plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk · hubungan antara kecerdasan ... memberi...
TRANSCRIPT
i
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL, KECEMASAN BERBICARA, DAN NILAI PPL I
DENGAN NILAI PPL II MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
(Survei Pada Mahasiswa PPL II Program Studi Pendidikan Akuntansi)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
NOVITA SARI
NIM: 081334030
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada:
Debata Jahowa Tuhanta Jesus Kristus
St. A. Nainggolan (+) / St. D. Br Sianturi (alm. Amang dohot inang)
Kakak tersayang,
Regina br. Nainggolan, Mei br. Nainggolan, Aretha br. Nainggolan
Adikku tersayang Berkat Nainggolan
Keponakanku tercinta Hasianna, Mordekhai, Alm.Samuel, Christian, Sabrina, Cilla
“MAULIATE SASUDENA”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu”
1 Petrus 1:14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 13 November 2012
Penulis
Novita Sari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Novita Sari
NIM : 081334030
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma, karya ilmiah saya yang berjudul:
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL, KECEMASAN BERBICARA, DAN NILAI PPL I DENGAN NILAI PPL II MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI (Survei Pada Mahasiswa PPL II Program Studi Pendidikan Akuntansi) Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 13 November 2012
Yang menyatakan
(Novita Sari)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kasih yang telah
melimpahkan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul, “hubungan antara kecerdasan emosional, kecemasan berbicara, dan nilai
PPL I dengan Nilai PPL II mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang secara langsung
maupun tidak langsung memberikan kritik dan saran yang positif, sehingga
membantu memperlancar terselesaikannya skripsi ini. Oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
2. Bapak Indra Darmawan, SE., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan
Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta;
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta;
4. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen
Pembimbing yang dengan sabar telah banyak meluangkan waktu dalam
memberikan bimbingan, memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan
skripsi ini;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
5. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah
menguji penulis dalam saat ujian sarjana dan memberikan pengarahan serta
masukan positif bagi skripsi ini;
6. Bapak Agustinus Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Penguji yang
telah menguji penulis dalam saat ujian sarjana dan memberikan pengarahan
serta masukan positif bagi skripsi ini;
7. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan
tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan;
8. Seluruh mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan 2008 yang juga telah
memberi masukan selama proses diskusi dalam mata kuliah Seminar
Penelitian dan kerjasama yang baik selama ini;
9. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah
membantu kelancaran proses belajar selama ini;
10. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2007 dan 2008
sebagai subjek penelitian;
11. Sahabat-sahabatku terkasih: Sharon, Septi, Vania, Tri, Nea, Siska, Riris,
Ogut, Nina, Elliya, Ubad, Ayit, Priska, Ester, Isah, Eyi, dan Windru terima
kasih atas dukungan dan doanya;
12. Ito, kakak, adik, dan pariban Nainggolan se-Yogyakarta, terima kasih atas
kebersamaan, dukungan, dan doanya;
13. Saudara-saudaraku tercinta: tante Poltak, bang Poltak, Retha, Butet, kak
Shara, eda Linda, ito Rhio, bang Hasian, bang Alex, terima kasih untuk
supportnya;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
14. Orang tuaku, kakak-kakak, dan adikku yang tiada henti memberikan
dukungan serta doa selama proses pengerjaan skripsi ini.
15. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang bersangkutan
dalam penyusunan skripsi ini;
Yogyakarta, November 2012
Penulis,
(Novita Sari)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL, KECEMASAN BERBICARA, DAN NILAI PPL I DENGAN NILAI PPL II MAHASISWA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
(Survei Pada Mahasiswa PPL II Program Studi Pendidikan Akuntansi)
Novita Sari Universitas Sanata Dharma
2012
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara: 1) kecerdasan emosional dengan nilai PPL II mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, 2) kecemasan berbicara dengan nilai PPL II mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, dan 3) nilai PPL I dengan nilai PPL II mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi.
Penelitian ini merupakan penelitian Ex-Post Facto. Subjek penelitian yaitu mahasiswa Pogram Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2007 dan 2008 yang masih aktif dan telah melaksanakan Program Pengalaman Lapangan II (PPL II) yang berjumlah 60 orang mahasiswa. Metode pengumpulan data dengan metode kuesioner dan dokumentasi. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan Product Moment dari Pearson, sedangkan uji reliabilitas dengan menggunakan Cronbach’s Alpha. Teknik analisis data dengan menggunakan Spearman Rank dengan tingkat signifikansi hasil analisis ditentukan sebesar 5%.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) tidak ada hubungan positif antara kecerdasan emosional dengan nilai PPL II mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi didukung dengan nilai probabilitas hipotesis 0,908 (lebih besar dari 0,05), 2) tidak ada hubungan positif antara kecemasan berbicara dengan nilai PPL II mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi didukung dengan nilai probabilitas hipotesis 0,477 lebih besar dari 0,05), 3) tidak ada hubungan positif antara nilai PPL I dengan nilai PPL II mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi didukung dengan nilai probabilitas hipotesis 0,746 (lebih besar dari 0,05).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
ABSTRACT
THE CORRELATION BETWEEN THE EMOTIONAL INTELLIGENCE, THE ANXIETY OF SPEAKING, THE MICRO TEACHING SCORE, AND
THE TEACHING ACTIVITIES IN THE CLASSROOM SCORE OF ACCOUNTING EDUCATION PROGRAM STUDENTS
A Survey of the Teaching Activities in the Classroom at Accounting
Education Program Students
Novita Sari Sanata Dharma University
2012
The purposes of this research are to know the correlation between: 1) the emotional intelligence and the teaching activities score in the classroom of Accounting Education Program Students, 2) the anxiety of speaking and the teaching activities score in the classroom of Accounting Education Program Students, 3) the micro teaching score and the teaching activities score in the classroom of Accounting Education Program Students.
This research is an Ex-Post Facto type. The subjects of this research were 60 students of Accounting Education Program, Majoring in Social Sciences, Sanata Dharma University Yogyakarta 2007 and 2008 batch who are active students and have already taken the teaching activities in the classroom of Accounting Education Program Students. The methods of collecting the data were questionnaire and documentation. To examine the validity of data applied Product Moment, and to examine the reliability some of data applied Cronbach’s Alpha. The technique of data analysis is Spearman Rank with the signification degrees about 5%.
The result indicates that: 1) there aren’t any positive correlation between the emotional intelligence and the teaching activities score in the classroom of Accounting Education Program Students. It is supported by 0,908, the number of hypothesis probability, it is greater than 0,05, 2) there aren’t any positive correlation between the anxiety of speaking and the teaching activities score in the classroom of Accounting Education Program Students. It is supported by 0,477, the number of hypothesis probability, it is greater than 0,05, and 3) there aren’t any positive correlation between the micro teaching score and the teaching activities score in the classroom of Accounting Education Program Students. It is supported by 0,746, the number of hypothesis probability, it is greater than 0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... iv
HALAMAN MOTTO .............................................................................. v
HALAMAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................. vii
KATA PENGANTAR .............................................................................. viii
ABSTRAK ................................................................................................ xi
ABSTRACT ............................................................................................. xii
DAFTAR ISI ............................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL .................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Batasan Masalah ........................................................................ 6
C. Rumusan Masalah ....................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 9
A. Landasan Teori .......................................................................... 9
1. Kecerdasan Emosional ........................................................ 9
2. Kecemasan Berbicara .......................................................... 12
3. Pengajaran Mikro/ PPL I ..................................................... 17
4. Program Pengalaman Lapangan II ....................................... 20
B. Kerangka Berpikir ...................................................................... 27
C. Hipotesis ..................................................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 30
A. Jenis Penelitian .......................................................................... 30
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 31
C. Populasi Penelitian ..................................................................... 31
D. Subyek dan Obyek Penelitian ..................................................... 31
E. Definisi Operasional Variabel .................................................... 32
F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 36
G. Teknik Pengujian Instrumen ....................................................... 37
H. Teknik Analisis Data .................................................................. 44
BAB IV GAMBARAN UMUM ............................................................... 48
A. Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) ............ 48
B. Visi dan Misi FKIP .................................................................... 50
C. Deskripsi Program Studi Pendidikan Akuntansi ......................... 50
D. Visi, Misi, dan Sasaran Program Studi Pendidikan Akuntansi .... 51
E. Sumber Daya Manusia (SDM) ................................................... 53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
F. Sarana dan Prasarana ................................................................. 54
G. Kemahasiswaan ......................................................................... 54
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .................................. 56
A. Deskripsi Data ........................................................................... 56
B. Analisis Data .............................................................................. 60
C. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 64
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ................ 72
A. Kesimpulan ................................................................................ 72
B. Keterbatasan Penelitian .............................................................. 72
C. Saran .......................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 75
LAMPIRAN ............................................................................................. 78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Kecerdasan Emosional ..................... 33
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Kecemasan Berbicara ....................... 35
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Variabel Kecerdasan Emosional .................. 40
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Variabel Kecemasan Berbicara ................... 41
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kecerdasan Emosional .............. 43
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kecemasan Berbicara ................ 43
Tabel 5.1 Deskripsi Data Variabel Kecerdasan Emosional ....................... 56
Tabel 5.2 Deskripsi Data Variabel Kecemasan Berbicara ......................... 57
Tabel 5.3 Deskripsi Data Variabel Nilai PPL I ......................................... 58
Tabel 5.4 Deskripsi Data Variabel Nilai PPL II ........................................ 59
Tabel 5.5 Hasil Pengujian Hipotesis Spearman Rank ................................ 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ............................................................. 79
Lampiran 2 Data Induk Penelitian ............................................................ 87
Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................. 94
Lampiran 4 Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe II ................................. 99
Lampiran 5 Uji Hipotesis ......................................................................... 102
Lampiran 6 Tabel r Product Moment ........................................................ 104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat, situasi dan
kondisi kehidupan manusia yang semakin kompleks, serta derasnya arus
informasi dan globalisasi merupakan tantangan pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya. Bangsa Indonesia yang sedang berkembang dan
memacu pembangunan di segala bidang, tidak dapat menghindar dari
berbagai tantangan tersebut. Oleh karena itu, diperlukan manusia-manusia
yang sehat, mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cinta tanah air,
berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi serta berdisiplin. Manusia ini harus
dapat dikembangkan agar dapat menghadapi tantangan jaman. Salah satu
wadah yang berfungsi sebagai pengembangan sumber manusia yang bermutu
tinggi adalah pendidikan, baik pendidikan jalur sekolah maupun luar sekolah.
Sedangkan yang dikembangkan dalam proses pendidikan ini adalah
kemampuan untuk mengembangkan orang lain.
Orang yang tepat dan penting dalam usaha mengembangkan orang lain
adalah guru. Adimassana (2007: 6) mengemukakan guru adalah pendidik di
lingkungan sekolah. Jadi guru adalah orang yang mempunyai tugas bukan
hanya untuk mengajarkan ilmu, melainkan juga untuk membimbing atau
membina kepribadian para muridnya agar berkembang menjadi manusia yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
utuh atau manusia yang dewasa susila, yakni dewasa (matang/ mantap) dalam
semua aspek kepribadian dan aspek kesusilaan (moral). Maka, guru sangat
berperan dalam pengembangan sumber daya manusia. Sepanjang masa, guru
tetap merupakan seseorang yang memiliki andil besar dalam dunia
pendidikan. Sebagai guru tanggung jawab yang paling besar adalah mendidik
peserta didiknya untuk mencapai cita-cita yang diinginkan. Tidak cukup
hanya belajar mengajar tapi harus mengembangkan potensi-potensi yang ada
supaya tahap-tahap perkembangan yang ada pada dirinya dapat atau mampu
mereka lewati dengan baik dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.
Pilihan pendidikan yang harus ditempuh untuk menjadi seorang guru
salah satunya adalah di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).
Adimassana mengungkapkan bahwa mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP) adalah calon-calon guru/ pendidik, maka mereka
selayaknya mendapatkan bekal ilmu dan kompetensi yang memenuhi standar
bagi seorang guru/ pendidik (2007: 6).
Dalam membentuk seorang guru, ada dua program yang dilalui
mahasiswa FKIP saat menempuh pendidikan, yaitu mahasiswa FKIP harus
mengikuti Program Pengalaman Lapangan I (PPL I) atau pengajaran mikro
dan Program Pengalaman Lapangan II (PPL II). Mata kuliah PPL I atau
pengajaran mikro dan PPL II, mensyaratkan mahasiswa FKIP menuntaskan
beberapa mata kuliah sebagai prasyarat PPL I dan PPL II dengan nilai
minimal C. Mata kuliah tersebut diantaranya adalah mata kuliah pengantar
pendidikan, perencanaan pengajaran, evaluasi pengajaran, psikologi belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan lain-lain. Program Pengalaman
Lapangan II (PPL II) menuntut seorang mahasiswa FKIP mempraktikkan
langsung kemampuan mengajarnya di depan peserta didik.
Dalam pelaksanaan PPL II yang berperan penting dalam penilaian PPL
II adalah guru pamong di sekolah dan dosen pembimbing. Sarkim (2007: 17)
menyatakan bahwa guru pamong sebagai penilai harus menilai beberapa
komponen diantaranya, komponen pembelajaran, komponen tugas-tugas lain,
serta penampilan personal dan sosial mahasiswa FKIP. Sedangkan dosen
pembimbing sebagai penilai harus menilai beberapa komponen diantaranya,
menilai komponen praktik pembelajaran di sekolah (minimal 1 kali), aspek
personal dan sosial mahasiswa, laporan akhir/ pertanggungjawaban, dan
menguji serta menentukan nilai final mahasiswa FKIP.
Dalam mencapai nilai PPL II juga tidak hanya dilihat dari kemampuan
kerja yang sempurna, tetapi juga kemampuan menguasai dan mengelola diri
sendiri serta kemampuan dalam membina hubungan dengan orang lain.
Kemampuan tersebut oleh Daniel Goleman disebut dengan emotional
intelligence atau kecerdasan emosional.
Penguasaan kecerdasan emosi mahasiswa FKIP dapat mempengaruhi
kemampuan berbicara saat tampil di depan kelas. Apabila kemampuan
berbicaranya baik dan dapat membuat peserta didiknya paham atas materi
yang dibahas, maka pengelolaan emosi mahasiswa FKIP sudah tercapai
dengan baik. Sebaliknya, pengelolaan emosinya kurang baik maka akan
menimbulkan kecemasan berbicara di depan kelas sehingga pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
tidak berlangsung dengan baik. Oleh karena itu, beberapa prasyarat mata
kuliah yang harus dituntaskan sebelum melaksanakan PPL II, seharusnya
dapat menjadi patokan apakah mahasiswa FKIP sudah layak melaksanakan
PPL II atau tidak.
Ketuntasan mata kuliah prasyarat dan nilai yang dicapai dalam kategori
baik seharusnya dapat menjamin pelaksanaan PPL juga baik, terutama untuk
mencapai nilai PPL II. Dalam pelaksanaan PPL II ini dapat ditemukan
masalah-masalah yang nyata dari sebuah sistem pembelajaran. Hasil PPL II
sangat menentukan apakah mahasiswa FKIP pantas menjadi seorang guru
atau tidak. Nilai dari mata kuliah prasyarat tersebut juga mempengaruhi
kesiapan mahasiswa FKIP untuk dapat terjun langsung ke lapangan.
Kemungkinan pertanyaan yang timbul adalah, ”Jika nilai yang diperoleh
baik, apakah nilai PPL II juga baik?”.
Pada kenyataannya, mahasiswa FKIP yang lulus dari beberapa mata
kuliah prasyarat dengan nilai yang “baik”, saat tampil di depan kelas tidak
sebaik saat mempelajari teori dari mata kuliah prasyarat. Jadi teori dengan
praktiknya sangat jauh berbeda. Masalah yang timbul tersebut tentunya
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut misalnya, kurangnya
kesiapan diri (mental) maupun materi dari mahasiswa FKIP, adanya
ketakutan saat tampil di depan kelas, adanya rasa cemas hingga menimbulkan
rasa ketidaknyamanan dan tidak percaya diri, dan yang lebih kompleks adalah
mahasiswa FKIP kurang mampu mengelola emosi saat di depan kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Apabila mahasiswa FKIP memiliki kemampuan mengelola emosinya
dengan baik, maka faktor penghambat yang tingkatnya lebih rendah dapat
dikendalikan. Oleh karena itu, pengelolaan kecerdasan emosional sangat
berperan penting dalam pelaksanaan pembelajaran PPL II.
Dari faktor-faktor penghambat memperoleh nilai PPL II tersebut,
membuat orang mulai sadar bahwa saat ini tidak hanya kemampuan kerja
yang sempurna saja yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan tetapi
diperlukan sejenis keterampilan lain untuk menjadi yang terdepan yaitu
kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional yang dikelola dengan baik
dapat mengurangi kecemasan berbicara di depan kelas serta menambah
kepercayaan diri dari mahasiswa FKIP saat melaksanakan PPL II.
Maka berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Hubungan Antara Kecerdasan Emosional,
Kecemasan Berbicara, dan Nilai PPL I dengan Nilai PPL II Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma”.
Penelitian ini akan dilaksanakan pada mahasiswa yang sudah melaksanakan
PPL II Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
B. Batasan Masalah
Penelitian ini memfokuskan perhatian pada kecerdasan emosional, kecemasan
berbicara, dan nilai PPL I dengan pelaksanaan PPL II mahasiswa Program
Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah ada hubungan positif antara kecerdasan emosional dengan nilai
PPL II mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas
Sanata Dharma?
2. Apakah ada hubungan positif antara kecemasan berbicara dengan nilai
PPL II mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas
Sanata Dharma?
3. Apakah ada hubungan positif antara nilai PPL I dengan nilai PPL II
mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata
Dharma?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui hubungan positif antara kecerdasan emosional dengan
nilai PPL II mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas
Sanata Dharma.
2. Untuk mengetahui hubungan positif antara kecemasan berbicara dengan
nilai PPL II mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas
Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
3. Untuk mengetahui hubungan positif antara nilai PPL I dengan nilai PPL II
mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata
Dharma.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak
yang berkepentingan.
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan
terutama psikologi pendidikan.
b. Sebagai dasar penelitian lebih lanjut terutama tentang variabel-variabel
yang berkaitan dengan kecerdasan emosional, kecemasan berbicara, dan
nilai PPL I.
2. Manfaat Aplikatif
a. Dosen
Sebagai bahan informasi dalam upaya mempersiapkan psikis
mahasiswa saat pelaksanaan PPL II.
b. Orang Tua Mahasiswa
Diharapkan orang tua dapat lebih meningkatkan dukungan dan
perhatian pada anaknya saat melaksanakan PPL II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
c. Penulis Lain
Sebagai tambahan referensi lain serta tambahan pengetahuan tentang
hubungan kecerdasan emosional, kecemasan berbicara, dan nilai PPL I
dengan nilai PPL II.
d. Bagi Universitas Sanata Dharma
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memperkaya literatur untuk
penelitian selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Kecerdasan Emosional
a. Pengertian Kecerdasan Emosional
Menurut Howard Gardner dalam Uji Utami (2009: 5)
menyatakan kecerdasan adalah suatu kemampuan memecahkan
masalah, kemampuan untuk menciptakan masalah baru untuk
dipecahkan dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau
menawarkan suatu pelayanan yang berharga dalam suatu kebudayaan
masyarakat.
Menurut Goleman (2007: 411), emosi adalah suatu perasaan dan
pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan
serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Selain itu emosi dalam
kamus psikologi dirumuskan sebagai suatu keadaan yang terangsang
dari organisme mencakup perubahan-perubahan yang didasari, yang
mendalami sifat-sifat dan perilaku.
Salovey dan Mayer dalam Goleman (2005: 30) mendefinisikan
kecerdasan emosi sebagai kemampuan memantau dan mengendalikan
perasaan sendiri dan orang lain, memilah-milahnya dan menggunakan
perasaan-perasaan itu untuk memandu pikiran dan tindakan. Jadi
dapat disimpulkan kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan untuk
membantu pikiran, memahami perasaan dan maknanya, dan
mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga membantu
perkembangan emosi dan intelektualnya.
b. Komponen-Komponen Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional memiliki beberapa komponen yang dapat
dijadikan pedoman dalam mencapai kesuksesan, komponen-
komponen tersebut adalah (Salovey dalam Goleman, 1999: 58):
1) Kesadaran Diri/ Mengenali Emosi Diri Yaitu kemampuan untuk mengetahui apa yang kita rasakan pada suatu saat, dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri, memiliki tolok ukur yang realistis atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat.
2) Mengelola Emosi/ Pengaturan Diri Menangani emosi kita sedemikian sehingga berdampak positif kepada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran, memiliki daya tahan ketika menghadapi rintangan, mampu mengendalikan impuls dan merasa tidak cepat puas, mampu mengatur suasana hati dan mampu mengelola kecemasan agar tidak mengganggu kemampuan berpikir mampu pulih kembali dari tekanan emosi.
3) Motivasi Menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun kita menuju sasaran, membantu mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif, dan untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi. Perhatian yang larut ke dalam emosi, bereaksi secara berlebihan dan melebih-lebihkan apa yang diserap. Kesadaran diri lebih merupakan modus netral yang mempertahankan refleksi diri bahkan di tengah badai emosi.
4) Mengenali Emosi Orang Lain/ Empati Merasakan yang dirasakan orang lain, mampu memahami perspektif mereka, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang.
5) Keterampilan Sosial/ Membina Hubungan Menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain, dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar, menggunakan keterampilan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
keterampilan ini untuk mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah dan menyelesaikan perselisihan dan untuk bekerja sama dan bekerja dalam tim.
c. Lima Langkah Penting untuk Melatih Emosi menurut Gottman dan
Joan Declaire (1997: 67-114):
1) Menyadari emosi-emosi anak Dalam Gottman dan Joan Declaire (1997: 73)
memperlihatkan bahwa agar orang tua (guru/ pendidik) merasakan apa yang dirasakan oleh anak-anak (peserta didik) mereka, mereka harus menyadari emosi-emosi yang dimiliki dalam diri mereka sendiri dan kemudian dalam diri anak-anak (peserta didik) mereka.
Penelitian Gottman dan Joan Declaire (1997: 74) memperlihatkan bahwa orang dapat sadar secara emosional, dan dengan demikian siap menjadi pelatih emosi tanpa bersikap sangat ekspresif, tanpa merasa seolah-olah mereka kehilangan kendali.
Kesadaran emosional hanyalah berarti Anda mengenali kapan Anda merasakan suatu emosi, Anda dapat mengidentifikasi perasaan-perasaan Anda, dan Anda peka terhadap hadirnya emosi-emosi dalam diri orang lain.
2) Mengakui emosi sebagai peluang untuk kedekatan dan mengajar Dalam Gottman dan Joan Declaire (1997: 94) pengalaman-
pengalaman negatif yang dialami oleh seseorang dapat berguna bagi kita sebagai peluang yang baik sekali untuk berempati. Seorang anak paling membutuhkan orang tuanya ketika ia sedang sedih, marah, atau takut.
Kemampuan untuk menolong menenangkan seorang anak yang marah merupakan sesuatu yang membuat kita “merasa paling jelas sebagai orang tua”. Dengan mengakui emosi-emosi anak kita, kita menolong mereka mempelajari keterampilan-keterampilan untuk menghibur diri mereka sendiri, keterampilan-keterampilan yang akan berguna bagi mereka seumur hidup.
3) Mendengarkan dengan empati dan meneguhkan perasaan anak Dalam Gottman dan Joan Declaire (1997: 95)
mengungkapkan bahwa setelah kita melihat bahwa situasi merupakan suatu kesempatan untuk menjalin keakraban dan mengajarkan pemecahan masalah, maka kita telah siap untuk langkah yang paling penting dalam melatih emosi yaitu mendengarkan dengan empati.
Dalam konteks ini, mendengarkan berarti jauh lebih banyak mengumpulkan data dengan telinga. Para pendengar dengan empati menggunakan mata mereka untuk mengamati petunjuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
emosi-emosi anak. Para pendengar menggunakan imajinasi mereka untuk melihat situasi tersebut dari titik pandang anak. Mereka merumuskan kata-kata untuk merumuskan kembali, dengan cara yang menenangkan bukan dengan cara mengecam.
4) Menolong anak memberi nama emosi dengan kata-kata Dalam Gottman dan Joan Declaire (1997: 102) membahas
tentang emosi sewaktu kita sedang mengalaminya, mengaktifkan belahan otak kiri yang merupakan pusat bahasa dan penalaran. Para orang tua (pendidik/ guru) haruslah membantu anak-anak (siswa) menemukan kata-kata untuk melukiskan apa yang sedang mereka rasakan. Ini berarti bukan memberitahu anak bagaimana yang seharusnya mereka merasa. Tetapi membantu anak menyusun kosakata yang dapat mereka gunakan untuk mengungkapkan emosi mereka.
5) Menentukan batas-batas sambil membantu anak memecahkan masalah
Dalam Gottman dan Joan Declaire (1997: 102) mengemukakan bahwa anak harus didorong untuk memilih salah satu pilihan dan mencobanya. Bila anak sudah mendapatkan keputusannya, bantulah anak untuk menyusun rencana konkret untuk menindaklanjutinya. Apabila anak memilih suatu pemecahan masalah dan itu gagal, bantulah anak untuk menganalisis mengapa hal tersebut gagal.
Kemudian pendidik dapat mulai memecahkan persoalan itu dengan cara yang baru. Ini mengajarkan kepada anak bahwa membuang salah satu ide bukanlah berarti ide itu gagal total. Tunjukkanlah bahwa setiap penyesuaian mendorong mereka semakin mendekati akhir yang sukses.
2. Kecemasan Berbicara
a. Pengertian Kecemasan Berbicara
Dalam kamus istilah psikologi mendefinisikan kecemasan
sebagai perasaan campuran yang berisi ketakutan dan keprihatinan
mengenai rasa-rasa mendatang tanpa sebab khusus untuk ketakutan
tersebut.
Menurut Opt dan Loffredo dalam Astrid (2009: 13) juga
menyebut kecemasan berbicara di depan umum dengan istilah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
“anxiety of speaking”. Jadi kecemasan berbicara di depan umum
merupakan bentuk dari perasaan takut atau cemas secara nyata ketika
sedang berbicara di depan orang-orang sebagai hasil proses belajar
sosial.
Dalam suatu kesempatan kita dapat berbicara dengan orang
dalam keadaan informal, seperti obrolan ringan, bertukar informasi,
mengeluarkan pendapat, bertanya sesuatu hal, dan sebagainya. Namun
pada kesempatan yang berbeda atau di lain waktu kita diharuskan
untuk berbicara di hadapan begitu banyak orang dalam suatu keadaan
yang formal. Terkadang hal tersebut dapat membuat kita menjadi
cemas atau gugup, hingga membuat jantung kita terasa berdegup
begitu kencang, tangan berkeringat, dan membuat konsentrasi menjadi
buyar hingga hal yang ingin dibicarakan terasa hilang dari pikiran.
(http://alzenapresent.blogspot.com/2009/12/mengatasi-kecemasan-
berbicara-di-depan.html)
Dari seluruh penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
kecemasan berbicara di depan umum (dalam konteks mengajar berarti
berbicara di depan kelas) adalah ketidaknyamanan yang dialami
seorang individu dan sifatnya tidak menetap pada individu tersebut
pada saat berbicara atau sedang mengajar di depan para peserta
didiknya. Hal ini akan ditandai dengan reaksi dari fisik dan psikologis
individu tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
b. Sebab-Sebab Kecemasan Berbicara
1) Penyebab kecemasan berbicara pada individu menurut Ramaiah
dalam Uji Utami (2009: 12), adalah:
a) Lingkungan mempengaruhi cara berfikir dalam arti bahwa cara berfikir dipengaruhi oleh pengalaman yang diperoleh dari lingkungan keluarga, sahabat, rekan sekerja, terutama pengalaman yang berkenaan rasa tidak aman terhadap lingkungan.
b) Emosi yang ditekan, yaitu kecemasan bisa terjadi karena tidak mampu menemukan jalur keluar dalam hubungan interpersonal, terutama jika menekan rasa marah atau frustasi jangka waktu lama.
c) Sebab-sebab fisik sebagai interaksi antara pikiran dan tubuh bisa menimbulkan kecemasan, misalnya pada kehamilan, semasa remaja, menghadapi ujian dan waktu pulih dari suatu penyakit.
d) Keturunan, yaitu kecemasan seseorang bisa timbul dalam keluarga yang sering mengalami kecemasan, walaupun keterikatan antara kecemasan seseorang dengan keadaan keluarga tidak meyakinkan.
2) Beberapa hal yang menyebabkan seseorang merasa cemas
(http://ruangpsikologi.com/regulasi-emosi-untuk-mengurangi-
kecemasan-berbicara-di-depan-umum):
Hal lain yang menyebabkan seseorang merasa cemas seperti
misalnya seseorang memiliki ekspektasi (harapan) yang tinggi
terhadap apa yang harus ia dapatkan setelah presentasi. Seseorang
tersebut ingin presentasinya sukses, semua berjalan sesuai dengan
rencana, atau dapat membuat semua audiens kagum dengan apa
yang ia bicarakan. Selain itu, pengalaman masa lalu dimana
ketika gugup saat presentasi kemudian mendapatkan tertawaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dan kritikan dari orang lain dapat mempengaruhi kecemasan
seseorang saat melakukan prensentasi saat ini.
c. Komponen Kecemasan Berbicara
Komponen kecemasan berbicara dibagi menjadi tiga menurut Rogers
dalam Astrid (2009: 14), yaitu:
1) Komponen fisik, yang biasanya dirasakan jauh sebelum memulai pembicaraan. Gejala fisik tersebut dapat berbeda setiap orangnya. Beberapa contoh gejala fisik yang dimaksud adalah detak jantung yang semakin cepat, suara yang bergetar, kaki yang gemetar, kejang perut, sulit untuk bernafas, dan hidung sampai berlendir.
2) Komponen proses mental, misalnya: sering mengulang kata atau kalimat saat mengajar, hilang ingatan secara tiba-tiba saat akan menjelaskan materi, dan melupakan hal-hal penting yang seharusnya disampaikan.
3) Komponen emosional, yang termasuk dalam komponen emosional adalah adanya rasa tidak mampu dalam diri individu, rasa takut yang muncul sebelum tampil dan rasa kehilangan kendali. Biasanya karena hal-hal tersebut mendadak muncul rasa tidak berdaya untuk tampil di depan umum.
Jadi, kecemasan berbicara terdiri dari tiga komponen yakni komponen
fisik, proses mental, dan komponen emosional.
d. Teknik Meningkatkan Rasa Percaya Diri
Dalam Charles Sirait (2010: 36), resep kesuksesan yang perlu
dipraktikan dalam penampilan kita di depan umum adalah: riset yang
kuat, latihan penampilan, dan tidak tegang, dalam bahasa Inggrisnya
adalah Research, Rehearse, and Relax (3R).
Ada tiga hal yang penting untuk meningkatkan rasa percaya diri
(Charles Sirait, 2010: 88-89) yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
1) Lakukan riset
Lakukan analisis bagaimana situasi yang akan Anda hadapi
saat ini. Siapa saja para audiensnya? Dari kalangan mana mereka
berasal? Berapakah rata-rata usia audiens Anda? Apa tujuan
mereka tersebut? Apakah persepsi yang timbul bagi orang yang
pertama kali melihat penampilan Anda?
Semakin dalam riset yang kita lakukan, semakin besar rasa
percaya diri itu tumbuh dalam diri kita. Kalau acaranya adalah
peluncuran sebuah produk, pengetahuan kita mengenai produk
tidak boleh kalah dibandingkan sang product manager. Detail
produk harus kita pahami, kuasai, dan cintai. Kalau harganya masih
terjangkau bagi Anda beli produk itu, gunakan, rasakan dan
ceritakan pada duniamu.
2) Latihan
Berlatih harus dianggap sebagai pekerjaan yang harus kita
cintai. Semakin sering Anda berlatih bicara, Anda akan semakin
percaya diri saat naik ke atas panggung.
3) Visualisasi penampilan terakhir
Apakah kita masih ingat atau memiliki dokumentasi
penampilan terakhir kita? Keberhasilan dan kegagalan kita pada
saat penampilan terakhir dapat meningkatkan kembali rasa percaya
diri kita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Lalu bagaimana jika Anda baru pertama kali tampil? Anda perlu
merekam latihan penampilan menggunakan handycam beberapa kali
sebelum tampil. Lalu, lakukan evaluasi bersama orang-orang terdekat,
teman, orang tua, dan sahabat. Tanyakan kepada mereka apa
kekurangan Anda.
3. Pengajaran Mikro (Program Pengalaman Lapangan I)
a. Pengertian Program Pengalaman Lapangan I
Program Pengalaman Lapangan I atau biasa disebut Pengajaran
Mikro (Micro Teaching) merupakan kuliah dimana para mahasiswa
calon guru untuk pertama kalinya secara terstruktur belajar mengelola
pembelajaran (E.Catur Rismiati, dkk. 2007: iii).
Sesuai dengan namanya, latihan tersebut melibatkan rekan-
rekannya (mahasiswa) yang berperan sebagai murid sekolah dalam
jumlah yang terbatas. Kuliah ini merupakan persiapan untuk latihan di
dalam situasi sesungguhnya di sekolah yaitu Program Pengalaman
Lapangan II (PPL II). Melalui latihan-latihan yang terarah dan umpan
balik dari dosen serta rekan mahasiswa yang konstruktif, diharapkan
secara bertahap sebagai keterampilan yang diperlukan untuk
mengelola pembelajaran mahasiswa berkembang mencapai taraf siap
untuk melakukan latihan pembelajaran dala situasi yang
sesungguhnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Tentu saja, pengembangan keterampilan mahasiswa calon guru
perlu ditempatkan dalam konteks bahwa pada akhirnya yang harus
mengalami manfaat terbesar dari pembelajaran itu adalah para murid.
Keberhasilan pembelajaran ditunjukkan oleh keberhasilan belajar para
murid.
b. Rasional Pengajaran Mikro (PPL I)
E.Catur Rismiati, dkk (2007: 1), mengemukakan bahwa sifat
“mikro” dalam pengajaran mikro ini berusaha mengisolasi secara
sistematis bagian-bagian dari keseluruhan proses belajar mengajar
yang sedemikian kompleks. Usaha penyederhanaan ini didasari atas
pertimbangan:
1) Bahwa dengan menguasai terlebih dahulu komponen kegiatan mengajar, akan dapat dilaksanakan kegiatan mengajar secara keseluruhan yang bersifat kompleks itu.
2) Bahwa dengan menyederhanakan situasi maka perhatian dapat ditujukan sepenuhnya kepada pembinaan keterampilan tertentu (khusus) yang merupakan komponen dari kegiatan mengajar.
3) Bahwa dengan menyederhanakan situasi latihan maka lebih dimungkinkan untuk mengadakan observasi yang lebih seksama dengan pencatatan yang lebih teliti. Selanjutnya, hasilnya dapat digunakan sebagai bahan diskusi tentang penampilan yang bersangkutan. Hasil diskusi tersebut dapat digunakan sebagai umpan balik/ refleksi bagi praktikan sehingga mereka dapat memperbaiki kesalahan yang dilakukan dengan cepat pada kesempatan latihan mengajar ulang (reteach).
Meskipun berbagai penelitian telah membuktikan manfaat
pengajaran mikro, masih terdapat beberapa kekurangan. Kekurangan
pokok yang terdapat dalam pengajaran mikro terutama bersumber
pada kenyataan bahwa pengajaran mikro memang merupakan “real
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
teaching”, tapi bukan “real classroom teaching”. Dengan demikian,
bukan hanya diperlukan penyesuaian kembali dari keterampilan yang
telah dikuasai dengan situasi kelas yang sebenarnya, tetapi juga harus
diperhatikan beberapa hal yang berhubungan dengan kompetensi
pengelolaan kelas, disiplin murid di kelas, dan sebagainya yang tidak
tercakup dalam pengajaran mikro. Oleh karena itu, latihan praktik
mengajar di kelas yang sebenarnya tetap diperlukan dan latihan
melalui pengajaran mikro hanyalah persiapan kearah praktik di kelas
yang sebenarnya (real classroom teaching) tersebut.
Salah satu karakteristik pengajaran mikro adalah
dimungkinkannya pemberian balikan secara cepat bagi calon guru
yang sedang berlatih. Untuk itu diperlukan pencatatan yang akurat
dengan disediakannya lembar-lembar observasi, tersedianya alat
rekam, antara lain video-tape recorder (VTR-unit), atau audio-tape
recorder (ATR). Penggunaan alat rekam tersebut memudahkan
mahasiswa dan dosen untuk melakukan observasi.
Sehubungan dengan penggunaan alat-alat rekam dalam
pengajaran mikro, faktor-faktor berikut perlu dipertimbangkan, yaitu
faktor banyak sedikitnya calon guru yang akan dilatih, alokasi waktu
yang tersedia, sumber dana, di samping relevansi alat dengan jenis
keterampilan yang akan dilatih.
Dengan demikian, jelaslah bahwa pengajaran mikro adalah mata
kuliah yang bersifat praktikum dalam situasi laboratoris yang mudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
dikontrol dan membutuhkan mata kuliah lain sebagai prasyarat.
Sebagai mata kuliah yang bersifat praktikum (E.Catur Rismiati, dkk.
2007: 4)
4. Program Pengalaman Lapangan II
a. Pengertian Program Pengalaman Lapangan II
Program Pengalaman Lapangan II diselenggarakan untuk
memberikan pengalaman terstruktur dan terarah bagi mahasiswa calon
guru untuk mengalami langsung berbagai aspek pendidikan di sekolah
dengan penekanan dari sudut pandang guru. Melalui PPL melihat dan
mengalami langsung berbagai aspek pengelolaan di sekolah baik dari
segi administratif maupun dari segi akademik. Di samping itu, hal
yang sangat penting di dalam PPL adalah mahasiswa calon guru
belajar mengelola pembelajaran secara efektif dan bermakna.
Pengalaman-pengalaman tersebut hanya akan menjadi pengalaman
belajar dan membawa perubahan baik pada ranah kognitif,
psikomotorik, dan afektif pada diri mahasiswa apabila dilakukan
secara terstruktur, terarah, dilakukan secara cermat serta diolah dan di
refleksikan (Sarkim, 2007: 3).
Program Pengalaman Lapangan II dirancang untuk melatih para
calon guru agar memiliki kecakapan keguruan secara lengkap dan
terintegrasi. Program ini meliputi latihan pembelajaran dan latihan
melaksanakan tugas-tugas kependidikan selain pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Program Pengalaman Lapangan II merupakan muara dari
seluruh program pendidikan pra-jabatan guru. Oleh karena itu,
pelaksanaan PPL dilakukan sesudah mahasiswa memperoleh bekal
yang memadai dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan tugasnya
sebagai guru, seperti penguasaan landasan kependidikan, penguasaan
mata pelajaran dan pengelolaan proses pembelajaran (Sarkim, 2007:
7).
Kecakapan keguruan mempunyai banyak aspek yang berkaitan,
yang harus dilatihkan secara bertahap dan terintegrasi. Keseluruhan
kecakapan keguruan di atas perlu dilandasi dengan nilai serta sikap
keguruan yang positif (Sarkim, 2007: 7).
b. Tujuan Program Pengalaman Lapangan II
Program Pengalaman Lapangan II bertujuan agar praktikan
memiliki kompetensi berikut (Sarkim, 2007: 7):
1) Mengenal lingkungan sosial sekolah secara cermat dan
menyeluruh, meliputi aspek fisik, tata administratif, serta tata
kurikuler dan kegiatan kependidikan.
2) Menerapkan berbagai kecakapan keguruan secara menyeluruh dan
terintegrasi dalam situasi nyata di bawah bimbingan guru pamong
dan Dosen Pembimbing PPL.
3) Mengambil manfaat dari pengalaman ber-PPL agar semakin
memiliki kecakapan keguruan secara professional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
c. Status Program Pengalaman Lapangan II
PPL II merupakan mata kuliah wajib lulus (WL) dengan bobot
2-6 sks, dengan nilai minimal C. Maka dari itu, apabila terdapat
mahasiswa yang memperoleh nilai C atau bahkan di bawah C,
mahasiswa tersebut diwajibkan untuk mengulang kembali PPL II.
d. Tempat dan waktu pelaksanaan PPL
Adapun tempat dan waktu yang harus ditempuh mahasiswa
PPL adalah (Sarkim, 2007: 7):
1) Tempat
PPL dilaksanakan di sekolah (SMU, SMK, dan SLTP), baik
sekolah negeri maupun swasta.
2) Waktu
PPL dilaksanakan dengan sistem blok dan sebaran, dalam
keadaan tertentu dapat dilaksanakan dengan sistem campuran.
e. Mata kuliah prasyarat PPL
Mahasiswa yang diperkenankan melaksanakan PPL adalah
mahasiswa yang memenuhi prasyarat sebagai berikut (Sarkim, 2007:
8):
1) Telah mengikuti mata kuliah keahlian dan keterampilan di
tingkat fakultas berikut ini dengan nilai minimal C.
a) Pengantar Pendidikan
b) Psikologi Belajar dan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
c) Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling
d) Psikologi Remaja
e) Manajemen Sekolah
2) Sudah mengikuti mata kuliah PBM berikut ini dengan nilai
minimal C. Mata kuliah tersebut diantaranya:
a) Perencanaan Pengajaran
b) Metodologi Pengajaran
c) Evaluasi Pengajaran
d) Pengajaran Mikro (PPL I)
3) Telah mengiktui beberapa mata kuliah mata pelajaran yang
ditentukan oleh program studi yang bersangkutan.
f. Deskripsi tugas PPL
Dalam pelaksanaan PPL II ada beberapa pelaku dominan yang
ikut andil dalam pelaksanaannya. Pelaku diantaranya, dosen
pembimbing, guru pamong, kepala sekolah, dan koordinator PPL di
sekolah.
Proses awalnya, praktikan diserahkan ke sekolah yang
berkaitan sebagai tempat ber-PPL praktikan oleh dosen pembimbing
PPL dari Program Studi. Saat penyerahan praktikan dikenalkan oleh
koordinator PPL dari sekolah tentang bagaimana kondisi sekolah dan
seorang guru pamong yang akan membantu praktikan dalam
melaksanakan pengajaran serta menilai praktikan saat mengajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Praktikan diberi pengarahan oleh guru pamong bagaimana dan
apa materi yang akan diajarkan oleh praktikan. Sebelum mengajar,
praktikan harus mengobservasi kegiatan belajar mengajar (KBM)
yang dilaksanakan oleh guru pamong, minimal dua kali. Kegiatan
observasi ini dapat membantu praktikan sebelum mengajar.
Praktikan dapat mengobservasi lingkungan sekolah, suasana kelas,
serta masing-masing individu siswanya.
Disini praktikan sebelum mengajar juga harus mempersiapkan
pogram kerja (rencana kegiatan) selama ber-PPL, misalnya Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (PPL). RPP yang dibuat oleh praktikan
harus dikonsultasikan kepada guru pamong dan dosen pembimbing
praktikan. Setelah disetujui, praktikan diperbolehkan untuk
mengajar. Guru pamong dan dosen pembimbing adalah penilai
utama dalam pelaksanaan pengajaran yang dilaksanakan oleh
praktikan.
Setelah dinilai, praktikan yang mengajar 8-12 kali (apabila
sudah mendapatkan nilai yang baik atau tidak perlu mengulang)
praktikan sudah dapat ditarik oleh pihak kampus kembali. Sama
seperti pada saat penyerahan dahulu, praktikan ditarik oleh dosen
pembimbing dan diserahkan oleh pihak sekolah.
g. Penilaian
1) Sifat Penilaian
a) Terbuka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Butir-butir yang akan dinilai dan hal-hal lain yang berkaitan
dengan penilaian diketahui juga oleh praktikan.
b) Berkesinambungan
Penilaian dilakukan terus-menerus dari awal sampai akhir.
c) Membimbing
Penilaian merupakan bagian dari pembimbingan, yaitu
untuk memperbaiki kekurangan yang ada.
2) Komponen yang Dinilai
a) Proses pembelajaran
(1) Kemampuan menyusun rencana pembelajaran
(a) Kemampuan merumuskan tujuan pembelajaran dan
indikator
(b) Kemampuan menganalisis materi pembelajaran
(c) Kemampuan merancang pengalaman belajar yang
mengaktifkan siswa
(d) Kemampuan menyusun alokasi waktu media dan
sumber belajar yang relevan
(2) Kemampuan melakukan proses pembelajaran
(a) Kemampuan melakukan kegiatan pra pembelajaran
(b) Kemampuan membuka pembelajaran
(c) Kemampuan melaksanakan kegiatan inti
pembelajaran
(d) Kemampuan menutup pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
b) Penampilan personal dan sosial
c) Laporan akhir
(1) Kelengkapan isi
(2) Sistematika penulisan laporan
(3) Penggunaan bahasa yang baik dan benar
3) Penilai
a) Guru Pamong
Menilai komponen pembelajaran, komponen tugas-
tugas lain, serta penampilan personal dan sosial mahasiswa
FKIP yang sedang ber-PPL II.
b) Dosen Pembimbing
Menilai komponen praktik pembelajaran di sekolah
(minimal 1 kali), aspek personal dan sosial, laporan akhir/
pertanggungjawaban, dan menguji serta menentukan nilai
final.
4) Rentang Nilai
Rentang nilai yang dipakai adalah 0-10, dengan predikat
sebagai brikut:
Rentang Nilai Huruf Predikat 8,0 - 10,0 6,6 - 7,9 5,6 - 6,5 5,0 - 5,5 0,0 - 4,9
A B C D E
Sangat Baik Baik
Cukup Kurang
Sangat Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teoritik sebagaimana telah dipaparkan di atas, maka
dalam penelitian ini mengajukan anggapan dasar atau kerangka pemikiran
sebagai berikut:
1. Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Nilai PPL II
Jika seorang guru saat mengajar di depan kelas memiliki kecerdasan
emosional tentunya akan memberikan dampak yang baik saat tampil di
depan kelas. Kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk
mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan untuk
membantu pikiran, memahami perasaan dan maknanya, dan
mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga membantu
perkembangan emosi dan intelektualnya.
Jadi, kecerdasan emosional mempunyai peranan penting dalam
memperoleh nilai PPL II. Apabila Mahasiswa FKIP yang sedang ber-PPL
dapat menguasai diri dan emosi, dampaknya mahasiswa FKIP memperoleh
nilai PPL II yang baik.
2. Hubungan antara Kecemasan Berbicara dengan Nilai PPL II
Kecemasan berbicara adalah ketidaknyamanan yang dialami seorang
individu dan sifatnya tidak menetap pada individu tersebut pada saat
berbicara atau sedang mengajar di depan para peserta didiknya. Hal ini
akan ditandai dengan reaksi dari fisik dan psikologis individu tersebut.
Dalam memperoleh nilai PPL II kepercayaan diri sangatlah penting saat
tampil di depan umum atau di depan para peserta didik, jika sebaliknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
saat tampil tidak percaya diri maka akan tampak jelas kecemasan berbicara
dari mahasiswa FKIP yang sedang ber-PPL II. Apabila Mahasiswa FKIP
yang sedang ber-PPL cemas dalam berbicara di depan kelas, dampaknya
pelaksanaan pembelajaran tidak berjalan dengan baik, begitu juga
sebaliknya.
3. Hubungan antara nilai PPL I dengan Nilai PPL II
Program Pengalaman Lapangan I atau biasa disebut Pengajaran
Mikro (Micro Teaching) merupakan kuliah dimana para mahasiswa calon
guru untuk pertama kalinya secara terstruktur belajar mengelola
pembelajaran.
Latihan pengajaran tersebut melibatkan rekan-rekannya (mahasiswa)
yang berperan sebagai murid sekolah dalam jumlah yang terbatas. Nilai
yang diperoleh PPL I ini juga sangat mendukung nilai PPL II, karena PPL
I adalah salah satu mata kuliah prasyarat yang terpenting untuk dapat
melanjutkan ke PPL II.
Oleh karena itu, nilai yang di dapat pada saat ber-PPL I tentunya
sangat mempengaruhi nilai PPL II. Mahasiswa FKIP yang mendapatkan
nilai yang baik pada saat ber-PPL I akan dijadikan bekal saat memperoleh
nlai PPL II, apakah nilai yang diperoleh dapat melanjutkan ke PPL II atau
tidak, apakah PPL II berjalan dengan baik setelah mendapatkan
pembelajaran pada saat mata kuliah PPL I, dan apakah nilai PPL II yang
diperoleh baik sesuai dengan PPL I juga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
C. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori yang mendasari variabel penelitian ini dan
kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis penelitian
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Ada hubungan positif antara kecerdasan emosional dengan nilai PPL II
mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata
Dharma.
2. Ada hubungan positif antara kecemasan berbicara dengan nilai PPL II
mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata
Dharma.
3. Ada hubungan positif antara nilai PPL I dengan nilai PPL II mahasiswa
Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Menurut Emzir (2009: 29) jenis penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif, yang menggunakan asumsi filosofis tuntutan pengetahuan
postpositivisme, yang akan menggunakan strategi penelitian survei dan
eksperimen. Penelitian kuantitatif menggunakan metode pertanyaan tertutup,
pendekatannya ditentukan sebelumnya, dan datanya termasuk data numerik.
Ditinjau dari pendekatannya, penelitian ini termasuk jenis penelitian survei
dengan teknik korelasional untuk mempelajari hubungan antara kecerdasan
emosional, kecemasan berbicara, dan nilai PPL I dengan nilai PPL II.
Penelitian survei dilakukan untuk mengambil generalisasi yang berlaku
umum bagi populasi. Penelitian survei dalam penelitian ini dipakai untuk
tujuan deskriptif, yaitu menggambarkan sesuatu sebagaimana adanya.
Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka metode dan jenis
penelitian ini menggunakan penelitian Ex Post Facto atau pengukuran
sesudah kejadian dan deskripsi korelasional atau untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan suatu variabel dengan variabel yang lain (Tatang 1986:
90).
Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi sejauh mana
variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada suatu
atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi (Sumadi, 2008: 82).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian akan dilaksanakan di Program Studi Pendidikan
Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan April hingga Juni 2012.
C. Populasi Penelitian
Populasi adalah seluruh obyek atau subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 117). Populasi penelitian
ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
angkatan 2007 dan angkatan 2008 yang masih aktif dan telah melaksanakan
PPL II.
D. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah mahasiswa
Program Studi Pendidikan Akuntansi yang sudah melaksanakan PPL II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah nilai PPL II berdasarkan pengelolaan
kecerdasan emosional mahasiswa, kecemasan berbicara mahasiswa, dan
nilai PPL I sebagai salah satu mata kuliah prasyarat PPL II mahasiswa
Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
E. Definisi Operasional Variabel
Variable dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk
mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan untuk
membantu pikiran, memahami perasaan dan maknanya, dan
mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga membantu
perkembangan emosi dan intelektualnya. Untuk mengukur tingkat
kecerdasan emosional didasarkan pada dimensi-dimensinya yang
mencakup mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri,
mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan baik dengan orang
lain (Kris Suminar, 2009: 34).
Masing-masing dimensi tersebut selanjutnya dijabarkan dalam
sejumlah indikator. Setiap indikator dikembangkan dalam bentuk
pernyataan-pernyataan. Berikut ini disajikan tabel operasional dari variabel
dan pengukurannya:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Tabel 3.1
Operasionalisasi variabel Kecerdasan Emosional
No Dimensi Indikator Pernyataan
Positif Negatif 1 Mengenali
Emosi Diri Mengenali emosi diri Mengetahui kekuatan Mengetahui keterbatasan
diri Keyakinan akan
kemampuan sendiri
4 3 1
2
2 Mengelola Emosi
Menahan emosi dan dorongan negatif Menjunjung norma
kejujuran dan integritas Bertanggung-jawab atas
kinerja sendiri Luwes terhadap perubahan Terbuka dengan ide-ide
serta informasi baru
5
6
7
8 9
3 Memotivasi Diri
Dorongan untuk menjadi lebih baik Menyesuaikan dengan
sasaran kelompok dan organisasi Kesiapan untuk
memanfaatkan kesempatan Kegigihan dalam
memperjuangkan kegagalan dan hambatan
10
11
12
13
4 Mengenali Emosi Orang Lain
Memahami perasaan orang lain Tanggap terhadap
kebutuhan orang lain Mengerti perasaan orang
lain Siap sedia melayani
14
17
18
16
5 Membina Hubungan dengan Orang Lain
Kesiapan persuasi Terbuka mendengarkan
orang lain dan memberi pesan yang jelas Kemampuan
menyelesaikan tanggung-jawab
19, 15 20
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Memiliki semangat leadership Kolaborasi dan kooperasi Ada kemampuan untuk
membangun tim
22
23 24
Masing-masing pertanyaan diukur berdasarkan skala Likert dengan 4
(empat) opsi jawaban. Berikut ini disajikan skala pengukurannya:
No Keterangan Skor untuk Pernyataan Positif Negatif
1 Sangat Setuju (SS) 4 1 2 Setuju (S) 3 2 3 Tidak Setuju (TS) 2 3 4 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
2. Variabel Kecemasan Berbicara
Kecemasan berbicara adalah ketidaknyamanan yang dialami seorang
individu dan sifatnya tidak menetap pada individu tersebut pada saat
berbicara atau sedang mengajar di depan para peserta didiknya. Untuk
mengukur kecemasan berbicara menggunakan skala kecemasan berbicara
di depan umum yang dirujuk dari Andina Prilajeng Nugraheni (2010: 26)
dengan berdasarkan pada komponen-komponen kecemasan berbicara di
depan umum yang dikemukakan oleh Rogers (2004), meliputi komponen
fisik, komponen proses mental, dan komponen emosional.
Masing-masing skala tersebut selanjutnya dijabarkan dalam
sejumlah indikator. Setiap indikator dikembangkan dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan. Berikut ini disajikan tabel operasional dari variabel
dan pengukurannya:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Tabel 3.2
Operasionalisasi variabel Kecemasan Berbicara
No Dimensi Indikator Pernyataan
Positif Negatif 1 Komponen
Kecemasan Berbicara
Komponen fisik
8, 12, 21, 25, 27, 29,
1, 4, 5, 15, 18, 24,
2 Komponen Kecemasan Berbicara
Komponen proses mental
19, 20, 34
2, 10, 13, 17, 26, 32, 33
3 Komponen Kecemasan Berbicara
Komponen emosional
7, 14, 16, 28, 31
3, 6, 9, 11, 22, 23, 30
Masing-masing pernyataan diukur berdasarkan skala Likert dengan 4
(empat) opsi jawaban. Berikut ini disajikan skala pengukurannya:
No Keterangan Skor untuk Pernyataan Positif Negatif
1 Sangat Setuju (SS) 4 1 2 Setuju (S) 3 2 3 Tidak Setuju (TS) 2 3 4 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
3. Variabel Nilai Program Pengalaman Lapangan I
Variabel ketiga yaitu Nilai PPL I atau Pengajaran Mikro dalam
penelitian ini diukur dengan menggunakan data dokumentasi nilai PPL I
mahasiswa sebagai objek penelitian dan pembanding nilai PPL II. Dalam
pemberian skor dalam variabel ini berdasarkan nilai akhir keberhasilan
belajar mahasiswa mata kuliah PPL I dinyatakan dalam huruf mutu adalah
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Huruf Mutu Arti Nilai Mutu A Sangat Baik 4 B Baik 3 C Cukup 2 D Kurang 1
4. Variabel Nilai PPL II
Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu nilai PPL II diukur
berdasarkan data dokumentasi nilai PPL II. Nilai tersebut sebagai objek
penelitian dan pembanding nilai PPL I. Dalam pemberian skor dalam
variabel ini berdasarkan nilai akhir keberhasilan belajar mahasiswa mata
kuliah PPL II dinyatakan dalam huruf mutu adalah sebagai berikut:
Huruf Mutu Arti Nilai Mutu A Sangat Baik 4 B Baik 3 C Cukup 2 D Kurang 1
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner (Angket)
Sugiyono (2010: 199) mengemukakan bahwa kuesioner atau angket
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuesioner bersifat kooperatif artinya responden diharapkan
bekerja sama dalam menyisihkan waktu dan menjawab pertanyaan secara
tertulis dengan petunjuk-petunjuk yang diberikan. Variabel yang akan
diteliti menggunakan angket atau kuesionar adalah kecerdasan emosional
dan kecemasan berbicara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode pengumpulan data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa benda-benda tertulis seperti buku-buku,
majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan
sebagainya (Suharsimi Arikunto, 1997: 135). Dokumentasi digunakan
untuk memperoleh data tentang nilai PPL I dan nilai PPL II yang diperoleh
mahasiswa yang telah melaksanakan PPL II. Dokumentasi ini sebagai
gambaran perbandingan antara nilai PPL I dengan PPL II.
G. Teknik Pengujian Instrumen
Variabel pertama dan kedua yaitu kecerdasan emosional dan kecemasan
berbicara dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan angket atau
kuesioner, bentuk angket yang digunakan adalah jenis angket tertutup,
dimana item pernyataan disertai dengan kemungkinan jawaban sehingga
respoden tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan dan angket
langsung diberikan kepada responden untuk diisi selanjutnya setelah angket
diisi langsung diserahkan kembali kepada peneliti.
Sebelum digunakan untuk memperoleh data-data penelitian, terlebih
dahulu dilakukan uji coba agar diperoleh instrumen yang valid dan reliabel:
1. Uji Validitas
Arikunto (2010: 212-213) mengemukakan bahwa validitas adalah
suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan
suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi
rendahnya suatu instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul
tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.
Untuk mengukur validitas digunakan rumus korelasi product
moment yaitu:
))(()((
))((2222
iiii
iiiixy
yynxxn
yxyxnr
Keterangan :
r = koefisien korelasi setiap butir dengan skor total
x = skor butir pertanyaan
y = skor total uji coba
N = jumlah subyek/ responden
∑X = jumlah skor butir dari kuesioner
∑Y = jumlah skor total
∑XY = jumlah hasil perkalian dari skor butir dan skor total
∑X2 = jumlah hasil kuadrat dari jumlah skor butir
∑Y2 = jumlah hasil kuadrat dari jumlah butir sampel uji coba
Arikunto (2010: 213-214) mengemukakan bahwa harga
menunjukkan indeks korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan.
Setiap nilai korelasi mengandung tiga makna, yaitu:
a. Ada tidaknya korelasi, ditunjukkan oleh besarnya angka yang terdapat
di belakang koma. Jika angka tersebut terlalu kecil sampai empat
angka dibelakang koma, misalnya 0,0002; maka dapat dianggap
bahwa antara variabel X dengan variabel Y tidak terjadi korelasi,
walaupun ada angkanya terlalu kecil, lalu diabaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
b. Arah korelasi, yaitu arah yang menunjukkan kesejajaran antara nilai
variabel X dengan nilai variabel Y. arah dari korelasi ini ditunjukan
oleh tanda hitung yang ada di depan indeks. Jika tandanya plus (+),
maka arah korelasinya positif, sedangkan kalau minus (-) maka arah
korelasinya negatif.
c. Besarnya korelasi, yaitu besarnya angka menunjukkan kuat dan
tidaknya, atau mantap tidaknya kesejajaran antara dua variabel yang
diukur korelasinya. Dalam hal menentukan besarnya korelasi ini tidak
perlu memperhatikan tanda hitung yang terdapat di depan indeks.
Oleh karena adanya makna positif dan negatif juga diartikan sebagai
besaran dalam garis bilangan dengan tanda (-) dan (+).
Koefisien korelasi yang diperoleh dari perhitungan menunjukkan
tinggi rendahnya tingkat validitas instrumen yang diukur. Untuk
menentukan kesahihan setiap item ditentukan derajat kebebasan (dk) = N-
2 dengan taraf signifikansi 5%. Jika r hitung > r tabel, maka kuesioner
dikatakan valid dan jika r hitung < r tabel, maka dikatakan tidak valid.
Pelaksanaan uji coba ini dilakukan pada mahasiswa sebanyak 60
orang. Dari hasil uji coba diketahui derajat kebebasan sebesar 58 (60-2),
dan diperoleh r tabel sebesar 0.254 dengan taraf signifikansi 5%.
Berdasarkan pernyataan di atas hasil uji coba validitas butir-butir
angket adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas Variabel Kecerdasan Emosional No. r Hitung r Tabel Keterangan
1 0.287 0.254 Valid
2 0.517 0.254 Valid
3 0.357 0.254 Valid
4 0.489 0.254 Valid
5 0.270 0.254 Valid
6 0.463 0.254 Valid
7 0.496 0.254 Valid
8 0.549 0.254 Valid
9 0.341 0.254 Valid
10 0.487 0.254 Valid
11 0.591 0.254 Valid
12 0.376 0.254 Valid
13 0.594 0.254 Valid
14 0.468 0.254 Valid
15 0.627 0.254 Valid
16 0.281 0.254 Valid
17 0.570 0.254 Valid
18 0.554 0.254 Valid
19 0.367 0.254 Valid
20 0.553 0.254 Valid
21 0.365 0.254 Valid
22 0.519 0.254 Valid
23 0.644 0.254 Valid
24 0.289 0.254 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Dari hasil uji validitas variabel kecerdasan emosional di atas
menunjukkan seluruh instrumen dikatakan valid karena hitungr > tabelr .
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Variabel Kecemasan Berbicara No. r Hitung r Tabel Keterangan
1 0.537 0.254 Valid
2 0.545 0.254 Valid
3 0.471 0.254 Valid
4 0.595 0.254 Valid
5 0.275 0.254 Valid
6 0.515 0.254 Valid
7 0.448 0.254 Valid
8 0.501 0.254 Valid
9 0.469 0.254 Valid
10 0.550 0.254 Valid
11 0.569 0.254 Valid
12 0.463 0.254 Valid
13 0.503 0.254 Valid
14 0.426 0.254 Valid
15 0.562 0.254 Valid
16 0.416 0.254 Valid
17 0.565 0.254 Valid
18 0.589 0.254 Valid
19 0.444 0.254 Valid
20 0.269 0.254 Valid
21 0.467 0.254 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
No. r Hitung r Tabel Keterangan
22 0.491 0.254 Valid
23 0.444 0.254 Valid
24 0.598 0.254 Valid
25 0.332 0.254 Valid
26 0.383 0.254 Valid
27 0.433 0.254 Valid
28 0.392 0.254 Valid
29 0.395 0.254 Valid
30 0.627 0.254 Valid
31 0.429 0.254 Valid
32 0.483 0.254 Valid
33 0.583 0.254 Valid
34 0.531 0.254 Valid
Dari hasil uji validitas variabel kecemasan berbicara di atas
menunjukkan seluruh instrumen dikatakan valid karena hitungr > tabelr .
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi
Arikunto, 1997: 154), yaitu sebagai berikut dimasukkan ke rumus Alpha:
11r =
2
2
11 t
b
kk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Keterangan:
11r = reliabilitas instrumen
k = banyak butir pertanyaan
2t = varian total
2b = jumlah varian butir
Butir soal dikatakan reliabel jika Cronbach’s Alpha lebih besar dari
0.6 dan tidak reliabel jika Cronbach’s Alpha lebih kecil dari 0.6 (Haryadi
Sarjono & Winda Julianita, 2011: 45). Berikut ini hasil dari pengujian
reliabilitas:
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Kecerdasan Emosional
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
0.881 0884 24
Dengan melihat tabel Reliability Statistics variabel kecerdasan
emosional, diketahui nilai Cronbach’s Alpha adalah sebesar 0.881 dan
jumlah item pertanyaan adalah 24, dengan demikian dapat diambil
kesimpulan bahwa kuesioner tersebut reliabel karena 0.881 > 0.60.
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Kecemasan Berbicara
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items 0.919 0.919 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Dengan melihat tabel Reliability Statistics variabel kecemasan
berbicara, diketahui nilai Cronbach’s Alpha adalah sebesar 0.919 dan
jumlah item pertanyaan adalah 34, dengan demikian dapat diambil
kesimpulan bahwa kuesioner tersebut reliabel karena 0.919 > 0.60.
H. Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Data hasil observasi dianalisis dengan menggunakan analisis
deskriptif, yaitu data yang didapat dengan cara pemaparan (deskripsi) data/
informasi tentang suatu gejala yang diamati dalam hubungan kecerdasan
emosional dengan pelaksanaan PPL II, Kecemasan Berbicara dengan
Pelaksanaan PPL II, nilai PPL I dengan Pelaksanaan PPL II.
2. Pengujian Hipotesis
Analisa data yang digunakan adalah uji statistik non-parametrik
dengan menggunakan analisis korelasi Spearman Rank. Korelasi
Spearman Rank digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji
signifikansi hipotesis hubungan bila masing-masing variabel yang
dihubungkan berbentuk ordinal, dan sumber data antar variabel tidak harus
sama (Sugiyono, 2010: 356).
Korelasi Spearman Rank digunakan untuk pengukuran data ordinal
dan data tidak harus berdistribusi normal. Rumus yang digunakan:
)1(6
1 2
2
nndi
rs
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Dimana:
rs = koefisien korelasi Spearman Rank
bi = selisih rank antar sumber data
Uji signifikansi angka korelasi:
Jika probabilitas > 0.05 maka Ho diterima
Jika probabilitas < 0.05 maka Ha diterima
3. Analisis Korelasi Spearman Rank
Analisa data yang digunakan adalah uji statistik non-parametrik
dengan menggunakan analisis korelasi Spearman Rank, agar dapat
menganalisis hubungan antara kecerdasan emosional dengan nilai PPL II,
kecemasan berbicara dengan nilai PPL II, nilai PPL I dengan nilai PPL II.
a. Kecerdasan emosional
Salovey dan Mayer dalam Goleman (2005: 30) mendefinisikan
kecerdasan emosi sebagai kemampuan memantau dan mengendalikan
perasaan sendiri dan orang lain, memilah-milahnya dan menggunakan
perasaan-perasaan itu untuk memandu pikiran dan tindakan.
Alat ukur : Angket kecerdasan emosional
Skala : Ordinal
Cara mengukur: memberi angket tentang kecerdasan emosional
kepada responden untuk diisi kemudian dinilai dengan memberikan
skor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
b. Kecemasan berbicara
Opt dan Loffredo (dalam Astrid, 2009: 13) menyebut kecemasan
berbicara di depan umum dengan istilah “anxiety of speaking”. Jadi
kecemasan berbicara di depan umum merupakan bentuk dari perasaan
takut atau cemas secara nyata ketika sedang berbicara di depan orang-
orang sebagai hasil proses belajar sosial.
Alat ukur : Angket kecemasan berbicara
Skala : Ordinal
Cara mengukur: memberi angket tentang kecemasan berbicara kepada
responden untuk diisi kemudian dinilai dengan memberikan skor.
c. Nilai PPL I
Program Pengalaman Lapangan I atau biasa disebut Pengajaran Mikro
(Micro Teaching) merupakan kuliah dimana para mahasiswa calon
guru untuk pertama kalinya secara terstruktur belajar mengelola
pembelajaran. PPL I juga merupakan salah satu mata kuliah prasyarat
menempuh mata kuliah PPL II.
Alat ukur : Data nilai PPL I mahasiswa
Skala : Interval
Cara mengukur: meminta responden untuk mengisi data nilai PPL I
sesuai dengan nilai yang diperoleh.
d. Nilai PPL II
Program Pengalaman Lapangan II diselenggarakan untuk memberikan
pengalaman terstruktur dan terarah bagi mahasiswa calon guru untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
mengalami langsung berbagai aspek pendidikan di sekolah dengan
penekanan dari sudut pandang guru.
Alat ukur : Data nilai PPL II mahasiswa
Skala : Interval
Cara mengukur: meminta responden untuk mengisi data nilai PPL II
sesuai dengan nilai yang diperoleh.
e. Hipotesis
1) Ada hubungan positif antara kecerdasan emosional dengan nilai
PPL II mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi
Universitas Sanata Dharma.
2) Ada hubungan positif antara kecemasan berbicara dengan nilai PPL
II mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas
Sanata Dharma.
3) Ada hubungan positif antara nilai PPL I dengan nilai PPL II
mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas
Sanata Dharma.
f. Dasar pengambilan keputusan
Berdasarkan pada probabilitas: jika probabilitas < 0.05, maka Ha
diterima atau terjadi hubungan dan sebaliknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP)
FKIP yang sekarang ini merupakan salah satu fakultas dari Universitas
Sanata Dharma, yang dulu pernah populer dengan sebutan IKIP Sanata
Dharma, mulanya adalah sebuah Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG)
yang berdiri pada tanggal 17 Desember 1955. Mulai bulan November tahun
1958, pemerintah mengubah nama PTPG menjadi FKIP. Berkaitan dengan
itu, nama PTPG Sanata Dharma berganti menjadi FKIP Sanata Dharma yang
merupakan bagian dari Universitas Katolik Indonesia. Kemudian mulai 1
September 1965, Presiden Soekarno membentuk IKIP yang merupakan
gabungan dari FKIP dan IPG. Sehingga berdasarkan SK No.237/B-
SWTU/1965, FKIP Sanata Dharma berganti nama menjadi IKIP Sanata
Dharma.
Akhirnya, seiring dengan tuntutan perkembangan zaman, melalui SK
Mendikbud No.46/D/O/1993, IKIP Sanata Dharma menjadi sebuah
universitas. Universitas Sanata Dharma (USD). Dengan demikian, IKIP yang
dulu merupakan lembaga yang berdiri sendiri, sekarang merupakan sebuah
fakultas dari USD. Pada tahun 1998, Fakultas Ilmu Pendidikan Agama
Katolik (FIPA) menggabung dengan FKIP menjadi Prodi IPPAK, Jurusan
Ilmu Pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
FKIP USD mempunyai 4 jurusan dengan 11 program studi untuk gelar
S1, 1 program studi nongelar.
1. Jurusan Ilmu Pendidikan (JIP)
a. Program Studi Bimbingan dan Konseling (BK)
b. Program Studi Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
(IPPAK)
c. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
2. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni (JPBS)
a. Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI)
b. Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
(PBSID)
3. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (JPIPS)
a. Program Studi Pendidikan Akuntansi (PAK)
b. Program Studi Pendidikan Ekonomi (PE)
c. Pendidikan Sejarah (PSej)
4. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (JPMIPA)
a. Program Studi Pendidikan Fisika (PFis)
b. Program Studi Pendidikan Matematika (PMat)
c. Program Studi Pendidikan Biologi (PBio)
Secara umum, FKIP USD bertujuan untuk menyiapkan tenaga
kependidikan yang profesional, humanistik, memiliki semangat dialogis, dan
menghargai serta mengembangkan kebebasan dan kejujuran akademik dalam
proses pendidikan. Untuk mencapai tujuan tersebut, FKIP USD didukung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
oleh tenaga-tenaga pendidikan yang telah berpengalaman serta fasilitas-
fasilitas yang sangat memadai.
B. Visi dan Misi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
1. Visi
Penyiapan tenaga kependidikan/guru yang kompeten dengan
dilandasi nilai-nilai Pancasila dan cinta kasih melalui penyelenggaraan
pendidikan yang berkualitas.
2. Misi
a. Menyiapkan tenaga kependidikan/guru yang kompeten, yang berciri
sebagai berikut:
1) Memiliki integritas moral dan kepribadian.
2) Menguasai bidang kependidikan/ keguruan.
3) Mempunyai kompetensi pada bidang ilmu yang menjadi
keahliannya.
4) Mampu menjalin komunikasi sosial dengan baik.
b. Menjalin kemitraan dengan masyarakat (nasional dan internasional)
dan pemerintah untuk memberikan kontribusi pada peningkatan
kualitas hidup masyarakat melalui pendidikan.
C. Deskripsi Program Studi Pendidikan Akuntansi
Tujuan Program Studi Pendidikan Akuntansi ini adalah untuk
menghasilkan tenaga kependidikan yang profesional di bidang akuntansi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
manajemen, dan bidang ekonomi/ koperasi. Dalam menyelenggarakan
pendidikan, Program Studi berdasarkan pada kurikulum nasional dan muatan
lokal. Penyelenggaraan proses belajar mengajar dilaksanakan teratur dan
didukung oleh ketersediaan fasilitas yang memadai.
Sikap kritis yang ditanamkan pada mahasiswa dalam proses belajar
mengajar terbukti telah memberikan dasar yang kuat bagi lulusan dalam
berpikir secara ilmiah. Sebagai hasilnya, lulusan Program Studi Pendidikan
Akuntansi memiliki kemampuan yang memadai di bidangnya dan memiliki
fleksibilitas yang tinggi.
Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan banyaknya lulusan prodi yang
menduduki jabatan/ posisi penting dalam dunia pendidikan dan non
kependidikan, yakni sebagai sumber daya manusia yang dapat diandalkan di
bidang akuntansi pada perusahaan dagang, perusahaan manufaktur,
perusahaan jasa seperti bank, perhotelan, perusahaan konsultan manajemen/
bisnis/ perpajakan/ asuransi, dan sebagainya.
D. Visi, Misi, dan Sasaran Program Studi Pendidikan Akuntansi
1. Visi
Membangkitkan dan mengembangkan potensi generasi muda agar
mampu berpartisipasi aktif dan kreatif dalam membangun masyarakat
pluralistik yang adil dan demokratik sesuai dengan bidang keahliannya,
yang dilaksanakan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta visi
kristiani mengenai martabat manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
2. Misi
a. Menyediakan bagi masyarakat tenaga kependidikan dan non
kependidikan di bidang ekonomi – akuntansi yang profesional,
dewasa secara spiritual, moral, intelektual, sosial, dan emosional
serta mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu dan
teknologi.
b. Menyelenggarakan pendidikan yang humanis dengan semangat
dialogis.
c. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat, sekaligus
membantu mahasiswa untuk mengembangkan kepekaan dan
kepedulian sosialnya.
d. Menyelenggarakan penelitian di bidang Pendidikan Akuntansi demi
pengembangan martabat manusia.
3. Sasaran
a. Mempersiapkan tenaga kependidikan dan non kependidikan di
bidang ekonomi-akuntansi yang profesional dan kreatif dalam
menggunakan teknologi informasi.
b. Meningkatkan kualitas proses pendidikan yang humanis dialogis
lewat peningkatan sarana dan prasarana pembelajaran yang berupa
hardware, software, dan brainware-nya.
c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian yang dilakukan oleh
para dosen baik individual maupun kelompok dan oleh mahasiswa
sebagai syarat kelulusannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
d. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengabdian kepada masyarakat
baik yang dilakukan oleh program studi sebagai satu kesatuan,
dosen, dan mahasiswa secara individual maupun kelompok seraya
mengembangkan networking dengan lembaga-lembaga pendidikan
dan non-kependidikan.
E. Sumber Daya Manusia
Staf dosen PS Pendidikan Akuntansi sebagian besar telah dan sedang
menyelesaikan pendidikan jenjang S2. 11 (sebelas) dosen tetap dan 1 (satu)
tenaga administrasi saat ini, adalah sebagai berikut:
1. Drs. F.X. Muhadi, M.Pd.
2. Rita Eny Purwanti, S.Pd.,M.Si.
3. Widanarto Prijowuntato, S.Pd.,M.Si.
4. Drs. Bambang Purnomo, S.E.,M.Si.
5. Laurentius Saptono, S.Pd.,M.Si.
6. Cornelio Purwantini, S.Pd.,M.SA.
7. Ignatius Bondan Suratno, S.Pd.,M.Si.
8. Benedecta Indah Nugraheni, S.Pd.,S.I.P.,M.Pd.
9. Agustinus Heri Nugroho, S.Pd.,M.Si.
10. Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd.,M.Pd.
11. Theresia Aris Sudarsilah (Tenaga Administrasi).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
F. Sarana dan Prasarana
Usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran antara lain dengan
meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana perkuliahan seperti
menciptakan ruang kuliah dan tempat duduk yang nyaman, menyediakan
laboratorium komputer yang memadai, menyediakan perpustakaan serta
jumlah eksemplar buku dan judul yang memadai termasuk CD-ROM.
Setiap dosen tetap disediakan satu ruangan kerja pribadi agar mampu
menyiapkan pembelajaran, penulisan karya ilmiah, dan bimbingan mahasiswa
dengan baik.
Sistem administrasi akademik PS Pendidikan Akuntansi yang berbasis
komputer mendukung tersedianya informasi yang cepat dan akurat untuk
pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.
G. Kemahasiswaan
1. Organisasi Kemahasiswaan Tingkat Program Studi
Organisasi kemahasiswaan tingkat program studi adalah Himpunan
Mahasiswa PS Pendidikan yang disebut HMPS (Himpunan Mahasiswa
PS Pendidikan Akuntansi).
a. HMPS Pendidikan Akuntansi merupakan perwakilan mahasiswa PS
Pendidikan Akuntansi yang bertanggung jawab kepada Wakil Ketua
PS Pendidikan Akuntansi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
b. HMPS Pendidikan Akuntansi merencanakan, menyelenggarakan,
dan mengembangkan kegiatan-kegiatan ko dan ekstra kurikuler
bersama Wakil Ketua PS Pendidikan Akuntansi.
2. Kegiatan-Kegiatan PS Pendidikan Akuntansi
a. Kegiatan ko kurikuler
1) Riset pasar (semester I).
2) Studi ekskursi ke perusahaan di DIY-Jateng (semester III).
3) Studi ekskursi ke perusahaan di luar DIY-Jateng (semester V).
4) Penelitian kolaboratif dosen-mahasiswa (semester VII).
b. Kegiatan ekstra kurikuler
1) Lomba seni/ alat peraga.
2) Lomba karya tulis.
3) Retret/ rekoleksi.
4) Dialogal dosen-mahasiswa.
5) Pengabdian pada masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Berikut ini disajikan data tentang kecerdasan emosional, kecemasan
berbicara, nilai PPL I, dan nilai PPL II. Deskripsi data ini dinyatakan dalam
bentuk daftar tabulasi frekuensi dengan berdasar pada Pedoman Acuan
Patokan II (PAP II). Berikut disajikan uraiannya:
1. Variabel Kecerdasan Emosional
Berdasarkan data tentang kecerdasan emosional diketahui bahwa
skor jawaban tertinggi adalah 92 dan skor jawaban terendah adalah 56.
Berdasarkan data tersebut berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensi
kecerdasan emosional:
Tabel 5.1 Deskripsi Data tentang Kecerdasan Emosional
No Interval skor Frekuensi Persentase Kategori
1 82 – 96 7 11,7% Sangat baik
2 72 – 81 37 61,7% Baik
3 64 – 71 13 21,7% Cukup
4 57 – 63 2 3,3% Tidak baik
5 24 – 56 1 1,6% Sangat tidak baik
Jumlah 60 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel di atas menunjukkan bahwa 7 mahasiswa (11,7%) memiliki
kecerdasan emosional yang sangat baik, 37 mahasiswa (61,7%) memiliki
kecerdasan emosional yang baik, 13 mahasiswa (21,7%) memiliki
kecerdasan emosional cukup, 2 mahasiswa (3,3%) memiliki kecerdasan
emosional tidak baik, dan terdapat 1 mahasiswa (1,67%) memiliki
kecerdasan emosional yang sangat tidak baik. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sebagaian besar mahasiswa memiliki kecerdasan
emosional yang baik.
2. Variabel Kecemasan Berbicara
Berdasarkan data tentang pengalaman kecemasan berbicara
diketahui bahwa skor jawaban tertinggi adalah 120 dan skor jawaban
terendah adalah 65. Berdasarkan data tersebut berikut ini disajikan tabel
distribusi frekuensi kecemasan berbicara:
Tabel 5.2 Deskripsi Data tentang Kecemasan Berbicara
No Interval skor Frekuensi Persentase Kategori
1 117 – 136 1 1,7% Sangat tidak cemas
2 101 – 116 11 18,3% Tidak cemas
3 91 – 100 23 38,3% Cukup cemas
4 81 – 90 14 23,4% Cemas
5 34 – 80 11 18,3% Sangat cemas
Jumlah 60 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 1 mahasiswa (1,7%)
menyatakan sangat tidak cemas saat berbicara di depan kelas, 11
mahasiswa (18,3%) menyatakan tidak cemas saat berbicara di depan
kelas, 23 mahasiswa (38,3%) menyatakan cukup cemas saat berbicara di
depan kelas, 14 mahasiswa (23,4%) menyatakan cemas saat berbicara di
depan kelas, dan terdapat 11 mahasiswa (1,67%) menyatakan sangat
cemas saat berbicara di depan kelas. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar mahasiswa cukup cemas saat berbicara di depan
kelas.
3. Variabel Nilai PPL I
Berdasarkan data tentang nilai PPL I diketahui bahwa nilai
tertinggi adalah A dan nilai terendah adalah B. Berdasarkan data tersebut
berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensi nilai PPL I:
Tabel 5.3 Deskripsi Nilai PPL I
No Nilai PPL I Frekuensi Persentase Kategori
1 A 16 26,7% Sangat baik
2 B 44 73,3% Baik
3 C 0 0 Cukup
4 D 0 0 Kurang
Jumlah 60 100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa 16 mahasiswa (26,7%)
menyatakan nilai PPL I sangat baik. 44 mahasiswa (73,3%) menyatakan
nilai PPL I baik. Sedangkan untuk kategori nilai C (cukup) dan D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
(kurang) adalah 0%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
sebagaian besar mahasiswa mendapatkan nilai PPL I yang baik.
4. Variabel Nilai PPL II
Berdasarkan data tentang nilai PPL II diketahui bahwa dalam akhir
pelaksanaan mahasiswa mendapatkan nilai, nilai tertinggi yang diperoleh
adalah A dan nilai terendah yang diperoleh adalah B. Berdasarkan data
tersebut berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensi berdasarkan nilai
PPL II:
Tabel 5.4 Deskripsi Data Nilai PPL II
No Nilai PPL II Frekuensi Persentase Kategori
1 A 47 78,3% Sangat baik
2 B 13 21,7% Baik
3 C 0 0 Cukup
4 D 0 0 Kurang
Jumlah 60 100%
Tabel di atas menunjukan bahwa 47 mahasiswa (78,3%)
menyatakan nilai PPL II sangat baik. 13 mahasiswa (21,7%) menyatakan
nilai PPL II baik. Sedangkan untuk kategori nilai C (cukup) dan D
(kurang) adalah 0%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
sebagaian besar nilai PPL II sangat baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
B. Analisis Data
Pengujian Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat empat hipotesis yang akan diuji. Uji
hipotesis dalam penelitian ini menggunakan korelasi Spearman Rank. Berikut
tabel hasil pengujian hipotesis:
Tabel 5.5
Hasil Pengujian Hipotesis dengan Menggunakan Korelasi Spearman Rank
Correlations Nilai
PPL2 Jum_KE
Jum_KB
Nilai PPL1
Spearman's rho nilaiPPL2 Correlation Coefficient 1.000 .015 .094 .043
Sig. (2-tailed) . .908 .477 .746 N 60 60 60 60
jum_KE Correlation Coefficient .015 1.000 .440** .104
Sig. (2-tailed) .908 . .000 .431 N 60 60 60 60
jum_KB Correlation Coefficient .094 .440** 1.000 .233
Sig. (2-tailed) .477 .000 . .073 N 60 60 60 60
nilaiPPL1 Correlation Coefficient .043 .104 .233 1.000
Sig. (2-tailed) .746 .431 .073 . N 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Keterangan:
KE: Kecerdasan Emosional
KB: Kecemasan Berbicara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Berikut ini hasil analisis uji hipotesis:
1. Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Nilai PPL II
a. Perumusan Hipotesis
Ho: tidak ada hubungan positif antara kecerdasan emosional dengan
nilai PPL II mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi
Universitas Sanata Dharma.
Ha: ada hubungan positif antara kecerdasan emosional dengan nilai
PPL II mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi
Universitas Sanata Dharma.
Dasar pengambilan keputusan:
Berdasarkan pada probabilitas, jika probabilitas > 0.05 maka Ho
diterima, dan sebaliknya.
b. Pengujian Hipotesis
Hasil analisis untuk pengujian hipotesis ini dilakukan dengan
menggunakan SPSS 16. Pada tabel 5.5 menunjukkan probabilitas
antara kecerdasan emosional dengan nilai PPL II mahasiswa
Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma
adalah sebesar 0.908. Ho dapat diterima bila probabilitas > 0.05 dan
sebaliknya. Diketahui probabilitas 0.908 > 0.05 maka Ho diterima.
Artinya, tidak ada hubungan positif antara kecerdasan emosional
dengan nilai PPL II mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi
Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
2. Hubungan antara Kecemasan Berbicara dengan Nilai PPL II
a. Perumusan Hipotesis
Ho: tidak ada hubungan positif antara kecemasan berbicara dengan
nilai PPL II mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi
Universitas Sanata Dharma.
Ha: ada hubungan positif antara kecemasan berbicara dengan nilai
PPL II mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi
Universitas Sanata Dharma.
Dasar pengambilan keputusan:
Berdasarkan pada probabilitas, jika probabilitas > 0.05 maka Ho
diterima, dan sebaliknya.
b. Pengujian Hipotesis
Hasil analisis untuk pengujian hipotesis ini dilakukan dengan
menggunakan SPSS 16. Pada tabel 5.5 menunjukkan probabilitas
antara kecemasan berbicara dengan nilai PPL II mahasiswa Program
Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma adalah
sebesar 0.477. Ho dapat diterima bila probabilitas > 0.05 dan
sebaliknya. Diketahui probabilitas 0.477 > 0.05 maka Ho diterima.
Artinya, tidak ada hubungan positif antara kecemasan berbicara
dengan nilai PPL II mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi
Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
3. Hubungan antara Nilai PPL I dengan Nilai PPL II
a. Perumusan Hipotesis
Ho: tidak ada hubungan positif antara nilai PPL 1 dengan nilai PPL
II mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas
Sanata Dharma.
Ha: ada hubungan positif antara nilai PPL I dengan nilai PPL II
mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas
Sanata Dharma.
Dasar pengambilan keputusan:
Berdasarkan pada probabilitas, jika probabilitas > 0.05 maka Ho
diterima, dan sebaliknya.
b. Pengujian Hipotesis
Hasil analisis untuk pengujian hipotesis ini dilakukan dengan
menggunakan SPSS 16. Pada tabel 5.5 menunjukkan probabilitas
antara nilai PPL I dengan nilai PPL II mahasiswa Program Studi
Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma adalah sebesar
0.746. Ho dapat diterima bila probabilitas > 0.05 dan sebaliknya.
Diketahui probabilitas 0.746 > 0.05 maka Ho diterima. Artinya, tidak
ada hubungan positif antara nilai PPL I dengan nilai PPL II
mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata
Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Nilai PPL II
Dalam deskripsi data kecerdasan emosional termasuk dalam
kategori baik, sedangkan nilai PPL II termasuk dalam kategori sangat
baik. Pada hasil analisis data penelitian dapat dilihat bahwa hipotesis
pertama ini menyatakan tidak ada hubungan positif antara kecerdasan
emosional dengan nilai PPL II atau Ho diterima, karena probabilitas
hipotesis 0.908 > 0.05. Dengan demikian dalam penelitian ini Ha ditolak.
Artinya tinggi rendahnya kecerdasan emosional tidak berhubungan
positif dengan nilai PPL II. Hal ini mungkin disebabkan oleh penilaian
yang obyektif dari sekolah maupun dari dosen pembimbing.
Dalam pelaksanaan PPL II ada beberapa pelaku dominan yang ikut
andil dalam pelaksanaannya. Pelaku diantaranya, dosen pembimbing,
guru pamong, kepala sekolah, dan koordinator PPL di sekolah.
Sedangkan yang berperan penting dalam penilaian PPL II adalah guru
pamong di sekolah dan dosen pembimbing. Sarkim (2007: 17)
menyatakan bahwa penilai harus menilai mahasiswa FKIP dari beberapa
hal penting diantaranya:
a. Guru Pamong
Menilai komponen pembelajaran, komponen tugas-tugas lain,
serta penampilan personal dan sosial mahasiswa FKIP yang sedang
ber-PPL II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
b. Dosen Pembimbing
Menilai komponen praktik pembelajaran di sekolah (minimal 1
kali), aspek personal dan sosial mahasiswa, laporan akhir/
pertanggungjawaban, dan menguji serta menentukan nilai final
mahasiswa FKIP.
Dari beberapa aspek penilaian oleh dosen pembimbing dan guru
pamong, penilaian final tetap diberikan oleh dosen pembimbing. Oleh
karena itu penilaian yang obyektif tersebut dapat membantu mahasiswa
mendapatkan nilai PPL II yang optimal. Pada kenyataannya, beberapa
mahasiswa FKIP tidak mengalami penilaian praktik saat pembelajaran di
sekolah oleh dosen pembimbingnya. Hal mungkin disebabkan oleh
kesibukan dosen pembimbing atau jadwal mengajar mahasiswa FKIP
tidak dapat disesuaikan dengan jadwal dosen pembimbing mahasiswa
FKIP. Pembebanan tugas-tugas mahasiswa FKIP yang cukup banyak dari
guru pamong juga memberikan nilai tambah bagi mahasiswa FKIP, tidak
hanya proses pembelajaran di kelas saja yang menjadi patokan penilaian.
Kemungkinan beberapa faktor penyebab tercapainya nilai PPL II
yang sangat baik adalah keunggulan lain yang dimiliki oleh mahasiswa
FKIP yakni kecerdasan intelektual, kemampuan verbal, dan kompetensi
sosial. Dalam Kadim dan Arfan (2011: 56) mengemukakan bahwa
kecerdasan intelektual merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan
proses kognitif seperti berpikir, daya menghubungkan dan menilai atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
mempertimbangkan sesuatu. Kecerdasan intelektual berhubungan dengan
strategi pemecahan masalah menggunakan logika.
Stoddard dalam Kadim dan Arfan (2011: 56) mengemukakan
beberapa karakteristik kecerdasan intelektual yaitu adanya kemampuan
untuk memahami masalah-masalah yang bercirikan:
a. Mengandung kesukaran b. Kompleks, yaitu mengandung bermacam jenis tugas yang harus
dapat diatasi dengan baik dalam arti bahwa individu yang inteligen mampu menyerap kemampuan baru dan memadukannya dengan kemampuan yang sudah dimiliki untuk kemudian digunakan dalam menghadapi masalah.
c. Abstrak, yaitu mengandung simbol-simbol yang memerlukan analisis dan interprestasi.
d. Ekonomis, yaitu dapat diselesaikan dengan menggunakan proses mental yang efisien dari segi penggunaan waktu.
e. Diarahkan pada suatu tujuan, yaitu bukan dilakukan tanpa maksud melainkan mengikuti suatu arah atau target yang jelas.
f. Berasal dari sumbernya, yaitu pola pikir yang membangkitkan kreativitas untuk menciptakan sesuatu yang baru dan lain.
Dalam hal ini, kecerdasan intelektual memiliki peran yang sangat
penting pada nilai PPL II. Sehingga apabila kecerdasan intelektual
mahasiswa tinggi, maka nilai PPL II dapat menghasilkan nilai yang baik.
Kecerdasan intelektual yang dimiliki mahasiswa menghasilkan
kemampuan memecahkan masalah-masalah praktis yang berciri utama
adanya kemampuan berpikir logis (Kadim dan Arfan, 2011: 57).
Menurut Sternberg (Kadim dan Arfan, 2011: 57), kemampuan
verbal (lisan) yang berciri utama adanya kecakapan berbicara dengan
jelas dan lancar saat mengajar, serta mempunyai pengetahuan di bidang
tertentu yang mungkin dapat dibagikan kepada siswa. Sternberg juga
mengemukakan kompetensi sosial yang berciri utama adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
kemampuan untuk menerima orang lain seperti apa adanya, mengakui
kesalahan saat mengajar, tertarik pada masalah-masalah sosial, dan tepat
waktu bila berjanji.
Dengan demikian penilaian yang obyektif, kecerdasan intelektual,
kemampuan verbal, dan kompetensi sosial dari dalam diri mahasiswa
FKIP sangat membantu pada saat PPL II. Sehingga mahasiswa FKIP
dapat mencapai hasil atau nilai yang memuaskan.
2. Hubungan antara Kecemasan Berbicara dengan Nilai PPL II
Dalam deskripsi data kecemasan berbicara termasuk dalam
kategori cukup cemas, sedangkan nilai PPL II termasuk dalam kategori
sangat baik. Pada hasil analisis penelitian dapat dilihat bahwa hipotesis
kedua menyatakan tidak ada hubungan positif antara kecemasan
berbicara dengan nilai PPL II atau Ho diterima, karena probabilitas
hipotesis 0.477 > 0,05. Artinya tinggi rendahnya kecemasan berbicara
tidak berhubungan positif dengan nilai PPL II. Hal ini mungkin
disebabkan oleh usaha mahasiswa untuk meningkatkan rasa percaya
dirinya.
Seperti yang telah dikemukakan pada bab II, menurut Charles Sirait
(2010: 36), resep kesuksesan yang perlu dipraktikan dalam penampilan
kita di depan umum adalah: riset yang kuat, latihan penampilan, dan
tidak tegang, dalam bahasa Inggrisnya adalah Research, Rehearse, and
Relax (3R). Pertama, riset yang kuat dimaksudkan agar mahasiswa
sebelum mengajar harus mengetahui terlebih dahulu situasi dan kondisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
yang akan dihadapi saat mengajar misalnya dengan melaksanakan
observasi kelas. Kedua, mahasiswa juga dapat melatih penampilannya
sebelum mengajar, semakin sering berlatih bicara, maka semakin tinggi
rasa percaya diri saat mengajar. Ketiga, visualisasi penampilan terakhir,
apabila mahasiswa masih ingat atau memiliki dokumentasi penampilan
terakhir. Keberhasilan dan kegagalan mahasiswa pada saat penampilan
terakhir dapat meningkatkan kembali rasa percaya mahasiswa.
Kemungkinan penyebab lain adalah metode pembelajaran yang
menarik saat mengajar. Metode sebagai salah satu komponen yang ikut
ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Apabila
metode pembelajaran yang diberikan menarik dan variatif sehingga
meningkatkan gairah siswa untuk belajar, maka perhatian siswa hanya
tertuju pada pembelajaran. Mahasiswa FKIP juga tidak selalu
memusatkan pembelajaran pada metode ceramah saja. Tetapi mahasiswa
FKIP dapat menggunakan berbagai metode-metode pembelajaran yang
variatif misalnya, diskusi kelas, diskusi kelompok, curah pendapat,
penugasan, dan sebagainya. Sehingga pada saat mengajar, kecemasan
yang dimiliki mahasiswa FKIP dapat tertutupi dengan berbagai metode
pembelajaran tersebut dan proses belajar mengajar dapat berjalan dengan
optimal dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Dengan demikian, meningkatkan rasa percaya diri dan penggunaan
metode pembelajaran yang menarik dan variatif dapat mendukung nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
PPL II. Mahasiswa FKIP dapat mencapai hasil atau nilai yang
memuaskan atas usahanya tersebut.
3. Hubungan antara Nilai PPL I dengan Nilai PPL II
Dalam deskripsi data Nilai PPL I termasuk dalam kategori baik,
sedangkan nilai PPL II termasuk dalam kategori sangat baik. Dari hasil
analisis dapat dilihat bahwa hipotesis ketiga menyatakan tidak ada
hubungan positif antara nilai PPL I dengan nilai PPL II atau Ho diterima,
karena probabilitas hipotesis 0.746 > 0.05. Artinya tinggi rendahnya nilai
PPL I tidak berhubungan positif dengan nilai PPL II. Hal ini mungkin
disebabkan oleh penilaian yang obyektif dari guru pamong di sekolah
dan dosen pembimbing pada saat melaksanakan PPL II.
Pada variabel pertama yakni kecerdasan emosional sudah disajikan
bahwa penilai (guru pamong dan dosen pembimbing) tidak hanya menilai
bagaimana proses belajar di kelas saja, tetapi ada banyak aspek yang
harus dinilai dari mahasiswa FKIP. Misalnya, tugas-tugas yang
diberikan, penampilan personal dan sosial mahasiswa FKIP, laporan
akhir/ pertanggungjawaban, dan menguji untuk menentukan nilai final.
Berikut penilaian saat melaksanakan PPL II mahasiswa FKIP (Sarkim,
2007: 16-18):
a. Sifat Penilaian 1) Terbuka, butir-butir yang akan dinilai dan hal-hal lain yang
berkaitan dengan penilaian diketahui juga oleh praktikan. 2) Berkesinambungan, penilaian dilakukan terus-menerus dari awal
sampai akhir. 3) Membimbing, penilaian merupakan bagian dari pembimbingan,
yaitu untuk memperbaiki kekurangan yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
b. Komponen yang Dinilai 1) Proses pembelajaran: kemampuan menyusun rencana
pembelajaran, kemampuan melakukan proses pembelajaran 2) Penampilan personal dan sosial 3) Laporan akhir: kelengkapan isi, sistematika penulisan laporan,
dan penggunaan bahasa yang baik dan benar c. Rentang Nilai
Rentang nilai yang dipakai adalah 0-10, dengan predikat sebagai brikut:
Rentang Nilai Huruf Predikat 8,0 - 10,0 6,6 - 7,9 5,6 - 6,5 5,0 - 5,5 0,0 - 4,9
A B C D E
Sangat Baik Baik
Cukup Kurang
Sangat Kurang
Faktor penyebab lain yang mendukung nilai PPL II adalah motivasi
dan adanya pembekalan PPL II. Motivasi adalah dorongan di dalam diri
manusia yang mengaktifkan, menggerakkan, serta mengarahkan perilaku
untuk mencapai tujuan (Luthans, 1985: 183). Motivasi yang dimiliki
mahasiswa dapat timbul dari dalam diri mahasiswa sendiri maupun dari
luar diri mahasiswa. Mahasiswa memiliki keyakinan/ optimis bahwa ia
mampu melaksanakan PPL II dengan sebaik-baiknya.
Kemungkinan penyebab lain adalah adanya pembekalan PPL II
yang efektif bagi mahasiswa sebelum pelaksanaan PPL II. Pembekalan
tersebut diberikan oleh Fakultas maupun Program Studi, sehingga
mahasiswa mengerti apa saja aturan yang harus mahasiswa laksanakan
dan mahasiswa taati saat ber-PPL.
Dengan demikian penilaian obyektif, motivasi/ dorongan, dan
pembekalan pra-PPL sangat membantu mahasiswa saat mencapai PPL II.
Mahasiswa dapat terbantu atas dirinya sendiri dan orang lain yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
memotivasinya sehingga nilai PPL II sendiri tercapai dengan hasil yang
optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
BAB VI
KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya
tentang hubungan kecerdasan emosional, kecemasan berbicara, dan nilai PPL
I dengan nilai PPL II ditarik kesimpulan:
1. Tidak ada hubungan positif antara kecerdasan emosional dengan
nilai PPL II. Hal ini didukung nilai probabilitas hipotesis 0.908 >
0.05. Artinya, bahwa tinggi rendahnya kecerdasan emosional tidak
berhubungan dengan nilai PPL II.
2. Tidak ada hubungan positif antara kecemasan berbicara dengan
nilai PPL II. Hal ini didukung nilai probabilitas hipotesis 0.477 >
0.05. Artinya tinggi rendahnya kecemasan berbicara tidak
berhubungan dengan nilai PPL II.
3. Tidak ada hubungan positif antara nilai PPL I dengan nilai PPL II.
Hal ini didukung nilai probabilitas hipotesis 0.746 > 0.05. Artinya
tinggi rendahnya nilai PPL I tidak berhubungan dengan nilai PPL
II.
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dan keterbatasan diantaranya:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
1. Dalam penyebaran kuesioner, peneliti tidak dapat mengontrol responden
seluruhnya, sehingga peneliti tidak dapat memastikan bahwa jawaban
yang diberikan oleh responden seperti apa adanya atau tidak. Oleh sebab
itu peneliti meminta bantuan kepada sesama teman mahasiswa yang
membantu menyebarkan kuesioner kepada para responden untuk
mengarahkan agar kuesioner di jawab secara benar sesuai dengan
kondisi. Peneliti kemudian memeriksa kembali hasil jawaban kuesioner
apabila ada mahasiswa yang belum lengkap mengisi identitas maka
peneliti melengkapi sendiri dengan meminta identitas lengkap responden
dari sekretariat Program Studi.
2. Kuesioner yang digunakan untuk pengumpulan data bukan merupakan
instrumen pengumpulan data yang sudah terstandar. Namun demikian
peneliti sudah berusaha menempuh prosedur penyusunan kuesioner yang
benar agar diperoleh kuesioner yang valid.
C. Saran
1. Kecerdasan emosional mahasiswa dalam deskripsi data termasuk dalam
kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa sudah memiliki
kecerdasan emosional untuk memperoleh nilai PPL II. Untuk itu
kecerdasan emosional yang baik tersebut perlu dipertahankan atau
ditingkatkan menjadi lebih baik, walaupun sementara tidak berhubungan
dengan nilai PPL II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
2. Kecemasan berbicara mahasiswa dalam deskripsi data termasuk dalam
kategori cukup cemas. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa cukup
memiliki kecemasan berbicara saat ber-PPL II. Untuk itu maka perlu
ditingkatkan menjadi lebih baik lagi sehingga mahasiswa tidak memiliki
kecemasan saat berbicara di depan kelas misalnya melalui mata kuliah
public speaking.
3. Nilai PPL I dalam deskripsi data termasuk dalam kategori baik. Hal ini
menunjukkan bahwa mahasiswa sudah mampu menuntaskan mata kuliah
PPL I untuk melanjutkan PPL II. Untuk itu maka perlu dipertahankan atau
ditingkatkan menjadi lebih baik lagi. Mahasiswa dapat diberi motivasi
untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan nilainya khususnya PPL
I.
4. Nilai PPL II dalam deskripsi data termasuk dalam kategori sangat baik,
maka hendaknya perlu dipertahankan. Mahasiswa dapat diberi motivasi
untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan nilainya khususnya PPL
II.
5. Nilai PPL II merupakan cerminan berbagai komponen yang harus dikuasai
oleh mahasiswa FKIP. Dengan demikian, dosen pembimbing hendaknya
melakukan penilaian di kelas minimal satu kali, hal ini diharapkan dosen
pembimbing melakukan penilaian yang obyektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
DAFTAR PUSTAKA
Adimassana. Y. B. 2007. Pengantar Pendidikan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Amirin, Tatang M. 1986. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: CV Rajawali. Anwar, Astrid I.D. 2009. “Hubungan Antara Self-Efficacy dengan Kecemasan
Berbicara di Depan Umum pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara”. Skripsi. Universitas Sumatera Utara: tidak diterbitkan.
Arikunto, Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Emzir. Prof. Dr. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kualitatif dan
Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Goleman, Daniel. 1999. Kecerdasan Emosional. Jakarta: PT Gramedia Pustaka. Goleman, Daniel. 2005. Kecerdasan Emosional. Jakarta: PT Gramedia Pustaka. Goleman, Daniel. 2007. Kecerdasan Emosional. Jakarta: PT Gramedia Pustaka. Gottman & DeClaire, Joan. 1997. Kiat-Kiat Membesarkan Anak, Kecerdasan
Emosional. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Kadim dan Arfan. 2011. Kepemimpinan Berbasis Multiple Intelligence. Bandung: Alfabeta.
Nugraheni, Andina Prilajeng. 2010. “Hubungan antara Pola Pikir Negatif dan
Kecemasan Berbicara di Depan Umum pada Mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”. Skripsi. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta: tidak diterbitkan.
Rismiati, Catur. Dkk. 2007. Pengajaran Mikro. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma. Sarjono, H. dan Julianita, W. (2011). SPSS vs Lisrel: Sebuah Pengantar, Aplikasi
untuk Riset. Jakarta: Salemba Empat. Sarkim, T. 2007. Pedoman Pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Sirait, Charles Bonar. 2010. The Power of Public Speaking. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan
Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Suminar, Kris. 2009. “Pengaruh Jenis Pekerjaan, Tingkat Pendidikan, dan Locus
Of Control Terhadap Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Kualitas Pelayanan Karyawan”. Skripsi. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta: tidak diterbitkan.
Suryabrata, Sumadi. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. Trihendradi, C. 2008. Step by Step SPSS 16, Analisis Data Statistik. Yogyakarta:
Andi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Utami, Uji. 2009. “Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Kecemasan Menghadapi Ujian Obyektif Structural Clinical Assasment pada Mahasiswa Semester VI Akademi Kebidanan Mitra Husada Karanganyar”. Skripsi. Universitas Sebelas Maret Surakarta: tidak diterbitkan.
http://ruangpsikologi.com/regulasi-emosi-untuk-mengurangi-kecemasan-
berbicara-di-depan-umum (diakses tanggal 25 November 2011). (online). http://alzenapresent.blogspot.com/2009/12/mengatasi-kecemasan-berbicara-di-
depan.html (diakses tanggal 24 Februari 2012). (online).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
LAMPIRAN 1 Kuesioner Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL, KECEMASAN BERBICARA, DAN NILAI PPL I DENGAN
NILAI PPL II MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
(Survei Pada Mahasiswa PPL II Program Studi Pendidikan Akuntansi)
KUESIONER
Disusun Oleh :
NOVITA SARI
(081334030)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
KUESIONER PENELITIAN
FKIP/ JPIPS/ PAK
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2012
Pengantar
Hal: Permohonan Kesediaan Menjadi Responden
Kepada
Yth Saudara/I Responden
Di Tempat
Dengan hormat,
Saya adalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi bermaksud
mengadakan Penelitian dengan mengambil judul “Hubungan antara Kecerdasan
Emosional, Kecemasan Berbicara, dan Nilai PPL I dengan Nilai PPL II
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi”. Penelitian ini pada mahasiswa
FKIP Program Studi Pendidikan Akuntansi yang sudah melaksanakan PPL II.
Oleh karena itu, saya mengharapkan kesediaan saudara/i yang terpilih menjadi
responden untuk mengisi kuesioner penelitian. Pada bagian I saudara/i diminta
untuk mengisi pernyataan tentang Kecerdasan Emosional dan pada bagian II
saudara/i diminta untuk mengisi pernyataan tentang Kecemasan Berbicara. Saya
sangat berharap saudara/i mahasiswa untuk mengisi semua pernyataan sesuai
dengan kondisi yang sebenarnya.
Semua informasi yang saudara/i berikan dijamin kerahasiaannya dan tidak
berpengaruh terhadap nilai saudara/i.
Atas partisipasi saudara/i di dalam penelitian ini saya ucapkan terima kasih.
Peneliti
Novita Sari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Jenis Kelamin : Laki-Laki/ Perempuan
3. Nomor Mahasiswa :
4. Angkatan :
5. Nilai PPL I (Pengajaran Mikro) : A, B, C, atau D
6. Nilai PPL II : A, B, C, atau D
Lingkari pilihan yang benar
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
Petunjuk Pengisian:
1. Bacalah baik-baik setiap pernyataan dibawah ini!
2. Pilihlah alternatif jawaban yang sudah tersedia yang menurut kata hati
anda, kemudian berilah tanda (√) pada kolom yang sudah disediakan
3. Pilihlah:
SS : Jika saudara sangat setuju dengan pernyataan
S : Jika saudara setuju dengan pernyataan
TS : Jika saudara setuju dengan pernyataan tidak
STS : Jika saudara sangat tidak setuju dengan pernyataan
4. Diharapkan semua item pernyataan diisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
BAGIAN I
No Pernyataan SS S TS STS 1 Saya menyadari bahwa diri saya memiliki berbagai
keterbatasan/ kelemahan/ kekurangan
2 Saya adalah orang yang memiliki keyakinan yang tinggi untuk mencapai keberhasilan dengan kemampuan yang saya miliki
3 Saya adalah orang yang menyadari memiliki berbagai kelebihan/ keunggulan yang dapat terus saya kembangkan
4 Saya adalah orang yang dapat mengenali emosi dalam diri sendiri (misal: sikap tanggap terhadap situasi tertentu atau orang lain)
5 Saya adalah orang yang dapat mengendalikan emosi dan dorongan negatif (misal: bermalas-malasan) saat menyelesaikan tugas
6 Saya adalah orang yang menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dan keadilan dalam menjalankan suatu tugas
7 Saya adalah orang yang mau bertanggung jawab atas hasil-hasil pekerjaan (misal: hasil pekerjaan buruk)
8 Saya adalah orang yang mudah menyesuaikan diri dalam berbagai situasi lingkungan sekitar
9 Saya adalah orang yang menyukai berbagai ide dan informasi baru
10 Saya adalah orang yang dapat memotivasi diri saat kondisi terpuruk untuk suatu tujuan hidup dimasa mendatang
11 Saya adalah orang yang memahami sasaran/ tujuan kelompok dan dapat menyesuaikan diri dengan usaha-usaha yang dijalankan kelompok
12 Saya adalah orang yang suka memanfaatkan kesempatan baik yang diberikan kepada saya
13 Saya adalah orang yang selalu siap menanggung resiko kegagalan atau mengatasi hambatan dalam usaha mencapai tujuan
14 Saya adalah orang yang dapat memahami orang lain seperti saya memahami diri sendiri
15 Saya adalah orang yang dapat mempengaruhi orang lain untuk berubah ke hal yang lebih baik
16 Saya adalah orang yang tulus dalam memberikan pelayanan/bantuan kepada orrang lain
17 Saya adalah orang yang suka memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk meraih hasil yang lebih baik
18 Saya adalah orang yang mampu memahami kondisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
emosi orang lain dan dapat memanfaatkannya sebagai sumber kekuatan untuk bekerja sama
19 Saya adalah orang yang mampu mempengaruhi orang lain melakukan hal yang saya harapkan
20 Saya adalah orang yang memahami berbagai pendapat orang lain dan memberikan jalan pemecahan yang dapat diterima secara bersama
21 Saya adalah orang yang terbuka untuk menerima pendapat/ masukan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas
22 Saya adalah orang yang dapat mejadi teladan bagi orang lain dalam hal ucapan dan tindakan
23 Saya adalah orang yang mudah bekerja sama dengan siapa saja dalam suatu kelompok
24 Saya adalah orang yang dapat menciptakan suasana kompak dalam suatu kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
BAGIAN II
No Pernyataan SS S TS STS 1 Pada saat mengajar di depan kelas, jantung saya seketika
berdebar dengan cepat
2 Sebelum maju mengajar, saya sudah merasa tegang 3 Saya seringkali mengulang kata atau kalimat ketika
menjelaskan materi di depan kelas
4 Tangan saya berkeringat ketika berbicara di depan umum 5 Sebelum mendapat giliran mengajar di depan kelas tiba-
tiba perut saya mulas
6 Pada saat mengajar di depan kelas, saya seringkali lupa mengutarakan beberapa point materi yang sudah dipersiapkan sebelumnya
7 Saya dapat berbicara lancar ketika mengajar dan menjawab pertanyaan dari peserta didik
8 Melakukan proses belajar mengajar sendiri di depan kelas, tidak akan membuat saya merasa sesak nafas
9 Ketika berbicara di depan umum, saya mengalami kebingungan dan tidak tahu apa yang harus diucapkan selanjutnya
10 Kaki saya gemetar ketika berbicara di depan umum 11 Saya terbata-bata dalam menyampaikan materi mengajar 12 Saya merasa tenang dalam menjawab pertanyaan dari
siswa
13 Saya menggerak-gerakkan tangan secara otomatis ketika kesulitan menjawab pertanyaan dari peserta didik
14 Saya dapat mengingat semua materi mengajar sehingga dapat menjelaskannya dengan lengkap dan detail
15 Saya sering berkeringat saat berbicara di depan banyak orang
16 Saya dapat menjelaskan materi secara runtun ketika mengajar
17 Saya merasa takut untuk berbicara di depan umum 18 Suara saya bergetar saat mengajar di depan kelas 19 Saya merasa mampu menjawab semua pertanyaan siswa
tiap kali saya mengajar di depan kelas
20 Saya tidak merasa gugup saat berbicara di depan umum 21 Ketika berbicara di depan banyak orang, denyut jantung
saya tetap normal
22 Saya sering kehilangan kata-kata ketika ingin menjawab pertanyaan dari siswa
23 Pada saat mengajar, saya menjadi lupa semua materi yang telah saya pelajari
24 Tangan saya terasa dingin ketika saya mengajar di kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
25 Saya dapat menatap peserta didik ketika mengajar di depan kelas
26 Saya merasa gelisah menunggu giliran mengajar 27 Saya dapat berbicara di depan umum dengan suara yang
cukup jelas
28 Saya menjelaskan materi mengajar dengan kalimat yang jelas dan terstruktur
29 Saya tetap tenang ketika mengajar di depan peserta didik 30 Saya merasa bingung dengan pertanyaan-pertanyaan
yang sulit dari peserta didik saat mengajar
31 Ucapan saya tetap lancar dan jelas dalam menjawab, walaupun saya tidak mengerti pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik
32 Saya merasa malu jika pendapat atau ide saya disanggah oleh peserta didik
33 Saya merasa takut bila bentuk pertanyaan yang diajukan siswa, diluar dari bahan mengajar yang saya pelajari
34 Saya tidak cepat gelisah ketika mendapat pertanyaan yang sulit saat mengajar di depan kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
LAMPIRAN 2 Data Induk Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
A. DATA INDUK VARIABEL KECERDASAN EMOSIONAL
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 4 3 3 5 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 6 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 2 2 3 3 2 2 3 4 3 3 3 7 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 1 1 2 3 2 2 3 8 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 9 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4
10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 11 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 12 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 2 3 4 4 3 2 2 4 3 3 3 13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 14 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 15 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 16 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 17 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 18 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 19 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 4 3 3 3 20 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 21 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 22 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 2 3 3 23 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 25 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 26 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 27 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 28 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 29 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 30 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 31 4 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 32 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 33 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 2 3 4 4 3 3 34 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 35 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 36 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 2 3 4 1 3 2 37 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 38 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
39 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 40 4 3 2 3 2 3 4 2 3 4 3 3 3 2 3 2 4 3 2 3 4 1 3 2 41 3 3 4 2 2 3 3 3 3 2 3 4 4 3 2 3 3 2 2 3 4 2 4 4 42 4 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 2 4 4 3 3 3 43 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 44 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 45 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 46 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 47 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 48 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 49 4 2 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 50 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 51 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 52 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 53 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 54 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 55 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 4 2 3 3 56 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 57 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 58 4 4 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 4 3 3 3 3 3 3 59 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 60 4 4 3 3 2 3 3 4 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3
B. DATA INDUK VARIABEL KECEMASAN BERBICARA
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 1 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 2 4 4 3 3 4 2 4 2 3 4 3 2 4 4 3 3
2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 1 2 3 2 2 3
3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 1 2 2 3 2 3 3 3 1 2 3 3 1 3 2 3 2
4 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2
5 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3
6 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3
7 1 2 3 1 3 2 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 3 2 2 3 1 1 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2
8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
9 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 2 3 3 3 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
10 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3
11 2 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2
12 1 3 2 3 2 2 2 4 3 3 2 3 3 2 2 2 4 2 2 3 3 2 3 2 4 3 4 3 3 2 3 2 2 2
13 3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3
14 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3
15 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2
16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
17 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3
18 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
19 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 1 2 2 2 4 2 3 2 2 2 2 2 3 1 4 2 3 4 2 1
20 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2
21 2 3 2 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2
22 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3
23 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
24 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3
25 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 1 2 2 3 2 2 2
26 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2
27 2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2
28 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
29 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 1 3 2 1 2 2 2 3 2 2 2
30 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2
31 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2
32 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4
33 2 1 3 3 1 2 4 3 1 2 2 4 2 4 2 4 2 1 4 3 4 4 3 1 3 3 3 4 3 1 3 3 2 3
34 1 1 2 2 1 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 4 2 2 2 3 2 4 2 4 4 3 2 4 3 2 3
35 1 1 1 1 3 2 2 2 2 1 1 2 1 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 1 1 1 2
36 1 1 2 2 4 1 2 4 2 3 3 3 1 2 1 2 3 3 2 2 3 2 3 2 4 1 4 4 4 1 4 2 1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
37 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2
38 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3
39 2 3 2 3 4 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
40 2 2 2 3 4 3 2 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2
41 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2
42 1 2 2 4 3 3 3 4 2 4 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 4 2 3 3 3 2 3 4 2 3
43 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3
44 1 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 4 3 3 3 3 2 3 2 2 2
45 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
46 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
47 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 2 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 2
48 2 2 3 3 1 3 4 3 4 3 3 4 2 3 2 3 2 3 4 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3
49 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 4 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 4 1 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2
50 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 2 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4
51 1 1 2 2 2 1 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 1 2
52 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 1 2 2 1 3
53 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
54 2 2 2 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
55 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
56 3 3 2 3 4 2 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3
57 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
58 1 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3
59 1 2 2 3 4 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
60 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 1 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 1 3 3 3 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
C. DATA INDUK VARIABEL NILAI PPL I
No Nilai PPL I No Nilai PPL I 1 4 31 3 2 3 32 4 3 3 33 3 4 3 34 3 5 3 35 4 6 3 36 3 7 3 37 4 8 3 38 3 9 3 39 3 10 3 40 3 11 4 41 4 12 3 42 4 13 4 43 3 14 3 44 3 15 3 45 3 16 3 46 4 17 3 47 4 18 3 48 4 19 3 49 3 20 3 50 3 21 4 51 3 22 3 52 3 23 4 53 3 24 3 54 3 25 3 55 3 26 3 56 3 27 3 57 3 28 4 58 4 29 4 59 3 30 3 60 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
D. DATA INDUK VARIABEL PELAKSANAAN PPL II
No Nilai PPL II No Nilai PPL II 1 4 31 4 2 4 32 4 3 3 33 4 4 4 34 4 5 4 35 3 6 4 36 4 7 4 37 4 8 4 38 4 9 4 39 4 10 4 40 4 11 3 41 4 12 3 42 4 13 4 43 4 14 4 44 4 15 4 45 4 16 3 46 4 17 3 47 4 18 4 48 4 19 4 49 3 20 4 50 4 21 3 51 4 22 4 52 4 23 4 53 4 24 4 54 3 25 3 55 3 26 3 56 4 27 4 57 3 28 4 58 4 29 4 59 4 30 4 60 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN 3 Uji Validitas dan
Reliabilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Variabel Kecerdasan Emosional
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 60 100.0
Excludeda 0 .0
Total 60 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items
.881 .884 24
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
no1 71.07 42.199 .287 . .882 no2 71.20 40.976 .517 . .875 no3 71.23 42.555 .357 . .879 no4 71.30 41.875 .489 . .876 no5 71.48 42.864 .270 . .882 no6 71.28 41.698 .463 . .877 no7 71.25 41.818 .496 . .876 no8 71.33 40.056 .549 . .874 no9 71.15 42.774 .341 . .880 no10 71.20 41.180 .487 . .876
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
no11 71.33 41.243 .591 . .874 no12 71.22 42.376 .376 . .879 no13 71.37 40.372 .594 . .873 no14 71.57 40.962 .468 . .877 no15 71.42 39.298 .627 . .872 no16 71.22 42.512 .281 . .882 n017 71.13 41.134 .570 . .874 no18 71.48 40.322 .554 . .874 no19 71.70 41.366 .367 . .880 no20 71.33 41.751 .553 . .875 no21 71.12 42.545 .365 . .879 no22 71.52 40.017 .519 . .875 no23 71.33 40.938 .644 . .873 no24 71.35 43.248 .289 . .881
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Variabel Kecemasan Berbicara
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 60 100.0
Excludeda 0 .0
Total 60 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items
.919 .919 34
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
n1 90.02 109.949 .537 . .916 n2 89.95 111.303 .545 . .916 n3 89.75 113.275 .471 . .917 n4 89.62 110.952 .595 . .915 n5 89.50 114.695 .275 . .920 n6 89.70 112.451 .515 . .916 n7 89.58 113.908 .448 . .917 n8 89.23 113.606 .501 . .916 n9 89.47 113.609 .469 . .917 n10 89.38 112.579 .550 . .916
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
n11 89.63 111.931 .569 . .915 n12 89.38 114.274 .463 . .917 n13 89.75 111.953 .503 . .916 n14 89.60 114.108 .426 . .917 n15 89.73 112.165 .562 . .916 n16 89.40 114.651 .416 . .917 n17 89.33 112.497 .565 . .916 n18 89.63 110.982 .589 . .915 n19 89.55 112.930 .444 . .917 n20 89.70 115.637 .269 . .919 n21 89.53 113.270 .467 . .917 n22 89.65 113.181 .491 . .916 n23 89.47 113.304 .444 . .917 n24 89.80 110.637 .598 . .915 n25 89.17 115.328 .332 . .918 n26 89.80 114.095 .383 . .918 n27 89.32 114.186 .433 . .917 n28 89.28 114.376 .392 . .918 n29 89.33 114.226 .395 . .918 n30 89.80 109.553 .627 . .914 n31 89.35 114.265 .429 . .917 n32 89.57 112.928 .483 . .917 n33 89.67 110.972 .583 . .915 n34 89.70 112.247 .531 . .916
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
LAMPIRAN 4 Penilaian Acuan Patokan
Tipe II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
PENILAIAN ACUAN PATOKAN (PAP) TIPE II
Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II digunakan untuk menentukan
katagori kecenderungan variable pada deskripsi data. Berikut ini diuraikan
perhitungannya:
A. Variabel Kecerdasan Emosional
Skor tertinggi yang mungkin dicapai: 4 x 24 = 96 Skor terendah yang mungkin dicapai: 1 x 24 = 24 Skor: 24 + 81% (96 – 24) = 82,3 82 24 + 66% (96 – 24) = 71,5 72 24 + 56% (96 – 24) = 64,3 64 24 + 46% (96 – 24) = 57,1 57 <57 Dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan kategori kecenderungan
variabel sebagai berikut:
No Interval Kategori
1 82 – 96 Sangat Baik
2 72 – 81 Baik
3 64 – 71 Cukup Baik
4 57 – 63 Tidak Baik
5 24 – 56 Sangat Tidak Baik
B. Variabel Kecemasan Berbicara
Skor tertinggi yang mungkin dicapai: 4 x 34 = 136 Skor terendah yang mungkin dicapai: 1 x 34 = 34 Skor: 34 + 81% (136 – 34 ) = 116,6 117 34 + 66% (136 – 34 ) = 101,3 101 34 + 56% (136 – 34 ) = 91,1 91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
34 + 46% (136 – 34 ) = 80,9 81 <81 Dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan katagori kecendrungan
variabel sebagai berikut:
No Interval Kategori
1 117 – 136 Sangat tidak cemas
2 101 – 116 Tidak cemas
3 91 – 100 Cukup cemas
4 81 – 90 Cemas
5 34 – 80 Sangat cemas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
LAMPIRAN 5 Uji Hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
KORELASI SPEARMAN RANK
Nonparametric Correlations
Correlations nilaiPPL2 jum_KE jum_KB nilaiPPL1 Spearman's rho nilaiPPL2 Correlation Coefficient 1.000 .015 .094 .043
Sig. (2-tailed) . .908 .477 .746 N 60 60 60 60
jum_KE Correlation Coefficient .015 1.000 .440** .104 Sig. (2-tailed) .908 . .000 .431 N 60 60 60 60
jum_KB Correlation Coefficient .094 .440** 1.000 .233 Sig. (2-tailed) .477 .000 . .073 N 60 60 60 60
nilaiPPL1 Correlation Coefficient .043 .104 .233 1.000 Sig. (2-tailed) .746 .431 .073 . N 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
LAMPIRAN 6 Tabel r Product Moment
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Tabel r product moment dengan taraf signifikan 5%
df = n - 2
df r df r df r df r df r df r
1 0.997 23 0.396 45 0.288 67 0.237 89 0.206 111 0.185
2 0.95 24 0.388 46 0.285 68 0.235 90 0.205 112 0.184
3 0.878 25 0.381 47 0.282 69 0.234 91 0.204 113 0.183
4 0.811 26 0.374 48 0.279 70 0.232 92 0.203 114 0.182
5 0.754 27 0.367 49 0.276 71 0.23 93 0.202 115 0.182
6 0.707 28 0.361 50 0.273 72 0.229 94 0.201 116 0.181
7 0.666 29 0.355 51 0.271 73 0.227 95 0.2 117 0.18
8 0.632 30 0.349 52 0.268 74 0.226 96 0.199 118 0.179
9 0.602 31 0.344 53 0.266 75 0.224 97 0.198 119 0.179
10 0.576 32 0.339 54 0.263 76 0.223 98 0.197 120 0.178
11 0.553 33 0.334 55 0.261 77 0.221 99 0.196 121 0.177
12 0.532 34 0.329 56 0.259 78 0.22 100 0.195 122 0.176
13 0.514 35 0.325 57 0.256 79 0.219 101 0.194 123 0.176
14 0.497 36 0.32 58 0.254 80 0.217 102 0.193 124 0.175
15 0.482 37 0.316 59 0.252 81 0.216 103 0.192 125 0.174
16 0.468 38 0.312 60 0.25 82 0.215 104 0.191 126 0.174
17 0.456 39 0.308 61 0.248 83 0.213 105 0.19 127 0.173
18 0.444 40 0.304 62 0.246 84 0.212 106 0.189 128 0.172
19 0.433 41 0.301 63 0.244 85 0.211 107 0.188 129 0.172
20 0.423 42 0.297 64 0.242 86 0.21 108 0.187 130 0.171
21 0.413 43 0.294 65 0.24 87 0.208 109 0.187 131 0.17
22 0.404 44 0.291 66 0.239 88 0.207 110 0.186 132 0.17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI