pola komunikasi guru terhadap murid sma di slb-b …

73
POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B DHARMA WANITA SIDOARJO SKRIPSI Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Surabaya “Almamater Wartawan Surabaya” untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana Ilmu Komunikasi Oleh : NABILA MEGA PUTRI NPM : 16.01.0014 KEKHUSUSAN : BROADCASTING SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI ALMAMATER WARTAWAN SURABAYA 2020

Upload: others

Post on 04-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA

DI SLB-B DHARMA WANITA SIDOARJO

SKRIPSI

Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Surabaya

“Almamater Wartawan Surabaya” untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

dalam Menyelesaikan Program Sarjana Ilmu Komunikasi

Oleh :

NABILA MEGA PUTRI

NPM : 16.01.0014

KEKHUSUSAN : BROADCASTING

SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI

ALMAMATER WARTAWAN SURABAYA

2020

Page 2: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

i

Page 3: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

ii

Page 4: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

iii

Page 5: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

iv

MOTTO

HAI MASALAH BESAR, AKU PUNYA TUHAN YANG LEBIH BESAR

- 99 Cahaya di Langit Eropa-

Page 6: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

v

ABSTRAK

Nama : NABILA MEGA PUTRI

NPM : 16.01.0014

Skripsi dengan judul POLA KOMUNIKASI GURU DAN MURID SMA DI SLB-B

DHARMA WANITA SIDOARJO (Studi kasus mengenai Pola Komunikasi antara guru

SMA dan murid SMA sebagai informan). Skripsi (S-1), Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi –

Almamater Wartawan Surabaya, Kekhususan Broadcasting, April 2020. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi serta hambatan komunikasi guru SMA terhadap

murid SMA yang memiliki keterbatasan khusus dalam pendengeran (tuna rungu). Kajian

pustaka dalam penelitian ini ialah pola komunikasi serta pola komunikasi guru dan murid.

Dimana pola komunikasi yang memiliki tiga arah untuk memahami menerapan komunikasi

antara guru dan murid. Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif, dimana sumber data

diperoleh melalui wawancara informan atau narasumber. Subjek dalam penelitian ini ialah

dua guru SMA yakni Syaiful sebagai wali kelas XII dan Bambang sebagai wali kelas X, serta

dua siswa SMA SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo bernama Nasya dan Imam. Teknik

pengumpulan data dengan observasi dan wawancara. Teknik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah analisis kualitatif yaitu data kualitatif yang diperoleh dari wawancara

informan dan observasi kemudian akan memberikan gambaran proses komunikasi guru

dengan murid. Kesimpulan dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa guru dan siswa

SMA di SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo memiliki penerapan pola komunikasi Linear,

Primer, dan sekunder serta pola komunikasi guru dan murid dua arah, dan multiarah dalam

berkomunikasi terhadap muridnya. Sedangkan dalam hambatan komunikasi dapat

disimpulkan bahwa guru dan siswa SMA di SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo kerap

mengalami hambatan sosial budaya, prasangka, lingkungan, dan semantis dalam

berkomunikasi terhadap murid namun dapat mengatasinya.

Kata Kunci : Pola Komunikasi, Hambatan Komunikasi, guru dan murid SMA, SLB-B

Page 7: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

vi

ABSTRACT

Name : NABILA MEGA PUTRI

NPM : 16.01.0014

Thesis with the title HIGH SCHOOL TEACHER AND STUDENT COMMUNICATION

PATTERNS AT DHARMA WANITA INCLUSIVE SCHOOL IN SIDOARJO (Case study

on Communication Patterns between high school teachers and high school students as

informants). Bachelor Degree Thesis, College of Communication Sciences - Alma mater

Journalist Surabaya, Broadcasting Specificity, April 2020. This study aims to determine the

communication patterns and communication barriers of high school teachers to high school

students with particular limitations in hearing (deaf). The literature review in this study is the

communication patterns and communication patterns of teachers and students. The

communication pattern has three directions to understand the application of communication

between teachers and students. This type of research is descriptive qualitative, where the

source of the data is obtained through interviews with informants or sources. The subjects in

this study were two high school teachers, namely Syaiful as the homeroom teacher for class

12 and Bambang as the homeroom teacher for class 10, and two high school students of

Dharma Wanita Inclusive School in Sidoarjo named Nasya and Imam. Data collection

techniques by observation and interviews. The technique used in this research is qualitative

analysis, namely qualitative data obtained from informant interviews and observations, which

will provide an overview of the teacher-student communication process. The conclusion of

the study, the teachers and high school students at Dharma Wanita Inclusive School in

Sidoarjo have applied Linear, Primary, and secondary communication patterns as well as

two-way and multidirectional communication patterns of teachers and students in

communicating with their students. Meanwhile, in terms of communication barriers, it can be

concluded that teachers and high school students at Dharma Wanita Inclusive School in

Sidoarjo often experience socio-cultural, prejudice, environmental, and semantic obstacles in

communicating with students but can overcome them.

Keywords: Communication Patterns, Communication Barriers, High School teachers and

students, Inclusive School

Page 8: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji stukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, nikmat, karunia serta

hidah-Nya kepada kami sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga adanya

keberkahan untuk digunakan sebagai acuan maupun pedoman bagi pembaca.

Allhamdulillah rabbil allamin, skripsi dengan judul Pola Komunikasi Guru dan

Murid SMA di SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo dapat diselesaikan guna memenuhi

standart kelulusan Strata-1 Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi – Almamater Wartawan

Surabaya.

Proses dari pengerjaan skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,

dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Kepada Allah SWT, karena atas kehendak-Nya dalam penulisan ini penulis diberikan

kemudaham menghadapi berbagai hambatan dalam proses penulisan.

2. Kepada Ayahanda Suharjito, Ibunda Lilik Nuraini, beserta Kakak Surya Putra Bahari,

dan adik saya Rangga Akbar Samudra yang tidak pernah berhenti memberikan

dukungan untuk selalu optimis serta do’a yang selalu di panjatkan.

3. Ibu Prida Ariani Ambar Astuti, S.sos, M.Si., Ph.D Selaku Ketua STIKOSA – AWS.

4. Bapak Drs. Mas’ud Sukemi,M.si sebagai Dosen Pembimbing dalam penulisan skripsi

5. Kepala sekolah, seluruh guru, dan siswa-siswi SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo yang

dengan senang hati memberikan penulis ruang sebagai subjek penelitian dalam

peroleh data.

Page 9: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

viii

6. Seluruh jajaran Dosen STIKOSA-AWS, yang memberikan banyak pengetahuan

mengenai Ilmu Komunikasi terutama dalam bidang kekhususan Broadcasting.

7. Seluruh Staf STIKOSA-AWS yang membantu kelancaran proses perkuliahan dan

skripsi.

8. Seluruh Angkatan 2016 yang memberikan warna baru dalam cerita perkulihan.

9. Untuk teman-teman yang membantu penulis turut serta dalam observasi sebagai

dokumentasi saya ucapkan terima kasih untuk, Nur Shoobihah Rahayu (Mak) , Rizki

Amalia (Kinong) , dan Afif Nash.

10. Serta teman-teman perkuliahan Yuniar, Ayu, Mbak.kikik, Desy Iin, Femalda, Rizki

Amalia, dan Ade Resty yang selalu memberikan semangat dan hiburan selama

mengerjakan skripsi.

11. Teman-teman ZIBFA, Zeze, Ida, Fiqa, Ajeng, yang selalu memberikan dorongan

positif dan saran dalam pengerjaan skripsi.

12. Serta teman-teman dekat penulis terlebih Faisal Januar dan Mbak. Rani yang selalu

mendoakan dan memberikan dungkungan dalam proses pengerjaan penelitian. Penulis

tidak dapat menyampaikan satu per satu.

Akhir kata, dari penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik

dan saran sangat membantu dalam kesalahan penelitian guna menjadi pedoman yang

baik bagi penelitian selanjutnya menggunakan judul yang sama. Semoga bermanfaat

bagi mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi. Semoga keikhalasan untuk pihak yang

turut membantu penulis dalam proses skripsi dibalas kebaikannya oleh Allah SWT

dengan keberkahan yang melimpah.

Surabaya, 23 Maret 2020

NABILA MEGA PUTRI

Page 10: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

ix

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ....................................................................... i

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ........................................................................ ii

PERNYATAAN ORISINILITAS ....................................................................................... ii

MOTTO .............................................................................................................................. iii

ABSTRAK ........................................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ix

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 5

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................................................ 6

1.3.1 Tujuan Penelitian ........................................................................................................... 6

1.3.2 Manfaat Penelitian ......................................................................................................... 6

1.3.2.1 Manfaat Teoritis .............................................................................................. 6

1.3.2.2 Manfaat Praktis ................................................................................................ 6

1.4 Kajian Pustaka................................................................................................................. 7

1.4.1 Pola Komunikasi............................................................................................................ 7

1.4.2 Pola Komunikasi Guru dan Siswa ................................................................................ 8

1.4.3 Hambatan Komunikasi ................................................................................................ 10

1.4.4 Komunikasi Non Verbal ............................................................................................. 12

1.4.5 Komunikasi Anak SLB-B .......................................................................................... 13

1.4.6 Teori Interaksi Simbolik ............................................................................................. 15

1.5 Kerangka Berfikir ......................................................................................................... 17

1.6 Metodologi Penelitian Kualitatif ................................................................................... 18

1.6.1 Metode Riset ............................................................................................................... 18

1.6.2 Jenis Penelitian dan Sumber Data .............................................................................. 19

1.6.3 Teknik Pengumpulan Data dan Pencatatan Data ....................................................... 19

1.6.3.1 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 19

1.6.3.2 Teknik Pencatatan Data................................................................................. 21

Page 11: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

x

1.6.4 Pemeriksaan Keabsahan Data ..................................................................................... 21

1.6.5 Teknik Analisis dan Interpretasi Data ........................................................................ 22

BAB II : DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

2.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................................... 23

2.1.1 Sejarah Sekolah Luar Biasa Dharma Wanita Sidoarjo.............................................. 23

2.1.2 Sekolah Luar Biasa-B Dharma Wanita Sidoarjo ....................................................... 26

2.1.3 Sekolah Menengah Atas SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo ...................................... 32

2.1.4 Bahasa Isyarat .............................................................................................................. 33

BAB III : HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

3.1 Penyajian Data .............................................................................................................. 37

3.1.1 Teknik Penyajian Data ................................................................................................ 37

3.1.2 Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................................................... 38

3.1.2.1 Pola Komunikasi Guru dan Murid di SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo.... 38

3.2 Analisis Data ................................................................................................................. 54

3.2.1 Ditinjau dari pola komunikasi : .................................................................................. 54

3.2.2 Ditinjau dari Hambatan Komunikasi : ....................................................................... 55

BAB IV : PENUTUP

4.1 Kesimpulan ............................................................................................................................. 57

4.2 Saran ............................................................................................................................. 59

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 61

Page 12: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi antarpribadi (personal) suatu komunikasi yang tidak bisa dianggap

remeh, sebab jika ingin melakukan komunikasi antarpribadi kita harus memahami

karakter lawan bicara. Beragamnya karakter komunikan menimbulkan perbedaan

tanggapan dalam satu topik pembicaraan yang sama. Contohnya, jika komunikator

membahas satu topik pembicaraan yang sama kepada komunikan A dan komunikan B

jawaban yang diperoleh akan cenderung memiliki pendapat atau respon yang berbeda.

Dengan kita memahami karakter dengan lawan bicara, tentunya kita dapat menanggapi

dan memahami respon yang diberikan, hal ini untuk mengurangi adanya konflik kesalah

pahaman komunikasi (miss communication).

Melihat pengertian diatas bisa disimpulkan bahwa fungsi dari Komunikasi

Antarpribadi ialah meningkatkan kedekatan antar komunikator dan komunikan,

memahami karakter lawan bicara, dan mencegah terjadinya kesalah pahaman pesan

komunikasi. Dengan terjadinya proses komunikasi antarpribadi terbentuknya pula kosep

diri dari setiap individu. Konsep diri adalah pandangan dan sikap disetiap individu

melalui karakteristik, fisik, dan motivasi diri. Konsep diri terbentuk karena dorongan dari

setiap perbedaan lingkungan yang di adaptasi, dengan bertemu berbagai macam

karakteristik lawan komunikasi. Bila lingkungan sekitar positif, konsep diri yang

terbentuk tentunya menghasilkan individu yang baik, lebih percaya diri dan mudah

bersosialisasi dengan siapa saja. Namun sebaliknya, jika lingkungan negatif, konsep diri

Page 13: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

2

yang terbentuk akan menghasilkan individu yang kurang aktif, cenderung diam dan takut

bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Komunikasi antarpribadi kini terasa lebih

mudah dengan dibantunya teknologi yang semakin berkembang, melalui aplikasi

chatting orang akan lebih mudah terbuka karna tidak kesusahan lagi jikalau ingin

berkomunikasi. Namun, hal ini tidak semua bisa dilakukan beberapa individu.

Bagaimana dengan mereka para penyandang disabilitas?. Melakukan komunikasi

antarpribadi pada lawan bicaranya dan tidak semua dapat berjalan dengan mudah

sekalipun dibantu dengan kecagihan teknologi masa kini. Belum lagi dengan orang –

orang Indonesia yang lebih memilih pergi ketika diajak berkomunikasi dengan orang

disabilitas terutama dengan orang pengidap tuna rungu atau tuna wicara. Mengenai

Pendidikan Luar Biasa (PLB) kini tidak berfokus kepada kondisi disabilitas individu,

namun lebih kepada kebutuhan dari setiap individu. Kebutuhan yang dimaksud ialah

dilihat dari hambatan apa saja yang dialami oleh anak disabilitas. Sehingga sebutan PLB

kini diganti dengan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang diresmikan dalam Undang-

undang no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Mengapa pembelajaran

dalam sekolah sangat dibutuhkan ABK?. Karena melihat dari fenomena yang ada tidak

semua anak berkebutuhan khusus mendampatkan pembelajaran yang tepat di lingkungan

keluarganya. Hal ini dikarenakan kesibukan atau kurang perhatian orang tua terhadap

anaknya untuk melakukan komunikasi. Kini belajar untuk memahami bahasa isyarat

lebih mudah untuk dipelajari, dengan adanya gerakan atau komunitas yang dengan

senang hati membuka kelas bahasa isyarat secara gratis. Dengan ini bisa kita lihat bahwa

kini bahasa isyarat sangat penting dan dibutuhkan dalam berkomunikasi.

Peneliti temukan tanpa adanya perbedaan itu disalah satu Sekolah Luar Biasa.

Pengertian dari SLB dari kutipan IDN Times ialah sekolah khusus anak – anak

Page 14: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

3

berkebutuhan khusus seperti tuna netra (buta), tuna rungu (bisu, tuli), tuna daksa (cacat

tubuh), dan down syndrom. Sekolah Luar Biasa di Indonesia memiliki kesesuaian

kebutuhan disabilitas yakni, SLB-A untuk tuna netra, SLB -B untuk tuna rungu, SLB-C

tunagrahita, SLB-D tunadaksa, SLB-E tunalaras, dan SLB-G untuk cacat ganda.

Komunikasi adalah hal yang paling penting untuk meningkatkan kualitas berfikir.

Seperti yang kita ketahui pada umumnya guru di Sekolah Umum, cukup susah untuk

melakukan komunikasi kepada murid-muridnya, faktanya masih ada guru yang

membedakan letak bangku murid yang pintar atau rajin dan murid yang kurang pintar

atau malas. Hal ini, bisa kita analisa kurangnya penerapan komunikasi secara mendalam

dari beberapa murid. Sebab karakteristik dan kadar daya tangkap setiap individu

berbeda-beda.

Sekolah yang beralamat di Jalan Pahlawan GG TMP Sidoarjo ini memiliki laman

blog (slb-bdharmawanita.blogspot) yang berisikan profil sekolah, denah sekolah, prestasi

siswa, dan beberapa gambar kegiatan para siswa. Mereka yang selalu dipandang sebelah

mata, yang dianggap tidak bisa melakukan hal-hal yang biasa dilakukan anak normal,

tidak di dalam sekolah ini. Karena didorongnya faktor komunikasi yang baik antar guru

dan muridnya, serta fasilitas yang diberikan. Hal ini dibuktikan dengan diperolehnya

beberapa prestasi dari siswa-siswi SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo dalam bidang

akademik maupun non akademik. Sekolah ini tidak hanya untuk penyandang tuna rungu

(SLB-B), namun juga ada kategori SLB-A dan SLB-C. Mulai dari Taman Kanak Kanak,

Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. Pembelajaran

kategori SLB-B diterapkan secara bertahap hingga kemampuan siswa benar-benar bisa

dikatakan mampu untuk melanjutkan ke tahap berikutnya, mempeljari mulai dari bahasa

yang mendasar hingga bahasa nasional atau bahasa paten yang sudah diakui.

Page 15: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

4

Alasan peneliti memilih guru dan murid dari SLB-B sebagai subyek, karena ingin

mengetahui proses komunikasi dengan murid yang memiliki keterbatasan bahasa dalam

menyampaikan pesan baik dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Mereka

dapat melakukan komunikasi seperti layaknya anak normal, hanya saja tanpa suara.

Dapat dengan jelas mengekpresikan apa yang di bicarakan dengan lawan bicara sesama

peyandang tuna rungu. Tidak bersuara bukan berarti tidak berkomunikasi. Disamping itu

peneliti akan lebih siaga dan berani mengajak berkomunikasi dengan penyandang tuna

rungu. Selain itu melihat fenomena dimana guru di sekolah umum kerap mengeluh

kesulitan mengatur muridnya, disini Peneliti ingin mengetahui bagaimana guru yang

mengajar di Sekolah Luar Biasa membimbing muridnya yang memiliki berkebutuhan

khusus terutama keterbatasan dalam pendengaran (tuli).

Peneliti memilih Sekolah Luar Biasa Dharma Wanita Sidoarjo karena selain

sekolah ini mencangkup beberapa ABK dari tingkat TK-SMA, sistem dari pembelajaran

dalam tingkat kelas cukup berbeda. Siswa digabung dalam satu ruangan pada setiap

tingkatan kelas yang sama. Setiap kelas terdapat minimal 2 siswa dan maksimal 5 siswa.

Seperti sekolah pada umumnya, setiap hari kamis para guru dan murid di sekolah ini

mengenakan baju batik bebas, bukan seragam sekolah. Tergabungnya murid dalam satu

ruangan, membuat para guru dapat berinteraksi secara langsung mengenai tumbuh

kembang para muridnya. Sekolah ini juga memiliki lingkungan yang bersih, dengan

fasilitas bagi siswa/i terutama ruang praktek mata pelajaran kewirausahaan seperi,

laboratorium komputer, koperasi, dan tempat pencucian sepeda motor yaang dibuka

untuk umum. Mata Pelajaran sebagai pengembangan diri mulai diajarkan kepada siswa

di tingkat Sekolah Menengah Pertama, lalu di praktekkan pada jenjang Sekolah

Menengah Atas.

Page 16: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

5

Obyek sebagai informan dalam penelitian ini ialah guru wali kelas dari jenjang

pendidikan SMA dalam proses wawancara dan observasi. Sedangkan proses wawancara

dengan murid sebagai bentuk bukti jawaban dari pertanyaan Guru bahwa adanya bentuk

pola komunikasi serta hambatan komunikasi. Siswa yang menjadi informan diwakilkan

dua siswa dari jenjang Sekolah Menengah Atas, hal ini dikarenakan proses komunikasi

melalui wawancara peneliti dengan informan lebih mudah di tangkap dibandingkan

dengan siswa pada jenjang Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Dalam

proses wawancara peneliti dengan siswa tetap didampingi salah satu guru untuk

menolong ketika adanya kesulitan ketika menyampaikan pertanyaan wawancara.

Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian, salah satunya milik

M.Syaghilul Khoir mahasiswa Universitas Islam Negri dengan judul penelitian “Pola

Komunikasi Guru dan Murid di Sekolah Luar Biasa B (SLB-B) Frobel Montesorri

Jakarta Timur” melalui jurnal online. Penelitian ini dapat dikatakan penting, karena

dengan ini kita semua bisa belajar untuk berkomunikasi antar pribadi dengan cara yang

benar guna mewujudkan komunikasi yang baik, sekalipun dalam bentuk komunikasi Non

Verbal. Adapula manfaat yang bisa dirasakan, kita menjadi dapat memahami orang lain,

menepatkan diri pada lingkungan, dan dapat mengintropeksi diri.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pola komunikasi guru terhadap murid SMA di Sekolah SLB-B Dharma

Wanita Sidoarjo?

2.Bagaimana hambatan guru berkomunikasi kepada murid SMA di Sekolah SLB-B

Dharma Wanita Sidoarjo?

Page 17: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

6

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui cara komunikai guru SMA di SLB-B Dharmawanita

Sidoarjo kepada murid-muridnya.

2. Guna mengetahui hambatan dan cara mengatasi guru SMA di SLB-B

Dharmawanita Sidoarjo ketika sedang berkomunikasi kepada murid -

muridnya.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1.3.2.1 Manfaat Teoritis

1. Diharapkan dapat lebih memahami komunikasi yang baik melalui

karakteristik setiap anak.

2. Penelitian ini diharapkan menjadi solusi permasalahan atau kendala

hambatan komunikasi melalui teori beserta kajian.

1.3.2.2 Manfaat Praktis

1. Manfaat untuk Peneliti : Mengetahui pola dan hambatan komunikasi guru

SMA di SLB-B Dharmawanita Sidoarjo kepada murid-muridnya.

Page 18: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

7

1.4 Kajian Pustaka

1.4.1 Pola Komunikasi

Pola Komunikasi memiliki arti dan makna yang beragam, menurut Kamus

Besar Indonesia dapat diartikan sebagai bentuk atau struktur yang tetap. Adapula

yang menyebutkam Pola Komunikasi adalah pola hubungann dua orang atau

lebih dalam proses pemgiriman dan penerimaan cara yang tepat, sehingga pesan

yang dimaksud dapat dipahami (Deddy Mulyana, 2004). Pola komunikasi Model

Aristoteles dibagi beberapa macam , yaitu:

a. Pola Komunikasi Primer

Pola komunikasi primer ialah suatu proses penyampaian pesan oleh

komunikator kepada komunikan dengan menggunakan simbol sebagai media

komunikasi baik secara verbal atau nonverbal. Lambang verbal yaitu bahasa

yang sering kita gunakan secara lisan. Sedangkan nonverbal bahasa berupa

simbol atau isyarat dengan menggunakan anggota tubuh yang lain.

b. Pola Komunikasi Sekunder

Proses komunikasi Sekunder adalah proses penyampain pesan oleh

komunikator kepada komunikam dengan menggunakan alat atau sarana

sebagai media kedua. Dalam proses pola komunikasi ini berkomunikasi lebih

efektif karena adanya teknologi komunikasi yang menjadi alat berkomunikasi.

c. Pola Komunikasi Linear

Pola komunikasi linear mengandung komunikasi yang bersifat lurus dalam

proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan. Contoh

dalam komunikasi ini biasanya terjadi dalam komunikasi tatap muka (face to

face), tetapi tidak menutup kemungkinan berkomunikasi melalui media.

Page 19: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

8

Komunikasi ini akan berjalan lancar jika sebelumnya ada perencanaan dalam

melakukan komunikasi.

d. Pola Komunikasi Sirkular

Sirkular dapat diartikan bulat dalam terjemahan dari kata “circular”.

Dimaksudkan dalam proses komunikasi ini adanya feedback atau umpan balik

suatu pesan yang disampaikan komunikan kepada komunikator. Dalam pola

komunikasi sirkular tingkat kegagalan dalam berkomunikasi sangat sedikit,

mengingat adanya saling berdiskusi antara komikan dan komunikator.

1.4.2 Pola Komunikasi Guru dan Siswa

Komunikasi guru terhadap siswa sangat mempengaruhi daya kembang

siswa. Peran seorang guru sangat diperlukan jikalau komunikasi individu tidak

berjalan dengan baik dilingkungan rumahnya atau keluarga, dorongan faktor yang

menjadikan alasan kurangnya komunikasi antar orang tua dan anak. Berikut 3

jenis pola komunikasi guru terhadap murid menurut Dr.Nana Sudjana (1989):

a. Komunikasi Sebagai Aksi (satu arah)

G

A A A

Jenis komunikasi ini tidak selalu berhasil, sebab daya tangkap

yang dimiliki individu berbeda-beda, ada yang dengan mudah

memahami maksud penjelasan guru dan sebaliknya. Dimana guru

sebagai yang memunculkan aksi dan murid sebagai penerima aksi.

Page 20: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

9

Dapat dicontohkan ketika guru sedang menerangkan pelajaran di

dalam kelas.

b. Komunikasi Sebagai Interaksi (dua arah)

G

A A A

Komunikasi dua arah, adanya saling terbukanya antara murid

dengan guru dan guru dengan murid. Maksudnya, dalam

komunikasi ini guru bukan lagi menjadi penguasa dalam

mentransfer ilmu tetapi, murid juga dapat mentransfer ilmu ke

guru. Antara guru dan murid akan ada terjadinya dialog yang saling

memberi tanggapan dari pesan yang sedang dibahas atau

mengalami feedback.

c. Komunikasi Sebagai Transaksi (multiarah)

G

A A A

Tingkat kemajuan dalam komunikasi ini meningkat cukup tinggi.

Kadar keaktifan siswa meningkat, guru dan siswa dapat berperan

menjadi komunikator, dan proses belajar mengajar lebih bervariasi.

Page 21: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

10

Komunikasi banyak arah terjalin antar guru dengan siswa, siswa

dengan guru, dan siswa dengan siswa.

Untuk mencegah terjadinya miss communicatiion antar murid

dan guru, media yang digunakan untuk menstransfer pembelajaran

sangat penting untuk dipertimbangkan. Biasanya guru mrnggunakan

media alat peraga atau audiovisual aids (AVA). Namun, beberbeda lagi

untuk anak dengan berkebutuhan khusus, guru biasanya menyampaikan

pesan dengan bahasa isyarat total, yakni mengunakan gerakan tangan,

gerakan bibir, dan mimik wajah untuk menggambarkan susana hati.

1.4.3 Hambatan Komunikasi

Hambatan Komunikasi memiliki beberapa faktor yang mengakibatkan

terhambatnya pesan atau informasi yang akan disampaikan, berikut faktor

penghambat komunikasi :

a. Status Sosial

Hambatan dalam faktor status sosial yang dimaksud adalah kita tidak

mengetahui secara dalam latar belakang komunikan, yang mungkin saja

tidak berksinambung dengan kebiasaan kita hingga menimbulkan ketidak

cocokkan topik komunikasi.

b. Status Psikologis

Psikologis berhubungan dengan perasaan yang sedang dirasakan, jika

tidak bisa mengontrol dengan baik hal ini akan sangat mempengaruhi

berkomunikasi. Sama halnya jika perasaan kita sedang marah dengan

Page 22: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

11

seseorang, ketika ingin melakukan komunikasi dengan siapapun (bukan

dengan orang yang bersangkutan) amarah kita akan terlampiaskan, tentunya

hal ini menimbulkan ketidaknyamanan berkomunikasi.

c. Sosial Budaya

Faktor ini sangat bepengaruh di Indonesia, mengingat keberagaman

bahasa, ras, suku, dan budanyanya. Jika komunikator dan komunikan tidak

bisa saling memahami terjadinya kegagalan berkomunikasi akan sangat

terasa. Disinilah faktor perbedaan budaya seharusnya tidak diperuntukan

menjadi topik perundungan di setiap individu. Sudah seharusnya saling

memahami dan menghargai perbedaan antar individu.

d. Prasangka

Faktor ini pasti paling sering menjadi hambatan ketika berkomunikasi,

pesan yang belum benar adanya menimbulkan prasangka negatif. Hal

buruknya akan merujuk kepada perasaan salah sangka yang menyebabkan

putusnya komunikasi antar individu. Solusi yang seharusnya mudah

diterapkan, menjadi sangat sulit karena prasangka buruk sudah menjadi

faktor utamanya.

e. Hambatan Semantis

Faktor hambatan semantis adalah bahasa yang digunakan untuk

menyampaikan pesan kepada lawan bicara. Contohnya, seperti seorang

mengidap tunarungu yang menggunakan bahasa isyarat berkomunikasi

dengan orang yang tidak paham dengan bahasa isyarat. Hal ini menjadi

faktor utama terhambatnya proses komunikasi.

Page 23: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

12

f. Lingkungan

Penempatan lingkungan ketika melakukan komunikasi perlu

diperhatikan. Sebab, jika kita ingin berkomunikasi membicarakan suatu hal

yang penting namun lingkungan sekitar ramai kemungkinan besar akan

terjadinya hambatan penyampaian pesan antar komunikator dan

komunikan. Beda halnya jika ketika kita rapat, menyesuaikan dengan

tempat yang lebih tertutup dan nyaman pesan yang akan disampiakan akan

lebih mudah tersampaikan. (Mulyana, Deddy. 2016)

1.4.4 Komunikasi Non Verbal

Komunikasi yang dilakukan tidak secara lisan, melalui bahasa isyarat bahasa

tubuh, ekspersi wajah, dan simbol-simbol. Berikut adalah bentuk-bentuk dari

komunikasi non verbal :

a. Sentuhan

Sentuhan secara non verbal seperti, bersalaman, mencium, mengelus,

memukul, dll.

b. Gerakan

Bentuk komunikasi dalam gerakan ialah kontak mata, bahasa tubuh,

isyarat, dan ekspresi wajah. Contohnya seperti menganguk ketika ingin

mengatakan “iya”, menggeleng ketika menyampaikan kata “tidak”.

c. Vokalik

Nada suara, keras dan pelan, itonasi, cepat dan lambat, dll.

Page 24: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

13

d. Kronemik

Kronemik adalah penggunaan waktu ketika ingin berkomunikasi.

Maksudnya, melakukan komunikasi non verbal harus dengan durasi yang

tepat agar pesan bisa tersampaikan.

Komunikasi non verbal sangat membantu berkomunikasi dengan orang

yang memiliki kekurangan seperti, tuna rungu. Mereka biasanya

berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat yang secara

universal, namun adapula yang menggunakan secara sederhana supaya

lebih mudah memahami biasanya diteruntukan anak usia dini. Bila

bentuk-bentuk komunikasi dapat tersampaikan dengan baik, proses ini

dapat disebut dengan istilah meaning full, adanya pengertian dari kedua

belah pihak. Hal ini diterapkan pula di Sekolah Luar Biasa Dharma

Wanita Sidoarjo dalam kelas percoban I (Taman Kanak Kanak) guru

menggunakan bahasa isyarat yang sederhana, menggunakan simbol,

bahasa bibir, dan ekspresi wajah.

1.4.5 Komunikasi Anak SLB-B

Kini pendidikan pada Sekolah Luar Biasa mulai ditingkatkan dengan baik,

bahkan di salah satu Sekolah Dasar Negri bisa menerima anak dengan

berkebutuhan khusus atau biasa disebut dengan (ABK). Anak berkebutuhan khusus

memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lain yang dibedakan

dalam beberapa kategori. Kategori A (tunanetra) keterbatasan dalam indera

penglihat, kategori B (tunarungu dan tunawicara) gangguan pendengaran dan

gangguan bicara, kategori C (tunagritha) perkembangan kecerdasan yang rendah,

kategori D (tunadaksa) gangguan pada unsur motorik lebih pada cacat fisik.

Page 25: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

14

Dari pengertian diatas, Sekolah Luar Biasa-B (SLB-B) termasuk pada kategori

anak yang memiliki gangguan pada pendengeran dan kesulitan berbicara. Dalam

konteks ini komunikasi yang diberikan kepada siswa kategori B yakni dengan

menggunakan bahasa isyarat (non verbal). Ada dua bahasa isyarat yang diterapkan

dalam SLB-B yakni, Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) yang diadopsi dari

bahasa isyarat di Negara Amerika yang bernama American Sign Language (ASL).

Bahasa Isyarat SIBI menjadi bahasa yang paten karena sudah disebar luaskan oleh

Pemerintah Indonesia untuk digunakan Anak Berekebutuhan Khusus (ABK).

Selanjutnya ada Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) yang terbentuk dari

komunitas Tuli sendiri karena merasa SIBI kurang fleksibel untuk digunakan

berkomunikasi sehari-hari. Bahasa Isyarat Indonesia atau bisa disebut bahasa

isyarat daerah karena memiliki sifat yang bebas atau tidak paten, maka disetiap

daerah memiliki BISINDO yang berbeda-beda. Bahasa Isyarat Indonesia hanya

memiliki ketentuan abjad untuk dijadikann sebagai pedoman, untuk kalimat atau

ungkapan yang lain biasanya muncul pada suatu komunitas anak Tuli.

Hal ini pula yang diterapkan oleh guru di SLB-B Dharmawanita Sidoarjo.

Peneliti mendapatkan data dimana bahasa isyarat dilakukan secara bertahap dari

yang mendasar hingga ke bahasa Isyarat Internasional (SIBI). Menggunakan cara

yang lebih sederhana, lebih menegaskan pada gerak tangan, gerak bibir, dan

ekspresi wajah. Dengan seiringnya waktu berjalan ketika kenaikan kelas, guru akan

lebih meningkatkan bahasa isyarat yang lebih umum (universal) dan dengan tempo

yang lebih cepat. Hal ini tentunya dibantu dengan dorongan keinginan setiap

individu untuk meningkatkan komunikasinya. Perkembangan dalam kelas SLB-B

tidak bisa disamakan, begitupun seharusnya berlaku pada sekolah umum. Jika

dirasa murid belum bisa memahami dengan baik, guru tidak akan menaikan

Page 26: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

15

ketahap kelas berikutnya hal ini diperlakukan guna mengurangi hambatan-

hambatan komunikasi terhadap lawan bicaranya nanti.

1.4.6 Teori Interaksi Simbolik

Teori interaksi simbolik adalah manusia berinteraksi secara tidak langsung

melalui simbol-simbol yang berupa kata-kata, baik secara verbal maupun non-

verbal. Kata-kata yang akan menjadi makna karena adanya kesepakatan yang

telah di bentuk dari masyarakat itu sendiri (Multialela, Ratu. 2017) . George

Herbert Mead salah satu tokoh pencetus Teori Interasksi menyebutkan ada tiga

ide dasar interaksi simbolik, berikut penjelasannya :

1. Mind (pikiran)

Kemampuan menggunakan simbol yang memiliki makna sama yang

sudah dibentuk dari masyakat. Dalam ide dasar yang pertama ini

kemampuan disetiap individu tergantung pada interaksi sosial yang

dilakukan individu tersebut.

2. Self (diri sendiri)

Kemampuan untuk menerima diri dari penilaian sudut pandang

masyarakat dan pendapat orang lain. Hal ini dimaksudkan agar setiap

individu dapat memilah dan berfikir positif mengenai pendapat dari

masyarakat mengenai dirinya.

3. Society (masyarakat)

Dalam tahap ini individu mulai mengambil peran ditengah masyarakat,

dan setiap individu tersebut terlibat dalam perilaku yang mereka pilih

secara aktif dan sukarela. Peran yang dikembangkan tergantung dari

Page 27: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

16

setiap individu yang infin bersosialisasi secara meluas dengan

masyarakat.

Secara keseluruhan Teori Interaksi simbolik ini menjelaskan

bagaimana individu dapat terbentuk dari interaksi yang dibentuk dari

masyarakat itu sendiri. Dengan memahami masyarakat, seorang individu

dapat berada ditengah masyarakat yang membentuk bermacam-macam

simbol atau kata yang memiliki makna berbeda-beda, tergantung dimana

individu itu berada.

Page 28: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

17

1.5 Kerangka Berfikir

Pola Komunikasi Guru Terhadap

Murid SMA di SLB-B Dharma Wanita

Sidoarjo

1. Bagaimana pola komunikasi guru

Terhadap Murid SMA di SLB-B

2.Bagaimana hambatan guru ketika

berkomunikasi Terhadap Murid SMA di

SLB-B

Pola Komunikasi Guru dan

Murid

Metode Deskriptif Analisis

Kualitatif

ANALISIS

SIMPULAN

1. Komunikasi

sebagai Aksi

(satu arah)

2. Komunikasi

sebagai Interaksi

(dua arah)

3. Komunikasi

sebagai Transaksi

(multiarah)

Hambatan Komunikasi Guru

dan Murid 1. SOSIAL

BUDAYA

2. PRASANGKA

3. LINGKUNGAN

(KELUARGA)

4. SEMANTIS

Page 29: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

18

1.6 Metodologi Penelitian Kualitatif

Metode berasal dari bahasa Yunani “Methodos” yang berarti cara atau jalan yang

ditempuh menyangkut penelitian menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan dengan teori.

Menurut Rosdy Ruslan (2003:4) Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan

dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian,

sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara

ilmiah dan termasuk keabsahannya.

Pengertian dari Penelitian adalah Proses pengumpulan informasi untuk

mengembangkan suatu penyelidikan atau kelompok penyelidikan. Menurut Tuckman

=>Penelitian merupakan suatu usaha yang sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah

terhadap suatu masalah (a systematic attempt to provide answer to question). Sistematis

artinya mengikuti prosedur atau langkah-langkah tertentu. Jawaban ilmiah adalah

rumusan pengetahuan, generaliasi, baik berupa teori, prinsip baik yang bersifat abstrak

maupun konkret yang dirumuskan melalui alat primernya yaitu empiris dan analisis.

Penelitian itu sendiri bekerja atas dasar asumsi, teknik dan metode.

Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode Kualitatif,yakni

metode yang lebih menekankan aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu

permasalahan.

1.6.1 Metode Riset

Metode riset dalam penelitian guna mendapatkan data, peneliti menggunakan

metode Deskriptif Analisis melalui pendekatan kualitatif. Penelitian Kualitatif

bersifat deskriptif ialah mendiskripsikan suatu obyek, fenomena, atau setting social

yang akan dituangkan dalam tulisan yang bersifat naratif. Penulisan data berbentuk

Page 30: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

19

kata arau gambar dan laporan data didapat melalui data yang valid dari hasil

lapangan. (Bogdan and Biklen (1982:27-29))

Menurut Wibowo metode deskriptif kualitatif memiliki 4 tuntutan bagi

peneliti untuk memperkuat data penelitian yakni, peneliti dituntu memiliki daya

analitis yang kritis, mampu menghindari bias, memiliki naluri untuk memperoleh

data yang absah, dan mampu berpikir secara abstrak dimana dimaksudkan, peneliti

sudah membangun pandangan akan hal yang akan di teliti.

1.6.2 Jenis Penelitian dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang peneliti dapatkan dalam penelitian ini ialah data

primer. Data Primer merupakan alternatif lain dari data sekunder, data asli dari

sumbernya yang dikumpulkan sendiri oleh periset (Istijanto, M.M., M.Com,

2005:32). Data Primer yang peneliti dapatkan melalui observasi langsung

dilapangan dengan melihat secara langsung pola komunikasi dalam mengajar.

Melakukan wawancara langsung dengan wali kelas Kelas Sekolah Menegah Atas.

Kemudian peneliti juga akan melakukan wawancara kepada siswa/i Sekolah

Menengah Atas.

1.6.3 Teknik Pengumpulan Data dan Pencatatan Data

1.6.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti melakukan beberapa teknik pengumpulan data,

guna memperoleh gambaran yang jelas mengenai pola komunikasi guru

Page 31: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

20

terhadap murid SMA dalam SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo. Maka teknik

pengumpulan data yang peniliti akan lakukan sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi adalah penelitian yang dilakukan langsung ditempat oleh

peneliti untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang akurat. Peneliti

melakukan Observasi bertujuan untuk mengetahui secara langsung pola

komunikasi yang diterapkan oleh guru SMA yang mengajar di SLB-B

Dharmawanita Sidoarjo yang terletak di Jalan Pahlawan, RW.06

Sidokumpul, Sidoarjo. Peneliti bertujuan untuk mengobservasi tingkat

pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA). Peneliti akan mengamati di

beberapa kali pertemuan observasi mengenai cara berkomunikasi dan

hambatan guru ketika berkomunikasi serta solusi untuk mengatasinya.

2. Wawancara

Peneliti akan mencari informasi mengenaai data yang dibutuhkan dari

beberapa infoman yang berhubungan dalam penelitian ini dengan

memberikan pertanyaan yang berkesinambung dengan penelitian.

Pertanyaan yang akan diajukan ialah mengenai penerapan pola komunakasi

guru terhadap murid yang memiliki keterbatasan khusus dalam

pendengaraannya (tuna rungu dan tuna wicara). Peniliti juga akan

mengajukan pertanyaan mengenai hambatan komunikasi apa yang kerap

terjadi dalam komunikasi guru terhadap muridnya, dan bagaimana cara

mengatasi hambatan tersebut. Dalam proses wawancara peneliti

menggunakan buku catatan, telepon seluler guna merekam percakapan

wawancara, dan kamera sebagai dokumentasi. Informan yang dituju dalam

pengumpulan data ialah :

Page 32: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

21

a. Guru tingkat Sekolah Menengah Atas

b. Perwakilan siswa/i tingkat SMA

c. Waktu Penelitian di laksanakan mulai bulan Desember 2019 hingga

Maret 2020, lokasi penelitian di kota Sidoarjo.

1.6.3.2 Teknik Pencatatan Data

Sebagai pedoman peneliti dalam melakukan wawancara, peneliti

menggunakan teknik pencatatan data wawancarar sebagai berikut :

1. Peneliti melakukan wawancara dengan menggunakan tape recorder

melalui telepon seluler guna mempermudah proses wawancara dengan

informan. Selain itu, peneliti juga menggunakan catatan sebagai menulis

poin-poin terntentu yang dapat diambil sebagai inti sari dari pertanyaan

yang diajukan oleh peneliti.

2. Jika dalam situasi tertentu tape recorder tidak dapat digunakan karena

rusak atau error, catatan wawancara menjadi alat utama sebagai hasil dari

wawancara dengan informan.

1.6.4 Pemeriksaan Keabsahan Data

Salah satu Keabsahan Data yang digunakan peneliti demi mendapatkan data

yang ingin diperoleh ialah dengan melakukan triangulasi. Teknik pemeriksaan

yang digunakan ialah Tringulasi data, menggunakan berbagai sumber data seperti

dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi dan mewawancarai lebih dari

satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda (Patton,

Sulistiany, 1999)

Page 33: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

22

1.6.5 Teknik Analisis dan Interpretasi Data

Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan data kualitatif. Data

Kualitatif adalah hasil pengamatan terhadap hasil dari pengumpulan data, seperti

observasi, wawancara, dan narasi-narasi. Teknik analisi data yang akan dilakukan

secara kualitatif dalam menguraikan mengenai Pola Komunikasi Interpersonal

dalam bentuk non verbal guru SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo kepada muridnya.

Miss communication adalah masalah yang sering terjadi dalam komunikasi guru

dengan murid, terkadang murid belum bisa memahami simbol atau isyarat yang

diberikan oleh gurunya, alhasil guru akan mengulanginya hingga murid benar-

benar memahaminya. Hal ini terjadi karena beberapa murid kurangnya terapan

komunikasi dilingkungan rumahnya, disebabkan sibuknya orangtua yang akhirnya

jarang melakukan interaksi. Namun kebanyakan siswa akan secara perlahan

memiliki dorongan sendiri dalam dirinya untuk meningkatkan komunikasi,

biasanya murid akan merasa malu dengan teman-temannya yang lebih dulu naik

kelas sehingga ingin mengejar. Rasa keinginan berkomunikasi dengan baik dengan

lawan bicara juga salah satu menjadi motivasi untuk lebih berani memahami bahsa

isyarat.

Page 34: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

23

BAB II

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

2.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

2.1.1 Sejarah Sekolah Luar Biasa Dharma Wanita Sidoarjo

Peniliti mendapatkan data mengenai Sejarah Sekolah Luar Biasa Dharma Wanita

Sidoarjo oleh salah satu guru, Bu. Nasukah yang sudah mengabdi dari tahun 1987

dalam lingkup sekolah. Peneliti menuliskan menurut sudut pandang beliau mengenai

proses perkembangan dalam SLB Dharma Wanita Sidoarjo.

Sebelum mendirikan Sekolah Luar Biasa (SLB), Yayasan Dharma Wanita sudah

banyak mendirikan beberapa sekolah yang tersebar di Kabupaten Sidoarjo baik dari

tingkat Taman Kanak Kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Perlu

diketahui tidak semua Sekolah Luar Biasa memberikan fasilitas setiap anak yang

memiliki berkebutuhan khusus menurut kategorinya. SLB bagian (A) untuk anak

yang memiliki berkebutuhan khusus tunanetra atau keterbatasan dalam

Page 35: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

24

penglihatannya. SLB bagian (B) untuk anak tunarungu dan tunawicara, SLB bagian

(C) untuk anak tunagrahita atau anak yang memiliki keterbatasan dalam

perkembangan mentalnya. SLB bagian (D) untuk tunadaksa atau anak yang

mengalami kelainan fisik dalam anggota gerak seperti tulang, otot, dan sendi. SLB

bagian (E) tunalaras (gangguan perliaku dan emosi), SLB bagian (G) untuk anak

disabilitas Ganda.

Sekolah Luar Biasa Dharma Wanita Sidoarjo dibangun adanya pergerakan dari

ibu-ibu Dharma Wanita bersama Wali Kota Sidoarjo yang mempunyai tujuan ingin

mengentaskan Anak-anak Bekebutuhan Khusus (ABK) agar terpenuhi dalam jenjang

pendidikannya seperti anak normal pada umumnya. Awal berdirinya SLB A, B, dan

C Dharma Wanita Sidoarjo didirikan menjadi satu gedung di daerah Lebo, Sidoarjo.

Melihat adanya timbal balik (feedback) yang baik dari orang tua terhadap

perkembangan dalam pendidikan, SLB Dharma Wanita Sidoarjo memperluas

cakupannya dengan cara memisah lokasi Sekolah menurut kategori guna

memperluas ruang kelas.

Sekolah Luar Biasa kategori (B) pindah di salah satu Gedung Olahraga Sidoarjo,

untuk SLB-A di salah satu gedung Panti Asuhan Sidoarjo. Pada tahun 1988 Dharma

Wanita Sidoarjo memutuskan untuk dijadikan dalam satu digedung baik Sekolah

Luar Biasa kategori A dan B yang hingga kini terletak di Jl.Pahlawan, Sidokumpul,

Kab.Sidoarjo. Sama halnya dengan sekolah lain, SLB Dharma Wanita Sidoarjo turut

mengalami proses perkembangan sekolah, baik dalam segi fasilitas, pertambahan

jumlah murid, mengembangkan tingkat pendidikan dari Taman Kanak-kanak (TK)

hingga Sekolah Menengah Atas (SMA), dan peningkatan mata pelajaran ketrampilan

guna mengetahui dan menambah tingkat kreatifitas siswa.

Page 36: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

25

Pada tahun 1991 demi melanjutkan usai kelulusan di tingkat Sekolah Menenang

Atas (SMA) dalam dunia kerja, SLB Dharma Wanita Sidoarjo khususnya Kategori

(B) melakukan kerja sama dengan pihak Maspion untuk ketersediaan penerimaan

ruang kerja bagi pegawai dengan Keterbatasan Khusus tunarungu/tunawicara.

Keraguan guru akan melepaskan murid-muridnya dalam dunia kerja sempat

diresahkan, karena melihat jam kerja selama 12 jam dan kekhawatiran mengenai

lingkungan kerja. Namun, rasa keraguan guru terbantahkan melihat rasa nyaman

yang dirasakan siswa/i SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo dalam dunia kerja, karena

lingkungan dapat menerima mereka dengan baik, dan pihak perusahaanpun tidak

pernah membedakan dari jumlah gaji maupun pekerjaan, semua dipukul sama rata.

Setelah berkembangnya zaman, dalam ruang pekerjaan pihak sekolah

memperluas kerja sama antar perusahaan yang tersebar di Kabupaten Sidoarjo

hingga di luar Sidoarjo seperti, Gresik, Margomulyo, dan Pasuruan. Tidak hanya

bekerja di beberapa perusahaan yang sudah bekerja sama dengan pihak sekolah,

beberapa murid memilih untuk membuka usaha sendiri seperti, menjahit dan

membuka rumah makan.

Hingga sampai saat ini Sekolah Luar Biasa Dharma Wanita Sidoarjo selalu

mengutamakan pada siswa/i untuk menerapkan sikap jujur dan bertanggung jawab

sejak dini. Hal ini dikatakan Bu. Nasukah, “bahwa kecerdasan dan kreatifitas anak

akan dapat berkembang dalam proses pengembangan diri karena mereka memiliki

hasil perkembangan yang berbeda-beda, namun lain halnya sikap tanggung jawab

dan jujur yang kami lebih utamakan untuk jenjang kedepannya”.

Page 37: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

26

2.1.2 Sekolah Luar Biasa-B Dharma Wanita Sidoarjo

Sekolah Luar Biasa Dharma Wanita memiliki ragam Disabilitas Pendidikan

dari kategori A, B, C. Dalam penelitian ini, peneliti memilih melakukan penelitian

Disabilitas Pendidikan Kategori B yakni anak berkebutuhan khusus dalam

pendengarannya atau biasa disebut tunarungu dan tunawicara. Tingkatan dalam

SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo mulai dari Kelas Percobaan atau sama dengan

Taman Kanak-Kanak hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Guru menempatkan

murid dalam kategori kelas menurut dari kemampuan setiap individu, jika

sekiranya kemampuan individu dirasa lebih tinggi dibandingkan individu lain,

murid tersebut dapat langsung dikategorikan ditingkatan kelas yang lebih tinggi.

Mata pelajaran yang diberikan dalam SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo sama

dengan halnya mata pelajaran di sekolah pada umumnya, dengan beberapa

tambahan mata pelajaran Kewirausahaan guna mengasah dan meningkatkan

kreatifitas murid. Seperti tata boga, menjahit, sablon, pencucian motor dan

koperasi milik sekolah. SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo memliki Visi & Misi

sendiri untuk membentuk tujuan dalam mengembangkan Sekolah Luar Biasa pada

kategori B, yang berbunyi sebagai berikut :

VISI :

Sekolah dengan lingkungan belajar mampu mengembangkan potensi peserta

didik secara maksimal agar dapat hidup mandiri dan berakhkal terpuji.

MISI :

1. Mengembangkan sikap dan perilaku religius di lingkungan dalam dan luar

sekolah.

2. Mengembangkan budaya disiplin, jujur, kerja keras, bertoleransi, bekerja

sama, saling menghargai, kreatif, dan mandiri.

Page 38: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

27

3. Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, komunikatif,

dan demokratif.

4. Menambahkan kepedulian sosial dan lingkungan cinta damai, dan

semangat kebangsaan

Sekolah yang memiliki luas tanah 3.108 meter persegi ini memiliki fasilitas

yang cukup baik. Halaman yang bersih dan memiliki alat bermain seperti

ayunan dan prosotan mengingat adanya tingkat kelas percobaan dan Mushollah

untuk beribadah para murid dan guru. Guna meningkatkan dalam pelajaran

Kewirausahaan sekolah ini memiliki fasilitas laboratorium komputer untuk

kelas desain gravis, koperasi guna mempraktekan jual beli bagi murid, dan

pencucian sepeda motor yang dibuka untuk umum. Berikut struktur organisasi

SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo tahun 2019-2020 :

Page 39: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

28

Yayasan

Ny. Hj. Siti Sulandjari, M.Si

Kepala Sekolah

Muchlisina Fatmayanti, M.Pd

Wakil Kepala Sekolah

Endang Sulistyorini, S.Pd

Bendahara

Ninik Susiati, S.Pd

Kaur Sarpras

Hendro Pratono, S.Pd

Guru Kelas

& Guru Mapel

Komite Sekolah

Luluk Farida

Kaur Kurikulum

Evi Ernawati, S.Pd

Kaur Kesiswaan

Drs. Syaiful Bahri

Kaur Humas

Nurul Hidayah, S.Pd

Wali Kelas

& Guru Mapel

Tenaga Ahli

Siswa

TKLB

Siswa

SDLB

Siswa

SMPLB

Siswa

SMALB

Dokter

THT

Psikolog

Speech Terapist

BK

Pustakawan

Kelas 1

Kelas 2

Kelas 3

Kelas 4

Kelas 5

Kelas 6

Persiapan 1

Persiapan 2

Kelas 7

Kelas 9

Kelas 8

Kelas 10

Kelas 11

Kelas 12

Dinas Pendidikan

Prov. Jatim Wil. Sidoarjo

Kelas Khusus

Kelas Khusus

Kelas Khusus

Ka.Tenaga Admin

Karina Chesaria, S.Pd

Page 40: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

29

Berikut data guru dan siswa SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo :

Tabel II.5

NO

.

NAMAGURU/ NIP

PENDIDIKAN

TERAKHIR

JABATA

N

1.

MUCHLISINA

FATMAYANTI,S.P.d

S1 TARI

Kepala

sekolah

2.

ENDANG

SULISTYORINI,S.Pd

NIP: 19641003 198612 2 001

SI PLB

Wakil

Kep.sek

3.

SRI MULYANI

NIP: 19580804 198308 2 002

SGPLB Guru

4.

Drs. SYAIFUL BAHRI

NIP: 19620301 199203 1 007

SI PLB Guru

5.

Sri Wijayati, S.Pd

19630421 198603 2 013

SI PLB Guru

6. MUNJAYANAH SGPLB Guru

Page 41: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

30

NIP: 19631210 198603 2 015

7.

NASUKAH

NIP: 19641203 198703 2 006

SGPLB Guru

8.

YUNAENI S.Pd

NIP: 19720802 200801 2 017

SI PLB Guru

9.

NINIEK SUSIATI,S.Pd

NIP: 19691004 199501 2 001

SI PLB Guru

10.

SOEBIDAH S.Pd

NIP: 19690126 200701 2 008

SI PLB Guru

11.

NURUL HIDAYAH,S.Pd

NIP: 19671223 200009 2 002

SI PLB Guru

12.

TUNINGTYAS HARIYANI

NIP: 19650812 200012 2 001

SI PLB Guru

13.

WAHYUNI SRI INDARTI

S.Pd

SI PLB Guru

Page 42: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

31

14. SITI ASMUNAH, S.Pd SI MAT Guru

15. EVI ERNAWATI, S.Pd SI PLB Guru

16. HENDRO PRATONO, S.Pd SI PPKN Guru

17. KARINA CHESARIA, S.Pd SI SEJARAH

Guru /

Tata

Usaha

18. AGUS HIKMAWAN, S.Pd SI PTB Guru

19.

WIDI AGUNG

PRASETYAWAN,S.Th.I

SI Guru

20. SISKA ASTRINI DEWI S1 Bhs. Ing Guru

21.

BAMBANG SULISTIONO,

S.Pd

S 1 Bhs &

Seni

Guru

22 M. IVAN SETIAWAN, S.Pd

S 1 Penjas

Orkes

Guru

23

EKA BOMA REZI

ANGGARA

SMA ( Masih

Kulia )

Guru

24 DHETTA RANGGA T,S.Pd SI PLB Guru Extra

Page 43: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

32

25

DIYAH AYU

PRIHATININGRUM

D1 Desain

Grafis

Koperasi

Sekolah

26 NURIL HERNAWATI SMK

Tata

Usaha

2.1.3 Sekolah Menengah Atas SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo

Pada tingkat SMA siswa melakukan kegiatan yang sama dengan tigkat kelas

yang lainnya, seperti baris, berhitung, dan memimpin doa sebelum melakukan

pembelajaran. Pembelajaran dimulai pukul 07.30 WIB hingga pukul 12.00 WIB, mata

pelajaran Kewirausahaan di tingkat SMA lebih ditingkatkan dalam praktek. Siswa

mempraktekan dengan membuka jasa pencucian motor untuk orang umum, dan

menjalankan koperasi sekolah, adapula yang membuat desain di kombinasikan

dengan mug gelas.

Siswa yang telah lulus dari jenjang Sekolah Menengah Atas akan dibantu pihak

sekolah jika ingin meneruskan dalam jenjang pekerjaan, seperti yang sebelumnya

dijelaskan dalam latar belakang, SLB-B Dharma Wanita bekerja sama dengan

beberapa perusahaan yang dapat menerima pekerja dari Anak Berkebutuhan Khusus

(ABK). Jumlah keseluruhan untuk SMA ialah 23 siswa/i dari kelas 11 hingga 12.

Page 44: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

33

Tabel II.4 : Data Siswa Kelas Menengah Atas

Kelas

Jenis

Ketunaan

Jenis Kelamin

Jumlah

L P

10 B 2 4 6

11 B 3 1 4

12 B 3 1 4

Jumlah 14

2.1.4 Bahasa Isyarat

Pengertian Bahasa insyarat adalah bahasa yang menggunakan abjad jari yang

telah dipatenkan secara Internasional, dapat diingat namun tidak semua bahasa atau

ungkapan dapat di isyaratkan. Indonesia memiliki dua bahasa isyarat yang dapat

digunakan dalam berkomunikasi, baik dengan sesama penyandang tuli maupun

dengan orang yang tidak penyandang ketulian yakni, Sistem Isyarat Bahasa

Indonesia (SIBI), Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO). Menurut Jati Atmaja dalam

pengenalan konsep bahasa disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak dalam

perkembangan usianya :

Page 45: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

34

a. Usia 0-6 tahun

Pada usia ini konsep belajar yang diterapkan ialah pengenalan bahasa isyarat

bentuk- bentukan angka dan huruf, tidak memfoskuskan pada pemahaman kata-

kata yang cenderung masih terasa berat.

b. Usia 6-10

Konsep belajar dalam usia ini mengalami peningkatan dengan dikenalkan

konsep kata-kata dasar yang menggunakan gambar tunggal yang

mempersentasikan satu kata.

c. Usia 10-12

Anak tunarungu dalam usia ini sudah dianggap mampu mengenali bentuk-

bentuk gambar dan menceritakan objek dengan menggunakan kalimat yang

sederhana. Anak sudah dikatakan mampu memproduksi kalimat dengan

menggunakan sususan bahasa Indonesia yang benar, yaitu dengan struktur SPOK

(Subjek Predikat Objek Keterangan).

d. Usia 12-16 tahun

Pada usia remaja ini anak tunarungu sudah memiliki banyak pengalaman belajar

berbahasa sehingga mempunyai banyak kosakata baru dan sudah mampu

memahami kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf dengan baik. Faktor lingkungan

yang menjadi salah satu pendorong bagi anak tunarungu pada usia ini untuk selalu

mengasah untuk memproduksi kosakata baru.

e. Usia 16 tahun ke atas

Konsep berbahasa dalam usia ini tentunya berkembang dengan pesat dan

hanya perlu ditekankan pada kalimat-kalimat kiasan dari interaksi dengan orang

lain yang tidak menderita tunarungu. Ketrampilan anak pada usia ini tergantung

Page 46: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

35

pada setiap individu mendalami komunikasi terhadap lawan bicara baik sesama

tunarungu maupun dengan anak tidak menderita tunarungu.

Gambar II.1 : abjad dalam SIBI

Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) diadopsi dari bahasa isyarat yang di gunakan

di Negara Amerika yang bernama American Sign Language (ASL). SIBI biasanya

digunakan untuk berkomunikasi antar penyandang tunarungu dan tunawicara, karena

bahasa yang digunakan bersifat tetap atau tidak dapat diubah. SIBI diciptakan guna

mengajarkan Bahasa Indonesia dalan bentuk gerakan tangan yang disesuaikan dengan

Ejaan Bahasa Indonesia (EBI). Pemerintah menerbitkan dan menyebarluaskan Kamus

SIBI sudah sejak tahun 2001 melalui Sekolah Luar Biasa, khusunya kategori (B) untuk

siswa penyandang tunarungu dan tunawicara.

Isyarat yang digunakan dalam SIBI terkadang cukup sulit jika diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari atau sekedar melakukan komunikasi dengan teman dekat, SIBI

biasa digunakan untuk guru ketika menyampaikan materi pelajaran didalam kelas.

Page 47: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

36

Isyarat SIBI cukup sulit digunakan dikarenakan terlalu baku dan kurang flesikbel

gunakan dalam berkomunikasi sehari-hari.

Gambar II.2 : abjad dalam BISINDO

Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) dicetuskan oleh Ketua DPP PERTRI yakni,

Dimyati Hakim yang melakukan suatu penelitian mengenai bahasa isyarat bagi

penyandang tunarungu, yang memiliki 3 unsur utama yaitu, kecepatan, keringkasan, dan

kepahaman. BISINDO sendiri memiliki pengertian bahasa isyarat yang digunakan dalam

komunikasi sehari-hari, dan dikatakan sesuai dengan budaya tuli di Indonesia.

Bahasa Isyarat Indonesia dipraktekan secara berbeda-beda disetiap daerah di

Indonesia, hal ini dikarenakan BISINDO bukan bahasa yang paten atau dapat diubah

sesuai dengan kebutuhan, walaupun memiliki isyarat abjad BISINDO dapat

menggunakan bantuan gerakan tubuh, isyarat, dan gerak bibir untuk menngartikan suatu

kalimat. Bahasa Isyarat ini lebih mudah jika digunakan berkimunikasi dengan orang

yang memiliki pendengaran normal (teman dengar).

Page 48: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

37

BAB III

HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

3.1 Penyajian Data

3.1.1 Teknik Penyajian Data

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Luar Biasa – B Dharma Wanita Sidoarjo

yang terletak di Jalan Pahlawan, Kabupaten Sidoarjo. Subjek dalam penelitian ini

yang dipilih untuk dijadikan sebagai informan ialah guru dan siswa SMA SLB-B

Dharma Wanita. Dalam penelitian ini, Peneliti ingin mengetahui Pola komunikasi

apa yang digunakan dalam berkomunikasi serta Hambatan Komunikasi apa yang

kerap terjadi kepada guru terhadap murid-muridnya.

Data yang diperoleh melalui depth interview (wawancara mendalam) dengan

informan guru Sekolah Menengah Atas. Peneliti turut melakukan wawancara

dengan murid SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo tingkat Sekolah Menengah Atas,

sehingga peneliti juga dapat mengamati secara langsung dan mendapatkan data

secara akurat sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian. Setelah seluruh

data yang sudah diperoleh, peneliti akan menyajikan hasil penelitian secara

deskriptif serta dianalisis secara kualitatif sehingga memperoleh jawaban dan

kesimpulan yang berhubungan dari permasalahan yang diangkat.

Page 49: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

38

3.1.2 Pembahasan Hasil Penelitian

3.1.2.1 Pola Komunikasi Guru dan Murid di SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo

Wawancara yang dilakukan kepada informan-informan yang sudah

ditentukan sebelumnya, peneliti ingin mengetahui pola komunikasi apa yang

diterapkan guru kepada murid-muridnya yang memiliki keterbatasan khusus

dalam pendengarannya (tuli). Wawancara ini difokuskan pada Pola

Komunikasi Primer, suatu proses penyampaian pesan oleh komunikator

kepada komunikan dengan menggunakan simbol sebagai media komunikasi

baik secara verbal atau nonverbal. Pola Komunikasi Sekunder, proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan

alat atau sarana sebagai media kedua, kemudian ada Pola Komunikasi Linear,

yang memiliki pengertian komunikasi yang bersifat lurus dalam proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan. Serta Pola

Komunikasi Sirkular, yang dimaksudkan dalam proses komunikasi ini adanya

feedback atau umpan balik suatu pesan yang disampaikan komunikan kepada

komunikator.

Hasil penelitian menurut pola komunikasi guru dan murid yakni, Pola

Komunikasi Aksi (satu arah), dimana murid menangkap atau menerima aksi

yang dimunculkan dari guru. Pola Komunikasi Interaksi (dua arah), adanya

saling terbukanya antara murid dengan guru, dan sebaliknya. Kemudian yang

terakhir Pola Komunikasi Multiarah (tiga arah), dimana dalam pola

komunikasi ini guru dan murid saling berkomunikasi, lebih aktif berdiskusi satu

sama lain. Kemudian jika dilihat dari hambatan komunikasi, berikut adanya

Page 50: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

39

beberapa hambatan komunikasi yang dialami dalam penelitian. Hambatan

Sosial Budaya, dimana adanya faktor perbedaan penggunaan alat komunikasi

atau yang bisa dilihat dalam penelitian ini ialah bahasa isyarat, penggunaan

bahasa isyarat yang berbeda memungkinkan timbulnya kesalahan dalam

menyampaikan pesan. Kemudian ada Hambatan Prasangka, dalam hambatan

ini contoh kasus yang kerap terjadi ialah ketika guru memberikan intruksi

kepada murid, namun murid salah menangkap isi pesan yang mengakibatkan

timbulnya kesalah pahaman antar guru dan murid. Hambatan Lingkungan,

peneliti lebih mengambil pada sudut pandang lingkungan dalam keluarga yang

berpengaruh pada komunikasi murid, dan Hambatan Semantis yang dapat

terjadi ketika murid yang menghidap tuna rungu memiliki lawan bicara yang

memiliki pendengar normal.

3.1.2.1.1 Pertanyaan untuk Informan Pertama (Guru SMA)

Nama : Bambang Sulistiono, S.Pd

Wali Kelas : X SMA

Bambang Sulistiono guru Bahasa.Inggris sekaligus wali kelas sepuluh

SMA. Beliau merasakan perkembangan pola komunikasi semakin meningkat

dalam tingkat Sekolah Menengah Atas. Guru yang berusia 47 tahun ini

merasakan kecerdasan para siswa/i nya dalam ketanggapan menerima pesan dari

guru, begitu pula komunikasi antara murid dengan murid ketika melakukan

diskusi mengenai pelajaran yang sebelumnya sudah dijelaskan oleh beliau.

Keinginan murid untuk bertanya mengenai pelajaran, tetap adanya dorongan

dari guru yang mengawali pertanyaan mengenai pemahaman pelajaran. Murid

lebih sering melakukan komunikasi secara interpersonal dengan guru mengenai

Page 51: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

40

pelajaran, bukan pada masalah pribadi. Jika bahsa isyarat menjadi hambatan

dalam berkomunikasi, alternatif yang dilakukan oleh murid kepada guru dan

sebaliknya yakni menggunakan bahasa tulisan. Selama 15 tahun mengajar,

beliau merasa sangat terkesan dan tertantang untuk mengajar siswa/i dan

membentuk karakter yang banyak dikatakan berkebutuhan khusus atau anak

istimewa yang harus di perlakukan dengan istimewa.

Tabel III : Pertanyaan Guru Sekolah Menengah Atas (SMA)

NO PERTANYAAN

(Peneliti)

JAWABAN

(informan)

ANALISIS

1. Tolong ceritakan kegiatan

para murid dari sebelum

memasuki kelas hingga

pulang sekolah

Kegiatan anak-anak lumrah seperti

anak sekolah yaitu berbaris, ada guru

yang mendampingi ke depan. Setelah

itu masuk berjabat tangan ke kelas

masing-masing, setelah itu duduk,

habis duduk salah satu dari murid

mewakili untuk memimpin do’a,

setelah itu dimulailah pembelajaran.

2. (Pola Komunikasi Primer)

Mata Pelajaran apa saja yang

diajarkan di dalam kelas?

Bagaimana proses penerapan

Mata pelajaran seperti biasa, tapi

karena ini SLB jadi ditekankan di

ketrampilan. Untuk menjelaskan

mata pelajaran karena anak-anak ini

Dalam penerapan Pola

Komunikasi Primer,

menerapkan Bahasa

Isyarat dan Bahasa

Page 52: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

41

ketika sedang menjelaskan

mata pelajaran kepada

murid?

tunarungu tidak bisa mendengar,

otomatis yang kita pakai selain

bahasa isyarat juga bahasa tulis. Jadi

lebih banyak bahasa isyarat dan

bahasa tulis yang mereka mampu

cernah, dan mampu diterima.

Tulis sebagai proses

penyampaian pesan

oleh komunikator

kepada komunikan.

3. (Pola Komunikasi 2 Arah)

Apakah ada interaksi antara

guru dengan murid ketika

pelajaran berlangsung?

Allhamdulilah sampai dengan hari

ini penerapan interaksi antara guru

dengan murid itu berjalan, cuman

memang ada kendala bagaimana cara

anak itu bisa bertanya sementara

anak-anak untuk mengucapkan

pertanyaan pun gabisa, otomatis kita

membuat mekanisme bagaimana

caranya dengan harapan apa yang

mbak maksudkan bisa tercapai yaitu

dengan cara bahasa tulis, kan beda

dengan anak normal yang bisa “pak

ini apa?” kayak gitu. Biasanya dia

maju atau angkat tangan untuk

menyampaikan apa maksudnya gitu.

Penerapan Pola

Komunikasi 2 Arah,

diterapkan murid

dengan maju ke depan

untuk menanyakan

pertanyaan mengenai

pembelajaran yang

belum di pahami.

4. (Pola Komunikasi Kebanyakan WA, karena memang

kita ada grup, kita buat semacam

Murid dan guru

menerapkan Pola

Page 53: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

42

Sekunder)

Bagaimana cara komunikasi

murid kepada guru melalui

teknologi?

grup untuk anak-anak dan guru, jadi

komunikasinya ada disana.

Komunikasi Sekunder

dengan berkomunikasi

melalu aplikasi

WhatsApp.

5. (Pola Komunikasi

Multiarah)

Bagaimana cara guru

meningkatkan komunikasi

siswa dengan siswa dalam

berdiskusi mengenai mata

pelajaran?

Sampai hari ini yang saya tahu, anak-

anak itu sudah cerdas bisa

mengkondisikan. Kita buat grup di

kelas untuk membahas suatu topik,

nah dari itu timbulah komunikasi.

Jadi kadang kalau misalkan nyalahin

temannya itu sambil pakai bahasa

isyarat bilang “bukan” gitu. Kadang

sampai kita gurunya sendiri gapaham

tapi yang penting proses belajar

mengajar tadi sudah terlaksana.

Pola Komunikasi

Mutliarah diterapkan

murid antar murid

dengan membuat

kelompok kecil untuk

berdiskusi membahas

topik pembelajaran.

6. (Pola Komunikasi Linear)

Apakah guru kerap

menerapkan komunikasi

Kalau face to face itu lebih banyak

guru yang mendahului. Jadi kalau

murid ya karena terbatasannya

dalam berkomunikasi, jadi anak-anak

Guru kerap melakukan

Pola Komunikasi

Linear dengan cara

tatap muka jika murid

Page 54: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

43

secara personal (face to face)

kepada murid? Biasanya

mengenai hal apa?

cenderung tidak bisa

mengungkapkan. Memang harus

guru yang mengiansisasi agar

komunikasi tersebut berjalan dan

lebih kepelajaran bukan ke masalah-

masalah yang lain. Karena anak-anak

kadang gamampu dan gamau untuk

mendisukusikan hal-hal yang diluar

pelajaran.

mengalami problem

dalam pembelajaran.

7. (Hambatan Sosial Budaya)

Bahasa isyarat BISINDO

dapat diakatak bahasa isyarat

daerah yang diartikan setiap

daerah atau setiap individu

memiliki bahasa isyarat

BISINDO sendiri. Apakah

hal tersebut dapat menjadi

hambatan dalam

berkomunikasi?

Yang saya tahu anak-anak ini sudah

cerdas untuk BISINDO, jadi anak-

anak itu punya cara sendiri untuk

berkomunikasi dengan temannya,

dengan gurunya agar komunikasi

dapat terlaksana dan dimengerti.

Jadi, memang ada bahasa-bahasa

diluar BISINDO yang anak-anak

bisa memahami karena keseharian.

Dalam Hambatan

Sosial Budaya murid

dapat mengatasi dan

mudah menepatkan diri

ketika berbicara

dengan lawan

bicaranya. Menepatkan

Bahasa Isyarat menurut

lawan bicara, seperti

menggunakan SIBI

ketika dengan guru,

dan BISINDO ketika

bersama teman.

Page 55: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

44

8. (Hambatan Prasangka)

Komunikasi alternatif apa

yang dugunakan guru kepada

siswa jika bahasa isyarat

menjadi hambatan

berkomunikasi?

Lebih banyak ke tulis, jadi kebahasa

tulis.

Guru dengan Murid

kerap mengalami

Hambatan

Prasangka, dimana

terkadang salah

mengartikan pesan

yang akan

disampaikan. Namun,

hal itu dapat di

selesaikan dengan

bahasa tulis.

9. (Hambatan Lingkungan

Keluarga)

Apakah lingkungan keluarga

dapat menjadi salah satu

faktor terhambatnya siswa

melakukan komunikasi?

Kalau lingkungan keluarga, saya

pribadi gak pernah masuk ke

keluarga anak-anak. Tapi yang saya

tau ada yang bisa pengaruh dari

keluarga ada yang tidak. Karena,

setiap keluarga memiliki karakter

mendidik anak berbeda-beda.

Hambatan

Lingkungan Keluarga

tidak banyak dirasakan

oleh Pak. Bambang,

dikarenakan murid

yang terkadang masih

tertutup akan hal-hal

pribadi. Namun beliau

dapat memahami

problematika dalam

Hambatan

Lingkungan Keluarga

melalui karakteristik

muridnya.

Page 56: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

45

10. (Hambatan Semantis)

Komunikasi apa yang

diajarkan kepada siswa, jika

siswa berkomunikasi dengan

lawan bicara yang tidak

memiliki keterbatasan dalam

pendengaran?

Kalau anak-anak ini kebanyakan

tidak minder, jadi cenderung lebih ke

mengajarkan ke anak yang normal,

bahwa ini lho saya yang tunarungu

bahasanya seperti ini. Jadi mereka

antusias dan rasa percaya dirinya

tinggi.

Pada Hambatan

Semantis, tentunya

murid akan kerap

mengalami kesulitan

berbicara dengan

teman dengar. Namun,

hal ini tidak

menjadikan murid

menurunkan

kepercayaan dirinya

dalam melakukan

komunikasi.

(Interview : 5 Desember 2019)

3.1.2.1.2 Pertanyaan Informan Kedua (Guru SMA)

Nama : Drs. Syaiful Bahri

Wali Kelas : XII SMA

Bapak Ipul menjadi nama akrab untuk salah satu guru SMA dengan

keterbatasannya di SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo. Beliau mengajar mata pelajara

Pendidikan Kewanegaraan (PKN) dan Keterampilan pada siswa putra seperti

otomotif dan listrik. Menurut beliau “Kita berkomunikasi dengan hati” dengan

maksud jika kita berkomunikasi dengan hati baik secara verbal maupun non verbal

komunikasi dapat berjalan dengan baik. Beliau mengaku tidak banyak mengalami

hambatan ketika melakukan komunikasi dengan murid-muridnya, mereka berjalan

secara alamiah dalam berkomunikasi baik dengan guru maupun teman-temannya.

Page 57: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

46

Beliau lebih menerapkan komunikasi menggunakan bahasa isyarat SIBI dan lips

reading atau membaca bahasa bibir, namun jika hal ini menjadi hambatan dalam

proses komunikasi solusi yang dilakukan Pak. Ipul ialah menggunakan perantara

melalui media visual. Dimana beliau akan mengunduh vidio mengenai topik

pembelajaran dan membagikan kepada murid-muridnya, atau searching melalui

Google. Sebab bagi beliau Google adalah guru pribadi terbaik. Baginya, selama

mengajar di SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo tidak pernah merasa tuntas akan ada

banyak problematika yang bervariatif.

NO PERTANYAAN

(Peneliti)

JAWABAN

(Informan)

ANALISIS

1. Tolong ceritakan kegiatan

para murid dari sebelum

memasuki kelas hingga

pulang sekolah

Berbaris, salam, masuk kelas

terus berdo’a, belajar, setelah

itu istirahat, lalu pulang.

2. Mata Pelajarann apa saja

yang diajarkan di dalam

kelas? Bagaimana proses

penerapan ketika sedang

menjelaskan mata pelajaran

kepada murid?

Mata pelajaran umum,

contoh agama, PKN, IPS,

Matematika, IPA, Bahasa

Indonesia, dan Bahasa

Inggris, yang spesifik

pengembangan diri. Ada dua

mata pelajaran per minggu.

Kalau untuk ketrampilan,

lebih ke vokasional ya,

Page 58: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

47

dibagi laki-laki dan

perempuan. Kalai laki-laki

ada otomotif, listrik, dan IT.

Kalau Perempuan lebih

banyak, ada menjahit,

kecantikan, boga dan busana.

3. (Pola Komunikasi 2 Arah)

Apakah ada interaksi antara

guru dengan murid ketika

pelajaran berlangsung?

Ya jelas dong kamu bukan

robot, alami saja seperti

terjadi di masyarakat.

Adanya penerapan Pola

Komunikasi 2 Arah

yakni interaksi guru

dengan murid selama

pelajaran berlangsung.

4. (Pola Komunikasi

Sekunder)

Bagaimana cara komunikasi

murid kepada guru melalui

teknologi?

Ada, membahas mengenai

banyak hal ya masalah

pribadi, kadang masalah

sekolah.

Pola Komunikasi

Sekunder dilakukan

melalui aplikasi

WhatsApp dan

mengirim pesan. Murid

terkadang membahas

dengan guru mengenai

sekolah maupun hal-hal

pribadi.

5. (Pola Komunikasi

Multiarah)

Mereka terjadi secara

alamiah, karena saya tidak

menjelaskan lebih baik

Pola Komunikasi

Multiarah terjadi

ketika siswa dengan

Page 59: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

48

Bagaimana cara guru

meningkatkan komunikasi

siswa dengan siswa dalam

berdiskusi mengenai mata

pelajaran?

mbaknya melihat ketika saya

mengajar nanti.

siswa melakukan

diskusi mengenai

pelajaran. Siswa akan

saling membantu jika

siswa lain belum dapat

memahami pelajaran.

6. (Pola Komunikasi Linear)

Apakah guru kerap

menerapkan komunikasi

secara (Face to face) kepada

murid?

Iya mbak, kayak tidak bisa

mengerjakan sesuatu,

kenakalan juga banyak kayak

semisal yang lain pakai

seragam ada satu yang ga

pakai seragam.

Guru kerap menerapkan

Pola Komunikasi

Linear dalam tatap

muka (face to face)

ketika murid melakukan

kesalahan.

7. (Hambatan Sosial Budaya)

Bahasa isyarat BISINDO

dapat dikatakan bahasa

isyarat daerah yang diartikan

setiap daerah atau setiap

individu memiliki bahasa

isyarat BISINDO sendiri.

Apakah hal tersebut dapat

menjadi hambatan dalam

berkomunikasi?.

Saya jarang mengalami

hambatan, mereka secara

alamiah mencari cara sendiri

untuk menyelesaikan

hambatan. Tapi yang dipakai

disini bukan BISINDO lebih

ke SIBI.

Hambatan Sosial

Budaya terjadi ketika

adanya perbedaan

penerapan bahasa

isyarat antara guru dan

murid.

Page 60: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

49

8. (Hambatan Prasangka)

Komunikasi alternatif apa

yang digunakan guru kepada

siswa jika bahasa isyarat

menjadi hambatan

berkomunikasi?

Visual, jadi download lalu di

share. Ingat, Google adalah

guru pribadi terbaik.

Perbedaan penggunaan

bahasa isyarat

menimbulkan adanya

Hambatan Prasangka,

dimana pesan tidak

dapat disampaikan

dengan baik. Namun,

media teknologi

menjadi salah satu

solusinya.

9. (Hambatan Lingkungan

Keluarga)

Apakah lingkungan keluarga

dapat menjadi dalah datu

faktor terhambatnya siswa

melakukan komunikasi?

Iya, keluarganya anak-anak

mempengaruhi. Sebenarnya

meraka bukan tidak

mendukung tapi, lebih ke

over protectiv.

Hambatan

Lingkungan Keluarga

menjadi salah satu

hambatan yang

menyebabkan adanya

perbedaan karakteristik

terhadap setiap

individu.

10. (Hambatan Semantis)

Komunikasi apa yang

diajarkan kepada siswa, jika

siswa berkomunikasi dengan

yang tidak memiliki

Lips Reading, kamu bisa

mengetahui kalimat tanpa

suara karena membaca bibir.

Hamabatan Semantis

dapat dirasakan peneliti

ketika melakukan

wawancara dengan

murid. Namun, hal ini

Page 61: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

50

keterbatasan dalam

pendengarannya?

tidak dirasa terlalu sulit

karena siswa sudah

banyak yang memahami

cara membaca bibir.

3.1.2.1.3 Pertanyaan Informan Ketiga (Siswa SMA)

Nama : Nasya Elfrida Alyandra (14 Tahun)

Kelas : X SMA

Nasya adalah satu siswi Sekolah Menengah Atas SLB-B Dharma Wanita

Sidoarjo yang kini baru menduduki kelas sepuluh. Nasya memiliki

pendengaran sedikit lebih dengar dibandingkan dengan teman-temannya,

namun ia belum pandai membaca bahasa bibir ketika berkomunikasi dengan

teman normal. Siswi yang memiliki hobi menari ini lebih senang menggunakan

Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) karena lebih mudah dan terbiasa

menggunakannya ketika berkomunikasi dengan temannya, jika lawan bicara

tidak dapat memahami bahasa isyarat yang ia gunakan, ia akan menggunakan

tulisan sebagai medianya. Nasya memiliki harapan untuk melanjutkan ke

jenjang Perguruan Tinggi seusai kelulusan dari SMA dan memiliki cita-cita

menjadi seorang Polisi Wanita. Nasya kerap mengalami kesulitan dalam mata

pelajaran Matematika dan mengalami kesulitan ketika ingin menanyakan

perihal pembelajaran yang tidak ia pahami.

Page 62: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

51

Tabel III.3 : Pertanyaan Siswi Sekolah Menengah Atas (SMA)

NO PERTANYAAN

(peneliti)

JAWABAN

dengan bahasa isyarat

(informan)

1. Waktu pelajaran komunikasi dengan

guru, menggunakan bahasa isyarat atau

bahasa bibir?

Bahasa isyarat, soalnya biasanya pakai

bahasa isyarat

2. (Pola Komunikasi 2 Arah)

Waktu pelajaran sering bertanya atau

tidak? Kalau pernah biasanya tanya apa?

Pernah, kalau tidak paham

3. (Pola Komunikasi Sekunder)

Pernah sms atau chatting WhatsApp

sama guru? Biasanya soal apa?

Iya pernah, tanya pengumuman sama

pelajaran

4. (Hambatan Sosial Budaya)

Lebih suka pakai bahasa isyarat SIBI

atau bahasa isyarat BISINDO? Kenapa?

BISINDO, gampang biasa pakai BISINDO

Page 63: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

52

5. Kalau bahasa isyarat tidak bisa

dimengerti, biasanya pakai apa?

Tulis di kertas

6. Pelajaran apa yang paling sulit buat

kamu?

Matematika, pusing

7. Kalau pelajaran yang kamu sukai? Bahasa. Inggris diajari Pak. Bambang

8. Kamu kan pilih kuliah, mau kuliah

dimana?

Belum tau

(Interview : 9 Desember 2019)

3.1.2.1.4 Pertanyaan untuk Informan Keempat (Siswa SMA)

Nama : Dwiky Firmansyah (16 Tahun)

Kelas : X SMA

Dwiky Firmansya yang memiliki panggilan akrab Iman adalah salah satu

siswa kelas sepuluh SMA di SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo. Iman memiliki

keterbatasan tuli murni yang artinya ia tidak dapat mendengarkan sama sekali, ia

lebih senang menggunakan Sistem Bahasa Isyarat Indonesia (SIBI) karena

menurutnya lebih mudah untuk digunakan berkomunikasi. Siswa yang memiliki

hobi berenang ini kerap melakukan interaksi dengan guru baik ketika pembelajaran

berlangsung maupun melalui media chatting menanyakan mengenai pelajaran yang

ia kurang pahami. Berbeda dengan Nasya yang lebih memilih melanjutkan ke

jenjang Perguruan Tinggi, Iman lebih memilih melanjutkan ke jenjang pekerjaan.

Page 64: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

53

Namun, ia mengatakan jika ada kemungkinan untuk kuliah ia akan mengambil

jurusan yang sesuai dengan cita-citanya yakni menjadi seorang koki.

Tabel III.4 : Pertanyaan Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA)

NO PERTANYAAN

(Peneliti)

JAWABAN

(Informan)

1. Waktu pelajaran komunikasi dengan

guru, menggunakan bahasa isyarat atau

bahasa bibir?

Bahasa Isyarat

2. (Pola Komunikasi 2 Arah)

Waktu pelajaran sering bertanya atau

tidak? Kalau pernah biasanya tanya apa?

Iya biasanya, banyak yang ditanya macem-

macem

3. (Pola Komunikasi Sekunder)

Pernah sms atau chatting WhatsApp sama

guru? Biasanya soal apa?

Iya pernah, tanya pelajaran banyak

pkoknya

4. (Hambatan Sosial Budaya)

Lebih suka pakai bahasa isyarat SIBI

atau bahasa isyarat BISINDO? Kenapa?

Suka SIBI, soalnya enak dan gampang

5. Kalau bahasa isyarat tidak bisa

dimengerti, biasanya pakai apa?

Pakai tulisan

6. Pelajaran apa yang paling sulit buat

kamu?

PKN

Page 65: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

54

7. Kalau pelajaran yang kamu sukai? Matematika soalnya menghitung

8. Kamu mau kerja dimana? ECO pabrik sepatu

9. Kenapa gak kuliah? Iya Insyaallah

3.2 Analisis Data

3.2.1 Ditinjau dari pola komunikasi :

a. Guru SMA : Melalui hasil analisis data, peneliti melihat guru menerapkan

beberapa pola komunikasi kepada murid-muridnya. Pola komunikasi yang

pertama ialah Pola Komunikasi Primer suatu proses penyampaian pesan oleh

komunikator kepada komunikan dengan menggunakan simbol sebagai media

komunikasi baik secara verbal atau nonverbal, dimana guru menjelaskan mata

pelajaran menggunakan bahasa isyarat dengan bantuan media teknologi kepada

siswa-siswi nya.

Kedua Pola Komunikasi Sekunder dengan penerapan guru sebagai

komunikator melakukan komunikasi kepada murid sebagai komunikan melalui

media teknologi, dalam penelitian ini guru dan murid kerap melakukan

komunikasi melalui teknologi mengirim pesan dan panggilan vidio.

Pola Komunikasi Linear komunikasi yang bersifat lurus dalam proses

penyampaian pesan, dimana guru kerap melakukan komunikasi secara

interpersonal mengenai permasalahan murid-murid nya baik mengenai masalah

kekurang pahaman dalam mata pelajaran, kenakalan, maupun masalah pribadi.

Page 66: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

55

Dalam pola komunikasi guru dan murid turut diterapkan yakni, Pola

Komunikasi Dua arah adanya keterbukaan antara guru dengan murid dan murid

dengan guru, pola komunikasi ini terjadi ketika pembelajaran berlangsung.

Guru akan mencoba membimbing dan membantu murid yang mengalami

kesulitan dalam menerima pesan mengenai mata pelajaran. Selanjutnya Pola

Komunikasi Multiarah dimana peran guru meningkatkan komunikasi siswa

dengan siswa dalam hal berdiskusi mengenai topik pembahasan.

b. Siswa SMA : Pola komunikasi yang terjadi dengan guru juga terjadi kepada siswa

SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo yakni, Pola Komunikasi Primer dimana siswa

kerap melakukan komunikasi kepada guru mengenai mata pelajaran. Kemudian

adanya Pola Komunikasi Sekunder, komunikasi yang melibatkan teknologi

dalam berkomunikasi, dimana siswa menanyakan seputar informasi sekolah atau

izin tidak masuk sekolah melalui sms.

3.2.2 Ditinjau dari Hambatan Komunikasi :

a. Guru SMA : Hambatan Sosial Budaya adanya perbedaan penggunaan bahasa

isyarat, dimana siswa lebih senang menerapkan Bahasa Isyarat Indonesia

(BISINDO) dibandingkan Standart Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) yang

diterapkan oleh guru. Guru kerap mengalami hambatan komunikasi karena

BISINDO diciptakan oleh komunitas anak tuli di Sidoarjo, hal ini menjadikan

guru tidak banyak mempelajari BISINDO.

Kemudian Hambatan Prasangka, dimana guru kerap salah mengartikan

pesan yang disampaikan oleh murid, begitupun sebaliknya murid kerap salah

mengartikan apa yang diperintahkan oleh guru.

Page 67: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

56

Hambatan Lingkungan khususnya pada lingkungan keluarga yang menjadi

salah satu hambatan dalam pembentukan karakter siswa, jika keluarga tidak

mendukung perkembangan anak, hal ini dapat mengakibatkan hilangnya rasa

percaya diri pada individu. Hal tersebut dapat berpengaruh dalam komunikasi

siswa yang tidak memahami kosakata dan rasa takut (minder) untuk

berkomunikasi.

b. Siswa SMA : Wawanacara yang dilakukan peneliti kepada siswa SMA

mengalami beberapa kesulitan melihat siswa memiliki keterbatasan bahasa,

keterbatasan dalam pendengarannya (tuli), dan peneliti yang tidak dapat membaca

bahasa isyarat dengan baik. Dalam wawancara ini peneliti dibantu salah satu guru

“Bu.As” sebagai penerjemah bahasa namun, hal ini belum bisa dikatakan efektif

mengingat kekurangan kosakata yang tidak dipahami oleh siswa, hal ini dapat

dikatan mengalami Hambatan Semantis dimana ketika siswa yang memiliki

kertabatasan pada pendengarannya akan mengalami hambatan komunikasi dengan

lawan bicara yang tidak memiliki keterbatasan dalam pendengerannya. Selain itu,

siswa juga mengalami Hambatan Sosial Budaya dimana siswa memiliki

perbedaan menggunakan bahasa isyarat baik SIBI dan BISINDO, hingga

menimbulkan adanya Hambatan Prasangka yang mengakibatkan kesalahan

dalam menerima pesan.

Page 68: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

57

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian dalam pembahasan analisis data, maka dapat

disimpulkan adanya pola komunikasi dan hambatan komunikasi guru terhadap

murid dan murid terhadap guru di SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo, berikut

kesimpulannya :

1. Guru SMA :

Pola Komunikasi Primer, dimana guru menjelaskan mata pelajaran

menggunakan bahasa isyarat dengan bantuan media teknologi kepada siswa-

siswi nya.

Pola Komunikasi Sekunder, Dalam penelitian ini guru dan murid kerap

melakukan komunikasi melalui teknologi mengirim pesan dan panggilan

vidio.

Pola Komunikasi Linear, Dimana guru kerap melakukan komunikasi secara

interpersonal mengenai permasalahan murid-murid nya baik mengenai

masalah kekurang pahaman dalam mata pelajaran, kenakalan, maupun

masalah pribadi.

Pola Komunikasi Dua arah, Ketika pembelajaran berlangsung.

Guru akan mencoba membimbing dan membantu murid yang mengalami

kesulitan dalam menerima pesan mengenai mata pelajaran. Selanjutnya

Pola Komunikasi Multiarah dimana peran guru meningkatkan komunikasi

siswa dengan siswa dalam hal berdiskusi mengenai topik pembahasan.

Page 69: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

58

Hambatan Sosial Budaya, adanya perbedaan penggunaan bahasa isyarat,

dimana siswa lebih senang menerapkan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO)

dibandingkan Standart Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) yang diterapkan oleh

guru.

Hambatan Prasangka, dimana guru kerap salah mengartikan pesan yang

disampaikan oleh murid, begitupun sebaliknya murid kerap salah mengartikan

apa yang diperintahkan oleh guru.

Hambatan Lingkungan khususnya pada lingkungan keluarga yang menjadi

salah satu hambatan dalam pembentukan karakter siswa.

2. Siswa SMA :

Pola Komunikasi Primer dimana siswa kerap melakukan komunikasi kepada

guru mengenai mata pelajaran. Kemudian adanya

Pola Komunikasi Sekunder, komunikasi yang melibatkan teknologi dalam

berkomunikasi, dimana siswa menanyakan seputar informasi sekolah atau izin

tidak masuk sekolah melalui sms.

Hambatan Semantis dimana ketika siswa yang memiliki kertabatasan pada

pendengarannya akan mengalami hambatan komunikasi dengan lawan bicara

yang tidak memiliki keterbatasan dalam pendengerannya.

Hambatan Sosial Budaya dimana siswa memiliki perbedaan menggunakan

bahasa isyarat baik SIBI dan BISINDO.

Hambatan Prasangka yang mengakibatkan kesalahan dalam menerima

pesan.

Page 70: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

59

4.2 Saran

1. Guru SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo diharapkan turut mempelajarai Bahasa

Isyarat Indonesia (BISINDO) dimana lebih sering digunakan murid-murid

dalam berkomunikasi, guna memperkecil adanya miss communication dalam

penyampaian pesan guru terhadap murid dan murid terhadap guru.

2. Diharapkan Guru terus melakukan komunikasi dengan wali murid atau keluarga

murid mengenai pentingnya dukungan terhadap Anak Berkebutuhan Khusus

(ABK) dalam pengembangan diri dalam jenjang pendidikan.

3. Memberikan motivasi kepada para siswa/i mengenai jenjang perguruan tinggi

dengan memberikan pengarahan yang di sesuaikan dengan keahlihannya baik

dalam bidang akademik maupun non akademik.

4. Karena keterbatasan peneliti dalam pengumpulan data melalui observasi, untuk

peneliti selanjutnya dengan judul penelitian yang sama, disarankan untuk

melakukan pertimbangan tempat dan informan observasi agar dapat menggalih

data lebih valid.

Page 71: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

60

Page 72: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

61

DAFTAR PUSTAKA

Anggito, Abi dan Setiawan, Johan. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Penerbit CV

jejak.2018

Hardjana, Agus. Komunikasi Interpersonal dan Intrapersonal. Penerbit

KANISIUS.2003

Lubis Nisrina.. Mengasuh dan Mensukseskan Anak Berkebutuhan Khusus. Penerbit

Garailmu. 2010

Marvani, Fina. Pola Komunikasi Interpersonal Kaum Biseksual Dalam Keluarga .

2014

Muhitgh, Abdul dan Siyoto, SanduAplikasi Komunikasi Terapeutik Nursing dan

Health. Penerbit ANDI.2018.

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi. Penerbit PT.Remaja Rosdakarya.2016

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Penerbit PT.Remaja

Rosdakarya.2000

Mutialela, Ratu. Konsep dan Aplikasi Ilmu Komunikasi. Penerbit ANDI. 2017

Pandji Dewi. Sudahkah Kita Ramah Anak Special Needs?. Penerbit PT.Elex Media

Komputindo Kelompok Gramedia-Jakarta. 2013

Pratiwi, Chintya. Proses Komunikasi dalam mengembangkan Potensi Anak Tuna

Daksa di Sekolah Anak Berkebutuhan Khusus Bangun Bangsa Surabaya.2014

Pratiwi, Ari. Poetri, Alies. Fatmala, Ulfah. Werdi, Unita. Disabilitas dan Pendidikan

Inklusif di Perguruan Tinggi. Penerbit UB Press. 2018

Suyanto. Jihad, Asep. Menjadi Guru Profesional. Penerbit Esensi (Erlangga Group)

Wibowo Wahyu. Cara Cerdas Menulis. Penerbit Kompas.2011

Wasita Ahmad. Seluk-Beluk Tunarungu dan Tunawicara Serta Strategi

Pembelajarannya. Penerbit Javalitera. 2012

Page 73: POLA KOMUNIKASI GURU TERHADAP MURID SMA DI SLB-B …

62

Non Buku :

Hajaroh.2013. Paradigma, pendekatan, dam metode penelitian fenomenologi:

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132011629/penelitian/fenomenologi.pdf.Diakses tanggal

14 Maret 2019

Perjuangan guru slb yang tak diketahui banyak orang

https://www.idntimes.com/life/inspiration/fera/perjuangan-guru-slb-yang-tak-diketahui-

banyak-orang. Diakses tanggal 14 Maret 2019.

Metode Penelitian Pendekatan dan Jenis Penelitian :

http://digilib.uinsby.ac.id/1883/6/Bab%203.pdf. Diakses tanggal 14 Maret 2019

Nuryazid. 2016. Pengembangan Aplikasi Kamus Bahasa Isyarat Indonesia

(BISINDO) Dengan Mengintegrasikan Cloud Video Dengan Berbasis Android:

https://lib.unnes.ac.id/27939/1/5302411057.pdf . Diakses pada tanggal 7 November 2019

https://pakarkomunikasi.com/teori-dalam-komunikasi-non-verbal

Nurudin. 2014. Buku Ilmu Komunikasi Ilmiah dan Populer. Penerbit PT RajaGrafindo

Persada, Jakarta

https://books.google.co.id/books?id=59V8DwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=metode+

deskriptif+kualitatif&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiR9ev3hPTlAhWhyDgGHXk-

Bn4Q6AEIKTAA#v=onepage&q=metode%20deskriptif%20kualitatif&f=false

Setiawan Johan, Anggito Albi. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif. Penerbit CV Jejak.

https://books.google.co.id/books?id=NDg9rcOjHUMC&pg=PA43&dq=metode+deskriptif+

kualitatif&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiR9ev3hPTlAhWhyDgGHXk-

Bn4Q6AEIRjAE#v=onepage&q=metode%20deskriptif%20kualitatif&f=false

Yuda, Tri Bharata. 2014. Pola Komunikasi Antara Guru dan Murid SDLB MEULABOH:

http://repository.utu.ac.id/803/1/I-V.pdf