plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · 2020. 1. 28. · peningkatan prestasi dan motivasi...

167
PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PEMANFAATAN MEDIA AUDIO-VISUAL PADA SISWA KELAS XI IPA 1 SMAN 10 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah Disusun Oleh: Johanis M.V. Lakesubun 121314033 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 19-Mar-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN

PEMANFAATAN MEDIA AUDIO-VISUAL PADA SISWA KELAS XI IPA

1 SMAN 10 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Disusun Oleh:

Johanis M.V. Lakesubun

121314033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

i

PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN

PEMANFAATAN MEDIA AUDIO-VISUAL PADA SISWA KELAS XI IPA

1 SMAN 10 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Disusun Oleh:

Johanis M.V. Lakesubun

121314033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk keluarga (Bpk. Bruno Lakesubun (alm), Ibu

Natalia Janjaan, Kakak Karolus Lakesubun, Kristina Lakesubun, dan Bapak

Wenslaus Janjaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

v

HALAMAN MOTTO

Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, barangsiapa merendahkan diri

akan ditinggihkan

(Lukas 14:1.7-14)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

viii

ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN

PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS XI IPA

1 SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA

Johanis M.V Lakesubun Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) peningkatan prestasi belajar sejarah siswa, (2) peningkatan motivasi belajar sejarah setelah penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio-visual.

Penelitian menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model penelitian Targart dan Kemmis dengan tahapan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta yang berjumlah 30 siswa terdiri dari 12 laki-laki dan 18 perempuan. Obyek penelitian adalah pembelajaran sejarah melalui model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio-visual, motivasi dan prestasi belajar siswa. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, tes prestasi, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Untuk mengetahui peningkatan prestasi dan peningkatan motivasi dianalisis dengan menggunakan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Adanya peningkatan prestasi belajar sejarah. Pada keadaan awal 74,83%, pada siklus I menjadi 77,66%, dan pada siklus II 92,33%. (2) Adanya peningkatan motivasi. Pada motivasi awal 70,187% kemudian meningkat menjadi 72,641%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

ix

ABSTRACT

IMPROVED PERFORMANCE AND LEARNING HISTORY THROUGH

MOTIVATION MODEL-BASED LEARNING PROBLEMS AND AUDIO VISUAL

MEDIA USE IN CLASS XI IPA 1 SMA STATE 10 YOGYAKARTA

Johanis M.V Lakesubun

Universitas Sanata Dharma 2016

This study aimed to describe (1) the increase of students’ achievement in learn history, (2) increas of their motivation to learn history after the application of problem based learning and the use of audio-visual media. This research used Action Research (PTK) with a research model by Targart and Kemmis with the stages of planning, action, observation, and reflection. Subjects in this study were students of class XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta totaling 30 students consisting of 12 men and 18 women. Object of research were studying history through problem-based learning model and use of audio-visual media, motivation and students’ achievement. Data were collected using a questionnaire, achievement tests, observations, interviews, and documentation. To find improved performance and increased motivation the data were analyzed using percentages. The results showed that there where an (1) increast of achievement in learn history. 74.83% on the initial state, the first cycle to 77.66%, and 92.33% in the second cycle. (2) An increase in motivation, from 70,187% the initial motivation to 72.641%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepad Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat,

berkat, dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul PENINGKATAN

PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PEMANFAATAN

MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI

10 YOGYAKARTA ini dapat terselesaikan dengan baik.

Dalam penyusunan skripsi ini telah memberikan banyak ilmu dan

pengalaman bagi penulis dalam menyusun sebuah karya ilmiah. Penulis

menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari perhatian,

bantuan, dukungan, dan masukan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis

ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam

penyusunan laporan ini terutama kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

2. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Uneversitas Sanata Dharma yang

telah memberikan kesempatan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Drs.Y.R. Subakti, M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan baik.

4. Dra. Theresia Sumini, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

xi

5. Drs. A Kardiyat Wiharyanto, M.M. selaku dosen pembimbing akademik yang

telah membimbing, membantu dan memberikan banyak pengarahan kepada

penulis selama proses studi.

6. Seluruh dosen dan sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah

memberikan dukungan dan bantuan selama penulis menyelesaikan studi di

Universitas Sanata Dharma.

7. Drs. Basuki. Selaku Kepalas Sekolah SMAN 10 Yogyakarta, yang telah

memberikan waktu dan kesempatan yang berupa ijin kepada penulis untuk

melaksanakan penelitian di sekolah.

8. Siswa-siswi SMAN 10 Yogyakarta khususnya kelas XI IPA 1 yang sangat

membantu dalam melaksanakan kegiatan penelitian ini.

9. Keluarga saya, Bapak. Bruno Lakesubun (alm), Ibu Natalia Janjaan, kakak

Karolus Lakesubun, Kristina Lakesubun, dan Bapak Wenslaus Janjaan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak hal-

hal yang perlu diperbaiki dan dilengkapi, untuk itu kritik dan saran yang bersifat

membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Yogyakarta 30 Desember 2016

Penulis

Johanis M.V Lakesubun

NIM : 121314033

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. iv

HALAMAN MOTTO ................................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... vi

PERYATAAN PUBLIKASLIAN KARYA ................................................ vii

ABSTRAK ................................................................................................... viii

ABSTRACT.................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ................................................................................. xi

DAFTAR ISI ............................................................................................... xv

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 7

C. Batasan Masalah................................................................................ 8

D. Rumusan Masalah ............................................................................. 8

E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 8

F. Manfaat Penelitian............................................................................. 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

xiii

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ...................................................................................... 10

1. Pengertian Tindakan Kelas .......................................................... 10

2. Pengertian Prestasi Belajar .......................................................... 11

3. Pengertian Motivasi Belajar ......................................................... 14

4. Pengertian Belajar ....................................................................... 21

5. Pendekatan Konstruktivisme ........................................................ 23

6. Pengertian Belajar Sejarah ........................................................... 26

7. Prestasi Belajar Sejarah ............................................................... 26

8. Motivasi Belajar Sejarah .............................................................. 27

9. Model Pembelajaran Berbasis Masalah ........................................ 27

10. Pengertian Media Audio-Visual ................................................... 34

11. Materi Pokok ............................................................................... 41

B. Kerangka Berpikir ............................................................................. 45

C. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Seting Penelitian................................................................................ 48

1. Tempat Penelitian ........................................................................ 48

2. Subyek Penelitian ........................................................................ 48

B. Ojek Penelitian .................................................................................. 48

C. Populasi dan Sampel ......................................................................... 48

D. Defenisi Operasional Variabel ........................................................... 48

1. Prestasi Belajar Sejarah ............................................................... 48

2. Motivasi Belajar Sejarah .............................................................. 49

3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah ........................................ 49

4. Media Audio-Visual .................................................................... 49

E. Model Penelitian .............................................................................. 50

F. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data......................................... 50

G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen .................................................. 54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

xiv

H. Desain Penelitian ............................................................................... 56

I. Teknik Analisis Data ......................................................................... 57

J. Prosedur Penelitian ............................................................................ 59

K. Indikator Keberhasilan ...................................................................... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian ................................................................................. 63

1. Kondisi Awal Belajar Sejarah ...................................................... 63

a. Motivasi Awal Belajar Sejarah ............................................... 63

b. Keadaan Awal Prestasi Belajar Sejarah .................................. 65

2. Siklus I ........................................................................................ 68

a. Perencanaan Tindakan ........................................................... 68

b. Pelaksanaan Penelitian Siklus I .............................................. 68

c. Observasi Tindakan ............................................................... 69

1) Partisipasi ........................................................................ 69

2) Prestasi Belajar siklus I .................................................... 70

d. Refleksi Siklus I..................................................................... 73

3. Siklus II ....................................................................................... 74

a. Perencanaan Tindakan ........................................................... 74

b. Pelaksanaan Penelitian Siklus II ............................................. 74

c. Observasi Tindakan ............................................................... 74

1) Partisipasi ....................................................................... 74

2) Prestasi Belajar ................................................................ 76

3) Motivasi Belajar ............................................................... 78

d. Refleksi Siklus II ................................................................... 81

B. Komparasi ......................................................................................... 81

1. Motivasi Belajar Sejarah Siswa.................................................... 81

2. Prestasi Belajar Sejarah Siswa ..................................................... 83

3. Partisipasi Belajar Sejarah Siswa ................................................ 84

C. Pembahasan ...................................................................................... 86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

xv

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 90

B. Saran ................................................................................................. 91

Daftar Pustaka .............................................................................................. 93

Lampiran ...................................................................................................... 96

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

xvi

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 : Persentase PAP II .................................................................. 52

2. Tabel 2 : Indikator Keberhasilan ........................................................... 62

3. Tabel 3 : Data Motivasi Awal Belajar Siswa......................................... 63

4. Tabel 4 : Frekuensi Motivasi Awal Belajar Siswa ................................. 64

5. Tabel 5 : Data Prestasi Awal Siswa ...................................................... 66

6. Tabel 6 : Frekuensi Prestasi Awal Belajar Siswa .................................. 67

7. Tabel 7 : Data Partisipasi Siswa Pada Siklus 1 ...................................... 69

8. Tabel 8 : Data Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus 1 .............................. 71

9. Tabel 9 : Frekusensi Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus 1 .................... 72

10. Tabel 10 : Data Partisipasi Siswa Pada Siklus II ..................................... 74

11. Tabel 11 : Data Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus II ............................. 76

12. Tabel 12 : Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus II .................... 77

13. Tabel 13 : Data Motivasi Akhir Belajar Siswa ........................................ 78

14. Tabel 14 : Frekuensi Motivasi Akhir Belajar Siswa ................................ 80

15. Tabel 15 : Data Motivasi Belajar Siswa .................................................. 82

16. Tabel 16 : Data Prestasi Belajar Siswa.................................................... 83

17. Tabel 17 : Data Partisipasi Belajar Siswa ............................................... 84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

xvii

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1 : Kerangka Berpikir ................................................................ 46

2. Gambar 2 : Desain Penelitian Tindakan Kelas ......................................... 57

3. Gambar 3 : Diagram Motivasi awal Belajar Siswa .................................. 65

4. Gambar 4 : Diagram Prestasi Awal Belajar siswa ................................... 67

5. Gambar 5 : Diagram Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus I ...................... 73

6. Gambar 6 : Diagram Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus II ...................... 78

7. Gambar 7 : Diagram Motivasi Akhir Belajar Siswa ................................. 80

8. Gambar 8 : Grafik Peningkatan Jumlah Ketuntasan Siswa ....................... 84

9. Gambar 9 : Grafik Partisipasi Siswa Siklus I dan II ................................. 85

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 : Surat izin dari Universitas Sanata Dharma ....................... 96

2. Lampiran 2 : Silabus ........................................................................... 97

3. Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................. 99

4. Lampiran 4 : Kisi-kisi Kuesioner .......................................................... 108

5. Lampiran 5 : Data Reliabilitas .............................................................. 109

6. Lampiran 6 : Signifikansi ..................................................................... 115

7. Lampiran 7 : Rumus Belah dua ............................................................ 118

8. Lampiran 8 : Relibilitas Motivasi Belajar ............................................. 119

9. Lampiran 9 : Perhitungan Distribusi Frekuensi ..................................... 120

10. Lampiran 10 : Contoh Kuesioner ............................................................ 126

11. Lampiran 11 : Lembar Observasi Partisipasi Siswa ................................ 131

12. Lampiran 12 : Kisi-kisi Soal ................................................................... 134

13. Lampiran 13 : Soal Ulangan Siklus 1 dan 2 ............................................ 137

14. Lampiran 14 : Kunci Jawaban ................................................................ 143

15. Lampiran 15 : Dartar Nilai ..................................................................... 144

16. Lampiran 16 : Foto-foto ......................................................................... 175

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat,

dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan, yang

berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk

mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai

lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang. Pendidikan adalah

pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk formal, non-formal,

dan informal di sekolah, dan di luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang

bertujuan optimalisasi pertimbangan kemampuan-kemampuan individu, agar di

kemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat.1

Pandangan yang sudah berlangsung lama yang menempatkan

pembelajaran sebagai proses transfer ilmu informasi dari guru kepada siswa

semakin banyak mendapat kritikan. Penempatan guru sebagai satu-satunya

sumber informasi menempatkan siswa atau peserta didik tidak sebagai individu

yang dinamis, akan tetapi lebih sebagai obyek yang pasif sehingga potensi-potensi

individualnya tidak dapat berkembang secara optimal. Ketidaktepatan pandangan

ini juga semakin terasa jika dikaji dari pesatnya perkembangan arus informasi dan

media komunikasi yang sangat memungkinkan siswa secara aktif mengakses

berbagai informasi yang mereka butuhkan. Dalam keadaan ini guru hendaknya

dapat memberikan dorongan dan arahan kepada siswa untuk mencari berbagai

1 Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, Jakarta: Grafindo Persada, 2006, hlm 3-11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

2

sumber yang dapat membantu peningkatan pengetahuan dan pemahaman mereka

tentang aspek-aspek yang dipelajari.2

Cukup lama diterima bahwa pengetahuan harus merupakan representasi

(gambaran atau ungkapan) kenyataan dunia yang terlepas dari pengamat

(objektivisme). Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang

menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri.

Para konstruktivisme menjelaskan bahwa satu-satunya alat/sarana yang tersedia

bagi seseorang untuk mengetahui sesuatu adalah indranya. Seseorang berinteraksi

dengan objek dan lingkungan dengan melihat, mendegar, menjamah, mencium,

dan merasakan. Konstruktivisme menyatakan bahwa semua pengetahuan yang

kita peroleh adalah konstruksi kita sendiri, maka mereka menolak kemungkinan

transfer pengetahuan dari seseorang kepada yang lain bahkan secara prinsipiil.3

Dalam kegiatan belajar-mengajar, apabila ada seseorang siswa, misalnya

tidak berbuat sesuatu yang seharusnya dikerjakan, maka perlu diselidiki sebab-

sebabnya. Sebab-sebab itu biasanya bermacam-macam, mungkin ia tidak senang,

mungkin sakit, lapar, ada masalah pribadi dan lain-lain. Hal ini berarti pada diri

anak tidak terjadi perubahan energi, tidak terangsang efeksinya untuk melakukan

sesuatu, karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan belajar. Keadaan semacam

ini perlu dilakukan daya upaya yang dapat menemukan sebab-musababnya dan

kemudian mendorong seseorang siswa itu mau melakukan pekerjaan yang

seharusnya dilakukan, yakni belajar. Dengan kata siswa itu perlu diberikan

2 Anurrahman. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2012. hlm 9. 3 Paul Suparno. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius, 1997. hlm 18-20.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

3

rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya. Atau singkatnya perlu diberikan

motivasi.4

Dari dimensi siswa, masalah-masalah belajar yang muncul sebelum

kegiatan belajar dapat berhubungan dengan karakteristik/ciri siswa, baik bekenan

dengan minat, kecakapan, maupun pengalaman-pengalaman. Selama proses

belajar, masalah belajar sering kali berkaitan dengan sikap terhadap belajar,

motivasi, konsentrasi, pengolahan pesan pembelajaran, menyimpan pesan,

menggali kembali pesan yang telah tersimpan, untuk hasil belajar. Sesudah

belajar, masalah belajar dimungkinkan berkaitan dengan penerapan prestasi

keterampilan yang sudah diperoleh melalui proses belajar sebelumnya.

Sedangkan dari dimensi guru, masalah belajar dapat terjadi sebelum

kegiatan belajar, selama proses belajar dan evaluasi hasil belajar. Sebelum belajar

masalah belajar seringkali berkaitan dengan pengorganisasian belajar. Selama

proses belajar, masalah belajar seringkali berkenan dengan bahan belajar dan

sumber belajar. Sedangkan sesudah kegiatan belajar, masalah belajar yang

dihadapi guru kebanyakan berkaitan dengan evaluasi hasil belajar.5

Keberhasilan belajar siswa di samping ditentukan oleh faktor-faktor

internal juga turut dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal yang memberikan

pengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar yang dicapai siswa.6

Seiring dengan perkembangan zaman proses pembelajaran saat ini

membutuhkan sebuah strategi belajar mengajar yang baru serta menarik motivasi

4 Sardiman A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV Rajawali. 1986. hlm 74-75. 5 Ibid., hlm 177-178. 6 Ibid., hlm 187-188.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

4

siswa untuk berpartisipasi dalam proses belajar. Penggunaan media pendidikan

secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini

media pendidikan berguna untuk: (a) menimbulkan kegairahan belajar, (b)

memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan

lingkungan dan kenyataan, (c) memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri

menurut kemampuan dan minatnya.7

Dalam hal ini, kenbayakan orang menganggap penggunaan alat-alat audio-

visual sebagai hiburan dan pemborosan waktu semata-mata. Ini disebabkan karena

di dalamnya termasuk penggunaan slide dan film. Keduanya dianggap hiburan.

Tidak ada alasan untuk tidak membuat pengajaran, penerangan atau penyuluhan

menjadi menyenangkan. Oleh karena itu dapat ditegaskan, bahwa : Penggunaan

alat-alat audio-visual bukan terutama hiburan melainkan suatu metode mengajar

yang efektif.8 Alat-alat itu hanya perkakas dit angan guru yang harus digunakan

pada saat yang tepat untuk tujuan tertentu dalam suatu program pengajaran.

Dengan segala daya alat-alat itu harus diusahakan untuk terpadu dalam

keseluruhan program pengajaran.

Untuk menjawab masalah-masalah dalam proses pembelajaran sejarah

diperlukan cara atau metode yang tepat dan menarik sehingga dapat menciptakan

suasana belajar yang menarik dan tentunya tidak membosankan. Dalam penelitian

ini, menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBM). Pembelajaran

Berbasis Masalah didasarkan pada kajian seorang filsuf pendidikan John Dewey.

7 Arief S. Sadiman, dkk. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2008, hlm 17-18. 8 Amir Hamzah Suleiman, Media audio-visual, Jakarta : Gramedia, 1981, hlm 19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

5

Pada dasarnya Dewey dalam David A, Jacobsen9, percaya bahwa anak-

anak merupakan para pembelajaran aktif secara sosial yang belajar dengan cara

mengeksplorasi lingkungan mereka, Dewey juga percaya bahwa pengetahuan

yang dipelajari siswa seharusnya bukan informasi lembam yang banyak terdapat

di buku-buku pelajaran atau banyak disampaikan dalam ceramah-ceramah.

Dalam penggunaan model pembelajaran berbasis masalah ini, peneliti

mencoba memanfaatkan media audio-visual dalam usaha untuk memecahkan

masalah yang ada dalam pembelajaran. Pembelajaran berbasis masalah memiliki

tiga tujuan yang saling berhubungan satu sama lain. Dalam tiga tujuan tersebut

adalah mengembangkan kemampuan siswa, mengembangkan pembelajaran yang

self-directed (mandiri), pemerolehan penguasaan konten.10

Berdasarkan masalah-masalah yang telah dipaparkan di atas, dalam

penelitian ini, peneliti berusaha untuk merubah cara pandang para siswa atau

peserta didik terhadap pembelajaran sejarah dengan model Pembelajarn Berbasis

Masalah (Problem Based Learning) dan pemanfaatan media audio-visual. Dengan

berubahnya cara pandang siswa atau peserta didik terhadap pembelajaran sejarah

diharapkan juga berpengaruh pada motivasi dan dan prestasi siswa dalam

pembelajaran sejarah di kelas.

Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning), merupakan

salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar

aktif kepada siswa. Menurut Howard, PBL adalah kurikulum dan proses

pembelajaran. dalam kurikulumnya dirancang masalah-masalah yang menurut 9 David A. Jacobsen, dkk. Metode-metode Pengajaran Meningkatkan Belajar Siswa TK-SMA. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2009. hlm 242. 10 Op.cit., hlm 242-243.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

6

siswa mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalan

memecahkan dan memiliki strategi belajar sendiri serta kacakapan berpartisipasi

dalam tim. Menurut Ducth yang dikutip oleh Taufiq Amir11, PBL merupakan

metode instruksional yang menantang siswa agar belajar untuk belajar,

bekerjasama dan kelompok untuk mencari solusi bagi masalah-masalah yang

nyata. Masalah ini digunakan untuk mengaitkan rasa keingintahuan serta

kemampuan analisis siswa dan inisiatif atas materi pelajaran. Dalam usaha

mengatasi permasalahan yang seringkali muncul dan membuat proses

pembelajaran menjadi tidak kondusif. Usaha yang dilakukan agar dapat mengatasi

permasalahan tersebut adalah melakukan observasi terlebih dahulu dengan cara

mengamati proses pembelajaran sebelum melakukan penelitian tindakan di dalam

kelas tersebut.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 10

Yogyakarta pada kelas XI IPA 1. Permasalahan dalam proses pembelajaran

sejarah di kelas XI IPA 1, diketahui motivasi dan prestasi belajar sejarah masih

rendah. Terbukti saat pembelajaran sedang berlangsung, banyak siswa yang

kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini terlihat dari aktivitas siswa

selama proses belajar mengajar, siswa banyak bercerita sendiri dengan temanya

dan ada siswa yang mengerjakan tugas mata pelajaran lain sewaktu gurunya

menerangkan.

Berdasarkan nilai ujian sisipan terakhir yang diberikan oleh guru bidang

studi sejarah pada siswa kelas XI IPA 1 dari 30 jumlah keseluruhan siswa, hanya

11 Taufiq Amir. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana. 2010.hlm 21.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

7

19 siswa yang mencapai KKM, sedangkan siswa yang tidak mencapai KKM

berjumlah 11 siswa. Hal ini menunjukan bahwa, prestasi belajar sejarah siswa

cukup rendah bila dilihat dari jumlah siswa yang tidak mencapai KKM.

Rendahnya prestasi siswa tersebut dikarenakan pada saat proses pembelajaran

berlangsung, sebagian besar siswa tidak mendengarkan penjelasan guru di depan,

siswa kurang memanfaatkan waktu yang di dalam kelas, dan mengerjakan tugas

mata pelajaran lain di dalam kelas saat proses pembelajaran sejarah sedang

berlangsung.

Terkait dengan permasalahan tersebut maka peneliti tertarik untuk

meningkatkan prestasi dan motivasi belajar sejarah siswa melalui model

pembelajaran berbasis masalah dan media audio-visual. Untuk itu, dengan

pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio visual pengajaran s

yang hendaknya mewujudkan inti dan tujuan pembelajaran sejarah dalam proses

belajar mengajar yang dibuat menarik, dan siswa tidak bosan dalam mempelajari

pelajaran sejarah. Dalam usaha tersebut diharapkan dapat meningkatkan prestasi

dan motivasi belajar sejarah siswa kelas XI IPA 1 SMA N 10 Yogyakarta.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka masalah yang

dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Guru masih terlihat kurang inovatif dalam menggunakan model

pembelajaran, dan selalu terpaku dengan model ceramah.

2. Guru masih terlihat kurang memanfaatkan media audio visual dalam

proses pembelajaran sejarah di kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

8

3. Motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran sejarah rendah.

4. Prestasi belajar sejarah siswa rendah.

5. Kurangnya partisipasi siswa di dalam kelas selama proses

pembelajaran sejarah berlangsung.

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti membatasi permasalahan pada, usaha

peningkatan prestasi dan motivasi belajar sejarah siswa melalui model

pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio-visual pada siswa

kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta.

D. Rumusan Masalah

1. Apakah penerapan pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan

media audio-visual dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah ?

2. Apakah penerapan pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan

media audio visual dapat meningkatkan motivasi belajar sejarah ?

E. Tujuan Penelitian

Mendeskripsikan Peningkatan Prestasi dan Motivasi Belajar sejarah

melalui model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio-

visual pada siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

a. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam

memperbaiki pemanfaatan media dalam pembelajaran yang belum optimal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

9

dan sebagai pertimbangan dalam meningkatkan prestasi dan motivasi belajar

siswa.

b. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru, dalam

mengembangkan model-model dan metode pembelajaran yang kreatif guna

meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah. Selain itu diharapkan dapat

memberi inspirasi baru bagi guru-guru khususnya guru mata pelajaran sejarah,

agar pengajarannya menarik dan tidak membosankan.

c. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan minat dan kesadaran

akan pentingnya sejarah dalam pembelajaran.Penelitian ini diharapkan dapat

membuat siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran sejarah sehingga

berpengaruh terhadap peningkatan prestasi dan motivasi belajar siswa.

d. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bekal bagi peneliti sebagai

seorang calon guru sejarah, sehingga kelak dapat menjadi seorang guru

sejarah yang berkualitas dan profesional dalam meningkatkan karya

pendidikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian berdaur ulang yang

dilakukan guru untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap proses

pembelajaran. Penelitian tindakan kelas adalah suatu jenis penelitian tindakan

dengan akar permasalahan yang benar-benar dihadapi oleh peserta didik

(masalah kongkret didalam kelas yang dirasakan sebagian besar peserta didik,

sekaligus permsalahan yang muncul secara terus-menerus di kelas ketika guru

mengajar. Penelitian tindakan kelas (PTK), merupakan penelitian tindakan

yang umum dilakukan guru guna memperbaiki mutu praktik pembelajaran di

dalam kelas. PTK berfokus pada kelas atau pada proses pembelajaran yang

terjadi didalam kelas.12

Menurut Wina Sanjaya, penelitian tindakan kelas berkembang dari

penelitian tindakan. Menurut Kemis (1998), penelitian tindakan adalah suatu

bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam

situasi sosial untuk meningkatkan penelaran praktik sosial mereka.13

Menurut Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, penelitian tindakan

kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri

dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan

12 Erna Febru Aries dan Ari Dwi Haryono, Penelitian Tindakan Kelas(Teori dan Aplikasi) , Malang : Aditya Media Publishing : 2012 hlm 1-2. 13 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Kencana : 2011 hlm 24.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

11

tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerja

sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.14

2. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Winkel, prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang

telah dicapai oleh seseorang, maka prestasi belajar merupakan hasil maksimun

yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.

Sedangkan menurut Arif Gunarso, prestasi belajar adalah usaha maksimal yang

dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.

Prestasi belajar berasal dari kata “prestasi” dan “belajar”. Prestasi yang

memiliki makna yang berarti hasil yang sudah dicapai. Sedangkan belajar

adalah usaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu. Jadi arti dari prestasi

belajar adalah penguasaan dan pengetahuan atau keterampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran. Hasil dari mata pelajaran ini ditunjukkan

dengan nilai atau angka oleh guru kepada siswanya sebagai bentuk

penghargaan atas apa yang telah dikerjakan oleh siswanya.15 Adapun faktor-

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain:

1) Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu

sendiri. Adapun yang dapat digolongkan dalam faktor intern sebagai

berikut:

14 Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : PT Indeks, 2010 hlm 9. 15 Depdikbud. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Jakarta: Direktorat Jederal Penddidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pendidikan Menegah Umum. 1999. Hlm, 787.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

12

a) Kecerdasan

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk

menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Tingkat

intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai

tingkat intelegensi yang rendah.16 Kecerdasan atau intelegensi

merupakan faktor yang penting seorang anak dalam usaha belajar.

b) Bakat

Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai

kecakapan pembawaan. Bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya

dengan kata aptitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai

kesanggupan-kesanggupan tertentu.17

c) Minat

Minat adalah kecenderunngan yang tetap untuk memperlihatkan dan

mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang

diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Minat adalah

kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada

bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang

itu.18 Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk diperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang,

diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang.19 Minat sangat

berpengaruh terhadap belajar siswa.

16 Slameto, Pengertian Belajar, Jakarta: Rieka Cipta, 1995. Hlm, 56. 17 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1986, hlm. 28. 18 Ibid., hlm, 24. 19 Ibid.,hlm. 57.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

13

d) Motivasi

Motivasi merupakan hal yang terpenting yang mendorong seseorang

untuk belajar.

2) Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi

belajar yang sifatnya di luar diri siswa. Faktor ektern yang dapat

mempengaruhi balajar adalah keadaan keluarga, keadaan sekolah, dan

lingkungan masyarakat.20 Ketiga faktor ekstern tersebut, dapat diuraikan

secara rinci sebagai berikut:

a) Keadaan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat

seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh

Slameto, bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama.

Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat

menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan

dunia. Jadi, keluarga sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar

seseorang.

b) Keadaan sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat

penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu,

lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih

giat.

20 Ibid, hlm. 60.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

14

c) Lingkungan masyarakat

Lingkungan masyarakat sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan

siswa dalam prestasi belajar, karena lingkungan juga mempengaruhi

perkembangan anak didik.

3. Pengertian Motivasi Belajar

Menurut Kompri, motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri

seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan

dengan tujuan tertentu. Atau usaha-uasaha yang dapat menyebabkan seseorang

atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin

mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepasaan dengan

perbuatannya.21

Menurut Hamzam B. Uno, motivasi berasal dari kata motif yang dapat

diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang

menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat sesuatu. Motif tidak

dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterprestasikan dalam tingkah

lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga muncul suatu

tingkah laku tertentu.22

Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang

dapat menimbulkan tingkat persintensi dan antusiasmenya dalam

melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu

sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).

Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan 21 Kompri, Motivasi Pembelajaran (perspektif guru dan siswa), Bandung : Remaja Rosdakarya, 2015, hlm 1-4. 22 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007, hlm 3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

15

kualitas perilaku yang ditampilkanya, baik dalam konteks belajar, bekerja

maupun dalam kehidupan lainnya. Kajian tentang motivasi telah sejak lama

memiliki daya tarik tersendiri bagi kalangan pendidikan, manajer, dan peneliti,

terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya mencapai kinerja (prestasi)

seseorang.23

Motivasi adalah proses yang menjelaskan intesitas, arah dan ketekunan

seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam defenisi

ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan. Motivasi adalah alasan yang

mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seseorang individu.

Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut

memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya

dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Berbeda dengan motivasi

dalam pengertian yang berkembang di masyarakat yang seringkali disamakan

dengan semangat, seperti contoh dalam percakapan “ saya ingin anak saya

memiliki motivasi yang tinggi”. Statemen ini bisa diartikan orang tua tersebut

menginginkan anaknya memiliki semangat belajar yang tinggi. Maka, perlu

dipahami bahwa ada perbedaan penggunaan istilah motivasi di masyarakat.

Ada yang mengartikan motivasi sebagai sebuah alasan, dan ada juga yang

mengartikan motivasi sama dengan semangat.24

Menurut Sardiman A.M, kata “motif” diartikan sebagai daya upaya

yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan

sebagai daya penggera di dalam subjek itu melakukan aktivitas-aktivitas

23 Ibid., hlm 3. 24 Op.cit., hlm 3-4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

16

tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai

suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motif” itu, maka

motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.

Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk

mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak.25

Menurut Dimyati dan Mudjiono pada diri siswa terdapat kekuatan

mental yang menjadi penggerak belajar. Kekuatan penggerak tersebut berasal

dari berbagai sumber. Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya.

Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita.

Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi. Ada ahli

psikologi pendidikan yang menyebut kekuatan mental yang mendorong

terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar. Motivasi dipandang

sebagai dorongan mental yang menggerahkan dan mengerahkan perilaku

keinginan yang mengakftikan, menggerakan, menyalurkan, dan mengarahkan

sikap dan perilaku individu belajar. Dalam hal ini motivasi dapat dilihat dalam

beberapa aspeknya.26

a) Jenis Motivasi

Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-

motif dasar. Motif-motif dasar tersebut pada umumnya berasal dari

segi bilologis atau jasmani manusia. Manusia adalah makluk yang

berjasmani sehingga perilakunya terpengaruh oleh insting atau

kebutuhan jasmaninya. Freud berpendapat bahwa insting memiliki

25 Sardiman A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,Jakarta: Rajawali, 1986, hlm 73 26 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : 2006, hlm 80-101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

17

empat ciri, yaitu tekanan, sasaran, objek, dan sumber. Tekanan adalah

kekuatan yang memotivasi individu untuk bertingkah laku. Semakin

besar energi dalam insting, maka tekanan terhadap individu semakin

besar. Sasaran insting adalah kepuasaan atau kesenangan.

Motivasi sekunder, adalah motivasi yang dipelajari. Hal ini

berbeda dengan motivasi primer. Sebagai ilustrasi, orang yang lapar

akan tertarik terhadap makanan tanpa belajar. Untuk memperoleh

makanan tersebut orang harus bekerja terlebih dahulu. Agar dapat

bekerja dengan baik, orang harus belajar bekerja. “bekerja dengan baik”

merupakan motivasi sekunder.

Motivasi sosial adalah motivasi sekunder memegang peranan

penting bagi kehidupan manusia. Para ahli membagi motivasi sekunder

tersebut menurut pandangan yang berbeda. Thomas dan Znaniecki

mengolong-golongkan motivasi sekunder menjadi keinginan-keinginan

(i) memperoleh pengalaman baru (ii) untuk mendapat respon, (iii)

memperoleh pengakuan, dan (iv) memperoleh rasa aman. Mc Cleland

mengolongkan menjadi kebutuhan-kebutuhan untuk (i) berprestasi,

seperti bekerja dengan kualitas produksi yang tinggi, dan memperoleh

IPK 3,50 ke atas, (ii) memperoleh kasi sayang seperti rela berkorban

untuk sesama, dan (iii) memperoleh kekuasaan, seperti kesetian pada

tujuan perkumpulan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

18

b) Sifat Motivasi

Motivasi seseorang dapat bersumber dari (i) dalam diri sendiri,

dikenal sebagai motivasi internal, dan (ii) dari luar seseorang yang

dikenal dengan motivasi eksternal.

Di samping itu kita bisa membedakan motivasi intrinsik yang

dikarenakan orang tersebut senang melakukannya. Sebagai ilustrasi

seorang siswa membaca sebuah buku, karena ia ingin mengetahui kisah

seorang tokoh, bukan karena tugas sekolah. Motivasi memang

mendorong terus, dan memberi energi pada tingkah laku. Setelah siswa

tersebut menamatkan sebuah buku maka ia mencari buku lain untuk

memahami tokoh yang lain.

Motivasi ekstrinsik adalah dorongan terhadap perilaku seseorang

yang ada di luar perubahan yang dilakukannya. Orang berbuat sesuatu,

karena dorongan dari luar seperti adanya hadiah dan menghindari

hukuman.

Motivasi ekstrinsik banyak dilakukan di sekolah dan di masyarakat.

Hadia dan hukuman sering diugunakan untuk meningkatkan kegiatan

belajar. Jika siswa belajar dengan hasil yang memuaskan maka ia akan

memperoleh hadiah dari guru atau orang tua. Sebaiknya jika hasil

belajar tidak baik, memperoleh nilai kurang, maka ia akan memperoleh

“peringatan atau hukuman” dari guru atau orang tua.

Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik dapat dijadikan titik

pangkal rekayasa pendagogis guru. Sebaiknya guru mengenal adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

19

motivasi-motivasi tersebut. Untuk mengenal motivasi yang sebenarnya,

guru perlu melakukan penelitian.

c) Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar.

Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami

perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan

kematangan psikologis siswa. Beberapa unsur yagng mempengaruhi

motivasi belajar.27

a. Cita-cita atau aspirasi siswa

Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan

bergiat, bahkan di kemudian hari menimbulkan cita-cita dalam

kehidupan. Timbulnya cita-cita juga bersamaan dengan

perkembangan kepribadian.28

b. Kemampuan siswa

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa kemampuan akan

memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas

perkembangan.29

c. Kondisi siswa

Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani

mempengaruhi motivasi belajar. 30

27 Ibid., hlm 231. 28 Op.cit., hlm 231. 29 Op.cit. Hlm 231. 30 Ibid., hlm 232.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

20

d. Kondisi lingkungan siswa

Lingkungan siswa dapat berupah keadaan alam, lingkungan tempat

tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan.

e. Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran.

Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran

yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalamn

dengan teman sebayanya akan berpengaruh terhadap motivasi

belajar.

f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa

Guru adalah seorang pendidik profesional. Ia bergaul setiap hari

denga puluhan atau ratusan siswa. Interaksi efektif pegaulannya

sekitar lima jam sehari.

d) Landasan Motivasi

Menurut Kompri, berbicara tentang motivasi atau lebih tepat

tentang perilaku yang dimotivasi (motivated behavior) maka

mempersoalkan perilaku sebagai sesuatu hal yang memiliki tiga macam

ciri khusus. Pertama: perilaku yang dimotivasi berkelanjutan,

maksudnya ia tetap ada untuk jangka waktu yang relatif lama. Kedua:

perilaku yang dimotivasi diarahkan ke arah pencapaian sesuatu tujuan,

dan ketiga: ia merupakan perilaku yang muncul karena adanya sesuatu

kebutuhan yang dirasakan. Ciri yang ketiga yakni adanya sesutu

kebutuhan yang dirasakan mengintroduksi sebuah konsep yang

memerlukan keterangan lebih lanjut. Orang telah menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

21

macam-macam istilah untuk melukiskan kekuatan yang memotivasi

dari perilaku manusia. Beberapa istilah tersebut adalah kebutuhan,

aspirasi, keinginan.31

e) Fungsi Motivasi dalam Belajar

Begitu juga dalam belajar sangat diperlukan adanya motivasi.

“Motivation is an essential condition of learning”. Hasil belajar akan

menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang

diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan

senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.32

4. Pengertian Belajar

Menurut Syaiful Bahri Djamarah, belajar adalah satu kata yang sudah

sangat akrab dengan semua lapisan masyarakat. Bagi pelajar atau mahasiswa

kata “belajar” merupakan kata yang tidak asing. Bahkan sudah merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan mereka dalam menuntut

ilmu di lembaga pendidikan formal. Kegiatan belajar mereka lakukan setiap

waktu sesuai dengan keinginan. Entah malam hari, siang hari, sore hari, atau

pagi hari.33

Belajar adalah key term, ‘istilah kunci’ yang paling vital dalam setiap

usaha pendidikan sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada

pendidikan karena demikian pentingnya arti belajar, maka bagian terbesar

upaya riset dan eksperimen psikologi belajar pun diarahkan pada tercapainya

pemahaman yang lebih luas dan mendalam megenai proses perubahan 31 Ibid., hlm 6-7. 32 Ibid., hlm 84. 33 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2011, hlm 12-13.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

22

manusia itu. Belajar yaitu setiap perubahan yag relatif menetap dalam

tinggkah laku yang terjadi sebagai hasil dari latihan dan pengalaman. Atau

belajar adalah perubahan kepribadian, kepandaian/suatu pengertian.34

Menurut Suyono dan Hariyanto, belajar adalah suatu aktivitas atau

suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,

memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian.35

Menurut Winkel belajar merupakan suatu proses psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif subyek dengan lingkungannya dan yang

menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

keterampilan, nilai-sikap, yang bersifat konstan atau menetap. Perubahan-

perubahan itu dapat berupa sesuatu yang baru yang segera nampak dalam

perilaku nyata atau yang masih tersembunyi. Mungkin juga perubahan hanya

berupa penyempurnaan terhadap hal yang sudah pernah dipelajari.36

Oemar Hamalik berpendapat bahwa, belajar adalah modifikasi atau

memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar

merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.

Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni

mengalami. Hasil belajar bukan suatu hasil latihan melainkan pengubahan

kelakuan.37

Dari beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar yang

dikemukakan di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu kegiatan 34 Noer Rohmah, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta : Teras: 2012, hlm 171-172. 35 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran (teori dan konsep dasar), Bandung : Rosda Karya : 2011 hlm 9. 36 W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, Jakarta :Gramedia, 1989, hlm 34-37 37 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta : 2001, hlm 27.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

23

yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan raga. Belajar

adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan

lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.

5. Pendekatan Konstruktivisme

Menurut kaum konstruktivisme, belajar merupakan proses aktif

pelajar mengkosntruksi arti entah teks, dialog, pengalaman fisis, dan lain-lain.

Belajar juga merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan

pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah

dipunyai seseorang sehingga pengertianya dikembangkan. Proses tersebut

antara lain bercirikan sebagai berikut.

1. Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan oleh siswa dari

apa yang merekan lihat, dengar, rasakan, dan alami.

2. Konstruksi arti itu adalah proses yang terus-menerus. Setiap kali

berhadapan dengan fenomena atau persoalan yang baru, diadakan

rekonstruksi, baik secara kuat maupun lemah.

3. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, melainkan lebih suatu

pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru.

Belajar bukanlah hasil perkembangan, melainkan merupakan

perkembangan itu sendiri.

4. Proses belajar itu sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang

dalam keraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

24

5. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman dengan dunia fisik dan

lingkungannya.

6. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui si

pelajar. Konsep-konsep, tujuan, dan motivasi yang mempengaruhi

interaksi dengan bahan yang dipelajari.38

Bagi kaum konstruktivis, belajar adalah suatu proses organik untuk

menemukan sesuatu, bukan suatu proses mekanik untuk mengumpulkan

fakta. Belajar itu suatu perkembangan pemikiran dengan membuat hipotesis,

mengetes hipotesis, memanipulasi objek, memecahkan persoalan, mencari

jawaban, menggambarkan, meneliti, berdialog, mengadakan refleksi,

mengungkapkan pertanyaan, mengekspresikan gagasan, dan lain-lain untuk

membentuk konstruksi yang baru.39

Konstruktivisme adalah sebuah filosofi pembelajaran yang dilandasi

premis bahwa dengan merefleksikan pengalaman, kita membangun,

mengkonstruksi pengetahuan, pemahaman kita tentang dunia tempat kita

hidup. Setiap kita akan menciptakan hukum dan model mental kita sendiri,

yang kita pergunakan untuk menafsirkan dan menerjemahkan pengalaman.

Belajar dengan demikian, semata-mata sebagai suatu proses pengaturan

model mental seseorang untuk mengakomodasi pengalaman-pengalaman

baru.40

Teori Piaget berlandaskan bahwa perkembangan anak bermakna

membangun struktur kognitifnya atau peta mentalnya yang diistilahkan 38 Ibid, hlm 61. 39 Ibid, hlm 62. 40 Ibid, hlm 105.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

25

‘‘schema/skhema’’ atau konsep jejaring untuk memahami dan menanggapi

pengalaman fisik dalam lingkungan di sekelilingnya. Konsep sekema sendiri

sebenarnya sudah banyak dikembangkan oleh para ahli liguistik, psikologi,

kognitif, dan psikolinguistik yang digunakan untuk menjelaskan dan

memahami adanya interaksi antar sejumlah faktor kunci yang berpengaruh

terhadap proses pemahaman.41

Prinsip-prinsip konstruktivisme ini telah banyak digunakan dalam

pendidikan sains dan matematika. Secara umum prinsip-prinsip itu berperan

sebagai referensi dan alat refleksi kritis terhadap praktek, pembaruan, dan

perencanaan pendidikan. Prinsip-prinsip yang sering diambil dari

konstruktivisme antara lain: (1) pengetahuan dibangun secara aktif, (2)

tekanan dalam proses belajar terletak pada siswa, (3) mengajar adalah

membantu siswa belajar, (4) tekanan dalam proses bukan hasil akhir, (5)

kurikulum menekankan partisipasi siswa dan, (6) guru adalah fasislitator.

Dalam hal ini juga dapat dilihat bahwa penggunaan konstruktivisme sebagai

referensi untuk menyusun metode mengajar yang lebih menekankan pada

keaktifan siswa baik dalam belajar sendiri maupun bersama dalam kelompok.

Sebagai alat refleksi, konstruktivisme dapat digunakan untuk meneliti

mengapa siswa tertentu dapat belajar lebih baik dalam konteks dengan teman

dan mengapa siswa tertentu salah tangkap terhadap yang ia pelajari.42

41 Ibid, hlm 107. 42 Ibid, hlm 73-74.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

26

6. Pembelajaran Sejarah

Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan individu untuk

memenuhi kebutuhannya. Peserta didik yang belajar akan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam dirinya, baik itu kognitif, afektif, dan

psikomotorik.43

Istilah “sejarah” berasal dari bahasa Arab, yakni “syajarahtun”

(dibaca “syajarah”), yang memiliki arti “pohon kayu”. Pengertian pohon kayu

di sini menunjukan adanya suatu kejadian, perkembangan atau pertumbuhan

tentang sesuatu hal atau peristiwa dalam suatu kesinambungan. Pada

umumnya orang menggunkan istilah “sejarah” untuk menunjukan pada cerita

sejarah, pengetahuan sejarah, gambaran sejarah, yang kesemuanya itu

mengartikan sejarah dalam “subjektif”.44 Pengertian sejarah yang dipahami

sekarang ini dari bahasa Inggris, yakni history yang bersumber dari bahasa

Yunani kuno historica diartikan sebagai teladan mengenai gejala-gejala

dalam urutan kronologis.45

7. Prestasi Belajar Sejarah

Menurut Winkel, prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang

telah dicapai oleh seseorang. Menurut Drs. M. Uzer Usman, belajar adalah

suatu proses perubahan tingkah laku atau kecakapan manusia. Sejarah adalah

jumlah perubahan-perubahan, kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa

43 E. Mulyasa, Iplementasi Kurikulum 2004 : Panduan Pembelajaran KBK, Bandung : Remaja Rosda Karya, 2006, hlm 189. 44 Mohamad Ali, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian 3 Pendidikan Disiplin Ilmu, Bandung : Bhakti Utama, 2007, hlm 341-343. 45 Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural, Bandung : Bumi Aksara, 2007, hlm 287.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

27

dalam kenyataan sekitar kita. Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

sejarah adalah keberhasilan yang telah dicapai seseorang dengan mempelajari

peristiwa-peristiwa masa lalu.

8. Motivasi Belajar Sejarah

Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerahkan dan

mengerahkan perilaku keinginan yang mengaktifkan, menggerakan,

menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar.46 Belajar

merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam

interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan

psikomotorik.47 Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar sejarah adalah

keberhasilan dari dorongan yang telah muncul untuk mempelajari peristiwa-

peristiwa atau kejadian pada masa lampau.

9. Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Dari beberapa pendapata para ahli pada intinya belajar merupakan

suatu proses untuk mencapai suatu tujuan yaitu perubahan ke arah yang lebih

baik.

Perubahan tersebut adalah perubahan pengetahuan, pemahaman,

keterampilan dan sikap yang bersifat menetap. Tujuan utama dalam

menerapkan pembelajaran berbasis masalah adalah penguasaan issi belajar

dari disiplin hereustik dan pengembangan keterampilan pemecahan masalah.48

46 Ibid., hlm 80. 47 Ibid., hlm 13. 48 Rusman. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, hlm 236.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

28

Ada beberapa cara menerapkan PBL dalam pembelajaran. Secara umum

penerapan model ini dimulai dengan adanya pemecahan masalah yang harus

dipecahkan oleh peserta didik. Masalah tersebut dapat berasal dari peserta

didik atau dari pendidik. Peserta didik akan memusatkan pembelajaran di

sekitar masalah tersebut, dengan arti lain, peserta didik belajar teori dan

metode ilmiah agar dapat memecahkan masalah yang menjadi pusat

perhatiannya. Pemecahan masalah dalam PBL harus sesuai dengan langkah-

langkah metode ilmiah. Dengan demikian peserta didik belajar memecahkan

masalah secara sistematis dan terencana.

Pembelajaran berbasis masalah adalah sebuah cara memanfaatkan

masalah untuk menimbulkan motivasi belajar. Pembelajaran berbasis masalah

merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang diharapkan dapat

memberdayakan siswa untuk menjadi seseorang individu yang mandiri dan

mampu menghadapi setiap permasalahan dalam hidupnya dikemudian hari.

Pada model pembelajaran berdasarkan masalah kelompok-kelompok kecil

siswa bekerjasama memecahkan suatu masalah yang disepakati oleh siswa dan

guru.49

Pembelajaran Berbasis Masalah selain memiliki cara tersendiri untuk

menimbulkan motivasi pada diri siswa, juga memiliki ciri-ciri dalam

pembelajarn sebagai berikut; pembelajaran dimulai dengan pemberian

‘masalah’, biasanya ‘masalah’ memiliki konteks dengan dunia nyata, peserta

didik secara berkelompk aktif merumuskan masalah dan mengidentifikasi

49 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Jakarta: Prenada Media Group, 2009, hlm 92.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

29

kesenjangan pengetahuan mereka, mempelajari dan mencari sendiri materi

terkait dengan ‘masalah’, dan melaporkan solusi dari ‘masalah’. Sementara

pendidik lebih banyak memfasilitasi.50

Pembelajaran berbasis masalah berfokus pada penyajian suatu

permasalahan (nyata atau stimulasi) kepada siswa, kemudian siswa diminta

mencari pemecahannya melalui serangkaian penelitian dan investigasi

berdasarkan teori, konsep, prinsip yang dipelajarinya dari berbagai bidang

ilmu.51 Karakteristik pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut:

1) Permasalahan menjadi starting point dalam belajar.

2) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di

dunia nyata yang tidak tersetruktur.

3) Permasalahan membutuhkan perspektif ganda.

4) Permsalahan menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa,

sikap dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi

kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar.

5) Belajar pengarahan diri menjadi hal utama.

6) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam penggunaannya

dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial

dalam PBM.

50 Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, Jakarta: Prenada Media Group, 2009, hlm, 12. 51 Eveline Siregar. Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Ghalia Indonesia. hlm 119.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

30

7) Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif.

8) Pengembangan keterampilan inquiri dan pemecahan masalah sama

pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari

solusi dari sebuah permasalahan.

9) Keterbukaan proses dalam PBM (Pembelajaran Berbasis Masalah)

meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar.

10) Pembelajaran berbasis masalah melibatkan evaluasi dan review

pengalaman siswa dan proses belajar.52

Pembelajaran berbasis masalah terdiri dari 7 langkah yaitu:53

1) Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas

Memastikan setiap anggota memahami berbagai istilah dan konsep

yang ada dalam masalah.

2) Merumuskan masalah

Fenomena yang ada dalam masalah menuntut penjelasan

hubungan-hubungan apa yang terjadi diantara fenomena itu.

Kadan-kadang ada hubungan yang belum nyata antara

fenomenanya, atau ada yang sub-sub masalah yang harus diperjelas

dahulu.

3) Menganalisis masalah

Anggota mengeluarkan pengetahuan terkait apa yang sudah

dimiliki anggota tentang masalah. Terjadi diskusi yang membahas

52 Rusman. Model-model Pembelajaran (mengembangkan profesionalisme guru). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2010. Hlm 232-233. 53 Ibid., hlm. 232.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

31

informasi faktual (yang tercantum pada masalah), dan juga

informasi yang ada di dalam pikiran anggota. Brainstorming (curah

gagasan) dilakukan dalam tahap ini. Anggota kelompok

mendapatkan kesempatan melatih bagaimana mejelaskan, melihat

alternatif atau hipotesis yang terkait dengan masalah.

4) Menata gagasan dan secara sistematis, serta menganalisisnya.

Bagian yang sudah dianalisis dilihat dari keterkaitannya satu sama

lain dikelompokkan: mana yang saling menunjang dan mana yang

bertentangan dan sebagainya. Analisis adalah upaya memilah-

milah sesuatu menjadi bagian yang membentuknya.

5) Memformulasikan tujuan pembelajaran

Kelompok dapat merumuskna tujuan pembelajaran karena

kelompok sudah tahu pengetahuan mana yang masih kurang dan

mana yang masih belum jelas. Tujuan pembelajaran akan

dikaitikan dengan menganalisis masalah yang dibuat.

6) Mencari informasi tambahan dari sumber yang lain (di luar diskusi

kelompok)

Saat ini kelompok sudah tahu informasi apa yang tidak dimiliki

dan sudah punya tujuan pembelajaran. Kini saatnya mereka

mencari informasi tambahan itu dan menentukan dimana hendak

mencarinya. Mereka harus mengatur jadwal, menentukan sumber

informasi. Setiap anggota harus mampu belajar sendiri dengan

efektif untuk tahapan ini agar mendapatkan informasi yang relevan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

32

seperti menentukan kata kunci dalam pemilihan, memperkirakan

topik, penulis, publikasi, dan sumber pembelajaran.

7) Mensintesa (menggabungkan) dan menguji informasi baru dan

membuat laporan untuk kelas.

Berdasarkan laporan-laporan individu atau sub kelompok yang

dipresentasikan dihadapan kelompok lain, kelompok akan

mendapatkan informasi-informasi baru. Anggota yang mendengar

laporan haruslah kristis tentang laporan yang disajikan (laporan

diketik dan diserahkan ke setiap anggota). Kadang-kadang laporan

yang dibuat menghasilkan pertanyaan-pertanyaan baru yang harus

disikapi oleh kelompok untuk mendiskusikan. Dalam tahap ini,

keterampilan yang dibutuhkan adalah meringkas dan

mendiskusikan.

Persepsi pengalaman pembelajaran berbasis masalah sesuai dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh Huang yang dikutip dalam W. Sanjaya

yaitu berupa persepsi positif dan persepsi negatif yang ditunjukkan sebagai

berikut:

1) Persepsi positif pembelajaran berbasis masalah a) Responden merasa luas ketika ide-ide mereka diterima oleh

anggota-anggota kelas b) Pembelajaran Berbasis Masalah lebih interaktif dari gaya

belajar yang lain. c) Pembelajaran Berbasis Masalah memenuhi kebutuhan siswa

dalam belajar. 2) Persepsi negatif Pembelajaran Berbasis Masalah

a) Pengetahuan yang didapatkan siswa tidak akurat b) Siswa tidak tentu memahami bahan pelajaran dan tidak tentu

tentang apa yang dikerjakan terhadap masalah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

33

c) Banyak waktu kelas yang sia-sia dan dirasakan oleh beberapa guru tidak fokus.

d) Beban kerja menjadi lebih berat dan menimbulkan usaha ekstra untuk memenuhinya.

Sedangkan presepsi Pembelajaran menurut Sanjaya yaitu berupa

keunggulan dan kelemahan yang ditunjukan sebagai berikut54:

1) Keunggulan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learnig) sebagai berikut: a) Pemecahan masalah (problem solving) merupakan teknik yang

cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran. b) Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan

untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa. c) Meningkatkan motivasi dan aktifitas pembelajaran siswa. d) Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya

dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. selain itu juga pemecahan masalah juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.

e) Melalui pemecahan masalah bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran pada dasarnya merupakan cara berifikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja.

f) Mengembagnkan kemampuan siswa untuk berfikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka menyesuaikan dengan pengetahuan baru.

g) Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan berfikir kritis siswa dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.

h) Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.

i) Mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berkahir.

j) Memudahkan siswa dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari guna memcahkan masalah dunia nyata.

2) Kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based

Learning)

54 W. Sanjaya, Strategi Pembelajran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, Pedana Media Group, hlm 220-221.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

34

Disamping keunggulan yang dimiliki Pembelajaran Berbasis

Masalah, tentunya Pembelajaran Berbasis Masalah sebagai sebuah

strategi pembelajaran juga memiliki kelemahan diantaranya:

a) Masalah siswa tidak memiliki minat atau kepercayaan, maka

mereka akan enggan untuk mencoba.

b) Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving

membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.

c) Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk

memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka

tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.55

10. Pengertian Media Audio-Visual

a. Media

Apabila dilihat dari etimologi “kata media berasal dari bahasa latin

dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harafiah

berati perantara atau pengatar, maksudnya sebagai perantara atau alat

menyampaikan sesuatu”. Media adalah sebuah alat yang berfungsi dan

dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran

adalah proses komunikasi antara pembelajaran, pengajar, dan bahan ajar.

Maka dapat dikatakan bahwa, bentuk komunikasi tidak akan berjalan

tanpa bantuan sarana untuk menyampaikan pesan. Bentuk-bentuk stimulus

dapat dipergunakan sbagai media, diantaranya adalah hubungan atau

interaksi manusia, realitas, gambar bergerak atau tidak, tulisan dan suara

55 Ibid., hlm 218-219.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

35

yang direkam. Dengan kelima bentuk stimulus ini, akan membantu

pembelajar mempelajari bahan ajaran. Atau dapat disimpulkan bahwa

bentuk-bentuk stimulus dapat dipergunakan sebagai media adalah suara,

lihat, dan gerakan.56

Azhar Arsyad berpendapat bahwa, media berasal dari bahasa latin

medius yang secara harafiah berarti tengah, ‘perantara’ atau ‘pengantar’.

Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengatar pesan dari

pengirim kepada penerima pesan.57

b. Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin, yang merupakan bentuk

jamak dari kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah

(antara dua pihak atau kutub) atau suatu alat. Oleh karena itu media

pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu yang mengantarkan pesan

pembelajaran antara pemberi pesan kepada penerima pesan.58

Konsep media pembelajaran mempunyai dua segi yang satu sama

lain saling menunjang, yaitu perangkat keras (hardware) dan materi atau

bahan yang disebut perangkat lunak (software).59

1. Ciri-ciri Media Pembelajaran.

Pada dasarnya fungsi utama media pembelajaran adalah

sebagai sumber belajar. Fungsi-fungsi yang lain merupakan hasil

pertimbangan pada kajian ciri-ciri umum yang dimilikinya, bahasa 56 Hujair AH Sanaky, Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif, Yogyakarta : Kaukaba Dipantara, 2013, hlm 3. 57 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2010, hlm 3. 58 Sri Anitah, Media Pembelajaran, Surakarta : Yuma Pustaka, 2010, hlm 4. 59 Ibid, hlm 6.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

36

yang dipakai menyampaikan pesan dan dampak atau efek yang

ditimbulkannya. Ciri-ciri (karakteristik) umum media yang

dimaksud adalah kemampuan merekam, menyimpan, melestarikan,

merekonstruksi, dan mentransportasikan suatu peristiwa atau

obyek. Kemudian yang dipakai menyampaikan pesan adalah

bahasa verbal dan bahasa nonverbal. Terakhir adalah tentang efek

yang ditimbulkannya, bentuk kongkrit dari efek ini adalah

terjadinya perubahan tingkah laku dan sikap siswa sebagai akibat

interaksi antara dia dengan pesan; baik perubahan itu secara

individu maupun secara kelompok.60

2. Tujuan Media Pembelajaran.

Untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan

dalam rangka penyajian informasi di hadapan siswa. Isi dan bentuk

penyajian bersifat amat umum, berfungsi sebagai pengantar,

ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang. Penyajian

dapat pula berbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi. Media

berfungsi untuk tujuan instruksi dimana informasi yang terdapat

dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau

mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga

pembelajaran dapat terjadi.61

60 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran (sebuah pendekatan baru), Jakarta : Referensi, 2013, hlm 36. 61 Ibid, hlm 24-25.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

37

3. Maanfaat Media Pembelajaran.

Berbagai manfaat media pembelajaran seperti, penyampaian

pelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat atau

mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang sama.

Meskipun para guru menafsirkan isi pelajaran dengan cara yang

berbeda-beda, dengan penggunaan media ragam hasil tafsiran itu

dapat dikurangi sehingga informasi yang sama dapat disampaikan

kepada siswa sebagai landasan untuk pengkajian, latihan, dan

aplikasi lebih lanjut.62

Arief S. Sadiman, membagi pemanfaatan media pembelajaran

pada dua pola, yakni pemanfaatan media dalam situasi belajar-

mengajar di dala kelas atau ruang (seperti auditorium) dan

pemanfaatan media di luar kelas. Dalam konteksnya pemaanfaatan

media di dalam kelas, kehadiranya dimaksudkan untuk menunjang

tercapainya tujuan tertentu. Pemanfaatan media secara kontrol,

yakni media itu digunakan dalam suatu rangkaian kegiatan yang

diatur secara sistematik untuk mencapai tujuan tertentu, seperti

pemanfaatannya di dalam kelas dan pada program pendidikan jarak

jauh.63

c. Media Audio

Pembahasan tentang proses komunikasi pembelajaran dengan

menggunakan media audio tidak lepas dari pembahasan aspek

62 Ibid, hlm 25. 63 Ibid. hlm 208-209.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

38

pendengaran itu sendiri. Pendengaran adalah alat untuk mendengarkan.

Sebelum Johannes Gutenberg menemukan mesin cetak pada tahun 1440-

an, kebanyakan informasi disampaikan dari generasi ke generasi secara

lisan. Epos, mitos, dan dongeng dalam semua kebudayaan kuno

disampaikan melalui tradisi lisan.64

Karakteristik media pembelajaan yang menjadi pembahasan kita

kali ini adalah karakteristik berdasarkan kemampuan media dalam

membangkitkan rangsangan indera pendengaran. Ciri utama dari media ini

adalah pesan yang disalurkan melalui audio dituangkan dalam lambang-

lambang auditif, baik verbal (bahasa lisan/kata-kata) maupun nonverbal

(bunyi-bunyian dan vokalisasi, seperti geruntuan, guman, musik, dll).65

d. Media Visual

Media visual adalah media yang melibatkan indera penglihatan.

Terdapat dua jenis pesan yang dimuat dalam media visual, yakni pesan

verbal dan nonverbal. Pesan verbal visual terdiri atas kata-kata (bahasa

verbal) dalam bentuk tulisan; dan pesan nonverbal-visual adalah pesan

yang dituangkan ke dalam simbol-simbol nonverbal-visual. Posisi simbol-

simbol nonverbal-visual yakni sebagai pengganti bahasa verbal, maka ia

bisa disebut sebagai bahasa visual. Bahasa visual inilah yang kemudian

menjadi software-nya media visual.66

Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peran

yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat 64 Ibid,hlm 58. 65 Ibid, hlm 64. 66 Ibid, hlm 81.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

39

memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan

organisasi) dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menimbulkan

minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran

dengan dunia nyata.67

e. Media Audio-visual

Media visual yang menggabungkan penggunaan suara memerlukan

pekerjaan tambahan untuk memproduksinya. Salah satu perkerjaan penting

yang diperlukan dalam media audio-visual adalah penulisan naskah dan

storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak, rancangan, dan

penelitian. Narasi ini merupakan penuntun bagi tim produksi untuk

memikirkan bagaimana video menggambarkan atau visualisasi materi

pelajaran. Pada awal pelajaran media harus mempertunjukan sesuatu yang

dapat menarik perhatian semua siswa.68

Media audio-visual dalam kegunaannya dapat dilihat sebagai

berikut yakni, media yang dilengkapi dengan fungsi peralatan suara dan

gambar dalam satu unit, dinamakan media audio-visual murni. Seperti film

(movie) , LCD, dan video.69

Dalam pembelajaran dimasa sekarang ini, pemanfaatan video

dalam proses pembelajaran hendaknya memperhatikan hal-hal berikut:

1. Program video harus dipilih agar sesuai dengan tujuan

pembelajaran.

67 Ibid, hlm 89. 68 Ibid, hlm 94. 69 Ibid, hlm 113.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

40

2. Pemakaian video untuk tujuan kognitif dapat digunakan utuk

hal-hal yang menyangkut kemampuan mengenal kembali dan

kemampuan memberikan rangsangan berupa gerak yang serasi.

3. Dengan menggunakan berbagai teknik dan efek video dapat

menjadi media yang sangat ampuh untuk mempengaruhi sikap

dan emosi siswa dalam situasi belajar.70

f. Pengertian Multimedia

Multimedia, bisa punya makna berlainan bagi orang lain. Bagi

sekalangan orang lain, multimedia bisa berarti presentasi ‘‘live’’ saat

sekelompok orang duduk dalam suatu ruangan sambil memandang

gambar-gambar yang disajikan dalam satu atau lebih layar lebar dan

mendengar music suara lain yang disampaikan oleh pembicara. Saya

sendiri mendefenisikan ‘multimedia’ sebagai ‘presentasi materi dengan

menggunakan kata-kata sekaligus gambar-gambar’. Yang dimaksud

dengan ‘kata’ disini adalah materinya disajikan dalam verbal form atau

bentuk verbal, misalnya menggunakan teks kata-kata yang tercetak atau

terucapkan.71

Dapat ditinjau bahwa kasus yang mendukung multimedia learning

ini didasarkan pada ide bahwa pesan-pesan instruksional harus dirancang

sejalan dengan bagaimana otak manusia bekerja. Jadi istilah

‘‘multimedia’’ bisa dilihat dari tiga pandangan; didasarkan pada alat-alat

yang digunakan untuk mengirimkan pesan instruksional (yakni, media

pengirimannya), format-format representasional yang digunakan untuk

70 Ibid, hlm 127-128. 71 Ibid, hlm 2-3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

41

menyajikan pesan instruksional (yakni, model-model presentasinya), dan

modalitas indrawi yang digunakan murid untuk menerima pesan

instruksional itu (yakni, pancaindra).72

11. Materi Pokok

Materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini, diambil

dari;

Standar Kompetensi

Merekonstruksi Perjuangan Bangsa Indonesia sejak Proklamasi hingga

lahirnya Orde Baru.

Kompetensi Dasar

Merekonstruksi perkembangan masyarakat Indonesia sejak proklamasi

hingga demkokrasi terpimpin.

a) Kehidupan Indonesia pada Masa Demokrasi Parlementer

Perjalanan sejarah Indonesia pada masa Demokrasi Parlementer

diawali oleh pemerintah dengan tujuh masa kabinet yang berbeda. Sistem

pemerintahan pada demokrasi parlementer menetapkan kabinet-kabinet ini

bertanggung jawab secara langsung kepada parlemen.

Kondisi Indonesia pada masa ini sangatlah rentan karena dalam

kurun waktu pemerintahan ketujuh kabinet tersebut, kinerja kabinet sering

terjadi deadlack dan ditentang parlementer. Hal itu terjadi karena adanya

kelompok oposisi yang kuat sehingga mengakibatkan timbulnya konflik

kepentingan dalam proses perumusan dan pembuatan kebijakan negara.

72 Ibid, hm 7.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

42

b) Kegagalan Konstituante dalam Menyusun Undang-Undang Baru

Kehidupan Indonesia pada masa demokrasi perlementer juga

diawali dengan gagalnya konstituante dalam membuat undang-undang

yang baru bagi Indonesia. Konstituante sendiri adalah sebuah lembaga

yang dibentuk untuk membentuk undang-undang. Pada 20 november 1956

konstituante mulai bersidang untuk pertama kalinya. Pada sidang pertama

ini soekarno memberikan kewenangan untuk menyusun dan menetapkan

undang-undang dasar Republik Indonesia tanpa ada batas masa kerja.

Masa awal kerjanya konstutiante dihadapkan pada tidak adanya

kebulatan suara antar kelompok-kelompok didalam konstituante.

Semangat untuk bersatu dan merumuskan UU berubah menjadi perasaan

saling mementingkan kepentingan kelompok sendiri. Tantangan kerja

yang dihadapi oleh konstituante antara lain terjadi pada 29 Mei 1959. Saat

itu ada usulan dari kalangan kelompok Islam untuk memasukan kembali

butir piagam Jakarta yang menyatakan “dengan kewajiban syariat islam

bagi pemeluk-pemeluknya”. Pada sidang konstituante pada taggal 29 Mei

1959, diambil langkah pemungutan suara untuk menyelesaikan masalah

itu. Hasilnya, 201 setuju dan mendukung, serta 265 suara menolak. Dari

hasil itu tidak tercapai kuorum yang seharusnya, yaitu 2/3 dari jumlah

seluruh anggota konstituante yang hadir.

Pada 30 Mei 1959, konstituante kembali melakukan sidangnya.

Agenda sidang ini adalah membahas usulan pemerintah untuk kembali

pada UUD 1945 tanpa perubahan. Kemudian dilakuakan lagi sidang untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

43

menentukan UUD namun hasilnya sama dengan sidang pertama yang

tidak mencapai kuorum.

Faktor-faktor utama yang menyebabkan kegagalan konstituante

dalam merancang sebuah UUD bagi Indonesia adalah terdapat sikap

mementingkan diri sendiri atau golongan partai politik yang berada

didalam konstituante.

c) Kehidupan Ekonomi Indoenesia di Masa Demokrasi Perlementer

Pada masa kabinet Sukiman, salah satu perubahan kehidupan

ekonomi yang terjadi adalah proses nasionalisme yang dilakukan

pemerintah. Proses nasionalisme ekonomi ini menyangkut tiga bidang

utama, yaitu nasionalisme de Javasche Bank menjadi Bank Indonesia,

pembentukan Bank Negara Indonesia dan pemberlakuan Oeang Repoeblik

Indonesia (ORI).

Sebelum dilaksanakanya nasionalisasi De Javasche Bank, terjadi

proses pembentukan Bank Negara Indonesia sebagai bank nasional

pertama Indonesia dan dikukuhkan dalam peraturan pemerintah pengganti

UU No. 2/1946. Proses itu terjadai pada 5 Juli 1946. Langkah lanjutan dari

nasionalisme De Javasche Bank adalah dikeluarkanya UU No 24.1951

yang berisi tentang pelaksanaan nasionalisme De Javasche Bank menjadi

Bank Indonesia yang berfungsi sebagi bank sentral dan bank sirkulasi.

Pemerintah Indonesia melakukan nasionalisme mata uang

Republik Indonesia dengan menukar mata uang Jepang ke mata uang

Indonesia yang disebut sebagi Oeang Republik Indonesia (ORI). Pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

44

masa demokrasi perlementer, proses nasionalisasi ekonomi Indonesia tidak

berjalan mulus karena konflik kepentingan politik antar kelompok didalam

tubuh konstituante dan parlemen. Berbagai kebijakan pada masa

demokrasi perlemnter menunjukkan hal itu. Contohnya, proyek

nasionalisme ekonomi pada masa kabinet Ali I yang menekan

nasionalisasi sektor perekonomian itu merupakan salah satu upaya

pemerintah kabinet Ali I dalam meningkatkan taraf perekonomian bangsa

Indonesia.

Perubahan perekonomian negara juga terlihat pada masa kabinet

Ali II. Ditandatanganinya UU pembatanlan Konfrensi Meja Bundar

(KMB) oleh presiden Soekarno pada 3 Mei 1956 berakibat pada

berpindahnya asset-aset modal yang dimiliki para pengusaha Belanda

ketangan pengusaha pribumi.

d) Kehidupan Politik Indonesia di Masa Demokrasi Terpimpin

Perpindahan sistem pemerintahan Indonesia pada masa demokrasi

parlementer ke demokrasi terpimpin diawali oleh adanya potensi ancaman

konflik internal dalam negeri. Hal itu disebabkan oleh tingginya benturan

kepentingan antar kelompok politik di Indonesia. Puncaknya adalah

dibubarkanya konstituante karena tidak berhasil membuat undang-undang.

Untuk mengatasi potensi ancaman dalam negeri, KSAD A.H. Nasution

mengeluarkan peraturan Prt/Perperu/040/1959. Peraturan tersebut berisi

larangan bagi seluruh kegiatan atau aktivitas yang berbau politik tersebut

dan mulai berlaku 3 Juni 1959.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

45

Kebuntuan kinerja konstituante akhirnya ditutup dengan

pengumuman Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang berisi sebagi beikut:

Pembubaran Konstituante.

Tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya kembali UUD 1945.

Pembentukan MPRS dan DPAS.

Pemberlakuakn dekrit presiden 5 juli 1959 ini merupakan momen

pergantian sistem demokrasi Indonesia dari demokrasi liberal menjadi

demokrasi presidensial. Dekrit presiden juga menandai berakhirnya tugas

konstituante setelah 3 tahun gagal membuat rancangan UUD pengganti

UUDS 1950.

B. Kerangka Berpikir

Proses pembelajaran akan lebih bermakna jika di rancang dengan

mengaktifkan siswa untuk saling membantu dan bekerjasama dalam proses

pembelajaran. Berdasarkan permasalahan yang terdapat pada siswa kelas XI IPA

1 SMAN 10 Yogyakarta, bahwa guru dalam proses belajar mengajar (PBM)

terpaku dengan model ceramah setiap kali pertemuan. Hal ini menyebabkan siswa

mengalami rasa bosan dan malas untuk mengikuti aktivitas pembelajaran di kelas,

sehingga berpengaruh pada rendahnya prestasi dan motivasi belajar sejarah yang

nampak dari hasil ulangan sebelum peneliti melakukan penelitian.

Guru mempunyai tugas utama dalam penyelenggaraan pembelajaran.

Dengan demikian pemilihan dan penggunaan model dan media yang tepat

diharapkan dapat mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar. Salah satu

model dan media pembelajaran yang mampu menyajikan materi sejarah tentang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

46

peristiwa secara menarik, yaitu model pembelajaran berbasis masalah yang di

dalamnya melibatkan media audio visual. Model pembelajaran berbasis masalah

merupakan salah satu model yang dapat merangsang siswa dari aspek afektif,

kognitif dan psikomotorik. Media pembelajaran audio visual merupakan media

yang digunakan untuk menyalurkan pesan lewat indera penglihatan sekaligus

indera pendegaran, media dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan

keiginan dan minat yang baru, serta motivasi dan rangsangan belajar. Penerapan

model berbasis masalah dan pemanfaatan media audio visual bertujuan untuk

merangsang siswa berfikir kristis dan aktif, dalam model pembelajaran berbasis

masalah ini menekanka siswa untuk mencari permasalahan yang ada dan mencari

solusi untuk pemecahan masalah itu sendiri. Hal ini pun berdampak pada prestasi

dan motivasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar.

Gambar 1 : Kerangka Berpikir

Pembelajaran Sejarah

Penggunaan Media Audio Visual

- Proses pembelajaran

- Aktivitas guru dan peserta didik.

- Keterampilan dalam pemanfaatan media

Peningkatan Prestasi dan motivasi Belajar siswa

Model Pembelajaran

Berbasis Masalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

47

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian pada deskripsi teoritis dan kerangka berpikir di atas

maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitan ini adalah.

a. Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan

media audio-visual, dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa

kelas XI IPA 1 SMA Negeri 10 Yogyakarta.

b. Penerapan pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media

audio visual dapat meningkatkan motivasi belajar sejarah siswa kelas

XI IPA 1 SMA Ngeri 10 Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

48

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Seting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMAN 10

Yogyakarta.

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah bagian yang terlibat dalam penelitian dan yang

terkait dalam penelitian. Dalam hal ini subyek penelitian adalah siswa-siswi

kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta, yang berjumlah 30 siswa.

B. Objek Penelitian

Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah motivasi,

prestasi, pembelajaran berbasis masalah, dan media Audio-Visual.

C. Populasi dan Sampel

Populasi yang dimaksud disini adalah siswa-siswi SMAN 10 Yogyakarta

dan sampel yang dimaksud disini adalah siswa-siswi kelas XI IPA 1 SMAN 10

Yogyakarta yang berjumlah 30 siswa.

D. Definisi operasional variabel

1. Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan kegiatan yang dialakukan secara sadar dan

rutin oleh seseorang baik dari segi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang

dihasilkan dari proses latihan dan pengalaman individu itu sendiri setelah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

49

mengikuti pembelajaran yang berupa bukti keberhasilan yang dicapai

seseorang dalam bentuk nilai.

2. Motivasi Belajar

Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, kegigihan

perilaku, dorongan dan kekuatan yang muncul dari dalam dan dari lauar diri

individu untuk melakukan sesuatu. Motivasi belajar yang ditandai dengan

adanya, perhatian, relevansial, keyakinana/rasa percaya diri, dan kepuasaan.

3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah.

Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran yang

menggunakan masalah sebagai titik awal dalam proses kegiatan belajar

mengajar di kelas. Tujuan dari model pembelajaran berbasis masalah ini

yaitu; mencari informasi dan menemukan masalah, mencari sumber belajar

untuk pemecahan masalah, menulis atau mencatat hasil penemuannya,

kerjasama dengn teman, mengajukan pertanyaan, menulis hasil diskusi,

mempresentasikan hasil diskusi secara lisan, dan menjadikan siswa menjadi

lebih aktif.

4. Media Audio-Visual

Media pembelajaran audio visual adalah media yang digunakan untuk

menyalurkan pesan lewat indera penglihatan sekaligus indera pendengaran

(indera pandangan). Melalui media ini seseorang tidak hanya dapat melihat

atau mengamati sesuatu, melainkan sekaligus dapat mendengar sesuatu yang

divisualisasikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

50

E. Model Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan ini merupakan penelitian tindakan kelas

(Clasroom Action Research) yang dilakukan secara kolaboratif dan partisipatif.

Artinya peneliti tidak melakukan penelitian sendiri, namun berkolaborasi dan

bekerja sama dengan guru sejarah kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta. Secara

partisipatif bersama-sama dengan rekan peneliti melaksanakan penelitian ini tahap

demi tahap.

F. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data

a. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kueisioner, tes, observasi, dan dokumentasi.

a. Kuesioner

Kuesioner digunakan untuk mendapatkan data tentang motivasi

belajar sejarah siswa.

b. Tes

Tes digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa.

c. Observasi

Observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktifitas

siswa dalam proses belajar mengajar dan aplikasi pembelajaran

dalam model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media

audio-visual.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

51

d. Wawancara

Wawacara digunakan untuk memperoleh informasi tentang motivasi

dan prestasi belajar sejarah siswa. Wawancara dilakukan baik pada

guru maupun siswa.

e. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dalam bentuk

foto.

b. Instrumen pengumpulan data

a. Motivasi Belajar

1. Kuesioner motivasi

Penentuan skor kuesioner terdiri dari lima kategori, yaitu:

pernyataan positif, alternatif jawaban “Sangat Setuju” (SS) diberi

skor 5, “Setuju” (S) diberi skor 4, “Ragu-ragu” (R) diberi skor 3,

“Tidak Setuju” (TS) diberi skor 2, “Sangat Tidak Setuju” (STS)

diberi skor 1. Sebaliknya untuk pernyataan negatif, alternatif

jawaban “ Sangat Setuju” (SS) diberi skor 1, “Setuju” (S) diberi skor

2, “Ragu-ragu” (R) diberi skor 3, “Tidak Setuju” (TS) diberi skor 4,

“Sangat tidak Setuju” (STS) diberi skor 5.

Untuk menghitung indeks persentase motivasi dihitung

dengan rumus berikut ini.

%= 𝑛

𝑁𝑥 100

Keterangan :

n : nilai yang diperoleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

52

N : jumlah seluruh nilai atau nilai total (skor ideal)

Pedoman menganalisis data motivasi pada penelitian ini

terdiri dari 5 kategori (1) Kategori I : sangat tinggi, (2) Kategori II :

tinggi, (3) Kategori III : cukup, (4) Kategori IV : rendah dan (5)

Kategori V : sangat rendah. Berikut ini adalah tabel presentase sesuai

dengan PAP II sebagai berikut:

Tabel 1 :Persentase PAP II

No Kategori Persentase 1 Sangat Tinggi 81%-100% 2 Tinggi 66%-80% 3 Cukup 56%-65% 4 Rendah 46%-55% 5 Sangat Rendah Dibawah 46%

2. Observasi

Observasi ini menggunakan lembar partisipasi yang terdiri

dari indikator-indikator dalam Model Pembelajaran Berbasis

Masalah. Penilaian pada lembar partisipasi berdasarkan persentase

setiap indikatornya, Indikator tersebut terdiri dari.

1. Mencari informasi dan menemukan masalah. 2. a). Mencari informasi dan sumber belajar untuk pemecahan

masalah. b). Menulis atau mencatat hasil penemuannya

3. a). Kerjasama dengan teman b). Mengajukan pertanyaan kepada guru. c). Menjawab atau menanggapi pertanyaan guru dan teman 4. a). Menulis laporan hasil diskusi b). Melaporkan hasil diskusi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

53

3. Wawacara

Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar

sejarah siswa. Wawancara dilakukan pada guru dan siswa.

4. Dokumentasi

Dokumentasi terdiri dari pengambilan foto, prestasi/nilai

awal, dan perekaman.

a. Prestasi belajar

1) Tes dan Non tes

1. Tes

Tes prestasi belajar berupa soal ulangan yang sesuai dengan

KD yang akan diajar pada kelas yang akan diteliti. Untuk melihat

peningkatan prestasi belajar siswa dengan pengkoperasian nilai

keadaan awal, nilai siklus I dan nilai siklus II.

2. Non Tes

Non tes berupa protofolio yang terdiri diskusi kelompok, tugas

individu.

2) Observasi

Observasi dilaksanakan pada saat siswa melakukan presentasi dan

tanya jawab.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

54

G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

a. Validitas

Penelitian ini menggunakan validitas isi dan validitas konstruk.

Validitas isi digunakan untuk menguji tes prestasi sedangkan validitas

konstruk digunakan untuk menguji item-item dalam kueisioner motivasi.

Validitas isi disebut juga validitas kurikulum yang mengandung arti

bahwa suatu alat ukur dipandang valid apabila sesuai dengan isi kurikulum

yang hendak diukur.73 Oleh karena itu, validitas ini erat kaitannya dengan

materi yang akan diukur dalam tes. Tentu saja materi yang dimaksud adalah

materi yang terdapat dalam kurikulum. Validitas isi mencerminkan sejauh

mana butir-butir dalam tes mencerminkan materi yang disajikan dalam

kurikulum. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur

tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang

diberikan.74 Dalam validitas isi, semua instrumen sudah dikonsultasikan

dengan orang yang berkompeten dibidangnya. Dalam hal ini adalah guru

kelas dan dosen pembimbing sehingga instrumen yang digunakan dapat tepat

sesuai dengan apa yang akan diukur.

Konstruk (construct) adalah sesuatu yang berkaitan dengan fenomena

dan objek yang abstrak tetapi gejala dapat diamati dan diukur. Sedangkan

validitas konstruk mengandung arti bahwa suatu alat ukur dikatakan valid

apabilah telah cocok dengan konstruksi teoritik dimana tes itu dibuat. Dengan

kata lain sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabilah soal- 73 Sumarna Surapranata. Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Implementasi Hasil Tes.Bandung: PT Remaja, hlm, 51. 74 Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2009, hlm 67.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

55

soalnya mengukur setiap aspek berfikir seperti yang diuraikan dalam standar

kopetensi, kompetensi dasar maupun indikator yang terdapat dalam

kurikulum.75 Validitas konstruk digunakan untuk menguji validitas item-item

dalam kueisioner motivasi.

Menurut Harsimi Arikonto tingkat validitas masing-masing item diuji

dengan menggunakan rumus product momen yaitu sebagai berikut:76

Rxy = 𝐍𝚺𝐗𝐘−(∑𝐗)(∑𝐘)

√{𝐍∑𝐗𝟐 −(∑𝐗)𝟐 }{𝐍∑𝐘𝟐−(∑𝐘)𝟐}

Keterangan : Rxy = kofisien korelasi antara variabel X dan variabel Y dan

dua variabel yang dikorelasikan. N = banyak subjek ∑X = jumlah skor item ∑Y = jumlah skor total ∑xy = jumlah perkalian X dan Y X2 = kuadrat X Y2 = kuadrat Y

Sedangkan untuk menguji taraf signifikansi validitas instrumen maka

dilakukan uji t dengan rumus Nana Sudjana77.

t = 𝑟 . √𝑛−2

√1−𝑟2

keterangan : t = taraf signifikan r = korelasi skor item dan skor total n = jumlah item

Berdasarkan hasil uji validitas item-item dalam kuesioner motivasi,

diperoleh hasil bahwa dari 60 item yang disiapkan untuk penelitian terdapat

75 Ibid, hlm. 55. 76 Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. 2009. Hlm 67 77 Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 1990. Hlm 146.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

56

55 item yang dinyatakan valid dengan signifikansi 0,001 sedangkan 5 item

yang lain dinyatakan gugur atau tidak valid adalah item butir 13, 20, 23, 26,

dan 38.

b. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukan

konsistensi hasil pengukurannya yang diperhatikan dalam taraf ketepatan dan

ketelitian.78

𝑟11 =

𝟐𝒓 𝟏𝟐𝟏

𝟐⁄⁄

(𝟏 + 𝒓 𝟏

𝟐 𝟏𝟐⁄⁄ )

Keterangang : r 2𝑟 1

212⁄⁄ = korelasi antar skor-skor setiap belahan.

H. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan

menggunakan model penelitian Tagart dan Kemmis dengan tahapan perencanaan,

tindakan, observasi, dan refleksi. Desain penelitian dapat digambarkan sebagai

berikut:

78 Ign Masidjo. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakrta: Kanisius. hlm 209.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

57

Gambar 2 : Desain Penelitian Tindakan Kelas Model Targat dan Kemmis.

I. Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan untuk menganalisis data di sesuaikan dengan jenis

data yang diperoleh, yaitu data hasil observasi, wawancara dan data prestasi

belajar siswa.

1. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi dilakukan dengan cara mengamati proses pembelajaran

yang sedang berlangsung baik perilaku siswa, perilaku guru dan

perilaku seluruh anggota kelas. Pengamatan di kelas dilakukan

untuk mengetahui masalah-masalah yang muncul dan juga terlihat

partisipasi siswa selama pembelajaran berlangsung.

Tindakan

perencanaan

Refleksi

Observasi

Perencanaan

Pelaksanaan

tindakan

Refleksi

Observasi

Siklus 1

Siklus 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

58

b. Tes digunakan untuk mendapat data tentang hasil belajar siswa.

c. Kuesioner digunakan untuk mengetahui motivasi siswa sebelum

penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan

Media Audio-Visual dan setelah penerapan pembelajarn dengan

Media audio visual apakah ada peningkatan motivasi siswa dalam

pembelajaran sejarah.

2. Data hasil pengamatan

Data hasil observasi dianalisis dengan menggunakan analisis

deskriptif yang melihat kecenderungan terjadinya partisipasi siswa dalam

proses belajar mengajar.

3. Analisis Motivasi dan Prestasi belajar siswa

Dalam penelitian tindakan kelas ini, digunakan dua jenis data yaitu:

data kualitatif dan data kuantitatif. Untuk mengukur motivasi dan prestasi

belajar siswa digunakan analisis kualitatif dan kuantitatif (skor rata-rata

tiap satu siklus). Untuk mengukur prestasi dengan membangdingkan

persentase hasil belajar siswa awal yang diperoleh dari nilai UTS dengan

nilai siklus I, dan siklus II. Pada siklus I dikumpulkan semua nilai ke

dalam daftar nilai. Dalam siklus pertama dapat dilihat dari nilai pre test

dan post test. Nilai pre test dibandingkan post test. Lalu dilihat apakah ada

peningkatan atau tidak prestasi belajar sejarah siswa. Untuk siklus kedua

sama denga siklus pertama. Jika telah dilakukan siklus kedua, maka nilai

yang ada dalam siklus pertama dibandingkan dengan siklus kedua. Dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

59

hal ini, yang dibandingkan adalah hasil dari pre test dan post test siklus

pertama dibandingkan dengan post test siklus kedua.

J. Prosedur Penelitian

1. Persiapan

a) Permintaan ijin kepada Kepala Sekolah dan Guru Kelas XI IPA 1

SMA N 10 Yogyakarta.

b) Wawancara

Wawancara dilakukan dengan guru SMA N 10. Wawancara ini

dilaksanakan untuk mencari informasi tentang kondisi awal motivasi

dan prestasi belajar sejarah siswa serta model yang digunakan oleh

guru.

c) Observasi

Observasi dilakukan pada kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta untuk

memperoleh keadaan awal motivasi siswa dan untuk mengetahui

model pembelajaran yang diterapkan oleh guru sebelum menerapkan

model pembelajaran dengan memanfaatkan media audio-visual.

d) Mempersiapkan silabus

Silabus disusun dengan mengambil satu kompetensi dasar dari tiga

kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum kelas XI IPA semester II.

e) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun empat kali dalam II

siklus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

60

f) Menyusun media pembelajaran

Media yang akan digunakan dalam pembelajaran ini yaitu papan tulis,

slide, leptop, power point, dan speker.

g) Menyiapkan instrumen penelitian langkah-langkah pelaksanaannya

sebagai berikut:

Siklus I PTK:

1. Rencana

Dalam penelitian tindakan, rencana tindakan harus berorientasi ke

depan dan bersifat fleksibel. Perencanaan dalam penelitian

tindakan sebaiknya lebih menekankan pada sifat-sifat strategis

yang mampu menjawab permasalahan yang muncul dalam proses

pembelajaran dan mengidentifikasi masalah-masalah yang ada.

2. Tindakan

Pelaksanaan tindakan, berupa kegiatan nyata penerapan

pembelajaran dengan memanfaatkan media audio-visual pada mata

pelajaran sejarah di kelas XI IPA 1 SMA N 10 Yogyakarta.

3. Pengamatan

Observasi PTK mempunyai fungsi mendokumentasi implikasi

tindakan yang diberikan kepada subjek. Pengamatan, berupa

kegiatan mengamati, mengenali sambil mendokumentasi (mencatat

dan merekam) terhadap proses, hasil, pengaruh, dan masalah baru

yang muncul selama penerapan model pembelajaran dengan

memanfaatkan media audio-visual. Dalam melakkukan observasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

61

ini dengan memakai format observasi dan nantinya menilai hasil

tindakan dengan meggunakan format.

4. Refleksi

Langkah ini merupakan sarana untuk melakukan pengkajian

kembali tindakan yang telah dialakukan terhadap subjek penelitian

dan telah dicatat dalam observasi. Langkah ini juga dapat

digunakan untuk menjawab variasi situasi sosial dan isu sekitar

yang muncul sebagai konsekuensi adanya tindakan terencana.

Siklus II PTK:

1. Rencana

Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil

refleksi pada siklus pertama.

2. Tindakan

Guru melaksnakan pembelajaran berdasarkan rencana

pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama.

3. Pengamatan

Peneliti (rekan kolaborator) melakukan pengamatan terhadap

aktivitas pembelajaran.

4. Refleksi

Refleksi pada akhir siklus kedua, digunakan untuk mengetahui

apakah target yang ditetapkan sesuai indikator keberhasilan

tindakan telah tercapai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

62

K. Indikator Keberhasilan

Dalam penelitian ini, terdapat target-target keberhasilan sebagai indikator

dalam menentukan atau menarik kesimpulan penelitian ini dapat dikatakan

berhasil atau tidak. Target yang pertama adalah motivasi belajar sejarah, untuk

motivasi belajar sejarah siswa diharapkan setelah penerapan PBM meningkat dari

keadaan awal sebelum penerapan model PBM dan pemanfaatan media audio

visual yang rata-rata skornya hanya mencapai 197,4 menjadi 217,93 pada

keadaan akhir.

Target keberhasilan yang kedua adalah prestasi belajar siswa, peneliti

mempunyai target kelulusan dari awal yang hanya mencapai 63% pada akhir

siklus I bisa meningkat atau mencapai 80 % dan paa akhir siklus II bisa meningkat

lagi menjadi 100%. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2 : Indikator Keberhasilan

Variabel Keadaan Awal Siklus I Siklus II

Motivasi

197,4

217,93

Prestasi

63%

80,%

100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

63

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Kondisi Awal

a. Motivasi Belajar Sejarah

Sebelum diterapkan atau penerapan model pembelajaran berbasis

masalah (PBM) dan pemanfaatan media audio-visual, peneliti melakukan

observasi dan penyebaran kuesioner motivasi guna untuk mengetahui

motivasi belajar siswa terhadap pelajaran sejarah pada 18 April 2016 di

kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta. Dari observasi yang telah dilakukan

motivasi siswa terhadap pelajaran sejarah cenderung kurang motivasi. Hal

ini dapat dilihat saat kegiatan belajar mengajar siswa kurang berpartisipasi

dalam pembelajaran (tidak aktif), siswa hanya bertanya apabila ditunjuk

oleh guru, berbicara sendiri dengan temannya pada saat guru menerangkan

pelajaran sejarah, selain itu metode atau model pembelajaran yang

diterapkan oleh guru kurang menarik yaitu hanya memakai metode ceramah

sehingga pelajaran sejarah terasa membosankan. Berikut adalah data

motivasi awal belajar sejarah siswa-siswi:

Tabel 3 : Data Motivasi Awal Belajar Sejarah Siswa No Nama Skor % Kriteria

1 Aurelo Wimitya 180 60,00 Cukup 2 Avilia Rosa Yuliana 212 70,67 Tinggi 3 Dewi Rahmawati Suci Ramadhani 213 71,00 Tinggi 4 Dewi Sarah 188 62,67 Tinggi 5 Dhea Ananda F 251 83,67 Sangat Tinggi 6 Dian Octaviani Nurlatifa 182 60,67 Tinggi 7 Josua Sado I P 183 61,00 Tinggi 8 Latiefa Artamevia Mirza 183 61,00 Tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

64

9 Learino Gutomo 224 74,67 Sangat Tinggi 10 Putu Alits 196 65,33 Tinggi 11 Renata Dwi M 214 71,33 Tinggi 12 Vicki Octafia Ningtyas S 213 71,00 Tingggi 13 Yefta Kenan Pangestu 201 67,00 Tinggi 14 Ahmad Nur Mujahidin 221 73,67 Tinggi 15 Bella Fitri Anggraini 223 74,33 Sangat Tinggi 16 Fatimah Nuraini 236 78,67 Sangat Tinggi 17 Titi Nur Rachman 278 92,67 Sangat Tinggi 18 Tito Arigis 207 69,00 Tinggi 19 Ahmad Afifudin Noviantoro 213 71,00 Tinggi 20 Andre Julio S M 213 71,00 Tinggi 21 Anisa Hendriany 213 71,00 Tinggi 22 Annisati Bening Rizlanov 225 75,00 Sangat Tinggi

23 Audrey Athena Melati Putri 199 66,33 Tinggi 24 Eksi Kumala Sari 234 78,00 Sangat Tinggi 25 Kristianto D S 225 75,00 Sangat Tinggi 26 Reno Mayor 187 62,33 Tinggi 27 Theoforo Choristo S 180 60,00 Cukup 28 Clarissa Hayu Karuniacanya 228 76,00 Sangat Tinggi

Total 5922 Rata-rata 197,4

Skor Tertinggi 278 Skor Terendah 180

Berdasarkan tabel 3, data yang diperoleh untuk motivasi awal adalah

sebagai berikut, skor tertinggi motivasi awal belajar siswa adalah 278,

sedangkan untuk skor terendah adalah 187. Adapun skor rata-rata kelas

keadaan motivasi awal belajar siswa adalah 197,4.

Tabel 4 : Frekuensi Motivasi Awal Belajar Siswa

Rentang Kriteria Frekuensi Persentase Keterangan 223-275 Sangat Tinggi 9 32% 182-222 Tinggi 17 61% 154-181 Cukup 2 7% 127-153 Rendah 0 0%

0-126 Sangat Rendah 0 0%

Dari data diatas siswa yang memiliki motivasi “sangat tinggi”

berjumlah 9 orang, yang memiliki motivasi “tinggi” berjumlah 17 orang,

siswa yang memiliki motivasi “cukup” 2 orang, dan tidak ada yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

65

memiliki motivasi “rendah” dan “sangat rendah”. Untuk melihat seberapa

besar perbandingannya dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Gambar 3 : Diagram motivasi awal belajar sejarah siswa

b. Keadaan Awal Prestasi Belajar Sejarah Siswa

Setelah mengetahui motivasi awal siswa dengan melakukan

observasi dan menyebarkan kuesioner. Maka tindakan selanjutnya yaitu

mencari data-data nilai ulangan atau daftar nilai siswa sebagai acuan awal

nilai siswa dalam pelaksanaan penelitian tindakan ini, apakah setelah

menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan

media audio visual terjadi peningkatan atau malah sebaliknya. Berikut data

nilai siswa yang diperoleh:

0%

20%

40%

60%

80%

SangatTinggi

Tinggi Cukup Rendah SangatRendah

32%

61%

7%0% 0%

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

66

Tabel 5 : Data Prestasi Awal Siswa Kelas XI IPA 1

No

Nama

Nilai

Persentase

KKM

Ketuntasan

YA TIDAK 1 Aurelo Wimitya 80 4%

75

√ 2 Avilia Rosa Yuliana 65 3% √ 3 Dewi Rahmawati Suci

Ramadhani 80 4% √

4 Dewi Sarah 80 4% √ 5 Dhea Ananda F 80 4% √ 6 Dian Octaviani Nurlatifa 70 3% √ 7 Josua Sado I P 70 3% √ 8 Latiefa Artamevia Mirza 60 3% √ 9 Learino Gutomo 80 4% √ 10 Putu Alits 80 4% √ 11 Renata Dwi M 70 3% √ 12 Vicki Octafia Ningtyas S 80 4% √ 13 Yefta Kenan Pangestu 80 4% √ 14 Ahmad Nur Mujahidin 70 3% √ 15 Bella Fitri Anggraini 80 4% √ 16 Fatimah Nuraini 60 3% √ 17 Titi Nur Rachman 80 4% √ 18 Tito Arigis 80 4% √ 19 Ahmad Afifudin Noviantoro 75 3% √ 20 Andre Julio S M 75 3% √ 21 Anisa Hendriany 75 3% √ 22 Annisati Bening Rizlanov 80 4% √

23 Audrey Athena Melati Putri 70 3% √ 24 Eksi Kumala Sari 70 3% √ 25 Kristianto D S 70 3% √ 26 Reno Mayor 80 4% √ 27 Theoforo Choristo S 70 3% √ 28 Clarissa Hayu Karuniacanya 80 4% √ 29 Desriani Sayori 75 3% √ 30 Zhuhria Alifsya R 80 4% √

Total 2245 100% ∑ 19 ∑ 11 Rata-rata 74,83

Nilai Tertinggi 80 Nilai Terendah 60

Presentase 63% 37%

Berdasarkan pada tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa kedaan prestasi

awal siswa dalam pelajaran sejarah kurang atau belum memuaskan karena

masih banyak siswa yang mendapat nilai dibawah KKM yaitu 11 orang

(36%). Siswa yang sudah mencapai KKM berjumlah 19 orang (63%). Rata-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

67

rata nilai yang diperoleh yaitu 74,83, dan nilai tertinggi 80 sedangkan nilai

terendah 60.

Berikut adalah frekuensi prestasi awal siswa sebelum penggunaan

model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio-visual

pada pembelajaran sejarah:

Tabel 6 : Frekuensi Prestasi Awal Siswa Kelas XI IPA 1 Rentang Kriteria Frekuensi % Keterangan 81-100 Sangat Tinggi 0 0% 66-80 Tinggi 27 90% 56-65 Cukup 3 10% 46-55 Rendah 0 0% 0-45 Sangat Rendah 0 0%

Pada tabel 6 dapat dilihat bahwa persentase prestasi dengan kriteria

“sangat tinggi” tidak ada, “tinggi” mencapai 27 siswa ( 90%). Sedangkan

yang memiliki nilai “cukup” 3 siswa (10%), kriteria “rendah” dan “sangat

rendah” tidak ada (0%). Dapat dilihat dalam diagram frekuensi awal prestasi

siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta. Perhitungan selengkapnya

dapat dilihat pada lampiran.79

Gambar 4 : Diagram prestasi awal siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta.

79 Lampiran, Hlm 91.

0%

20%

40%

60%

80%

100%

SangatTinggi

Tinggi Cukup Rendah SangatRendah

0%

90%

10%0% 0%

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

68

2. SIKLUS 1

a. Perencanaan tindakan

Setelah mendapatkan data nilai dan motivasi awal siswa, maka

selanjutnya peneliti merencanakan tindakan penelitian. Dalam perencanaan

tindakan ini peneliti menyiapkan beberapa hal sebagai berikut:

1) RPP dan silabus

2) Menyiapkan format observasi keaktifan siswa dalam kegiatan

belajar mengajar yang akan dilakukan.

3) Menyiapkan sumber belajar.

4) Menyiapkan media pembelajaran yaitu berupa powerpoint serta

video-video.

5) Menyiapkan soal-soal evaluasi (ulangan)

b. Pelaksanaan Penelitian Siklus 1

Pada siklus 1 ini terdiri dari satu kali pertemuan dan diakhiri dengan

satu kali ulangan harian. Pertemuan pertama untuk siklus ini dilaksanakan

pada tanggal 23 April 2016 dengan materi Indonesia pada masa demokrasi

parlementer sampai demokrasi terpimpin. Adapun kegiatan belajar

mengajar pada pertemuan ini adalah sebagai berikut; peneliti yang langsung

mengajar memberikan informasi tentang Indonesia pada masa demokrasi

parlementer sampai demokrasi terpimpin dengan menggunakan media

power point, video dan memberitahu tujuan pembelajaran yang akan

dicapai. Pertemuan pertama ini diakhiri dengan merefleksi semua kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

69

pembelajaran dari awal sampai akhir yaitu dengan menarik kesimpulan serta

mencari nilai-nilai apa yang didapatkan.

c. Observasi Tindakan

Observasi dalam penelitian ini diperlukan untuk dapat mengetahui

sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai sebelum dan sesudah

penerapan model PBM dan pemanfaatan media audio-visual dalam

pembelajaran yang dibuat oleh peneliti. Observasi yang dilakukan oleh

peneliti dalam siklus 1 ini terdiri dari 2 macam, yaitu:

1) Partisipasi

Pengamatan dilakukan oleh peneliti sendiri pada saat kegiatan

pembelajaran sedang berlangsung dengan mengisi format

pengamatan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Kegiatan ini

dilakukan untuk mengamati keaktifan siswa dalam kegiatan belajar

mengajar. berikut adalah hasil pengamatan partisipasi siswa pada

siklus 1:

Tabel 7 : Data Partisipasi Siswa Kelas XI IPA 1 Pada Siklus I

No

Nama

Siklus I JML Idikator

1 2.a 2.b 3.a 3.b 3.c 4.a 4.b 1 Aurelo Wimitya √ √ √ 3 2 Avilia Rosa Yuliana √ √ √ 3 3 Dewi Rahmawati Suci

Ramadhani √ √ √ 3

4 Dewi Sarah √ 1 5 Dhea Ananda F √ √ √ 3 6 Dian Octaviani Nurlatifa √ √ √ √ 4 7 Josua Sado I P √ 1 8 Latiefa Artamevia Mirza √ 1 9 Learino Gutomo √ √ √ 3

10 Putu Alits √ √ √ 3 11 Renata Dwi M √ 1 12 Vicki Octafia Ningtyas S √ √ √ √ √ 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

70

13 Yefta Kenan Pangestu √ √ 2 14 Ahmad Nur Mujahidin √ √ √ 3 15 Bella Fitri Anggraini √ 1 16 Fatimah Nuraini √ √ 2 17 Titi Nur Rachman √ √ √ 3 18 Tito Arigis √ 1 19 Ahmad Afifudin Noviantoro √ √ √ 3 20 Andre Julio S M √ 1 21 Anisa Hendriany √ √ 2 22 Annisati Bening Rizlanov √ √ √ 3

23 Audrey Athena Melati Putri √ √ √ 3 24 Eksi Kumala Sari √ √ √ 25 Kristianto D S √ √ √ √ 4 26 Reno Mayor √ √ √ √ 4 27 Theoforo Choristo S √ 1 28 Clarissa Hayu Karuniacanya √ √ √ √ 4 29 Desriani Sayori √ √ √ √ 4 30 Zhuhria Alifsya R √ √ 2

Jumlah 10 11 7 12 9 7 10 11 77 Keterangan:

1) Mencari informasi dan menemukan masalah. 2) a. Mencari informasi dan sumber belajar untuk pemecahan masalah

b. Menulis atau mencatat hasil penemuannya 3) a. Kerjasama dengan teman

b. Mengajukan pertanyaan kepada guru c. Menjawab atau menaggapi pertanyaan guru dan teman

4) a. Menulis laporan hasil diskusi b. Melaporkan hasil diskusi secara lisan.

Berdasarkan hasil pengamatan partisipasi pada siklus 1 dapat

dilihat bahwa poin 3a yaitu kerjasama dengan teman yang dominan, hal ini

disebabkan metode yang digunakan dalam pembelajaran yang

mengharuskan siswa untuk bekerjasama dan berdiskusi dalam memecahkan

masalah yang diberikan kepada kelompok. Point 2b dan 3c point yang

paling sangat sedikit dilakukan siswa.

2) Prestasi Belajar

Penilaian prestasi ini dilakukan dengan mengadakan ulangan

harian yang diadakan pada Sabtu, 23 Mei 2016. Berikut adalah data

prestasi siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta pada siklus 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

71

Tabel 8 : Data Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 Pada Akhir Siklus I.

No

Nama

Nilai

Persentase

KKM

Ketuntasan

YA Tidak 1 Aurelo Wimitya 95 4%

75

√ 2 Avilia Rosa Yuliana 85 4% √ 3 Dewi Rahmawati Suci

Ramadhani 75 3% √

4 Dewi Sarah 80 3% √ 5 Dhea Ananda F 90 4% √ 6 Dian Octaviani Nurlatifa 70 3% √ 7 Josua Sado I P 80 3% √ 8 Latiefa Artamevia Mirza 70 3% √ 9 Learino Gutomo 85 4% √

10 Putu Alits 95 4% √ 11 Renata Dwi M 80 3% √ 12 Vicki Octafia Ningtyas S 95 4% √ 13 Yefta Kenan Pangestu 85 4% √ 14 Ahmad Nur Mujahidin 75 3% √ 15 Bella Fitri Anggraini 80 3% √ 16 Fatimah Nuraini 70 3% √ 17 Titi Nur Rachman 85 4% √ 18 Tito Arigis 85 4% √ 19 Ahmad Afifudin Noviantoro 70 3% √ 20 Andre Julio S M 75 3% √ 21 Anisa Hendriany 75 3% √ 22 Annisati Bening Rizlanov 80 3% √

23 Audrey Athena Melati Putri 75 3% √ 24 Eksi Kumala Sari 80 3% √ 25 Kristianto D S 70 3% √ 26 Reno Mayor 80 3% √ 27 Theoforo Choristo S 75 3% √ 28 Clarissa Hayu Karuniacanya 80 3% √ 29 Aurelo Wimitya 80 3% √ 30 Avilia Rosa Yuliana 80 3% √

Total 2330 100% ∑24 ∑6 Rata-rata 77,6

Nilai Tertinggi 95 Nilai Terendah 70

Persentase 80% 20%

Berdasarkan pada tabel di 8 atas, dapat dilihat adanya peningkatan

yang cukup signifikan setelah penggunaan model pembelajaran berbasis

massalah dan pemanfaatan media audio-visual dalam pembelajaran sejarah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

72

di kelas untuk tahap siklus 1 ini. Berikut adalah frekuensi prestasi belajar

siswa pada akhir siklus 1:

Tabel 9 : Frekuensi Prestasi Belajar Siswa XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta Pada Siklus 1.

Rentang Kriteria Frekuensi % keterangan 81-100 Sangat Tinggi 9 30% 66-80 Tinggi 21 70% 56-65 Cukup 0 0% 46-55 Rendah 0 0% 0-45 Sangat Rendah 0 0%

Frekuensi prestasi belajar siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10

Yogyakarta pada akhir siklus 1 mengalami peningkatan dari pada kondisi

prestasi awal. Pada akhir siklus 1 ini, siswa yang memiliki nilai prestasi

“sangat tinggi” berjumlah 9 siswa (30%) berbeda dengan prestasi awal,

dimana belum ada yang mencapai nilai “sangat tinggi”. Siswa yang

memiliki nilai “cukup” berkurang, bahkan tidak ada pada akhir siklus 1.

Sedangkan siswa yang memiliki nilai “tinggi” menjadi 21 siswa (90%),

berbeda dengan nilai prestasi awal berjumlah 3 siswa (10%). Pada akhir

siklus 1 ini, prestasi siswa tidak ada yang masuk dalam kriteria “rendah”,

“cukup”, dan “sangat rendah” berbeda dengan prestasi awal, nilai prestasi

siswa yang masuk dalam kriteria “cukup” 3 siswa (10%). Berikut adalah

diagram frekuensi prestasi siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta pada

akhir siklus 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

73

Gamabar 5 : Diagram Prestasi Siswa Kelas XI IPA SMAN 10 Yogyakarta Pada

Akhir Siklus 1.

d. Refleksi Siklus 1

Setelah semua kegiatan yang direncanakan untuk pelaksanaan siklus

1 selesai, maka dilakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan.

Peneliti mencoba mengulas kembali dengan teman mahasiswa sesama

peneliti tentang perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas pada saat

kegiatan belajar mengajar. Apa bila dilihat dari hasil yang dicapai cukup

memuaskan, karena adanya peningkatan prestasi dari prestasi awal dengan

hasil ulangan harian pada siklus 1. Namun masih banyak yang dibutuhkan

perbaikan guna untuk mencapai hasil yang lebih baik lagi. Perbaikan-

perbaikan tersebut salah satunya yaitu pada sumber acuan yang dipakai

sebagai materi pembelajaran, dibutuhkan sumber buku yang banyak

sehingga pengetahuan siswa tidak hanya terpaku pada beberapa buku saja,

selain itu juga dalam proses belajar mengajar menggunakan media audio-

visual, ada beberpa siswa yang masih kurang memperhatikan pada film atau

audio yang diputarkan. Untuk itu peneliti merasa penggunaan media audio-

0%

20%

40%

60%

80%

SangatTinggi

Tinggi Cukup Rendah SangatRendah

30%

70%

0% 0% 0%

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

74

visual pada siklus 1 ini perlu dilanjutkan pada siklus 2 agar bisa

memperoleh hasil yang maksimal.

3. SIKLUS 2

a. Perencanaan tindakan

Perencanaan tindaka untuk siklus 2 ini hampir sama dengan

perencanaan pada siklus 1, yaitu menyiapkan perlengkapan belajar

mengajar, silabus, RPP, media, format pengamatan keaktifan siswa.

b. Pelaksanaan Penelitian siklus 2

Pelaksanaan penelitian pada siklus 2 ini sama dengan pelaksanaan

siklus 1, pertemuan ini diakhiri dengan mengadakan ulangan untuk

mengetahui apakah ada peningkatan dari siklus 1 atau malah sebaliknya.

Pada siklus 2 ini juga disebarkan kuesioner motivasi untuk mengetahui

apakah ada penigkatan motivasi awal hingga siklus 2 ini.

c. Observasi Tindakan

1) Partisipasi

Pengamatan dilakukan oleh peneliti sendiri pada saat kegiatan

pembelajaran sedang berlangsunng dengan mengisi format pengamatan

yang telah dipersiapkan sebelumnya. Kegiatan ini dilakukan untuk

mengamati keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. berikut

adalah hasil pengamatan partisipasi siswa pada siklus 2.

Tabel 10 : Data Partisipasi Siswa Pada Siklus 2

No

Nama

Siklus II JML Idikator

1 2.a 2.b 3.a 3.b 3.c 4.a 4.b 1 Aurelo Wimitya √ √ √ 3 2 Avilia Rosa Yuliana √ √ √ √ √ 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

75

3 Dewi Rahmawati Suci Ramadhani

√ 1

4 Dewi Sarah √ √ √ √ 4 5 Dhea Ananda F √ √ 2 6 Dian Octaviani Nurlatifa √ √ 2 7 Josua Sado I P √ √ 2 8 Latiefa Artamevia Mirza √ √ 2 9 Learino Gutomo √ √ √ √ √ 5

10 Putu Alits √ √ 2 11 Renata Dwi M √ √ 2 12 Vicki Octafia Ningtyas S √ √ √ √ 4 13 Yefta Kenan Pangestu √ √ √ √ √ 5 14 Ahmad Nur Mujahidin √ √ √ √ 4 15 Bella Fitri Anggraini √ √ √ 3 16 Fatimah Nuraini √ √ 2 17 Titi Nur Rachman √ √ √ 3 18 Tito Arigis √ √ √ √ 4 19 Ahmad Afifudin

Noviantoro √ √ 2

20 Andre Julio S M √ √ √ 3 21 Anisa Hendriany √ √ 2 22 Annisati Bening Rizlanov √ √ √ √ 4

23 Audrey Athena Melati Putri

√ √ √ √ √ 5

24 Eksi Kumala Sari √ √ 2 25 Kristianto D S √ √ √ √ √ 5 26 Reno Mayor √ √ 2 27 Theoforo Choristo S √ √ 2 28 Clarissa Hayu

Karuniacanya √ √ √ √ 4

29 Desriani Sayori √ √ √ √ 4 30 Zhuriah Alifsya

Ramadhani √ √ √ √ √ 5

Jumlah 18 8 13 15 7 9 16 9 95

Keterangan: 1. Mencari informasi dan menemukan masalah.

2. a. Mencari informasi dan sumber belajar untuk pemecahan masalah

b. Menulis atau mencatat hasil penemuannya

3. a. Kerjasama dengan teman

b. Mengajukan pertanyaan kepada guru

c. Menjawab atau menaggapi pertanyaan guru dan teman

4. a. Menulis laporan hasil diskusi

b. Melaporkan hasil diskusi secara lisan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

76

2) Prestasi belajar

Pengamatan prestasi ini dilakukan dengan mengadakan ulangan

harian yang diadakan pada 30 April 2016. Berikut adalah data hasil

prestasi siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta pada siklus 2.

Tabel 11 : Data Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta Pada Siklus 2.

No

Nama

Nilai

Persentase

KKM

Ketuntasan YA Tidak

1 Aurelo Wimitya 95 3%

75

√ 2 Avilia Rosa Yuliana 99 4% √ 3 Dewi Rahmawati Suci Ramadhani 80 3% √ 4 Dewi Sarah 85 3% √ 5 Dhea Ananda F 99 4% √ 6 Dian Octaviani Nurlatifa 90 3% √ 7 Josua Sado I P 95 3% √ 8 Latiefa Artamevia Mirza 95 3% √ 9 Learino Gutomo 99 4% √

10 Putu Alits 95 3% √ 11 Renata Dwi M 99 4% √ 12 Vicki Octafia Ningtyas S 90 3% √ 13 Yefta Kenan Pangestu 90 3% √ 14 Ahmad Nur Mujahidin 95 3% √ 15 Bella Fitri Anggraini 95 3% √ 16 Fatimah Nuraini 95 3% √ 17 Titi Nur Rachman 95 3% √ 18 Tito Arigis 85 3% √ 19 Ahmad Afifudin Noviantoro 95 3% √ 20 Andre Julio S M 95 3% √ 21 Anisa Hendriany 95 3% √ 22 Annisati Bening Rizlanov 95 3% √

23 Audrey Athena Melati Putri 95 3% √ 24 Eksi Kumala Sari 99 4% √ 25 Kristianto D S 85 3% √ 26 Reno Mayor 80 3% √ 27 Theoforo Choristo S 95 3% √ 28 Clarissa Hayu Karuniacanya 90 3% √ 29 Desriani Sayori 90 3% √ 30 Zhuhria Alifsya R 80 3% √

Total 2770 100% ∑30% ∑0% Rata-rata 92,3

Nilai Tertinggi 99 Nilai Terendah 80

Presentase 100% 0%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

77

Berdasarkan tabel 10 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan

prestasi yang cukup signifikan, yang pada siklus 1 yang berhasil lulus atau

mencapai KKM hanya berjumlah 24 siswa (80%) dan yang tidak/belum

mencapai KKM berjumlah 6 siswa (20%), pada siklus 2, siswa yang

berhasil mencapai KKM berjumlah 30 siswa (100%). Berikut adalah

frekuensi prestasi siswa kelas XI IPA SMAN 10 Yogyakarta pada siklus 2.

Tabel 12 : Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 SMAN Yogyakarta Pada Siklus 2

Rentang Kriteria Frekuensi % Keterangan 81-100 Sangat Tinggi 27 27% 66-80 Tinggi 3 10% 56-65 Cukup 0 0% 46-55 Rendah 0 0% 0-45 Sangat Rendah 0 0%

Berdasarkan tabel 12 di atas, terjadi peningkatan dari prestasi awal

siswa hingga siklus 2. Pada prestasi awal, jumlah siswa yang memiliki nilai

“sangat tinggi” tidak ada, pada akhir siklus 1, jumlah siswa yang memiliki

nilai “sangat tinggi” meningkat menjadi 9 siswa (30%), dan pada akhir

siklus 2 jumlah siswa yang memiliki nilai “sangat tinggi” kembali

meningkat menjadi 27 siswa (90%). Jumlah siswa yang memiliki nilai

“tinggi” berkurang, pada prestasi awal berjumlah 27 siswa (90%) dan pada

akhir siklus 1 berjumlah 21 siswa (70%), pada akhir siklus 2 kembali

berkurang, yaitu hanya berjumlah 3 siswa (10%). Menurunnya jumlah siswa

juga terjadi pada kriteria “cukup”, “rendah”, dan “sangat rendah” tidak ada,

pada akhir siklus 1, untuk nilai “cukup” tidak ada, diakhir siklus 1 ini tidak

ada siswa yang memiliki nilai “rendah” dan nilai “sangat rendah”. Pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

78

akhir siklus 2, tidak ada siswa yang memiliki nilai yang masuk dalam

kriteria “cukup”, “rendah” maupun “sangat rendah”. Berikut adalah diagram

kondisi prestasi siswa pada siklus 2:

Gambar 6 : Diagram Prestasi Siswa Kelas XI IPA SMAN 10 Yogyakarta Pada Akhir Siklus 2.

3) Motivasi Belajar

Pada akhir siklus 2 ini peneliti kembali menyebarkan kuesioner guna

mengetahui sejauh mana peningkatan motivasi siswa dari sebelum

penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan

media audio-visual hingga setelah penggunaan yaitu pada akhir siklus

2. Berikut adalah hasil dari kuesioner siklus 2.

Tabel 13 : Motivasi Akhir Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta.

No Nama Skor % Kriteria 1 Aurelo Wimitya 214 71,33 Tinggi 2 Avilia Rosa Yuliana 201 67,00 Tinggi 3 Dewi Rahmawati Suci Ramadhani 214 71,33 Tinggi 4 Dewi Sarah 198 66,00 Tinggi 5 Dhea Ananda F 254 84,67 Sangat Tinggi 6 Dian Octaviani Nurlatifa 172 57,33 Cukup

0%

10%

20%

30%

SangatTinggi

Tinggi Cukup Rendah SangatRendah

27%

10%

0% 0% 0%

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

79

7 Josua Sado I P 180 60,00 Cukup 8 Latiefa Artamevia Mirza 200 66,67 Tinggi 9 Learino Gutomo 215 71,67 Tinggi 10 Putu Alits 209 69,67 Tinggi 11 Renata Dwi M 218 72,67 Tinggi 12 Vicki Octafia Ningtyas S 214 71,33 Tinggi 13 Yefta Kenan Pangestu 241 80,33 Sangat Tinggi 14 Ahmad Nur Mujahidin 220 73,33 Tinggi 15 Bella Fitri Anggraini 238 79,33 Sangat Tinggi 16 Fatimah Nuraini 197 65,67 Tinggi 17 Titi Nur Rachman 285 95,00 Sangat Tinggi 18 Tito Arigis 214 71,33 Tinggi 19 Ahmad Afifudin Noviantoro 224 74,67 Sangat Tinggi 20 Andre Julio S M 246 82,00 Sangat Tinggi 21 Anisa Hendriany 228 76,00 Sangat Tinggi 22 Annisati Bening Rizlanov 225

75,00 Sangat Tinggi

23 Audrey Athena Melati Putri 204 68,00 Tinggi 24 Eksi Kumala Sari 211 70,33 Tinggi 25 Kristianto D S 235 78,33 Sangat Tinggi 26 Reno Mayor 225 75,00 Sangat Tinggi 27 Theoforo Choristo S 180 60,00 Cukup 28 Clarissa Hayu Karuniacanya 236 78,67 Sangat Tinggi 29 Desriani Sayori 199 66,33 Tinggi 30 Zhuriah Alifsya Ramadhani 241 80,33 Sangat Tinggi

Total 6538 Rata-rata 217,93

Skor Tertinggi 285 Skor Terendah 172

Pada akhir siklus 2 diadakan pembagian kuesioner motivasi belajar

akhir yang bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar siswa setelah

penggunaan model pembelajaran berbasis dan pemanfaatan media audio-

visual dalam pembelajaran. Berdasarkan dari data penelitian tentang

motivasi awal (sebelum penggunaan model pembelajaran berbasis masalah

dan pemanfaatan media audio-visual) sampai dengan pada motivasi akhir

(setelah penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan

media audio-visual) terjadi peningkatan motivasi yaitu pada awal hanya

memiliki nilai total 6176 dengan nilai rata-rata 220,57, pada motivasi akhir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

80

nilai total 6538 dengan nilai rata-ratanya mencapai 217,93. Dapat dilihat

pada tabel berikut ini.

Tabel 14 : Frekuensi Motivasi Akhir Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 SMAN Yogyakarta.

Rentang Kriteria Frekuensi Persentase Keterangan 223-275 Sangat Tinggi 12 40% 182-222 Tinggi 15 50% 154-181 Cukup 3 10% 127-153 Rendah 0 0%

0-126 Sangat Rendah 0 0%

Dari data diatas siswa yang memiliki motivasi “sangat tinggi”

berjumlah 12 orang, yang memiliki motivasi “tinggi” berjumlah 15 orang,

siswa yang memiliki motivasi “cukup” 3 orang, dan tidak ada yang

memiliki motivasi “rendah” dan “sangat rendah”. Untuk melihat seberapa

besar perbandingannya dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Gambar 7 : Diagram motivasi akhir belajar sejarah siswa.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

SangatTinggi

Tinggi Cukup Rendah SangatRendah

40%

50%

10%

0% 0%

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

81

d. Refleksi Siklus 2

Berdasrkan hasil penelitian yang didapatkan peneliti pada siklus 2

dapat dilihat adanya suatu peningkatan yang sesuai dengan harapan peneliti,

dimana target yang dibuat berhasil dicapai bahkan melewati terget yang

diperkirakan oleh peneliti, seperti: target kenaikan prestasi belajar siswa

yang diharapkan pada akhir siklus 2 ini, persentase siswa yang lulus KKM

mencapai 90%, pada kenyataan akhir siklus 2, persentase siswa yang lulus

KKM melewati target dari peneliti yaitu mencapai 100%. Partisipasi siswa

juga mengalami peningkatan. Selain adanya peningkatan dalam prestasi

belajar siswa, motivasi belajar sejarah siswa juga mengalami peningkatan.

Apabila melihat peningkatan prestasi belajar siswa serta peningkatan

keaktifan siswa, peneliti menarik kesimpulan bahwa penelitian ini berhasil

meningkatkan motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa.

Semua peningkatan-peningkatan ini tidak terlepas dari hasil evaluasi

pada siklus 1, perbaikan-perbaikan yang dilakukan peneliti, sehingga hasil

yang dicapai pada siklus 2 ini sangat memuaskan.

B. Komparasi

1. Motivasi Belajar siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta.

Berikut adalah tabel yang menunjukan adanya peningkatan motivasi

belajar sejarah sebelum penggunaan model pembelajaran berbasis masalah

dan pemanfaatan media audio-visual (motivasi awal) dan sesudah penerapan

model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio-visual

(motivasi akhir) :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

82

Tabel 15 : Peningkatan Motivasi Belajar Sejarah Siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta.

No

Nama

Motivasi Awal

Motivasi Akhir

Selisih

Kriteria

Skor % Skor % % Naik Turun 1 Aurelo Wimitya 180 60,00 214 71,33 11,33 √ 2 Avilia Rosa Yuliana 212 70,67 201 67,00 3,67 √ 3 Dewi Rahmawati Suci

Ramadhani 213

71,00 214

71,33 0,33 √

4 Dewi Sarah 188 62,67 198 66,00 3,33 √ 5 Dhea Ananda F 251 83,67 254 84,67 1 √ 6 Dian Octaviani

Nurlatifa 182

60,67 172

57,33 3,34 √

7 Josua Sado I P 183 61,00 180 60,00 1 √ 8 Latiefa Artamevia

Mirza 183

61,00 200

66,67 5,67 √

9 Learino Gutomo 224 74,67 215 71,67 3 √ 10 Putu Alits 196 65,33 209 69,67 4,34 √ 11 Renata Dwi M 214 71,33 218 72,67 1,34 √ 12 Vicki Octafia Ningtyas

S 213

71,00 214

71,33 0,33 √

13 Yefta Kenan Pangestu 201 67,00 241 80,33 13,33 √ 14 Ahmad Nur Mujahidin 221 73,67 220 73,33 0,34 √ 15 Bella Fitri Anggraini 223 74,33 238 79,33 5 √ 16 Fatimah Nuraini 236 78,67 197 65,67 13 √ 17 Titi Nur Rachman 278 92,67 285 95,00 2,33 √ 18 Tito Arigis 207 69,00 214 71,33 2,33 √ 19 Ahmad Afifudin

Noviantoro 213

71,00 224

74,67 3,67 √

20 Andre Julio S M 213 71,00 246 82,00 11 √ 21 Anisa Hendriany 213 71,00 228 76,00 5 √ 22 Annisati Bening

Rizlanov 225

75,00 225

75,00 0 √

23 Audrey Athena Melati Putri

199 66,33

204 68,00

1,67 √

24 Eksi Kumala Sari 234 78,00 211 70,33 7,67 √ 25 Kristianto D S 225 75,00 235 78,33 3,33 √ 26 Reno Mayor 187 62,33 225 75,00 12,67 √ 27 Theoforo Choristo S 180 60,00 180 60,00 0 √ 28 Clarissa Hayu

Karuniacanya 228

76,00 236

78,67 2,67 √

29 Desriani Sayori - - 199 66,33 30 Zhuriah Alifsya

Ramadhani - - 241

80,33

Total 5922 6538 ∑ 20 ∑ 8 Rata-rata 211,5 217,93

Skor Tertinggi 278 285 Skor Terendah 180 180

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

83

2. Prestasi Belajar siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta.

Berikut adalah komparasi prestasi siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10

Yogyakarta dari prestasi awal atau kondisi awal hingga akhir siklus 2 :

Tabel 16 : Data Prestasi belajar siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta.

No

Nama

Prestasi Belajar Keterangan

Kondisi Awal

Akhir Siklus 1

Akhir Siklus 2

Naik Turun

1 Aurelo Wimitya 80 95 95 √ 2 Avilia Rosa Yuliana 65 85 99 √ 3 Dewi Rahmawati Suci

Ramadhani 80 75 80 √

4 Dewi Sarah 80 80 85 √ 5 Dhea Ananda F 80 90 99 √ 6 Dian Octaviani Nurlatifa 70 70 90 √ 7 Josua Sado I P 70 80 95 √ 8 Latiefa Artamevia Mirza 60 70 95 √ 9 Learino Gutomo 80 85 99 √

10 Putu Alits 80 95 99 √ 11 Renata Dwi M 70 80 99 √ 12 Vicki Octafia Ningtyas S 80 95 90 √ 13 Yefta Kenan Pangestu 80 85 90 √ 14 Ahmad Nur Mujahidin 70 75 95 √ 15 Bella Fitri Anggraini 80 80 95 √ 16 Fatimah Nuraini 60 70 95 √ 17 Titi Nur Rachman 80 85 95 √ 18 Tito Arigis 80 85 85 √ 19 Ahmad Afifudin

Noviantoro 75 70 95 √

20 Andre Julio S M 75 75 95 √ 21 Anisa Hendriany 75 75 95 √ 22 Annisati Bening

Rizlanov 80 80 95 √

23 Audrey Athena Melati Putri

70 75 95 √

24 Eksi Kumala Sari 70 80 99 √ 25 Kristianto D S 70 70 85 √ 26 Reno Mayor 80 80 80 √ 27 Theoforo Choristo S 70 75 95 √ 28 Clarissa Hayu

Karuniacanya 80 80 90 √

29 Desriani Sayori 75 80 90 √ 30 Zhuriah Alifsya

Ramadhani 80 80 80 √

Siswa yang mencapai KKM 19 24 30

∑30

∑0 Siswa yang tidak mencapai KKM

11 6 -

Nilai tertinggi 80 95 99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

84

Nilai Terendah 60 70 80

Berdasarkan tabel 16 di atas, dapat dilihat adanya peningkatan

jumlah siswa yang lulus atau mencapai KKM dari prestasi awal hingga akhir

siklus 2. Berikut adalah grafik peningkatan jumlah ketuntasan siswa kelas XI

IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta:

Gambar 8 : Grafik peningkatan jumlah ketuntasan siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta.

3. Partisipasi Siswa Kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta.

Berikut adalah tabel komparasi partisipasi siswa pada siklus 1 dan 2:

Tabel 17 : Partisipasi Siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta.

No

Jenis Partisipasi

Siklus 1 Siklus 2 Skor % Skor %

1 Mencari informasi dan menemukan masalah. 10 13 18 19 2 a. Mencari informasi dan sumber pemecahan masalah 11 14 8 8

b. Menulis/mencatat hasil penemuaanya. 7 9 13 14 3 a. Kerjasama dengan teman 12 16 15 16

b. Mengajukan pertanyaan pada guru. 9 12 7 7 c. Menjawab pertanyaan guru/teman. 7 9 9 9

4 a. Menulis laporan hasil diskusi 10 13 16 17 b. Melaporkan hasil diskusi secara lisan. 11 14 9 9

0

5

10

15

20

25

30

35

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Lulus

Tidak Lulus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

85

Jumlah 77 100 95 100

Berdasarkan pada tabel di atas, partisipasi siswa pada pra siklus dalam

kegiatan pembelajaran memiliki jumlah keseluruhan skor adalah 69, point

partisipasi yang dominan adalah 3a yaitu kerjasama dengan teman dan yang

memiliki skor terendah adalah 2b menulis dan mencatat.

Pada siklus 1 ini terdapat peningkatan yang cukup partisipasi siwa

pada siklus 1 dalam kegiatan pembelajaran memiliki jumlah keseluruhan skor

adalah 77, poin partisipasi yang paling dominan adalah 3a kerjasama dengan

teman, dan yang memiliki skor paling rendah adalah poin 2b dan 3c,

menulis/mencatat, dan menjawab pertanyaan guru atau teman.

Pada siklus 2 ini terdapat peningkatan yang cukup partisipasi siwa

pada siklus 2 dalam kegiatan pembelajaran memiliki jumlah keseluruhan skor

adalah 95, poitn partisipasi yang paling dominan adalah 1 mencari informasi

dan menemukan masalah yang harus diselesaikan, dan yang memiliki skor

paling rendah adalah poin 3b, mengajukan pertanyaan pada guru. Berikut

adalah grafik partisipasi siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta dari

siklus 1 hingga siklus 2:

Gambar 9 : Grafik partisipasi siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta dari siklus

1 hingga siklus 2.

0

5

10

15

20

1 2a 2b 3a 3b 3c 4a 4b

siklus I

siklus II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

86

C. Pembahasan

Berdasarkan deskripsi pelaksanaan penelitian dan hasil analisis yang telah

dipaparkan atau dijelaskan pada subab sebelumnya maka pada bagian ini akan

membahas mengenai indikator keberhasilan terkait dengan prestasi belajar sejarah

dan motivasi belajar sejarah dalam pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajarn berbasis masalah dan pemanfaatan media aduio visual pada siklus

pertama dan siklus kedua. Karena motivasi dan prestasi belajar adalah dua hla

yang diteliti. Motivasi merupakan dorongan yang timbul pada diri seseorang

secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tuujuan

tertentu. Sedangkan prestasi belajar merupakan kegiatan yang dilakukan secara

sadar dan rutin oleh siswa, sehingga akan mengalami perubahan baik itu

pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku yang dihasilkan dari proses

latihan dan pengalaman belajar individu itu sendiri yang dinyatakan dalam bentuk

skor/nilai.

Penggunaan metode dan media juga menjadi faktor yang sangat

berpengaruh dalam hal ini, model pembelajaran berbasis masalah dan

pemanfaatan media audio visual dalam pembelajaran, siswa diberi permasalahan

untuk dipecahkan dalam kelompok, lalu siswa sendiri yang mencari informasi

serta bahan-bahan untuk memecahkan masalah tersebut. Peran guru dalam metode

pembelajaran berbasis masalah tidak lagi sebagai pemberi informasi utama seperti

pada metode ceramah yang dipakai sebelumnya, tetapi hanya sebagai pendamping

siswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga menjadikan siswa lebih berperan

aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dengan bisa berperan lebih besar dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

87

kegiatan pembelajaran, pandangan siswa berubah terhadap mata pelajaran sejarah,

yang awalnya menganggap pelajaran sejarah adalah pelajaran yang sangat

membosankan menjadi lebih bisa menghargai serta mengambil ilmu dari pelajaran

sejarah itu. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan partisipasi siswa yang

berbanding lurus dengan peningkatan prestasi dan motivasi dari keadaan sebelum

penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio

visual dan sampai akhir penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan

pemanfaatan media audio visual yaitu pada akhir siklus 2.

Berikut adalah pembahasan analisis data yang telah dilakukan :

1) Peningkatan Prestasi Belajar Sejarah

Melalui hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan model

pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio-visual berhasil

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta.

Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan persentase ketuntasan belajar,

pada prestasi awal persentasenya hanya mencapai 63,33%, setelah

penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media

audio-visual pada siklus 1 meningkat menjadi 80% dan pada akhir

penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media

audio-visual yaitu siklus 2 menjadi 100%. Pada prestasi awal, jumlah siswa

yang memiliki nilai “sangat tinggi” belum terlihat, pada akhir siklus 1, jumlah

siswa yang memiliki nilai “sangat tinggi” meningkat menjadi 27 siswa 90%,

dan pada akhir siklus 2 jumlah siswa yang memiliki nilai “sangat tinggi” tetap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

88

sama dengan akhir siklus 1, namun disisi lain mencapai 100% ketuntasan atau

semuanya mencapai KKM.

2) Peningkatan Motivasi Belajar Sejarah.

Peningkatan motivasi ini terlihat pada tabel 13 dimana terjadi peningkatan

motivasi dari sebelum penggunaan (awal) hingga setelah penggunaan model

pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio-visual.

Berdasarkan dari data penelitian dari motivasi awal sampai dengan motivasi

akhir terjadi peningkatan motivasi yaitu pada motivasi awal hanya memiliki

skor total 5922 dengan skor rata-rata 197,4, pada motivasi akhir skor totalnya

6538 dengan skor rata-ratanya mencapai 217,93. Hal ini disebabkan karena

penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media

audio visual yang diterapkan oleh peneliti saat menagajar mudah dipahami

oleh siswa, penerapan model pembelajaran berbasis masalah yang menarik

dengan memberi masalah pada siswa kemudian didisksikan ke dalam

kelompok dan materi yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis

masalah dan pemanfaaatan media audio visual menjadi menarik.

Tercapainya hasil belajar yang optimal tersebut, tidak lepas dari banyak

aspek yang mendukung selama proses pembelajaran di dalam kelas. Selama

proses pembelajaran sejarah dari siklus I sampai dengan siklus II, peneliti

menunjukkan tindakan-tindakan yang memang harus dilakukan oleh seorang

guru dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis

masalah. Meningkatnya prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPA 1 SMAN

10 Yogyakarya, dikarenakan adanya motivasi serta partisipasi siswa dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

89

mengikuti pembelajaran sejarah. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I

dan II, maka penelitian yang dilakukan oleh peneliti di kelas XI IPA 1 SMAN

10 Yogyakarta tidak di lanjutkan pada siklus berikutnya, karena hasil yang

diperoleh pada siklus I dan II telah tercapai sesuai dengan target keberhasilan

yang telah ditentukan oleh peneliti.

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media

audio visual telah memberikan konstribusi terhadap peningkatan motivasi dan

prestasi belajar sejarah dikelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta. Maka dapat

disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan

media audio visual dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar sejarah

siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

90

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan penelitian yang telah dilakukan selama dua siklus, dan

berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah dan pemanfaatan

Media Audio-visual dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa

yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan prestasi siswa yang

dapat dilihat pada tabel komparasi prestasi belajar siswa kelas XI IPA

1 SMAN 10 Yogyakarta dari keadaan awal hingga akhir siklus 2 (tabel

13). Peningkatan prestasi ini dapat dilihat dari naiknya jumlah

ketuntasan siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta, pada prestasi

awal siswa yang berhasil lulus KKM hanya berjumlah 19 siswa, pada

akhir siklus 1 jumlah siswa yang berhasil lulus meningkat menjadi 24

siswa dan pada akhir siklus 2, jumlah siswa yang berhasil lulus

meningkat menjadi 30 siswa.

2. Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan

media audio-visual ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan motivasi belajar siswa

yang dapat dilihat pada tabel komparasi motivasi belajar siswa dan

komparasi partisipasi keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

Rata-rata motivasi belajar siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta

adalah 211,5, pada motivasi belajar akhir meningkat menjadi 217,9.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

91

B. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses

belajar mengajar pelajaran sejarah bisa lebih menarik dan mendapatkan hasil yang

memuaskan bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Lembaga Pendidikan/Sekolah

Mata pelajaran sejarah kadang dianggap sebagai pelajaran yang “mudah”

atau “enteng” karena pelajarannya hanya mengingat kejadian-kejadian atau

peristiwa dimasa lalu sehingga biasanya lembaga pendidikan dalam hal ini

pihak sekolah kurang memberi perhatian terhadap mata pelajaran sejarah.

Akibat dari kurangnya perhatian tersebut sehingga menuntut kreatifitas dari

guru dalam mengajar, tetapi tetapi kadang kreatifitas guru tersebut terbentur

dengan pihak sekolah yang biasanya tidak mendukung, misalnya guru

sejarah ingin mengajak murid-murid untuk melakukan study tour ke tempat-

tempat bersejarah tetapi pihak sekolah melarang dengan alasan terlalu jauh

dan dapat mengganggu kegiatan belajar mengajar. Sehingga akibat dari

kurangnya dukungan tersebut menjadikan guru kurang memiliki semangat

untuk mengajar dan hanya menggunakan metode-metode yang mudah saja,

metode yang sering biasanya dipakai oelh guru sejarah adalah metode

ceramah. Karena metode yang selalu sama ini menimbulkan rasa bosan pada

diri siswa, dari rasa bosan inilah yang nantinya akan berdampak pada

penurunan prestasi serta motivasi belajar siswa. Dengan adanya penelitian

ini PTK ini, diharapkan dapat merubah anggapan tersebut dan lembaga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

92

pendidikan dalam hal ini adalah pihak sekolah bisa lebih memberi

dukunngan serta fasilitas bagi guru sejarah.

2. Bagi Guru

Dalam rangka untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa,

seorang guru hendaknya lebih inovatif dalam pemilihan model yang akan

digunakan dalam pembelajaran, dikarenakan model juga sangat berpengaruh

pada karakter siswa didalam kelas sewaktu pembelajaran berlangsung dan

sering menggunakan media-media yang baru agar pembelajaran tidak

membosankan dan membuat siswa malas/bolos.

3. Bagi Calon Guru

Sebagai seorang calon guru terutama bagi calon guru sejarah harus bisa

mengolah materi dan menggunakan media-media yang menarik sehingga

pelajaran sejarah tidak dianggap membosankan dan dapat menarik perhatian

siswa. Dengan pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan dapat

menumbuhkan motivasi siswa yang tinggi dalam mengikuti mata pelajaran

sejarah di kelas dan siswa merasa nyaman dan tertarik untuk terus

mempelajari mata pelajaran sejarah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

93

Daftar Pustaka

Arief Sadiman. 2003. Media Pendidikan, Pengertian Pengembangan dan

Maanfaatnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Amir Taufiq. 2010. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning.

Jakarta:Prenada Group.

Dadang Supardan. 2004. Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan

Struktural, Bandung : Bumi Aksara.

Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rieka Cipta.

Depdikbud.1999. Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research).

Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat

Pendidikan Menengah Umum.

Djamarah Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta : Rieka Cipta.

Erna Febru Aries dan Ari Dwi Haryono. 2012. Penelitian Tindakan Kelas (Teori

dan Aplikasinya). Malang : Aditya Media Publishing.

Ign Masidjo. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakrta:

Kanisius.

Jacobsen David A dkk. 2009. Metode-metode Pengajaran Meningkatkan Belajar

siswa TK-SMA. Yogyakarta: Pusataka Pelajar.

Mulyasa.E. 2004. Implementasi Kurikulum: Panduan Pembelajaran KBK.

Bandung : PT.Remaja Rosda Karya.

Noer Rohmah. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Teras.

Kompri. 2015. Motivasi Pembelajaran (Perspektif Guru dan Siswa). Bandung :

PT.Remaja Rosdakarya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

94

Kunandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Rajagravindo Persada.

Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya. 1990.

Ngalim Purwanto. 1986. Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya.

Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara.

2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta:

Bumi Aksara.

Sardiman.A.M. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: CV.

Rajawali.

Suparno Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:

Kanisius.

Rahman Hamid, dkk. 2011. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Penerbit

Ombak.

Rusman. 2010. Model-model Pembeajaran (pengembangan profesionalisme

guru). PT Raja Grafindo Persada.

Sanaky Hujair AH. 2013. Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif. Yogyakarta:

Kaukaba Dipantara.

Sanjaya W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Slameto. 1995. Pengertian Belajar. Jakarta: Rieka Cipta.

Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

2009.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

95

Suleiman Amir Hamzah. 1981. Media Audio-Visual untuk pengajaran,

penerangan dan penyuluhan. Jakarta: PT Gramedia.

Sumarna Supranata. Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interprestasi Hasil Tes.

Bandung: PT Remaja.

Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran (teori dan konsep dasar),

Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Uno Hamzah B. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Uzer Usman. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mnegajar. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya. Cet. 1.

Winkel. W.S. 1989. Psikologi Pengajaran. Jakarta : PT. Gramedia.

Winkel, W.S. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi belajar. Jakarta:

Gramedia.

Wijaya Kusuma dan Dedi Dwitagama. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan

Kelas. Jakarta : PT Indeks.

Wina Sajaya. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana

Yudhi Munadi. 2013. Media Pembelajaran (sebuah pendekatan baru), Jakarta:

Referens.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

96

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

97

SILABUS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Sekolah : SMA Negeri 10 Yogyakarta

Mata Pelajaran : Sejarah

Kelas : XI / IPA

Standar Kompetensi : 1. Merekonstruksi perjuangan bangsa Indonesia sejak masa proklamasi hingga lahirnya orde baru.

Kompetensi Dasar

Materi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu

Sumber Belajar

1.1. Merekonstruksi perkembangan masyarakat Indonesia sejak proklamasi hingga demokrasi terpimpin.

Merekonstruksi perkembangan masyarakat Indonesia sejak proklamasi hingga demokrasi terpimpin. Uraian Materi: Kehidupan politik

Indonesia di masa Demokrasi Parlementer

Kehidupan ekonomi Indonesia di masa Demokrasi Parlementer

Kehidupan politik Indonesia di masa

Kegiatan Tatap Muka Guru menerangkan

Indonesia pada masa demokrasi parlementer dan demokrasi terpimpin

Kegiatan Mandiri Tidak Tatatp Muka siswa berdiskusi

mengenai ciri khas kehidupan politik di masa masing-masing kabinet pada masa Demokrasi Parlementer

Membandingkan

sistem dan struktur politik pada masa demokrasi parlementer dengan demokrasi terpimpin serta pengaruh yang di timbulkannya

Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kegagalan penyusunan undang-undang dasar baru

Mendeskripsikan kehidupan masyarakat di berbagai daerah

Teknik Penilaian Tes

tertulis Bentuk Instrumen Tes

tertulis pilihan ganda

2 JP

Alfian, Magdalia, dkk. 2006. Sejarah Untuk SMA dan MA Kelas XI Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Erlangga Gogel dan Wikipedia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

98

Demokrasi Terpimpin

Kehidupan ekonomi Indonesia di masa Demokrasi Terpimpin

Perubahan sosial dan budaya bangsa Indonesia

Kondisi politik, ekonomi, dan sosial Indonesia di awal 1960-an

sehubungan dengan nasionalisme ekonomi, pergolakan politik daerah dan meningkatkan ketegangan antar kekuatan politik

Mengetahui, Yogyakarta, April 2016

Kepala SMA Negeri 10 Yogyakarta Guru Mata Pelajaran

( Drs. Basuki ) ( )

NIP/NIK : NIP/NIK :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

99

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMA N 10 Yogyakarta

Mata Pelajaran : Sejarah

Kelas/ Semester : XI IPA/1

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Standar Kopetensi : 2. Merekontruksi perjuangan bangsa Indonesia

sejak masa Proklamasi hingga lahirnya orde baru

Kopetensi Dasar : 2.2. merekontruksi perkembangan masyarakat

Indonesia sejak proklamasi hingga demkokrasi

terpimpin

Indikator :

- membandingkan sistem dan struktur politik pada

masa Demokrasi Liberal dengan Demokrasi

Terpimpin serta pengaruhnya yang ditimbulkan

- Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab

kegagalan penyusuna undang-undang dasar baru

- Menganalisis kehidupan masyarakat di berbagi

daerah sehubungan dengan nasionalisasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

100

ekonomi, pergolakan politik daerah, dan

meningkatnya ketegangan antar kekuatan.

Tujuan Pembelajaran:

1. Membandingkan sistem dan struktur politik pada masa Demokrasi Liberal

dengan Demokrasi Terpimpin serta pengaruh yang ditimbulkanya

2. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kegagalan penyusunan undang-

undang baru

3. Menganalisis kehidupan masyarakat di berbagai daerah sehubungan dengan

nasionalisasi ekonomi, pergolakan politik daerah, dan meningkatnya

ketegangan antar kekuatan poitik

Materi Ajar

1. Kehidupan politik Indonesia pasca kemerdekaan

2. Kehidupan Indonesia pada masa demokrasi liberal

3. Dinamika jatuh bangun kabinet pada masa demokrasi liberal

4. Dinamika pembentukan Undang-Undang baru

5. gagalnya konstituante menyusun Undang-Undang baru

6. Dikeluarkanya dekrit presiden

7. Perubahan demokrasi Indonesia liberal menjadi terpimpin

8. Kehidupan ekonomi pada masa demokrasi terpimpin

9. Kehidupan politik pada masa demokrasi terpimpin

Strategi Pembelajaran

1. Model pembelajaran : Pembelajaran Berbasis Masalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

101

2. Metode : ceramah, diskusi, tanya jawab

Langkah-langkah Kegiaatan Pembelajaran

1. Pertemuan ke 1(2x45 menit)

KEGIATAN

Aloka

si

waktu

1. PENDAHULUAN

Memberikan salam

Melaksankan Presnsi

Menyampaikan tujuan pembelajaran

Melaksankan apresepsi

10

2. KEGIATAN INTI

Eksplorasi

Menjelaskan tentang kehidupana demokrasi bangsa

Indonesia pasca kemerdekaan

Menunjukan video tentang demokrasi Indonesia pada

masa demokrasi liberal dan berbagai aspek kehidupan

(ekonomi, social, politik dan budaya)

Elaborasi

Siswa dibagi dalam 6 kelompok, setiap kelompok

terdiri dari 5 siswa

Siswa dibantu untuk mencari permasalah

Siswa menggali segala informasi untuk mencari solusi

atas permasalahan yang sudah dianggkat

Guru memantau ddiskusi masing masing kelompok

Konfirmasi

Siswa mempresentasikan jawaban atas permasalahan

Guru mengkoreksi dan menilai hasil kerja siswa

60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

102

3. PENUTUP

Guru dan siswa bersama sama merefleksikan materi tentanng

demokrasi Indonesia pada masa liberal dan berbagai aspek

kehidupan (ekonomi, social, politik dan budaya)

Guru memberi penguatan untuk materi demokrasi parlemnter

dan berbagai aspek kehidupan (ekonomi, social, politik dan

budaya)

Guru menyampaikan materi yang akan datang

Mengucapkan salam

20

2. Pertemuan ke 2 (2x45 menit)

KEGIATAN

Aloka

si

waktu

4. PENDAHULUAN

Memberikan salam

Melaksankan Presnsi

Menyampaikan tujuan pembelajaran

Melaksankan apresepsi

10

5. KEGIATAN INTI

Eksplorasi

Menjelaskan tentang kehidupana demokrasi bangsa

Indonesia pasca kemerdekaan

60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

103

Menunjukan video tentang demokrasi Indonesia pada

masa demokrasi terpimpin dan berbagai aspek

kehidupan (ekonomi, social, politik dan budaya)

Elaborasi

Siswa dibagi dalam 6 kelompok, setiap kelompok

terdiri dari 5 siswa

Siswa dibantu untuk mencari permasalah

Siswa menggali segala informasi untuk mencari solusi

atas permasalahan yang sudah dianggkat

Guru memantau ddiskusi masing masing kelompok

Konfirmasi

Siswa mempresentasikan jawaban atas permasalahan

Guru mengkoreksi dan menilai hasil kerja siswa

6. PENUTUP

Guru dan siswa bersama sama merefleksikan materi tentanng

demokrasi Indonesia pada masa parlementer dan berbagai

aspek kehidupan (ekonomi, social, politik dan budaya)

Guru memberi penguatan untuk materi demokrasi terpimpin

dan berbagai aspek kehidupan (ekonomi, social, politik dan

budaya)

Guru menyampaikan materi yang akan datang

Mengucapkan salam

20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

104

Materi Ajar

Kehidupan Indonesia pada Masa Demokrasi Parlementer

Perjalanan sejarah Indonesia pada masa Demokrasi Parlementer diawali oleh

pemerintah dengan tujuh masa kabinet yang berbeda. Sistem pemerintahan pada

demokrasi parlementer menetapkan kabinet-kabinet ini bertanggung jawab secara

langsung kepada parlemen.

Kondisi Indonesia pada masa ini sangatlah rentan karena dalam kurun waktu

pemerintahan ketujuh kabinet tersebut, kinerja kabinet sering terjadi deadlack dan

ditentang parlementer. Hal itu terjadi karena adanya kelompok oposisi yang kuat

sehingga mengakibatkan timbulnya konflik kepentingan dalam proses perumusan

dan pembuatan kebijakan negara.

Kegagalan Konstituante dalam Menyusun Undang-Undang Baru

Kehidupan Indonesia pada masa demokrasi perlementer juga diawali dengan

gagalnya konstituante dalam membuat undang-undang yang baru bagi Indonesia.

Konstituante sendiri adalah sebuah lembaga yang dibentuk untuk membentuk

undang-undang. Pada 20 november 1956 konstituante mulai bersidang untuk

pertama kalinya. Pada siding pertama ini soekarno memberikan kewenangan

untuk menyusun dan menetapkan undang-undang dasar Republik Indonesia tanpa

ada batas masa kerja.

Masa awal kerjanya konstutiante dihadapkan pada tidak adanya kebulatan

suara antar kelompok-kelompok didalam didalam konstituante. Semangat untuk

bersatu dan merumuskan UU berubah menjadi perasaan saling mementingkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

105

kepentingan kelompok sendiri. Tantangan kerja yang dihadapi oleh konstituante

antara lain terjadi pada 29 mei 1959. Saat itu ada usulan dari kalangan kelompok

islam untuk memasukan kembali butir piagam Jakarta yang menyatakan “dengan

kewajiban syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya” . pada sidang konstituante

pada taggal 29 mei 1959, diambil langkah pemungutan suara untuk

menyelesaikan masalah itu. Hasilnya, 201 setuju dan mendukung, serta 265 suara

menolak. Dari hasil itu tidak tercapai kuorum yang seharusnya, yaitu 2/3 dari

jumlah seluruh anggota konstituante yang hadir.

Pada 30 mei 1959, konstituante kemabali melakukan sidangnya. Agenda

sidang ini adalah membahas usulan pemerintah untuk kembali pada UUD 1945

tanpa perubahan. Kemudian dilakuakan lagi sidang untuk menentukan UUD

namun hasilnya sama dengan sidang pertama yang tidak mencapai kuorum.

Faktor-faktor utama yang menyebabkan kegagalan konstituante dalam

merancang sebuah UUD bagi Indonesia adalah terdapat sikap mementingkan diri

sendiri atau golongan partai politik yang berada didalam konstituante.

Kehidupan Ekonomi Indoenesia di Masa Demokrasi Perlementer

Pada masa kabinet Sukiman, salah satu perubahan kehidupan ekonomi yang

terjadi adalah adalah proses nasionalisme yang dilakukan pemerintah. Proses

nasionalisme ekonomi ini menyangkut tiga bidang utama, yaitu nasionalisme de

Javasche Bank menjadi Bank Indonesia, pembentukan Bank Negara Indonesia

dan pemberlakuan Oeang Repoeblik Indonesia (ORI).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

106

Sebelum dilaksanakanya nasionalisasi De Javasche Bank, terjadi proses

pembentukan Bank Negara Indonesia sebagai bank nasional pertama Indonesia

dan dikukuhkan dalam peraturan pemerintah pengganti UU No. 2/1946. Proses itu

terjadai pada 5 juli 1946. Langkah lanjutan dari nasionalisme De Javasche Bank

adalah dikeluarkanya UU No 24.1951 yang berisi tentang pelaksanaan

nasionalisme De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia yang berfngsi sebagi

bank sentral dan bank sirkulasi.

Pemerintah Indonesia melakukan nasionalisme mata uang Republik

Indonesia dengan menukar mata uang Jepang ke mata uang Indonesia yang

disebut sebagi Oeang Republik Indinesia (ORI). Pada masa demokrasi

perlementer, proses nasionalisasi ekonomi Indonesia tidak berjalan mulus karena

konflik kepentingan politik antar kelompok didalam tubuh konstituante dan

parlemen. Berbagai kebijakan pada masa demokrasi perlemnter menunjukkan hal

itu. Contohnya, proyek nasionalisme ekonomi pada masa kabinet Ali I yang

menekan nasionalisasi sektor perekonomian itu merupakan salah satu upaya

pemerintah kabinet Ali I dalam meningkatkan taraf perekonomian bangsa

Indonesia.

Perubahan perekonomian negara juga terlihat pada masa kabinet Ali II.

Ditandatanganinya UU pembatanlan Konfrensi Meja Bundar (KMB) oleh

presiden Soekarno pada 3 mei 1956 berakibat pada berpindahnya asset-aset modal

yang dimiliki para pengusaha Belanda ketangan pengusaha pribumi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

107

Kehidupan Politik Indonesia di Masa Demokrasi Terpimpin

Perpindahan sistem pemerintahan Indonesia pada masa demokrasi

parlementer ke demokrasi terpimpin diawali oleh adanya potensi ancaman konflik

internal dalam negeri. Hal itu disebabkan oleh tingginya benturan kepentingan

antar kelompok politik di Indonesia. Puncaknya adalah dibubarkanya konstituante

karena tidak berhasil membuat undang-undang. Untuk mengatasi potensi ancaman

dalam negeri, KSAD A.H. Nasution mengeluarkan peraturan

Prt/Perperu/040/1959. Peraturan tersebut berisi larangan bagi seluruh kegiatan

atau aktivitas yang berbau politik tersebut dan mulai berlaku 3 juni 1959.

Kebuntuan kinerja konstituante akhirnya ditutup dengan pengumuman Dekrit

Presiden 5 juli 1959 yang berisi sebagi beikut:

Pembubaran Konstituante.

Tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya kembali UUD 1945.

Pembentukan MPRS dan DPAS.

Pemberlakuakn dekrit presiden 5 juli 1959 ini merupakan momen pergantian

sistem demokrasi Indonesia dari demokrasi liberal menjadi demokrasi

presidensial. Dekrit presiden juga menandai berakhirnya tugas konstituante

setelah 3 tahun gagal membuat rancangan UUD pengganti UUDS 1950.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

108

KISI-KISI MOTIVASI BELAJAR SEJARAH

No Variabel Indikator

Komponen Sikap

Total % Kognitif Afektif Konati

f

+ - + - + -

1 Motivasi di disebut ARCS yaitu meliputi; Attention (Perhatian), Relevance (Relevansi), Confidence (keyakinan/rasa percaya diri siswa), dan Satisfaction (Kepuasan).

Perhatian 1 2 3 4 5 6 6

Relevansi 7 8 9 10 11 12 6

Keyakinan 13 14 15 16 17 1

8 6

Kepuasan 19 20 21 22 23 2

4 6

2 Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku.

Semangat 25 26 27 28 29 30 6

Kemandirian bertindak 31 32 33 34 35 3

6 6

3 Motivasi adalah dorongan dan kekuatan yang muncul dari dalam diri individu untuk melakukan sesuatu.

Keberanian menghadapi kegagalan

37 38 39 40 41 42 6

Kemampuan bangkit dari kegagalan

43 44 45 46 47 48 6

4 Motivasi adalah suatu dorongan yang menyakinkan diri individu untuk sukses.

Gambaran keberhasilan 49 50 51 52 53 5

4 6

Membuat rencana 55 56 57 58 59 6

0 6

TOTAL 10 10 10 10 10 10 30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

109

Data Reliabilitas Kuesioner Motivasi

N0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 4 3 5 3 3 4 3 3 4 3

2 4 3 4 3 4 1 4 3 5 3

3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 3 4 3 2 1 3 3 3 3 3

5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4

6 2 4 4 1 3 4 3 4 2 2

7 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3

8 5 4 4 3 4 4 5 4 4 4

9 4 3 5 4 3 2 4 4 4 2

10 5 4 4 4 3 2 3 3 4 4

11 4 3 3 2 4 4 4 4 3 3

12 3 4 4 2 3 4 4 3 2 3

13 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5

14 4 4 4 2 3 3 4 4 3 4

15 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4

16 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4

17 5 5 5 1 5 3 5 5 5 5

18 4 4 4 2 3 3 3 3 4 2

19 2 2 4 2 2 5 4 4 3 3

20 4 4 4 2 4 3 4 3 4 4

21 4 4 4 2 3 4 4 4 3 4

22 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4

23 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4

24 3 4 4 4 3 4 3 4 4 5

25 4 5 4 4 4 3 4 3 5 4

26 3 4 3 3 2 2 3 3 4 3

27 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4

28 4 4 4 3 4 5 3 3 4 5

R .486** ,355 .632** ,164 .654** ,315 .710** .510** .471* .608**

T 1,378 0,687 2,628 0,139 2,882 0,533 3,65 1,541 1,282 2,374

S 0,95 0,9 0,999 0,9 0,999 0,9 0,999 0,95 0,95 0,999

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

110

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

3 4 3 5 3 3 3 3 4 4

3 3 3 4 1 3 3 4 4 4

4 4 4 4 3 3 4 4 4 4

2 3 4 3 3 3 3 3 5 3

5 4 4 4 2 4 5 5 4 4

1 3 4 3 2 2 4 2 3 4

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 4 4 4 4 4 4 4 4 4

3 2 5 5 2 3 4 5 5 4

5 1 2 3 1 5 4 4 3 3

4 3 4 4 3 4 3 4 4 4

3 3 4 4 4 3 3 2 4 4

5 5 3 5 4 4 4 5 4 4

3 4 5 5 3 3 5 4 4 4

3 4 4 4 4 4 3 4 4 4

4 4 4 4 2 4 3 4 4 4

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

4 4 3 4 2 4 4 4 4 4

3 3 4 4 3 3 3 2 4 4

4 3 4 4 1 5 4 4 4 4

3 4 4 4 3 4 3 4 4 4

3 3 4 4 3 3 2 4 5 4

3 2 4 4 3 2 4 3 4 3

4 5 4 4 2 4 4 4 4 4

3 3 4 4 2 4 4 4 4 4

4 2 3 4 1 3 3 4 4 3

4 2 3 3 3 2 3 3 3 3

4 5 4 4 4 5 4 3 4 3

.488** .670** .462* .671** .384* .582** .430* .602** .472* .730**

1,391 3,083 1,227 3,096 0,814 1,947 1,044 2,314 1,288 3,975

0,95 0,999 0,95 0,999 0,9 0,95 0,95 0,999 0,95 0,999

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

111

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

4 3 4 3 2 5 4 3 4 4

3 4 4 3 4 5 4 3 4 3

4 4 4 4 3 4 4 4 4 4

3 3 4 2 3 4 3 3 3 2

5 4 4 4 4 5 4 5 5 4

2 4 4 2 3 4 4 4 3 2

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

4 4 4 4 3 4 4 4 4 4

2 4 4 3 3 5 5 4 4 3

4 4 3 3 3 4 4 2 5 2

3 3 3 3 3 5 4 4 4 3

3 4 4 3 4 5 4 4 3 3

4 4 4 4 3 5 5 4 4 3

3 3 4 2 3 5 3 4 4 3

4 4 4 3 3 5 4 4 4 4

4 4 4 3 4 5 4 4 4 4

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

3 4 3 3 3 4 4 4 3 3

2 4 3 4 4 5 3 4 4 4

4 4 4 4 4 5 4 4 4 4

4 4 4 4 4 5 4 4 4 4

3 4 4 4 4 5 4 4 4 4

3 4 4 3 3 4 4 4 4 3

4 3 4 3 3 5 4 4 4 4

3 4 4 4 3 5 4 4 4 4

3 4 4 3 3 2 3 2 4 3

3 4 3 2 2 4 4 3 2 2

3 4 4 3 3 5 4 4 4 3

.653** .397* .587** .752** .484** .647** .602** .703** .586** .787**

2,87 0,828 2,17 4,374 1,365 2,799 2,314 3,543 2,16 5,118

0,999 0,975 0,999 0,999 0,95 0,999 0,999 0,999 0,999 0,999

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

112

31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

4 5 5 4 4 4 4 5 4 4

4 5 5 5 3 4 3 4 4 5

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

3 3 4 5 2 3 3 5 2 5

5 5 5 4 5 4 5 4 5 4

4 4 4 4 3 4 2 4 3 4

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

5 4 5 5 4 4 4 5 4 4

5 5 5 5 3 4 3 5 3 3

4 4 3 4 2 3 2 3 3 4

4 3 5 5 3 3 4 4 3 4

4 4 5 5 5 4 3 5 5 5

4 5 4 5 5 4 4 5 4 5

3 5 5 5 4 4 4 4 4 3

4 4 5 4 3 4 4 4 3 4

4 5 4 4 4 4 4 4 4 4

5 5 5 5 5 5 1 5 5 5

4 4 5 4 3 3 3 4 3 3

5 5 5 5 4 4 3 4 3 3

5 4 5 5 4 4 4 5 4 4

4 5 5 4 5 4 4 4 5 3

4 5 5 5 4 4 3 4 4 4

3 4 4 4 3 3 3 4 4 4

4 5 4 4 4 4 4 4 4 5

5 4 5 5 4 4 4 5 4 5

3 2 3 4 3 3 2 4 3 3

3 4 5 4 3 4 3 3 3 4

4 3 5 4 5 4 3 4 4 3

.672** .566** .493** ,373 .779** .736** ,342 .522** .738** ,324

3,109 1,981 1,424 0,764 4,934 4,08 0,634 1,628 4,115 0,565

0,999 0,95 0,95 0,975 0,999 0,999 0,95 0,95 0,999 0,9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

113

41 42 43 44 45 46 47 48 49 50

4 4 4 4 3 4 4 4 4 3

5 4 4 4 3 4 2 4 3 3

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 5 5 3 3 3 3 3 3 2

4 4 3 4 4 4 4 4 5 4

4 1 2 4 1 4 2 4 3 2

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

4 3 2 4 4 5 4 4 4 4

3 4 3 5 3 5 3 5 4 2

4 2 3 3 4 4 2 4 3 3

4 4 4 4 3 4 2 4 3 4

5 5 4 4 3 4 4 4 3 5

4 3 3 5 4 5 2 4 4 4

4 3 3 3 4 4 5 5 5 2

4 4 4 4 4 4 4 4 3 3

5 4 4 4 4 4 4 4 4 4

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

3 3 2 3 4 4 3 3 4 4

4 4 4 4 4 4 1 5 4 4

4 4 2 4 4 4 4 4 4 4

4 4 3 4 4 4 4 4 4 4

4 3 2 4 3 4 3 4 4 4

4 3 2 3 3 4 3 4 3 2

3 3 3 4 4 4 3 4 4 3

4 4 4 5 4 5 4 4 4 5

3 4 3 3 3 4 3 3 3 3

4 4 2 3 3 3 3 3 3 3

4 4 3 4 4 4 3 4 3 4

111 102 90 108 99 114 91 111 103 97

,372 ,363 ,262 .748** .710** .682** .524** .551** .741** .645**

0,76 0,721 0,362 4,298 3,65 3,242 1,643 1,855 4,169 2,775

0,5 0,975 0,975 0,999 0,999 0,999 0,95 0,95 0,999 0,999

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

114

51 52 53 54 55 JLH

3 3 4 4 4 205

1 5 2 3 3 195

4 4 4 4 4 217

1 4 2 3 1 170

4 4 3 3 4 231

1 3 2 3 2 163

3 3 3 3 3 167

4 4 4 4 4 221

2 4 2 4 3 203

2 3 2 4 3 179

4 4 3 3 3 197

3 3 3 3 2 203

3 4 3 5 3 228

1 4 2 1 4 200

3 3 3 3 3 204

4 4 4 4 4 220

5 5 5 5 5 265

2 4 2 3 3 186

3 4 3 2 4 196

3 4 4 3 5 215

4 4 4 3 4 215

3 4 3 3 4 206

2 2 2 3 3 181

4 4 5 3 5 213

5 4 5 4 3 224

3 3 3 3 3 169

3 3 3 3 3 178

3 4 3 4 3 209

83 104 88 93 95 5660

.673** .602** .667** .477* .641**

3,122 2,314 3,044 1,32 2,729

0,999 0,999 0,999 0,9 0,999

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

115

Mencari t dan signifikansi motivasi belajar siswa

t= 𝑟 . √𝑛−2

√1−𝑟2

Tabel data yang diamsukin dalam rumus

X r r2

1–r2

Sig

1 0,486 0,2362 5.291 2571,426 0,763804 0,873958809 1430 0,95

2 0,355 0,12603 5.291 1878,305 0,873975 0,934866301 713 0,95

3 0,63 0,3969 5.291 3333,33 0,6031 0,776595133 2704 0,95

4 0,164 0,0269 5.291 867,724 0,973104 0,986460339 144 0,95

5 0,65 0,4225 5.291 3439,15 0,5775 0,759934208 2942 0,95

6 0,315 0,09923 5.291 1666,665 0,900775 0,949091671 553 0,95

7 0,71 0,5041 5.291 3756,61 0,4959 0,704201676 3788 0,95

8 0,51 0,2601 5.291 2698,41 0,7399 0,860174401 1600 0,95

9 0,471 0,22184 5.291 2492,061 0,778159 0,88213321 1331 0,95

10 0,608 0,36966 5.291 3216,928 0,630336 0,793937025 2464 0,95

11 0,488 0,23814 5.291 2582,008 0,761856 0,872843629 1444 0,95

12 0,67 0,4489 5.291 3544,97 0,5511 0,742361098 3199 0,95

13 0,132 0,01742 5.291 698,412 0,982576 0,991249716 93 0,95

14 0,462 0,21344 5.291 2444,442 0,786556 0,886879924 1273 0,95

15 0,671 0,45024 5.291 3550,261 0,549759 0,741457349 3213 0,95

16 0,384 0,14746 5.291 2031,744 0,852544 0,923333093 845 0,95

17 0,582 0,33872 5.291 3079,362 0,661276 0,813188785 2204 0,95

18 0,43 0,1849 5.291 2275,13 0,8151 0,902828887 1084 0,95

19 0,602 0,3624 5.291 3185,182 0,637596 0,798496086 2401 0,95

20 0,27 0,0729 5.291 1428,57 0,9271 0,962860322 401 0,95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

116

21 0,472 0,22278 5.291 2497,352 0,777216 0,881598548 1337 0,95

22 0,73 0,5329 5.291 3862,43 0,4671 0,683447145 4126 0,95

23 0,209 0,04368 5.291 1105,819 0,956319 0,977915641 236 0,95

24 0,653 0,42641 5.291 3455,023 0,573591 0,757357907 2979 0,95

25 0,397 0,15761 5.291 2100,527 0,842391 0,91781861 909 0,95

26 0,195 0,03803 5.291 1031,745 0,961975 0,980803242 205 0,95

27 0,587 0,34457 5.291 3105,817 0,655431 0,809586932 2252 0,95

28 0,752 0,5655 5.291 3978,832 0,434496 0,659163106 4539 0,95

29 0,484 0,23426 5.291 2560,844 0,765744 0,875067997 1416 0,95

30 0,647 0,41861 5.291 3423,277 0,581391 0,76249 2905 0,95

31 0,602 0,3624 5.291 3185,182 0,637596 0,798496086 2401 0,95

32 0,703 0,49421 5.291 3719,573 0,505791 0,711189848 3677 0,95

33 0,586 0,3434 5.291 3100,526 0,656604 0,810311051 2242 0,95

34 0,787 0,61937 5.291 4164,017 0,380631 0,616952997 5312 0,95

35 0,672 0,45158 5.291 3555,552 0,548416 0,740551146 3226 0,95

36 0,566 0,32036 5.291 2994,706 0,679644 0,82440524 2056 0,95

37 0,493 0,24305 5.291 2608,463 0,756951 0,87002931 1478 0,95

38 0,226 0,05108 5.291 1195,766 0,948924 0,974127302 277 0,95

39 0,373 0,13913 5.291 1973,543 0,860871 0,927831342 793 0,95

40 0,779 0,60684 5.291 4121,689 0,393159 0,627023923 5121 0,95

41 0,736 0,5417 5.291 3894,176 0,458304 0,676981536 4234 0,95

42 0,342 0,11696 5.291 1809,522 0,883036 0,939699952 659 0,95

43 0,522 0,27248 5.291 2761,902 0,727516 0,852945485 1690 0,95

44 0,738 0,54464 5.291 3904,758 0,455356 0,674800711 4270 0,95

45 0,324 0,10498 5.291 1714,284 0,895024 0,946057081 587 0,95

46 0,372 0,13838 5.291 1968,252 0,861616 0,928232729 789 0,95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

117

47 0,363 0,13177 5.291 1920,633 0,868231 0,931789139 748 0,95

48 0,262 0,06864 5.291 1386,242 0,931356 0,965067873 376 0,95

49 0,748 0,5595 5.291 3957,668 0,440496 0,663698727 4460 0,95

50 0,71 0,5041 5.291 3756,61 0,4959 0,704201676 3788 0,95

51 0,682 0,46512 5.291 3608,462 0,534876 0,731352172 3365 0,95

52 0,524 0,27458 5.291 2772,484 0,725424 0,851718263 1706 0,95

53 0,551 0,3036 5.291 2915,341 0,696399 0,834505243 1925 0,95

54 0,741 0,54908 5.291 3920,631 0,450919 0,671505026 4326 0,95

55 0,645 0,41603 5.291 3412,695 0,583975 0,76418257 2880 0,95

56 0,673 0,45293 5.291 3560,843 0,547071 0,739642481 3240 0,95

57 0,602 0,3624 5.291 3185,182 0,637596 0,798496086 2401 0,95

58 0,667 0,44489 5.291 3529,097 0,555111 0,745057716 3159 0,95

59 0,477 0,22753 5.291 2523,807 0,772471 0,878903294 1370 0,95

60 0,641 0,41088 5.291 3391,531 0,589119 0,767540878 2832 0,95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

118

Data untuk menghitung reliabilitas menggunakan rumus belah dua.

x y x2 y2 xy

108 106 11664 11236 11448

111 79 12321 6241 8769

93 101 8649 10201 9393

105 100 11025 10000 10500

103 102 10609 10404 10506

98 95 9604 9025 9310

95 106 9025 11236 10070

112 76 12544 5776 8512

99 101 9801 10201 9999

104 119 10816 14161 12376

112 106 12544 11236 11872

134 95 17956 9025 12730

107 102 11449 10404 10914

107 91 11449 8281 9737

92 127 8464 16129 11684

110 105 12100 11025 11550

108 94 11664 8836 10152

113 118 12769 13924 13334

127 66 16129 4356 8382

124 104 15376 10816 12896

106 93 11236 8649 9858

118 104 13924 10816 12272

111 111 12321 12321 12321

102 90 10404 8100 9180

108 99 11664 9801 10692

114 91 12996 8281 10374

111 103 12321 10609 11433

97 83 9409 6889 8051

104 88 10816 7744 9152

93 95 8649 9025 8835

3226 2950 349698 294748 316302

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

119

RELIABILITAS MOTIVASI BELAJAR

Untuk mencari reliabilitas dari variabel minat belajar rumusa belah dua:

Rumus:

Rxy = 𝐍𝚺𝐗𝐘−(∑𝐗)(∑𝐘)

√{𝐍∑𝐗𝟐 −(∑𝐗)𝟐 }{𝐍∑𝐘𝟐−(∑𝐘)𝟐}

R11 = 𝟐𝒓

𝟏𝟐𝟏

𝟐⁄⁄

(𝟏+𝒓 𝟏

𝟐𝟏𝟐⁄⁄ )

a. Ganjil genap

∑X = 3226 ∑Y = 2950 ∑X2 = 349698 ∑Y2 = 294748 ∑XY = 316302

Rxy = 𝟐𝟖 𝟑𝟏𝟔𝟑𝟎𝟐−(𝟑𝟐𝟐𝟔)(𝟐𝟗𝟓𝟎)

√{𝟐𝟖 . 𝟑𝟒𝟗𝟔𝟗𝟖 − (𝟑𝟐𝟐𝟔}{𝟐𝟖 . 𝟐𝟗𝟒𝟕𝟒𝟖−(𝟐𝟗𝟓𝟎)𝟐}

= 𝟖𝟖𝟓𝟔𝟒𝟓𝟔−𝟗𝟓𝟏𝟔𝟕𝟎𝟎

√{𝟗𝟕𝟗𝟏𝟓𝟒𝟒− 𝟏𝟎𝟒𝟎𝟕𝟎𝟕𝟔}{𝟖𝟐𝟓𝟐𝟗𝟒𝟒−𝟖𝟕𝟎𝟐𝟓𝟎𝟎}

= 𝟔𝟔𝟎𝟐𝟒𝟒

√{𝟔𝟏𝟓𝟓𝟑𝟐}{𝟒𝟒𝟗𝟓𝟓𝟔} = 𝟔𝟔𝟎𝟐𝟒𝟒

√𝟐𝟕𝟔𝟕𝟏𝟔𝟏𝟎𝟑𝟕𝟗𝟐

= 𝟔𝟔𝟎𝟐𝟒𝟒

𝟓𝟐𝟔𝟎𝟑𝟖,𝟏𝟐 = 0,796

R11 = 𝟐𝒓

𝟏𝟐𝟏

𝟐⁄⁄

(𝟏+𝒓 𝟏

𝟐𝟏𝟐⁄⁄ )

= 𝟐 . 𝟎,𝟕𝟗𝟔

𝟏+𝟎,𝟕𝟗𝟔

= 𝟏,𝟓𝟗𝟐

𝟏,𝟕𝟗𝟔 = 0,886

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

120

DATA PERHITUNGAN DISTRIBUSI FREKUENSI PRESTASI DAN MOTIVASI SISWA

Prestasi Awal

81% x 100 = 80

66% x 100 = 66

56% x 100 = 56

46% x 100 = 46

Dibawah 46%

Rentang

81-100

66-80

56-65

46-55

0-45

Rentang Kriteria Frekuensi % 81-100 Sangat

Tinggi 0 0%

66-80 Tinggi 27 90% 56-65 Cukup 3 10% 46-55 Rendah 0 0% 0-45 Sangat

Rendah 0 0%

No Nilai Kriteria 8 60 Cukup

16 60 Cukup 2 65 Cukup 6 70 Tinggi 7 70 Tinggi

11 70 Tinggi 14 70 Tinggi 23 70 Tinggi 24 70 Tinggi 25 70 Tinggi 27 70 Tinggi 19 75 Tinggi 20 75 Tinggi 21 75 Tinggi 29 75 Tinggi 1 80 Tinggi 3 80 Tinggi 4 80 Tinggi 5 80 Tinggi 9 80 Tinggi

10 80 Tinggi 12 80 Tinggi 13 80 Tinggi 15 80 Tinggi 17 80 Tinggi 18 80 Tinggi 22 80 Tinggi 26 80 Tinggi 28 80 Tinggi 30 80 Tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

121

Prestasi siklus 1

81% x 100 = 80

66% x 100 = 66

56% x 100 = 56

46% x 100 = 46

Dibawah 46%

Rentang

81-100

66-80

56-65

46-55

0-45

Rentang Kriteria Frekuensi % 81-100 Sangat

Tinggi 9 30%

66-80 Tinggi 21 70% 56-65 Cukup 0 0% 46-55 Rendah 0 0% 0-45 Sangat

Rendah 0 0%

No Nilai Kriteria 6 70 Tinggi 8 70 Tinggi

16 70 Tinggi 19 70 Tinggi 25 70 Tinggi 3 75 Tinggi

14 75 Tinggi 20 75 Tinggi 21 75 Tinggi 23 75 Tinggi 27 75 Tinggi 4 80 Tinggi 7 80 Tinggi

11 80 Tinggi 15 80 Tinggi 22 80 Tinggi 24 80 Tinggi 26 80 Tinggi 28 80 Tinggi 29 80 Tinggi 30 80 Tinggi 2 85 Sangat Tinggi 9 85 Sangat Tinggi

13 85 Sangat Tinggi 17 85 Sangat Tinggi 18 85 Sangat Tinggi 5 90 Sangat Tinggi 1 95 Sangat Tinggi

10 95 Sangat Tinggi 12 95 Sangat Tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

122

Prestasi siklus 2

81% x 100 = 80

66% x 100 = 66

56% x 100 = 56

46% x 100 = 46

Dibawah 46%

Rentang

81-100

66-80

56-65

46-55

0-45

Rentang Kriteria Frekuensi % 81-100 Sangat

Tinggi 27 27%

66-80 Tinggi 3 10% 56-65 Cukup 0 0% 46-55 Rendah 0 0% 0-45 Sangat

Rendah 0 0%

No Nilai Kriteria 3 80 Tinggi 26 80 Tinggi 30 80 Tinggi 4 85 Sangat Tinggi 18 85 Sangat Tinggi 25 85 Sangat Tinggi 6 90 Sangat Tinggi 12 90 Sangat Tinggi 13 90 Sangat Tinggi 28 90 Sangat Tinggi 29 90 Sangat Tinggi 1 95 Sangat Tinggi 7 95 Sangat Tinggi 8 95 Sangat Tinggi 10 95 Sangat Tinggi 14 95 Sangat Tinggi 15 95 Sangat Tinggi 16 95 Sangat Tinggi 17 95 Sangat Tinggi 19 95 Sangat Tinggi 20 95 Sangat Tinggi 21 95 Sangat Tinggi 22 95 Sangat Tinggi 23 95 Sangat Tinggi 27 95 Sangat Tinggi 2 99 Sangat Tinggi 5 99 Sangat Tinggi 9 99 Sangat Tinggi 11 99 Sangat Tinggi 24 99 Sangat Tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

123

Motivasi Awal

81% X 275 = 223

66% X 275 = 182

56% X 275 = 154

46% X 275 = 127

Dibawah 46 %

Rentang

223-275

182-222

154-181

127-153

Dibawah 127

Nilai Kriteria Frekuensi Presentase 223-275

Sangat Tinggi

9 32%

182-222

Tinggi 17 61%

154-181

Cukup 2 7%

127-153

Rendah 0% 0%

0-126 Sangat Rendah

0% 0%

No Skor Kriteria 1 180 Cukup 27 180 Cukup 6 182 Tinggi 7 183 Tinggi 8 183 Tinggi 26 187 Tinggi 4 188 Tinggi 10 196 Tinggi 23 199 Tinggi 13 201 Tinggi 18 207 Tinggi 2 212 Tinggi 3 213 Tinggi 12 213 Tinggi 19 213 Tinggi 20 213 Tinggi 21 213 Tinggi 11 214 Tinggi 14 221 Tinggi 15 223 Sangat Tinggi 9 224 Sangat Tinggi 22 225 Sangat Tinggi 25 225 Sangat Tinggi 28 228 Sangat Tinggi 24 234 Sangat Tinggi 16 236 Sangat Tinggi 5 251 Sangat Tinggi 17 278 Sangat Tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

124

Motivasi Akhir

81% X 275 = 223

66% X 275 = 182

56% X 275 = 154

46% X 275 = 127

Dibawah 46 %

Rentang

223-275

182-222

No Skor Kriteria 6 172 Cukup 7 180 Cukup 27 180 Cukup 16 197 Tinggi 4 198 Tinggi 29 199 Tinggi 8 200 Tinggi 2 201 Tinggi 23 204 Tinggi 10 209 Tinggi 24 211 Tinggi 1 214 Tinggi 3 214 Tinggi 12 214 Tinggi 18 214 Tinggi 9 215 Tinggi 11 218 Tinggi 14 220 Tinggi 19 224 Sangat Tinggi 22 225 Sangat Tinggi 26 225 Sangat Tinggi 21 228 Sangat Tinggi 25 235 Sangat Tinggi 28 236 Sangat Tinggi 15 238 Sangat Tinggi 13 241 Sangat Tinggi 30 241 Sangat Tinggi 20 246 Sangat Tinggi 5 254 Sangat Tinggi 17 285 Sangat Tinggi

Nilai Kriteria Frekuensi Persentase 223-275 Sangat Tinggi 12 40% 182-222 Tinggi 15 50% 154-181 Cukup 3 10%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

125

154-181

127-153

Dibawah 127

127-153 Rendah 0 0% 0-126 Sangat Rendah 0 0%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

126

INSTRUMEN ANGKET MOTIVASI BELAJAR SEJARAH SISWA

MATA PELAJARAN SEJARAH

(Alokasi Waktu 20 Menit)

INDENTITAS RESPONDEN

Nama : ………………………………………………………………

No Absen : ………………………………………………………………

Kelas/Semester: ……………………………………………............................

Nama Sekolah : ………………………………………………………………

Petunjuk Pengisian Angket 1. Bacalah baik-baik setiap butir pertanyaan dan seluruh alternatif jawaban

2. Pertimbangkanlah jawaban yang anda anggap sesuai dengan sikap anda

3. Berilah tanda (√) pada kolom jawaban yang anda pilih

4. Angket yang anda kerjakan ini tidak akan berpengaruh terhadap nilai pada raport dan

dijamin kerahasiaan jawaban anda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

127

ANGKET MOTIVASI BELAJAR

MATA PELAJARAN SEJARAH Keterangan : SS : Sangat setuju S : Setuju

R : Ragu-ragu TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

Contoh Pengerjaan :

No Pernyataan SS S R TS STS

1 Saya Senang dengan Mata Pelajaran Sejarah √

No Pernyataan SS S R TS STS

1 Konsep pembelajaran Sejarah yang diberikan guru mudah untuk saya pahami

2 Ketika ulanganmata peljaran sejarah saya tidak pernah mendapatkan nilai yang bagus

3 Saya tertarik mengikuti pelajaran sejarah

4 Ada materi Pembelajaran Sejarah membuat saya bosan

5 Saya dapat menerapkan konsep pembelajaran sejarah dalam kehidupan sehari-hari

6 Saya suka mengganggu teman ketika pelajaran sejarah

7 Jelas bagi saya bagaimana hubungan materi dalam pembelajaran Sejarah dengan apa yang telah saya ketahui

8 Saya tidak melihat adanya hubungan antara isi materi dalam pelajaran Sejarah dengan sesuatu yang telah saya ketahui

9 Tugas-tugas latihan pada pembelajaran Sejarah tidak terlalu sulit

10 Saya lebih suka diam jika ada kesulitan daripada mendiskusikan dengan teman atau guru

11 Pembelajaran Sejarah membuat saya aktif di dalam kelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

128

12 Saya selalu malu bertanya kepada guru atau teman ketika ada yang tidak saya ketahui

13 Saya dapat mengerkan pekerjaan rumah tanpa bantuan orang lain

14 Saya tidak yakin sejarah bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari

15 Saya yakin akan berhasil dalam pembelajaran Sejarah

16 Saya tidak bisa memutuskan hasil diskusi tanpa dukungan dari teman

17 Saya lebih berani bertanya guru pada saat proses pembelajaran berlangsung

18 Isi pembelajaran Sejarah tidak sesuai dengan harapan dan tujuan saya di masa depan

19 Materi pembelajaran Sejarah lebih mudah untuk dipahami

20 Sedikitpun saya tidak mendapatkan manfaat dari belajar Sejarah

21 Saya dapat menemukan arti penting belajar sejarah

22 Pada pembelajaran sejarah tidak ada hal-hal yang dapat merangsang rasa ingin tahu saya

23 Saya selalu bersyukur ketika mendapatkan nilai yang baik

24 Saya pasif dalam kegiatan belajar mengajar, khususnya pelajaran Sejarah

25 Saya selalu memikirkan jawaban dari pertanyaan yang diberikan guru kepada teman

26 Saya sangat kesulitan untuk belajar sejarah

27 Saya merasa belajar sejarah memiliki tujuan yang pasti

28 Saya sering malas sekali untuk membaca buku referensi sejarah

29 Saya selalu berada lebih awal didalam kelas ketika akan memulai pembelajaran sejarah

30 Seringkali saya bolos sekolah ketika ada pelajaran sejarah

31 Ketika bagian pelajaran sejarah yang saya kurang pahami, saya bertanya pada orang yang lebih mengerti.

32 Saya merasa tidak mampu menyelesaikan tugas mata pelajaran sejarah yang diberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

129

33 Jadwal belajar sejarah yang telah saya buat akan kuikuti dengan perasaan senang.

34 Meskipun saya telah merencanakan untuk belajar sejarah sesuai jadwal belajar, saya tetap malas untuk belajar sejarah.

35 Pada pembelajaran sejarah ada hal-hal yang merangsang rasa ingin tahu saya

36 Saya benar-benar tidak senang mempelajari pelajaran sejarah.

37 Meskipun saya tahu resiko kegagalan itu ada, saya tidak takut memperjuangkan cita-cita saya.

38 Saya merasa sangat malu jika mendapat nilai jelek, karena bagi saya itu hal yang sangat memalukan.

39 Meskipun saya tahu tidak akan mendapat prestasi yang baik, saya akan tetap berusaha dan belajar.

40 Bila ada tugas pelajaran sejarah yang tidak saya ketahui jawabannya, saya menyimpan tugas itu dan memilih bermain.

41 Setelah saya mempelajari pelajaran sejarah saya percaya bahwa saya akan berhasil dalam tes harian sejarah.

42 Pembelajaran sejarah tidak relevan dengan kebutuhan saya sebab sebagian besar isinya tidak saya ketahui.

43 Jika saya mendapat nilai jelek, saya yakin akan mampu memperbaikinya.

44 Bila saya gagal menyelesaikan tugas sejarah dari guru, saya akan mengabaikan tugas-tugas tersebut dan akan mengerjakan tugas lain.

45 Ketika saya keliru dan dikritik oleh guru, saya sangat senang karena itu menambah ilmu saya.

46 Bila saya ditegur oleh guru saya tidak menghiraukannya.

47 Saya senang bila dinasehati oleh guru di sekolah.

48 Saya merasa kurang nyaman bila ditegur guru di sekolah.

49 Saya percaya bisa mengerjakan setiap tugas pelajaran sejarah yang diberikan oleh guru.

50 Saya malas bertanya kepada guru kalau ada pmateri sejarah yang tidak saya mengerti.

51 Saya yakin bisa memahami pelajaran sejarah yang diajarkan oleh guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

130

52 Saya ragu dengan kemampuan yang saya miliki dalam memahami penjelasan guru tentang materi sejarah

53 Menyelesaikan tugas-tugas dalam pembelajaran sejarah membuat saya merasa puas terhadap hasil yang telah saya capai.

54 Materi pembelajaran sejarah sulit dipahami daripada yang saya harapkan.

55 Saya telah membuat jadwal kegiatan di rumah, sehingga saya mengetahui kapan saya harus belajar.

56 Saya tidak memiliki jadwal belajar sejarah dirumah

57 Terdapat cerita, gambar atau contoh yang menunjukan kepada saya bagaimana manfaat materi pembelajran sejarah bagi saya.

58 Saya lebih suka nonton TV dibanding belajar sejarah.

59 Saya selalu meluangkan waktu untuk membaca buku sejarah.

60 Pada setiap halaman buku sejarah yang saya baca terdapat banyak kata yang sangat mengganggu.

PEDOMAN PENSKORAN

PERNYATAAN SS S R TS STS

Positif 5 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4 5

Total skor maksimal : 5 x 60 = 300

Total skor minimal : 1 x 60 = 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

131

LEMBAR PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN

PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL

Mata Pelajaran Sejarah

Kelas XI IPA 1

Materi Pokok Indonesia pada masa Demokrasi Parlementer

Nama Pengamat Johanis M.V Lakesubun

Indikator 1. Mencari Informasi dan Menemukan

Masalah

2. a. Mencari Informasi dan sumber belajar

untuk pemecahan masalah

b. Menulis atau mencatat hasi

penemuannya.

3. a. Kerjasama dengan teman

b. Mengaujukan pertanyaan kepada guru

c. Menjawab pertanyaan guru atau teman

4. a. Menulis laporan hasil diskusi

b. Melaporkan hasil diskusi secara ilmiah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

132

No

Nama Siswa

Siklus I JML Idikator

1 2.a 2.b 3.a 3.b 3.c 4.a 4.b 4.c 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

Jumlah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

133

Keterangan :

1. Mencari Informasi dan Menemukan Masalah

2. a. Mencari Informasi dan sumber belajar untuk pemecahan

masalah

b. Menulis atau mencatat hasi penemuannya.

3. a. Kerjasama dengan teman

b. Mengaujukan pertanyaan kepada guru

c. Menjawab pertanyaan guru atau teman

4. a. Menulis laporan hasil diskusi

b. Melaporkan hasil diskusi secara ilmiah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

134

KISI-KISI SOAL TES SIKLUS I

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10

YOGYAKARTA

Nama Sekolah : SMA Negeri 10 Yogyakarta Alokasi Waktu : Menit

Mata Pelajaran : Sejarah Jumlah Soal : 20 Soal

Kelas/Semester : XI/IPA Penulis :

No Kopetensi Dasar Materi Pokok Materi Indikator Soal Bentuk

Tes No

Soal 1 Merekonstruksi

perkembangan masyarakat

Indonesia sejak proklamasi

hingga demokrasi

terpimpin.

Kehidupan Politik Indonesia di masa Demokrasi Parlementer

Siswa dapat menjelaskan kapan berdirinya kabinet Natsir

PG 1

Siswa dapat menjelaskan kinerja kabinet Natsir

PG 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

135

Siswa dapat menjelaskan kabinet Indonesia pada masa Demokrasi Parlementer.

PG 3

Siswa dapat menjelaskan fungsi dari konstituante.

PG 4

Siswa dapat menjelaskan masa jabata kabinet Sukiman

PG 5

Siswa dapat menjelaskan kapan konstituante mulai bersidang pertama kali.

PG 6

Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor penyebab kegagalan konstituante dalam merancang sebuah UUD bagi Indononesia.

PG 7

2 Kehidupan ekonomi Indonesia di masa Demokrasi Parlementer

Sisawa dapat menjelaskan salah satu perubahan kehidupan ekonomi yang dilakukan kabinet Sukiman.

PG 8

Siswa dapat menjelaskan proses pembentukan Bank Negara Indonesia.

PG 9

Siswa dapat menjelaskan tujuan dan fungsi didirikan Bank Indonesia.

PG 10

Siswa dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan ORI (Oeang Repoeblik Indonesia).

PG 11

Siswa dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan KMB

PG 12

Siswa dapat menjelaskan gerakan PG 13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

136

Assaat 3 Kehidupan Politik

Indonesia di masa Demokrasi terpimpin

Siswa dapat menjelaskan apa yang di maksud dengan NASAKOM (Nasionalis, Agama, dan Komunis)

PG 14

Siswa dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan DPA (Dewan Pertimbangan Agung)

PG 15

Siswa dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan MANIPOL (Manifesto Politik Republik Indonesia)

PG 16

4 Kehidupan ekonomi Indonesia di masa Demokrasi terpimpin

Siswa dapat menjelaskan pada tanggal berapa presiden soekarno mengumumkan deklarasi ekonomi

PG 17

Siswa dapat menjelaskan alasan dikeluarkan kebijakan perekonomian.

PG 18

Siswa dapat menjelaskan kebijakan pemerintah yang berisi bahwa orang yang dapat melakukan kegiatan perekonomian adalah orang yang mendapatkan izin khusus dari pemerintah.

PG 19

5 Perubahan sosial dan budaya Bangsa Indonesia

Siswa mampu menjelaskan manifesto kebudayaan

PG 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

137

SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Mata Pelajaran : Sejarah

Kelas/Program : XI/IPA

Hari/Tanggal : Kamis, April 2016

Waktu :

PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT MEMBERI TANDA

SILANG PADA HURUF A,B,C,D,E PADA LEMBAR JAWAB.

1. Berdirinya kabinet pada tahun...

A. Tahun 1950

B. Tahun 1951

C. Tahun 1952

D. Tahun 1953

E. Tahun 1954

2. Program kerja dari kabinet Natsir...

A. Meningkatkan kemanan dan ketertiban.

B. Meningkatkan kerja sama.

C. Meningkatkan kebutuhan presiden.

D. Meningkatkan perekonomian

E. Meningkatkan hubungan silahturahmi dengan bangsa lain.

3. Jumlah kabinet Indonesia pada tahun 1950-9159 adalah...

A. 7 kabinet

B. 8 kabinet

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

138

C. 9 kabinet

D. 10 kabinet

E. 11 kabinet

4. Tugas utama dari konstituante adalah...

A. Pembentuk pemerintahan

B. Pembentuk Pancasila

C. Pembentuk UUD

D. Pembentuk PKI

E. Pembentuk Parlementer

5. Masa jabatan kabinet Sukiman...

A. 1951-1952

B. 1952-1953

C. 1953-1954

D. 1954-9155

E. 1956-1959

6. Sidang pertama kali yang dilakukan Konstituante pada tahun...

A. 20 April 1947

B. 27 April 1949

C. 28 April 1950

D. 29 Mei 1959

E. 30 Mei 1959

7. Salah satau faktor penyebab kegagalan konstituante dalam merancang UUD

adalah...

A. Kepentingan golongan atau partai politik yang ada dalam konstituante.

B. Kepentingan presiden

C. Kepentingan aggota DPR.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

139

D. Kepentingan para pemuka agama.

E. Kepentingan pemilik saham.

8. Perubahan ekonomi yang terjadi pada masa kabinet Sukiman adalah...

A. Nasionalisasi pertanian

B. Nasionalisasi perdagangan

C. Nasionalisasi ekonomi

D. Nasionalisasi perbankan

E. Nasionalisasi peridustrian

9. Apa yang dimaksud dengan BNI...

A. Bank Netral Indische

B. Bank Nasional Indonesia

C. Bank Nasional Inggris

D. Bank Negara Indonesia

E. Bank Nations Belanda

10. Tujuan didirikan Bank Indonesia adalah...

A. Sebgaia Bank tunjangan

B. Sebagai Bank sentral

C. Sebagai Bank pembantu keuangan

D. Sebagai Demokrasi

E. Sebagai Bank Revolusi

11. Mata uang Indonesia yang menggatikan mata uang Jepang disebut...

A. ORA

B. RP

C. ONI

D. OEI

E. ORI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

140

12. Yang dimaksud dengan KMB adala...

A. Konferensi Masyarakat Berbangsa

B. Konferensi Meja Bundar

C. Konferensi Master Belanda

D. Konferensi Majelis Berbangsa

E. Konferensi Marsudiningsih Berbah.

13. Gerakan Assaat dikeluarkan pada...

A. 20 Februari 1945

B. 19 Maret 1956

C. 21 Maret 1956

D. 25 April 1957

E. 30 April 1957

14. Kepanjangan kata dari NASAKOM adalah...

A. Nasionalisme Komunis

B. Nasionalisme Agama dan Komunis.

C. Nasionalisme Agama dan kebudayaan

D. Nasionalisme Amandemen Komunis

E. Nasionalisme Agraria kebudayaan

15. Apa yang dimaksud dengan DPA...

A. Dewan Pembagian Anggaran

B. Departemen Pemerintah Agung

C. Departemen Pertimbangan Agung

D. Departemen Pemusatan Anggaran

E. Departemen Pengamanan Amanat

16. apa yang dimaksud dengan MANIPOL

A. Manifesto politik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

141

B. Manajemen politik

C. Manifesto politik dan ekonomi

D. Manajemen politik republic indonesia

E. Manifesto politik republik Indonesia

17. Pada tanggal berapa presiden soekarno mengumumkan deklarasi ekomomi

A. 24 maret 1963

B. 23 maret 1963

C. 14 februari 1963

D. 20 oktober 1963

E. 21 oktober 1963

18. Apa yang melatar belakangi keluarkanya kebijakan ekonomi pada tahun

1959

A. Utang luar negri meningkat

B. Tingkat inflasi rendah

C. Tingkat inflasi sangat tinggi

D. Ekonomi Negara melemah

E. Lemahnya penerimaan pajak

19. Apa yang dimaksud dengan “sistem lisensi” pada masa demokrasi

terpimpin……

A. Sistem surat ijin melaksanakan perekonomian terutama impor

B. Sistem bea cukai pagi pengiat ekonomi

C. Sistem surat pajak bagi pengusaha skala besar

D. Sistem pajak berkala

E. Sistem bea cukai ekspor

20. Larangan terhadap manifesto kebudayaan dikeluarka pada…….

A. 9 september 1948

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

142

B. 1 april 1954

C. 26 juli 1955

D. 8 mei 1964

E. 17 agustus 1949

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

143

KUNCI JAWABAN

1 A 11 E 2 A 12 B 3 A 13 B 4 C 14 B 5 A 15 C 6 D 16 E 7 A 17 B 8 C 18 C 9 D 19 A 10 B 20 D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

144

DARTAR NILAI ULANGAN HARIAN (Pra Siklus)

JURUSAN : ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS : XI IPA 1 MATA PELAJARAN : SEJARAH

No

Nama

Nilai

KKM

Ketuntasan

YA TIDAK 1 Aurelo Wimitya 80

75

√ 2 Avilia Rosa Yuliana 65 √ 3 Dewi Rahmawati Suci Ramadhani 80 √ 4 Dewi Sarah 80 √ 5 Dhea Ananda F 80 √ 6 Dian Octaviani Nurlatifa 70 √ 7 Josua Sado I P 70 √ 8 Latiefa Artamevia Mirza 60 √ 9 Learino Gutomo 80 √

10 Putu Alits 80 √ 11 Renata Dwi M 70 √ 12 Vicki Octafia Ningtyas S 80 √ 13 Yefta Kenan Pangestu 80 √ 14 Ahmad Nur Mujahidin 70 √ 15 Bella Fitri Anggraini 80 √ 16 Fatimah Nuraini 60 √ 17 Titi Nur Rachman 80 √ 18 Tito Arigis 80 √ 19 Ahmad Afifudin Noviantoro 75 √ 20 Andre Julio S M 75 √ 21 Anisa Hendriany 75 √ 22 Annisati Bening Rizlanov 80 √ 23 Audrey Athena Melati Putri 70 √ 24 Eksi Kumala Sari 70 √ 25 Kristianto D S 70 √ 26 Reno Mayor 80 √ 27 Theoforo Choristo S 70 √ 28 Clarissa Hayu Karuniacanya 80 √ 29 Desriani Sayori 75 √ 30 Zhuhria Alifsya R 80 √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

145

DARTAR NILAI ULANGAN HARIAN (Siklus 1)

JURUSAN : ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS : XI IPA 1 MATA PELAJARAN : SEJARAH

No

Nama

Nilai

KKM

Ketuntasan

Lulus Tidak 1 Aurelo Wimitya 95

75

√ 2 Avilia Rosa Yuliana 85 √ 3 Dewi Rahmawati Suci Ramadhani 75 √ 4 Dewi Sarah 80 √ 5 Dhea Ananda F 90 √ 6 Dian Octaviani Nurlatifa 70 √ 7 Josua Sado I P 80 √ 8 Latiefa Artamevia Mirza 70 √ 9 Learino Gutomo 85 √ 10 Putu Alits 95 √ 11 Renata Dwi M 80 √ 12 Vicki Octafia Ningtyas S 95 √ 13 Yefta Kenan Pangestu 85 √ 14 Ahmad Nur Mujahidin 75 √ 15 Bella Fitri Anggraini 80 √ 16 Fatimah Nuraini 70 √ 17 Titi Nur Rachman 85 √ 18 Tito Arigis 85 √ 19 Ahmad Afifudin Noviantoro 70 √ 20 Andre Julio S M 75 √ 21 Anisa Hendriany 75 √ 22 Annisati Bening Rizlanov 80 √ 23 Audrey Athena Melati Putri 75 √ 24 Eksi Kumala Sari 80 √ 25 Kristianto D S 70 √ 26 Reno Mayor 80 √ 27 Theoforo Choristo S 75 √ 28 Clarissa Hayu Karuniacanya 80 √ 29 Aurelo Wimitya 80 √ 30 Avilia Rosa Yuliana 80 √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

146

DARTAR NILAI ULANGAN HARIAN (Siklus 2)

JURUSAN : ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS : XI IPA 1 MATA PELAJARAN : SEJARAH

No

Nama

Nilai

KKM

Ketuntasan

Lulus Tidak 1 Aurelo Wimitya 95

75

√ 2 Avilia Rosa Yuliana 99 √ 3 Dewi Rahmawati Suci Ramadhani 80 √ 4 Dewi Sarah 85 √ 5 Dhea Ananda F 99 √ 6 Dian Octaviani Nurlatifa 90 √ 7 Josua Sado I P 95 √ 8 Latiefa Artamevia Mirza 95 √ 9 Learino Gutomo 99 √

10 Putu Alits 95 √ 11 Renata Dwi M 99 √ 12 Vicki Octafia Ningtyas S 90 √ 13 Yefta Kenan Pangestu 90 √ 14 Ahmad Nur Mujahidin 95 √ 15 Bella Fitri Anggraini 95 √ 16 Fatimah Nuraini 95 √ 17 Titi Nur Rachman 95 √ 18 Tito Arigis 85 √ 19 Ahmad Afifudin Noviantoro 95 √ 20 Andre Julio S M 95 √ 21 Anisa Hendriany 95 √ 22 Annisati Bening Rizlanov 95 √ 23 Audrey Athena Melati Putri 95 √ 24 Eksi Kumala Sari 99 √ 25 Kristianto D S 85 √ 26 Reno Mayor 80 √ 27 Theoforo Choristo S 95 √ 28 Clarissa Hayu Karuniacanya 90 √ 29 Desriani Sayori 90 √ 30 Zhuhria Alifsya R 80 √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2020. 1. 28. · PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH ... pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

147

FOTO-FOTO

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI