pola struktur geologi yang berkembang di daerah gunung bujang dan sekitarnya termasuk ke dalam pola...

4
Pola struktur geologi yang berkembang di daerah Gunung Bujang dan sekitarnya termasuk ke dalam Pola Sumatera (NW-SE). Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan pola kelurusan baik kelurusan sungai maupun bukit/lereng (Gambar 5.1) yang didapat, kemudian dianalisa untuk memperoleh diagram mawar yang mencerminkan struktur geologi regional daerah penelitian.

Upload: asmoro-pribadi-dewo

Post on 16-Sep-2015

217 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

12

TRANSCRIPT

Pola struktur geologi yang berkembang di daerah Gunung Bujang dan sekitarnya termasuk ke dalam Pola Sumatera (NW-SE). Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan pola kelurusan baik kelurusan sungai maupun bukit/lereng (Gambar 5.1) yang didapat, kemudian dianalisa untuk memperoleh diagram mawar yang mencerminkan struktur geologi regional daerah penelitian.

Berdasarkan pengamatan dan korelasi data pada daerah penelitian di sekitar Gunung Bujang Sarolangun terjadi 2 periode tektonik pada daerah penelitian. Hal ini dikaitkan dengan tektonik pengontrol terhadap hadirnya intrusi diorite kuarsa pada daerah penelitian. Pada periode pertama dengan arah tegasan timurlaut-baratdaya (NE-SW) membentuk pola struktur berarah barat-timur (W-E) yaitu, sesar Sako dan sesar Batu Kursi. Pada Periode kedua dengan arah tegasan utara-selatan (N-S) membentuk pola struktur berupa struktur sesar geser kanan menurun Batu Licin dan sesar turun mengiri Tangkui dengan arah tegasan relatif utara-selatan merupakan sesar utama yang mempengaruhi patahan pada daerah penelitian. Dari terbentuknya patahan Batu Licin kemudian terbentuknya patahan Banyak Telun, Medang, serta reaktivasi terhadap sesar Sako. Dari patahan Tangkui kemudian terbentuk patahan Jejak Kambing dan rektivasi terhadap sesar Batu Kursi, sesar tersebut mempengaruhi arah utama pola mineralisasi purba. Reaktivasi terhadap struktur tua dibuktikan dengan ditemukannya lebih dari 2 titik puncak data kekar gerus yang menunjukan adanya arah tegasan lain selain tegasan dominan. Analisa kinematika dan dinamika terhadap periode tektonik pertama sebagai struktur pengontrol penyebaran mineralisasi daerah penelitian. Pola sesar geser utama pada orde pertama relatif berarah baratlaut-tenggara dan timurlautbaratdaya ditunjukkan oleh sesar turun mengiri tangkui, sesar turun menganan batu licin, dan turun menganan Gn. Bujang timur. Maka dapat ditentukan bahwa adanya tegasan utama berarah utara-selatan (N-S) sesuai dengan pola tegasan jalur subduksi yang menyerong antara Lempeng Eurasia yang berada di utara denganLempeng India-Australia. Pola sesar geser berarah timurlaut-baratdayaditunjukkan oleh sesar geser kiri menurun batu kursi, sesar geser kiri jejakkambing. Sesar-sesar tersebut terbentuk pada orde kedua dari orde pertama sesarturun mengiri Tangkui. Ditafsirkan bahwa Sesar mendatar tersebut merupakan sesar sobekan yang dihasilkan dari perbedaan pengakomodasian gaya kompresi dari masing-masing blok yang berbeda. Sedangkan pola lain sebagai orde keduadari sesar geser kanan Batu Licin dan sesar turun menganan Gn. Bujang Timurditunjukkan oleh sesar turun mengiri banyak telun, sesar turun mengiri medang, dan sesar turun mengiri sako dengan arah tegasan timurlaut-baratdaya (NE-SW). Secara interpretatif pembentukan struktur geologi dengan arah tegasan utama utara-selatan (N-S) pada daerah penelitian telah peristiwa proses trajectory yang dalam hal ini tegasan utama mengalami pergeseran atau pembelokan. Dampak dari pembelokan tegasan ini membentuk sesar utama yaitu sesar turun menganan Gn. Bujang Timur (LAMPIRAN C). Berdasarkan analisis kinematik dengan pemodelan struktur geologi lainnya dan pola sesar geser dengan hubungan penyebaran mineralisasi pada daerah penelitian,maka digunakan pendekatan model dari sistem struktur tersebut disebut sebagai Riedel Shear Model (Riedel, dalam Corbett and Leach, 1997).Pada umumnya, keberadaan mineral ubahan yang terbentuk dikontrol oleh seluruh struktur geologi yang ada di daerah penelitian, hal ini dibuktikan dari penyebaran zona alterasi yang menempati seluruh luasan daerah penelitian mengikuti keberadaan struktur geologi yang ada. Sedangkan mineralisasi yang ada, cenderung hadir pada bukaan (tension) berupa urat kuarsa berarah utaraselatan (N-S) sebagai ekstensional (tarikan) dari sesar utama orde pertama dengan arah tegasan utara-selatan. Dan Keberadaan urat kuarsa lainnya berarah timurlautbaratdaya (NE-SW) juga terdapat pada sesar orde kedua dengan arah tegasan timurlaut-baratdaya (NE-SW) dari sesar utama Tangkui. Pola mineralisasi daerah penelitian, berdasarkan korelasi mineralisasi dan kecenderungan kekar bawah permukaan. Didapatkan bahwa mineralisasi daerah Gunung Bujang merupakan tegasan purba yang menghasilkan dilatasi kompresi (compression jog) dengan disertai bukaan menerus sebagai tension fracture berarah utara-selatan hingga timurlaut-baratdaya sepanjang sesar-sesar yang ada.