potensi disintegrasi nasional

Upload: lelo-susilo

Post on 06-Apr-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/3/2019 Potensi Disintegrasi Nasional

    1/7

    POTENSI DISINTEGRASI NASIONAL

    Nama :Lelo Susilo R.H

    NIM :108114058

    Kelas : B

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2011

  • 8/3/2019 Potensi Disintegrasi Nasional

    2/7

    Latar Belakang

    Dewasa ini, bangsa Indonesia banyak mengalami krisis persatuan dan kesatuan.

    Banyak orang yang lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan

    umum, sehingga hilangnya persatuan dan kesatuan ini dapat menyebabkan timbulnya

    disintegrasi bangsa. Sedangkan arti dari disintegrasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

    adalah hilangnya keutuhan atau persatuan.

    Krisis moneter yang disertai krisis ekonomi dan politik di Indonesia yang berlangsung

    sejak pertengahan 1997, membawa implikasi ganda, baik yang bersifat positif maupun negatif,

    bagi masa depan politik Indonesia. Aspek positif dari krisis tersebut adalah timbulnya

    gelombang tuntutan reformasi total, khususnya di bidang politik, ekonomi dan hukum.Mundurnya Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998 telah memberikan kesempatan emas bagi

    rakyat dan bangsa Indonesia untuk menata kembali sistem politik, ekonomi, dan hukum ke arah

    yang lebih sehat, adil, dan demokratis. Meski di tengah euforia politik saat ini masih terdapat

    gejolak politik di antara mereka yang pro pemerintah dan yang anti pemerintah, diharapkan

    transisi menuju demokrasi ini akan dapat dilalui secara damai seperti yang dicita-citakan

    sebagian besar rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia tampaknya tidak menginginkan terulangnya

    kembali lingkaran setan suatu proses dari tirani menuju ke demokrasi, anarki politik dan kembali

    ke tirani lagi, seperti yang terjadi pada proses pergantian kepemimpinan nasional dari Soekarno

    ke Soeharto.

    Masalah

    Masalah disintegrasi politik akhir-akhir ini menjadi perhatian sekaligus sumber

    kekhawatiran yang luas, baik di kalangan masyarakat, intelektual, maupun kalangan

    pemerintah. Kekhawatiran itu tidak hanya bersumber dari tuntutan pemisahan diri sebagian

    rakyat, tetapi juga lantaran maraknya kerusuhan sosial di beberapa kota besar dan kecil selama

    akhir-akhir ini.

  • 8/3/2019 Potensi Disintegrasi Nasional

    3/7

    Masalah yang akan diangkat pada makalah ini adalah:

    Apakah disintegrasi itu?

    Apa dampak dari disintegrasi ?

    Bagaimana upaya untuk mencegah disintegrasi?

    Kajian Permasalahan

    A. Pengertian Disintegrasi

    Disintegrasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu keadaan tidak bersatu padu

    atau keadaan terpecah belah; hilangnya keutuhan atau persatuan; perpecahan.

    Integrasi: Perspektif Teoritis

    Konsep integrasi biasanya menunjuk pada upaya penyatuan berbagai kelompok

    masyarakat yang berbeda-beda secara sosial, budaya, maupun politik ke dalam satu kesatuan

    wilayah untuk membangun kesetiaan yang lebih besar dan bersifat nasional. Dalam hal ini

    integrasi dipandang sebagai usaha meniadakan kesetiaan-kesetiaan picik dan ikatan-ikatan

    sempit dalam rangka membangun kesetiaan dan ikatan yang lebih luas ke arah pembentukan

    identitas sosio-kultural dan politik yang bersifat nasional. Selain itu, istilah integrasi sering juga

    dipergunakan untuk menunjuk pada upaya membangun suatu otoritas atau kewenangan

    nasional; penyatuan pemerintah dengan yang diperintah; konsensus tentang nilai-nilai kolektif;

    dan soal kesadaran setiap anggota masyarakat untuk memperkokoh ikatan di antara mereka.

    B. Bahaya Disintegrasi

    Nasionalisme yang melambangkan jati diri bangsa Indonesisa yang selama ini demikian

    kukuh, kini mulai memperlihatkan keruntuhan. Asas persamaan digerogoti oleh ketidakadilan

    pengalokasian kekayaan yang tak berimbang antara pusat dan daerah selama ini.

  • 8/3/2019 Potensi Disintegrasi Nasional

    4/7

    Menurut Aristoteles, persoalan asas kesejahteraan yang terlalu diumbar, merupakan

    salah satu sebab ancaman disintegrasi bangsa, di samping instabilitas yang diakibatkan oleh

    para pelaku politik yang tidak lagi bersikap netral.

    Meskipun barangkali filosof politik klasik Aristoteles dianggap usang, namun bila dlihat

    dalam konteks masa kini, orientasinya tetap bisa dijadikan sebagai acuan. Paling tidak untuk

    melihat sebab-sebab munculnya disintegrasi bangsa.

    Maka menyikapi berbagai kasus dan tuntutan yang mengemuka dari berbagai daerah

    sudah barang tentu diperlukan konsekuensi politik dan legitimasi bukan janji-janji sebagaimana

    yang dikhawatirkan oleh banyak kalangan.

    Legitimasi diperlukan tidak saja untuk menjaga stabilitas tetapi juga menjamin adanya

    perubahan nyata dan konkret yang dapat dirahasiakan langsung oleh warga terhadap tuntutan

    dan keinginan mereka. Namun, bagaimanapun juga kita tetap mesti berupaya agar tuntutan

    terhadap pemisahan dari kesatuan RI dapat diurungkan. Dalam hal ini diperlukan kejernihan

    pikiran, kelapangan dada dan kerendahan hati untuk merenungkan kembali makna kesatuan

    dan persatuan, sekaligus menyikapi secara arif dan bijak terhadap berbagai kasus dari tuntutan

    berbagai daerah.

    Oleh karena itu potensi konflik dan disintegrasi berakar pula pada kecenderungan elite

    politik di hampir semua tingkat untuk memanipulasi aspirasi dan kepentingan masyarakat.

    Lebih jelas lagi, potensi disintegrasi itu muncul ketika elite politik, terutama elite birokrasi

    negara (sipil maupun militer), memanipulasi kepentingan pribadi, keluarga, dan kelompok

    sebagai kepentingan nasional serta menyalahgunakan otoritas negara untuk melindungi dan

    mempertahankan vested interestsemacam itu. Fenomena manipulasi itulah tampaknya yang

    lebih relevan dalam melihat berbagai kasus empirik yang berkaitan dengan soal integrasi dalam

    periode Orde Baru dan pasca Orde Baru dewasa ini. Karena itu pula, disintegrasi bisa menjadi

    ancaman serius bagi bangsa Indonesia jika para elite politik terus menerus melakukan

    manipulasi atas aspirasi, isu, dan realitas kultural masyarakat, terutama di tingkat lokal.

  • 8/3/2019 Potensi Disintegrasi Nasional

    5/7

    Misalnya kasus-kasus kerusuhan Ambon (yang merupakan kelanjutan dari kerusuhan

    Ketapang dan Kupang), penindasan negara atas masyarakat di Aceh dan Timor Timur walaupun

    dalam beberapa soal bisa dikecualikan, mencerminkan dengan jelas bahwa masalah integrasi

    yang tengah dihadapi Indonesia tidak semata-mata integrasi yang bersifat vertikal, melainkan

    juga integrasi horizontal. Akibat manipulasi terus-menerus yang dilakukan oleh negara,

    kerusuhan 13-15 Mei 1998 berkembang menjadi kerusuhan berbau rasial (anti Cina). Di Ambon

    dan Maluku pada umumnya, konflik dipertajam oleh isu yang lebih sensitif lagi, yaitu agama

    Islam dan agama Kristen yang tumpang tindih dengan soal kesenjangan sosial ekonomi antara

    penduduk asli dan para pendatang. Sementara di Sambas, Kalimantan Barat, konflik etnis

    Madura dengan Melayu serta Dayak tumpang tindih dengan soal kesenjangan sosial ekonomi

    diantara kedua kelompok etnik tersebut.

    Pembelahan masyarakat secara kultural adalah realitas obyektif bangsa Indonesia yang

    tidak mungkin ditiadakan. Ironisnya, upaya peniadaan sekat-sekat primordial itulah yang

    selalu diupayakan selama sekitar 30 tahun Orde Baru melalui berbagai kebijakan yang sangat

    sentralistik, seragam, dan memarjinalkan kontribusi faktor lokal. Oleh karena itu, integrasi dan

    stabilitas yang dicapai oleh rezim Orde Baru sesungguhnya adalah integrasi dan stabilitas semu

    yang diraih melalui strategi kooptasi atas elite lokal, represi terhadap aspirasi alternatif dari

    masyarakat, dan pemberian ganjaran ekonomi serta kekuasaan bagi mereka yang mendukung

    tetap tegaknya otoritarianisme. Akibatnya, ketika negara tak sanggup lagi membiayai dan

    mempertahankan otoritarianisme politik, maka harmoni dan integrasi semu Orde Baru secara

    berangsur-angsur runtuh pula.

    C. Upaya Mencegah Disintegrasi

    Indonesia akan disintegrasi atau tidak pasti akan menimbulkan pro dan kontra yang

    disebabkan dari sudut pandang mana yang digunakan. Reformasi sudah berjalan bertahun-

    tahun, apa yang telah didapat, bahkan rakyat kecil sudah mulai menilai bahwa kehidupan di

    masa Orde Baru lebih baik bila dibandingkan dengan saat ini. Pandapat rakyat tersebut terjadi

    karena hanya dilihat dari sudut pandang harga kebutuhan pokok sehari-hari dan itu tidak salah

    karena hanya satu hal tersebut yang ada dibenak mereka. Kemudian ada kelompok masyarakat

    yang selalu menuntut kebebasan, dan oleh kelompok yang lain dikatakan sudah kebablasan.

  • 8/3/2019 Potensi Disintegrasi Nasional

    6/7

    Kemudian timbul kembali pertanyaan apa itu reformasi? Yang jelas bangsa Indonesia semua

    menginginkan kehidupan yang lebih baik melalui reformasi setelah hidup di era Orde Baru.

    Dengan demikian bangsa ini sudah mendekati disintegrasi kalau tidak memiliki

    pegangan. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh bangsa dan negara ini dalam upaya

    untuk bangkit kembali, yaitu :

    1. Pancasila dan UUD 1945 harus digemakan lagi sampai ke rakyat yang paling bawah, dalam

    rangka pemahaman dan penghayatan.

    2. GBHN yang pernah ada yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam membangun bangsa

    dan negara perlu dihidupkan kembali.

    3. Para tokoh dan elit bangsa harus dapat memberi contoh dan menjadi contoh bagi rakyat,

    jangan selalu bertengkar dan saling mencaci maki hanya untuk kepentingan kelompok atau

    partai politiknya.

    4. Budaya bangsa yang adi luhur hendaknya diangkat untuk diingat dan dilaksanakan oleh

    bangsa ini yaitu budaya saling hormat menghormati.

    5. TNI dan POLRI harus segera dibangun dengan tahapan yang jelas yang ditentukan oleh DPR.

    Jangan ada lagi curiga atau mencurigai antar unsur bangsa ini karena keselamatan bangsa dan

    negara sudah terancam.

    KESIMPULAN

    1. Disintegrasi :

    >Disntegrasi berasal dari kata dis = tidak dan integrasi = menyatu/ penyatuan

    >Disintegrasi adalah peristiwa terpecahnya/lepasnya suatu bagian/ wilayah dari suatu negara

    dan berdiri sendiri sebagai negara merdeka

    >Disintegrasi memiliki makna yang hampir sama dengan kata separatism, tapi separatisme lebih

    ditujukan kepada gerakan pemberontakan suatu wilayah untuk melepaskan diri dari kesatuan

    sebuah Negara.

  • 8/3/2019 Potensi Disintegrasi Nasional

    7/7

    2. Disintegrasi harus dicegah mulai dari sekarang, misalnya:

    Diperlukan penanganan yang cepat atas potensi disintegrasi, tetapi tidak gegabah Bersikap adil Dimulai dari diri sendiri

    Sumber:

    http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/, tanggal akses 25 april 2011

    http://wikipedia.org/sociology/ ,tanggal akses 25 april 2011

    http://google.com/social-sciences/ ,tanggal akses 25 april 2011

    http://mx.reocities.com/Tokyo/shores/3876/dis.html,tanggal akses 25 april 2011

    http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20091205213249AAMe4qw,tanggal

    akses 25 april 2011

    http://mx.reocities.com/Tokyo/shores/3876/dis.htmlhttp://mx.reocities.com/Tokyo/shores/3876/dis.htmlhttp://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20091205213249AAMe4qwhttp://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20091205213249AAMe4qwhttp://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20091205213249AAMe4qwhttp://mx.reocities.com/Tokyo/shores/3876/dis.html