plagiat merupakan tindakan tidak terpuji pengukuran … · 2020. 1. 27. · difraksi dari gelombang...

43
PENGUKURAN DISTRIBUSI INTENSITAS CAHAYA YANG DIHASILKAN KISI DIFRAKSI MENGGUNAKAN VERNIER LABPRO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Fisika Oleh Asriningsih NIM: 003214004 PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 05-Feb-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENGUKURAN DISTRIBUSI INTENSITAS CAHAYA YANG DIHASILKAN KISI DIFRAKSI MENGGUNAKAN VERNIER LABPRO

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains

    Program Studi Fisika

    Oleh

    Asriningsih NIM: 003214004

    PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

    2008

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • THE MEASUREMENT OF THE DISTRIBUTION OF LIGHT INTENSITY WHICH IS OBTAINED BY DIFFRACTION GRATING

    USING VERNIER LABPRO

    Thesis

    Presented As Partial Fulfillment of The Requirement to Obtain the Sarjana Sains Degree

    In Physic

    By

    Asriningsih NIM: 003214004

    STUDY PROGRAM OF PHYSIC FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGI

    SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA

    2008

    ii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    HIDUP PENUH PERJUANGAN,

    SEDIH DAN BAHAGIA ADALAH WARNA DALAM HIDUP

    Kupersembahkan untuk :

    • Bapak – Ibuku tercinta, terima kasih untuk semua yang telah beliau

    berikan dan terima kasih juga atas doanya hingga ananda dapat

    menyelesaikan tugas ini.

    • Om Sukir dan dek Burham, terima kasih atas dukungan dan

    bantuannya selama ini.

    • Mas Heru, terima kasih atas doa, dukungan dan nasehatnya selama ini.

    • Seluruh keluarga besarku (Pak de- Bu de, Om – Bibi – serta

    sepupu-sepupuku) terima kasih atas cinta dan dukungan yang selalu

    diberikan untukku.

    • Sahabat-sahabat karibku (Naning, Catrin, Yuni, Eko, Agus, Suri,

    Maria) terima kasih untuk berbagai cerita dan persahabatan baik dalam

    suka maupun duka.

    • Sahabat-sahabat seperjuanganku ( Debora, Hari, Mamat, Lori,

    Ritwan, Iman, Siska, Ade ) serta anak-anak Alumni Fisika 2000 dan

    semuanya, terima kasih karena kalian menambah warna dalam hidupku.

    v

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ABSTRAK

    PENGUKURAN DISTRIBUSI INTENSITAS CAHAYA YANG DIHASILKAN KISI DIFRAKSI MENGGUNAKAN VERNIER LABPRO

    Telah dilakukan penelitian untuk pengukuran distribusi intensitas cahaya yang dihasilkan kisi difraksi menggunakan Vernier LabPro. Jumlah celah dalam kisi difraksi yang digunakan untuk mengukur distribusi intensitas cahaya adalah

    mm80 dan mm600 . Distribusi intensitas cahaya dihasilkan dari cahaya yang dilewatkan pada kisi difraksi dengan cara memutar laser dan kisi difraksi. Dari eksperimen ini didapatkan bahwa distribusi intensitas cahaya tergantung dari sudut (θ), lebar celah (b) dan jarak antar celah (a).

    vii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ABSTRACT THE MEASUREMENT OF THE DISTRIBUTION OF LIGHT INTENSITY

    WHICH IS OBTAINED BY DIFFRACTION GRATING USING VERNIER LABPRO

    A research about the measurement of the distribution of light intensity which is produced by diffraction grating has been done by using Vernier LabPro. The number of slit in the diffraction grating which is used to measure the distribution of light intensity are mm80 and

    mm600 . The distribution of light

    intensity is produced from the light which is passed through the diffraction grating by turning around the laser and diffraction grating. From this experiment it is obtained that the distribution of light intensity are depended of the angle (θ), the slit width (b) and the distance of slit (a).

    viii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  •  

    ix

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan

    Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

    dengan baik. Skripsi dengan judul “Pengukuran Distribusi Intensitas Cahaya yang

    Dihasilkan Kisi Difraksi Menggunakan Vernier LabPro” ini disusun untuk

    memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Fisika Program Studi Fisika di

    Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    Penulisan skripsi ini terwujud atas bantuan dan kerjasama dari berbagai

    pihak, yang telah berkenan membimbing, memberi petunjuk serta motivasi. Oleh

    karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang

    sebesar-besarnya kepada:

    1. Bapak Dr. Ign. Edi Santosa, M.S selaku dosen pembimbing dan penguji,

    yang dengan penuh kesabaran membimbing dan meluangkan waktunya

    untuk membimbing penulis dari awal hingga akhir karya tulis ini.

    2. Ibu Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si selaku dosen, kaprodi Fisika dan

    penguji.

    3. Drs. Severinus Domi, M.Si selaku dosen penguji.

    4. Seluruh staf dosen dan asisten yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan

    selama penulis menuntut ilmu di Fakultas Matematika dan Ilmu

    Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    x

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5. Mas Bimo selaku staf laboratorium analisa pusat, serta Mas Sis, Mas

    Ngadiono dan Pak Sugito selaku staf bengkel Fisika yang telah banyak

    membantu kelancaran selama mengerjakan skripsi.

    6. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung hingga terselesaikannya

    skripsi ini.

    Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

    sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

    membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

    Penulis

    xi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    JUDUL ............................................................................................................. i

    JUDUL ............................................................................................................. ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... iii

    PENGESAHAN ............................................................................................... iv

    PERSEMBAHAN............................................................................................ v

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi

    ABSTRACT..................................................................................................... vii

    ABSTRAK ....................................................................................................... viii

    PERSETUJUAN PUBLIKASI ....................................................................... ix

    KATA PENGANTAR ..................................................................................... x

    DAFTAR ISI.................................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL............................................................................................ xiv

    DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

    A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1

    B. Rumusan Masalah .................................................................... 3

    C. Batasan Masalah ...................................................................... 3

    D. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4

    E. Manfaat Penelitian ................................................................... 4

    F. Sistematika Penulisan .............................................................. 4

    xii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • BAB II DASAR TEORI ............................................................................. 6

    A. Gelombang ........ .................................................................... 6

    B. Interferensi Cahaya.................................................................... 6

    C. Difraksi Cahaya. ...................................................................... 9

    D. Kisi difraksi ............................................................................... 10

    BAB III METODOLOGI............................................................................. 12

    A. Tempat Penelitian ................................................................. 12

    B. Alat ....................................................................................... 12

    C. Rangkaian Percobaan............................................................ 13

    D. Prinsip Kerja ........................................................................ 14

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 16

    A. Hasil ........................................................................................ 16

    B. Pembahasan ............................................................................... 26

    BAB V PENUTUP....................................................................................... 29

    A. Kesimpulan .............................................................................. 29

    B. Saran......................................................................................... 29

    DAFTAR PUSTAKA

    xiii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1. Kedudukan interferensi yang saling menguatkan yang terjadi pada

    kisi difraksi 80 celah tiap milimeter ..................................................... 22

    Tabel 2. Kedudukan interferensi saling melemahkan yang terjadi pada kisi

    difraksi 80 celah tiap milimeter ............................................................ 23

    Tabel 3. Kedudukan interferensi yang saling menguatkan yang terjadi pada

    kisi difraksi 600 celah tiap milimeter ................................................... 23

    Tabel 4. Kedudukan interferensi saling melemahkan yang terjadi pada kisi

    difraksi 600 celah tiap milimeter ........................................................... 24

    Tabel 5. Perbandingan nilai sudut θ terjadinya intensitas cahaya maksimum

    dari teori dan eksperimen untuk kisi difraksi 80 celah tiap milimeter .. 24

    Tabel 6. Perbandingan nilai sudut θ terjadinya intensitas cahaya minimum dari

    teori dan eksperimen untuk kisi difraksi 80 celah tiap milimeter ......... 25

    Tabel 7. Perbandingan nilai sudut θ terjadinya intensitas cahaya maksimum

    dari teori dan eksperimen untuk kisi difraksi 600 celah tiap milimeter. 25

    Tabel 8. Perbandingan nilai sudut θ terjadinya intensitas cahaya minimum dari

    teori dan eksperimen untuk kisi difraksi 600 celah tiap milimeter ....... 25

    xiv

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1. Interferensi dua gelombang cahaya dari sumber titik S1 dan S2 di

    titik p pada layar ............................................................................... 7

    Gambar 2. Difraksi pada celah tunggal yang panjang ....................................... 9

    Gambar 3. Gelombang cahaya dalam kisi difraksi ............................................ 11

    Gambar 4. Set up eksperimen yang tampak dari atas ........................................ 13

    Gambar 5. Set up eksperimen yang tampak dari samping ................................. 14

    Gambar 6. Grafik hubungan Intensitas Cahaya terhadap Sudut θ untuk kisi

    difraksi 80 celah tiap milimeter ........................................................ 18

    Gambar 7. Grafik hubungan Intensitas Cahaya terhadap Sudut θ yang

    diperbesar 13 kali untuk kisi difraksi 80 celah tiap milimeter ......... 19

    Gambar 8. Grafik hubungan Intensitas Cahaya terhadap Sudut θ untuk kisi

    difraksi 600 celah tiap milimeter ...................................................... 20

    Gambar 9. Grafik hubungan Intensitas Cahaya terhadap Sudut θ yang

    diperbesar 8,5 kali untuk kisi difraksi 600 celah tiap milimeter ...... 21

    xv

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Cahaya sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Sumber cahaya

    paling utama di bumi adalah matahari. Cahaya merambat dalam bentuk

    gelombang [Giancoli, 1999]. Pada perambatannya gelombang mengalami suatu

    peristiwa diantaranya interferensi dan difraksi.

    Percobaan tentang interferensi pertama kali dilakukan oleh Thomas

    Young. Young memperkenalkan bahwa interferensi sebagai gejala gelombang

    yang terjadi pada cahaya [Tipler, 1996]. Dua gelombang cahaya yang berasal dari

    satu sumber cahaya akan berinterferensi di satu titik sebuah layar. Gejala-gejala

    interferensi dapat diamati pada lapisan tipis, cincin Newton dan interferometer

    Michelson.

    Suatu lapisan tipis dapat menghasilkan warna-warni seperti pelangi.

    Gejala interferensi pada lapisan tipis dapat diamati pada film tipis, lapisan tipis

    minyak di air dan gelembung sabun. Warna-warni tersebut merupakan akibat

    interferensi cahaya yang dipantulkan oleh permukaan bagian atas dan permukaan

    bagian bawah lapisan tipis tersebut [Sears dan Zemansky, 2001]. Pada cincin

    Newton, teramati garis gelap dan terang secara berurutan membentuk lingkaran

    yang disebut dengan rumbai. Rumbai tersebut dihasilkan dari cahaya yang

    dipantulkan oleh permukaan kaca lengkung dengan permukaan kaca datar yang

    diletakkan bersentuhan [Giancoli, 1999]. Pada interferometer Michelson, teramati

    1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    rumbai interferensi. Rumbai tersebut dihasilkan dari cahaya sumber yang

    dilewatkan pada cermin beam spliter. Kemudian cahaya sumber yang melalui

    cermin beam spliter sebagian akan dipantulkan dan sebagian lagi akan diteruskan

    [Giancoli, 1999]. Cahaya sumber yang dipantulkan oleh cermin beam spliter

    tersebut akan menuju ke cermin yang dapat digerakkan. Kemudian cermin yang

    dapat digerakkan akan memantulkan cahaya kembali ke cermin beam spliter.

    Sebagian cahaya tersebut akan diteruskan dan sebagian lagi akan dipantulkan ke

    layar. Begitu juga dengan cahaya sumber yang diteruskan oleh cermin beam

    spliter akan menuju ke cermin tetap. Cermin tetap tersebut akan memantulkan

    cahaya kembali ke cermin beam spliter. Sebagian cahaya tersebut akan

    dipantulkan dan sebagian lagi akan diteruskan ke layar. Kedua berkas cahaya

    yang sampai di layar akan menghasilkan rumbai.

    Kemudian Agustin Fresnel melakukan penelitian lebih lanjut tentang

    interferensi dan difraksi dengan memakai teori gelombang sebagai dasar

    matematisnya [Tipler, 1996]. Fresnel dapat menjelaskan efek-efek interferensi dan

    difraksi dari gelombang cahaya tersebut [Giancoli, 1999].

    Dalam praktikum fisika dasar tentang interferensi dan difraksi selama ini

    hanya menentukan terjadinya interferensi maksimum dan interferensi minimum

    [Nn, 2000]. Karena keterbatasan alat yang ada, maka intensitas cahayanya belum

    bisa diukur. Semakin berkembangnya teknologi sensor dan komputer, maka

    pengukuran dalam penelitian mulai berkembang. Richard Field melakukan

    penelitian tentang interferensi dan difraksi dengan bantuan sensor cahaya dan

    komputer. Field melakukan pengukuran distribusi intensitas cahaya yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    dihasilkan kisi difraksi menggunakan Software Claris Work. Software tersebut

    hanya dapat dioperasikan pada komputer Appel Macinthos saja. [Field].

    Dengan adanya perkembangan Software yang dapat dioperasikan disemua

    jenis komputer, maka penelitian ini tentang interferensi dan difraksi akan

    dilakukan. Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran distribusi intensitas cahaya

    yang dihasilkan kisi difraksi menggunakan Vernier LabPro. Dengan alat bantu

    tersebut, distribusi intensitas cahaya yang dihasilkan kisi difraksi dapat langsung

    diamati di komputer.

    B. Rumusan Masalah

    Bagaimana caranya untuk mendapatkan distribusi intensitas cahaya yang

    dihasilkan kisi difraksi.

    C. Batasan Masalah

    a) Pengukuran dibatasi pada distribusi intensitas cahaya yang

    dihasilkan kisi difraksi pada 80 celah tiap milimeter dan 600 celah

    tiap milimeter.

    b) Sumber cahaya yang digunakan adalah jenis laser He-Ne dengan

    panjang gelombang 632,8 nanometer.

    c) Pencatatan dan perekaman data selama eksperimen menggunakan

    komputer yang dilengkapi Vernier LabPro.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    D. Tujuan Penelitian

    a) Memahami cara perancangan alat yang akan digunakan untuk

    mendapatkan distribusi intensitas cahaya yang dihasilkan kisi

    difraksi.

    b) Menunjukkan distribusi intensitas cahaya yang dihasilkan kisi

    difraksi menggunakan Vernier LabPro.

    E. Manfaat Penelitian

    a) Memberi pemahaman bagi peneliti dalam bidang optik khususnya

    distribusi intensitas cahaya yang dihasilkan kisi difraksi.

    b) Memberikan informasi tambahan di bidang ilmu pengetahuan dan

    teknologi bahwa distribusi intensitas cahaya dapat dihasilkan dari

    kisi difraksi.

    F. Sistematika Penulisan

    BAB I Pendahuluan

    Pada bab I akan diuraikan tentang latar belakang masalah,

    perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat

    penelitian dan sistemetika penulisan.

    BAB II Dasar Teori

    Pada baba II akan diuraikan tentang dasar-dasar teori pendukung

    dalam penelitian intensitas cahaya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    BAB III Metode Eksperimen

    Pada bab III akan diuraikan tentang alat-alat yang akan digunakan

    saat penelitian berlangsung serta langkah-langkah dalam melakukan

    penelitian.

    BAB IV Hasil Dan Pembahasan

    Pada bab IV akan diuraikan tentang hasil penelitian dan

    pembahasan selama penelitian berlangsung.

    BAB V Penutup

    Pada bab V berisi kesimpulan dari hasil penelitian serta saran.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • BAB II

    DASAR TEORI

    A. Gelombang

    Gelombang merupakan energi yang merambat dalam suatu medium [Prasetio,

    1992]. Gelombang merambatkan energinya merata keseluruh medium. Peristiwa

    perambatan energi dari sumber ke seluruh medium memerlukan waktu. Dalam

    perambatannya medium yang dilalui tidak ikut merambat.

    B. Interferensi Cahaya

    Interferensi cahaya merupakan perpaduan dua gelombang cahaya atau lebih

    menjadi satu di suatu titik sebuah layar. Jika suatu gelombang cahaya merambat

    dalam arah sumbu X persamaan gelombangnya dapat dituliskan

    ( kxtAy )−= ωsin (1)

    dimana = simpangan gelombang cahaya pada saat t dan jarak y x

    = Amplitudo gelombang cahaya Α

    k = bilangan gelombang cahaya (λπ2

    =k )

    λ = panjang gelombang cahaya sumber

    ω = frekuensi sudut gelombang cahaya

    Gelombang cahaya yang merambat dalam arah sumbu –X, persamaannya adalah:

    ( kxtAy )+= ωsin (2)

    Jika ada dua sumber titik dan yang terpisah sejauh a, dapat dilihat

    pada gambar 1.

    1s 2s

    6

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    1r

    Layar Celah

    P 2r

    2s

    θ

    1s

    a

    r∆

    θ

    0

    Gambar 1. Interferensi dua gelombang cahaya dari sumber titik s dan di titik P pada layar 1 2s

    Gelombang cahaya dari sumber titik dan yang berinterferensi di titik P pada

    layar yang ditampilkan pada gambar 1, persamaannya dapat dituliskan:

    1s 2s

    ( 11 sin krtAy )−= ω (3)

    dan

    ( 22 sin krtAy )−= ω (4)

    dimana dan adalah lintasan yang ditempuh gelombang cahaya. Gelombang

    cahaya dari sumber titik yang berinterferensi di titik P menempuh lintasan

    sejauh . Dan gelombang cahaya dari sumber titik menempuh lintasan sejauh

    . Perbedaan lintasan dari kedua gelombang cahaya yang berinterferensi di titik

    P pada layar dalam gambar 1 dapat dituliskan:

    1r 2r

    1s

    1r 2s

    2r

    (5) 21 rrr −=∆

    atau

    θsinar =∆ (6)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    Beda sudut fase (δ) antar kedua gelombang cahaya yang berinterferensi di titik P

    pada layar dapat dituliskan

    ( ) ( ) θλπδ sin22121 arkrrkkrkr =∆=−=−= (7)

    Berdasarkan persamaan (3) dan (4) didapatkan hasil simpangan resultan ( )

    gelombang cahaya adalah [Sutrisno, 1979]:

    Ry

    ( ) ( )2121 sinsin krtAkrtAyyyR −+−=+= ωω (8)

    Sesuai dengan persamaan (5), maka persamaan (8) menjadi:

    ( ) ( )δωδ 21121 sincos2 −−= krtAyR (9)

    Dari persamaan (9), amplitudo resultan kedua gelombang cahaya dapat dituliskan:

    ( )δ21cos2AAR = (10)

    Intensitas cahaya sebanding dengan kuadrat amplitudo resultan gelombang

    cahaya. Sehingga intensitas cahaya yang dihasilkan oleh kedua gelombang cahaya

    yang berinterferensi di titik P pada layar adalah [Alonso dan Finn, 1992]:

    δ2122 cos4AI = (11)

    Dengan mensubstitusikan persamaan (7) ke persamaan (11), maka persamaan (11)

    menjadi

    ( ) ⎟⎠⎞

    ⎜⎝⎛==

    λθπδ sincoscos 2021

    20

    aIII (12)

    dengan . 20 4AI =

    Berdasarkan persamaan (12), hasil interferensi gelombang cahaya akan

    maksimum bila 1cos 212 =δ kalau

    πδ n2= (13)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    sedangkan hasil interferensi kedua gelombang akan minimum bila 1cos 212 −=δ ,

    kalau

    πδ )12( += n (14)

    dimana n adalah bilangan bulat positif atau negatif.

    C. Difraksi Cahaya

    Difraksi merupakan peristiwa pelenturan gelombang cahaya setelah

    melewati celah sempit. Menurut Huygens, semua titik pada muka gelombang

    dapat dianggap sebagai sumber gelombang cahaya yang baru, sehingga di celah

    terdapat sederetan titik gelombang cahaya. Setiap titik gelombang cahaya pada

    celah akan saling mempengaruhi satu sama lain. Jika ada celah tunggal dengan

    lebar celah b, dan setiap titik gelombang cahaya terdifraksi membentuk sudut θ

    seperti dalam gambar 2.

    Celah

    A

    B

    C

    D

    Gelombang cahaya datang

    b

    E F

    G θ

    θ

    Gelombang cahaya terdifraksi pada sudut θ

    Gambar 2. Difraksi pada celah tunggal yang panjang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    Bila titik gelombang cahaya A sampai titik gelombang cahaya E yang

    terdifraksi membentuk sudut θ, maka beda sudut fase antar kedua gelombang

    cahaya tersebut adalah [Halliday, 1988]:

    λθπ

    λπϕ sin2221

    bEFrkkrkr ==∆=−= (15)

    Gelombang cahaya yang terdifraksi mempunyai amplitudo resultan (AR) sebesar

    [Sutrisno, 1979]:

    ⎟⎠⎞

    ⎜⎝⎛

    ⎟⎠⎞

    ⎜⎝⎛

    =

    λθπλ

    θπ

    sin

    sinsin

    b

    b

    AAR (16)

    Karena intensitas cahaya sebanding dengan kuadrat amplitudo, maka intensitas

    cahaya dari gelombang cahaya yang terdifraksi pada celah tunggal adalah [Alonso

    dan Finn, 1992]:

    2

    20 sin

    sinsin

    ⎟⎟⎟⎟

    ⎜⎜⎜⎜

    ⎛⎟⎠⎞

    ⎜⎝⎛

    =

    λθπλ

    θπ

    b

    b

    II (17)

    dengan . 20 AI =

    D. KISI DIFRAKSI

    Kisi difraksi tersusun atas kumpulan celah yang berjumlah N, lebar celah b

    dan jarak antar celah a yang dapat dilihat pada gambar 3. Sehingga cahaya

    sumber yang melewati kisi difraksi akan mengalami dua peristiwa yaitu

    interferensi dan difraksi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    θ

    Celah

    a

    b

    Dengan demikian, distribusi intensitas cahaya yang dihasilkan kisi difraksi

    pada sudut (θ) dapat dituliskan sebagai berikut [Alonso dan Finn, 1992]:

    22

    0 sin

    sinsin

    sinsin

    sinsin

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    ⎟⎠⎞

    ⎜⎝⎛

    ⎟⎠⎞

    ⎜⎝⎛

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    ⎟⎠⎞

    ⎜⎝⎛

    ⎟⎠⎞

    ⎜⎝⎛

    =

    λθπλθπ

    λθπ

    λθπ

    θ b

    b

    a

    aN

    II (18)

    Pada kisi difraksi, sesuai dengan persamaan (18) terjadinya interferensi

    maksimum pada sudut θ mengikuti persamaan berikut[Alonso dan Finn, 1992]:

    ⎟⎠⎞

    ⎜⎝⎛=

    an λθsin ,...3,2,1,0 ±±±=n (19)

    Gambar 3. Gelombang cahaya dalam kisi difraksi

    Sedangkan terjadinya interferensi minimum pada sudut θ mengikuti persamaan

    berikut:

    ( ) ⎟⎠

    ⎞⎜⎝

    ⎛+=a

    n λθ 21sin ,...3,2,1,0 ±±±=n (20)

    dimana n merupakan orde bilangan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • BAB III

    METODOLOGI

    1. TEMPAT PENELITIA

    Penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Fisika Modern Universitas

    Sanata Dharma Kampus III Paingan Maguwoharjo Depok Sleman.

    2. ALAT

    a. Laser Helium Neon digunakan sebagai sumber cahaya.

    b. Kisi Difraksi yang digunakan adalah mm80 dan mm600 .

    c. Spektrometer digunakan untuk mengetahui sudut.

    d. Sensor cahaya digunakan sebagai alat pendeteksi cahaya.

    e. Vernier LabPro adalah suatu alat yang serbaguna untuk mengumpulkan

    data dalam berbagai cara di dalam ruang atau di luar ruang. Vernier LabPo

    dapat digunakan bersama komputer atau kalkulator grafik TI atau sistem

    operasi Palm TM atau sebagai pengunci data. Vernier LabPro dapat

    digunakan diberbagai jenis sensor diantaranya sensor cahaya. Untuk

    menggunakan vernier LabPro dalam komputer, dibutuhkan suatu software

    yaitu Logger Pro.

    f. Komputer digunakan sebagai alat bantu pencatat dan penampil data.

    12

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    3. RANGKAIAN PERCOBAAN

    Cahaya laser He-Ne dilewatkan kisi difraksi akan mengalami peristiwa

    interferensi dan difraksi. Cahaya yang dihasilkan dari peristiwa interferensi dan

    difraksi kemudian dideteki oleh sensor cahaya. Cahaya yang dideteksi oleh

    sensor cahaya kemudian akan diolah oleh vernier LabPro. Data dari vernier

    LabPro kemudian dicatat dan ditampilkan di komputer. Jika laser dan kisi

    difraksi dilihat dari atas akan tampak seperti pada Gambar 4. Sedangkan laser

    dan kisi difraksi bila dilhat dari samping akan tampak seperti pada Gambar 5.

    KISI

    Sensor Cahaya

    Laser He-Ne Vernier LabPro

    Piringan Spektrometer KOMPUTER

    Gambar 4. Set up eksperimen laser dan kisi difraksi yang tampak dari atas

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    Vernier LabPro

    KOMPUTER

    Laser He-Ne

    Piringan Spektrometer

    Sensor Cahaya

    Diputar dengan motor dari recorder

    Gambar 5. Set up eksperimen laser dan kisi difraksi yang tampak dari samping

    Kisi Difraksi

    4. PRINSIP KERJA

    Cahaya laser He-Ne yang dilewatkan kisi difraksi akan mengalami

    peristiwa interferensi dan difraksi. Cahaya yang dihasilkan dari peristiwa

    interferensi dan difraksi kemudian di deteksi oleh sensor cahaya. Intensitas

    cahaya hasil dari peristiwa interferensi dan difraksi tergantung dari besarya

    sudut. Pada umumnya untuk mendapatkan distribusi intensitas cahaya dngan

    cara memutar sensor cahaya. Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan

    distribusi intensitas cahaya dengan cara memutar laser dan kisi difraksi. Kisi

    difraksi diletakkan di tengah-tengah dari piringan spektrometer. Kemudian

    piringan spektrometer tersebut diputar dengan motor dari recorder. Laser dan

    kisi difraksi diputar dengan perjalanan 180°, dengan selang waktu tertentu.

    Pengukuran dimulai dari sudut -90° sampai 90°. Pengaktifan software Logger

    Pro dan pemutaran piringan spektrometer dilakukan bersamaan. Di layar

    komputer akan tertampil grafik hubungan intensitas cahaya terhadap waktu.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    Untuk mendapatkan grafik hubungan intensitas cahaya terhadap sudut, maka

    data waktu diubah ke dalam sudut.

    Cara mengubah waktu ke dalam sudut sebagai berikut:

    Misalkan: Selang waktu yang dibutuhkan selama perputaran 180° adalah . t∆

    Waktu pada saat t

    Sudut perputaran yang dilakukan adalah 180°

    Untuk menunjukkan sudut (θ) pada saat t menggunakan persamaan berikut:

    0180×∆

    =t

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil

    Telah dilakukan pengukuran distribusi intensitas cahaya yang dihasilkan kisi difraksi

    menggunakan Vernier LabPro. Dalam ekperimen ini sumber cahaya yang digunakan

    adalah laser He-Ne dengan panjang gelombang 632,8 nm dan kisi difraksi yang digunakan

    adalah 80 celah tiap milimeter dan 600 celah tiap milimeter. Sebelum kisi difraksi

    digunakan dilakukan pengukuran intensitas cahaya awal ( ), dalam pengukuran ini

    didapatkan .

    0I

    LuxI 84600 =

    Dari eksperimen didapatkan grafik hubungan intensitas cahaya (Iθ) terhadap sudut (θ)

    yang dapat dilihat pada Gambar 6, Gambar 7, Gambar 8 dan Gambar 9. Untuk kisi

    difraksi 80 celah tiap milimeter hasil eksperimen ditampilkan pada Gambar 6 dan Gambar

    7. Untuk kisi yang lain hasil eksperimen ditampilkan pada Gambar 8 dan Gambar 9. Pada

    Gambar 6 dan Gambar 8 terlihat bahwa intensitas cahaya paling maksimum berada

    ditengah-tengah dari distribusi intensitas cahaya. Distribusi intensitas cahaya mengikuti

    pola difraksi, dalam Gambar 7 dan Gambar 9 terlihat bahwa dengan semakin besar sudut

    (θ) maka intensitas cahaya (Iθ) akan semakin melemah. Jika diperjelas masih akan tampak

    intensitas cahaya maksimum yang lain dengan nilai lebih rendah.

    Pada Gambar 6 dengan kisi difraksi 80 celah tiap milimeter terlihat ada 8 intensitas

    cahaya maksimum yang terdistribusi pada sudut (θ) -14,9°sampai 12,1°. Besarnya nilai

    intensitas cahaya maksimum (Iθ) yang terjadi pada sudut (θ) dapat dilihat dalam Tabel 1.

    16

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    Untuk , intensitas cahayanya paling maksimum. Pada Gambar 7 untuk 0=n 1±=n ,

    dan 2±=n 4±=n , nilai intensitas cahaya (Iθ) hampir sama. Sedangkan untuk 3=n nilai

    intensitas cahayanya kecil. Untuk nilai intensitas cahaya minimum besarnya akan semakin

    berkurang dengan bertambah besarnya sudut (θ). Sedangkan untuk intensitas cahaya

    minimum dapat dilihat pada Tabel 2.

    Pada Gambar 8 untuk kisi difraksi 600 celah tiap milimeter terlihat ada 5 intensitas

    cahaya maksimum yang terdistribusi pada sudut (θ) - 45,0° sampai 49,1°. Pada Gambar 9

    terlihat jelas untuk dan 1±=n 2±=n nilai intensitas cahaya maksimum hampir sama.

    Besarnya nilai intensitas cahaya maksimum dan intensitas cahaya minimum yang terjadi

    pada sudut θ dapat dilihat dalam Tabel 3 dan Tabel 4.

    17

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    0500

    100015002000250030003500400045005000550060006500700075008000

    -90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

    Inte

    nsita

    s C

    ahay

    a (L

    ux)

    Gambar 6. Grafik hubungan Intensitas Cahaya terhadap Sudut untuk kisi difraksi 80 celah tiap milimeter

    0500

    1000150020002500300035004000450050005500600065007000750080008500

    -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7

    Inte

    nsita

    s C

    ahay

    a (L

    ux)

    0=n

    1−=n 1=n

    2=n 2−=n

    Gambar 7. Grafik hubungan Intensitas Cahaya terhadap Sudut (θ) yang diperbesar 13 kali untuk kisi difraksi 80 celah tiap milimeter

    18

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    0500

    1000150020002500300035004000450050005500600065007000750080008500

    -90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

    Inte

    nsita

    s C

    ahay

    a (L

    ux)

    Gambar 8. Grafik hubungan Intensitas Cahaya terhadap Sudut untuk kisi difraksi 600 celah tiap milimeter

    0

    500

    1000

    -55 -50 -45 -40 -35 -30 -25 -20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55

    Inte

    nsita

    s C

    ahay

    a (L

    ux)

    0=n 6183,8 1−=n

    1=n

    2=n 2−=n

    Gambar 9. Grafik hubungan Intensitas Cahaya terhadap Sudut yang diperbesar 8,5 kali untuk kisi difraksi 600

    celah tiap milimeter

    19

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    Tabel 1. Kedudukan interferensi yang saling menguatkan yang terjadi pada kisi difraksi 80 celah tiap milimeter

    n θ (derajat) Intensitas Cahaya (Lux)

    -4 -11,9 12,4

    -3 -8,9 82,6

    -2 -6,0 204,5

    -1 -3,1 2377,9

    0 0 7695,6

    1 2,9 2274,4

    2 6,0 192,1

    3 9,3 6,2

    4 12,1 16,5

    20

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    Tabel 2. Kedudukan interferensi saling melemahkan yang terjadi pada kisi difraksi 80 celah tiap milimeter

    n θ (derajat) Intensitas Cahaya (Lux)

    -3 -10,4 2,1

    -2 -7,5 8,3

    -1 -4,6 20,7

    0 -1,6 72,3

    0 1,5 66,1

    1 4,5 22,7

    2 7,8 4,1

    3 10,8 2,1

    Tabel 3. Kedudukan interferensi saling menguatkan yang terjadi pada kisi difraksi 600 celah tiap milimeter

    n θ (derajat) Intensitas Cahaya (Lux)

    -2 -45,0 16,5

    -1 -20,9 999,9

    0 0 6183,3

    1 21,8 944,1

    2 49,1 18,6

    21

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    Tabel 4. Kedudukan interferensi saling melemahkan yang terjadi pada kisi difraksi 600 celah tiap milimeter

    n θ (derajat) Intensitas Cahaya (Lux)

    -1 -33,4 2,1

    0 -12,2 2,1

    0 13,6 2,1

    1 35,9 2,1

    Dari eksperimen didapatkan posisi sudut θ terjadinya intensitas cahaya maksimum dan

    intensitas cahaya minimum, jika hasilnya dibandingkan dengan teori, didapatkan:

    Tabel 5. Perbandingan sudut θ terjadinya intensitas cahaya maksimum dari teori dan eksperimen untuk kisi difraksi 80 celah tiap milimeter

    n Teori Eksperimen

    0 0 0

    1 2,9 2,9

    2 5,8 6,0

    3 8,7 9,3

    4 11,6 12,1

    22

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    Tabel 6. Perbandingan sudut θ terjadinya intensitas cahaya minimum dari teori dan eksperimen untuk kisi difraksi 80 celah tiap milimeter

    Tabel 7.

    Perbandingan

    sudut θ terjadi

    nya intensit

    as cahaya maksimum dari teori dan eksperimen untuk kisi difraksi 600 celah tiap milimeter

    n Teori Eksperimen

    0 1,4 1,7

    1 4,4 4,5

    2 7,3 7,8

    3 10,2 10,8

    n Teori Eksperimen

    0 0 0

    1 23,3 21,8

    2 52,3 49,1

    Tabel 8. Perbandingan sudut θ terjadinya intensitas cahaya minimum dari teori dan eksperimen untuk kisi difraksi 600 celah tiap milimeter

    n Teori Eksperimen

    0 11,4 13,6

    1 36,4 35,9

    23

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    B. Pembahasan

    Pengukuran distribusi intensitas cahaya yang dihasilkan kisi difraksi menggunakan

    Vernier LabPro. Selama percobaan, pada layar terlihat pola gelap terang secara berurutan

    dengan intensitas cahaya paling maksimum berada ditengah-tengah pola tersebut. Pola

    gelap terang yang terlihat pada layar kemudian akan dideteksi dengan sensor cahaya. Data

    dari sensor cahaya kemudian akan direkam dan ditampilkan di layar komputer yang

    dilengkapi Vernier LabPro.

    Dari hasil eksperimen didapatkan bahwa distribusi intensitas cahaya yang

    dihasilkan kisi difraksi menggunakan Vernier LabPro untuk sudut (θ) yang semakin besar

    nilai intensitas cahayanya akan semakin berkurang. Untuk kisi difraksi 80 celah tiap

    milimeter, intensitas cahaya maksimum dan intensitas cahaya minimum yang terjadi pada

    sudut θ dapat dilihat pada Tabel 1, Tabel 2. Perbandingan sudut θ terjadinya intensitas

    cahaya maksimum dan minimum ditampilkan pada Tabel 5 dan Tabel 6.

    Untuk kisi difraksi 600 celah tiap milimeter, terjadinya intensitas cahaya maksimum dan

    intensitas cahaya minimum pada sudut θ ditampilkan pada Tabel 3 dan Tabel 4.

    Perbandingan posisi sudut θ terjadinya intensitas cahaya maksimum dan intensitas cahaya

    minimum berdasarkan teori dan eksperimen ditampilkan pada Tabel 7 dan Tabel 8. Dilihat

    dari hasil perbandingan posisi sudut (θ) terjadinya intensitas cahaya maksimum dan

    intensitas cahaya minimum berdasarkan hasil eksperimen dapat dinyatakan sesuai dengan

    teori.

    Perbandingan hasil eksprimen dan teori, selisih sudut θ terjadinya intensitas

    cahaya maksimum dan intensitas cahaya minimum tidak terlalu jauh menyimpang. Pada

    Tabel 5, selisih penyimpangan sudut θ hasil eksperimen terhadap teori untuk 0=n

    24

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    selisihnya 0 , selisihnya berkisar 0 derajat, 1=n 2=n selisihnya berkisar 0,2 derajat,

    selisihnya berkisar 0,6 derajat, dan 3=n 4=n selisihnya berkisar 0,5 derajat. Pada Tabel

    6, selisih penyimpangannya yaitu untuk 0=n selisihnya berkisar 0,1 derajat, 1=n

    selisihnya berkisar 0,1 derajat, 2=n selisihnya berkisar 0,5 derajat dan selisihnya

    berkisar 0,6 derajat. Pada Tabel 7, selisih penyimpangan untuk selisihnya 0,

    3=n

    0=n 1=n

    selisihnya berkisar 1,5 derajat dan 2=n selisihnya berkisar 3,3 derajat. Pada Tabel 8,

    selisih penyimpangan untuk 0=n selisihnya berkisar 2,2 derajat dan selisihnya

    berkisar 0,5. Adanya selisih penyimpangan sudut (θ) dikarenakan dalam menentukan

    puncak intensitas cahaya maksimum kurang tepat. Pada Gambar 6 dan Gambar 8 dapat

    dilihat bahwa untuk puncak intensitas cahaya maksimum terdapat banyak titik-titik

    intensitas cahaya maksimum sehingga harus dipilih titik maksimum intensitas cahaya

    tersebut. Untuk menentukan titik intensitas maksimum hasil eksperimen, yaitu dengan

    cara dicari titik tengah dari lebar titik awal sampai ke titik terakhir terjadinya intensitas

    cahaya maksimum. Menentukan sudut (θ) dari teori yaitu untuk intensitas cahaya sesuai

    dengan persamaan (13). Sedangkan untuk intensitas cahaya minimum sesuai dengan

    persamaan (14).

    1=n

    Pada Gambar 6 dan Gambar 8, jika dibandingkan distribusi intensitas cahaya yang

    dihasilkan kisi difraksi berbeda. Intensitas cahaya maksimum untuk pada Gambar 8

    nilainya lebih besar daripada Gambar 6.

    0=n

    Pada penelitian ini didapatkan hasil distribusi intensitas cahaya yang dihasilkan

    kisi difraksi secara langsung di layar komputer yang telah dilengkapi Vernier LabPro.

    Kelebihan dari pengukuran distribusi intensitas cahaya yang dihasilkan kisi difraksi

    menggunakan vernier LabPro yaitu sudut (θ) dan intensitas cahaya (Iθ) dapat diukur

    25

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    secara bersamaan. Dari persamaan (18), intensitas cahaya maksimum yang terjadi pada

    sudut θ dapat dibuktikan jika lebar celah b diketahui.

    26

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • BAB V

    PENUTUP

    A. KESIMPULAN

    Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan:

    a. Distribusi intensitas cahaya yang dihasilkan kisi difraksi dapat

    terukur menggunakan menggunakan vernier LabPro.

    b. Distribusi intensitas cahaya yang dihasilkan kisi difraksi tergantung

    dari besarnya sudut (θ), jarak antar celah (a) dan lebar celah (b).

    c. Distribusi intensitas cahaya yang sesuai dengan posisi sudut (θ)

    berdasarkan eksperimen dapat dinyatakan sesuai dengan teori.

    B. SARAN

    Pengukuran dilakukan pada ruang gelap, untuk menghindarkan gangguan

    cahaya lain yang nantinya akan mempengaruhi nilai I0 dan pengukuran intensitas

    cahaya pada setiap sudut.

    29

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • DAFTAR PUSTAKA

    Alonso Marcelo dan Finn Edward.J, 1992, Dasar-Dasar Fisika Universitas, Jakarta,

    Erlangga.

    Richard Field , A Spreadsheet Simulation for a Young’s Double Slits Experiment.

    Giancoli, 1999, Fisika, jilid 2, Jakarta, Erlangga.

    Halliday David, 1988, Fisika Jilid 2, Erlangga, Jakarta.

    Nn, 2000, Buku Petunjuk Praktikum Fisika Dasar I dan II.

    Prasetio Lea, Dra, dkk, 1992, Mengerti Fisika : Gelombang, Yogyakarta, Andi

    Offset.

    Sears dan Zemansky, 2001, Fisika Universitas, jilid 2, Jakarta, Erlangga.

    Sutrisno, 1979, Fisika Dasar : Gelombang dan Optik, Bandung, ITB.

    Tipler, 1996, Fisika untuk Sains dan Teknik, jilid 2, Jakarta, Erlangga.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI