potogenesis distrofi

1
Potogenesis (buku saku patofisiologi corwin) Penyebah dari Distrofi otot Duchenne adalah gangguan yang terkait kromosom X.Sehingga dapat diperkirakan bahwa distrofi otot duchenne lebih sering menyerang pria dari pada wanita. Seorang yang terserang distrofi otot dunchenne mengalami kekurangan protein otot yang penting yaitu distrofin,yang berperan dalam mempertahankan struktur sel-sel otot.Distrofi otot dunchene terjadi akibat defek pada gen yang menghasilkan protein distrofin.Distrofin tampak bekerja sebagai tempat filamen aktin.Tanpa distrofin filamen otot bener-benar terputus dengan kontraksi.Tanpa distrofin sel otot mati dan kemudian di fagosit dan digantikan oleh sel lemak dan jaringan parut,sehingga otot akan terlihah kuat dan berisi walaupun pada kenyataanya otot itu lemah dan berfungsi buruk.Akhirnya tulang mengalami deformitas dan lama kelamaan akan mengalami liminitas gerak. (hal 2124-2127) Xp21 gena Dunchenne telah dikenali dari translokasi.Gena ini memiliki lebih dari 2000 kb pasang basa tetapi DNA dunchenne hanya memiliki 14 kb pasang basa . Protein sitoskeleton 427 kD atau dikenal sebagai distropin dikode oleh gena besar dari lokus XP21 domain ke dua.Protein subsarkolema ini melekat pada membran sarkolema yang menutupi miofibril.Terminal-N mengandung 250 asam amino dan dihubungkan dengan tempat ikatan aktin-N alfa aktinin. Domain kedua adalah yang terbesar dengan 2800 asam amino dan mengandung banyak ulangan yang memberikan bentuk yang khas. Domai ketiga kaya dengan sistein dan dihubungkan dengan terminal-C alfa aktinin dengan 400 asam amino yang unik terhadap distrofin dan protein yang terkait distrofin yang dikode oleh kromosom 6.Gena distrofin mengkode mRNA 14kb sekitar 80 ekson.Mutasi biasanya terjadi di dekat pertengahan gena,biasanya melibatkan penghapusan ekson 46-51. Sehingga mengakibatkan molekul distrofin terpotong tidak stabil.Ketidak stabilan distrifin menyebabkan penurunan skunder pada beberapa glikoprotein terkait distrofin pada sarkolema yang mengakibatkan hilangnya ikatan dengan matriks ekstra selular dan membuat sarkolema lebih rentan terhadap nekrosis.

Upload: strawberrycool

Post on 17-Feb-2016

224 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

distrofi

TRANSCRIPT

Page 1: Potogenesis distrofi

Potogenesis

(buku saku patofisiologi corwin)

Penyebah dari Distrofi otot Duchenne adalah gangguan yang terkait kromosom X.Sehingga dapat diperkirakan bahwa distrofi otot duchenne lebih sering menyerang pria dari pada wanita. Seorang yang terserang distrofi otot dunchenne mengalami kekurangan protein otot yang penting yaitu distrofin,yang berperan dalam mempertahankan struktur sel-sel otot.Distrofi otot dunchene terjadi akibat defek pada gen yang menghasilkan protein distrofin.Distrofin tampak bekerja sebagai tempat filamen aktin.Tanpa distrofin filamen otot bener-benar terputus dengan kontraksi.Tanpa distrofin sel otot mati dan kemudian di fagosit dan digantikan oleh sel lemak dan jaringan parut,sehingga otot akan terlihah kuat dan berisi walaupun pada kenyataanya otot itu lemah dan berfungsi buruk.Akhirnya tulang mengalami deformitas dan lama kelamaan akan mengalami liminitas gerak.

(hal 2124-2127)

Xp21 gena Dunchenne telah dikenali dari translokasi.Gena ini memiliki lebih dari 2000 kb pasang basa tetapi DNA dunchenne hanya memiliki 14 kb pasang basa .

Protein sitoskeleton 427 kD atau dikenal sebagai distropin dikode oleh gena besar dari lokus XP21 domain ke dua.Protein subsarkolema ini melekat pada membran sarkolema yang menutupi miofibril.Terminal-N mengandung 250 asam amino dan dihubungkan dengan tempat ikatan aktin-N alfa aktinin. Domain kedua adalah yang terbesar dengan 2800 asam amino dan mengandung banyak ulangan yang memberikan bentuk yang khas. Domai ketiga kaya dengan sistein dan dihubungkan dengan terminal-C alfa aktinin dengan 400 asam amino yang unik terhadap distrofin dan protein yang terkait distrofin yang dikode oleh kromosom 6.Gena distrofin mengkode mRNA 14kb sekitar 80 ekson.Mutasi biasanya terjadi di dekat pertengahan gena,biasanya melibatkan penghapusan ekson 46-51. Sehingga mengakibatkan molekul distrofin terpotong tidak stabil.Ketidak stabilan distrifin menyebabkan penurunan skunder pada beberapa glikoprotein terkait distrofin pada sarkolema yang mengakibatkan hilangnya ikatan dengan matriks ekstra selular dan membuat sarkolema lebih rentan terhadap nekrosis.