polimer 3

Upload: sigitnurcahyo54

Post on 07-Jan-2016

17 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

tugas teknologi polimer

TRANSCRIPT

TEKNOLOGI POLIMERPEMICU III

Cahya Rian (2012430030)Hendro Darmi (2012430062)M. Baihaqi (2012430073)Sigit Nur Cahyo (2012430096)

FAKULTAS TEKNIK KIMIAUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA2015PEMICU III POLIMERSekarang sedang heboh berita tentang beras plastic. Beras ini diberitakan berasal dari campuran umbi dan plastic yang berbahaya. Sebagai mahasiswa teknik kimia berikan analisa anda dalam hal ini.Jelaskan hal hal berikut ini: a. Ada sumber berita yang menyebutkan bahwa plastik saat ini harganya lebih mahal dibandingkan beras itu sendiri. Bagaimana menurut anda? Sebagai seorang chemical engineer, apa yang akan anda lakukan untuk effisiensi bahan baku dan proses pada polymer manufacturing?b. Jenis plastik apakah yang kemungkinan terdapat dalam beras plastik tersebut? Bagaimana sifat sifatnya sehingga dapat digunakan sebagai bahan campuran pembuat beras plastik?c. Berapa banyak H2O2 yang ditambahkan ke ethylene untuk mendapatkan :i. DP polymer 1000ii. BM plimer 21000 amud. Jelaskan distrubusi berat molekul dalam polimer diatas jika diketahuiNORANGE BERAT MOLEKULPERSENTASE

110000 2000020 %

220000 4000065 %

340000 5000015 %

Carilah : a. Berat molekul rata rata jumlah b. Berat molekul rata rata berat.e. Bagaimana cara mengukur berat molekul polimer?f. Bagaimana sifat molekul diatas? Bagaimana cara menganalisa sifat molekul diatas?g. Apakah polimer dapat mengalami kerusakan? Sebutkan kerusakan apa saja yang bisa terjadi dan disebabkan oleh apa saja? h. Sebutkan additives yang mungkin diperlukan pada pembuatan polypropylene, jelaskan syarat syarat additivenya !i. Jelaskan macam macam proses yang digunakan pada polymer manufacturing!JAWABAN

a. Menurut kelompok kami, penggunaan plastik yang dikatakan dalam proses pembuatan beras adalah tidak benar. Kecil kemungkinan plastik dapat di oplos ke dalam campuran beras. Ini dikarenakan harga dari plastic sendiri lebih mahal dari pada beras itu sendiri. Sehingga tidak akan mendapatkan untung apa-apa. Kemudian dilihat dari sifatnya, plastik akan mengambang saat di masukkan ke dalam air. Kemudian dengan adanya hasil lab dari salah satu instansi yang menyatakan adanya beras plastik, kami menduga hal tersebut di karenakan oleh adanya kontaminasi beras dipasaran dikarenakan pedagang yang menjual beras menggunakan pipa paralon untuk meratakan beras seperti yang kita tahu. kemudian penggunaan kantong plastic untuk tempat wadah beras saat kita membeli dari toko beras. (Pihak Sucofindo menyebutkan ada 6,76% campuran klorida dalam sampel 250 gram beras). Sumber:http://news.detik.com/read/2015/05/22/164436/2922479/10/menggugat-istilah-beras-plastik Kemudian proses produksi dengan bercocok tanam tentunya lebih murah dari pada harus membuat beras plastic yang dimana harga biji plastic itu sendiri lebih mahal dari harga beras kualitas terbaik. Sehingga hal tersebut sangat tidak mungkin untuk alasan mengurangi ongkos produksi. Kecuali ada pihak-pihak tertentu yang ingin meresahkan masyarakat umum dengan alasan tertentu.Kemudian untuk mengefisiensikan proses pembuatan polimer, dapat dengan katalis yang akan memaksimalkan jalannya reaksi walaupun tidak 100% namun hasilnya akan maksimal. Karena reaksi yang sempuran hanyalah proses pembakaran karbon.b. Untuk kemungkinan bahan plastic yang dapat digunakan untuk mencampurkan dengan beras plastic adalah PVC (PolyVinylChloride). Sifat kimia : Rumus molekul : CH2=CHCl Rumus bangun : Kelarutan : 0,1 gr/100 ml air pada 25 0C Vinil chlorida dihasilkan dari proses cracking atau pemecahan molekul etilena diklorida. Sifat fisika : Bentuk : gas atau cair tak berwarna. Density relatif : 0,9 gr/ml Titik lebur : -154 0C Titik didih : -130C Tekanan uap : 346 Kpa pada suhu 250C Bau : bau manis Titik nyala : gas mudah menyala Kondisi yang dihindari: sumber udara, O2, matahari, dan semua penyebab kebakaran (sumber panas dan sumber nyala).c. Hal yang membedakan polimer dengan spesies berat molekul rendah adalah adanya distribusi panjang rantai dan untuk itu derajat polimerisasi dan berat molekular dalam semua polimer yang diketahui juga terdistribusi (kecuali beberapa makromolekul biologis). Distribusi ini dapat digambarkan dengan Memplot berat polimer (BM diberikan) lawan BM. Panjang rantai polimer ditentukan oleh jumlah unit ulangan dalam rantai, yang disebut derajat polimerisasi (DPn). Berat molekular polimer adalah hasil kali berat molekul unit ulangan dan DPn.Mn = berat molekul rata-rata polimerM0 = berat molekul unit ulangan ( sama dengan berat molekul monomer)DP = derajat polimerisasi

Contoh : polimer poli(vinil klorida), PVC memiliki DP = 1000 maka berat molekulnya (Mn) adalah

Mn = DP x M0, M0 ( CH2CHCl - ) = 63, DP = 1000Mn = 63 x 1000 = 63000Maka jawaban untuk soal c adalah Mn = berat molekul rata-rata polimer = 21000DP = derajat polimerisasi = 1000M0 = berat molekul unit ulangan (sama dengan berat molekul monomer)MO = Mn : DP = 21000 : 1000 = 21d. Jelaskan distrubusi berat molekul dalam polimer diatas jika diketahuiNORANGE BERAT MOLEKULPERSENTASE

110000 2000020 %

220000 4000065 %

340000 5000015 %

Carilah :a. Berat molekul rata rata jumlahb. Berat molekul rata rata berat.Jawab: Berat molekul rata-rata jumlahMn= MixNi Ni= (15.000x20) + (30.000x65) + (45.000x15)100=29250 Berat molekul rata-rata beratMw= Mi2xNi MixNi = ((15.000)2x20) + ((30.000) 2x65) + ((45.000) 2x15)(15.000x20) + (30.000x65) + (45.000x15) =2936250e. Penentuan Berat Molekul PolimerMakromolekul apabila dilarutkan dalam suatu pelarut (misalnya air) akan membentuk larutan koloid sejati. Suatu sistem makromolekul yang terdiri dari molekul-molekul dengan berat molekul yang sama disebut monodispersi. Bila sistem makromolekul tersebut tidak terdiri dari molekul-molekul dengan berat molekul yang sama disebut polidispersi. Terdapat tiga metode umum yang dapat digunakan untuk menentukan berat molekul suatu polimer, yaitu metode analisa gugus ujung, metode osmometri, dan metode viskositas.Metode Analisa Gugus UjungJika suatu polimer diketahui mengandung jumlah tertentu gugus ujung per molekulnya, maka jumlah gugus ujung tersebut dapat ditentukan dalam sejumlahmassapolimer dengan metode analisis. Dari sini dapat ditentukanmassasatu mol polimer dan juga berat molekulnya.Kelemahan metode ini yaitu adanya pengandaian struktur molekul dan tidak dapat digunakan padamassamolekul polimer yang sangat besar Karen sampel polimer yang diambil hanya satu gram. Oleh karena itu metode ini hanya dipakai untuk polimer dengan berat molekul mendekati 2500 gram/mol.Metode OsmometriTekanan osmotik larutan polimer lebih mudah diukur daripada mengukur kenaikan titik didih dan penurunan titik bekunya. Hal tersebut memungkinkan untuk menentukan berat molekul polimer. Oleh karena itu tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yaitu sifat yang bergantung pada jumlah partikel terlarut yang ada. Maka osmometri menghasilkan harga rata-rata berat molekul.Osmometri dapat dikatakan sebagai perlewatan pelarut melalui selaput/ membran dari pelarut murni ke dalam larutan atau dari larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih pekat. Selaput ini hanya dapat melewatkan pelarutnya saja (permeable).Metode ViskositasViskositas adalah sebuah ukuran penolakan sebuah fluida terhadap perubahan bentuk dibawah tekanan shear. Biasanya diterima sebagai kekentalan atau penolakan terhadap suatu penuangan. Viskositas menggambarkan penolakan dalam fluida kepada aliran dan dapat dipikir sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan fluida. Air memiliki viskositas rendah, sedangkan minyak sayur memiliki viskositas yang tinggi (

Polimer adalah molekul yang memiliki massa molekul besar yang dibangun secara berulang dari struktur kimia yang sama, Unit berulang ini disebut monomer. Panjang rantai polimer ditentukan oleh jumlah unit berulang dalam rantai polimer tersebut yang dikenal dengan istilah derajat polimerisasi(DP). Massa molekul relatif dari polimer adalah produk perkalian dari massa molekul relatif monomer dan derajat polimerisasinya (Amir, 2007).

Viskositas diukur dengan beberapa cara. dalam viscometer Ostwald, waktu yang diperlukan oleh larutan untuk melewati pipa kapiler dicatat dan dibandingkan dengan sampel standar. Metode ini cocok untuk penentuan [] karena perbandingan viskositas larutan dan pelarut murni sebanding dengan waktu pengaliran t dan t* setelah dikoreksi untuk perbedaan rapatan dan * (Atkins, 1997).f. Kosongg. Dapat, yaitu kerusakan termal (panas), fotodegradasi (cahaya), radiasi (energi tinggi), kimia, biologi (biodegradasi) dan mekanis.

Kerusakan Termal (Panas)Pada kerusakan termal (termokimia) ada peluang aditif, katalis atau pengotor, turut bereaksi meskipun dari segi istilah seakan-akan tidak ada senyawa lain yang tidak terlibat.

Fotodegradasi PolimerFotodegradasi polimer lazim melibatkan kromofor yang menyerap daerah uv di bawah 400 nanometer.

Radiasi (energi tinggi)Radiasi energi tinggi misalnya sinar X, gamma, atau partikel, tidak khas serapan. Segenap bagian molekul dapat kena dampak, apabila bila didukung oleh faktor oksigen, aditif, kristalin, atau pelarut tertentu.

Degradasi Mekanis Degradasi mekanis dapat terjadi saat pemrosesan maupun ketika produk digunakan oleh gaya geser, dampak benturan dan sebagainya. Degradasi KimiaDegradasi kimia adalah suatu reaksi perubahan kimia atau peruraian komponen suatu polimer karena reaksi dengan polimer sekitarnya berupa tindakan atau proses penyederhanaan atau meruntuhkan sebuah molekul menjadi lebih sederhana (kecil) baik secara alami maupun buatan.

Degradasi atau penguraian kimia kerangka polimer-polimer vinil yang tersusun dari rantai-rantai karbon yang tidak mengandung gugus-gugus fungsional selain ikatan rangkap dua polimer-polimer diena pada prinsipnya terbatas pada reaksi oksidasi.Polimer-polimer terurai sangat lambat oleh oksigen dan reaksinya bersifat otokatalitik. Reaksi dapat dipercepat oleh penerapan panas atau sinar atau oleh hadirnya beberapa zat kotor yang mengkatalis proses oksidasi tersebut. Polimer-polimer tak jenuh mengalami penguraian oksidatif jauh lebih cepat oleh proses-proses radikal bebas yang rumit, yang melibatkan zat antara peroksida dan hidroperoksida. Polimer-polimer tak jenuh juga sangat mudah menerima serangan ozon. Penguraian polimer melalui ozonolisis untuk memperbaiki ketahanan ozon dengan cara menempatkan sebagian alkena yang diperlukan untuk ikat silang sedemikian rupa sehingga pemutusan ikatan oksidatif tidak menyebabkan berkurangnya berat molekul.

1. Ciri-ciri polimer yang mengalami degradasi kimia,Adapun ciri-ciri polimer yang mengalami degradasi kimia yaitu terjadi perubahan yang bersifat kimia pada polimer, selain itu juga terjadi perubahan sifat fisik dan mekanik pada polimer.

Perubahan yang bersifat kimia yaitu terjadi perubahan rantai polimer dan ikatan polimer. Perubahan fisik terlihat pada terjadinya perubahan warna polimer, timbulnya retakan pada polimer, polimer bersifat lebih rapuh, dan timbulnya bau air mineral kemasan. Perubahan sifat mekaniknya meliputi kekuatan tarik, kekuatan kompresif (tekanan), kekuatan fleksur (patahan), kekuatan impak (menahan pukulan tiba-tiba), kelelahan, dan kekerasan.

2. Contoh Degradasi kimia Degradasi Kimia Negatif Hidrolisis Nilon peka terhadap degradasi oleh asam, proses yang dikenal sebagai hidrolisis, dan nilon cetakan akan retak ketika diserang oleh asam kuat. Sebagai contoh, permukaan fraktur konektor bahan bakar menunjukkan pertumbuhan progresif retak dari serangan asam (Ch) ke titik puncak terakhir (C) dari polimer. Masalah ini dikenal sebagai stres korosi retak, dan dalam hal ini disebabkan oleh hidrolisis dari polimer. FluoroelastomerDegradasi kimia dari fluoroelastomer, FKM (Viton A), dalam situasi alkaline (10% NaOH, 80 C). Optical microscope dan analisis SEM mengungkapkan bahwa degradasi dimulai dengan kekasaran permukaan sejak tahap awal paparan (misalnya, 1 minggu) dan akhirnya menyebabkan keretakan pada permukaan setelah kontak yang terlalu lama. Pada awalnya tingkat degradasi terutama terbatas pada daerah permukaan (beberapa nanometer) tapi dengan pencahayaan lebih lama (misalnya, 12 minggu) itu meluas sampai ke bawah daerah bawah permukaan fluoroelastomer. Tingkat degradasi permukaan ini ditemukan untuk menjadi cukup kuat untuk mempengaruhi sifat mekanik massal. Mekanisme molekuler dari degradasi kimia permukaan yang ditentukan menggunakan analisis permukaan (XPS dan ATR-FTIR) di mana degradasi awal ditemukan untuk melanjutkan melalui dehydrofluorination. Ini mengarah pada pembentukan ikatan ganda pada tulang punggung karet yang mempercepat degradasi lebih jauh dengan pencahayaan lebih lama. Selain itu, salib-link situs dari sampel karet yang terbuka juga ditemukan untuk rentan terhadap serangan hidrolitik kimia di bawah lingkungan yang diteliti terbukti dengan penurunan kepadatan lintas link dan fraksi gel (%). Klor-Induced Cracking Gas yang sangat reaktif diantaranya adalah klorin, yang akan menyerang polimer rentan seperti resin asetal dan polybutylene pipa. Ada banyak contoh seperti pipa dan alat kelengkapan asetal gagal dalam properti di Amerika Serikat sebagai akibat klorin-induced cracking. Pada dasarnya serangan gas bagian sensitif dari rantai molekul (terutama sekunder, tersier atau allylic atom karbon), oksidasi rantai rantai dan akhirnya menyebabkan perpecahan. Akar penyebab adalah sisa-sisa klorin dalam pasokan air, ditambahkan untuk tindakan anti-bakteri, serangan terjadi bahkan pada bagian per juta jejak gas yang larut. Klorin menyerang bagian lemah dari suatu produk, dan dalam kasus sebuah resin asetal persimpangan dalam sistem pasokan air, itu adalah akar benang yang diserang pertama, menyebabkan retak rapuh untuk tumbuh. Perubahan warna pada permukaan fraktur disebabkan oleh pengendapan karbonat dari air keras pasokan, sehingga sendi sudah dalam kondisi kritis selama berbulan-bulan. Masalah-masalah di AS juga terjadi untuk polybutylene pipa, dan menyebabkan materi yang dikeluarkan dari pasar, meskipun masih digunakan di tempat lain di dunia. serangan klorin resin asetal pipa gabungan Degradasi Karet oleh Ozon Salah satu contoh umum dari degradasi dibantu kimia adalah degradasi karet oleh partikel ozon. Ozon adalah molekul atmosfer alami yang dihasilkan oleh pengeluaran muatan listrik atau melalui reaksi oksigen dengan radiasi matahari. Ozon juga diproduksi dengan polutan atmosfer bereaksi dengan ultraviolet Radiasi. Untuk reaksi terjadi, hanya konsentrasi ozon harus serendah 3-5 bagian per seratus juta (pphm) dan ketika konsentrasi ini dicapai, suatu reaksi terjadi pada lapisan permukaan tipis (5 x10-7 meter) dari bahan . Molekul ozon bereaksi dengan karet yang dalam banyak kasus tak jenuh (mengandung ikatan rangkap), namun reaksi akan tetap terjadi dalam polimer jenuh (yang hanya mengandung ikatan tunggal). Ketika reaksi terjadi, pemotongan dari rantai polimer (melanggar ikatan kovalen ganda) terjadi membentuk pembusukan produk: Pemotongan rantai meningkat dengan kehadiran aktif Hidrogen molekul (misalnya, dalam air) serta asam dan alkohol. Bersamaan dengan jenis reaksi, lintas menghubungkan dan samping formasi cabang juga terjadi oleh aktivasi ikatan ganda dan ini membuat bahan karet lebih rapuh. Karena peningkatan kerapuhan karena reaksi kimia, bentuk retakan di daerah-daerah yang tinggi stres. Sebagai propagasi retakan ini meningkat, permukaan baru dibuka untuk degradasi terjadi.

Degradasi Poli Vinil Chloride (PVC) Degradasi juga dapat terjadi sebagai akibat dari pembentukan, dan kemudian kerusakan ikatan ganda, seperti solvolysis dalam PVC (Peacock). Solvolysis terjadi bila ikatan Karbon-X, dengan X mewakili halogen, rusak. Ini terjadi pada PVC di keberadaan asam spesies. Atom Hidrogen aktif akan menghapus atom Klor dari polimer molekul, membentuk asam klorida (HCl). HCl dihasilkan dapat mengakibatkan dechlorination atom Karbon yang berdekatan. The dechlorinated Karbon atom kemudian cenderung untuk membentuk ikatan ganda, yang dapat diserang dan dirusak oleh ozon, seperti karet degradasi dijelaskan di atas. Degradasi Polyester Degradasi poliester dapat terjadi tanpa kehadiran asam katalis yang menyebabkan degradasi PVC. Selama hidrolisis air yang bertindak sebagai katalis reaktif bukan asam. Ini menyebabkan degradasi terutama pada suhu dan tekanan tinggi selama pemrosesan. Dalam proses ini molekul air akan menyerang CO-ikatan ester, memecah polimer setengah. Molekul air akan terdisosiasi, dengan satu atom hidrogen membentuk kelompok asam karboksilat pada atom karbon dengan oksigen berikatan ganda, sedangkan sisanya membentuk atom alkohol di ujung rantai yang lain. Produk reaktif ini dapat juga menyebabkan degradasi lebih lanjut dari rantai polimer. Pemotongan rantai ini rata-rata menurunkan berat molekul dari polimer, menurunnya jumlah dan kekuatan ikatan antarmolekul serta tingkat keterlibatan. Ini akan meningkatkan mobilitas rantai, menurunnya kekuatan polimer dan meningkatkan deformasi pada tegangan rendah. pipa bahan bakar rusak konektor.

Degradasi Kimia Positif Solvolisis atau daur ulang PET secara kimia (Sintesis dibenzil tereftalat melalui depolimerisasi plastik poli(etilena tereftalate) sebagai alternatif daur ulang plastik bekas).Plastik poli(etilena tereftalat) (PET) telah menjadi kebutuhan yang penting bagi kehidupan manusia. Bahan ini biasanya dimanfaatkan sebagai fiber dan pengemas. Disamping itu juga menjadi bagian pokok pada komponen eksterior dan interior bodi mobil. Komponen plastik banyak menawarkan banyak keuntungan dibanding bahan lain seperti baja, paduan logam nonferro, keramik dan gelas. Plastik bobotnya ringan, yang menyebabkan komponen lebih ringan, mobil lebih ringan. Plastik dapat dicetak dengan mudah menjadi bentuk yang rumit. Banyak produk plastik, khususnya yang digunakan untuk pengemas, memiliki periode pemakaian yang pendek dan segera dibuang. Karena ada sebagian daerah yang kekurangan lahan untuk penimbunan, suatu usaha pemberian insentif untuk pendaur ulang limbah telah diberikan untuk mengurangi limbah yang ditimbun. Sedangkan produk kertas sekitar 20% dan wadah aluminium 30% telah didaur ulang, hanya 1 % plastik buangan yang didaur ulang. Terdapat beberapa faktor yang memberikan sumbangan terhadap kecilnya daur ulang plastik saat ini. Harga plastik daur ulang tidak kompetitif dibandingkan plastik asli yang dibuat dari petrokimia. Faktor kontribusi lain melibatkan problem pemilahan (sorting) produk limbah plastik menjadi katagori yang bervariasi. Jika pemilahan ini tidak dilakukan, produk yang dibuat dari campuran plastik yang digunakan akan rendah mutunya. Degradasi NylonNylon merupakan salah satu polimer yang banyak ditemukan. Selain jelas digunakan dalam industri tekstil untuk pakaian dan karpet, banyak nilon digunakan untuk membuat ban tali - struktur bagian dalam ban kendaraan di bawah karet. Serat juga digunakan dalam tali, dan nilon dapat dicampakkan ke dalam bentuk padat untuk roda gigi dan bantalan di mesin, misalnya. Perusahaan kimia raksasa dari Amerika Serikat, Du Pont, berhasil mengembangkan teknologi baru daur ulang untuk Nylon, yakni dengan menggunakan teknologi ammonolysis. Pilot plant untuk melakukan riset daur ulang Nylon, ternyata jauh sebelumnya telah dibangun di wilayah Ontario, tepatnya di kota Kingston, Kanada, demikian Du Pont menjelaskan. Pihak Du Pont sendiri bahkan telah mengadakan riset dan pengembangan proses ammonolysis pada fasilitas riset tersebut selama bertahun-tahun. Dan terakhir, sebelum mengaplikasikannya secara luas, Du Pont merasa perlu untuk mengadakan test kelayakan terutama dari sudut pandang ekonomis metoda baru tersebut. Untuk itulah, pada tahun 2000 ini, Du Pont juga telah menyelesaikan pembangunan sarana yang lebih besar di kota Maitland yang juga terletak di wilayah Ontario. Sarana demonstrasi daur ulang Nylon dalam skala besar ini, sebenarnya juga dimaksudkan untuk memberikan sarana penilaian bagi khalayak industri secara luas terhadap metoda baru tadi. Dan tentu saja sekaligus sebagai sarana promosi Du Pont yang jitu. Metoda ammonolysis ini adalah metoda yang murni hasil riset milik Du Pont sendiri. Nylon yang beredar di pasaran adalah Nylon PA6 dan Nylon PA66. Namun kenyataannya selama ini, metoda daur ulang kimiawi untuk masing-masing jenis Nylon adalah saling berlainan. Sehingga sebelum masing-masing didaur ulang, diperlukan proses pemisahan di antara kedua jenis Nylon tersebut. Apalagi untuk jenis bahan seperti karpet Nylon (yang biasanya terbuat dari campuran Nylon PA6 dan PA66), tidak ada metoda kimiawi yang bisa dipakai untuk mendaur-ulangnya. Dan biasanya, bahan-bahan Nylon yang tidak bisa dipisahkan seperti ini, tidak didaur-ulang, bahkan sebagian besar ditimbun di dalam tanah begitu saja. Proses ammonolysis yang ditemukan Du Pont, adalah teknologi degradasi polimer yang berlaku untuk kedua jenis Nylon, PA6 dan PA66. Disinilah letak perbedaannya. Jadi ketika Nylon yang akan didaur ulang dikumpulkan, tidak diperlukan lagi proses pemisahan Nylon PA6 dan PA66. Metoda kimiawi daur ulang seperti ini adalah metoda pertama di dunia, yang sangat dinanti-nantikan kehadirannya, terutama pada era ISO 14000 seperti sekarang ini. Hasil daur ulang Nylon dengan proses ammonolysis terbukti menunjukkan kualitas yang serupa. Kualitas bahan yang homogen ini memungkinkan dan memudahkan pemasaran kembali hasil daur ulang Nylon. Ini penting artinya dari sudut pandang ekonomis. Namun yang jauh lebih penting lagi, proses daur ulang ini sangat besar artinya bagi pelestarian lingkungan hidup, karena tidak perlu lagi penimbunan berbagai jenis Nylon ke dalam tanah.

h. Bahan-bahan aditif yang digunakan dalam pembuatan polipropilen adalah : penstabil panas, lubrikan, antistatic agent, slip agent, dan antiblocking agent. PenstabilPenstabil terdiri atas tiga jenis, yakni penstabil panas, penstabil UV, dan anti oksidan. Anti oksidan diguakan untuk memperpanjang umur pakai produk plastik yang dihasilkan dan menghindari kerusakan akibat proses oksidasi. Penstabil panas berfungsi mencegah degradasi resin sewaktu proses pencampuran berlangsung. Penstabil UV digunakan untuk melindungi plastik dengan menghambat proses degradasi akibat sinar matahari. PelumasPelumas atau lubricant berfungsi mencegah material plastik cair pada permukaan logam. Efek tersebut terjadi akibat afinitas pelumas terhadap plastik yang pada dasarnya dipengaruhi oleh perbedaan polaritas antara molekul aditif dengan bahan plastik. Antistatic agentPolimer-polimer sintetik umumnya sangat mudah menerima muatan listrik statis dan sangat sukar melepaskannya. Kondisi tersebut mengakibatkan plastik mudah menarik debu apabila bergesekan dengan benda lain. Antistatic agent bekerja dengan mekanisme menurunkan koefisien gesekan agar muatan statis dapat dikurangi, serta mengeluarkan muatan tersebut melalui celah konduktif. Slip agentSlip agent atau bahan penggelincir mempunyai zat aktif permukaan yang terdiri atas bahan polar dan non polar. Bagian yang polar menyebabkan bahan pengggelincir memisah dari bahan polimer, sedangkan bagian yang non polar tetap berada dalam polimer. Hal ini berarti bahwa meskipun meskipun dicampurkan ke dalam polimer, sebagian aditif slip akan menyebar ke permukaan dan membentuk sebuah lapisan permukaan yang menurunkan koefisien friksi. Dengan demikian, penambahan bahan penggelincir mencegah perekatan film satu sama lain.Antiblocking agent atau antibloking berfungsi mencegah menempelnya lapisan film. Antibloking bekerja dengan cara membuat permukaan film plastik menjadi sedikit lebih besar sehingga udara dapat melewatinya. Aditif antibloking yang digunakan harus sesuai, karena jika ukuran partikelnya sangat kecil tidak cukup untuk menghasilkan permukaan yang kasar. Sebaliknya, ukuran partikel yang terlalu besar, dapat merusak penampilan film (Seymour, 1993).Syarat-syarat aditif adalah : Pengggunaannya tidak merubah struktur molekul polimer ( tidak menimbulkan perubahan kimia pada struktur polimer) Memperbaiki sifat-sifat polimer.

i. Proses manufaktur plastic Injection MoldingBijih plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang berpemanas diinjeksikan ke dalam cetakan. EkstrusiBijih plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang berpemanas secara kontinyu ditekan melalui sebuah orifice sehingga menghasilkan penampang yang kontinyu. ThermoformingLembaran plastik yang dipanaskan ditekan ke dalam suatu cetakan. Blow MoldingBiji plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang berpemanas secara kontinyu diekstrusi membentuk pipa (parison) kemudian ditiup di dalam cetakan.