pm2,5 terhadap kesehatan penduduk di sekitar p …digilib.batan.go.id/e-prosiding/file...
TRANSCRIPT
/16 ISSN 0216 - 3128 Gatot Suhariyono, dkk.
ANALISIS TINGKAT BAHAYA PARTIKEL DEBU PMIO DANPM2,5 TERHADAP KESEHATAN PENDUDUK DI SEKITARPABRIK SEMEN, CITEUREUP - BOGOR
Gatot SuhariyonoPuslitbang Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir BATAN, Jakarta
M. Sri Saeni dan Ahmad BeyProgram Pascasarjana Pengelolaan SDA dan Lingkungan, IPB
ABSTRAK
ANALlSIS TINGKAT BAHAYA PARTIKEL DEBU PMJO DAN PM2,5 TERHADAP KESEHATAN
PENDUDUK Dl SEKITAR PABRIK SEMEN, CITEUREUP - BOGOR. Analisis lingkat bahaya partikel
debu PMIO dan PM2,5 terhadap kesehatan penduduk telah dilakukan di daerah pemukiman sekilarkawasan pabrik semen, Citeureup - Bogor. Partikel debu disampling di rumah-rumah pendudukmenggrlllakan cascade impactor pada empat arah mata angin dan radius 500, 1000, 1500, 2000, 2500, dan3000 m dari Plant satu sebagai titik pusat pabrik semen di Cileureup - Bogor. Pengukuran pada arah utaraadalah di rumah-rumah Perumahan Gunung Putri, desa Gunung Putri, desa Kranggan, dan desa Bojong
Nangka. Arah selatan adalah desa Tarikolot dan desa Pasir Mukti. Arah barat adalah guest house, desaPuspanegara, desa Puspasari, dan desa Cilatah. Arah barat lout yailu desa Puspanegara, desa GunungPutri, desa Puspasari, dan desa Kranggan. Secara keseluruhan hasil pengukuran konsentrasi partikel debuPM I0 don PM2,5 di rumah-rumah sekilar pabrik semen dan di pinggir jolon melebihi baku mutu udaraambien nasional yang diletapkan oleh PP No. 4111999. Kategori kualitas udara PMIO (berdasarkan SKNo. Kep-I07 I KABAPEDAL III 11997) di rumah-rumah sebelah utara, di sebelah selatan pada radius3000 m dan sebelah barat pada radius 1000 m pabrik semen kebanyakan bersifat berbahaya dibandingkandi nmwh-nmwh arah lain.
ABSTRACT
DANGER LEVEL ANALYSIS OF PMIO AND PM2.5 DUST PARTICLES TO HEALTH OF RESIDENT
AROUND CEMENT FACTORY, CITEUREUP - BOGOR. Danger level analysis of PMIO and PM2.5 dustparticles to resident health has been conducted in sealement area around cement factory area, Citeureup Bogor. The dust particles were sampled at the dwellings by Iising a cascade impactor on four winddirections and 500, 1000, 1500, 2000, 2500, and 3000 m radius from the Plant one as the cellIer of thecement factory at Citeureup - Bogor. Measurements at the north direction were the GlI/lUng Putri,Kranggan, Bojong Nangka villages, and Gunung Putri dwellings. The south directions were Tarikolot andPasir Mukti villages. The west directions were gIIesthouse, Puspanegara, Puspasari, and Citatah villages.The northwest directions were Pu.\panegara, GUlIIlllg Putri, Puspasari, and Kranggan villages. As a wholethe measurement result of PMIO and PM2,5 concentration in houses around cement factory and atroadside was exceed quality standard of national ambient air which is specified by PP No. 41 I 1999.Category of PMIO air quality (pursuant to SK No. Kep-107IKABAPEDAUIII1997) in north side houses, insouth side at 3000 m and Westside at 1000 m radius cement factory was having most the character ofdangerous compared to in other direction houses.
PENDAHULUAN
Perkembangan industri semen di Indonesia yangtumbuh pesat, selain berdampak positip bagipendapatan negara dan kesejahteraan rakyat, jugaberdampak negatip terhadap kesehatan, karenaberpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan,misalnya asap dan debu dari industri yang dapatmencemari udara. Pencemaran udara oleh partikelpadat halus dalam bentuk debu, asap dan uap airdapat menurunkan kualitas lingkungan yang padagilirannya menurunkan kualitas hidup masyarakatdi sekitar kawasan industri terse but.
Masalah pencemaran udara oleh partikelpadat yang berdiameter kurang dari 10 11mdi Iuarrumah (biasa disebut PM 10 (particulate matter))
dan kurang dari 2,5 11m di dalam rumah (PM2.5)
diyakini oleh para pakar lingkungan dan kesehatanmasyarakat sebagai pemicu timbulnya infeksisaluran pemafasan, karena pertikel padat PM 10 danPM2•5 dapat mengendap pada saluran pernafasandaerah bronki dan alveoli [1, 2, 3]. Oleh karena itupcrlu dilakukan pemantauan kualitas udara disekitar sentral industri secara kontinyu danterkoordinasi dengan penguasa kawasan industrisetempat. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RINo. 41 tahun 1999 ten tang pengendalian
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelltian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003
Gatot Suhariyono. dkk. ISSN 0216 - 3128 117
pencemaran udara yang lebih ketat yaitu baku mutuudara ambien nasional untuk PMIO sebesar 150
Ilg/m3 (24 jam) dan 50 Ilg/m3 (1 tahun), untukPM2,s sebesar 65 Ilg/m3 (24 jam) dan 15 Ilg/m3 (1tahun) [4].
Menurut Setiawan (1992), penyakit batuk,sakit tenggorokan, brokhitis akut dan kronik, asma,pneumonia, emphysema paru, dan kanker parumerupakan manifestasi penyakit saluranpemapasan, akibat adanya pemajanan terhadappencemar udara secara terus-menerus danberlangsung cukup lama [5]. Pencemaran udara dariindustri, asap kendaraan, dan debu tua di dalamruangan adalah salah satu penyebab infeksi saluranpemafasan atas (ISP A). Dirjen PPM dan PLPDepartemen Kesehatan, memperkirakan 150.000balita per tahun meninggal akibat ISPA [6].Kualitas udara menjadi kajian para pakarlingkungan semenjak kasus kabut (jog) Londontahun 1952 dengan konsentrasi partikel 1200 Ilg/m3yang berdiameter 2 11m mengakibatkan kematian4.000 orang selama 4 dan 5 hari,
Berdasarkan laporan Departemen Kesehatan(1995), dalam profil Kesehatan Nasional, danDinas Kesehatan Jawa Barat (1996), dalam profilKesehatan Jawa Barat temyata penyakit ISPAmenempati urutan atas dalam 10 besar penyakitutama untuk beberapa tahun terakhir [7, 8]. Bahkanhasil survai kesehatan rumah tangga tahun 1992,penyebab utama kematian bayi (36 %) dan anakbalita (13 %) adalah penyakit ISPA [7]. ISPAmerupakan penyebab terbanyak kematian anakdibawah umur 5 tahun. Sementar41 itu diperkirakanbahwa 40 sampai 60 % dari pengunjung fasilitaspelayanan kesehatan berhubungan dengan kasusISPA [9].
Berdasarkan Puskesmas keliling pabriksemen, Citeureup - Bogor, didapatkan datakesehatan dari 7 Puskesmas (Bojong Nangka,Kalapa Nunggal, Kranggan, Leuwinutug, Tajur,Citeureup dan Bojong) yang meliputi cakupanwilayah 13 desa (Lulut, Nambo, Bantarjati,Leuwikaret, Gunung Putri, Talajung, Citeureup,Puspanegara, Tajur, Gunung Sari, Tarikolot, PasirMukti dan Hambalang) menunjukkan selama tahun2001 mulai Januari sampai Desember, penyakitISP A rata-rata menempati urutan pertama terbesar(31,19 %) dan penyakit TBC urutan kedua (13,58%) dari total penyakit yang pernah dideteksi (mata,lambung, ginjal, otot, tulang, gigi, mulut, dan lainlain) masing-masing rata-rata dibawah 10 %. Dalamrangka mengantisipasi Peraturan Pemerintah RI No.41 tahun 1999 yang berlaku efektif tahun 2002untuk PM \C) dan PM2•S serta mengetahui sejauhmana tingkat bahaya partikel debu PM 10 dan PM2.S
terhadap kesehatan masyarakat dari resiko yangditimbulkan, maka perlu dilakukan penelitian
pengukuran partikel debu PMIO dan PM2•S dirumah-rumah sekitar pabrik semen di Citeureupdibandingkan dengan baku mutu udara ambienyang ditetapkan pemerintah.
TATAKERJA
Pengambilan contolt di rumalt-rumalt dandi pinggir jalan
Pengukuran distribusi diameter partikeldebu PMIO dan PM2•S dilakukan menurut SKMenteri KLH No.2 / Men KLH / 1988 pada radiusberbeda-beda. Pengukuran tersebut dilakukan dirumah-rumah dengan empat arah mata angin danpada jarak 500, 1000, 1500, 2000, 2500, dan 3000m dengan titik pusat di Plant satu pabrik semen diCiteureup - Bogor yaitu : arah utara (di rumahrumah Perumahan Gunung Putri, desa GunungPutri, desa Kranggan, dan desa Bojong Nangka),arah selatan (desa Tarikolot dan desa Pasir Mukti),arah barat (guest hOllse, desa Puspanegara, desaPuspasari, dan desa Citatah), dan arah barat laut(desa Puspanegara, desa Gunung Putri, desaPuspasari, dan desa Kranggan). Pengukuran arahbarat laut dilakukan tanpa jarak 3000 m, karenapada jarak terse but tidak ada rumah.
Delapan filter mylar dan sebuah filterwhatman sebelum digunakan disimpan 24 jamdalam desikator, agar terhindar dari pengaruhpenambahan be rat dari kelembaban udara.Kemudian ditimbang dengan neraca analitik danditutup rapat dengan seal. Sembilan stage orificedan plat wadah filter dari cascade impactor dicucidengan deterjen dan alkohol teknis 70 % supayabersih, lalu dikeringkan. Komposisi cascadeimpactor terdiri dari stage (tingkat) orifice 0, I, 2,3, 4, 5, 6, 7, dan F. Filter whatrnan yang sudahditimbang dimasukkan ke dalam plat wadah filterdi tingkat F yaitu tingkat yang paling bawah,kemudian filter-filter mylar yang sudah ditimbangmasing-masing diletakkan pada tingkat 7, 6, 5, 4,3,2, I, O.
Sampling partikel debu PMIO dan PM2•S dirumah-rumah dilakukan dengan menggunakancascade impactor. Cascade impaktor dihubungkandengan flowmeter, manometer dan pompa isap.Flowmeter diatur sedemikian rupa, sehingga lajualir debu yang masuk ke impaktor bertingkatsebesar 28,3 liter per menit (1,698 mJ/jam). Baganalir pengambilan contoh dengan cascade impactorditunjukkan pada Gambar I. Pengukuran partikeldebu PM 10 dilakukan di Illar rumah selama kuranglebih 6 jam dan PM2,s di dalam rumah selamakurang lebih 7 jam. Pengambilan contoh debuPM 10 dan PM2,s di pinggir pertigaan jalan yang
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003
KeteranganC1 : Konsentrasi debu rata-rata dengan
lama pencuplikan contoh t( (l1g/m3)C2 : Konsentrasi debu rata-rata dengan
lama pencuplikan contoh t2 = PMIO danPM2.5 (l1g/m3)
tl : Lama pencuplikan contoh I (dalampenelitian ini = 24 jam)
t2 : Lama pencuplikan contoh 2 (jam)p : Faktor konversi yang bemilai antara
0,17 dan 0,2
rarnai lalu lintas dan banyak debu beterbangandilakukan selama kurang lebih 7 jam. Cascade
impactor ditempatkan pada lokasi yang telahditentukan dengan ketinggian 1,5 meter di ataspermukaan tanah. Sesudah pengambilan contoh dirurnah-rumah, keseluruhan filter whatman dan filtermylar di-seal dalam wadah compact disk (CD) dandikondisikan 24 jam di desikator. Pada satu lokasi,setiap satu set plat impaksi dalam wadah CD diberilabel yang meliputi : nomor contoh, lokasipencuplikan, jenis contoh, dan tanggal pengambilancontoh. Keseluruhan filter setelah dikondisikan
ditimbang. Selisih berat filter sesudah dan sebelumpengukuran, dibuat persentase berat setiap tingkatterhadap berat total seluruh tingkat.
118 ISSN 0216 - 3123
c, ~C, (;: rGatot Suhariyollo, dkk.
( 2 )
KeteranganCKr ~ Konsentrasi debu dalam kondisi udara
normal (~lg/Nm3)C[j ~ Konsentrasi dcbu dalam kondisi udara
pada saat pengukuran = C1 (l1g/m3)
Cr-:.cr ~ Konsentrasi debu dalam kondisi udara
kering (l1g/Nm3)T ~ Suhu udara pada saat pengukuran (K)TN ~ Suhu udara dalam kondisi normal (K)PI' ~ Tekanan udara dalam kondisi normal
(Pa)
P Tekanan udara absolut pada saatpengukuran (Pa)
F Kelembaban udara pada saatpengukuran (% volume)
Nilai p pada persamaan (2) diperoleh dariPP No. 41 tahun 1999 dengan CI = 150 I1g/m3, tl
I hari, C2 = 50 I1g/m3, dan t2 = 365 hari,sehingga diperoleh nilai p = 0,186.
Faktor suhu, kelembaban, dan tekanansangat mempengaruhi konsentrasi udara termasukkonsentrasi debu PM 10 dan PM2.5' Oleh karena itukondisi cuaca dicatat dan diperhitungkan dalampenelitian ini baik suhu, kelembaban, arah angin,kecepatan angin dan musim. Persamaan (2)dikoreksi terhadap pengaruh suhu (T), tekanan (P)dan kelembaban udara (RH) normal menjadipersamaan sebagai berikut [11] :
(a) Kondisi udara basah normal (RH ~ 50 %)
T PN.C•. r =Cu .-.- (3)
.'. TN P(b) Kondisi udara kering normal (RH < 50 %)
100CN-IT = CN.r . _ H _ (4)
Debu masuk
.L
c.-Pompa Isap ( 28,3 Ipm )
FlowmeterCascade ManometerImpactor
Gambar 1. Pellgambilall cOllfoh debll PMJr)
dall PM:.5 dellgall cascade impactorAlldersen
Pellelltuall KOllselltrasi Partikel Deb" PM 10
dall PM].5
Data-data partikel aerosol debu yangterkumpul dari penentuan distribusi diameterpartikel debu PM (0 dan PM2.5 digunakan untukmenghitung konsentrasi partikel debu PMIO danPM2•5 di rumah-rumah sekitar pabrik semen denganmenggunakan persamaan sebagai berikut :
M, - Mo (l1g/m3) (1)T·V
Keterangan
M, : Berat filter setelah pengukuran debu ( ~lg )Mo : Berat filter sebclum pengukuran debu (pg)T : Lama pengukuran ( jam)V : Laju pengukuran udara (m3/ja m ), dalam
penelitian ini V = 1,698 mJ/jam
Konscntrasi yang diperoleh dari persamaan( I) dikonversikan ke persamaan model konversiCanter untuk mendapatkan konsentrasi dcbudcngan waktu pcncuplikan 24 jam. sehingga scsllaidcngan Pcraturan I'emerintah No. 41 tahlln 1999.
Pcrsamaan konversi Canter tcrscbut adalah sebagaiberikut [10] : Suhu dan tckanan normal
Keputusan Kepala Badan PengendalianLingkungan scsuai dcngan no.
menurut
DampakKep-
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003
Gatot Suhariyollo. dkk. ISSN 0216 - 3128 119
Tabel 2.Batas ISPU untuk PM/Q selama 24 jam
pada su/zu 25 DC dall tekallan 7601111llHg
107/KABAPEDAL/ll/1997 adalah TN = 25 °C =298,15 K, PN = 760 mmHg = 101325 Pa = 1 atm.
Untuk mengetahui seberapa besarkonsentrasi partikel debu PMIO di luar rumah(outdoor) masuk ke dalam rumah (indoor)
menjadi konsentrasi partikel debu PM2•S, diperlukanfaktor proteksi (Poli)' Dalam hal ini karenaketerbatasan alat, pengukuran PM 10 dan PM2,s
dilakukan tidak bersamaan. Akan tetapi P0/;
dihitung untuk mengetahui sejauh mana partikeldebu PMIO masuk ke dalam rumah. Makin besarfaktor proteksi (Po/i) udara di suatu rumah, makamakin baik kondisi fisik rumah terhadap proteksipencemaran udara yang ada di sekitarnya. Faktorproteksi dirumuskan sebagai berikut (12) :
Keterangan1la dan Ib
Xa dan Xb
Xx
ISPU yang terhitungISPU batas atas dan bawah padaTabel 2 hasil pengukurankonsentrasi PM 10
Konsentrasi ambien batas atasdan bawah dari hasil
pengukuran konsentrasi PMIO
pada Tabel 2 (llglNm3)Konsentrasi ambien hasil
pengukuran konsentrasi PM 10
(llglNm3)
Tingkat bahaya tidaknya debu PM 10 disuatu tempat dapat diketahui dengan menyetarakanhasil penentuan konsentrasi debu PM 10 padapersamaan (3) dan (4) tersebut terhadap IndeksStandar Pencemar Udara (ISPU) menurutKeputusan Kepala BAPEDAL no. Kep107/KABAPEDAL/I1/1997 ten tang pedomanteknis perhitungan dan pelaporan serta informasiIndeks Standar Pencemar Udara (ISPU). PengaruhISPU untuk parameter partikulat PMIO dapat dilihatpad a Tabel I.
Tabell. Kategori ISPU untuk partikulat PMIO
Perhitungan konversi dari konsentrasi
ambien hasil pengukuran ke ISPU (satuan SI)seperti dicontohkan dalam Keputusan no. Kep107/KABAPEDAL/II/J 997 menggunakan Tabel 2dan persamaan sebagai berikut :
Kategori Rentang ISPUEfck
Baik0-50Tidak ada cfck
Scdang51 - 100Tcrjadi pcnurunan
pada jarakpandanglidak Schat101 - 199Jarak pandang
turun dan tcrjadipcngotorandimana-manaSangat Tidak200 - 299Sensitivitas
Sehatmcningkat pad a
pasicn bcrpenyakitasma danbronchitisBcrbahaya300 - IcbihTingkat berbahaya
bagi semuapoluJasi yangterpapar
P ,,= Konsentrasi udara di luarrumah~, Konsentrasi udara di dalam rumah
1= la-IbXa-Xb (Xx-Xb)+lb
Konsentrasi PM", (5)Konsentrasi PM '.'
(6)
ISPUKonsentrasi PMIO
( Ilg/mJ)50
50
100
150
200
350
300
420
400
500
500
600
HASILDAN PEMBAHASAN
. Hasil perhitungan partikel debu PMIO dan
PM2.S di rumah-rumah sekitar pabrik semen
Citeureup - Bogor dan di pinggir jalan ditampilkanpada Tabel 3.
Tabel kondisi cuaca pada saat pengukurandebu PMIO dan PM2•S dapat diperhatikan padaTabel 4. Konsentrasi PMIO dan PM2.5 di rumah
rumah dengan pengaruh suhu (1'), tekanan (P) dankelembaban relatif (RH) normal lebih besar dan
perbedaannya tidak besar dibandingkan
konsentrasi partikel debu PM 10 dan PM2•S tanpapengaruh T, P dan RH normal. Terkecuali
konsentrasi PMIO dan PM2.5 di pinggir jalan
mengalarni kenaikan hampir dua kali lipatnyadaripada tanpa pengaruh T, P dan RH normal.
Penyebabnya adalah di tempat tersebut pada saatpengukuran contoh partikel debu dalam kondisi
RH kering, sehingga suhu udara panas
menyebabkan partikel debu lebih banyakbeterbangan.
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NukllrP3TM-BATANYogyakarta, 8 Juli 2003
120 ISSN 0216 - 3128 Gatot Suhariyollo, dkk.
Tabel3, Konsentrasi PM/o dan PMJ.5 selama 24jam dengan atau tanpa pengaruh suhu (T). tekanan (P) dankelembaban (RH) normal
Tanpa T, 1', RHDenQ:an T, 1', RH
!SPUArahJarak (01)Jlg/01J per 24 Jamug/NmJ rer 24 JamI'o'i
Kategori
Kualitas UdaraPM10PM2.5PM10PM,s PM10
500
4281434411453,04326Berbahaya1000
3572513672551,44224Sangat tidak sehat
Utara
15002872052962101,41173idak sehat2000
3992024102071,98286:Sangat tidak sehat2500
4581584721642,88365Berbahaya3000
4851754931772,78391Berbahava500
40093408954,32283an gat tidak sehat1000
2311912351941,21143idak sehatBarat
15002511302571321,94154idak sehatLaut
20001931431981451,36124Tidak sehat2500
1672401702440,69110Tidak sehat500
1732481782540,70114ridak sehat1000
5132855272911,81427Berbahava
Barat
15002051872101901,10130Tidak sehat
20002091952151991,08133Tidak sehat
250039686409884,64285Sangat tidak sehat
30002052342102410.87130ridak sehat
5003911754021792,25275lSangat tidak sehat
10002431692491731,44149ridak sehat
Scla tan
15002411172471202,06149I'idak sehat2000
2651922741971.39162I'idak sehat2500
3103373203490.92185'idak sehat3000
4222244352311,88319l3erbahayaPinggir ialan
355111692216 592Berbahaya
Tabcl4. KOlldisi cuaca pada s(w/ pellgllkllrall dehll PMIO a/all PM::.5 dall arah pin/II rumah
Kondisi oenl!ukuran PM 10rerataKondisi pengukuran PM2 5 rerata"intuJarak Arah RII
rumah ke(01)
P (Pa)Angin (m/s) T(K)I' (Pa)Angin (m/s)CuaeaarahT(K) RH(o;., Cuaea(%)
2 jam hujan500
303.9570,00100258,4C0,50 ke utaraeerah299.75Bo.oO100258,400,50 ke utararintik-rintikUtara
1,5 jam1000303,4563,50100325, I CJ ,30 ke timureerah299.6884,67100325,100,20 ke timurgerimisSclatan
1.25 JamUtara1500304.5054.50100325, IC1,60 kc utaraccrah302.1570,33100225,102,35 kc utarahuianSelatan
20 menit2000303,5566,00100325,IC0,65 ke timurcerah302,6567,67100298,402,05 ke timurQ:crimisDarat
2500303,9860,00100125,IC0,80 ke timurecrah304,5251,00100125,103,40 ke utaraccrahSelatan
0,5 jam hujan.2jam3000
301,0579,50100691,7C1,70 ke utara2 iam I!crimis299,3083,50100625,100,25 ke utaragcrimisTimur500
301,0570,00100291,8C0,50 ke utaraeerah301.1567,00100225,101,05 keselatanccrahTenl!l'ara1000
301,0577.00100391,7C0,70 ke utaracerah300.8074,00100358,400,30 kc utaracerahTcnggaraI Jam
l3arat 1500302.8262,67100302,4C1,40 kc utaracerah300.2879,00100125, I02,80 ke utarahuianSelatanIAlut2 jam hujan2000
302,1563,00100358,400,30 ke utaraeerah300,3578,00100325,100,20 ke utararintik-rintikSelatan
2500
2 jam hujan
299,8578,00100325, I C0,20 ke baratrintik-rintik300,8271,67100191,800,60 ke barateerahSelatan
500303.7056.00100325,1<1,50 kc utaracera h302.8554.67100241.102,60 ke utaraccrahTcnggara
20 menit1000302.90(,1.50100325.1<3.20 kesclatanccrah301.0074,00100325, J 0I ,I 0 kescla tangerimisUtara
3 jam hujan1500
301,0074,00IOOI91.8C0,20 ke baratcerah300,0577,50100258,400,20 ke baralrintik-rintikUtaralJara\ 0.5 jam hujanI jam hujan2000304,1051,50100225,1 (6, I0 ke baratrintik-rintik299.8070,00100191,803,50 ke baratrintik-rintikSclatan
I jam2500
305,1850,33100258,400,80 ke utaraecrah302,5264,33100125,102,55 kc utaraI!erimisSelalan40 menit 3000
302,6567,50IOO391,7(0,45 ke utaraI!erimis302,6065,50100191,800,20 ke utaracerahTimur
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM·BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003
Gatot Suhariyono. dkk. ISSN 0216 - 3128 121
I
500303,7066,00100325, IC2,45 ke utaracerah302,0066,50100058,401,70 ke utaracerahTenggara
1000
302,6559,00100291,8(2,43 ke timurcerah302,5563,50100191,801,45 ke timurcerahSelatan
1500
303,0558,00100258,4C2,10 ke timurcerah302,5060,00100258,401,17 ke timurcerahUtaraSelatan
2000305,5554,00100225,IC3,10 ke utaracerah303,1060,00100158,404,53 ke utaracerahSelatan
Sarat2500304,9057,50lOO191,8C4, I0 ke utaracerah304,1551,00100058,402,35 ke utaracerahDaya
3000
303,5562,00100025,IC1,75 ke utaracerah303,2057,5099858,45I, I0 ke utaracerahSelatan
Pinggir ialan
306,4846,80100391,7(1,88 ke utaracera h306,4846,80100391,70I ,88 ke utaracerah
KeteranganUrutan hujan dari kecil ke besar : hujan rintik-rintik. gerimis dan hujan
Cara keseluruhan hasil pengukurankonsentrasi partikel debu PMIO dan PM2•S di rumahrurnah sekitar pabrik semen dan di pinggir jalanmelebihi baku mutu udara ambien nasional yangditetapkan oleh PP No. 41/1999 yaitu untuk PM 10
sebesar 150 !lg/m3 (24 jam) dan untuk PM2.5
sebesar 65 !lg/m3 (24 jam) [4]. Oleh karena ituperlu mendapat penanganan yang serius dari pabriksemen dan kerja sarna dengan instansi yang terkaituntuk mengurangi dampak yang ditimbulkan daripencemaran udara tersebut.
Konsentrasi partikel debu PMIO hasilpengukuran di rurnah-rumah sekitar pabrik semenberkisar antara 170 sampai 527 !lg/Nm3•
Konsentrasi ini bersesuaian dengan pendapatSoedomo (1999), bahwa konsentrasi debu rata-ratadi daerah sekitar pabrik semen Cibinong danCiteureup mencapai 380 !lg/Nm3 pada jarak 1000sampai 1500 m dari lokasi pabrik, dan menu runpada tingkat konsentrasi 280 !lg/Nm3 pada jarak2000 sampai 3500 m [13].
Konsentrasi partikel debu PM 10 di rumahrumah sebelah utara pabrik semen rata-rata lebihtinggi daripada konsentrasi partikel debu PM 10
pada arah lain, kemungkinan karena menurut BMGBogor, arah angin terbanyak pada saat pengukuranmenuju ke utara daripada ke arah lain. Konsentrasipartikel debu PMIO di rumah-rumah sebelah utara
pabrik semen berkisar antara 296 dan 493 !lg/Nm3dengan konsentrasi tertinggi berada di rumah padajarak 3000 m. Hal ini membuktikan bahwa partikelhalus yang keluar dari cerobong pabrik dapatterbawa arus angin sampai ke tempat yang jauh daripabrik [14]. Cerobong yang tinggi tidakmenghilangkan pencemar, tetapi hanyamendorongnya lebih tinggi ke atmosfer, sehinggakonsentrasi pencemar berkurang di sekitar lokasicerobong terse but, tetapi pencemar tersebutrnelintasi jarak yang jauh dan mengakibatkan cfckbllruk di wilayah yang jauh letaknya dari lokasiemisi asal [15]. Pada saat pengllkuranpartikeldebu PM 10 di I1IlTIahpada jarak 3000 mtersebut terjadi hujan setengah jam dan gcrimis 2jam. Hujan bisa mcnghanyutkan debu, tetapipartikel dcbu yang bcrukuran halus kurang dari 2,5
!lm tidak hanyut oleh hujan dan cenderung tetapmelayang-layang bahkan bermil~nUl jauhnya [15].Pada daerah yang pencernarannya berat, sepertidaerah sekitar pabrik semen proses deposit keringlebih tinggi daripada deposit basah, sedangkan didaerah yang jauh dari sumber pencernaran, prosesdeposit basah lebih tinggi [14]. Alasan ini yangmenyebabkan konsentrasi partikel debu PM 10
tinggi pada saat pengukuran di rumah sebelah utarasekitar pabrik semen pada jarak 500 m.
Konsentrasi partikel debu PM2.5 di rumahrumah sebelah utara pabrik semen mulai dari 145
sampai 255 !lg/Nm3, konsentrasi tertinggi di rumahpada jarak 1000 m. Hal ini kemungkinan di rumahpada jarak 1000 m tersebut dipengaruhi kondisifisik rumah dan kegiatan penghuni terse but.Berdasarkan hasil wawancara, kondisi yangmendukung pencemaran udara adalah di rumahterse but terdapat ventilasi yang kurang baik,sampah dibakar, menggunakan obat nyamuksemprot dan bakar, penghuni merokok lebih dari 6batang per hari, dan mernakai nUnyak tanahsebagai bahan bakar.
Konsentrasi partikel debu PM 10 di rumahrumah sebelah barat laut pabrik semen berkisarantara 170 dan 408 !lg/Nm3 dengan konsentrasitertinggi berada di rumah pada jarak 500 m.Kemungkinan pada jarak 500 m tersebut,disebabkan proses deposit kering lebih tinggi didaerah sekitar pabrik semen daripada di tempatyang jauh dari pabrik semen, sehingga partikeldebu lebih ban yak beterbangan di daerah sekitarpabrik semen. Konsentrasi partikel debu PM2.5 dirumah-rurnah sebelah barat laut pabrik semenberkisar antara 95 dan 244 !lg/Nm3 dengankonsentrasi tertinggi berada di rumah pada jarak2500 m. Hal ini kemungkinan disebabkan padasaat pengukuran partikel debu PM2.5 sedangdilakukan renovasi rumah, sehingga partikel debuyang beterbangan di dalam rumah bertambah,disamping dipengaruhi oleh pembakaran sampah,dan pemakaian obat nyamuk yang disemprotkan.
Konsentrasi partikel debu PM 10 di rumahrumah sebclah barat pabrik semen berkisar antara
178 dan 527 Ilg/Nm3 dan konsentrasi partikel debu
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003
122 ISSN 0216 - 3128 Galol Sllltariyo/lo, dkk.
Kategori kualitas udara PM 10 menurut
ISPU di rumah-rumah sebelah utara pabrik semenkebanyakan bersifat berbahaya bagi semuapopulasi yang terpapar dibandingkan di rumahrumah arah lain. Kemungkinan karena arah anginpada saat pengukuran lebih banyak ke arah utaradibandingkan arah lain. Selain di utara pabriksemen, kategori berbahaya juga ada di rumahsebelah selatan pabrik semen pada jarak 3000 mdan sebelah barat pada jarak 1000 m.Kemungkinan penyebabnya adalah rumah disebelah selatan pabrik semen pada jarak 3000 mlebih dekat ke lokasi penambangan bahan bakusemen, sedang rumah di sebelah barat pada jarak1000 m dekat dengan Plant 3, 4, 5 dari pabriksemen. Kategori sangat tidak sehat dapatmeningkatkan sensitivitas penghuni pada penyakitasma dan bronkhitis. Kategori ini terdapat dirumah sebclah utara pada jarak 1000 m dan 2000111,scbclah barat laut pada jarak 500 111,sebelahbarat pada jarak 2500 111,dan scbclah selatan padajarak 500 m. Rumah di scbclah barat pada jarak2500 m tcrlctak di lingkungan yang padatpcnduduknya, schingga bcrpcngaruh pad akonsentrasi hasil pcngukuran yang discbabkan
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003
PM2•5 berkisar antara 88 dan 291 J,1g/Nm3 dengankonsentrasi PMIO dan PM2•5 tertinggi berada dirumah pada jarak 1000 m. Kemungkinandisebabkan rumah pada jarak 1000 m tersebut lebihdekat ke Plant 3, 4, 5 pabrik semen yang sedangberoperasi dengan laju emisi per hari masingmasing 20,02 ; 40,88 dan 51,71 mg/m3 daripadarumah pada jarak 500 m.
Konsentrasi partikel debu PM 10 di rumahrumah sebelah selatan pabrik semen berkisar antara
247 dan 435 /lg/Nm3 dengan konsentrasi tertinggiberada di rumah pada jarak 3000 m. Kemungkinandisebabkan rumah pad a jarak 3000 m tersebut lebihdekat ke lokasi penambangan bahan baku semendaripada rumah-rumah pada jarak lain di selatanpabrik semen, disamping itu juga membuktikanpencemar debu dari lokasi emisi asal (cerobongasap pabrik semen) melintasi jarak yang jauh.Konsentrasi partikel debu PM2.5 di rumah-rumahsebelah selatan pabrik semen berkisar antara 120
dan 349 /lg/Nm3 dengan konsentrasi tertinggiberada di rumah pada jarak 2500 m. Penyebabkonsentrasi tertinggi ini, kemungkinan karenakondisi fisik rumah (seperti tembok batako, dandekat jalan yang dilalui kendaraan pengangkutbahan baku semen dari lokasi penambangan kepabrik semen) dan kegiatan penghuni rumah(seperti pembakaran sampah, pelihara hewan, jenistempat tidur dari kapuk, memakai obat nyamukyang disemprotkan dan dibakar). Perlu diketahuirumah-rumah yang diukur partikel debu PM 10 danPM2.5 di sebelah selatan pabrik semen berdekatandengan lokasi cO/ll'eyor helt. tangga berjalanpengangkut bahan baku semen dari lokasipenambangan ke pabrik semen, sehinggadimungkinkan ada penambahan partikel debu PM 10
dan PM2.5 dari cO/lveyor yang dapat meningkatkankonsentrasi PM In dan PM2.5•
Konsentrasi partikel debu PM 10 di pinggirjalan lebih besar daripada konsentrasi di rumah
rumah. Konsentrasi partikel debu di pinggir jalandisamping berasal dari debu semen, bisa dari debukcndaraan, debu tanah dan lain-lain.
Faktor proteksi (Po/i) tertinggi berada dirumah sebelah barat pabrik semen pada jarak 2500m yaitu 4,64 , sedang terkecil berada di rumahsebelah barat laut pabrik semen pada jarak 2500 myaitu 0,69. Faktor proteksi (Po i) suatu rumahtcrhadap partikel dcou scmakin besar scmakin baik,jika konscntrasi partikcl dcbu PM 10 di luar rumahlcbih bcsar daripada konscntrasi partikel debuPMz.5 di dalam I'Umah. SccaJ'a normal scmua orangdi dalam bangunan scpcrti di rul11ahakan l11endapatperlindungan terhadap pencemaran udara termasukdebu yang bcrasal dari luar bangunan (12). Hal inikarena hasil dari proses kimia dan fisika yaitupcrtama, bcbcrapa pcnccmaran akan hilang karena
mengalami penyaringan dari celah-celah, lubanglubang dan retak-retak yang ada di dalambangunan, sehingga konsentrasi pencemaran udaraakan lebih kecil di dalam bangunan daripada diluar bangunan. Kedua, beberapa pencemaran udarayang menembus ke dalam bangunan akanterdeposisi di lantai, dinding, langit-Iangit danperabotan rumah tangga. Alasan ini yang akanmendukung pengurangan konsentrasi di dalamrumah. Ketiga, proses konversi, seperti peluruhanradioaktif yang berkurang terhadap berjalannyawaktu, akan mendukung pengurangan pencemaranudara dari luar bangunan. Pencemaran udara totaldi dalam rumah terjadi dalam jangka waktu yanglebih lama daripada di luar rumah, karenakonsentrasi udara yang dibentuk di dalam rumahlebih lambat daripada di luar rumah. Pertukaranudara di dalam rumah seperti membuka danmenutup jendela sangat diperlukan untukmengurangi konsentrasi pencemaran udara didalam bangunan.
Ada beberapa rumah yang diukur partikeldebunya mempunyai faktor proteksi (P o/i) lebihkecil dari satu. Hal ini terjadi bila konsentrasipartikel debu PM 10 di luar rumah lebih kecildaripada konsentrasi partikel debu PM2.5 di dalamrumah. Dengan demikian berarti di rumah tersebutban yak debu halus dengan ukuran di bawah 2,5/lm, dan partikel debu di rumah tersebutkebanyakan berasal dari kondisi fisik rumah(seperti ventilasi, dinding rumah, dan lain-lain) dankegiatan penghuni rumah tersebut (sepertimerokok, bahan bakar memasak dan lain-lain).
Gatot Suhariyollo, dkk. ISSN 0216 - 3128 123
kondisi fisik rumah dan kegiatan penghuni disekitamya. Rumah di sebelah barat laut dan selatanmasing-masing pada jarak 500 m lebih dekat kepabrik semen, sehingga berkategori sangat tidaksehat. Terkecuali guest house di sebelah baratpabrik semen pada jarak 500 ill, walaupun dekatdengan pabrik semen berkategori tidak sehat,karena di sekitar guest house banyak taman danpohon-pohon yang dapat mengurangi konsentrasipartikel debu. Kategori kualitas udara di pinggirjalan adalah berbahaya bagi semua orang yangterpapari, sehingga perIu mendapat perhatian daripara pekerja pabrik semen dan pejalan kaki dipinggir jalan sekitar pabrik semen untukmenggunakan masker penutup hidung selamaberada di lingkungan pabrik.
KESIMPULAN
I. Secara keseluruhan hasil pengukurankonsentrasi partikel debu PM 10 dan PMz.5 dirumah-rumah sekitar pabrik semen dan dipinggir jalan melebihi baku mutu udara ambiennasional yang ditetapkan oleh PP No. 41 I 1999
yaitu untuk PM 10 sebesar 150 /-!g/m3 (24 jam)dan untuk PMz.5 sebesar 65 /-!g/m3 (24 jam).Konsentrasi partikel debu PM 10 di pinggir jalanlebih besar daripada konsentrasi PM 10 di rumahrumah.
2. Konsentrasi partikel debu PM 10 rata-rata dirumah-rumah sebelah utara pabrik semen lebihtinggi daripada konsentrasi PM 10 pada arah laindengan konsentrasi tertinggi berada pada jarak3000 m, sedang konsentrasi partikel debu PMz.5rata-rata tertinggi di rumah-rumah sebelahselatan pabrik semen dengan konsentrasitertinggi berada pada jarak 2500 m. Kategorikualitas udara PM 10 menurut ISPU di rumahrumah sebelah utara pabrik semen kebanyakanbersifat berbahaya dibandingkan di rumahrumah arah lain. Disamping itu kategoriberbahaya juga ada di rumah sebelah selatanpada jarak 3000 m dan sebelah barat pada jarakI 000 ill.
SARAN
I. Pihak pabrik semen, Citeureup-Bogor perluterus menerus memantau dan mengawasi alatalat pengendalian debu semen sebelum debudibuang ke lingkungan, terutama partikel debuPM 10 dan PMz.5, serta meningkatkan efisiensidan efektifitas alat-alat tersebut, sehingga dapatmengurangi pencemaran udara yang berdampak
negatif terhadap kesehatan penduduk di sekitarpabrik semen.
2. Pihak pabrik semen, Citeureup-Bogor perIukontinyu mengadakan pelayanan kesehatan bagipenduduk yang tinggal di sekitar pabrik, karenakondisi atau kualitas lingkungan hiduppenduduk menurun dengan adanya pabriktersebut. PerIu ditingkatkan penyuluhan padamasyarakat tentang perIunya kesehatanlingkungan rumah dan pengaturan gizi yangbaik untuk mempertinggi daya tahan tubuh,sehingga tidak mudah tertular penyakit danlebih tahan menghadapi kondisi lingkunganyang kurang menguntungkan.
3. Penghuni rumah di sekitar pabrik semen,Citeureup - Bogor perIu menanam tanamtanaman atau pepohonan di sekitar rumahnya,terutama di depan rumah atau di dekat ventilasirumah untuk mengurangi pencemar debu yangbeterbangan di luar rumah masuk ke dalamrumah.
PUST AKA
I. UNITED NATIONS ENVIRONMENTPROGRAMME I WORLD HEALTH
ORGANIZATION (UNEP I WHO),Measurement of suspended particulate matterin ambient air, GEMS (Global EnvironmentMonitoring System) I AIR MetodologyReviews Handbook Series, Vol. 3, WHO/EOSI. 94.3, UNEP I GEMS I 94. AA, UNEP IWHO, Nairobi, Kenya (1994).
2. BUNA WAS, RUSLANTO, O.P.,SURTIPANTI DAN YUMIARTI, Partikeldebu anorganik : Komposisi, diameter,pengendapan di saluran pernafasan dan efekterhadap kesehatan., Prosiding SeminarNasional Kimia Anorganik, Hotel Garuda,Yogyakarta (1999).
3. LUNDGREN, D.A., HLAING, D.N., RICH,T.A, and MARPLE, VA, PM 10 I PMz.51 PM1
Data from a Trichofamous sampler, AerosolSience and Technology. 25, 353-357 (1996).
4. BADAN PENGENDALIAN DAMPAK
LINGKUNGAN {BAPEDAL), PeraturanPemerintah Republik Indonesia No.41 tahun1999 tentang Pengendalian PencemaranUdara, PP RI No.41/1999, Jakarta (1999).
5. SETIA WAN, T., Pengaruh polusi asap pabrikterhadap Kesehatan Lingkungan, Jurnal PSLPTSI Lingkungan dan Pembangunan, Jakarta12(4): 2214-228(1992).
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003
124 ISSN 0216 - 3128 Gatot Slihariyollo, dkk.
6. PURW ANA, R., Partikulat rumah sebagaifaktor resiko gangguan pernafasan anak balita,Disertasi Doktor dalam ilmu kesehatan
masyarakat - Universitas Indonesia, Jakarta( 1997).
7. DEPARTEMEN KESEHATAN (DEPKES),Profil Kesehatan Nasional, Pus at DataKesehatan RI, Jakarta (1995), (1997).
8. DINAS KESEHATAN JAWA BARAT, ProfilKesehatan Jawa Barat, Pusat Data KesehatanRI, Jakarta (1996).
9. WORLD HEALTH ORGANIZATION(WHO), Acut Respiratory Infection in ChildrenCase Management in Small Hospital inDeveloping Countries, Ditjen PPM & PLP,Depkes RI, Jakarta (1992).
10.INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG [ITB],Kursus Monitoring Kualitas Udara LingkunganPabrik Semen, Tim Kualitas Udara Jurusan
Teknik Lingkungan ITB, Gedung PusdiklatInstitut Semen dan Beton Indonesia,Ciangsana, Gunung Putri, Bogor, 25 - 28September (2000).
11.GRA VIMA T SHC 502, tahun terbit tidakdiketahui, Operating Instructions, GravimetricDust Concentration Measuring System, Sick,Optic Electronic.
12.ROED, J., Relationships in Indoor / OutdoorAir Pollution, Riso National Laboratory, DK4000 RoskiIde, Denmark (1985).
13.S0EDOMO, M., Kumpulan Karya IlmiahPencemaran Udara, Institut TeknologiBandung (ITB), Bandung (1999).
14.DARMONO, Lingkungan Hidup danPencemaran (Hubungannya dengan Toksikologi Senyawa logam), UniversitasIndonesia Press, Jakarta, (2001).
15.BADAN PENGENDALIAN DAMPAK
LINGKUNGAN (BAPEDAL), Catatan kursusPengelolaan Kualitas Udara, Jakarta (1999).
TANYAJAWAB
Poppy Intan T
Apakah penelitian semacam ini juga dilakukanuntuk pabrik semen lainnya.
Kalau pernah bagaimana hasilnyadibandingkan dengan penelitian ini.
Gatot Suhariyono
Behon pernah di pabrik semen lain. tapidi pabrik selain semen pernah. yaitupabrik batll bara. pabrik baja. pabrikkertas dll.
Hasilnya ada yang dibawah bakll mlltll.ada yang diatas bakll mlltll.
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juri 2003