakat. Disamping itu pada saat kegiatan upacara adat tersebut semuaorang berbaur menjadi satu mengikuti prosesi apacara adatsecara kusuk. Hal ini mencerminkan bahwa semua wargabersatu padu tanpa memperhatikan derajat dan pangkatbersama-sama meneguhkan kerukunan sosial.

Proses pembinaan seni pada paguyuban seni tradisio-nal yang ada pada masyarakat diharapkan mampumembangun kembali sendi-sendi sosial kemasyarakatanyang sekarang mulai luntur. Hal tersebut diakibatkan olehpengaruh budaya madern yang masuk melalui media masaglobal. Oleh sebab itu aktivitas seni tradisional yang ber-basis pada kebudayaan dan adat istiadat tradisional mem-punyai peranan yang strategis dalam membangun ke-hidupan sosial masyarakat. Maka seni tradisional harus

Page 110: ppembinaan paguyubab seni tradisional

104

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

dipandang sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkandari kehidupan msyarakat.

d. Nilai hiburanPertunjukan seni tradisional bagi sebagian besar ma-

syarakat pada saat sekarang ini mempunyai makna hibur-an, dimana dengan terlibat dalam aktivitas seni tradisionalmereka merasa terlepas dari beban psikologis yang setiaphari menderanya dikarnakan beban permasalahan hidupdan ekonomi yang dialami setiap hari. Untuk sekedar me-ngurangi kejenuhan dalam menjalankan aktivitas kehi-dupan yang rutin, pertunjukan seni tradisional menjaditontonan yang sangat menghibur, disamping murah dandapat dijumapai di banyak tempat.

Bagi sebagian pelaku seni terutama mereka yang lanjutusia, berpendapat bahwa aktivitas berkesenian adalahaktivitas fisik yang meyehatkan, karena mereka bisa mengge-rakan tubuhnya dengan tidak merasa berat gerakan sepertigerakan olah raga. Tetapi gerakan-gerakan dalam olah senitradisional bisa berakibat keluarnya keringat, dan hal ter-sebut dirasa sangat menyehatkan. Sehingga aktivitas ber-keseinan bagi sebagian masyarakt merupakan kegiatan yangsifatnya rekreasi dan dapat untuk menjaga kebugaran badan.

Dari aktivitas seni tradisional yang sifatnya sangatmehibur dan rekreatif di sela-sela ritunitas masyarakatdiharapkan mampu meningkatkan produktifitas kerja padapekerjaan pokok masyarakat. Sehingga aktivitas senitradisional benar-benar mampu memberi sumbangan yangpositif terhadap semangat masyarakat dalam menjalankanpekerjaan sebagai petani, pengrajin dan berdagang.

Page 111: ppembinaan paguyubab seni tradisional

105

Pujiwiyana

e. Nilai mata pencaharianDengan berkembangnya seni tradisi menjadi seni

peretunjukan, maka jelaslah bahwa bagi praktisi senimempunyai tugas menghibur. Dalam konteks ini senimanmemberi jasa layanan hiburan, yang mana dari jasa layan-an tersebut mereka mendapatkan bayaran. Sehingga da-lam mengembangkan seni pertunjukan tersebut, paraseniman selalu mengembangkan materi penampilannyaagar tidak ketinggalan jaman dan selalu mengikuti selerapara penontonnya, dengan harapan kelompok seni terse-but banyak mendapatkan tanggapan (job) sehingga peng-hasilannya meningkat.

Dalam setiap pertunjukan kesenian, selalu adaaktivitas ekonomi yang meyertainya, seperti layananpenjualan makanan dan minuman ringan, jasatransportasi dan aktivitas ekonomi kreatif yang lain.Dengn demikian, sesungguhnya aktivitas seni tradisionalbisa merangsang masyarakat untuk melakukan aktivitasekonomi untuk menambah penghasilan disampingpenghasilan pokok sebagai petani, pengrajin dan profesilain.

Seni tradisional diharapakan mampu menjadi alterna-tif dalam mengembangkan industri hiburan. Secara eko-nomi seni tradisional tidak memerlukan modal finansialyang tinggi, akan tetapi keterlibatan masyarakat dalaktivitas perekonomian pada pelaksanaan kegiatan senitradisional cukup tinggi. Oleh sebab itu seni tradisionalmempunyai posisi yang strategis dalam pengembanganindustri pariwisata yang berbasis pada seni dan budayatradisional. Sehingga dapat meningkat pendapatanmasyarakat dari sisi perekonomian.

Page 112: ppembinaan paguyubab seni tradisional

106

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

Page 113: ppembinaan paguyubab seni tradisional

107

Pujiwiyana

BAB IXPERUBAHAN SIKAP, NILAI &KEYAKINAN MASYARAKAT

A. Pembelajaran Kemandirian

Makna seni tradisional bagi pembelajaran masyarakatadalah segala perubahan ke arah positif yang terjadi padamasyarakat. Aktifitas seni tradisional pada masyarakat banyakmemberi sumabangan terhadap perubahan sikap, perilaku dankeyakinan yang terjadi pada masyakat. Disamping itu kegiatanseni tradisional juga banyak member bimbingan sepiritual dankeyakinan yang dianut oleh masyarakat, seperti budaya tutur(lisan) pada seni tradisional yang tidak saja sebagai dongengtetapi lebih berupa petuah, nasehat, wewaler (larangan), atausimbol-simbol nilai yang lain. Sehingga banyak peningkatansikap masyarakat dalam hal melaksanakan ibadah sesuaidenag agama dan keyakinan yang dianut oleh masyarakat.

Dengan perubahan sikap dan perilaku yang positif yangterjadi dari akibat pembinaan seni tradisional, maka upayaini diharapkan mampu menjaji modal dasar pembangunanmasyarakat yanag lebih luas. Oleh sebab itu pelaksaan kegiatanpembinaan harus dikelola dengan cara menerapkan manaje-men yang strategis, serta melibatkan unsur masyarakat yanglebih banyak lagi. Sehingga pengembangan sikap dan nilaipada masyarakat dapat terjadi secara merata.

B. Perubahan Pengetahuan

Dalam mengembang seni tradisional, masysrakat menda-patkan pengetahuan baru tentang manajemen pertunjukan,

Page 114: ppembinaan paguyubab seni tradisional

108

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

serta pengetahuan tentang pengembangan, koreografi, iringanmusik dan desain kostum, agar sebagi sebuah seni pertunjukanmenjadi sajian yang enak didengar dan ditonton. Disampingitu bagaimana cara mengemas dan memasarkan produk-produk kesenian juga menjadi pengetahuan baru bagi senimantradisional. Sedangkan bagi masyarakat pengetahuan yangdapat dipetik dari aktivitas seni pertunjukan tradisionaladalah, pengetahuan seperti ketataprajaan, pengelolaansumber daya alam, pengembangan ekonomi dan pengetahuantentang norma dan nilai seperti yang dapat diserap daripertunjukan seni tradisional.

Dengan perubahan pengetahuan yang terjadi pada masya-rakat, diharapkan kondisi ini mampu mempercepat prosespemberdyaan masyarakat. Sehinnga masyarakat tradisionalsecara mandiri mampu mengatasi permasalah yang merekahadapi. Dengan demikian tingkat kemakmuran masyarakattradisional lambaat laun bisa ditingkatkan.

C. Perubahan Perilaku

Perubahan perilaku yang tampak jelas sebagai akibat daripembinaan seni tradsional adalah perilaku remaja. Yang semulamereka banyak mengahbiskan waktu luang dengan kegiatan yangtidak bermakna bahkan cenderung merusak seperti terlibat dalamminuman keras dan penyalahguaan narkoba, dengan akifitastersebut hal-hal yang merusak tersebut mulai bisa dikurangi.Pembinaan seni tradisional juga merubah perilaku masyarakatyang semula sangat menyukai budaya modern dalam tayangantelevisi, lambat laun mulai menyukai budaya sendiri.

Perubahan perilaku yang mendasar yang yang terjadi padamasyarakat dengan adanya pembinaan seni tradisional yaitu,munculnya sikap mencintai kebudayaan sediri, dam mampu

Page 115: ppembinaan paguyubab seni tradisional

109

Pujiwiyana

menyaring arus budaya modern yang tidak sesuai dengan bu-daya sendiri. Dan bahkan ada sangsi dari masyarakat, bagiwarga yang melanggar norma yang ada dimasyarakat, berupalaranggan untuk mengikuti kegiaatan sampai yang bersangkut-an menyadari kesalahannya dan sanggup merubah perilakutersebut.

Pembinaan seni tradisional juga mampu menciptakan ke-tahanan budaya lokal. Upaya ini harus ditempuh agar keber-adaan seni dan budaya tradisional benar-benar mampu menja-di filter terhadap pengaruh kebudayaan asing yang tidak sesuaidengan kebudayaan asli masyarakat tradisional. Dengan keta-hanan budaya lokal tersebut masyarakat mampu melaksana-kan pembangunan di segala bidang tanpa harus meninggalkankearifan budaya lokal yang dimilikinya.

D. Perubahan Ketrampilan

Ketrampilan baru yang diperoleh masyarakat dalam pem-binaan tradisional adalah, tentang teknik pengembang tatagerak, iringan dan pengembangan perlengkapan pertunjukan.Dalam mengelola seni pertunjukan, mereka juga mendapatkanketrampilan baru tentang tata suara, tata panggung, dan tatacahaya, sebagai komponen penting dalam mengemas senipertunjukan.

Di samping perubahan ketrampilan berolah seni dari hasilpembinaan, warga masyarakat juga dilatih untuk membuatsegala perlengkapan keseniannya, mulai dari peralatan pengi-ring, perlengkan kostum dan poerlengkapan lain. Dan masya-rakat merasa senang dengan didapatkannya ketrampilan baru,dan hasil produknya bisa dipesan oleh kelompok kesenian yanglain sehingga ada tambahan penghasilan bagi kelompok ter-sebut. Disini tampak jelas bahwa aktivitas pembinaan seni

Page 116: ppembinaan paguyubab seni tradisional

110

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

tradisional memunculkan perilaku kreatif dan mampumengembangkan ketrampilan baru, sehingga bagi pelaku senidi masyarakat hal ini merupakan aktivitas pembelajaran padamasyarakat yang mana terjadi perubahan kearah positif dalamhal pengembangan ketrampilan baru.

Dengan didapatkannya ketrampilan-ketrampilan bariyang diperoleh masyarakat, diharapkan hal tersebut mampumenjadi modal dasar pengembangan kecakapan hidup (lifeskill) bagi warga masyarakat. Sehingga upaya pembinaan senitradisioanl mampu meningkatkan harkat dan martabat wargamasyarakat.

Upaya pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah ataulembaga lain terhadap paguyuban seni tradisional. Upaya yangditempuh pemerintah dalam hal pembinaan seni tradisionaltertuang ke dalam beberapa kebijakan. Adapun upaya-upayatersebut adalah sebagai berikut :

a. Kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah Kabu-paten Sleman berkaitan dengan pembinaan senitradisional

Selama ini kebijakan yang ditempuh pemerintah ber-kaitan dengan pembinaan seni tradisional dengan melaku-kan pelestarian yang menjadi pejakan penting dalampembinaan seni tradisional. Karena menurut pemerintahnilai-nilai yang terkandung dalam seni tradisional merupa-kan modal penting dalam pelaksaan pembangunan danpengembangan masyarakat di bidang yang lain. Namundari sekian kebijakan yang ada dirasa masih banyak halyang belum bisa dicukupi dengan baik berkait oleh peme-rintah, terutama menyangkut penyediaan anggaran ynagbelum memadai dengan banyaknya kegiatan yang ada.

Page 117: ppembinaan paguyubab seni tradisional

111

Pujiwiyana

Di samping kegiatan yang dikelola pemerintah, adajuga kegiatan yang secara mandiri dilakukan oleh kelom-pok masyarakat yang berupa upacara adat. Dalam hal inipemerintah hanya berfungsi sebagai fasilitator dan secaranyata pemerintah memasukkan kegiatan ini sebagai agen-da kegiatan pariwisata budaya di kabupaten Sleman.

Dasar permbinaan yang dilakukan pemerintah adalahupaya pelestarian dengan penyelengaraan event budayatradisional yang dikemas dalam kirab budaya. Adapun pe-ngembang dengan cara pelaksanaan pelatihan, dan mencarisumber-sumber baru dalam pengembangan seni tradisional.Sehingga seni tradisional dapat dimanfaatkan untukpengembang industri hiburan, yang diharapkan mampumeningkatkan pendapat asli daerah dari sektor pariwisata.

b. Anggaran pembinaan yang diberikan pemerintahKurang lebih 90% anggaran yang ada pada Dinas Ke-

budayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman dikelola un-tuk pelaksaan kegiatan pembinaan dan pelaksanaan ke-giatan budaya yang lain. Sedangkan sisanya untuk peng-adaan peralatan. Akan tetapi oleh karena banyaknya ke-giatan dan luasnya daerah pembinaan maka jumlah ang-garan yang tersedia sekarang ini dirasa kurang memadai.Namun demikian semangat pembinaan bukan hanyaterletak pada ketersediaan anggaran saja, akan tetapi lebihpada komitmen pemerintah dalam hal pelestarian danpengembangan budaya tradisional.

Dengan Kondisi tersebut, maka banyak paguyubanseni tradisional yang secara mandiri menghimpun danauntuk mendukung kegiatan mereka sendiri. Hal yangditempuh adalah dengan mengatur pengelolaan pendapat

Page 118: ppembinaan paguyubab seni tradisional

112

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

pada setiap kegiatan pada upacara adat tradisional padamasing-masing kelompok masysrakat.

c. Peran pembinaan seni tradisional yang lakukanoleh lembaga non pemerintah

Ada dua bidang penting dalam pembinaan seni tra-disional ,yaitu : bidang teknis dan bidang manajemen.1) Bidang teknis : meliputi garap tari, gending ( iringan/

musik), kostum dan peralatan pendukung lain2) Bidang manajemen : meliputi manajemen organisasi,

manajemen produksi sampai manajemen pemasaran.

Adapun pelaksaan pembinaan dan pelatihan tesebutpemerintah bekerjasama dengan institusi Pendidikan Tinggi,diantaranya ISI Yogyakarta dan Jurusan Seni UNY. Dalamhal ini keterlibatan Lembaga Non Pemerintah seperti DewanKesenian dan Mitra Budaya belum bisa maksimal dikarnakanmasing-masing lembaga tersebut secara organisasi belummenjalankan angaran dasar dengan efektif.

Agar pelibatan lembaga-lembaga non pemerintahlebih maksimal dalam hal pembinaan seni tradisional,maka hendaknya pemerintah melalui. Dinas Kebudayaandan Pariwisata mampu menjalin kerjasama yang lebih luasdengan lembaga tersebut. Asosiasi pengusaha jasahiburan, restoran dan hotel juga harus dilibatkakan dalampengembangan seni tradisional, mengingat kelompokinilah yang sesungguhnya adalah kelompok potensial yangmampu memasarkan seni tradisional. Sehingga wisatawanlokal maupun asing bisa lebih mudah menikmati sajianpertunjukan tradisional dan apresiasi masyarakat terha-dap seni tradisional menjadi meningkat.

Page 119: ppembinaan paguyubab seni tradisional

113

Pujiwiyana

d. Bentuk penghargaan diberikan pemerintah ter-hadap prestasi yang dicapai oleh paguyuban senitradisional

Bentuk penghargaan pemerintah bagi pelaku senitradisi selama ini belum menyentuh pada aspek teknis danfinansial bagi para pelaku seni tradisional di masyarakat.Akan tetapi Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman meng-abadikan nama-nama seniman kenaman kedalam namajalan-jalan penting seperti Jalan Gejayan menjadi JalanAffandi, Jalan Monjali menjadi Jalan Nyi Condro Lukitodan lain sebagainya. Sedangkan untuk mengangkat paraahli seni tradisional untuk dimanfaatkan sebagai tenagapendidik di pendidikan formal, terkendala aturan teknisadministratif, maka hal tersebut sulit untuk diwujudkan.Adapun penghargaan dalam bentuk bintang jasa sudahdilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Provinsi DaerahIstimewa Yogyakarta.

Agar keberadaan seni pertunjukan dan para seniman-nya bisa dilestarikan dan bahkan dikembangkan, hendak-nya pemerintah memberi perhatian yang lebih terhadapankehidupan seni pertunjukan. Seperti pelibatan tokoh-to-koh seni pertunjukan untuk memberikan sumbangan pe-mikiran dalam hal pengembangan seni pertunjukan perluditempuh oleh pemerintah. Sehingga mereka merasa ke-beradaannya dihargai sebagai komponen penting masya-rakat dalam pembangunan.

Dampak pembinaan seni pada paguyuban seni tradisionalterhadap pemberdayaan masyarakat di kabupaten Sleman.Adapun dampak yang diakibatkan oleh pembinaan senitradisional adalah sebagai berikut :

Page 120: ppembinaan paguyubab seni tradisional

114

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

a. Dampak sosialDengan memahami nilai sosial yang terkandung

dalam seni tradisional, maka keteguhan masyarakat dalammengukuhkan integrasi sosial bisa dicapai. Hal ini ter-cermin dalam beberapa pelaksanaan upacara adat sepertiupacara adat Tuk Si Bedug di Desa Margodadi,seyeganSleman. Dimana seluruh keperluan anggaran dan peralat-an serta parogo (pelaku) dalam upacara adat tersebut se-muanya secara swadaya di tanggung oleh masyarakat. Disamping itu dengan aktivitas berlatih seni tradisional, bagimasyarakat pedesaan juga menjadi ajang untuk selaluberinteraksi secara sosial bagi seluruh anggota paguyubanseni dan masyarakat yang lain.

Pergelaran seni tradisional penuh dengan berbagai ajaranyang berhubungan dengan nilai-nilai religius, etika (sopan-santun) maupun nilai-nilai sosial. Cerita dalam seni traidi-sional mengangkat berbagai kehidupan manusia dalam hu-bungannya dengan alam sekitar, manusia dengan sesamanyadan manusia dengan Sang Pencipta. Sehingga denganberaktivitas dalam seni tradisional maka interaksi sosial dankerukunan diantara warga masyarakat dapat diwujudkan.

b. Dampak ekonomiDari aktivitas seni tradisional yang dilakukan masya-

rakat juga terjadi aktivitas perekonomian sabagai aktivitasyang menyertainya. Seperti pada pelaksanaan upacara adaTuk Si Bedug pada tahun 2010, kegiatan tersebut dikutitidak kurang dari 25 stan makanan cepat saji dan makanantradisional, 20 stan kerajinan tradisional dan 5 stan per-mainan anak. Dari aktivitas tersebut restribusi yang dapatdihimpun panitia pelaksana kira-kira 15 juta rupiah, ter-masuk dari restribusi parkir kendaraan pengunjung.

Page 121: ppembinaan paguyubab seni tradisional

115

Pujiwiyana

Penghasilan tersebut digunakan untuk operasional kegiat-an dan sisa nya untuk kas paguyuban.

Di samping itu juga masih ada kelompok seni yangsaat ini sangat diminati masyarakat yaitu jathilan, dimanasetiap kelompok ini melakukan pementasan atas undang-an dari warga yang mempunyai hajatan, mereka jugamendapatkan bayaran. Walaupun bayaran tersebut bukansemata-mata untuk memenuhi kebutuhan pribadi, akantetapi lebih banyak untuk keperluan kelompok seninya,sehingga biaya untuk kegiatan seni tradisi tidak membe-bani ekonomi keluarganya. Peralatan dan perlengkapansenitradisi juga dibuat oleh kelompok itu sendiri. Selainpelengkapan dan peralatan diproduksi untuk keperluankelompok mereka sendiri, juga menerima pesanan darikelompak kesenian tradisional yang lain. Sehingga ma-sing-masing anggota kelompok mendapat penghasilantambahan dari aktivitas tersebut.

c. Dampak politikBerbagai nilai-nilai simbolik dalam pergelaran seni

tradisional dapat ditanamkan pada tunas-tunas bangsaterutama anak-anak dengan jalan banyak beraktivitas danmenyaksikan pagelaran seni tradisi. Dengan memahamifilosofi dan tumbuhnya rasa cinta terhadap seni tradisisejak kecil maka secara tidak langsung akan membantumembentuk manusia yang ulet utuh mandiri dan penuhtanggung jawab. Mentalitas tersebut sangat diperlukanuntuk menemukan jatidiri yang bangsa sesungguhnya.

Dengan memahami filosofi seni teater tradisonal(kethoprak, wayang orang) masyarakat sangat mudahuntuk memahai azas kepatuhan terhadap pemimpin dandapat diimplementasikan ke dalam kehidupan sehari-hari

Page 122: ppembinaan paguyubab seni tradisional

116

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

di masyarakat. Dan tidak jarang pementasan seni tradisidigunakan sebagi propaganda pemerintah untuk sosialisaiprogram stategis pemerintah, seperti menjaga ketentram-an dan keamanan, kepatuhan terhadap seluruh produk pe-rundang-undangan, dan lain sebagainya.

Page 123: ppembinaan paguyubab seni tradisional

117

Pujiwiyana

BAB XIMPLIKASI PENGEMBANGAN

SENI TRADISI

Aktifitas kebudayaan yang berakar pada seni tradisionalsesungguhnya adalah usaha pewarisan nilai dari suatu generasikepada generasi berikutnya. Sehingga interaksi yang terjadidalam aktivitas seni tradisional merupakan kegiatan belajar,dimana dalam aktivitas tersebut akan terjadi terjadi dialogantara kelompok masyarakat yang berada di dalam habitatkesenian tersebut. Dalam dialog dimungkinkan terjadi suatuproses identifikasi terhadap masalah-masalah yang dihadapi,sehingga kelompok masyarakat tersebut akan berusaha men-cari solusi dalam rangka pemecahan masalah-masalah yangdihadapi, dan pada akhirnya secara mandiri mampu mening-katkan harkat dan martabat kelompok masyarakat tersebut.Sehingga dari pembinaan seni tradisional dapat ditarik ke-simpulan sebagai berikut :

Makna dan nilai yang dapat dipahami oleh masyarakat dariaktivitas pembinaan seni tradisional adalah : nilai religius, nilaiedukatif, nilai peneguh integrasi sosial, nilai hiburan, nilaimata pencaharian. Makna pembinaan seni tradisional bagipembelajaran masyarakat adalah terjadi perubahan yang posi-tif pada sikap, nilai dan keyakinan, perubahan pengetahuan,perubahan perilakudan serta peningkatan ketrampilan yangterjadi pada masyarakat.

Upaya pembinaan yang dilakukan pemerintah denganmelibatkan lembaga non pemerintah adalah bersifat pelestarian,

Page 124: ppembinaan paguyubab seni tradisional

118

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

mengembangkan dan pembinaan teknis dan manajemenpengelolaan paguyuban seni tradisional, serta memanfaatkanseni tradisional sebagai modal pengembangan masyarakat disegala bidang. Akan tetapi upaya pembinaan paguyuban senitradisional yang dilakukan pemerintah dan lembaga non-pe-merintah dirasakan oleh masyrakat belum maksimal. Dampakyang ditimbulkan dari aktivitas pembinaan seni tradisionaladalah pemberdayaan masyarakat dalam bidang sosial, eko-nomi dan politik.

Pembinaan seni tradisional merupakan proses pembela-jaran yang terjadi dan berlangsung di masyarakat telah mem-bawa perubahan dan perkembangan yang menyentuh kehi-dupan pelaku seni tradisional, sehingga menimbulkan pening-katan kualitas hidup dan karya seni yang dihasilkan. Prosespembelajaran yang berlangsung secara nyata di masyarakatmemberikan perubahan yang signifikan terhadap peningkat-kan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai, sehingga mam-pu mengembangkan dan memberdayakan masyarakat secarasosil, ekonomi serta politik.

Bagi paguyuban seni tradisional terutama anggota kelom-pok sanggar seni Sekar Wijaya Kusuma, diharapkan kondisi-kondisi sosial masyarakat yang selama ini telah berlangsungsecara kondusif dapat dipertahankan keberlangsungannya,dan dikembangkan lebih baik lagi. Bagi lembaga-lembaga pen-didikan formal, diharapkan proses pembinaan seni yang ter-jadi pada sanggar seni Sekar Wijaya Kusuma dapat diadaptasike dalam muatan materi pengembangan kurikulum pendidik-an formal, sehingga proses pelestarian seni budaya lokal dapatberjalan dengan baik melalui pendidikan formal.

Bagi pemerintah, diharapkan memberi perhatian yang khususterhadap pelestarian dan pengembangan seni tradisional dan

Page 125: ppembinaan paguyubab seni tradisional

119

Pujiwiyana

dapat mengadopsi proses pembelajaran informal yang terjadipada sanggar seni Sekar Wijaya Kusuma untuk dikembangkanpada kelompok masyarakat sejenis di daerah lain, sehinggaproses pemberdayaan masyarakat pada bidang sosial, ekomidan politik bisa merata. Agar pembinaan seni tradisional efek-tif di dalam konteks pembangunan dan pemberdayaan masya-rakat yang lebih luas, maka seni tradisional tidak boleh di-pisahkan dari kehidupan masyarakat, tetapi harus dipandangsebagai suatu bagian nyata dari kehidupan masyarakat. istiadat

Page 126: ppembinaan paguyubab seni tradisional

120

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

Page 127: ppembinaan paguyubab seni tradisional

121

Pujiwiyana

GLOSARIUM

Banon batu bata (bahan bangunan)

Barangan ngamen, menjual jasa melalui ke-trampilan seni

Budoyo monco kebudayaan asing

Campur sari musik gabungan gamelan dan alatmusik barat

Garap mengerjakan kembali dengan kreasibaru

Gendeng genteng (bahan atap rumah)

Gending musik iringan dengan peralatan gamelan

Gladen latihan ketrampilan nberolah seni

Hadrah kelompok musik dengan alat rebana

Mahabarata cerita dalam pewayangan

Jaran kepang kuda lumping (jathilan)

Maneko warno bermacam-macam

Nguri-uri melestarikan kebudayaan/kesenian

Ngremboko berkembang

Paguyuban kelompok masyarakat melakukanaktivitas tertentu (seni)

Pengrawit pemain gamelan (pengiring pertunjuk-kan wayang, dll)

Page 128: ppembinaan paguyubab seni tradisional

122

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

Pangupo jiwo mata pencaharian

Pini sepuh orang yang dituakan (dihormati karenapengaruhnya)

Ramayana cerita dalam pewayangan

Regeng rame, meriah

Ringgit wacucal wayang kulit

Sekar Wijaya nama sanggar seni (bunga yang di-Kusuma keramatkan)

Ser-kileran pengumpulan dan secara kolektif

Tanggapan permintaan jasa menghibur

Tonggo teparo tetangga, kerabat

Tuk mata air

Upacara Adat memperingati dan melestarikan legen-da masyarakat

Wewaler pantangan menurut pandangan adat

Page 129: ppembinaan paguyubab seni tradisional

123

Pujiwiyana

DAFTAR PUSTAKA

Alo Liliweri. (2003). Makna Budaya dalam Komunikasi antarBudaya. Yogyakarta: LkiS Yogyakarta.

Arien W. Etling. (1998). Building A Paradigm Of NonformalEducation Administration : Focus On Competencies.Journal of International Agricultural and ExtensionEducation, University of Nebraska, Lincoln.

A. Sudomo Hadi. (2005). Pendidikan (Suatu pengantar).Surakarta: UNS Press.

Beauchamp, G. A. (1968). Curriculum theory 2nd edition.Wilmette, Illinois: The Kagg Press.

Carter V. Good., ed. (1959). Dictionary of education ; preparedunder the auspices of Phi Delta Kappa. 2nd edn. New York,McGraw-Hill Book Co.

Danandjaja, J. (1991), Folklor di Indonesia, Jakarta: PenerbaitUI

Charon, Joel, M. (1992), Sociology : A Conceptual Approach,Boston : Allyn and Bacon.

Dewey, J. (1997). Democracy and Education: An Introductionto the Philosophy of Education (reprint, first published1916 Macmillan). New York: The Free Press

Dieter Mark. (1996), Apresisi Musik Tradisional, Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Djohar, MS. (1999), Reformasi dan Masa Depan PendidikanIndonesia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Edi Sedyawati. (2010), Seni Pertunjukan. Essay. Diambil padatanggal 15 Februari 2010 dari http://www. Syikom.co.cc

Glassman M. Ronald ( ),Max Weber : The Modern World andModern Sociology, Essay

Page 130: ppembinaan paguyubab seni tradisional

124

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

H.A.R.Tilaar (2002), Perubahan Sosial dan Pendidikan,Jakarta,PT.Grasindo.

Hannan, B. (1985). Democratic curriculum. London: GeorgeAllen & Unwin

Hariyono (2009), Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar, Semarang: Mutiara Wacana

Harte, Sean .(2000). Key concepts youth work, education,definitions and models, curriculum, anti-oppressivepractice.Essay. Diambil pada tanggal 6 Agustus 2009, darihttp://infed.org/harte .

Harrison, LE (2000), Culture Matters, New York: BASICBOOK

Hendyat Soetopo. (2005). Pendidikan dan pembelajaran.Malang: Universitas Muhammadiyah Malang

Henry Simamora. (2006). Manajemen Sumber DayaManusia. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN.

Holt, J. (1970). How children learn. Harmonsworth: PenguinBooks

Hugh M. Miller (1986). Apresiasi Musik (Introduction toMusic a Guide to Good Listening). Yogyakarta: ISIYOGYAKARTA.

Ife, J. (1997), Community Development, Australia :LONGMAN

Jeffs, T. and Smith, M. (1996, 1999). Informal education –Conversation, democracy and learning (2nd Edition,1999). Derbyshire: Education Now

Kuntowijoyo (2006). Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta:TIARA WACANA YOGYA

Lauer, Robert (1993), Perspektif tentang Perubahan Sosial,Terjemahan Alimandan, S.U, Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Magginson, David. (1993). Human resource development,Pengembangan sumber daya manusia. Jakarta: Elex MediaKomputindo.

Page 131: ppembinaan paguyubab seni tradisional

125

Pujiwiyana

Malcolm Knowles.. (1973). The Adult Learner : A NeglectedSpecies. Houston: Gulf Publishing CompanY

Mansour Fakih, (2002), Runtuhnya Teori Pembangunan danGlobalisasi, Yogyakarta : Insist Press, Edisi II.

Moleong, Lexy. (1997). Metode penelitian kualitatif, Bandung:PT. Remaja Rosdakarya

Nana Sudjana. (2004). Dasar-dasar proses belajar. Bandung:Sinar Baru Algensindo Offset.

Oemar Hamalik. (2004). Psikologi belajar dan mengajar.Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset.

Purwadi. (2005). Upacara Tradisional Jawa MenggaliUntaian Kearifan Lokal. Yogyakarta: PUSTAKAPELAJAR

R. M. Soedarsonio. (2003). Seni Pertunjukan Dari PerspektifPoloitik, Sosial, dan Ekonomi. Yogyakarta: GAJAH MADAUNIVERSITY PRESS

Rubin and Rubin. (1992). Community Empowewrment.Australia : LONGMAN

Salim, Agus (2002), Perubahan Sosial : Sketsa Teori danRefleksi Metodologi Kasus Indonesia, Yogyakarta : PT.Tiara Wacana.

Shri Ahimsa-Putra H. (2009). Seni Tradisi : Masalah danPerkembangannya. Yogyakarta: Pusat Studi Budaya UNY

Sri Rumini dkk. (1991). Psikologi pendidikan. Yogyakarta: FIPIKIP

Sudjana S.,H.D. (2000), Pendidikan Luar Sekolah: Wawasan,sejarah Perkembangan,

Susan Kenny (1994). Developing Communities for the Future: Community Delelopment in Australia. Melbourne : AnInternational Thomson Publishing Company

Thomas Aquinas. (1999). The Seven Liberal Arts”. Diambilpada tanggal 2 Oktober 2009 yang diperoleh dari http://education.onlinedegree.info

Page 132: ppembinaan paguyubab seni tradisional

126

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional

T. Jacob. (1998). Pemberdayaan Kegiatan Seni BudayaIndonesia Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.Yogyakarta : FKY – Pusat Penelitian ISI Yogyakarta

Tolstoy, L. (1967). Tolstoy on education translated by LeoWeiner. Chicago: University of Chicago Press.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003tentang Sistem Pendidikan Nasional. (2003). Jakarta:Lembaran Negara Republik Indonesia No.78, 2003.

.................American Heritage Dictionary. Diambil pada tanggal2 Oktober 2009 dari http://education.onlinedegree.info

Page 133: ppembinaan paguyubab seni tradisional

127

Pujiwiyana

TENTANG PENULIS

PUJIWIYANA adalah dosen Fakultas Bahasa dan SeniUniversitas Negeri Yogyakarta. Sehari-hari aktif melaksanakankegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepadamasyarakat. Kegiatan itu merupakan bentuk dari pelaksanaanTri Darma Perguruan Tinggi.

Selain itu, penulis juga melakukan aktivitas di luarkampus, terutama dalam bidang kesenian dan olahraga.Dengan melakukan beragam kegiatan itu diharapkan akanmenambah wawasan dan pengalaman yang berguna sebagaibekal untuk meningkatkan kualitas profesi.

Page 134: ppembinaan paguyubab seni tradisional

128

Pembinaan Paguyuban Seni Tradisional