powerpoint herpes

45
ASsALAMU’ALAIKUM WR.WB Asuhan Keperawatan Dengan Pasien HERPES KELOMPOK 3 ANGGOTA: Gita Aprilonia Miza Seprina Nur’laila Rika Aprianti Weni Sri Wahyuni Yumelda Irawan

Upload: gita-aprilonia

Post on 10-Apr-2016

399 views

Category:

Documents


58 download

DESCRIPTION

integumen

TRANSCRIPT

Page 1: Powerpoint Herpes

ASsALAMU’ALAIKUM WR.WB

Asuhan Keperawatan Dengan Pasien HERPES

KELOMPOK 3ANGGOTA:

Gita ApriloniaMiza Seprina

Nur’lailaRika Aprianti

Weni Sri WahyuniYumelda Irawan

Page 2: Powerpoint Herpes

Herpes adalah sejenis penyakit radang pada permukaan kulit, dengan tanda-tanda terjadi gelembung-gelembung kemerahan berair yang timbul berkelompok pada permukaan kulit

Herpes merupakan golongan virus dengan ukuran sedang, terdiri dari DNA dan mengalami replikasi didalam nukleus sel. Mereka cendrung menimbukan infeksi laten yang mengintermiten seperti misanya herpes simpleks. Marwali. ( Prof. Dr. Marwali Harahap )

*Pengertian Herpes

Page 3: Powerpoint Herpes
Page 4: Powerpoint Herpes

Herpes merupakan infeksi kulit kelamin yang disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui hubungan seks. Terkadang ditemukan juga pada mulut penderita karena yang bersangkutan melakukan oral seks dengan penderita herpes. ( Melanie KS ).

Herpes adalah infeksi akut yang disebabkan oleh virus herpes (virus herpes hominis) tipe I atau tipe II yang ditandai oleh adanya vesikel yang berkelompok di atas kulit yang sembab dan eritematosa pada daerah dekat mukokutan, sedangkan infeksi dapat berlangsung baik primer maupun rekurens. (Adhi DJuanda, Ilmu penyakit kulit dan kelamin,2000:355)

Page 5: Powerpoint Herpes

*Klasifikasi Herpes

Page 6: Powerpoint Herpes

*A. Herpes Simpleks1. pengertian

Infeksi akut yang disebabkan oleh virus herpes simpleks atau virus herpes hominis tipe I atau II yang ditandai oleh adanya vesikel yang berkelompok diatas kulit yang sembab dan eritematosa pada daerah dekat mukokutan, sedangkan infeksi dapat berlangsung baik primer maupun rekurens. ( Ronny P. Handoko )

Herpes simpleks adalah yang disebabkan oleh herpes virus hominis, dengan diameter 100 nm. ( Howard dan Cushing ).

Page 7: Powerpoint Herpes

2. Etiologi

VHS tipe I dan II merupakan virus herpes homunis yang merupakan virus DNA yang menjadi penyebab utama herpes simpleks.

Berdasarkan perbedaan struktur antigeniknya yaitu tipe I yang biasanya menyebabkan infeksi pada daerah labial dan nongenital serta tipe II yang biasanya ditularkan melalui hubungan seksual.

Page 8: Powerpoint Herpes

*Perbedaan virus tipe I dan II

HSV tipe I HSV tipe IIPredileksi Kulit dan mukosa di

luarKulit dan mukosa daerah genetalia dan perianal

Kultur pada chorioallatoic membran (CAM) dari telur ayam

Membentuk bercak kecil

Membentuk pock besar dan tebal

Serologi Antibodi terhadap HSV tipe I

Antibodi terhadap HSV tipe II

Sifat lain Tidak bersifat onkogeni

Bersifat onkogeni

Page 9: Powerpoint Herpes

Secara umum, penyebab dari terjadinya herpes simpleks ini adalah sebagai berikut:

*Herpes Virus Hominis (HVH).*Herpes Simplex Virus (HSV)*Varicella Zoster Virus (VZV)*Epstein Bar Virus (EBV)*Citamoga lavirus (CMV)

Page 10: Powerpoint Herpes

3. Manifestasi Klinis

Inokulasi kompleks primer ( primary inoculation complex )

adalah infeksi primer dari virus herpes simplex menghasilkan reaksi lokal dan sistemik yang hebat, pada penderita muda yang pertama kali kontak dengan virus ini. Pada usia 1 -5 tahun, dengan waktu inkubasi adalah 3- 10 hari. Sembuh spontan dalam waktu 2-6 minggu. Gejalanya adalah panas tinggi, gatal-gatal dan pembengkakan bibir.Herpes gingivostomatitis

terjadi pada anak-anak dan dewasa muda dengan tanda panas tinggi, limfa denopati regional dan malaise.

Page 11: Powerpoint Herpes

Infeksi herpes simpleks diseminataterjadi pada anak-anak usia 6 bulan – 3

tahun, dapat mengenai paru-paru dan terjadi viremia masif dan berakibat adanya gastroenteritis, ensefalitis, disfungsi dari ginjal dan kelenjar adrenal. herpes vulvovaginitis akut

terjadi pada wanita dengan tempat adalah serviks. Dengan gejala panas, disuria, lekore, sakit pada daerah genital, keputihan dan adenofatia glandula inguinalis.

Page 12: Powerpoint Herpes

herpes simpleks rekurenbiasanya mengenai daerah wajah, dan

tumbuh pada daerah infeksi terdahulu. Biasanya terjadi pada usia muda. herpes progenitalis atau herpes genitalis

merupakan erupsi akut yang terdiri atas vesikel yang bergerombol diatas kulit atau selaput lendir yang eritematus. Bersifat menahun.

Page 13: Powerpoint Herpes

*Sumber 2Herpes oro-labial.

*Suhu dingin.*Panas sinar matahari.*Penyakit infeksi (febris).*Kelelahan.*Menstruasi.

Herpes Genetalis*Faktor pencetus pada herpes oro-labial.*Hubungan seksual.*Makanan yang merangsang.*Alcohol.

Keadaan yang menimbulkan penurunan daya tahan tubuh:*Penyakit DM berat.*Kanker.*HIV.*Obat-obatan (Imunosupresi, Kortikosteroid).* Radiasi.

Page 14: Powerpoint Herpes

* Patofisiologi Simpleks

Virus herpes simpleks disebarkan melalui kontak langsung antara virus dengan mukosa atau setiap kerusakan di kulit. Virus herpes simpleks tidak dapat hidup di luar lingkungan yang lembab dan penyebaran infeksi melalui cara selain kontak langsung kecil kemungkinannya terjadi. Virus herpes simpleks memiliki kemampuan untuk menginvasi beragam sel melalui fusi langsung dengan membran sel. Pada infeksi aktif primer, virus menginvasi sel pejamu dan cepat berkembang dengan biak, menghancurkan sel pejamu dan melepaskan lebih banyak virion untuk menginfeksi sel-sel disekitarnya. Pada infeksi aktif primer, virus menyebar melalui saluran limfe ke kelenjar limfe regional dan menyebabkan limfadenopati.

Tubuh melakukan respon imun seluler dan humoral yang menahan infeksi tetapi tidak dapat mencegah kekambuhan infeksi aktif. Setelah infeksi awal timbul fase laten. Selama masa ini virus masuk ke dalam sel-sel sensorik yang mempersarafi daerah yang terinfeksi dan bermigrasi disepanjang akson untuk bersembunyi di dalam ganglion radiksdorsalis tempat virus berdiam tanpa menimbulkan sitotoksisitas atau gejala pada manusia.

Page 15: Powerpoint Herpes

*Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang untuk infeksi HSV (herpes simpleks virus dapat dilakukan secara virologi maupun serologi, masing-masing contoh pemeriksaan tersebut adalah sebagai berikut :

*Virologi* Mikroskop cahaya. Sampel berasal dari sel-sel di dasar lesi,

apusan pada permukaan mukosa, atau dari biopsi, mungkin ditemukan intranuklear inklusi (Lipschutz inclusion bodies). Sel-sel yang terinfeksi dapat menunjukkan sel yang membesar menyerupai balon (ballooning) dan ditemukan fusi. Pada percobaan Tzanck dengan pewarnaan Giemsa atau Wright, dapat ditemukan sel datia berinti banyak dan badan inklusi intranuklear.

- Pemeriksaan antigen langsung (imunofluoresensi). Sel-sel dari spesimen dimasukkan dalam aseton yang dibekukan. Kemudian pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan cahaya elektron (90% sensitif, 90% spesifik) tetapi, pemeriksaan ini tidak dapat dicocokkan dengan kultur virus.

Page 16: Powerpoint Herpes

- PCR, Test reaksi rantai polimer untuk DNA HSV lebih sensitif dibandingkan kultur viral tradisional (sensitivitasnya >95 %, dibandingkan dengan kultur yang hanya 75 %). Tetapi penggunaannya dalam mendiagnosis infeksi HSV belum dilakukan secara reguler, kemungkinan besar karena biayanya yang mahal. Tes ini biasa digunakan untuk mendiagnosis ensefalitis HSV

karena hasilnya yang lebih cepat dibandingkan kultur virus.

* Kultur VirusKultur virus dari cairan vesikel pada lesi (+) untuk HSV

adalah cara yang paling baik karena paling sensitif dan spesifik dibanding dengan cara-cara lain. HSV dapat berkembang dalam 2 sampai 3 hari. Jika tes ini (+), hampir 100% akurat, khususnya jika cairan berasal dari vesikel primer daripada vesikel rekuren. Pertumbuhan virus dalam sel ditunjukkan dengan terjadinya granulasi sitoplasmik, degenerasi balon dan sel raksasa berinti banyak. Sejak virus sulit untuk berkembang, hasil tesnya sering (-). Namun cara ini memiliki kekurangan karena waktu pemeriksaan yang lama dan biaya yang mahal.

Page 17: Powerpoint Herpes

*Serologi Pemeriksaan serologi ini direkomendasikan kepada orang yang mempunyai gejala herpes genital rekuren tetapi dari hasil kultur virus negatif, sebagai konfirmasi pada orang-orang yang terinfeksi dengan gejala- gejala herpes genital, menentukan apakah pasangan seksual dari orang yang terdiagnosis herpes genital juga terinfeksi dan orang yang mempunyai banyak pasangan sex dan untuk membedakan dengan jenis infeksi menular sexual lainnya. Sample pada pemeriksaan serologi ini diambil dari darah atau serum.

Page 18: Powerpoint Herpes

*Penatalaksanaan Herpes Simpleks

Pada prinsipnya, penanganan dari infeksi Herpes Simpleks Virus (HSV) ada 2 macam, yaitu:a. Terapi Spesifik;* Infeksi primerTopikal : Penciclovir krim 1% (tiap 2 jam selama 4 hari)

atau Acyclovir krim 5% (tiap 3 jam selama 4 hari). Idealnya, krim ini digunakan 1 jam setelah munculnya gejala, meskipun juga pemberian yang terlambat juga dilaporkan masih efektif dalam mengurangi gejala serta membatasi perluasan daerah lesi. (Rekomendasi FDA & IHMF)

Sistemik : Valacyclovir tablet 2 gr sekali minum dalam 1 hari yang diberikan begitu gejala muncul, diulang pada 12 jam kemudian, atau Acyclovir tablet 400 mg 5 kali sehari selama 5 hari, atau Famciclovir 1500 mg dosis tunggal yang diminum 1 jam setelah munculnya gejala prodromal.

Page 19: Powerpoint Herpes

* Infeksi RekurenTerapi rekuren ditujukan untuk mengurangi angka kekambuhan dari herpes genitalis, dimana tingkat kekambuhan berbeda

pada tiap individu, bervariasi dari 2 kali/tahun hingga lebih dari 6 kali/tahun. Terdapat 2 macam terapi dalam mengobati infeksi rekuren, yaitu

Terapi Episodik:* Acycovir, 400 mg p.o 3 x/hr, 5 hr, atau 800 mg 2 x/hr, 5 hr, atau 800 mg

p.o 3 x/hr,3 hr* Valacyclovir, 500 mg p.o 2 x/hr 3 hr, atau 1 gr p.o 1x/hr, 5 hr* Famciclovir, 125 mg p.o 2 x/hr,5 hr, atau 1 gr p.o 2 x/hr,1 hr

Terapi Supresif:* Acyclovir 400 mg p.o 2 x/hr selama 6 th, atau* Famciclovir 250 mg p.o 2 x/hr selama 1 th, atau* Valacyclovir 500 mg p.o 1x/hr selama 1 th, atau* Valacyclovir 1 gr p.o 1x/hr selama 1 th

Page 20: Powerpoint Herpes

*Terapi Non-Spesifik;

Pengobatan non-spesifik ditujukan untuk memperingan gejala yang timbul berupa nyeri dan rasa gatal. Rasa nyeri dan gejala lain bervariasi, sehingga pemberian analgetik, antipiretik dan antipruritus disesuaikan dengan kebutuhan individu. Zat-zat pengering yang bersifat antiseptic juga dibutuhkan untuk lesi yang basah berupa jodium povidon secara topical untuk mengeringkan lesi, mencegah infeksi sekunder dan mempercepat waktu penyembuhan. Selain itu pemberian antibiotic atau kotrimoksasol dapat pula diberikan untuk mencegah infeksi sekunder

Tujuan dari terapi tersebut masing-masing adalah untuk mempercepat proses penyembuhan, meringankan gejala prodromal, dan menurunkan angka penularan.( http://www.kulitkita.com/2009/03/penatalaksanaan-herpes-simplex.html).

Page 21: Powerpoint Herpes

*Komplikasi

Virus herpes simplek mengakibatkatkan beragam penyakit mulai dari gingivostomatitis (peradangan pada gusi dan mukosa mulut) sampai keratokonjuctivitis (peradangan pada kornea dan konjungtiva), penyakit genital, dan infeksi pada bayi baru lahir, abortus, eritema nodusa. Herpes simplek menjadi penginfeksi yang laten pada sel saraf, dan umumnya terjadi rekurensi (kekambuhan).Menurut keperawatan medical bedah komplikasi jarang terjadi, komplikasinya terjadi karena penyebaran ekstragenital, seperti pada bokong, paha atas atau bahkan pada ata karena menyentuh lesi. Masalah potensial lainnya adalah meningitis aseptic dan stress emosionnal yang berat yang berhubungan dengan diagnosis.

Page 22: Powerpoint Herpes

B. Herpes zoster

1. Pengertian

penyakit setempat yang terjadi terutama pada orangtua yang khas ditandai oleh adanya nyeri radikuler yang unilateral serta adanya erupsi vesikuler yang terbatas pada dermatom yang diinervasi oleh serabut saraf spinal maupun ganglion selaput saraf sensoris dari nervus kranialis.

Page 23: Powerpoint Herpes

2. Etiologi

Herpes zoster disebabkan oleh reaktivasi dari virus varicella zoster . virus varicella zoster terdiri dari kapsid berbentuk ikosahedral dengan diameter 100 nm. Kapsid tersusun atas 162 sub unit protein–virion yang lengkap dengan diameternya 150–200 nm, dan hanya virion yang terselubung yang bersifat infeksius. Infeksiositas virus ini dengan cepat dihancurkan oleh bahan organic , deterjen, enzim proteolitik, panas dan suasana Ph yang tinggi. Masa inkubasinya 14–21 hari.

Page 24: Powerpoint Herpes

*Manifestasi klinis herpes zoster

*Usia lebih dari 50 tahun, infeksi ini sering terjadi pada usia ini akibat daya tahan tubuhnya melemah. Makin tua usia penderita herpes zoster makin tinggi pula resiko terserang nyeri dan terasa panas. *Orang yang mengalami penurunan kekebalan

(immunocompromised) seperti HIV dan leukimia. Adanya lesi pada ODHA merupakan manifestasi pertama dari immunocompromised.*Orang dengan terapi radiasi dan kemoterapi.*Orang dengan transplantasi organ mayor

seperti transplantasi sumsum tulang.

Page 25: Powerpoint Herpes

* Factor penyebab Herpes zoster

*Trauma / luka*Gatal-gatal*Kelelahan*Demam*Alkohol*Gangguan pencernaan*Obat – obatan*Sinar ultraviolet*Haid tidak lancar*Stress

Page 26: Powerpoint Herpes

*Patofisiologi

Pada episode infeksi primer, virus dari luar masuk ke tubuh hospes (penerima virus). Selanjutnya, terjadilah penggabungan virus dengan DNA hospes, mengadakan multiplikasi atau replikasi sehingga menimbulkan kelainan pada kulit. Virua akan menjalar melalui serabut saraf sensorik ke ganglion saraf dan berdiam secara permanen dan bersifat laten. Infeksi hasil reaktivasi virus varicella yang menetap di ganglion sensori setelah infeksi chickenpox pada masa anak – anak. Sekitar 20% orang yang menderita cacar akan menderita shingles selama hidupnya dan biasanya hanya terjadi sekali. Ketika reaktivasi virus berjalan dari ganglion ke kulit area dermatom.

Page 27: Powerpoint Herpes

*Pemeriksaan Penunjang*Pemeriksaan diagnostik pada Herpes zoster. Tes

diagnostik ini untuk membedakan dari impetigo, kontak dermatitis dan herps simplex :*Tzanck Smear : mengidentifikasi virus herpes tetapi

tidak dapat membedakan herpes zoster dan herpes simplex.

*Kultur dari cairan vesikel dan tes antibody : digunakan untuk membedakan diagnosis herpes virus

* Immunofluororescent : mengidentifikasi varicella di sel kulit

*Pemeriksaan histopatologik*Pemerikasaan mikroskop electron*Kultur virus* Identifikasi anti gen / asam nukleat VVZ (virus

varisela zoster)*Deteksi antibody terhadap infeksi virus

Page 28: Powerpoint Herpes

*Penatalaksanaan *Pengobatan*Pengobatan topical

Pada stadium vesicular diberi bedak salicyl 2% atau bedak kocok kalamin untuk mencegah vesikel pecah. Bila vesikel pecah dan basah, diberikan kompres terbuka dengan larutan antiseptik atau kompres dingin dengan larutan burrow 3 x sehari selama 20 menit

Apabila lesi berkrusta dan agak basah dapat diberikan salep antibiotik (basitrasin /polysporin ) untuk mencegah infeksi sekunder selama 3 x sehari.

Page 29: Powerpoint Herpes

*Pengobatan sistemik

*Drug of choice- nya adalah acyclovir yang dapat mengintervensi sintesis virus dan replikasinya. Meski tidak menyembuhkan infeksi herpes namun dapat menurunkan keparahan penyakit dan nyeri. Dapat diberikan secara oral, topical atau parenteral. Pemberian lebih efektif pada hari pertama dan kedua pasca kemunculan vesikel. Namun hanya memiliki efek yang kecil terhadap postherpetic neuralgia.

*Antiviral lain yang dianjurkan adalah vidarabine (Ara – A, Vira – A) dapat diberikan lewat infus intravena atau salep mata.

*Kortikosteroid dapat digunakan untuk menurunkan respon inflamasi dan efektif namun penggunaannya masih kontroversi karena dapat menurunkan penyembuhan dan menekan respon immune.

*Analgesik non narkotik dan narkotik diresepkan untuk manajemen nyeri dan antihistamin diberikan untuk menyembuhkan priritus.

Page 30: Powerpoint Herpes

*Penderita dengan keluhan mata

*Keterlibatan seluruh mata atau ujung hidung yang menunjukan hubungan dengan cabang nasosiliaris nervus optalmikus, harus ditangani dengan konsultasi opthamologis. Dapat diobati dengan salaep mata steroid topical dan mydriatik, anti virus dapat diberikan

Page 31: Powerpoint Herpes

*Neuralgia Pasca Herpes zoster

*Bila nyeri masih terasa meskipun sudah diberikan acyclovir pada fase akut, maka dapat diberikan anti depresan trisiklik ( misalnya : amitriptilin 10 – 75 mg/hari)

*Tindak lanjut ketat bagi penanganan nyeri dan dukungan emosional merupakan bagian terpenting perawatan

* Intervensi bedah atau rujukan ke klinik nyeri diperlukan pada neuralgi berat yang tidak teratasi.(http://perawatpskiatri.blogspot.com/2009/04/herpes-zoster-atau-dampa.html).

Page 32: Powerpoint Herpes

*ASKEP*PENGKAJIAN

Anamnesa• Nama :• Umur :• Jenis kelamin :• Alamat :• Pekerjaan :• Tempat/tanggal lahir :• Nama penanggung jawab :• Pendidikan • Agama :• Suku

Page 33: Powerpoint Herpes

*Riwayat kesehatanRiwayat kesehatan sekarang : Biasanya klien mengeluhkan panas tinggi, gatal-gatal pada kulit, pembengkakan bibir, nyeri dan panas, trauma / luka pada bagian luka atau bentolan, cepat lelah, benjolan dirasakan setelah mengkonsumsi obat-obatan, haid tidak lancar dan stress dan malu karena adanya banyak bula dibagian tubuh.Riwayat kesehatan keluarga : Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit herpes, dan penyakit keturunan, penyakit kelainan darah dan penyakit seperti yg di alami klien. Tetapi karena herpes bukan penyakt keturunan RKK ini tidak terlalu bepengaruh besar.  Riwayat kesehatan dahulu : adanya riwayat kontak dengan teman2. menggunakan handuk dengan penderita herpes, penggunaan obat cortycosteroid.

Page 34: Powerpoint Herpes

*PEMERIKSAAN FISIKPEMERIKSAAN FISIK

ASPEK YANG DINILAI GAMBARAN

Tanda vital Biasanya TTV pada klien herpes tergantung dari keparahan dan tingkat strees yang mereka alami.

Kepala Biasanya rambut kering, kulit kepala kotor

Wajah Biasanya terdapat bula diwajah Klien memakai kerudung penutup Kulit wajah kering Wajah meringis kesakitan

Mata Terdapat bula dibawah mata Mata merah dan kotor memerah

Page 35: Powerpoint Herpes

Mulut Terdapat bercak pada mukosa Biasanya sianosis Biasanya pucat Bibir bengkak

Leher, ketiak, dan pangkal paha Basanya kalau mengenai organ ini maka akan tampak ada benjolan berisi air ( bula )

Bewarna merah

Genitalia  

  Biasanya terdapat cairan bening

berbau ( keputihan )

Page 36: Powerpoint Herpes

*PEMERIKSAAN PENUNJANG

* Terapi Rekuren* Terapi rekuren ditujukan untuk mengurangi angka kekambuhan

dari herpes genitalis, dimana tingkat kekambuhan berbeda pada tiap individu, bervariasi dari 2 kali/tahun hingga lebih dari 6 kali/tahun. Terdapat 2 macam terapi dalam mengobati infeksi rekuren, yaitu

* Terapi Episodik:* Acycovir, 400 mg p.o 3 x/hr, 5 hr, atau 800 mg 2 x/hr, 5 hr, atau 800 mg p.o

3 x/hr,3 hr* Valacyclovir, 500 mg p.o 2 x/hr 3 hr, atau 1 gr p.o 1x/hr, 5 hr* Famciclovir, 125 mg p.o 2 x/hr,5 hr, atau 1 gr p.o 2 x/hr,1 hr* Terapi Supresif:* Acyclovir 400 mg p.o 2 x/hr selama 6 th, atau* Famciclovir 250 mg p.o 2 x/hr selama 1 th, atau* Valacyclovir 500 mg p.o 1x/hr selama 1 th, atau

Page 37: Powerpoint Herpes

ANALISA DATANO

DATA ETIOLOGI DIAGNOSA

1 DS : biasanya klien mengeluhkan

adanya luka dibagian kulit tertentu

pembengkakan bibir adanya benjolan

Do : rambut kering dan

kulit kepala kotor terdapat bula

diwajah, bibir, mata, leher, ketiak, dan pangkal paha.

 

Masuknya virus dan bakteri kedalam sistem Pertahanan tubuh.

Kerusakan integritas kulit b.d bula berisi cairan

Page 38: Powerpoint Herpes

2 Ds : biasanya klien mengeluhkan : adanya rasa nyeri dan panas diarea

luka gatal-gatal pada area bula keputihan demam

Do : klien tampak meringis wajah memerah adanya cairan bening berbau suhu tidak normal

 

Inflamasi jaringan

3 Ds : biasanya klien mengeluh : stress malu karena adanya bula dibagian

tubuh

Do : banyak bula dibagian tubuh yang

tampak ( wajah, mata, mulut ) klien menutupi bagian herpes dengan

kerudung 

Perubahan penampilan

Page 39: Powerpoint Herpes

*DIAGNOSA

*Kerusakan integritas kulit b.d bula berisi cairan*Nyeri akut b.d inflamasi jaringan*Gangguan citra tubuh b.d perubahan

penampilan

Page 40: Powerpoint Herpes

*INTERVENSI

Diagnosa Keperawatan Rencana KeperawatanNOC NIC

Kerusakan integritas kulit b.d bula berisi cairan

KH : Integritas kulit yang baik bisa

dipertahankan (sensasi, temperatur, hidrasi, pigmentasi)

Tidak ada luka/lesi Perfusi jaringan baik Mampu melindungi kulit dan

mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami

Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar

Hindari kerutan pada tempat tidur

Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering

Mobilisasi (ubah posisi pasien) pasien setiap dua jam sekali

Oleskan obat topikal Acyclovir, ACV, acycloguanosine

Monitor aktivas dan mobilisasi pasien

Monitor status nutrisi pasien Memandikan pasien dengan

sabun dan air hangat.  

Page 41: Powerpoint Herpes

Nyeri akut b.d

inflamasi jaringan

NOC Pain level Pain control Comfort level

Kriteria Hasil : Mampu mengontrol nyeri

(tahu mengontrol nyeri,

mampu menggunakan teknik

farmakologi untuk

mengurangi nyeri, mencari

bantuan) Melaporkan bahwa nyeri

berkurang dengan

menggunakan manajemen

nyeri Mampu mengenali nyeri

(skala, intensitas, frekuensi

dan tanda nyeri) Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

•Pain Management

•Lakukan pengkajian nyeri seara

komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi,

kualitas dan faktor prespitasi

•Observasi reaksi nonverbal dari

ketidaknyamanan

•Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

•Kaji kultur yang mempengaruhi

respon nyeri

•Evaluasi pengalaman nyeri masa

lampau

•Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau•Bantau pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan

Page 42: Powerpoint Herpes

•Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan•Kurangi faktor presipitasi nyeri•Pilih dan lakukan penenangan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal)•Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menetukan intervensi•Ajarkan tentang teknik non farmakologi•Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri•Evaluasi keefektifan kontrol nyeri•Tingkatkan istirahat•Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil•Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri.

Page 43: Powerpoint Herpes

•Analgesic Administration•Tentukan lokasi , karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat•Cek intruksi dokter tentang jenis obat, dosis dan frekuensi.•Cek riwayat alergi•Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian lebih dari satu•Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan berat nyeri•Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal•Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur•Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali•Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat•Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala

Page 44: Powerpoint Herpes

Gangguan citra tubuh b.d perubahan penampilan

KH : Bodi image positif Mempertahankan interaksi sosial.

Kaji secara verbal dan non

verbal, respon klien terhadap

tubuhnya. Monitor frekuensi mengkritik

dirinya. Jelaskan tentang pengobatan,

perawatan, kemajuan dan prognosis

penyakit. Dorong klien mengunkapkan

perasaanya Identifikasi arti pengurangan

melalui pemakaian alat bantu. Fasilitasi kontak dengan individu

lain dalam kelompok kecil.

Page 45: Powerpoint Herpes

Terima Kasih:D