plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. walaupun pada...

160
 RELASI KUASA DALAM DINAMIKA WACANA DAN GERAKAN KEISTIMEWAAN YOGYAKARTA Tesis Untuk memenuhi persyaratan mendapat gelar Magister Humaniora (M.Hum.) di Program Magister Ilmu Religi dan Budaya, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Oleh Leonardo Budi Setiawan 096322002 Program Magister Ilmu Religi dan Budaya Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2013 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 26-Sep-2019

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

 

RELASI KUASA DALAM DINAMIKA WACANA DAN GERAKAN

KEISTIMEWAAN YOGYAKARTA

Tesis

Untuk memenuhi persyaratan mendapat gelar Magister Humaniora

(M.Hum.) di Program Magister Ilmu Religi dan Budaya, Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta

Oleh

Leonardo Budi Setiawan

096322002

Program Magister Ilmu Religi dan Budaya

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

RELASI KUASA DALAM DINAMIKA WACANA DAN GERAKAN

KEISTIMEWAAN YOGYAKARTA

Tesis

Untuk memenuhi persyaratan mendapat gelar Magister Humaniora

(M.Hum.) di Program Magister Ilmu Religi dan Budaya, Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta

Oleh

Leonardo Budi Setiawan

096322002

Program Magister Ilmu Religi dan Budaya

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HP
Typewritten text
ii
Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HP
Typewritten text
iii
Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HP
Typewritten text
iv
Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HP
Typewritten text
v
Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

vi  

I Believe.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

vii  

PENGANTAR

Rasanya, sampai pada titik ini, banyak sekali pihak yang saya ucapkan

terimakasih. Menuliskan lembar ini menjadi bagian tersulit dibanding dengan

menuliskan lembar-lembar lain dalam tesis ini. Tapi, justru bagian inilah yang

terpenting karena tanpa keberadaan pihak-pihak yang telah membantu saya, tesis

ini tidak pernah akan terwujud. Pertama, saya sangat bersyukur karena keputusan

saya mendaftar Program Magister Ilmu Religi dan Budaya (IRB) Universitas

Sanata Dharma (USD) Yogyakarta, sangat didukung oleh keluarga. Keluarga saya

(Bp. Drs. A. Ngadina Hadiwiratmo, Ibu C.A. Siti Bugiati, S.Pd., G. Irawan

Setyanto H., serta keluarga besar) adalah rumah (house sekaligus home), tempat

saya beristirahat saat lelah dengan kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, keluarga

kedua saya yaitu gerombolan sahabat yang mungkin menjadikan rumah saya

sebagai rumah kedua. Untuk Fransisca Emi Hartanti yang telah menemani selama

hamper tujuh tahun, selesainya tesis ini berarti menjadi tahap selanjutnya untuk

perjalanan kita.

Saya mengucap terimakasih untuk para pengajar di IRB yang saya jumpai

di dalam kelas (Dr. J. Haryatmoko, SJ; Dr. Katrin Bandel; Dr. Celia Lowe, Dr.

George J. Aditjondro; Dr. St. Sunardi; Y. Devi Ardhiani, M.Hum; Dr.G. Budi

Subanar, SJ; Dr.Ishadi SK; Dr. Budiawan; Dr. Hary Susanto, SJ). Saya juga

sangat berterima kasih dengan para staff; Mbak Henkie, Mbak Desy, dan Mas

Mulyadi yang selalu ramah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

viii  

Secara khusus saya mengucapkan terimakasih pada Romo Banar (Dr.G.

Budi Subanar, SJ ) dan Romo Budi (Dr.Alb.Budi Susanto, SJ) yang telah

membaca dan mengkritik ratusan halaman tulisan yang telah saya ketik. Kritik

para pembimbing tersebut membuat saya semakin terlatih untuk menulis.

Pendewasaan oleh kritik adalah hal yang saya dapatkan dari proses ini. Maka,

saya baru mengerti bahwa kerja penelitian yaitu: kecermatan dalam pengamatan

dan pembacaan, ketekunan dalam pemilahan dan pemilihan, serta ketertiban

dalam penulisan dan pelaporan.

Penulisan Tesis ini tidak akan pernah terjadi jika tanpa Pak Widihasto

yang bersedia meluangkan waktunya. Wawancara dengan beliau membuat saya

menemukan banyak informasi yang kemudian saya kembangkan sebagi temuan

data. Saya mengucap terimakasih pada beliau yang juga telah mengantarkan saya

kepada informan-informan lain.

Pembelajaran saya di IRB tidak hanya membuat saya mendapatkan banyak

ilmu tapi juga persahabatan. Saya bersyukur telah mempunyai kawan-kawan satu

angkatan; Abed, Agus, Mei, Rino, Probo, Virus, Vita, Iwan, Herlin, Mbak Lulud,

Anes, Lusi, Eli, Titus. Tuhan memberkati dan menjaga langkah kalian.

Saya merasa, selesainya Tesis ini bukanlah sebuah hasil akhir sejak saya

mulai menuliskannya dua tahun yang lalu. Tesis ini adalah sebuah awal penelitian

akan sebuah tema yang telah membuat saya gelisah selama beberapa tahun

terakhir. Hal yang sangat berharga dari proses ini yaitu: ‘Menulis adalah bekerja

untuk keabadian’.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

ix

ABSTRAK

Leonardo Budi Setiawan (2013). Relasi Kuasa dalam Dinamika Wacana dan Gerakan Keistimewaan Yogyakarta. Yogyakarta: Magister Ilmu Religi dan Budaya, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Wacana Keistimewaan Yogyakarta secara umum ditafsirkan sebagai Penetapan raja-raja di Yogyakarta menjadi gubernur dan wakil gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Wacana ini membuat adanya dorongan kelompok-kelompok masyarakat yang kemudian disebut Gerakan Keistimewaan Yogyakarta. Dinamika gerakan ini berkembang di tengah konflik penafsiran tentang sejarah Yogyakarta.

Di tengah polemik ini, penafsiran mengenai makna Keistimewaan Yogyakarta semakin berkembang. Semua penafsiran tersebut menggunaakan penafsiran sejarah. Oleh karena itu, menjadi penting untuk mengetahui genealogi keistimewaan Yogyakarta sebagai upaya untuk memberikan penafsiran secara kritis tentang tema ini, bukan sekedar menjadikan sejarah sebagai alat legitimasi.

Dalam realitas yang terjadi dalam gerakan keistimewaan, dinamika yang tercipta adalah penciptaan teknologi politik tertentu yang bertujuan mendapatkan dukungan rakyat untuk memperkuat daya. Di sisi lain, ada hubungan-hubungan unik yang tercipta di tengah resistensi di dalam gerakan sosial.

Oleh karena itu, analisis relasi kuasa ini diharapkan bisa memberikan kontribusi bagi kajian terhadap fenomena gerakan politik lokal dan hubungannya dengan sistem pemerintahan.

Kata Kunci: Wacana, Kuasa, Gerakan, Genealogi, Teknologi Politik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

x

ABSTRACT

Leonardo Budi Setiawan (2013). Power Relation towards the dynamics of discourse and movement of Yogyakarta Speciality. Yogyakarta: Magister Ilmu Religi dan Budaya, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

The Discourse of the Specialness of Yogyakarta is commonly interpretated as establishment of Kings of Yogyakarta as governor and vice governor of The Special District of Yogyakarta. This discourse has raised massive groups called The Movement of the Specialness of Yogyakarta. The movement dynamics has developed in the midst of conflict to interpret the history of Yogyakarta.

The polemics are raised in the interpretation about the meaning of the Specialness of Yogyakarta. Thus, every argument based on the matter of history. Therefore, understanding the genealogy is very significant as an effort to make a critical interpretation. Then, history is not about legitimation.

Based on the experience in the movement, there was a creation of certain Tecnology of Politics in order to gain people’s support. In other dimension, unique relations were created in the resistence.

This analysis of the relation of power is aimed to give contribution towards studies of local political movement and its relation to government.

Keywords: Discourse, Power, Movement, Genealogy, Technology of Politics

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ............................................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iii

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS .............................................................. iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ............................. v

MOTTO ` ........................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

ABSTRAK ......................................................................................................... ix

ABSTRACT ........................................................................................................ x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 7

E. Kerangka Teoritis ........................................................................................ 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

xii  

F. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 12

G. Metodologi Penelitian ................................................................................ 16

H. Skema Penulisan ........................................................................................ 17

 

BAB II. SUAKA KEDAULATAN ................................................................... 18

A. Otoritas Bertingkat ................................................................................... 19

1. Perebutan Pusat Kekuasaan .......................................................................... 21

2. Negara Vasal di Jawa ..................................................................................... 25

3. Kontrak Politik .............................................................................................. 27

B. Raja di dalam Republik ............................................................................. 31

C. Mempertanyakan Daerah Istimewa ......................................................... 32

D. Lahirnya Gerakan ...................................................................................... 34

1. Mobilisasi Massa. ............................................................................................ 36

2. Terbentuknya Dikotomi Sosial. ....................................................................... 45

BAB III. MENGUATNYA KELOMPOK PRO PENETAPAN .................... 48

A. Gelombang Baru Pro Penetapan ............................................................... 52

1. Konsolidasi antar Pihak. .................................................................................. 52

2. Aktor-aktor Gerakan. ....................................................................................... 60

3. Kelompok Elit Gerakan. .................................................................................. 64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

xiii  

B. Mengembangkan Ideologi Keistimewaan ................................................ 65

1. Budaya Adiluhung. .......................................................................................... 67

2. Negara Berdaulat ............................................................................................. 68

3. Jasa Besar Sang Raja ....................................................................................... 68

C. Siasat Perlawanan Gerakan ...................................................................... 70

1. Koalisi Taktis ................................................................................................... 70

2. Memancing Media dengan Aksi Simbolik ...................................................... 75

3. Reproduksi Sejarah .......................................................................................... 78

4. Penciptaan Musuh Bersama ............................................................................. 82

BAB IV. RELASI KUASA ................................................................................ 88

A. Negara dan Kedaulatan ............................................................................ 94

1. Kedaulatan Semu ............................................................................................. 95

2. Bom Waktu Kolonial: Dualisme. .................................................................... 98

3. Pergeseran Kuasa Jawa. ................................................................................. 103

4. Kontrak (Politik) Pernikahan ......................................................................... 106

5. Renegosiasi Kontrak: Politik Balas Budi ...................................................... 111

B. Pemerintah dan Rakyat ........................................................................... 116

1. Hubungan Rakyat dan Raja ........................................................................... 116

2. Fundamentalisme Baru .................................................................................. 118

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

xiv  

3. Kelas Priyayi Baru ......................................................................................... 121

4. Menguasai rakyat ........................................................................................... 122

5. Mitos Penjajah untuk Mobilisasi massa ........................................................ 125

C. Meributkan Wacana Kebenaran ............................................................ 128

1. Menafsir Demokrasi ...................................................................................... 128

2. Wajah Jahat Liberalisme ................................................................................ 132

BAB V. PENUTUP .......................................................................................... 138

    

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 141

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam suatu sesi, saat sidang kabinet pada tahun 2010 Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono (SBY) berujar, “Namun, negara kita adalah negara hukum dan

demokrasi sesungguhnya. Oleh karena itu, nilai-nilai demokrasi tidak boleh

diabaikan karena tentu tidak mungkin ada sistem monarki yang bertabrakan, baik

dengan konstitusi maupun nilai-nilai demokrasi”. Tiba-tiba, pernyataan ini

menjadi perhatian media. Tema Keistimewaan Yogyakarta menjadi “bola panas”

yang dilontarkan presiden tahun itu. Paska pernyataan tersebut, berbulan-bulan

sesudahnya, gelombang protes dan aksi massa terus bergulir.

Di Yogyakarta, tema keistimewaan mulai menjadi perhatian publik pada

tahun 1998, tepat peristiwa reformasi yang memicu berkembangnya aspirasi yang

sebebas-bebasnya, muncullah kelompok-kelompok masyarakat yang mendukung

terpusatnya jabatan politik dengan posisi kultural raja di Daerah Istimewa

Yogyakarta (DIY). Singkatnya, posisi gubernur sudah seharusnya dimiliki oleh

raja yang berkuasa turun-temurun.

Pertanyaan tentang bentuk Keistimewaan Yogyakarta ini pertama kali

muncul saat meninggalnya Sultan Hamengku Buwono (HB) IX pada tahun 1989.

Ada problematisasi terkait dengan posisi gubernur yang setelah meninggalnya HB

IX. Masalah ini tidak berlangsung lama setelah Adipati Paku Alam (PA) VIII

yang tadinya adalah wakil Gubernur, bergeser menjadi pejabat Gubernur. 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

2

tahun sesudahnya, status keistimewaan mulai benar-benar dipertanyakan ketika

PA VIII meninggal tahun 1998. Saat itu PA VIII menjabat sebagai Gubernur

Yogyakarta, menggantikan posisi HB IX yang meninggal. Dalam masa

pemerintahan baru paska Orde Baru, tercetus ide dari pemerintahan pusat untuk

mencalonkan figur lain, lepas dari kedua pribadi HB X maupun PA IX. DPRD

propinsi DIY sempat mengadakan pemilihan untuk menentukan jabatan gubernur.

Dorongan kuat untuk memperjelas keistimewaan Yogyakarta terlihat dari

menguatnya mobilisasi massa pada tahun 1998. Seiring dengan terbukanya

kebebasan beraspirasi paska Reformasi 1998, kelompok-kelompok masyarakat di

Yogyakarta mengorganisir massa untuk menyatakan tuntutan agar jabatan

gubernur dan wakil gubernur DIY dipegang oleh dua raja yang secara kultural

masih mempunyai kharisma yang kuat.

Paska pengerahan massa yang diorganisir oleh perangkat desa pada tahun

1998, mobilisasi massa terus terjadi. Momentum suksesi jabatan gubernur dan

wakil gubernur menjadi saat yang tepat bagi ribuan massa untuk menyampaikan

protes.

Pengembangan gagasan tentang Keistimewaan Yogyakarta menjadi

semakin kompleks. Banyak pengembangan gagasan dengan perspektif historis,

hukum, dan politik. Tema ini tidak sekedar menjadi persoalan teknis suksesi

jabatan gubernur dan wakil gubernur. Berkembanglah ragam kajian yang

multiperspektif untuk mengeksplorasi legitimasi-legitimasi fundamental tentang

Keistimewaan Yogyakarta dan derivasi penafsirannya.

Pada perkembangannya, dikenal istilah Gerakan Keistimewaan

Yogyakarta. Saat perhatian publik meningkat atas isu ini, media massa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

3

memunculkan istilah pro penetapan untuk menyebut pihak-pihak baik pribadi

maupun kelompok yang beraspirasi bahwa esensi dari keistimewaan adalah

penetapan Sultan HB dan Adipati PA yang bertahta sebagai gubernur dan wakil

gubernur. Istilah ini masih terkesan ambigu. Mengingat konsep keistimewaan

masih menjadi area luas, banyak pihak bisa menafsirkan arti maupun

mengusulkan bentuk-bentuk Keistimewaan Yogyakarta. Oleh karena itu, perlu

penyebutan yang lebih relevan dan spesifik untuk menunjuk pada aktor-aktor

tertentu. Maka, sebutan Pro Penetapan dan Pro Pemilihan pada akhirnya tercipta

menjadi dua dikotomi yang meramaikan perdebatan keistimewaan ini.

Yang lebih marak yaitu arus pewacaanaan Keistimewaan Yogyakarta yang

semuanya menggunakan perspektif historis. Mendadak, sejarah menjadi sudut

pandang yang terkesan mutlak untuk melihat esensi Keistimewaan Yogyakarta.

Bambang Purwanto (2003) mengatakan bahwa tema Keistimewaan Yogyakarta

telah terbebani oleh sejarah. Artinya, dalam problematika tentang Keistimewaan

Yogyakarta, semua argumentasi mendasarkan pada penafsiran atas sejarah.1

Dari sisi pewacanaan, Keistimewaan Yogyakarta adalah telah menjadi

spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

publik pada tahun 1998 dengan fokusnya pada penentuan jabatan gubernur dan

wakil gubernur, pembahasan tentang Keistimewaan Yogyakarta menjadi lebih

meluas. Semakin banyak pihak yang mencoba menggali bentuk-bentuk alternatif

keistimewaan yang tidak terkait dengan politik praktis penentuan jabatan kepala

1Dalam “Keistimewaan yang sarat beban Sejarah,” sebagai pengantar dalam buku

Membongkar Mitos Keistimewaan Yogyakarta yang diterbitkan oleh para peneliti IRE, Bambang Purwanto mengungkapkan bahwa cara berpikir untuk memahami eksistensi Provinsi DIY telah “terjebak dalam perangkap sejarah”. Sejarah tidak dilihat sebagai alat untuk memahami perubahan dan kesinambungan secara prosesual tapi lebih menjadi beban. Lihat: Bambang Purwanto (2003). “Keistimewaan yang sarat beban sejarah,” dlm. Rozaki, Abdur & Hariyanto, Titok (ed.). Membongkar Mitos Keistimewaan Yogyakarta. Yogyakarta: IRE, hlm. xi - xxiv.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

4

daerah/gubernur

Maka benarlah apa yang diungkapkan oleh Rose (2004) dalam The Power

of Freedom bahwa imajinasi politik saat ini penuh dengan percampuran-

percampuran yang tidak biasa dan aneh sehingga banyak hal tidak akan relevan

lagi dimasukan dalam kategori-kategori politik yang konvensional.

Terkait dengan Gerakan Keistimewaan Yogyakarta, kelompok masyarakat

ini tidak bisa ditempatkan dalam kategori politik tertentu seperti ekstrem kiri atau

kanan. Gerakan Keistimewaan Yogyakarta melakukan perlawanan terhadap

pemerintah pusat, tapi pada saat bersamaan gerakan ini juga mendukung

kekuasaan lokal sebagai alternatif yang terkesan bersebrangan dengan pemerintah

pusat.

Anderson (2001) melalui bukunya yang fenomenal Imagined

Communities, mengatakan bahwa bangsa adalah kumpulan komunitas yang

merumuskan diri mereka. Apa relevansi pernyataan Anderson ini? Penafsiran

historis yang menjadi dasar argumentasi kelompok-kelompok dalam tubuh besar

Gerakan Keistimewaan Yogyakarta. Sejarah kemudian menjadi pintu masuk

untuk menafsirkan konsep bangsa dan negara. Artinya, sampai pada saat ini,

persoalan definisi tentang bangsa, negara, ataupun negara-bangsa masih belum

selesai dijawab tuntas, atau tidak akan pernah pernah tuntas. Lebih dalam lagi,

melalui sejarah, berkembang pertanyaan-pertanyaan tentang bangsa dan negara

untuk menyelesaikan persoalan politik lokal di Yogyakarta.

Masalah dinamika politik lokal sangat memberikan pengaruh yang luas

yang cepat menyebar. Van Klinken (2010) membeberkan fakta bahwa eksistensi

kesultanan di Yogyakarta memberikan inspirasi bagi kesultanan-kesultanan lain di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

5

Indonesia untuk mendapatkan legitimasi politik yang lebih luas dengan

mendapatkan posisi sebagai kepala daerah. Dari gejala ini terbaca bahwa ada

dorongan untuk mempertaruhkan modal kultural di ranah kekuasaan untuk

mendapatkan modal politik.

Di sisi lain, banyak yang berpendapat bahwa wacana ini bukan sekedar isu

otonomi daerah yang juga terjadi di daerah lain. Soewarno (2011)

mengungkapkan bahwa bentuk-bentuk keistimewaan Yogyakarta terletak pada

ranah: kepemimpinan, pertanahan, pariwisata, pendidikan, dan kebudayaan. Pada

lima bentuk ini, bentuk pertama hanya ada di Yogyakarta. Sedangkan, pada

bentuk yang lain bisa terjadi di daerah-daerah lain. Jadi, menghilangkan bentuk

pertama dari lima ragam keistimewaan ini sama saja dengan menghilangkan status

keistimewaan Yogyakarta.2

Penelitian ini tidak bermaksud untuk memberikan solusi praktis atau

kesimpulan legal-yuridis, namun lebih dekat mengungkap dinamika wacana dan

gerakan serta hubungan rumitnya dalam relasi kekuasaan. Di tengah ragam

penelitian tentang keistimewaan Yogyakarta, penulisan penelitian ini mengambil

fokus pada terciptanya relasi kuasa dalam gerakan sosial dan wacana yang

membentuknya. Dengan catatan khusus, perspektif Foucault diaplikasikan untuk

melihat hubungan-hubungan kuasa ini.

Lebih khusus tentang gagasan soal negara ataupun bangsa, selalu menarik

mengingat bahasan ini menjadi berkembang. Benedict Andeson melalui Imagined

Communities memberikan penjelasan bahwa negara (state) bukanlah bangsa

2P.J. Soewarno. “Sultan HB X dan jabatan gubernur,” dlm. Monarki Yogya

Inskonstitusional?, Jakarta: Penerbit Kompas, hlm 134.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

6

(nation). Sedangkan bangsa adalah sebuah komunitas yang dibayangkan

(imagined community) oleh sejumlah orang yang merasa diikat oleh sejarah,

bahasa, budaya, dan teritori yang sama. Dikenal pula negara bangsa (nation-state)

yang menjadi umum kita kenal saat ini, dimana kebangsaan menjadi sumber

pembentukan suatu organisasi negara yang dijalankan oleh aparatur.

Sudut pandang dalam penulisan ini kurang dikembangkan oleh penulisan-

penulisan kajian-kajian Keistimewaan Yogyakarta yang cenderung terseret dalam

kotak dikotomi ‘pro’ dan ‘kontra’, dengan terburu-buru memberikan solusi-solusi

praktis soal penentuan jabatan gubernur dan wakil gubernur sebagai pintu akhir

model keistimewaan. Disisi lain, penulisan ini adalah suatu upaya untuk tidak

menyerah pada definisi-definisi kaku, yang pada hakikatnya definisi selalu

berkembang dan tidak pernah selesai.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana genealogi Wacana Keistimewaan Yogyakarta?

2. Bagaimana mekanisme-mekanisme kuasa pada konstelasi antar subyek?

3. Bagaimana produksi pengetahuan soal kebenaran?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Menjabarkan perkembangan wacana kedaulatan monarki di Jawa,

khususnya di Yogyakarta dari masa pra-kolonial, kolonial, dan paska-

kolonial untuk mencermati hubungan-hubungan kekuasaan yang

melingkupinya. Pemaparan ini sekaligus memberikan alternatif cara

membaca sejarah secara kritis dengan metode genealogi agar masa lalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

7

menjadi pengetahuan yang menjadi pijakan untuk masa kini dan kebijakan

masa depan, bukan sekedar legitimasi politik.

2. Memaparkan bagaimana dinamika Gerakan Keistimewaan Yogyakarta

yang terwujud melalui kelompok Pro Penetapan saat mempengaruhi

pewacanaan tentang Yogyakarta. Pemaparan ini sekaligus membongkar

bagaimana sebuah gerakan menciptakan strategi, teknik, dan mekanisme

kuasa sebagai perwujudan perlawanan terhadap pemahaman dan pihak

tertentu yang bersebrangan.

3. Mengurai bagaimana produksi pengetahuan tentang kebenaran dalam

konteks relasi kuasa yang terwujud melalui hubungan-hubungan rumit

antara Wacana Keistimewaan Yogyakarta, bertumbuhnya Gerakan

Keistimewaan Yogyakarta.

D. MANFAAT PENELITIAN

Bagi pengembangan Kajian Budaya dan ilmu sosial-humaniora yaitu ikut

mengaplikasikan sudut pandang keilmuan dalam melihat fenomena masyarakat.

Secara khusus, penelitian ini penting bagi kajian politik lokal untuk memperkaya

sudut pandang saat melihat fenomena sosial-politik dan kemunculan sebuah

gerakan sosial.

Untuk masyarakat yang ingin lebih memperdalam pengetahuan mengenai

sejarah Yogyakarta, penulisan ini bisa menjadi alternatif. Sedangkan, bagi pihak-

pihak yang terlibat dalam penentu kebijakan, penelitian ini bermaksud

memberikan kontribusi pemahaman agar ada sudut pandang yang kritis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

8

E. KERANGKA TEORITIS

Foucault menawarkan sudut pandang yang cukup luas untuk menganalisis wacana

dengan cara menggambarkan strukturnya dan membedah aspek-aspeknya.

Formulasi teori ini bertujuan menjabarkan bagaimana perspektif wacana, kuasa,

dan pemerintahan yang berlangsung dalam problematika Keistimewaan

Yogyakarta.

Foucault mengungkap bahwa kuasa terwujud dalam pengetahuan, yang

menjadi dasar menentukan kebenaran. Pengetahuan adalah sebuah sistem yang

menggerakkan dan mengatur prosedur yaitu; produksi, regulasi, distribusi,

sirkulasi, dan tindakan-tindakan pewacanaan.

Pengetahuan dengan sengaja diciptakan untuk menguasai dengan dijadikan

alat untuk menaklukkan. Misalnya, pengetahuan tersebut menjadi legitimasi bagi

kelompok tertentu untuk menguasai kelompok lainnya. Cara bekerja kekuasaan

dalam pengetahuan adalah penggolongan normal dan abnormal. Sekelompok

orang normal dengan dalil ilmiah, menentukan norma dan menyingkirkan

abnormalitas. Orang-orang yang dianggap abnormal menjadi obyek terdominasi.

Mereka menjadi sasaran dari praktek-praktek normalisasi melalui institusi atau

pengetahuan tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan mendefinisikan

dikotomi kaku sehingga kekuasaan terbentuk menjadi permainan benar dan salah.

Sifat kuasa itu menyebar, tidak tunggal. Daya-daya kuasa ada di setiap

hubungan-hubungan sosial. Kuasa tidak hanya daya yang mensubordinasi

sekelompok orang atau institusi-institusi yang beroperasi di ranah politik. Kuasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

9

juga dipahami sebagai sebuah proses yang menggerakkan dan mengaktifkan

bentuk-bentuk aksi, relasi atau susunan sosial.

Menganalisis dengan sudut pandang Foucault yaitu berpikir secara

konstruktivistik terhadap pengetahuan dengan membedah bangunan pengetahuan

tertentu. Hubungan erat antara kekuasaan dan pengetahuan menunjukkan adanya

problematisasi dalam setiap aspek kehidupan. Problematisasi tersebut tidak

alamiah melainkan konstruksi dari relasi kuasa yang membingkainya secara

historis. Oleh karena itu Foucault menawarkan suatu metode yang disebut

genealogi.

Genealogi adalah alternatif pendekatan atau cara berpikir dengan cara

menyusun konstitusi objek dengan latar belakang sejarah yang kemudian

membentuk konsep yang ada pada saat ini.3 Singkatnya, genealogi dimaknai

sebagai berikut; 1) Metode penelusuran historis. Metode ini tidak bertujuan untuk

mengetahui jalinan sejarah yang linear dan evolutif. Sebaliknya, genealogi

berurusan dengan pengetahuan yang spesifik dan terkait lokalitas tertentu. 2)

Penelusuran sejarah yang investigatif. Genealogi tidak menaruh perhatian pada

sejarah subyek yang seakan berkembang alamiah, sebagaimana menjadi ciri khas

penelusuran sejarah pada umumnya. Genealogi justru mencurigai semua hal yang

seakan-akan sudah lazim. 3) Sejarah masa kini. Genealogi tidak sekedar

menarasikan sejarah, tapi sejarah menjadi alat untuk menelusuri masa kini.

Foucault sendiri merumuskan tujuan genealogi yaitu pengungkapan

karakter masa kini yang berkait erat antara pengetahuan dengan aksi politik.

3Michel Foucault. “About the Beginnings of the Hermenuetics of the Self: Two Lectures

at Dartmouth.” Political Theory (1993): 198-227.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

10

Sebenarnya Foucault mengungkap dua manfaat genealogi. Pertama, mengetahui

masa kini dengan memahami produksi-produksi pengetahuan yang menjadi

karakter realitasnya. Kedua, dengan genealogi, realitas ini ditransformasikan

dengan membuka kemungkinan-kemungkinan baru dalam pemikiran dan

tindakan. Seakan Foucault ingin menganjurkan untuk melihat realitas masa kini

dan merefleksikannya dengan mempertanyakannya.

Dalam genealogi, Foucault menaruh perhatian pada teknik atau teknologi,

yaitu mekanisme yang tersusun dalam praktek-praktek untuk membentuk subyek

dengan pengelolaan atau manipulasi tertentu. Foucault menyatakan (1993: 203)

bahwa ada tiga tipe utama teknik, yaitu; 1) teknik-teknik yang membuat seseorang

untuk memproduksi, mentransformasi, dan memanipulasi banyak hal, 2) teknik-

teknik yang membuat seseorang menggunakan sistem tanda, 3) teknik-teknik

untuk menentukan perilaku orang-orang untuk mencapai tujuan tertentu. Teknik-

teknik ini disebut; teknik produksi, teknik manipulasi objek, teknik signifikansi

atau komunikasi, dan teknik dominasi. Teknik tersebut misalnya terwujud dalam

pernyataan-pernyataan yang secara lisan maupun tulisan yang mewakili pendapat

resmi.

Teknik-teknik ini terangkai bersama dalam relasi yang kompleks. Melalui

analisis pada teknik-teknik, mekanisme-mekanisme penting untuk

mengartikulasikan kuasa yang menyusun subyek agar tersubyektivasi. Maka,

menjadi penting untuk menengarai teknik-teknik ini serta mekanismenya.

Caranya, dengan mengurai teknologi politik yaitu; teknik, strategi, dan

rasionalitas suatu pihak tertentu. Teknologi politik ini bisa diketahui dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

11

Pendisiplinan adalah tujuan yang ingin dicapai dari aplikasi teknologi diri.

Daya-daya pendisiplinan tersebar dimana saja untuk mengorganisir dan mengatur

‘tubuh-tubuh’ individu agar rapi dan teratur. Teknik ini nampak dalam keseharian

seperti yang terlihat dalam sekolah, rumah sakit, penjara, dan barak militer, yaitu

saat subyek diproduksi seakan-akan mereka yang mengatur diri mereka sendiri

untuk melayani tujuan tertentu.

Jadi, dengan mengetahui teknik-teknik yang bekerja untuk ‘membentuk’,

sehingga kita memahami bagaimana kita hidup dan berpikir. Teknik-teknik ini

membentuk subyek dengan: 1) memproduksi dan mengorganisir lingkungan

dimana para individu hidup, 2) menyusun sistem simbol yang signifikan dengan

tujuan memaksa individu untuk menciptakan pemahaman yang masuk akal untuk

diri mereka sendiri berdasarkan skema konseptual tertentu, dan 3) menekan

dengan kontrol langsung terhadap aksi dan kebiasaan manusia dengan cara yang

akhirnya membentuk pengalaman keseharian, tingkah laku, dan kebiasaan

individu dalam konteks masyarakat tertentu.

Teknik pembentukan diri pasti terjadi dalam setiap peradaban. Teknik-

teknik ini terbentuk nyata menjadi prosedur yang menganjurkan atau menetapkan

aturan-aturan tertentu untuk membentuk individu dalam rangka untuk membentuk

identitasnya, mengelolanya, dan merumuskannya dalam istilah-istilah tertentu

(Foucault 1997: 87). Proyek yang ingin dicapai oleh Foucault dengan mengurai

teknik-teknik pembentukan diri yaitu kembali pada tujuan genealogi, memahami

sejarah pembentukan subyek yang selalu terkait dengan konteks wacana kuasa

yang membentuknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

12

F. TINJAUAN PUSTAKA

Musim semi penerbitan tema Keistimewaan Yogyakarta mulai marak paska

reformasi. Beberapa peneliti menuliskan Yogyakarta dengan sudut pandang

sejarah, hukum, dan pemerintahan. Tinjauan ini menjabarkan tentang beberapa

penelitian yang relevan. Dari berbagai terbitan, saya membuat beberapa

pengelompokan berdasarkan tendensi argumennya. Pertama, argumen yang tegas

memberikan kesimpulan bahwa pemaknaan utama atas Keistimewaan Yogyakarta

yaitu pada penetapan Sultan Hamengku Buwono X dan dan Adipati Paku IX

Alam sebagai gubernur dan wakil gubernur DIY. Kedua, argumen-argumen yang

tidak secara jelas menyatakan pendapat soal penetapan. Ketiga, argumen yang

menyatakan bahwa konsep keistimewaan tidak ditafsirkan sebagai penetapan

gubernur dan wakil gubernur.

Demokratisasi adalah salah satu kata kunci dalam penulisan tema

Keistimewaan Yogyakarta. Heru Wahyukismoyo (2004) dalam Keistimewaan

Jogja vs Demokratisasi menjabarkan tentang proses demokratisasi di dalam

Kasultanan Yogyakarta melalui beberapa fase, yang secara signifikan dirintis oleh

Sultan HB IX di lingkup istana. Sebelumnya, sebuah karya yang terkenal telah

ditulis oleh Selo Soemardjan, yaitu Perubahan Sosial di Yogyakarta. Dalam karya

tulis tersebut, Soemardjan merinci bagaimana demokratisasi mengalami

perubahan dalam konteks birokrasi. Walaupun pemerintahan Sultan HB IX

melakukan perubahan birokrasi, saat memasuki masa republik, perubahan terjadi

lagi terutama dalam birokrasi pemerintahan masyarakat desa.4

4Selo Soemardjan (2009). Perubahan Sosial di Yogyakarta. Jakarta: Komunitas Bambu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

13

Penulisan dengan perspektif yang lebih kritis tentang demokratisasi adalah

buku berjudul Membongkar Mitos Keistimewaan Yogyakarta. Buku yang ditulis

oleh para peneliti pemerintahan tersebut memberikan gambaran bahwa isu ini

tidak semata-mata soal kepemimpinan raja-raja yang mempunyai hak khusus

sebagai kepala daerah dan wakil kepala daerah melalui penetapan. Ada tiga isu

pokok, yaitu posisi kraton dalam konstelasi politik daerah, politik pertanahan, dan

otonomi daerah. Dengan eksplisit, dinyatakan pula bahwa, posisi gubernur dan

wakil gubernur yang dipilih melalui pemilihan adalah salah satu bentuk dari

demokratisasi.5

Dimensi politik identitas juga mulai dibicarakan. Gejala primordialisme

mulai meningkat. Kesadaran akan identitas menjadi orang Yogyakarta memicu

berkembangnya kelompok dari kawasan pedesaan. Paguyuban-paguyuban

perangkat desa menyatakan bahwa keistimewaan adalah urusan warga asli. Mulai

tercipta dikotomi identitas kultural antara warga asli dan pendatang.6

Ragam kajian tentang daerah mengungkapkan bahwa gejolak-gejolak

antara pemerintah pusat dengan daerah, bermula dari reformasi 1998 yang

membuka saluran aspirasi sebesar-besarnya setelah runtuhnya Orba. Kelompok-

kelompok yang mempunyai karakteristik dan tujuan beragam mulai bermunculan.

Mereka mempengaruhi perbincangan politis soal negara dan demokrasi. Gagasan

5Lihat: Abdur Rozaki & Titok Hariyanto(ed).2003. Membongkar Mitos Keistimewaan

Yogyakarta. Yogyakarta: IRE. 6Wawan Mashudi. 2009. “Komodifikasi Identitas: Reproduksi Wacana Asli dan

Pendatang dalam Debat Keistimewaan DIY,” dlm. Politik Identitas: Agama, Etnisitas, dan Ruang/Space dalam Dinamika Politik di Indonesia dan Asia Tenggara. Salatiga: Percik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

14

tentang bangsa, negara, dan daerah mulai dipertanyakan dengan gugatan atas

identitas, legitimasi negara, penindasan kultural, dan penjajahan politis.

Beberapa peneliti menjabarkan tentang fenomena menguatnya kekuatan

politik terwujud melalui Gerakan Adat untuk merebut kekuasaan di tingkat lokal.

Beragam komunitas adat melakukan resistensi dengan berkoalisi. Gejala ini

terlihat dari terbentuknya AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara).7 Ada

kekecewaan terhadap model-model universal kemajuan yang terwujud dalam

proyek-proyek politik seperti Nasionalisme dan Sosialisme. Chaney (1994) dan

Jameson (1998) mengungkapkan gerakan adat yang muncul di berbagai penjuru

Indonesia mencerminkan putaran balik budaya (cultural turn) dalam dunia

intelektual. Keragaman budaya dipertahankan dan menyebabkan pergeseran

politik praktis. Situasi ini memunculkan simpati pada kelompok-kelompok

berbasis indigenitas dan etnisitas.

Masyarakat lokal menghidupkan kembali simbol-simbol budaya sebagai

resistensi pada kuasa negara dan ideologi pembangunan Orba. Kebangkitan para

raja ini menciptakan ranah dimana saling tarik ulurnya kaum komunitarian dan

kaum liberal. Dalam Kembalinya Para Sultan: Pentas Gerakan Komunitarian

dalam Politik Lokal (van klinken, 2010) terungkap bahwa para raja memainkan

peran simbolik dalam dinamika politik daerah.

Para intelektual kelas menengah di daerah-daerah melakukan renegosiasi

kekuasaan. Yang direnegosiasi yaitu kompetensi birokratis, kekuasaan politik,

pengaturan ekonomis, dan redefinisi identitas kelompok. Dengan perubahan

7Henley& Davidson. “Konservatisme Radikal: Aneka Wajah Politik Indonesia,” dlm. Politik Lokal di Indonesia, hlm. 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

15

politik dan ekonomi yang cepat ini, mereka mengkonseptualkan diri mereka,

keterikatan pada daerah, dan hubungannya dengan Indonesia.Walaupun tercipta

bentukan identitas daerah yang unik, pada saat yang sama terwujud sebuah

budaya nasional. Maka, munculah ambivalensi, kompleksitas, dan kontradiksi.

Problema politik Identitas muncul di kajian-kajian tentang Mentawai dan

Minangkabau. Myrna Eindhoven (2007) menuliskan bahwa etnisitas mulai

menjadi motif dalam perubahan politik. Saat desentralisasi dimulai, orang-orang

Mentawai asli mengambil kesempatan untuk mencapai tujuan politik.Ideologi

etnik ‘asli’ kemudian menjadi senjata ampuh.8 Franz dan Keebet von Benda-

Beckman (2007) menulis tentang sistem adat nagari di Minangkabau yang

melibatkan para aktor politik daerah dan partisipan di tingkat propinsi, nasional,

dan internasional. Hal ini menunjukkan bahwa nagari sangat signifikan bagi

konstruksi identitas Minangkabau.9

Nordholt menulis tentang Ajeg Bali (ketahanan Bali). Perubahan-

perubahan politis di Bali ini dilihat dalam konteks Indonesia secara luas.10

Ekspresi atas perbedaan-perbedaan di masing-masing daerah ini dinyatakan

dengan cara yang serupa (Nordholt: 2007).

8Myrna Eindhoven. 2007 “Penjajah Baru? Identitas, Representasi, dan Pemerintahan di

Kepulauan Mentawai Pasca Orde Baru,” dlm. Henk Schulte Nordholt & Gerry van Klinken (ed.). Politik lokal di Indonesia. Jakarta: KILTV & YOI, hlm. 87 – 115.

9Franz & Keebet von Benda-Beckman. 2007. “Identitas-identitas Ambivalen:

Desentralisasi dan Komunitas-komunitas Politik Minangkabau,” dlm. Henk Schulte Nordholt & Gerry van Klinken (ed.). Politik lokal di Indonesia. Jakarta: KILTV & YOI, hlm. 543 – 576.

10Henk Schulte Nordholt. 2007. “Bali: Sebuah Benteng Terbuka,” dlm. Henk Schulte

Nordholt & Gerry van Klinken (ed.). Politik lokal di Indonesia. Jakarta: KILTV & YOI, hlm. 505 – 542.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

16

G. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian kualitatif ini adalah penelitian menggunakan analisis wacana kuasa

dengan perspektif Foucauldian. Dua pendekatan diaplikasikan sekaligus yaitu

pengamatan langsung dan analisis wacana.

Sumber data terdiri dari dua sumber yaitu: 1) hasil wawancara dengan

nara sumber, beberapa aktivis gerakan serta dilengkapi dengan catatan lapangan.

sumber-sumber kepustakaan berupa literatur historis tentang sejarah Yogyakarta,

dan 2) Sumber literatur mengenai informasi tentang pergerakan kelompok

penetapan.

Teknik Pengumpulan Data menggunakan dua pendekatan yaitu; 1)

Wawancara mendalam dan Pengalaman langsung di lapangan. 2) Pengumpulan

literatur data historis dan dan informasi tertulis tentang kejadian-kejadian tertentu

dari media massa dan dokumen-dokumen.

Teknik pengolahan data menggunakan metode analisis wacana kuasa

Foucauldian. Sebagaimana diungkapkan oleh Foucault, untuk mengetahui

teknologi politik, analisis harus memilah dan menempatkannya dalam ranah-ranah

khusus yang terkait dengan pengalaman fundamental tertentu.11 Oleh karena itu,

dari berbagai data yang terkumpul saat penelitian, akan dipilih dan dipilah

menjadi narasi peristiwa, kejadian, dan pemikiran tertentu. Narasi tersebut yang

menjadi pijakan untuk menganalisis dengan memetakan mekanisme kuasa yang

bekerja

11Disampaikan oleh Foucault dalam kuliah terbuka tentang Kuasa Pastoral dan Rasio

Politik, , “Kuasa Pastoral dan Rasio Politik” (1979). Dlm Carette, Jeremy R. (ed.). Agama, Seksualitas, Kebudayaan (terj.). Yogyakarta: Jalasutra., hlm 195.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

17

H. SKEMA PENULISAN

Penyajian tulisan hasil penelitian berjudul Relasi Kuasa dalam Dinamika Gerakan

dan Wacana Keistimewaan Yogyakarta ini dibagi atas lima bab. Sistematika

penulisannya sebagai berikut : Bab I yaitu Pendahuluan yang mencakup Latar

Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka

Teori, Tinjauan Pustaka, dan Metodologi Penelitian.

Bab II berjudul Suaka Kedaulatan, menuliskan lingkup historis tentang

sejarah kedaulatan dan pemerintahan di Yogyakarta. Bab ini menarasikan sejarah

kerajaan di Yogyakarta yang bertransformasi dari waktu ke waktu. Bagian akhir

bab ini menceritakan hasil penelusuran saya tentang narasi awal mula

terbentuknya Gerakan Keistimewaan Yogyakarta.

Bab III berjudul Menguatnya Kelompok Pro Penetapan, memaparkan hasil

temuan data penelitian. Bab ini adalah deskripsi mengenai kejadian tertentu dalam

kelompok Pro Penetapan yakni Sekber Keistimewaan.

Bab IV, Relasi Kuasa, adalah tulisan analisis atas temuan data. Penulisan

analisis ini dibagi dalam beberapa bagian yang disesuaikan dengan ranah-ranah

yang lebih spesifik.

Bab V menjadi penutup sekaligus Refleksi kritis saya sebagai seorang

peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

18

BAB II

SUAKA KEDAULATAN

Selama ini sejarah menjadi argumen utama untuk memperdebatkan eksistensi

Keistimewaan Yogyakarta. Tanpa bermaksud menjadikan sejarah sebagai kata

keramat, sejarah akan menjadi kata kunci untuk menelusuri perkembangan

makna.12 Perdebatan mengenai Keistimewaan Yogyakarta terkesan menjadi

bagaimana menafsirkan sejarah. Hal ini wajar, karena status daerah istimewa

sangat terkait dengan eksistensi monarki yang hidup di Jawa selama ratusan

tahun. Maka, deskripsi historis ini menjadi proses awal untuk menelusuri

keberadaan Yogyakarta yang berlatar belakang kerajaan. Oleh karena itu, sangat

signifikan untuk menjabarkan sejarah pemikiran tentang kedaulatan monarki di

Yogyakarta yang kemudian tetap bertahan pada paska pemerintahan kolonial,

serta saat ini hidup dalam ruang lingkup kedaulatan negara penerus (Successor

State) bernama Republik Indonesia.

Bab ini menjadi penjabaran historis tentang bagaimana struktur

pemerintahan di masa lalu yang memungkinkan kedaulatan ‘saling menumpuk’.

Artinya, tidak ada kekuasaan yang benar-benar tunggal dan tak terbagi. Dalam

konteks hubungan politik, kerajaan penguasa tidak pernah benar-benar

‘mematikan’ kerajaan-kerajaan kecil. Penguasa baru yang datang silih berganti

12Kalimat ini mengembangkan argumen Bambang Purwanto (2003) yang berpendapat

bahwa kata “sejarah” menjadi kata keramat kedua setelah “istimewa” dalam polemik soal Keistimewaan Yogyakarta. Lihat: Purwanto, Bambang. 2003. “Keistimewaan yang sarat beban sejarah,” dlm. Rozaki, Abdur & Hariyanto, Titok (ed.). Membongkar Mitos Keistimewaan Yogyakarta. Yogyakarta: IRE, hlm. xi - xxiv.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

19

selalu menempatkan penguasa-penguasa dalam suatu suaka yang memungkinkan

mereka tetap hidup untuk memerintah rakyat dan mengelola wilayahnya.

Penelusuran latar belakang historis ini dimulai dengan narasi tentang

keberlangsungan kedaulatan negara13 pada kerajaan-kerajaan di Jawa. Kemudian,

berlanjut dengan mengungkap kembali momentum-momentum yang terkait

dengan pengalaman problema kekuasaan serta bagaimana hubungan antar pihak

yang tercipta di dalamnya.

A. OTORITAS BERTINGKAT

Bahasan tentang Yogyakarta ini tidak bisa dilepaskan dari sejarah panjang

Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat (Kasultanan Yogyakarta)14 yang telah

hidup lama. Kerajaan ini mempunyai akar sejarah ratusan tahun dengan kerajaan-

kerajaan Jawa jauh sebelum kapal-kapal dagang bangsa Eropa memasuki

Nusantara. Otoritas bertingkat sudah menjadi model politik sejak masa pra

13Istilah‘negara’ dalam penulisan ini mempunyai dua pemahaman. Pertama, negara

(state) untuk menyebut sebuah entitas politik termasuk kerajaan-kerajaan Jawa di masa lalu. Kedua, negara (dalam cetak miring) adalah sebuah konsep wilayah dalam Kerajaan Mataram. Negara adalah wilayah inti yang secara langsung diperintah oleh raja-raja Mataram. Istilah ini juga untuk membedakannya dengan satuan wilayah lainnya seperti negaragung, mancanegara, dan pasisiran.

14Nama awal dari Yogyakarta adalah Ngayogyakarta. Pada perkembangannya

penyebutan disederhanakan menjadi Yogyakarta saja. Tidak ada sumber-sumber yang memberikan penjelasan tentang penghilangan suku kata Nga- tersebut. Maka, dalam penulisan ini, nama Yogyakarta yang digunakan sebagai penyebutan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

20

kolonial. Perwujudan otoritas bertingkat oleh beberapa penulis sejarah dikatakan

serupa dengan konsep otonomi daerah.15

Sistem bertingkat tersebut terdapat dalam keberadaan daerah-daerah

otonom dalam suatu Negara yang berbentuk kerajaan. Daerah otonom ini disebut

sebagai vasal yang artinya daerah taklukkan atau Negara jajahan. Kata ini juga

mempunyai makna sebagai suatu kondisi yang menunjukkan keterikatan atau

ketertundukkan.Vasal juga bisa diartikan sebagai daerah yang mempunyai

pemerintahan otonom (Dependent State) atau Negara Bagian. Hubungan antara

vasal dengan kerajaan induk diwujudkan dengan kesetiaan vasal melalui

persembahan upeti dan audiensi (pisowanan) secara periodik. Kesetian vasal pada

negara induk diukur dari upeti (wulu bekti) yang diberikan oleh para raja vasal

saat pisowanan tiga kali setahun pada saat hari besar keagaamaan (Idul Fitri, Idul

Adha, dan Maulud Nabi).16 Ketidaksediaan vasal dalam pemenuhan dua hal ini

berarti ada dorongan untuk separatisme yang berujung pada konflik atau

perpecahan.17

Onghokham menuliskan bahwa kekuasaan pemerintah pusat pada masa

kerajaan-kerajaan Jawa hanya menjadi ‘bayangan’. Artinya, pemerintah pusat,

15Agus Supangat dkk (2003) dalam Sejarah Maritim Indonesia: Menelusuri Jiwa Bahari

Bangsa dalam Proses Integrasi Bangsa (sejak zaman prasejarah hingga Abad XVII), menuliskan bahwa akar konsep tentang otonomi daerah sudah ada sejak masa pra kolonial. Gejala ini nampak dalam hubungan pusat dan daerah. Pada masa lalu, daerah tidak mengalami pengaturan langsung dari pusat pemerintahan.

16Lihat Penjelasan Sartono Kartodirdjo, Alexander Sudewo, dan Suhardjo Hatmosuprobo

(1987) dalam Perkembangan Peradaban Para Priyayi. Secara praktis, kekuasaan raja di pusat hanya menjadi ‘bayangan’ karena tidak memegang kendali secara langsung atas pemerintahan kerajaan-kerajaan kecil di luar negaragung.

17Agus Supangat (ed.). 2003. Sejarah Maritim Indonesia: Menelusuri Jiwa Bahari

Bangsa dalam Proses Integrasi Bangsa (sejak zaman prasejarah hingga Abad XVII), hlm. 7-11.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

21

yakni raja dan para pejabat tidak memerintah secara langsung vasal sebagai

daerah taklukan. Daerah-daerah pinggiran tersebut tidak pernah ‘menikmati’

pemerintahan oleh raja di pusat pemerintahan melainkan secara nyata, rakyat

mengalami pemerintahan raja-raja kecil yaitu para bupati.18

1. Perebutan Pusat Kekuasaan

Perebutan kekuasaan menjadi hal yang lazim dalam dinamika politik kerajaan-

kerajaan di Jawa sebelum masa kolonial. Perebutan kekuasaan berbentuk

penaklukaan dan suksesi. Jadi, pada dasarnya, di dalam peta kekuasaan di Jawa,

benih-benih perebutan kekuasaan sudah berkembang.

Setelah melemahnya kerajaan besar Majapahit, Demak yang awalnya

hanya sebuah kabupaten atau kadipaten19 yang statusnya hanya vasal,

mempunyai kesempatan untuk berkembang. Demak menjadi kerajaan dan

Majapahit runtuh. Kerajaan Islam pertama di Jawa ini menandai babak baru dalam

sejarah kekuasaan di Jawa.20

18Ong Hok Ham (1983). Rakyat dan Negara, hlm. 90. 19Kabupaten adalah sebuah daerah yang dipimpin oleh seorang Bupati, sedangkan

Kadipaten dipimpin seorang Adipati. Di dalam literatur tentang kerajaan-kerajaan Jawa, sebagaimana dituliskan oleh Sartono Kartodirdjo dkk dalam Perkembangan Peradaban Priyayi daerah-daerah yang dipimpin oleh raja-raja bawahan ini disebut Kabupaten, kadang juga disebut kadipaten. Setelah memasuki masa terpecahnya kerajaan Mataram menjadi empat kerajaan, kabupaten adalah daerah pemerintahan yang dibawah Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, Kadipaten Mangkunegaran, dan Kadipaten Pakualaman.

20Semenjak pemerintahan Raden Patah dengan Kerajaan Demak di Jawa, ada empat

kejadian penting yaitu; 1) Mulainya jaman kerajaan Islam. 2) Berdirinya masjid Demak. 3) Penyerangan pasukan Jawa atas orang Portugis di Malaka. 4) Mulainya tradisi restu para wali bagi seseorang untuk menjadi raja di Jawa. Lihat: Moedjanto (2002) Suksesi dalam Sejarah Jawa, Yogyakarta: Penerbit USD. hlm. 43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

22

Suksesi biasanya menjadi benih perpecahan. Menurut catatan sejarah,

konflik sering bermula dari perselisihan antar bangsawan dan berujung pada

perang perebutan tahta. Selain itu, dengan melemahnya kerajaan induk, kerajaan-

kerajaan vasal yang hidup di lingkup kekuasaannya berpeluang untuk mengambil

alih pusat kekuasaan.21

Sebuah vasal bisa menguat dan mengalahkan negara induknya. Hal ini

menjadi titik pijak untuk problema-problema kekuasaan yang terjadi setelahnya.

Kejadian melemahnya Majapahit yang digantikan oleh Demak terulang kembali.

Demak mulai melemah, membuat Pajang, salah satu vasalnya, untuk mengambil

alih pusat kekuasaan. Pusat kekuasaan Jawa yang berpindah ke Pajang ternyata

tidak abadi. Berkembanglah Mataram, dengan rajanya Panembahan Senapati yang

membalikkan keadaan. Mataram bertumbuh menjadi kerajaan yang kuat dan

berhasil menaklukkan Pajang. Perpindahan pusat kekuasaan Kerajaan Mataram

menjadikan Pajang dan Demak sebagai vasal. Mataram semakin menguat, pada

masa Sultan Agung, pasukan Mataram melakukan penyerbuan terhadap koloni

Belanda di Jayakarta (Batavia).

Secara perlahan, kolonialisme menanamkan kekuasaannya dalam

kerajaan-kerajaan di Jawa.22 Koloni Belanda ini awalnya adalah vasal di dalam

21Moedjanto (2002), ibid, yang secara khusus meneliti tentang sejarah suksesi pada

kerajaan-kerajaan di Jawa memulai bahasannya pada zaman kerajaan-kerajaan Hindu-Budha sampai dengan masa kerajaan-kerajaan Islam, dan datangnya kolonialisme. Bukan suatu kebetulan bahwa rentetan suksesi dari masa kerajaan ini sangat berhubungan. Dan terlihat bahwa, faktor suksesi selalu menjadi penyebab utama dari pergeseran kekuasaan kerajaan pusat ke kerajaan bawahan.

22Melalui serangkaian perjanjian-perjanjian yang terjadi pada tahun 1705, 1733, 1743,

dan 1746 Mataram mulai termutilasi dengan kehilangan wilayah-wilayahnya. Dan pada akhirnya, perjanjian tahun 1749 yang ditandatangani oleh Paku Buwono II menyatakan bahwa Mataram menyerahkan kedaulatan ke tangan VOC, menandai periode pemerintahan kolonial. Lihat:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

23

Kerajaan Mataram. Pada perkembangannya, VOC (Kompeni) berbalik menjadikan

Mataram sebagai vasal (Moedjanto, 2002). Kedatangan pihak asing ini menjadi

titik pijak perubahan politik di Jawa dalam hal perebutan kekuasaan.

Kecenderungan berkonflik menjadi salah satu faktor lemah sehingga strategi

Devide et Impera, yang memecah kekuasaan, berlaku secara efektif.

Campur tangan Kompeni dalam kehidupan politik menyebabkan Mataram

melemah. Kompeni memanfaatkan situasi di tengah konflik para bangsawan saat

terjadi perkara suksesi, dengan memberikan dukungannya pada salah satu pihak.

Pemberian dukungan ini disertai dengan perjanjian bahwa Kompeni akan

mengambil alih sebagian wilayah tertentu. Kejadian inilah yang menyebabkan

Mataram kehilangan daerah-daerahnya; mancanegara dan pesisiran, yang

kemudian menjadi daerah administratif pemerintahan kolonial. Kerajaan Mataram

juga terpecah melalui perjanjian-perjanjian politik. Pada akhirnya, daerah-daerah

ini hidup dibawah kendali kompeni baik secara langsung maupun tidak langsung.

Intervensi Kompeni dalam kebijakan-kebijakan pemerintahan kerajaan-

kerajaan lokal di Jawa tidak terhindarkan lagi karena pihak asing ini menunjukkan

daya tawar yang kuat dengan perdagangan dan bantuan persenjataan yang

membuat pemerintah kerajaan lokal berasa bergantung pada keberadaan Kompeni.

Maka, dengan mudahnya raja meminta bantuan Kompeni saat menghadapi

masalah-masalah yang mengancam kedaulatan negara.

Walaupun kedaulatan Mataram sudah jatuh ke tangan Kompeni, konflik

internal tetap terjadi. Perjanjian politik kembali disepakati pada tahun 1755 yang

Moedjanto (1987) Konsep Kekuasaan Jawa: Penerapannya oleh Raja-raja Mataram, Yogyakarta: Kanisius.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

24

disebut sebagai Perjanjian Giyanti. Hasilnya, Kerajaan Mataram dibagi dua yaitu

Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Setelah perjanjian ini, nama

Mataram tidak lagi digunakan. Kompeni melarang dua pecahan kerajaan

menggunakan nama Mataram dengan tujuan untuk melemahkannya (Moedjanto,

2002).

Konflik bermula dari protes Raden Mas Sujono / Pangeran Mangkubumi

terhadap raja Mataram, Susuhunan Paku Buwono II. Sebelumnya, telah terjadi

pemberontakan oleh seorang pangeran yaitu Raden Mas Said yang dikenal

sebagai Pangeran Sambernyawa. Sesuai dengan janji Susuhunan PB II,

Mangkubumi seharusnya mendapatkan jatah kepemilikan tanah karena telah

memenangkan perang. Atas anjuran Patih Pringgalaya dan Gubernur Van Imhoff,

Susuhunan PB II urung menepati janji. Hal inilah yang membuat Mangkumi

bergabung dengan Said untuk memulai pemberontakan melawan kerajaan

Mataram dan Kompeni. Perang 9 tahun ini berakhir dengan disepakatinya

Perjanjian Giyanti.

Konflik masih terjadi dan berujung pada pembagian wilayah. RM Said

menuntut hak atas penguasaan wilayah. Kembali lagi, Kompeni dan perwakilan

pihak-pihak yang berseteru berkumpul dalam Perjanjian Salatiga tahun 1757.

Perjanjian ini menjadi legalisasi dalam pembentukan sebuah Kerajaan baru

bernama Kadipaten Mangkunegaran. Pangeran Said naik tahta, bergelar Adipati

Mangku Negara I yang berkuasa atas separuh wilayah Kasunanan Surakarta.

Disintegrasi terjadi lagi di Kasultanan Yogyakarta. Inggris pada tahun 1813

membentuk sebuah kerajaan baru bernama Kadipaten Pakualaman, atas balas jasa

kepada Pangeran Nata Kusuma yang telah membantu Pasukan Inggris

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

25

menaklukkan Yogyakarta. Pangeran Natakusuma naik tahta bergelar Paku Alam I.

Sampai pada terbentuknya Kadipaten Pakualaman, kerajaan besar Mataram telah

terpecah menjadi empat kerajaan dibawah subordinasi pemerintah kolonial.

2. Negara Vasal di Jawa

Dalam keberadaan vasal terlihat ada jenjang hirarki dalam kedaulatan penguasa

dan negara yang telah ditaklukkan. Maka, sistem ini menunjukkan adanya raja

atasan dan raja bawahan. Raja atasan bisa disebut kaisar dalam kebudayaan Eropa,

China atau Jepang. Sedangkan raja bawahan dalam tradisi Jawa menyebut diri

mereka Adipati atau Bupati.23

Pemecahan kekuasaan melalui pembagian wilayah kerajaan membuat

kerajaan-kerajaan kecil ini mempunyai pengelolaan yang rentan konflik.

Walaupun Mataram sudah dibagi secara teritorial menjadi Mataram Timur

(Surakarta) dan Mataram Barat (Yogyakarta), masing-masing kerajaan

mempunyai wilayah enclave. Kasultanan Yogyakarta mempunyai daerah kantong

di dalam wilayah Kasunanan Surakarta di sebelah timur, demikian juga

sebaliknya. Moedjanto menilai hal ini adalah kebijakan kolonial yang bermaksud

memecah belah Mataram agar terus berkonflik. Sedangkan Onghokham menilai

bahwa pembagian wilayah yang tersebar ini menyesuaikan logika penguasaan

raja-raja Jawa pada masa lalu yang menggunakan konsep cacah (keluarga petani).

Seorang penguasa feodal/raja-raja kecil yaitu para pangeran dan bupati atau para

23Dalam Perkembangan Peradaban Priyayi yang ditulis oleh Sartono Kartodirjo dkk,

istilah ‘bupati’ menjelaskan sebuah jabatan politik atas daerah-daerah di wilayah mancanegara dan pasisir yang tidak lagi menjadi wilayah bawahan Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta tapi sudah menjadi wilayah administratif kolonial. Sedangkan ‘Adipati’ menjadi sebutan untuk gelar tertinggi yang dimiliki oleh para bangsawan di mancanegara dan pasisir. Seorang Bupati mempunyai gelar Adipati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

26

raja yang bergelar Adipati, Susuhunan, dan Sultan memperlihatkan seberapa besar

pengaruhnya dengan banyaknya jumlah pengikut. Maka, bisa dimengerti mengapa

pembagian wilayah antara Yogyakarta dan Surakarta banyak enclave.24

Sebutan ‘Sultan’ sebenarnya tidak lazim untuk seorang Sultan. Baru pada

saat VOC menaklukkan Mataram, gelar Sultan menjadi gelar untuk seorang Raja

bawahan. Gelar yang diadopsi dari timur tengah ini diyakini sebagai gelar raja

yang tinggi, melebihi gelar-gelar lain yang berkembang dalam tradisi Jawa. Gelar

ini juga menjadi legitimasi bagi Kerajaan Yogyakarta untuk menyaingi Kerajaan

Surakarta. Gelar ‘Sultan’ yang diperoleh dari timur tengah ini dipercaya menjadi

gelar yang lebih prestisius dibandingkan dengan gelar ‘Sunan’ yang digunakan

oleh raja di Surakarta.25

Untuk selanjutnya, kerajaan-kerajaan penerus Mataram (Kasunanan

Surakarta, Kasultanan Yogyakarta serta Kadipaten Mangkunegaran dan Kadipaten

Pakualaman) juga menjadi negara-negara vasal dalam lingkup kekuasaan

pemerintah kolonial. Ketika pemerintah kolonial berganti, mulai dari VOC

(kumpeni/Kerajaan Holland), Hindia Perancis (Kerajaan Belanda-Perancis, pada

masa Gubernur Daendels), EIC (East Indian Company)/Hindia Timur (Kerajaan

24Ong Hok Ham (1983) dalam “Merosotnya Peranan Pribumi dalam Perdagangan

Komoditi” mengungkapkan bahwa konsep cacah ini tetap menjadi dasar dalam pembagian wilayah. Hal ini bertentangan dengan Moedjanto (2002) dalam Suksesi dalam Sejarah Jawa yang lebih menonjolkan peran kolonial dalam pembagian wilayah. Bagi Moedjanto tersebarnya wilayah enclave adalah strategi politik untuk memelihara perseteruan antara Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.

25Dengan terkesan memberikan penilaian, Moedjanto (2002) dalam Suksesi dalam

Sejarah Jawa mengungkapkan bahwa pemilihan gelar ‘Sultan’ oleh Pangeran Mangkubumi menempatkannya lebih unggul daripada raja Surakarta yang menggunakan gelar ‘Sunan’. Sebelumnya, saat masih melakukan pemberontakan, Mangkubumi sudah mengangkat diri menjadi seorang raja dengan gelar ‘Sunan’. Moedjanto juga memberikan penjabaran bahwa gelar Sultan dalam masyarakat Jawa saat itu menjadi sebutan untuk raja yang paling tinggi melebihi gelar lain seperti Sunan atau Panembahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

27

Inggris/pada masa Gubernur Rafles), Hindia Belanda (Kerajaan Nederland),

Angkatan Darat XVI (Kekaisaran Jepang), keberadaan kerajaan-kerajaan ini tetap

menjadi vasal.

Pemerintah Hindia Belanda, menempatkan kerajaan-kerajaan pecahan

Mataram ini pada daerah yang disesuaikan dengan sistem pemerintahan kolonial

di Jawa. Kasunanan Surakarta dan Kadipaten Mangkunegaran dimasukan dalam

sebuah karesidenan, yaitu Karesidenan Surakarta. Sedangkan Kasultanan

Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman berada di wilayah Karesidenan

Yogyakarta.26 Kedua karesidenan ini disebut Voorstenlanden yang artinya

wilayah raja-raja. Dalam prakteknya, Kasultanan Yogyakarta dan Kadipaten

Pakualaman tetap mempunyai struktur-struktur pemerintahan. Bersama dengan

apparatus pemerintahan Hindia Belanda kedua kerajaan ini mengelola daerah

karesidenan Yogyakarta.

3. Kontrak Politik

Kontrak Politik ialah kesepakatan yang dibuat oleh pemerintah kolonial

kepada pihak kerajaan untuk menundukkannya sekaligus menetapkannya sebagai

vasal. Sebuah kontrak politik ditandatangani bersama oleh seorang calon sultan

dengan Gubernur Jendral VOC. Sejak penandatangan kontrak tersebut, putra

26Dalam masa pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta, Kadipaten Pakualaman

meleburkan kedaulatannya dalam Kasultanan Yogyakarta. Sebagai sebuah vasal yang tunduk pada Kesultanan Yogyakarta, Kadipaten Pakualaman mempunyai dua pilihan yaitu, memilih berdaulat penuh, atau mengikuti kebijakan kerajaan induk. Konflik di kerajaan tetangga juga terjadi dengan ketidaksepahaman antara Kasunanan Surakarta dengan Kadipaten Mangkunegaran. Kadipaten Pakualaman justru meleburkan kekuasaannya kedalam Kasultanan Yogyakarta. PA VIII menyatakan bahwa integrasi Pakualaman ke dalam Kasultanan menjadi satu wilayah, tidak pernah disesalinya walaupun pernah ada yang menyatakan kritik atas keputusannya tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

28

mahkota tersebut mendapatkan hak untuk mengelola kerajaan dan diangkat

menjadi raja walaupun secara resmi, kedaulatan dipegang oleh pemerintah

kolonial. Singkatnya, Kontrak Politik adalah instrumen penundukan kepada

sebuah negara dengan menjadikannya vasal.

Sebagai sebuah kesepakatan, kontrak politik tidak menunjukkan hubungan

kesetaraan. Kesepakatan ini lebih menunjukkan pola hubungan antara pemegang

kuasa atasan dengan pemegang kuasa bawahan.27 Maka terlihat bahwa hubungan

kerajaan-kerajaan di Jawa adalah daerah taklukan kolonial.

Oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda, kontrak politik disusun

berdasarkan jangka waktu tertentu yang disebut kontrak panjang (korte

verklaring) dan kontrak panjang disebut (lange contracten). Daerah-daerah yang

mendapatkan kontrak panjang ini mempunyai struktur pemerintahan sendiri

walaupun tetap dalam kontrol pemerintah kolonial. Sedangkan, vasal yang

menyepakati kontrak pendek, kekuasaannya lebih terbatas.

Dibalik kontrak ini tersimpan agenda tersembunyi, yaitu pengurangan

wewenang raja secara perlahan. Akibatnya, sampai pada permulaan abad ke-20,

hanya tersisa dua kerajaan yang mendapatkan kontrak panjang yaitu Surakarta dan

Yogyakarta. Kedua kerajaan ini ditempatkan dalam dua sistem pemerintahan

bernama karesidenan yang diperintah oleh residen kolonial. Dengan demikian

kerajaan-kerajaan yang menandatangani kontrak panjang bisa disebut ‘separuh

27Moedjanto (1994) dalam Kasultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman

menegaskan bahwa Kontrak Politik ini bukanlah perjanjian antar negara merdeka. Maka menjadi jelas bahwa kontrak politik ini adalah kesepakatan antara negara/kerajaan pemenang dan negara/kerajaan yang kalah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

29

dijajah’. Keempat kerajaan yang menempati daerah vorstenlanden ini menempati

wilayah sebesar 7% di Jawa.28

Pangeran Dorojatun (Bendoro Raden Mas Dorojatun) sempat tidak

menyepakati butir-butir yang tertera dalam kontrak tersebut sehingga membuat

Yogyakarta mengalami kekosongan tahta selama beberapa bulan sepeninggal

Sultan HB VIII. Akhirnya, kontrak tersebut ditandatangani oleh sang putra

mahkota menjadi Sultan HB IX pada tahun 1940. Kontrak Politik tahun 1940 ini

menjadi Kontrak Politik terakhir antara Kasultanan dengan pemerintah kolonial.

Yogyakarta, sejak masa kolonial, dari HB I sampai HB IX terikat dengan

kontrak politik. Kontrak ini mengandung substansi bahwa adanya pengakuan

kedaulatan Kasultanan Yogyakarta oleh Belanda. Secara resmi, kedaulatan

Kasultanan Yogyakarta berada dibawah ‘kekaisaran’ Belanda melalui pemerintah

Hindia Belanda. Kerajaan-kerajaan eks-Mataram, seperti Yogyakarta disebut

sebagai pengelola ‘titipan’ kedaulatan negara yang dipegang oleh Kerajaan

Belanda.

Kontrak politik pada hakikatnya cukup signifikan dalam kehidupan legal-

politis di Yogyakarta. Bahkan, awal berdirinya kerajaan Yogyakarta juga

didahului sebuah kontrak politik. Jika kontrak politik disebut sebagai bentuk

legitimasi. Muatannya jelas; kerajaan-kerajaan ini tidak bisa dikatakan berdaulat

penuh. Kekuasaan tertinggi tetap berada pada kekuasaan yang menaunginya.

28Ungkapan “dijajah tidak langsung” tertulis dalam tulisan Mohammad Roem dalam

Atmakusumah (ed.). Takhta untuk Rakyat: Celah-celah Kehidupan Sultan Hamengku Buwono IX. (edisi revisi). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

30

Kedaulatan ditentukan dalam kontrak politik. Melalui kontrak politik ini, sultan

diakui legitimasinya sebagai raja yang memerintah atas wilayahnya.

Mekanisme pengelolaan pemerintahan dalam negara vasal disusun oleh

pemerintah kolonial dengan memberikan hak pada penguasa setempat dengan

penyertaan pejabat kolonial. Kerajaan mendapatkan intervensi dengan

menempatkan seorang Patih yang diangkat oleh pemerintah kolonial. Seorang

Patih (Pepatih Dalem), yang dalam bahasa Belanda disebut Rijks-Bestuurder

mempunyai kesetiaan ganda, untuk Raja dan Gubernur Jendral pemerintah

kolonial.29 Pemerintah kolonial melihat posisi ini cukup strategis sehingga

merekayasa dengan kontrak politik untuk kepentingan mereka.

Pembagian otoritas dalam pemerintahan monarki bisa memunculkan

masalah yang rentan konflik internal. Raja sebagai kepala negara bisa berkonflik

dengan Patih yang mengelola pemerintahan. Di Kasultanan Yogyakarta,

pemilihan seorang Patih harus mendapatkan restu dari pemerintah kolonial.

Persoalan ini pernah menimbulkan konflik antara Sultan dengan Patih yang

ditunjuk oleh pemerintah kolonial. Dengan tujuan untuk mengurangi campur

tangan Belanda, Sultan HB IX tidak lagi mengangkat patih baru setelah patih

sebelumnya meninggal.

29Sebenarnya jabatan Patih sudah ada sebelum masa kolonial. Jabatan seorang patih

setara dengan Perdana Menteri di negara-negara yang masih mempertahankan bentuk monarki seperti Inggris.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

31

B. RAJA DI DALAM REPUBLIK

Narasi tentang Yogyakarta pada tahun 1946-1949 menjadi periode favorit yang

menjadi perhatian para pengkaji sejarah Keistimewaan Yogyakarta. Pada narasi

tersebut juga secara langsung menunjukkan peran Sultan HB IX dalam

keberlangsungan pemerintahan baru Republik Indonesia saat menghadapi situasi

kritis.

Bagaimana peran Sultan HB IX dalam masa kritis pemerintahan Republik

Indonesia ini terekam dalam buku Taktha untuk Rakyat. Dokumentasi tertulis

tersebut menceritakan bagaimana pengOrbanan Sultan HB IX secara material

pada tahun 1946 -1949. Bersama dengan Adipati PA VIII, kedua raja ini diyakini

menjadi salah satu faktor utama penyelamat pemerintahan Indonesia yang baru

saja memproklamasikan kemerdekaan.

Dengan melemahnya pemerintahan militer pasukan Jepang di Jawa,

pemerintah-pemerintah daerah swapraja mengalami kegamangan tersendiri. Tidak

ada kejelasan tentang masa depan pemerintahan di wilayah besar bekas Hindia

Belanda. Yogyakarta menjadi daerah swapraja pertama yang menyatakan ucapan

selamat atas terbentuknya negara Indonesia, dua hari setelah proklamasi.

Lebih dari dua minggu setelahnya, dua raja di Yogyakarta ini

mengeluarkan amanat bahwa ‘Nagari’ Ngayogyakarta Hadiningrat merupakan

sebuah Daerah Istimewa dari ‘Negara’ Republik Indonesia.30 Pernyataan ini

30Walaupun dua istilah, ‘Nagari’ dan ‘Negara’, mempunyai arti yang sama, Sultan HB

IX menggunakan keduanya secara berbeda. Nagari, digunakan untuk menyebut Yogyakarta yang memang sebuah vasal. Sedangkan Negara digunakan untuk menyebut Republik Indonesia,sebagai satuan kekuasaan yang berkuasa diatasnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

32

menunjukkan bahwa keberadaan Yogyakarta menjadi bagian dari pemerintahan

negara baru bernama Indonesia. Pada saat yang sama, Yogyakarta menjadi

swapraja pertama yang menyatakan diri bergabung dengan Indonesia yang masih

belum jelas peluang hidupnya karena lahir ditengah status quo.

Tindakan pertama Sultan HB IX setelah menggabungkan wilayahnya ke

Republik Indonesia yaitu menawarkan wilayahnya untuk ibukota negara setelah

Jakarta tidak lagi memungkinkan sebagai pusat pemerintahan, mengingat sudah

dikuasai pasukan Belanda. Konsekuensinya, Sultan HB IX menyediakan semua

fasilitas agar pemerintahan tetap berjalan. Menurut penuturan Raja Yogyakarta

ini, gaji pejabat pemerintahan Indonesia juga ditanggung oleh kerajaan.

Perannya yang sangat penting dalam pemerintahan Republik Indonesia di

masa kritis ini juga dihubungkan dengan peristiwa Serangan Umum 1 Maret.

Selama masa Orde baru, peristiwa penyerangan kekuaatan militer Belanda di

Yogyakarta ini dipolitisir oleh Presiden Soeharto. Paska lengsernya Presiden

Soeharto tahun 1998, sejarah kembali diluruskan dengan menempatkan pribadi

Sultan HB IX sebagai pencetus gagasan peristiwa ini.

C. MEMPERTANYAKAN DAERAH ISTIMEWA

Di era Orde Baru, dari 27 propinsi di seluruh Indonesia, terdapat tiga propinsi

yang berstatus istimewa atau khusus yaitu Daerah Istimewa Aceh (DIA), Daerah

Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta), dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Pada masa reformasi, dengan perubahan Undang-undang, DIA berubah menjadi

Nangroe Aceh Darusalam (NAD). Otonomi khusus juga diberikan kepada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

33

Propinsi Papua dan Propinsi Papua Barat. Jadi, sudah ada lima propinsi pada masa

reformasi yang mempunyai status khusus atau istimewa.

Struktur asli pemerintahan di Yogyakarta sudah mengalami banyak

perubahan. Penyesuaian gaya pemerintahan ke dalam negara republik membuat

Yogyakarta memiliki struktur pemerintahan yang sama dengan propinsi-propinsi

lain. Hal ini membuat struktur birokrasi di Yogyakarta juga ‘disesuaikan’. Selo

Soemardjan merekam proses perubahan tersebut melalui karyanya yang terkenal,

Perubahan Sosial di Yogyakarta.

Maka, birokrasi Kraton tidak lagi berlaku dan jabatan-jabatan tertentu

harus bertransformasi. Pemerintah desa menjadi salah satu contoh, kepala desa

yang tadinya bertanggung jawab dan mempunyai loyalitas pada Sultan. Sejak

perubahan-perubahan ini, tidak ada struktur asli dalam pemerintahan kerajaan

yang masih dipakai dalam pemerintahan daerah.

Akhirnya, perubahan dari masyarakat monarki ke masyarakat republik,

kesan lama yang masih tertinggal yaitu dua pribadi raja, HB IX dan PA VIII yang

menjabat gubernur dan wakil gubernur. Maka, ditengah ketidakjelasan konsep

daerah istimewa, Yogyakarta menjadi terkesan istimewa dengan kedua rajanya

yang menjabat sebagai gubernur dan wakil gubernur.

Soewarno (2011) menuliskan, pada masa Orba, pernah ada upaya untuk

menghapuskan keistimewaan Yogyakarta. Gagasan yang bermula dari Presiden

Soeharto ini kemudian dilaksanakan Fraksi Golkar dan Fraksi ABRI melalui salah

satu pasal RUU No 5/1974 yang mengatur tentang pemerintahan daerah. Rumusan

dalam RUU tersebut akhirnya tidak jadi disepakati karena ditolak oleh Fraksi PDI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

34

dan Fraksi PPP. Masih ada beberapa upaya lagi untuk menghapuskan

keistimewaan Yogyakarta setelahnya, saat Sultan HB IX tidak lagi bersedia

menjadi Wakil Presiden dan saat meninggalnya Sultan HB IX.

Muncul beberapa isu lagi untuk menghapuskan keistimewaan. Yogyakarta

tidak lagi istimewa setelah PA VIII meninggal dan penggabungan DIY dengan

Provinsi Jawa tengah, adalah dua rumor yang beredar. Kedua isu ini tidak

menjadi kenyataan karena rejim Orba terlanjur jatuh tahun 1998 saat PA VIII

masih menjabat sebagai gubernur DIY.

D. LAHIRNYA GERAKAN

Dalam kajian-kajian mengenai gerakan sosial, mobilisasi massa biasanya menjadi

penanda penting dari lahirnya sebuah gerakan sosial tertentu.31 Walaupun

fenomena mobilisasi massa tidak selalu menjadi penentu utama, keberadaan

sebuah gerakan sangat dipengaruhi membesarnya mobilisasi massa.

Bagi para aktivis pro penetapan, mobilisasi massa memang menjadi

momentum untuk menyebut awal mula lahirnya Gerakan Keistimewaan

Yogyakarta. Akan tetapi ada versi yang berbeda tentang kapan persisnya gerakan

ini dimulai. Mulyadi, ketua Ismaya menyatakan bahwa Gerakan Keistimewaan

Yogyakarta mulai lahir semenjak lahirnya Ismaya pada bulan agustus tahun

31Hank Johnston dan Bert Klandermans. 1995. “The Cultural Analysis of Social

Movements,” dlm. Social Movements and Culture.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

35

1998.32 Hal ini menjadi versi yang dikritik oleh Hasto. Menurut Hasto, Gerakan

Keistimewaan Yogyakarta pertama muncul pada saat pelaksanaan event yang

kemudian lebih terkenal disebut Pisowanan Ageng, yang mana Hasto dan rekan-

rekannya ikut terlibat merencanakan acara tersebut.33

Berdasarkan dua penuturan tersebut, maka terbaca bahwa penafsiran akan

terlahirnya Gerakan Keistimewaan Yogyakarta tidak hanya satu versi. Baik

Mulyadi maupun Hasto yang sama-sama mendukung Sultan HB X menyatakan

bahwa pergerakan awal yang mereka lakukan pada tahun 1998 menjadi titik awal

dimulainya Gerakan Keistimewaan Yogyakarta.

Pemaparan dibawah ini adalah kemunculan gerakan keistimewaan

Yogyakarta sebagaimana terbaca dalam buku-buku populer yang membahas tema

Keistimewaan Yogyakarta.34 Sebagaimana diungkapkan oleh buku-buku ini,

pamor Sultan HB X mulai naik saat berlangsungnya gejolak mobilisasi massa

yang terjadi pada bulan Mei 1998. Oleh karena itu, perihal keterlibatan Sultan HB

X dalam pengendalian massa dianggap menjadi titik peristiwa penting untuk

menandai Gerakan Keistimewaan Yogyakarta.

32Mulyadi, wawancara oleh Leonardo Budi Setiawan (2009). Godean, Sleman,

Yogyakarta (2009). 33Wasana Putra, Widihasto, wawancara oleh Leonardo Budi Setiawan. Kantor Galang

Press, Baciro, Yogyakarta, (14 December 2011). 34Buku-buku yang ‘bertebaran’ saat mulai memanasnya tema Keistimewaan seakan

menjadi bacaan wajib bagi para aktivis maupun pemerhati Keistimewaan Yogyakarta. Pewacanaan mengenai Keistimewaan Yogyakarta menjadi sangat dipengaruhi oleh narasi-narasi dalam buku-buku tersebut dan menjadi arus utama penafsiran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

36

1. Mobilisasi Massa35

Reformasi 1998 menandai sebuah masa transisi yang penuh ketidakpastian.

Pengerahan massa di jalan menjadi peristiwa yang sangat lazim. Kelompok massa

mahasiswa melakukan demonstrasi di setiap kota di Indonesia. Tidak hanya

mahasiswa, jalan-jalan di seluruh kota dipenuhi massa tanpa agenda yang jelas.

Dan terjadilah perusakan massal, pembakaran aset bangunan dan kendaraan, serta

penjarahan.36

Tanggal 20 Mei 1998, HB IX dan PA VIII, memberikan orasi di Alun-alun

utara kraton Yogyakarta. Event ini menyebabkan ribuan massa berkumpul di

tempat tersebut. Diyakini oleh banyak pihak, karena peristiwa ini, Yogyakarta

tidak mengalami dampak kerusakan yang lebih parah karena kumpulan massa bisa

dikendalikan dan tidak sampai memperluas dampak-dampak perusakan. Peristiwa

yang kemudian lebih dikenal dengan Pisowanan Ageng.

Peristiwa ini menjadi titik penafsiran atas terbentuknya gerakan

keistimewaan Yogyakarta. Pertama, pada momen ini, warga Yogyakarta dari

berbagai elemen masyarakat tanpa terorganisir tumpah ke jalan. Dari puluhan

tahun kehidupan sosial di Yogyakarta, baru pada momen tersebut muncul gerakan

massa yang memobilisasi ribuan orang, meskipun peristiwa ini sangat terkait

35Pemaparan dalam Sub bab “Mobilisasi Massa” ini menjadi titik awal penafsiran

tentang proses lahirnya Gerakan Keistimewaan Yogyakarta. Sejauh belum ada pemahaman yang pasti, saya meminjam argumen pihak-pihak yang merepresentasikan golongan penetapan sebagaimana dituliskan dalam buku-buku tentang tema keistimewaan Yogyakarta.

36Menurut catatan Sudomo Sunaryo, di Yogyakarta, amuk massa juga sudah terjadi.

Perusakan terjadi salah satunya di showroom mobil Timor, yang diketahui bersama milik Tomi Hutomo Mandalaputra (Tomi Soeharto), anak Presiden Soeharto. Lihat: Baskoro, Haryadi & Sunaryo, Sudomo. 2010. Catatan Perjalanan Keistimewaan Yogya: Merunut Sejarah, Mencermati Perubahan, Menggagas Masa Depan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hlm. 91.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

37

dengan tren demonstrasi pada tahun 1998. Kedua, faktor ketokohan dua raja di

Yogyakarta sangat berpengaruh pada terjadinya pengumpulan massa. Terkesan

bahwa peristiwa ini memperlihatkan pengaruh besar yang dimiliki kedua

pemimpin kultural ini dalam daya tarik untuk mobilisasi massa.37

Peristiwa Pisowanan Ageng ini selalu dijadikan rujukan untuk

menggambarkan bagaimana sikap hormat dan rasa tunduk kepada para raja, masih

ada dalam dinamika masyarakat Yogyakarta. Terlebih lagi, ketokohan Sultan HB

X yang cukup karismatik bagi masyarakat Yogyakarta. Berbagai media massa

mengungkapkan bagaimana kelompok massa dapat ‘dikendalikan’ paska

Pisowanan Ageng ini.38

Pisowanan Ageng sebenarnya adalah peristiwa kultural dari tradisi

masyarakat feodal di Jawa pada masa lalu. Pisowanan dilakukan oleh rakyat

kepada penguasa sebagai bentuk dari sikap tunduk. Dengan menyebut pengerahan

ribuan massa ke Alun-alun ini sebagai pisowanan, menunjukan adanya kesan

yang kuat bahwa peristiwa ini sebuah pertemuan akbar dimana rakyat menghadap

raja.

37Pada tahun 2003, terbit buku berjudul Pisowanan Ageng . Buku tersebut dianggap

terlalu mengagungkan peran Sultan HB X sehingga terkesan menafikan peran kelompok-kelompok mahasiswa. Pada akhirnya, buku ini ditarik dari peredaran. Lihat: (Buku Pisowanan Ageng Menuai Kritik 2003/http://www.suaramerdeka.com/harian/0310/14/dar16.htm). Akan tetapi, saat memasuki masa panasnya perdebatan soal Keistimewaan Yogyakarta, perbincangan mengenai Keistimewaan Yogyakarta kembali menjadikan peristiwa Pisowanan Ageng 1998 sebagai titik tolak.

38Haryadi Baskoro dan Sudomo Sunaryo (2010) dalam Catatan Perjalanan

Keistimewaan Yogya menuliskan bahwa sejumlah media massa baik dalam negri maupun luar negri melaporkan bahwa terkendalinya massa di Yogyakarta karena efek dari penyelenggaraan event besar Pisowanan Ageng. Semenjak peristiwa itu, perusakan-perusakan fasilitas bisa menjadi menurun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

38

Beberapa bulan setelah Pisowanan Ageng bulan Mei 1998, PA VIII, yang

menjabat sebagai gubernur DIY, meninggal dunia, menimbulkan permasalahan

baru. Kekosongan jabatan memicu pertanyaan-pertanyaan tentang siapa yang

berhak mengisi jabatan gubernur DIY. Mekanisme lama tetap dipertahankan yaitu

pemilihan gubernur oleh DPRD sebagai lembaga legislatif.

Ada yang tidak menyetujui kebijakan pemerintah pusat untuk

menyelenggarakan pemilihan gubernur di tingkat DPRD. Persoalan ini memicu

berkembangnya gerakan massa dari kawasan pedesaan. Terbentuklah Ismaya,39

sebuah asosiasi/paguyuban yang menghimpun seluruh lurah di empat kabupaten

di DIY. Natasuwita, seorang lurah yang mempunyai hubungan kekerabatan

dengan mantan Presiden Soeharto ini, sengaja menghimpun kelompok perangkat

desa untuk mendukung penetapan Sultan HB X sebagai gubernur DIY.40 Sebagai

sebuah organisasi yang menghimpun pemimpin pemerintahan tingkat bawah,

tentu sangat memungkinkan untuk mengerahkan massa.41 Mobilisasi tidak lagi

terkesan spontan seperti yang terjadi pada Pisowanan Ageng beberapa bulan

sebelumnya. Ribuan massa secara terorganisir dimobilisasi oleh para lurah ini

untuk melakukan demonstrasi di pusat keramaian Kota Yogyakarta.

39Ismaya adalah akronim dari Ing Sedya Mematri Aslining Ngayogyakarta. Nama

‘Ismaya’ juga merepresentasikan seorang tokoh dalam epik wayang.Ismaya adalah seorang dewa yang menjelma menjadi manusia melalui perwujudan Semar, pelayan para ksatria.

40Sebagaimana diungkapkan Mulyadi saat mengungkapkan tujuan dibentuknya Ismaya

yaitu sebagai bentuk dukungan untuk mendukung Sultan HB X sebagai gubernur DIY. (Wawancara dengan H. Mulyadi di Godean, 2009)

41Paguyuban Ismaya yang merangkum para lurah di tingkat DIY, juga memiliki

underbow berupa paguyuban-paguyuban lurah di tingkat kabupaten. Paguyuban-paguyuban tersebut yaitu; Tungguljati (Bantul), Bodronoyo (Kulon Progo), Suryondadari (Sleman), Semar (Gunung Kidul). Selain itu, paguyuban lurah ini juga menjalin jejaring kerjasama dengan paguyuban-paguyuban lain yang mempunyai kemiripan karakteristik. Jejaring ini dibangun paguyuban yang merangkum para dukuh (kepala dusun).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

39

Pemicu dari gerakan para perangkat desa ini yaitu sikap Pemerintah pusat

tentang penentuan gubernur DIY. Pemerintah saat itu berencana menunjuk calon

lain. Ada tegangan yang terjadi antara kelompok masyarakat di Yogyakarta

dengan pemerintah pusat. Ini terkait siapa yang akan mengisi jabatan gubernur.

Pemerintah melalui Menteri Dalam Negri (Mendagri) Syarwan Hamid sedang

menyiapkan figur yang diusulkan untuk mengisi jabatan gubernur. Sedangkan, di

pembicaraan yang terjadi di DPRD Yogyakarta, ada nama yang diusulkan oleh

Fraksi Persatuan Pembangunan (FPP). Sempat terjadi Pemilihan gubernur yang

dilaksanakan di tingkat DPRD. Di sisi lain, di tingkat masyarakat, semakin

membesar dukungan terhadap Sultan HB X agar menjabat sebagai gubernur

Yogyakarta.

Paska pengangkatan Sultan HB X sebagai Gubernur DIY, polemik

bagaikan bola salju yang terus bergulir. Dua tahun setelah pengangkatan Sultan

HB X sebagai gubernur, muncul tuntutan baru yaitu pengangkatan PA IX (yang

menggantikan PA VIII) sebagai wakil gubernur. Paku Alam IX akhirnya

mengalami pengangkatan sebagai wakil gubernur setelah melalui penetapan oleh

menteri dalam negeri. Tapi sebelumnya, ribuan massa sudah mengucapkan ikrar

untuk mengangkat PA IX sebagai wakil gubernur. Ribuan massa ini menyaksikan

ketika seorang tukang becak yang mengikrarkan pengangkatan Paku alam sebagai

wakil gubernur.

Dorongan untuk merumuskan keistimewaan Yogyakarta melalui RUU

keistimewaan berpijak pada UU No 3/1950 tentang pembentukan Daerah

Istimewa Yogyakarta. Tuntutan ini memuncak dengan di bacakannya sebuah

maklumat yang disebut; ‘Maklumat Rakyat Yogyakarta’ pada sebuah aksi massa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

40

Dalam salah satu butir isi maklumat tersebut, tercantum kalimat; ‘Rakyat

Yogyakarta berkeinginan untuk mempertahankan keistimewaan Yogyakarta,

seperti yang tertulis dalam UU No 3/ 1950’.42 Pembacaan maklumat atas nama

rakyat yang disertai aksi massa ini mendapatkan respons dari pemerintah pusat.

Tak lama setelah peristiwa itu, pemerintah pusat mengeluarkan surat penetapan

PA IX sebagai wakil gubernur DIY. Sampai pada titik ini, kedua pemimpin

kultural ( dua raja dalam wilayah DIY) telah mendapatkan jabatan politik yang

dulu juga dijabat oleh kedua pendahulu mereka (HB IX dan PA VIII).

Kendati kedua raja di DIY telah mendapatkan posisi sebagai gubernur dan

wakil gubernur, persoalan dalam Keistimewaan Yogyakarta belum selesai.

Indonesia paska reformasi tidak seperti masa Orba. Gejala demokratisasi terjadi di

setiap daerah dengan penyelenggaraan Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah).43 Para

kepala daerah (gubernur dan wakil gubernur) yang terpilih akan memerintah

dalam waktu lima tahun (satu periode), hanya bisa memerintah satu periode lagi

jika terpilih lagi dalam pilkada.

Tepat pada ulang tahun HB X yang ke-62, tanggal 7 April 2007 di

Pagelaran Kraton Yogyakarta, HB X membacakan sebuah orasi budaya berjudul

“Meneguhkan kembali Takhta untuk Rakyat”. Dengan beberapa kalimat dalam

orasinya, Sultan HB X menyatakan ketidaksediaannya menjadi gubernur lagi pada

periode selanjutnya. Pernyataan Sultan ini, menimbulkan perdebatan dan

pembicaraan publik. Dalam orasinya tersebut, Sultan HB X menyatakan

42Lihat; Hadiwijoyo, Surya Sakti. 2009. Menggugat Keistimewaan Yogyakarta: Tarik ulur kepentingan, Konflik elite, dan Isu perpecahan. Yogyakarta: Pinus Book Publisher., hlm 167

43Akronim Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) kemudian diganti dengan Pemilukada

(Pemillihan Umum Kepala Daerah)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

41

ketidaksediaannya menjadi gubernur lagi setelah masa jabatannya sebagai

gubernur habis pada tahun 2008.

Pernyataan kontroversial HB X ditanggapi dengan luar biasa oleh publik.

Beragam penafsiran muncul dalam menanggapi pernyataan tersebut. Mulai

banyak kelompok masyarakat yang kembali mengorganisir massa. Tujuannya,

untuk mempertanyakan maksud dari pernyataan tersebut.Situasi ini menjadi

semakin kabur dengan tidak banyaknya HB X memberikan penjelasan soal

maksud dan tujuan tentang pernyataannya tersebut.

Maka terjadilah sebuah acara, dimana ribuan masyarakat datang ke kraton

untuk bertemu dengan HB X. Peristiwa ini disebut sebagai pisowanan ageng.

Mengingat, sebuah event yang disebut sebagai pisowanan ageng juga pernah

terjadi pada tahun 1998, acara ini kemudian disebut Pisowanan Ageng II. Ribuan

massa memadati kraton.44

Mulyadi bahkan pernah mengordinasi para lurah untuk melakukan boikot

jika pemilukada untuk memilih gubernur dan calon gubernur tetap dilaksanakan.

Tentu saja, pelaksanaan pemilukada tidak akan terjadi jika struktur pemerintahan

tingkat bawah (desa) tidak beroperasi.45

Pemerintah kemudian mengeluarkan keputusan untuk memperpanjang

masa jabatan selama satu periode lagi. Jadi, Sultan HB dan Adipati PA masih

berhak menduduki posisi sampai tahun 2011. Gerakan massa ini kemudian

44Sampai saat ini saya belum mendapatkan data tentang siapa saja yang terlibat

menyelenggarakan pertemuan yang disebut sebagai Pisowanan Ageng II ini. 45Mulyadi, wawancara 2009

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

42

menyurut setelah pemerintah mengeluarkan keputusan untuk memperpanjang

masa jabatan. Selama masa perpanjangan akan digunakan untuk menyusun

RUUK.

Bertahun-tahun pergerakan gelombang massa bisa disimpulkan dalam pola

yang sama. Habisnya masa jabatan kepala daerah, desakan massa, kemudian

respon pemerintah pusat yang memperpanjang masa jabatan kepala daerah. Ada

tegangan antara pemerintah pusat dengan kelompok masyarakat yang

menginginkan ditetapkannya Sultan HB X dan Adipati PA IX sebagai Kepala

daerah dan wakil kepala daerah tanpa terhalang periode jabatan dan pemilukada.

Sistem yang disusun dalam RUU Keistimewaan ini disusun oleh JIP

(Jurusan Ilmu Pemerintahan) UGM. Draf ini pula yang menjadi acuan oleh

menteri dalam negeri (pemerintah pusat) untuk membuat aturan baku terkait

keistimewaan Yogyakarta. Sistem parardhya ini didasarkan pada pemahaman

bahwa adanya dikotomi antara kepala daerah dengan kepala pemerintahan yang

lazim ditemukan pada negara-negara yang menganut sistem pemerintahan

monarki konstitusional.

Pribadi seorang sultan sebagai penerus raja-raja dinasti Mataram adalah

simbol sosio-kultural Jawa di Yogyakarta. Maka, sebagian masyarakat

Yogyakarta menginginkan kepemimpinannya tanpa dibatasi masa jabatan.

Keyakinan tentang sebuah pusat kuasa simbolik ini dipahami betul oleh semua

pihak, baik pemerintah, masyarakat umum. Oleh karena itu, Sultan HB X dan

Adipati PA IX tetap diberikan posisi yang signifikan sebagai pemimpin tertinggi

tapi mempunyai keterbatasan khusus. Posisi ini dinamakan Parardhya, sebuah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

43

lembaga yang terdiri dari Sultan HB dan Adipati PA yang bertahta. Lembaga ini

dibatasi perannya untuk masuk ke dalam ranah politik praksis.

Ternyata, kelompok-kelompok massa menolak lembaga Parardhya

tersebut. Pemahaman ini mereka tolak mentah-mentah. Posisi Gubernur sebagai

kepala pemerintahan harus diisi dengan orang yang sama dengan kepala daerah.

Maka, Sultan HB dan Adipati PA yang bertahta harus otomatis mengisi jabatan

gubernur dan wakil gubernur.

Dengan menempatkan Sultan HB dan Adipati PA dalam posisi simbolik

diyakini akan semakin menjauhkan interaksinya dengan rakyat. Posisi simbolik

ini juga diduga akan mengurangi peran Sultan dalam pemerintahan karena

perannya hanya sejauh memberikan hak veto untuk pemilihan gubernur dan wakil

gubernur baru.

Sistem pemisahan wewenang ini dianggap hanya mengulangi strategi

memecah kekuasaan politik yang pernah dilakukan oleh pemerintah kolonial.

Pada masa kerajaan pada zaman kolonial, pemerintahan internal diperintah oleh

seorang kepala pemerintahan yang disebut Patih. Dengan campur tangan

pemerintah kolonial Belanda, pemilihan Patih sangat ditentukan oleh dukungan

Belanda. Patih dianggap membawa kepentingan pemerintah kolonial.

Kelompok pro-penetapan gelombang awal, dalam hal ini kelompok-

kelompok yang mewakili perangkat desa. Dilihat dari latar belakang sosio-

kulturnya, mereka adalah representasi masyarakat tradisional. Selain domisili

mereka yang berada di kawasan rural, yang memungkinkan tradisi masih hidup

dan diyakini, secara tidak langsung mereka ditempatkan pada posisi ‘penjaga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

44

tradisi’. Bagi para pendukung wacana pemilihan gubernur dan wakil gubernur, elit

desa ini memanipulasi keterikatan kultural sebagai pilihan politik. Mereka juga

dimanipulasi oleh pengaruh-pengaruh luar yang menggunakan kraton sebagai

satu-satunya identitas Yogyakarta.46

Dalam perkembangan sejarah, para perangkat desa adalah loyalis Sultan.

Sistem pemerintahan kerajaan di masa lalu menempatkan mereka menjadi bagian

dari struktur yang disebut pamong praja. Dalam perkembangannya, seiring dengan

masuknya Yogyakarta sebagai salah satu propinsi dalam lingkup Republik

Indonesia, membuat mereka harus mengurangi peran mereka yang signifikan

dalam pemerintahan.47 Para perangkat desa mempunyai keterikatan yang kuat

dengan tradisi kerajaan dan raja-rajanya. Pamong praja mempunyai loyalitas yang

tinggi terhadap Sultan. Walau Sultan ikut mendukung perubahan sistem

pemerintahan yang mengurangi hak-hak memerintah para pamong praja, tidak

muncul kritik atau gugatan terhadap Sultan. Mereka justru mengecam lembaga-

lembaga lain. Singkatnya, Sultan tidak akan mereka gugat karena kesetiaan

terhadap Raja adalah prinsip yang mereka pegang sebagai pamong praja.48

46Bagi para peneliti IRE (Institute for Research and Empowering) dalam Membongkar

Mitos Keistimewaan Yogyakarta, dukungan perangkat desa ini adalah tarik menarik kekuasaan untuk memanfaatkan resources yang ada. Para elit desa ingin membangkitkan romantisme antara kraton dan desa yang sudah hilang selama lima puluh tahun. Selain itu, mereka juga menolak intervensi kabupaten ke dalam rumah tangga desa. Kewenangan kabupaten dinilai terlalu besar sehingga, para elit desa berkoalisi dengan kraton dan provinsi yang mempunyai kekuatan yang lebih besar.

47Selo Soemardjan mendeskripsikan dengan rinci bagaimana proses ini terjadi pada

tahun 1950’an di Yogyakarta dengan bukunya yang terkenal, Perubahan Sosial di Yogyakarta. 48Loyalitas para perangkat desa terhadap Sultan bisa dicermati bahwa pada masa lalu,

mereka menjadi bagian dari birokrasi Kasultanan yang disebut pamong praja. Dalam perkembangannya, seiring dengan masuknya Yogyakarta sebagai salah satu Provinsi dalam lingkup Republik Indonesia, membuat mereka harus mengurangi peran mereka yang signifikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

45

2. Terbentuknya Dikotomi Sosial

Istilah ‘Gerakan Keistimewaan Yogyakarta’, tidak bisa merepresentasikan semua

pihak yang berpendapat, berwacana dan bersikap soal tema keistimewaan.

Munculah istilah ‘pro’ dan ‘kontra’. Tapi, sebutan ‘kontra’, digunakan oleh pihak

yang menamakan diri ‘pro’ untuk menyebut pihak yang bersebrangan. Di satu sisi,

pihak yang mendapatkan gelar ‘kontra’ tidak menganggap sebutan tersebut

relevan. Yang terjadi adalah perbedaan penafsiran dalam memaknai arti

Keistimewaan Yogyakarta yang tidak semata berfokus pada mekanisme

penentuan jabatan gubernur sebagai istimewanya kondisi sosio-kultural-politik,

tanpa ada kaitan secara langsung dengan peran raja dalam kehidupan politik

praktis49.

Maka, ketika perdebatan mulai memanas, terciptalah dua istilah yang bisa

menampakkan dikotomi dalam pemetaan gerakan keistimewaan. Dikotomi

tersebut terbentuk melalui dua ungkapan ‘pro-penetapan’ dan ‘pro-pemilihan’.

‘Pro-Penetapan’ adalah sebutan bagi pihak-pihak yang menafsirkan keistimewaan

sebagai penetapan Sultan HB dan Adipati PA yang bertahta sebagai gubernur dan

wakil gubernur DIY dengan tidak terhambat oleh pembatasan masa jabatan.

Kemudian, ‘Pro-Pemilihan’ adalah sebutan untuk pihak-pihak yang beraspirasi

dalam pemerintahan. Para perangkat desa mempunyai keterikatan yang kuat dengan tradisi kerajaan dan raja-rajanya. Sosiolog ternama Selo Soemardjan menjabarkan bagaimana loyalitas para pamong praja ini kepada Sultan. Pamong praja mempunyai loyalitas yang tinggi terhadap Sultan walau beberapa kali Sultan ikut mendukung perubahan sistem pemerintahan yang mengurangi hak-hak memerintah para pamong praja.

49Lihat: Eko, Sutoro. 2003. “Membuat Keistimewaan Lebih Istimewa”, dalam Rozaki,

Abdur & Hariyanto, Titok. (ed.). Membongkar Mitos Keistimewaan Yogyakarta. Yogyakarta: IRE, hlm xv – xl.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

46

bahwa keistimewaan Yogyakarta tidak dimaknai secara tunggal dan utama

sebagai penetapan jabatan gubernur dan wakil gubernur.50

Presiden SBY, kabinet Indonesia Bersatu, dan Partai Demokrat menjadi

pihak-pihak yang dianggap sebagai ‘golongan’ Pro Penetapan. Sebutan Pro

Penetapan tidak cukup menjadi sebutan untuk mereka. Orang-orang atau lembaga

yang mendapatkan gelar Pro-Penetapan juga disebut sebagai golongan liberalis.

Kedua istilah ini (pro penetapan dan pro pemilihan) juga menunjukkan

pada sikap personal dalam menentukan pendapat tentang makna Keistimewaan

Yogyakarta. Jika ada seorang pribadi atau lembaga yang menyatakan bahwa

dirinya ‘Pro-Penetapan’, maka ungkapan tersebut menunjukkan posisinya dalam

perdebatan wacana ini. Paska pernyataan Presiden SBY tahun 2010, istilah ‘Pro-

Penetapan’ lebih banyak digunakan untuk menyebut orang, kelompok, dan

lembaga yang mengaspirasikan penetapan gubernur dan wakil gubernur.

Sedangkan istilah ‘Pro-Pemilihan’ tidak digunakan oleh pihak-pihak yang tidak

menyetujui penetapan.51 Istilah ‘Pro-Pemilihan’ menjadi populer karena publikasi

media massa dan perbincangan dalam pergaulan masyarakat.

Dikotomi ‘Pro-Penetapan’ dan ‘Pro-Pemilihan’ ini berkembang menjadi

bangunan identitas yang tidak cukup sederhana. Istilah ini tidak hanya untuk

50Saat draf RUU sudah dibahas di tingkat DPRD, muncul polemik berkepanjangan

diantara dua kubu. Mayoritas warga setuju dengan penetapan, sedangkan pihak lain yang kebanyakan pendatang, menghendaki pemilihan. Lihat Soewarno.2011. “Keistimewaan Yogyakarta”, dlm. de Rosari, Aloysius Soni BL (ed.). Monarki Yogya Inskonstitusional?. Jakarta: Penerbit Kompas, hlm. 17-29.

51Lihat buku Membongkar Mitos Keistimewaan Yogyakarta yang diterbitkan oleh IRE,

lembaga penelitian yang menganjurkan diadakannya pemilihan gubernur dan wakil gubernur di DIY, tidak secara eksplisit menyebut ‘pro-pemilihan’. Demikian juga dengan terbitan lembaga-lembaga lain yang lebih suka menyebut sikap ini sebagai ‘pro-demokrasi’.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

47

menyebut ungkapan sikap atau pendapat pribadi. Dikotomi ini menjadi cerminan

dua golongan masyarakat yang saling meliyankan. Dan, di ranah pergaulan

masyarakat Yogyakarta, menjadi sulit jika seorang pribadi tidak terseret dalam

arus dikotomi ini. Sebagai contoh, saya sendiri sering mendapatkan pertanyaan

tentang sikap pribadi terhadap Keistimewaan Yogyakarta. “Sebenarnya, anda itu

pro penetapan atau pro pemilihan?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

48

BAB III

MENGUATNYA KELOMPOK PRO PENETAPAN

Pernyataan Presiden SBY tentang ‘demokrasi’ dan ‘monarki’ menyebabkan

gelombang protes di Yogyakarta. Berkembanglah unjuk rasa, kecaman, protes,

tentangan, kritik dari beragam pihak, terutama orang-orang tertentu yang terlibat

dalam kelompok-kelompok massa pendukung Sultan/ Kraton atau Pakualaman.

Berkembang pula pendapat-pendapat yang menentang pernyataan Presiden

tersebut sebagai ketidakpahaman pemerintah pusat tentang sejarah. Gejolak ini

dipicu juga dengan pemberitaan media massa baik cetak maupun elektronik

tentang silang pendapat soal pernyataan Presiden.

Ungkapan protes juga semakin semarak pada atribut-atribut jalanan.

Mendadak, bendera Haba berkibar di jalan-jalan. Bendera Haba yaitu bendera

dengan logo Kraton Yogyakarta. Logo ini berbentuk sebuah mahkota dengan

sayap di kedua sisinya. Dibawah mahkota terdapat dua abjad dalam alfabet Jawa;

‘Ha’ dan ‘Ba’. Haba adalah akronim dari Hamengku Buwana. Simbol ini

melambangkan Kraton/Kasultanan Yogyakarta sekaligus menjadi simbol dinasti

Hamengku Buwono. Saat ini simbol ini cenderung menjadi identifikasi atas

identitas Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

49

Logo Haba (sumber: Media Sosial, http://www.facebook.com)

Bendera model ini menjadi tren. Sebelumnya, tidak banyak warga yang

akrab dengan pengibaran bendera ini. ‘Upacara Bendera’ terjadi dimana-mana.

Bendera tersebut terpasang di jalan-jalan, di setiap perempatan, di gardu ronda.

Bendera haba mudah ditemukan di toko-toko kelontong. Para pedagang kaki lima

menjualnya di pinggir-pinggir jalan.

Di saat yang sama, walikota Yogyakarta, Herry Zudianto mengungkapkan

keprihatinannya akan polemik keistimewaan Yogyakarta dan menganjurkan

penurunan bendera merah-putih setengah tiang. Anjuran ini sebenarnya implisit.

Herry Zudianto mengenakan busana tradisional Jawa dan mengibarkan bendera

Merah-Putih setengah tiang.52 Aksinya ini seakan menjadi ajakan yang

menginspirasi warga kota Yogyakarta dan sekitarnya, sehingga banyak ditemukan

bendera merah-putih berkibar setengah tiang. Aksi walikota ini bukanlah yang

pertama. Sebelumnya, banyak kelompok semisal kelompok dukuh maupun

kelompok masyarakat tertentu yang melakukan aksi simbolik pengibaran bendera

Haba dengan massa berbusana tradisional Jawa. Menjadi ironi, saat bendera haba

dikibarkan sepenuh tiang, bendera Merah-Putih diturunkan setengah tiang.

52Lihat: <http://www.tempo.co/read/news/2010/12/12/177298330/Kecewa-RUUK-DIY-

Wali-Kota-Turunkan-Bendera-Setengah-Tiang>

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

50

Herry Zudianto, walikota Yogyakarta menyelenggarakan acara pengibaran bendera setengah 

tiang di halaman rumahnya. Lihat: Dengarkan Aspirasi Yogyakarta, http://www.kompas.com 

(Senin, 13 Desember 2010)

Simbol haba yang tadinya ‘sakral’ ini telah menjadi tren. Banyak orang

memasang stiker haba di kendaraannya. Tema keistimewaan Yogyakarta menjadi

inspirasi bagi penciptaan-penciptaan karya seni. Salah satu kelompok musik rap,

Jogja HipHop Foundation (JHF) meraih popularitas karena lagunya berjudul

‘Jogja Istimewa’.53

Keistimewaan Yogyakarta sampai pada tahun tersebut tidak lagi menjadi

isu yang disuarakan para demonstran atau wacana yang diperdebatkan oleh para

intelektual di sebuah talk show. Keistimewaan Yogyakarta menjadi tren sosial

yang terwujud dalam permainan simbolis melalui kesenian, simbol-simbol

jalanan, obrolan-obrolan warung kopi, dan penciptaan-penciptaan kreatif.

53Kelompok JHF (Jogja Hiphop Foundation) adalah gabungan beberapa penyanyi rap

yang menggunakan bahasa Jawa saat menyanyikan lagu-lagu mereka. Kelompok ini menyanyikan lagu “Jogja Istimewa” saat tema Keistimewaan Yogyakarta sedang menjadi perhatian publik. Lagu “Jogja Istimewa” menjadi semacam lagu jingle untuk perjuangan keistimewaan Yogyakarta. Pada akhirnya, Sultan dan Kraton Yogyakarta memberikan penghargaan terhadap kelompok ini. http://www.cekricek.co.id/musik/item/753-jogja-hip-hop-foundation-dianugerahi-duta-nagari-ngayogyakarta-hadiningrat.html

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

51

Pada saat itu juga beredar desain paspor ‘negara Yogyakarta’. Ada orang-

orang tertentu yang mendesain paspor negara Ngayogyakarta Hadiningrat. Desain

ini beredar di internet. Sebagian orang dengan iseng mencetak desain ini atau

menempelkan di tempat-tempat tertentu.

Desain Passport Ngayogyakarta (Sumber: Jejaring sosial Facebook dan Twitter)

Saat kemarahan terhadap pemerintah pusat dan Presiden SBY memuncak,

jalan-jalan kota adalah galeri protes dan propaganda. Selain bendera, banyak

spanduk dan poster yang mengungkap pernyataan-pernyataan tentang isu

Keistimewaan Yogyakarta. “Yogyakarta siap Referendum,” adalah ungkapan yang

paling populer. Spanduk dengan tulisan seperti ini, adalah spanduk pertama yang

beredar di jalan-jalan Yogyakarta secara masif. Gelombang spanduk dan pamflet

berikutnya sudah tidak terbendung seperti “Bergabung tak harus melebur”. Salah

satu yang paling provokatif yaitu; “Jika kau tetap memaksa, maka kami memilih

merdeka”. Sedangkan, “Konsisten Ijab Qobul” adalah ungkapan di spanduk yang

paling banyak ditemukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

52

A. GELOMBANG BARU PRO PENETAPAN

Memasuki tahun 2011, Keistimewaan Yogyakarta menjadi isu yang sangat

semarak. Semakin banyak kelompok masyarakat yang terbentuk untuk

mendukung penetapan dan menyebut diri mereka Pro Penetapan. Selain itu,

jejaring komunikasi antar kelompok mulai mengarah ke koordinasi untuk

membentuk sebuah lembaga.

Fokus dalam pemaparan ini yaitu keberadaan Sekretariat Bersama

(Sekber) Keistimewaan. Pemilihan Sekber sebagai fokus penulisan karena

terbentuknya kelompok ini yang menjadi penanda periode lanjutan dari

gelombang Gerakan Keistimewaan. Sejak menguatnya Sekber pada tahun 2011,

kelompok ini mendominasi aksi-aksi protes yang terekam oleh media.

Menonjolnya Sekber, menempatkannya sebagai garda depan masyarakat

pendukung penetapan. Aksi-aksinya selalu nampak dalam media sehingga

terkesan menjadi representasi tunggal dari wajah Gerakan Keistimewaan.

1. Konsolidasi antar Pihak

Pada tahun 2010, beberapa orang pendukung penetapan berkumpul dan

menggagas sebuah organisasi untuk mewadahi semua kelompok Pro Penetapan.

Hasto (Widihasto Wasanaputra) mengungkapkan, “Karena itulah Sekber dibentuk

pada bulan Januari 2010, sebagai ruang komunikasi. Tidak ada subordinasi

disini. Siapa yang mau bergabung, kami akan mengundangnya”. Terbentuklah

Sekber yang menjadi kelompok baru yang tidak berbadan hukum, tanpa struktur

yang mencerminkan organisasi resmi, melainkan lebih pantas disebut sebagai

forum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

53

Para aktivis di dalamnya dengan sengaja tidak ingin membentuk sebuah

kelompok dengan legalitas tertentu. “Sekber itu bukan organisasi. Sekber ini

ruang komunikasi. Pengertian ruang komunikasi ya, jejaring sosial!,” ungkap

Hasto. Maka, secara formal, tidak ada Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga

(AD/ART) seperti layaknya sebuah organisasi atau lembaga resmi. Juga tidak ada

struktur seperti pengurus organisasi. Pada prakteknya, hanya ada satu pemimpin

yang kadang disebut koordinator atau ketua.

Kelompok ini pernah disebut sebagai Sekber Gamawan, akronim dari

Sekretariat Bersama Gerakan keistimewaan. Istilah ini terkesan menyindir. Saat

itu, perhatian publik sedang tertuju pada Gamawan Fauzi, Menteri Dalam Negeri

(Mendagri) yang tidak menyetujui penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY.

Namun, forum ini kemudian lebih populer di media dengan sebutan Sekber

Keistimewaan.

Kantor penerbit Galang Press menjadi ‘kantor’ dari Sekber ini. Julius

Felicianus Tualaka, pemiliknya, juga ikut bergabung dengan Sekber. Maka

dipakailah kantor penerbitan ini sebagai tempat koordinasi. Di kantor Galang

Press ini, para aktivis gerakan mengadakan rapat-rapat penting yang terkait

dengan perancangan aksi.

Sekber, sebagai sebuah lembaga tidak mempunyai struktur organisasi yang

lengkap seperti organisasi resmi pada umumnya. Saat Sekber dibentuk, hanya satu

posisi yang terlihat yaitu koordinator yang dipegang oleh Hasto. Tidak ada

kepengurusan yang terstruktur, yang ada adalah kepanitiaan yang selalu berganti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

54

Walaupun memungkinkan banyak pihak untuk bergabung, tidak semua

kelompok pro-penetapan bergabung dengan Sekber. Ismaya yang sebelumnya

sangat populer justru tidak bergabung. Dengan agak enggan mengungkapkan

tentang tidak bergabungnya Ismaya, Hasto mengutarakan; “Kita memang tidak

ingin mensubordinasi kelompok-kelompok yang bergabung dengan kita”.54

Secara tidak langsung dia menyatakan bahwa ada ketidaksepahaman antar

mereka. “Tapi Ismaya sebetulnya ikut andil dalam membidani lahirnya Sekber”,

ungkap Hasto, mencoba memberikan sisi positif dari ketidaksepahaman ini.55

Kelompok perangkat desa bahkan pernah bersinggungan dengan kelompok

Sekber. Dalam suatu penyelenggaraan acara, kelompok perangkat desa tidak ikut

serta. Ketua Paguyuban Dukuh (Pandu), Sukiman, mengatakan bahwa salah satu

acara yang diselenggarakan oleh Sekber tidak melibatkan kelompok perangkat

desa. Namun, dalam aksi besar yang melibatkan pengerahan massa semua

kelompok bekerjasama. Ismaya, bersama dengan kelompok-kelompok lain pernah

bergabung dalam mobilisasi ribuan massa yang memadati halaman gedung DPRD

Yogyakarta untuk mendukung penetapan. Demikian juga Pandu, kelompok ini

pernah tercatat sebagai salah satu elemen pada sebuah acara yang

dikoordininasikan oleh Hasto. Sekber tidak bersebrangan pendapat sepenuhnya

dengan kelompok perangkat Desa. Ada beragam kelompok yang terbentuk dari

orang-orang yang berlatar belakang profesi sebagai perangkat Desa, semisal

Apdesi (Asosiasi perangkat desa seluruh Indonesia), Parade (Paguyuban aparat

Desa), dan Pandu (Paguyuban Dukuh). Kelompok-kelompok ini pernah

54Wawancara dengan Widihasto, 14 Desember 2011 55ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

55

melakukan kerjasama dengan para Sekber terutama saat momen protes yang

membutuhkan mobilisasi massa besar-besaran.

Pada perkembangannya, masyarakat pedesaan ini bukanlah satu-satunya

wajah dalam gerakan pro-penetapan. Kelompok-kelompok pro-penetapan

mempunyai keragaman dengan perbedaan karakteristik yang melatar

belakanginya. Fenomena terbentuknya Sekber menunjukkan kelompok-kelompok

masyarakat yang plural dalam gerakan pro-penetapan menunjukkan eksistensinya

dengan membentuk koalisi baru.

Walaupun Sekber adalah kelompok yang baru terbentuk, mereka

menangkal anggapan bahwa mereka adalah orang-orang baru dalam Gerakan

Keistimewaan Yogyakarta. “Secara kelembagaan, Sekber memang baru, tapi

yang terlibat di dalamnya orang-orang lama.” Pernyataan Hasto ini sekaligus

ingin menunjukkan bahwa gelombang gerakan Keistimewaan yang diyakni

muncul pada tahun 1998 tidak hanya digerakkan oleh Ismaya yang

merepresentasikan para kepala desa dan masyarakat pedesaan. Hasto sendiri pada

tahun 1998 telibat dalam mengorganisir event besar yang kemudian disebut

Pisowanan Ageng. Hasto berpendapat bahwa pada momen Pisowanan Ageng

itulah gerakan keistimewaan dimulai. Alasannya, pada momen tersebut semua

elemen masyarakat di Yogyakarta secara spontan, tanpa terorganisir berkumpul di

Alun-alun. Hal ini tidak mungkin terjadi jika Kraton tidak mempunyai kharisma

yang cukup besar di mata masyarakat. Maka, mengingat sebagian besar para

aktivis di Sekber sudah mewacanakan bentuk-bentuk keistimewaan dengan

mendukung kraton atau dua pribadi raja di Yogyakarta, bisa disebut bahwa Sekber

adalah pergantian kulit dari orang-orang yang sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

56

Pendapat Hasto tersebut secara tidak langsung menyatakan bahwa dia dan

rekan-rekannya di Sekber sudah terlibat lama dalam perjuangan keistimewaan

Yogyakarta. Maka, peristiwa Pisowanan Ageng pada bulan Mei 1998 yang dipilih

sebagai momentum awal dimulainya perjuangan. Dengan kata lain, pada saat

itulah Gerakan Keistimewaan Yogyakarta terlahir. Sangat bisa dimengerti

mengapa kelompok Sekber menjadikan peristiwa Pisowanan Ageng Mei 1998 ini

sebagai titik tolak kelahiran Gerakan Keistimewaan Yogyakarta. Beberapa aktivis

Sekber termasuk Hasto ikut merencanakan dan mengorganisir pelaksanaan acara

ini. Acara ini sebenarnya disebut sebagai Gerakan Rakyat Mataram, tapi oleh

media massa dipopulerkan dengan tajuk Pisowanan Ageng.56 Untuk selanjutnya,

orang-orang yang terlibat dalam penyelenggaraan acara ini tetap terlibat dalam

aksi-aksi dalam konteks isu keistimewaan. Dengan lebih spesifik, mereka

menyatakan dukungan terhadap penetapan.57

Logo Sekber Keistimewaan (sumber: http://www.twitter.com/)

56Keterlibatan Hasto dalam pengorganisasian acara ini dituliskan dalam catatan

pribadinya di jejaring sosial. Hasto menuliskan dalam catatan pribadinya bahwa keterlibatannya dalam event Gerakan Rakyat Mataram (Pisowanan Ageng) mulai dari perencanaan acara bersama dengan beberapa orang yang terdiri dari kerabat kraton dan para seniman. Lihat; Wasana Putra, Widihasto. (27 Februari 2009). Tribute to Mas Sapto Raharjo. http://www.facebook.com/notes/widihasto-wasana-putra/tribute-to-mas-sapto-raharjo/55066942660

57Di sisi lain, Hasto pada tahun 2003, ikut mengkritik penerbitan buku Pisowanan

Ageng: Sebuah Percakapan. Buku ini mendapat kritikan karena penulisan gejolak massa pada bulan Mei 1998 cenderung mengagungkan peran Sultan HB X, tetapi peran kelompok-kelompok mahasiswa cenderung dinafikan. Lihat: http://www.suaramerdeka.com/harian/0310/14/dar16.htm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

57

Walaupun Hasto tidak secara spesifik mengatakan pihak mana atau siapa

yang menyebut bahwa Sekber adalah kelompok pejuang baru dalam perjuangan

keistimewaan, penulis membandingkan isu ini dengan pernyataan langsung

Mulyadi, Ketua Ismaya dalam sebuah wawancara (2009), yang menyatakan

bahwa perjuangan Gerakan Keistimewaan Yogyakarta dimulai dari terbentuknya

Ismaya pada tahun 1998. Saat penulis melakukan wawancara dengan Widihasto

pada tahun 2011, Hasto menyatakan bahwa pada tahun 2009 dia bersama rekan-

rekannya sudah terlibat dalam perjuangan Keistimewaan Yogyakarta. Seperti

yang diungkapkannya; “Jadi pada tahun 98 itu kami bersama-sama lah.”

Sekber dibentuk untuk mewadahi pihak-pihak pendukung penetapan yang

beragam, termasuk mereka yang tidak mempunyai basis organisasi. Jadi, Sekber

lebih bisa disebut sebagai sebuah forum yang menghimpun beragam orang yang

mempunyai kesamaan pendapat tentang keistimewaan Yogyakarta yaitu

penetapan gubernur dan wakil gubernur. Pihak-pihak yang bergabung dengan

Sekber baik secara pribadi maupun kelompok, disebut sebagai elemen. Ungkapan

‘elemen’ ini adanya kesetaraan antar pihak tersebut.58 Hasto enggan

menyebutkan siapa saja yang tergabung dalam elemen-elemen ini, tapi Julius

mengungkapkan pada bulan Desember 2011, sudah ada 72 elemen yang tergabung

di dalam Sekber.

Cara awal membuat konsolidasi ini dilakukan dengan pengamatan awal

bahwa tema keistimewaan Yogyakarta cukup diminati publik. Hasto

mengidentifikasi bahwa tema keistimewaan Yogyakarta adalah tema kedua

58Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), elemen diartikan sebagai “zat yang

menjadi bagian dari komposisi materi utama”, “zat atau bilangan yang memiliki atom yang sama”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

58

setelah tema reformasi yang bisa menyatukan beragam pihak. Maka, akan dengan

mudah mengumpulkan orang-orang dari beragam latar belakang untuk berkumpul.

“Strategi kami multisektoral,” ungkap Hasto, saat mengistilahkan strategi

gerakan yang dilakukan di Sekber. ‘Multisektoral’ ini menjadi kata kunci untuk

memahami bagaimana aksi-aksi kelompok penetapan dalam menyampaikan

aspirasinya dengan variatif. Gaya ‘multisektoral’ menjadi ciri baru yang

diartikulasikan oleh Sekber sebagai gelombang baru gerakan keistimewaan.

Mobilisasi massa secara besar-besaran tidak lagi menjadi bagian dari

strategi gerakan. “Kalau kita bisa melawan dengan 10 orang, kenapa harus

mengerahkan 1000 orang?,” ungkap Hasto. Ungkapan Hasto ini memang

mengkritik strategi gerakan yang hanya menggunakan pengerahan massa.

Mobilisasi dinilainya tidak efektif dan memboroskan energi. “Lain halnya dengan

Ismaya. Mereka bisanya pressure massa. Namanya juga perangkat desa.

Strateginya juga sektoral. Lha wong perangkat kok,” ungkapnya.

‘Multisektoral’ adalah istilah untuk menjelaskan bagaimana sebuah

gerakan menciptakan strategi dan melakukan aksi. Dengan strategi ini, Sekber

merencanakan aksi-aksi sebagai bentuk penyampaian aspirasi dengan bentuk-

bentuk yang beragam. Maka terbentuklah peristiwa-peristiwa yang nampaknya

berbeda tapi berkaitan satu sama lain. Penghubung antar peristiwa ini yakni

Wacana Keistimewaan Yogyakarta. Secara sederhana, multisektoral ala Sekber

yaitu mengartikulasikan tema dengan berbagai cara. Maka tema ini akan semakin

luas dimengerti oleh publik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

59

Masih mengritik kelompok perangkat desa, Hasto mengungkapkan bahwa

mereka bukanlah kelompok yang mampu mengembangkan aktivitas gerakan

secara lebih kreatif. Dengan membandingkan dengan Sekber, Hasto

menambahkan bahwa dirinya adalah orang yang terbentuk dengan latar belakang

Students Movement, terlebih lagi saat mengakui keterlibatannya dalam pergerakan

mahasiswa pada tahun 1998. “Saya kan tahu teorinya,” imbuhnya saat

membicarakan tentang mengelola sebuah gerakan.

Hasto tidak merinci teori gerakan sosial apa yang diaplikasikannya dalam

Sekber. Namun, nampak jelas bahwa adanya aplikasi pengetahuan dalam

aktivitas-aktivitas gerakan sosial. Berkembangnya gerakan keistimewaan sampai

pada fase terbentuk dan berkembangnya Sekber sudah merambah ke ranah-ranah

lain diluar mobilisasi massa. Hal ini dimungkinkan karena adanya basis

pengetahuan yang cukup kuat untuk mengorganisir sebuah gerakan.

Mengorganisir gerakan bukan sekedar menggunakan mobilisasi massa.

Penyampaian aksi protes sebagaimana dilakukan oleh sekber lebih

mengedepankan aksi-aksi simbolik. Dengan aksi simbolik ini, memungkinkan

untuk merangkum banyak orang dalam berbagai kepentingan atau memiliki

kepedulian atau kepentingan yang sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

60

Sekber Keistimewaan saat pelaksanaan salah satu aksi simboliknya (Sumber:http://detik.com)

Ada pemahaman bersama bahwa pemerintah pusat adalah penjajah baru.

Keberadaan pemerintah pusat saat ini melalui Presiden SBY, Kabinet Indonesia

Bersatu, dan Partai Demokrat adalah representasi penjajah. Keberadaan mereka

sama saja dengan pemerintah kolonial pada masa Hindia Belanda. Hasto sempat

mengkoordinasikan sebuah acara penyobekan bendera Belanda melalui jejaring

sosial Facebook. Salah seorang rekannya mengkritik bahwa penyobekan bendera

Belanda sudah tidak relevan. Pada saat pelaksanaan acara, adegan penyobekan

bendera tidak jadi dilaksanakan.

2. Aktor-aktor gerakan

Para aktivis Sekber adalah orang-orang yang berdomisili di kawasan perkotaan

Yogyakarta dengan beragam latar belakang. Karakteristik ini berbeda dengan

kelompok perangkat desa yang tinggal di pedesaan dan mempunyai latar belakang

yang relatif sama. Pengusaha, spiritualis, dan seniman adalah profesi-profesi para

aktivis ini.

Keragaman tidak hanya terlihat dalam latar belakang profesi, tapi juga

etnisitas dan religi. Julius Felicianus Tualaka, pemilik Galang Press yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

61

menyediakan kantor penerbitannya sebagai ‘base camp’ adalah warga Yogyakarta

yang berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Demikian juga Ki Demang

Syafifudin, adalah orang Sunda yang tinggal di Yogyakarta. Walaupun mereka

mempunyai latar belakang yang berbeda, orang-orang ini adalah warga

Yogyakarta yang berdomisili dan mempunyai mata pencaharian di Yogyakarta.

Sebagai contoh, Cak Harno warga keturunan Madura yang memimpin kelompok

FJR (Forum Jogja Rembug). Kelompok ini bergerak di bidang usaha keamanan

dan lahan parkir. Hasto mengungkapkan,“Kita memang tidak ingin primordial.

Lha ini orang NTT (sambil menunjuk Julius). Pak Tagor itu orang Batak. Cak

Harno itu Madura. Orang-orang itu malah militan. Mereka nggak terima Yogya

diperlakukan seperti ini”. Menegaskan tentang pluralnya latar belakang rekan-

rekannya di Sekber, Hasto menyatakan; “Kita memang ingin melunturkan kesan

primordial”.

Sangat kontras dengan karakteristik gelombang kelompok Pro Penetapan

sebelumnya yaitu Ismaya yang mewakili golongan perangkat desa membentuk

corak tertentu yang terlihat.59 Maka, massa yang terhimpun oleh kelompok

perangkat desa ini menampakan ciri yaitu, jawa, pedesaan, dan sangat terikat

dengan tradisi budaya jawa. Selain itu, pengembangan gagasan atas keaslian

Yogyakarta juga mulai mengarah ke meliyankan para pendatang yang tidak

59Kelompok besar yang berbasis masyarakat pedesaan ini turun-temurun menempati

wilayah dan terikat dengan tradisi yang erat dengan keberadaan Kraton. Pembacaan atas karakteristik masyarakat dari golongan ini terlihat dari kepanjangan arti dari Ismaya (ing sedya mematri aslining Ngayogyakarta), yang mengungkapkan bagaimana mempertahankan keaslian Yogyakarta. Paparan lebih lanjut tentang dimensi politik identitas dalam wacana Keistimewaan Yogyakarta dalam Mashudi, Wawan. “Komodifikasi Identitas: Reproduksi Wacana Asli dan Pendatang dalam Debat Keistimewaan DIY,” dlm. Politik Identitas: Agama, Etnisitas, dan Ruang/Space dalam Dinamika Politik di Indonesia dan Asia Tenggara. Salatiga: Percik, 2009.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

62

memahami keistimewaan Yogyakarta. Secara tidak langsung para pendatang telah

dicurigai menjadi penghambat dalam wacana penetapan.

Julius mengungkapkan; “Saya pernah ditanya oleh seseorang, kenapa

anda yang bukan orang Jawa dan beragama Katolik justru mendukung

keberadaan Kraton di Jawa yang mencerminkan Kerajaan Islam? Memangnya

ada masalah apa?, kata saya”.60 Di lain kesempatan Demang juga

mengungkapkan, “Saya justru salut pada rekan-rekan yang beragama nasrani.

Mereka mendukung satu-satunya Kerajaan Islam yang masih hidup di Indonesia”.

Sebagian aktivis memang mempunyai latar belakang non-muslim. Hal yang

mengembangkan motivasi mereka lebih dilandasi karena mereka adalah warga

Yogyakarta.

Keragaman latar belakang di Sekber menjadi wajar karena kondisi sosial

Kota Yogyakarta memang plural. Kota Madya Yogyakarta dan sekitarnya di

Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul terdapat ratusan sekolah dan perguruan

tinggi yang menyedot ribuan orang dari luar daerah. Sebagian dari mereka tetap

tinggal di Yogyakarta untuk bekerja atau berkeluarga. Para aktivis Sekber yang

berasal dari luar daerah, selain bekerja di Yogyakarta juga mempunyai istri orang

Yogyakarta.

Beberapa orang yang terlibat di kelompok pro-penetapan memang

mempunyai hubungan kedekatan dengan Kraton baik melalui kekerabatan atau

hubungan kerja. Tagor, salah satu yang terlibat di Sekber, dalam suatu pertemuan

60Wawancara, Julius, Desember 2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

63

Sekber yang dihadiri banyak orang pernah mengatakan bahwa dia melakukan

komunikasi dengan keluarga besar Kraton.

Hubungan-hubungan kedekatan dengan Kraton ini menjadi pengalaman

keseharian mereka dalam memainkan peran mereka baik secara ekonomis, politis,

maupun kultural. Sebagai contoh, Pak Bei (Tato) adalah representasi sebagian

golongan masyarakat pendukung penetapan. Sebagai abdi dalem, posisinya adalah

pelayan tradisi kraton yang mempunyai loyalitas yang tinggi terhadap rajanya.

Pak Bei yang pernah menjadi komandan Banser NU ini juga mengikuti

Pisowanan Ageng 1998, yang dia sebut sebagai Gerakan Rakyat Yogyakarta

(GRY).

Suasana paguyuban terbentuk dalam interaksi pribadi. Kesamaan tujuan

untuk mendukung penetapan membawa mereka dalam suasana keakraban.

Orang-orang dengan perbedaan latar belakang ini menjadi saling mengenal.

Suasana paguyuban ini menciptakan keakraban sehingga tercipta kedekatan yang

membuat mereka mengakses bidang-bidang lain di luar keseharian mereka. Isu

tentang keistimewaan tidak selalu menjadi topik pembicaraan. Dunia bisnis,

spiritualitas, kenalan, hantu dan hal-hal lain menjadi topik yang sering muncul

dalam pembicaraan-pembicaraan informal mereka.

Pergaulan di komunitas pro penetapan ini justru memperkuat jaringan

mereka. Seperti yang terlihat di dalam pergaulan, banyak orang dari berbagai latar

belakang ini berkumpul untuk mereka dengan mengenal satu sama lain. Saat saya

melakukan wawancara dengan Demang, dia mengungkapkan bahwa dia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

64

mempunyai bisnis jasa persewaan,“Kalau anda ada event, bisa kontak saya,”

ujarnya.

Kelompok ini lebih menjadi semacam forum yang menghimpun beberapa

orang. Kemudian, forum ini membesar karena semakin banyak orang yang terlibat

di dalamnya. Semisal, Demang yang menjadi aktivis di Forum Persaudaraan Umat

Beriman (FPUB) dan Komunitas Sunda Wiwitan, kelompok etnis Sunda di

Yogyakarta. Kemudian, Cak Harno yang mempunyai organisasi bernama Forum

Jogja Rembug (FJR), sebuah kelompok yang bergerak di bisnis lahan parkir dan

bisnis lainnya.

3. Kelompok Elit Gerakan

Walaupun tidak ada jajaran pengurus, kelompok ini mempunyai sekelompok kecil

orang yang menjadi elit gerakan. Mereka merumuskan konsep, menyusun strategi,

serta menentukan aksi. Jadi, tetap ada orang-orang tertentu yang bertindak sebagai

pengurus walaupun tidak pernah ada pengurus resmi.

Sekelompok ‘pemikir’ gerakan ini juga menjalin komunikasi dengan

Sultan HB X secara informal. Demang mengungkapkan bahwa Sultan HB X

pernah menghubungi mereka via sms ke ponsel masing-masing. Kelompok ini

disebut sebagai kelompok 11 karena jumlahnya 11 orang. Kemudian, kelompok

inti ini disebut kelompok 12, karena jumlahnya bertambah. ”Sri Sultan

menghubungi kami lewat SMS. Saat bertemu, kami membicarakan perkembangan

terbaru tentang keistimewaan”, ungkap Demang. Para elit gerakan ini yang

menjadi ‘otak’ dalam gerakan yang dioperasikan oleh Sekber. Bagaimana harus

mengembangkan atensi publik, menjaring banyak pihak yang terlibat, dan aksi-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

65

aksi yang harus dilakukan, adalah poin-poin penting yang dibicarakan dalam

pertemuan-pertemuan terbatas yang dilakukan di ‘kantor’ ini.61

Di dalam Sekber, tidak ada batas-batas komunikasi yang kaku dalam

rangka membentuk jejaring. Para aktivis Sekber juga melakukan koordinasi

dengan pihak-pihak lain yang terlihat bukan menjadi bagian dari Sekber. Pihak-

pihak yang terjaring tidak terbatas institusi, tapi juga pribadi-pribadi yang

mempunyai peran penting.

Yang terjadi adalah Sekber menjadi ‘kelompok strategis informal’. Mereka

melakukan komunikasi dengan berbagai pihak, bergerak tanpa diketahui, dan

melakukan aksi secara sistematis, efektif, dan efeknya luas.

B. MENGEMBANGKAN IDEOLOGI KEISTIMEWAAN

Secara lebih khusus, bagaimana menuliskan realitas gerakan sosial dengan

perspektif budaya bisa dilakukan dengan mengungkap beberapa aspek yaitu nilai-

nilai bersama, perilaku, bahasa, tradisi, simbol, bentuk-bentuk lain yang dibuat

oleh orang-orang gerakan tersebut. Penanda (marker) untuk menggambarkan

dinamika dalam gerakan sosial yang paling nampak yaitu ideologi atau

seperangkat kepercayaan.62

61Wawancara dengan Ki Demang Syafifudin Desember 2011. Demang tidak bersedia

merinci siapa saja yang tergabung dalam kelompok 12 ini. Tapi secara tidak langsung Demang memberikan informasi bahwa segelintir orang ini adalah kelompok inti Sekber yang di dalamnya ada Hasto, Julius, dan dirinya sendiri.

62John Lofland (1995). “Charting Degrees of Movement Culture: Tasks of the Cultural

Cartographer,” dlm. Johnston & Klandermans (ed.). Social Movements and Culture.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

66

Dalam bahasan ini saya mencoba merekam bagaimana kalangan bawah

(dalam hal ini masyarakat pengikut gerakan penetapan) berceloteh tentang

keistimewaan Yogyakarta. Pada prinsipnya, konsep Keistimewaan Yogyakarta

dipahami sebagai penetapan Sultan HB dan Adipati PA yang bertahta sebagai

gubernur dan wakil gubernur tanpa dibatasi oleh periode tertentu. Penafsiran akan

keistimewaan dalam bentuk-bentuk yang lain bukan menjadi prioritas utama.

Sejarawan PJ Soewarno (2011) mengungkapkan bahwa bentuk keistimewaan di

Yogyakarta terletak pada pemilihan kepala daerah. Untuk bentuk-bentuk

penafsiran keistimewaan yang lain, tidak berbeda dengan daerah lain yang

mendapatkan otonomi khusus. Pendapat ini menjadi pendapat umum bagi para

aktivis pro penetapan di Sekber. Senada, para aktivis pro penetapan berulang kali

menyatakan; “Sultan is Gubernur, Gubernur is Sultan”. “Yang lain (penafsiran

yang lain) itu derivasinya,” sebagaimana diungkapkan oleh Hasto.

Sejauh belum ada kepastian tentang penetapan, maka bagi mereka

penetapan kedua pribadi Sultan Hamengku Buwono dan Adipati Paku Alam yang

bertahta sebagai gubernur dan wakil gubernur DIY yang sah secara hukum. Maka

bisa disimpulkan pula, bahwa ideologi Keistimewaan Yogyakarta adalah posisi

raja sebagai kepala daerah.

Pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana ideologi utama ini

dikembangkan dengan pengetahuan-pengetahuan lain yang dipopulerkan. Berikut

ini adalah pengetahuan-pengetahuan yang kemudian berkembang sebagai

pendukung pemahaman bahwa penetapan adalah penafsiran utama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

67

1. Budaya Adiluhung

Muncul pemahaman bahwa nilai-nilai tradisi budaya jawa yang ada di Yogyakarta

telah memberi inspirasi bagi para founding father untuk merumuskan ideologi

negara Indonesia. Hamah Sagrim, seorang koordinator mahasiswa asal Papua

yang mendukung keistimewaan Yogyakarta mengungkapkan bahwa nilai-nilai

lokal yang berkembang di tradisi budaya Jawa telah menjadi inspirasi bagi

pembentukan simbol dan ideologi negara. Sagrim mengungkapkan,”Bukankah

Garuda itu dari Jawa?”, dengan pertanyaan ini dia menafsirkan bahwa apa

simbol Negara diadopsi dari khasanah tradisi Jawa di Yogyakarta.

Keyakinan ini kemudian diartikulasikan berulang-berulang dalam

pembicaraan informal di masyarakat. Seperti doktrin, wacana ini meluas.

Masyarakat umum pun banyak yang menjadikan wacana ini sebagai keyakinan

yang mengobarkan semangat untuk mendukung isu penetapan dalam wacana

keistimewaan Yogyakarta.

“Bagaimana mungkin, sebuah negara berani melawan negara lain yang

pernah ikut membantu melahirkan dan mengasuhnya saat kecil?”, ini sebuah

ungkapan yang beredar di dalam pembicaraan keseharian masyarakat pendukung

penetapan. tidak jelas siapa yang pertama mengungkapkan, tapi sudah meluas.

Ungkapan ini menandakan bahwa telah muncul imaji tentang Yogyakarta sebagai

sebuah negara berdaulat yang sudah seharusnya mendapatkan perlakuan khusus.

Pemerintahan SBY dan kabinetnya telah dianggap kuwalat. Dengan

membuat sistem pemilihan untuk menentukan jabatan gubernur dan wakil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

68

gubernur, pemerintah pusat dianggap terlalu berani untuk menggoyahkan

kekuasaan mistis yang ada dalam keberadaan Sultan dan Kraton.

2. Negara Berdaulat

Berkembanglah pendapat bahwa Yogyakarta pernah menjadi negara berdaulat.

Sebelum perbincangan tentang wacana keistimewaan, imaji bahwa Yogyakarta

pernah menjadi negara berdaulat hampir atau tidak pernah muncul dalam

perbincangan-perbincangan informal. Setelah isu keistimewaan menjadi populer,

banyak orang membicarakan tentang ‘negara’ Yogyakarta ini di masa lampau.

“Kami adalah pejuang”, ungkap salah seorang koordinator aktivis

kelompok pro-penetapan. “Sebenarnya, kami merasa lelah, siang-malam. Tapi ya

begini, yang namanya pejuang itu harus berjiwa patriotik”, dia menambahkan.

Keikutsertaannya dalam kelompok pro-penetapan diartikulasikan sebagai

perjuangan membela bangsa. Patriotisme, sebagai sebuah sikap membela bangsa,

dia wujudkan dalam aktivitas di kelompok pro-penetapan.

Kemudian, pemahaman bahwa Yogyakarta adalah negara berdaulat ini

berkembang ke arah penolakan penyebutan propinsi. Bagi mereka, Yogyakarta

memang bukan propinsi. Yogyakarta dipahami sebagai sebuah negara bagian

yang ‘dihaluskan’ dengan nama daerah istimewa.

3. Jasa Besar Sang Raja

Narasi tentang pribadi Sultan HB IX menempati peran yang signifikan dalam

pemahaman besar ideologi keistimewaan. Pribadi Sultan HB IX dipahami sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

69

‘teladan fundamen nasionalisme Indonesia’. Pemahaman ini bermuara pada peran

Sultan HB IX saat revolusi fisik pada tahun 1946 – 1949.

Pada bab sebelumnya sudah dijelaskan bagaimana peran Sultan HB IX

dalam memainkan perannya dalam keterlibatan melawan invasi pasukan Belanda.

Kisah historis tersebut menjadi grand narrative yang wajib diketahui oleh semua

orang, terutama mereka yang berniat memperjuangkan kepentingan Yogyakarta

menghadapi ‘serangan penjajah’ yaitu kebijakan politik pemerintahan SBY.

Pribadi Sultan HB IX adalah figur pahlawan utama dalam narasi besar

Keistimewaan Yogyakarta. Walau argumentasi tentang legitimasi keberadaan

daerah istimewa berakar dari keberadaan vasal pada masa kolonial, argumentasi

tentang legitimasi Keistimewaan Yogyakarta lebih banyak berkembang pada

narasi kehidupan sang raja, terutama aktivitas Sultan HB IX pada periode waktu

1946 – 1949.

Dalam pemikiran para aktivis gerakan, jasa besar Sultan HB IX pada saat

negara Indonesia mengalami masa krisis tersebut memperkuat argumen bahwa

konsep keistimewaan Yogyakarta sudah final dan tidak perlu dipertanyakan lagi.

Argumen berikut ini menjadi argumentasi bersama: “Jika Sultan HB IX

tidak mendukung keberadaan RI. Apakah sampai saat ini, Indonesia masih ada?”.

Maka,bagi mereka yang menyebut dirinya pro penetapan, pengesahan

keistimewaan dengan penetapan gubernur dan wakil gubernur sudah menjadi hak

yang sah bagi rakyat Yogyakarta karena jasa besar Sultan HB IX.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

70

C. SIASAT PERLAWANAN GERAKAN

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa gaya multi sektoral menjadi

ciri khas dalam dinamika gerakan di Sekber. Mencermati multi sektoral ala

Sekber ini, membawa pemahaman ke arah bagaimana mengartikulasikan multi

sektoral dalam teknik-tekniknya. Berikut ini adalah beberapa teknik-teknik

signifikan yang dijalankan oleh Sekber dalam rangka mengaplikasikan strategi

multi-sektoral.

Walaupun Sekber melakukan beragam teknik, hanya beberapa yang

digarisbawahi dalam penulisan penelitian ini, yaitu; 1) Koalisi Taktis, 2)

Reproduksi Sejarah, 3) Permainan Simbolik, 4) Penciptaan Musuh Bersama.

Menjabarkan beberapa teknik ini terkait dengan relasi kuasa yang akan dijabarkan

di bab selanjutnya.

1. Koalisi Taktis

Di Yogyakarta, ada beragam kelompok sosial. Kondisi ini dimanfaatkan oleh

Sekber untuk menghimpun banyak pihak. ”Kita cari orang-orang dari seluruh

Indonesia ada. Disini banyak wisma-wisma mahasiswa”, kata Julius. Hasto juga

mengungkapkan: “Semua anasir Nusantara itu ada di Jogja. Tinggal

menghubungi mereka. Kita tidak semata-mata memobilisasi mereka, tapi juga

memberikan pemahaman”.

‘Mobilisasi’ yang dimaksudkan adalah pengerahan massa untuk acara-

acara tertentu yang dikoordinasikan oleh Sekber. Acara-acara ini simbolik.

Pengerahan massa tidak selalu menampakkan bentuk protes terbuka seperti

demonstrasi.“Untuk menyerang Jakarta, kami tidak bisa menggunakan isu lokal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

71

saja. Harus ada isu nasional”. Sekber tidak ingin ‘sendirian’ untuk menyerang

pemerintah pusat. Selama ini kelompok pro-penetapan menjalin komunikasi

dengan pihak-pihak lain yang juga mempunyai ketidak sepahaman dengan

kebijakan pemerintah. Oleh karena itu, untuk memperkuat diri, pihak-pihak lain

tersebut dihimpun menjadi satu pihak dengan satu gagasan.

“Kami melakukan koalisi taktis”, ungkapnya. Koalisi taktis ini artinya

bekerjasama dengan pihak-pihak yang sedang menggugat pemerintah pusat.

Dengan melakukan kerjasama ini, tema keistimewaan Yogyakarta akan semakin

dikenal oleh publik, sehingga memperkuat tekanan kepada pemerintah pusat.

Salah satu pihak yang diajak oleh Sekber berkoalisi taktis yaitu ormas Parade

Nusantara (Persatuan Aparat Desa Nusantara). Parade Nusantara adalah sebuah

ormas yang merangkum aparatur perangkat desa di seluruh Indonesia. Asosiasi ini

mempunyai agenda untuk memperjuangkan disahkannya UU perdesaan. Implikasi

dari disahkannya aturan ini yaitu pada alokasi dana sekian persen dari

APBN.“Dengan kerjasama ini, saya melihat keistimewaan Yogyakarta gaungnya

sudah nasional”, menjelaskan tujuan konkrit yang dicapai dalam koalisi taktis.

‘Ruang Komunikasi’ dan ‘Jejaring Sosial’ yang diungkapkan oleh Hasto

bisa menjelaskan bagaimana koalisi taktis ini dibentuk. Seperti jejaring sosial di

internet, Sekber menjalin komunikasi dan menghimpun sebanyak-banyaknya

kelompok-kelompok sosial yang ada di Yogyakarta. Kelompok-kelompok ini

dihimpun dan kemudian dikoordinasikan dalam program-program tertentu untuk

menyampaikan aspirasi tentang penetapan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

72

Pola kerjasama atau gaya berjejaring yang dilakukan bersifat

‘transaksional’. “Transaksional itu ya artinya ya saling-silang”, ungkap Hasto

menyederhanakan maksud dari ‘transaksional’ ketika membicarakan tentang

komunikasi antar pihak dalam kegiatan-kegiatan di Sekber. Ungkapan

transaksional ini sekaligus menjelaskan bagaimana sebagian kelompok-kelompok

tertentu bekerjasama dengan Sekber dan saling menata antar kepentingan dalam

satu wahana yang sama.

***

Untuk mengetahui lebih dalam tentang keterlibatan kelompok-kelompok

yang merepresentasikan penduduk Yogyakarta yang berlatar belakang non Jawa.

Kelompok-kelompok massa ini sudah berinteraksi dengan kelompok-kelompok

pro penetapan, oleh karena itu, saya akan sejenak melihat ke belakang sebelum

terbentuknya Sekber Keistimewaan.

Dimulai dari kelompok-kelompok mahasiswa Papua di Yogyakarta. Para

mahasiswa papua di Yogyakarta mempunyai banyak organisasi yang

menghimpun mereka dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil. Satu hal yang

menyatukan pemahaman mereka yaitu kesadaran akan identitas Papua yang

mereka miliki. Sebagian dari mereka berkumpul dalam kelompok-kelompok yang

secara kritis mewacanakan tema-tema yang terkait kondisi sosial politik di Papua.

Bahkan, sebelum Sekber terbentuk, sekelompok mahasiswa Papua yang

berdomisili di Yogyakarta melakukan aksi dukungan untuk Wacana

Keistimewaan Yogyakarta. Pada saat pelaksanaan demonstrasi besar-besaran di

halaman gedung DPRD, para mahasiswa asal Papua ini ikut serta. Kehadiran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

73

mereka dalam gelombang besar ribuan massa ini menarik perhatian. Dengan

kostum adat Papua lengkap dengan senjata tradisional, mereka menari-nari

membuat kamera para jurnalis tertuju pada mereka.63

Hamah Sagrim, aktivis mahasiswa asal Papua yang terlibat dalam

koordinasi aksi tersebut mengungkapkan bahwa aksi tersebut adalah mewakili

sikap seluruh warga Papua yang ada di Yogyakarta.64 Walaupun sebenarnya

beberapa aktivis pergerakan mahasiswa papua menuturkan bahwa aksi yang

dilakukan oleh beberapa kelompok mahasiswa papua itu tidak mewakili seluruh

pendapat mahasiswa papua atau kepentingan rakyat papua secara langsung.

Lechzy Degey salah satu aktivis kelompok mahasiswa di Yogyakarta

berpendapat, mereka yang terlibat dalam aksi dukungan tersebut adalah orang-

orang yang secara personal mempunyai kedekatan pribadi dengan para aktivis

gerakan pro-penetapan. Mereka adalah para mahasiswa Universitas Widya

Mataram Yogyakarta (UWMY) adalah sebuah Perguruan Tinggi yang didirikan

oleh Sultan HB IX.65

Walaupun Lechzy berpendapat bahwa aksi massa itu hanya mewakili

sebagian kecil kelompok mahasiswa Papua, dia mengakui bahwa organisasi-

organisasi yang menghimpun warga Papua di Yogyakarta menyatakan

mendukung gagasan kelompok pro-penetapan. Salah satu kelompok yaitu,

63Pengamatan langsung (13 Desember 2010) 64Hamah Sagrim, wawancara (5 November 2011) 65Sebagai catatan, beberapa mahasiswa asal Papua ini direkrut oleh salah seorang

pengajar sekaligus rektor UWMY, Prof. Dr. Suyanto yang juga tergabung dalam salah satu kelompok pro-penetapan yaitu Gerakan Keistimewaan Rakyat Yogyakarta (Gentaraja). Informasi ini saya dapatkan dari salah seorang staf UWMY, 28 Januari 2011.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

74

Lembaga Intelektual Tanah Papua (LITP), menyatakan sikap resmi dukungannya

di kompleks Pura Pakualaman. Hal ini tidak mungkin dilakukan jika tidak ada

koordinasi antara kelompok-kelompok mahasiswa ini dengan kelompok-

kelompok pro penetapan. Sagrim pernah mengungkapkan bahwa dia pernah

berkumpul bersama kelompok-kelompok ‘elemen’ dalam suatu makan malam

bersama Sultan HB X.

Anak sulung dan anak bungsu adalah metafor yang digunakan kelompok

papua terhadap isu keistimewaan ini. Sagrim mengungkapkan, “Jika Yogyakarta

sebagai anak sulung diperlakukan seperti ini, bagaimana dengan kami yang anak

bungsu?”. Dukungan terhadap wacana keistimewaan Yogyakarta oleh kelompok

masyarakat Papua ini bertumpu pada permasalahan yang terjadi di Papua.

Demikian juga Lechzy yang berujar, “Tidak mungkin pohon manga berbuah

manggis. Pemerintah jangan sewenang-wenang. Demokrasi yang lebih cocok

untuk kita adalah demokrasi kesukuan”.

Hal serupa juga dilakukan oleh kelompok masyarakat Yogyakarta yang

berasal dari NTT. Sekelompok massa dengan latar belakang keturunan Flores

mengorganisir diri untuk bergabung dalam mobilisasi ribuan massa pendukung

penetapan di halaman gedung DPRD. Salah seorang peserta mengungkapkan,

mereka diorganisir salah seorang tokoh masyarakat NTT di Yogyakarta.66

.***

66Santo, salah seorang peserta aksi massa mengungkapkan bahwa beberapa warga

Yogyakarta keturunan NTT di Yogyakarta berkumpul untuk mengerahkan massa. Dia menyebutkan bahwa dia dan teman-temannya diajak oleh seorang pengusaha keturunan NTT yang memiliki Radio Sasando FM. Ketika saya menanyakan mengenai motivasi dukungannya untuk mendukung keistimewaan Yogyakarta, dengan jujur dia mengakui tidak mengerti. Keterlibatnnya hanya sekedar dimobilisasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

75

Setelah terbentuknya Sekber, dukungan masyarakat Yogyakarta yang

beragam latar belakang tersebut dilihat sebagai salah satu faktor yang menguatkan

aksi protes. Isu ketidakadilan memerankan peranan dalam jalinan koordinasi ini.

Pemerintah pusat terkesan menjadi musuh bersama. Terutama, kebijakan-

kebijakan pemerintah pusat yang terepresentasikan melalui keberadaan Presiden

SBY dan Partai Demokrat. Menyadari potensi wacana ini, para aktivis Sekber

berkomunikasi juga dengan pihak-pihak lain yang berdomisili di Riau,

Kalimantan, Bali, dsb. Kemudian, wajah massa di Sekber menjadi terlihat

berwarna.

2. Memancing Media dengan Aksi Simbolik

“Kalau dulu, mereka nggak bisa reka-reka (merencanakan) ngumpulke media…”,

Hasto mengungkapkan. Saat Sekber menguat, kesadaran untuk terlihat di media

menjadi lebih tinggi. Keberadaan media, menjadi hal yang signifikan untuk

membuat isu yang diwacanakan oleh gerakan menjadi semakin besar.

Pada masa maraknya gerakan pro-penetapan sebelum Sekber, media

memang membuat tema keistimewaan dikenal publik. Tapi, tema ini hanya

dikenal publik saat momentum-momentum tertentu yaitu pada saat menjelang

habisnya masa jabatan gubernur dan wakil gubernur. Saat momen-momen

tersebut, terjadi mobilisasi massa, maka sangat memungkinkan media

mengekspos peristiwa tersebut. Atensi media meningkat saat momentum

pernyataan Presiden SBY. Media baik cetak maupun elektronik selama

berminggu-minggu memberitakan protes terhadap pernyataan presiden ini.

Pemberitaan besar mulai menyurut saat ada peristiwa-peristiwa lain yang lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

76

menarik fokus perhatian media massa. Tema keistimewaan Yogyakarta kembali

surut dan tidak lagi tampil di tajuk-tajuk utama media.

“Semoga masyarakat tetap mengawasi perkembangan keistimewaan

Yogyakarta. Jangan sampai ada pengalihan isu”, ungkap Hasto dihadapan

puluhan aktivis Sekber di Galang press pada bulan Desember 2011. Dilihat dari

ungkapan Hasto tersebut, memperlihatkan adanya kesadaran yang tinggi akan

pentingnya media sebagai bagian dari alat propaganda. Prinsip efektivitas dan

efisiensi menjadi prinsip yang penting untuk selalu menyuarakan pendapat agar

semakin dikenal publik secara luas. Dengan mobilisasi massa besar-besaran tidak

hanya ‘boros energi’ tapi juga tidak konstan.

Pemberitaan media kemudian dipilih untuk membuat gerakan semakin

membesar. Di tingkat lokal, media-media cetak yang ada di Yogyakarta sudah

bisa dipastikan akan memberikan perhatian yang lebih untuk tema keistimewaan

Yogyakarta. Koran Kedaulatan Rakyat (KR) yang menjadi koran lokal terbesar di

DIY mempunyai hubungan yang dekat dengan mantan Bupati Bantul, H. Idham

Samawi. Istri Idham, Ida Samawi yang menjadi Bupati Bantul setelahnya, bahkan

ikut turun ke jalan bersama ribuan massa dalam rangka mendukung penetapan.

Maka, media lokal ini memberikan space berita tentang polemik keistimewaan

Yogyakarta setiap harinya. Salah satu pemberitaan favorit adalah pemberitaan

tentang aktivitas di Sekber.

Menyadari pentingnya media, Sekber selalu mengkoordinasikan media

dengan mengundang wartawan. Hasilnya, aksi-aksi protes selalu menjadi berita di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

77

media. Cara ini terbukti efektif, sepanjang tahun 2011 sampai 2012 aktivitas

selalu diberitakan di media-media cetak maupun online.

Sejak awal, kelompok-kelompok pro-penetapan sudah merebut media.

Tapi perhatian media tidak cukup, Sekber menciptakan aksi protes yang atraktif.

Protes mulai dikembangkan di ranah simbol-simbol. Berbicara tentang simbol-

simbol sebagai bagian dari aksi protes, tanpa koordinasi, simbol visual berupa

bendera Haba, sudah menjadi tren visual yang menghiasi jalan-jalan di

Yogyakarta.

Pengibaran bendera Haba yang menjadi tren dalam masyarakat, ikut

dipopulerkan oleh Sekber. Dalam setiap aksinya, bendera haba selalu dikibarkan.

Sangat dimungkinkan, kelompok-kelompok elemen di dalam Sekber

memproduksi bendera ini dan menyebarkannya secara massif. Pemopuleran

bendera ini menjadi proses kreatif yang menarik perhatian media sehingga

membuat fenomena ini diliput oleh media. Efeknya, pemasangan bendera haba

menjadi tren yang menjamur.

Sekber mengembangkan situasi ini. Kedekatan para aktivis Sekber dengan

kalangan seniman memungkinkan kelompok ini mengembangkan penciptaan-

penciptaan yang kreatif dalam rangka meekspresikan protes. Maka dimulailah

aksi-aksi Sekber yang atraktif tanpa menggunakan mobilisasi massa besar-

besaran. Aksi-aksi ini simbolik dan menimbulkan kesan. Keterlibatan orang-orang

dengan beragam latar belakang termasuk seniman membuat aksi-aksi protes

menjadi seperti halnya pertunjukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

78

Kadang, dalam aksi-aksinya, Sekber menampakkan nama-nama forum

yang berbeda. Nama-nama forum semacam Forum Masyarakat Yogyakarta

(FMY), Gerakan Rakyat Mataram (Geram),dsb. Walaupun punya banyak nama,

tapi orang-orangnya sama.

Menarik perhatian media dengan pertunjukan-pertunjukan atraktif yang

sarat simbol ini menjadi semacam promosi yang efektif dalam kegiatan marketing.

Para aktivis gerakan ini ingin membuat wacana yang dimainkan ini menjadi

semakin luas dikonsumsi oleh publik. Dengan aksi-aksi atraktif ini, secara tidak

langsung media berperan menjadi promosi untuk tema keistimewaan Yogyakarta.

Maka, terciptalah sebuah pasar pengetahuan yang membuat banyak orang

mengakses informasi dan mengonsumsi pengetahuan tentang tema keistimewaan

Yogyakarta sedikit demi sedikit.

3. Reproduksi Sejarah

“Kalau saya, selalu menggunakan sejarah sebagai basis berpikir. Makanya,

dalam acara-acara yang diselenggarakan oleh Sekber, ada kaitannya dengan

sejarah”, ungkap Hasto. Pak Bei, salah satu aktivis di Sekber yang pernah

menjadi komandan banser dengan lantang mengatakan, “Adik-adik belajar

sejarah dulu. Boleh saja berkegiatan tapi jangan lupa sejarah”. Anjuran tersebut

diungkapkannya kepada perwakilan sebuah kelompok mahasiswa. Di lain

kesempatan, saya pernah berbincang dengan beberapa orang yang terlibat dalam

Sekber. “Sejarahnya kan …”, “Lho, menurut Sejarah …”, “Faktanya, dalam

sejarah…”, kata ‘sejarah’ selalu diungkapkan ketika berbicara tentang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

79

keistimewaan Yogyakarta. ‘Sejarah’ menjadi kredo yang selalu diucapkan oleh

mereka yang berpendapat bahwa keistimewaan harus dipertahankan.

Ada apa dengan sejarah? Bambang Purwanto (2003) yang cenderung

posisi bersebrangan, mengritik bahwa basis pemikiran para pendukung

keistimewaan (pro-penetapan) terletak pada legitimasi historis. Padahal, legitimasi

historisnya tidak cukup kuat untuk dijadikan argumen. Alasan historis untuk

menyatakan keistimewaan yang dimiliki Yogyakarta mempunyai banyak

kelemahan dalam konteks sejarah sebagai ilmu. Argumen historis ditafsirkan

sewenang-wenang untuk legitimasi ambisi politik. “Sejarah menjadi kata keramat

yang kedua setelah istimewa”.67

Kelompok Pro-Penetapan mempunyai pandangannya sendiri. Mereka

menganggap pemerintah pusat dianggap mengalami amnesia sejarah. Kehilangan

memori sejarah ini yang kemudian menjadikan gerakan keistimewaan mencoa

mereproduksi ulang narasi sejarah atas keberadaan Yogyakarta dalam lingkup

kekuasaan Republik Indonesia. Caranya, dengan menceritakan kembali narasi

historis pada tahun 1940’an terutama pada periode 1946 – 1949, saat ibukota

Republik Indonesia dipindahkan dari Jakarta ke Yogyakarta.

67Sebagaimana dituliskan oleh Bambang Purwanto dalam Keistimewaan yang sarat

beban sejarah. Sejarawan Bambang Purwanto menilai polemik keistimewaan Yogyakarta ini penuh dengan beban sejarah. Argumen-argumen dari semua kelompok yang berpendapat tentang Keistimewaan Yogyakarta mengandalkan legitimasi historis dan sebagian penafsiran atas sejarah menjadi anakronis. Penilaian Bambang Purwanto bersebrangan dengan sejarawan-sejarawan lain yang mendukung posisi sentral Sultan dan Adipati di Yogyakarta, sekaligus menunjukan posisinya dalam dikotomi masyarakat soal keistimewaan. Tapi, yang digarisbawahi adalah bagaimana nama ‘daerah istimewa’ ini pertama kali terungkap. “Ngayogyakarta Hadiningrat dan Pakualaman berbentuk kerajaan yang merupakan Daerah Istimewa dari Negara Republik Indonesia,” pernyataan ini terdapat dalam amanat Sultan HB IX dan Adipati PA VIII dalam maklumat yang dikenal sebagai maklumat 5 September 1945.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

80

Dengan dihapuskannya jabatan turun-temurun maka menjadi tindakan

yang tidak tahu balas budi. Keistimewaan Yogyakarta yang ditafsirkan sebagai

penetapan jabatan gubernur dan wakil gubernur secara turun temurun, sudah

menjadi hak istimewa yang seharusnya diterima oleh masyarakat Yogyakarta.

Tapi bisa dipahami karena tidak banyak orang yang mengetahui sejarah.

Terlebih lagi, sejarah telah diyakini banyak dimanipulasi oleh pemerintah untuk

tujuan-tujuan praktis kekuasaan pada masa Orba. Selepas Orba, sebagian

masyarakat Yogyakarta sebenarnya sedang ‘bergembira’ karena sudah diakuinya

Sultan HB IX sebagai orang yang berperan besar dibalik Serangan Oemoem 1

Maret, yang selama puluhan tahun menempatkan Letkol Soeharto yang menjadi

penguasa rezim Orba. Narasi Keistimewaan Yogyakarta akhirnya menjadi

rekonstruksi dari sejarah tentang kedaulatan Yogyakarta pada masa kolonial serta

perannya pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Selama masa polemik ini para intektual telah menjadi pewacana

interpretasi sejarah di media, diskusi ilmiah, seminar, serta publikasi tertulis

melalui artikel di buku dan media cetak. Reproduksi peristiwa bersejarah ini

semakin marak dengan munculnya buku-buku bergenre sejarah yang membahas

tentang keistimewaan Yogyakarta. Tercatat lebih dari belasan buku yang

mereproduksi ulang peristiwa bersejarah Ibukota Republik Indonsia saat berada

Yogyakarta.

Sekber mengambil posisi yang berbeda. Forum yang menghimpun

beragam pihak dari beragam latar belakang, ini mempunyai hubungan yang erat

dengan masyarakat awam. Maka, upaya pengenalan sejarah menggunakan cara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

81

yang mudah dimengerti masyarakat umum. Pendidikan sejarah ala Sekber adalah

‘promosi sejarah’ dalam banyak bentuk-bentuk alternatif. Proses reproduksi ini

dilakukan dengan menyisipkan tema-tema sejarah yang terkait dalam acara-acara

tertentu yang sudah menjadi peristiwa lazim. Pendidikan sejarah ini ditujukan

pada masyarakat umum.

Reproduksi bukan dengan penerbitan buku melainkan dalam bentuk acara-

acara. Reproduksi ini diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan yang bisa memancing

banyak perhatian masyarakat luas. Peristiwa-peristiwa historis tertentu

direproduksi bersamaan dengan penyelenggaraan acara-acara. Peristiwa historis

yang paling penting yaitu perpindahan Ibukota Republik Indonesia dari Jakarta ke

Yogyakarta pada bulan Januari 1946.

Legitimasi historis untuk keistimewaan Yogyakarta ada dalam dua

pemahaman pokok, yaitu hubungan kerajaan dengan pemerintah kolonial dan

Negara Indonesia.Kedua hal ini ditafsirkan sebagai dasar pengakuan tentang

keberadaan kerajaan yang berdaulat. Pertama, pemerintah Hindia Belanda

mengakui kedaulatan Yogyakarta. Kedua, peran besar kedua raja dalam revolusi

fisik Indonesia tahun 1945 – 1949. Peran besar kedua pemimpin Yogyakarta ini

ditafsirkan bahwa Yogyakarta pantas mendapatkan status istimewa.

Komunitas-komunitas di dalam lingkup gerakan sosial adalah ‘kelas

pembelajaran sejarah bersama’. Di dalam interaksi sosialnya, para pengikut

gerakan pro penetapan melakukan knowledge sharing tentang sejarah yogyakarta,

terutama yang terkait dengan narasi perjuangan kemerdekaan dan bergabungnya

Yogyakarta dengan Republik Indonesia. Knowledge sharing ini berlangsung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

82

dalam diskusi-diskusi baik diskusi formal maupun diskusi informal. Dalam

diskusi ini masing-masing membicarakan dan mengetahui kisah-kisah historis

seputar Yogyakarta pada masa tahun 1940’an. Para aktivis gerakan pro penetapan

yang tergabung di dalam Sekber tidak terikat dalam keanggotaan yang mengikat

sehingga mereka juga banyak ‘tersebar’ dalam diskusi-diskusi tentang

keistimewaan Yogyakarta. Dalam aktivitas-aktivitas diskusi ini pula reproduksi

narasi historis tentang yogyakarta dilakukan.

Tiba-tiba masyarakat menjadikan tema sejarah masuk sebagai tema yang

muncul dalam kehidupan sehari-hari. Tiba-tiba banyak orang belajar sejarah tanpa

adanya guru sejarah yang mengajarkan sejarah di ruang kelas. Pembelajaran

sejarah ini berlangsung dari mulut ke mulut. Materi-materi yang disampaikan

ternyata tidak mereka temui dalam ranah-ranah formal. Interaksi antar personal

saat membicarakan tentang Yogyakarta menjadi kelas bersama yang cukup

interaktif.

4. Penciptaan Musuh Bersama

“Mereka itu musuh kami, antek-antek liberal”68

Dalam perbincangan wacana tentang keistimewaan Yogyakarta, sikap yang

muncul tentu beragam, pro dan kontra. Bagi para pengikut kelompok pro-

penetapan, pihak-pihak yang tidak menyetujui konsep keistimewaan Yogyakarta

sebagai penetapan adalah ‘musuh bersama’ yang harus mereka lawan.

68Demang, wawancara.2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

83

‘Liberal’ adalah sebuah label yang mereka sebut bagi pihak-pihak yang

dianggap bersebrangan dengan kelompok pro-penetapan. Cap liberal ini tercipta

karena bagi mereka liberalisme adalah sebuah paham barat yang sudah merasuki

pola pikir negara Indonesia. Dengan logika pikir liberalisme, konsep

keistimewaan Yogyakarta tentu tidak bisa diterima. Di dalam negara liberal, harus

ada penyeragaman antar daerah.

Dalam polemik ini siapa saja yang dianggap ‘liberal’? Pemerintah pusat

adalah ‘antek liberal’69 yang pertama diserang oleh kelompok pro-penetapan.

Pemerintah pusat dalam hal ini dianggap telah mengalami amnesia sejarah.

Pemerintah sudah terlalu banyak dipengaruhi ide-ide asing (dalam hal ini ideologi

barat) yang berpengaruh dalam kebijakan-kebijakan soal penyelenggaraan negara.

Padahal menurut para penggerak pro penetapan, negara Indonesia lahir tidak

dengan nafas liberalisme. Liberalisme telah dianggap merasuki kerangka berpikir

yang kemudian menciptakan paradigma sesat soal demokrasi. Nilai-nilai

demokrasi ditafsirkan dengan penyelenggaraan suksesi pemerintahan secara

prosedural. Singkatnya, dalam perspektif liberal, nilai-nilai demokratis ditafsirkan

dengan pelaksanaan Pemilukada.

Jika negara (pemerintah pusat) dianggap telah terpengaruh paham

liberalisme, orang-orang dan lembaga tertentu dianggap sebagai ‘antek-antek

liberalis’. Orang-orang atau lembaga ini memang secara implisit maupun eksplisit

menyatakan ‘kontra’ dengan pemahaman keistimewaan Yogyakarta ala kelompok

pro-penetapan.

69Istilah ‘antek liberal’ ini muncul di dalam pernyataan Demang saat menyebut pihak-

pihak yang dianggap menjadi batu penghalang dalam gagasan penetapan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

84

Jurusan Ilmu Pemerintahan (JIP) UGM mendapatkan cap ini selanjutnya.

Latar belakang permasalahan bermula tahun 2004 ketika banyak yang

mempertanyakan tentang landasan konstitusional keistimewaan yogyakarta. Lalu

muncullah RUU keistimewaan yogyakarta dengan berbagai versi. Yang dijadikan

rujukan oleh pemerintah yaitu RUU keistimewaan versi JIP. Di dalam versi

tersebut, posisi Sultan & PA tidak duduk sebagai Gubernur tetapi diposisikan

sebagai lembaga parardhya yang secara struktur berada di atas gubernur dan wakil

gubernur.

***

George Junus Aditjondro adalah seorang peneliti yang sedang tertarik pada

isu keistimewaan yogyakarta pada sisi status hukum Sultan Ground (SG) dan

Paku Alam Ground (PAG). Pada saat acara seminar tentang status hukum sultan

ground dan pa ground, dia mengeluarkan statement yang membuat kelompok pro

penetapan tersinggung. Walaupun ungkapan ini diakui oleh George sendiri hanya

bernada candaan, statement-nya menjadi bola panas.

Kecaman terhadap pernyataan Aditjondro berlanjut ke penyegelan rumah

kontrakannya di Deresan, Catur Tunggal, Sleman. Sekelompok massa menamakan

Forum Masyarakat Yogyakarta (FMY). Forum ini dibentuk atas inisiatif beberapa

aktivis Sekber saat berkumpul di kantor penerbit Galang Press di Baciro.

Beberapa orang membentuk sebuah kelompok dengan menunjuk Demang

koordinatornya. Forum ini mengumpulkan massa dan ‘mengeksekusi’ rumah

Aditjondro diikuti sejumlah wartawan media massa. Pamflet-pamflet bernada

usiran ditempelkan di tembok dan pintu rumah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

85

Aksi semacam ini pernah juga dilakukan kepada beberapa tokoh yang

dianggap sebagai ‘batu penghalang’ disahkannya aturan pemerintah tentang

penetapan. Boediono, wakil presiden RI, Ickasul Amal, mantan rektor UGM dan

Hanafi Rais yang mencalonkan diri sebagai walikota Kodya Yogyakarta.

Konflik dengan Hanafi Rais bermula dari sentimen tertentu terhadap ayah

Hanafi, Amien Rais. Menurut penuturan beberapa aktivis Sekber, Amien Rais

pernah mengutarakan bahwa dia akan ‘membabat habis’ feodalisme. Ungkapan

ini diartikan sebagai rasa ketidaksukaannya pada eksistensi Kraton di Yogyakarta.

Beberapa aktivis juga menuturkan, terkait dengan wacana keistimewaan

Yogyakarta, Amien Rais menyatakan dukungannya. Tapi hal ini diragukan karena

pada saat yang sama, anaknya, Hanafi Rais sedang mencalonkan diri dalam

pemilukada kota Yogyakarta.

Tema keistimewaan Yogyakarta adalah vote getter dalam arena

pemilukada kota yogyakarta. Dari ketiga calon, semuanya menggunakan tema ini

untuk menarik dukungan masyarakat. Pada saat yang bersamaan, tema ini

memang sedang populer, jadi sangat wajar para kandidat ini menggunakan tema

ini sebagai bagian dari strategi menarik massa.

Kenyataan di lapangan berbicara lain, Hanafi Rais tidak mendapatkan

dukungan dari kelompok pro penetapan. Sentimen terhadap Amien Rais menjadi

penyebab dari sikap kontra mereka terhadapnya. Peristiwa puncak terjadi saat

kelompok Sekber menggelar aksi di Gedung Agung, Istana Presiden. Pada saat

yang bersamaan kelompok Hanafi Rais juga menggelar aksi di tempat yang sama.

Esoknya, salah satu media cetak menulis berita yang mengesankan Hanafi Rais

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

86

bergabung bersama kelompok-kelompok pro-penetapan untuk mendukung

keistimewaan Yogyakarta. Berita ini disambut dengan respon negatif oleh

kelompok-kelompok pro-penetapan. Selang beberapa hari, mereka melakukan

klarifikasi terhadap media yang bersangkutan dan menyatakan bahwa Hanafi Rais

bukan bagian dari mereka.

Menurut penuturan Demang, Sentimen para aktivis pro penetapan bermula

saat Amien Rais pernah mengungkapkan akan membabat habis feodalisme di

Jawa. Pernyataanya ditafsirkan sebagai ketidaksukaan Amien Rais pada

keberadaan Kraton di Yogyakarta. Cerita tentang Amien Rais beredar luas di

kalangan aktivis. Salah satu cerita lainnya yaitu, saat Amien Rais mencoba

mengumpulkan massa di perempatan kantor pos besar pada bulan Mei 1998,

bersamaan dengan Pisowanan Ageng. Sayangnya, massa hanya melewati kantor

pos besar untuk meramaikan perhelatan massa Pisowanan Ageng di Alun-alun

Utara, yang akan menampilkan Sultan HB X sebagai orator. Momen ini

ditafsirkan oleh para aktivis pro penetapan sebagai titik awal kebencian Amien

Rais terhadap Kraton. Versi selanjutnya, seperti yang diungkapkan oleh para

aktivis tersebut, Hanafi mencoba mengulangi strategi ayahnya untuk membonceng

popularitas Sultan di Yogyakarta. Kejadian ini terlihat saat Hanafi juga melakukan

aksi bersamaan dengan Sekber.

Othering, menjadi bagian dari artikulasi gerakan keistimewaan. Tidak

seperti othering di daerah lain dalam bentuk ‘putra daerah’ tidak muncul di sini.

Meliyankan juga dilakukan kepada siapa saja yang mempunyai gagasan anti-

penetapan walaupun mereka bukan pihak yang mempunyai hubungan secara

langsung. Tak terkecuali, meliyankan juga terjadi dalam perpecahan keluarga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

87

besar istana. Kerabat Puro Pakualaman semenjak meninggalnya PA VIII

mengalami perpecahan internal. Adanya perbedaan pendapat tentang siapa yang

berhak naik tahta. Salah seorang pangeran yang menyatakan klaim atas haknya

ikut memainkan wacana dalam wacana Keistimewaan Yogyakarta.

Kelompok Sekber melakukan respons dengan melakukan aksi-aksi untuk

menentang kelompok arus lawan di dalam internal Puro Pakualaman. Sekber

menganggap bahwa aksi-aksi kelompok ini ditunggangi oleh pemerintah pusat

yang ingin melemahkan aspirasi masyarakat tentang penetapan. Kelompok arus

samping Pakualaman ini juga dinilai sebagai kelompok oportunis yang

memanfaatkan situasi dalam wacana keistimewaan Yogyakarta. Hasto dan Julius

mengungkapkan, kelompok massa yang mendukung Paku Alam versi lain ini

adalah kelompok bayaran. Kepentingan mereka ditunggangi oleh pihak-pihak

tertentu yang ingin menghalangi disahkannya penetapan gubernur dan wakil

gubernur.

Di Yogyakarta, para pendukung keistimewaan bukan hanya orang-orang

asli (putra daerah) Yogyakarta. Pengidentifikasian diri para pendukung

keistimewaan bukan berdasarkan batas-batas primordialisme tetapi pada batas-

batas sikap pro dan kontra.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

88

BAB IV

RELASI KUASA

Kuasa itu menyebar dan saling terhubung di dalam dalam setiap relasi sosial.

Menjabarkan relasi kuasa, yaitu menengarai kejadian dan pihak yang saling

terhubung oleh kekuasaan dalam konteks wacana tertentu. Dengan kata lain,

dalam analisis kuasa, menjabarkan ‘bagaimana’ lebih penting daripada

menemukan ‘apa’. Jika bahasan sebelumnya (Bab II dan Bab III) berperan sebagai

pemaparan, pada bagian bagian ini, fokus beralih ke penguraian konstelasi antar

subyek yang sedang melakukan kontestasi dan lingkup wacana yang

membentuknya. Tujuan dari penelusuran ini yaitu memberikan kerangka pandang

yang luas tentang bagaimana berlangsungnya mekanisme kuasa. Tujuan ini bisa

dicapai dengan memproblematisasikan kembali hal-hal yang seakan-akan sudah

menjadi kebenaran umum.

Pembahasan dalam Bab ini dipecah dalam beberapa sub bab, yang masing

masing mencoba menjelaskan uraian ranah-ranah hubungan kuasa yang terjadi

dalam problematika Keistimewaan Yogyakarta. Pertama, Negara dan Kedaulatan

adalah penelusuran mengenai genealogi kedaulatan monarki di Yogyakarta.

Bahasan ini sekaligus menjelaskan hubungan-hubungan kuasa yang terjadi antar

pihak yang disebut negara pada masa pra kolonial sampai dengan paska kolonial

dengan menampilkan pergeseran tertentu yang mempengaruhinya sampai saat ini.

Kedua, Pemerintah dan Rakyat adalah penjabaran mengenai hubungan-

hubungan kuasa yang terjadi antar pihak yang berseteru. Penjabaran ini sekaligus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

89

memberikan kaitan bagaimana hubungan-hubungan tersebut bergeser seiring

perubahan kondisi sosial politik.

Ketiga, Meributkan Wacana Kebenaran adalah perincian mengenai dalam

wacana kebenaran yang terwujud secara spesifik. Polemik tentang keistimewaan

adalah perang wacana tentang bagaimana menafsirkan kebenaran yang terwujud

dalam pengetahuan tertentu. Jika ditempatkan pada penciptaan gaya

pemerintahan, menjadi tercipta pemahaman tertentu tentang norma-norma. Maka,

akan terwujud pula pengetahuan yang secara langsung maupun tidak langsung,

mendefinisikan tentang normalitas dan abnormalitas.

Karena menggunakan Foucault sebagai pintu masuk sekaligus pisau

analisis, saya akan memulai proses penulisan ini dengan beberapa langkah.

Langkah pertama, saya akan merinci siapa subyek yang saling terhubung dalam

relasi kuasa. Dalam analisis ini, saya merinci empat subyek sebagai berikut, yaitu:

Penguasa Atasan, Penguasa Bawahan, Kelompok Elit, dan Rakyat. Hubungan

antar empat subyek tersebut, saya gambarkan sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

90

Tanda anak panah yang menghubungkan antar subyek menunjukkan

hubungan kuasa yang merangkai subyek-subyek ini. Dengan kata lain, pada garis-

garis tersebut kuasa yang sebenarnya mengalir dan saling menghubungkan antar

subyek dalam lingkaran kuasa. Dengan gambar ini, saya ingin menunjukkan

bagaimana para subyek hidup dalam lingkaran kuasa. Dan kuasa yang sebenarnya

tidak dimiliki secara dominan oleh salah satu subyek melainkan mengalir dan

menghubungkan mereka.

Kemudian saya mencoba melihat pola hubungan antar subyek dengan

merinci pola hubungan. Untuk memperjelas hubungan-hubungan ini, saya akan

menempatkan pada ranah-ranah atau momen-momen tertentu. Garis merah

menunjukkan alur praktek pendisiplinan, dengan kata lain ‘menguasai’.

Sebaliknya, garis hijau menunjukkan alur tindakan normatifnya, dengan kata lain

‘kepatuhan karena dikuasai’. Sebagai contoh, hubungan raja dan rakyat; raja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

91

menguasai rakyat dengan sabda-sabda untuk menentramkan, dan rakyat patuh

kepada raja dengan dengan duduk dan mendengarkan.

Pada kenyataannya sebuah praktek pendisiplinan tidak selalu dibalas

dengan tindakan normatif. Misalnya, sebuah perintah yang dikeluarkan oleh

pemerintah tidak ditanggapi dengan kepatuhan melainkan perlawanan. Sebagai

ilustrasi, sekelompok murid menolak materi pengajaran seorang guru. Kondisi

inilah yang disebut resistensi.

Dengan skema-skema di bawah ini, saya mencoba menjelaskan secara

visual, bagaimana hubungan antar subyek terjadi. Skema di susun untuk

menggambarkan pergeseran-pergeseran tertentu berdasarkan momentum-

momentumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

92

Sejenak saya melihat bahwa hubungan-hubungan kuasa yang terjadi pada

masa kolonial, menunjukkan pola yang sama. Hal ini nampak dari selalu ada

subyek yang menjadi penguasa atasan. Jika, pada masa pra kolonial, penguasa

atasan adalah otoritas kerajaan-kerajaan di Jawa yang membawahi kerajaan-

kerajaan kecil (vasal), sedangkan pada masa kolonial, penguasa atasan berubah

yaitu pemerintah kolonial yang menguasai kerajaan di Jawa yang berubah menjadi

vasal.

Skema-skema ini sekaligus menjelaskan bagaimana pergeseran-pergeseran

yang terjadi pada masa pra kolonial sampai dengan masa paska kolonial

sebagaimana sudah saya tuliskan dalam bab II. Penjelasan dalam analisis ini

bertujuan untuk lebih memberikan penekanan pada bagaimana hubungan ini

terjadi dan bagaimana pergeserannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

93

Seluruh penjelasan dalam analisis ini adalah penjabaran dari hubungan-

hubungan yang terjadi pada antar subyek. Penjelasan-penjelasan dalam analisis

yang terbagi dalam beberapa sub bab ini disusun saat mencermati pergeseran

artikulasi dalam hubungan antar subyek. Dua hal penting sebagai panduan untuk

menuliskan analisis dari skema-skema ini yaitu 1) kedudukan subyek dan

pergeserannya dalam konstitusi sosial budaya dan 2) wacana tertentu sebagai

konstruksi sosial yang berdasarkan prinsip penataan realitas, atau episteme.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

94

Sebagai catatan, saya tidak akan menjabarkan semua hal yang terkait

kompleksitas hubungan-hubungan antar subyek dalam momentum-momentum

yang saya tampilkan dalam skema-skema tersebut. Penulisan analisis ini hanya

mengembangkan bagian-bagian signifikan yang mempengaruhi dan dipengaruhi

oleh perkembangan Wacana Keistimewaan Yogyakarta saat mulai menguatnya

gerakan keistimewaan.

A. NEGARA DAN KEDAULATAN

Semenjak pergunjingan mengenai Keistimewaan Yogyakarta semakin menguat,

ungkapan ‘Yogyakarta adalah negara yang lebih dulu berdaulat daripada

Indonesia’ sangat sering saya dengar. Kalimat tersebut sering diungkapkan orang-

orang yang terlibat dalam aktivitas-aktivitas pro penetapan. Mereka yang

berbicara soal kedaulatan tersebut adalah kalangan masyarakat yang sehari-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

95

harinya tidak bekerja di ranah-ranah akademis ataupun politik. Namun, tiba-tiba

mereka mempunyai keyakinan bahwa Yogyakarta dulu pernah menjadi negara

berdaulat sebelum terlahirnya Republik Indonesia. Maka, masyarakat umum

meyakini bahwa Yogyakarta memang sudah sewajarnya menjadi sebuah daerah

istimewa.

Maka menjadi penting untuk menelusuri bagaimana pemahaman soal

kedaulatan ini sebagai pintu masuk pembahasan. Jika Yogyakarta pernah menjadi

negara yang berdaulat, mengapa saat ini hanya puas sebagai daerah istimewa?

Bahkan, massa kelompok pro penetapan selalu membawa bendera merah putih

dalam setiap aksi-aksinya. Seakan-akan hal ini ambivalen. Di satu sisi menentang

kebijakan pemerintah, tapi di sisi lain mereka membawa simbol-simbol negara.

Akan tetapi, hal ini tidak bisa dimengerti tanpa memahami lebih dalam tentang

pemaknaan soal kedaulatan dan hubungan-hubungan kuasa yang melingkupinya.

1. Kedaulatan Semu

Dalam dinamika politik di Jawa, kolaborasi pemerintahan ini sudah menjadi hal

yang lazim, bahkan sebelum masa kolonial. Dinamika pemerintahan di Jawa

memungkinkan adanya penguasa yang ‘saling menumpuk’. Dalam satu kerajaan,

bisa terjadi ada beberapa penguasa. Mereka menjadi raja atas wilayah dan

pengikutnya masing-masing. Tetapi, salah satu penguasa yang terkuat dan

menaklukkan penguasa yang lain berlaku sebagai raja atasan. Para penguasa lain

yang takluk tetap memerintah sebagai raja-raja bawahan sebagai Adipati. Daerah-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

96

daerah yang diperintah oleh para raja bawahan ini disebut vasal. Sebuah vasal

pada prakteknya menjadi daerah otonom walaupun secara de jure merupakan

bagian dari negara atasan.

Setelah masuknya pengaruh asing, keberadaan vasal juga tidak

dihilangkan. Kerajaan-kerajaan lokal di nusantara yang ditaklukan oleh Belanda

tetap ditempatkan dalam ‘suaka’. Maka, kerajaan-kerajaan ini seakan-akan tetap

berkuasa dihadapan rakyat.

Penaklukan negara lokal dengan vasalisasi terjadi seperti permainan catur.

Pihak putih mengalahkan pihak hitam dan mengganti bidak-bidak hitam dengan

bidak-bidak putih yang bekerja di pihak hitam. Awalnya, keduanya saling

melawan. Pihak kolonial sedikit demi sedikit memasuki pemerintahan kerajaan-

kerajaan Jawa. Dengan memutilasi kedaulatan dan wewenang kerajaan, hanya

tersisa raja dan struktur pemerintahan yang tidak berdaya. Akhirnya, posisi raja

seperti halnya dengan raja dalam permainan catur yang geraknya sangat terbatas.

Kerajaan Yogyakarta adalah salah satu vasal di dalam pemerintahan

Hindia Belanda. Kerajaan-kerajaan vasal di Jawa hanya ditempatkan untuk

kepentingan simbolik pada ritual-ritual adat. Di dalam pemerintahan, pengaruh

raja (Sunan, Sultan, atau Adipati) tidak bisa sepenuhnya kuat. Wewenang mereka

harus ditopang oleh birokrasi pemerintahan kolonial. Hanya saja, kesan

keagungan para raja ini masih kuat tertanam masyarakat.

Saya mencermati bahwa ada dua pemahaman penaklukkan yang berbeda

antara pemahaman Jawa dengan Eropa. Penguasaan sebuah wilayah bagi para

pendatang Eropa adalah penguasaan tanah. Hal berbeda yang berlaku bagi para

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

97

penguasa Jawa yaitu, penguasaan mereka atas wilayah tertentu yaitu penguasaan

atas orang-orang yang mendiami wilayah tersebut. Dengan perbedaan pandangan

ini, maka menjadi sewajarnya jika yang terjadi demikian: tanah telah dikuasai

pemerintah kolonial tapi rakyat tetap patuh pada raja-raja Jawa.

Jika sejarah tersebut saya gunakan untuk merefleksikan apa yang terjadi

saat ini, maka bisa dipahami bahwa kenapa ada rombongan besar pendukung raja

dalam dinamika politik di Yogyakarta. Ada beberapa hal yang digarisbawahi

yaitu: pertama, semenjak ratusan tahun, dari masa pra kolonial sampai paska

kolonial, rakyat selalu berhubungan secara langsung dengan raja. Keberadaan

pemerintah atas yang berganti selalu berganti tidak memutus hubungan antara

rakyat dan raja.

Kedua, rakyat adalah obyek kekuasaan raja. Semenjak Yogyakarta

menjadi vasal dalam pemerintahan Hindia Belanda sampai dengan menjadi

sebuah daerah istimewa, rakyat tetap memberikan kesetiaannya pada figur

seorang raja. Pada masa lalu, terlihat dalam sistem cacah (keluarga petani).

Besarnya kekuasaan seorang penguasa Jawa yang bisa dilihat dari sebanyak apa

pengikutnya.

Maka, yang perlu digarisbawahi dalam pembahasan kedaulatan bertingkat

ini yakni kekuasaan sebuah negara-kerajaan di Jawa pada prakteknya semu.

Sebuah negara penakluk tidak benar-benar mengendalikan seluruh wilayah dan

rakyatnya. Sebagian wewenangnya tetap diberikan kepada negara bawahan untuk

memerintah. Kondisi ini yang menimbulkan penafsiran bahwa Yogyakarta pernah

menjadi negara yang berdaulat. Kenyataannya, Yogyakarta tidak pernah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

98

berdaulat. Yogyakarta adalah sebuah bekas negara bagian di Pemerintahan Hindia

Belanda. Kerajaan Yogyakarta, tidak pernah berkuasa penuh, ia adalah bagian dari

pemerintahan yang lebih besar. Jika di masa lalu, Kasultanan Yogyakarta hidup

pada subordinasi pemerintah kolonial, saat ini ia hidup dengan subordinasi negara

paska kolonial dalam sebuah suaka bernama daerah istimewa.

2. Bom Waktu Kolonial: Dualisme

Penelusuran eksistensi daerah istimewa ini selanjutnya tertuju pada masa kolonial,

saat pemerintah kolonial menjamin berlangsungnya sistem pemerintahan

tradisional.70

Dengan skema tata hukum, masyarakat pribumi yang hidup di

wilayah tertentu, tetap hidup dengan aturan-aturan hukum adat. Terciptalah

dikotomi, ada penerapan hukum positif barat yang dianggap modern, tapi aturan-

aturan adat tetap dipertahankan. Masyarakat kolonial juga terbagi dalam dua

bagian besar yang hidup dengan dikotomi aturan. Adat menjadi aset yang

“dipelihara” sebagai kolaborator efektif untuk mengelola rakyat. Maka. tugas

pemerintah kolonial untuk mengatur rakyat menjadi lebih ringan.

Pemerintahan kolonial mempunyai prinsip dualistik dalam menjalankan

pemerintahannya. Dualisme ini diaplikasikan dalam sendi-sendi pemerintahan.

Kita telah melihat dualisme yang tercipta dibalik dipeliharanya hukum-hukum

adat dengan pemahaman Adatrech, tapi corak ini juga diaplikasikan di hal-hal

70Problematika tentang hukum adat ini dibahas secara komprehensif oleh seorang ahli

hukum tata negara berkebangsaan Belanda, van Vollenhoven. Kajian tentang tata kelola hukum adat ini kemudian disebut mazhab Leiden. Dengan mazhab Leiden yang menelurkan Adatrech (kajian tentang hukum-hukum adat), yang dianut oleh para indolog, dia menganggap bahwa adat itu juga sebuah gugusan aturan-aturan hukum seperti halnya hukum-hukum positif Eropa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

99

lain, seperti memberikan otonomi pada masyarakat kampung untuk menyusun

sistem keamanan yang mandiri.71 Maka, tidak ada perbedaan yang signifikan

antara masa pra kolonial dan kolonial, bahwa tetap ada distribusi otoritas. Otoritas

kecil, yaitu ‘raja-raja kecil’ yang memerintah rakyat berhubungan dengan otoritas

besar yaitu pemerintahan kolonial.72

Dualisme ini menjamin adanya daerah-daerah Voorstenlanden di Jawa.

Lebih dari separuh wilayah Hindia Belanda mengalami dijajah secara tidak

langsung ini berbentuk pemerintahan adat dan pemerintahan kerajaan. Hal ini

sekaligus menunjukkan bahwa pemerintah kolonial tidak sepenuhnya

mengendalikan secara langsung sejumlah daerah dalam lingkup kekuasaannya

Kelompok kolonial yang segelintir menggunakan penguasa-penguasa lokal

untuk memerintah rakyat. Raja-raja di wilayah eks kerajaan Mataram tetap

memerintah rakyatnya. Birokrasi kerajaan juga tetap beroperasi. Tapi, tetap ada

kerjasama antara birokrasi kolonial dengan birokrasi kerajaan lokal. Maka, di

Yogyakarta ada dua pemerintah yang berkuasa. Sebagaimana diungkapkan oleh

Onghokham (1983) bahwa salah satu hal signifikan dalam kolonialisme pada

kerajaan-kerajaan tradisional di Jawa yaitu terintegrasinya penguasa-penguasa

pribumi, baik raja-raja kecil atau para bupati di daerah pinggiran maupun raja dan

71Lihat pemaparan Abidin Kusno dalam Penjaga Memori: Gardu di Perkotaan Jawa,

Yogyakarta: Ombak, 2007, hlm. 65 – 66. Walaupun tetap mengawasi wilayahnya secara panaptikon, pemerintah kolonial memberikan keleluasaan pada penguasa-penguasa lokal/pribumi untuk mengambil peran dalam pengendalian atau pengawasan masyarakat. Gardu menjadi contoh, bagaimana pemerintah kolonial mendorong terciptanya sistem keamanan lokal berbasis kampung.

72Ong Hok Ham menuliskan bahwa pemerintah kolonial menjamin tetap hidupnya ‘raja-

raja kecil’ yaitu bupati agar mengendalikan keamanan dan bisnis perkebunan tebu. Onghokham. 1983. ”Merosotnya Peranan Pribumi dalam Perdagangan Komoditi,” dlm. PRISMA no 8, Agustus 1983, Tahun XII

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

100

institusi kraton di pusat kekuasaan Jawa dengan birokrasi pemerintahan kolonial

Belanda.

Dengan pemaparan diatas saya mencoba menunjukkan bahwa hubungan

rakyat dengan pemerintah pusat selalu berjarak. Pemerintah lokal menjadi

perantara antara rakyat sebagai obyek kekuasaan dengan pemerintah pusat,

Walaupun dinamika politik lokal sudah memasuki masa kolonial, pemerintah

lokal tetap mendapatkan otoritas untuk mengelola rakyat atas nama pemerintah

atasan.

Hal penting dalam prinsip dualistik pemerintahan kolonial adalah soal

gaya kolaborasi memerintah. Kolaborasi pemerintahan kemudian memunculkan

pembagian kekuasaan. Demikian juga pemerintahan di vorstenlanden di Jawa

(Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta). Pemerintah kerajaan

mengelola wilayahnya bersama dengan pemerintah kolonial. Seperti halnya papan

catur, satu ranah yang sama terdapat sisi putih dan hitam yang tersebar.

Kembali ke bersatunya birokrasi kolonial dengan para penguasa feodal di

Jawa, hal ini menunjukkan bahwa pada perkembangannya kedudukan kultural

menjadi sama dengan jabatan politik. Pada prakteknya para bupati di daerah

pinggiran yang menjadi raja-raja kecil, berperan sebagai pejabat administratif

pemerintah. Walaupun hal ini tidak berlangsung di vorstenlanden, dengan adanya

pembagian tugas antara raja dan patih, pada masa Sultan HB IX, jabatan patih

dihapuskan. Maka, di Yogyakarta, jabatan pemimpin kultural juga menjadi

pemimpin birokrasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

101

Pada masa Sultan HB IX, birokrasi Kraton tidak lagi mempunyai peranan

yang penting. Peranan birokrasi kraton dihapuskan. Pemerintahan sepenuhnya

dikendalikan oleh birokrasi pemerintah Republik Indonesia. Satu-satunya posisi

yang tidak berubah yaitu kedua raja di Yogyakarta yang tetap memimpin

pemerintahan. Hal itu pun tetap dengan penyesuaian yakni dengan menjadi

Gubernur dan wakil gubernur.

Dengan perubahan dari monarki ke republik, kesan lama yang masih

tertinggal yaitu raja-raja yang menjabat gubernur dan wakil gubernur. Maka,

ditengah ketidakjelasan konsep keistimewaan, Yogyakarta tetap terkesan

istimewa. Struktur asli pemerintahan di Yogyakarta sudah mengalami banyak

perubahan. Penyesuaian gaya pemerintahan ini membuat Yogyakarta memiliki

birokrasi pemerintahan yang sama dengan propinsi-propinsi lain. Birokrasi Kraton

tidak lagi berlaku dan jabatan-jabatan tertentu harus bertransformasi (Soemardjan,

2009).73

Indonesia sebagai negara penerus (Successor State) cenderung tidak

menerapkan corak pemerintahan yang dualistik. Pada perkembangannya, negara

ini cenderung menciptakan gaya memerintah yang simetris dan monolitik. Seluruh

wilayah dibagi menjadi propinsi-propinsi yang mempunyai struktur sama.

Akibatnya, entitas-entitas politik seperti pemerintahan adat dan kerajaan vasal

yang dulu mendapatkan porsi pemerintahan pada masa kolonial menjadi

terhapuskan. Bom Waktu kolonial meledak saat prinsip dualistik ini tidak lagi

73Selo Soemardjan (2009) dalam Perubahan Sosial di Yogyakarta, menggambarkan

bahwa para pejabat Kraton Yogyakarta, yaitu para pamong praja yang terdiri dari para lurah harus menyesuaikan diri dengan perubahan susunan birokrasi pemerintahan. Mereka tidak lagi bertanggung jawab kepada Sultan dan Kraton tapi kepada pemerintah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

102

dipraktekkan oleh pemerintah baru, Republik Indonesia. Hal inilah yang

menimbulkan ‘gagap’ pada paska reformasi.74

Bagian terpenting yang menjadi ‘bom’ dan meledak pada paska kolonial

yaitu birokrasi kraton, para bangsawan, dan orang-orang dekat raja. Pada masa

kolonial mereka mendapatkan porsi dalam pemerintahan. Sebaliknya, pada masa

pemerintahan Republik Indonesia, penentuan struktur birokrasi tidak

menempatkan mereka menjadi bagian dari aparatur pemerintahan. Hal ini terlihat

pada para perangkat desa. Mereka adalah kelompok massa yang menjadi

gelombang pertama Gerakan keistimewaan Yogyakarta. Dengan melakukan

dukungan terhadap penetapan, maka ada harapan untuk mengembalikan peran

mereka yang lebih kuat dalam birokrasi pemerintahan di Yogyakarta seperti pada

masa lalu.

Jadi, pada daerah-daerah bekas vorstenlanden atau bekas vasal, rakyat

sudah terbiasa dengan dualisme aturan yang berlaku. Mengingat hanya ada satu

bekas daerah vasal di Indonesia, yaitu Yogyakarta, sangat bisa dimengerti bahwa

sebagian masyarakat masih ingin tetap mempertahankan bentuk-bentuk aturan

tradisional yang berlaku di daerahnya, walaupun tetap menerima aturan-aturan

yang digariskan oleh pemerintah pusat.

74Terinspirasi dari Yogyakarta, raja-raja serta masyarakat adat di Indonesia yang

terepresentasikan oleh AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara) mencoba merebut posisi-posisi dalam politik pemerintahan daerah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

103

3. Pergeseran Kuasa Jawa

Jika dilihat dengan sudut pandang kuasa Jawa, vasalisasi meruntuhkan daya kuasa

yang terepresentasikan dalam pribadi raja. Gagasan kuasa Jawa menunjukkan

bahwa keberadaan seorang raja sangat sentral dalam pemerintahan. Salah satu ciri

dalam pemerintahaan kerajaan yaitu mekanisme suksesi turun-temurun. Jadi,

kekuasaan itu tunggal, memusat, serta diturunkan ke generasi selanjutnya.75

Pusat kestabilan ini saling berkelindan. Ia tidak boleh berdiri pada satu

dimensi saja. Bukan sekedar pemimpin politik. Bukan sekedar pemimpin tradisi

atau ritual. Pemimpin dalam gagasan kuasa Jawa adalah pemimpin yang

membawa kendali dalam berbagai dimensi kehidupan masyarakat. Dalam

prakteknya, pusat kuasa ini terwujud dalam pribadi seorang Sultan yang menjadi

pemimpin yang multi dimensi. Gelar seorang Sultan yaitu Sayidin Panatagama

Kalifatullah, merepresentasikan kuasa total atas dimensi-dimensi tersebut. Seperti

diketahui bersama dalam rangkaian sejarah kebudayaan Jawa, ihwal raja dan

kekuasaannya memiliki peran yang sentral. Perjalanan hidup-mati sebuah kerajaan

mempengaruhi konstruksi budaya masyarakat dan bagaimana mereka

mengindentifikasi dirinya. Menjadi sebuah kewajaran, karena kerajaan adalah

tempat dimana nilai-nilai dibangun dan disebarkan kepada rakyat, sehingga

menjadi kepercayaan yang mengakar.

75Tentang gagasan kuasa jawa, lihat penulisan Anderson (2000) dan Moedjanto (1987)

yang menjabarkan bagaimana gagasan tentang kuasa beroperasi dalam kepemimpinan seorang raja. Secara sederhana kuasa Jawa dijabarkan sebagai kuasa tunggal yang dimiliki oleh seorang raja. Oleh karena itu, menjadi wajar ketika kepemimpinan seorang raja menjadi sangat sentral terhadap dimensi-dimensi kehidupan rakyat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

104

Pada prakteknya, kuasa raja yang sentralistis ini sebenarnya sudah runtuh.

Walaupun di hadapan rakyat pribadi seorang raja maupun institusinya (kraton),

otoritas raja sebenarnya semu. Hak dan wewenangnya untuk memerintah tidak sah

jika tidak direstui oleh pemerintah kolonial sebagai atasannya. Namun, imaji

kekuasaan raja masih terus dipertahankan di mata rakyat dengan menghidupkan

kisah-kisah tentang hubungan raja dengan hal-hal magis seperti hubungan raja

dengan kekuatan imajiner dari gunung Lawu, gunung Merapi atau Laut Jawa.

Kisah-kisah mengenai hubungan-hubungan khusus antara raja dengan

Tuhan atau dunia transendental seperti Nyi Roro Kidul, menjadi cara pembentukan

legitimasi kedaulatan raja di mata rakyat. oleh karena itu bisa disimpulkan bahwa

kuasa yang dimiliki oleh seorang raja adalah kuasa yang diturunkan dari Tuhan.

Bentuk kuasa ini tunggal dan tidak terbagi, dalam tradisi Jawa disebut wahyu. Dan

kuasa ini bisa berpindah melalui jalur keturunan, yaitu melaui suksesi raja kepada

putra mahkota.

Saya mencermati legitimasi kekuasaan raja yang tadinya berasal dari

Tuhan, dialihkan menjadi berasal dari rakyat. Dalam gelar Sultan, terdapat frasa

Sayidin Kallifatulah Panatagama, gelar ini menampilakan arti bahwa pribadi

seorang raja menjadi perwakilan Tuhan di dunia. Dengan pemaknaan lain, karena

raja adalah perwakilan Tuhan di dunia, maka raja mempunyai wewenang untuk

memerintah rakyat. Jika dicermati lebih lanjut, semenjak pemerintahan Sultan HB

IX, muncul semboyan baru yaitu Tahta untuk Rakyat. Tidak bisa dipungkiri

bahwa Sultan HB IX adalah pribadi yang sudah mengenal gagasan-gagasan soal

demokrasi dan pemerintahan modern. Mungkin raja Yogyakarta ini mencoba

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

105

untuk melunturkan kesan feodal. Semboyan ini kemudian diperkuat oleh raja

penerusnya, Sultan HB X dengan semboyan Meneguhkan Tahta untuk Rakyat.

Dari semboyan ini saya mencoba mencermati bahwa kekuasaan raja yang

tadinya diyakini turun dari Tuhan bergeser menjadi diberikan oleh rakyat.

Keberadaan rakyat sangat signifikan untuk posisi raja. Tanpa ada dukungan

rakyat, seseorang tidak bisa menjadi raja. Dengan kata lain, tidak ada raja tanpa

pengikut. Oleh karena itu menjadi sewajarnya jika beberapa orang yang

bergabung di kelompok pro penetapan menyitir pepatah lama vox populi-vox dei,

suara rakyat adalah suara Tuhan.

Dalam perbincangan argumentatif mengenai Keistimewaan, ada satu

semboyan filosofis yang diungkap kembali yaitu manunggaling kawula gusti.

Semboyan yang diyakini bersama sebagai jargon perlawanan Pangeran

Mangkubumi ini, diungkap kembali dengan pemaknaan bahwa kekuasaan raja di

Yogyakarta berasal dari rakyat. Ungkapan simbolik ini ditegaskan kembali

dengan Tahta untuk Rakyat.

Mari kita mencermati kembali apa yang diungkapkan oleh para aktivis pro

penetapan; “arti demokrasi adalah kehendak rakyat. Jika rakyat menghendaki

demikian (dipimpin oleh raja), maka inilah demokrasi.” Bukan tidak mungkin

bahwa para pendukung raja ini memperluas kekuatan mereka dengan menarik

perhatian masyarakat, sehingga legitimasi wewenang raja tercipta karena besarnya

dukungan rakyat. Hal ini berhasil, sebagaimana diungkapkan oleh para aktivis pro

penetapan, Manunggaling Kawula Gusti dan Tahta untuk Rakyat diyakini sebagai

bentuk demokrasi di Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

106

Saya akan kembali mencermati peristiwa pada tahun 2007. Sultan HB X

mengungkapkan ketidaksediaannya untuk dicalonkan kembali sebagai gubernur

DIY. Pernyataan tersebut ternyata membuat dukungan masyarakat untuk

penetapan semakin menguat. Sejumlah pengamat pemerintahan menganggap

pernyataan tersebut sebagai upaya untuk menjajagi dukungan publik di

Yogyakarta. Dari peristiwa ini terlihat bahwa peran rakyat sangat diperhitungkan

untuk memperkuat kekuasaan seorang penguasa. Sekaligus hal ini menjelaskan

adanya pergeseran tentang legitimasi kuasa seorang raja yang tadinya

mendasarkan kuasa dari Tuhan bergerak ke kuasa dari Rakyat. Maka, ungkapan

Sultan HB X pada tahun 2011 di sebuah stasiun televisi menjadi sulit

terbantahkan; “Tanya saja pada rakyat Jogja.”

Rakyat ditimpatkan dalam posisi yang penting untuk meneguhkan

kedudukan raja. Pergeseran yang terjadi tentang legitimasi kekuasaan raja yang

tadinya berasal dari Tuhan menjadi berasal dari rakyat, pada dasarnya mempunyai

tujuan yang sama yaitu: penguasaan atas rakyat. Dalam hal ini rakyat sebagai

kumpulan orang-orang yang mendiami wilayah tertentu selalu menjadi obyek

kekuasaan untuk diarahkan pada kepentingan tertentu, khususnya kepentingan

penguasa.

4. Kontrak (Politik) Pernikahan

Kolonialisme mengenalkan budaya politik baru dalam peta politik di Jawa yaitu

perumusan legalitas melalui kesepakatan tertulis yang berlaku mengikat.

Momentum-momentum perjanjian politik secara tertulis ini yang membawa ke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

107

perubahan signifikan dalam pemerintahan. Hal ini saya sebut sebagai logika

kontrak dalam budaya politik. Kontrak adalah kesepakatan antar dua pihak. Posisi

kedua pihak tidak selalu setara tapi keduanya mempunyai nilai tawar yang

dipertaruhkan. Dan faktanya, pihak kerajaan-kerajaan Jawa selalu kalah dalam

kesepakatan-kesepakatan tertulis yang diciptakan oleh pemerintah kolonial.

Mekanisme penundukan dengan perjanjian dengan VOC terjadi beberapa

kali sepanjang tahun 1700’an. VOC sepenuhnya menundukan Mataram dengan

perjanjian tahun 1949 yang menyebutkan bahwa raja menyerahkan negara

Mataram. VOC masih mengijinkan raja untuk memerintah dengan “kedaulatan

yang dipinjamkan.” Penandatangan perjanjian politik oleh raja tersebut

menandakan dimulainya periode kolonial.76

Kontrak politik tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk menundukan.

Kontrak politik adalah alat kontrol. Pemerintah kolonial menyodorkan kontrak

politik kepada seorang putra mahkota yang akan naik tahta. Butir-butir aturan

dalam kontrak disusun sedemikian rupa untuk semakin mengurangi wewenang

raja. Gubernur Hindia Belanda, Lucien Adams menyodorkan draf kontrak politik

kepada Pangeran Dorodjatun. Mencermati ada ketidaksesuaian pada butir-butir

aturan dalam kontrak politik tersebut, sang Putra mahkota enggan

menandatangani. Sempat terjadi kekosongan tahta.

76Lihat Moedjanto (2002) melalui Suksesi dalam Sejarah Jawa, menuliskan bahwa

penandatangan surat perjanjian ini sebenarnya ditafsirkan secara keliru oleh pihak VOC. Dalam surat perjanjian tersebut, tertulis ngaturaken yang artinya ‘menyerahkan’. Pihak VOC menganggap bahwa ungkapan ini penyerahaan kedaulatan kerajaan. Moedjanto berpendapat bahwa ungkapan ini sebenarnya ungkapan yang lazim diartikulasikan dalam gaya tutur maupun lisan. Jadi, belum tentu juga perjanjian ini bermaksud menyerahkan kedaulatan. Lepas dari kritik historis ini, posisi kerajaan Mataram sangat lemah dihadapan VOC sehingga tidak bisa menunjukkan daya tawarnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

108

Perjanjian yang sebenarnya alat penundukan ini bahkan menjadi

legitimasi kelahiran Kasultanan Yogyakarta. Perjanjian Giyanti yang disepakati

antara kedua pihak bangsawan Mataram yang berseteru serta VOC, menjadi titik

peristiwa ini. Penundukan tertulis ini telah menjadi inisiasi atas hak memerintah

dinasti Hamengku Buwono. Singkatnya, perjanjian politik tertulis menunjukkan

bahwa eksistensi Yogyakarta sejak awal tidak pernah berdaulat penuh. Bahkan,

bisa dikatakan kedaulatan itu tidak dimiliki karena hanya dipinjamkan.

Dalam sebuah kontrak, ada unsur-unsur tertentu yang mutlak harus ada.

Kontrak yaitu perjanjian yang disepakati bersama antar dua belah pihak atau

lebih. Posisi masing-masing pihak bisa setara maupun tidak setara. Yang

dimaksudkan posisi dalam hubungan kontrak yaitu daya pihak yang melakukan

kontrak untuk menentukan atau merumuskan content dalam kontrak yang

disepakati bersama. Jika posisi masing-masing pihak setara, mereka mempunyai

daya yang sama untuk merumuskan ketentuan-ketentuan sebelum terjadinya

kesepakatan. Sebaliknya, jika ada pihak yang lebih dominan, ia menjadi lebih kuat

dalam menentukan bentuk-bentuk kesepakatan.

Sudah dijelaskan dalam penelusuran sejarah bahwa perjanjian-perjanjian

politik antara Kerajaan Mataram dengan Kompeni bukanlah perjanjian atau

kontrak yang setara antar pihak. Walaupun tidak setara, keduanya tetap

mempunyai daya tawar yang cukup kuat untuk bernegosiasi. Pada awalnya, posisi

kompeni bukan yang dominan, tapi karena perannya yang cukup kuat dalam hal

perdagangan dan militer, menjadikannya lebih dominan daripada para penguasa di

Jawa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

109

Sebelumnya sudah terungkap bahwa salah dengan perjanjian politik,

terjadi perubahan posisi antara kerajaan Mataram dengan Kompeni. Mataram

pada akhirnya berbalik menjadi vasal, padahal sebelumnya Kompeni yang

menjadi vasal dalam lingkup kekuasaan kompeni. Maka, perjanjian politik, yang

pada perkembangannya disebut kontrak politik, membawa implikasi bagi kedua

belah pihak sebagai penanda kekuasaan.

Bagi Kompeni yang menjadi pihak dominan, kontrak politik menunjukkan

tiga hal pokok yang merinci kedudukannya. Pertama, kontrak ini adalah dasar

legitimasi kekuasaan. Dengan kata lain, kontrak menjadi alat penundukan. Secara

eksplisit, legitimasi ini tertera bahwa Kompeni menjadi pihak yang lebih kuat

untuk menentukan aturan, menjadi berdaulat, dan berkuasa atas tanah, dan

pemerintahan. Kedua, sesudah secara jelas terjadi penundukan yang menempatkan

posisi Kompeni sebagai pihak yang dominan dalam hubungan pemerintahan di

Jawa, kontrak politik adalah alat kontrol. Kontrak politik menjadi alat kontrol

karena di dalamnya mengandung pokok-pokok aturan sebagai dasar dalam

pemerintahan. Jadi kontrak politik sama saja dengan sebuah sistem tata kelola

pemerintahan. Maka, sistem pemerintahan inilah yang menjadi sistem kontrol bagi

penguasa lokal, dalam hal ini raja, oleh Kompeni sebagai pemerintah kolonial.

Bagi penguasa lokal, dalam hal ini raja dan pemerintah kerajaan (Sultan

dan kraton), kontrak politik juga menjadi penanda yang sangat penting bagi

kedudukan kuasanya. Pertama, dengan adanya kontrak politik, maka seseorang

bisa menjadi raja. Dari sini terlihat bahwa legalisasi kekuasaan raja berasal dari

pihak luar. Maka, kedaulatan raja menjadi semu karena pemerintah kolonial yang

sebenarnya mempunyai kedaulatan tersebut. Di sisi lain, posisi ini justru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

110

menguntungkan posisi raja dan para bangsawan yang menjadi aparatur

pemerintahan, karena peran mereka dilebur menjadi bagian dari birokrasi

kolonial.

Saya akan mencermati bagaimana konsep legalisasi kedudukan politik

terwujud dalam logika kontrak. Secara lebih spesifik, hal ini terwujud dalam

model kontrak pernikahan. Publik di Yogyakarta ‘dipaksa’ setiap harinya

menngetahui perkembangan isu Keistimewaan Yogyakarta melalui spanduk yang

bertuliskan “Konsisten Ijab Qobul”. Spanduk putih dengan gambar seorang abdi

Dalem memegang senjata ini adalah satu jenis spanduk yang paling banyak

tersebar di sudut-sudut kota.

Tanpa banyak kata, propaganda kelompok pro penetapan dalam bentuk

frasa ini memberikan efek yang cukup kuat pada pemahaman masyarakat luas soal

tema ini. Walaupun tanpa menggunakan kata ‘keistimewaan’ masyarakat yang

melihat spanduk ini mengetahui bahwa frasa ini adalah pemaknaan resmi (dari

kelompok arus utama) tentang tema keistimewaan. Bahkan, propaganda ini

berhasil memancing keingintahuan serta memberikan pengetahuan bahwa

Keistimewaan Yogyakarta adalah sebuah kontrak perkawinan antara pemerintah

Republik Indonesia dengan Yogyakarta.

Dari titik ini, terbaca sebagaimana dipahami oleh golongan arus utama

keistimewaan, kedaulatan adalah soal perkawinan politik. Protes kepada

pemerintah dengan membuat analogi pernikahan ini sebuah proses untuk

menggugat sebuah kontrak. Dalam konsep pernikahan Islam, pihak yang

menyerahkan diri, mempunyai hak untuk menggugat cerai. Maka, hal ini yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

111

dilakukan oleh pihak pro penetapan, yaitu melakukan gugatan atas pernikahan

politik antar Indonesia dan Yogyakarta pada tahun 1945.

5. Renegosiasi Kontrak: Politik Balas Budi

Ada usaha untuk menegosiasikan kontrak politik. Dalam pengakuannya, HB IX

menceritakan bahwa dirinya menandatangani kontrak politik dengan setengah

hati. Kesediaannya untuk menandatangani kontrak itu karena bisikan gaib yang

mengatakan bahwa Belanda akan meninggalkan Jawa, maka tidak masalah untuk

menandatanganinya.77 Di sisi lain, pengungkapan bisikan gaib ini menyatakan

bahwa HB IX menegasikan kesepakatannya dalam kontrak politik. Pernyataannya

sekaligus merevisi bahwa kedaulatan negaranya tidak berasal dari pemerintah

kolonial dan dirinya bukanlah kolaborator kolonial yang dilegalkan dengan

kontrak.

Sebenarnya, jauh sebelumnya pernah ada negosiasi untuk

mempertahankan kedaulatan Kasultanan Yogyakarta. Awalnya, Yogyakarta

adalah sebuah negosiasi dari terpecahnya kerajaan mataram yang melibatkan

pihak kolonial. Negosiasi ini menyebabkan adanya eksistensi kerajaan yang

sifatnya subordinatif. Kasultanan Yogyakarta dari masa ke masa hidup dalam

‘suaka’ kuasa yang mensubordinasinya. Penjajah berganti, Kasultanan tetap hidup

dengan pembatasan kekuasaan yang disepakati. Persoalan baru muncul ketika

masa paska kolonial, Kasultanan Yogyakarta tetap hidup melalui negosiasi

77Lihat penuturan Sultan Hamengku Buwono IX, dlm. Atmakusumah (ed.). Takhta untuk

Rakyat: Celah-celah Kehidupan Sultan Hamengku Buwono IX. (edisi revisi). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, hlm.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

112

‘tingkat atas’ antara pemimpin Kasultanan, Sultan HB IX dengan founding father

Republik Indonesia, Soekarno.

Ada metamorfosa bentuk kontrak politik. Moedjanto (1994)

mengungkapkan, selepas masa kolonial, Kontrak Politik tidak lagi berlaku.

Pengganti dari Kontrak Politik yaitu pernyataan kesetiaan terhadap Republik

Indonesia oleh Sultan HB IX dan Adipati PA VIII. Tetapi, harus dicermati bahwa

kontrak tidak bisa disepakati secara sepihak. Sebuah kontrak bisa dikatakan sah

bila bersifat tertulis dan disepakati oleh kedua belah pihak. Maka, yang lebih tepat

disebut kontrak politik pada saat ini yaitu undang-undang. Jadi bisa ditafsirkan

bahwa, jika dulu Kerajaan Yogyakarta tunduk pada pemerintah Belanda melalui

kontrak politik, saat ini tunduk pada pemerintah Indonesia melalui landasan

hukum tentang status keistimewaan. Maka kontrak politik telah menjadi undang-

undang atau peraturan yang menjadi legitimasi pemerintahan daerah.

Titik perhatian saya tentang perubahan-perubahan ini tertuju pada pihak

yang menegosiasikan kontrak serta mekanime negosiasinya. Pihak yang pertama

melakukan penundukan, dialah yang merumuskan penjabaran-penjabaran dalam

kontrak. Pemerintah kolonial menjadi perumus kontrak tersebut. Situasi ini

berbalik pada saat pernyataan penggabungan Yogyakarta ke dalam Republik

Indonesia. Perpindahan pemegang kedaulatan pemerintah kolonial ke negara

penerus membuat negara vasal membuat negara vasal memainkan peran untuk

mengamankan posisi politiknya. Sebagai vasal, Yogyakarta merumuskan sendiri

bentuk pemerintahannya. Perumusan ini terlihat pada HB IX yang menyatakan

bahwa Yogyakarta adalah sebuah daerah istimewa di dalam Republik Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

113

Sebelum sebuah perjanjian disepakati, ada negosiasi antar pihak. Negosiasi

ini menghasilkan butir-butir kesepahaman yang dituliskan dalam perjanjian.

Sebelum ada kesepahaman, masing-masing pihak saling melakukan penawaran

agar kepentingannya bisa terakomodasikan. Tapi mekanisme tawar menawar pada

masa kolonial ini bukan antar dua pihak yang setara. Pihak kolonial mempunyai

daya tawar yang lebih tinggi sebagai penguasa.

Kontrak dan negosiasi ini masih terjadi sampai saat ini. Kelompok pro-

penetapan memasang spanduk jalanan bertuliskan “konsisten ijab Qobul”.

Peristiwa bergabungnya Yogyakarta ke dalam Republik Indonesia dimaknai

sebagai sebuah perjanjian atau kontrak dalam pernikahan. Sultan HB X

mengungkapkan analogi ijab qabul ini merupakan kesepakatan politik antara

Sultan HB IX dan Adipati PA VIII yang mewakili Yogyakarta dengan Soekarno

yang mewakili Republik Indonesia. Sebagai sebuah pernikahan ada yang pihak

yang menyerahkan dan menerima. Republik Indonesia sebagai pihak yang

menerima kemudian menyerahkan mas kawin berupa status khusus yaitu ‘daerah

istimewa’ yang setingkat propinsi.78

Yang terjadi kemudian adalah negosiasi atas hubungan politik ini.

Negosiasi hubungan politik sebenarnya telah dilakukan oleh Sultan HB IX dengan

menunjukan nilai tawarnya yang kuat. Dengan mempersilahkan Yogyakarta

sebagai ibukota Indonesia pada saat genting, Sultan HB IX berani menyatakan

bahwa Yogyakarta berstatus sebagai daerah istimewa. Hal ini tidak mungkin

78Lihat: Hamengku Buwono X. Kenapa Keistimewaan DIY harus dipertahankan?,

naskah dengar pendapat dengan DPR RI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

114

dinegasi oleh pemerintah Indonesia mengingat peran HB IX dalam aksi

‘menyelamatkan’ Indonesia di masa genting tersebut.

Kontrak politik pada masa kolonial terjadi dengan inisiatif pihak yang

mendominasi dalam hal ini pemerintah kolonial Belanda. Kemudian, negosiasi

terjadi dengan inisiatif pihak bawahan yaitu kerajaan Yogyakarta dengan

pemerintah pusat sebagai pihak yang mendominasi. Entah dari pihak mana yang

mendominasi, proses ini tetap menjadi negosiasi kekuasaan untuk

mempertahankan bentuk-bentuk kedaulatan monarki di Yogyakarta.

Konflik muncul ketika pihak yang ada di bawah menegosiasikan levelnya.

Dan permasalahan baru muncul ketika kontrak politik baru didefinisikan bersama

oleh kedua belah pihak yaitu antara negara atasan (Republik Indonesia) dengan

negara-negara bawahan (Kasultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman)

yang bertransformasi menjadi DIY. Perbedaanya pada masa paska kolonial ini,

pihak bawahan mengambil inisiatif dalam mendefinisikan kontrak politik ini.

Salah satu argumen dalam mekanisme negosiasi ini adalah penolakan

penyebutan propinsi pada DIY. Saya ingin mencermati bagaimana penolakan

sebutan ini mengandung sebuah wacana kuasa. Pada masyarakat Jawa di masa

lalu, sebuah nama menunjukkan adanya jenjang kekuasaan. Hal ini terlihat dalam

penyematan gelar kebangsawanan yang berbentuk pada gelar magis sakral seperti

Kusumayudha, Sasranegara, dsb. Gelar tersebut menyesuaikan dengan

kedudukan, tinggi atau rendahnya, besar dan kecilnya kekuasaan. Dengan gelar

tertentu, maka subyek posisi tertentu yang terkait dengan hubungannya dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

115

raja79. Maka, dalam konteks wacana keistimewaan, persoalan nama menjadi

sangat penting karena nama menentukan hirarki kekuasaan.

Istilah ‘daerah istimewa’ memang pertama kali disebutkan oleh kedua raja

ini, setelah menggabungkan dua pemerintahan Kasultanan Yogyakarta dan

Kadipaten Pakualaman. “Ngayogyakarta Hadiningrat dan Pakualaman berbentuk

kerajaan yang merupakan Daerah Istimewa dari Negara Republik Indonesia”,

pernyataan ini terdapat dalam amanat Sultan HB IX dan Adipati PA VIII dalam

maklumat yang dikenal sebagai maklumat 5 September 1945. Artinya, kedua raja

ini menyadari penuh bahwa Yogyakarta tidak akan menjadi negara merdeka.

Dengan belum adanya kejelasan masa depan, kedua raja ini memastikan posisi

atau status daerah yang tetap otonom di dalam Republik Indonesia. Oleh karena

itu penyebutan propinsi memang tidak dirinci sejak awal karena Indonesia juga

belum membuat aturan-aturan rinci tentang pemerintahan daerah. Dengan kata

lain, pada tahun tersebut (1945) memang belum ada propinsi di Indonesia.80

Saat mulai dibicarakan pengelolaan pemerintahan Daerah, Yogyakarta

disebut sebagai sebuah daerah istimewa, tanpa sebutan propinsi. Pada prakteknya,

implikasi dari pernyataan kedua tokoh ini yaitu penafsiran konsep keistimewaan

dengan tidak menyebutkan propinsi. Dua istilah (Provinsi dan Daerah Istimewa)

digunakan sekaligus, untuk menyebut Yogyakarta sebagai satuan pemerintahan.

79Ong Hok Ham (1983). Rakyat dan Negara, hlm. 80. 80Pengesahan atas Yogyakarta sebagai daerah istimewa terjadi lima tahun sesudahnya

pada tahun 1950 melalui UU No 19 /1950. Di tahun yang sama Republik Indonesia sudah mulai leluasa untuk mengelola pemerintahan dalam negrinya karena pasukan Belanda sudah meninggalkan Indonesia, ibukota kembali berlokasi di Jakarta, dan kedaulatan Republik Indonesia sudah diakui dunia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

116

Sultan HB IX tidak mempermasalahkan penyebutan tersebut. Sedangkan pada

masa Sultan HB X, sebutan provinsi mulai dipermasalahkan.

B. PEMERINTAH DAN RAKYAT

Mendalami dukungan kelompok pro penetapan kepada Sultan HB IX dan Adipati

PA VIII untuk menempati jabatan gubernur dan wakil gubernur, membuat saya

mencermati bagaimana wacana keistimewaan ini bukan menjadi sekedar

dorongan untuk menetapkan jabatan politik. Pada bagian ini saya mencoba

mengungkap bagaimana hubungan antar subyek yang saling berinteraksi di jalinan

wacana yang tak nampak. Secara khusus, uraian ini akan merinci pihak-pihak

yang hidup di dalam dinamika ini yaitu; Raja, institusi Kraton, rakyat, dan

pemerintah pusat. Pihak-pihak ini menjadi subyek-subyek yang berkelindan dalam

tema keistimewaan sebagai sebuah wacana kuasa.

1. Hubungan Rakyat dan Raja

Slogan Manunggaling Kawula Gusti menjadi pernyataan yang sering terungkap

saat orang sedang menjelaskan bahwa keistimewaan terkait dengan filosofi yang

sudah sejak lama hidup dalam kebudayaan Jawa, khususnya Yogyakarta. secara

tidak langsung Manunggaling Kawula Gusti tidak hanya menjadi slogan tapi

menjadi konsep dasar untuk menjelaskan hubungan antara penguasa dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

117

pengikutnya. Hubungan vertikal ini yang menjadi jalan untuk menafsir hubungan-

hubungan yang terjadi saat membesarnya gerakan keistimewaan.

Secara lugas, Manunggaling Kawula Gusti bisa diartikan sebagai

bersatunya rakyat dan raja. Sebagaimana diyakini bersama oleh sebagian besar

masyarakat, slogan ini diciptakan sendiri oleh pendiri Yogyakarta, yaitu Pangeran

Mangkubumi. Oleh karena itu, slogan ini dianggap sebagai filosofi dasar untuk

memahami konstruksi keistimewaan Yogyakarta. Maka dengan mencermati

Manunggaling Kawula Gusti akan menjelaskan bagaimana hubungan rakyat

dengan raja yang terlembagakan secara politik.

Saat Sultan HB IX dan Adipati PA VIII terancam posisinya dalam

memegang jabatan politik, dukungan terhadap mereka meningkat. Dukungan

tidak hanya berasal dari para aktivis kelompok pro penetapan yang telah menjadi

golongan priyayi baru, tetapi oleh masyarakat Yogyakarta secara luas. Mengapa

peristiwa ini bisa terjadi? Sebenarnya, menjadi aneh pada masa ini ketika ribuan

orang mendukung raja untuk terus menjadi gubernur, yang sejatinya posisi

gubernur adalah jabatan publik. Sangat bisa dimaklumi jika peristiwa ini terjadi

ratusan tahun yang lalu saat ide-ide bernegara dari dunia barat belum masuk ke

tanah air ini. Tapi, penelusuran dalam bagian ini menjadi investigasi tentang

bagaimana budaya politik pada masa lalu juga terkait dengan tindakan sosial pada

masa kini

Kita akan melihat kembali tentang bagaimana pola hubungan antara raja

dan rakyat pada masa lampau di Jawa, khususnya di Yogyakarta. Titik pijak

penelusuran ini tertuju pada sistem cacah di kerajaan-kerajaan Jawa. Para

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

118

penguasa di Jawa (raja dan para pangeran/bangsawan), mempunyai kendali penuh

terhadap rakyat karena ukuran kekuasaan mereka bisa dilihat dari jumlah

pengikut. Maka bisa terlihat rakyat mempunyai kesetiaan yang tinggi terhadap

raja walaupun raja sudah tidak mempunyai kedaulatan penuh atas teritori tertentu.

Tanah bisa saja lepas dari kendali raja, tapi kesetiaan dari rakyat tetap menjadi

milik raja.

2. Fundamentalisme Baru

Saat isu tentang keistimewaan Yogyakarta pertama kali berhembus, yakni pada

tahun 1998 sampai dengan tahun 2000-an, perhatian publik dan media massa

tertuju pada sekelompok masyarakat yang mendukung penetapan dan memberikan

penafsiran bahwa hal itu adalah keaslian Yogyakarta. Aksi mereka mendapatkan

dukungan dari sebagian penduduk Yogyakarta.

Pada kemunculan gelombang kedua kelompok-kelompok pro penetapan,

nuansa esensialisme sudah tidak lagi nampak. Yang nampak adalah pembentukan

identitas kolektif yang berdasarkan pemahaman yang saling dibagikan. Yang

membuat mereka merasa menjadi satu kelompok besar bukan kesamaan etnisitas

atau relijius melainkan satu pengetahuan (kesamaan penafsiran) tentang makna

keistimewaan Yogyakarta.

Saya melihat ada suatu gaya baru untuk mengidentifikasi dalam rangka

menciptakan identitas kolektif. Gaya mengidentifikasi ini yang kemudian

membentuk suatu fundamentalisme baru di ranah politik lokal. Bandingkan

dengan yang terjadi di Papua yang menciptakan fundamentalisme atas dasar ras

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

119

melanesia, sehingga terwujud dalam aturan yang tidak memperbolehkan orang

dari etnis lain untuk menjadi gubernur. Bandingkan pula dengan sentimen anti

pendatang di daerah-daerah lainnya. Di Yogyakarta, dinamikanya bergerak

dengan berbeda. Meliyankan pihak-pihak yang tidak menyetujui penetapan

menjadi tindakan yang dianggap wajar. Ada pemahaman bahwa menjadi orang

Jogja (kawula ngayogyakarta) bukan hanya untuk orang Jawa atau penduduk

yang tinggal di Yogyakarta tapi mereka yang mendukung keberadaan Sultan,

Kraton, dan Penetapan.

Dengan menyebut ‘istimewa’, maka ada dorongan untuk menerobos batas

penggolongan etnisitas dan entitas politik. Identitas istimewa adalah

perkembangan mutakhir dari bentukan identitas yang tercipta di dalam orang-

orang Yogyakarta. Selama belum ada kejelasan secara legal tentang bentuk

keistimewaan Yogyakarta, orang-orang yang menyebut diri pro penetapan

memberikan penafsiran bahwa ‘istimewa’ itu juga melekat pada diri mereka.

Menjadi ‘istimewa’ terkesan sebuah kesadaran untuk menjadi berbeda dan harus

dimaklumi. Maka, menjadi ‘istimewa’ adalah proses bagaimana mereka

mengidentifikasi dirinya.

Identitas keistimewaan adalah bentukan identitas baru yang berkembang

saat tema Keistimewaan Yogyakarta sedang mencapai popularitas. Pada

perkembangannya, identitas ini mulai menjadi citra pembentukan warga

masyarakat Yogyakarta. Para pendukung penetapan, baik yang asli Jawa (orang

Jogja, sejak lahir) maupun penduduk Jogja yang pendatang (atau bukan berlatar

belakang suku jawa) menyatakan dukungan ini karena memiliki rasa kecintaan

atas daerah yogyakarta. Identitas ini terbentuk melewati batas-batas kategori jawa,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

120

penduduk jogja, atau orang asli jogja. Identitas ‘istimewa’ adalah identitas baru

yang terbentuk dalam dinamika kehidupan masyarakat Yogyakarta. ‘Istimewa’

tidak hanya menunjuk kepada para penduduk daerah yogyakarta atau orang-orang

Jawa. Konstruksi identitas istimewa terbentuk dalam konteks dukungan terhadap

penetapan.

Dipicu oleh kuatnya resistensi, pembentukan identitas mulai mengarah

menjadi fundamentalisme. Fundamentalisme tidak lagi terbentuk dalam

kelompok-kelompok keagamaan tapi juga terjadi dalam kelompok pro penetapan.

Sebagai perbandingan, gerakan keagamaan bertumbuh pesat melewati batas-batas

negara, bangsa, dan bahasa. Gerakan keistimewaan juga mulai berkembang

mendapatkan dukungan besar saat mulai menerjang batasan-batasan kedaerahan.

Gerakan keistimewaan merangkum orang-orang yang bukan orang asli

Yogyakarta. Sumber pembentukan identitasnya justru berkembang pada ideologi

yaitu sikap dukungan pada bentuk penafsiran tertentu dalam konsep keistimewaan

Yogyakarta.

Singkatnya, ada kecenderungan untuk meleburkan dukungan terhadap

penetapan dengan menjadi orang Yogyakarta. Jika orang tertentu disebut sebagai

Orang Jogja maka sudah pasti dia adalah pro penetapan. Sebaliknya, walaupun

ada orang-orang yang tinggal di Yogyakarta tapi tidak sependapat tentang

penetapan, maka mereka tidak pantas menjadi orang Jogja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

121

3. Kelas Priyayi Baru

Di sisi yang berbeda, kelompok pro penetapan telah menjadi priyayi baru di

tengah situasi yang penuh ketegangan. Sedikit melirik ke masa lalu, kelas priyayi

adalah golongan keluarga dan orang terdekat raja yang juga ikut menjalankan

pemerintahan. Pada kenyataannya, kelompok priyayi ini berhubungan secara

langsung dengan rakyat. Seorang raja sangat membutuhkan peran para priyayi ini

karena mereka bertindak atas nama raja atau menjadi kaki tangan raja untuk

memerintah rakyat. Jika kita cermati, dalam gejolak keistimewaan Yogyakarta,

Sultan HB X tidak pernah terlihat mempunyai inisiatif yang cukup pro aktif. Yang

terlihat justru aksi diam yang membuat publik semakin bertanya-tanya.

Mengapa saya menyatakan bahwa para aktivis kelompok-kelompok pro

penetapan ini menjadi priyayi kelas baru? Pertama, keberadaannya menjadi kelas

perantara antara raja dengan rakyat. Raja tidak pernah ditampilkan untuk

memperjuangkan kepentingannya. Melalui kelas perantara ini, kepentingan raja

diperjuangkan. Kelompok pro penetapan bertindak dan melakukan aksinya untuk

kepentingan Sultan HB X, Adipati PA IX dan Kraton. Melalui pembicaraan-

pembicaraan informal, mereka bertemu dan dan berkoordinasi. Walaupun raja

tidak secara nyata hadir dalam mobilisasi massa, tapi perannya cukup besar untuk

mempengaruhi mobilisasi massa tersebut.

Para elit gerakan, yakni para aktivis inti kelompok pro penetapan

cenderung menjadi kelompok eksklusif. Walau mereka mengembangan jaringan

seluas-luasnya untuk mobilisasi massa, mereka menjadi menciptakan kelompok

orang terpercaya untuk Kraton. Seperti yang sudah diungkapkan oleh aktivisnya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

122

pola hubungan dalam gerakan besar keistimewaan bersifat transaksional. Maka

bisa ditafsirkan bahwa setiap tindakan akan memperhitungkan hasil-hasil tertentu

dalam transaksi. Atau aktivitas dukungan tersebut juga suatu bentuk transaksi.

Maka, dalam gejolak keistimewaan ini, ada proses perubahan sosial yaitu

terciptanya kelas sosial baru yang tidak didasarkan oleh pola keturunan melainkan

oleh bentuk dukungan. Kelas sosial ini menjadi sangat signifikan dalam hubungan

rakyat dengan raja karena di kelas inilah semua tema-tema politik berkelindan dan

bisa mengakibatkan gerakan massa.

4. Menguasai rakyat

Salah satu hal yang menjadi penekanan dalam terbentuknya kelas priyai baru ini

yaitu adanya peran untuk memerintah rakyat. Memerintah bukan berarti

mengambil peran dalam struktur birokrasi dalam pemerintahan administratif.

Memerintah berarti menjadi operator agenda politik tertentu yang tujuannya

mengatur atau mengarahkan rakyat. Dalam konteks polemik keistimewaan, peran

memerintah berarti bagaimana mendapatkan dukungan rakyat dan mengendalikan

rakyat untuk tujuan tertentu.

Pada prakteknya, kelas perantara memainkan perannya untuk memerintah

rakyat melalui propaganda-propaganda dan pengawasan-pengawasan tertentu.

Propaganda dilakukan dengan menyebarkan pengetahuan-pengetahuan tentang

tema keistimewaan Yogyakarta yang tujuan akhirnya mendapatkan dukungan

publik. Sedangkan bentuk pengawasan dilaksanakan dengan ‘menyingkirkan’

pihak-pihak tertentu yang dianggap bersebrangan dengan versi resmi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

123

Saya memulai merinci mekanisme kuasa ini dengan menggaris bawahi

salah satu teknik yaitu legitimasi historis. Dengan sejarah, orang mengkonstruksi

masa depannya. Cara seperti ini sudah lazim diterapkan oleh pemerintah untuk

menciptakan konstruksi identitas nasionalnya. Sejarah perjuangan kemerdekaan

Republik Indonesia misalnya, menjadi legitimasi untuk ideologi pembentukan

bangsa Indonesia. Ada versi penafsiran sejarah untuk menampilkan kebenaran

resmi.

Versi sejarah resmi juga sedang ditampilkan oleh kelompok pro

penetapan. Caranya dengan melakukan rekonstruksi narasi-narasi sejarah arus

samping yang menceritakan peran besar Sultan HB IX saat mengOrbankan

asetnya mendukung Republik Indonesia. Sejarah sebagai alat legitimasi.

Bagaimana gerakan sosial ini mengkomunikasikan ideologinya dengan

‘pendidikan sejarah’ melalui rekonstruksi sejarah, reproduksi peristiwa historis,

sampai pada terbentuknya narasi historis ini sebagai paradigma umum tentang

keistimewaan Yogyakarta.

Mekanisme selanjutnya yaitu pada praktek pendisiplinan dengan

kekerasan. Mereka yang menjadi golongan pro pemilihan dianggap sebagai

pembangkang. Kata ‘pembangkang’ berarti orang yang melawan aturan resmi.

Dari hal ini terlihat bahwa kelompok pro penetapan menggiring masyarakat ke

dalam satu pemahaman tunggal. Maka mayoritas terkesan mempunyai hak untuk

mendominasi minoritas.

Negara melakukan opressi dengan kekuatan senjata, yang dilakukan oleh

kelompok pro penetapan adalah melakukan kekerasan simbolik. Teknik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

124

meliyankan adalah salah satu bentuk kekerasan simbolik ini. Cap ‘liberalis’ yang

disematkan kepada seluruh pihak yang tidak mendukung penetapan,

menempatkan para pendukung pemilihan pada satu kutub yang sama.

Mekanisme selanjutnya yaitu, bagaimana wacana kebenaran resmi yang

terwujud dalam ideologi negara digunakan sebagai basis pemikiran. Ideologi yang

‘dimainkan’ yaitu dasar-dasar negara; Pancasila dan UUD 1945. Gerakan

keistimewaan tidak menciptakan ideologi baru untuk menggantikan dasar-dasar

negara ini. Yang terjadi adalah, penggunaan ideologi yang sama untuk melawan

pemerintah. Pancasila dan UUD 1945 tidak diganti atau direvisi tapi justru

ditafsirkan secara berbeda. Maka, ideologi negara berbalik menjadi ‘senjata

makan tuan’ bagi pemerintah.

Dengan menggembangkan gagasan pada ideologi negara (Pancasila),

kelompok pro penetapan mengambil jarak tertentu dalam hubungan perlawanan

dengan pemerintah. Jika dibandingkan dengan gerakan-gerakan perlawanan lokal

yang berkembang di Indonesia, seperti Aceh dan Papua, kelompok pro penetapan

di Yogyakarta tidak mau disebut separatis. Mereka tidak melawan untuk

memisahkan diri tapi memberikan penafsiran yang berbeda tentang gaya-gaya

pemerintahan yang lebih bersahabat untuk masalah-masalah pemerintahan lokal.

Dengan melihat bagaimana kelompok pro penetapan menggunakan

nasionalisme sebagai kata kunci, kita melihat bagaimana gerakan keistimewaan

Yogyakarta sebagai gerakan lokal yang melawan pemerintah pusat, menggunakan

cara yang kreatif untuk memaknai nasionalisme. Hal ini tidak terjadi sebelumnya,

nasionalisme menguat melalui gerakan yang melakukan resistensi. Maka, ideologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

125

negara menjadi terlihat lentur. Artinya, ideologi negara tidak hanya diaplikasikan

untuk pembentukan identitas bangsa atau negara, tapi bisa menjadi alat untuk

mengkritik negara. Jika, ideologi negara sebelumnya terkesan menjadi urusan elit

politik di pusat, saat ini penafsiran ideologi negara menjadi fenomena bagi

gerakan lokal.

5. Mitos Penjajah untuk Mobilisasi massa

Di Yogyakarta, lebih dari satu abad sebelumnya, sebuah gerakan besar pernah

terjadi. Di bawah kendali Diponegoro, seorang pangeran pemberontak dari

Kasultanan Yogyakarta melawan keluarganya sendiri dan Belanda. Barisan militer

Pangeran Diponegoro menguat menjadi gerakan rakyat yang melawan kekuatan

pasukan Belanda. Dari peristiwa ini, terlihat adanya kemunculan suatu gerakan

besar rakyat untuk melawan kekuatan asing.

Fenomena perlawanan Pangeran Diponegoro ini memperlihatkan ada tiga

aspek yang signifikan. Pertama, meluasnya dukungan rakyat karena adanya figur

‘pembebas’ yang terwujud dalam pribadi Pangeran Diponegoro yang mengangkat

dirinya sebagai Sultan Herucakra, tapi ironisnya raja baru ini tidak pernah bertahta

ataupun mendapatkan pengakuan kedaulatan. Ada paham mesianistik yang

menjadi dasar gerakan masyarakat di Jawa. Membesarnya gerakan masyarakat

lokal Jawa yang mendukung Diponegoro dalam Perang Jawa, karena harapan

besar masyarakat pada waktu itu tentang seorang pemimpin besar yang akan

membebaskan rakyat dari penindasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

126

Dasar legalitas raja tidak pernah kuat tanpa pengakuan pihak asing yang

menjadi ‘kuasa atasan’. Sebagai contoh, Pangeran Mangkubumi benar-benar

diakui sebagai raja setelah ada perundingan yang berujung pada kesepakatan

politik antara pihak Pangeran Mangkubumi, Sunan PB II sebagai raja Mataram

(Surakarta), dan VOC (Belanda). Demikian juga Pangeran Diponegoro tidak

pernah diakui sebagai raja walaupun sudah mengangkat dirinya menjadi Sultan

Herucakra. Lebih ironis lagi, negosiasi dengan pihak VOC menyebabkan

Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan, bukannya Seperti Pangeran

Mangkubumi dan Pangeran Said (Pangeran Sambernyawa) yang mengakhiri

perundingan dengan memperoleh kedaulatan negara.

Terlihat ada pola bahwa, selalu ada musuh asing yang harus dilawan.

Musuh tersebut yaitu pihak kolonial yang berwujud pasukan bersenjata VOC atau

pemerintah kolonial Belanda di Jawa. Oleh karena itu, para pangeran tersebut

pada perkembangannya ditetapkan sebagai pahlawan nasional karena aksi mereka

melakukan perlawanan bersenjata terhadap VOC. Disisi lain, mereka adalah

pemberontak bagi keluarga dan kerajaan. Setelah lewat 100 tahun, Pangeran

Diponegoro baru terbebas dari cap pemberontak Kerajaan Yogyakarta setelah

Sultan HB IX mencabutnya statusnya sebagai pemberontak.

Dalam polemik Keistimewaan Yogyakarta, imaji tentang rakyat yang

bersatu bersama dengan bangsawan untuk melawan penjajah asing tercipta dan

diciptakan kembali. Narasi historis tentang heroisme Pangeran Diponegoro

menjadi tema menarik yang diungkapkan kembali untuk membangkitkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

127

semangat perjuangan rakyat.81 Dengan kata lain, narasi historik tersebut telah

menjadi propaganda perjuangan. Terlihat, jargon Manunggaling Kawula Gusti

menjadi semakin populer. Menguatnya dukungan rakyat pada kepemimpinan

lokal yang berakar pada tradisi terkesan menjadi antitesis dari kebijakan-kebijakan

pemerintah pusat yang sudah bercitra negatif karena korupsi.

Bila perlawanan Pangeran Diponegoro dan bangsawan lain di masa lalu

menjadi sumber inspirasi perjuangan melawan pihak asing, dilema bagi para

pejuang lokal saat berhadapan dengan pihak-pihak satu daerah yang bersebrangan

pendapat juga menjadi bagian dari dinamika politik. Para bangsawan pemberontak

pada masa lalu berhadapan dengan keluarganya yang berkolaborasi dengan

pemerintah penjajah. Demikian juga, kelompok-kelompok Pro Penetapan juga

harus berhadapan dengan orang-orang dan lembaga yang tidak sependapat tentang

mekanisme penentuan jabatan gubernur dan wakil gubernur.

Secara kritis, gerakan besar para pangeran di masa lalu tersebut tidak akan

pernah sama dengan mobilisasi massa dalam Gerakan Keistimewaan Yogyakarta

saat ini tapi kemiripan tertentu yang menjadi aspek-aspek yang khas. Pertama,

walau terlalu prematur untuk menyatakan pribadi Sultan HB X sebagai ratu adil

atau satria piningit, atau sebutan lain bagi mesias Jawa, tapi ada faktor penting

yang harus ada dalam perjuangan rakyat yaitu keberadaan raja. Kedua,

pengungkapan kembali kisah-kisah pangeran-pangeran yang heroik ini bertujuan

untuk mengkonsolidasikan sebuah integralisme politik untuk melawan kekuatan

81Dalam salah satu pernyataan yang dibacakan oleh Widihasto mewakili Gerakan Rakyat

Mataram Bersatu (GRMB), ada narasi tentang perjuangan Pangeran Diponegoro melawan Penjajah Belanda. Pengungkapan narasi ini secara tidak langsung menyamakan perjuangan kelompok pro penetapan melawan pemerintah pusat yang seperti penjajah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

128

asing. Saat ini, kekuatan asing tersebut diidentifikasikan sebagai pemerintah

pusat.

C. MERIBUTKAN WACANA KEBENARAN

Pada pembahasan sebelumnya telah memetakan hubungan-hubungan antar pihak

sebagai subyek-subyek yang hidup dalam konstelasi kuasa. Bagian ini

menjabarkan bagaimana kuasa terwujud dalam pengetahuan-pengetahuan tertentu.

1. Menafsir Demokrasi

Seperti sudah diungkapkan sebelumnya, polemik soal Keistimewaan Yogyakarta

menjadi semakin panas saat Presiden SBY secara tidak langsung mengungkapkan

bahwa keberadaan monarki bertentangan dengan nilai demokrasi. Dibalik

pernyataan presiden tersebut, ada dua gagasan yang sebenarnya sedang

dipertentangkan. Dua gagasan tersebut yaitu monarki melawan demokrasi.

Mengingat dua hal tersebut diungkapkan oleh seorang presiden, maka

pernyataannya menjadi sebuah wacana kebenaran dalam kebijakan pemerintahan

daerah.

Secara tidak langsung pernyataan tersebut menggiring pada sebuah

gagasan tentang hal yang dianggap benar dan hal lain dianggap menyimpang. Ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

129

dua hal yang dianggap antagonistik yaitu monarki dengan demokrasi. Artinya,

keberadaan sebuah monarki bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi dalam

pemerintahan negara. Maka, terbaca sebuah dikotomi yang mana demokrasi

diposisikan sebagai sebuah normalitas. Sebaliknya, monarki ditempatkan sebagai

abnormalitas.

Selanjutnya, kebenaran bernama demokrasi ini bekerja melalui ritual untuk

merayakan kebenaran. Ritual ini bernama Pemilihan Umum (Pemilu). Pemilihan

umum menjadi ritual dari sebuah pengetahuan resmi yang disebut demokrasi.

Pengetahuan ilmiah tentang hidup bernegara terwujud dalam sebuah mantra

bernama demokrasi. Artinya, dengan diselenggarakannya sebuah pemilu, menjadi

pembenaran adanya demokrasi.

Demokrasi bukanlah pengetahuan baru. Semenjak pemerintahan Soekarno,

yang disebut sebagai Orde Lama oleh Soeharto untuk menyebut masa

pemerintahaannya Orde Baru, demokrasi sudah menjadi pengetahuan besar yang

menjadi inspirasi untuk kepemimpinan dua penguasa besar Indonesia ini melalui

demokrasi terpimpin dan demokrasi Pancasila gaya Orba. Akan tetapi gelombang

besar perubahan pada tahun 1998 membuktikan bahwa selama berpuluh-puluh

tahun pengetahuan bernama demokrasi tersebut ternyata tidak demokratis, dan

hanya menghasilkan ritual yang bernama Pemilu. Sudah menjadi rahasia umum

bahwa pemilu pada zaman Orba hanyalah sebuah panggung pertunjukan yang

esensi demokrasinya dipertanyakan.

Ada usaha untuk merevisi pengetahuan soal demokrasi dengan menata

kembali (reform) ritualitas Pemilu. Yang terjadi adalah penciptaan desain baru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

130

pemilu yaitu, pemilukada (pemilihan Umum Kepala dan Wakil Kepala Daerah).

Hasil nyata dari pemilukada ini yaitu adanya penentuan jabatan gubernur dan

wakil gubernur melalui pemilihan secara langsung oleh penduduk daerah tersebut.

Maka, hal inilah yang disebut sebagai demokratis.

Sebagai sebuah ritual yang mewujudnyatakan sebuah pengetahuan

kebenaran bernama demokrasi, pelaksanaan pemilu mulai dipertanyakan.

Problematisasi ini muncul dari kelompok pro penetapan. Dengan nada nyinyir,

mereka menyebutnya ‘Demokrasi Prosedural’. Dengan kata lain, pelaksanaan

pemilu hanya bertujuan melaksanakan prosedur pemilihan saja tapi hasilnya

belum tentu demokratis. Bahkan, muncul anggapan jika pelaksanaan pemilu

menghasilkan efek yang jauh dari esensi demokrasi.

Dalam kecamuk ini, lagi-lagi ada dikotomi yang terbaca, yaitu antara

demokratis (sebagai yang normal) dan tidak demokratis (sebagai yang abnormal).

Dengan sebuah pengetahuan bernama demokrasi, ada daya untuk menentukan

bentuk-bentuk normalitas dalam pemerintahan yaitu melalui praktek pemilihan

umum. Masalahnya, kelompok pro penetapan yang sudah berhasil mengambil

hati sebagian besar masyarakat Yogyakarta, tidak mengganggap pemilukada

sebagai hal yang baik untuk mereka. Pada titik ini, hubungan yang terjadi seperti

seorang pasien yang menolak resep obat yang diberikan oleh dokter seraya

menggugat bahwa dirinya tidak sakit.

Yang menarik dicermati dalam peristiwa ini yaitu, bagaimana rumusan

utama tentang demokrasi sedang ditantang dengan pemaknaan lain yang kurang

kurang lazim. Ukuran-ukuran demokratis yang dirumuskan oleh pemerintah pusat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

131

dianggap tidak lagi relevan. Jika pelaksanaan pemilukada bertujuan untuk

meningkatkan partisipasi rakyat dalam memilih pemimpin, tujuan tersebut sedang

dihadang dengan pernyataan bahwa rakyat sudah memilih pemimpinnya. Maka,

pemilukada menjadi tidak penting bagi mereka karena ukuran yang dianggap

demokratis sudah tercapai.

Sikap kelompok pro penetapan ini menjadi antitesis pada cara

melaksanakan demokrasi dengan prosedur pemilu. Ada perbedaan cara pandang

antara penentu kebijakan (presiden, kabinet, dan kementerian dalam negri) dengan

kelompok-kelompok pro penetapan yang didukung oleh sebagian besar

masyarakat di Yogyakarta. Jika merentang jalinan perkembangan demokratisasi di

Indonesia, apa yang terjadi di Yogyakarta menjadi sebuah titik pergeseran.

Semenjak tahun 1998, ratusan pemilihan umum telah dilakukan untuk

menentukan para pemimpin daerah. Keterlibatan jutaan orang untuk terlibat dalam

proses ini menjadi peserta, seakan menjadi ukuran kesuksesan pelaksanaan

demokrasi. Akan tetapi, ada cara pandang yang berubah saat melihat ukuran

demokrasi, yaitu pada hasil demokrasi bukan pada mekanisme pemilihan. Maka,

dalam kehidupan politik, kebenaran menjadi ruang terbuka, tergantung siapa yang

menafsirkan karena kebenaran dalam politik adalah alat untuk mendominasi dan

alat untuk melawan balik.

Pemilu menjadi bentuk penyeragaman yang diberlakukan untuk semua

daerah atas nama demokrasi. Ciri keseragaman ini mengharuskan adanya suatu

bentuk yang simetris. Bertolak dari istilah simetris ini, maka pemerintahan dalam

suatu negara harus mempunyai poros (pusat), yang mana pinggiran mempunyai

bentuk dan ukuran yang sama dengan pinggiran yang lain. Bentuk ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

132

menciptakan sebuah pusat yang bersifat tunggal dan pinggiran-pinggiran yang

berbentuk ‘sama rata’. Implikasinya, pusat terkesan menjadi dominan, karena

menjadi sentris dalam suatu susunan. Letak dan bentuk unsur-unsur pinggir ini

yang menciptakan keseimbangan. Dengan menguatnya tuntutan untuk

‘mengistimewakan’ Yogyakarta ini, maka dengan logika simetri tersebut, akan

tercipta ketidakseimbangan.

Di Indonesia, keseimbangan dalam logika simetri, selama ini dipahami

sebagai ‘persatuan & kesatuan’ atau istilah NKRI (Negara Kesatuan Republik

Indonesia). Prakteknya, seluruh daerah terbagi-bagi dalam satuan bernama

provinsi. Kemudian, bagaimana jadinya kalau beberapa sisi mempunyai bentuk

yang berbeda? Sebuah susunan akan kehilangan prinsip keseimbangan.

2. Wajah Jahat Liberalisme

Salah satu argumentasi kelompok pro penetapan yaitu pemilukada cenderung

bernuansa liberalisme karena pemilukada cenderung menjadi pasar politik.

Artinya, di perhelatan besar bernama pemilukada, ada dana besar yang mengalir.

Para kontestan yang berlaga akan semakin mudah untuk memenangkan suara jika

mempunyai modal biaya yang sangat besar. Maka, rakyat akan mudah tertipu oleh

daya-daya uang. Dari ungkapan-ungkapan mereka, sangat terkesan bahwa

liberalisme merasuk ke semua prosedur pemerintahan sehingga mengakibatkan

kekuatan uang bersatu dengan kekuatan politik yang kemudian menindas rakyat

kecil (wong cilik).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

133

Saat mengartikulasikan gagasan liberalisme, tiba-tiba liberalisme menjadi

terlihat ‘sangat jahat’. Liberalisme terkesan sebagai ajaran sesat, sedangkan

mereka yang tidak sependapat, dianggap sebagai liberalis. Secara lebih khusus,

kaum liberalis di Yogyakarta adalah mereka yang dikategorikan sebagai

kelompok pro pemilihan. Liberalisme menjadi sasaran kemarahan. Makian ‘antek-

antek liberal’, rasa-rasanya hampir mirip dengan penyebutan ‘antek-antek

komunis/PKI’.

Dengan pengembangan gagasan tentang liberalisme sebagai musuh

bersama, maka kelompok pro penetapan menunjukkan bahwa pelaksanaan

pemilukada di Yogyakarta bukan menjadi sebuah resep yang sehat bagi

demokratisasi melainkan hanya menjadi toksin yang merusak sendi-sendi filosofi

kultural masyarakat Yogyakarta. Mungkin hal ini terdengar berlebihan. Akan

tetapi, yang perlu digarisbawahi adalah kelompok pro penetapan yang didukung

oleh sebagian besar masyarakat merasa menjadi obyek kekuasaan. Dan gagasan

soal liberalisme adalah upaya melawan balik usaha normalisasi yang dilakukan

oleh pemerintah melalui sistem cangkok demokrasi yang disebut pilkada.

Mengapa liberalisme terlihat sangat menakutkan? Liberalisme akan

berperan besar meruntuhkan gaya-gaya pemerintahan yang feodalistik karena

paham ini memang berkembang di atas kuburan feodalisme. Menguatnya

liberalisme membuat pemerintahan feodal yang ada di negara-negara monarki

absolut terjatuh. Banyak pemerintahan monarki yang runtuh. Sebagian dari

monarki yang bertahan bermetamorfosis menjadi monarki konstitusional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

134

Di sisi lain, luasnya ruang lingkup untuk membahas tentang liberalisme

membuat saya mencermati pada melunturnya kategori-kategori politik yang

berkembang saat liberalisme nampak sebagai satu-satunya pilihan di jaman ini.

Dugaan bahwa kapitalisme akan menjadi sistem pemerintahan yang ideal didunia

setelah runtuhnya ideologi sosialisme-komunisme telah terbantahkan. Yang

terjadi justru, terbentuknya sistem-sistem pemerintahan yang menggabungkan

semua sisi positif dari ideologi atau sistem yang pernah hidup. Sebagai contoh,

komunisme di Republik Rakyat China (RRC) tidak lagi nampak berwajah

totaliter. Pengembangan kawasan-kawasan ekonomi bebas seperti Hongkong dan

Shanghai. Maka, menjadi semakin tidak jelas lagi dikotomi dan kategori yang

selama ini dipercaya oleh publik.

Dugaan bahwa kapitalisme akan menjadi sistem pemerintahan yang ideal

didunia setelah runtuhnya ideologi sosialisme-komunisme telah terbantahkan.

Yang terjadi justru, terbentuknya sistem-sistem pemerintahan yang

menggabungkan semua sisi positif dari ideologi atau sistem yang pernah hidup.

Sebagai contoh, komunisme di RRC tidak lagi nampak berwajah totaliter.

Pengembangan kawasan-kawasan ekonomi bebas seperti Hongkong dan

Shanghai. Maka, menjadi semakin tidak jelas lagi dikotomi (benar dan salah) dan

kategori-kategori mapan yang selama ini dipercaya.

Ada kecurigaan bahwa wacana demokratisasi yang disodorkan oleh

pemerintah mengandung nilai liberalisasi ekonomi yang nampak dalam

pelaksanaan pemilu. Kekawatiran kelompok pro penetapan cukup beralasan.

Pelaksanaan pemilu pada paska reformasi, secara prosedur sudah benar. Di sisi

lain, pemilu menciptakan perputaran ekonomi yang bernominal besar. Jual-beli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

135

kepentingan ini membuat pihak yang bermodal besar akan mempunyai peluang

yang lebih besar untuk memenangkan pilihan.

Di sisi lain, kelompok pro penetapan bisa saja keliru menengarai bahwa

liberalisme tidak hanya nampak dalam pelaksanaan Pemilu. Yang lebih penting

adalah melihat bagaimana liberalisasi ekonomi menciptakan struktur-strukturnya

dalam suatu daerah. Sangat memungkinkan bahwa Sultan dan Kraton bisa

dimasuki struktur-struktur ekonomi liberal.

Secara ringkas, dalam pewacanaan keistimewaan Yogyakarta, gagasan

liberalisme menjadi counter knowledge. Gagasan ini muncul saat kelompok pro

penetapan melawan definisi normalitas politik bernama demokrasi yang berwajah

pemilu. Kelompok pro penetapan yang menempatkan sebagai pendukung

abnormalitas politik, mencoba melawan dengan mendefinisikan ulang normalitas.

Akhirnya, yang disebut demokratis belum tentu normal, karena yang disebut

normal itu ternyata liberal. Apalagi, terminologi ‘liberal’ sudah cukup

mendapatkan kesan negatif. Contohnya, ekonomi liberal. Munculnya gagasan soal

liberalisme menunjukan hal menarik yaitu ada rasa curiga terhadap wacana

asing.Wacana resmi yang kemudian disebut demokrasi prosedural ini dianggap

tidak sesuai dengan nilai-nilai tradisi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

136

BAB V

PENUTUP

Membayangkan Politik Alternatif

Sampai penelitian ini ditulis, perkembangan wacana keistimewaan Yogyakarta

sudah memasuki tahapan yang diharapkan oleh publik. Rencana Undang-Undang

Keistimewaan Yogyakarta (RUUK) sudah disahkan menjadi Undang-undang

Keistimewaan Yogyakarta (UUK). Sultan HB X dan Adipati PA IX untuk

kesekian kalinya diangkat kembali menjadi gubernur dan wakil gubernur DIY.

Saat ini pemerintah daerah sedang menyusun rencana lanjutan tentang apa

yang harus dilakukan setelah penetapan gubernur dan wakil gubernur. Pada saat

yang sama, muncul kebingungan untuk merumuskan definisi kebudayaan dan

bagaimana mengimplementasikan keistimewaan dalam ranah peraturan daerah.

Menuliskan relasi kuasa dengan sudut pandang Kajian Budaya yaitu

merinci mekanisme kuasa dan pengetahuan yang tersembunyi dalam relasi sosial

antar aktor maupun institusi. Mekanisme ini menyakup kuasa untuk memberi

nama, kuasa untuk menampilkan kebenaran umum, kuasa untuk menciptakan

versi resmi, dan kuasa untuk menampilkan dunia sosial yang terlegitimasi.

Mengetahui bagaimana mekanisme ini bekerja dalam wacana dan artikulasinya.

Mekanisme ini diartikulasikan oleh semua pihak di zona kontestasi atas makna.82

Ada interkoneksi yang kuat antara wacana kuasa yang terwujud dalam

pengetahuan dalam berkembangnya gerakan sosial dalam problematisasi

82Chris Barker (2008). Cultural Studies: Theory & Practice

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

137

Keistimewaan Yogyakarta. Dalam hal ini, antara pemerintah pusat dan

Sultan/Kraton sebagai pihak kuat yang memproduksi pengetahuan dengan

gerakan sosial yang merepresentasikan rakyat kebanyakan menjadi saling

berhubungan. Semua pihak, walaupun terlihat antagonistik, adalah subyek-subyek

hasil bentukan wacana kuasa yang saling bernegosiasi.

Keistimewaan Yogyakarta adalah utopia baru atas pemerintahan politik,

sosial, dan budaya. Wilayah ini (yang tidak hanya dipahami sebagai batas-batas

geografis) menjadi alternatif dalam ekosistem sosial di Indonesia. Mengulangi apa

yang diungkapkan oleh Rose (2004) bahwa dugaan tentang menjadi semakin

kuatnya liberalisme tidak terjadi, walaupun sosialisme telah jatuh dengan

hancurnya negara adidaya Uni Soviet.83

Ideologi liberalisme ternyata tidak

semakin mempertajam kehidupan politik di dunia.Yang semakin berkembang

justru bentuk-bentuk politik (baru) yang tidak bisa dimasukkan dalam kategori

kanan atau kiri. Pada masa ini, kemunculan imajinasi-imajinasi politik alternatif

bermunculan seiring dengan kekecewaan akan pemerintah pada saat ini.

Keistimewaan Yogyakarta adalah pembayangan akan sebuah sistem

politik alternatif. Yang dimaksudkan sebagai alternatif adalah sebuah sistem

pemerintahan yang bersih dari praktek-praktek negatif pemerintahan seperti

korupsi yang justru subur saat pemerintah bekerja atas nama demokrasi.

Representasi raja yang masih campur tangan dalam urusan pemerintahan, diyakini

bisa menjadi pilihan alternatif untuk mengurangi praktek-praktek negatif tersebut.

Argumen ini dikembangkan oleh para penggerak pro-penetapan dengan

83Nikolas Rose. Power of Freedom, hlm 11.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

138

memaparkan bukti-bukti tentang ‘prestasi’ bersih Yogyakarta dalam hal korupsi

dan hal-hal seperti pendidikan, anti-kekerasan, dan multikulturalisme. Walaupun

tidak bisa mendefinisikan rumusan alternatifnya, masyarakat dihadapkan pada

pilihan yang menarik tentang bentuk pemerintahan.

Yang terjadi saat ini adalah berkembangnya dukungan untuk bentuk-

bentuk pemerintahan alternatif. Jika dulu keberadaan monarki menunjukkan

adanya feodalisme yang diyakini menjadi budaya politik yang anti demokrasi, saat

ini justru menjadi pilihan untuk membendung pengaruh-pengaruh negatif dari

modernisme. Yang terbaca adalah, adanya pergeseran dari yang tadinya terkesan

negatif menjadi lebih terkesan positif. Justru, tantangannya pada gagasan

mengenai bentuk pemerintahan yang mengelaborasi tema-tema globalisasi dan

lokalisasi.

Bertolak dari pemahaman bangsa sebagai sebuah komunitas reka bayang,

konstruksi kebangsaan Indonesia masih tetap berlangsung. Bangsa lebih tepat

dikatakan sebagai komunitas yang (masih) membayangkan (communities which is

still imagining) dalam proses membayangkan komunitas besar yang ideal

(imagining community). Kebangsaan Indonesia yang representasinya muncul dari

penafsiran atas nasionalisme, demokrasi, dan dasar-dasar negara.

Oleh karena itu, menjadi hal yang wajar saat sekelompok warga asal Papua

mendukung penetapan. Bagi mereka musuh besar mereka sama yaitu pemerintah

pusat yang sudah dirasuki ideologi asing. Menurut mereka, untuk bisa menjamin

kesatuan sebagai sebuah Negara yang multi bangsa, sistem demokrasi harus

disusun sedemikian rupa menjadi demokrasi kesukuan. Pernyataan mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

139

mencerminkan adanya pembayangan mengenai Indonesia yang tidak lazim bahwa

setiap daerah berhak mempunyai kekhususan berdasarkan tradisi masing-masing.

Namun, yang menarik dicermati adalah, pemahaman mengenai bangsa dan

Negara menjadi tidak linear.

Konsepsi bangsa dan negara tidak selalu harmonis seperti rel kereta api.

Dalam berbagai negara di dunia, persitegangan ini terjadi, yang kemudian

memunculkan konflik. Terciptalah sistem-sistem baru hasil dari penggabungan-

penggabungan unik, seperti satu bangsa dua negara seperti China dengan

Hongkong atau satu negara dengan dua bangsa seperti Belgia dengan dikotomi

rakyatnya yang berbahasa Belanda dan Perancis. Maka, menjadi wajar bahwa di

beberapa negara, ada sistem yang sengaja dibuat untuk mengakomodasi

perbedaan dalam konflik. Ada bangsa tanpa negara, negara tanpa bangsa, negara

dengan banyak bangsa, dan satu bangsa yang berbagi negara.

Fenomena keistimewaan Yogyakarta mengembangkan pemaknaan baru

dalam mendefinisikan bentuk-bentuk pemerintahan yang tidak lazim. Hal ini yang

diperjuangkan oleh kelompok-kelompok lokal, sebuah peluang bagi monarki

untuk hidup dalam sebuah republik. Bentuk monarki untuk level daerah juga ada

di Malaysia yang merupakan gabungan negara-negara bagian berbentuk kerajaan.

Melalui tegangan-tegangan yang terjadi antara kepentingan daerah dengan

pemerintah pusat, pengecualian sistem hukum diciptakan. Hal ini seperti yang

terjadi di Aceh, saat pergolakan senjata diakhiri dengan kesepakatan untuk

menciptakan sistem hukum yang berbeda. Aceh mempunyai kewenangan untuk

mengatur daerahnya sendiri dengan ketentuan-ketentuan khusus. Dengan begitu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

140

tercipta kategori sistem pemerintahan yang umum dan khusus di propinsi-

propinsi. Hal serupa juga terjadi di Papua. Seiring berjalannya waktu, konstruksi-

konstruksi mapan soal pemerintahan mulai dipertanyakan. Benarkah sistem ini

ideal? Pertanyaan semacam ini menjadi dorongan bagi kelompok-kelompok lokal

kedaerahan untuk mempertanyakan sistem pemerintahan yang tidak cocok dengan

situasi dan kondisi setempat.

Penelitian soal Keistimewaan Yogyakarta masih memungkinkan

dikembangkan lagi. Dengan sudut pandang Kajian Budaya, Keistimewaan

Yogyakarta menjadi ranah yang cukup luas untuk dianalisis. Pertama, peran para

‘pejuang keistimewaan’ paska diresmikannya UUK menjadi tema menarik dalam

penelitian. Dengan meneliti para aktivis pro penetapan, maka akan diketahui

dalam ranah apa saja mereka mengartikulasikan keistimewaan dalam situasi yang

berbeda. Kedua, penelitian tentang bagaimana masyarakat, baik pemerintah

daerah dan kelompok-kelompok masyarakat yang mencoba menafsirkan bentuk-

bentuk keistimewaan penting dilakukan. Konsep keistimewaan masih menjadi

lentur. Konsep ini menjadi ranah dimana setiap pihak di dalamnya memainkan

peranan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

141

DAFTAR PUSTAKA

Dewan Kebudayaan Kota Yogyakarta, and Pusat Studi Kebudayaan UGM. Menjadi Jogja: Menghayati Jati Diri dan Transformasi Yogyakarta. Yogyakarta: Panitia HUT ke-250 Kota Yogyakarta, 2006.

Anderson, Benedict R. O'G. Komunitas-komunitas Terbayang. Yogyakarta: Insist Press & Pustaka Pelajar, 2001.

—. Kuasa Kata: Jelajah Budaya-Budaya Politik di Indonesia. Yogyakarta: Mata Bangsa, 2000.

Atmakusumah, ed. Takhta untuk Rakyat: Celah-celah Kehidupan Sultan Hamengku Buwono IX. edisi revisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2011.

Barker, Chris. Cultural Studies: Theory & Practice. 3rd. London: SAGE Publications Ltd., 2008.

Baskoro, Haryadi, and Sudomo Sunaryo. Catatan Perjalanan Keistimewaan Yogya: Merunut Sejarah, Mencermati Perubahan, Menggagas Masa Depan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

—. Wasiat HB IX: Yogyakarta Kota Republik. Yogyakarta: Galang Press, 2011.

Bei, Tato, wawancara oleh Leonardo Budi Setiawan. Kantor Galang Press (Baciro), Yogyakarta, (14 Desember 2011).

Billig, Michael. "Rhetorical Psychology, Ideological Thinking, and Imagining Nationhood." In Social Movements and Culture, edited by Bert Klandermans, & Hank Johnston, 64 – 81. Minneapolis: University of Minnesota Press, 1995.

Degey, Lechzy, wawancara oleh Leonardo Budi Setiawan. Babarsari, Yogyakarta, (1 Mei 2011).

Degey, Lechzy, wawancara oleh Leonardo Budi Setiawan. Babarsari, Yogyakarta, (21 Mei 2011).

Eko, Sutoro. “Membuat Keistimewaan lebih istimewa.” Dalam Membongkar Mitos Keistimewaan Yogyakarta, disunting oleh Abdur Rozaki, & Titok Hariyanto. Yogyakarta: IRE, 2003.

Fasseur, C. “Dilemma zaman kolonial: Van Vollenhoven dan perseteruan antara hukum adat dan hukum Barat di Indonesia.” Dalam Adat dalam Politik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

142

Indonesia, disunting oleh Jamie S. Davidson, David Henley, & Sandra Moniaga, 57-76. Jakarta: KITLV & YOI, 2010.

Felicianus, Julius, wawancara oleh Leonardo Budi Setiawan. Kantor Galang Press, Baciro, Yogyakarta, (14 December 2011).

Foucault, Michel. Kegilaan dan Peradaban. . Yogyakarta: Ikon Teralitera, 2002.

—. Pengetahuan dan metode. Yogyakarta: Jalasutra, 2011.

—. Arkeologi Pengetahuan. . Yogyakarta: IRCiSoD, 2012.

—. Discipline and Punish. London: Allen Lane, 1977.

Foucault, Michel. “Kuasa Pastoral dan Rasio Politik (1979).” Dalam Agama, Seksualitas, Kebudayaan, disunting oleh Jeremy R Carette, 193 – 224. Yogyakarta: Jalasutra, 2011.

—. Wacana Kuasa/Pengetahuan. Yogyakarta: Bentang Budaya, 2002.

Hadiwijoyo, Surya Sakti. Menggugat Keistimewaan Yogyakarta: Tarik ulur kepentingan, Konflik elite, dan Isu perpecahan. Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2009.

Hamengku Buwono X. “Kenapa Keistimewaan DIY harus dipertahankan?” naskah dengar pendapat dengan DPR RI. t.thn.

Houben, Vincent J.H. Keraton dan Kompeni: Surakarta dan Yogyakarta, 1830-1870. Yogyakarta: Bentang Budaya, 2002.

Jae Bong Park. Preventing Ethnic Violance in Indonesia: Civil Society Engagement in Yogyakarta during The Economic Crisis of 1998. PhD Thesis, University of New South Wales, 2008.

"jogja hip-hop foundation dianugerahi duta nagari Ngayogyakarta Hadiningrat." n.d.: http://www.cekricek.co.id/musik/item/753/.

Johnston, Hank. In A Methodology for Frame Analysis: From Discourse to Cognitive Schemata, edited by Bert Klandermans, & Hank Johnston, 217-240. Minneapolis: University of Minnesota Press, 1995.

Kartodirdjo, Sartono. Tjatatan tentang segi-segi messianistis dalam sejarah Indonesia. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada, 1959.

Kartodirdjo, Sartono, A. Sudewo, and Suhardjo Hatmosuprobo. Perkembangan Peradaban Priyayi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1987.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

143

"Kecewa RUUK DIY Wali Kota Turunkan Bendera Setengah Tiang." n.d.: http://www.tempo.co/read/news/2010/12/12/177298330/.

Kendall, Gavin, and Gary Wickham. Using Foucault’s Methods. London: Sage Publications Ltd., 1999.

Kusno, Abidin. Penjaga Memori: Gardu di Perkotaan Jawa. Yogyakarta: Ombak, 2007.

Lofland, John. "Charting Degrees of Movement Culture: Task of The Cultural Cartographer ." In Social Movements and Culture, edited by Hank Johnston, & Bert Klandermans, 188-. Minneapolis: University of Minnesota Press, n.d.

Lombard, Denys. Nusa Jawa: Silang Budaya 3. Warisan Kerajaan-kerajaan Konsentris. Jakata: Gramedia Pustaka Utama, 2008.

Maksum, Irwan Ridwan. "Otonomi Yogyakarta." In Monarki Yogya Inskonstitusional?, edited by Aloysius Soni BL de Rosari, 159-163. Jakarta: Penerbit Kompas, 2011.

Masudi, Wawan. “Komodifikasi Identitas: Reproduksi Wacana Asli dan Pendatang dalam Debat Keistimewaan DIY.” Dalam Politik Identitas: Agama, Etnisitas, dan Ruang/Space dalam Dinamika Politik di Indonesia, disunting oleh Widya P. Setyanto, & Pulungan Halomoan. Salatiga: Percik, 2009.

Melucci, Alberto. "The Process of Collective Identity ." In Social Movements and Culture, edited by Hank Johnston, & Bert Klandermans, 41-64. Minneapolis: University of Minnesota Press, 1995.

Moedjanto, G. Konsep Kekuasaan Jawa: Penerapannya oleh Raja-raja Mataram. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1987.

Moedjanto, G. "Eksistensi Daerah Istimewa Yogyakarta." In Monarki Yogya Inskonstitusional?, edited by Aloysius Soni BL de Rosari, 13-16. Jakarta: Penerbit Kompas, 2011.

—. Kasultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1994.

—. Suksesi dalam Sejarah Jawa. Yogyakarta: Penerbitan USD, 2002.

Mulyadi, interview by Leo Budi Setiawan. Yogyakarta, Godean, Sleman, (2009).

OngHokHam. Dari Soal Priyayi sampai Nyi Blorong: Refleksi Historis Nusantara. Jakarta: Penerbit Kompas, 2002.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

144

OngHokHam. "Merosotnya Peranan Pribumi dalam Perdagangan Komoditi." Prisma XII no 8 (Agustus 1983).

—. Rakyat dan Negara. Jakarta: LP3ES & Penerbit Sinar Harapan, 1983.

Panitya Peringatan Kota Jogjakarta 200 tahun. Kota Jogjakarta 200 tahun. Yogyakarta: Panitya Peringatan Kota Jogjakarta 200 tahun– Sub Panitya Penerbitan, 1956.

Pour, Julius. “Sultan Yogya 40 Tahun Bertakhta.” Dalam Sepanjang Hayat bersama Rakyat: 100 tahun Hamengku Buwono IX, disunting oleh Julius Pour, & Nur Adji, 48-60. Jakarta: Penerbit Kompas, 2012.

Purwanto, Bambang. “Keistimewaan yang sarat beban sejarah.” Dalam Membongkar Mitos Keistimewaan Yogyakarta, disunting oleh Abdur Rozaki, & Titok Hariyanto, xi-xxiv. Yogyakarta: IRE, 2003.

Rose, Nikolas. Powers of Freedom: Reframing Political Thought. Cambridge: Cambridge University Press, 2004.

Rozaki, Abdur, dan Titok Hariyanto, . Membongkar Mitos Keistimewaan Yogyakarta. Yogyakarta: IRE, 2003.

Sagrim, Hamah, wawancara oleh Leonardo Budi Setiawan. Asrama Mahasiswa Papua, Muja-Muju, Yogyakarta, (5 November 2011).

Soemardjan, Selo. Selo Perubahan Sosial di Yogyakarta. Jakarta: Komunitas Bambu, 2009.

Soewarno, P.J. "Keistimewaan Yogyakarta." In Monarki Yogya Inskonstitusional?, edited by Aloysius Soni BL de Rosari, 17-29. Jakarta: Penerbit Kompas, 2011.

Soewarno, P.J. "Sultan HB X dan Jabatan Gubernur." In Monarki Yogya Inskonstitusional?, edited by Aloysius Soni BL de Rosari, 134-137. Jakarta: Penerbit Kompas, 2011.

Sri Paku Alam VIII. “Kontak dan Kerja Sama Erat Menyatukan Kesultanan dan Pakualaman.” Dalam Takhta untuk Rakyat: Celah-celah Kehidupan Sultan Hamengku Buwono IX, disunting oleh Atmakusumah, 308-313. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2011.

"Stefanus Widihasto Wasana Putra." n.d. http://www.pemilu.asia/?opt=3&s=6&y=2004&id=39989.

Suara Merdeka. “Buku Pisowanan Ageng Menuai Kritik.” 14 Oktober 2003: http://www.suaramerdeka.com/harian/0310/14/dar16.htm.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spektrum yang berkembang. Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh Walaupun pada awalnya, wacana ini ditanggapi oleh

145

Supangat, Agus, ed. Sejarah Maritim Indonesia: Menelusuri Jiwa Bahari Bangsa dalam Proses Integrasi Bangsa (sejak zaman prasejarah hingga Abad XVII) . Semarang: Pusat Kajian Sejarah dan Budaya Maritim Asia Tenggara, Universitas Diponegoro Semarang, 2003.

Swidler, Ann. "Cultural Power and Social Movements." In Social Movements and Culture, edited by Hank Johnston, & Bert Klandermans, 25 – 40. Minneapolis: University of Minnesota Press, 1995.

Syafifudin, Demang, wawancara oleh Leonardo Budi Setiawan. Baciro, Yogyakarta, (16 Desember 2011).

Wahyukismo, Heru. Keistimewaan Jogja vs Demokratisasi. Yogyakarta: Bigraf Publishing, 2004.

Wasana Putra, Widihasto, interview by Leonardo Budi Setiawan. Kantor Galang Press, Baciro, Yogyakarta, (December 14, 2011).

—. "Press Release Kirab Budaya Pengukuhan Yogyakarta Kota Republik ." n.d. http://www.facebook.com/notes/widihasto-wasana-putra/release-kirab-budaya-pengukuhan-yogyakarta-kota-republik-selasa-4-januari-2011-s/494628347660.

Yunianto, Tri. Daulat Raja Menuju Daulat Rakyat: Demokratisasi Pemerintahan di Yogyakarta. Solo: Cakra Books, 2010.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI