pmk 10-pmk_09-2015

6
Standar Reviu PMK 10/PMK.09/2015 Tentang Standar Reviu Atas Laporan Keuangan Bendahara !u! "egara A. Pendahu#uan Penjelasan atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menyatakan bahwa Presiden selaku Keala Pemerintahan memegang kekuasaan! engelolaankeuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan" emerintahan" #ebagian kekuasaan tersebutdikuasakan keada $enteri Keuangan selaku Pengelola %iskal& dan 'akil Pemerintah dalam keemilikan kekayaan negara yang diisahkan& serta keada $enteri(Piminan )embaga selaku Pengguna *nggaran( Pengguna +arang Kementerian Negara( )embaga yang diiminnya" ,engan demikian&$enteri Keuangan memiliki dua eran dalam domain engelolaan keuangan negara" Peran ertama adalah sebagai embantu residen dalam bidang keuangan dan engelolaan iskal yang ada hakekatnya adalah +endahara Umum Negara .+UN/& sementara eran kedua adalah sebagai embantu residen yang mengurusi suatu bidang tertentu dalam emerintahan dan memimin suatu Kementerian Negara( )embaga& yaituKementerian Keuangan sehingga ada hakikatnya adalah Pengguna *nggaran(+arang kementerian dimaksud" #esuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 200 tentang Perbendaharaan Negara& $enteri(Piminan )embaga selaku Pengguna *nggaran(+arang Kementerian Negara()embaga wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laoran keuangan" Pasal UU 1(200 tersebut juga mengatur bahwa l keuangan harus disertai dengan Pernyataan Tanggung awab .#tatemento esonsibility/ yang ditandatangani oleh $enteri( Piminan )embaga" Pernyataa Tanggung awab memuat ernyataan bahwa engelolaan *nggaran Pendaatan dan +elanja Negara .*P+N/ telah diselenggarakanberdasarkan #istem Pengendalian 4ntern .#P4/ yang memadai dan akuntansi keuangan telah diselenggarakan sesuai dengan #tandar *kuntansi Pemerintah .#*P/" e5iu atas )aoran Keuangan +endahara Umum Negara .)K +UN/ bertujuan untuk meyakinkan keandalan in ormasi yang disajikan dalam )K +UN!semesteran d Tahunan& namun mengingat keterbatasan waktu antara batas akhir enyusunan )K +UN dengan elaksanaan audit oleh +adan Pemeriksa Keuangan eublik 4ndonesia .+PK 4/ maka re5iu dimaksud erlu dilaksanakan bersamaan dengan elaksanaan anggaran" #elain !itu& mengingat eran dan ungsi engawasan inter emerintah dalam rangka membantu dan mendorong enyelenggaraan keemerintahan yang baik& maka re5iu atas )K +UN juga bertujuan untuk membantu $enteri Keuangan selaku +UN dalam menghasilkan )K +UN yang berkualitas dan daat diertanggungjawabkan"

Upload: ayub-ramdhan

Post on 04-Nov-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

silahkan

TRANSCRIPT

Standar Reviu PMK 10/PMK.09/2015Tentang Standar Reviu Atas Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara

A. PendahuluanPenjelasan atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menyatakan bahwa Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan. pemerintahan. Sebagian kekuasaan tersebut dikuasakan kepada Menteri Keuangan selaku Pengelola Fiskal, dan Wakil Pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan, serta kepada Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang Kementerian Negara/ Lembaga yang dipimpinnya. Dengan demikian, Menteri Keuangan memiliki dua peran dalam domain pengelolaan keuangan negara. Peran pertama adalah sebagai pembantu presiden dalam bidang keuangan dan pengelolaan fiskal yang pada hakekatnya adalah Bendahara Umum Negara (BUN), sementara peran kedua adalah sebagai pembantu presiden yang mengurusi suatu bidang tertentu dalam pemerintahan dan memimpin suatu Kementerian Negara/ Lembaga, yaitu Kementerian Keuangan sehingga pada hakikatnya adalah Pengguna Anggaran/Barang kementerian dimaksud.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran/Barang Kementerian Negara/Lembaga wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan. Pasal 55 UU 1/2004 tersebut juga mengatur bahwa laporan keuangan harus disertai dengan Pernyataan Tanggung Jawab (Statement of Responsibility) yang ditandatangani oleh Menteri/ Pimpinan Lembaga. Pernyataan Tanggung Jawab memuat pernyataan bahwa pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) telah diselenggarakan berdasarkan Sistem Pengendalian Intern (SPI) yang memadai dan akuntansi keuangan telah diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).

Reviu atas Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara (LK BUN) bertujuan untuk meyakinkan keandalan informasi yang disajikan dalam LK BUNsemesteran dan Tahunan, namun mengingat keterbatasan waktu antara batas akhir penyusunan LK BUN dengan pelaksanaan audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) maka reviu dimaksud perlu dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan anggaran. Selain itu, mengingat peran dan fungsi pengawasan intern pemerintah dalam rangka membantu dan mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, maka reviu atas LK BUN juga bertujuan untuk membantu Menteri Keuangan selaku BUN dalam menghasilkan LK BUN yang berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan.

Untuk menjaga mutu pelaksanaan reviu; perlu disusun suatu standar sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 57 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

B. Standar ReviuStandar Reviu atas LK BUN adalah prasyarat yang diperlukan oleh Aparat Pengawasan Intern :Pemerintah (APIP) untuk melaksanakan reviu dan mengevaluasi pelaksanaan reviu atas LK BUN. Standar Reviu atas LK BUN terbagi ke dalam Standar Umum dan Standar Pelaksanaan.

C. Standar UmumStandar Umum mengatur karakteristik yang berlaku umum untuk semua penugasan reviu, yang meliputi:a. Pelaksana Reviu (Pereviu);Reviu atas LK BUN dilaksanakan oleh APIP sesuai dengan kewenangan masing-masing.b. Kompetensi Pereviu; Untuk mendukung dan menjamin efektivitas reviu atas LK BUN, perlu dipertimbangkan kompetensi pereviu yang akan ditugaskan. Sesuai dengan tujuan reviu atas LK BUN, maka tim reviu secara. kolektif diharapkan memenuhi kompetensi sebagai berikut:i. menguasai SAP;ii. menguasai SABUN, serta slibsistemnya yang terkait;iii. memahami proses bisnis atau kegiatan pokok unit akuntansi yang direviu;iv. menguasai dasar-dasar audit;v. menguasai teknik komunikasi; danvi. memahami analisis basis data.c. Objektivitas Pereviu.Pereviu harus objektif dalam melaksanakan kegiatan reviu. Prinsip objektivitas mensyaratkan agar pereviu melaksanakan reviu dengan jujur dan tidak mengkompromikan kualitas. Pereviu harus membuat penilaian seimbang atas semua situasi yang relevan dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan sendiri atau orang lain dalam mengambil keputusan.

D. Standar PelaksanaanStandar Pelaksanaan menggambarkan sifat khusus kegiatan reviu dan menyediakan kriteria untuk menilai kinerja reviu yang meliputi:a. Tujuan Reviu;Tujuan reviu adalah untuk:i. membantu terlaksananya penyelenggaraan akuntansi dan penyajian LK BUN; danii. memberikan keyakinan terbatas mengenai akurasi, keandalan, dan keabsahan informasi dalam LK BUN serta pengakuan, pengukuran, dan pelaporan transaksi sesuai dengan SAP kepada Menteri Keuangan.Untuk mencapai tujuan tersebut, maka apabila pereviu menemukan kelemahan dalam penyelenggaraan akuntansi dan/atau kesalahan dalam penyajian LK BUN, maka pereviu bersama-sama dengan unit akuntansi harus segera melakukan perbaikan dan/atau koreksi atas kelemahan dan/atau kesalahan tersebut secara berjenjang.Reviu tidak memberikan dasar untuk menyatakan opini sebagaimana dalam audit karena reviu tidak mencakup pengujian atas pengendalian intern, penetapan risiko pengendalian, pengujian catatan akuntansi dan pengujian atas respon terhadap permintaan keterangan dengan cara pemerolehan bahan bukti yang menguatkan melalui inspeksi, pengamatan, atau konfirmasi, dan prosedur tertentu lainnya yang biasa dilaksanakan dalam suatu audit.

b. Ruang Lingkup Reviu;Ruang lingkup reviu adalah penelaahan atas penyelenggaraan akuntansi . dan penyajian LK BUN, terri;asuk penelaahan atas catatan akuntansi dan dokumen sumber yang diperlukan. Ruang lingkup reviu tidak mencakup pengujian atas sistem pengendalian intern, catatan akuntansi dan dokumen sumber, serta pengujian atas respon permintaan keterangan, yang biasanya .dilaksanakan dalam suatu audit.Komponen LK BUN yang direviu dengan basis SAP Kas Menuju Akrual terdiri dari (a.) Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, dan Laporan Arus Kas (LAK); dan (b) Catatan atas Lapotan Keuangan (CaLK).Komponen LK BUN yang direviu dengan basis SAP Akrual terdiri dari: (a.) Laporan Pelaksanaan Anggaran, yaitu LRA dan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL); (b.) Laporan Finansial, yaitu Neraca, Laporan Operasional (LO), LAK, dan Laporan Perubahan Ekuitas (LPE); dan (c.) CaLK.Ruang lingkup LK BUN yang direviu meliputi:i. LK BUN yang disusun oleh Menteri Keuangan selaku BUN yang bertindak sebagai Pengelola Kas, meliputi:1) Laporan Keterangan tingkat Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pembantu Bendahara Umum Negara Akuntansi dan Pelaporan (LK UAPBUN AP) yang disusun oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan (Ditjen PBN) c.q. Direktorat Pengelolaan Kas Negara (Dit. PKN);2) Laporan Keuangan tingkat Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Kuasa Bendahara Umum Negara tingkat Pusat (LK UAKBUN-Pusat) yang disusuri oleh Dit. PKN Ditjen PBN; 3) Laporan Keuangan tingkat Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Koordinator Kuasa Bendahara Umum Negara tingkat Kantor Wilayah (LK UAKKBUN-Kanwil) yang disusun oleh Kantor Wilayah (Kanwil) Ditjen PBN; .dan4) Laporan Keuangan tingkat Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Kuasa Benda.hara Umum Negara tingkat KPPN (LK UAKBUN-Daerah) yang dis.usun oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).ii. LK BUN yang disusun oleh Menteri Keuangan selaku BUN yang bertindak sebagai Pengguna Anggaran Bagian Anggaran (BA) BUN dan Pengelola Transaksi BUN Lainnya, meliputi:1) LK BUN Pengelolaan Utang (BA 999.01);2) LK BUN Pengelolaan Hibah (BA 999.02);3) LK BUN Pengelolaan Investasi Pemerintah (BA 999.03);4) LK BUN Pengelolaan Penerusan Pinjaman (BA 999.04);5) LK BUN Pengelolaan Transfer ke Daerah (BA 999.05);6) LK BUN Pengelolaan Belanja Subsidi (BA 999.07);7) LK BUN Pengelolaan Belanja Lain-Lain (BA 999.08);8) LK BUN Transaksi Khusus (BA 999. 99); dan9) LK BUN Badan Lainnya.iii. LK Konsolidasian BUN, yaitu laporan keuangan hasil konsolidasi secara berjenjang seluruh laporan keuangan unit akuntansi dan pelaporan keuangan dalam lingkup BUN.Jenis-jenis transaksi khusus yang terdapat dalam LK BUN Transaksi Khusus (BA 999. 99) sebagai berikut:1) Pengelolaan Pembayaran Belanja Pensiun, Belanja Asuransi Kesehatan (Askes), Program Tunjangan Hari Tua (THT), Belanja Pajak Pertambahan Nilai Real Time Gross Settlement Bank Indonesia (PPN RTGS BI), dan Belanja Selisih Harga Beras Bulog;2) Pengelolaan Pendapatan dan Belanja yang terkait dengan Pengelolaan Kas Negara;3) Pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) Idle;4) Pengelolaan Aset yang Berasal dari Pertamina;5) Pengelolaan BMN yang Berasal dari Kontraktor Perjanjian Karya Pengusahaan Pertarnbangan Batubara (PKP2B);6) Pengelolaan BMN yang Berasal dari Kontraktor Kontrak Kerja Sarna (KKKS);7) Pengelolaan Aset Lain-Lain dalarn Pengelolaan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN);8) Pengelolaan Aset yang Tirnbul dari Pernberian Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI)9) Pengelolaan Aset/Bekas Milik Asing/China;10) Pengelolaan Penerirnaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Panas Burni;11) Pengelolaan PNBP Minyak Burni dan Gas Burni;12) Pengelolaan Pernbayaran Dukungan Kelayakan;13) Pengelolaan Pengeluaran Keperluan Perjanjian Hukurn Internasional;14) Pengelolaan Pengeluaran Keperluan Kerja Sarna Internasional.Reviu dititikberatkan pada akun LK BUN yang berpotensi tinggi terhadap perrnasalahan dalarn penyelenggaraan akuntansi dan/atau penyajian laporan keuangan. Reviu terhadap LK BUN yang disusun oleh Kanwil Ditjen PBN dan KPPN dilaksanakan dengan rnenggunakan pendekatan berjenjang. Pendekatan berjenjang tersebut dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan pada rnasing-masing tahapan reviu. Reviu terutarna dilakukan rnelalui serangkaian aktivitas:i. Penelusuran LK B:UN ke catatan akuntansi dan dokurnen surnber;ii. Perrnintaan keterangan rnengenai proses pengurnpulan, pencatatan, pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan transaksi, serta proses kornpilasi, dan rekonsiliasi LK BUN antar unit-unit akuntansi dan pelaporan keuangan dalarn lingkup BUN secara berjenjang; daniii. Analitik untuk rnengetahui hubungan dan hal-hal yang kelihatannya tidak biasa.c. Pengelolaan Reviu;Untuk rnendapatkan hasil yang rnernadai, reviu perlu dikelola dengan baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan. Dalarn rangka pengelolaan reviu, APIP dapat rnelakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait, baik itu dengan unit penyusun laporan keuangan rnaupun instansi perneriksa laporan keuangan yaitu BPK RI.d. Waktu Pelaksanaan Reviu;Reviu dilaksanakan secara paralel dengan pelaksanaan anggaran dan penyusunan LK BUN. Yang dirnaksudkan dengan paralel adalah reviu dilakukan bersarnaan atau sepanjang pelaksanaan anggaran dan penyusunan LK BUN, tidak rnenunggu setelah LK BUN tersebut selesai disusun. Hal ini perlu dilakukan mengingat keterbatasan waktu antara batas akhir penyusunan LK BUN dan pelaksanaan audit oleh BPK RI.e. Kertas Kerja Reviu; Sebagai bagian dari pertanggungjawaban dan dokumentasi pelaksanaan reviu atas LK BUN, pereviu harus menyusun Kertas Kerja Reviu (KKR), untuk menjelaskan mengenai:i. pihak yang melakukan reviu;ii. tingkatan unit akuntansi dan pelaporan keuangan yang direviu;iii. aktivitas penyelenggaraan akuntansi dan komponen LK BUN;iv. asersi yang dinilai dan langkah-langkah reviu yang dilaksanakan untuk menilai asersi; danv. Hasil pelaksanaan langkah-langkah reviu dan simpulan serta komentar pereviu.Untuk dapat menjamin pengendalian mutu reviu atas LK BUN, maka dilakukan reviu atas KKR secara berjenjang menurut peran dalam tim reviu. Penyusunan KKR dilakukan pada saat pelaksanaan reviu dan harus didokumentasikan serta disimpan dengan baik, untuk kepentingan penelusuran kembali hasil reviu dan pelaksanaan reviu atas LK BUN periode berikutnya. Untuk setiap unit akuntansi dan pelaporan keuangan yang direviu, simpulan dalam KKR selanjutnya dituangkan dalam bentuk Catatan Hasil Reviu (CHR). Bila memungkinkan, pereviu juga dapat menyusun Ikhtisar Hasil Reviu (IHR).f. Pelaporan Reviu.Pelaporan reviu pada pokoknya mengungkapkan tujuan dan alasan pelaksanaan reviu, prosedur reviu yang dilakukan, kesalahan atau kelemahan yang ditemui, langkah perbaikan yang disepakati, langkah perbaikan yang telah dilakukan, dan saran perbaikan yang tidak atau belum dilaksanakan. Pelaporan reviu dibuat pada setiap tingkatan unit akuntansi yang disajikan dalam bentuk CHR dan IHR (bila memungkinkan). Pada tingkatan unit tertentu disusun Laporan HasiJ. Reviu (LHR) yang merupakan kompilasi dari CHR dan IHR unit-unit akuntansi dibawahnya.Hasil pelaporan reviu merupakan dasar bagi APIP untuk membuat Pernyataan Telah Direviu (PTD) pada unit akuntansi, yang antara lain menyatakan bahwa:i. reviu telah dilakukan atas LK BUN untuk periode yang berakhir pada tanggal pelaporan keuangan;ii. reviu dilaksanakan sesuai dengan Standar Reviu atas LK BUN;iii. semua informasi yang dimuat dalam laporan keuangan adalah penyajian Menteri Keuangan selaku BUN;iv. tujuan reviu adalah untuk memberikan keyakinan terbatas mengenai akurasi, keandalan, dan keabsahan informasi dalam LK BUN serta pengakuan, pengukuran, dan pelaporan transaksi sesuai dengan SAP kepada Menteri Keuangan;v. ruang lingkup reviu jauh lebih sempit dibandingkan dengan ruang lingkup audit yang dilakukan dengan tujuan untuk menyatakan opini atas laporan keuangan secara keseluruhan;vi. simpulan reviu terkait kesesuaian penyajian LK BUN dengan SAP; danvii. Paragraf penjelas (apabila diperlukan), yang menguraikan perbaikan material dalam penyelenggaraan akuntansi dan/ atau koreksi penyajian LK BUN yang belum atau belum selesai dilakukan oleh unit akuntansi.