plagiat merupakan tindakan tidak terpuji persepsi apoteker ... · pdf fileberkat kasih dan...

137
PERSEPSI APOTEKER PENGELOLA APOTEK DI KOTA YOGYAKARTA TERHADAP PERANNYA DALAM PELAYANAN RESEP SELAMA DI APOTEK SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelas Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh: S u y o n o NIM: 028114154 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2006 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: lamkhanh

Post on 15-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

PERSEPSI APOTEKER PENGELOLA APOTEK

DI KOTA YOGYAKARTA TERHADAP PERANNYA DALAM PELAYANAN

RESEP SELAMA DI APOTEK

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelas Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:

S u y o n o

NIM: 028114154

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2006

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Halaman Persembahan

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi

Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Rob semesta

alam.

Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Yang menguasai di Hari Pembalasan.

Hanya Engkaulah yang kami abdi, dan

hanya kepada Engkaulah kami meminta

pertolongan.

Kupersembahkan kepada:

Bapak dan Ibuku

Kakak-kakakku tercinta

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis,

berkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “

Persepsi Apoteker Pengelola Apotek di Kota Yogyakarta terhadap Perannya dalam

Pelayanan Resep selama Kehadiranya di Apotek”. Penyusunan skripsi ini dengan

maksud untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari jasa banyak pihak, oleh

karenanya penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada mereka. Ucapan

terima kasih penulis tujukan kepada:

1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Drs. Sulasmono, Apt. selaku pembimbing yang dalam kepadatan

acaranya telah menyempatkan untuk terus membimbing dan mendorong

penyelesaian skripsi ini kepada penulis.

3. Bapak Edi Joko Santoso, S.Si., Apt yang telah banyak membantu,

mengarahkan, memberi masukan, juga motivasi walaupun beliau tidak sempat

meneruskan bimbingannya karena harus melanjutkan studi.

4. Ibu Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt. sebagai dosen penguji yang telah memberi

banyak masukan.

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

5. Ibu Aris Widayati , M.Si., Apt. sebagai dosen penguji dan atas kritik dan

saran yang telah diberikan.

6. Bapak Ipang Djunarko, S.Si., Apt. yang telah memberikan saran dan referensi

dalam pembuatan skripsi ini.

7. BAPPEDA Propinsi DIY dan Kota Yogyakarta atas pemberian ijin penelitian

8. Bapak dan ibu yang telah mengatur dan memeliharaku, berkat perjuangan

kalianlah penulis dapat bertahan.

9. Kakakku Sugianto yang telah mengorbankan jiwanya untuk memberikan

motivasi dan nasehat.

10. Kakakku Hartono dan kakakku Sunarni, kalian sudah banyak membantu.

11. Sahabatku Joko Tri Cahyono yang memberiku banyak inspirasi untuk belajar

mandiri.

12. Teman-temanku Nana, Meggy, Rio, Parmanto, Heri, Irvan, Thomas, dan

Mu’min mubaligh yang telah membimbingku.

Dengan sadar penulis mengakui banyak kekurangan dalam menyusun

penelitian ini, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari semua

pihak demi menyempurnakan karya ini. Semoga dengan ridha Allah skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi praktisi farmasi, bagi dunia keprofesian, ilmu pengetahuan,

serta masyarakat pada umumnya.

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

INTISARI

Sebagai upaya agar para apoteker dapat melaksanakan pelayanan kefarmasian dengan baik, Departemen Kesehatan bekerja sama dengan Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI) menyusun standar pelayanan kefarmasian di apotek untuk menyiapkan pelayanan kefarmasian kepada masyarakat. Kenyataan yang ada pada saat ini, berdasarkan beberapa penelitian bahwa peran apoteker di apotek belum maksimal sehingga manfaat yang dirasakan oleh masyarakat untuk memperoleh pelayanan kefarmasian yang profesional masih kurang.

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi Apoteker

Pengelola Apotek di Kota Yogyakarta terhadap perannya dalam pelaksanaan pelayanan resep selama di apotek yaitu menyangkut skrinning persyaratan administratif, kesesuaian farmasetika, dan pertimbangan klinis, peracikan resep, penyiapan etiket, dan pengemasan obat, penyerahan obat dan informasi kepada pasien, konseling dan monitoring penggunaan obat.

Penelitian ini termasuk penelitian non eksperimental dengan rancangan

penelitian deskriptif eksploratif dengan pendekatan kualitatif. Data diperoleh dari angket yang disebarkan kepada Apoteker Pengelola Apotek (APA) di kota Yogyakarta.

Hasil menunjukkan bahwa: rata-rata Apoteker Pengelola Apotek (APA) di

Kota Yogyakarta yang melakukan skrinning persyaratan administratif, kesesuaian farmasetika, dan pertimbangan klinis resep selama di apotek adalah 72,7%; rata-rata Apoteker Pengelola Aportek (APA) yang melakukan peracikan resep, penyiapan etiket, dan pengemasan obat selama di apotek adalah 60,3%; rata-rata Apoteker Pengelola Apotek (APA) yang melakukan penyerahan obat dan informasi kepada pasien selama di apotek adalah 78,9%; rata-rata Apoteker Pengelola Apotek (APA) yang melakukan konseling selama di apotek adalah 76,4%; dan rata-rata Apoteker Pengelola Apotek (APA) yang melakukan monitoring penggunaan obat adalah 37,9%. Kata kunci: persepsi, peran, apoteker, resep

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

ABSTRACT

As an effort so that all pharmacist can execute service of pharmacy better. Department of health cooperates with The Association of Indonesian Pharmacy Graduates ( ISFI), compose the service standard of pharmacist in drugstores to prepare pharmaceutical service to society. The fact which exists at the moment, based on some researches that the role of pharmacist in pharmacy are not yet optimal so that the benefit felt by sosiety to obstain profesional pharmaceutical service is still less.

The objective of reseach is to know the perseption of The Pharmacist to the role of pharmacist during the attendance in execution of prescription that is concerning skrinning of administrative regulation, according to farmasetic, and clinical consideration, recipe blend, preparation of label, and the packaging of drug, delivery of information and drug to patient, monitoring and counseling the usage of drug.

This reseach is including explorative and descriptive non-experimental reseach using qualitative approach. Data obstained from propagated questuonnaire to the Pharmacist in Yogyakarta.

The result indicates that the average or the Pharmacist in Yogyakarta city who conducts skrinning administrative, according pharmasetics, and consideration of prescription clinical during in drugstore is 72.7%; the average of the Pharmacist who conducts recipe blend, preparation of label, and the packaging of drug during in drugstore is 60.3%; the average of the Pharmacist who conduct delivery of information and drug to patient during in drugstore is 78.0%; the average of the Pharmacist who conducts counseling during in drugstore is 76.4%; and the averae of the Pharmacist who conducts drug monitoring is 37.9%. Key word: perseption, role, pharmacist, prescription

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

DAFTAR ISI Hal. HALAMAN JUDUL………………………………………………………….. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………… ii

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………… iii

HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………… iv

PRAKATA……………………………………………………………………. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………… vii

INTISARI………………………………………………………………….….. viii

ABSTRACT……………………………………………………………………. ix

DAFTAR ISI………………………………………………………………….. x

DAFTAR TABEL…………………………………………………………….. xiv

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………. xv

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….. xviii

BAB I PENGANTAR………………………………………………………… 1

A. Latar Belakang…………………………………………………………….. 1

1. Perumusan Masalah……………………………………………………... 4

2. Keaslian Penelitian……………………………………………………… 5

3. Manfaat Penelitian………………………………………………………. 5

B. Tujuan Penelitian…………………………………………………………... 6

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA………………………………………… 7

A. Apoteker Pengelola Apotek……………………………………………….. 7

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

B. Resep………………………………………………………………………. 9

C. Medication Error………………………………………………………………….. 12

D. Pelayanan Resep.…………………………………………………………... 15

E. Prosedur Tetap……………………………………………………….......... 18

F. Konseling dan monitoring…………………………………………………. 19

G. Peran Apoteker…………………………………………………………….. 22

H. Apoteker Sebagai suatu Profesi...…………………………………………. 25

I. Standar Profesi……………………..……………………………………….. 27

J. Keterangan Empiris……………………………………………………….. 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………………….. 29

A. Jenis dan Rancangan Penelitian…………………………………………… 29

B. Batasan Operasional Penelitian……………………………………………. 29

C. Bahan Penelitian…………………………………………………………… 30

D. Alat Pengumpulan Data…………………………………………………… 30

E. Tatacara Pengumpulan Data……………………………………………….. 30

F. Tatacara Analisis Hasil…………………………………………………….. 32

G. Kesulitan Penelitian……………………………………………………….. 33

BAB IV HASIL PENELITIAN …………………….………………………... 34

A. Karakteristik dari Apotek dan APA………………………………………. 34

1. Pemilik apotek…………………………………………………………... 34

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

2. Lama rata-rata apotek buka perhari……………………………………... 39

3. Ada tidaknya apoteker pendamping di apotek………………………….. 42

4. Ada tidaknya prosedur tetap…………………………………………….. 43

5. Ada tidaknya job description tertulis……………………………………. 48

6. Jumlah rata-rata resep yang masuk ke apotek tiap bulan dan jumlah

dokter praktek di apotek……….………………………………………...

51

7. Jumlah asisten apoteker yang dimiliki apotek…………………………... 54

8. Jumlah petugas lain……………………………………………………... 55

9. Rata-rata umur APA…………………………………………………….. 56

10. Pengalaman APA bekerja sebagai apoteker di apotek………………… 58

11. Penuh tidaknya APA bekerja di apotek………………………………... 60

12. Ada tidaknya pekerjaan lain disamping sebagai APA………………… 61

B. Data Mengenai Pelayanan Resep………………………………………….. 62

1. Skrining resep…………………………………………………………… 62

a. Skrining administrtif resep…………………………………………… 63

b. Skrining kesesuaian farmasetik ………………………………………. 66

c. Pertimbangan klinis ……...................................................................... 69

d. Apakah apotek melakukan komunikasi dengan dokter apabila ada

keraguan terhadap resep?.......................................................................

70

e. Apakah obat untuk pasien tidak mampu diusulkan kepada dokter

untuk diganti dengan obat generik?.......................................................

72

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

2. Peracikan, Pengetiketan, dan Penyerahan Obat………………………… 74

a. Prosedur HTKP (harga, timbang, kemas, penyerahan)……………….. 74

b. Pengecekan……………………………………………………………. 76

c. Pemeriksaan akhir kesesuaian resep dengan obat yang akan

diserahkan pasien………………………………………………………

77

3. Informasi dan Konseling………………………………………………..... 78

a. Informasi………………………………………………………………. 78

b. Konseling……………………………………………………………… 80

4. Monitoring………………………………………………………………. 84

a. Monitoring terhadap pasien dengan penyakit TBC, asthma, diabetes,

dan cardiovascular………………………………………………….….

84

b. Monitoring terhadap hasil konsultasi pasien………………………….. 86

C. Rangkuman pembahasan…………………………....................................... 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………. 89

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 91

LAMPIRAN………………………………………………………………….. 94

BIOGRAFI PENULIS………………………………………………………… 119

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

DAFTAR TABEL

Hal. Tabel I. Bentuk-bentuk Medication Error............................................. 14

Tabel II. Taksonomi dan Kategori Medication Error............................. 15

Tabel III. Rata-rata APA yang melakukan pelayanan resep selama

kehadirannya di apotek.............................................................

88

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

DAFTAR GAMBAR Hal. Gambar 1. Struktur organisasi apotek..................................................................... 19

Gambar 2. Pemilik sarana apotek........................................................................... 36

Gambar 3. Bentuk kepemilikan apotek untuk apotek yang sarananya bukan

milik APA..............................................................................................

37

Gambar 4. Jumlah rata-rata hari APA datang ke apotek berdasarkan kepemilikan

sarana apotek.........................................................................................

38

Gambar 5. Lama jam APA di apotek berdasarkan kepemilikan sarana apotek..... 38

Gambar 6. Lama apotek buka rata-rata per hari...................................................... 40

Gambar 7. Lama APA bekerja di apotek per hari................................................... 40

Gambar 8. Jumlah hari buka apotek per minggu..................................................... 41

Gambar 9. Jumlah hari APA bekerja di apotek per minggu................................... 41

Gambar 10. APA punya Apoteker Pendamping atau tidak....................................... 42

Gambar 11. Apotek punya prosedur tetap atau tidak................................................ 44

Gambar 12. Skema alur pelayanan resep.................................................................. 47

Gambar 13. Ada tidaknya job description tertulis di apotek..................................... 51

Gambar 14. Jumlah rata-rata lembar resep yang masuk ke apotek per bulan........... 52

Gambar 15. Apotek dengan lembar resep >60 per bulan dengan ada tidaknya

praktek dokter ………………………………………………...............

53

Gambar 16. Jumlah dokter praktek di apotek............................................................ 53

Gambar 17. Jumlah AA yang dimiliki apotek...............................................……… 55

Gambar 18. Jumlah petugas lain yang dimiliki apotek …………………….…….. 56

Gambar 19. Jumlah hari APA bekerja di apotek per minggu berdasarkan umur

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

APA…………………………………………………………………... 57

Gambar 20. Rata-rata umur APA.............................................................................. 57

Gambar 21. Jumlah hari APA bekerja di apotek berdasarkan pengalaman......…… 59

Gambar 22. Lama pengalaman APA bekerja sebagai apoteker di apotek................ 59

Gambar 23. Penuh tidaknya APA bekerja di apotek………………………………. 61

Gambar 24. Punya tidaknya pekerjaan lain disamping sebagai APA……………... 62

Gambar 25. Jumlah hari APA bekerja di apotek berdasarkan punya tidaknya

pekerjaan lain..............................................................………………..

62

Gambar 26. Petugas yang lebih sering melakukan skrining administratif resep

ketika APA berada di apotek………………………………………….

65

Gambar 27. Petugas yang lebih sering melakukan skrining kesesuaian farmasetik

ketika APA berada di apotek…………….........………………………

68

Gambar 28. Petugas yang lebih sering melakukan pertimbangan klinis ketika

APA berada di apotek…………………………………………………

70

Gambar 29. Petugas yang lebih sering melakukan komunikasi dengan dokter jika

ada keraguan ketika APA berada di apotek………...............................

72

Gambar 30. Petugas yang lebih sering melakukan usul penggantian obat dengan

obat generik kepada dokter jika ada pasien yang tidak mampu ketika

APA berada di apotek............................................................................

73

Gambar 31. Petugas yang lebih sering melakukan prosedur pemberian harga,

penimbangan, pengemasan, penyerahan obat ketika APA berada di

apotek....................................................................................................

75

Gambar 32. Petugas yang lebih sering melakukan pengecekan terhadap mutu fisik

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

obat dan pengetikan dengan jelas ketika APA berada di apotek……. 77

Gambar 33. Petugas yang lebih sering melakukan pemeriksaaan akhir kesesuaian

obat yang akan diserahkan kepada pasien ketika APA berada di

apotek…………………………………………………………………

78

Gambar 34. Petugas yang lebih sering melakukan pemberian informasi ketika

APA berada di apotek…………………………………………………

79

Gambar 35. Petugas yang lebih sering melakukan pemberian konseling tentang

sediaan farmasi dan pengobatan ketika APA berada di apotek ............

82

Gambar 36. Petugas yang lebih sering melakukan pemberian konseling kepada

pasien penyakit TBC, diabetes, asthma, cardiovascular ketika APA

berada di apotek.....................................................................................

83

Gambar 37. Petugas yang lebih sering melakukan monitoring kepada pasien

penyakit TBC, diabetes, asthma, cardiovascular...……………………

85

Gambar 38. Petugas yang lebih sering melakukan monitoring terhadap hasil

konsultasi pasien………………….…………………………………..

86

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

DAFTAR LAMPIRAN Hal. Lampiran 1. Kuisioner Penelitian................................................................. 95

Lampiran 2. Tabulasi Data …….................................................................. 102

Lampiran 3. Kondisi fisik apotek di kota Yogyakarta pasca gempa............ 107

Lampiran 4. Data Apotek di kota Yogyakarta bulan Juli 2006.................... 116

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang Masalah

Pelayanan kefarmasian yang berlangsung di apotek telah mengalami tiga

tahap perkembangan. Tahap I, pelayanan kefarmasian dititikberatkan pada membuat,

meracik serta menyerahkan obat pada penderita. Tahap II, titik berat pelayanan

kefarmasian di apotek hanya pada penyiapan dan penyerahan obat saja, mengingat

industri farmasi berkembang pesat, ada banyak industri farmasi yang memproduksi

obat jadi. Tahap III, evaluasi perkembangan pelayanan kefarmasian dengan orientasi

produk (product oriented) menjadi orientasi kepentingan pasien (patient oriented).

Pelayanan ini bertujuan agar konsumen (pasien) memperoleh pengobatan yang

rasional melalui pemberian informasi. Di negara maju penelitian dan pengembangan

obat telah maju, sehingga timbul banyak permasalahan dalam penggunaan obat

(Siregar, 1994).

Masa depan perapotekan akan sangat diwarnai oleh kompetisi ketat.

Apoteker di apotek harus berkompetisi dengan sesama koleganya di apotek dan

dengan apoteker dari luar negeri yang bekerja di Indonesia. Tolok ukur keberhasilan

dalam kompetisi ini adalah kualitas pelayanan yang dapat memuaskan masyarakat

dalam upaya meningkatkan derajat hidupnya yang pada akhirnya akan bermuara

pada pengakuan dan image positif dari masyarakat (Hidayat, 1996). Apoteker harus

siap berperan dalam upaya pelayanan kefarmasian yang bermutu dan profesional

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

serta hadir di tengah-tengah masyarakat memanfaatkan ilmu, profesi serta

keberadaannya untuk masyarakat (Sukaryo, 1995).

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004

ditetapkan sebagai pedoman profesi apoteker dalam menjalankan profesi, untuk

melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak profesional, dan melindungi

profesi dalam menjalankan praktik kefarmasian. Seperti yang tercantum juga dalam

dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 pasal 21 ayat (1) bahwa setiap

tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar

profesi tenaga kesehatan. Disebutkan dalam standar pelayanan kefarmasian di apotek

pada dasarnya pelayanan di apotek terdiri dari pengelolaan obat, pelayanan obat

tanpa resep (OTR), pelayanan obat resep, dan pelayanan informasi, konseling,

monitoring, promosi, edukasi, pelayanan residensial (Anonim, 2004).

Pelayanan resep sepenuhnya atas tanggung jawab Apoteker Pengelola

Apotek sesuai dengan keahlian profesinya yang dilandasi pada kepentingan

masyarakat. Apoteker tidak diizinkan untuk mengganti obat generik yang ditulis

dalam resep dengan obat paten (branded name/ merek dagang tertentu). Jika pasien

tidak mampu menebus obat yang ditulis dalam resep, apoteker wajib berkonsultasi

dengan dokter untuk pemilihan obat yang lebih tepat yaitu terjangkau oleh pasien

(Anonim, 1993).

Pelayanan resep dimulai proses skrining resep yang meliputi pemeriksaan

persyaratan administratif, kesesuaian farmasetik, dan pertimbangan klinis. Kemudian

dilakukan peracikan, pengetiketan, pengemasan, penyerahan, pemberian informasi,

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

konseling, dan monitoring penggunaan obat (Anonim, 2004). Resep yang lengkap

harus ada nama, alamat dan nomor ijin praktek dokter, tanggal penulisan resep, tanda

tangan/ paraf dokter penulis resep, nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan berat

badan pasien, nama obat, potensi, dosis, jumlah yang diminta, cara pemakaian yang

jelas, informasi lainnya (Anonim, 2004). Tinjauan kerasionalan obat meliputi

pemeriksaan dosis, frekuensi pemberian, adanya medikasi rangkap, interaksi obat,

karakteristik penderita atau kondisi yang menyebabkan pasien menjadi kontra

indikasi dengan obat yang diberikan (WHO, 1988).

Penyerahan obat kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan akhir terhadap

kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker

disertai pemberian informasi yang berkaitan dengan penggunaan obat yang

diserahkan kepada pasien, informasi penggunaan obat secara tepat, aman, rasional

atas permintaan masyarakat serta melakukan konseling kepada pasien dan tenaga

kesehatan (Anonim, 2004). Pemberian informasi kepada pasien merupakan

kewajiban profesi apoteker. Apoteker dapat dikenai sanksi pidana dengan denda

maksimal 10 juta rupiah apabila tidak melakukan tugasnya dalam memberikan

informasi kepada pasien sesuai dengan pasal 22 c Peraturan Pemerintah Nomor 32

tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.

Meskipun peran yang dimiliki apoteker di apotek sangat besar namun

sampai saat ini peran dan eksistensi apoteker belum tampak kelihatan. Merita pada

tahun 2002 telah melakukan penelitian dimana 37% pasien apotek Kota Yogyakarta

tidak mengenal figure profesi apoteker. Penelitian Merita juga menyebutkan bahwa

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

lebih dari separo pasien tidak pernah merasakan manfaat Apoteker Pengelola Apotek

dalam pemberian informasi obat. Pada penelitian yang dilakukan di DKI Jakarta

tahun 2003 (Purwanti, 2004) diketahui bahwa pelaksanaan standar pelayanan

kefarmasian di apotek tergolong kurang baik karena peran apoteker banyak

dilaksanakan oleh asisten apoteker, kehadiran apoteker di apotek kurang, dan

ketersediaan sarana di apotek seperti ruang untuk konsultasi tidak tersedia.

1. Perumusan masalah

Melihat latar belakang dan permasalahan di atas, maka di rumuskan

permasalahan sebagai berikut:

a. seperti apa persepsi Apoteker Pengelola Apotek terhadap perannya dalam

skrining persyaratan administratif, kesesuian farmasetika, dan pertimbangan

klinis resep selama di apotek?

b. seperti apa persepsi Apoteker Pengelola Apotek terhadap perannya dalam

peracikan resep, penyiapan etiket, dan pengemasan obat selama di apotek?

c. seperti apa persepsi Apoteker Pengelola Apotek terhadap perannya dalam

penyerahan obat dan informasi kepada pasien selama di apotek?

d. seperti apa persepsi Apoteker Pengelola Apotek terhadap perannya dalam

konseling selama di apotek?

e. seperti apa persepsi Apoteker Pengelola Apotek terhadap perannya dalam

monitoring penggunaan obat?

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

2. Keaslian penelitian

Telah dilakukan penelitian tentang pelaksanaan standar pelayanan

kefarmasian di apotek di DKI Jakarta tahun 2003 oleh Purwanti (2004), FMIPA UI

dan Litbang DepKes RI Jakarta. Penelitian tersebut untuk mengetahui seberapa baik

pelaksanaan standar pelayanan farmasi di apotek di DKI Jakarta 2003. Penelitian

tersebut mewakili APA yang bekerja di apotek di DKI Jakarta.

Sedangkan pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seperti apa

persepsi Apoteker Pengelola Apotek terhadap perannya khususnya dalam pelayanan

resep ketika Apoteker berada di apotek. Sampel yang digunakan adalah APA yang

bekerja di apotek di Kota Yogyakarta.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis

Dapat memberikan gambaran tentang seperti apa peran yang dilakukan Apoteker

Pengelola Apotek di Kota Yogyakarta saat berada di apotek.

b. Manfaat praktis

1. Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi kenerja profesi apoteker serta

instansi terkait dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan yang

dilakukan.

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

2. Dapat dijadikan bahan masukan bagi Dinas Kesehatan dalam perumusan

kebijakan berikutnya.

3. Dapat dijadikan bahan masukan bagi ISFI dalam rangka pembinaan anggotanya.

B. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui persepsi APA terhadap perannya dalam skrining persyaratan

administratif, kesesuian farmasetika, dan pertimbangan klinis resep selama di

apotek.

b. Untuk mengetahui persepsi APA terhadap perannya dalam peracikan resep,

penyiapan etiket, dan pengemasan obat selama di apotek.

c. Untuk mengetahui persepsi APA terhadap perannya dalam penyerahan obat dan

informasi kepada pasien selama di apotek.

d. Untuk mengetahui persepsi APA terhadap perannya dalam konseling selama di

apotek.

e. Untuk mengetahui persepsi APA terhadap perannya dalam monitoring

penggunaan obat.

6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Apoteker Pengelola Apotek

Apoteker adalah suatu profesi yang concerns, commits, dan competents

tentang obat (Sudjaswadi, 2001). Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang

Kesehatan pasal 63 menyatakan bahwa pekerjaan kefarmasian dalam pengadaan,

produksi, distribusi, dan pelayanan sediaan farmasi harus dilakukan oleh tenaga

kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu. Lebih lanjut di

dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang

standar pelayanan kefarmasian di apotek menyebutkan bahwa apoteker adalah

sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan profesi dan telah mengucapkan sumpah

berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dan berhak melakukan pekerjaan

kefamasian di Indonesia sebagai apoteker. Apoteker berkewajiban menyediakan,

menyimpan, dan menyerahkan sediaan farmasi yang bermutu baik dan yang

keabsahannya terjamin (Anonim, 2002). Permenkes No. 1332/MENKES/SK/X/2002

menyebutkan bahwa apoteker wajib memberikan informasi yang berkaitan dengan

penggunaan obat yang diserahkan kepada pasien secara tepat, aman, rasional.

Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan

kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada

masyarakat.

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Tugas dan fungsi apotek adalah:

1. tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah

jabatan;

2. sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran,

dan penyerahan obat atau bahan obat;

3. sarana penyalur sediaan farmasi yang harus menyebarkan obat yang diperlukan

masyarakat secara meluas dan merata

(Anonim, 1980).

Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu

sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat,

pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta

pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional (Anonim, 1992), dengan

demikian jelaslah bahwa apotek bukan sekedar tempat penjualan obat atau tempat

untuk menebus obat yang telah diresepkan oleh dokter, tapi juga merupakan tempat

dilakukannya pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi dan atau alat

kesehatan termasuk penyerahan obat keras tanpa resep dokter oleh apoteker/ obat

wajib apotek (OWA).

Apoteker Pengelola Apotek adalah apoteker yang telah diberi surat izin

apotek (SIA). Apoteker dapat dibantu oleh asisten apoteker dalam menjalankan

profesinya di apotek. Pada waktu menjalankan profesinya di apotek, Apoteker

Pengelola Apotek dapat didampingi oleh apoteker pendamping, dimana apoteker

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

pendamping juga dapat menggantikan Apoteker Pengelola Apotek pada jam-jam

tertentu pada waktu apotek buka (Anonim, 2002).

Berdasarkan PERMENKES No. 922/menkes/Per/X/1993 pasal 1, Asisten

apoteker adalah mereka yang berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang

berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian sebagai asisten apoteker dengan

pengawasan apoteker. Tugas dari asisten apoteker adalah membantu Apoteker

Pengelola Apotek dalam pelaksanaan pengelolaan apotek yaitu :

a. pembuatan, pengolahan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran,

penyimpanan, dan penyerahan obat atau bahan obat.

b. pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan sediaan farmasi lainnya.

c. pelayanan informasi mengenai sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan.

B. Resep

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 1027/MENKES/SK/IX/2004

resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada

Apoteker Pengelola Apotek untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi

penderita sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Resep dapat juga

diartikan sarana komunikasi profesional antara dokter (penulis resep), APA

(penyedia/ pembuat obat), dan pasien. Resep ditulis dalam rangka memesan obat

untuk pengobatan penderita maka isi resep merupakan refleksi/ pengejawantaan

proses pengobatan. Agar resep dilayanai secara tepat dan relatif cepat maka resep

9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

harus lengkap dan jelas atau komunikatif dan agar pengobatan berhasil, resepnya

harus benar/ rasional (Christina dkk, 2002).

Permenkes Nomor 26 tahun 1981 menyebutkan resep harus ditulis dengan

jelas dan lengkap. Kepmenkes Nomor 280 tahun 1981 menyebutkan resep harus

memuat juga:

a. nama, alamat dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi atau dokter hewan

b. tanggal penulisan resep, nama setiap obat atau komposisi obat

c. tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep

d. tanda tangan atau paraf dokter penulis resep, sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku

e. jenis hewan dan nama serta alamat pemiliknya untuk resep dokter hewan

f. tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang jumlahnya

melebihi dosis maksimal.

Dalam hal salinan resep pada dasarnya salinan resep adalah resep juga.

Salinan resep selain memuat semua keterangan yang terdapat dalam resep asli juga

memuat:

a. nama dan alamat apotik

b. nama dan Nomor Surat Izin Pengelolaan Apotik

c. tanda tangan atau paraf apoteker pengelola apotek

d. tanda ’det’ atau ’detur’ untuk obat yang sudah diserahkan; tanda ’nedet’ atau ’ne-

detur’ untuk obat yang belum diserahkan

e. nomor resep dan tanggal pembuatan (Anonim, 1981)

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Resep dapat dibedakan atas 4 bagian yaitu:

a. inscriptio

Terdiri dari identitas dokter (nama, No. Surat Izin Praktek, alamat), tempat

dan tanggal penulisan resep, serta tanda R/ sebelah kiri (pembuka resep atau

invocatio).

b. praescriptio

Bahasa Latin yang artinya perintah atau pesanan atau merupakan inti resep,

ialah bagian resep yang pokok, terdiri dari nama obat, bentuk sediaan obat, dan dosis

obat.

c. signatura

Bahasa Latin yang artinya tanda, ialah tanda yang harus ditulis di etiket

obatnya, terdiri dari nama penderita dan petunjuk mengenai obatnya (biasanya cara

pemakaiannya).

d. subscriptio

Bahasa Latin yang artinya tanda tangan atau paraf.

Resep yang jelas adalah tulisannya terbaca. Misalnya nama obatnya ditulis

secara betul dan sempurna/ lengkap. Nama obat harus ditulis yang betul, hal ini perlu

mendapat perhatian karena banyak obat yang tulisannya atau bunyinya hampir sama,

sedangkan isi dan khasiatnya berbeda.

Nama obat harus ditulis lengkap (sesuai yang tercantum dalam label),

karena keterangan pada tiap nama mempunyai arti sendiri. Bila tidak lengkap akan

mengakibatkan hal-hal yang merugikan penderita bahkan membahayakan.

11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Resep yang rasional adalah resep yang tepat dan aman. Resep yang rasional

harus memenuhi syarat yaitu setelah diagnosanya tepat maka kemudian memilih

obatnya tepat sesuai dengan penyakitnya dan aman digunakan, diberikan dengan

dosis yang tepat dalam bentuk sediaan yang tepat, diberikan pada waktu yang tepat,

dengan cara yang tepat, untuk penderita yang tepat (Christina dkk, 2002)

C. Medication Error

Menurut The US Pharmacopeia, medicaton error didefinisikan sebagai:

”any preventable event that may cause or lead to inappropriate medication use or

patient harm while the medication is in the control of the health care professional,

patient, or consumer” (Dwiprahasto, 2004).

Berbeda dengan adverse drug reaction, medication errors terjadi sebagai

akibat dari kesalahan manusia atau lemahnya sistem yang ada. Medication error

dapat terjadi dalam setiap langkah penyiapan obat mulai dari proses pemilihan obat,

permintaan melalui resep, pembacaan resep, formulasi obat, penyerahan obat kepada

pasien hingga penggunaannya oleh pasien atau petugas kesehatan (Dwiprahasto,

2004).

Menurut American Hospital Association, medication error antara lain

dapat terjadi pada situasi berikut:

a. informasi pasien yang tidak lengkap, misalnya tidak ada informasi tentang

riwayat alergi, penggunaan obat sebelumnya, serta faktor-faktor risiko yang

berkaitan dengan obat;

12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

b. tidak diberikan informasi obat yang layak, misalnya cara minum atau

menggunakan obat, frekuensi dan lama pemberian hingga peringatan jika timbul

gejala efek samping;

c. miskomunikasi dalam peresepan, misalnya interpretasi farmasis yang keliru

dalam membaca resep dokter, kesalahan membaca desimal, pembacaan unit dosis

hingga singkatan peresepan yang tidak jelas (q.d atau q.i.d/ QD);

d. pelabelan kemasan obat yang tidak jelas sehingga beresiko dibaca keliru oleh

pasien; dan

e. faktor-faktor lingkungan, seperti ruang apotek/ ruang obat yang tidak terang,

hingga suasana tempat kerja yang tidak nyaman yang dapat mengakibatkan

timbulnya medication error.

Pencegahan medication error dapat didekati dengan konsep-konsep human

error sebagaimana ditulis oleh Belay:

a. error awareness, dalam konteks ini maka setiap individu yang terlibat harus

menyadari bahwa medication error dapat terjadi kapan saja, di mana saja, dan

menimpa siapa saja.

b. lakukan pengamatan sistematik. Awal terjadinya medication error dapat berasal

dari individu dan juga sistem. Sistem yang buruk, yang tidak mendukung

mekanisme kerja yang baik atau tidak dijalankan atas dasar prosedur yang standar

juga dapat menjadfi sumber medication error. Sebagai contoh, buruknya sistem

kerjasama antara dokter, perawat, dan apoteker.

13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

c. gunakan data medication error sebagai alat untuk menyusun instrumen analisis

error

d. kembangkan kemauan untuk mendesain ulang sistem yang ada

e. gunakan simulasi yang memungkinkan

f. pengumpulan data secara otomatis untuk analisa error

g. lakukan evaluasi terhadap kinerja petugas

h. antisipasi error melalui sistem koding dan SOP yang lebih baik.

(Dwiprahasto, 2004)

Tabel I. Bentuk-bentuk Medication Error

Prescribing Transcribing Dispensing Administration

• kontraindikasi

• duplikasi • tidak

terbaca • instruksi

tidak jelas • instruksi

keliru • instruksi

tidak lengkap

• penghitungan dosis keliru

• copy error

• dibaca keliru

• ada instruksi yang terlewatkan

• instruksi tidak dikerjakan

• salah menterjemahkan instruksi verbal

Kontraindikasi, extra dose, kegagalan mengecek instruksi, sediaan obat buruk, instruksi penggunaan obat yang tidak jelas, salah menghitung dosis, salah memberi label, salah menulis instruksi, dosis keliru, pemberian obat di luar instruksi, instruksi verbal dijalankan keliru

Administration error, kontraindikasi, obat tertinggal di samping bed, extra dose, kegagalan mencek instruksi, tidak mencek identitas pasien, dosis keliru, salah menulis instruksi, patient off unit, pemberian obat di luar instruksi, instruksi verbal dijalankan keliru.

(Dwiprahasto, 2004)

14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Menurut National Coordinating for Medication Error Reporting and

Prevention (NCCMERP) kategorisasi medication error adalah sebagai berikut:

Tabel II. Taksonomi dan Kategorisasi Medication Error

Tipe error Kategori Keterangan

No error A Keadaan atau kejadian yang potensial menyebabkan terjadinya error

B Error terjadi, tetapi obat belum mencapai pasien C Error terjadi, obat sudah mencapai pasien, tetapi tidak

menimbulkan risiko: a. obat mencapai pasien dan sudah terlanjur diminum/

digunakan

b. obat mencapai pasien, tetapi belum sempat diminum/ digunakan

Error No harm

D Error terjadi dan konsekuensinya pasien memerlukan monitoring, tetapi tidak menimbulkan risiko (harm) pada pasien

E Error terjadi dan konsekuensinya pasien memerlukan terapi atau intervensi serta menimbulkan risiko (harm) pada pasien yang bersifat sementara

F Error terjadi dengan konsekuensi pasien memerlukan perawatan atau perpanjangan perawatan di rumah sakit dan menyebabkan risiko (harm) yang bersifat sementara.

G Error terjadi dan menyebabkan risiko (harm) permanen

Error harm

H Error terjadi dan nyaris menimbulkan kematian (misal anafilaksis, henti jantung)

Error death I Error terjadi dan menyebabkan kematian pada pasien

D. Pelayanan Resep

Pada dasarnya sediaan farmasi yang berupa obat berdasarkan resep dokter

tidak dapat diganti dengan padanannya. Namun demikian pasien berhak untuk

memilih obat serta mendapatkan obat tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi

serta jaminan dari apoteker (Anonim, 1999). Dengan mempertimbangkan faktor

ekonomi penerima pelayanan kesehatan/ pengguna, serta untuk melindungi yang

bersangkutan dari penggunaan sediaan farmasi yang berupa obat yang tidak tepat

15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

sehingga dapat membahayakan kesehatan atau jiwa, maka dapat dimungkinkan

penggantian sediaan farmasi yang berupa obat berdasarkan resep dokter dengan

padanannya berupa obat generik, sepanjang hal tersebut disetujui atau atas

sepengetahuan dokter yang mengeluarkan resep atau atas persetujuan pasien yang

bersangkutan. Penggunaan sediaan farmasi yang berupa obat yang tidak tepat dalam

hal ini adalah berkaitan dengan jumlah sediaan farmasi yang berupa obat yang harus

digunakan dalam pelayanan kesehatan yang bersangkutan (Anonim, 1998).

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1027/MENKES/SK/2004 tentang standar pelayanan kefarmasian di apotek

menyebutkan pelayanan resep meliputi skrining resep, dan penyiapan obat.

1 Skrining resep meliputi: a. Skrining persyaratan adminitratif 1) Nama, SIP dan alamat dokter 2) Tanggal penulisan resep 3) Tanda tangan/ paraf dokter penulis resep 4) Nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien 5) Nama obat, potensi, dosis, jumlah yang diminta 6) Cara pemakaian yang jelas 7) Informasi lainnya

b. Skrining kesesuaian farmasetik Bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama

pemberian.

c. Skrining pertimbangan klinis Adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian (dosis, durasi, jumlah

obat dan lain-lain). Jika ada keraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep dengan memberikan pertimbangan dan alternatif seperlunya bila perlu mengunakan persetujuan setelah pemberitahuan.

2 Penyiapan obat meliputi a. Peracikan:

16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Merupakan kegiatan menyiapkan, menimbang, mencampur, mengemas dan memberikan etiket pada wadah.

Dalam melaksanakan peracikan obat harus dibuat suatu prosedur tetap dengan memperhatikan dosis, jenis dan jumlah obat serta penulisan etiket yang benar.

b. Pengetiketan

Etiket harus jelas dan dapat dibaca.

c. Pengemasan obat Obat hendaknya dikemas dengan rapi dalam kemasan yang cocok sehingga

terjaga kualitasnya.

d. Penyerahan obat Sebelum obat diserahkan pada pasien harus dilakukan pemeriksaan akhir

terhadap kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker disertai pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien dan tenaga kesehatan.

e. Informasi obat

Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini. Informasi obat pada pasien sekurang-kurangnya meliputi cara pemakaian, cara penyimpanan, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi.

f. Konseling.

Apoteker harus memberikan konseling, mengenai sediaan, pengobatan dan perbekalan kesehatan lainnya, sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan terhindar dari bahaya penyalahgunaan atau penggunaan salah sediaan atau perbekalan kesehatan lainnya.

Untuk penderita penyakit tertentu seperti cardiovascular, diabetes, TBC, asthma, dan penyakit kronis lainnya, apoteker harus memberikan konseling secara berkelanjutan.

g. Monitoring obat Setelah penyerahan obat kepada pasien, apoteker harus melaksanakan

pemantauan penggunaan obat, terutama untuk pasien seperti cardiovascular, diabetes, TBC, asthma, dan penyakit kronis lainnya.

17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

E. Prosedur Tetap

Untuk menjamin mutu pelayanan sesuai standar apotek seharusnya memiliki prosedur tetap. Manfaat dari prosedur tetap adalah:

1 untuk memastikan bahwa praktik yang baik dapat tercapai setiap saat; 2 adanya pembagian tugas dan wewenang; 3 memberikan pertimbangan dan panduan untuk tenaga kesehatan lain yang

bekerja di apotek; 4 dapat digunakan sebagai alat untuk melatih staf baru; 5 membantu proses audit.

Prosedur tetap disusun dengan format sebagai berikut:

1 tujuan : merupakan tujuan protap. 2 ruang lingkup : berisi pernyataan tentang pelayanan yang dilakukan dengan

kompetensi yang diharapkan. 3 hasil : hal yang dicapai oleh pelayanan yang diberikan dan

dinyatakan dalam bentuk yang dapat diukur. 4 persyaratan : hal-hal yang diperlukan untuk menunjang pelayanan. 5 proses : berisi langkah-langkah pokok yang perlu diikuti untuk

penerapan standar. 6 sifat protap adalah spesifik mengenai kefarmasian.

(Anonim, 2004a)

Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses akan membuat suatu

organisasi dapat mencapai tujuannya. Proses ini tercermin pada struktur organisasi,

dimana mencakup aspek-aspek penting organisasi dan proses pengorganisasian.

Dalam pengelolaan apotek yang baik, organisasi yang mapan merupakan salah satu

faktor yang dapat mendukung keberhasilan suatu apotek. Oleh karena itu dibutuhkan

adanya garis wewenang dan tanggung jawab yang jelas dan saling mengisi, disertai

dengan job description yang jelas pada masing-masing bagian di dalam struktur

organisasi tersebut.

18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Struktur organisasi apotek dapat digambarkan sebagai berikut:

Kasir Juru Resep

Karyawan Pembantu

Apoteker Pengelola Apotek (APA) Pemilik Sarana Apotek (PSA)

Tata Usaha Asisten Apoteker Pelayanan dan Peracikan

resep

Petugas Gudang

Apoteker Pendamping

Bendahara

Gambar 1. Struktur organisasi apotek

F. Konseling dan Monitoring

Secara umum konseling adalah suatu teknik, ketrampilan yang digunakan

untuk membantu seseorang untuk mengatasi masalah mereka dengan menggunakan

sumber daya dari dirinya sendiri. Konseling adalah suatu proses komunikasi dua arah

yang sistematik antara apoteker dan pasien untuk mengidentifikasi dan memecahkan

masalah yang berkaitan dengan obat dan pengobatan (Anonim, 2004a).

Dalam pelayanan obat di apotek, konseling sangat dibutuhkan terutama

dalam proses menjelaskan obat yang diberikan. Hal ini perlu dilakukan karena

19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

secara umum konsumen apotek sangat heterogen. Keanekaragaman konsumen tidak

hanya terbatas dari sisi umur, tetapi juga dari sisi pengetahuan, pendidikan, daya

tangkap, ekonomi, dan lain-lain.

Hal tersebut diatas membutuhkan kepekaan dari petugas dalam memahami

dan melayani konsumen agar mereka merasa diperhatikan dan diperlakukan dengan

baik. Oleh karena itu, apoteker perlu mempunyai kemampuan terutama dalam

memberikan konseling. Kemampuan tersebut antara lain:

a. mendengarkan secara aktif serta kemampuan komunikasi yang efektif.

Komunikasi, baik verbal maupun non verbal, menjadi kunci utama dalam

memberikan layanan yang bersifat tatap muka langsung. Dalam kaitannya

dengan layanan obat, petugas tidak hanya harus mampu mengkomunikasikan

cara memakai obat, dosis yang harus diminum, efek samping, dan lain-lain, tetapi

juga memberikan kesempatan kepada konsumen untuk bertanya apakah ada hal-

hal yang belum jelas. Memberikan kesempatan kepada konsumen untuk bertanya

adalah suatu langkah yang bijaksana mengingat konsumen apotek yang beraneka

ragam dan mempunyai daya tangkap yang berbeda-beda.

b. menghormati pelanggan dan masalahnya. Sikap ini sangat dibutuhkan untuk

menunjukkan bahwa konsumen adalah orang yang penting, sehingga mereka

pantas dihormati dan dilayani dengan baik.

c. menunjukkan rasa empati. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, konsumen

apotek adalah konsumen yang sedang mempunyai masalah kesehatan baik

20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

dirinya sendiri maupun keluarga, sehingga sikap yang ramah dan empatik akan

membantu konsumen dalam menghadapi masalahnya.

d. tunjukkan ketulusan dalam memberikan konseling. Dalam mendapatkan

pelayanan konsumen akan merasakan apakah petugas melakukan dengan tulus

atau sekedar formalitas. Petugas perlu memberikan waktu ekstra kalau memang

diperlukan sehingga konsumen merasa betul-betul dilayani dengan baik (Anonim,

2004c)

Monitoring dapat dilakukan dengan mempelajari secara seksama data-data

medik, proses pengobatan dan tujuan terapi, melakukan kunjungan rutin dan

berkomunikasi secara aktif atau melakukan telepon untuk mengetahui kemajuan

terapi pasien dan mendeteksi kemungkinan timbulnya masalah baru dalam terapi

obat, melakukan pencatatan tentang perubahan yang meliputi kesesuaian hasil terapi

dengan tujuan terapi, perubahan terapi maupun masalah yang timbul, melakukan

penilaian dan perencanaan kembali terapi obat pasien jika ditemukan masalah baru,

dan mendokumentasikan seluruh kegiatan dengan selalu menjaga kerahasiaan pasien

(ISFI, 2004).

Menurut standar pelayanan kefarmasian di apotek dalam Kepmenkes No.

102/MENKES/SK/IX/2004, Apoteker sebagai care giver diharapkan juga dapat

melakukan pelayanan kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk

kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis. Dalam melakukan

aktivitas ini apoteker harus membuat catatan berupa catatan pengobatan (medication

record).

21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

G. Peran Apoteker

Peran profesi apoteker telah mengalami perubahan yang cukup signifikan

dalam dua puluh tahun terakhir ini dengan berkembangnya ruang lingkup pelayanan

kefarmasian. Peran profesi apoteker yang digariskan oleh WHO (1997) yang dikenal

dengan the seven stars of pharmacist meliputi:

1. care-giver

Apoteker sebagai pemberi pelayanan dalam bentuk pelayanan klinis

analisis, teknis sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam memberikan

pelayanan, apoteker harus berinteraksi dengan pasien secara individu maupun

kelompok. Apoteker harus mengintegrasikan pelayanan pada sistem pelayanan

kesehatan secara berkesinambungan dan pelayanan farmasi yang dihasilkan harus

bermutu tinggi.

2. decision-maker

Apoteker mendasarkan pekerjaannya pada kecukupan, keefisienan dan

biaya efektif terhadap seluruh penggunaan sumber daya misalnya sumber daya

manusia, obat, bahan kimia, peralatan, prosedur pelayanan, dll. Untuk mencapai

tujuan tersebut kemampuan dan keterampilan apoteker perlu diukur untuk kemudian

hasilnya dijadikan dasar dalam penentuan pelatihan dan pendidikan yang diperlukan.

3. communicator

Apoteker mempunyai kedudukan penting dalam berhubungan dengan

pasien maupun profesi kesehatan lain, oleh karena itu harus mempunyai kemampuan

22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

berkomunikasi yang baik meliputi komunikasi verbal, nonverbal mendengar dan

kemampuan menulis, dengan menggunakan bahasa sesuai kebutuhan.

4. leader

Apoteker diharapkan mempunyai kemampuan untuk menjadi pemimpin.

Kepemimpinan yang diharapkan meliputi keberanian mengambil keputusan yang

empati dan efektif, serta kemampuan mengkomunikasikan dan mengelola keputusan.

5. manager

Apoteker harus efektif dalam mengelola sumber daya (manusia, fisik,

anggaran) dan informasi, juga harus dapat dipimpin dan memimpin orang lain dalam

tim kesehatan. Lebih lanjut lagi apoteker mendatang harus tanggap terhadap

kemajuan teknologi informasi dan bersedia berbagi informasi mengenai obat dan hal-

hal lain yang berhubungan dengan obat.

6. life-long learner.

Apoteker harus senang belajar sejak dari kuliah dan semangat belajar harus

selalu dijaga walaupun sudah bekerja untuk menjamin bahwa keahlian dan

ketrampilannya selalu baru ( up-date ) dalam melakukan praktek profesi. Apoteker

juga harus mempelajari cara belajar yang efektif.

7. teacher

Apoteker memiliki tanggung jawab untuk mendidik dan melatih generasi

mendatang dengan tidak hanya membagi ilmu pengetahuan satu sama lain, tetapi

juga dalam kesempatan dalam memperoleh ilmu pengetahuan baru dan peningkatan

keterampilan (WHO, 2007)

23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Fungsi pelayanan apoteker di farmasi komunitas pada saat ini seperti di

negara maju seperti di Amerika Serikat lebih ditekankan pada edukasi terhadap

pasien serta pemberian informasi yang tepat guna tentang khasiat, efek samping obat,

peringatan-peringatan yang terkait dengan penggunaan obat, aturan pakai, dan cara

pemakaian obat. Pemantauan serta penilaian terhadap hasil pengobatan, juga telah

menjadi bagian dari pelayanan apoteker. Dengan demikian pelayanan apoteker

mengalami perubahan dari drug oriented menjadi patient oriented (Donatus, 2000).

Peranan apoteker menurut fungsi apotek dibagi menjadi dua. Pertama, yaitu

sebagai unit kesehatan (non profit oriented). Apotek berfungsi memberikan

pelayanan kesehatan dengan menyediakan sediaan farmasi dan alat kesehatan di

bawah tanggung jawab apoteker. Seorang apoteker dalam menjalankan fungsi apotek

harus mengutamakan kepuasan konsumen (custumer satisfaction) antara lain dengan

memperhatikan kelengkapan sediaan obat dan barang yang dijual di apotek agar

diusahakan tidak ada resep atau permintaan konsumen yang ditolak karena

ketidaklengkapan sediaan (Anief, 1995).

Kedua, yaitu sebagai sarana bisnis (profit oriented). Apotek berfungsi

sebagai sarana bisnis yang diharapkan dapat memberikan keuntungan. Apoteker

harus mampu bertindak sebagai manajer dengan bekal ilmu manajerial yang

dimilikinya (Anief, 1995).

24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

H. Apoteker Sebagai Suatu Profesi

Profesi merupakan suatu pekerjaan yang menuntut suatu pengetahuan dan

keterampilan yang sangat khusus yang diperoleh melalui pelajaran yang bersifat

teoritis dan praktek dan diuji oleh lembaga perguruan tinggi dan kepada yang

bersangkutan diberi wewenang guna pemberian layanan kepada konsumen atau

kliennya.

Profesi dapat dikaji dari dua hal berikut (Harding dkk, 1993), yaitu:

1. memiliki ciri atau karakteristik tertentu

2. memiliki peran atau fungsi sosial dalam masyarakat

Menurut Harding dkk (1993), gambaran inti dari profesi adalah sebagai berikut ini:

1. ilmu pengetahuan khusus yang berasal dari pelatihan jangka panjang (specialized

knowledge and lengthy training) yaitu bahwa suatu profesi memerlukan

pendidikan/ pelatihan dalam jangka waktu tertentu/ lama, pengetahuan yang

diterimanya bersifat sangat khusus dan merupakan lulusan dari perguruan tinggi.

2. monopoli dalam praktek (monopoly of practice) yaitu bahwa hanya anggota

profesi yang berwenang untuk melakukan profesi tersebut, dan bagi yang tidak

berwenang dianggap ilegal.

3. pengaturan diri (self regulation) yaitu bahwa suatu profesi berwenang untuk

mengatur dirinya sendiri, namun dalam hal ini harus tetap dapat menerima atau

menghargai pendapat dari pihak lain.

4. orientasi pelayanan (serve orientation) yaitu bahwa suatu profesi harus bekerja

demi kepentingan klien, dan tidak semata-mata demi kepentingan pribadi.

25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Menurut ISFI (2003) profesi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. memiliki tubuh pengetahuan yang berbatang jelas.

2. pendidikan khusus berbasis ”keahlian” pada jenjang pendidikan tinggi.

3. memberi pelayanan kepada masyarakat, praktek dalam bidang keprofesian.

4. memiliki himpunan dalam bidang keprofesian yang bersifat otonom.

5. memiliki kode etik keprofesian.

6. memiliki motivasi altruistik dalam memberikan pelayanan.

7. mroses pembelajaran seumur hidup.

8. mendapat jasa profesi.

Ciri-ciri profesi menurut Hartini dan Sulasmono, 2006:

1. unusual learning, yaitu dididik dan menerima pengetahuan yang khas dan

merupakan lulusan dari perguruan tinggi, sehingga tidak diperoleh di tempat lain

atau bidang yang berbeda.

2. pelayanannya bersifat altruistik (tidak mementingkan diri sendiri dan

mementingkan kepentingan orang lain).

3. telah mengucapkan sumpah.

4. memiliki kode etik.

5. memiliki standar profesi, yaitu pedoman yang harus digunakan sebagai petunjuk

dalam menjalankan profesi secara baik (Anonim, 1992).

6. memiliki pengakuan hukum (adanya undang-undang maupun ketentuan peraturan

perundang-undangan lain).

7. memiliki perijinan (Surat Ijin Praktek atau Surat Ijin Kerja).

26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

8. memiliki wadah profesi yang menunjukkan jati diri profesional.

9. Bersifat otonomi dan independensi.

10. mertemu dan berinteraksi dengan klien atau penderita.

11. confidential relationship dalam pelayanannya (Sulasmono, 1997).

Berikut ini beberapa definisi tentang profesionalisme (Harding dkk, 1993):

1. suatu dasar kecendikiawanan untuk mempraktekkan suatu seni khusus.

2. suatu derajad kesejawatan yang tinggi.

3. suatu derajad kemerdekaan yang tinggi dalam mempraktekkan sesuatu sesuai

pengetahuan dan keputusan praktisi.

4. suatu hubungan universal antara praktisi dan klien atas dasar kepercayaan yang

tinggi.

5. suatu praktek yang sesuai dengan kode etik, dimana finansial adalah sekunder,

komersialisme tidak ada dan aktifitas non profesional dikurangi.

I. Standar Profesi

Standar profesi adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai petuntuk

dalam menjalankan profesi secara baik. Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang

Kesehatan di dalam pasal 53 ayat (2) disebutkan bahwa tenaga kesehatan dalam

melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan menghormati

hak pasien.

27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Menurut Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga

Kesehatan pada pasal 21 ayat (1) dijelaskan bahwa setiap tenaga kesehatan dalam

melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi kesehatan dan

pada ayat (2) disebutkan bahwa standar profesi tenaga kesehatan sebagaimana

dimaksudkan dalam ayat (1) ditetapkan oleh menteri. Pasal 24 ayat (1) dijelaskan

bahwa perlindungan hukum diberikan kepada tenaga kesehatan yang melakukan

tugasnya sesuai dengan standar profesi tenaga kesehatan.

Penjelasan pasal 50 Undang-undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktik

Kedokteran menyebutkan bahwa yang dimaksud standar profesi adalah batasan

kemampuan (knowledge, skill and profesional attitude) minimal yang harus dikuasai

oleh seorang individu untuk dapat melakukan kegiatan profesionalnya pada

masyarakat secara mandiri yang dibuat oleh organisasi profesi.

J. Keterangan Empiris

Peran Apoteker Pengelola Apotek selama ini dianggap banyak kalangan

belum optimal, karena kehadirannya di apotek kurang. Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui persepsi Apoteker Pengelola Apotek terhadap perannya ketika hadir di

apotek, khususnya dalam pelayanan resep.

28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah eksploratif dengan rancangan penelitian

deskriptif. Penelitian eksploratif adalah penelitian yang bertujuan untuk mencari

hubungan-hubungan baru yang terdapat pada suatu permasalahan yang luas dan

kompleks. Penelitian ini bertujuan pula untuk mengumpulkan data sebanyak-

banyaknya (Mardalis, 2006). Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan,

mencatat, dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang terjadi atau ada.

Penelitian ini tidak untuk menguji hipotesis atau tidak mempergunakan hipotesis,

melainkan mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel-variabel

yang diteliti tanpa dianalisis/ non analitik (Mardalis, 2006).

B. Batasan Operasional Penelitian

1. Peran adalah kegiatan yang diharapkan dilakukan oleh Apoteker Pengelola

Apotek.

2. Pelayanan resep adalah bentuk pelayanan dan tanggung jawab profesi apoteker

dalam pekerjaan kefarmasian yang berkaitan dengan resep yang mengacu pada

Keputusan Menteri Kesehatan No.1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang Standar

Pelayanan Kefarmasian di Apotek.

35

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

3. Persepsi merupakan gambaran subyektif internal seseorang dalam bentuk

pendapat, harapan, dan lain-lain terhadap suatu hal yang dilihat, diduga, dan atau

dirasakan. Persepsi dalam penelitian ini merupakan gambaran subyektif internal

APA di Kota Yogyakarta terhadap perannya dalam pelayanan resep selama di

apotek.

C. Bahan Penelitian

Bahan penelitian ini adalah data yang terkumpul dari hasil pengisian

kuisioner oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) di apotek Kota Yoyakarta.

D. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data pada penelitian ini berupa angket/ kuisioner yang

berisi:

1. deskripsi karakteristik apotek

2. deskripsi karakteristik APA

3. deskripsi mengenai persepsi peran APA dalam pelayanan resep di apotek selama

kehadirannya di apotek

E. Tata Cara Pengumpulan Data

1. Penyusunan pertanyaan kuisiner

Kuisioner merupakan suatu instrumen pengumpul data dalam penelitian

sosial. Dengan kuisioner tersebut peneliti menggali informasi dari responden ( orang

yang menjadi subyek penelitian) (Adi, 2004).

36

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Kuisiner yang digunakan dalam penelitian ini memuat sejumlah pertanyaan

yang ditujukan kepada Apoteker Pengelola Apotek (APA) di Kota Yogyakarta.

Pertanyaan disusun dengan mengacu pada keputusan menteri kesehatan nomor

1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang standar pelayanan kefarmasian di apotek,

terutama pelayanan resep.

2. Pengukuran validitas

Suatu alat ukur dikatakan valid (benar atau sahih) jika alat ukur tersebut

tepat untuk mengukur konsep atau variabel yang diukur (Adi, 2004). Pengukuran

validitas dari penelitian ini dilakukan dengan pertimbangan dari beberapa orang yang

dianggap berpengalaman, yaitu dosen pembimbing dan beberapa dosen fakultas

farmasi yang bekerja di apotek kemudian dilakukan uji percontohan kepada beberapa

Apoteker Pengelola Apotek di kabupaten Sleman.

3. Menentukan besarnya populasi

Populasi adalah keseluruhan penelitian yang terdiri dari manusia, benda-

benda, tumbuhan, gejala atau peristiwa sebagai sumber data yang merupakan

karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Nawawi, 1995). Berdasarkan data

yang di peroleh dari Dinas Kesehatan, jumlah apotek di Kota Yogyakarta pada bulan

Juni 2006 adalah 114 apotek. Penelitian ini menggunakan sampel yaitu seluruh

Apoteker Pengelola Apotek yang ada di Kota Yogyakarta.

4. Penyebaran kuisioner

Penyebaran kuisioner dilakukan dengan memberikan kuisioner langsung

kepada Apoteker Pengelola Apotek untuk diisi atau dititipkan di apotek untuk diisi

37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

apoteker kemudian. Penyebaran kuisioner dilakukan pada bulan Juni dimulai pada

tanggal 14.

Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan, diketahui bahwa jumlah apotek

di Kota Yogyakarta adalah sebanyak 114 apotek. Namun ada sebagian apotek yang

telah tutup karena rusak akibat gempa yaitu sebanyak 12 apotek. Ada 17 apotek yang

menolak untuk menerima kuisioner. Kuisioner yang disebarkan sebanyak 83 buah

tetapi tidak semua Apoteker Pengelola Apotek (APA) bersedia untuk menjadi

responden.

5. Pengumpulan kuisioner

Pengumpulan kuisioner dilakukan secara langsung atau satu minggu setelah

penyebaran kuisioner. Pengumpulan kuisioner ini selesai sampai tanggal 31 Juni

2006. Dari jumlah tersebut kuisioner yang dikembalikan sebanyak 58 buah. Sampel

yang digunakan adalah seluruh Apoteker Pengelola Apotek (APA) pada apotek yang

masih buka dan bersedia mengisi kuisioner.

6. Melakukan tabulasi data

Tabulasi dilakukan dengan cara melakukan perhitungan jawaban kuisioner

dari responden yang telah mengisinya, kemudian mengelompokkan masing-masing

jawaban tersebut dan menghitung persentasenya.

F. Tata Cara Analisis Hasil

Data yang diperoleh kemudian diolah dengan metode statistik-deskriptif

dengan hasil dalam bentuk persentase. Jawaban yang sama dikelompokkan dan

38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

dijumlahkan lalu dipersentase dengan jumlah total 100%. Data disajikan dalam

bentuk tabel dan diagram.

G. Kesulitan Penelitian

Terdapat beberapa kesulitan pada penelitian ini, yaitu kurangnya partisipasi

responden pada uji validitas, sehingga berpengaruh pada jawaban responden pada

saat pengambilan data. Juga pada saat penyebaran kuisioner peneliti tidak bisa

mendampingi setiap responden sehingga ada kemungkikan kuisioner tidak diisi

sendiri oleh apoteker pengelola apotek.

39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data yang diperoleh dari 58 responden diolah dengan metode statistik-

deskriptif dimana jawaban yang sama dikelompokkan dan dihitung persentasenya

kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk diagram dan tabel. Berikut adalah hasil

dari perhitungan data.

A. Karakteristik dari Apotek dan APA

Karakteristik dari apotek meliputi pemilik sarana apotek, bentuk

kepemilikan apotek, lama rata-rata apotek buka per hari, jumlah hari buka apotek

selama seminggu, ada tidaknya prosedur tetap, ada tidaknya job description tertulis,

jumlah lembar resep rata-rata tiap bulan, jumlah AA, jumlah tenaga lain yang bukan

tenaga kefarmasian, dan jumlah dokter praktek yang ada di apotek.

Karakteristik dari Apoteker Pengelola Apotek (APA) meliputi usia,

pengalaman bekerja sebagai apoteker di apotek, penuh tidaknya bekerja sebagai

APA, ada tidaknya pekerjaan lain disamping sebagai APA, punya tidaknya Apoteker

Pendamping, jumlah hari bekerja di apotek selama seminggu, dan lama berada di

apotek perhari kerja.

1. Pemilik sarana apotek

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1980 tentang perubahan

atas Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 1965 tentang Apotek, pada pasal 2

40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

disebutkan bahwa fungsi apotek adalah sebagai tempat pengabdian profesi seorang

apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan. Pasal 3 menyatakan bahwa apotek

dapat diusahakan oleh:

a. lembaga atau instansi pemerintah dengan tugas pelayanan kesehatan di pusat dan

di daerah;

b. perusahaan milik negara yang ditunjuk oleh pemerintah;

c. apoteker yang telah mengucapkan sumpah dan telah memperoleh izin kerja dari

Menteri Kesehatan.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1332/MENKES/PER/X/2002

menyebutkan bahwa untuk mendapatkan izin apotek, apoteker atau apoteker yang

bekerjasama dengan pemilik sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap

dengan tempat, perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan perbekalan lainnya yang

merupakan milik sendiri atau pihak lain.

Kerja sama antara apoteker dengan pemilik sarana apotek dapat dibedakan

menjadi 2 bentuk kerja sama yaitu satu apoteker ikut menyertakan modal dan dua

apoteker sebagai APA tetapi tidak ikut menyertakan modal. Kerja sama bentuk yang

kedua ini apoteker dapat dianggap sebagai karyawan yang bekerja untuk pemilik

sarana apotek. Apoteker yang tidak ikut dalam penyertaan modal dalam pendirian

apotek ada kemungkinan mendapat pengaruh atau tekanan dari pemilik sarana apotek

dalam pengambilan keputusannya. Keikutsertaan PSA dalam pengambilan keputusan

tidak menjadi masalah asalkan tetap menghormati kode etik profesi apoteker. Sebagai

contoh pemilik sarana apotek yang ikut menentukan dalam pemesanan obat, padahal

41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

pekerjaan tersebut merupakan wewenang dari apoteker tetapi apoteker mungkin tidak

berani untuk menolak karena merasa dirinya hanya sebagai karyawan walaupun SIA

diberikan kepadanya. Kepentingan pemilik sarana apotek yang mungkin hanya

berorienasi pada keuntungan (profit oriented) akan bertentangan dengan kepentingan

APA yang tidak hanya berorientasi dalam mencari keuntungan tetapi juga kepada

kepentingan pasien (patient oriented). Ini akan menyebabkan peran APA di apotek

menjadi tidak optimal.

Pemilik sarana apotek

12%

14%

74%

milik APA

bukan milik APA

gabungan/ kerja samadengan pihak lain

Gambar 2. Pemilik sarana apotek

Berdasarkan kepemilikannya atas sarana apotek, apotek di Kota Yogyakarta

dapat dilihat pada gambar 2, dan bentuk kepemilikan sarana apotek yang bukan

merupakan milik APA sendiri dapat dilihat pada gambar 3. Dari 58 apotek yang

disurvei 12 % apotek sarananya adalah milik Apoteker Pengelola Apotek, 74% bukan

milik Apoteker Pengelola Apotek, dan 14% apotek sarananya adalah milik kerjasama

42

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

antara Apoteker Pengelola Apotek dengan pihak lain. Sarana apotek yang bukan

merupakan milik Apoteker Pengelola Apotek adalah milik PSA perorangan sebanyak

64%, berupa koperasi 2%, sebanyak 12% merupakan PT, 22% adalah lain-lain

seperti CV atau Firma.

Bentuk kepemilikan apotek yang bukan milik APA

64%2%

12%

22%

perorangankoperasiPTlainnya

Gambar 3. Bentuk kepemilikan apotek untuk apotek yang sarananya bukan milik APA

Peneliti menduga ada hubungan antara bentuk kepemilikan sarana apotek

dengan frekuensi APA di apotek tetapi untuk membuktikan kebenarannya perlu

dilakukan penelitian lebih lanjut. Dapat dilihat di dalam gambar 4, untuk apotek yang

merupakan sarananya adalah milik sendiri/ gabungan (punya modal), apoteker yang

datang tiap hari (6-7 hari) dalam seminggu lebih rendah dari pada apoteker yang

sarana apoteknya bukan milik sendiri. Sedangkan kehadiran APA kurang dari 4 jam

untuk apotek yang sarananya merupakan milik APA lebih tinggi dari pada yang

bukan milik APA (lihat gambar 5). APA yang bekerja pada apoteknya sendiri

mungkin beranggapan bahwa dia berhak untuk datang kapanpun tanpa adanya

tekanan dari pihak lain. Sedangkan bagi APA yang bekerja pada apotek yang

43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

sarananya bukan milik sendiri akan cenderung untuk datang sesuai jam kerja yang

telah ditentukan oleh PSA/ perusahaan tempat ia bekerja.

Rata-rata jumlah hari APA datang ke apotek berdasarkan kepemilikan sarana apotek

6.7

40

53.3

7

25.6

67.4

0

20

40

60

80

100

< 3 hari 3 s/d 5 hari 6 s/d 7 hari

Rata-rata jumlah hari

Pers

enta

se (%

) APA Sarana

apotek milikAPA&gabungan

Saranaapotekbukan milikAPA

Gambar 4. Jumlah rata-rata hari APA datang ke apotek berdasarkan kepemilikan

sarana apotek

Lama APA di apotek berdasarkan kepemilikan sarana apotek

33.340

26.725.6 27.9

46.5

0102030405060708090

100

< 4 jam 4 s/d 6 jam > 6 jam

Rata-rata jumlah jam kehadiran

Pers

enta

se (%

) APA Apotek milik

sendiri&gabungan

Apotek bukanmilik sendiri

Gambar 5. Lama jam APA di apotek berdasarkan kepemilikan sarana apotek

2. Lama rata-rata apotek buka perhari

44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

244/MENKES/PER/V/1990 yang mengatur tentang pengelolaan dan perizinan apotek

menyebutkan bahwa apotek dibuka tiap hari dari jam 8.00 sampai jam 22.00. Saat ini

tidak ada ketentuan yang menetapkan jam buka dan hari buka apotek. Apotek dapat

buka kapan pun tanpa ada batasan waktu dan hari tetapi Apoteker Pengelola Apotek

harus berada di apotek. Seperti yang tertulis dalam Keputusan Menteri Kesehatan

Nomor 1332 tahun 2002 pasal 19 bahwa APA harus berada di apotek selama apotek

buka dan APA harus menunjuk Apoteker Pendamping jika APA berhalangan

melakukan tugasnya.

Apotek dapat dibuka pada hari libur dan juga bisa dibuka selama 24 jam

sehari. Idealnya adalah apotek buka selama 24 jam dan tetap buka walaupun pada

hari libur dengan pertimbangan bahwa hal ini akan memudahkan masyarakat dalam

memperoleh layanan obat yang diperlukan.

Manfaat diketahui lama jam buka dan hari buka apotek dalam penelitian ini

adalah karena ada kemungkinan hubungan antara lama jam buka apotek dengan

jumlah resep yang masuk ke apotek. Lama jam buka dan hari buka apotek juga

menentukan berapa lama seharusnya Apoteker Pengelola Apotek berada di apotek.

Terlihat pada kedua gambar diatas bahwa apotek di Kota Yogyakarta

kebanyakan buka selama 10 sampai 14 jam sehari. Sedangkan APA berada di apotek

paling banyak antara 4 sampai 6 jam sehari. Jika dibandingkan antara lama jam buka

apotek dengan lama APA berada di apotek maka dapat diketahui bahwa ada jam-jam

tertentu di beberapa apotek tidak ada apotekernya.

45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Lama apotek buka rata-rata/ hari

10.3

79.3

6.9 3.4

0102030405060708090

< 10 jam 10 s/d 14 jam 15 s/d 23 jam 24 jam

Rata-rata jumlah jam

Pers

enta

se a

pote

k (%

)

Gambar 6. Lama apotek buka rata-rata per hari

Lama APA bekerja di apotek perhari

27.6

44.8

27.6

05

101520253035404550

< 4 jam 4 s/d 6 jam > 6 jam

Rata-rata jumlah jam

Pers

enta

se A

PA (%

)

Gambar 7. Lama APA bekerja di apotek perhari

Dapat dilihat pada gambar 8 di bawah bahwa apotek di Kota Yogyakarta

selama seminggu buka rata-rata adalah 6 hari atau 7 hari. Sedangkan pada gambar 9

dapat diketahui bahwa banyak APA yang datang ke apotek kurang dari 6 hari selama

seminggu. Dengan demikian kemungkinan pada hari-hari tertentu ada apotek di Kota

Yogyakarta yang tidak ada apotekernya.

46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Jumlah hari apotek buka per minggu

1.7

63.8

34.5

0

1020

3040

5060

70

< 6 hari 6 hari 7 hari

Jumlah hari

Pers

enta

se a

pote

k (%

)

Gambar 8. Jumlah hari apotek buka per minggu

Jumlah hari APA bekerja di apotek per minggu

6.9

31

62.1

0

1020

3040

5060

70

< 3 hari 3 s/d 5 hari 6 s/d 7 hari

Jumlah hari

Pers

enta

se A

PA (%

)

Gambar 9. Jumlah hari APA bekerja di apotek per minggu

3. Ada tidaknya Apoteker Pendamping di apotek

Seperti disebutkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1332 tahun

2002, pengelolaan apotek merupakan tugas dan tanggung jawab dari Apoteker

Pengelola Apotek. Apabila Apoteker Pengelola Apotek berhalangan melakukan

tugasnya pada jam buka apotek, Apoteker Pengelola Apotek dapat menunjuk

Apoteker Pendamping.

47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

APA punya apoteker pendamping atau tidak

22%

78%

Ada

Tidak

Gambar 10. APA punya Apoteker Pendamping atau tidak

Melihat pada gambar 6, 7, 8, dan 9 diatas, yaitu dengan membandingkan

antara lama APA berada di apotek dan lama apotek buka, maka sebenarnya apotek-

apotek di Kota Yogyakarta seharusnya Apoteker Pengelola Apoteknya memiliki

Apoteker Pendamping yang menggantikan APA ketika APA tidak bisa hadir di

apotek. Diketahui jumlah apotek yang Apoteker Pengelola Apoteknya memiliki

Apoteker Pendamping adalah sebanyak 13 APA (22,4%) dan sisanya 45 APA

(77,6%) tidak memiliki Apoteker Pendamping.

Penunjukan Apoteker Pendamping menurut Keputusan Menteri Kesehatan

Nomor 922/MENKES/PER/1993 harus dilaporkan kepada dinas kesehatan propinsi

dengan tembusan kepada Direktur Jenderal dan kepala Balai Pemeriksaan Obat dan

Makanan setempat. Untuk mendapatkan izin kerja sebagai Apoteker Pendamping

apoteker harus mendapat visum yaitu pernyataan Dinas Kesehatan Propinsi tentang

keabsahan apoteker melaksanakan tugas sebagai Apoteker Pendamping.

Kepemilikan visum oleh Apoteker Pendamping tidak ditanyakan pada

penelitian ini sehingga ada kemungkinan salah persepsi oleh Apoteker Pengelola

48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Apotek dalam memberikan jawaban. Kemungkinan salah tersebut misalkan ternyata

apoteker yang dianggap Apoteker Pendamping sebenarnya belum dilaporkan kepada

dinas kesehatan propinsi tetapi Apoteker Pengelola Apotek tetap menganggap

apoteker tersebut tetap sebagai Apoteker Pendamping.

4. Ada tidaknya prosedur tetap

Pelayanan resep memerlukan ketelitian dan kecepatan supaya pasien tidak

menunggu terlalu lama, khususnya untuk apotek yang ramai. Prosedur tetap akan

menjadikan pelayanan resep menjadi efisien namun belum semua apotek di Kota

Yogyakarta memiliki prosedur tetap. Diketahui pada penelitian ini bahwa prosedur

tetap dimiliki oleh 34 apotek (58,6%), sedangkan 24 apotek (41,4%) tidak memiliki

prosedur tetap. Dikarenakan masih banyak apotek yang tidak memiliki prosedur tetap

maka praktik yang baik tidak bisa dijamin dapat tercapai setiap saat dan apotek akan

mendapat kesulitan dalam melakukan audit jika ada kesalahan.

Ada tidaknya prosedur tetap di apotek

59%

41%AdaTidak

Gambar 11. Apotek punya prosedur tetap atau tidak

Berikut adalah contoh skema prosedur tetap yang dimiliki apotek XYZ:

49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

APOTEK XYZ Kota Yogyakarta

PROSEDUR TETAP

Tujuan : untuk menjamin mutu pelayanan sesuai standar yang telah ditentukan Ruang lingkup : pelayanan resep Hasil : pelayanan memuaskan konsumen dengan waktu yang tidak lama

pelayanan sesuai standar yang telah ditentukan Indikator : lama waktu pelayanan resep obat jadi ± 10 menit

lama waktu pelayanan resep obat racikan/ ramuan ± 25 menit (untuk racikan per 30 puyer dan 30 kapsul)

Persyaratan : karyawan yang terdidik, yang selalu untuk belajar/ menambah ilmu

ketersediaan barang/ obat, tidak berlebihan, tidak banyak yang kadaluarsa ketersediaan peralatan penunjang, dengan diversifikasi penjualan kosmetik dan alat kesehatan rumah tangga

Mekanisme Alur Pelayanan Resep

1 Apoteker melakukan skrining resep dengan cara : a), b), c). a. Mengecek persyaratan administratif, yang meliputi : 1) nama, SIP dan alamat dokter. 2) tanggal penulisan resep 3) tanda tangan/ paraf dokter penulis resep 4) nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien 5) nama obat, potensi, dosis, jumlah yang diminta 6) cara pemakaian yang jelas 7) informasi lainnya

b. Kesesuaian farmasetik, yang meliputi : 1) bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama

pemberian 2) pertimbangan klinis yang meliputi : adanya alergi, efek samping, interaksi,

kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan lain-lain). Jika ada keraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep dengan memberikan pertimbangan dan alternatif seperlunya, bila perlu menggunakan persetujuan setelah pemberitahuan.

2 Setelah skrining resep kemudian dilakukan pengecekan/ penyiapan ketersediaan barang/ obat oleh Apoteker/ AA.

3 Jika ada keraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep.

50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

4 Langkah selanjutnya adalah memberi nomor resep dan menghargai obat dalam resep tersebut. Kemudian ditanyakan kepada pasien apakah pasien bersedia membayar obat tersebut. Setelah pasien menyetujui dan membayar obat, kemudian dilakukan penyiapan obat.

5 Penyiapan obat dilakukan dengan : peracikan, peracikan merupakan bagian menyiapkan, menimbang, mencampur, mengemas dan memberikan etiket pada wadah.

a. etiket harus jelas dan dapat dibaca. Untuk obat dalam, etiket berwarna putih, sedangkan untuk obat luar etiket berwarna biru. Untuk obat yang berbentuk cair/ sirup diberi juga etiket “gojog dulu”.

c. pengemasan, obat-obat dikemas dengan rapi terbungkus plastik dalam kemasan yang cocok untuk menjaga kualitasnya. Obat dalam suatu resep dikemas dalam satu plastik besar.

d. penyerahan obat, sebelum obat diserahkan pada pasien, harus dilakukan pemeriksaan akhir yang sebaiknya dilakukan olah AA atau petugas lain terhadap kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker disertai pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien dan tenaga kesehatan.

e. informasi obat. Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas, mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana dan terkini. Informasi obat pada pasien sekurang-kurangnya meliputi :

1) cara pemakain obat 2) cara penyimpanan obat 3) jangka waktu pengobatan 4) aktifitas 5) makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi

f. konseling. Apoteker harus memberikan konselinng mengenai sediaan farmasi, pengobatan dan perbekalan kesehatan lainnya sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan terhindar dari bahaya penyalahgunaan atau salah penggunaan sediaan farmasi atau perbekalan kesehatan lainnya. Untuk penderita penyakit tertentu seperti kardiovaskuler, diabetes, TBC, asma, dan penyakit kronis lainnya, apoteker harus memberikan konseling secara berkelanjutan.

g. Setelah penyerahan obat, resep didokumentasikan sesuai dengan nomor urut pada hari tersebut. Pendokumentasian resep per hari meliputi : tanggal, nomor, nama pasien dan harga resep. Untuk alamat pasien didokumentasikan pada buku alamat pasien yang memuat nama pasien, alamat dan nomor telpon pasien, untuk resep narkotika diberi garis merah, dipisahkan dan disimpan dengan nomor urut sendiri. Semua resep disimpan selama 3 tahun.

h. Monitoring penggunaan obat. Setelah penyerahan obat, apoteker harus melaksanakan pemantauan penggunaaqn obat, terutama untuk pasien tertentu seperti : kardiovaskuler, diabetes, TBC, asma dan penyakit kronis lainnya.

51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Mekanisme Pengadaan & Penyimpanan Barang

a. Perencanaan Pengadaan Barang (dengan melihat buku defecta) b. Membuat surat pesanan/pengadaan barang c. Pemesanan barang bisa melalui telpon atau lewat sales yang datang ke Apotek

kepada PBF resmi d. Barang dari PBF, AA/ Apoteker menerima barang setelah dicek kesesuaian

barang dengan pesanan yang dimaksud e. Barang dan faktur didokumentasikan/ disimpan. 1) Barang diberi etiket nama PBF dan tanggal barang datang 2) Barang disimpan sesuai aturan penyimpanan. 3) Barang disimpan sesuai bentuk sediannya. 4) Barang disimpan sesuai urutan alfabetis. 5) Barang distok dalam kartu stok. 6) ED barang dicatat dalam buku ED. 7) Barang dicatat dalam buku pembelian. 8) Faktur barang disimpan.

YogyakartaTtd

52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Skema Alur Pelayanan Resep Apotek XYZ

Tidak bersedia

Sah

Telp dokter terkait, konfirmasikan alternatif

mengganti obat lain

Tidak

Dicek apakah obat tersedia diapotek Tidak dilayani

Resep dicek keabsahannya

Skrining Resep oleh apoteker

Tidak sah

Resep diberi Nomor

Ya

Nempil apotek lain

bersedia

Resep di hargai

Tidak dilayani

Konfirmasikan harga ke pasien

setuju Tidak setuju

Diberi etiket, pengemasan

Pengecekan Penyerahan & pemberian

informasi

Obat disiapkan atau diracik

Cek kesesuaian farmasetik dan pertimbangan klinis

Jika ada keraguan telp dokter terkait

Resep diterima

Gambar 12. Skema alur pelayanan resep apotek XYZ

53

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

5. Apakah apotek memiliki job description tertulis

Dalam pengelolaan apotek yang baik, organisasi yang mapan merupakan

salah satu faktor yang dapat mendukung keberhasilan suatu apotek. Oleh karena itu

dibutuhkan adanya garis wewenang dan tanggung jawab yang jelas dan saling

mengisi, disertai dengan job description yang jelas pada masing-masing bagian di

dalam struktur organisasi tersebut. Dengan adanya job description maka pekerjaan

masing-masing petugas menjadi spesifik dan kemungkinan terjadinya over lapping

tidak ada.

Berikut adalah contoh dari job description dari apotek XYZ Yogyakarta:

1) Apoteker Pengelola Apotek (APA) Tugas dan tanggungjawab APA adalah : Memimpin seluruh jalannya kegiatan apotek, termasuk mengkoordinasi dan mengawasi pekerjaan para karyawan dibawahnya, mengatur daftar jaga dinas termasuk mengatur pembagian tugas dan tanggungjawab sekaligus wewenang tiap bidang pekerjaan; Meningkatkan semua bidang yang ada dalam apotek dalam rangka meningkatkan hasil usaha apotek untuk menjadi lebih baik; Mengatur dan mengawasi penyimpanan sediaan farmasi sesuai dengan syarat-syarat teknis farmasi terutama diruang racikan; Melakukan kalkulasi harga obat yang akan dijual sesuai dengan kebijaksanaan harga yang telah ditetapkan; Membina serta memberikan petunjuk teknis kefarmasian kepada karyawan terutama dalam memberikan informasi kepada pasien; Menyusun laporan mamajemen dan pertanggungjawaban bersama bagian administrasi; Memperbaiki pelayanan dan kemajuan apotek serta mempertimbangkan usul dan saran karyawan; Pengadaan dan penyediaan barang termasuk diantaranya kerapian, kebersihan, ketertiban, penyimpanan, pemeliharaan dan keamanannya dalam rangka suplai barang; Melakukan konseling kepada pasien; Pencatatan Medication Record yang sementara disusun Apoteker Pendamping; Melayani pasien dengan Obat Wajib Apotek (OWA) dan pencatatannya. 2) Apoteker Pendamping

Apoteker Pendamping mempunyai tugas dan tanggungjawab diantaranya : Atas pelayanan kefarmasian selama APA tidak ada ditempat; Memenuhi peraturan sebagaimana yang diatur pada Bab VII pasal 14-22 PerMenKes No. 922/MenKes/Per/IX/1993 mengenai Pelayanan Kefarmasian di Apotek; Mengembangkan dan meningkatkan pelayanan kefarmasian, SDM, administrasi dan

54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

kemajuan apotek ; Konseling kepada pasien; Pencatatan medication record; Melayani pasien dengan pengobatan OWA dan melakukan pencatatannya; Bertanggungjawab kepada APA, dan atas persetujuan APA untuk melakukan pembelian (nempil), serta tandatangan surat pesanan obat jika diminta APA ; Bertanggungjawab terhadap pencatatan obat kadaluarsa. 3) Asisten apoteker (AA)

Tugas dan tanggungjawab AA adalah : Membantu APA dalam kegiatan pelayanan resep, serta pelayanan OWA dibawah pengawasan APA/ AP dan obat bebas ; Mencatat dan membuat laporan keluar-masuknya obat generik, psikotropik, narkotik; Laporan obat habis dengan mencatat dalam buku defecta ; Mencatat keluar-masuknya obat, pelayanan serta menyusun obat-obatan di gudang secara alfabetis/ farmasetis; Dalam keadaan darurat dapat menggantikan posisi petugas lain sepereti kasir dan juru resep; AA bertanggungjawab dan berwenang melaksanakan pekerjaan kefarmasian dan membantu APA dalam mengelola keuangan, kegiatan penjualan dan pengelolaan barang; Bertanggungjawab pencatatan obat yang hampir kadaluarsa sesuai saat stock opname. 4) Juru Resep (Reseptir)

Tugas dan tanggungjawab reseptir adalah : Menyelesaikan pelayanan obat racikan sesuai petunjuk APA atau AA; Membantu monitoring, tanggungjawab obat yang kadaluarsa sesuai saat stock opname; Mengirim laporan bulanan (laporan narkotik, psikotropik, statistik resep); Membantu pembayaran pajak, rekening listrik, air. 5) Bagian Keuangan

Tugas dan tanggungjawab bagian keuangan adalah : Mencatat pengeluaran seluruh uang setelah dikalkulasi terlebih dahulu disertai dengan lampiran-lampiran yang dibutuhkan seperti : kuitansi, nota, tanda setoran ataupun lampiran lain yang diperlukan dengan disertai paraf APA/ petugas lain yang telah ditunjuk; Menyetorkan uang/ mengambil uang dari kasir maupun bank.; Melakukan kegiatan yang menyangkut masalah keuangan dan tidak terlepas dari petunjuk APA; Membuat laporan bulanan realisasi data untuk pimpinan apotek, membuat daftar gaji, upah dan pajak; Membuat laporan tahunan pembukuan dan administrasi keuangan (neraca rugi-laba); Membuat laporan hasil penjualan, penjualan kredit dan tagihan serta pengeluaran setiap hari. 6) Bagian Administrasi

Tugas dan tanggung-jawab bagian administrasi adalah : Membuat laporan harian pembelian barang yang dicocokkan dengan penerimaan barang di gudang, hasil penjualan, penjualan kredit dan tagihan serta pengeluaran setiap hari; Administrasi surat-menyurat berupa laporan bulanan narkotik, psikotropik, OGB, statistik resep, tenaga kefarmasian Tugas administrasi meliputi banyak hal. Meliputi administrasi umum dan administrasi pelayanan. Administrasi umum meliputi pencatatan, pengarsipan, pelaporan, dan dokumentasi sesuai peraturan yang berlaku. AA bertugas untuk

55

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

mencatat barang yang terjual di kartu stok obat-obat selain OTC dan kartu stelling untuk obat-obat golongan psikotropika. Untuk pencatatan OTC dan alat kesehatan serta barang lain yang dijual di apotek dilakukan oleh pembantu umum dengan pengawasan AA. Pencatatan di kartu stelling untuk psikotropika dilakukan langsung setelah obat diambil dari wadahnya. Pencatatan narkotika dilakukan langsung oleh APA atau Apoteker Pendamping. Untuk pencatatan narkotika, sekecil mungkin narkotika yang keluar harus dicatat. Dari kartu stok dapat dilihat ketersediaan obat di apotek. Obat-obat yang sudah keluar dicatat di buku defecta juga dilakukan oleh AA. Pemesanan obat dilakukan oleh APA atau Apoteker Pendamping dengan jalan menulis SP (surat pesanan). Pengelolaan dan pengarsipan faktur dilakukan oleh APA atau Apoteker Pendamping maupun AA dengan pengwasan dari apoteker. Pembuatan laporan-laporan yang meliputi laporan tenaga kefarmasian, laporan penggunaan narkotika, laporan penggunaan psikotropika, dan laporan statistik resep dan pelayanan OGB dilakukan oleh Apoteker Pendamping, dengan ditanda-tangani oleh APA. Administrasi pelayanan meliputi pengarsipan resep dan catatan pasien (medication record) dilakukan oleh APA atau Apoteker Pendamping. 7) Bagian Gudang

Tugas dan tanggungjawab bagian gudang adalah : Mencatat keluar-masuknya barang; Melakukan pengecekan terhadap obat-obatan yang mendekati kadaluarsa; Realisasi pengembalian obat; Menyusun rencana pengadaan dan pembelian obat sesuai dengan kebutuhan untuk diajukan kepada APA; Bertanggungjawab terhadap kebersihan ruang, kerapian penyimpanan dan penataan produk di ruangan. Ruangan luar (produk HV dan etalase). Bertanggungjawab terhadap ketersediaan fasilitas pelayanan resep terutama resep racikan seperti : botol, alkohol, kapas, mortir, dll.

Terlihat pada job description yang dimiliki oleh apotek XYZ diatas bahwa

tugas dan tanggung jawab APA adalah membina serta memberikan petunjuk praktis

kefarmasian kepada karyawan terutama dalam memberikan informasi kepada pasien.

Job description tersebut tidak menyebutkan bahwa tugas dari APA adalah

memberikan informasi kepada pasien, sedangkan jika mengacu kepada Keputusan

Menteri Kesehatan No. 1027 tahun 2004 disana disebutkan bahwa salah satu

tanggung jawab apoteker adalah memberikan informasi kepada pasien tidak hanya

sebatas membina dan memberi petunjuk saja. Pembinaan dan pemberian petunjuk

56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

praktis oleh Apoteker Pengelola Apotek dilakukan supaya jika apotek ramai dan

apoteker tidak dapat menangani semua pasien maka pemberian informasi masih dapat

berlangsung yang dilakukan oleh karyawan lain.

Job description yang tertulis dimiliki oleh 26 apotek (44,8%), sedangkan 32

apotek (55,2%) tidak memiliki job description. Karena masih banyak apotek di Kota

Yogyakarta yang tidak memiliki pembagian tugas yang tertulis maka ada

kemungkinan para petugas di apotek yang tidak mengetahui tugas dan wewenangnya

sehingga kemungkinan ada pekerjaan yang seharusnya bukan menjadi wewenangnya

ternyata dikerjakan oleh petugas tersebut.

Ada tidaknya job description tertulis di apotek

45%

55%

AdaTidak

Gambar 13. Ada tidaknya job description tertulis di apotek

6. Jumlah rata-rata resep yang masuk ke apotek tiap bulan dan jumlah dokter

praktek di apotek

Lebih dari setengah apotek di Kota Yogyakarta memiliki jumlah resep yang

masuk ke apotek tiap bulan lebih dari 60 lembar resep (55,2%), 40 s/d 60 lembar

resep sebanyak 6 apotek (10,3%), dan yang kurang dari 40 lembar resep adalah 20

57

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

apotek (34,5%). Jumlah lembar resep yang masuk ke apotek kemungkinan di

pengaruhi oleh lama apotek buka perhari, jumlah hari apotek buka selama seminggu,

adanya praktek dokter, dan faktor lain seperti lokasi yang berdekatan dengan pusat

kesehatan atau lokasi yang ramai. Apotek yang memiliki lembar resep lebih dari 60

lembar tiap bulan, 80,64% (25 apotek) diantaranya adalah apotek yang memiliki

praktek dokter.

Lembar resep yang masuk ke apotek per bulan

34.5

10.3

55.2

0

10

20

30

40

50

60

< 40 lembar 40 s/d 60 lembar > 60 lembar

Jumlah lembar resep

Pers

enta

se a

pote

k (%

)

Gambar 14. Rata-rata lembar resep yang masuk ke apotek tiap bulan

Apotek dengan lembar resep lebih dari 60 /bln dengan ada tidaknya praktek dokter

81%

19%

AdaTidak

58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Gambar 15. Apotek dengan lembar resep lebih dari 60 lembar per bulan dengan ada tidaknya praktek dokter

Hampir 75% apotek di Kota Yogyakarta memiliki dokter praktek yaitu 1 s/d

2 dokter sebanyak 29 apotek (50,0%), 3 s/d 4 dokter sebanyak 11 apotek (19,0%),

lebih dari 4 dokter sebanyak 3 apotek (5,2%), dan sisanya 15 apotek (25,9%) tidak

memiliki dokter praktek.

Jumlah dokter praktek di apotek

25.9

50

19

5.2

0

10

20

30

40

50

60

Tidak ada 1 s/d 2 3 s/d 4 > 4

Jumlah dokter praktek

Pers

enta

se a

pote

k (%

)

Gambar 16. Jumlah dokter praktek di apotek

7. Jumlah asisten apoteker yang dimiliki apotek

Asisten apoteker boleh melakukan kegiatan pengelolaan apotek tetapi

sebatas membantu Apoteker Pengelola Apotek. Asisten apoteker hanya bersifat

membantu maka sebenarnya Apoteker Pengelola Apotek tetap harus terlibat secara

langsung dengan mengawasi dalam keseluruhan proses pelayanan resep dan tidak

menyerahkan sepenuhnya kepada asisten apoteker.

Adanya asisten apoteker di apotek dapat mengurangi peran dari apoteker

sebab ada Apoteker Pengelola Apotek yang cenderung menyerahkan semua pekerjaan

yang menjadi tugasnya kepada asisten apoteker. Namun adanya asisten apoteker di

59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

apotek dapat membantu kerja dari apoteker terutama untuk apotek yang ramai.

Apoteker dapat memfokuskan dalam pengecekan obat yang akan diserahkan kepada

pasien, pemberian informasi, dan melakukan konseling kepada pasien sedangkan

untuk kegiatan lain dapat dilakukan oleh asisten apoteker tetapi apoteker. Untuk

apotek yang kurang ramai apoteker dapat melakukan seluruh kegiatan pelayanan

resep mulai dari menerima resep sampai pada penyerahan obat kepada pasien tetapi

untuk apotek yang ramai dapat dilakukan pembagian tugas.

Jumlah asisten apoteker yang dimiliki apotek berpengaruh pada lama

pelayanan resep di apotek karena tidak mungkin jika apotek dalam keadaan ramai

apoteker dapat mengerjakan seluruh proses dalam pelayanan resep secara sendirian.

Jumlah asisten apoteker yang sedikit dibandingkan dengan jumlah resep yang masuk

dapat menyebabkan pelayanan resep menjadi lebih lama. Jumlah asisten apoteker

harus disesuaikan dengan ramai tidaknya apotek supaya lama pelayanan resep di

apotek yang sudah ditetapkan dapat dilaksanakan.

60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Jumlah AA yang dimiliki apotek

6.9

60.3

32.8

0

10

20

30

40

50

60

70

Tidak ada 1 s/d 2 3/ lebih

Jumlah AA

Pers

enta

se a

pote

k (%

)

Gambar 17. Jumlah AA yang dimiliki apotek

Hasil penelitian menunjukkan ada 4 apotek (6,9%) dari 58 apotek yang

disurvei tidak memiliki asisten apoteker, dan kebanyakan apotek (60,3%) memiliki

asisten apoteker 1 s/d 2 orang. Apotek yang memiliki asisten apoteker 3 orang atau

lebih sebanyak 19 apotek (32,8%).

8. Jumlah petugas lain yang bukan tenaga kefarmasian

Petugas lain yang bukan tenaga kefarmasian di apotek diantaranya adalah

petugas administratif (kasir), pengantar obat, satpam dan petugas untuk menggerus

obat. Petugas-petugas ini diperlukan dalam menunjang pelayanan di apotek. Tidak

semua apotek di Kota Yogyakarta memiliki petugas yang bukan merupakan tenaga

kefarmasian. Ada 7 apotek (12,1%) tidak memiliki petugas yang bukan tenaga

kefarmasian. Ada 23 apotek (39,7%) memiliki 1 s/d 2 orang . Dan yang paling

61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

banyak yaitu 28 apotek (48,3%) memiki petugas yang bukan dari kefarmasian yaitu

3 orang atau lebih.

Jumlah petugas lain yang dimiliki apotek

12.1

39.7

48.3

0

10

20

30

40

50

60

Tidak ada 1 s/d 2 3/ lebih

Jumlah petugas lain

Pers

enta

se a

pote

k (%

)

Gambar 18. Jumlah petugas lain yang bukan tenaga kefarmasian yang dimiliki apotek

9. Rata-rata umur APA

Peneliti menduga bahwa ada hubungan antara umur Apoteker Pengelola

Apotek dengan frekuensi kehadirannya di apotek. Hal ini dapat di lihat bahwa dari 23

Apoteker Pengelola Apotek yang berumur kurang dari 30 tahun ada sebanyak 20

APA (87,0%) yang datang ke apotek rata-rata 6-7 hari. Frekuensi yang lebih rendah

ditunjukkan oleh Apoteker Pengelola Apotek yang berumur lebih dari 50 tahun yaitu

dari 14 APA hanya 21,4% (3 APA) yang datang ke apotek rata-rata 6-7 hari.

62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Jumlah hari APA bekerja di apotek berdasarkan umur APA

0.011.5

88.5

14.3

64.3

21.4

0

20

40

60

80

100

< 3 hari 3 s/d 5 hari 6 s/d 7 hari

Jumlah hari

Pers

enta

se A

PA (%

)

Umur APAkurang 30tahun

Umur APAlebih 50tahun

Gambar 19. Jumlah hari APA bekerja di apotek per minggu berdasarkan umur APA

Rata-rata umur APA

39.736.2

24.1

0

10

20

30

40

50

< 30 tahun 30 s/d 50 tahun > 50 tahun

Umur

Pers

enta

se A

PA (%

)

Gambar 20. Rata-rata umur APA

Penelitian mengenai adanya hubungan antara umur APA dengan frekuensi

kehadirannya di apotek perlu dicari. Jika ternyata benar ada hubungan antara umur

APA dan frekuensi kehadinnya di apotek perlu juga dicari faktor-faktor yang

menyebabkan kenapa umur bisa berpengaruh terhadap frekuensi kehadiran. Apoteker

Pengelola Apotek bekerja di apotek Kota Yogyakarta kebanyakan berusia kurang dari

63

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

30 tahun (39,7%), dan yang berusia 30 s/d 50 tahun sebanyak 21 APA (36,2%),

sisanya berusia lebih dari 50 tahun sebanyak 14 APA (24,1%).

10. Pengalaman Apoteker Pengelola Apotek bekerja sebagai apoteker di apotek.

Sesuai perundang-undangan yang berlaku diharapkan APA semakin

memahami tugas dan tanggung jawab yang dilakukan dalam pekerjaannya sebagai

apoteker dan semakin lama pengalaman bekerja sebagai apoteker seharusnya semakin

menambah pemahaman apoteker mengenai peran dan tanggung jawab sebagai

apoteker. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk APA yang memiliki

pengalaman kurang dari 2 tahun memiliki frekuensi kehadiran lebih besar dari pada

APA yang memiliki pengalaman lebih dari 12 tahun yaitu sebanyak 90% (9) APA

yang memiliki pengalaman kurang dari 2 tahun datang ke apotek rata-rata 6-7 hari.

Sedangkan APA yang memiliki pengalaman lebih dari 12 tahun ada 3 APA (21,4%)

yang datang ke apotek rata-rata 6-7 hari (lihat gambar 21).

Terlihat pada gambar 21 bahwa apoteker yang memiliki pengalaman bekerja

sebagai apoteker di apotek kurang dari 2 tahun sebanyak 10 APA (17,2%). Apoteker

Pengelola Apotek yang memiliki pengalaman 2 s/d 20 tahun sebanyak 20 APA

(34,5%). Apoteker Pengelola Apotek yang memiliki pengalaman 4 s/d 12 tahun

sebanyak 14 APA (24,1%). Sedangkan yang memiliki pengalaman lebih dari 12

tahun sebanyak 14 APA (24,1%).

64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Jumlah hari APA bekerja di apotek berdasarkan pengalaman

10.00.0

90.0

7.1

71.4

21.4

020406080

100

< 3 hari perminggu

3 s/d 5 hari perminggu

6 s/d 7 hari perminggu

Jumlah hari

Pers

enta

se A

PA (%

)

PengalamanAPA <2tahun

PengalamanAPA >12tahun

Gambar 21. Jumlah hari APA bekerja di apotek berdasarkan pengalaman

Lama pengalaman APA bekerja sebagai apoteker di apotek

17.2

34.5

24.1 24.1

05

10152025303540

< 2 2 s/d 4 4 s/d 12 > 12

Lama pengalaman (tahun)

Pers

enta

se A

PA (%

)

Gambar 22. Lama pengalaman APA bekerja sebagai apoteker di apotek

Apoteker pengelola apotek yang bekerja di Kota Yogyakarta hanya terdapat

17,2% yang memiliki pengalaman bekerja sebagai Apoteker Pengelola Apotek

kurang dari 2 tahun dengan demikian diharapkan Apoteker Pengelola Apotek

memahami perannya dalam pelayanan resep karena telah memiliki pengalaman dalam

65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

melayani pasien. Apoteker harus bisa memahami kegiatan mana yang sebaiknya

dilakukan sendiri atau mana kegiatan yang dapat diserahkan kepada petugas lain.

11. Penuh tidaknya APA bekerja di apotek

Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik

Indonesia Nomor 102 tahun 2004 tentang waktu kerja dan upah kerja lembur, waktu

kerja pekerja ditetapkan sebagai berikut:

a. tujuh (7) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6

(enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau

b. delapan (8) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk

5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.

Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktu kerja

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat (2) harus memenuhi syarat : ada

persetujuan pekerja/buruh yang bersangkutan; dan waktu kerja lembur hanya dapat

dilakukan paling banyak 3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam

dalam 1 (satu) minggu.

Istilah kerja penuh waktu digunakan untuk waktu kerja yang sesuai dengan

Keputusan Menteri tersebut yang umumnya dianggap dengan waktu yang wajar

untuk bekerja. Sedangkan istilah paruh waktu digunakan untuk waktu kerja yang

kurang dari ketentuan tersebut. Surat Keputusan Menteri Kesehatan no. 831/PH/64/B

66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Apoteker Pengelola Apotek harus bekerja penuh waktu di apotek. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa tidak semua Apoteker Pengelola Apoteker pengelola apotek

yang disurvei bekerja penuh waktu yaitu sebanyak 23 APA (39,7%) dan 35 APA

(60,3%) bekerja penuh

Penuh tidaknya apa bekerja di apotek

60%

40%Ya

Tidak

Gambar 23. Penuh tidaknya APA bekerja di apotek

12. Ada tidaknya pekerjaan lain disamping sebagai APA

Faktor yang juga diduga mempengaruhi kehadiran Apoteker Pengelola

Apotek adalah adanya pekerjaan lain disamping sebagai APA. Separoh Apoteker

Pengelola Apotek memiliki pekerjaan lain disamping sebagai APA dan separoh

Apoteker Pengelola Apotek tidak memiliki pekerjaan lain.

Apoteker Pengelola Apotek yang tidak memiliki pekerjaan lain memiliki

frekuensi kedatangan ke apotek lebih besar di bandingkan dengan apoteker pengelola

apotek yang memiliki pekerjaan lain. Ada sebanyak 89,7% Apoteker Pengelola

Apotek yang tidak memiliki pekerjaan lain disamping sebagai APA datang ke apotek

67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

rata-rata 6-7 hari. Sedangkan untuk APA yang memiliki pekerjaan lain ada sebanyak

34,5% yang datang ke apotek rata-rata 6-7 hari.

APA punya pekerjaan lain atau tidak

50%50%Ya

Tidak

Gambar 24. Punya tidaknya pekerjaan lain disamping sebagai APA

Jumlah hari APA bekerja di apotek berdasarkan punya tidaknya bekerjaan lain

0.010.3

89.7

10.3

55.2

34.5

020406080

100

< 3 hari perminggu

3 s/d 5 hari perminggu

6 s/d 7 hari perminggu

Jumlah hari

Pers

enta

se (%

)

APA tidakmemilikipekerjaan lain

APA memilikipekerjaan lain

Gambar 25. Jumlah hari APA bekerja di apotek berdasarkan punya tidaknya

pekerjaan lain

B. Deskripsi Mengenai Persepsi APA terhadap Perannya dalam Pelayanan

Resep

1. Skrining resep

68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Tujuan dari skrining resep adalah untuk menilai apakah resep yang

diberikan oleh dokter rasional untuk kebutuhan klinis pasien karena pada dasarnya

penulis resep/ dokter adalah orang yang pertama kali dapat mencegah terjadinya

medication error. Menurut Santoso (1996) prinsip dari peresepan yang rasional

adalah memenuhi kriteria efektif, aman, dan ekonomis. Agar kriteria kerasionalan

peresepan terpenuhi, obat yang diresepkan harus: tepat indikasi, tepat obat, tepat

pasien, tepat dosis dan cara pemberian, tepat informasi, tepat evaluasi dan tindak

lanjut (Santoso, 1996). Skrining resep yang dilakukan dengan cermat dapat mencegah

terjadinya medication error.

a. Skrining administratif resep

Tujuan dilakukan skrining administratif resep adalah untuk mengetahui

keabsahan resep, memudahkan apoteker untuk menghubungi dokter jika ada hal-hal

yang kurang jelas berkaitan dengan resep, dan untuk mengetahui apakah apotek

memiliki obat sesuai yang diminta di dalam resep.

Skrining administratif resep yaitu meliputi nama, SIP, alamat dokter tidak

dilakukan oleh petugas di 2 apotek (3,4%). Sedangkan apotek yang petugasnya

melakukan skrining nama, SIP, alamat dokter yang paling sering melakukan ketika

APA berada di apotek adalah APA sebanyak 62,1%. Apoteker Pendamping yang

melakukan 1,2%, AA 31,0%.

Skrining tanggal penulisan resep tidak dilakukan oleh petugas di 1,7%

apotek. Untuk apotek yang tenaga kefarmasiannya melakukan yaitu 62,1% adalah

69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

dilakukan oleh APA, 3,4% oleh Apoteker Pendamping, 32,8% oleh AA, dan tidak

ada petugas yang bukan tenaga kefarmasian yang melakukan.

Skrining tanda tangan/ paraf dokter tidak dilakukan oleh petugas di 3,4%

apotek. Sedangkan apotek yang tenaga kefarmasiannya melakukan skrining yang

lebih sering melakukan ketika APA berada di apotek adalah APA sebanyak 62,1%.

Lainnya dilakukan oleh Apoteker Pendamping sebanyak 3,4% apotek, 31,0% AA,

dan tidak ada petugas yang bukan tenaga kefarmasian yang melakukan.

Skrining nama obat, potensi, dosis, jumlah yang diminta tidak dilakukan

petugas di 1,7% apotek. Apotek yang tenaga kefarmasiannya melakukan skrining

tersebut yang paling sering melakukan ketika Apoteker Pengelola Apotek berada di

apotek adalah APA sebanyak 62,1%. Lainnya dilakukan oleh Apoteker Pendamping

(3,4%), dan asisten apoteker (32,8%). Tidak ada petugas selain tenaga kefarmasian

yang melakukan.

Skrining nama obat, potensi, dosis, jumlah yang diminta, dilakukan oleh

petugas di semua apotek yang disurvei. Ketika Apoteker Pengelola Apotek berada di

apotek skrining tersebut dilakukan oleh 72,4% APA, 3,4% Apoteker Pendamping,

24,1% AA, dan tidak ada petugas selain tenaga kefarmasian yang melakukan.

Skrining cara pemakaian yang jelas dilakukan oleh tenaga kefarmasian di

semua apotek yang disurvei. Ketika Apoteker Pengelola Apotek berada di apotek

skrining tersebut dilakukan oleh 74,1% APA, 3,4% Apoteker Pendamping, 22,4%

AA, dan tidak ada petugas selain tenaga kefarmasian yang melakukan.

70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Yang lebih sering melakukan skrining administratif resep ketika APA berada di apotek

62,1 62,1 62,1 62,1

72,4 74,1

3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4

31,0 32,8 31,0 32,8

24,1 22,4

0 0 0 0 0 03,4 1,7 3,4 1,7 0 0

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Nama, SIP,alamat dokter

Tgl penulisanresep

Tanda tangan/paraf dokter

Nama, alamat,umur pasien, jeniskelamin, dan berat

badan pasien

Nama obat,potensi, dosis,jumlah yang

diminta

Cara pemakaianyang jelas

Skrining administratif

Pers

enta

se (%

) Apoteker Pengelola ApotekApoteker PendampingAsisten ApotekerBukan tenaga kefarmasiantidak dilakukan

Gambar 26. Petugas yang lebih sering melakukan skrining administratif resep ketika APA berada di apotek

71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

b. Skrining kesesuaian farmasetik

Skrining kesesuaian farmasetik meliputi bentuk sediaan, dosis, potensi,

stabilitas, inkompabilitas, cara, dan lama pemakaian (Anonim, 2004a). Tujuan

dilakukan skrining ini adalah untuk mengetahui kesesuaian obat di dalam resep

dengan kondisi pasien dan untuk mengetaui apakah sediaan obat dapat dibuat atau

tidak.

Hasil penelitian menunjukkan skrining kesesuaian farmasetik yaitu bentuk

sediaan tidak dilakukan oleh petugas di 1,7% apotek. Apotek yang tenaga

kefarmasiannya melakukan paling banyak skrining tersebut dilakukan oleh APA

yaitu 70,7% apotek, sisanya dilakukan oleh Apoteker Pendamping (3,4%) dan AA

sebanyak 24,1%. Tidak ada petugas selain tenaga kefarmasian yang melakukan.

Skrining terhadap dosis tidak dilakukan petugas di 1,7% apotek. Untuk

apotek yang tenaga kefarmasiannya melakukan 79,3% adalah oleh APA, 1,7% oleh

Apoteker Pendamping, 17,2% oleh AA, dan tidak ada petugas selain dari farmasi

yang melakukan.

Skrining terhadap potensi obat tidak dilakukan oleh petugas di 15,5%

apotek. Sedangkan apotek yang tenaga kefarmasiannya melakukan skrining tersebut,

yang lebih sering melakukan ketika APA berada di apotek adalah APA sebanyak

75,9%. Lainnya dilakukan oleh Apoteker Pendamping sebanyak 1,7% apotek, 6,9%

AA, dan tidak ada petugas selain tenaga kefarmasian yang melakukan.

72

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Skrining terhadap stabilitas obat tidak dilakukan oleh petugas di 22,4%

apotek. Apotek yang tenaga kefarmasiannya melakukan skrining tersebut yang

paling sering melakukan ketika Apoteker Pengelola Apotek berada di apotek adalah

APA sebanyak 67,2%. Lainnya dilakukan oleh Apoteker Pendamping (1,7%), dan

asisten apoteker (8,6%). Tidak ada petugas selain tenaga kefarmasian yang

melakukan.

Skrining terhadap inkompatibilitas tidak dilakukan oleh petugas di 19,0%

apotek. Untuk apotek yang tenaa kefarmasiannya melakukan skrining ketika

Apoteker Pengelola Apotek berada di apotek skrining tersebut dilakukan oleh 70,7%

APA, 1,7% Apoteker Pendamping, 8,6% AA, dan tidak ada petugas selain tenaga

kefarmasian yang melakukan.

Skrining lama dan cara pemberian tidak dilakukan oleh petugas di 1,7%

apotek yang disurvei. Sedangkan apotek yang tenaga kefarmasiannya melakukan

skrining ketika Apoteker Pengelola Apotek berada di apotek skrining tersebut

dilakukan oleh 77,6% APA, 3,4% Apoteker Pendamping, 17,2% AA, dan tidak ada

petugas selain tenaga kefarmasian yang melakukan.

Terlihat pada gambar 27 bahwa apotek yang petugasnya tidak melakukan

skrining kesesuaian farmasetika terhadap potensi, dosis, dan inkompatibilitas lebih

besar dari skrining terhadap bentuk sediaan, dosis, cara dan lama pemberian. Hal ini

kemungkinan disebabkan apoteker kurang menguasai dalam hal tersebut.

73

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Yang lebih sering melakukan skrining kesesuaian farmasetik resep ketika APA berada di apotek

70,7

79,375,9

67,270,7

77,6

3,4 1,7 1,7 1,7 1,7 3,4

24,117,2

6,9 8,6 8,6

17,2

0 0 0 0 0 01,7 1,7

15,522,4

19

1,70

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Bentuk

sedia

an

Dosis

Potens

i

Stabilit

asInk

ompa

tibilit

as

Cara da

n lam

a pem

beria

n

Skrining kesesuaian farmasetik

Pers

enta

se (%

) Apoteker Pengelola ApotekApoteker PendampingAsisten ApotekerBukan tenaga kefarmasiantidak dilakukan

Gambar 27.Petugas yang lebih sering melakukan skrining kesesuaian farmasetik ketika APA berada di apotek

74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

c. Pertimbangan klinis

Skrining pertimbangan klinis meliputi adanya alergi, efek samping,

interaksi, kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat, dan lain-lain) (Anonim, 2004a).

Diketahui dari hasil penelitian bahwa pertimbangan klinis terhadap adanya

alergi tidak dilakukan oleh petugas di 12,1% apotek. Untuk apotek yang tenaga

kefarmasiannya melakukan 79,3% adalah oleh APA, 1,7% oleh Apoteker

Pendamping, 17,2% oleh AA, dan tidak ada petugas selain tenaga kefarmasian yang

melakukan.

Pertimbangan klinis terhadap efek samping obat tidak dilakukan oleh

petugas di 12,1% apotek. Sedangkan apotek yang tenaga kefarmasiannya melakukan

pertimbangan tersebut yang lebih sering melakukan ketika APA berada di apotek

adalah APA sebanyak 79,3%. Lainnya dilakukan oleh Apoteker Pendamping

sebanyak 3,4% apotek, 5,2% AA, dan tidak ada petugas selain tenaga kefarmasian

yang melakukan.

Pertimbangan klinis terhadap interaksi tidak dilakukan oleh petugas di

19,0% apotek. Apotek yang tenaga kefarmasiannya melakukan pertimbangan

tersebut yang paling sering melakukan ketika Apoteker Pengelola Apotek berada di

apotek adalah APA sebanyak 74,1%. Lainnya dilakukan oleh Apoteker Pendamping

(3,4%), dan asisten apoteker (3,4%). Tidak ada petugas selain tenaga kefarmasian

yang melakukan.

Pertimbangan klinis terhadap kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat, dll)

tidak dilakukan oleh petugas di 8,6% apotek. Untuk apotek yang melakukan

75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

pertimbangan tersebut ketika Apoteker Pengelola Apotek berada di apotek

pertimbangan tersebut dilakukan oleh 81,0% APA, 3,4% Apoteker Pendamping,

6,9% AA, dan tidak ada petugas selain tenaga kefarmasian yang melakukan.

Yang lebih sering melakukan skrining pertimbangan klinis ketika

APA berada di apotek

79.3 79.374.1

81

1.7 3.4 3.4 3.46.9 5.2 3.4 6.90 0 0 012.1 12.1

198.6

0102030405060708090

Adanya alergi Efek samping Interaksi Kesesuaian(dosis,durasi,

jumlah obatdll)

Skrining pertimbangan klinis

Per

sent

ase

(%)

Apoteker Pengelola ApotekApoteker PendampingAsisten ApotekerBukan tenaga kefarmasiantidak dilakukan

Gambar 28. Petugas yang lebih sering melakukan skrining pertimbangan klinis ketika APA berada di apotek

d. Apakah apotek melakukan komunikasi dengan dokter apabila ada keraguan

terhadap resep?

Pelayanan resep sepenuhnya merupakan tanggung jawab Apoteker

Pengelola Apotek (APA) oleh karena itu apabila apoteker menganggap bahwa dalam

resep terdapat kekeliruan atau penulisan resep tidak tepat, apoteker harus

memberitahukan kepada dokter penulis resep. Apabila ternyata dokter penulis resep

tetap pada pendiriannya, dokter wajib menyatakannya secara tertulis atau

membubuhkan tanda tangan yang lazim di atas resep (Anonim, 1993). Sesuai standar

76

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

kompetensi di apotek apoteker perlu mengambil tindakan profesi atas persetujuan

pasien berupa penyelesaian sementasra masalah obat untuk menghindari

meningkatnya morbiditas pasien jika komunikasi dengan dokter tidak dimungkinkan.

Kemampuan apoteker untuk berkomunikasi dengan dokter sangat

diperlukan oleh karena itu apoteker tidak seharusnya menyerahkan tugas tersebut

kepada orang lain karena apotekerlah yang paling kompeten dan juga memiliki

kedudukan yang sejajar dengan dokter. Apabila yang melakukan komunikasi dengan

dokter bukan apoteker sendiri misalkan saja petugas lain yang berada di bawah

apoteker maka ada kemungkinan dokter kurang merespon apa yang dikomunikasikan

karena dokter menganggap kurang kompeten.

Hasil penelitian dapat dilihat dalam gambar 29 yaitu petugas di semua

apotek yang disurvei melakukan komunikasi dengan dokter apabila ada keraguan

terhadap resep. Komunikasi tersebut dilakukan oleh 86,2% APA ketika Apoteker

Pengelola Apotek berada di apotek, 1,7% dilakukan oleh Apoteker Pendamping, dan

12,1% dilakukan oleh AA. Tidak ada petugas selaian dari farmasi yang melakukan

komunikasi tersebut.

Data tersebut dapat diartikan bahwa 86,2% Apoteker Pengelola Apotek

selama di apotek cukup berperan dalam melakukan komunikasi dengan dokter

apabila ada keraguan terhadap resep dan sisanya yaitu 13,8% Apoteker Pengelola

Apotek kurang berperan selama di apotek dalam melakukan komunikasi dengan

dokter.

77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Yang lebih sering melakukan komunikasi dengan dokter apabila ada keraguan resep ketika APA berada di apotek

86.2

1.712.1

0.0 0.00

102030405060708090

100

ApotekerPengelola

Apotek

ApotekerPendamping

AsistenApoteker

Bukan tenagakefarmasian

Tidak dilakukan

Petugas

Persentase (%)

Gambar 29. Petugas yang lebih sering melakukan komunikasi dengan dokter jika ada keraguan ketika APA berada di apotek

e. Apakah obat untuk pasien tidak mampu diusulkan kepada dokter untuk diganti

dengan obat generik?

Apoteker berkewajiban untuk melayani resep sesuai dengan tanggung

jawab dan keahlian profesinya yang berorientasi pada kepentingan masyarakat tetapi

apoteker tidak diizinkan untuk mengganti obat generik yang ditulis dalam resep

dengan paten yang mungkin akan memberikan profit yang lebih besar bagi apotek.

Pada dasarnya apoteker tidak boleh mengganti obat yang tertulis di dalam resep

dengan padanannya namun pasien memiliki hak untuk memilih obat yang

dikehendakinya dan apoteker boleh melayani asalkan mutu obat terjamin. Apabila

ada pasien yang tidak mampu menebus obat yang tertulis di dalam resep apoteker

sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk pemilihan obat yang lebih tepat. Hal ini

bisa dengan mengusulkan obat dalam resep tersebut untuk diganti dengan

78

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

padanannya berupa obat generik. Cara lain yang juga bisa dilakukan oleh apotek

adalah dengan memberikan potongan harga tertentu kepada pasien, tetapi jika pasien

benar-benar tidak mampu menebusnya baru diusulkan kepada dokter penulis resep.

yang lebih sering melakukan usul penggantian obat dengan obat generik kepada dokter ketika APA berada di apotek

72.4

1.78.6

0.0

17.2

0

20

40

60

80

ApotekerPengelola Apotek

ApotekerPendamping

Asisten Apoteker Bukan tenagakefarmasian

tidak dilakukan

Petugas

Pers

enta

se (%

)

Gambar 30. Petugas yang lebih sering melakukan usul penggantian obat dengn obat

generik kepada dokter jika ada pasien yang tidak mampu ketika APA berada di apotek

Diketahui dari hasil penelitian bahwa obat untuk pasien tidak mampu tidak

diusulkan untuk diganti dengan obat generik oleh petugas di 17,2% apotek. Apotek

yang tenaga kefarmasiannya melakukan usul kepada dokter 72,4% dilakukan oleh

APA ketika Apoteker Pengelola Apotek berada di apotek, 1,7% dilakukan oleh

Apoteker Pendamping, 8,6% dilakukan oleh asisten apoteker, dan petugas selain

tenaga kefarmasian tidak ada yang melakukan.

Artinya bahwa ada sebanyak 72,4% Apoteker Pengelola Apotek selama di

apotek cukup berperan dalam melakukan usul untuk penggantian resep kepada

79

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

dokter apabila apoteker menemui pasien yang tidak mampu menebus obatnya. Dan

sisanya Apoteker Pengelola Apotek selama di apotek tidak berperan dalam

melakukan usul penggantian obat kepada dokter.

2. Peracikan, Pengetiketan, dan penyerahan obat

a. Prosedur HTKP (harga, timbang, kemas, penyerahan)

Peracikan: merupakan kegiatan menyiapkan, menimbang, mencampur,

mengemas, dan memberikan etiket pada wadah. Dalam melaksanakan peracikan

obat, harus dibuat suatu prosedur tetap dengan memperhatikan dosis, jenis, dan

jumlah obat serta penulisan etiket yang benar (Anonim, 2004a). Didalam prosedur

standar operasi apoteker di apotek dalam hal dispensing tugas dari apoteker adalah

menyiapkan item obat yang dibutuhkan berdasarkan peraturan yang berlaku, standar

etika, standar praktek dan ilmu kefarmasian; memberi label atau etiket pada obat

yang telah disiapkan dengan informasi yang dijamin lengkap dan memadai;

menyerahkan obat kepada pasien diikuti dengan pemberian informasi yang memadai

dan dibutuhkan pasien; memberikan motivasi pada pasien untuk mematuhi terapi

obat yang direncanakan; mendokumentasikan segala sesuatu yang telah dilakukan;

memastikan setiap tahap proses dispensing dilakukan mengikuti prosedur tetap yang

disepakati; memonitor dan evaluasi sistem dan praktek dispensing yang telah

dilakukan.

80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Yang lebih sering melakukan pelayanan resep dengan prosedur pemberian harga, penimbangan, pengemasan, dan penyerahan ketika APA berada di apotek

41.4

1.7

53.4

1.7 1.7

0102030405060

ApotekerPengelola Apotek

ApotekerPendamping

Asisten Apoteker Bukan tenagakefarmasian

tidak dilakukan

Petugas

Pers

enta

se (%

)

Gambar 31. Petugas yang lebih sering melakukan pelayanan resep dengan prosedur pemberian harga, penimbangan, pengemasan, penyerahan obat ketika APA berada di

apotek

Dengan prosedur yang rapi maka terjadinya medication error dapat

dikurangi. Prosedur tetap juga dapat menjadikan pelayanan resep menjadi efisien

karena urutan dari kegiatan sudah tertata dengan jelas. Dalam hal efisiensi waktu ini

maka apotek dapat mengukur lama pelayanan dengan menggunaakan waktu. Jika

lama pelayanan resep dari mulai masuk sampai dapat diserahkan kepada pasien

ditentukan maka pasien dapat merasa lebih nyaman karena tahu berapa lama harus

menunggu. Secara garis besar adalah yaitu setelah resep diterima kemudian

dilakukan skining kemudian diberi harga, jika pasien setuju maka dilakukan

penyiapan obat (peracikan), obat diberi etiket dan dikemas lalu dilakukan penyerahan

oleh apoteker.

81

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 41,4% apotek yang tidak

memiliki prosedur tetap (lihat gambar 11). Diketahui bahwa kegiatan pelayanan

resep dengan urutan pemberian harga, penimbangan, pengemasan, dan penyerahan

obat hampir dilakukan oleh semua apotek yaitu sebanyak 98,3% apotek dan hanya

1,7% yang tidak melakukan prosedur tersebut. Lebih jelas lihat pada gambar 31.

Dapat dilihat di dalam gambar 31 bahwa apotek di Kota Yogyakarta

terdapat 41,4% yang Apoteker Penelola Apoteknya berperan dalam pemberian harga,

penimbangan, pengemasan, dan penyerahan obat selama Apoteker Pengelola Apotek

tersebut berada di apotek. Sedangkan sisanya menyerahkan tugas tersebut kepada

petugas lain.

b. Pengecekan

Hal-hal yang perlu diperiksa sebelum obat diserahkan kepada pasien adalah

etiket dan obat apakah sudah sesuai. Etiket harus jelas, mudah dibaca dan memuat

informasi yang dibutuhkan pada pasien. Obat hendaknya dikemas dengan rapi dalam

kemasan yang cocok sehingga terjaga kualitasnya.

Pengecekan terhadap mutu fisik obat dilakukan oleh petugas di semua

apotek. Sebanyak 70,7% APA ketika berada di apotek melakukan pengecekan

tersebut, 5,2% dilakukan oleh Apoteker Pendamping, 22,4% dilakukan oleh asisten

apoteker, dan petugas selain tenaga kefarmasian yang melakukan pengecekan mutu

fisik obat sebanyak 1,7%.

82

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Yang lebih sering melakukan pengecekan terhadap mutu fisik dan etiket ketika APA berada di apotek

70.7

5.2

22.4

1.7 0

53.4

3.4

43.1

0 00

1020304050607080

Apotek

er Peng

elola

Apotek

Apotek

er Pend

ampin

g

Asisten

Apoteke

r

Bukan

tenag

a kefa

rmas

ian

tidak

dilak

ukan

Petugas

Per

sent

ase

(%)

Mutu fisik obatpengetiketan dengan jelas

Gambar 32. Petugas yang lebih sering melakukan pengecekan terhadap mutu fisik obat dan

pengetiketan dengan jelas ketika APA berada di apotek

Semua apotek petugasnya melakukan pengecekan terhadap pemberian

etiket dengan jelas. Kegiatan tersebut dilakukan oleh 53,4% APA ketika berada di

apotek, Apoteker Pendamping 3,4%, asisten apoteker 43,1%, dan tidak ada petugas

selain tenaga kefarmasian yang melakukan.

c. Pemeriksaan akhir kesesuaian resep dengan obat yang akan diserahkan pasien

Sebelum obat diserahkan kepada pasien, harus dilakukan pemeriksaan akhir

terhadap kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat dilakukan oleh

apoteker disertai pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien dan tenaga

kesehatan (Anonim, 2004a). Semua apotek petugasnya melakukan pemeriksaan akhir

terhadap kesesuaian resep dengan obat yang akan diserahkan kepada pasien.

Kegiatan tersebut ketika Apoteker Pengelola Apotek berada di apotek dilakukan oleh

83

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

75,9% APA, 3,4% Apoteker Pendamping, dan 20,7% asisten apoteker. Petugas

selain tenaga kefarmasian tidak melakukan kegiatan tersebut.

Yang lebih sering melakukan pemeriksaan akhir kesesuaian resep dengan obat yang akan diserahkan kepada pasien ketika APA berada di apotek

75.9

3.4

20.7

0.0 0.0

Apoteker PengelolaApotek

ApotekerPendamping

Asisten Apoteker Bukan tenagakefarmasian

tidak dilakukan

Petugas

Pers

enta

se (%

)

Gambar 33. Petugas yang lebih sering melakukan pemeriksaan akhir kesesuaian resep dengan obat yang akan diserahkan kepada pasien ketika APA berada di apotek

3. Informasi dan konseling

a. Informasi

Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan mudah

dimengerti, akurat, tidak bias, etis, dan bijaksana serta sesuai perkembangan terkini.

Informasi obat kepada pasien sekurang-kurangnya meliputi: cara pemakaian obat,

cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, makanan dan minuman serta

aktivitas yang harus dihindari selama mengkonsumsi obat (Anonim, 2004a).

Informasi obat merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas kesehatan

84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

masyarakat karena dengan informasi obat maka masyarakat dapat menggunakan

obatnya dengan rasional.

Informasi obat mengenai cara pemakaian dilakukan petugas di semua

apotek. Ketika Apoteker Pengelola Apotek berada di apotek yang melakukan adalah

81,0% adalah APA, 3,4% Apoteker Pendamping, 15,5% AA, dan tidak ada petugas

selain tenaga kefarmasian yang melakukan.

Informasi cara penyimpanan tidak dilakukan oleh petugas di 5,2% apotek.

Sedangkan apotek yang tenaga kefarmasiannya melakukan pemberikan informasi

tersebut yang lebih sering melakukan ketika APA berada di apotek adalah APA

sebanyak 77,6%. Lainnya dilakukan oleh Apoteker Pendamping sebanyak 3,4%

apotek, 13,8% AA, dan tidak ada petugas selain tenaga kefarmasian yang melakukan.

Yang lebih sering melakukan pemberian informasi ketika APA berada di apotek

0102030405060708090

Apot

eker

Peng

elol

aAp

otek

Apot

eker

Pend

ampi

ng

Asis

ten

Apot

eker

Buka

nte

naga

kefa

rmas

ian

Tida

kdi

laku

kan

Petugas

Pers

enta

se (%

)

Cara pemakaian obat

Cara penyimpanan

Jangka waktupengobatan

Aktivitas serta makanandan minuman yangharus dihindari selamaterapi

Gambar 34. Petugas yang lebih sering melakukan pemberian informasi ketika APA berada di apotek

85

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Informasi mengenai jangka waktu pengobatan tidak dilakukan oleh petugas

di 1,7% apotek. Apotek yang tenaga kefarmasiannya memberikan informasi tersebut

yang paling sering melakukan ketika Apoteker Pengelola Apotek berada di apotek

adalah APA sebanyak 82,8%. Lainnya dilakukan oleh Apoteker Pendamping (3,4%),

dan asisten apoteker (12,1%). Tidak ada petugas selain tenaga kefarmasian yang

melakukan.

Informasi mengenai aktivitas serta makanan dan minuman yang harus

dihindari selama terapi tidak dilakukan oleh petugas di 15,5% apotek. Untuk apotek

yang tenaga kefarmasiannya memberikan informasi tersebut ketika Apoteker

Pengelola Apotek berada di apotek informasi diberikan oleh 74,1% APA, 3,4%

Apoteker Pendamping, 6,9% AA, dan tidak ada petugas selain tenaga kefarmasian

yang melakukan.

b. Konseling

Konseling sebaiknya mencakup mengenai penyakit, obat, dan upaya

peningkatan kualitas hidup pasien. Konseling perlu dilakukan terutama untuk pasien-

pasien dengan kondisi kronis. Konseling yang diberikan mengenai penyakit yang

diderita, diharapkan pasien benar-benar mengerti tentang kondisinya dan sadar

bahwa ketaatan dalam minum obat sangat diperlukan untuk memperbaiki kondisi

mereka. Konseling mengenai obat diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan

pasien mengenai tujuan pengobatan itu sendiri dan mengetahui dengan jelas

bagaimana peran obat dalam proses penyembuhan. Hal-hal yang bisa diberikan

86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

dalam konseling ini misalnya apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dan apa yang

sebaiknya dilakukan.

Waktu pengambilan data peneliti tidak memberikan informasi kepada

Apoteker Pengelola Apotek tentang pengertian konseling sehingga ada kemungkinan

Apoteker Pengelola Apotek yang menganggap konseling sama dengan konsultasi

juga menjawab telah melakukan konseling meskipun keduanya memiliki pengertian

yang berbeda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada sebanyak 82,8% Apoteker

Pengelola Apotek yang melakukan perannya dengan memberikan konseling tentang

sediaan farmasi. Dan ada sebanyak 79,3% Apoteker Pengelola Apotek yang

melakukan perannya dalam memberikan konseling tentang pengobatan selama di

apotek.

Konseling mengenai sediaan farmasi tidak dilakukan oleh 8,6% petugas di

apotek apotek. Sedangkan apotek yang tenaga kefarmasinnya memberikan konseling

tersebut yang lebih sering melakukan ketika APA berada di apotek adalah APA

sebanyak 82,8%. Lainnya diberikan oleh Apoteker Pendamping sebanyak 5,2%

apotek, 3,4% AA, dan tidak ada petugas selain tenaga kefarmasian yang melakukan.

Konseling mengenai pengobatan tidak dilakukan oleh petugas di 10,3%

apotek. Apotek yang tenaga kefarmasinnya memberikan konseling tersebut yang

paling sering melakukan ketika Apoteker Pengelola Apotek ada di apotek adalah

APA sebanyak 79,3%. Lainnya dilakukan oleh Apoteker Pendamping (5,2%), dan

87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

asisten apoteker (5,2%). Tidak ada petugas selain tenaga kefarmasian yang

melakukan.

Yang lebih sering melakukan konseling tentang sediaan farmasi dan pengobatan ketika APA berada di apotek

82.8

5.2 3.4 0.08.6

79.3

5.2 5.2 0.010.3

0102030405060708090

ApotekerPengelola

Apotek

ApotekerPendamping

AsistenApoteker

Bukan tenagakefarmasian

Tidakdilakukan

Petugas

Pers

enta

se (%

)

Sediaan farmasiPengobatan

Gambar 35. Petugas yang lebih sering melakukan pemberian konseling tentang sediaan farmasi dan pengobatan ketika APA berada di apotek

Hasil penelitian pada gambar 35 terlihat bahwa pemberian konseling

kepada pasien TBC tidak dilakukan oleh petugas di 22,4% apotek. Untuk apotek

yang tenaga kefarmasinnya melakukan 70,7% adalah diberikan oleh APA, 3,4% oleh

Apoteker Pendamping, 3,4% AA, dan tidak ada petugas selain tenaga kefarmasian

yang melakukan.

Pemberian konseling kepada pasien diabetes tidak dilakukan oleh petugas

di 15,5% apotek. Sedangkan apotek yang tenaga kefarmasiannya melakukan yang

lebih sering memberikan konseling ketika APA berada di apotek adalah APA

88

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

(79,3%). Diberikan oleh poteker pendamping sebanyak 3,4% apotek, 1,7% oleh AA,

dan tidak ada petugas selain tenaga kefarmasian yang melakukan.

Yang lebih sering melakukan pemberian konseling kepada pasien TBC, diabetes, asma, dan kardiovaskuler ketika APA berada di apotek

0102030405060708090

ApotekerPengelola

Apotek

ApotekerPendamping

AsistenApoteker

Bukan tenagakefarmasian

Tidakdilakukan

Petugas

Pers

enta

se (%

) TBC

Diabetes

Asma

kardiovaskuler

Gambar 36. Petugas yang lebih sering melakukan pemberian konseling kepada pasien penyakit TBC, diabetes, asma, kardiovaskuler ketika APA berada di apotek

Pemberian konseling kepada pasien asma tidak dilakukan oleh petugas di

15,5% apotek. Apotek yang tenaga kefarmasiannya memberikan konseling tersebut

yang paling sering melakukan ketika Apoteker Pengelola Apotek berada di apotek

adalah APA sebanyak 62,1%. Dilakukan oleh Apoteker Pendamping (3,4%), dan

asisten apoteker (5,2%). Tidak ada petugas selain tenaga farmasi yang melakukan.

Pemberian konseling kepada pasien penyakit kardiovaskuler tidak

dilakukan oleh petugas di 24,1% apotek yang disurvei. Apotek yang tenaa

kefarmasiannya melakukan pemberian konseling kepada pasien kardiovaskuler

ketika Apoteker Pengelola Apotek ada di apotek konseling tersebut dilakukan oleh

89

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

APA (70,7%), 3,4% Apoteker Pendamping, 1,7% AA, dan tidak ada petugas selain

tenaga kefarmasian yang melakukan.

4. Monitoring

Monitoring bertujuan untuk melakukan evaluasi dan tindak lanjut terapi

obat pasien. Dalam penelitian ini tidak ditanyakan apakah apotek memiliki

medication record sehingga jawaban mengenai apakah apotek telah melakukan

monitoring tergantung dari subyektifitas dari Apoteker Pengelola Apotek.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa untuk monitoring terhadap pasien

tertentu yaitu pada pasien TBC, Apoteker Pengelola Apotek yang melakukan

perannya ada 37,9%, pada pasien diabetes sebanyak 43,1%, pada pasien asma

sebanyak 37,9%, pada pasien kardiovaskuler sebanyak 37,9%, monitoring terhadap

hasil konsultasi sebanyak 32,8%, dan rata-rata dari apoteker yang melakukan

perannya dengan melakukan monitoring adalah 37,9%. Dengan hasil seperti

disebutkan berarti masih banyak Apoteker Pengelola Apotek yang belum melakukan

perannya dalam hal monitoring obat. Hasil penelitian dapat dilihat dalam gambar 37.

a. Monitoring terhadap pasien dengan penyakit berikut

Monitoring kepada pasien TBC tidak dilakukan oleh petugas di lebih dari

separoh apotek yang disurvei yaitu 56,9% apotek. Untuk apotek yang tenaga

kefarmasiannya melakukan 37,9% adalah dilakukan oleh APA, 1,7% oleh Apoteker

Pendamping, 3,4% AA, dan tidak ada petugas selain tenaga kefarmasian yang

melakukan.

90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Yang lebih sering melakukan monitoring kepada pasien TBC, Diabetes, Asma, dan Kardiovaskuler

010203040506070

Apotek

er Pen

gelol

a Apo

tek

Apotek

er Pen

dampin

g

Asisten

Apotek

er

Bukan

tena

ga ke

farmas

ian

Tidak d

ilaku

kan

Petugas

Pers

enta

se (%

)

TBCDiabetesAsmaKardiovasculer

Gambar 37. Petugas yang lebih sering melakukan monitoring kepada pasien penyakit TBC, diabetes, asma, cardiovaskuler

Monitoring kepada pasien diabetes tidak dilakukan oleh petugas di 53,4%

apotek. Sedangkan apotek yang tenaga kefarmasiannya melakukan yang lebih sering

monitoring ketika APA berada di apotek adalah APA (43,1%). Dilakukan oleh

apoteker pendamping sebanyak 1,7% apotek, 1,7% oleh AA, dan tidak ada petugas

selain tenaga kefarmasian yang melakukan.

Monitoring kepada pasien asma tidak dilakukan oleh petugas di 58,6%

apotek. Apotek yang tenaga kefarmasinnya melakukan monitoring tersebut yang

paling sering melakukan ketika Apoteker Pengelola Apotek berada ada yaitu APA

sebanyak 37,9%. Dilakukan oleh Apoteker Pendamping (1,7%), dan asisten apoteker

(1,7%). Tidak ada petugas selain tenaga kefarmasian yang melakukan.

91

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Monitoring kepada pasien penyakit kardiovaskuler tidak dilakukan oleh

petugas di 58,6% apotek yang disurvei. Apotek yang tenaga kefarmasiannya

melakukan monitoring kepada pasien kardiovaskuler ketika Apoteker Pengelola

Apotek ada dilakukan oleh APA (37,9%), 1,7% Apoteker Pendamping, 1,7% AA,

dan tidak ada petugas selain tenaga kefarmasian yang melakukan.

b. Monitoring terhadap hasil konsultasi pasien

Yang lebih sering melakukan monitoring terhadap hasil konsultasi pasien

32.8

3.4 1.7 0.0

62.1

010203040506070

ApotekerPengelola Apotek

ApotekerPendamping

Asisten Apoteker Bukan tenagakefarmasian

tidak dilakukan

Petugas

Pers

enta

se (%

)

Gambar 38. Petugas yang lebih sering melakukan monitoring terhadap hasil konsultasi pasien

Apotek yang petugasnya tidak melakukan monitoring terhadap hasil

konsultasi pasien adalah 62,1%. Sedangkan apotek yang tenaga kefarmasiannya

melakukan yaitu oleh APA (32,8%). Apoteker Pendamping yang melakukan 3,4%,

asisten apoteker 1,7%, dan petugas selain tenaga kefarmasian tidak melakukan.

92

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

C. Rangkuman Bahasan

Hasil dari pelaksanaan peran tersebut di atas jika dirata-rata terlihat dalam

tabel III yaitu untuk skrining persyaratan administratif, skrining kesesuaian

farmasetika, pertimbangan klinis, komunikasi dengan dokter apabila ada resep yang

kurang jelas, dan usul pengantian obat kepada dokter jika ada pasien yang tidak

mampu, rata-rata APA yang melakukan ketika berada di apotek adalah sebanyak

72,7%. Rata-rata APA yang melakukan peran peracikan resep, penyiapan etiket, dan

pengemasan obat selama APA berada di apotek adalah sebanyak 60,3%. Rata-rata

APA yang melakukan penyerahan obat dan memberikan informasi kepada pasien

selama APA berada di apotek adalah sebanyak 78,9%. Rata-rata APA yang

melakukan pemberian konseling selama di apotek adalah sebanyak 76,4%, dan rata

rata APA yang melakukan monitoring kepada pasien adalah sebanyak 37,9%.

Dengan melihat tabel III diketahui bahwa apoteker pengelola apotek paling

berperan dalam melakukan penyerahan obat dan pemberian informasi kepada pasien

ketika apoteker pengelola apotek berada di apotek. Secara keseluruhan apoteker

pengelola apotek lebih berperan dalam pelayanan resep dibandingkan dengan

petugas lain selama di apotek. Namun dalam hal peracikan resep, penyiapan etiket,

dan pengemasan obat hanya dilakukan oleh 60,3% APA dan sisanya banyak

dilakukan oleh asisten apoteker. Sedangkan peran apoteker dalam hal monitoring

paling kurang dibandingkan dengan kegiatan pelayanan resep yang lain.

93

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Tabel III. Rata-rata APA yang melakukan pelayanan resep selama di apotek NO PERAN APOTEKER PENGELOLA

APOTEK

PERSENTASE (%)

1 Skrining persayaratan administratif, kesesuaian

farmasetika, dan pertimbangan klinis,dll

72,7

2 Peracikan resep, penyiapan etiket, dan

pengemasan obat

60,3

3 Penyerahan obat dan informasi kepada pasien 78,9

4 Pemberian konseling 76,4

5 Monitoring 37,9

Lebih jauh mengenai seberapa banyak peran yang telah dilakukan oleh

apoteker pengelola apotek sebenarnya dapat diukur melalui evaluasi terhadap

pelayanan yang telah diberikan dengan menilai tingkat kepuasan konsumen. Hal ini

dapat dilakukan dengan survei berupa angket dan wawancara langsung dengan

konsumen/pelanggan. Hal ini sesuai dengan Kepmenkes No.

1027/MENKES/SK/IX/2004.

94

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Persepsi Apoteker Pengelola Apotek di Kota Yogyakarta terhadap perannya

dalam pelayanan resep selama di apotek dapat disimpulkan bahwa APA lebih

berperan dibandingkan dengan petugas lain yaitu;

1. Apoteker Pengelola Apotek (APA) yang melakukan skrining persyaratan

administratif, kesesuaian farmasetika, dan pertimbangan klinis resep selama di

apotek adalah 72,7%.

2. Apoteker Pengelola Aportek (APA) yang melakukan peracikan resep, penyiapan

etiket, dan pengemasan obat selama di apotek adalah 60,3%.

3. Apoteker Pengelola Apotek (APA) yang melakukan penyerahan obat dan

informasi kepada pasien selama di apotek adalah 78,9%.

4. Apoteker Pengelola Apotek (APA) yang melakukan konseling selama di apotek

adalah 76,4%.

5. Apoteker Pengelola Apotek (APA) yang melakukan monitoring penggunaan

obat adalah 37,9%.

95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

B. SARAN

1. Agar profesi apoteker dapat meningkatkan peran dalam menjalakan tugas dan

fungsi sebagai apoteker, Apoteker Pengelola Apotek harus meningkatkan

kehadirannya di apotek selama apotek buka sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

2. Perlu dicari faktor-faktor yang menyebabkan kehadiran Apoteker Pengelola

Apotek (APA) di apotek rendah.

3. Dinas Kesehatan kota dan Balai POM perlu memberikan peringatan dan sanksi

yang tegas kepada apotek yang buka tanpa adanya apoteker.

4. ISFI harus meningkatkan dan mencari cara yang efektif dalam membina

angotanya.

5. Penelitian lebih lanjut yang mencari hubungan antara kepemilikan sarana apotek

(APA sekaligus PSA, APA sebagai karyawan, dan APA memiliki sebagian modal

dari apotek) dengan kehadiran APA di apotek.

6. Penelitian yang mencari hubungan antara pengalaman dan umur dengan

kehadiran APA di apotek perlu dilakukan.

7. Penelitian yang mencari hubungan antara adanya pekerjaan lain disamping

sebagai APA dengan kehadiran Apoteker Pengelola Apotek (APA) perlu

dilakukan.

96

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

DAFTAR PUSTAKA Adi, 2004, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, 79-82, Granit, Jakarta

Anief, M., 1995, Manajemen Farmasi, Gadjah Mada Univerisy Press, Yogyakarta

Anonim, 1965, Peraturan Pemerintah No.65 Tahun 1965 tentang Apotek, Depkes RI, Jakarta

Anonim, 1980, Peraturan Pemerintah No.25 Tahun 1980 tentang Perubahan Atas peraturan Pemerintah No.26 Tentang Apotek, Depkes RI, Jakarta

Anonim, 1981, Peraturan Menteri Kesehatan No.26/MENKES/Per/I/1981 Tentang Pengelolaan dan Perizinan Apotek, Menteri Kesehatan RI, Jakarta

Anonim, 1990, Peraturan Menteri kesehatan No. 244/MENKES/SK/V/1990 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek, Depkes RI, Jakarta

Anonim, 1990, Peraturan Menteri kesehatan No. 347/MENKES/SK/VII/1990 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek, Depkes RI, Jakarta

Anonim, 1991, Kamus Besar Bahasa Indonesia, cetakan kedua, Bali Pustaka, Jakarta

Anonim, 1992, Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan

Anonim, 1993, Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/MENKES/SK/Per/X/1993 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek, Menteri Kesehatan RI, Jakarta

Anonim, 1996, Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan, Jakarta

Anonim, 1998, Peraturan Pemerintah Tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan, Jakarta

Anonim, 1999, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

Anonim, 2002, Keputusan Menteri kesehatan No.1332/MENKES/SK/X/2002 Tentang Ketentuan dan Tatacara Pemberian Izin Apotik, Depkes RI, Jakarta

99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Anonim, 2004a, Keputusan Menteri Kesehatan No.1027/MENKES/SK/IX/2004 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Menteri kesehatan RI, Jakarta

Anonim, 2004b, Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.102/MEN/IVX/2004 Tentang Waktu Kerja dan Upah Kerja Lembur, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI, Jakarta

Anonim, 2004c, Teknik Konseling Pelayanan Obat di Apotik, Seminar Farmakoterapi Obat Wajib Apotik, ISFI DIY

Christina, L., dkk., 2002, Seni Menulis Resep Teori dan Praktek, Perca, Jakarta 2002

Dwiprahasto, I., 2004, Medication Error, Materi Seminar Sehari Medication Error; Tantangan dalam Pelayanan Medis dan Kefarmasian, Magister Manejemen, Fakultas Farmasi, UGM

Donatus, I. A., 2000 , Globalisasi dan Orientasi Baru Pelayanan Farmasi Komunitas; Upaya Peningkatan Peran Apoteker. Risalah Seminar Sehari Dampak Globalisasi Ekonomi dan Farmasi Terhadap Hak-Kewajiban Farmasis dan Konsumen, Lembaga Kajian Farmasi USD, Yogyakarta

Harding, G., Sarah, N., and Kevin T., 1993, Sociology for Pharmacist, an Introduction, The Macmillan Press, LTD, London, England

ISFI, 2004, Standar Kompetensi farmasis Indonesia, Badan Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, Jakarta.

Mardalis, 2006, Metode Penelitian Suatu pendekatan Proposal, Bumi Aksara, Jakarta

Merita, Y., 2003, Kredibilitas Profesi Apoteker di Apotek Kota Yogyakarta, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Nawawi, H., 1985, Metode Penelitian Bidang Sosial, 117-125, 137-160, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Purwanti, A., 2004, Gambaran Pelaksanaan Standar Pelayanan Farmasi di Apotek DKI Jakarta Tahun 2003, http://jurnal.farmasi.ui.ac.id/pdf/2004. Diakses pada tangal 15 Juli 2005

Santoso, B., 1996, Principles of Rational Prescribing, Medical Progress, 23 (10), 6-9

100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Sari P.I., 2004, Penelitian Farmasi Komunitas dan Klinik, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Siregar, C. J. P., 1994, Pelayanan Farmasi yang Baik, Badan Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, Jakarta

Sujaswadi, R., 2001, Farmasi, Farmasis, dan Farmasi Sosial, Medika, No 3, 128-131

WHO, 1997, The Role of Pharmacist in the Health Care System, Report of Thirtd WHO Consultative Group in the Role of the Pharmacist, World Health Organization, Vancouser, Canada

101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian

Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Kepada Yth

Apoteker Pengelola Apotek

Di kotamadya Yogyakarta

Dengan hormat, Dalam rangka menyelesaikan jenjang studi S-1, saya bermaksud mengadakan

penelitian dengan judul “ Gambaran Peran Apoteker Pengelola Apotek di Kotamadya

Yogyakarta dalam Pelayanan Resep Selama Kehadirannya di Apotek”.

Sehubungan dengan itu, saya mohon kerelaan bapak/ ibu untuk menjawab pertanyaan

berikut dengan lengkap dan sesuai dengan hati nurani bapak/ ibu. Karena jawaban yang saya

butuhkan adalah jawaban yang paling sesuai dengan keadaan bapak/ ibu, dan jawaban tidak

mendapat penilaian benar atau salah. Segala informasi yang bapak/ ibu berikan akan dijaga

kerahasiannya demi kepentingan ilmiah.

Atas bantuan bapak/ ibu mengisi daftar pertanyaan berikut saya mengucapkan terima

kasih.

Hormat saya,

Suyono

NIM: 028114154

102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Petunjuk Pengisian

• Lingkarilah pada salah satu jawaban untuk pertanyaan berikut!

1. Data Apotek

No. Pertanyaan Jawaban

1. Siapakah pemilik apotek tempat anda bekerja?

a. Milik sendiri

b. Bukan milik sendiri

c. Gabungan/ kerja sama

dengan pihak lain

2. Jika bukan milik sendiri, pemilik sarana apotek (PSA) adalah:

a. Perorangan

b. Koperasi

c. PT

d. Lainnya

3. Berapa lama rata-rata per hari apotek tempat anda bekerja

buka?

a. <10 jam

b. 10 s/d 14 jam

c. 15 jam s/d 23jam

d. 24 jam

4. Berapa hari seminggu apotek tempat anda bekerja buka? a. <6 hari

b. 6 hari

c. 7 hari

5. Apakah di apotek tempat anda bekerja memiliki prosedur

tetap?

a. Ya

b. Tidak

6. Apakah di apotek tempat anda bekerja memiliki job

description yang tertulis?

a. Ya

b. Tidak

7. Berapa jumlah rata-rata resep masuk tiap bulan di apotek

tempat anda bekerja?

a. <40 lembar

b. 40-60 lembar

c. >60 lembar

8. Berapa jumlah asisten apoteker di apotek tempat anda

bekerja?

a. tidak ada

b. 1-2 orang

c. ≥3 orang

103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

9. Berapa jumlah pegawai selain apoteker/ asisten apoteker di

apotek tempat anda bekerja?

a. tidak ada

b. 1-2 orang

c. ≥3 orang

10. Berapa jumlah dokter yang praktek di apotek anda bekerja? a. tidak ada

b. 1-2 dokter

c. 3-4 dokter

d. >4 dokter

2. Data Apoteker Pengelola Apotek

No. Pertanyaan Jawaban

1. Berapakah umur APA? a. <30 tahun

b. 30 s/d 50 tahun

c. >50 tahun

2. Berapa lama pengalaman APA bekerja sebagai Apoteker di

apotek?

a. <2 tahun

b. 2 s/d 4 tahun

c. 4 s/d 12 tahun

d. > 12 tahun

3. Apakah APA bekerja penuh waktu sebagai Apoteker di

apotek?

a. Ya

b. Tidak

4. Apakah APA memiliki pekerjaan yang lain? a. Ya

b. Tidak

5. Apakah APA memiliki apoteker pendamping? a. Ya

b. Tidak

6. Berapa hari rata-rata APA bekerja di apotek? a. <3 hari

b. 3-5 hari

c. 6-7 hari

7. Berapa lama rata-rata APA berada di apotek a. <4 jam

b. 4 s/d 6 jam

c. >6 jam

104

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

3. Pertanyaan Menyangkut Pelayanan Resep di Apotek

Berilah tanda ╳ pada salah satu jawaban (a), (b), (c), atau (d) yang menyatakan pihak yang

lebih sering melakukan ketika apoteker pengelola apotek (APA) berada di apotek atau

berilah tanda ╳ pada huruf (e) jika pelayanan tidak dilakukan!

Keterangan:

APA = Apteker Pengelola Apotek

AP = Apteker Pendamping

AA = Asisten Apteker

KL = Karyawan selain Apoteker/ Asisten apoteker

a. Skrinning resep

No Pelayanan Resep Jawaban

Skrining Administratif resep: Yang lebih sering melakukan ketika APA hadir di apotek

adalah

1) Nama, SIP, alamat

dokter

(a) APA (b) AP (c) AA (d) KL (e) Tidak

dilakukan

2) Tanggal penulisan resep (a) APA (b) AP (c) AA (d) KL (e) Tidak

dilakukan

3) Tanda tangan/ paraf

penulis resep

(a) APA (b) AP (c) AA (d) KL (e) Tidak

dilakukan

4) Nama, SIP dan Alamat

dokter

(a) APA (b) AP (c) AA (d) KL (e) Tidak

dilakukan

5) Tanggal penulisan

Resep

(a) APA (b) AP (c) AA (d) KL (e) Tidak

dilakukan

1.

6) Nama, alamat, umur

pasien, jenis kelamin,

dan berat badan pasien

(a) APA (b) AP (c) AA (d) KL (e) Tidak

dilakukan

105

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

7) Nama obat, potensi,

dosis, jumlah yang

minta

(a) APA (b) AP (c) AA (d) KL (e) Tidak

dilakukan

8) Cara pemakaian yang

jelas

(a) APA (b) AP (c) AA (d) KL (e) Tidak

dilakukan

Skrinning kesesuaian

farmasetik:

Yang lebih sering melakukan ketika APA hadir di apotek

adalah

1) Bentuk sediaan (a) APA (b) AP (c) AA (d) KL (e) Tidak

dilakukan

2) Dosis (a) APA (b) AP (c) AA (d) KL (e) Tidak

dilakukan

3) Potensi (a) APA (b) AP (c) AA (d) KL (e) Tidak

dilakukan

4) Stabilitas (a) APA (b) AP (c) AA (d) KL (e) Tidak

dilakukan

5) Inkompatibilitas (a) APA (b) AP (c) AA (d) KL (e) Tidak

dilakukan

2.

6) Cara dan lama

pemberian

(a) APA (b) AP (c) AA (d) KL (e) Tidak

dilakukan

3. Pertimbangan klinis: Yang lebih sering melakukan ketika APA hadir di apotek

adalah

1) Adanya alergi (a) APA (b) AP (c) AA (d) KL (e) Tidak

dilakukan

2) Efek samping (a) APA (b) AP (c) AA (d) KL (e) Tidak

dilakukan

3) Interaksi (a) APA (b) AP (c) AA (d) KL (e) Tidak

dilakukan

4) Kesesuaian (dosis,

durasi, jumlah obat dan

lain-lain)

(a) APA (b) AP (c) AA (d) KL (e) Tidak

dilakukan

106

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

4. Melakukan komunikasi

dengan dokter apabila ada

keraguan terhadap resep

(a) APA (b) AP (c) AA (d) KL (e) Tidak

dilakukan

5. Obat untuk pasien tidak

mampu diusulkan kepada

dokter oleh apotek untuk

diganti dengan obat generik

(a) APA (b) AP (c) AA (d) KL (e) Tidak

dilakukan

b. Peracikan, pengetiketan, dan penyerahan obat

No A. Pelayanan Resep Jawaban

1. Prosedur HTKP (harga, timbang,

kemas, penyerahan)

(a) APA (b) AP (c) AA (d) KL (e) Tidak

dilakukan

Pengecekan: Yang lebih sering melakukan ketika APA hadir di

apotek adalah

2.

1) Mutu fisik obat (a) APA (b) AP (c) AA (d) KL (e) Tidak

dilakukan

2) pengetiketan dengan jelas (a) APA (b) AP (c) AA (d) KL (e) Tidak

dilakukan

3. Pemeriksaan akhir kesesuian

resep dengan obat yang akan

diserahkan pasien

(a) APA (b) AP (c) AA (d) KL (e) Tidak

dilakukan

c. Informasi dan konseling

No Pelayanan Resep Jawaban

Memberikan informasi pada saat

penyerahan obat yang meliputi:

Yang lebih sering melakukan ketika APA hadir di

apotek adalah

1.

1) Cara pemakaian obat (a) APA (b) AP (c) AA (d) KL (e) Tidak

dilakukan

107

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

2) Cara menyimpan obat (a) APA (b) AP (c) AA (d) KL (e) Tidak

dilakukan

3) Jangka waktu pengobatan (a) APA (b) AP (c) AA (d) KL (e) Tidak

dilakukan

4) Aktivitas serta makanan dan

minuman yang harus

dihindari selama terapi

(a) APA (b) AP (c) AA (d) KL (e) Tidak

dilakukan

Memberikan konseling mengenai: Yang lebih sering melakukan ketika APA hadir di

apotek adalah

1) Sediaan farmasi (a) APA (b) AP (c) AA (d) KL (e) Tidak

dilakukan

2.

2) Pengobatan (a) APA (b) AP (c) AA (d) KL (e) Tidak

dilakukan

Memberikan konseling kepada

pasien:

Yang lebih sering melakukan ketika APA hadir di

apotek adalah

1) TBC (a) APA (b) AP (c) AA (d) KL (e) Tidak

dilakukan

3.

2) Diabetes (a) APA (b) AP (c) AA (d) KL (e) Tidak

dilakukan

Memberikan konseling kepada

pasien:

Yang lebih sering melakukan ketika APA hadir di

apotek adalah

3) Ashma (a) APA (b) AP (c) AA (d) KL (e) Tidak

dilakukan

4) Cardiovascular (a) APA (b) AP (c) AA (d) KL (e) Tidak

dilakukan

108

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Jawablah pertanyaan dengan memberi tanda ╳ pada salah satu jawaban (a), (b), (c), atau (d)

yang menyatakan pihak yang lebih sering melakukan. Atau berilah tanda ╳ pada huruf (e)

jika pelayanan tidak dilakukan!.

d. Monitoring

No Pelayanan Resep Jawaban

Monitoring penggunaan obat

terhadap pasien

Yang lebih sering melakukan adalah

1) TBC (a) APA (b) AP (c) AA (d) KL (e) Tidak

dilakukan

2) Diabetes (a) APA (b) AP (c) AA (d) KL (e) Tidak

dilakukan

3) Ashma (a) APA (b) AP (c) AA (d) KL (e) Tidak

dilakukan

1.

4) Cardivascular (a) APA (b) AP (c) AA (d) KL (e) Tidak

dilakukan

2. Monitring terhadap hasil konsultasi

pasien

(a) APA (b) AP (c) AA (d) KL (e) Tidak

dilakukan

Terima kasih telah membantu☺!

109

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Lampiran 2. Tabulasi Data

Responden No 1 3 5 6 7 8 9 0 1 2 3 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 92 4 1 1 1 1 14 51 16 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

1 B B B B B B C B B B B B B C A C C B B C B B B B C B C C B2 D A A A A A D D C A A A C - - - - C A - A A A A - C - - A3 B C B D B B B B B B B B A B B C A B B B B B B B A D B B C4 B B B C B C C C B C C B B C B B B C B B B C C B B C B B B5 B A B A B A B B A A A A A A A B B A A B B A A B B A B A A6 A B B A A A B B A A A A B A A B A A B B B B A B B A B B B7 B A A C C C C A C B C C C A A A B C C A C C C A A B C A C8 C C B C B B C A C B C B C B B C B B B B C C A B B C B B B9 C C A C B C C B C B B B C C B C A C C B C C C C B C B C B10 B C B C D B B B C B B C B B B A A C B B A C B A D B B B B 1 A C C A B A C A A A C B C C B B A A A C B A A B C A C A B2 C D D B C B D A B A B A D D B C A B B D D B B B D B D A C3 B B B A B A B A B A B B B A A B A A A B B B A A A A A A B4 A A A B A B A B A B A A A B B A B B B A A A B B B B B B A5 B B B A B B B A B B B B B B B B A B B B B B A B B A B B B6 B B C C C C B C B C A A B C C A C C C B B C C C B C C C B7 A A B B C C A B B C A B A B C A C C C A A B C B A C C B A 1 1 A C C C A A C A C A C C C A C C A C A A A A A A E A A A C 2 A C E A A A C A C A A C C A C C A C A A C A A A C A A A C 3 A C C C A A C A C A C C C A C C A C A A A A A A A A A A C 4 A C C A A A C A C A C C C A C C A C A A C A A A C A A A C 5 A C C A A A A A C A C C C A A C A C A A A A A A C A A A C 6 A C C A A A A A C A C C C A A C A A A A A A A A C A A A C

110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Lanjutan Lampiran 2.

2 1 A C E A A A A A C A C C C A A C A A A A A A A A C A A A C 2 A A C A A A A A C A C C C A A C A A A A A A A A E A A A A 3 A A E A A A A A A A C C E A E C A A A A A A A A A A A A A 4 A A E A A A C A C A C C E A E C A A E A A A A A A A A A A 5 A A E A A A A A A A C C C A E C A E A A A A A A A A A A A 6 A A E C A A A A A A C C C A A C A A A A C A A A A A A A A 3 1 E A E A A A A A A A E C E A A A A A A A E A A A A A A A A 2 E A E A A A A A A A C C E A A A A A A A E A A A A A A A A 3 E A E A E A A A A A E C E A A A A A A E A A A E A A A A A 4 E A E A A A A A A A C C C A E A A A A A A A A A A A A A A 4 A A C A A A C A A A C C A A A A A A A C A A A A A A A A C 5 A A C A A E A A A C C E A A E A A C A A A A A E A A A A A 1 A C C C A A C A C C C C C C C C A A A C C C A A C A A A C 2 1 C C A A A A A A C A C A C A C C A A A A A A A A A A A A A 2 C C C C A A C A A A C C C C A C A A A C C A A A C A C A A 3 A C C A A A A A A A C C C C A C A A A A C A A A C A A A A 1 1 A A C A A A C A A A C A C A A A A A A A A A A A A A C A A 2 A A C C A A C A A A E A C A A A A A A A E A A A A A C A A 3 A A C C A A A A A A C A C A A A A A A A A A A A A A A A A 4 A A E A A A A A A A E A C A E A A A A A E A A A A A A A A2 1 A A E A A A A A A A E A A A A A A A A A A A A A A A A A A 2 A A E A A A A A A A C A A A A A A A A A A A A E A A A A A

111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Lanjutan Lampiran 2.

3 1 E A C A E A A A A A E A A A A A A A A A A A E E A A A A A 2 E A E A A A A A A A E A A A A A A A A A A A E A A A A A A 3 E A C A A A A A A A C A A A A A A A A A A A E A A A A A A 4 E A E A A A A A A A E A A A A A A A A A A A E A A A A A A 4 1 E E C A E A E E A E E C E A A E A E E E E A E E E A A A E 2 E E E A A A E E A E E C E A A E A E E E E A E E E A A A E 3 E E E A A A E E A E E C E A A E A E E E E A E E E A A A E 4 E E E A A A E E A E E C E A A E A E E E E A E E E A A A E 5 E E E A A E E E A E E C E A A E A E E E A A E E E A A A E

Responden No 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58

1 B B B B B B B B B B B B A C A B A B B B B C B C B B B C B2 A A A A D A A D B A A D - - - A - A A A A A A - C A A A D3 B B B B B B B B B B B B A B B B B B B B C B A B B B B A B4 C B C B C C C B B B C B C A B B B B B B B C B C B B B B B5 B B A B A B B A A A A A A A A A A B B A B B A B A B A B A6 B B B B B B B A A A A A A B A B A B B B B B A B A B A B A7 A A C B C B C C C C A C A C C A A A A C C C C C A C C C A8 C B B C A B B B B C B B A B B C C B B B B B B C C B B B C9 B B B B B B B B A B C C B C B A C A C A C B C A C B C C C10 A B D A A B C B C B C B A B B C B A A A A A B A A B C B B

112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Lanjutan Lampiran 2.

1 B B A B B C B A A B A A B C C B B B B A A A B B C B A A C2 B B A C C D B A B C B A C D B B C C C A B B A C D C B C D3 A B A A A B B A A A A A A B B B B A A C A A A A B A A A A4 A B A B A A A B B B A B A A A A A B A B B B A A B B B B A5 B B A B B A A A B B A A B A B B B B B B A B B B B B B B B6 C C C C C A B C C B B C C B B C C C B C C C C B B C C C B7 B A B C C A A C C B B B B A B B B C B A C B B B A B B B B 1 1 E A A A A B C A A C B A A A A A C A A C A A A A C A A A C 2 C A A A A B C A A C C A A A A A C A A C A A A A C A A A C 3 E A A A A B A A E C B A A A A A C A A C A A A A C A A A C 4 C A A A A B C A E A B A A A A A A A A C A A A A C A A C C 5 C A A A A B C A A A B A A A A A A A A C A A A A C A A A A 6 C A A A A B C A A A B A A A A A A A A C A A A A C A A A A 2 1 C A A C A B C A C A B A A A A C A A A A A A A A C A A A A 2 C A A C A B C A A A A A A A A A A A A A A A A A C A A A A 3 E A A E A B C A A A A A A A E A A E A A A A A A E A E A A 4 E A A E A B C A E E A A A A A E A E A E A A A A E A E A A 5 E A E E A B C A E A A E A A A A A E A A A A A A E A A E A 6 C A A A A B C A A A A A A B A A A A A A A A A A C A A C A 3 1 A A A C A B C A A A A A A A A A A A A A A A E A C A A A A 2 A A A E E B C A A A A A A B A A A A A A A A A A E A A A A 3 A A A E E B C A A A A A A B A A A A A A A A A A E A E A A 4 A A A A A B C A A A A A A B A E A A A A A A A A E A A A A 4 A A A A A B A A A A A A A A A A A A A A A A A A C A A A A 5 A A E A A B C A A E A A E A A E A A A A A A A A E A A E A

113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Lanjutan Lampiran 2.

1 C A A A A B C A A C C E A C C C C A A C D A C A C C A C C 2 1 A A A A D B C C A C B A A B A C A A A C A A A A C A A A A 2 C A A A A B C C A C B A A A C C C A A C A A A A C C A A C 3 A A A A A B C A A C B A A A A A A A A A A A A A C A A A A 1 1 A A A A A B C A A C B A A A A A A A A A A A A A C A A A A 2 A A A E A B C A A C B A A A A A A A A A A A A A C A A A A 3 A A A A A B C A A C B A A A A A A A A A A A A A C A E A A 4 A E A E A B C A A C B A A A E A A A A E A A A A C A E A A 2 1 A A A A A B C A E C B A A B A E A A A A A A A A E A A A A 2 A E A E A B C A A C B A A A E A A A A A A A A A E A E A A 3 1 E E E E A B C A A E A A A B E A A A A A A E A A A E A A A 2 A E A E A B C A A E A A A B A A A A A A A A E A A E A A A 3 A E A E E B C A A A A A A B A A A E E A A A E A A E A A A 4 E E A E E B C E A A A A A B A A A E E A A E E A A E A A A 4 1 E E E E A B E A A E A A A A E A A E E E A E A E E E E A E 2 E E A E A B E A A E A E A A A A A E E E A A E E E E E A A 3 E E A E E B E A A E A E A A E E A E E E A A E E E E E A A 4 E E A E E B E E A E A E A A A E A E E E A E E E E E A A A 5 E E A E A B E E A E B E A A E E E E E E A A A E E E E E E

114

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Lamapiran 3. Kondisi fisik apotek di kota Yogyakarta pasca gempa

No Nama

Ruang yang

Rusak Kerusakan tingkat kerusakan

Luas

(m2)

Keterang

an

Kecamatan Pakualaman

Kantor Plafond retak ringan 9

R. Dokter dinding retak ringan 35

1

Apotek Sultan Agung

jl. Sultan Agung 41 R. Obat dinding retak ringan 40

2

Apotek Sentul

jl. Sultan Agung 62 R. Obat dinding retak sedang 81

3

Apotek Kenari

jl. Kenari 22 R. Obat dinding retak ringan 12

R. Obat dinding retak ringan 12 4

Apotek UAD

jl. Cendana 9A Semaki R. Apoteker dinding retak ringan 12

5

Apotek Budi Asih

jl. Glagahsari 91 C

Semua Bangunan

& ruang

rusak total

bangunan dirobohkan berat 100

R. Obat dinding retak ringan 4

6

Apotek Fajar

jl. Ki Ageng Pemanahan

3A

Pagar batas lahan

belakang pagar roboh sedang 6

115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Lanjutan Lampiran 3.

Kecamatan Kotagede

konstruksi

Dinding depan dinding miring sedang

bangunan

tua

plester retak sedang

7

Apotek Kusuma Nata

jl. Kusumanegara 33 kanopi depan rusak sedang

R. Praktek dinding pecah, plseter retak sedang 12

8

Apotek Ramadhan

jl. Kusumanegara 296

Apotek & R.

Tunggu kolom pecah, balok retak sedang 36

Kecamatan Kotagede (lanjutan)

9 Apotek Citra R. Display Obat plester retak ringan

10

Apotek Mataram

Farma R. Display Obat plafond jebol, plesterna retak ringan 50

11 Apotek Kasih Farma Atap genteng rontok ringan

12 Apotek Saerah

dinding pagar roboh kanopi

rusak batu tempel lepas ringan ringan ringan

13 Apotek Kotagede Dinding depan miring sedang

116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Lanjutan Lampiran 3

Kecamatan Mantrijeron

14

Apotek Maryati jl.

Tamansari 13/ jl. S

Parman 3

R. Dalam

(etalase) Kanopi

atas

plester retak penopang konsol

patah ringan berat

sedang

dalam

perbaikan

15

Apotek Mitra Sehat jl.

Bantul 31,

Suryodiningratan

R. Etalase R.

Kantor plester retak plster retak ringan ringan

16

Apotek Pratama

jl. Bantul 110 R. Belakang dinidng roboh berat

17

Apotek Pugeran

Jl. Bantul 65 R. Kantor Dinding retak sedang

18

Apotek Citra gading

Farma

jl. DI Panjaitan 19 Atap sebagian genteng pecah ringan

19

Apotek Pelangi

jl. DI Panjaitan 93 Kanopi depan retak ringan

setelah

gempa

jarang

buka

117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Lanjutan Lampiran 3.

20

Apotek Tirta Farma

jl. Parangtritis, Perum

Pewita regency, Ruko A

20

pintu geser depan

kolom depan macet/tidak dapat dibuka mirng ringan berat

21

Apotek Ratna jl.

Parangtritis 56

Plafond Dinding

Etalase Pecah-pecah Dinding retak ringan ringan

sedang

dalam

perbaikan

22

Apotek Satriya jl.

Parangtritis 104 Semua ruang dinidng dan atap runtuh berat

sedang

dalam

perbaikan

Kecamatan Keraton

23

Apotek Kurnia jl.

Ngasem 88, Kadipaten Gudang obat lt. 2

dinding bata retak plseter

mengelupas sedang 2

24

Apotek Harmoni jl. Ibu

Ruswo 68 Kraton Lantai 1 dinding retak balok latai retak ringan ringan 5

25

Apotek Perdana jl.

Rotowijayan 14 R. Depan plseter retak ringan 2

26

Apotek Wipa jl.

Mantrigawen Lor 30 R. depan/Etalase plester retak ringan 2

Kecamatan Ngampilan

27 Apotek Rhodiyah R. Depan plester retak kaca jendela pecah ringan ringan 4

118

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Lanjutan Lampiran 3.

28

Apotek Bhakti jl. Ny.

Ahmad Dahlan 18 R. Depan dinding retak ringan 6

29

Apotek Yogya Farma

jl. Kemetiran Kidul 9A

Bagian depan

bangunan keramik retak dan pecah ringan 12

Kecamatan Umbulharjo

30

Apotek Timoho jl.

Kusumanegara 104 Lantai 2

Dinding retak memanjang

plester retak plafond turun 5

Plafond rusak sedang 20 31

Apotek Kusuma Nata

jl. Kusuma Negara 23 R. Depan plester & dinding retak

32

Apotek Eka Manunggal

jl. Menteri Supeno 15 A R. Depan Plafond pecah dinding retak ringan 30

33

Apotek Shinta jl.

Menteri Supeno 78 R. Belakang

plester retak keramik lepas

plafond pecah ringan 4

34

Apotek Ester jl. Imogiri

no. 177 Giwangan R. Depan dinding retak ringan 2

35

Apotek Umbulharjo jl.

Perinits Kemerdakaan

no. 72

dinding retak plafond rusak atap

rusak kaca pecah ringan 5

tidak

beroperasi

36

Apotek Askes 9 jl.

Kenari 59

R, Obat & R,

tunggu

dinding retak, plester lepas plat

lantai lepas kolom patah

genteng lepas kaca pecah sedang

119

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Lanjutan Lampiran 3.

37

Apotek Yogya Farma

jl. Kemetiran Kidul no. 3

R. Depan R. Obat

Dalam Garasi

Kamar Mandi R.

Tengah

dinding retak dinding retak

dinding retak dinding retak

dinding retak

ringan ringan ringan

ringan ringan

3 15 6

6 10

Kecamatan Mergangsan

38

Apotek Suci jl. Sultan

Agung 26 R. Depan

Dinding & plester retak Balok

latai hamipir lepas sedang 15

39

Apotek Pendowo jl.

Tamansiswa 97 R. Depan Dinding retak genteng pecah ringan 15

Plafond & struktur rusak sedang 40

40

Apotek Kimia Farma

jl. Tamansiswa 152 R. Depan

genteng lepas struktur atap

rusak dinding retak balok latai

melengkung

41

Panti Afiat jl. Kol

Sugiono 120

Seluruh

bangunan/gedung

plafond runtuh dinding roboh

genteng runtuh struktur utama

rusak berat

tidak

beroperasi

42

Apotek Panji Farma jl.

Brigjend Katamso 147

R. Belakang

Pagar batas lahan dinding retak dinding roboh ringan sedang 6 15

sdang

dalam

perbaikan

120

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Lanjutan Lampiran 3.

43

Apotek Indragiri jl.

Sisingamangaraja 95

seluruh

bangunan/gedung

dinidng roboh kaca pecah atap

rusak palfond & strukturnya

rusak struktur utama rusak berat

tidak

beropaeras

i , akan

dirobohkan

44

Apotek Aria Farma jl.

Lowanu 95 Ruang Depan Plafond pecah Gypsum rontok ringan 50

Kecamatan Gedongtengen

45

Apotek Dantisa jl.

Warungboto R. Depan dinidng retak ringan 2

46

Apotek Kimia Farma

20 jl. Malioboro 117

R. Depan R. Obat

Laboratorium R.

Dalam

kolom & dinding retak dinding

retak dinding retak,plafond

rusak dinding retak

sedang ringan ringan

ringan 4 2 2 6

47

Apotek Kimia Farma

21 jl. Malioboro 123 R. Obat Musholla dinding retak dinding retak ringan ringan 4 5

R. Depan dinding retak ringan 4

Kecamatan Jetis

48

Apotek Enggal Semi jl.

Diponegoro 97 Ruang Depan

Dinding pecah Plafond hampir

runtuh ringan ringan 36

49

Apotek Bumijo jl.

Tentara Pelajar 10 R. Depan

Plester retak plafond retak dan

hampir runtuh ringan ringan 24

121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Lanjutan Lampiran 3.

Kecamatan Wirobrajan

50

Apotek Chrisstela jl.

RE Martadinata 53 R. Depan

dinding retak panjang sebagian

genteng pecah ringan 2

51

Apotek Kimia Farma jl.

HOS Cokroaminoto 57 R. Depan

Plafond dan struktur rusak

struktur atap rusak dinding retak

genteng rontok plesteran

mengelupas ringan 5

52

Apotek Maranatha jl.

Piere Tendean 21 A R. Depan dinding retak plster mengelupas ringan 4

53

Apotek Mitra jl.

Bugisan 11 R. Obat Dinding retak melintang ringan 3

54

Apotek Kartika jl.

Wirobrajan 5 B

Bag. Depan

Bangunan dinding retak genteng rontok ringan 4

tidak

beroperasi

Kecamatan Gondokusuman

55

Apotek K-24 jl. Dr.

Wahidin S no. 40

R. Apotek R.

Obat R. Dokter

kaca pintu pecah dinding retak

plafond pecah ringan ringan ringan 1 10 2

56

Apotek UAD jl.

Cendana 9 A Semaki R. Obat Tangga dinding retak kolom retak ringan ringan 2 4

57

Apotek Vita Farma jl.

Timoho 117

R. Obat R.

Apotek plafond runtuh dinding retak sedang ringan 10 5

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Lanjutan lampiran 3.

58

Apotek Waringin jl. Dr.

Sutomo 2

R. Display Obat

R. Racik obat

dinding retak dinding retak

plester mengelupas ringan 15 16

59

Apotek Afina jl. Dr.

Sutomo 21

Bagian luar

bangunan

dinding depan pecah dinding

retak ringan 8

(sumber data: Badan Mutu Pelayanan Kesehatan

123

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Lampiran 4. Data Apotek di kota Yogyakarta bulan Juli 2006

No Apotek Kec Alamat 1 Abadi Farma Uh Jl Gambiran No.117 Yk 2 Aditya Farma Mj Jl Bantul No. 54 Yk 3 Afina Gk Jl Dr. Sutomo No. 21 Yk 4 Almas Farma Wb Jl Patangpuluhan 32 5 Ampuh Ng Jl KH.A. Dahlan No, 105 Yk 6 Ardi Farma Gk Jl Gejayan 5 7 Aria Farma Uh Jl Lawanu No 95 Yk 8 Arjuna Ng Jl Dr. Wahidin Sudirohusodo 20 9 Artha Farma Tr Jl Kyai Mojo 91 B 10 Askes 9 Uh Jl Kenari 59 Yk 11 Babaran Husada Uh Jl Babaran No 69 Yk 12 Bayeman Kg Jl Gadong Kuning No 110 B Yk 13 Bhakti Gm Jl Nyai A Dahla 18 Yk 14 Budi Asih Uh Jl Glagah sari 91 C 15 Bumijo Jt Jl Tentara Pelajar 10 16 Bunda Uh Jl Pramuka No 18 17 Christella Mj Jl Jl Re Nartadinata 18 Citra Kg Jl Kemasan 65 kotagede 19 Citra Gading Farma Ng Jl D.I Panjaitan 19 20 Dantisa Uh Jl Veteran No 101 Yk 21 Demangan Gk Jl Munggur 73 22 Dian Farma Wb Jl RE Martadinata 63 B 23 Dwifa Farma Mj Jl Suryowijayan No 19 Yk 24 Eka Manunggal Mj Jl Menteri Supenp No 15 A Yk 25 Enggal Semi Jt Jl P. Diponegoro 12 26 Ester Uh Jl Imogiri No 177 Giwangan Yk 27 Fajar Kg Jl Ki Ageng Pemanahan 3 A 28 Farmarin Jt Jl P. Mangkubumi No 73 29 Guardian Hero

Malioboro Gt Jl Malioboro 52-58, Malioboro

mal 30 Harapan Dn Jl Krasak Timur 20 31 Harmoni Gm Jl Ibu Ruswo 68 Yk 32 Hayam Wuruk Dn Jl Hayam Wuruk 1 33 Indera Mj Jl Suryodiningratan 31 Yk 34 Indragiri Mj Jl Sisingamangaraja 95 Yk 35 Ivana Uh Jl Sorogenen Uh No 1 Yk 36 Jadi Waras Ng Jl Jogonegaran No 32 Yk 37 K24 Jl Magelang Tr Jl Magelang 162 Yk 38 K24 Jl Bhayangkara Gm Jl Reksobayan No 18 Yk 39 K24 Gondomanan Gm Jl Brigjen Katamso No 117 Yk

124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Lanjutan Lampiran 4.

40 K24 Kusumanegara Uh Jl Kusumanegara No 86 Yk 41 Kartika Wb Jl Wirobrajan 42 Kasih Farma Kg Jl Ngeksigondo 55 Kotagede 43 KD Farma Ng Jl Letjen Suprapto No 87 44 Kenari Uh Jl Kenari No 22 Yk 45 Kimia Farma Jt Jl Taman Siswa No 152 46 Kimia Farma 20 Gt Jl Malioboro 179 47 Kimia Farma 21 Gt Jl Malioboro 123 48 Kimia Farma Cokro

(64) Wb Jl HOS Cokroaminoto 57

49 Kranggan Jt Jl Kranggan No 26 Yk 50 Kucala Gk Jl Suroto 18 51 Kurnia Kr Jl Ngasem 88 52 Kusuma Nata Uh Jl Kusumanegara 33 53 LBC Jt Jl Poncowinatan 47 54 Maranatha Ng Jl Kapt P Tendean 21 Yk 55 Maryati Mg Jl Letjen S Parman 5 56 Mataram Farma Kg Jl Karanglo 20 A Yk 57 Medi Farma Mj Jl MT Haryono No 65 Yk 58 Medistra Gk Jl Cik Dik Tiro No 12 Yk 59 Melati Farma Gk Jl Gondosuli No 5 Yk 60 Melia Dn Jl Mataram No 28 Yk 61 Merapi Jt Jl P Mangkubumi 109 62 Mitra Wb Jl Bugisan 11 63 Mitra sehat Mj Jl Bantul No 31 Yk 64 Mulya Farma Dn Jl Hayam Wuruk 24 Yk 65 Nakula Bhakti Ibu Mj Jl D I Panjaitan 45 66 Nakula Bhakti Karsa Jt Jl AM Sangaji 67 Natasha Gk Jl Laksda Adisucipto No 39 68 Ngupasan Gm Jl Bhayangkara No 13 Yk 69 Panca Dewi Dn Jl Mas Suharso 70 Panji Farma Gm Jl Brigjen Katamso No 147 Yk 71 Panti Afiat Mg Jl Kol Sugiyono 120 72 Pasena Farma Kr Jl H Agus Salim No 11 73 Shinta Aninditha Uh Jl ki Ageng Pemanahan Rt53/

14 74 Pelangi Mj Jl DI Panjaitan 83 75 Pendowo Mg Jl Taman Siswa No 97 76 Perdana Kr Jl Rotowijayan No 14 Yk 77 Permata Bunda Kg Jl Ngeksogondo 56 Yk 78 Poeji Rahajoe Gk Jl Prof Dr Johanes Gk V/1174 79 Prasojo Dn Jl Juminahan No 9 Yk

125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

Lanjutan Lampiran 4.

80 Pratama Mj Jl Bantul No 110 A Yk 81 Profesi Dra. Hj. Mimiek

M Mj Jl Mangkuyudan 63 Yk

82 Dharma Husada Dn Jl Hayam Wuruk 72 83 Pugeran Mj Jl Bantul No 65 Yk 84 Puji Waras Gk Jl C. Simanjutak 8 85 Rafazhody Mulia Gk Jl Kyai Mojo 64 86 Rahmayani ng Jl KH Wachid Hasyim 49 87 Rajawali Jt Jl Poncowinatan 92 88 Ramadhan Kg Jl Kusuma Negara No 296 Yk 89 Raphi Farma Mj Jl Letjen Suprapto 91 D 90 Ratna Mj Jl Parangtritis 44 91 Rodhiyah Ng Jl H Agus Salim 111 Yk 92 Saerah Uh Jl Monorakan 93 Yk 93 Sanitas Mj Jl MT Haryono 94 Satria Mj Jl Parangtritis 104 95 Sehat Pa Jl Gajahmada 22 96 Sentul Pa Jl Sultan Agung No 62 Yk 97 Shinta Aninditha Uh Jl Menteri Supeno 78 98 Sultan Agung Pa Jl Sultan Agung No 41 99 Sutji Pa Jl Sultan Agung 26 100 SW Jt Jl Bumijo No 26 Yk 101 Tele Farma Mj Jl Suryopranoto No 5 Yk 102 Timoho Uh Jl Kusumanegara 104 103 Toegoe Koelon Jt Jl P Diponegoro 97 104 Tri Tunggal Jt Jl Kranggan 86 105 UAD Uh Jl Cendana No 9 Yk 106 Umbulharjo Uh Jl Perintis Kemerdekaan 72 107 Universitas Gadjah

Mada Jt Jl Prof Dr Sardjito

108 Vita Farma Uh Jl Timoho 117 109 Waringin Gk Jl Dr Sutomo No 2 Yk 110 Wipa Kr Jl Mantrigawen Lor 9 111 Wisnu Jt Jl Jend Sudirman 10 112 Yogya Farma Gt Jl Kemetiran Kidul 3 113 Gamelan Kr Jl Mantrigawen kidul No 2 114 Celeban Farma Uh Jl Celeban UH III/622

(Sumber data: Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta)

126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEPSI APOTEKER ... · PDF fileberkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persepsi Apoteker ... dan rata-rata

BIOGRAFI

Penulis skripsi yang berjudul ” Gambaran Peran

Apoteker Pengelola Apotek di Kota Yogyakarta dalam

Pelayanan Resep selama Kehadirannya di Apotek

bernama Suyono. Penulis lahir di Madiun, pada tanggal

2 Mei 1985.

Pendidikan yang ditempuh yaitu Taman Kanak-kanak Dharma Wanita Mojorayung

Madiun (1989-1990), SDN Mojorayung IV (1990-1996), SLTP Negeri 2 Wungu

Madiun (1996-1999), dan SMF Katolik ”Bina Farma” Madiun (1999-2002). Pada

tahun 2002, penulis melanjutkan studinya di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI