plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk filepenulis menyadari bahwa tugas akhir ini...
TRANSCRIPT
i
PREVALENSI, KESADARAN, DAN TERAPI RESPONDEN HIPERTENSI
BERDASARKAN KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN DI
PADUKUHAN KADIROJO II, PURWOMARTANI, KALASAN, SLEMAN,
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Antonia Adeleide Anutopi
NIM: 118114081
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Halaman Persembahan
TERPUJILAH TUHAN, YANG UNTUK PERCAYA TELAH MEMBERIKAN
CAHAYA DALAM GELAP, MEMBERI KENYAMANAN DALAM
KEPUTUSASAAN
(William Shakespeare)
“Aku ingin mendaki puncak tantangan, menerjang batu granit kesulitan, menggoda
mara bahaya, dan memecahkan misteri dengan sains. Aku ingin menghirup berupa-
rupa pengalaman lalu terjun bebas menyelami labirin lika-liku hidup yang ujungnya
tak dapat disangka. Aku mendamba kehidupan dengan kemungkinan-kemungkinan
yang bereaksi satu sama lain seperti benturan molekul uranium: meletup tak terduga-
duga, menyerap, mengikat, mengganda, berkembang, terurai, dan berpencar ke arah
yang mengejutkan. Aku ingin kehidupan yang menggetarkan, penuh dengan
penaklukan.
(Andrea Hirata-Edensor)
Aku persembahkan karyaku ini untuk:
Tuhan Yesus dan Bunda Maria,
Bapak dan mama beserta adik-adikku tercinta
Almamaterku Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
perlindungan dan berkat yang diberikan sehingga skripsi berjudul “Prevalensi,
Kesadaran, dan Terapi Responden Hipertensi Berdasarkan Kajian Faktor
Risiko Kesehatan di Padukuhan Kadirojo II, Purwomartani, Kalasan,
Sleman, Yogyakarta” yang disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Strata Satu Program Studi Farmasi (S.Farm) dapat dikerjakan
dengan baik dan lancar.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai
pihak. Kesempatan ini, penulis pergunakan untuk mengungkapkan rasa terima
kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah mengijinkan
penulis menjalankan pembelajaran selama masa studi.
2. Ibu Dr. Rita Suhadi, MSi., Apt. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
membimbing, mendampingi dan memberikan saran selama pembuatan skripsi
ini.
3. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah
memberikan kritik dan saran selama penyusunan skripsi.
4. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik
dan saran selama penyusunan skripsi.
5. Bapak Sukardiono selaku kepala dukuh yang telah mengijinkan dan
membantu penulis dalam pengerjaan penelitian di Padukuhan Kadirojo II.
6. Segenap masyarakat Padukuhan Kadirojo II atas bantuan yang telah diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
7. Keluargaku tercinta, Bapak Drs. Antonius Baba, Mama Nandi Margaretha,
S.Pd, Adik Yuliana Sere, Maria Agung Lestari, dan Caecilia Gisela Baba yang
selalu memberikan doa, kasih sayang, dan semangat kepada penulis.
8. Orry, Chelsy, Ensi, Ervin, Ivan, Putry, Joddy, dan Lia sebagai sahabat yang
selalu memberikan semangat, kebersamaan, dan doa kepada penulis selama
ini.
9. Greta, Yovica, Niken, Yudist, Danik, Shinta, Agesty, Berna, Tesa, Mei, dan
Gita sebagai rekan kerja yang telah menyediakan waktu untuk memberikan
saran dan kritik baik dalam hal penyusunan skripsi maupun hal-hal lainnya.
10. Marianus Karolus K. Baon yang selalu mendukung penulis dalam suka dan
duka dalam pembuatan skripsi ini.
11. Teman-teman penghuni kost “Wisma Goreti” yang selalu memberikan
dukungan kepada penulis dalam pembuatan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini belum sempurna dan masih
banyak kekurangan sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak.
Akhir kata, penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak terutama di bidang ilmu Farmasi.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………….. iv
PERNYATAAN KEASLIAN PENULIS……………………………………… v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA………... vi
PRAKATA……………………………………………………………………... vii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………… ix
DAFTAR TABEL……………………………………………………………… xiii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………... xiv
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………… xv
INTISARI……………………………………………………………………… xvi
ABSTRACT……………………………………………………………………... xvii
BAB I PENGANTAR………………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang……………………………………………………………... 1
1. Rumusan masalah……………………………………………………… 4
2. Keaslian penelitian……………………………………………………... 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
3. Manfaat penelitian……………………………………………………... 6
a. Manfaat teoritis…………………………………………………….. 6
b. Manfaat praktis…………………………………………………….. 6
B. Tujuan Penelitian…………………………………………………………... 6
1. Tujuan umum…………………………………………………………... 6
2. Tujuan khusus………………………………………………………….. 7
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA………………………………………….. 8
A. Hipertensi…………………………………………………………………... 8
B. Prevalensi Hipertensi………………………………………………………. 10
C. Kesadaran…………………………………………………………………... 11
D. Terapi………………………………………………………………………. 12
E. Faktor Risiko……………………………………………………………….. 14
1. Usia…………………………………………………………………….. 14
2. Jenis kelamin…………………………………………………………… 15
3. BMI (Body Mass Index)………………………………………………... 15
4. Pola makan……………………………………………………………... 18
5. Aktivitas fisik…………………………………………………………... 19
6. Merokok………………………………………………………………... 20
7. Alkohol………………………………………………………………… 20
8. Penyakit penyerta………………………………………………………. 22
F. Rule of Halves……………………………………………………………… 24
G. Landasan Teori……………………………………………………………...25
H. Hipotesis…………………………………………………………………… 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………… 27
A. Jenis dan Rancangan Penelitian……………………………………………. 27
1. Jenis penelitian…………………………………………………………. 27
2. Variabel penelitian……………………………………………………... 28
a. Variabel bebas……………………………………………………… 28
b. Variabel tergantung………………………………………………… 28
c. Variabel pengacau………………………………………………….. 28
B. Definisi Operasional……………………………………………………….. 28
C. Responden Penelitian………………………………………………………. 30
1. Kriteria inklusi…………………………………………………………. 30
2. Kriteria eksklusi………………………………………………………... 30
D. Lokasi dan Waktu Penelitian………………………………………………. 31
E. Ruang Lingkup Penelitian…………………………………………………..31
F. Teknik Pengambilan Sampel………………………………………………. 31
G. Instrumen Penelitian……………………………………………………….. 33
H. Tata Cara Penelitian………………………………………………………... 33
1. Observasi awal…………………………………………………………. 33
2. Permohonan ijin dan kerja sama……………………………………….. 33
3. Pembuatan inform consent……………..………………………………. 34
4. Penetapan dan seleksi calon responden………………………………... 34
5. Validitas dan reabilitas instrument penelitian………………………….. 34
6. Pengukuran tekanan darah……………………………………………... 35
7. Penjelasan hasil pemeriksaan…………………………………………... 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
8. Pengelompokkan data………………………………………………….. 35
I. Analisis Data Penelitian……………………………………………………. 36
J. Pengujian Hipotesis………………………………………………………... 37
K. Kelemahan dan Kesulitan selama Penelitian………………………………. 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………… 38
A. Prevalensi Hipertensi, Kesadaran, dan Terapi Responden
di Padukuhan Kadirojo II …………………………………………………. 41
B. Perbedaan Prevalensi, Kesadaran, dan Terapi Responden Hipertensi
karena Faktor risiko Kesehatan…………………………………………….. 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………. 46
A. Kesimpulan……………………………………………………………….... 46
B. Saran……………………………………………………………………….. 46
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 47
LAMPIRAN…………………………………………………………………… 50
BIOGRAFI PENULIS………………………………………………………… 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel I Persamaan dan perbedaan penelitian sebelumnya dengan
penelitian di Padukuhan Kadirojo II…………………………… 5
Tabel II Klasifikasi hipertensi berdasarkan ESH/ESC guidelines 2013… 8
Tabel III Definisi operasional penelitian di Padukuhan
Kadirojo II……………………………………………………… 29
Tabel IV Kelemahan dan Kesulitan Penelitian……………………………37
Tabel V Profil responden penelitian (n=200) di Padukuhan
Kadirojo II………………………………………….................... 38
Tabel VI Profil hubungan tekanan darah terhadap umur, jenis kelamin,
dan faktor risiko kesehatan (n=200) di Padukuhan
Kadirojo II……………………………………………………… 40
Tabel VII Perbedaan prevalensi akibat faktor risiko kesehatan pada
responden Padukuhan Kadirojo II (n=100)……………………. 43
Tabel VIII Perbedaan kesadaran terhadap hipertensi akibat faktor risiko
kesehatan pada responden Padukuhan Kadirojo II (n=51)…….. 44
Tabel IX Perbedaan terapi akibat faktor risiko kesehatan
pada responden Padukuhan Kadirojo II (n=34)…….………….. 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Mekanisme hipertensi akibat obesitas…………………………. 16
Gambar 2 Bagan Rule of Halves.………………………………………….. 25
Gambar 3 Lokasi penelitian……………………...………………………... 31
Gambar 4 Teknik pengambilan sampel penelitian………………………... 32
Gambar 5 Skema prosedur penelitian……………………………………... 35
Gambar 6 Prosedur analisis data penelitian……………………………….. 36
Gambar 7 Pengujian hipotesis…………………………………………….. 37
Gambar 8 Hasil pengaplikasian Rule of Halves di Padukuhan
Kadirojo II……………………………………………………… 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Persetujuan perijinan penelitian dari komisi etik………………. 51
Lampiran 2 Surat permohonan ijin penelitian dan pengambilan data…..…... 52
Lampiran 3 Surat pelatihan penggunaan alat spygmomanometer…………... 53
Lampiran 4 Sertifikat penerapan alat timbangan berat badan……………..... 54
Lampiran 5 SOP pengukuran tekanan darah menggunakan
Sphygmomanometer digital…………………………………….. 55
Lampiran 6 Lembar pertanyaan responden…………………………………. 56
Lampiran 7 Case Report Form (CRF)……………………………………… 57
Lampiran 8 Output post hoc test sistolik……………………………………. 58
Lampiran 9 Output pos hoc test diastolik…………………………………… 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
INTISARI
Hipertensi merupakan contoh penyakit tidak menular yang terjadi pada
individu berusia diatas 40 tahun. Seseorang dikatakan hipertensi jika tekanan
darah sistolik ≥140mmHg dan/atau tekanan darah diastolik ≥90mmHg. Rule of
halves digunakan sebagai dasar pada penelitian ini. Setengah dari populasi
hipertensi sadar mengidap penyakit hipertensi. Setengah dari populasi yang sadar,
mengikuti pengobatan dan terkontrol. Tujuan penelitian yaitu melakukan evaluasi
terhadap proporsi prevalensi hipertensi, kesadaran responden hipertensi, dan
terapi responden hipertensi, serta mengungkapkan pengaruh faktor risiko
kesehatan terhadap prevalensi hipertensi, kesadaran, dan terapi responden
hipertensi di masyarakat Padukuhan Kadirojo II yang berusia ≥40 tahun.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu observasional analitik dalam
bentuk farmakoepidemiologi dengan pendekatan cross sectional. Data yang
terkumpul merupakan data primer dan dianalisis menggunakan uji chi-square.
Hasil menunjukkan bahwa total responden yang digunakan sebagai subyek
penelitian sebanyak 200 orang (100%) yang diambil secara tidak acak. Jumlah
responden yang mengidap hipertensi yaitu sebanyak 100 orang (50%), responden
yang sadar hipertensi 51 orang (25.5%), dan responden yang melakukan terapi
hipertensi sebanyak 34 orang (17%). Pada responden, tidak menunjukkan adanya
hubungan yang bermakna antara faktor risiko kesehatan dengan prevalensi
hipertensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi.
Kata kunci: Hipertensi, rule of halves, faktor risiko kesehatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
ABSTRACT
Hypertension is a sample of uninfected disease that occurred on people
more than 40 years old. Someone called hypertensive when he has ≥140mmHg
systolic blood pressure and/or ≥90mmHg diastolic blood pressure. Rule of halves
is used in this research. Half of the population of hypertension are aware of
hypertensive disease and they who are aware following the treatment and
controlled. The purpose of this research is to evaluate the proportion of
hypertension prevalence, awareness of hypertension, and respondent therapy of
hypertension, also revealing the influence of health risk factors to the
hypertension prevalence, awareness, and respondent therapy of hypertension in
Padukuhan Kadirojo II community which has ≥40 years old.
The type of this research was analytic observational in the form of
Pharmacoepidemiology with cross-sectional approach. The collected data was
primary data and analyzed using chi-square test. The results showed that total of
respondents used as research subjects were 200 people (100%) taken by non-
random. The number of respondents who suffered from hypertension were 100
people (50%), the respondents who aware of hypertension 51 people (25.5%), and
the respondents who did the treatment of hypertension 34 people (17%). On the
respondents, showed no significant association between health risk factors and the
prevalence of hypertension, awareness, and respondent therapy of hypertension.
Keyword: Hypertension, rule of halves, health risk factors.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan di Indonesia semakin hari semakin ramai
diperbincangkan. Salah satunya adalah masalah penyakit tidak menular namun
berakibat fatal. Rata-rata masyarakat Indonesia pada jaman sekarang kurang
peduli dengan kesehatan dirinya. Mereka lebih mengutamakan pemenuhan
kebutuhan ekonomi. Sementara di sisi lain, kesehatan sangat diperlukan untuk
menunjang pemenuhan kebutuhan ekonomi itu sendiri (Gunawan, 2001).
Hipertensi merupakan salah satu contoh penyakit yang tidak menular.
Hipertensi dalam 2013 ESH/ESC Guidelines for the management of arterial
hypertension diartikan sebagai tingginya nilai takanan darah sistolik yaitu
>140mmHg dan/atau >90mmHg untuk nilai tekanan diastoliknya (Mancia,
Fagard, Narkiewicz, Redon, Zanchetti, Bohm et al., 2013). Diagnosa untuk pasien
yang terkena hipertensi setidaknya berdasarkan atas pengukuran dua kali tekanan
darah dengan posisi duduk dalam satu atau dua kali pemeriksaan (Narkiewicz,
Redon, Zanchetti, Bohm, Christiaens, Cifkova et al., 2013).
Hipertensi saat ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan
masyarakat, baik itu di Indonesia maupun di beberapa negara lainnya yang ada di
dunia. Diperkirakan sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi di negara berkembang
akan meningkat menjadi 1,15 milyar kasus pada tahun 2025 dari 639 juta kasus di
tahun 2000. Perkiraan ini didasarkan pada angka penderita hipertensi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pertambahan penduduk saat ini (Anggraini, Waren, Situmorang, Asputra,
Siahaan, 2009).
Data angka kesakitan penduduk yang berasal dari masyarakat yang
diperoleh melalui studi morbiditas, dan hasil pengumpulan data dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota serta dari sarana pelayanan kesehatan yang diperoleh
melalui sistem pencatatan dan pelaporan, hipertensi esensial (primer) menempati
urutan ketiga setelah infeksi saluran napas akut bagian atas, penyakit kulit dan
jaringan subkutan pada pasien rawat jalan di rumah sakit (Depkes RI, 2007).
Semakin meningkatnya arus globalisasi di segala bidang, perkembangan
teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya
hidup masyarakat, serta situasi lingkungan misalnya perubahan pola konsumsi
makanan, berkurangnya aktivitas fisik, dan meningkatnya polusi lingkungan.
Perubahan tersebut telah memberi pengaruh terhadap kasus-kasus penyakit yang
tidak menular. Berdasarkan laporan rumah sakit tahun 2005, hipertensi esensial
menempati urutan ke-10 yang menyebabkan kematian di rumah sakit (Depkes RI,
2007).
Pada umumnya, hipertensi terjadi pada individu yang sudah berusia
setengah umur atau diatas 40 tahun. Namun, kebanyakan individu-individu yang
mengidap hipertensi tidak menyadari bahwa dirinya mengidap hipertensi
(Gunawan, 2001). Gejala-gejala yang ditimbulkan oleh penyakit hipertensi itu
sendiri, terkadang tidak dirasakan oleh pribadi yang bersangkutan. Padahal,
hipertensi dapat menimbulkan penyakit-penyakit komplikasi yang berujung
kematian (Kartikasari, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Pada penyakit hipertensi, terdapat teori Rule of halves. Teori ini
mengatakan bahwa setengah populasi yang memiliki tekanan darah tinggi tidak
mengetahui bahwa diri mereka mengidap hipertensi (aturan 1). Setengah populasi
yang mengetahui mengidap hipertensi, tidak melakukan pengobatan (aturan 2)
dan (aturan 3) setengah dari populasi yang melakukan pengobatan memiliki
tekanan darah yang tidak terkontrol (Rao and Daniel, 2014).
Individu dengan riwayat keluarga hipertensi memiliki risiko terkena
hipertensi dua kali lebih besar daripada individu yang tidak ada riwayat hipertensi
pada keluarganya. Meningkatnya angka kejadian hipertensi pada suatu wilayah
dapat dipengaruhi oleh faktor usia dan jenis kelamin. Pada laki-laki memiliki
risiko terkena hipertensi lebih awal. Obesitas, asupan garam, dan kebiasaan
merokok juga dapat meningkatkan kejadian hipertensi (Anggraini dkk., 2009).
Seorang perokok berat dapat dihubungkan dengan peningkatan kasus
hipertensi maligna dan risiko terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami
ateriosklerosis (Anggraini dkk., 2009). Efek dari konsumsi alkohol juga dapat
menimbulkan terjadinya peningkatan sintesis katekolamin yang dalam jumlah
besar dapat memicu kenaikan tekanan darah (Dalimartha dkk., 2008).
Kurangnya kesadaran masyarakat bisa diakibatkan karena minimnya
pengetahuan yang dimiliki tentang kesehatan serta kurangnya sosialisasi dari
tenaga kesehatan. Selain itu juga, pola hidup dari masyarakat sangat berpengaruh
pada prevalensi dan kesadaran. Ini dibuktikan dengan adanya penelitian yang
memonitor prevalensi hipertensi, kesadaran, pengobatan, dan kontrol kesehatan di
China. Sedikitnya 40% orang China yang berumur 45 tahun keatas mengidap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
gangguan hipertensi. Lebih dari 40% masyarakat tidak menyadari mengidap
penyakit hipertensi (Feng, Pang, and Beard, 2014).
Penelitian-penelitian mengenai hipertensi di Indonesia, khususnya
penelitian mengenai prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi pada masyarakat
di Kabupaten Sleman, Provinsi DI Yogyakarta sendiri masih terbilang sedikit. Hal
tersebut dapat ditinjau dari kurangnya data hipertensi setelah tahun 2008.
Penelitian ini dilakukan di Padukuhan Kadirojo II berdasarkan rule of
halves untuk meninjau seberapa besar proporsi prevalensi hipertensi, kesadaran
responden terhadap hipertensi dan terapi responden hipertensi pada masyarakat
Padukuhan Kadirojo II. Pemilihan padukuhan ini dikarenakan hasil wawancara
bersama kepala dukuh dan pegawai kantor Kelurahan Purwomartani yang
menyatakan bahwa prevalensi hipertensi di Padukuhan Kadirojo II terbilang
cukup besar. Selain itu, adanya faktor pendidikan yang cukup rendah yang juga
dapat mempengaruhi pengetahuan tentang kesehatan, mendukung peneliti untuk
melakukan penelitian di padukuhan ini.
1. Rumusan masalah
a. Berapa proporsi prevalensi hipertensi, kesadaran responden terhadap
hipertensi dan terapi responden hipertensi yang terjadi?
b. Apakah terdapat perbedaan prevalensi hipertensi, kesadaran responden
hipertensi, dan terapi responden hipertensi karena faktor risiko kesehatan berupa
BMI, pola makan, aktivitas fisik, merokok, alkohol, dan penyakit penyerta?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2. Keaslian penelitian
Beberapa penelitian yang telah dipublikasikan terkait dengan penyakit
hipertensi, kesadaran, dan terapi terhadap responden hipertensi dan hubungannya
dengan faktor risiko kesehatan, antara lain dipaparkan dalam tabel I di bawah ini.
Tabel I. Persamaan dan perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian di Padukuhan
Kadirojo II
No. Judul penelitian Persamaan Perbedaan
1. Faktor Risiko Hipertensi
pada Masyarakat di Desa
Kabongan Kidul,
Kabupaten Rembang,
Semarang (Kartikasari,
2012).
Penelitian ini
untuk
mengetahui
faktor-faktor
risiko hipertensi
yang terjadi pada
masyarakat
pedesaan.
Jenis penelitian yaitu
observasional analitik
dengan pendekatan case
control. Subyek penelitian
berjumlah 106 responden.
Sampel diambil secara
simple random sampling.
2. Health System
Strengthening and
Hypertension Awareness,
Treatment and Control:
Data from the China Health
and Retirement
Longitudinal Study (Feng,
Pang, Beard, 2014).
Usia responden dalam
penelitian ini yaitu usia 45
tahun ke atas. Data diambil
dari survei nasional pada
tahun 2011-2012.
3. Prevalence, Awareness,
Treatment and Control of
Hypertension Among The
Elderly: The 2006 National
Health and Morbidity
Survey III in Malaysia
(Kiau, Kaur, Nainu, Omar,
Saleh, Keong et al., 2013).
Penelitian ini
menggunakan
metode cross
sectional.
Menganalisis data
sekunder dari NHMS III
dari bulan April sampai
Agustus tahun 2006.
Responden yang digunakan
sebagai subjek penelitian
yaitu responden dengan
usia 60 tahun ke atas.
4. Cardiovascular Disease:
Hypertension Among Older
Adults in Lowand Middle-
Income Countries:
Prevalence, Awareness and
Control (Lloyd-Sherlock,
Beard, Minicuci, Ebrahim,
Chatterji, 2014).
Penelitian ini
menggunakan data dari
WHO. Usia responden
yang akan diteliti yaitu
pada usia 50 tahun keatas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Lanjutan tabel I
5. Faktor Risiko Hipertensi
pada Empat
Kabupaten/Kota dengan
Prevalensi Hipertensi
Tertinggi di Jawa dan
Sumatra (Aisyiyah,
2009).
Penelitian ini
menggunakan
metode cross
sectional.
Data yang digunakan
adalah data sekunder dari
Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2007.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menyediakan informasi mengenai
prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi serta perbedaan prevalensi,
kesadaran, dan terapi responden hipertensi yang disebabkan oleh faktor risiko
kesehatan di Padukuhan Kadirojo II.
b. Manfaat praktis
1) Untuk subyek yang diteliti yaitu responden dapat mengetahui hasil
pengukuran tekanan darah.
2) Untuk pemerintah daerah setempat dengan hasil penelitian ini, pemerintah
daerah dapat menghimbau masyarakatnya untuk mengantisipasi penyakit
hipertensi, dengan melakukan upaya preventif dan promosif.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap proporsi
prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi pada masyarakat di
Padukuhan Kadirojo II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2. Tujuan khusus
Mengungkapkan adanya perbedaan prevalensi, kesadaran, dan terapi
responden hipertensi karena faktor risiko kesehatan (BMI, pola makan, aktivitas
fisik, merokok, konsumsi alkohol, dan penyakit penyerta) pada masyarakat di
Padukuhan Kadirojo II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Hipertensi
Hipertensi merupakan satu dari sekian banyak faktor risiko kardiovaskuler
yang penting yang dihubungkan dengan komplikasi secara signifikan seperti
penyakit arteri koroner, stroke atau gagal ginjal (Wang, Kong, Ma, and Wang,
2013). Hipertensi atau yang lebih dikenal sebagai tekanan darah tinggi ini
merupakan faktor risiko utama dari perkembangan penyakit jantung dan stroke
(Dalimartha, Purnama, Sutarina, Mahendra, dan Darmawan, 2008). Klasifikasi
hipertensi menurut ESH/ESC guidelines (2013):
Tabel II. Klasifikasi hipertensi berdasarkan ESH/ESC guidelines 2013
Pada tabel, seseorang dikatakan hipertensi jika memiliki tekanan darah
sistolik ≥140mmHg dan/atau tekanan diastolik ≥90mmHg. Klasifikasi yang sama
ini digunakan pada usia remaja, dewasa, dan lansia.
Sejak 10 tahun terakhir, penyakit hipertensi banyak menyerang
masyarakat, terutama mereka yang berusia di atas 40 tahun, bahkan ada yang telah
terserang mulai usia sekitar 30 tahun (Dalimartha dkk., 2008). Hipertensi sering
tidak menunjukkan gejala, namun dapat menyebabkan terjadinya komplikasi.
Oleh karena itu, pemeriksaan tekanan darah secara berkala sangatlah penting
Kategori Tekanan sistolik
(mmHg)
Tekanan
diastolik
(mmHg)
Normal 120-129 dan/atau 80-84
Prehipertensi 130-139 dan/atau 85-89
Hipertensi kelas 1 140-159 dan/atau 90-99
Hipertensi kelas 2 160-179 dan/atau 100-109
Hipertensi kelas 3 ≥180 dan/atau ≥110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
(Kartikasari, 2012). Penyakit hipertensi juga sering disebut “the silent disease”
karena tidak terdapat tanda-tanda atau gejala yang dapat dilihat dari luar.
Perkembangan hipertensi berjalan secara perlahan, tetapi secara potensial sangat
berbahaya (Dalimartha dkk., 2008).
Hipertensi dapat pula digolongkan sebagai esensial tanpa etiologi spesifik,
yang paling sering dijumpai. Bila ada penyebabnya, disebut hipertensi sekunder.
Pada hipertensi esensial atau primer, penyebabnya dihubungkan dengan obesitas,
hiperkolesterolemia, aterosklerosis, diet tinggi garam, merokok, kurang olahraga
(Tambayong, 1999).
Alat yang digunakan untuk mengukur sebaiknya dievaluasi dan divalidasi
menurut protokol standarisasi internasional dan dikalibrasi secara teratur
setidaknya setiap enam bulan (Mancia et al., 2013). Sebelum dibuat diagnosis
hipertensi, diperlukan pengukuran berulang paling tidak pada tiga kesempatan
yang berbeda selama empat sampai enam minggu. Karet lingkar
spygmomanometer harus menutup paling sedikit 2/3 bagian atas lengan, karena
karet yang lebih kecil dengan cakupan yang kecil akan memberikan angka yang
lebih tinggi (Gray, Dawkins, Morgan, and Simpson, 2005).
Cara mengukur tekanan darah pada pasien yaitu pasien dipersilahkan
untuk duduk beristirahat selama tiga sampai lima menit sebelum memulai
pengukuran. Pengukuran dilakukan setidaknya dua kali pada posisi duduk dengan
selang waktu satu sampai dua menit. Pengukuran dapat dilakukan sekali lagi jika
terjadi perbedaan antara pengukuran pertama dan pengukuran kedua. Kemudian
hasil pengukuran dirata-ratakan (Mancia et al., 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Pengukuran tekanan darah harus dilakukan dengan posisi duduk, kecuali
untuk pasien lansia atau pasien diabetes dilakukan dengan posisi berdiri. Prosedur
pemeriksaan sebaiknya dijelaskan kepada pasien. Posisi cuff sebaiknya dua
sampai tiga sentimeter di atas arteri brachial (Mabey, Gill, Parry, Weber, and
Whitty, 2013)
B. Prevalensi Hipertensi
Hipertensi menjadi topik pembicaraan yang popular di Indonesia maupun
di dunia. Pada tahun 2000, lebih dari 25% populasi di dunia mengidap hipertensi
(Handayani dan Sartika, 2013). Menurut data WHO tahun 2013, pada tahun 2008,
prevalensi hipertensi tertinggi terdapat pada daerah Afrika dan prevalensi terendah
terdapat pada daerah Amerika. Di Daerah Asia Tenggara sendiri, pada tahun 2008
terdapat 36% dari total populasi dewasa yang menderita hipertensi (Prabakaran,
Vijayalakshmi, and Venkatarao, 2013).
Kejadian hipertensi di Indonesia sebenarnya cukup tinggi, namun belum
ada penelitian yang sifatnya menyeluruh secara maksimal. Pada tahun 2004,
prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 14% dan meningkat menjadi 34,9%
pada tahun 2007. Prevalensi tertinggi terletak pada kelompok umur 65 tahun ke
atas yaitu 29%. Tidak terdapat perbedaan prevalensi menurut daerah dan kawasan
(Handayani dkk., 2013).
Profil kesehatan di Indonesia pada tahun 2004, menyebutkan hipertensi
menduduki peringkat ketiga pada pasien rawat jalan. Pada tahun 2006, hipertensi
meningkat lagi menjadi peringkat kedua di Indonesia setelah ISPA (Kartikasari,
2012). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan Kementerian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Kesehatan (Kemenkes) pada tahun 2007, prevalensi hipertensi pada penduduk
dengan umur di atas 18 tahun mencapai 31,7%. Prevalensi tertinggi terdapat di
Provinsi Kalimantan Selatan (39,6%) dan terendah di Provinsi Papua Barat
(20,1%). Itu sebabnya tekanan darah tinggi menjadi penyebab kematian nomor
tiga di Indonesia.
Menurut profil kesehatan Provinsi DI Yogyakarta (2008), penyakit-
penyakit kardiovaskular, yang salah satunya adalah hipertensi, menempati urutan
teratas penyebab kematian pada masyarakat. Sampai dengan tahun 2007, sudah
80% masyarakat yang meninggal akibat penyakit kardiovaskular. Dari data di
setiap rumah sakit yang terdapat di DI Yogyakarta, setiap tahun jumlah penderita
penyakit kardiovaskular ini semakin meningkat, namun tidak seperti ISPA,
besaran persentasi penyakit hipertensi menurut kabupaten/kota di DI Yogyakarta
cukup bervariasi.
C. Kesadaran
Kesadaran menurut Kamus Bahasa Indonesia (2008) memiliki arti hal
yang dirasakan atau dialami oleh seseorang. Kata dasar dari kesadaran yakni sadar
yang mempunyai arti merasa; tahu dan mengerti.
Tiga orang dewasa yang mengidap hipertensi, ternyata hanya satu yang
sadar dengan penyakit yang diderita. Pengetahuan yang kurang terhadap penyakit
dan tidak adanya kepatuhan pasien dalam menjalankan terapi pengobatan
hipertensi, menjadi tolak ukur salah satu faktor kurangnya kesadaran masyarakat
(Wang et al., 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Hanya dua sampai tiga pasien dengan penyakit hipertensi yang sadar
dengan status penyakit mereka sendiri. Hal inilah yang menunjukkan bahwa
besarnya populasi hipertensi ternyata tidak sebanding dengan besarnya populasi
yang sadar terhadap hipertensi itu sendiri. Pasien yang sadar hipertensi, terkadang
tidak melakukan pengobatan (Martin, 2008).
Data yang didapat oleh NHANES, tahun 2005-2008 hanya 79,6%
penderita hipertensi yang sadar mengidap hipertensi. Dari 79,6% tersebut, 47,8%
berusaha mencari terapi pengobatan dan 70,9% yang mengikuti terapi terdapat
52,2% yang tidak mencapai kontrol tekanan darah normal (Tedjasukmana, 2012).
D. Terapi
Pada awalnya, pengobatan hipertensi hanya ditujukan untuk menurunkan
tekanan darah menuju tingkat normal. Dalam perkembangannya, pengobatan
diarahkan pada berbagai macam aspek. Beberapa aspek yang mendapat perhatian
dan kini menjadi tujuan dari pengobatan hipertensi adalah:
1. Menurunkan tekanan darah ke tingkat yang normal sehingga kualitas
hidup penderita tidak memburuk.
2. Mengurangi angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas)
akibat komplikasi penyakit jantung dan pembuluh darah.
3. Mencegah pengerasan pembuluh darah (aterosklerosis).
4. Menghindarkan dari faktor risiko hipertensi, seperti kolesterol tinggi, stres,
dan obesitas.
5. Mencegah bertambah tingginya tekanan darah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
6. Mengobati penyakit penyerta yang dapat memperberat kerusakan organ
tubuh.
7. Memperkecil efek samping pengobatan (Dalimartha dkk., 2008).
Tujuan dari terapi hipertensi yaitu untuk mengurangi kejadian
kardiovaskular, serebrovaskular, dan renovaskular. Dengan kata lain, target
tekanan darah yang harus dicapai yaitu kurang dari 140/90mmHg. Pada pasien
yang memiliki penyakit penyerta seperti diabetes atau ginjal kronik, tekanan darah
yang harus dicapai yaitu kurang dari 130/80mmHg (Tedjasukmana, 2012).
Jenis-jenis obat anti-hipertensi antara lain sebagai berikut:
1. Diuretik
Obat-obatan jenis ini bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh
(melalui urin). Dengan demikian, volume cairan dalam tubuh berkurang sehingga
daya pompa jantung lebih ringan. Obat-obatan yang termasuk golongan ini yaitu
hidroklorotiasid (HCT). Obat ini memiliki efek samping antara lain hipokalemia,
hiperurisemia, lemah otot, muntah, dan pusing (Dalimartha dkk., 2008).
2. Penghambat enzim konversi angiotensin
Cara kerja obat ini yaitu menghambat pembentukan zat angiotensin II (zat
yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah). Contoh obat ini yaitu
captopril. Efek samping yang timbul adalah batuk kering, pusing, sakit kepala,
dan lemas (Dalimartha dkk., 2008).
3. Antagonis kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara
mengahambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Efek samping obat golongan ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
adalah timbul sembelit, pusing, sakit kepala, dan muntah. Contoh obat ini antara
lain nifedipin, diltiasem, dan verapamil (Dalimartha dkk., 2008).
4. Penghambat reseptor angiotensin II
Obat ini bekerja dengan cara menghalangi penempelan zat angiotensin II
pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung.
Kemungkinan efek yang timbul yaitu sakit kepala, pusing, lemas, dan mual.
Contoh golongan obat ini adalah valsartan atau diovan (Dalimartha dkk., 2008).
E. Faktor Risiko
Untuk menyimpulkan penyebab hipertensi masih sulit dilakukan hingga
saat ini. Bahkan, para ahli beranggapan hipertensi lebih tepat disebut sebagai
“heterogenous group of diseases” daripada “single diseases” karena
kompleksnya faktor-faktor yang menyebabkannya. Beberapa faktor risiko yang
dapat meningkatkan terjadinya hipertensi, yaitu usia (laki-laki ≥55 tahun dan
perempuan ≥65 tahun), merokok, dislipidemia, gula darah di dalam plasma yang
tinggi, obesitas (BMI ≥30kg/m2), genetik atau keturunan (Mancia et al., 2013).
1. Usia
Peningkatan hipertensi sering terjadi dengan bertambahnya umur
seseorang. Pasien yang berumur 60 tahun keatas memiliki tekanan darah
≥140/90mmHg. Tekanan darah sistolik yang meningkat, bisa dikarenakan karena
penambahan umur. Penambahan umur seseorang dapat menyebabkan kelenturan
pembuluh darah yang besar menjadi berkurang (Anggraini dkk., 2009).
Satu dari lima laki-laki yang berusia antara 35-44 tahun memiliki tekanan
darah yang tinggi. Angka prerolensi tersebut akan meningkat menjadi dua kali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
lipat pada usia antara 45-54 tahun (Vitahealth, 2004). Perubahan pada tekanan
darah yang semakin meningkat disebabkan adanya perubahan alami pada jantung
dan berkurangnya elastisitas dari pembuluh arteri, sehingga insidensi hipertensi
pada usia lanjut lebih tinggi (Prihandana, 2012).
Sampai usia 55 tahun, laki-laki memiliki risiko terkena hipertensi yang
lebih besar dibandingkan dengan perempuan. Tetapi di atas usia tersebut,
perempuan memiliki peluang yang lebih besar (Vitahealth, 2004).
2. Jenis Kelamin
Antara laki-laki dan perempuan, prevalensi terjadinya hipertensi memiliki
proporsi yang sama. Namun, sebelum perempuan mengalami fase menopause,
perempuan lebih terlindungi dari penyakit kardiovaskular. Hal ini dikarenakan
adanya hormon estrogen yang berperan dalam peningkatan HDL atau High
Density Lipoprotein (Anggraini dkk., 2009).
3. BMI (Body Mass Index)
Seseorang dengan BMI ≥25 (obesitas) akan lebih mudah mengalami risiko
hipertensi. Hal ini disebabkan oleh lemak yang menimbulkan sumbatan pada
pembuluh darah sehingga meningkatkan tekanan darah (Anggraini dkk., 2009).
Menurut Kotsis, Stabouli, Papakatsika, Rizos, and Parati (2010) terjadinya
hipertensi akibat obesitas dapat melalui beberapa jalur, antara lain:
a) Aktivasi saraf simpatis (SNS)
Asupan kalori yang tinggi meningkatkan norefinefrin pada jaringan perifer
sehingga meningkatkan konsentrasi norefinefrin di dalam plasma yang
menyebabkan terjadinya aktivasi saraf simpatis secara langsung. Mekanisme yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
bertanggung jawab terhadap peningkatan aktivitas saraf simpatis yaitu gangguan
fungsi sensitivitas baroreseptor, peningkatan kadar asam lemak bebas (FFA),
angiotensin (Ang) II, insulin, dan leptin.
Gambar 1. Mekanisme hipertensi akibat obesitas (Kotsis et al., 2010).
Keterangan gambar: IL-6 (interleukin-6), IL-1β (interleukin-1β), CRP (C-reactive protein), TNFα
(tumor necrosis factor-α), ROS (reactive oxygen species), FFAs (free-fatty acids), NO (nitric
oxide), ET-1 (endothelin-1), RAS (rennin-angiotensin system), SNS (sympathetic nervous system)
b) Mekanisme pada renal
Kelainan pada renal cenderung menaikan tekanan darah sehingga
meningkatkan ekskresi natrium dan air. Pada pasien obesitas, kemungkinan
perubahan tekanan darah ke arah yang lebih tinggi yaitu adanya sekresi renin dari
ginjal yang diinduksi oleh perubahan kekuatan fisik intrarenal akibat akumulasi
lemak disekitar medulla. Akibat dari hipertrofi adiposit menyebabkan
angiotensinogen diproduksi dan mengakibatkan elevasi tekanan darah melalui
tindakan angiotensin II yang menyebabkan vasokonstriksi sistematis.
c) Fungsi hormon
Obesitas merupakan salah satu faktor untuk terjadinya gangguan toleransi
pada glukosa. Insulin yang beredar secara lebih di dalam darah dapat mengurangi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
sensitivitas terhadap metabolisme insulin itu sendiri atau dengan kata lain terjadi
resistensi insulin. Terjadinya hiperinsulinemia dapat mengakibatkan retensi
natrium yang berujung pada peningkatan tekanan darah.
Leptin merupakan salah satu hormon yang disekresikan dari jaringan
adiposa secara langsung. Adanya hiperleptinemia akan merangsang SNS untuk
meningkatkan pengeluaran energi. Peningkatan aktivitas SNS dalam jangka
panjang akan menginduksi saraf simpatis yang memediasi terjadinya hipertensi
akibat dari reabsorpsi natrium dan volume cairan yang overloading.
d) Disfungsi endothelial dan perubahan struktur vaskular
Obesitas merupakan keadaan inflamasi (vaskular dan sistemik) yang dapat
menyebabkan disfungsi endotel. Resistensi insulin, rendahnya adinopektin,
hiperleptinemia, peningkatan kadar asam lemak dianggap sebagai indeks dari
profil peradangan yang kompatibel. NO (nitric oxide) berasal dari endotel
pembuluh darah yang berfungsi sebagai vasodilator dan perlindungan terhadap
peradangan. Akibat dari adanya resistensi insulin, sintesis NO terganggu. Adanya
proinflamasi yang tinggi di dalam sel endotel menunjukkan adanya fungsi
vaskular yang berubah yang merupakan predisposisi pengembangan hipertensi.
Modifikasi lifestyle dapat membantu mencegah terjadinya hipertensi dan
mengurangi tekanan darah pada pasien yang telah mengidap hipertensi. Selain itu,
dengan menjaga BMI tetap normal (18,5-24,9kg/m2) dapat membantu
pengontrolan tekanan darah. Pada kenyataannya, tekanan darah sistolik dapat
berkurang dengan kisaran 5-10mmHg setiap penurunan 10kg berat badan (Martin,
2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
4. Pola makan
Pola makan dengan banyak mengandung garam juga mampu
meningkatkan tekanan darah pada beberapa orang. Rata-rata orang Amerika
mengonsumsi sodium 4000-6000mg/hari. Setiap individu yang berdomisili di
Amerika dosis maksimal yang dianjurkan adalah 2000mg/hari (Martin, 2008).
Individu yang berdomisili di eropa, dosis maksimal untuk pengonsumsian
makanan yang mengandung garam adalah 5-6gram/hari. Penganjuran diet natrium
ini bertujuan untuk menurunkan tekanan darah sistolik 5-10mmHg (Narkiewicz et
al., 2013).
Terdapat hubungan antara asupan natrium yang berlebihan dengan tekanan
darah. Pengonsumsian natrium yang berlebihan dapat menyebabkan tubuh
meretensi cairan dan meningkatkan volume darah. Adanya peningkatan volume
darah bisa membuat jantung untuk bekerja lebih keras dalam memompa darah
(Muliyati, Syam, dan Sirajuddin 2011).
Selain itu, natrium yang berlebihan di dalam darah, dapat menggumpal
pada dinding pembuluh darah dan mengikisnya sehingga terkelupas. Hasil
pengikisan tersebut yang akhirnya dapat menyumbat pembuluh darah (Vitahealth,
2004).
Asupan garam yang tinggi akan menyebabkan pengeluaran berlebihan dari
hormon natriouretik yang secara tidak langsung akan meningkatkan tekanan
darah. Sumber natrium/sodium utama adalah natrium klorida (garam dapur),
penyedap masakan monosodium glutamate (MSG), dan sodium karbonat.
(Anggraini dkk, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Banyak bukti yang mendukung peran natrium dalam terjadinya hipertensi.
Ada yang berpendapat bahwa terdapat hormon natiuretik (de Wardener) yang
menghambat aktivitas sel pompa natrium (ATPase natrium-kalium) dan memiliki
efek penekanan. Berdasarkan studi populasi, seperti studi INTERSALT (1988)
diperoleh korelasi antara asupan natrium rerata dengan tekanan darah, dan
penurunan tekanan darah dapat diperoleh dengan mengurangi konsumsi garam
(Gray et al., 2005).
5. Aktivitas Fisik
Seseorang yang aktivitasnya rendah atau dengan kata lain kurang
berolahraga lebih berisiko terkena hipertensi 30-50% daripada orang yang aktif
melakukan aktivitas (Anggraini dkk., 2009). Aktivitas fisik, baik itu berupa lari,
berjalan, ataupun bersepeda dapat sebagai pencegahan primer dari hipertensi
(Maryon, 2005). Penganjuran untuk menurunkan risiko hipertensi yaitu
melakukan aktivitas fisik ≥30 menit selama lima sampai tujuh hari setiap
minggunya (Narkiewicz et al., 2013).
Aktivitas fisik paling sedikit dilakukan dalam beberapa hari selama 30
menit. Hal ini dapat menurunkan nilai tekanan darah sistolik sampai dengan
9mmHg (Martin, 2008). Individu yang jarang berolahraga, pengontrolan terhadap
nafsu makannya sangat labil sehingga dapat menimbulkan obesitas (Muliyati dkk,
2011).
Sebelum berlatih, sebaiknya setiap individu mengetahui batas latihan yang
akan dilakukan. Ukuran perhitungannya adalah DJM (Denyut Jantung Maksimal)
yang didapat dari faktor (220-umur) x %DJM. Intensitas latihan yang aman,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
berada pada rentang 60-85% DJM. Misalkan untuk individu dengan umur 50
tahun, batas aman latihannya adalah pada ukuran (220-50) x 60% = 102 dan (220-
50) x 85% = 144. Jadi, ketika selesai berolahraga, denyut jantung yang diukur
sebaiknya pada rentang 120-144/menit (Vitahealth, 2004).
6. Merokok
Merokok dapat meningkatkan risiko terkena hipertensi dan juga
peningkatan risiko penyakit kardiovaskular walaupun mekanisme timbulnya
hipertensi belum diketahui secara pasti (Anggraini dkk., 2009). Menurut Muttaqin
(2009) merokok berperan dalam memperburuk kondisi penyakit arteri koroner
melalui tiga cara meliputi:
a) Menghirup asap akan meningkatkan kadar karbon monoksida (CO) darah.
Hemoglobin, komponen darah yang mengangkut oksigen, lebih mudah terikat
pada karbon monoksida daripada oksigen. Hal ini menyebabkan oksigen yang
disuplai ke jantung menjadi sangat berkurang, sehingga jantung bekerja lebih
berat untuk menghasilkan energi yang sama besarnya;
b) Asam nikotinat pada tembakau memicu pelepasan katekolamin, yang
menyebabkan konstriksi arteri;
c) Merokok meningkatkan adhesi trombosit, mengakibatkan peningkatan
pembentukan thrombus.
7. Alkohol
Tekanan darah akan meningkat ketika seseorang mengonsumsi alkohol.
Pengonsumsian alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan faktor risiko
hipertensi dan stroke. Pada sebagian besar kasus yang terjadi, rata-rata laki-laki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
dengan kisaran umur 35-64 tahun, ditemukan memiliki korelasi yang kuat antara
konsumsi alkohol dengan mortalitas stroke (Maryon, 2005).
Konsumsi alkohol dengan satu sampai dua gelas per hari dapat
menurunkan tekanan darah sistolik. Pengonsumsian lebih dari dua gelas per hari
dapat meningkatkan tekanan darah. Pada laki-laki, pengonsumsian alkohol tidak
melebihi dua gelas per hari, dan pada perempuan, tidak melebihi satu gelas per
hari (Martin, 2008). Batas tertinggi yang boleh dikonsumsi adalah 90ml per
minggu atau sama dengan enam kaleng bir @360ml atau enam gelas anggur
@120ml (Vitahealth, 2004).
Efek dari konsumsi alkohol yaitu dapat merangsang terjadinya hipertensi.
Hal ini dikarenakan adanya peningkatan sintesis katekolamin yang dalam jumlah
besar dapat memicu kenaikan tekanan darah (Dalimartha dkk., 2008).
Katekolamin akan memacu produksi renin, menyebabkan kontraksi arteriol dan
vena dan meningkatkan curah jantung (Gray et al., 2005).
Mekanisme terjadinya hipertensi akibat dari pengonsumsian alkohol yang
berlebihan yaitu dapat melalui beberapa jalur, antara lain:
a) Sistem saraf simpatik
Alkohol dapat menyebabkan hipertensi dengan merangsang adrenal untuk
melepaskan adrenalin yang mengakibatkan peningkatan denyut jantung dan curah
jantung sistolik (Husain, Ansari, and Ferder, 2014)
b) Endothelium dan oxidative stress
Alkohol menstimulasi pelepasan endotelin 1 dan 2 yang merupakan
vasokonstriktor dari endothelium yang berada di dalam pembuluh darah. Alkohol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
juga meningkatkan kadar angiotensin II di dalam darah. Angiotensin II
menstimulasi produksi superoksida melalui reseptor AT1 dengan cara
mengaktivasi oksidasi NADPH di dalam dinding pembuluh darah.
Pengonsumsian alkohol dalam jangka panjang dapat menyebabkan sel endothelial
mengalami peradangan sehingga menurunkan kadar NO sebagai vasodilator di
dalam endothelium. Peradangan terjadi karena kurangnya produksi NO atau dapat
pula terjadi karena adanya reaksi antara NO dengan anion superoksida menjadi
bentuk radikal bebas peroksinitrit (Husain et al., 2014).
8. Penyakit penyerta
Hipertensi merupakan salah satu jenis penyakit kronis yang sering diikuti
dengan penyakit lain yang menyertai dan memperburuk kondisi organ penderita.
Penyakit yang seringkali menjadi penyerta dari penyakit hipertensi antara lain:
a) Kencing manis (diabetes mellitus)
Penyakit ini perlu segera ditangani sehingga kadar gula darah penderita
terkontrol. Hal ini dapat menjauhkan penderita dari komplikasi yang akan
memperberat kerusakan organ yang ditimbulkan (Dalimartha dkk., 2008).
b) Resistensi insulin (R-I)
Resistensi insulin merupakan penyakit yang timbul karena sel tubuh tidak
dapat memanfaatkan insulin yang tersedia di dalam darah secara maksimal
sehingga glukosa darah tidak dapat seluruhnya masuk ke dalam jaringan tubuh.
Keadaan ini banyak terjadi pada penderita obesitas (kegemukan). Resistensi
insulin ini dapat menjadi penyebab timbulnya penyakit diabetes, dislipidemia,
ataupun hipertensi (Dalimartha dkk., 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
c) Rematik
Jenis penyakit ini sangat beragam, dari yang ringan sampai berat. Ada
jenis yang merusak berbagai macam organ tubuh sehingga akibat yang
ditimbulkannya akan semakin memperberat kondisi penderita hipertensi
(Dalimartha dkk., 2008).
d) Gout/hiperurisemia/asam urat
Gout dapat menyebabkan penyakit rematik. Gout dipengaruhi oleh
makanan yang banyak mengandung purin, seperti hati, jeroan, sarden, kerang,
kacang tanah, kedelai, bayam, buncis, dan kembang kol. Purin dalam bahan
makanan oleh tubuh akan dimetabolisme menjadi asam urat. Serangan rematik
terjadi akibat konsentrasi asam urat di dalam darah meninggi atau disebut dengan
hiperurisemia. Gout dapat merusak organ tubuh misalnya penurunan fungsi ginjal
yang akhirnya memicu perlekatan trombosit pada pembuluh darah, dan
mengendap pada klep jantung (Dalimartha dkk., 2008).
e) Hiperlipidemia
Hiperlipidemia menyebabkan terjadinya penimbunan lemak pada dinding
pembuluh darah, termasuk pembuluh darah jantung. Komplikasi hipertensi akan
bertambah parah dengan tingginya kadar lemak di dalam tubuh penderita
(Dalimartha dkk., 2008).
Tekanan darah sistolik dan diastolik yang direkomendasi yaitu
<140mmHg dan/atau <90mmHg. Jika pasien memiliki penyakit penyerta seperti
diabetes, maka tekanan darah diastolik yang direkomendasi yaitu <85mmHg.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Pada pasien nefropati, target yang dicapai yaitu <130mmHg. Hal ini dikarenakan
adanya overt proteinuria (Narkiewicz et al., 2013).
Pasien dengan faktor risiko seperti memiliki penyakit diabetes atau
penyakit kardiovaskular ataupun penyakit pada ginjal, direkomendasikan target
tekanan darahnya yaitu <130/80mmHg (Mancia et al., 2013).
Hipertensi memiliki risiko untuk terjadinya penyakit jantung koroner,
stroke, gagal jantung kongestif, dan penyakit ginjal kronik (Maryon, 2005).
Kaitan hipertensi dengan resistensi insulin yaitu terutama pada pasien gemuk.
Insulin merupakan salah satu zat penekan karena meningkatkan kadar
katekolamin dan reabsorpsi natrium (Gray et al., 2005).
F. Rule of Halves
Rule of halves merupakan suatu aturan yang menyebutkan bahwa semua
pasien dengan diagnosa hipertensi, hanya setengahnya yang sadar dengan kondisi
mereka. Pasien yang sadar hipertensi tersebut, hanya setengah yang melaksanakan
terapi dan pada pasien yang melakukan terapi, hanya setengah yang tekanan
darahnya terkontrol (Deepa, Shanthirani, Pradeepa, dan Mohan, 2003). Meskipun
pasien sadar terhadap hipertensi yang diderita oleh mereka, di Amerika Serikat
terjadi peningkatan dari 51% pada tahun 1980 menjadi 70% di tahun 2000. Hanya
59% pasien yang melaksanakan terapi dan 34% pasien yang tekanan darahnya
terkontrol (Geyer and Gomez, 2009).
Rule of halves untuk penyakit hipertensi yaitu setengah dari total populasi
yang tidak mengetahui tekanan darah tinggi dan setengah yang mengetahui,
kemudian diobati. Setengah total populasi yang berobat, tekanan darahnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Total responden
Responden menderita hipertensi (Subjek
penelitian)
Responden sadar menderita hipertensi
Responden melakukan terapi
antihipertensi
Responden tidak melakukan terapi
antihipertensi
Responden tidak sadar menderita
hipertensi Responden tidak
menderita hipertensi
terkontrol (Hooker, Cowap, Newson, and Freeman, 1999). Pada penelitian ini,
diharapkan teori rule of halves dapat dilaksanakan pada populasi di Padukuhan
Kadirojo II.
Gambar 2. Bagan Rule of Halves
G. Landasan Teori
Seseorang dengan hipertensi sering tidak menyadari bahwa dirinya sedang
memiliki masalah kesehatan. Padahal hipertensi bila tidak dikontrol, dapat
berbahaya dan berisiko terkena stroke, penyakit jantung, gangguan retina mata,
ginjal, dan dapat berisiko fatal. Oleh karena itu, pengontrolan hipertensi sangat
penting untuk mencegah beberapa penyakit tersebut. Seseorang dikatakan
hipertensi jika tekanan darah sistolik ≥140mmHg dan/atau tekanan darah diastolik
≥90mmHg. Hipertensi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu usia, BMI,
aktivitas fisik, pola makan, merokok, alkohol, dan penyakit penyerta.
Semakin bertambahnya usia seseorang, aktivitas organ di dalam tubuhnya
juga semakin menurun. Apabila ini didukung dengan berat badan yang tidak ideal
akibat pola makan yang tidak teratur, maka risiko terserang hipertensi semakin
besar. Seseorang yang obesitas, volume daranya akan meningkat yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
mengakibatkan beban jantung untuk memompa darah juga bertambah sehingga
menimbulkan hipertensi.
Tekanan darah juga akan meningkat ketika seseorang merokok dan
mengonsumsi alkohol secara berlebihan. Merokok dapat mengendapkan
kolesterol pada pembuluh darah jantung koroner, sehingga jantung bekerja lebih
keras, sedangkan efek dari pengonsumsian alkohol dapat meningkatkan sintesis
katekolamin yang dapat memicu kenaikan tekanan darah. Hipertensi juga sering
diikuti dengan penyakit lain yang menyertai sehingga dapat memperburuk kondisi
organ penderita.
Penelitian ini dilakukan di Padukuhan Kadirojo II, Kelurahan
Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Penduduk
Padukuhan Kadirojo II yang terdiri dari 372 orang dan yang berumur lebih dari 40
tahun sebanyak 254 orang, ternyata memiliki prevalensi hipertensi yang cukup
tinggi. Kesadaran responden dan pelaksanaan terapi responden hipertensi juga
memiliki proporsi yang cukup tinggi, akibat dari rendahnya pengetahuan
responden terhadap hipertensi itu sendiri. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan
dengan maksud untuk mengurangi angka prevalensi hipertensi, menaikan
kesadaran dan terapi responden hipertensi di padukuhan ini.
H. Hipotesis
Adanya perbedaan prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi
karena faktor risiko kesehatan berupa BMI, pola makan, aktivitas fisik, merokok,
alkohol, dan penyakit penyerta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan yaitu observasional dengan bentuk
farmakoepidemiologi. Metode penelitian yang digunakan adalah wawancara
terstruktur. Rancangan penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan cross
sectional. Analisis korelasi yang dilakukan yaitu antara prevalensi hipertensi,
kesadaran, dan terapi hipertensi dengan kajian faktor risiko kesehatan responden.
Dalam studi observasional, peneliti tidak melakukan manipulasi, tetapi
outcome yang berbeda-beda diamati di dalam kondisi alamiah dan dihubungkan
dengan pajanan-pajanan yang berbeda. Kesulitannya adalah kelompok-kelompok
yang diamati dapat berbeda dari karakteristik yang diteliti yang dapat meracukan
perbandingan. Mayoritas studi pada manusia adalah observasional (Morton,
Hebel, and McCarter, 2001). Penelitian observasional terdiri dari penelitian
analitik, contohnya cross-sectional dan deskriptif (Swarjana, 2012).
Farmakoepidemiologi dapat didefenisikan sebagai sebuah studi yang
digunakan untuk mengetahui efek obat dalam suatu populasi, dan merupakan
salah satu metode yang dikembangkan pada penggunaan obat secara individual
dan hasil klinik untuk jumlah populasi yang besar (Hallas, 2001).
Cross sectional mempelajari dinamika hubungan atau korelasi antara
faktor-faktor risiko dengan dampak atau efeknya. Faktor risiko diobservasi pada
saat yang sama, artinya setiap subjek penelitian diobservasi hanya satu kali saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
dan faktor risiko serta dampak diukur menurut keadaan atau status pada saat
diobservasi (Budiharto, 2006). Studi ini dapat menentukan angka prevalensi,
bukan angka insidensi dan cenderung menyangkut distribusi suatu penyakit di
dalam populasi daripada etiologinya (Morton et al., 2001).
2 Variabel penelitian
a. Variabel bebas
Faktor risiko kesehatan meliputi BMI, pola makan, aktivitas fisik,
merokok, alkohol, dan penyakit penyerta.
b. Variabel tergantung
Prevalensi hipertensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi.
c. Variabel pengacau
1) Terkendali. Umur dan jenis kelamin.
2) Tak terkendali. Aktivitas, dan terapi lain yang dilakukan.
B. Definisi Operasional
Skala rasio merupakan jenis pengukuran dengan adanya tingkatan
variabel, yakni dengan membandingkan nilainya. Skala rasio memiliki interval
yang sama antara satu angka dengan angka lain. Skala nominal merupakan
pengelompokkan atau pengkategorisasian kejadian ke dalam kelas-kelas. Skala
nominal paling mudah dilakukan, karena hanya memberikan atau menempatkan
obyek pengukuran dengan cara memberikan nomor urut atau label lain. Dalam
skala nominal, tidak ada penjumlahan sehingga tidak dapat dioperasikan dengan
hitungan (Djaali dan Muljono, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Tabel III. Definisi operasional penelitian di Padukuhan Kadirojo II
Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Skala
Ukur
Responden
Hipertensi
Keadaan seseorang yang
memiliki tekanan darah
sistolik ≥140mmHg dan/atau
≥90mmHg untuk tekanan
diastolik.
Hasil pengukuran
dua kali pada
responden (yang
diambil adalah
pengukuran
kedua).
Rasio
Standar
hipertensi
Standar hipertensi yang
digunakan pada penelitian
yaitu: ESH/ESC 2013.
- -
Responden
sadar
hipertensi
Responden yang mengetahui
bahwa ia mengidap
hipertensi.
Berdasarkan data
yang diberikan
responden saat
wawancara.
Nominal
Responden
terapi
hipertensi
Terapi dalam penelitian ini
yaitu terapi farmakologi atau
terapi menggunakan obat-
obatan yang diresepkan oleh
dokter untuk menurunkan
tekanan darah.
Berdasarkan data
yang diberikan
responden saat
wawancara.
Nominal
Pemilihan
umur
Pemilihan umur pada
responden yaitu dimulai dari
umur 40 tahun ke atas.
Berdasarkan data
yang diberikan
responden saat
wawancara.
Interval
Jenis kelamin Identitas biologi responden
dilihat dari penampilan fisik.
Pertanyaan pada
kuisioner.
Nominal
BMI Pengukuran berat badan
responden dibagi kuadrat
tinggi badan responden
dalam meter.
Hasil pengukuran
berat badan dan
tinggi badan
responden.
Nominal
Pola makan Frekuensi konsumsi
makanan responden dalam
satuan hari.
Berdasarkan data
yang diberikan
responden saat
wawancara.
Nominal
Aktivitas
fisik
Frekuensi kegiatan dalam
sehari untuk menyehatkan
badan dan dapat sebagai
pencegahan primer dari
penyakit hipertensi. Aktivitas
fisik dalam penelitian ini
yaitu berupa bersepeda dan
berlari pada sore hari.
Berdasarkan data
yang diberikan
responden saat
wawancara.
Nominal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Lanjutan tabel III
Merokok Kebiasaan responden
menghisap rokok.
Berdasarkan data
yang diberikan
responden saat
wawancara.
Nominal
Alkohol Frekuensi pengonsumsian
minuman beralkohol dalam
satuan hari.
Berdasarkan data
yang diberikan
responden saat
wawancara.
Nominal
Penyakit
penyerta
Penyakit lain yang menyertai
dan memperburuk kondisi
organ penderita hipertensi.
Penyakit penyerta dalam
penelitian ini yaitu DM,
rematik, gout/asam urat,
stroke, hiperlipidemia, dan
gangguan ginjal.
Berdasarkan data
yang diberikan
responden saat
wawancara.
Nominal
C. Responden Penelitian
Populasi penelitian adalah semua penduduk Padukuhan Kadirojo II yaitu
sebanyak 372 orang. Sampel penelitian yaitu penduduk Padukuhan Kadirojo II
yang berumur 40 tahun ke atas dan bersedia diwawancarai serta mengisi informed
consent.
1. Kriteria inklusi
Responden usia 40 tahun ke atas dan bersedia mengisi informed consent.
2. Kriteria eksklusi
Responden bersedia mengisi informed consent namun tekanan darahnya
tidak dapat terukur karena obesitas, responden yang berat badannya tidak dapat
terukur akibat lumpuh/susah berdiri, tidak bisa berbicara secara jelas sehingga
informasi yang diberikan tidak lengkap, dan memiliki komplikasi penyakit
penyerta yang serius serta responden perempuan yang sedang hamil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Provinsi DIY
Kabupaten Sleman
Kecamatan Kalasan
Kelurahan Purwomartani
Dukuh Sambisari
Dukuh Kadirojo II
Faktor Sosio-ekonomi
Faktor Risiko Kesehatan
Kecamatan Depok
Kelurahan Maguwoharjo
Dukuh Krodan
Kecamatan Berbah
Kelurahan Jogotirto
Dukuh Blambangan
Dukuh Jragung
Kecamatan Prambanan
Kelurahan Madurejo
Dukuh Sembir
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian terletak di Dukuh Kadirojo II, Purwomartani, Kalasan,
Sleman, Yogyakarta yang dilaksanakan pada bulan Mei-September 2014.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian payung Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta yang berjudul “Prevalensi, Kesadaran, dan Terapi
Responden Hipertensi di Kabupaten Sleman, Yogyakarta (kajian faktor risiko
kesehatan dan sosio-ekonomi).” Jumlah anggota sebanyak 12 orang. Setiap dua
orang meneliti satu dukuh, sehingga menghasilkan enam dukuh yang akan diteliti
di Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
F. Teknik Pengambilan Sampel
Alur pengambilan sampel di Padukuhan Kadirojo II yaitu dari 372
masyarakat, terdapat 254 orang yang berusia ≥40 tahun. Kemudian peneliti
melakukan purposive sampling, dan mendapatkan 34 responden yang melakukan
Gambar 3. Lokasi penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
terapi antihipertensi. 34 responden tersebut, termasuk dalam 100 responden yang
mengidap hipertensi dan 51 responden yang sadar hipertensi. Total responden
yang diambil sebagai subyek penelitian yaitu 200 responden.
Gambar 4. Teknik pengambilan sampel penelitian
Purposive sampling merupakan salah satu teknik pengambilan sampel
yang dilakukan secara tidak acak dan berdasarkan kriteria spesifik yang
ditetapkan oleh peneliti (Supranto, 2007). Purposive sampling juga dapat disebut
sebagai sampel bertujuan. Penentuan teknik pengambilan sampel bergantung pada
topik dan tujuan penelitian itu sendiri (Sudarma, 2008).
Suatu populasi yang tidak terdistribusi secara normal, jika ukuran sampel
cukup besar (n>30), distribusi mean sampling akan mendekati suatu distribusi
normal (Gaussian) apapun bentuk asli distribusi populasinya. Pernyataan ini
dikenal sebagai central limit theorem atau teorema limit pusat (Harinaldi, 2005).
Total Populasi berusia ≥40 tahun: 254 orang
Total responden yang terapi antihipertensi:
34 responden
Purposive sampling
Total populasi di Padukuhan Kadirojo II:
372 orang
Total responden di Padukuhan Kadirojo II:
200 responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Observasi awal
Permohonan ijin dan kerjasama
Pembuatan informed consent
Penetapan dan seleksi calon
responden
Validitas dan reabilitas instrumen
penelitian
Pengukuran dan penjelasan hasil
pemeriksaan tekanan darah pada
responden
Input data pada CRF
Dokumentasi data
Pengelompokkan data pada aplikasi
komputer
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan yaitu berupa Case Report Form
(CRF), spygmomanometer digital untuk mengukur tekanan darah subyek peneliti,
timbangan berat badan dan alat pengukur tinggi badan (stature meter) untuk
mengukur Body Mass Index (BMI), serta informed consent.
H. Tata Cara Penelitian
I.
1. Observasi awal
Observasi awal dilakukan dengan menentukan salah satu dukuh di
Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
2. Permohonan ijin dan kerjasama
a. Pembuatan surat permohonan ijin kepada kepala dukuh yang akan diteliti.
b. Pembuatan surat permohonan ijin yang ditujukan kepada Komisi Etik
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta untuk memperoleh ethical clearance. Surat permohonan ijin ini
Gambar 5. Skema prosedur penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
untuk memenuhi etika penelitian yang menggunakan tekanan darah manusia
sebagai subyek penelitian. Pembuatan ethical clearance ini dimaksudkan agar
subyek penelitian mendapat perlindungan dan bagi peneliti agar tehindar dari
pelanggaran HAM. Hasil penelitian akan dipublikasikan.
c. Pembuatan surat ijin kepada Kepala Bagian Perijinan Penelitian Kantor
Kesatuan Bangsa, Kabupaten Sleman, Yogyakarta dan akan diteruskan kepada
Kepala Bagian Perijinan Penelitian Kantor Bappeda, Kabupaten Sleman,
Yogyakarta.
3. Pembuatan inform consent
Informed consent yang dibuat harus memenuhi standar yang ditetapkan
oleh Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Responden diminta untuk mengisi nama,
alamat, usia dan menandatanganinya.
4. Penetapan dan seleksi calon responden
Pencarian calon responden dilakukan setelah mendapat ijin dari kepala
dukuh. Tujuan dari penelitian akan dijelaskan kepada responden. Responden yang
bersedia dijadikan subyek penelitian, diminta mengisi identitas dan
menandatangani Informed consent.
5. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian
Instrumen penelitian wajib memiliki validitas dan reliabel yang baik.
Tolak ukur validitas dan reliabilitas dari sebuah instrumen penelitian dapat
dinyatakan dengan nilai CV (coefficient of variation) 5%. Validitas dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
reliabilitas dilakukan dengan mengukur tinggi badan, berat badan, dan tekanan
darah responden non-penelitian.
Validitas memiliki arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat
ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Reliabilitas membicarakan sejauh mana
pengukuran yang dilakukan tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran
kembali pada orang yang sama namun di waktu berbeda (Nisfiannoor, 2009).
6. Pengukuran tekanan darah
Pengukuran tekanan darah responden yang telah menandatangani informed
consent, dilakukan sesuai dengan SOP, yaitu responden diistirahatkan selama tiga
sampai lima menit kemudian diukur tekanan darah responden pada lengan kiri
atas dengan posisi duduk tegak. Pengukuran tekanan darah menggunakan
spygmomanometer digital sebanyak dua kali berturut-turut dengan selang waktu
satu sampai dua menit. Pengukuran dapat dilakukan sekali lagi jika terdapat
perbedaan ≥5mmHg pada tekanan sistolik ataupun diastolik responden.
7. Penjelasan hasil pemeriksaan
Peneliti akan menjelaskan hasil pemeriksaan secara langsung kepada
responden kemudian informasi yang didapat dari responden akan dikelompokkan
sebagai data analisis.
8. Pengelompokkan data
Pengelompokkan data dilakukan dengan kategorisasi data sejenis.
Kemudian dilakukan penyusunan dan penggolongan dalam kategori-kategori lalu
dilakukan interpretasi data. Data akan dikumpulkan didalam CRF kemudian
dipindahkan dalam aplikasi Microsoft excel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Uji normalitas n≥30 termasuk
dalam distribusi normal
Analisis univariat
Uji Anova Uji Chi Square Uji hipotesis
I. Analisis Data Penelitian
Data yang diperoleh akan dianalisis secara statistika menggunakan aplikasi
komputer.
Gambar 6. Prosedur analisis data penelitian
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah
data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan
bentuk lonceng. Uji normalitas bisa dilakukan dengan grafik (Santoso, 2010).
Analisis univariat diperlukan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan data secara
sederhana. Cara penyajiannya, misalnya dengan prosentase atau tabel distribusi
frekuensi, batang, dan diagram pie (Budiharto, 2006).
Tujuan Anova atau uji F sama dengan uji t, yakni menguji rata-rata
populasi, hanya di sini yang akan diuji lebih dari dua rata-rata populasi (Santoso,
2006). Uji Chi square dapat digunakan sebagai alat untuk membandingkan sebuah
distribusi sampel dengan distribusi populasi tertentu. Tujuan uji hipotesis adalah
untuk menguji apakah data dari sampel yang ada sudah cukup kuat untuk
menggambarkan populasinya, atau apakah bisa dilakukan generalisasi tentang
populasi berdasar hasil sampel (Santoso, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Faktor Risiko Kesehatan
Prevalensi (H1)
Kesadaran (H2)
Terapi (H3)
J. Pengujian Hipotesis
Gambar 7. Pengujian hipotesis
Keterangan:
P1 : proporsi prevalensi, kesadaran, dan terapi antihipertensi responden merokok; tidak
olahraga; tidak mengatur pola makan; BMI >25; adanya penyakit penyerta yang
berhubungan dengan kardiovaskular.
P2 : proporsi prevalensi, kesadaran dan terapi antihipertensi responden yang tidak merokok;
berolahraga; mengatur pola makan; BMI ≤25; tidak ada penyakit penyerta yang
berhubungan dengan kardiovaskular.
K. Kelemahan dan Kesulitan selama Penelitian
Tabel IV. Kelemahan dan Kesulitan Penelitian
Kelemahan Penelitian Kesulitan Penelitian
Pengukuran tekanan darah responden
hanya dilakukan sekali saja, sehingga
hasil tekanan darah yang diukur tidak
secara langsung dikatakan bahwa
responden menderita hipertensi.
Ketidaklancaran peneliti dalam
menggunakan bahasa daerah setempat
menyebabkan komunikasi antara
peneliti dengan responden mengalami
kesulitan.
Peneliti tidak mengikuti
kegiatan/aktivitas sehari-hari
responden, yang akan berpengaruh
ketika dilakukan pengukuran tekanan
darah.
Pencarian responden untuk dilakukan
pengukuran tekanan darah pada sore
hari agak sulit dilakukan karena pada
jam-jam tersebut, kebanyakan
masyarakat Padukuhan Kadirojo II
masih melaksanakan aktivitas sehari-
hari mereka di tempat kerja.
H0 : P1≤P2
H1, H2, H3 : P1>P2; p<0.05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Padukuhan Kadirojo II terletak di kelurahan Purwomartani (12,05km2),
Kecamatan Kalasan (35,84km2), Kabupaten Sleman (574,82km
2), Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta (3185,80km2).
Tabel V. Profil responden penelitian (n=200) di Padukuhan Kadirojo II
Variabel Hasil
Umur (%)
40-49 tahun
50-59 tahun
60-69 tahun
70-79 tahun
≥80 tahun
33
31
14.5
14
7.5
Jenis Kelamin (%)
Laki-laki 34
BMI (%)
<18.5 kg/m2
18.5-24.9 kg/m2
25.0-29.9 kg/m2
≥30.0 kg/m2
18.0
46.5
26.0
9.5
Mengatur pola makan (%)
Teratur
Tidak teratur 54
46
Aktivitas fisik (%)
Teratur
Tidak Teratur 39.5
60.5
Merokok (%)
Ya
Tidak 20.5
79.5
Alkohol (%)
Ya
Tidak
0.5
99.5
Penyakit penyerta (%)
Ya
Tidak 12.5
87.5
Tekanan Darah Sistolik (mmHg)
Tekanan Darah Diastolik (mmHg)
139.46±24.20
84.76±13.11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Adapun data profil 200 responden Padukuhan Kadirojo II terpapar pada
tabel di atas. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu menyangkut
proporsi prevalensi hipertensi dan kesadaran responden terhadap penyakit darah
tinggi atau yang biasa disebut hipertensi serta terapi responden hipertensi di
Padukuhan Kadirojo II. Peneliti juga mengangkat mengenai risiko kesehatan yang
berpengaruh terhadap hipertensi itu sendiri, karena tujuan dari penelitian ini yaitu
peneliti ingin mengevaluasi tingkat prevalensi, kesadaran, dan terapi responden
hipertensi serta pengaruh dari faktor risiko kesehatan pada masyarakat di
Padukuhan Kadirojo II.
Dari hasil survei yang dilakukan selama tiga bulan di Padukuhan Kadirojo
II, peneliti dapat mengevaluasi seperti prevalensi hipertensi, kesadaran, dan terapi
responden di padukuhan serta faktor-faktor risiko kesehatan yang mempengaruhi
prevalensi hipertensi, kesadaran, dan terapi antihipertensi. Pada tabel V di atas,
usia 40-49 tahun merupakan usia yang dominan di Padukuhan Kadirojo II (33%)
dan proporsi perempuan lebih besar dibandingkan dengan proporsi laki-laki.
Masyarakat Padukuhan Kadirojo II yang diambil sebagai subyek penelitian,
memiliki pola makan yang teratur dan hanya 20,5% responden yang merokok. Hal
ini bisa dipengaruhi oleh jarak dari rumah penduduk dengan tempat pengobatan
tidak terlalu jauh, sehingga informasi mengenai kesehatan, baik itu pengobatannya
maupun pencegahannya dapat diterima oleh penduduk dengan lebih mudah atau
cepat.
Dari data-data awal inilah, peneliti ingin merangkum dan mencari
prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi serta perbedaan prevalensi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
kesadaran, dan terapi responden hipertensi karena faktor risiko kesehatan di
Padukuhan Kadirojo II.
Tabel VI. Profil hubungan tekanan darah terhadap umur, jenis kelamin, dan faktor risiko
kesehatan (n=200) di Padukuhan Kadirojo II
Variabel Tekanan Darah
Sistolik
Tekanan Darah
Diastolik
p value
Umur
40-49
50-59
60-69
163.,3±16,99
154,66±16,56
153,00±10,06
85,95±13,34
85,45±13,70
84,79±12,80
TDS = 0,04*
TDD = 0,32
70-79
≥80
155,71±21,41
171,56±24,68
83,89±13,06
78,13±9,10
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
138,29±24,73
140,05±23,99
85,40±14,63
84,42±12,30
TDS = 0,92
TDD = 0,51
BMI (kg/m2)
<18,5
18,5-24,9
25,0-29,9
≥30.0
138,44±25,61
136,04±22,49
141,38±24,83
152,79±24,58
77,81±9,41
83,63±12,31
88,17±12,59
94,05±16,57
TDS = 0,04*
TDD = 0,00*
Mengatur pola
makan
Teratur
Tidak teratur
139,48±22,00
139,44±25,89
83,59±12,47
85,67±13,57
TDS = 0,07
TDD = 0,68
Aktivitas fisik
Teratur
Tidak Teratur
138,46±25,67
140,11±23,27
84,18±14,27
85,13±12,33
TDS = 0,21
TDD = 0,54
Merokok
Ya
Tidak
139,15±21,55
139,53±24,89
86.10±12,15
84,41±13,36
TDS = 0,28
TDD = 0,41
Alkohol
Ya
Tidak
123,00
139,54±24,23
85,00
84,75±13,14
TDS = 0,50
TDD = 0,98
Penyakit
penyerta
Ya
Tidak
148,13±26,23
138,27±23,74
86,71±17,44
84,49±12,44
TDS = 0,55
TDD = 0,18 *signifikan (p<0,05) TDS = Tekanan Darah Sistolik TDD = Tekanan Darah Diastolik
Pada variabel umur, nilai p pada tekanan darah sistolik <0,05
(0,037<0,05). Hal ini menyatakan bahwa data tersebut mempunyai varians yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
berbeda (uji one way anova). Oleh sebab itu, peneliti melakukan uji post hoc
untuk mencari daerah yang berbeda. Hasil yang di dapat yaitu pada umur ≥80
tahun memiliki hubungan yang signifikan dengan umur 50-59; 60-69; 70-79
(0,01; 0,01; 0,04).
Pada variabel BMI juga menunjukkan nilai p<0,05 pada tekanan darah
sistolik (0,04<0,05) dan diastolik (0,00<0,05). Pada tekanan darah sistolik, BMI
≥30kg/m2 memiliki hubungan signifikan dengan BMI <18,5kg/m
2 dan BMI antara
18,5-24,9kg/m2 (0,03 dan 0,01), dan untuk tekanan darah diastolik, BMI <18,5
memiliki hubungan signifikan dengan BMI antara 18,5-24,9kg/m2; 25,0-
29,9kg/m2; ≥30,0kg/m
2 (0,02; 0.00; 0,00). Pada BMI antara 18,5-24,9kg/m
2
memiliki hubungan signifikan dengan BMI antara 25,0-29,9kg/m2 dan BMI
≥30,0kg/m2 (0,04 dan 0,001).
A. Prevalensi Hipertensi, Kesadaran, dan Terapi Responden di
Padukuhan Kadirojo II
Penelitian di Padukuhan Kadirojo II hampir menyerupai rule of halves.
Sebanyak 200 responden (100%) yang dijadikan subyek penelitian, terdapat 100
orang (50%) yang mengidap hipertensi. Responden yang sadar hipertensi
sebanyak 51 orang (25,5%) dan responden yang melakukan terapi sebanyak 34
orang (17%). Jika rule of halves teraplikasi pada penelitian ini, maka hasil yang
akan didapat yaitu responden hipertensi sebesar 100 orang. Responden yang sadar
terhadap hipertensi 50 orang, dan responden yang melakukan terapi hipertensi
sebesar 25 orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Responden yang memenuhi kriteria inklusi: 200 orang
(100%).
Responden hipertensi: 100 orang (51%).
Responden tidak sadar hipertensi: 49 orang.
Responden sadar hipertensi: 51 orang
(25,5%).
Responden terapi antihipertensi: 34 orang
(17%).
Amlodipin 6 orang.
Captopril 7 orang.
Diovan®
(valsartan) 2 orang.
Tidak menghafal nama obat 19
orang.
Responden tidak terapi antihipertensi: 17
orang.
Responden tidak hipertensi: 100 orang.
Gambar 8. Hasil pengaplikasian Rule of Halves di Padukuhan Kadirojo II
Dari Tabel VI di atas dapat dilihat bahwa semakin tinggi umur seseorang
maka tekanan sistoliknya juga akan semakin tinggi. Hal ini berkebalikan dengan
tekanan diastolik. Adanya pengaruh dari umur terhadap tekanan sistolik karena
adanya perubahan alami pada jantung dan menurunnya elastisitas dari pembuluh
darah arteri. Selain itu juga, meningkatnya tekanan darah sistolik di setiap jenjang
umur, dapat dipengaruhi oleh kurangnya aktivitas yang dilakukan ataupun
dikarenakan oleh stres.
Perempuan lebih mudah terserang penyakit kardiovaskular. Hal ini
dikarenakan adanya pengaruh hormon estrogen. Seorang perempuan, semakin
bertambah usianya maka hormon estrogennya semakin lama akan mengalami
penurunan yang dapat memicu terjadinya penyakit kardiovaskular, salah satunya
adalah hipertensi. Sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui
proporsi terapi responden hipertensi di Padukuhan Kadirojo II, pada gambar 8 di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
atas telah menunjukkan jumlah responden yang melakukan terapi obat
antihipertensi.
B. Perbedaan Prevalensi, Kesadaran, dan Terapi Responden Hipertensi
karena Faktor Risiko Kesehatan
Tabel VII. Perbedaan prevalensi akibat faktor risiko kesehatan pada responden Padukuhan
Kadirojo II (n=100)
Variabel p value
(<0.05) OR
CI 95%
Batas bawah Batas atas
BMI
0,28 0,7 0,4 1,3 ≤25kg/m2
>25kg/m2
Aktivitas fisik
0,66 0,9 0,5 1,6 Ya
Tidak
Pola makan
0,78 0,9 0,5 1,6 Teratur
Tidak teratur
Merokok
0,56 1,2 0,6 2,4 Ya
Tidak
Penyakit penyerta
0,08 2,2 0,9 5,4 Ada
Tidak
Pada faktor risiko kesehatan berupa aktivitas fisik, pola makan, dan
merokok, hasil yang didapat tidak signifikan. Hal ini dikarenakan adanya
kemungkinan pengacau seperti adanya aktivitas lain yang sering responden
lakukan namun tidak diteliti oleh peneliti, pola makan responden di luar jadwal,
dan juga adanya pengacau dari perokok pasif. Selain itu, terdapat faktor risiko
kesehatan lain berupa pengaruh alkohol yang tidak ditampilkan karena dari total
responden, ternyata hanya satu responden yang mengonsumsi alkohol. Oleh sebab
itu, peneliti tidak mencantumkan pengaruh alkohol dalam hubungannya dengan
hipertensi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel VIII. Perbedaan kesadaran terhadap hipertensi akibat faktor risiko kesehatan pada
responden Padukuhan Kadirojo II (n=51)
Variabel p value
(<0,05) OR
CI 95%
Batas bawah Batas atas
BMI
0,57 1,3 0,6 2,9 ≤25kg/m2
>25kg/m2
Aktivitas fisik
0,57 0,8 0,3 1,8 Ya
Tidak
Pola makan
0,11 0,5 0,2 1,2 Teratur
Tidak teratur
Merokok
0,28 0,6 0,2 1,6 Ya
Tidak
Penyakit
penyerta 0,12 2,4 0,8 7,6
Ada
Tidak
Pada tabel VIII di atas, tidak menunjukkan hubungan yang signifikan
antara faktor risiko kesehatan dengan kesadaran responden hipertensi. Jika
hipotesis (H1) diterima, maka nilai p yang seharusnya diperoleh yaitu <0,05. Hasil
yang tidak signifikan ini dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan responden
yang masih kurang terhadap penyakit hipertensi dan juga faktor kepatuhan
responden hipertensi yang masih rendah dalam menjalankan terapi antihipertensi.
Pada tabel IX di bawah ini juga menunjukkan hasil yang tidak signifikan
terhadap hubungan antara faktor risiko kesehatan dengan terapi responden
hipertensi. Ini ditunjukkan dengan nilai p yang didapat yaitu >0,05. Hasil yang
diperoleh ini dapat dipengaruhi oleh faktor lain yaitu jarak rumah responden
dengan tempat pengobatan (rumah sakit/puskesmas) dan juga faktor ekonomi
responden. Beberapa responden memiliki jarak yang cukup jauh antara rumah
dengan tempat pengobatan di Padukuhan Kadirojo II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel IX. Perbedaan terapi akibat faktor risiko kesehatan pada responden Padukuhan Kadirojo
II (n=34)
Variabel p value
(<0,05) OR
CI 95%
Batas bawah Batas atas
BMI
0,53 0,7 0,2 2,3 ≤25kg/m2
>25kg/m2
Aktivitas fisik
0,53 1,5 0,4 5,2 Ya
Tidak
Pola makan
0,14 0,4 0,1 1,4 Teratur
Tidak teratur
Merokok
0,25 3,4 0,4 31,1 Ya
Tidak
Penyakit
penyerta 0,63 1,4 0,3 6,3
Ada
Tidak
Pada tabel IX, jika diambil salah satu faktor risiko berupa aktivitas fisik,
nilai p >0,05 yaitu 0,53 yang berarti antara responden yang melakukan aktivitas
fisik dan responden yang tidak melakukan aktivitas fisik adalah berbeda tidak
bermakna. Ditinjau dari nilai OR yaitu sebesar 1,5 memiliki arti, responden yang
melakukan aktivitas fisik lebih besar 1,5 kali melakukan terapi antihipertensi
dibandingkan dengan responden yang tidak melakukan aktivitas fisik. Jika
ditinjau lebih lanjut pada nilai confidence interval yaitu batas bawah 0,4 dapat
dipastikan bahwa persebaran ratio adalah <1,0.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Prevalensi responden hipertensi di Padukuhan Kadirojo II memiliki
proporsi yang sama banyak dengan prevalensi responden yang tidak mengidap
hipertensi yaitu sebanyak 100 orang (50%). Prevalensi responden yang sadar
hipertensi sebanyak 51 orang (25,5%) dan prevalensi responden terapi
antihipertensi yaitu sebanyak 34 orang (17%).
2. Pada masyarakat Padukuhan Kadirojo II, tidak terdapat perbedaan yang
bermakna pada prevalensi, kesadaran dan terapi hipertensi terhadap faktor risiko
kesehatan. Faktor risiko kesehatan yang diteliti yaitu BMI, aktivitas fisik, pola
makan, merokok, dan penyakit penyerta.
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian tentang prevalensi hipertensi, kesadaran, dan
terapi responden hipertensi pada padukuhan-padukuhan di Kelurahan
Purwomartani, untuk mengetahui proporsi prevalensi hipertensi, kesadaran, dan
terapi responden hipertensi secara pasti dalam rangka meningkatkan kualitas
hidup masyarakat di Kelurahan Purwomartani.
2. Perlu kebijakan dari pemerintah setempat untuk menggalang adanya
promosi kesehatan mengenai faktor risiko terjadinya hipertensi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
DAFTAR PUSTAKA
Aisyiyah, F.N, 2009, Faktor Risiko Hipertensi pada Empat Kabupaten/Kota
dengan Prevalensi Hipertensi Tertinggi di Jawa dan Sumatra, Laporan
Penelitian, Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Anggraini, A.D, Waren, A., Situmorang, E., Asputra, H., dan Siahaan, S.S., 2009,
Faktor--faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Pasien
yang Berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkinang Periode
Januari sampai Juni 2008, Laporan Penelitian, Fakultas Kedokteran
Universitas Riau.
Budiharto, 2006, Metodologi Penelitian Kesehatan dengan Contoh Bidang Ilmu
Kesehatan Gigi, Buku Kedokteran EGC, Jakarta, pp. 22, 31.
Dalimartha, S., Purnama, B.T., Sutarina, N., Mahendra, B., dan Darmawan, R.,
2008, Care Your Self Hipertensi, Penebar Plus+, Jakarta, pp. 5, 7, 10, 11,
14-15, 21-23, 26, 37-40.
Deepa, R., Shanthirani, C.S., Pradeepa, R., and Mohan, V., 2003, Is the ‘Rule of
Halves’ in Hypertension Still Valid? – Evidence from the Chennai Urban
Population Study, JAPI, 51, 153-154.
Departemen Kesehatan RI, 2007, Profil Kesehatan Indonesia 2005, Departemen
Kesehatan Indonesia, Jakarta.
Dinas Kesehatan Provinsi D.I. Yogyakarta, 2008, Profil Kesehatan Provinsi D.I.
Yogyakarta, Dinas Kesehatan Provinsi D.I. Yogyakarta, Yogyakarta.
Djaali, H., dan Muljono, P., 2007, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan,
Grasindo, Jakarta, p. 25, 27.
Feng, X.L., Pang, M., and Beard, J., 2014, Health System Strengthening and
Hypertension Awareness, Treatment and Control: Data from the China
Health and Retirement Longitudinal Study, Bull World Health Organ, 92,
29.
Geyer, J., and Gomez, C., 2009, STROKE: A Practical Approach, Lippincott
Williams & Wilkins, Philadelphia, p. 21.
Gunawan, L., 2001, Hipertensi, Penyakit Tekanan Darah Tinggi, Kanisius,
Yogyakarta, p. 16.
Gray, H.H., Dawkins, K.D., Morgan, J.M., and Simpson, I.A., 2005, Lectures
Notes Kardiologi, edisi keempat, Erlangga, Jakarta, pp. 57, 59.
Hallas, J., 2001, Pharmacoepidemiology-current opportunities and challenges,
Nor Epidemiol, 11 (1), 7, 10.
Handayani, Y.N., dan Sartika, R.A.D., 2013, Hipertensi pada Pekerja Perusahaan
Migas X di Kalimantan Timur, Indonesia, Majalah Seri Kesehatan, 17 (1),
26-27.
Harinaldi, 2005, Prinsip-prinsip Statistika untuk Teknik dan Sains, Erlangga,
Jakarta, p. 119.
Husain, K., Ansari, R.A., and Ferder, L., 2014, Alcohol-induced Hypertension:
Mechanism and Prevention, World J Cardiol, 6 (5), 247, 248.
Kartikasari, A.N., 2012, Faktor Risiko Hipertensi pada Masyarakat di Desa
Kabongan Kidul, Kabupaten Rembang, Laporan Penelitian, Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Kiau, H.B., Kaur, J., Nainu, B.M., Omar, M.A., Saleh, M., Keong, Y.W., et al.,
2013, Prevalence, awareness, treatment and control of Hypertension
among the elderly: the 2006 National Health and Morbidity Survey III in
Malaysia, Med J Malaysia, 68 (4), 332.
Kotsis, V., Stabouli, S., Papakatsika, S., Rizos, Z., and Parati, G., 2010,
Mechanisms of Obesity-induced Hypertension, JSH, 33, 386-391.
Lloyd-Sherlock, P., Beard, J., Minicuci, N., Ebrahim, S., and Chatterji, S., 2014,
Cardiovascular Disease: Hypertension Among Older Adults in Lowand
Middle-Income Countries: Prevalence, Awareness and Control, Int. J.
Epidemiol, 1.
Mabey, D., Gill, G., Parry, E., Weber, M.W., and Whitty, C.J.M., 2013,
Principles of Medicine in Africa, 4th
edition, Cambridge University Press,
New York, p. 515.
Mancia, G., Fagard, R., Narkiewicz, K., Redon, J., Zanchetti, A., Bohm, M., et
al., 2013, 2013 ESH/ESC Guidelines for the management of arterial
hypertension: The Task Force for the management of arterial hypertension
of the European Society of Hypertension (ESH) and of the European
Society of Cardiology (ESC), jhypertension, 31, 1286.
Martin, J., 2008, Hypertension Guidelines: Revisiting The JNC 7
Recommendations, JLGH, 3 (5), 92.
Maryon, A., 2005, Hypertension-the ‘Silent Killer’ Faculty of Public Health
Briefing Statement, 3.
Morton, R.F., Hebel, J.R., and McCarter, R.J., 2001, A Study Guide to
Epidemiology and Biostatistics, 5th
edition, Buku Kedokteran EGC,
Jakarta, pp. 95, 108.
Muliyati, H., Syam, A., dan Sirajuddin, S., 2011, Hubungan Pola Konsumsi
Natrium dan Kalium serta Aktifitas Fisik dengan Kejadian Hipertensi pada
Pasien Rawat Jalan di RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makasar, Media
Gizi Masyarakat Indonesia, 1 (1), 47.
Muttaqin , A., 2009, Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Kardiovaskular, Salemba Medika, Jakarta, p. 70.
Narkiewicz, K., Redon, J., Zanchetti, A., Bohm, M., Christiaens, T., Cifkova, R.,
et al., 2013, Essential Messages From ESC Guidelines, Eur Heart J, 34, 4-
6.
Nisfiannoor, M., 2009, Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial, Salemba
Humanika, Jakarta, p. 211.
Prabakaran, J., Vijayalakshmi, N., and Venkatarao, E., 2013, Prevalence of
Hypertension among Urban Adult Population (25-64 years) of Nellore,
India, Int J Res Dev Health, 1 (2), 42.
Prihandana, S., 2012, Studi Fenomenologi: Pengalaman Kepatuhan Perawatan
Mandiri pada Pasien Hipertensi di Poliklinik RSI Siti Hajar Kota Tegal,
Tesis, 15, Universitas Indonesia, Jakarta
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008, Kamus Bahasa Indonesia,
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Rao, V., and Daniel, A., 2014, Application of the “Rule of Halves” for
Hypertension as an Assessment Tool in an Urban Slum at Davangere,
njcmindia, 5 (3), 333.
Santoso, S., 2006, Seri Solusi Bisnis Berbasis TI: Menggunakan SPSS untuk
Statistik Parametrik, Elex Media Komputindo, Jakarta, p. 51.
Santoso, S., 2010, Statistik Multivariat, Elex Media Komputindo, Jakarta, pp. 43,
44.
Santoso, S., 2010, Statistik Nonparametrik, Elex Media Komputindo, Jakarta, pp.
73, 76.
Sudarma, M., 2008, Sosiologi untuk Kesehatan, Salemba Medika, Jakarta, p. 64.
Supranto, J., 2007, Statistik untuk Pemimpin Berwawasan Global, Edisi 2,
Salemba Empat, Jakarta, p. 77.
Swarjana, I., 2012, Metodologi Penelitian Kesehatan, ANDI, Yogyakarta, p. 50.
Tambayong, J., 1999, Patofisiologi untuk Keperawatan, Buku Kedokteran EGC,
Jakarta, pp. 94, 96.
Tedjasukmana, P., 2012, Tata Laksana Hipertensi, CDK-192, 39 (4), 251, 252,
254.
Tongco, M.D.C., 2007, Purposive Sampling as a Tool for Informant Selection,
ethnobotanyjournal, 5, 147, 151, 153-154.
Vitahealth, 2004, Hipertensi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, pp. 25-26, 29, 53,
58.
Wang, Y., Kong, D., Ma, L., and Wang, L., 2013, Patient Related Factors for
Optimal Blood Pressure Control in Patients with Hypertension, Afr. J.
Health sci, 13 (3), 579.
World Health Organization, 2013, A Global Brief on Hypertension: Silent Killer,
Global Public Health Crisis, WHO Press, Switzerland, p. 10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Lampiran 1
PERSETUJUAN PERIJINAN PENELITIAN DARI KOMISI ETIK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Lampiran 2
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN DAN PENGAMBILAN
DATA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Lampiran 3
SURAT PELATIHAN PENGGUNAAN ALAT SPYGMOMANOMETER
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Lampiran 4
SERTIFIKAT PENERAAN ALAT TIMBANGAN BERAT BADAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Lampiran 5
SOP PENGUKURAN TEKANAN DARAH MENGGUNAKAN
SPYGMOMANOMETER DIGITAL
1. Biarkan responden untuk beristirahat terlebih dahulu selama tiga sampai
lima menit sebelum memulai pengukuran.
2. Baterai diperiksa sebelum digunakan.
3. Lilitkan Cuff di sekitar lengan secara pas dan tidak ketat. Sejajarkan dengan
jantung.
4. Letakkan lengan dengan ditumpukan di atas meja agar sejajar dengan
jantung.
5. Pasien dijelaskan bahwa saat pengukuran berjalan, Cuff akan mengembang
untuk sementara waktu dan akan mengempis kembali.
6. Saat dilakukan pengukuran, biarkan Cuff mengembang dan mengempis.
7. Pengukuran dilakukan setidaknya dua kali dengan selang waktu satu sampai
dua menit.
8. Catat tekanan darah sistolik (atas) dan diastolik (bawah).
9. Hasil pengukuran tekanan darah diberitahukan kepada pasien. Apabila
tekanan darah yang dilakukan tidak normal, sarankan ke pasien untuk
memeriksa lebih lanjut ke dokter untuk mengetahui informasi selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Lampiran 6
LEMBAR PERTANYAAN RESPONDEN
1. Nama responden
2. Alamat (apabila peneliti berada di rumah responden catat alamat RT dan
RW)
3. Umur responden
4. Peneliti mengukur tinggi badan dan berat badan responden
5. Peneliti menanyakan pendidikan terakhir responden
6. Peneliti menanyakan jenis pekerjaan responden
7. Peneliti menanyakan jumlah penghasilan responden apabila responden
tidak menjawab peneliti menanyakan apakah diatas atau dibawah UMR
(Rp.1.127.000,-)
8. Peneliti mengukur tekanan darah responden (pengukuran pertama)
9. Apabila hasil tekanan darah tinggi, peneliti menanyakan apakah responden
sadar menderita hipertensi?
10. Apabila responden sadar menderita hipertensi, peneliti menanyakan
apakah melakukan terapi obat antihipertensi, jika iya dan tidak catat.
11. Peneliti menanyakan sumber pengobatan yang dikunjungi responden jika
sakit atau sekedar mengontrol dan tanyakan lokasinya (dekat atau jauh)
12. Peneliti mengukur tekanan darah responden (pengukuran kedua)
13. Peneliti menanyakan apakah responden merokok? Berapa batang sehari?
14. Peneliti menanyakan apakah responden mengonsumsi alkohol? Jika iya
berapa kali seminggu?
15. Apakah responden selalu makan teratur?
16. Apakah responden lebih suka makan makanan manis atau asin?
17. Apakah responden suka makan makanan berlemak?
18. Apakah responden suka mengonsumsi sayur dan buah?
19. Apakah responden melakukan olahraga teratur?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Lampiran 7
Case Report Form (CRF)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Lampiran 8
OUTPUT POST HOC TEST SISTOLIK
Variabel p value
Tukey HSD
Umur (tahun)
40-49
50-59 0,301
60-69 0,328
70-79 0,652
≥80 0,723
50-59
40-49 0,301
60-69 0,998
70-79 1,000
≥80 0,093
60-69
40-49 0,328
50-59 0,998
70-79 0,994
≥80 0,097
70-79
40-49 0,652
50-59 1,000
60-69 0,994
≥80 0,222
≥80
40-49 0,723
50-59 0,093
60-69 0,097
70-79 0,222
LSD
40-49
50-59 0,055
60-69 0,061
70-79 0,176
≥80 0,215
50-59
40-49 0,055
60-69 0,767
70-79 0,853
≥80 0,013
60-69
40-49 0,061
50-59 0,767
70-79 0,678
≥80 0,014
70-79
40-49 0,176
50-59 0,853
60-69 0,678
≥80 0,037
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
≥80
40-49 0,215
50-59 0,013
60-69 0,014
70-79 0,037
Lanjutan tabel lampiran 8
Games-Howell
40-49
50-59 0,263
60-69 0,084
70-79 0,761
≥80 0,875
50-59
40-49 0,263
60-69 0,994
70-79 1.000
≥80 0,363
60-69
40-49 0,084
50-59 0,994
70-79 0,992
≥80 0,275
70-79
40-49 0,761
50-59 1,000
60-69 0,992
≥80 0,530
≥80
40-49 0,875
50-59 0,363
60-69 0,275
70-79 0,530
BMI (Kg/m2)
Tukey HSD
<18,5
18,5-24,9 0,956
25,0-29,9 0,942
≥30 0,151
18,5-24,9
<18,5 0,956
25,0-29,9 0,569
≥30 0,030
25,0-29,9
<18,5 0,942
18,5-24,9 0,569
≥30,0 0,285
≥30,0
<18,5 0,151
18,5-24,9 0,030
25,0-29,9 0,285
LSD <18,5
18,5-24,9 0,609
25,0-29,9 0,571
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
≥30 0,035
18,5-24,9
<18,5 0,609
25,0-29,9 0,198
≥30 0,006
25,0-29,9
<18,5 0,571
18,5-24,9 0,198
≥30,0 0,076
≥30,0 <18,5 0,035
Lanjutan tabel lampiran 8
18,5-24,9 0,006
25,0-29,9 0,076
Games-Howell
<18,5
18,5-24,9 0,960
25,0-29,9 0,950
≥30 0,196
18,5-24,9
<18,5 0,960
25,0-29,9 0,575
≥30 0,051
25,0-29,9
<18,5 0,950
18,5-24,9 0,575
≥30,0 0,327
≥30,0
<18,5 0,196
18,5-24,9 0,051
25,0-29,9 0,327
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Lampiran 9
OUTPUT POST HOC TEST DIASTOLIK
Variabel p value
BMI (Kg/m2)
Tukey HSD
<18,5
18,5-24,9 0,081
25,0-29,9 0,001
≥30 0,000
18,5-24,9
<18,5 0,081
25,0-29,9 0,152
≥30 0,005
25,0-29,9
<18,5 0,001
18,5-24,9 0,152
≥30,0 0,291
≥30,0
<18,5 0,000
18,5-24,9 0,005
25,0-29,9 0,291
LSD
<18,5
18,5-24,9 0,001
25,0-29,9 0,078
≥30 0,000
18,5-24,9
<18,5 0,017
25,0-29,9 0,036
≥30 0,001
25,0-29,9
<18,5 0,000
18,5-24,9 0,036
≥30,0 0,078
≥30,0
<18,5 0,000
18,5-24,9 0,001
25,0-29,9 0,078
Games-Howell
<18,5
18,5-24,9 0,025
25,0-29,9 0,000
≥30 0,003
18,5-24,9
<18,5 0,025
25,0-29,9 0,161
≥30 0,072
25,0-29,9
<18,5 0,000
18,5-24,9 0,161
≥30,0 0,508
≥30,0
<18,5 0,003
18,5-24,9 0,072
25,0-29,9 0,508
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi berjudul “Prevalensi, Kesadaran, dan Terapi
Responden Hipertensi berdasarkan Kajian Faktor Risiko
Kesehatan di Padukuhan Kadirojo II, Purwomartani,
Kalasan, Sleman, Yogyakarta” ini memiliki nama lengkap
Antonia Adeleide Anutopi. Penulis lahir di Kupang pada
tanggal 5 Februari 1993 sebagai anak pertama dari empat
bersaudara. Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis
adalah TK St. Yoseph Naikoten II (1998-1999), SDK St.
Yoseph III (1999-2005), SMPN 1 Kupang (2005-2008),
SMAK Syuradikara Ende (2008-2011), kemudian tahun
2011 penulis melanjutkan kuliah di Fakultas Farmasi Sanata
Dharma Yogyakarta. Selama kuliah penulis aktif dalam
beberapa kegiatan dan organisasi antara lain sebagai anggota
Unit Kegiatan Fakultas Bidang Olahraga Voli (2012-2013), Panitia Pengambilan
Sumpah/Janji Apoteker Angkatan XXV sebagai seksi dekorasi (2013), Panitia
Perayaan Pekan Suci 2013 sebagai koordinator seksi liturgi (2013), dan sebagai
peserta dalam Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Masyarakat yang
lolos didanai oleh DIKTI (2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI