portal.bangkabaratkab.go.idportal.bangkabaratkab.go.id/sites/default/files/file... · web viewbahan...

16
KONSEP PENGELOLAAN SAMPAH DAN APLIKASI 3R MELALUI BANK SAMPAH Kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari masalah sampah. Sampah merupakan segala sesuatu yang sudah tidak memiliki nilai ekonomis lagi setelah dimanfaatkan. Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/ atau proses alam yang berbentuk padat. Akan tetapi sampah sendiri memiliki bentuk tidak hanya padat, tetapi juga berbentuk cair dan gas. Secara umum, klasifikasi sampah terbagi menjadi beberapa berdasarkan bentuk dan sifatnya. Berdasarkan bentuknya ada sampah padat, cair dan gas. Sampah padat misalnya dedaunan, kardus, kaleng, dll. Sampah cair seperti misalnya air buangan hasil proses industri, air bekas pencucian. Sampah gas seperti karbondioksida hasil pembakaran sampah ataupun pembukaan lahan pertanian, gas metana (hasil dari penguraian sampah di TPS/ TPA), dan freon yang digunakan dalam pendingin. Berdasarkan sifat, ada sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme pengurai, sedangkan sampah anorganik tidak. Contoh sampah organik adalah sampah ‘basah’ yang ada di sekitar kita, seperti sisa makanan, sisa sayuran, kertas tisu, dan lain-lain. Contoh sampah anorganik yaitu plastik, kaleng, logam, kaca, dan lain-lain. Dalam mendukung Program Adipura periode 2014 – 2015, Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Bangka Barat telah menyiapkan tong sampah lima warna per setnya. Kelima warna

Upload: tranque

Post on 08-Apr-2019

250 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KONSEP PENGELOLAAN SAMPAHDAN APLIKASI 3R MELALUI BANK SAMPAH

Kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari masalah sampah. Sampah

merupakan segala sesuatu yang sudah tidak memiliki nilai ekonomis lagi setelah

dimanfaatkan. Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan

Sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/ atau proses alam yang

berbentuk padat. Akan tetapi sampah sendiri memiliki bentuk tidak hanya padat, tetapi

juga berbentuk cair dan gas.

Secara umum, klasifikasi sampah terbagi menjadi beberapa berdasarkan bentuk

dan sifatnya. Berdasarkan bentuknya ada sampah padat, cair dan gas. Sampah padat

misalnya dedaunan, kardus, kaleng, dll. Sampah cair seperti misalnya air buangan hasil

proses industri, air bekas pencucian. Sampah gas seperti karbondioksida hasil pembakaran

sampah ataupun pembukaan lahan pertanian, gas metana (hasil dari penguraian sampah

di TPS/ TPA), dan freon yang digunakan dalam pendingin. Berdasarkan sifat, ada sampah

organik dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang dapat diuraikan oleh

mikroorganisme pengurai, sedangkan sampah anorganik tidak. Contoh sampah organik

adalah sampah ‘basah’ yang ada di sekitar kita, seperti sisa makanan, sisa sayuran, kertas

tisu, dan lain-lain. Contoh sampah anorganik yaitu plastik, kaleng, logam, kaca, dan lain-

lain.

Dalam mendukung Program Adipura periode 2014 – 2015, Badan Lingkungan

Hidup Daerah Kabupaten Bangka Barat telah menyiapkan tong sampah lima warna per

setnya. Kelima warna tersebut adalah merah, hijau, kuning, biru, dan abu-abu. Setiap

warna memiliki perbedaan dalam peruntukan jenis sampahnya. Warna merah untuk

sampah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), misalnya baterai bekas, aki bekas, kaleng/

wadah racun serangga, kaleng bekas oli, lampu bekas, obat-obatan kadaluarsa. Warna

hijau untuk menempatkan sampah organik seperti sayuran sisa dan sisa makanan. Warna

kuning untuk menempatkan sampah guna ulang seperti kaleng bekas makanan dan

minuman. Warna biru untuk menempatkan sampah daur ulang seperti plastik bekas

kemasan, kardus, karton bekas bungkus makanan/ minuman, koran dan buku bekas.

Sedangkan warna abu-abu untuk menempatkan sampah residu seperti popok bayi sekali

pakai (pampers, dll), pembalut wanita, permen karet, puntung rokok.

Setiap jenis sampah memiliki waktu penguraian yang berbeda. Sampah organik

mampu diuraikan oleh mikroorganisme dalam waktu yang lebih singkat dibanding dengan

sampah yang lain.

NO. JENIS SAMPAH LAMA HANCUR

1. ORGANIK 1 – 2 BULAN

2. DOS / KARTON 3 - 5 BULAN

3. FILTER ROKOK 10-12 BULAN

4. KANTONG PLASTIK 10-20 TAHUN

5. KULIT SEPATU 25-40 TAHUN

6. KAIN NYLON 30-40 TAHUN

7. KARET SANDAL JEPIT 30-40 TAHUN

8. PLASTIK 50-60 TAHUN

9. ALUMINIUM 80-100 TAHUN

10. STYROFOAM TIDAK BISA HANCUR

Dikarenakan waktu penguraian yang berbeda, maka sebaiknya sampah diolah

untuk menjadi barang yang lebih bermanfaat. Misalnya, sampah organik dapat diolah

menjadi kompos. Sedangkan sampah anorganik dapat didaur ulang.

Berikut adalah tabel contoh dan pemanfaatan sampah organik :

BISA DIKOMPOSKAN TIDAK BISA MASUK LUBANG

DIKOMPOSKAN RESAPAN BIOPORI

Daun segar dan kering Keju, mentega, susu Daun kebun

Buah , sayur, ranting Sisa daging, ikan, udang Sisa daging, ikan, udang

Nasi dan sayur sisa Kulit & isi durian Sisa kue/roti

Ampas teh, kopi, kelapa, jus Biji buah yg keras Sisa sayur,nasi

Kulit telor, ktrn hewan Pelepah kelapa, pinang Sisa buah

Sekam, serbuk gergajian kayu Batang pohon

Pupuk kompos merupakan bahan yang baik untuk membantu memperbaiki struktur

tanah sehingga dapat menyuburkan tanaman. Pembuatan pupuk kompos juga sangat

mudah. Prinsip dasar pembuatan kompos ini adalah bahwa pengomposan akan berjalan

dengan baik jika mikroorganisme di dalam sampah basah berkembang dengan baik. Untuk

mempermudah proses penguraian, maka sebaiknya bahan-bahan kompos harus dicacah

sehingga ukurannya lebih kecil.

Faktor yang mempengaruhi perkembangan mikroorganisme dalam pengomposan

antara lain : oksigen yang cukup supaya terjadi sirkulasi udara yang baik di dalam bahan,

suhu yang optimum (35º – 70ºC), kelembaban yang optimum (50%-60%), ukuran bahan

baku (sebaiknya berukuran kecil-kecil (± 1- 2 cm)), serta derajat keasaman yang optimum

(pH 6,0 – 8,0). Pengadukan / pembalikan diperlukan untuk mengatur suhu/ sirkulasi udara.

Apabila tampak kering, maka perlu dilakukan penyiraman dengan air secukupnya

setidaknya seminggu sekali. Sedangkan pemberian kotoran hewan/ urea/ pupuk N atau

kapur/ abu dapur utk meningkatkan derajat keasaman.

Umumnya, pembuatan kompos memerlukan waktu sekitar 6-7 minggu. Ciri kompos

yang sudah matang antara lain : berwarna coklat tua hingga hitam dan bentuknya remah

seperti teh, temperaturnya sama atau hampir sama dengan udara luar, tidak larut dalam

air, dan tidak berbau.

Berbeda dengan sampah anorganik, perlakuannya juga tidak sama seperti halnya

sampah organik. Sampah anorganik adalah sampah yang tidak dapat diuraikan oleh

mikroorganisme. Dikarenakan tidak dapat diuraikan, maka sampah ini dapat diolah

dengan menggunakan konsep 3 R (Reduce, Reuse, Recycle).

Di dalam Pasal 12 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008, telah dikemukakan

bahwa setiap orang berkewajiban untuk melakukan pengelolaan sampah rumah tangga

dan sampah sejenis sampah rumah tangga dalam mengurangi dan menangani sampah

dengan cara yang berwawasan lingkungan. Saat ini, konsep 3R merupakan cara terbaik

dan efektif dalam pengelolaan sampah dan permasalahannya. Dengan adanya konsep 3R

diharapkan mampu merubah paradigma lama mengenai pengelolaan sampah (kumpul-

angkut-buang) menjadi paragdigma baru yaitu dengan cara sampah dipilah (organik dan

anorganik), lalu yang anorganik diolah dengan konsep 3R (Reduce, reuse, dan Recycle).

Reduce yaitu dengan cara mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan. Contohnya,

mengganti penggunaan tisu dengan saputangan. Reuse dengan cara menggunakan

kembali barang yang masih dapat digunakan. Contohnya, menggunakan botol bekas air

mineral untuk menyimpan cairan pewangi pakaian. Recycle dengan cara mendaur ulang

sampah yang sudah tidak digunakan. Misalnya, membuat kerajinan tangan dari botol

plastik bekas atau kain bekas.

Konsep pengelolaan sampah seperti ini sudah diatur dalam Peraturan Bupati

Bangka Barat Nomor 43 Tahun 2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan

Persampahan, dimana telah dikemukakan tahapan pengelolaan persampahan yaitu

dengan Pengurangan, Pemilahan, Pengumpulan, Pengangkutan, dan Pengolahan.

Pengurangan sampah dilakukan dengan cara mengurangi produksi sampah (reduce) dan

komsumsi barang yang kemasannya menggunakan bahan yang tidak dapat atau sulit

didaur ulang (recycle), serta menggunakan dan/ atau memanfaatkan kembali sampah

secara langsung (reuse). Pemilahan sampah dilakukan dengan cara memisahkan sampah

organik dan anorganik. Pemilahan ini dapat dilakukan oleh penghasil sampah, pengelola

sampah, dan penyedia jasa pengelolaan persampahan yang telah mempunyai izin

pelayanan pengelolaan persampahan. Pengumpulan sampah dilakukan oleh penghasil

sampah dan/ atau pengelola sampah dengan memindahkan sampah dari sumber ke TPS.

Pengangkutan sampah ke TPA dilakukan setiap hari dengan menggunakan sarana

pengangkutan sampah. Idealnya sampah yang diangkut merupakan sampah yang berasal

dari TPS dan armada yang digunakan adalah truck sampah yang disediakan oleh BLHD

Kabupaten Bangka Barat. Pengolahan sampah dilakukan dengan cara penimbunan

(sanitary landfill) di TPA, insenerasi (biasanya di Rumah Sakit atau Puskesmas) dan atau

dengan cara lainnya sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan teknologi. Adapun jenis

sampah residu merupakan jenis sampah yang tidak dapat diolah lagi menjadi barang

apapun, dan inilah yang dapat dibuang di TPA/ TPS.

Berikut adalah skema tentang pembenahan pengelolaan sampah :

SKEMA PARADIGMA LAMA

SKEMA PARADIGMA BARU

SAMPAH KUMPUL ANGKUT BUANG

SAMPAHREUSE RECYCLE

REDUCE

RESIDU ANGKUT

PENGOLAHAN

SANITARY/ LANDFILL

PEMANFAATAN GAS METAN

Berikut adalah jenis sampah anorganik yang dapat didaur ulang (recycle) antara lain

yaitu :

SAMPAH KERTAS SAMPAH PLASTIK LOGAM-KACA

Surat kabar Kardus Kotak makanan Buram Karton HVS Bungkus rokok Buku Kalender

Tas plastik/ kresek Kantong plastik Botol minuman Gelas minuman Ember Botol sampo Mainan anak Pipa paralon Karpet Barang/peralatan

berbahan plastik yg tidak berlapis aluminium foil

Kaleng Seng Paku Besi beton Kran air Botol kaca Gelas kaca Piring kaca Barang/alat berbahan

logam/ kaca

Berikut ini merupakan contoh dari kreasi daur ulang (recycle) dari sampah

anorganik.

Bank sampah merupakan salah satu lembaga pengelolaan persampahan yang

bertujuan untuk menampung sampah anorganik yang masih dapat didaur ulang. Bank

sampah sendiri menawarkan kepada masyarakat untuk ‘menabung’ dengan menggunakan

sampah anorganik yang telah dipilah terlebih dahulu di rumah. Sistem seperti ini

diharapkan akan menarik minat bagi masyarakat untuk mengurangi jumlah sampah di

TPA/ TPS (reduce). Dalam hal ini, masyarakat mendapatkan uang dengan cara menabung

sampah di bank sampah.

Adapun jenis-jenis sampah yang tertera dalam tabel di atas juga merupakan jenis

sampah yang laku jika dijual di bank sampah. Setiap jenis sampah anorganik yang

“ditabung” di bank sampah memiliki nilai yang berbeda per satuan beratnya (kg).

Di Kabupaten Bangka Barat telah memiliki bank sampah yang bernama Bank

Sampah WALAH (Wahana Laskar Hijau) yang beralamatkan di jalan Lapangan Golf

Muntok. Bank Sampah WALAH sendiri telah memiliki payung hukum yaitu Akte Notaris

Wahyu Kuncoro, S.H No. 48 tanggal 29 Agustus 2014. Di bank sampah ini, masyarakat bisa

mengantarkan sampahnya (sampah anorganik/ yang sudah dipilah) pada hari bukan hari

kerja (Sabtu dan Minggu). Sampah akan ditimbang sesuai dengan jenisnya, lalu

dikalkulasikan sesuai dengan harga yang berlaku per jenis sampah, kemudian jumlahnya

akan dicatat ke dalam buku tabungan layaknya kita menabung di bank.

Apabila jumlah uang yang tercatat tersebut sudah banyak, maka sewaktu-waktu

dapat diambil. Dengan adanya bank sampah ini, diharapkan masyarakat akan tertarik

untuk melakukan pemilahan sampah di rumah dan mengubah sampah menjadi lebih

bermanfaat.

Kontribusi dari BLHD Kabupaten Bangka Barat dalam rangka meningkatkan

pengetahuan dan kreativitas masyarakat dalam rangka pengelolaan persampahan juga

dilakukan setiap tahun melalui kegiatan sosialisasi maupun bimbingan teknis pengelolaan

persampahan.

Dengan demikian, diharapkan jumlah sampah di TPA akan berkurang, serta isi

dompet masyarakat akan bertambah. Walhasil, hal inilah yang menjadi tujuan akhir dari

konsep pengelolaan sampah, yaitu mengubah paradigma lama menjadi paradigma baru.

Oleh:ELFRISKA DAMAYANTI, S.SiNIP. 19820425 200903 2 003FUNGSIONAL PENGENDALI DAMPAK LINGKUNGAN BLHD BANGKA BARAT

.... Januari 2016

Diketahui dan disetujui oleh :

Kabid Persampahan dan Pengelolaan Kebersihan

Sekretaris BLHD Kepala BLHD

Suherman, S.K.M. Yudi Hermanto, S.Sos., M.Si. M. EFFENDI, SE., MM.NIP. 19611228 198609 1 001 NIP. 19720626 199803 1 006 NIP. 19620712 198603 1 014