ponpes putra putri al ikhlas dawar boyolali jawa tengah

Upload: shinta-hadinata

Post on 13-Jul-2015

511 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Pondok Pesantren Al Ikhlas Boyolali berlokasi di Dusun Dawar, Kelurahan Manggis, Kecamatan Mojosongo, dan Kabupaten Boyolali. Batas wilayah sebelah barat adalah Dusun Kiringan, sebelah selatan Dusun Ngemplak, sebelah timur Dusun Sepet dan sebelah Utaranya adalah kelurahan Juruk. 1. Dawar Pondok Pesantren Al-Ikhlas Dawar terletak di desa Dawar, Manggis, Mojosongo Boyolali Jawa Tengah, didirikan pada tahun 1993 oleh KH Thoha Asfari MH yang merupakan putra asli desa tersebut. Pada awal berdirinya, pondok yang berlokasi 6 Km dari pusat kota Boyolali ini, mengkhususkan pada santri usia dasar dan menengah. Namun dalam masa perkembangan berikutnya berdatangan pula para santri yang berusia sekolah menengah tingkat atas. Dari waktu kewaktu jumlah santri yang datang semakin bertambah, bukan saja yang berasal dari kawasan setempat namun juga berdatangan dari berbagai kota, baik dalam propinsi maupun antar propinsi. Sebagai mana pondok pesantren lainnya, pondok pesantren Al-Ikhlas Dawar juga melengkapi dirinya dengan sarana tempat tinggal santri, yang biaya pembangunannya diupayakan secara swadaya. Sejarah berdiri dan Pengembangannya Pondok Pesantren Al-Ikhlas

116

117

Misi dari berdirinya pondok pesantren Al-Ikhlas Dawar adalah untuk berperan serta dalam mencerdaskan anak bangsa, melalui pembekalan ilmu-ilmu agama islam dan ilmu-ilmu umum terapan. Dengan demikian melalui pondok pesantren Al-Ikhlas Dawar ini, akan lahir generasi muda yang berilmu dan beriman serta berkepribadian luhur sesuai karakter bangsa Indonesia. Sesuai dengan namanya, pondok pesantren ini menanamkan kapada para santri keikhlasan dalam segala amal perbuatan. Pondok Pesantren Salafiyah Al-Ikhlas yang terletak di desa Dawar RT.02 RW 03, Manggis, Mojosongo, Boyolali, Jawa Tengah. Menekankan kepada para santrinya untuk siap menjadi manusia wiraswasta. Sehingga pondok ini memberi bekal berbagai ketrampilan, diantaranya, bertani, beternak sapi, unggas dan perkoperasian. Tujuan diadakannya progam pengembangan pondok pesantren dalam bidang usaha ini adalah: Mendidik dan membekali para santri dengan ilmu pengetahuan, ketrampilan dan kewirausahaan. Meningkatkan dan menambah sumber-sumber pendapatan bagi pondok pesantren dan masyarakat. Mendidik masyarakat sekitar pondok pesantren tentang cara-cara dan teknik yang lebih maju dalam menjalankan usaha agrobisnis dan sekaligus memperkenalkan berbagai komoditas yang mempunyai nilai ekonomi yang lebih baik. Manfaat diadakannya progam pengembangan dalam bidang usaha (agribisnis) adalah: diharapkan santri dapat mengembangkannya melalui masyarakat atau lebih dikenal dengan istilah transfer teknologi. Sehingga ketika santri pulang dari

118

pesantren dapat mengembangkan apa yang diperolehnya dari pesantren, baik itu ilmu agamanya maupun agribisnisnya. 2. Identitas Pondok Pesantren 1. Nama pesantren 2. Tahun Berdiri 3. Status 4. Alamat pesantren : Ponpes Salafiyah Al-Ikhlas : + 1993 : Swasta mandiri : Dawar, Manggis, Mojosongo, Boyolali, Jawa Tengah. Kode Pos 57301. Telp (0276) 320590 3. Visi dan Misi Visi Pondok Pesantren Al-Ikhlas a. Mengamalkan, mengembangkan, dan menyebarluaskan syariat Islam di tengah-tengah maysrakat Indonesia yang majmuk menuju masyarakat madani yang mampu menjawab tatangan masa depan. b. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu-ilmu keagamaan dan ilmu-ilmu pengetahuan lainnya untuk ikut serta membantu menciptakan kader agama dan bangsa yang ber SDM tinggi, sedangkan Misinya: a. Mencetak kader dakwah yang memiliki kemampuan ilmu yang tinggi dan berahlaq al-karimah dan mampu ber-amar maruf nahi mungkar baik bil aqwal

119

maupun bil-afal, dimanapun mereka berada serta apapun profesi dan jabatannya; b. Memberikan kesempatan kepada umat Islam Indonesia dari segala lapisan masyarakat untuk mendalami ilmu-ilmu keagamaan Islam dan ilmu-ilmu pengetahuan lainnya di lembaga-lembaga yang disediakan yayasan pondok pesantren al-Ikhlas dawar Boyolali, untuk bekal mereka menjadi kader agama dan bangsa yang sholih dan sholikhah dan berwawasan nasional yang diandalkan sekaligus menjadi juru dawah yang dapat menata masyarakat menuju masyarakat muslim madani. Dok. 4. Tujuan dan Target a. Tujuan Tujuan Progam Pendidikan Pondok Pesantren Adalah : a) Mengkondisikan aqidah dan ahlaq santri yang islami dalam kehidupan seharihari. b) Mengkondisikan santri agar terbiasa hidup teratur, tertib, dan disiplin dalam mengisi waktu luang, waktu belajar, beribadah, dan aktifitas harian lainnya. c) mengoptimalkan pola pembinaan siswa secara terpadu antara sekolah umum dengan pesantren. b. Target

120

a) Santri terbina aqidahnya lewat pendidikan talim/ Dirosah Islamiyah dan pembinaan ibadah secara rutin terutama jamaah sholat wajib. b) Santri dapat secara rutin (istikomah) melaksanakan aktifitas belajar mandiri c) Santri mampu berceramah / pidato / berkutbah dengan tekniik retorika / protokoler d) Santri terbina ahlaknya melalui internalisasi adab Islami dalam kehidupan sehari-hari. 5. Pendidikan dan Kurikullum yang Diselenggarakan Secara garis besar pondok pesantren terbagi menjadi tiga golongan yakni: Pertama pondok pesantren yang mengadopsi sistem madrasah/ klasik, dan kurikulumnya pun menyesuaikan dengan kurikulum pemerintah, dengan menyelenggarakan MI, MTs, MA atau menyelenggarakan SD, SLTA, dan SMU/ SMK. Pesantren jenis ini sering disebut pesantren khalafiyah/ modern. Kedua pondok pesantren salafiyah, yaitu pesantren yang masih tetap mempertahankan sistem pendidikan khas pesantren, baik kurikulumnya maupun metode pendidikannya. Bahan ajar meliputi ilmu-ilmu agama islam, dengan

menggunakan ketab-kitab kuning berbahasa arab. Sedangkan kategori ketiga adalah tipe pondok pesantren campuran/kombinasi. Sebagaimana hal diatas, Pondok Pesantren Al-Ikhlas telah

mengkombinasikan dua jenis kategori sistem pendidikan jalur sekolah untuk mengikuti perkembangan zaman, juga tetap menyelenggarakan pendidikan salafiyah, untuk memenuhi tuntutan masyarakat. Adapun kurikulum yang dipakai

121

dalam Pondok Pesantren Al-Ikhlas menggunakan kurikulum khas pesantren yang selama ini berlaku, hanya menambah beberapa mata pelajaran umum dalam kurikulum pesantren. Mata pelajaran umum yang digunakan pada pondok pesantren Al-Ikhlas tersebut ada yang harus diajarkan oleh guru melalui proses belajar mengajar tatap muka dan ada yang dapat diberikan melalui penyediaan buku-buku perpustakaan atau penugasan dan bimbingan yang dilakukan oleh guru pembimbing. Mata pelajaran yang harus diajarkan oleh guru melalui proses belajar mengajar tatapmuka ialah Bahasa Indonesia, Matematika, Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Mata pelajaran umum lainnya yaitu : Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan serta bahasa Inggris yang bisa diberikan melalui penyediaan buku-buku perpustakaan. Proses belajar mengajar dalam progam wajib belajar pendidikan dasar pada pondok pesantren salafiyah disesuaikan dengan kegiatan yang sudah berlaku di pesantren. Pendidikan umum tersebut diberikan dalam rangka ikut mensukseskan program pendidikan dasar 9 tahun yang dicanangkan pemerintah. Disamping metode pembelajaran yang digunakan dalam proses wajib belajar 9 tahun, Pondok Pesantren Salafiyah Al-Ikhlas juga masih menerapkan beberapa metode yang sudah mapan dan mengakar dalam dunia pesantren seperti bandongan, sorogan, hafalan, dan munazharah. Metode bandongan atau biasa disebut metode wetonan adalah cara penyampaian kitab kuning dimana seorang guru, kyai, atau ustadz membacakan dan menjelaskan isi kitab kuning sementara santri, murid atau siswa mendengarkan , memberei makna dan menerima. Metode

122

hafalan adalah yaitu

santri disuruh menghafal mata pelajaran yang perlu

dihafalkan oleh semua santri dibawah bimbingan dan pengawasan seorang ustad/kiai para santri diberi tugas untuk menghafal bacaan-bacaan dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan metode sorogan adalah kegiatan pembelajaran yang menitik beratkan pada pengembangan kemampuan seseorang (individu) dibawah bimbingan seorang kyai/ustadz. Sementara metode munazharah adalah penyajian bahan pelajaran denagn cara murid/santri membahasnya bersama-sama melalaui tukar pendapat tentang suatu topik atau masalah tertentu. Metode diskusi ini bertujuan agar para santri aktif dalam belajar. Metode ini juga akan menumbuhkan pemikiran logis, kritis dan analitis bagi para santri. Proses

pembelajaran yang digunakan dalam pondok pesantren Al-Ikhlas yang telah menyelenggarakan progam wajar Dikdas 9 tahun sangat berbeda dengan proses pembelajaran yang digunakan pada sekolah-sekolah umum baik itu SD maupun SMP. Pada bulan suci ramadhan pondok pesantren salafiyyah Al-Ikhlas juga

mengadakan pengajian kilatan (pengajian kitab kuning yang dibaca dalam waktu satu bulan), santri yang belajar pada bulan suci ramadhan tersebut banyak yang datang dari berbagai daerah, dari berbagai usia dan biasanya hanya menetap pada bulan ramadhan saja. Secara umum untuk kurikulum yang diterapkan pihak pesantren adalah kurrikulum (terutama materi keagamaan) yang sama diberlakukan oleh pesantrenpesantren lain di Indonesia yang menggunakan masih kitap kuning ataupun kitap

123

klasik (kutub al-turats) ala ahlussunah wa aljamaah. Disebut klasik karena kitab-kitab tersebut ditulis oleh para ulama tempo dulu. Kitab-kitab tersebut telah dianggap mencapai puncak kejayaan sehingga digunakan kalangan pesantren termasuk pondok pesantren Salafiyyah Al-Ikhlas Dawar. Beberapa kitap klasik yang dikaji di pesantren ini adalah terbagi menjadi beberapa katagori: antara lain ilmu fiqh; dengan kajian kitab Safinat al Najt, Fath al Qoreib, Fath al Muin, Fath al Wahhab, Bidayat al Mujtahid, dan Faroidl. Ushul Fiqh dengan salah satu kajian kitabnya adalah Waraqat. Kemudian tasawuff dengan kitab kajiannya meliputi Sulam al Taufiq dan Ihya Ulumuddin. Kemudian hadits dengan beberapa kitab seperti Bulughul al Maram, Mukhtar al Hadits, Arbain Nawawiyyah dan Mushtholat al Hadits. Tafsir dengan kajian adalah seperti Tafsir Jallalain. Aqidah dengan beberapa kitab dasarnya adalah Aqidah al Awam, Qathr al Gaits, Jauhur al Tauhid, Nahwu Sharaf dengan kajian kitabnya adalah Muttammimah, Kailani, Alfiyah Ibnu malik, kemudian akhlaq dengan beberapa kajian kitab antara lain adalah Kitab Uqud al Lijain, Nashaih al Ibad dan Izhatun Nasyiin. 6. Tenaga Pengajar (Asaatidz) Sebagaimana keterangan diatas bahwa pondok pesantren merupakan sub kultur pendidikan yang tergolong unik yang mana proses pendidikan dan pengajaran dilakukan hampir 24 jam, maka proses tersebut juga berlaku di Pondok Pesantren salafiyah Al-Ikhlas. Selama hampir 24 jam para santri dididik, diberi pelajaran baik akhlaq maupun pengetahuan akan ilmu-ilmu keislaman.

124

Dalam proses pengajaran ini--transformasi ilmu ke santri, pesantren al Ikhlas Dawar dibantu oleh 25 tenaga pengajar, yang mana ke dua puluh lima tenaga pengajar tersebut sudah dipercaya dan dapat mengayai proses belajar santri. Ada juga dari santri senior yang telah dipercaya untuk mengajarkan ilmunya kepada adiknya (santri yunior). Sehingga dalam proses belajar mengajar, pondok pesantren salafiyah Al-Ikhlas tidak mengalami hambatan.

Tabel: 1 PEMBAGIAN TUGAS SEBAGAI GURU MATA PELAJARAN MADRASAH TAHUN PELAJARAN : 2010/2011.

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Nama KH. Thoha Asfari,MH Hijrah Saputra Muslim Musyafak Zaen Ahmad Sidiq Teguh Iman Shodiq Miftah Fajar Nanik Shofiana Muslim Choiri Hasyim Asari Siti Zubaidah Misbahul Rozak Nur Halimah Zaki Mubarok Ahmad Sholih Ali Murtadho

Kode Guru TH HS MS MZ ASQ TI MF NS MC HA SZ MR NH ZM AS AM

Mapel Tafsir Jalalain Fiqih BTA. Aqidah Ahlaq Tahaji Mutholaah Imla Al-quran Shorof Alfiyah Nahwu Faroid Tarikh Tafsir Tauhid Tajwid

125

17 18 19 20 21 7.

Abdullah Abi Dardak, S.Sos.I, M.Pd.I M. Fachrudin Agus Joko Th Yanti Kondisi Santri/Siswa

AB AD MF AJ YT

Ilal Ihya Ulumudin Bahasa Arab Qowaidul Fiqhiyah Bahasa Inggris

Pondok Pesantren Salafiyyah Al-Ikhlas Dawar Boyolali yang berdiri tahun 1993, sekarang telah memiliki 200 santri putra-putri yang semuanya tinggal di dalam asrama pondok atau biasa disebut dengan santri mukimin. Mereka datang dari berbagai daerah penjuru nusantara. Seperti Magelang, Boyolali, Klaten, Salatiga, Semarang, Jakarta, Sumatra, Malang dan beberapa daerah lain. Mayoritas santri ini berasal dari pedesaan dan lahir dari para orang tua yang kesehariannya berprofesi sebagai petani. Dengan tingkatan ekonomi wali murid yang relatif bawah, maka sudah tentu iuran yang dikenakan sangat sedikit, dan banyak juga santri yang datang kepondok hanya bermodalkan tekat bulan mencari ilmu, sehingga pondok juga melayani atau menerima santri yang gratis (tidak dikenai biaya makan dan tempat tinggal). bahkan tidak sedikit dari santri yang tidak mendapatkan kiriman uang dari orang tuanya, sehingga beban itu menjadi tanggung jawab kyai. Atas dasar kenyataan inilah Pengasuh pondok melakukan upaya-upaya konkrit demi memenuhi kebutuhan mereka. Diantara upaya nyata yang dilakukan Pengasuh adalah meningkatkan usaha agrobisnis dengan melibatkan beberapa

126

santrinya. Agribisnis yang telah terlaksana antara lain : sapi potong, sapi perah, puyuh petelur, ikan lele, dan ayam kampung. Tabel: 2 DATA SANTRI PONDOK PESANTREN AL IKHLAS BOYOLALI No 1 2 3 4 5 6 7 9 10 11 12 14 16 17 19 21 23 25 26 NAMA SANTRI A. Siswanto Abdul Ghofur Abdul Rohman Abdul Wahid Abdullah Abu Khoiri Adha Yunafa Ahmad Qosim Ahmad Sidiq Ahmad Tsabit Ahmadi Ahyar Anas Ali Murtadho Ambar Wati Aminudin Ana Rohayatun Anton Anwar Siroj Asih Astuti Orang Tua Ngabdi Abdul Hanan Sucipto Jumadi Sumarmin Farhan Sigit Ariyanto Slamet Sunun Amin Abu Nawas M. Bisri NurManto Muh Kemis Nawawi Shohibi Hardi Mudhakir Mundakir Slamet Sartono Tempat Lahir Magelang Tanggal Lahir 13-jan-88 Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan

Banyuwangi 26-sep-90 Semarang Magelang Magelang Magelang Jember Magelang Magelang Blitar Semarang Semarang Semarang Semarang Boyolali Klaten Klaten Semarang Boyolali 5-jun-88 07-okt-81 17-okt-92 14-mei-88 20-jul-90 06-okt-92 11-nov-85 15-mei-91 10-nov-95 10-okt-94 16-jul-89 17-agust-88 27-07-1992 15-des-87 7-sep-81 3-apr-99 28 seo 1994

127

27 28 30 31 33 34 35 36 38 39 40 41 42 43 44 45 46 48 49 50 51 52 53 55 56

Asrori Candra Yuga Pratama Daryanti Dwi Pamungkas Dwi Wahyuni Sari Eka Sriwahyuni Elin Nurlina Enik Handayani Esti Widia Ningsih Fahrur Rozi Fauzan Hadi Susanto Hasim As'ari Hindarto Utomo Hur Huda Hur Huda Ika Madiana Ilyas Subekti Imam Muslim Mujadi Iwan Supriyadi Kun Faizah Latifaturrohmah M. Alwi Ma'arif M. Asnan M. Fadlullah

Jumadi Slamet Tular Kartono A.Nur Cholis Muchlisin Sugeng Riyanto M. Ambari Suyoto Raikhan Ibnu Mas'ud Rosidi Suwadi Suramin Yatmin Yatmin Kanip Hasan Ahmad dimyati Tukimin Joyo Sulamin Arifin Suparman Sadzali

Magelang Semarang Magelang Magelang Semarang Boyolali Klaten Semarang Magelang Magelang Magelang Blitar Magelang Magelang Semarang Semarang Magelang Klaten Madiun Boyolali Magelang Magelang Tulung Agung Magelang Blitar

22-jan-89 3-jul-92 9-mar-93 15-feb-93 9-feb-93 11-okt-94 18-des-94 25-des-94 1-jun-92 16-nov-94 2-feb-90 14-agust-92 1-jun-85 12-des-91 17-des-90 17-des-90 12-jun-88 12-nov-87 12-jul-89 27-nov-90 15-des-87 2-nov-95 30-mar-92 1-jul-91 01-mei-90

Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki

128

57 58 59 60 61 62 63 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83

M. Farikhin M. Nur Fathurrohman M. Nur Iksan M. Rohibin M. Rohim M. Shodiqin M. Sholihin

Budi Rahayu Jumari Jasmi Soyoto Marju Jumari Abdul Jadi

Magelang Semarang Pati Magelang Magelang Magelang Klaten Sragen Magelang Magelang Magelang Magelang Boyolali Magelang Semarang Semarang Magelang Magelang Magelang Magelang Boyolali Magelang Magelang Magelang Magelang

18-jul-93 17-des-88 10-mei-91 8-jun-88 28-agust-88 24-jul-93 21-feb-94 26-nov-95 12-nov-89 14-aug-95 08-agust-88 10-agust-89 17-agust-89 9-mar-86 16-apr-87 16-apr-90 20-sep-87 16-des-94 17-sep-89 15-oct-83 14-okt-94 12-jul-92 15-oct-83 16-agust-87 24-des-93

Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan

MahdiyahWidiawati Wahono Miftahul Huda Miftakhul Fajar Misbahul Rozak Muhamad Afid Muhamad Farhan Muhamad Mahbub Muhamad Malkan Muhamad Saifudin Muhamad Sholeh Muhammad Zamroni Mujianto Mujiono Muryani Muslikah Muslim Nanik Sumarni Nur Azizah Fatimah Arba' Rohmadi Mudik Suparjo Rohmadi Kasdiek Ahmadi Jumari Suswadi hadi M Sudik Amin Abu Nawas Muhtarom Rohmad Amin Abu Nawas Sumadi Mattakim

129

84 85 86 87 89 90 91 92 93 94 96 97 98 99 10 0 10 1 10 2 10 3 10 4 10 5 10 6 10 7 10 8

Nur Halimah Nur Jannah Nur Sayidah Putri Suci Utami Qomarudin Ragil Rubadi Ratna Wati Rika Apriyana Rika Apriyana Rita Afida Romadhon Fikri Rukani Sahal Sairoh Sarlan Shodiqun Shofiudin Sholikah Siti 'Aisah Siti 'Aisah Siti Anifah Siti Fatimah Siti Fatimah

Rohmad Sumadi Sutiman Abdul Wahid Ruslan Roshid Slamet Junaidi Junaidi Parmanto Supriyadi Bejo Sutiman Zawawi Maryoto Laili Mansur Marzuki Rosidi Purwoto Hamzah Slamet Suroso M. Shodik

Magelang Magelang Magelang Semarang Magelang Magelang Magelang Klaten Klaten Jember Karang Anyar Magelang Magelang Demak Boyolali Cilacap Pemalang Magelang Boyolali Magelang Magelang Magelang Boyolali

7-apr-92 16-oct-92 27-jul-89 23-okt-93 08-agust-94 21-apr-87 13-mar-86 23-apr-86 23-apr-86 2-feb-89 10-mar-94 7-feb-92 2-jan-83 2-sep-92 20-jul-83 22-des-93 25-okt-93 07-des-88 14-oct-92 9-sep-95 26-jul-89 5-mar-90 23-feb

Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan

130

11 0 11 1 11 3 11 5 11 6 11 7 11 8 12 0 12 2 12 3 12 4 12 5 12 6 12 7 12 8 12 9 13 0 13 1 13 2 13 3

Siti Khoisah Siti Maisaroh Siti Rohmah Siti Zubaidah Slamet Cholil Sri Inayah Sriyanti Suharto Susana Sutar Sutik Tri Rohmad Udin Fahrudin Umi Masyitoh Wahyu Khasanah Waluyo Feri P Yusuf Bahtiar Zainal Zaki Mubarok

Parmidi Nawawi Yatmin Hamzah Jamari Sudik Paryono Manan Nur hadi Suyono Mudik Badik Ngatimin Purwoto Suwadi Sudarman M. Ahmari Siswoto Sudik

Magelang Semarang Semarang Magelang Boyolali Magelang Magelang Purwadadi Semarang Magelang Magelang Magelang Sragen Boyolali Magelang Magelang Boyolali Magelang Magelang Magelang

6-sep-91 21-apr-90 1-jan-93 28-mar-87 23-mar-92 3-jun-93 07-agust-85 13-jan-89 1-jan-99 26-mei-89 10-agust-89 19-okt-93 26-mei-95 30-apr-89 14-nov-92 21-jan-93 28-jun-92 18-jul-90 17-sep-89 10-oct-90

Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan

Zumrotun Khasanah Hamzah

131

13 4 13 5 13 6 13 7 13 8 13 9 14 0 14 1 14 2 14 3 14 4 14 5 14 6 14 7 14 8 14 9 15 0 15 1 15 2 15 3

Muhamad Muhlis Lukman Hakim Ghozali Syu'aib Istikomah Dwi Eko wahyudi Qori'ah Juwarti Munjati Agus abdillah Muhajir Andika Teguh Imam Sodik A.Rohman Susi Azizah Mella Miftahul fajar Siti Aisah Huda

M. Rohmad M. Ambari Nawawi Wakiman Nur hadi Rebin Gimen Kasimen Muhtarom Murni Dorsoyono Prapti Warsin Gimen Turwadi Giono Abunawas Asrori Purwoto Gimen

Semarang Semarang Semarang Semarang Semarang Sragen Magelang Magelang Magelang Boyolali Sragen Jakarta Malang Boyolali Magelang Magelang Jakarta Semarang Malang Magelang

02 jan1987 14 feb1990 16 juli 1993 24 feb1989 15 des 1995 20 sebtember 1989 16 des1994 02 jan1987 05 maret 1984 28 juni 1992 15 peb 1983 24 peb 1989 09 feb 1993 22 des 1984 23 jan 1988 11 maret 1993 14 juli 1986 19 mei 1982 16 des 1994 13 januari 1985

Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki

132

15 4 15 5 15 6 15 7 15 8 15 9 16 0 16 1 16 2 16 3 16 4 16 5 16 6 16 7 16 8 16 9 17 0 17 1 17 2 17 3

M.Tamim Umi kulsum Farida Misbahul Rozak Musyafa' Azis nugroho M.Sa'bani Sinta devi Ratna Nuraini Yuli Fitri nur solikhah Andi mardian Heru Eka nursolikhah Prapti Akbar Solikhah Wahyu Khasanah Endra

Sulaiman Murtandho Jawawi Badri Anis Suswadi hadi M Harto Nurhadi Mustofa Gimin Haryono Iswahyudi Siswono Solikhah Anas Aziz Nugroho Fahrudin Andi M.Zain Solikhin

Medan Pacitan Magelang Pacitan Malang Solo Klaten Sragen Magelang Klaten Pacitan Magelang Boyolali Klaten Solo Klatem Klaten Magelang Magelang Solo

27 maret 1997 07 des 1981 22 juli 1993 23-apr-88 09 des 1991 17 maret 1987 26 des 1999 15 pebruari 1983 01 jan 1984 24-apr-81 10 des 1983 19-apr-92 16 juni 1995 26 des 1992 27 maret 1997 16 juli 1993 06 jan1997 09 des 1986 7-apr-95 06 des 1984

Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki

133

17 4 17 5 17 6 17 7 17 8 17 9 18 0 18 1 18 2 18 3 18 4 18 5 18 6 18 7 18 8 18 9 19 0 19 1 19 2 19 3

Faisol Nurhuda Rubiyanto Dian Toha Asfari Sulaiman Jawawi Badriyah Nurhadi Haryanto Yudi Haryanto Sakirin Hamdan Solik Joko susilo Endang Toni Zulkornain

Rukani Hamdan Prapti Muhammad Deni Endro Indrajid Tamim Yuliyanti Ratna Sinta Fahmi Nuraini Faisol Nugroho Nur Indra Santy Masruri Rebu

Magelang Semarang Klaten Semarang Semarang Magelang Pacitan Semarang Magelang Malang Malang Magelang Pacitan Magelang Semarang Semarang Pacitan Magelang Magelang Semarang

4-apr-83 16 juli 1983 29-sep-83 4-apr-86 13 juni 1988 29 maret 1981 17 maret 1987 25 des 1997 17 maret 1988 23-apr-88 27 des 1999 22 juli 1993 04 jan 1990 19 mei 1982 15 februari 1989 27 sebtember 1982 25-apr-93 21-apr-98 17 des 1981 13 maret 1987

Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki

134

19 4 19 5 19 6 19 7 19 8 19 9 20 0 20 1 20 2 20 3 20 4 20 5 20 6 20 7 20 8 20 9 21 0 21 1 21 2 21 3

Silfi Muntadiroh Ela Fitriya nur solikhah Endra rukmana Khamid Zaidi Zamroni Mamat Agung Jazem Kholid .Aisah al wafik Khoisah Santy Mutmainah Anisa' Jablawi Toha Asfari Mutamimah

Dian Khamid Kharis Zuhri Jawawi Kholid Murtandho Jazim Suswadi Andi Farikhin Badri Ratna benyanin Sinta Dwi Isabel Zulkornain Sarlan Sukri

Malang Boyolali Pacitan Klaten Yogyakarta Jakarta Magelang Magelang Semarang Malang Magelang Yogyakarta Semarang Boyolali Karang Anyar Magelang Bandung Magelang Malang Semarang

29 jan 1999 16 des 1994 18 mei 1982 4-apr-84 19 maret 1992 23 agts 1990 4-apr-82 28 agustus 1984 27 agts 1988 19 maret 1992 17 des 1981 27-apr-99 29 agts 1988 28 des 1991 12 agts 1982 26 juli 1983 21-apr-81 17 des 1999 19 mei 1987 24 feb 1989

Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan

135

21 4 21 5 21 6 21 7 21 8 21 9 22 0

Khozin Elyas Fatoni Ririn puji astuti Markhaban Wildan sofi Zulfa

Ali mas udi Rohibin Zaki Muhammad Khoisah Mahmud Anggraini

Malang Jakarta Yogyakarta Solo Magelang Magelang Sala tiga

21 jan 1986 24 januri 1980 13 sep 1987 27 maret 1997 20 des 1992 30 agts 1980 28 juni1988

Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki

8. Koperasi Pondok Pesantren ( Kopontren) Koperasi Pondok Pesantren Salafiyah Al-Ikhlas ini didirikan sebagai unit usaha pesantren yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari para santri, pesantren dan masyarakat sekitar. Berapa hasil kerajinan santri dan yang dihasilkan oleh pesantren seperti sapu, sulak dan keset dan aneka kerajinan lainnya ditampung dan dijual ke masyarakat. selain itu kabutuhan hidup seperti sabun, pasta gigi buku-buku pelajaran dan aneka kebutuhan lainnya juga tersedia di koperasi ini. Dan kedepannya diharapkan dapat lebih mampu untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang lebih luas. Umumnya koperasi yang dikelola pesantren yang mana pada wilayah pengelolaanya dianggap kurang. Hal tersebut juga terjadi di kepontren milik pesantren ini. Seperti pada wilayah modal usaha--Sekedar diketahui Pondok Pesantren Salafiyyah Al-Ikhlas dalam hal pengelolaannya tidak menarik

136

sumbangan/iuran dari santri tetapi murni berasal dari pimpinan pesantren. Sehingga praktis tidak ada modal lebih untuk penembangan Kopontren yang lebih besar. Disamping itu, faktor SDM yang mengelola koiperasi masalah yang cukup serius bagi Kopontren yang berdiri 2004 ini. Untuk pengembangan Koperasi, pasantren ini tengah memikirkan bagaimana cara mendapatkan tambahan modal usaha. Modal usaha ini akan berimbas pada kuantitas jumlah barang yang akan diperdagangkan di Kopontren. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan diatas tadi bahwa sumber finansial pesantren bukan berasal dari pembiayan santri/wali santri namun murni pesantren sendiri. Selain pada wilyah modal usaha, faktor tempat (ruang) ternyata kurang strategis. Hal ini menjadi masalah disamping ruang yang selama ini dipakai ternyata memakan ruang pesantren yang sebenarnya bisa digunakan untuk ruang lain juga pada bentuk sosialisasi/dijangkau kemasyarakat cukup susah. Sebab lokasi kopontren berada di kompleks Pondok Pesantren Salafiyyah AlIkhlas. Maka kedepan agar koperasi tersebut dapat berdiri di masyarakat (tentunya dikelola secara profesional) sehingga masyarakat bisa menjangkau koperasi itu dengan mudah. 9. Progam Pesantren Dalam membangun pundamental keimanan, ketaqwaan dan keislaman, seorang santri dan para ulama atau para kyai menanamkan lima (5) segi kewajiban dalam pondondok pesantren tersebut, yaitu : berasal dari pimpinan juga menjadi

137

c. Keikhlasan d. Kesederhanaan e. Persaudaraan f. Tenggang rasa g. Kedisiplinan Selain lima pokok kewajiban di atas, yang perlu ditanamkan sebagai seorang santri antara lain : a. Sholat Berjamaah Lima Waktu b. Ziarah Kubur, Sholat Lail, Sholat Rowatib, Sholat Dhuha, Sholat Sunat Mayit (ghaib) dan Sholat istianah. c. Puasa Sunah : Puasa Senin Kamis, Puasa Arofah, Puasa Asysyuro, Puasa Sawal. d. Qiroatul Kitab Tafsir Jalalain dengan tadabbur, dan dawah setiap bada Sholat Dhuha e. Bakhsul Masail Disamping hal diatas juga ada progam bakat dan minat. Santri diwajibkan mengikuti progam pengembangan bakat dan minat yaitu : a. Seni Bela diri b. Seni Baca Al- Quran / Qiroah c. kursus Pranoto coro/ pidato 10. Pembiayaan Pondok Pesantren

138

Untuk membiayai kegiatan pondok pesantren, tentunya diperlukan dana yang tidak sedikit. Sedangkan keterbatasan merupakan salah satu kendala yang dihadapi oleh Pondok Pesantren Salafiyyah Al-Ikhlas. Maka dari itu sumber yang digunakan dalam pembiayaan Pondok Pesantren Salafiyyah Al-Ikhlas adalah bersumber dari swadana, hibah, dan lain-lain. B. TEMUAN PENELITIAN Pengelolaan pembelajaran bahasa Arab tidak jauh beda dengan pengelolaan pembelajaran yang lainnya. Oleh karena itu pengelolaan pembelajaran bahasa Arab itu diawali dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi. Temuan awal pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab di Pondok Pesantren Al Ikhlas boyolali belum menerapkan pendekatan kontekstual. Karena di Pondek Pesantren Al Ikhlas masih menggunakan metode yang biasa di lakukan dipesantren-pesantren pada umumnya yaitu menggunakan metode lama yaitu guru mengajarkan yang sesuai dengan apa yang ada di kitab bahasa Arab tidak melakukan pengembanganpengembangan. Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/ ketrampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif

pemahamannya.

139

CTL disebut pendekatan kontektual karena konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata ssantri dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat. Dalam Contextual teaching and learning (CTL) diperlukan sebuah pendekatan yang lebih memberdayakan siswa dengan harapan santri mampu mengkonstruksikan pengetahuan dalam benak mereka, bukan menghafalkan fakta. Disamping itu santri belajar melalui mengalami bukan menghafal, mengingat pengetahuan bukan sebuah perangkat fakta dan konsep yang siap diterima akan tetapi sesuatu yang harus dikonstruksi oleh santri Dengan rasional tersebut pengetahuan selalu berubah sesuai dengan perkembangan jaman. Pembahasan prinsip kontekstual untuk pembelajaran bahasa sangat erat kaitannya dengan pragmatik bahasa. Pragmatik merupakan studi tentang kemampuan pemakai bahasa untuk menyesuaikan kalimat-kalimat yang digunakan dengan konteksnya. Dengan demikian, pembelajaran bahasa asing menurut prinsip ini diajarkan dalam ungkapan-ungkapan kalimat yang disesuaikan dengan kebutuhan konteks situasi.

Pembelajaran bahasa yang dilakukan menurut konteks akan membantu santri mengaplikasikan kompetensi komunikatif yang dimilikinya dalam kehidupan nyata. Hal ini menunjukkan bahwa apabila seseorang belajar bahasa asing, maka

140

seyogyanya bahasa yang dipelajari tersebut dapat dipraktekkan dalam kehidupan nyata, yakni mereka dapat menggunakan bahasa tersebut untuk berkomunikasi. Pembelajaran bahasa Arab berdasarkan prinsip kontekstual ini menuntut agar materi atau bahan ajar didukung oleh penggunaan bahan ajar yang autentik; meliputi koran, majalah, program radio dan televisi, website dan sebagainya. Sementara itu, dalam perspektif siswa penggunaan bahan ajar yang autentik dapat meningkatkan motivasi belajar santri. Untuk melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual guru hendaknya mempersiapkan langkah-langkah atau perencanaan yang matang biar pembelajaran ini bias maksiamal. 1. Tahap perencanaan a. Membuat program Agar pelaksanaan pembelajaran kontekstual bias focus dan berjalan dengan maksimal disiapkan dua program inti yaitu program pembelajaran kontekstual dan petunjuk pembelajaran kontekstual. b. Teknik pembelajaran kontekstual teknik itu sangat penting sekali sebab teknik itu yang akan menentukan apakah pembelajaran itu sudah sesuai atau tidaknya. Pembelajaran bahasa Arab secara kontekstual itu menggunakan beberapa teknik yaitu

141

a) Teknik bercakap-cakap (Muhadasah). Teknik ini menerapkan inti dari ketrampilan berbicara. Sebab dengan percakapan baik dengan teks maupun lisan kemampuan dan ketrampilan siswa akan Nampak. Dengan sering bercakap-cakap dengan bahasa Arab, maka semakin trampil siswa tersebut berbicara. b) Teknik bercerita (Qisoh). Teknik ini memang sulit diterapkan, namun perlu dipraktekkan. Sebab tidak semua siswa bisa melakukan mengingat latar belakang pendidikan siswa yang berbeda-beda. Walau demikian guru perlu melatih peserta didik untuk membiasakan diri bercerita walau masih sangat sederhana. c) Teknik pidato (Khitobah). Teknik ini dipandang sangatlah sulit sebab pengalamn dan pemahaman siswa tentang bahasa Arab masih sangat minim. Walaupun demikian perlu sekali teknik ini deberikan kepada siswa. c. Penentuan lokasi Pondok Pesantren Al Ikhlas Boyolali itu semua mukim (diasramakan), sehabis belajar pulang ke asrama, dikelas santri belajar bersama sedangkan diasrama bisa belajar bersama juga bisa dengan belajar sendirisendiri. Di asrama ada ruang belajar yang diperuntukan belajar diluar

142

kelas (wawancara dengan kepala madrasah Pon Pes Al Ikhlas Ustadz Musyafak Zainal maarif tanggal 5 Oktober 2011). d. Pendamping Di dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran kontekstual diperlukan para pendamping yang bertugas: a) Mengawasi pelaksanaan b) Membantu mencarikan solusi bila ada suatu masalah c) Mengamati proses pelaksanaan Pendampingan ini dipandang sangat perlu sekali agar para peserta didik itu bisa menemukan solusi apabila terjadi kesulitan yang dihadapi para peserta didik dan pendamping juga bisa langsung mengawasi secara langsung proses pembelajaran tersebut agar bisa mencermati apakah pembelajaran tersebut sudah sesuai dengan apa yang diharapkan dan berjalan dengan lancara apa belum dan apakah sudah mencapai target yang dinginkan. e. Kriteria Keberhasilan Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan peserta didik dalam penerapan pembelajaran kontekstual dibuatlah kriteria-kriteria yang sesuai:

143

a) Muhadasah Kemampuan siswa dalam bercakap-cakap dalam kehidupan sehari menggunakan bahasa Arab b) Qisoh Kemampuan siswa bercerita dengan menggunakan bahasa Arab c) Khitobah Kemampuan siswa tampil berpidato menggunakan bahasa Arab

2.

Pengorganisasian. a. Pembentukan kelompok. Tahun pelajaran 2011-2012 jumlah santri Pondok pesantren Al Ikhlas ada 200 dan terdiri dari kelas Ula, wustho dan ulya Dan untuk mempermudah pelaksananan pembelajaran bahasa Arab secara kontekstual ini maka akan terbagi menjadi perkelompok, dan setiap kelompok itu terdidri dari 10-15 santri. (wawancara dengan ustadz Muhammad Fachrudin staff pengajar pondok Pesantren Al lkhlas tanggal 12 Oktober 2011). b. Penanggung jawab

144

Setiap kelompok terpilih satu santri yang bertugas sebagai penanggung jawab (wawancara dengan ustadz Muhammad Fachrudin staff pengajar Pondok Pesantren Al Ikhlas tanggal 12 Oktober 2011). 3. Pelaksanaan setelah semuanya siap mulai dari perencanaan dan pembagian

kelompok, maka dilanjutkan dengan pelaksanaan. Pada tahab pelaksanaan ini maka disusunlah beberapa langkah untuk mensukseskan program ini: a. Pemilihan waktu Untuk pelaksanaan dipilih sehabis selesai ulangan tengah semester yaitu bulan Oktober sampai bulan Desember. Hal ini agar bisa membedakan bagaiman prestasi santri sebelum dan sesudah menggunakan metode kontekstual ini dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab. (wawancara dengan ustadz Muhammad Fachrudin staff pengajar Pondok Pesantren Al Ikhlas tanggal 12 Oktober 2011). b. Siklus Selama kurang lebih tiga bulan setelah ulangan tengah semester yang dimulai siklus pertama dan berakhir siklus terakhir bulan Desember. Dan masing-masing siklus berisi a. Perencanaan Pembelajaran

145

b. Tindakan c. Pengamatan d. Refleksi 4. Evaluasi Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui sajauh mana materi pelajaran telah dikuasai dan dipahami siswa. Dengan demikian evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana kopetensi anak didik terhadap mata pelajaran yang telah diterangkan. Model evaluasi yang digunakan di pondok Pesantren Al-Ikhlas Boyolali adalah yang sesuai dengan uji kopetensi yang sudah tercantum dalam lembar kerja siswa. Evaluasi dilakukansecara klasikal dan bahkan pemberian tugaspun juga dilakukan secara klasikal. Adapun penggunaan pembelajaran kontekstual baru dilaksanankan setelah adanya kerja sama antara ustadz pengajar bahasa Arab dangan peneliti, sehingga ada perubahan cara-cara mengajar bahasa Arab yaitu dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Proses pelaksanaan evaluasi ini berdasarkan pemahaman bahwa tugas pokok Guru adalah: 1. Melaksanakan penyusunan program pengajaran 2. Melaksasnakan penyajian program pengajaran

146

3. Melaksanakan evaluasi belajar 4. Melaksanakan analisis hasil belajar 5. Menyususn dan melaksanakan program perbaikan 6. Membimbing siswa dalam kegiatan Berdasarkan ketentuan tersebut, maka salah satu tugas pokok Guru adalah melaksanakan kegiatan evaluasi atau penilaian. Penilaian merupakan aspek pembelajaran yang kompleks, dikarenakan banyak melibatkan komponen-komponen, latar belakang, hubungan, dan variable lain.

Maksudnya adalah tidak ada pembelajaran tanta adanya evaluasi atau penilaian, karena evaluasi merupakan proses untuk menentukan tingkat

pencapaian tujuan pembelajaran peserta didik. Sebagai proses, penilaian itu dilaksanakan dengan beberapa prinsip dan dilaksanakan dengan teknik yang sesuai, baik itu tes ataupun non tes. Teknik apapun yang dipilih, penilaian seharusnya dilaksanankan dengan prosedur yang jelas, yang meliputi beberapa tahap yaitu tahap persiapan, pelaksanakan, dan tindak lanjut. Evaluasi pembelajaran bahasa arab dengan pendekatan kontekstual di Pondok pesantren Al Ikhlas Boyolali, mencakup ramah-ramah penilaian yaitu

147

ramah kognitif (pengetahuan), psychomotor (semangat), dan ramah efektif (sikap). Evaluasi tahap pembelajaran merupakan hal yang sangat penting sebab secara fungsional hal tersebut merupakan tanggung jawab para Guru kepada kepala Madrasah sebagai manajer. Pada saat yang bersamaan kepala Madrasah berhak untuk nmenilai guru apakah sudah layak dikatagorikan sebagai Guru yang professional atau belum. Guru juga harus dievaluasi bagaimana kinerjanya. Setelah melakukan penelelitian tentang Manajemen Pembelajaran Bahasa Arab Dengan Pendekatan Kontekstual di Pondok Pesantren Al Ikhlas Boyolali maka peneliti menemukan kendala-kendala yang dihadapi yaitu masih kurangnya sarana pembelajaran yang mendukung guna memperlancar pembelajaran baik itu berupa alat pembelajaran maupun yang lainnya. Dan Alhamdulillah karena dukungan dari pimpinan Pondok Pesantren kendala tersebut bisa diatasi dengan menyediakan alat pembelajaran yang dibutuhkan oleh para santri walalupun belum secara maksimal. Dan semuga setelah mengetahui manfaat dari pembelajaran kontekstual ini Pihak Pesantren lebih bisa memaksimalkan dengan baik sarana penunjang pembelajaran yang diperlukan.

148

C. PEMBAHASAN 1. Pengelolaan Pembelajaran Bahasa Arab dengan Pendekatan Kontekstual di Pondok pesantren Al Ikhlas boyolali. Pengelolaan pembelajaran diawali dengan adanya perencanaan pembelajaran. Sebab dengan perencaan yang matang makan tujuan dari pembelajaran tersebut akan berjalan dengan apa yang diharapkan. Pondok Pesantren Al Ikhlas Boyolali sudah melakukan perencanaan. Pembuatan perencaan tersebut merupakan keharusan bagi setiap pendidik dikarenakan tanpa adanya perencaan niscaya hasil tidak bisa sempurna dengan baik. Sebelum adanya kerjasama dengan peneliti guru/ustadz di Pondok Pesantren Al Ikhlas masih menngunakan metode konvensional dimana guru masih menngunakan motode ceramah, Tanya jawab dll. guru tidak pernah menggunakan alat peraga ataupun media pembelajaran. Sedangkan evaluasi keberhasilan hanya menngunakan ujian atau tes saja. Dan setelah diadakan kerjasama dengan peneliti dengan menngunakan pendekatan kontekstual, maka pembelajaran mengalami perubahan. Dan perubahan ini bisa dilihat pada cara pandang guru, pandangan guru dulu adalah

149

sebagai pelaku pembelajaran maksudnya aktivitas pembelajaran itu guru sangat dominan. Setelah melaksanankan pembelajaran secara kontekstual maka guru bukanlah sebagai subyek, tapi guru sebagai fasilitator, dinamisator dan inovator. Metode Mengajarkan Bahasa Arab Meliputi:a.

Metode Bercakap-cakap (Muhadasah). Di lembaga-lembaga Pondok pesantren sangat menekankan metode muhadasah ini disamping metode lainnya. Anak didik mulai dari tingkat dasar telah diharuskan bercakap-cakap dengan bahasa arab, meskipun mula-mula arti pembelajaran belum begiti dipahami tapi lama kelamaan sedikit demi sedikit anak didik mulai mengerti dan memahaminya.

b. Metode bercerita (Qisah) metode ini memang sulit diterapkan kalau peserta didik

belum begitu menguasai bahasa Arab, namu perlu diterapkan. Walaupun demikian guru perlu melatih peserta didik untuk membiasakan diri bercerita walaupun masih sangat sederhana.c.

Metode ceramah/ pidato (khitobah), metode ini sangatlah sulit sekali sebab pengalaman siswa dan pemahaman peserta didik tentang bahasa arab masih minim. Walaupun demikian metode ini sangat perlu sekali diberikan kepeda peserta didik. Motode yang dulu masih konvensional dan setelah menerapkan pembelajaran kontekstual sudah mulai ada variasi yang dilakaukan yaitu dengan praktek secara langsung.

150

Penggunaan media pembelajaran sudah mulai dirasakan di Pondok Pesantren Al Ikhlas ini setelah menerapkan pembelajaran dengan pendekatan kontekstrual. Dan banyak sekali media yang bisa digunakan yang ada disekitar Pondok Pesantren Al Ikhlas Boyolali yang tersedia dilingkungan Pesantren. Karena sifatnya kontekstual maka peserta didik diajak keluar kelas ke halaman Pesantren, ke kebun dan persawahan karena pesantren ini berada di pinggiran kampong deket dengan kebun dan sawah, dan sebagainya. Setelah itu peserta didik disuruh menyebutkan benda-benda yang ada disekitarnya sesuai dengan kemampuan peserta didik. Adapun evaluasi guru sudah tampak mulai ada perubahan dan perbedaan. Dulu hanya menggunakan ujian atau tes saja, tapi sekarang sudah tidak hanya menggunakan ujian atau tes tapi juga non tes yaitu menggunakan skala sikap. Dengan demikian guru sudah menerapkan fungsi manajmen dalam pembelajaran penilaian langsung maupun tidak langsung. 2. Situasi Keaktifan Peserta Didik Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Dengan Pendekatan Kontekstual Di Pondok Pesntren Al Ikhlas Boyolali. Dengan pembelajaran kontekstual situasi peserta didik mulai berubah. Yang sebelumnya sangat pasif Alhamdulillah sekarang sudah mulai aktif dikarenakan pembelajaran tidak berpusat pada guru saja akan tetapi peserta didik juga diharuskan untuk aktif. Sebab guru hanya mengarahkan saja, sedangkan

151

pesereta didiklah yang banyak melaksanakan pembelajaran sendiri dengan kelompoknya masing-masing. Dengan kerja kelompok maka suasana terlihat akrap, kelompok yang satu dengan kelompok yang lain saling melakukan diskusi sehingga timbul interaksi antara peserta didik yang satu dengan yang lainya. Peserta didik semakin menjadi antusias dan bersemangat dan pembelajaran terlihat semakin menyenangkan. Perubahan yang dicapai Pondok Pesantren ini dalam menerapkan metode kontekstual belum secara draktis manum secara bertahab sedikit demi sedikit. Berdasarkan hasil pengamatan serta berpijak pada teori yang ada, situasi pembelajaran bahasa Arab dengan pendekatan kontekstual di Pondok Pesantren Al Ikhlas Boyolali ini mengalami perubahan yang cukub baik dan berarti. Hal ini ditandai dengan pembelajaran kontekstual situasi pembelajaran semakin kelihatan didup dan peserta didik menjadi semakin kreatif dan aktif mengikuti pembelajran. Peserta didik semakin terkondisikan dengan belajar bahasa Arab yang menyenangkan dan tidak membosankan. (Wawancara dengan santri Pondok Pesantren Al Ikhlas 05 Oktober 2011). Dengan begitu berangkat dari pemahaman ini maka pembelajaran bahasa Arab akan semakin menyenangkan dan bermakna.

152

Berdasarkan dari uraian diatas tersebut maka dapatlah disimpulkan bahwa dengan pembelajaran bahasa Arab dengan pendekatan kontekstual situasi peserta didik semakin kreatif, lebih mengena dan hidup, peserta didik melakukan sendiri dan punya pengalaman sehingga pembelajaran menjadi berkesan bagi peserta didik. Dan dengan belajar berkelompok peserta didik bisa berkomunikasi dengan teman dan bisa saling tukar pengalaman dan pengetahuan sehingga terciptanya interaksi timbale balik antar kelompok. Ada beberapa faktor Kelebihan & Kekurangan dalam proses pembelajaran bahasa arab dengan pendekatan kontekstual ini diantaranya:

1.

Kelebihan a. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di Madrasah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sihingga tidak akan mudah dilupakan. b. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena dimana metode seorang pembelajaran CTL menganut untuk aliran

konstruktivisme,

siswa dituntun

menemukan

153

pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui mengalami bukan menghafal. 2. Kelemahan a. Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode CTL. Guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau penguasa yang memaksa kehendak melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya. b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ideide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan dengan sadar menggunakan strategistrategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula.

154