plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk · pielonefritis dan i nfeksi saluran...

119
i EFEK NEFROPROTEKTIF JANGKA PENDEK EKSTRAK METANOL-AIR BIJI Persea americana Mill. TERHADAP KADAR KREATININ DAN GAMBARAN HISTOLOGIS GINJAL TIKUS JANTAN WISTAR TERINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Diajukan Oleh: Liana Risha Gunawan NIM : 108114039 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: vandiep

Post on 29-Apr-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

i

EFEK NEFROPROTEKTIF JANGKA PENDEK

EKSTRAK METANOL-AIR BIJI Persea americana Mill. TERHADAP

KADAR KREATININ DAN GAMBARAN HISTOLOGIS GINJAL TIKUS

JANTAN WISTAR TERINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Diajukan Oleh:

Liana Risha Gunawan

NIM : 108114039

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib (Mazmur 139 : 14a)

Kupersembahkan karyaku ini untuk :

Tuhan Yesusku, Bapa yang senantiasa menopangku

dan mengangkatku saat kuterjatuh serta memberiku kekuatan.

Ayah, Ibu dan Kakak tercinta atas segala doa, cinta dan perhatiannya.

Sahabat-sahabatku tersayang

Almamaterku

Ketika kaki sudah tidak kuat berdiri : “BERLUTUTLAH”

Ketika Tangan sudah tidak kuat menggenggam : “LIPATLAH”

Ketika kepala sudah tidak kuat ditegakkan : ”MENUNDUKLAH”

Ketika hati sudah tidak kuat menahan kesedihan : “MENANGISLAH”

Ketika hidup sudah tidak mampu untuk dihadapi : “BERDOALAH”

Di dalam setiap masalah : Ingatlah TUHAN YESUS selalu setia bersama kita”.

(1 Tesalonika 5 : 14-18)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

vii

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih atas berkat yang tiada henti,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “EFEK

NEFROPROTEKTIF JANGKA PENDEK EKSTRAK METANOL-AIR BIJI

Persea americana Mill. TERHADAP KADAR KREATININ DAN

GAMBARAN HISTOLOGIS GINJAL TIKUS JANTAN WISTAR

TERINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA” dengan baik.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Farmasi (S.Farm) program studi Farmasi Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini

tentunya tidak lepas dari bantuan dan campur tangan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih pada :

1. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dosen Pembimbing skripsi atas

segala kesabaran dalam membimbing, memberi masukan dan motivasi kepada

penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku Dosen Penguji skripsi atas bantuan

dan masukkan demi kemajuan skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. C. J. Soegihardjo, Apt. selaku Dosen Penguji skripsi atas

bantuan dan masukkan demi kemajuan skripsi ini.

4. Ibu Rini Dwiastuti, M.Si., Apt. selaku Kepala Laboratorium Fakultas Farmasi

yang telah memberikan ijin dalam penggunaan fasilitas laboratorium untuk

kepentingan penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

viii

5. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si., yang telah memberikan bantuan dalam

deteminasi serbuk biji Persea americana Mill.

6. Ibu drh. Ari selaku dokter hewan di laboratorium Imono yang telah membantu

dengan sabar dalam menyediakan hewan uji untuk penelitian ini.

7. Bapak Heru, Bapak Suparjiman dan Pak Kayatno selaku laboran bagian

Farmakologi dan Toksikologi, Pak Wagiran selaku laboran Farmakognosi

Fitokimia atas segala bantuan dalam pelaksanaan skripsi ini.

8. Keluarga terkasih, papa, mama dan kak Evan yang tidak pernah berhenti

memberikan dukungan, perhatian, saran selama ini.

9. Robert Dwijantara Putra atas semua bantuan, saran, dukungan dan perhatian

dalam segala hal selama ini baik dalam suka maupun duka.

10. “Tim Persea americana” Priscilla, Dara, Rotua, Ayu, Dian, Lydia, Ike kumala,

Inneke, Irene, Yuditha, Ita, Angel, Dion atas semua bantuannya

11. Teman-teman Farmasi angkatan 2010, Ita, Ocha, Via, Juli, Cilla, teman-teman

kos Agatha dan semua pihak yang turut membantu.

Penulis ini menyadari bahwa tugas akhir ini belum sempurna dan masih

banyak kekurangan sehingga penulis berharap kritik dan saran yang membangun

dari semua pihak. Akhir kata, penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak terutama di bidang ilmu farmasi.

Yogyakarta, November 2013

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………….. ii

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………….…. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………….……...……….. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………….……….. v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ………………………….……… vi

PRAKATA ………………………………………………………….……... vii

DAFTAR ISI ……………………………………………………….……… ix

DAFTAR TABEL ………………………………………………….……… xiv

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… xvi

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………. xviii

INTISARI …………………………………………………………….……. xx

ABSTRACT …………………………….…….……………..……………… xxi

BAB I. PENGANTAR …………………………………………………….. 1

A. Latar Belakang …………………………………………………………. 1

1. Perumusan masalah …………………………………………….. 3

2. Keaslian penelitian ……………………………………………… 4

3. Manfaat penelitian ……………………………………………… 5

B. Tujuan Penelitian ……………………………………………………….. 5

1. Tujuan umum …………………………………………………... 5

2. Tujuan khusus ………………………………………………….. 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

x

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ……………………………………... 6

A. Taksonomi dan Morfologi Alpukat ( Persea americana Mill. ) ……….. 6

B. Kandungan Fitokimia Biji Persea americana Mill. ………………….... 7

C. Ginjal ……………………………………………………………………. 9

1. Fungsi ginjal …………………………………………………….. 9

2. Anatomi dan fisiologi ginjal ……………….……………………. 11

D. Gangguan Sistem Urinaria ………………………….…………………... 17

1. Pielonefritis dan infeksi saluran kemih …………………………. 17

2. Gagal ginjal ……………………………………………………… 17

3. Nekrosis tubular akut …………………………………………… 18

E. Kreatinin ……………………………./…………………………………. 19

F. Karbon Tetraklorida (CCl4) ……..….…..……………………………… 21

G. Ekstraksi ………………………………………………………………... 22

H. Landasan Teori …………………………………………………………. 23

I. Hipotesis …………………………………………………………………. 24

BAB III. METODE PENELITIAN ………………………………………... 25

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ………………………………………… 25

B. Variabel dan Definisi Operasional …………………………………….. 25

1. Variabel utama ………………………………………………….. 25

2. Variabel pengacau terkendali …………………………………… 25

C. Subyek dan Bahan Penelitian ………………………………………….. 27

1. Subyek penelitian ………………………………………………. 27

3. Definisi operasional ……………………………………………. 26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

xi

2. Bahan penelitian ………………………………………………... 27

D. Alat dan Instrumen Penelitian …………………………………………. 28

E. Tata Cara Penelitian ……………………………………………………. 29

1. Determinasi serbuk biji Persea americana Mill. ……………… 29

2. Pengumpulan bahan ……………………………………………. 29

4. Pembuatan ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. ….. 30

5. Penetapan kadar air serbuk biji Persea americana Mill. ………. 31

6. Pembuatan larutan Natrium-Carboxy Methyl Cellulosa (CMC-Na)

1% ……………………………………………………………….. 31

7. Pembuatan suspensi ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill.

dalam CMC-Na 1% …………………………………………….. 31

8. Pembuatan larutan karbon tetraklorida (CCl4) konsentrasi 50% 32

9. Uji pendahuluan ………………………………………………… 32

10. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji …………………….. 33

11. Pembuatan serum ……………………………………………… 33

12. Penetapan kadar kreatinin serum ……………………………… 34

13. Pembuatan formalin 10% ……………………………………… 34

14. Pencuplikan organ ginjal tikus untuk pengamatan gambaran

histologis ………………………………………………………. 34

F. Tata Cara Analisis Hasil ………………………………………………… 35

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………. 36

A. Penyiapan Bahan ……………………………………………………….. 36

3. Pembuatan serbuk ……………………………………………… 29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

xii

1. Hasil determinasi serbuk biji Persea americana Mill. ………… 36

2. Penetapan kadar air serbuk biji Persea americana Mill. ………. 36

3. Hasil penimbangan bobot ekstrak metanol-air biji Persea americana

Mill. …………………………………………………………….. 37

B. Uji Pendahuluan ……………………………………………………….. 38

1. Penentuan dosis nefrotoksin karbon tetraklorida …...…………. 38

2. Penentuan waktu pencuplikan darah …………………………... 39

3. Penetapan lama pemejanan ekstrak metanol-air biji Persea

americana Mill. dosis 350 mg/kgBB ……….……….………… 42

4. Penetapan dosis ekstrak metanol-air Biji Persea americana Mill. 43

C. Hasil Uji Waktu Nefroprotektitf Ekstrak Metanol-Air biji Persea

americana Mill. ….……………………………………………………... 44

1. Kontrol negatif olive oil dosis 2 mL/kgBB ……………………... 46

2. Kontrol nefrotoksin (karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB) …... 48

3. Kontrol ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. dosis 350

mg/kgBB ……………………………………………………….... 49

4. Kelompok perlakuan ekstrak metanol-air biji Persea americana

Mill. pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida

dosis 2 mL/kgBB ..……………………..………..……………… 50

D. Gambaran Histologis Ginjal Tikus ……………………………………... 54

1. Gambaran histologis kelompok kontrol nefrotoksin karbon

tetraklorida (CCl4) 2 mL/kgBB ………………………………… 54

2. Gambaran histologis kelompok kontrol olive oil 2 mL/kgBB …. 55

3. Gambaran histologis kelompok kontrol ekstrak metanol-air biji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

xiii

Persea americana Mill. dosis 350 mg/kgBB ………….………. 57

4. Gambaran histologis kelompok perlakuan ekstrak metanol-air biji

Persea americana Mill. dosis 350 mg/kgBB pada perlakuan 1

jam sebelum induksi CCl4 ……….…………………………….. 58

5. Gambaran histologis kelompok perlakuan ekstrak metanol-air biji

Persea americana Mill. dosis 350 mg/kgBB pada perlakuan 4 jam

sebelum induksi CCl4 ……………………………………… 59

6. Gambaran histologis kelompok perlakuan ekstrak metanol-air biji

Persea americana Mill. dosis 350 mg/kgBB pada perlakuan 6

jam sebelum induksi CCl4 …………………………………….. 60

E. Rangkuman Pembahasan ……………………………………………….. 62

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………... 64

A. Kesimpulan ……………………………………………………………... 64

B. Saran ……………………………………………………………………... 64

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………...…………. 65

LAMPIRAN ………………………………………………………………... 68

BIOGRAFI PENULIS ……………………………………………………... 98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel I.

Tabel II.

Tabel III.

Tabel IV.

Tabel V.

Tabel VI.

Tabel VII.

Tabel VIII.

Tabel IX.

Tabel X.

Total senyawa fenolik dalam kulit, daging buah, biji alpukat dalam

ekstrak etil asetat, aseton, metanol…………….…………….…...……….…

Kandungan fitokimia dari Persea americana pada daun, buah dan

biji……………………………………………………………………………

Klasifikasi Acute Kidney Injury (AKI) berdasarkan AKIN pada

tahun 2005 dengan kriteria Cr serum dan UO…………………...……….

Rata-rata kadar kreatinin serum tikus setelah pemberian karbon

tetraklorida dosis 2 ml/kgBB pada selang waktu 0, 24, 48 dan

72 jam (n = 4)……….…………….…………………...…………….…….

Hasil uji Scheffe kadar kreatinin serum tikus sebelum dan setelah

pemberian karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB pada selang

waktu 0, 24, 48 dan 72 jam……….…………….……..…………………..

Rata-rata kadar kreatinin serum tikus putih jantan Wistar pada

kelompok perlakuan jam ke-1, 4, 6, kontrol EMBPA, kontrol

olive oil dan nefrotoksin 2 mL/kgBB (n = 5)…………………….…….…

Hasil uji Scheffe kadar kreatinin serum tikus putih jantan Wistar pada kelompok

perlakuan jam ke-1, 4, 6, kontrol EMBPA, kontrol olive

oil dan nefrotoksin 2 mL/kgBB……….……………….............…..……

Perbandingan kontrol olive oil jam ke-0 dan jam ke-48 pada

kreatinin serum tikus putih jantan Wistar ( n = 5 )……….………………

Hasil penetapan kadar air serbuk biji Persea americana Mill………….

Hasil rendemen ekstrak metanol-air Biji Persea americana Mill………

8

9

21

40

41

44

45

47

95

95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

xv

Tabel XI.

Tabel XII.

Bobot pengeringan ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill…..

Hasil validitas dan reabilitas dilihat dari serum kontrol (range 1,09

- 1,71 mg/dL)…………………………………………….….……………..

96

97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.

Gambar 2.

Gambar 3.

Gambar 4.

Gambar 5.

Gambar 6.

Gambar 7.

Gambar 8.

Gambar 9.

Gambar 10.

Gambar 11.

Gambar skema unsur-unsur struktural ginjal pada irisan

ginjal yang terpotong dua…………………………………

Foto mikroskopik glomerulus, kapsula Bowman, tubulus

proksimal dan distal………………………………………

Foto mikroskopik tubulus kontortus proksimal (p), tubulus

kontortus distal……………………………………………

Duktus koligens secara mikroskopik……………………...

Foto mikroskopik ginjal…………………………………...

Tahapan biosintesis dan metabolisme kreatinin…………..

Diagram batang rata-rata kadar kreatinin serum tikus

sebelum dan setelah pemejanan karbon tetraklorida dosis

2 ml/kgBB pada selang waktu 0, 24, 48 dan 48 jam.……..

Diagram batang aktivitas kreatinin serum tikus putih

jantan Wistar pada kelompok perlakuan jam ke-1, 4, 6,

kontrol EMBPA, kontrol olive oil dan nefrotoksin 2

mL/kgBB………………………………………….………

Perbandingan kontrol olive oil jam ke-0 dan jam ke-48 pada

kreatinin serum tikus putih jantan Wistar…………………

Foto mikroskopik organ gijal tikus kelompok kontrol CCl4

2 mL/kgBB perbesaran 400x……………………………...

Foto mikroskopik organ gijal tikus kelompok kontrol

negatif olive oil 2 mL/kgBB perbesaran 400x yang

11

12

14

16

16

19

40

46

48

55

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

xvii

Gambar 12.

Gambar 13.

Gambar 14.

Gambar 15.

Gambar 16.

menunjukkan adanya DHET………………………………

Foto mikroskopik organ gijal tikus kelompok kontrol

negatif olive oil 2 mL/kgBB perbesaran 400x yang

menunjukkan adanya ITC………………………………....

Foto mikroskopik organ gijal tikus kelompok perlakuan 1

jam sebelum induksi CCl4 perbesaran 400x yang

menunjukkan adanya perivaskulitis…………………...…..

Foto mikroskopik organ gijal tikus kelompok perlakuan 4

jam sebelum induksi CCl4 perbesaran 400x………………

Foto mikroskopik organ gijal tikus kelompok perlakuan 4

jam sebelum induksi CCl4 perbesaran 400x yang

menunjukkan adanya DHET………………………………

Foto mikroskopik organ gijal tikus kelompok perlakuan 4

jam sebelum induksi CCl4 perbesaran 400x yang

menunjukkan adanya DHET………………………………

56

56

59

60

61

61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Lampiran 2.

Lampiran 3.

Lampiran 4.

Lampiran 5.

Lampiran 6.

Lampiran 7.

Lampiran 8.

Lampiran 9.

Lampiran 10.

Foto serbuk biji Persea americana Mill.………………...

Foto ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill…....

Foto suspensi ekstrak metanol-air biji Persea americana

Mill. dalam CMC-Na 1%...................................................

Surat pengesahan determinasi serbuk biji Persea

americana Mill……………………………………….......

Surat pengesahan Medical and Health Research Ethics

Committee (MHREC)…………………………………….

Analisis statistik kadar kreatinin serum pada uji

pendahuluan nefrotoksin karbon tetraklorida dosis 2

mL/kgBB…………………………………………………

Analisis statistik kadar kreatinin serum pada kelompok

perlakuan ekstrak metanol-air biji Persea americana

dosis 350 mg/kgBB pada tikus jantan Wistar terinduksi

karbon tetraklorida 2 mL/kgBB…………………………

Analisis statistik kadar kreatinin serum pada kontrol

negatif olive oil dosis 2 ml/kgBB…………………...……

Data hasil pengecekan histologis ginjal pada kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol ekstrak metanol-air biji

Persea americana Mill. dosis 350 mg/kgBB…………….

Data hasil pengecekan histologis ginjal pada kelompok

kontrol negatif olive oil 2 mL/kgBB dan kelompok

69

69

69

70

71

72

79

84

87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

xix

Lampiran 11.

Lampiran 12.

Lampiran 13.

Lampiran 14.

Lampiran 15.

Lampiran 16.

Lampiran 17.

Lampiran 18.

Lampiran 19.

Lampiran 20.

Lampiran 21.

Lampiran 22.

kontrol nefrotoksin karbon tetraklorida 2 mL/kgBB……..

Foto mikroskopik ginjal kelompok kontrol nefrotoksin

karbon tetraklorida 2 mL/kgBB………………………….

Foto mikroskopik ginjal kelompok kontrol negatif olive

oil 2 mL/kgBB……………………………………………

Foto mikroskopik kelompok perlakuan ekstrak

pemberian 1 jam sebelum pemejanan karbon tetraklorida

2 ml/kgBB………………………………………………..

Foto mikroskopik kelompok perlakuan ekstrak

pemberian 4 jam sebelum pemejanan karbon tetraklorida

2 ml/kgBB………………………………………………..

Foto mikroskopik kelompok perlakuan ekstrak

pemberian 6 jam sebelum pemejanan karbon tetraklorida

2 ml/kgBB………………………………………………..

Perhitungan % nefroprotektif…………………………….

Perhitungan konversi dosis untuk manusia………………

Perhitungan konversi hari untuk manusia………………..

Penetapan kadar air serbuk biji Persea americana Mill…

Hasil rendemen ekstrak metanol-air biji Persea

americana Mill…………………………………………...

Bobot pengeringan ekstrak metanol-air biji Persea

americana Mill…………………………………………...

Hasil pengukuran validitas dan reabilitas………………

89

91

91

92

92

93

93

94

94

94

95

96

97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

xx

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang efek

nefroprotektif ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. pada dosis 350

mg/kgBB secara jangka pendek pada waktu pemberian 1, 4 dan 6 jam sebelum

pemejanan karbon tetraklorida (CCl4) dosis 2 mL/kgBB konsentrasi 50% v/v dan

juga mengetahui waktu efektif pemberian ekstrak untuk digunakan sebagai

nefroprotektor.

Penelitian bersifat eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap

pola searah. Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih jantan galur Wistar

umur 2-3 bulan dengan berat 150-250 gram. Terdapat 6 kelompok pada penelitian,

yaitu kelompok I yang merupakan kelompok kontrol nefrotoksin CCl4 2

mL/kgBB, kelompok II adalah kelompok kontrol negatif olive oil 2 mL/kgBB.

Olive oil pada penelitian digunakan sebagai pelarut CCl4. Kelompok III merupakan

kelompok kontrol ekstrak dosis 350 mg/kgBB. Kelompok IV, V, dan VI secara

berturut-turut adalah kelompok perlakuan 1, 4, 6 jam pemberian ekstrak dosis 350

mg/kgBB sebelum pemejanan CCl4. Jumlah tikus yang digunakan untuk setiap

kelompok adalah 5 ekor. Pengecekan dilakukan dengan mengukur kadar kreatinin

serum pada waktu pencuplikan darah optimal yaitu pada 48 jam setelah pemejanan

atau induksi CCl4. Metode analisis statistic dilakukan dengan menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov, Levene test, uji t-berpasangan, One way ANOVA dan uji

Scheffe.

Berdasarkan data yang diperoleh, ekstrak metanol-air biji Persea

americana Mill. dosis 350 mg/kgBB terbukti memiliki khasiat nefroprotektif pada

tikus jantan Wistar terinduksi CCl4 2 mL/kgBB secara jangka pendek. Waktu

efektif pemberian ekstrak untuk memberikan efek nefroprotektif berdasarkan data

penurunan kadar kreatinin serum diketahui pada 1 jam sebelum pemejanan CCl4

dengan % efek nefroprotektif sebesar 90,5%.

Kata kunci : Biji Persea americana Mill., ekstrak metanol-air, nefroprotektif,

jangka pendek, karbon tetraklorida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

xxi

ABSTRACT

This study aimed to obtain information about the effects of methanol-

water seed extract of Persea americana Mill. seed as nephroprotective agent at

dose 350 mg/kgBW in short term 1, 4 and 6 hours administration of extract before

exposured to carbon tetrachloride (CCl4) 50% v/v at dose of 2 mL/kgBW and also

determined the effective time of extract as nephroprotective agent.

This study was experimentally pure with direct sampling design. This

study used male Wistar rats aged 2-3 months and weight 150-250 g. There are 6

groups in this study, group I was nephrotoxins CCl4 2 mL/kgBW control group,

group II was the negative control group (olive oil) 2 mL/kgBW. Olive oil was used

as solvent of CCl4. Group III was extract control group at dose 350 mg/kgBW.

While groups IV, V, and VI respectively were treated group 1, 4, 6 hours

administration of extract at dose 350 mg/kgBB before exposure to CCl4. Each

group used 5 rats. The test was done by measuring serum creatinine concentration

at the optimum time of blood sampling (48 hours after CCl4 exposure). Statistical

analysis was performed using the Kolmogorov-Smirnov test, Levene's test, Paired

t-Test, One-way ANOVA and Scheffe test.

Based on the data that obtained, the methanol-water extract of Persea

americana Mill. seed at dose of 350 mg/kgBW gave nephroprotective effect in

male Wistar rats induced by CCl4 2 mL/kgBW in the short term. Effective time of

administration of extract as nephroprotective agent based on the data of serum

creatinine concentration was 1 hour before CCl4 exposure with 90.5%

nephroprotective effect.

Keywords: Persea americana Mill. seed, Methanol-water extracts,

nephroprotective, short-term, carbon tetrachloride

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Ginjal adalah organ yang berperan penting dalam fungsi metabolisme dan

terutama fungsi ekskresi dalam tubuh. Setiap hari ginjal memproses sekitar 200

liter darah untuk disaring dan menghasilkan sekitar 2,0 liter ekstra kelebihan air

yang mengandung limbah (Hadibroto dan Alam, 2007). Berdasarkan fungsinya

yang sangat penting, kesehatan dari ginjal haruslah terjaga dengan baik.

Kebanyakan bahan alam yang digunakan berasal dari tanaman. Persea

americana Mill. atau dikenal dengan sebutan alpukat merupakan salah satu

tanaman yang dapat tumbuh dengan baik pada daerah tropis seperti Indonesia dan

memiliki banyak khasiat. Namun, sejauh ini pemanfaatan yang banyak dilakukan

terbatas pada buah dan daunnya saja, sedangkan biji Persea americana Mill.

belum banyak dimanfaatkan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Zuhrotun (2007), menunjukkan bahwa biji alpukat mengandung polifenol,

flavonoid, triterpenoid, kuinon, saponin, tanin dan monoterpenoid serta

seskuiterpenoid.

Kandungan yang dimiliki biji alpukat atau Persea americana Mill. juga

telah dinyatakan pada penelitian yang dilakukan oleh Carpena, Morcuende,

Andrade, Kylli, Estevez (2011) memiliki khasiat sebagai antioksidan. Antioksidan

sendiri dapat bekerja dengan cara mendonorkan satu elektronnya kepada senyawa

yang bersifat oksidan sehingga aktivitas senyawa oksidan akan terhambat

(Winarsi, 2007). Dengan kemampuan biji alpukat sebagai antioksidan tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

2

dimungkinkan biji alpukat juga memiliki khasiat sebagai pelindung organ ginjal

dari senyawa toksik atau dikenal dengan nefroprotektif. Untuk mengetahui adanya

kerusakan ginjal dapat diamati dengan mengukur kadar kreatinin di dalam darah.

Pada kegagalan ginjal, kreatinin akan ditahan bersama unsur nitrogen non protein

lainnya (Panjaitan, Handharyani, Chairul, Masriani, Zakiah, Manalu, 2007).

Senyawa xenobiotik yang dapat digunakan sebagai model untuk meneliti

aktivitas nefroprotektif adalah karbon tetraklorida (CCl4). CCl4 akan menginduksi

peroksidasi lipid dan keracunan, CCl4 dimetabolisme menjadi radikal bebas

triklorometil yang pada akhirnya radikal bebas ini dapat menyebabkan kematian

sel (Panjaitan dkk, 2007). Oleh karena itu penelitian ini menggunakan CCl4

sebagai nefrotoksin (senyawa toksik untuk ginjal).

Penelitian dilakukan menggunakan hewan uji tikus putih jantan galur

Wistar yang memiliki kemiripan fisiologis dengan manusia dengan senyawa

nefroprotektif adalah ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. (biji buah

alpukat) dosis 350 mg/kgBB secara jangka pendek. Jangka pendek yang

dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pada waktu 1, 4 dan 6 jam pemberian

ekstrak metanol-air biji Persea ameicana Mill. 350 mg/kgBB dengan konsentrasi

sebesar 7% b/v sebelum pemejanan karbon tetraklorida 2 mL/kgBB, dengan

konsentrasi karbon tetraklorida sebesar 50% v/v. Pemilihan ekstrak metanol-air

berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan Vionita (2013) dan penelitian

terkait efek antioksidan ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. (Carpena

et al., 2011). Dari hasil penelitian tersebut biji alpukat (Persea americana Mill.)

diketahui memiliki kandungan senyawa fenolik yang berkhasiat sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

3

antioksidan dan dapat terambil dengan baik dengan menggunakan pelarut

metanol-air (70 : 30). Selain itu karena belum diketahuinya metabolit sekunder

apakah yang ada dalam biji Persea americana Mill. yang memiliki khasiat

sebagai nefroprotektif secara pasti maka dipilih pelarut metanol yang dapat

mengekstraksi hampir keseluruhan metabolit sekunder yang ada dalam biji Persea

americana Mill. (ekstraksi total).

Penelitian dilakukan secara jangka pendek dengan menggunakan dosis

350 mg/kgBB ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. dengan tujuan

untuk mengetahui pengaruh waktu pemberian ekstrak metanol-air biji Persea

americana Mill. sehingga dapat diketahui waktu efektif pemberian ekstrak

metanol-air biji Persea americana Mill. dosis 350 mg/kgBB untuk digunakan

sebagai nefroprotektor. Dosis 350 mg/kgBB dipilih berdasarkan penelitian

Vionita (2013) yang menunjukkan dengan dosis 350 mg/kgBB, ekstrak metanol-

air biji Persea americana Mill. telah mampu memberikan efek nefroprotektif

secara jangka panjang (6 hari pemberian ekstrak metanol-air secara berturut-turut

sebelum induksi karbon tetraklorida 2 mL/kgBB) dengan cukup baik.

1. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut :

a. Apakah ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. dosis 350 mg/kgBB

memiliki khasiat nefroprotektif terhadap tikus putih jantan galur Wistar

terinduksi karbon tetraklorida 2 mL/kgBB secara jangka pendek?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

4

b. Berapa waktu efektif pemberian ekstrak metanol-air biji Persea americana

Mill. dosis 350 mg/kgBB sebagai nefroprotektif dilihat dari kadar kreatinin dan

gambaran histologis sel ginjal tikus jantan Wistar terinduksi karbon tetraklorida

2 mL/kgBB?

2. Keaslian penelitian

Penelitian tentang efek nefroprotektif ekstrak metanol-air biji Persea

americana Mill. dosis 350 mg/kgBB pada tikus jantan galur Wistar terinduksi

karbon tetraklorida 2 ml/kgBB secara jangka pendek belum pernah dilakukan

sebelumnya. Penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan biji Persea

americana Mill. yaitu :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Arukwe et al. (2012). Penelitian tersebut

dilakukan untuk mengetahui kandungan dari biji, daun, dan buah Persea

americana.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Carpena et al. (2011). Penelitian ini

melakukan uji secara in vitro mengenai aktivitas antioksidan, anti mikroba biji

Persea americana Mill.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Zuhrotun (2007). Penelitian tersebut menguji

aktivitas antidiabetes dari ekstrak etanol biji Persea americana Mill.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Vionita (2013). Penelitian ini melakukan uji

efek nefroprotektif ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. secara

jangka panjang dengan menggunakan 3 peringkat dosis.

Pada penelitian yang akan dilakukan, penelitian dilakukan untuk menguji

efek ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. sebagai nefroprotektor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

5

secara jangka pendek dengan menggunakan dosis 350 mg/kgBB pada tikus putih

jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida dengan melihat kadar kreatinin

serum dan gambaran histologis ginjal sebagai data pendukung.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis. Penelitian bermanfaat untuk menambah pengetahuan

tentang tanaman yang memiliki khasiat nefroprotektif.

b. Manfaat praktis. Penelitian dapat memberikan informasi terkait waktu

efektif penggunaan ekstrak biji alpukat (Persea americana Mill.) secara jangka

pendek sebagai dasar pengobatan nefroprotektif.

B.Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Penelitian dilakukan untuk menggali informasi mengenai khasiat ekstrak

metanol-air biji Persea americana Mill. sebagai nefroprotektor secara jangka

pendek untuk pembangan ilmu kefarmasian.

2. Tujuan khusus

Penelitian dilakukan untuk memperoleh data dan informasi tentang efek

nefroprotektif ekstrak metanol-air biji Persea americana Miil. dosis 350

mg/kgBB terhadap tikus jantan Wistar terinduksi karbon tetraklorida 2 mL/kgBB

secara jangka pendek dan mengetahui waktu efektif pemberian ekstrak untuk

digunakan sebagai nefroprotektor pada dosis 350 mg/kgBB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

6

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Taksonomi dan Morfologi Alpukat (Persea americana Mill.)

Taksonomi dari alpukat sebagai berikut.

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Subdivisi : Spermatophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Laurales

Famili : Lauraceae

Genus : Persea

Spesies : Persea americana Mill (USDA, 2013).

Persea terdiri dari 200 jenis tumbuhan yang berasal dari bagian tropis

Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Di Indonesia Persea tumbuh di lahan

terbuka pada ketinggian 200-1.000 m diatas permukaan laut. Tanaman ini disebut

avokad namun di Indonesia dikenal dengan alpukat. Alpukat berasal dari Amerika

tropis, Meksiko, Guatemala, dan Hindia Barat (Suhono dkk, 2010).

Morfologi alpukat berupa pohon besar dengan kulit batang berwarna

coklat, tinggi batang 8-20 m, dan diameternya 25-40 cm. Daun tunggal berwarna

hijau tua, berbentuk lonjong atau memanjang. Daun bertangkai dan mengumpul

pada bagian ujung ranting, berukuran 8 x 17 cm. Bunga berwarna putih

kekuningan dan wangi. Bunga berkelamin ganda. Benang sari berjumlah 12,

berwarna coklat atau jingga dan tumbuh mengelilingi putik (Suhono dkk, 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

7

Buah alpukat berbentuk bulat atau lonjong seperti bola lampu. Buahnya

berwarna hijau, hijau kekuningan, dan cokelat keunguan. Buah alpukat berukuran

5-30 cm, dengan berat 100-600 g. Daging buahnya berwarna hijau kekuningan

atau kuning. Buah berdaging tebal, berminyakm terasa hambar atau sedikit manis.

Alpukat memiliki biji tunggal, berukuran besar, berbentuk bulat atau lonjong, dan

ditutupi oleh selaput biji (Suhono dkk, 2010).

Daging buah alpukat dapat dimakan segar. Secara tradisional, rebusan daun

alpukat digunakan untuk mengobati hipertensi, sakit kepala, kencing manis,

sariawan, nyeri lambung, nyeri saraf, dan meredakan rasa sakit (Suhono dkk,

2010).

B. Kandungan Fitokimia Biji Persea americana Mill.

Biji alpukat (Persea americana Mill.) mengandung berbagai macam

senyawa metabolit sekunder. Salah satunya adalah senyawa golongan fenolik.

Senyawa fenolik dapat berfungsi sebagai antioksidan karena dapat mengalami

reaksi redoks, yang menyebabkan senyawa tersebut dapat berfungsi sebagai agen

pereduksi, donor hidrogen, penetral radikal bebas dan pengkhelat logam. Kulit

dan biji Persea americana Mill. memiliki efek antioksidan yang cukup besar.

Efek ini bergantung pada varietasnya. Ekstrak dari Persea americana tidak

memiliki komponen yang toksik atau berbahaya. Metanol dapat digunakan untuk

mengekstrak senyawa fenolik total untuk uji aktivitas antioksidan secara in vitro

dengan cukup baik (Carpena et al., 2011). Berikut adalah tabel kandungan

senyawa fenolik total pada biji alpukat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

8

Tabel I. Total senyawa fenolik dalam kulit, daging buah, biji alpukat dalam

ekstrak etil asetat, aseton, metanol

(Carpena et al., 2011).

Tabel tersebut menunjukkan bahwa dalam ekstrak metanol dari Persea

americana varietas Hass mengandung 3511b ± 988 (mg GAE/100 mg bahan

kering) senyawa fenolik total sedangkan pada varietas Fuerte mengandung 4164b

± 1048 (mg GAE/100 mg bahan kering) senyawa fenolik total (Carpena et al.,

2011). Meskipun varietas Fuerte dan Hass jarang dibudidayakan di Indonesia,

namun dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa metanol dapat mengekstrak

senyawa fenolik dalan biji Persea americana Mill. dengan cukup baik.

Persea americana Mill. mengandung berbagai macam senyawa fitokimia,

diantaranya adalah saponin, tanin, flavonoid, sianogenik glikosida, alkaloid, fenol,

steroid (Arukwe et al., 2012). Tabel II adalah tabel yang menunjukkan kandungan

fitokimia pada daun, buah, dan biji Persea americana Mill. dan dengan

mengetahui kandungan fitokimianya dapat diprediksi khasiat dari bagian daun,

buah dan biji Persea americana Mill. tersebut. Diketahui pada bagian biji

mengandung senyawa fenolik lebih besar dari bagian daun dan buah sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

9

dimungkinkan biji Persea americana Mill. memiliki khasiat sebagai antioksidan

yang baik (Arukwe et al., 2012).

Tabel II. Kandungan fitokimia dari Persea americana pada daun, buah dan biji

(Arukwe et al., 2012).

C. Ginjal

Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang dan umumnya

ginjal manusia memiliki panjang 10-12 cm, lebar 5-6 cm, dan dan tebal 3-4 cm.

ginjal tersebut terletak pada bagian retro-peritoneal dekat dinding posterior

abdomen di bagian kiri dan kanan kolom vertebralis (Bloom dan Fawcett, 1994).

Komponen sistem urinaria terdiri dari dua ginjal yang memproduksi urin, dua

ureter yang membawa urin ke dalam sebuah kandung kemih untuk penampungan

sementara dan uretra yang mengalirkan urin keluar tubuh (Sloane, 1995).

1. Fungsi ginjal

Ginjal memiliki banyak fungsi penting bagi tubuh, fungsi tersebut antara

lain, yaitu :

a. Pengeluaran zat sisa organik. Ginjal mengekskresi urea, asam urat, kreatinin,

dan produk penguraian hemoglobin dan hormon.

b. Pengaturan konsentrasi ion-ion penting. Ginjal mengekskresi ion natrium,

kalium, kalsium, magnesium, sulfat dan fosfat. Ekskresi ion-ion ini seimbang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

10

dengan asupan dan ekskresinya melalui rute lain seperti pada saluran

gastrointestinal atau kulit.

c. Pengaturan keseimbangan asam basa tubuh. Ginjal mengendalikan ekskresi

ion hidrogen (H+), bikarbonat (HCO3

-) dan ammonium (NH4

+) serta

memproduksi urin asam atau basa, bergantung pada kebutuhan tubuh.

d. Pengaturan produksi sel darah merah. Ginjal melepas eritropoietin yang

mengatur produksi sel darah merah dalam sumsum tulang.

e. Pengaturan tekanan darah. Ginjal mengatur volume cairan yang essensial bagi

pengaturan tekanan darah, dan juga memproduksi enzim renin yang

merupakan komponen penting dalam sistem renin-angiotensin-aldosteron,

yang berperan dalam peningkatan tekanan darah dan retensi air.

f. Pengendalian terbatas terhardap konsentrasi glukosa darah dan asam amino

darah. Ginjal melalui ekskresi glukosa dan asam amino berlebih, bertanggung

jawab atas konsentrasi nutrien dalam darah.

g. Pengeluaran zat beracun. Ginjal mengeluarkan polutan, zat tambahan

makanan, obat-obatan atau zat kimia asing lain dari tubuh (Sloane, 1995).

Ginjal memproduksi urin yang mengandung zat sisa metabolik dan

mengatur komposisi cairan tubuh melalui 3 cara, yaitu filtrasi glomerulus,

reabsorpsi tubulus dan sekresi tubulus. Fungsi utama ginjal adalah untuk

mengekskresikan zat dari sisa metabolisme serta zat-zat lain yang berbahaya bagi

tubuh sambil mempertahankan konstituen darah yang masih berguna. Selain itu,

ginjal juga memiliki fungsi endokrin yang penting (Davey, 2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

11

2. Anatomi dan fisiologi ginjal

Setiap ginjal (Gambar 1) dilingkupi kapsul tipis dari jaringan fibrus yang

rapat dan membentuk pembungkus yang halus.di dalamnya terdapat struktur-

struktur ginjal yang berwarna ungu tua dan terdiri dari kortex pada bagian luar dan

medula, disebelah dalam. Bagian medula tersusun atas 15-16 massa berbentuk

piramid yang disebut piramid ginjal. Puncak langsung mengarah ke hilum dan

berakhir di kalises. Kalises ini menghubungkannya dengan pelvis ginjal (Pearce,

2002).

Gambar 1. Gambar skema unsur-unsur struktural ginjal pada irisan ginjal yang

terpotong dua. (Bllom dan Fawcett, 1994).

Dalam ginjal manusia terdapat sekitar 1 sampai 4 juta nefron. Nefron ini

merupakan unit pembentuk urin. Dalam setiap nefronnya terdapat komponen

tubular dan vaskular (kapilar). Komponen tersebut, yaitu tubulus kontortus

proksimal, ansa Henle, tubulus kontortus distal dan duktus koligen. Pada setiap

ujung proksimal setiap nefron terdapat kapsula Bowman yang merupakan struktur

berongga menyerupai bentuk mangkok. Di dalam bagian ini terdapat berkas-

berkas globular kapiler yang sangat berkelok, disebut glomerulus. Kapsul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

12

Bowman dan glomerulus bersama-sama membentuk korpuskel ginjal (Bloom dan

Fawcett, 1994). Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai komponen ginjal :

a. Glomerulus. Glomerulus adalah gulungan kapiler yang dikelilingi

oleh kapsul epitel berdinding ganda yang disebut dengan kapsula Bowman.

(Sloane, 1995). Sedangkan kapsula Bowman merupakan suatu pelebaran nefron

yang dibatasi oleh epitel yang menyelubungi glomerulus (Gambar 2) untuk

mengumpulkan zat terlarut yang difiltrasi oleh glomerulus (Sherwood, 2006).

Filtrasi Ginjal terjadi apabila darah sistemik mengalir melalui glomerulus.

Laju filtrasi bergantung pada aliran darah arteri, tekanan darah arteri sistemik, dan

tekanan aliran internal dalam ginjal. Air dan mineral terlarut dengan ukuran

molekul kecil, terutama elektrolit bebas melewati saringan glomerulus. Sekitar

125 mL filtrat dihasilkan setiap menit, atau sekitar 140 L air per hari (Sacher dan

Richard, 2002).

Gambar 2. Foto mikroskopik glomerulus, kapsula Bowman, tubulus proksimal

dan distal (SIU School of Medicine, 2005).

Gambar diatas adalah gambar mikroskopik dari glomerulus yang terdapat

pada ginjal. Dari gambar terlihat bahwa glomerulus diselubungi oleh kapsula

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

13

Bowman (Bowman’s space). Pada bagian glomerulus tersebut terdapat sel-sel

epitel viseralis termodifikasi atau disebut podosit (filtration membrane) yang

terdapat pada bagian luar glomerulus dan menutupi kapiler. Podosit tersebut

berfungsi untuk membantu filtrasi cairan darah menjadi urin primer atau ultra

filtrat (Pardede, 2004). Terlihat pula pada bagian kapsula Bowman tersebut

terdapat sel-sel epitel sebagai pembatasnya (epithelium of Bowman’s capsule).

Dibagian kapsula Bowman terhubung langsung dengan tubulus kontortus

proksimal (proximal tubule). Bagian yang berwarna hitam keunguan adalah inti

sel. Sel-sel yang menyusun kapsula Bowman adalah sel-sel epitel gepeng. Pada

gambar tersebut terlihat bahwa sel-sel epitel gepeng kapsula Bowman menyatu

dengan sel-sel kuboid tubulus kontortus proksimal (Bloom dan Fawcett, 1994).

b. Tubulus kontortus proksimal. Hasil dari filtrasi glomerulus akan

mengalir menuju tubulus kontortus proksimal. Tubulus ini bentuknya berkelok-

kelok dengan diameter 50-60 nm (Davey, 2002). Tubulus proksimalis terutama

berfungsi dalam proses reabsorpsi. Bagian ini mengembalikan sejumlah besar air

bersama dengan glukosa, asam amino, urea, kalsium, dan protein apapun yang

bocor melaui saringan glomerulus ke aliran darah. Tubulus proksimalis juga

mereabsorpsi sejumlah besar elektrolit terutama natrium, klorida, dan bikarbonat

(Davey, 2002). Panjang tubulus ini mencapai 15 mm dan sangat berliku. Pada

permukaan yang menghadap lumen tubulus ini terdapat sel-sel epitel kuboid yang

kaya akan mikrovilus (brush border) dan memperluas area permukaan lumen

(Sloane, 1995).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

14

c. Ansa Henle. Tubulus kontortus proksimal mengarah ke tungkai

desenden ansa Henle yang masuk ke dalam medula, membentuk lengkungan jepit

yang tajam (lekukan), dan membalik ke atas membentuk tangkai asenden ansa

Henle (Sloane, 1995).

d. Tubulus kontortus distal. Tubulus kontortus distal sangat berliku dan

membentuk segmen terakhir nefron (Sloane, 1995). Tubulus proksimal dan distal

adalah tempat sekresi yang paling umum. Sekresi merupakan suatu proses yang

sangat selektif yang melibatkan transport pasif maupun transport aktif. Sebagai

contoh, sekresi terkontrol ion hidrogen dari cairan interstisial ke dalam tubula

nefron penting dalam mempertahankan pH yang konstan bagi cairan tubuh

(Sloane, 1995). Pada bagian ini juga terdapat kompleks jukstaglomerular yang

berfungsi dalam proses pengaturan tekanan darah dan kecepatan filtrasi

glomerulus (Bloom dan Fawcett, 1994).

Gambar 3. Foto mikroskopik tubulus kontortus proksimal (p), tubulus kontortus

distal (d) (SIU School of Medicine, 2005).

Gambar diatas (Gambar 3) adalah gambar mikroskopik dari ginjal yang

menunjukkan tubulus kontortus proksimal, bagian dengan simbol huruf “p” dan

tubulus kontortus distal, bagian dengan simbol huruf “d”. Bagian yang berwarna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

15

keunguan adalah inti sel dari sel epitel. Pada bagian tubulus kontortus distal dan

proksimal tersebut terdapat bagian berwarna keputihan yang merupakan ruang

yang terdapat di tubulus kontortus distal dan proksimal. Ruang tersebut

merupakan ruang (lumen tubulus) yang pada sistem urinaria berisi cairan hasil

filtrasi dari glomerus yang mengalami proses lebih lanjut untuk nantinya menjadi

urin.

Tubulus proksimal merupakan segmen terpanjang dari nefron dan

merupakan bagian terbesar dari korteks ginjal (Bloom dan Fawcett, 1994). Sel-sel

epitel tubulus proksimal adalah sel-sel epitel kuboid (simple cuboidal) yang

memiliki brush border yang mencolok. Lumen segmen ini sering tampak tertutup

oleh brush border sel epitelnya pada pengamatan secara histologis (Bloom dan

Fawcett, 1994). Tubulus kontortus distal pada pengamatan secara mikroskopik

Nampak terdapat pada kutub vaskuler dari glomerulus (Gambar 1) diantara

artetiol aferen dan eferen (Bloom dan Fawcett, 1994). Sel-sel epitel tubulus

kontortus distal juga merupakan sel-sel epitel kuboid (simple cuboidal) (SIU

School of Medicine, 2005). Lumen tubulus kontortus distal terlihat lebih “bersih”

atau jelas apabila dibandingkan dengan lumen tubulus kontortus proksimal

(Gambar 3).

e. Tubulus koligen/duktus pengumpul. Duktus pengumpul membawa

filtrat kembali menuju medula dan pelvis renal. Duktus koligen akan menerima

cairan dan zat terlarut dari tubulus distal. Setiap duktus pengumpul yang berjalan

kearah medula akan mengosongkan urin yang telah terbentuk ke dalam pelvis

ginjal (Sherwood, 2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

16

Gambar 4 menunjukkan gambar dari duktus koligen (disimbolkan dengan

“cd” ) secara mikroskopik. Duktus koligen ini tersusun atas sel-sel epitel kuboid

(simple cuboidal). Bagian yang berwarna keunguan menunjukkan inti selnya,

sitoplasmanya terlihat “bersih” (clear) dengan batas sel yang terlihat jelas (SIU

School of Medicine, 2005).

Gambar 4. Duktus koligens secara mikroskopik (SIU School of Medicine, 2005).

Gambar 5 memberikan gambar mikroskopik dari ginjal secara

keseluruhan. Dari gambar terlihat tiga bagian penyusun ginjal, yaitu glomerulus

(“glom”) pada gambar yang diselubungi oleh suatu ruangan yang merupakan

kapsula Bowman (Bowman space), tubulus kontortus distal terlihat seperti ruang

panjang (distal tubules) dan tubulus kontortus proksimal (proximal tubules)

Gambar 5. Foto mikroskopik ginjal (SIU School of Medicine, 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

17

D. Gangguan Sistem Urinaria

Sistem urinaria terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra. Pada

sistem urinaria dapat terjadi beberapa macam gangguan karena berbagai macam

faktor. Berikut adalah beberapa gangguan yang mungkin terjadi pada sistem

urinaria.

1. Pielonefritis dan infeksi saluran kemih

Pielonefritis Merupakan inflamasi ginjal pada pelvis ginjal, hal ini

disebabkan karena adanya infeksi bakteri (Sloane, 1995). Infeksi saluran kemih

(ISK atau UTI/urinary tract infection) menunjukkan infeksi pada kandung kemih

(sistitis), uretra atau ureter, ginjal (pielonefritis) atau semua organ di atas (Fausto,

Abbas, Kumar, Mitchell, 2006).

2. Gagal ginjal

Gagal ginjal akan menyebabkan ginjal kehilangan fungsinya. Gagal ginjal

tesebut dapat mengakibatkan terjadinya retensi garam, air, zat buangan seperti

nitrogen (urea dan kreatinin) dan penurunan drastis volume urin (oliguria). Gagal

ginjal yang tidak diobati dapat mengakibatkan kehilangan total fungsi ginjal dan

bahkan kematian. Gagal ginjal sendiri dibagi lagi menjadi 2 macam yaitu gagal

ginjal akut dan gagal ginjal kronik (Sloane, 1995).

a. Gagal ginjal akut. Pada gagal ginjal akut. Ginjal tidak lagi mampu

megekskresi limbah hasil metabolism tubuh hal ini biasanya karena hipoperfusi

ginjal. Sindrom ini dapat menyebabkan azotemia (uremia), yaitu akumulasi

produk limbah nitrogen dalam darah dan oliguria, keluaran urin kurang dari 400

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

18

ml/24 jam, dimungkinkan 9% dari gagal ginjal akut disebabkan oleh nefrotoksin

(Tambayong, 1999).

Gagal ginjal akut adalah suatu sindrom yang ditandai oleh penurunan

yang cepat pada laju filtrasi glomerulus (GFR) dalam waktu beberapa hari sampai

beberapa minggu disertai akumulasi zat sisa metabolisme nitrogen. Sindrom ini

sering ditemukan lewat peningkatan kadar kreatinin, ureum serum, disertai

dengan penurunan output urin. (Davey, 2002).

b. Gagal ginjal kronik. Berbeda dengan gagal ginjal akut, gagal ginjal

kronik bersifat progresif dan ireversibel. Progresi gagal ginjal kronik melewati 4

tahap, yaitu penurunan cadangan ginjal, insufisiensi ginjal, gagal ginjal dan end-

stage renal disease (Baradero, Dayit, Siswadi, 2005).

3. Nekrosis tubular akut

Dua penyebab nekrosis tubular akut yang paling umum adalah isekmia

dan nefrotoksin. Agen nefrotoksin secara langsung merusak sel-sel tubuli,

koagulasi intravaskular, pengendapan kristal oksalat dan asam urat serta hipoksia

jaringan (Tambayong, 1999). Nekrosis Tubular Akut (ATN; Acute Tubular

Necrosis) merupakan penyebab gagal ginjal akut yang paling sering ditemukan;

penyakit ini ditandai oleh destruksi sel epitel tubulus ginjal karena iskemia atau

nefrotoksin (Fausto, Abbas, Kumar, Mitchell, 2006).

a. ATN iskemik. ATN iskemik merupakan lesi reversible yang timbul

pada sejumlah keadaan klinis (misalnya, syok, sirkulasi yang kolaps, dehidrasi);

semua keadaan tersebut ditandai oleh periode aliran darah yang cukup ke dalam

ginjal sehingga terjadi hipoksia (Fausto, Abbas, Kumar, Mitchell, 2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

19

b. ATN nefrotoksik. ATN ini dapat disebabkan oleh berbagai macam

obat (misalnya, gentamisin, sefalosporin, metoksifluran, siklosporin, media

kontras) dan toksin (misalnya, air raksa, timbal, arsen, metil alkohol, etilen glikol,

dan jenis jamur tertentu, insektisida serta herbisida) (Fausto, Abbas, Kumar,

Mitchell, 2006).

E. Kreatinin

Kreatinin difiltrasi oleh glomerulus dan diekskresikan dalam urin. Kadar

kreatinin sebesar 2,5 mg/dL dapat menjadi indikasi kerusakan ginjal. Kreatinin

serum sangat berguna untuk mengevaluasi fungsi glomerulus (Kee, 2008).

Kreatinin merupakan hasil metabolisme sel otot yang terdapat di dalam

darah setelah melakukan kegiatan. Ginjal akan membuang kreatinin dari darah ke

urin. Apabila terjadi penurunan fungsi ginjal maka kadar kreatinin di dalam darah

akan mengalami peningkatan. Kadar kreatinin normal di dalam plasma manusia

adalah 0,6 – 1,2 mg/dL (Hadibroto dan Alam, 2007).

Kreatinin merupakan indikator kuat bagi fungsi ginjal, peningkatan kadar

dua kali lipat dari serum normal menunjukkan penurunan fungsi ginjal sebanyak

50 %. (Amiria, 2008. Cit Saraswati 2011). Tahap biosintesis dan metabolisme

kreatinin adalah sebagai berikut :

Gambar 6. Tahapan biosintesis dan metabolisme kreatinin (Murray et al, 2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

20

Kreatinin merupakan produk sisa yang diekskresikan oleh ginjal terutama

melalui filtrasi glomerulus. Konsentrasi kreatinin dalam plasma pada individu

sehat pada umumnya konstan, tidak terpengaruh oleh jumlah air yang diminum,

beban kerja dan kecepatan produksi urin. Kenaikan kadar kreatinin dalam plasma

selalu mengindikasikan adanya penurunan ekskresi yang disebabkan oleh adanya

gangguan fungsi ginjal (Sumaryono, 2008).

Bila glomerulus filtration rate (GFR) turun, maka kreatinin plasma

meningkat. Kreatinin plasma merupakan indeks GFR yang lebih cermat karena

kecepatan produksinya terutama merupakan fungsi dari masssa otot yang sedikit

sekali mengalami perubahan (Price and Wilson, 2006) dengan kata lain, kadar

kreatinin tergantung pada masa otot dan tidak dipengaruhi diet, hidrasi, atau

katabolisme jaringan, kadar kreatinin merupakan indikator fungsi ginjal yang

lebih akurat daripada Blood Urea Nitrogen (BUN). Kadar kreatinin serum akan

meningkat sesuai penurunan fungsi ginjal (Horne dan Swearingen, 2001).

Menurut Malole dan Pramono (1989) kadar kreatinin normal pada tikus adalah

0,2-0,8 mg/dL.

Tabel III adalah tabel klasifikasi Acute Kidney Injury atau gagal ginjal

akut yang dibuat oleh Acute Kidney Injury Network (AKIN) pada tahun 2005

yaitu sebuah kolaborasi nefrolog dan intensivis internasional. Klasifikasi dibuat

berdasarkan kenaikan kadar kreatinin (Cr) serum dan penurunan urine output

(UO). Berdasarkan klasifikasi tersebut kenaikan kadar kreatinin serum ≥ 0,3

mg/dL sebagai ambang definisi dari AKI (AKI tahap I) karena dengan kenaikan

tersebut telah didapatkan peningkatan angka kematian 4 kali lebih besar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

21

Penetapan batasan waktu terjadinya penurunan fungsi ginjal secara akut,

disepakati selama maksimal 48 jam. (Nainggolan dan Robert, 2010)

Tabel III. Klasifikasi Acute Kidney Injury (AKI) berdasarkan AKIN pada tahun

2005 dengan kriteria Cr serum dan UO

(Nainggolan dan Robert, 2010).

F. Karbon Tetraklorida (CCl4)

Karbon tetraklorida (CCl4) merupakan xenobiotik yang lazim digunakan

untuk menginduksi peroksidasi lipid dan keracunan. CCl4 dimetabolisme oleh

sitokrom P450 2E1 (CYP2E1) menjadi radikal bebas triklorometil (CCl3*).

Triklorometil dengan oksigen akan membentuk radikal triklorometilperoksi yang

dapat menyerang lipid membran endoplasmik retikulum dengan kecepatan yang

melebihi radikal bebas triklorometil. Selanjutnya, triklorometiloperoksi

menyebabkan peroksidasi lipid sehingga mengganggu homeostasis Ca2+

, dan

akhirnya menyebabkan kematian sel (Panjaitan dkk., 2007).

Karbon tetraklorida menginduksi terjadinya stress oksidatif, hal ini

memungkinkan karbon tetraklorida untuk digunakan sebagai nefrotoksin.

Terpapar karbon tetraklorida dalam jumlah besar dapat mengakibatkan kerusakan

hati, ginjal dan sistem saraf. Telah diketahui bahwa metabolisme karbon

tetraklorida melibatkan produksi radikal bebas yang dihasilkan oleh enzim

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

22

pemetabolisme yang terdapat pada retikulum endoplasma (Moenim dan El-

Khadragy, 2012).

Karbon tetraklorida merupakan nefrotoksin yang cukup kuat, yang

menginduksi terjadinya stress oksidatif pada hewan uji di laboratorium. Mode

aksi dari karbon tetraklorida adalah propagasi radikal triklorometil (CCl3),

peroksidasi lipid dari sistem membran dan penipisan status antioksidan serta

kerusakan DNA pada ginjal tikus. Jaringan pada ginjal memiliki affinitas yang

sangat baik terhadap karbon tetraklorida karena adanya keberadaan sitokrom P450

pada bagian korteksnya (Moenim dan El-Khadragy, 2012).

Senyawa hidrokarbon-halogen merupakan agen nefrotoksik. Contoh dari

senyawa hidrokarbon halogen seperti trikloroetilen, karbon tetraklorida dan

kloroform. Gagal ginjal akut yang disebabkan karena senyawa hidrokarbon-

halogen dan glikol telah dilaporkan oleh (Nielsen dan Larsen, 1965).

G. Ekstraksi

Ekstrak merupakan sediaan kental yang diperoleh dengan cara

mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani

menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir pelarut diuapkan

dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian rupa hingga

memenuhi baku yang telah ditetapkan (Badan Pengawasan Obat dan Makanan

Republik Indonesia, 2005).

Ekstraksi dengan metode maserasi merupakan cara penyarian sederhana

yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari

selama beberapa hari pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya sambil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

23

diaduk (Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2010). Pada

metode ini, cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel

sehingga isi sel akan larut akibat adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di

dalam sel dengan di luar sel. Larutan dengan konsentrasi tinggi akan terdesak

keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah (melalui proses

difusi pasif). Peristiwa tersebut terjadi secara berulang hingga terjadi

keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selanjutnya,

endapan dipisahkan dan filtrat dipekatkan (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat

dan Makanan Republik Indonesia, 1986).

H. Landasan Teori

Ginjal adalah salah satu organ yang sangat berperan dalam sistem

ekskresi. Ginjal menerima 25% darah dari curah jantung, sehingga sering kontak

dengan zat kimia dalam jumlah besar (Stine and Brown, 1996). Pengecekan

fungsi ginjal dapat dilaksanakan dengan pengukuran kreatinin (Saraswati, 2011).

Penemuan obat-obatan bahan alam untuk melindungi ginjal dari

kerusakan atau gangguan fungsi dapat dilakukan dengan menggunakan hewan uji

terinduksi karbontetraklorida. Hal ini karena karbon tetraklorida (CCl4)

merupakan xenobiotik dapat digunakan untuk menginduksi peroksidasi lipid dan

keracunan (Panjaitan dkk, 2007). Biji Persea americana Mill. telah terbukti dapat

memberikan efek antioksidan yang cukup baik karena di dalamnya terkandung

berbagai macam senyawa fitokimia, diantaranya adalah saponin, tanin, flavonoid,

sianogenik glikosida, alkaloid, fenol, steroid (Arukwe et al, 2012). Metanol telah

terbukti dapat digunakan untuk mengekstrak senyawa fenolik total dalam biji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

24

Persea americana Mill. dengan cukup baik (Carpena et al, 2011). Pada penelitian

ini dilakukan uji aktivitas ekstrak metanol biji Persea americana Mill. pada dosis

efektif dalam menurunkan kadar kreatinin serum secara jangka pendek pada

waktu pemberian 1, 4, 6 jam sebelum induksi CCl4 dengan data pendukung

berupa gambaran histologis ginjal.

I. Hipotesis

Ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. pada dosis 350 mg/kgBB

memiliki khasiat nefroprotektif terhadap tikus putih jantan galur Wistar terinduksi

karbon tetraklorida 2 mL/kgBB secara jangka pendek.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian termasuk jenis penelitian eksperimental murni dengan

rancangan acak lengkap pola searah.

B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel utama

a. Variabel bebas. Variabel bebas dari penelitian ini adalah variasi

waktu pemberian ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill., terhadap

hewan uji tikus putih jantan galur Wistar.

b. Variabel tergantung. Variabel tergantung dari penelitian ini adalah

efek nefroprotektif ekstrak metanol-air biji Perseae americana Mill., secara

jangka pendek terhadap sel ginjal tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida 2

mL/kgBB.

2. Variabel pengacau

a. Variabel pengacau terkendali. Variabel pengacau terkendali dari

penelitian ini yaitu :

1. Hewan uji tikus jantan galur Wistar, berat badan 150-250 g, umur 2-3 bulan.

2. Cara pemberian ekstrak dilakukan secara per oral (p.o).

3. Bahan uji. Bahan uji yang digunakan berupa serbuk biji Perseae americana

Mill. yang diperoleh dari Padang, Sumatra Barat yang telah dideterminasi dan

ditetapkan kadar airnya di Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

26

4. Cara pemberian karbon tetraklorida dilakukan secara intraperitonial dengan

dosis 2 mL/kgBB.

5. Makanan dan minuman hewan uji penelitian. Makanan yang digunakan adalah

pakan ternak BR II dan AD II serta air minum berupa air hasil reverse

osmosis.

b. Variabel pengacau tak terkendali. Variabel pengacau yang tidak

dikendalikan berupa kondisi patologis hewan uji.

3. Definisi operasional

Definisi operasional yang digunakan pada penelitian ini, yaitu :

a. Variasi waktu pemberian. Variasi waktu pemberian adalah perbedaan

waktu (selang waktu) pemberian ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill.

dosis 350 mg/kgBB pada tikus putih jantan galur Wistar pada tiap kelompok

perlakuan secara per oral (p.o) sebelum pemejanan karbon tetraklorida 2

mL/kgBB. Variasi waktu yang digunakan, yaitu 1, 4 dan 6 jam sebelum

pemejanan karbon tetraklorida.

b. Efek nefroprotektif. Efek nefroprotektif adalah kemampuan ekstrak

metanol biji Perseae americana Mill. pada dosis 350 mg/kgBB untuk melindungi

ginjal dari nefrotoksin karbon tetraklorida secara jangka pendek (1, 4 dan 6 jam

sebelum induksi CCl4.) yang ditandai dengan tolok ukur kuantitatif berupa kadar

kreatinin serum dan data pendukung berupa gambaran histologis ginjal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

27

C. Subyek dan Bahan Penelitian

1. Subyek penelitian

Subyek uji yang digunakan berupa tikus jantan galur Wistar, umur 2-3

bulan dengan berat badan berkisar antara 150-250 gram, diperoleh dari

Laboratorium Imono Fakultas Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bahan penelitian

a. Bahan uji. Bahan uji adalah serbuk biji buah alpukat (Perseae

americana Mill.). Bahan uji tersebut diperoleh dari Padang, Sumatera Barat yang

telah diserbukkan, dideterminasi serta ditetapkan kadar airnya.

b. Bahan nefrotoksin. Bahan nefrotoksin adalah larutan karbon

tetraklorida (CCl4) (E. Merck, Darmstadt, Germany) yang dilarutkan dalam Olive

Oil (merek dagang Bartoulli). Karbon tetraklorida diperoleh dari Laboratorium

Kimia Analisis Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Konsentrasi karbon tetraklorida yang digunakan adalah 50% dengan dosis 2

mL/kgBB.

c. Aquadest. Aquadest yang digunakan diperoleh dari Laboratorium

Farmakologi Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

d. Bahan pengesktrak. Bahan pelarut yang digunakan untuk ekstraksi

serbuk biji alpukat adalah metanol teknis (PT. Brataco) dengan konsentrasi 99%

yang diencerkan hingga konsentrasi 70% menggunakan pengencer aquadest.

e. Kit pereaksi kreatinin. Penetapan kadar kreatinin digunakan pereaksi

siap pakai kit kreatinin (E. Merck, Darmstadt, Germany) yang digunakan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

28

mengukur kadar kreatinin serum. Bahan terdiri atas dua reagen yaitu Reagen 1

dan Reagen 2 serta 1 serum standar.

f. Aquabidest. Aquabidest digunakan sebagai pencuci vitalab mikro dan

juga sebagai blanko dalam pengukuran kadar kreatinin serum. Aquabidest ini

diperoleh dari Laboratorium Kimia Analisis Instrumental Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

g. Bahan pembuat preaparat ginjal. Untuk pembuatan preparat sel ginjal

digunakan formalin 10%, xilol, alkohol, lilin cetak, zat warna hematoksilin dan

eosin (E. Merck, Darmstadt, Germany) yang diperoleh dari Balai Penyidikan dan

Pengujian Veteriner (BPPV) Regional IV Wates-Yogyakarta.

h. Natrium-Carboxymethyl Cellulosa (CMC-Na). CMC-Na yang

digunakan dalam bentuk serbuk, diperoleh dari Laboratorium Biofarmasetika

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

D. Alat dan Instrumen Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

1. Seperangkat alat gelas berupa gelas kimia, Erlenmeyer, gelas ukur, labu ukur,

corong kaca, pipet tetes, pipet gondok, batang pengaduk, tabung reaksi (Pyrex,

Iwaki Glass)

2. Mortar dan stamper

3. Cawan porselen

4. Timbangan analitik

5. Oven (Memmert)

6. Sentrifuge

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

29

7. Vortex

8. Spuit per oral dan syringe 3 mL

9. Pipa kapiler

10. Corong Buchner

11. Vakum

12. Tabung eppendrof

13. Vitalab micro (Microlab 200, Merck)\

E. Tata Cara Penelitian

1. Determinasi serbuk biji Persea americana Mill.

Determinasi serbuk biji Perseae americana Mill. dilakukan dengan

mencocokan ciri-ciri serbuk biji Perseae americana Mill. dengan serbuk biji

Persea americana Mill. yang telah dideterminasi dengan menggunakan buku

acuan determinasi. Determinasi dilakukan secara makroskopis termasuk

organoleptis serbuk dan secara mikroskopis. Determinasi dilakukan oleh Yohanes

Dwiatamaka, M.Si yang merupakan Dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

2. Pengumpulan bahan

Bahan uji yang digunakan adalah biji Perseae americana Mill. yang telah

diserbukkan dan diperoleh dari Padang, Sumatera Barat, Bulan Januari 2013.

3. Pembuatan serbuk

Biji Persea americana Mill. dicuci bersih dibawah air mengalir. Setelah

bersih, biji kemudian dipotong-potong, disortir dan dikeringanginkan hingga biji

tidak tampak basah lagi, kemudian biji Persea americana Mill. dikeringan di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

30

dalam oven pada suhu 500 C selama 24 jam untuk mengoptimalkan proses

pengeringan. Setelah kering, biji diserbukkan dan diayak dengan ayakan nomor

40. Pengayakan dilakukan agar kandungan fitokimia yang terkandung dalam biji

Persea americana Mill. lebih mudah tersekstrak karena luas permukaan spesifik

yang kontak dengan pelarut semakin besar.

4. Pembuatan ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill.

Sebanyak 10 gram serbuk kering biji Persea americana Mill. diekstraksi

dengan cara maserasi. Serbuk dilarutkan dalam 100 ml pelarut metanol 70% di

dalam Erlenmeyer bersumbat kaca. Ekstraksi dilakukan pada suhu kamar.

Perbandingan jumlah serbuk dan pelarut adalah 1:10. Campuran serbuk dan

pelarut kemudian digojong selama 1 menit, didiamkan dalam ruangan gelap dan

ditutup. Setiap harinya selama 5 hari berturut-turut pada jam yang sama dilakukan

penggojogan selama 1 menit. Kemudian dilakukan penyaringan dengan kertas

saring dengan bantuan pompa vakum. Ekstrak kemudian diuapkan dengan

menggunakan rotary evaporator pada suhu 70 0C hingga tidak ada lagi tetesan

pada rotary evaporator. Hasilnya kemudian dipindahkan ke dalam cawan

porselen yang telah ditimbang bobotnya terlebih dahulu. Selanjutnya, dipekatkan

dengan menggunakan penangas air pada suhu 70 0C. dilakukan penimbangan

setiap harinya hingga bobot ekstrak tetap (selisih bobot penimbangan dan bobot

hasil penimbangan sebelumnya adalah sama). Kemudian ekstrak disimpan di

dalam desikator hingga saat akan digunakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

31

5. Penetapan kadar air serbuk biji Persea americana Mill.

Penetapan kadar air dilakukan dengan menggunakan cara susut

pengeringan. Sebanyak 5,0 g serbuk biji Persea americana Mill. ditimbang dan

kemudian serbuk tersebut dimasukkan ke dalam alat moisture balance pada suhu

105 oC selama 15 menit dan kemudian dilakukan perhitungan kadar air

berdasarkan selisih bobot sebelum dimasukkan ke dalam alat (sebelum

pemanasan) dengan sesudah dimasukkan ke dalam alat moisture balance (sesudah

pemanasan) selisih tersebut merupakan kadar air serbuk yang diteliti.

6. Pembuatan larutan Natrium-Carboxy Methyl Cellulosa (CMC-Na) 1 %

Larutan CMC-Na 1% dibuat dengan cara menimbang 5,0 gram CMC-Na

serbuk yang telah digerus dalam mortar dan stamper terlebih dahulu. Serbuk

kemudian ditaburkan secara merata di permukaan 200 mL aquadest di dalam

gelas kimia dan ditunggu hingga semua serbuk terbasahi, tanpa pengadukan.

Setelah semua serbuk CMC-Na terbasahi maka dilakukan pengadukan hingga

seluruh CMC-Na larut. Larutan CMC-Na kemudian dimasukkan ke dalam labu

takar 500 ml dan ditambahkan aquadest hingga batas tanda.

7. Pembuatan suspensi ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill.

dalam CMC-Na 1%

Suspensi ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. dibuat dengan

konsentrasi 7% b/v. Pembuatan dilakukan dengan cara menimbang sebanyak 3,5 g

ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. secara seksama. Ekstrak tersebut

kemudian dilarutkan dengan menggunakan larutan CMC-Na 1% hingga seluruh

ekstrak terlarut dengan baik. Suspensi ekstrak dipindahkan ke dalam labu takar 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

32

mL dan ditambah dengan larutan CMC-Na 1% hingga batas tanda, selanjutnya

digojog hingga homogen.

8. Pembuatan larutan karbon tetraklorida (CCl4) konsentrasi 50%

Larutan CCl4 dalam Olive Oil dibuat dengan cara melarutkan 25 mL CCl4

dalam labu takar 50 mL kemudian ditambahkan dengan Olive Oil hingga tanda.

Digojog hingga homogen. Pengambilan CCl4 dilakukan dengan menggunakan

pipet gondok 25 mL.

9. Uji pendahuluan

a. Penetapan waktu cuplikan darah. Untuk mendapatkan waktu

pencuplikan darah dilakukan orientasi dengan 4 kelompok perlakuan waktu.

Masing-masing kelompok menggunakan sejumlah 5 ekor tikus. Kelompok I

diambil darah pada jam ke-0 atau sebelum dilakukan pemejanan karbon

tetraklorida (CCl4), kelompok II diambil darah pada jam ke-24 setelah pemejanan

CCl4 2 mL/kgBB, kelompok III diambil darah pada jam ke-48 setelah pemejanan

CCl4 2 mL/kgBB dan kelompok IV diambil darah pada jam ke-72 setelah

pemejanan CCl4 2 mL/kgBB. Setelah pengambilan darah, darah diukur kadar

kreatinin serum dan ditentukan waktu optimal pengukuran cuplikan darah

berdasarkan data kenaikan kreatinin serum.

b. Penetapan lama pemberian ekstrak metanol biji Persea americana

Mill. Lama waktu pemberian ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill

dilakukan selama 1, 4, 6 jam pada hari yang sama sebelum dipejankan senyawa

nefrotoksin karbon tetraklorida 2 mL/kgBB dan diukur kadar kreatinin serum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

33

pada waktu optimal pengukuran cuplikan darah, yaitu pada jam ke-48 setelah

pemejanan karbon tetraklorida 2 mL/kgBB.

10. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji

Sejumlah lima puluh dua ekor tikus dibagi secara acak ke dalam delapan

kelompok perlakuan. Kelompok I (kontrol nefrotoksin) diberi larutan karbon

tetraklorida 2 ml/KgBB secara intraperitonial. Kelompok II (kontrol negatif)

diberi minyak zaitun (Olive Oil) dosis 2 mL/kgBB. Kelompok III (kontrol ekstrak

metanol-air biji Persea americana Mill.) dosis 350 mg/kgBB yang diberikan pada

waktu 6 jam sebelum pemejanan karbon tetraklorida 2 mL/kgBB. Kelompok IV

sampai dengan kelompok VIII berturut-turut diberi ekstrak metanol-air biji Persea

americana Mill. dosis 350 mg/kgBB pada selang waktu 1, 4 dan 6 jam sebelum

pemejanan karbon tetraklorida 2 mL/kgBB. Pemberian ekstrak metanol-air biji

Persea americana Mill diakukan secara oral. Kemudian setelah 1, 4 dan 6 jam

pemberian ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. dilakukan pemejanan

karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB secara intraperitonial.

Pengambilan darah dilakukan melalui sinus orbitalis mata pada waktu

yang sama dengan waktu optimal pengukuran cuplikan darah, yaitu pada jam ke-

48. Cuplikan darah kemudian diambil serumnya untuk diukur aktivitas kreatinin

serum.

11. Pembuatan serum

Darah tikus diambil melalui sinus orbitalis mata dan ditampung dalam

eppendrof 1,5 ml melalui dinding tabung, didiamkan selama 15 menit. Dilakukan

sentrifugasi dengan kecepatan 10.000 rpm selama 15 menit dan diambil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

34

supernatannya (serum), supernatan ditampung dalam eppendrof 1,5 mL. Serum

yang belum diukur kemudian disimpan dalam lemari pembeku (Freezer).

12. Penetapan kadar kreatinin serum

Alat yang digunakan untuk menganalisis kadar kreatinin serum adalah

vitalab mikro. Kadar kreatinin serum diukur pada panjang gelombang 340 nm,

suhu 370 C dengan faktor koreksi -1745. Kadar kreatinin serum dinyatakan dalam

mg/dL. Pengukuran kadar serum kreatinin dilakukan di Laboratorium Biokimia-

Anatomi Manusia Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Analisis dilakukan dengan cara sebagai berikut, sebanyak 50 μL serum dicampur

dengan reagen I sebanyak 1000 µL, divortex selama 5 detik. Didiamkan selama 1

menit. Selanjutnya dilakukan penambahan reagen II sebanyak 250 μL, divortex 5

detik dan dibaca serapannya setelah didiamkan selama 2 menit.

13. Pembuatan formalin 10%

Formalin yang diperoleh memiliki konsentrasi 37%. Untuk memperoleh

formalin dengan konsentrasi 10% maka dilakukan pengenceran formalin dengan

cara mengambil sebanyak 270 mL formalin 37%, dimasukkan dalam labu takar 1

L dan ditambah dengan aquadest hingga batas tanda, digojog hingga homogen.

14. Pencuplikan organ ginjal tikus untuk pengamatan gambaran histologis

Tiga ekor hewan uji tikus jantan Wistar diambil secara acak untuk

kemudian dikorbankan dengan menggunakan eter. Selanjutnya dilakukan nekropsi

hewan uji tikus untuk kemudian diambil organ ginjalnya. Organ ginjal dicuci

dengan larutan saline 0.9% dan disimpan dalam wadah bertutup yang telah diisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

35

dengan formalin 10% untuk selanjutnya dibuat preparat di Fakultas Kedokteran

Hewan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

F. Tata Cara Analisis Hasil

Data yang diperoleh dalam penelitian diuji dengan Kolmogorov-Smirnov

untuk mengetahui normalitas distribusi data dan Levene test untuk melihat

homogenitas variansi antar kelompok data sebagai syarat analisis parametrik. Data

selanjutnya dianalisis dengan analisis variansi pola searah (One Way ANOVA)

dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan

bermakna antar kelompok. Kemudian dilanjutkan dengan uji Scheffe untuk

melihat pada kelompok manakah terdapat perbedaan yang bermakna (signifikan)

(p<0,05) atau tidak bermakna (p>0,05). Untuk kelompok kontrol negatif olive oil

2 mL/kgBB pengolahan data dilakukan dengan menggunakan uji t-berpasangan.

Perhitungan % nefroprotektif terhadap nefrotoksin karbon tetraklorida diperoleh

dengan rumus :

( ) ( )

( )

Keterangan :

KKS = Kadar kreatinin serum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

36

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Penyiapan Bahan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu efektif pemberian

ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. pada tikus jantan galur Wistar

terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB dengan melihat kadar kreatinin

serum dan gambaran histologis ginjal. Tujuan tersebut dapat tercapai dengan

serangkaian pengujian.

1. Hasil determinasi serbuk biji Persea americana Mill.

Determinasi serbuk biji Persea americana Mill. dilakukan dengan tujuan

untuk memastikan bahwa serbuk biji yang digunakan adalah benar serbuk biji

Persea americana Mill. Determinasi dilakukan di Laboratorium Farmakognosi

Fitokimia, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Determinasi

dilakukan dengan cara mencocokkan kesamaan ciri serbuk biji yang digunakan

dengan serbuk biji Persea americana Mill. yang telah dideterminasi sebelumnya.

Hasil determinasi membuktikan bahwa benar serbuk biji yang digunakan dalam

penelitian adalah serbuk biji Persea americana Mill. Hasil determinasi tertera

dalam lampiran 4.

2. Penetapan kadar air serbuk biji Persea americana Mill.

Penetapan kadar air serbuk biji Persea americana Mill. bertujuan untuk

mengetahui kadar air dalam serbuk dan untuk memastikan bahwa serbuk biji

Persea americana Mill. yang digunakan dalam penelitian memenuhi salah

persyaratan serbuk yang baik, yaitu mengandung kadar air kurang dari 10%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

37

(Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 1995). Penetapan kadar air

dilakukan dengan metode Gravimetri dengan menggunakan alat moisture balance

di Laboratorium Kimia Analisis Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

Penetapan kadar air dilakukan dengan cara memanaskan serbuk di dalam alat

pada suhu 105 0C selama 15 menit, setelah itu dilakukan perhitungan terhadap

kadar air yang diteliti. Digunakan suhu 105 0C dengan maksud supaya kandungan

air telah menguap (diatas titik didih air) dan waktu 15 menit dianggap bahwa

kadar air dalam serbuk biji Persea americana telah memenuhi persyaratan

parameter standarisasi simplisia. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa serbuk

biji Persea americana Mill. memiliki kadar air 7,4 %. Hal ini menyatakan bahwa

serbuk biji Persea americana Mill. memenuhi persyaratan kadar air yang

ditetapkan.

3. Hasil penimbangan bobot ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill.

Pembuatan ekstrak metanol-air daun biji Persea americana Mill.

menggunakan metode penyarian, yaitu maserasi. Metode maserasi dipilih karena

proses pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana serta tidak digunakan

panas saat proses penyarian/ekstraksi sehingga mencegah kemungkinan rusaknya

simplisia yang digunakan.

Cairan penyari yang digunakan adalah metanol-air (70 : 30) atau 70%

karena metanol merupakan penyari yang digunakan untuk proses

penyarian/ekstraksi total dimana hampir semua senyawa dapat terambil. Hal ini

karena belum diketahuinya metabolit sekunder yang terdapat di dalam biji

Perseae americana Mill. Pemilihan metanol 70% juga berdasarkan penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

38

yang menguji kemampuan ekstrak metanol-air (70 : 30) yang terbukti dapat

bermanfaat sebagai antioksidan. Dengan kemampuannya sebagai antioksidan

tersebut diduga ekstrak metanol-air (70 : 30) dari biji Persea americana Mill. juga

memiliki kemampuan sebagai nefroprotektif sehingga dipilih penyari metanol-air

(70 : 30) pada penelitian ini.

Parameter standarisasi ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill.

dilihat dari bobot pengeringan tetap. Tujuannya untuk menghitung sisa zat dengan

bobot tetap setelah dilakukan pengeringan pada temperatur 70 0C – 75

0C.

Pengeringan dilakukan dengan cara menimbang ekstrak dalam cawan porselen

setiap satu jam hingga bobot konstan (pada penelitian ini selisih bobot

penimbangan dengan penimbangan sebelumnya adalah 0). Dengan selisih bobot

sebesar 0% dapat dipastikan pelarut penyari ekstrak (metanol) sudah tidak ada.

Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 10,0 g serbuk kering biji Persea americana

Mill. menghasilkan kurang lebih 2,0 g ekstrak metanol-air. Keseluruhan

pembuatan ekstrak metanol-air menggunakan 200,0 g serbuk kering biji Persea

americana Mill. yang menghasilkan 53,1 g ekstrak metanol-air biji Persea

americana Mill. Dengan rata-rata setiap cawan 2,78 g ekstrak kental dengan %

rendemen sebesar 26,55 %.

B. Uji Pendahuluan

1. Penentuan dosis nefrotoksin karbon tetraklorida

Penelitian ini menggunakan karbon tetraklorida sebagai nefrotoksin.

Penentuan dosis karbon tetraklorida ini bertujuan untuk mengetahui dosis karbon

tetraklorida yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal pada tikus yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

39

ditunjukkan dengan peningkatan kadar kreatinin serum yang berbeda bermakna

dari kadar kreatinin serum tikus normal sebelum perlakuan pemberian karbon

tetraklorida. Dosis yang dipilih untuk penelitian ini memberikan peningkatan

kreatinin serum hingga 1,5 kali dibandingkan dengan sebelum diberi perlakuan.

Penentuan dosis karbon tetraklorida berdasarkan hasil orientasi.

Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa karbon tetraklorida dosis 2

ml/kgBB dapat menaikkan kreatinin serum hingga 2,0 kali dari kondisi tanpa

pemejanan karbon tetraklorida. Hal ini berdasarkan adanya kriteria yang

menyatakan bahwa dengan adanya peningkatan kreatinin serum menjadi ≥ 1,5

kali dari keadaan normal saja dapat menjadi indikasi terjadinya gagal ginjal akut

(Nainggolan dan Robert, 2010).

2. Penentuan waktu pencuplikan darah

Penentuan waktu pencuplikan darah bertujuan untuk mengetahui waktu

dimana karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB dapat memberikan efek nefrotoksik

optimal yang ditunjukkan dengan kadar kreatinin serum tertinggi dan berbeda

bermakna dengan nilai kadar kreatinin serum pada jam ke-0 sebelum pemejanan

karbon tetraklorida 2 mL/kgBB. Karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB diujikan

pada tikus dengan selang waktu pengambilan cuplikan darah, yaitu 0 jam sebelum

pemejanan karbon tetraklorida, 24, 48 dan 72 jam setelah pemejanan karbon

tetraklorida.

Data kenaikan kreatinin serum pada selang waktu 0 jam sebelum

pemejanan karbon tetraklorida dan setelah pemejanan karbon tetraklorida dosis 2

mL/kgBB pada selang waktu 24, 48 dan 72 jam tersaji pada tabel IV serta gambar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

40

7. Purata data yang diperoleh disajikan dengan menggunakan nilai SE (standar

error of mean) dan gambar diagram batang menggunakan nilai SD (Gambar 7).

Tabel IV. Rata-rata kadar kreatinin serum tikus setelah pemberian karbon

tetraklorida dosis 2 mL/kgBB pada selang waktu 0, 24, 48 dan 72

jam (n = 4)

Gambar 7. Diagram batang rata-rata kadar kreatinin serum tikus sebelum dan

setelah pemejanan karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB pada selang

waktu 0, 24, 48 dan 48 jam

Data kreatinin serum di uji normalitasnya dengan menggunakan

Kolmogorov-sminov dan menunjukkan signifikansi diatas 0,05 yang menyatakan

Selang

Waktu (jam)

Purata aktivitas kreatinin

serum (mg/dL) + SE

0 0,35 ± 0,030

24 0,53 ± 0,048

48 1,00 ± 0,070

72 0,45 ± 0,029

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

41

bahwa data berdistribusi normal. Kemudian dilakukan analisis homogenitas

variansi dengan Levene test. Dari hasil analisis diketahui tidak ada variansi antar

kelompok data, signifikansi lebih dari 0,05. Karena distribusi data yang normal

dan variansi antar kelompok sama maka selanjutnya data dianalisis dengan

analisis variansi satu arah (One Way Anova) dan menunjukkan nilai signifikansi

0,000 (< 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa antara keempat kelompok terdapat

perbedaan bermakna. Selanjutnya, untuk mengetahui antar kelompok manakah

terdapat perbedaan yang bermakna digunakan uji Scheffe. Hasil analisis dari uji

Scheffe dapat dilihat pada tabel V.

Tabel V. Hasil uji Scheffe kadar kreatinin serum tikus sebelum dan setelah

pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB pada selang waktu 0,

24, 48 dan 72 jam

Selang waktu (jam) 0 24 48 72

0 - BTB BB BTB

24 BTB - BB BTB

48 BB BB - BB

72 BTB BTB BB -

Keterangan :

BB = Berbeda bermakna (p < 0,05) BTB = Berbeda tidak bermakna (p > 0,05)

Nilai normal kreatinin serum pada tikus adalah 0,2 - 0,8 mg/dL

sedangkan dari data pada tabel IV terlihat kenaikan kreatinin serum yang paling

tinggi pada adalah pada jam ke 48, yakni 1,00 ± 0,07 yang memberikan

peningkatan kreatinin secara signifikan dan berbeda bermakna dibandingkan

dengan kreatinin serum pada jam ke 0, 24 dan 72 (Tabel IV). Dari data diketahui

terjadi penurunan pada jam ke-72 (0,45 ± 0,029 mg/dL), pada jam ke-72 tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

42

kadar kreatinin serum sudah berbeda tidak bermakna dengan kadar kreatinin

serum jam ke-0 yaitu sebelum dilakukan pemejanan karbon tetraklorida 2

mL/kgBB. Sedangkan pada jam ke-24 belum terjadi kenaikan kreatinin serum

yang signifikan (0,53 ± 0,048) yang ditunjukkan dari hasil statistik yang

menunjukkan perbedaan tidak bermakna antara kelompok jam ke-0 dan jam ke-

24.

Berdasarkan hasil analisis statistik yang diperoleh maka diketahui waktu

pencuplikan darah yang optimal setelah induksi atau pemejanan karbon

tetraklorida adalah pada jam ke-48 pada karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB.

Sehingga jam ke-48 tersebut digunakan sebagai waktu pencuplikan darah pada

penelitian ini.

3. Penetapan lama pemejanan ekstrak metanol-air biji Persea americana

Mill. dosis 350 mg/kgBB

Pada penelitian ini akan dibuktikan pengaruh waktu protektif pemberian

ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill yang dilakukan secara jangka

pendek terhadap penurunan kreatinin serum pada tikus putih jantan galur Wistar

terinduksi karbon tetraklorida. Pengertian jangka pendek disini adalah bahwa

pemberian ekstrak metanol-air biji Persea mericana Mill. dilakukan pada selang

waktu 1, 4 dan 6 jam sebelum pemejanan karbon tetraklorida.

Penetapan waktu pencuplikan mengacu pada penelitian yang dilakukan

oleh Martha (2012) yang menggunakan model dengan selang waktu pemberian

ekstrak ½, 1, 2, 4 dan 6 jam sebelum induksi karbon tetraklorida dengan

melakukan modifikasi, yaitu tidak digunakan waktu pemberian ½ dan 2 jam

dikarenakan dimungkinkan pada saat pemberian ½ jam sebelum pemejanan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

43

karbon tetraklorida, ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. yang

diberikan belum mencapai fase distribusi secara optimal mengingat pemberian

dilakukan melalui jalur peroral, dimana melalui jalur pemberian oral obat terlebih

dahulu harus melalui tahap absorpsi baru kemudian terdistribusi. Sedangkan tidak

dilakukannya pemberian pada waktu 2 jam sebelum pemejanan karbon

tetraklorida karena dirasa waktu pemberian pada 4 jam sebelum pemejanan sudah

dapat mencakup waktu pemberian pada 2 jam sebelum pemejanan karbon

tetraklorida 2 mL/kgBB. Oleh karenanya pada penelitian ini digunakan variasi

waktu secara jangka pendek yaitu pemberian ekstrak metanol-air biji Persea

americana Mill. dilakukan pada 1, 4 dan 6 jam sebelum pemejanan karbon

tetraklorida 2 mL/kgBB.

4. Penetapan dosis ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill.

Penetapan dosis ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill.

dilakukan untuk menentukan dosis ekstrak metanol-air biji Persea americana

Mill. yang akan digunakan dalam penelitian. Penentuan dosis ekstrak metanol-air

daun M. tanarius didasarkan pada penelitian Vionita (2013) yang telah dilakukan

sebelumnya bahwa pada dosis 350 mg/kgBB eksrtak metanol-air biji Persea

americana Mill. pada tikus sudah dapat memberikan penurunan kreatinin serum

secara signifikan dan berbeda bermakna dibandingkan dengan kontrol nefrotoksin

karbon tetraklorida 2 mL/kgBB. Oleh karenanya dosis 350 mg/kgBB dipilih untuk

digunakan dalam penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

44

C. Hasil uji waktu nefroprotektif

ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill.

Evaluasi terhadap efek nefroprotektif dari ekstrak metanol-air biji Persea

americana Mill. pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida 2 mL/kgBB

didasarkan pada penurunan kadar kreatinin serum akibat praperlakuan ekstrak

metanol-air Persea americana Mill. dosis 350 mg/kgBB pada selang waktu

pemberian 1, 4 dan 6 jam secara oral sebelum pemejanan karbon tetraklorida 2

mL/kgBB secara intraperitonial.

Tabel VI. Rata-rata kadar kreatinin serum tikus putih jantan Wistar pada

kelompok perlakuan jam ke-1, 4, 6, kontrol EMBPA, kontrol olive

oil dan nefrotoksin 2 mL/kgBB (n = 5)

Keterangan :

EMBPA = ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill.

Data kadar kreatinin serum dianalisis dengan One Way Anova

menunjukkan nilai signifikansi 0,000 (< 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa

diantara kelompok terdapat perbedaan. Selanjutnya, untuk mengetahui antara

kelompok manakah terdapat perbedaan bermakna (signifikansi < 0,05) maka

Kel.

Perlakuan

Purata aktivitas kreatinin

serum ± SE (mg/dL)

1 Kontrol nefrotoksin karbon tetraklorida 2

ml/kgBB 1,00 ± 0,05

2 Kontrol negatif olive oil dosis 2 ml/kgBB 0,58 ± 0,02

3 Kontrol EMBPA dosis 350 mg/kgBB 0,62 ± 0,02

4

Perlakuan EMBPA dosis 350 mg/kgBB

selang waktu 1 jam + karbon tetraklorida 2

ml/kgBB

0,62 ± 0,02

5

Perlakuan EMBPA dosis 350 mg/kgBB

selang waktu 4 jam + karbon tetraklorida 2

ml/kgBB

0,58 ± 0,02

6

Perlakuan EMBPA dosis 350 mg/kgBB

selang waktu 6 jam + karbon tetraklorida 2

ml/kgBB

0,56 ± 0,02

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

45

analisis dilanjutkan dengan uji Scheffe. Hasil analisis secara statistik dengan uji

Scheffe dapat dilihat pada tabel VII.

Penggunaan waktu pemberian secara jangka pendek ini dilakukan untuk

mengetahui waktu efektif pemberian ekstrak metanol-air dosis 350 mg/kgBB

terhadap penurunan kadar kreatinin serum (efek nefroprotektif yang optimal).

Kadar kreatinin serum (mg/dL) disajikan dalam bentuk purata ± SE pada tabel VI

serta gambar 8.

Tabel VII. Hasil uji Scheffe kadar kreatinin serum tikus putih jantan Wistar pada

kelompok perlakuan jam ke-1, 4, 6, kontrol EMBPA, kontrol olive oil

dan nefrotoksin 2 mL/kgBB

Kelompok

CCl4

2

mL/kg

BB

Olive oil

2

mL/kgBB

Kontrol

EMBPA

EMBPA

Jam ke-1

+ CCl4 2

mL/kgBB

EMBPA Jam ke-4

+ CCl4 2

mL/kgBB

EMBPA Jam ke-6

+ CCl4 2

mL/kgBB

CCl4 2

mL/kgBB - BB BB BB BB BB

Olive Oil

2

mL/kgBB

BB - BTB BTB BTB BTB

EMBPA

BB

BTB

-

BTB

BTB

BTB

EMBPA Jam ke-1 +

CCl4 2

mL/kgBB

BB

BTB

BTB

-

BTB

BTB

EMBPA Jam ke-4 +

CCl4 2

mL/kgBB

BB

BTB

BTB

BTB

-

BTB

EMBPA Jam ke-6 +

CCl4 2

mL/kgBB

BB

BTB

BTB

BTB

BTB

-

Keterangan :

BB = berbeda bermakna (p < 0,05)

BTB = berbeda tidak bermakna (p > 0,05)

EMBPA = ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill dosis 350

mg/kgBB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

46

Dari data uji Scheffe diketahui bahwa antar kelompok perlakuan, jam ke-

1, 4 dan 6 memberikan hasil perbedaan tidak bermakna. Namun, ketiganya

berbeda bermakna jika dibandingkan dengan kelompok kontrol nefrotoksin CCl4

dosis 2 mL/kgBB. Gambar 8 adalah diagram batang kadar kreatinin serum dari

kelompok perlakuan 1, 4 dan 6 jam, kontrol nefrotoksin, kontrol ekstrak dan

kontrol negatif olive oil

Gambar 8. Diagram batang kadar kreatinin serum tikus putih jantan Wistar pada

kelompok perlakuan jam ke-1, 4, 6, kontrol EMBPA, kontrol olive oil

dan nefrotoksin 2 mL/kgBB

1. Kontrol negatif (olive oil 2 ml/kgBB)

Tujuan dari pengujian kelompok kontrol negatif adalah untuk

memastikan bahwa peningkatan kadar kreatinin serum pada tikus adalah akibat

pemberian nefrotoksin karbon tetraklorida dan bukan akibat pemberian pelarut

nefrotoksin yaitu olive oil. Dosis olive oil yang digunakan sama dengan dosis

karbon tetraklorida, yakni 2 mL/kgBB. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

47

apakah pada dosis yang sama, pelarut yang digunakan (olive oil) memberikan

pengaruh terhadap peningkatan kadar kreatinin serum atau tidak. Hasil yang

didapatkan menunjukkan nilai rata-rata kreatinin serum tikus, yaitu 0,58 ± 0,02

mg/dL setelah pemberian olive oil 2 mL/kgBB (tersaji dalam Tabel VIII).

Tabel VIII. Perbandingan kontrol olive oil jam ke-0 dan jam ke-48 pada kreatinin

serum tikus putih jantan Wistar ( n = 5 )

Keterangan :

BTB = berbeda tidak bermakna (p > 0,05)

BB = berbeda bermakna (p < 0,05)

Subyek uji tikus sebelum pemberian olive oil 2 mL/kgBB secara oral (jam

ke-0) memberikan nilai kadar kreatinin serum sebesar 0,46 ± 0,02 mg/dL. Data ini

dianalisis statistik dengan menggunakan uji t-berpasangan (paired t-test). Dari

hasil statistik juga diketahui bahwa ada perbedaan bermakna antara jam ke-0 dan

jam ke-48. Namun meskipun demikian, apabila dilihat dari nilai kadar kreatinin

serum kontrol negatif olive oil, nilai kreatinin masih berada dalam rentang normal

berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa pelarut olive oil yang digunakan

tidak memberikan efek nefrotoksik bagi hewan uji tikus putih jantan Wistar

berdasarkan data kuantitatif kadar kreatinin serum. Gambar diagram batang

perlakuan kontrol negatif olive oil tersaji pada gambar 8.

Olive oil

2 mL/kgBB

Purata ± SE

(mg/dL)

Perbandingan kreatinin

serum

Olive oil

jam ke-0

Olive oil

jam ke-48

jam ke-0 0,46 ± 0,02 -

BB

jam ke-48 0,58± 0,02 BB

-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

48

Gambar 9. Perbandingan kontrol olive oil jam ke-0 dan jam ke-48 pada kreatinin

serum tikus putih jantan Wistar

2. Kontrol nefrotoksin (karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB)

Kontrol nefrotoksin digunakan untuk mengetahui pengaruh induksi

karbon tetraklorida 2 ml/kgBB terhadap sel ginjal tikus. Pengaruh tersebut

ditunjukkan dengan peningkatan kadar kreatinin serum. Uji ini dilakukan dengan

cara menginjeksi tikus dengan menggunakan karbon tetraklorida dosis 2

mL/kgBB pada tikus secara intraperitonial. Konsentrasi karbon tetraklorida yang

digunakan sebesar 50% dengan olive oil sebagai pelarutnya. Setelah pemejanan

karbon tetraklorida tersebut, dilakukan pencuplikan darah pada jam ke-48 setelah

pemejanan. Kemudian serum yang diperoleh diukur nilai kreatinin serumnya.

Hasil dari pengukuran ini terlihat pada tabel VII. Berdasarkan data yang

diperoleh dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan kadar kreatinin serum.

Peningkatan kadar kreatinin serum tersebut secara statistik memberikan perbedaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

49

bermakna (p < 0,05) terhadap semua kelompok perlakuan penelitian, baik

kelompok perlakuan jangka pendek ekstrak metanol-air biji persea americana

Mill., kontrol negatif olive oil, kontrol EMBPA. Hal ini berarti karbon tetraklorida

2 mL/kgBB dapat digunakan sebagai senyawa nefrotoksin.

3. Kontrol ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. dosis 350

mg/kgBB

Penggunaan kelompok kontrol ekstrak metanol-air biji Persea americana

Mill. (Kelompok III) adalah untuk melihat pengaruh pemberian ekstrak metanol-

air biji Persea americana Mill. terhadap fungsi ginjal tikus. Pada kelompok

kontrol, perlakuan dilakukan tanpa induksi karbon tetraklorida 2 mL/kgBB. Dosis

ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. yang digunakan sebesar 350

mg/kgBB. Besar dosis sama dengan dosis ekstrak metanol-air biji Persea

americana Mill yang digunakan pada kelompok perlakuan uji waktu

nefroprotektif ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. secara jangka

pendek. Pemberian ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill juga dilakukan

secara oral. Sedangkan untuk selang waktu yang digunakan adalah selang waktu

terbesar yang digunakan pada penelitian ini, yaitu selama 6 jam.

Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji One

Way Anova yang dilanjutkan dengan uji Scheffe. Hal ini dikarenakan data

memiliki distribusi yang normal pada tiap kelompoknya dan memiliki variansi

yang sama antar kelompok. Dari hasil analisis diketahui bahwa nilai kreatinin

serum kelompok kontrol ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill.

memberikan perbedaan tidak bermakna dengan kelompok kontrol negatif olive oil

tetapi memberikan perbedaan yang bermakna terhadap kelompok kontrol karbon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

50

tetra klorida. Nilai kreatinin kelompok kontrol ekstrak metanol-air biji Persea

americana Mill. juga masih berada pada rentang kondisi normal (0,2-0,8 mg/dL).

Hal ini dapat menunjukkan bahwa pemberian ekstrak metanol-air biji Persea

americana Mill. tidak mempengaruhi kondisi ginjal tikus karena tidak adanya

peningkatan kadar kreatinin yang melebihi kondisi normal.

4. Kelompok perlakuan ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill.

dosis 350 mg/kgBB pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon

tetraklorida dosis 2 mL/kgBB

Evaluasi terhadap efek nefroprotektif ekstrak metanol-air biji Persea

americana Mill pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida 2 mL/kgBB

didasarkan pada ada tidaknya penurunan kadar kreatinin serum akibat pemberian

ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. pada tikus sebelum induksi karbon

tetraklorida (praperlakuan). Praperlakuan tersebut dilakukan dengan menggunakan

selang waktu 1, 4 dan 6 jam pemberian ekstrak metanol-air biji Persea americana

Mill. sebelum induksi karbon tetraklorida (CCl4) 2 mL/kgBB.

Analisis secara statistik dilakukan dengan membandingkan nilai kreatinin

serum perlakuan dengan menggunakan selang waktu 1, 4 dan 6 jam pemberian

ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. 350 mg/kgBB dengan nilai

kreatinin serum kontrol nefrotoksin karbon tetraklorida 2 mL/kgBB. Dari hasil

statistik menggunakan One Way Anova menunjukkan bahwa ada perbedaan yang

bermakna antara kelompok perlakuan ekstrak metanol-air biji Persea americana

Mill. pada selang waktu 1, 4 dan 6 jam dengan kelompok kontrol karbon

tetraklorida 2 ml/kgBB. Analisis juga dilakukan dengan dilakukan melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

51

perbandingan kelompok perlakuan jangka pendek pemberian ekstrak metanol-air

biji Persea americana Mill. terhadap kontrol olive oil.

Hasil yang didapatkan dari kelompok praperlakuan jam ke-1 (kelompok 4) (Tabel

VI), terlihat bahwa kadar rata-rata kreatinin serum sebesar 0,62 ± 0,02 mg/dL.

Nilai ini berbeda bermakna dengan nilai kadar kreatinin serum kontrol nefrotoksin

CCl4 2 mL/kgBB, dimana dari data yang diperoleh, kadar kreatinin serum turun

jika dibandingan dengan kontrol nefrotoksin tanpa pemberian ekstrak yang

memiliki rata-rata kadar kreatinin serum 1,00 ± 0,05 mg/dL. Nilai kadar kreatinin

serum perlakuan jam ke-1 tersebut berbeda tidak bermakna dengan kontrol olive

oil serta kontrol ekstrak. Hal ini berarti pemberian ekstrak metanol-air biji Persea

americana Mill. tersebut pada jam ke-1 dapat menurunkan kadar kreatinin serum

secara signifikan hingga mencapai keadaan normal.

Hasil yang didapatkan dari kelompok praperlakuan jam ke-4 (kelompok

V) (Tabel VI), terlihat bahwa kadar rata-rata kreatinin serum sebesar 0,58 ± 0,02

mg/dL. Nilai ini berbeda bermakna dengan nilai kadar kreatinin serum kontrol

nefrotoksin CCl4 2 mL/kgBB, dimana dari data yang diperoleh, kadar kreatinin

serum turun jika dibandingan dengan kontrol nefrotoksin tanpa pemberian

ekstrak. Nilai kadar kreatinin serum perlakuan jam ke-4 tersebut berbeda tidak

bermakna dengan kontrol olive oil serta kontrol ekstrak yang menunjukkan

adanya nilai kreatinin yang berbeda tidak bermakna dengan sebelum

dilakukannya pemberian nefrotoksin. Berdasarkasn dari hasil pengukuran tersebut

berarti dengan pemberian ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. 350

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

52

mg/kg BB pada jam ke-4 dapat menurunkan kadar kreatinin serum secara

signifikan hingga mencapai keadaan normal.

Sedangkan hasil yang didapatkan dari kelompok praperlakuan jam ke-6

(kelompok VI) (Tabel VI), terlihat bahwa kadar rata-rata kreatinin serum sebesar

0,56 ± 0,02 mg/dL. Nilai ini berbeda bermakna dengan nilai kadar kreatinin serum

kontrol nefrotoksin CCl4 2 mL/kgBB, dimana dari data yang diperoleh, kadar

kreatinin serum turun jika dibandingan dengan kontrol nefrotoksin tanpa

pemberian ekstrak. Nilai kadar kreatinin serum perlakuan jam ke-4 tersebut

berbeda tidak bermakna dengan kontrol olive oil serta kontrol ekstrak. Hal ini

berarti pemberian ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. tersebut pada

jam ke-6 dapat menurunkan kadar kreatinin serum secara signifikan hingga

mencapai keadaan normal.

Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa ekstrak metanol-air biji

Persea americana Mill 350 mg/kgBB, memiliki efek nefroprotektif. Kemudian

dilakukan perhitungan % efek nefroprotektif ekstrak metanol-air biji Persea

americana Mill. 350 mg/kgBB dengan menggunakan data penurunan kadar

kreatinin serum. Secara berturut-turut untuk perlakuan pada selang waktu 1, 4 dan

6 jam, % efek nefroprotektif sebesar 90,5 % ; 100 % ; 104,8 %.

Dari perbandingan antar kelompok perlakuan jangka pendek pemberian

ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. Hasil uji Scheffe menunjukkan

bahwa keseluruhan kelompok (1, 4 dan 6 jam) yang dibandingkan tersebut

memiliki perbedaan yang tidak bermakna (p > 0,05). Data dapat dilihat pada tabel

VII.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

53

Dilihat dari data kuantitatif kadar kreatinin serum. Hal ini dapat diartikan

bahwa pada waktu pemberian ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. 1, 4

dan 6 jam terhadap penurunan kadar kreatinin serum memiliki % efek

nefroprotektif yang sama. Pada penelitian ini dipilih waktu 1 jam pemberian

ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. dosis 350 mg/kgBB sebelum

pemejanan karbon tetraklorida 2 mL/kgBB sebagai waktu efektif. Hal ini karena

pada waktu 1 jam ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. telah mampu

memberikan % efek nefroprotektif yang berbeda tidak bermakna dengan waktu

pemberian 4 dan 6 jam sebelum pemejanan karbon tetraklorida dan waktu 1 jam

adalah waktu paling pendek dalam penelitian ini yang mampu memberikan

proteksi pada ginjal dari nefrotoksin CCl4.

Pada penelitian, dosis ekstrak yang digunakan sebesar 350 mg/kgBB

untuk mengetahui apakah ada pengaruh variasi dosis terhadap efek nefroprotektif

ekstrak dengan melihat data kuantitatif berupa kadar kreatinin serum maka perlu

dilakukan penelitian terkait pengaruh variasi dosis tersebut pada pemberian

ekstrak 1 jam sebelum pemejanan karbon tetraklorida 2 mL/kgBB.

Pada saat ini, selain dengan pengukuran kadar kreatinin banyak

digunakan uji kadar Cystatin C sebagai parameter alternatif uji fungsi ginjal.

Cystatin C adalah suatu pertanda yang cukup baru yang memenuhi kriteria zat

yang dapat dipakai untuk pertanda endogen GFR. Dan berdasarkan penelitian

Pusparini (2005) Cystatin C terbukti dapat digunakan sebagai penanda yang

cukup baik untuk mengetahui adanya gangguan fungsi ginjal. Oleh karenanya

disarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut terkait efek nefroprotektif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

54

ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. dosis 350 mg/kgBB secara jangka

pendek terhadap tikus jantan Wistar terinduksi karbon tetraklorida 2 mL/kgBB

dengan melihat data kuantitatif berupa kadar Cystatin C sehingga dapat

menunjang data pada penelitian ini.

D. Gambaran Histologis Ginjal Tikus

Pada penelitian ini, sebagai data pendukung, dilakukan pembuatan

preparat ginjal tikus kontrol dan perlakuan untuk kemudian dilihat secara

mikroskopis dan dilihat gambaran histologisnya. Tujuannya adalah untuk melihat

perubahan struktural pada organ ginjal baik kelompok kontrol ataupun perlakuan.

Pembuatan preparat ginjal tikus dan pembacaan preparat dilakukan oleh pihak

Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada.

1. Gambaran histologis kelompok kontrol nefrotoksin karbon tetraklorida

(CCl4) 2 mL/kgBB

Setelah pemejanan karbon tetraklorida pada kelima ekor hewan uji tikus

yang digunakan sebagai kelompok kontrol nefrotoksin CCl4 maka pada jam ke-48

setelah pemejanan dan pengambilan cuplikan darah, 3 ekor tikus dikorbankan dan

diambil ginjalnya untuk kemudian dilakukan pemeriksaan histologis. Pemilihan

tikus untuk gambaran histologis ginjalnya dilakukan secara acak.

Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa pada kelompok kontrol karbon

tetraklorida tidak terjadi kerusakan organ ginjal secara struktural. Hasil yang

diperoleh adalah tidak ada perubahan patologi spesifik (TAP).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

55

Gambar 10. Foto mikroskopik organ gijal tikus kelompok kontrol CCl4 2

mL/kgBB perbesaran 400x

Hal ini berarti dengan pemejanan karbon tetraklorida (CCl4) dosis 2 mL/kgBB

tidak menyebabkan adanya kerusakan secara struktural tetapi telah menyebabkan

kerusakan biokimiawi berupa peningkatan kadar kreatinin serum hingga sekitar

2.0 kali lebih tinggi daripada kadar kreatinin serum normal.

2. Gambaran histologis kelompok kontrol olive oil 2 mL/kgBB

Setelah pemejanan olive oil dosis 2 mL/kgBB pada kelima ekor hewan uji

tikus yang digunakan sebagai kelompok kontrol negatif olive oil maka pada jam

ke 48 setelah pemejanan dan pengambilan cuplikan darah, 3 ekor tikus

dikorbankan dan diambil ginjalnya untuk kemudian dilakukan pemeriksaan

histologis. Pemilihan tikus yang dilihat gambaran histologis ginjalnya dilakukan

secara acak.

Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa pada kelompok kontrol negatif

ini terjadi perubahan secara struktural pada organ ginjal tikus kelompok tersebut.

Dari 3 organ ginjal tikus kelompok kontrol negatif, dua diantaranya menunjukkan

adanya perubahan. Satu ekor tikus menunjukkan adanya degenerasi hidropik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

56

epitel tubulus (DHET) yang ditandai dengan ukuran sel yang membesar, adanya

vakuola berbatas kurang jelas dalam sitoplasma.

Gambar 11. Foto mikroskopik organ gijal tikus kelompok kontrol negatif olive

oil 2 mL/kgBB perbesaran 400x yang menunjukkan adanya DHET

Satu ekor tikus lainnya menunjukkan adanya intratubular hialin cast

(ITC) yang ditandai dengan adanya masa homogen eosinofilik dalam lumen

tubulus tetapi hanya dalam beberapa lumen tubulus.

Gambar 12. Foto mikroskopik organ gijal tikus kelompok kontrol negatif olive

oil 2 mL/kgBB perbesaran 400x yang menunjukkan adanya ITC

Sedangkan satu ekor tikus lagi tidak menunjukkan adanya perubahan

struktural (TAP) pada ginjalnya. Meskipun secara mikroskopik ditemukan adanya

DHET dan ITC pada kelompok kontrol negatif namun secara biokimia, kadar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

57

kreatinin serum tikus kelompok kontrol negatif tidak terdapat kenaikan yang

melebihi kadar normal kreatinin serum pada tikus putih. Oleh karenanya dapat

diduga bahwa kerusakan yang terjadi pada organ ginjal tikus kelompok kontrol

negatif bersifat individual atau karena keadaan patofisiologis dari tikus tersebut

dimana peneliti tidak melakukan kontrol terhadap keadaan patofisilogis tikus yang

akan digunakan dalam penelitian. ITC pada ginjal tikus dapat terjadi karena

asupan protein yang terlalu tinggi pada pakan tikus yang diberikan.

3. Gambaran histologis kelompok kontrol ekstrak metanol-air biji Persea

americana Mill. dosis 350 mg/kgBB

Setelah pemberian ekstrak metanol biji Persea americana Mill. dosis 350

mg/kgBB pada kelima ekor hewan uji tikus yang digunakan sebagai kelompok

kontrol ekstrak tanpa induksi CCl4 maka pada jam ke 48 setelah pemejanan dan

pengambilan cuplikan darah, 3 ekor tikus dikorbankan dan diambil ginjalnya

untuk kemudian dilakukan pemeriksaan histologis. Pemilihan tikus untuk

pengecekan gambaran histologis ginjalnya dilakukan secara acak.

Dari hasil pemeriksaan, 2 ginjal tikus yang diperiksa tidak mengalami

perubahan secara struktural atau dapat dikatakan berada dalam kondisi normal

(TAP), sedangkan 1 ginjal mengalami ITC. ITC yang terjadi tidak disebabkan

karena adanya pemberian ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. 350

mg/kgBB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

58

4. Gambaran histologis kelompok perlakuan ekstrak metanol-air biji Persea

americana Mill. dosis 350 mg/kgBB pada perlakuan 1 jam sebelum

induksi CCl4

Setelah pemberian ekstrak metanol biji Persea americana Mill. dosis

350 mg/kgBB pada kelima ekor hewan uji tikus yang digunakan sebagai

kelompok kontrol perlakuan 1 jam sebelum induksi CCl4 maka pada jam ke-48

setelah pemejanan dan pengambilan cuplikan darah, 3 ekor tikus dikorbankan dan

diambil ginjalnya untuk kemudian dilakukan pemeriksaan histologis. Pemilihan

tikus yang dilihat gambaran histologis ginjalnya dilakukan secara acak.

Dari hasil pemeriksaan, 2 ginjal tikus yang diperiksa tidak mengalami

perubahan secara struktural atau dapat dikatakan berada dalam kondisi normal

(TAP), sedangkan 1 ginjal mengalami perivaskulitis yaitu adanya keradangan

disekitar pembuluh darah yang ditandai dengan infiltrasi limfosit dan netrofil

disekitar pembuluh darah. Meskipun ada tikus yang mengalami perivaskulitis

namun karena perbandingannya hanya 1 ekor diantara 3 ekor, dapat dikatakan

bahwa perivaskulitis tersebut dikarenakan faktor individu dari tikus tersebut,

karena adanya infeksi yang memang dialami oleh tikus tersebut sebelum tikus

diberi perlakuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

59

Gambar 13. Foto mikroskopik organ gijal tikus kelompok perlakuan 1 jam

sebelum induksi CCl4 perbesaran 400x yang menunjukkan adanya

perivaskulitis

5. Gambaran histologis kelompok perlakuan ekstrak metanol-air biji Persea

americana Mill. dosis 350 mg/kgBB pada perlakuan 4 jam sebelum

induksi CCl4

Setelah pemberian ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. dosis

350 mg/kgBB pada kelima ekor hewan uji tikus yang digunakan sebagai

kelompok kontrol perlakuan 4 jam sebelum induksi CCl4 2 mL/kgBB maka pada

jam ke-48 setelah pemejanan dan pengambilan cuplikan darah, 3 ekor tikus

dikorbankan dan diambil ginjalnya untuk kemudian dilakukan pemeriksaan

histologis. Pemilihan tikus yang dilihat gambaran histologis ginjalnya dilakukan

secara acak.

Dari hasil pemeriksaan, ketiga ginjal tikus kelompok perlakuan 4 jam sebelum

induksi CCL4 2 mL/kgBB tidak terdapat adanya perubahan secara struktural atau

tidak ada perubahan patologi yang spesifik (TAP).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

60

Gambar 14. Foto mikroskopik organ gijal tikus kelompok perlakuan 4 jam

sebelum induksi CCl4 perbesaran 400x

6. Gambaran histologis kelompok perlakuan ekstrak metanol-air biji Persea

americana Mill. dosis 350 mg/kgBB pada perlakuan 6 jam sebelum

induksi CCl4

Setelah pemberian ekstrak metanol biji Persea americana Mill. dosis 350

mg/kgBB pada kelima ekor hewan uji tikus yang digunakan sebagai kelompok

kontrol perlakuan 6 jam sebelum induksi CCl4 2 mL/kgBB maka pada jam ke 48

setelah pemejanan dan pengambilan cuplikan darah, 3 ekor tikus dikorbankan dan

diambil ginjalnya untuk kemudian dilakukan pemeriksaan histologis. Pemilihan

tikus yang dilihat gambaran histologis ginjalnya dilakukan secara acak.

Dari hasil pemeriksaan, 2 ginjal ditemukan mengalami perubahan struktural yaitu

DHET dan ITC sedangkan 1 ginjal lagi tidak terdapat adanya perubahan (TAP).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

61

Gambar 15. Foto mikroskopik organ gijal tikus kelompok perlakuan 4 jam

sebelum induksi CCl4 perbesaran 400x yang menunjukkan adanya DHET

Gambar 16. Foto mikroskopik organ gijal tikus kelompok perlakuan 4 jam

sebelum induksi CCl4 perbesaran 400x yang menunjukkan adanya ITC

Meskipun terdapat perubahan secara struktural tersebut namun dari

pengukuran kadar kreatinin serum, pada kelompok perlakuan 6 jam sebelum

induksi CCl4 2 mL/kgBB menunjukkan kadar kreatinin serum berada dalam

rentang normal. Kerusakan tersebut dimungkinkan berasal dari keadaan

patofisiologis hewan uji secara individu yang sudah ada sebelum adanya

perlakuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

62

E. Rangkuman Pembahasan

Pada penelitian efek nefroprotektif pemberian ekstrak metanol-air biji

Persea americana Mill. dosis 350 mg/kgBB secara jangka pendek pada tikus

putih jantan Wistar terinduksi karbon tetraklorida 2 mL/kgBB dibuktikan bahwa

terjadi penurunan kadar kreatinin serum kelompok tikus putih jantan Wistar yang

berbeda bermakna dengan kelompok tikus putih jantan Wistar kontrol nefrotoksin

karbon tetraklorida (CCl4) 2 mL/kgBB yang tidak dilakukan pemberian ekstrak

metanol-air biji Persea americana Mill. 350 mg/kgBB secara jangka pendek.

Jangka pendek yang digunakan merupakan selang waktu pemberian ekstrak

metanol-air biji Persea americana Mill. dosis 350 mg/kgBB secara oral pada tikus

putih jantan Wistar sebelum pemejanan karbon tetraklorida 2 mL/kgBB secara

intraperitonial. Selang waktu tersebut adalah 1, 4 dan 6 jam. Nillai kreatinin

serum yang diperoleh secara berturut-turut dari kelompok perlakuan 1, 4 dan 6

jam pemberian ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. 350 mg/kgBB

sebelum pemejanan karbon tetraklorida 2 mL/kgBB pada waktu pencuplikan

darah optimum (ke-48 jam setelah pemejanan karbon tetraklorida 2mL/kgBB)

yaitu 0,62 ± 0,02 ; 0,58 ± 0,02 ; 0,56 ± 0,02 mg/dL.

Selain pengukuran kadar kreatinin dilakukan pula pengecekan gambaran

histologis organ ginjal tikus perlakuan. Kerusakan yang terjadi akibat pemejanan

CCl4 2 mL/kgBB pada penelitian ini adalah kerusakan biokimiawi berupa

peningkatan kadar kreatinin serum hingga 2,0 kali melebihi kondisi normal. Pada

perlakuan 1 jam sebelum induksi CCl4 2 mL/kgBB ditemukan adanya satu ginjal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

63

yang mengalami perivaskulitis. Sedangkan pada perlakuan 6 jam sebelum induksi

CCl4 2 mL/kgBB ditemukan adanya satu ginjal yang mengalami degenerasi

hidropik epitel tubulus (DHET) dan satu ginjal yang mengalami intratubular

hialin cast (ITC). Meskipun demikian, keadaan tersebut tidak disebabkan oleh

perlakuan yang diberikan pada hewan uji tikus tetapi diduga karena faktor

patofisiologis tikus yang memang telah ada sebelum tikus digunakan dalam

percobaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil data yang diperoleh dan hasil uji analisis statistik yang

dilakukan, maka dapat disimpulkan :

1. Pemberian ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. dosis 350 mg/kgBB

memiliki khasiat nefroprotektif terhadap tikus putih jantan galur Wistar

terinduksi karbon tetraklorida 2 mL/kgBB secara jangka pendek. Hasil purata

kreatinin penurunan kreatinin serum secara berturut-turut adalah 0,62 ± 0,02 ;

0,58 ± 0,02 ; 0,56 ± 0,02 mg/dL.

2. Waktu efektif pemberian ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. dosis

350 mg/kgBB sebagai nefroprotektif dilihat dari penurunan kadar kreatinin

tikus jantan Wistar terinduksi karbon tetraklorida 2 mL/kgBB adalah pada 1

jam sebelum pemejanan karbon tetraklorida.

B. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang :

1. Pengaruh waktu pemberian ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. 350

mg/kgBB secara jangka pendek dengan menggunakan model nefrotoksin

karbon tetraklorida terhadap kadar Cystatin C pada tikus putih jantan Wistar.

2. Pengaruh variasi dosis pemberian ekstrak metanol-air biji Persea americana

Mill. terhadap kadar kreatinin serum pada tikus praperlakuan ekstrak metanol-

air biji Persea americana Mill. 1 jam sebelum pemejanan karbon tetraklorida.

64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

DAFTAR PUSTAKA

Andini, A. P., 2010, Efek Analgesik Ekstrak Metanol-Air Daun Macaranga

tanarius L. pada Mencit Betina Galur Swiss, Skripsi, Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma

Arukwe, U., Amadi, B.A., Duru, M. K. C., Agomuo, E. N., Adindu, E. A., Odika,

P. C., Lele, K. C., Egejuru, L., Anudike, J., 2012, Chemical Composition

of Persea americana Leaf, Fruit and Seed, IJRRAS, 346-349.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI, 2005, Standarisasi Ekstrak Tumbuhan

Obat Indonesia, Salah Satu Tahapan Penting dalam Pengembangan Obat

Asli Indonesia, Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI, pp.5.

Baradero, M., Dayrit, M. W., Siswadi, Y., 2005, Klien Gangguan Ginjal Seri :

Asuhan Keperawatan, Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta, pp. 124-

125.

Bloom, dan Fawcett, 1994, Buku Ajar Histologi, Penerbit buku kedoketeran EGC,

Jakarta, pp.650-651.

Carpena, J. G. R, Morcuende, D., Andrade M. J., Kylli, P., and Estevez, M., 2011,

Avocado (Persea americana Mill.) Phenolics, In Vitro Antioxidant and

Antimicrobial Activities, and Inhibition of lipid and Protein Oxidation In

Porcine Patties, JAFC, 5625-5635.

Davey, P., 2002, At a Glance Medicine, Erlangga, Jakarta, pp. 235.

Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia, 1986,

Sediaan Galenik, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta,

pp.25.

Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995, Farmakope

Indonesia, jilid IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Fausto, Abbas, Kumar, Mitchell, 2006, Dasar Patologis Penyakit, Edisi 7,

Penerbit buku kedokteran EGC, pp.571-573.

Hadibroto, I., dan Alam, S., 2007, Gagal Ginjal, PT. Gramedia pustaka Utama,

Jakarta, pp.13-16.

Horne, M. M. dan Swearingen, P. L., 2001, Keseimbangan Cairan, Elektrolit dan

Asam Basa, Edisi 2, Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta, pp.46.

Kee, J. L., 2008, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium &Diagnostik, Buku

Kedokteran EGC, Jakarta, pp. 150-151.

65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

Malole, M., B., M., dan Pramono, C., S., U., 1989, Penggunaan Hewan-Hewan

Percobaan di Laboratorium, Pusat Antar Universitas Bioteknologi IPB,

Bogor.

Marta, L. R., 2012, Pengaruh Waktu Protektif Pemberian Infusa Daun Macaranga

Tanarius L. Secara Akut terhadap Kadar ALT-AST pada Tikus

Terinduksi Karbon Tetraklorida, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma.

Moenim, A. dan El-Khadragy, M. F., 2013, The Potential Effects of Pomegranate

(Punica granatum) Juice on Carbon Tetrachloride-Induced

Nephrotoxicity in Rats, J Physiol Biochem, 359-370.

Murray, R. K., Granner, D.K, and Rodwell, V. W., 2006, Biokimia Harper, Ed.

27, EGC, Jakarta, pp. 286.

Nainggolan, G. dan Robert, S., 2010, Acute Kidney Injury : Pendekatan Klinis

dan Tata Laksana, Majalah Kedokteran Indonesia, vol. 60, pp.81-88.

Panjaitan, R. G. P, Handharyani, H., Chairul, Masriani, Zakiah, Z., Manalu, W.,

2007, Pengaruh pemberian karbontetraklorida terhadap fungsi hati dan

ginjal tikus, Makara kesehatan, vol. 11, 11-16.

Papeda, S. O., 2004, Podosit dan Slit Diafragma Serta Perannya, Sari pediatri,

Jakarta pp.119-124.

Pearce, E., 2002, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta, pp. 251.

Price, C.A., dan Wilson, L.M., 2006, Phatophisiology, Clinical Concepts of

Disease Processes, diterjemahkan oleh Peter Anugrah, edisi IV, EGC,

Jakarta, pp.426.

Pusparini, 2005 , Cystatin C Sebagai Parameter Alternatif Uji Fungsi Ginjal,

Universitas Medicina, vol. 24, pp.80-90.

Sacher, R. A. dan Richard, A., M., 2002, Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan

Laboratorium, Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta, pp.589.

Saraswati, A., 2011, Analisis Ureum Kreatinin Pada Tikus Putih Jantan Galur

Wistar Setelah Pemberian Dosis Tunggal Ekstrak Etanol Buah Pare

(Momordica charantia L), Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Ahmad

Dahlan

Sherwood, L. 2006, Text Book of Human Physiology, 2th

ed., Penerbit buku

kedokteran EGC, Jakarta.

66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

SIU School of Medicine, 2005, Histology Study Guide : Kidney and Urinary

Tract, http://www.siumed.edu/~dking2/crr/rnguide.htm., diakses pada

tanggal 14 Oktober 2013.

Sloane, E., 1995, Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula, Penerbit buku kedokteran

EGC, Jakarta, pp.330.

Stine, K., dan Brown, T., M., 2006., Principles of Toxicology, 2nd

Ed., CRC Press,

Florida.

Suhono, B., Yuzammi, Witono, J. R., Hidayat, S., Handayani, T., Sugiarti,

Mursidiwati, S., Triono, T., Astuti, I., P., Sudarmono, Wawaningrum, H.,

2010, Ensiklopedia Flora, Jilid 5, Kharisma Ilmu, Jakarta, pp. 16.

Sumaryono, S., Wibowo, A. E., Ningsih, S., Agustini, K., Sumarny, R., Amri, F.,

Winarno, H., 2008, Analisis Urea-Kreatinin Tikus Putih Pasca Pemberian

Ekstrak Buah Mahkota Dewa dan Herba Pegagan, jurnal ilmu

kefarmasian indonesia, 35 – 40.

Sutedjo, A. Y., 2006, Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan

Laboratorium, Amara Books, Yogyakarta, pp.77 – 82.

Tambayong, J., 1999, Patofisiologi untuk Keperawatan, Penerbit buku kedokteran

EGC, pp. 118-119.

USDA United State Departement of Agriculture , 2013, Persea americana Mill.

avocado, http://plants.usda.gov/core/profile?symbol=PEAM3, diakses

pada tanggal 03 Desember 2013.

Vionita, P. D. V., 2013, Efek Nefroprotektif Pemberian Jangka Panjang Ekstrak

Metanol Biji Persea americana Mill. Terhadap Kadar Kreatinin dan

Gambaran Histologis Ginjal, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma

Winarsi, H., 2007, Antioksidan Alami dan Radikal Bebas, Kanisius, Yogyakarta

Zuhrotun, A., 2007, Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Biji Buah Alpukat

(Persea americana Mill.), Bentuk Bulat, skripsi . Universitas Padjajaran

Bandung.

67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

LAMPIRAN

68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto serbuk biji Persea americana Mill.

Lampiran 2. Foto ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill.

Lampiran 3. Foto suspensi ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill.

dalam CMC-Na 1%

69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

Lampiran 4. Surat pengesahan determinasi serbuk biji Persea americana

Mill.

70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

71

Lampiran 5. Surat pengesahan Medical and Health Research Ethics

Committee (MHREC)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

72

Lampiran 6. Analisis statistik kadar kreatinin serum pada uji pendahuluan

nefrotoksin karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

jam_ke_0 4 .3500 .05774 .30 .40

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

jam_ke_0

N 4

Normal Parametersa Mean .3500

Std. Deviation .05774

Most Extreme Differences Absolute .307

Positive .307

Negative -.307

Kolmogorov-Smirnov Z .614

Asymp. Sig. (2-tailed) .846

a. Test distribution is Normal.

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

jam_ke_24 4 .5250 .09574 .40 .60

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

jam_ke_24

N 4

Normal Parametersa Mean .5250

Std. Deviation .09574

Most Extreme Differences Absolute .283

Positive .217

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

73

Negative -.283

Kolmogorov-Smirnov Z .567

Asymp. Sig. (2-tailed) .905

a. Test distribution is Normal.

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

jam_ke_24 4 .5250 .09574 .40 .60

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

jam_ke_24

N 4

Normal Parametersa Mean .5250

Std. Deviation .09574

Most Extreme Differences Absolute .283

Positive .217

Negative -.283

Kolmogorov-Smirnov Z .567

Asymp. Sig. (2-tailed) .905

a. Test distribution is Normal.

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

jam_ke_48 4 1.0000 .14142 .90 1.20

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

jam_ke_48

N 4

Normal Parametersa Mean 1.0000

Std. Deviation .14142

Most Extreme Differences Absolute .260

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

74

Positive .260

Negative -.240

Kolmogorov-Smirnov Z .520

Asymp. Sig. (2-tailed) .949

a. Test distribution is Normal.

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

jam_ke_72 4 .4500 .05774 .40 .50

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

jam_ke_72

N 4

Normal Parametersa Mean .4500

Std. Deviation .05774

Most Extreme Differences Absolute .307

Positive .307

Negative -.307

Kolmogorov-Smirnov Z .614

Asymp. Sig. (2-tailed) .846

a. Test distribution is Normal.

Oneway

Descriptives

kreatinin

N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence

Interval for Mean

Minimum Maximum

Lower

Bound

Upper

Bound

orientasi Karbon

tetraklorida dosis

2ml/kg BB jam ke-0

4 .3500 .05774 .02887 .2581 .4419 .30 .40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

75

orientasi Karbon

tetraklorida dosis

2ml/kg BB jam ke-24

4 .5250 .09574 .04787 .3727 .6773 .40 .60

orientasi Karbon

tetraklorida dosis

2ml/kg BB jam ke-48

4 1.0000 .14142 .07071 .7750 1.2250 .90 1.20

orientasi Karbon

tetraklorida dosis

2ml/kg BB jam ke-72

4 .4500 .05774 .02887 .3581 .5419 .40 .50

Total 16 .5812 .27134 .06783 .4367 .7258 .30 1.20

Test of Homogeneity of Variances

kreatinin

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.100 3 12 .387

ANOVA

kreatinin

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups .997 3 .332 37.093 .000

Within Groups .108 12 .009

Total 1.104 15

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

kreatinin

Scheffe

(I) kelompok (J) kelompok

Mean

Difference

(I-J)

Std.

Error Sig.

95% Confidence

Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

orientasi Karbon

tetraklorida dosis

2ml/kg BB jam ke-0

orientasi Karbon

tetraklorida dosis

2ml/kg BB jam ke-24

-.17500 .06693 .132 -.3916 .0416

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

76

orientasi Karbon

tetraklorida dosis

2ml/kg BB jam ke-48

-.65000* .06693 .000 -.8666 -.4334

orientasi Karbon

tetraklorida dosis

2ml/kg BB jam ke-72

-.10000 .06693 .546 -.3166 .1166

orientasi Karbon

tetraklorida dosis

2ml/kg BB jam ke-

24

orientasi Karbon

tetraklorida dosis

2ml/kg BB jam ke-0

.17500 .06693 .132 -.0416 .3916

orientasi Karbon

tetraklorida dosis

2ml/kg BB jam ke-48

-.47500* .06693 .000 -.6916 -.2584

orientasi Karbon

tetraklorida dosis

2ml/kg BB jam ke-72

.07500 .06693 .743 -.1416 .2916

orientasi Karbon

tetraklorida dosis

2ml/kg BB jam ke-

48

orientasi Karbon

tetraklorida dosis

2ml/kg BB jam ke-0

.65000* .06693 .000 .4334 .8666

orientasi Karbon

tetraklorida dosis

2ml/kg BB jam ke-24

.47500* .06693 .000 .2584 .6916

orientasi Karbon

tetraklorida dosis

2ml/kg BB jam ke-72

.55000* .06693 .000 .3334 .7666

orientasi Karbon

tetraklorida dosis

2ml/kg BB jam ke-

72

orientasi Karbon

tetraklorida dosis

2ml/kg BB jam ke-0

.10000 .06693 .546 -.1166 .3166

orientasi Karbon

tetraklorida dosis

2ml/kg BB jam ke-24

-.07500 .06693 .743 -.2916 .1416

orientasi Karbon

tetraklorida dosis

2ml/kg BB jam ke-48

-.55000* .06693 .000 -.7666 -.3334

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

77

Homogeneous Subsets

Kreatinin

Scheffe

kelompok N

Subset for alpha = 0.05

1 2

orientasi Karbon tetraklorida

dosis 2ml/kg BB jam ke-0 4 .3500

orientasi Karbon tetraklorida

dosis 2ml/kg BB jam ke-72 4 .4500

orientasi Karbon tetraklorida

dosis 2ml/kg BB jam ke-24 4 .5250

orientasi Karbon tetraklorida

dosis 2ml/kg BB jam ke-48 4

1.0000

Sig. .132 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Means

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

kreatinin * kelompok 16 100.0% 0 .0% 16 100.0%

Report

kreatinin

kelompok Mean N Std. Deviation

Std. Error of

Mean

orientasi Karbon tetraklorida

dosis 2ml/kg BB jam ke-0 .3500 4 .05774 .02887

orientasi Karbon tetraklorida

dosis 2ml/kg BB jam ke-24 .5250 4 .09574 .04787

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

78

orientasi Karbon tetraklorida

dosis 2ml/kg BB jam ke-48 1.0000 4 .14142 .07071

orientasi Karbon tetraklorida

dosis 2ml/kg BB jam ke-72 .4500 4 .05774 .02887

Total .5812 16 .27134 .06783

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

kreatinin *

kelompok

Between

Groups

(Combined) .997 3 .332 37.093 .000

Linearity .120 1 .120 13.409 .003

Deviation

from

Linearity

.877 2 .438 48.935 .000

Within Groups .107 12 .009

Total 1.104 15

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

kreatinin * kelompok .330 .109 .950 .903

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

79

Lampiran 7. Analisis statistik kadar kreatinin serum pada kelompok

perlakuan ekstrak metanol-air biji Persea americana dosis 350 mg/kgBB

pada tikus jantan Wistar terinduksi karbon tetraklorida 2 mL/kgBB

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Kontrol_CCl4 5 1.0000 .12247 .90 1.20

Kontrol_olive 5 .5800 .04472 .50 .60

Komtrol_ekstrak 5 .6200 .04472 .60 .70

Perlakuan_1_jam 5 .6200 .04472 .60 .70

Perlakuan_4_jam 5 .5800 .04472 .50 .60

Perlakuan_6_jam 5 .5600 .05477 .50 .60

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kontrol_

CCl4

Kontrol_

olive

Komtrol_

ekstrak

Perlakuan

_1_jam

Perlakuan

_4_jam

Perlakuan

_6_jam

N 5 5 5 5 5 5

Normal

Parametersa

Mean 1.0000 .5800 .6200 .6200 .5800 .5600

Std. Deviation .12247 .04472 .04472 .04472 .04472 .05477

Most Extreme

Differences

Absolute .300 .473 .473 .473 .473 .367

Positive .300 .327 .473 .473 .327 .263

Negative -.207 -.473 -.327 -.327 -.473 -.367

Kolmogorov-Smirnov Z .671 1.057 1.057 1.057 1.057 .822

Asymp. Sig. (2-tailed) .759 .214 .214 .214 .214 .510

a. Test distribution is Normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

80

Oneway

Descriptives

Kreatinin

N Mean Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence

Interval for Mean

Min Max Lower

Bound

Upper

Bound

kontrol CCl4 2

mL/kgBB 5 1.0000 .12247 .05477 .8479 1.1521 .90 1.20

kontrol olive oil 2

mL/kgBB 5 .5800 .04472 .02000 .5245 .6355 .50 .60

kontrol ekstrak

350 mg/kgBB 5 .6200 .04472 .02000 .5645 .6755 .60 .70

perlakuan 1 jam 5 .6200 .04472 .02000 .5645 .6755 .60 .70

perlakuan 4 jam 5 .5800 .04472 .02000 .5245 .6355 .50 .60

perlakuan 6 jam 5 .5600 .05477 .02449 .4920 .6280 .50 .60

Total 30 .6600 .16733 .03055 .5975 .7225 .50 1.20

Test of Homogeneity of Variances

Kreatinin

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.126 5 24 .373

ANOVA

Kreatinin

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups .708 5 .142 32.677 .000

Within Groups .104 24 .004

Total .812 29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

81

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Kreatinin

Scheffe

(I) Kelompok (J) Kelompok

Mean

Difference

(I-J)

Std.

Error Sig.

95% Confidence

Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

kontrol CCl4 2

mL/kgBB

kontrol olive oil 2

mL/kgBB .42000

* .04163 .000 .2693 .5707

kontrol ekstrak 350

mg/kgBB .38000

* .04163 .000 .2293 .5307

perlakuan 1 jam .38000* .04163 .000 .2293 .5307

perlakuan 4 jam .42000* .04163 .000 .2693 .5707

perlakuan 6 jam .44000* .04163 .000 .2893 .5907

kontrol olive oil 2

mL/kgBB

kontrol CCl4 2

mL/kgBB -.42000

* .04163 .000 -.5707 -.2693

kontrol ekstrak 350

mg/kgBB -.04000 .04163 .966 -.1907 .1107

perlakuan 1 jam -.04000 .04163 .966 -.1907 .1107

perlakuan 4 jam .00000 .04163 1.000 -.1507 .1507

perlakuan 6 jam .02000 .04163 .999 -.1307 .1707

kontrol ekstrak 350

mg/kgBB

kontrol CCl4 2

mL/kgBB -.38000

* .04163 .000 -.5307 -.2293

kontrol olive oil 2

mL/kgBB .04000 .04163 .966 -.1107 .1907

perlakuan 1 jam .00000 .04163 1.000 -.1507 .1507

perlakuan 4 jam .04000 .04163 .966 -.1107 .1907

perlakuan 6 jam .06000 .04163 .833 -.0907 .2107

perlakuan 1 jam kontrol CCl4 2

mL/kgBB -.38000

* .04163 .000 -.5307 -.2293

kontrol olive oil 2

mL/kgBB .04000 .04163 .966 -.1107 .1907

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

82

kontrol ekstrak 350

mg/kgBB .00000 .04163 1.000 -.1507 .1507

perlakuan 4 jam .04000 .04163 .966 -.1107 .1907

perlakuan 6 jam .06000 .04163 .833 -.0907 .2107

perlakuan 4 jam kontrol CCl4 2

mL/kgBB -.42000

* .04163 .000 -.5707 -.2693

kontrol olive oil 2

mL/kgBB .00000 .04163 1.000 -.1507 .1507

kontrol ekstrak 350

mg/kgBB -.04000 .04163 .966 -.1907 .1107

perlakuan 1 jam -.04000 .04163 .966 -.1907 .1107

perlakuan 6 jam .02000 .04163 .999 -.1307 .1707

perlakuan 6 jam kontrol CCl4 2

mL/kgBB -.44000

* .04163 .000 -.5907 -.2893

kontrol olive oil 2

mL/kgBB -.02000 .04163 .999 -.1707 .1307

kontrol ekstrak 350

mg/kgBB -.06000 .04163 .833 -.2107 .0907

perlakuan 1 jam -.06000 .04163 .833 -.2107 .0907

perlakuan 4 jam -.02000 .04163 .999 -.1707 .1307

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsets

Kreatinin

Scheffe

Kelompok N

Subset for alpha = 0.05

1 2

perlakuan 6 jam 5 .5600

kontrol olive oil 2 mL/kgBB 5 .5800

perlakuan 4 jam 5 .5800

kontrol ekstrak 350 mg/kgBB 5 .6200

perlakuan 1 jam 5 .6200

kontrol CCl4 2 mL/kgBB 5 1.0000

Sig. .833 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

83

Means

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

Kreatinin * Kelompok 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Report

Kreatinin

Kelompok Mean N Std. Deviation

Std. Error of

Mean

kontrol CCl4 2 mL/kgBB 1.0000 5 .12247 .05477

kontrol olive oil 2 mL/kgBB .5800 5 .04472 .02000

kontrol ekstrak 350 mg/kgBB .6200 5 .04472 .02000

perlakuan 1 jam .6200 5 .04472 .02000

perlakuan 4 jam .5800 5 .04472 .02000

perlakuan 6 jam .5600 5 .05477 .02449

Total .6600 30 .16733 .03055

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

84

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Kreatinin *

Kelompok

Between

Groups

(Combined) .708 5 .142 32.677 .000

Linearity .346 1 .346 79.780 .000

Deviation from

Linearity .362 4 .091 20.901 .000

Within Groups .104 24 .004

Total .812 29

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

Kreatinin * Kelompok -.653 .426 .934 .872

Lampiran 8. Analisis statistik kadar kreatinin serum pada kontrol negatif

olive oil dosis 2 mL/kgBB

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Jam_ke_0 5 .4600 .05477 .40 .50

Jam_ke_48 5 .5800 .04472 .50 .60

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

jam_ke_0 jam_ke_48

N 5 5

Normal Parametersa Mean .4600 .5800

Std. Deviation .05477 .04472

Most Extreme Differences Absolute .367 .473

Positive .263 .327

Negative -.367 -.473

Kolmogorov-Smirnov Z .822 1.057

Asymp. Sig. (2-tailed) .510 .214

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

85

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

jam_ke_0 jam_ke_48

N 5 5

Normal Parametersa Mean .4600 .5800

Std. Deviation .05477 .04472

Most Extreme Differences Absolute .367 .473

Positive .263 .327

Negative -.367 -.473

Kolmogorov-Smirnov Z .822 1.057

Asymp. Sig. (2-tailed) .510 .214

a. Test distribution is Normal.

Test of Homogeneity of Variances

kreatinin

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.524 1 8 .252

T-Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 jam_ke_0 .4600 5 .05477 .02449

jam_ke_48 .5800 5 .04472 .02000

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 jam_ke_0 & jam_ke_48 5 .612 .272

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

86

Paired Samples test

Paired Differences

T Df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

jam_ke_0 -

jam_ke_48

-

.12000 .04472 .02000 -.17553 -.06447 -6.000 4 .004

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

87

Lampiran 9. Data hasil pengecekan histologis ginjal pada kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol ekstrak metanol-air biji Persea americana

Mill. dosis 350 mg/kgBB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

88

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

89

Lampiran 10. Data hasil pengecekan histologis ginjal pada kelompok kontrol

negatif olive oil 2 mL/kgBB dan kelompok kontrol nefrotoksin karbon

tetraklorida 2 mL/kgBB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

91

Tidak Ada Perubahan Patologi Spesifik (TAP)

Lampiran 11. Foto mikroskopik ginjal kelompok kontrol nefrotoksin karbon

tetraklorida 2 mL/kgBB

Degenerasi Hidropik Epitel Tubulus (DHET)

Intratubular Hialin Cast (ITC)

Lampiran 12. Foto mikroskopik ginjal kelompok kontrol negatif olive oil 2

mL/kgBB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

92

Perivaskulitis

Lampiran 13. Foto mikroskopik kelompok perlakuan ekstrak pemberian 1

jam sebelum pemejanan karbon tetraklorida 2 ml/kgBB

Tidak Ada Perubahan Patologi Spesifik (TAP)

Lampiran 14. Foto mikroskopik kelompok perlakuan ekstrak pemberian 4

jam sebelum pemejanan karbon tetraklorida 2 ml/kgBB

Degenerasi Hidropik Epitel Tubulus (DHET)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

93

Intratubular Hialin Cast (ITC)

Lampiran 15. Foto mikroskopik kelompok perlakuan ekstrak pemberian 6

jam sebelum pemejanan karbon tetraklorida 2 ml/kgBB

Lampiran 16. Perhitungan % nefroprotektif

Rumus perhitungan efek nefroprotektif

( ) ( )

( )

Keterangan :

KKS = Kadar kreatinin serum

Maka perhitungan efek nefroprotektif adalah sebagai berikut :

Kelompok perlakuan ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill 350

mg/kgBB 1 jam sebelum pemejanan CCl4 2 mL/kgBB

( ) ( )

( )

Kelompok perlakuan ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill 350

mg/kgBB 4 jam sebelum pemejanan CCl4 2 mL/kgBB

( ) ( )

( ) 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

94

Kelompok perlakuan ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. 350

mg/kgBB 6 jam sebelum pemejanan CCl4 2 mL/kgBB

( ) ( )

( )

Lampiran 17. Perhitungan konversi dosis untuk manusia

Angka konversi Tikus 200 g ke Manusia 70 kg = 56,0

Dosis untuk manusia = Dosis untuk tikus 200 g x (angka konversi ke

manusia)

= ( 350 mg/kgBB x 0,2 kg ) x 56,0

= 3920 mg/70kg

= 3,92 g/70kg

Lampiran 18. Perhitungan konversi hari untuk manusia

1 Bulan untuk tikus = 34 bulan untuk manusia

Maka 1 hari untuk tikus = 34 hari untuk manusia

1 jam untuk tiikus = 34 jam untuk manusia

4 jam untuk tikus = 136 jam untuk manusia

6 jam untuk tikus = 204 jam untuk manusia

Lampiran 19. Penetapan kadar air serbuk biji Persea americana Mill.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

95

Penetapan kadar air dilakukan menggunakan alat moisture balance dengan

metode Gravimetri. Pemanasan serbuk biji Persea americana Mill. dilakukan

pada suhu 105 0C selama 15 menit.

Tabel IX. Hasil penetapan kadar air serbuk biji Persea americana Mill.

Bobot Replikasi I Replikasi II Replikasi III

Sebelum

pemanasan

5,000 g 5,000 g 5,000 g

Sesudah

pemanasan

4,624 g 4,636 g 4,630 g

Kadar air 7,52 % 7,28 % 7,40%

Rata-rata kadar air 7,40 %

Kadar air =

Replikasi 1 =

7,52 %

Replikasi 2 =

7,28 %

Replikasi 3 =

7,40 %

Lampiran 20. Hasil rendemen ekstrak metanol-air daun M. tanarius

Tabel X. Hasil rendemen ekstrak metanol-air Biji Persea americana Mill.

Keterangan (gram) Cawan

1

Cawan

2

Cawan

3

Cawan

4

Cawan

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

96

Cawan kosong 63,29 66,22 47,06 53,57 50,5

Cawan + ekstrak 66,18 69,09 49,93 56,31 53,03

Rendemen 2,89 2,87 2,87 2,74 2,53

% Rendemen ekstrak kental =

x 100% = 26,55%

Jumlah serbuk yang digunakan untuk pembuatan ekstrak kental sebanyak 200 g

serbuk kering biji Persea americana Mill., pada tiap cawannya digunakan 10 g

serbuk kering dalam 100 mL pelarut metanol-air 70%. Rata-rata rendemen setiap

10 g serbuk kering adalah sebesar 2,78 gram ekstrak kental. Pada pembuatan 200

g serbuk kering biji Persea americana Mill. menghasilkan 53,1 g ekstrak kental,

dengan % rendemen 26,55 %.

Lampiran 21. Bobot pengeringan ekstrak metanol-air biji Persea americana

Mill.

Tabel XI. Bobot pengeringan ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill.

Cawan

Berat cawan

kosong (gram)

Jam ke

0

08.00

1

09.00

2

10.00

3

11.00

4

12.00

5

13.00

1 63,29 Berat

ekstrak

(g)

101,00 82,11 70,09 66,42 66,18 66,18

2 66,22 97,61 85,90 75,30 70,03 69,09 69,09

3 47,06 80,52 70,65 57,23 50,11 49,93 49,93

Lampiran 22. Hasil pengukuran validitas dan reabilitas

Tabel XIX. Hasil validitas dan reabilitas dilihat dari serum kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

97

(range 1,09 - 1,71 mg/dL)

x ( mg/dL ) x - (x - )2

1,7

1,68

0,02 0,0004

1,7 0,02 0,0004

1,7 0,02 0,0004

1,7 0,02 0,0004

1,6 -0,08 0,0064

∑ 0,008

SD = √∑( )̄

( )

SD = √

= 0,04

Range x SD 1, 0,0

= 1,64 – 1,72

CV =

x 100%

=

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Pielonefritis dan i nfeksi saluran kHPLK«««««««««« 17 2. Gagal ... H. Landasan Teori ««««««««««««««««««««««

98

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi dengan judul “Efek Nefroprotektif

Jangka Pendek Ekstrak Metanol-Air Biji Persea

Americana Mill. Terhadap Kadar Kreatinin Dan

Gambaran Histologis Ginjal Tikus Jantan Wistar

Terinduksi Karbon Tetraklorida” memiliki nama

lengkap Liana Risha Gunawan. Penulis lahir di

Surakarta pada tanggal 14 November 1992,

merupakan putri kedua dari dua bersaudara dalam keluarga pasangan Elsye

Susana dan Arianto Gunawan. Penulis mengawali masa pendidikannya di TK

Tunas Rimba I Randublatung, Blora (1995-1998), kemudian melanjutkan

pendidikan tingkat Sekolah Dasar di SD Negeri Wulung 2 Randublatung, Blora

(1998-2004). Pendidikan Sekolah Menengah Pertama ditempuh oleh penulis di

SMP Negeri 1 Randublatung, Blora (2004-2007). Pendidikan Sekolah Menengah

Atas di SMA Negeri 1 Randublatung (2007-2010). Penulis kemudian melanjutkan

pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

pada tahun 2010. Semasa menempuh kuliah, penulis pernah menjadi anggota sie

dana dan usaha donor darah (2010), menjadi sekretaris Kampanye Informasi Obat

(2011), volunteer Hari Anti Tembakau (2011), anggota kesekretariatan seminar

nasional dan longmarch dalam rangka memperingati hari HIV/AIDS dunia

(2012), anggota divisi Quality Control di Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma (2012) dan penulis pernah menjadi asisten

praktikum Farmakologi-Toksikologi (2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI