potensi limbah bahan berbahaya dan beracun (b3) …

14
Setiyono : Potensi Limbah B3 di Wilayah DKI Jakarta & Strategi Pengelolaannya JAI Vol. 1, No.3 2005 304 POTENSI LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DI WILAYAH DKI JAKARTA dan STRATEGI PENGELOLAANNYA Studi Potensi Limbah B3 di Wilayah DKI Jakarta Tahun 2004 Oleh : Setiyono Kelompok Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Cair Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan – BPPT Abstract Limbah B3 dapat menimbulkan dampak negative yang sangat besar dan bersifat akumulatif, sehingga kadarnya makin lama akan makin meningkat. Wilayah DKI Jakarta yang padat dengan berbagai kegiatan menghasilkan berbagai jenis limbah yang sebagian bersifat berbahaya dan beracun, yang biasa disebut dengan limbah B3. Banyak pihak yang tidak menyadari bahwa limbah yang dihasilkannya sebagian merupakan limbah B3 sehingga penanganan limbah B3 hanya dipusatkan pada sektor industri dan rumah sakit saja. Hal ini menyebabkan limbah B3 dari sektor domestik (terutama rumah tangga) terlupakan. Mengingat besarnya resiko yang dapat ditimbulkan dan kondisi yang demikian maka perlu disusun suatu strategi dan prioritas dalam pengelolaan limbah B3 dari semua sumber yang ada. Keywords: Hazardous waste. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang dibuang langsung ke lingkungan dapat menimbulkan dampak negative yang sangat besar dan bersifat akumulatif, sehingga kadarnya makin lama akan makin meningkat. Karena sifat persistant dari bahan B3, maka dampak yang timbul dapat berantai mengikuti proses pengangkutan (sirkulasi) bahan dan jaring-jaring rantai makanan. Mengingat besarnya resiko yang ditimbulkan oleh limbah B3, maka pemerintah berusaha untuk mengelola limbah B3 secara menyeluruh, terpadu dan berkelanjutan. Pengelolaan ini bertujuan untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah B3 serta melakukan pemulihan kualitas lingkungan yang sudah tercemar sehingga sesuai fungsinya kembali. Untuk melakukan pengelolaan limbah B3, diperlukan suatu data potensi yang memuat timbulan limbah tersebut, jenis dan sifatnya serta penyebarannya di wilayah. Dengan tersedianya data ini diharapkan, pengelolaan yang dilakukan dapat tepat sasaran sehingga hasilnya dapat maksimal. 1.2 Permasalahan Wilayah DKI Jakarta padat dengan berbagai kegiatan, baik pemukiman, perdagangan maupun industri. Semua kegiatan tersebut menghasilkan limbah cair maupun padat. Sebagian dari limbah itu bersifat berbahaya dan beracun, yang biasa disebut dengan limbah B3. Banyak pihak yang tidak menyadari, bahwa limbah B3 tidak hanya dihasilkan oleh industri saja, tetapi dari sektor pemukiman dan perdagangan juga menghasilkan limbah B3. Sampai saat ini industri dan rumah sakit dituding sebagai pihak yang menghasilkan limbah B3, sehingga perhatian dan penanganan limbah B3 hanya dipusatkan di kedua sektor tersebut. Kondisi ini menyebabkan limbah B3 dari sektor domestik (terutama rumah tangga) terlupakan. Melihat permasalahan di atas perlu adanya suatu kajian dan penelitian yang dapat menunjukkan potensi dan penyebaran limbah B3 di semua sektor kegiatan (industri, rumah sakit dan rumah tangga). 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Difinisi Limbah B3. 2) Limbah bahan berbahya dan beracun, disingkat limbah B3, adalah sisa suatu usaha

Upload: others

Post on 15-Nov-2021

33 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: POTENSI LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) …

Setiyono : Potensi Limbah B3 di Wilayah DKI Jakarta & Strategi Pengelolaannya JAI Vol. 1, No.3 2005

304

POTENSI LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)DI WILAYAH DKI JAKARTA

danSTRATEGI PENGELOLAANNYA

Studi Potensi Limbah B3 di Wilayah DKI Jakarta Tahun 2004

Oleh :Setiyono

Kelompok Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah CairPusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan – BPPT

Abstract

Limbah B3 dapat menimbulkan dampak negative yang sangat besar dan bersifatakumulatif, sehingga kadarnya makin lama akan makin meningkat. Wilayah DKI Jakartayang padat dengan berbagai kegiatan menghasilkan berbagai jenis limbah yangsebagian bersifat berbahaya dan beracun, yang biasa disebut dengan limbah B3.Banyak pihak yang tidak menyadari bahwa limbah yang dihasilkannya sebagianmerupakan limbah B3 sehingga penanganan limbah B3 hanya dipusatkan pada sektorindustri dan rumah sakit saja. Hal ini menyebabkan limbah B3 dari sektor domestik(terutama rumah tangga) terlupakan. Mengingat besarnya resiko yang dapat ditimbulkandan kondisi yang demikian maka perlu disusun suatu strategi dan prioritas dalampengelolaan limbah B3 dari semua sumber yang ada.

Keywords: Hazardous waste.

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Limbah bahan berbahaya dan beracun(B3) yang dibuang langsung ke lingkungan dapatmenimbulkan dampak negative yang sangatbesar dan bersifat akumulatif, sehinggakadarnya makin lama akan makin meningkat.Karena sifat persistant dari bahan B3, makadampak yang timbul dapat berantai mengikutiproses pengangkutan (sirkulasi) bahan danjaring-jaring rantai makanan. Mengingatbesarnya resiko yang ditimbulkan oleh limbahB3, maka pemerintah berusaha untuk mengelolalimbah B3 secara menyeluruh, terpadu danberkelanjutan. Pengelolaan ini bertujuan untukmencegah dan menanggulangi pencemarandan/atau kerusakan lingkungan hidup yangdiakibatkan oleh limbah B3 serta melakukanpemulihan kualitas lingkungan yang sudahtercemar sehingga sesuai fungsinya kembali.

Untuk melakukan pengelolaan limbah B3,diperlukan suatu data potensi yang memuattimbulan limbah tersebut, jenis dan sifatnya sertapenyebarannya di wilayah. Dengan tersedianyadata ini diharapkan, pengelolaan yang dilakukandapat tepat sasaran sehingga hasilnya dapatmaksimal.

1.2 Permasalahan

Wilayah DKI Jakarta padat denganberbagai kegiatan, baik pemukiman,perdagangan maupun industri. Semua kegiatantersebut menghasilkan limbah cair maupunpadat. Sebagian dari limbah itu bersifatberbahaya dan beracun, yang biasa disebutdengan limbah B3.

Banyak pihak yang tidak menyadari,bahwa limbah B3 tidak hanya dihasilkan olehindustri saja, tetapi dari sektor pemukiman danperdagangan juga menghasilkan limbah B3.Sampai saat ini industri dan rumah sakit ditudingsebagai pihak yang menghasilkan limbah B3,sehingga perhatian dan penanganan limbah B3hanya dipusatkan di kedua sektor tersebut.Kondisi ini menyebabkan limbah B3 dari sektordomestik (terutama rumah tangga) terlupakan.

Melihat permasalahan di atas perluadanya suatu kajian dan penelitian yang dapatmenunjukkan potensi dan penyebaran limbah B3di semua sektor kegiatan (industri, rumah sakitdan rumah tangga).

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Difinisi Limbah B3. 2)

Limbah bahan berbahya dan beracun,disingkat limbah B3, adalah sisa suatu usaha

Page 2: POTENSI LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) …

Setiyono : Potensi Limbah B3 di Wilayah DKI Jakarta & Strategi Pengelolaannya ........ JAI Vol. 1, No.3 2005

305

dan/atau kegiatan yang mengandung bahanberbahaya dan/atau beracun yang karena sifatdan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya,baik secara langsung maupun tidak langsung,dapat mencemarkan dan/atau merusakkanlingkungan hidup, dan/atau dapatmembahayakan lingkungan hidup, kesehatan,kelangsungan hidup manusia serta makhlukhidup lain. (PP. No. 18 th. 1999 tentang“Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya danBeracun”).

2.2 Pengelolaan Limbah B3

Mengingat besarnya resiko yang dapatditimbulkan, maka perlu diupayakan suatukegiatan pengelolaan bahan/limbah B3 yangterpadu dan bekesimambungan dimana unsurmanajemen akan memegang peranan yangsangat penting dalam sistem pengelolaan yangdimaksud. Pengelolaan bahan/limbah B3 harusdimulai sejak masih dalam bentuk bahan baku,selama proses produksi, proses terbentuknyalimbah sampai pengolahan limbah danpenimbunan akhir dari sisa hasil pengolahanlimbah B3. Dengan sistem pengelolaan sepertiitu, maka semua pihak yang berhubungandengan bahan/limbah B3 (produsen, pemanfaat,pengumpul, pengangkut, pengolah, penimbun)merupakan satu kesatuan yang tidak dapatuntuk dipisahkan dan setiap ada pemindahtanganan atau pemindahan lokasi limbah antarpihak atau lokasi harus disertai dengan dokumenlimbah B3 yang diberikan pada waktupenyerahan limbah.

Diagram alir sistem pengelolaan limbahB3 secara menyeluruh sesuai dengan peraturanperundang-undangan yang berlaku sepertitersebut di atas dapat dilihat pada Gambar 1.

2.3 Pengelolaan Limbah B3 SecaraTerpadu

Pengelolaan limbah B3 secara terpadudan menyeluruh harus dilaksanakan bersama-sama antara Bapedal, Pemda dan Badan Usahayang dapat diwujudkan dalam suatu ”ProgramKemitraan Dalam Pengelolaan Limbah B3” yangselanjutnya disingkat dengan program KENDALIB3. Tujuan dari program KENDALI B3 adalah :

a. Terkendalinya pencemaran lingkungan;b. Terkendalinya pembuangan limbah B3 ke

lingkungan tanpa pengolahan;c. Mendorong pelaksanaan upaya minimalisasi

limbah B3 melalui kegiatan penguranganlimbah pada sumbernya, penggunaankembali, daur ulang dan pemanfaatankembali;

d. Tercapainya kualitas lingkungan yang baik;

e. Ditaatinya ketentuan-ketentuan pengelolaanlimbah B3.

Gambar 1 : Diagram Alir Sistem PengelolaanLimbah B3.

Sedangkan sasaran dari programKENDALI B3 adalah:

a. Terciptanya sistem pengelolaan limbah B3yang berdaya guna dan berhasil guna;

b. Meningkatkan kemampuan aparatpemerintah baik di daerah maupun pusatdalam pengawasan pengelolaan limbah B3.

Ada tiga kelompok dalam pelaksanaanprogram KENDALI B3, yaitu Pemda, Bapedaldan Badan Usaha. Badan Usaha mana yangharus/wajib ikut dalam program ini harusmempunyai kriteria yang jelas atau dalamproses penentuannya jelas. Beberapa langkahyang dapat diambil untuk menetapkan BadanUsaha mana yang wajib ikut dalam programKENDALI B3, yaitu:a. Identifikasi,

Yaitu identifikasi Badan Usaha yangberpotensi menghasilkan limbah B3,

b. Daftar Pertanyaan,Kepada Badan Usaha yang berpotensimenghasilkan limbah B3 dikirimkan daftarpertanyaan tentang pengelolaan limbah B3oleh Bapedalwil atau Pemda.

c. Peninjauan Lapangan,Untuk memastikan kondisi pengelolaanlimbah B3, maka dilakukan kunjungan

Pemanfaat/Penggunalimbah B-3

Produk Yang BernilaiEkonomis

Transportasi

Pengolahan SecaraFisika/Kimia/Biologi

Limbah Dapat LangsungDilandfill

Insenerator

LimbahPadat/Sludge

LimbahPadat/Sludge

LANDFILL

PENGHASIL LIMBAH B-3(Industri, Tambang, RS, Rumah Tangga dll)

TRANSPORTASI

PENGOLAH LIMBAH B-3

Sisa Limbah B-3

Transportasi

Pengumpul

Page 3: POTENSI LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) …

Setiyono : Potensi Limbah B3 di Wilayah DKI Jakarta & Strategi Pengelolaannya JAI Vol. 1, No.3 2005

306

pemantauan awal oleh Bapedal bersamadengan Pemerintah Daerah.

d. Penetapan,Dari evaluasi daftar pertanyaan dan hasilkunjungan ditetapkan Badan Usaha prioritassebagai peserta program KENDALI B3 olehBapedal berdasarkan identifikasi yangdilakukan oleh Pemerintah Daerah.

Setelah suatu Badan Usaha ditetapkansebagai peserta program KENDALI B3, makaperlu dibuat suatu kesepakatan bersama untukmelakukan pengelolaan limbah B3 yang ada.Untuk lebih jelasnya penentuan badan usahayang wajib ikut dalam program KENDALI B3dapat dilihat pada skema Gambar 2.

Gambar 2: Skema Penetapan Badan UsahaYang Wajib Ikut Dalam Program KENDALI B3.

2.4 Pengelolaan Limbah B3 OlehPemerintah

Sampai saat ini sektor industri merupakansalah satu penyumbang bahan pencemar yangterbesar di kota-kota yang mengandalkankegiatan perekonomiannya dari industri. Untukmenghindari terjadinya pencemaran yangditimbulkan dari sektor industri, maka diperlukansuatu sistem yang baik untuk melakukanpengawasan dan pengelolaan limbah industri,terutama limbah B3-nya. Pelaksanaanpengelolaan limbah B3 dilakukan olehPemerintah Daerah dengan berdasarkanketentuan-ketentuan yang berlaku sesuaiPeraturan Pemerintah dan Keputusan KepalaBapedal yang mengatur tentang pengelolaanlimbah B3.

3. POTENSI PENGHASIL LIMBAH B3

3.1 Sumber Limbah B3.

Limbah B3 dihasilkan dari berbagaisumber antara lain, industri, rumah tangga,rumah sakit, pertambangan, pertanian danperkebunan, transportasi dll. Sampai saat inipenghasil limbah B3 terbesar masih berasal darisektor industri. Meski demikian kita tidak bolehmengbaikan limbah B3 yang berasal dari sektorlain yang jumlahnya relatif kecil, karena dampakyang ditimbulkan oleh limbah ini dapat menyebarke area yang sangat luas dan dalam konsentrasiyang kecil saja dapat menimbulkan dampakyang besar. Hal lain yang sangat perludiantisipasi adalah adanya berbagai pihakpenghasil limbah B3 tetapi mereka tidakmenyadari limah yang dihasilkan merupakanbahan yang berbahaya dan atau pihak penghasilyang tidak mengetahui sama sekali apa yangdihasilkannya dapat menimbulkan bahaya yangbesar.

Ada sepuluh jenis kegiatan yangmenghasilkan limbah B3 di wilayah DKI Jakartayang sampai saat ini belum mampu mengelolalimbah B3-nya sesuai dengan persyaratanpengelolaan limbah B3 yang berlaku. Ke sepuluhsumber tersebut yaitu: percetakan, bengkel-bengkel, cuci cetak film, pengumpul minyakpelumas bekas, penyamakan kulit, rumah sakittipe C dan D, laboratorium, pengelolaanpestisida kadaluarsa, binatu (Laundry & DryCleaning) dan rumah tangga. Ketidak mampuanmereka meliputi bidang finansial, SDM, teknologidan sarana dan prasarana yang ada. Meskipundemikian, upaya pengelolaan dari ke sepuluhsumber tersebut harus tetap dilakukan untukmencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

TidakMenghasilkan

Limbah B3

Menghasilkan Limbah B3

Ditetapkan Sbg BadanUsaha Yg BukanPeserta Program

KENDALI B3

Ditetapkan Sbg Badan UsahaPeserta Program KENDALI B3

EVALUASIDaftar Pertanyaan +

Hasil PeninjauanLapangan

Peserta ProgramKENDALI B3

Pembinaan Teknis

EVALUASIPengelolaan YgTelah Dilakukan

Pengelolaan Telah Dilakukan Dng Baik

Masih Dlm TahapPenyempurnaan

Pembinaan

BADAN USAHA

Belum MelakukanPengelolaan

SANGSIHUKUM

Pemda

PENGHARGAANPemda

IdentifikasiBU

Kesepakatan DlmPengelolaan Limbah B3

BapedalPemda

Pemantauan

Peninjauan LapanganPemda + Bapedal

Daftar PertanyaanPemda / Bapedal

Page 4: POTENSI LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) …

Setiyono : Potensi Limbah B3 di Wilayah DKI Jakarta & Strategi Pengelolaannya ........ JAI Vol. 1, No.3 2005

307

3.2 Limbah B3 dari sektor industri

Sektor industri merupakan sumber limbahB3 terbesar, tetapi timbulan limbah yang berasaldari sektor ini relatif lebih mudah untuk dimonitor.Di wilayah DKI Jakarta juga terdapat berbagaiindustri, yang disinyalir sebagian dari merekamenghasilkan limbah B3. Sampai saat ini datadetail berapa jumlah limbah B3 yang dihasilkandan berapa yang sudah dikelola dengan benardari sektor ini belum ada. Namun data jumlahindustri yang ada di wilayah DKI telah dapatdilihat seperti pada Lampiran Tabel 1.

Dari tabel tersebut terlihat ada berbagaiindustri yang berpotensi menghasilkan limbahB3, seperti industri tekstil, kulit, furnitur, kertas,percetakan, penerbit, reproduksi media rekaman,kimia dan barang-barang dari bahan kimia,logam dasar, barang dari logam, mesin danperalatannya, daur ulang barang logam danindustri pengolahan.

Berikut disajikan berbagai foto kegiatanyang berhubungan dengan industri kecil danbanyak menghasilkan limbah B3 yang masihbelum terkelola dengan baik.

Foto 1 : Tanin (Rotary Drum) Reaktor PenyamakanKulit (sumber limbah B3)

Foto 2 : Peralatan Recovery Crom dari limbah industripenyamakan kulit

Foto 3 : Kegiatan percetakan .

Foto 4 : Industri kecil elektro plating.

Foto 5 : Laboratorium.

Foto 6 : Kegiatan bengkel.

Foto 7 : Binatu /loundry.

Page 5: POTENSI LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) …

Setiyono : Potensi Limbah B3 di Wilayah DKI Jakarta & Strategi Pengelolaannya JAI Vol. 1, No.3 2005

308

Foto 8 : Barang bekas terkontaminasi B3.

Foto 9 : Pengumpulan oli bekas.

3.3 Limbah B3 dari sektor rumah tangga

Limbah B3 juga dihasilkan dari kegiatanrumah tangga meski dalam jumlah yang relatifkecil dan dalam waktu yang tidak pasti, sehinggakeberadaannya terkadang kurang mendapatkanperhatian. Gawatnya lagi, beberapa produk jugaberbahaya saat digunakan, seperti kamper danpengharum ruangan. Untuk mencegah hal-halyang tidak diinginkan, maka limbah B3 darirumah tangga harus segera diwaspadaikeberadaannya, karena meski jumlahnya sangatsedikit dampak yang dapat ditimbulkan dapatberantai dan dalam jangka waktu yang lama.

Limbah B3 rumah tangga memang sedikit,tidak sampai 2% dari timbulan sampah domestik,tetapi termasuk kecil-kecil cabe rawit. MenurutUS-AEP (United States Agency for EnviromentProtection) sebuah baterai bermerkuri didalamenam ton sampah, sudah melebihi ambangbatas merkuri yang diijinkan dalam limbah padat,dan satu galon oli bekas sudah cukup untukmencemari sejuta galon air dan membentuklapisan minyak seluas 3,7 hektar.

Secara detail skema dihasilkannya limbahdari sektor rumah tangga dapat digambarkanseperti pada Gambar 3, sedangkan contohproduk dari rumah tangga yang berpotensimenjadi limbah B3 dapat dilihat pada Tabel 2.

Komposisi sampah B3 di dalam sampahdomestik di wilayah DKI Jakarta dapat dilihatseperti pada Lampiran Tabel 3.

Gambar 3 : Skema sumber limbah B3 dari rumahtangga.

Tabel 2: Contoh produk rumah tangga yangberpotensi menjadi limbah B3

No Sumber Produk Yang Berpotensi Menjadi LimbahB3

1 Dari Dapur Pembersih Lantai, Kompos Gas,Pembersih Kaca, Plastik, Racun Tikus,Bubuk Pembersih, Pembuka Sumbat,Saluran Air Kotor.

2 Dari TempatCuci

Pemutih, Deterjen, Pembersih Lantai,Bahan Pencelup, Semir Sepatu,Pembersih Karpet, Pembuka Sumbat,Saluran Air Kotor.

3 Dari KamarMandi

Aerosol, Desinfektan, Pembuka Sumbat,Saluran Air Kotor, Pembersih Lantai danKaca, Hair Spray, Pewarna Rambut,Pembersih Toilet, Kamper, MedicatedShampoo.

4 Dari KamarTidur

Kamper, Pembersih Karpet, PembersihMebel, Pembersih Lantai, PembersihKaca, Semir Sepatu, Obat Anti Nyamuk,Batere, Pembersih Lantai, Aerosol, CatKuku dan Pembersih.

5 Dari Garasidan Gudang

Oli, Aki Mobil, Minyak Rem, Car Wax,Pembersih Karburator, Cat dan Thinner,Lem, Pembunuh Tikus, Genteng Asbes.

6 Dari RuangTamu

Pengharum Ruangan, Pembersih Karpet,Pembersih Mebel, Pembersih Kaca.

7 Dari Taman Pupuk, Insektisida.

8 Dari RuangMakan

Obat Kadaluarsa.

Gambar 4 : Kaleng, botol dan aki bekasmerupakan contoh limbah B3 dari rumah tangga.

Kebutuhanpokok

- Air,

- Bahan makanan,- Bahan pakaian,

- Bahan konsumtiflainnya,

Libah cair

Libah padat

Libah cair

Libah padat

Limbah cair

Libah padat

Septik tank

TPA

IPALDomestik

MCK

Dapur

Aktivitaslainnya

Air hujan Saluran umum

Saluranumum

Aktivitas R.T

Page 6: POTENSI LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) …

Setiyono : Potensi Limbah B3 di Wilayah DKI Jakarta & Strategi Pengelolaannya ........ JAI Vol. 1, No.3 2005

309

3.4 Limbah B3 dari sektor rumah sakit

Rumah Sakit adalah sarana kesehatanyang menyelenggarakan kegiatan pelayanankesehatan serta dapat dimanfaatkan untukpendidikan tenaga kesehatan dan penelitian.Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan diRumah sakit meliputi pelayanan rawat jalan,rawat-inap, pelayanan gawat darurat, pelayananmedik, pelayanan penunjang medik danpelayanan non medik.

Adanya berbagai sarana pelayanankesehatan tersebut, akan menghasilkan limbahbaik cair maupun padat. Limbah padat yang adadapat dikelompokkan menjadi dua , yaitu limbahmedis dan limbah non medis. Limbah medisadalah limbah yang dihasilkan langsung darikegiatan medis. Limbah ini tergolong dalamkategori limbah bahan berbahaya dan beracun(B-3) sehingga berpotensi membahayakankomunitas rumah sakit. Jika pembuangan limbahmedis tidak memenuhi syarat akan menimbulkanbahaya terhadap masyarakat di sekitar lokasipembuangan. Limbah non-medis adalah limbahdomestik yang dihasilkan di RS tersebut.Sebagian besar limbah ini merupakan limbahorganik dan bukan merupakan limbah B-3,sehingga pengelolaannya dapat dilakukanbersama-sama dengan sampah kota yang ada.

Beberapa kegiatan yang ada di rumahsakit akan menghasilkan limbah denganberbagai karakteristik yang berlainan. PadaTabel 4 menunjukkan berbagai kegiatan rumahsakit yang menghasilkan limbah.

Berdasarkan potensi bahaya yang dapatditimbulkannya, oleh Departemen Kesehatan RIlimbah medis telah digolongkan sebagai berikut:

(a). Limbah benda tajam, yaitu obyek atau alatyang memiliki sudut tajam, sisi, ujung ataubagian yang menonjol yang dapat memotongatau menusuk kulit, seperti jarumhipodermik, perlengkapan intravena, pipetpasteur, pecahan gelas dan pisau bedah.

(b). Limbah infeksius, yaitu limbah yangberkaitan dengan pasien yang memerlukanisolasi penyakit menular dan limbahlaboratorium yang berkaitan denganpemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik danruang perawatan/isolasi penyakit menular.

(c). Limbah jaringan tubuh, yang meliputiorgan, anggota badan, darah dan cairantubuh. Biasanya dihasilkan pada saatpembedahan atau autopsi.

(d). Limbah sitotoksik, yaitu bahan yangterkontaminasi oleh obat sitotoksik selamaperacikan, pengangkutan atau tindakanterapi sitotoksik.

(e). Limbah farmasi, yaitu terdiri dari obat-obatan kedaluwarsa, obat yang terbuang

karena karena batch yang tidak memenuhispesifikasi atau kemasan yangterkontaminasi, obat yang tidak diperlukanlagi atau limbah dari proses produksi obat.

(f). Limbah kimia, yaitu limbah yang dihasilkandari penggunaan bahan kimia dalamtindakan medis, veterenary, laboratorium,proses sterilisasi atau riset. Dalam hal inidibedakan dengan buangan kimia yangtermasuk dalam limbah farmasi dansitotoksik.

(g). Limbah radioaktif, yaitu bahan yangterkontaminasi dengan radio isotop yangberasal dari penggunaan medis atau risetradionuklida.

Tabel 4 : Jenis kegiaan rumah sakit yangberpotensi menghasilkan limbah

No Unit/kegiatan Jenis limbah

1 Kantor/administrasi

Kertas

2 Unit obstetricdan ruangperawatanobstetric

Dressing, sponge, placenta,ampul, termasuk kapsul peraknitrat, Jarum syrynge , maskerdisposable, disposable drapes,sanitary nnnnnapkin nx napkin,blood blood lancet disposeblediaper dan underpard, sarsarungsarung tangan disposeble.

3 Unitemergencydan bedahtermasukruangperawata.

Dressing,sponge jaringantubuh,termasuk amputasi,ampul bekas,maskerdisposeble, jarum dan syringedrapes cabs. Disposeble bloodlancet disposeblekantongemisis, levin tubes catheter,drainase set, kantongcolosiomy, underpads, sarung

4 Unitlaboratorium,ruang mayat,pathoologidan autopsi

Gelas terkontaminasi termasukpipet petri dish, wadahspecimen, slide specimen,jaringan tubuh, organ, tulang.

5 Unit isolasi Bahan-bahan kertas yangmengandung buangan nasaldan sputum, dressing, danbandages, masker disposable,sisa makanan perlengkapanmakan.

6 Unitperawatan

Ampul, jarum disposable, dansyringe kertas dan lain-lain.

7 Unitpelayanan

Karton kertas bungkus, kaleng,botol, sampah dari ruang umumdan pasien, sisa makanan,buangan.

8 Unit gizi/dapur Sisa pembungkus, sisamakanan/bahan makan, sayurdan lain-lain.

9 Halaman Sisa pembungkus daun ranting,debu.

Sumber : Oviatt V.R.: Status report –disposal of solid waste,

Hospital, 42: 73 –76, 1968.

Foto 10 s/d 12 menunjukkan berbagaicontoh limbah rumah sakit.

Page 7: POTENSI LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) …

Setiyono : Potensi Limbah B3 di Wilayah DKI Jakarta & Strategi Pengelolaannya JAI Vol. 1, No.3 2005

310

Foto 10 : Cairan pembersih.

Foto 11 : Jarum suntik, botol infus, kapas bekas danbotol bekas.

Foto 12 : Laboratorium Rumah Sakit.

Selain limbah medis, R.S jugamenghasilkan non-medis. Jenis limbah nonmedis tersebut antara lain, limbah cair darikegiatan loundry, limbah domestik cair dansampah padat.

Data jumlah Rumah Sakit dan Puskesmasdi wilayah DKI Jakarta tahun 2003 di sajikanpada Tabel 5.Potensi timbulan limbah B3 di tiappropinsi secara nasional dapat dilihat padaLampiran Tabel 6, sedangkan potensi penghasillimbah B3 secara nasional pada tahun 1990 –2003 dapat dilihat pada Lampiran Tabel 7.

3.5 Yang Harus Dilakukan DalamMenghadapai Limbah B3

Kurangnya pengetahuan di masyarakatmengenai limbah B3 menyebabkan sulitnyamenangani limbah B3 ditambah lagi tidakadanya fasilitas yang dapat dimanfaatkanmasyarakat umum untuk mengelola limbah B3secara baik. Namun demikian penangananlimbah B3 harus diupayakan semaksimal

mungkin untuk menghindari bahaya yang lebihbesar. Untuk itu diperlukan petunjuk-petunjukpraktis penggunaan bahan berbahaya dan upayaminimalisasinya serta petunjuk praktispenanganan limbah B3.

Tabel 5. : Daftar Rumah Sakit di JakartaPusat tahun 2003

LOKASI Jml RS Jml TTJmh

Puskesmas

JakartaPusat 28 6.054 40

JakartaUtara 12 1.189 48

Jakarta Barat 15 2.715 74

JakartaSelatan 27 3.343 78

JakartaTimur 25 3.673 87

Kep. Seribu - - 6

Total 107 16.974 333Sumber : Dinas Kesehatan DKI

3.5.1 Petunjuk Praktis Penanganan LimbahB3 Dari Sektor Rumah Tangga

Pengelolaan limbah B3 dari sektor rumahtangga masih banyak menghadapi kendalaantara lain:- Belum optimalnya sistem pengelolaan

limbah B3 dibentuk oleh pemerintah.- Belum adanya petugas khusus yang

menangani limbah B3 di lapangan dariinstansi yang berwenang selakupenanggung jawab dalam pengelolaanlimbah B3.

- Tidak adanya fasilitas yang memadai untukmengelola limbah B3 di tingkat masyarakat,maupun instansi yang berwenang.

- Minimnya tingkat pengetahuan masyarakattentang limbah B3.

- Tidak ada investor yang mau menanamkanmodalnya untuk mengelola limbah B3 darisektor domestik.

Adanya berbagai kendala tersebut,menyebabkan limbah B3 dari sektor rumahtangga tidak termonitor keberadaannya dankarena semua limbah domestik dikirim ke TPAmaka dapat dipastikan limbah B3 ini jugatercampur di dalam TPA. Untuk mengantisipasihal-hal yang tidak diharapkan, maka sudahselayaknya kita harus ikut untuk ambil bagiandalam menangani permasalahan ini.

Ada tiga aspek utama yang dapatdilakukan dalam melakukan pengelolaan limbah

Page 8: POTENSI LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) …

Setiyono : Potensi Limbah B3 di Wilayah DKI Jakarta & Strategi Pengelolaannya ........ JAI Vol. 1, No.3 2005

311

B3, yaitu : minimisasi limbah dari sumbernya,pemilahan limbah B3 dari limbah non-B3 darisumbernya, dan pengolahan limbah B3.

Ada beberapa hal yang dapat kita lakukanuntuk meminimisasi limbah B3, yaitu :

a) Ganti bahan yang menghasilkan limbahB3 dengan bahan lain yang tidakberbahaya.

b) Gunakan bahan sehemat mungkinsesuai petunjuk pemakaian dan sampaihabis.

c) Bila produk masih ada namun kita tidakingin menghabiskannya, berikan kepadaorang lain yang membutuhkannya.

d) Daur Ulang kemasan atau produkbekasnya. Yang mengandung logamberat, tidak boleh dibakar atau dibuangsembarangan.

e) Supaya aman, gunakan produk dalamruangan yang berventilasi baik danjangan menghirup terlalu lama.

f) Perhatikan betul petunjukpemakaiannya.

g) Simpan ditempat yang tidak mudahdijangkau anak-anak, dan tidak langsungkena sinar matahari dan hujan.

Ada beberapa contoh produk penggantiyang dapat gunakan antara lain :

a) Semprotan aerosol diganti dengansemprotan non aerosol.

b) Untuk membersihkan saluran air kotor,sekali seminggu digelontor dengan airmendidih atau campuran segenggambaking soda dan setengah cangkir cuka.

c) Untuk mengkilapkan mebel, gunakancampuran minyak lemon dan minyaknabati.

d) Untuk cat pilih cat lateks atau cat tembokyang dapat dibersihkan tanpa thinner.

Pemilahan limbah B3 dan non-B3 akanmemudahkan pengambilan barang-barang yangmasih dapat didaur ulang sehingga akanmeminikan jumlah limbah B3 yang harus diolah.Teknologi pengolahan limbah B3 disesuaiakandengan karakteristik dari limbahnya.

3.5.2 Petunjuk Praktis Penanganan LimbahB3 Dari Sektor Industri/Perusahaan

Untuk menghindari hal-hal yang tidakdiinginkan seperti keracunan, kebakaran,ledakan, radiasi dll, maka para penghasil limbahB3 dituntut untuk mengambil tindakan-tindakanpreventif pencegahannya. Langkah pertamayang harus ditempuh para penghasil limbahadalah melakukan identifikasi karakteristik dari

limbahnya. Secara detail langkah-langkah yangharus dilakukan jika kita menghasilkan/menangani limbah adalah seperti yang terterapada diagram alir Gambar 5.

Identifikasi limbah adalah langkah untukmenentukan karakteristik / sifat-sifat dari limbahbersangkutan. Identifikasi dilakukan dengananalisis fisika, kimia dan biologi dari limbah,sehingga dari hasil analisis tersebut dapatdiketahui sifat-sifat yang ada di dalam limbah.Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakahlimbah dapat menimbulkan bahaya (masukdalam kategori limbah B3) atau tidak. Jika limbahmasuk dalam kategori limbah B3, maka perludiambil langkah-langkah preventif agar tidakterjadi hal-hal yang tidak diinginkan (kecelakaankerja).

Gambar 5: Diagram alir langkah-langkahpengambilan keputusan dalam menanganilimbah.

Limbah yang masuk dalam kategorilimbah B3 harus dilakukan pengelolaan secarakhusus yang biasanya diserahkan ke pihakpengelola limbah B3. Pihak pengelolan limbahB3 akan melakukan analisis kuantitatif untukmenentukan teknik pengolahan limbah yangtepat agar limbah dapat distabilkan ataudihilangkan dari sifat-sifat bahayanya. Sisa daripengolahan tersebut harus dilandfill di lokasipenimbunan limbah B3 yang mempunyai disaint

LIMBAH

Analisis Kualitatif:Fisika, Kimia & Biologi

LimbahB3

AnalisisKuantitatif:

TindakanPreventif

TeknikPengolahan I

PengelolaLimbah B3

TeknikPengolahan

III

TeknikPengolahan II

Landfill

Sisa hasilpengolahan

Sisa hasilpengolahan

Sisa hasilpengolahan

Non-B3

Pengolahan

Page 9: POTENSI LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) …

Setiyono : Potensi Limbah B3 di Wilayah DKI Jakarta & Strategi Pengelolaannya JAI Vol. 1, No.3 2005

312

khusus sehingga tidak akan menimbulkanbahaya bagi lingkungan sekitarnya.

Saat ini di Indonesia ada satu lokasilandfill limbah B3 yang direkomendasikan, yaituPPLI di Cileungsi Bogor. Sedangkan pengelolalimbah B3 selain PPLI adalah satu perusahaanpengolah limbah B3 cair yang berlokasi diCikarang, Bekasi. Kedua perusahaan tersebutsaat ini mempunyai teknologi pengolahan limbahyang telah direkomendasikan oleh KLH.

4. STRATEGI DAN PRIORITASPENGELOLAAN

4.1 Strategi Pengelolaan

Setelah terkumpulkannya data-datajumlah, sebaran dan permasalahan-permasalahan tentang limbah B3 dan beberapafaktor yang mempengaruhi dalam pengelolaanlimbah B3 seperti tersebut di atas, maka perludisusun suatu strategi dalam pengelolaan limbahB3. Ada beberapa program/penanganan yangdiusulkan untuk dapat melakukan pengelolaanlimbah B3 di DKI yang terbagi dalam programjangka pendek, program jangka menengah danprogram jangka panjang, yaitu sebagai berikut:

4.1.1 Strategi Jangka Pendek

Inventarisasi dan pemetaan sumber-sumberpenghasil limbah B3 dari sektor kegiatankecil dan rumah tangga di wilayah DKI.

Evaluasi sistem pengelolaan limbah B3(khususnya dari sumber kegiatan kecil danrumah tangga) di wilayah DKI.

Pembentukan unit pelaksana teknispengelolaan limbah B3 yang lebihprofessional.

Program penyuluhan/ kampenyepenanggulangan limbah B3.

Program minimalisasi limbah B3 darisumbernya.

Program pemilahan limbah B3 dari sampahdomestik.

Studi kelayakan usaha pengelolaan limbahB3.

Menjalin kerjasama dengan para pihak yangbergerak dalam pengelolaan limbah B3(Pusat Pengolahan Limbah B3, PengusahaPengumpulan limbah B3, PengusahaPemanfaat Limbah B3 dll).

Memberikan pembinaan teknis kepada parapemilik lapak yang mengumpulkan limbahyang terkontaminasi dengan limbah B3.

4.1.2 Strategi Jangka Menengah

­ Studi kelayakan lokasi (pencarian lokasi)yang tepat untuk membangun saranapenimbunan dan pengolahan limbah B3.

­ Pembangunan sarana penimbunan danpengolahan limbah B3.

­ Penyusunan Perda tentang usahapengelolaan limbah B3.

­ Penyusunan Perda tentang pengelolaanlimbah B3 oleh penghasil limbah B3.

4.1.3 Strategi Jangka Panjang

­ Pengadaan fasilitas pengumpulan limbah B3(kendaraan operasional) pengumpulanlimbah B3 dari sumber rumah tangga danusaha kecil.

­ Pengadaan fasilitas pengumpulan limbah B3di tingkat rumah tangga atau RT.

­ Operasioanal system pengumpulan limbahB3 dari sumbernya.

­ Pembentukan BUMD dalam bidangpengelolaan limbah B3.

4.2 Prioritas Pengelolaan Limbah B3

Dari sepuluh sumber penghasil limbah B3yang dikawatirkan oleh Dinas Kebersihan DKIbelum mampu mengelola limbah B3 nya tersebuttidak semuanya memiliki kemampuan yangsama. Baik kemampuan finansial, teknologi,maupun SDM-nya masing-masing sangatlahberbeda. Adanya perbedaan tersebut membuatPemda harus membuat prioritas penanganan-nya. Penentuan prioritas penanganan harusmempertimbangkan dari berbagai sector, antaralain sector finansial, sector SDM, ketersediaanteknologi, dan juga tingkat bahaya limbah B3yang dihasilkannya.

Berikut adalah urutan prioritas penghasillimbah B3 yang akan segera dilakukanpengelolaannya:

i. rumah sakit tipe C dan D,ii. pengumpul minyak pelumas bekas,iii. laboratorium,iv.pengelolaan pestisida kadaluarsa,v. cuci cetak film,vi.percetakan,vii. penyamakan kulit,viii. bengkel-bengkel,ix.binatu (Laundry & Dry Cleaning),x. rumah tangga.

Page 10: POTENSI LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) …

Setiyono : Potensi Limbah B3 di Wilayah DKI Jakarta & Strategi Pengelolaannya ........ JAI Vol. 1, No.3 2005

313

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

- Sampah domestik di wilayah DKI Jakartamengandung sampah B3 yangmembahayakan.

- Kandungan sampah B3 dari sektor domestiktersebut dapat mencapai 1,07%.

- Sebagian dari sampah B3 dari sektordomestik telah diambil oleh pemulung(0,47%).

- Sisa sampah B3 yang belum diambil olehpemulung (0,6%) sampai saat ini belumdikelola.

- Pemanfaatan dan pengelolaan sampah B3yang diambil oleh pemulung juga tidakdiketahui.

- Tingkat pengetahuan masyarakat tentangsampah B3 masih sangat minim sekali.

- Meskipun Dinas Kebersihan telah memilikiSubdin Limbah B3 tetapi masyarakat belummengetahui aktivitasnya di lapangan,sehingga masyarakat yang telah mempunyaipengetahuan tentang limbah B3 belum dapatmemilahkan limbah B3 dari sampahdomestiknya.

- Di lapangan juga tidak tersedia fasilitaskhusus untuk mengelola limbah B3 yangdapat dimanfatkan oleh masyarakat.

- Tidak adanya petugas lapangan dan tidaktersedianya sarana pengelolaan limbah B3 ditingkat masyarakat umum menyebabkanlimbah B3 yang dihasilkan oleh masyarakattercampur dengan sampah domestik.

- Masuknya limbah B3 ke dalam TPA dapatmenimbulkan pencemaran yang lebih berat.

- Sarana pengelolaan limbah B3 yang telahdibangun oleh Dinas Kebersihan masihsangat minim sekali dan perlu dilakukanstandarisasi kualitas sesuai denganperaturan perundangan yang ada.

- Sampai saat ini belum ada pihak swastayang mau berinvestasi untuk mengelolalimbah B3 dari sektor domestik.

5.2 Saran

- Perlu dilakukan kajian khusus tentang limbahB3 yang bersumber dari sektor domestik diwilayah DKI, sehingga akan diketahui kondisiexisting di lapangan.

- Setelah diketahui kondisi existing limbah B3,perlu disusun strategi khusus untukmengelola limbah B3 dan penentuanprioritas pengelolaan yang berdasarkandata-data autentik denganmempertimbangkan pula dampak dan jumlahlimbah yang dihasilkan.

- Perlu dilakukan segera kampenye ataupenyuluhan untuk memberikan pengetahuantentang limbah B3 di tingkat masyarakat.

- Perlu segera dirintas penyediaan fasilitas ditingkat masyarakat umum untuk menampunglimbah B3 dari sektor domestik.

- Upaya pencegahan masuknya limbah B3 keTPA harus segera dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Charles A. Wentz1989. HazardousWaste Management. McGraw-Hill BookCompany.

2. Mazac, Oldrich et.al. 1990. Geotechnicaland Enviromental Geophysics:Determination of HydraulicConductivities by Surface GeoelectricalMethods, edited by Stanley H. Ward, V.II, Society of Exploration Geophysicist,Tulsa, Oklahoma.

3. Reynolds, J.M., 1997. An Introduction toApplied and Enviromental Geophysics,John Wiley & Sons, New York.

4. Sekretariat Menteri Negara SekretarisNegara. 1999. Peraturan PemerintahNomor 18 Tahun 1999 tentangPengelolaan Limbah Berbahaya danBeracun

5. Sekretariat Menteri Negara SekretarisNegara. Peraturan Pemerintah Nomor85 Tahun 1999 tentang Perubahan AtasPeraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun1999 tentang Pengelolaan LimbahBerbahaya dan Beracun

6. Sekretariat Menteri Negara LingkunganHidup. 1995. Keputusan KepalaBAPEDAL Nomor KEP-01/BAPEDAL/09/1995 tentang TataCara dan Persyaratan TeknisPenyimpanan dan Pengumpulan LimbahBahan Berbahaya dan Beracun

7. Sekretariat Menteri Negara LingkunganHidup. 1995. Keputusan KepalaBAPEDAL Nomor KEP-03/BAPEDAL/09/1995 tentangPersyaratan Teknis Pengolahan LimbahBahan Berbahaya dan Beracun

8. Sekretariat Menteri Negara LingkunganHidup. 1995. Keputusan KepalaBAPEDAL Nomor KEP-04/BAPEDAL/09/1995 tentang TataCara Persyaratan Penimbunan HasilPengolahan, Persyaratan Lokasi BekasPengolahan, dan Lokasi BekasPenimbunan Limbah Bahan Berbahayadan Beracun

9. Sekretariat Menteri Negara LingkunganHidup. 1998. Keputusan Kepala

Page 11: POTENSI LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) …

Setiyono : Potensi Limbah B3 di Wilayah DKI Jakarta & Strategi Pengelolaannya JAI Vol. 1, No.3 2005

314

BAPEDAL Nomor KEP-02/BAPEDAL/01/1998 tentang TataLaksana Pengawasan PengelolaanLimbah Bahan Berbahaya dan Beracundi Daerah.

10. Setiyono, 2002, Sistem PengelolaanLimbah B3 di Indonesia, PusatPengkajian dan Penerapan TeknologiLingkungan (P3TL), Deputi TIEML,BPPT, Jakarta

11. Ward, S.H., 1990. Geotechnical andEnviromental Geophysics : Resistivityand Induced polarization Method, editedby Stanley H. Ward, V.I, Society ofExploration Geophysicist, Tulsa,Oklahoma.

LAMPIRAN :

Tabel 1: Jumlah Perusahaan /Industri Besar dan Sedang menurut Klasifikasi Industri DKIJakarta Tahun 2000 – 2002

Klasifikasi Industri2000 2001 2002

JumlahPerusahaan % pertumbuhan Jumlah

Perusahaan

%pertumbuha

n

JumlahPerusahaan

%pertumbuhan

(1) (8) (9) (10) (11) (12) (13)Makanan danMinuman 205 6,22 220 7,32 214 - 2,73

Tekstil, Pakaian Jadidan Kulit 913 11,34 861 - 5,70 853 - 0,93

Kayu, Bambu, Rotan,Furnitur 139 10,31 123 -11,51 115 - 0,07

Kertas, Percetakan,Penerbit, ReproduksiMedia Rekaman

220 5,77 224 1,82 236 5,36

Kimia dan barang-barang dari bahankimia

353 9,97 367 3,97 344 - 6,27

Barang Galian bukanLogam, Daur UlangBarang Bukan Logam

41 7,89 33 -19,51 32 - 3,03

Logam Dasar 38 0,00 29 - 23,68 34 17,24Barang Dari Logam,Mesin danPeralatannya, DaurUlang Barang Logam

322 -1,23 325 0,93 298 - 8,31

Industri PengolahanLainnya 45 -13,46 41 - 8,89 40 - 2,44

Jumlah 2.276 7,26 2.223 - 2,32 2.166 - 2,56Sumber / Source : BPS Propinsi DKI JakartaLast Update : September 2003

Page 12: POTENSI LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) …

Setiyono : Potensi Limbah B3 di Wilayah DKI Jakarta & Strategi Pengelolaannya ........ JAI Vol. 1, No.3 2005

315

Tabel 3 : Komposisi Sampah B3 di Dalam Sampah Domestik di Wilayah DKI Jakarta

No

SumberKomponen

Pasar modern Industri Perkantoran Pasar Sekolah Rumah Tangga Rata-rata%*)Berat

(kg)%*) Berat

(kg)%*) Berat

(kg)%*) Berat

(kg)%*) Berat

(kg)%*) Low Midle High

Berat(kg)

%*) Berat(kg)

%*) Berat(kg)

%*)

Total Berat Sampel 133,9 100% 84,63 100% 76,36 100% 145,36 100% 88,738 100% 93,79 100% 69,57 100% 98,23 100%1 Botol infus - - - - - - -2 Jarum suntik - - - - - - -3 Baterai 0,5 0,65 0,10 0,11 0,15 0, 22 - - 0.124 Obat-obatan 0,15 0,18 0,84 1,10 0,18 0,12 0,40 0,42 0,11 0, 16 0, 39 0, 40 0.305 Botol pembersih lantai* 0,8* 1,05* 0,55* 0,62* 0,22* 0,23* 0,20* 0, 28* 0, 24* 0, 24* 0.30*6 Botol pembasmi serangga* 0,2* 0,15* 0,21* 0,22* 0,19* 0, 27* 0, 27* 0, 28* 0.12*7 Aki bekas* - - - - 0, 06* 0, 06* 0.01*8 bohlam 0,75 0,98 0,25 0,28 0,02 0,02 0,13 0, 18 - - 0.189 Oli bekas - - - - 0, 01 0, 01 -10 kaleng cat bekas* 0,03* 0,03* - - 0, 25* 0, 25* 0,04*

Total sampah B3 0,2 0,15 0,15 0,18 2,89 3,78 0,18 0,12 0,8 0,90 0,98 1,03 0,78 1,11 1,22 1,25 1,07Yg diambil pemulung 0,2 0,15 0 0 0,8 1,05 0 0 0,55 0,62 0,46 0,48 0,39 0,55 0,82 0,83 0,47Masuk ke TPA 0 0 0,15 0,18 2,09 2,73 0,18 0,12 0,25 0,28 0,52 0,55 0,39 0,55 0,40 0,42 0,60

Keterangan : * diambil oleh pemulungHasil survai sampah domestic di DKI Jakarta, Desember 2004.

Page 13: POTENSI LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) …

Setiyono : Potensi Limbah B3 di Wilayah DKI Jakarta & Strategi Pengelolaannya JAI Vol. 1, No.3 2005

316

Tabel 6 : Potensi Timbulan Limbah B3 di Tiap Propinsi (dalam ton) Secara Nasional

344,118

238,773

119,388

105,342

1,074,490

196,639

1,025,330

344,118

976,170

582,893

990,216

287,935

287,935

189,616

64,274

175,570

- 200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000 1,200,000

Lain-lain

Papua

Maluku

Sul Sel

Kal Tim

Kal Sel

Ja Tim

Ja Teng

Ja Bar

DKI Jkt

Banten

Sum Sel

Riau

Kep. Riau

SUMUT

NADPr

opin

si

Dalam ton Series1

Sumber : PPLI, 2003, (Kompas, Selasa 26 April 2005)

Page 14: POTENSI LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) …

Setiyono : Potensi Limbah B3 di Wilayah DKI Jakarta & Strategi Pengelolaannya ........ JAI Vol. 1, No.3 2005

317

Tabel 7 : Potensi Timbulan Limbah B3 Tahun 1990 – 2003, (dalam ton)

4.322.862

6.941.572

5.991.9646.501.121

7.022.808

-

1.000.000

2.000.000

3.000.000

4.000.000

5.000.000

6.000.000

7.000.000

8.000.000

Th. 1990 Th. 1997 Th. 1998 Th. 2001 Th. 2003 Series1

Sumber : PPLI, 2003, (Kompas, Selasa 26 April 2005)