potensi domba batur sebagai ternak lokal di kabupaten banjarnegara

24
POTENSI DOMBA BATUR SEBAGAI TERNAK LOKAL DI KABUPATEN BANJARNEGARA Oleh : 1. ARIF SUGIANTO, S.Pt 2. DIAH PUSPITASARI, S.Pt 3. PUGUH BUDI SANTOSO, S.Pt 4. MOHAMMAD HARIR AHSIN, S.Pt PROGRAM STUDI PASCA SARJANA ILMU PETERNAKAN

Upload: arifgii

Post on 26-Jul-2015

385 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Domba merupakan salah satu jenis ternak yang mempunyai peranan dalam meningkatkan pendapatan masyarakat, khususnya petani peternak di pedesaan. Salah satu jenis domba yang dipelihara di Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara adalah Domba Batur. Domba Batur dikenal sebagai domba unggulan karena memiliki postur yang besar dengan bobot mencapai dua kali lipat domba lokal lainnya antara 60-80 kg, berat maksimal mencapai 120 kg serta memiliki tipe bulu seperti bulu domba Australia. Domba Batur merupakan hasil persilangan antara tiga bangsa domba yaitu domba lokal (domba ekor tipis) sebagai domba asli Indonesia, domba suffolk dan domba texel. Adapun ciri-ciri Domba Batur adalah sebagai berikut : 1) bentuk badan kompak menyerupai segi empat; 2) badan penuh bulu, struktur bulu halus dan tebal, warna putih, keriting atau ikal; 3)kepala bulat kecil, terdapat jambul. Muka ditumbuhi bulu, tidak bertanduk; 4) kaki pendek dan ditumbuhi bulu; dan 5) ekor tipis dan berbulu

TRANSCRIPT

Page 1: POTENSI DOMBA BATUR SEBAGAI TERNAK LOKAL DI KABUPATEN BANJARNEGARA

POTENSI DOMBA BATUR SEBAGAI TERNAK LOKALDI KABUPATEN BANJARNEGARA

Oleh :

1. ARIF SUGIANTO, S.Pt2. DIAH PUSPITASARI, S.Pt3. PUGUH BUDI SANTOSO, S.Pt4. MOHAMMAD HARIR AHSIN, S.Pt

PROGRAM STUDI PASCA SARJANA ILMU PETERNAKANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO2011

Page 2: POTENSI DOMBA BATUR SEBAGAI TERNAK LOKAL DI KABUPATEN BANJARNEGARA

I. TINJAUAN UMUM

Sektor peternakan mempunyai peranan cukup penting bagi

masyarakat dalam memenuhi kebutuhan protein hewani asal ternak.

Pembangunan sektor peternakan dewasa ini tidak saja berorientasi pada

komoditas ternak, tetapi berorientasi pada pemberdayaan ekonomi rakyat

dengan optimalisasi sumber daya yang ada. Salah satu bentuk

pemberdayaan ekonomi rakyat adalah dengan usaha peternakan domba.

Domba merupakan salah satu jenis ternak yang mempunyai peranan

dalam meningkatkan pendapatan masyarakat, khususnya petani peternak di

pedesaan. Salah satu jenis domba yang dipelihara di Kecamatan Batur,

Kabupaten Banjarnegara adalah Domba Batur. Domba Batur dikenal sebagai

domba unggulan karena memiliki postur yang besar dengan bobot mencapai

dua kali lipat domba lokal lainnya antara 60-80 kg, berat maksimal mencapai

120 kg serta memiliki tipe bulu seperti bulu domba Australia. Domba Batur

merupakan hasil persilangan antara tiga bangsa domba yaitu domba lokal

(domba ekor tipis) sebagai domba asli Indonesia, domba suffolk dan domba

texel (Priyono, 2009). Adapun ciri-ciri Domba Batur adalah sebagai berikut :

1) bentuk badan kompak menyerupai segi empat; 2) badan penuh bulu,

struktur bulu halus dan tebal, warna putih, keriting atau ikal; 3)kepala bulat

kecil, terdapat jambul. Muka ditumbuhi bulu, tidak bertanduk; 4) kaki pendek

dan ditumbuhi bulu; dan 5) ekor tipis dan berbulu (Dinas Pertanian,

Peternakan, dan Perikanan Kabupaten Banjarnegara, 2006).

Gambar1. Domba Batur

Page 3: POTENSI DOMBA BATUR SEBAGAI TERNAK LOKAL DI KABUPATEN BANJARNEGARA

Populasi ternak domba di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2010

sebanyak 107.272 ekor. Dari populasi tersebut sejumlah 17.349 ekor

merupakan Domba Batur. Sedangkan sebanyak 3.692 ekor terdapat di

Kecamatan Batur Kabupaten Banjarnegara, yang terdiri dari 3.384 ekor jantan

dan 9.395 ekor betina (dewasa) serta 1.177 ekor jantan dan 3.064 ekor betina

(muda dan anak). Domba Batur hingga kini banyak dikembangkan karena

tergolong tipe dwiguna, yakni dimanfaatkan sebagai penghasil daging

sekaligus penghasil wool dari bulunya. Meski demikian, masih ada peternak

yang belum memanfaatkan bulu domba secara optimal.

Peternak di Kecamatan Batur sebagian besar didominasi oleh

peternakan dengan skala usaha kecil dengan tatalaksana tradisional. Usaha

ini juga dilaksanakan secara terpadu/terintegrasi dengan usahatani kentang

dan sayuran. Usahatani terpadu merupakan sistem usahatani yang

memadukan pemeliharaan ternak dengan usaha pemeliharaan tanaman.

Dalam hal ini, Domba Batur oleh sebagian Peternak dijadikan sebagai usaha

sampingan dari usaha bertani, namun ada pula yang menjadikan Domba

Batur ini sebagai usaha pokok. (Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan

Kabupaten Banjarnegara, 2006). Peternak dalam mengusahakan ternak

Domba Batur mempunyai tujuan untuk mendapatkan keuntungan guna

menambah pendapatan keluarga atau memenuhi kebutuhan hidupnya.

Page 4: POTENSI DOMBA BATUR SEBAGAI TERNAK LOKAL DI KABUPATEN BANJARNEGARA

II. TINJAUAN KHUSUS

2.1 Keadaan Wilayah Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara

Kecamatan Batur merupakan bagian dari wilayah administrasi di

Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, atau terletak di bagian

ujung utara diantara 7.28° - 7.31° Lintang Selatan dan 2.40° - 3.47° Bujur

Timur. Secara geografis, Kecamatan Batur berada di daerah dataran tinggi

atau pegunungan dengan ketinggian 1.663 meter diatas permukaan laut

sehingga memiliki iklim yang cukup dingin dengan suhu rata-rata mencapai

15° Celcius.

Wilayah yang akrab dengan usaha peternakan domba ini terhitung

cukup jauh dengan Ibu kota Kabupaten Banjarnegara hingga berjarak sekitar

42 kilometer. Adapun batas-batas wilayah yang mengelilingi Kecamatan

Batur adalah :

Sebelah Utara : Kabupaten Batang

Sebelah Timur : Kabupaten Wonosobo

Sebelah Selatan : Kecamatan Pejawaran

Sebelah Barat : Kecamatan Wanayasa

Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjarnegara menyebutkan

bahwa Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara memiliki luas wilayah

47,17 kilometer persegi yang terbagi menjadi delapan desa, yakni Desa

Batur, Sumber Rejo, Pasurenan, Bakal, Dieng Kulon, Karangtengah,

Kepakisan dan Pekasiran. Data luas wilayah Kecamatan Batur selangkapnya

tersaji dalam Tabel 1.

Tabel 1. Luas Wilayah Kecamatan Batur menurut Desa dan Presentasenya

No Desa/Kelurahan Luas (Ha) Presentase (%)1.2.3.4.5.6.7.8.

BaturSumberejoPasurenanBakalDieng KulonKarangtengahKepakisanPekasiran

1.212,142792,932154,420484,850337,846488,811562,882719,217

25,7016,81

3,2710,28

7,1610,3611,1715,25

Jumlah 4.717,100 100,00Sumber : BPS Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010

Page 5: POTENSI DOMBA BATUR SEBAGAI TERNAK LOKAL DI KABUPATEN BANJARNEGARA

2.2 Keadaan Penduduk Kecamatan Batur, kabupaten Banjarnegara

Penduduk di Kecamatan Batur menurut data statistik Kecamatan Batur

pada tahun 2009 berjumlah 38.361 jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki

sebanyak 19.502 jiwa dan perempuan 19.359 jiwa. Jumlah penduduk

terbesar terdapat di Desa Batur dengan jumlah 10.901 jiwa, sedangkan

jumlah penduduk terkecil terdapat di Desa Pasurenan sebanyak 2.715 jiwa.

Diamati dari kepadatan penduduk, per kilometer persegi mencapai angka

kepadatan rata-rata sebesar 824 jiwa. Data kepadatan penduduk

selengkapnya tersaji pada Tabel 2.

Tabel 2. Kepadatan Penduduk Setiap Desa di Kecamatan Batur

No Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Luas(km²)

Kepadatan Penduduk/km²

1.2.3.4.5.6.7.8.

BaturSumberejoPasurenanBakalDieng KulonKarangtengahKepakisanPekasiran

10.9015.5522.7153.8683.2654.6862.7965.078

12,127,931,544,853,384,895,277,19

889700

1.763798966958531706

Jumlah 38.861 47,17 7311

Sumber : BPS Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010

Tingkat pendidikan penduduk di Kecamatan Batur tergolong masih

rendah, sebagian besar penduduk didominasi oleh tamatan Sekolah Dasar

(SD) yang mencapai 40,04 persen. Penduduk yang memiliki tingkat

pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) atau sederajat

sebesar 6,25 persen. Penduduk yang memiliki tingkat pendidikan sampai

dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau sederajat sebesar 4.42

persen dan sebagian kecil penduduk yang menyelesaikan pendidikan sampai

dengan Diploma maupun Perguruan Tinggi yakni sebesar 0,55 persen.

Penduduk yang memiliki tingkat pendidikan rendah, memiliki alasan

untuk tidak meneruskan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu faktor

ekonomi keluarga. Alasan lain tidak melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi

adalah keinginan sendiri yang lebih memilih untuk bekerja agar dapat hidup

Page 6: POTENSI DOMBA BATUR SEBAGAI TERNAK LOKAL DI KABUPATEN BANJARNEGARA

mandiri atau untuk membantu perekonomian keluarga. Tingkat pendidikan

penduduk di Kecamatan Batur hingga akhir 2010 dapat dilihat secara rinci

pada Tabel 3.

Tabel 3. Tingkat Pendidikan Penduduk di Kecamatan Batur

No Pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1.2.3.4.5.6.7.

Tidak/Belum SekolahTidak Tamat SD/SederajatBelum Tamat SD/SederajatTamat SDTamat SLTP/SederajatTamat SLTA/SederajatTamat Diploma/Universitas

3.9514.4848.825

14.1742.2141.565

196

11,1612,6624,9240,04

6,254,420,55

Jumlah 35.409 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010

2.3 Mata Pencaharian Penduduk Kecamatan Batur, Kabupaten

Banjarnegara

Mata pencaharian penduduk di Kecamatan Batur bervariasi baik dari

jenis maupun jumlahnya. Dominasi mata pencaharian di bidang petani

menyebabkan penduduk Kecamatan Batur banyak yang memelihara Domba

Batur karena merupakan usaha sambilan yang efektif. Jumlah penduduk

menurut mata pencaharian disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Mata Pencaharian Penduduk Kecamatan Batur

No Desa/Kelurahan Jumlah (jiwa) Persentase (%)1.2.3.4.5.6.7.8.9.

10.11.12.

PetaniBuruh TaniBuruh IndustriBuruh bangunanJasa SosialPedagangAngkutanPNSTNI/POLRIPensiunanPengusahaLain-lain

13.4495.6352.727

843476

3.054658479

23241258326

47,7420,00

9,682,991,67

10,842,351,700,080,850,951,15

Jumlah 28.169 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010

Page 7: POTENSI DOMBA BATUR SEBAGAI TERNAK LOKAL DI KABUPATEN BANJARNEGARA

Wilayah Kecamatan Batur sebagian besar dimanfaatkan untuk usaha

pertanian, hal ini ditunjukkan dengan banyaknya jumlah penduduk di

Kecamatan Batur yang bermata pencaharian di sektor pertanian. Penduduk

dengan mata pencaharian sebagai petani sebanyak 13.449 jiwa sedangkan

buruh tani sebanyak 5.635 jiwa. Areal pertanian yang luas dan subur menjadi

faktor pendorong masyarakat untuk bergerak pada sektor pertanian dengan

komoditi utama berupa kentang, kubis, wortel, jagung serta berbagai jenis

sayuran lainnya. Sektor ini menyumbang sebesar 66,65 persen dari

Pendapatan di Kecamatan Batur, atau separuh lebih tingkat kehidupan

penduduk ditopang pada sektor pertanian.

2.4 Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk Kecamatan Batur, Kabupaten

Banjarnegara

Keadaan sosial ekonomi dan kesejahteraan penduduk tercermin dari

angka kemiskinan di suatu daerah. Semakin berkurangnya angka kemiskinan

berarti tingkat kesejahteraan penduduk di daerah tersebut mulai meningkat.

Data angka kemiskinan tahun 2005 hingga 2008 di Kecamatan Batur

menunjukkan adanya penurunan angka kemiskinan yang signifikan, artinya

keadaan sosial ekonomi masyarakat di Kecamatan Batur mulai beranjak ke

meningkatnya kesejahteraan rumah tangga.

Data Balai Pusat Statistik Kecamatan Batur menyebutkan bahwa angka

kemiskinan di Kecamatan Batur berdasarkan hasil pendataan Sosial Ekonomi

Tahun 2005/2006 mencapai 42,6 persen, kemudian hasil Pendataan Program

Sosial 2008 (PPLS08) menunjukkan hasil yang cukup baik tercatat angka

kemiskinan sebesar 31,47 persen atau turun sebanyak 10,59 dari tahun 2005.

Page 8: POTENSI DOMBA BATUR SEBAGAI TERNAK LOKAL DI KABUPATEN BANJARNEGARA

Tabel 5. Jumlah Rumah Tangga Miskin PPLS 2008 Dirinci Menurut Desa dan Presentase di Kecamatan Batur

No Desa/KelurahanBanyaknya Rumah Tangga

Presentase(%)Jumlah Rumah

TanggaJumlah Rumah Tangga Miskin

1.2.3.4.5.6.7.8.

BaturSumberejoPasurenanBakalDieng KulonKarangtengahKepakisanPekasiran

2.3981.1375598647011.0665501.035

625304238341154270277406

26,0626,7442,5839,4721,9725,3350,3639,23

Jumlah 3.810 2.615 31,47Sumber : BPS Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010

2.5 Keadaan Peternakan Kecamatan Batur, kabupaten Banjarnegara

Jenis ternak di Kecamatan Batur cukup bervariasi. Hal tersebut dapat

dilihat dari populasi ternak yang dipelihara oleh masyarakat. Populasi ternak

di Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara dapat dilihat pada Diagram 1.

Populasi ternak terendah adalah kuda (0,03 persen). Domba merupakan

ternak yang memiliki populasi terbanyak di Kecamatan Batur, yaitu sebanyak

17.174 ekor (46,93 persen).

Komoditas utama ternak di Kecamatan Batur ialah domba yang

digunakan sebagai penghasil utama daging dan wool. Jenis domba yang

dipelihara merupakan domba hasil persilangan domba lokal (domba ekor

tipis), Domba Suffolk, dan Domba Texel atau sering disebut dengan Domba

Batur. Domba ini sangat cocok jika dipelihara di daerah dataran tinggi atau

pegunungan dengan iklim tropis basah. Peternakan Domba Batur memiliki

prospek yang baik sebab keadaan geografis Kecamatan Batur yang berada

pada ketinggian ± 1.663 – 2.560 meter diatas permukaan laut, dengan iklim

sejuk sangat cocok dengan lingkungan habitat Domba Batur. Disisi lain, curah

hujan yang cukup tinggi memudahkan peternak dalam memberikan pakan

hijauan untuk ternak ruminansia terutama ternak Domba Batur yang tersedia

cukup banyak dan tumbuh subur di wilayah sekitar Kecamatan Batur.

Page 9: POTENSI DOMBA BATUR SEBAGAI TERNAK LOKAL DI KABUPATEN BANJARNEGARA

Sumber : BPS Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010

Diagram 1. Diagram Keadaan Peternakan Kecamatan Batur

Prospek permintaan Domba Batur cukup tinggi. Beberapa peternak di

luar Kecamatan Batur seperti Bogor, tertarik untuk membeli Domba Batur

dalam jumlah yang cukup besar secara kontinyu sebanyak 500 ekor setiap

satu bulan sekali. Permintaan dalam jumlah besar dan kontinyu belum dapat

dipenuhi oleh peternak, karena populasi Domba Batur yang jumlahnya masih

terbatas. Bulu wool dari Domba Batur belum dimanfaatkan dengan baik,

padahal wool mempunyai prospek yang baik. Bulu wool hanya dimanfaatkan

untuk pembuatan bantal, guling, dan kasur. Peternak pernah mendapatkan

bantuan mesin pembuatan wool, tetapi karena pembuatan wool

membutuhkan tenaga yang kuat saat memintal wool dan pernah membuat

pekerjanya cidera, pembuatan wool dihentikan. Oleh karena itu, peternak

meminta bantuan alat pembuat wool yang lebih efisien dalam penggunaan

tenaga kerja kepada Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Kabupaten

Banjarnegara. Adanya pemanfaatan wool sebagai produk yang bernilai

ekonomis mampu menambah pendapatan peternak.

Domba Batur yang dipelihara di Kecamatan Batur menunjukkan

perkembangan cukup baik dengan populasi yang semakin meningkat.

Page 10: POTENSI DOMBA BATUR SEBAGAI TERNAK LOKAL DI KABUPATEN BANJARNEGARA

Meskipun demikian, komoditi unggulan ini justru masih dipandang sebelah

mata oleh sebagian besar masyarakat di Kecamatan Batur. Masyarakat

mengutamakan usaha pertanian sebagai sumber penghasilan utama

keluarga, sedangkan usaha Domba Batur hanya diperuntukkan sebagai

usaha sampingan. Padahal jika dioptimalkan, usaha ternak Domba Batur

mampu memberikan kontribusi yang tidak sedikit terhadap penghasilan yang

diperoleh petani. Data sebaran poulasi Domba Batur di Kecamatan Batur

yang dirinci menurut desa dapat dilihat pada tabel 5

Tabel 5. Jumlah Populasi Ternak Domba Batur Dirinci menurut Desa Di Kecamatan Batur

No Desa/Kelurahan Populasi Domba Batur (ekor)

Persentase (%)

1.2.3.4.5.6.7.8.

BaturSumberejoPasurenanBakalDieng KulonKarangtengahKepakisanPekasiran

6.6222.4431.2151.3061.3121.4061.4011.315

38,9114,35

7,147,677,718,268,237,73

Jumlah 17.020 100,00Sumber : BPS Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010

2.6 Keadaan Kelompok Tani Ternak Domba Batur

Data sekunder yang diperoleh dari Dinas terkait melaporkan bahwa,

terdapat 13 kelompok tani ternak Domba Batur yang masih aktif, tetapi

kenyataan di lapangan saat dilakukan survey, ada beberapa kelompok yang

sudah tidak aktif lagi. Kelompok yang sudah tidak aktif antara lain adalah

Srikandi (Desa Dieng Kulon), Toto Rahardjo (Desa Kepakisan), dan Sido

Maju (Desa Pekasiran). Beberapa kelompok yang sudah tidak aktif itu

mendirikan kelompok bertujuan untuk mendapatkan bantuan ternak Domba

Batur dari pemerintah.

Page 11: POTENSI DOMBA BATUR SEBAGAI TERNAK LOKAL DI KABUPATEN BANJARNEGARA

Tabel 7. Daftar Kelompok Tani Ternak Domba Batur

No Nama Kelompok Alamat Jumlah Anggota (orang)

1 Mantap Desa Batur 272 Mandiri (SMD) Desa Batur 243 Caping Gunung Dusun Bandingan 254 Sido Hasil Dusun Bakalan 545 Berkah Dusun Jlegong 306 Ngudi Rahayu Dusun Tieng 307 Guci Mulyo Desa Sumberejo 308 Tunas Melati Desa Pasurenan 249 Sido Maju Desa Pekasiran 30

10 Toto Raharjo Desa Kepakisan 3011 Abadi Desa Bakal 2412 Sumber Harapan Desa Karang Tengah 3013 Srikandi Desa Dieng Kulon 30

Total 388Sumber: Data Sekunder, 2011

Kegiatan kelompok tani ternak Domba Batur di Kecamatan Batur terdiri

dari kegiatan rutin dan kegiatan insidental. Kegiatan rutin kelompok terdiri dari

pertemuan bulanan dan biasanya dilakukan setiap 35 hari sekali. Pertemuan

tersebut dilakukan di rumah ketua kelompok, atau bergilir di rumah anggota.

Pertemuan umumnya dilakukan setiap pasaran dan sering diisi dengan

penjelasan atau penyuluhan oleh Petugas Penyuluh Lapangan (PPL).

Kegiatan insidental adalah peternak yang berkunjung ke peternak lain untuk

berdiskusi dan melihat usaha ternak Domba Batur, atau disebut dengan

anjangsana.

2.7 Tingkat Pendapatan Peternak Domba Batur

Suharyanto dkk (2004) menyatakan bahwa, pendapatan usaha tani

merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya produksi. Pendapatan

usaha tani merupakan ukuran penghasilan yang diterima oleh petani dari

usaha taninya. Analisis usaha tani, pendapatan petani digunakan sebagai

indikator penting karena merupakan sumber utama dalam mencukupi

kehidupan sehari-hari. Tingkat pendapatan peternakDomba Batur dapat

dilihat pada Tabel 8.

Page 12: POTENSI DOMBA BATUR SEBAGAI TERNAK LOKAL DI KABUPATEN BANJARNEGARA

Tabel 8. Tingkat Pendapatan

No Tingkat PendapatanJumlah (orang)

Persentase (%)

1 Tinggi (4.634.334 - 6.700.000) 5 6,582 Sedang (2.568.667 - 4.634.333) 15 19,743 Rendah (503.000 - 2.568.666) 56 73,68

Jumlah 76 100,00Sumber : Ahsin (2010)

Tabel 8 menunjukkan bahwa sebanyak 73,68 persen peternak Domba

Batur masih memiliki pendapatan yang rendah, yaitu pendapatannya kurang

dari Rp 2.568.666,00 per tahun. Pendapatan tersebut masih dibawah standar

Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten Banjarnegara yang berkisar

antara Rp 400.000 sampai dengan Rp 500.000 per bulan.

Rendahnya pendapatan yang diperoleh peternak disebabkan karena

jumlah ternak Domba Batur yang dimiliki sebagian besar peternak masih

rendah, yaitu kurang dari 10 ekor. Hal ini menyebabkan biaya produksi untuk

usaha ternak tinggi, tapi biaya tersebut tidak diikuti dengan penerimaan yang

tinggi dan penjualan yang kontinyu, sehingga pendapatan yang diperoleh

peternak tidak tetap. Oleh karena itu, untuk meningkatkan pendapatan perlu

penambahan jumlah ternak. Soekartawi (2002), jumlah kepemilikan ternak

memepengaruhi pendapatan peternak dan jumlah ternak yang dipelihara

sangat mempengaruhi efisiensi usaha. Semakin banyak ternak yang

dipelihara maka semakin tinggi pendapatan yang diperoleh dan sebaliknya,

semakin sedikit jumlah ternak yang dimiliki maka semakin rendah pula

pendapatan yang diperoleh. Selain itu, sebagian besar peternak

mengusahakan ternak Domba Batur hanya sebagai usaha sambilan, peternak

lebih mengutamakan pertanian, sehingga penerimaan dari sektor peternakan

Domba Batur sedikit (Ahsin, 2010).

Faktor lain yang mempengaruhi tingkat pendapatan peternak Domba

Batur rendah adalah cara beternak yang tidak berubah dari tahun ke tahun,

sebagian besar peternak belum memanfaatkan teknologi peningkatan kualitas

pakan, seperti amoniasi, silase, fermentasi. Hal tersebut disebabkan

terbatasnya akses informasi peternak. Peternak yang mencari informasi dari

media informasi ataupun berkomunikasi dengan peternak-peternak lain

Page 13: POTENSI DOMBA BATUR SEBAGAI TERNAK LOKAL DI KABUPATEN BANJARNEGARA

tentang ilmu peternakan dapat meningkatkan pengetahuan dan teknologi

beternak, serta meningkatkan produktivitas ternak (Wijayanty, 2010).

2.8 Kontribusi Pendapatan Usaha Ternak Domba Batur terhadap

Pendapatan Usahatani

Kontribusi pendapatan usaha ternak merupakan besarnya sumbangan

pendapatan yang berasal dari usaha ternak yang dibandingkan dengan

pendapatan dari usaha lain yakni usaha pertanian. Besarnya kontribusi usaha

ternak Domba Batur terhadap total pendapatan yang diterima peternak

(pendapatan usaha ternak dan usaha tani) ialah sebesar 28,57 persen

(Sugianto, 2010). Artinya, usaha Domba Batur di Kecamatan batur

menyumbang cukup besar terhadap penerimaan peternak sebanyak 28,57

persen. Meskipun besarnya sumbangan belum cukup tinggi, namun memiliki

peran yang signifikan dalam meningkatkan pendapatan peternak. Hal

tersebut diperkuat oleh penelitian Sugianto (2010) yang menyebutkan bahwa

besarnya sumbangan ternak Domba Batur dari skala usaha yang kecil,

namun memiiki kontribusi yang besar. Dengan demikian, jika skala usaha

ditingkatkan, maka pendapatan peternak akan semakin meningkat.

2.9 Tata Laksana Usaha Ternak Domba Batur, Kabupaten Banjarnegara

Usaha ternak Domba Batur di kabupaten Banjarnegara merupakan

usaha ternak yang dijalankan secara tradisional dan terintegrasi dengan

usaha pertanian. Secara umum peternak Domba Batur melakukan pola

pemberian pakan secara sederhana yakni dengan memberikan hijauan yang

berupa rumput, limbah pertanian serta pemberian air yang addlibitum karena

sumber alam yang melimpah.. Meskipun manajemen pemeliharaan masih

terhitung sederhana tetapi ada pola yang diadopsi dan dilaksanakan hingga

sekarang yaitu sistem Zero Waste.

Page 14: POTENSI DOMBA BATUR SEBAGAI TERNAK LOKAL DI KABUPATEN BANJARNEGARA
Page 15: POTENSI DOMBA BATUR SEBAGAI TERNAK LOKAL DI KABUPATEN BANJARNEGARA

III. SARAN

1. Pemerintah melalui Petugas Penyuluh Pertanian (PPL) melakukan

pendekatan terhadap peternak dalam satu kelompok, maupun antar

kelompok, sehingga tercipta komunitas usaha ternak Domba Batur yang

solid.

2. Pemerintah diharapkan memberikan bantuan mesin pembuat wool,

untuk meningkatkan nilai ekonomi dari wool, agar pendapatan peternak

Domba Batur meningkat, sehingga peternak dapat menggeser usaha

ternak Domba Batur, yang awalnya sebagai usaha sambilan menjadi

usaha utama.

3. Pemerintah diharapkan dapat berperan aktif dalam pengembangan

peternakan Domba Batur melalui pemberian bantuan modal atau

membuka kredit dari semua sumber dengan cara yang mudah sehingga

peternak dapat meningkatkan skala usaha.

4. Petugas penyuluh lapangan (PPL) diharapkan selalu aktif dan terjadwal

dalam memberikan pelatihan-pelatihan atau workshop untuk

mentransfer teknologi peternakan terbaru yang dapat mengingkatkan

produktivitas ternak sehingga pendapatan peternak dapat ditingkatkan.

5. Perubahan kearah yang lebih baik merupakan tanggung jawab

bersama, sehingga diperlukan kerjasama yang baik antara peternak,

pemerintah, dalam mengembangkan usaha ternak Domba Batur.

6. Sebaiknya peternak mampu menempatkan usaha ternak bukan hanya

sebagai usaha sambilan, tapi memprioritaskan skala usahanya untuk

memperoleh pendapatan yang lebih optimal.

Page 16: POTENSI DOMBA BATUR SEBAGAI TERNAK LOKAL DI KABUPATEN BANJARNEGARA

DAFTAR PUSTAKA

Ahsin, M.A. 2010. Studi Modal Sosial Pada Kelompok Tani Ternak Domba Batur dan Hubungannya Dengan Pendapatan Peternak di Kecamatan Batur Kabupaten Banjarnegara. Skripsi. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.

Badan Pusat Statistik (BPS). 2009. Kecamatan Batur Dalam Angka (Batur in Figure) 2009. Kerjasama Bappeda dan BPS Kabupaten Banjarnegara. Banjarnegara.

Dinas Pertanian, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Banjarnegara. 2006. Profil Domba Batur. Banjarnegara.

Priyono. 2009. Domba Batur Plasma Nutfah yang Harus Dilestarikan. Artikel Ilmiah Universitas Diponegoro. Semarang

Soekartawi. 2002. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Codd Douglas. PT Raya Grafindo Persada. Jakarta.

Suharyanto, Suprapto dan Rubiyo. 2004. Analisis Pendapatan dan Distribusi Pendapatan Usahatani Tanaman Perkebunan Berbasis Kelapa di Kabupaten Tabanan. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Vol 7, No 2, Juli 2004: 146-154.

Sugianto, Arif. 2010. Kontribusi Usaha Ternak Domba Batur dalam Sistem Usaha Tani Terpadu di Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Skripsi. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.

Wijayanty, V. A. 2010. Studi Modal Sosial Pada Kelompok Tani Ternak Kambing Peranakan Etawah ” Setya Makarya Tani ” Desa Tanjung Tirta Kecamatan Punggelan Kabupaten Banjarnegara. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Jendral Soedirman. Purwokerto. (Tidak di publikasikan)