pola batik lasem pasca penetapan unesco tentang …/pola... · trianggulasi data. secara garis...

100
POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG BATIK TAHUN 2009 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna melengkapi Gelar Sarjana Seni Rupa Jurusan Kriya Seni/Tekstil Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Disusun oleh Astaufi Herpi Perdana C0905004 JURUSAN KRIYA SENI/TEKSTIL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

Upload: hoangmien

Post on 07-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG BATIK

TAHUN 2009

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna melengkapi Gelar Sarjana Seni Rupa Jurusan Kriya Seni/Tekstil

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh Astaufi Herpi Perdana

C0905004

JURUSAN KRIYA SENI/TEKSTIL

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

PERSETUJUAN

Skripsi Berjudul

POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG BATIK TAHUN 2009

Dipersiapkan dan disusun oleh: ASTAUFI HERPI PERDANA

NIM. C0905004

Telah disetujui oleh pembimbing Tugas Akhir Universitas Sebelas Maret Surakarta untuk di uji

Surakarta, 19 September 2012,

Pembimbing I

Ratna Endah Santoso, S. Sn, M. Sn. NIP. 197610112003122001

Pembimbing II

Dra. Tiwi Bina Affanti, M. Sn. NIP. 195907091986012001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Kriya Seni atau Tekstil

Dra. Tiwi Bina Affanti, M. Sn. NIP. 195907091986012001

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

PENGESAHAN

Skripsi POLA BATIK LASEM

PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG BATIK TAHUN 2009

Dipersiapkan dan disusun oleh

ASTAUFI HERPI PERDANA NIM. C0905004

Telah disajikan dan dipertanggungjawabkan di hadapan dewan penguji Universitas

Sebelas Maret Surakarta Pada tanggal, 28 September 2012

Dinyatakan telah memenuhi syarat

Jabatan Nama Tanda tangan Ketua sidang : Dra. Tiwi Bina Affanti, M. Sn. ......................

NIP. 195907091986012001

Sekretaris sidang : Ratna Endah Santoso, S. Sn, M. Sn . ...................... NIP. 197610112003122001

Penguji I : Dra. Sarah Rum Handayani, M. Hum. ...................... NIP. 195212081981032001 Penguji II : Dra. Th, Widyastuti, M. Sn. ...................... NIP. 195909231986012001

Mengetahui, Dekan

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta

Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph. D. NIP. 1956003281986011001

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “POLA BATIK LASEM

PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG BATIK TAHUN 2009” ini beserta

isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan

atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang

berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung

resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari ditemukan

adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari

pihak yang lain terhadap keaslian karya saya ini.

Surakarta, 23 September 2012,

Yang membuat pernyataan,

Astaufi Herpi Perdana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

ABSTRAKSI Batik Lasem sangat terkenal karena cirinya sebagai batik Pesisir yang indah

dengan pewarnaan yang berani, dan Kota Lasem merupakan Sentra Batik Tulis yang pernah terkenal dan menjadi salah satu kota penting penghasil batik tulis di Pesisir Utara Jawa. Sejak ditetapkan sebagai daftar budaya tak benda warisan manusia Representative List of Intangible Cultural Heritage oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization) tahun 2009 dan jenis batik yang ditetapkan sebagai World Heritage adalah batik tulis dan bukan batik Printing. Kemudian banyak perkembangan yang terjadi pada batik. Dengan semakin banyaknya permintaan pasar, maka semakin banyak juga perubahan motif yang terjadi pada batik tulis Lasem untuk memenuhi tuntutan pasar. Muncul beberapa permasalahan yaitu bagaimanakah perkembangan pola dan makna estetis yang terkandung di dalam Batik Tulis Lasem Pasca Penetapan UNESCO tentang Batik tahun 2009. Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka bentuk penelitian yang dipakai adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Metode pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Sumber data yang dikumpulkan adalah data kualitatif. Untuk menjamin validitas data, dengan menggunakan teknik trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh umum dinamakan batik Laseman dan batik selera pribumi yang sering disebut batik rakyat yang kemudian di pilah lagi menjadi dua golongan besar masing-masing jenis pola tersebut. Penggolongan tersebut adalah golongan Geometris dan Non geometris. Batik Lasem saat ini memiliki berbagai macam perubahan dari mulai bentuk pola, motif, dan warna yang sudah tidak lagi sesuai pola pakem Batik Lasem. Secara struktural pola batik Lasem tersebut disusun dengan susunan geometris (Lereng dan Ceplok) dan non geometris (Semenan dan Buketan). Struktur susunan motif seringkali dilakukan tidak dengan sistem pengulangan pola kecuali pada pola Lereng dan Ceplokan. Corak yang terjadi pada batik Lasem merupakan mimesis dari kehidupan masyarakat Lasem itu sendiri. Bentuk-bentuk motifnya yang dulu memiliki makna filosofi yang mendalam, sekarang sudah berubah karena persaingan pasar yang begitu ketat. Penamaan batik Lasem yang dulu sesuai dengan warna yang diterapkan, sekarang berubah sesuai jenis motif yang ada didalamnya. Kata kunci: pola, batik, Lasem, UNESCO, 2009, estetis.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

KATA PENGANTAR

Puji syukur pada hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkat dan

karunia-Nya, penulis dapat melaksanakan Tugas Akhir dan menyelesaikan penulisan

Skripsi untuk memenuhi persyaratan guna mencapai derajat Sarjana Program Studi

Kriya Seni.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph. D. Selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni

Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan banyak

fasilitas baik tempat maupun peralatan serta perlengkapan dalam proses

maupun pelaksanaan ujian Tugas Akhir Skripsi.

Dra. Tiwi Bina Affanti, M. Sn. Selaku Ketua Jurusan Studi Kriya Seni dan

Pembimbing II yang selalu sabar sepenuh hati telah mengijinkan dan

menyetujui penulis menempuh Ujian Tugas Akhir Skripsi..

Ratna Endah Santoso, S. Sn, M. Sn. Selaku pembimbing I yang selalu

membimbing, memberi dukungan, dan mengarahkan dengan sepenuh hati

sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini.

Drs. Sarwono, M. Sn. Selaku Pembimbing Akademik yang selalu

memberikan pengarahan dan bimbingan dari awal semester hingga sekarang.

Seluruh Dosen Pengajar dan Staff Karyawan Jurusan Kriya Seni atau Tekstil

yang telah memberi pengarahan demi kelancaran proses Tugas Akhir dan

yang telah memberi syarat untuk menempuh Ujian Tugas Akhir Skripsi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

Ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

H. Santosa Doellah, selaku Pemilik Perusahaan Batik Danar Hadi dan salah

satu pakar Batik di Indonesia yang telah meluangkan waktu dan tenaga dalam

memberikan bantuan materi dan pengarahan serta bimbingan dari awal proses

proses penelitian hingga ujian Tugas Akhir Skripsi.

Sigit Witjaksono, selaku Pemilik Rumah Produksi Kerajinan Batik Laseman

yang memberikan pengalaman serta nasehat.

Prof. Dr. Wiliam Cant. M. Hum, selaku Pemerhati dan Peneliti Etnis Cina IPI

yang telah memberikan kontirbusi besar dalam penelitian ini hingga penulis

dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi..

H. Umy Jazilah Salim, selaku Ketua Deskaranasda Rembang yang memberi

perijinan selama penelitian.

Jeng Ida, selaku Pemilik Sentra Batik Lasem dan pengurus paguyuban

pengusaha Batik di kota Lasem yang telah meluangkan waltu dan tenaga

dalam proses penelitian Tugas Akhir Skripsi..

Rekan-rekan wartawan dan pendukung penelitian, petugas perpustakaan serta

semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih pula

kepada beberapa nara sumber yang telah memberikan dukungan sepenuh hati dan

informasi untuk melengkapi Tugas Akhir Skripsi. diantaranya :

Wahyu Santosa Prabawa, M. Kar.

Alm. Nora Kustantina Dewi, M. Sn.

Sunarno Purwalelana, M. Sn.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

Didik Bambang Wahyudi, M. Kar.

Terima kasih juga kepada bapak, ibuku tercinta serta kakak, adik dan calon

pendamping hidupku yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil yang

sangat berarti bagi penulis. Ucapan terima kasih penyaji sampaikan juga kepada

teman-teman antara lain Imam, Beni, Bagus, Wahid, Ronald, Andreas, Bani, Veni,

Paulus, Dhanis, Isna, Usman, Widyantoro, Bangun, Puput, Novia, Niken, Sigit, serta

teman-teman lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Dalam penulisan Tugas Akhir Skripsi ini penulis menyadari bahwa masih

jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun selalu

penulis harapkan.

Surakarta, 23 September 2012,

Astaufi Herpi Perdana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

MOTTO

“Kebenaran meninggikan derajat Bangsa, tetapi dosa adalah noda Bangsa”

AMSAL 14:34

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i HALAMAN PERSETUJUAN ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN PERNYATAAN iv

ABSTRAKSI v

KATA PENGANTAR vi

MOTTO ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR BAGAN xiv

DAFTAR GAMBAR xv

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Perumusan Masalah 3

C. Tujuan Penelitian 3

D. Manfaat Penelitian 3

E. Sistematika Penulisan 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5

A. Tinjauan Pustaka 5

B. Akulturasi Budaya di Dalam Batik Tulis Lasem 7

1. Faktor Internal 8

a. Pengaruh Keraton 8

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

b. Pengaruh Budaya Lokal Pesisir Utara 9

2. Faktor Eksternal 9

a. Pengaruh Cina 9

b. Pengaruh Belanda 11

C. Perkembangan Budaya di Dalam Industri Batik Tulis Lasem 12

1. Periode Rintisan (1157-1349) 13

2. Periode Pengaruh Budaya Majapahit (1350-1500) 13

3. Periode Pengaruh Budaya Cina (1500-1799) 13

4. Periode Awal Industrialisasi Batik Lasem (1800-1890) 13

5. Periode Pengaruh Budaya Belanda (1901-1941) 14

6. Periode Stagnasi (1942-1945) 14

7. Periode Pengaruh Budaya Lokal (1946-1950) 14

8. Periode Revitalisasi Industri I (1951-1970) 15

9. Periode Kemerosotan Industri (1970-2004) 15

10. Periode Revitalisasi Industri II (2004-2012) 15

D. Motif Batik Lasem 16

1. Batik Lasem Selera Rakyat (Pribumi) 19

2. Batik Lasem Selera Cina (Laseman) 19

a. Motif Fauna Cina dan Motif Jawa 20

b. Motif Flora Cina dan Motif Jawa 21

c. Motif Cina Selain Flora-Fauna dan Motif Batik Jawa 21

d. Motif kombinasi Cina dan Motif Batik Jawa 22

E. Situasi Batik Pasca Penetapan UNESCO Tentang Batik 2009 23

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

F. Kerangka Teoritis 29

BAB III METODE PENELITIAN 31

A. Jenis Penelitian 31

B. Lokasi Penelitian 31

C. Teknik Pengammbilan Sampel 31

D. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 32

1. Sumber Data 32

a. Informan atau Nara Sumber 32

b. Tempat dan Aktifitas Pembatikan 33

c. Karya Batik 34

d. Dokumen atau Arsip 34

2. Teknik Pengumpulan Data 34

a. Teknik Wawancara 35

b. Teknik Observasi 35

c. Teknik Pengkajian Dokumen atau Arsip 36

E. Validitas Data 36

F. Teknik Analisis Data 37

BAB IV POLA DAN MOTIF BATIK LASEM 39

A. Situasi Batik Lasem Pasca Penetapan UNESCO tahun 2009 39

B. Pola Batik Lasem Pasca Penetapan UNESCO tahun 2009 48

1. Batik Tulis Lasem Pola Selera Rakyat 49

2. Batik Tulis Lasem Pola Selera Cina 51

3. Batik Tulis Lasem Pola Lainnya 51

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

C. Kajian Estetika Pola Batik Lasem 55

1. Wujud atau Rupa (appearance) 55

2. Bobot atau Isi (substance) 55

3. Penampilan atau Penyajian (presentation) 55

a. Batik Selera Rakyat 59

1) Batik Golongan Geometris 59

2) Batik Golongan Non Geometris 63

b. Batik Selera Cina atau Laseman 66

1) Batik Golongan Geometris 66

2) Batik Golongan Non Geometris 70

c. Batik Pola Lainnya 74

1) Batik Pola Kontemporer 74

2) Batik Pola Pesisiran 76

BAB V PENUTUP 81

A. Kesimpulan 81

B. Saran 82

DAFTAR PUSTAKA 84

MEDIA SURAT KABAR 85

MEDIA INTERNET BROWSING 85

DAFTAR WAWANCARA 86

GLOSARIUM 87

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Kerangka Pikir 30

Bagan 2. Teknik Analisis Data 38

Bagan 3. Pendekatan Estetika A. A. M. Djelantik 58

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Batik Pola Bang-Biru dan Bang-bangan 19

Gambar 2. Batik Pola Liong dan Burung Hong 21

Gambar 3. Batik Pola Kendoro-Kendiri 21

Gambar 4. Batik Pola Banji 22

Gambar 5. Pola Sekar Jagad, karya Sigit Witjaksono 49

Gambar 6. Pola Tiga Negri, karya Sigit Witjaksono 49

Gambar 7. Pola Krecak Peksi, karya Jeng Ida 50

Gambar 8. Pola Sekar Krecak, karya Jeng Ida 50

Gambar 9. Pola Lerek Latohan, karya Sigit Witjaksono 50

Gambar 10. Pola Sekar Aseman, karya Sigit Witjaksono 50

Gambar 11. Pola Lerek Aseman, karya Jeng Ida 50

Gambar 12. Pola Lerek Puspa, karya Jeng Ida 50

Gambar 13. Pola Lok Can, karya Jeng Ida 51

Gambar 14. Pola Lerek Sisik Naga, karya Jeng Ida 51

Gambar 15. Pola Banji Tambal, karya Sigit Witjaksono 52

Gambar 16. Pola Terate, karya Sigit Witjaksono 52

Gambar 17. Pola Naga, karya Sigit Witjaksono 52

Gambar 18. Pola Tok Wi, karya Sigit Witjaksono 52

Gambar 19. Pola Bambu, karya Sigit Witjaksono 52

Gambar 20. Pola burung Hong, karya Sigit Witjaksono 52

Gambar 21. Pola Sekar Peksi Gunung Ringgit, karya Sigit Witjaksono 53

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

Gambar 22. Pola Latohan, karya Sigit Witjaksono 53

Gambar 23. Pola Sekar Gunung Ringgit, karya Jeng Ida 53

Gambar 24. Pola Banji Kawung, karya Jeng Ida 53

Gambar 25. Pola Bledak Sarimbit, karya Sigit Witjaksono 54

Gambar 26. Pola Selo Karang, karya Sigit Witjaksono 54

Gambar 27. Pola Nice Umbrella, karya Sigit Witjaksono 54

Gambar 28. Pola Romantic Birds, karya Jeng Ida 54

Gambar 29. Batik Pola Lerek Blarakan 59

Gambar 30. Pola dasar Lerek Blarakan 60

Gambar 31. Detail Pola Lerek Blarakan 61

Gambar 32. Pola Sekar Aseman 63

Gambar 33. Detail Motif Sekar Aseman 64

Gambar 34. Batik Pola Bola Dunia 66

Gambar 35. Pola Dasar Bola Dunia 67

Gambar 36. Detail Pola Bola Dunia 68

Gambar 37. Batik Pola Kupu-kupu Beruang 71

Gambar 38. Detail Pola Kupu-kupu Beruang 72

Gambar 39. Batik Pola Sekar Sarimbit 74

Gambar 40. Detail Pola Sekar Sarimbit 75

Gambar 41. Batik Pola Iwak-iwakan 77

Gambar 42. Detail Pola Iwak-iwakan 78

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Lasem adalah sentra batik tulis yang pernah terkenal dan menjadi salah

satu kota penting penghasil batik tulis di Pesisir Utara Jawa. Batik tulis Lasem

begitu terkenal pada pertengahan abad ke-19 hingga tahun 1970-an sampai

produknya diperdagangkan ke luar Negeri. Situasi berubah sejak lebih dari 30

tahun terakhir. Batik tulis Lasem tidak lagi menjadi primadona bersama dengan

Batik dari Cirebon, Pekalongan, Solo, Yogyakarta, dan Banyumas. Sebelum tahun

2005, ada ratusan pembatik Tulis di Lasem. Setelah tahun 2005 tinggal delapan

pengusaha, (Ferdyanto, 2005 : 7). Pengaruh batik Cina tersebut dapat disaksikan

pada pola-pola batik tulis Lasem baik motif maupun warnanya. Bentuk pola batik

tulis Lasem dilihat dari motifnya terjadi karena adanya akulturasi budaya Jawa

yang muncul di Keraton (Parang atau Lerek), Pesisir, Belanda (Vorsch Landen),

Cina (Hong dan Banji), dan India (Sembagi).

Pasar batik tulis Lasem mengalami pasang surut. Pada masa penjajahan

Belanda 1596-1945, batik tulis Lasem mengalami kejayaan. Namun ketika tentara

Jepang masuk ke Indonesia 1942, batik tulis Lasem menjadi terpuruk. Setelah

tentara Jepang meninggalkan Indonesia 1945, batik tulis Lasem mulai bangkit

lagi. Tahun 2005, pemasaran batik tulis Lasem mulai surut kembali. Akibatnya,

banyak pengusaha batik yang gulung tikar dan yang bertahan hanya beberapa

orang saja. Batik tulis Lasem mulai menggeliat kembali, puncaknya ketika terjadi

polemik tahun 2008 batik diakui sebagai milik Negara Malaysia dan sempat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

2

mengusik hubungan bilateral kedua Negara. Pemerintah tidak tinggal diam,

berawal pada tiga September 2008 dengan proses nominasi batik Indonesia yang

akan yang akan didaftarkan ke dalam jajaran daftar budaya tak benda warisan

manusia atau Representative List of Intangible Cultural Heritage oleh UNESCO

(United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization), kemudian

pada sembilan Januari 2009 nominasi tersebut diterima oleh UNESCO, dan

akhirnya pada dua Oktober 2009 secara resmi diakui oleh UNESCO dalam

sidang ke empat antar-pemerintah di Abu Dhabi. Sejak diakui sebagai warisan

budaya tak benda oleh UNESCO, batik Indonesia makin populer. Setiap hari bisa

dilihat kaum tua, muda hingga anak-anak mengenakan batik dan sudah tidak lagi

hanya menjadi busana yang dikenakan pada upacara tertentu (Antara news).

Pasca penetapan UNESCO Tentang Batik tahun 2009, pada tahun 2010

kondisi batik tulis di Lasem terjadi peningkatan jumlah produksi. Pola-pola batik

yang baru mulai bermunculan. Berdasarkan hasil observasi terakhir tahun 2012,

motif khas batik tulis Lasem (Krecak, Dewa-dewi, Uang Kepeng ) dan beberapa

motif lainnya sulit dijumpai serta banyak ditemukan motif baru hasil ciptaan

masyarakat Lasem misalnya Blarak, Geblak Kasur, dan Coral. Kondisi ini terjadi

karena harus memenuhi permintaan pasar dan selera konsumen. Berdasar tulisan

tersebut, maka hal-hal yang terkait dengan perkembangan pola dan estetika pada

batik tulis Lasem yang ada saat ini cukup menarik untuk dikaji karena guna

memahami perubahan yang terjadi pada batik tulis Lasem dan konsep

penggarapan atau perancangan pada pola dan motif batik tulis Lasem, yang tidak

menutup kemungkinan bahwa memiliki ciri khas yang membedakan batik tulis

Lasem dengan batik tulis daerah lain di Indonesia.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

3

B. Perumusan Masalah.

1. Bagaimanakah Pola Batik Tulis Lasem Pasca Penetapan UNESCO tentang

Batik tahun 2009?

2. Bagaimana makna estetis yang terkandung di dalam Pola Batik Tulis

Lasem pada masa Pasca Penetapan UNESCO tentang Batik tahun 2009?

C. Tujuan Penelitian.

1. Mengetahui Pola Batik Tulis Lasem yang muncul Pasca Penetapan

UNESCO tentang Batik tahun 2009.

2. Mengetahui makna estetis yang terkandung di dalam Pola Batik Tulis

Lasem

D. Manfaat Penelitian.

1. Lembaga.

a. Diharapkan adanya penelitian ini dapat memberikan sumbangan

pengetahuan baru yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu di

kampus Universitas Sebelas Maret, khususnya Jurusan Kriya Tekstil.

b. Diharapkan dengan penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi

mahasiswa Universitas Sebelas Maret, khususnya bagi mahasiswa

Jurusan Kriya Tekstil tentang perkembangan Motif Batik Lasem Pasca

Penetapan UNESCO tentang Batik tahun 2009.

2. Masyarakat.

a. Diharapkan penelitian ini menambah pengetahuan bagi masyarakat

umum mengenai Batik Lasem Pasca Penetapan UNESCO tentang

Batik tahun 2009.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

4

b. Diharapkan dengan adanya tulisan ini membuat masyarakat menjadi

tertarik dan mengenal Batik Lasem Pasca Penetapan UNESCO tentang

Batik tahun 2009.

3. Penulis.

c. Mampu memberikan pengetahuan pada penulis terhadap Motif Batik

Lasem Pasca Penetapan UNESCO tentang Batik tahun 2009.

a. Mampu memberikan pengalaman dan pengetahuan yang lebih dalam

bidang pertekstilan khusunya mengenai Batik Lasem.

E. Sistematika Penulisan.

Laporan penelitian ini di susun dan dibagi menjadi beberapa bab sebagai

berikut:

Bab I. Pendahuluan, pada bab ini berisi uraian tentang latar belakang

masalah, perumusan masalah, tu juan penelitian, manfaaat peniltian.

Bab. II. Kajian pustaka, pada bab ini membahas tentang informasi dan data

Batik Lasem mulai dari sejarah, Motif, perkembangan Motif.

Bab III. Metode penelitian, pada bab ini berisi tentang jenis penelitian,

lokasi penelitian, sumber dan teknik pengumpulan data, validitas data, dan teknik

anilisis data.

Bab IV. Pengumpulan data dan anilisis data, pada bab ini memaparkan

semua hasil penlitian observasi, wawancara, dan visual tentang perkembangan

Motif Batik Lasem Pasca Penetapan UNESCO tentang Batik tahun 2009.

Bab V. Merupakan bagian akhir dari sksipsi berisi kesimpulan dan saran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

5

BAB II

Kajian Pustaka

A. Tinjauan Pustaka.

Cukup banyak tulisan tentang batik berupa hasil penelitian, disertasi, thesis

ataupun literatur, namun sejauh ini belum ditemui tulisan yang membahas secara

khusus tentang Motif Batik Lasem Pasca Penetapan UNESCO Tahun 2009.

Sebuah buku yang ditulis oleh Sewan Susanto (1980) dengan judul “Seni

Kerajinan Batik Indonesia,” memaparkan tentang penggolongan batik menjadi dua

golongan yaitu geometris dan non geometris.

Djoemena (1990) dalam bukunya ungkapan sehelai Batik “Its Mystery and

Meaning,” memaparkan secara garis besar batik tulis Lasem dibedakan menjadi dua

jenis, yaitu batik selera rakyat atau pribumi, dan batik selera Cina yang oleh umum

dinamakan batik Laseman.

Santoesa Doellah (2002) dalam bukunya “Batik Pengaruh Jaman dan

Lingkungan,” memaparkan tentang kesenian tradisi batik dan pengaruhnya terhadap

masyarakat Indonesia.

Sebuah penelitian yang dilakukan Tiwi Bina Affanti (2009) dengan judul

“Keberadaan Batik Kliwonan di Kabupaten Sragen Kemunculannya, dinamika

Kehidupannya, dan Visual Pola Batiknya,” dalam tesisnya memaparkan mengenai

pengklasifikasian pola-pola batik Kliwonan menjadi beberapa pola.

Buku “Badra Santri Babad Tanah Lasem” karangan Mpu Santri Badra di tahun

1401 Saka (1479 M), ditulis ulang oleh R. Panji Kamzah tahun 1858, memaparkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

6

tentang fenomena yang terjadi pada kota Lasem mulai dari Kerajaan Majapahit,

kedatangan Belanda, Jepang, dan Cina yang memberi pengruh besar terhadap

kebudayaan di Lasem.

Soedarsono, dalam bukunya “Aspek Ritual dan Kreativitas Dalam Perkembangan

Seni di Jawa” (2005), memaparkan perdagangan batik Lasem yang dilakukan oleh

bangsa Portugal dan Belanda dari Nusantara hingga Mancanegara.

Jurnalistik yang dilakukan oleh Nias di dalam harian Kompas (2003), menuliskan

tentang pengaruh Cina di dalam batik tulis Lasem dan perkembangan industri pada

tahun 2003 yang terjadi pada batik tulis Lasem serta eksistensinya terhadap

persaingan pasar.

Tien dalam bukunya, “Rich of Batik” (1997), menuliskan tentang ciri khas

pewarnaan batik tulis Lasem yang begitu terkenal karena ciri khas warna merahnya

yang tidak bisa ditiru oleh batik tulis daerah lain..

Melly. G. Dalam bukunya yang berjudul “Golongan Etnis Tionghoa di Indonesia.

Suatu masalah Pembinaan Kesatuan Bangsa”, tahun 1878, memaparkan mengenai

macam-macam motif batik tulis Lasem dan kehidupan masyarakat etnis Tiongha di

Indonesia.

Rahayu di dalam jurnalistik pada harian Kompas (2009), menuliskan Penetapan

UNESCO terhadap dan mengenai perkembangan yang terjadi pada industri batik di

Indonesia.

Widhiarso seorang jurnalis harian Kompas (2010), pada artikelnya menuliskan

tentang perkembangan Batik Pekalongan, Yogya, dan Solo Pasca Penetapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

7

UNESCO dilihat dari segi industri, pemasaran, dan tanggapan pemerintah terhadap

batik Indonesia.

Soepardi dalam karya jurnalistiknya pada harian Kompas (2009), menuliskan data

jumlah batik yang berkembang pada di Indonesia, dan mengenai perkembangan

industri yang terjadi pada batik Indonesia.

Karya jurnalis Hartono pada harian Kompas (2011), menuliskan munculnya

kegiatan-kegiatan masyarakat dalam melestarikan batik setelah dikukuhkan oleh

UNESCO 2009, dan mengenai antusias masyarakat terhadap perkembangan batik

Indonesia.

Tulisan-tulisan yang terkait tentang batik Lasem di atas, ternyata tidak ditemukan

adanya pembahasan tentang pola dan motif batik Lasem Pasca Penetapan UNESCO

tahun 2009. Dengan demikian penelitian ini cukup otentik untuk dilaksanakan.

B. Akulturasi Budaya di Dalam Batik Tulis Lasem.

Batik tulis Lasem merupakan suatu peningggalan budaya yang memiliki sejarah

panjang, dimana dalam perjalanannya mengalami banyak peristiwa yang berpengaruh

pada bentuk dan perkembangan motif. Ada banyak faktor yang mempengaruhi

akulturasi budaya di dalam batik tulis Lasem, yang petama adalah faktor internal

antara lain pengaruh Keraton dan pengaruh budaya lokal masyarakat Pesisiran.

Sedangkan, yang kedua adalah faktor eksternal yang merupakan pengaruh budaya

asing yang terserap di dalam batik tulis Lasem, yaitu pengaruh Cina dan pengaruh

Belanda. Untuk mengetahui lebih jelas apa, bagaimana, dan mengapa faktor internal

kemudian faktor eksternal bisa menjadi akulturasi budaya pada batik tulis Lasem,

akan dijelaskan seperti di bawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

8

1. Faktor Internal.

Pengaruh budaya Keraton dan pengaruh lokal Pesisiran masyarakat Lasem

merupakan faktor internal yang seringkali tercermin ke dalam batik tulis Lasem.

Penjelasannya sebagai berikut:

a. Pengaruh Keraton.

Buku Serat “Badra Santri Babad Tanah Lasem” menceritakan, pada awal

abad ke-14, kota kecil Lasem merupakan salah satu kekuasaan Kerajaan Majapahit

yang ada di Jawa Timur (Mpu Santri, 1401:377). Pada tahun 1351, Lasem diperintah

oleh Ratu Dewi Indu yang berperan sebagai Adipati (Perdana menteri bagi wilayah

yang bersangkutan) di bawah Kerajaan Majapahit. Suaminya Radjasa Wardhana

merupakan seorang saudagar besar yang terkenal yang pada saat itu mempunyai relasi

dagang yang meliputi wilayah di Asia Tenggara. Dewi Indu meninggal pada tahun

1382, dan jasadnya dibakar di Gunung Argopuro di sebelah timur Kuil Ganapati

(Keberadaan Kuil tersebut belum ditemukan). Suaminya Radjasa Wardhana

meninggal setahun kemudian dan dibakar pada tempat yang sama. Kekuasaan di

Lasem diambil alih oleh anak mereka yang bernama Badra Wardhana. Kerajaan ini

telah ada di Indonesia sejak abad ke-13 sampai abad ke-15 dan mulai runtuh ketika

Islam datang ke Indonesia.

Setelah memerintah selama 30 tahun, Badra Wardhana memberikan

kekuasaannya kepada putranya yang bernama Wijaya Badra pada tahun 1413. Pada

periode ini ada seorang saudagar bernama Bi Nang Un dari luar Lasem yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

9

meletakkan kapalnya di sepanjang Pantai Bonang (sekarang menjadi Binangun),

adalah salah seorang anggota dari rombongan Laksamana Cheng Ho yang bepergian

dari China ke Asia Tenggara pada masa Dinasti Ming.

b. Pengaruh Budaya Lokal Pesisir Utara.

Lasem terletak di Pesisir Pantai Utara Jawa, pengaruh Pesisiran terlihat jelas

di dalam motif batik tulis Lasem. Sebagai contoh Motif Latohan atau Rumput Laut,

Motif Iwak atau Ikan.

Secara teknis pewarnaan batik tulis Lasem memiliki seperti umumnya

penampilan batik Pesisiran dengan banyak warna merah, biru, dan hijau (Tien,

1997:144). Hal tersebut merupakan suatu pengaruh masyarakat Lasem dengan ciri

khas Pesisiran pada umumnya. Dengan pewarnaan khas Pesisiran, tentu saja memiliki

dampak pada motif dan corak yang ada di dalam pola batik tulis Lasem.

2. Faktor Eksternal.

Faktor eksternal merupakan pengaruh dari budaya asing yang ada di dalam

motif batik tulis Lasem. Akulturasi dengan budaya asing terjadi karena disebabkan

oleh dua hal, yang pertama adalah hubungan dagang dimana bangsa Cina melakukan

pelayaran antar Benua yang bertujuan untuk melakukan perdagangan. Kemudian,

yang kedua adalah penjajahan yang terjadi di Indonesia oleh bangsa Eropa yaitu

negara Belanda, yang memiliki tujuan untuk merampas kekayaan alam yang tidak

lain adalah rempah-rempah. Untuk lebih jelasnya, sebagai berikut:

a. Pengaruh Cina.

Menurut buku “Badra Santri Babad Tanah Lasem” karangan Mpu Santri

Badra di tahun 1401 Saka (1479 M), ditulis ulang oleh R Panji Kamzah tahun 1858

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

10

menyebutkan Penemuan keramik Cina di Caruban Lasem, mengindikasikan bahwa

paling tidak antara abad VIII-X Masehi pengaruh budaya Cina sudah terdapat pada

masyarakat Lasem Hal ini berarti pertama, sudah adanya penduduk etnis Cina

bermukim di Lasem, dan kedua, sudah adanya perdagangan barang-barang buatan

Cina di Lasem.

Buku tersebut juga menuliskan tentang keberadaan Batik Cina di Lasem

bermula dari kedatangan Laksamana Cheng Ho pada tahun 1413 Masehi. Anak buah

Cheng Ho bernama Bi Nang Un turut menetap di Lasem bersama istrinya, Na Li Ni.

Bi Nang Un adalah anak buah kapal Dhang Puhawang Tzeng Ho dari Negara Tiong

Hwa, setelah melihat keindahan alam Jawa, memilih menetap di Bonang bersama

dengan istrinya Na Li Ni. Berawal dari keterampilan tangan Na Li Ni kemudian

tercipta berbagai kain batik yang menjadi cikal-bakal keberadaan batik tulis Lasem.

Kedatangan Laksamana Cheng Ho, bertujuan untuk mendatangi Kerajaan

Majapahit. Bi Nang Un ingin tinggal di Lasem untuk menyebarkan Agama Islam

diantara penduduk asli. Akhirnya niat Bi Nang Un tersebut dipersilahkan oleh Wijaya

Badra, dan memberinya wilayah Kemandung untuk tempat bermukim. Dari tulisan di

atas dapat diketahui bahwa hubungan antara etnis Cina yang ada di Indonesia sudah

berlangsung sejak jaman dahulu. Hubungan ini berawal dari kekuatan dalam diri etnis

Cina dalam hal perdagangan. Na Li Ni menyusupkan motif Burung Hong, Liong,

Bunga Seruni, Banji, dan Mata Uang Kepeng dengan warna merah darah ayam khas

Tiong Hoa dalam batik. Karena ciri khas yang unik ini, batik tulis Lasem mendapat

tempat penting di dunia perdagangan. Pedagang antar pulau dengan menggunakan

kapal kemudian mengirim batik tulis Lasem ke seluruh wilayah Nusantara. Masa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

11

kejayaan batik tulis Lasem terjadi pada abad ke-19. Pada masa itu, hampir setiap

orang keturunan Tionghoa menjadi pengusaha batik. Tempat produksi terletak di

rumah mereka dan merekrut penduduk sekitar untuk menjadi pengrajin (Mpu santri,

1401:579-677).

Pengrajin batik semakin kreatif menciptakan Motif-motif baru. Mereka

merespon situasi yang terjadi. Misalnya, ketika Daendels memperkerjakan rakyat

untuk membuat jalan raya, terciptalah motif Krecak, atau Watu Pecah. Namun, masa

kejayaan tersebut mulai pudar di era 1950-an. Karena kondisi politik yang tidak

berpihak pada etnis Tionghoa membuat banyak pengusaha batik gulung tikar.

b. Pengaruh Belanda.

Menurut Soedarsono, dalam bukunya “Aspek Ritual dan Kreativitas Dalam

Perkembangan Seni di Jawa”, tahun 2005. Pada tahun 1519, para pedagang bangsa

Portugal telah menjadikan batik tulis Lasem sebagai dagangan mereka Hal ini berarti

menandakan bahwa, pada saat itu batik Tulis Lasem sudah dijual ke berbagai pelosok

Nusantara, baik ke barat sampai Aceh, atau ke timur sampai ke Ambon. Batik

tersebut dibeli dari Jawa Tengah (Surakarta, Ngayogyakarta, Lasem) dijual lagi ke

nusantara atau ke Manca Negara. Tahun 1603, para pedagang Belanda kemudian

mengikuti jejak para pedagang Portugal, menyebarluaskan dagangan batik Jawa

Tengah ke berbagai daerah di dalam maupun di luar Nusantara. Sehingga pada abad

17 dan abad 18, busana batik (Sinjang atau kain panjang) buatan Jawa Tengah telah

banyak tersebar di daerah Aceh maupun kepulauan Maluku (2005:47-70).

Sejak Belanda masuk ke Indonesia tahun 1596 dan menjajah untuk

mengambil kekayaan Bangsa Indonesia, para perajin batik tulis Lasem menuangkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

12

kejadian-kejadian pada masa penjajahan Belanda (1596-1945) ke dalam batik tulis

Lasem. Motif batik tulis Lasem merupakan sebuah gambaran mengenai kehidupan

realita yang terjadi di Lasem.

Menurut “Serat Badra Santri Babad Tanah Lasem”, Berkembangnya batik

tulis Lasem tidak terlepas dari posisi strategis daerah Lasem yang dahulu dikenal

sebagai salah satu daerah penting di Utara Pulau Jawa. Lasem memiliki pelabuhan

besar yang telah digunakan sebagai tempat transaksi antar pedagang dari berbagai

tempat pada masa Kerajaan Majapahit dan menjadi salah satu pelabuhan besar

Kerajaan Majapahit di samping Juwana dan Tuban. Posisi strategis pelabuhan Lasem

tersebut masih diakui dan terus dimanfaatkan sampai akhir masa pendudukan Jepang.

Pada daerah Caruban, Lasem sudah merupakan sebuah tempat pemukiman pada masa

Majapahit dan transisi ke periode Kerajaan Mataram Islam abad XIV-XVII Masehi

(Mpu santri, 1401:788).

C. Perkembangan Budaya di Dalam Industri Batik Tulis Lasem.

Buku Serat Badra Santi (Babad Tanah Lasem) yang ditulis pada tahun 1401

menjelaskan bahwa kota Lasem pernah disinggahi salah seorang nahkoda kapal dari

rombongan Laksamana Ceng Ho. Puteri Na Li Ni, istri Bi Nang Un anak buah Ceng

Ho, merupakan salah seorang perintis dunia perbatikan Lasem. Tradisi itu kini

diwarisi oleh pengrajin Batik di Rembang khususnya Lasem, Pancur, dan Pamotan

(Mpu santri, 1401: 377-379).

Berdasarkan bukti-bukti yang terdapat di dalam buku tersebut, maka

perkembangan budaya dan industri Batik Lasem diperkirakan melampaui beberapa

periode sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

13

1. Periode rintisan (1157-1349).

Pada awal abad 14, Lasem merupakan daerah dibawah naungan

kekuasaan Kerajaan Majapahit. Merupakan periode dimana batik mulai

diperkenalkan kepada masyarakat Lasem oleh pihak Kerajaan.

2. Periode pengaruh budaya Majapahit (1350-1500).

Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan Hindu-Budha di Indonesia.

Pada periode ini penyebaran agama Hindu-Budha mulai merambah ke dalam

seni dan budaya termasuk batik.

3. Periode pengaruh budaya Cina (1500-1799).

Pada periode ini, ada seorang saudagar dari Cina yang meletakkan

kapalnya di sepanjang Pantai Bonang bernama Laksamana Ceng Ho bersama

anak buahnya bernama Bi Nang Un, dan turut menetap di Lasem bersama

istrinya Na Li Ni, yang memiliki tujuan untuk berdagang. Na Li Ni yang

memiliki keahlian di bidang melukis dan kesusastraan sangat tertarik pada

batik dan mulai mengembangkan kerajinan batik. Pada tahun 1596, bangsa

Belanda datang dan menjajah Indonesia. Dalam perang melawan Belanda,

Laksamana Ceng Ho ikut andil berperang melawan Belanda dengan

mendatangkan armada laut dari Cina.

4. Periode awal industrialisasi Batik Lasem (1800-1890).

Setelah Na Li Ni yang dibantu suaminya Bi Nang Un berhasil

mengembangkan batik, kemudian mulai melakukan pemasaran dan membuka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

14

industri batik di daerah Lasem. Pada tahun 1877, Laksamana Ceng Ho

melakukan kunjungan ke India dengan membawa batik tulis Lasem sebagai

cinderamata untuk saudagar di India. Setelah itu, saudagar tersebut tertarik

dengan keunikan Batik Tulis Lasem, kemudian datang untuk membuka

industri di Lasem dan bekerja sama dengan Kerajaan Majapahit dan

laksamana Ceng Ho. Berawal dari industri kain, bangsa India mulai

memberikan pengaruh agama di Kerajaan Majapahit.

5. Periode pengaruh budaya Belanda (1901-1941).

Batik tulis Lasem mengalami kejayaan dan menjadi primadona pada

periode ini. Penjajah Belanda mulai memberikan konstribusi kapal dagang

terhadap budaya di daerah jajahannya.

6. Periode stagnasi (1942-1945).

Pada tahun 1942. Jepang datang ke Indonesia dan melakukan

penjajahan. Periode ini penjajah Jepang menghancurkan semua industri di

Lasem dan semua daerah jajahan Jepang harus membuat perkebunan rempah-

rempah dan pertambangan. Tahun 1945, Jepang meninggalkan Indonesia dan

proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan. Setelah Indonesia

merdeka, masyarakat Lasem yang menjadi budak kemudian kembali lagi

membuka industri Batik.

7. Periode pengaruh budaya lokal (1946-1950).

Pada periode ini, Indonesia masih melakukan pembentukan

pemerintahan. Tahun 1947, pemerintah Indonesia melakukan pengembangan

budaya di setiap daerah Indonesia. Lasem terletak di daerah Pesisir Pantai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

15

Utara Jawa, sehingga pengaruh budaya Pesisir terlihat jelas di dalam motif

batik tulis Lasem.

8. Periode revitalisasi industri I (1951-1970).

Pada periode ini, industri batik tulis Lasem mulai melakukan

kebangkitan secara menyeluruh di daerah Lasem. Karena para pengusaha

kembali lagi memproduksi Batik Lasem.

9. Periode kemerosotan industri (1970-2004).

Tahun 1970, Indonesia mulai melakukan kerja sama perdagangan

dengan Negara asing yang menyebabkan kenaikan harga bahan baku batik

tulis Lasem, dan timbul kesenjangan sosial dimana bangsa pendatang tidak

boleh ikut dalam dunia politik. Pada tahun 1997, terjadi krisis moneter dimana

hal ini membuat banyak pengusaha batik tulis Lasem yang gulung tikar.

10. Periode revitalisasi industri II (2004-2012).

Tahun 2004, batik tulis Lasem mulai bangkit kembali. Tahun 2008,

terjadi polemik dengan diakuinya batik sebagai budaya Negara Malaysia,

yang kemudian memicu industri batik tulis Lasem untuk semakin bersinar dan

batik menjadi fenomenal.

Lasem terkenal sebagai salah satu Sentra batik penting di Jawa pada akhir

abad ke-19. Warna merah batik tulis Lasem sangat khas yang dipercaya karena

pengaruh air tanah dan iklim setempat. Invasi Jepang pada 1942-1945 membuat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

16

semua usaha Batik tutup. Daerah Pekalongan lahir corak Hokokai, tetapi di Lasem

tak tampak pengaruh Jepang (Jeng ida, 2008:15-17).

Setelah itu, batik tulis Lasem mengalami keterlambatan untuk bangkit

kembali, karena pemakai kain batik tinggal para perempuan Tionghoa lanjut usia,

sementara pasar yang dulu sampai ke Sumatera Barat (motif Lokcan) dan Suriname

berubah selera. Pemilik usaha batik tulis Lasem juga berubah. Tahun 1990-an semua

usaha batik milik keturunan Tionghoa, setelah krisis ekonomi tahun 1998, muncul

pengusaha batik suku Jawa. Tahun 2004, ada 14 pengusaha Tionghoa dan 4 Jawa.

Tahun 2009, dari 32 pengusaha batik di Lasem, kira-kira dua pertiganya suku Jawa.

D. Motif Batik Lasem.

Kehadiran ornamen tetap memiliki makna yang mendalam, dan merupakan

ungkapan-ungkapan idealisasi atau gagasan-gagasan si pencipta dalam mewujudkan

suatu karya seni dengan memanfaatkan ornamen sebagai sumber ciptaannya. Bentuk

Ornamen dan Komposisinya Secara garis besar struktur ornamen dapat dibedakan

menjadi tiga hal utama yaitu : Pertama, garis-garis berkesinambungan dengan segala

variasinya, yaitu berupa garis-garis lurus, garis patah, garis lengkung, garis

bergelombang, dan juga garis-garis yang berfungsi sebagai garis batas. Kedua, berupa

bentuk-bentuk figure yang berkelompok. Ketiga, bentuk hiasan yang menyeluruh dan

utuh, menutup seluruh wujud dari bentuk yang dikenai, dengan jalinan yang saling

mengikat terpadu, berhubungan antara satu dengan bentuk lainnya, saling berdekatan

secara berulang-ulang. Sebenarnya garis yang berkesinambungan, garis lurus,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

17

monochrome yang biasa digunakan untuk membuat garis pembatas, seperti garis-

garis tegak lurus, adalah termasuk dalam unsur-unsur desain (UNIMED, 2009:17)

Sedangkan Adi Irwanto di dalam bukunya “Motif dan Pola” menuliskan, Pada

awalnya garis-garis semacam ini telah ada dengan berbagai variasinya. Misalnya :

garis putus-putus, garis patah, garis zig-zag, garis berlika-liku, dan sebagainya.

Kemudian pada dekade berikutnya muncul berbagai macam bentuk motif yang

berasal dari garis saja. Kita beranggapan bahwa garis pembatas adalah garis yang

sederhana, namun apabila garis-garis tersebut disusun secara berulang-ulang dan

berurutan akan menjadi sebuah desain yang sudah jadi. Selain dari pada itu ada upaya

untuk membuat susunan motif naturalis dengan cara meniru alam atau alam sebagai

sumber inspirasinya. Yang dalam pembuataanya tidak harus sama persis seperti yang

ada di alam melainkan sudah melalui proses stelisasi secara kreatif dan inovatif.

Gubahan unsur alam ini biasanya di ambil dari bentuk pohon, buah-buahan, tumbuh-

tumbuhan, awan, dan lain sebagainya (2007:37).

Mendengar kata batik Jawa Tengah, tentu kebanyakan orang segera menyebut

Solo, Jogja, Pekalongan dan Banyumas sebagai sentra pengrajin Batik. Padahal selain

empat daerah tadi masih ada daerah lain yang juga menghasilkan batik tulis yang

tidak kalah indahnya, yaitu Lasem. Saat ini yang bisa disaksikan dari Kota Lasem

adalah tetap terpeliharanya warisan budaya etnis Cina dengan koleksi rumah kunonya

berjajar berhadap-hadapan di seluruh pelosok kota. Kota ini juga terdapat sentra

industri batik walaupun tidak setenar batik produksi Solo, Jogja atau Pekalongan.

Namun kehadiran batik tulis Lasem merupakan kebanggaan sendiri bagi penduduk

kota nelayan ini. Batik produksi Lasem bercorak khas dengan warna merah darah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

18

ayam yang konon tidak dapat ditiru oleh pembatik dari daerah lain. Kekhasan lain

batik tulis Lasem terletak pada coraknya yang merupakan gabungan pengaruh budaya

Tionghoa, budaya lokal masyarakat Pesisir Utara Jawa Tengah serta budaya Keraton

Solo dan Yogyakarta. Konon para pedagang Tionghoa perantauan yang datang ke

Lasem memberi pengaruh terhadap corak batik di daerah ini. Bahkan banyak

pedagang ini yang kemudian beralih menjadi pengusaha batik di Kota Lasem (Nias,

2003:7).

Menurut harian Kompas tahun 2005, menuliskan tentang sejarah industri

batik Nusantara, dan disinggung bahwa kehadiran batik tulis Lasem sudah ada sejak

berabad silam dan sempat menjadi komoditi di Asia yang kemudian mengharumkan

Kota Rembang (Wawan, 2005:10). Awalnya batik Lasem menjadi batik Encim, batik

yang dipakai oleh wanita keturunan Tionghoa yang berusia lanjut. Pengaruh Keraton

juga ikut mewarnai corak, motif dan ragam batik tulis Lasem. Terbukti dengan

adanya motif atau ornamen Kawung dan sejarah batik Lasem Parang . Pengaruh

budaya Cina terasa kental di sini, sedangkan pengaruh masyarakat Pesisir Utara

terlihat pada kombinasi warna cerah merah, biru, kuning dan hijau. Ketika membuat

desain motif batik tulis para pengusaha batik tulis Lasem sangat dipengaruhi budaya

leluhur mereka seperti kepercayaan dan legendanya. Misalnya terdapat corak ragam

hias burung Hong dan binatang legendaris Kilin atau Singa. Bahkan cerita klasik

Tiongkok seperti Sam Pek Eng Tey pernah menjadi motif batik tulis Lasem dan bisa

bersaing dengan Batik Solo karena motifnya yang unik dan pernah di ekspor

Mancanegara.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

19

Hastini Ari dalam bukunya “Batik Laseman”, memaparkan bahwa pada

zaman Kerajaan Majapahit, kota Lasem merupakan salah satu dari tiga kota

pelabuhan terbesar, batik tulis Lasem mempunyai ciri khas multikultural Jawa-

Tionghoa yang kental, berarti batik tulis Lasem memiliki pesona tampak pada warna-

warni yang cerah serta motifnya yang khas (2009:8).

Pembagian motif sebagai berikut:

1. Batik Lasem Selera Rakyat (Pribumi).

Batik Rakyat adalah batik Sogan dengan tata warna merah biru dan hijau yang

dibuat di daerah Kauman dan Suditan. Batik Sogan disebut dengan Kendoro Kendiri.

Terdapat juga daerah pembatik lain yaitu Baganan, yang mempunyai ragam hias khas

yang disebut Tutul. Sejumlah motif dan warna batik tulis Lasem mengingatkan pada

batik daerah Indramayu, Jambi, Cirebon dan Madura, tentu saja tidak mengherankan

karena ramainya hubungan dagang antar daerah tersebut dahulu. Ragam hias Solo-

Yogya seperti Kawung dan Parang juga terdapat baik pada batik rakyat maupun batik

tulis Lasem, meskipun tidak terlihat utuh.

Pemberian nama pada batik tulis Lasem selera rakyat pada umumnya

berdasarkan tata warna bukan menurut ragam hias. Maka dari itu terdapat istilah

Bang-bangan, Kelengan, Bang-biru, dan Bang-biru-ijo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

20

Gambar 1. Batik Pola Bang-Biru dan Bang-bangan.

2. Batik Lasem Selera Cina (Laseman).

Nian. S. Djoemena di dalam bukunya “Ungkapan Sehelai Batik Its Mistery

and Meaning” , membedakan batik tulis Lasem menjadi dua jenis, yaitu batik dengan

selera Cina dan batik selera Pribumi. Batik Lasem selera Cina memiliki tata warna

yang mengingatkan pada Dinasti Ming; merah, biru, merah-biru, dan merah-biru-

hijau di atas warna putih porselin. Batik selera Cina juga disebut batik Laseman.

Pemberian nama pada batik Lasem pada umumnya berdasarkan tata warna dan bukan

dari ragam hias, karena alasan ini maka muncul beberapa istilah nama untuk batik

Lasem yaitu; Bang-bangan yang memiliki warna latar putih (Ecru) dan ragam hias

merah atau sebaliknya, Kelengan memiliki warna latar putih (Ecru) dan ragam hias

biru atau sebaliknya, Bang biru memiliki warna latar putih (Ecru) dan ragam hias

merah atau biru, dan yang terakhir Bang biru ijo memiliki wrna latar putih (Ecru) dan

ragam hias merah, biru, hijau (Djoemena, 1990:71-72).

Sedangkan, Melly. G. Dalam bukunya yang berjudul “Golongan Etnis

Tionghoa di Indonesia. Suatu Masalah Pembinaan Kesatuan Bangsa”, tahun 1878,

menegaskan bahwa motif khas Tionghoa itu bisa terlihat dalam gambar burung Hong,

Kilin, Liong, Ikan Mas, dan Ayam Hutan. Ada juga motif bunga seperti Seruni,

Delima, Magnolia, dan Peoni. Ciri khas motif Tionghoa lainnya bisa dilihat dalam

motif geometris seperti Swastika, Banji, Bulan, Awan, Gunung, Mata Uang, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

21

Gulungan Surat. Motif Tionghoa berpadu dengan motif Jawa yang umum terdapat

dalam batik khas Jogjakarta dan Solo, seperti Parang, Lereng, Kawung, dan Udan

Riris. Warna dominan batik Lasem adalah Merah, Biru, Sogan, Hijau, Ungu, Hitam,

Krem, dan Putih. Warna-warna ini adalah juga pengaruh dari silang budaya. Warna

merah dalam batik Lasem adalah pengaruh dari budaya Tionghoa. Beberapa jenis

batik tulis Lasem Motif Cina, diantaranya:

a. Motif Fauna Cina dan Motif Jawa.

Contoh Motif Fauna Cina : Motif burung Phoenix yang dikenal

sebagai Hong, Naga (Liong), Kilin, Ayam Hutan, Ikan Emas, Kijang,

Kelelawar, Kupu-kupu, Kura-kura, Ular, Udang, dan Kepiting. Motif Fauna

Cina ini sering berkolaborasi dengan motif batik Jawa, seperti Parang, Udan

Riris, dan Kawung.

Gambar 2. Batik Pola Liong dan Burung Hong.

b. Motif Flora Cina dan Motif Jawa.

Motif Flora Cina misalnya bunga Seruni (chrysanthemum), Magnolia,

dan peoni (Cherry Blossom). Motif Flora Cina ini juga sering bersimbiosis

mutualisme dengan motif Batik Jawa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

22

Gambar 3. Batik Pola Kendoro-Kendiri.

c. Motif Cina Selain Flora-Fauna dan Motif Batik Jawa.

Contoh motif lain (non Flora-fauna Cina) adalah Kipas, Banji,

Delapan Dewa (Pat Sian), Dewa Bulan, Koin (Uang Kepeng).

Gambar 4. Batik Pola Banji.

d. Motif Kombinasi Cina dan Motif Batik Jawa.

Maksud kombinasi motif adalah dalam satu batik tulis Lasem

keeleganan motif Fauna dan Flora Cina berbaur dengan keindahan motif batik

Jawa seperti Udan Riris, Parang, Krecak (Melly. G, 1878:17-22).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

23

Adanya keempat jenis kategori motif batik tulis Lasem tersebut, memberikan

kebebasan kepada para pembatik Lasem dalam berkreasi. Mereka tidak terpaku pada

Pola Motif baku (Pakem). Hal terpenting, improvisasi dan kreativitas pembatik

Lasem selalu tertantang untuk membuat Batik yang bermotif unik dan khas, sehingga

bernilai estetik yang tinggi. Batik tulis Lasem motif burung Phoenix atau sering juga

disebut burung Hong merupakan salah satu motif yang terkenal karena berupa

stylisasi Motif burung Phoenix (Prabowo, 2007:37).

Dituliskan juga bahwa batik tulis Lasem merupakan seni batik Tulis gaya

Pesisiran yang kaya warna dan memiliki ciri multikultural, sebagai akibat akulturasi

banyak budaya, khususnya budaya Cina dan budaya Jawa. Dalam batik Lasem mudah

dikenali perpaduan warna dan motif hasil silang budaya. Misalnya, motif Fauna khas

Cina (burung Hong atau Phoenix, Kilin, Liong atau Naga, dan Ikan Mas) atau motif

Flora (Bunga Seruni, Delima, Magnolia, dan Peoni) dikombinasikan dengan motif

geometris khas batik Pedalaman seperti Parang, Kawung, dan Jereng. Silang budaya

dalam bentuk kombinasi warna, misal pada batik Tiga Negeri yang merupakan

kombinasi warna khas merah marun (pengaruh budaya Cina), biru (pengaruh budaya

Belanda atau Eropa) dan Sogan (pengaruh budaya Jawa).

E. Situasi Batik Pasca Penetapan UNESCO Tentang Batik Tahun 2009.

Setelah batik dikukuhkan sebagai warisan budaya dunia yang berasal dari

Indonesia oleh UNESCO, mendorong banyak perusahaan melakukan beragam cara

untuk merayakannya. Ada yang mengharuskan seluruh karyawannya mengenakan

batik, ada yang membuatkan seragam untuk perusahaan. Jenis batik yang akan

dikukuhkan sebagai World Heritage adalah batik tulis dan bukan batik Printing. Hal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

24

itu karena jenis batik Printing juga diproduksi di beberapa negara lain.

(http//:vivanews/budaya/batik).

Batik sudah menjadi warisan budaya yang diakui UNESCO. Ada hasil yang

cukup signifikan dengan penetapan tersebut. Tetapi ada tantangan yang menghadang

para pengajin batik (Rahayu, 2009:17). Setelah penetapan UNESCO, berbagai

kalangan mulai menaruh perhatian lebih terhadap batik. Beberapa Event pameran

ramai digelar. Orang dari sejumlah daerah juga berburu batik hingga ke Lasem.

Bahkan ada yang menjadi agen penjualan di Jakarta, Bogor hingga Papua.

Tantangan perkembangan batik ke depan adalah melonjaknya bahan baku

kain. Setahun ini, harga kain mori sebagai bahan utama batik terus mengalami

kenaikan. Untuk kain katun jenis prima yang semula harga per yard hanya Rp 5.400,

naik menjadi Rp 6.400. Jenis primis dari Rp 8.750 menjadi Rp 9.250. Jenis kereta

kencana, dari Rp 14.864 menjadi Rp 16.486. Kenaikan bahan utama batik mencapai

10 persen. Kenaikan kain mori ini dikarenakan bahan baku kain dari negara penghasil

kapas seperti India sudah dikontrak Cina (Widji, 2009:7)

Masyarakat sendiri juga sudah membentuk organisasi berupa Paguyuban

Pencinta Batik yang selalu menyelenggarakan berbagai kegiatan dalam

mempertahankan batik. Dengan demikian, batik bisa berkembang di Pekalongan dan

sekitarnya. Untuk upaya melestarikan batik, tidak hanya dibebankan pada pemerintah

saja, tetapi juga masyarakat dan pengrajin itu sendiri, sehingga batik tetap

berkembang di Pekalongan. (Wibowo, 2009:7)

Motif batik dari Pekalongan, diakui sudah berkembang pesat mengikuti

perkembangan zaman. Pengrajin sudah tidak mempedulikan motif batik dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

25

Pakem Kerajaan, tetapi yang dikembangkan adalah motif yang memiliki nilai bisnis

tinggi. Pada prinsipnya, pengrajin Pekalongan hanya memproduksi sesuai dengan

selera masyarakat. Batik yang dibuat masyarakat Pekalongan berbeda dengan daerah

lain. Adapun ciri-ciri batik Pekalongan, adalah memiliki warna yang mencolok, dan

motifnya kontemporer (mengikuti perkembangan zaman). Karena berkembang

kekinian, maka para pengrajin berusaha bisa membatik dengan motif apa pun. Motif

Belanda, Jepang, Cina, Jawa atau motif dari dalam Negeri seperti batik Papua, batik

Banyumasan, Cirebon, batik Yogya, dan batik Solo, semuanya bisa dibuat di

Pekalongan. Agar batik tetap lestari, maka semua pihak harus ikut berperan dalam

melestarikan budaya batik. Kenyataannya perkembangan batik juga akan berdampak

pada kesejahteraan masyarakat mengingat industri batik bisa menyerap tenaga kerja

(Fatchurohman, 2009:10).

Pendirian Museum batik sudah dilakukan di Pekalongan. Penerapan muatan

lokal batik mulai dari SD, SMP, bahkan membuka Jurusan Batik di SMK Negeri Tiga

Pekalongan dan dilanjutkan dengan pembukaan Jurusan Batik di Politeknik Pusmanu

Pekalongan. Kemudian juga dilakukannya kegiatan tahunan berupa Pekan Batik

Nusantara dan berbagai kegiatan yang mendorong makin dikenalnya batik di tingkat

Nasional maupun Internasional (Noor, 2009:7).

Lain halnya dengan batik Bakaran asal Juwana, Kabupaten Pati.

Perkembangan batik tulis Bakaran, cenderung stagnan. Setelah kebangkitannya pada

tahun 2000 hingga saat ini grafik pergerakan produksi, dan pemasarannya menurun

pada titik yang bisa jadi belum maksimal dibanding era puncak kebangkitan, empat

tahun lalu. Keberadaan batik tulis khas Pati terangkat sejak “tertidur” sekian lama.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

26

Batik Tulis Bakaran dulunya dipasarkan keliling dari pasar ke pasar di seputaran

Bumi Minta Tani. Seiring perkembangannya, warisan budaya leluhur itu mampu

menembus berbagai kalangan hingga menaikkan produksinya (Nias, 2008:3-5).

Kebijakan Pemkab Pati memberi dorongan tersendiri bagi geliat

perkembangan batik tulis Bakaran. Dengan diwajibkannya Pegawai Negeri Sipil

(PNS) di lingkungan Pemkab Pati diwajibkan mengenakan pakaian batik dua kali

sepekan, menjadi angin segar bagi perkembangannya. Pergerakan usaha batik tulis

yang tersentral di Kecamatan Juwana, khususnya Desa Bakaran Wetan dan Bakaran

Kulon, setelah sekian lama tidak banyak berubah. Meskipun terangkat dengan pasar

PNS, minim sekali pengrajin yang mau bergelut dengan Canthing.

Potensi tambak dan hasil laut yang dianggap lebih menjanjikan penghasilan

masyarakat Pesisir Juwana tampaknya berpengaruh pada ketertarikan mereka

mewarisi karya budaya leluhur. Pada perkembangannya, batik tulis Bakaran tidak

lepas dari kondisi daerah Bumi Mina Tani. Tergambar dari motif yang terbentuk, baik

yang orisinil maupun modifikasi. Bukan hanya hasil bumi (kopi dan kedelai) yang

terpola dalam kain batik, torehan lilin seakan juga mengekspresikan hasil laut, seperti

udang, dan ikan. Semuanya tergambar dari sejumlah Motif asli dan hasil kreasi

perajin. Ada 21 motif batik tulis Bakaran yang selama ini diklaim asli oleh pelaku

batik di Juwana. Aneka Motif tersebut delapan di antaranya telah mendapat

pengakuan dari Depkum HAM Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (Ditjen

Haki), tahun lalu adalah Blebak Kopi, Rawan, Riris, Kopi Pecah, Truntum,

Gringsing, Sidomukti, Sidorukun, dan Limaran. Pengajuan tersebut untuk perorangan,

tetapi Haki mencatatnya sebagai hak cipta Pemkab Pati karena dinilai milik bersama.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

27

Adapun 13 motif lainnya yang masih dalam proses pemeriksaan lebih lanjut dari

pihak terkait antara lain, Manggaran, Adas Gempal, Bregat Ireng, Kedele Kecer,

Merak Ngigel, Magel Ati, Blebak Urang, Blebak Lung, Nam Tikar, Truntum, Blebak

Duri, Ungker Cantel, dan Puspo Baskoro (Pramanti, 2010:5-7).

Kota Solo, yang memiliki puluhan Home Industry batik. Kawasan industri

batik, terletak di Kampung Batik Laweyan pada Kota Bengawan yang paling terkenal

sejak abad ke-18. Kampung Batik Laweyan merupakan sentra industri batik tertua di

Indonesia memiliki runtutan sejarah yang panjang. Sejak tahun 1900-an, terdapat

ratusan industri rumah tangga di Kampung Batik Laweyan yang bertahan dari masa

ke masa. Hingga saat ini, tersisa 70 hingga 80 industri batik rumahan yang masih

bertahan di terpa krisis ekonomi yang pernah melanda Indonesia pada tahun 1998 dan

di tengah terpaan industri batik Printing yang lebih digemari masyarakat karena

harganya yang murah. Pada masa itu, Usaha Kecil Menengah (UKM) semakin

berkembang dan pembatik menghilang karena ketidakberdayaan ekonomi.

Sekarang, industri batik Indonesia semakin menggeliat sejalan dengan

penetapan batik Indonesia sebagai kekayaan budaya milik Negeri Khatulistiwa, di

tambah dengan diundang-undangkannya Laweyan sebagai Cagar Budaya Borderless

(tanpa batas) dan dibentuknya FPKBL yang bertujuan menyelamatkan lingkungan

budaya termasuk batik didalamya, semakin memperkuat posisi Indonesia sebagai

Negeri Batik (Fauzi, 2011:7-8).

Meskipun Kota Yogyakarta, Pekalongan, dan kota-kota lain memiliki kain

corak yang bernama batik, akan tetapi batik yang diproduksi tiap daerah di Indonesia

berbeda satu sama lain. Letak perbedaan batik Solo dengan batik dari daerah lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

28

terletak pada pewarnaannya, yang menyimbolkan sejarah masa lampau dari masing-

masing batik yang menggambarkan kehidupan di daerah tersebut. Batik Indonesia

dibedakan menjadi dua, yakni batik Vosch Laden dan batik Pesisir. Batik Solo atau

disebut Vosch Laden bersifat natural dan dominan memakai warna gelap seperti

cokelat, hitam, dan putih. Sedangkan Batik lain misalnya Batik Cirebon, memiliki

warna yang lebih cerah dan mencolok, antara lain dengan menggunakan warna merah

(Widhiarso, 2010:7-8).

Saat ini pengusaha batik mengejar pasar dan keinginan konsumen, sehingga

wajar saja batik asli Solo memakai warna terang, dan sebaliknya. Sedangkan untuk

membedakan antara batik dan bukan batik, caranya lebih mudah. Batik asli bahannya

pasti dari serat alam, sehingga bahan pewarna bisa menyerap. Bisa dipastikan pada

batik asli, sulit membedakan mana kain bagian depan dan mana kain bagian belakang

(Putri, 2009:5).

Mengenai rencana pengumuman penetapan batik Indonesia dalam daftar

representatif budaya tak benda warisan manusia mengungkapkan, motif batik

semakin berkembang dengan adanya hasil karya desainer yang terus bertambah

jumlahnya. Hingga kini terdapat sekitar 2.500 motif batik, dan itu yang baru terdaftar.

Dengan berkembangnya produk desainer, motif atau ragam batik juga akan

berkembang terus (Soepardi, 2009:8).

Pemerintah akan mengembangkan pengakuan, membantu untuk memperkuat

promosi, dari sentra-sentra batik kita perkenalkan sehingga di setiap daerah memacu

memunculkan keunikan-keunikan dalam kreasi batik. Selain itu, pemerintah akan

membantu supaya batik mudah mendapat lisensi atau hak paten. (Nuh, 2011:17).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

29

Pembuatan kain batik merupakan kerajinan tradisional di Jawa dan beberapa

daerah lain secara turun temurun sejak beberapa abad lalu, dan terus menyebar ke

berbagai daerah sebagai busana adat dan kelengkapan pokok tradisi. Apabila hal

tersebut bisa direalisasikan secepatnya, pertumbuhan angka penjualan perajin batik

baik Industri Kecil Menengah (IKM) dan Usaha Kecil Menengah (UKM) kian

meningkat. Sampai sekarang, di provinsi ini ada 191 sentra IKM. Sementara di sektor

batik dan bordir ada 5.926 unit. Secara total, penyerapan tenaga kerja di keduanya

sekitar 21.000 pekerja (Hartono, 2011:4-7).

Cukup tingginya kepedulian pemerintah dalam memperjuangkan batik

Indonesia ini tidak terlepas dari esensi kultural dan historis Batik Indonesia. Nilai

budaya tak benda dari batik antara lain terkait dengan ritual pembuatan, ekspresi seni,

simbolisme ragam hias, dan identitas budaya daerah. Batik dihasilkan dengan tangan

melalui proses pemberian garis dan titik-titik dengan malam panas pada kain

menggunakan Canthing tulis atau Canthing cap. Pola dan ragam batik tradisional dan

modern memiliki simbolisme yang mendalam, di antaranya terkait dengan status

sosial, komunitas daerah, alam dan juga perkembangan sejarah.

F. Kerangka Teoritis.

Batik tulis Lasem merupakan batik yang memiliki perpaduan multi budaya.

Dalam perjalanannya terdapat berbagai pengaruh yang di bagi menjadi dua faktor

yaitu faktor internal antara lain adalah pengaruh Keraton dimana pada saat itu Lasem

merupakan daerah naungan Kerajaan Majapahit yang kemudian memberikan budaya

batik ke dalam Lasem. Setelah itu, pengaruh masyarakat lokal Pesisiran yang tidak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

30

lepas dari kehidupan maritim mempengaruhi budaya di dalam batik tulis Lasem yang

kemudian munculah batik Rakyat.

Sedangkan faktor eksternal antara lain hubungan dagang antar daerah dimana

setiap daerah memiliki budaya masing-masing yang akhirnya memberi perubahan

terhadap batik Lasem. Disamping itu ada pengaruh dari luar yaitu Cina pada saat itu

memperluas hubungan antar negara. Dengan masuknya Cina ke Lasem tentu saja

mempengaruhi batik tulis Lasem, kemudian pada saat itu juga penjajahan Bangsa

Eropa sudah merambah ke dalam Nusantara dimana pada saat itu Belanda

mencanangkan sistem kerja paksa pada masyarakat Lasem. Berawal dari Cina yang

memberikan budaya oriental ke dalam motif batik tulis Lasem, lalu muncul batik

Laseman.

Batik Laseman dan Batik Rakyat merupakan satu kesatuan dari batik tulis

Lasem. Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 2008 terjadi polemik bahwa batik

diakui sebagai milik Malaysia, kemudian mendorong pemerintah Indonesia untuk

mendaftarkan batik kepada lembaga budaya dunia yaitu UNESCO dan ditetapkanlah

batik sebagai budaya dunia milik Indonesia pada tahun 2009. Setelah penetapan

UNESCO, batik menjadi fenomenal dan banyak sekali perkembangan motif batik

tulis Lasem. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada bagan berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

31

Bagan 1. Kerangka Pikir

-Belanda -Cina

Hubungan dagang antar

daerah

Batik tulis Lasem

Pasca penetapan tentang batik oleh

UNESCO tahun 2009

Motif batik Lasem

Pola batik tulis Lasem

Budaya keraton

Budaya masyarakat

lokal pesisiran

Eksternal Internal

Batik rakyat Batik Laseman

Makna estetis

Batik Laseman Batik rakyat Batik pola lainnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

32

BAB III

Metode Penelitian

A. Jenis Penelitian.

Berdasarkan permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini, maka bentuk

penelitian yang dipakai adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif.

Karena, jenis penelitian ini akan mampu menangkap berbagai informasi kualitatif

dengan deskripsi teliti dan penuh nuansa, yang lebih berharga. Strategi yang

digunakan adalah studi kasus, dan karena lokasi studi ini terletak di satu

kecamatan yang memiliki satu kota dengan kekhususan tersendiri, yang

merupakan unit analisis tersendiri, kemudian selanjutnya akan disatukan dalam

anilisis antar kasus untuk menemukan simpulan studi secara lengkap. Selain itu,

karena peneliti terjun dan menggali permasalahan di lapangan, maka jenis strategi

penelitian ini b isa disebut sebagai studi kasus terperancang.

B. Lokasi Penelitian.

Lokasi penelitian di Kabupaten Rembang, khususnya kota Lasem. Pada

kabupaten tersebut, terdapat sentra batik Lasem yang terletak di bekas kantor

kecamatan Lasem, Jl. Raya Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang. Penelitian

dilakukan pada kurun waktu antara bulan April 2012 hingga Juni 2012 dengan

fokus pola-pola batik tulis Lasem beserta makna estetis yang terkandung

didalamnya.

C. Teknik Pengambilan Sampel.

Metode pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Dalam

penelitian ini di ambil sampel dengan asumsi dedikasi, pengalaman, dan

pengetahuan para pengusaha dan pakar batik tulis Lasem.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

33

Pihak yang menjadi nara sumber dalam penelitian ini adalah para

pengusaha dan pakar batik tulis Lasem yang sudah lama mendalami dan memiliki

banyak pengalaman tentang batik tulis Lasem.

D. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data.

1. Sumber Data.

Sumber data yang dikumpulkan adalah data kualitatif. Data yang

digunakan berasal dari nara sumber, dokumen atau arsip , data visual karya batik.

Untuk lebih jelasnya seperti d i bawah ini:

a. Informan atau Nara Sumber.

Informan atau nara sumber yang akan diminati terdiri dari

pengusaha dan pakar batik tulis Lasem yang terkait dengan

permasalahan dan dipilih atas dasar rekomendasi dari nara sumber

sebelumnya. Pemilihan nara sumber dengan menggunakan teknik

purposive sampling hal ini dikarenakan nara sumber mengetahui

secara mendalam dan dipercaya.

Nara sumber utama dalam penelitian ini, sebagai berikut :

- H. Santosa Doellah, Pemilik perusahaan batik danar hadi dan

salah satu pakar batik di Indonesia, beliau memiliki dedikasi,

pengalaman, dan pengetahuan yang tinggi di dalam dunia

perbatikan dan sudah mengenal tentang batik sekian lama.

- Sigit Witjaksono, Pemilik Rumah produksi kerajinan batik

Laseman, beliau memiliki sejarah, dedikasi, pengalaman, dan

pengetahuan yang tinggi mengenai batik tulis Lasem.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

34

- Prof. Dr. Wiliam Cant. M. Hum, pemerhati dan peneliti etnis

Cina (IPI). Beliau juga merupakan salah satu pakar batik tulis

Lasem di Indonesia.

- Musa Djamal a Garhan, pengusaha dan perancang mode

(APMPI). Beliau juga merupakan pemerhati dan pengamat

batik tulis Lasem.

- H. Umy Jazilah Salim, Ketua Deskaranasda Rembang. Beliau

mengetahui perkembangan dan lokasi industri batik tulis

Lasem.

- Jeng ida, Pemilik Sentra batik lasem dan pengurus paguyuban

pengusaha batik di kota Lasem.

- Cahyo Arjuna Wiwaha, Manajer rumah produksi kerjainan

batik tulis Lasem. Beliau seseorang yang dipercaya untuk

mengurus dokumen dan arsip tentang batik tulis Lasem.

b. Tempat dan Aktivitas Pembatikan.

Tempat yang dimaksud adalah suatu tempat yang didalamnya

terdapat aktifitas pembatikan. Aktivitas pembatikan dilakukan dalam

lingkungan perusahaan ataupun dalam rumah pembatik sendiri.

Tempat-tempat untuk proses membatik terletak di beberapa lokasi.

Tempat dan aktivitas pembatikan ini tidak bisa dipisahkan satu dengan

yang lainnya, karena saling terkait untuk keberhasilan visualisasi ka in

Batik. Aktifitas pembatikan disini (termasuk sarana dan prasarana

pendukungya) adalah kegiatan mulai dari saaat mengolah kain sampai

menjadi kain batik. Termasuk di dalamnya adalah show room . Tempat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

35

dan aktifitas pembatikan difokuskan pada usaha batik Sentra Batik

Lasem, dan Padi Boloe. Alat yang digunakan dalam melakukan

pengamatan ini adalah kamera.

c. Karya Batik.

Karya batik disini berupa kain hasil pembatikan yang masih bisa

dilihat keberadaannya di beberapa usaha pembatikan. Para pembatik

tidak menginventaris kain produksinya, sehingga ketika penelitian ini

dilakukan, tidak bisa dijumpai wujud kain batik yang telah dibuat

beberapa tahun yang lalu. Hanya ada beberapa kain batik Lawasan

yang disimpan untuk koleksi. Untuk keperluan penelitian, beberapa

kain batik dikumpulkan, diseleksi dan diklasifikasi. Kain-kain batik

tersebut kemudian di foto, untuk keperluan analisisnya.

d. Dokumen atau Arsip.

Dokumen dan Arsip adalah bahan tertulis yang mengenai peristiwa

atau aktivitas pembatikan pada batik tulis Lasem. Serta catatan yang

diperoleh dari berbagai pihak yang dapat menunjang penelitian ini,

seperti dokumentasi berupa foto motif batik tulis Lasem dan tulisan

mengenai batik tulis Lasem.

2. Teknik Pengumpulan Data.

Sumber data dalam penelitian kualitatif berupa informan dari nara sumber,

arsip kuno, dokumentasi berbagai motif batik Lasem. Sumber data tersebut

menuntut cara tertentu guna mendapat data, maka strategi pengumpulan data

dalam penelitian kualitatif ini dikelompokan ke dalam dua cara, yaitu interaktif

dan non-interaktif.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

36

Metode interaktif meliputi wawancara mendalam dan observasi,

sedangkan metode non-interaktif meliputi observasi tak berperan, dan mencatat

dokumen atau arsip.

Adapun teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Teknik Wawancara.

Wawancara dilakukan dengan informan atau narasumber

dengan topik wawancara sejarah, perkembangan, dan makna estetis

yang terkandung di dalam motif batik tulis Lasem dengan mengunakan

pendekatan interaktif, guna mengetahui data yang sesuai dengan

permasalahan yang di angkat.

Wawancara mendalam dimaksudkan dapat dilakukan pada

waktu dan konteks yang dianggap tepat, guna mendapatkan data yang

dirinci juga mendalam serta dapat dilakukan berkali-kali sesuai dengan

keperluan peneliti berkaitan dengan kejelasan masalah yang sedang di

gali.

b. Teknik Observasi.

Dalam observasi penelitian ini, peneliti hanya sebagai

pengamat tanpa terlihat berperan apapun, sehingga peneliti melakukan

observasi tak berperan, yaitu perilaku yang bergayutan dan kondisi

lingkungan yang tersedia di lokasi penelitian dapat diamati secara

formal maupun tidak formal.

Observasi dilakukan untuk memperoleh data yang berupa

pengamatan terhadap situasi, peristiwa, tempat dan lokasi, benda,

beserta dokumentasi gambar yang terkait tentang batik tulis Lasem.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

37

Lokasi , benda, dan dokumentasi gambar terkait yang dimaksud adalah

perusahaan Batik Danar Hadi dan Kota Sentra Industri Batik Tulis

Lasem, karena lokasi tersebut merupakan tempat yang sesuai untuk

mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

c. Teknik Pengkajian Dokumen atau Arsip.

Pengumpulan data dengan teknik pengkajian dokumen dan

arsip, membutuhkan bantuan dan kerja sama dengan dinas pariwisata,

perusahaan Batik Tulis di Lasem, Surakarta, dan lembaga-lembaga

yang terkait. Dokumen atau arsip sangat diperlukan, karena mengarah

pada latar belakang atau peristiwa yang ada keterkaitan dengan Pola

Batik Lasem Pasca Penetapan UNESCO Tentang Batik Tahun 2009.

Data dokumen yang diperoleh kemudian di olah sedemikian

rupa untuk menguji kebenarannya baik secara eksternal (keaslian

dokumen) maupun secara internal (kebenaran isi dokumen atau

pernyataan yang ada).

E. Validitas Data.

Untuk menjamin validitas data, dengan menggunakan teknik trianggulasi

data. Peneliti bisa memperoleh dari narasumber (manusia) yang berbeda-beda

dengan teknik wawancara yang mendalam, sehingga informasi dari nara sumber

yang satu bisa dibandingkan dengan informasi dari nara sumber yang lainnya.

Dengan demikian apa yang diperoleh dari sumber yang satu bisa lebih teruji

kebenarannya bila mana dibandingkan dengan sejenis data yang diperoleh dari

sumber lain yang berbeda, baik sumber sejenis atau sumber yang berbeda

jenisnya. Hal ini merupakan suatu cara supaya data-data yang telah diperoleh

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

38

merupakan data asli dan tidak menjadi plagiat bagi pihak yang akan melakukan

suatu tindakan yang merugikan.

Trianggulasi data yaitu mengumpulkan data yang sejenis dari beberapa

sumber data yang berbeda misalnya sumber data berupa informan, arsip, dan

peristiwa. Dengan demikian data yang diperoleh dari sumber yang satu teruji

dengan data yang sama dari sumber yang berbeda.

F. Teknik Analisis Data.

Analisis interaktif d iterapkan untuk mengkaji data yang terutama berkaitan

dengan permasalahan yang di angkat, yaitu pertama mengenai Jenis Pola Batik

Tulis Lasem yang berkembang pada Masa Pasca Penetapan UNESCO Tentang

Batik tahun 2009.

Setelah dilakukan anilisis interaktif pada permasalahan yang pertama,

kemudian dihasilkan penghubung makna estetis pada pengelompokan pola batik

tulis Lasem sebagai hasil anilisis interaktif, kemudian dilakukan proses anilisis

dengan pendekatan menggunakan teori estetika A. A. M. Djelantik, yaitu untuk

mengkaji visual pola-pola batik Lasem. Lebih jelasnya dalam bagan berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

39

Bagan 2. Teknik Analisis Data.

Sumber data

Data 1

Data 2

Data 3

Analisis interaktif

Analisis interpretatif

Dengan pendekatan

estetika A. A. M. Djelantik

Data pengelompokan batik tulis Lasem

Pola 1 ,2,3,4,5

Makna estetis pola batik tulis Lasem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

39

BAB IV

POLA DAN MOTIF BATIK LASEM

A. Situasi Batik Lasem Pasca Penetapan UNESCO Tentang Batik Tahun 2009.

Menurut sejarah industri batik Nusantara, kehadiran batik tulis Lasem sudah

ada sejak berabad silam dan sempat menjadi komoditi ekspor di Asia, dengan prestasi

tersebut juga turut mengharumkan nama kota Rembang di kancah Internasional. Pada

awal permunculannya batik tulis Lasem disebut sebagai batik Encim, dalam

pengertiannya adalah batik yang dipakai oleh wanita berusia lanjut keturunan

Tionghoa. Dalam perjalanannya pengaruh Keraton juga ikut mewarnai corak, motif

dan ragam batik tulis Lasem. Hal ini Terbukti dengan adanya motif Kawung dan

sejarah batik Lasem Parang.

Pengaruh budaya Cina terasa kental di dalam goresan motifnya. Sedangkan

pengaruh masyarakat Pesisir Utara terlihat pada kombinasi warna cerah merah, biru,

kuning dan hijau. Dalam proses pembuatan desain motif batik tulis Lasem, para

pengusaha batik Lasem memasukkan pengaruh unsur budaya leluhur mereka seperti

kepercayaan dan legendanya. Misalnya terdapat corak ragam hias burung Hong dan

binatang legendaris Kilin atau Singa. Bahkan cerita klasik Tiongkok seperti Sam Pek

Eng Tey pernah menjadi motif batik tulis Lasem. Oleh karena itu, batik tulis Lasem

kemudian dikenal sebagai batik Encim. Dengan keunikan goresan motif dan pernah

menjadi komoditi ekspor ke Manca Negara, batik tulis Lasem bisa bersaing dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

40

batik tulis Solo. Saat ini mencari batik tulis Lasem bisa mengalami kesulitan

bagaikan mencari barang antik saja.

Sentra industri batik Lasem agak lesu mengingat pengusaha batik yang masih

bertahan tinggal 12 orang saja. Pada masa kejayaan batik tulis Lasem, setiap

masyarakat Lasem keturunan Tionghoa mengusahakan pembatikan dengan merekrut

tenaga pembatik dari daerah desa sekitar Lasem, seperti Sarang dan Pamotan. Tenaga

kerja tersebut melakukan pekerjaannya hanya sebagai sambilan saja, untuk mengisi

waktu luang sembari menunggu musim panen dan musim tanam padi di sawah.

Karena tenaga kerja yang direkut adalah petani desa sekitar Lasem, pada saat musim

tanam dan panen padi mereka kembali pulang ke desa. Akibatnya tenaga pembatik

berkurang dan dengan sendirinya proses produksi batik menjadi terganggu. Fakta

yang lebih mengejutkan lagi, ternyata rata-rata anak pengusaha batik tulis Lasem

lebih memilih bekerja sebagai pegawai kantor dan merantau keluar kota Lasem.

Menurut Sigit Wicaksono yang juga pengusaha dan pemerhati batik tulis

Lasem, saat diwawancarai salah satu surat kabar mengatakan, ”Teknologi sablon ikut

andil mematikan batik tulis Lasem. Batik sablon harganya sekitar Rp. 25.000,- per

lembar jauh lebih murah dari batik tulis yang harganya ratusan ribu rupiah per

lembar,” demikian penuturan beliau sambil terus bertahan menjadi pengusaha batik

demi menghidupi karyawannya yang hanya tinggal beberapa orang. “Kasihan kalau

saya tutup pabrik ini, mereka akan bekerja di mana?” jelas beliau (Wawancara,

7/03/2012). Dari hasil wawancara tersebut bisa di lihat kekhawatiran beliau terhadap

masa depan batik tulis Lasem, harapan akan kejayaan batik tulis Lasem akan tetap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

41

bertahan kemudian bangkit menjadi besar kembali seperti jaman dulu, mengingat

generasi penerus para pengusaha batik tulis Lasem sudah tidak lagi tertarik untuk

meneruskan usaha tersebut.

Batik tulis Lasem mempunyai ciri khas multikultural Jawa-Tionghoa yang

kental. Tampak pada pesona warna-warni yang cerah serta motifnya yang khas,

tradisi tersebut saat ini diwarisi oleh pengrajin batik di Rembang khususnya Lasem,

Pancur, dan Pamotan. Motif khas Tionghoa itu bisa terlihat dalam gambar burung

Hong, Kilin, Liong, Ikan mas, dan Ayam Hutan. Ada juga Motif bunga seperti Seruni,

Delima, Magnolia, Peoni atau Sakura. Ciri khas motif Tionghoa lainnya bisa di lihat

dalam motif geometris seperti Swastika, Banji, Bulan, Awan, Gunung, Mata Uang

dan Gulungan Surat. Motif Tionghoa yang berpadu dengan motif Jawa pada

umumnya terdapat di dalam batik khas Jogjakarta dan Solo, seperti Parang, Lereng,

Kawung, dan Udan Riris. Warna dominan batik Lasem adalah merah, biru, sogan,

hijau, ungu, hitam, krem, dan putih. Warna-warna ini adalah pengaruh dari silang

budaya. Warna merah dalam batik Lasem adalah pengaruh dari budaya Tionghoa.

Warna biru berasal dari pengaruh budaya Eropa (Belanda).

Warna Sogan berasal dari pengaruh budaya Jawa, diambil dari warna batik

Solo. Sedangkan hijau akibat pengaruh komunitas muslim. Contoh jelas kombinasi

warna ini bisa dilihat dari “Batik Tiga Negeri” khas Lasem. Batik yang

dikembangkan pada zaman Hindia Belanda ini mempunyai tiga warna khas yang di

buat pada tiga wilayah produksi. Merah diproduksi di Lasem, Biru diproduksi di

Pekalongan dan Sogan diproduksi di Solo. Warna biru bisa diganti dengan hijau atau

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

42

ungu berdasarkan selera pemesan. Tapi warna Merah dan Sogan terdapat di semua

batik Tiga Negeri.

Sejak abad ke-19, pemasaran batik tulis Lasem sudah menembus seluruh

pulau Jawa, Sumatera, Semenanjung Malaka (termasuk Singapura dan Malaysia),

Bali, Sulawesi, wilayah Asia Timur (Jepang), Suriname dan Eropa. Pengaruh

penyebaran batik Lasem di zaman itu masih bisa dilihat di daerah Bali, Lombok,

Sumbawa dan Sumatera Barat. Daerah Bali, kain batik tulis Lasem bermotif Lok Can

dipakai sebagai selendang atau ikat pinggang pada berbagai upacara Agama. Daerah

Lombok dan Sumbawa, batik tulis Lasem digunakan sebagai syal para pria.

Sedangkan wanita di Sumatera barat menggunakan batik Lasem sebagai selendang.

Budaya-budaya lokal tersebut pada gilirannya juga memberi pengaruh pada batik

tulis Lasem, yang menginspirasi dimensi ukuran, motif, warna dan jenis kain menjadi

lebih beragam.

Corak (gambar) dan proses pewarnaan dibuat dengan detail dan cukup rumit.

Sementara itu bahan-bahan yang digunakan tidak sembarangan karena dipilih dari

barang yang berkualitas tinggi. Karena itu, batik tulis Lasem mempunyai beberapa

kelebihan, salah satunya adalah menyangkut daya tahan warna yang tidak mudah

luntur. Satu ciri khas batik tulis Lasem yang belum bisa ditiru daerah lain adalah

corak yang menonjolkan warna merah khas Pesisiran. Bahkan menurut penuturan

beberapa pengusaha batik di Lasem, rahasia proses pewarnaan itu pernah ditawar

hingga puluhan juta rupiah oleh pengusaha batik asal Surakarta dan Pekalongan,

tetapi penawaran itu ditolaknya, karena hal tersebut batik tulis Lasem dikenal banyak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

43

orang. Tidak hanya masyarakat di Pulau Jawa yang menyukai batik tulis Lasem.

Masyarakat di luar pulau Jawa, bahkan di luar negeri, terutama orang Belanda,

Jepang, dan Amerika menyukai batik tulis Lasem.

Siti Romlah, seorang pengrajin batik tulis Lasem mengatakan, ”mungkin,

tidak banyak orang yang tahu mengenai proses pembuatan batik tulis Lasem. Karena

itu harga batik tulis Lasem cukup mahal, sebab proses pengerjaannya membutuhkan

waktu yang cukup lama. Membuat satu potong batik saja bisa menghabiskan waktu

enam bulan sehingga wajar bila harga batik tulis Lasem ada yang mencapai tiga juta

rupiah per potong. Harga umum Rp 75.00- per potong. Percaya atau tidak, ternyata

pasar batik tulis Lasem mengalami pasang surut” (Wawancara, 7/03/2012).

Sigit Witjaksono, pengusaha batik tulis Lasem mengatakan, “Dulu, pada masa

penjajahan Belanda, batik tulis Lasem mengalami kejayaan. Namun ketika tentara

Jepang masuk ke Indonesia, batik tulis Lasem menjadi terpuruk. Setelah tentara

Jepang meninggalkan negara kita, batik Lasem mulai bangkit lagi. Sekarang,

pemasaran batik tulis Lasem terasa seret lagi. Akibatnya, banyak pengusaha batik

yang ambruk. Sekarang ini yang bisa bertahan cuma beberapa orang” (Wawancara,

7/03/2012). Menyikapi masalah tersebut, Pemkab melalui Dinas Perindustrian,

Perdagangan, dan Koperasi (Disperindakop) bekerja sama dengan Kantor Pariwisata,

pada bulan april tahun 2012, mengadakan seminar tentang batik tulis di Aula

Klenteng Utara, Lasem.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

44

Narasumber yang hadir dalam acara itu cukup berbobot, yaitu pemerhati dan

peneliti budaya etnis Cina dari Institut Pluralisme Indonesia (IPI) Wiliam Cant, Musa

dari Asosiasi Perancang Mode Pengusaha Indonesia (APMPI), dan Tamtana dari

Asosiasi Mebel dan Perajin Indonesia (AMPI).

Wiliam Cant berpendapat, untuk bisa menggairahkan pasar batik tulis Lasem

ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, kita harus bisa melestarikan

budaya, tujuannya adalah untuk menghasilkan produk batik tulis khas Lasem yang

sudah memiliki nama. Untuk bisa memenuhi order, seorang pengusaha harus

mempunyai cukup modal. Selain itu, pengusaha batik dituntut menguasai pemasaran

dan mampu mencari peluang pasar. Dengan demikian, pengembangan ekonomi bisa

lancar. Akan tetapi Musa yang berprofesi sebagai perancang mode berpendapat,

sekarang sudah saatnya para pengusaha batik tulis Lasem melakukan kerja sama

dengan para perancang mode (Wawancara, 17/03/2012).

Batik Pesisiran dipengaruhi oleh budaya asing, hal ini disebabkan karena

banyaknya orang asing yang singgah dipelabuhan. Golongan yang ke dua adalah

batik dari Kerajaan, contohnya adalah batik Solo, Jogja, dan Banyumas. Batik

Keraton tidak mendapat pengaruh dari asing, demikian menurut Sigit Witjaksono

salah seorang pengusaha dan pengamat batik Lasem. Menurutnya, kebudayaan Cina

paling banyak berpengaruh pada batik Lasem. Sebagai contoh motif yang dipengaruhi

oleh kebudayaan Cina adalah Motif yang menggunakan gambar burung Hong dan

pokok – pokok Pohon Bambu.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

45

Menurut kepercayaan Cina Pohon Bambu melambangkan kerukunan keluarga

yang kuat. Selain itu beliau menjelaskan batik Lasem mempunyai dua corak khas

yaitu : Latohan dan Watu Pecah. Motif Latohan terinspirasi dari tanaman Latoh

(sejenis rumput laut) yang menjadi makanan khas masyarakat Lasem sedangkan

motif Watu Pecah menggambarkan kejengkelan masyarakat Lasem sewaktu

pembuatan jalan Daendeles yang memakan banyak korban. Hal senada juga

diungkapkan oleh ibu H. Umy Jazilah Salim selaku ketua Dekranasda Rembang.

Beliau mengatakan motif batik tulis Lasem banyak dipengaruhi oleh motif

kebudayaan cina dengan motif burung Hong, dan Naga. Salah satu contohnya,

mitologi Cina mengenal beberapa hewan legenda di kehidupan zaman dahulu, seperti

burung Hong atau disebut juga burung Fenghuang. Feng sebutan untuk spesies

jantan, sedangkan Huang sebutan untuk betina. Burung Hong menjadi hewan

legendaris kedua setelah Naga. Biasanya, burung Hong disandingkan bersama Naga

melambangkan keindahan dan keabadian. Legenda burung Hong juga dikenal di

beberapa negara lain. Negara Mesir misalnya, dikenal dengan nama burung Phoenix.

Dalam mitologi Mesir, burung Phoenix memiliki arti keabadian, lambang siklus

kehidupan setelah mati dan simbol dari kebangkitan tubuh setelah mati (Wawancara,

15/04/2012).

Burung Hong mempunyai bentuk seperti burung merak. Bulu burung Hong

memiliki beberapa warna dan terlihat sangat indah. Dari kebanyakan lukisan atau

Motif yang menggambarkan burung Hong, burung ini mempunyai bentuk yang

bercampur antara beberapa jenis hewan unggas, namun satu yang pasti adalah,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

46

burung Hong selalu terlihat berwibawa dan anggun di setiap goresan bentuknya.

Orang Tionghoa percaya simbol kebahagiaan lekat dengan keberadaan burung Hong.

Mitos burung Hong sangat lekat dengan kehidupan warga Tionghoa. Burung

Hong sering dijadikan sebagai hiasan pada dekorasi pernikahan, yang biasanya

disandingkan bersama hewan Naga. Mereka percaya bahwa dalam mitologi Cina, jika

burung Hong dipasangkan dengan Naga, dapat menjadi simbol hubungan mesra

antara suami dan istri. Permaisuri Kaisar Cina dan putri-putri Istana pun turut

menggunakan burung Hong sebagai Motif utama di pakaian untuk perayaan hari

besar Cina. Batik motif Cina mempunyai daya tarik tersendiri. Goresan yang terlahir

dari tangan pengrajin Tionghoa yang mengikuti budaya Jawa ini, hingga sekarang

masih turun temurun diproduksi oleh warga keturunan Cina dan juga masyarakat

pribumi Jawa. Kehadiran batik yang bermotif budaya Cina, banyak digandrungi

pecinta batik Indonesia.

September 2010, salah satu bank swasta ternama di Indonesia bersama Santoso

mulai mempersiapkan program Batik Village Areas di Desa Sumber Girang dan

Ngropoh. Dengan program tersebut, diharapkan kesejahteraan pengrajin batik di

Lasem akan terangkat. “Saya dapat untung sedikit tidak apa, yang penting mereka

bekerja. Sebagai pengusaha saya tahu kalau upah mereka layak, pekerjaan batik

mereka juga memiliki kualitas baik. Kalau upah mereka kecil, mereka akan bekerja

tidak rela dan batiknya bisa dikatakan rusak,” jelas Santoso (Wawancara,

17/04/2012). Batik Village Areas menawarkan empat kegiatan, yaitu pelatihan,

perbaikan sarana umum, pameran, dan kemitraan. Pelatihan meliputi tingkat dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

47

dan lanjutan. Melalui pelatihan tingkat dasar, pengrajin Batik dapat memiliki keahlian

berkualitas. Pelatihan tingkat lanjutan ditujukan agar pengrajin tidak sekadar

menghasilkan batik untuk dijual tetapi juga mempunyai nilai seni yang tinggi.

Peresmian Pelatihan Batik Tulis Lasem telah dilaksanakan pada Februari 2011.

Bank swasta tersebut kemudian akan mengikutsertakan produk batik Lasem di

pameran kerajinan khas Indonesia dalam skala Nasional maupun Internasional. Hal

itu untuk mempermudah pemasaran batik Lasem. melihat kesulitan terbesar para

pengrajin batik adalah tidak memiliki modal kerja yang mencukupi untuk membeli

bahan baku batik. Akibatnya mereka hanya mengharapkan imbalan jasa dari

pengusaha batik.

Untuk itu pihak Bank khususnya Kantor Cabang Rembang akan menyediakan

pinjaman kemitraan maksimal lima juta rupiah untuk setiap keluarga pengrajin.

Djarot menyebutkan pinjaman kemitraan juga bisa digunakan bagi perajin untuk

melakukan usaha lainnya seperti memelihara sapi. Dalam kemitraan tersebut, Bank

swasta yang memiliki Cabang di Rembang menggandeng Koperasi Karyawan Batik

Tulis Lasem untuk mengumpulkan angsuran setiap harinya dan menyetorkannya

kepada Bank tersebut setiap bulannya. Pada kesempatan peresmian Pelatihan Batik

Tulis Lasem, Bupati Rembang Mochamad Salim menyampaikan apresiasi dan

penghargaan kepada Bank tersebut atas prakarsa dan upaya dalam pelaksanaan

program Batik Village Areas. "Dengan program tersebut produksi batik Lasem akan

meningkat 10%-20% setiap tahunnya seiring peningkatan permintaan," demikian

penjelasan Djarot (Wawancara, 17/04/2012).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

48

Sedangkan menurut Kepala Dinas Indakop dan UMKM bapak Drs. H.

Waluyo M. M, pihaknya akan terus mengupayakan untuk melestarikan batik Lasem.

Deprindakop dan UMKM bekerjasama dengan Dekranasda memfasilitasi para

pengrajin untuk mengikuti event batik nasional, seperti event yang diselenggarakan

oleh Yayasan Batik Indonesia (YBI) belum lama ini dan pameran yang

diselenggarakan oleh UNESCO awal bulan Oktober. Waluyo juga menjelaskan

pihaknya akan mengadakan pameran Batik Tulis Lasem setiap beberapa tahun sekali

di kota–kota besar Indonesia (Wawancara, 20/04/2012).

B. Pola Batik Lasem Pasca Penetapan UNESCO Tentang Batik Tahun 2009.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa muncul pola baru

batik tulis Lasem yang sudah tidak lagi mengikuti pola Pakem dari batik Lasem itu

sendiri. Hal tersebut dikarenakan mengikuti permintaan pasar ketika batik menjadi

fenomenal setelah ditetapkan oleh UNESCO sebagai budaya tak benda warisan

Indonesia pada tahun 2009 lalu.

Pola batik tulis Lasem menjadi beragam dengan memunculkan motif dan warna

baru. Walaupun sangat beragamnya pola dan warna, tetapi masih bisa ditemukan

beberapa pola batik tulis Lasem klasik atau masyarakat biasa menyebutnya Lawasan

disimpan hanya sebagai dokumen seperti Lok Can Dewa- dewi, Tiga Negri, Sekar

Jagad, Sekar Krecak Peksi, dan Kawung Rawana. Berikut ini adalah batik tulis

Lasem Selera Rakyat dan selera Cina pola Lawasan yang berhasil ditemukan dalam

penelitian ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

49

1. Batik Tulis Lasem Selera Rakyat.

Batik pola selera rakyat merupakan batik rakyat yang menjadi bagian dari tradisi

budaya masyarakat Lasem dan sudah menjadi ciri khas daerah Lasem, sehingga pada

beberapa motif dan warna merupakan cerminan dari kondisi alam lingkungan sekitar

sebagai simbol tradisi hingga sekarang. Bentuk motif mengadopsi dari alam

lingkungan sekitar seperti flora (Latohan, Aseman, Puspa, Sekar Jagad, Tiga Negri)

dan fauna seperti Peksi.

Warna yang diterapkan sangat bervariatif seperti merah, kuning, jingga, ungu

biru, hijau, dan putih. Sebagian besar susunan struktur adalah non geometris, juga

dijumpai pola Lawasan yang dibuat hanya untuk memenuhi pesanan saja, karena

peminat pola Lawasan saat ini dikategorikan tidak ada. Maka kelanjutan untuk

memproduksi batik tulis Lasem selera rakyat pola Lawasan tidak diwujudkan dan

hanya sebagai koleksi saja. Maksud dari pola Lawasan adalah warna yang diterapkan

merupakan warna pudar untuk memunculkan kesan batik yang sudah lama. Untuk

golongan geometris menggunakan pengulangan pola pada pola Lerek, sedangkan

untuk non geometris tidak menggunakan pengulangan pola.

Gambar 5. Pola Sekar Jagad, karya Sigit Witjaksono (Astaufi, 2012)

Gambar 6. Pola Tiga Negri, karya Sigit Witjaksono (Astaufi, 2012)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

50

2.

Gambar 7. Pola Krecak Peksi, karya Jeng Ida (Astaufi, 2012)

Gambar 8. Pola Sekar Krecak, karya Jeng Ida (Astaufi, 2012)

Gambar 9. Pola Lerek Latohan, karya Sigit Witjaksono (Astaufi, 2012)

Gambar 10. Pola Sekar Aseman, karya Sigit Witjaksono (Astaufi, 2012)

Gambar 11. Pola Lerek Aseman, karya Jeng Ida (Astaufi, 2012)

Gambar 12. Pola Lerek Puspa, karya Jeng Ida (Astaufi, 2012)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

51

2. Batik Tulis Lasem Selera Cina

Batik tulis Lasem Selera Cina adalah Batik yang memiliki pola hias dengan

goresan motif Cina. Beberapa pola selera Cina tersebut, yaitu motif Lok Can, Sisik

Naga, Banji Tambal, Terate, Tok Wi, Hong, dan lainnya. Motif selera Cina

mengambil dari tradisi kepercayaan Cina yang banyak dikenal oleh masyarakat.

Penggarapan polanya dengan mengubah dan menggabungkan motif dari yang satu

dengan yang lainnya dan tidak menghilangkan ciri khas atau karakter dasarnya.

Perpaduan pola dilakukan sesuai dengan keinginan pengrajinnya.

Pemberian nama disesuaikan dengan nama motif yang dipakai seperti Lerek Naga

yang pada wujudnya pola Lerek sebagai latar dan pola Sisik Naga sebagai motif

utama. Motif latar pada umumnya disebutkan pada bagian awal kalimat kemudian

kalimat berikutnya adalah pola yang menjadi motif utama atau motif selingan.

Sebagian besar susunan strukturnya adalah non geometris. Penerapan warna memakai

variasi yang yang beragam seperti biru, krem, merah, hijau, jingga, dan putih.

Gambar 13. Pola Lok Can, karya Jeng Ida (Astaufi, 2012)

Gambar 14. Pola Lerek Sisik Naga, karya Jeng Ida (Astaufi, 2012)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

52

Gambar 15. Pola Banji Tambal, karya Sigit Witjaksono (Astaufi, 2012)

Gambar 16. Pola Terate, karya Sigit Witjaksono (Astaufi, 2012)

Gambar 17. Pola Naga, karya Sigit Witjaksono (Astaufi, 2012)

Gambar 18. Pola Tok Wi, karya Sigit Witjaksono (Astaufi, 2012)

Gambar 19. Pola Bambu, karya Sigit Witjaksono (Astaufi, 2012)

Gambar 20. Pola burung Hong , karya Sigit Witjaksono (Astaufi, 2012)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

53

3. Batik Tulis Lasem Pola Lainnya.

Batik tulis Lasem pola lainnya merupakan batik Lasem yang memiliki motif

gabungan antara selera rakyat dan selera Cina, dan juga merupakan motif

kontemporer. Penyusunan motif seperti motif Banji dipadukan dengan Kawung, motif

latohan dipadukan dengan Gunung Ringgit, motif tumbuhan dipadukan dengan

Gunung Ringgit, dan perpaduannya sesuai selera pengrajin dan keinginan konsumen.

Permainan warna yang diterapkan sangat berwarna-warni antara lain warna, ungu,

merah muda, krem, dan jingga. Motifnya antara lain Sekar Peksi Gunung Ringgit,

latohan, Sekar Gunung Ringgit, Banji Kawung, Bledak Sarimbit, Selo Karang, Nice

Umbrella, dan Romantic Bird. Susunan strukturnya sebagian besar merupakan non

geometris dan tanpa menggunakan pengulangan pola. Motif kontemporer merupakan

pengembangan dari bermacam-macam motif yang disusun sesuai kreatifitas para

pengrajin, penggarapan warna juga menggunakan warna-warna yang cerah dengan

perpaduan yang menarik.

Gambar 21. Pola Sekar Peksi Gunung Ringgit,

karya Sigit Witjaksono (Astaufi, 2012)

Gambar 22. Pola Latohan , karya Sigit Witjaksono (Astaufi, 2012)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

54

Gambar 23. Pola Sekar Gunung Ringgit, karya Jeng Ida (Astaufi, 2012)

Gambar 24. Pola Banji Kawung, karya Jeng Ida (Astaufi, 2012)

Gambar 26. Pola Selo Karang , karya Sigit Witjaksono (Astaufi, 2012)

Gambar 25. Pola Bledak Sarimbit, karya Sigit Witjaksono (Astaufi, 2012)

Gambar 27. Pola Nice Umbrella, karya Sigit Witjaksono (Astaufi, 2012)

Gambar 28. Pola Romantic Birds, karya Jeng Ida (Astaufi, 2012)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

55

C. Kajian Estetika Pola Batik Lasem.

Motif Batik Lasem Pasca Penetapan UNESCO tahun 2009, dititikberatkan pada

motif dan pola batik tulis Lasem sehingga akan diperoleh pengertian tentang

karakteristik yang terdapat pada batik tulis Lasem. Telah dijelaskan dalam bab

terdahulu , bahwa pola batik tulis Lasem dikelompokan menjadi dua kelompok besar

yaitu, Batik Selera Rakyat, dan Batik Selera Cina.

Terkait dengan kajian estetika pola batik Lasem, digunakan teori yang diutarakan

oleh A. A. M. Djelantik dalam bukunya “Estetika Sebuah Pengantar”, Beliau

menuliskan bahwa semua benda atau peristiwa kesenian mengandung tiga aspek

dasar, seperti berikut:

1. Wujud atau rupa (appearance).

Semua jenis kesenian, visual atau akustik, baik yang kongkrit maupun yang

abstrak, wujud yang ditampilkan dan dinikmati mengandung dua unsure yang

mendasar yaitu bentuk dan struktur.

2. Bobot atau isi (substance).

Isi atau bobot dari benda atau peristiwa kesenian bukan hanya dilihat belaka

tetapi juga meliputi apa yang bisa dirasakan atau dihayati sebagai makna dari

wujud kesenian itu. Bobot kesenian mengandung tiga aspek yaitu, suasana

(mood), gagasan (idea), atau pesan (message).

3. Penampilan atau penyajian (presentation).

dalam hal ini mengacu pengertian bagaimana kesenian disajikan atau

disuguhkan kepada penikmatnya. Penampilan ini menyangkut wujud dari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 73: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

56

sesuatu , entah itu wujud kongkrit maupunj abstrak. Untuk penampilan

kesenian ada tiga unsur yang berperan, yaitu ; bakat (talent), ketrampilan

(skill), dan sarana atau media.

Semua jenis kesenian, visual maupun akustik, wujud yang ditampilkan dan dapat

dinikmati oleh penikmat mengandung dua unsur mendasar yaitu: bentuk atau form,

struktur atau tatanan (Structure). Bentuk dapat disederhanakan menjadi titik, garis,

bidang dan ukuran atau Volume. Setiap bentuk memiliki raut yaitu ciri khas sehingga

memunculkan karakter dai bentuk tersebut dan memiliki ukuran, arah, warna, value,

dan tekstur. Bentuk raut pasti menempati ruang dan memiliki kedudukan, jumlah,

jarak, dan gerak (Sanyoto, 2005:115-116).

Struktur atau susunan karya seni adalah aspek yang menyangkut keseluruhan dari

karya itu dan meliputi juga peranan masing-masing bagian dalam keseluruhannya.

Kata struktur mengandung arti bahwa di dalam karya seni itu terdapat suatu

pengorganisasian, penataan; ada hubungan tertentuantara bagian-bagian yang

tersusun itu (Djelantik, 2005:37).

Pada karya batik, struktur berkaitan dengan penyusunan atau penataan unsur-

unsur pembentuk visual atau pola hias batik tersebut. Struktur batik merupakan

paduan motif atau pola yang terdiri dari motif utama, motif pengisi (selingan) dan

motif isen-isen (Susanto, 1980:212). Motif utama adalah suatu motif yang biasanya

berperan besar menentukan pola hias batik. Motif pengisi ataun motif tambahan atau

motif selingan berperan sebagai pelengkap. Motif isen-isen adalah motif yang terkecil

dan digunakan untuk mengisi bidang-bidang motif yang ada atau mengisi bidang-

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 74: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

57

bidang di antara motif-motif, misalnya titik-titik atau atau cecek, garis-garis,

gabungan dari titik dan garis, dan banyak lagi yang lainnya. Hasanudin menuliskan

bahwa motif batik adalah bentuk baku yang merupakan pola terkecil dan sebagai

elemen ragam hias, misalnya motif bunga, daun, segitiga lar atau garuda, burung dan

seterusnya (2001:173).

Pada buku yang ditulis Nian. S. Djoemena, secara garis besar batik lasem dapat

dibedakan menjadi dua yaitu batik dengan selera cina yang oleh umum dinamakan

batik laseman dan batik selera pribumi yang sering disebut batik rakyat (Djoemena,

I990:35) yang kemudian di pilah lagi menjadi dua golongan besar masing-masing

jenis pola tersebut. Penggolongan tersebut adalah golongan Geometris dan Non

geometris. Hal tersebut mengacu pada tulisan S.K.Sewan Susanto di dalam bukunya

“Seni Kerajinan Batik Indonesia”, bahwa motif batik digolongkan menjadi dua

golongan besar yaitu golongan Geometris dan Non geometris (1980:215-231). Untuk

lebih jelasnya sketsa uraian kajian estetis pola batik Lasem, dapat di lihat pada bagan

sebagai berikut:

.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 75: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

58

Bagan 3. Pendekatan Estetika A. A. M. Djelantik.

Bentuk Struktur

Suasana

Ide

Pesan

Bakat

Ketrampilan

Media

Bobot

Pendekatan estetika A. A. M. Djelantik

Wujud Sajian

Pola Batik Tulis Lasem

Pola selera Rakyat Pola selera Cina Pola lainnya Pengelompokan

pola menurut Nian S. djoemena

Golongan geometris

Golongan non geometris Penggolongan

pola menurut Sewan Susanto

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 76: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

59

Kajian Estetika Pola Batik Lasem difokuskan pada motif dan pola Batik Tulis

Lasem. Pada bab III telah dijelaskan bahwa Pola Batik Lasem dikelompokkan

menjadi tiga kelompok besar yaitu, pertama Batik Lasem Pola Selera Rakyat, kedua

Batik Lasem Pola Selera Cina, dan yang ketiga Batik lasem Pola lainnya. Akan tetapi

di dalam menganalisis di pilih enam jenis pola yang sedang populer saaat ini, agar

lebih mudah diketahui ciri khas dan karaakternya. Masing-masing jenis Pola Batik

akan di analisa Motif hiasnya.

1. Batik Selera Rakyat.

a. Batik Golongan Geometris.

Batik Pola Lerek Blarakan.

Gambar 29. Batik Pola Lerek Blarakan, Karya Jeng Ida (Foto: Sentra Batik Lasem, Astaufi 2012).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 77: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

60

Batik Pola Lerek Blarakan di bangun dari tiga motif yaitu motif Blarakan

sebagai motif utama, kemudian ada dua motif selingan yaitu motif Latohan dan

Aseman. Susunan pola motifnya berselang-seling menggunakan beberapa

pengulangan pola. Penataan selang-seling dari motif utama Blarakan kemudian motif

selingan Aseman selanjutnya motif utama kemudian motif selingan Latohan dan

kembali lagi pada motif utama, begitu seterusnya. Struktur geometris pada Lerek

Blarakan memiliki rapor diagonal miring sejajar dengan kerapatan yang konsisten

antara bidang hias satu dengan yang lainnya.

Gambar 30. Pola Dasar Lerek Blarakan.

Lereng pola Lerek Blarakan motifnya disusun melalui satu pola dasar dengan

rangkaian memanjang sepanjang garis lereng diagonal. Motif tulang daun ditebar

Pola motif selingan Latohan

Pola motif utama Blarakan

Pola motif selingan Aseman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 78: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

61

sejajar sepanjang Lereng dengan kerapatan yang konsisten. Pada bagian tepi diberi

motif pinggiran Lung-lungan tumbuhan mengikuti arah lereng secara stabil. Bagian

atas dan bawah diberi susunan motif Latohan dan Aseman yang ditata berselang-

seling secara continue.

Gambar 31. Detail Pola Lerek Blarakan, Karya Jeng Ida (Foto: Sentra Batik Lasem, Astaufi, 2012).

Motif Isen-isen yang digunakan pada Lerek Blarakan diantaranya pada motif

utama Blarakan digunakan motif Sawut Cecek. Pada Lereng pola Blarakan tersusun

motif tulang daun sebagai pengisi yang terletak ditengah sepanjang Lereng diagonal,

kemudian pada bagian tepi lereng tersusun motif Lung-lungan tumbuhan dengan

lengkungan-lengkungan yang memiliki tempo konsisten. Motif selingan

menggunakan motif Isen-isen Cecek.

Motif tulang daun

Motif Isen-isen Cecek

Motif Isen-isen Sawut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 79: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

62

Batik pola Lerek Blarakan memiliki warna latar hitam. Corak warna merah

dan dominan putih terdapat di dalam motif utama Blarakan. Untuk corak warna motif

selingan digunakan warna coklat muda dan putih.

Lerek Blarakan merupakan mimesis dari daun pohon kelapa yang di stylisasi

dengan bentuk-bentuk stilasi dari motif batik. Blarak adalah nama lain dari daun

kelapa di dalam bahasa jawa. Kehidupan masyarakat pesisir Lasem memang tidak

lepas dari tanaman kelapa. Kegunaan dari tanaman kelapa sebagai minuman, bahan

masakan, mebel, dan hiasan dekorasi pernikahan. Semua bagian pohon kelapa dari

daun hingga batang kayu memiliki daya jual yang cukup tinggi, terbukti dengan

banyak sekali produk yang dihasilkan masyarakat mulai dari minuman, makanan,

asesoris, dan perabotan setiap tahunnya.

Keharmonisan penyusunan motif menimbulkan kesan natural dengan

kelembutan dari bentuk Lung-lungan pada pinggiran motif utama yang meliuk-liuk

secara konstan. Perpaduan warna yang ada di dalam batik pola Lerek Blarakan

mengingatkan pada harmonisasi alam yang memiliki kesatuan yang terkait. Lerek

Blarakan memiliki tingkat kerumitan yang cukup rumit dilihat dari banyaknya motif

Isen-isen, Cecek, dan Sawut yang memiliki karakter bentuk kecil-kecil.

Penggambaran garis motif disajikan dengan jelas dan tegas dalam hal ini hanya

pengrajin batik berpengalaman yang bisa melakukannya.

Jika dilihat dari dekat penggarapan Lerek Blarakan cukup halus karena

keretakan malam hanya sedikit. Corak warna yang ditampilkan tidak ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 80: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

63

percampuran warna antara warna yang satu dengan yang lain, karena kehalusan

dalam pencelupan, jadi tidak ada kasus kesalahan penumpukan warna di dalamnya.

Tersaji dalam dua produk yaitu setengah jadi berupa media kain primisima dan sutra

tergantung dari pesanan pasar. Kemudian produk jadi berupa kemeja, selendang, dan

jarit.

b. Batik Golongan Non Geometris.

Batik Pola Sekar Aseman.

Gambar 32. Pola Sekar Aseman, Karya Jeng Ida (Foto: Sentra Batik Lasem, Astaufi 2012).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 81: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

64

Secara struktur Sekar Aseman memiliki pola non-geometris, karena tertata

secara bebas tanpa repetisi dan termasuk ke dalam batik golongan flora, disebabkan

pola yang ada di dalamnya menggambarkan motif tumbuhan saja. Pola ini disusun

dari motif Lung dan Asem yang tiap Lung ditata secara konsisten. Terdapat dua motif

pada Sekar Aseman yaitu motif Aseman sebagai motif utama dan motif Latohan

sebagai motif selingan yang susunan polanya mengikuti alur dari motif utama. Pola

motif selingan yaitu motif Latohan mengikuti alur pola dari motif utama yaitu motif

Aseman.

Gambar 33. Detail Motif Sekar Aseman.

Motif utama Aseman

Motif selingan Latohan

Motif Isen-isen tulang daun

Motif Isen-isen Cecek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 82: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

65

Pola Sekar Aseman yang dimaksudkan adalah tumbuhan asem yang diambil

ranting dan daunnya sebagai inspirasi di dalam batik. Pada pola utama Lung Aseman

disusun dari garis lengkung yang ditumbuhi daun-daun kecil pada kanan-kiri garis

tersebut. Masing-masing daun kecil tersebut diberi Isen-isen sebuah garis semacam

tulang daun.

Bentuk penataan Lung Aseman cukup memiliki kerapatan yang saling

berhadap-hadapan dengan tidak beraturan. Pada bagian latar diberi Isen-isen Cecek

Telu. Penyusunan motif selingan Latohan mengikuti alur dari Lung Aseman yang

saling terkait satu sama lain.

Batik pola Sekar Aseman memiliki warna latar hitam yang diterapkan pada

seluruh permukaan kain. Corak warna merah difokuskan di dalam motif utama dan

corak warna putih dominan di dalam motif selingan dan motif Isen-isen.

Penggambaran garis motif juga diterapkan warna putih.

Kesan Unity (kesatuan) pada pola Sekar Aseman tergarap melalui warna yang

ditorehkan sama pada masing-masing motif batik (motif utama, selingan, dan isen-

isen). Sedangkan latar dihiasi juga dengan karakater motif yang memanfaatkan garis

lengkung. Keharmonisan pola batik Sekar Aseman dirasakan melalui komposisi

warna merah pada motif lung aseman, putih pada motif selingan latohan, dan hitam

pada latar. Walaupun terasa pula kesan statis yang dipengaruhi oleh bentuk dan motif

pendukungya dengan ukuran dan arah yang sama.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 83: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

66

Batik pola Sekar Aseman merupakan batik yang masih bertahan sampai saat

ini. Hal ini karena bentuk motifnya yang sangat khas dengan lekukan Ukel mengalir

natural sehingga terkesan muncul keindahannya. Konsep natural yang ada di dalam

batik pola Sekar Aseman, Perpaduan bentuk dan warna yang simple menjadi ciri khas

dari batik pola Sekar Aseman. Penggarapan Sekar Aseman dilakukan dengan garis

motif yang menonjolkan lengkungan-lengkungan secara berlanjut. Batik ini digarap

oleh perajin tanpa maksud dan makna tertentu, hanya sekedar membuat gambar batik.

2. Batik Selera Cina atau Laseman.

a. Batik Golongan Geometris

Batik Pola Bola Dunia.

Gambar 34. Batik Pola Bola Dunia, Karya Jeng Ida (Foto: Sentra Batik Lasem, Astaufi, 2012).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 84: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

67

Ada dua bidang hias yang terdapat pada batik pola bola dunia yang pertama

adalah rapor Kawung segi empat dan yang kedua rapor diagonal miring Lereng.

Dengan melihat rapor yang ada di dalam batik pola bola dunia maka struktur secara

keseluruhan adalah geometris. Tersusun dari tujuh pola yaitu pola Latohan, Kawung,

Peoni, Kembang Jati, Gunung Ringgit, Aseman, dan Ceplok. Penyusunan lingkaran-

lingkaran motif diterapkan secara berselang-seling diagonal sehingga membentuk

sebuah bidang Lereng diselingi dengan Lereng yang memiliki beberapa macam pola

batik.

Gambar 35. Pola Dasar Bola Dunia.

Motif-motif yang disusun secara diagonal diletakkan ke dalam lingkaran-

lingkaran padat yang memiliki kerapatan dengan konsistensi secara berkala sehingga

Motif Aseman

Motif Latohan Motif Peoni

Motif Kembang Jati Motif Kawung

Motif Ceplok

Motif Gunung Ringgit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 85: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

68

membentuk pola Lereng. Motif pada Lereng pola Ceplok disusun melalui satu pola

dasar dengan rangkaian tampak seperti rantai memanjang sepanjang susunan diagonal

lingkaran. Disampingnya diterapkan Lereng pola Aseman dengan penyusunan sama

seperti pola Ceplok, kemudian diselingi dengan pola Latohan, pada selingan

berikutnya diterapkan pola Kawung diteruskan dengan pola Peoni, dilanjutkan

dengan pola Gunung Ringgit, dan seterusnya diselingi pola Kembang Jati, kemudian

kembali lagi pada pola Ceplok.

v

Gambar 36. Detail Pola Bola Dunia.

Motif Isen-isen Kembang Cengkeh

Motif Isen-isen Cecek Telu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 86: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

69

Motif Isen-isen Cecek Telu ditebarkan disepanjang batik pola dunia. Pada

pola Kawung dan Ceplok, motif Kembang Cengkeh sebagai motif selingan, tetapi

pada latar motif Kembang Cengkeh diterapkan sebagai Isen-isen.

Penerapan warna merah ditorehkan pada pola Latohan, Ceplok, Aseman,

Kawung, Kembang Jati, dan Gunung Ringgit. Sedangkan warna putih diterapkan

pada satu pola saja yaitu Peoni. Untuk garis motifnya juga diterapkan warna putih.

Pada latar diterapkan warna hitam secara menyeluruh sepanjang kain batik.

Perpaduan warna yang terdapat pada batik pola dunia memiliki kesan

keutuhan yang dinamis. Penerapan warna putih pada satu pola saja yaitu pola Peoni

berfungsi untuk menghilangkan kebosanan karena dominasi warna merah memang

sangat kental pada pola-pola keseluruhannya. Bentuk-bentuk lingkaran yang memiliki

rapor bujur sangkar membuat suatu atmosfir yang memiliki suatu kerapatan secara

konsisten, dipadukan dengan peletakan pola yang berbeda-beda secara berselang-

seling di dalam lingkaran yang sangat membantu menghilangkan kesan statis, karena

penggarapan pola batik dunia dipengaruhi oleh bentuk-bentuk lingkaran dengan

ukuran dan arah yang sama.

Ide yang diambil dari batik pola bola dunia mengadopsi dari rapor batik pola

Kawung yang mengakami perubahan dengan menggunakan lingkaran sebagai

rapornya. Selain itu, juga merupakan simbol dari uang Kepeng masyarakat Cina yang

dipercaya sebagai simbol rejeki. Pengambilan ide uang kepeng yang diwujudkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 87: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

70

dalam pola kawung ini cukup menarik, karena hanya perajin yang sudah memiliki

pengalaman untuk bisa menciptakan ide seperti ini.

Suasana ramai sangat terasa di dalam batik pola bola dunia, terlihat dari

banyaknya variasi motif yang dipakai dialamnya. Jika dilihat pola rapornya terkesan

membosankan karena hanya berbentuk lingkaran dimana ukuran dan bentuknya sama

semua. Bila melihat ragam hiasnya terkesan bervariatif dipadukan dengan beberapa

penerapan warna yang bervariasi dari setiap polanya. Kesatuan (Unity) tampak pada

pola hias dan rapornya yang saling berkaitan satu sama lain didukung dengan

pewarnaan yang menarik. Penyajian dari batik pola bola dunia diwujudkan dalam

bentuk Bed Cover, hiasan dinding, dan jarit. Pada umumnya menuruti pesanan pasar

tergantung dari minat para konsumen yang memesannya.

b. Batik Golongan Non Geometris.

Batik Pola Kupu-kupu Beruang.

Kupu-kupu merupakan salah binatang dari golongan serangga yang memiliki

keunikan yaitu warna dari sayap dan motif khas tersendiri dari fauna tersebut. Batik

kupu-kupu beruang mengadopsi dari bentuk kupu-kupu besar yang masyarakat

Lasem menyebutnya dengan kupu-kupu beruang, karena memiliki wujud besar

dibandingkan dengan kupu-kupu biasa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 88: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

71

Gambar 37. Batik Pola Kupu-kupu Beruang, Karya Sigit Witjaksono

(Foto: Padi Boloe, Astaufi, 2012).

Secara keseluruhan batik pola kupu-kupu beruang memiliki struktur non-

geometris. Hal ini terlihat dari keseluruhan motifnya adalah fauna kupu-kupu yang

mendominasi seluruh permukaan kain dan motif flora atau tumbuhan yang menghiasi

setiap bidang kain. Penataan pola pada kupu-kupu beruang diterapkan secara bebas

tanpa adanya pengulangan pola. Tersusun dari dua motif dasar yaitu motif kupu-kupu

sebagai pola motif utama dan motif tumbuhan sebagai pola motif selingan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 89: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

72

Gambar 38. Detail Pola Kupu-kupu Beruang.

Penataan bentuk pola kupu-kupu beruang memiliki susunan yang berbeda-

beda pada tiap pola. Pada pola motif utama disusun secara acak dengan teknik rotasi

kemudian diletakkan motif kupu-kupu kecil disekeliling motif utama dan disellingi

dengan motif tumbuhan pada setiap pola. Motif Isen-isen tulang daun diterapkan pada

badan kupu-kupu motif utama dengan diberi Isen-isen Cecek pada samping kanan dan

kiri. Pada sayap kupu-kupu ditebarkan motif Isen-isen cecek pitu dan lung-lungan.

Penebaran Isen-isen Sawut, tulang daun, Cecek, dan Sawut Cecek disajikan pada

motif selingan tumbuhan.

Motif isen-isen cecek pitu

Motif isen-isen sawut

Motif utama kupu-kupu

Motif isen-isen sawut cecek

Motif flora bunga dan daun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 90: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

73

Perwujudan batik pola kupu-kupu beruang disajikan dengan warna latar putih

di seluruh permukaan kain. Warna hijau tua, merah, dan biru ditorehkan pada

beberapa keseluruhan bagian motif yaitu pada sayap dan badan kupu-kupu, bunga,

dan daun. Sedangkan motif isen-isen digoreskan warna putih saja.

Perpaduan warna hijau tua, merah, dan biru tampak memiliki kesatuan dengan

motif utama dan motif selingan ditambah lagi dengan penorehan warna latar putih

pada seluruh permukaan kain. Harmonisasi pada komposisi bentuk dan peletakan

motif memiliki karakter yang ceria karena ditunjang dengan penorehan warna yang

disajikan secara berselang-seling sehingga memiliki kesan yang ramai.

Goresan-goresan pada garis motif batik pola kupu-kupu beruang memiliki

karakter yang tegas. Komposisi bentuk motif yang berbeda-beda pada tiap pola dan

disusun secara acak menimbulkan kesan dinamis. Nuansa ramai akan harmonisasi

alam tampak pada penorehan warna tiap motif dan perbedaan volume bentuk besar

kecil dari perpaduan motif. Penggarapan batik pola kupu-kupu beruang dilakukan

oleh tangan-tangan terampil, ini terlihat pada goresan-goresan motifnya yang cukup

banyak dengan kerapatan saling berkelanjutan antara motif yang satu dengan motif

yang lainnya.

Penataan motif dengan ukuran bervariasi dipadukan dengan warna latar yang

lembut menimbulkan kesan saling menyatu. Pengambilan ide kupu-kupu dengan

variasi bentuk yang atraktif cukup menarik. Penggarapannya cukup halus karena

didukung permainan warnanya dan hanya orang terampil yang mampu menggarap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 91: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

74

batik pola Kupu-kupu Beruang. Penyajian untuk Show Room cukup menarik dengan

meletakkan kain pada Gawangan.

3. Batik Pola Lainnya.

a. Batik Pola Kontemporer.

Batik Pola Sekar Sarimbit.

Gambar 39. Batik Pola Sekar Sarimbit, Karya Sigit Witjaksono (Foto: Padi Boloe, Astaufi, 2012).

Batik pola Sekar Sarimbit merupakan batik yang dimana dalam

penggambaran motifnya dilakukan secara bebas sesuai dengan ekspresi yang

diinginkan pembuatnya. Sarimbit berasal dari bahasa jawa yang memiliki arti serupa,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 92: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

75

jadi dalam proses pembuatannya hal pertama yang dilakukan adalah membuat satu

jenis pola batik kemudian pola batik tersebut dibuat ulang mirip dengan yang aslinya

menggunakan teknik yang sama, yaitu menggambar langsung di atas kain.

Gambar 40. Detail Pola Sekar Sarimbit.

Keseluruhan struktur yang dimiliki batik pola Sekar Sarimbit ekspresionisme

adalah non geometris, terlihat dari pola-pola abstrak dengan susunan bebas tanpa

adanya pengulangan. Terdiri dari dua motif dasar yaitu motif latohan abstrak sebagai

motif utama dan motif flora atau tumbuhan abstrak sebagai motif selingan.

Motif Isen-isen Cecek

Motif flora abstrak

Motif Latohan abstrak

Motif Isen-isen tulang daun

Motif Isen-isen Cecek Pitu

Motif Isen-isen Sawut Cecek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 93: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

76

Komposisi keseluruhan bentuk pola dari Sekar Sarimbit adalah abstrak. Pola

Latohan sebagai motif utama digambarkan secara tidak beraturan dan memiliki

susunan motif yang berbeda-beda. Begitu juga dengan motif tumbuhan dengan

penggambaran yang tidak teratur serta komposisi pola yang berbeda-beda dari setiap

motif. Memiliki beberapa variasi motif isen-isen yaitu Cecek, Cecek Pitu, tulang

daun, dan Sawut Cecek yang ditebarkan pada motif selingan Latohan abstrak.

Warna biru tua diterapkan pada latar kain dipadukan dengan warna ungu pada

motif tumbuhan abstrak. Penerapan warna putih ditorehkan pada motif utama

Latohan abstrak dan motif Isen-isen. Warna putih terkesan mendominasi karena

penorehan warna pada netuk motif utama Latohan dengan teknik Blocking.

Perpaduan warna dan bentuk pada pola Sekar Sarimbit memiliki kesan

menyatu satu sama lain. Harmonisasi bentuk abstrak motif Latohan dengan motif

tumbuhan seakan memiliki kesan mengalir lugas dengan goresan motifnya. Kesan

statis muncul karena keseluruhan bentuk motif adalah abstrak. Pemunculan warna

putih dan ungu berfungsi untuk menghilangkan kebosanan dari abstraksi motif.

Dalam penggarapannya menonjolkan permainan warna yang hanya bisa digarap oleh

perajin yang berpengalaman.

b. Batik Pola Pesisiran.

Batik pola pesisiran merupakan Batik yang coraknya menggambarkan tentang

kehidupan masyarakat pesisir pantai Lasem. Motif-motif yang terdapat didalamnya

adalah motif Iwak-iwakan, motif batu karang, dan motif Latohan atau rumput laut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 94: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

77

Pola-pola motif yang digambarkan adalah kehidupan yang ada di dalam laut.

Biasanya pola yang tergarap memiliki susunan pola yang bebas tanpa adanya

pengulangan.

Perwujudan warna dan motifnya berbeda-beda sesuai dengan keinginan

perajin. Batik pola pesisiran Lasem memiliki digolongkan menjadi dua jenis yaitu

geometris dan non geometris. Pada umumnya pola geometris diterapkan pada pola

batu-batuan seperti pola batu karang, sedangkan pola non geometris diterapkan pada

pola flora dan fauna laut. Jenis pola batik yang berhasil ditemukan sebagai berikut:

Batik Pola Iwak-iwakan.

Iwak merupakan bahasa Jawa yang berarti ikan. Batik pola Iwak-iwakan

merupakan gambaran dari kehidupan biota laut yang diaplikasikan kedalam kain

Batik. Sebagian masyarakat Pesisir Lasem bermatapencaharian sebagai nelayan.

Mereka memanfaatkan kekayaan laut untuk kehidupan sehari-sehari. Umumnya

setiap warga masyarakat Pesisir Lasem memiliki tambak yang berisi berbagai macam

binatang laut yang nantinya akan di panen jika sudah tiba waktunya.

Gambar 41. Batik Pola Iwak-iwakan, Karya Sigit Witjaksono (Foto: Padi Boloe, Astaufi, 2012).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 95: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

78

Batik Pola Iwak-iwakan memiliki struktur non geometris. Pola yang dibentuk

keseluruhannya merupakan bentuk fauna dan flora. Penggarapan Batik Pola Iwak-

iwakan mengalami beberapa pengulangan pola yang disusun secara urut. Susunan

polanya terdiri dari pengulangan beberapa rapor yang tersusun searah tanpa adanya

perubahan letak dari setiap rapor. Disusun dari empat motif, yaitu motif utama, motif

selingan, motif Latar, dan motif Isen-isen. Motif Iwak berperan sebagai motif utama

terdiri dari beberapa motif Iwak yang memiliki volume berbeda-beda dari setiap motif

Iwak. Motif selingan yang diterapkan pada Batik Pola Iwak-iwakan adalah terdiri dari

beberapa motif tumbuhan yaitu, motif Latohan dan motif coral atau batu karang. Pada

motif latar yang diterapkan adalah motif Krecak yang lebih terlihat seperti buih-buih

udara di dalam air, sedangkan untuk motif Isen-isen dipakai motif Cecek, Sawut,

Sawut Cecek, Sisik, dan Mata Deruk.

Gambar 42. Detail Pola Iwak-iwakan.

Motif isen-isen cecek

Motif isen-isen mata deruk

Motif Selingan Coral atau batu

Karang

Motif isen-isen Krecak

Motif Selingan Latohan

Motif Utama Iwak

Motif isen-isen Sisik

Motif isen-isen sawut cecek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 96: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

79

Pada motif utama yaitu motif Iwak terdapat motif Isen-isen Sawut dan Sawut

Cecek yang diletakkan pada sirip, kemudian motif Cecek dan Sisik yang diletakkan

pada badan ikan. Pada motif selingan Latohan terdapat motif Isen-isen seperti tulang

daun, dan pada motif selingan Coral atau batu karang diterapkan motif Isen-isen

Cecek dan Mata Deruk. Motif latar Krecak ditebar pada seluruh permukaan kain

berdampingan dengan motif Isen-isen Cecek di sela-sela motif Krecak.

Batik pola Iwak-iwakan memiliki tiga susunan warna, yaitu warna biru tua,

biru muda, dan putih. Pada warna latar menggunakan warna biru tua yang ditorehkan

pada seluruh bidang kain. Untuk warna biru muda diterapkan pada motif utama dan

motif selingan, sedangkan warna untuk motif Isen-isen ditorehkan warna putih yang

juga sebagai warna garis motif.

Secara keseluruhan batik pola Iwak-iwakan tampak memiliki kesan dinamis.

Hal ini terlihat dari perbedaan besar kecilnya volume dari setiap motif dan susunan

letak motif yang memiliki beberapa variasi. Beberapa variasi motif utama terlihat dari

letak susunan motifnya yang memiliki bentuk dan letak yang berbeda pada tiap motif

Iwak. Motif selingan juga memiliki beberapa variasi bentuk motif yang beerbeda

dilihat dari goresan motifnya dan bentuk dari motif selingan itu sendiri, kemudian

dipadukan variasi motif Isen-isen yang memiliki beberapa jenis motif yang

diterapkan pada setiap rapor sehingga kesan membosankan tidak terlalu

mendominasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 97: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

80

Perpaduan warna latar biru tua dengan warna motif biru muda sangat

mencerminkan suasana laut. Warna putih pada motif Isen-isen dan garis motif

menambah ramai suasana laut sehingga terkesan memiliki arus dari ombak laut yang

bergelombang.

Kesatuan atau Unity batik pola Iwak-iwakan terlihat pada susunan motifnya

yang terdidiri dari flora dan fauna biota laut berpadu dengan penorehan warna latar

biru tua pada seluruh bidang kain dan biru muda pada motif berdampingan dengan

warna putih yang ditorehkan pada motif Isen-isen dan garis motif. Dilhat dari

keseluruhan corak dan warnanya mengandung pesan bahwa Lasem memiliki

kekayaan laut yang begitu beragam. Motif dan warnanya mengadopsi kehidupan

biota laut sebagai inspirasi batik pola Iwak-iwakan.

Goresan garis motif pada batik pola Iwak-iwakan terkesan lugas, terlihat dari

ukuran garisnya yang lebar dan tebal. Penggarapan goresan garis motif cukup halus

dan melihat dari banyaknya motif batik pola Iwak-iwakan digarap oleh para pengrajin

yang sudah berpengalaman. Produk akhir dari batik pola Iwak-iwakan tersaji dalam

berbagai versi diantaranya baju santai, Bed Cover, dan hiasan dinding.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 98: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

81

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan.

Perkembangan Pola Batik Lasem Pasca Penetapan UNESCO tentang Batik tahun

2009, memiliki berbagai macam perubahan dari mulai bentuk pola, motif, dan warna

yang sudah tidak lagi sesuai pola Pakem batik Lasem. Perubahan yang terjadi karena

menuruti permintaan pasar sehingga para pengrajin batik Lasem berlomba-lomba

untuk menciptakan motif-motif baru untuk menarik minat pasar. Pola tersebut secara

garis besar dibagi menjadi tiga yaitu pola selera cina atau Laseman, pola selera

rakyat, dan pola lainnya. Berbagai macam pola selera rakyat yang ditemukan antara

lain adalah, Blarakan, Bledak Sarimbit, Sekar Jagad, Tiga Negri, Lerek Latohan,

Sekar Aseman, dan beberapa pola lainnya. Pola selera Cina antara lain Pola Bola

Dunia, Kupu-kupu Beruang, Lok Can, Lerek Sisik Naga, Banji Tambal, Naga, Tok

Wi, dan beberapa pola lainnya. Pola lainnya antara lain Sekar Sarimbit, Selo Karang,

Bledak Sarimbit, Nice umbrella, dan beberapa pola lainnya. Pola tersebut sudah

berkembang menjadi seni kontemporer yang memadukan antara gaya kekinian dan

masa lampau. Motif yang diciptakan semakin beragam dengan mengambil ide dari

tumbuhan dan binatang yang menjadi ekosistem di daerah Lasem.

Pola Batik Lasem Pasca Penetapan UNESCO tentang Batik tahun 2009, sebagian

besar diwujudkan dengan teknik batik tulis, dengan motif yang sangat bervariatif.

Motif khas Lasem masih juga dijumpai walaupun tidak mendominasai (Krecak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 99: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

82

Hong, Banji, Latohan, Dewa-dewi, dan Naga). Secara struktural pola batik Lasem

tersebut disusun dengan susunan geometris (Lereng dan Ceplok) dan non geometris

(Semenan dan Buketan). Struktur susunan motif seringkali dilakukan tidak dengan

sistem pengulangan pola kecuali pada pola Lereng dan Ceplokan. Karena para

pengrajin lebih senang ketika dalam membatik langsung menggoreskan pada kain,

sehingga batik Lasem diproduksi dengan berbagai macam versi dan ekspresi dari para

pengrajin. Corak yang terjadi pada batik Lasem merupakan mimesis dari kehidupan

masyarakat Lasem itu sendiri. Bentuk-bentuk motifnya yang dulu memiliki makna

filosofi yang mendalam, sekarang sudah tidak lagi memiliki makna filosofis karena

motif yang dibuat hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar saja. Penamaan batik

Lasem yang dulu sesuai dengan warna yang diterapkan sepertti Bang-bangan, Bang-

biru, dan Bang-biru-ijo, sekarang berubah penamaan sesuai jenis motif yang ada di

dalamnya. Kolaborasi yang terjadi pada pewarnaan batik Lasem sungguh sangat

bervariatif dengan memunculkan berbagai macam warna. Komposisi permainan

warna sangat terlihat pada batik Lasem dengan pola kontemporer. Goresan yang

diciptakan para pengrajin tergolong lugas dan memiliki ketebalan yang terkesan

tegas.

B. Saran.

Setelah melakukan penelitian ada beberapa temuan yang menarik untuk lebih

ditindak lanjuti:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 100: POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG …/Pola... · trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh

83

1. Karena menurunnya jumlah pengusaha batik Lasem, pihak terkait (akademisi,

pemerintah, dan swasta) bisa melakukan pembinaan pada pelaku pembatikan di

Lasem dan masyarakat untuk turut berpartisispasi dalam mengembangkan batik

Lasem dan menjaga kelestariannya, mengingat batik Lasem pernah menjadi

primadona mengadopsi kepopuleran batik Solo, Jogja, dan Pekalongan.

2. Penelitian mengenai pewarnaan khas batik Lasem yaitu warna merah yang

masyarakat batik biasa menyebutnya Abang Getih Pitik atau dalam bahasa Indonesia

merah darah ayam, sangat menarik untuk dilakukan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user