pola komunikasi dalam keluarga (7)

27
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, yang secara alami selalu membutuhkan hubungan dengan manusia yang lain, dan mempunya dorongan untuk berhubungan dengan manusia lain dan dorongan-dorongan yang lain seperti rasa ingin tahu dan mengaktualisasi diri, dan lain sebagainya. Dorongan-dorongan tersebut akan dapat dipenuhi dengan mengadakan komunikasi dengan sesamanya. Dengan komunikasi, seseorang dapat menyampaikan informasi, ide pemikiran, pengetahuan, konsep kepada orang lain secara timbal balik, baik sebagai penyampai maupun sebagai penerima komunikasi. Dengan komunikasi, manusia dapat berkembang dan dapat melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Pada dasarnya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pola diartikan sebagai,bentuk (struktur) yang tetap sedangkan komunikasi merupakan proses penyampaian dan penerima lambang- lambang yang mengandung arti, baik yang berupa informasi-informasi, pemikiran-pemikiran dan pengetahuan. Dengan demikian, pola komunikasi disini dapat dipahami sebagai pola hubungan antara 1

Upload: mardianto

Post on 24-Jan-2016

39 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

kuliah

TRANSCRIPT

Page 1: Pola Komunikasi Dalam Keluarga (7)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANGManusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, yang secara alami

selalu membutuhkan hubungan dengan manusia yang lain, dan mempunya

dorongan untuk berhubungan dengan manusia lain dan dorongan-

dorongan yang lain seperti rasa ingin tahu dan mengaktualisasi diri, dan

lain sebagainya. Dorongan-dorongan tersebut akan dapat dipenuhi dengan

mengadakan komunikasi dengan sesamanya. Dengan komunikasi,

seseorang dapat menyampaikan informasi, ide pemikiran, pengetahuan,

konsep kepada orang lain secara timbal balik, baik sebagai

penyampai maupun sebagai penerima komunikasi. Dengan komunikasi,

manusia dapat berkembang dan dapat melangsungkan kehidupan

bermasyarakat.

Pada dasarnya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pola diartikan

sebagai,bentuk (struktur) yang tetap sedangkan komunikasi merupakan

proses penyampaian dan penerima lambang-lambang yang mengandung

arti, baik yang berupa informasi-informasi, pemikiran-pemikiran dan

pengetahuan. Dengan demikian, pola komunikasi disini dapat dipahami

sebagai pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam pengiriman dan

penerimaan pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud

dapat dipahami.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa Pengertian Komunikasi ?

2. Bagaimana pola yang terdapat dalam komunikasi keluarga ?

3. Apakah unsur-unsur yang terdapat dalam komunikasi keluarga?

4. Bagaimana komunikasi fungsional dalam keluarga

5. Apakah perbedaan pengiriman fungsional dan pengirim disfungsional

komunikasi dalam keluarga ? Bagaimana penerima fungsional dan

disfungsional ?

1

Page 2: Pola Komunikasi Dalam Keluarga (7)

6. Bagaimana proses pola-pola fungsional komunikasi dan pola-pola

disfungsional dalam komunikasi keluarga ?

7. Apakah Komunikasi Emosional ?

1.3. TUJUAN PENULISANAgar mahasiswa/I dapat mengatahui proses konsep dasar dalam

komunikasi dan bagaimana berkomunikasi dalam keluarga yang benar.

2

Page 3: Pola Komunikasi Dalam Keluarga (7)

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN KOMUNIKASI

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris berasal dari

communication, berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari

kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalahm sama

makna antara pemberi pesan dengan penerima pesan. Jadi, apabila dua

orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan,

maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama terdapat kesamaan

makna mengenai apa yang dipercakapkan.

Menurut Lewis Caroll, Komunikasi merupakan suatu proses

memindahkan, mengoperkan atau menyampaikan sesuatu secara teliti dari

jiwa yang satu kepada jiwa yang lain. Untuk mencapai komunikasi yang

efektif dan efisien tidak semudah seperti yang dibayangkan orang. Banyak

hal-hal yang harus diperhatikan agar pesan atau pernyataan yang

disampaikan kepada orang lain bisa dimengerti serta dipahami.

Komunikasi Keluarga adalah komunikasi yang dilakukan oleh

seseorang yang mana komunikasi yang pertama kali dialami oleh seorang

individu yang baru lahir adalah keluarga.

2.2. POLA KOMUNIKASI DALAM KELUARGA

Sehubungan dengan kenyataan bahwa komunikasi tidak dapat

dipisahkan dari aktivitas seseorang, tentu masing-masing memiliki

cara tersendiri dalam berkomunikasi untuk mendapatkan suatu tujuan.

Oleh karena itu, dalam komunikasi dikenal pola-pola tertentu sebagai

manifestasi perilaku manusia dalam berkomunikasi. Ada beberapa

buku yang menerangkan beberapa jenis pola komunikasi keluarga

dengan orangtua tunggal diantaranya :

Berdasarkan karakteristik perilaku orangtua dan anak yang

sering muncul dalam keluarga, maka komunikasi yang sering terjadi dalam

3

Page 4: Pola Komunikasi Dalam Keluarga (7)

keluarga adalah berkisar disekitar model Stimulus –Reapons (S-R) model

ABX, dan model interaksional.

1. Model Stimulus-Respons

Merupakan Pola komunikasi yang paling sering terjadi didalam

keluarga. Pola ini menunjukkan pola komunikasi sebagai suatu proses

“aksi-reaksi” yang sangat sederhana. Pola S-R mengasumsikan

bahwa kata-kata verbal (lisan- tulisan), isyarat-isyarat non verbal,

gambar-gambar, dan tindakan-tindakan tertentu akan merangsang

orang lain untuk memberikan respons dengan cara tertentu. Orangtua

tampaknya harus lebih proaktif dan kreaktif untuk memberikan

rangsangan kepada anak, sehingga kepekaan anak atas rangsangan

yang diberikan semakin membaik.

2. Model ABX

Merupakan pola komunikasi lain yang sering terjadi dalam komuniksi

antar keluarga yang dikemukakan oleh Newcomb dari perfektif

psiko-sosial. Newcomb menggambarkan bahwa seseorang (A)

menyampaikan informasi kepada seseorang lainnya (B) mengenai

sesuatu (X), bila A dan B mempunyai sifat positif terhadap satu sama

lain dan terhadap X (orang, gagasan, atau benda) hubungan ini

merupakan simetri. Bila A dan B saling membenci, dan salah satu

menyukai X, sedangkan lainnya tidak, hubungan inijuga merupakan

simetri. Akan tetapi, bila A dan B saling menyukai, namun mereka

tidak sependapat mengenai X, maka hubungan mereka bukan simetris

(Djamarah dalam Mulyana, 2004).

3. Model Interaksional

Model Interaksional berlawanan dengan model S-R. Sementara model

S- R mengasumsikan manusia adalah pasif, sedangkan model

Interaksional menganggap manusia jauh lebih aktif. Komunikasi

digambarkan sebagai pembentukan makna, yaitu penafsiran atas pesan

atau perilaku orang lain oleh para peserta komunikasi. Beberapa

konsep penting yang digunakan adalah diri sendiri dan orang lain,

4

Page 5: Pola Komunikasi Dalam Keluarga (7)

simbol, makna, penafsiran dan tindakan. Interaksi yang terjadi antar

individu tidak sepihak. Antar individu saling aktif, reflektif, dan

kreatif dalam memak dan menafsirkan pesan yang di komunikasikan.

Semakin cepat memberikan pemaknaan dan penafsiran terhadap

pesan yang disampaikan semakin lancar komunikasi. Dalam

komunikasi individu yang satu tidak bisa memaksakan kehendaknya

kepada individu atau kelompok lainnya untuk melakukan pemaknaan

dan penafsiran secara tepat (Djamarah dalam Hutabarat 2009).

2.3. UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI DALAM KELUARGA

Unsur-unsur komunikasi Menurut Liliweri (2007) menjelaskan

bahwa komunikasi sebagai aktifitas memiliki beberapa unsur diantaranya :

a. Pengiriman (sender) atau sumber (resource)

Pengiriman(sender) atau sumber (resource) yaitu individu, kelompok,

atau organisasi yang berperan untuk mengalihkan (transferring)

pesan.

b. Encoding, pengalihan gagasan kedalam pesan.

c. Pesan (message), gagasan yang dinyatakan oleh pengirim kepada

orang lain.

d. Saluran (media)

Saluran (media) merupakan tempat dimana sumber menyalurkan

pesan kepada penerima, misalnya melalui gelombang suara, cahaya

atau halaman cetak.

e. Decoding, pengalihan pesan kedalam gagasan

f. Penerima (receiver), individu atau kelompok yang menerima pesan.

g. Umpan balik (feed back), reaksi terhadap pesan.

h. Gangguan (noise), efek internal atau eksternal akibat dari peralihatan

pesan.

i. Bidang pengalaman (field of experience), bidang atau ruang

yang menjadi latar belakang informasi dari pengiriman maupun

penerima.

5

Page 6: Pola Komunikasi Dalam Keluarga (7)

j. Pertukaran makna (shared meaning), bidang atau ruang pertemuan

(tumpang tindih) yang tercipta karena kebersamaan.

k. Konteks, situasi, suasana, atau lingkungan fisik, non fisik

(sosiologos, antropologis, psikologis, politik, ekonomi, dan lain-lain).

2.4. PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI DALAM KELUARGA

Prinsip-prinsip komuniaksi seperti halnya fungsi dan definisi

komunikasi mempunyai uraian yang beragam sesuai dengan konsep yang

dikembangkan oleh masing-masing pakar. Istilah prinsip oleh William B.

Gudykunst disebut asumsi-asumsi komunikasi. Larry A.Samovar dan

Richard E. Porter menyebutnya karakteristik komunikasi. Deddy Mulyana.

Ph.D membuat istilah-istilah baru yaitu prinsip-prinsip komunikasi.

Terdapat 12 prinsip komunikasi yang dikatakan sebagai penjabaran lebih

jauh dari definisi dan hakekat komunikasi yaitu:

Prinsip 1 : Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses simbolik Komunikasi adalah

sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir

pada suatu titik, tetapi terus berkelanjutan

Prinsip 2

Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi Setiap orang tidak

bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud

mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain

maka orang tersebut sudah terlibat dalam proses

berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non

verbal) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu

stimulus.

Prinsip 3 : Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan

Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi

isi tersebut kita bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada

diantara pihak-pihak yang melakukan proses komunikasi.Percakapan

diantara dua orang sahabat dan antara dosen dan mahasiswa di kelas

berbeda memiliki dimensi isi yang berbeda.

6

Page 7: Pola Komunikasi Dalam Keluarga (7)

Prinsip 4 : Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat

kesengajaan

Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi

mulai dari tingkat kesengajaan yang rendah artinya tindakan

komunikasi yang tidak direncanakan (apa saja yang akan dikatakan

atau apa saja yang akan dilakukan secara rinci dan detail), sampai

pada tindakan komunikasi yang betul-betul disengaja (pihak

komunikan mengharapkan respon dan berharap tujuannya tercapai).

Prinsip 5: Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu

Pesan komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara

verbal maupun non verbal disesuaikan dengan tempat, dimana

proses komunikasi itu berlangsung, kepada siapa pesan itu

dikirimkan dan kapan komunikasi itu berlangsung.

Prinsip 6: Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi

Tidak dapat dibayangkan jika orang melakukan tindakan

komunikasi di luar norma yang berlaku di masyarakat. Jika

kita tersenyum maka kita dapat memprediksi bahwa pihak penerima

akan membalas dengan senyuman, jika kita menyapa seseorang maka

orang tersebut akan membalas sapaan kita. Prediksi seperti itu akan

membuat seseorang menjadi tenang dalam melakukan proses

komunikasi.

Prinsip 7: Komunikasi itu bersifat sistemik

Dalam diri setiap orang mengandung sisis internal yang dipengaruhi

oleh latar belakang budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan.

Bagaimana seseorang berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal

internal tersebut. Sisi internal seperti lingkungan keluarga dan

lingkungan dimana dia bersosialisasi mempengaruhi bagaimana dia

melakukan tindakan komunikasi.

Prinsip 8: Semakin mirip latar belakang budaya semakin

efektiflah komunikasi jika dua orang melakukan

7

Page 8: Pola Komunikasi Dalam Keluarga (7)

Komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan yang sama,

maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan

yang sama untuk saling dikomunikasikan. Kedua pihak

mempunyai makna yang sama terhadap simbol-simbol yang

saling dipertukarkan.

Prinsip 9: komunikasi bersifat nonsekuensial

Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti berlangsung

satu arah. Melibatkan respon atau tanggapan sebagai bukti

bahwa pesan yang dikirimkan itu diterima dan dimengerti.

Prinsip 10: Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan struktural

Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuahproses

bahwa komunikasi itu dinamis dan transaksional. Ada proses

saling member dan menerima informasi di antara pihak-pihak

yang melakukan komunikasi.

Prinsip 11: Komunikasi bersifat irreversibel

Setiap orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat

mengontrol sedemikian rupa terhadap efek yang ditimbulkan

oleh pesan yang dikirimkan. Komunikasi tidak dapat ditarik

kembali, jika seseorang sedah berkata menyakiti orang lain,

maka efek sakit hati tidak akan hilang begitu saja pada diri orang

lain tersebut.

Prinsip 12: komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan

berbagai masalah

Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab

yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah.

2.5. KOMUNIKASI FUNGSIONAL DALAM KELUARGA

Komunikasi fungsional didefinisikan sebagai pengiriman dan penerimaan

pesan baik isi maupun tingkat instruksi pesan yang langsung dan jelas

(Sells, 1973), serta sebagai keselarasan antara isi dan tingkat instruksi

(Satir, 1983 ; Satir et al.,1991). Dengan kata lain, komunikasi yang sehat

dan fungsional dalam suatu keluarga memerlukan pengirim untuk

8

Page 9: Pola Komunikasi Dalam Keluarga (7)

mengirimkan maksud pesan melalui pesan yang relatif jelas dan penerima

pesan mempunyai pemahaman arti yang sama dengan apa yang

dimaksudkan oleh pengirim (Sells). Pola komunikasi keluarga merupakan

karakteristik, pola interaksi sirkular yang berkesinambungan yang

mennghasilkan arti dari transaksi antara anggota keluarga (Peters, 1974).

Yang terpenting, pola komunikasi melalui interaksi yang dapat memenuhi

kebutuhan afektif keluarga. Komunikasi fungsional terdiri atas :

l. Berkomunikasi secara jelas dan selaras

Keselarasan adalah suatu keadaan dan cara berkomunikasi dengan diri

sendiri dan orang lain (Satir et al, 1991, hlm. 65). Dengan keselarasan,

penerima mampu dengan lebih jelas memahami pesan pengirim,

membuat komunikasi dalam suatu keluarga menjadi lebih sehat.

2. Area Komunikasi yang terbuka dan keterbukaan diri

Keluarga dengan pola komunikasi fungsional menghargai

keterbukaan, saling menghormati perasaan, pikiran, dan kepedulian,

spontanitas, autentik, dan keterbukaan diri. Dengan rasa hormat

terhadap keterbukaan diri, Satir (1972) menegaskan bahwa anggota

keluarga yang saling terus terang dan jujur antara satu dengan yang

lain adalah orang-orang yang merasa yakin untuk mempertaruhkan

interaksi yang berarti dan cenderung untuk menghargai keterbukaan

diri.

3. Hierarkri kekuasaan dan peraturan keluarga

Sistem keluarga yang berlandaskan pada hierarki kekuaasaan dan

komunikasi mengandung “komando atau perintah” secara umum

mengalir ke bawah dalam jaringan komunikasi keluarga. Komunikasi

kekuasaan mengandung karakteristik yang tampak jelas. Komunikasi

ini adalah jenis pesan-komando, yang secara spesifik menekankan

tindakan yang harus dilakukan oleh penerima pesan (Miller, 1969).

4. Konflik dan Resolusi konflik keluarga

Konflik adalah bentuk vital dari interaksi sosial. Fungsi konflik untuk

memelihara komunikasi dan interaksi keluarga dalam beberapa cara

9

Page 10: Pola Komunikasi Dalam Keluarga (7)

penting. Resolusi konflik merupakan tugas interaksi yang vital dalam

suatu keluarga (Sabatelli & Chadwick, 2000). Resolusi yang

fungsional terjadi apabila konflik tersebut dibahas secara terbuka dan

strategi diterapkan untuk menyelesaikan konflik atau ketika orang tua

secara tepat menggunakan kewenangan mereka untuk menyelesaikan

konflik.

2.6. PENGIRIM FUNGSIONAL DAN PENGIRIM DISFUNGSIONAL

KOMUNIKASI DALAM KELUARGA

A. Pengirim Fungsional Komunikasi dalam keluarga

Satir (1967) menyatakan bahwa pengirim yang berkomunikasi secara

fungsional dapat dibedakan atas :

Menyatakan maksudnya dengan tegas dan jelas

Landasan untuk secara tegas menyatakan maksud seseorang adalah

penggunaan komunikasi yang selaras pada tingkat isi dan instruksi

(Satir, 1975). Contohnya : pada kasus orang yang sedang marah,

akan menunjukkan pesan literal konsisten dengan nada suara, posisi

dan sikap tubuhnya.

Mengklarifikasi dan mengualifikasi apa yang ia katakana

Karakteristik penting kedua adalah klarifikasi dan kualifikasi. Hal ini

memungkinkan pengirim untuk lebih spesifik dan memastikan

persepsinya terhadap kenyataan dengan persepsi orang lain.

Meminta umpan balik

Unsur ketiga ini ialah meminta umpan balik, yang memungkinkan

seseorang untuk memverifikasi apakah pesan diterima secara akurat,

dan memungkinkan pengirim untuk mendapatkan informasi yang

diperlukan untuk mengklarifikasi maksud.

Terbuka terhadap umpan balik

Pengirim yang terbuka terhadap umpan balik akan menunjukkan

kesediaan untuk mendengarkan, bereaksi tanpadefensif, dan

mencoba untuk memahami. Jadi, dengan meminta kritik yang lebih

10

Page 11: Pola Komunikasi Dalam Keluarga (7)

spesifik atau pernyataan “memastikan”, pengirim menunjukkan

penerimaannya dan minatnya terhadap umpan balik.

B. Pengirim Disfungsional Komunikasi dalam KeluargaKomunikasi dari seseorang pengirim yang disfungsional sering

kali tidak efektif, komunikasi dari seseorang pengirim yang disfungsional

bersifat defensive secara pasif maupun aktif sering kali menghapuskan

kemungkinan untuk mencari umpan balik yang jelas. Komunikasi yang

tidak jelas dari pengirim terdiri dari lima komponen, yaitu asumsi-asumsi,

ungkapan perasaan yang tidak jelas, ekspresi yang menghakimi,

ketidakmampuan mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan, komunikasi yang

tidak cocok.

Jika penerimanya tidak berfungsi maka akan terjadi kegagalan komunikasi

karena pesan tidak di terima sebagaimana di harapkan. Mengingat

kegagalan penerima mendengar, menggunakan diskualkifikasi, member

respon secara efensif, gagal menggali pesan pengirim, gagal menvalidasi

pesan.

2.7. PENERIMA FUNGSIONAL DAN DISFUNGSIONAL

A. Penerima Fungsional

Menurut Anderson (1972), penerima fungsional mencoba untuk

memahami pesan secara penuh sebelum mengevaluasi. Ini berarti

bahwa terdapat analisis motivasi dan metakomunikasi, serta isi.

Informasi baru, diperiksa yang sudah ada, dan keputusan untuk

bertindak secara seksama dipertimbangkan. Mendengarkan secara

efektif, memberi umpan balik dan memvalidasi tiga teknik komunikasi

yang memungkinkan penerima untuk memahami dan merespon pesan

pengirim sepenuhnya. Dalam menerima fungsional , penerima harus :

Mendengarkan

Mendengarkan secara efektif berarti memfokuskan perhatian penuh

pada seseorang terhadap apa yang sedang dikomunikasikannya dan

menutup semua hal yang akan merusak pesan. Penerima secara

memerhatikan pesan lengkap dari pengirim bukan menyalahartikan arti

11

Page 12: Pola Komunikasi Dalam Keluarga (7)

dari suatu pesan. Mengajukan pertanyaan merupakan bagian terpenting

dari mendengarkan aktif (Gottman, Notarius, Gonso, & Markman,

1977). Mendengarkan secara aktif berarti menjadi empati, berfikir

tentang kebutuhan, dan keinginan orang lain, serta menghindarkan

terjadinya gangguan alur komunikasi pengirim.

Memberikan Umpan Balik

Umpan balik juga dapat melalui suatu proses keterkaitan yaitu

penerima membuat suatu hubungan antara pengalaman pribadi

terdahulu (Gottman et.al., 1877) atau kejadian terkait dengan

komunikasi pengirim. Melakukan parafrase dan memeriksa persepsi

adalah bentuk lain dari umpan balik dan dapat dicapai dengan bertanya

atau membuat pernyataan rangkuman pesan pengirim (Gottman,

et.al.,1977).

Memberikan Validasi

Dalam penggunaan validasi, penerima menyampaikan pemahamannya

terhadap pemikiran dan perasaan pengirim. Validasi tidak berarti

penerima setuju dengan pesan yang dikomunikasikan pengirim, tetapi

menunjukkan penerimaan atau pesan tersebut berharga (Gottman,

et.al.,1977).

B. Penerima Disfungsional

Jika penerimanya tidak berfungsi maka akan terjadi kegagalan

komunikasi karena pesan tidak di terima sebagaimana di harapkan.

Mengingat kegagalan penerima mendengar, menggunakan

diskualkifikasi, member respon secara efensif, gagal menggali pesan

pengirim, gagal menvalidasi pesan.

Pengirim PenerimaMenyatakan maksud dengan jelas Mendengarkan secara aktif dan efektifMengklarifikasi dan mengualifikasi pesan

Memberikan umpan balik

Meminta umpan balik Memvalidasi nilai dan kesetaran pesanTerbuka terhadap umpan balik

Table : Proses Komunikasi Fungsional yang Spesifik

12

Page 13: Pola Komunikasi Dalam Keluarga (7)

2.8. POLA-POLA FUNGSIONAL KOMUNIKASI dan POLA-POLA

DISFUNGSIONAL KOMUNIKASI

A. Pola-pola Fungsional komunikasi

Curran (1983) dalam friedman adalah orang yang mempelajari secara

ekstensif dan menggambarkan keluarga sehat ia menulis bahwa ciri

pertama dari keluarga sehat adalah komunikasi yang jelas dan

kemampuan mendengar satu sama lain. Komunikasi sangat penting

bagi kedekatan hubungan agar berkembang dan terpelihara.

Kemampuan anggota keluarga untuk mengenal dan memberi

respons terhadap peran-peran non verbal. Diidentifikasikan sebagai

suatu atribut penting keluarga sehat.

B. Pola-pola Disfungsional Komunikasi

Berbeda dengan pola komunikasi disfungsional didefenisikan

sebagai pengirim (transmisi) dan penerima isi dan perintah dari

pesan yang tidak jelas/tidak langsung atau ketidak- sepadanan antara

tingkat isi dan perintah dari pesan. Aspek tidak langsung dari

komunikasi disfungsional menunjuk kepada pesan-pesan menuju

sasaran yang tepat (langsung) atau dibelokkan dan menuju orang lain

dalam keluarga (tidak langsung). Jika penerimanya tidak berfungsi

(disfungsional), maka akan terjadi kegagalan penerima mendengar,

menggunakan diskualifikasi, memberikan respons yang tidak

sesuai,gagal menggali pesan pengirim, gagal menvalidasi pesan.

Faktor-faktor yang melahirkan pola-pola komunikasi yang

tidak berfungsi (disfungsional) adalah :

Harga diri yang rendah dari keluarga maupun anggota,

khususnya orangtua. Tiga nilai terkait yang terus menerus

menghidupkan harga diri rendah adalah pemusatan pada diri

sendiri , perlunya persetujuan total, dan kurangnya empati.

Pemusatan pada diri sendiri dicirikan oleh memfokuskan

pada kebutuhan sendiri, mengesampingkan kebutuhan,

perasaan dan perfektif orang lain.

13

Page 14: Pola Komunikasi Dalam Keluarga (7)

Kurangnya empati, keluarga yang berpusat pada diri sendiri

dan tidak dapat mentoleransi perbedaan juga tidak dapat

mengenal efek dari pikiran perasaan dan perilaku mereka sendiri

terhadap anggota keluarga yang lain, dan juga mereka tidak

dapat memahami pikiran, perasaan dan perilaku dari anggota

keluarga lain. Mereka begitu menghabiskan waktu hanya

untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri sehingga mereka

tidak mempunyai kemapuan untuk menjadi empatis.

Ekspresi perasaan tak jelas, dari komunikasi disfungsional

yang dilakukan oleh pengirim adalah pengungkapan perasaan

yang tidak jelas karena takut ditolak, pengungkapan perasaan

dari pengirim harus diluar kebiasaan atau diungkapkan

dengan suatu cara yang tidak jelas sehingga perasaan tersebut

tidak dapat diketahui.

Kemarahan terpendam, ungkapan perasaan yang tidak

jelas, pengirim merasa marah dengan penerima tetapi

ia tidak mengungkapkan marahnya secara jelas dan

bias saja ia melampiaskannya kepada orang lain atau barang.

Ekspresi menghakimi, pernyataan menghakimi selalu

membawa kesan penilaian moral dimana jelas bagi penerima

bahwa pengirim sedang mengevaluasi nilai dari pesan orang

lain.

Ketidakmampuan mengungkapkan kebutuhan, pengirim yang

disfungsional tidak hanya dapat mengungkapkan kebutuhannya,

tapi karena takut ditolak, maka ia tidak mampu mendefenisikan

prilaku yang ia harapkan dari penerima untuk memenuhi

kebutuhan- kebutuhan tersebut.

Penerima disfungsional, jika penerima tidak berfungsi maka

akan terjadi kegagalan komunikasi karena pesantidak

diterima sebagai mana diharapkan, mengingat kegagalan

penerima mendengar.

14

Page 15: Pola Komunikasi Dalam Keluarga (7)

2.9. Komunikasi Emosional

Komunikasi emosional berkenaan dengan ekspresi emosi atau perasaan-

dari ekspresi marah, terluka, sedih, dan cemburu hingga bahagia, kasih

sayang dan kemesraan (Wright & Leahey, 2000).Ekspresi emosional (oleh

orang tua dan anak-anak) pda satu studi terkini menegaskan dampak

positif bahwa keterbukaan emosional terletak pada kompetensi sosial

anak-anak (Boyum & Parke, 1995).Komunikasi afektif pesan verbal dan

nonverbal dari caring, sikap fisik sentuhan, belaian, menggandeng dan

memandang sangat penting.

15

Page 16: Pola Komunikasi Dalam Keluarga (7)

BAB 3

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Komunikasi Keluarga adalah komunikasi yang dilakukan oleh

seseorang yang mana komunikasi yang pertama kali dialami oleh seorang

individu yang baru lahir adalah keluarga.

Dalam komunikas keluargai terdapat pola dalam komunikasi yang bertujuan

sebagai manifestasi perilaku manusia dalam berkomunikasi. Unsur-unsur

dalam komunikasi keluarga terdiri atas pengiriman , pesan , media , dan

penerima pesan . Prinsip-prinsip dalam komunikasi keluarga terdiri atas 12

tahap prinsip komunikasi dalam keluarga yang mana saling

berkesinambungan satu sama yang lainnya .

Komunikasi fungsional Komunikasi fungsional didefinisikan

sebagai pengiriman dan penerimaan pesan baik isi maupun tingkat instruksi

pesan yang langsung dan jelas (Sells, 1973). Dalam pengiriman dan

penerimaan komunikasi dalam keluarga dibedakan atas dua jenis yaitu :

Pengiriman fungsional dan disfungsional serta penerimaan fungsional dan

pengiriman disfungsional

16

Page 17: Pola Komunikasi Dalam Keluarga (7)

DAFTAR PUSTAKA

Widjaja, A. W. 1997. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat . Jakarta:

Bumi Aksara

Anonim, Komunikasi. Universitas Sumatera .

Liliweri, Alo. (1997). Komunikasi Antarpribadi. Bandung : PT.Citra

Aditya Bakti

https://kurmakurma.files.wordpress.com/2010/04/prinsip-prinsip

komunikasi.pdf ( di unduh pada tanggal : 23-3-2015 )

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14301/3/09E02264.pdf.txt (

di unduh pada tanggal : 23-3-2015 )

http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=1018pdf ( di unduh pada

tanggal : 23-3-2015 )

https://id.scribd.com/doc/208689755/5-5-Proses-Komunikasi-Fungsional-

Dalam-Keluarga (Ratna Ning Hanum) ( di unduh pada tanggal : 23-3-2015 )

17