plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk · ditinjau dari aspek sosiologi sastra serta...

190
NILAI MORAL DALAM NOVEL BATAS ANTARA KEINGINAN DAN KENYATAAN KARYA AKMAL NASERY BASRAL DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Oleh Caecilia Dhani Anjar Reny 101224018 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: dangtu

Post on 10-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

NILAI MORAL DALAM NOVEL BATAS ANTARA KEINGINAN

DAN KENYATAAN KARYA AKMAL NASERY BASRAL

DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA

SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA

DI SMA KELAS XII SEMESTER II

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh

Caecilia Dhani Anjar Reny

101224018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

i

NILAI MORAL DALAM NOVEL BATAS ANTARA KEINGINAN

DAN KENYATAAN KARYA AKMAL NASERY BASRAL

DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA

SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA

DI SMA KELAS XII SEMESTER II

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh

Caecilia Dhani Anjar Reny

101224018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

DENGAN RAHMAT TUHAN, SAYA PERSEMBAHKAN KARYA INI

KEPADA :

Ayahku Josep Sumarna Hadi dan Bundaku Maria Magdalena,

(terima kasih atas doa, dukungan, dan kasih sayang yang tiada

tara)

Adik-adikku Yulianan Danti Ambar Reny dan Albertus Damas

Pandaya Putra, (terima kasih untuk semangat yang kalian

berikan setiap harinya agar aku cepat menyelesaikan skripsi)

Sahabat terbaikku Maria Tri Wijayanti dan Agustina

Marshella, (terima kasih buat semangat dan kebersamaannya)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

v

MOTO

JANGAN PERNAH MENYERAH JIKA KAMU MASIH INGIN MENCOBA.

JANGAN BIARKAN PENYESALAN DATANG

KARENA KAMU SELANGKAH LAGI

UNTUK MENANG

- R. A KARTINI -

ORANG-ORANG HEBAT DI BIDANG APAPUN BUKAN BARU BEKERJA

KARENA MEREKA TERINSPIRASI, NAMUN MEREKA MENJADI

TERINSPIRASI KARENA MEREKA LEBIH SUKA BEKERJA.

MEREKA TIDAK MENYIA-NYIAKAN WAKTU

UNTUK MENUNGGU INSPIRASI.

- ERNEST NEWMAN -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

viii

ABSTRAK

Reny, Caecilia Dhani Anjar. 2015. Nilai Moral dalam Novel Batas antara

Keinginan dan Kenyataan Karya Akmal Nasery Basral Ditinjau dari

Aspek Sosiologi Sastra serta Relevansinya Terhadap Pembelajaran Sastra

di SMA Kelas XII Semester II. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP,

Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan nilai-nilai moral yang terkandung

dalam novel Batas antara Keinginan dan Kennyataan karya Akmal Nasery

Basral. Hasil analisis terhadap novel tersebut, peneliti menemukan bahwa terdapat

16 tokoh dalam novel Batas antara keinginan dan Kenyataan tetapi hanya 10

tokoh yang berperan penting dalam setiap peristiwa. Tokoh utama dalam novel

tersebut adalah Jaleswari, karena dia menjadi pusat narasi penceritaan, paling

banyak berhubungan dengan tokoh lain, dan paling terlibat dalam konflik. Latar

tempat dalam novel tersebut sebagian besar berada di Kalimantan Barat tepatnya

di dusun Ponti Tembawang dengan keadaan masyarakatnya yang masih

memegang teguh kebudayaan dengan memberikan sesajen untuk roh nenek

moyang. Tema yang diangkat adalah perjuangan, cinta tanah air dan pendidikan.

Dari tujuh nilai moral (kejujuran, nilai otentik, kesediaan bertanggungjawab,

kemandirian moral, keberanian moral, kerendahan hati, serta realitas dan kritis)

tersebut peneliti menemukan dua nilai moral yang dominan dalam novel ini yaitu

kesediaan bertanggugjawab dan keberanian moral. Kesediaan bertanggungjawab

ditunjukan tokoh utama dalam kesediaannya menuntaskan masalah berhentinya

program pendidikan di dusun Ponti Tembawang oleh kantornya. Keberanian

moral ditunjukkan tokoh utama dengan melawan ketidakbermoalan tokoh lain.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyusun silabus dan RPP yang dapat

digunakan sebagai bahan pembelajaran di SMA kelas XII semester II. Penulis

memilih standar kompetensi memahami buku biografi, novel, dan hikayat dengan

kompetensi dasar mengungkapkan hal-hal yang menarik dan dapat diteladani dari

tokoh.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan bagi para guru

agar dapat mengambil nilai yang terkandung dalam novel Batas antara Keinginan

dan Kenyataan karya Akmal Nasery Basral untuk diajarkan kepada peserta

didiknya. Bagi para mahasiswa, penelitian ini hendaknya dijadikan referensi dan

bahan pertimbangan dalam penyusunan skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

ix

ABSTRACT

Reny, Caecilia Dhani Anjar. 2015. Moral Value in Novel Limits between Desire

and Reality Written by Akmal Nasery Basral Reviewed from Aspect Of

Sociology of Literature and Its Relevance to the Literature Learning in

Senior High School Grade XII Semester II. Thesis. Yogyakarta: PBSI,

FKIP, Sanata Dharma University.

The study aimed to describe moral values that embodied in the novel limits

between desire and reality written by Akmal Nasery Basral. The result of the

analysis of the novel, the researcher found that there were 16 characters in the

novel limits between desire and reality but only 10 characters that had important

roles in each event. The main character in the novel was Jaleswari, since he

became the center of the narration story, the most associated with other character,

and had the most involvement in the conflict. The background place in the novel

was mostly located in west Borneo precisely in Ponti Tembawang village with the

society that still adhere the culture by giving ritual offerings to the spirit of

ancestors. The theme was about struggling, patriotism, and education.

From the seven moral values (honesty, authentic values, the willingness to

take responsible, moral autonomy, moral courage, humble, also reality and

critically) the researcher found two dominant moral values in this novel that were

the willingness to take responsible and moral courage. The willingness to take the

responsible was shown by the main character in his willingness to solve the

problem of cessation education program in Ponti Tembawang village in his office.

The moral courage was shown by the main character against the others’ character

immorality.

Based on the result of the study, the researcher compiled the syllabus and

lesson plan that could be used as the teaching materials in Senior High School

semester II. The author chose the standard competence to comprehend biography,

novel, and story with the basic competence to reveal interesting things that could

be learned from the character.

Based on the study that had been done, the researcher gave suggestion for the

teachers to be able to take the values that embodied in the novel limits between

desire and reality written by Akmal Nasery Basral to be taught to the learners. For

the college students, this study could be used for the reference and consideration

in thesis preparation.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

x

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

berkat rahmat dan kasih-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Skripsi yang berjudul “Nilai Moral Dalam Novel Batas antara Keinginan dan

Kenyataan Karya Akmal Nasery Basral Ditinjau Dari Aspek Sosiologi Sastra

Serta Relevansinya Terhadap Pembelajaran Sastra di SMA Kelas XII Semester II”

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana.

Berkat doa, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak akhirnya skripsi

ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya ingin

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Yuliana Setiyaningsih M.Pd, selaku Ketua Program Studi PBSI yang

selalu memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi.

2. Drs. B. Rahmanto, M. Hum. selaku dosen pembimbing pertama yang dengan

sabar dan teliti memberikan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Drs. J. Prapta Diharja S.J., M.Hum. selaku dosen pembimbing kedua yang

dengan teliti membimbing saya dalam penyusunan skripsi ini.

4. Semua dosen PBSI yang telah membantu saya dalam belajar di program studi

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia.

5. Kedua orangtua saya, Josep Sumarna hadi dan Maria Magdalena yang selalu

mendoakan dan memberi semangat kepada saya.

6. Adik-adik saya, Yuliana Danti Ambar Reny dan Albertus Damas Pandaya

Putra yang selalu mengingatkan saya untuk terus semangat mengerjakan

skripsi.

7. Willybrordus Bayu Putranto dan Veronika Rheny yang selalu setia

mendengarkan keluhan saya dan tetap memberikan semangat yang tiada henti

agar saya tetap semangat dalam menyelesaikan skripsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………................. . ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………... iv

MOTO .. .......................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ….. ................................. vi

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI HASIL KARYA ILMIAH ...... vii

ABSTRAK .. ................................................................................................... viii

ABSTRACT …. ................................................................................................ ix

KATA PENGANTAR ................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................ 6

1.4 Manfaat Penelitian .............................................................. 6

1.5 Batasan Istilah ..................................................................... 7

1.6 Sistematika Penyajian ......................................................... 8

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN .......................................................... 9

2.1 Penelitian yang Relevan .............................................. 9

2.2 Landasan Teori ............................................................ 11

2.2.1 Tokoh dan Penokohan ................................ 11

2.2.2 Latar ........................................................... 15

2.2.3 Tema .......................................................... 17

2.3 Pengertian Moral .......................................................... 18

2.3.1 Nilai Moral dalam Karya Sastra ................................. 19

1. Kejujuran ............................................................. 19

2. Nilai-nilai Otentik ............................................... 20

3. Kesediaan Bertanggung jawab ............................ 20

4. Kemandirian Moral ............................................. 21

5. Keberanian Moral ................................................ 21

6. Kerendahan Hati .................................................. 21

7. Realitas dan Kritis ............................................... 22

2.4 Pendekatan Sosiologi Sastra ....................................... 22

2.5 Pengajaran Sastra di SMA .......................................... 24

2.5.1 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ................. 29

2.5.2 Silabus ............................................................... 28

2.5.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...................... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 32

3.1 Jenis Penelitian ................................................................... 32

3.2 Subyek Penelitian ................................................................ 32

3.3 Sumber Data ....................................................................... 33

3.4 Instrumen Penelitian ........................................................... 35

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

xiii

3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................. 33

3.5 Instrumen Penelitian ............................................................ 33

3.6 Teknik Analisis Data ........................................................... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 35

4.1 Deskripsi Data .................................................................... 35

4.2 Analisis Tokoh, Penokohan, Latar, dan Tema .................... 35

4.2.1 Analisis Tokoh dan Penokohan ............................. 35

a. Jaleswari ......................................................... 37

b. Mama ............................................................. 49

c. Ubuh ............................................................... 51

d. Arifin ............................................................. 56

e. Panglima Adayak .......................................... 58

f. Nawara ........................................................... 63

g. Borneo .......................................................... 65

h. Otiq ................................................................. 68

i. Pangau ............................................................ 72

4.2.2 Analisis Latar ........................................................ 75

4.2.2.1 Latar Tempat ....................................... 75

4.2.2.2 Latar Waktu ......................................... 85

4.2.2.3 Latar Sosial .......................................... 91

4.2.3 Analisis Tema ........................................................ 99

4.2.4 Analisis Nilai Moral .............................................. 113

4.2.4.1 Kejujuran ............................................. 114

4.2.4.2 Nilai-nilai Otentik ............................... 115

4.2.4.3 Kesediaan Bertanggung Jawab ........... 117

4.2.4.4 Kemandirian Moral .............................. 119

4.2.4.5 Keberanian Moral................................. 120

4.2.4.6 Kerendahan Hati................................... 121

4.2.4.6 realitas dan Kritis ................................. 122

4.2.5 Relevansi Hasil Penelitian sebagai

Bahan Pembelajaran Sastra di SMA ..................... 123

1. Bahasa ............................................................. 123

2. Kematangan Jiwa ............................................ 124

3. Latar Belakang Budaya .................................. 126

4. Silabus ............................................................ 128

5. RPP ................................................................. 128

4.3 Pembahasan ............................................................... 128

BAB V PENUTUP .................................................................................. 101

5.1 Kesimpulan ......................................................................... 130

5.2 Implikasi ............................................................................. 133

5.3 Saran ................................................................................... 133

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 135

LAMPIRAN ................................................................................................... 137

BIODATA ...................................................................................................... 138

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Zaman selalu ditandai dengan perubahan pesat dalam banyak bidang

kehidupan masyarakat. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari kemajuan

yang tidak ada hentinya untuk diperbaharui. Dampak dari perkembangan

yang paling mencolok adalah komunikasi dan informasi yang digunakan oleh

masyarakat. Perubahan tersebut menimbulkan dampak yang positif maupun

negatif bagi masyarakat penggunanya. Dikatakan positif jika masyarakat

mampu menggunakan dan memanfaatkan perkembangan tersebut dengan

baik, sebaliknya dikatakan negatif apabila masyarakat penggunanya tidak

mampu memanfaatkannya dengan baik.

Dengan adanya perubahan yang begitu pesat, seharusnya juga

diimbangi dengan sikap dan sifat masyarakatnya. Tetapi kenyataan dalam

masyarakat sedikit bertolak belakang dengan harapan. Masyarakat belum bisa

memanfaatkan perubahan tersebut dengan sebaik mungkin, bahkan

menyalahgunakan untuk kepentingan pribadi atau pun kelompok. Contohnya

saja penggunaan internet yang seharusnya dipergunakan untuk mengetahui

dunia secara luas disalahgunakan untuk memicu adanya tindak kejahatan.

Selain itu, penggunaan handphone canggih yang diperuntukkan komunikasi

juga sering kali disalahgunakan untuk mengakses hal-hal yang kurang kadar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

2

moralnya. Mereka juga kurang peka terhadap keadaan di sekitarnya yang

benar-benar sedang membutuhkan kepedulian. Seperti halnya melupakan

budaya serta kebiasaan-kebiasaan budaya Timur yang menjunjung tinggi

moralitas. Hal ini tentunya tidak hanya terjadi dalam lingkungan masyarakat,

tetapi juga dalam lingkungan sekolah yang sangat dekat dengan

perkembangan tersebut. Oleh sebab itu nilai moral sangat dibutuhkan dalam

berbagai hal di dalam kehidupan bermasyarakat terlebih ditanamkan kepada

peserta didik.

Moral tentunya selalu mengacu pada baik-buruknya manusia. Selain itu

moral juga menjadi tolok ukur untuk menentukan betul-salahnya sikap dan

tindakan manusia, dilihat dari segi baik-buruknya sebagai manusia (Suseno,

1987 : 19). Nilai moral harus ditanamkan pada peserta didik agar mereka

dapat sedikit mengubah kebiasaan buruk yang bertolakbelakang dengan nilai

moral.

Pembelajaran melalui karya sastra dirasa mampu untuk memberikan

pengertian tentang nilai moral kepada peserta didik. Karena, sastra tidak

seperti halnya ilmu kimia atau sejarah, tidaklah menyuguhkan ilmu

pengetahuan ilmu pengetahuan dalam bentuk jadi. Sastra berkaitan erat

dengan semua aspek manusia dan alam dengan keseluruhannya. Setiap karya

sastra selalu menghadirkan sesuatu dan kerap menyajikan banyak hal apabila

dihayati benar-benar akan semakin menambah pengetahuan (Rahmanto, 1998

: 17). Selain itu, Rahmanto (1998 : 15 - 16) juga memaparkan bahwa

pemebelajaran sastra harus dipandang sebagai sesuatu yang penting yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

3

patut untuk menduduki tempat yang selayaknya. Pengajaran sastra juga dapat

memberi sumbangan yang besar untuk memecahkan masalah-masalah nyata

yang cukup sulit untuk dipecahkan dalam masyarakat. Manfaat dari

pembelajaran sastra adalah membantu keterampilan bahasa, meningkatkan

pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang

pembentukan watak.

Menurut Suharianto (1982 : 11) dalam bukunya yang berjudul Dasar-

dasar Teori Sastra, karya sastra merupakan sebuah struktur yang sangat

kompleks. Dalam hubungannya dengan kehidupan, sastra adalah ekspresi

kehidupan manusia yang tidak terlepas dari akar masyarakatnya. Kehidupan

yang dituangkan dalam karya sastra mencakup hubungan manusia dengan

lingkungan dan masyarakat, hubungan sesama manusia, hubungan manusia

dengan dirinya, dan hubungan manusia dengan Tuhan. Meskipun demikian,

sastra tetap diakui sebagai sebuah ilusi atau khayalan dari kenyataan. Sastra

tidak akan semata-mata menyodorkan fakta secara mentah. Sastra bukan

sekedar tiruan kenyataan, melainkan kenyataan yang telah ditafsirkan oleh

pengarang dari kehidupan yang ada disekitarnya. Jadi, karya sastra adalah

pengejawantahan kehidupan hasil pengamatan sastrawan atas kehidupan

sekitarnya

Novel sebagai salah satu karya sastra, merupakan sarana atau media

yang menggambarkan apa yang ada di dalam pikiran pengarang. Ketika

seorang pengarang akan memunculkan nilai-nilai moralitas dalam karyanya,

data-data atau informasi yang ia kemukakan bisa berasal dari orang lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

4

maupun dari pengalamannya sendiri. Nilai-nilai tersebut adalah sebuah

refleksi pandangan dari bagaimana tingkah laku manusia dalam

bermasyarakat. Informasi-informasi yang telah diperoleh dan disertai dengan

pengalaman kemudian ia bentuk dalam sebuah kehidupan fiksi berbentuk

cerita panjang, yang mengetengahkan tokoh-tokoh dan menampakkan

serangkaiaan peristiwa dan latar (setting) secara terstruktur (Noor, 2004 : 26).

Telah kita ketahui bahwa banyaknya masalah dalam pendidikan saat ini

menjadi hal yang sangat membutuhkan perhatian ekstra. Banyaknya siswa

yang tidak memiliki kepribadian baik atau sikap yang bertentangan dengan

moral membuat dunia pendidikan tercoreng. Moral siswa yang tidak baik

tersebut membuat mereka terombang-ambing dan melakukan tidakan di luar

batas manusiawi. Dengan melihat hal tersebut, maka peneliti tergugah untuk

membuat pengajaran karya sastra dengan sebuah novel yang berjudul Batas

Antara Keinginan dan Kenyataan karya Akmal Nasery Basral. Peneliti

menggunakan novel tersebut karena menceritakan kisah seorang wanita yang

bernama Jaleswari yang diberi tugas oleh perusahaannya untuk menyelidiki

keganjalan-keganjalan misi di bidang pendidikan pelosok Kalimantan yang

sempat terhenti tanpa alasan yang jelas. Di tempat itu nyaris tidak ada batas

negara. Penduduk sekitar memiliki dua mata uang produk dari dua negara

yang berbeda, bahkan mereka tidak tahu bendera mana yang harus digunakan.

Pendidikan menjadi hal yang tidak penting, karena anak-anak tidak perlu

sekolah asalkan bisa menghasilkan uang. Menjual anak gadis sendiri seolah

biasa, agar mereka tidak membebani keluarga. Di sini Jaleswari menunjukkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

5

bahwa dia bisa mengatasi maslah-masalah tersebut dengan baik, sehingga

daerah tersebut menjadi sejahtera dan aman dari peristiwa-peristiwa yang

memilukan. Walaupun proses yang dilalui tidak semudah yang dibayangkan.

Novel karya Akmal Nasery Basral tersebut mengandung banyak nilai

termasuk nilai moral di dalamnya. Peneliti menganggap bahwa novel Batas

Atara Keinginan dan Kenyataan tersebut mampu mewakili keadaan

masyarakat pada kenyataannya dan dalam novel itu nilai moral dapat

digunakan contoh peserta didik untuk berinteraksi dalam kehidupan di dalam

masyarakat agar mereka mampu untuk bersikap dan bersifat sesuai dengan

nilai moral.

Penelitian ini berusaha memasukkan metode pembelajaran sebuah

karya sastra yaitu novel untuk pengajaran di SMA. Dengan menggunakan

KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) diharapkan penelitian ini

mampu memberikan bantuan terhadap pengajaran di SMA. Penulis memilih

karya sastra sebagai objek penilitian karena dirasa karya sastra khususnya

novel tepat untuk jenis penelitian ini.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana analisis alur, tokoh dan latar dalam Novel Batas Antara

Keinginan dan Kenyataan Karya Akmal Nasery Basral?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

6

2. Bagaimana analisis nilai moral yang terkandung dalam Novel Batas

Antara Keinginan dan Kenyataan karya Akmal Nasery Basral ditinjau dari

aspek pendekatan sosiologi sastra?

3. Bagaimana relevansi nilai moral dalam pendidikan khususnya bagi siswa

SMA kelas XII dengan menggunakan KTSP?

1.3 Tujuan

Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan unsur-unsur intrinsik: alur, tokoh dan latar dalam Novel

Batas Antara Keinginan dan Kenyataan karya Akmal Nasery Basral.

2. Mendeskripsikan analisis nilai moral yang terkandung dalam Novel Batas

Antara Keinginan dan Kenyataan karya Akmal Nasery Basral ditinjau dari

aspek pendekatan sosiologi sastra.

3. Mendeskripsikan relevansi nilai moral dalam pendidikan khususnya bagi

siswa SMA kelas XII dengan menggunakan KTSP.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk pembaca agar

mengetahui aspek moral yang terkandung dalam Novel Batas Antara

Keinginan dan Kenyataan karya Akmal Nasery Basral dan dapat menjadi

acuan atau pertimbangan untuk melakukan penelitian yang berhubungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

7

dengan nilai moral dalam sebuah karya sastra dan relevansinya terhadap

pendidikan.

1.4.2 Manfaat Praktis

Dengan adanya penelitian aspek moral ini diharapkan mampu

membantu dan memberikan sumbangan dalam meningkatkan kemampuan

dalam memahami aspek moral yang terdapat dalam sebuah karya sastra

dan relevansinya terhadap pendidikan.

1.5 Batasan Istilah

Di dalam penelitian ini terdapat beberapa batasan istilah atau

definisi. Batasan istilah bertujuan untuk mendapatkan gambaran secara singkat

tentang masalah yang akan diteliti. Batasan istilah tersebut adalah:

a. Secara umum moral menyaran pada pengertian (ajaran tentang) baik buruk

yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan

sebagainya: akhlak, budin pekerti, susila (KBBI dalam Burhan

Nurgiantoro, 1995).

b. Sastra adalah karya imajinatif yang bermediakan bahasa dan mempunyai

nilai estetika dominan, menurut Rene Wellek dan Austin Warren (dalam

Heru Kurniawan, 2011 : 1).

c. Novel berasal dari bahasa Itali Novella yang berarti sebuah barang baru

yang kecil dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk

prosa (Abrams dalam Nurgiantoro, 1995 : 9).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

8

d. Pendekatan sosiologi sastra hakikatnya adalah interdisiplin antara

sosiologi dengan sastra, yang menurut Ratna (dalam Heru Kurniawan,

2011: 5) keduanya memlikiki obyek yang sama yaitu manusia dalam

masyarakat (Heru Kurniawan, 2011 : 5).

e. Relevansi merupakan hubungan atau kaitan.

1.6 Sistematika Penyajian

Dalam proposal ini berisi 3 bab. Bab I berisi tentang pendahuluan. Uraian

mengenai pendahuluan berisi (1.1) latar belakang, (1.2) rumusan masalah, (1.3)

tujuan, (1.4) manfaat yang terdiri dari (1.4.1) manfaat teoritis dan (1.4.2) manfaat

praktis, (1.5) batasan istilah, dan (1.6) sistematika penyajian. Bab II merupakan

landasan teori. Uraian mengenai landasan teori berisi (2.1) penelitian terdahulu

yang relevan, (2.2) kajian pustaka yang terdiri atas (2.2.1) alur/plot, (2.2.2)

latar/setting, (2.2..3) tokoh dan penokohan, (2.2.4) pengertian moral, (2.2.5) nilai

moral dalam karya sastra, (2.2.6) pendekatan sosiologi sastra, (2.3) pengajaran

sastra di SMA, (2.4) KTSP, (2.4.1) kompetensi isi dan kompetensi dasar kelas

XII. Bab III merupakan metodologi penelitian. Dalam metodologi akan diuraikan

mengenai (3.1) jenis penelitian, (3.2) subyek penalitian, (3.3) sumber data, (3.4)

instrument penelitian, (3.5) teknik analisis data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

9

BAB II

STUDI KEPUSTAKAAN

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Resi Serli (2006) dalam penelitiannya yang berjudul Nilai Moral dalam

Novel Bumi Cinta Karya Habiburahman EL Shirazy. Dari penelitian tersebut

dapat disimpulkan bahwa, penelitian tersebut bertujuan untuk

mendeskripsikan nilai-nilai moral yang terdiri dari hati nurani, kebebasan dan

tanggung jawab, hak dan kewajiban, serta nilai dan norma yang terdapat

dalam novel Bumi Cinta karya Habiburahman El Shirazy. Dalam novel

tersebut peneliti menemukan empat aspek yang digambarkan melalui tokoh-

tokoh yang terdapat dalam novel Bumi Cinta sebagai berikut (1) Hati nurani,

sebagai seorang sahabat tokoh mempunyai rasa belas kasihan terhadap

sahabatnya. (2) Hak dan kewajiban, sebagai seorang hamba yang taat dalam

beribadah tokoh memunyai kewajiban untuk menjalankan ibadah serta

membela agamanya jika dihina orang lain. (3) Kebebasan dan tanggung

jawab, sebagai penelitiannya tepat pada waktunya dan tokoh juga memiliki

kebebasan untuk mempergunakan fasilitas yang telah diberikan kepadanya

demi kelancaran penelitiannya. (4) Nilai dan norma, sebagai seorang anggota

masyarakat tokoh memiliki perilaku yang baik dalam hidup bermasyarakat.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh M. Mahmud El Mahluf (2009)

dengan judul Moralitas dalam Novel Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburraman

9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

10

El Shirazy. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui dimensi moralitas

islami dalam isi cerita novel Ayat-ayat Cinta. Penelitian ini diharapkan

menjadi langkah awal untuk menanamkan dan mengembangkan dimensi

moralitas islam serta dapat dijadikan landaan hidup sehari-hari oleh umat

islam. Hasil penelitian tersebut adalah bahwa terdapat dimensi moralitas

islami dalam novel Ayat-ayat Cinta antara lain: pertama, moralitas kepada

Allah SWT, Kedua, moralitas kepada Rasullulah SAW, Ketiga, moralitas

kepada diri sendiri, Keempat, moralitas kepada keluarga, Kelima, moralitas

kepada kehidupan sosial, keenam, moralitas kepada negara.

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Vicky Choirul Abidin tahun 2013

dengan penelitiannya yang berjudul Analisis Nilai Moral dalam Novel Cinta

Suci Zahrana Karya Habiburahman El Shirazy. Penelitian tersebut

memfokuskan dalam mencari nilai-nilai moral yang terdapat dalam

kandungan bacaan novel Cinta Suci Zahrana yang mampu menjadikannya

motivasi untuk menghadapi kehidupan sehari-hari. Yaitu kehidupan anak

manusia yang tak lepas dari berbagai ujian dan godaan tetapi ia selalu sabar

atas segala cobaan yang dialaminya. Bahkan selalu tegar, rajin bekerja dan

rajin pula belajar untuk mencapai cita-cita yang diimpikannya. Rumusan

masalah dalam penelitian ini, yaitu peneliti mampu mendeskripsikan nilai

moral (1) kesabaran, (2) tawakal, (3) taat ibadah, (4) penolong, (5) rajin, (6)

pengendalian diri, (7) penyesalan yang terdapat pada novel Cinta Suci

Zahrana karya El Shirazy.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

11

Berdasarkan penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa dapat

disimpulkan bahwa beberapa novel di Indonesia : Bumi Cinta Karya

Habiburahman EL Shirazy, Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburraman El Shirazy,

Cinta Suci Zahrana Karya Habiburahman El Shirazy, 1) tokoh dalam novel

digambarkan sebagai orang yang memiliki moral yang baik, dapat dibuktikan

bahwa tokoh tersebut memiliki nilai kemanusiaan tinggi, bertanggung jawab,

dan memiliki perilaku yang baik dalam masyarakat. 2) kecintaan terhadap

Tuhan berupa religi masih kental dalam novel-novel tersebut.

2.2 Landasan teori

2.2.1 Tokoh dan Penokohan

Sama halnya dengan plot dan latar, tokoh dan penokohan juga

merupakan unsur penting dalam sebuah karya sastra. Tokoh cerita

(character), menurut Abrams (dalam Burhan Nurgiantoro, 1995 : 165)

adalah orang(-orang) yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau

drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan

kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan

apa yang dilakukan dalam tindakan.

Menurut Burhan Nurgiantoro (1995 : 165) istilah tokoh

menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, misalnya sebagai jawab

terhadap pertanyaan : “siapakah tokoh utama novel itu?”, atau “ada

berapa jumlah pelaku novel itu?”, atau “siapakah tokoh protagonis dan

antagonis dan antagonis dalam novel itu?”. Sedangkan watak,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

12

perwatakan, dan karakter, menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh

seperti yang telah ditafsirkan oleh pembaca, lebih menunjuk pada

kualitas pribadi seorang tokoh.

Jones (dalam Burhan Nurgiantoro, 1995 : 165) menyatakan

bahwa penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang

seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tokoh adalah orang

yang ada dalam sebuah cerita naratif, sedangkan penokohan adalah

pelukisan gambaran watak dari seorang tokoh dalam sebuah cerita

naratif atau karya sastra.

a) Pembedaan Tokoh

1. Tokoh utama dan tokoh tambahan

Dilihat dari segi peranan pembedaan tokoh dibagi menjadi

dua yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh yang disebut

pertama adalah tokoh utama cerita (central character, main

character), sedangkan yang kedua adalah tokoh tambahan

(peripheral character). Tokoh utama adalah tokoh yang

diutamakan penceritaannya. Ia merupakan tokoh yang paling

banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang

dikenai kejadian. Ia sangat mempengaruhi perkembangan plot

secara keseluruhan. Di pihak lain, pemunculan tokoh-tokoh

tambahan dalam keseluruhan cerita hanya sedikit, tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

13

dipentingkan dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitan

dengan tokoh utama.n Tokoh utama adalah yang dibuat

sinopsisnya, yaitu dalam kegiatan pembuatan sinopsis,

sedangkan tokoh tambahan biasanya diabaikan.

Pembedaan antara tokoh utama dan tokoh tambahan tak

dapat dilakukan secara eksak. Pembedaan itu lebih bersifat

gradasi, kadar keutamaan tokoh itu bertingkat : tokoh utama

(yang) utama, utama tambahan, tokoh tambahan utama,

tambahan (yang memang) tambahan.

b) Teknik penulisan Tokoh

a. Teknik Ekspositori

Teknik ekspositori, yang sering juga disebut sebagai teknik

analitis, pelukisan tokoh cerita dilakukan dengan deskripsi,

uraian, atau penjelasan secara langsung. Tokoh cerita hadir dan

dihadirkan oleh pengarang ke hadapan pembaca secara tidak

berbelit-belit, melainkan begitu saja dan langsung disertai

deskripsi kediriannya, yang mungkin berupa sikap, sifat, watak,

tingkah laku, atau bahkan cerita fiksinya. Pengarang tidak

hanya memperkenalkan latar dan suasana dalam rangka

“menyituasikan” pembaca, melainkan juga data-data kedirian

tokoh cerita. Dalam hal ini, pengarang harus mempertahankan

konsistensi tentang jatio diri tokoh tersebut yang artinya tokoh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

14

tak dibiarkan berkembang keluar jalur sehingga sikap dan

tingkah lakunya tetap mencerminkan kediriannya.

Deskripsi kedirian tokoh yang dilakukan secara langsung oleh

pengarang akan berwujud penuturan yang bersifat deskriptif

pula. Hal inilah yang menyebabkan pembaca akan dengan

mudah memahami kedirian tokoh tanpa harus menafsirkan

sendiri dengan kemungkinan kurang tepat.

b. Teknik Dramatik

Penampilan tokoh cerita dalam teknik dramatik, artinya

mirip dengan yang ditampilkan pada drama, dilakukan secara

tidak langsung. Artinya, pengarang tidak mendeskripsikan

secara eksplisit sifat dan sikap serta tingkah laku tokoh.

Pengarang membiarkan para tokoh cerita untuk menunjukkan

kediriannya sendiri melalui berbagai aktivitas yang dilakukan,

baik secara verballewat kata maupun nonverbal lewat tindakan

atau tingkah laku, dan juga melalui peristiwa yang terjadi.

Berhubung sifat kedirian tokoh tidak dideskripsikan secara

jelas dan lengkap, ia akan hadir kepada pembaca secara

sepotong-sepotong dan tidak sekaligus.

Penampilan tokoh secara dramatik dapat dilakukan dengan

sejumlah teknik, yaitu : 1) teknik cakapan, 2) teknik tingkah

laku, 3) teknik pikiran dan perasaan, 4) tekniuk arus kesadaran,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

15

5) teknik reaksi tokoh, 6) teknik reaksi tokoh lain, 7) teknik

pelukisan latar dan, 8) teknik pelukisan fisik.

2.2.2 Latar

Tahap awal karya fiksi pada umumnya berisi penyituasian,

pengenalan terhadap berbagai hal yang akan diceritakan. Misalnya,

pengenalan tokoh, pelukisan keadaan alam, lingkungan, suasana

tempat, mungkin juga hubungan waktu, san lain-lain yang dapat

menuntun pembaca secara emosional kepada situasi cerita. Tahap awal

suatu karya pada umumnya berupa pengenalan, pelukisan atau

penunjukan latar (Burhan Nurgiantoro, 1995 : 217).

Abrams (dalam Burhan Nurgiantoro, 1995 : 216) latar atau

seting yang disebut juga landas tumpu, menyaran pada pengertian

tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya

peristiwa-peristiwa yang diceritakan.

Nurgiantoro (1995 : 227) membedakan unsur latar ke dalam tiga

unsur pokok, di antaranya adalah:

1) Latar tempat

Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa

yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Penggunaan latar

tempat dengan nama-nama tertentu haruslah mencerminkan, atau

paling tidak bertentangan dengan , sifat, dan kadaan geografis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

16

tempat yang bersangkutan. Tempat menjadi sesuatu yang bersifat

khas, tipikal, dan fungsional.

2) Latar waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan”

terjadinya peristiwa- peristiwa yang diceritakan dalam sebuah

karya fiksi. Masalah kapan tersebut biasanya dihubungkan dngan

waktu faktual, waktu yang ada kaitanya atau dapat dikaitkan

dengan peristiwa sejarah.

3) Latar sosial

Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan

dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat

yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan

masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang

cukup kompleks. Ia dapat berupa kebiasaan hidup, adat istidat,

tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berfikir dan bersikap,

dan lain-lain yang tergolong latar spritual seperti yang

dikemukakan sebelumnya.

Sudjiman (1988 : 44) dalam bukunya Memahami Cerita Rekaan

mengungkapkan bahwa, peristiwa-peristiwa di dalam cerita itulah

terjadi pada suatu waktu atau di dalam suatu rentang tertentu dan pada

suatu tempat tertentu. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa segala

keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

17

dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya membangun suatu

cerita.

2.2.3 Tema

Hartoko dan Rahmanto (dalam Nurgiantoro, 2009 : 68)

menyatakan bahwa, tema merupakan gagasan dasar umum yang

menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam teks

sebagai struktur sematis dan yang menyangkut persamaan-persamaan

atau perbedan-perbedaan.

Tema menjadi dasar pengembangan sebuah cerita, maka ia pun

bersifat menjiwai seluruh bagian cerita itu. Tema mempunyai

generalisasi yang umum, lebih luas, dan abstrak. Dengan demikian,

tema dapat dipandang sebagai dasar cerita, gagasan dasar umum,

sebuah karya novel. Gagasan dasar umum yang dipergunakan untuk

mengembangkan cerita. Dengan kata lain, cerita tentunya akan “setia”

mengikuti gagasan dasar umum yang telah ditetapkan sebelumnya

sehingga berbagai peristiwa-konflik dan pemilihan berbagai unsur

intrinsik yang lain seperti penokohan, pelataran, dan

penyudutpandangan diusahakan mencerminkan gagasan dasar umum

tersebut (Burhan Nurgiantoro, 2009 : 68 – 69).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

18

2.3 Pengertian Moral

Moral berasal dari kata mores yang berarti dalam kehidupan

adat-istiadat atau kebiasaan. Kata moral selalu mengacu pada baik

buruknya manusia sebagai manusia. Norma-norma moral adalah tolak

ukur untuk menetukan betul salahnya sikap dan tindakan manusia

dilihat dari segi baik buruknya. Nilai moral bertolak pada sikap,

kelakuan yang dapat dilihat melaui perbuatan. Perbuatan yang dapat

terlihat terpuji dan baik secara lahiriyah akan dinilai memiliki niai

moral yang baik (Suseno,1987:19).

Burhan Nurgiantoro (1995 : 321 – 322) dalam bukunya yang

berjudul Teori Pengkajian Fiksi mengungkapkan bahwa, fiksi

mengandung penerapan moral dalam sikap dan tingkah laku para tokoh

sesuai dengan pandangannya terhadap moral. Melalui cerita, sikap, dan

tingkah laku tokoh-tokoh itulah pembaca diharapkan mampu

mengambil hikmah dari pesan-pesan moral yang disampaikan, yang

diamantkan. Moral dalam karya sastra dapat dipandang sebagai

amanat, pesan, message. Moral yang diperoleh pembaca lewat sastra,

selalu dalam pengertian yang baik. Dengan demikian, jika dalam

sebuah karya sastra ditampilkan sikap dan tingkah laku tokoh-tokoh

kurang terpuji, tidaklah berarti bahwa pengarang menyarankan kepada

pembaca untuk bersikap dan bersikap secara demikian.

Istilah moral dan moralitas tidak sekedar menunjuk tingkah

laku atau sikap semata, akan tetapi lebih kepada kompleks komponen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

19

yang mencakup keduanya. Berdasarkan asumsi ini, pernyataan moral

dan moralitas tidak saja mengikuti komponen sikap akan tetapi

sekaligus tingkah lakunya. Hal ini menunjukan bahwa moral sangat

erat kaitannya dengan performansi dari tingkah laku tertentu

(Haricahyono, 1995 : 81)

2.3.1 Nilai Moral dalam Karya Sastra

Moral dalam karya sastra, atau hikmah yang diperoleh pembaca lewat

sastra, selalu dalam pengertian yang baik. Dengan demikian, jika

dalam sebuah karya ditampilkan sikap dan tingkah laku tokoh-tokoh

yang kurang terpuji, baik mereka berlaku sebagai tokoh antagonis

maupun protagoni (Nurgiantoro, 1995 : 322).

Suseno dalam bukunya yang berjudul Etika Dasar

Masalah-maslah Pokok Filsafat Moral (1987 : 142 – 150) juga

mengungkapkan sikap dan tindakan yang berkaitan dengan nilai

moral, yaitu sebagai berikut:

1. Kejujuran

Kejujuran berhubungan dengan ketulusan hati dan kelurusan

hati. Suseno (1987 : 142 – 143) mengemukakan bahwa bersikap

terhadap orang lain, tetapi tanpa kejujuran adalah kemunafikan dan

sering beracun. Bersikap jujur kepada orang lain berarti dua sikap

yaitu bersikap terbuka dan bersifatfair. Bersikap terbuka adalah

kita selalu muncul sebagai diri kita sendiri (kita berhak atas batin

kita). Yang dimaksud terbuka bukan berarti pertanyaan orang lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

20

berhak mengetahui perasaan dan pikiran kita, sehingga tidak

pernah menyembunyikan dengan apa yang kita perlihatkan. Yang

kedua bersifatfair (wajar), yaitu memperlakukan menurut standard-

standar yang dipergunakan orang lain terhadap dirinya. Bersikap

tetapi tidak pernah bertindak bertentangan dengan suara hati dan

keyakinannya. Keselarasan yang berdasarkan kepalsuan, ketidak

adilan, dan kebohongan akan disobeknya.

2. Nilai-nilai otentik

Otentik berarti asli. Manusia otentik adalah manusia yang

menghayati, menunjukkan dirinya sesuai dengan keasliannya,

dengan kepribadian yang sebenarnya (Suseno, 1987 : 143).

3. Kesediaan untuk bertanggung jawab

Kesediaan untuk bertanggung jawab adalah yang pertama,

kesediaan untuk melakukan apa yang harus dilkukan dengan

sebaik mungkin. Bertanggung jawab berarti suatu sikap terhadap

tugas yang membebani kita. Kedua, bertanggung jawab mengatasi

segala etika peraturan. Suseno (1987 : 16) etika tidak dapat

mengantikab agama namun ia juga tidak bertentangan dengan

agama, bahkan diperlukan.

Etika peraturan hanya mempertanyakan apakah sesuatu atau

tidak, sehingga terikat pada apa yang perlu dan nilai yang mau

dihasilkan (Suseno, 1987 : 145 – 146).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

21

4. Kemandirian moral

Kemandirian berarti kita tidak pernah ikut-ikutan dengan

berbagai pandangan moral dalam lingkungan kita, melainkan

selalu membentuk penelitian, dan pendirian sendiri dalam

bertindak sesuai dengannya. Kemandirian adalah kekuatan batin

untuk memahami sikap moral sendiri dan bertindak sesuai

dengannya.

5. Keberanian moral

Keberanian adalah ketekatan dan bertindak untuk bersikap

mandiri. Keberanian menunjukkan dalam tekad untuk tetap

mempertahankan sikap yang telah diyakini. Sebagai kewajiban

pun apabila tidak disetujui atau secara aktif dilawan oleh

lingkungan, sehingga tidak mundur dari tugas dan tanggung

jawab. Keberanian adalah kesetiaan terhadap suara hati yang

menyatakan diri dalam kesedianan untuk mengambil resiko

konflik (Suseno, 1987 : 147).

6. Kerendahan hati.

Kerendahan hati adalah kekuatan batin untuk melihat diri

sesuai dengan kenyataannya. Orang yang rendah hati tidak hanya

melihat kelemahannya melainkan juga kekuatannya, sehingga

sadar akan keterbatasan kebaikan kita, termasuk kemampuan

untuk memberikan penilain moral terbatas, sehingga penilaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

22

kita masih jauh sempurna karena hati belum jernih (Suseno, 1987

: 148).

7. Realitas dan kritis

Realitas dan kritis yaitu menjamin keadilan dan

menciptakan sesuatu keadan masyarakat yang membuka

kemungkinan lebih besar dari anggota-anggota untuk membangun

hidup lebih tegas dari penderitan dan lebih bahagia (Suseno, 1987

: 150)

2.4 Pendekatan Sosiologi Sastra

Sosiologi sastra dalam pengertian ini mencangkup pelbagai

pendekatan, masing-masing didasarkan pada sikap dan pandangan

teoritis tertentu. Secara singkat sosiologi adalah telaah yang obyektif

dan ilmiah tentang manusia dalam masyrakat; telaah tentang lembaga

dan proses sosial. Sosiologi mencoba mencari tahu bagaimana

masyarakat dimungkinkan, bagaimana ia berlangsung, dan bagaimana

ia tetap ada (Sapadi Djoko Damono, 1978 : 8).

Suwardi endraswara (2011) dalam bukunya yang berjudul

Metodologi Penelitian Sosiologi Sastra mengungkapkan bahwa,

sosiologi sastra adalah ilmu yang memanfaatkan faktor sosial sebagai

pembangun sastra. Faktor sosial diutamakan untuk mencermati karya

sastra. Menurutnya, sosiologi sastra jelas ilmu tentang interdisiplin

yang memperhatikan ihwal fakta estetis dan fakta kemanusiaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

23

Sosiologi sastra sebagai sebuah metode yang memahami manusia

lewat fakta imajinatif, memerlukan paradigma yang kokoh.

Tujuan penelitian sosiologi sastra adalah meningkatkan

pemahaman terhadap sastra dalam kaitannya dengan masyarakat,

menjelaskan bahwa rekaan tidak berlawanan dengan kenyataan. Karya

sastra jelas dikontruksikan sec imajinatif, tetapi kerangka imajinatifnya

tidak bisa difahami diluar kerangka empirisnya. Karya sastra bukan

semata-mata gejala individual tetapi juga gejala sosial (Ratna, 2003:

11).

Sapardi Djoko Damono (1978 : 2) mengungkapkan bahwa,

Pendekatan terhadap sastra yang mempertimbangkan segi-segi

kemasyarakatan ini oleh beberapa penulis disebut sosiologi sastra.

Menurutnya, ada dua kecenderungan utama dalam telaah sosiologis

terhadap sastra. Pertama, pendekatan yang berdasarkan pada anggapan

bahwa, sastra merupakan cermin proses sosial – ekonomis belaka.

Kedua, pendekatan yang mengutamakan teks sastra sebagai bahan

penelaah. Metode yang digunakan dalam sosiologi sastra ini adalah

analisis teks untuk mengetahui strukturnya, kemudian dipergunakan

memahami lebih dalam lagi gejala sosial yang di luar sastra.

Penelitian ini akan meneliti nilai-nilai moral yang terkandung

dalam novel Batas Antara Keinginan dan Kenyataan karya Akmal

Nasery Basral dengan tinjauan sosiologi sastra, maka peneliti akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

24

menggunakan teori pendekatan Damono yang kedua, yaitu pendekatan

yang mengutamakan teks sastra sebagai bahan penelaah. Metode yang

digunakan dalam sosiologi sastra ini adalah analisis teks untuk

mengetahui strukturnya, kemudian dipergunakan memahami lebih

dalam lagi gejala sosial yang di luar sastra.

2.5 Pengajaran sastra di SMA

Dalam perspektif pendidikan, tujuan pembelajaran sastra lebih

diarahkan pada kemampuan siswa mengapresiasi nilai-nilai luhur yang

terkandung dalam sastra. Menurut Nurgiyantoro (2001), tujuan

pembelajaran sastra secara umum ditekankan, atau demi

terwujudnya,kemampuan siswa untuk mengapresiasi sastra secara memadai.

Rahmanto (2005 : 27 – 28) mengungkapkan tiga aspek penting dalam

memilih pengajaran sastra, yaitu:

1. Bahasa

Aspek kebahasan dalam karya sastra ini tidak hanya ditentukan

oleh masalah-masalah yang dibahas, tapi juga faktor faktor-faktor lain

seperti: cara penulisan yang dipakai pengarang. Seorang guru

hendaknya selalu memahamintingkat kebahasaan siswa-siswinya

sehingga berdasarkan pemahaman tersebut guru dapat memilih materi

yang cocok untuk disajikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

25

2. Psikologi

Rahmanto (2005 : 30) menyajikan tahap perkembangan psikologi

anak untuk membantu guru lebih memahami tingkatan perkembangan

psikologi anak-anak SD dan anak-anak SMA.

a. Tahap pengkhayal (8 – 9 tahun)

Pada tahap ini imajinasi anak belum banyak diisi hal-hal

nyata tetapi masih penuh dengan berbagai macam fantasi

kekanakan.

b. Tahap romantik (10 – 12 tahun)

Pada tahap ini anak mulai meninggalkan fantasi-fantasi dan

mengarah ke realitas. Anak mulai menyukai cerita kepahlawanan,

petualangan, dan bahkan kejahatan.

c. Tahap realistik (13 – 16 tahun)

Pada tahap ini anak benar-benar terlepas dari dunia fantasi.

Mereka terus berusaha mengetahui dan mengikuti dengan teliti

fakta-fakta untuk memahami masalah-masalah dalam kehidupan

yang nyata.

d. Tahap generalisasi (16 – selanjutnya)

Pada tahap ini anak sudah tidak lagi berminat pada hal-hal

praktis saja tetapi juga berminat untuk menemukan konsep-

konsep abstrak dengan menganalisis suatu fenomena.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

26

3. Latar belakang budaya

Latar belakang karya sastra ini meliputi hampir semua faktor

kehidupan manusia dan lingkungannya. Guru sastra hendaknya

memilih bahan pengajarannya dengan menggunakan prinsip

mengutamakan karya-karya sastra yang latar ceritanya dikenal oleh

siswa. Guru sastra hendaknya mengembangkan wawasan untuk dapat

menganalisis pemilihan materinya sehingga dapat menyajikan

pengajaran sastra yang mencangkup dunia lebih luas.

2.5.1 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional dikatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana

dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan

sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Yang

dimaksud dengan isi dan bahan pengajaran itu sendiri adalah susunan dan

bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan

pendidikan yang bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian tujuan

pendidikan nasional (Wina, 2008 : 8).

Hamalik (Wina, 2008 : 10) mengungkapkan bahwa kurikulum

mempunyai tiga peran yaitu (1) peran konservatif yaitu melestarikan berbagai

nilai budaya sebagai warisan masa lalu, (2) peran kreatif yaitu dapat

membantu sisiwa untuk mengembangkan setiap potensi yang dimilikinya

agar dapat berperan aktif dalam kehidupan sosial masyarakat. (3) peran

kreatif dan evaluatif yaitu kurikulum harus berperan dalam menyeleksi dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

27

mengevaluasi segala sesuatu yang dianggap bermanfaat untuk kehidupan

anak didik.

Dalam Standar Nasional Pendidikan (Wina, 2008 : 128) kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang

disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.

Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memerhatikan

dan berdasarkan standar kompetisi serta kompetisi dasar yang dikembangkan

oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Dalam hal ini KTSP

memiliki tiga tujuan khusus yaitu (1) meningkatkan mutu pendidikan melalui

kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum,

mengelola, dan memberdayakan sumber yang tersedia, (2) meningkatkan

kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum

melalui pengambilan keputusan bersama, (3) meningkatkan kompetensi antar

kesatuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.

Berikut merupakan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang sesuai

dengan pembelajaran sastra di SMA kelas XII semester II.

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

SK 15 : Memahami buku biografi,

novel, dan hikayat

KD 15.1 : Mengungkapkan hal-hal

yang menarik dan dapat

diteladani tokoh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

28

2.5.2 Silabus

Mulyasa dalam bukunya yang berjudul Implementasi Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah (2008 :

132 – 133) mengungkapkan bahwa, silabus dapat diartikan sebagai rencana

pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu,

yang mencangkup standarkompetensi, kompetensi dasar, materi pokok,

kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi

waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan,

berdasarkan standar nasional pendidikan (SNP). Dalam hal ini, Mulyasa

(2008 : 147 – 149) membagi atas tujuh komponen utama silabus yaitu:

1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD)

SKKD berfungsi untuk mengarahkan guru dan fasilitator

pembelajaran, mengenai target yang harus dicapai dalam

pembelajaran.

2. Materi Standar

Materi standar berfungsi untuk memberikan petunjuk kepada

peserta didik dan guru/fasilitator tentang apa yang harus dipelajari

dalam mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.

3. Kegiatan pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dalam silabus berfungsi mengarahkan

peserta didik dan guru dalam membentuk kompetensi dasar.

Dalam garis besarnya, kompetensi ini mencakup kegiatan awal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

29

(pembuka), kegiatan inti (pembentukan kompetensi), dan

klegiatan akhir (penutup).

4. Indikator

Indikator berfungsi sebagai petunjuk tentang perubahan perilaku

yang akan dicapai oleh peserta didik sehubungan dengan kegiatan

belajar yang dilakukan, sesuai dengan kompetensi dasar dan

materi standar yang dikaji.

5. Penilaian dalam silabus

Berfungsi sebagai alat dan strategi untuk mengukur keberhasilan

belajar peserta didik. Penilaian dapat dilakukan secara terpadu

dengan pembelajaran, pelaksanaanya dapat dilakukan melalui

pendekatan proses dan hasil belajar.

6. Alokasi waktu

Adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran sesuai

dengan kalender pendidikan. Waktu pembelajaran efektif adalah

jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam

pembelajaran termasuk muatan lokal ditambah jumlah jam untuk

pengembangan diri.

7. Sumber belajar

Sumber belajar dalam silabus berfungsi untuk mengarahkan

peserta didik dan guru mengenai sumber-sumber belajar yang

relevan untuk dikaji dan didayagunakan untuk membentuk

kompetensi peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

30

2.5.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Tugas guru dalam kaitannya dengan dokumen kurikulum adalah

membuat rencana pembelajaran yang akan dijadikan pedoman pelaksanaan

pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik. Dalam kondisi

dan situasi bagaimanapun, guru tetap harus membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP), karena perencanaan merupakan pedoman

pembelajaran (Mulyasa, 2008 : 154 – 155). Selain itu, Mulyasa

mengungkapkan bahwa, RPP merupakan perencanaan jangka pendek

untuk memperkirakan dan memproyeksikan tentang apa yang akan

dilakukan guru. RPP juga merupakan upaya untuk memperkirakan

tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Upaya

tersebut perlu dilakukan untuk mengoordinasikan komponen-komponen

pembelajaran, yakni kompetensi dasar, materi standar, indikator hasil

belajar, dan penilaian berbasis kelas (PBK).

Sedikitnya terdapat dua fungsi RPP dalam implementasi KTSP

(Mulyasa, 2008 : 155 – 156) Yaitu :

1. Fungsi Perencanaan

Setiap akan melakukan pembelajaran guru wajib memiliki

persiapan, baik persiapan tertulis maupun tidak tertulis.

2. Fungsi Pelaksanaan

RPP berfungsi untuk mengefektifkan proses pembelajaran sesuai

dengan apa yang direncanakan. Dalam hal ini, materi standar yang

dikembangkan dan dijadikan bahan kajian oleh peserta didik harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

31

disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuannya, mengandung

nilai fungsional, praktis, serta disesuaikan dengan kondisi dan

kebutuhan lingkungan, sekolah, dan daerah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai : (1) Jenis penelitian, (2)Subyek

penelitian, (3) Sumber data, (4)Teknik pengumpulan data, (5)Instrumen

penelitian, (6) Teknis analisis data Keenam hal tersebut akan dijelaskan pada

metodologi penelitian ini.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Tujuan

penelitian deskriptif kuantitatif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran

atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-

sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki (Nazir, 1983 : 63).

Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan secara sistematis nilai

moral dalam novel Batas Antara Keinginan dan Kenyataan karya Akmal

Nasery Basral.

3.2 Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah nilai moral dalam novel Batas Antara

Keinginan dan Kenyataan karya Akmal Nasery Basral tersebut dapat dilihat

dari tuturan serta tindakan-tindakan para tokoh dalam film tersebut.

32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

33

3.3 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Judul Novel : Batas Antara Keinginan dan Kenyataan

Karya : Akmala Nasery Basral

Penerbit : Penerbit Qanita (Anggota IKAPI)

Tebal buku : 306 halaman

Banyaknya bab : 16 bab

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan teknik membaca

keseluruhan isi novel Batas Antara Keinginan dan Kenyataan karya Akmal

Nasery Basral. Setelah itu, peneliti menganalisis dan mencatat unsur-unsur

interinsik serta moral para tokoh yang terdapat dalam novel tersebut.

3.5 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif. Proses

dalam penelitian ini adalah instrumen atau alat pengumpul data.

Pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah dengan melakukan

observasi (pengamatan secara langsung). Oleh sebab itu, peran manusia

dalam penelitian ini sangatlah penting.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

34

3.6 Teknik Analisis Data

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

1) Membaca keseluruhan Novel Batas Antara Keinginan dan

Kenyataan karya Akmal Nasery Basral,

2) Menemukan dan mencatat unsur-unsur interinsik dalam novel

Batas Antara Keinginan dan Kenyataan karya Akmal Nasery

Basral.

3) Menemukan nilai moral dalam novel tersebut,

4) Mengaitkan sastra dengan pembelajharan di SMA yaitu kelas XII.

5) Menyusun hasil temuan mengenai moral para tokoh karya sastra

dalam novel Batas Antara Keinginan dan Kenyataan karya Akmla

Nasery Basral berdasarkan urutannya dengan menggunakan

bahasa yang runtut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

Dalam bab empat ini akan dideskripsikan hasil analisis unsur intrinsik

karya sastra yang dibatasi pada tokoh dan penokohan, latar, dan tema. Unsur-

unsur tersebut dianggap cukup memadai oleh penulis untuk memahami nilai

moral dalam novel Batas antara Keinginan dan Kenyataan karya Akmal Nasery

Basral. Penulis mengambil ketiga unsur instrinsik itu karena dirasa membantu

dalam menemukan nilai moralitas dalam novel tersebut. Selain itu, dalam bab

empat ini juga akan dianalis nilai moral novel tersebut untuk pembelajaran di

SMA semester II menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Pada penelitian ini peneliti menganalisis unsur intrinsik di antaranya (1)

tokoh dan penokohan yang terdiri dari tokoh utama dan tokoh tambahan, (2) latar

yang terdiri dari latar tempat, latar waktu, dan latar sosial, (3) tema. Kemudian

menganalisis tujuh nilai moral yang terdiri dari (1) kejujuran, (2) nilai-nilai

otentik, (3) kesediaan untuk bertanggung jawab, (4) kemandirian moral, (5)

keberanian moral, (6) kerendahan hati, (7) realitas dan kritis.

4.2 Analisis Tokoh, Penokohan, Latar, dan Tema

4.2.1 Tokoh dan Penokohan

Tokoh adalah orang-orang yang ditampilkan dalam sebuah karya

naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan

35

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

36

kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang

dilakukan dalam tindakan (Abrams dalam Nurgiantoro, 1995 : 165), sedangkan

Jones (dalam Nurgiantoro, 1995 : 165) menyatakan bahwa, penokohan adalah

pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah

cerita. Terdapat dua teknik dalam menggambarkan tokoh dan penokohan

(Nurgiantoro, 1995 : 195-210) yaitu teknik Ekspositori dan teknik dramatik.

Berikut penjelasannya :

a. Teknik Ekspositori

Teknik ini sering juga sering disebut sebagai teknik analitis,

pelukisan tokoh cerita dilakukan dengan deskripsi, uraian, atau

penjelasan secara langsung. Tokoh cerita hadir dan dihadirkan

oleh pengarang ke hadapan pembaca secara tidak berbelit-belit,

melainkan begitu saja dan langsung disertai deskripsi kediriannya,

yang mungkin berupa sikap, sifat watak, tingkah laku, atau

bahkan cerita fiksinya.

b. Teknik Dramatik

Pengarang tidak mendeskripsikan secara eksplisit sifat dan

sikap serta tingkah laku tokoh. Pengarang membiarkan para tokoh

cerita untuk menunjukkan kediriannya sendiri melalui berbagai

aktivitas yang dilakukan, baik secara verbal lewat kata maupun

nonverbal lewat tindakan atau tingkah laku, dan juga melalui

peristiwa yang terjadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

37

Menurut Nurgiyantoro (2007:165), penokohan adalah pelukisan

gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita.

Pada novel Batas antara Keinginan dan kenyataan karya Akmal

Nasery Basral ini terdapat beberapa tokoh yaitu Jaleswari, Arifin, Adeus, Nawara,

Borneo Panglima Adayak, Ubuh, Page, dan Otiq. Tokoh utama dalam novel ini

adalah Jaleswari, karena dia sering muncul dalam setiap peristiwa. Sedangkan

tokoh lain berperan sebagai tokoh tambahan yang kemuculannya hanya saat

tertentu.

a. Jaleswari

Jaleswari digambarkan sebagai perempuan muda cantik yang

sedang dalam masa kehamilan muda, tetapi dalam kehamilannya tersebut

Jaleswari telah ditinggal untuk selama-lamanya oleh Aldo suaminya. Hal

ini ditunjukkan pengarang dengan teknik langsung atau ekspositori melalui

kutipan berikut.

(1) “Perempuan, Lakak,” seringai di Wajah Pangau mengembang.

“Cantik.”

“Cantik?”

“Cantik sekali, seperti bintang film siapa itu?” (Akmal, 2011 : 144)

(2) Kehamilan ini benar-benar menjengkelkan. Pikirnya sambil

memejamkan mata dan memusatkan perhatiannya agar ususnya

tidak melakukan gerakan anti-peristaltik yang membuat makanan

di lambung kembali naik menuju lehernya. (Akmal, 2011 : 2)

(3) “Kenapa sih kau ini?” desis Jales sedikit jengkel sambil

memperkeras tekanannya pada perut, seakan-akan ingin

mengatakan agar sang janin lebih tenang dan tak membuat

masalah. “Kalau semua ibu hamil merasakan seperti ini, apa yang

akan membuat mereka ....” (Akmal, 2011 : 36)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

38

Jaleswari merasa terpukul dengan kematian suaminya, karena setahu Jales

suaminya, Aldo tidak mempunyai riwayat penyakit yang membahayakan

hidupnya. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan teknik langsung atau ekspositori

melalui kutipan berikut.

(4) Namun, kebahagiaan itu hanya bertahan selama beberapa hari

sebelum Aldo mendadak meninggal setelah bermain futsal. Jales

tak ingin percaya itu sungguh-sungguh terjadi. Suaminya tak punya

riwayat penyakit jantung atau penyakit lain yang berbahaya.

(Akmal, 2011 : 4)

(5) Mungkin Jales akan lebih bisa menerima kematian suami yang baru

menikahinya empat bulan itu jika mobil Aldo ditabrak mobil

tronton besar dan Aldo tergencet di dalamnya. Atau Aldo sudah

berbulan-bulan terbaring lunglai sakit dengan berbagai selang obat-

obatan tersambung tubuhnya tanpa harapan. Ah! (Akmal, 2011 : 4)

Sosok Jaleswari juga digambarkan sebagai wanita yang sangat tegas

dalam melakukan tindakan dan tidak ingin berbasa-basi dalam menyampaikan

sesuatu. Hal ini dibuktikan saat sang sopir yang menjemputnya merasa takut

terhadap ketegasan Jales mengambil tindakan. Hal ini ditunjukkan pengarang

dengan teknik langsung atau ekspositori melalui kutipan berikut.

(6) “Baik, Bu,” ujar Victor agak getar mendengar ketegasan Jales.

Lelaki itu membuka jendela depan dan memberikan isyarat kepada

masyarakat agar memebrikan jalan. Namun, baru setengah jam

kemudian mobil Victor berhasil keluar dari kerumunan yang

hampir tak mau bergerak satu sentimeter pun. (Akmal, 2011 : 8 –

9)

(7) “Nyenyak,” jawab Jales pendek sekadar menghindari percakapan

basa-basi yang tak disukainya itu. (Akmal, 2011 : 72)

Dengan statusnya yang sudah tidak memiliki suami, Jales merasa

kehamilannya begitu menyusahkan sehingga dia sangat membenci

kehamilannya tersebut, bahkan jaleswari ingin mengaborsi buah hatinya bersama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

39

Aldo suaminya. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan teknik langsung atau

ekspositori melalui kutipan berikut.

(8) Dia tak yakin benar-benar ingin memelihara janin di dalam

rahimnya itu, apalagi untuk melahirkannya kelak. Sebab, apa

artinya memiliki seorang anak, tanpa memiliki seorang suami?

Kalau saja dia bisa memutar kembali jarum waktu dan memohon

kepada Tuhan, Jales yakn seyakin-yakinnyadia akan meminta agar

tidak kehilangan Aldo ketimbang mendapatkan seorang bayi

sekarang ini. (Akmal, 2011 : 35)

(9) “Kenapa sih kau ini?” Desis Jales sedikit jengkel sambil

memperkeras tekanannya pada perut, seakan-akan ingin

mengatakan agar sang janin lebih tenang dan tak membuat

masalah. “Kalau semua ibu hamil merasakan seperti ini, apa yang

membuat mereka ....” (Akmal, 2011 : 36)

Sebagai seorang perempuan yang serba berkecukupan, tentu Jaleswari

sangat selektif dalam memilih makanan, dan dia sangat menyukai kebersihan.

Hal ini ditunjukkan pengarang dengan teknik langsung atau ekspositori melalui

kutipan berikut.

(10) Jales menuju jendela dan menutupnya. Perutnya kinin mulai terasa

lapar. Dia ragu menu di sini akan cocok dengan seleranya yang

sangat selektif dalam hal makanan. Namun, kalaupun sulit diterima

lidahnya, tak mungkin dia akan menahan lapar semalaman. Apalagi

dian akan beberapa hari lagi di sini. Jales menepuk-nepuk perutnya.

“Yang penting kau jangan seperti naga yang sebulan tidak diberi

makan ya,” katanya. (Akmal, 2011 : 57)

(11) Jales tak langsung mengambil sendok, melainkan mengamati dulu

mangkuk berisi sop tulang di depannya. Aroma kuahnya yang

mengepul tidak seharum sop konro kesukaannya, meskipun tulang

sapi dengan cuilan daging yang menempel di beberapa bagian itu

terlihat sama seperti sop konro. Jales langsung merasa kurang

berminat. (Akmal, 2011 : 60)

(12) “Iiiih,” desis Jales yang jijik melihat telapak tangannya kini9

bersimbah darah nyamuk. Dengan hati-hati dia mengeluarkan

sachet tisu basah dari dalam saku celana jeans dan membersihkan

kedua telapak tangannya dengan cermagt sampai tak tersisa lagi

bekas darah serangga itu. (Akmal, 2011 : 218)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

40

Jaleswari adalah seorang wanita karir, dapat dibuktikan dengan

kesanggupannya dalam menerima tugas dari kantornya untuk menyelidiki

penyebeb tidak berjalannya program CSR dari perusahaanya. Jaleswari juga

mempunyai sifat yang mandiri tidak pernah mengandalkan orang lain bila dia

masih bisa melakukan pekerjaanya sendiri. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan

teknik langsung atau ekspositori melalui kutipan berikut.

(13) Sebab ketika dia memeutuskan untuk menerima program CSR

(Corporate ocial Responsibility) yang digagas kantornya berupa

pembangunan sebuah Sekolah Dasar di wilayah ini, hampir seluruh

kawannya menganggap dia gila karena kondisinya yang baru hamil

muda. Bahkan ibunya pun terkesan tak ingin Jales menerima tugas

itu. (Akmal, 2011 : 67)

(14) “Tapi kan sejak kecil Mama dan Papa selalu mengajarkan Jales

agar mandiri dan tidak takut seberat apa pun tantangan di luar?”

(Akmal, 2011 : 69)

(15) Jaales melihat perempuan yang terlalu mengandalkan orang lain

ketika sedang berjalan tak ada bedanya dengan nenek-nenek yang

memang harus dibantu. Tetapi melihat kondisi tanah yang becek

dan licin saat ini, Jales tak keberatan harus menelan dulu

prinsipnya sementara waktu: biar sajalah bila ada orang yang

melihat dan menilainya sebagai nenek-nenek. (Akmal, 2011 : 122)

Selain mempunyai sifat yang tegas, berpendirian teguh, mandiri, Jales

juga berjiwa nasionalisme yang tinggi, terbukti saat berada di Tanah Borneo

tersebut dia merasa jengkel karena banyak minuman-minuman mineral yang

dijual bukan produk Indonesia melainkan produk Malaysia. Hal ini ditunjukkan

pengarang dengan teknik langsung atau ekspositori melalui kutipan berikut.

(16) Jales memperhatikan makanan kecil dan air minum mineral yang

disusun di tengah meja makan. Tak ada merek yang dikenalnya di

Jakarta. Jales mengambil satu botol air mineral, dan membaca

kemasannyta. Memang produk Malaysia. Hal itu sempat

membuatnya jengkel sesaat. (Akmal, 2011 : 79)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

41

Dengan keadaan Jaleswari yang saat itu sedang hamil muda dan masih

dalam kondisi keterpurukannya yang baru saja ditinggalkan oleh suaminya

membuat Jales menjadi pribadi yang sedikit keras kepala dan ketus dalam

menanggapi perkataan orang lain. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan teknik

tidak langsung atau dramatik melalui kutipan berikut.

(17) Sok tahu! Lalu buat apa sih sok akrab bilang “selamat datang”

segala? Memangnya dia guide wisata? (Akmal, 2011 : 6)

(18) Arrrrrghh! Apakah kosakata bahasa Indonesia sudah sedemikian

miskinnya sehingga untuk menggambarkan sebuah kerusakan tak

bisa lagi dengan kata-kata tapi harus disaksikan langsung?

Menyebalkan! (Akmal, 2011 : 7)

(19) “Ya apa yang spesifik? Yang khusus?” lanjut Jales dengan mood

yang mulai tak terkendali lagi. Rasa mual di perutnya pun terasa

lagi, apalagi dengan rasa lapar yang semakin berkobar-kobar. “Pak

Victor yang seharusnya tahu apa yang spesifik itu.” (Akmal, 2011 :

59)

(20) “Iyalah Ma,” Jales memeluk ibunya. “Jales mungkin belum siap

dengan kehamilan ini, terutama akibat kematian Aldo yang begitu

cepat. Tapi Jales ke Kalimantan bukan mau bunuh diri.” (Akmal,

2011 : 69)

(21) “Tapi aku lebih butuh Aldo dibandingkan dengan bayi ini, Ma.”

(Akmal, 2011 : 70)

(22) Di mana lagi? Apakah harus menyeberang ke Tebedu? Guru kok

pertanyaanya begitu? (Akmal, 2011 : 125)

Sikap Jaleswari yang nasionalisme juga ditunjukkan oleh pengarang

melalui teknik tidak langsung atau dramatik, berikut kutipan yang membuktikan

pernyataan tersebut.

(23) Kalau aku terus terang, bagaimana jika nasi goreng itu dibuat

berdasarkan resep Malaysia? Sebab tak pernah sekali pun aku

makan nasi goreng dengan kuah rempah-rempah seperti sekarang.

(Akmal, 2011 : 80)

(24) Dunia di kepala Jales langsung terjungkir terbalik. Di tempat

sebecek ini? Dengan babi-babi yang tubuh mereka berlepotan

lumpur, dan rumah mereka sudah sepudar ingatan pemimpin

bangsa tentang masyarakat-masyarakat terpencil, dari dalamnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

42

berendar informasi global dari politik sampai hiburan. (Akmal,

2011 : 124)

(25) Anak-anak itu bertatapan satu sama lain. Jales melanjutkan

mengajar. “Kita coba lagu-lagu nasional ya. Siapa yang tahu

Indonesia Pusaka?” (Akmal, 2011 : 188)

(26) Mereka terus berjalan sampai ke patok yang dimaksudkan. Jales

mengambil gambar patok itu beberapa kalidengan kameranya.

“Sederhana sekali,” katanya. “Saya pikir patok raksasa semacam

tugu atau monumen besar.” (Akmal, 2011 : 202)

(27) Jaleswari tersenyum karena teringat pengalamanya kemarin. “Saya

juga mengalami itu. Anak-anak SD itu tak tahu lagu nasional.”

(Akmal, 2011 : 210)

(28) “Begini, Anak-anak,” Jales memperkeras suaranya. “Sekarang ini

ibu akan mengajarkan kalian lagu dari daerah lain.” (Akmal, 2011 :

231)

(29) “Ya itulah sebabnya mengapa saya butuh bantuan Arifin untuk ikut

mengajarkan lagu-lagu itu nanti dengan sikap sempurna.” (Akmal,

2011 : 234)

Dalam misinya untuk program CSR dari perusahaanya, Jales memberikan

pengetahuan kepada para orang tua di dusun Ponti Tembawang untuk mau

menyekolahkan anaknya agar anak-anak di dusun tersebut pintar. Hal ini

ditunjukkan pengarang dengan teknik tidak langsung atau dramatik melalui

kutipan berikut.

(30) “Anak-anak perlu sekolah, kalau harus berladang juga nanti

sekolahnya jadi tertinggal,” ujar Jales. (Akmal, 2011 : 192)

(31) “Saya mengerti itu. Tidak ada yang salah dari berladang,” ujar

Jales. “Kita berladang, kemudian kita jual ke negeri seberang, dapat

uang, kita bisa hidup. Tetapi bagaimana kalau negeri seberang itu

tiba-tiba tidak mau lagi membeli hasil ladang kita? Bagaimana

kalau seandainya saudara kita di sana memutuskan untuk tidak

berladang dengan kita?” (Akmal, 2011 : 192)

(32) Tidak ada yang menjawab. Jales menatap mereka satu per satu.

“Artinya kita tidak boleh bergantung terus pada Malaysia. Jalan

mereka boleh lebih bagus. Tanah mereka boleh lebih bersih. Tetapi

di sini sebenernya kita lebih kaya, lebih indah. Kita bisabersama-

sama mencari jalan untuk bisa hidup di negerikita sendiri,” tutur

Jales dengan semangat meletup-letup. (Akmal, 2011 : 192)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

43

(33) “Anak-anak harus didoeong supaya mereka nanti pintar dan

menemukan cara tempat ini bisa hidup tanpa mesti ke seberang.

Indonesia adalah surga yang sebenarnya. Dengan belajar, anak-

anak menjadi dokter, tentara, bahkan bisa seperti Adeus yang

menjadi guru,” Jaleswari menunjuk Adeus, yang cuping hidungnya

mengembang karena bangga. (Akmal, 2011 : 192 – 193)

Kepedulian Jaleswari terhadap pendidikan tidak hanya berbicara dengan

para orang tua di dusun tersebut, tetapi dia juga memberikan semangat kepada

Adeus satu-satunya guru yang ada di dusun ponti Tembawang untuk lebih serius

dalam memberikan ilmu dan mengajak anak-anak lain untuk mengenyam

pendidikan. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan teknik tidak langsung atau

dramatik melalui kutipan berikut.

(34) “Kalau kau sudah tahu masalahnya separah itu, Adeus,” Jales

menggunakan kesempatan percakapan ini sekaligus untuk menguji

keseriusan lelaki itu sebagai pendidik, “Apakah kau tega

meninggalkan SD dan membuat anak-anak kampung ini terus

dikerangkeng kebodohan dari waktu ke waktu. Terus dianggap oleh

bangsa lain di luar negeri? Bukankah sudah saatnya kau lebih

mendidik anak-anak gadis itu dengan pengetahuan yang lebih

tinggi lagi sehingga mereka bisa mencari pekerjaan yang lebih

layak di negeri sendiri, Adeus?” (Akmal, 2011 : 256)

(35) “Anak-anak di sini harus berkembang sesuai dengan dunia

sekarang. Kau yang bisa melakukan hal itu Adeus. Tetapi mereka

juga harus mengakar pada keluhuran nilai masyarakatDayak yang

indah ini,” lanjut Jales. “Aku percaya kau bisa melakukannya demi

masa depan Borneo dan kawan-kawannya, karena merekalah yang

akan menjadi pewaris keagungan Dayak.” (Akmal, 2011 : 287)

(36) “Adeus, kamu punya ilmu yang bisa diajarkan untuk mencerdaskan

anak-anak ini. Mengapa harus berhenti? Apakah kau tidak kasihan

melihat kondisi mereka seperti tadi?” tanya Jales sambil mengusap

keringat yang mulai bercucuran dari keningnya. “Anak-anak ini,

Borneo dan kawan-kawannya itu butuh ilmumu yang ....” (Akmal,

2011 : 189)

Jaleswari sangat cerdas dalam membangun situasi pendidikan di dusun

Ponti Tembawang, Jales mengubah metode pembelajaran kelas menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

44

pembelajaran di luar ruangan dengan cara berburu, menghafal lagu nasional

kepada murid-murid di dusun tersebut. dengan metodenya tersebut, Jaleswari

berhasil menarik perhatian anak-anak yang tidak pernah sekolah. . Hal ini

ditunjukkan pengarang dengan teknik tidak langsung atau dramatik melalui

kutipan berikut.

(37) Keesokan harinya Jaleswari dan Panglima Adayak kembali

menemani Borneo dan segelintir kawan-kawannya di tanah lapang

depan sekolah. Panglima Adayak sedang dalam posisi memanah.

Dia merentangkan busur dan membidik sebuah pohon di ujung

lapangan. (Akmal, 2011 : 228)

(38) Dua “pelajaran” di hari itu ternyata menjadi megnet luar biasa bagi

anak-anak Ponti Tembawang. Keesokan harinya saat datang ke

lapangan, Jales tak percaya pada apa yang dilihatnya: sekitar 30-an

anak sudah hadir. Dari yang lebih besar dibandingkan Borneo

sampai bocah yang hidungnya masih dipenuhi ingus. (Akmal, 2011

: 229)

(39) “Bukan, lagu-lagu Nasional dari daerah lain, supaya anak-anak ini

tahu bahwa mereka punya banyak teman di negeri ini.” (Akmal,

2011 : 229)

Dalam misinya tersebut Jales diminta oleh Panglima Adayak untuk

mampu memahami dan mempelajari masyarakat dan alam di Ponti Tembawang

supaya Jales dapat mengerti apa yang terjadi di dusun tersebut dan menjalankan

misinya di bidang pendidikan. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan teknik tidak

langsung atau dramatik melalui kutipan berikut.

(40) Jales mulai turun ke arah bagian sungain yang lebih dalam setinggi

lutut. Perasaan enggan bercampur jijik yang awalnya bersatu di

kepala Jales ketika melihat arus sungai, pelan-pelan terkikis

bersama aliran Sungai Sekayam. “Benar juga apa yang dikatakan

panglima Adayak,” gumam Jales. (Akmal, 2011 : 213)

(41) Rembang petang kembali membayang di cakrawala Ponti

Tembawang. Jaleswari yang sudah bisa merasakan nikmatnya

mandi di aliran sungai sudah sampai di dermaga. Kali ini dia

membawa tas dan kameranya, memutuskan untuk memotret

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

45

kegiatan di sore yang kembali ramai dengan gelak anak-anak dan

orang dewasa itu. (Akmal, 2011 : 239)

Meskipun Jaleswari mempunyai sifat yang tegas, tetapi di sisi lain dia juga

mempunyai sifat peduli terhadap orang lain, terbukti saat Ubuh tertimpa masalah

yang membuatnya depresi berat, Jaleswari memberikan semangat dan bersedia

mendengarkan cerita Ubuh. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan teknik tidak

langsung atau dramatik melalui kutipan berikut.

(42) “Tidak apa-apa, Ubuh, ceritakan saja semuanya. Anggap saya ini

kakakmu,” kata Jales sambil mengelus rambut Ubuh. Sekilas

terlihat sinar kekagetan di mata Ubuh ketika rambutnya disentuh,

namun kemudian Ubuh merebahkan kepalanya ke pelukan Jales

dan kesedihan yang semakin menyayat karena tak diungkapkan

secara langsung. (Akmal, 2011 : 248)

(43) “Tidak usah buru-buru ceritanya,” sahut Jales sambil kembali

menggenggam tangan Ubuh untuk memberi kekuatan. “Saya akan

selalu di sini mendengarkanmu. Kapan saja kamu siap.” (Akmal,

2011 : 249)

(44) “Aku harus pergi sebentar, Ubuh. Kamu cepat sehat ya.

Berusahalah lebih keras untuk sembuh. Pasti bisa. Tidak ada di

dunia ini yang diperoleh dengan mudah. Kamu sudah belajar dari

hal yang luar biasasampai di luar batas kemampuanmu sendiri. Aku

salut dan kagum padamu, karena kamu telah mampu melampaui

batas diri.” (Akmal, 2011 : 286)

Di samping misinya untuk mencari tahu berhentinya program CSR dari

perusahaanya, Jaleswari juga berani mengambil tindakan untuk menyelamatkan

Ubuh dari masalah yang telah menimpanya. Jaleswari memberanikan diri untuk

menceritakan kepada Adeus apa yang telah dialami Ubuh hingga mengalami

depresi berat. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan teknik tidak langsung atau

dramatik melalui kutipan berikut.

(45) “Ah tak usah, Pak. Saya hanya mau bilang bahwa semalam Ubuh

sudah bisa bicara dengan saya. Dia bilang, dia sudah ingat orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

46

yang mengirimkan dia ke tauke di Malaysia itu.” (Akmal, 2011 :

251)

(46) Perjalanan pulang menuju rumah Nawara membuat Jales harus

ekstra keras menyuntikkan tambahan keberanian karena harus

melewati warung Otiq. Dia berharap saat itu sang pemilik warung

tak ada di tempat, bahkan kalau perlu warung itu sedang tutup.

(Akmal, 2011 : 257)

(47) Dari dalam rumah, Jales menghambur keluar dengan tubuh yang

masih belepotan darah. “Mana Ubuh?” katanya panik, sambil

menatap Adeus yang berusaha menenangkannya. (Akmal, 2011 :

266)

(48) “Ayo kita cari,” kata Jales tak mempedulikan lagi teriakan Nawara

yang mencoba menghentikannya. Di belakangnya Adeus ikut

berlari. (Akmal, 2011 : 266)

Dengan kehadiran Jaleswari di dusun Ponti Tembawang menghidupkan

kembali dusun tersebut, terbukti dengan bersatunya Nawara dan Adayak yang

sudah lama berpisah rumah. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan teknik tidak

langsung atau dramatik melalui kutipan berikut.

(49) “Jangan berpikir begitu, Jales. Yang membencimu hanya Otiq dan

kawan-kawannya karena mereka punya maksud-maksud buruk,”

ujar Adayak. “Kehadiranmu di sini justru membuat dusun ini

kembali hidup, Jales. Kamu telah mengajarkan kembali apa yang

selama ini apa yang kami lupakan, belajar sambil bermain

keindahan alam.” (Akmal, 2011 : 281)

(50) “Kau tahu, Nawara. Ini kehendak alam, untuk mempersatukan kita

bersama kembali dari saling diam selama ini. Kehadiran Jaleswari

justru menjadikan kita bersama kembali,” Panglima Adayak

merangkulkan tangannya yang kokoh ke bahu Nawara.

“Bagaimana kalau kita kubur semua kenangan masa lalu? Lihat

Borneo yang masih membutuhkan kita berdua untuk tetap tumbuh

menjadi anak Dayak yang kita banggakan. Dia butuh keahlianku

sebagai Panglima, tapi juga kelembutan dan hati yang peduli pada

sesama yang bisa didapatkan darimu.” (Akmal, 2011 : 291)

Selama di dusun Ponti Tembawang Jales sudah merasakan hal yang tidak

terduga, karena dia menyukai tentara yang bertugas di perbatasan bernama

Arifin. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan teknik tidak langsung atau

dramatik melalui kutipan berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

47

(51) Dalam perjalanan menuju dermaga, Arifin dan Jaleswari bergulat

dengan pikiran masing-masing. Keduanya kini tak bisa lagi

mengelak dari perasaan yang sudah merasa lebih nyaman dengan

kehadiran masing-masing. (Akmal, 2011 : 292)

(52) Gelo!” Jaleswari terkikik-kikik. “kupikir hatimu dari batu yang

dingin dan bermulut seperti patok di perbatasan. Ternyata bisa juga

jatuh cinta ya?” (Akmal, 2011 : 295)

(53) Arifin melambaikan tangan. Mesin perahu dinyalakan, dan sampan

itu pun bersatu dengan arah arus Sungai Sekayam yang menuju

hilir. Jales melambaikan tangannya dengan rasa lega. Sebagian

besar penyebabnya adalah karena Arifin ternyata sudah tahu bahwa

ia kini sedang mengandung. Bukan perempuan lajang yang bisa

bebas melanjutkan hubungan tanpa adanya komitmen. Kondisi itu

membuat Jales senyum-senyum sendiri sambil menikmati sinar

mentari pagi yang terasa lebih cerah di sungai. (Akmal, 2011 : 296)

(54) “... kalau Jales memikirkan lelaki lain yang bukan Aldo?” (Akmal,

2011 : 301)

(55) “Hoho ... tentu saja. Aku ingin anak ini menendang-nendang

perutku, untuk menyatakan rasa senangnya bisa kembali di sini.

Dan sudah pasti ... dia senang sekali denganmu.” (Akmal, 2011 :

303)

Teknik pelukisan tokoh utama yang digunakan dalam novel Batas antara

Keinginan dan Kenyataan karya Akmal Nasery Basral adalah teknik langsung

atau ekspositori dan tidak langsung atau dramatik. Dalam pelukisan tokoh

Jaleswari teknik langsung atau ekspositori dapat dilihat melalui kutipan (1), (2),

(3), (4), (5), (6), (7), (8), (9), (10), (11), (12), (13), (14), (15), dan (16). Teknik

tidak langsung atau dramatik dapat dilihat melalui kutipan (17), dan (18), (19),

(20), (21), (22), (23), (24), (25), (26), (27), (28), (29), (30), (31), (32), (33), (34),

(35), (36), (37), (38), (39), (40), (41), (42), (43), (44), (45), (46), (47), (48), (49),

(50), (51), (52), (53), (54), dan (55).

Berdasarkan kutipan (1) sampai (3) pengarang menggambarkan sosok

jaleswari adalah perempuan cantik yang sedang hamil, dan baru ditinggal untuk

selama-lamanya oleh Aldo selamanya. Kutipan (4) dan (5) menggambarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

48

bahwa Aldo, suaminya mendadak meninggal tanpa adanya riwayat sakit yang

parah. Kutipan (6) dan (7) menjelaskan bahwa Jales adalah wanita yang sangat

tegas dalam hal apa pun. Kutipan (8) dan (9) menjelaskan bahwa, Jales sangat

tidak menyukai kehamilannya tersebut, beberapa kali dia berbicara akan

menggugurkan kandungannya. Kutipan (10) sampai (12) menjelaskan Jaleswari

peduli terhadap kebersihan dirinya sendiri dan sangat selektif dalam memilih

makanan. Kutipan (13) sampai (15) menggambarkan Jales perempuan mandiri

dan tidak terlalu senang mengandalkan orang lain. Kutipan (16) menggambarkan

Jaleswari sangat berjiwa nasionalisme.

Kutipan (17) sampai (22) menggambarkan bahwa Jaleswari menjadi

pribadi yang sedikit keras kepala semenjak kematian Aldo suaminya. Kutipan (23)

sampai (29) menjelaskan Jales berjiwa nasionalisme digambarkan melalui teknik

dramatik. Kutipan (30) sampai (33) jales peduli terhadap pendidikan hingga

memberi gambaran kepada para orangtua di dusun Ponti Tembawang. Kutipan

(34) sampai (36) menggambarkan Jales memberi semangat kapada Adeus untuk

tetap memberi ilmu kepada anak-anak di Ponti Tembawang.

Kutipan (37) sampai (39) Jaleswari berhasil mengubah pembelajaran

dengan belajar dan bermain di alam terbuka. Kutipan (40) dan (41) Jales berhasil

menyatu dengan alam untuk memahami cara hidup masyarakat dusun ponti

Tembawang. Kutipan (42) sampai (44) Jaleswari merasa peduli terhadap kondisi

Ubuh yang mengalami depresi berat. Kutipan (45) sampai (48) Jales dengan

berani memecahkan masalah Ubuh. Kutipan (49) dan (50) menggambarkan

Jaleswari yang memberikan warna kembali di dusun Ponti tembawang. Kutipan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

49

(51) hingga (55) menggambarkan bahwa Jaleswari menyukai tentara petugas

perbatasan bernama Arifin.

b. Mama

Tokoh mama yang dimaksud di sini adalah ibu dari Jaleswari. Tokoh

mama tersebut digambarkan sebagi seorang yang sangat peduli terhadap keadaan

anaknya, apalagi dengan keadaanya yang sedang hamil dan menerima tugas ke

Kalimantan. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan teknik langsung atau

ekspositori melalui kutipan berikut.

(56) Jales mendengarkan suara ibunya di ujung sana selama beberapa

saat sebelum menjawab. “Tidak apa-apa, Mama. Tadi memang

sempat muntah ketika baru datang, gabungan antara hamil muda ini

dan jalan rusak yang harus saya tempuh selama enam jam, Ma...

Hmm, Jales tidak tahu apakah bisa menyelesaikan pekerjaan ini

dengan cepat. Mungkin bisa, asal perut ini tidak menyusahkan

saja!” (Akmal, 2011 : 56)

Mama Jaleswari adalah sosok yang sangat perhatian terhadap kondisi

anaknya, ia khawatir terjadi apa-apa terhadap anaknya. Hal ini ditunjukkan

pengarang dengan teknik tidak langsung atau dramatik melalui kutipan berikut.

(57) “Iya, iya, Mama gak usah khawatir. Semua vitamin akan Jales

minum, dan susu untuk ibu hamil juga sudah Jales bawa,” katanya

sambil mengubah nada suara menjadi lebih manja. “Mama istirahat

dulu ya, besok Jales telepon lagi. Love you Ma.” (Akmal, 2011 :

57)

Mama Jaleswari merasa khawatir terhadap keseriusannya mengambil

tugas dari kantor untuk ke tanah Borneo, karena dirasa tidak mungkin dengan

keadaannya yang sedang hamil berpergian jauh dengan situasi yang tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

50

memungkinkan. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan teknik tidak langsung atau

dramatik melalui kutipan berikut.

(58) “Kamu bukan mau jalan-jalan ke mall, Sayang. Tapi ke kalimantan.

Ini bukan perjalanan pendek. Kamu harus naik pesawat, dan di sana

yang mama dengar kondisi jalannya buruk. Tidak baik bagi

kehamilanmu. Apa kamu mau keguguran?” (Akmal, 2011 : 67 –

68)

(59) “Iya, Mama tahu. Tapi maksud Mama, perjalanan kali ini benar-

benar akan menguras tenaga. Mama kan juga pernah hamil muda,

Les, jadi tahu bagaimana perubahan badan di awal-awal kehamilan

seperti ini. Apalagi kamu mengandung anak pertama. Itu saja yang

mama khawatirkan.” (Akmal, 2011 : 69)

Dengan keadaan Jaleswari yang membuatnya depresi dan keras kepala

membuat mama Jales kewalahan dalam menghadapi argumen demi argumen yang

dilontarkan oleh Jales. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan teknik tidak

langsung atau dramatik melalui kutipan berikut.

(60) “Ya tidak juga.” Ibunya mulai kuwalahan menghadapi argumentasi

anaknya. “kesedihan yang berlebihan akibat ditinggalkan orang

yang kita cintai juga tidak boleh.” (Akmal, 2011 : 68)

Dalam keadaan anaknya, Jaleswari yang sedang depresi akibat kematian

Aldo suaminya, Mama Jales dengan sabar memberikan semangat kepada anaknya

tersebut agar lebih kuat dalam menghadapi setiap cobaan. Hal ini ditunjukkan

pengarang dengan teknik tidak langsung atau dramatik melalui kutipan berikut.

(61) Sang ibu langsung merangkul Jales dan menciumi kepala anaknya

berkali-kali. “Sabar ya, Sayang. Sabar. Yang membuat hatimu was-

was itu adalah pekerjaan setan. Percayalah pada Mama,” Katanya

sambil mengelus perut Jales. “Anak ini yang nanti akan

membuatmu bangga sebagai perempuan, sebagai ibu, Sayang.”

(Akmal, 2011 : 71)

Teknik pelukisan tokoh tambahan yang digunakan dalam novel Batas

antara Keinginan dan Kenyataan karya Akmal Nasery Basral adalah teknik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

51

langsung atau ekspositori dan tidak langsung atau dramatik. Dalam pelukisan

tokoh Mama, teknik langsung atau ekspositori dapat dilihat melalui kutipan (56)

dan (57). Sedangkan teknik penulisan tidak langsung atau dramatik dapat dilihat

melalui kutipan (58), (59), (60) dan (61).

Berdasarkan kutipan (56) digambarkan bahwa Mama adalah sosok dari Ibu

Jaleswari. Kutipan (57) menjelaskan bahwa mama Jaleswari sangat khawatir

terhadap kondisi anaknya yang sedang hamil. Kutipan (58) dan (59) menjelaskan

bahwa mama Jalewari tidak setuju dengan keputusan Jales yang berani

mengambil tugas ke Kalimantan. Kutipan (60) menjeolaskan bahwa Mama Jales

kewalahan terhadap sikap egois sang anak. Kutipan (61) Mama Jales selalu

memberikan semangat kepada anaknya untuk tetap kuat dan sabar dalam

menghadapi cobaan demi coba.

c. Ubuh

Ubuh merupakan wanita dayak yang masih muda dan mengalami keadaan

yang sangat sulit. Karena ia adalah salah satu dari TKW yang dijual ke Malaysia

tetapi kenyataannya di sana ia dijadikan budak nafsu para samseng dan tauke. Dan

ia masih syok akibat keadaan tersebut. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan

teknik langsung atau ekspositori melalui kutipan berikut.

(62) “Saat ini Ubuh masih syok. Hanya Nawara yang bisa bicara

dengannya.” (Akmal, 2011 : 149)

(63) Nawara teringat ketika dia mengajak Ubuh untuk datang beribadat

tadi pagi. “ayo ikut Ibu ke gereja,” katanya. Ubuh hanya

menatapnya dengan pandangan mata kosong, pandangan mata yang

membuat perasaan Nawara teriris-iris, memilukan sekali. Ia yakin,

Ubuh baru saja melalui pengalaman berat, mungkin paling berat,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

52

yang pernah terjadi seumur hidupnya yang masih belia. (Akmal,

2011 : 170)

(64) Melihat kondisi Ubuh, Jales kembali berjingkat mundur ke dalam

kamar, dan merapatkan pintu dengan hanya menyisakan sedikit

celah terbuka. Dengan penasaran, dia memperhatikan Ubuh yang

terlihat seperti patung karena tak melakukan apa-apa. Tiga menit

berlalu, dan tetap tak ada perubahan posisi Ubuh sehingga Jales

mulai mempertimbangkan apakah sebaiknya dia keluar kamar saja

dan menyapa gadis malang itu. (Akmal, 2011 : 172)

Dalam keadaanya yang memilukan, Ubuh mendapatkan luka di

punggungnya akibat ulah para samseng dan tauke negeri seberang. Hal ini

ditunjukkan pengarang dengan teknik langsung atau ekspositori melalui kutipan

berikut.

(65) Ubuh hanya menggeleng perlahan. Tapi, gerakan itu sudah cukup

membuat kain yang menyelimuti punggungnya merosot sedikit

sehingga setengah punggungnya terlihat. Jales kaget melihat

sebuah luka parut yang menunjukkan bekas goresan terlihat di

punggung gadis itu. (Akmal, 2011 : 248)

Dengan keadaanya yang masih memilukan akhirnya Ubuh memberanikan

diri untuk menceritakan pengalamannya yang buruk yang diperolehnya. Hal ini

ditunjukkan pengarang dengan teknik langsung atau ekspositori melalui kutipan

berikut.

(66) Malam itu Ubuh menumpahkan semua penderitaan dan gejolak isi

hatinya kepada Jales berjam-jam, sampai dini hari mulai merekah

di atas langit Ponti Tembawang. (Akmal, 2011 : 249)

Kemalangannya dimulai dari pengejarannya di hutan Ponti Tembawang

oleh para samseng dari negeri seberang. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan

teknik tidak langsung atau dramatik melalui kutipan berikut.

(67) Seorang perempuan dengan wajah berlumuran tetesan keringat

berlari ketakutan sambil sesekali melihat ke belakang. Napasnya

terengah-engah seperti lokomotif kereta yang sedang menempuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

53

perjalanan mendaki. Beberapa bagian tangan perempuan itu

tergores dahan dan ranting pohon yang membuat aliran samar

darah meruap di permukaan kulitnya yang berkilau karena keringat.

(Akmal, 2011 : 21)

(68) “Urggghh!” desisnya ketika sebatang dahan yang agak besar

menyodok iganya. Air matanyameleleh menahan sakit. Di

belakangnya, derap langkah orang-orang yang mengejar terdengar

semakin dekat, berdeham-deham, membuat perempuan yang

kelelahan itu semakin memaksakan tenaganya yang tinggal sedikit.

Langkahnya terhuyung, berkali-kali dia terpeleset dan mencoba

menyeimbangkan diri. (Akmal, 2011 : 21)

(69) Tangisnya berpadu dengan kuik babi yang terperangkap jebakan

jaring kayu. Namun, perempuan muda sudah tak mendengar jerit

hewan malang itu karena sedang tenggelam dalam ketakutannya

sendiri jika sampai tertangkap oleh samseng orang-orang bayaran

tauke tempatnya bekerja. (Akmal, 2011 : 21)

(70) Terdengar gelombang tawa dari para pengejar di belakangnya.

“Lari nak mane kau, Ubuh!” seru samseng yang berada di depan.

“Bayar dulu utang-utangmu pada tauke kalau nak pulang ke

kampungmu yang busuk.” (Akmal, 2011 : 22)

Dalam pengejaran tersebut, Ubuh tetap berjuang untuk mendapatkan

kembali harga dirinya dengan melawan para samseng tersebut. Hal ini

ditunjukkan pengarang dengan teknik tidak langsung atau dramatik melalui

kutipan berikut.

(71) “Tidak, aku tak boleh kalah,” desisnya sambil kembali mencoba

mengangkat badannya dengan mengandalkan kekuatan tangan saja,

sedangkan kakinya masih tersimpuh di atas batu yang berkelindan

dengan akar pepohonan. (Akmal, 2011 : 23)

(72) “Cuih!” Ubuh meludah sekuat tenaga ke arah lelaki yang

hidungnya melebar seperti orangutan itu. “Jaubata yang ada di

hutan ini akan melindungiku.” (Akmal, 2011 : 23)

(73) Samseng itu menjerit histeris tak menyelesaikan kalimatnya karena

Ubuh dengan nekat dan mendadak menggeser ke bawah posisi

tubuhnya, sehingga mulutnya sejajar dengan tangan durjana itu dan

langsung menggigitnya sekuat tenaga. Ubuh mencengkeram kuat

tangan itu dan merasakan jari-jari lelaki ituberada di dalam

mulutnya, mengeluarkan cairan asin bercampur amis yang khas.

Darah. (Akmal, 2011 : 24)

(74) Tubuhnya yang jauh lebih besar dan berotot seharusnya membuat

lelaki itu tak kesulitan mengeluarkan tangannya dari mulut Ubuh.

Tetapi Ubuh yang juga sudah gelap mata untuk mempertahankan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

54

kehormatan mengunci mulutnya dengan kekuatan yang

mengagumkan sehingga jemari jahanam itu sma sekali tak bisa

keluar. Semakin keras samsengitu menarik tangannya, semakin

kuat pula Ubuh membenamkan gigi-geliginya ke dalam daging

tangan itu. Ubuh merasakan mulutnya kini semakin dipenuhi darah.

(Akmal, 2011 : 25)

Ubuh merasa ketakutan karena Jaleswari yang diteror dengan bangkai

musang di kamarnya. Denagn adanya kejadian tersebut, Ubuh berlari ke tengah

hutan. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan teknik langsung atau ekspositori

melalui kutipan berikut.

(75) Ubuh yang sudah tak memedulikan lagi kondisi tubuhnya semakin

jauh memasuki lebat rimba. Kakinya berulang kali menumbuk akar

kayu atau bebatuan tajam yang susah terlihat di kelam malam.

“Awww ... uhhhh ...” Ubuh berulang kali merintih meski sudah

berusaha menutup mulut agar tak tertangkap para pengejarnya.

(Akmal, 2011 : 266 – 267)

(76) Ubuh tersentak mendengar suara yang tak terlihat orangnya itu.

Suara itu dikenalnya dengan baik! Suara lelaki yang

menyebabkannya mengalami penderitaan fisik dan mental. (Akmal,

2011 : 269)

Ketika dibawa lagi ke rumah Nawara yang ternyata di sana masih terdapat

masyarakat Ponti Tembawang yang menginginkan Ubuh dan Jaleswari pergi dari

dusun tersebut, Ubuh melihat sosok Otiq dan saat itulah Ubuh langsung

memberitahu bahwa Otiq penyebab dirinya mengalami kemalangan tersebut. Hal

ini ditunjukkan pengarang dengan teknik tidak langsung atau dramatik melalui

kutipan berikut.

(77) “Itu orangnya! Itu orangnya!” tunjuk Ubuh histeris ketika melihat

Otiq. “Orang jahat!” lanjutnya sebelum tangisnya pecah. Jales

memeluk Ubuh, mencoba menenangkannya. “Ayo kita masuk ke

dalam,” katanya. (Akmal, 2011 : 276)

Teknik pelukisan tokoh tambahan yang digunakan dalam novel Batas

antara Keinginan dan Kenyataan karya Akmal Nasery Basral adalah teknik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

55

langsung atau ekspositori dan tidak langsung atau dramatik. Dalam pelukisan

tokoh Ubuh, teknik langsung atau ekspositori dapat dilihat melalui kutipan (62)

hingga (66). Sedangkan teknik penulisan tidak langsung atau dramatik dapat

dilihat melalui kutipan (67), (68), (69), (70), (71), (72), (73), (74), dan (75).

Berdasarkan kutipan (62) hingga (64) digambarkan bahwa Ubuh masih

syok terhadap keadaan yang menimpanya. Kutipan (65) menggambarkan bahwa

Ubuh mengalami sebuah luka di bagian lengan atasnya akibat ulah para samseng

dan tauke negeri Malaysia. Kutipan (67) hingga (70) menggambarkan pengejaran

Ubuh di dalam hutan Ponti Tembawang oleh para samseng. Kutipan (71) hingga

(72) menggambarkan bahwa Ubuh tidak putus asa begitu saja, dia dengan sekuat

tenaga melawan samseng tersebut. Kutipan (75) sampai (77) menggambarkan

bahwa Ubuh berlari ketakutan akibat Jaleswari yang diteror menggunakan

bangkai musang.

d. Arifin

Tokoh tambahan yang ke tiga adalah Arifin. Arifin adalah seorang TNI

yang bertugas di daerah perbatasan Kalimantan. Dia sering sekali mengunjungi

dusun-dusun terpencil di kawasan Indonesia. Arifinlah yang pertama kali

menyelamatkan Ubuh dari kejaran samseng-samseng negeri seberang tersebut.

Hal ini dapat dibuktikan dengan teknik langsung atau ekspositoris, melalui

kutipan berikut.

(78) Di depan para samsengitu berdiri Arifin dengan wajah tegas,

dikelilingi beberapa anggota TNI dengan sikap tak kalah siaga.

(Akmal, 2011 : 27)

(79) “Kalian sudah memasuki wilayah Indonesia . selamat datang,” kata

Arifin dingin tanpa bermaksud melucu. Tubuh jangkungnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

56

menjulang. “Di sini yang berlaku adalah hukum Indonesia,”

katanya pelan namun terdengar seperti puting beliung di telinga

para samseng. Sebab segila-gila samseng, mereka tahu urusan

menyeberangi border tanpa izin bisa menjadi perkara serius yang

berakhir di penjara. (Akmal, 2011 : 27)

(80) Arifin maju mendekati tubuh Ubuh yang tergeletak. “Kalau begitu

jelaskan kepada saya dan bapak-bapak tentara di belakang ini,”

lanjut Arifin masih dengan suara perlahan, “Mengapa jika kalian

mengajaknya bicara lemah lembut, puan ini sampai pingsan tak

sadarkan diri?” tanya Arifin sambil menekankan kata puan yang

merupakan sebutan penghormatan untuk perempuan di Malaysia

sebagai padanan tuan untuk lelaki. (Akmal, 2011 : 28)

Dengan pekerjaanya sebagai TNI di kawasan perbatasan dan melihat

kondisi Ubuh yang malang tersebut Arifin sangat peduli terhadap Ubuh, dia

membantu Ubuh dan meminta Panglima Adayak untuk menyembuhkan Ubuh

dari kemalangan tersebut. hal ini dapat dibuktikan dengan teknik tidak langsung

atau dramatik melalui kutipan berikut ini.

(81) Arifin maju mendekati Ubuh yang masih tergeletak tak sadar. Dia

memegang pergelangan tangan perempuan itu selama beberapa

saat. Wajah Arifin terlihat datar, tak menunjukkan rasa cemas atau

pun senang. Namun beberapa saat kemudian Arifin memindahkan

tangannya ke leher Ubuh, mencoba mencari detak urat lehernya.

(Akmal, 2011 : 28)

(82) “Bisakah Panglima membawa perempuan malang ini ke desa,

paling tidak agar dia siuman dulu?” ujar Arifin. (Akmal, 2011 : 30)

Sebagai seorang TNI Arifin juga mempunyai jiwa nasionalisme yang

tinggi terbukti saat dia sangat peduli dengan pendidikan para anak-anak di dusun

Ponti Tembawang serta keprihatinannya terhadap masyarakat yang tidak bisa

measang bendera merah putih. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui teknik tidak

langsung atau dramatik melalui kutipan berikut ini.

(83) “Kadang-kadang aku berpikir kasian juga Adeus dengan jumlah

murid yang sedikit itu. Padahal dia juga harus hidup.” (Akmal,

2011 : 209)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

57

(84) “Selain itu, cara pandang warga tentangpentingnya arti pendidikan

juga masih harus diperkuat. Jangankan bagi anak-anak, kamu

mungkin tak percaya kalau saya ceritakan bahwa pada saat awal

kedatangan saya ke desa-desa border ini, mereka tak tahu

bagaimana cara memasang bendera Merah Putih, dan kapan saja

waktu pemasangan itu.” (Akmal, 2011 : 210)

Dengan adanya Jaleswari di desa Ponti Tembawang membuat Arifin

menyukai wanita tersebut, terbukti bahwa Arifin mengajak Jaleswari makan

berdua saja di tepi sungai. Hal ini digambarkan melalui teknik tak langsung atau

dramatik melalui kutipan berikut ini.

(85) Setengah jam kemudian Arifin dan Jaleswari sudah berada di

sebuah hampir pasir sungai yang berbeda dengan dermaga Ponti

Tembawang. “Pantai” ini tak terlalu besar, tapi cukup leluasa untuk

membakar ikan sungai Sekayam dengan cekatan. (Akmal, 2011 :

234)

(86) “Sengaja,” Arifin mengembangkan senyumnya. Lalu suaranya

dibuat lirih terdengar jahil. “Supaya Adeus jealous ....” (Akmal,

2011 : 293)

(87) “Intel juga manusia. Punya rasa, punya hati ...” Arifin

menyenandungkan irama lagu Rocker Juga Manusiayang

dipopulerkan band cadas Seurieus. (Akmal, 2011 : 295)

(88) “Tentu, Jaleswari.” Wajah Arifin terlihat sangat senang. Kali ini

waktuku sepenuhnya untukmu.

(89) “Baiklah. Aku akan segera robohkan batas-batas itu bagimu.”

(Akmal, 2011 : 303)

Teknik pelukisan tokoh tambahan yang digunakan dalam novel Batas

antara Keinginan dan Kenyataan karya Akmal Nasery Basral adalah teknik

langsung atau ekspositori dan tidak langsung atau dramatik. Dalam pelukisan

tokoh Arifin, teknik langsung atau ekspositori dapat dilihat melalui kutipan (76),

(78), dan (79). Sedangkan teknik penulisan tidak langsung atau dramatik dapat

dilihat melalui kutipan (80), (81), (82), (83), dan (84), (85), (86), (87), (88), (89).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

58

Berdasarkan kutipan (76) sampai (79) menggambarkan bahwa, tokoh

Arifin adalah seorang TNI yang bertugas di perbatasan Kalimantan. Kutipan (80),

(81), dan (82) menjelaskan bahwa Arifin peduli terhadap keadaan di border

termasuk masalah yang menimpa Ubuh. Kutipan (83) dan (84) menggambarkan

bahwa Arifin merupakan tokoh yang berjiwa nasionalisme tinggi. Kutipan (85)

hingga (89) menggambarkan bahwa, Arifin menyukai Jaleswari.

e. Panglima Adayak

Tokoh Panglima Adayak adalah orang penting dan sekaligus sebagai

tetua di dusun Ponti Tembawang. Panglima digambarkan memiliki badan yang

tegap dan mempunyai kumis yang sangat tebal. Hal ini dibuktikan dengan teknik

langsung atau ekspositori melalui kutipan berikut ini.

(90) Baru saja Pagau menyelesaikan kata-katanya, sesosok tinggi besar

dengan kumisnya yang selebat hutan Kalimantan berjalan gagah

sambil memanggul seorang perempuan di pundaknya. (Akmal,

2011 : 42)

Panglima Adayak merupakan suami dari Nawara tokoh yang diminta

Adayak untuk merawat Ubuh hingga sembuh. Hal ini dibuktikan dengan teknik

langsung atau ekspositori melalui kutipan berikut.

(91) Adayak tak lagi berusahaq memanggil mantan istrinya. Dia terdiam

menyaksikan badan Nawara menghilang ditelan malam. Adayak

menghembuskan napas panjang, lalu menengadahkan kepalanya

menatap cahaya redup rembulan. (Akmal, 2011 : 55)

Selain gagah Panglima Adayak juga mempunyai aura kharismatis yang

membuatnya semakin dikagumi dan dihormati oleh warga di dusun Ponti

Tembawang. Hal ini dapat di jelaskan melalui teknik langsung atau ekspositori

melalui kutipan berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

59

(92) Begitu memasuki rumah Panglima Adayak, Jales merasakan

adanya semacam aura karismatis yang kuat dari tempat itu.

Perubahan cahaya dari terang di luar menjadi agak redup di dalam

membuat Jales mengalami kesulitan adaptasi sesaat untuk

memperhatikan kondisi di dalam ruangan, termasuk Panglima

Adayak yang sudah duduk di salah satu bangku. (Akmal, 2011 :

126)

(93) “Yang sembunyi di balik pohon, tolong keluar!”

Suara itu terdengar sangat karismatisdan bermagnet sehingga

membuat Jales tersudut oleh dua pilihan: antara keinginan untuk

semakin bersembunyi atau di balik pohon besar, atau

menampakkan diri diri di hadapan Adayak. (Akmal, 2011 : 198)

Selain sebagai orang terpenting di Dusun Ponti Tembawang, Panglima

Adayak merupakan kakek daripada Borneo. Ibu Borneo telah meninggal saat

setelah melahirkan Borneo hal ini juga yang membuat Panglima Adayak dan

Nawara berpisah. Hal ini dijelaskan dengan teknik langsung atau ekspositori

melalui kutipan berikut.

(94) Adeus merendahkan nada suaranya, dan menoleh ke kiri-kanan

seakan-akan takut ada yang mendengarkan. “Dan kakek Borneo

adalah Panglima Adayak!” (Akmal, 2011 : 185)

(95) “Anak Nawara dan Panglima adalah ibu Borneo, yang meninggal

saat melahirkan.” (Akmal, 2011 : 185)

(96) “Setelah kematian ibu Borneo itu keduanya berkali-kali terlibat

pertengkaran hebat, saling menyalahkan, sampai akhirnya

berpisah.” (Akmal, 2011 : 185)

Panglima Adayak mempunyai peranan penting di Dusun Ponti

Tembawang sebagai tetua, termasuk dalam memberikan petuah-petuah bagi siapa

pun yang hidup di dusun tersebut. dalam hal ini Jaleswari yang akan tinggal

beberapa hari di dusun itu pun oleh Panglima diberi petuah untuk memahami dan

mengerti kebiasaan masyarakat di Ponti Tembawang, agar bisa diterima oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

60

masyarakat setempat. Hal tersebut digambarkan melalui teknik tidak langsung

atau dramatik melalui kutipan berikut ini.

(97) “Kamu tidak akan diterima oleh masyarakat di sini jika kamu tidak

lebih dulu belajar untuk mengerti dan memahami kehidupan kami,”

jawab Panglima tanpa tedeng aling-aling. (Akmal, 2011 : 199)

(98) “Mandilah bersama mereka,” Panglima Adayak menunjukkan jari

tangannya ke sebuah arah. “Di sungai! Kamu tahu kenapa?”

(Akmal, 2011 : 199)

(99) “Dan kau, Bu Jales,” Panglima kembali menghunus sorot belatinya.

“Kalau kau tak sanggup menyerap kekuatan dari sungai yang

menjadi sumber kehidupan kami selama ini, aku anjurkan

sebaiknya pulang ke Jakarta saja. Secepatnya!” katanya sambil

kembali membalikkan tubuhnya, menghadap sesajen. (Akmal,

2011 : 200)

Sebagai pemimpin Dusun Ponti Tembawang, maka Panglima Adayak juga

mempunyai sifat yang peduli terhadap keadaan yang menimpa masyarakatnya,

bukan saja Ubuh, Jaleswari pun mendapat perhatian juga dari Panglima Adayak.

Hal tersebut digambarkan melalui teknik tidak langsung atau dramatik melalui

kutipan berikut ini.

(100) “Kalau begitu, anak di dalam perut Ibu itu butuh makan,” ujar

Panglima sambil menunjuk ke arah perut jales, “Meskipun Ibu

sendiri mungkin merasa tidak perlu.” (Akmal, 2011 : 131)

(101) “Ini aku bawakan obat untuk Ubuh. Rebuskan ramuan akar hutan

ini, minumkan airnya, dan ajak dia bicara. Ceritakan dongeng indah

yang kamu ingat tentang kehebatan masyarakat Dayak.” (Akmal,

2011 : 220)

Sebagai tetua dan pimpinan di dusun Ponti Tembawang, Panglima

Adayak sering mengadakan ritual khusus untuk suatu hal demi mendapatkan

perlindungan nenek moyang. Hal ini digambarkan melalui teknik tidak langsung

atau dramatik melalui kutipan berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

61

(102) Panglima Adayak menaruh beberapa sesajen di dekat kumpulan

sabut kelapa yang dibakar dibawah sebuah pohon besar. Dengan

khidmat Panglima Adayak melakukan ritual itu sehingga seperti tak

menyadari Jaleswari dan Adeus melintas di dekatnya. (Akmal,

2011 : 197)

Selain sebagai panutan masyarakat Ponti Tembawang, Panglima Adayak

juga mempunyai tanggung jawab besar akan kjeadaan yang menimpa siapa pun

yang berada di dusun tersebut. seperti saat Jaleswari berada dalam ketakutan

karena diteror oleh bangkai binatang, Panglima pun marah dan segera mencari

pelakunya. Hal tersebut digambarkan melalui teknik tidak langsung atau dramatik

melalui kutipan berikut ini.

(103) Dari kejauhan Panglima Adayak berjalan dengan wajah penuh

kemarahan, seakan-akan seluruh badai, topan, dan petir, yang

pernah menyambar di langit Ponti Tembawang menyatu di

wajahnya. Orang-orang memberi jalan ketika dia semakin

mendekat. Panglima memperhatikan setiap orang yang dilewatinya,

seperti ingin merekam wajah mereka satu per satu, dan mencari

mana ekspresi yang paling mencurigakan. (Akmal, 2011 : 265)

(104) Mata tajam adayak membuat Otiq merasa tidak nyaman di

tempatnya. Meskipun bukan tangannya sendiri yang meletakkan

bangkai musang itu di tempat tidur, tetapi dia merasakan tatapan itu

bisa menembus sampai ke inti jantungnya dan mengelupas

kebenaran yang disembunyikan sekecil apa pun di sana. (Akmal,

2011 : 265)

(105) “Otiq!” suara menggelegar Panglima Adayak membuat tangan Otiq

yang sudah teracung membeku di udara. “Adeus itu guru. Satu-

satunya guru di dusun ini. Dia yang akan mengajarkan anak-anak

di sini. Kalau kau butuh bertarung, majulah sini,” katanya sambil

menghunus mandau. Warga yang tadinya membentuk lingkaran

besar langsung memecat dan kembali berkumpul berkelompok di

belakang Adayak. (Akmal, 2011 : 276)

(106) “Jatuhkan mandaumu sekarang juga, Otiq!” bentak Adayak. “Atau

kalau tidak kepalamu akan diarak ke seluruh kampung border.”

(Akmal, 2011:276)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

62

Teknik pelukisan tokoh yang digunakan dalam novel Batas antara

Keinginan dan Kenyataan karya Akmal Nasery Basral adalah teknik langsung

atau ekspositori dan tidak langsung atau dramatik. Dalam pelukisan

tokohPAnglima Adayak, teknik langsung atau ekspositori dapat dilihat melalui

kutipan (90),(91), (92), (93), (94), (95), dan (96). Sedangkan teknik penulisan

tidak langsung atau dramatik dapat dilihat melalui kutipan (96), (97), (98), (99),

(100), (101), (102), (103), (104), (105), dan (106).

Berdasarkan kutipan (90) menjelaskan bahwa Panglima Adayak

mempunyai tubuh yang tegap dan gagah serta mempunyai kumis yang tebal.

Kutipan (91) menjelaskan bahwa Panglima Adayak mempunyai istri bernama

Nawara. Kutipan (92) dan (93) menjelaskan bahwa Panglima Adayak mempunyai

karismatis. Kutipan (94) hingga (96) Panglima merupakan kakek dari Borneo.

(97) hingga (99) Panglima Adayak peduli dengan keadaan yang sedang menimpa

masyarakat dusun Ponti Tembawang. Kutipan (100) dan (101) menggambarkan

bahwa Panglima Adayak peduli terhadap Jaleswari. Kutipan (102) masih

mempercayai adanya roh nenek moyang dan mengadakan ritual untuk meminta

perlindungan. Kutipan (103) hingga (106) Panglima Adayak sebagi pelindung

bagi masyarakat yang benar dan melawan yang bersalah.

f. Nawara

Tokoh Nawara yang dimaksud di sini adalah istri dari Panglima Adayak.

Tokoh Nawara digambarkan sebagai tokoh yang telah berpisah dari suaminya

karena anaknya yang telah meninggal. Dan kini perannya selain sebagai nenek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

63

juga menjadi seorang ibu bagi Borneo. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan

teknik langsung atau ekspositori melalui kutipan berikut.

(107) Nawara menghela napas panjang, seolah sedang melepaskan beban

yang bertahun-bertahun tak pernah hilang dari dadanya. “Iya,

sampai kau berubah setelah anak kita meninggal.” (Akmal, 2011 :

55)

(108) Dari arah gereja, Nawara yang sudah mendekati warung terlihat

oleh Pagau. Lelaki itu langsung menjerit seperti anak kecil.

“Nawara, kau ajari dulu anakmu itu sopan-santun,” katanya sambil

menunjuk ke arah Borneo. (Akmal, 2011 : 176)

(109) “Begitulah,” ujar Adeus. Tiba-tiba dia berhenti dan menatap Jales.

“Ibu Jales tahu bahwa Borneo itu cucu Nawara.” (Akmal, 2011 :

184)

Nawara digambarkan sebagai tokoh yang sangat baik, karena selain mau

merawat Ubuh yang sedang sakit juga menampung Jales. Dan hal tersebut

membuatnya disanjung oleh pendeta, bahwa Nawara adalah orang yang sangat

baik dan mulia. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan teknik langsung atau

ekspositori melalui kutipan berikut.

(110) “Terpujilah sikapmu, Nawara.” (Akmal, 2011 : 174)

(111) “Halleluya. Baik sekali sikapmu Nawara.” (Akmal, 2011 : 174)

(112) “Ibu Nawara memang luar biasa,” sahut Jales. “Sudah sibuk

mengurus Ubuh, sekarang mendapat kerepotan lagi karena saya

ikut menginap.” (Akmal, 2011 : 211)

Selama Jaleswari berada di dusun Ponti Tembawang, Nawara menganggap

Jales sudah seperti anaknya sendiri. Hal tersebut digambarkan dengan teknik tidak

langsung atau dramatik melalui kutipan berikut.

(113) “Anakku, Jales,” Nawara yang tak sanggup menanggung

kesedihannya langsung berdiri memeluknya. “Peristiwa ini bukan

salahmu, kenapa harus pergi sekarang?” (Akmal, 2011 : 284)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

64

(114) Tangis Nawara bobol sehingga untuk beberapa lama keduannya

hanya saling berpelukan. Nawara berusaha mengendalikan

emosinya, dan menyeka air mata di wajahnya. “Tak ada yang bisa

mencegahy langkah kakimu, Nak,”. Isak Nawara. “Kemana pun

kau akan pergi, kamu selalu di hatiku.” (Akmal, 2011 : 284)

Saat Ubuh ditemukan dan dibawa ke dusun Ponti Tembawang oleh

Panglima Adayak, Nawara dengan tangan terbuka mau menerima Ubuh dan

berjanji akan merawatnya hingga sembuh. Hal ini digambarkan dengan teknik

tidak langsung atau dramatik melalui kutipan berikut ini.

(115) Adayak masuk ke rumah Nawara dan membaringkan gadis itu

dengan hati-hati. Nawara yang sudah menyiapkan air hangatsegera

menyeka seluruh tubuh Ubuh secara hati-hati. “Kasihan sekali,”

katanya saat membersihkan kaki gadis itu yang menyisakan darah

kering berwarna merah kecokelatan. Nawara lalu melihat Adayak.

“Ini bukan pekerjaan para samseng biadab itu, kan?” (Akmal, 2011

: 45)

(116) “Baik, Panglima. Akan saya usahakan sebisa saya untuk

menyembuhkannya.” (Akmal, 2011 : 46)

Teknik pelukisan tokoh yang digunakan dalam novel Batas antara

Keinginan dan Kenyataan karya Akmal Nasery Basral adalah teknik langsung

atau ekspositori dan tidak langsung atau dramatik. Dalam pelukisan tokoh

Nawara, teknik langsung atau ekspositori dapat dilihat melalui kutipan (107),

(108), (109), (110), (111), (112), dan (113). Sedangkan teknik penulisan tidak

langsung atau dramatik dapat dilihat melalui kutipan (114), (115), dan (116).

Berdasarkan kutipan (107) hingga (109) dijelaskan bahwa Nawara

merupakan mantan istri dari Panglima Adayak dan merupakan nenek dari Borneo.

Kutipan (110) hingga (112) menjelaskan bahwa Nawara sangat baik karena mau

merawat Ubuh yang sedang depresi berat. (113) dan (114) menjelaskan bahwa

Nawara menganggap Jaleswari sebagai anaknya sendiri. Kutipan (115) dan (116)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

65

menggambarkan bahwa Nawara dengan sedia membantu Ubuh hingga Ubuh

sembuh dari depresinya.

g. Borneo

Borneo merupakan tokoh anak lelaki Nawaran dan Panglima Adayak yang

berumur 10 tahun. Borneo digambarkan sebagai anak kecil yang sangat nakal. Hal

ini dibuktikan dengan teknik langsung atau ekspositori melalui kutipan berikut ini.

(117) Dada perempuan tua yang tak berbaju atas itu kembang kempis

menahan amarah. “Berhenti, anak nalak! Atau kulaporkan pada

ayahmu supaya kau dipukulnya nanti,” jeritnya sambil

merendahkan posisi tongkat kayu yang dipegangnya agar sejajar

dengan pinggang bocah itu. (Akmal, 2011 : 13)

(118) Anak lelaki berusia sepuluh tahun itu berlari lebih cepat daripada

gerakan lamban seorang nenek. Ekspresi kemarahan yang meletus

di wajah perempuan itu tak bisa menghentikan langkah borneo

yang lincah. (Akmal, 2011 : 13)

Dusun Ponti Tembawang merupakan daerah pemelihara babi. Borneo

termasuk menjadi salah satu pemelihara babi. Dia memiliki 5 ekor babi yang

masih kecil. Kelima babi tersebut memiliki nama layaknya hewan peliharaan yaitu

Jakarta, Lady Gaga, Kapuas, Border, dan Justin Bieber. Hal ini dibuktikan dengan

teknik langsung atau ekspositori melalui kutipan berikut ini

(119) “Selamat siang, pak Adeus,” sapa anak yang menggendong seekor

babi itu kepada Adeus. (Akmal, 2011 : 133)

(120) Di ruang depan, Nawara sedang bersama Adeus dan Jales.

Sementara itu, Borneo yang berada di luar rumah menampakkan

wajah tidak sabar, ingin segera mengajak Jales melihat babi-babi

miliknya. “Ayo Ibu ... kita lihat babi,” katanya dengan ekspresi

yang membuat Jales tersenyum. (Akmal, 2011 : 147)

(121) “Tapi Ibu Jales masih mau lihat Lady Gaga, Kapuas, Border, dan

Justin Bieber, kan?” katanya dengan merajuk. (Akmal, 2011 : 151)

(122) Tak ada kata lain yang lebihy menggembirakan bagi Borneo selain

mendengar kata „babi‟ diucapkan. Baginya, mendengar kata itu

adalah seperti anak-anak kota mendengarkan kata „es krim‟.

(Akmal, 2011 : 255)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

66

Borneo juga merupakan murid SD yang sedang diselidiki oleh Jaleswari.

Borneo seharusnya sudah naik ke kelas 3, tetapi karena sistem pengajaran yang

terjadi di SD tersebut membuat Borneo harus tinggal kelas dengan alasan yang

tidak jelas. Hal ini dibuktikan dengan teknik langsung atau ekspositori melalui

kutipan berikut ini.

(123) “Seharusnya kelas 3 SD,” jawab Borneo. (Akmal, 2011 : 160)

(124) Borneo menggeleng. “Belajarnya nggak jelas Bu, Pak Adeus Cuma

sendirian, dan sering tidak ada di sekolah,” Borneo mendekati pintu

tempat Jales berdiri. “Aku mau nyalakan lampu dulu ya, Bu.”

(Akmal, 2011 : 161)

Ponri Tembawang merupakan daerah yang kental dengan kiebiasaan

berburu. Putra Dayak di dusun tersebut dari kecil diharuskan untuk sudah bisa

berburu, termasuk Borneo. Borneo sangat gemar sekali berburu. Hal ini

dibuktikan dengan teknik tidak langsung atau dramatik melalui kutipan berikut

ini.

(125) “Maaf, Neekk ...,” jawab Borneo sambil menolehkan wajahnya dari

jauh. “Aku Borneo Panglima Adayak sedang berburu babi untuk

makan wargaku,” katanya sambil menggerak-gerakkan tombak

kayu kecil di tangan kanannya. (Akmal, 2011 : 14)

(126) Di belakang Borneo, beberapa anak lelaki mengikutinya berlari

sambil mengacung-acungkan “senjata” perburuan mereka masing-

masing, mulai dari mandau kecil, tombak berujung tumpul, sumpit,

sampai dengan perisai. (Akmal, 2011 : 14)

(127) Di satu tempat dengan kumbangan lumpur yang banyak babi

sedang berleha-leha, dari mengendus-endus makanan di sekitar itu

sampai merendam mendinginkan tubuh, Borneo langsung

mengambil peran sebagai pemimpin pemburu. Dia berjalan

mengendap-endap diikuti kawan-kawannya dengan Jales berada di

barisan paling belakang. (Akmal, 2011 : 222)

Teknik pelukisan tokoh yang digunakan dalam novel Batas antara

Keinginan dan Kenyataan karya Akmal Nasery Basral adalah teknik langsung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

67

atau ekspositori dan tidak langsung atau dramatik. Dalam pelukisan tokoh Borneo,

teknik langsung atau ekspositori dapat dilihat melalui kutipan (117), (118), (119),

(120), (121), (122), (123) dan (124). Sedangkan teknik penulisan tidak langsung

atau dramatik dapat dilihat melalui kutipan (125), (126), dan (127).

Berdasarkan kutipan (117) dan (1188) dijelaskan bahwa Borneo

merupakan anak kecil berumur 10 tahun dan dalam usianya yang masih kecil

Borneo juga digambarkan sebagai anak yang nakal. Kutipan (119) hingga (122)

menjelaskan bahwa Borneo sangat menyukai babi, dan dia mempunyai 5 ekor

babi yang diberinya nama Jakarta, Lady Gaga, Justin Bieber, Kapuas, dan Border.

(123) dan (124) menjelaskan bahwa Borneo termasuk salah satu murid di SD yang

sedang diselidiki oleh Jaleswari. Kutipan (125) hingga (127) menggambarkan

bahwa Borneo suka sekali berburu.

h. Otiq

Tokoh Otiq di dalam novel ini adalah seorang lelaki dewasa yang

mempunyai sebuah warung di dusun Ponti Tembawang. Warung tersebut menjadi

satu-satunya warung yang menyediakan semua kebutuhan warga dusun tersebut.

Hal ini ditunjukkan pengarang dengan teknik langsung atau ekspositori melalui

kutipan berikut.

(128) Di satu sudut lain dari Ponti Tembawang terdapat sebuah warung

yang cukup besar. Meski berada di wilayah Indonesia, barang-

barang dagangan di sana tak seluruhnya produk dalam negeri.

Beberapa di antaranyamalah merupakan produk Malaysia, seperti

sebotol kecil air mineral seharga Rp 3.000, satu bir kaleng seharga

Rp 10.000, dan sebotol besar wiski seharga Rp25.000. otiq si

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

68

pemilik warung sedang duduk bersama dua orang lelaki. (Akmal,

2011 : 37)

(129) Pagau tahu sudah saatnya dia membebaskan otiq, yang bisa

dianggap sebagai bosnya, dari keleweran Gale dalam melepaskan

hasil ladangnya. Maka Pagau berdeham keras, menandakan ingin

bicara. “Sudahlah, terima saja Gale. Dimana lagi ada orang sebaik

Otiq yang bisa kau temukan di sini dan dusun-dusun sekitar? Coba

lihat isi warungnya ini, apa isinya yang tak ada? Semua diusahakan

Otiq agar kita mudah mendapatkan barang kebutuhan sehari-hari.

Coba kau Gale, kau sering ke dusun-dusun lain. Katakan padaku,

adakah warung atau orang lain yang sebaik Otiq dalam memikirkan

kebutuhan warga?” (Akmalo, 2011 : 41)

(130) Warung Lakak terlihat sibuk melayani pembeli. Ibu-ibu sedang

berbelanja barang kebutuhan pokok yang berjejal pada dinding

warung. Pagau masuk sambil menggotong barang-barang dagangan

dalam karung yang baru dibelinya. Dia kemudian merapikan

barang-barangh itu. Para ibu yang sudah berbelanja satu per satu

meninggalkan warung Lakak sehingga hanya meninggalakan

mereka berdua. Begitu pembeli terakhir meninggalkan warung,

Lakak langsung menegur Pagau. “Ada perkembangan apa?” tanya

pendek. (Akmal, 2011 : 142)

(131) “Tetapi warungnya sangat memudahkan keperluan kami di sini,

ketimbang harus ke Etikong apalagi ke Pontianak. Dan Otiq juga

bersedia menerima hasil panen para peladang untuk dia jual lagi.”

(Akmal, 2011 : 184)

Otiq juga digambarkan sebagai lelaki licik yang suka menjualm para gadis

dari dusun-dusun ke negara seberang yaitu Malaysia. Ubuh termasuk gadis yang

berhasil dijual kepada tauke-tauke di Malaysia, tetapi ia dapat melarikan diri dan

kembali ke Indonesia, dan saat mengetahui Ubuh berhasil lolos, Otiq berusaha

membunuhnya agar kelakuan buruknya tidak tercium oleh orang lain. Hal ini

ditunjukkan pengarang dengan teknik langsung atau ekspositori melalui kutipan

berikut.

(132) “Aku yang tanya bagaimana caranya?” Otiq terdengar gusar

dengan usulan Pagau yang tidak jelas. “Kau ingin membunuh Ubuh

celaka di sini, sama saja artinya kau menantang Adayak, Bodoh!”

suara Otiq menggelegar membuat serangga-serangga malam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

69

memberhentikan sejenak nyanyian mereka. “Pikirkan cara lain!”

katanya. (Akmal, 2011 : 54)

(133) Namun, begitu Adeus dan Jales sudah berjalan, ekspresi wajah Otiq

berubah geram. Begitu mereka berbelok di ujung jalan, Otiq segera

memberikan isyarat kepada salah seorang lelaki yang sejak awal

berdiri agak jauh di depan warung untuk mendekat. (Akmal, 2011 :

183)

Berikut adalah bukti bahwa Otik adalah penyalur tenaga kerja wanita yang

tidak sah. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan teknik tidak langsung atau

dramatik melalui kutipan berikut.

(134) “Ubuh bekerja sebagai TKW,” jawab Otiq pendek. Hatinya

mendadak dongkol terhadap Gale sehingga mengeraskan suaranya

sebagai pembenaran. “Dia sendiri yang minta dibantu.” (Akmal,

2011 : 43)

(135) “jangan cuman baik, Lakak. Kau harus pasti mengenai orang ini.

Keadaan ini harus tetap dalam kendali kita. Saya tak mau kalau

bisnis mengirimkan para pekerja ke tauke Malaysia ini menjadi

terganggu.” (Akmal, 2011 : 146)

(136) Jauh dari Ponti Tembawang, di suatu daerah yang lebih ramai, Otiq

dan Pagau sedang berada di dalam sebuah rumah penampungan

tenaga kerja. Tiga orang perempuan sederhana seperti Ubuh sedang

mengobrolsesama mereka di satu bagian rumah yang cukup besar

itu. Pemilik rumah, Herlam, menyerahkan tiga dokumen kepada

Otiq sambil menunjuk ke arah perempuan itu. (Akmal, 2011 : 194)

Otiq juga digambarkan sebagai lelaki yang jahat, suka mengancam,

memukul siapa saja yang berani melawan dan menantangnya. Hal ini ditunjukkan

pengarang dengan teknik tak langsung atau dramatik melalui kutipan berikut.

(137) Otiq berjalan menuju jendela dan melihat ke arah bulan yang hanya

terlihat separuh. “Para tauke di sana akan marah kepadaku. Bisa-

bisa mereka meminta ganri rugi atas uang yang sudah mereka

keluarkan. Bangsat!”Otiq terus mengeluarkan sumpah serapah.

“Mengapa anak bodoh itu berani mempertaruhkan nyawanya

melarikan diri dari para samseng?” katanya geram. (Akmal, 2011 :

53)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

70

(138) “Apa hubungannya Adeus dan tamunya dengan soal Ubuh?”

Temperamen Lakak yang mudah naik langsung terdengar dari nada

suaranya. “Kau jangan main-main, Pagau! Biar Adeus punya

seratus tamu dari Jakarta, itu tak berarti apa-apa buat kita.” (Akmal,

2011 : 143)

(139) “Kalau sampai bisnisku ini hancur, akan kukirim para pengeyau

untuk mengejarmu sampai ke ujung dunia Pagau! Aku tidak main-

main!” (Akmal, 2011 : 146)

(140) “Jangan beres-beres saja,” Otiq masih mengahardiknya. “Masih

ada satu hal lagi yang harus kau ketahui dan kau jalankan.”

(Akmal, 2011 : 259)

(141) “Kalau kau gagal ...” Otiq memeragakan gerakan memancung

kepala di tengah-tengah leher. “Jangan sekali-kali kau berpikir bisa

menyebut namaku.” (Akmal, 2011 : 295)

(142) “Siapa yang punya ide meletakkan bangkai musang itu?” tanya

Otiq melototi Barinas dan Manawar. Keduanya langsung menunjuk

Pagau. Tangan Otiq kembali melayang ke bagian kepala belakang

Pagau. Tetapi, kali ini lelaki itu berusaha menahan rasa nyeri di

kepalanya tanpa mengeluh sedikit pun. Pipinya menggembung

menahan sakit. (Akmal, 2011 : 263)

Adanya Jaleswari di dusun Ponti Tembawang membuat Otiq merasa

waspada terhadap perempuan tersebut. Otiq menyuruh beberapa anak buahnya

untuk mengusir Jaleswari dan Ubuh dari rumah Nawara, agar semua rahasia

besarnya tidak tercium oleh orang. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan teknik

tidak langsung atau dramatik melalui kutipan berikut.

(143) “Kau harus bisa membuatnya meninggalkan dusun ini nanti malam.

Besok pagi, sudah tak ada lagi Jaleswari di sini. Mengerti?”

(Akmal, 2011 : 259)

(144) “Apa saja itu maksudnya apa saja yang membuat perempuan-

perempuan sialan tersebut pergi dengan cepat dari dusun ini tanpa

melibatkan warga!” Otiq kembali menampar kepala Pagau yang

membuat lelaki itu kembali menjerit tertahan. (Akmal, 2011 : 262)

(145) “Dasar Pagau bodoh,” rutuk Otiq di dalam hati melihat keriuhan

itu. “Sekarang bukan hanya Nawara yang menjaga dua perempuan

sialan itu, tapi banyak orang.” (Akmal, 2011 : 266)

Otiq dengan sengaja memfitnah keberadaan Jaleswari dan Ubuh membawa

malapetaka bagi warga Ponti Tembawang. Otiq melakukan berbagai cara untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

71

memfitnah dua wanita tersebut. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan teknik

tidak langsung atau dramatik melalui kutipan berikut.

(146) “Jangan cepat senang,” sambar Otiq. “Kau pastikan agar Natun

juga meyakinkan kawan-kawannya bahwa penyebab kesialan ini

adalah orang-orang yang tinggal di rumah Nawara. Orang-orang

yang membuat bisnis kita terhambat sekarang ini.” (Akmal, 2011 :

239)

(147) “Apa aku bilang,” sambar Otiq. “Kalian masih juga ragu kalaun

kedatangan perempuan-perempuan di rumah Nawara itu membawa

kutukan? Coba pikir, sebelum ini dusun kita selalu tenang. Tapi,

sejak mereka datang ada saja masalah.” (Akmal, 2011 : 272)

Teknik pelukisan tokoh yang digunakan dalam novel Batas antara

Keinginan dan Kenyataan karya Akmal Nasery Basral adalah teknik langsung

atau ekspositori dan tidak langsung atau dramatik. Dalam pelukisan tokoh Otiq,

teknik langsung atau ekspositori dapat dilihat melalui kutipan (128), (129), (130),

(131), (132), dan (133). Sedangkan teknik penulisan tidak langsung atau dramatik

dapat dilihat melalui kutipan (134), (135), (136), (137), (138), (139), (140), (141),

(142), (143), (144), (145), (146), dan (147).

Berdasarkan kutipan (128) hingga (131) dijelaskan bahwa Otiq adalah

pemilik warung di dusun Ponti Tembawang. Kutipan (132) hingga (136)

menjelaskan bahwa Otiq merupakan penyalur tenaga kerja ke negara Malaysia.

Kutipan (137) hingga (142) menjelaskan bahwa Otiq sangat licik dan jahat.

Kutipan (143) hingga (145) menggambarkan bahwa Otiq sangat menginginkan

Jaleswari dan Ubuh diusir dari dusun Ponti Tembawang agar rahasia besarnya

tidak diketahui oleh orang lain. Kutipan (146) dan (147) menggambarkan bahwa

Otiq berani memfitnah Ubuh dan Jaleswari agar diusir dari dusun tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

72

i. Pagau

Pagau digambarkan sebagai lelaki dewasa yang bekerja kepada Otiq sang

pemilik warung di dusun Ponti Tembawang. Pagau juga ikut membantu Otiq

dalam menjual para wanita ke negara Malaysia. Pengarang juga menggambarkan

bahwa tokoh Pagau memiliki watak yang licik, suka merayu wanita, dan bodoh.

Hal ini ditunjukkan pengarang dengan teknik langsung atau ekspositori melalui

kutipan berikut.

(148) “Juga menjual warga dusunmu sendiri ke tauke-tauke culas di

sana,” kata Teo mulai emosional. (Akmal, 2011 : 156)

(149) “Kalau kenyataannya memang begitu, itu bukan merayu Pagau,”

Nawara juga tak kalah ngotot. “Yang merayu itu kalau omong

kosong tak ada bukti seperti kebiasaan kau,” katanya yang

membuat Pagau kali ini mati kutu. (Akmal, 2011 : 177)

(150) “Baik bos,” jawab Pagau. Senyum liciknya terkembang. Satu dari

tiga perempuan itu cukup manis. Satu lainnya, meski wajahnya

biasa-biasa saja, dia mempunyai bentuk badan yang membuat

jantung Pagau berdetak lebih cepat setiap kali melihatnya. Dan

kini, ketika Otiq dan Herlam meninggalkan ruangan ini, dia bisa

memilih ingin lebih dekat pada yang mana: si manis atau si seksi?

(Akmal, 2011 : 195)

(151) “Rasanya tidak mungkin. Pagau memang bisa nekad, tapi dia tak

punya otak hebat.” (Akmal, 2011 : 252)

Kebodohan Pagau juga digambarkan pengarang melalui teknik tidak

langsung atau dramatik melalui kutipan berikut.

(152) “Ah betul juga, Pagau,” sergah Otiq. “Makannya jangan lagi-lagi

kau anggp Borneo ini otaknya sama dengan otakmu.” (Akmal,

2011 : 176)

Pagau merupakan anak buah dari Otik sang pemilik warung di dusun

Ponti Tembawang. Setiap kali Otiq menginginkan sesuatu, Pagaulah yang selalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

73

menjadi tangan kanannya. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan teknik tidak

langsung atau dramatik melalui kutipan berikut.

(153) Pagau tahu sudah saatnya dia membebaskan Otiq, yang bisa

dianggap sebagai bosnya, dari kerewelan Gale dalam melepaskan

hasil ladangnya.

Saat terjadi keributan di rumah Nawara, Pagau mengejar Ubuh yang

sedang melarikan diri karena ketakutan akan dibawa ke para samseng di Malaysia.

Pagau ditugasi Otiq untuk membunuh Ubuh, namun kerja kerasnya tersebut sia-

sia karena Panglima Adayak berhasil menangkapnya saat ketahuan akan

membunuh Ubuh, dan Pagau pun terkena denda adat Ponti Tembawang. Hal ini

ditunjukkan pengarang dengan teknik tidak langsung atau dramatik melalui

kutipan berikut.

(154) Pagau juga tahu kalau Ubuh juga lolos dari tangkapannya malam

ini, jatah hidupnya di dunia bisa dipastikan tak akan lama lagi.

Sehingga tak ada pilihan lain bagi Pagau kecuali harus menemukan

gadis itu ... dan membunuhnya secepat mungkin pada kesempatan

pertama. (Akmal, 2011 : 267)

(155) Melihat Ubuh tak memperlambat langkahnya, akhirnya Pagau

mengejar gadis itu yang berlari seperti kesetanan. Di belakang

mereka mulai terdengar suara warga dan Adayak yang beberapa

kali memanggil nama Ubuh. Pagau semakin dekat dengan Ubuh,

dan sepanjang pengejaran itu sudah membulatkan tekadnya untuk

memberikan pelajaran penghabisan bagi Ubuh sebelum dibunuh.

(Akmal, 2011 : 270)

(156) “Nikmati saja saat-saat terakhir hidupmu ini,” kata Pagau sambil

mendekatkan wajahnya mencoba mencium Ubuh, yang semakin

menyurukan wajahnya ke dalam badannya. (Akmal, 2011 : 270)

(157) “Berhenti!” Suara berat Panglima Adayak terdengar di belakang

Pagau. “Kau akan menghadapi hukum adat untuk semua yang kau

lakukan ini, Pagau!” (Akmal, 2011 : 271)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

74

Teknik pelukisan tokoh yang digunakan dalam novel Batas antara

Keinginan dan Kenyataan karya Akmal Nasery Basral adalah teknik langsung

atau ekspositori dan tidak langsung atau dramatik. Dalam pelukisan tokoh Pagau,

teknik langsung atau ekspositori dapat dilihat melalui kutipan (148), (149), (150),

(151). Sedangkan teknik penulisan tidak langsung atau dramatik dapat dilihat

melalui kutipan (152), (153), (154), (155), (156), (157).

Berdasarkan kutipan (148) hingga (152) dijelaskan bahwa Pagau

merupakan prang yang bodoh, licik dan suka merayu wanita. Kutipan (153)

menggambarkan bahwa Pagau merupakan anak buah dari Otiq, pemilik warung di

dusun Ponti Tembawang. Kutipan (154) hingga (157) menggambarkan saat Pagau

mengejar dan ingin membunuh Ubuh.

4.2.2 Latar

Abram (dalam Burhan Nurgiantoro, 1995 : 216) mengungkapkan bahwa

latar atau setting yang disebut juga landas tumpu, menyaran pada pengertian

tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-

peristiwa yang diceritakan. Burhan (1995 : 227) membedakan unsur latar ke

dalam tiga unsur pokok, di antaranya adalah (1) latar tempat, (2) latar waktu, (3)

latar sosial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

75

4.2.2.1 Latar Tempat

Jaleswari, wanita yang sedang hamil muda yang dikirim ke tanah

pedalaman Borneo oleh perusahaan tempat dia bekerja, untuk menyelidiki

program CSR yang berhenti tanpa alasan yang jelas. Sesampainya di Pontianak,

Jaleswari merasa asing dengan keadaan serta budaya di tanah Borneo tersebut.

Berikut kutipan langsung yang mendukung pernyataan tersebut.

(158) “SELAMAT datang di Pontianak, Ibu Jaleswari.” Seru Victor,

sopir yang menjemputnya, ketika mobil mereka keluar dari

kawasan bandara. Hujan sudah menipis sehingga hanya tersisa

beberapa titik yang seakan terlupa dicurahkan awan. Cahaya

matahari mulai mengintip malu Bumi Katulistiwa. (Akmal, 2011 :

5 – 6)

Berikut kutipan tidak langsung yang mendukung pernyataan tersebut

(159) Pada ruas jalan di seberang Jales berada, beberapa mobil kap

terbuka yang membawa rombongan pemain yang memeriahkan

Cap Go Meh berjalan sangat perlahan. ada seorang lelaki dengan

kostum Kaisar Cina tempo dulu di atas tandu merah menyala yang

berada di pundak kekar beberapa lelaki lain. Seorang lelaki tampak

menusuk pipinya dengan sebilah logam pipih panjang, tetapi

anehnya, tidak ada darah yang menetes. (Akmal, 2011 : 8)

Sementara itu di pedalaman hutan Ponti Tembawang yang berada dekat

dengan negeri Jiran, seorang wanita yang telah dijual ke Malaysia dan melarikan

diri dikejar oleh beberapa preman. Wanita yang belakangan diketahui bernama

Ubuh tersebut terus berlari demi mendapatkan sebuah patok perbatasan agar

selamat dari kejaran para preman dari negeri Jiran tersebut. Berikut kutipan tidak

langsung yang mendukung pernyataan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

76

(160) Di ujung sisi lain Ponti Tembawang yang lebih dekat dengan negeri

jiran, keheningan belantara yang menelakkan tak berlangsung

lama. (Akmal, 2011 : 20)

(161) Sebuah patok perbatasan

Sebuah patok yang akan membuat keselamatan nya terjaga karena

berarti dia telah kembali berada di wilayah Tanah Air, dan

terlindung dari kekejaman para samseng yang sudah menjual tubuh

dan kesetiaan mereka hanya pada “Dewa Ringgit”. Tetapi, dimana

patok itu sekarang? (Akmal, 2011 : 22)

(162) Kepingan sinar matahari yang kadang-kadang jatuh di retina mata

membuat konsentrasinya terganggu, lalu pohon-pohon yang terlihat

berubah posisi dengan ranting-ranting tinggi yang berada di bawah,

biru langit yang kini juga terlihat berada di bawah pinggangnya,

lalu sebuah patok kusam di tanah yang sudah diinginkannya sejak

tadi, dan sepasang kaki kekar berwarna cokelat kehitaman yang

sebagian urat-uratnya tercetak begitu jelas. (Akmal, 2011 : 26)

Tubuh perempuan bernama Ubuh tersebut dibawa ke kampung Ponti

Tembawang oleh panglima Adayak yang merupakan tetua di dusun tersebut.

Berikut kutipan tidak langsung yang mendukung pernyataan tersebut.

(163) Di depan gubuk Nawara, perempuan pemilik rumah yang bersama

beberapa kawannya sedang menganyam anjat itu terkejut melihat

kedatangan Borneo dan panglima Adayak yang memanggul Ubuh.

Begitu pula dengan para perempuan lain yang langsung berdiri

ketika Adayak mendekat. (Akmal, 2011 : 44)

(164) Di luar, Adayak disambut kerumunan yang masih penasaran ingin

tahu apa yang terjadi. Di antara mereka terdapat Pagau dan Jomi

yang agak menjauh. (Akmal, 2011 : 46)

Setelah adanya kejadian tersebut, Otiq yang merupakan dalang dari

penjualan gadis-gadis tersebut melakukan rapat kecil bersama para anak buahnya

di rumahnya. Berikut kutipan langsung dan tidak langsung yang mendukung

pernyataan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

77

(165) Pada salah satu rumah itu, cahaya lampu damar menyeruk dari

balik jendela yang sedikit terbuka. Ujung rokok yang merah

terbakar di tangan Otiq membuat kontras dengan keremangan di

sekelilingnya. (Akmal, 2011 : 51)

Berikut kutipan langsung yang mendukung pernyataan tersebut

(166) “Hmmm ...,” Otiq mondar-mandir di tengah ruangan yang remang,

berpikir keras untuk mencari jalan keluar . “Mau tidak mau untuk

sementara ini kita berhenti dulu melakukan „pengantaran‟ ke

seberang. Tutup semua jalur kita, agar tak tercium aparat.” (Akmal,

2011 : 53)

Setelah melewati perjalan yang amat panjang, Jaleswari sampai di dusun

Ponti Tembawang. Adeus yang merupakan satu-satunya guru di dusun tersebut

mengajak Jaleswari ke rumah kepala suku Ponti Tembawang yaitu Panglima

Adayak. Selama Jaleswari berada di dusun tersebut, Jaleswari menginap di rumah

Nawara yang merupakan mantan istri Panglima Adayak. Berikut kutipan tidak

langsung yang mendukung pernyataan tersebut

(167) Jales tak merespons. Saat ini dia lebih tertarik memperhatikan

suasana dusun sambil sesekali memotret sebagai dokumentasi

untuk bahan laporan nanti. Babi-babi berkeliaran sambil

mengendus-endus tanah untuk mencari makanan. “Aih!” pekik

lembut Jales ketika beberapa ekor babi yang berlepotan lumpur tak

sengaja mendekati, membuatnya menghindar dengan canggung.

Adeus tak mengganggunya lagi dengan pertanyaan, mungkin tahu

bahwa tamunya sedang membiasakan diri dengan lingkungan baru.

(Akmal, 2011 : 123)

Berikut kutipan langsung yang mendukung pernyataan tersebut

(168) Mereka sampai di depan sebuah rumah kayu yang terlihat lebih tua

daripada yang jales lihat sebelumnya. “Ini rumah Panglima

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

78

Adayak,” ujar Adeus. “Silahkan tunggu sebentar.” (Akmal, 2011 :

125)

Berikut kutipan tidak langsung yang mendukung pernyataan tersebut

(169) Begitu memasuki rumah Panglima Adayak, Jales merasakan

adanya semacam aura karismatik yang kuat dari tempat itu.

Perubahan cahaya dari terang di luar menjadi agak redup di dalam

membuat Jales mengalami adaptasi untuk memperhatikan kondisi

di dalam ruangan, termasuk panglima Adayak yang yang sudah

duduk di salah satubangku. Adeus mengajak Jalkes mendekati

Panglima dan memperkenalkan diri. (Akmal, 2011 : 125)

Berikut kutipan langsung yang mendukung pernyataan tersebut.

(170) “Tidak ada yang pernah menolak perintah Panglima apalagi saya,”

jawab Nawara. “Tetapi rumah saya seperti ini bukan seperti hotel

di Etikong.” (Akmal, 2011 : 147)

(171) Jales sampai di pintu belakang rumah Nawara dan segera masuk.

Dia baru merasakan tubuhnya sedikit menggigil setelah sampai di

dalam rumah. “Saya ke kamar dulu, Bu Nawara,” kata Jales sambil

menganggukkan kepalanya kepada tuan rumah yang balas

mengangguk. (Akmal, 2011 : 164)

Berikut kutipan tidak langsung yang mendukung pernyataan tersebut

(172) Di rumah Nawara yang terletak tak jauh dari gereja, Jaleswari yang

masih tertidur mulai menggeliatkan tubuhnya akibat cahaya

matahari pagi yang menerobos dinding, secara perlahat

menghangati kulit wajahnya. (Akmal, 2011 : 171)

Setelah beberapa hari membiasakan diri dengan lingkungan Ponti

Tembawang, Jaleswari memulai misinya di bidang pendidikan. Dia memulai

dengan mengunjungi Sekolah dasar di dusun tersebut. Jales merasa miris melihat

anak-anak yang datang ke sekolah dapat dihitung dengan jari. Jaleswari juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

79

berusaha untuk membicarakan kepada para orang tua, bahwa sekolah itu sangat

penting. Di sisi lain, Otiq sedang melakukan transaksi untuk penjualan perempuan

ke negeri Jiran. Berikut kutipan tidak langsung yang mendukung pernyataan

tersebut.

(173) Hari senin tiba. Jaleswari berada di dalam kelas bersama Adeus,

Borneo, dan beberapa orang kawan bocah itu. Mereka sudah duduk

dengan rapi, siap untuk belajar, dan menyangka Jaleswari akan

menjadi guru pengganti. Setelah beberapa saat yang berjalan begitu

lama, sudah jelas tidak ada lagi murid lain yang akan datang. Jales

membatin

Kalau di novel Laskar Pelangi saja jumlah murid SD yang sepuluh

orang pikirku sudah menyedihkan, ternyata ada yang lebih

menyedihkan lagi. (Akmal, 2011 : 187)

(174) Di depan sebuah pondok, sekelompok ibu sedang menganyam

ajat. Para lelaki sedang sibuk menyiapkan suatu upacara adat.

Jaleswari sedang berdialog dengan beberapa orang ibu sambil

sesekali Adeus menyelingi dalam bahasa Dayak. (Akmal, 2011 :

192)

(175) Jauh dari Ponti Tembawang, di suatu daerah yang lebih ramai, Otiq

dan Pagau sedang berada di dalam sebuah rumah penampungan

tenaga kerja. Tiga orang perempuan sederhana seperti Ubuh sedang

mengobrol sesama mereka di satu bagian rumah yang cukup besar

itu. Pemilik rumah, Herlam, menyerahkan tiga dokumen kepada

Otiq sambil menunjuk ke arah perempuan itu. (Akmal, 2011 : 194)

Jaleswari semakin bersemangat untuk memecahkan masalah pendidikan

di dusun tersebut, namun Panglima Adayak mengingatkan Jales agar mau

mengerti dan memahami masyarakat di dusun tersebut. Jales pun berpikir keras

untuk membuat pembelajaran di luar kelas agar lebih banyak anak yang mau

belajar di SD tersebut. Namun, Adeus sebagai guru asli dusun tersebut merasa

bimbang apakah akan lanjut mengajar atau tidak, sementara itu dia diancam Otiq

saat pergi ke warung Otiq. Berikut kutipan langsung yang mendukung pernyataan

tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

80

(176) “Yang sembunyi di balik pohon, tolong keluar!”

Suara itu terdengar sangat karismatis dan bermagnet sehingga

membuat jaleswari terseudut oleh dua pilihan: anatara keinginan

untuk bersembunyi di balik pohon besar atau menampakkan diri di

hadapan Adayak. (Akmal, 2011 : 198)

(177) “Kamu tidak akan pernah diterima oleh masyarakat di sini jika

kamu tidak lebih dulu belajar untuk mengerti dan memahami hidup

kami,” jawab Panglima tanpa tedeng aling-aling. (Akmal, 2011 :

199)

Berikut kutipan tidak langsung yang mendukung pernyataan tersebut

(178) Malam harinya di rumah Adeus, guru SD itu kembali gelisah

seperti malam sebelumnya. Jika sebelumnya dia tidak bisa tidur

karena bingung mencari alasan bagaimana menjelaskan seringnya

dia tidak mengajar, sedangkan kegelisahannya saat ini sama sekali

berbeda. (Akmal, 2011 : 214)

(179) Adeus keluar menembus gelap malam menuju rumah Otiq. (Akmal,

2011 : 215)

(180) Di suatu tempat dengan kubangan lumpur yang banyak babi sedang

berleha-leha, dari mengendus-endus makanan di sekitar itu samapai

berendam mendinginkan tubuh, Borneo langsung mengambil peran

sebagai pemimpin pemburu. Dia berjalan mengendap-endap diikuti

kawan-kawannya dengan Jales berada di barisan belakang. (Akmal,

2011 : 222)

(181) Keesokan harinya jaleswari dan panglima Adayak kembali

menemani Borneo dan segelintir kawan-kawannya di tanah lapang

depan sekolah. Panglima Adayak sedang dalam posisi memanah.

Dia merentangkan busur dan membidik sebuah pohon di ujung

lapangan. (Akmal, 2011 : 227)

(182) Dua pelajaran hari itu ternyata menjadi magnet luar biasa bagi

anak-anak Ponti Tembawang. Keesokan harinya saat datang ke

lapangan, jales tak percaya pada apa yang dilihatnya: sekitar 30-an

anak sudah hadir. Dari yang lebih besar dibandingkan Borneo

sampai bocah yang hidungnya masih dipenuhi ingus. (Akmal, 2011

: 229)

Ubuh yang telah berani menceritakan peristiwa yang dialaminya, membuat

Jaleswari merasa tergugah untuk membantu perempuan malang tersebut. Jaleswari

menemui Adeus di rumahnya untuk menceritakan apa yang telah di dengarnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

81

dari Ubuh tentang kejamnya Otiq dan Pagau. Setelah Jaleswari menceritakan hal

tersebut, dia diteror dengan menggunakan bangkai binatang yang darahnya

menciprati seluruh bagian tubuhnya, mendengar teriakan Jaleswari dari kamarnya

Ubuh ketakutan dan melarikan diri ke dalam hutan. Dan sementara itu Otiq dan

para pengikutnya merencanakan sesuatu agar kedua wanita yang tinggal di tempat

Nawara diusir dari dusun Ponti Tembawang. Berikut kutipan langsung yang

mendukung pernyataan tersebut

(183) “Aaaaaaaahhh ....” Teriakan yang membelah malam dan

menyebabkan seluruh penghuni rumah di sekitar rumah Nawara

langsung terbangun begitu mendengar teriakan Jales yang sangat

memilukan: di atas tempat tidur teronggok bangkai binatang

dengan darah yang menciprati seluruh bagian atas tubuhnya dari

leher sampai ke mnata kaki. (Akmal, 2011 : 216)

Berikut kutipan tidak langsung yang mendukung pernyataan tersebut.

(184) Borneo akhirnya berhasil membuka pintu kamar Jales setelah

menerjangnya. Tubuh bocah itu mendadak pucat pasi, dan terpaku

di tempatnya berdiri tanpa bisa melangkah lagi setelah melihat apa

yang ada di atas tempat tidur. Nawara hanya sampai di kosen pintu

tanpa berani melangkah maju lebih jauh setelah melihat warna

merah dimana-mana. (Akmal, 2011 : 216)

(185) Ketika teriakan Jaleswari merobek keheningan malam dusun Ponti

Tembawang, di warung Otiq sedang berkumpul empat orang dalam

keremangan malam. Mereka adalah Otiq, Pagau, Barinas, dan

Manawar. Seluruh loampu dimatikan kecuali lampu minyak kecil

yang kerlip cahayanya mereka jaga dengan ketat agar tak terlihat

dari luar. (Akmal, 2011 : 262)

(186) Sampai di pinggir ladang mereka membuka ketiga bungkusan,

yang ternyata di dalamnya ada tiga ekor babi hutan dengan mulut

terkerangkeng sebuah kain tipis lain sehingga tak bersuara. Babi-

babi itu sudah dipilih yang paling banyak makan, dan dibuat lapar

sejak siang hari. Begitu moncong ketiganya dibebaskan, hewan-

hewan tambun itu langsung mengobrak-abrik ladang, melahap

tanaman apa saja yang di depan mereka tanpa terkecuali. (Akmal,

2011 : 264)

(187) Ubuh yang sudah tak memperdulikan lagi kondisi tubuhnya

semakin jauh memasuki lebat rimba, kakinya berulang kali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

82

menumbuk akar kayu atau bebatuan tajam yang susah terlihat di

kelam malam. “Awww....uuhhh ...” Ubuh berulang kali merintih

meski sudah berusaha menutup mulut agar tak tertangkap para

pengejarnya. Di sebuah ceruk tanah yang terlindung oleh akar

pohon raksasa seperti mulut gua, Ubuh masuk ke dalam sebuah

celah yang sedikit lebih besar dari tubuh kurusnya. Gadis malang

itu mjencoba mengatur napasnya seolah-olah seluruh dunia hanya

berisi bunyi dari dalam dadanya. (Akmal, 2011 : 267)

(188) Di bagian lain dari sungai itu, sebuah perahu dengan muatan

beberapa orang yang dipimpin Barnias merapat ke sebuah ceruk

kecil. Satu per satu dari mereka turun, sambil menutupi perahu

dengan rerimbunan daun sampai perahu itu tak terlihat dari

pandangan. Mereka segera keluar dari sungai yang dingin dan

gelap. Ketika mereka semua naik ke daratan, tiba-tiba cahaya

lampu senter menyala dari berbagai sudut, mengejutkan Berinas

dan rombongannya. (Akmal, 2011 : 271)

Sementara itu di rumah Nawara terjadi keributan besar yang melibatkan

para warga dusun Ponti Tembawang yang meminta agar Jaleswari diusir dari

dusun tersebut. Tak selang berapa lama Ubuh pun tereselamatkan dari kejaran

Pagau. Sejak saat itu toko milik Otiq digeledah oleh para petugas dan Otiq beserta

anak buahnya pun diringkus. Berikut kutipan tidak langsung yang mendukung

pernyataan tersebut

(189) Kerumunan orang di depan rumah Nawara masih belum berkurang

ketika Jaeswari dan Adeus kembali. Mereka langsung masuk ke

dalam rumah menemui Nawara. Otiq masih berada di kerumunan

warga yang kini berkumpul agak jauh dari mereka. (Akmal, 2011 :

272)

(190) “Dusun ini jadi sial sejak kedatangan perempuan itu!” tunjuk Otiq

ke arah Jales, “dan perempuan yang kai rawat Nawara!” (Akmal,

2011 : 272)

(191) Di dalam rumah, Nawara sudah menyiapkan air panas dibantu oleh

Borneo. Adeus sudah membuang bangkai dari tempat tidur Jales

bersama dengan seprainya. Nawara membawa baskom berisi air

hangat itu ke dalam kamar di mana Ubuh dan Jaleswari sedang

duduk bercerita. Ubuh masih terisak-isak di bahu Jales. (Akmal,

2011 : 279)

(192) Di warung Otiq sedang terjadi penggeledahan yang dilakukan

aparat keamanan. Manawar, Pagau, dan Barinas yang sempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

83

memimpin operasi sungai menunggu di luar dengan tangan

diborgol di bawah pengawasan petugas. Arifin terlihat berada di

sana mengawasi Otiq yang juga diborgol kedua tangannya. Petugas

menyisir seluruh sudut warung otiq yang cukup luas untuk ukuran

sebuah dusun itu. Sementara di luar, di belakang pita kuning police

line yang sudah terpasang, warga berkerumunan menyaksikan

peristiwa yang baru pertama kalinya terjadi di dusun mereka yang

terisolasi itu. (Akmal, 2011 : 283)

Jaleswari yang merasa tugasnya telah selesai pun merasa dirinya harus

pamit untuk meninggalkan dusun tersebut karena harus melaporkan hasil kerjanya

kepada perusahaan tempat di mana dia bekerja. Berikut kutipan tidak langsung

yang mendukung pernyataan tersebut.

(193) Di rumah Nawara, Jaleswari sedang berkemas, melipat

beberapabaju terakhir yang dia bawa, menyisipkan buku dan

catatan-catatan yang dibuatnya selama berada di Ponti Tembawang.

(Akmal,2011 : 283)

(194) Setelah dirasa cukup, jales keluar dari dalam kamar. Di ruang

tengah sudah berkumpul Nawara, Panglima Adayak, Ubuh, Adeus,

dan.... Arifin! Semua menatapnya tanpa bicara, dengan kesedihan

paling jelas terpancar dari mata Nawara. Jaleswari tergugu melihat

semua itu. (Akmal, 2011 : 283 – 284)

(195) Dalam perjalanan menuju dermaga, Arifin dan Jaleswari bergulat

dengan pikiran masing-masing. Keduanya kini tak bisa lagi

mengelak dari perasaan yang sudah merasa lebih nyaman dengan

kehadiran masing-masing. (Akmal, 2011 : 292)

(196) Di rumah Nawara, Ubuh yang sudah jauh lebih sehat sedang sibuk

mengerjakan anyaman bersama sejumlah perempuan lainnya.

Kadang-kadang matanya masih menerawang menatap ke arah

jalan, seperti menunggu seseorang. (Akmal, 2011 : 299)

Teknik pelukisan latar tempat yang digunakan dalam novel Batas antara

Keinginan dan Kenyataan karya Akmal Nasery Basral adalah teknik langsung dan

tidak langsung. Dalam pelukisan latar tempat, teknik langsung atau dapat dilihat

melalui kutipan (158), (165), (166), (168), (170), (171), (176), (177), dan (183).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

84

Sedangkan teknik penulisan tidak langsung dapat dilihat melalui kutipan (159),

(160), (161), (162), (163), (164), (167), (169), (172), (173), (174), (175), (178),

(179), (180), (181), (182), (183), (184), (185), (186), (187), (188), (189), (190),

(191), (192), (193), (194), (195), (195) dan (196).

Berdasarkan kutipan (159) dan (159) mengambarkan bahwa Jaleswari

sampai di kota Pontianak. Kutipan (160) hingga (162) menggambarkan keadaan di

hutan saat Ubuh sedang dikejar oleh para samseng. Kutipan (163) dan (164)

menggambarkan saat Ubuh di bawa ke dusun Ponti Tembawang. Kutipan (165)

hingga (169) menggambarkan bahwa Otiq dan para pengikutnya mengadakan

rapat di rumahnya untuk menyingkirkan Ubuh dan Jaleswari. Kutipan (170) dan

(171) menggambarkan suasana di warung Otiq. Kutipan (173)hingga (182)

menggambarkan keadaan di SD Ponti Tembawang. Kutipan (183) hingga (188) di

rumah Nawara, Ubuh menceritakan pengalaman terburuknya kepada Jaleswari.

Kutipan (189) hingga (192) terjadi keributan di rumah Nawara. Kutipan (193)

hingga (196) di rumah Nawara, Jales berpamitan untuk pulang ke Jakarta.

4.2.2.2 Latar Waktu

Latar waktu dalam Novel Batas Antara Keinginan dan Kenyataan karya

Akmal Nasery Basral dijelaskan sangat rinci oleh Sang pengarang. Secara jelas

pengarang memulai dengan kedatangan Jaleswari di Tanah Borneo, saat jaleswari

memulai memahami budaya di Ponti Tembawang, dan saat Jaleswari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

85

menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di Ponti Tembawang. Untuk lebih

jelasnya akan dijabarkan sebagai berikut:

Jaleswari sampai di Pontianak ketika hari telah siang dan sedang hujan.

Sesampainya di Pontianak, Jaleswari dan sang sopir bernama Victor melanjutkan

perjalanan ke Etikong dengan jarak tempuh selama 6 jam. Berikut kutipan tidak

langsung yang mendukung pernyataan tersebut.

(197) Hampir enam jam kemudian, setelah melalui beragam kondisi jalan

beraspal mulus, berlubang-lubang, dan tanah licin sehabis hujan

yang membuat roda mobil beberapa kali menari-menari serta pos

penjagaan militer yang membuat Victor membuka lagi seluruh kaca

jendela mobil sembari melambaikan tangan ke arah petugas jaga,

mobil mereka sampai di pertigaan Balai Karangan, Sanggau, yang

menurut Victor hanya sekitar sepuluh sampai lima belas menit lagi

dari Etikong. Lengkungan pelangi yang berkilau indah terp0asang

di cakrawala. (Akmal, 2011 : 9)

Saat di dusun Ponti Tembawang digemparkan oleh ditemukannya

perempuan bernama Ubuh, malam harinya Otiq dan para pengikutnya yang

menjadi dalang dalam kejadian penjualan para gadis tersebut melakukan rapat

kecil untuk antisipasi kejadian yang akan terjadi berikutnya agar kedoknya tidak

tercium oleh warga dusun tersebut. Berikut kutipan tidak langsung yang

mendukung pernyataan tersebut.

(198) Cahaya rembulan memeluk dusun sunyi Ponti Tembawang dengan

malu-malu. Suara serangga malam, desau angin yang menggesek

dedaunan, dan sayup aliran Sungai Sekayam di kejauhan, bersatu

membentuk konserto alami seperti ingin meredakan kemarahan

warga dusun yang masih terkejut setelah melihat kondisi Ubuh.

(Akmal, 2011 : 51)

(199) Otiq berjalan menuju jendela dan melihat ke arah bulan yang hanya

terlihat separuh. “Para tauke di sana akan marah kepadaku. Bisa-

bisa mereka meminta ganti rugi atas uang yang sudah mereka

keluarkan. Bangsat!” Otiq terus mengeluarkan sumpah serapah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

86

“Mengapa anak bodoh itu berani mempertaruhkan nyawanya

melarikan diri dari para samseng?” Katanya geram. (Akmal, 2011 :

53)

Di sisi lain, Jaleswari yang memang peduli dengan keadaan

memprihatinkan di daerah perbatasan tersebut merasa tergugah untuk melihat

kegiatan-kegiatan yang dilakukan para masyarakat setelah palang perbatasan

antara Kalimantan dan Malaysia di buka saat pagi hari. Berikut kutipan tidak

langsung yang mendukung pernyataan tersebut.

(200) Jales Menatap arlojinya: 4.50.

Mobil Victor beringsut maju, mencari celah parkir di suatu alun-

alun besar yang di tengahnya berdiri sebuah tugu tinggi dengan

banyak tulisan di badan tugu yang tak bisa dibaca Jales dari jauh.

Victor menemukan tempat parkir yang diinginkan, dan mematikan

mesin mobil. “Silakan lihat-lihat dulu, Bu.” (Akmal, 2011 : 73)

(201) 04.55.

Denyut kehidupan dua negara serumpun yang berbagi daratan,

udara, dan aliran sungai itu akan dimulai sesaat lagi. (Akmal, 2011

: 74)

(202) 05.10.

Sebuah bus masuk dari arah Malaysia dengan warna dominasi

merah darah yang disapu aksentuasi warna putih di beberapa

bagian. Pada bagian atas kaca depannya yang lebar terdapat tulisan

dalam warna kuning cemerlang dalam dua bahasa: Mandarin dan

Latin. (Akmal, 2011 : 76)

Selama perjalan siang hari dari Etikong menuju dusun Ponti Tembawang,

dengan menggunakan perahu melewati Sungai Sekayam, hujan deras pun tiba-tiba

datang, Jaleswari merasa ketakutan yang luar biasa. Berikut kutipan tidak

langsung yang mendukung pernyataan tersebut

(203) Selama sekitar satu jam selanjutnya, hujan tak juga reda. Tuhan

seperti ingin menyampaikan pesan pribadi kepadanya. Sebuah

welcome speech welcome speech yang begitu nyata. “Jales, ini baru

sebagian kecil dari kondisi alam yang akan kau alami di sini. Siapa

kau?” (Akmal, 2011 : 112)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

87

Beberapa hari telah beradaptasi di dusun Ponti Tembawang tersebut, pada

hari senin Jaleswari memulai dengan mengunjungi sekolah dan berusaha memulai

misi yang diberikan oleh perusahaan tempatnya bekerja. Berikut kutipan tidak

langsung yang mendukung pernyataan tersebut.

(204) Hari senin tiba. Jaleswari berada di dalam kelas bersama Adeus,

Borneo, dan beberapa kawan bocah itu. Mereka sudah duduk

dengan rapi, siap untuk belajar, dan menyangka Jaleswari yang

akan menjadi guru pengganti. Setelah beberapa saat yang berjalan

begitu lama, sudah jelas tidak ada lagi murid lain yang akan datang.

Jales membatin. (Akmal, 2011 : 187)

(205) Sinar matahari memanggang sekolah dalam terik yang tak

bersahabat. Para murid sudah lama pulang. Wajah Jaleswari terlihat

keruh karena kondisi yang dialaminya sekarang jauh lebih buruk

daripada yang dia bayangkan. (Akmal, 2011 : 189)

Saat Jaleswari sedang semangat untuk memecahkan masalah pendidikan

dengan mengubah metode pembelajaran yang awalnya hanya belajar di menjadi

belajar di alam terbuka, tetapi malam harinya Adeus yang merupakan satu-satunya

guru yang ada di dusun tersebut memutar otak untuk mencari alasannya berhenti

menjadi guru, karena dirasa gaji yang diterima tidak mencukupi untuk

kebutuhannya sehari-hari. Berikut kutipan tidak langsung yang mendukung

pernyataan tersebut.

(206) Malam harinya di rumah Adeus, guru SD itu kembali gelisah

seperti malam sebelumnya. Jika sebelumnya dia tidak bisa tidur

karena bingung mencari alasan bagaimana menjelaskan seringnya

ia tidak mengajar, sedangkan kegelisahannya saat ini sama sekali

berbeda. (Akmal, 2011 : 214)

(207) Keesokan harinya Jaleswari dan Panglima Adayak kembali

menemani Borneo dan segelintir kawan-kawannya di tanah lapang

depan sekolah. Panglima Adayak sedang dalam posisi memanah.

Dia merentangkan busur dan membidik sebuah pohon di ujung

lapangan. (Akmal, 2011 : 227)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

88

Sesuai dengan kebiasaan masyarakat setempat, sore hari menjelang petang

masyarakat mandi beramai-ramai di sungai. Berikut kutipan tidak langsung yang

mendukung pernyataan tersebut.

(208) Rembang petang kembali membayang di cakrawala Ponti

tembawang. Jaleswari yang sudah bisa merasakan nikmatnya

mandi di aliran sungai sudah sampai di dermaga. Kali ini dia

membawa tas dan kameranya, memutuskan untuk memotret

kegiatan di sore yang kembali ramai dengan gelak anak-anak dan

orang dewasa itu. (Akmal, 2011 : 239)

Jaleswari mencoba untuk membantu Ubuh dalam mengungkap kejahatan

yang menimpa perempuan malang tersebut. Ubuh mencoba menceritakan kejadian

yang menimpa dirinya. Dan pagi harinya Jales menceritakan hal tersebut kepada

Adeus agar mau membantu memecahkan maslah Ubuh tersebut. tetapi hal itu

tercium oleh Otiq, dan malam berikutnya Jaleswari mendapatkan teror yang

mengerikan. Berikut kutipan tidak langsung yang mendukung pernyataan tersebut

(209) Malam semakin mendaki menuju puncak kelam ketika dari kamar

sebelah, Jales terbangun ketika seperti mendengar suara orang yang

sedang bergerak yang menimbulkan suara gesekan kayu. Semakin

lama semakin mencurigakan. “Astaga ... Ubuh,” Jales terkejut

menyadari mungkin saja bukan Ubuh yang melakukan itu. (Akmal,

2011 : 247)

(210) Keesokan paginya Jaleswari sudah berjalan dengan wajah tegang di

dusun dusun sambil memperhatikan sekeliling. Dia tampak

berhati-hatindan berseru ketika melihat Borneo yang sedang

menggendong dua ekor babi miliknya, yaitu Lady Gaga dan Justin

Bieber. (Akmal, 2011 : 250)

(211) Malam itu Jales yang kurang tidur akibat sebelumnya begadang

mendengarkan cerita Ubuh, tidur lebih cepat. Lepas tengah malam

karena merasakan ingin buang air kecil. Jales membuka matanya

dengan berat. (Akmal, 2011 : 260)

(212) “Aaaaaahh ....” Teriakan yang membelah malam dan menyebabkan

seluruh penghuni rumah di sekitar rumah Nawara langsung

terbangun begitu mendengar teriakan Jales yang sangat memilukan:

di atas tempat tidur teronggok bangkai binatang dengan darah yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

89

menciprati seluruh bagian atas tubuhnya dari leher samapai ke mata

kaki. (Akmal, 2011:261)

(213) Ketika teriakan Jaleswari merobek keheningan malam dusun Ponti

Tembawang, di warung Otiq sedang berkumpul empat orang dalam

keremangan malam. Mereka adalah Otiq, Pagau, Barinas, dan

Manawar. Seluruh lampu dimatikan kecuali lampu minyak kecil

yang kerlip cahayanya mereka jaga dengan ketat agar tak terlihat

dari luar. (Akmal, 2011:262)

(214) “Malam ini waktu pengiriman, kita tidak bisa menunda lagi,

jalankan rencana malam ini, alihkan perhatian warga,” perintah

Otiq. “Berinas, kau siapkan orang-orangmu di dermaga. Manawar,

kau ikut aku dan Pagau melihat situasi di sekitar rumah Nawara.

Kita tidak boleh tidak ada, nanti malah mengundang kecurigaan

warga. Cepat berpencar.” (Akmal, 2011:263)

Setelah kejadian malam itu, pagi harinya masyarakat menjadi bangun lebih

pagi, karena masih merasakan apa yang telah terjadi di malam hari itu. Jaleswari

memutuskan untuk kembali pagi itu. Sebulan kemudian di sebuah Galeri foto di

Jakarta sedang diadakan pameran foto hasil jepretan Jaleswari. Tiga bulan

berselang saat di dusun Ponti tembawang diadakan pesta hasil panen Jales pun

datang kembali ke dusun tersebut.

(215) Pagi datang membawa suasana yang berbeda bagi masyarakat Ponti

Tembawang yang terbangun lebih awal dibandingkan hari-hari

sebelumnya. Kegemparan di dusun kecil itu menjadi pembicaraan

di setiap rumah, juga bagi para peladang yang sedang bahuma,

mengerjakan ladang masing-masing. (Akmal, 2011 : 283)

(216) Sebulan kemudian di sebuah galeri foto terkemuka di Jakarta,

berlangsung pameran foto yang disesaki banyak pengunjung.

Obyek visual tentang masyarakat Dayak, alam dan kebudayaan

mereka yang tinggal di kawasan perbatasan dengan Malaysia,

menarik minat pengunjung. (Akmal, 2011 : 296)

(217) Tiga pekan kemudian masyarakat Ponti Tembawang menggelar

Gawai, upacara adat berkaitan dengan sukses panen. Panglima

Adayak memimpin upacara, dengan beberapa hasil tanaman ladang

di jajarkan dengan berbagai perlengkapan adat upacara. Beberapa

pemuda memainkan alat musik sape, diiringi gong. Para remaja

menari dengan gerakan meriah. (Akmal, 2011 : 302)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

90

Teknik pelukisan latar waktu yang digunakan dalam novel Batas antara

Keinginan dan Kenyataan karya Akmal Nasery Basral adalah teknik langsung dan

tidak langsung. Dalam pelukisan latar waktu, teknik langsung atau dapat dilihat

melalui kutipan (197). Sedangkan teknik penulisan tidak langsung dapat dilihat

melalui kutipan (198), (199), (200), (201), (202), (203), (204), (205), (206), (207),

(208), (209), (210), (211), (212), (213), (214), (215), (216), (217).

Berdasarkan kutipan (197) menggambarkan latar waktu siang hari saat

Jales sampai di Pontianak. Kutipan (198) dan (199) menggambarkan waktu

malam hari saat Otiq dan anak buahnyan membuat strategi untuk menyingkirkan

Jales dan Ubuh. Kutipan (200) hingga (202) menggambarkan latar waktu pagi hari

di palang perbatasan border. Kutipan (203) menggambarkan latar waktu siang hari

saat Jaleswari menuju dusun Ponti Tembawang. Kutipan (204) dan (205)

menggambarkan latar waktu pada hari senin di SD Ponti Tembawang. Kutipan

(206) dan (207) menggambarkan waktu malam dan siang hari di rumah Adeus.

Kutipan (208) menggambarkan latar waktu menjelang petang saat para warga

beraktivitas dengan kebiasaan mereka, yaitu mandi di sungai. Kutipan (215)

hingga (217) menggambarkan latar waktu pagi hari saat Jales ingin pulang ke

Jakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

91

4.2.2.3 Latar Sosial

Latar sosial dari Novel Batas Antara Keinginan dan Kenyataan karya

Akmal Nasery Basral adalah budaya dan kebiasaan-kebiasaan yang ada pada

masyarakat Tanah Borneo tepatnya di pedalaman Ponti Tembawang. Dalam

misinya terhadap pendidikan di Dusun Ponti Tembawang, Jaleswari dituntut

untuk memahami dan mengerti budaya dan kebiasaan masyarakat setempat.

Berikut paparan-paparan yang menyatakan pernyataan tersebut.

Jaleswari telah sampai di Pontianak, dan saat itu di kota tersebut sedang

diadakan pesta Cap Go Meh yang merupakan perayaan wajib pada setiap

tahunnya di kota tersebut. Berikut kutipan langsung dan tidak langsung yang

mendukung pernyataan tersebut.

(218) “Itu perayaan Cap Go Meh, Bu,” jelas Victor tanpa ditanya.

“Dilakukan 15 hari sesudah Imlek. Setiap tahun pasti ada acara

ini.” (Akmal, 2011 : 8)

(219) Pada ruas jalan di seberang Jales berada, beberapa mobil kap

terbuka yang membawa rombongan pemain yang memeriahkan

Cap Go Meh berjalan sangat perlahan. Ada seorang lelaki dengan

kostum Kaisar Cina tempo dulu di atas tandu merah menyala yang

berada di puncak kekar beberapa lelaki lain. Seorang lelaki tampak

menusuk pipinya dengan sebilah logam pipih panjang, tapi

anehnya, tak ada darah yang menetes.( Akmal, 2011 : 8)

Saat dalam perjalanan menuju ke hotel di Etikong Victor sang supir

menceritakan bahwa terdapat tempat di tanah Borneo yang masih menerapkan

sistem denda adat bila terdapat orang yang melakukan salah akan menerima

hukum sesuai dengan adat yang berlaku. Berikut kutipan langsung yang

mendukung pernyataan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

92

(220) “Oh bukan,” Victor menyerigai. “Saya dan kawan-kawan

menyebut dusun ini sebagai Kampung Seribu Dolar karena kita

harus hati-hati sekali di sini. Banyak denda adat yang ditetapkan.

Jangankan kita menabrak orang, mobil kita selip saja dan menurut

warga di sini itu mengganggu mereka, kita bisa kena denda adat.

Denda adat di sini banyak sekali jenisnya. Selain mahal, bahkan

sampai ada yang puluhan juta rupiah. Itulah sebabnya mengapa

disebut Kampung Seribu Dolar.” (Akmal, 2011 : 10)

Di sisi lain Tanah Borneo tepatnya di Ponti Tembawang, masyarakat

setempat masih mempercayai adanya roh-roh yang dipercaya mampu membantu

masyarakat setempat. Selain itu, masyarakat di dusun tersebut masih melakukan

aktivitas berburu menggunakan senjata-senjata tradisional. Berikut kutipan tidak

langsung yang mendukung pernyataan tersebut.

(221) Di belakang Borneo, beberapa anak lelaki mengikutinya berlari

sambil mengacung-acungkan „senjata‟ pemburuan mereka masing-

masing, mulai dari mandau kecil, tombak berujung tumpul, sumpit,

sampai dengan perisai. (Akmal, 2011 : 14)

(222) Dalam pemburuan yang sebenarnya, senjata yang digunakan para

pemburu selalu diolesi ipuh–getah kayu dari pepohonan tertentu

yang sangat beracun dan dapat mematikan hewan korbannya

dengan cepat. Babi hutan atau rusa yang mati setelah terkena ipuh

tetap bisa dimakan, asal kulit daging dan daging di tempat

masuknya ipuh dibuang lebih dulu sebelum dimasak. (Akmal, 2011

: 15)

Berikut ini adalah pernyataan yang mendukung bahwa masyarakat

setempat masih mempercayai roh-roh yang dipercaya dapat membantu

masyarakat setempat. Berikut kutipan langsung dan tidak langsung yang

mendukung pernyataan tersebut

(223) “Sekali lagi kalian lakukan ini, kamang Buluh Layu‟ akan

menghisapm darah kalian sampai habis!” pekik perempuan tua itu

separuh melolong. (Akmal, 2011 : 15)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

93

(224) Kamang adalah roh leluhur orang Dayak yang digambarkan hanya

memakai cawat dan ikat kepala warna merah dan putih yang dipilin

bersamaan (tangkulas). Kamang digambarkan pandai melihat serta

mencium bau darah, dan karena itu gemar sekali menghisap darah.

Mereka sering dianggap sebagai pelindung para pengayau–orang

yang gemar memenggal kepala orang. (Akmal, 2011 : 15)

(225) “Baruakng Kulub tak suka pada anak nakal!” bentak perempuan itu

histeris. “Jangankan Baruakng Kulup, para jubata pun tak ada yang

sudi menemanimu Borneo!” (Akmal, 2011 : 16)

(226) Baruakng Kulub adalah nama anak Nek Patinah, dewa tertinggi

dalam masyarakat Dayak, bersama istrinya Ne‟ Duniang. Jadi

Baruakng Kulub adalah pewaris takhta dewa tertinggi yang sangat

dihormati. (Akmal, 2011 : 16)

(227) Perempuan-perempuan lebih muda yang sedang menjemur kembali

tenggelam dalam kesibukan mereka sambil melantunkan kayau –

senandung tradisional yang dinyanyikan bersahut-sahutan dan

berkisah tentang salah satu legenda dalam tradisi Dayak. (Akmal,

2011 : 18)

Penduduk Ponti Tembawang kebanyakan besar hanya memelihara hewan

seperti babi dan anjing. Berikut kutipan tidak langsung yang mendukung

pernyataan tersebut, bahkan jika babi peliharaan mati akibat ulah seseorang denda

yang di jatuhkan pun bisa sampai puluhan juta rupiah. Berikut kutipan tidak

langsung yang mendukung pernyataan tersebut

(228) Jangan bayangkan menemukan kambing, sapi, atau bahkan seekor

kucing di sini. Selain babi sebagai hewan peliharaan, yang tampak

hanya beberapa ekor anjing kurus dengan tubuh cokelat berbaur

lumpur yang mengering. Di tengah suasana panas seperti ini

anjing-anjing tersebut memilih merebahkan badan dan menjulurkan

lidah sambil terengah-engah. Mata mereka sayu, bukan mata sigap

hewan liar yang cekatan untuk menyerang lawan. Andai ada orang-

orang jahat yang memasuki kampung itu, mungkin sekumpulan

anjing itu pun hanya menggonggong lemah tak perduli. (Akmal,

2011 : 19)

Berikut pernyataan langsung yang menyatakan bahwa denda adat yang

dijatuhkan kepada seorang yang dengan sengaja atau tidak sengaja membunuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

94

hewan babi peliharaan masyarakat setempat. Berikut kutipan langsung yang

mendukung pernyataan tersebut

(229) “Kalau babi mati, saya juga bakal ikut mati, Bu Jales,” ujar Victor

bingung. “Seekor babi itu denda adatnya mahal sekali. Ratusan ribu

sampai juataan rupiah, tergantung besarnya. Saya punya duit dari

mana?” (Akmal, 2011 : 84)

(230) “Aduh Ibu,” Victor terdengar putus asa. “Kalau di kota, mungkin

itu bisa dilakukan. Tapi di tempat seperti ini> mereka punya magic

yang tak main-main, Bu. Bisa-bisa mobil kita terbalik sebelum

meninggalkan dusun ini,” katanya serius. (Akmal, 2011 : 84)

Dalam keadaan lingkungan yang masih asri, masyarakat masih

menggunakan cara tradisional dalam melakukan aktivitas, seperti mencuci dan

mandi. Berikut kutipan tidak langsung yang mendukung pernyataan tersebut.

(231) “Nah, di sebelah sana itu dermaganya, Bu Jales,” ujar Victor

sambil menunjuk beberapa perahu yang sedang bersandar, dengan

beberapa orang anak yang sedang berenang gembira dalam

berbagai gaya. Mereka silih berganti meloncat dari sebuah batu

besar, kadang dengan melakukan salto, ke dalam sungai, lalu keluar

lagi menuju batu besar itu seperti atlet loncat indah yang sedang

menyempurnakan gerakan. (Akmal, 2011 : 88)

(232) Beberapa perempuan dewasa dengan menggunakan kemben sedang

mencuci pakaian, atau mengeramasi rambut panjang mereka di

aliran Sungai Sekayam yang agak keruh karena membawa arus sisa

hujan dari hulu. (Akmal, 2011 : 88)

Masyarakat Dayak terkenal dengan membantai kepala dan memakan

mentah-mentah tubuh orang yang bersalah atau musuh mereka, berikut kutipan

langsung yang mendukung pernyataan tersebut.

(233) “Dua hari lalu ada warga yang isi perutnya dimakan massa,” kata

Jalung tanpa merasa jijik saat mengatakan itu. Sebaliknya jales

langsung merasakan perutnya mual. (Akmal, 2011 : 97)

(234) “Korbanya adalah dua orang sales sandal yang indekos di sana,

bukan warga asli. Kepala mereka dipenggal masyarakat dan isi

perutnya dimakan, lalu jenazah kedua korban dimasukkan ke

sebuah mobil pick-up rusak dan dibakar.” (Akmal, 2011 : 98)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

95

(235) “Selain Kabmol, warga juga mengepung empat penjual buku

keliling di Desa Klapeng. Kalau yang ini saya lihat kejadiannya

karena sedang di sana. Satu orang mati dengan kepala hampir

putus, seorang lagi masuk rumah sakit karena luka parah akibat

wajahnya disiram warga dengan cuka getah yang dicampur ipuh.

Dua orang lagi sempat melarikan diri.” Jelas Jalung. (Akmal, 2011

: 98)

(236) Filosofi itu sama sekali berbeda dengan bayangan Jales tentang

komunitas Dayak yang suka berburu apa saja, dari membunuh

hewan samapai mengayau kepala manusia. “Semua yang kami

lakukan ada alasannya,” ujar Pangalima dayak. Seperti bisa

membaca pikiran Jales. “Kami menghormati alam yang sudah

menyediakan kehidupan bagi kami. Tetapi orang-orang luar seperti

kalian melihat kami sebagai perusak hutan yang setelah membuka

satu ladang lalu berpindah ke ladang lain. Kami tak pernah

mengambil lebih daripada apa yang kami butuhkan, tidak seperti

mereka yang menggunakan mesin-mesin modern untuk

menghancurkan hutan kami dan tidak melakukan penanaman lagi.”

(Akmal, 2011 : 130)

Dalam budaya Dayak, minuman tuak adalah minuman yang sangat sering

dikonsumsi oleh masyarakat di dusun Ponti Tembawang dan makanan dan

minuman yang sudah dihidangkan harus disentuh walaupun hanya sedikit, hal itu

sudah menjadi kebudayaan masyarakat setempat. Berikut kutipan tidak langsung

yang mendukung pernyataan tersebut.

(237) Sebuah gelas dituangi air berwarna putih pekat disodorkan ke

Adeus dan kemudian Jaleswari. Setelah itu disodorkan mangkuk

berisi daging yang kelihatannya dimasak tidak terlalu matang, atau

memang disengaja tidak dimatangkan. (Adeus, 2011 : 126)

Berikut kutipan langsung yang mendukung pernyataan tersebut.

(238) “Kata siapa?” potong Panglima. “Di sini perempuan yang mau

punya anak pun minum tuak. Dan anak-anak yang lahir pun baik-

baik saja. Lihat itu,” katanya sambil menunjuk ke arah jendela. Di

luar sana beberapa kepala bocah sedang mengintip, lalu hilang

bersama suara cekikikan. Lalu tak lama kemudian kepala mereka

muncul lagi, ingin tahu. (Akmal, 2011 : 128)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

96

(239) Panglima tampaknya puas sang tamu sudah mau menyantap

hidangannya. “Jadi, ulangi lagi apa yang membuat Ibu Jales datang

ke sini?” (Akmal, 2011 : 132)

Pada dasarnya masyarakat Indonesia masih mempercayai roh-roh yang

berada di dekat mereka. Masyarakat pedalaman khususnya di Ponti Tembawang

juga masih mempercayai bahwa masih banyak roh-roh yang ada di sekeliling

mereka, hingga mereka memberika sesajen untuk memberikan penghormatan

kepada roh-roh tersebut untuk meminta perlindungan dan sebagainya. Berikut

kutipan tidak langsung yang mendukung pernyataan tersebut.

(240) Panglima Adayak menaruh beberapa sesajen di dekat kumpulan

sabut kelapa yang dibakar di bawah sebuah pohon besar. Dengan

khidmad Panglima Adayak melakukan ritual itu sehingga seperti

tak menyadari Jaleswari dan Adeus melintas di dekatnya. (Akmal,

2011 : 197)

Mandau adalah senjata khas Dayak, kegunaan mandau tersebut biasanya

dipergunakan untuk bertarung atau membunuh seseorang musuhnya. Dalam

Novel ini pun dipaparkan bahwa masyarakat masih menggunakan kekuatan

berkelahi menggunakan mandau untuk menyelesaikan masalah. Berikut kutipan

langsung yang mendukung pernyataan tersebut.

(241) “Tidak bisa!” seru Adeus yang melangkah maju dan berdiri dengan

gagah menghadapi Otiq. “Siapa pun yang ingin mengusir Ibu

Jaleswari dan Ubuh di antara kalian, kalau berani, maju! Hadapi

aku dulu,” katanya sambil mengacungkan obor di tangan kanannya

sejauh mungkin ke depan, seperti ingin melihat lebih jelas lawan-

lawannya. (Akmal, 2011 : 275)

(242) “Takut kau, Adeus?” Otiq tertawa mengejek. “Jangan khawatir,

aku tak akan bertindak pengecut,” katanya sambil menoleh ke

seorang warga. “Beri dia mandau!” (Akmal, 2011 : 274)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

97

Masyarakat Dayak selalu mengadakan perayaan upacara adat untuk

memperingati kesuksesan masyarakat dalam memanen hasil ladang mereka.

Upacara adat tersebut disebut dengan gawai, dalam upacara tersebut masyarakat

biasanya menari-menari dengan diiringi musik khas Dayak. Berikut kutipan tidak

langsung yang mendukung pernyataan tersebut.

(243) TIGA pekan kemudian masyarakat Ponti Tembawang menggelar

gawai, upacara adat berkaitan dengan sukses panen. Panglima

Adayak memimpin upacara, dengan beberapa hasil tanaman ladang

di jajarkan dengan berbagai perlengkapan upacara adat. Beberapa

pemuda memainkan alat musik sape, diiringi gong. Para remaja

menari dengan gerakan meriah.(Akmal, 2011 : 302)

Teknik pelukisan latar sosial yang digunakan dalam novel Batas antara

Keinginan dan Kenyataan karya Akmal Nasery Basral adalah teknik langsung dan

tidak langsung. Dalam pelukisan latar sosial, teknik langsung atau dapat dilihat

melalui kutipan (228), (229), (220), (229), (230), (233), (234), (235), (236), (241),

dan (242) Sedangkan teknik penulisan tidak langsung dapat dilihat melalui

kutipan (221), (222), (223), (224), (225), (226), (227), (231), (232), (237), (239),

(240), (247).

Berdasarkan kutipan (218) dan (219) menggambarkan latar sosial orang

Cina, yaitu Cap Go Meh. Kutipan (220) menjelaskan bahwa denda adat masih

diberlakukan di Tanah Borneo. Kutipan (221) dan (222) menggambarkan bahwa

masyarakat berburu masih menggunakan cara tradisional. Kutipan (223) hingga

(227) menggambarkan bahwa masyarakat dusun Ponti Tembawang masih percaya

adanya roh nenek moyang yang melindungi mereka. Kutipan (228)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

98

menggambarkan bahwa masyarakat suku Dayak lebih memilih memelihara babi

daripada hewan lainnya. Kutipan (229) dan (230) menjelaskan bahwa denda adat

akan diberlakukan bila ada orang yang dengan sengaja atau tidak sengaja

membubuh babi peliharaan mereka. Kutipan (231) dan (232) menggambarkan

bahwa masyarakat dusun Ponti Tembawang masih melakukan aktivitas secara

tradisional. Kutipan (233) hingga (236) menjelaskan bahwa masyarakat dayak

masih ada yang memberlakukan budaya memenggal kepala orang dan memakan

bagian organ dalam korban untuk menyelesaikan masalah. Kutipan (237) hingga

(279) menggambarka bahwa makanan dan minuman tradisional yaitu hasil buruan

dan tuak sering menjadi makanan yang disuguhkan untuk tamu atau untuk

makanan sehari-hari masyarakat Ponti Tembawang. Kutipan (240)

menggambarkan bahwa masyarakat Ponti Tembawang masih memberlakukan

pemberian sesajen untuk roh nenel moyang mereka. Kutipan (241) dan (242)

menggambarkan bahwa senjata khas Dayak adalah mandau. Kutipan (243)

menggambarkan bahwa setiap tahunnya masyarakat dayak selalu menggadakan

pesta yang disebut dengan gawai untuk mensyukuri hasil panen mereka.

4.2.3 Tema

Novel yang berjudul Batas Antara Keinginan dan Kenyataan karya

Akmal Nasery Basral ini, memiliki tema tentang pendidikan, cinta tanah air, dan

perjuangan perempuan. Di bawah ini akan ditunjukkan beberapa kutipan yang

mendukung adanya tema-tema tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

99

4.2.3.1 Pendidikan

Tema pendidikan pada novel ini ditunjukkan pada saat Jaleswari yang

ditunjuk oleh perusahaan tempatnya bekerja untuk menyelidiki program CRS

(Corporate Social Responsibility) di dusun Ponti Tembawang Kalimantan Barat

yang tidak berjalan tanpa alasan yang jelas. Jaleswari bekerja keras agar SD di

dusun tersebut tetap berdiri dan anak-anak dusun tersebut bisa menganyam

pendidikan dengan baik daripada bekerja. Berikut pernyataan tidak langsung yang

mendukung pernyataan tersebut.

(244) Sebab ketika dia memutuskan untuk menerima tugas mencari

penyebab tidak berjalannya program CRS (Corporate Social

Responsibility) yang digagas kantornya berupa pembangunan

Sekolah Dasar di wilayah ini, hampir seluruh kawannya

menganggap dia gila karena kondisinya yang baru hamil muda.

Bahkan, ibunya pun terkesan tak ingin Jales menerima tugas itu.

(Akmal, 2011 : 67)

Adeus merupakan satu-satunya guru yang bertahan mengajar di SD Ponti

Tembawang tersebut. Adeus pun menceritakan kepada Jaleswari tentang keadaan

yang terjadi di SD tersebut sehingga hanya Adeus yang menjadi satu-satunya guru

dan hanya mengajar kelas satu hingga kelas 3 karena gaji dari hasil mengajar tidak

mencukupi kebutuhan sehari-hari. Berikut kutipan langsung yang mendukung

pernyataan tersebut.

(245) “Di sini anak-anak Cuma sekolah sampai kelas tiga SD,” ujar

Adeus. “Untuk selanjutnya, mereka harus melanjutkan ke dusun

lain dengan berjalan kaki dua sampai setengah jam dari sini.”

(Akmal, 2011 : 139)

(246) Adeus menggelengkan kepala. “Dulu pernah ada selain saya. Tapi

karena berasal dari dusun lain, dia harus berjalan jauh. Akhirnya

tidak lama. Pernah ada penggantinya tapi juga terjadi begitu lagi.”

(Akmal, 2011 : 139 )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

100

(247) “Kebutuhan hidup saya tidak terpenuhi kalau saya hanya

menghabiskan waktu hanya untuk mengajar seluruh waktu. Saya

punya banyak tanggungan, sehingga harus bekerja lainnya untuk

dapat uang.” (Akmal, 2011 : 141)

Dengan melihat keadaan Sekolah Dasar yang sangat memprihatinkan,

Jales berusaha meyakinkan Adeus untuk tetap mengajar agar anak-anak di Ponti

Tembawang dapat mengayam pendidikan dengan merata, tetapi pada

kenyataannya sulit karena keterbatasan-keterbatasan yang ada. Di bawah ini akan

ditunjukkan kutipan tidak langsung yang mendukung adanya tema tersebut.

(248) Hari senin tiba. Jaleswari berada di dalam kelas bersama Adeus,

Borneo, dan beberapa orang kawan bocah itu. Mereka sudah duduk

dengan rapi, siap untuk belajar, dan menyangka Jaleswari yang

akan menjadi guru pengganti. Setelah beberapa saat yang berjalan

begitu lama, sudah jelas tidak ada lagi murid lain yang akan datang.

Jales membatin.

Kalau di novel Laskar Pelangi saja jumlah murid SD yang sepuluh

orang pikirku sudah sangat menyedihkan, ternyata ada yang jauh

lebih menyedihkan lagi. (Akmal, 2011 : 187)

Berikut kutipan langsung yang mendukung pernyataan tersebut.

(249) “Adeus, kamu punya ilmu yang bisa diajarkan untuk

mencerdaskian anak-anak ini. Mengapa harus berhenti? Apakah

kau tidak kasihan melihat kondisi mereka seperti tadi?” Tanya Jales

sambil mengusap keringat yang mulai bercucuran dari keningnya.

“Anak-anak ini, Borneo dan kawan-kawannya itu butuh ilmu yang

....” (Akmal, 2011 : 189)

(250) “Perbatasan hanya sekitar delapan kilometer dari sini,” ujar Adeus.

“suasana sangat berbeda. Di sana segala bentuk pelayanan publik

jauh lebih bagus. Lebih nyaman. Surga yang ada di bumi” (Akmal,

2011 : 189)

(251) “Bukankah dengfan belajar di sekolah mereka bisa pandai dan akan

lebih mudah meningkatkan taraf kehidupan?” tanya Jales (Akmal,

2011 : 189)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

101

Jales merasa iba dengan anak-anak yang ingin sekolah tetapi

kenyataannya tidak memungkinkan untuk disangkal, tetapi dia tidak putus asa.

Jaleswari meminta Borneo untuk mengajak kawan-kawannya yang tidak pernah

sekolah agar mau mengayam pendidikan di bangku sekolah. Berikut kutipan

langsung yang mendukung pernyataan tersebut.

(252) “Kamu mau sekolah kan?”

Borneo mengangguk

“Kalau kalian?” tanya Jales kepada kawan-kawan Borneo

“Senang, Bu” jawab mereka bersamaan.

“Kalau besar kalian mau jadi apa?” (Akmal, 2011 : 190)

(253) Jales tersenyum karena karena mendapatkan ide dari jawaban

Borneo. “Wah, bagus itu. Nah, sekarang ibu mau minta tolong

sama Bapak Presiden pasti punya rakyat. Punya orang-orang yang

patuh sama dia kan?” (Akmal, 2011 : 191)

(254) “Bapak presiden bisa nggak kumpulkian orang-orang itu untuk

diajak ke sini. Bapak Presiden akan bikin mereka pintar semua.

Mau kan?” (Akmal, 2011 : 191)

(255) “Kamu lihat Adeus. Ini bukan pilihan antara keinginan dan

kenyataan,” katanya agak sinis. “Itu keinginan besar untuk

menghadapi kenyataan yang sulit.” (Akmal, 2011 : 191)

Jaleswari tidak menyerah begitu saja dengan apa yang telah dikatakan oleh

Adeus. Langkah awal yang dilakukan adalah mengajak orang tua dari anak-anak

Ponti Tembawang untuk memberikan izin sekolah bagi anak-anak mereka.

Berikut kutipan langsung yang mendukung pernyataan tersebut.

(256) “Anak-anak juga butuh sekolah, kalau harus berladang juga nanti

sekolahnya jadi tertinggal.” (Akmal, 2011 : 192)

(257) “Tidak mungkin, Bu Guru,” jawab salah seorang ibu. Kalau mereka

sekolah, mereka tidak bisa ikut berladang. Bagaimana bisa makan

kalau tidak berladang,” ucapnya bercerocos. (Akmal, 2011 : 192)

(258) “Saya mengerti itu. Tidak ada yang salah dari berladang,” ujar

Jales. “Kita berladang, kemudian kita jual ke negeri seberang, dapat

uang, kita bisa hidup. Tetapi bagaimana kalau negeri seberang itu

tiba-tiba tidak mau lagi membeli hasil ladang kita? Bagaimana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

102

kalau seandainya saudara kita di sana memutuskan untuk tidak

berdagang dengan kita?” (Akmal, 2011 : 192)

(259) “Anak-anak harus didorong supaya mereka nanti pintar dan

menemukan cara tempat ini bisa hidup tanpa mesti ke seberang.

Indonesia adalah surga yang sebenarnya. Dengan belajar, anka-

anak bisa menjadi dokter, tentara, bahkan seperti Adeus yang

menjadi guru,” aleswari menunjuka Adeus, yang cuping hidungnya

mengembang karena bangga. (Akmal, 2011 : 192 – 193)

Arifin, yang bekerja sebagai TNI di daerah perbatasan pun merasakan

hal yang sama dengan Jaleswari, bahwa SD yang telah dibangun tidak

dipergunakan dengan sebaik mungkin. Adeus sebagai satu-satunya guru pun ingin

mengundurkan diri. Berikut kutipan langsung yang mendukung pernyataan

tersebut.

(260) “Sayang sekali SD itu tidak digunakan dengan baik. Muridnya saya

dengar hanya sedikit.” (Akmal, 2011 : 209)

(261) “Kadang-kadang aku berpikir kasihan jugta Adeus dengan jumlah

murid yang sedikit itu. Padahal dia juga harus hidup.” (Akmal,

2011 : 209)

(262) “Menjadi guru memang tak pernah menjadi tugas mudah, Arifin,”

Jales yang tahu arah simpati lawan bicaranya mencoba

mengarahkan pembicaraan tidak menyangkut kebutuhan hidup

melainkan profesional tugas. “Tetapi, bukan berarti karena situasi

yang serba kurang itu maka seorang guru boleh begitu saja

meninggalkan pekerjaannya, bukan?” (Akmal, 2011 : 209 – 210)

(263) “Selain itu cara pandang warga tentang pentingnya arti pendidikan

juga masi9h harus diperkuat. Jangankan bagi anak-anak, kamu

mungkin tak percaya kalau saya ceritakan bahwa pada saat awal

kedatangan saya ke desa-desa border ini, mereka tak tahu

bagaimana cara memasang bendera Merah Putih, dan kapan saja

waktu pemasangan itu.” (Akmal, 2011 : 210)

Jaleswari mendapatkan ide untuk membuat pembelajaran lebih menarik,

sehingga anak-anak bukan hanya belajar di kelas tetapi juga dengan bermain di

luar ruangan. Misalnya dengan berburu, dan ide itu berhasil membawa anak-anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

103

yang tidak pernah sekolah tertarik datang untuk mengikuti pembelajaran. Berikut

kutipan langsung yang mendukung pernyataan tersebut.

(264) “Presiden Borneo gagal Bu. Nggak ada rakyat yang mau dengar,”

katanya dengan kata-kata tersendat. “Nggak ada yang mau ikut ke

sekolah Pak Adeus lagi.” (Akmal, 2011 : 219)

(265) Jales melihat lagi arlojinya. Sudah sembilan puluh menit berlalu

dari jadwal yang dijanjikan Adeus. Untuk menghilangkan

kekecewaannya sendiri, Jales mencoba cara lain. (Akmal, 2011 :

119)

Berikut kutipan tidak langsung yang mendukung pernyataan tersebut.

(266) Keesokan harinya Jaleswari dan Panglima Adayak kembali

menemani Borneo dan segelintir kawan-kawannya di tanah lapang

depan sekolah. Panglima Adayak sedang dalam posisi memanah.

Dia merentangkan busur dan membidik sebuah pohon di ujung

lapangan. (Akmal, 2011 : 227)

(267) Selesai dengan urusan panah, mereka berpindah ke sebuah lokasi

yang sudah disusun bebatuan dan di atasnya diletakkan rumput

kering. Panglima Adayak menggosok dua batu untuk menghasilkan

api. (Akmal, 2011 : 228)

(268) Dua “pelajaran” di9 hari itu ternyata menjadi magnet luar biasa

bagi anak-anak Ponti Tembawang. Keesokan harinya saat datang

ke lapangan, Jales teka percaya pada apa yang dilihatnya: sekitar

30-an anak sudah hadir. Dari yang lebih besar dibansingkan Borneo

sampai bocah yang hidungnya masih dipenuhi ingus. (Akmal, 2011

: 229)

Berikut kutipan langsung yang mendukung pernyataan bahwa Jaleswari berhasil

membawa lebih dari 10 anak untuk belajar bersama di luar kelas.

(269) “Wow!” Jales mengucek matanya untuk meyakinkan apa yang

dilihatnya memang benar-benar ada. Kemana saja anak-anak ini

sebelumnya sehingga dia tak pernah melihat mereka? (Akmal,

2011 : 229)

(270) “Luar biasa” desis Adeus yang juga takjub melihat pemandangan

itu. “Saya tak pernah melihat ada anak sebanyak ini kecuali saat

gawai, panen padi,” katanya. “Sekarang apa pelajarannya?”

(Akmal, 2011 : 229)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

104

(271) “Anak-anak,” Jaleswari langsung membuka percakapan. “Terima

kasih sudah datang ke sekolah. Hari ini seperti juga kemarin, kita

tidak belajar di dalam kelas, tetapi di sini.” (Akmal, 2011 : 230)

Jalewari tidak berhenti di situ saja, dia tetap meminta Adeus untuk tetap

tinggal menjadi guru bagi anak-anak Ponti Tembawang. Berikut kutipan langsung

yang mendukung pernyataan tersebut.

(272) “Kalau kau sudah tahu masalahnya separah itu, Adeus,” Jales

menggunakan kesempatan percakapan ini untuk sekaligus untuk

menguji keseriusan lelaki itu sebagai pendidik, “Apakah kau tega

meninggalkan SD dan membuat anak-anak kampung ini terus

dikerangkeng kebodohan dari waktu ke waktu. Terus dianggap oleh

bangsa lain di luar negeri? Bukankah sudah saatnya kau lebih

mendidik anak-anak gadis itu dengan pengetahuan yang lebih

tinggi lagi sehingga mereka bisa mencari pekerjaan yang lebih

layak di negeri sendiri, Adeus?” (Akmal, 2011 : 256)

(273) “Anak-anak di sini harus berkembang sesuai dunia sekarang. Kau

yang bisa melakukan itu Adeus. Tetapi mereka juga harus tetap

mengakar pada keluhuran nilai masyarakat Dayak yang indah ini,”

lanjut Jales. “Aku percaya kau bisa melakukannya demi masa

depan Borneo dan kawan-kawannya, karena merekalah yang akan

menjadi pewaris keagungan Dayak.” (Akmal, 2011 : 287)

Berdasarkan kutipan (245) hingga (273) menjadi bukti bahwa novel Batas

Antara Keinginan dan Kenyataan ini mempunyai tema tentang pendidikan.

Perjuangan Jaleswari untuk mengajak anak-anak belajar berhasil dengan cara

mengubah pembelajaran di luar kelas. Hal tersebut bisa menarik minat anak-anak

dusun Ponti Tembawang walaupun dengan proses yang sangat panjang dan sulit,

tetapi Jaleswari tidak pernah putus asa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

105

4.2.3.2 Cinta Tanah Air

Tema cinta tanah air dibuktikan pada saat Jaleswari tidak setuju dengan

adanya produk-produk Malaysia dibandingkan dengan produk Indonesia. Selain

itu, Jaleswari sangat terkejut karena saat dia masih berada di wilayah Indonesia

mendapatkan sms bahwa dia sedang berada di Malaysia. Jaleswari semakin kuat

tekadnyauntu menyelesaikan tanggungjawabnya. Di sisi lain Tanah Borneo

tepatnya di Ponti Tembawang, masyarakat setempat masih mempercayai adanya

roh-roh yang dipercaya mampu membantu masyarakat setempat. Selain itu,

masyarakat di dusun tersebut masih melakukan aktivitas berburu menggunakan

senjata-senjata tradisional. Berikut kutipan tidak langsung yang mendukung

pernyataan tersebut.

(274) Selamat datang di Malaysia? Jales tak habis pikir. Bukankah daerah

ini masih merupakan wilayah Republik Indonesia? Ataukah ini

tecnical error saja, mungkin karena operator seluler di negeri jiran

itu mempunyai daya pancar yang tinggi sehingga menutup wilayah

Etikong? (Akmal, 2011 : 11)

Berikut kutipan langsung yang mendukung pernyataan tersebut.

(275) “Jadi, perang pernyataan pun sudah tidak hanya lewat media

massa, tapi lewat seluruh peluang yang disediakan dunia digital,”

pikirnya sambil terus mencoba memahami perang pesan pendekn

yang baru saja terjadi, (Akmal, 2011 : 11 – 12)

(276) “Kelihatannya akan semakin banyak hal menarik yang kutemui di

tempat ini di luar urusan menangani urusan sekolah yang

terbengkalai.” (Akmal, 2011 : 12)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

106

Di dusun Ponti Tembawang, Otiq pemilik warung satu-satunya di dusun

tersebut juga lebih banyak menjual produk-produk Malaysia daripada produk

Indonesia. Berikut kutipan tidak langsung yang mendukung pernyataan tersebut.

(277) Di satu sudut lain dari Ponti Tembawang terdapat sebuah warung

yang cukup besar. Meski berada di wilayah Indonesia, barang-

barang dagangan di sana tak seluruhnya produk dalam negeri.

Beberapa di antaranya malah merupakan produk Malaysia, seperti

sebotol kecil air mineral seharga Rp 3.000, satu bir kaleng seharga

Rp 10.000, dan sebotol besar wiski seharga Rp 25.000. otiq si

pemilik warung sedang duduk bersama dua orang lelaki. (Akmal,

2011 : 37)

Masyarakat dusun Ponti Tembawang yang dulunya tidak bisa memasang

bendera Merah Putih, saat ini sudah bisa mengibarkan bendera Merah Putih

karena bantuan dari para TNI yaitu Arifin dan kawan-kawannya. Berikut kutipan

langsung yang mendukung pernyataan tersebut.

(278) “Ah Bapak Jomi, sekarang warga di sini sudah bisa mmmemasang

bendera Merah Putih dengan benarnsetelah dijelaskan Pak Arifin

kawan Bapak,” ujar Otiq. (Akmal, 2011 : 37)

(279) “Baguslah kalau begitu,” jawab Jomi sambil kembali menyicipi

tuaknya. “Beberapa tahun yang lalu sewaktu saya baru pertama kali

datang ke sini, saya sampai heran dan tak habis mengerti dengan

masyarakat yang berada di wilayah Indonesia tapi tak tahu kapan

bendera nasional harus dipasang.” (Akmal, 2011 : 38)

(280) “Mungkin karena kami lebih tahu tentang bendera Malaysia

ketimbang bendera sendiri, Pak Jomi,” ujar Otiq sambil terkekeh-

kekeh, menertawakan sendiri situasi yang dianggapnya sangat lucu.

(Akmal, 2011 : 38)

Jaleswari merasa iba terhadap kenyataan yang sedang ada di depan

matanya. Setelah dia melihat daerah perbatasan border, dia tidak habis mengerti

dengan keadaan yang terjadi. Tidak hanya itu, makanan dan minuman yang

disajikan diwilayah Indonesia tersebut rata-rata adalah makanan dan minuman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

107

dari Malaysia. Berikut kutipan tidak langsung yang mendukung pernyataan

tersebut.

(281) Setelah melihat langsung suasana PPLB, Jales sulit membayangkan

benarkah penyelundupan dan perdagangan manusia, human

trafficking, betul-betul terjadi di tempat yang seketat ini? Seekor

kucing yang nekat ingin menyeberangi border pun rasanya pasti

akan kmesulitan luar biasa. (Akmal, 2011 : 77)

(282) Jales memperhatikan makanan kecil dan air minum mineral yang

disusun di tengah meja makan. Tak ada merek yang dikenalnya di

Jakarta. Jales mengambil satu botol air mineral, dan membaca

kemasannya. Memang produk Malaysia. Hal itu sempat

membuatnya jengkel sesaat. (Akmal, 2011 : 79)

(283) “Hmmm ...,” Jales memutuskan untuk tidak berterus terang.

“Rasanya lumayan juga.”

Kalau aku berteru terang, bagaimana jika nasi goreng itu dibuat

berdasarkan resep Malaysia? Sebab tak per4nah sekali pun aku

makan nasi goreng dengan kuah rempah-rempah seperti sekarang.

(Akmal, 2011 : 80)

Sesampainya di dusun Ponti Tembawang, Jales lebih terkejut lagi, karena

di tempat pelosok masyarakat bisa melihat siaran televisi dari negara lain, tetapi

tidak satu pun siaran televisi Indonesia yang bisa ditonton di tempat itu. Berikut

kutipan tidak langsung yang mendukung pernyataan tersebut.

(284) Dunia di kepala Jales langsung terjungkir balik. Di tempat sebecek

ini? Dengan babi-babi yang tumbuh mereka berlepotan lumpur,

dan rumah mereka yang sudah sepudar ingatan pemimpin bangsa

tentang masyarakat-masyarakat terpencil, dari dalamnya

berpendar informasi global dari politik sampai hiburan. (Akmal,

2011 : 124)

Berikut kutipan langsung yang mendukung pernyataan tersebut.

(285) “Remaja di sini pun lebih suka nonton American Idol dibandingkan

dengan Indonesian Idol,” tambah Adeus membuat Jaleswari

ternganga. (Akmal, 2011 : 124)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

108

(286) Adeus menggeleng, “Siaran RRI juga jelek. Yang bagus malah

radio-radio Malaysia dari Serawak. Sinyal mereka kuat-kuat,

sehingga anak-anak di sini lebih hafal lagu dari penyanyi dan band-

band Malaysia,” lanjut pria itu sambil menyebutkan sejumlah nama

penyanyi jiran yang tidak akrab di telinga Jales. (Akmal, 2011 :

125)

Jaleswari mengajari anak-anak Ponti Tembawang untuk menyanyikan lagu

kebangsaan Indonesia, karena tidak ada satu pun dari mereka yang mengenal

lagu-lagu kebangsaan Indonesia. Berikut kutipan langsung yang mendukung

pernyataan tersebut.

(287) “Anak-anak itu bertatapan satu sama lain. Jales melanjutkan

mengajar. “Kita coba lagu-lagu nasional ya. Siapa yang tahu

Indonesia Pusaka?” (Akmal, 2011 : 188)

(288) Borneo menunduk. Jales menghela napas. “Baiklah, sekarang kita

coba lagu lain. Hmm ... oh iya, Bagimu Negeri. Ibu yakin kalian

semua tahu lagu ini, kan? Ayo acungkan tangan yang tahu lagu

ini?” (Akmal, 2011 : 188)

Adeus mengajak Jaleswari jalan-jalan melihat perbatasan di hutan Ponti

Tembawang, dan betapa terkejutnya Jales, karena patok perbatasan antara

Malaysia dan Indonesia hanya ditandai dengan sebuah patok saja bukan pagar

besi. Berikut kutipan langsung yang mendukung pernyataan tersebut.

(289) “Perbatasan di tengah hutan yang jauh dari pos tentara dan

imigrasi, tandanya memang Cuma berupa patok seperti ini saja,”

jawab Adeus. (Akmal, 2011 : 202)

(290) “Kenapa tanpa tembok dan tanpa kawat berduri ya?” tanya Jales.

(Akmal, 2011 : 205)

(291) Adeus mengangguk “Pos seperti di Etikong itu malah Cuma hanya

satu ada satu di seluruh Kalimantan. Yang lebih banyak adalah

perbatasan yang terbuka seperti ini.” (Akmal, 2011 : 204)

Di sekolah, Jaleswari masih mengajarkan lagu-lagu nasional Indonesia

agar anak-anak sadar bahwa mereka masih hidup di wilayah Indonesia dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

109

mengetahui bahwa Indonesia mempunyai beberapa lagu nasiaonal yang harus

dihafal dan dimengerti oleh anak-anak tersebut. Berikut kutipan langsung yang

mendukung pernyataan tersebut.

(292) “Bukan. Lagu-lagu dari daerah lain, supaya anak-anak ini tahu

bahwa mereka punya banyak teman di negeri ini.” (Akmal, 2011 :

229)

(293) “Lagu Jakarta, Ondel-Ondel,” ujar Jales. “Pernah lihat Ondel-

Ondel?” (Akmal, 2011 : 229)

(294) “Dengar dulu penjelasan Ibu Jales, Anak-anak.” Kali ini Adeus

yang bicara. “Ibu Jales akan mengajarkan lagu dari Jakarta, ibu

kota Indonesia. Betul, Ibu?” (Akmal, 2011 : 231)

(295) “Ya itu sebabnya mengapa saya butuh bentuan Arifin untuk ikut

mengajarkan lagu-lagu itu nanti dengan sikap sempurna.” (Akmal,

2011 : 234)

Berdasarkan kutipan (274) hingga (295) menjadi bukti bahwa novel Batas

Antara Keinginan dan Kenyataan ini memiliki tema tentang cinta tanah air.

Jaleswari dengan kokohnya mengajari anak-anak untuk mengerti, memahami, dan

mengetahui bahwa mereka masih hidup di wilayah Indonesia. Banyaknya

keterbatasan membuat masyarakat Ponti Tembawang menjadi tidak mengetahui

tentang Indonesia.

3. Perjuangan Perempuan

Tema selanjutnya yang dimiliki oleh novel Batas Antara Keinginan dan

Kenyataan ini adalah perjuangan perempuan. Perjuangan perempuan ini

menceritakan perjuangan seorang wanita bernama Ubuh yang dijual ke para

tauke-tauke di negri jiran dan melarikan diri demi harga dirinya. Namun,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

110

perjuangannya menuai proses yang sangat menyedihkan. Berikut kutipan tidak

langsung susra orang yang mendukung pernyataan tersebut.

(296) Suara orang-orang yang mengejarnya semakin dekat, membuat

perempuan muda itu kembali mengayuhkan kakinya yang semakin

capai menopang badannya yang limbung. Pandangan matanya

mulai berkunang-kunang. Kepalanya terasa berat dengan rasa

pusing yang merambatinya. Dia tak lagi bisa melihat dengan jelas

suasana di depannya. Semua benda terlihat seperti memiliki

bayangan yang bergerak ke kiri dan kanan. Perempuan itu hanya

berharap bisa mencapai sebuah patok kusam sebelum sepenuhnya

hilang kesadaran. (Akmal, 2011 : 22)

(297) Sebuah patok yang akan membuat keselamatannya terjaga karena

berarti dia telah kembali berada di Tanah Air, dan terlindungi dari

kekejaman para samseng yang sudah menjual tubuh dan kesetiaan

mereka hanya pada “Dewa Ringgit”. Tetapi dimana patok itu

sekarang? (Akmal, 2011 : 22)

(298) Terdengar gelombang tawa dari para pengejar di belakangnya.

“Lari nak mane kau, Ubuh!” seru samseng yang berada di depan.

“Bayar dulu utang-utangmu pada tauke kalau nak pulang ke

kampungmu yang busuk.” (Akmal, 2011 : 22)

(299) Ubuh melihat salah seorang dari samseng yang pernah berbuat

kurang senonoh kepadanya. Kenangan pahit itu menghantam

ingatannya seperti sebatang pohon tumbang yang jatuh menimpa

kepala. (Akmal, 2011 : 22)

(300) Samseng itu menjerit histeris tak menyelesaikan kalimatnya karena

Ubuh dengan nekat dan mendadak menggeser ke bawah posisi

tubuhnya, sehingga mulutnya sejajar dengan tangan durjana itu dan

langsung menggigitnya sekuat tenaga. Ubuh mencengkeram kuat

tangan itu dan merasakan jari-jari lelaki itu berada di dalam

mulutnya, mengeluarkan cairan asin yang khas. Darah. (Akmal,

2011 : 22)

(301) tubuhnya yang jauh lebih besar dan berotot seharusnya membuat

lelaki itu tak kesulitan mengeluarkan tangannya dari mulut Ubuh.

Tetapi Ubuh yang juga sudah gelap mata untuk mempertahankan

kehormatan mengunci mulutnya dengan kekuatan yang

mengagumkan sehingga jemari jahanam itu sama sekali tidak bisa

keluar. Semakin keras samseng itu menarik tangannya, semakin

kuat pula Ubuh membenamkan mulutnya kini semakin dipenuhi

darah. (Akmal, 2011 : 25)

(302) Ubuh memaksakan dirinya untuk berlari hanya dengan

mengandalkan naluri. (Akmal, 2011 : 25)

Berikut kutipan langsung yang mendukung pernyataan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

111

(303) “Daripada kau memekik-mekik minta pertolongan yang tak akan

terdengar orang,” seringai samseng lain yang pernah berbuat

kurang ajar terhadap Ubuh, “Lebih baik kau memekik-mekik

dibawahku, Manis,” katanya sambil berjongkok dan membelai

wajah Ubuh berulang-ulang. “Kau bisa bahagia sampai melayang-

layang naik ke langit mana pun yang kau mau.” (Akmal, 2011 : 23)

(304) “Ubuh bekerja sebagai TKW,” jawab Otiq pendek. Hatinya

mendadak dongkol terhadap Gale sehingga mengeraskan suaranya

sebagai pembenaran. “Dia sendiri yang minta dibantu.” (Akmal,

2011 : 43)

Kejadian di jiran dan di perbatasan membuat Ubuh menjadi kehilangan

kendali dan menjadi orang yang sedikit tidak waras. Ubuh mengalami guncangan

yang hebat sehingga dia hanya bisa diam dan ketakuta. Berikut kutipan tidak

langsung yang mendukung pernyataan tersebut.

(305) Ubuh duduk di ambang jendela dengan mata kosong.

Pandangannya terarah ke hutan yang terpampang di depannya.

Sesekali wajahnya menyeringai ngeri. Mulutnya seperti

mendesiskan sesuatu yang tidak terdengar jelas berulang-ulang.

(Akmal, 2011 : 146)

Ternyata Otiq yang menjadi biang keladi di antara wanita-wanita yang

dijualnya kenegri jiran tersebut. otiq dengan tega menjual para gadis di dusun-

dusun dengan kedok akan dijadikan TKW, tetapi pada kenyataannya di jual ke

para tauke di Mlaysia. Berikut pernyataan langsung yang mendukung pernyataan

tersebut.

(306) “Jangan cuman baik, Lakak. Kau harus pasti mengenali orang ini.

Keadaan ini harus tetap dalam kendali kita. Saya tak mau kalau

bisnis mengirimkan para pekerja ke tauke Malaysia ini menjadi

terganggu.” (Akmal, 2011 : 146)

(307) “Juga menjual warga dusunmu sendiri ke tauke-tauke culas di

sana,” kata Teo mulai emosional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

112

Berikut kutipan tidak langsung yang mendukung pernyataan tersebut.

(308) Jauh dari Ponti Tembawang, di dusun daerah yang lebih ramai,

Otiq dan Pagau sedang berada di dalam sebuah rumah

penampungan tenaga kerja. Tiga orang perempuan sederhana yang

seperti Ubuh sedang mengobrol sesama mereka di satu bagian

rumah yang cukup besar itu. Pemilik rumah, Herla, menyerahkan

tiga dokumen kepada Otiq sambil menunjuk ke arah perempuan itu.

(Akmal, 2011 : 194)

(309) Nada suara Herlam yang mulai emosi membuat para calon TKW

itu berusaha mencuri dengar dengan berpura-pura mengerjakan hal

lain sambil berusaha mendekat. Otiq melihat itu. “Kita lanjutkan

bicara, tetapi jangan di sini. Di ruang kerjamu saja!” katanya.

(Akmal, 2011 : 194)

(310) Serigai Pagau semakin lebar ketika Otiq sudah tak terlihat. Dia tahu

Otiq tak benar-benar marah padanya, karena mereka punya selera

yang sama terhadap perempuan. Mata Pagau mulai mengincar

siapa yang akan didekatinya lebih dulu. (Akmal, 2011 : 195)

Di perbatasan antara dusun Ponti Tembawang dan negri jiran sering sekali

terjadi tindak asusila pada para gadis belia yang cantik. Berikut kutipan langsung

yang mendukung pernyataan tersebut.

(311) “Oh tidak, bukan itu,” jelas Adeus. “Maksudnya ketika di

kelompok sidikat. Pernah saya dengar ada pengungsi yang tak

punya uang, membayar dengan tubuh mereka sebagai bayarannya.”

(Akmal, 2011 : 205 – 206)

Berdasarkan kutipan (296) hingga (311) menjadi bukti bahwa novel Batas Antara

Keinginan dan Kenyataan ini mempunyai tema tentang perjuangan perempuan.

Ubuh yang menjadi korban berhasil melarikan diri dari kejamnya para tauke di

negri jiran. Perjuangan Ubuh untuk melarikan diri menjadi bukti kelicikan Otiq

dan seluruh anak buahnya dan sehingga mereka dihukum karena kelicikan

mereka. Jaleswari mempunyai andil untuk mengupas masalah pelecehan wanita

seperti Ubuh di dusun Ponti Tembawang tersebut. Hal ini juga menjadi salah satu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

113

alasan mengapa pendidikan tidak berjalan dengan baik. Karena Otiq dengan

kelicikannya mempengaruhi pikiran para warga.

4.2.4 Analisis Nilai Moral

Pada bagian ini akan diuraikan mengenai nilai moral tokoh dalam

novel Batas antara Keinginan dan Kenyataan karya Akmal Nasery Basral. Nilai

moral menurut Suseno (1987 : 145 – 150) terdapat tujuh sikap dan tindakan yaitu

(1) kejujuran, (2) nilai-nilai otentik, (3) kesediaan untuk bertanggung jawab, (4)

kemandirian moral, (5) keberanian moral, (6) kerendahan hati , (7) realitas dan

kritis. Nilai moral dalam novel tersebut diwujudkan melalui tindakan dan sikap

tokoh yang berjuang melawan ketidakbermoralan tokoh antagonis dalam

memperjuangkan hak-hak masyarakat Ponti Tembawang. Berikut nilai moral yang

terkandung di dalam novel Batas antara Keinginan dan Kenyataan.

4.2.4.1 Kejujuran

Jaleswari seorang wanita muda yang sedang mengandung anak

pertamanya merasa bahwa dirinya tidak menginginkan kehamilannya dan lebih

menginginkan kehadiran Aldo suaminya yang telah meninggal. Ia berterusterang

kepada ibunya dan Adeus bahwa ia sangat tidak menginginkan kehamilan

mudanya tersebut. berikut kutipan langsung yang mendukung pernyataan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

114

(312) “Iyalah, Ma,” Jales memeluk ibunya. “Jales mungkin belum siap

dengan kehamilan ini, terutama akibat kematian Aldo yang begitu

cepat. Tapi Jales ke Kalimantan bukan mau bunuh diri” (Akmal,

2011 : 69).

(313) “Iya, Ma,” Jales tangkas menungkas. “Aku tidak terlalu suka

dengan kehamilan ini” (Akmal, 2011 : 70).

(314) “Tetapi aku lebih butuh Aldo dibandingkan dengan bayi ini, Ma”

(Akmal, 2011 : 70).

(315) “Tidak banyak yang bisa kuceritakan selain bahwa kedatanganku

ke sini selain karena tugas,” jawab Jales sambil menyeka wajahnya

yang mulai dipenuhi butir-butir keringat. “Tidak ada hal lain yang

menarik untuk diceritakan dari seorang perempuan yang baru

ditinggal mati suami, dan sekarang dalam keadaan hamil” (Akmal,

2011 : 206).

Adeus sebagai satu-satunya guru di SD Ponti Tembawang merasa bahwa

honornya sebagai seorang guru tidak mencukupi untuk kebutuhannya sehari-hari.

Hal tersebutlah yang menyebabkan Adeus hanya mengajar hingga kelas tiga saja

dan sering membolos mengajar demi pekerjaan lainnya dan Adeus jujur kepada

Jaleswari mengenai hal yang membuatnya harus membolos saat jadwal mengajar.

Berikut kutipan langsung yang mendukung pernyataan tersebut.

(316) “Kebutuhan hidup saya tidak terpenuhi kalau saya menghabiskan

waktu hanya untuk mengajar seluruh waktu. Saya punya banyak

tanggungan, sehingga harus bekerja lainnya untuk dapat uang”

(Akmal, 2011 : 141).

(317) Adeus tampak tak enak saat menjawab, “Terpaksa saya tinggal”

(Akmal, 2011 : 141).

(318) “Perbatasan hanya sekitar delapan kilometer dari sini,” ujar Adeus.

“Suasana sangat berbeda. Di sana segala macam bentuk pelayanan

publik jauh lebih bagus. Lebih nyaman. Surga yang ada di bumi”

(Akmal, 2011 : 189).

(319) “Masalahnya tidak semudah itu. Banyak faktor terkait yang baru

bisa Bu Jales pahami kalau setidaknya Bu Jales tinggal tiga-empat

bulan di sini, bukan hanya tiga-empat hari.” Suara Adeus agak naik

karena dia merasa disudutkan tanpa diberi kesempatan untuk

memberikan penjelasan yang lebih proposional (Akmal, 2011 :

256).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

115

Berdasarkan kutipan (312) hingga kutipan (315) memberi bukti bahwa

Jaleswari jujur terhadap apa yang ia rasakan saat itu. Jales berbicara menurut kata

hatinya dengan jelas mengungkapkan bahwa ia tidak mnyukai kehamilannya

tersebut. sedangkan kutipan (316) hingga (319) mengungkapkan bahwa Adeus

jujur terhadap apa yang dilakukan selama membolos mengajar.

4.2.4.2 Nilai-nilai Otentik

Manusia otentik adalah manusia yhang menghayati, menunjukkan dirinya

sesuai dengan keasliannya, dengan kepribadiannya (Suseno, 1987 : 143). Dalam

novel Batas antara Keinginan dan kenyataan karya Akmal Nasery Basral ini nilai

otentik dibuktikan dengan sikap asli dari tokoh utama yaitu Jaleswari yang

mempunyai sikap tegas dan tidak suka akan basa-basi. Berikut kutipan langsung

yang mendukung pernyataan tersebut.

(320) “Pernah tiga tahun lalu, urusan kantor,” jawab Jales dengan malas

(Akmal, 2011 : 6)

(321) “Jalan!” Jales tak mau dibantah lagi. “Atau saya turun di sini!”

(Akmal, 2011 : 8).

(322) “Sudah-sudah!” Rasa kesal kini berkobar di ubun-ubun Jales.

“Buruan!” (Akmal, 2011 : 9).

(323) “Nyenyak,” jawab Jales pendek sekadar menghindari percakapan

basa-basi yang tak disukainya (Akmal, 2011 : 72).

Selain mempunyai sikap yang tegas dan tidak suka basa-basi, Jaleswari

juga mempiliki sikap yang lembut terhadap seseorang. Hal ini dibuktikan Jales

saat memberikan dukungan kepada Ubuh agar cepat sembuh. Berikut kutipan

langsung yang mendukung pernyataan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

116

(324) “Kenapa tidak makan?” mata Jales mengarah ke piring yang terisi

penuh. Ubuh kembali menggelengkan kepala (Akmal, 2011 : 173).

(325) “Tidak apa-apa, Ubuh, ceritakan saja semuanya. Anggap saja saya

ini kakakmu,” kata Jales sambil mengelus rambut Ubuh. Sekilas

terlihat sinar kekagetan di mata Ubuh ketika rambutnya disentuh,

namun kemudian Ubuh merebahkan kepalanya ke pelukanm Jales

dan kesedihan yang semakin menyayat karena tak diungkapkan

langsung (Akmal, 2011 : 248).

(326) “Kalau ditahan terus akan tambah menjadi beban,” Jales kembali

mencoba melunakkan hati gadis itu. “Kamu bisa ngomong sama

saya .... Apa saja. Nggak usah takut” (Akmal, 2011 : 249)

Selain Jaleswari, Panglima Adayak juga memiliki sikap otetentik, hal ini

dapat dibuktikan dengan sikap wibawanya yang ditunjukkan kepada Jaleswari dan

masyarakat setempat. Berikut kutipan langsung yang mendukung pernyataan

tersebut.

(327) “Pernahkah ibu dengar ada orang Dayak yang memenggal kepala

istri atau anaknya sendiri?” Panglima mengabaikan permintaan

maaf Jales. “Atau memenggal kepala ayah ibunya sendiri?

Pernah?” (Akmal, 2011 : 130).

(328) “Dan dengan yang tidak ibu tahu itu, Ibu langsung mengganggap

kami masyarakat Dayak sebagai orang yang tidak adil? Sebagai

orang yang seenang-wenang dalam mengambil kehidupan orang

lain?” cecar Panglima Adayak (Akmal, 2011 : 130).

(329) “Kamu tidak akan pernah diterima oleh masyarakat di sini jika

kamu tidak lebih dulu belajar untuk mengerti dan memahami

kehidupan kami,” jawab Panglima tanpa tedeng aling-aling

(Akmal, 2011 : 199).

(330) “Mandilah bersama mereka,” Panglima Adayak menunjukkan

jarinya ke sebuah arah. “Di sungai! Kamu tahu kenapa?” (Akmal,

2011 : 199).

(331) “Dan, kau, Bu Jales,” Panglima kembali menghunus sorot mata

belatinya. “Kalau kau tak sanggup menyerap kekuatan dari sungai

yang menjadi sumber kehidupan kami selama ini, aku anjurkan

sebaiknya pulang ke Jakarta saja. Secepatnya!” katanya sambil

kembali membalikkan tubuhnya, menghadap sesajen (Akmal, 2011

: 200).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

117

Berdasarkan kutipan (320) hingga kutipan (323) membuktikan bahwa

Jaleswari memiliki sikap otentik dalam dirinya. Kutipan (324) hingga (325)

menyatakan bahwa Panglima Adayak juga memiliki sikap otentik dalam dirinya.

4.2.4.3 Kesediaan untuk Bertanggung Jawab

Kesediaan bertanggung jawab adalah kesediaan untuk melakukan apa

yang harus dilakukan denganm sebaik mungkin (Suseno : 1987 : 16). Novel Batas

antara Keinginan dan Kenyataan karya Akmal Nasery Basral ini juga

menyuguhkan nilai kesediaan untuk bertanggung jawab, hal ini dibuktikan dengan

kesediaan Nawara untuk menampung Ubuh yang terluka dan berjanji akan

merawatnya hingga sembuh. Berikut kutipan langsung yang mendukung

pernyataan tersebut.

(332) Adayak masuk ke rumah Nawara dan membaringkan gadis itu

dengan hati-hati. Nawara yang sudah menyiapkan air hangat segera

menyeka seluruh tubuh Ubuh secara hati-hati. “Kasihan sekali,”

katanya saat membersihkan kaki gadis itu yang menyisakan darah

kering berwarna merah kecoklatan. Nawara lalu melihat Adayak.

“Ini bukan pekerjaan samseng biadap itu kan?” (Akmal, 2011 : 45).

(333) “Baik, Panglima. Akan saya usahakan sebisa saya untuk

menyembuhkannya” (Akmal, 2011 : 46).

(334) “Belum lama, aku hanya ingin bilang bahwa anak malang itu akan

aku rawat sampai sembuh. Jangan khawatir. Borneo juga sudah

kuminta agar menganggapnya sebagai kakak. Aku yakin tak lama

lagi kondisinya akan kembali” (Akmal, 2011 : 54).

(335) “Saya hanya membantu sebisa saya, Pendeta. Panglima Adayak

yang mengantarkan” (Akmal, 2011 : 174).

Jaleswari bersedia bertanggung jawab kepada kantornya untuk mengurus

program CSR yang berhenti begitu saja tanpa alasan yang jelas di dusun

Ponti Tembawang. Walaupun keadaan yang sedang hamil dan keadaan

dihadapinya semakin sulit, namun Jaleswari tetap bersedia bertanggung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

118

jawab. Berikut kutipan tidak langsung yang mendukung pernyataan

tersebut.

(336) Sebab ketika dia memutuskan untuk menerima tugas mencari

penyebab tidak berjalannya program CSR (Corporate Social

Responsibility) yang digagas kantornya berupa pembangunan

sebuah Sekolah Dasar di wilayah ini, hampir seluruh kawannya

menganggap dia gila karena kondisinya yang baru hamil muda.

Bahkan, ibunya pun terkesan tak ingin Jales menerima tugas itu

(Akmal, 2011 : 67)

(337) Di depan sebuah pondok, sekelompok ibu sedang menganyam

ajat. Para lelaki sedang sibuk menyiapkan suatu upacara adat.

Jaleswari sedang berdialog dengan beberapa orang ibu sambil

sesekali Adeus menyelingi dalam bahasa Dayak (Akmal, 2011 :

192).

Berikut kutipan langsung yang mendukung pernyataan tersebut.

(338) “Hmm ... baiklah, bantu saya untuk mengajar.” Jales memutuskan

sudah saatnya untuk bertindak lebih nyata, apa pun yang akan

terjadi. Dia lalu menatap anak-anak. “Ada yang suka menyanyi?”

(Akmal, 2011 : 188).

(339) “Sejauh ini tugasku hanya untuk mencari apa penyebab tidak

berjalannya program CSR ini” (Akmal, 2011 : 209).

Kutipan (332) hingga kutipan (335) menyatakan bahwa Nawara memiliki

kesediaan untuk bertanggung jawab terhadap Ubuh yang saat itu sedang

mengalami goncangan jiwa akibat penderitaan yang dialami. Sedangkan kutipan

(336) hingga (339) membuktikan bahwa Jaleswari juga memiliki sikap kesediaan

untuk bertanggung jawab dari tugas yang diterimanya mencari tahu alasan

program dari kantornya yang tidak berjalan. Selain itu, Jaleswari juga

bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada Ubuh saat itu, karena Ubuh

bercerita tentang apa yang telah dialaminya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

119

2.2.4.4 Kemandirian Moral

Kemandirian berarti kita tidak pernah ikut-ikutan dengan berbagai

pandangan moral dalam lingkungan kita, melainkan selalu membentuk penelitian,

dan pendirian sendiri dalam bertindak sesuai dengannya (Suseno, 1987 : 147).

Dalam hal ini dibuktikan dengan sikap mandiri Jaleswari dalam menghadapi

permaslahan di dusun Ponti Tembawang. Berikut kutipan yang mendukung

penyataan tersebut.

(340) Sebab ketika dia memutuskan untuk menerima tugas mencari

penyebab tidak berjalannya program CSR (Corporate Social

Responsibility) yang digagas kantornya berupa pembangunan

sebuah Sekolah Dasar di wilayah ini, hampir seluruh kawannya

menganggap dia gila karena kondisinya yang baru hamil muda.

Bahkan, ibunya pun terkesan tak ingin Jales menerima tugas itu

(Akmal, 2011 : 67).

(341) Jales dengan hati-hati bercampurtakut memasukkan kakinya ke

dalam sungai (Akmal, 2011 : 212)

(342) “Bismillahirahmanirrahim,” ujar Jales saat kedua kakinya masuk

ke dalam air yang mengalir lancar, memberikan kesegaran yang

berbeda dibandingkan dengan air dalam ember di kamar mandi

dadakan di belakang rumah Nawara(Akmal, 2011 : 212).

Kutipan (340) hingga kutipan (342) menggambarkan bahwa Jaleswari

dengan kemandirian menepis semua ketakutan di dalam dirinya dan mulai

melakukan apa yang menurutnya tidak mungkin untuk dilakukan yaitu dengan

pergi ke Kalimantan dengan keadaan hamil muda demi mendapatkan alasan

mengapa program pembangunan SD tidak berjalan dengan lancar dan menepis

ketakutan dan kejijikannya untuk mandi di sungai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

120

4.2.4.5 Keberanian Moral

Keberanian adalah ketekatan dan bertindak untuk bersikap mandiri.

Keberanian menunjukkan dalam tekat untuk tetap mempertahankan sikap yang

telah diyakin (Suseno, 1987 : 147). Keberanian moral ini ditunjukkan pengarang

melalui sikap tokoh utama Jaleswari yang berani mengungkap kebenaran dari

ketidakadilan yang terjadi di dalam masyarakat Ponti Tembawang. Berikut

kutipan yang mendukung pernyataan tersebut.

(343) “Ah, tak usah, Pak. Saya hanya mau bilang bahwa semalam Ubuh

sudah bicara dengan saya. Dia bilang, dia sudah ingat orang yang

mengirim dia ke tauke di Malaysia itu” (Akmal, 2011 : 251).

(344) “Dia banyak bercerita kehidupan di sana. Terutama kelakuanpara

samseng yang sering kurang ajar” (Akmal, 2011 : 255).

(345) “Ya, Ubuh cerita dia dan kawan-kawannya sering mengalami

pelecehan seksual oleh para samseng itu. Bahkan ada juga yang

dilakukan para tauke terhadap para TKW yang berparas manis”

(Akmal, 2011 : 255).

(346) “Kalau kau tahu masalahnya seperti itu, Adeu,” Jales menggnakan

kesempatan percakapan ini sekaligus untuk menguji keseriusan

lelaki itu sebagai pendidik, “Apakah kau tega meninggalkan SD

dan membuat anak-anak kampung itu terus dikerangkeng

kebodohan dari waktu ke waktu. Terus dianggap oleh bangsa lain

di luar negeri? Bukankah sudah saatnya engkau lebih mendidik

anak-anak gadis itu dengan pengetahuan yang lebih tinggi lagi

sehingga mereka bisa mencari pekerjaanyang lebih layak di negeri

sendiri, Adeus?” (Akmal, 2011 : 256).

Kutipan (343) hingga kutipan (346) membuktikan bahwa Jaleswari

memberanikan diri untuk mengungkapkan kebenaran yang sedang terjadi di

masyarakat Ponti Tembawang, karena hal tersebut juga merupakan akar masalah

dari berhentinya program CSR.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

121

4.2.4.6 Kerendahan Hati

Kerendahan hati adalah kekuatan batin untuk melihat diri sesuai dengan

kenyataan. Orang yang rendah hati tidak hanya melihat kelemahannya melainkan

juga kekuatannya (Suseno, 1987 : 148). Kerendahan hati dalam novel ini

ditunjukkan pengarang melalui kerendahan hati tokoh dalam melihat kenyataan

dalam dirinya. Berikut kutipan yang mendukung pernyataan tersebut.

(347) “Tidak ada yang ppernah menolak perintah Panglima, apalagi

saua” jawab Nawara. “Tetapi rumah saya seperti ini bukan hotel di

Etikong” (Akmal, 2011 : 147).

(348) “Saya hanya membantu semampu saya, Pendeta. Panglima Adayak

yang mengantarkan” (Akmal, 2011 : 174).

Kutipan (347) dan kutipan (348) menggambarkan bahwa Nawara sadalah

tokoh yang sangat rendah hati. Hal ini dapat dibuktikan saat dia menerima

Jaleswari menginap di rumahnya dan menampung serta merawat Ubuh hingga

sembuh.

4.2.4.7 Realitas dan Kritis

Novel Batas Antara Keinginan dan Kenyataan ini meiliki sikap realitas

dan kritis yang digambarkan pegarang lewat sikap kritis tokoh utama yaitu

Jaleswari. Jaleswari adalah sosok perempuan muda yang memiliki sikap kritis

terhadap apapun yang sedang dilihatnya. Berikut kutipan yang mendukung

pernyataan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

122

(349) Selamat datang di Malaysia? Jales tak habis pikir. Bukankah daerah

ini masih merupakan wilayah Republik Indonesia? Ataukah ini

technical eror saja, mungkin karena operator seluler di negri jiran

itu mempunyai daya pancar yang tinggi sehingga menutup wilayah

Etikong (Akmal, 200 : 11).

(350) “Jadi perang pernyataan pun sudah tidak hanya lewat media massa,

tapi lewat seluruh peluang yang disediakan dunia digital,” pikirnya

sambil terus mencoba memahami perang pesan pendek yang baru

saja terjadi (Akmal, 2011 : 12).

(351) Jales memperhatikan makanan kecil dan air minum mineral yang

disusun di tengah meja makan. Tak ada merek yang dikenalnya di

Jakarta. Jales mengambil satu botol air mineral, dan membaca

kemasannya.memang produk Malaysia. Hal itu sempat

membuatnya jengkel sesaat (Akmal, 2011 : 79).

Kutipan (349) dan (350) menggambarkan Jaleswari yang kritis terhadap

hal yang terlihat di depan matanya. Hal itulah yang membuat wanita cantik ini

terlihat pintar.

4.2.5 Relevansi Hasil Penelitian Sebagai Bahan Pembelajaran Sastra di

SMA

Pengajaran sastra harus dipandang sebagai sesuatu yang penting, karena

karya sastra mempunyai relevansi dengan masalah-masalah dunia nyata

(Rahmanto, 2005 : 15). Oleh karena itu, sastra bisa digunakan sebagai bahan

pembelajaran mengenai nilai-nilai kehidupan. Rahmanto mengklasifikasikan tiga

aspek penting dalam memilih pengajaran sastra, yaitu : (1) segi bahasa, (2) segi

kematangan jiwa, (3) segi latar belakang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

123

1. Bahasa

Penggunaan bahasa dalam novel sangat penting untuk diperhatikan karena

akan berpengaruh terhadap pemahaman siswa. Bahasa yang terlalu sulit akan

menghambat pemahaman siswa terhadap novel tersebut, sebaliknya jika novel

tersebut bahasanya mudah untuk dipahami maka siswa pun tidak akan kesulitan

dalam membaca dan memahami isi novel. Novel Batas anatara Keinginan dan

Kenyataan karya Akmal Nasery Basral menggunakan bahasa suku Dayak, bahasa

Melayu, bahasa inggris, dan bahasa Indonesia. Meskipun demikian, bahasa yang

digunakan oleh pengarang masih bisa dipahami oleh siswa di tingkat SMA karena

bahasanya sederhana dan lugas. Selain itu, pengarang juga menambahkan

keterangan di bawah bahasa asing yang digunakan dalam novel inisehingga

memudahkan peserta didik untuk memahami kalimat-kalimat tersebut. Berikut

kutipan langsung yang mendukung pernyataan tersebut.

(352) Terdengar gelombang tawa dari para pengejar di belakangnya.

“Lari nak mane kau Ubuh!” seru samseng yang berada di depan.

“Bayar dulu utang-utangmu pada tauke kalau nak pulang ke

kampungmu yang busuk” (Akmal, 2011 : 22).

(353) “Ayo minum, Gale!” katanya sambil menuangkan tuak ke dalam

gelas Gale yang baru saja kosong. “Sayang sekali tidak ada

ma’alap senggayung yang bikin suasana jadi tambah ramai heeee

...,” lanjutnya menyebutkan musik dari bambu yang biasa

dimainkan warga (Akmal, 2011 : 37).

(354) “Betul sekali Pak Jomi. Memang kelihatannya mahal karena ini

adalah aruh ganal, apa itu artinya kalau orang Jawa bilang ... ah ya,

kan-dori besar,” ujar Pagau (Akmal, 2011 : 40).

(355) “Nyanyi Kandan saja,” usul seorang anak

“Apa itu Kandan?” Tanya Jales berbisik kepada Adeus.

“Lagu pujian agar rakyat makmur,” jawab Adeus juga sambil

berbisik (Akmal, 2011 : 230).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

124

Selain menggunakan bahasa suku Dayak dan melayu, pengarang juga

menggunakan bahasa Inggris. Berikut kutipan langsung yang mendukung

pernyataan tersebut.

(356) “Betul, Bu. Usaha money charger dengan uang kertas bernilai kecil

yang sering sudah kumal” (Akmal, 2011 : 82).

(357) “Jadi, darimana Dalikun mendapatkan uang sebanyak itu?” Rasa

penasaran Jales tak berkurang. “Obat bius? Human traffiking?

Pembalakan liar?” (Akmal, 2011 : 83)

(358) “Selamat, Cantik. Great job!” puji Kunun yang berbisik lirih di

telinga Jales. “Upaya kita berhasil! Banyak perusahaan meminta

proposal kita. Mereka akan mengalokasikan dana CSR untuk kita

kelola” (Akmal, 2011 : 298).

Kutipan (351) hingga kutipan (355) merupakan bukti bahwa pengarang

menggunakan bahasa suku Dayak dan bahasa Melayu. Sedangkan kutipan (356)

hingga (358) merupakan bukti bahwa pengarang juga menggunakan bahasa

Inggris dalam novel Batas antara Keinginan dan Kenyataan.

2. Kematangan Jiwa

Kematangan jiwa peserta didik juga harus diperhatikan dalam mempelajari

karya sastra. Rahmanto (2005 : 30) berpendapat bahwa pada tahap usia 16 tahun

merupakan tahap generalisasi, dimana pada tahap ini siswa sudah tidak lagi

berminat pada hal-hal praktis, tetapi juga berminat untuk menemukan konsep-

konsep abstrak dengan menganalisis suatu fenomena.

Kutipan di bawah ini menjelaskan bahwa Jaleswari memiliki sikap

kemtangan jiwa. Pengarang menggambarkannya melalui sikap Jaleswari yang

mau menerima tugas berat dari kantornya untuk menyelesaikan misi

pembangunan SD di Kalimantan Barat walaupun dia masih dalam keadaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

125

berduka dan hamil muda. Berikut kutipan yang mendukung dalam memilih aspek

kematangan jiwa.

(359) “iyalah, Ma,” Jales memeluk ibunya. “Jales mungkin belum siap

dengan kehamilan ini, terutama akibat kematian Aldo yang begitu

cepat. Tapi Jales ke Kalimantan bukan mau bunuh diri” (Akmal,

2011 : 69).

(360) Sebab ketika dia memutuskan untuk menerima tugas mencari

penyebab tidak berjalannya program CSR (Corporate Social

Responsibility) yang digagas kantornya berupa pembangunan

sebuah Sekolah Dasar di wilayah ini, hampir seluruh kawannya

menganggap dia gila karena kondisinya yang baru hamil muda.

Bahkan, ibunya pun terkesan tak ingin Jales menerima tugas itu

(Akmal, 2011 : 67).

Kutipan di bawah ini mengambarkan bahwa Jaleswari tidak egois untuk

memikirkan dirinya sendiri. Dia mau memberikan jatah makan untuk orang yang

lebih membutuhkan. Berikut kutipan yang mendukung dalam memilih aspek

kematangan jiwa.

(361) “Saya masih kenyang, Bang Irfan,” kata Jales. “Tadi sempat

sarapan di border.” Tanya saja sama Victor. Ini makanannya

simpan saja buat Bang Irfan atau teo karena pasti lebih

membutuhkan (Akmal, 2011 : 99).

Kutipan di bawah ini menjelaskan bahwa Jaleswari tetap memikirkan orang

lain walaupun dirinya sedang dalam keadaan terancam. Berikut kutipan yang

mendukung dalam memilih aspek kematangan jiwa.

(362) Dari dalam rumah, Jales menghambur keluar dengan tubuh yang

masih belepotan darah. “Mana Ubuh?” katanya panik, sambil

menatap Adeus yang terlihat berusaha menenangkannya (Akmal,

2011 : 266).

Kutipan di bawah ini menjelaskan bahwa tokoh Adeus rela berkorban dan

memiliki sikap kematangan jiwa. Pengarang menggambarkannya melalui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

126

tindakannya yang berani bertarung untuk keselamatan orang lain, walaupun

dirinya tidak bisa menggunakan mandau untuk bertarung. Berikut kutipan yang

mendukung dalam memilih aspek kematangan jiwa.

(363) “Tidak bisa!” seru Adeus yang melangkah maju dan berdiri dengan

gagah menghadapi Otiq. “Siapa pun yang ingin mengusir Ibu

Jaleswari dan Ubuh di antara kalian, kalau berani maju! Hadapi aku

dulu,” katanya sambil mengacungkan obor di tangan kanannya

sejauh mungkin ke depan, seperti ingin meihat lebih jelas lawan-

lawannya (Akmal, 2011 : 273)

(364) Tiba-tiba Adeus muncul dann mengambil alih tugas adayak dengan

tiga kali gosokan yang dilakukan secara keras, bunga api muncul

memercik ke rumput kering dan segera melahapnya sehingga mata

api membesar. Borneo dan kawan-kawannya bertepuk tangan dan

bersorak gembira sambil menari-nari khas dayak. Panglima Adayak

mengangguk-anggukkan kepalanya dengan ekspresi puas.

Sedangkan Jales dengan sepontan memeluk Adeus sebagai tanda

terimakasih yang membuat lelaki itu salah tingkah (Akmal, 2011 :

28)

Kutipan (359) hingga (364) membuktikan bahwa novel Batas antara

Keinginan dan Kenyataan juga memiliki aspek kematangan jiwa. Dimana

beberapa tokoh tidak mudah dalam mengambil sebuah keputusan deengan resiko

yang akan didapatkan.

3. Latar Belakang Budaya

Latar belakang budaya juga penting dalam pembelajaran karya sastra.

Peserta didik akan semakin terpancing minat untuk mempelajari sastra. Selain itu,

peserta didik dapat menambah wawasan dengan mengetahui berbagai macam

budaya-budaya di Indonesia. Berikut kutipan langsung yang menyatakan

pernyataan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

127

Kutipan di bawah ini menjelaskan bahwa pengarang menggambarkan latar

belakang budaya Dayak yang masih menggunakan cara tradisional untuk

menyembuhkan sakit yang diderita oleh seseorang. Berikut kutipan yang

mendukung pernyataan tersebut.

(365) “Ini aku bawakan obat untuk Ubuh. Rebuskan ramuan akar hutan

ini, minumkan airnya, dan ajak dia bicara. Ceritakan dongeng indah

yang kamu ingat tentang kehebatan masyarakat Dayak” (Akmal,

2011 : 220).

Masyarakat Dayak masih

(366) Perempuan-perempuan lebih muda sedang menjemur kembali

tenggelam dalam kesibukan mereka sembari melantunkan kayau –

senandung tradisional yang dinyanyikan bersahut-sahutan dan

berkisah tentang salah satu legenda dalam tradisi Dayak (Akmal,

2011 : 17 – 18).

Masyarakat suku Dayak, masih mempercayai adanya roh leluhur atau

nenek moyang yang melindungi mereka. Hal ini digambarkan pengarang melalui

kebiasaan Adayak yang merupakan tetua di dusun tersebut menaruh beberapa

sesajen untuk dipersembahkan kepada roh leluhur.

(367) Panglima Adayak menaruh beberapa sesajen di dekat kumpulan

sabut kelapa yang dibakar di bawah sebuah pohon besar. Dengan

khidmat Panglima Adayak melakukan ritual itu sehingga seperti tak

menyadari Jaleswari dan Adeus melintas di dekatnya (Akmal, 2011

: 197).

Panen merupakan hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat suku

Dayak, karena dengan adanya panen masyarakat dapat meryakannya bersama-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

128

sama. Perayaan panen tersebut selalu dilakukan setiap tahunnya. Perayaan

tersebut bernama gawai.

(368) Tiga pekan kemudian masyarakat Ponti Tembawang menggelar

gawai, upacara adat berkaitan dengan sukses panen. Panglima

Adayak memimpin upacara, dengan beberapa hasil tanaman ladang

di jajarkan dengan berbagai perlengkapan adat upacara. Beberapa

pemuda memainkan alat musik sape, diiringi gong. Para remaja

menari dengan gerakan meriah (Akmal, 2011 : 302).

Kutipan (365) hingga (368) merupakan bukti bahwa dalam novel Batas

antara Keinginan dan kenyataan karya Akmal Nasery Basral, budaya yang

dikenalkan adalah budaya masyarakat Dayak khususnya dusun Ponti Tembawang.

Hal tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan peserta didik untuk

mengenal budaya dari daerah lain di Indonesia.

4.2.6 Silabus (terlampir)

4.2.7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (terlampir)

4.3 Pembahasan

Setelah melakukan penelitian dengan menjawab semua rumusan

masalah, nilai moral dalam novel Batas Antara Keinginan dan Kenyataan

karya Akmal Nasery Basral telah ditemukan dengan cara mencermati

tokoh dan penokohan, latar, dan tema. Dalam teori terdapat 7 bentuk sikap

moral, yaitu (1) kejujuran, (2) nilai-nilai otentik, (3) kesediaan

bertanggung jawab, (4) kemandirian moral, (5) keberanian moral, (6)

kerendahan hati, (7) realitas dan kritis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

129

Peneliti menggunakan tiga penelitian yang relevan. Penelitian

pertama menemukan 4 sikap nilai moral yaitu hati nurani, hak dan

kewajiban, kebebasan dan tanggung jawab, serta nilai dan norma.

Penelitian yang relevan kedua menemukan 6 bentuk sikap moral yaitu

moralitas kepada Allah SWT, moralitas kepada Rasullulah SAW,

moralitas kepada didir sendiri, moralitas kepada keluarga, moralitas

kepada kehidupan sosial, dan moralitas kepada negara. Sedangkan dalam

penelitian relevan yang ketiga menemukan 7 bentuk sikap moral yaitu

kesabaran, tawakal, taat ibadah, penolong, rajin, pengendalian diri, dan

penyesalan.

Dari teori yang digunakan dan hasil penelitian yang ditemukan

ketiganya dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA

kelas XII semester II. Standar Kompetensi yang sesuai dengan penelitian

ini adalah memahami buku biografi, novel, dan hikayat. Kompetensi dasar

yang sesuai adalah mengungkapkan hal-hal yang menarik yang dapat

diteladani dari tokoh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

130

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Novel Batas antara keinginan dan Kenyataan karya Akmal Nasery Basral

ini merupakan sebuah novel yang telah difilmkan. Novel ini menceritakan

perjuangan perempuan yang bernama Jaleswari yang ditugaskan oleh kantornya

untuk mencari tahu alasan tidak berjalannya pembangunan SD di pelosok

Kalimantan Barat. Dalam misinya Jaleswari mendapat hambatan-hambatan, tetapi

dia tetap berjuang demi tugas dari kantornya. Dan pada akhirnya Jales berhasil

menemukan beberapa alasan yang membuat berhentinya pembangunan SD di

dusun tersebut.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap tokoh dan

penokohan, dapat diketahui bahwa Jaleswari merupakan tokoh utama di dalam

novel tersebut. Jaleswari dapat disimpulkan sebagai tokoh utama karena menjadi

pusat narasi penceritaan, paling banyak berhubungan dengan tokoh lain, dan

paling terlibat dalam konflik, klimaks dan tema. Tokoh tambahan dalam novel ini

adalah mama Jaleswari, Ubuh, Arifin, Panglima Adayak, Nawara, Borneo, Adeus,

Otiq, dan pagau. Peran mereka tidak terlalu pokok, namun keberadaannya

mendukung tokoh utama.

Latar dalam novel Batas antara Keinginan dan Kenyataan karya Akmal

Nasery Basral ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu latar tempat, latar waktu, dan

latar sosial. Latar tempat digambarkan oleh pengarang yaitu di Kalimantan Barat

130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

131

dusun Ponti Tembawang. Di dusun tersebutlah Jaleswari berjuang untuk

menemukan alasan berhentinya program dari kantornya untuk pembangunan

sebuah SD di dusun Ponti Tembawang. Latar waktu dalam novel ini adalah waktu

pagi hari, siang hari, menjelang petang dan malam hari. Keadaan masyarakat di

dusun tersebut sangat memprihatinkan, karena mereka hanya bisa membeli dan

menjual barang ke negeri Jiran. Masyarakat suku Dayak, khususnya dusun Ponti

Tembawang masih memegang teguh budaya yang sudah ada. Mereka masih

mempercayai adanya roh nenek moyang dan sering meletakkan sesajen untuk

persembahan.

Tema yang diangkat dalam novel ini adalah perjuangan, karena novel ini

menceritakan perjuangan seorang wanita muda yang sedang hamil untuk

memperjuangkan SD yang telah dibangun perusahaan tempat dia bekerja. Dengan

kecerdasan dan keberaniaanya dia melewati rintangan-rintangan yang

menghalanginya untuk mengungkap kebenaran yang telah terjadi dan menjadi

penyebab berhentinya program pembangunan SD tersebut. penelitian ini

menggunakan pendekatan sosiologi sastra untuk menemukan nilai-nilai moral

yang terdapat dalam novel Batas antara Keinginan dan Kenyataan karya Akmal

Nasery Basral ini.

Melalui penelitian yang telah dilakukan, peneliti menemukan tujuh bentuk

sikap nilai moral yaitu (1) kejujuran, (2) nilai-nilai otentik, (3) kesediaan untuk

bertanggung jawab, (4) kemandirian moral, (5) keberanian moral, (6) kerendahan

hati, (7) realitas dan kritis. Sikap jujur ditunjukkan oleh Jaleswari saat tidak ingin

mempertahankan kandungannya. Dia jujur kepada mamanya bahwa dia ingin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

132

menggugurkan kandungannya tetapi mamanya melanrang hal tersebut karena hal

tersebut adalah sebuah dosa besar. Selain itu, kejujuran juga diungkapkan oleh

Adeus satu-satunya guru di SD Ponti Tembawang. Dia berterusterang kepada

Jaleswari bahwa dia sering membolos untuk mengajar karena gaji guru yang

diterimanya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari, oleh sebab

itu Adeus sering membolos untuk pekerjaan lain. Nilai otentik adalah sikap yang

menunjukkan diri sesuai dengan keasliannya. Hal ini ditunjukkan dengan sikap

Jaleswari yang selalu menunjukkan dirinya sesuai dengan keaslian dirinya dan

tidak pernah menutup-nutupi apa yang ingin disampaikan maupun hal yang ingin

dilakukan. Selain Jaleswari, Adayak juga merupakan tokoh yang sikapnya

memiliki nilai-nilai otentik, karena Panglima Adayak tidak pernah

menyembunyikan sesuatu dari dirinya. Dia selalu menunjukkan sikap aslinya

yang tegas, dan tidak suka basa-basi.

Kesediaan bertanggung jawab ditunjukkan oleh Jaleswari dengan

menyetujui tugas dari kantornya walaupun keadaan dirinya yang sedang tidak

stabil dan sedang hamil muda. Dia bersedia bertanggung jawab menyelesaikan

missinya hingga tuntas dan hal tersebut dibuktikannya dengan terungkapnya

kebenaran yang menjadi penghalang pembangunan SD di dusun tersebut. sikap

kemandirian moral juga ditunjukka tokoh Jaleswari dengan tidak hanya

memikirkan dirinya tetapi juga memikirkan orang lain walaupun keadaanya

sendiri sedang tidak stabil. Keberanian moral ditunjukkan tokoh Adeus yang

berani melawan kejahatan untuk melindungi yang benar. Kerendahan hati

ditunjukkan oleh tokoh Nawara yang selalu baik hati menerima dan merawat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

133

Ubuh yang sedang mengalami guncangan jiwa. Yang terakhir adalah realitas dan

kritis dibuktikan oleh tokoh Jaleswari dalam mengkritisi kenyataan yang sedang

terjadi di pulau Borneo tersebut.

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran di SMA

kelas XII semester II. Kurikulum yang digunakan adalah KTSP (Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan) dengan SK : 15 Memahami buku biografi, novel, dan

hikayat dan KD : 15.1 Mengungkapkan hal-hal yang menarik dan dapat diteladani

dari tokoh.

5.2 Implikasi

Penelitian terhadap novel Batas antara Keinginan dan Kenyataan karya

Akmal Nasery Basral ini membuktikan bahwa novel tersebut bisa digunakan

sebagai bahan ajar sastrakarena mengandung nilai-nilai moral yang dapat

dijadikan pengangan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam bidang sastra, hasil

penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang analisis alur, tokoh

penokohan, latar dan nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel Cinta di

Dalam Gelas. Di dalam bidang pendidikan, hasil penelitian ini dapat digunakan

sebagai bahan pembelajaran di SMA kelas XII senester II.

5.3 Saran

Peneliti berharap karya yang jauh dari kata sempurna ini bisa memberikan

pengetahuan untuk para guru bahasa Indonesia, dan peneliti lain yang membahas

mengenai nilai moral. Peneliti juga berharap penelitian yang direlevansikan ke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

134

dalam pembelajaran sastra ini dapat berguna bagi dunia pendidikan khususnya

pembelajaran sastra di SMA. Dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti

menyarankan agar para guru dapat mengambil nilai yang terkandung dalam novel

Batas antara Keinginan dan Kenyataan karya Akmal Nasery Basral untuk

diajarkan kepada peserta didiknya. Bagi mahasiswa, diharapkan penelitian ini

digunakan sebagai acuan atau reverensi dalam penyusunan skripsi dalam novel

tersebut untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk peneliti lain dapat

menindaklanjuti penelitian yang berhubungan dengan novel ini menggunakan

sosiologi sastra.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

135

DAFTAR PUSTAKA

Basral, Akmal Nasery. 2011. Batas Antara Keinginan dan Kenyataan. Penerbit

Qanita (Anggota IKAPI). Jakarta Selatan.

Choirul, Vicky. 2013. “Analisis Nilai Moral dalam Novel Cinta Suci Zahrana

Karya Habiburahman El Shirazy”

Damono, Sapardi Djoko. 1978. Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar Ringkas.

Jakarta. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Endraswara, Suwardi. 2011. Metodologi Penelitian Sosiologi Sastra. Universitas

Negri Yogyakarta: PT. Buku Seru.

Haricahyono, Cheppy. 1995. Dimensi-dimensi Pendidikan Moral. Semarang :

IKIP Press.

Mahluf, M. Mahmud El. 2009. “Moralitas dalam Novel Ayat-Ayat Cinta Karya

Habiburraman El Shirazy.

Mulyasa. 2008. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian

Guru Dan Kepala Sekolah. Jakarta. Pt Bumi Aksara.

Nazir, Mohamad. 1983. Metodologi Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia.

Noor, Redyanto. 2004. Pengantar Pengkajian Sastra. Semarang: Fasindo.

Nurgiantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Gadjah Mada University

Press. Yogyakarta.

Nyoman, Khuta Ratna. 2003. Paradigma Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Rahmanto. B. 2005. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta : Kanisius.

Sainipar, Seprianto. 2012. Resensi Novel Batas : antara Keinginan dan

Kenyataan. Diunduh pada tanggal 21 Juni 2015 dari

http://nz15.blogspot.com/2012/09/resensi-novel-batas-antara-

keinginan.html.

Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 2010. Jakarta. Kharisma

Putra.

135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

136

Serli, Resi. 2006 .“Nilai Moral dalam Novel Bumi Cinta Karya Habiburahman EL

Shirazy”.

Sudjiman, Panuti. 1988. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta Pusat. Pt Dunia

Pustaka Jaya.

Suharianto, S. 1982. Dasar-dasar Teori Sastra. Surakarta: Widyaduta.

Suseno, Frans Magnis. 1987. Etika Dasar Masalah-masalah Pokok Filsafat

Moral. Yogyakarta: Kanisius.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

137

LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : Sinopsis

LAMPIRAN 2 : Silabus

LAMPIRAN 3 : RencanaPelaksanaanPembelajaran

LAMPIRAN 4 : MateriPembelajaran

LAMPIRAN 5 : Penilaian

137

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

Lampiran 1

SINOPSIS

JALESWARI, dengan ambisi dan kepercayaan diri yang penuh,

mengajukan diri untuk mengambil tanggung-jawab memperbaiki kinerja program

CSR bidang pendidikan yang terputus tanpa kejelasan. Dia menyanggupi masuk

ke daerah perbatasan di pedalaman Kalimantan dan menjanjikan dalam dua

minggu ketidak-jelasan itu dapat diatasi.

Ternyata suatu kehendak belum tentu sejalan dengan kenyataan. Daerah

perbatasan di pedalaman Kalimantan memiliki pola kehidupannya sendiri. Mereka

memiliki titik-pandang yang berbeda dalam memaknai arti garis perbatasan.

Konflik bathin terjadi ketika dia terperangkap pada masalah kemanusiaan yang

jauh lebih menarik dan menyentuh perasaan dibanding data perusahaan yang

sangat teoritis dan terasa kering karena pada hakekatnya masalah rasa sangat

relatif dan memiliki kebenaran yang berbeda.

JALESWARI berada dalam tapal batas pilihan. Karisma hutan dan pola

hidup masyarakat telah menyadarkan dirinya bahwa upaya memperbaiki

kehidupan masyarakat tidak bisa dipisahkan dengan adat istiadat setempat.

Jaleswari sangat memahami ADEUS, seorang guru yang dipercaya menjalankan

program pendidikan, kini menjadi pribadi pendiam dan apatis, karena sistem

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

pendidikan yang diinginkan perusahaan di Jakarta, tidak sesuai dengan keinginan

masyarakat. Masyarakat lebih memilih untuk jadi tenaga kerja yang dijanjikan

jadi kaya oleh penjual jasa bernama OTIK. Salah satu korbannya adalah UBUH,

pekerja TKI yang melarikan diri dari negeri tetangga. Oleh masyarakat Dayak

disana, UBUH tak hanya beroleh perlindungan namun juga kehangatan dan

keramahan yang perlahan membuatnya berangsur pulih dari trauma

Tragedi kemanusiaan ini, merubah pemikiran JALESWARI. Semua

peristiwa terjadi di depan matanya. Jiwanya goncang dan PANGLIMA

ADAYAK, kepala suku menuntunnya memahami "Bahasa Hutan" yang

mengetengahkan rasa hormat dan cinta untuk tidak merusak dan sebaliknya malah

menjaga dan meningkatkan harkat manusia dan lingkungan kehidupannya.

Langkah JALESWARI sangat membantu ARIF sebagai instrumen negara yang

dalam penyamaran dan ditugaskan di wilayah perbatasan.

(http://nz15.blogspot.com/2012/09/resensi-novel-batas-antara-keinginan.html)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

Lampiran 2

SILABUS

Nama Sekolah : SMA/MA

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : XII/2

Standar Kompetensi : Membaca

15. Memahami buku, biografi, novel, dan hikayat

Kompetensi

Dasar

Pengalaman Belajar Materi

Pokok

Indikator Penilaian Alokasi Sumber

15.1

Mengungkapkan

hal-hal yang

menarik dan

daapat

diteladani dari

tokoh

Mencermati tokoh

dan penokohan,

latar, dan tema

dalam sebuah

novel

Mengidentifikasi

nilai-nilai moral

dalam sebuah

novel

Tokoh,

penokoh

an,

tema,

dan latar

Nilai

moral

Hal-hal

yang

Mengidentifikasi

unsur-unsur

interinsik (tokoh,

penokohan, latar,

dan tema

Mengidentifikasi

nilai-nilai moral

Mengungkapkan

hal-hal yang

Jenis tagihan

Tugas

Individu

Tugas

Kelompok

Bentuk

4 x 45’ Nasery

Basral,

Akmal. 2011.

Batas antara

Keinginan

dan

Kenyataan.

Penerbit

Qanita

(Anggota

IKAPI).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

Mendiskusikan

hasil belajar

Mempresentasikan

hasil belajar

menarik

dari

para

tokoh

Hal-hal

yang

dapat

ditelada

ni dari

para

tokoh

menarik dan

dapat diteladani

dari tokoh.

Instrumen

Uraian

Bebas

Jakarta

Selatan.

Nurgiyantoro

, Burhan.

2010. Teori

Pengkajian

Fiksi.

Yogyakarta:

Gadjah Mada

University

Press.

Susen, Frans

Magnis.

1987. Etika

Dasar

Masalah-

masalah

Pokok

Filsafat

Moral.

Yogyakarta:

Kanisius.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

Lampiran 3

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP)

Sekolah : SMA

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : XII/ 2

Standar Kompetensi : Membaca

15. Memahami buku biografi, novel, dan hikayat

Kompetensi Dasar : 15.1 Mengungkapkan hal-hal yang menarik dan dapat

diteladani dari tokoh.

Alokasi Waktu : 4x45 menit (2 kali pertemuan)

A. Indikator

1. Mengidentifikasi unsur-unsur interinsik (tokoh, penokohan, latar, dan

tema)

2. Mengidentifikasi nilai-nilai moral.

3. Mengungkapkan hal-hal yang menarik dan dapat diteladani dari tokoh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

B. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu mengidentifikasi unsur-unsur interinsik (tokoh, penokohan,

latar, dan tema) yang terdapat dalam novel Batas Antara Kenyataan dan

Keinginan karya Akmal Nasery Basral.

2. Siswa mampu mengidentifikasi nilai moral yang terkandung dalam novel

Batas Antara Kenyataan dan Keinginan karya Akmal Nasery Basral.

3. Siswa mampu mengungkapkan hal-hal yang menarik dan dapat diteladani

dari tokoh dalam novel Batas Antara Kenyataan dan Keinginan karya

Akmal Nasery Basral.

C. Materi Pembelajaran

1. Tokoh dan penokohan

2. Latar

3. Tema

4. Nilai Moral

D. Model dan Metode Pembelajaran

1. Model Pembelajaran

Cooperatif Learning

2. Metode Pembelajaran

Ceramah

Penugasan

Diskusi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

Presentasi

Tanya Jawab

E. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan I

Kegiatan Metode Alokasi

Waktu

1. Kegiatan Awal

Guru memberikan salam

Guru mengajukan pertanyaan lisan tentang

novel dengan mengaitkan materi yaitu

unsur-unsur intrinsik, hal-hal menarik dan

dapat diteladani dari tokoh di dalam novel.

Misalnya :

a. Novel apa yang pernah kalian baca?

b. Coba jelaskan hal yang menarik dari

novel tersebut sehingga kalian tertarik

membacanya?

c. Apa yang dapat kalian teladani dari

tokoh-tokoh di dalam novel yang telah

kalian baca?

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Guru memberikan pertanyaan pancingan

yang terkait dengan unsur-unsur intrinsik.

Siswa menjelaskan mengenai tokoh,

Ceramah

Tanya jawab

Ceramah

Diskusi

Presentasi

10 menit

60 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

penokohan, latar, dan tema yang

terkandung dalam novel.

Siswa menjelaskan dan menceritakan

secara singkat novel yang pernah

dibacanya.

Siswa dibentuk kelompok menjadi 3-5

orang.

Elaborasi

Siswa berdiskusi kelompok untuk

menganalisis unsur tokoh, penokohan,

latar, dan tema.

Siswa mencatat hasil diskusi.

Perwakilan kelompok melaporkan hasil

diskusi kelompok di depan kelas dengan

baik dan benar.

Konfirmasi

Siswa saling memberi tanggapan apa yang

telah disampaikan oleh kelompok lain

Siswa diajak untuk merangkum apa yang

sudah dipelajari

Siswa menanggapi rangkuman yang

dibacakan

3. Kegiatan Akhir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

Siswa diajak merefleksikan nilai-nilai serta

kecakapan hidup yang bisa dipetik dari

pembelajaran.

Guru menyimpulkan dan memberi

peneguhan pembelajaran.

Guru memberikan pekerjaan rumah yaitu

membaca novel Batas antara Keinginan

dan Kenyataan karya Akmal Nesery Basral

Tanya jawab

20 menit

Pertemuan II

Kegiatan Metode Alokasi

Waktu

4. Kegiatan Awal

Guru memberikan salam

Guru mengajukan pretest mengenai

pembelajaran sebelumnya

Guru memberikan pertanyaan mengenai

nilai moral dalam sebuah novel

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

5. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Siswa menjelaskan dan menceritakan isi

novel Batas antara Keinginan dan

Kenyataan karya Akmal Nasery Basral.

Ceramah

Tanya jawab

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

Siswa menjelaskan tentang nilai moral

dalam novel

Elaborasi

Siswa kembali berdiskusi kelompok untuk

menganalisis nilai moral, hal-hal menarik

dan dapat diteladani dari tokoh dalam

novel Batas antara Keinginan dan

Kenyataan karya Akmal Nasery Basral.

Siswa mencatat hasil diskusi.

Siswa menukarkan hasil diskusinya dengan

kelompok lainnya.

Siswa mengkoreksi hasil analisis dari

kelompok lain.

Perwakilan kelompok melaporkan hasil

diskusi kelompok di depan kelas dengan

baik dan benar.

Konfirmasi

Siswa saling memberi tanggapan apa yang

telah disampaikan oleh kelompok lain

Siswa diajak untuk merangkum apa yang

sudah dipelajari

Siswa menanggapi rangkuman yang

dibacakan

Ceramah

Diskusi

Presentasi

60 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

6. Kegiatan Akhir

Siswa diajak merefleksikan nilai-nilai serta

kecakapan hidup yang bisa dipetik dari

pembelajaran.

Guru menyimpulkan dan memberi

peneguhan pembelajaran.

Guru mengajak siswa untuk merefleksikan

kegiatan pembelajaran hari ini.

Tanya jawab

20 menit

F. Sumber Belajar, Alat dan Bahan

Sumber :

Nasery Basral, Akmal. 2011. Batas antara Keinginan dan Kenyataan.

Penerbit Qanita (Anggota IKAPI). Jakarta Selatan.

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

Susen, Frans Magnis. 1987. Etika Dasar Masalah-masalah Pokok Filsafat

Moral. Yogyakarta: Kanisius.

Alat dan Bahan :

Alat peraga : lembar kerja

Novel Batas antara Keinginan dan Kenyataan

Laptop

LCD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

G. Penilaian

Jenis tes : tertulis

Bentuk tes :

1. Penilaian kognitif

Uraian Singkat (terlampir)

2. Penilaian Afektif

Lembar Pengamatan (terlampir)

3. Penilaian Psikomotorik

Lembar Penilaian Kerja (terlampir

Mengetahui, Yogyakarta, 2015

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

NIP. NIP.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

LAMPIRAN 4

MATERI PEMBELAJARAN

1. Tokoh dan Penokohan

Sama halnya dengan plot dan latar, tokoh dan penokohan juga

merupakan unsur penting dalam sebuah karya sastra. Tokoh cerita

(character), menurut Abrams (dalam Burhan Nurgiantoro, 1995 : 165)

adalah orang(-orang) yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau

drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan

kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa

yang dilakukan dalam tindakan.

Menurut Burhan Nurgiantoro (1995 : 165) istilah tokoh menunjuk

pada orangnya, pelaku cerita, misalnya sebagai jawab terhadap pertanyaan :

“siapakah tokoh utama novel itu?”, atau “ada berapa jumlah pelaku novel

itu?”, atau “siapakah tokoh protagonis dan antagonis dan antagonis dalam

novel itu?”. Sedangkan watak, perwatakan, dan karakter, menunjuk pada

sifat dan sikap para tokoh seperti yang telah ditafsirkan oleh pembaca, lebih

menunjuk pada kualitas pribadi seorang tokoh.

Jones (dalam Burhan Nurgiantoro, 1995 : 165) menyatakan bahwa

penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang

ditampilkan dalam sebuah cerita.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tokoh adalah orang yang

ada dalam sebuah cerita naratif, sedangkan penokohan adalah pelukisan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

gambaran watak dari seorang tokoh dalam sebuah cerita naratif atau karya

sastra.

c) Pembedaan Tokoh

2. Tokoh utama dan tokoh tambahan

Dilihat dari segi peranan pembedaan tokoh dibagi menjadi

dua yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh yang disebut

pertama adalah tokoh utama cerita (central character, main

character), sedangkan yang kedua adalah tokoh tambahan

(peripheral character). Tokoh utama adalah tokoh yang

diutamakan penceritaannya. Ia merupakan tokoh yang paling

banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang

dikenai kejadian. Ia sangat mempengaruhi perkembangan plot

secara keseluruhan. Di pihak lain, pemunculan tokoh-tokoh

tambahan dalam keseluruhan cerita hanya sedikit, tidak

dipentingkan dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitan

dengan tokoh utama.n Tokoh utama adalah yang dibuat

sinopsisnya, yaitu dalam kegiatan pembuatan sinopsis,

sedangkan tokoh tambahan biasanya diabaikan.

Pembedaan antara tokoh utama dan tokoh tambahan tak

dapat dilakukan secara eksak. Pembedaan itu lebih bersifat

gradasi, kadar keutamaan tokoh itu bertingkat : tokoh utama

(yang) utama, utama tambahan, tokoh tambahan utama,

tambahan (yang memang) tambahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

d) Teknik penulisan Tokoh

c. Teknik Ekspositori

Teknik ekspositori, yang sering juga disebut sebagai teknik

analitis, pelukisan tokoh cerita dilakukan dengan deskripsi,

uraian, atau penjelasan secara langsung. Tokoh cerita hadir dan

dihadirkan oleh pengarang ke hadapan pembaca secara tidak

berbelit-belit, melainkan begitu saja dan langsung disertai

deskripsi kediriannya, yang mungkin berupa sikap, sifat, watak,

tingkah laku, atau bahkan cerita fiksinya. Pengarang tidak

hanya memperkenalkan latar dan suasana dalam rangka

“menyituasikan” pembaca, melainkan juga data-data kedirian

tokoh cerita. Dalam hal ini, pengarang harus mempertahankan

konsistensi tentang jatio diri tokoh tersebut yang artinya tokoh

tak dibiarkan berkembang keluar jalur sehingga sikap dan

tingkah lakunya tetap mencerminkan kediriannya.

Deskripsi kedirian tokoh yang dilakukan secara langsung oleh

pengarang akan berwujud penuturan yang bersifat deskriptif

pula. Hal inilah yang menyebabkan pembaca akan dengan

mudah memahami kedirian tokoh tanpa harus menafsirkan

sendiri dengan kemungkinan kurang tepat.

d. Teknik Dramatik

Penampilan tokoh cerita dalam teknik dramatik, artinya

mirip dengan yang ditampilkan pada drama, dilakukan secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

tidak langsung. Artinya, pengarang tidak mendeskripsikan

secara eksplisit sifat dan sikap serta tingkah laku tokoh.

Pengarang membiarkan para tokoh cerita untuk menunjukkan

kediriannya sendiri melalui berbagai aktivitas yang dilakukan,

baik secara verballewat kata maupun nonverbal lewat tindakan

atau tingkah laku, dan juga melalui peristiwa yang terjadi.

Berhubung sifat kedirian tokoh tidak dideskripsikan secara

jelas dan lengkap, ia akan hadir kepada pembaca secara

sepotong-sepotong dan tidak sekaligus.

Penampilan tokoh secara dramatik dapat dilakukan dengan

sejumlah teknik, yaitu : 1) teknik cakapan, 2) teknik tingkah

laku, 3) teknik pikiran dan perasaan, 4) tekniuk arus kesadaran,

5) teknik reaksi tokoh, 6) teknik reaksi tokoh lain, 7) teknik

pelukisan latar dan, 8) teknik pelukisan fisik.

3. Latar

Tahap awal karya fiksi pada umumnya berisi penyituasian,

pengenalan terhadap berbagai hal yang akan diceritakan. Misalnya,

pengenalan tokoh, pelukisan keadaan alam, lingkungan, suasana tempat,

mungkin juga hubungan waktu, san lain-lain yang dapat menuntun pembaca

secara emosional kepada situasi cerita. Tahap awal suatu karya pada

umumnya berupa pengenalan, pelukisan atau penunjukan latar (Burhan

Nurgiantoro, 1995 : 217).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

Abrams (dalam Burhan Nurgiantoro, 1995 : 216) latar atau seting

yang disebut juga landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat,

hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-

peristiwa yang diceritakan.

Nurgiantoro (1995: 227) membedakan unsur latar ke dalam tiga unsur

pokok, di antaranya adalah:

4) Latar tempat

Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa

yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Penggunaan latar

tempat dengan nama-nama tertentu haruslah mencerminkan, atau

paling tidak bertentangan dengan , sifat, dan kadaan geografis

tempat yang bersangkutan. Tempat menjadi sesuatu yang bersifat

khas, tipikal, dan fungsional.

5) Latar waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan”

terjadinya peristiwa- peristiwa yang diceritakan dalam sebuah

karya fiksi. Masalah kapan tersebut biasanya dihubungkan dngan

waktu faktual, waktu yang ada kaitanya atau dapat dikaitkan

dengan peristiwa sejarah.

6) Latar sosial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan

dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat

yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan

masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang

cukup kompleks. Ia dapat berupa kebiasaan hidup, adat istidat,

tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berfikir dan bersikap,

dan lain-lain yang tergolong latar spritual seperti yang

dikemukakan sebelumnya.

Sudjiman (1988 : 44) dalam bukunya Memahami Cerita Rekaan

mengungkapkan bahwa, peristiwa-peristiwa di dalam cerita itulah

terjadi pada suatu waktu atau di dalam suatu rentang tertentu dan pada

suatu tempat tertentu. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa segala

keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang,

dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya membangun suatu

cerita.

3.2.3 Tema

Hartoko dan Rahmanto (dalam Nurgiantoro, 2009 : 68)

menyatakan bahwa, tema merupakan gagasan dasar umum yang

menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam teks

sebagai struktur sematis dan yang menyangkut persamaan-persamaan

atau perbedan-perbedaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

Tema menjadi dasar pengembangan sebuah cerita, maka ia pun

bersifat menjiwai seluruh bagian cerita itu. Tema mempunyai

generalisasi yang umum, lebih luas, dan abstrak. Dengan demikian,

tema dapat dipandang sebagai dasar cerita, gagasan dasar umum,

sebuah karya novel. Gagasan dasar umum yang dipergunakan untuk

mengembangkan cerita. Dengan kata lain, cerita tentunya akan “setia”

mengikuti gagasan dasar umum yang telah ditetapkan sebelumnya

sehingga berbagai peristiwa-konflik dan pemilihan berbagai unsur

intrinsik yang lain seperti penokohan, pelataran, dan

penyudutpandangan diusahakan mencerminkan gagasan dasar umum

tersebut (Burhan Nurgiantoro, 2009 : 68 – 69).

4. Nilai Moral dalam Karya Sastra

Moral dalam karya sastra, atau hikmah yang diperoleh pembaca lewat

sastra, selalu dalam pengertian yang baik. Dengan demikian, jika dalam

sebuah karya ditampilkan sikap dan tingkah laku tokoh-tokoh yang kurang

terpuji, baik mereka berlaku sebagai tokoh antagonis maupun protagoni

(Nurgiantoro, 1995 : 322).

Suseno dalam bukunya yang berjudul Etika Dasar Masalah-maslah

Pokok Filsafat Moral (1987 : 142 – 150) juga mengungkapkan sikap dan

tindakan yang berkaitan dengan nilai moral, yaitu sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

8. Kejujuran

Kejujuran berhubungan dengan ketulusan hati dan kelurusan

hati. Suseno (1987:142-143) mengemukakan bahwa bersikap

terhadap orang lain, tetapi tanpa kejujuran adalah kemunafikan dan

sering beracun. Bersikap jujur kepada orang lain berarti dua sikap

yaitu bersikap terbuka dan bersifatfair. Bersikap terbuka adalah

kita selalu muncul sebagai diri kita sendiri (kita berhak atas batin

kita). Yang dimaksud terbuka bukan berarti pertanyaan orang lain

berhak mengetahui perasaan dan pikiran kita, sehingga tidak

pernah menyembunyikan dengan apa yang kita perlihatkan. Yang

kedua bersifatfair (wajar), yaitu memperlakukan menurut standard-

standar yang dipergunakan orang lain terhadap dirinya. Bersikap

tetapi tidak pernah bertindak bertentangan dengan suara hati dan

keyakinannya. Keselarasan yang berdasarkan kepalsuan, ketidak

adilan, dan kebohongan akan disobeknya.

9. Nilai-nilai otentik

Otentik berarti asli. Manusia otentik adalah manusia yang

menghayati, menunjukkan dirinya sesuai dengan keasliannya,

dengan kepribadian yang sebenarnya (Suseno, 1987:143).

10. Kesediaan untuk bertanggung jawab

Kesediaan untuk bertanggung jawab adalah yang pertama,

kesediaan untuk melakukan apa yang harus dilkukan dengan

sebaik mungkin. Bertanggung jawab berarti suatu sikap terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

tugas yang membebani kita. Kedua, bertanggung jawab mengatasi

segala etika peraturan. Suseno (1987: 16) etika tidak dapat

mengantikab agama namun ia juga tidak bertentangan dengan

agama, bahkan diperlukan.

Etika peraturan hanya mempertanyakan apakah sesuatu atau

tidak, sehingga terikat pada apa yang perlu dan nilai yang mau

dihasilkan (Suseno, 1987:145-146).

11. Kemandirian moral

Kemandirian berarti kita tidak pernah ikut-ikutan dengan

berbagai pandangan moral dalam lingkungan kita, melainkan

selalu membentuk penelitian, dan pendirian sendiri dalam

bertindak sesuai dengannya. Kemandirian adalah kekuatan batin

untuk memahami sikap moral sendiri dan bertindak sesuai

dengannya.

12. Keberanian moral

Keberanian adalah ketekatan dan bertindak untuk bersikap

mandiri. Keberanian menunjukkan dalam tekad untuk tetap

mempertahankan sikap yang telah diyakini. Sebagai kewajiban

pun apabila tidak disetujui atau secara aktif dilawan oleh

lingkungan, sehingga tidak mundur dari tugas dan tanggung

jawab. Keberanian adalah kesetiaan terhadap suara hati yang

menyatakan diri dalam kesedianan untuk mengambil resiko

konflik (Suseno, 1987:147).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

13. Kerendahan hati.

Kerendahan hati adalah kekuatan batin untuk melihat diri

sesuai dengan kenyataannya. Orang yang rendah hati tidak hanya

melihat kelemahannya melainkan juga kekuatannya, sehingga

sadar akan keterbatasan kebaikan kita, termasuk kemampuan

untuk memberikan penilain moral terbatas, sehingga penilaian

kita masih jauh sempurna karena hati belum jernih (Suseno,

1987:148).

14. Realitas dan kritis

Realitas dan kritis yaitu menjamin keadilan dan

menciptakan sesuatu keadan masyarakat yang membuka

kemungkinan lebih besar dari anggota-anggota untuk membangun

hidup lebih tegas dari penderitan dan lebih bahagia (Suseno,

1987:150)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

LAMPIRAN 5

PENILAIAN

Penilaian Kognitif (uraian bebas)

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar!

1. Analisislah tokoh dan penokohan yang terdapat dalam novel Batas antara

Keinginan dan Kenyataan karya Akmal Nasery Basral!

2. Analisislah latar yang terdapat dalam novel Batas antara Keinginan dan

Kenyataan karya Akmal Nasery Basral!

3. Analisislah tema yang terdapat dalam novel Batas antara Keinginan dan

Kenyataan karya Akmal Nasery Basral!

4. Analisislah nilai moral yang terdapat dalam novel Batas antara Keinginan

dan Kenyataan karya Akmal Nasery Basral!

5. Analisislah hal-hal yang menarik dan dapat diteladani dari tokoh di dalam

novel Batas antara Keinginan dan Kenyataan karya Akmal Nasery

Basral!

Kunci Jawaban

1. Analisis tokoh dan penokohan

Tokoh Utama : Jaleswari

Tokoh Tambahan : Mama, Ubuh, Arifin, Adeus, panglima Adayak,

Nawara, Borneo, Pagau, Otiq

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

T Tokoh Utama Penokohan

Jaleswari - Cerdas

- Baik hati

- Berani

- Jujur

- Bertanggungjawab

- Mandiri

- Tegas

Tokoh Tambahan Penokohan

Mama - Baik hati

- Perhatian

Ubuh - Berani

- Pantang menyerah

- Baik hati

Arifin - Baik hati

- Cinta tanah air

- Bertanggung jawab

- Jujur

- Tegas

- Berani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

Adeus - Pengecut

- Baik hati

- Cinta tanah air

- Tidak punya

pendirian

Panglima Adayak - Tegas

- Bertanggung jawab

- Cinta tanah air

- Jujur

- Berani

Nawara - Lemah lembut

- Baik hati

- Jujur

- Bertanggung jawab

Borneo - Nakal

- Berani

- Bertanggung jawab

- Polos

- Cinta binatang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

Pagau - Licik

- Tidak punya

pendirian

- Jahat

- Bodoh

Otiq - Licik

- Jahat

- Ringan tangan

- Egois

2. Latar

Latar tempat Bandara Pontianak, Etikong, Border, Hutan perbatasan

Ponti Tembawang, dusun Ponti Tembawang, warung

Otiq, SD Ponti Tembawang, Rumah Nawara, rumah

Panglima.

Latar waktu Pagi hari, siang hari, sore hari, dan malam hari

Latar sosial - Masyarakat masih memberlakukan denda adat

- Masih percaya adanya roh nenek moyang

- Lebih memilih memelihara babi daripada hewan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

lainnya

- Masih melakukan aktivitas secara tradisional

- Masih memberlakukan pemenggalan kepala bagi

yang bersalah

- Menyuguhkan hasil buruan untuk tamu

- Melakukan aktivitas pemberian sesajen untuk roh

nenek moyang

- Setiap tahunnya masyarakat Dayak mengadakan

pesta yang disebut gawai untuk mensyukuri hasil

panen

3. Tema

Pendidikan Pendidikan dapat dilihat dari kesungguhan Jaleswari

untuk memberikan semangat dan membukakan mata

kepada anak-anak dan orang tua di Ponti Tembawang

bahwa pendidikan sangat penting bagi anak-anak.

Cinta tanah air Cinta tanah air dapat dibuktikan dari sikap tokoh

utama yang sangat tidak setuju apabila masyarakat

Ponti Tembawang lebih memilih menjual dan

mengkonsumsi makanan dari negara Malaysia, selain

itu Jaleswari memberikan pengetahuan kepada anak-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

anak di Ponti Tembawang dengan menyanyikan lagu

daerah dan lagu nasional.

Perjuangan

perempuan

Perjuangan perempuan dapat dilihat dari perjuangan

Ubuh, seorang wanita yang melarikan diri sari negri

jiran karena telah dijual ke negara seberang untuk

dijadikan pemuas hawa nafsu dari tauke-tauke di negri

jiran.

4. Nilai Moral dalam novel

Nilai Moral Kutipan

1. Kejujuran - “Tidak banyak yang bisa kuceritakan

selain bahwa kedatanganku ke sini

selain karena tugas,” jawab Jales

sambil menyeka wajahnya yang mulai

dipenuhi butir-butir keringat. “Tidak

ada hal lain yang menarik untuk

diceritakan dari seorang perempuan

yang baru ditinggal mati suami, dan

sekarang dalam keadaan hamil”

(Akmal, 2011 : 206).

- “Kebutuhan hidup saya tidak terpenuhi

kalau saya menghabiskan waktu hanya

untuk mengajar seluruh waktu. Saya

punya banyak tanggungan, sehingga

harus bekerja lainnya untuk dapat

uang” (Akmal, 2011 : 141).

2. Nilai-nilai Otentik - “Jalan!” Jales tak mau dibantah lagi.

“Atau saya turun di sini!” (Akmal,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

2011 : 8).

- “Sudah-sudah!” Rasa kesal kini

berkobar di ubun-ubun Jales.

“Buruan!” (Akmal, 2011 : 9).

- “Kamu tidak akan pernah diterima oleh

masyarakat di sini jika kamu tidak

lebih dulu belajar untuk mengerti dan

memahami kehidupan kami,” jawab

Panglima tanpa tedeng aling-aling

(Akmal, 2011 : 199).

- “Mandilah bersama mereka,” Panglima

Adayak menunjukkan jarinya ke

sebuah arah. “Di sungai! Kamu tahu

kenapa?” (Akmal, 2011 : 199).

- “Dan, kau, Bu Jales,” Panglima

kembali menghunus sorot mata

belatinya. “Kalau kau tak sanggup

menyerap kekuatan dari sungai yang

menjadi sumber kehidupan kami

selama ini, aku anjurkan sebaiknya

pulang ke Jakarta saja. Secepatnya!”

katanya sambil kembali membalikkan

tubuhnya, menghadap sesajen (Akmal,

2011 : 200).

3. Kesediaan untuk

bertanggung jawab

- Adayak masuk ke rumah Nawara dan

membaringkan gadis itu dengan hati-

hati. Nawara yang sudah menyiapkan

air hangat segera menyeka seluruh

tubuh Ubuh secara hati-hati. “Kasihan

sekali,” katanya saat membersihkan

kaki gadis itu yang menyisakan darah

kering berwarna merah kecoklatan.

Nawara lalu melihat Adayak. “Ini

bukan pekerjaan samseng biadap itu

kan?” (Akmal, 2011 : 45).

- “Baik, Panglima. Akan saya usahakan

sebisa saya untuk menyembuhkannya”

(Akmal, 2011 : 46).

- Sebab ketika dia memutuskan untuk

menerima tugas mencari penyebab

tidak berjalannya program CSR

(Corporate Social Responsibility) yang

digagas kantornya berupa

pembangunan sebuah Sekolah Dasar di

wilayah ini, hampir seluruh kawannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

menganggap dia gila karena

kondisinya yang baru hamil muda.

Bahkan, ibunya pun terkesan tak ingin

Jales menerima tugas itu (Akmal, 2011

: 67)

- “Hmm ... baiklah, bantu saya untuk

mengajar.” Jales memutuskan sudah

saatnya untuk bertindak lebih nyata,

apa pun yang akan terjadi. Dia lalu

menatap anak-anak. “Ada yang suka

menyanyi?” (Akmal, 2011 : 188).

- “Sejauh ini tugasku hanya untuk

mencari apa penyebab tidak

berjalannya program CSR ini” (Akmal,

2011 : 209).

4. Kemandirian

moral

- Sebab ketika dia memutuskan untuk

menerima tugas mencari penyebab

tidak berjalannya program CSR

(Corporate Social Responsibility) yang

digagas kantornya berupa

pembangunan sebuah Sekolah Dasar di

wilayah ini, hampir seluruh kawannya

menganggap dia gila karena kondisinya

yang baru hamil muda. Bahkan, ibunya

pun terkesan tak ingin Jales menerima

tugas itu (Akmal, 2011 : 67).

- Jales dengan hati-hati bercampurtakut

memasukkan kakinya ke dalam sungai

(Akmal, 2011 : 212).

- “Bismillahirahmanirrahim,” ujar Jales

saat kedua kakinya masuk ke dalam air

yang mengalir lancar, memberikan

kesegaran yang berbeda dibandingkan

dengan air dalam ember di kamar

mandi dadakan di belakang rumah

Nawara(Akmal, 2011 : 212).

5. Keberanian moral - “Ah, tak usah, Pak. Saya hanya mau

bilang bahwa semalam Ubuh sudah

bicara dengan saya. Dia bilang, dia

sudah ingat orang yang mengirim dia ke

tauke di Malaysia itu” (Akmal, 2011 :

251).

- “Dia banyak bercerita kehidupan di

sana. Terutama kelakuanpara samseng

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

yang sering kurang ajar” (Akmal, 2011

: 255).

- “Ya, Ubuh cerita dia dan kawan-

kawannya sering mengalami pelecehan

seksual oleh para samseng itu. Bahkan

ada juga yang dilakukan para tauke

terhadap para TKW yang berparas

manis” (Akmal, 2011 : 255).

6. Kerendahan hati

- “Tidak ada yang ppernah menolak

perintah Panglima, apalagi saua” jawab

Nawara. “Tetapi rumah saya seperti ini

bukan hotel di Etikong” (Akmal, 2011 :

147).

- “Saya hanya membantu semampu saya,

Pendeta. Panglima Adayak yang

mengantarkan” (Akmal, 2011 : 174).

7. Realitas dan kritis - Selamat datang di Malaysia? Jales tak

habis pikir. Bukankah daerah ini masih

merupakan wilayah Republik

Indonesia? Ataukah ini technical eror

saja, mungkin karena operator seluler di

negri jiran itu mempunyai daya pancar

yang tinggi sehingga menutup wilayah

Etikong (Akmal, 200 : 11).

- “Jadi perang pernyataan pun sudah

tidak hanya lewat media massa, tapi

lewat seluruh peluang yang disediakan

dunia digital,” pikirnya sambil terus

mencoba memahami perang pesan

pendek yang baru saja terjadi (Akmal,

2011 : 12).

- Jales memperhatikan makanan kecil

dan air minum mineral yang disusun di

tengah meja makan. Tak ada merek

yang dikenalnya di Jakarta. Jales

mengambil satu botol air mineral, dan

membaca kemasannya.memang produk

Malaysia. Hal itu sempat membuatnya

jengkel sesaat (Akmal, 2011 : 79).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

5. Hal-hal yang menarik dan dapat diteladani dari tokoh

Tokoh Hal yang menarik

Jaleswari Pemberani, tanggung jawab, cerdas, tidak mudah

putus asa, tegas , mandiri

Panglima Adayak Tegas, bertanggung jawab, cinta tanah air, jujur,

berani

Nawara Lemah lembut, baik hati, jujur, bertanggung jawab,

patuh

Ubuh Berani, pantang menyerah, baik hati

Tokoh Hal yang Patut diteladani

Jaleswari Pemberani, tanggung jawab, cerdas, tidak mudah

putus asa, tegas , mandiri, rela berkorban,

mempunyai tekad yang tinggi untuk memajukan

pendidikan, cinta terhadap tanah air

Panglima Adayak Tegas, bertanggung jawab, cinta tanah air, jujur,

berani, peduli, suka menolong, bijaksana

Nawara Lemah lembut, baik hati, jujur, bertanggung jawab,

patuh, rajin berdoa, suka menolong, penyayang

Ubuh Berani, pantang menyerah, baik hati, pemberani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

Rubik Penilaian Kognitif

No. Kriteria Skor Bobot Skor x

Bobot

1. a. Siswa mampu mengidentifikasi

tokoh dan penokohan dalam

novel Batas antara Keinginan

dan Kenyataan dengan lengkap,

menggunakan bahasa yang benar

b. Siswa mampu mengidentifikasi

tokoh dan penokohan dalam

novel Batas antara Keinginan

dan Kenyataan dengan tidak

lengkap, menggunakan bahasa

yang benar

c. Siswa mampu mengidentifikasi

tokoh dan penokohan dalam

novel Batas antara Keinginan

dan Kenyataan dengan tidak

lengkap,tidak menggunakan

bahasa yang benar

5

3

1

4

20

2. a. Siswa mampu mengidentifikasi

latar dalam novel Batas antara

Keinginan dan Kenyataan dengan

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

lengkap, menggunakan bahasa

yang benar

b. Siswa mampu mengidentifikasi

latar dalam novel Batas antara

Keinginan dan Kenyataan dengan

tidak lengkap, menggunakan

bahasa yang benar

c. Siswa mampu mengidentifikasi

latar dalam novel Batas antara

Keinginan dan Kenyataan dengan

tidak lengkap, tidak

menggunakan bahasa yang benar

3

1

4

20

3. a. Siswa mampu mengidentifikasi

tema dalam novel Batas antara

Keinginan dan Kenyataan dengan

lengkap, menggunakan bahasa

yang benar

b. Siswa mampu mengidentifikasi

tema dalam novel Batas antara

Keinginan dan Kenyataan dengan

tidak lengkap, menggunakan

bahasa yang benar

c. Siswa mampu mengidentifikasi

5

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

tema dalam novel Batas antara

Keinginan dan Kenyataan dengan

tidak lengkap, tidak

menggunakan bahasa yang benar

1

4. a. Siswa mampu mengidentifikasi

nilai moral dalam novel Batas

antara Keinginan dan Kenyataan

dengan lengkap, menggunakan

bahasa yang benar

b. Siswa mampu mengidentifikasi

nilai moral dalam novel Batas

antara Keinginan dan Kenyataan

dengan tidak lengkap,

menggunakan bahasa yang benar

c. Siswa mampu mengidentifikasi

nilai moral dalam novel Batas

antara Keinginan dan Kenyataan

dengan tidak lengkap, tidak

menggunakan bahasa yang benar

5

3

1

4

20

Total 80

Skor yang diperoleh

Nilai = x 100

Skor Maksimal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

Rubrik Penilaian Afektif

No. Aspek yang dinilai Skor

1. Keaktifan dalam belajar 5 = Sangat baik

2. Ketepatan mengerjakan tugas 4 = Baik

3. Mengeluarkan pendapat dalam proses

belajar

3 = Cukup

4. Etika / sopan santun 2 = Kurang

5. Kerjasama dalam kelompok 1 = Sangat kurang

Rubrik Penilaian Psikomotorik

Hal yang

dinilai

Deskripsi Skor Bobot Skor x

Bobot

Presentasi 1. Siswa mampu

mempresentasikan hal-hal

yang menarik dan patut

diteladani dari tokoh dalam

novel Batas antara Keinginan

dan Kenyataan dengan

lengkap, menggunakan bahasa

yang baik dan benar

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

2. Siswa mampu

mempresentasikan hal-hal

yang menarik dan patut

diteladani dari tokoh dalam

novel Batas antara Keinginan

dan Kenyataan dengan

lengkap, tidak menggunakan

bahasa yang baik dan benar

3. Siswa mampu

mempresentasikan hal-hal

yang menarik dan patut

diteladani dari tokoh dalam

novel Batas antara Keinginan

dan Kenyataan dengan tidak

lengkap, tidak menggunakan

bahasa yang baik dan benar

3

1

4

20

Total 20

Skor yang diperoleh

Nilai = x 100

Skor Maksimal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

Yogyakarta, 2015

Mengetahui

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II ... serta

176

BIODATA

Caecilia Dhani Anjar Reny lahir di Blitar, 07

Agustus 1992. Ia lulus Taman Kanak-kanak Katolik ST.

Paulus Slorok-Garum pada tahun 1998. Setelah lulus

Taman Kanak-kanak, ia melanjutkan pendidikan ke

Sekolah Dasar St. Gabriel Slorok-Garum pada tahun

1998 – 2004. Sekolah Menengah Pertama St. Vicentius A

Paulo Garum menjadi pilihan selanjutnya setelah lulus

dari Sekolah Dasar. Kemudian melanjutkan pendidikan di

Sekolah Menengah Atas Katolik Diponegoro dan lulus pada tahun 2010.

Pada tahun 2010 melanjutkan studi ke jenjang Perguruan Tinggi di

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia. Masa kuliah di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan

menyelesaikan skripsi yang dijadikan tugas akhir dengan judul Nilai Moral dalam

Novel Batas antara Keinginan dan Kenyataan Karya Akmal Nasery Basral

Ditinjau dari Aspek Sosiologi Sastra Serta Relevansinya Terhadap Pembelajaran

Sastra di SMA Kelas XII Semester II.

176

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI