pola rekahan sayap

6
Laboratorium Vulkanologi 2013 Pola Rekahan Sayap Gunung Api Pada acara praktikum vulkanologi pertemuan ke-4 kali ini saya akan membahas mengenai artikel yang berhubungan dengan pola rekahan sayap dimana hal ini sangat berhubungan dengan vulkanologi khususnya morfologi gunung api, struktur geologi gunung api dan tentunya mengenai litologinya. Untuk lebih jelasnya, saya akan membahas pada bahasan selanjutnya di bawah ini. A. Struktur Geologi Berbicara mengenai pola rekahan sayap pada gunung api tentu tidak lepas dari pengaruh struktur geologi. Rekahan pada lereng gunung api ialah konteksnya ataupun indikasinya terhadap kekar dan sesar. Dimana kekar ialah rekahan- rekahan yang belum mengalami pergeseran, dimana kekar-kekar terdiri dari shear joint, release joint dan extension joint. Segala komponen kekar tersebut sangat mempengaruhi pola rekahan lereng/sayap gunung api. Kemudian setelah kekar, kini berbicara mengenai pengaruh sesar terhadap pola rekahan sayap. Sesar sendiri ialah rekahan-rekahan yang telah mengalami pergeseran. Bedanya kekar dan sesar yaitu pada telah atau belum bergesernya rekahan tersebut. Sesar terdiri dari sesar naik, sesar mendatar, dan sesar turun. Nama : Bintang Fernata Putra NIM : 111.110.114 Plug : 3 Page 1

Upload: bintang-fernata-putra

Post on 26-Oct-2015

67 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pola Rekahan Sayap

Laboratorium Vulkanologi 2013

Pola Rekahan Sayap Gunung Api

Pada acara praktikum vulkanologi pertemuan ke-4 kali ini saya akan membahas

mengenai artikel yang berhubungan dengan pola rekahan sayap dimana hal ini sangat

berhubungan dengan vulkanologi khususnya morfologi gunung api, struktur geologi

gunung api dan tentunya mengenai litologinya. Untuk lebih jelasnya, saya akan

membahas pada bahasan selanjutnya di bawah ini.

A. Struktur Geologi

Berbicara mengenai pola rekahan sayap pada gunung api tentu tidak lepas dari

pengaruh struktur geologi. Rekahan pada lereng gunung api ialah konteksnya ataupun

indikasinya terhadap kekar dan sesar. Dimana kekar ialah rekahan-rekahan yang belum

mengalami pergeseran, dimana kekar-kekar terdiri dari shear joint, release joint dan

extension joint. Segala komponen kekar tersebut sangat mempengaruhi pola rekahan

lereng/sayap gunung api.

Kemudian setelah kekar, kini berbicara mengenai pengaruh sesar terhadap pola

rekahan sayap. Sesar sendiri ialah rekahan-rekahan yang telah mengalami pergeseran.

Bedanya kekar dan sesar yaitu pada telah atau belum bergesernya rekahan tersebut.

Sesar terdiri dari sesar naik, sesar mendatar, dan sesar turun.

Maka kekar dan sesar pada dasarnya memang mempengaruhi pola rekahan sayap

gunung api, dimana aliran serta penetrasi magma selain keluar melalu kerucut parasit,

juga mampu menyusup melalui rekahan sayap atau lereng gunung api.

B. Morfologi Gunung Api

Morfologi gunung api merupakan bentukan positif maupun negatif dari gunung

api. Jadi bentukan atau morfologi gunung api tidak semata-mata hanya bentuk kerucut

namun juga ada bentukan negatifnya. Morfologi gunung api diantaranya terdapat

kerucut, kawah, kaldera, maar, kubah dan rekahan berupa graben.

Dari morfologi gunung api tersebut yang paling berkaitan erat dengan pola

rekahan sayap ialah kerucut namun kerucut parasiter dan rekahan berupa graben.

Nama : Bintang Fernata PutraNIM : 111.110.114Plug : 3 Page 1

Page 2: Pola Rekahan Sayap

Laboratorium Vulkanologi 2013

Gambar 1. Kenampakan bagan gunung api

Dari kenampakan bagan gunung api diatas dapat dilihat bahwa pola rekahan

sayap gunung api dapat terjadi di lereng gunung api tersebut.

C. Pola Rekahan Sayap Gunung api

Lebih lanjut bahwa apabila rekahan - rekahan tersebut dilalui oleh magma, dan

kemudian terjadi pembekuan, maka akan terbentuk korok dari berbagai bentuk

tergantung pada jenis rekahannya. Apabila 2 korok memencar berkembang menjadi

sistem pensesaran, maka bagian tengah yang dibatasi oleh korok - korok tersebut akan

melengser ke bawah dan berkumpul pada kaki gunungapi. Bila pada pada lereng gunung

api dikenakan gaya, maka pada benda tersebut akan mengalami rekahan-rekahan yang

membentuk pola-pola tertentu, yaitu gaya tegasan utama (δ1), gaya tegasan menengah

(δ2), gaya tegasan terkecil (δ3), shear joint orde I (S1), extension joint (Ex), release

joint (R), dan shear joint orde II (S2).

Selain itu, Kuenen juga mengelompokkan rekahan atau celah yang menyebabkan

terjadinya aktifitas gunungapi menjadi 2, yaitu rekahan sayap yang terjadi pada tubuh

gunungapi itu sendiri dapat terjadi untuk keluarnya magma lewat celah-celah rekahan

pada tubuh gunung api itu sendiri. Rekahan lain ialah rekahan pada batuan dasar

(basement) tempat gunungapi tersebut juga dapat terjadi sebagai jalan keluarnya magma.

Nama : Bintang Fernata PutraNIM : 111.110.114Plug : 3 Page 2

Page 3: Pola Rekahan Sayap

Laboratorium Vulkanologi 2013

Rekahan sayap dibagi menjadi 3 seperti yang diutara Kuenen, yaitu rekahan

radial sebagai penetrasi magma berbentuk siil yang menerobos tubuh gunungapi atau

lapisan batuan di sekitarnya dan diikuti oleh penghancuran di beberapa bagian kerak

bumi dan berakhir dengan pembentukan rekahan. Rekahan tangensial merupakan

perkembangan suatu sesar atau rekahan tension yang melalui suatu daerah sebelum

terciptanya gunung api. Rekahan konsentris merupakan pencerminan suatu aktivitas

dalam bentuk dike dari suatu pelepasan tekanan dari dalam waduk magma.

Pada sayap gunungapi sering terbentuk rekahan (fractures) karena wilayah ini

termasuk daerah yang tidak stabil. Melalui rekahan yang menerus hingga dapur magma

(magma chamber), maka rekahan ini berfungsi sebagai jalan bagi keluarnya magma,

sehingga terjadilah erupsi sayap pada struktur gunungapi. Akibat erupsi ini, terbentuklah

akumulasi material gunungapi yang berbentuk kerucut. Bentuk inilah yang disebut

sebagai kerucut parasiter (parasitic cone). Selain membentuk kerucut parasiter, material-

material yang keluar dari rekahan sayap tersebut juga dapat membentuk kipas alluvial

pada dasar wilayah gunung api tersebut. Gejala yang lain ialah rekahan dapat

menyebabkan kelurusan gunung api. Karena celah-celah merupakan zona lemah yang

dapat diterobos oleh magma sehingga pada perkembangan selanjutnya dapat membuat

deretan gunung api pada permukaan bumi, contohnya pada ring of fire di Indonesia.

Gambar 2. Kelurusan gunung api Telomoyo, Senopati, Merbabu dan Merapi yang kemungkinan disebabkan oleh pola rekahan sayap

Nama : Bintang Fernata PutraNIM : 111.110.114Plug : 3 Page 3