power point kimia
TRANSCRIPT
Reaksi Dasar Proses Pembakaran
Reaksi Pembakaran komponen sebelum reaksi: reaktan (bahan bakar +
oksidator) komponen setelah reaksi: produk
Bahan bakar + oksidator Produk
karbon (C)
hidrogen (H)
sulfur (S)
Reaksi Dasar
2 2C O CO (1.1)
2 2 2
1H O H O
2 (1.2)
2 2S O SO (1.3)
Komponen Utama Bahan Bakar Fosil
Reaksi Dasar Proses Pembakaran
Koefisien di depan masing-masing suku persamaan reaksi disebut koefisien stoikiometri (stoichiometric coefficients)
2 2 2
1H O H O
2
Reaksi Dasar
koefisien stoikiometri
Pembakaran Karbon Tidak Sempurna
2
1C O CO
2 (1.4)
Karbonmonoksida dalam produk pembakaran pemakaian energi yang tidak efisien merupakan polutan di udara.
Reaksi Dasar Proses Pembakaran
Contoh 1.1:Tentukan reaksi stoikiometri pembakaran metana (CH4) dan
heptana (C7H16)
Penyelesaian:Pembakaran metana (CH4):
Pembakaran heptana (C7H16):
Dari kesetimbangan oksigen 2x = 14 + 8 = 22 x = 11Maka :
4 2 2 2CH 2O CO 2H O
7 16 2 2 2C H + xO 7CO + 8H O
7 16 2 2 2C H + 11O 7CO + 8H O
Udara Teoritis
Udara yang dipergunakan dalam kebanyakan proses pembakaran berasal dari udara bebas.
Dalam kebanyakan analisis teoritis/praktis, udara dianggap dalam kondisi kering (dry air) yang tersusun dari komponen:oksigen (O2)nitrogen (N2)argon (Ar)karbondioksida (CO2)helium (He)neon (Ne), dsb.
Untuk perhitungan pembakaran, satu satuan volume (mol) udara kering dapat diasumsikan terdiri dari:21% oksigen 79 % nitrogen
Komposisi Udara Kering
Udara Teoritis
Pemenuhan Kebutuhan Oksigen Dari Udara
Kebutuhan oksigen pada pembakaran, dapat dipenuhi oleh oksigen dari udara sbb:
1 mol O2 dipenuhi oleh
1 mol O2 + 3,76 mol N2 = 4,76 mol udara 1 kg O2 dipenuhi oleh
1 kg O2 + 3,30 kg N2 = 4,30 kg udara Hubungan di atas menunjukkan jumlah kebutuhan udara kering minimum yang akan memberikan oksigen untuk pembakaran yang sempurna. Jumlah udara ini disebut sebagai udara teoritis atau udara stoikiometri
Udara Teoritis
Contoh 1.2:Tentukan reaksi stoikiometri pembakaran metana (CH4)
dengan menggunakan udara sebagai oksidatornya
Penyelesaian:Pembakaran methana CH4 dengan udara kering:
Reaksi stoikiometri diatas menunjukkani diperlukan 2(1+3,76) = 9,52 mol udara untuk membakar 1 mol metana dengan sempurna.
4 2 2 2 2 2CH + 2 O + 3,76N CO + 2H O + (2)(3,76)N
Persamaan Umum Stoikiometri Pembakaran
Formula Fiktif Bahan Bakar Bahan bakar secara umum mengandung unsur-unsur karbon
(C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N) dan belerang (S) Jika prosentase berat (fraksi massa) masing-masing unsur
yang terkandung dalam suatu bahan bakar fosil adalah: Karbon (C) = % Hidrogen (H) = % Oksigen (O) = % Sulfur (S) = % Nitrogen (N) = %
Maka formula fiktif bahan bakar dapat dinyatakan sebagaiCx Hy Oz Sp Nq dimana:
12x
1y
16z
32p
14q
(1.5a-e)
Persamaan Umum Stoikiometri Pembakaran
Kebutuhan Udara Masing-masing Unsur Bahan Bakar KarbonDari reaksi:
2 2C + O COMaka: Untuk x mol C, kebutuhan udara adalah : x (1(O2) + 3,76 (N2)) = 4,76x mol
HidrogenKebutuhan udara dihitung berdasarkan asumsi oksigen yang terkandung dalam bahan bakar yang sudah atau akan bereaksi dengan hidrogen membentuk air (H2O). Dengan demikian hidrogen yang masih
memerlukan udara dapat dievaluasi dengan langkah berikut: Reaksi hidrogen dengan oksigen yang terdapat dalam bahan bakar:
2 2 2
1H + O H O
2
Untuk sejumlah z mol oksigen bereaksi dengan 2z mol hidrogen
Persamaan Umum Stoikiometri Pembakaran
Kebutuhan Udara Masing-masing Unsur Bahan Bakar
Jadi hidrogen yang masih memerlukan udara adalah sebesar (y-2z) mol
Dari reaksi: 2 2 2
1H + O H O
2
Hidrogen (lanjutan)
Untuk (y-2z) mol H (ekivalen dengan (y-2z)/2 mol H2), kebutuhan mol
udara adalah:
2 2
2 21(O ) 3,76(N ) (4,76)
4 4
y z y z
SulfurDari reaksi:
2 2S + O SOMaka: Untuk p mol S, kebutuhan udara adalah : p (1(O2) + 3,76 (N2)) = 4,76p mol
Persamaan Umum Stoikiometri Pembakaran
Kebutuhan Udara Bahan Bakar Fiktif Cx Hy Oz Sp Nq
Maka untuk satu mol bahan bakar dengan formula fiktif Cx Hy Oz Sp Nq akan diperoleh kebutuhan mol udara
stoikiometris sebesar :
2 2
2 21(O )+ 3,76(N ) (4,76)
4 4
y z y zx p x p
(1.6)
Persamaan Umum Stoikiometris
2 2
2 2 2 2
2C H O S N O + 3,76N
42
CO H O SO 3,76 N2 2 4
x y z p q
y zx p
y q y zx p x p
(1.7)
Udara Lebih
Sulit mendapatkan pencampuran yang memuaskan antara bahan bakar dengan udara pada proses pembakaran aktual
Udara perlu diberikan dalam jumlah berlebih untuk memastikan terjadinya pembakaran secara sempurna seluruh bahan bakar yang ada
Latar Belakang dan Tujuan Udara Lebih
Definisi Udara LebihUdara yang diberikan untuk pembakaran dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah teoritis yang dibutuhkan bahan bakar
% udara teoritis = 100 100
% udara lebih = % udara teoritis 100
ua ua
us us
m N
m N
(1.8a-b)
m dan N menunjukkan massa dan mol, sedangkan indeks ua dan us menunjukkan udara aktual dan udara stoikiometris
Udara Lebih
Contoh 1.3:Tentukan reaksi pembakaran metana (CH4) dengan
menggunakan 10 % udara berlebih
Penyelesaian:Metana (CH4) dibakar dengan 10 % udara berlebih
Persamaan pembakaran:
4 2 2 2 2 2 2CH (1,1) 2 O + 3,76N CO 2H O 0,2O (1,1) (2)(3,76)N
Udara Lebih
Udara lebih dapat dideduksi dengan pengukuran komposisi produk pembakaran dalam keadaan kering (dry basis). Jika produk merupakan hasil pembakaran sempurna, maka persentase udara lebih dapat dinyatakan sebagai:
Penentuan Udara Lebih dari Komposisi Produk
2
2 2
O
N O
% udara lebih = 100/ 3,76
prod
prod prod
N
N N
(1.9)
2
2 2
O
N O
% udara lebih = 100/ 3,76
prod
prod prod
(1.10)
pengukuran gas biasanya dinyatakan dalam fraksi mol (), maka persamaan (1.10) lebih sering digunakan
Udara Lebih
Contoh 1.4:Pengukuran produk kering pembakaran dari sebuah alat pembakar (burner) yang menggunakan gas alam dan udara menunjukkan kandungan volumetric 5 % oksigen dan 9 % karbon dioksida.
Tentukan udara lebih pada proses pembakaran tersebut
Penyelesaian:Dari pengukuran diketahui:
2 2 2O CO N0,05 ; 0,09 ; dan 0,86 (dari perbedaan)
Dengan menggunakan rumus (1.10), maka
0,05% udara lebih = 100 28
0,86 / 3,76 0,05
Jadi udara lebih dalam proses pembakaran tersebut adalah 28%
Rasio Udara-Bahan Bakar
Rasio Udara-Bahan BakarRasio udara-bahan bakar merupakan nilai yang menunjukkan perbandingan antara jumlah udara yang disuplai dengan jumlah bahan bakar yang dipergunakan (dibakar) yang dapat dinyatakan dalam basis massa/berat (by weight) maupun basis volume/mol
u u u
bb bb bb
m M NAF
m M N (1.11)
dimana M menunjukkan massa molekuler, sedangkan indeks u dan bb menunjukkan udara dan bahan bakar.
Untuk keperluan perhitungan praktis massa molekuler udara adalah 28,9 kg/kmol
Rasio Udara-Bahan Bakar
Rasio Bahan Bakar-UdaraKebalikan dari AF sering juga digunakan dalam analisis stoikiometri pembakaran dan disebut sebagai rasio bahan bakar-udara (fuel air ratio) yang dirumuskan sebagai berikut:
(1.12)
Rasio bahan bakar udara, FA sering juga disimbulkan dengan f.
bb bb bb
u u u
m M NFA
m M N
Rasio Udara-Bahan Bakar
Contoh 1.5:Tentukan perbandingan udara bahan bakar pada pembakaran sempurna dari metana dengan udara teoritis.
Penyelesaian:Reaksi pembakaran:
4 2 2 2 2 2CH + 2 O + 3,76N CO + 2H O + (2)(3,76)N
4 4 4CH CH CH
4
28,9 / 2(1 3,76)
16 / 1
17,2 kg udara/kg CH
u u ukg kmol kmolm M N
AFm M N kg kmol kmol
Maka Rasio Udara-Bahan Bakar:
Rasio Ekivalen
Perbandingan antara rasio udara- bahan bakar stoikiometrik dengan rasio udara-bahan bakar aktual atau perbandingan antara rasio bahan bakar-udara aktual dengan rasio bahan bakar-udara stoikiometrik
Rasio Ekivalen (Equivalence Ratio)
s a
a s
AF FA
AF FA (1.13)
> 1 terdapat kelebihan bahan bakar dan campuran disebut campuran kaya bahan bakar (fuel-rich mixture).
< 1 campurannya disebut campuran miskin bahan bakar (fuel-lean mixture)
= 1 merupakan campuran stoikiometrik
Rasio Ekivalen
Dengan menggunakan rasio ekivalen, persen udara teoritis atau persen udara lebih dapat ditentukan sebagai berikut:
Hubungan Rasio Ekivalen dengan Udara Lebih
(1.14a-b)
100% udara teoritis =
100 1-% udara lebih =
Rasio Ekivalen
Contoh 1.6:Sebuah alat pembakar (burner) turbin gas beroperasi pada beban penuh dengan laju aliran massa udara 15,9 kg/s. Bahan bakarnya adalah gas alam dengan komposisi ekivalen C1,16H4,32. Tentukan rasio
udara-bahan bakar dan laju aliran massa bahan bakar jika proses pembakaran hendak dijaga pada kondisi campuran miskin bahan bakar (fuel-lean mixture) dengan rasio ekivalen 0,286
Penyelesaian:Diketahui: pembakaran C1,16H4,32 rasio ekivalen, = 0,286 laju aliran udara aktual, Ditanya: rasio udara-bahan bakar stoikiometris AF dan laju aliran bahan-bakar,
15,9 kg/suam
bbam
Rasio EkivalenPenyelesaian (lanjutan):Dari persamaan umum reaksi pembakaran (1.7), maka reaksi pembakaran proses di atas adalah:
1,16 4,32 2 2 2 2 2
1,16 4,32 2 2 2 2 2
4,32 4,32 4,32C H 1,16 O +3,76N 1,16 H O 3,76 1,16 N
4 2 4
C H 2,24 O +3,76N 1,16 2,16H O 8,42N
CO
CO
Menggunakan persamaan (1.11), rasio udara-bahan bakar stoikiometrik dapat ditentukan sebagai berikut: Massa molekuler udara, Mu = 28,9 kg/kmol
Massa molekuler bahan bakar, Mbb = (1,16)(12) + (4,32)(1) = 18,24 kg/kmol
Maka rasio udara-bahan bakar stoikiometris:
(28,9 kg/kmol)(2,24(1+3,76) kmol)16,89
(18,24 kg/kmol)(1 kmol)u u u
s
bb bb bbs s
m M NAF
m M N
Rasio EkivalenPenyelesaian (lanjutan):Rasio udara-bahan bakar aktual dengan rasio ekivalen, = 0,286 dapat ditentukan dengan persamaan (1.13):
Karena rasio udara-bahan bakar juga menyatakan rasio laju aliran massa udara-bahan bakar, maka dengan menggunakan persamaan (1.11) dengan penyesuaian simbol maka laju aliran bahan bakar dapat ditentukan:
16,8959,06
0,286s
a
AFAF
15,9 kg/s0,269 kg/s
59,06ua ua
a bba
bba a
m mAF m
m AF