pp no 15 tahun 2010

Upload: maslahatun-nashicha

Post on 14-Oct-2015

80 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Penjabaran Umum ttg PP No.15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Tata Ruang

TRANSCRIPT

  • PP No.15 Tahun 2010tentang PENYELENGGARAANTATA RUANG

    Ditetapkan dan diundangkan pada tanggal 28 Januari 2010

    1

  • Bab Konten Peraturan Perundang-Undangan Pasal Jumlah Pasal

    Bab I Ketentuan Umum Ps 1 1 pasal

    Bab II PengaTURan Penataan Ruang Ps 2 5 4 pasal

    Bab III PemBINaan Penataan Ruang Ps 6 17 12 pasal

    Bab IV PeLAKsanaan Perencanaan Tata Ruang Ps 18 92 75 pasal

    Bab V PeLAKsanaan Pemanfaatan Ruang Ps 93 146 54 pasal

    Bab VI PeLAKsanaan Pengendalian Pemanfaatan

    Ruang

    Ps147 197 51 pasal

    Bab VII PengaWASan Penataan Ruang Ps 198 206 9 pasal

    Bab VIII Ketentuan Peralihan Ps 207 208 2 pasal

    Bab IX Ketentuan Penutup Ps 209 1 pasal

    SISTEMATIKA PP No. 15/ 2010

    2

    P

    E

    N

    Y

    E

    L

    E

    N

    G

    G

    A

    R

    A

    A

    N

  • Bab II. Pengaturan Penataan Ruang

    Tuj : Memberikan kepastian hukum bg seluruh pemangku kepentingan dlm penyelenggaraan PR (Penataan Ruang)

    Pasal 2

    Pemerintah

    Pemda Prov

    Pemda Kab/

    Pemda Kota

    Pengaturan Oleh :

    Penyusunan dan Penetapan

    Pasal 4 ayat (1)

    PP (RTRWN & Peraturan Pelaksanaan UU ttg PR)

    Perpres (RTR Pulau/ Kepulauan, RTR KSN)

    Permen (Pedoman PR)

    Pasal 4 ayat (2)

    Perda Prov (RTRWP, RTR KSP, arahan PZ sistem Provinsi)

    Pergub (Ketentuan Perizinan, bentuk dan besaran insentif-

    disinsentif, sanksi adm,juklak)

    Perda Kab/Kota (RTRWK, RTR KSK, RDTR + PZ Kab/Kota)

    Perbup/Perwali (Ketentuan Perizinan, bentuk dan besaran

    insentif-disinsentif, sanksi adm,

    juklak)

    Pasal 4 ayat (3)

    Peraturan lain

    bidang

    penataan

    ruang sesuai

    dengan

    kewenangan

    Pasal 5 ayat (1)

    3

  • Bab II. Pengaturan Penataan Ruang (2)

    Penyusunan dan Penetapan

    PP No.26 Tahun 2008

    ttg RTRWNPP No.8 Tahun 2013

    Ttg Ketelitian RTRPerpres No.3 Tahun 2012 ttg RTR Pulau Kalimantan

    Perpres No.13 Tahun 2012 ttg RTR Pulau Sumatera

    Perpres No.28 Tahun 2012 ttg RTR Pulau Jawa-Bali

    Perpres No.88 Tahun 2011 ttg RTR Pulau Sulawesi

    P E R A T U R A N

    P E M E R I N T A H

    Lampiran X PP No.26 Tahun 2008

    Penetapan : 76 KSN

    Pasal 123 ayat (2)

    RTR Pulau/ Kepulauan

    1. Pulau Sumatera

    2. Pulau Jawa-Bali

    3. Pulau Kalimantan

    4. Pulau Sulawesi

    5. Kep Maluku

    6. Kep Nusa Tenggara

    7. Pulau Papua

    P E R A T U R A N

    P R E S I D E N

    4

  • Peraturan

    Menteri

    PEKERJAAN

    UMUM

    Permen PU No.20/PRT/M/2007

    ttg Pedoman Teknis Analisis Aspek Fisik Lingk, EkoSosBud

    dlm Penyusunan RTR

    Permen PU No.41/PRT/M/2007

    ttg Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budidaya

    Permen PU No.40/PRT/M/2007

    ttg Pedoman RTR Kawasan Reklamasi Pantai

    Permen PU No.21/PRT/M/2007

    ttg Pedoman Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi dan

    Gempa Bumi

    Permen PU No.22/PRT/M/2007

    ttg Pedoman Kawasan Rawan Bencana Longsor

    Pasca ditetapkan

    UU

    No.26 Thn 2007

    Permen PU No.06/PRT/M/2007

    ttg Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan &

    Lingkungan (RTBL)

    Pra ditetapkan

    UU

    No.26 Thn 2007

    Bab II. Pengaturan Penataan Ruang (3)

    5

  • Peraturan

    Menteri

    PEKERJAAN

    UMUM

    Permen PU No.05/PRT/M/2008

    ttg Pedoman RTR Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di

    Kawasan Perkotaan

    Permen PU No.12/PRT/M/2009

    ttg Pedoman RTR Penyediaan dan Pemanfaatan RT Non-H

    di Kota/ Kawasan Perkotaan

    Permen PU No.14/PRT/M/2010

    ttg Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum

    dan Penataan Ruang

    Pasca ditetapkan

    UU

    No.26 Thn 2007

    ... lanjutan...

    Bab II. Pengaturan Penataan Ruang (4)

    6

    Permen PU No.19/PRT/M/2012

    ttg Pedoman Penataan Ruang Kawasan Sekitar TPA

    Sampah

    Permen PU No.02/PRT/M/2014

    ttg Pedoman Pemanfaatan Ruang di Dalam Bumi

  • Permen PU No.17/PRT/M/2009

    ttg Pedoman Penyusunan RTRW Kota

    Permen PU No.16/PRT/M/2007

    ttg Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten

    Permen PU No.15/PRT/M/2007

    ttg Pedoman Penyusunan RTRW Propinsi

    Permen PU No.15/PRT/M/2012

    ttg Pedoman Penyusunan RTR KSN

    Peraturan

    Menteri

    PEKERJAAN

    UMUM

    Permen PU No.01/PRT/M/2013

    ttg Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan

    Substansi dalam Penetapan Raperda ttg RTRW Kab/Kota

    Permen PU No.11/PRT/M/2009

    ttg Pedoman Persetujuan Substansi dalam Penentapan

    Raperda RTRW Prov, Kab/Kota Beserta Rencana Rinci

    Permen PU No.11/PRT/M/2011

    ttg Pedoman Penyusunan RDTR dan PZ Kab/Kota

    RUTR

    RRTR

    Bab II. Pengaturan Penataan Ruang (5)

    7

  • Peraturan

    Menteri

    Permendagri No.28 Tahun 2008

    ttg Tata Cara Evaluasi Raperda RTR Daerah

    Permendagri No.28 Tahun 2008

    ttg Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah

    DALAM NEGERI

    Permentan No. 41 Tahun 2009

    ttg Kriteria Teknis Kawasan Peruntukan PertanianPERTANIAN

    Permen LH No.17 Tahun 2009

    ttg Pedoman Penentuan DD LH dalam PRLINGKUNGAN HIDUP Permen LH No.27 Tahun 2009

    ttg Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

    Permenhut 43 Tahun 2008

    ttg Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan

    Permenhut No.50 Tahun 2009

    ttg Penegasan Status dan Fungsi Kawasan Hutan

    KEHUTANAN

    Bab II. Pengaturan Penataan Ruang (6)

    8

  • 1. Koordinasi penyelenggaraan PR.

    2. Sosialisasi peraturan perundang-

    undangan dan pedoman bidang PR.

    3. Pemberian bimbingan, supervisi, dan

    konsultasi pelaksanaan PR.

    4. Pendidikan dan pelatihan.

    5. Penelitian dan pengembangan.

    6. Pengembangan sistem informasi dan

    komunikasi PR.

    7. Penyebarluasan informasi PR kepada

    masyarakat.

    8. Pengembangan kesadaran dan

    tanggung jawab masyarakat.

    Pemda Kab/

    Pemda Kot

    M a s y a r a k a t

    Pemda Prov

    d

    e

    k

    o

    n

    P e m e r i n t a h

    Ruang Lingkup Pembinaan PR

    Bentuk dan Tata Cara

    melalui

    Pasal 9Pasal 7 - 8

    Bab III. Pembinaan Penataan Ruang

    Tuj : Meningkatan kualitas dan efektivitas penyelenggaraan PR (Penataan Ruang)

    Pasal 6

    9

  • Bab III. Pembinaan Penataan Ruang (2)

    T A T A C A R AB E N T U K

    Koordinasi penyelenggaraan PR Tata cara koordinasi diatur dengan perpres Pasal 10 ayat (4)1

    Sosialisasi peraturan per-UU-an

    & pedoman bidang PRMedia tatap muka dan media elektronik Pasal 11 ayat (2)2

    Pemberian bimbingan, supervisi,

    dan konsultasi pelaksanaan PRMendampingi, mengawasi, dan memberikan penjelasan kepada

    pemangku kepentingan pelaksanaan PR Pasal 12 ayat (1)3

    Pendidikan dan pelatihanPenyelenggaraan dan fasilitasi diklat, penyusunan program

    diklat, penerapan sistem sertifikasi, evaluasi Pasal 13 ayat (2)4

    Penelitian dan pengembangan Pengembangan IPTEK menghasilkan inovasi bidang PR Pasal 14 ayat (1)5

    Pengembangan sistem informasi

    dan komunikasi PRpenyediaan basis data dan informasi PR dgn mengembangkan

    jaringan sistem elektronik.Pasal 15 ayat (2)6

    Penyebarluasan informasi PR

    kepada masyarakatPublikasi berbagai aspek PR melalui media yg mudah diakses

    masyarakatPasal 16 ayat (2)7

    Pengembangan kesadaran dan

    tanggung jawab masyarakat

    Penyuluhan, ceramah umum, diskusi umum, debat publik,

    pembentukan kelompok masyarakat, penyediaan unit

    pengaduan

    Pasal 17 ayat (2)8

  • Bagian Kesatu UMUM Pasal 18-23Bagian Kedua Penyusunan dan Penetapan RUTR (15 pasal)

    Paragraf 1 Umum Pasal 24

    Paragraf 2 Penyusunan dan Penetapan RTRWN Pasal 25-26

    Paragraf 3 Penyusunan dan Penetapan RTRWProv Pasal 27-31

    Paragraf 4 Penyusunan dan Penetapan RTRWKab Pasal 32-38

    Bagian Ketiga Penyusunan dan Penetapan RRTR (24 pasal)

    Paragraf 1 Umum Pasal 39-41

    Paragraf 2 Penyusunan dan Penetapan RTR Pulau/Kepulauan Pasal 42-44

    Paragraf 3 Penyusunan dan Penetapan RTR KS Pasal 45-58

    Paragraf 4 Penyusunan dan Penetapan RDTR Pasal 59-62

    Bagian Keempat Penyusunan dan Penetapan RTR Kawasan Perkotaan (8 pasal)

    Paragraf 1 Umum Pasal 63-64

    Paragraf 2 Kriteria Kawasan Perkotaan Pasal 65-66

    Paragraf 3 Penyusunan dan Penetapan RTR Kawasan Perkotaan yang Merupakan Bagian

    Wilayah KabupatenPasal 67-68

    Paragraf 4 Penyusunan dan Penetapan RTR Kawasan Perkotaan yang Mencakup 2 atau Lebih

    Wilayah Kabupaten/Kota pada 1 atau lebih wilayah propinsiPasal 69-70

    Bagian Kelima Penyusunan dan Penetapan RTR Kawasan Perdesaan (10 pasal)

    Paragraf 1 Umum Pasal 71-72

    Paragraf 2 Kriteria Kawasan Perdesaan Pasal 73-74

    Paragraf 3 Penyusunan dan Penetapan RTR Kawasan Perdesaan yang Merupakan Bagian

    Wilayah KabupatenPasal 75-76

    Paragraf 4 Penyusunan dan Penetapan RTR Kawasan Perdesaan yang Mencakup 2 atau Lebih

    Wilayah Kabupaten/Kota pada 1 atau lebih wilayah propinsiPasal 77-78

    Paragraf 5 Penyusunan dan Penetapan RTR Kawasan Agropolitan Pasal 79-80

    Bagian Keenam Kriteria dan Tata Cara Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang (12 pasal) Pasal 81-92

    Bab IV PeLAKsanaan Perencanaan Tata Ruang

    11

  • Bab IV. Pelaksanaan Perencanaan Tata Ruang

    Prosedur penyusunan dan penetapan RTR yang ditinjau

    Menyusun RTR sesuai prosedur

    TUJUANPasal 18

    Menentukan Rencana Struktur

    dan Pola Ruang yg berkualitas

    Menyediakan Landasan Spasial

    bg pelaksanaan pembangunan

    sektoral dan kewilayahan

    RENCANA TATA RUANGRUTR RRTR

    PROSEDUR

    Penyusunan Penetapan

    Pasal 20 Pasal 22

    Paling lama 24 (dua puluh empat)

    bulan sejak pelaksanaan penyusunan

    JANGKA WAKTU

    RUTR : Pasal 24 ayat (2)

    RRTR : Pasal 39 ayat (2)

    Pasal 24 ayat (1) Pasal 39 ayat (1)

    RTRWN

    RTR Pulau/ Kepulauan

    RTR KSN

    RTRWP RTR KSP

    RTRW

    Kab/Kota

    RDTR RTR KSKab/Kota

    12

  • PROSEDUR PENYUSUNAN RTR

    PROSES PENYUSUNAN RTR

    PELIBATAN PERAN

    MASYARAKAT dalam perumusan

    konsepsi TR

    PEMBAHASAN RANCANGAN

    RTR oleh pemangku kepentingan

    Pasal 20

    1. Persiapan penyusunan

    Pasal 21 ayat (1)

    2. Pengumpulan data

    3. Pengolahan dan analisis data

    4. Perumusan konsepsi RTR

    5. Penyusunan Rancangan

    peraturan per-UU-an ttg RTR

    Bab IV. Pelaksanaan Perencanaan Tata Ruang (2)

    13

  • Bab IV. Pelaksanaan Perencanaan Tata Ruang (3)

    PROSEDUR PENETAPAN RTR Pasal 22

    NASIONAL

    RTRWN

    RTR Pulau/Kepulauan

    RTR KSN

    PROPINSI

    RTRWP

    RTR KSP

    KABUPATEN/ KOTA

    RTRW Kab/Kota

    RTR KS Kab/Kota

    Peraturan Zonasi (PZ)

    NASIONAL

    PP

    PERPRES

    PROPINSI

    PERDA PROPINSI

    KABUPATEN/ KOTA

    PERDA

    KAB/ KOTA

    JENIS RENCANA PROSEDUR PENETAPAN

    Pembahasan antar-instansi

    RTR kewenangan PemPus

    Pembahasan antar-instansi dan

    antar pemda dgn DPRD

    RTR kewenangan PemDa

    14

  • PENYUSUNAN DAN PENETAPAN RTRWN

    PP No. 15/ 2010ttg PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG

    Bab IV Pelaksanaan Perencanaan Penataan RuangBagian Ketiga Penyusunan dan Penetapan RUTR

    Paragraf ke-2 (Pasal 59 62)

    15

  • PENYUSUNAN DAN PENETAPAN RTRWP

    PP No. 15/ 2010ttg PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG

    Bab IV Pelaksanaan Perencanaan Penataan Ruang

    Bagian Kedua Penyusunan dan Penetapan RUTRParagraf ke-3 (Pasal 27 31)

    16

  • CPENYUSUNAN DAN PENETAPAN RTRW-KAB

    PP No. 15/ 2010

    ttg PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG

    Bab IV Pelaksanaan Perencanaan Penataan RuangBagian Kedua Penyusunan dan Penetapan RUTR

    Paragraf ke-4 (Pasal 32 34)

    17

  • PENYUSUNAN DAN PENETAPAN RTRW-KOTA

    PP No. 15/ 2010

    ttg PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG

    Bab IV Pelaksanaan Perencanaan Penataan RuangBagian Kedua Penyusunan dan Penetapan RUTR

    Paragraf ke-5 (Pasal 35 38)

    18

  • PENYUSUNAN DAN PENETAPAN RDTR

    P P N O. 1 5 / 2 0 1 0 T TG P E N Y E L E N G G A R A A N P E N ATA A N R UA N G

    B A B I V P E L A K S A N A A N P E R E N C A N A A N P E N ATA A N R UA N G

    B A G I A N K E T I G A P E N Y U S U N A N D A N P E N E TA PA N R R T R

    PA R AG R A F K E - 4 ( PA S A L 5 9 6 2 )

    19

  • PENYUSUNAN DAN PENETAPANRTR PULAU/KEPULAUAN

    PP NO. 15 / 2010

    TTG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG

    BAB IV PELAKSANAAN PERENCANAAN PENATAAN RUANG

    BAGIAN KETIGA PENYUSUNAN DAN PENETAPAN R RTR

    PARAGRAF KE-2 (PASAL 42 44)

    20

  • PENYUSUNAN DAN PENETAPANRTR KAWASAN STRATEGIS

    PP NO. 15 / 2010

    TTG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG

    BAB IV PELAKSANAAN PERENCANAAN PENATAAN RUANG

    BAGIAN KETIGA PENYUSUNAN DAN PENETAPAN R RTR

    PARAGRAF KE-3 (PASAL 45 58)

    21

  • PENYUSUNAN DAN PENETAPAN

    RTR Kawasan Perkotaan

    PP No. 15/ 2010 ttg PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG

    Bab IV Pelaksanaan Perencanaan Penataan Ruang

    Bagian Keempat Penyusunan dan Penetapan RTR KawasanPerkotaan

    (Pasal 63 70)

    22

  • PP No. 15/ 2010 ttg PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG

    Bab IV Pelaksanaan Perencanaan Penataan Ruang

    Bagian Kelima Penyusunan dan Penetapan RTR KawasanPerdesaan

    (Pasal 71 80)

    23

    PENYUSUNAN DAN PENETAPAN

    RTR Kawasan Perdesaan

  • Bagian Kesatu Umum Pasal 18-23

    Bagian Kedua Penyusunan dan Penetapan RUTR (15 pasal)

    Paragraf 1 Umum Pasal 24

    Paragraf 2 Penyusunan dan Penetapan RTRWN Pasal 25-26

    Paragraf 3 Penyusunan dan Penetapan RTRWProv Pasal 27-31

    Paragraf 4 Penyusunan dan Penetapan RTRWKab Pasal 32-38

    Bagian Ketiga Penyusunan dan Penetapan RRTR (24 pasal)

    Paragraf 1 Umum Pasal 39-41

    Paragraf 2 Penyusunan dan Penetapan RTR Pulau/Kepulauan Pasal 42-44

    Paragraf 3 Penyusunan dan Penetapan RTR KS Pasal 45-58

    Paragraf 4 Penyusunan dan Penetapan RDTR Pasal 59-62

    Bagian Keempat Penyusunan dan Penetapan RTR Kawasan Perkotaan (8 pasal)

    Paragraf 1 Umum Pasal 63-64

    Paragraf 2 Kriteria Kawasan Perkotaan Pasal 65-66

    Paragraf 3 Penyusunan dan Penetapan RTR Kawasan Perkotaan yang Merupakan Bagian

    Wilayah KabupatenPasal 67-68

    Paragraf 4 Penyusunan dan Penetapan RTR Kawasan Perkotaan yang Mencakup 2 atau Lebih

    Wilayah Kabupaten/Kota pada 1 atau lebih wilayah propinsiPasal 69-70

    Bagian Kelima Penyusunan dan Penetapan RTR Kawasan Perdesaan (10 pasal)

    Paragraf 1 Umum Pasal 71-72

    Paragraf 2 Kriteria Kawasan Perdesaan Pasal 73-74

    Paragraf 3 Penyusunan dan Penetapan RTR Kawasan Perdesaan yang Merupakan Bagian

    Wilayah KabupatenPasal 75-76

    Paragraf 4 Penyusunan dan Penetapan RTR Kawasan Perdesaan yang Mencakup 2 atau Lebih

    Wilayah Kabupaten/Kota pada 1 atau lebih wilayah propinsiPasal 77-78

    Paragraf 5 Penyusunan dan Penetapan RTR Kawasan Agropolitan Pasal 79-80

    Bagian Keenam KRITERIA DAN TATA CARA PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA RUANG Pasal 81-92

    Bab IV PeLAKsanaan Perencanaan Tata Ruang

    24

  • PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA RUANG

    1x dalam 5

    tahun

    Pasal 81-92

    Bab IV. Pelaksanaan Perencanaan Tata Ruang (2)

    25

    Perubahan

    lingkungan

    strategis:

    Bencana alam skala besar

    Perubahan batas teritorial negara

    atau

    Perubahan batas wilayah daerah.

    Lebih dari 1x

    dalam 5 tahun

    Tata Cara

    Pasal 82

    Penetapan

    pelaksanaan

    Pelaksanaan

    Tidak

    perlu

    Revisi

    REVISI

    Rekomendasi

    hasil

    Kriteria

    Pasal 82

    Penetapan pelaksanaan

    Pasal 84

    RTRWN

    RTR

    Pulau/Kep

    RTR KSN

    RTRWP

    RTR KSP

    KepMen KepGubKep

    Bup/Wali

    RTRW

    Kab/Kota

    RTR KS

    Kab/Kota

    RDTR

    Pelaksana

    Pasal 85

    TIM

    dibentuk sesuai

    kewenangannya

    Pemerintah PemDa

    Perguruan

    TinggiLembaga

    Penelitian

    Proses

    Pasal 86

    Pengkajian

    Penilaian

    Evaluasi

  • Pasal 87

    TATA CARA PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA RUANG Pasal 81-92

    Bab IV. Pelaksanaan Perencanaan Tata Ruang (3)

    26

    Tata Cara

    Pasal 82

    Penetapan

    pelaksanaan

    Pelaksanaan

    Tidak

    perlu

    Revisi

    REVISI

    Rekomendasi

    hasildapat disertai dengan usulan

    untuk dilakukan PENERTIBAN

    TERHADAP PELANGGARAN

    rencana tata ruang.

    dilaksanakan dengan TETAP

    MENGHORMATI HAK YANG DIMILIKI

    ORANG sesuai dengan ketentuan

    peraturan perundang-undangan.

  • TATA CARA PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA RUANG Pasal 81-92

    27

    Tata Cara

    Pasal 82

    Penetapan

    pelaksanaan

    Pelaksanaan

    Tidak

    perlu

    Revisi

    REVISI

    Rekomendasi

    hasil

    Kriteria Revisi

    Pasal 88

    Perubahan kebijakan nasional yang mempengaruhi

    penataan PR Wil Nasional

    Dinamika pembangunan nasional

    RTRWN

    Perubahan kebijakan nasional yang mempengaruhi

    penataan PR Wil Prov

    Dinamika pembangunan provinsi

    RTRWP

    Perubahan kebijakan nasional & provinsi yang

    mempengaruhi penataan PR

    Wil Kab/Kota

    Dinamika pembangunan kab/kota

    RTRWKab/Kota

    Tata Cara Revisi

    Sesuai prosedur penyusunan RTR

    Pasal 90

    Materi

    Perubahan

    RTR 20%

    Materi

    Perubahan

    RTR > 20%

    Penetapan perubahan

    peraturan perUUan

    ttg RTR

    (amandemen perda)

    Penyusunan RTR baru

    Bab IV. Pelaksanaan Perencanaan Tata Ruang (4)

  • Bagian Kesatu Umum Pasal 93-102

    Bagian Kedua Pemanfaatan Ruang Wilayah (20 pasal)

    Paragraf 1 Pemanfaatan RW Nasional Pasal 103-107

    Paragraf 2 Pemanfaatan RW Provinsi Pasal 108-112

    Paragraf 3 Pemanfaatan RW Kabupaten Pasal 113-117

    Paragraf 4 Pemanfaatan RW Kota Pasal 118-122

    Bagian Ketiga Pemanfaatan Ruang KS (16 pasal)

    Paragraf 1 Pemanfaatan Ruang KS Nasional Pasal 123-126

    Paragraf 2 Pemanfaatan Ruang KS Provinsi Pasal 127-130

    Paragraf 3 Pemanfaatan Ruang KS Kabupaten Pasal 131-134

    Paragraf 4 Pemanfaatan Ruang KS Kota Pasal 135-138

    Bagian Keempat Pemanfaatan Ruang Kawasan Perkotaan (4 pasal) Pasal 139-142

    Bagian Kelima Pemanfaatan Ruang Kawasan Perdesaan (4 pasal) Pasal 143-146

    28

    Bab V PeLAKsanaan Pemanfaatan Ruang

  • MEWUJUDKAN RENCANA TATA RUANG

    DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN SECARA TERPADU

    PELAKSANAAN PEMANFAATAN RUANG

    29

    PENYUSUNAN dan

    SINKRONISASI PROGRAM

    PEMBIAYAAN

    PROGRAM

    PELAKSANAAN

    PROGRAM

    Bab V. Pelaksanaan Pemanfaatan RuangPelaksanaan pemanfaatan ruang merupakan pelaksanaan pembangunan sektoral

    dan pengembangan wilayah

    a. Perumusan kebijakan strategis operasionalisasi RTR

    b. Perumusan program sektoral dan kewilayahan

    c. Pelaksanaan pembangunan sektoral dan pengembangan wilayah

    Pasal 94

    Pasal 93

    Pasal 95

  • Bab V. Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang (2 - end)

    30

    Program jangka panjang,

    menengah, dan

    tahunan.

    Indikasi program utama dalam RTR

    Sinkronisasi program sektoral

    dan kewilayahan

    PENYUSUNAN dan

    SINKRONISASI Program

    Pembiayaan

    Program

    Memperhatikan rencana

    pembangunan

    pengembangan

    wilayah

    Melalui berbagai forum dan rapat

    koordinasi

    Pasal 95

    Perkiraan biaya pelaksanaan

    Sumber pembiayaan

    Jangka waktu pembiayaan

    Dapat berasal dari Pemerintah,

    Pemda, dan/atau

    masyarakat

    Dapat disusun Rencana Induk

    Masing-Masing

    Sektor

    Dilakukan oleh pemerintah dan

    masyarakat

    melalui

    Kerjasama

    Pelaksanaan

    Program

    Pasal 100 Pasal 98-99

    Pemanfaatan Ruang Wilayah

    Pemanfaatan Ruang Kawasan Strategis

    Pemanfaatan Ruang Kawasan Perkotaan

    Pemanfaatan Ruang Kawasan Perdesaan

  • Bagian Kesatu Umum Pasal 147-148

    Bagian Kedua Pengaturan Zonasi (11 pasal)

    Paragraf 1 Umum Pasal 149-150

    Paragraf 2 Arahan Peraturan Zonasi Sistem Nasional Pasal 151

    Paragraf 3 Arahan Peraturan Zonasi Sistem Provinsi Pasal 152

    Paragraf 4 Arahan Peraturan Zonasi Sistem Kabupaten/Kota Pasal 153-159

    Bagian Ketiga Perizinan (9 pasal)

    Paragraf 1 Umum Pasal 160-166

    Paragraf 2 Prosedur Pemberian Izin Pasal 167

    Paragraf 3 Penggantian Yang Layak Terhadap Kerugian Pasal 168

    Bagian Keempat Pemberian Insentif dan Disintensif (13 pasal)

    Paragraf 1 Umum Pasal 169

    Paragraf 2 Bentuk dan Tata Cara Pemberian Insentif Pasal 170-175

    Paragraf 3 Bentuk dan Tata Cara Pemberian Disinsentif Pasal 176-181

    Bagian Kelima Sanksi Administratif (16 pasal)

    Paragraf 1 Umum Pasal 182-186

    Paragraf 2 Kriteria dan Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Pasal 187-197

    Bab VI PeLAKsanaan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

    31

  • 32

    PENGATURAN

    ZONASIPERIZINAN

    PEMBERIAN

    INSENTIF DAN

    DISINSENTIF

    PENGENAAN

    SANKSI

    tertib tata ruang

    Bab VI. Pelaksanaan Pengendalian Pemanfaatan RuangPelaksanaan pemanfaatan ruang diselenggarakan untuk menjamin terwujudnya tata ruang sesuai

    dengan RTR

    Pasal 147

    PENGENDALIAN PEMANFAATAN

    RUANG

  • Bab VI. Pelaksanaan Perencanaan Tata Ruang (2)

    33

    SISTEM

    PERENCANAAN

    PENGATURAN

    ZONASI

    INDIKASI ARAHAN

    PERATURAN ZONASI

    SISTEM NASIONAL

    (Dalam RTRWN)

    Pasal 151 ayat (1)

    ARAHAN PERATURAN ZONASI SISTEM

    NASIONAL

    Ketentuan zonasi sektoral pada sistem nasional

    Ditetapkan oleh masing-masing menteri sesuai

    kewenangan

    Ketentuan zonasi sektoral pada sistem provinsi

    Ditetapkan dengan perda prov

    ARAHAN PERATURAN ZONASI SISTEM

    NASIONAL

    PERATURAN ZONASI KAB/KOTA

    Ditetapkan dengan perda kab/kota

    Dasar dalam pemberian insentif dan disinsentif, izin,

    dan pengenaan sanksi

    INDIKASI ARAHAN

    PERATURAN ZONASI

    SISTEM PROVINSI

    (Dalam RTRWP)

    Pasal 152 ayat (1)

    KETENTUAN UMUM

    PERATURAN ZONASI

    KAB/KOTA

    (Dalam RTRWK/K)

    RTR KSK/RDTR

    Pasal 153 ayat (1)

  • 34

    Penetapan Peraturan Zonasi (PZ) untuk Wilayah kab/Kota Pasal 158

    Bila RTRW sdh skala detail RDTR tidak dibutuhkan, PZ tetap harus ada. Perda terpisah.

    RDTR & PZ dalam satu dokumen Perda. (Efisiensi waktu dan dana).Apabila RDTR direvisi maka PZ tetap berlaku dan diadopsi dalam RDTR baru

    RDTR ada, PZ melengkapi.Perda PZ terpisah,ditetapkan paling lama 2 tahun sejak Perda RDTR

    RTRW

    Kab/Kota

    Peraturan

    Zonasi (Text &

    Map)

    Skala 1 : 5.000 Skala 1 : 5.000

    RTRW

    Kab/Kota

    Peraturan

    Zonasi (Text &

    Map)

    Skala 1 : 5.000Skala 1 : 50.000 atau 1 : 25.000

    RTRW

    Kab/KotaRDTR (Map)

    Peraturan

    Zonasi (Text)

    Skala 1 : 5.000Skala 1 : 50.000 atau 1 : 25.000

    Bab VI. Pelaksanaan Perencanaan Tata Ruang (3)

  • Bab VI (4)a. Jenis Izin Pemanfaatan Ruang

    35

    Pasal 160- Pasal 167

    RTRW Kab/Kota

    RTR

    IZIN PRINSIP

    IZIN LOKASI

    IZIN

    PENGGUNAAN

    PEMANFAATAN

    TANAH

    IZIN

    MENDIRIKAN

    BANGUNAN

    IZIN LAIN

    BERDASARKAN

    PERATURAN PER-

    UU-AN

    JENIS IZIN PENJELASANDASAR

    PEMBERIAN IZIN

    Diberikan berdasarkan RTRWKab/Kota Izin prinsip belum dapat dijadikan dasar untuk

    pelaksanaan kegiatan

    Izin lokasi diperlukan untuk pemanfaatan ruang > 1 Ha untuk non-pertanian dan > 25 Ha untuk

    pertanian

    Izin penggunaan pemanfaatan tanahmerupakan dasar

    untuk permohonanmendirikan bangunan

    Dasarmendirikan bangunan dalam rangka pemanfaatan ruang

    Diberikan berdasarkan peraturan zonasi Sebagai surat bukti dari Pemda untuk mendirikan

    bangunan sesuai fungsi yang telah ditetapkan

    Bentuk izin lain yang dikeluarkan oleh masing-masing

    sektor dan/atau instansi yang berwenang

    RDTR Kab/Kota

    PZ

  • 36

    Perubahan

    Rencana

    Tata Ruang

    Setiap orang dapat

    mengajukan

    penggantian yang

    layak terhadap

    kerugian

    akibat perubahan

    RTR

    Bab VI (5)b. Tata cara Penggantian yang Layak

    Pasal 168

    4. Kompensasi, dan/atau

    3. Permukiman kembali

    1. Uang

    2. Ruang Pengganti

    5. Urun Saham

    Bentuk Penggantian

  • 37

    Pemerintah

    Bab VI (6)c. Bentuk dan Tata Cara Pemberian Intensif

    Pasal 170-171

    Pemda 1

    Pemerintah

    dan/atau

    Pemda

    Fiskal Non Fiskal

    Pemberian

    keringanan

    pajak

    Pengurangan

    distribusi

    Pemberian kompensasi

    Subsidi silang

    Kemudahan perizinan

    Imbalan

    Sewa ruang

    Urun saham

    Penyedian prasarana

    & sarana

    Penghargaan, dan/atau

    Publikasi dan Promosi

    Pemda

    Pemda 2

    Masyarakat

    kepadaolehBENTUK

    T

    A

    T

    A

    C

    A

    R

    A

  • 38

    Pemerintah

    Bab VI (7)c. Bentuk dan Tata Cara Pemberian Intensif (2)

    Pasal 172-174

    Pemda 1

    Pemerintah

    dan/atau

    Pemda

    Pemda

    Pemda 2

    Masyarakat

    kepadaolehBENTUK

    T

    A

    T

    A

    C

    A

    R

    A

    a. Subsidi silang;

    b. Kemudahan perizinan bagi kegiatan pemanfaatan

    ruang yang diberikan oleh Pemerintah;

    c. Penyediaan prasarana dan sarana di daerah;

    d. Penghargaan dan fasilitasi; dan/atau

    e. Publikasi atau promosi daerah.

    a. Pemberian kompensasi dari pemda penerima

    manfaat kepada daerah pemberi manfaat;

    b. Kompensasi pemberian penyediaan sarpras;

    c. Kemudahan perizinan yang diberikan oleh pemda

    penerima mafaat kepada investor yang berasal

    dari daerah pemberi manfaat; dan/atau

    d. Publikasi atau promosi daerah.

    a. Pemberian keringanan pajak;

    b. Pemberian kompensasi;

    c. Pengurangan retribusi;

    d. Imbalan;

    e. Sewa ruang;

    f. Urun saham;

    g. Penyediaan prasarana dan sarana; dan/atau

    h. Kemudahan perizinan.

  • 39

    Pemerintah

    Bab VI (8)c. Bentuk dan Tata Cara Pemberian Disinsentif

    Pasal 176-177

    Pemda 1

    Pemerintah

    dan/atau

    Pemda

    Fiskal Non Fiskal

    Pengenaan

    pajak yang

    tinggi

    Kewajiban memberi

    kompensasi

    Persyaratan khusus

    dalam perizinan

    Kewajiban meberi

    imbalan, dan/atau

    Pembatasan

    penyediaan

    prasarana dan sarana

    Pemda

    Pemda 2

    Masyarakat

    kepadaolehBENTUK

    T

    A

    T

    A

    C

    A

    R

    A

  • 40

    Pemerintah

    Bab VI (9)c. Bentuk dan Tata Cara Pemberian Disintensif (2)

    Pasal 178-180

    Pemda 1

    Pemerintah

    dan/atau

    Pemda

    Pemda

    Pemda 2

    Masyarakat

    kepadaolehBENTUK

    T

    A

    T

    A

    C

    A

    R

    A

    a. Pensyaratan khusus dalam perizinan bagi kegiatan

    pemanfaatan ruang yang diberikan oleh Pemerintah;

    b. Pembatasan penyediaan prasarana dan sarana di

    daerah; dan/atau

    c. Pemberian status tertentu dari Pemerintah.

    a. Pengajuan pemberian kompensasi dari pemda

    pemberi manfaat kepada daerah penerima manfaat;

    b. Pembatasan penyediaan sarana dan prasarana;

    dan/atau

    c. Pensyaratan khusus dalam perizinan bagi kegiatan

    pemanfaatan ruang yang diberikan oleh pemda

    pemberi manfaat kepada investor yang berasal dari

    daerah penerima manfaat.

    a. Kewajiban memberi kompensasi;

    b. Pensyaratan khusus dalam perizinan bagi kegiatan

    c. pemanfaatan ruang yang diberikan oleh Pemerintah

    dan pemda;

    d. Kewajiban memberi imbalan;

    e. Pembatasan penyediaan sarana dan prasarana;

    dan/atau

    f. Pensyaratan khusus dalam perizinan.

  • 41

    Bab VI (10)c. Bentuk dan Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif

    Pasal 182-197

    KRITERIA PENGENAAN

    SANKSIBENTUK TATA CARA

    Besar atau kecilnya

    dampak yang

    ditimbulkan

    Nilai manfaat pemberian

    sanksi yang

    diberikan

    Kerugian publik yang

    ditimbulkan

    a. Peringatan Tertulis Penerbitan surat peringatan tertulis

    b. Penghentian sementara kegiatanPenerbitan surat keputusan penghentian kegiatan,

    setelah peringatan tertulis diabaikan

    c. Penghentian sementara

    pelayanan umum

    Penerbitan surat keputusan penghentian sementara

    pelayanan umum kpd pelanggar, setelah peringatan

    tertulis diabaikan

    d. Penutupan lokasiPenerbitan surat keputusan penutupan lokasi, setelah

    peringatan tertulis diabaikan

    e. Pencabutan izinPenerbitan surat keputusan pencabutan izin, setelah

    peringatan tertulis diabaikan

    f. Pembatalan izinPenerbitan surat keputusan pembatalan izin, setelah

    peringatan tertulis diabaikan

    g. Pembongkaran bangunanPenerbitan surat keputusan pembongkaran bangunan,

    setelah peringatan tertulis diabaikan

    h. Pemulihan fungsi ruangPenerbitan surat perintah pemulihan fungsi ruang,

    setelah surat peringatan diabaikan

    i. Denda administratifDapat dikenakan bersama dengan sanksi lain atau

    tersendiri

  • 42

    Bab VII. Pengawasan Penataan RuangMenjamin tercapainya tujuan penyelenggaraan penataan ruang, terlaksananya penegakanhukum bidang penataan ruang dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan penataan ruang.

    Pasal 198

    PENGAWAS

    PEMERINTAH PEMERINTAH DAERAH MASYARAKAT

    Pasal 199

    1. Pengaturan,

    pembinaan, dan

    pelaksanaan PR

    2. Fungsi dan manfaat

    PR

    3. Pemenuhan standar

    pelayanan minimal

    (SPM) bidang PR

    Pasal 200

    PELAPORAN

    PEMANTAUAN

    EVALUASI

    KEGIATAN PENGAWASAN

    Pasal 201

    Melaluipenilaianterhadapkinerja

  • HASIL

    Penyelenggaraan Penataan Ruang sesuai

    dengan Peraturan PerUUan

    Penyelenggaraan Penataan Ruang tidak

    sesuai dengan Peraturan PerUUan

    LAPORAN

    Pasal 204

    Bab VII (2)

    43

    Pasal 202 - Pasal 206

    BENTUK

    Pengawasan Teknis

    (keseluruhan proses PPR secara

    berkala)

    PengawasanKhusus

    (permasalahan khusus PPR sesuai

    kebutuhan)

    Pasal 202

    Mengawasi masukan, prosedur, serta fungsi danmanfaat keluaran, dalam aspek pengaturan,

    pembinaan ,dan pelaksanaan penataan ruang;

    Mengawasi ketersediaan dan pemenuhan SPM bidang penataan ruang

    Memeriksa data dan informasi serta melakukan kajian teknis terhadap permasalahan khusus

    penyelenggaraan penataan ruang

    Pasal 203

    KEGIATAN

    Untuk mendukung peningkatan kinerja

    penyelenggaraan penataan ruang

    Untuk dilakukan penyesuaian dengan ketentuan

    peraturan perundang-undangan dan/ atau

    dilakukan penertiban dan pengenaan sanksi

    REKOMENDASI

    SISTEM PENGAWASAN

    Penyampaian hasil pengawasan kepada pemangku kepentingan; Penyampaian hasil pengawasan yang berindikasi tindak pidana kepada PPNS; Pelaksanaan hasil pengawasan.

    TINDAK

    LANJUT

    Pasal 204

  • 44

    Bab VIII. KETENTUAN PERALIHANsemua ketentuan yang berkaitan dengan penyelenggaraan penataan ruang dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan atau belum diganti dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini

    Pasal 207

    Bab IX. KETENTUAN PENUTUPPeraturan Pemerintah ini berlaku pada tanggal diundangkan. (28 Januari 2010)

    Pasal 209

    2014 - [email protected]