polri dan intelijen oleh prof dr awaloedin djamin

5
POLRI dan INTELIJEN oleh Prof. DR. Awaloedin Djamin, MPA Rabu, 22 Februari 2006 00:00 I.Pendahuluan Tulisan ini juga dimaksudkan sebagai tanggapan atas naskah RUU Intelijen yang disiapkan Badan Intelijen Negara (BIN). Istilah intelijen dikalangan masyarakat sering dikaitkan dengan kerahasiaan, “clock and dagger” (matel panjang dan belati), bahkan sering disamakan dengan spionage yang serba tertutup. Memang, dalam banyak buku, termasuk karangan Ken Conboy : “Intel : Inside Indonesia’s Intelligence Service”, menulis tentang organisasi dan operasi penuh kerahasiaan. Terdapat pula berbagai istilah tentang intelijen, seperti “intelijen dalam negeri”, “intelijen luar negeri”, “intelijen militer dalam negeri”, “intelijen strategis”, “combat intelligence” (lihat RUU Intelijen), “police intelligence”, “criminal intelligence”, “intelijen bisnis”, dan sebagainya. Dalam RUU Intelijen, dinyatakan intelijen dapat berarti : a.Pengetahuan, yaitu informasi yang telah diolah melalui evaluasi, analisa, koreksi dan penafsiran menjadi intelijen sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan dan pengambilan keputusan. b.Organisasi, yaitu badan/dinas yang disusun, dilengkapi dan diberikan sumber daya, kemampuan dan wewenang untuk menyelenggarakan proses manajemen dan aktivitas intelijen yang menjadi tugas dan fungsi. c.Kegiatan atau Operasi, yaitu serangkaian aktivitas yang berupa penyelidikan, pengamanan atau penggalangan yang dilaksanakan secara terbuka maupun tertutup. Hoover Commission, Amerika Serikat merumuskan intelligence, yaitu “Intelligence : Deals with all the things which should be known in advance of initiating a course of action”. Ludiclas Farago dalam bukunya : “War of Wits, the Anatomy of Espionage and Intelligence”, menyatakan : “In the agencies that specialize in the activity, intelligence is defined as evaluated information – information the credibility, meaning, and importance of which has been duly established and appraised.” “As a function or activity, intelligence is the organized effort to collect information, to appraise it bit by bit, and to piece it together until it forms larger and clearer patterns which in turn enable us to see the shape of things to come”. (Lihat buku Emon Rivai Arganata : Intelijen Bisnis) Rumusan-rumusan tersebut diatas merupakan intelijen terbuka yang dilakukan oleh semua organisasi intelijen. Dalam praktek, masih banyak pula dilakukan intelijen tertutup, bahkan intelijen yang sebenarnya melanggar hukum (clandestine intelligence operation), terutama antar negara yang bermusuhan. 1 / 5

Upload: raden-bimo-delta-force

Post on 19-Oct-2015

32 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Polri Dan Intelijen Oleh Prof Dr Awaloedin Djamin

TRANSCRIPT

  • POLRI dan INTELIJEN oleh Prof. DR. Awaloedin Djamin, MPARabu, 22 Februari 2006 00:00

    I.Pendahuluan Tulisan ini juga dimaksudkan sebagai tanggapan atas naskah RUU Intelijen yang disiapkanBadan Intelijen Negara (BIN).Istilah intelijen dikalangan masyarakat sering dikaitkan dengan kerahasiaan, clock and dagger(matel panjang dan belati), bahkan sering disamakan dengan spionage yang serba tertutup.Memang, dalam banyak buku, termasuk karangan Ken Conboy : Intel : Inside IndonesiasIntelligence Service, menulis tentang organisasi dan operasi penuh kerahasiaan.Terdapat pula berbagai istilah tentang intelijen, seperti intelijen dalam negeri, intelijen luarnegeri, intelijen militer dalam negeri, intelijen strategis, combat intelligence (lihat RUUIntelijen), police intelligence, criminal intelligence, intelijen bisnis, dan sebagainya.Dalam RUU Intelijen, dinyatakan intelijen dapat berarti :a.Pengetahuan, yaitu informasi yang telah diolah melalui evaluasi, analisa, koreksi danpenafsiran menjadi intelijen sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan danpengambilan keputusan.b.Organisasi, yaitu badan/dinas yang disusun, dilengkapi dan diberikan sumber daya,kemampuan dan wewenang untuk menyelenggarakan proses manajemen dan aktivitas intelijenyang menjadi tugas dan fungsi.c.Kegiatan atau Operasi, yaitu serangkaian aktivitas yang berupa penyelidikan, pengamananatau penggalangan yang dilaksanakan secara terbuka maupun tertutup.Hoover Commission, Amerika Serikat merumuskan intelligence, yaitu Intelligence : Deals withall the things which should be known in advance of initiating a course of action.Ludiclas Farago dalam bukunya : War of Wits, the Anatomy of Espionage and Intelligence,menyatakan :In the agencies that specialize in the activity, intelligence is defined as evaluated information information the credibility, meaning, and importance of which has been duly established andappraised.As a function or activity, intelligence is the organized effort to collect information, to appraise itbit by bit, and to piece it together until it forms larger and clearer patterns which in turn enableus to see the shape of things to come.(Lihat buku Emon Rivai Arganata : Intelijen Bisnis)Rumusan-rumusan tersebut diatas merupakan intelijen terbuka yang dilakukan oleh semuaorganisasi intelijen. Dalam praktek, masih banyak pula dilakukan intelijen tertutup, bahkanintelijen yang sebenarnya melanggar hukum (clandestine intelligence operation), terutama antarnegara yang bermusuhan.

    1 / 5

  • POLRI dan INTELIJEN oleh Prof. DR. Awaloedin Djamin, MPARabu, 22 Februari 2006 00:00

    II.Polri dan Intelijen Pada zaman Hindia Belanda, kepolisiannya memiliki Politieke Inlichtingen Dienst (PID) yangtugasnya memata-matai kegiatan politik bangsa Indonesia dan memiliki wewenang penyidikanyang luas, seperti membubarkan rapat-rapat, manangkap dan menahan tokoh-tokoh politikIndonesia, sering pula tanpa proses hukum dengan menggunakan wewenang exorbitanterechten dari Gubernur Jenderal. Ini merupakan kegiatan intelijen pada zaman Hindia Belanda.Pada masa revolusi, kepolisian Republik Indonesia, untuk pengamanan dan keselamatannegara telah membentuk organisasi yang kemudian dikenal dengan Dinas PengawasKeselamatan Negara (DPKN) yang pada tahun 1950 dan 60-an menangani berbagai masalahintelijen dan spionage, seperti kasus Juengschlager dan Schmidt, usaha pembunuhan PresidenSukarno, kasus subversi, dan lain-lain.Setelah Polri merupakan bagian dari ABRI, waktu Markas Besar keempat angkatan menganutsistem staf umum, pada Staf Umum semua angkatan terdapat jabatan Asisten Intelijen.Waktu penulis menjabat Deputi Khusus KAPOLRI 1968 1971, MABES ABRI memutuskanmenghapus Asisten Intelijen pada keempat angkatan dan ada hanya di MABES ABRI.Dalam rapat-rapat di MABES ABRI, penulis menerangkan, bahwa pada kepolisian, intelijentidak bisa dihapus, karena merupakan fungsi organic, yang beda dengan angkatan perang.Intelijen Kepolisian atau police intelligence mencakup criminal intelligence, yang merupakanbagian integral dari fungsi utama Polri, yaitu represif, preventif, dan pembinaan masyarakat(yang akhir ini kemudian sering disebut pre-emptif).Police intelligence dan criminal intelligence mencakup semua kriminalitas dari yangkonvensional crime sampai yang canggih, seperti terrorisme, human trafficking, weapontrafficking, drug trafficking, money laundering, corruption, cyber crime dan lain-lain.MABES ABRI menetapkan keberadaan Asisten Pengamanan (ASPAM) pada AD, AL dan AU,karena Polri merupakan bagian dari ABRI, maka pada Staf Umum MABES POLRI jabatanAsisten Intelijen Kepolisian digabung dengan Asisten Pengamanan disingkat ASINTELPAMPOL, yang sebenarnya meletakkan dua fungsi yang berbeda dalam satu unit organisasi.Pada waktu itu terdapat unit Komando Fungsional ditingkat MABES Angkatan dan Polri, disebutKomandan Jenderal (DANJEN). Pada MABES POLRI, tugas-tugas operasional dikelompokkandalam DANJEN bagi uniformed police, seperti Sabhara, Polantas, Brimob, Polair, Poludara danSatwa Polri dalam DANJEN KOMAPTA, dan plain clothed police, seperti intelijen, resersekriminal, laboratorium dan identifikasi kriminal ( atau forensik ) dalam DANJEN RESINTEL.Disamping kedua DANJEN ini, pada mulanya terdapat pula tiga DANJEN di bidang pembinaan,yaitu DANJEN Personil, DANJEN Logistik dan DANJEN Bangdiklat.Kemudian DANJEN Personil dan DANJEN Logistik dihapus. Dalam Kepolisian fungsi intelijendan reserse kriminal saling berhubungan.

    2 / 5

  • POLRI dan INTELIJEN oleh Prof. DR. Awaloedin Djamin, MPARabu, 22 Februari 2006 00:00

    Pada tingkat Polres sebagai Kesatuan Operasional Dasar (KOD) Polri, sejak dulu diharuskanmengumpulkan data mengenai keadaan wilayah dan masyarakatnya, baik politik, ekonomi dansosial budaya, menganalisa data tersebut sehingga merupakan informasi yang dapatmemperkirakan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat dan bentuk kriminalitas yangmungkin terjadi, yaitu Analisa Daerah Operasi (ADO) untuk selanjutnya membuat rencanakegiatan (course of action). Kemampuan intelijen terbuka ini sekarang menjadi lebih penting,tidak saja karena kriminalitas (internasional dan organized transnational crime) yang meningkatsecara kuantitatif dan kualitatif, tapi juga maraknya kerawanan Kamtibmas yang non kriminal.Police intelligence bagi Polri lebih luas dari criminal intelligence, karena harus mampumendetect kerawanan konflik vertikal dan horizontal (SARA). Polri harus mahir dalam conflictresolution dan negosiasi agar konflik tidak menjadi tawuran dengan kekerasan.Ruang lingkup criminal intelligence saja sudah cukup luas dan complex, karena mencakupiconventional (traditional) crimes, seperti pencurian, perampokkan, pembunuhan, penyiksaan,penipuan, pemalsuan dan sebagainya, sampai kepada organized transnational crimes, dariterrorisme, money laundering, economic crime, human, weapon, drug trafficking, cyber crime,corruption dan sebagainya.Seperti dimaklumi, sejak dulu terrorisme, tidak hanya pemboman dan bom bunuh diri, tapi paraterroris juga melakukan pembajakan, penculikan, dan penyanderaan, pembunuhan,perampokan, yang membuat penanganan terrorisme menjadi complex. Yang lebihmenyukarkan menghadapi terrorisme adalah karena beda dengan kejahatan lain yang motifnyapada umumnya adalah ekonomi, sosial dan budaya, pada terrorisme motifnya adalah politik,ideologi dan agama.Manifestasi kejahatan yang bermotif politik (dulu subversi dan sabotase), ideology ataupunagama, adalah kejahatan atau crime yang diatur dalam KUHP dan banyak Undang-undang lain,seperti UU terrorisme, UU Korupsi, UU Narkoba dan sebagainya. Karena itu, semua inimerupakan tugas dan tanggung jawab Polri.Menurut KUHAP dan UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara RI hanya Penyidik Polridan PPNS yang memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab penyidikan. SekarangKejaksaan juga menyidik kasus korupsi dan Angkatan Laut berwenang menyidik dalam bidangperikanan.Sejak DPKN dulu dan sekarang Interpol (sebutan ini diubah menjadi Intelijen Keamanan,Intelkam), walaupun pada dasarnya perwira Intelpol tidak melakukan penyidikan sendiri, secaraformal sebagai perwira Polri, mereka merupakan opsporings ambtenaar atau penyidik. Karenaitu bila perlu mereka dapat melakukan penyelidikan dan penyidikan (menangkap, menahan,interogasi dan sebagainya).Ruang lingkup tugas yang luas dan complex dari intelijen kepolisian seperti diuraikan diatas,memerlukan peningkatan kemampuan teknis profesional dari organisasi dan pejabat intelijenkepolisian dari tingkat MABES sampai ke Polres dan Polsek.

    3 / 5

  • POLRI dan INTELIJEN oleh Prof. DR. Awaloedin Djamin, MPARabu, 22 Februari 2006 00:00

    Wewenang penyidikan adalah wewenang untuk melanggar hak azasi manusia secara syah,karenanya wewenang itu hanya diberikan kepada pejabat penyidik Polri dan PPNS yang diaturdengan Undang-undang.III. RUU Intelijen RUU Intel yang beredar sekarang belum merupakan naskah RUU yang final dari Pemerintah,tapi lebih merupakan gagasan dari BIN. Beberapa tanggapan atas RUU ini adalah sebagaiberikut :1) RUU ini menyebut dua istilah, yaitu Keamanan Nasional dan Rahasia Negara, yangkeduanya memerlukan RUU tersendiri dan belum jelas rumusannya.2)Terdapat istilah-istilah : Intelijen Dalam Negeri, Intelijen Luar Negeri, Intelijen Keamanandan Ketertiban Masyarakat, Intelijen Militer Dalam Negeri, Intelijen Militer Luar Negeri,Intelijen Strategis seperti diuraikan diatas. Yang menyangkut Polri disarankan digunakanistilah Intelijen Kepolisian yang dalamnya termasuk intelijen kriminal, yang beda dari intelijenmiliter.3)Ayat 10 RUU ini menyebut melindungi asset nasional, seperti perbankan dan sebagainya.Bagi Polri pengamanan obyek vital dan semua bentuk pengamanan bidang usaha, instansipemerintah, kampus universitas dan lain-lain telah tercakup dalam UU No. 2 Tahun 2002,mengenai bentuk-bentuk pengamanan Swakarsa, termasuk industrial security dimana Polriditugaskan untuk memberi pembinaan teknis, koordinasi dan pengawasan.4)Ayat 11 menyebut istilah Pengamanan, yaitu pengamanan internal, pengamanan sipildan kontra intelijen. Semua istilah yang digunakan dalam RUU ini hendaknya dirumuskansejelas mungkin, karena akan menyangkut lembaga / organisasi mana yang akanmelaksanakannya.5)Ayat 13 menyebut istilah penyelidikan, ayat 15 operasi intelijen, ayat 17 tentang subversi,ayat 18 Rahasia Negara.6)Bab III pasal 5 dan 6 mengenai Pengemban Fungsi Intelijen harus jelas organisasi danpejabatnya.7)Bab IV mengatur BIN, pasal 10f, membantu lembaga penegak hukum mengumpulkaninformasi-informasi intelijen kejahatan transnasional. Juga pasal 10 h juga bisa tabrak denganindustrial security. Bila tidak diatur dengan baik, bisa tumpang tindih dengan Polri.8)Perlu perhatian rumusan bagian ketiga mengenai Badan Intelijen Keamanan Kepolisian RIdalam pasal 17 (1) BIK Polri bertugas mencari, mengumpulkan, mengevaluasi, menganalisa,mengkorelasi dan menafsirkan serta mengajukan intelijen keamanan dan ketertibanmasyarakat untuk pencegahan dan penindakan dalam rangka penegakan hukum. Apakahrumusan ini sudah sesuai dengan intelijen kepolisian RI ? .

    4 / 5

  • POLRI dan INTELIJEN oleh Prof. DR. Awaloedin Djamin, MPARabu, 22 Februari 2006 00:00

    9)Bagian kelima : Intelijen Departemen dan atau instansi lainnya. Bila yang dimaksud intelijensebagai pengetahuan, pengumpulan, evaluasi, analisa data untuk membuat kebijakan dankeputusan, intelijen demikian ada pada semua organisasi pemerintah, perusahaan swasta,bahkan organisasi kemasyarakatan. Perlu diteliti apa ada organisasi intelijennya ?10)Yang crusial adalah rumusan BAB IV pasal 41 : diberikan wewenang yang sifatnya dapatmembatasi, mengurangi dan atau menghilangkan sebagian kebebasan sipil setiap orang untukmendapatkan informasi berkaitan dengan : a. terorisme, b. separatisme, c. spionage, d.subversi, e. sabotase, f. konflik primordial (konflik SARA), g. kekerasan politik, h. radikalisme, i.transnational crime. Rumusan ini menyangkut HAM dan kepastian hukum.11)Pasal 41 (2) wewenang sebagaimana dimaksud ayat (1) dilaksanakan secara proporsionaldengan memperhatikan hak dan kewajiban azasi setiap orang ( setelah mendapat persetujuandari Kejaksaan Agung). Rumusan ini membingungkan dan dapat kacau dalam praktek.Penjelasan pasal 41 ini lebih membingungkan lagi, antara lain : penangkapan dalam rangkainterogasi (bukan untuk pro justisia) dan selambat-lambatnya 7 x 24 jam. Ditambah lagipenyadapan telpon, pemeriksaan rekening seseorang di Bank, surat-surat, e-mail pribadi.Rumusan ini bisa berbahaya bagi HAM dan demokrasi.12)Pasal 42 : Wewenang sebagaimana dimaksud pasal 41 (1) dan (2) dilaksanakanberdasarkan keadaan yang memaksa dan mengharuskan tindakan tersebut dalam rangkatindakan pencegahan dan investigasi dengan memperhatikan nilai-nilai demokrasi danmenghormati hak azasi manusia dan supremasi hukum. Rumusan ini lebih membingungkanlagi, bila dilihat dari cita-cita reformasi dan keberadaan KUHAP.13)Bila RUU ini tidak diperbaiki dan sebagian pasalnya diubah sama sekali, yang akan terjadiadalah kekacauan yang lebih parah dari keadaan sekarang ini.IV.Penutup Demikianlah secara ringkas uraian tentang Polri dan Intelijen yang dikaitkan dengan RUUIntelijen yang dibuat BIN.Karena RUU ini terkait dengan RUU Keamanan Nasional, RUU Rahasia Negara, kiranyakeberadaan UU No. 2 Tahun 2002 jangan dikesampingkan, demikian pula sejarah Polri dibidang intelijen.Disarankan staf MABES Polri menelaah RUU Intelijen ini dengan seksama, pasal demi pasal,bahkan kata demi kata dan membuat konsep Polri untuk perbaikan RUU Intelijen yang lebihbaik. (Jakarta, Februari 2006).

    5 / 5