pola komunikasi tutor terhadap anak jalanan...
TRANSCRIPT
POLA KOMUNIKASI TUTOR TERHADAP ANAK
JALANAN DALAM PEMBINAAN IBADAH DI
YAYASAN BINA INSAN MANDIRI DEPOK
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
Indah Dwi Fujiani
NIM: 1110051000085
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M
POLA KOMUNIKASI TUTOR TERHADAP ANAK
JALANAN DALAM PEMBINAAN IBADAH DI
YAYASAN BINA INSAN MANDIRI DEPOK
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
Indah Dwi Fujiani
NIM: 1110051000085
Pembimbing
Nasichah, MA
NIP. 19671126 199603 2 001
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya nyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 Agustus 2014
Indah Dwi Fujiani
i
ABSTRAK
Indah Dwi Fujiani (1110051000085)
Pola Komunikasi Tutor terhadap Anak Jalanan dalam Pembinaan Ibadah di
Yayasan Bina Insan Mandiri Depok.
Yayasan Bina Insan Mandiri adalah yayasan yang memberikan pendidikan
gratis bagi anak jalanan, kaum marjinal dan para dhuafa yang bergerak di bidang
pendidikan dan pembinaan. Dalam hal ini pembinaan yang dilakukan oleh tutor
terhadap anak jalanan bertujuan agar ibadah mereka sesuai dengan norma agama,
maka diperlukan suatu pembinaan yang dapat mencapai tujuan tersebut yaitu
salah satunya dengan pembinaan ibadah serta pentingnya pola komunikasi yang
digunakan oleh tutor di yayasan tersebut.
Untuk mengetahui pola komunikasi yang digunakan oleh tutor dan anak
jalanan dalam pembinaan ibadah, maka penulis memaparkan dengan pertanyaan,
bagaimana pola komunikasi yang digunakan tutor terhadap anak jalanan dalam
pembinaan ibadah di YABIM ? Apakah yang menjadi faktor pendukung,
penghambat dalam pembinaan ibadah ?
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi
Joseph A. Devito dalam buku “komunikasi antarmanusia” yang mengatakan
bahwa ada lima jenis pola komunikasi. Kelima jenis itu adalah pola roda yaitu
pola yang mengarahkan seluruh informasi kepada individu yang menduduki posisi
sentral., pola rantai adalah pola yang hubungan komunikasi garis langsung baik ke
atas maupun ke bawah tanpa terjadinya suatu penyimpangan, pola lingkaran
adalah pola yang tidak memiliki pemimpin semua posisinya sama dan pola
bintang semua anggota nya berkomunikasi dengan semua anggota. Pola y relatif
kurang tersentralisasi di banding dengan struktur roda.
Pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan
deskripif analisis yaitu menggambarkan sesuatu sesuai dengan fenomena yang
ada, dengan menggunakan pengamatan langsung atau observasi yang dilanjutkan
dengan wawancara kepada narasumber dan kemudian menggunakan dokumentasi
sebagai dokumen aktual dalam penyusunan penelitian ini. Setelah semua data
yang dibutuhkan telah terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menyusun
data secara sistematis sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian dalam
melakukan analisa data.
Maka hasil yang diperoleh oleh penulis dalam penelitian ini adalah bahwa
dalam proses pembinaan ibadah anak jalanan para tutor menggunakan pola roda
dan pola bintang. Bentuk komunikasi yang digunakan dalam pembinaan ibadah
adalah komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok. Adapun hambatannya
dari tenaga pengajar (tutor) dan faktor lingkungan. Pola komunikasi yang
digunakan para tutor dalam pembinaan ibadah anak jalanan sudah berhasil dan
efektif. Ini terbukti dari adanya komunikasi yang terjadi secara dua arah,
persamaan makna dari hasil komunikasi yang menunjukan adanya feedback dari
komunikan dan efek yang mengarahkan anak-anak untuk beribadah dengan baik
dan benar.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillahirabbil’alaamiin. Segala puji serta syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam. Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang, sebab hanya dengan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Pola Komunikasi Tutor terhadap Anak Jalanan dalam Pembinaan
Ibadah di Yayasan Bina Insan Mandiri Depok”. Shalawat serta salam semoga
selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarganya,
para sahabatnya, dan kepada seluruh para pengikutnya. Amin…
Dalam menyelesaikan skripsi ini tentu saja tidak lepas dari berbagai pihak
yang telah memberikan dukungan dan bimbingannya, juga bantuan dan masukan
yang diberikan kepada penulis. Maka dari itu, pada kesempatan ini penulis dengan
tulus menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA selalu Rektor Universitas Islam Negeri,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta pembantu dekan dan
jajarannya.
3. Rachmat Baihaky, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
FIDKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Fita Fathurokhmah, MA
selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam atas motivasi dan
perhatiannya untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
iii
4. Nasichah, MA selaku dosen pembimbing, yang telah meluangkan waktu di
tengah-tengah kesibukannya guna memberikan arahan, masukan, dan
membimbing penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang pernah
mengajar penulis, terima kasih atas ilmu yang diberikan. Semoga berkah dan
selalu bermanfaat.
6. Seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas yang telah
membantu penulis dalam menemukan referensi-referensi untuk skripsi ini.
7. Kedua orang tua penulis yaitu Ayahanda Agus Kusnadi, Ibunda Henny
Aeniah yang telah bekerja keras dalam memperjuangkan sekolah anak-
anaknya, juga nasihat dan motivasi yang selalu diberikan, cinta dan kasih
sayangnya serta tak bosan-bosannya memberikan bantuan moril, materil,
dengan segala doa dan ridho yang mengiringi setiap langkah penulis.
8. Bapak Nurohim, Bunda Rina, Bunda Wulan, Kak Fida, Kak Mus, Kak Gatot,
yang telah banyak membantu penulis memberikan data-data yang diperlukan.
Juga untuk seluruh anak binaan Yayasan Bina Insan Mandiri, terima kasih atas
pelajaran hidup yang sangat berharga. Semoga Allah senantiasa melindungi
kalian.
9. Sahabat terbaik, sahabat perjuangan Alfani Roosy Andini, Izzah Fitriyah,
Ardiyat Ningrum, Anita Purnama Sari, Sinta Taryas, Pambayun Menur Seta,
Noor Aisyah, Eva Damayanti, Khairunnisa. Atas segala waktu yang telah kita
lewati bersama-sama, segala tawa juga candaannya dan mendampingi penulis
di kala sedih dan susah selalu bersama. Semoga silahturahmi persahabatan
kita akan selalu terjalin dengan baik sampai anak cucu kita nanti.
iv
10. Kanda Hairul Saleh yang telah banyak memberikan dorongan, doa, motivasi,
dan semangat hingga terselasaikannya skripsi ini. Terima kasih atas setiap
waktu yang telah diluangkan untuk menemani penulis selama ini.
11. Sahabat tersayang dan terbaik Resti Kurnia Nisa Anjar, Rosalina, Thina
Agustina yang selalu memberi semangat, dukungan dan tempat curhat di kala
sedih dan senang. Sukses untuk kita semua dan semoga persahabatan kita
terus abadi selamanya.
12. Teman-teman seperjuangan KPI C angkatan 2010 dan teman-teman KKN
ANJAS 2013, atas segala pelajaran kebersamaan dan kerja sama yang telah
kalian ajarkan.
13. Kawan-kawan seperjuangan HMJ KPI 2012-2013, DEMAF FIDKOM 2013-
2014, HMI KOMFAKDA, atas segala pelajaran kebersamaan dan kerja sama
yang telah kalian ajarkan, apapun bentuk pengabdian yang kita lakukan untuk
kampus kita pada saat ini pasti akan kita petik hasilnya pada saat kita terjun di
masyarakat nanti, yang penting kita harus ikhlas dan tulus dalam mengabdi.
Dengan demikian skripsi ini saya buat sebaik-baiknya, semoga dapat
membawa manfaat bagi kita semua yang membacanya terutama dalam
memajukan bidang Komunikasi Penyiaran Islam. Semoga Allah SWT membalas
semua kebaikan untuk kita semua. Amin Amin ya Rabbal alamin……..!
Jakarta, 10 Agustus 2014
Indah Dwi Fujiani
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 8
D. Metodologi Penelitian ........................................................... 9
E. Pedoman Penulisan ............................................................... 15
F. Tinjauan Pustaka ................................................................... 15
G. Sistematika Penulisan ........................................................... 16
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Komunikasi dan Ruang Lingkupnya.................................... 19
1. Pengertian Pola .............................................................. 19
2. Pengertian Komunikasi .................................................. 19
3. Unsur-unsur Komunikasi……………………………... 22
4. Jenis-jenis Pola Komunikasi………………………….. 25
5. Bentuk-bentuk Komunikasi………………………….. 28
6. Teknik Komunikasi…………………………………… 31
B. Pengertian Tutor ................................................................... 32
C. Pembinaan Ibadah ................................................................ 33
vi
1. Pengertian Pembinaan………………………………... 33
2. Pengertian Ibadah……………………………………… 34
3. Bentuk-bentuk Ibadah…………………………………. 36
4. Motivasi Ibadah……………………………………… 37
D. Anak Jalanan ........................................................................ 38
1. Pengertian Anak Jalanan……………………………... 38
2. Ciri-ciri Anak Jalanan………………………………... 39
3. Penyebab Kenakalan Anak Jalanan………………….. 41
BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN BINA INSAN
MANDIRI
A. Sejarah Yayasan Bina Insan Mandiri .................................... 43
B. Letak Yayasan Bina Insan Mandiri ....................................... 47
C. Profil Yayasan ....................................................................... 48
D. Keadaan Fisik dan Fasilitas Lembaga ................................... 51
E. Program Kerja……………………………………………... 52
F. Profil Anak Jalanan Yayasan Bina Insan Mandiri………… 59
G. Profil Tutor dan Relawan………………………………….. 60
H. Sumber Dana Yayasan Bina Insan Mandiri……………….. 63
BAB IV TEMUAN HASIL PENELITIAN
A. Pola Komunikasi Tutor terhadap Anak Jalanan dalam
Pembinaan Ibadah ................................................................ 65
B. Faktor Penghambat Pola Komunikasi dalam Pembinaan
Ibadah Anak Jalanan……………….………...................... 84
vii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 87
B. Saran .................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1: Data Sarana dan Prasarana Yayasan Bina Insan Mandiri………….. 51
Tabel 3.2 : Data Jumlah Siswa PAUD Yayasan Bina Insan Mandiri………..… 53
Tabel 3.3 : Data Jumlah Siswa Sekolah Dasar (Persamaan Paket A)……..…… 54
Tabel 3.4 : Data Jumlah Siswa SMP (Persamaan Paket B)…………………….. 55
Tabel 3.5 : Data Jumlah Siswa SMA (Persamaan Paket C)……………………. 56
Tabel 3.6 : Data Anak Jalanan YABIM Berdasarkan Usia…………………….. 59
Tabel 3.7 : Data Anak JalananYABIM Berdasarkan Pendidikan………………. 60
Tabel 3.8 : Data Relawan dan Tutor Yayasan Bina Insan Mandiri…………….. 61
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia lahir dan ditakdirkan sebagai makhluk sosial, makhluk yang tidak
dapat hidup sendiri, makhluk yang membutuhkan antara satu dengan yang lainnya
untuk bertahan hidup. Manusia membutuhkan orang lain untuk bekerja, tolong
menolong, dan juga untuk saling melengkapi demi kelangsungan hidupnya.
Berlandaskan hal inilah disadari atau tidak maka proses komunikasi pun terjadi.
Komunikasi lah yang dapat menghubungkan antara orang yang satu dengan yang
lainnya. Komunikasi amat berperan penting dalam kehidupan manusia. Tanpa
adanya komunikasi maka mustahil manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Ditinjau dari sudut pandang agama pun komunikasi di anggap mempunyai peran
vital dalam kehidupan umat manusia. Allah SWT berfirman:
Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang
paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi
Maha Mengenal.(QS.Al.Hujuraat:13)
Dalam berkomunikasi tentunya memiliki tata cara dan aturan, sehingga
manusia harus bisa menerapkan aturan dan etika dalam berkomunikasi agar setiap
apa yang hendak ia sampaikan dapat dengan mudah dicerna oleh lawan
2
komunikasinya, selain itu agar setiap perkataannya tidak menyakiti perasaan
orang lain karena Indonesia merupakan bangsa yang majemuk yang terdiri dari
berbagai macam suku, agama, dan bahasa sehingga sudah barang tentu cara
berkomunikasinya pun beraneka ragam. “Komunikasi adalah proses penyampaian
pesan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan)”.1
Komunikasi bukan sekedar tukar menukar pikiran serta pendapat saja akan
tetapi kegiatan yang dilakukan untuk berusaha mengubah pendapat dan tingkah
laku orang lain.2 Komunikasi akan berhasil dan berjalan dengan baik apabila
pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan dapat diterima dan
dapat dipahami dengan baik sehingga terjadi persamaan pemahaman diantara
keduanya. Dengan demikian komunikator dapat mempengaruhi komunikan.
Komunikator dapat mempengaruhi orang lain untuk mengubah sikap sesuai
dengan pesan yang dikemukakan, sehingga orang lain mengikutinya atau
mengubah sikapnya (perilakunya). Hal ini yang membuat pola komunikasi
sebagai penunjang dan penentu dari keberhasilan sebuah komunikasi dapat
berjalan dengan baik.
Bicara mengenai pola komunikasi maka ada beberapa pola komunikasi
yang dapat digunakan dalam berkomunikasi, yaitu pola komunikasi, roda pola
komunikasi lingkaran, pola komunikasi rantai dan pola komunikasi bintang, pola
y, Semua pola komunikasi ini dapat digunakan dalam setiap proses komunikasi
1 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek (Jakarta: PT Remaja
Rosdakarya,2001), cet. Ke-1, h. 4. 2 H.A.W. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000)
h. 26.
3
berlangsung tentunya dalam penggunaannya disesuaikan oleh kondisi dan faktor
lapangan saat proses komunikasi berlangsung.
Penerapan pola komunikasi yang tepat menghasilkan keberhasilan
seseorang dalam berkomunikasi sehingga setiap pesan dapat diterima dan
dipahami oleh setiap pelaku komunikasi itu sendiri.
Proses komunikasi tidak hanya berlangsung pada seseorang yang berada di
rumah atau di kantor, tetapi juga berlangsung di jalanan pada anak jalanan.
Keberadaan anak jalanan sudah lazim kelihatan pada kota-kota besar di Indonesia,
seperti halnya di Jakarta dan Depok. Saat ini di Indonesia, jumlah penduduk
miskin semakin meningkat jumlahnya sebagai akibat dari krisis ekonomi. Dampak
dari meningkatnya jumlah penduduk miskin tersebut menyebabkan sebagian dari
anak-anak mereka yang masih di bawah umur turut bekerja membantu menambah
keuangan keluarga. Kebanyakan anak-anak tersebut bekerja di jalan-jalan sebagai
pengasong Koran, rokok, permen, penjual jasa payung, joki three in one dan
sebagainya. Anak-anak tersebut yang biasa dikenal dengan anak jalanan.3
Setiap anak yang lahir, ia berhak mendapat pendidikan dari orang tua
ataupun seorang pembimbing tentang ibadah. Sosok pembimbing atau yang
disebut dengan tutor disini, sangat dibutuhkan oleh seorang anak jalanan, jika
mereka tidak memiliki orang tua yang mendidik dan memberikan pengajaran
kepadanya. Karena dalam islam setiap anak Adam berhak mendapat pembinaan
dan pendidikan dan dipandang suci dan mulia. Anak jalanan sebagaimana pada
umumnya manusia mempunyai akal yang berkemampuan untuk mengetahui baik
3 L. Moeliono. Anak jalanan: Antara Kerentanan dan Ketahanan (Sisi lain Fenomena
Sosial Jakarta). Modul Seminar PMKRI. 1997, h.6.
4
dan buruk. Untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani ataupun rohani
seorang manusia tidak dapat berdiri sendiri tetapi harus kerja sama dengan orang
lain, hal ini karena keterbatasan kemampuan berfikir manusia dan juga karena
keterbatasan kemampuan fisik maupun psikis.4
Fungsi yang sangat penting sebagai seorang tutor disini yaitu
berkomunikasi dalam menanamkan serta membina keagamaan yang baik bagi
anak-anak jalanan di Yayasan. Yayasan Islam sesuai dengan fungsinya sebagai
lembaga pendidikan, tempat untuk mempelajari, mendalami, menghayati dan
mengamalkan ajaran agama islam yang menerapkan pentingnya moral
keagamaan.5
Di dalam agama islam ibadah menempati posisi yang penting, karena
ibadah merupakan salah satu pokok ajaran agama. Ibadah adalah “suatu kegiatan
atau perbuatan yang dilakukan untuk memenuhi berbagai kehidupan dunia, yang
disertai niat mencari ridha Allah, serta dijalankan dengan memperhatikan norma-
norma keagamaan”.6 Pembinaan ibadah bertujuan untuk menuntun anak jalanan
agar meniru akhlak yang ditunjukan Allah lewat Rasul-Nya dan agar anak tidak
mengalami penyimpangan perilaku sehingga akan memiliki akhlak yang terpuji.
Peranan komunikasi dalam kehidupan pembinaan ibadah sangat penting, bahkan
komunikasi ketika dipandang dalam arti yang lebih luas tidak hanya diartikan
sebagai proses transformasi atau pertukaran berita atau pesan. Tetapi komunikasi
dikatakan sebagai kegiatan individu dan kelompok, mengenai tukar menukar data,
ide, dan wawasan. Maka komunikasi memiliki fungsi dalam setiap sistem sosial
4 Anwar Masy’ari, Akhlak Al-Qur’an (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1990) h.4.
5 Mastufu, Prinsip Pendidikan Pesantren (Jakarta: Inis, 1994), h. 55.
6 H. Baihaqi A,K, Fiqh Ibadah (Bandung: Mas Bandung, 1996), cet ke-1, h. 31.
5
tidak terkecuali komunikasi yang efektif akan mendatangkan kemajuan dalam
dunia pendidikan.
Pandangan anak jalanan yang berkeliaran di jalanan, terminal maupun di
lampu merah untuk mencari nafkah sudah tidak asing lagi, karena mereka
menghabiskan waktunya di jalanan. Kehidupan di jalanan yang serba bebas dan
pada umumnya mereka tidak terdidik dan tanpa keahlian tertentu, sehingga sangat
potensial mereka melakukan tindakan kriminal yang mengakibatkan dapat
meresahkan masyarakat.7 Semuanya itu disebabkan karena kurangnya
pengetahuan tentang pendidikan agama. Padahal anak seusia mereka harus dibina
ibadahnya agar tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan yang serba bebas yang
menyebabkan mereka melakukan perbuatan yang kurang baik, dan dapat
membahayakan diri mereka sendiri atas perbuatan yang kurang baik tersebut.
Yayasan Bina Insan Mandiri atau yang biasa disebut dengan Sekolah
Master (Masjid Terminal) Depok lahir berawal dari rasa keprihatinan terhadap
adanya gejala perubahan sosial masyarakat yang semakin terlihat nyata di Kota
Depok. Salah satu gejala perubahan sosial masyarakat yang teramati adalah
keberadaan anak-anak jalanan, terlantar dan menggelandang atau mengamen,
mengasong, di fasilitas-fasilitas umum masyarakat yang ada di Kota Depok.
Fasilitas-fasilitas umum yang keberadaan mereka dapat dengan mudah terlihat
adalah masjid, pasar, jalan raya serta terminal dan stasiun yang letaknya relatif
7 L. Moeliono. Anak jalanan: Antara Kerentanan dan Ketahanan (Sisi lain Fenomena
Sosial Jakarta). Modul Semnar PMKRI. 1997, h.8.
6
mudah untuk dijangkau ataupun menjangkau pusat Kota Jakarta. Anak-anak
tersebut rata-rata tidak bersekolah.8
Salah seorang yang termasuk memiliki rasa keprihatinan akan keberadaan
anak-anak jalanan di Kota Depok adalah Bapak Nurohim. Dengan melihat
keberadaan mereka yang tidak mengeyam pendidikan, maka timbul pemikiran
untuk membentuk sebuah wadah pendidikan gratis bagi anak-anak jalanan yang
terlihat di sekitar Kota Depok tersebut. Untuk mewujudkan pemikirannya itu
diawali dengan mendirikan sebuah Yayasan Bina Insan Mandiri. Sebuah yayasan
yang berawal dari emperan masjid Al-Mutaqin Terminal Kota Depok, dengan
ruang gerak bidang pendidikan, pembinaan, bakti sosial, dakwah, kesehatan, dan
pemberdayaan ekonomi masyarakat.9 Munculnya Yayasan Bina Insan Mandiri
anak jalanan mendapatkan perhatian dan pendidikan yang layak. Mereka juga
mendapatkan bimbingan dan pembinaan pendidikan terutama dalam masalah
ibadah agar kelak menjadi kader muslim budi pekerti yang luhur yang sesuai
dengan aturan-aturan Islam. Oleh karena itu didorong rasa tanggung jawab
pendidik terutama dalam pendidikan agama Islam, cara alternatif yang dirasa
cukup efektif bagi anak jalanan adalah dengan memberikan pendidikan agama
islam yang berkaitan dengan masalah ibadah mereka agar tidak hanya sekedar
teori saja tetapi juga agar dapat dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam memberikan pengarahan dan pembinaan kepada anak jalanan agar
mereka mau menerima dan menjalankan apa yang para tutor berikan tidak mudah.
Karakteristik anak jalanan yang biasa hidup bebas di jalanan tanpa adanya aturan,
8 Wawancara Pribadi dengan Nurrohim, Ketua YABIM, Depok 10 Agustus 2014
9Wawancara Pribadi dengan Nurrohim, Ketua YABIM, Depok 10 Agustus 2014
7
membuat mereka sukar untuk mengendalikan diri dan tidak memiliki kepedulian
terhadap kepentingan terhadap kepentingan atau kebutuhan lingkungannya
(asosial).10
Untuk itulah terkait dengan kondisi di atas diperlukan adanya pola
komunikasi yang tepat dan efektif untuk melakukan sebuah pembinaan terhadap
anak jalanan.
Selaras dengan uraian dan latar belakang di atas dan mengingat pentingnya
bagaimana sebuah lembaga yang harus memiliki suatu cara untuk memberikan
atmosfir yang baik kepada anak didiknya, agar mereka dapat menjadi pribadi yang
baik serta menjunjung nilai-nilai keagamaan dalam hal ini tentang ibadah kepada
Allah SWT. Hal ini yang membuat penulis tertarik mengambil penelitian di
Yayasan Bina Insan Mandiri Depok, dengan mengangkat judul skripsi : “Pola
Komunikasi Tutor terhadap Anak Jalanan dalam Pembinaan Ibadah di
Yayasan Bina Insan Mandiri Depok”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penelitian ini penulis
fokuskan pada pembinaan ibadah anak jalanan di Yayasan Bina Insan
Mandiri Depok dengan menggunakan teori pola komunikasi roda dan pola
komunikasi bintang.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah di atas, agar lebih terfokus maka penelitian
merumuskan masalah sebagai berikut :
10
Wawancara Pribadi dengan Mustami’in, Tutor YABIM, Depok, 15 Juli 2014
8
a. Bagaimana pola komunikasi yang digunakan tutor terhadap anak
jalanan dalam pembinaan ibadah di Yayasan Bina Insan Mandiri ?
b. Apakah yang menjadi faktor penghambat dalam pembinaan ibadah anak
jalanan di Yayasan Bina Insan Mandiri ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui pola komunikasi apa yang digunakan oleh tutor
terhadap anak jalanan dalam pembinaan ibadah di Yayasan Bina Insan
Mandiri Depok.
b. Untuk mengetahui faktor penghambat apa saja yang dialami oleh tutor
terhadap anak jalanan dalam pembinaan ibadah di Yayasan Bina Insan
Mandiri Depok.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat akademis
Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada semua kalangan
yang terkait dan menambah khazanah kepustakaan tentang pola
komunikasi di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta khususnya Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam. Dengan adanya penulisan skripsi ini diharapkan dapat
menambah referensi atau perbandingan bagi studi Ilmu Komunikasi dan
Psikologi Komunikasi.
9
b. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengembangan dan
sumbangsi keilmuan komunikasi dan dakwah bagi para praktisi
pendidikan, komunikasi dan dakwah yakni sebagai salah satu upaya
membentuk komunikasi yang efektif dan secara intensitas. dengan
adanya penelitian ini dapat ditemukan pola komunikasi yang efektif
dalam upaya membina ibadah pada anak khususnya anak jalanan.
Secara praktis penelitian ini manfaatnya adalah sebagai kontribusi
pemikiran dalam membina ibadah anak jalanan khususnya dalam
lingkungan di Yayasan Bina Insan Mandiri Depok, lingkungan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta maupun lingkungan akademisi lain dan
masyarakat pada umumnya.
D. Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif yang menghasilkan data deskriptif dan tertulis dengan informasi dari
orang yang menghasilkan hipotesis dari penelitian lapangan.11
Penelitian
deskriptif hanya memaparkan situasi atau peristiwa penelitian, tidak mencari atau
menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Peneliti
bertindak hanya sebagai pengamat, hanya membuat kategori perilaku, mengamati
gejala dan mencatat dalam buku observasinya.12
11
Deddy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2005), h.15. 8 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2004), h.4.
10
Dalam pelaksanaannya penelitian ini dilakukan melalui pendekatan
kualitatif. Metodologi penelitian kualitatif sebagai prosedur yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati.13
1. Subjek dan Objek Penelitian
Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif, teknik pemilihan
informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel bertujuan
(purposive sampling).14
Dalam menentukan subjek penelitian ini, peneliti
memilih subyek penelitian yang menurut peneliti dapat memberikan data dan
informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
Adapun subjek utama dalam penelitian ini adalah Tutor Yayasan Bina
Insan Mandiri (YABIM) yang meliputi ketua yayasan, koordinator bidang
keagamaan dan 4 tutor. Pemilihan subjek ini dilakukan karena mereka
memiliki perhatian, pengetahuan serta perannya dalam membina ibadah anak
jalanan. subjek pendukung dalam penelitan ini adalah anak jalanan yang
berada di YABIM. Informan adalah orang yang diperkirakan menguasai dan
memahami data, informasi, ataupun fakta dari suatu objek penelitian.
Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah pola komunikasi terhadap
pembinaan ibadah di Yayasan Bina Insan Mandiri. Dalam wawancara
mendalam peran informan tetap menjadi sentral, walaupun kadang informan
berganti-ganti. Penentuan informan dilakukan secara purposive yaitu
13
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2007), h.3. 14
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2009), cet. Ke-26, h.4.
11
menggunakan subjek penelitian yang sedikit dan dipilih menurut tujuan
penelitian.15
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Yayasan Bina Insan (YABIM), yang
beralamat di Jl. Margonda No. 58 Terminal Terpadu Depok, 16431, Jawa
Barat. Pemilihan lokasi Depok di dasarkan pada 4 D dalam penelitian, yaitu
data, date, daya dan dana.16
Pertama, data atau informasi mudah untuk
didapatkan karena sudah mempunyai link dan izin dari yayasan tersebut.
Selanjutnya date atau waktu penelitian yang tersedia sesuai dengan waktu
yang dibutuhkan. Ketiga, daya yang ditempuh tidak terlalu jauh dan
memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian. Keempat, dana yang
dibutuhkan untuk penelitian tidak terlalu besar karena jangkauan tempat yang
mudah dicapai sehingga memberikan keringanan bagi peneliti. Adapun waktu
penelitian berlangsung sejak 13 Juni s.d 10 Agustus 2014.
3. Teknik Pengumpulan Data
Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah :
a. Observasi
Observasi yaitu pengamatan secara sistematis dan analisa yang
memegang peranan penting untuk meramalkan tingkah laku sosial,
15
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif; Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan
Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2007) hal.108. 16
Jumroni dan Suhaimi, Metode-metode Penelitian Komunikasi (Jakarta: UIN Press,
2006), cet. Ke-1, h.123.
12
sehingga hubungan antara satu peristiwa dengan yang lainnya menjadi
jelas.17
Observasi atau pengamatan yang dilakukan penulis adalah
dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian.
Dalam hal ini penulis mengamati bagaimana proses pola komunikasi
yang dilakukan tutor dengan anak jalanan dalam pembinaan ibadah
yang dilakukan setiap hari di Yayasan Bina Insan Mandiri.
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Berbentuk tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara
langsung. Pewawancara disebut interviewer yaitu yang mengajukan
pertanyaan, sedangkan orang yang diwawancarai disebut interviewe
yang memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu.18
Dalam hal ini
peneliti melakukan wawancara dengan ketua Yayasan Nurohim,
koordinator bidang keagamaan Muhamad Gatot, dan para tutor di
Yayasan Sri Wulan, Fida Aininisa, Mustami’in, Rina Herawati dan
anak jalanan Adam, Regi, Dede, Andre, Maulana di Yayasan Bina
Insan Mandiri.
Wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman
wawancara agar setiap pertanyaan terarah. Adapun pertanyaan dalam
wawancara yang dilakukan yaitu terkait dengan pola komunikasi yang
17
Syamsir Salam, Metode Penelitian Sosial (Jakarta: UIN Press,2006), h.31. 18
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007), h.186.
13
dilakukan dalam pembinaan ibadah dan termasuk didalamnya tentang
bentuk dan media komunikasi dan hambatan yang dialami.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang diperoleh
melalui dokumen-dokumen. Ini dilakukan untuk memperoleh data-data
mengenai hal yang akan diteliti, dan juga yang berhubungan dengan
objek penelitian. Terkait dengan masalah yang diteliti, maka dokumen
yang dikumpulkan adalah bahan-bahan tertulis yang berasal dari buku-
buku, surat keputusan, laporan kerja, web-site dan media massa.
4. Teknik Analisis data
Teknik analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam
bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpetasikan. Dalam menganalisa
data, peneliti mengolah data dari hasil observasi dan wawancara, data tersebut
disusun dan dikategorikan berdasarkan hasil wawancara, dokumen maupun
laporan, yang kemudian dideskripsikan ke dalam bentuk bahasa yang mudah
dipahami.19
Teknik analisis data dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Tahap pertama adalah reduksi data, peneliti mencoba memilah data
yang relavan dengan pola komunikasi tutor dan anak jalanan dalam
pembinaan ibadah.
b. Tahap kedua adalah penyajian data, setelah data mengenai pola
komunikasi tutor dan anak jalanan dalam pembinaan ibadah diperoleh,
19
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1998), cet. Ke-2, h. 78.
14
maka data tersebut disusun dan disajikan dalam bentuk narasi, visual
gambar, tabel dan sebagainya.
c. Tahap ketiga adalah penyimpulan atas apa yang disajikan.
5. Teknik Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan konsep penting dalam sebuah penelitian
kualitatif. Untuk menentukan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan.
Pelaksanaan teknik pemeriksaan di dasarkan atas sejumlah kriteria tertentu.
Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan, keteralihan,
ketergantungan, dan kepastian.20
Adapun kredibilitas dilakukan dengan
menggunakan teknik triangulasi, hal ini dapat dicapai dengan jalan.
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara,
misalnya untuk mengetahui respon anak jalanan setelah mengikuti
program pembinaan ibadah dengan cara sharing atau menanyakan
langsung kepada anak jalanan.
b. Membandingkan keadaan dan perspektif sesorang dengan pendapat
atau pandangan orang lain, misalnya peneliti membandingkan jawaban
yang diberikan tutor YABIM dengan jawaban yang diberikan oleh
ketua YABIM.
c. Membandingkan hasil wawancara dengan hasil dokumen yang
berkaitan dengan pembinaan ibadah anak jalanan.
20
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007), h. 324.
15
E. Pedoman Penulisan
Adapun teknik penulisan dalam penelitian ini adalah menggunakan
“pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)” yang
diterbitkan oleh CeQDA (Center For Quality Development and Assurance) uin
Syarif Hidayatullah, 2007.21
F. Tinjauan Pustaka
Penulisan sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian tentang pola
komunikasi telah dilakukan oleh mahasiswa terutama mahasiswa Fakultas
Dakwah dan Komunikasi di antaranya:
a. “Pola Komunikasi KH. Mahmudi dalam Pembinaan Santri Di Pondok
Pesantren Al-Mubarok Serang Banten” karya Muhamamad Fathullah
tahun 2008. Ia menggunakan metode penelitiannya yaitu kualitatif
deskriptif. Skripsinya membahas pola komunikasi KH Mahmudi dalam
membina santri di pondok pesantren Al-Mubarok yang cenderung
menggunakan komunikasi pola roda serta menggabungkan dua
komunikasi persuasif dan instruktif/koersif, yang diterapkan pondok Al-
Mubarok terhadap santri.
b. “Pola Komunikasi Guru Agama dan Murid di SMP An-Nurmaniyah
Ciledug Tangerang” tahin 2009 karya Laily Syahidah. Ia menggunakan
pendekatan metode penelitian kuantitatif. Skripsi ini membahas tentang
bagaimana pola komunikasi guru dalam belajar mengajar di SMP An-
Nurmaniyah, sebatas pada guru agama dan murid di dalam kelas III.
21
Hamid Nasuhi dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (CeQDA (Center For Quality
Development And Assurance) UIN Syarif Hidayatullah,2007), pertama
16
c. “Pola Komunikasi Dokter terhadap Pasien dalam Proses Penyembuhan di
Klinik Makmur Jaya” karya Putri Rachmania. Skripsi tersebut membahas
tentang pola komunikasi dokter terhadap proses penyembuhan pasien
dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan cara-cara dialogis dan
mengupayakan perubahan psikologis dan perilaku pasien.
d. “Pola Komunikasi Ibu dan Anak dalam Penanaman Nilai-nilai Keagamaan
Pada Anak Usia Prasekolah di Asrama Pemadam Kebakaran Kotamadya
Jakarta Barat” karya Ekawati tahun 2008. Skripsi ini membahas tentang
bagaimana pola komunikasi yang diterapkan oleh para ibu terhadap
anaknya dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan di asrama suku dinas
pemadam kebakaran Jakarta Barat.
Perbedaan dari keempat penelitiaan di atas dengan yang akan peneliti
lakukan adalah dapat dilihat dari subjek, objek dan lokasi penelitian. Subjek yang
diambil oleh peneliti sendiri adalah Tutor, Subjek pendukungnya Anak Jalanan
dan objeknya adalah pola komunikasi dalam pembinaan ibadah, dan yang akan
menjadi sasaran penelitian adalah Yayasan Bina Insan Mandiri Depok.
G. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini penulis bagi menjadi lima bab yang pada masing-
masing bab dibagi kedalam sub-sub dengan penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri atas latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian,
17
pedoman penulisan, tinjauan kepustakaan dan sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
Berisi tentang, pertama ruang lingkup komunikasi yang terdiri
dari pengertian pola, pengertian komunikasi, pengertian pola
komunikasi, unsur-unsur komunikasi, jenis-jenis pola
komunikasi, bentuk-bentuk komunikasi, teknik komunikasi.
Kedua pengertian Tutor. Ketiga pengertian pembinaan ibadah,
bentuk-bentuk ibadah. Keempat pengertian anak jalanan.
BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN BINA INSAN MANDIRI
DEPOK
Bagian ini memuat tentang Profil Yayasan Bina Insan Mandiri
yang terdiri dari Sejarah Yayasan Bina Insan Mandiri, Letak
Yayasan, Profil Yayasan, Struktur Organisasi, Visi dan Misi,
Tujuan dan sasaran, Keadaan fisik dan Fasilitas Lembaga,
Program-program, keadaan sarana prasaranan, program kerja,
Profil anak jalanan, Profil tutor dan relawan, Sumber dana
Yayasan.
BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISA DATA
Berisi tentang pola komunikasi tutor terhadap anak jalanan
dalam pembinaan ibadah, faktor penghambat dalam pembinaan
ibadah anak jalanan.
18
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian, saran-
saran yang berkaitan dengan pola komunikasi tutor terhadap
anak jalanan dalam pembinaan ibadah di Yayasan Bina Insan
Mandiri Depok.
19
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Komunikasi dan Ruang Lingkupnya
1. Pengertian Pola
Kata pola komunikasi dibangun oleh dua suku kata yaitu pola dan
komunikasi. Sebelum kita membahas tentang pola komunikasi, kita harus
mengetahui apa itu pola dan apa itu komunikasi.
Pola dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, “pola” berarti bentuk, atau
sistem1. Sedangkan kata pola dalam kamus Ilmiah popular artinya model,
contoh atau pedoman (rancangan).2 Namun dalam pembahasan ini, maka kata
pola lebih cocok sebagai bentuk, karena memiliki keterkaitan dengan kata
komunikasi.
Pola pada dasarnya adalah sebuah gambaran tentang sebuah proses
yang terjadi dalam sebuah kejadian tersebut, dengan tujuan agar dapat
meminimalisasikan segala bentuk kekurangan sehingga dapat diperbaiki.
Akan tetapi dalam pembahasan ini pola yang dimaksud ialah bentuk
komunikasi yang terjadi dalam suatu masyarakat.
2. Pengertian Komunikasi
Secara etimologis, kata komunikasi dalam kamus besar bahasa
Indonesia diartikan sebagai pengiriman pesan atau berita.3 Kata “komunikasi”
1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai
pustaka, 2002),edisi ketiga h. 885. 2 Puis A. Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer (Jakarta: Arkola,
1994), h. 605. 3 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h.454.
20
menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin
communicatio, perkataan ini bersumber pada kata communis yaitu sama,
dalam arti sama makna, yaitu sama makna mengenai suatu hal.4
Sedangkan secara terminologis berarti “proses penyampaian suatu
pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian itu jelas bahwa
komunikasi melibatkan sejumlah orang, di mana seseorang menyatakan
sesuatu kepada orang lain”.5
Menurut Onong Uchjana Effendy dalam Kamus Komunikasi,
komunikasi berarti “proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang
bermakna sebagai panduan pikiran dan perasaan berupa ide, informasi,
kepercayaan, harapan, himbauan dan sebagainya, yang dilakukan melalui
media, dengan tujuan mengubah sikap pandangan atau perilaku.”6
Menurut Everett M. Rogers yang dikutip oleh Roudhonah
mengemukakan bahwa komunikasi adalah “proses di mana suatu ide dialihkan
dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk
mengubah tingkah laku mereka”.
Stephen W. Littlejohn yang dikutip oleh Morissan mengatakan bahwa:
communication is difficult to define. The word is abstract and, like most terms,
prosses numerous meanings (komunikasi sulit untuk didefinisikan). Kata
“komunikasi” bersifat abstrak, seperti kebanyakan istilah, memiliki banyak
arti).7
4 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004),
cet. Ke-6, h. 3-4. 5 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004),
cet. Ke-6, h.4. 6 Onong Uchjana Effendy, Kamus Komunikasi (Bandung: Mandar maju 1989), cet. Ke-1,
h. 60. 7 Morissan, Teori Komunikasi (Bogor: PT. Ghalia Indonesia, 2009), cet. Ke-9, h.4.
21
Menurut James Komunikasi ialah “perbuatan atau proses penyampaian
suatu gagasan dan informasi dari seseorang kepada orang lain”.8 Menurut
Gunadi komunikasi adalah “proses kegiatan manusia yang diungkapkan
melalui bahasa lisan dan tulisan, gambar-gambar, isyarat bunyi-bunyian, dan
bentuk kode lain yang mengandung arti dan dimengerti oleh orang lain”.9
Syaiful Bahri Djamrah mengatakan bahwa “pola komunikasi dapat
dipahami sebagai bentuk atau struktur hubungan antara dua orang atau lebih
dalam proses pengiriman pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan yang
dimaksud dapat dipahami”.10
Dari semua pengertian komunikasi di atas, penulis menyimpulkan
pengertian dari pola komunikasi bahwa pola komunikasi adalah suatu bentuk
atau struktur bagaimana seorang komunikator menyampaikan pesan kepada
seorang komunikan sehingga komunikan memahami setiap pesan yang
disampaikan agar dapat menghasilkan suatu persamaan makna antara
komunikator dengan komunikan. Karena komunikasi merupakan hal yang
penting dalam kehidupan. Dengan komunikasi manusia berinteraksi dengan
sesama, saling mengenal dan menjalin hubungan baik yang diharapkan
sehingga manusia dapat melakukan perannya sebagai makhluk sosial.
Menurut Steward L. Tubbis dan Silvia Mess, sebagaimana dikutip oleh
Jalaludin Rahmat dalam bukuya “Psikologi Komunikasi” ia menguraikan
komunikasi yang baik dan efektif tentunya memiliki ciri-ciri yaitu :
8 James G. Robbin, Komunikasi yang Efektif (Jakarta: Pedoman Ilmu jaya, 1995), h.1.
9 Gunadi, Himpunan Istilah Komunikasi (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia,
1998), cet. Ke01, h. 69. 10
Syaiful Bahri Djamrah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga
(Sebuah Perspektif Pendidikan Islam) (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h.1.
22
a. Pengertian yaitu komunikator dapat memahami, mengenai pesan-
pesan yang disampaikan kepada komunikan.
b. Kesenangan yaitu menjadikan hubungan yang hangat dan akrab serta
menyenangkan.
c. Mempengaruhi Sikap yaitu dapat mengubah sikap orang lain sehingga
bertindak sesuai dengan kehendak komunikator tanpa merasa
terpaksa.
d. Hubungan sosial yang baik yaitu menumbuhkan dan mempertahankan
hubungan yang memuaskan dengan orang lain dalam hal interaksi.
e. Tindakan yaitu membuat komunikan melakukan suatu tindakan yang
sesuai dengan pesan yang diinginkan”.11
Adapun yang terlibat dalam proses komunikasi tersebut adalah
manusia. Oleh karena itu komunikasi yang dimaksudkan pada umumnya
adalah “komunikasi manusia” atau human communication, yang sering pula
disebut dengan komunikasi sosial, komunikasi antarpribadi atau komunikasi
kemasyarakatan.
3. Unsur-unsur Komunikasi
Dari pengertian komunikasi sebagaimana yang telah dipaparkan di
atas, dapat dilihat adanya sejumlah unsur-unsur komunikasi yang merupakan
syarat terjadinya proses komunikasi. Unsur-unsur dalam komunikasi adalah
sebagai berikut:
a. Komunikator (Communicator)
Komunikator disebut juga sebagai encoder, yakni seseorang yang
memformulasikan pesan yang akan disampaikannya kepada komunikan, ia
merupakan unsur yang sangat menentukan, karena ia memilah pesan,
11
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000),
Cet. Ke-15, h. 13-15.
23
media dan efek yang diharapkan dalam proses komunikasi. Komunikator
juga disebut sources atau sumber.12
Dalam peranannya sebagai seorang komunikator tentunya seorang
komunikator tersebut memiliki beberapa syarat yang diperlukan, berikut
adalah syarat yang diperlukan:
1) Memiliki kredibilitas yang tinggi bagi komunikasinya
2) Memiliki keterampilan dalam berkomunikasi
3) Memiliki daya tarik, dalam arti komunikator memiliki kemampuan
untuk melakukan perubahan sikap atau penambahan pengetahuan bagi
atau pada diri komunikan.13
b. Message (Pesan)
Pesan yaitu “sebuah gagasan atau ide, informasi, pengalaman yang
telah dituangkan baik berupa kata-kata, lambang, isyarat, tanda-tanda atau
gambar untuk disebarkan kepada pihak lain”.14
c. Feed back
Yaitu umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila
tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator. Jadi feed back atau
umpan balik adalah respon atau tanggapan dari komunikan atas apa yang
telah disampaikan oleh komunikator.
d. Media (Media)
12
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, h. 18. 13
H.A.W. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000),
cet. Ke-2, h. 93-94. 14
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 46.
24
Media adalah saluran atau sarana yang digunakan oleh
komunikator untuk mentransformasikan pesan kepada komunikan. Kata
media itu sendiri berasal dari medium. Arti secara harfiahnya ialah
perantara, penyampai dan penyalur.15
Bisa juga diartikan sebagai sarana
yang dipakai untuk memberikan feedback dari komunikan kepada
komunikator.
Dalam berkomunikasi tentunya terdapat banyak media yang
digunakan oleh komunikator maupun komunikan ini mengandung makna
bahwa komunikasi bisa dilakukan melalui berbagai macam media bahkan
kata-kata dan bahasa tubuh itu sendiri pada hakikatnya merupakan media.
Konteks ini bisa disebut face to face atau direct communication
(komunikasi langsung).
Terdapat beberapa ciri komunikasi langsung yaitu:
1. Arus pesan dua arah
2. Dilakukan secara tatap muka
3. Frekuensi feed back tinggi
4. Selectif exposure
5. Jangkauan terhadap pesan sangat cepat
6. Efeknya adalah perubahan sikap.16
e. Encoding, yaitu penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke
dalam bentuk lambang atau suatu usaha komunikator dalam menafsirkan
pesan yang akan disampaikan kepada komunikan agar komunikan dapat
memahaminya.
15
Endang Lestari dan Maliki, Komunikasi Yang Efektif, Bahan Ajar Diklat Prajabatan
Golongan III (Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 003). h.8. 16
Endang Lestari dan Maliki, Komunikasi Yang Efektif, Bahan Ajar Diklat Prajabatan
Golongan III (Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 003). h.9.
25
f. Efek berupa hasil akhir komunikasi, yaitu : ”sikap dan tingkah laku
orang, sesuai atau tidak sesuai dengan yang kita inginkan”.17
Keberhasilan
suatu komunikasi dapat terlihat jika sikap dan tingkah laku seorang
komunikan sesuai dengan pesan yang disampaikan.
4. Jenis-Jenis Pola Komunikasi
Menurut Joseph A. Devito di dalam bukunya “Komunikasi
Antarmanusia” ada lima pola komunikasi, yaitu komunikasi pola roda, pola
rantai, pola lingkaran, pola bintang, pola Y.18
Berikut adalah gambar dari ke-
lima pola tersebut:
a. Pola Roda
Pola roda adalah pola yang mengarahkan seluruh informasi kepada
individu yang menduduki posisi sentral dan berpengaruh dalam proses
penyampaian pesannya yang mana semua informasi yang berjalan harus
terlebih dahulu disampaikan kepada pemimpin.
B
E A C
D
Gambar 2.1: Gambar Pola Roda
17
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi (Teori dan Praktek), h. 18-19. 18
Joseph A. Devito, Komunikasi Antarmanusia, Penerjemah Agus Maulana (Tangerang
Selatan: Karisma Publishing Group, 2011), Edisi Ke-5, h. 382.
26
Dari gambar di atas, bisa dijelaskan bahwa seseorang
berkomunikasi pada banyak orang, yaitu B, C, D, dan E. Komunikasi ini
cenderung bersifat satu arah tanpa adanya reaksi timbal balik.
b. Pola Rantai
Dalam pola rantai jaringan komunikasi terdiri dari lima tingkatan
dalam jenjang hirarkinya dan hanya dikenal komunikasi sistem arus keatas
(upward) dan ke bawah (downward), yang artinya menganut hubungan
komunikasi garis langsung (komando) baik ke atas atau ke bawah tanpa
terjadinya suatu penyimpangan. Dalam artian seseorang (A)
berkomunikasi pada seseorang yang lain (B) dan seterusnya ke (C), ke
(D), dan (E).
A B C D E
Gambar 2.2: Gambar Pola Rantai
c. Pola Lingkaran
Pola lingkaran yakni hampir sama dengan pola rantai, namun orang
terakhir (E) berkomunikasi pula kepada orang pertama (A).
A
E B
D C
Gambar 2.3: Gambar Pola Lingkaran
27
Dalam pola lingkaran tidak memiliki pemimpin. Semua anggota
posisinya sama. Semua nya berhak dan memiliki kesempatan yang sama
untuk berkomunikasi dengan orang yang berada di sisi mereka.
d. Pola Bintang
Pola bintang yakni semua anggota berkomunikasi dengan semua
anggota.19
Pola bintang merupakan gabungan dan pengembangan dari pola
lingkaran yang mana terjadi interaksi timbal balik antara anggota
komunikasi tanpa mengenal siapa yang menjadi pimpinan sentralnya.
Semua anggotanya memiliki hak dan kekuatan yang sama untuk
mempengaruhi anggota lainnya.
A
E B
D C
Gambar 2.4: Gambar Pola Bintang
e. Pola Y
Pola ini kurang tersentralisasi di bandingkan dengan pola roda,
akan tetapi lebih tersentralisasi di bandingkan dengan pola lainnya. Pola Y
juga memiliki pimpinan yang jelas dalam proses aliran informasi. Dan
anggota ini mengirimkan dan menerima pesan dari dua orang lainnya.
19
H.A,W. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000)
h. 102-103.
28
Ketiga anggota lainnya memiliki komunikasi yang terbatas, hanya dengan
satu orang lainnya.20
A B
C
D
E
Gambar 2.5: Pola Y
5. Bentuk-bentuk Komunikasi
Menurut Onong Uchjana Effendy “komunikasi memiliki empat macam
bentuk yang berbeda keempat macam bentuk itu di antaranya adalah:
komunikasi pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi massa dan komunkasi
media”.21
a. Komunikasi Pribadi (Personal Communication)
Komunikasi pribadi ini dibagi dua jenis komunikasi yaitu
komunikasi intrapersonal dan komunikasi antarpersona keduanya memiliki
pengertian sebagai berikut:
1) Komunikasi Intrapribadi (Intrapersona Communication)
Komunikasi intrapersonal dapat diartikan sebagai kegiatan
komunikasi yang proses terjadinya dengan diri sendiri. Suatu proses
20
Joseph A. Devito, Komunikasi Antarmanusia, Penerjemah Agus Maulana (Tangerang
Selatan: Karisma Publishing Group, 2011), Edisi Ke-5, h. 382-383. 21
Joseph A. Devito, Komunikasi Antarmanusia, Penerjemah Agus Maulana (Tangerang
Selatan: Karisma Publishing Group, 2011), Edisi Ke-5, h. 7.
29
pengolahan informasi yang melalui panca indra atau sistem syaraf
yang ada di dalam diri seseorang. Dalam hal ini seseorang memiliki
peran ganda baik berperan sebagai komunikator dan berperan sebagai
komunikan dalam dirinya sendiri.
Menurut Ronald L. Applbaum di kutip oleh Onong Uchjana
Efendy mendefinisikan bahwa “komunikasi intrapribadi sebagai
komunikasi yang berlangsung di dalam diri kita sendiri dan kegiatan-
kegiatan mengamati dan memberi makna (intelektual dan emosional)
kepada lingkungan kita.”22
Jika seseorang mampu melakukan
komunikasi ini dengan baik itu berarti seseorang tersebut telah
mampu mengenal dirinya sendiri maka dapat dikatakan ia telah
menjadi manusia yang seutuhnya.
2) Komunikasi Antarpribadi (Interpersona Communication)
Komunikasi antarpribadi merupakan proses sosial di mana
orang-orang yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi.
Sebagaimana diungkapkan oleh Devito yang dikutip oleh Alo Liliweri
dalam bukunya “komunikasi antarpribadi”, bahwa komunikasi
antarpribadi merupakan “pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan
diterima oleh orang lain, atau sekelompok orang dengan efek dan
umpaun balik yang langsung”.23
Komunikasi antarpersona adalah “komunikasi yang proses
terjadinya melibatkan dua belah pihak atau lebih yaitu komunikator
22
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti, 2003), h.58. 23
Alo Liliweri, Komunikasi Antarpribadi (Bandung: Citar Aditya Bakti, 1991), h. 12.
30
dan komunikan. Di bandingkan dengan komunikasi lain komunikasi
ini di anggap yang paling efektif karena komunikasi terjadi secara
langsung atau bertatap muka sehingga pesan yang disampaikan dapat
langsung didiskusikan”.24
b. Komunikasi Kelompok (Group Communication)
Komunikasi kelompok (group communication) adalah komunikasi
sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua.25
Komunikasi
kelompok dibedakan menjadi dua yaitu kelompok kecil dan kelompok
besar.
Kelompok kecil (small group) adalah “kelompok komunikan yang
dalam situasi komunikasi terdapat kesempatan untuk memberikan
tanggapan verbal, dengan kata lain komunikator dapat melakukan
komunikasi antarpribadi dengan salah satu anggota”.26
Di bandingkan dengan komunikasi kelompok besar, komunikasi
kelompok kecil lebih bersifat rasional. Ketika menerima suatu pesan dari
komunikator, komunikan menanggapinya dengan lebih banyak
menggunakan pikiran dari pada perasaan.
Kelompok besar (large group) dalam kelompok besar situasi yang
ada sangat berbeda dengan situasi yang terjadi di dalam kelompok kecil.
Dalam hal ini komunikasi antarpribadi yang terjadi sangat kecil
24
Onong Uchjana Effendy, Imu, Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti, 2003), cet. Ke-3, h.60. 25
Onong Uchjana Effendy, Imu, Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti, 2003), cet. Ke-3, h.75. 26
Onong Uchjana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi (Bandung: PT. Rosdakarya,
2007). h.55.
31
kemungkinannya. Hal ini terjadi karena begitu banyaknya individu yang
berkumpul sehingga pertukaran informasi tersebut sulit berjalan. Dalam
hal memberikan tanggapan kepada komunikator, maka tanggapannya
bersifat emosional.27
c. Komunikasi Massa
Dalam bukunya “Dinamika Komunikasi” Onong Uchjana Effendy
mengatakan komunikasi massa adalah “komunikasi yang terjadi melalui
media massa modern seperti surat kabar, film, radio, dan televisi. Kita
sudah dapat melihat bahwa komunikasi massa satu arah (one way
traffic)”.28
d. Komunikasi medio
Komunikasi medio adalah komunikasi yang pada pelaksanaannya
menggunakan media sebagai sarana untuk menyampaikan pesan seperti
komputer, surat, telepon, poster, spanduk, pamflet, brosur, dan telegram.
6. Teknik Komunikasi
Dalam berkomunikasi tentunya tidak hanya terjadi begitu saja.
Diperlukan teknik-teknik yang tepat dalam berkomunikasi hal ini yang akan
menjadi penunjang keberhasilan seseorang dalam berkomunikasi. Ada
beberapa teknik komunikasi yang diklarifikasi sebagai berikut :
a. Komunikasi Persuasif
27
Onong Uchjana Effendy, Dimensi-dimensi Komunikasi (Bandung: PT. Rosdakarya,
2007). h.55-56. 28
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
1992), cet. Ke-2, h.8.
32
Berisikan bujukan, yaitu membangkitkan pengertian dan kesadaran
bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan perubahan sikap,
perubahan sikap yang dimaksud adalah atas kehendak sendiri atau
kesadaran diri.
b. Komunikasi koersif
Penyampaian pesan yang bersifat memaksa menggunakan sanksi-
sanksi yang akan dikenakan apabila tidak dilaksanakan.
c. Komunikasi Informatif
Bersifat memberikan ketegangan-ketegangan (fakta-fakta)
kemudian komunikan mengambil keputusan atau kesimpulan sendiri.
d. Hubungan Manusiawi (Human Relations)
Hubungan ini dapat dilakukan untuk menghilangkan hambatan-
hambatan komunikasi, meniadakan salah pengertian, dan mengembangkan
segi konstruktif sifat tabiat manusia.
B. Pengertian Tutor
Tutor adalah orang yang memberi pelajaran (membimbing) kepada
seseorang atau sejumlah kecil siswa dalam pelajarannya.29
Tutorial adalah bimbingan pembelajaran dalam bentuk pemberian
bimbingan, bantuan, petunjuk, arahan, dan motivasi agar siswa dapat efesien dan
efektif dalam belajar. Subyek atau tenaga yang memberikan bimbingan dalam
kegiatan tutorial dikenal sebagai tutor. Tutor dapat berasal dari guru atau
29
Dedy Sugono dkk, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas, 2008)
hal. 1022.
33
pengajar, pelatih, pejabat struktural, atau bahkan siswa yang dipilih dan
ditugaskan guru untuk membantu teman-temannya dalam belajar dikelas. 30
Secara singkat pengertian tutor dapat diartikan sebagai orang yang
memberikan tutorial atau tutoring adalah bimbingan yang dapat berupa bantuan,
petunjuk, arahan, ataupun motivasi baik secara individu maupun kelompok
dengan tujuan agar siswa dapat lebih efesien dan efektif dalam kegiatan
pembelajaran sehingga tujuan dalam kegiatan pembelajaran tersebut dapat
tercapai dengan baik.31
C. Pembinaan Ibadah
1. Pengertian Pembinaan
Secara etimologis, kata pembinaan berasal dari bahasa Arab yaitu :
Bina” yang artinya “bangun”.32
Dalam kamus Bahasa Indonesia kata
“Pembinaan berarti membina, memperbaharui, perbuatan, penyempurnaan,
pembaharuan usaha, tindakan yang dilakukan secara berdaya guna dan
berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik.33
Menurut Mangunhardjana pembinaan adalah “suatu proses belajar
dengan melepaskan hal-hal yang belum dimiliki, dengan tujuan membantu
orang yang menjalaninya, untuk membetulkan dan mengembangkan
30
Oemar Hamalik, Pendidikan Guru: Konsep dan Strategi (Bandung: PT. Mandar
Maju,1991) h.73. 31
Winkel W.S. Psikologi Pengajaran (Jakarta:PT. Grafindo, 1996) h.401.
32
Peter Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h.1993. 33
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Bulan Bintang,
1997),h. 23.
34
pengetahuan dan kecakapan baru untuk mencapai tujuan hidup yang sedang
dijalani secara lebih efektif.”34
Secara terminologi pembinaan adalah “usaha memperbaiki,
meningkatkan, menyempurnakan, mengarahkan, dan mengembangkan
kemampuan untuk pengembangan demi mencapai tujuan agar sasaran
pembinaan mampu menghayati dan mengamalkan ajaran Islam sebagai pola
kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan pribadi, keluarga maupun sosial
masyarakat.”35
2. Pengertian Ibadah
Adapun pengertian-pengertian ibadah, di antara lain yaitu:
“Ibadah secara bahasa dalam Eksiklopedi Islam yang berarti
“mematuhi, tunduk, dan berdoa”. Sedangkan menurut istilah Ibadah
adalah kepatuhan atau ketundukan Dzat yang memiliki puncak
keagungan, Tuhan Yang Maha Esa, Ibadah mencakup segala bentuk
kegiatan (perbuatan dan perkataan) yang dilakukan pada setiap
mukmin muslim dengan tujuan untuk mencari keridhaan Allah
SWT”.36
Dalam pengertian umum, ibadah adalah “Kegiatan atau perbuatan
yang dilakukan untuk memenuhi berbagai kehidupan dunia, yang disertai niat
mencari ridha Allah, serta dijalankan dengan memperhatikan norma-norma
keagamaan”.37
“kamus Besar Bahasa Indonesia memberi arti ibadah sebagai
perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah yang didasari ketaatan
mengerjakan perintah-Nya dan mematuhi larangan-Nya.” Atau dengan
34
Mangunhardjana, Pembinaan Arti dan Metodenya (Yogyakarta: Kanisius, 1986), h.
11. 35
Proyek Penerangan Bimbingan Khutbah/Dakwah Islam, Pembinaan Rohani Pada
Wanita (Jakarta: Departemen Agama, 1948), h.8. 36
H. Baihaqi A.K. Fiqh Ibadah (Bandung: Mas Bandung, 1996), cet ke-1, h. 31. 37
Dede Rosyada, Hukum Islam Dan Pranata Sosial (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1996), cet ke-4, h. 65.
35
kata lain “Segala usaha lahir dan batin, sesuai dengan perintah Tuhan,
untuk mendapatkan kebahagiaan dan keselarasan hidup, baik terhadap
diri sendiri, keluarga, masyarakat maupun terhadap alam semesta”.38
Selain definisi di atas, ibadah juga mempunyai beberapa definisi antara
lain:
a) “Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanaan perintah-Nya
melalui lisan para Rasulnya”.
b) “Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu
tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah
(kecintaan) yang paling tinggi”.
c) “Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan
diridhai Allah Azza wa Jalla baik berupa ucapan atau perbuatan, yang
zhahir maupun yang batin”.39
Di samping itu, ibadah dalam pengertian tak terbatas pada masalah
ritual saja tetapi mencakup seluruh aspek kehidupan dalam hubungannya
dengan individu dan sosial, ritual yang dilandasi oleh ajaran Islam setelah itu
ibadah juga bertujuan agar manusia mempunyai sifat yang terpuji, baik
hubungannya dengan Allah maupun sesama manusia serta lingkungannya.40
“Ibadah adalah hak Allah yang wajib dipatuhi. Maka manusia tidak
diwajibkan beribadah kepada selain Allah, karena hanya Allah sendiri
yang berhak menerimanya, karena Allah sendiri yang memberikan
nikmat yang paling besar kepada makhluknya, yaitu hidup, wujud dan
segala yang berhubungan dengannya”.41
38
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 364. 39
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 31-32. 40
Muhammad Qutub, Sistem Pendidikan Islam (Bandung: PT. Al-Ma‟arif, 1984), h. 21-
22. 41
Zurinal Z dan Aminuddin, Fiqh Ibadah (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, 2008) h. 32.
36
Dengan demikian dapat di simpulkan, bahwa pembinaan ibadah adalah
tindakan yang dilakukan dengan memperoleh hasil yang baik sesuai dengan
ajaran agama Islam sebagai bukti ketaatan kepada Tuhan-Nya, dengan
mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Selain itu, dengan
beribadah seorang hamba akan selalui merasa dekat dengan Allah, bahkan
dapat menolong batinnya dari kesusahan.
3. Bentuk-bentuk Ibadah
Menurut Abdul rahman Ritonga dalam bukunya “Fiqh Ibadah”,
ditinjau dari segi bentuknya, ibadah dibagi mejadi dua macam, yaitu:
“Ibadah mahdhah adalah ibadah yang ketentuan dan cara
pelaksanaannya secara khusus ditetapkan oleh Nash Al-Quran dan
Hadits, seperti Sholat, zakat, puasa dan haji. Dan ibadah „Ammah
adalah semua perbuatan yang dilakukan dengan niat baik dan semata-
mata karna Allah SWT. Seperti makan dan minum, amar makruf nahi
munkar, berlaku adil, berbuat baik kepada orang dan sebagainya”.42
Ibadah khassah atau biasa disebut dengan ibadah mahdhah adalah
segala jenis ibadah yang tata caranya diterapkan oleh Allah SWT (khusus)
atau tersebut. Sedangkan ghoiroh mahdhah atau ibadah ammah adalah segala
jenis ibadah kepada Allah dalam pengertian luas semua perbuatan yang
berhubungan dengan Allah SWT, semua manusia, dan alam lingkungan,
misalnya berdzikir kepada Allah, menolong orang yang kesusahan sesuai
dengan kemampuan kita.
Selain itu, menurut Ahmad Djazuli ibadah Khassah juga biasa disebut
dengan ibadah mahdhah yang artinya:
42
A. Rahman Ritonga, Fiqh Ibadah (Jakarta: Gaya Media Pratama: 2002), cet ke-2, h. 62.
37
“hubungan manusia dengan Tuhannya, yaitu hubungan yang akrab dan
suci antara seorang muslim dengan Allah SWT, yang bersifat ritual
(peribadatan), seperti shalat, zakat, puasa, dan haji”.43
4. Motivasi Ibadah
Motivasi merupakan penggerak utama dalam suatu pekerjaan. Karena
itu besar kecilnya motivasi untuk mengerjakan suatu pekerjaan tergantung
pada besar kecilnya motivasi terhadap pekerjaan tersebut. Suatu pekerjaan jika
dikerjakan dengan gairah yang kecil akan kecil pula keberhasilannya.
Dengan demikian, apabila orang-orang mukmin menginginkan ibadah
mereka berhasil dengan baik, maka mereka harus mempunyai motivasi yang
besar bagi ibadahnya tersebut. Menurut Syahminan Zaini dalam buku
“Problematika Ibadah dalam Kehidupan Manusia”, diungkapkan beberapa
motivasi beribadah, yaitu:
1) Karena tujuan Allah menciptakan manusia adalah untuk beribadah.
2) Karena manusia sudah berjanji untuk taat kepada Allah.
3) Karena bahagia yang di inginkan., karena manusia harus kembali ke negeri
asalnya.44
Motivasi yang pertama adalah suatu keharusan, jika sesuatu itu berlaku
atau dipakai sesuai dengan tujuan penciptaannya. Manusia, karena tujuan
penciptaannya adalah beribadah kepada Allah, maka ia harus memenuhi
seluruh pribadi dan kemampuannya untuk taat kepada Allah.
Motivasi kedua adalah bahwa sewaktu manusia di alam arwah dahulu
sudah mengadakan perjanjian dengan-Nya dengan cara berdialog. Allah
43
Ahmad Djazuli, Kaidah-Kaidah Fiqih (Jakarta: Kencana, 2007), Ed. 1. Cet.2 h. 114. 44
Syahminan Zaini, Problematika Ibadah dalam Kehidupan Manusia ( Jakarta: Kalam
mulia, 1989), h. 80.
38
bertanya kepada roh-roh manusia. “Bukanlah Aku ini Tuhanmu?” Mereka
menjawab: “Betul (Engkau Tuhan Kami), kami menjadi saksi”.
Maka konsekuensi dari perjanjian tersebut adalah manusia harus
mentaati Allah, yaitu melakukan perintah Allah untuk beribadah karena
beribadah bagi manusia adalah untuk memenuhi janjinya sendiri kepada
Allah. Apabila tidak beribadah kepada Allah, maka mereka disebut
penghianat.
Motivasi yang ketiga adalah setiap manusia menginginkan
kebahagiaan yakni bahagia untuk pribadi dan keluarga. Jika cinta akan
bahagia, maka manusia harus bahagiakan pula saudara-saudara lainnya, saling
menguatkan bagaikan satu tubuh yang apabila satu anggota tubuhnya sakit,
maka anggota tubuh lainnya merasakan sakit pula. Bahagia itu akan dicapai
dengan jalan berkorban dan beribadah, maka dari itu apabila mereka ingin
bahagia maka mereka harus beribadah.45
D. Anak Jalanan
1. Pengertian Anak Jalanan
Untuk memahami anak jalanan secara utuh, kita harus mengetahui
definisi anak jalanan. Departemen Sosial RI mendefinisikan anak jalanan
adalah anak yang sebagian besar menghabiskan waktunya untuk mencari
nafkah atau berkeliaran di jalanan atau tempat-tempat umum lainnya.
UNICEF memberikan batasan tentang anak jalanan, yaitu : “street
child are those who have abandoned their homes, school and immediate
45
Syahminan Zaini, Problematika Ibadah dalam Kehidupan Manusia ( Jakarta: Kalam
mulia, 1989), h. 85.
39
communities before they are sixteen years of age, and have drifted into a
nomadic street life” anak jalanan merupakan anak-anak berumur di bawah 16
tahun yang sudah melepaskan diri dari keluarga, sekolah dan lingkungan
masyarakat terdekatnya, larut dalam kehidupan yang berpindah-pindah di
jalan raya.46
Menurut Bagong Suyanto dalam bukunya “Masalah Sosial Anak”
bahwa anak jalanan adalah anak-anak yang tersisih, marginal, dan teralienasi
dari perlakuan kasih sayang karena kebanyakan dalam usia yang relatif dini
sudah harus berhadapan dengan lingkungan kota yang keras, dan bahkan
sangat tidak bersahabat.47
Adapun menurut Roostin Ilyas mengatakan anak jalanan adalah anak-
anak yang bukan di jalanan tetapi mereka hidup disitu.48
Jadi, anak jalanan adalah anak yang berumur di bawah 16 tahun yang
sebagian besar waktunya di jalanan untuk mencari nafkah dan larut dalam
kehidupan yang berpindah-pindah.
2. Ciri-ciri Anak Jalanan
Anak jalanan yang menjadi penerima terbagi kedalam empat kelompok,
1) Anak jalanan yang hidup di jalanan, cirinya adalah :
a. Putus hubungan atau lama tidak bertemu dengan orang tuanya
minimal setahun yang lalu.
b. Berada di jalan seharian dan meluangkan 8-10 jam untuk bekerja.
Sisanya untuk menggelandang/tidur.
46
H.A Soedijar, Intervensi Psikososial (Jakarta: Depsos, 1998), h.16. 47
Bagong Suyanto, Masalah Anak Sosial (Jakarta: Kencana, 2010), cet. Ke-1, h.185. 48
Rooestin Ilyas, Anak-anak di Jalanan (Jakarta: Pensil, 2004), h.324.
40
c. Bertempat tinggal di jalan dan tidur di sembarang tempat seperti
took, jembatan, taman, terminal, stasiun.
d. Tidak bersekolah lagi.
e. Pekerjaannya mengamen, mengemis, pemulung, dan serabutan
yang hasilnya untk diri sendiri.
f. Rata-rata berusia di bawah 16 tahun.
2) Anak jalanan yang bekerja di jalanan, cirinya adalah :
a. Berhubungan tidak teratur dengan orang tuanya, yakni pulang
secara periodik misalnya seminggu sekali, sebulan sekali, dan tidak
tentu. Mereka umumnya berasal dari luar kota yang bekerja di
jalanan.
b. Berada di jalan sekitar 9 s/d 12 untuk bekerja, sebagian mencapai
16 jam.
c. Bertempat tinggal dengan cara mengontrak sendiri atau bersama
tempat kerjanya di jalan. Tempat tinggalnya umumnya kumuh
yang terdiri orang-orang sedaerah.
d. Tidak bersekolah lagi.
e. Pekerjaannya menjual Koran, pengasong, pencuci bis, pemulung
sampah, penyemir sepatu, dll. Bekerja merupakan kegiatan utama
setelah putus sekolah terlebih diantara mereka harus membantu
orang tuanya karena miskin, cacat, atau tidak mampu lagi.
f. Rata-rata usianya dibawah 16 tahun.
3) Anak yang rentan menjadi anak jalanan, cirinya adalah:
41
a. Setiap hari bertemu dengan orang tuanya (teratur).
b. Berada di jalanan sekitar 4 s/d 6 jam untuk bekerja.
c. Tinggal dan tidur bersama orang tua/wali.
d. Masih bersekolah.
e. Pekerjaannya menjual koran, pengamen, alat tulis, kantong plastik,
menyemir sepatu, pengamen dll. Untuk memenuhi kebutuhan
sendiri dan orang tuanya.
f. Usianya rata-rata dibawah 14 tahun.
4) Anak jalanan berusia 16 tahun ke atas, cirinya adalah:
a. Terdiri dari anak jalanan yang sudah putus hubungan dan yang
berhubungan tidak teratur dengan orang tuanya.
b. Berada di jalan dari 8 s/d 24 jam, kadang hanya beberapa jam,
kadang berada seharian di jalanan.
c. Mereka telah tamat SD atau SLTP, namun sudah tidak bersekolah
lagi.
d. Pekerjaannya tidak tetap, seperti calo, mencuci bis, menyemir
sepatu, hasilnya digunakan untuk dirinya maupun memenuhi
kebutuhan orang tuanya. Kebutuhan mereka adalah pekerjaan yang
tetap.
3. Penyebab Kenakalan Anak Jalanan
Pokok utama dari pada timbulnya kenakalan anak-anak terutama
disebabkan dari pada kelalaian para orang tua. Dalam masa seperti sekarang
ini banyak orang tua lebih mengutamakan pekerjaan di luar rumah dari pada
42
pendidikan terhadap anak-anaknya.49
Secara fenomenologis tampak bahwa
gejala kenakalan timbul dalam masa pubertas/pancaroba, di mana jiwa dalam
keaadaan labil, sehingga mudah terserat oleh lingkungan seorang anak tiba-
tiba menjadi nakal, tetapi menjadi nakal karena beberapa saat setelah dibentuk
oleh lingkungannya termasuk kesempatan yang di luar kontrol yaitu:
a. Lingkungan keluarga yang pecah, kurang perhatian, kurang kasih sayang
karena masing-masing sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri (termasuk
mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari).
b. Situasi yang menjamukan dan membosankan, padahal tempat tersebut
mestinya dapat merupakan faktor penting untuk mencegah kenakalan bagi
anak-anak (termasuk lingkungan yang kurang rekreatif).
c. Lingkungan masyarakat yang tidak/kurang menentu bagi prospek
kehidupan masa mendatang, seperti masyarakat yang penuh spekulasi,
korupsi, manipulasi, gossip, isu-isu negatif/ destruktif, perbedaan terlalu
mencolok antara si kaya dan si miskin dan sebagainya.50
49
Koestoer Pertowisastro, Dinamika Psikologi Sosial, (Jakarta: Erlangga, 1983), cet. I, h.
65. 50
Koestoer Partowisastro, Dinamika Psikologi Sosial, (Jakarta: Erlangga, 1983), cet I, h.
93.
43
BAB III
GAMBARAN UMUM YAYASAN BINA INSAN MANDIRI
A. Sejarah Yayasan Bina Insan Mandiri
Yayasan Bina Insan Mandiri atau yang biasa disebut dengan Sekolah Master
(Masjid terminal) Depok lahir berawal dari rasa keprihatinan terhadap adanya gejala
perubahan sosial masyarakat yang semakin terlihat nyata di kota Depok. Salah satu
gejala perubahan sosial masyarakat yang teramati adalah keberadaan anak-anak
jalanan, terlantar, dan menggelandang atau mengamen, mengasong, di fasilitas-
fasilitas umum masyarakat yang ada di kota Depok. Fasilitas-fasilitas umum yang
keberadaan mereka dapat dengan mudah terlihat adalah masjid, pasar, jalan raya serta
terminal dan stasiun yang ketaknya relatif mudah untuk dijangkau ataupun
menjangkau pusat kota Jakarta. Anak-anak tersebut rata-rata tidak bersekolah.
Salah seorang yang termasuk memiliki rasa keprihatinan akan keberadaan
anak-anak jalanan di kota Depok adalah Bapak Nurrohim. Bapak Nurohim seorang
pengusaha sembako di kawasan terminal Depok terteguh oleh pemandangan sehari-
hari di tempat usahanya yang selalu dijadikan tempat mangkal para pengamen yang
sering mengetik gitar dan peralatan mengamen lainnya di warung miliknya. Seperti
yang diungkapkan oleh Ketua YABIM, Bapak Nurrohim:
“Awalnya saya prihatin liat kondisi hari itu banyak anak-anak usia sekolah yang
putus sekolah dan tidak bisa sekolah, sementara kita tahu Depok ini sebenarnya
kota pendidikan, Iconnya kota Pendidikan, kota jasa, kota pemukiman yang
nuansanya religi, kota perdagangan, perguruan tinggi juga banyak di sekitar
44
kota depok, tapi tadi di sisi lain justru banyak anak-anak usia peserta didik yang
belum terakomodir belum bisa terlayani yang putus sekolah banyak, yang tidak
sekolah juga banyak. Jadi, berangkat dari keprihatinan ini akhirnya saya
menggagas adanya sebuah pendidikan alternatif, pendidikan yang bisa
menampung mereka-mereka yang masih usia masih usia sekolah juga, jadi
mereka masyarakat marginal yang memang harus mendapatkan pelayanan, jadi
pendidikan itu kan hak untuk semua tanpa terkecuali, kalo kita saling
menyalahkan ga ada habisnya, akhirnya kita menggagas ini dengan modul
pendidikan non formal dan informal pendidikan kesetaraan, jadi kita bikin
lembaga namanya PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) Bina Insan
Mandiri, berhubung rahim kegiatan ini adanya di emperan masjid terminal
akhirnya menjadi brand sekolah master ya dari situ, jadi rahim kegiatan sekolah
master atau PKBM Bina Insan Mandiri yang di bawah naungan Yayasan Bina
Insan Mandiri ini dari emperan masjid terminal yang saya rekrut dari beberapa
divisi mahasiswa dan remaja masjid di masjid terminal itu sendiri.1
Bapak Nurrohim yang saat itu selain sebagai penjual sembako aktif dalam
organisasi kepemudaan yaitu sebagai pengurus ikatan Pemuda dan remaja Masjid Al-
Muttaqin terminal Depok. Tergugah untuk membuat sesuatu untuk memberikan
pendidikan kepada mereka dengan mengadakan pesantren kilat bagi anak-anak
jalanan.
Selain pesantren kilat, anak-anak jalanan juga diberikan pendidikan membaca,
tulis dan berhitung (calistung), berawal dari pesantren kilat ini bapak Nurrohim
beserta rekannya yaitu Poerwandiono, Toni, dan Masrudi mendirikan kelompok
belajar untuk anak-anak jalanan serta anak-anak dari keluarga miskin di wilayah
Depok dan sekitarnya dengan memanfaatkan sebagian tempat di Masjid Terminal
untuk kegiatan belajar mengajar, dan menampung anak jalanan. Karena kegiatan
tersebut dilakukan di Masjid terminal, maka lembaga ini lebih dikenal dengan
1 Wawancara Pribadi dengan Pak Nurrohim, Ketua PKBM Bina Insan Mandiri, Depok, Senin
10 Agustus 2014.
45
sebutan Sekolah Master (Masjid Terminal). Master inilah yang menjadi cikal bakal
Yayasan Bina Insan Mandiri. Sebuah yayasan yang berawal dari emperan masjid Al-
Mutaqin Terminal kota Depok, dengan ruang gerak bidang pendidikan, pembinaan,
bakti sosial, dakwah, kesehatan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Bermodal pendekatan secara manusiawi yang dilakukan bapak Nurrohim dan
rekan-rekannya kepada anak jalanan, banyak anak jalanan yang bersedia mengikuti
kegiatan belajar di master yang pada awalnya berjumlah 20 orang. Seiring semakin
banyaknya anak binaan yang didampingi oleh sekolah master, akhirnya bapak
Nurrohim bersama rekannya berusaha untuk membangun sebuah gedung yang
sederhana dengan memanfaatkan lahan seluas 5000m2. Dari lahan tersebut 3000 m2
di antaranya adalah tanah fasum-fasum terminal dengan hal pakai yang telah
diserahkan Pemda Depok ke Yayasan Bina Insan Mandiri, ditambah tanah waqaf
seluas 2000m2 yang sudah menjadi hak milik.
Di mulai dari masjid dan sekarang telah mempunyai 15 lokal kelas termasuk
kontainer di tanah wakaf yang di mulai dari 1000m2 secara bertahap telah mencapai
3500m2.
Dahulu, lingkungan sekitar masjid berupa tempat-tempat prostisusi dan
tempat bermain billiard. Setelah turunnya keputusan pemerintah untuk membersihkan
area tersebut dari praktek perjudian dan prostisusi, banyak rumah-rumah di sekitar
masjid yang ditinggalkan oleh penghuninya. Pelajar di master yang pada awalnya
berjumlah 20 orang.
46
Pak Nurrohim mengaku bahwa pada awal terbentuknya YABIM, sangat sulit
untuk mengajak masyarakat bergabung. Awalnya mereka (masyarakat) agak apatis.
Mereka curiga karena kan banyak yang mempermainkan orang miskin. Tapi setelah
melakukan pendekatan dan beri pemahaman, akhirnya mereka mengerti dan bersedia
dibina.
Dengan motivasi yang kuat untuk membentuk masyarakat yang cerdas,
mandiri, kreatif dan berbudi pekerti yang luhur PKBM Bina Insan Mandiri
memberikan pendidikan gratis bagi anak-anak jalanan, kaum marjinal dan para
dhu’afa melalui pendidikan kesetaraan dan terbuka. Tercatat 1200 warga belajar yang
sedang mengenyam pendidikan di PKBM Bina Insan Mandiri, mereka begitu antusias
untuk mendapatkan hak-hak pendidikannya yang selama ini terabaikan. Kehadiran
PKBM Bina Insan Mandiri telah menyelamatkan pendidikan siswa/siswi yang
terancam tidak dapat melanjutkan pendidikannya dasar, menengah dan pendidikan
atas.
Sasaran utama dari sekolah ini awalnya adalah anak jalanan, namun semakin
mahalnya biaya pendidikan menjadikan pengurus membolehkan anak-anak dari
keluarga miskin menjadi siswa sekolah Master juga. Karena untuk bersekolah di sini
tidak dipungut biaya sepeserpun, jadi siapapun bisa mengakses pendidikan. Seperti
yang diungkapkan Bapak Nurrohim saat diwawancarai:
“Sasarannya memang kita fokus di anak jalanan, anak terlantar, anak
berkebutuhan khusus, dan anak cacat dan anak-anak yang berhadapan dengan
hukum jadi kita menjangkau yang tidak terjangkau, melayani yang tidak
terlayani, jadi dengan modul pendidikan ini harus ada pendidikan yang khusus
47
yang sesuai dengan karakteristik sesuai dengan citra dan psikologis anak itu
sendiri mereka tidak bisa diseragamkan harus masuk formal semua, yang
pertama dari segi karakter dan dari segi kesempatan jadi itu yang menjadi
konsen perhatian kita.”2
Kehadiran Yayasan Bina Insan Mandiri di terminal Depok sangatlah
membantu dalam mencerdaskan anak bangsa dan merealisasikan harapan-
harapannya. Paling tidak dengan adanya PKBM dan Yayasan Bina Insan Mandiri
pembelajaran secara garis dapat memberikan solusi dari permasalahan masyarakat
yang menjadi beban pemerintah. Sehingga tidak ada alasan bagi masyarakat marjinal
untuk tidak dapat mengenyam pendidikan.
Tantangan PKBM Bina Insan Mandiri ialah mampu membentuk masyarakat
yang mandiri, kreatif, dan berakhlak mulia sehingga dapat meningkatkan taraf hidup
masyarakat.
B. Letak Yayasan Bina Insan Mandiri
Yayasan Bina Insan Mandiri terletak di dalam wilayah terminal tepatnya di
samping fly over Depok. lokasi PKBM YABIM terletak di jantung kota Depok yaitu
di jalan Margonda Raya No. 58. Lokasi ini dekat dengan Plaza Depok, yaitu di depan
pintu utama stasiun Depok Baru.
Pada awalnya kegiatan belajar mengajar dilakukan di serambi masjid
terminal, maka saat ini sekolah ini di kenal dengan nama atau sebutan Sekolah Master
(Sekolah Masjid Terminal).
2 Wawancara Pribadi dengan Pak Nurrohim, Ketua PKBM Bina Insan Mandiri, Depok,
Senin 10 Agustus 2014.
48
C. Profil Yayasan
1. Struktur Organisasi
Sebagai sebuah organisasi PKBM YABIM memiliki struktur yang
memadai, struktur ini disusun berdasarkan kebutuhan lembaga.
Bagan 1
Pengorganisasian Yayasan Bina Insan Mandiri
49
BAGAN II
Struktur Pengorganisasian Yayasan Bina Insan Mandiri
2. Visi dan Misi Yayasan Bina Insan Mandiri
a. Visi
Meningkatkan sumber daya muslim untuk menyiapkan kebangkitan
umat menuju umat yang sejahtera di bawah naungan Al-Quran dan Sunnah.
b. Misi
50
1. Menyiapkan masyarakat yang mandiri, handal melalui keterampilan tepat
guna dan berhasil guna berdasarkan Al-Quran dan sunah.
2. Menyelenggarakan pendidikan gratis dan berkualitas sehingga
meningkatkan kualitas Sumber Daya Muslim.
3. Memberikan pelayanan di bidang kesehatan, sosial dan ekonomi yang
berorientasi pada peningkatan taraf hidup masyarakat muslim yang
dhua’fa.
3. Tujuan dan sasaran
a) Tujuan Umum
Meningkatkan kecerdasan bangsa menuju masyarakat yang mandiri
dan berbudi pekerti.
b) Tujuan Khusus
1. Menyiapkan masyarakat yang mandiri
2. Menyiapkan insan yang handal melalui keterampilan tepat guna dan
berhasil.
c) Sasaran umum
1. Para pemuda potensial yang memiliki keinginan untuk belajar.
2. Masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah yang belum dan
sadar akan pentingnya baik formal maupun non formal.
51
3. Masyarakat yang tidak mampu yang terdiri dari anak jalanan,
pengamen, pengasong dan kaum dhua’fa.3
D. Keadaan Fisik dan Fasilitas Lembaga
Fasilitas yang tersedia di Yayasan Bina Insan Mandiri merupakan salah satu
faktor pendukung bagi efektifitas kegiatan belajar mengajar bagi anak-anak. Maka
dari di Yayasan Bina Insan Mandiri ini disediakan berbagai fasilitas seperti ruang
belajar, asrama, media olahraga, tempat ibadah dan ruang kesehatan.
Tabel 3.1 Data Sarana dan Prasarana Yayasan Bina Insan Mandiri
Tahun 2013/20144
No. Sarana Jumlah Keterangan
1. Ruang Kelas 15 Baik
2. Ruang Guru 4 Baik
3. Ruang Lab skill 2 Digunakan untuk menjalankan
kegiatan keterampilan yang ada di
Yayasan.
4. Ruang TU 1 Baik
5. Perpustakaan 1 Baik
6. Lapangan futsal 2 Baik
7. WC 3 Baik
8. Masjid 3 Baik
9. Ruang Kesehatan 2 Baik
10. Asrama Laki-laki 1 Memiliki 3 ruangan
11. Asrama Perempuan 1 Memiliki 1 ruangan
3 Tim Penyusun Proposal YABIM, Proposal Yayasan Bina Insan Mandiri (Depok:Yayasan
Bina Insan Mandiri, 2014), hal. 5-6. 4 Observasi Tanggal 20 Juni 2014
52
12. Dapur Umum 1 Digunakan untuk menyediakan
makanan bagi anak-anak di Yayasan
dan juga untuk para staff dan tutor
13. Ruang Komputer 1 Baik
E. Program kerja
a.) Program Akademis
Program ini merupakan program pendidikan layaknya sekolah formal
dimana siswa didik kami dapat belajar walaupun dengan keterbatasan. Program
ini merupakan pendidikan kesetaraan yang bekerjasama dengan Dinas Pendidikan
Luar Sekolah (PLS). program Akademis ini bertujuan untuk mempersiapkan
siswa didik kami agar dapat melanjutkan ke jenjang Perguruan Tinggi. Program
akademis dibagi sesuai batasan usia menjadi sebagai berikut5:
1. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)
Pendidikan usia dini merupakan wadah yang strategis dalam
pembinaan anak yang berumur 0 sampai 5 th. Teori psikologi perkembangan
menerangkan bahwa pendidikan yang ditanamkan pada usia dini akan
mempengaruhi kepribadian anak pada usia selanjutnya, kesalahan mendidik
anak usia dini menyebabkan timbulnya benih kepribadian yang negatif.
Kehadiran PAUD di terminal Depok yang dikelola oleh Yabim
bertujuan untuk membantu para orang tua murid yang memiliki keterbatasan
ekonomi dan pengetahuan cara mendidik anak sehingga kesadaran untuk
5 Ibid hal. 10-14.
53
menanamkan nilai-nilai akhlakuk karimah dapat terealisasikan dengan baik,
alhasil anak akan tumbuh dan berkembang sebagaimana dicita-citakan oleh
orang tuanya. Sekitar 86 anak yang mengikuti kegiatan pendidikan di PAUD
Bina Insan Mandiri.
Tabel 3.2 Data Jumlah Siswa PAUD Yayasan Bina Insan Mandiri
Tahun 2013-20146
No.
Program
Akademis
Kelas
keterangan
Jumlah
Laki-laki
Perempuan
1. PAUD 47 39 86
2. Sekolah Dasar (Persamaan Paket A)
Pendidikan Sekolah Dasar adalah salah satu yang sangat penting
dalam jenjang pendidikan nasional, dasar-dasar kecakapan hidup sehari-
pendidikan hari mulai diajarkan pada jenjang pendidikan dasar. Sehingga
setiap anak usia 6-12 tahun harus dapat mengenyam pendidikan sesuai dengan
pertumbuhan, perkembangan fisik dan mental mereka. Namun demikian,
masih banyak anak-anak terlantar, anak jalanan dan para dhuafa yang belum
mendapatkan pendidikan pada tingkat dasar, faktor kemiskinan merupakan
penyebab utama dari ketidakberdayaan mereka dalam mendapatkan hak-hak
pendidikannya.
6 Kantor Program Akademis PAUD, SD, SMP, SMA YABIM Depok
54
Capaian hasilnya yaitu mengembalikan anak jalanan untuk kembali ke
sekolah sehingga mereka dapat menikmati pendidikan, mendapatkan
bimbingan nilai-nilai agama dan kemandirian.
PKBM Bina Insan Mandiri sebaga lembaga yang konsen dalam
pendidikan masyarakat marginal sampai saat ini mampu memfasilitasi 404
anak yang putus sekolah dasar sehingga mereka dapat mengenyam pendidikan
sebagai mana mestinya.
TABEL 3.3 Data Jumlah Siswa Sekolah Dasar (Persamaan Paket A)
Tahun 2013-20147
No.
Program
Akademis
Kelas
keterangan
Jumlah
Laki-laki
Perempuan
1.
SD
(PAKET
A)
I 39 27 66
II 23 22 45
III 56 38 94
IV 43 31 74
V 47 31 78
VI 26 21 47
JUMLAH 234 170 404
3. SMP (Persamaan Paket B)
SMP diselenggarakan oleh Yabim sebagai tindak lanjut dari jenjang
dasar bertujuan memberikan bekal pengetahuan serta keterampilan bagi siswa
SLTP sehingga pola pikir siswa menjadi positif dan siap menyongsong masa
7 Kantor Program Akademis PAUD, SD, SMP, SMA YABIM Depok
55
depan dengan bekal keterampilan yang ia miliki. Jumlah seluruh siswa yang
mengikuti program SMP sebanyak 365 siswa yang terdiri dari anak jalanan,
pengamen, pengasong dan masyarakat yang tidak mampu.
Tabel 3.4 Data Jumlah Siswa SMP (Persamaan Paket B)
Tahun 2013-20148
No.
Program
Akademis
Kelas
Keterangan
Jumlah
Laki-laki
Perempuan
1.
PAKET B
(SMP)
VII 68 52 120
VIII 58 40 98
IX 83 64 147
JUMLAH 209 156 365
4. Kejar Paket C setara SMA
Kejar paket C merupakan suatu program yang dirancang untuk
meningkatkan pola pikir dan kualitas bagi para warga belajar, melalui
pendidikan di PKBM Bna Insan Mandiri jiwa kemandirian dan keterampilan
serta profesionalitas dipupuk sebagai bekal menghadapi dunia kerja dan
usaha. Program ini juga mempersiapkan para siswa didik untuk menempuh
jenjang perguruan tinggi sesuai minat dan kemampuan mereka khusus dalam
segi akademis.
8 Kantor Program Akademis PAUD, SD, SMP, SMA YABIM Depok
56
Tabel 3.5 Data Jumlah Siswa SMA (Persamaan Paket C)
Tahun 2013-20149
No.
Program
Akademis
Kelas
keterangan
Jumlah
Laki-laki
Perempuan
1. PAKET C
(SMA)
X 104 44 148
XI 117 90 207
XII 38 43 81
Jumlah 259 177 436
b.) Program Kelas Bisnis
Program kelas kewiraswastaan ini bertujuan untuk mengembangkan
potensi jiwa berwirusaha pada siswa didik yang memag tidak minat dalam bidang
akademis. Program ini akan memberikan motivasi-motivasi berwirusaha serta
pelatihan-pelatihan bisnis sehingga dapat mengembangkan potensi dan
memunculkan jiwa pengusaha yang mampu menciptakan lapangan kerja, melihat,
menggali dan mengembangkan potensi daerahnya.
Kompetensi kelulusan dari kelas kewirausahaan, selain memiliki standar
kompetensi akademis, warga belajar memiliki kemampuan bisnis dengan baik dan
benar serta berwirausaha sehingga lulusan kelas bisnis ini dapat mandiri
berwirausaha serta membuka lapangan kerja.
c.) Program tambahan
Lab Skill, program di maksudkan agar para binaan memiliki semangat
(spirit) dalam menjalani kehidupan, memiliki jiwa kreatif, sikap positif, jujur dan
9 Kantor Program Akademis PAUD, SD, SMP, SMA YABIM Depok
57
inovatif. Pelatihan komputer, pelatihan tehnisi HP pelatihan automotif, menjahit
dan sablon adalah beberapa pelatihan yang bertujuan membekali para warga
belajar untuk terjun dalam dunia usaha atau kerja.
Beberapa pelatihan setiap tahun yang diselenggarakan oleh mitra PKBM
Bina Insan Mandiri yang melibatkan warga belajar PKBM Bina Insan Mandiri :
Pelatihan Service HP, Pelatihan Salon, Pelatihan Menjahit, Pelatihan sablon,
Pelatihan Kewirausahaan, Pelatihan Tata Boga, Pelatihan diorama.
d.) Program Pembinaan Ibadah terhadap Anak Jalanan
Program ini biasa disebut BBQ (Belajar Baca Al-Qur’an), kegiatan ini
dilakukan setiap hari sebelum anak didik memulai pelajaran di kelas. Untuk
mewujudkan manifestasi dari upaya pembinaan ibadah terhadap anak jalanan
tersebut, Yayasan Bina Insan Mandiri berusaha menerapkan berbagai kegiatan
keagamaan, diantaranya:
1. Shalat Fardhu berjamaah
Keutamaan shalat berjamaah sudah di ketahui manfaat yang
terkandung di dalamnya, maka dari itu para tutor dengan itu membina anak
jalanan untuk melaksanakan shalat fardhu serta shalat berjamaah. Selain itu,
tutor membuat peraturan serta hukuman bagi mereka yang melanggar dengan
tidak mengikuti shalat berjamaah. Semua itu dilakukan, guna menanamkan
serta meningkatkan keimanan anak dengan menjalankan kewajiban sholat
lima waktu sebagai hamba Allah dengan beribadah kepada Nya.
58
2. Shalat Duha
Setiap hari sebelum pelajaran dimulai anak-anak diharuskan untuk
shalat duha terlebih dahulu di masjid.
3. Tadarus Al-Quran
Tadarus AL-Quran ini dilakukan oleh seluruh tutor dan anak jalanan
setiap hari yang dipimpin oleh koodinator agama. Tadarus Al-Quran ini
menitikberatkan pada pembelajaran dan perbaikan bacaan Al-Quran dan setelah
itu membimbing anak-anak didik untuk mengahafalkan A-Quran setahap demi
setahap. Sesuai dengan kedudukannya sebagai kitab suci, Al-Qur’an begitu
membudaya dalam kehidupan umat islam. Setiap muslim selalu membacanya
dalam setiap shalat, begitu juga bacaan surat-surat yang terdapat Al-Qur’an yang
dihafalkan oleh anak jalanan melalui hafalan. Tujuannya untuk mempersiapkan
para siswa didik untuk menempuh jenjang perguruan tinggi sesuai minat dan
kemampuan mereka khusus dalam segi akademis dan hafal Al-Qur’an sebagai
salah satu dasar ilmu syar’i.
Capaian Hasilnya untuk mempersiapkan generasi qur’ani sejak dini yang
bisa membaca Al-Quran dengan baik, hafal Al-Quran serta mampu
mengaplikasikan Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari. Para tutor membuat
peraturan serta hukuman bagi mereka yang melanggar dengan tidak mengikuti
hafalan yang harus disetorkan tersebut. Semua itu dilakukan, agar mereka cinta
59
terhadap kitab suci dengan menjaga hafalan mereka serta dapat dipraktekan dalam
bacaan shalat mereka.
Setelah mengetahui beberapa kegiatan yang dilakukan di Yayasan Bina
Insan mandiri, peneliti menyimpulkan bahwa Yayasan ini menerapkan program
pembinaan ibadah terhadap anak jalanan dengan mempertimbangkan kemampuan
mereka dengan cara menanamkan nilai-nilai keagamaan dengan kedisiplinan
dalam shalat fardhu berjamaah, Shalat Sunah, penghafalan serta pembacaan Al-
Qur’an untuk meningkatkan ketaqwaan mereka dengan beribadah kepada-Nya.
Semua itu, agar anak jalanan dapat menjadi manusia yang beriman kepada Allah
dengan melaksanakan kewajiban yang telah Allah tetapkan, serta memilki sifat
akhlakul karimah di kehidupan mereka.
F. Profil Anak Jalanan Yayasan Bina Insan Mandiri
Data Pendampingan Anak Jalanan berdasarkan turun ke jalan, tahun 2013-
2014.
1. Usia Anak Jalanan
Dari 200 anak jalanan, mayoritas adalah berusia 13-15, ini bisa dilihat dari
tabel sebagai berikut ini:
Tabel 3.6 Data Anak Jalanan YABIM Berdasarkan Usia
No. Rentang Usia (th) Jumlah
1. 7-9 10 anak
2. 10-12 61 anak
3. 13-15 94 anak
60
4. 16-19 34 anak
TOTAL 199 anak
Sumber : Proposal Yayasan Bina Insan Mandiri (Depok: Yayasan Bina Insan Mandiri,2014)
2. Pendidikan Anak Jalanan
Kebanyakan anak jalanan adalah siswi SMP beberapa di antaranya adalah
siswa SD, SMA. Mayoritas anak jalanan setara sama besar, sebagaimana data
tabel berikut:
Tabel 3.7 Data Anak JalananYABIM Berdasarkan Pendidikan
No. Pendidikan Anak Jalanan Jumlah
1. SD Kelas I-III 10 anak
2. SD Kelas IV-VI 61 anak
3. SMP Kelas I-III 94 anak
4. SMA Kelas 1-III 34 anak
TOTAL 199 anak
Sumber : Proposal Yayasan Bina Insan Mandiri (Depok: Yayasan Bina Insan Mandiri,2014)
G. Profil Tutor dan Relawan
Jumlah tutor dan relawan yang memberikan pengajaran serta pembinaan di
Yayasan Bina Insan Mandiri berjumlah 44 orang, kebanyakan masih berstatus
mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dan ada juga beberapa orang yang sudah
sarjana. Dengan mengusung visi dan misi yayasan, bagi pekerja sosial di YABIM
status akademis tidak menjadi sekat bersinergi dalam tim kerja yang solid, dedikasi
yang tinggi telah menyokong kualitas kinerja para relawan sosial di YABIM.
61
Berdasarkan hasil penelitian dengan pihak lembaga yang penulis lakukan, di
ketahui bahwa saat ini memiliki 200 orang staff pengajar sebagai berikut :
Tabel 3.8 Data Relawan dan Tutor Yayasan Bina Insan Mandiri
No
.
Nama Tutor L/P Tempat dan Tanggal
Lahir
Pendidikan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Agus Salim
Ahmad Syarifudi
Ais Rahman
Angga Roman
D. Syofiansyah
Dede Hermawan
Diana Nur Farida
Dicky Nugraha
Poerwandriyono
Eka
Ekawanto
Emi Maya
Fida Aininisa
Firman Rizaki H.
Fitriah
Hendra Pujianto
Ilhamsyah DS
Ismail
Komarudin
Lianti
M. Anshori
L
L
L
L
L
L
P
L
L
L
L
P
P
L
P
L
L
L
L
P
L
Tegal, 09-01-1985
Jakarta, 25-06-1989
Gorontalo, 22-12-1988
Jember, 15-08-1974
Jakarta, 30-01-1979
Bandung, 06-09-1984
Depok, 06-09-1990
Jakarta, 22-02-1980
Jakarta, 24-07-1987
Depok, 29-11-1988
Depok, 07-10-1984
Bojonegor,05-02-1984
Jakarta, 28-07-1995
Jakarta, 04-09-1990
Depok, 26-06-1989
Jakarta, 11-09-1986
Jakarta, 03-04-1972
Jakarta, 14-03-1986
Sukabumi,11-04-1986
Bogor, 29-10-1985
Depok, 18-02-1988
UNINDRA
SMU
UI
S1 Interlive
Al-Qudwah
S1 IISIP
PTJ
SMU
IKIP
SMA
UNINDRA
STIAMI
MAN
SMA
UIN
TRIANANRA
S1 UI
Al-Qudwah
Al-Qudwah
Al-Qudwah
UI
62
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
M. Ayatullah
M. Gatot
Marifah
Masfufah
M. Natsir
M. Ramdani
Mustami’in
Nova Dwi N.
Nur Laela
Nur Rohmah
Nurrohim
Nyimas
Reza Nia Umami
Rina Herawati
Rizky B.
Syamsul
Sartika
Sigit
Siti Khoiriyah
Siti Nurhasanah
Sri Wulan
Syekhur Rozi
Tommy Ade
L
L
P
P
L
L
L
P
P
P
L
P
L
P
L
L
P
L
P
P
P
L
L
Bengkulu, 16-06-1989
Jakarta, 27-11-1990
Depok, 11-03-1977
Depok, 30-01-1983
Dompu, 16-07-1987
Purwakarta,02-11-1971
Depok, 19-10-1980
Jakarta, 30-11-1983
Jakarta, 08-09-1988
Jakarta, 04-10-1984
Jakarta, 24-07-1973
Jakarta, 26-02-1985
Bogor, 11-09-1984
Bogor, 11-06-1983
Jakarta, 18-01-1986
Pemalang, 18-05-1982
Jakarta, 12-10-1988
Jakarta, 13-04-1984
Depok, 03-05-1983
Jakarta, 25-06-1977
Depok, 06-04-1985
Pemalang, 13-11-1987
Depok, 23-05-1979
UI
STAIQ
Mutiara Islam
MA
SMA
D3 STM
UIN JKT
Mahad Zaitun
Al-Qudwah
UIN JKT
TRIANANDRA
PNJ
UNJ
STAI
TRIANANDRA
MA
SMK
UNJ
Mutiara Islam
MA
BSI
SMK
Ponpes. Lirboyo
Sumber : Proposal Yayasan Bina Insan Mandiri, (Depok: Yayasan Bina Insan Mandiri,2014), hal. 10
Berdasarkan hasil penelitiaan dengan pihak lembaga yang penulis lakukan,
terdapat tiga kategori staff pengajar Yayasan Bina Insan Mandiri:
1. Guru Karir Guru
63
Guru karir merupakan guru yang direkrut oleh Yabim untuk mengajar di
Yabim. Pada umumnya guru karir ini adalah lulusan dengan gelar S.Pd (Sarjana
Pendidikan). Mereka tidak dibayar tetapi YABIM memberikan kompensasi
sebagai uang transportasi mereka menuju YABIM. Pemberian uang jalan ini
diberikan setelah mereka selesai mengajar. Jika pada hari tersebut terdapat lebih
dari pertemuan makan mereka akan dibayar sesuai kelipatan pertemuan mereka.
2. Alumni
Banyak para alumnus YABIM yang menjadi staff pengajar mereka
mendapatkan ijazah kelulusan mereka. Pengabdian ini di dasarkan pada keinginan
balas budi kepada Yabim yang selama ini telah membesarkan. Bahkan ada alumni
dari YABIM yang masuk universitas Indonesia yang menjadi relawan untuk
mengajar di sana setelah mereka selesai kuliah.
3. Guru Tamu
Guru tamu merupakan staff pengajar yang berasal dari kerja sama
program magang antara Yabim dengan berbagai universitas di Jabodetabek.
Jumlahnya sangat banyak dan selalu berganti setiap bulannya. Banyak dari
mereka mencari data skripsi ataupun praktek mengajar, bagi merka yang nantinya
ingin berkarir sebagai seorang guru. Yabim di kota Depok sangat membuka
kesempatan bagi mereka yang ingin mengabdikan dirinya sebagai seorang
pengajar yang rela tanpa di bayar, ataupun bagi mereka yang ingin melakukan
penelitian guna menyelesaikan tugas akhir skripsi atau tesis.
64
H. Sumber Dana Yayasan Bina Insan Mandiri
1. Pemerintah Pusat
2. Pemerintah Provinsi
3. Pemerintah Daerah
4. Donatur yang tidak mengikat
5. Sektor real Yayasan
6. Kemitraan
Persentase Sumber Pendanaan Yayasan Bina Insan Mandiri
Sumber : Proposal Yayasan Bina Insan Mandiri (Depok: Yayasan Bina Insan Mandiri,2014)
40
35
15
10
Bagan 3 Presentasi Sumber Pendanaan PKBM
Pemerintah
Kemitraan
Koperasi
Donatur
65
BAB IV
TEMUAN HASIL PENELITIAN
A. Pola Komunikasi Tutor terhadap Anak Jalanan dalam Pembinaan Ibadah
Pola komunikasi terhadap anak jalanan menjadi penting karena karakteristik
anak jalanan yang biasa hidup bebas di jalanan tanpa adanya aturan, membuat mereka
sulit untuk mengendalikan diri dan tidak memiliki kepedulian terhadap kepentingan
atau kebutuhan lingkungannya.1 Untuk itulah terkait dengan kondisi di atas
diperlukan adanya pola komunikasi yang tepat dan efektif untuk melakukan sebuah
pembinaan terhadap anak jalanan.
Pola komunikasi merupakan salah satu unsur yang sangat menentukan dalam
pembinaan ibadah anak jalanan untuk itu seorang tutor harus mempunyai syarat-
syarat sebagai komunikator, yaitu memiliki kredibilitas yang tinggi bagi
komunikasinya, memiliki keterampilan berkomunikasi, mempunyai pengetahuan
yang luas, memiliki sikap yang baik terhadap komunikan dan memiliki daya tarik
dalam artian komunikator memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan sikap
atau penambahan pengetahuan bagi atau pada diri komunikan. Jika seseorang tutor
(komunikator) telah memahami syarat-syarat tersebut, maka pola komunikasi yang
dilakukan akan dapat diterima dengan baik oleh komunikannya (anak jalanan).
Yayasan Bina Insan Mandiri atau yang biasa disebut dengan sekolah
MASTER (Masjid Terminal) membantu mereka dengan melakukan pola komunikasi
1Wawancara Pribadi dengan Mustami’in (Tutor YABIM), Depok, 15 Juli 2014
66
tutor dalam mengarahkan dan membina ibadah anak jalanan melalui beberapa
program pembinaan ibadah seperti BBQ (belajar baca Al-Quran) yang di dalamnya
terdapat shalat fardhu dan sunah, Tadarus Al-Quran program ini dilakukan rutin
setiap harinya.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, di dapat bahwa pola komunikasi
yang digunakan tutor dalam pembinaan ibadah anak jalanan di YABIM adalah pola
komunikasi roda, pola komunikasi bintang dan menggunakan bentuk komunikasi
antarpribadi dan kelompok.
1. Dalam Pengarahan Shalat
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan bahwa pola komunikasi yang
digunakan tutor dalam mengajarkan anak jalanan shalat menggunakan pola
komunikasi roda dan pola komunikasi bintang. Pola roda adalah pola yang
mengarahkan seluruh informasi kepada seseorang yang menduduki posisi sentral.
Jika digambarkan proses komunikasi yang terjadi seperti gambar berikut:
Anak Jalanan 1
Anak Jalanan 4 Tutor Anak jalanan 2
Anak Jalanan 3
Gambar 4.1: Pola Komunikasi Roda
67
Maksudnya adalah di mana komunikator memberikan stimulus dan
komunikan memberikan respon atau tanggapan yang diharapkan tanpa adanya
seleksi dan interpretasi. Ini menyebabkan komunikasi antara komunikator (tutor)
dan komunikan (anak jalanan) lebih di dominasi oleh komunikator (tutor),
sehingga hanya bersifat sebagai pendengar tanpa adanya umpan balik.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh tutor YABIM, bunda Sri Wulan:
“Pola komunikasi disini memang sangat penting sekali yah untuk
membina ibadah mereka karena tidak mudah dalam melakukan
pembinaan ibadah anak jalanan, karena membutuhkan pola komunikasi
yang tepat dan efektif. Biasanya saya menerapkan pola komunikasi satu
arah dengan memberikan didikan dan pengarahan dari saya kepada
anak-anak. Jadi ga ada respon atau umpan balik. Contohnya saja pada
saat sebelum belajar di masjid saya memberikan materi dan pengarahan
kepada anak-anak tentang shalat. 2
Pola komunikasi roda digunakan oleh tutor dalam pembinaan ibadah
shalat baik secara teori maupun prakteknya. Pada komunikasi ini tutor sebagai
sentral yang memberikan materi melalui pengarahan bagaimana cara shalat yang
baik dan benar. Komunikasi yang terjadi antara tutor terhadap anak jalanan
cenderung bersifat satu arah tanpa adanya reaksi timbal balik di mana tutor hanya
memberi materi dan anak jalanan hanya mendengarkan. Pola komunikasi roda
juga digunakan saat pengarahan shalat zuhur berjamaah di mana pelaksanaannya
dalam bentuk tutor mengumpulkan semua anak-anak di masjid sebelum pulang
untuk melaksanakan shalat zuhur berjamaah. Tutor memberikan arahan, motivasi
2 Wawancara Pribadi dengan Sri Wulan, Tutor (Penanggung Jawab BBQ), Depok, 16 Juli
2014
68
melalui metode ceramah dan cerita. Sebagaimana yang diungkapkan oleh tutor
YABIM, Bunda Rina:
“sepulang sekolah ramai-ramai ke masjid untuk shalat berjamaah lalu
anak-anak di absen dan baru boleh pulang.”
Berdasarkan penjelasan di atas penulis dapat menafsirkan bahwa pola
komunikasi roda dengan metode ceramah adalah tepat, intensif dan lebih efisien
digunakan, di mana tutor memberikan pesan di depan seluruh anak, anak jalanan
mendengarkan dan memahaminya.
Selain pola komunikasi roda, pola komunikasi bintang juga digunakan
saat tutor mengajarkan anak jalanan praktek shalat. Bentuknya penjelasan
bilamana materi yang disampaikan oleh tutor tidak dapat dipahami boleh
ditanyakan langsung. Dalam pola komunikasi bintang interaksi tutor dan anak
jalanan tidak sungkan untuk menegur dan bertanya. Hal ini yang diterapkan oleh
kakak-kakak tutor yaitu dengan membebaskan anak untuk berbicara, tidak
mengekang mereka untuk berpendapat. Selain itu, setiap tutor juga harus
memberikan contoh dan berinteraksi semaksimal mungkin dengan mereka,
dengan semua itu mereka akan merasa bahwa mereka adalah bagian dari kita dan
kita adalah bagian dari mereka. Sebagaimana yang diungkapkan oleh tutor
YABIM, Kak Gatot:
“ Kalo untuk beribadah khususnya shalat kita dulu yang harus
melaksanakan beri contoh ke mereka, jadi kita sama-sama mengerjakan
bareng-bareng anak-anak, pendekatan kita aja terhadap anak-anak dulu
latar belakang mereka gimana dikeluarganya sampai anak-anak itu ko
69
bisa sampai susah diatur , jadi kita masuk dulu di lingkungannya mereka
itu bagaimana terus kita tanya setelah itu lama-lama dia akan ngomong
sendiri apa yang mereka tidak mengerti, yang salah di mana, kadang-
kadang saya nanya sama mereka gimana kaka harus mengajar ke kamu
khusus ke kamu tanpa ada paksaan mereka untuk belajar. Saya juga
sangat dekat mereka seperti teman sendiri bukan sebagai tutor mereka,
itu cara saya agar dekat dengan mereka.”3
Pola komunikasi bintang terjadi dua arah dan semua pihak terlibat.
Komunikasi dua arah yaitu “komunikasi yang bersifat informatif dan persuasif
serta memerlukan hasil (feedback)”. Pendekatan tersebut melalui bahasa yang
dipakai yaitu bahasa yang bersifat persuasif/ berupa ajakan layaknya orang tua
mereka sendiri. Sebagaimana yang diungkapkan oleh anak jalanan, Dede
Mauliyadi :
“Tutor disini udah kayak keluarga , kayak orang tua sendiri jadi saya banyak
punya orang tua yang perhatian sama saya”4
Pada pola komunikasi ini di ketahui bahwa anak jalanan memberikan
feedback kepada tutor dengan baik. Dan menurut tutor, feedback yang diberikan
anak-anak jalanan sejauh ini sangat respon dengan apa yang sudah diberikan oleh
kakak tutor dan mereka mulai mengaplikasikan serta mengikuti apa yang kakak
tutor berikan. Respon yang diberikan anak jalanan dari pembinaan ibadah yang
diberikan sangat besar.
3 Wawancara Pribadi dengan Kak Gatot (Koordinator keagamaan), Depok, 16 Juli 2014
4 Wawancara Pribadi dengan Dede Mauliyadi (anak jalanan), Depok, 6 Agustus 2014
70
2. Dalam Pengarahan Taharah
Pola komunikasi yang digunakan tutor saat mengajarkan materi taharah
menggunakan pola komunikasi roda di mana pola komunikasi nya terjadi satu
arah antara komunikator (tutor) dan komunikan (anak jalanan). Tutor memberikan
pengarahan bagaimana cara mandi wajib atau mandi junub dengan baik dan benar
kepada anak-anak jalanan di YABIM. Pada pola komunikasi ini tutor sebagai
sentral yang memberikan materi melalui pengarahan. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh tutor YABIM, Bunda Rina Herawati:
“Anak-anak disini kan sudah usia akil bhalig mereka ga tau soal mandi
junub/ mandi hadast gitu, dalam program BBQ pola komunikasi di sini
biasanya saya memberikan materi mengangkat tentang suatu masalah/
persoalan misalnya soal tadi mandi wajib/ mandi junub nanti kita kasih
tau, mandi wajib tuh seperti ini dan mereka mendengarkan”.5
Dalam pola komunikasi roda dilakukan di kelas dan di masjid. Dalam
proses penyampaian materi tutor menyampaikannya dengan sabar dan perlahan
agar anak-anak mudah memahami materi tersebut dengan baik. Hal ini dilakukan
karena tidak semua anak jalanan sudah mengetahui apa itu taharah. Hal inilah
yang membuat anak-anak merasa senang belajar. Sebagaimana yang diungkapkan
oleh anak jalanan, Maulana Ibrahim:
“Baik ka, sabar banget kalo ngadepin kita”6
5 Wawancara Pribadi dengan Rina Herawati, Tutor BBQ (Belajar Baca Al-Quran), Depok,
20 Juli 2014. 6 Wawancara Pribadi dengan Maulana Ibrahim (Anak Jalanan), Depok, 7 Agustus 2014
71
Adapun pola komunikasi yang dilakukan oleh tutor cukup efektif
digunakan karena ini dukungan oleh tutor agar mereka bisa meningkatkan
ibadahnya dan bisa lebih baik lagi.
3. Dalam pengarahan Tadarus Al-Quran
Dalam program belajar membaca Al-Quran pola komunikasi roda juga
digunakan oleh tutor. Pada komunikasi ini tutor sebagai sentral yang memberikan
materi melalui pengarahan dan diikuti prakteknya. Contohnya tutor memberikan
pengarahan bagaimana cara membaca Al-Quran dan cara memahami tajwid
dengan baik dan benar.
Pola komunikasi bintang juga digunakan oleh tutor dalam pembinaan
ibadah anak jalanan pada saat tadarus Al-Quran. Dalam pola komunikasi bintang
tutor mengajarkan ayat suci Al-Quran dan tajwid dengan baik dan benar setelah
itu tutor memberi pertanyaan tentang materi tajwid kemudian anak jalanan
menjawab pertanyaan tutor. Sebagaimana yang diungkapkan oleh tutor YABIM,
Bunda Rina Herawati:
“Biasanya disini kita kasih petunjuk dulu ya kita praktekan dulu
dicontohkan lalu baru mereka mengikuti, nanti dibina terus sampai
mereka bisa seperti saat mereka membaca Al-Quran saya memberikan
contoh juga bertanya tentang tajwid nya apa, metode tanya jawab saya
terapkan disini agar anak lebih aktif”.
Pola komunikasi bintang terjadi dua arah dan semua pihak terlibat.
Komunikasi dua arah yaitu “komunikasi yang bersifat informatif dan persuasif
serta memerlukan hasil (feedback)”.
72
Pola komunikasi seperti ini, sudah bisa dikatakan efektif karena semua
orang terlibat di dalamnya secara komunikasi secara dua arah baik itu komunikasi
antarpesona antara komunikator (tutor) dengan komunikan (anak jalanan),
maupun komunikan (anak jalanan) dengan komunikan (anak jalanan) dan adanya
kesamaan makna sehingga proses komunikasi berlangsung dalam situasi yang
menyenangkan kedua belah pihak. Sehingga dalam proses komunikasinya anak-
anak jalanan lebih akrab dengan tutor. Pada saat istirahat, anak-anak dapat
berkomunikasi dengan tutor dan membicarakan masalah pribadi, dan disediakan
juga waktu untuk sesi curhat/konsultasi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
tutor YABIM, Kak Gatot:
“anak-anak jalanan yang susah diatur, kalo mereka pada jalanin seperti
shalat dan mengaji buat yang biasa ikut saya tidak terlalu banyak nanya,
tapi yang susah diatur saya dekatkan dia saya tanya ke dia kenapa, saya
ajak pelan-pelan karna mereka memang bukan anak-anak yang biasa di
rumah.”7
Pada pola komunikasi bintang anak jalanan dapat mengutarakan
permasalahan dan keluhan tentang masalah hidup yang dihadapi, kemudian para
tutor akan mecarikan solusinya. Anak jalanan merasa termotivasi sehingga
mereka tidak sungkan dan malu-malu untuk mengungkapkan pendapat dan
bercerita tentang apa yang mereka alami dan rasakan. Karena kesabaran para tutor
dan kenyamanan yang dirasakan anak-anak disini. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh Andre salah satu anak jalanan di YABIM”.
7Wawancara Pribadi dengan Muhamad Gatot, Koordinator Bidang keagamaan, Rabu, 16 Juli
2014.
73
“Enak-enak orangnya baik-baik ada juga yang galak tapi ngerti
Alhamdulillah, sabar dan enak diajak ngobrol.”8
Pola Komunikasi seperti ini, sudah bisa dikatakan efektif karena semua
orang terlibat di dalamnya secara komunikasi secara dua arah baik itu komunikasi
antarpesona antara komunikator (tutor) dengan komunikan (anak jalanan),
maupun komunikan (anak jalanan) dengan komunikan (anak jalanan) dan adanya
kesamaan makna sehingga proses komunikasi berlangsung dalam situasi yang
menyenangkan kedua belah pihak.
Dari kedua pola komunikasi yang digunakan di Yayasan Bina Insan
Mandiri ini, dapat disimpulkan bahwa pola komunikasi yang terjalin di yayasan
tersebut dikatakan sudah terjadi komunikasi yang efektif. Banyak unsur
komunikasi yang sudah memenuhi syarat, karena terjadi kesinambungan antara
komunikator dengan komunikan. Unsur komunikasi tersebut adalah:
a. Sender atau komunikator (Tutor), dalam hal ini adalah para tutor yang
menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang anak jalanan.
Dalam hal ini, tutor memformulasikan pesan atau informasi kepada anak
jalanan berupa pengetahuan tentang ibadah mahdhah. “Semenjak di YABIM
perubahannya bisa shalat, bisa ngaji, bisa baca Al-Quran dan hafal 2 Juz”.
Ujar Andre saat diwawancarai. Pesan yaitu gagasan ide, informasi,
pengalaman, yang telah dituangkan baik berupa kata-kata, lambang-lambang
atau isyarat. Pada saat penyampaian materi, pesan yang disampaikan tutor
8 Wawancara pribadi dengan Andre (anak jalanan), Depok, 6 Agustus 2014
74
dapat diterima oleh anak-anak jalanan. Di karenakan komunikator (tutor)
menggunakan komunikasi lisan dan praktik.
b. Pesan yaitu pada saat penyampaian materi, pesan yang disampaikan tutor
dapat diterima oleh anak-anak jalanan. Di karenakan komunikator
menggunakan komunikasi lisan dan tulisan. Pesan yang disampaikan oleh
para tutor juga berupa komunikasi yang bersifat informatif dan persuasif,
berupa ajakan untuk berubah menjadi lebih baik lagi dari segi ibadahnya.
c. Feedback yaitu tanggapan komunikan (anak jalanan) yang disampaikan
komunikator (tutor). Bahwa komunikan (anak jalanan) bisa memberikan
umpan balik atau respon dari pesan yang disampaikan oleh komunikator
(tutor).
d. Media merupakan saluran penyampaian pesan kepada komunikan (anak
jalanan). Komunikator (tutor) biasanya menyampaikan pesan melalui media
tulisan dan media visual. Tutor juga biasanya menyampaikan pesan dengan
menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada di Yayasan yaitu masjid, halaman
sekolah, perpustakaan, lab. komputer. Untuk mencapai sasaran komunikasi
kita dapat memilih salah satu atau gabungan dari beberapa media, bergantung
pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan, dan teknik yang
akan dipergunakan. Mana yang terbaik dari sekian banyak media komunikasi
ini tidak dapat ditegaskan dengan pasti sebab masing-masing mempunyai
kelebihan dan kekurangan. Dalam hal ini, Yayasan Bina Insan Mandiri
75
menyediakan buku-buku tentang ibadah, Al-Quran, kumpulan hadis-hadis
yang akan dihafalkan serta dipraktekan oleh anak jalanan. Selain itu panduan
beribadah shalat dengan baik dan benar melalui media tulisan atau cetakan
dan media visual seperti komputer. Sebagaimana yang diungkapkan oleh tutor
YABIM, kak Mustami’in:
“Media yang saya gunakan komputer dan Al-quran karena mereka lebih
cepat menghafalkan surat-surat Al-quran terus ada media nya seperti
mereka menonton Youtube yang saya download banyak mereka lebih
cepat nangkep di bandingkan mereka harus membaca, tapi mereka setiap
hari ya tetap harus mengaji tidak hanya di sekolah tapi di Asrama Master
juga ibadah mereka di bina setiap hari.9
Media tersebut dapat dikaji berulang-ulang dan dipergunakan oleh tutor
dalam mengajarkan kepada anak. Dalam metode ini, pembina ibadah
menentukan materi dari surat-surat yang akan dihafalkan kepada anak-anak,
seperti Juz Amma, hadits, serta surat-surat panjang seperti surat Al-waqiah,
An-naba, Al-Dzariyat dll. Setelah itu anak-anak mulai menghafal dengan
masing-masing surat yang ditentukan. Setelah dihafalkan oleh anak hafalan
tersebut harus disetorkan kepada para pengurus dalam jangka waktu yang
ditentukan. Metode hafalan adalah suatu cara yang digunakan oleh para tutor
dalam membina ibadah. Seperti bagaimana anak dapat menghafal setiap
bacaan shalat dan menerapkannya dalam ibadah shalatnya sehari-hari. Ini
sesuai dengan tujuan serta teknik komunikasi yang digunakan, yaitu bertujuan
agar anak jalanan dapat merubah sikap serta perilaku dalam beribadah
9 Wawancara Pribadi dengan Mustami’in (Tutor YABIM), Depok, 15 Juli 2014
76
sehingga mereka paham dan benar dalam tata cara beribadah. Hal ini sesuai
yang diungkapkan oleh tutor YABIM, kak Muhamad Gatot:
“Media komunikasi yang saya gunakan dengan buku panduan, Al-Quran
dan kadang saya juga mengajak anak-anak menonton video di
lab.komputer yang ada di Yayasan tentang tata cara sholat, puasa dll.”
e. Penerima/ komunikan (anak jalanan), penerima dari informasi yang
disampaikan oleh komunikator (tutor) di Yayasan ini utamanya adalah anak
jalanan yang menjadi bagian yayasan. Mereka menerima semua pesan yang
disampaikan berupa pembinaan ibadah mahdhah dari tutor yang mengarahkan
mereka untuk menjadi bagian dari Yayasan yang membawa nama baik
keluarga dan yayasan.
f. Efek yaitu hasil akhir komunikasi, yaitu sikap dan tingkah laku orang, sesuai
atau tidak dengan yang kita inginkan. Komunikasi yang dilakukan oleh tutor
dalam membina ibadah mahdhah anak jalanan telah berhasil dilakukan karena
sikap dan kebiasaan ibadah sehari anak-anak dalam melakukan ibadah sudah
sesuai dengan yang diinginkan. Karena tujuan akhir dari berkomunikasi
adalah untuk mempengaruhi sikap. Belajar dengan nyaman, mudah di serap,
dan juga telah di terapkan anak jalanan dalam sehari-hari.10
Respon yang
diserap oleh anak jalanan menjadi kunci utama keberhasilan, karena pada
hakikatnya anak jalanan berusaha menerapkan semua materi yang diberikan
di dalam kehidupan mereka di lingkungan sosial.
10
Wawancara Pribadi dengan Kak Mustamiin (Tutor) , Depok, 6 Agustus 2014
77
Ada pula komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh para tutor
terhadap anak-anak jalanan. Bentuk komunikasi antarpribadi merupakan
bentuk komunikasi yang digunakan oleh tutor dalam menyampaikan
pengajaran dan membina ibadah anak jalanan. Komunikasi antarpribadi
merupakan proses sosial di mana orang-orang yang terlibat di dalamnya saling
mempengaruhi.
Komunikasi antarpribadi lebih sering digunakan oleh tutor YABIM
pada saat di luar kelas atau di luar proses belajar mengajar. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh tutor YABIM, Kak Mustamiin:
“Mendampingi mereka saat mengaji, saat ngobrol, saat ingin tidur
saya selalu berkomunikasi dengan mereka”11
Pada komunikasi antarpribadi, anak jalanan dapat mengutarakan
permasalahan dan keluhan tentang masalah hidup yang dihadapi, kemudian
para tutor akan mecarikan solusinya. Dalam berkomunikasi antarpribadi ini,
proses komunikasi semakin jelas dan komunikan (anak jalanan) dapat
memberikan feedback secara langsung kepada komunikator (tutor). Misalnya
pada saat waktu senggang si anak dapat berkomunikasi dengan tutor
membicarakan masalah pribadi atau pun masalah pelajaran. Sebagaimana
yang di ungkapkan oleh tutor YABIM, bunda Fida:
“lebih ke antarpribadi kayaknya soalnya kondisi anak-anak disini itu
punya masalah tersendiri kadang ada masalah dengan temannya atau
keluarganya, mengajarkan mereka yang masih belum mengerti
11
Wawancara Pribadi dengan Mustami’in (Tutor YABIM), Depok, 15 Juli 2014
78
tentang suatu materi tentang ibadah saya akan bertanya satu-satu
pada anak yang belum mengerti nanti saya ajarkan langsung dengan
begitu si anak mudah memahami materi”
Dalam komunikasi antarpribadi tutor berperan penting sebagai seorang
pembina untuk memberikan arahan dan bantuan kepada anak didik satu
persatu setiap anak ditanya oleh tutor, kemudian anak dinasihati dan diberikan
peringatan. Komunikasi ini dikatakan sangat efektif. Karena menurut
keterangan tutor hasilnya baik seperti diantaranya membuat anak jalanan lebih
taat ibadah dan mengetahui hakikat ibadah, mengetahui letak kesalahannya
dan menimbulkan kesenangan juga keakraban siswa terhadap tutor. Hal ini
dilakukan para pengajar untuk mengetahui kondisi atau keadaan yang dialami
anak-anak jalanan. Selain itu juga sebagai arahan, dan langkah-langkah dalam
mengatasi masalah yang mereka hadapi.
Hal ini seperti yang penulis temui ketika siswa secara satu persatu
sebelum melaksanakan shalat zuhur berjamaah diperiksa perlengkapan
shalatnya, seperti sajadah, peci, mukenah jika belum lengkap, jika ada yang
belum lengkap tutor langsung memberikan peringatan dan menasehati. Hal ini
di tunjang dengan hasil wawancara siswa bahwa dengan komunikasi
antarpribadi menjadikan paham akan hakikat ibadah yang baik dan menurut
syariat islam yang benar itu seperti apa, kemudian kesenangan dan keakraban
79
kepada tutor juga dirasakan karena siswa merasa diperhatikan secara
pribadi.12
Bentuk komunikasi ini juga terlihat dari cara tutor menyikapi tingkah
laku atau sikap anaknya ketika diperintahkan untuk melaksanakan shalat
berjamaah atau ibadah lainnya. Dalam hal ini tutor berupaya mempengaruhi
dan mengembalikan perilaku anak melalui pendekatan psikologis. Ada
saatnya para anak berkonsultasi secara langsung kepada tutor ketika tidak
mengerti dan merasa kesulitan dalam mengikuti pelajaran yang diberikan,
khususnya pembelajaran ibadah. Komunikasi antarpribadi digunakan untuk
pembinaan ibadah anak atau menerapkan nilai-nilai Islam ke dalam diri anak.
Komunikasi jenis ini di anggap paling efektif dalam hal upaya
mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang
dialogis, berupa percakapan. Komunikator (tutor) mengetahui tanggapan
komunikan ketika itu juga, pada saat komunikasi dilakukan. Komunikator
mengetahui pasti apakah komunikasi itu positif atau negatif, berhasil atau
tidak. Jika tidak, ia dapat memberi kesempatan kepada komunikan (anak
jalanan) untuk bertanya sebanyak-banyaknya.
Dalam proses komunikasi yang dilakukan, para tutor menggunakan
bahasa dan kata-kata yang mudah di mengerti, baik secara lisan maupun
tulisan. Di samping para tutor menggunakan metode ketegasan juga tetap
12
Wawancara pribadi dengan Adam, Regi, dede, Maulana, Andre, Anak binaan YABIM,
Depok, 7 Agustus 2014
80
memberikan perhatian dan kasih sayang. Karena dengan semua, anak jalanan
akan membangun hidup mereka dengan kedisiplinan. Selain itu, dengan
menerapkan metode tersebut, sedikit demi sedikit anak-anak mengalami
perubahan dalam ibadahnya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh ka
Mustami’in :
“anak-anak disini itu gak bisa dikasarin karna hidup mereka yang
sudah keras dijalanan nanti dia bisa pergi jadi kita harus sabar
memberi perhatian, kasih sayang pelan-pelan, pendekatan itu
nantinya akan terjalin dan sedikit demi sedikit anak-anak mau
berubah dalam ibadahnya kayak shalat, mengaji, puasa itu mereka
kita bina pelan-pelan tapi pasti”
Komunikasi yang dilakukan oleh para tutor tidak hanya bersifat
informatif, yakni orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu
agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan
suatu perbuatan atau kegiatan, dan lain-lain. Penyusunan pesan yang bersifat
informatif lebih banyak ditujukan dengan wawasan anak-anak jalanan tentang
agama islam dan segala perintah dan larangan-Nya. Anak binaan (anak
jalanan) YABIM Depok menyukai komunikasi verbal ini karena dengan
komunikasi verbal, pesan yang disampaikan langsung dapat dipahami.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Andre salah satu anak jalanan di
YABIM:
“Enak-enak orangnya baik-baik ada juga yang galak, kalo ngasih
materi ngerti Alhamdulillah, sabar dan enak diajak ngobrol”13
13
Wawancara Pribadi dengan Andre (Anak Jalanan), Depok, 6 Agustus 2014
81
Berarti para tutor di sini sudah memenuhi salah satu syarat menjadi
pengajar yaitu pengajar harus berbicara dengan murid-murid dalam bahasa
yang dipahaminya. Dengan demikian pelajaran itu akan menarik hati anak-
anak di sini.
Adapun komunikasi persuasif para tutor gunakan dengan cara
mengajak anak-anak untuk melaksanakan shalat fardhu berjamaah dan
berpuasa ramadhan agar tidak boleh batal. Selain itu juga mengajak anak-anak
untuk menggunakan kata-kata yang baik ketika sedang mengaji.
Komunikasi antarpribadi adalah bahwa setiap orang yang
berkomunikasi akan membuat prediksi efek atau perilaku komunikasinya,
yaitu bagaimana pihak yang menerima pesan memberikan reaksinya. Jika
menurut persepsi tutor reaksi anak jalanan menyenangkan atau positif, ini
merupakan suatu tanda bagi tutor bahwa komunikasinya berhasil. Hal ini
dilakukan para tutor untuk mengetahui kondisi atau keadaan yang di alami
anak-anak jalanan. Selain itu juga sebagai arahan, dan langkah-langkah dalam
mengatasi masalah yang mereka hadapi.
Adapun halnya komunikasi kelompok yang dilakukan tutor yakni
ketika menginstruksikan dan mengarahkan anak jalanan untuk melaksanakan
kegiatan rutin yang dilakukan setiap harinya sebelum masuk ke dalam kelas
yaitu tadarus Al-Quran. Maka siswa dengan tertib langsung meresponnya dan
82
membacanya bersama-sama. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh tutor
YABIM, Bunda Wulan :
“setiap pagi rutin setiap hari setelah muraja’ah dibagi dalam
beberapa kelompok, Level 1 di masjid deket terminal, level 2 dikelas,
level 3 di masjid baru, supaya lebih mudah.”14
Komunikasi kelompok ini digunakan ketika semua berkumpul di
masjid, setelah muraja’ah selesai dibagi lagi menjadi kelompok kecil di mana
setiap kelompok itu ada levelnya seperti level satu berarti anak masih mengaji
Iqra 1-3, level dua anak mengaji Iqra 4-6, level 3 Juz Amma dan Alquran
(Tahsin). Dengan komunikasi kelompok kecil yang dilakukan dalam tadarus
Al-Quran terbagi menjadi empat kelompok. Dengan diberlakukannya
pengelompokan ini bertujuan agar mempermudah tutor dengan anak jalanan
dalam berinteraksi ataupun sebaliknya.
Dalam kegiatan pembinaan ini jelas adanya komunikasi kelompok
kecil yang sesuai dengan ciri-ciri komunikasi kecil, di antaranya yaitu antara
anak jalanan dengan anak jalanan yang lainnya yang terlihat dalam suatu
proses komunikasi yang berlangsung tatap muka.
Komunikasi kelompok juga digunakan saat pengarahan shalat,
pelaksanaannya dalam bentuk tutor mengumpulkan semua anak-anak di
masjid sebelum pulang untuk melaksanakan shalat zuhur berjamaah. Tutor
14
Wawancara Pribadi dengan Sri Wulan, Tutor (Penanggung jawab BBQ), Depok, 16 Juli
2014
83
memberikan arahan, motivasi melalui metode ceramah dan cerita.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh tutor YABIM, Bunda Rina:
“sepulang sekolah ramai-ramai ke masjid untuk shalat berjamaah lalu
anak-anak di absen dan baru boleh pulang.”
Berdasarkan penjelasan di atas penulis dapat menafsirkan bahwa
komunikasi kelompok dengan metode ceramah adalah tepat, intensif dan lebih
efisien digunakan dalam satu kumpulan ataupun kelompok kecil, karena dari
segi waktu singkat yakni dengan bersama-sama memberikan pesan di depan
seluruh anak mendengarkan dan memahaminya, dan anak-anak disini
mendapatkan feedback langsung dan bisa tanya jawab ketika ada yang ingin
bertanya. Sehingga pembinaan ibadah secara komunikasi kelompok dapat
dikatakan efisien dan intensif dalam penerapannya.
Adapun pengarahan dalam kelompok ini terkait dengan pembinaan
langsung secara bersama-sama seperti menghafal bacaan-bacaan shalat, Al-
Quran sebelum melaksanakan shalat zuhur berjamaah.
Berdasarkan penjelasan di atas yakni komunikasi kelompok adalah
interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud
atau tujuan yang dikehendaki. Terkait dengan bentuk komunikasi kelompok
sesuai dengan teori yang ada sejumlah orang yang terlibat dalam interaksi satu
sama lain dalam pertemuan yang bersifat tatap muka (face to face) setiap
peserta mendapat kesan atau penglihatan antara satu sama lainnya yang cukup
84
ketara sehingga ketika timbul pertanyaan dapat memberikan tanggapan
kepada masing-masing sebagai perseorangan.
Setelah mengetahui beberapa kegiatan yang dilakukan di Yayasan
Bina Insan Mandiri, peneliti menyimpulkan bahwa yayasan ini menerapkan
program pembinaan ibadah terhadap anak jalanan dengan
mempertimbangkan kemampuan mereka dengan cara menanamkan nilai-
nilai keagamaan dengan kedisiplinan dalam shalat berjamaah, penghafalan
serta pembacaan Al-Qur’an untuk meningkatkan ketaqwaan mereka dengan
beribadah kepada-Nya. Semua itu, agar anak jalanan dapat menjadi manusia
yang beriman kepada Allah dengan melaksanakan kewajiban yang telah
Allah tetapkan, serta memilki sifat akhlakul karimah di kehidupan mereka.
B. Faktor Penghambat Pola Komunikasi dalam Pembinaan Ibadah Anak
Jalanan
Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan, maka ditemukan beberapa
hal yang menjadi faktor penghambat pola komunikasi tutor dan anak jalanan dalam
pembinaan ibadah. Jika kita lihat dari prosesnya komunikasi itu terlihat mudah. Tapi
sebenarnya tidak lepas dari berbagai kendala atau hambatan. Begitupun dalam setiap
pelaksanaan suatu program, tentunya akan selalu dihadapkan pada faktor penghambat
yang akan mengganggu jalannya program. Beberapa faktor yang berpengaruh sebagai
penghambat terhadap pembinaan ibadah anak jalanan diantaranya adalah:
85
1. Tenaga Pengajar (Tutor)
Tenaga pengajar (tutor) dalam program pembinaan ibadah yang ada di
Yayasan Bina Insan Mandiri berjumlah 6 orang. Sehingga kurangnya tenaga
pengajar atau tutor yang ikut membantu mengajar di Yayasan Bina Insan mandiri
menjadi faktor penghambat dalam berjalannya beberapa program pembinaan yang
ada. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Nurrohim selaku ketua YABIM:
“kalo dari sisi internalnya lembaga ini kan berbasis swadaya masyarakat
bukan berbasis karyawan tapi relawan, jadi silih bergantinya relawan itu
mempengaruhi kemasteran, pemahaman, visi misi itu, itu dari sisi
internal, kan mereka agak sedikit belum utuh ya pemahaman terhadap
lembaga sehingga ibarat bukan mendayung tapi tujuan goalnya apa
masih agak sedikit butuh memberikan pertemuan-pertemuan yang sangat
intens dan evaluasi perbaikan dari sisi manajemen dan SDM . jadi intinya
kita dari sisi SDM masih harus di support dari sisi kelembagaan dan
sebagainya itu dari beberapa kelemahannya itu yang menjadi koreksi dan
perbaikan-perbaikan kita untuk memberikan pelayanan yang lebih baik
untuk anak-anak kita”15
Dari sisi internalnya keadaan tutor/ relawan di sini sangat mempengaruhi
anak jalanan khususnya dalam pembinaan ibadah. Maka, perlu adanya evaluasi
atau perbaikan, pertemuan intens dari sisi manajemen dan SDM.
2. Lingkungan
Faktor lingkungan yang menjadi masalah utama dalam pembinaan ibadah
anak jalanan. Misalnya ketika jam belajar sudah mau dimulai masih banyak anak-
anak yang susah diatur. Sebagaimana yang diungkapkan oleh tutor YABIM, kak
Gatot :
15
Wawancara Pribadi dengan Bapak Nurrohim (Ketua), 10 Agustus 2014
86
“Kadang anak-anaknya susah diatur karena mereka kalo belajar ya
semaunya mereka aja belajarnya apa, kalo mereka lagi gak mood yaudah
kadang tutor dicuekin, itulah kenapa dia tidak betah sekolah di sekolah
formal lebih senang disini, karna ya master berbeda bagi mereka yang
biasa hidup di jalanan, bebas tapi terarah.”16
Bukan suatu hal yang mudah, seperti salah satunya adalah latar belakang
anak-anak yang belajar di sekolah formal yang masih dapat pengawasan dari
orang tua mereka. Dengan latar belakang anak-anak yang ada di yayasan ini maka
tentunya akan berpengaruh pada penanganan masing-masing anak, dan tidak bisa
menerapkan disiplin yang sama dengan sekolah umum lainnya khususnya dalam
beribadah tutor harus benar-benar pintar dalam membinanya.
16
Wawancara Pribadi dengan Kak Gatot (Koordinator keagamaan), Depok, 16 Juli 2014
87
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan analisa dan menguraikan hasil penelitian, maka penulis
menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pola komunikasi yang digunakan tutor terhadap anak jalanan dalam
pembinaan ibadah di Yayasan Bina Insan Mandiri adalah pola roda dan
pola bintang. Kedua pola komunikasi tersebut cukup efektif digunakan
dalam pembinaan ibadah anak jalanan. Hal ini terlihat dari adanya
komunikasi yang terjadi secara dua arah (komunikator-komunikan,
komunikan-komunikator), adanya kesamaan makna antara komunikator
(Tutor) dan komunikan (anak jalanan) serta adanya feedback dan efek
berupa perubahan dari segi ibadah anak jalanan seperti shalat fardhu,
taharah, hafalan serta pembacaan Al-Quran dan belajar tajwid dengan baik
dan benar hal ini untuk meningkatkan ketakwaan mereka dengan
beribadah kepada-Nya.
2. Faktor penghambat dalam pembinaan ibadah anak jalanan dalam hal ini
pertama adalah tenaga pengajar (tutor) yang jumlahnya tidak terlalu
banyak dan mereka sebagian bukan tutor tetap melainkan relawan padahal
jumlah anak yang bersekolah disini banyak. Sehingga kurangnya tenaga
pengajar atau tutor yang ikut membantu mengajar di Yayasan Bina Insan
mandiri menjadi faktor penghambat dalam berjalannya beberapa program
pembinaan yang ada. Kedua dari faktor lingkungan yang menyangkut
88
pada masalah pribadi yang timbul dari kesulitan belajar karena
keterbatasan dalam menerima pelajaran.
B. Saran
1. Dalam program pembinaan ibadah, disarankan agar para tutor atau pihak
yayasan lebih menekankan dan membiasakan penerapan nilai-nilai
keislaman kepada anak-anak jalanan. Sehingga anak-anak terbiasa untuk
melakukan ibadahnya sesuai dengan norma-norma Islam. Pada saat di
kelas atau di luar kelas tutor diupayakan untuk berusaha secara intens
selalu membina anak-anak dalam ibadahnya agar semakin ke depan terus
ada perbaikan dilakukan secara bersama-sama
2. Pola komunikasi yang diterapkan dalam pembinaan ibadah anak-anak di
YABIM sudah efektif digunakan. Untuk lebih efektifnya lagi, ketika tutor
menggunakan pola roda, dan pola bintang disarankan para tutor agar
komunikasi kelompok sehingga kedekatan antara tutor-anak jalanan, anak
jalanan-anak jalanan semakin erat.
3. Dengan minimnya kuantitas pengajar, diharapkan untuk satu tahun ke
depan terjadi peningkatan tenaga pengajar, perbaikan sarana dan
prasaranan serta adanya peran orang tua dan masyarakat dalam pembinaan
ibadah anak-anak jalanan di lingkungan sekitar. Pada proses pembinaan
ibadah memerlukan banyak tenaga untuk menangani anak jalanan, maka
diperlukan bantuan dari tutor lainnya untuk pengontrolan bergantian
mengarahkan, membimbing, mengontrol semua anak disini sehingga
menjadi tanggung jawab bersama dan memberikan teladan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1998.
Baihaqi AK. Fiqh Ibadah. Bandung: Mas Bandung, 1996.
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif; Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik
dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007.
Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: PT. Kencana Prenada Media
Group, 2006.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
pustaka, 2002.
Devito, Joseph A. Komunikasi Antarmanusia, Penerjemah Agus Maulana.
Tangerang Selatan: Karisma Publishing Group, 2011, Edisi Ke-5.
Djamrah, Syaiful Bahri. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga
(Sebuah Perspektif Pendidikan Islam). Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Dzajuli, Ahmad. Kaidah-Kaidah Fiqih. Jakarta: Kencana, 2007.
Effendy, Onong Uchjana. Dinamika Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya,
2004.
---------------------------------, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Jakarta: PT
Remaja Rosdakarya, 2001.
---------------------------------. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT.
Citra Aditya Bakti, 2003.
--------------------------------, Kamus Komunikasi. Bandung: Mandar maju, 1989.
Gunadi, Himpunan Istilah Komunikasi. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia,
1998.
Hamalik, Oemar. Pendidikan Guru: Konsep dan Strategi. Bandung: PT. Mandar
Maju, 1991.
Hamid Nasuhi dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (CeQDA (Center For
Quality Development And Assurance) UIN Syarif Hidayatullah,2007.
Ilyas, Rooestin. Anak-Anak di Jalanan. Jakarta: Pensil, 2004.
Jumroni dan Suhaimi. Metode-Metode Penelitian Komunikasi. Jakarta: UIN Press,
2006.
Lestari, Endang dan Maliki. Komunikasi yang Efektif, Bahan Ajar Diklat
Prajabatan Golongan III . Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 2003.
Liliweri, Alo. Komunikasi Antarpribadi. Bandung: Citar Aditya Bakti, 1991.
Mangunhardjana, Pembinaan Arti dan Metodenya. Yogyakarta: Kanisius, 1986.
Masmuh, Abdullah. Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek.
Malang: PT. Penerbitan Universitas Muhammadiyah, 2008.
Masy’ari, Anwar. Akhlak Al-Qur’an. Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1990.
M. budayatna dan Nina Muthmainah. Komunikasi Antarpribadi, Materi Pokok,
IKOM44337/3SKS/Model 1-9. Jakarta: Universitas Terbuka, 1994, cet.I.
Moeliono, L. Anak jalanan: Antara Kerentanan dan Ketahanan (Sisi lain
Fenomena Sosial Jakarta). Modul Seminar PMKRI, 1997.
Morissan, Teori Komunikasi. Bogor: PT. Ghalia Indonesia, 2009.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2007.
Mufidah, Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender. Malang: UIN Malang
Press, 2008, cet. I.
Partanto, Puis A. dan M. Dahlan Al Barry. Kamus Ilmiah Populer. Jakarta:
Arkola, 1994.
Partowisastro, Koestoer. Dinamika Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga,1983, cet I.
Poerwadarminta, W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:Bulan Bintang,
1997.
Qutub, Muhammad. Sistem Pendidikan Islam. Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1984.
Rakhmat, Jalaludin. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2000.
Ritonga A. Rahman. Fiqh Ibadah. Jakarta: Gaya Media Pratama: 2002.
Robbin, James G. Komunikasi yang Efektif. Jakarta: Pedoman Ilmu jaya, 1995.
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta: UIN Press, 2007.
Rosyada, Dede. Hukum Islam Dan Pranata Sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 1996.
Salam, Syamsir. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: UIN Press, 2006.
Salim, Peter. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1998.
Soedijar, H.A. Intervensi Psikososial. Jakarta: Depsos, 1998.
Sugono, Dedy. dkk, Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas,
2008.
Suyanto, Bagong. Masalah Anak Sosial. Jakarta: Kencana, 2010.
Widjaja, H.A.W Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2000.
W.S. Winkel. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Grafindo, 1996.
Yunus, Mahmud. Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran. Jakarta: PT.
Hiakarya Agung, 1961.
Zaini, Syahminan. Problematika Ibadah dalam Kehidupan Manusia. Jakarta:
Kalam mulia, 1989.
Zurinal Z. Aminuddin. Fiqh Ibadah. Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008.
Dokumen :
Tim Penyusun Proposal YABIM, Proposal Yayasan Bina Insan Mandiri. Depok:
Yayasan Bina Insan Mandiri, 2014.
Proyek Penerangan Bimbingan Khutbah/Dakwah Islam, Pembinaan Rohani Pada
Wanita. Jakarta: Departemen Agama, 1948.
Proposal Yayasan Bina Insan Mandiri, Depok: Yayasan Bina Insan Mandiri,
2014.
Pedoman Wawancara
Nama :
Jabatan : Ketua/ Dewan Pendiri Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM)
Hari / Tanggal :
Waktu wawancara :
Tempat wawancara :
1. Apa sejarah dan latar belakang berdirinya YABIM ?
2. Apa tujuan didirikannya YABIM ?
3. Apa saja program dan kegiatan yang diterapkan dalam membina ibadah anak
jalanan di YABIM ?
4. Apa saja faktor penghambat dan pendukung yang ditemukan dalam pembinaan
ibadah di YABIM?
5. Apa perubahan yang bapak lihat dari anak-anak disini setelah bersekolah di
YABIM dalam hal ibadahnya?
Nama : Nurrohim
Jabatan : Ketua/ Dewan Pendiri Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM)
Hari / Tanggal : Senin, 10 Agustus 2014
Waktu wawancara : 08.15 WIB
Tempat wawancara : Kantor YABIM
Tanya : Apa sejarah dan latar belakang berdirinya YABIM ?
Jawab : Singkatnya saja, Awalnya saya prihatin liat kondisi hari itu banyak anak-
anak usia sekolah yang putus sekolah dan tidak bisa sekolah, sementara kita
tahu Depok ini sebenarnya kota pendidikan, Iconnya kota Pendidikan, kota
jasa, kota pemukiman yang nuansanya religi, kota perdagangan, perguruan
tinggi juga banyak disekitar kota depok, tapi tadi disisi lain justru banyak
anak-anak usia peserta didik yang belum terakomodir belum bisa terlayani
yang putus sekolah banyak, yang tidak sekolah juga banyak. Jadi, berangkat
dari keprihatinan ini akhirnya saya menggagas adanya sebuah pendidikan
alternative, pendidikan yang bisa menampung mereka-mereka yang masih
usia masih usia sekolah juga, jadi mereka masyarakat marginal yang
memang harus mendapatkan pelayanan, jadi pendidikan itu kan hak untuk
semua tanpa terkecuali, kalo kita saling menyalahkan ga ada habisnya,
akhirnya kita menggagas ini dengan modul pendidikan non formal dan
informal pendidikan kesetaraan, jadi kita bikin lembaga namanya PKBM
(Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) Bina Insan Mandiri, berhubung rahim
kegiatan ini adanya di emperan masjid terminal akhirnya menjadi brand
sekolah master ya dari situ, jadi rahim kegiatan sekolah master atau PKBM
Bina Insan Mandiri yang di bawah naungan Yayasan Bina Insan Mandiri ini
dari emperan masjid terminal yang saya rekrut dari beberapa divisi
mahasiswa dan remaja masjid di masjid terminal itu sendiri. Sasarannya
memang kita fokus di anak jalanan, anak terlantar, anak berkebutuhan
khusus, dan anak cacat dan anak-anak yang berhadapan dengan hukum jadi
kita menjangkau yang tidak terjangkau, melayani yang tidak terlayani, jadi
dengan modul pendidikan ini harus ada pendidikan yang khusus yang sesuai
dengan karakteristik sesuai dengan citra dan psikologis anak itu sendiri
mereka tidak bisa diseragamkan harus masuk formal semua, yang pertama
dari segi karakter dan dari segi kesempatan jadi itu yang menjadi konsen
perhatian kita, kita merintis tahun 2000.
Tanya : Apa tujuan didirikannya YABIM ?
Jawab : Sesuai dengan visi YABIM sendiri yaitu menjadikan sekolah unggulan, bagi
masyarakat marginal di Indonesia, melahirkan dan mengembangkan insan ,
cerdas, kreatif, mandiri, dan berbudi pekerti serta memiliki daya guna yang
tinggi.
Tanya : Apa saja program dan kegiatan yang diterapkan dalam membina ibadah anak
jalanan di YABIM ?
Jawab : Kita dari mulai paud ya anak usia dini, TK, SD, SMP, SMA. Kalo program
pembinaan ibadahnya kita lebih prioritaskan itu sehingga untuk tahapan
pertama, jadi gini ada pembinaan dalam satu hari itu untuk pembinaan
karakter di luar jam pelajaran itu lebih padat lagi, terus tiga hari pelajaran
yang di UN kan, satu hari kelas bisnis/skill, satu hari magang, satu hari olah
raga, jadi totalnya 6 hari tapi hari ke tujuhnya itu bebas untuk yang mau
berolahraga. Jadi untuk agama memang ada pelajaran khusus satu hari dari
mulai BBQ, tentang keislaman bagi yang muslim karna kita kan melayani
semua agama, semua suku, kita tidak membeda-bedakan.
Tanya :Apa saja faktor penghambat dan pendukung yang ditemukan dalam
pembinaan ibadah di YABIM?
Jawab : Kurangnya dukungan, Pendidikan itu akan sukses manakala ada suatu
jalinan hubungan komunikasi anatara pihak keluarga, masyarakat dan
lembaga. Mereka-meraka ini kan struktur keluarganya sudah rapuh, sudah
goyah atau bisa dibilang cerai berai, jadi pola asuh itu mempengaruhi
karakter anak itu sendiri, jadi kita kurang komunikasi dengan keluarga
khususnya yang pulang ya kecuali yang sudah diserahkan di Yayasan ini,
jadi memang masih sangat minim pemahaman mereka, jadi banyak orang
beranggapan lembaga pendidikan ini seperti tukang sulap gitukan, dateng-
dateng bawa saputangan keluar bisa jadi burung kan ga bisa begitu jadi
harus ada kerjasama antara… makanya kalo konsep pendidikan nabawia
itukan nol sampai tujuh tahun itu kita jadikan mereka raja jadi artinya harus
banyak waktu yang kita sisihkan untuk anak kita, tujuh sampai empat belas
itu kita jadikan kawan artinya harus mulai ada ketertiban jadi kalo anak
udah sepuluh tahun gak mau shalat kan harus ada ketegasan dan usia-usia
SMA sampai dewasa itu kita jadikan teman artinya belum ada kata terlambat
jadi memang pemahaman yang masih sangat minim itu yang tidak beragam
agak sedikit menjadi hambatan tapi bukan berarti kita harus menyerah,
kedua dukungan dari birokrasi dan masyarakat yang individualis yang
cenderung itu ada jadi konsep kita siapapun mereka adalah anak kita,
saudara kita, teman kita tapi seberapa besar lingkungan-lingkungan itu yang
kalo tadi itu sekolah adalah yang pertama, ketika masyarakatnya amal,
makruf, nahi, mungkar nya bagus dan negaranya mempunyai suatu regulasi
yang bagus hal-hal berkaitan dengan bahaya masa depan generasi bangsa
ini harus di protect gitukan dari sisi aturan yang tegas, maka anak-anak ini
akan lahir lebih besar menjadi generasi yang tangguh. nah itu kita masih
dari sisi eksternal, kalo dari sisi internalnya lembaga ini kan berbasis
swadaya masyarakat bukan berbasis karyawan tapi relawan, jadi silih
bergantinya relawan itu mempengaruhi kemasteran, pemahaman, visi misi
itu, itu dari sisi internal, kan mereka agak sedikit belum utuh ya pemahaman
terhadap lembaga sehingga ibarat bukan mendayung tapi tujuan goalnya
apa masih agak sedikit butuh memberikan pertemuan-pertemuan yang
sangat intens dan evaluasi perbaikan dari sisi manajemen dan SDM . jadi
intinya kita dari sisi SDM masih harus di support dari sisi kelembagaan dan
sebagainya itu dari beberapa kelemahannya itu yang menjadi koreksi dan
perbaikan-perbaikan kita untuk memberikan pelayanan yang lebih baik
untuk anak-anak kita, jadi kita memang pendekatannya memang
kekeluargaan, tutor dan relawan sini harus menjadi sahabat dan teman setia
mereka, sehingga mereka enjoy mereka nyaman disini dan master ini
menjadi rumah kedua untuk mereka.
Tanya : Apa perubahan yang bapak lihat dari anak-anak disini setelah bersekolah di
YABIM dalam hal ibadahnya?
Jawab : Saya melihat kebetulan pendidikan kita kan berbasis masyarakat, berbasis
karakter dan berbasis entrepreneur artinya kami menggarap dari sisi
masyarakat marginal dari yang tadinya wara-wiri sekarang wira nade,
wirakarir wiraswasta, harapan kami setelah mereka kita didik, kita bina
akhlaknya, secara spiritual bagus, secara perilaku bagus mereka kita bekali
dengan skill keahlian, keterampilan sehingga diharapkan mereka punya
daya saing dan Alhamdulillah mereka banyak yang program kita untuk
kemandirian itu lulusan sini udah banyak yang bisa mandiri bisa kerja bisa
usaha sih sehingga tidak membebani keluarga lingkungan bahkan mereka
sudah menjadi tumpuan harapan tulang punggung keluarga yang bisa
mensupport dan membantu jadi secara pemberdayaan dari sisi spiritual,
intelektual, financial mereka berdaya, belum bicara tadi yang tadinya tidak
shalat sekarang sudah rajin shalat, yang tadinya tidak menutup aurat
sekarang sudah menutup ya itu perubahan secara perilaku, secara fisik,
secara kasas mata itu banyak lah, kalo dulu belum adanya master mereka
mau shalat malu gak ada temennya kalo sekarang kalo gak shalat malu,
yang mabuk malu. Kalo dulu kalo ngumpul anak-anak sini sambil mabuk
dan lain sebagainya sekarang si udah gak ada. Jadi itu yang saya lihat..
Narasumber Pewawancara
(Nurrohim) (Indah Dwi Fujiani)
Pedoman Wawancara
Nama :
Jabatan : Tutor Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM)
Hari / Tanggal :
Waktu wawancara :
Tempat wawancara :
1. Sejak kapan saudara mengajar di YABIM ?
2. Program apa yang saudara terapkan dalam pembinaan ibadah anak jalanan di
YABIM ?
3. Bagaimanakah pola komunikasi yang saudara terapkan dalam pembinaan ibadah
mahdhah terhadap anak jalanan ?
4. Kapan pola komunikasi itu saudara terapkan pada anak jalanan ?
5. Metode apa yang diterapkan dalam pembinaan ibadah mahdhah terhadap anak
jalanan ?
6. Materi apa saja yang saudara berikan kepada anak jalanan ?
7. Bentuk dan media komunikasi apa saja yang saudara gunakan dalam membina
ibadah anak jalanan di Yayasan Bina Insan Mandiri ?
8. Sarana dan prasarana apa yang digunakan ?
9. Menurut saudara, apakah pola komunikasi yang diterapkan dalam pembinaan
ibadah mahdhah terhadap anak jalanan sudah berhasil ?
10. Faktor pendukung apa saja yang saudara hadapi saat berkomunikasi dengan anak
jalanan dalam pembinaan ibadah mahdhah?
11. Faktor penghambat apa saja yang saudara hadapi saat berkomunikasi dengan anak
jalanan dalam pembinaan ibadah mahdhah ?
12. Apa harapan kakak kedepan untuk anak-anak jalanan di YABIM ?
Pedoman Wawancara
Nama :
Jabatan : Anak Binaan YABIM
Hari / Tanggal :
Waktu wawancara :
Tempat wawancara :
1. Sejak kapan adik masuk di Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) ?
2. Darimana adik tahu YABIM ?
3. Apakah adik senang mengikuti kegiatan di YABIM ?
4. Menurut adik ibadah itu apa ?
5. Ibadah apa saja yang adik pelajari di YABIM ?
6. Bagaimana pendapat adik tentang kakak tutor di YABIM ?
7. Apakah pola komunikasi yang dilakukan oleh kakak tutor mampu membuat adik
paham tentang ibadah ?
8. Apakah materi yang disampaikan oeh tutor mampu membuat adik paham ?
9. Apakah bentuk dan media komunikasi yang diberikan tutor pada adik membuat
adik paham?
10. Apakah metode yang sering kakak tutor gunakan membuat adik mudah dan
paham dalam mempelajarinya ?
11. Adakah perubahan apa yang adik rasakan selama kamu dididik di YABIM ?
perubahan apa?
12. Menurut kamu penting tidak ibadah dalam kehidupan sehari-hari ?
13. Apa manfaat yang adik rasakan dalam ibadah ?
Curriculum Vitae
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Fida Aininisa
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 28 Juli 1995
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Jl. H. Limun 3 Depok Timur
Email : [email protected]
No. Telepon : 089640540535
Jabatan : Tutor
DATA PENDIDIKAN
Formal
Sekolah Dasar : SDN Sukmajaya 6 Depok
SMP : SMP IT Nurur Rahman
SMA : MAN Cibinong
Perguruan Tinggi : -
Non-Formal
1. -
2. -
PENGALAMAN PEKERJAAN
1. Guru TPA
Curriculum Vitae
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Muhamad Gatot Randiantoro
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 27 November 1990
Agama : Islam
Status : Lajang
Alamat : Jl. Margonda Raya Gg. Swadaya I RT. 01/07 Depok
Email :[email protected]
No. Telepon : 089633003258
Jabatan : Tutor (Koordinator Bidang keagamaan)
DATA PENDIDIKAN
Formal
Sekolah Dasar : Madrasah Jamiat Khair
SMP : MAN Jamiat Khair
SMA : Sekolah Master
Perguruan Tinggi : STAIQ
Non-Formal
1. Pesantren
PENGALAMAN PEKERJAAN
1. Office Boy
2. Guru ngaji
Curriculum Vitae
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Sri Wulan
Tempat, tanggal lahir : Depok, 6 April 1985
Agama : Islam
Status : Menikah
Alamat : Jl. Keluing III No. 65 Depok
Email : [email protected]
No. Telepon : 085289451583
Jabatan : Tutor (Penanggung Jawab Program BBQ (Belajar Baca
Quran) )
DATA PENDIDIKAN
Formal
Sekolah Dasar : SDN Bakti Jaya 3 Depok
SMP : Ganesha Satria
SMA : SMA YAPEMRI Depok
Perguruan Tinggi : Bina Sarana Informatika
PENGALAMAN PEKERJAAN
1. Guru TK / TPA
2.Guru SMP
Curriculum Vitae
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Mustami’in
Tempat, tanggal lahir : Depok, 23 Desember 1984
Agama : Islam
Status : Menikah
Alamat : Jl. Margonda Raya Gg. Swadaya Depok
Email : -
No. Telepon : 085770008580
Jabatan : Tutor Pembinaan Ibadah
DATA PENDIDIKAN
Formal
Sekolah Dasar : MI Al-Islamiyah
SMP : SMPN 5 Depok
SMA : SMAN 3 Depok
Perguruan Tinggi : UIN Jakarta
Non-Formal
1. Pesantren
PENGALAMAN PEKERJAAN
1. wirausaha
2. guru mengaji
Curriculum Vitae
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Nurrohim
Tempat, tanggal lahir : Tegal, 3 Juli 1971
Agama : Islam
Status : Menikah
Alamat : Jl. Arif Rahman Hakim RT.04/12,Pancoran Mas, Depok
Email : [email protected]
No. Telepon : 081380433338
Jabatan : Ketua PKBM Yayasan Bina Insan Mandiri
DATA PENDIDIKAN
Formal
Sekolah Dasar : SDN 01 Tegal
SMP : MTS Pesantren Mahadu Tolabah
SMA : MAN Pesantren Mahadu Tolabah
Perguruan Tinggi : Universitas Triananda
PENGALAMAN PEKERJAAN
1. Wiraswasta
Curriculum Vitae
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Rina Herawati
Tempat, tanggal lahir : Bogor, 11 Juni 2014
Agama : Islam
Status : Menikah
Alamat : Jl. LIngkungan Cipayung RT.10/ 09 Depok
Email : -
No. Telepon : 081296002601
Jabatan : Tutor BBQ
DATA PENDIDIKAN
Formal
Sekolah Dasar : MI Depok
SMP : MTS. Al Kautsar Depok
SMA :MAN 1 Cibinong
Perguruan Tinggi : STAI Al-Karimiah Depok
Non-Formal
1. Metode UMI
PENGALAMAN PEKERJAAN
1. Paud Harapan Depok
2. Guru TPA Al- Istiqomah
3. Relawan Rumah Zakat
BIODATA
Nama Lengkap : Adam A.D.H
Nama Panggilan : Adam
Tempat, tanggal lahir : Citayam, 28 Agustus 2000
Kelas : 2 SMP
Agama : Islam
Alamat : Asrama Master
Hobby : Main bola, menyanyi, dll
Masuk YABIM Sejak : Tahun 2009
Kegiatan sebelum masuk YABIM : Ngamen
BIODATA
Nama Lengkap : Regi Alfarezi
Nama Panggilan : Beta
Tempat, tanggal lahir : Depok, 9 Oktober 2000
Kelas : 2 SMP
Agama : Islam
Alamat : Asrama Master
Hobby : main bola
Masuk YABIM Sejak : 2010
Kegiatan sebelum masuk YABIM : Ngamen
BIODATA
Nama Lengkap : Maulana Ibrahim
Nama Panggilan : Paul
Tempat, tanggal lahir :Bogor, 20 September 1996
Kelas : 4 SD
Agama : Islam
Alamat : Asrama Master
Hobby : Mancing, bersih-bersih
Masuk YABIM Sejak : 2009
Kegiatan sebelum masuk YABIM : Ngamen, menyapu di kereta, Kuli panggul pasar,
nyuci mobil
BIODATA
Nama Lengkap : Dede Mauliyadi
Nama Panggilan : Dede
Tempat, tanggal lahir : Sumedang, 1 Juli 2001
Kelas : 6 SD
Agama : Islam
Alamat : Asrama Master
Hobby : Main Bola
Masuk YABIM Sejak : Tahun 2010
Kegiatan sebelum masuk YABIM : Ngamen
BIODATA
Nama Lengkap : Andre Ahmad Subarga
Nama Panggilan : Andre
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 1 Agustus 1999
Kelas : 2 SMP
Agama : Islam
Alamat : Manggarai
Hobby : Main Bola
Masuk YABIM Sejak : -
Kegiatan sebelum masuk YABIM : Ngamen
Nama : Rina Herawati
Jabatan : Tutor Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM)
Hari / Tanggal : Rabu, 6 Agustus 2014
Waktu wawancara : 09. 25 WIB
Tempat wawancara : Masjid
Tanya : Sejak kapan saudara mengajar di YABIM ?
Jawab : kalo saya sendiri baru si ya sekitar 2 bulanan
Tanya : Program apa yang saudara terapkan dalam pembinaan ibadah anak jalanan
di YABIM ?
Jawab : Kalo disini kita belajar BBQ (belajar baca Quran) ini kan diwajibkan ya
dan ini menentukan kelulusan dari master, kalo di bidang pembinaan nya
ini bagus/ tidak maka nanti penentuan lulusnya itu tergantung dari
pembinaan, kalo disini diwajibkan juga shalat dhuha setiap hari sebelum
Masuk kelas dan sepulang sekolah ramai-ramai ke Masjid untuk Shalat
berjamaah lalu anak-anak di absen dan baru boleh pulang.
Tanya : Bagaimanakah pola komunikasi yang saudara terapkan dalam pembinaan
ibadah mahdhah terhadap anak jalanan ?
Jawab : Disini kita sering sharing-sharing sama anak-anak ada masalah apa kayak
contohnya kan anak-anak disinikan sudah usia akil bhalig mereka ga tau
soal mandi junub/ mandi hadast gitu biasanya dalam program bbq sharing-
sharing soal gitu dan sebagainya, pola komunikasi disini biasanya saya
memberikan materi mengangkat tentang suatu masalah/ persoalan misalnya
soal tadi mandi wajib nanti kita kasih tau, mandi wajib tuh seperti ini dan
mereka mendengarkan, itu pun sebagai tempat sharing misalnya ada
masalah dengan keluarganya kita selalu nerima kalo dia mau curhat.
Tanya : Kapan pola komunikasi itu saudara terapkan pada anak jalanan ?
Jawab : Selain di dalam kelas saat belajar di luar kelas juga misalnya pada saat
istirahat mereka tidak semua jajan kan biasanya mereka berkumpul di
depan kantor nah disitu banyak bertanya saat di luar pelajaran.
Tanya : Metode apa yang diterapkan dalam pembinaan ibadah mahdhah terhadap
anak jalanan ?
Jawab : Biasanya disini kita kasih petunjuk dulu ya kita praktekan dulu dicontohkan
lalu baru mereka mengikuti, nanti dibina terus sampai mereka bisa seperti
saat mereka membaca Al-Quran saya memberikan contoh juga bertanya
tentang tajwid nya apa, metode tanya jawab saya terapkan disini agar anak
lebih aktif, metode menghafal juga diterapkan tetapi tidak terlalu
diwajibkan ya karena disini dibiasakan saja anak-anak akrab dengan Al-
quran, karena dengan muroja’ah ya tiap hari di baca diulang-ulang insya
Allah dengan sendirinya mereka akan hafal.
Tanya : Materi apa saja yang saudara berikan kepada anak jalanan ?
Jawab : kalo saya sih bagiannya suka ngisi pembelajaran tajwid sama fiqih
Tanya : Bentuk dan media komunikasi apa saja yang saudara gunakan dalam
membina ibadah anak jalanan di Yayasan Bina Insan Mandiri ?
Jawab : Biasanya kelompok karena disini terlalu banyak jadi kita bagi kelompok
misalnya pembelajaran BBQ ini di bagi sesuai level misalnya iqra, tahfidz
dibagi-bagi sesuai kelompok karna muridnya Alhamdulillah banyak banget.
Media komunikasi nya kalo pelajaran ada buku panduannya, komputer ada
tempat prakteknya di lab. langsung
Tanya : Sarana dan prasarana apa yang digunakan ?
Jawab : Kalo sarana ya masjid ini yg digunakan, disediakan Al-quran untuk BBQ,
untuk computer disiapkan lab. komputer, nanti peminatan anak-anak itu
ada yang teater ada ruangan teater, yang senang musik juga ada ruang
musik.
Tanya : Menurut saudara, apakah pola komunikasi yang diterapkan dalam pembinaan
ibadah mahdhah terhadap anak jalanan sudah berhasil ?
Jawab : Insya Allah ya kalo untuk di lingkungan sekolah si dilihat dari akhlak anak-
anak ya Alhamdulillah sepertinya sedikit banyak membekas tapi Allahualam
kalo mereka kembali ke lingkungan luar karna kan balik lagi itu harus perlu
pendampingan orang tua ya apalagi anak jalanan, kalo akhlak mereka si
saya bandingin di tempat lain lebih bagus mereka biasanya kan kita bisa
liat ya itu murni atau rekayasa, tapi ini benar-benar murni yang saya lihat,
banyak sekali perubahannya.
Tanya : Faktor pendukung apa saja yang saudara hadapi saat berkomunikasi dengan
anak jalanan dalam pembinaan ibadah mahdhah?
Jawab : Kita setiap selesai pembelajaran itu selalu rapat setiap hari/ evaluasi,
Tanya : Faktor penghambat apa saja yang saudara hadapi saat berkomunikasi dengan
anak jalanan dalam pembinaan ibadah mahdhah ?
Jawab : Penghambat selalu ada ya pasti, jumlah anak yang terlalu banyak tetapi
tutornya hanya beberapa orang saja.
Tanya : Apa harapan kakak kedepan untuk anak-anak jalanan di YABIM ?
Jawab : Harapan saya mudah-mudah anak-anak disini semua… karena bagaimana
pun mereka ini penerus bangsa kita ya mudah-mudahan disini dengan
diberikan nya ilmu yang bermanfaat akan menjadi bekal mereka nanti
sampai dewasa, menjadi orang yang bermanfaat buat dirinya dan
lingkungannya
Narasumber Pewawancara
(Rina Herawati) (Indah Dwi Fujiani)
Nama : Mustami’in
Jabatan : Tutor Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM)
Hari / Tanggal :Rabu, 6 Agustus 2014
Waktu wawancara : 11.40 WIB
Tempat wawancara :Kantor sekretariatan YABIM
Tanya : Sejak kapan saudara mengajar di YABIM ?
Jawab : 10 Tahun kurang lebih
Tanya : Program apa yang saudara terapkan dalam pembinaan ibadah anak jalanan
di YABIM ?
Jawab : Konseling, Motivasi Ibadah, Tahfidz
Tanya : Bagaimanakah pola komunikasi yang saudara terapkan dalam pembinaan
ibadah mahdhah terhadap anak jalanan ?
Jawab : Tidak mudah dalam memberikan pengarahan dan pembinaan kepada anak
jalanan agar mereka mau menerima dan menjalankan apa yang para tutor
berikan. Karakteristik anak jalanan yang biasa hidup bebas dijalanan tanpa
adanya aturan, membuat mereka sukar untuk mengendalikan diri dan tidak
memiliki kepedulian terhadap kepentingan terhadap kepentingan atau
kebutuhan lingkungannya. Apalagi dalam pembinaan ibadah mereka butuh
komunikasi yang sangat efektif untuk bisa mempengaruhi mereka, anak-
anak disini itu gak bisa dikasarin karna hidup mereka yang sudah keras
dijalanan nanti dia bisa pergi jadi kita harus sabar memberi perhatian,
kasih sayang pelan-pelan, pendekatan itu nantinya akan terjalin dan sedikit
demi sedikit anak-anak mau berubah dalam ibadahnya kayak shalat,
mengaji, puasa itu mereka kita bina pelan-pelan tapi pasti
Tanya : Kapan pola komunikasi itu saudara terapkan pada anak jalanan ?
Jawab : Saat mendampingi mereka saat mengaji, saat ngobrol, saat ingin tidur saya
selalu berkomunikasi dengan mereka
Tanya : Metode apa yang diterapkan dalam pembinaan ibadah mahdhah terhadap
anak jalanan ?
Jawab : Metode nya sih saya lebih menekankan ke hafalan surat ya seperti anak-anak
diajarkan untuk menghafal beberapa surat pendek yang biasa dibaca dalam
ibadah shalat dan setiap hari nya anak-anak harus setoran contoh surat
An-Naba mereka tiap harinya harus menyetor 5 ayat sampai mereka hafal
semua. Alhamdulillah anak-anak disini sudah hafal 4 juz bahkan lebih, hal
itu yang membuat saya bangga karena anak-anak di luar sana belum tentu
punya kemauan seperti mereka, saya juga metodenya lebih menekankan
metode ketegasan dsn tetsp memberikan perhatian.
Tanya : Materi apa saja yang saudara berikan kepada anak jalanan ?
Jawab : Tentang puasa, motivasi ibadah, shalat, puasa, doa-doa pendek , zikir dll
Tanya : Bentuk dan media komunikasi apa saja yang saudara gunakan dalam
membina ibadah anak jalanan di Yayasan Bina Insan Mandiri ?
Jawab : lebih ke antarpersonal karena mereka punya persoalan yang berbeda setiap
anak dan biasa hidup di jalan, tapi mereka punya semangat untuk belajar
semangat ibadah dan kekuatan diri sehingga komunikasi ini bisa lebih
akrab dan dekat dengan mereka seperti sahabat. Media yang saya gunakan
komputer dan Al-quran karena mereka lebih cepat menghafalkan surat-
surat Al-quran terus ada media nya seperti mereka menonton Youtube yang
saya download banyak mereka lebih cepat nangkep dibandingkan mereka
harus membaca, tapi mereka setiap hari ya tetap harus mengaji tidak hanya
di sekolah tapi di Asrama Master juga ibadah mereka di bina setiap hari.
Tanya : Sarana dan prasarana apa yang digunakan ?
Jawab : Asrama / rumah singgah yang saya sediakan untuk anak-anak yang tidak
mempunyai tempat tinggal., masjid dan sekolah
Tanya : Menurut saudara, apakah pola komunikasi yang diterapkan dalam pembinaan
ibadah mahdhah terhadap anak jalanan sudah berhasil ?
Jawab : Sudah, hal ini terlihat dari kesadaran anak-anak yang tadinya mereka hidup
dijalanan tapi mereka mempunyai keinginan yang tadinya tidak mengerti
tentang ibadah jadi mengerti alhamdulillah. Yang tadinya mereka tidak
membiasakan untuk Shalat wajib dan Sunah sekarang menjadi kebiasaan
mereka.
Tanya : Faktor pendukung apa saja yang saudara hadapi saat berkomunikasi dengan
anak jalanan dalam pembinaan ibadah mahdhah?
Jawab : Punya media komputer, modul-modul sudah teratur, alat peraga
Tanya : Faktor penghambat apa saja yang saudara hadapi saat berkomunikasi
dengan anak jalanan dalam pembinaan ibadah mahdhah ?
Jawab : Buku-buku pelajaran yang masih kurang, tenaga pengajar yang kurang,
dana
Tanya : Apa harapan kakak kedepan untuk anak-anak jalanan di YABIM ?
Jawab : Harapannya semoga bisa lebih baik lagi kedepannya, mereka tidak hanya
tampil sebagai anak jalanan saja tapi harus menjadi anak yang kreatif,
cerdas, bermanfaat, untuk keluarga dan masyarakat.
Narasumber Pewawancara
(Mustami’in) (Indah Dwi Fujiani)
Nama : Fida
Jabatan : Tutor Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM)
Hari / Tanggal : Senin, 20 Juli 2014
Waktu wawancara : 09.10 WIB
Tempat wawancara : Kantor sekretariatan YABIM
Tanya : Sejak kapan saudara mengajar di YABIM ?
Jawab : Sejak Tahun 2013
Tanya : Program apa yang saudara terapkan dalam pembinaan ibadah anak jalanan di
YABIM ?
Jawab : BBQ untuk program keagamaannya biasanya ngajar hadis, tajwid, Fiqih,
Akidah, BBQ itu kan kebanyakan membaca Alquran, hafalan Alquran
Tanya : Bagaimanakah pola komunikasi yang saudara terapkan dalam pembinaan
ibadah mahdhah terhadap anak jalanan ?
Jawab : Biasanya kita saling sharing aja ya jadi misalnya satu punya masalah ntar
kita sharing bareng-bareng gimana jalan keluarnya kayak gitu sih, jadi
misalnya kalo ada masukan-masukan juga dari anak murid kita tampung
juga nanti kita bahas bareng-bareng lagi, kita menganggap bahwa.. saya
sih menganggap dan saya si memposisikan diri saya sebagai dia juga jadi
mereka nyaman dan bisa sharing juga kan jadi sama-sama berbagi ilmu lah
kayak misalnya dia punya ilmu apa saya ambil juga kalo saya punya ilmu
apa saya bagi lagi khususnya tentang ibadah. Jadi sama-sama berbagi lah.
Tanya : Kapan pola komunikasi itu saudara terapkan pada anak jalanan ?
Jawab : Saat kita kumpul biasanya sih kalo acara-acara kayak gini ya kayak pada
saat BBQ , kadang pada saat pelajaran umum kadang mereka juga ngerasa
bosen ya mungkin entah lagi ada masalah apa kadang kita sharing
walaupun agak melenceng dari pelajar tapi setidaknya untuk membangun
pribadi mereka juga
Tanya : Metode apa yang diterapkan dalam pembinaan ibadah mahdhah terhadap
anak jalanan ?
Jawab : Saya sih lebih ke metode menghafal yaa dan juga melatih kebiasaan mereka
untuk selalu berinteraksi dengan Al-Quran dan bisa mengetahui hukum dan
tajwid Al-Qur’an
Tanya : Materi apa saja yang saudara berikan kepada anak jalanan ?
Jawab : Materinya si banyak kadang tajwid, Fiqih, yaa Tanya jawab aja sih ga
terlalu fokus sama satu materi nanti anak-anak akan merasa bosan
Tanya : Bentuk dan media komunikasi apa saja yang saudara gunakan dalam
membina ibadah anak jalanan di Yayasan Bina Insan Mandiri ?
Jawab : Lebih ke antarpribadi kayaknya soalnya kondisi anak-anak disini itu punya
masalah tersendiri kadang ada masalah dengan temannya atau
keluarganya, mengajarkan mereka yang masih belum mengerti tentang
suatu materi tentang ibadah saya akan bertanya satu-satu pada anak yang
belum mengerti nanti saya ajarkan langsung dengan begitu si anak mudah
memahami materi, kalo dibahas dalam kelompok terkadang anak-anak ribut
jadi suka ada yang ga ngerti, media komunikasinya lebih ke buku panduan
yang ada di yayasan.
Tanya : Sarana dan prasarana apa yang digunakan ?
Jawab : Ruangan kelas, masjid
Tanya : Menurut saudara, apakah pola komunikasi yang diterapkan dalam pembinaan
ibadah mahdhah terhadap anak jalanan sudah berhasil ?
Jawab : Tergantung masing-masing orang nya sih yang berhasil ada , ada juga yang
engga mungkin entah kurang pendekatannya atau gimana ya atau mungkin
kurang menangkap pelajaran tapi sebagian besar yang saya lihat banyak
yang berhasilnya dari pada yang tidaknya. Alhamdulilah..
Tanya : Faktor pendukung apa saja yang saudara hadapi saat berkomunikasi dengan
anak jalanan dalam pembinaan ibadah mahdhah?
Jawab : Pendukungnya semangat anak didik, semangat mendidik, dan semangat
dukungan dari orang tua, para dermawan, ataupun relawan, dan keinginan
anak-anak untuk memafaatkan sekolah ini.
Tanya : Faktor penghambat apa saja yang saudara hadapi saat berkomunikasi dengan
anak jalanan dalam pembinaan ibadah mahdhah ?
Jawab : Lebih ke anak-anaknya misalnya anak-anaknya tidak disiplin, motivasi
belajar kurang dan faktor keluarga anak didik yang rentan membawa
masalah dimasing-masing rumah.
Tanya : Apa harapan kakak kedepan untuk anak-anak jalanan di YABIM ?
Jawab : Yang pasti si yang terbaik lah untuk mereka, berharap apa yang kita ajarkan
benar-benar diterapkan di dalam kehidupan mereka ya pola hidup mereka
yang tadinya kurang bagus diperbaiki lagi sampai akhirnya bisa mencapai
semua keinginan yang mereka inginkan .
Narasumber Pewawancara
(Fida) (Indah Dwi Fujiani)
Nama : Sri Wulan
Jabatan : Tutor YABIM (Penanggung Jawab BBQ)
Hari / Tanggal : Rabu, 16 Juli 2014
Waktu wawancara : 09.10 WIB
Tempat wawancara : Masjid
Tanya : Sejak kapan saudara mengajar di YABIM ?
Jawab : sudah 3 tahunan.
Tanya : Program apa yang saudara terapkan dalam pembinaan ibadah anak jalanan di
YABIM ?
Jawab : BBQ (Belajar baca Al-Quran )
Tanya : Bagaimanakah pola komunikasi yang saudara terapkan dalam pembinaan
ibadah mahdhah terhadap anak jalanan ?
Jawab : Pola komunikasi disini memang sangat penting sekali yah untuk membina
ibadah mereka karena tidak mudah dalam melakukan pembinaan ibadah
anak jalanan, karena membutuhkan pola komunikasi yang tepat dan efektif.
Biasanya saya menerapkan pola komunikasi satu arah dengan memberikan
didikan dan pengarahan dari saya kepada anak-anak. Jadi ga ada respon
atau umpan balik. Contohnya saja pada saat sebelum belajar dikelas saya
memberikan materi dan pengarahan kepada anak-anak tentang shalat. Dan
itu menjadi kebiasaan rutin dilakukan setiap hari.
Tanya : Kapan pola komunikasi itu saudara terapkan pada anak jalanan ?
Jawab : Pada saat proses belajar mengajar, mengaji dan di luar kelas.
Tanya : Metode apa yang diterapkan dalam pembinaan ibadah mahdhah terhadap
anak jalanan ?
Jawab : Metode yang saya gunakan dengan memberikan perhatian, sabar dan kasih
sayang karna anak seperti itu tidak bisa dikerasin dengan begitu anak
jalanan akan membangun hidup mereka dengan kedisiplinan. Selain itu,
dengan metode tersebut, sedikit demi sedikit anak-anak akan mengalami
perubahan dalam ibadahnya.
Tanya : Materi apa saja yang saudara berikan kepada anak jalanan ?
Jawab : Mengaji, hafalan surat, tentang sholat wajib maupun sunah dll
Tanya : Bentuk dan media komunikasi apa saja yang saudara gunakan dalam
membina ibadah anak jalanan di Yayasan Bina Insan Mandiri ?
Jawab : Lebih ke antarpribadi ya karna disini kan anak-anaknya susah diatur,
bandel, biasa hidup bebas dijalan beda dengan anak-anak disekolah formal
lain, jadi pendekatan nya harus lebih intens dengan mereka. Kalo
kelompoknya saat belajar kita di bagi dalam beberapa kelompok saat
mengaji.
Tanya : Sarana dan prasarana apa yang digunakan ?
Jawab : masjid, kelas, sekretariatan, papan tulis, computer
Tanya : Menurut saudara, apakah pola komunikasi yang diterapkan dalam pembinaan
ibadah mahdhah terhadap anak jalanan sudah berhasil ?
Jawab : Alhamdulillah cukup berhasil, karena di master ini yang lebih ditekankan
agamanya, ibadah mereka, akhlak mereka, bahkan pelajaran agama bisa
dikemas sekaligus dalam pelajaran lain karena akan berpengaruh pada
pola piker mereka yang nantinya kita tanamkan nila-nilai agama supaya
terbentuk pola piker yang terpuji sehingga terbentuk karakter individu yng
islami.
Tanya : Faktor pendukung apa saja yang saudara hadapi saat berkomunikasi dengan
anak jalanan dalam pembinaan ibadah mahdhah?
Jawab : Lab. komputer, perpustakaan walaupun belum memadai, antusias belajar
anak-anak.
Tanya : Faktor penghambat apa saja yang saudara hadapi saat berkomunikasi dengan
anak jalanan dalam pembinaan ibadah mahdhah ?
Jawab : Keterbatasan sarana dan prasarana belajar dan kesiapan anak-anak untuk
belajar yang masih kurang
Tanya : Apa harapan kakak kedepan untuk anak-anak jalanan di YABIM ?
Jawab : Harapannya banyak sekali yaa salah satunya agar anak-anak menjadi
pribadi yang baik, tidak turun ke jalanan lagi dan lebih memprioritas kan
nilai-nilai keislaman dan pendidikannya.
Narasumber Pewawancara
(Sri Wulan ) (Indah Dwi Fujiani)
Nama : Gatot
Jabatan : Tutor YABIM (Koordinator Bid. Keagamaan)
Hari / Tanggal : Rabu, 16 Juli 2014
Waktu wawancara : 12.10 WIB
Tempat wawancara : Ruang Kantor YABIM
Tanya : Sejak kapan saudara mengajar di YABIM ?
Jawab : Dari tahun 2010
Tanya : Program apa yang saudara terapkan dalam pembinaan ibadah anak jalanan di
YABIM ?
Jawab : Shalat duha, memperdalam tajwid, pesantren kilat, belajar agama islam
Tanya : Bagaimanakah pola komunikasi yang saudara terapkan dalam pembinaan
ibadah mahdhah terhadap anak jalanan ?
Jawab : Kalo untuk beribadah itu kita dulu yang harus melaksanakan beri contoh ke
mereka, jadi kita sama-sama mengerjakan bareng-bareng anak-anak,
pendekatan kita aja terhadap anak-anak dulu latar belakang mereka
gimana dikeluarganya sampai anak-anak itu ko bisa sampai susah diatur ,
jadi kita masuk dulu di lingkungannya mereka itu bagaimana kita tanya
setelah itu lama-lama dia akan ngomong sendiri apa yang mereka tidak
mengerti, yang salah dimana, kadang-kadang saya nanya sama mereka
gimana kaka harus mengajar ke kamu khusus ke kamu tanpa ada paksaan
mereka untuk belajaar . saya juga sangat dekat mereka seperti teman
sendiri bukan sebagai tutor mereka itu cara saya dekat dengan mereka.
Tanya : Kapan pola komunikasi itu saudara terapkan pada anak jalanan ?
Jawab : Waktu saat belajar 15 menit saya kasih waktu anak-anak untuk sharing, kalo
pembahasan sudah selesai mereka sudah paham
Tanya : Metode apa yang diterapkan dalam pembinaan ibadah mahdhah terhadap
anak jalanan ?
Jawab : Saya sih tegas dalam mengajar, hafalan juga sering diulang kembali
misalnya doa iftitah besoknya diulang dulu sebelum masuk pelajaran ke
berikutnya gitu. Cara saya mengajar nulis saya terangkan kalo mereka
tidak paham saya susruh bertanya kalo mereka paham ya saya yang nanya
jadi ganti-gantian aja
Tanya : Materi apa saja yang saudara berikan kepada anak jalanan ?
Jawab : Banyak ka materinya tentang iman kepada malaikt, iman kepada Allah,
puasa, sholat, qurban , zakat, macam-macam najis
Tanya : Bentuk dan media komunikasi apa saja yang saudara gunakan dalam
membina ibadah anak jalanan di Yayasan Bina Insan Mandiri ?
Jawab : Kalo saya sih lebih ke personal untuk anak-anak jalanan yang susah diatur,
kalo mereka pada jalanin seperti shalat wajibnya, puasa buat yang biasa
ikut saya tidak terlalu banyak nanya, tapi yang susah diatur saya dekatkan
dia saya Tanya ke dia kenapa saya ajak pelan-pelan karna mereka memang
bukan anak-anak yang biasa di rumah. Media komunikasi yang saya
gunakan dengan buku panduan, Al-Quran dan kadang saya juga mengajak
anak-anak menonton video di lab.komputer yang ada di Yayasan tentang
tata cara sholat, puasa dll.
Tanya : Sarana dan prasarana apa yang digunakan ?
Jawab : kelas, lab computer
Tanya : Menurut saudara, apakah pola komunikasi yang diterapkan dalam pembinaan
ibadah mahdhah terhadap anak jalanan sudah berhasil ?
Jawab : Ada yang berhasil ada juga yang anak-anaknya masih bandel, tapi banyak
perubahannya yang tadainya dia malas sekolah jadi sering sekolah, yang
tadi nya tidak mengerti agama , sholat sekarang Alhamdulillah jadi banyak
taunya walaupun di kelas masih agak slengean gitu tapi Alhamdulillah
mereka sering masuk walaupun mereka masih ngamen dsb.
Tanya : Faktor pendukung apa saja yang saudara hadapi saat berkomunikasi dengan
anak jalanan dalam pembinaan ibadah mahdhah?
Jawab : Saya sih senang aja berkomunikasi dengan anak-anak seperti itu karena
saya dulunya juga sekolah disini. Jadi sekarang senang aja bergabung
dengan mereka gitu.
Tanya : Faktor penghambat apa saja yang saudara hadapi saat berkomunikasi dengan
anak jalanan dalam pembinaan ibadah mahdhah ?
Jawab : Ada kak. Kadang anak-anaknya susah diatur karena mereka kalo belajar ya
semaunya mereka aja belajarnya apa, kalo mereka lagi gak mood yaudah
kadang tutor dicuekin, itulah kenapa dia tidak betah sekolah di sekolah
formal lebih senang disini, karna ya master berbeda bagi mereka yang
biasa hidup dijalanan, bebas tapi terarah. Sarana juga menjadi
penghambat karna kurangnya ruang kelas juga kurang memadai jadi
belajarnya kurang kondusif
Tanya : Apa harapan kakak kedepan untuk anak-anak jalanan di YABIM ?
Jawab : Harapannya ya mereka berubah bukan dengan kapasitas saya ya tapi
dengan kemauan mereka sendiri tanpa harus disuruh, dipaksa waktunya
shalat duha ya shalat duha, lebih wajib nya lagi ya shalat wajibnya yang
diutamakan.
Narasumber Pewawancara
(M. Gatot) (Indah Dwi Fujiani)
Nama : Adam
Jabatan : Anak Binaan YABIM
Hari / Tanggal : Rabu, 6 Agustus 2014
Waktu wawancara : 13.00 WIB
Tempat wawancara : Halaman sekolah
Tanya : Sejak kapan adik masuk di Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) ?
Jawab : Tahun 2009, Kelas 3 SD
Tanya : Darimana adik tahu YABIM ?
Jawab : Dari anak UI ketemu di kereta
Tanya : Apakah adik senang mengikuti kegiatan di YABIM ?
Jawab : Seneng banget, enak aja.
Tanya : Menurut adik ibadah itu apa ?
Jawab : Shalat, Ngaji, puasa, Senyum, Kebersihan juga ibadah
Tanya : Ibadah apa saja yang adik pelajari di YABIM ?
Jawab : Shalat duha, Shalat berjamaah, mengaji setiap hari, puasa banyak kak
Sebelum masuk sekolah ikut BBQ dulu ka wajib, kalo pulang sekolah harus
ikut shalat zuhur berjamaah dulu baru dapet absen boleh pulang, terus tiap
hari juga harus setoran hafalan Al-Quran
Tanya : Bagaimana pendapat adik tentang kakak tutor di YABIM ?
Jawab : Tutor disini baik, baik bangettt.. udah kayak keluarga sendiri
Tanya : Apakah pola komunikasi yang dilakukan oleh kakak tutor mampu membuat
adik paham tentang ibadah ?
Jawab : Insya Allah Paham
Tanya : Apakah materi yang disampaikan oeh tutor mampu membuat adik paham ?
Jawab : Paham, tapi tergantung cara tutor nyampeinnya kak
Tanya : Apakah bentuk dan media komunikasi yang diberikan tutor pada adik
membuat adik paham?
Jawab : Ada yang paham ada yang engga ka, tapi kalo belajar afalan lebih cepet
liat video gitu kak cepet afalnya.
Tanya : Apakah metode yang sering kakak tutor gunakan membuat adik mudah dan
paham dalam mempelajarinya ?
Jawab : iya kak
Tanya : Adakah perubahan apa yang adik rasakan selama kamu dididik di YABIM ?
perubahan apa?
Jawab : Yaaaa.. udah gak kayak dulu, kalo dulu dekil banget gatau apa-apa sekarang
kan udah berubah insyaallah
Tanya : Menurut kamu penting tidak ibadah dalam kehidupan sehari-hari ?
Jawab : Pentinglah, ibadah itu wajib kayak shalat kan wajib kalo kita kaga tekunin
shalat dosa dong kalo kita ngga jalanin
Tanya : Apa manfaat yang adik rasakan dalam ibadah ?
Jawab : Ya adam jadi berubah aja kak sekarang
Narasumber Pewawancara
( Adam ) (Indah Dwi Fujiani)
Nama : Dede Mauliyadi
Jabatan : Anak Binaan YABIM
Hari / Tanggal : Rabu, 6 Agustus 2014
Waktu wawancara : 13.15 WIB
Tempat wawancara : Masjid
Tanya : Sejak kapan adik masuk di Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) ?
Jawab : Tahun 2008
Tanya : Darimana adik tahu YABIM ?
Jawab : Dari orang kak, temennya bibi saya
Tanya : Apakah adik senang mengikuti kegiatan di YABIM ?
Jawab : Seneng banget, bisa belajar bisa ngaji semuanya pokonya ka
Tanya : Menurut adik ibadah itu apa ?
Jawab : ibadah itu shalat, ngaji, puasa
Tanya : Ibadah apa saja yang adik pelajari di YABIM ?
Jawab : Semua dipelajarin ka disini
Tanya : Bagaimana pendapat adik tentang kakak tutor di YABIM ?
Jawab : Tutor disini udah kayak keluarga , kayak orang tua sendiri jadi saya banyak
punya orang tua yang perhatian sama saya
Tanya : Apakah pola komunikasi yang dilakukan oleh kakak tutor mampu membuat
adik paham tentang ibadah ?
Jawab : paham
Tanya : Apakah materi yang disampaikan oeh tutor mampu membuat adik paham ?
Jawab : Paham kak kadang-kadang
Tanya : Apakah bentuk dan media komunikasi yang diberikan tutor pada adik
membuat adik paham?
Jawab : Paham ka
Tanya : Apakah metode yang sering kakak tutor gunakan membuat adik mudah dan
paham dalam mempelajarinya ?
Jawab : Paham ka
Tanya : Adakah perubahan apa yang adik rasakan selama kamu dididik di YABIM ?
perubahan apa?
Jawab : Semenjak di master perubahan saya jadi bisa shalat, ngaji dan hafalan
sekarang masih hafalan An-Naba
Tanya : Menurut kamu penting tidak ibadah dalam kehidupan sehari-hari ?
Jawab : Penting bangetlah ka, buat masa depan dan pahalanya juga ka
Tanya : Apa manfaat yang adik rasakan dalam ibadah ?
Jawab : Manfaatnya ya biar jadi ustad nanti ka, jadi orang soleh, bisa jaga diri
Narasumber Pewawancara
(Dede Mauliyadi) (Indah Dwi Fujiani)
Nama : Regi Alfarezi
Jabatan : Anak Binaan YABIM
Hari / Tanggal : Rabu, 6 Agustus 2014
Waktu wawancara : 14.05 WIB
Tempat wawancara : Kantin sekolah
Tanya : Sejak kapan adik masuk di Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) ?
Jawab : Sejak tahun 2010
Tanya : Darimana adik tahu YABIM ?
Jawab : Pas pindah deket sini jadi tau master
Tanya : Apakah adik senang mengikuti kegiatan di YABIM ?
Jawab : Seneng, enak aja pembelajaran disini beda dengan sekolah negri, kalo di
negeri kan ga terlalu banyak belajar agamanya kalo dimaster belajar
agamanya lebih banyak
Tanya : Menurut adik ibadah itu apa ?
Jawab : Ibadah itu menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya
Tanya : Ibadah apa saja yang adik pelajari di YABIM ?
Jawab : Ngaji, Shalat, puasa, zakat
Tanya : Bagaimana pendapat adik tentang kakak tutor di YABIM ?
Jawab : Ada yang baik sebagian ada juga yang engga, kalo ngajar yaaaa biasa lah
enak ko
Tanya : Apakah pola komunikasi yang dilakukan oleh kakak tutor mampu membuat
adik paham tentang ibadah ?
Jawab : Iyaa ka
Tanya : Apakah materi yang disampaikan oeh tutor mampu membuat adik paham ?
Jawab : Paham
Tanya : Apakah bentuk dan media komunikasi yang diberikan tutor pada adik
membuat adik paham?
Jawab : Alhamdulillah paham ka
Tanya : Apakah metode yang sering kakak tutor gunakan membuat adik mudah dan
paham dalam mempelajarinya ?
Jawab : Iya kaa mudah
Tanya : Adakah perubahan apa yang adik rasakan selama kamu dididik di YABIM ?
perubahan apa?
Jawab : Ada, dulu saya belum paham tentang agama ka sekarang saya bisa
Tanya : Menurut kamu penting tidak ibadah dalam kehidupan sehari-hari ?
Jawab : Penting
Tanya : Apa manfaat yang adik rasakan dalam ibadah ?
Jawab : Biar nanti di akherat dosa-dosa saya bisa diampuni
Narasumber Pewawancara
(Regi Alfarezi) (Indah Dwi Fujiani)
Nama : Maulana Ibrahim
Jabatan : Anak Binaan YABIM
Hari / Tanggal : Kamis, 7 Agustus 2014
Waktu wawancara : 11.30 WIB
Tempat wawancara : Halaman sekolah
Tanya : Sejak kapan adik masuk di Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) ?
Jawab : Dari umur 5 Tahun
Tanya : Darimana adik tahu YABIM ?
Jawab : Dikasih tau sama bapak-bapak di Pasar
Tanya : Apakah adik senang mengikuti kegiatan di YABIM ?
Jawab : Seneng Asik kak
Tanya : Menurut adik ibadah itu apa ?
Jawab : Shalat, Puasa, Mengaji
Tanya : Ibadah apa saja yang adik pelajari di YABIM ?
Jawab : Banyak ka
Tanya : Bagaimana pendapat adik tentang kakak tutor di YABIM ?
Jawab : Baik ka, sabar banget kalo ngadepin kita
Tanya : Apakah pola komunikasi yang dilakukan oleh kakak tutor mampu membuat
adik paham tentang ibadah ?
Jawab : Paham
Tanya : Apakah materi yang disampaikan oeh tutor mampu membuat adik paham ?
Jawab : Paham ka lumayan
Tanya : Apakah bentuk dan media komunikasi yang diberikan tutor pada adik
membuat adik paham?
Jawab : Paham
Tanya : Apakah metode yang sering kakak tutor gunakan membuat adik mudah dan
paham dalam mempelajarinya ?
Jawab : Lumayan ka
Tanya : Adakah perubahan apa yang adik rasakan selama kamu dididik di YABIM ?
perubahan apa?
Jawab : Jadi lebih banyak tau tentang agama islam
Tanya : Menurut kamu penting tidak ibadah dalam kehidupan sehari-hari ?
Jawab : Penting ka
Tanya : Apa manfaat yang adik rasakan dalam ibadah ?
Jawab : Manfaatnya buat diri sendiri banyak jadi lebih inget sama Allah
Narasumber Pewawancara
(Maulana Ibrahim) (Indah Dwi Fujiani)
Nama : Andre Ahmad Subarga
Jabatan : Anak Binaan YABIM
Hari / Tanggal : Rabu, 6 Agustus 2014
Waktu wawancara : 12.45 WIB
Tempat wawancara : Ruang kelas
Tanya : Sejak kapan adik masuk di Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) ?
Jawab : Tahun 2009, Kelas 3 SD
Tanya : Darimana adik tahu YABIM ?
Jawab : Dari kakak-kakak yang di UI
Tanya : Apakah adik senang mengikuti kegiatan di YABIM ?
Jawab : Seneng banget ya jadi pengen sekolah aja
Tanya : Menurut adik ibadah itu apa ?
Jawab : Shalat, ngaji, Shalat Tahajud, shalat 5 waktu
Tanya : Ibadah apa saja yang adik pelajari di YABIM ?
Jawab : BBQ, ngaji, sholat wajib sunah, puasa, banyak ka
Tanya : Bagaimana pendapat adik tentang kakak tutor di YABIM ?
Jawab : Enak-enak orangnya baik-baik ada juga yang galak, kalo ngasih materi
ngerti ngerti Alhamdulillah, sabar dan enak diajak ngobrol
Tanya : Apakah pola komunikasi yang dilakukan oleh kakak tutor mampu membuat
adik paham tentang ibadah ?
Jawab : Paham ka
Tanya : Apakah materi yang disampaikan oeh tutor mampu membuat adik paham ?
Jawab : Kadang paham kadang engga ka
Tanya : Apakah bentuk dan media komunikasi yang diberikan tutor pada adik
membuat adik paham?
Jawab : Paham ka
Tanya : Apakah metode yang sering kakak tutor gunakan membuat adik mudah dan
paham dalam mempelajarinya ?
Jawab : Iya ka
Tanya : Adakah perubahan apa yang adik rasakan selama kamu dididik di YABIM
? perubahan apa?
Jawab : Semenjak di YABIM erubahannya bisa shalat, bisa ngaji, bisa baca Al-
Quran dan hafal 2 Juz
Tanya : Menurut kamu penting tidak ibadah dalam kehidupan sehari-hari ?
Jawab : Pentinglah, penting buat kita sendiri
Tanya : Apa manfaat yang adik rasakan dalam ibadah ?
Jawab : Dapet pahala, kita jadi lebih baik lagi
Narasumber Pewawancara
(Andre Ahmad S.) (Indah Dwi Fujiani)
Lampiran Foto
Yayasan Bina Insan Mandiri
Bersama Pak Nurrohim Bersama Bunda Sri wulan
(Ketua PKBM YABIM) (Tutor/kord.Agama)
Ceramah Keagamaan Buka Puasa Bersama Anak Jalanan
Pesantren Kilat Tutor mengarahkan untuk Shalat Duha
Tutor Memberi materi Wudhu
Ruang Kelas Laki-laki Ruang Kelas Perempuan
Hafalan Surat Al-quran Shalat Zuhur berjamaah
Diskusi dan sharing bersama Tutor dan anak jalanan
Kegiatan Marawis Bersama Anak Jalanan YABIM
Bersama Andre, Regi, Adam Pembinaan ibadah melalui media computer