plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - … · 5. segenap laboran laboratorium farmakognosi...

Download PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 5. Segenap laboran Laboratorium Farmakognosi Fitokimia, Laboratorium Botani Farmasi, ... Gambar 14. Kromatogran KLT identifikasi

If you can't read please download the document

Upload: hathu

Post on 02-Aug-2018

217 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOLIK BUNGA MELINJO (Gnetum gnemon L.) SECARA KUALITATIF DAN

    KUANTITATIF DENGAN METODE DPPH

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

    Program Studi Farmasi

    Oleh :

    Indah Kertawati

    NIM : 098114039

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2013

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • i

    UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOLIK BUNGA MELINJO (Gnetum gnemon L.) SECARA KUALITATIF DAN

    KUANTITATIF DENGAN METODE DPPH

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

    Program Studi Farmasi

    Oleh :

    Indah Kertawati

    NIM : 098114039

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2013

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    Persetujuan Pembimbing

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    Halaman Pengesahan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Take doubts and mockery as a leverage to strengthen our will and fight with our best ability. Prove to people that all

    dreams can come true

    Jadikan keraguan dan ejekan sebagai cambuk untuk memperkuat tekad dan perjuangkan dengan segenap kemampuan yang ada, buktikan semua mimpi dapat menjadi kenyataan. Tidak ada mimpi yang mustahil, selama jalan untuk mencapainya masuk akal (Andrie Wongso)

    "I am is the only one creator for my own story...

    And My God is my best Editor

    (Satzchy Wang)

    Karya ilmiah ini SaYa persembahkan kepada : Papa, Mama, Adik, dan keluarga besar saya (Keluarga besar Tjia dan Hoo),

    sebagai ungkapan rasa hormat dan bakti saya. Sahabat, teman, dan Almamater saya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata

    Dharma :

    Nama : Indah Kertawati

    NIM : 098114039

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada

    Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

    UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOLIK BUNGA

    MELINJO (Gnetum gnemon L.) SECARA KUALITATIF DAN KUANTITATIF DENGAN METODE DPPH

    berserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian, saya memberikan kepada

    Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

    dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

    mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain

    untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin maupun memberikan

    royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

    Dibuat di Yogyakarta

    Pada tanggal 9 Juli 2013

    Yang menyatakan,

    Indah Kertawati

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

    berkat dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir

    yang berjudul Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanolik Bunga Melinjo

    (Gnetum gnemon L.) Secara Kualitatif dan Kuantitatif dengan Metode

    DPPH dengan baik. Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat

    yang diwajibkan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Ilmu

    Farmasi (S.Farm) di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, penulis menyadari telah mendapat

    banyak bantuan, bimbingan, dukungan, dan semangat dari berbagai pihak, baik

    secara langsung maupun secara tidak langsung. Oleh karena itu, dengan segala

    kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih atas segala bantuan yang

    telah diberikan kepada :

    1. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi

    Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    2. Yohanes Dwiatmaka, M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah

    memberikan banyak bantuan dan bimbingan kepada penulis mulai dari

    saat penyusunan usulan tugas akhir, saat dilakukan penelitian, hingga

    penyelesaian tugas akhir ini.

    3. Prof. Dr. C. J. Soegihardjo, Apt., selaku Dosen Penguji yang telah

    memberikan kritik dan saran yang membangun dalam penyusunan

    tugas akhir ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    4. Dr. Enade Perdana Istyastono, Apt., selaku Dosen Penguji yang telah

    memberikan banyak masukan, kritik dan saran dalam penulisan tugas

    akhir ini.

    5. Segenap laboran Laboratorium Farmakognosi Fitokimia, Laboratorium

    Botani Farmasi, Laboratorium Mikrobiologi, Laboratorium Kebun

    Tanaman Obat, dan Laboratorium Kimia Analisis Instrummental, atas

    segala bantuan selama penulis melakukan penelitian di labotatorium.

    6. Segenap Dosen dan karyawan Fakultas Farmasi Universitas Sanata

    Dharma.

    7. Martina Sipayung, sebagai sahabat dan rekan satu tim yang berjuang

    bersama dalam pengerjaan tugas akhir ini.

    8. Sartika Laraswati, sebagai adik, motivator, dan orang terpenting bagi

    penulis yang selalu mendorong dan memberi semangat sehingga tugas

    akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.

    9. Kakak Wang Mei Hua, sebagai kakak, sahabat, dan motivator terbaik

    yang penulis miliki. Terima kasih atas segala dukungan, semangat dan

    perhatian yang telah diberikan.

    10. Ahn Chil Hyun, sebagai inspirator dan kekuatan terbesar bagi penulis

    yang telah memberikan banyak inspirasi, motivasi dan semangat bagi

    penulis.

    11. Tante Hoo I Ing dan Hoo Kim Lan yang telah banyak memberikan

    dukungan materil dan moril selama penulis menempuh pendidikan di

    Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    12. Defi, Meita, Yuli, Maya, Sr. Imelda, Raras, sebagai sahabat-sahabat

    terbaik yang penulis miliki. Terima kasih atas segala dukungan, semangat

    dan kebersamaan yang selama ini kita lewati dalam menghadapi suka

    duka dikehidupan universitas ini.

    13. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan yang tidak

    dapat disebutkan satu-persatu.

    Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian tugas akhir ini masih

    terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati

    penulis memohon maaf apabila terdapat hal-hal yang kurang berkenan, tidak lupa

    Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

    Akhir kata penulis berharaap tugas akhir ini dapat bermanfaat untuk

    berbagai pihak yang membutuhkan dan menjadi sumbangan bagi ilmu

    pengetahuan.

    Yogyakarta, Juli 2013

    Penulis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

    Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

    tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

    dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

    Apabila dikemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah ini,

    maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-

    undangan yang berlaku.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii

    HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

    KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......... v

    KATA PENGANTAR .................................................................................. vi

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ ix

    DAFTAR ISI ............................................................................................... x

    DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvii

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xi

    INTISARI .................................................................................................... xx

    ABSTRACT .................................................................................................. xxi

    BAB I PENGANTAR .................................................................................. 1

    A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

    B. Perumusan Masalah .............................................................................. 4

    C. Keaslian Penelitian ................................................................................ 4

    D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5

    E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6

    BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ........................................................... 7

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    A. Melinjo ................................................................................................. 7

    1. Keterangan botani ........................................................................... 7

    2. Deskripsi tanaman ........................................................................... 7

    3. Kandungan kimia melinjo ............................................................... 8

    4. Kegunaan melinjo ........................................................................... 8

    B. Senyawa Fenolik ................................................................................... 9

    C. Antioksidan ........................................................................................... 11

    1. Radikal bebas .................................................................................. 11

    2. Definisi antioksidan ......................................................................... 12

    3. Mekanisme antioksidan ................................................................... 13

    4. Manfaat antioksidan ........................................................................ 15

    5. Metode pengujian aktivitas antioksidan ........................................... 15

    a. Kromatografi lapis tipis ............................................................ 16

    b. Spektrofotometri visibel ........................................................... 20

    D. Metode 1,1-Dyphenyl-2-Pycrylhydrazyl (DPPH) ................................... 23

    E. Ekstraksi ............................................................................................... 25

    F. Skrining fitokimia ................................................................................. 29

    1. Alkaloid .......................................................................................... 29

    2. Flavonoid ........................................................................................ 29

    3. Saponin ........................................................................................... 30

    4. Tanin ............................................................................................... 30

    5. Triterpenoid dan steroid .................................................................. 31

    G. Validasi Metode Analisis ...................................................................... 31

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    1. Akurasi ........................................................................................... 32

    2. Presisi ............................................................................................. 32

    3. Linearitas ........................................................................................ 33

    4. Spesifisitas ...................................................................................... 33

    H. Landasan Teori ..................................................................................... 34

    I. Hipotesis ............................................................................................... 35

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 36

    A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................. 36

    B. Variabel ................................................................................................ 36

    C. Definisi Oprasional ............................................................................... 36

    D. Bahan dan Alat Penelitian ..................................................................... 37

    1. Bahan penelitian .............................................................................. 37

    2. Alat penelitian ................................................................................. 37

    E. Tata Cara Penelitian ............................................................................. 38

    1. Determinasi tanaman ....................................................................... 38

    2. Pengumpulan bahan ........................................................................ 38

    3. Pembuatan serbuk simplisia ............................................................. 38

    4. Pembuatan ekstrak etanolik bunga melinjo ...................................... 39

    5. Pembuatan larutan DPPH, pembanding, dan uji ............................... 39

    6. Skrining fitokimia ........................................................................... 40

    7. Uji kualitatif DPPH dengan Kromatografi Lapis Tipis .................... 43

    8. Uji kuantitatif DPPH dengan spektrofotometri visibel ..................... 45

    9. Validasi metode DPPH .................................................................... 47

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    10. Estimasi aktivitas antioksidan .......................................................... 47

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 48

    A. Hasil Determinasi Tanaman .................................................................. 48

    B. Hasil Pengumpulan Sampel ................................................................... 48

    C. Hasil Preparasi Sampel .......................................................................... 51

    1. Pembuatan serbuk simplisia bunga melinjo ..................................... 51

    2. Pembuatan ekstrak etanolik bunga melinjo ...................................... 53

    D. Hasil Skrining Fitokimia ....................................................................... 56

    1. Pengujian alkaloid ........................................................................... 57

    2. Pengujian saponin ........................................................................... 59

    3. Pengujian flavonoid ......................................................................... 61

    4. Pengujian triterpenoid dan steroid ................................................... 63

    5. Pengujian tanin ................................................................................ 63

    E. Hasil Uji Kualitatif Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanolik

    Bunga Melinjo ....................................................................................... 68

    1. Hasil identifikasi golongan flavonoid .............................................. 70

    2. Hasil identifikasi golongan tanin ..................................................... 72

    F. Hasil Uji Kuantitatif .............................................................................. 76

    1. Uji pendahuluan aktivitas antioksidan ............................................. 76

    2. Penentuan Operating Time (OT) ...................................................... 77

    3. Penentuan panjang gelombang serapan maksimum (maks) ................ 79

    4. Hasil validasi metode analisis pengujian aktivitas antioksidan ......... 80

    a. Akurasi ...................................................................................... 84

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    b. Presisi ........................................................................................ 86

    c. Linearitas ................................................................................... 86

    d. Spesifisitas ................................................................................ 87

    G. Hasil uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH ............................ 88

    BAB V SARAN DAN KESIMPULAN ....................................................... 95

    A. Saran ..................................................................................................... 95

    B. Kesimpulan ........................................................................................... 95

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 96

    LAMPIRAN ............................................................................................... 102

    BIOGRAFI PENULIS ................................................................................ 116

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel I. Kandungan gizi biji dan daun melinjo dalam 100 g

    bahan (Haryoto, 1998) ............................................................. 8

    Tabel II. Parameter-parameter aplikasi penotolan sampel yang

    direkomendasikan (Adamovies, 1997) ..................................... 18

    Tabel III. Tingkat kekuatan antioksidan dengan metode DPPH ................ 25

    Tabel IV. Kriteria nilai akurasi yang masih dapat diterima

    (APVMA 2004) ....................................................................... 32

    Tabel V. Kriteria nilai presisi yang masih dapat diterima

    (APVMA 2004) ....................................................................... 33

    Tabel VI. Hasil skrining fitokimia simplisia bunga melinjo ...................... 56

    Tabel VII. Hasil deteksi bercak dengan menggunakan sistim KLT

    menggunakan beberapa eluen ................................................... 73

    Tabel VIII. Hasil scanning panjang gelombang maksimum DPPH ............. 80

    Tabel IX. Hasil pengukuran absorbansi seri baku rutin yang sudah

    direaksikan dengan radikal DPPH ............................................ 81

    Tabel X. Hasil pengukuran absorbansi seri ekstrak etanolik bunga

    melinjo yang sudah direaksikan dengan radikal DPPH ............. 82

    Tabel XI. Hasil % Recovery, SD, dan % CV uji aktivitas

    antioksidan rutin ...................................................................... 84

    Tabel XII. Hasil % Recovery, SD, dan % CV uji aktivitas

    antioksidan ekstrak etanolik bunga melinjo .............................. 85

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    Tabel XIII. Hasil aktivitas antioksidan larutan pembanding rutin

    dengan metode DPPH .............................................................. 91

    Tabel XIV. Hasil aktivitas antioksidan ekstrak etanolik bunga

    melinjo dengan metode DPPH ................................................. 91

    Tabel XV. Hasil perhitungan IC50 rutin dan ekstrak etanolik

    bunga melinjo .......................................................................... 92

    Tabel XVI. Tingkat kekuatan antioksidan senyawa uji dengan

    metode penangkapan radikal DPPH ......................................... 93

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvii

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1. Struktur kimia rutin ................................................................... 11

    Gambar 2. Perubahan warna larutan pada reaksi radikal DPPH

    dengan antioksidan (Witt, Lalk, Hager, dan Voigt, 2010) .......... 24

    Gambar 3. Reaksi uji mayer ...................................................................... 57

    Gambar 4. Hasil uji alkaloid ...................................................................... 59

    Gambar 5. Reaksi hidrolisis saponin dalam air .......................................... 60

    Gambar 6. Hasil uji saponin ...................................................................... 60

    Gambar 7. Hasil uji flavonoid ................................................................... 62

    Gambar 8. Hasil uji triterpenoid dan steroid .............................................. 63

    Gambar 9. Hasil uji tanin dengan menggunakan larutan besi (III)

    amonium sulfat ........................................................................ 64

    Gambar 10. Hasil uji tanin dengan menggunakan FeCl3 1% ........................ 65

    Gambar 11. Hasil uji tanin dengan menggunakan larutan gelatin 1% ............ 66

    Gambar 12. Hasil uji penggolongan senyawa tanin ...................................... 68

    Gambar 13. Kromatogram KLT uji kualitatif antioksidan ........................... 70

    Gambar 14. Kromatogran KLT identifikasi senyawa flavonoid ................... 71

    Gambar 15. Kromatogram KLT identifikasi senyawa tanin ......................... 75

    Gambar 16. Hasil uji pendahuluan aktivitas antioksidan .............................. 77

    Gambar 17. Grafik hasil penentuan OT rutin ............................................... 78

    Gambar 18. Grafik hasil penentuan OT ekstrak etanolik bunga melinjo ....... 78

    Gambar 19. Kurva regresi linear rutin dengan aktivitas antioksidannya ...... 83

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xviii

    Gambar 20. Kurva regresi linear ekstrak etanolik bunga melinjo

    dengan aktivitas antioksidannya ................................................ 83

    Gambar 21. Reaksi terbentuknya warna kuning oleh

    senyawa antioksidan ................................................................ 90

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xix

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1. Surat pengesahan determinasi tanaman melinjo ......................... 102

    Lampiran 2. Gambar bunga melinjo dari daerah Ambal

    Kabupaten Kebumen ................................................................. 103

    Lampiran 3. Perhitungan rendemen .............................................................. 103

    Lampiran 4. Data penimbangan uji kualitatif aktivitas antioksidan .............. 104

    Lampiran 5. Data penimbangan pereaksi semprot ........................................ 105

    Lampiran 6. Data penimbangan bahan untuk uji antioksidan ........................ 106

    Lampiran 7. Data perhitungan konsentrasi larutan DPPH, larutan uji, dan

    larutan pembanding .................................................................. 107

    Lampiran 8. Scanning pengkoreksi .............................................................. 119

    Lampiran 9. Optimasi metode uji aktivitas antioksidan ................................ 110

    Lampiran 10. Uji aktivitas antioksidan menggunakan radikal DPPH ............ 112

    Lampiran 11. Perhitungan nilai IC50 ekstrak etanolik bunga melinjo

    dan rutin .................................................................................. 113

    Lampiran 12. Uji statistik aktivitas antioksidan dengan Program R .............. 114

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xx

    INTISARI

    Antioksidan merupakan suatu senyawa yang dapat menetralkan efek buruk dari radikal bebas. Senyawa fenolik dan flavonoid merupakan sumber antioksidan alami yang biasanya terdapat pada tumbuhan. Melinjo merupakan salah satu tumbuhan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat sebagai makanan sehari-hari. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kandungan senyawa aktif yang terdapat dalam bunga melinjo dan melakukan pengujian aktivitas antioksidan untuk mengetahui kemampuan ekstrak etanolik bunga melinjo dalam melawan radikal bebas sebagai antioksidan alami.

    Uji pendahuluan dilakukan dengan cara skrining fitokimia, dilakukan untuk mengetahui senyawa aktif yang terdapat dalam sampel bunga melinjo. Pengujian aktivitas antioksidan bunga melinjo (Gnetum gnemon L.) dilakukan secara kualitatif (secara KLT) maupun kuantitatif (menggunakan spektrofotometri visibel) menggunakan radikal 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH). Prinsip metode ini adalah penurunan intensitas warna atau absorbansi larutan DPPH yang sebanding dengan kenaikan konsentrasi senyawa antioksidan. Hasilnya dinyatakan dengan nilai Inhibition Concentration 50 (IC50) yang menunjukkan konsentrasi suatu senyawa antioksidan yang menghasilkan penangkapan 50% radikal DPPH. Hasil uji pendahuluan (skrining fitokimia) dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sampel bunga melinjo mengandung senyawa saponin, alkaloid, tanin, dan flavonoid yang dapat berpotensi sebagai antioksidan alami. Hasil uji kualitatif dengan menggunakan DPPH menunjukkan bahwa sampel ekstrak etanolik bunga melinjo memiliki aktivitas antioksidan yang ditunjukkan dengan adanya warna kuning pada pelat KLT setelah direaksikan dengan DPPH. Hasil uji kuantitatif dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanolik bunga melinjo memiliki aktivitas antioksidan yang lemah dengan IC50 sebesar 257,25 0,35 g/mL. Kata Kunci : aktivitas antioksidan, skrining fitokimia, ekstrak etanolik bunga melinjo (Gnetum gnemon L.), KLT, DPPH.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xxi

    ABSTRACT

    Antioxidants are compounds that can neutralize the effects of free radicals in

    human body. Phenolic and flavonoid are antioxidants that are found in plants. Melinjo is a one of plants that the flosses are consumed by people as a daily food. Therefore, it was necessary to investigate the active compounds of Melinjo floss and done some antioxidant activities test to find out the cability of ethanolic extract of melinjo floss as a natural antioxidant to against free radical activity.

    The first test that was conducted in the research was the phytochemical screening, the purpose of this test was to find out the active compounds that contained in the melinjo floss extract. Antioxidant activity test of melinjo floss was performed in qualitative (using TLC system) and quantitative (using visible spectrophotometry) assays using 1,1-Diphenyl-2-Picrylhydrazyl (DPPH) radical. The principle of the method is the reduction of color intensity or absorbance of DPPH solution which is proportional to the increasing of the concentration of antioxidant. The result was referred by Inhibition concentration 50 (IC50) level which indicated the concentration of an antioxidant activity that produces 50% arrest of DPPH radical. The result of Phytochemical screening test showed that ethanolic extract of melinjo floss contain of tannin, saponin, alkaloid, and flavonoid. The compounds is potential as an antioxidant. Qualitative assay using DPPH method showed that ethanolic extract of melinjo floss has an antioxidant activity which is indicated by yellow color on TLC plates after sprayed with DPPH solution. The result of quantitative assay showed that ethanolic extract of melinjo floss was had a weak antioxidant activity with IC50 is 257,25 0,35 g/mL.

    Key words: antioxidant activity, phytochemical screening, ethanolic extract of melinjo flos (Gnetum gnemon L.), TLC, DPPH.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENGANTAR

    A. Latar Belakang

    Tanpa disadari, dalam kehidupan sehari-hari tubuh manusia tidak dapat

    terbebas dari pengaruh radikal bebas. Secara alami, radikal bebas sudah terbentuk di

    dalam tubuh melalui berbagai mekanisme kompleks. Radikal bebas yang terbentuk

    ini merupakan hasil sampingan dari proses oksidasi, atau pembakaran sel pada saat

    bernafas, olahraga yang berlebihan, peradangan, atau ketika tubuh berhadapan

    dengan lingkungan di luar tubuh seperti polusi lingkungan, radiasi matahari, asap

    kendaraan bermotor, asap rokok, dan berbagai bentuk polusi lainnya (Syah, 2005).

    Radikal bebas merupakan suatu atom atau molekul yang sangat reaktif dan

    tidak stabil. Ketidakstabilan ini dapat terjadi karena dalam molekul radikal bebas

    terdapat satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada orbital terluarnya.

    Untuk menjadi stabil, elektron-elektron yang tidak berpasangan ini akan berinteraksi

    dengan molekul di sekitarnya untuk memperoleh pasangan elektron, reaksi ini

    kemudian akan memicu timbulnya berbagai reaksi berantai yang akan mengakibatkan

    timbulnya kerusakan jaringan (Elfita, Bahti, dan Dachriyanus, 2006). Radikal bebas

    yang terdapat di dalam tubuh diketahui mampu memicu timbulnya berbagai penyakit

    degeneratif, seperti kardiovaskuler dan penuaan dini (Palmer dan Kitchin, 2010).

    Secara normal, radikal bebas yang ada di dalam tubuh akan dinetralisir oleh

    antioksidan alami yang diproduksi secara normal oleh tubuh. Namun, akan menjadi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    masalah jika kadar radikal bebas terlalu tinggi dan kemampuan antioksidan alami

    tubuh tidak memadai untuk menetralisir radikal bebas tersebut. Keadaan ini akan

    memicu timbulnya ketidakseimbangan antara kadar radikal bebas dan kadar

    antioksidan di dalam tubuh (Harjanto, 2004). Salah satu solusi yang dapat dilakukan

    untuk meningkatkan jumlah antioksidan di dalam tubuh adalah dengan memberikan

    asupan antioksidan yang berasal dari luar tubuh (eksogen) (Pangkalan, 2008).

    Antioksidan merupakan suatu senyawa yang dapat menetralkan efek buruk

    dari radikal bebas yang berada di dalam tubuh. Kegunaan utama dari antioksidan

    adalah untuk menghentikan atau memutus reaksi berantai dari radikal bebas dengan

    cara menyediakan dirinya untuk bereaksi dengan radikal bebas itu sendiri, dengan

    demikian dapat dikatakan bahwa antioksidan dapat menyelamatkan sel-sel tubuh dari

    kerusakan akibat serangan radikal bebas (Putra dan Verawati, 2011). Berdasarkan

    sumbernya terdapat 2 macam antioksidan yaitu antioksidan alami dan antioksidan

    sintetik (Dalimarta dan Sudibyo, 1999). Saat ini antioksidan alami yang berasal dari

    buah dan sayuran lebih diminati dibandingkan dengan antioksidan sintetik karena

    dinilai lebih aman dan memiliki efek samping yang lebih rendah dibandingkan

    dengan antioksidan sintetik. Antioksidan sintetik seperti BHT (Butylated Hidroxy

    Toluene) dan BHA (Butylated Hidroxy Anisole) telah diragukan keamanannya karena

    memiliki efek samping yang dapat menyebabkan kerusakan hati (Rohdiana, 2001;

    Sunarni, 2005). Hal inilah yang memicu timbulnya penelitian-penelitian dan

    eksplorasi mengenai sumber antioksidan alami yang berasal dari tumbuhan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    Salah satu sumber antioksidan alami dapat berasal dari tanaman melinjo. Di

    dalam biji dan daun tanaman melinjo terdapat kandungan flavonoid, tanin, dan

    saponin yang telah diketahui bahwa golongan senyawa tersebut memiliki aktivitas

    antioksidan. Dalam kehidupan sehari-hari tanaman melinjo biasanya dikonsumsi

    masyarakat sebagai sayuran atau diolah menjadi berbagai produk makanan lain.

    Selain dikonsumsi sebagai sayur, tanaman melinjo juga diketahui memiliki beberapa

    manfaat dalam bidang pengobatan, diantaranya digunakan sebagai peluruh air

    kencing (diuretik), pengobatan untuk penyakit mata, anemia, dan busung lapar

    (Hariana, 2008). Karena tanaman melinjo merupakan tamanan yang banyak

    dikonsumsi oleh masyarakat sebagai makanan sehari-hari, sehingga diharapkan

    konsumsi tanaman melinjo dapat menjadi sumber antioksidan alami bagi masyarakat.

    Pengujian antioksidan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan

    prinsip penangkapan radikal bebas dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-

    pikrilhidrazil) baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Bedasarkan metode ini,

    pengujian secara kualitatif untuk mengetahui ada tidaknya senyawa antioksidan

    dalam suatu senyawa dilakukan dengan menggunakan prinsip Kromatografi Lapis

    Tipis (KLT). Teknik kromatografi lapis tipis ini banyak digunakan untuk

    mengidentifikasi senyawa-senyawa kimia karena murah, sederhana, serta dapat

    menganalisis beberapa komponen secara serempak (Hernani 1999). Uji kuantitatif

    yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat kemampuan antioksidan

    suatu senyawa yang dinyatakan oleh nilai IC50. IC50 merupakan parameter konsentrasi

    yang ekuivalen memberikan 50% efek aktivitas antioksidan. Metode ini dipilih

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    karena sederhana, cepat, sensitif, reprodusibel, dan paling sering digunakan pada

    pengujian antioksidan ekstrak tanaman (Shivaprasad, Mohan, Kharya, Shiradkar, and

    Lakshman, 2005; Savatovic, Cetkovic, Canadanovic-Brunet, and Djilas, 2012).

    B. Perumusan Masalah

    1. Golongan senyawa apa saja yang terdapat di dalam ekstrak etanolik bunga melinjo

    yang teridentifikasi melalui uji skrining fitokimia?

    2. Apakah ekstrak etanolik bunga melinjo mengandung senyawa antioksidan yang

    teramati melalui uji KLT?

    2. Berapakah nilai IC50 ekstrak etanolik bunga melinjo terhitung melalui metode

    DPPH?

    C. Keaslian Penelitian

    Sejauh pengamatan penulis, penelitian mengenai aktivitas antioksidan yang

    telah dilakukan dengan menggunakan bahan melinjo antara lain:

    Penelitian mengenai aktivitas antioksidan dan antimikroba ekstrak melinjo terhadap

    mikroba pembusuk.

    Di dalam penelitian tersebut, bagian tanaman melinjo yang digunakan

    adalah akar, batang, daun, biji, dan pulp biji yang diekstrak menggunakan pelarut

    etanol. Analisis yang dilakukan meliputi uji total fenol dengan metode Folin-

    Ciocalteu, aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH dan uji aktivitas

    antimikroba dengan metode well diffusion (Chandra, 2011).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    Uji aktivitas antioksidan yang dilakukan pada penelitian ini berbeda dengan

    penelitian sebelumnya. Perbedaan terletak pada sampel yang digunakan, yaitu ekstrak

    etanolik bunga melinjo. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan metode kualitatif

    yang tidak dilakukan pada penelitian sebelumnya. Sejauh pengamatan penulis, uji

    aktivitas antioksidan ekstrak etanolik bunga melinjo secara kualitatif dan kuantitatif

    dengan metode DPPH belum pernah dilakukan.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat teoretis

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan bukti ilmiah

    mengenai aktivitas antioksidan bunga melinjo dengan menggunakan radikal bebas

    DPPH.

    2. Manfaat metodologis

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai tatacara

    pengujian aktivitas antioksidan bunga melinjo secara kualitatif dan kuantitatif dengan

    metode DPPH.

    3. Manfaat praktis

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai aktivitas

    antioksidan bunga melinjo, dalam penangkapan radikal bebas sehingga dapat

    dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif pemeliharaan kesehatan manusia.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    E. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan umum

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dan aktivitas antioksidan

    ekstrak etanolik bunga melinjo.

    2. Tujuan khusus

    a. Mengetahui golongan senyawa yang terdapat di dalam ekstrak etanolik bunga

    melinjo.

    b. Mengetahui golongan senyawa dalam ekstrak etanolik bunga melinjo yang

    berperan sebagai antioksidan.

    c. Mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak etanolik bunga melinjo dengan

    menggunakan radikal bebas DPPH yang dinyatakan dengan IC50.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    BAB II

    PENELAAHAN PUSTAKA

    A. Melinjo

    1. Keterangan botani

    Melinjo (Gnetum gnemon L.) termasuk dalam famili Gnetaceae (Elevitch,

    dan Craig, 2006). Memiliki sinonim : G. gnemon var. sylvistris L., G. acutatum Miq.,

    G. gnemon var. ovalifolium (Poir.) Blume, G. vinosum Elmer (Elevitch, dan Craig,

    2006).

    Nama daerah, diantaranya : Sunda: ki tangkil, mlinjo, sake, tangkil. Jawa:

    bagu, eso malinjo, trangkil, witgrintul. Aceh : mulieng. Belitung : manenjo, maninjo.

    Makasar : bagu, poko sumba (Hariana, 2008).

    Common name : Filipina : bago. Salomon Islands : dae, daefasia, daemalefo.

    Inggris : gnetum, joint fir, Spanish joint fir, two leaf. Malaysia : maninjau. Singapura

    : melindjo. Fiji : sikau, sukau, sukau buli, sukau motu. Kamboja : voe, khalet

    (Elevitch, dan Craig, 2006).

    2. Deskripsi tanaman

    Pohon melinjo dapat tumbuh hingga 10-15 m. Daun tanaman melinjo

    berwarna hijau gelap, mengkilap, halus, tajam pada kedua ujungnya. Berbentuk bulat

    panjang, lanset dan bulat telur, memiliki panjang 10-20 cm dan lebar 4-7 cm.

    Memiliki bunga jantan dan bunga betina. Buah berwarna kuning atau kuning

    kemerahan ketika matang. Berbentuk bulat telur dan memiliki panjang sekitar 1-3,5

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    cm. Kulit batang berwarna abu-abu dan memiliki akar tunggang yang kuat (Elevitch,

    dan Craig, 2006).

    3. Kandungan kimia melinjo

    Di dalam daun melinjo terdapat kandungan saponin, dan flavonoid,

    sedangkan bijinya mengandung tanin, flavonoid, dan saponin (Hariana, 2008).

    Kandungan gizi dari buah melinjo tua antara lain terdiri dari karbohidrat (63,23%),

    lemak (2,66%), protein (17,39%), dan sejumlah vitamin (Basrah, Dadang, Djakaria,

    1993).

    Haryanto (1998), telah menyampaikan kandungan kimia yang terdapat

    dalam biji melinjo dan daun melinjo dalam tabel I.

    Tabel I : Kandungan Gizi Biji dan Daun Melinjo dalam 100 g Bahan Menurut Haryoto (1998)

    Komposisi Biji Tua Daun Kalori (kal) 66,00 99,00 Protein (g) 5,00 5,00 Lemak (g) 0,70 1,30 Karbohidrat (g) 13,30 21,30 Magnesium (mg) 163,00 219,00 Fosfor (mg) 75,00 82,00 Besi (mg) 2,8 45,00 Vitamin A (S.I) 1000,00 10.000,00 Vitamin B1 (mg) 0,10 0,09 Vitamin C (mg) 100,00 182,00 Air (g) 80,00 70,0

    (Haryoto, 1998)

    4. Kegunaan melinjo

    Hampir seluruh tanaman melinjo dapat dimanfaatkan. Daun muda, bunga,

    kulit biji yang tua, dapat digunakan sebagai bahan makanan yang cukup popular di

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    masyarakat. Semua bahan makanan yang berasal dari tanaman melinjo memiliki

    kandungan gizi yang cukup tinggi, selain karbohidrat juga mengandung lemak,

    protein, mineral, dan vitamin-vitamin (Sunanta, 1994). Bagian daun muda, buah yang

    masih muda, dan bunga dimanfaatkan sebagai bahan sayuran oleh masyarakat. Daun

    melinjo yang masih muda sangat baik untuk kesahtan mata karena memiliki

    kandungan vitamin A yang sangat tinggi, yakni 10.000 S.I tiap 100 g bahan. Jumlah

    tersebut sedikit dibawah kandungan vitamin A pada wortel (12000 S.I) (Haryoto,

    1998).

    Selain itu, melinjo juga memiliki manfaat dalam bidang pengobatan

    tradisional. Kulit buah, buah, biji dan daun melinjo diketahui berkhasiat untuk

    meluruhkan air seni, menyembuhkan penyakit pada mata, anemia, dan busung lapar

    (Winarto, 2004). Tanaman melinjo juga dipercaya dapat digunakan untuk

    meningkatkan daya tahan tubuh dan sebagai antimikroba alami (Anonim, 2010).

    B. Senyawa Fenolik

    Senyawa fenolik merupakan suatu substansi organik yang terdiri dari

    senyawa aromatik yang terikat dengan satu atau lebih substituen hidroksil (OH).

    Senyawa induknya adalah fenol, tetapi kebanyakan senyawa fenolik merupakan

    polifenol. Sumber senyawa fenolik sangat mudah dijumpai pada berbagai tanaman

    tetapi sangat jarang dijumpai pada hewan. Diantara berbagai golongan senyawa

    polifenol yang terdapat pada tubuhan, yang paling banyak ditemukan adalah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    golongan senyawa flavonoid (Mann, Davidson, Hobbs, Banthorpe, dan Harbone,

    1994).

    Senyawa fenolik merupakan sumber antioksidan alami yang aman

    digunakan sehingga dapat berpotensi sebagai antioksidan alami bagi tubuh manusia.

    Aktivitas antioksidan dari senyawa fenolik didapatkan dengan cara mereduksi radikal

    untuk mencegah terjadinya reaksi samping yang merugikan. Mekanisme kerjanya

    yaitu melalui kemampuan gugus fenol menangkap radikal bebas dengan berperan

    sebagai donor hidrogen melalui proses transfer elektron, sehingga senyawa fenolik

    berubah menjadi radikal fenoksil. Radikal fenoksil ini terstabilkan oleh adanya efek

    resonansi (Bruneton, 1999; Marxen, Vanselow, Lippemeier, Hintze, Ruser, dan

    Hansen, 2007). Senyawa fenolik dalam tumbuhan dapat berupa fenol sederhana,

    antrakuinon, asam fenolat, kumarin, flavonoid, lignin, dan tanin (Harbone, 1987).

    Flavonoid merupakan golongan terbanyak dari senyawa fenolik. Hal ini

    karena flavonoid mempunyai sejumlah gugus hidroksil yang tak tersulih, atau suatu

    gula, flavonoid bersifat polar. Pada umumnya flavonoid larut dalam pelarut polar

    seperti etanol, butanol, aseton, dimetilsulfoksida, dimetilformamida, air dan lain-lain

    (Markham, 1988).

    Salah satu senyawa fenolik yang sering diteliti adalah rutin, oleh karena itu

    rutin sering digunakan sebagai pembanding dalam pengujian aktivitas antioksidan

    bahan alam karena telah banyak diteliti mengenai aktivitas antioksidannya (Armala,

    2009; Sunardi, 2007). Rutin (3,4,5,7-tetrahidroksiflavon-3-D-rutinosida) atau

    vitamin P merupakan senyawa fenolik yang termasuk dalam golongan flavonoid.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    Gugus O-dihidroksi pada cincin B, diasosiasikan dengan aktivitas antioksidan rutin

    (Lopez, Martinez, Del-Valle, Ferrit, dan Luque, 2003).

    Gambar 1. Struktur kimia rutin (Dos Santos, Mazo, Cavalheiro, 2008)

    C. Antioksidan

    1. Radikal bebas

    Radikal bebas merupakan suatu senyawa atau atom yang memiliki elektron

    yang tidak berpasangan pada orbital terluarnya sehingga bersifat sangat reaktif

    terhadap sel atau komponen sel disekitarnya (Evan, 2000). Adanya elektron yang

    tidak berpasangan ini, menyebabkan ketidakstabilan pada molekul radikal bebas.

    Untuk menjadi stabil, radikal bebas yang bersifat sangat reaktif akan menyerang dan

    mengikat elektron dari molekul di sekitarnya. Target utama dari radikal bebas adalah

    protein, asam lemak tak jenuh, lipoprotein, serta unsur DNA termasuk karbohidrat.

    Dari molekul-molekul target tersebut, yang paling rentan terhadap serangan radikal

    bebas adalah asam lemak tak jenuh. Senyawa radikal bebas yang terdapat di dalam

    tubuh dapat merusak asam lemak tak jenuh ganda pada membran sel sehingga

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    dinding sel manjadi rapuh, merusak basa DNA sehingga mengacaukan sistim

    genetika, dan berlanjut pada pembentukan sel kanker (Winarsi, 2007).

    Berdasarkan jenisnya, terdapat beberapa tipe radikal bebas di dalam tubuh.

    Radikal bebas terpenting yang terdapat di dalam tubuh adalah radikal derivat dari

    oksigen yang disebut kelompok oksigen reaktif (reactive oxygen species /ROS).

    Selain itu juga terdapat radikal bebas yang mengandung karbon (CCL3-) yang berasal

    dari oksidasi radikal molekul organik, radikal yang mengandung hidogen dari hasil

    penyerangan atom H, radikal yang mengandung sulfur yang diproduksi pada oksidasi

    glutation menghasilkan radikal thiyl, dan ditemukan juga radikal yang mengandung

    nitrogen (Arief, 2006).

    Radikal bebas yang ada di dalam tubuh manusia dapat berasal dari 2 sumber

    yaitu endogen dan eksogen. Radikal bebas dari sumber endogen merupakan radikal

    bebas yang berasal dari dalam tubuh manusia itu sendiri misalnya melalui proses

    autoksidasi (produk dari proses metabolisme aerobik), oksidasi enzimatik, dan

    respiratory brust (terminologi yang digunakan untuk menggambarkan proses dimana

    sel fagositik menggunakan oksigen dalam jumlah besar selama fagositosis).

    Sedangkan radikal bebas yang berasal dari sumber eksogen merupakan radikal bebas

    yang berasal dari luar tubuh manusia itu sendiri, misalnya dapat berasal dari obat-

    obatan, radiasi, dan asap rokok (Arief, 2006).

    2. Antioksidan

    Antioksidan merupakan senyawa yang berperan dalam menghambat oksidasi

    yang diperantarai oleh oksigen. Senyawa antioksidan ini memiliki peran yang penting

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    dalam pertahanan tubuh terhadap penyakit, hal ini disebabkan karena senyawa

    antioksidan mampu mencegah pengaruh buruk yang disebabkan oleh radikal bebas

    (Percival, 1998). Antioksidan dapat menghambat oksigen reaktif atau nitrogen reaktif

    dan juga radikal bebas (Anshory, 2006). Antioksidan juga merupakan senyawa

    pemberi elektron (electron donor) atau reduktan. Senyawa ini memiliki berat molekul

    yang kecil tetapi mampu menginaktivasi berkembangnya reaksi oksidasi, dengan cara

    mencegah terbentuknya radikal. Antioksidan dapat menghambat reaksi oksidasi

    dengan mengikat radikal bebas, sehingga kerusakan sel dapat dihambat (Winarsi,

    2007). Secara umum, antioksidan dapat didefinisikan sebagai senyawa yang melawan

    oksidasi atau menghambat reaksi yang dipicu oleh oksigen atau peroksida (Huang,

    Ou, Prior, 2005). Berdasarkan sumbernya terdapat 2 macam antioksidan yaitu

    antioksidan alami dan antioksidan sintetik (Dalimarta dan Sudibyo, 1999). Saat ini,

    antioksidan alami yang berasal dari buah dan sayuran lebih diminati dibandingkan

    dengan antioksidan sintetik yang berasal dari hasil sintesis reaksi kimia. Hal ini

    karena antioksidan alami dinilai lebih aman dan memiliki efek samping yang lebih

    rendah jika dibandingkan dengan antioksidan sintetik (Rohdiana, 2001; Sunarni,

    2005). Beberapa contoh antioksidan sintetik yang telah digunakan secara luas oleh

    masyarakat antara lain Butil Hidroksi Anisol (BHA), Butil Hidroksi Toluen (BHT),

    propel galat, tert-Butil Hidroksi Quinon (tBHQ) (Fouad, 2005).

    3. Mekanisme antioksidan

    Secara garis besar, mekanisme kerja antioksiadan dalam menangkal radikal

    bebas dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu secara enzimatik dan secara non-

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    enzimatik. Antioksidan enzimatik secara alami dihasilkan oleh tubuh, sedangkan

    antioksidan non-enzimatik diperoleh dari luar tubuh. Antioksidan enzimatik terdiri

    dari superoxide dismutase (SOD), katalase, glutathione peroxidase, dan antioksidan

    jenis lain seperti retinoid dan albumin (Fouad, 2005).

    Secara non-enzimatik, senyawa antioksidan bekerja dengan empat cara yaitu

    sebagai berikut :

    a. Penangkap radikal bebas, misalnya vitamin C dan vitamin E

    b. Pengkelat logam transisi misalnya EDTA

    c. Inhibitor enzim oksidatif, misalnya aspirin dan ibuprofen.

    d. Kofaktor enzim antioksidan, misalnya selenium sebagai kofaktor glutation

    peroksidase (Huang et al., 2005).

    Aktivitas senyawa polifenol (flavonoid) sebagai antioksidan meliputi tiga

    mekanisme sebagai berikut :

    a. Aktivitas penangkapan radikal bebas seperti Reactive Oxygen Species (ROS)

    ataupun radikal yang dihasilkan dari peroksidasi lipid dengan proses transfer

    elektron melalui atom hidrogen.

    b. Mencegah spesies senyawa reaktif produksi katalisis transisi metal seperti reaksi

    melalui khelasi metal.

    c. Interaksi dengan antioksidan lainnya, seperti lokalisasi dan penggabungan

    dengan antioksidan lainnya (Niki dan Noguchi, 2000).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    4. Manfaat antioksidan

    Kegunaan utama dari antioksidan adalah untuk menghentikan atau

    memutuskan reaksi berantai dari radikal bebas dengan cara menyediakan dirinya

    untuk bereaksi dengan radikal bebas (Putra dkk, 2011).

    Selain itu, antioksidan bermanfaat dalam mencegah kerusakan oksidatif

    yang disebabkan oleh radikal bebas dan ROS sehingga mencegah timbulnya berbagai

    penyakit seperti penyakit kardiovaskuler, kanker, katarak, penurunan fungsi syaraf,

    serta penuaan dini (Mbata, 2010).

    5. Metode pengujian aktivitas antioksidan

    Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan dalam pengujian aktivitas

    antioksidan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Uji kualitatif bertujuan untuk

    mengetahui apakah suatu senyawa memiliki aktivitas antioksidan. Uji kualitatif ini

    dapat dilakukan dengan metode kromatografi lapis tipis atau kromatografi kertas.

    Metode pengujian dengan kromatografi lapis tipis dapat digunakan untuk

    memisahkan campuran antioksidan yang kompleks sekalipun.

    Uji aktivitas antioksidan juga dapat dilakukan secara kuantitatif, yaitu

    dengan menggunakan spektrofotometri. Beberapa metode yang digunakan untuk uji

    aktivitas antioksidan secara kuantitatif antara lain : metode conjugated diene, metode

    penangkapan radikal hidroksil, metode Ferric Reducing Ability of Plasma (FRAP),

    metode Trapping Antioxidant Parameter (TRAP), dan metode DPPH (Shivaprasad,

    Mohan, Kharya, Shiradkar, and Lakshman, 2005).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    a. Kromatografi Lapis Tipis. Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu

    bentuk kromatografi planar. Fase diam pada kromatografi lapis tipis berupa lapisan

    yang seragam (uniform) pada permukaan bidang datar yang didukung oleh lempeng

    kaca, pelat alumunium atau pelat pastik. Fase gerak yang dikenal sebagai pelarut

    pengembang akan bergerak sepanjang fase diam karena pengaruh kapiler pada

    pengembangan secara menaik (ascending) atau karena pengaruh gravitasi pada

    pengembangan secara menurun (descending).

    1) Fase diam KLT

    Fase diam yang digunakan pada KLT merupakan penjerap berukuran kecil

    dengan diameter partikel antara 10-30 m. Semakin kecil ukuran rata-rata fase diam,

    maka semakin baik kinerja KLT yang dihasilkan, baik dalam hal resolusi dan

    efisiensinya. Penyerap yang paling sering digunakan adalah silika dan serbuk

    selulosa, sementara mekanisme sorbsi yang utama pada KLT adalah partisi dan

    adsorbsi. Lempeng KLT disiapkan dengan melapiskan penjerap ke permukaan

    lapisan kaca, gelas, atau alumunium dengan ketebalan 250 m (Gandjar, dan

    Rohman, 2007).

    2) Fase gerak KLT

    Fase gerak pada KLT dapat dipilih dari pustaka, tetapi lebih sering dengan

    mencoba-coba karena waktu yang diperlukan hanya sebentar. Sifat dan komposisi

    kimia fase gerak ditentukan oleh jenis zat yang dipisahkan dan jenis fase diam yang

    digunakan. Komposisi fase gerak dapat berupa pelarut murni maupun campuran

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    kompeks dari beberapa pelarut (Touchstone dan Dobbin, 1983). Berikut adalah

    beberapa petunjuk dalam memilih dan mengoptimasi fase gerak :

    a) Fase gerak harus memiliki kemurnian yang sangat tinggi karena KLT

    merupakan teknik yang sensitif.

    b) Daya elusi fase gerak harus diatur sedemikian rupa sehingga harga Rf

    terletak antara 0,2 - 0,8 untuk memaksimalkan pemisahan.

    c) Untuk pemisahan dengan menggunakan fase diam polar seperti silika gel,

    polaritas fase gerak akan menentukan kecepatan migrasi solut dan juga

    nilai Rf. Penambahan pelarut yang bersifat sedikit polar kedalam pelarut

    non polar akan meningkatkan harga Rf secara signifikan.

    d) Solut-solut ionik dan solut-solut polar lebih baik digunakan campuran

    pelarut sebagai fase geraknya. Penambahan sedikit asam etanoat atau

    ammonia masing-masing akan meningkatkan solut-solut yang bersifat

    basa dan asam (Gandjar, dan Rohman, 2007).

    3) Aplikasi (penotolan) sampel

    Pemisahan pada kromatografi lapis tipis akan optimal hanya jika sampel

    ditotolkan dengan ukuran bercak yang sekecil dan sesempit mungkin. Jika sampel

    yang digunakan terlalu banyak maka akan menurunkan resoluai. Penotolan sampel

    yang tidak tepat akan menyebabkan bercak yang menyebar dan puncak ganda.

    Berdasarkan pada tujuan analisis, berbagai macam jumlah sampel telah disarankan

    untuk digunakan dan diringkas pada tabel II.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    Tabel II. Parameter-parameter aplikasi penotolan sampel yang direkomendasikan Menurut Adamovies, (1997)

    Tujuan Diameter bercak (mm) Konsentrasi sampel (%) Banyaknya sampel (g)

    Densitrometri 2 mm untuk volume sampel 0,5 g 0,02-0,2 0,1-1 (untuk KLT-KT)

    1-10 (konvensional)

    Identifikasi 3 mm untuk volume sampel 1 g 0,1-1 1-20

    Uji Kemurnian 4 mm untuk volume sampel 2 g 5 100

    Untuk memperoleh reprodusibilitas, volume sampel yang ditotolkan paling

    sedikit 0,5 l. Jika volume sampel yang ditotolkan lebih besar dari 2-10 l. maka

    penotolan harus dillakukan secara bertahap dengan dilakukan pengeringan antar

    totolan (Gandjar, dan Rohman, 2007).

    4) Pengembangan

    Pengembangan dilakukan ketika sampel telah ditotolkan pada pelat KLT.

    Pengembangan sampel dilakukan dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan

    dengan uap fase gerak. Bagian bawah lempeng KLT yang telah ditotoli sampel

    dicelupkan ke dalam fase gerak kurang lebih 0,5-1 cm. Tinggi fase gerak harus di

    bawah batas totolan sampel. Bejana kromatografi harus tertutup rapat dan sedapat

    mungkin volume fase gerak sesedikit mungkin, namun masih bisa mengelusi

    lempeng sampai ketinggian yang ditentukan. Untuk penjenuhan fase gerak, biasanya

    bejana kromatografi dilapisi dengan kertas saring sebagai indikator. Jika kertas

    saring telah basah sepenuhnya maka dapat dikatakan bahwa fase gerak telah jenuh

    sepenuhnya. Ada beberapa teknik pengembangan yang terdapat dalam kromatografi

    lapis tipis yaitu teknik pengembangan secara menaik (ascending), secara menurun

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    (descending), secara melingkar, maupun secara mendatar (Gandjar, dan Rohman,

    2007).

    5) Deteksi bercak

    Bercak pemisahan pada KLT umumnya merupakan bercak yang tidak

    berwarna. Untuk penentuannya dapat dilakukan secara fisika, kimia, maupun biologi.

    Deteksi secara kimia dilakukan dengan mereaksikan bercak dengan suatu pereaksi

    melalui cara penyemprotan sehingga bercak menjadi jelas. Pereaksi semprot yang

    biasanya digunakan dalam kromatografi lapis tipis ini dapat dibedakan menjadi

    beberapa kelompok, yaitu :

    (a) Senyawa-senyawa yang dapat membentuk warna ketika tereduksi

    (kalium peranganat, ferri-sianida, ferri-dipiridil, dan asam

    fosfomolibdat),

    (b) senyawa yang dapat berikatan dengan senyawa fenol, seperti pereaksi

    diazo, magnesium sulfat, aldehid aromatik-anisaldehid, vanillin, dan

    pereaksi Gibbs yang akan membentuk indofenol (akan membentuk

    garam berwarna dalam kondisi basa),

    (c) radikal bebas stabil yang menerima radikal hidrogen dari antioksidan

    (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil), dan

    (d) Senyawa-senyawa yang membentuk senyawa adisi yang berwarna.

    (Davidek, 1997)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    Secara fisika dapat dilakukan dengan cara pencacahan radioaktif dan

    fluorosensi sinar UV. Secara kimia dapat dilakukan dengan beberapa cara

    diantaranya:

    (a) Menyemprot lempeng KLT dengan reagen kromogenik yang akan

    bereaksi secara kimia dengan seluruh solut yang mengandung gugus

    fungsional tertentu sehingga bercak menjadi berwarna.

    (b) Mengamati lempeng di bawah sinar UV pada panjang gelombang emisi

    254 dan 366 untuk menampakkan solut sebagai bercak yang gelap atau

    bercak yang berfluorosensi terang pada dasar yang berfuorosensi

    seragam.

    (Gandjar, dan Rohman, 2007).

    Derajat retensi dinyatakan dengan niai Rf, nilai Rf ini digunakan untuk

    menyatakan posisi zat setelah pengembangan. Gugusgugus yang besar dari

    senyawasenyawa yang susunannya mirip sering kali memiliki harga Rf yang

    berdekatan satu dengan yang lainnya. Harga Rf dapat didefinisikan sebagai berikut :

    Harga Rf = ( ) ( )

    (Sastrohamidjojo, 2007)

    b. Spektrofotometri visibel. Spektrofotometri visibel merupakan suatu teknik

    analisis fisika-kimia yang mengamati tentang interaksi antara atom atau molekul

    dengan radiasi elektromagnetik pada panjang gelombang 380-780 nm. (Mulja dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    Suharman, 1995). Menurut Molyneux (2003), absorbansi DPPH terjadi dengan baik

    pada cahaya tanpak (visibel), oleh sebab itu digunakan spektrofotometri visibel untuk

    pengukuran absorbansinya.

    Spektrofotometer UV-Vis ini hanya dapat digunakan untuk mendeteksi

    senyawa yang memiliki gugus kromofor. Kromofor adalah gugus fungsional yang

    mengabsorbsi radiasi ultraviolet dan cahaya tampak jika gugus ini diikat oleh

    senyawa-senyawa bukan pengabsorbsi (auksokrom). Hampir semua kromofor

    mempunyai ikatan rangkap terkonjugasi (diena, dienon, benzen, dan lain-lain).

    Sedangkan auksokrom adalah gugus-gugus fungsional seperti OH, -NH2, -NO2, -X,

    yaitu gugus yang memiiki elektron tidak berpasangan dan tidak mengabsorbsi UV

    jauh (Dirjen POM, 1995).

    Suatu kromofor pada senyawa dapat muncul atau memberikan serapan pada

    sepektrum serapan UV-Vis jika senyawa tersebut mmiliki panjang geombang

    maksimum yang lebih besar dari 190 nm dan daya serap molarnya lebih besar dari

    1000 agar konsentrasi yang digunakan tidak terlalu besar. Spektrofotometer yang

    sesuai untuk pengukuran di daerah spektrum ultraviolet dan cahaya tampak terdiri

    dari suatu sistem optik dengan kemampuan menghasilkan cahaya monokromatik

    dengan jangkauan 200-800 nm dan suatu alat yang sesuai untuk menentukan serapan.

    Spektrofotometer UV-Vis digunakan untuk analisa kualitatif dan terutama untuk

    analisa kuantitatif (Dirjen POM, 1995).

    Interaksi antara senyawa-senyawa yang mempunyai gugus kromofor dengan

    radiasi elektromagnetik pada daerah UV-Vis (200-800 nm) akan menghasilkan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    transisi elektromagnetik dan spektra absorbansi elektromagnetik. Jumlah radisi

    elektromagnetik yang diserap akan sebanding dengan jumlah molekul penyerapnya,

    sehingga absorbansi dapat digunakan untuk analisis kuantitatif (Fessenden dan

    Fessenden, 1995).

    Ketetapan analisa oleh spektrofotometer UV-Vis ini dipengaruhi juga oleh

    spektrum serapan yang terbentuk. Spektrum serapan adalah suatu penampilan dalam

    bentuk grafik dari serapan atau fungsi dari serapan terhadap panjang gelombang atau

    fungsi dari panjang gelombang (Dirjen POM, 1995). Pembentukan spektrum serapan

    dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu:

    1) Jenis pelarut

    Pelarut yang digunakan tidak boleh mengabsorbsi cahaya pada daerah panjang

    gelombang dimana dilakukan pengukuran sampel. Pelarut yang umum digunakan

    adalah air, etanol, metanol, dan n-heksan karena pelarut ini transparan pada daerah

    UV.

    2) pH larutan

    Cara pembuatan pelarut yang tidak sama dari waktu ke waktu dapat

    mempengaruhi pengukuran dengan spektrofotometer UV-Vis. Pada senyawa yang

    sangat sensitif terhadap pH, perubahan kecil pada pH dapat mempengaruhi

    panjang gelombang maksimum atau daya serapnya.

    3) Kadar larutan

    Jika konsentrasi tinggi akan terjadi polimerasi yang menyebabkan panjang

    gelombang maksimum berbeda sama sekali.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    4) Tebal larutan

    Jika digunakan kuvet dengan tebal yang berbeda maka akan memberikan spektrum

    serapan yang berbeda.

    5) Lebar celah

    Makin lebar celah (slit width), maka semakin lebar pula serapan (band width)

    dimana cahaya semakin polikromatis sehingga resolusi dan puncak-puncak kurva

    tidak sempurna.

    D. Metode 1,1-Dyphenyl-2-Pycrylhydrazyl (DPPH)

    Metode 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH) merupakan metode yang paling

    sering digunakan untuk menguji aktivitas antioksidan tanaman obat (Shivaprasad et

    al., 2005). Metode DPPH merupakan metode yang sederhana, cepat, sensitif, dan

    reprodusibel untuk pengujian aktivitas antioksidan (Savatovic et al, 2012). Tujuan

    dari metode ini adalah untuk mengetahui parameter konsentrasi yang ekuivalen

    memberikan 50% efek aktivitas antioksidan (IC50) (Molyneux, 2004)

    Radikal DPPH merupakan suatu senyawa organik yang mengandung

    nitrogen tidak stabil dengan absorbansi kuat pada max 517 nm dan berwarna ungu

    gelap (Molyneuk,2003). Prinsip dari metode DPPH adalah reduksi larutan metanolik

    radikal bebas berwarna (DPPH) dengan cara penangkapan radikal bebas (Shivaprasad

    et al., 2005). Adanya elektron yang tidak berpasangan dari DPPH memberikan

    serapan kuat pada 517 nm. Ketika elektronnya menjadi berpasangan oleh keberadaan

    penangkap radikal bebas (senyawa antioksidan), maka absorbansinya akan menurun

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    secara stokiometri sesuai jumlah elektron yang diambil. Keberadaan senyawa

    antioksidan dapat mengubah warna larutan DPPH dari ungu menjadi kuning

    (Dehpour, Ebrahimzadeh, Fazel, and Mohammad, 2009).

    Penurunan intensitas warna yang terjadi disebabkan oleh berkurangnya

    ikatan rangkap terkonjugasi pada DPPH. Hal ini dapat terjadi apabila adanya

    penangkapan satu elektron oleh zat antioksidan, menyebabkan tidak adanya

    kesempatan bagi elektron tersebut untuk beresonansi. Perubahan absorbansi yang

    terjadi akibat reaksi ini telah digunakan secara luas untuk menguji kemampuan

    beberapa molekul sebagai penangkap radikal bebas (Dinis, 1994).

    Gambar 2. Perubahan warna larutan pada reaksi radikal DPPH dengan Antioksidan (Witt, Lalk, Hager, dan Voigt, 2010)

    Menurut Arianto cit Armala (2009), tingat kekuatan antioksidan senyawa uji

    dengan menggunakan metode DPPH dapat digolongkan berdasarkan nilai IC50

    dinyatakan dalam tabel III.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    Tabel III. Tingkat Kekuatan Antioksidan dengan Metode DPPH

    Intensitas nilai IC50

    Sangat Kuat < 50 g/Ml Kuat 50 -100 g/mL Sedang 101 150 g/mL Lemah > 150 g/mL

    Pengujian antioksidan secara kualitatif dengan metode DPPH dilakukan

    secara kromatografi lapis tipis. Zat yang telah terelusi disemprot dengan reagen

    DPPH 0,4 mM dalam metanol untuk mendeteksi ada tidaknya senyawa antioksidan

    (Masoko and Eloff, 2007).

    Berdasarkan beberapa sumber acuan, panjang gelombang yang dapat

    digunakan sebagai working wavelength adalah 515-520 nm. Waktu Operating Time

    (OT) yang optimal adalah 30 menit, namun pada beberapa substrat yang berbeda

    dapat digunakan waktu yang lebih singkat (5 atau 10 menit) (Molyneux, 2004).

    E. Ekstraksi

    Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan substansi dari campurannya

    dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Metode ekstraksi yang digunakan dalam

    suatu penelitian fitokimia sangat bergantung pada tekstur, kandungan air simplisia,

    dan jenis senyawa yang akan diisolasi (Kristanti, Aminah, Tanjung, dan Kurniadi,

    2008). Ekstraksi atau penyarian juga dapat didefinisikan sebagai perpindahan massa

    aktif yang semula berada dalam sel, ditarik oleh cairan penyari sehingga terjadi

    larutan zat aktif dalam cairan penyari tersebut (Trevor, 1995). Semakin banyak

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    permukaan serbuk simplisia yang bersentuhan dengan cairan penyari, maka proses

    ekstraksinya akan semakin baik (Harbone, 1987).

    Ekstrak merupakan suatu sediaan kental yang diperoleh dengan cara

    mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani dengan

    pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan (Dirjen

    Pom, 1995). Untuk mendapatkan senyawa aktif dalam suatu tumbuhan, diperlukan

    metode ekstraksi yang cepat dan teliti. Pemilihan metode ekstraksi bergantung pada

    sumber bahan alam dan senyawa yang akan diisolasi (Harbone, 1987).

    Ekstraksi dapat dikelompokan menjadi 2 golongan, yaitu ekstraksi panas dan

    ekstraksi dingin. Yang termasuk dalam golongan ekstraksi dingin adalah sebagai

    berikut :

    1. Maserasi

    Prinsip : tercapainya keseimbangan konsentrasi. Maserasi merupakan cara

    penyarian yang sederhana, yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia

    dalam cairan penyari. Saat proses maserasi terjadi, cairan penyari akan menembus

    dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Zat aktif akan

    larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan

    lingkungan di luar sel, akibatnya larutan yang pekat akan terdesak keluar. Peristiwa

    tersebut terjadi secara terus-menerus sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi

    antara larutan di dalam dan di luar sel. Maserasi umumnya digunakan untuk simplisia

    yang tidak keras dan tidak kompak (Depkes RI, 1986). Maserasi kinetik merupakan

    maserasi yang mengalami proses pengadukan secara terus-menerus (kontinu),

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    sedangkan remasersi dapat didefinisikan sebagai proses pengulangan maserasi

    dengan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan pada maserat yang

    pertama, dan seterusnya (Depkes RI, 2000).

    2. Perkolasi

    Perkolasi merupakan cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan

    cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah terbasahi. Cairan penyari akan

    mengalir dari atas ke bawah melalui serbuk kemudian cairan penyari akan melarutkan

    zat aktif di dalam sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh. Serbuk simplisia

    yang akan diperkolasi dibasahi terlebih dahulu dengan cairan penyari kemudian

    dimasukkan ke dalam perkolator sambil setiap kali ditekan. Serbuk kemudian ditutup

    dengan kertas saring dan kemudian cairan penyari dialirkan hingga di atas lapisan

    serbuk masih terdapat cairan penyari. Seteah 24 jam, kran dibuka dan diatur hingga

    kecepatan tetesannya 1 ml per menit. Akhir perkolasi ditentukan dengan pemeriksaan

    zat secara kualitatif pada perkolat terakhir (Depkes RI, 1986). Proses perkolasi terdiri

    atas tahapan pengembangan bahan, tahapan maserasi antara, tahapan perkolasi

    sebenarnya (penetesan atau penampungan ekstrak), secara terus-menurus hingga

    terbentuk ekstrak atau perkolat (Depkes RI, 2000).

    Metode ekstraksi panas diantaranya:

    1. Refluks

    Merupakan ekstraksi dengan pelarut yang dilakukan pada suhu titik didih zat

    selama waktu tertentu dan dalam jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya

    pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi yang sempurna (Depkes RI,

    2000).

    2. Digesti

    Digesti merupakan maserasi kinetik (maserasi dengan pengadukan kontinu)

    yang dilakukan pada temperatur yang lebih tinggi dari suhu ruangan, yang umumnya

    dilakukan pada temperatur 40 50C (Depkes RI, 2000).

    3. Infundasi

    Metode ekstraksi menggunakan pelarut air pada penangas air mendidih

    (bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih), pada suhu 96 - 98C selama 15

    20 menit (Depkes RI, 2000).

    4. Dekoksi

    Merupakan teknik ekstraksi yang memiliki prinsip yang sama dengan

    infundasi dalam waktu 30 menit (Depkes RI, 2000).

    5. Sokletasi

    Merupakan ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru yang dilakukan dengan

    alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan

    dengan adanya pendingin balik (Depkes RI, 2000).

    Dalam pemilihan cairan penyari, seseorang harus mempertimbangkan banyak

    faktor, cairan penyari yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

    a. Murah dan mudah diperoleh,

    b. stabil secara fisika dan kimia,

    c. bereaksi netral,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    d. tidak mudah menguap dan tidak mudah terbakar,

    e. selektif,

    f. tidak mempengaruhi zat yang berkhasiat, dan

    diperbolehkan oleh peraturan yang berlaku (Depkes RI, 1986)

    F. Skrining fitokimia

    Skrining fitokimia merupakan proses pemeriksaan awal yang digunakan

    untuk mendeteksi kandungan kimia suatu bahan alam. Pengujian skrining fitokimia

    dilakukan dengan metode pereaksi warna dan dilakukan untuk mendeteksi golongan

    alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, steroid, dan triterpenoid (Mustikasari dan Ariyani,

    2010; Susmiati, 2010).

    1. Alkaloid

    Alkaloid merupakan senyawa kimia tanaman yang terbentuk dari hasil

    metabolit sekunder yang terbentuk berdasarkan prinsip pembentukan campuran.

    Hampir semua alkaloid di alam memiliki keefektifan biologi tertentu, ada yang sangat

    beracun, ada pula yang sangat berguna dalam pengobatan. Misalnya morfin, kuinin,

    stiknin, yang merupakan alkaloid dengan efek fisiologis dan psikotik. Alkaloid tidak

    memiliki tatanama yang sistematik, oleh karena itu, suatu alkaloid dinyatakan dengan

    nama trivia yang berakhiran in (Lenny, 2006).

    2. Flavonoid

    Flavonoid merupakan senyawa yang larut air, dapat diekstraksi dengan

    etanol 70% dan tetap ada dalam lapisan air. Flavonoid merupakan senyawa fenol,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    karena itu warnanya berubah dengan penambahan basa atau amonia. Flavonoid

    mengandung sistim aromatik yang terkonjugasi sehingga akan menunjukkan pita

    serapan yang kuat pada sinar UV dan sinar tampak (Harbone, 1987). Flavonoid

    merupakan senyawa yang terdiri dari C6-C3-C6. Kegunaan flavonoid bagi tumbuhan

    adalah untuk menarik serangga yang membantu proses penyerbukan dan untuk

    menarik perhatian binatang yang membantu penyebaran biji. Bagi manusia, flavonoid

    dalam dosis kecil bekerja sebagai stimulan pada jantung dan pembuluh darah kapiler

    (Sirait, 2007).

    Terdapat sekitar sepuluh kelas flavonoid yaitu antosianin, proantosianidin,

    flavonol, flavon, glikoflavon, biflavonil, khalkon, auron, flavonon, dan isoflavon.

    Senyawa flavonoid dapat diekstraksi dengan etanol 70% dan tetap ada dalam lapisan

    air setelah ekstrak ini dikocok dengan eter minyak bumi (Harbone, 1987).

    3. Saponin

    Saponin merupakan glikosida triterpen dan sterol yang telah terdeteksi dalam

    lebih dari 90 suku tumbuhan. Glikosida adalah suatu kompleks antara gula pereduksi

    (glikon) dan senyawa bukan gula (aglikon). Adanya saponin dalam tumbuhan

    ditunjukkan dengan pembentukan busa yang menetap sewaktu mengekstraksi

    tumbuhan atau memekatkan tumbuhan (Harbone, 1987).

    4. Tanin

    Tanin merupakan senyawa kimia yang terdapat secara luas pada tumbuhan

    berpembuluh. Secara kimia terdapat dua jenis utama tanin yaitu tanin terhidrolisis dan

    tanin terkondensasi. Tanin terkondensasi secara biosintesis dapat dianggap terbentuk

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    dari kondensasi katekin tunggal (galokatekin) yang membentuk senyawa dimer dan

    kemudian oligomer yang lebih tinggi. Tanin terhidrolisis terdiri atas dua kelas, yang

    paling sederhana ialah, depsida galoiglukosa. Pada senyawa ini, inti yang berupa

    glukosa dikelilingi oleh lima atau lebih gugus ester galoil. Pada jenis yang kedua, inti

    molekul berupa senyawa dimer asam galat yaitu asam heksahidroksidifenat, yang

    berikatan dengan glukosa. Bila dihidrolisis, elagitanin ini menghasilkan asam elagat

    (Harbone, 1987).

    5. Terpenoid dan steroid

    Terpenoid merupakan suatu senyawa yang tersusun atas isopren

    CH2=C(CH3)-CH=CH2. Terpenoid terdiri atas beberapa macam senyawa seperti

    monoterpen dan seskuiterpen yang mudah menguap, diterpen yang sukar menguap,

    dan triterpen dan sterol yang tidak menguap.

    Secara umum senyawa ini larut lemak dan terdapat dalam sitoplasma sel

    tumbuhan. Biasanya senyawa ini diekstraksi dengan menggunakan eter dan

    kloroform. Steroid merupakan senyawa triterpen yang terdapat dalam bentuk

    glikosida. Senyawa ini biasanya diidentifikasi dengan reaksi Lieberman-Bourchad

    (asetat anhidrat-H2SO4) yang memberikan warna hijau kehitaman sampai biru

    (Harbone, 1987).

    G. Validasi Metode Analisis

    Validaasi metode analisis merupakan suatu tindakan penilaian yang

    digunakan terhadap parameter tertentu, berdasarkan percobaan di laboratorium, untuk

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan dalam

    penggunaannya (Harmita, 2004). Parameter-parameter yang digunakan dalam

    validasi metode analisis antara lain :

    1. Akurasi

    Akurasi merupakan ukuran yang digunakan untuk menunjukkan adanya

    derajat kedekatan antara hasil analisis dengan kadar analit yang sebenarnya. Akurasi

    dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan

    (Harmita, 2004). Untuk sampel dengan kadar yang kecil, persen perolehan kembali

    yang disepakati berkisar antara 90-110%, sementara untuk sampel dengan kadar yang

    lebih besar persen perolehan kembali yang disepakati berkisar antara 95-105 %,

    persen perolehan kembali yang maih bisa diterima berkisar diantara 80-120 % (Mulja

    dan Hanwar, 2003).

    Tabel IV. Kriteria Nilai Akurasi yang Masih dapat Diterima Menurut APVMA (2004)

    Kadar zat aktif (%) Nilai Recovery yang masih dapat diterima (%) 10 98-102 1-10 90-110 0,1-1 80-120 0,1 75-125

    2. Presisi

    Presisi atau keseksamaan merupakan ukuran yang digunakan untuk

    menyatakan derajat kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran

    hasil individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampel -

    sampel yang diambil dari campuran yang homogen. Presisi dinyatakan dalam koefisien

    variansi (KV) (Harmita, 2004).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    Tabel V. Kriteria Nilai Presisi yang Masih dapat Diterima Menurut APVMA (2004)

    Kadar Zat Aktif (%) Nilai KV yang masih dapat diterima (%) >10 < 2 1-10 < 5 0,1-1 < 10 < 0,1 < 20

    3. Linearitas

    Linearitas dari suatu prosedur analisis merupakan kemampuan dari suatu

    prosedur analisis (pada rentang tertentu) untuk mendapatkan hasil uji yang secara

    langsung proporsional dengan konsentrasi (jumlah) analit di dalam sampel (Mulja

    dan Hanwar, 2003).

    Persyaratan data linearitas yang dapat diterima jika memenuhi nilai koefisien

    relasi (r) dari hasil analisis sebesar > 0,999 (Mulja dan Suharman, 1995).

    4. Spesifisitas

    Spesifisitas dalam suatu metode adalah kemampuan metode tersebut yang

    hanya mengukur zat tertentu saja secara cermat dan seksama dengan adanya

    komponen lain yang mungkin terdapat dalam matriks sampel. Selektivitas metode

    ditentukan dengan membandingkan hasil analisis sampel yang mengandung cemaran,

    hasil urai, senyawa sejenis, senyawa asing lainnya atau pembawa plasebo dengan

    hasil analisis sampel tanpa penambahan bahan-bahan tadi. Penyimpangan hasil

    merupakan selisih dari hasil uji keduanya (Harmita, 2004).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    H. Landasan Teori

    Radikal bebas merupakan suatu senyawa atau atom yang memiliki elektron

    yang tidak berpasangan pada orbital terluarnya sehingga bersifat sangat reaktif. Untuk

    menjadi stabil, radikal bebas akan menyerang dan mengikat elektron dari molekul

    disekitarnya, sehingga dapat menyebabkan kerusakan oksidatif sel, yang dapat

    mengakibatkan terjadinya berbagai macam penyakit seperti kanker dan penuaan dini.

    Oleh karena itu, diperlukan suatu senyawa antioksidan yang dapat berperan

    untuk menangkal efek buruk dari radikal bebas tersebut. Sumber antioksidan dapat

    berasal dari dua macam yaitu antioksidan alami dan antioksidan sintetik. Saat ini

    antioksidan alami yang berasal dari buah dan sayuran lebih diminati dibandingkan

    dengan antioksidan sintetik karena dinilai lebih aman dan memiliki efek samping

    yang lebih rendah dibandingkan dengan antioksidan sintetik.

    Bunga melinjo merupakan tamanan yang banyak dikonsumsi oleh

    masyarakat sebagai makanan sehari-hari. Di dalam daun dan biji melinjo terdapat

    kandungan flavonoid, tanin, dan saponin yang memiliki aktivitas antioksidan. Oleh

    karena itu, perlu dilakukan pengujian apakah bunga melinjo memiliki sifat

    antioksidan. Pengujian dilakukan dengan metode DPPH secara kualitatif (KLT) dan

    kuantitatif (spektrofotometri). Metode DPPH dipilih karena dianggap sederhana,

    cepat, sensitif, dan reprodusibel untuk pengujian aktivitas antioksidan. Aktivitas

    antioksidan ditetapkan dengan nilai IC50.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    Adanya elektron yang tidak berpasangan pada molekul DPPH memberikan

    serapan kuat pada 517 nm. Ketika elektronnya menjadi berpasangan oleh keberadaan

    penangkap radikal bebas, maka absorbansinya menurun secara stokiometri sesuai

    jumlah elektron yang diambil. Keberadaan senyawa antioksidan dapat mengubah

    warna larutan DPPH dari ungu menjadi kuning.

    I. Hipotesis

    1. Di dalam bunga melinjo terdapat senyawa metabolit sekunder yang berperan

    sebagai antioksidan.

    2. Aktivitas antioksidan dari bunga melinjo melalui uji DPPH dalam penangkapan

    radikal bebas dapat diketahui dan dinyatakan dengan nilai IC50.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis dan Rancangan Penelitian

    Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimental dengan rancangan

    acak lengkap pola searah.

    B. Variabel

    a. Variabel bebas berupa konsentrasi ekstrak etanolik bunga melinjo.

    b. Variabel tergantung berupa aktivitas antioksidan ekstrak etanolik bunga

    melinjo.

    c. Variabel pengacau terkendali berupa tempat tumbuh tanaman, waktu

    pemanenan, umur tanaman, dan cara panen.

    d. Variabel pengacau tidak terkendali berupa cahaya matahari, keadaan tanah,

    suhu, kelembaban udara, curah hujan, dan cuaca.

    C. Definisi Operasional

    a. Ekstrak etanolik bunga melinjo merupakan sari hasil proses maserasi

    bunga melinjo dengan pelarut etanol.

    b. Persen inhibition concentration (%IC) adalah persen yang

    menyatakan kemampuan ekstrak etanolik bunga melinjo untuk menangkap

    radikal DPPH.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    c. Inhibition concentration 50 (IC50) merupakan nilai konsentrasi ekstrak

    etanolik bunga melinjo yang dapat menghasilkan penangkapan 50% radikal bebas

    DPPH.

    D. Bahan dan Alat Penelitian

    1. Bahan penelitian

    Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : bunga melinjo (Gnetum

    gnemon L.) yang diambil dari Kecamatan Ambal Kebupaten Kebumen, akuades

    (Laboratorium Farmakognosi Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Sanata

    Dharma), Bahan kualitas p.a E.Merck, yaitu: metanol, etanol. Asam klorida (HCl)

    2N, Asam klorida (HCl), aseton, asam borat, asam oksalat, Natrium Sulfat (Na2SO4)

    anhidrat, asam sulfat (H2SO4), asam asetat glasial, asam asetat anhidrat, asam asetat,

    kloroform, Alumuniun klorida (AlCl3), selulosa, n-butanol, Besi III klorida (FeCl3),

    amonia pekat, serbuk magnesium, logam Zn, besi (III) amonim sulfat, eter minyak

    tanah. Bahan kualitas p.a Brataco Chemica, yaitu: etil asetat, eter, pereaksi Mayer,

    pereaksi Bouchardat, asam fosfomolibdat, pereaksi Hager. Bahan Kualitas p.a Sigma

    Chem.Co.,USA, yaitu: 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH), rutin, asam tanat. Bahan

    Kualitas teknis Asia Lab, yaitu: Formalin, etanol, yang didapatkan dari laboratorium

    farmakognosi fitokimia fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

    2. Alat penelitian

    Alat yang digunakan adalah blender, maserator, sttirer, vacuum rotary

    evaporator (Junke & Kunkel), corong Buchner, oven, neraca analitik (Scaltec SBC 22, BP

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    160P), waterbath (labo-tech,Heraceus), alat pendingin balik, vortex (junke & kunkel),

    spektrofotometer UV-VIS (Perkin Elmer Lamda 20), tabung reaksi tertutup, pelat dan

    chamber KLT, aluminium foil, kertas saring berlipat, kapas, almari asam,dan alat-alat

    gelas yang lazim digunakan di laboratorium analisis (Pyrex-Germany dan Iwaki).

    E. Tata Cara Penelitian

    1. Determinasi tanaman

    Determinasi tanaman melinjo dilakukan di Laboratorium Farmakognosi -

    Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    2. Pengumpulan bahan

    Bunga melinjo diperoleh dari petani melinjo di Kecamatan Ambal,

    Kabupaten Kebumen. Pengumpulan dilakukan pada musim penghujan bulan Januari

    2013. Pemanenan dilakukan pada saat tanaman sedang berbunga di saat pagi hari.

    3. Pembuatan serbuk simplisia

    Bunga melinjo yang telah dikumpulkan, dicuci hingga bersih dengan air

    mengalir, kemudian diiris kecil-kecil. Setelah dilakukan pengirisan, bunga melinjo

    dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 400C - 600C untuk proses pengeringan.

    Bunga melinjo yang telah kering (dikatakan kering jika bunga melinjo sudah dapat

    dipatahkan dengan tangan dan sudah tidak lembab), dihaluskan dengan menggunakan

    blender hingga menjadi serbuk simplisia bunga melinjo.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    4. Pembuatan ekstrak etanolik bunga melinjo

    Serbuk simplisia yang telah siap dimasukkan dalam bejana maserasi,

    ditambah etanol 70% hingga terendam sempurna, kemudian diaduk homogen.

    Campuran tersebut kemudian dimaserasi pada suhu ruang selama dua hari. Kemudian

    dilakukan penyaringan dengan corong Buchner dan diambil filtratnya (filtrat 1).

    Residu (ampas hasil penyaringan) kemudian diremaserasi dengan etanol 70% selama

    2 hari dan kemudian dilakukan penyaringan dengan corong Buchner dan diambil

    filtratnya (filtrat 2). Filtrat pertama kemudian dicampur dengan filtrat kedua dan

    disaring kembali dengan corong Buchner. Keseluruhan filtrat yang diperoleh

    diuapkan pelarutnya melalui proses evaporasi dengan vacuum rotary evaporator

    hingga didapatkan ekstrak etanolik bunga melinjo. Proses evaporasi dihentikan jika

    jumlah filtrat yang dievaporasi sudah mengalami penyusutan hingga tersisa filtrat

    dengan jumlah yang kecil.

    5. Pembuatan larutan DPPH, pembanding, dan uji

    a. Pembuatan larutan DPPH. Sebanyak 15,8 mg DPPH dilarutkan ke dalam

    100 mL metanol p.a sehingga diperoleh larutan DPPH dengan konsentrasi 0,4 mM.

    Larutan tersebut ditutup dengan alumunium foil dan harus dibu