pengaruh kualitas komunikasi keluarga dan pola konsumsi media televisi terhadap...

21
1 PENGARUH KUALITAS KOMUNIKASI KELUARGA DAN POLA KONSUMSI MEDIA TELEVISI TERHADAP INTENSITAS BELAJAR ANAK (Studi Deskriptif Kuantatif Pengaruh Kualitas Komunikasi Keluarga dan Pola Konsumsi Media Televisi Terhadap Intensitas Belajar Anak di Perumahan Korpri Gayamsari Sukoharjo) Artharini Kisworo Putri Nuryanto Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstract Communication in a family that can increase human relation that is the family relation with their children, family communication quality can spend thier times in front of television. The purpose of the research is to know the significant relation between family communication quality and television media comsume pattern toward children learning intensity. The researcher uses survey methond in taking the data. The populations are the level IV until level V of elementary school in Perum Korpri Gayam Sukoharjo. The children learning intensity in high grade because there are 20 respondents (57.14%). From the calculation of product moment, it can be known that there is a correlation between family communication level and students learning intensity. It can be seen rxly = 0.905 > r table = 0.325 at α = 0.05 N = 35 ant the significant level 95%, it means that the higher family communication quality level the children learning intensity will be high. The correlation between television media consume pattern level and students learning intensity can be obtained rx2y = -0.527 > r table = -0.325 at α = 0.05, N = 35 and the sgnificant level is at 95%, it means it can be concluded that the higher television media consume pattern, the learning intensity will be low. Key words: family communication quality, television media consume pattern, children learning intensity. \

Upload: others

Post on 30-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KUALITAS KOMUNIKASI KELUARGA DAN POLA KONSUMSI MEDIA TELEVISI TERHADAP ...jurnalkommas.com/docs/Jurnal _ Artharini Kisworo Putri... · 2016. 2. 27. · Komunikasi antara

1

PENGARUH KUALITAS KOMUNIKASI KELUARGA DAN POLA

KONSUMSI MEDIA TELEVISI TERHADAP

INTENSITAS BELAJAR ANAK

(Studi Deskriptif Kuantatif Pengaruh Kualitas Komunikasi Keluarga dan Pola

Konsumsi Media Televisi Terhadap Intensitas Belajar Anak di Perumahan Korpri

Gayamsari Sukoharjo)

Artharini Kisworo Putri

Nuryanto

Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract

Communication in a family that can increase human relation that is the family

relation with their children, family communication quality can spend thier times in

front of television. The purpose of the research is to know the significant relation

between family communication quality and television media comsume pattern toward

children learning intensity.

The researcher uses survey methond in taking the data. The populations are the level

IV until level V of elementary school in Perum Korpri Gayam Sukoharjo.

The children learning intensity in high grade because there are 20 respondents

(57.14%). From the calculation of product moment, it can be known that there is a

correlation between family communication level and students learning intensity. It

can be seen rxly = 0.905 > r table = 0.325 at α = 0.05 N = 35 ant the significant

level 95%, it means that the higher family communication quality level the children

learning intensity will be high. The correlation between television media consume

pattern level and students learning intensity can be obtained rx2y = -0.527 > r table

= -0.325 at α = 0.05, N = 35 and the sgnificant level is at 95%, it means it can be

concluded that the higher television media consume pattern, the learning intensity

will be low.

Key words: family communication quality, television media consume pattern,

children learning intensity.

\

Page 2: PENGARUH KUALITAS KOMUNIKASI KELUARGA DAN POLA KONSUMSI MEDIA TELEVISI TERHADAP ...jurnalkommas.com/docs/Jurnal _ Artharini Kisworo Putri... · 2016. 2. 27. · Komunikasi antara

2

Pendahuluan

Perkembangan masyarakat dan perubahan sosial berlangsung di luar

jangkauan masyarakat itu sendiri dan dari pertumbuhan masyarakat tersebut maka

tingkat mobilitas akan semakin bertambah terutama perubahan ekonomi, sosial, dan

ilmu pengetahuan serta teknologi. Proses mobiltas yang terjadi tentu tidak lepas dari

kelompok masyarakat yang terkecil yaitu keluarga. Dan keluarga juga tidak lepas dari

adanya komunikasi yang berpengaruh pada sistem interaksi di sekitarnya yang

dimana berlangsung secara bersamaan.

Di dalam sebuah keluarga, hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh

pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan dan dorongan dari orang tua.

Setiap anggota keluarga harus saling menghormati, saling memperhatikan dan saling

memberi tanpa harus diminta, dan juga setiap masalah harus dihadapi dan diupayakan

untuk kemudian dipecahkan bersama, serta memberi kebebasan kepada anak untuk

mengungkapkan pikiran dan perasaanya.

Jika memiliki keinginan untuk maju (self actualization), maka keinginan itu

perlu diungkapkan atau dikomunikasikan, agar orang lain dapat mengetahuinya (self

disclose). Keinginan untuk menampakkan self disclose merupakan jendela atau

etalase yang dibuat untuk memperlihatkan diri. Banyak orang memiliki kemampuan

dan keinginan yang besar, tetapi karena ia tidak dapat mengkomunikasikannya

kepada orang lain, maka kemampuan atau keinginan itu tidak dapat dikembangkan

atau terpenuhi (Cangara, 2002).

Komunikasi didalam keluarga dapat meningkatkan hubungan insani (human

relation), menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi

ketidakpastian sesuatu, serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain.

Komunikasi dan kepercayaan dari orang tua yang di rasakan oleh anak akan

mengakibatkan arahan, bimbingan dan bantuan orang tua yang di berikan kepada

anak akan menyatu dan memudahkan anak untuk menangkap makna dari upaya yang

dilakukan dan komunikasi keluarga akan efektif untuk menyadarkan dan melatih

anak-anak untuk lebih mengamalkan nilai moral dasar dalam kehidupan sehari–hari

Page 3: PENGARUH KUALITAS KOMUNIKASI KELUARGA DAN POLA KONSUMSI MEDIA TELEVISI TERHADAP ...jurnalkommas.com/docs/Jurnal _ Artharini Kisworo Putri... · 2016. 2. 27. · Komunikasi antara

3

dan membentuk pribadi yang mandiri, percaya diri, dan mempunyai rasa tanggung

jawab yang tinggi (Kurniadi, 2010).

Berkembangnya teknologi komunikasi dan meluasnya industrialisasi serta

mobilisasi merupakan pendorong perubahan keluarga sehingga pada era kehidupan

modern sebagian besar orang tua sangat sibuk bekerja demi memenuhi kebutuhan

hidup keluarga. Sehingga banyak orang tua yang kehilangan waktu bersama dengan

anak-anak. Karena kesibukan pekerjaan mereka, para orang tua jarang punya waktu

untuk keluarga mrereka. Dengan waktu yang hanya sedikit tentu membutuhkan

pemikiran bagi para orang tua dalam membangun komunikasi antar anggota keluarga.

Terlebih anak-anak yang masih sangat membutuhkan perhatian dari orang tua.

Komunikasi antara orang tua dengan anak sangatlah berpengaruh terhadap

perkembangan anak.

Menurut Gunarsa (2004), bahwa intensitas komunikasi keluarga dapat di ukur

dari apa-apa dan siapa yang saling di bicarakan, pikiran, perasaan, objek tertentu,

orang lain atau dirinya sendiri. Ditambahkannya lagi, bahwa komunikasi yang

mendalam ditandai oleh kejujuran, keterbukaan, dan saling percaya, sehingga

menimbulkan respon dalam bentuk perilaku atau tindakan. Dengan adanya intensitas

komunikasi dalam keluarga adalah hubungan orang tua dengan anak akan harmonis,

sehingga orang tua menjadi tahu dan peduli dengan apa yang dirasakan anak.

Begitupun sebaliknya, anak menjadi tahu apa yang dilakukan orang tuanya semata-

mata hanya untuk anaknya saja. Untuk itu perlu diusahakan agar komunikasi

terutama di dalam keluarga perlu sesering mungkin, dan dibiasakan agar keluarga

selalu memberikan berita-berita yang benar sehingga terjalin komunikasi yang baik

antar masing-masing anggota di dalam keluarga (orang tua dengan anak).

Orang tua bertanggung jawab dalam membimbing anak, agar proses

belajarnya tetap berlangsung dengan terarah. Untuk mencapai prestasi yang

diharapkan, seorang anak membutuhkan lingkungan yang kondusif untuk belajar dan

menyenangi apa yang dipelajarinya. Di sini orang tua sangat berperan dalam

menciptakan suasana yang dapat mendorong anak senang belajar sehingga prestasi

Page 4: PENGARUH KUALITAS KOMUNIKASI KELUARGA DAN POLA KONSUMSI MEDIA TELEVISI TERHADAP ...jurnalkommas.com/docs/Jurnal _ Artharini Kisworo Putri... · 2016. 2. 27. · Komunikasi antara

4

belajar anak tersebut dapat meningkat. Orang tua dapat mendampingi anak dengan

menciptakan suasana belajar di rumah yang menyenangkan. Dunia anak adalah dunia

yang khas, bukan miniature dunia orang dewasa, maka semangat berkomunikasi

kepada anak adalah bukan memberitahukan sesuatu yang dianggap baik dari sudut

pandang orang dewasa, melainkan duduk sejajar bersama anak, berempati, dan

menemani anak.

Dengan demikian bahwa kualitas komunikas keluarga dapat meningkatkan

intensitas belajar yang berimplikasi kepada prestasi belajar, namun hal yang patut

diwaspadai saat ini banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi menurunnya

intensitas belajar siswa, salah satunya televisi. Televisi adalah salah satu media yang

sudah sangat merakyat. Hampir semua kelurga di Indonesia mempunyai televisi.

Sebagai alat hiburan yang sangat murah tentu televisi terjangkau semua kalangan

masyarakat. Dari sisi orang tua yang sangat sibuk, televisi merupakan alat yang

sangat membantu mengisi kekosongan waktu anak-anak mereka.

Televisi dengan berbagai acara yang ditayangkannya telah mampu menarik

minat pemirsanya, dan membuat para penontonnya ketagihan untuk selalu

menyaksikan acara-acara yang ditayangkan. Bukan hanya orang dewasa saja, bahkan

bagi anak anak pun menonton televisi sudah merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari aktivitas kesehariannya. Sebagai produk budaya dan teknologi,

kehadiran televisi akan terus bertambah dan meningkat apabila untuk masa-masa

yang akan datang. Pemilikan pesawat televisi oleh sebuah keluarga sudah bukan

barang mewah lagi. Televisi sudah merupakan makanan pokok bagi kehidupan umat

manusia, tidak hanya di daerah perkotaan tetapi juga di daerah pedesaan.

Perkembangan di bidang pertelevisian tersebut memungkinkan timbulnya

persaingan yang cukup ketat di antara stasiun-stasiun televisi untuk menarik perhatian

pemirsa. Sebagai akibatnya, dapat kita lihat dari banyaknya jenis acara yang menarik,

mulai dari film, sinetron, kuis, acara musik dan sebagainya. Dengan adanya program-

program yang menarik tersebut, pemirsa seperti dimanjakan, karena pemirsa tinggal

memilih acara apa yang ingin ditontonnya, dan pada saluran televisi yang aman.

Page 5: PENGARUH KUALITAS KOMUNIKASI KELUARGA DAN POLA KONSUMSI MEDIA TELEVISI TERHADAP ...jurnalkommas.com/docs/Jurnal _ Artharini Kisworo Putri... · 2016. 2. 27. · Komunikasi antara

5

Dengan banyaknya pilihan acara tersebut tidaklah mengherankan apabila hampir

setiap saat anak-anak berada di depan pesawat televisi. Mulai dari bangun tidur,

pulang sekolah bahkan menjelang tidur kembali.

Di era pertelevisian sekarang ini orang tua banyak yang telah melupakan

peranan mereka sebagai sumber utama yang paling awal mempengaruhi pertumbuhan

dan perkembangan anaknya. Mereka tidak menyadari bahwa peranan orang tua ialah

berkomunikasi. Faktor komunikasi sangat penting dalam kehidupan manusia.

Pertama kali kita melakukan komunikasi yaitu dengan orang tua dalam keluarga.

Keluarga merupakan pendidik utama dan pertama. Melalui komunikasi orang tua

dapat mengarahkan putra-putrinya, yaitu dengan komunikasi yang dalam, yang

didasarkan atas perasaan empati dan dipraktekkan dengan cara mendengarkan dan

menikmati interaksi sehari-hari dengan anakanaknya.

Fenomena ini bisa saja terjadi lantaran banyak rumah tangga saat ini

“pendengar-pendengar” bukanlah orang tua. Orang tua tidak selalu bersedia atau

terlalu sibuk dengan pekerjaannya daripada memberi perhatian kepada anaknya. Jadi

tidaklah mengherankan apabila di dunia media massa jaman sekarang, kasus

menyibukkan anak-anak dengan media khususnya, sedang mengarah kepada “krisis

orang tua” yang sangat merugikan hubungan antara orang tua dan anak. Seharusnya

dengan adanya komunikasi, orang tua dapat mendiskusikan jam menonton televisi

dengan jam-jam untuk kegiatan lain (kegiatan belajar) dengan anak-anaknya.

Sehingga dengan adanya pembagian waktu yang telah menjadi konsensus bersama

antara orang tua – anak dapat dipatuhi oleh anak, tanpa paksaan dia akan belajar

(Pitriawanti, 2010).

Tingkat mengkonsumsi media televisi pada anak – anak yang masih duduk di

sekolah dasar memang mengalami peningkatan. Apalagi dengan semakin

menambahnya program – program televisi untuk anak – anak. Hal itu memicu mereka

menjadi semakin senang menonton televisi. Media yang sering mereka konsumsi

adalah media televisi, yang dapat mereka konsumsi dengan bebas, kapanpun mereka

mau. Mereka akan lebih sering duduk di depan televisi pada saat jam – jam acara

Page 6: PENGARUH KUALITAS KOMUNIKASI KELUARGA DAN POLA KONSUMSI MEDIA TELEVISI TERHADAP ...jurnalkommas.com/docs/Jurnal _ Artharini Kisworo Putri... · 2016. 2. 27. · Komunikasi antara

6

anak – anak, bahkan acara lain.

Di latar belakangi kondisi seperti diatas, maka peneliti tertarik untuk

mengetahui apakah Ada hubungan yang signifikan antara kualitas komunikasi

keluarga dan pola konsumsi media televisi terhadap intensitas belajar anak.

Kajian Teori

1. Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi

antara orang – orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya

menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik verbal maupun nonverbal

(Mulyana, 2004: 73).

Komunikasi antarpribadi juga didefiniskan sebagai komunikasi yang terjadi

diantara dua orang yang mempunyai hubungan yang terlihat jelas diantara mereka,

misalnya percakapan seseorang ayah dengan anak, sepasang suami istri, guru dengan

murid, dan lain sebagainya, dalam definisi ini setiap komunikasi baru dipandang dan

dijelaskan sebagai bahan – bahan yang teritegrasi dalam tindakan komunikasi

antarpribadi (Devito, 1997: 5).

Pentingnya suatu komunikasi antar pribadi ialah karena prosesnya

memungkinkan berlangsung secara dialogis. Dialog adalah bentuk komunikasi

antarpribadi yang menunjukkan terjadinya interaksi. Mereka yang terlibat dalam

komunikasi bentuk ini berfungsi ganda, masing – masing menjadi pembicara dan

pendengar secara bergantian. Dalam proses komunikasi dialogis nampak adanya

upaya dari para pelaku komunikasi untuk terjadinya pergantian bersama (mutual

understanding) dan empati. Dari proses ini terjadi rasa saling menghormati bukan

disebabkan status sosial melainkan didasarkan pada anggapan bahwa masing –

masing adalah manusia yang berhak dan wajib, pantas dan wajar dihargai dan

dihormati sebagai manusia.

Komunikasi antar pribadi dibandingkan dengan komunikasi lainnya, dinilai

paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku

Page 7: PENGARUH KUALITAS KOMUNIKASI KELUARGA DAN POLA KONSUMSI MEDIA TELEVISI TERHADAP ...jurnalkommas.com/docs/Jurnal _ Artharini Kisworo Putri... · 2016. 2. 27. · Komunikasi antara

7

komunikan. Alasannya karena komunikasi ini berlangsung tatap muka, oleh karena

dengan komunikasi itu terjadilah kontak pribadi (personal contact) yaitu pribadi anda

menyentuh prbadi komunikan. Ketika menyampaikan pesan, umpan balik

berlangsung seketika (immediate feedback) mengetahui pada saat itu tanggapan

komunikan terhadap pesan yang diontarkan pada ekspresi wajah dan gaya bicara.

Apabila umpan balik positif, artinya tanggapan itu menyenangkan, kita akan

mempertahankan gaya komunikasi sebaliknya jika tanggapan komunikasi negatif,

maka harus mengubah gaya komunikasi sampai komunikasi berhasil (Rachmawati,

2012: 24).

Oleh karena keampuhan dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini dan

perilaku komunikan itulah maka bentuk komunikasi interpersonal erngkali igunakan

untuk mnyampaikan komunikasi persuasif (persuasive communication) yakni suatu

teknik komunikasi seara psikologis manusiawi yang sifatnya halus, luwes berupa

ajakan, bujukan atau rayuan. Dengan demikian maka setiap pelaku komunikasi akan

melakukan empat tindakan yaitu membentuk, menyampaikan, menerima dan

mengolah pesan, keempat tindakan tersebut lazimnya berlangung secara berurutan

dan membentuk pesan diartikan sebagai menciptakan ide atau gagasan dengan tujuan

tertentu

2. Komunikasi Keluarga

a. Pengertian Komunikasi Keluarga

Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan manusia

dimana ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial, dalam interaksi dengan

kelompoknya. Dalam keluarga yang sesungguhnya, komunikasi merupakan sesuatu

yang harus dibina, sehingga anggota keluarga merasakan ikatan yang dalam serta

saling membutuhkan (Kurniadi, 2010: 17).

Keluarga merupakan kelompok primer paling penting dalam masyarakat, yang

terbentuk dari hubungan laki-laki dan perempuan, perhubungan ini yang paling

Page 8: PENGARUH KUALITAS KOMUNIKASI KELUARGA DAN POLA KONSUMSI MEDIA TELEVISI TERHADAP ...jurnalkommas.com/docs/Jurnal _ Artharini Kisworo Putri... · 2016. 2. 27. · Komunikasi antara

8

sedikit berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak. Keluarga

dalam bentuk yang murni merupakan kesatuan sosial yang terdiri dari ayah, ibu dan

anak-anak (Wilodati, 2012: 1).

Dilihat dari pengertian di atas bahwa kata-kata, sikap tubuh, intonasi suara

dan tindakan, mengandung maksud mengajarkan, mempengaruhi dan memberikan

pengertian. Sedangkan tujuan pokok dari komunikasi ini adalah memprakarsai dan

memelihara interaksi antara satu anggota dengan anggota lainnya sehingga tercipta

komunikasi yang efektif.

Komunikasi dalam keluarga juga dapat diartikan sebagai kesiapan

membicarakan dengan terbuka setiap hal dalam keluarga baik yang menyenangkan

maupun yang tidak menyenangkan, juga siap menyelesaikan masalah-masalah dalam

keluarga dengan pembicaraan yang dijalani dalam kesabaran dan kejujuran serta

keterbukaan (Febriyani dkk, 2012: 10).

Terlihat dengan jelas bahwa dalam keluarga adalah pasti membicarakan hal-

hal yang terjadi pada setiap individu, komunikasi yang dijalin merupakan komunikasi

yang dapat memberikan suatu hal yang dapat diberikan kepada setiap anggota

keluarga lainnya. Dengan adanya komunikasi, permasalahan yang terjadi diantara

anggota keluarga dapat dibicarakan dengan mengambil solusi terbaik.

b. Pola Komunikasi Keluarga

Banyak teori mengenai komunikasi keluarga yang menyatakan bahwa anggota

keluarga menjalankan pola interaksi yang sama secara terus menerus. Pola ini bisa

negatif ataupun positif, tergantung dari sudut pandang dan akibat yang diterima

anggota keluarga. Keluarga membuat persetujuan mengenai apa yang boleh dan yang

tidak boleh dikomunikasikan dan bagaimana isi dari komunikasi itu di

interpretasikan. Keluarga juga menciptakan peraturan kapan bisa berkomunikasi,

seperti tidak boleh bicara bila orang sedang mencoba tidur, dan sebagainya. Semua

peraturan dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dikomunikasikan melalui cara

yang sama secara terus menerus sehingga membentuk suatu pola komunikasi

keluarga.

Page 9: PENGARUH KUALITAS KOMUNIKASI KELUARGA DAN POLA KONSUMSI MEDIA TELEVISI TERHADAP ...jurnalkommas.com/docs/Jurnal _ Artharini Kisworo Putri... · 2016. 2. 27. · Komunikasi antara

9

Pola komunikasi yang terjadi dalam keluarga bisa dinyatakan langsung

ataupun hanya disimpulkan dari tingkah laku dan perlakuan yang terjadi dalam

keluarga tersebut. Keluarga perlu mengembangkan kesadaran dari pola interaksi yang

terjadi dalam keluarganya, apakah pola tersebut benar-benar diinginkan dan dapat

diterima oleh seluruh anggota keluarga, apakah pola itu membantu dalam menjaga

kesehatan dan fungsi dari keluarga itu sendiri, atau malah merusak keutuhan

keluarga. Kesadaran akan pola itu dapat dibedakan antara keluarga yang sehat dan

bahagia dengan keluarga yang dangkal dan bermasalah

3. Pola Konsumsi Media Massa Televisi

Media massa merupakan saluran dari berbagai macam ide, gagasan, konsep,

bahkan ideologi yang menimbulkan berbagai macam efek bagi masyarakat. Pesan-

pesan yang disampaikan oleh media massa bisa membawa perubahan perilaku akibat

terpaan dari pesan-pesan tersebut pada khalayak. Di samping itu Mc Luhan

menyatakan, selain isi pesan yang terkandung dalam media, media itu sendiri juga

termasuk dalam pesan. Artinya, apa yang mempengaruhi kita bukan hanya apa yang

disampaikan media, tetapi juga media komunikasi yang kita pergunakan, (Rakhmat,

2007: 218).

Media massa adalah alat – alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan

secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen (Nurudin, 2007: 9),

sedangkan menurut Don de Lillo dalam “ White Noise” menyatakan bahwa TV itu

seperti Dewa Janus. Di satu sisi ia menjadi agen perubahan yang mampu menawarkan

keberagaman argumentasi, informasi, dan pengetahuan. Di sisi lainnya ia juga hadir

sebagai perusak nilai dan segenap konstruksi kemapanan, yang tumbuh dan menjadi

dasar sebuah sistem. Kemenduaan ini merupakan dilema yang senantiasa dipikul oleh

TV, maka kontekstualitas peran televisi pun senantiasa melahirkan sejumlah

persoalan, sergahan, dan dakwaan. Dan tentu saja TV dalam hal ini adalah media

yang memiliki kekuatan besar dalam mengirim dan melakukan transfer pesan.

Berbicara mengenai media massa, Televisi merupakan salah satu media yang paling

efektif dalam menyampaikan pesannya. Televisi adalah media elektronik sebagai

Page 10: PENGARUH KUALITAS KOMUNIKASI KELUARGA DAN POLA KONSUMSI MEDIA TELEVISI TERHADAP ...jurnalkommas.com/docs/Jurnal _ Artharini Kisworo Putri... · 2016. 2. 27. · Komunikasi antara

10

sarana komunikasi yang mampu menjangkau khalayak yang relatif besar. Pengaruh

televisi begitu vital dalam masyarakat disebabkan karena televisi mempunyai

beberapa fungsi sebagai bagian dari komunikasi massa. Adapun fungsi tersebut

adalah menghibur, meyakinkan, menginformasikan, menganugrahkan status,

membius dan menciptakan rasa kebersatuan (Devito, 1997: 515-517).

TV sebagai media audio visual mampu merebut 94 % saluran masuknya

pesan-pesan atau informasi ke dalam jiwa manusia yaitu lewat mata dan telinga. TV

mampu untuk membuat orang pada umumnya mengingat 50 % dari apa yang mereka

lihat dan dengar di layar TV walaupun hanya sekali ditayangkan. Atau secara umum

orang akan ingat 85 % dari apa yang mereka lihat di TV setelah tiga jam kemudian

dan 65 % setelah tiga hari kemudian (Anwas, 2008:31). Hal ini menunjukkan efek

yang dihasilkan dari menonton televisi sangat besar. Hal ini disebabkan oleh

intensitas menonton seseorang, informasi yang diserap seseorang secara terus-

menerus akan menimbulkan kesan menyenangkan akan sanggup menarik perhatian

seseorang.

George Gomstock berpendapat bahwa televisi telah menjadi faktor yang tak

terelakkan dan tak terpisahkan dalam membentuk diri kita dan akan seperti apa diri

kita nanti. Dengan semakin seringnya waktu yang digunakan menonton televisi maka

akan semakin kuat pula pengaruh yang diberikan televisi terhadap mereka. Seperti

yang dikatakan Elisabeth Noelle-Neumann dalam Theory Cummulative Effect

menyimpulkan bahwa media tidak punya efek langsung yang kuat, tetapi efek itu

akan terus menguat seiring dengan berjalannya waktu (Vivian, 2008: 472).

Hal tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia Schramm, Lyle, dan Parker pada tahun

1961 menunjukkan dengan cermat bagaimana kehadiran televisi telah mengurangi

waktu bermain, tidur, membaca dan menonton film pada sebuah kota di Amerika

(Toletown). Penelitian yang hampir sama dilakukan di Inggris (Himmelweit et al.,

1958), Norwegia (Werner, 1971), dan Jepang (Furu, 1971). Semua penelitian tersebut

menunjukkan gejala yang disebut Joyce Cramond (1976) sebagai “displacement

effect” (efek alihan) yang didefinisikan sebagai “the reorganization of activities

Page 11: PENGARUH KUALITAS KOMUNIKASI KELUARGA DAN POLA KONSUMSI MEDIA TELEVISI TERHADAP ...jurnalkommas.com/docs/Jurnal _ Artharini Kisworo Putri... · 2016. 2. 27. · Komunikasi antara

11

which takes place with the introduction of television, some activities may be cut

down and other abandoned entirely to make time for viewing” atau reorganisasi

kegiatan yang terjadi karena masuknya televisi, beberapa kegiatan dikurangi dan

beberapa kegiatan lainnya dihentikan sama sekali karena waktunya dipakai untuk

nonton televisi (Rakhmat, 2007: 221).

Metode Penelitian

Penelitian ini terkategori dalam penelitian survei, yaitu penelitian yang

mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul

data yang pokok. Penelitian survei dalam buku format-format penelitian sosial oleh

Sanapiah Faisal dibedakan menjadi survei deskriptif dan survei eksplanatif.

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka sifat penelitian ini adalah

eksplanatif. Penelitian eksplanatif atau eksplanatoris adalah penelitian untuk

menjawab apakah suatu variabel berhubungan dengan variabel lain. Maksud dari

penelitian ini adalah untuk menguji hipotesis yang diketengahkan oleh peneliti. Oleh

karena sifatnya yang menguji itu, penelitian eksplanatoris lazim disebut juga

penelitian uji atau testing research (Slamet, 2006: 7-8)

Sajian Data

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data

primer adalah kuesioner. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan cara

memberikannya langsung kepada para responden. Responden pada penelitian ini

adalah anak-anak warga perumahan Korpri Sukoharjo yang bersekolah dasar kelas 4

sampai 6 sebagai objek yang telah terpilih dalam teknik penarikan sampel.

Dalam melakukan penyebaran kuesioner, peneliti memberikan pengarahansecara

langsung mengenai cara-cara mengisi kuesioner kepada responden. Hal ini dilakukan

dengan tujuan agar responden dapat benar-benar memberikan informasi sesuai yang

Page 12: PENGARUH KUALITAS KOMUNIKASI KELUARGA DAN POLA KONSUMSI MEDIA TELEVISI TERHADAP ...jurnalkommas.com/docs/Jurnal _ Artharini Kisworo Putri... · 2016. 2. 27. · Komunikasi antara

12

dibutuhkan dalam penelitian ini, sehingga dapat diperoleh tingkat ketepatan informasi

yang tinggi.

Kuesioner terdiri dari tiga bagian yaitu semua variabel penelitian, yaitu 2

variabel bebas (independent) dan 1 variabel tergantung (dependent). Variabel-

variabel tersebut meliputi:

1. Tingkat kualitas komunikasi keluarga (independent variable).

2. Tingkat pola konsumsi media televisi (independent variable).

3. Intensitas belajar anak (dependent variable)

Kualitas komunikasi keluarga dapat diukur dari apa-apa dan siapa yang saling

dibicarakan, pikiran, perasaan, objek tertentu, orang lain atau dirinya sendiri.

Ditambahkannya lagi, bahwa kualitas komunikasi yang mendalam ditandai oleh

kejujuran, keterbukaan, dan saling percaya, sehingga menimbulkan respon dalam

bentuk perilaku atau tindakan. Untuk mengukur tinggi rendahnya tingkat kualitas

komunikasi keluarga digunakan 4 indikator yang dijabarkan dalam 18 pertanyaan.

Keempat indikator tersebut adalah 1) Orang tua memberikan bimbingan belajar di

rumah, 2) Frekuensi komunikasi antara orang tua dengan anak, 3) Perhatian orang tua

terhadap kebutuhan sekolah dan kasih sayang, 4) Keterbukaan anak dalam

mengungkapkan isi hati.

Pola konsumsi media televisi merupakan suatu tindakan yang menarik yang

tidak lepas dari dorongan masing-masing individu untuk menikmati apa yang

ditayangkan oleh televisi, atau dengan kata lain tindakan menonton televisi adalah

kesadaran seseorang terhadap sesuatu yang berhubungan dengan dorongan yang ada

dalam diri individu sehingga seseorang memusatkan perhatiannya terhadap acara

yang ditayangkan televisi dengan senang hati serta dengan perasaan puas sehingga

pemirsa dapat menikmati apa yang ditayangkan oleh televisi tersebut. Untuk

mengukur tinggi rendahnya pola konsumsi media televisi digunakan 3 indikator yang

dijabarkan dalam 4 pertanyaan. Ketiga indikator tersebut adalah frekuensi, perhatian

dan durasi.

Intensitas belajar merupakan kesanggupan, kesungguhan siswa dalam belajar atau

Page 13: PENGARUH KUALITAS KOMUNIKASI KELUARGA DAN POLA KONSUMSI MEDIA TELEVISI TERHADAP ...jurnalkommas.com/docs/Jurnal _ Artharini Kisworo Putri... · 2016. 2. 27. · Komunikasi antara

13

giat belajar yang dilakukan siswa dalam upaya memperoleh pemahaman,

pengetahuan serta tingkah laku yang lebih baik melalui prosedur latihan dan

pengalaman yang dilakukan baik di sekolah maupun di rumah. Untuk mengukur

tinggi rendahnya intensitas belajar anak digunakan 3 indikator yang dijabarkan 11

pertanyaan. Adapun ketiga indikator tersebut adalah 1) Kedisiplinan dalam belajar,

2) Keteraturan dalam belajar, dan 3) Konsentrasi dalam belajar.

Analisis Data

Pada bab analisis data ini, penulis melakukan pengujian mengenai benar atau

tidaknya hipotesis yang telah disusun. Terdapat dua hipotesis dalam penelitian

mengenai pengaruh kualitas komunikasi keluarga terhadap intensitas belajar anak

Perum Korpri Gayam Sukoharjo. Hipotesis yang pertama adalah ada tidaknya

hubungan antara kualitas komunikasi keluarga, sebagai variabel independen, dengan

intensitas belajar anak sebagai variabel dependen. Analisis data ini dimaksudkan

untuk membuktikan hipotesis pertama dalam penelitian ini, yaitu:

Ho1 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas komunikasi keluarga

dengan intensitas belajar anak Perum Korpri Gayam Sukoharjo.

Ha1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas komunikasi keluarga

dengan intensitas belajar anak Perum Korpri Gayam Sukoharjo.

Sedangkan hipotesis yang kedua adalah ada tidaknya hubungan antara pola konsumsi

media televisi sebagai variabel independen, dengan intensitas belajar anak Perum

Korpri Gayam Sukoharjo. Analisis data ini dimaksudkan untuk membuktikan

hipotesis kedua dalam penelitian ini, yaitu:

Ho2 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola konsumsi media televisi

dengan intensitas belajar anak Perum Korpri Gayam Sukoharjo.

Ha2 : Terdapat hubungan yang signifikan antara pola konsumsi media televisi

dengan intensitas belajar anak Perum Korpri Gayam Sukoharjo.

Selanjutnya untuk membuktikan kebenaran kedua hipotesis tersebut, akan

dijabarkan dengan teknik statistik yang digunakan untuk riset eksplanatif yang

Page 14: PENGARUH KUALITAS KOMUNIKASI KELUARGA DAN POLA KONSUMSI MEDIA TELEVISI TERHADAP ...jurnalkommas.com/docs/Jurnal _ Artharini Kisworo Putri... · 2016. 2. 27. · Komunikasi antara

14

bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel. Teknik statistik

tersebut adalah teknik analisis Pearson Correlations dan uji t. Teknik ini digunakan

untuk mencari koefisien korelasi antara data ordinal/interval dan data ordinal lainnya.

Dari pengelompokkan tersebut kemudian dapat diukur hubungan antar variabel

dengan menggunakan rumus korelasi.

Dalam penelitian ini, penghitungan korelasi Pearson menggunakan alat bantu

program SPSS For Windows Version 16, dengan taraf signifikansi yang ditentukan

adalah 0,05. Hasil penghitungan korelasi antara ketiga variabel disajikan dalam tabel

berikut ini:

Tabel 3.19

Hasil Uji Korelasi Antara kualitas komunikasi keluarga dengan

intensitas belajar anak Perum Korpri Gayam Sukoharjo

Correlations

Kom_Keluarga Intens_Belajar

Kom_Keluarga Pearson Correlation 1 .905**

Sig. (2-tailed) .000

N 35 35

Intens_Belajar Pearson Correlation .905** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 35 35

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 15: PENGARUH KUALITAS KOMUNIKASI KELUARGA DAN POLA KONSUMSI MEDIA TELEVISI TERHADAP ...jurnalkommas.com/docs/Jurnal _ Artharini Kisworo Putri... · 2016. 2. 27. · Komunikasi antara

15

.

Tabel 3.20

Hasil Uji Korelasi antara pola konsumsi media televisi dengan

intensitas belajar anak Perum Korpri Gayam Sukoharjo

Correlations

Kons_Tel Intens_Belajar

Kons_Tel Pearson Correlation 1 -.527**

Sig. (2-tailed) .001

N 35 35

Intens_Belajar Pearson Correlation -.527** 1

Sig. (2-tailed) .001

N 35 35

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil penghitungan SPSS versi 16 dengan rumus korelasi,

diperoleh rxy untuk penghitungan korelasi, antara kualitas komunikasi keluarga

dengan intensitas belajar anak Perum Korpri Gayam Sukoharjo, sebesar 0,905. Dan

nilai rxy untuk penghitungan korelasi, antara pola konsumsi media televisi, dengan

intensitas belajar anak Perum Korpri Gayam Sukoharjo diketahui sebesar -0,527.

Setelah diketahui nilai-nilai koefisien korelasi antara ketiga variabel, nilai-nilai

koefisien korelasi (rxy) tersebut dikonsultasikan dengan nilai rtabel. Nilai rtabel yang

digunakan adalah rtabel dengan taraf kepercayaan (α) sebesar 0,05 dan jumlah

populasi (N) sejumlah 35 responden (derajat kebebasan, df = 32 ), yaitu sebesar

0,325. Karena kedua nilai koefisien korelasi (rxy lebih besar dari nilai r tabel), maka

dapat disimpulkan bahwa hubungan bivariat masing-masing dari kedua variabel

tersebut adalah signifikan.

Page 16: PENGARUH KUALITAS KOMUNIKASI KELUARGA DAN POLA KONSUMSI MEDIA TELEVISI TERHADAP ...jurnalkommas.com/docs/Jurnal _ Artharini Kisworo Putri... · 2016. 2. 27. · Komunikasi antara

16

Besarnya nilai korelasi adalah antara -1 hingga 1. Nilai korelasi sebesar -1

menunjukkan hubungan negatif yang sempurna. Nilai korelasi sebesar 0

menunjukkan tidak ada hubungan sama sekali. Dan nilai korelasi sebesar 1

menunjukkan hubungan positif yang sempurna.

Untuk nilai koefisien korelasi yang pertama (antara kualitas komunikasi keluarga

dengan intensitas belajar anak Perum Korpri Gayam Sukoharjo) hasil yang muncul

adalah sebesar 0,905,dengan demikian Ho1 ditolak dan Ha1 diterima. Kemudian

untuk nilai koefisien korelasi yang kedua (antara pola konsumsi media televisi

dengan intensitas belajar anak Perum Korpri Gayam Sukoharjo) diketahui sebesar -

0,527,dengan demikian Ho2 ditolak dan Ha2 diterima.

Untuk menjelaskan skala kekuatan hubungan, penelitian ini mengacu pada skala

kekuatan hubungan yang ditetapkan oleh Burhan Bungin (2006:184) pada tabel di

bawah ini:

Tabel 3.21

Nilai Koefisien Kekuatan hubungan

+0.70 – ke atas Hubungan positif yang sangat kuat

+0.50 – +0.69 Hubungan positif yang mantap

+0.30 – +0.49 Hubungan positif yang sedang

+0.10 – +0.29 Hubungan positif yang rendah

+0.01 – +0.09 Hubungan positif yang tak berarti

0.0 Tidak ada hubungan

-0.01 – -0.09 Hubungan negatif yang tak berarti

-0.10– -0.29 Hubungan negatif yang rendah

-0.30 – 0.49 Hubungan negatif yang sedang

-0.50 – -0.69 Hubungan negatif yang mantap

-0.70 – ke bawah Hubungan negatif yang sangat kuat

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa :

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan sangat kuat, antara kualitas

komunikasi keluarga dengan intensitas belajar anak Perum Korpri Gayam Sukoharjo.

Karena hasil koefisien korelasi bersifat positif, maka hubungan antar variabel

berbanding lurus, atau dapat dikatakan, semakin tinggi kualitas komunikasi keluarga,

Page 17: PENGARUH KUALITAS KOMUNIKASI KELUARGA DAN POLA KONSUMSI MEDIA TELEVISI TERHADAP ...jurnalkommas.com/docs/Jurnal _ Artharini Kisworo Putri... · 2016. 2. 27. · Komunikasi antara

17

maka semakin besar intensitas belajar anak Perum Korpri Gayam Sukoharjo.

2. Terdapat hubungan yang signifikan dan negatif yang mantap, antara pola

konsumsi media televisi dengan intensitas belajar anak Perum Korpri Gayam

Sukoharjo. Karena hasil koefisien korelasi bersifat negatif, maka hubungan antar

variabel berbanding terbalik, atau dapat dikatakan, semakin tinggi pola konsumsi

media televisi, maka semakin rendah intensitas belajar anak Perum Korpri Gayam

Sukoharjo.

Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh antara kualitas

komunikasi keluarga dan pola konsumsi media televisi dengan intensitas belajar

siswa, Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat kualitas komunikasi keluarga berada pada kategori baik, yaitu terdapat 18

responden (51,43%), kategori cukup sebanyak 16 responden(45,71%), dan kategori

kurang sebanyak 1 responden (2,86%) sehingga kualitas komunikasi keluarga Perum

Korpri Gayam Sukoharjo cenderung berada pada kategori baik.

2. Tingkat pola konsumsi media televisi berada pada kategori rendah, yaitu terdapat

17 responden (48,57%), kategori sedang sebanyak 11 responden (31,43%), dan

kategori tinggi sebanyak 7 responden (20,00%) sehingga pola konsumsi media

televisi Perum Korpri Gayam Sukoharjo cenderung berada pada kategori rendah.

3. Tingkat intensitas belajar anak berada pada kategori tinggi, yaitu terdapat 20

responden (57,14%), kategori sedang sebanyak 14 responden (40,00%), dan kategori

rendah sebanyak 1 responden (2,86%), artinya bahwa intensitas belajar anak di

Perum Korpri Gayam Sukoharjo dalam kategori tinggi.

Page 18: PENGARUH KUALITAS KOMUNIKASI KELUARGA DAN POLA KONSUMSI MEDIA TELEVISI TERHADAP ...jurnalkommas.com/docs/Jurnal _ Artharini Kisworo Putri... · 2016. 2. 27. · Komunikasi antara

18

Dari hasil perhitungan product moment, diperoleh hasil sebagai berikut:

a) Hubungan antara tingkat kualitas komunikasi keluarga dengan intensitas

belajar siswa, diperoleh rx1y = 0,905 > r tabel = 0,325 pada α = 0,05 N = 35

dan taraf signifikansi 95%. Dengan demikian dapat disimpulkan semakin

tinggi tingkat kualitas komunikasi keluarga maka intensitas belajar menjadi

tinggi.

b) Hubungan antara tingkat pola konsumsi media televisi dengan intensitas

belajar siswa, diperoleh rx2y = -0,527 > r tabel = -0,325pada α = 0,05, N =

35 dan taraf signifikansi 95%. Dengan demikian dapat disimpulkan

semakin tinggi pola konsumsi media televisi dengan intensitas belajar

semakin rendah.

Saran

Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang

dapat dijadikan bahan pertimbangan dan masukan bagi pihak yang berkompeten di

dalamnya, antara lain :

1. Bagi anak Perum Korpri Gayam Sukoharjo

Agar siswa lebih dapat mengatur waktu belajar dan menonton televisi serta dapat

membedakan tayangan yang baik dan buruk.

2. Bagi guru

Agar mengarahkan siswa untuk senantiasa hati-hati dalam memilih tayangan televisi

dan memberikan penyuluhan kepada orang tua siswa agar memberikan perhatian,

pengawasan dan pengendalian kepada putra- putrinya selama berada di luar jam

sekolah dan memberikan dorongan pada siswa agar rajin belajar.

3. Bagi orang tua

Untuk mengontrol anak-anak dengan sebaik-baiknya dengan mengatur kegiatan

anak dan menyediakan waktu untuk menemaninya ketika menonton televisi dan juga

membina hubungan yang baik antara anak dan orang tua.

4. Bagi pemerintah

Page 19: PENGARUH KUALITAS KOMUNIKASI KELUARGA DAN POLA KONSUMSI MEDIA TELEVISI TERHADAP ...jurnalkommas.com/docs/Jurnal _ Artharini Kisworo Putri... · 2016. 2. 27. · Komunikasi antara

19

Agar membuat Peraturan Daerah tentang mematikan televisi pada jam belajar antara

jam 18.00 s/d 20.30, sehingga para pelajar dapat memanfaatkannya untuk belajar

seefektif mungkin.

5. Bagi peneliti lain

Peneliti menyadari bahwa apa yang peneliti peroleh dari hasil penelitian ini baru

merupakan sebagaian kecil dari fenomena sosial yang terdapat dalam lokasi. Dalam

artian masih banyak lagi permasalahan yang dapat digali bagi pihak-pihak yang

berkeinginan melanjutkan atau melakukan di Perum Korpri Gayam Sukoharjo.

Page 20: PENGARUH KUALITAS KOMUNIKASI KELUARGA DAN POLA KONSUMSI MEDIA TELEVISI TERHADAP ...jurnalkommas.com/docs/Jurnal _ Artharini Kisworo Putri... · 2016. 2. 27. · Komunikasi antara

20

DAFTAR PUSTAKA

Mulyana, Deddy. (2007). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Liliweri, Alo. (1997). Komunikasi Antarpribadi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti

Cangara,Hafied. (2002). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo

Dalyono M. (1997). Psikologi Pendidikan: Jakarta: Rineka Cipta

Pristiawanti, Arista. 2010. Pengaruh Intensitas Menonton Televisi dan

Komunikasi Orang tua-Anak terhadap Kedisiplinan Anak dalam Mentaati

Waktu Belajar. Skripsi Tidak Dipublikasikan : Universitas Diponegoro

Semarang

Slamet, Yulius. 2006. Metode Penelitian Sosial. Surakarta : LPP UNS dan

UMS Press

Sudjana, Nana. (2005).Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya

Sugiyono. (2007).Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Sulistyowati, Sofchah. (2001). Cara Belajar Yang Efektif dan Efisien.

Pekalongan: Cinta Ilmu Pekalongan

The Liang Gie. (1995). Cara Belajar Efisien II.Yogyakarta: PUBIB.

Thomas Gordon.(1991). Menjadi Orang Tua efektif, Petunjuk Terbaru Mendidik Anak

yang Bertanggung Jawab. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Wilodati. (2012). Pengoptimalisasian Kembali Fungsi Keluarga Sebagai Peletak

Dasar Kepribadian Anak. Jakarta : Universitas Pendidikan Indonesia.

Vivian, John. (2008). Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Kencana Prenada Media

Group

Page 21: PENGARUH KUALITAS KOMUNIKASI KELUARGA DAN POLA KONSUMSI MEDIA TELEVISI TERHADAP ...jurnalkommas.com/docs/Jurnal _ Artharini Kisworo Putri... · 2016. 2. 27. · Komunikasi antara

21