plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · di tengah perjalanan, ternyata banyak manfaat yang...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN TERHADAP PERILAKU AKSEPTOR KB TENTANG KONTRASEPSI
DI PUSKESMAS KABUPATEN SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh:
Theresia Elvira Yosi Ariani
NIM : 058114053
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN TERHADAP PERILAKU AKSEPTOR KB TENTANG KONTRASEPSI
DI PUSKESMAS KABUPATEN SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh:
Theresia Elvira Yosi Ariani
NIM : 058114053
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
Kupersembahkan karya skripsiku ini untuk yang terkasih:
Jesus Christ yang selalu membimbing, menyertai, dan memampukanku
disetiap langkah kehidupanku
Keluargaku sebagai tanda kasih dan wujud baktiku yang teramat dalam.
Tanpa kalian aku bukanlah siapa-siapa. Terima kasih atas doa, kasih
sayang, dan semangat yang telah kalian curahkan disepanjang hidupku
ini.
Sahabat-sahabatku yang selalu kukasihi dimanapun kalian berada
saat ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih atas berkat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan
Tingkat Pendapatan terhadap Perilaku Akseptor KB tentang Kontrasepsi di
Puskesmas Kabupaten Sleman” dengan baik, sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) di Fakultas Farmasi, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta.
Semua kelancaran dan keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini tidak lepas karena adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk
itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, atas semua kekuatan dan berkat yang
diberikan sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih
karena telah memampukan penulis dalam segala kelemahannya.
2. Bapak dan Ibu, atas cinta kasih, semangat, bantuan, dan doa yang selalu
dipanjatkan untuk penulis.
3. Mas Eko dan adik Tegar yang telah memberikan semangat, perhatian, cinta
kasih, dan doa.
4. Mas Delta yang telah memberikan cinta kasih, menemani penulis dalam
menyelesaikan pengambilan data hingga akhirnya naskah selesai dibuat, dan
selalu mengenalkan dan menanamkan bahwa dalam hidup perlu terus
berkorban dan berjuang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
5. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta sekaligus selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan banyak bimbingan, saran, dan masukan kepada penulis selama
proses penelitian dan penulisan skripsi yang dilakukan oleh penulis serta
pencerahan demi terselesaikannya skripsi ini.
6. Ipang Djunarko, S.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan
masukan demi kesempurnaan skripsi ini.
7. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan
masukan demi kesempurnaan skripsi ini.
8. Bapak Ir. Ig. Aris Dwiatmoko, M.Sc. yang telah memberikan banyak masukan
tentang metode dan cara analisis data pada penelitian ini.
9. Alexander Ari Sanata Dharma yang telah memberikan banyak masukan
tentang metode dan cara analisis data pada penelitian ini.
10. Walikota Sleman c.q. BAPPEDA Sleman yang telah memberikan ijin untuk
melakukan penelitian di Kabupaten Sleman Yogyakarta.
11. Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman yang telah memberikan ijin untuk
melakukan penelitian di Puskesmas Kabupaten Sleman.
12. Mas Narto yang telah membuat berbagai surat ijin yang membantu kelancaran
proses pengambilan data.
13. Puskesmas Depok II Kabupaten Sleman yang telah menyediakan tempat
penelitian untuk menunjang kelancaran proses pengambilan data.
14. Puskesmas Mlati I Kabupaten Sleman yang telah menyediakan tempat
penelitian untuk menunjang kelancaran proses pengambilan data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
15. Puskesmas Ngaglik I Kabupaten Sleman yang telah menyediakan tempat
penelitian untuk menunjang kelancaran proses pengambilan data.
16. Ibu-ibu akseptor KB di 3 puskesmas Kabupaten Sleman yang bersedia
membantu jalannya skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
17. Teman seperjuangan dan sepenanggungan: Christina Santi dwi Prastiwi atas
semangat dan keceriaan yang telah diberikan sehingga penelitian ini dapat
diselesaikan dengan baik, walaupun penulis menyadari bahwa tidak segala
sesuatu yang diharapkan harus menjadi kenyataan dan jalan untuk mencapai
keberhasilan penuh dengan lika-liku yang harus dihadapi dan diselesaikan
dengan penuh perjuangan.
18. Sahabat-sahabatku Olivia Ganeswati, Aloysia Dona Haryuningtyas, Ade
Entyna, Dwi Arunningtyas, dan Christina Santi yang selalu memberikan
semangat, inspirasi, masukan, dan juga keceriaan selama 4 tahun peneliti
berada di Fakultas Farmasi ini.
19. Teman-teman FKK angkatan 2005 (Ragil, Kaka, Hesti, Yuan, Ines, Andin,
Rita, Detta, Rosye, Nisi, Novi, Jerry, Siska, Dita, Lini, Bambang, Rini, Suster
Bernadeta, Ina, Stella, Marlin, Widya, Lina, Rony), yang selalu mendukung
dan memberikan bantuan baik langsung maupun tidak langsung kepada
penulis.
20. Teman-teman kos lama maupun baru, mbak Rini, mbak Yanti, mbak Rachel,
mbak Siska, Rita, Vita, Puji, Riris, Restu, Katrin, dan Devi atas semangat dan
keceriaan saat kita tinggal bersama.
21. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
Penulis menyadari penyusunan skripsi ini masih memiliki banyak
kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan adanya saran dan kritik tentang
skripsi ini, dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu
kefarmasian dan bagi semua pembaca.
Yogyakarta,
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
INTISARI
Sebagai upaya untuk mengendalikan banyaknya penduduk, pemerintah melancarkan program Keluarga Berencana (KB). Pada awalnya, tujuan utama dari program tersebut adalah membatasi jumlah kelahiran dan menjarangkan kelahiran. Di tengah perjalanan, ternyata banyak manfaat yang dapat dipetik dari program KB. Dengan ber-KB ternyata lebih mensejahterakan ibu hamil. Selain itu, ibu terhindar dari risiko pendarahan karena sering melahirkan dan risiko kematian akibat persalinan. Kegiatan KB berhubungan langsung dengan penggunaan alat kontrasepsi. Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh pada pemilihan dan penggunaan jenis kontrasepsi. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor ekonomi, gaya hidup, budaya, umur, frekuensi senggama, dan status kesehatan. Faktor ekonomi dapat dilihat dari status tingkat pendapatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pendapatan terhadap perilaku akseptor KB mengenai kontrasepsi di Puskesmas Kabupaten Sleman. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian non eksperimental analitik dengan rancangan cross sectional yang dikerjakan dengan melakukan wawancara dan pengisian kuesioner kepada sejumlah responden yang tersebar di Puskesmas Kabupaten Sleman. Data hasil wawancara digunakan untuk pendekatan kualitatif, sedangkan nilai kuesioner yang meliputi pengetahuan, sikap, dan tindakan dipakai untuk pendekatan kuantitatif. Data kualitatif dikalkulasi frekuensinya dan dihitung persentasenya. Data kuantitatif diolah dengan menghubungkan tingkat pendapatan dengan nilai pengetahuan, sikap, dan tindakan responden. Pengolahan dilakukan menggunakan metode statistik Chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapatnya hubungan antara tingkat pendapatan dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan akseptor KB tentang kontrasepsi.
Kata Kunci : Keluarga Berencana, kontrasepsi, tingkat pendapatan, pengetahuan,
sikap, tindakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
ABSTRACT
To manage the populations in Indonesia, our government implements a
Family Planning program. At the beginning, the main purposes were to control and rare the amount of birth. During the process, many benefits can be gained from Family Planning. This program prospers women during pregnancy. In addition, it avoids mothers from the risk of hemorrhaging because of baby delivering frequency and that of causing death. This program is directly related to the use of contraception devices. There are some factors that influence in selecting and using types of contraception. They are economic, life-style, culture, age, frequent of having sexual intercourse, and health status factor. Economic factor can be seen in income level.
This research aims to acknowledge the relation between the income level and the behaviour of Family Planning Program’s acceptor towards the contraception in Sleman Local Government Clinic. The research belongs to non-experimental analytic according to cross sectional done by interviewing and distributing questionnaire to respondents in Sleman Local Government Clinic. The result of interview in the form of data is used for qualitative approach and the quizzes data, including knowledge, behavior, and act is used for quantitative approach. The frequent of qualitative data is calculated and counted to gain the percentage. Quantitative data is processed by relating the income level with the knowledge, behaviour, and the action of respondents. The process is done using Chi-square statistic method.
The result of this research shows that there is no relation between the income level and the knowledge, behaviour, and the action of respondents of Family Planning Program towards contraception.
Keywords: Family Planning, contraception, income level, knowledge, behaviour,
action.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………… iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………….. v
PERNYATAAN PUBLIKASI................................................................. vi
PRAKATA……………………………………………………………… vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………... xi
INTISARI.................................................................................................. xii
ABSTRACT ……………………………………………………………. xiii
DAFTAR ISI............................................................................................ xiv
DAFTAR TABEL.................................................................................... xix
DAFTAR GAMBAR............................................................................... xx
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................... xxii BAB I. PENGANTAR............................................................................. 1
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
1. Perumusan masalah........................................................................ 4
2. Keaslian penelitian......................................................................... 4
3. Manfaat penelitian.......................................................................... 5
B. Tujuan Penelitian................................................................................. 5
1. Tujuan umum................................................................................. 5
2. Tujuan khusus................................................................................ 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA...................................................... 7
A. Pengertian Keluarga Berencana ......................................................... 7
B. Reproduksi ……................................................................................. 8
C. Fertilisasi……………......................................................................... 10
D. Siklus Menstruasi................................................................................ 10
E. Kontrasepsi.......................................................................................... 13
1. Pengertian kontrasepsi………………............................................ 13
2. Cara kerja kontrasepsi..................................................................... 13
3. Jenis metode kontrasepsi………………………………………… 14
a. Kontrasepsi dengan strategi non farmakologi.............................. 14
1) Pantang periodik (pantang berkala)…………………...……. 14
2) Barrier methods………………………………....................... 15
3) Tubektomi (kontrasepsi mantap) ........................................... 20
b. Metode kontrasepsi farmakologi................................................... 23
1) Kontrasepsi dengan metode hormon……………………...... 23
a) Pil KB…………………………………………………... 23
b) Suntik KB………………………………………………. 26
c) Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK)………………... 28
d) Kontrasepsi Post coital…………………………………. 29
2) Kontrasepsi dengan spermisida..……………........................ 30
4. Penggunaan kontrasepsi yang rasional........................................... 30
5. Pelayanan kontrasepsi……………………………………………. 34
F. Perilaku……………………………………………………………… 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
1. Pengetahuan………………………………………………………. 37
2. Sikap……………………………………………………………… 37
3. Tindakan………………………………………………………….. 38
G. Pendapatan…………………………………………………………... 38
H. Landasan Teori……………………………………………………… 39
I. Hipotesis………………………………..…………………………... 40
BAB III. METODE PENELITIAN.......................................................... 41
A. Jenis dan Rancangan Penelitian........................................................... 41
B. Variabel dan Definisi Operasional...................................................... 41
C. Waktu dan Tempat Penelitian............................................................. 43
D. Instrumen Penelitian............................................................................ 43
E. Subjek Penelitian……………………………………………………. 44
F. Tata Cara Penelitian............................................................................. 44
1. Penentuan lokasi penelitian............................................................ 44
2. Pengurusan izin penelitian.............................................................. 45
3. Sampling frame............................................................................... 45
4. Penetapan besar sampel.................................................................. 46
5. Pembuatan transkrip wawancara dan kuesioner............................. 47
6. Pengujian reliabilitas dan validitas kuesioner................................. 48
G. Pengambilan data……........................................................................ 51
H. Tata cara analisis data……………………………………………….. 51
1. Analisis data kuantitatif.................................................................. 51
2. Analisis data kualitatif................................................................... 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
I. Kesulitan Penelitian............................................................................. 55
J. Kelemahan Penelitian………………………………………………... 55
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................ 56
A. Karakteristik Responden..................................................................... 56
1. Usia responden............................................................................... 56
2. Jumlah anak responden.................................................................. 59
3. Jenis alat kontrasepsi yang digunakan…………………………… 60
4. Pekerjaan....................................................................................... 62
5. Tingkat pendapatan keluarga……………………………………... 63
6. Pernah atau tidaknya responden mengalami efek samping dari
kontrasepsi yang digunakan…………………………………….. 66
7. Pernah atau tidaknya responden mengganti jenis kontrasepsi yang
digunakan………………………………………………………… 67
B. Pemahaman Pelaksanaan Program Keluarga Berencana (KB) yang
diikuti oleh Responden……………………………………………. 68
1. Persepsi akseptor KB tentang pelaksanaan program Keluarga
Berencana (KB)…………..…………………………………….. 69
2. Ada atau tidaknya pertimbangan ekonomi dalam pelaksanaan
program Keluarga Berencana………………………………….. 72
3. Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan program KB……… 75
C. Hubungan Tingkat Pendapatan Terhadap Perilaku Akseptor KB
tentang Kontrasepsi di Puskesmas Kabupaten Sleman…………… 78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
1. Hubungan antara tingkat pendapatan dengan pengetahuan
akseptor KB tentang kontrasepsi ................................................... 78
2. Hubungan antara tingkat pendapatan dengan sikap akseptor KB
tentang kontrasepsi......................................................................... 79
3. Hubungan antara tingkat pendapatan dengan tindakan akseptor
KB tentang kontrasepsi ……………………………………..…… 80
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN.................................................. 84
A. Kesimpulan.......................................................................................... 84
B. Saran.................................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 86
LAMPIRAN……………………………………………………………. 89
BIOGRAFI PENULIS………………………………………………….. 116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Kontrasepsi Hormonal yang Sering dipakai di Indonesia........................................................................... 24
Tabel II. Frekuensi Usia Akseptor KB di Puskesmas Kabupaten
Sleman............................................................................... 57 Tabel III. Jenis Pekerjaan Akseptor KB di Puskesmas Kabupaten
Sleman.............................................................................. 62 Tabel IV. Item Pernyataan Kuesioner yang digunakan sebagai
Pedoman Wawancara........................................................ 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. Anatomi alat reproduksi wanita ......................................... 9
Gambar 2. Anatomi alat reproduksi wanita tampak samping.............. 10
Gambar 3. Siklus Menstruasi.............................................................. 13 Gambar 4. Alat diafragma................................................................... 15 Gambar 5. Kondom wanita................................................................. 17 Gambar 6. Jenis-jenis IUD yang biasa digunakan ............................ 19 Gambar 7. Sterilisasi pada wanita....................................................... 23 Gambar 8. Pola perencanaan keluarga dan penggunaan kontrasepsi
yang rasional..................................................................... 31 Gambar 9. Analisis Hubungan Tingkat Pendapatan dengan
perilaku.............................................................................. 54 Gambar 10. Jumlah Anak Akseptor KB di Puskesmas Kabupaten
Sleman............................................................................... 59 Gambar 11. Jenis alat kontrasepsi yang digunakan Akseptor KB di
Puskesmas Kabupaten Sleman.......................................... 61 Gambar 12. Tingkat Pendapatan Keluarga Akseptor KB di
Puskesmas Kabupaten Sleman ......................................... 64 Gambar 13. Pengelompokan Tingkat Pendapatan keluarga Akseptor
KB di Puskesmas Kabupaten Sleman.............................. 65 Gambar 14. Persentase kejadian efek Samping yang dialami oleh
responden......................................................................... 66 Gambar 15. Persentase Pernah atau Tidaknya Akseptor KB di
Puskesmas Kabupaten Sleman Melakukan Penggantian Jenis Kontrasepsi .............................................................. 67
Gambar 16. Jumlah responden wawancara terkait pengetahuannya
tentang definisi program KB (kuesioner nomor 1) ……… 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
Gambar 17. Jumlah responden wawancara terkait sikap dalam Menentukan Pilihan (kuesioner nomor 14)………......... 70
Gambar 18. Jumlah responden wawancara terkait sikap dan
tindakannya dalam Menentukan Pilihan (kuesioner nomor 17 dan 23)…………………………………………….... 71
Gambar 19. Jumlah responden wawancara terkait sikap dalam Menentukan Pilihan (kuesioner nomor 20)…. ………... 72
Gambar 20. Frekuensi Akseptor KB terkait penyisihan dana khusus
dalam memilih jenis alat kontrasepsi................................ 73 Gambar 21. Frekuensi Akseptor KB terkait pertimbangan biaya dalam
memilih jenis alat kontrasepsi……………….………….. 75 Gambar 22. Frekuensi Responden yang setuju atau tidak setuju
dengan pernyataan nomor 15 dalam kuesioner…………. 76 Gambar 23. Frekuensi responden yang setuju atau tidak setuju
dengan pernyataan nomor 19 dalam kuesioner………..... 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Draft Kuesioner ............................................................. 89 Lampiran 2. Contoh Kuesioner dengan Jawaban dari Responden… 93 Lampiran 3. Pedoman Wawancara………………………………… 96 Lampiran 4. Surat Ijin BAPPEDA………………………………… 98 Lampiran 5. Daftar 30 Puskesmas yang Tersebar di 17 Kecamatan
Kabupaten Sleman Yogyakarta………………………. 99 Lampiran 6. Validitas dan Reliabilitas 30 Subyek………………… 100 Lampiran 7. Rekap Data Hasil Kuesioner…………………………. 102 Lampiran 8. Statistik Deskriptif Tingkat Pendapatan Keluarga
Akseptor KB di Puskesmas Kabupaten Sleman……. .. 105
Lampiran 9. Median Perilaku……………………………………… 106 Lampiran 10. Uji Chi-square Hubungan Tingkat Pendapatan terhadap
Pengetahuan Akseptor KB tentang Kontrasepsi di Puskesmas Kabupaten Sleman………………………. 107
Lampiran 11. Uji Chi-square Hubungan Tingkat Pendapatan terhadap
SIkap Akseptor KB tentang Kontrasepsi di Puskesmas Kabupaten Sleman………………………………….. 108
Lampiran 12. Uji Chi-square Hubungan Tingkat Pendapatan terhadap Tindakan Akseptor KB tentang Kontrasepsi di Puskesmas Kabupaten Sleman…..……………………………… .. 109
Lampiran 13. Pembagian Nilai Pendapatan, Pengetahuan, Sikap,
Tindakan……………………………………………. 110
Lampiran 14. Algoritma Penentuan Metode Analisis Data Penelitian.. 113 Lampiran 15. Tabel Kecenderungan Jawaban Responden................. 155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Masalah yang umum dialami oleh negara-negara berkembang, yaitu
masalah kependudukan. Di Indonesia masalah ini sudah menjadi masalah
Nasional. Usaha pemerintah dalam hal ini adalah menciptakan suatu program
yang dikenal sebagai program Keluarga Berencana atau biasa disingkat KB
(Soeradi, 1994).
Penyelenggaraan KB bukan hanya merupakan tanggung jawab
pemerintah saja tetapi juga merupakan tanggung jawab masyarakat. Gerakan KB
Nasional selain bertujuan untuk mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera (NKKBS) yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang
sejahtera, juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak. Dalam
rangka perkembangan kependudukan dan untuk mewujudkan keluarga sejahtera,
program KB dipandang perlu untuk mengadakan pengaturan kelahiran (Rukanda,
Ryanto, Syarief, Hasjim, Saleng, Muhasjim, 1993). Selama 20 tahun pelaksanaan
program KB, angka kelahiran kasar menurun dari 44 menjadi 29 per 1000
penduduk (Soeradi, 1994).
Menurut Hartanto (2004), untuk mencapai tujuan dari KB yaitu
mewujudkan NKKBS, penggarapan program KB Nasional diarahkan kepada dua
bentuk sasaran yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak langsung :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
1. Sasaran langsung, PUS yaitu Pasangan Usia Subur yang meliputi usia 15-49
tahun yang secara bertahap menjadi peserta KB aktif
2. Sasaran tidak langsungnya yaitu organisasi-organisasi, lembaga
kemasyarakatan, tokoh masyarakat yang diharapkan dapat memberikan
dukungannya dalam pelembagaan NKKBS.
Kalau kita berbicara tentang KB, tentu tidak akan lepas dari pembicaraan
tentang kontrasepsi. Hal ini karena metode kontrasepsi merupakan sarana vital
guna mensukseskan gerakan KB, sehingga penggunaan kontrasepsi sangat penting
untuk diinformasikan dan dimengerti oleh masyarakat luas (Mardiya, 1999).
Dengan demikian, faktor terpenting yang dibutuhkan saat ini dalam
pelayanan KB adalah diperlukannya pemahaman yang cukup mendalam tentang
kontrasepsi agar masyarakat dapat menentukan pilihan kontrasepsi secara tepat,
cepat, dan rasional dengan mempertimbangkan berbagai macam aspek yang
berhubungan dengannya (Mardiya, 1999). Tentu saja masyarakat harus tahu
seberapa aman metode yang dipilih, tidak hanya untuk mencegah kehamilan,
tetapi juga berkaitan dengan kesehatan mereka, dan apakah metode tersebut akan
menimbulkan efek samping untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Untuk mendukung gerakan KB, mutu dari pelaksana, pengelola dan
peserta KB harus ditingkatkan. Untuk petugas klinik, dokter, dan penyuluh KB
yang merupakan ujung tombak keberhasilan program KB harus lebih dahulu
menguasai materi untuk mendukung gerakan KB, sehingga dengan bekal tersebut
diharapkan petugas KB dapat memberikan informasi yang jelas dan benar kepada
para PUS secara dini. Pelayanan KB diarahkan untuk lebih meningkatkan kualitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dan kuantitas pelayanan kontrasepsi. Peningkatan tersebut dalam hal pemakaian
kontrasepsi serta kemandirian dalam kegiatan pelayanan kontrasepsi maupun
mengikuti cara-cara kontrasepsi (Rukanda dkk,1993).
Masyarakat bisa mendapatkan pelayanan KB melalui dokter, Rumah
Sakit, bidan, apotek, dan penyalur kontrasepsi lainnya. Semakin banyak tempat
pelayanan KB akan semakin memudahkan masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan kontrasepsi.
Menurut Siswono (2004), beban berat perekonomian 2004 akan
mempengaruhi program Keluarga Berencana (KB) nasional. Diprediksi jumlah
peserta KB (mandiri) menurun, dan yang menggantungkan pelayanannya kepada
pemerintah meningkat. Beban ekonomi itu dilain pihak telah menurunkan daya
beli masyarakat, sehingga jumlah peserta KB akan kembali menggantungkan
pelayanannya dari sektor pemerintah.
Responden yang digunakan adalah akseptor KB yang merupakan
pelanggan tetap di Puskesmas wilayah Kabupaten Sleman. Lokasi penelitian yang
digunakan adalah puskesmas karena sesuai dengan tiga fungsi puskesmas sendiri
yaitu sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan dan pusat
pelayanan kesehatan tingkat pertama, sehingga diharapkan dapat menjangkau
seluruh lapisan masyarakat yang mempunyai kesadaran tinggi akan gerakan KB.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) D. I. Yogyakarta tahun 2005,
Kabupaten Sleman mempunyai jumlah rumah tangga yang paling tinggi
dibanding wilayah lain di D. I. Yogyakarta yaitu 318.423 rumah tangga, sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
akan mendukung dalam penyebaran kuesioner, dimana jumlah akseptor KB aktif
mencapai 113.296 peserta.
Sebagai upaya untuk mengendalikan banyaknya penduduk, Pemerintah
Kabupaten Sleman pun telah melancarkan program KB. Program ini disamping
untuk menekan ledakan jumlah penduduk, juga dimaksudkan sebagai usaha untuk
meningkatkan kesejahteraan keluarga. Pasangan usia subur (PUS) yang
merupakan salah satu sasaran program KB tersebar pada 17 kecamatan dengan
jumlah terbesar pada tahun 2006 berada di Kecamatan Depok sebanyak 14.618
pasangan (10,13%), disusul Kecamatan Gamping 13.225 (9,17 %) pasangan dan
Kecamatan Mlati sebanyak 8,47% atau 12.225 pasangan (Anonim, 2006).
1. Perumusan masalah
a. Seperti apakah karakteristik akseptor KB di Puskesmas Kabupaten Sleman?
b. Seperti apakah pemahaman pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB)
yang diikuti oleh responden?
c. Apakah terdapat hubungan antara tingkat pendapatan dengan pengetahuan,
sikap, dan tindakan akseptor KB di Puskesmas Kabupaten Sleman?
2. Keaslian penelitian
Di Daerah Istimewa Yogyakarta, penelitian sejenis mengenai “Hubungan
Tingkat Pendapatan terhadap Perilaku Akseptor KB tentang Kontrasepsi di
Puskesmas Kabupaten Sleman” yang sudah pernah dilakukan seperti: Perilaku
Akseptor Di Kota Yogyakarta : Kajian Motivasi, Pengetahuan Dan Pola
Penggunaan oleh Putra Dana Kusuma (2006), Pengetahuan dan Motivasi Tentang
Kontrasepsi pada Akseptor KB Di 4 Taman Kanak-Kanak Di Kecamatan Sleman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
oleh Erny ( 2007). Hubungan Kontrasepsi Pil KB dengan Kegemukan Wanita
oleh Nurcaya (2007). Perbedaannya dengan penelitian yang dilakukan oleh
penulis terletak pada subyek pengambilan data, metode pengambilan sampel, dan
cara menganalisis data.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
Untuk mengetahui adakah hubungan antara tingkat pendapatan dengan
pengetahuan, sikap, dan tindakan akseptor KB tentang kontrasepsi di Puskesmas
Kabupaten Sleman.
b. Manfaat praktis
1) Diharapkan tenaga kesehatan dapat meningkatkan pelayanan kontrasepsi
mengenai Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) yang benar kepada
masyarakat.
2) Diharapkan para akseptor memiliki pengetahuan yang benar tentang
kontrasepsi sehingga akseptor dapat memilih kontrasepsi yang sesuai dengan
kondisinya.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui ada atau tidak ada hubungan antara tingkat
pendapatan dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan akseptor KB tentang
kontrasepsi di Puskesmas Kabupaten Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui seperti apa karakteristik akseptor KB di Puskesmas
Kabupaten Sleman.
b. Untuk mengetahui seperti apa pemahaman pelaksanaan program Keluarga
Berencana (KB) yang diikuti oleh responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Pengertian Keluarga Berencana
Definisi Keluarga Berencana (KB) menurut World Health Organisation
(WHO) adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk
menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang
diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat
kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri, dan menentukan jumlah anak
dalam keluarga (Hartanto, 2004).
Pelaksanaan KB antara lain bertujuan untuk mewujudkan Norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera atau biasa disingkat dengan NKKBS, yaitu
suatu sikap atau tingkah laku yang diharapkan menjiwai masyarakat, keluarga,
dan individu agar mempunyai 2 atau 3 orang anak saja demi meringankan beban
hidup keluarga baik secara moril maupun materiil untuk menuju keluarga bahagia
dan sejahtera (Anonim, 1990).
Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional saat ini telah
diubah visinya dari mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan
“Keluarga Berkualitas Tahun 2015”. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga
yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak ideal, berwawasan ke
depan, bertanggung jawab, harmonis, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa (Saifuddin, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Akseptor adalah pasangan usia subur yang menggunakan satu atau lebih
cara kontrasepsi. Pasangan Usia Subur adalah pasangan yang istrinya berumur 15-
49 tahun, dalam hal ini termasuk pasangan yang istrinya berumur di bawah 15
tahun atau lebih dari 49 tahun dan tetap mendapatkan menstruasi (Anonim,1990).
Keluarga Berencana Mandiri merupakan pelaksanaan KB dari seseorang
atau kelompok yang pelaksanaannya tidak tergantung pada orang atau pihak lain.
Penggolongan KB Mandiri ini dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
1. pra mandiri yaitu kondisi saat kemandirian masyarakat masih memerlukan
subsidi penuh atas sarana dan pelayanan KB dari pemerintah maupun pihak
lain.
2. mandiri parsial yaitu kondisi saat kemandirian masyarakat masih memerlukan
subsidi sebagian atas sarana dan pelayanan KB dari pemerintah maupun pihak
lain.
3. mandiri penuh yaitu kondisi saat kebutuhan masyarakat untuk ber-KB
sepenuhnya merupakan usaha sendiri (Anonim, 1990).
Setiap pasangan suami isteri dapat menentukan pilihannya dalam
merencanakan dan mengatur jumlah anak dan jarak antara kelahiran anak yang
berdasarkan pada kesadaran dan rasa tanggung jawab terhadap generasi sekarang
maupun generasi mendatang. Suami isteri juga mempunyai hak dan kewajiban
yang sama dalam menentukan cara pengaturan kelahiran (Gieles, 2001).
B. Reproduksi
Masa reproduksi adalah masa antara awal seorang wanita mendapat haid
(menorrhea) sampai akhir pubertas atau tidak haid lagi (menopause). Menopause
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
atau mati haid atau baki adalah suatu masa saat seorang wanita tidak mendapat
haid lagi, dan biasanya terjadi sesudah umur 46-50 tahun (Anonim, 1990).
Untuk memasuki kehidupan berkeluarga diperlukan kematangan dan
kesiapan jasmani maupun rohani untuk dapat melaksanakan reproduksi secara
sehat, hal ini dikarenakan peristiwa kehamilan dan persalinan mengandung resiko
yang cukup tinggi bagi kesehatan ibu dan anak (Rukanda dkk, 1993). Untuk
mengurangi resiko tersebut maka perencanaan kehamilan haruslah dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya dan dilakukan dengan aman dengan tingkat kesehatan
yang baik dari ibu dan janinnya (Muchji, Muchtar, Situmorang, Lely, Samiajis,
Djurkam, 1999).
Usia menikah yang umum dianjurkan ialah sekurang-kurangnya 20
tahun untuk wanita dan 25 tahun bagi laki-laki. Anjuran ini didasarkan pada
pemikiran bahwa pada usia tersebut wanita dan pria sudah mempunyai kesiapan
batin dan jasmani untuk melaksanakan proses reproduksi, sedangkan kurun waktu
yang paling aman untuk terjadi kehamilan dan persalinan adalah umur 20-30
tahun, dengan memperhitungkan jarak kelahiran tiap anak kurang lebih 4 tahun
diharapkan ibu hanya akan melahirkan dua kali. Kurun waktu 20-30 tahun itu
disebut kurun reproduksi sehat (Rukanda dkk, 1993).
Gambar 1. Anatomi alat reproduksi wanita (Sundquist, 1996)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Gambar 2. Anatomi alat reproduksi wanita tampak samping
(Anonim, 1999)
C. Fertilisasi
Fertilisasi adalah bertemunya sel telur dan sel sperma di dalam saluran
telur (Mardiya, 1999). Fertilisasi dapat terjadi dengan syarat: pertama, adanya sel
telur dan sel sperma yang subur. Kedua, cairan sperma harus ada di dalam vagina
sehingga sel sperma dapat berenang menuju cervix kemudian ke rahim, lalu ke
saluran oviduk untuk membuahi sel telur. Ketiga, sel telur yang sudah dibuahi
harus mampu bergerak dan turun ke rahim, di rahim sel telur tersebut akan
melakukan nidasi. Keempat, endometrium atau dinding rahim harus dalam
keadaan siap untuk menerima nidasi (Notodihardjo, 2002).
D. Siklus Menstruasi
Regulasi hormonal dari siklus menstruasi normal wanita sangat penting
untuk membantu memahami cara kerja kontrasepsi pada wanita. Siklus menstruasi
dimulai dengan menarche, biasanya sekitar usia 12 tahun dan terus berlanjut pada
wanita yang tidak hamil hingga menopause, biasanya sekitar usia 50 tahun. Siklus
menstruasi terdiri 3 fase yaitu fase folikular, fase ovulasi, dan fase luteal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Hari pertama menstruasi disebut sebagai hari pertama dari siklus dan
menandai mulainya fase folikular. Hal ini berlanjut hingga ovulasi, fase ovulasi
biasanya terjadi pada hari ke-14. Fase setelah terjadinya ovulasi disebut sebagai
fase luteal, yang berlangsung hingga awal siklus berikutnya. Lama siklus
menstruasi rata-rata adalah 28 hari, tetapi dapat pula bervariasi antara 21 hingga
40 hari. Umumnya, variasi sangat sering terjadi.
Siklus menstruasi dipengaruhi oleh hubungan hormonal antara
hipotalamus, anterior pituitary, dan ovarium. Sebagai respon terhadap stimulasi
epinefrin dan norepinefrin, hipotalamus mensekresikan Gonadotrophin-Releasing
Hormone (GnRH). GnRH ini menstimulasi anterior pituitary untuk mensekresi
gonadotrophin, Folicle Stimulating Hormone (FSH), dan Luteinizing Hormone
(LH). Gonadotropin, FSH, dan LH inilah yang mengatur folikel di dalam ovarium
sehingga dihasilkan ovum yang fertil.
1. Fase Folikular. Empat hari pertama dari siklus menstruasi, kadar FSH
meningkat dan ada sejumlah kecil folikel yang tumbuh dan berkembang.
Antara hari ke-5 hingga ke-7, tumbuh satu folikel dominan yang nantinya akan
ruptur dan melepaskan oocyt. Pertumbuhan folikel dominan ini juga
menyebabkan terjadinya peningkatan sekresi estradiol dan inhibin oleh
ovarium sehingga terjadi mekanisme umpan balik negatif terhadap sekresi
GnRH oleh hipotalamus dan sekresi FSH oleh anterior pituitary.
2. Fase Ovulasi. Saat kadar estradiol yang meningkat bertahan selama periode
waktu tertentu (200 pg selama sedikitnya 50 jam), anterior pituitary
mensekresikan LH dengan kecepatan yang meningkat pesat (tejadi lonjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
LH). Lonjakan LH menstimulasi tahap akhir proses maturasi folikel dan
ovulasi (folikel ruptur dan melepaskan oocyt). Rata-rata ovulasi terjadi 24-36
jam setelah kadar estradiol mencapai puncak dan 10-16 jam setelah kadar LH
mencapai puncak. Secara klinis lonjakan LH yang terjadi 28-32 jam sebelum
folikel ruptur menjadi prediktor terjadinya ovulasi. Setelah ovulasi, oocyt dapat
dibuahi dan setelah itu menuju uterus agar terjadi implantasi embrionik.
Pembuahan akan berhasil jika hubungan seksual dua hari sebelum ovulasi
sampai hari terjadinya ovulasi.
3. Fase Luteal. Setelah folikel ruptur dan melepaskan ovum, folikel yang
tertinggal menjadi Corpus luteum yang mensistesis androgen, estrogen, dan
progesteron. Progesteron membantu memelihara lapisan endometrium untuk
implantasi embrio dan memelihara kehamilan. Progesteron ini juga
menghambat pelepasan GnRH dan gonadotropin mencegah perkembangan
folikel baru. Jika kehamilan terjadi, human Chorionic Hormone (hCG)
mencegah regresi Corpus luteum dan menstimulasi produksi estrogen serta
sekresi progesteron untuk memelihara kehamilan sampai plasenta mampu
menggantikan peran tersebut (biasanya 6-8 minggu masa awal kehamilan). Jika
fertilisasi atau implantasi tidak terjadi, Corpus luteum akan terdegenerasi dan
produksi progesteron menurun. Rentang waktu hidup Corpus luteum
bergantung pada adanya sejumlah kecil LH, dan rata-rata durasinya 9-11 hari.
Karena produksi progesteron menurun, menstruasi terjadi (peluruhan
endometrium), dan siklus menstruasi yang baru dimulai lagi dari awal. Pada
akhir fase luteal, dimana kadar estrogen dan progesteron rendah, kadar FSH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
mulai meningkat dan pertumbuhan folikel dimulai untuk siklus selanjutnya.
Berikut ini gambar dari siklus menstruasi :
Gambar 3. Siklus Menstruasi
(DiPiro, 2005)
E. Kontrasepsi
1. Pengertian kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti
mencegah, menolak, melawan. Konsepsi berarti penyatuan sel telur dengan
sperma (pembuahan). Kontrasepsi berarti obat atau alat untuk mencegah
terjadinya konsepsi (Anonim, 1990).
2. Cara kerja kontrasepsi
Dasar atau cara kerja dari kontrasepsi adalah dengan mencegah
masuknya sperma ke dalam vagina, mencegah masuknya sperma ke dalam uterus,
membunuh atau melemahkan sperma sehingga tidak dapat masuk ke dalam uterus,
menghambat terjadinya ovulasi, mengganggu dan mencegah terjadinya nidasi di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
dalam Cavum uteri, mencegah masuknya sel telur ke dalam tuba/rahim (Rukanda
dkk, 1993).
3. Jenis metode kontrasepsi
Menurut DiPiro (2005), metode kontrasepsi digolongkan menjadi 2 yaitu:
a. Kontrasepsi dengan strategi non-farmakologi/alami adalah sebuah upaya
pencegahan kehamilan dengan menggunakan alat kontrasepsi yang tidak berisi
obat (kontrasepsi tanpa obat).
1) Pantang periodik (pantang berkala)
Yaitu metode kontrasepsi sederhana yang mana pasangan suami istri
tidak melakukan senggama pada masa subur wanita (Muchji, dkk, 999).
a) Billing methods (KB alami)
Dalam metode KB alami ini perlu adanya komunikasi dan kerja sama
yang baik dan kompak antara pria dan wanita untuk rela ‘pantang’ atau tidak
berhubungan seks pada saat dimana wanita sedang dalam masa subur. Cara pada
metode ini adalah dengan menandai tanggal – tanggal dimana wanita sedang pada
masa menstruasi, masa kering, masa subur dan masa ovulasi dengan melihat
lendir kesuburan.
b) Metode kalender
Untuk mengetahui masa subur yaitu dengan cara menghitung
tanggal/kalender, cara ini cocok untuk seseorang yang memiliki siklus haid
teratur. Perhitungan ini didasarkan saat ovulasi terjadi pada hari ke 14 dari
menstruasi yang akan datang dan dikurangi 2 hari karena sperma dapat hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
selama 48 jam setelah ejakulasi dan ditambahkan 2 hari karena sel telur dapat
hidup 24 jam setelah ovulasi.
c) Metode suhu basal
Dengan menilai peningkatan suhu badan, biasanya suhu badan meningkat
menjelang dan sesudah masa ovulasi karena pengaruh hormon progesteron.
2) Barrier methods
Termasuk dalam metode ini adalah diafragma, cervical cap, kondom, dan
spermisida.
a) Diafragma
Diafragma adalah suatu kontrasepsi yang berupa mangkok karet, yang
dimasukkan ke dalam vagina untuk menutup mulut rahim (Cerviks uteri).
Sebaiknya dipakai dengan mengoleskan krim atau jelly pada permukaannya dan
dimasukkan ke dalam vagina sedalam mungkin sampai menutupi mulut rahim
(Anonim,1992).
Cara kerja dari diafragma yaitu mencegah masuknya sperma ke dalam
rahim disebabkan tertutupnya mulut rahim oleh diafragma. Keuntungan dari
pemakaian diafragma antara lain dapat mencegah kemungkinan penularan
penyakit kelamin. Efektivitas diafragma cukup baik apabila dipakai bersama
spermisida (Muchji dkk, 1999).
Gambar 4. Alat Diafragma (Anonim, 1999)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Efek samping dari pemakaian diafragma yaitu adanya rasa panas dan
nyeri akibat alergi terhadap karet dan lecet pada saluran kemaluan wanita akibat
pemakaian diafragma yang tergesa-gesa/akibat goresan kuku pada saat pemakaian
diafragma (Rukanda dkk, 1993).
b) Cervical cap
Bersifat lembut, dari karet dengan pinggiran kuat yang ukurannya lebih
kecil dari diafragma dan melindungi leher rahim seperti tudung/sarung jari.
Spermisida digunakan untuk mengisi 1/3 dari cap sebelum dimasukkan dan
menahan pada tempatnya melawan leher rahim hingga cap dikeluarkan atau
dipindahkan. Cap tetap efektif untuk lebih dari satu bagian (selama 48 jam) dari
hubungan seksual tanpa penambahan spermisida, hal ini berarti “lebih rapi” untuk
digunakan daripada diafragma. (DiPiro, 2005).
c) Kondom wanita
Kondom wanita ialah kondom yang dirancang khusus digunakan untuk
wanita. Kondom ini berbentuk tabung silinder yang dimasukkan ke dalam alat
kelamin wanita. Kondom khusus wanita tersebut memiliki dua ujung, ujung yang
satu yang dimasukkan ke arah rahim tertutup dengan busa untuk menyerap sperma
dan ujung yang lain ke arah luar terbuka (Anonim, 1990).
Bahan kondom terbuat dari polyurethane atau latex dengan dua buah
cincin pada masing-masing ujungnya yang berfungsi sebagai rangka. Kondom
wanita memiliki desain yang pas untuk bentuk organ vital perempuan yang konon
lebih enak dipakai daripada kondom laki-laki. Kondom ini memiliki panjang 17
cm dan diameter 6 hingga 7 cm (Anonim, 1990).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Harga kondom wanita ini memang jauh lebih mahal dibanding kondom
pria dan bisa berkali-kali lipat mahalnya. Walaupun demikian kondom ini tidak
bisa menjamin aman digunakan dan anti robek 100% karena bisa saja robek jika
salah dalam penggunaan, kesalahan produksi pabrik, kadaluarsa, dan lain
sebagainya.
Keuntungan dari kondom antara lain mudah didapat, tidak memerlukan
resep dokter, pemakaian mudah, dapat mencegah penularan penyakit kelamin dan
efektif bila dipakai dengan benar. Kerugian atau efek samping dari pemakaian
kondom ialah adanya rasa nyeri dan panas akibat alergi terhadap karet kondom
dan lecet pada kemaluan wanita akibat pemakaian tergesa-gesa atau kurangnya
pelicin (Rukanda dkk, 1993).
Gambar 5. Kondom wanita (Anonim, 1999)
d) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau Intra Uterine Devices (IUD)
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim atau Intra Uterine Devices (IUD) adalah
suatu alat kontrasepsi yang pemakaiannya dimasukkan ke dalam rahim,
mempunyai bentuk yang bermacam-macam dan terbuat dari plastik
(polyethylene). Tak kurang dari 40 juta wanita di dunia memakai IUD dewasa ini.
Jenis IUD bermacam-macam, ada yang dililit tembaga, dan ada yang dililit
dengan tembaga bercampur perak. Dalam pemasarannya tersedia 3 tipe IUD yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
IUD inert (dibuat dari plastik), IUD yang mengandung tembaga, dan IUD yang
mengandung hormon steroid (Anonim, 2001).
Jenis-jenis IUD yang beredar menurut Rukanda dkk (1993) adalah: IUD
generasi pertama, dibuat dari plastik (Lippes Loop), IUD generasi kedua,
batangnya dililiti tembaga (Cu T 200 B), IUD jenis ketiga, batangnya dililiti
tembaga lebih banyak (Cu T 380 A) atau dililiti campuran tembaga dan perak
(Nova T). Untuk IUD generasi pertama dapat dipakai selama yang diinginkan
kecuali apabila ada keluhan dalam pemakaiannya. Untuk IUD generasi kedua
dipakai selama 3-4 tahun, untuk progestasert dipakai selama 1 tahun. Untuk IUD
generasi ketiga dipakai selama lebih dari 5 tahun (Rukanda dkk, 1993).
Semakin besar bentuk IUD, maka semakin rendah resiko terjadinya
kehamilan. Akan tetapi semakin besar besar bentuk IUD, maka semakin besar
pula kemungkinan terjadinya kram, dan rasa sakit yang hebat pada waktu
menstruasi. Efektivitas IUD secara teoritis mencapai 98% (Notodihardjo, 2002).
Setelah pemasangan IUD beberapa akseptor mungkin merasa nyeri di
bagian perut dan terjadi sedikit pendarahan (spotting), hal tersebut dapat
berlangsung selama 3 bulan setelah pemasangan dan biasanya akan hilang dengan
sendirinya. Tetapi apabila setelah 3 bulan keluhan tersebut masih berlanjut,
akseptor dianjurkan untuk memeriksakan ke dokter. Nyeri di bagian perut juga
dapat terjadi karena akseptor tegang pada saat pemasangan IUD (Anonim, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Gambar 6. Jenis-jenis IUD yang biasa digunakan (Anonim,
1999)
Macam-macam IUD yang biasa digunakan adalah a = Lippes Loop, b =
Saf-T-Coil, c = Dana Super, d = Cooper-T, e = Cooper-7, f = Multiload, dan g =
Progestasert.
Ada beberapa mekanisme kerja IUD menurut Hartanto (2004), yaitu:
(1) timbulnya reaksi radang lokal yang non spesifik di dalam cavum uteri
sehingga implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu.
(2) produksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan
terhambatnya implantasi.
(3) gangguan atau terlepasnya blastocyst yang telah berimplantasi di dalam
endometrium.
(4) pergerakan ovum yang bertambah cepat di dalam tuba fallopi.
(5) imobilisasi spermatozoa saat melewati cavum uteri.
Keuntungan dari pemakaian IUD antara lain praktis, ekonomis, mudah
dikontrol, aman untuk jangka panjang, dapat dilepaskan setiap saat, kembalinya
kesuburan cukup tinggi dan tidak dipengaruhi faktor lupa seperti pil. Keuntungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
lain dari IUD adalah dapat dipakai untuk wanita yang sedang menyusui dan ingin
memakai kontrasepsi (Mardiya, 1999).
Kerugian dari pemakaian IUD yaitu memerlukan pemeriksaan dalam dan
penyaringan infeksi saluran genitalia sebelum pemasangan, klien tidak dapat
mencabut sendiri IUD, dapat meningkatkan resiko penyakit radang panggul,
memerlukan prosedur pencegahan infeksi sewaktu memasang dan mencabutnya.
Dilihat dari perlindungan terhadap PMS (Penyakit Menular Seksual), IUD tidak
dapat melindungi pemakai dari penularan PMS (Anonim, 2001).
Efek samping dari pemakaian IUD adalah perdarahan, keputihan,
ekspulsi yaitu teraba terasa adanya IUD dalam liang senggama yang
menyebabkan rasa tak enak yang biasanya terjadi pada waktu haid (Rukanda,
1993). Efek samping lainnya adalah kram selama minggu-minggu pertama setelah
pemasangan, nyeri, infeksi, dan keluarnya IUD dari tempat seharusnya atau biasa
disebut translokasi (Suririnah, 2005).
Pada pemasangan IUD hampir selalu disertai dengan sedikit perdarahan,
jumlah haid dan lamanya haid akan bertambah selama 2 bulan pertama pemakaian
IUD, perdarahan diantara 2 haid biasanya terjadi dalam bentuk spotting atau
perdarahan sedikit, keadaan ini bukan merupakan alasan untuk mengeluarkan
IUD. Bila kejadian seperti diatas berlangsung lama dan terjadi pendarahan hebat
sebaiknya IUD dikeluarkan (Anonim, 2000).
3) Tubektomi (Kontrasepsi Mantap)
Kontrasepsi Mantap (KONTAP) ialah salah satu cara kontrasepsi dengan
tindakan pembedahan pada saluran telur wanita yang akan mengakibatkan orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
atau pasangan yang bersangkutan tidak akan memperoleh keturunan lagi. Pada
wanita cara ini disebut tubektomi atau Medis Operatif Wanita yang disingkat
MOW (Rukanda dkk, 1993).
Menurut Rukanda dkk (1993), secara umum ada 3 syarat yang harus
dipenuhi oleh setiap calon peserta kontrasepsi mantap, yaitu:
a) sukarela: artinya calon akseptor harus secara sukarela atau tidak dipaksa atau
ditekan untuk menjadi peserta kontrasepsi mantap.
b) bahagia: artinya calon akseptor tersebut harus terikat dalam perkawinan yang
sah dan harmonis, telah dianugerahi sekurang-kurangnya dua orang anak
dengan umur anak terkecil sekitar 2 tahun dan umur istri sekurang-kurangnya
25 tahun.
c) kesehatan: artinya setiap calon akseptor harus memenuhi syarat kesehatan,
yaitu pada calon akseptor tidak ditemukan kontraindikasi kesehatan jika
diberikan pelayanan kontrasepsi mantap.
Kontrasepsi mantap wanita atau tubektomi ialah suatu metode
kontrasepsi permanen, yang dilakukan dengan cara tindakan pada kedua saluran
tuba falopii. Macam-macam metode tubektomi yaitu tubektomi laparoskopik,
kuldoskopik, kolpotomo, posterior dan minilaparatomi (Rukanda dkk, 1993).
Tubektomi dapat dilakukan pada saat:
a) Pasca persalinan: biasanya dalam jangka waktu 24 jam sesudah persalinan atau
bila dilakukan Sectio caesaria dapat langsung dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
b) Pasca keguguran
Interval, paling sedikit 3 bulan sesudah melahirkan dan dilakukan
segera setelah haid (Mardiya, 1999).
Metode kontrasepsi ini tidak berpengaruh terhadap kemampuan maupun
perasaan seksual (Anonim, 2004). Akseptor harus memikirkan dulu secara matang
apakah yakin untuk menggunakan metode tubektomi, karena sekali melakukan
operasi ini, maka akseptor akan langsung steril secara permanen, dan tidak ada
jaminan fertilitas dapat kembali seperti sedia kala (Notodihardjo, 2002).
Keuntungan tubektomi antara lain sekali untuk selamanya, teknik mudah
sehingga dapat dilakukan oleh dokter umum, dapat dilakukan pada pasca
persalinan, pasca keguguran, efektifitas langsung setelah sterilisasi. Kerugian dari
tubektomi yaitu harus dengan pembedahan, tingkat reversibilitas rendah (Mardiya,
1999).
Kontraindikasi dari pelaksanaan tubektomi adalah penderita penyakit
jantung, penderita penyakit paru-paru, dan hernia. Komplikasi yang terjadi pada
kontrasepsi tubektomi yaitu: henti jantung dapat terjadi karena pengaruh obat
anestesi, perdarahan di daerah tuba, perdarahan karena perlukaan pembuluh darah
besar, perforasi usus, emboli udara atau gas, perforasi rahim, infeksi (Rukanda
dkk, 1993).
Pada saat ini kontrasepsi mantap wanita dianggap sebagai suatu metode
kontrasepsi yang permanen. Akan tetapi dikemudian hari 1-3 % akseptor meminta
untuk dilakukan reversal/pemulihan kembali dengan berbagai alasan. Meskipun
sekarang telah ada teknik bedah mikro untuk melakukan pemulihan kembali, tetap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
saja prosedur pemulihan kembali tersebut merupakan tindakan bedah abdomen
yang besar dengan segala resikonya, memerlukan anestesi umum, memerlukan
waktu operasi yang lama, mahal, dan tidak menjamin sukses yang sempurna
(Hartanto, 2004).
Gambar 7. Sterilisasi pada wanita (Kemmeren, 2001)
Ada tiga faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya prosedur
pemulihan kembali, yaitu:
a) Kesehatan umum dan kesehatan reproduksi akseptor
b) Efek dari tindakan kontapnya pada tuba fallopii
c) Teknik dan ketrampilan bedah yang dipakai untuk melakukan anastomose tuba
fallopii (Hartanto, 2004).
b. Kontrasepsi non alami / farmakologi. Pada metode kontrasepsi ini digunakan
obat-obatan sebagai sarana pencegah kehamilan. Yang termasuk dalam metode
ini adalah :
1) Kontrasepsi dengan metode hormon
a) Pil KB
Pil KB adalah suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk
pil/tablet yang berisi gabungan hormon estrogen dan progesteron atau yang hanya
berisi hormon progesteron saja (Rukanda dkk, 1993).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Ada 2 macam pil KB menurut kandungan hormonnya, yaitu pil
kombinasi dan pil mini. Pil kombinasi adalah tablet-tablet kecil yang berisi
hormon sintetik estrogen dan progestin. Pil kombinasi dibedakan menjadi 2 jenis
yaitu pil dosis tinggi dan pil dosis rendah (Anonim, 2001).
Tabel I. Kontrasepsi Hormonal yang Sering dipakai di Indonesia (Anonim,
2006b)
Nama Kandungan Dosis Tipe Keterangan
Microgynon ® Norgestrel
Etinil estradiol
placebo
0,15 mg
0,03 mg
Kombinasi
dosis
rendah
Tiap tablet
dari 21 tablet
Tiap tablet
dari 7 tablet
Mikrodiol® Levonorgestrel Etinil estradiol
Placebo
0,15 mg 0,03 mg
kombinasi
Tiap tablet dari 21 tablet Tiap tablet dari 7 tablet
Exluton® Linestrenol 0,5 mg tunggal Dengan resep
Lyndiol® Linestrenol
Etinil estradiol
2,5 mg
0,5 mg
Kombinasi
dosis
tinggi
Tiap tablet
Diane® Siproteron
Etinilestradiol
2 mg
0,035 mg
Kombinasi Tiap tablet
Angelic® Estradiol
Drospirenon
1 mg
2 mg
kombinasi
Ovrette® Norgestrel 0,075 mg tunggal
Pil dosis tinggi adalah pil yang mengandung 50-150 mcg estrogen dan 1-
10 mg progesteron. Yang termasuk jenis ini adalah lyndiol yang berisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
etinilestradiol 50 mcg dan linestrenol 2,5 mg. Pil dosis rendah adalah pil yang
mengandung 30-50 mcg estrogen dan kurang dari 1 mg progesteron. Yang
termasuk jenis ini adalah microgynon 30 yang berisi 1-norgestrel 150 mcg dan
etinil estradiol 30 mg (Rukanda, dkk,1993).
Pil mini adalah pil kontrasepsi yang hanya mengandung progesteron
sintetik yang diberikan terus-menerus dalam siklus haid. Kelebihan dari pil mini
adalah dapat diberikan pada ibu menyusui (Anonim, 2001). Contoh dari pil jenis
ini adalah exluton® yang berisi linestrenol 0,5 mg (Sujudi, dkk, 2000).
Pil KB harus diminum tiap hari agar efektif karena zat yang terkandung
di dalam pil KB dimetabolisir dalam 24 jam. Bila akseptor lupa minum 1 atau 2
tablet, maka mungkin terjadi peningkatan kadar hormon–hormon alamiah yang
selanjutnya akan mengakibatkan ovum menjadi matang lalu dilepaskan (Hartanto,
2004).
Cara kerja dari pil KB adalah menekan ovulasi yang akan mencegah
lepasnya sel telur wanita dari indung telur, mengentalkan lendir mulut rahim
sehingga sel sperma tidak dapat masuk ke dalam rahim, menipiskan garis
endometrium sehingga tidak siap untuk implantasi, dan mengubah motilitas tuba
Anonim (2001). Dasar dari pil KB adalah meniru proses alamiah. Pil KB akan
menggantikan produksi normal estrogen dan progesteron oleh ovarium, sehingga
juga menekan releasing faktor di otak dan akhirnya mencegah ovulasi (Hartanto,
2004).
Keuntungan dari pil KB antara lain reversibilitasnya sangat tinggi
(kesuburan mudah kembali), mudah menggunakannya, dapat mengurangi rasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
sakit pada waktu menstruasi, mencegah anemia karena defisiensi zat
besi, mengurangi kemungkinan resiko pelvic infection (infeksi panggul) dan
kematian ektopik, mengurangi resiko kanker ovarium, cocok digunakan untuk
menunda kehamilan pertama dari PUS muda, dan untuk pil mini tidak
mempengaruhi ASI (Rukanda, dkk, 1993). Keuntungan lain pil KB yaitu tetap
membuat menstruasi yang teratur dan mengurangi kram saat menstruasi
(Suririnah, 2005).
Secara teoritis efektivitas dari pil KB sangat tinggi, akan tetapi hal
tersebut tergantung pada disiplin si pemakai. Jika pil KB dipakai secara benar
efektivitasnya dapat mencapai 99,99%. Pemakaian pil KB dikontraindikasikan
antara lain untuk wanita yang sedang menyusui kecuali pil mini, yang pernah sakit
jantung, yang menderita tumor, kelainan jantung, varises, hipertensi, perdarahan
ginekologi yang tidak diketahui sebabnya, migrain hebat, mengalami gangguan
pembekuan darah, sedang memakai obat rifampisin atau obat epilepsi (Anonim,
2001).
Efek samping yang ditimbulkan dari pemakaian pil KB menurut Rukanda
dkk (1993) antara lain: perdarahan antar haid, hipertensi, perubahan berat badan,
thromboemboli, air susu berkurang, varises, rambut rontok, dan pusing.
b) Suntik KB
Kontrasepsi suntik telah banyak digunakan sejak tahun 1960. Terdapat
dua jenis kontrasepsi suntikan berdaya kerja lama yaitu:
(1) depo provera: mengandung depot medroxyprogesteron assetat (DMPA) dosis
150 mg yang diberikan tiap 3 bulan sekali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
(2) noristerat: mengandung norethindron enanthate (NET-EN) dosis 200 mg tiap 8
minggu sekali (Hartanto, 2004).
Menurut Anonim (2001) cara kerja kontrasepsi suntik adalah mencegah
pematangan dan pelepasan sel telur, mengentalkan lendir mulut rahim sehingga
sperma tidak dapat masuk ke dalam rahim, dan menipiskan endometrium sehingga
tidak terjadi nidasi.
Cara kerja depo provera adalah menekan produksi hormon FSH sehingga
mengakibatkan folikel-folikel indung telur tidak dapat mengalami pematangan
dan selanjutnya ovulasi tidak dapat terjadi (Notodihardjo, 2002).
Keuntungan pemakaian kontrasepsi suntik antara lain praktis, aman,
tidak mempengaruhi ASI (kecuali cyclofem), dapat menurunkan kemungkinan
anemia (Mardiya, 1999). Keuntungan lainnya yaitu mengurangi resiko lupa
karena pemakaiannya jangka panjang (Suririnah, 2005).
Kerugian dari kontrasepsi suntik antara lain kembalinya kesuburan agak
terlambat beberapa bulan, jika mengalami efek samping suntikan tidak dapat
ditarik kembali, tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut
(Anonim, 2001).
Penggunaan kontrasepsi suntik dikontraindikasikan untuk wanita yang
diduga hamil, menderita perdarahan ginekologi yang tidak diketahui sebabnya,
menderita tumor, menderita penyakit jantung, hati, hipertensi, kencing manis
(penyakit metabolisme). Menderita penyakit paru-paru berat juga
dikontraindikasikan pada penggunaan kontrasepsi suntikan (Rukanda dkk, 1993).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Menurut Hartanto (2004) efek samping yang ditimbulkan dari pemakaian
kontrasepsi suntikan adalah: gangguan haid, antara lain amenorrea, perubahan
berat badan, pusing dan sakit kepala yang sifatnya sementara.
c) Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK)
Alat kontrasepsi bawah kulit atau biasa disebut implant adalah
kontrasepsi yang disusupkan di bawah kulit (Rukanda, dkk,1993). Ada tiga
macam jenis implant yaitu implant yang terdiri dari 1 batang, 2 batang, dan 6
batang (Anonim, 2004), sedangkan dua macam implant yang beredar saat ini yaitu
norplant dan implanon :
(1) susuk norplant
Merupakan salah satu metode kontrasepsi bawah kulit berjangka
waktu 5 tahun. Susuk norplant terdiri dari 6 batang susuk yang mengandung
hormon. Setiap batang Norplant berukuran panjang 3,4 cm diameter 2,4 mm
mengandung 36 mg levonogestrel.
(2) implanon
Terdiri dari 1 kapsul silastik panjang 4 cm diameter luar 2 mm dan
terpasang di dalam jarum inserter siap pakai, mengandung 68 mg progestin 3-
keto-desogestrel dan 66 mg Simpai Kopolimer Etilen Vinilacetat (kopolimer
EVA) berdaya kerja 2-3 tahun (Hartanto, 2004).
Menurut Mardiya (1999), cara kerja dari implant dalam mencegah
kehamilan terdiri atas beberapa mekanisme dasar. Mekanisme tersebut yaitu
menghambat terjadinya ovulasi, menyebabkan endometrium tidak siap untuk
nidasi, mempertebal lendir serviks, dan menipiskan garis endometrium.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Keuntungan dari pemakaian implant antara lain tidak mengurangi
produksi ASI, praktis, efektif, tidak ada faktor lupa, masa pakai panjang,
membantu mencegah anemia, khasiat kontrasepsi berakhir setelah pengangkatan,
dan dapat digunakan untuk ibu yang tidak cocok dengan estrogen (Rukanda dkk,
1993). Kerugian dari pemakaian implant antara lain membutuhkan tindak
pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan sehingga hanya dapat dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang terlatih, mahal, dan kontrasepsi ini dapat mengubah
pola haid. Efektivitas dari implant sangat tinggi dengan angka kegagalan 1-3%
(Anonim, 2001).
Efek samping yang timbul dari pemakaian implant menurut Mardiya
(1999) adalah gangguan haid (amenorrhoe, spotting, methrorhagia), depresi,
keputihan, jerawat, perubahan libido, perubahan berat badan, hematona, nyeri
pada daerah pemasangan akibat iritasi saraf setempat, infeksi dan abses
diakibatkan karena alat-alat yang digunakan tidak sucihama.
d) Kontrasepsi Post coital
Kontrasepsi post-coital atau biasa disebut kontrasepsi pasca senggama,
atau metode kontrasepsi intersepsi atau metode kontrasepsi penyergap. Metode ini
tidak dianjurkan sebagai suatu pilihan cara ber-KB, akan tetapi metode ini hanya
digunakan sebagai metode cadangan untuk keadaan darurat waktu terjadi
senggama yang tidak direncanakan sebelumnya dan tidak dilindungi oleh metode
kontrasepsi apapun. Pemakaian kontrasepsi post coital ini dapat dilakukan dalam
waktu 72 jam setelah senggama. Macam-macam metode kontrasepsi post coital
yaitu: morning after pil dan morning after IUD insertion (Hartanto,2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2) Kontrasepsi dengan spermisida
Spermisida sebagian besar berisi nonoxynol-9. Zat tersebut adalah
surfaktan kimia yang menghancurkan dinding sel sperma dan memberikan
perlindungan melawan kanker cervix. Spermisida dapat menyebabkan iritasi lokal
baik pada wanita maupun pria. Spermisida tambahan harus digunakan setiap kali
intercourse diulangi.
Adalah obat kontrasepsi yang berbentuk jeli, cream, tablet ovula,
suppositoria, kertas tipis yang mengandung obat spermisida. Cara kerja obat
spermisida yaitu dengan membunuh atau melemahkan sperma, dan menghambat
sperma masuk ke dalam rahim (Rukanda dkk, 1993). Keuntungan dari obat
spermisida antara lain: tidak memerlukan resep dokter, dapat mencegah penyakit
kelamin, mudah pemakaiannya, dan dapat digunakan sebagai pelicin. Efek
samping yang ditimbulkan dari pemakaian obat spermisida antara lain rasa panas
dan nyeri akibat reaksi alergi terhadap bahan kimia. Efektivitas obat spermisida
cukup tinggi apabila digunakan dengan kontrasepsi lain seperti kondom dan
diafragma (Rukanda dkk, 1993).
5. Penggunaan kontrasepsi yang rasional
Kesehatan ibu dan anak sangat mempengaruhi kebahagiaan dan
kesejahteraan keluarga. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh umur ibu waktu
melahirkan, jumlah kelahiran atau banyak anak yang dimiliki, dan jarak antara
tiap kelahiran (Rukanda dkk, 1993).
Prinsip untuk membentuk NKKBS memerlukan dukungan berupa
penggunaan alat kontrasepsi yang mempunyai daya lindung paling efektif dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
sesuai dengan kurun reproduksi sehat. Jadi pemilihan jenis kontrasepsi sebaiknya
disesuaikan dengan kurun reproduksi pemakainya (Rukanda dkk, 1993).
Untuk mencapai tujuan dari pelayanan kontrasepsi yaitu pemberian
dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB (dihayatinya NKKBS) dan
tercapainya penurunan angka kelahiran yang bermakna, maka ditempuh
kebijaksanaan mengkategorikan tiga fase untuk mencapai sasaran. Tiga fase
tersebut yaitu fase menunda perkawinan atau kesuburan, fase menjarangkan
kehamilan, dan fase menghentikan kehamilan (Hartanto, 2004).
Gambar 8. Pola Perencanaan Keluarga dan Penggunaan
Kontrasepsi yang Rasional (Hartanto, 2004)
Sesuai gambar di atas menurut Rukanda dkk (1993), pola penggunaan
kontrasepsi yang rasional ini disusun sesuai dengan masa-masa pola kontrasepsi
keluarga serta ciri-ciri masing-masing kontrasepsi, sebagai berikut:
a. Masa menunda kehamilan/kesuburan.
Yang termasuk dalam fase ini adalah wanita dengan usia kurang dari 20
tahun. Bila belum menikah disarankan untuk menunda pernikahannya dan bila
sudah menikah disarankan untuk menunda kehamilan sampai usia 20 tahun
(Rukanda dkk, 1993). Pertimbangannya adalah bahwa wanita yang berumur
kurang dari 20 tahun apabila ditinjau dari segi fisik alat reproduksinya masih
lemah. Secara psikis jiwanya belum cukup dewasa serta belum siap untuk hamil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
dan melahirkan (Mardiya, 1999). Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan pada fase
ini menurut Rukanda dkk (1993) adalah:
1) reversibilitas yang tinggi
2) efektivitas yang tinggi
Prioritas pertama kontrasepsi yang disarankan adalah pil KB disusul
dengan IUD kemudian metode sederhana (Rukanda dkk, 1993).
b. Masa mengatur kehamilan/kesuburan.
Yang termasuk fase ini adalah wanita dengan usia 20-30/35 tahun. Bagi
wanita yang berusia antara 20-30/35 tahun dianjurkan untuk mengatur
kehamilannya dengan jarak kelahiran 3-4 tahun dengan jumlah anak 2 orang saja
(Rukanda dkk, 1993). Pertimbangan dari pernyataan di atas yaitu pada fase ini
wanita sudah siap secara fisik dan mental untuk hamil dan melahirkan anak
(Mardiya, 1999).
Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan pada fase ini yaitu kontrasepsi yang
mempunyai efektivitas cukup tinggi, reversibilitas cukup tinggi, tidak
menghambat ASI karena pada fase ini kemungkinan si ibu habis melahirkan dan
sedang menyusui. Pemberian ASI tidak boleh dihambat oleh kontrasepsi yang
dipakai pada saat menyusui karena ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi
sampai umur 2 tahun dan akan mempengaruhi angka kesakitan dan kematian
anak. Prioritas pertama kontrasepsi yang disarankan pada masa ini adalah IUD,
disusul pil atau suntikan, metode sederhana, implant, dan kontrasepsi mantap
(Rukanda dkk, 1993).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
c. Masa mengakhiri kehamilan/kesuburan.
Yang termasuk pada fase ini adalah wanita dengan usia di atas 30 tahun
terutama di atas 35 tahun. Bagi wanita yang telah berusia di atas 30 tahun
terutama di atas 35 tahun atau sudah mempunyai anak dua dianjurkan untuk tidak
melahirkan (tidak hamil) lagi (Rukanda dkk, 1993). Pada masa ini wanita harus
mengakhiri kehamilannya atau kesuburannya, sebab jika dipaksakan hamil akan
beresiko tinggi bagi jiwa si ibu maupun anak yang akan dilahirkannya, mengingat
kondisi fisik si ibu yang sudah tidak memungkinkan untuk melahirkan karena otot
panggul sudah tidak lentur dan elastis lagi, dan masih banyak alasan lainnya
(Mardiya, 1999).
Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan pada masa ini yaitu kontrasepsi
yang mempunyai efektivitas sangat tinggi dan dapat dipakai untuk jangka
panjang, Prioritas pertama kontrasepsi yang disarankan pada masa ini adalah
kontrasepsi mantap, disusul implant, IUD, Suntikan KB, Pil KB dan metode
sederhana (Rukanda dkk, 1993). Untuk dapat mewujudkan tujuan Keluarga
Berencana, syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yang
baik adalah aman atau tidak berbahaya, dapat diandalkan, sederhana sedapat-
dapatnya tidak usah dikerjakan oleh dokter, murah, dapat diterima oleh orang
banyak, dan pemakaiannya untuk jangka panjang (Hartanto, 2004).
Menurut Hartanto (2004) diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi
dalam memilih metode kontrasepsi yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
a. faktor pasangan, meliputi umur, gaya hidup, frekuensi senggama, jumlah
keluarga yang diinginkan, pengalaman dengan kontraseptivum lain, sikap
kewanitaan, dan sikap kepriaan.
b. faktor kesehatan (kontraindikasi absolut atau relatif), meliputi status kesehatan,
riwayat haid, riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
panggul.
c. faktor metode kontrasepsi (penerimaan dan pemakaian berkesinambungan dari
metode kontrasepsi), meliputi efektivitas, efek samping umum, kerugian,
komplikasi-komplikasi yang potensial, dan biaya yang dibutuhkan.
6. Pelayanan kontrasepsi
Tujuan diadakannya program pelayanan kontrasepsi ini adalah untuk
menyelenggarakan pelayanan kontrasepsi yang berkualitas, yaitu pelayanan
kontrasepsi yang memberikan perlindungan kepada para akseptor KB dari
kemungkinan terjadinya kehamilan. Dengan pelayanan kontrasepsi yang
berkualitas tersebut diharapkan dapat menunjang tercapainya akseptor KB yang
berkualitas, meningkatnya akseptor KB yang mandiri, serta tercapainya kepuasan
akseptor (Anonim, 1994).
Klinik Keluarga Berencana pada dasarnya adalah Badan Kesejahteraan
Ibu dan Anak (BKIA) yang memberikan pelayanan Keluarga Berencana dan pada
umumnya diintegrasikan ke dalam Puskesmas. Penyelenggaraan klinik tersebut
dilakukan oleh unit-unit pelaksana seperti Departemen Kesehatan, Angkatan
Bersenjata, Muhammadiyah, Dewan Gereja Indonesia, perusahaan-perusahaan
dan lain sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Peningkatan kualitas pelayanan harus bermuara pada kepuasan para
akseptor KB sehingga mereka bersedia mempergunakan kontrasepsi dengan
kelangsungan yang tinggi. Bahkan kalau kontrasepsi itu meragukan, mereka
bersedia untuk menukarkannya dengan kontrasepsi lain yang mempunyai daya
perlindungan ekstra atau efektivitas yang lebih tinggi (Rukanda, dkk,1993).
Menurut Rukanda dkk (1993) pelayanan kontrasepsi diarahkan untuk
lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan maupun pemakaian
kontrasepsi dan kemandirian dalam kegiatan pelayanan kontrasepsi maupun
mengikuti cara-cara kontrasepsi. Untuk itu dikembangkan kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:
a. pola pelayanan kontrasepsi rasional yang berpedoman pada masa reproduksi
sehat yaitu dengan menganjurkan penggunaan cara-cara kontrasepsi yang lebih
rasional bagi mereka yang berusia di bawah 20 tahun, antara 20-30 tahun dan
di atas 30 tahun sesuai dengan kondisinya masing-masing.
b. pelayanan kontrasepsi ditujukan agar cara-cara KB baik bagi wanita maupun
pria dapat lebih mantap dengan mengarah pada metode yang efektif dan
terpilih.
c. mengusahakan pemerataan tempat dan tenaga pelayanan kontrasepsi, serta
mendekatkan tempat pelayanan kepada sasaran dengan memperhatikan situasi
dan kondisi masyarakat disekitarnya.
d. meningkatkan dan menyempurnakan mutu pelayanan serta usaha pengayoman
bagi seluruh peserta KB dengan pemantapan sistem jaringan pelayanan
kontrasepsi serta rujukannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Salah satu aspek lain dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
kontrasepsi adalah dengan cara memberikan pelayanan konseling kepada setiap
calon akseptor KB (Muchji dkk, 1999).
Menurut Hartanto (2004), informasi yang perlu diberikan dalam
pemberian konseling pada pengguna kontrasepsi yaitu arti dan manfaat Keluarga
Berencana, macam-macam metode KB, desas-desus tentang kontrasepsi dan
penjelasannya, pola perencanaan keluarga dan penggunaan kontrasepsi yang
rasional, dan membuat rujukan pelayanan kontrasepsi.
F. Perilaku
Perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik
yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar
(Notoatmodjo, 2002). Perilaku manusia merupakan hasil segala macam
pengalaman serta interaksi manusia yang terwujud dalam bentuk pengetahuan,
sikap, dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan respon atau reaksi
seseorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam
dirinya (Sarwono, 1997).
Perilaku merupakan suatu tindakan yang bisa diamati, misalnya
menempel sesuatu pada timbangan. Secara teknis, kategori perilaku ini merupakan
penggabungan dari sejumlah tindakan tertentu, misalnya menimbang berat badan
bayi, adalah melalui sejumlah tindakan seperti: meletakkan bayi dalam tempat
timbangan, kemudian menyesuaikan pada skala pengukuran berat, lalu
menghitung berat kilogram pada skala tersebut dan seterusnya (Nurcaya, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Salah satu karakteristik reaksi perilaku manusia yang menarik adalah
sifat diferensialnya. Maksudnya, satu stimulus dapat menimbulkan lebih dari satu
respon yang berbeda dan beberapa stimulus yang berbeda dapat saja menimbulkan
respon yang sama (Azwar, 2007).
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu, dan penginderaan terjadi
melalui indera panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, perasa, dan peraba (Notoatmodjo,1993).
Pengetahuan juga diartikan sebagai pemahaman secara internal
berdasarkan pada fakta-fakta ilmiah, pengalaman atau kepercayaan tradisional.
Pengalaman menunjukkan bahwa pengetahuan itu penting tetapi tidak cukup
untuk mengubah suatu tindakan karena ada faktor lain yang mempengaruhi seperti
persepsi, motivasi, keterampilan/keahlian dan lingkungan sosial (Nurcaya, 2007).
2. Sikap
Sikap dapat diartikan sebagai kesiapan pada seseorang untuk bertindak
secara tertentu terhadap hal-hal tertentu dan sikap dapat bersifat positif maupun
negatif. Apabila bersifat positif, maka cenderung akan melakukan tindakan
mendekati, menyenangi, dan mengharapkan objek tertentu. Sebaliknya bila
bersikap negatif maka cenderung akan melakukan tindakan menjauhi,
menghindari, membenci dan tidak menyukai objek tertentu.
Sikap juga dapat diartikan sebagai kemampuan internal yang berperan
sekali dalam mengambil tindakan lebih-lebih bila terbuka kemungkinan pilihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
yang ada. Sebaliknya apabila seseorang mempunyai sikap yang tidak mantap,
akan ragu-ragu dan bingung dalam menentukan pilihan atau melakukan sesuatu.
Oleh karena itu, diharapkan seseorang yang mempunyai pengetahuan dan
informasi yang cukup tentang sesuatu yang disikapi akan mampu menentukan
sikap secara tegas tanpa ragu-ragu (Nurcaya, 2007).
3. Tindakan
Tindakan dilakukan untuk memenuhi suatu kebutuhan. Terdapat dua
kondisi yang dapat memacu tindakan untuk pemenuhan kebutuhan, yaitu motivasi
dari dalam diri (intrinsic motivation) dan motivasi dari luar diri (extrinsic
motivation). Aspek dalam diri meliputi potensi, kemampuan, ketrampilan,
koordinasi motorik, pengalaman masa lalu, pelaksanaan kerja dan motivasi.
Sedangkan aspek luar diri meliputi jabatan, pekerjaan, dan upah (Anonim, 2007b).
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (over
behaviour). Untuk mewujudkan sikap menjadi perbuatan nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas,
selain itu diperlukan juga faktor dukungan dari pihak lain (Notoatmodjo, 2002).
G. Pendapatan
Tingkat pendapatan di bawah garis kemiskinan dan rendahnya
kesempatan memperoleh berbagai fasilitas kesejahteraan sosial akan mempersulit
terpenuhinya berbagai keperluan pangan bergizi atau kemampuan untuk
menangkis penyakit (Suryawati, 2005). Sama halnya dengan pelayanan alat
kontrasepsi. Dengan adanya perbedaan tingkat pendapatan, akan memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
respon yang berbeda-beda pula dalam pemilihan jenis kontrasepsi. Menurut
Sumarjati (2004), tantangan terberat saat ini adalah bagaimana memberikan
pelayanan sebaik-baiknya, terutama kepada kelompok atau pengguna program KB
yang tidak mampu agar mereka dapat dicegah dari “putus pakai' menggunakan
alat kontrasepsi.
H. Landasan Teori
Perekonomian suatu negara merupakan salah satu hal yang sangat vital
yang akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan negara tersebut.
Kemiskinan merupakan suatu kondisi atau keadaan masyarakat yang secara nyata
ada, namun tidak dikehendaki siapapun. Berbagai upaya penanggulangan
kemiskinan sudah dilakukan dan sudah sekian banyak anggaran serta dana
dikeluarkan untuk membiayai program-program penanggulangan kemiskinan,
namun nampaknya semua yang telah dilakukan belum mampu menurunkan
jumlah penduduk miskin secara signifikan.
Salah satu cara untuk menanggulangi kemiskinan (karena banyaknya
pengangguran maupun pemerataan penduduk yang tidak berjalan baik) adalah
dengan melaksanakan program Keluarga Berencana (KB), karena program KB
akan sangat menentukan kualitas penduduk di suatu Negara. Menurut Saifuddin
(2003), yang dimaksud penduduk berkualitas adalah penduduk yang memiliki
keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak ideal,
berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis, dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Untuk melaksanakan program KB, masyarakat terutama seorang ibu,
perlu mempunyai pengetahuan, sikap, dan tindakan yang cukup memadai tentang
penggunaan kontrasepsi dan pelaksanaan program KB sendiri.
Tingkat pendapatan dalam penelitian ini dikaitkan dengan kemudahan
memperoleh informasi yang akurat dari sumber yang terpercaya, mengevaluasi
serta mengaplikasikan dengan baik informasi yang didapatnya. Contohnya,
dengan tingkat pendapatan tinggi dimungkinkan seseorang akan lebih mudah
mengakses informasi baik melalui media cetak maupun elektronik, sedangkan
individu dengan tingkat pendapatan rendah dimungkinkan sulit untuk memperoleh
informasi dikarenakan terdapat masalah lain yang menurut mereka harus dinomor
satukan dalam kesehariaannya yaitu mengutamakan meningkatkan pendapatan
sehingga masalah lain sering terabaikan.
I. Hipotesis
Terdapat hubungan antara tingkat pendapatan dengan perilaku akseptor
KB tentang kontrasepsi di Puskesmas Kabupaten Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini bersifat non eksperimental analitik dengan rancangan
penelitian cross sectional yaitu untuk mengetahui bagaimana pola perilaku
akseptor KB tentang kontrasepsi dengan model pendekatan atau observasi
sekaligus pada satu saat yaitu tiap subyek hanya diobservasi sekali saja dan
pengukuran dilakukan terhadap status karakter pada saat pemeriksaan (Pratiknya,
2001).
B. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel
a) Variabel bebas dalam penelitian : tingkat pendapatan responden.
b) Variabel tergantung dalam penelitian : nilai perilaku (pengetahuan, sikap, dan
tindakan) responden (akseptor KB) di Puskesmas Kabupaten Sleman yang
didapat dari kuesioner.
2. Definisi operasional
a) Responden adalah ibu-ibu akseptor KB yang memenuhi kriteria inklusi di
Puskesmas Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.
b) Akseptor KB adalah pengguna 3 golongan kontrasepsi yaitu hormonal seperti
pil KB, suntik, dan implant; alami seperti kondom; Alat Kontrasepsi Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Rahim (AKDR) atau IUD yang masih aktif dan merupakan pengunjung tetap
di Puskesmas Kabupaten Sleman.
c) Karakteristik responden adalah usia responden, jumlah anak yang dimiliki,
jenis kontrasepsi yang digunakan, pekerjaan responden, pernah atau tidaknya
mengalami efek samping, pernah atau tidaknya mengganti jenis kontrasepsi,
dan tingkat pendapatan keluarga.
d) Tingkat pendapatan didasarkan pada jumlah total pendapatan keluarga dalam
satu bulan, dengan dasar Upah Minimum Regional Yogyakarta tahun 2008
adalah Rp. 586.000,00/Orang, sehingga total pendapatan keluarga
berdasarkan pada pengasumsian bahwa suami dan istri bekerja (dengan
Pembulatan) adalah minimal Rp 1. 000.000,00.
e) Perilaku adalah aspek global yang tersusun dari penilaian pengetahuan, sikap,
dan tindakan responden.
f) Pengetahuan adalah pemahaman dari akseptor KB di Puskesmas Kabupaten
Sleman tentang tujuan program KB, jenis kontrasepsi, pemakaian kontrasepsi,
efek samping kontrasepsi, efektivitas kontrasepsi yang mereka yakini
kebenarannya dari berbagai sumber yang dinilai dengan kuesioner.
g) Sikap adalah respon evaluatif responden terhadap kontrasepsi yang mereka
yakini kebenarannya dari berbagai sumber yang dinilai dengan kuesioner.
h) Tindakan adalah hal-hal nyata yang dilakukan oleh responden dalam konteks
pemakaian dan pemilihan metode kontrasepsi yang dinilai dengan kuesioner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2008 sampai dengan
bulan Maret 2009. Pengambilan data dilakukan dari bulan Desember 2008 sampai
dengan bulan Februari 2009 di Puskesmas Kabupaten Sleman. Jumlah puskesmas
di Kabupaten Sleman adalah 30 buah dan tersebar di 17 Kecamatan.
D. Instrumen Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dalam prosesnya
memiliki dua pendekatan yakni kuantitatif dan kualitatif. Untuk pendekatan
kuantitatif digunakan instrumen kuesioner. Instrumen kuesioner terdiri dari 3
aspek utama yakni pengetahuan, sikap, dan tindakan. Kuesioner merupakan suatu
bentuk instrumen pengumpulan data yang sangat fleksibel dan relatif mudah
digunakan. Kuesioner dibuat setelah dilakukan perumusan masalah dan
menentukan variabel yang akan diteliti. Pernyataan dibuat atas dasar kebutuhan
dan luasnya cakupan aspek yang akan dinilai, sehingga jumlahnya menjadi
berbeda-beda.
Untuk pendekatan kualitatif digunakan transkrip wawancara sebagai
bahan melakukan wawancara. Pedoman wawancara berisi daftar pernyataan yang
diajukan kepada responden secara langsung dengan tujuan untuk mendukung hasil
kuesioner. Transkrip wawancara berisi kolom pengisian karakteristik individu
responden yang terdiri dari daftar pertanyaan dan kolom isian jawaban responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
E. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah ibu-ibu peserta akseptor KB yang memenuhi
kriteria inklusi yang datang ke Puskesmas di Kabupaten Sleman. Kriteria inklusi
subyek meliputi :
1. ibu-ibu akseptor KB, usia 20-49 tahun.
2. sudah menggunakan kontrasepsi 1 tahun atau lebih setelah melahirkan.
3. sudah memiliki 1 anak atau lebih.
4. merupakan pengunjung tetap Puskesmas Kabupaten Sleman
F. Tata Cara Penelitian
1. Penentuan lokasi penelitian
Penelitian mengenai hubungan tingkat pendapatan dengan perilaku
akseptor KB tentang kontrasepsi ini dilakukan di Puskesmas Kabupaten Sleman.
Penentuan lokasi dilakukan dengan metode simple random sampling yaitu dengan
menentukan secara random 3 puskesmas dari 30 puskesmas yang tersebar di 17
kecamatan. Besar populasi puskesmas yang ada di Kabupaten Sleman sebanyak
30 buah, sehingga dikategorikan sebagai populasi besar (Spiegel, 1998). Jumlah
sampel untuk populasi besar adalah 10% dari total jumlah populasi (Sevilla,
1993), sehingga sampel puskesmas yang digunakan untuk penelitian ini adalah 3
puskesmas yang berada di Kabupaten Sleman. Penentuan 3 puskesmas ini
dilakukan dengan menggunakan tabel random. Adapun 3 puskesmas yang terpilih
dengan menggunakan tabel random adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
a. Puskesmas Mlati I
b. Puskesmas Depok II
c. Puskesmas Ngaglik I.
2. Pengurusan izin penelitian
Pengurusan izin penelitian dimulai dari pengurusan ke Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Sleman. Izin
penelitian dari BAPPEDA diteruskan ke kantor Dinas Kesehatan Kabupaten
Sleman. Izin yang didapat dilanjutkan ke tiga puskesmas terpilih di Kabupaten
Sleman.
3. Sampling frame
Sampling frame atau kerangka sampel merupakan proses pendataan awal
disetiap lokasi penelitian. Dalam pelaksanaan sampling frame dilakukan
pendataan rata-rata jumlah akseptor KB yang datang tiap bulannya ke 3
puskesmas Kabupaten Sleman. Hasil sampling frame kemudian digunakan
sebagai dasar proporsi subyek yang akan diambil dari tiap-tiap puskesmas
tersebut.
Dari analisis situasi didapatkan data bahwa dari 3 puskesmas di atas rata-
rata jumlah pengunjung tetap akseptor KB di tiap puskesmas adalah :
a. Puskesmas Mlati I = 70 orang
b. Puskesmas Depok II = 100 orang
c. Puskesmas Ngaglik I = 50 orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
4. Penetapan besar sampel
Untuk selanjutnya, berdasarkan data total jumlah akseptor KB aktif di
wilayah Kabupaten Sleman, maka dilakukan penentuan jumlah sampel minimal.
Jumlah akseptor KB aktif di wilayah Kabupaten Sleman adalah 113.296.
Penentuan sampel minimal dihitung dengan taraf kepercayaan 95% menggunakan
rumus :
xpxqZNxdxpxqNxZ
n 22
2
)1( α
α
+−=
Keterangan: n = jumlah sampel minimal N = besar populasi (113. 296 akseptor KB aktif di Kabupaten Sleman) p = estimator proporsi populasi (0,5) dan q = (1-p) = 0,5 Zα = harga standar normal (1,96) dengan harga α = 5% d = penyimpangan yang ditolerir (10%)
Pujirahardjo (1993)
Jumlah sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah :
5,05,096,1)1296.113(%105,05,096,1296.113
22
2
xxxxxxn
+−=
= 95,959
≈ 96 subyek
Dalam penelitian ini subyek yang digunakan dalam penelitian sebagai
responden adalah 100 responden dan bukan 96 responden. Ini dilakukan dengan
tujuan untuk menghindari adanya pernyataan dalam kuesioner yang tidak diisi
oleh responden sehingga nantinya dapat berakibat pada adanya kekurangan data
yang didapat oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Langkah selanjutnya adalah untuk mengetahui jumlah subyek yang akan
diambil dari tiap-tiap puskesmas, maka dilakukan perhitungan secara proporsional
menggunakan rumus berikut :
ditelitiyangsubyektotalxSlemankabupatenpuskesmasdisubyekpopulasitotal
puskesmasdalamsubyekjumlahrataratasubyekn
31−
=
Dengan menggunakan rumus proporsi di atas, maka jumlah subyek yang
diambil dari tiap puskesmas :
a) Puskesmas Mlati I
= 31,81
= 32 subyek
b) Puskesmas Depok II
= 45,45
= 45 subyek
c) Puskesmas Ngaglik I
= 22,72
= 23 subyek
5. Pembuatan transkrip wawancara dan kuesioner
Transkrip wawancara berisi tentang pemahaman pelaksanaan program
Keluarga Berencana (KB) yang diikuti oleh responden. Topik tersebut dibuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
berdasarkan tiga aspek yakni persepsi akseptor KB tentang program Keluarga
Berencana, pertimbangan ekonomi dalam melaksanakan program KB, serta
manfaat yang didapatkan dari mengikuti program KB. Pernyataan mengenai
ketiga aspek tadi dibuat berdasarkan kebutuhan pola perilaku yang diharapkan
ingin diketahui oleh peneliti.
Kuesioner dibagi menjadi 3 bagian utama yakni pengetahuan, sikap, dan
tindakan. Setiap bagian terdiri dari pernyataan-pernyataan yang terkait fokus
utama bagian tersebut. Pilihan jawaban dibagi menjadi empat kategori yakni
Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Penilaian menggunakan metode rating yang dijumlahkan (Method of Summated
Rating) atau dikenal dengan penskalaan model Likert. Digunakan dua asumsi
dalam pembuatan pernyataan yakni setiap pernyataan yang telah ditulis dapat
disepakati sebagai pernyataan yang favorable atau pernyataan yang unfavorable
dan jawaban yang diberikan oleh individu yang mempunyai tendensi positif harus
diberi bobot atau nilai yang lebih tinggi daripada jawaban yang diberikan oleh
responden yang bertendensi negatif (Azwar, 2007). Penilaian menggunakan skala
1, 2, 3, dan 4.
6. Pengujian reliabilitas dan validitas kuesioner
a. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan dengan menyebarkan kuesioner pada 30
responden seperti kriteria inklusi dengan daerah yang sama dalam penelitian ini,
namun tidak dilakukan dalam lokasi penelitian. Penyebaran dilakukan kepada 30
responden seperti yang terdapat pada contoh-contoh uji validitas dan reliabilitas di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
buku-buku statistik. Pengujian reliabilitas berkaitan dengan masalah adanya
kepercayaan terhadap instrumen penelitian. Suatu instrumen dapat memiliki
tingkat kepercayaan yang tinggi jika hasil dari pengujian instrumen tersebut
menunjukkan hasil yang tetap. Dengan demikian, masalah reliabilitas instrumen
berhubungan dengan masalah ketetapan hasil. Atau kalaupun terjadi perubahan
hasil instrumen, perubahannya dianggap tidak berarti.
Menurut Azwar (2006), reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas
(r) yang angkanya berada dalam rentang 0 - 1. Semakin tinggi nilai koefisien
reliabilitas atau mendekati angka 1 berarti semakin tinggi reliabilitasnya,
sebaliknya semakin rendah nilai koefisien reliabilitas atau menjauhi angka 1
berarti semakin rendah reliabilitasnya. Koefisien reliabilitas dalam penelitian ini
diukur dengan menggunakan program statistik komputer dengan analisis
reliabilitas yang menggunakan koefisien Alpha cronbach.
Dalam penelitian ini uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama
terhadap seluruh pernyataan. Jika nilai Alpha > 0,60 maka instrumen yang
digunakan dapat dikatakan reliabel (Mario, 2006). Pada penelitian didapatkan
nilai alpha cronbach sebesar 0,872 yang berarti penelitian ini memiliki reliabilitas
yang tinggi.
b. Uji validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam
suatu daftar pernyataan dalam mendefinisikan suatu variabel (Mario, 2006).
Validitas ditentukan oleh ketepatan dan kecermatan hasil pengukuran. Tipe
validitas pada umumnya digolongkan dalam 3 kategori, yaitu content validity
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
(validitas isi), construct validity (validitas konstruk), dan eksternal validity
(validitas eksternal).
Sebuah pernyataan dikatakan valid jika mempunyai dukungan yang kuat
terhadap skor total. Dengan kata lain, sebuah item pernyataan dikatakan
mempunyai validitas yang tinggi jika terdapat skor kesejajaran (korelasi yang
tinggi) terhadap skor total item.
Uji validitas dari setiap butir pernyataan dalam kuesioner pada penelitian
ini diukur dengan menggunakan program statistik komputer dengan analisis
Pearson product momen dengan taraf kepercayaan 95%. Analisis ini
menunjukkan validitas hubungan setiap butir pernyataan. Setiap butir pernyataan
dinyatakan valid jika koefisien korelasi (r) bernilai positif dan atau ≥ 0,3 (Azwar,
2000).
Pengujian validitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah validitas
isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi
tes dengan analisis rasional. Kuesioner yang digunakan awalnya memuat 38
pernyataan yang terdiri dari 20 pernyataan untuk penilaian aspek pengetahuan, 8
pernyataan untuk penilaian aspek sikap, dan 10 pernyataan untuk penilaian aspek
tindakan, namun setelah dilakukan validasi, jumlah pernyataan kuesioner yang
disebarkan hanya berjumlah 26 buah dengan 11 pernyataan untuk penilaian aspek
pengetahuan, 6 pernyataan untuk penilaian aspek sikap, dan 9 pernyataan untuk
penilaian aspek tindakan. Setelah melakukan studi pustaka lebih lanjut,
didapatkan informasi dari contoh-contoh pengujian validitas dan reliabilitas
bahwa validasi dilakukan pada 30 subyek uji. Oleh karena itu penulis kembali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
mengambil 30 data untuk diuji validitasnya dengan sebelumnya melakukan
perbaikan struktur tata bahasa yang digunakan sehingga diharapkan subyek
penelitian dapat lebih mengerti maksud dari tiap pernyataan dalam kuesioner.
Hasil dari validasi metode yaitu pernyataan yang digunakan dalam kuesioner
berjumlah 29 dengan 13 pernyataan pengetahuan, 7 pernyataan sikap, dan 9
pernyataan tindakan. Satu pernyataan pada poin 4 tetap digunakan meskipun
memiliki nilai negatif yang sangat besar dengan alasan ingin melihat apakah
setelah kuesioner disebarkan kembali, semua responden dalam penelitian ini akan
memiliki pengetahuan yang keliru tentang implan seperti responden pada validasi
atau tidak. Nilai negatif yang sangat besar ini menggambarkan keseragaman
jawaban yang keliru dari sebagian besar responden validasi.
G. Pengambilan Data
Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik
wawancara dan pengisian kuesioner. Wawancara dilakukan dengan tatap muka
bersama responden dan pengisian kuesioner dilakukan pada kesempatan tatap
muka yang sama.
H. Tata Cara Analisis Data
1. Analisis kuantitatif
a. Karakteristik responden
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui gambaran deskriptif
karakteristik akseptor KB yang meliputi usia, jumlah anak, pekerjaan, tingkat
pendapatan, jenis kontrasepsi yang digunakan, pernah atau tidak mengalami efek
samping, dan pernah mengganti jenis kontrasepsi yang digunakan atau tidak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
1) Usia responden
Pengelompokan usia dilakukan dengan penyusunan distribusi frekuensi
data kuantitatif. Tahapan pertama dengan menggunakan rumus Sturgess:
Dari rumus di atas, dapat diketahui bahwa M adalah jumlah kelas dan N
adalah jumlah data. Untuk melakukan pengelompokan usia juga dibutuhkan
interval kelas dengan M adalah jumlah kelas yang didapatkan dari rumus Strugess
yang dapat dihitung dengan rumus:
Nilai Maksimum - Nilai Minimum M
(Sugiyono, 2006)
2) Jumlah anak
Pengelompokan jumlah anak dilakukan dengan perhitungan frekuensi
dan perhitungan persentasenya.
3) Pekerjaan
Pengelompokan pekerjaan dilakukan dengan perhitungan frekuensi dan
perhitungan persentasenya.
4) Tingkat pendapatan
Dalam transkrip wawancara terdapat tiga tingkatan pendapatan yakni <
Rp 1.000.000,00; antara Rp 1.000.000,00 sampai Rp 2.500.000,00; dan > Rp
2.500.000,00. Pengelompokan awal dilakukan dengan perhitungan frekuensi
masing-masing tingkat pendapatan. Guna kepentingan analisis hubungan tingkat
M = 1 + 3,3 Log N
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
pendapatan dengan perilaku akseptor KB, tingkat hubungan ini dibagi menjadi 2
bagian. Batas yang digunakan adalah nilai mean. Setiap tingkat pendapatan
diterjemahkan dalam angka dan dihitung nilai mean, kemudian dikembalikan ke
tingkat pendapatan dan dibedakan menjadi tingkat pendapatan tinggi jika berada
di atas nilai mean dan tingkat pendapatan rendah jika berada di bawah nilai mean.
Dalam penelitian ini digunakan dua tingkatan pendapatan yakni tingkat
pendapatan tinggi yaitu di atas Rp. 1.000.000,00 dan tingkat pendapatan rendah
yaitu di bawah Rp. 1.000.000,00. Pengelompokan dilakukan dengan perhitungan
frekuensi dan persentase.
5) Jenis kontrasepsi yang digunakan
Pengelompokan jenis kontrasepsi yang digunakan dilakukan dengan
perhitungan frekuensi dan perhitungan persentasenya berdasarkan jenis
kontrasepsi yang digunakan saat ini (saat kuesioner disebarkan).
6) Pernah atau tidak mengalami efek samping dari kontrasepsi yang digunakan.
Pengelompokan pernah mengalami efek samping atau tidak dilakukan
dengan perhitungan frekuensi dan perhitungan persentasenya dengan melihat
masing-masing frekuensi jawaban pernah dan tidak/belum pernah.
7) Pernah atau tidak mengganti jenis kontrasepsi yang digunakan.
Pengelompokan pernah mengganti jenis kontrasepsi yang digunakan atau
tidak dilakukan dengan perhitungan frekuensi dan perhitungan persentasenya
dengan melihat masing-masing frekuensi jawaban pernah dan tidak/belum pernah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
b. Analisis hasil kuesioner
Analisis data hasil kuesioner dilakukan untuk mengetahui hubungan
antara tingkat pendapatan terhadap pengetahuan, sikap, dan tindakan,
dihubungkan dengan nilai kuesioner.
Tingkat pendapatan Pengetahuan
Tingkat pendapatan Sikap
Tingkat pendapatan Tindakan
Gambar 9. Analisis Hubungan Tingkat Pendapatan Dengan Perilaku
Analisis hasil kuesioner dilakukan dengan menggunakan metode rating
yang dijumlahkan (Method of summated rating). Setiap pernyataan untuk masing-
masing bagian dijumlahkan untuk mendapatkan nilai bagian, sehingga nilai total
untuk pernyataan pengetahuan disebut sebagai nilai pengetahuan, nilai total untuk
pernyataan sikap disebut sebagai nilai sikap, dan nilai total untuk pernyataan
tindakan disebut sebagai nilai tindakan. Setiap nilai dihitung mediannya. Nilai
median digunakan untuk membagi masing-masing nilai aspek menjadi tinggi dan
rendah. Nilai yang berada di bawah nilai median dikategorikan sebagai rendah,
sedangkan nilai yang berada sama atau di atas median dikategorikan sebagai
tinggi. Analisis hubungan antara tingkat pendapatan dengan perilaku yang
mencakup pengetahuan, sikap, dan tindakan dilakukan menggunakan uji statistik
Chi-square. Hubungan antara tingkat pendapatan dengan perilaku ditentukan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
nilai p. Apabila nilai p yang terdapat pada kolom Pearson Chi-square
lebih besar dari 5% atau 0,05 maka Ho diterima, sedangkan jika nilai p yang
terdapat pada kolom Pearson Chi-square lebih kecil dari 5% atau 0,05 maka Ho
ditolak dan H1 diterima.
Ho = Tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan terhadap perilaku akseptor
KB tentang kontrasepsi di puskesmas Kabupaten Sleman.
H1 = Ada hubungan antara tingkat pendapatan terhadap perilaku akseptor KB
tentang kontrasepsi di puskesmas Kabupaten Sleman.
2. Analisis data kualitatif
Analisis ini dilakukan berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada
10 responden mengenai pemahaman pelaksanaan program Keluarga Berencana
(KB) yang diikuti oleh responden.
I. Kesulitan Penelitian
1. Sulitnya mendapat tanggapan dari akseptor KB di puskesmas untuk menjadi
responden penelitian.
2. Sulitnya pengurusan ijin penelitian di beberapa puskesmas.
3. Sulitnya memperoleh informasi yang menyangkut kriteria inklusi pada
pengunjung puskesmas bersangkutan.
J. Kelemahan Penelitian
Adanya beberapa responden yang memiliki keterbatasan sehingga
peneliti membantu menuliskan jawaban di kuesioner, ini mungkin akan
berpengaruh pada kualitas jawaban yang diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sesuai dengan rumusan masalah yang dipaparkan pada pendahuluan,
pembahasan dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 bagian besar. Bagian pertama
berupa pemaparan karakteristik akseptor KB di Puskesmas Kabupaten Sleman
yang meliputi usia responden, jumlah anak, jenis kontrasepsi yang digunakan,
pekerjaan responden, tingkat pendapatan keluarga, pernah atau tidaknya
responden mengalami efek samping, dan pernah atau tidaknya responden
mengganti jenis kontrasepsi. Bagian kedua memaparkan hasil wawancara
responden mengenai seperti apa pemahaman pelaksanaan program KB yang
diikuti oleh responden, dan bagian akhir berisi tentang hubungan antara tingkat
pendapatan (status ekonomi) terhadap pengetahuan, sikap, dan tindakan akseptor
KB mengenai kontrasepsi di Puskesmas Kabupaten Sleman.
A. Karakteristik Responden
1. Usia responden
Dalam penelitian ini, pengelompokan usia responden dilakukan
berdasarkan penyusunan distribusi frekuensi data kuantitatif. Dalam penelitian ini
jumlah responden yang berhasil dikumpulkan untuk mengisi kuesioner sudah
sesuai target yang ditentukan yakni 100 orang.
Untuk melakukan pengelompokan usia dibutuhkan interval kelas yang
dapat dihitung dengan rumus:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Nilai Maksimum - Nilai Minimum
M
Dengan jumlah kelas yang didapatkan dari rumus Strugess, maka dapat
dilakukan penghitungan interval kelas. Dalam penelitian ini usia responden
termuda adalah 20 tahun dan tertua 46 tahun, sehingga didapatkan nilai 3,3
sebagai interval kelas. Berdasarkan nilai jumlah dan interval kelas tersebut,
didapatkan distribusi frekuensi dalam Tabel II.
Tabel II. Frekuensi Usia Akseptor KB di Puskesmas Kabupaten Sleman
Rentang Usia Responden
Frekuensi Persentase (%)
20,0 – 23,3 13 13 23,4 – 26,7 20 20 26,8 – 30,1 28 28 30,2 – 33,5 15 15 33,6 – 36,9 6 6 37,0 – 40,3 11 11 40,4 – 43,7 3 3 43,8 – 47,1 4 4
100 100 Persentase terbesar usia responden dalam penelitian ini adalah pada
rentang usia 26,8 sampai 30,1 tahun yaitu sebesar 28%. Dari data yang didapat
tersebut, peneliti mendapatkan sedikit gambaran bahwa usia 27, 28, 29, dan 30
adalah rata-rata usia para ibu akseptor KB yang masih memiliki keinginan,
semangat, dan kesadaran tinggi untuk melaksanakan program KB. Alasan yang
mungkin dapat diberikan adalah para ibu pada jaman sekarang sudah mengerti arti
penting dan manfaat yang dapat diambil dalam menjalankan program KB serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
resiko jika para ibu tersebut tidak melaksanakan program KB. Selain itu, fase saat
seorang isteri berusia 20-30 tahun adalah termasuk dalam fase menjarangkan
kehamilan. Tindakan yang paling baik disini adalah melahirkan dua anak dengan
jarak kelahiran 3-4 tahun (Nurcaya, 2007). Fase ini sesuai dengan data yang
didapatkan, karena fase ini merupakan fase penting bagi seorang wanita untuk
mencari alat kontrasepsi yang sesuai dengan keinginannya dan pasangan. Ini dapat
disebabkan bahwa pada rentang umur tersebut merupakan rentang umur yang
sudah hampir masuk pada fase mengakhiri kesuburan (tidak ingin hamil lagi).
Fase mengakhiri kesuburan terjadi saat usia wanita di atas 30 tahun, dan hal
tersebut dianjurkan dilakukan setelah mempunyai 2 anak. Pemastian kecocokan
metode kontrasepsilah yang mungkin mendasari banyaknya akseptor KB dengan
rentang umur tersebut pergi ke Puskesmas.
Usia dalam penelitian ini termasuk dalam kriteria inklusi responden.
Karakteristik dari responden yang dapat diterima adalah akseptor KB di
Puskesmas Kabupaten Sleman yang memiliki rentang usia 20 - 49 tahun.
Penentuan ini berdasarkan pada pengertian Pasangan Usia Subur (PUS). Pasangan
Usia Subur adalah pasangan yang istrinya berumur 15-49 tahun, dalam hal ini
termasuk pasangan yang istrinya berumur di bawah 15 tahun atau lebih dari 49
tahun dan tetap mendapatkan menstruasi (Anonim,1990). Dalam penelitian ini,
peneliti mensyaratkan usia minimal 20 tahun dan bukan 15 tahun, sedangkan usia
maksimal 49 tahun dan bukan lebih dari 49 tahun, agar rentang usia yang
termasuk dalam kriteria inklusi tidak terlalu luas. Selain itu, peneliti berharap
dengan adanya usia minimal 20 tahun, responden sudah memiliki kematangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
emosional yang baik sehingga hasil kuesioner yang diisikan dapat
dipertanggungjawabkan. Secara biologis, sebagian besar remaja (usia 10-19
tahun) sudah matang, namun belum matang secara sosial, mental, dan emosional
yang berakibat pada kemungkinan terjadinya masalah-masalah remaja seperti
kehamilan diluar nikah dan abortus (Saifuddin, 2003). Dalam penelitian ini tidak
dilakukan analisis lanjutan terhadap usia responden, karena data ini merupakan
data pelengkap.
2. Jumlah anak responden
Jumlah anak merupakan data pelengkap karakteristik responden. Secara
umum, tidak dilakukan analisis lebih lanjut mengenai data ini.
Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa jumlah anak yang
dimiliki responden berada pada kisaran 1 sampai 4.
Gambar 10. Jumlah Anak Akseptor KB di Puskesmas Kabupaten
Sleman Dari hasil data yang diperoleh dapat dikatakan bahwa sebagian besar
responden sudah berhasil melaksanakan program Keluarga Berencana dengan
melakukan pembatasan jumlah anak. Ini terlihat dari banyaknya anak yang
dimiliki oleh sebagian besar responden yaitu sebagian besar responden memiliki 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
orang anak. Ini sesuai dengan harapan pemerintah agar semua Pasangan Usia
Subur (PUS) mengikuti program KB dengan “2 anak lebih baik” sebab, dengan
hanya memiliki dua orang anak, keluarga akan lebih bertumbuh dengan baik,
seperti kesehatan ibu dan anak terjamin dan dapat lebih meningkatkan kualitas
pendidikan anak-anak. Pemerintah juga mengingatkan bahwa, tidak ada gunanya
Indonesia memiliki jumlah penduduk besar tetapi tidak berkualitas. Menurut
pemerintah, dalam era globalisasi ini kita harus memiliki Sumber Daya Manusia
(SDM) yang berkualitas sehingga mampu bersaing di dunia internasional
(Anonim, 2007c).
Dengan penggambaran karakteristik jumlah anak ini, secara tidak
langsung kita mendapatkan gambaran mengenai perilaku dari akseptor KB yaitu
bahwa mereka telah berusaha melakukan tindakan untuk membatasi jumlah anak.
Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan penggunaan kontrasepsi yaitu untuk
membatasi jumlah anak, karena pada kehamilan setelah 4 kelahiran akan
menimbulkan masalah, baik itu dari sisi kesehatan maupun kesejahteraan
keluarga.
3. Jenis alat kontrasepsi yang digunakan
Berdasarkan diagram pada Gambar 11. dapat dilihat bahwa suntik
menjadi jenis kontrasepsi yang paling banyak digunakan di Puskesmas Kabupaten
Sleman. Penggunaan suntik digambarkan dengan jumlah persentase terbesar yaitu
51%. Penggunaan tunggal kondom secara kebetulan tidak ditemukan
penggunaannya pada akseptor KB di Puskesmas Kabupaten Sleman selama 3
bulan penelitian sehingga bernilai 0%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Gambar 11. Jenis Alat Kontrasepsi yang digunakan Akseptor KB di
Puskesmas Kabupaten Sleman
Tidak adanya akseptor KB yang menggunakan alat kontrasepsi jenis
kondom di puskesmas dapat disebabkan karena pada pemakaian kondom memiliki
efektivitas yang rendah jika tidak dikombinasi dengan metode yang lain,
contohnya ketika kondom dikombinasikan dengan spermisida. Seperti dalam
penelitian ini, sebanyak 3% responden menggunakan kondom bersamaan dengan
pil. Selain itu, mungkin sebagian besar akseptor juga berpikir bahwa untuk
membeli kondom tidak harus mengunjungi puskesmas. Pada jaman sekarang ini,
kondom sudah dapat dijual bebas dari toko-toko besar hingga warung-warung
kecil. Penggunaan kondom yang identik dengan kaum pria pun dapat menjadi
alasan, karena selama ini yang umum digunakan di masyarakat adalah kondom
untuk kaum pria.
Banyaknya penggunaan jenis kontrasepsi suntik mungkin disebabkan
efektivitasnya yang tinggi. Terdapat data yang menyatakan bahwa kegagalan
metode suntik adalah 0,3 kehamilan per 100 perempuan/tahun, dengan catatan
bahwa penyutikan dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang ditentukan. Selain
itu, untuk suntikan yang hanya berisi hormon progestin saja tidak memiliki
dampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
dibanding penggunaan suntik kombinasi estrogen-progestin. Kontrasepsi suntik
dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai perimenopause serta
membantu mencegah kanker endometrium, kehamilan ektopik, menurunkan
kejadian kanker payudara, dan mencegah beberapa penyakit radang panggul.
Selain manfaat-manfaat yang telah dijabarkan tadi, alat kontrasepsi suntik juga
dapat dikatakan praktis karena efek yang diperoleh jangka panjang. Suntikan
progestin tunggal atau biasa disebut Depot Medroxy Progesteron Asetat (DMPA)
bertahan dalam waktu 3 bulan (suntik 3 bulanan) dan suntikan yang berisi
estrogen-progestin (kombinasi) bertahan dalam waktu 1 bulan (Saifuddin, 2003).
4. Pekerjaan
Menurut Berk (2007), pekerjaan termasuk dalam aspek status ekonomi.
Aspek ini cukup sulit diterjemahkan menjadi dua tingkatan seperti yang
disyaratkan dalam analisis data. Oleh karena itu, penelitian ini hanya
menggunakan aspek pekerjaan sebagai data pelengkap.
Tabel III. Jenis Pekerjaan Akseptor KB di Puskesmas Kabupaten Sleman
Berdasarkan data di atas, tampak bahwa sebagian besar responden
merupakan ibu rumah tangga atau dapat dikatakan tidak bekerja. Ini dapat terlihat
dari jumlah persentase terbesar yaitu 49%. Ini dapat dikatakan bahwa gambaran
Pekerjaan Frekuensi Persentase Karyawan Swasta 11 11
Pramuwisma 1 1 Pegawai Negeri Sipil 5 5 Ibu Rumah tangga 49 49
Buruh 9 9 Pedagang 6 6
Wiraswasta 7 7 Guru 12 12
100 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
hasil karakteristik yang didapatkan cukup baik. Walaupun hanya seorang ibu
rumah tangga, yang mungkin sehari-harinya bekerja di rumah dan terkadang
dianggap tidak memiliki wawasan yang luas, tetapi mereka memiliki pengetahuan
dan kesadaran tinggi untuk mengikuti program KB. Ini mencerminkan baiknya
tindakan responden untuk memilih menggunakan alat kontrasepsi. Dalam
penelitian ini, data pekerjaan didasarkan pada pengakuan responden dan beberapa
responden cenderung tidak mau menyebutkan dengan pasti pekerjaannya sehari-
hari dan menggunakan istilah “wiraswasta”. Ibu berwirausaha atau berwiraswasta
adalah seorang ibu yang melakukan kegiatan yang dikelola oleh ibu itu sendiri
yang bersifat ekonomi produktif secara berkesinambungan (pada sektor pertanian,
industri kecil/rumah tangga, jasa dan perdagangan) yang memerlukan/memakai
modal uang atau berupa barang yang dapat dinilai dengan uang dengan tujuan
memperoleh keuntungan (Anonim, 2007c).
Dari hasil yang diperoleh dapat dilihat bervariasinya jenis pekerjaan yang
dimiliki oleh responden. Secara singkat, dapat dikatakan bahwa kemungkinan
besar tidak ada pengaruh antara pemilihan metode kontrasepsi dengan pekerjaan
yang dimiliki oleh masing-masing responden. Hal ini juga merupakan salah satu
alasan tidak digunakannya pekerjaan sebagai bagian integral dari status ekonomi
untuk analisis data utama.
5. Tingkat pendapatan keluarga
Tingkat pendapatan merupakan variabel bebas dalam penelitian ini,
sehingga tingkat pendapatan menjadi bagian penting dalam penelitian secara
keseluruhan. Tingkat pendapatan akan dihubungkan dengan perilaku yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
meliputi pengetahuan, sikap, dan tindakan akseptor KB tentang kontrasepsi di
Puskesmas Kabupaten Sleman.
Gambar 12. Tingkat Pendapatan Keluarga Akseptor KB di
Puskesmas Kabupaten Sleman
Pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah total pendapatan
dalam satu keluarga terkait dengan kemampuan daya beli responden yang akan
mempengaruhi perilaku responden dalam memilih jenis alat kontrasepsi.
Data tingkat pendapatan ini kemudian dibagi menjadi dua bagian.
Maksud dari pembagian ini adalah agar data yang diperoleh dapat diuji
hipotesisnya dengan metode chi square. Pembagian didasarkan atas mean atau
nilai rata-rata. Dalam perhitungan statistik, dilakukan pemberian kode yaitu
berupa angka 1 untuk total pendapatan kurang dari Rp 1.000.000,00; angka 2
untuk total pendapatan antara Rp 1.000.000,00 sampai Rp 2.500.000,00; dan
angka 3 untuk total pendapatan lebih dari Rp 2.500.000,00.
Nilai mean atau rata-rata adalah 1,51. Dengan demikian dapat dilakukan
pembagian bahwa nilai di bawah mean yakni 1, digolongkan kekategori tingkat
pendapatan rendah. Nilai di atas mean yakni 2 dan 3 digolongkan sebagai tingkat
pendapatan tinggi. Apabila dikembalikan ketingkat pendapatan, maka pendapatan
keluarga < Rp 1.000.000,00 digolongkan ke tingkat pendapatan rendah. Dengan
cara yang sama, maka total pendapatan antara Rp 1.000.000,00 sampai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Rp2.500.000,00 dan total pendapatan > Rp 2.500.000,00 digolongkan menjadi
tingkat pendapatan tinggi.
Gambar 13. Pengelompokan Tingkat Pendapatan Keluarga Akseptor KB di
Puskesmas Kabupaten Sleman Setelah dilakukan pengelompokan tingkat pendapatan ini, sebanyak 62
responden termasuk dalam kelompok pendapatan rendah, sedangkan 38 responden
termasuk dalam kelompok tingkat pendapatan tinggi.
Batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendapatan keluarga
per bulan sebesar Rp. 1.000.000,00. Pendapatan keluarga diartikan sebagai total
pendapatan yang didapatkan dari usaha suami dan istri. Asumsi dalam penelitian
ini adalah dalam satu keluarga, suami dan istri sama-sama bekerja dan
mendapatkan penghasilan. Menurut data Upah Minimum Regional (UMR) tahun
2008 yang terdapat di website Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(Depnakertrans) Republik Indonesia, UMR di Yogyakarta adalah sebesar Rp
586.000,00 per bulan. Nominal sebesar Rp. 586.000,00 dari Depnakertrans
menjadi dasar penetapan tingkat pendapatan. Dengan anggapan bahwa dalam 1
keluarga suami dan istri bekerja, maka standar total pendapatan keluarga
berdasarkan UMR adalah 2 x Rp 586.000,00 = Rp 1.172.000,00, sehingga
dibulatkan menjadi Rp 1.000.000,00. Selanjutnya, penggolongan kedua adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
berdasarkan 2 kali total pendapatan keluarga yaitu 2 x Rp 1.172.000,00 = Rp
2.344.000,00, sehingga dilakukan pembulatan oleh peneliti menjadi Rp
2.500.000,00. Golongan pendapatan kedua berada pada range Rp 1.000.000,00
sampai Rp 2.500.000,00. Dan penggolongan ketiga adalah > Rp 2.500.000,00
berdasarkan standar total pendapatan keluarga pada golongan kedua tadi.
6. Pernah atau tidaknya responden mengalami efek samping dari kontrasepsi yang digunakan
Keterangan mengenai pernah atau tidaknya responden mengalami
kejadian efek samping di sini diperlukan untuk melihat salah satu faktor yang
beresiko menyebabkan terjadinya penggantian jenis kontrasepsi yang digunakan
oleh responden. Efek samping yang dialami oleh tiap responden berbeda-beda.
Ada beberapa responden yang menggunakan jenis kontrasepsi yang sama namun
tidak semua mengalami kejadian efek samping yang sama pula. Oleh karena itu,
di sini dapat dikatakan bahwa efek samping adalah salah satu faktor yang
melatarbelakangi pemilihan dan penggunaan jenis kontrasepsi. Data mengenai
kejadian efek samping pada responden ini hanya sebagai data pelengkap. Berikut
diagram persentase kejadian efek samping yang dialami oleh responden.
Gambar 14. Persentase Kejadian Efek Samping yang dialami oleh
Responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
7. Pernah atau tidaknya responden mengganti jenis kontrasepsi yang digunakan
Sama seperti penjelasan karakteristik responden pada nomor 6, data
mengenai pernah atau tidaknya mengganti jenis kontrasepsi yang digunakan
hanyalah merupakan data pelengkap yang diharapkan mampu mengungkapkan
salah 1 atau lebih penyebab yang mungkin melatarbelakangi penggantian metode
kontrasepsi yang digunakan oleh responden. Beberapa responden menyatakan
bahwa kejadian efek sampinglah yang menyebabkan seorang responden berusaha
mengganti kontrasepsinya dengan jenis kontrasepsi yang dirasa lebih aman
digunakan.
Gambar 15. Persentase Pernah atau Tidaknya Akseptor KB di Puskesmas
Kabupaten Sleman Melakukan Penggantian Jenis Kontrasepsi
Selain karena kejadian efek samping, beberapa responden lain juga
memaparkan bahwa latar belakang penggantian metode kontrasepsi adalah adanya
kebosanan dalam menggunakan kontrasepsi yang biasa digunakan. Dengan kata
lain, responden mulai mencoba-coba untuk mencari jenis kontrasepsi baru yang
dirasa lebih nyaman, aman, dan ekonomis. Karena hanya digunakan sebagai data
pelengkap, data mengenai pernah atau tidaknya melakukan penggantian jenis
kontrasepsi oleh responden ini tidak dibahas lebih lanjut. Banyaknya jenis atau
varian kontrasepsi yang ditawarkan dan dapat digunakan, kemungkinan menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
salah satu penyebab terjadinya kejadian penggantian jenis kontrasepsi yang
dilakukan oleh akseptor KB.
B. Pemahaman Pelaksanaan Program Keluarga Berencana (KB) yang diikuti oleh Responden
Pada bagian kedua ini akan dibahas hasil wawancara terhadap 10
responden mengenai hal-hal terkait pemahaman pelaksanaan program Keluarga
Berencana (KB). Program ini mungkin secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhi responden tersebut sebagai akseptor KB dalam persepsinya
mengenai program Keluarga Berencana, ada atau tidaknya pertimbangan ekonomi
dalam melaksanakan program KB, maupun manfaat dari pelaksanaan program
KB. Selain melakukan wawancara dengan panduan format pertanyaan yang
dibuat, peneliti juga mengevaluasi jawaban 10 responden ini dengan melihat
jawaban kuesioner yang terkait dengan pertanyaan wawancara. Dalam hal ini,
pernyataan kuesioner yang dibahas dalam wawancara adalah kuesioner dengan
nomor pernyataan seperti tercantum pada Tabel.IV di bawah. Pertanyaan dalam
wawancara bersifat fleksibel dalam artian peneliti melakukan pengembangan
terhadap format panduan wawancara yang telah dibuat.
Tabel IV. Item Pernyataan Kuesioner yang digunakan sebagai Pedoman Wawancara
Nomor item dalam kuesioner Total 1, 14, 15, 17, 19, 20, 23 7
Penentuan responden berjumlah 10 untuk diwawancarai berdasarkan
pada teori Sevilla (1993) yang menyatakan bahwa jumlah subyek yang dapat
digunakan sebagai sampel dalam populasi penelitian adalah 10% dari total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
populasi untuk sampel besar dan 20% dari total populasi untuk sampel kecil.
Jumlah responden sebanyak 100 adalah jumlah sampel besar sehingga jumlah
sampel 10% dari 100 orang total populasi sudah dapat dianggap mewakili hasil
wawancara yang baik. Adapun nomor responden dalam kuesioner yang
diwawancarai adalah responden bernomor 30, 32, 33, 34, 36, 77, 79, 80, 82, dan
91.
1. Persepsi akseptor KB tentang pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB)
Dari penelitian yang dilakukan pada akseptor KB di Puskesmas
Kabupaten Sleman, beberapa pernyataan mengarah pada gambaran pengetahuan,
sikap, dan tindakan responden terkait persepsi responden mengenai program
Keluarga Berencana maupun penggunaan alat kontrasepsi. Wawancara pada
bagian ini juga menggunakan evaluasi pernyataan responden dengan nomor
pernyataan pada kuesioner adalah 1, 14, 17, 20, dan 23. Jawaban terbanyak
responden sudah mengarah pada cerminan pengetahuan, sikap, dan tindakan yang
baik. Contohnya, ketika ditanyai tentang pengertian atau definisi dari Keluarga
Berencana, seluruh responden sudah mengerti apa pengertian program KB,
kaitannya dengan alat kontrasepsi, serta arti pentingnya melaksanakan program
KB. Ada seorang responden yang langsung menjabarkan dengan sangat detail
bahwa program KB adalah program perencanaan yang dilakukan oleh keluarga
dan dibantu oleh pemerintah untuk membatasi jumlah anak. Selain itu, program
KB juga dilakukan untuk membantu pemerintah mengatasi kepadatan penduduk.
Responden ini juga mengemukakan pendapatnya mengenai terdapatnya banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
pengangguran pada tahun-tahun belakangan ini, yang merupakan salah 1 akibat
dari tingginya kepadatan penduduk karena jumlah kelahiran tidak dibatasi.
Gambar 16. Jumlah Responden Wawancara terkait Pengetahuannya tentang
Definisi Program KB (kuesioner nomor 1) Selain itu, ketika ada pernyataan yang menyatakan bahwa “responden
akan mendahulukan belanja keluarga dibandingkan mengikuti program KB” dan
tanggapan dari pernyataan tersebut adalah bahwa sebagian besar atau hampir
seluruh responden menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan tersebut.
Gambar 17. Jumlah Responden Wawancara terkait Sikapnya dalam
Menentukan Pilihan (Kuesioner Nomor 14)
Selain itu, seluruh responden setuju dengan pernyataan bahwa akan tetap
melaksanakan program KB meskipun pengeluaran kebutuhan keluarga sangat
besar (pernyataan kuesioner item 17) dan juga menekankan bahwa akan tetap
menjalankan program KB meskipun harga kebutuhan bahan pokok meningkat
(pernyataan kuesioner item 23). Gambar 17 di bawah adalah diagram jumlah
responden yang menyetujui untuk tetap melaksananakan program KB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Gambar 18. Jumlah Responden Wawancara terkait Sikap dan Tindakannya
dalam Menentukan Pilihan (Kuesioner Nomor 17 Dan 23)
Dapat dilihat bahwa para ibu akseptor KB di Sleman ini sudah memiliki
kesadaran yang cukup tinggi tentang arti pentingnya menjalani program KB.
Pengetahuan, sikap, dan tindakan yang positif ini sangat baik untuk
dikembangkan dan terus dipertahankan, meskipun demikian diantara sikap dan
tindakan yang benar ditinjau dengan nilai pernyataan masing-masing, masih
terdapat pula kerancuan ataupun persepsi (konsep) yang masih keliru dalam
menanggapi pernyataan dalam kuesioner. Ini tercermin pada pernyataan poin 20
dari kuesioner yang menyatakan bahwa “Jumlah anak yang banyak tidak akan
bermasalah, asalkan keuangan keluarga mencukupi”. Sebagian besar responden
setuju terhadap pernyataan ini. Dengan melihat persentase yang cukup besar
dalam kekeliruan menanggapi pernyataan tersebut dapat disimpulkan oleh peneliti
bahwa responden disini cenderung mengatasnamakan uang (status ekonomi)
untuk memecahkan suatu permasalahan. Responden di sini tidak mengkaji secara
mendalam bahwa ada banyak dampak negatif pada jaman dan kondisi negara saat
ini jika jumlah anak tidak dibatasi. Responden cenderung memiliki pola pikir
bahwa parameter kualitas ataupun kesejahteraan keluarga semata-mata hanyalah
berdasarkan jumlah uang yang sanggup mengcover atau mengatasi seluruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
kebutuhan hidup keluarga tersebut. Padahal jika mau ditilik lebih mendalam, uang
hanyalah sebagian kecil dari cerminan kualitas keluarga. Aspek psikologi, laju
pertumbuhan penduduk yang akan berdampak pada pemerataan penduduk dan
pemerataan pendapatan penduduk, serta kepadatan penduduk di suatu wilayah
tidak diperhitungkan disini. Padahal semakin besar jumlah kelahiran bayi dalam
sebuah keluarga, meskipun pendapatan keluarga tersebut sangat besar, ini akan
berdampak pada kualitas keluarga khususnya dan kualitas negara pada umumnya.
Permasalahan yang akan timbul pada suatu negara adalah meningkatnya
kepadatan penduduk dan semakin meningkatnya penggangguran. Oleh karena itu,
konsep ini masih perlu diluruskan kembali pada peserta KB di Kabupaten Sleman.
Berikut adalah diagram jumlah responden yang menentukan pilihan dalam
kaitannya dengan menjawab pernyataan kuesioner mengenai setuju atau tidaknya
responden memiliki jumlah anak yang banyak sepanjang keuangan keluarga
mencukupi.
Gambar 19. Jumlah Responden Wawancara terkait Sikap dalam
Menentukan Pilihan (kuesioner nomor 20)
2. Ada atau tidaknya pertimbangan ekonomi dalam pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB)
Pada penelitian ini, responden diberi pertanyaan mengenai adakah
penyediaan dana khusus serta adakah pertimbangan besar biaya dalam memilih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
jenis alat kontrasepsi atau melaksanakan program KB. Sebanyak 9 responden
menyatakan sudah melakukan penyisihan dana untuk ber-KB, sedangkan 1
responden menyatakan belum dilakukan penyediaan dana khusus dalam ber-KB.
Dipaparkan oleh seorang responden ini bahwa meskipun belum pernah dilakukan
perencanaan dana yang akan digunakan untuk ber-KB periode selanjutnya, namun
jika saat ber-KB tiba, diusahakan sebisa mungkin agar dana tersebut ada. Berikut
diagram responden yang sudah ataupun belum melakukan penyisihan dana khusus
dalam ber-KB.
Gambar 20. Frekuensi Akseptor KB terkait Penyisihan Dana Khusus dalam
Memilih Jenis Alat Kontrasepsi
Beberapa responden yang menyatakan telah melakukan penyisihan dana
beralasan bahwa, sebenarnya biaya program KB tersebut relatif terjangkau oleh
masyarakat, terlebih pada jenis kontrasepsi yang berjangka waktu panjang seperti
IUD dan implant. IUD (spiral) merupakan jenis kontrasepsi yang dapat dipasang
untuk jangka waktu 1, 3, atau 5 tahun. Jadi, selama jangka waktu tersebut akseptor
KB hanya perlu mengeluarkan biaya satu kali saja, yaitu pada awal pemasangan
yang disertai kontrol/cek (1-2 kali setelah pemasangan), terlebih lagi jika tidak
ada keluhan yang dirasakan. Begitu juga dengan implant. Implant juga dapat
dipasang untuk jangka waktu yang panjang yaitu 2, 3, dan 5 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Adapula responden yang menggunakan pil KB sebagai alat kontrasepsi
menyatakan bahwa setiap 1 bulan sekali, dana untuk membeli pil bulan berikutnya
harus disediakan. Ini disebabkan penggunaan pil KB yang harus rutin digunakan
untuk meminimalkan dan menghindari kegagalan metode KB.
Beberapa respondenpun sudah memiliki pola pikir yang baik, seperti
adanya pernyataan yang mengatakan bahwa ber-KB sudah merupakan kewajiban.
Alasannya adalah, dengan berkorban mengeluarkan sedikit biaya untuk ber-KB,
nantinya dapat menghasilkan jumlah anak yang cukup, sehingga kualitas anak dan
keluarga dapat lebih terjamin.
Biaya yang dikeluarkan oleh sebagian besar responden tidak terlalu
menjadi alasan utama dalam mengikuti program KB. Sebagian besar responden
setuju untuk mengutamakan kesehatan dalam hubungannya dengan jenis
kontrasepsi yang digunakan. Meskipun ada 1 orang responden yang mengeluhkan
besarnya biaya ber-KB, tetapi menurut peneliti ini dilatarbelakangi
ketidakcocokan reponden tersebut dalam penggunaan kontrasepsi yang
sebelumnya digunakan. Kontrasepsi yang sebelumnya digunakan adalah IUD.
Sebenarnya, bila responden tersebut cocok terhadap kontrasepsi ini dan tidak ada
keluhan masalah kesehatan jika menggunakan IUD, maka tidak akan terlalu
menghabiskan banyak biaya dalam melaksanakan program KB. Karena setelah 5
bulan ternyata responden mengalami ketidakcocokan, maka responden harus
mengganti jenis kontrasepsi yang terhitung mahal ini dengan kontrasepsi lain
yang tidak mengganggu kesehatan. Selain itu, meskipun ada keluhan seperti di
atas, responden tetap memilih untuk terus ber-KB dengan menimbang resiko
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
kehamilan yang tidak diinginkan yang mungkin terjadi jika responden tidak
mengikuti program KB. Beberapa responden juga sudah dapat mensyaratkan jenis
kontrasepsi yang akan digunakannya. Beberapa syarat kontrasepsi tersebut adalah
harus mengandung seminimal mungkin efek samping. Selain itu, kontrasepsi
tersebut harus nyaman digunakan, dan yang utama adalah tidak mengganggu
kesehatan responden sendiri.
Gambar 21. Frekuensi Akseptor KB terkait Pertimbangan Biaya dalam
Memilih Jenis Alat Kontrasepsi
Dari beberapa pola pikir responden di atas dapat dikatakan bahwa,
sebagian besar responden sudah sangat mengerti arti pentingnya penyisihan dana
dalam ber-KB, dan pertimbangan besar biaya tidak menjadi alasan dalam menjaga
keberlangsungan program KB. Sebagian besar responden antusias dengan
program KB dan terus ikut menjaga keberlangsungan program KB.
3. Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan program KB
Dalam wawancara langsung dengan responden, ditanyakan pula pendapat
responden mengenai hasil positif dari program KB, yaitu apakah program KB
sudah dapat meningkatkan kualitas keluarga responden. Keluarga berkualitas
menurut Saifuddin (2003) adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri,
memiliki jumlah anak ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis,
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pengertian keluarga yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
berkualitas ini berdasarkan paradigma baru program Keluarga Berencana
Nasional yang saat ini telah diubah visinya, dari mewujudkan NKKBS menjadi
visi untuk mewujudkan “Keluarga Berkualitas tahun 2015”.
Beberapa responden menyatakan sependapat dengan pemikiran bahwa,
dengan terus berlangsungnya program KB, maka kualitas keluarga akan
meningkat. Ini terlihat dari beberapa responden yang mengatakan bahwa dengan
pembatasan jumlah anak, maka biaya hidup yang dikeluarkan dapat dikelola
dengan baik, dan tentunya tanpa mengabaikan kepentingan-kepentingan belanja
keluarga. Adapula yang menyatakan bahwa biaya pendidikan anak dapat lebih
diusahakan, sehingga nantinya kepentingan anak pun tidak terabaikan dan masa
depan anak-anak lebih terjamin. Selain dari segi ekonomi, dengan pembatasan
jumlah anak, perhatian dan kasih sayang yang dapat diberikan oleh orang tua
terhadap jumlah anak yang dibatasi, akan lebih mudah terpenuhi secara adil.
Kasih sayang ini sangat penting, sehingga nantinya diharapkan anak-anak tersebut
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Tidak hanya matang dan sehat secara
fisik saja, namun juga dapat matang secara emosi dan sehat secara rohani. Berikut
diagram responden yang menyatakan pendapatnya dalam pernyataan bernomor 15
dari kuesioner.
Gambar 22. Frekuensi Responden yang Setuju atau Tidak Setuju dengan
Pernyataan Nomor 15 dalam Kuesioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Diagram di atas terkait dengan pernyataan responden dalam kuesioner
tepatnya pada item 15. Item tersebut berisi persetujuan mengenai evaluasi
responden dalam menjalankan program KB, terkait dengan meningkatnya kualitas
hidup dalam keluarga.
Dalam kaitannya dengan meningkatnya kualitas hidup keluarga, juga
terdapat manfaat lain yaitu kesehatan ibu dan anak pun dapat lebih diperhatikan
karena dengan melaksanakan program KB yang berarti melakukan pembatasan
jumlah anak dan pengaturan jarak kelahiran, ibu dapat terhindar dari resiko
melahirkan berulang kali yaitu pendarahan dan kematian akibat kehamilan dan
persalinan. Selain itu, dengan jumlah anak yang dibatasi, orang tua dalam hal ini
khususnya ibu dapat mencurahkan perhatiannya secara total pada kesehatan anak.
Gambar 23. Frekuensi Responden yang Setuju atau Tidak Setuju dengan
Pernyataan Nomor 19 dalam Kuesioner
Dari beberapa pernyataan responden di atas, sudah dapat dilihat apa
harapan dan tujuan pelaksanaan program KB ini. Beberapa respondenpun sudah
dapat merasakan sisi positif yang dapat diambil, ketika berhasil melaksanakan
program KB dan ikut serta mewujudkan keluarga Indonesia yang berkualitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
C. Hubungan Tingkat Pendapatan Terhadap Perilaku Akseptor KB tentang Kontrasepsi di Puskesmas Kabupaten Sleman
Dalam penelitian ini digunakan metode Chi square untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan antara tingkat pendapatan terhadap perilaku akseptor KB
tentang kontrasepsi di Puskesmas Kabupaten Sleman. Dalam penelitian ini,
tingkat pendapatan menjadi variabel bebas, dan perilaku yang meliputi
pengetahuan, sikap, dan tindakan menjadi variabel tergantung. Seluruh variabel
diterjemahkan dalam dua tingkatan, sehingga untuk tingkat pendapatan menjadi
tingkat pendapatan rendah yaitu di bawah atau sama dengan Rp. 1.000.000,00 dan
tingkat pendapatan tinggi yaitu di atas Rp. 1.000.000,00. Nilai pengetahuan
menjadi pengetahuan rendah dan tinggi. Nilai sikap menjadi sikap baik dan buruk.
Demikian juga dengan nilai tindakan yang diterjemahkan menjadi tindakan baik
dan buruk. Keadaan yang baik atau tinggi dalam Chi square diwakili dengan
angka 2, sedangkan keadaan buruk atau rendah diwakili oleh angka 1. Nilai
pengetahuan, sikap, dan tindakan dibagi menjadi dua berdasarkan nilai
mediannya.
1. Hubungan antara tingkat pendapatan dengan pengetahuan akseptor KB tentang kontrasepsi
Analisis hubungan antara tingkat pendapatan dengan pengetahuan
akseptor KB tentang kontrasepsi dilakukan pada semua data yang ada, sehingga
kolom missing pada table Case Processing summary terisi angka 0%.
Dari hasil analisis dengan Chi square, diketahui tidak ada sel yang
memiliki nilai harapan (Expected Count) yang kurang dari 5, dengan demikian
data ini layak diuji dengan Chi square Test. Tabel yang digunakan adalah tabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
2X2 karena penelitian ini diterjemahkan menjadi 2 variabel, yaitu tingkat
pendapatan menjadi tingkat pendapatan tinggi dan rendah, serta tingkat
pengetahuan menjadi tingkat pengetahuan tinggi dan rendah.
Dengan adanya Chi-square Test, didapatkan nilai p pada kolom Pearson
Chi-square dengan Asymp.sig (2-sided) adalah sebesar 0,280. Nilai p ini lebih
besar dari 0,05 (5%), sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Dapat disimpulkan
bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan dengan pengetahuan
akseptor KB tentang kontrasepsi.
2. Hubungan antara tingkat pendapatan dengan sikap akseptor KB tentang kontrasepsi
Analisis hubungan antara tingkat pendapatan dengan sikap akseptor KB
tentang kontrasepsi dilakukan pada semua data yang ada, sehingga kolom missing
pada table Case Processing summary terisi angka 0%.
Dari hasil analisis dengan Chi square, diketahui tidak ada sel yang
memiliki nilai harapan (Expected Count) yang kurang dari 5, dengan demikian
data ini layak diuji dengan Chi square Test. Sama dengan pernyataan pada uji
hubungan tingkat pendapatan dengan pengetahuan di atas, bahwa tabel yang
digunakan adalah tabel 2X2, karena penelitian ini diterjemahkan menjadi 2
variabel yaitu tingkat pendapatan menjadi tingkat pendapatan tinggi dan rendah,
serta sikap menjadi baik dan buruk.
Dengan adanya Chi-square Test, didapatkan nilai p pada kolom Pearson
Chi-square dengan Asymp.sig (2-sided) adalah sebesar 0,298. Nilai p ini lebih
besar dari 0,05 (5%), sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Dapat disimpulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan dengan sikap akseptor KB
tentang kontrasepsi.
3. Hubungan antara tingkat pendapatan dengan tindakan akseptor KB tentang kontrasepsi
Analisis hubungan antara tingkat pendapatan dengan tindakan akseptor
KB tentang kontrasepsi dilakukan pada semua data yang ada, sehingga kolom
missing pada table Case Processing summary terisi angka 0%.
Dari hasil analisis dengan Chi square, diketahui tidak ada sel yang
memiliki nilai harapan (Expected Count) yang kurang dari 5, dengan demikian
data ini layak diuji dengan Chi square Test. Sama dengan pernyataan pada uji
hubungan tingkat pendapatan dengan pengetahuan serta sikap di atas, bahwa tabel
yang digunakan adalah tabel 2X2, karena penelitian ini diterjemahkan menjadi 2
variabel yaitu tingkat pendapatan menjadi tingkat pendapatan tinggi dan rendah,
serta tindakan menjadi baik dan buruk.
Dengan adanya Chi-square Test, didapatkan nilai p pada kolom Pearson
Chi-square dengan Asymp.sig (2-sided) adalah sebesar 0,123. Nilai p ini lebih
besar dari 0,05 (5%), sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Dapat disimpulkan
bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan dengan tindakan akseptor
KB tentang kontrasepsi.
Dari ketiga uji mengenai hubungan tingkat pendapatan terhadap
pengetahuan, sikap, dan tindakan akseptor KB tentang kontrasepsi di atas, dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pendapatan dengan
perilaku akseptor KB tentang kontrasepsi di Puskesmas Kabupaten Sleman, yang
meliputi pengetahuan, sikap, maupun tindakan akseptor KB tersebut. Tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
pendapatan merupakan salah satu aspek ekonomi yang menjadi salah satu hal vital
dalam sebuah keluarga, namun dengan adanya hasil penelitian ini dapat dilihat
dan dikatakan bahwa menjalankan program Keluarga Berencana dengan
menggunakan alat kontrasepsi juga menjadi hal vital pada sebuah keluarga. Ini
menjadi hal yang menarik ketika ternyata tingkat pendapatan tidak terlalu
berpengaruh atau dapat dikatakan sama sekali tidak berpengaruh pada pola
perilaku akseptor KB tentang kontrasepsi di Kabupaten Sleman. Sebagian besar
responden lebih mengutamakan kesehatan dan kenyamanan dirinya dibanding
biaya yang harus dibayarkan untuk mendapatkan metode kontrasepsi tersebut. Itu
terbukti dari tingginya kesadaran responden untuk segera pergi ke puskesmas
dalam rangka mengontrolkan kesehatannya yang berhubungan dengan metode
kontrasepsi yang digunakannya. Selain itu, responden tetap berusaha mencari
metode kontrasepsi yang cocok dengan kondisi kesehatannya tanpa terlalu
mempertimbangkan biaya dalam penggunaan jenis kontrasepsinya.
Selain itu, jika dilihat pada tabel kecenderungan jawaban responden
(pada lampiran), terdapat hasil bahwa sebagian besar responden sudah dapat
menanggapi pernyataan dengan benar. Didapatkan hasil untuk menilai tingkat
pengetahuan bahwa, 52% responden cenderung menjawab dengan nilai 3
(jawaban benar), dan 37% responden menjawab dengan nilai 4 (jawaban
sempurna). Sisanya yaitu 11% responden menanggapi dengan jawaban yang
salah. Begitu pula pada penilaian terhadap aspek sikap, 61% responden menjawab
dengan nilai 3 dan 29% responden menjawab dengan tingkat nilai 4. Pada
tindakan, 64% responden cenderung menjawab nilai benar (nilai 3) dan 26%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
responden menjawab dengan nilai sempurna (nilai 4). Ini dapat menggambarkan
hasil jawaban yang cukup seragam dari tiap responden dalam menanggapi
pernyataan yang diberikan. Dengan data di atas, dapat dikatakan, baik responden
tingkat pendapatan rendah maupun tinggi, dapat memiliki pengetahuan yang
benar, sikap yang baik, serta tindakan yang baik pula.
Dihubungkan dengan pengetahuan responden sendiri, sebagian besar
responden sudah mengerti dan tahu mengenai jenis kontrasepsi yang tersedia,
macam efek samping yang pernah terjadi ataupun mekanisme penggunaan
sebagian besar jenis kontrasepsi. Ini menggambarkan bahwa dengan tingkat
pendapatan rendah ataupun tinggi, setiap responden dapat memiliki pengetahuan
yang benar tentang metode kontrasepsi yang tersedia. Tidak selamanya tingkat
pendapatan tinggi menjamin bahwa seseorang akan memiliki pengetahuan yang
tinggi, begitu pula tidak ada jaminan bahwa tingkat pendapatan yang rendah akan
selalu memiliki pengetahuan yang rendah. Sebagai contoh, dari hasil jawaban
kuesioner bagian pengetahuan point no.4 yang menyebutkan kontrasepsi implant
dapat digunakan untuk 3 atau 5 tahun sekali tetap digunakan (seperti telah
dijelaskan pada bagian validitas). Ternyata responden dengan tingkat pendapatan
tinggi ada yang memberikan jawaban yang salah (nilai 2) dengan persentase
sebesar 18,42% dari total responden dengan tingkat pendapatan tinggi walaupun
tidak semua, sedangkan untuk tingkat pendapatan rendah ada yang menjawab
dengan nilai tertinggi (4) dengan persentase sebesar 9,68% dari total responden
pendapatan rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Begitu pula dengan sikap yang tercermin dari jawaban responden,
responden sudah memiliki kerangka bersikap seperti pengetahuan yang
dimilikinya. Baik tingkat pendapatan rendah maupun tinggi, keduanya sama-sama
menyetujui untuk lebih mengutamakan keberlangsungan program KB
dibandingkan belanja harian keluarga, Meskipun demikian, masih ada sedikitnya
satu konsep yang keliru dalam menerapkan sikapnya, namun itu tidak mengurangi
kesetaraan sikap yang terjadi oleh tingkat pendapatan rendah maupun tinggi.
Sama halnya dengan pengetahuan dan sikap, responden baik dengan
tingkat pendapatan rendah maupun tinggi memiliki keseragaman tindakan dalam
hubungannya dengan penggunaan jenis kontrasepsi maupun keberlangsungan
program KB. Ini terlihat dari keseragaman jawaban responden yang
menggambarkan tingginya kesadaran responden dalam keteraturan menggunakan
metode kontrasepsi maupun pencarian informasi pada sumber terpercaya sehingga
dapat menggunakan kontrasepsi secara benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil dan analisis data didapatkan bahwa:
1. Hasil karakteristik akseptor KB di Puskesmas Sleman menggambarkan usia
responden dari 20 tahun sampai 46 tahun, dengan persentase tertinggi sebanyak
22% berusia 30 tahun sampai 33 tahun. Responden terbanyak memiliki 2 orang
anak sebesar 42%. Sebesar 49% responden sebagai ibu rumah tangga.
Responden dengan tingkat pendapatan rendah sebanyak 62% dan pendapatan
tinggi 38%. Jenis kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah suntik
sebanyak 51%. Sebesar 72% responden tidak mengalami efek samping dan
sisanya pernah mengalami efek samping. Responden yang tidak pernah
mengganti jenis kontrasepsi sebanyak 71 % dan yang mengganti sebanyak
29%.
2. Dari evaluasi pemahaman pelaksanaan program Keluarga Berencana yang
dipaparkan responden, meskipun masih ada 1 persepsi akseptor KB tentang
kontrasepsi yang masih keliru, namun dari wawancara yang dilakukan dapat
digambarkan bahwa sebagian besar responden sudah menyadari arti pentingnya
mengikuti dan menjaga keberlangsungan program KB. Itu ditandai dengan
antusiasme responden untuk terus melaksanakan program KB meskipun
masalah ekonomi mendesak untuk dipenuhi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
3. Dari analisis data, diperoleh hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat
pendapatan akseptor KB dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan akseptor KB
di Puskesmas Kabupaten Sleman.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat
disampaikan dalam penelitian ini adalah:
1. Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penelitian serupa namun
dengan responden yang berbeda, misalnya akseptor KB di daerah atau
kabupaten lain, sehingga dapat diketahui juga profil hubungan tingkat
pendapatan dengan perilaku akseptor KB tentang kontrasepsi di daerah lain.
Apakah terdapat persamaan hasil atau adakah hasil yang berbeda pada
responden dengan daerah penelitian berbeda.
2. Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penelitian serupa namun
dengan lokasi penelitian yang berbeda, misalnya di instansi-instansi
pemerintahan ataupun rumah sakit, karena setelah dilihat, tingkat pendapatan
akseptor KB di puskesmas cenderung homogen yaitu dengan status ekonomi
menengah ke bawah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1990, Kamus Istilah Gerakan Keluarga Berencana Nasional, 1-2, 15,31-39, 44-54, BKKBN, Jakarta.
Anonim, 1992, Informasi Aspek Medis Alat Kontrasepsi Lingkaran emas, 11,
BKKBN, Jakarta Anonim, 1994, Pembangunan Keluarga Sejahtera di Indonesia Berdasarkan
Undang-Undang No. 10 Tahun 1992 dan GBHN 1993, 32, BKKBN, Jakarta.
Anonim, 1999, Anatomi Alat Reproduksi Wanita, www.Kespro.co.id, diakses
pada tanggal 22 Februari 2009. Anonim, 2000, Materi Konseling Kontrasepsi Bagi Petugas Lapangan, 29,
BKKBN, Yogyakarta. Anonim, 2001, Panduan Baku Klinis Program Pelayanan Keluarga Berencana,
1-58, Dinas Kesehatan Kota Depok, Jakarta. Anonim, 2003, Alat Kontrasepsi, www.Yayasanpermatahatikita.com/alat
kontrasepsi.html, diakses 13 Januari 2009, jam 17.47 WIB. Anonim, 2004, Kelebihan Dan Kekurangan Kontrasepsi,
http://www.bkkbn.go.id/article_detail.php?aid=698 , diakses 6 februari 2009, pukul 20.52.
Anonim, 2006a, Kabupaten Sleman Dalam Angka 2006/Sleman Regency in Figures 2006, Laporan Penelitian Bappeda, Yogyakarta.
Anonim, 2006b, Obat-Obat Penting Untuk Pelayanan Kefarmasian, 307-308,
Laboratorium Manajemen Farmasi dan Famasi Masyarakat Bagian Farmasetika Fakultas Farmasi UGM, Jogjakarta.
Anonim, 2007a, Pengetahuan Dalam Sistem Cerdas, www.ftsm.ukm.my/ko/C2_Pewakilan%20Pengetahuan.pdf, diakses pada
tanggal 25 November 2008. Anonim, 2007b, Hubungan Antara Persepsi Karyawan Terhadap Keadilan dalam
Pemberian Upah dengan Kepuasan Kerja, library.gunadarma.ac.id/files/disk1/9/jbptgunadarma-gdl-grey-2005-
klarai nnat-433-bab_i.pdf, diakses pada tanggal 25 November 2008. Anonim, 2007c, KB Gratis NTT, http://www.bkkbn.go.id/Webs/DetailRubrik.aspx?MyID=2585, diakses
pada tanggal 21 Maret 2009.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Anonim, 2008, UMR Tahun 2008, www.Jobreach.com, diakses tanggal 26
Februari 2009. Azwar, S., 2000. Validitas dan Reliabilitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Azwar, S., 2007, Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya, edisi ke-2, 10-19,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Dharmmesta, B.S., dan Handoko, H., 2000, Manajemen Pemasaran Analisis
Prilaku Manusia, Edisi I, cetakan I, BPFE, Yogyakarta. DiPiro, Joseph T, et al, 2005, Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach,
Sixth Edition, 1443-1461, Appleton & Lange, USA. Gieles, Th., 2001, Keluarga Berencana Alamiah dan Kontrasepsi, 3-18,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Hartanto, H., 2004, KB Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta. Kemmeren J.M., Algra A., Grobee D.E., 2001, Third generation oral
contraceptives and risk of venous thrombosis: meta-analysis, Netherlands, www.BMJ.com, diakses pada 10 Oktober 2007.
Mardiya, 1999, Petunjuk Praktis Cara Memilih Kontrasepsi (Sebuah Pedoman
Bagi PUS yang Ingin Ber-KB), 1-5, 13-30, 81-86, Penerbit Liberty, Yogyakarta.
Mario, T. M., 2006, SPSS Untuk Paramedis, 55-111, Ardana Media, Jakarta. Muchji, H.A., Muchtar, W., Situmorang, C.M., Lely, Samiajis, Djurkam, B., dkk,
1999, Informasi Pelayanan Kontrasepsi, Edisi V, BKKBN, Jakarta. Notoadmodjo, S., 1993, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Kesehatan, Andi offset, Yogyakarta. Notodihardjo, R., 2002, Reproduksi, Kontrasepsi dan Keluarga Berencana, 19-
27, Penerbit kanisius Yogyakarta. Nurcaya, 2007, Hubungan Kontrasepsi Pil KB dengan Kegemukan Wanita,
http://emiroslaini.blogspot.com/2007/07/hubungan-kontrasepsi-pil-kb.html, diakses pada tanggal 21 Maret 2009.
Pratiknya, A.W., 2001, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan, 11-15, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Pujirahardjo, W. J., 1993, Penemuan Sampel Dalam : Metode Penelitian dan Statistik Terapan, Airlangga University Press, Surabaya.
Rukanda dkk, 1993, Rukanda, A., Ryanto, H., Syarief, M.T., Hasjim, C., Saleng,
Muhasjim, dkk, 1993, Pengayoman Medis Keluarga Berencana, BKKBN, Jakarta.
Saifuddin, Abdul., 2003, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Penerbit
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta. Sarwono, S., 1997, Sosiologi Kesehatan Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya,
Cetakan kedua, UGM Press, Yogyakarta. Sevilla, C. G, Ochave, J. A, Punsalon, T. G, Regala, B. P, dan Uriarte, G. G, 1993,
Pengantar Metode Penelitian, 45, Diterjemahkan oleh Tuwu, A, edisi pertama, UI Press, Jakarta.
Siswono, 2004, Kondisi Ekonomi Buruk Pada 2004 Peserta KB Mandiri Turun,
artikel gizinet, http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1077777336,1635,280808, diakses tanggal 21 Agustus 2008.
Soeradi,O., 2008, Masalah Pada Kontrasepsi Pria, Detil Jurnal,
http://www.kr.co.id/web/detail.php?sid=168893&actmenu=46, diakses tanggal 27 Agustus 2008.
Spiegel, Murray R., 1998, Statistika edisi kedua, Bab II, hal 25, Penerbit
Erlangga, Jakarta. Sugiyono, 2006, Statistika Untuk Penelitian, 27, Penerbit CV Alfabeta, Bandung. Sujudi, A., Sampurno, H., Slamet, L,S., Sitanggang, L., Darmansjah, I., Santoso,
B., dkk, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia, 291, CV Sagung Seto, Jakarta.
Sundquist, K., 1993, Kontrasepsi Apa yang Terbaik Bagi Anda, xiii-xv, 27-28, 56-
84, Arcan jakarta. Suririnah. 2005, Beberapa Metode Kontrasepsi Atau KB,
http://www.infoibu.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=37, diakses 6 agustus 2008, pukul 21.12 WIB.
Suryawati, C., 2005, Memahami Kemiskinan Secara Multidimensional,
www.jmpk -online.net/files/chriswaardanimknew.pdf, diakses pada 25 November 2008.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Lampiran 1
DRAFT KUESIONER
Kepada Yth.
Ibu-ibu akseptor KB
di tempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penelitian saya untuk tugas akhir (skripsi) di
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjudul
“HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN TERHADAP PERILAKU
AKSEPTOR KB TENTANG KONTRASEPSI DI PUSKESMAS
KABUPATEN SLEMAN” maka saya mohon bantuan ibu-ibu untuk berkenan
membantu saya dalam pengisian kuesioner.
Demikian permohonan saya, besar harapan saya ibu-ibu mendukung
penelitian saya ini, sehingga hasilnya nanti dapat bermanfaat.
Yogyakarta, Desember 2008
Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Keterangan: SS : Sangat Setuju S : Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju Aspek Pengetahuan
No Pernyataan SS S TS STS 1 KB bertujuan untuk mengatur jumlah
anak dan jarak lahir SS S TS STS
2 Pil, suntik, implant, IUD, dan tubektomi, merupakan pilihan kontrasepsi untuk wanita
SS S TS STS
3 Kondom dan vasektomi bukan merupakan pilihan kontrasepsi untuk pria
SS S TS STS
4 Kontrasepsi (susuk) implant dapat dipakai untuk masa 3 atau 5 tahun sekali
SS S TS STS
5 Sebelum memakai kontrasepsi, kita tidak perlu mengetahui efek samping dari kontrasepsi yang ada
SS S TS STS
6 Akseptor KB sebaiknya mendapatkan informasi mengenai bagaimana memilih kontrasepsi yang baik dari tenaga medis
SS S TS STS
7 Kontrasepsi suntik dapat digunakan setiap 1 minggu sekali
SS S TS STS
8 Kondom dan Vasektomi merupakan pilihan kontrasepsi untuk pria
SS S TS STS
9 Pengetahuan tentang efek samping dari kontrasepsi perlu diketahui sebelum pemakaian awal
SS S TS STS
10 Untuk mencapai keberhasilan penggunaan pil KB, harus digunakan secara teratur
SS S TS STS
11 Akseptor KB tidak perlu memperoleh informasi pemilihan kontrasepsi yang sesuai dari tenaga medis
SS S TS STS
12 Pil, suntik, implant, IUD, dan tubektomi, merupakan pilihan kontrasepsi untuk pria
SS S TS STS
13 Kontrasepsi implant dapat digunakan seumur hidup
SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Aspek Sikap
No Pernyataan SS S TS STS 14 Saya akan mendahulukan belanja harian
keluarga dibandingkan mengikuti program KB
SS S TS STS
15 Saya merasa kualitas hidup keluarga lebih baik ketika mengikuti program KB
SS S TS STS
16 Saya yakin dan percaya bahwa penggunaan kontrasepsi secara benar dan teratur akan mencegah kehamilan.
SS S TS STS
17 Saya akan tetap berusaha melaksanakan program KB meskipun pengeluaran kebutuhan keluarga sangat besar
SS S TS STS
18 Saya merasa tidak perlu untuk memperoleh informasi yang akurat dari ahli kesehatan tentang penggunaan kontrasepsi yang akan digunakan
SS S TS STS
19 Saya merasa dengan program KB, kesehatan ibu dan anak dapat lebih terjamin
SS S TS STS
20 Saya yakin jumlah anak yang banyak, tidak akan bermasalah asalkan keuangan keluarga mencukupi
SS S TS STS
Aspek Tindakan No Pernyataan SS S TS STS 21 Saya akan berkonsultasi secara berkala
pada tenaga medis tentang kontrasepsi yang saya gunakan.
SS S TS STS
22 Saya akan memilih sendiri kontrasepsi yang akan saya gunakan tanpa bantuan tenaga medis
SS S TS STS
23 Saya akan tetap mengikuti program KB meskipun harga kebutuhan bahan pokok meningkat
SS S TS STS
24 Saya akan menggunakan kondom bila saya tidak mentaati (lupa) aturan kontrasepsi yang saya gunakan.
SS S TS STS
25 Saya memilih kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi kesehatan saya
SS S TS STS
26 Saya tidak selalu mentaati aturan kontrasepsi yang saya gunakan
SS S TS STS
Saya mengkomunikasikan penggunaan SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
27 kontrasepsi dengan pasangan saya 28 Saya memilih kontrasepsi yang nyaman
dipakai SS S TS STS
29 Saya memilih kontrasepsi yang berjangka waktu panjang karena lebih praktis
SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 2
CONTOH KUESIONER DENGAN JAWABAN DARI RESPONDEN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran 3
PEDOMAN WAWANCARA PEMAHAMAN PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA
(KB) YANG DIIKUTI OLEH RESPONDEN
Petunjuk
1. Menguasai pedoman wawancara. Untuk itu, sebelum wawancara,
pelajarilah pedoman wawancara ini
2. Memperkenalkan diri, menerangkan tujuan dan menjelaskan prosedur
wawancara. Lakukan hal ini sebelum memulai wawancara
3. Seluruh butir pertanyaan dalam pedoman ini harus terjawab. Maka,
pastikan seluruh jawaban bisa didapat, walaupun tidak ditanyakan secara
urut
4. Meneliti kembali hasil wawancara, terutama untuk mengetahui apakah ada
pertanyaan yang tidak jelas atau terlewat.
Karakteristik Responden
No Pertanyaan Jawaban 1 Nama (dapat tidak diisi ) 2 Umur akseptor KB (thn) 3 Umur anak (thn) A. Anak I :…….
B. Anak II :……. C. Anak III :……. D. Anak IV :……., dst.
4 Lama menjadi akseptor KB 5 Pekerjaan akseptor KB 6 Pendapatan Keluarga : A. < Rp 1.000.000,00
B. Rp 1.000.000,00 – Rp 2.500.000,00 C. > Rp 2.500.000,00
7 Kontrasepsi yang saat ini dipakai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Evaluasi Tentang Pelaksanaan Program Keluarga Berencana (KB)
1. Konsep Keluarga Berencana (KB) :
a. Apakah anda mengerti tentang apa itu program Keluarga Berencana dan apa itu
alat kontrasepsi?
b. Apakah anda mengerti apa tujuan dari pelaksanaan program Keluarga
Berencana?
(dengan dasar pembahasan jawaban kuesioner item bernomor 1, 14, 17, 20, dan
23).
2. Faktor ekonomi dalam kaitannya dengan program KB yang dilaksananakan
oleh responden :
a. Apakah anda menyediakan dana khusus untuk pemakaian alat kontrasepsi atau
dengan kata lain untuk memilih metode Keluarga Berencana?
b. Apakah anda mempertimbangkan besar biaya yang dikeluarkan untuk membeli
alat kontrasepsi atau melaksanakan program KB?
3. Apakah menurut anda, program KB yang anda ikuti sampai saat ini sudah
dapat meningkatkan kualitas hidup keluarga? Jelaskan!
(dengan dasar pembahasan jawaban kuesioner item bernomor 15 dan 19).
8 Efek samping yang pernah dialami
9 Pernah mengganti jenis kontrasepsi yang digunakan
A. Tidak B. Ya
Alasan :…………………………………… …………………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Lampiran 4
SURAT IJIN BAPPEDA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 5
DAFTAR 30 PUSKESMAS YANG TERSEBAR DI 17 KECAMATAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA
No. Kode NAMA ALAMAT Kecamatan 1. 3404010101 MOYUDAN I Ngentak, Sumberagung 55563 Moyudan 2. 3404010102 MOYUDAN II Setran, Sumberarum Moyudan 3. 3404020101 MINGGIR Minggir, Sendangagung Minggir 4. 3404030101 SEYEGAN Seyegan, Margokaton, 55561 Seyegan 5. 3404040101 GODEAN I Sentul, Sidoagung 55562 Godean 6. 3404040102 GODEAN II Nogosari, Sidokarto, 55564 Godean 7. 3404050101 GAMPING I Delingsari, Ambarketawang Gamping 8. 3404050102 GAMPING II Terusan Banyuraden Gamping 9. 3404060101 M L A T I I Kututegal, Sinduadi, 55248 Mlati 10. 3404060102 M L A T I II Cebongan, Sumberadi Mlati 11. 3404070101 D E P O K I Nanggulan, Mangunharjo Depok 12. 3404070102 D E P O K II Jl. Lely III, Perumnas Depok 13. 3404080101 B E R B A H I Jagalan, Kalitirto Berbah 14. 3404080102 B E R B A H II Sribit, Sendangtirto Berbah 15. 3404090101 PRAMBANAN I Delegan, Sumberharjo, 57454 Prambanan 16. 3404090102 PRAMBANAN II Gathak, Bokoharjo Prambanan 17. 3404100101 KALASAN I Krajan, Tirtomartani Kalasan 18. 3404100102 KALASAN II Sidokerto, Purwomartani Kalasan 19. 3404110101 NGEMPLAK I Koroulon,Bimomartani 55584 Ngempak 20. 3404110102 NGEMPLAK II Jetis, Widomartani, 55584 Ngempak 21. 3404120101 N G A G L I K I Gondangan, Sardonoharjo Ngaglik 22. 3404130101 S L E M A N I Kring I, Triharjo, 55514 Sleman 23. 3404130102 S L E M A N II Nyaen Pandowoharjo, 55512 Sleman 24. 3404140101 T E M P E L I Ngebong, Margorejo Tempel 25. 3404140102 T E M P E L II Kemusuh, Banyurejo, 55552 Tempel 26. 3404150101 T U R I I Turi, Donokerto Turi 27. 3404150102 T U R I II Turi, Pakem Turi 28. 3404160101 P A K E M I Tegalsari, Pakembinangun Pakem 29. 3404160102 P A K E M II Tegalsari, Pakembinangun Pakem 30. 3404170101 CANGKRINGAN Bronggang, Argomulyo Cangkringan
(Sumber : DEPKES RI, Website www.depkes.go.id yang diakses pada 21 Agustus 2008)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 6
VALIDITAS DAN RELIABILITAS 30 SUBYEK
Case Processing Summary
N % Valid
30 100.0
Excluded(a)
0 0
Cases
Total 30 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items .872 38
Item-Total Statistics
Scal Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
p1 116.7333 113.582 .573 .866 p2 116.9000 110.921 .676 .863 p3 117.4333 112.599 .526 .866 p4 116.9000 119.955 .033 .876 p5 117.5333 126.120 .318 .885 p6 117.7667 119.082 .057 .877 p7 117.1333 114.809 .330 .870 p8 117.5667 119.771 .059 .875 p9 116.7000 114.976 .375 .869 p10 116.7333 117.926 .153 .874 p11 116.9000 115.197 .451 .868 p12 117.0333 111.826 .486 .867 p13 117.3667 116.585 .228 .872 p14 116.6333 114.240 .612 .866 p15 117.7333 120.685 -.017 .877 p16 116.6333 113.895 .646 .866
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
p17 116.8000 115.821 .314 .870 p18 117.1333 110.947 .571 .865 p19 117.0667 117.375 .214 .872 p20 117.4000 110.524 .598 .864 p21 117.4000 115.352 .319 .870 p22 116.9333 114.823 .338 .870 p23 116.7333 114.547 .560 .867 p24 117.0667 112.823 .540 .866 p25 117.1667 113.730 .381 .869 p26 116.8333 118.557 .163 .873 p27 116.6667 113.195 .702 .865 p28 117.5667 110.047 .578 .864 p29 117.0000 111.241 .685 .863 p30 117.3333 111.816 .588 .865 p31 117.1667 114.420 .426 .868 p32 117.4000 111.697 .492 .866 p33 116.9000 110.852 .630 .864 p34 116.9667 116.102 .455 .869 p35 117.1333 112.947 .516 .866 p36 117.7000 122.907 -.145 .882 p37 116.7667 114.047 .606 .866 p38 117.0333 114.378 .357 .870
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items 120.2667 120.892 10.99509 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 7
REKAP DATA HASIL KUESIONER
N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 P 14 15 16 17 18 19 20 S 21 22 23 24 25 26 27 28 29 T 1 4 3 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 1 40 3 4 3 3 3 4 2 22 3 3 3 2 3 3 3 3 3 26 2 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 46 3 4 4 4 4 4 2 25 4 4 4 4 3 4 3 4 4 34 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 4 4 3 3 38 2 4 4 3 3 3 3 22 3 4 3 3 4 3 3 4 3 30 4 4 4 3 2 3 4 3 3 4 4 4 3 3 44 2 3 4 2 3 4 3 21 4 3 3 2 2 3 3 3 3 26 5 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 44 3 4 4 3 3 4 3 24 4 3 4 3 3 3 3 3 3 29 6 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 45 3 4 4 3 3 4 3 24 4 3 3 3 3 3 3 3 4 29 7 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 43 3 3 3 3 1 3 2 18 3 3 4 3 3 3 3 3 3 28 8 3 4 2 1 3 4 4 3 4 4 3 4 4 43 1 3 3 3 3 4 4 21 3 3 3 3 4 3 3 4 3 29 9 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 44 3 3 4 4 3 3 3 23 4 3 3 3 4 3 4 4 3 31 10 4 3 2 3 1 4 3 4 4 4 4 3 3 42 3 4 4 2 4 3 3 23 3 2 3 2 4 3 4 4 4 29 11 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 41 2 3 4 3 3 4 3 22 3 3 3 3 3 3 3 3 2 26 12 3 3 1 1 1 4 1 4 4 4 4 1 1 32 3 4 3 3 3 3 3 22 4 1 4 1 4 3 3 4 4 28 13 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 4 3 2 41 3 3 3 3 3 3 3 21 3 3 2 3 3 3 3 3 3 26 14 4 3 4 1 4 4 2 3 4 4 4 4 1 42 3 4 3 3 3 3 3 22 3 3 3 3 4 4 4 4 3 31 15 4 4 3 1 4 4 2 3 4 4 4 4 3 44 3 4 4 4 4 4 3 26 4 4 4 3 4 3 4 4 4 34 16 3 3 3 1 3 4 2 4 4 4 4 3 1 39 3 2 4 2 3 4 1 19 3 3 3 2 3 3 3 2 2 24 17 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 34 2 4 4 3 3 4 2 22 3 2 3 2 3 3 3 4 4 27 18 3 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 1 42 2 4 3 3 4 4 2 22 3 3 3 2 4 2 4 4 4 29 19 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 37 3 3 3 3 3 3 3 21 3 3 3 2 3 3 3 4 3 27 20 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 48 3 3 4 4 4 4 1 23 4 3 3 3 3 3 4 3 2 28 21 3 3 2 1 1 3 3 2 4 3 3 3 3 34 2 1 3 3 2 3 3 17 3 3 3 2 3 1 3 3 3 24 22 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 48 3 4 4 4 3 4 3 25 4 3 4 3 4 3 4 4 3 32 23 3 3 2 2 2 4 2 3 4 4 3 3 3 38 3 3 3 3 3 3 3 21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 24 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 38 3 3 3 3 4 4 3 23 3 4 3 3 3 3 4 4 4 31 25 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 1 1 31 3 4 3 4 3 3 3 23 3 3 3 2 3 3 3 3 1 24 26 3 3 3 1 3 3 3 3 4 4 4 3 1 38 2 3 4 3 3 4 3 22 4 3 3 3 3 3 3 3 1 26 27 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 1 42 2 4 4 3 4 4 3 24 4 3 3 4 3 3 3 3 3 29 28 3 3 3 1 3 3 1 3 4 4 4 3 1 36 3 3 3 3 3 4 3 22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 29 4 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 1 45 3 4 4 4 4 4 2 25 4 4 4 3 4 4 4 4 4 35 30 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 44 3 3 4 3 3 3 1 20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 31 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39 3 3 3 4 3 3 3 22 4 3 4 4 4 3 3 3 3 31 32 4 4 4 3 4 4 4 1 4 4 4 4 3 47 3 4 4 3 3 3 3 23 3 3 3 2 3 3 3 4 3 27 33 4 4 4 1 3 4 3 4 4 4 4 4 3 46 1 3 3 3 4 4 2 20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 34 4 4 2 1 3 4 3 3 4 3 3 4 1 39 3 3 3 3 3 3 3 21 3 3 3 2 3 3 3 3 3 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
35 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 1 34 3 3 3 2 3 3 2 19 3 3 3 3 3 3 3 3 2 26 36 4 4 3 1 4 4 3 3 4 4 4 4 3 45 3 4 4 3 3 3 2 22 3 3 3 3 4 3 4 4 4 31 37 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 46 3 4 4 3 4 4 3 25 4 3 3 1 4 2 3 4 4 28 38 3 3 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 35 2 3 3 3 3 3 3 20 3 2 3 3 3 3 3 3 3 26 39 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 48 3 4 4 4 4 4 4 27 4 4 4 4 4 4 4 4 3 35 40 3 3 3 3 4 4 2 3 4 4 4 4 3 44 3 4 3 3 3 4 4 24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 41 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 2 43 3 4 4 2 3 4 3 23 4 3 4 3 4 4 3 3 2 30 42 3 3 2 2 3 4 3 4 4 4 3 4 1 40 1 3 3 2 2 4 3 18 3 3 3 3 4 3 4 4 3 30 43 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 48 3 4 4 3 3 4 3 24 4 3 4 3 3 3 3 4 4 31 44 3 3 3 1 4 4 1 4 3 3 3 3 4 39 3 4 3 3 3 3 3 22 3 3 4 3 3 3 3 3 2 27 45 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 48 3 4 4 3 3 4 4 25 4 3 4 3 3 3 3 4 3 30 46 4 4 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 43 4 2 3 2 3 4 3 21 3 3 3 3 3 3 3 3 2 26 47 4 4 4 1 4 3 4 2 3 3 3 3 3 41 4 3 2 2 3 3 3 20 4 4 3 3 3 3 3 3 3 29 48 4 4 4 1 4 4 4 3 4 4 3 4 4 47 3 3 3 2 3 2 3 19 4 2 2 3 3 3 3 3 2 25 49 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 2 3 43 2 2 3 2 3 2 3 17 3 3 2 3 3 3 3 3 3 26 50 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 38 3 3 3 3 3 3 3 21 3 3 2 3 3 3 3 3 3 26 51 3 3 3 2 4 4 2 4 4 4 4 3 1 41 2 4 4 3 4 4 3 24 4 3 3 2 4 4 3 3 4 30 52 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 44 3 3 3 3 3 3 2 20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 53 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 41 3 3 3 3 3 3 3 21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 54 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39 3 3 3 3 3 3 3 21 3 3 3 2 3 3 3 3 2 25 55 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 38 3 3 3 2 3 3 3 20 3 3 2 2 3 4 3 3 2 25 56 4 3 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 3 42 3 4 3 3 3 4 3 23 3 3 3 2 3 3 3 3 3 26 57 4 3 3 3 4 3 2 4 4 3 4 4 4 45 3 4 4 3 4 4 4 26 4 3 4 4 4 4 3 4 4 34 58 3 3 3 2 3 4 3 4 4 4 4 4 3 44 3 4 4 3 3 4 3 24 4 3 3 3 4 3 3 3 3 29 59 3 3 2 1 3 4 1 3 4 3 3 1 1 32 2 3 3 3 3 3 3 20 3 3 3 3 3 3 4 3 3 28 60 3 3 2 3 1 1 3 3 3 3 1 3 3 32 3 3 3 3 3 3 2 20 1 1 2 3 1 3 3 3 3 20 61 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 37 3 2 3 3 3 3 2 19 3 2 3 3 3 3 3 3 3 26 62 4 3 2 2 4 4 3 2 4 4 4 2 1 39 1 2 3 3 3 3 2 17 3 3 3 2 4 3 3 3 2 26 63 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 48 3 3 4 3 4 4 3 24 4 3 3 4 4 3 4 4 3 32 64 3 3 3 3 2 4 3 4 4 4 4 4 3 44 3 1 4 4 4 4 4 24 1 4 4 3 3 3 4 4 3 29 65 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 1 35 3 3 1 3 3 3 3 19 3 3 3 3 3 3 3 3 2 26 66 4 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 40 3 4 3 4 3 3 3 23 3 3 3 2 3 3 3 4 3 27 67 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 38 3 3 3 3 3 3 3 21 3 3 3 2 3 3 3 3 2 25 68 3 4 2 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 44 3 4 3 3 3 4 4 24 3 4 3 3 3 3 3 3 3 28 69 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 40 3 2 3 3 3 3 3 20 3 4 3 3 3 4 3 3 2 28 70 4 4 1 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 41 3 3 3 3 3 4 4 23 3 3 3 2 3 3 3 3 3 26 71 4 4 1 4 1 4 1 4 4 4 4 1 1 37 1 4 4 4 1 4 1 19 4 1 4 4 4 1 4 4 4 30 72 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 38 3 3 3 3 3 3 3 21 3 3 2 2 3 3 3 3 3 25 73 4 4 3 4 3 4 1 4 4 4 4 4 4 47 4 4 4 4 4 4 3 27 4 3 4 2 4 3 4 4 2 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
74 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 40 3 3 3 3 3 3 2 20 3 2 3 4 3 3 3 3 2 26 75 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 36 3 3 3 2 3 3 2 19 3 3 3 1 3 4 3 4 4 28 76 4 3 2 1 3 4 1 2 4 1 3 1 1 30 3 3 3 3 3 3 3 21 3 2 3 1 3 3 3 3 3 24 77 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 42 3 4 4 4 2 3 3 23 3 3 3 2 3 4 4 4 2 28 78 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 43 3 3 3 3 3 4 4 23 3 3 3 3 4 3 4 3 2 28 79 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 40 3 3 3 3 3 3 3 21 3 3 3 3 3 3 3 3 2 26 80 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 40 3 3 4 3 3 4 3 23 3 4 4 3 3 4 3 3 3 30 81 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 49 4 4 4 4 4 4 3 27 4 4 4 4 4 4 4 4 3 35 82 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 40 3 3 3 3 3 3 2 20 3 3 3 3 3 3 3 4 4 29 83 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 37 3 3 3 3 3 3 2 20 3 3 3 2 3 3 3 3 2 25 84 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 49 4 4 4 4 4 4 3 27 3 4 4 4 4 4 4 4 3 34 85 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 46 3 4 4 3 4 4 3 25 3 3 3 1 3 4 4 4 3 28 86 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 49 4 4 4 4 4 4 3 27 3 3 4 4 4 4 4 4 3 33 87 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 48 2 4 3 3 4 4 3 23 3 4 3 2 4 4 4 4 3 31 88 4 3 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 3 46 3 3 3 3 3 3 3 21 3 3 3 2 3 4 3 4 3 28 89 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 42 2 3 3 3 3 3 3 20 3 3 3 3 3 3 2 3 2 25 90 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 44 3 3 4 3 3 4 3 23 3 3 4 3 4 4 4 3 4 32 91 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 48 4 4 3 4 4 4 4 27 4 3 4 2 4 4 4 4 4 33 92 4 3 3 1 4 4 3 3 3 3 4 3 3 41 3 3 3 3 3 3 3 21 3 3 3 3 3 3 4 3 2 27 93 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 51 4 4 3 4 4 4 4 27 3 4 4 2 4 4 4 4 4 33 94 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 39 3 3 3 3 3 3 2 20 3 3 3 2 3 3 3 3 3 26 95 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 40 3 3 3 3 3 4 2 21 3 3 3 3 3 3 3 4 3 28 96 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 49 4 4 4 3 4 4 3 26 3 3 3 4 4 4 4 4 4 33 97 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 39 3 4 3 3 3 3 1 20 3 3 3 2 3 3 3 4 3 27 98 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 47 3 4 3 3 4 4 2 23 3 3 3 3 3 4 4 4 3 30 99 3 3 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 41 3 3 3 3 3 3 3 21 3 3 3 2 3 4 4 4 4 30 100 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 48 4 4 3 3 3 4 4 25 3 3 3 3 4 4 4 4 3 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 8
STATISTIK DESKRIPTIF TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS KABUPATEN SLEMAN
Descriptives
Statistic Std. Error
Tingkat Pendapatan
Mean
1.51 .072
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 1.37
Upper Bound 1.65
5% Trimmed Mean 1.46 Median 1.00 Variance .515 Std. Deviation .718 Minimum 1 Maximum 3 Range 2 Interquartile Range 1 Skewness 1.052 .241 Kurtosis -.273 .478
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran 9
MEDIAN PERILAKU
Statistics
nilai_pengetahuan nilai_sikap nilai_tindakan N Valid 100 100 100 Missing 0 0 0Mean 41.6600 22.120
0 28.3400
Std. Error of Mean .46346 .24382 .28963Median 42.0000 22.000
0 28.0000
Std. Deviation 4.63456 2.43825 2.89625
Variance 21.479 5.945 8.388Skewness -.288 .220 .389Std. Error of Skewness .241 .241 .241Kurtosis -.365 -.391 .057Std. Error of Kurtosis .478 .478 .478Range 21.00 10.00 15.00Minimum 30.00 17.00 20.00Maximum 51.00 27.00 35.00Percentiles 10 35.1000 19.000
0 25.0000
25 39.0000 20.0000 26.0000
50 42.0000 22.0000 28.0000
75 45.0000 24.0000 30.0000
90 48.0000 25.9000 33.0000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lampiran 10
UJI CHI-SQUARE HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN TERHADAP PENGETAHUAN AKSEPTOR KB TENTANG KONTRASEPSI DI PUSKESMAS
KABUPATEN SLEMAN
Jumlah Data yang Digunakan Dalam Analisis Hubungan Antara Tingkat Pendapatan dengan Pengetahuan Akseptor KB Tentang Kontrasepsi
Case Processing Summary
Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent
Tingkat_pendapatan * Pengetahuan 100 100.0% 0 0% 100 100.0%
Nilai Harapan Hubungan Antara Tingkat Pendapatan Dengan Pengetahuan Akseptor KB Tentang Kontrasepsi
Tingkat_pendapatan * Pengetahuan Crosstabulation
Pengetahuan Total Rendah tinggi
Tingkat_pendapatan rendah Count 33 29 62 Expected Count 30.4 31.6 62.0 tinggi Count 16 22 38 Expected Count 18.6 19.4 38.0
Total Count 49 51 100 Expected Count 49.0 51.0 100.0
Hasil Uji Chi-square Tingkat Pendapatan dan Pengetahuan Akseptor KB Tentang Kontrasepsi
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 1.166(b) 1 .280 Continuity Correction(a) .763 1 .382 Likelihood Ratio 1.170 1 .279 Fisher's Exact Test .309 .191 N of Valid Cases 100
a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
18.6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran 11
UJI CHI-SQUARE HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN TERHADAP SIKAP AKSEPTOR KB TENTANG KONTRASEPSI DI PUSKESMAS KABUPATEN
SLEMAN
Jumlah Data yang Digunakan dalam Analisis Hubungan Antara Tingkat Pendapatan dengan Sikap Akseptor KB Tentang Kontrasepsi
Case processing summary
Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent
Tingkat_Pendapatan * Sikap 100 100.0% 0 0% 100 100.0%
Nilai Harapan Hubungan Antara Tingkat Pendapatan Dengan Sikap Akseptor KB
Tentang Kontrasepsi Tingkat_Pendapatan * Sikap Crosstabulation
Sikap Total baik buruk
Tingkat_Pendapatan rendah
Count 36 26 62
Expected Count 33.5 28.5 62.0
Tinggi Count 18 20 38
Expected Count 20.5 17.5 38.0 Total Count 54 46 100 Expected Count 54.0 46.0 100.0
Hasil Uji Chi-square Tingkat Pendapatan dan Sikap Akseptor KB Tentang
Kontrasepsi Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 1.085(b) 1 .298 Continuity Correction(a) .697 1 .404 Likelihood Ratio 1.085 1 .298 Fisher's Exact Test .311 .202 N of Valid Cases 100
a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
17.48.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 12
UJI CHI-SQUARE HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN TERHADAP TINDAKAN AKSEPTOR KB TENTANG KONTRASEPSI DI PUSKESMAS
KABUPATEN SLEMAN
Jumlah Data yang Digunakan Dalam Analisis Hubungan Antara Tingkat Pendapatan dengan Tindakan Akseptor KB Tentang Kontrasepsi
Case Processing Summary
Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent
Tingkat_Pendapatan * Tindakan 100 100.0% 0 .0% 100 100.0%
Nilai Harapan Hubungan Antara Tingkat Pendapatan dengan Tindakan Akseptor
KB Tentang Kontrasepsi Tingkat_Pendapatan * Tindakan Crosstabulation
Tindakan Total baik buruk
Tingkat_Pendapatan rendah
Count 31 31 62
Expected Count 34.7 27.3 62.0
tinggi Count 25 13 38
Expected Count 21.3 16.7 38.0 Total Count 56 44 100 Expected Count 56.0 44.0 100.0
Hasil Uji Chi-square Tingkat Pendapatan dan Tindakan Akseptor KB Tentang Kontrasepsi
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 2.384(b) 1 .123 Continuity Correction(a) 1.786 1 .181 Likelihood Ratio 2.412 1 .120 Fisher's Exact Test 149 090 N of Valid Cases 100
a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
16.72.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 13
PEMBAGIAN NILAI PENDAPATAN, PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN
Responden Tingkat Pendapatan pengetahuan sikap tindakan
1 rendah rendah baik buruk 2 rendah tinggi baik baik 3 rendah rendah baik baik 4 rendah tinggi buruk buruk 5 rendah tinggi baik baik 6 rendah tinggi baik baik 7 tinggi tinggi buruk baik 8 rendah tinggi buruk baik 9 rendah tinggi baik baik
10 rendah tinggi baik baik 11 rendah rendah baik buruk 12 rendah rendah baik baik 13 rendah rendah buruk buruk 14 rendah tinggi baik baik 15 tinggi tinggi baik baik 16 rendah rendah buruk buruk 17 rendah rendah baik buruk 18 tinggi tinggi baik baik 19 tinggi rendah buruk buruk 20 rendah tinggi baik baik 21 rendah rendah buruk buruk 22 rendah tinggi baik baik 23 rendah rendah buruk buruk 24 rendah rendah baik baik 25 rendah rendah baik buruk 26 rendah rendah baik buruk 27 rendah tinggi baik baik 28 rendah rendah baik buruk 29 rendah tinggi baik baik 30 tinggi tinggi buruk buruk 31 rendah rendah baik baik 32 rendah tinggi baik buruk 33 rendah tinggi buruk buruk 34 rendah rendah buruk buruk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
35 tinggi rendah buruk buruk 36 rendah tinggi baik baik 37 rendah tinggi baik baik 38 rendah rendah buruk buruk 39 rendah tinggi baik baik 40 tinggi tinggi baik baik 41 rendah tinggi baik baik 42 rendah rendah buruk baik 43 tinggi tinggi baik baik 44 rendah rendah baik buruk 45 tinggi tinggi baik baik 46 rendah tinggi buruk buruk 47 rendah rendah buruk baik 48 tinggi tinggi buruk buruk 49 rendah tinggi buruk buruk 50 rendah rendah buruk buruk 51 rendah rendah baik baik 52 rendah tinggi buruk buruk 53 rendah rendah buruk buruk 54 tinggi rendah buruk buruk 55 tinggi rendah buruk buruk 56 rendah tinggi baik buruk 57 rendah tinggi baik baik 58 rendah tinggi baik baik 59 tinggi rendah buruk baik 60 rendah rendah buruk buruk 61 tinggi rendah buruk buruk 62 tinggi rendah buruk buruk 63 tinggi tinggi baik baik 64 rendah tinggi baik baik 65 rendah rendah buruk buruk 66 rendah rendah baik buruk 67 rendah rendah buruk buruk 68 rendah tinggi baik baik 69 tinggi rendah buruk baik 70 tinggi rendah baik buruk 71 tinggi rendah buruk baik 72 rendah rendah buruk buruk 73 rendah tinggi baik baik 74 rendah rendah buruk buruk 75 rendah rendah buruk baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
76 rendah rendah buruk buruk 77 rendah tinggi baik baik 78 rendah tinggi baik baik 79 tinggi rendah buruk buruk 80 rendah rendah buruk baik 81 tinggi tinggi baik baik 82 tinggi rendah buruk baik 83 rendah rendah buruk buruk 84 tinggi tinggi baik baik 85 tinggi tinggi baik baik 86 tinggi tinggi baik baik 87 tinggi tinggi baik baik 88 tinggi tinggi buruk baik 89 tinggi tinggi buruk buruk 90 tinggi tinggi baik baik 91 tinggi tinggi baik baik 92 rendah rendah buruk buruk 93 tinggi tinggi baik baik 94 tinggi rendah buruk buruk 95 tinggi rendah buruk baik 96 tinggi tinggi baik baik 97 tinggi rendah buruk buruk 98 tinggi tinggi baik baik 99 tinggi rendah buruk baik
100 tinggi tinggi baik baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lampiran 14
ALGORITMA PENENTUAN METODE ANALISIS DATA PENELITIAN
PANEL A
Is there an
Independent
Primary
Variables
No Discrete Go to Panel C
Independent
Variable
Go to Panel D
Yes Continuous
Data Reported as Percents or Proportions? #
Number of Discrete
Independent Variables
Discrete
Yes
Dependent
Variable D/C ?
Z-test of Proportions
Chi Square Test
One or two
More than twoNo
Continuous Go to
Panel B
Go to
Panel C
Discrete Note :
# For example, the survival rate for Group A was 50% and 36% for Group C
route
Continuous
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PANEL C
Discrete Independent Variables Discrete Dependent Variables
Discrete Variables Without One Independent Variables
Third Discrete Level ? Mantel-Haenszel Chi Square
Paired Data? Size of Contingency Table
McNemar Test
Cochran’s Q Test
Yes
No
Yes
No empty cells and all expected values > 5
No
Fisher Exact Test
2 x 2 Matrix
Larger than a 2 x 2 Matrix
No
Yes
Size of Contingency Table
Yate’s Chi Square2 x 2 Matrix
Chi Square Test of Independence
Larger than a 2 x 2 Matrix
Note :
route
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran 15
TABEL KECENDERUNGAN JAWABAN RESPONDEN
Pernyataan pengetahuan
Pernyataan sikap
Pernyataan tindakan
P N
I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII Rata-rata
%
1 - - 5 25 5 1 7 1 1 - 1 5 20 5,47 5,47 2 - - 20 16 4 - 10 7 - 1 3 4 13 6 6 3 52 69 57 49 56 38 59 54 38 38 43 55 57 51,15 51,15 4 48 31 18 10 35 61 24 38 61 61 53 36 10 37,38 37,38
N XIV XV XVI XVII XVIII XIX XX Rata-
rata %
1 5 2 1 - 2 - 5 2,14 2,14 2 4 6 1 12 2 2 20 8,14 8,14 3 71 48 59 69 70 47 63 61 61 4 10 44 39 19 26 51 12 28,72 28,72
PN XXI XXII XXIII XXIV XXV XXVI XXVII XXVIII XXIX Rata-rata
%
1 2 3 - 5 1 2 - - 2 1,67 1,67 2 - 7 7 30 1 2 1 1 22 7,89 7,89 3 70 75 69 53 65 71 67 55 54 64,33 64,334 28 15 24 12 33 25 32 44 22 26,11 26,11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
BIOGRAFI PENULIS
Theresia Elvira Yosi Ariani merupakan anak kedua dari
pasangan M. P. Murbowo, BA dan Christina S. M. Lahir di
Manokwari, Papua pada tanggal 2 Oktober 1987. Penulis telah
menyelesaikan pendidikan di TK Kutilang Manokwari pada tahun
1991-1993, SDN Yos Sudarso 1 Manokwari pada tahun 1993-1999,
SLTP Marsudirini Marganingsih Muntilan pada tahun 1999-2002, dan
SMU Santa Maria Yogyakarta pada tahun 2002-2005. Kemudian
penulis melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2005 dan
menyelesaikan masa studi pada tahun 2009. Selama menempuh kuliah, penulis aktif dalam
beberapa kegiatan kepanitiaan, antara lain : Panitia Bakti Sosial 5 agama pasca gempa di Mlese
Klaten sebagai seksi konsumsi tahun 2006, Panitia perayaan Jumat Agung di Kapel Paingan
sebagai seksi konsumsi tahun 2007, Panitia Bakti Sosial dan Relaunching Apotek Sanata
Dharma tahun 2008, Peserta Paduan Suara Fakultas Farmasi “Veronika” tahun 2005-2008, ikut
serta dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan dalam rangka
memperingati Dies Natalis ke-53 Universitas Sanata Dharma tahun 2008, dan ikut serta dalam
kegiatan Pengabdian Masyarakat tahun 2008.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI