plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · 2020. 1. 28. · peningkatan prestasi dan motivasi...
TRANSCRIPT
PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN
PEMANFAATAN MEDIA AUDIO-VISUAL PADA SISWA KELAS XI IPA
1 SMAN 10 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Disusun Oleh:
Johanis M.V. Lakesubun
121314033
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN
PEMANFAATAN MEDIA AUDIO-VISUAL PADA SISWA KELAS XI IPA
1 SMAN 10 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Disusun Oleh:
Johanis M.V. Lakesubun
121314033
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk keluarga (Bpk. Bruno Lakesubun (alm), Ibu
Natalia Janjaan, Kakak Karolus Lakesubun, Kristina Lakesubun, dan Bapak
Wenslaus Janjaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN MOTTO
Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, barangsiapa merendahkan diri
akan ditinggihkan
(Lukas 14:1.7-14)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN
PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS XI IPA
1 SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA
Johanis M.V Lakesubun Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) peningkatan prestasi belajar sejarah siswa, (2) peningkatan motivasi belajar sejarah setelah penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio-visual.
Penelitian menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model penelitian Targart dan Kemmis dengan tahapan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta yang berjumlah 30 siswa terdiri dari 12 laki-laki dan 18 perempuan. Obyek penelitian adalah pembelajaran sejarah melalui model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio-visual, motivasi dan prestasi belajar siswa. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, tes prestasi, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Untuk mengetahui peningkatan prestasi dan peningkatan motivasi dianalisis dengan menggunakan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Adanya peningkatan prestasi belajar sejarah. Pada keadaan awal 74,83%, pada siklus I menjadi 77,66%, dan pada siklus II 92,33%. (2) Adanya peningkatan motivasi. Pada motivasi awal 70,187% kemudian meningkat menjadi 72,641%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
IMPROVED PERFORMANCE AND LEARNING HISTORY THROUGH
MOTIVATION MODEL-BASED LEARNING PROBLEMS AND AUDIO VISUAL
MEDIA USE IN CLASS XI IPA 1 SMA STATE 10 YOGYAKARTA
Johanis M.V Lakesubun
Universitas Sanata Dharma 2016
This study aimed to describe (1) the increase of students’ achievement in learn history, (2) increas of their motivation to learn history after the application of problem based learning and the use of audio-visual media. This research used Action Research (PTK) with a research model by Targart and Kemmis with the stages of planning, action, observation, and reflection. Subjects in this study were students of class XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta totaling 30 students consisting of 12 men and 18 women. Object of research were studying history through problem-based learning model and use of audio-visual media, motivation and students’ achievement. Data were collected using a questionnaire, achievement tests, observations, interviews, and documentation. To find improved performance and increased motivation the data were analyzed using percentages. The results showed that there where an (1) increast of achievement in learn history. 74.83% on the initial state, the first cycle to 77.66%, and 92.33% in the second cycle. (2) An increase in motivation, from 70,187% the initial motivation to 72.641%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepad Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat,
berkat, dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul PENINGKATAN
PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PEMANFAATAN
MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI
10 YOGYAKARTA ini dapat terselesaikan dengan baik.
Dalam penyusunan skripsi ini telah memberikan banyak ilmu dan
pengalaman bagi penulis dalam menyusun sebuah karya ilmiah. Penulis
menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari perhatian,
bantuan, dukungan, dan masukan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan ini terutama kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
2. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Uneversitas Sanata Dharma yang
telah memberikan kesempatan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Drs.Y.R. Subakti, M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik.
4. Dra. Theresia Sumini, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
5. Drs. A Kardiyat Wiharyanto, M.M. selaku dosen pembimbing akademik yang
telah membimbing, membantu dan memberikan banyak pengarahan kepada
penulis selama proses studi.
6. Seluruh dosen dan sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah
memberikan dukungan dan bantuan selama penulis menyelesaikan studi di
Universitas Sanata Dharma.
7. Drs. Basuki. Selaku Kepalas Sekolah SMAN 10 Yogyakarta, yang telah
memberikan waktu dan kesempatan yang berupa ijin kepada penulis untuk
melaksanakan penelitian di sekolah.
8. Siswa-siswi SMAN 10 Yogyakarta khususnya kelas XI IPA 1 yang sangat
membantu dalam melaksanakan kegiatan penelitian ini.
9. Keluarga saya, Bapak. Bruno Lakesubun (alm), Ibu Natalia Janjaan, kakak
Karolus Lakesubun, Kristina Lakesubun, dan Bapak Wenslaus Janjaan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak hal-
hal yang perlu diperbaiki dan dilengkapi, untuk itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Yogyakarta 30 Desember 2016
Penulis
Johanis M.V Lakesubun
NIM : 121314033
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... vi
PERYATAAN PUBLIKASLIAN KARYA ................................................ vii
ABSTRAK ................................................................................................... viii
ABSTRACT.................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................. xi
DAFTAR ISI ............................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 7
C. Batasan Masalah................................................................................ 8
D. Rumusan Masalah ............................................................................. 8
E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 8
F. Manfaat Penelitian............................................................................. 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ...................................................................................... 10
1. Pengertian Tindakan Kelas .......................................................... 10
2. Pengertian Prestasi Belajar .......................................................... 11
3. Pengertian Motivasi Belajar ......................................................... 14
4. Pengertian Belajar ....................................................................... 21
5. Pendekatan Konstruktivisme ........................................................ 23
6. Pengertian Belajar Sejarah ........................................................... 26
7. Prestasi Belajar Sejarah ............................................................... 26
8. Motivasi Belajar Sejarah .............................................................. 27
9. Model Pembelajaran Berbasis Masalah ........................................ 27
10. Pengertian Media Audio-Visual ................................................... 34
11. Materi Pokok ............................................................................... 41
B. Kerangka Berpikir ............................................................................. 45
C. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Seting Penelitian................................................................................ 48
1. Tempat Penelitian ........................................................................ 48
2. Subyek Penelitian ........................................................................ 48
B. Ojek Penelitian .................................................................................. 48
C. Populasi dan Sampel ......................................................................... 48
D. Defenisi Operasional Variabel ........................................................... 48
1. Prestasi Belajar Sejarah ............................................................... 48
2. Motivasi Belajar Sejarah .............................................................. 49
3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah ........................................ 49
4. Media Audio-Visual .................................................................... 49
E. Model Penelitian .............................................................................. 50
F. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data......................................... 50
G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen .................................................. 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
H. Desain Penelitian ............................................................................... 56
I. Teknik Analisis Data ......................................................................... 57
J. Prosedur Penelitian ............................................................................ 59
K. Indikator Keberhasilan ...................................................................... 62
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................. 63
1. Kondisi Awal Belajar Sejarah ...................................................... 63
a. Motivasi Awal Belajar Sejarah ............................................... 63
b. Keadaan Awal Prestasi Belajar Sejarah .................................. 65
2. Siklus I ........................................................................................ 68
a. Perencanaan Tindakan ........................................................... 68
b. Pelaksanaan Penelitian Siklus I .............................................. 68
c. Observasi Tindakan ............................................................... 69
1) Partisipasi ........................................................................ 69
2) Prestasi Belajar siklus I .................................................... 70
d. Refleksi Siklus I..................................................................... 73
3. Siklus II ....................................................................................... 74
a. Perencanaan Tindakan ........................................................... 74
b. Pelaksanaan Penelitian Siklus II ............................................. 74
c. Observasi Tindakan ............................................................... 74
1) Partisipasi ....................................................................... 74
2) Prestasi Belajar ................................................................ 76
3) Motivasi Belajar ............................................................... 78
d. Refleksi Siklus II ................................................................... 81
B. Komparasi ......................................................................................... 81
1. Motivasi Belajar Sejarah Siswa.................................................... 81
2. Prestasi Belajar Sejarah Siswa ..................................................... 83
3. Partisipasi Belajar Sejarah Siswa ................................................ 84
C. Pembahasan ...................................................................................... 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 90
B. Saran ................................................................................................. 91
Daftar Pustaka .............................................................................................. 93
Lampiran ...................................................................................................... 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 : Persentase PAP II .................................................................. 52
2. Tabel 2 : Indikator Keberhasilan ........................................................... 62
3. Tabel 3 : Data Motivasi Awal Belajar Siswa......................................... 63
4. Tabel 4 : Frekuensi Motivasi Awal Belajar Siswa ................................. 64
5. Tabel 5 : Data Prestasi Awal Siswa ...................................................... 66
6. Tabel 6 : Frekuensi Prestasi Awal Belajar Siswa .................................. 67
7. Tabel 7 : Data Partisipasi Siswa Pada Siklus 1 ...................................... 69
8. Tabel 8 : Data Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus 1 .............................. 71
9. Tabel 9 : Frekusensi Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus 1 .................... 72
10. Tabel 10 : Data Partisipasi Siswa Pada Siklus II ..................................... 74
11. Tabel 11 : Data Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus II ............................. 76
12. Tabel 12 : Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus II .................... 77
13. Tabel 13 : Data Motivasi Akhir Belajar Siswa ........................................ 78
14. Tabel 14 : Frekuensi Motivasi Akhir Belajar Siswa ................................ 80
15. Tabel 15 : Data Motivasi Belajar Siswa .................................................. 82
16. Tabel 16 : Data Prestasi Belajar Siswa.................................................... 83
17. Tabel 17 : Data Partisipasi Belajar Siswa ............................................... 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1 : Kerangka Berpikir ................................................................ 46
2. Gambar 2 : Desain Penelitian Tindakan Kelas ......................................... 57
3. Gambar 3 : Diagram Motivasi awal Belajar Siswa .................................. 65
4. Gambar 4 : Diagram Prestasi Awal Belajar siswa ................................... 67
5. Gambar 5 : Diagram Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus I ...................... 73
6. Gambar 6 : Diagram Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus II ...................... 78
7. Gambar 7 : Diagram Motivasi Akhir Belajar Siswa ................................. 80
8. Gambar 8 : Grafik Peningkatan Jumlah Ketuntasan Siswa ....................... 84
9. Gambar 9 : Grafik Partisipasi Siswa Siklus I dan II ................................. 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 : Surat izin dari Universitas Sanata Dharma ....................... 96
2. Lampiran 2 : Silabus ........................................................................... 97
3. Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................. 99
4. Lampiran 4 : Kisi-kisi Kuesioner .......................................................... 108
5. Lampiran 5 : Data Reliabilitas .............................................................. 109
6. Lampiran 6 : Signifikansi ..................................................................... 115
7. Lampiran 7 : Rumus Belah dua ............................................................ 118
8. Lampiran 8 : Relibilitas Motivasi Belajar ............................................. 119
9. Lampiran 9 : Perhitungan Distribusi Frekuensi ..................................... 120
10. Lampiran 10 : Contoh Kuesioner ............................................................ 126
11. Lampiran 11 : Lembar Observasi Partisipasi Siswa ................................ 131
12. Lampiran 12 : Kisi-kisi Soal ................................................................... 134
13. Lampiran 13 : Soal Ulangan Siklus 1 dan 2 ............................................ 137
14. Lampiran 14 : Kunci Jawaban ................................................................ 143
15. Lampiran 15 : Dartar Nilai ..................................................................... 144
16. Lampiran 16 : Foto-foto ......................................................................... 175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat,
dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan, yang
berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk
mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai
lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang. Pendidikan adalah
pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk formal, non-formal,
dan informal di sekolah, dan di luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang
bertujuan optimalisasi pertimbangan kemampuan-kemampuan individu, agar di
kemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat.1
Pandangan yang sudah berlangsung lama yang menempatkan
pembelajaran sebagai proses transfer ilmu informasi dari guru kepada siswa
semakin banyak mendapat kritikan. Penempatan guru sebagai satu-satunya
sumber informasi menempatkan siswa atau peserta didik tidak sebagai individu
yang dinamis, akan tetapi lebih sebagai obyek yang pasif sehingga potensi-potensi
individualnya tidak dapat berkembang secara optimal. Ketidaktepatan pandangan
ini juga semakin terasa jika dikaji dari pesatnya perkembangan arus informasi dan
media komunikasi yang sangat memungkinkan siswa secara aktif mengakses
berbagai informasi yang mereka butuhkan. Dalam keadaan ini guru hendaknya
dapat memberikan dorongan dan arahan kepada siswa untuk mencari berbagai
1 Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, Jakarta: Grafindo Persada, 2006, hlm 3-11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
sumber yang dapat membantu peningkatan pengetahuan dan pemahaman mereka
tentang aspek-aspek yang dipelajari.2
Cukup lama diterima bahwa pengetahuan harus merupakan representasi
(gambaran atau ungkapan) kenyataan dunia yang terlepas dari pengamat
(objektivisme). Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang
menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri.
Para konstruktivisme menjelaskan bahwa satu-satunya alat/sarana yang tersedia
bagi seseorang untuk mengetahui sesuatu adalah indranya. Seseorang berinteraksi
dengan objek dan lingkungan dengan melihat, mendegar, menjamah, mencium,
dan merasakan. Konstruktivisme menyatakan bahwa semua pengetahuan yang
kita peroleh adalah konstruksi kita sendiri, maka mereka menolak kemungkinan
transfer pengetahuan dari seseorang kepada yang lain bahkan secara prinsipiil.3
Dalam kegiatan belajar-mengajar, apabila ada seseorang siswa, misalnya
tidak berbuat sesuatu yang seharusnya dikerjakan, maka perlu diselidiki sebab-
sebabnya. Sebab-sebab itu biasanya bermacam-macam, mungkin ia tidak senang,
mungkin sakit, lapar, ada masalah pribadi dan lain-lain. Hal ini berarti pada diri
anak tidak terjadi perubahan energi, tidak terangsang efeksinya untuk melakukan
sesuatu, karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan belajar. Keadaan semacam
ini perlu dilakukan daya upaya yang dapat menemukan sebab-musababnya dan
kemudian mendorong seseorang siswa itu mau melakukan pekerjaan yang
seharusnya dilakukan, yakni belajar. Dengan kata siswa itu perlu diberikan
2 Anurrahman. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2012. hlm 9. 3 Paul Suparno. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius, 1997. hlm 18-20.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya. Atau singkatnya perlu diberikan
motivasi.4
Dari dimensi siswa, masalah-masalah belajar yang muncul sebelum
kegiatan belajar dapat berhubungan dengan karakteristik/ciri siswa, baik bekenan
dengan minat, kecakapan, maupun pengalaman-pengalaman. Selama proses
belajar, masalah belajar sering kali berkaitan dengan sikap terhadap belajar,
motivasi, konsentrasi, pengolahan pesan pembelajaran, menyimpan pesan,
menggali kembali pesan yang telah tersimpan, untuk hasil belajar. Sesudah
belajar, masalah belajar dimungkinkan berkaitan dengan penerapan prestasi
keterampilan yang sudah diperoleh melalui proses belajar sebelumnya.
Sedangkan dari dimensi guru, masalah belajar dapat terjadi sebelum
kegiatan belajar, selama proses belajar dan evaluasi hasil belajar. Sebelum belajar
masalah belajar seringkali berkaitan dengan pengorganisasian belajar. Selama
proses belajar, masalah belajar seringkali berkenan dengan bahan belajar dan
sumber belajar. Sedangkan sesudah kegiatan belajar, masalah belajar yang
dihadapi guru kebanyakan berkaitan dengan evaluasi hasil belajar.5
Keberhasilan belajar siswa di samping ditentukan oleh faktor-faktor
internal juga turut dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal yang memberikan
pengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar yang dicapai siswa.6
Seiring dengan perkembangan zaman proses pembelajaran saat ini
membutuhkan sebuah strategi belajar mengajar yang baru serta menarik motivasi
4 Sardiman A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV Rajawali. 1986. hlm 74-75. 5 Ibid., hlm 177-178. 6 Ibid., hlm 187-188.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
siswa untuk berpartisipasi dalam proses belajar. Penggunaan media pendidikan
secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini
media pendidikan berguna untuk: (a) menimbulkan kegairahan belajar, (b)
memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan
lingkungan dan kenyataan, (c) memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri
menurut kemampuan dan minatnya.7
Dalam hal ini, kenbayakan orang menganggap penggunaan alat-alat audio-
visual sebagai hiburan dan pemborosan waktu semata-mata. Ini disebabkan karena
di dalamnya termasuk penggunaan slide dan film. Keduanya dianggap hiburan.
Tidak ada alasan untuk tidak membuat pengajaran, penerangan atau penyuluhan
menjadi menyenangkan. Oleh karena itu dapat ditegaskan, bahwa : Penggunaan
alat-alat audio-visual bukan terutama hiburan melainkan suatu metode mengajar
yang efektif.8 Alat-alat itu hanya perkakas dit angan guru yang harus digunakan
pada saat yang tepat untuk tujuan tertentu dalam suatu program pengajaran.
Dengan segala daya alat-alat itu harus diusahakan untuk terpadu dalam
keseluruhan program pengajaran.
Untuk menjawab masalah-masalah dalam proses pembelajaran sejarah
diperlukan cara atau metode yang tepat dan menarik sehingga dapat menciptakan
suasana belajar yang menarik dan tentunya tidak membosankan. Dalam penelitian
ini, menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBM). Pembelajaran
Berbasis Masalah didasarkan pada kajian seorang filsuf pendidikan John Dewey.
7 Arief S. Sadiman, dkk. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2008, hlm 17-18. 8 Amir Hamzah Suleiman, Media audio-visual, Jakarta : Gramedia, 1981, hlm 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Pada dasarnya Dewey dalam David A, Jacobsen9, percaya bahwa anak-
anak merupakan para pembelajaran aktif secara sosial yang belajar dengan cara
mengeksplorasi lingkungan mereka, Dewey juga percaya bahwa pengetahuan
yang dipelajari siswa seharusnya bukan informasi lembam yang banyak terdapat
di buku-buku pelajaran atau banyak disampaikan dalam ceramah-ceramah.
Dalam penggunaan model pembelajaran berbasis masalah ini, peneliti
mencoba memanfaatkan media audio-visual dalam usaha untuk memecahkan
masalah yang ada dalam pembelajaran. Pembelajaran berbasis masalah memiliki
tiga tujuan yang saling berhubungan satu sama lain. Dalam tiga tujuan tersebut
adalah mengembangkan kemampuan siswa, mengembangkan pembelajaran yang
self-directed (mandiri), pemerolehan penguasaan konten.10
Berdasarkan masalah-masalah yang telah dipaparkan di atas, dalam
penelitian ini, peneliti berusaha untuk merubah cara pandang para siswa atau
peserta didik terhadap pembelajaran sejarah dengan model Pembelajarn Berbasis
Masalah (Problem Based Learning) dan pemanfaatan media audio-visual. Dengan
berubahnya cara pandang siswa atau peserta didik terhadap pembelajaran sejarah
diharapkan juga berpengaruh pada motivasi dan dan prestasi siswa dalam
pembelajaran sejarah di kelas.
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning), merupakan
salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar
aktif kepada siswa. Menurut Howard, PBL adalah kurikulum dan proses
pembelajaran. dalam kurikulumnya dirancang masalah-masalah yang menurut 9 David A. Jacobsen, dkk. Metode-metode Pengajaran Meningkatkan Belajar Siswa TK-SMA. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2009. hlm 242. 10 Op.cit., hlm 242-243.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
siswa mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalan
memecahkan dan memiliki strategi belajar sendiri serta kacakapan berpartisipasi
dalam tim. Menurut Ducth yang dikutip oleh Taufiq Amir11, PBL merupakan
metode instruksional yang menantang siswa agar belajar untuk belajar,
bekerjasama dan kelompok untuk mencari solusi bagi masalah-masalah yang
nyata. Masalah ini digunakan untuk mengaitkan rasa keingintahuan serta
kemampuan analisis siswa dan inisiatif atas materi pelajaran. Dalam usaha
mengatasi permasalahan yang seringkali muncul dan membuat proses
pembelajaran menjadi tidak kondusif. Usaha yang dilakukan agar dapat mengatasi
permasalahan tersebut adalah melakukan observasi terlebih dahulu dengan cara
mengamati proses pembelajaran sebelum melakukan penelitian tindakan di dalam
kelas tersebut.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 10
Yogyakarta pada kelas XI IPA 1. Permasalahan dalam proses pembelajaran
sejarah di kelas XI IPA 1, diketahui motivasi dan prestasi belajar sejarah masih
rendah. Terbukti saat pembelajaran sedang berlangsung, banyak siswa yang
kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini terlihat dari aktivitas siswa
selama proses belajar mengajar, siswa banyak bercerita sendiri dengan temanya
dan ada siswa yang mengerjakan tugas mata pelajaran lain sewaktu gurunya
menerangkan.
Berdasarkan nilai ujian sisipan terakhir yang diberikan oleh guru bidang
studi sejarah pada siswa kelas XI IPA 1 dari 30 jumlah keseluruhan siswa, hanya
11 Taufiq Amir. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana. 2010.hlm 21.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
19 siswa yang mencapai KKM, sedangkan siswa yang tidak mencapai KKM
berjumlah 11 siswa. Hal ini menunjukan bahwa, prestasi belajar sejarah siswa
cukup rendah bila dilihat dari jumlah siswa yang tidak mencapai KKM.
Rendahnya prestasi siswa tersebut dikarenakan pada saat proses pembelajaran
berlangsung, sebagian besar siswa tidak mendengarkan penjelasan guru di depan,
siswa kurang memanfaatkan waktu yang di dalam kelas, dan mengerjakan tugas
mata pelajaran lain di dalam kelas saat proses pembelajaran sejarah sedang
berlangsung.
Terkait dengan permasalahan tersebut maka peneliti tertarik untuk
meningkatkan prestasi dan motivasi belajar sejarah siswa melalui model
pembelajaran berbasis masalah dan media audio-visual. Untuk itu, dengan
pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio visual pengajaran s
yang hendaknya mewujudkan inti dan tujuan pembelajaran sejarah dalam proses
belajar mengajar yang dibuat menarik, dan siswa tidak bosan dalam mempelajari
pelajaran sejarah. Dalam usaha tersebut diharapkan dapat meningkatkan prestasi
dan motivasi belajar sejarah siswa kelas XI IPA 1 SMA N 10 Yogyakarta.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka masalah yang
dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :
1. Guru masih terlihat kurang inovatif dalam menggunakan model
pembelajaran, dan selalu terpaku dengan model ceramah.
2. Guru masih terlihat kurang memanfaatkan media audio visual dalam
proses pembelajaran sejarah di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
3. Motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran sejarah rendah.
4. Prestasi belajar sejarah siswa rendah.
5. Kurangnya partisipasi siswa di dalam kelas selama proses
pembelajaran sejarah berlangsung.
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini peneliti membatasi permasalahan pada, usaha
peningkatan prestasi dan motivasi belajar sejarah siswa melalui model
pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio-visual pada siswa
kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta.
D. Rumusan Masalah
1. Apakah penerapan pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan
media audio-visual dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah ?
2. Apakah penerapan pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan
media audio visual dapat meningkatkan motivasi belajar sejarah ?
E. Tujuan Penelitian
Mendeskripsikan Peningkatan Prestasi dan Motivasi Belajar sejarah
melalui model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio-
visual pada siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
a. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam
memperbaiki pemanfaatan media dalam pembelajaran yang belum optimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
dan sebagai pertimbangan dalam meningkatkan prestasi dan motivasi belajar
siswa.
b. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru, dalam
mengembangkan model-model dan metode pembelajaran yang kreatif guna
meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah. Selain itu diharapkan dapat
memberi inspirasi baru bagi guru-guru khususnya guru mata pelajaran sejarah,
agar pengajarannya menarik dan tidak membosankan.
c. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan minat dan kesadaran
akan pentingnya sejarah dalam pembelajaran.Penelitian ini diharapkan dapat
membuat siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran sejarah sehingga
berpengaruh terhadap peningkatan prestasi dan motivasi belajar siswa.
d. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bekal bagi peneliti sebagai
seorang calon guru sejarah, sehingga kelak dapat menjadi seorang guru
sejarah yang berkualitas dan profesional dalam meningkatkan karya
pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian berdaur ulang yang
dilakukan guru untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap proses
pembelajaran. Penelitian tindakan kelas adalah suatu jenis penelitian tindakan
dengan akar permasalahan yang benar-benar dihadapi oleh peserta didik
(masalah kongkret didalam kelas yang dirasakan sebagian besar peserta didik,
sekaligus permsalahan yang muncul secara terus-menerus di kelas ketika guru
mengajar. Penelitian tindakan kelas (PTK), merupakan penelitian tindakan
yang umum dilakukan guru guna memperbaiki mutu praktik pembelajaran di
dalam kelas. PTK berfokus pada kelas atau pada proses pembelajaran yang
terjadi didalam kelas.12
Menurut Wina Sanjaya, penelitian tindakan kelas berkembang dari
penelitian tindakan. Menurut Kemis (1998), penelitian tindakan adalah suatu
bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam
situasi sosial untuk meningkatkan penelaran praktik sosial mereka.13
Menurut Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, penelitian tindakan
kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri
dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan
12 Erna Febru Aries dan Ari Dwi Haryono, Penelitian Tindakan Kelas(Teori dan Aplikasi) , Malang : Aditya Media Publishing : 2012 hlm 1-2. 13 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Kencana : 2011 hlm 24.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerja
sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.14
2. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Winkel, prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang
telah dicapai oleh seseorang, maka prestasi belajar merupakan hasil maksimun
yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
Sedangkan menurut Arif Gunarso, prestasi belajar adalah usaha maksimal yang
dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
Prestasi belajar berasal dari kata “prestasi” dan “belajar”. Prestasi yang
memiliki makna yang berarti hasil yang sudah dicapai. Sedangkan belajar
adalah usaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu. Jadi arti dari prestasi
belajar adalah penguasaan dan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran. Hasil dari mata pelajaran ini ditunjukkan
dengan nilai atau angka oleh guru kepada siswanya sebagai bentuk
penghargaan atas apa yang telah dikerjakan oleh siswanya.15 Adapun faktor-
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain:
1) Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu
sendiri. Adapun yang dapat digolongkan dalam faktor intern sebagai
berikut:
14 Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : PT Indeks, 2010 hlm 9. 15 Depdikbud. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Jakarta: Direktorat Jederal Penddidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pendidikan Menegah Umum. 1999. Hlm, 787.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
a) Kecerdasan
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Tingkat
intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai
tingkat intelegensi yang rendah.16 Kecerdasan atau intelegensi
merupakan faktor yang penting seorang anak dalam usaha belajar.
b) Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai
kecakapan pembawaan. Bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya
dengan kata aptitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai
kesanggupan-kesanggupan tertentu.17
c) Minat
Minat adalah kecenderunngan yang tetap untuk memperlihatkan dan
mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang
diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Minat adalah
kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada
bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang
itu.18 Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk diperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang,
diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang.19 Minat sangat
berpengaruh terhadap belajar siswa.
16 Slameto, Pengertian Belajar, Jakarta: Rieka Cipta, 1995. Hlm, 56. 17 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1986, hlm. 28. 18 Ibid., hlm, 24. 19 Ibid.,hlm. 57.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
d) Motivasi
Motivasi merupakan hal yang terpenting yang mendorong seseorang
untuk belajar.
2) Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar yang sifatnya di luar diri siswa. Faktor ektern yang dapat
mempengaruhi balajar adalah keadaan keluarga, keadaan sekolah, dan
lingkungan masyarakat.20 Ketiga faktor ekstern tersebut, dapat diuraikan
secara rinci sebagai berikut:
a) Keadaan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat
seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh
Slameto, bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama.
Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat
menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan
dunia. Jadi, keluarga sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar
seseorang.
b) Keadaan sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat
penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu,
lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih
giat.
20 Ibid, hlm. 60.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
c) Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan
siswa dalam prestasi belajar, karena lingkungan juga mempengaruhi
perkembangan anak didik.
3. Pengertian Motivasi Belajar
Menurut Kompri, motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri
seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan
dengan tujuan tertentu. Atau usaha-uasaha yang dapat menyebabkan seseorang
atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin
mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepasaan dengan
perbuatannya.21
Menurut Hamzam B. Uno, motivasi berasal dari kata motif yang dapat
diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang
menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat sesuatu. Motif tidak
dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterprestasikan dalam tingkah
lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga muncul suatu
tingkah laku tertentu.22
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang
dapat menimbulkan tingkat persintensi dan antusiasmenya dalam
melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu
sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).
Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan 21 Kompri, Motivasi Pembelajaran (perspektif guru dan siswa), Bandung : Remaja Rosdakarya, 2015, hlm 1-4. 22 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007, hlm 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
kualitas perilaku yang ditampilkanya, baik dalam konteks belajar, bekerja
maupun dalam kehidupan lainnya. Kajian tentang motivasi telah sejak lama
memiliki daya tarik tersendiri bagi kalangan pendidikan, manajer, dan peneliti,
terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya mencapai kinerja (prestasi)
seseorang.23
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intesitas, arah dan ketekunan
seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam defenisi
ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan. Motivasi adalah alasan yang
mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seseorang individu.
Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut
memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya
dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Berbeda dengan motivasi
dalam pengertian yang berkembang di masyarakat yang seringkali disamakan
dengan semangat, seperti contoh dalam percakapan “ saya ingin anak saya
memiliki motivasi yang tinggi”. Statemen ini bisa diartikan orang tua tersebut
menginginkan anaknya memiliki semangat belajar yang tinggi. Maka, perlu
dipahami bahwa ada perbedaan penggunaan istilah motivasi di masyarakat.
Ada yang mengartikan motivasi sebagai sebuah alasan, dan ada juga yang
mengartikan motivasi sama dengan semangat.24
Menurut Sardiman A.M, kata “motif” diartikan sebagai daya upaya
yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan
sebagai daya penggera di dalam subjek itu melakukan aktivitas-aktivitas
23 Ibid., hlm 3. 24 Op.cit., hlm 3-4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai
suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motif” itu, maka
motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.
Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk
mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak.25
Menurut Dimyati dan Mudjiono pada diri siswa terdapat kekuatan
mental yang menjadi penggerak belajar. Kekuatan penggerak tersebut berasal
dari berbagai sumber. Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya.
Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita.
Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi. Ada ahli
psikologi pendidikan yang menyebut kekuatan mental yang mendorong
terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar. Motivasi dipandang
sebagai dorongan mental yang menggerahkan dan mengerahkan perilaku
keinginan yang mengakftikan, menggerakan, menyalurkan, dan mengarahkan
sikap dan perilaku individu belajar. Dalam hal ini motivasi dapat dilihat dalam
beberapa aspeknya.26
a) Jenis Motivasi
Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-
motif dasar. Motif-motif dasar tersebut pada umumnya berasal dari
segi bilologis atau jasmani manusia. Manusia adalah makluk yang
berjasmani sehingga perilakunya terpengaruh oleh insting atau
kebutuhan jasmaninya. Freud berpendapat bahwa insting memiliki
25 Sardiman A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,Jakarta: Rajawali, 1986, hlm 73 26 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : 2006, hlm 80-101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
empat ciri, yaitu tekanan, sasaran, objek, dan sumber. Tekanan adalah
kekuatan yang memotivasi individu untuk bertingkah laku. Semakin
besar energi dalam insting, maka tekanan terhadap individu semakin
besar. Sasaran insting adalah kepuasaan atau kesenangan.
Motivasi sekunder, adalah motivasi yang dipelajari. Hal ini
berbeda dengan motivasi primer. Sebagai ilustrasi, orang yang lapar
akan tertarik terhadap makanan tanpa belajar. Untuk memperoleh
makanan tersebut orang harus bekerja terlebih dahulu. Agar dapat
bekerja dengan baik, orang harus belajar bekerja. “bekerja dengan baik”
merupakan motivasi sekunder.
Motivasi sosial adalah motivasi sekunder memegang peranan
penting bagi kehidupan manusia. Para ahli membagi motivasi sekunder
tersebut menurut pandangan yang berbeda. Thomas dan Znaniecki
mengolong-golongkan motivasi sekunder menjadi keinginan-keinginan
(i) memperoleh pengalaman baru (ii) untuk mendapat respon, (iii)
memperoleh pengakuan, dan (iv) memperoleh rasa aman. Mc Cleland
mengolongkan menjadi kebutuhan-kebutuhan untuk (i) berprestasi,
seperti bekerja dengan kualitas produksi yang tinggi, dan memperoleh
IPK 3,50 ke atas, (ii) memperoleh kasi sayang seperti rela berkorban
untuk sesama, dan (iii) memperoleh kekuasaan, seperti kesetian pada
tujuan perkumpulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
b) Sifat Motivasi
Motivasi seseorang dapat bersumber dari (i) dalam diri sendiri,
dikenal sebagai motivasi internal, dan (ii) dari luar seseorang yang
dikenal dengan motivasi eksternal.
Di samping itu kita bisa membedakan motivasi intrinsik yang
dikarenakan orang tersebut senang melakukannya. Sebagai ilustrasi
seorang siswa membaca sebuah buku, karena ia ingin mengetahui kisah
seorang tokoh, bukan karena tugas sekolah. Motivasi memang
mendorong terus, dan memberi energi pada tingkah laku. Setelah siswa
tersebut menamatkan sebuah buku maka ia mencari buku lain untuk
memahami tokoh yang lain.
Motivasi ekstrinsik adalah dorongan terhadap perilaku seseorang
yang ada di luar perubahan yang dilakukannya. Orang berbuat sesuatu,
karena dorongan dari luar seperti adanya hadiah dan menghindari
hukuman.
Motivasi ekstrinsik banyak dilakukan di sekolah dan di masyarakat.
Hadia dan hukuman sering diugunakan untuk meningkatkan kegiatan
belajar. Jika siswa belajar dengan hasil yang memuaskan maka ia akan
memperoleh hadiah dari guru atau orang tua. Sebaiknya jika hasil
belajar tidak baik, memperoleh nilai kurang, maka ia akan memperoleh
“peringatan atau hukuman” dari guru atau orang tua.
Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik dapat dijadikan titik
pangkal rekayasa pendagogis guru. Sebaiknya guru mengenal adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
motivasi-motivasi tersebut. Untuk mengenal motivasi yang sebenarnya,
guru perlu melakukan penelitian.
c) Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar.
Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami
perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan
kematangan psikologis siswa. Beberapa unsur yagng mempengaruhi
motivasi belajar.27
a. Cita-cita atau aspirasi siswa
Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan
bergiat, bahkan di kemudian hari menimbulkan cita-cita dalam
kehidupan. Timbulnya cita-cita juga bersamaan dengan
perkembangan kepribadian.28
b. Kemampuan siswa
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa kemampuan akan
memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas
perkembangan.29
c. Kondisi siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani
mempengaruhi motivasi belajar. 30
27 Ibid., hlm 231. 28 Op.cit., hlm 231. 29 Op.cit. Hlm 231. 30 Ibid., hlm 232.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
d. Kondisi lingkungan siswa
Lingkungan siswa dapat berupah keadaan alam, lingkungan tempat
tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan.
e. Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran.
Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran
yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalamn
dengan teman sebayanya akan berpengaruh terhadap motivasi
belajar.
f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa
Guru adalah seorang pendidik profesional. Ia bergaul setiap hari
denga puluhan atau ratusan siswa. Interaksi efektif pegaulannya
sekitar lima jam sehari.
d) Landasan Motivasi
Menurut Kompri, berbicara tentang motivasi atau lebih tepat
tentang perilaku yang dimotivasi (motivated behavior) maka
mempersoalkan perilaku sebagai sesuatu hal yang memiliki tiga macam
ciri khusus. Pertama: perilaku yang dimotivasi berkelanjutan,
maksudnya ia tetap ada untuk jangka waktu yang relatif lama. Kedua:
perilaku yang dimotivasi diarahkan ke arah pencapaian sesuatu tujuan,
dan ketiga: ia merupakan perilaku yang muncul karena adanya sesuatu
kebutuhan yang dirasakan. Ciri yang ketiga yakni adanya sesutu
kebutuhan yang dirasakan mengintroduksi sebuah konsep yang
memerlukan keterangan lebih lanjut. Orang telah menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
macam-macam istilah untuk melukiskan kekuatan yang memotivasi
dari perilaku manusia. Beberapa istilah tersebut adalah kebutuhan,
aspirasi, keinginan.31
e) Fungsi Motivasi dalam Belajar
Begitu juga dalam belajar sangat diperlukan adanya motivasi.
“Motivation is an essential condition of learning”. Hasil belajar akan
menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang
diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan
senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.32
4. Pengertian Belajar
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, belajar adalah satu kata yang sudah
sangat akrab dengan semua lapisan masyarakat. Bagi pelajar atau mahasiswa
kata “belajar” merupakan kata yang tidak asing. Bahkan sudah merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan mereka dalam menuntut
ilmu di lembaga pendidikan formal. Kegiatan belajar mereka lakukan setiap
waktu sesuai dengan keinginan. Entah malam hari, siang hari, sore hari, atau
pagi hari.33
Belajar adalah key term, ‘istilah kunci’ yang paling vital dalam setiap
usaha pendidikan sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada
pendidikan karena demikian pentingnya arti belajar, maka bagian terbesar
upaya riset dan eksperimen psikologi belajar pun diarahkan pada tercapainya
pemahaman yang lebih luas dan mendalam megenai proses perubahan 31 Ibid., hlm 6-7. 32 Ibid., hlm 84. 33 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2011, hlm 12-13.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
manusia itu. Belajar yaitu setiap perubahan yag relatif menetap dalam
tinggkah laku yang terjadi sebagai hasil dari latihan dan pengalaman. Atau
belajar adalah perubahan kepribadian, kepandaian/suatu pengertian.34
Menurut Suyono dan Hariyanto, belajar adalah suatu aktivitas atau
suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,
memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian.35
Menurut Winkel belajar merupakan suatu proses psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif subyek dengan lingkungannya dan yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, nilai-sikap, yang bersifat konstan atau menetap. Perubahan-
perubahan itu dapat berupa sesuatu yang baru yang segera nampak dalam
perilaku nyata atau yang masih tersembunyi. Mungkin juga perubahan hanya
berupa penyempurnaan terhadap hal yang sudah pernah dipelajari.36
Oemar Hamalik berpendapat bahwa, belajar adalah modifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar
merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.
Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni
mengalami. Hasil belajar bukan suatu hasil latihan melainkan pengubahan
kelakuan.37
Dari beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar yang
dikemukakan di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu kegiatan 34 Noer Rohmah, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta : Teras: 2012, hlm 171-172. 35 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran (teori dan konsep dasar), Bandung : Rosda Karya : 2011 hlm 9. 36 W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, Jakarta :Gramedia, 1989, hlm 34-37 37 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta : 2001, hlm 27.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan raga. Belajar
adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.
5. Pendekatan Konstruktivisme
Menurut kaum konstruktivisme, belajar merupakan proses aktif
pelajar mengkosntruksi arti entah teks, dialog, pengalaman fisis, dan lain-lain.
Belajar juga merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan
pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah
dipunyai seseorang sehingga pengertianya dikembangkan. Proses tersebut
antara lain bercirikan sebagai berikut.
1. Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan oleh siswa dari
apa yang merekan lihat, dengar, rasakan, dan alami.
2. Konstruksi arti itu adalah proses yang terus-menerus. Setiap kali
berhadapan dengan fenomena atau persoalan yang baru, diadakan
rekonstruksi, baik secara kuat maupun lemah.
3. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, melainkan lebih suatu
pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru.
Belajar bukanlah hasil perkembangan, melainkan merupakan
perkembangan itu sendiri.
4. Proses belajar itu sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang
dalam keraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
5. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman dengan dunia fisik dan
lingkungannya.
6. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui si
pelajar. Konsep-konsep, tujuan, dan motivasi yang mempengaruhi
interaksi dengan bahan yang dipelajari.38
Bagi kaum konstruktivis, belajar adalah suatu proses organik untuk
menemukan sesuatu, bukan suatu proses mekanik untuk mengumpulkan
fakta. Belajar itu suatu perkembangan pemikiran dengan membuat hipotesis,
mengetes hipotesis, memanipulasi objek, memecahkan persoalan, mencari
jawaban, menggambarkan, meneliti, berdialog, mengadakan refleksi,
mengungkapkan pertanyaan, mengekspresikan gagasan, dan lain-lain untuk
membentuk konstruksi yang baru.39
Konstruktivisme adalah sebuah filosofi pembelajaran yang dilandasi
premis bahwa dengan merefleksikan pengalaman, kita membangun,
mengkonstruksi pengetahuan, pemahaman kita tentang dunia tempat kita
hidup. Setiap kita akan menciptakan hukum dan model mental kita sendiri,
yang kita pergunakan untuk menafsirkan dan menerjemahkan pengalaman.
Belajar dengan demikian, semata-mata sebagai suatu proses pengaturan
model mental seseorang untuk mengakomodasi pengalaman-pengalaman
baru.40
Teori Piaget berlandaskan bahwa perkembangan anak bermakna
membangun struktur kognitifnya atau peta mentalnya yang diistilahkan 38 Ibid, hlm 61. 39 Ibid, hlm 62. 40 Ibid, hlm 105.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
‘‘schema/skhema’’ atau konsep jejaring untuk memahami dan menanggapi
pengalaman fisik dalam lingkungan di sekelilingnya. Konsep sekema sendiri
sebenarnya sudah banyak dikembangkan oleh para ahli liguistik, psikologi,
kognitif, dan psikolinguistik yang digunakan untuk menjelaskan dan
memahami adanya interaksi antar sejumlah faktor kunci yang berpengaruh
terhadap proses pemahaman.41
Prinsip-prinsip konstruktivisme ini telah banyak digunakan dalam
pendidikan sains dan matematika. Secara umum prinsip-prinsip itu berperan
sebagai referensi dan alat refleksi kritis terhadap praktek, pembaruan, dan
perencanaan pendidikan. Prinsip-prinsip yang sering diambil dari
konstruktivisme antara lain: (1) pengetahuan dibangun secara aktif, (2)
tekanan dalam proses belajar terletak pada siswa, (3) mengajar adalah
membantu siswa belajar, (4) tekanan dalam proses bukan hasil akhir, (5)
kurikulum menekankan partisipasi siswa dan, (6) guru adalah fasislitator.
Dalam hal ini juga dapat dilihat bahwa penggunaan konstruktivisme sebagai
referensi untuk menyusun metode mengajar yang lebih menekankan pada
keaktifan siswa baik dalam belajar sendiri maupun bersama dalam kelompok.
Sebagai alat refleksi, konstruktivisme dapat digunakan untuk meneliti
mengapa siswa tertentu dapat belajar lebih baik dalam konteks dengan teman
dan mengapa siswa tertentu salah tangkap terhadap yang ia pelajari.42
41 Ibid, hlm 107. 42 Ibid, hlm 73-74.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
6. Pembelajaran Sejarah
Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan individu untuk
memenuhi kebutuhannya. Peserta didik yang belajar akan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam dirinya, baik itu kognitif, afektif, dan
psikomotorik.43
Istilah “sejarah” berasal dari bahasa Arab, yakni “syajarahtun”
(dibaca “syajarah”), yang memiliki arti “pohon kayu”. Pengertian pohon kayu
di sini menunjukan adanya suatu kejadian, perkembangan atau pertumbuhan
tentang sesuatu hal atau peristiwa dalam suatu kesinambungan. Pada
umumnya orang menggunkan istilah “sejarah” untuk menunjukan pada cerita
sejarah, pengetahuan sejarah, gambaran sejarah, yang kesemuanya itu
mengartikan sejarah dalam “subjektif”.44 Pengertian sejarah yang dipahami
sekarang ini dari bahasa Inggris, yakni history yang bersumber dari bahasa
Yunani kuno historica diartikan sebagai teladan mengenai gejala-gejala
dalam urutan kronologis.45
7. Prestasi Belajar Sejarah
Menurut Winkel, prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang
telah dicapai oleh seseorang. Menurut Drs. M. Uzer Usman, belajar adalah
suatu proses perubahan tingkah laku atau kecakapan manusia. Sejarah adalah
jumlah perubahan-perubahan, kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa
43 E. Mulyasa, Iplementasi Kurikulum 2004 : Panduan Pembelajaran KBK, Bandung : Remaja Rosda Karya, 2006, hlm 189. 44 Mohamad Ali, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian 3 Pendidikan Disiplin Ilmu, Bandung : Bhakti Utama, 2007, hlm 341-343. 45 Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural, Bandung : Bumi Aksara, 2007, hlm 287.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
dalam kenyataan sekitar kita. Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
sejarah adalah keberhasilan yang telah dicapai seseorang dengan mempelajari
peristiwa-peristiwa masa lalu.
8. Motivasi Belajar Sejarah
Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerahkan dan
mengerahkan perilaku keinginan yang mengaktifkan, menggerakan,
menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar.46 Belajar
merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam
interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan
psikomotorik.47 Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar sejarah adalah
keberhasilan dari dorongan yang telah muncul untuk mempelajari peristiwa-
peristiwa atau kejadian pada masa lampau.
9. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Dari beberapa pendapata para ahli pada intinya belajar merupakan
suatu proses untuk mencapai suatu tujuan yaitu perubahan ke arah yang lebih
baik.
Perubahan tersebut adalah perubahan pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan sikap yang bersifat menetap. Tujuan utama dalam
menerapkan pembelajaran berbasis masalah adalah penguasaan issi belajar
dari disiplin hereustik dan pengembangan keterampilan pemecahan masalah.48
46 Ibid., hlm 80. 47 Ibid., hlm 13. 48 Rusman. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, hlm 236.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Ada beberapa cara menerapkan PBL dalam pembelajaran. Secara umum
penerapan model ini dimulai dengan adanya pemecahan masalah yang harus
dipecahkan oleh peserta didik. Masalah tersebut dapat berasal dari peserta
didik atau dari pendidik. Peserta didik akan memusatkan pembelajaran di
sekitar masalah tersebut, dengan arti lain, peserta didik belajar teori dan
metode ilmiah agar dapat memecahkan masalah yang menjadi pusat
perhatiannya. Pemecahan masalah dalam PBL harus sesuai dengan langkah-
langkah metode ilmiah. Dengan demikian peserta didik belajar memecahkan
masalah secara sistematis dan terencana.
Pembelajaran berbasis masalah adalah sebuah cara memanfaatkan
masalah untuk menimbulkan motivasi belajar. Pembelajaran berbasis masalah
merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang diharapkan dapat
memberdayakan siswa untuk menjadi seseorang individu yang mandiri dan
mampu menghadapi setiap permasalahan dalam hidupnya dikemudian hari.
Pada model pembelajaran berdasarkan masalah kelompok-kelompok kecil
siswa bekerjasama memecahkan suatu masalah yang disepakati oleh siswa dan
guru.49
Pembelajaran Berbasis Masalah selain memiliki cara tersendiri untuk
menimbulkan motivasi pada diri siswa, juga memiliki ciri-ciri dalam
pembelajarn sebagai berikut; pembelajaran dimulai dengan pemberian
‘masalah’, biasanya ‘masalah’ memiliki konteks dengan dunia nyata, peserta
didik secara berkelompk aktif merumuskan masalah dan mengidentifikasi
49 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Jakarta: Prenada Media Group, 2009, hlm 92.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
kesenjangan pengetahuan mereka, mempelajari dan mencari sendiri materi
terkait dengan ‘masalah’, dan melaporkan solusi dari ‘masalah’. Sementara
pendidik lebih banyak memfasilitasi.50
Pembelajaran berbasis masalah berfokus pada penyajian suatu
permasalahan (nyata atau stimulasi) kepada siswa, kemudian siswa diminta
mencari pemecahannya melalui serangkaian penelitian dan investigasi
berdasarkan teori, konsep, prinsip yang dipelajarinya dari berbagai bidang
ilmu.51 Karakteristik pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut:
1) Permasalahan menjadi starting point dalam belajar.
2) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di
dunia nyata yang tidak tersetruktur.
3) Permasalahan membutuhkan perspektif ganda.
4) Permsalahan menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa,
sikap dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi
kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar.
5) Belajar pengarahan diri menjadi hal utama.
6) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam penggunaannya
dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial
dalam PBM.
50 Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, Jakarta: Prenada Media Group, 2009, hlm, 12. 51 Eveline Siregar. Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Ghalia Indonesia. hlm 119.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
7) Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif.
8) Pengembangan keterampilan inquiri dan pemecahan masalah sama
pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari
solusi dari sebuah permasalahan.
9) Keterbukaan proses dalam PBM (Pembelajaran Berbasis Masalah)
meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar.
10) Pembelajaran berbasis masalah melibatkan evaluasi dan review
pengalaman siswa dan proses belajar.52
Pembelajaran berbasis masalah terdiri dari 7 langkah yaitu:53
1) Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas
Memastikan setiap anggota memahami berbagai istilah dan konsep
yang ada dalam masalah.
2) Merumuskan masalah
Fenomena yang ada dalam masalah menuntut penjelasan
hubungan-hubungan apa yang terjadi diantara fenomena itu.
Kadan-kadang ada hubungan yang belum nyata antara
fenomenanya, atau ada yang sub-sub masalah yang harus diperjelas
dahulu.
3) Menganalisis masalah
Anggota mengeluarkan pengetahuan terkait apa yang sudah
dimiliki anggota tentang masalah. Terjadi diskusi yang membahas
52 Rusman. Model-model Pembelajaran (mengembangkan profesionalisme guru). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2010. Hlm 232-233. 53 Ibid., hlm. 232.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
informasi faktual (yang tercantum pada masalah), dan juga
informasi yang ada di dalam pikiran anggota. Brainstorming (curah
gagasan) dilakukan dalam tahap ini. Anggota kelompok
mendapatkan kesempatan melatih bagaimana mejelaskan, melihat
alternatif atau hipotesis yang terkait dengan masalah.
4) Menata gagasan dan secara sistematis, serta menganalisisnya.
Bagian yang sudah dianalisis dilihat dari keterkaitannya satu sama
lain dikelompokkan: mana yang saling menunjang dan mana yang
bertentangan dan sebagainya. Analisis adalah upaya memilah-
milah sesuatu menjadi bagian yang membentuknya.
5) Memformulasikan tujuan pembelajaran
Kelompok dapat merumuskna tujuan pembelajaran karena
kelompok sudah tahu pengetahuan mana yang masih kurang dan
mana yang masih belum jelas. Tujuan pembelajaran akan
dikaitikan dengan menganalisis masalah yang dibuat.
6) Mencari informasi tambahan dari sumber yang lain (di luar diskusi
kelompok)
Saat ini kelompok sudah tahu informasi apa yang tidak dimiliki
dan sudah punya tujuan pembelajaran. Kini saatnya mereka
mencari informasi tambahan itu dan menentukan dimana hendak
mencarinya. Mereka harus mengatur jadwal, menentukan sumber
informasi. Setiap anggota harus mampu belajar sendiri dengan
efektif untuk tahapan ini agar mendapatkan informasi yang relevan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
seperti menentukan kata kunci dalam pemilihan, memperkirakan
topik, penulis, publikasi, dan sumber pembelajaran.
7) Mensintesa (menggabungkan) dan menguji informasi baru dan
membuat laporan untuk kelas.
Berdasarkan laporan-laporan individu atau sub kelompok yang
dipresentasikan dihadapan kelompok lain, kelompok akan
mendapatkan informasi-informasi baru. Anggota yang mendengar
laporan haruslah kristis tentang laporan yang disajikan (laporan
diketik dan diserahkan ke setiap anggota). Kadang-kadang laporan
yang dibuat menghasilkan pertanyaan-pertanyaan baru yang harus
disikapi oleh kelompok untuk mendiskusikan. Dalam tahap ini,
keterampilan yang dibutuhkan adalah meringkas dan
mendiskusikan.
Persepsi pengalaman pembelajaran berbasis masalah sesuai dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Huang yang dikutip dalam W. Sanjaya
yaitu berupa persepsi positif dan persepsi negatif yang ditunjukkan sebagai
berikut:
1) Persepsi positif pembelajaran berbasis masalah a) Responden merasa luas ketika ide-ide mereka diterima oleh
anggota-anggota kelas b) Pembelajaran Berbasis Masalah lebih interaktif dari gaya
belajar yang lain. c) Pembelajaran Berbasis Masalah memenuhi kebutuhan siswa
dalam belajar. 2) Persepsi negatif Pembelajaran Berbasis Masalah
a) Pengetahuan yang didapatkan siswa tidak akurat b) Siswa tidak tentu memahami bahan pelajaran dan tidak tentu
tentang apa yang dikerjakan terhadap masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
c) Banyak waktu kelas yang sia-sia dan dirasakan oleh beberapa guru tidak fokus.
d) Beban kerja menjadi lebih berat dan menimbulkan usaha ekstra untuk memenuhinya.
Sedangkan presepsi Pembelajaran menurut Sanjaya yaitu berupa
keunggulan dan kelemahan yang ditunjukan sebagai berikut54:
1) Keunggulan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learnig) sebagai berikut: a) Pemecahan masalah (problem solving) merupakan teknik yang
cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran. b) Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan
untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa. c) Meningkatkan motivasi dan aktifitas pembelajaran siswa. d) Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya
dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. selain itu juga pemecahan masalah juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.
e) Melalui pemecahan masalah bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran pada dasarnya merupakan cara berifikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja.
f) Mengembagnkan kemampuan siswa untuk berfikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
g) Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan berfikir kritis siswa dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
h) Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
i) Mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berkahir.
j) Memudahkan siswa dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari guna memcahkan masalah dunia nyata.
2) Kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based
Learning)
54 W. Sanjaya, Strategi Pembelajran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, Pedana Media Group, hlm 220-221.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Disamping keunggulan yang dimiliki Pembelajaran Berbasis
Masalah, tentunya Pembelajaran Berbasis Masalah sebagai sebuah
strategi pembelajaran juga memiliki kelemahan diantaranya:
a) Masalah siswa tidak memiliki minat atau kepercayaan, maka
mereka akan enggan untuk mencoba.
b) Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving
membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
c) Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk
memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka
tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.55
10. Pengertian Media Audio-Visual
a. Media
Apabila dilihat dari etimologi “kata media berasal dari bahasa latin
dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harafiah
berati perantara atau pengatar, maksudnya sebagai perantara atau alat
menyampaikan sesuatu”. Media adalah sebuah alat yang berfungsi dan
dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran
adalah proses komunikasi antara pembelajaran, pengajar, dan bahan ajar.
Maka dapat dikatakan bahwa, bentuk komunikasi tidak akan berjalan
tanpa bantuan sarana untuk menyampaikan pesan. Bentuk-bentuk stimulus
dapat dipergunakan sbagai media, diantaranya adalah hubungan atau
interaksi manusia, realitas, gambar bergerak atau tidak, tulisan dan suara
55 Ibid., hlm 218-219.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
yang direkam. Dengan kelima bentuk stimulus ini, akan membantu
pembelajar mempelajari bahan ajaran. Atau dapat disimpulkan bahwa
bentuk-bentuk stimulus dapat dipergunakan sebagai media adalah suara,
lihat, dan gerakan.56
Azhar Arsyad berpendapat bahwa, media berasal dari bahasa latin
medius yang secara harafiah berarti tengah, ‘perantara’ atau ‘pengantar’.
Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengatar pesan dari
pengirim kepada penerima pesan.57
b. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin, yang merupakan bentuk
jamak dari kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah
(antara dua pihak atau kutub) atau suatu alat. Oleh karena itu media
pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu yang mengantarkan pesan
pembelajaran antara pemberi pesan kepada penerima pesan.58
Konsep media pembelajaran mempunyai dua segi yang satu sama
lain saling menunjang, yaitu perangkat keras (hardware) dan materi atau
bahan yang disebut perangkat lunak (software).59
1. Ciri-ciri Media Pembelajaran.
Pada dasarnya fungsi utama media pembelajaran adalah
sebagai sumber belajar. Fungsi-fungsi yang lain merupakan hasil
pertimbangan pada kajian ciri-ciri umum yang dimilikinya, bahasa 56 Hujair AH Sanaky, Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif, Yogyakarta : Kaukaba Dipantara, 2013, hlm 3. 57 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2010, hlm 3. 58 Sri Anitah, Media Pembelajaran, Surakarta : Yuma Pustaka, 2010, hlm 4. 59 Ibid, hlm 6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
yang dipakai menyampaikan pesan dan dampak atau efek yang
ditimbulkannya. Ciri-ciri (karakteristik) umum media yang
dimaksud adalah kemampuan merekam, menyimpan, melestarikan,
merekonstruksi, dan mentransportasikan suatu peristiwa atau
obyek. Kemudian yang dipakai menyampaikan pesan adalah
bahasa verbal dan bahasa nonverbal. Terakhir adalah tentang efek
yang ditimbulkannya, bentuk kongkrit dari efek ini adalah
terjadinya perubahan tingkah laku dan sikap siswa sebagai akibat
interaksi antara dia dengan pesan; baik perubahan itu secara
individu maupun secara kelompok.60
2. Tujuan Media Pembelajaran.
Untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan
dalam rangka penyajian informasi di hadapan siswa. Isi dan bentuk
penyajian bersifat amat umum, berfungsi sebagai pengantar,
ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang. Penyajian
dapat pula berbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi. Media
berfungsi untuk tujuan instruksi dimana informasi yang terdapat
dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau
mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga
pembelajaran dapat terjadi.61
60 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran (sebuah pendekatan baru), Jakarta : Referensi, 2013, hlm 36. 61 Ibid, hlm 24-25.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
3. Maanfaat Media Pembelajaran.
Berbagai manfaat media pembelajaran seperti, penyampaian
pelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat atau
mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang sama.
Meskipun para guru menafsirkan isi pelajaran dengan cara yang
berbeda-beda, dengan penggunaan media ragam hasil tafsiran itu
dapat dikurangi sehingga informasi yang sama dapat disampaikan
kepada siswa sebagai landasan untuk pengkajian, latihan, dan
aplikasi lebih lanjut.62
Arief S. Sadiman, membagi pemanfaatan media pembelajaran
pada dua pola, yakni pemanfaatan media dalam situasi belajar-
mengajar di dala kelas atau ruang (seperti auditorium) dan
pemanfaatan media di luar kelas. Dalam konteksnya pemaanfaatan
media di dalam kelas, kehadiranya dimaksudkan untuk menunjang
tercapainya tujuan tertentu. Pemanfaatan media secara kontrol,
yakni media itu digunakan dalam suatu rangkaian kegiatan yang
diatur secara sistematik untuk mencapai tujuan tertentu, seperti
pemanfaatannya di dalam kelas dan pada program pendidikan jarak
jauh.63
c. Media Audio
Pembahasan tentang proses komunikasi pembelajaran dengan
menggunakan media audio tidak lepas dari pembahasan aspek
62 Ibid, hlm 25. 63 Ibid. hlm 208-209.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
pendengaran itu sendiri. Pendengaran adalah alat untuk mendengarkan.
Sebelum Johannes Gutenberg menemukan mesin cetak pada tahun 1440-
an, kebanyakan informasi disampaikan dari generasi ke generasi secara
lisan. Epos, mitos, dan dongeng dalam semua kebudayaan kuno
disampaikan melalui tradisi lisan.64
Karakteristik media pembelajaan yang menjadi pembahasan kita
kali ini adalah karakteristik berdasarkan kemampuan media dalam
membangkitkan rangsangan indera pendengaran. Ciri utama dari media ini
adalah pesan yang disalurkan melalui audio dituangkan dalam lambang-
lambang auditif, baik verbal (bahasa lisan/kata-kata) maupun nonverbal
(bunyi-bunyian dan vokalisasi, seperti geruntuan, guman, musik, dll).65
d. Media Visual
Media visual adalah media yang melibatkan indera penglihatan.
Terdapat dua jenis pesan yang dimuat dalam media visual, yakni pesan
verbal dan nonverbal. Pesan verbal visual terdiri atas kata-kata (bahasa
verbal) dalam bentuk tulisan; dan pesan nonverbal-visual adalah pesan
yang dituangkan ke dalam simbol-simbol nonverbal-visual. Posisi simbol-
simbol nonverbal-visual yakni sebagai pengganti bahasa verbal, maka ia
bisa disebut sebagai bahasa visual. Bahasa visual inilah yang kemudian
menjadi software-nya media visual.66
Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peran
yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat 64 Ibid,hlm 58. 65 Ibid, hlm 64. 66 Ibid, hlm 81.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan
organisasi) dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menimbulkan
minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran
dengan dunia nyata.67
e. Media Audio-visual
Media visual yang menggabungkan penggunaan suara memerlukan
pekerjaan tambahan untuk memproduksinya. Salah satu perkerjaan penting
yang diperlukan dalam media audio-visual adalah penulisan naskah dan
storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak, rancangan, dan
penelitian. Narasi ini merupakan penuntun bagi tim produksi untuk
memikirkan bagaimana video menggambarkan atau visualisasi materi
pelajaran. Pada awal pelajaran media harus mempertunjukan sesuatu yang
dapat menarik perhatian semua siswa.68
Media audio-visual dalam kegunaannya dapat dilihat sebagai
berikut yakni, media yang dilengkapi dengan fungsi peralatan suara dan
gambar dalam satu unit, dinamakan media audio-visual murni. Seperti film
(movie) , LCD, dan video.69
Dalam pembelajaran dimasa sekarang ini, pemanfaatan video
dalam proses pembelajaran hendaknya memperhatikan hal-hal berikut:
1. Program video harus dipilih agar sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
67 Ibid, hlm 89. 68 Ibid, hlm 94. 69 Ibid, hlm 113.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
2. Pemakaian video untuk tujuan kognitif dapat digunakan utuk
hal-hal yang menyangkut kemampuan mengenal kembali dan
kemampuan memberikan rangsangan berupa gerak yang serasi.
3. Dengan menggunakan berbagai teknik dan efek video dapat
menjadi media yang sangat ampuh untuk mempengaruhi sikap
dan emosi siswa dalam situasi belajar.70
f. Pengertian Multimedia
Multimedia, bisa punya makna berlainan bagi orang lain. Bagi
sekalangan orang lain, multimedia bisa berarti presentasi ‘‘live’’ saat
sekelompok orang duduk dalam suatu ruangan sambil memandang
gambar-gambar yang disajikan dalam satu atau lebih layar lebar dan
mendengar music suara lain yang disampaikan oleh pembicara. Saya
sendiri mendefenisikan ‘multimedia’ sebagai ‘presentasi materi dengan
menggunakan kata-kata sekaligus gambar-gambar’. Yang dimaksud
dengan ‘kata’ disini adalah materinya disajikan dalam verbal form atau
bentuk verbal, misalnya menggunakan teks kata-kata yang tercetak atau
terucapkan.71
Dapat ditinjau bahwa kasus yang mendukung multimedia learning
ini didasarkan pada ide bahwa pesan-pesan instruksional harus dirancang
sejalan dengan bagaimana otak manusia bekerja. Jadi istilah
‘‘multimedia’’ bisa dilihat dari tiga pandangan; didasarkan pada alat-alat
yang digunakan untuk mengirimkan pesan instruksional (yakni, media
pengirimannya), format-format representasional yang digunakan untuk
70 Ibid, hlm 127-128. 71 Ibid, hlm 2-3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
menyajikan pesan instruksional (yakni, model-model presentasinya), dan
modalitas indrawi yang digunakan murid untuk menerima pesan
instruksional itu (yakni, pancaindra).72
11. Materi Pokok
Materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini, diambil
dari;
Standar Kompetensi
Merekonstruksi Perjuangan Bangsa Indonesia sejak Proklamasi hingga
lahirnya Orde Baru.
Kompetensi Dasar
Merekonstruksi perkembangan masyarakat Indonesia sejak proklamasi
hingga demkokrasi terpimpin.
a) Kehidupan Indonesia pada Masa Demokrasi Parlementer
Perjalanan sejarah Indonesia pada masa Demokrasi Parlementer
diawali oleh pemerintah dengan tujuh masa kabinet yang berbeda. Sistem
pemerintahan pada demokrasi parlementer menetapkan kabinet-kabinet ini
bertanggung jawab secara langsung kepada parlemen.
Kondisi Indonesia pada masa ini sangatlah rentan karena dalam
kurun waktu pemerintahan ketujuh kabinet tersebut, kinerja kabinet sering
terjadi deadlack dan ditentang parlementer. Hal itu terjadi karena adanya
kelompok oposisi yang kuat sehingga mengakibatkan timbulnya konflik
kepentingan dalam proses perumusan dan pembuatan kebijakan negara.
72 Ibid, hm 7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
b) Kegagalan Konstituante dalam Menyusun Undang-Undang Baru
Kehidupan Indonesia pada masa demokrasi perlementer juga
diawali dengan gagalnya konstituante dalam membuat undang-undang
yang baru bagi Indonesia. Konstituante sendiri adalah sebuah lembaga
yang dibentuk untuk membentuk undang-undang. Pada 20 november 1956
konstituante mulai bersidang untuk pertama kalinya. Pada sidang pertama
ini soekarno memberikan kewenangan untuk menyusun dan menetapkan
undang-undang dasar Republik Indonesia tanpa ada batas masa kerja.
Masa awal kerjanya konstutiante dihadapkan pada tidak adanya
kebulatan suara antar kelompok-kelompok didalam konstituante.
Semangat untuk bersatu dan merumuskan UU berubah menjadi perasaan
saling mementingkan kepentingan kelompok sendiri. Tantangan kerja
yang dihadapi oleh konstituante antara lain terjadi pada 29 Mei 1959. Saat
itu ada usulan dari kalangan kelompok Islam untuk memasukan kembali
butir piagam Jakarta yang menyatakan “dengan kewajiban syariat islam
bagi pemeluk-pemeluknya”. Pada sidang konstituante pada taggal 29 Mei
1959, diambil langkah pemungutan suara untuk menyelesaikan masalah
itu. Hasilnya, 201 setuju dan mendukung, serta 265 suara menolak. Dari
hasil itu tidak tercapai kuorum yang seharusnya, yaitu 2/3 dari jumlah
seluruh anggota konstituante yang hadir.
Pada 30 Mei 1959, konstituante kembali melakukan sidangnya.
Agenda sidang ini adalah membahas usulan pemerintah untuk kembali
pada UUD 1945 tanpa perubahan. Kemudian dilakuakan lagi sidang untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
menentukan UUD namun hasilnya sama dengan sidang pertama yang
tidak mencapai kuorum.
Faktor-faktor utama yang menyebabkan kegagalan konstituante
dalam merancang sebuah UUD bagi Indonesia adalah terdapat sikap
mementingkan diri sendiri atau golongan partai politik yang berada
didalam konstituante.
c) Kehidupan Ekonomi Indoenesia di Masa Demokrasi Perlementer
Pada masa kabinet Sukiman, salah satu perubahan kehidupan
ekonomi yang terjadi adalah proses nasionalisme yang dilakukan
pemerintah. Proses nasionalisme ekonomi ini menyangkut tiga bidang
utama, yaitu nasionalisme de Javasche Bank menjadi Bank Indonesia,
pembentukan Bank Negara Indonesia dan pemberlakuan Oeang Repoeblik
Indonesia (ORI).
Sebelum dilaksanakanya nasionalisasi De Javasche Bank, terjadi
proses pembentukan Bank Negara Indonesia sebagai bank nasional
pertama Indonesia dan dikukuhkan dalam peraturan pemerintah pengganti
UU No. 2/1946. Proses itu terjadai pada 5 Juli 1946. Langkah lanjutan dari
nasionalisme De Javasche Bank adalah dikeluarkanya UU No 24.1951
yang berisi tentang pelaksanaan nasionalisme De Javasche Bank menjadi
Bank Indonesia yang berfungsi sebagi bank sentral dan bank sirkulasi.
Pemerintah Indonesia melakukan nasionalisme mata uang
Republik Indonesia dengan menukar mata uang Jepang ke mata uang
Indonesia yang disebut sebagi Oeang Republik Indonesia (ORI). Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
masa demokrasi perlementer, proses nasionalisasi ekonomi Indonesia tidak
berjalan mulus karena konflik kepentingan politik antar kelompok didalam
tubuh konstituante dan parlemen. Berbagai kebijakan pada masa
demokrasi perlemnter menunjukkan hal itu. Contohnya, proyek
nasionalisme ekonomi pada masa kabinet Ali I yang menekan
nasionalisasi sektor perekonomian itu merupakan salah satu upaya
pemerintah kabinet Ali I dalam meningkatkan taraf perekonomian bangsa
Indonesia.
Perubahan perekonomian negara juga terlihat pada masa kabinet
Ali II. Ditandatanganinya UU pembatanlan Konfrensi Meja Bundar
(KMB) oleh presiden Soekarno pada 3 Mei 1956 berakibat pada
berpindahnya asset-aset modal yang dimiliki para pengusaha Belanda
ketangan pengusaha pribumi.
d) Kehidupan Politik Indonesia di Masa Demokrasi Terpimpin
Perpindahan sistem pemerintahan Indonesia pada masa demokrasi
parlementer ke demokrasi terpimpin diawali oleh adanya potensi ancaman
konflik internal dalam negeri. Hal itu disebabkan oleh tingginya benturan
kepentingan antar kelompok politik di Indonesia. Puncaknya adalah
dibubarkanya konstituante karena tidak berhasil membuat undang-undang.
Untuk mengatasi potensi ancaman dalam negeri, KSAD A.H. Nasution
mengeluarkan peraturan Prt/Perperu/040/1959. Peraturan tersebut berisi
larangan bagi seluruh kegiatan atau aktivitas yang berbau politik tersebut
dan mulai berlaku 3 Juni 1959.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Kebuntuan kinerja konstituante akhirnya ditutup dengan
pengumuman Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang berisi sebagi beikut:
Pembubaran Konstituante.
Tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya kembali UUD 1945.
Pembentukan MPRS dan DPAS.
Pemberlakuakn dekrit presiden 5 juli 1959 ini merupakan momen
pergantian sistem demokrasi Indonesia dari demokrasi liberal menjadi
demokrasi presidensial. Dekrit presiden juga menandai berakhirnya tugas
konstituante setelah 3 tahun gagal membuat rancangan UUD pengganti
UUDS 1950.
B. Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran akan lebih bermakna jika di rancang dengan
mengaktifkan siswa untuk saling membantu dan bekerjasama dalam proses
pembelajaran. Berdasarkan permasalahan yang terdapat pada siswa kelas XI IPA
1 SMAN 10 Yogyakarta, bahwa guru dalam proses belajar mengajar (PBM)
terpaku dengan model ceramah setiap kali pertemuan. Hal ini menyebabkan siswa
mengalami rasa bosan dan malas untuk mengikuti aktivitas pembelajaran di kelas,
sehingga berpengaruh pada rendahnya prestasi dan motivasi belajar sejarah yang
nampak dari hasil ulangan sebelum peneliti melakukan penelitian.
Guru mempunyai tugas utama dalam penyelenggaraan pembelajaran.
Dengan demikian pemilihan dan penggunaan model dan media yang tepat
diharapkan dapat mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar. Salah satu
model dan media pembelajaran yang mampu menyajikan materi sejarah tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
peristiwa secara menarik, yaitu model pembelajaran berbasis masalah yang di
dalamnya melibatkan media audio visual. Model pembelajaran berbasis masalah
merupakan salah satu model yang dapat merangsang siswa dari aspek afektif,
kognitif dan psikomotorik. Media pembelajaran audio visual merupakan media
yang digunakan untuk menyalurkan pesan lewat indera penglihatan sekaligus
indera pendegaran, media dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan
keiginan dan minat yang baru, serta motivasi dan rangsangan belajar. Penerapan
model berbasis masalah dan pemanfaatan media audio visual bertujuan untuk
merangsang siswa berfikir kristis dan aktif, dalam model pembelajaran berbasis
masalah ini menekanka siswa untuk mencari permasalahan yang ada dan mencari
solusi untuk pemecahan masalah itu sendiri. Hal ini pun berdampak pada prestasi
dan motivasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar.
Gambar 1 : Kerangka Berpikir
Pembelajaran Sejarah
Penggunaan Media Audio Visual
- Proses pembelajaran
- Aktivitas guru dan peserta didik.
- Keterampilan dalam pemanfaatan media
Peningkatan Prestasi dan motivasi Belajar siswa
Model Pembelajaran
Berbasis Masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian pada deskripsi teoritis dan kerangka berpikir di atas
maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitan ini adalah.
a. Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan
media audio-visual, dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa
kelas XI IPA 1 SMA Negeri 10 Yogyakarta.
b. Penerapan pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media
audio visual dapat meningkatkan motivasi belajar sejarah siswa kelas
XI IPA 1 SMA Ngeri 10 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Seting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMAN 10
Yogyakarta.
2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah bagian yang terlibat dalam penelitian dan yang
terkait dalam penelitian. Dalam hal ini subyek penelitian adalah siswa-siswi
kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta, yang berjumlah 30 siswa.
B. Objek Penelitian
Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah motivasi,
prestasi, pembelajaran berbasis masalah, dan media Audio-Visual.
C. Populasi dan Sampel
Populasi yang dimaksud disini adalah siswa-siswi SMAN 10 Yogyakarta
dan sampel yang dimaksud disini adalah siswa-siswi kelas XI IPA 1 SMAN 10
Yogyakarta yang berjumlah 30 siswa.
D. Definisi operasional variabel
1. Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan kegiatan yang dialakukan secara sadar dan
rutin oleh seseorang baik dari segi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
dihasilkan dari proses latihan dan pengalaman individu itu sendiri setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
mengikuti pembelajaran yang berupa bukti keberhasilan yang dicapai
seseorang dalam bentuk nilai.
2. Motivasi Belajar
Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, kegigihan
perilaku, dorongan dan kekuatan yang muncul dari dalam dan dari lauar diri
individu untuk melakukan sesuatu. Motivasi belajar yang ditandai dengan
adanya, perhatian, relevansial, keyakinana/rasa percaya diri, dan kepuasaan.
3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah.
Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran yang
menggunakan masalah sebagai titik awal dalam proses kegiatan belajar
mengajar di kelas. Tujuan dari model pembelajaran berbasis masalah ini
yaitu; mencari informasi dan menemukan masalah, mencari sumber belajar
untuk pemecahan masalah, menulis atau mencatat hasil penemuannya,
kerjasama dengn teman, mengajukan pertanyaan, menulis hasil diskusi,
mempresentasikan hasil diskusi secara lisan, dan menjadikan siswa menjadi
lebih aktif.
4. Media Audio-Visual
Media pembelajaran audio visual adalah media yang digunakan untuk
menyalurkan pesan lewat indera penglihatan sekaligus indera pendengaran
(indera pandangan). Melalui media ini seseorang tidak hanya dapat melihat
atau mengamati sesuatu, melainkan sekaligus dapat mendengar sesuatu yang
divisualisasikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
E. Model Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan ini merupakan penelitian tindakan kelas
(Clasroom Action Research) yang dilakukan secara kolaboratif dan partisipatif.
Artinya peneliti tidak melakukan penelitian sendiri, namun berkolaborasi dan
bekerja sama dengan guru sejarah kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta. Secara
partisipatif bersama-sama dengan rekan peneliti melaksanakan penelitian ini tahap
demi tahap.
F. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
a. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kueisioner, tes, observasi, dan dokumentasi.
a. Kuesioner
Kuesioner digunakan untuk mendapatkan data tentang motivasi
belajar sejarah siswa.
b. Tes
Tes digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa.
c. Observasi
Observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktifitas
siswa dalam proses belajar mengajar dan aplikasi pembelajaran
dalam model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media
audio-visual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
d. Wawancara
Wawacara digunakan untuk memperoleh informasi tentang motivasi
dan prestasi belajar sejarah siswa. Wawancara dilakukan baik pada
guru maupun siswa.
e. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dalam bentuk
foto.
b. Instrumen pengumpulan data
a. Motivasi Belajar
1. Kuesioner motivasi
Penentuan skor kuesioner terdiri dari lima kategori, yaitu:
pernyataan positif, alternatif jawaban “Sangat Setuju” (SS) diberi
skor 5, “Setuju” (S) diberi skor 4, “Ragu-ragu” (R) diberi skor 3,
“Tidak Setuju” (TS) diberi skor 2, “Sangat Tidak Setuju” (STS)
diberi skor 1. Sebaliknya untuk pernyataan negatif, alternatif
jawaban “ Sangat Setuju” (SS) diberi skor 1, “Setuju” (S) diberi skor
2, “Ragu-ragu” (R) diberi skor 3, “Tidak Setuju” (TS) diberi skor 4,
“Sangat tidak Setuju” (STS) diberi skor 5.
Untuk menghitung indeks persentase motivasi dihitung
dengan rumus berikut ini.
%= 𝑛
𝑁𝑥 100
Keterangan :
n : nilai yang diperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
N : jumlah seluruh nilai atau nilai total (skor ideal)
Pedoman menganalisis data motivasi pada penelitian ini
terdiri dari 5 kategori (1) Kategori I : sangat tinggi, (2) Kategori II :
tinggi, (3) Kategori III : cukup, (4) Kategori IV : rendah dan (5)
Kategori V : sangat rendah. Berikut ini adalah tabel presentase sesuai
dengan PAP II sebagai berikut:
Tabel 1 :Persentase PAP II
No Kategori Persentase 1 Sangat Tinggi 81%-100% 2 Tinggi 66%-80% 3 Cukup 56%-65% 4 Rendah 46%-55% 5 Sangat Rendah Dibawah 46%
2. Observasi
Observasi ini menggunakan lembar partisipasi yang terdiri
dari indikator-indikator dalam Model Pembelajaran Berbasis
Masalah. Penilaian pada lembar partisipasi berdasarkan persentase
setiap indikatornya, Indikator tersebut terdiri dari.
1. Mencari informasi dan menemukan masalah. 2. a). Mencari informasi dan sumber belajar untuk pemecahan
masalah. b). Menulis atau mencatat hasil penemuannya
3. a). Kerjasama dengan teman b). Mengajukan pertanyaan kepada guru. c). Menjawab atau menanggapi pertanyaan guru dan teman 4. a). Menulis laporan hasil diskusi b). Melaporkan hasil diskusi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
3. Wawacara
Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar
sejarah siswa. Wawancara dilakukan pada guru dan siswa.
4. Dokumentasi
Dokumentasi terdiri dari pengambilan foto, prestasi/nilai
awal, dan perekaman.
a. Prestasi belajar
1) Tes dan Non tes
1. Tes
Tes prestasi belajar berupa soal ulangan yang sesuai dengan
KD yang akan diajar pada kelas yang akan diteliti. Untuk melihat
peningkatan prestasi belajar siswa dengan pengkoperasian nilai
keadaan awal, nilai siklus I dan nilai siklus II.
2. Non Tes
Non tes berupa protofolio yang terdiri diskusi kelompok, tugas
individu.
2) Observasi
Observasi dilaksanakan pada saat siswa melakukan presentasi dan
tanya jawab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
a. Validitas
Penelitian ini menggunakan validitas isi dan validitas konstruk.
Validitas isi digunakan untuk menguji tes prestasi sedangkan validitas
konstruk digunakan untuk menguji item-item dalam kueisioner motivasi.
Validitas isi disebut juga validitas kurikulum yang mengandung arti
bahwa suatu alat ukur dipandang valid apabila sesuai dengan isi kurikulum
yang hendak diukur.73 Oleh karena itu, validitas ini erat kaitannya dengan
materi yang akan diukur dalam tes. Tentu saja materi yang dimaksud adalah
materi yang terdapat dalam kurikulum. Validitas isi mencerminkan sejauh
mana butir-butir dalam tes mencerminkan materi yang disajikan dalam
kurikulum. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur
tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang
diberikan.74 Dalam validitas isi, semua instrumen sudah dikonsultasikan
dengan orang yang berkompeten dibidangnya. Dalam hal ini adalah guru
kelas dan dosen pembimbing sehingga instrumen yang digunakan dapat tepat
sesuai dengan apa yang akan diukur.
Konstruk (construct) adalah sesuatu yang berkaitan dengan fenomena
dan objek yang abstrak tetapi gejala dapat diamati dan diukur. Sedangkan
validitas konstruk mengandung arti bahwa suatu alat ukur dikatakan valid
apabilah telah cocok dengan konstruksi teoritik dimana tes itu dibuat. Dengan
kata lain sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabilah soal- 73 Sumarna Surapranata. Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Implementasi Hasil Tes.Bandung: PT Remaja, hlm, 51. 74 Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2009, hlm 67.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
soalnya mengukur setiap aspek berfikir seperti yang diuraikan dalam standar
kopetensi, kompetensi dasar maupun indikator yang terdapat dalam
kurikulum.75 Validitas konstruk digunakan untuk menguji validitas item-item
dalam kueisioner motivasi.
Menurut Harsimi Arikonto tingkat validitas masing-masing item diuji
dengan menggunakan rumus product momen yaitu sebagai berikut:76
Rxy = 𝐍𝚺𝐗𝐘−(∑𝐗)(∑𝐘)
√{𝐍∑𝐗𝟐 −(∑𝐗)𝟐 }{𝐍∑𝐘𝟐−(∑𝐘)𝟐}
Keterangan : Rxy = kofisien korelasi antara variabel X dan variabel Y dan
dua variabel yang dikorelasikan. N = banyak subjek ∑X = jumlah skor item ∑Y = jumlah skor total ∑xy = jumlah perkalian X dan Y X2 = kuadrat X Y2 = kuadrat Y
Sedangkan untuk menguji taraf signifikansi validitas instrumen maka
dilakukan uji t dengan rumus Nana Sudjana77.
t = 𝑟 . √𝑛−2
√1−𝑟2
keterangan : t = taraf signifikan r = korelasi skor item dan skor total n = jumlah item
Berdasarkan hasil uji validitas item-item dalam kuesioner motivasi,
diperoleh hasil bahwa dari 60 item yang disiapkan untuk penelitian terdapat
75 Ibid, hlm. 55. 76 Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. 2009. Hlm 67 77 Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 1990. Hlm 146.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
55 item yang dinyatakan valid dengan signifikansi 0,001 sedangkan 5 item
yang lain dinyatakan gugur atau tidak valid adalah item butir 13, 20, 23, 26,
dan 38.
b. Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukan
konsistensi hasil pengukurannya yang diperhatikan dalam taraf ketepatan dan
ketelitian.78
𝑟11 =
𝟐𝒓 𝟏𝟐𝟏
𝟐⁄⁄
(𝟏 + 𝒓 𝟏
𝟐 𝟏𝟐⁄⁄ )
Keterangang : r 2𝑟 1
212⁄⁄ = korelasi antar skor-skor setiap belahan.
H. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan
menggunakan model penelitian Tagart dan Kemmis dengan tahapan perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi. Desain penelitian dapat digambarkan sebagai
berikut:
78 Ign Masidjo. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakrta: Kanisius. hlm 209.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Gambar 2 : Desain Penelitian Tindakan Kelas Model Targat dan Kemmis.
I. Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan untuk menganalisis data di sesuaikan dengan jenis
data yang diperoleh, yaitu data hasil observasi, wawancara dan data prestasi
belajar siswa.
1. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi dilakukan dengan cara mengamati proses pembelajaran
yang sedang berlangsung baik perilaku siswa, perilaku guru dan
perilaku seluruh anggota kelas. Pengamatan di kelas dilakukan
untuk mengetahui masalah-masalah yang muncul dan juga terlihat
partisipasi siswa selama pembelajaran berlangsung.
Tindakan
perencanaan
Refleksi
Observasi
Perencanaan
Pelaksanaan
tindakan
Refleksi
Observasi
Siklus 1
Siklus 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
b. Tes digunakan untuk mendapat data tentang hasil belajar siswa.
c. Kuesioner digunakan untuk mengetahui motivasi siswa sebelum
penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan
Media Audio-Visual dan setelah penerapan pembelajarn dengan
Media audio visual apakah ada peningkatan motivasi siswa dalam
pembelajaran sejarah.
2. Data hasil pengamatan
Data hasil observasi dianalisis dengan menggunakan analisis
deskriptif yang melihat kecenderungan terjadinya partisipasi siswa dalam
proses belajar mengajar.
3. Analisis Motivasi dan Prestasi belajar siswa
Dalam penelitian tindakan kelas ini, digunakan dua jenis data yaitu:
data kualitatif dan data kuantitatif. Untuk mengukur motivasi dan prestasi
belajar siswa digunakan analisis kualitatif dan kuantitatif (skor rata-rata
tiap satu siklus). Untuk mengukur prestasi dengan membangdingkan
persentase hasil belajar siswa awal yang diperoleh dari nilai UTS dengan
nilai siklus I, dan siklus II. Pada siklus I dikumpulkan semua nilai ke
dalam daftar nilai. Dalam siklus pertama dapat dilihat dari nilai pre test
dan post test. Nilai pre test dibandingkan post test. Lalu dilihat apakah ada
peningkatan atau tidak prestasi belajar sejarah siswa. Untuk siklus kedua
sama denga siklus pertama. Jika telah dilakukan siklus kedua, maka nilai
yang ada dalam siklus pertama dibandingkan dengan siklus kedua. Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
hal ini, yang dibandingkan adalah hasil dari pre test dan post test siklus
pertama dibandingkan dengan post test siklus kedua.
J. Prosedur Penelitian
1. Persiapan
a) Permintaan ijin kepada Kepala Sekolah dan Guru Kelas XI IPA 1
SMA N 10 Yogyakarta.
b) Wawancara
Wawancara dilakukan dengan guru SMA N 10. Wawancara ini
dilaksanakan untuk mencari informasi tentang kondisi awal motivasi
dan prestasi belajar sejarah siswa serta model yang digunakan oleh
guru.
c) Observasi
Observasi dilakukan pada kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta untuk
memperoleh keadaan awal motivasi siswa dan untuk mengetahui
model pembelajaran yang diterapkan oleh guru sebelum menerapkan
model pembelajaran dengan memanfaatkan media audio-visual.
d) Mempersiapkan silabus
Silabus disusun dengan mengambil satu kompetensi dasar dari tiga
kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum kelas XI IPA semester II.
e) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun empat kali dalam II
siklus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
f) Menyusun media pembelajaran
Media yang akan digunakan dalam pembelajaran ini yaitu papan tulis,
slide, leptop, power point, dan speker.
g) Menyiapkan instrumen penelitian langkah-langkah pelaksanaannya
sebagai berikut:
Siklus I PTK:
1. Rencana
Dalam penelitian tindakan, rencana tindakan harus berorientasi ke
depan dan bersifat fleksibel. Perencanaan dalam penelitian
tindakan sebaiknya lebih menekankan pada sifat-sifat strategis
yang mampu menjawab permasalahan yang muncul dalam proses
pembelajaran dan mengidentifikasi masalah-masalah yang ada.
2. Tindakan
Pelaksanaan tindakan, berupa kegiatan nyata penerapan
pembelajaran dengan memanfaatkan media audio-visual pada mata
pelajaran sejarah di kelas XI IPA 1 SMA N 10 Yogyakarta.
3. Pengamatan
Observasi PTK mempunyai fungsi mendokumentasi implikasi
tindakan yang diberikan kepada subjek. Pengamatan, berupa
kegiatan mengamati, mengenali sambil mendokumentasi (mencatat
dan merekam) terhadap proses, hasil, pengaruh, dan masalah baru
yang muncul selama penerapan model pembelajaran dengan
memanfaatkan media audio-visual. Dalam melakkukan observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
ini dengan memakai format observasi dan nantinya menilai hasil
tindakan dengan meggunakan format.
4. Refleksi
Langkah ini merupakan sarana untuk melakukan pengkajian
kembali tindakan yang telah dialakukan terhadap subjek penelitian
dan telah dicatat dalam observasi. Langkah ini juga dapat
digunakan untuk menjawab variasi situasi sosial dan isu sekitar
yang muncul sebagai konsekuensi adanya tindakan terencana.
Siklus II PTK:
1. Rencana
Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil
refleksi pada siklus pertama.
2. Tindakan
Guru melaksnakan pembelajaran berdasarkan rencana
pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama.
3. Pengamatan
Peneliti (rekan kolaborator) melakukan pengamatan terhadap
aktivitas pembelajaran.
4. Refleksi
Refleksi pada akhir siklus kedua, digunakan untuk mengetahui
apakah target yang ditetapkan sesuai indikator keberhasilan
tindakan telah tercapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
K. Indikator Keberhasilan
Dalam penelitian ini, terdapat target-target keberhasilan sebagai indikator
dalam menentukan atau menarik kesimpulan penelitian ini dapat dikatakan
berhasil atau tidak. Target yang pertama adalah motivasi belajar sejarah, untuk
motivasi belajar sejarah siswa diharapkan setelah penerapan PBM meningkat dari
keadaan awal sebelum penerapan model PBM dan pemanfaatan media audio
visual yang rata-rata skornya hanya mencapai 197,4 menjadi 217,93 pada
keadaan akhir.
Target keberhasilan yang kedua adalah prestasi belajar siswa, peneliti
mempunyai target kelulusan dari awal yang hanya mencapai 63% pada akhir
siklus I bisa meningkat atau mencapai 80 % dan paa akhir siklus II bisa meningkat
lagi menjadi 100%. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2 : Indikator Keberhasilan
Variabel Keadaan Awal Siklus I Siklus II
Motivasi
197,4
217,93
Prestasi
63%
80,%
100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Kondisi Awal
a. Motivasi Belajar Sejarah
Sebelum diterapkan atau penerapan model pembelajaran berbasis
masalah (PBM) dan pemanfaatan media audio-visual, peneliti melakukan
observasi dan penyebaran kuesioner motivasi guna untuk mengetahui
motivasi belajar siswa terhadap pelajaran sejarah pada 18 April 2016 di
kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta. Dari observasi yang telah dilakukan
motivasi siswa terhadap pelajaran sejarah cenderung kurang motivasi. Hal
ini dapat dilihat saat kegiatan belajar mengajar siswa kurang berpartisipasi
dalam pembelajaran (tidak aktif), siswa hanya bertanya apabila ditunjuk
oleh guru, berbicara sendiri dengan temannya pada saat guru menerangkan
pelajaran sejarah, selain itu metode atau model pembelajaran yang
diterapkan oleh guru kurang menarik yaitu hanya memakai metode ceramah
sehingga pelajaran sejarah terasa membosankan. Berikut adalah data
motivasi awal belajar sejarah siswa-siswi:
Tabel 3 : Data Motivasi Awal Belajar Sejarah Siswa No Nama Skor % Kriteria
1 Aurelo Wimitya 180 60,00 Cukup 2 Avilia Rosa Yuliana 212 70,67 Tinggi 3 Dewi Rahmawati Suci Ramadhani 213 71,00 Tinggi 4 Dewi Sarah 188 62,67 Tinggi 5 Dhea Ananda F 251 83,67 Sangat Tinggi 6 Dian Octaviani Nurlatifa 182 60,67 Tinggi 7 Josua Sado I P 183 61,00 Tinggi 8 Latiefa Artamevia Mirza 183 61,00 Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
9 Learino Gutomo 224 74,67 Sangat Tinggi 10 Putu Alits 196 65,33 Tinggi 11 Renata Dwi M 214 71,33 Tinggi 12 Vicki Octafia Ningtyas S 213 71,00 Tingggi 13 Yefta Kenan Pangestu 201 67,00 Tinggi 14 Ahmad Nur Mujahidin 221 73,67 Tinggi 15 Bella Fitri Anggraini 223 74,33 Sangat Tinggi 16 Fatimah Nuraini 236 78,67 Sangat Tinggi 17 Titi Nur Rachman 278 92,67 Sangat Tinggi 18 Tito Arigis 207 69,00 Tinggi 19 Ahmad Afifudin Noviantoro 213 71,00 Tinggi 20 Andre Julio S M 213 71,00 Tinggi 21 Anisa Hendriany 213 71,00 Tinggi 22 Annisati Bening Rizlanov 225 75,00 Sangat Tinggi
23 Audrey Athena Melati Putri 199 66,33 Tinggi 24 Eksi Kumala Sari 234 78,00 Sangat Tinggi 25 Kristianto D S 225 75,00 Sangat Tinggi 26 Reno Mayor 187 62,33 Tinggi 27 Theoforo Choristo S 180 60,00 Cukup 28 Clarissa Hayu Karuniacanya 228 76,00 Sangat Tinggi
Total 5922 Rata-rata 197,4
Skor Tertinggi 278 Skor Terendah 180
Berdasarkan tabel 3, data yang diperoleh untuk motivasi awal adalah
sebagai berikut, skor tertinggi motivasi awal belajar siswa adalah 278,
sedangkan untuk skor terendah adalah 187. Adapun skor rata-rata kelas
keadaan motivasi awal belajar siswa adalah 197,4.
Tabel 4 : Frekuensi Motivasi Awal Belajar Siswa
Rentang Kriteria Frekuensi Persentase Keterangan 223-275 Sangat Tinggi 9 32% 182-222 Tinggi 17 61% 154-181 Cukup 2 7% 127-153 Rendah 0 0%
0-126 Sangat Rendah 0 0%
Dari data diatas siswa yang memiliki motivasi “sangat tinggi”
berjumlah 9 orang, yang memiliki motivasi “tinggi” berjumlah 17 orang,
siswa yang memiliki motivasi “cukup” 2 orang, dan tidak ada yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
memiliki motivasi “rendah” dan “sangat rendah”. Untuk melihat seberapa
besar perbandingannya dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
Gambar 3 : Diagram motivasi awal belajar sejarah siswa
b. Keadaan Awal Prestasi Belajar Sejarah Siswa
Setelah mengetahui motivasi awal siswa dengan melakukan
observasi dan menyebarkan kuesioner. Maka tindakan selanjutnya yaitu
mencari data-data nilai ulangan atau daftar nilai siswa sebagai acuan awal
nilai siswa dalam pelaksanaan penelitian tindakan ini, apakah setelah
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan
media audio visual terjadi peningkatan atau malah sebaliknya. Berikut data
nilai siswa yang diperoleh:
0%
20%
40%
60%
80%
SangatTinggi
Tinggi Cukup Rendah SangatRendah
32%
61%
7%0% 0%
Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Tabel 5 : Data Prestasi Awal Siswa Kelas XI IPA 1
No
Nama
Nilai
Persentase
KKM
Ketuntasan
YA TIDAK 1 Aurelo Wimitya 80 4%
75
√ 2 Avilia Rosa Yuliana 65 3% √ 3 Dewi Rahmawati Suci
Ramadhani 80 4% √
4 Dewi Sarah 80 4% √ 5 Dhea Ananda F 80 4% √ 6 Dian Octaviani Nurlatifa 70 3% √ 7 Josua Sado I P 70 3% √ 8 Latiefa Artamevia Mirza 60 3% √ 9 Learino Gutomo 80 4% √ 10 Putu Alits 80 4% √ 11 Renata Dwi M 70 3% √ 12 Vicki Octafia Ningtyas S 80 4% √ 13 Yefta Kenan Pangestu 80 4% √ 14 Ahmad Nur Mujahidin 70 3% √ 15 Bella Fitri Anggraini 80 4% √ 16 Fatimah Nuraini 60 3% √ 17 Titi Nur Rachman 80 4% √ 18 Tito Arigis 80 4% √ 19 Ahmad Afifudin Noviantoro 75 3% √ 20 Andre Julio S M 75 3% √ 21 Anisa Hendriany 75 3% √ 22 Annisati Bening Rizlanov 80 4% √
23 Audrey Athena Melati Putri 70 3% √ 24 Eksi Kumala Sari 70 3% √ 25 Kristianto D S 70 3% √ 26 Reno Mayor 80 4% √ 27 Theoforo Choristo S 70 3% √ 28 Clarissa Hayu Karuniacanya 80 4% √ 29 Desriani Sayori 75 3% √ 30 Zhuhria Alifsya R 80 4% √
Total 2245 100% ∑ 19 ∑ 11 Rata-rata 74,83
Nilai Tertinggi 80 Nilai Terendah 60
Presentase 63% 37%
Berdasarkan pada tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa kedaan prestasi
awal siswa dalam pelajaran sejarah kurang atau belum memuaskan karena
masih banyak siswa yang mendapat nilai dibawah KKM yaitu 11 orang
(36%). Siswa yang sudah mencapai KKM berjumlah 19 orang (63%). Rata-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
rata nilai yang diperoleh yaitu 74,83, dan nilai tertinggi 80 sedangkan nilai
terendah 60.
Berikut adalah frekuensi prestasi awal siswa sebelum penggunaan
model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio-visual
pada pembelajaran sejarah:
Tabel 6 : Frekuensi Prestasi Awal Siswa Kelas XI IPA 1 Rentang Kriteria Frekuensi % Keterangan 81-100 Sangat Tinggi 0 0% 66-80 Tinggi 27 90% 56-65 Cukup 3 10% 46-55 Rendah 0 0% 0-45 Sangat Rendah 0 0%
Pada tabel 6 dapat dilihat bahwa persentase prestasi dengan kriteria
“sangat tinggi” tidak ada, “tinggi” mencapai 27 siswa ( 90%). Sedangkan
yang memiliki nilai “cukup” 3 siswa (10%), kriteria “rendah” dan “sangat
rendah” tidak ada (0%). Dapat dilihat dalam diagram frekuensi awal prestasi
siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta. Perhitungan selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran.79
Gambar 4 : Diagram prestasi awal siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta.
79 Lampiran, Hlm 91.
0%
20%
40%
60%
80%
100%
SangatTinggi
Tinggi Cukup Rendah SangatRendah
0%
90%
10%0% 0%
Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
2. SIKLUS 1
a. Perencanaan tindakan
Setelah mendapatkan data nilai dan motivasi awal siswa, maka
selanjutnya peneliti merencanakan tindakan penelitian. Dalam perencanaan
tindakan ini peneliti menyiapkan beberapa hal sebagai berikut:
1) RPP dan silabus
2) Menyiapkan format observasi keaktifan siswa dalam kegiatan
belajar mengajar yang akan dilakukan.
3) Menyiapkan sumber belajar.
4) Menyiapkan media pembelajaran yaitu berupa powerpoint serta
video-video.
5) Menyiapkan soal-soal evaluasi (ulangan)
b. Pelaksanaan Penelitian Siklus 1
Pada siklus 1 ini terdiri dari satu kali pertemuan dan diakhiri dengan
satu kali ulangan harian. Pertemuan pertama untuk siklus ini dilaksanakan
pada tanggal 23 April 2016 dengan materi Indonesia pada masa demokrasi
parlementer sampai demokrasi terpimpin. Adapun kegiatan belajar
mengajar pada pertemuan ini adalah sebagai berikut; peneliti yang langsung
mengajar memberikan informasi tentang Indonesia pada masa demokrasi
parlementer sampai demokrasi terpimpin dengan menggunakan media
power point, video dan memberitahu tujuan pembelajaran yang akan
dicapai. Pertemuan pertama ini diakhiri dengan merefleksi semua kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
pembelajaran dari awal sampai akhir yaitu dengan menarik kesimpulan serta
mencari nilai-nilai apa yang didapatkan.
c. Observasi Tindakan
Observasi dalam penelitian ini diperlukan untuk dapat mengetahui
sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai sebelum dan sesudah
penerapan model PBM dan pemanfaatan media audio-visual dalam
pembelajaran yang dibuat oleh peneliti. Observasi yang dilakukan oleh
peneliti dalam siklus 1 ini terdiri dari 2 macam, yaitu:
1) Partisipasi
Pengamatan dilakukan oleh peneliti sendiri pada saat kegiatan
pembelajaran sedang berlangsung dengan mengisi format
pengamatan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Kegiatan ini
dilakukan untuk mengamati keaktifan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar. berikut adalah hasil pengamatan partisipasi siswa pada
siklus 1:
Tabel 7 : Data Partisipasi Siswa Kelas XI IPA 1 Pada Siklus I
No
Nama
Siklus I JML Idikator
1 2.a 2.b 3.a 3.b 3.c 4.a 4.b 1 Aurelo Wimitya √ √ √ 3 2 Avilia Rosa Yuliana √ √ √ 3 3 Dewi Rahmawati Suci
Ramadhani √ √ √ 3
4 Dewi Sarah √ 1 5 Dhea Ananda F √ √ √ 3 6 Dian Octaviani Nurlatifa √ √ √ √ 4 7 Josua Sado I P √ 1 8 Latiefa Artamevia Mirza √ 1 9 Learino Gutomo √ √ √ 3
10 Putu Alits √ √ √ 3 11 Renata Dwi M √ 1 12 Vicki Octafia Ningtyas S √ √ √ √ √ 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
13 Yefta Kenan Pangestu √ √ 2 14 Ahmad Nur Mujahidin √ √ √ 3 15 Bella Fitri Anggraini √ 1 16 Fatimah Nuraini √ √ 2 17 Titi Nur Rachman √ √ √ 3 18 Tito Arigis √ 1 19 Ahmad Afifudin Noviantoro √ √ √ 3 20 Andre Julio S M √ 1 21 Anisa Hendriany √ √ 2 22 Annisati Bening Rizlanov √ √ √ 3
23 Audrey Athena Melati Putri √ √ √ 3 24 Eksi Kumala Sari √ √ √ 25 Kristianto D S √ √ √ √ 4 26 Reno Mayor √ √ √ √ 4 27 Theoforo Choristo S √ 1 28 Clarissa Hayu Karuniacanya √ √ √ √ 4 29 Desriani Sayori √ √ √ √ 4 30 Zhuhria Alifsya R √ √ 2
Jumlah 10 11 7 12 9 7 10 11 77 Keterangan:
1) Mencari informasi dan menemukan masalah. 2) a. Mencari informasi dan sumber belajar untuk pemecahan masalah
b. Menulis atau mencatat hasil penemuannya 3) a. Kerjasama dengan teman
b. Mengajukan pertanyaan kepada guru c. Menjawab atau menaggapi pertanyaan guru dan teman
4) a. Menulis laporan hasil diskusi b. Melaporkan hasil diskusi secara lisan.
Berdasarkan hasil pengamatan partisipasi pada siklus 1 dapat
dilihat bahwa poin 3a yaitu kerjasama dengan teman yang dominan, hal ini
disebabkan metode yang digunakan dalam pembelajaran yang
mengharuskan siswa untuk bekerjasama dan berdiskusi dalam memecahkan
masalah yang diberikan kepada kelompok. Point 2b dan 3c point yang
paling sangat sedikit dilakukan siswa.
2) Prestasi Belajar
Penilaian prestasi ini dilakukan dengan mengadakan ulangan
harian yang diadakan pada Sabtu, 23 Mei 2016. Berikut adalah data
prestasi siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta pada siklus 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tabel 8 : Data Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 Pada Akhir Siklus I.
No
Nama
Nilai
Persentase
KKM
Ketuntasan
YA Tidak 1 Aurelo Wimitya 95 4%
75
√ 2 Avilia Rosa Yuliana 85 4% √ 3 Dewi Rahmawati Suci
Ramadhani 75 3% √
4 Dewi Sarah 80 3% √ 5 Dhea Ananda F 90 4% √ 6 Dian Octaviani Nurlatifa 70 3% √ 7 Josua Sado I P 80 3% √ 8 Latiefa Artamevia Mirza 70 3% √ 9 Learino Gutomo 85 4% √
10 Putu Alits 95 4% √ 11 Renata Dwi M 80 3% √ 12 Vicki Octafia Ningtyas S 95 4% √ 13 Yefta Kenan Pangestu 85 4% √ 14 Ahmad Nur Mujahidin 75 3% √ 15 Bella Fitri Anggraini 80 3% √ 16 Fatimah Nuraini 70 3% √ 17 Titi Nur Rachman 85 4% √ 18 Tito Arigis 85 4% √ 19 Ahmad Afifudin Noviantoro 70 3% √ 20 Andre Julio S M 75 3% √ 21 Anisa Hendriany 75 3% √ 22 Annisati Bening Rizlanov 80 3% √
23 Audrey Athena Melati Putri 75 3% √ 24 Eksi Kumala Sari 80 3% √ 25 Kristianto D S 70 3% √ 26 Reno Mayor 80 3% √ 27 Theoforo Choristo S 75 3% √ 28 Clarissa Hayu Karuniacanya 80 3% √ 29 Aurelo Wimitya 80 3% √ 30 Avilia Rosa Yuliana 80 3% √
Total 2330 100% ∑24 ∑6 Rata-rata 77,6
Nilai Tertinggi 95 Nilai Terendah 70
Persentase 80% 20%
Berdasarkan pada tabel di 8 atas, dapat dilihat adanya peningkatan
yang cukup signifikan setelah penggunaan model pembelajaran berbasis
massalah dan pemanfaatan media audio-visual dalam pembelajaran sejarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
di kelas untuk tahap siklus 1 ini. Berikut adalah frekuensi prestasi belajar
siswa pada akhir siklus 1:
Tabel 9 : Frekuensi Prestasi Belajar Siswa XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta Pada Siklus 1.
Rentang Kriteria Frekuensi % keterangan 81-100 Sangat Tinggi 9 30% 66-80 Tinggi 21 70% 56-65 Cukup 0 0% 46-55 Rendah 0 0% 0-45 Sangat Rendah 0 0%
Frekuensi prestasi belajar siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10
Yogyakarta pada akhir siklus 1 mengalami peningkatan dari pada kondisi
prestasi awal. Pada akhir siklus 1 ini, siswa yang memiliki nilai prestasi
“sangat tinggi” berjumlah 9 siswa (30%) berbeda dengan prestasi awal,
dimana belum ada yang mencapai nilai “sangat tinggi”. Siswa yang
memiliki nilai “cukup” berkurang, bahkan tidak ada pada akhir siklus 1.
Sedangkan siswa yang memiliki nilai “tinggi” menjadi 21 siswa (90%),
berbeda dengan nilai prestasi awal berjumlah 3 siswa (10%). Pada akhir
siklus 1 ini, prestasi siswa tidak ada yang masuk dalam kriteria “rendah”,
“cukup”, dan “sangat rendah” berbeda dengan prestasi awal, nilai prestasi
siswa yang masuk dalam kriteria “cukup” 3 siswa (10%). Berikut adalah
diagram frekuensi prestasi siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta pada
akhir siklus 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Gamabar 5 : Diagram Prestasi Siswa Kelas XI IPA SMAN 10 Yogyakarta Pada
Akhir Siklus 1.
d. Refleksi Siklus 1
Setelah semua kegiatan yang direncanakan untuk pelaksanaan siklus
1 selesai, maka dilakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan.
Peneliti mencoba mengulas kembali dengan teman mahasiswa sesama
peneliti tentang perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas pada saat
kegiatan belajar mengajar. Apa bila dilihat dari hasil yang dicapai cukup
memuaskan, karena adanya peningkatan prestasi dari prestasi awal dengan
hasil ulangan harian pada siklus 1. Namun masih banyak yang dibutuhkan
perbaikan guna untuk mencapai hasil yang lebih baik lagi. Perbaikan-
perbaikan tersebut salah satunya yaitu pada sumber acuan yang dipakai
sebagai materi pembelajaran, dibutuhkan sumber buku yang banyak
sehingga pengetahuan siswa tidak hanya terpaku pada beberapa buku saja,
selain itu juga dalam proses belajar mengajar menggunakan media audio-
visual, ada beberpa siswa yang masih kurang memperhatikan pada film atau
audio yang diputarkan. Untuk itu peneliti merasa penggunaan media audio-
0%
20%
40%
60%
80%
SangatTinggi
Tinggi Cukup Rendah SangatRendah
30%
70%
0% 0% 0%
Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
visual pada siklus 1 ini perlu dilanjutkan pada siklus 2 agar bisa
memperoleh hasil yang maksimal.
3. SIKLUS 2
a. Perencanaan tindakan
Perencanaan tindaka untuk siklus 2 ini hampir sama dengan
perencanaan pada siklus 1, yaitu menyiapkan perlengkapan belajar
mengajar, silabus, RPP, media, format pengamatan keaktifan siswa.
b. Pelaksanaan Penelitian siklus 2
Pelaksanaan penelitian pada siklus 2 ini sama dengan pelaksanaan
siklus 1, pertemuan ini diakhiri dengan mengadakan ulangan untuk
mengetahui apakah ada peningkatan dari siklus 1 atau malah sebaliknya.
Pada siklus 2 ini juga disebarkan kuesioner motivasi untuk mengetahui
apakah ada penigkatan motivasi awal hingga siklus 2 ini.
c. Observasi Tindakan
1) Partisipasi
Pengamatan dilakukan oleh peneliti sendiri pada saat kegiatan
pembelajaran sedang berlangsunng dengan mengisi format pengamatan
yang telah dipersiapkan sebelumnya. Kegiatan ini dilakukan untuk
mengamati keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. berikut
adalah hasil pengamatan partisipasi siswa pada siklus 2.
Tabel 10 : Data Partisipasi Siswa Pada Siklus 2
No
Nama
Siklus II JML Idikator
1 2.a 2.b 3.a 3.b 3.c 4.a 4.b 1 Aurelo Wimitya √ √ √ 3 2 Avilia Rosa Yuliana √ √ √ √ √ 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
3 Dewi Rahmawati Suci Ramadhani
√ 1
4 Dewi Sarah √ √ √ √ 4 5 Dhea Ananda F √ √ 2 6 Dian Octaviani Nurlatifa √ √ 2 7 Josua Sado I P √ √ 2 8 Latiefa Artamevia Mirza √ √ 2 9 Learino Gutomo √ √ √ √ √ 5
10 Putu Alits √ √ 2 11 Renata Dwi M √ √ 2 12 Vicki Octafia Ningtyas S √ √ √ √ 4 13 Yefta Kenan Pangestu √ √ √ √ √ 5 14 Ahmad Nur Mujahidin √ √ √ √ 4 15 Bella Fitri Anggraini √ √ √ 3 16 Fatimah Nuraini √ √ 2 17 Titi Nur Rachman √ √ √ 3 18 Tito Arigis √ √ √ √ 4 19 Ahmad Afifudin
Noviantoro √ √ 2
20 Andre Julio S M √ √ √ 3 21 Anisa Hendriany √ √ 2 22 Annisati Bening Rizlanov √ √ √ √ 4
23 Audrey Athena Melati Putri
√ √ √ √ √ 5
24 Eksi Kumala Sari √ √ 2 25 Kristianto D S √ √ √ √ √ 5 26 Reno Mayor √ √ 2 27 Theoforo Choristo S √ √ 2 28 Clarissa Hayu
Karuniacanya √ √ √ √ 4
29 Desriani Sayori √ √ √ √ 4 30 Zhuriah Alifsya
Ramadhani √ √ √ √ √ 5
Jumlah 18 8 13 15 7 9 16 9 95
Keterangan: 1. Mencari informasi dan menemukan masalah.
2. a. Mencari informasi dan sumber belajar untuk pemecahan masalah
b. Menulis atau mencatat hasil penemuannya
3. a. Kerjasama dengan teman
b. Mengajukan pertanyaan kepada guru
c. Menjawab atau menaggapi pertanyaan guru dan teman
4. a. Menulis laporan hasil diskusi
b. Melaporkan hasil diskusi secara lisan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
2) Prestasi belajar
Pengamatan prestasi ini dilakukan dengan mengadakan ulangan
harian yang diadakan pada 30 April 2016. Berikut adalah data hasil
prestasi siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta pada siklus 2.
Tabel 11 : Data Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta Pada Siklus 2.
No
Nama
Nilai
Persentase
KKM
Ketuntasan YA Tidak
1 Aurelo Wimitya 95 3%
75
√ 2 Avilia Rosa Yuliana 99 4% √ 3 Dewi Rahmawati Suci Ramadhani 80 3% √ 4 Dewi Sarah 85 3% √ 5 Dhea Ananda F 99 4% √ 6 Dian Octaviani Nurlatifa 90 3% √ 7 Josua Sado I P 95 3% √ 8 Latiefa Artamevia Mirza 95 3% √ 9 Learino Gutomo 99 4% √
10 Putu Alits 95 3% √ 11 Renata Dwi M 99 4% √ 12 Vicki Octafia Ningtyas S 90 3% √ 13 Yefta Kenan Pangestu 90 3% √ 14 Ahmad Nur Mujahidin 95 3% √ 15 Bella Fitri Anggraini 95 3% √ 16 Fatimah Nuraini 95 3% √ 17 Titi Nur Rachman 95 3% √ 18 Tito Arigis 85 3% √ 19 Ahmad Afifudin Noviantoro 95 3% √ 20 Andre Julio S M 95 3% √ 21 Anisa Hendriany 95 3% √ 22 Annisati Bening Rizlanov 95 3% √
23 Audrey Athena Melati Putri 95 3% √ 24 Eksi Kumala Sari 99 4% √ 25 Kristianto D S 85 3% √ 26 Reno Mayor 80 3% √ 27 Theoforo Choristo S 95 3% √ 28 Clarissa Hayu Karuniacanya 90 3% √ 29 Desriani Sayori 90 3% √ 30 Zhuhria Alifsya R 80 3% √
Total 2770 100% ∑30% ∑0% Rata-rata 92,3
Nilai Tertinggi 99 Nilai Terendah 80
Presentase 100% 0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Berdasarkan tabel 10 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan
prestasi yang cukup signifikan, yang pada siklus 1 yang berhasil lulus atau
mencapai KKM hanya berjumlah 24 siswa (80%) dan yang tidak/belum
mencapai KKM berjumlah 6 siswa (20%), pada siklus 2, siswa yang
berhasil mencapai KKM berjumlah 30 siswa (100%). Berikut adalah
frekuensi prestasi siswa kelas XI IPA SMAN 10 Yogyakarta pada siklus 2.
Tabel 12 : Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 SMAN Yogyakarta Pada Siklus 2
Rentang Kriteria Frekuensi % Keterangan 81-100 Sangat Tinggi 27 27% 66-80 Tinggi 3 10% 56-65 Cukup 0 0% 46-55 Rendah 0 0% 0-45 Sangat Rendah 0 0%
Berdasarkan tabel 12 di atas, terjadi peningkatan dari prestasi awal
siswa hingga siklus 2. Pada prestasi awal, jumlah siswa yang memiliki nilai
“sangat tinggi” tidak ada, pada akhir siklus 1, jumlah siswa yang memiliki
nilai “sangat tinggi” meningkat menjadi 9 siswa (30%), dan pada akhir
siklus 2 jumlah siswa yang memiliki nilai “sangat tinggi” kembali
meningkat menjadi 27 siswa (90%). Jumlah siswa yang memiliki nilai
“tinggi” berkurang, pada prestasi awal berjumlah 27 siswa (90%) dan pada
akhir siklus 1 berjumlah 21 siswa (70%), pada akhir siklus 2 kembali
berkurang, yaitu hanya berjumlah 3 siswa (10%). Menurunnya jumlah siswa
juga terjadi pada kriteria “cukup”, “rendah”, dan “sangat rendah” tidak ada,
pada akhir siklus 1, untuk nilai “cukup” tidak ada, diakhir siklus 1 ini tidak
ada siswa yang memiliki nilai “rendah” dan nilai “sangat rendah”. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
akhir siklus 2, tidak ada siswa yang memiliki nilai yang masuk dalam
kriteria “cukup”, “rendah” maupun “sangat rendah”. Berikut adalah diagram
kondisi prestasi siswa pada siklus 2:
Gambar 6 : Diagram Prestasi Siswa Kelas XI IPA SMAN 10 Yogyakarta Pada Akhir Siklus 2.
3) Motivasi Belajar
Pada akhir siklus 2 ini peneliti kembali menyebarkan kuesioner guna
mengetahui sejauh mana peningkatan motivasi siswa dari sebelum
penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan
media audio-visual hingga setelah penggunaan yaitu pada akhir siklus
2. Berikut adalah hasil dari kuesioner siklus 2.
Tabel 13 : Motivasi Akhir Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta.
No Nama Skor % Kriteria 1 Aurelo Wimitya 214 71,33 Tinggi 2 Avilia Rosa Yuliana 201 67,00 Tinggi 3 Dewi Rahmawati Suci Ramadhani 214 71,33 Tinggi 4 Dewi Sarah 198 66,00 Tinggi 5 Dhea Ananda F 254 84,67 Sangat Tinggi 6 Dian Octaviani Nurlatifa 172 57,33 Cukup
0%
10%
20%
30%
SangatTinggi
Tinggi Cukup Rendah SangatRendah
27%
10%
0% 0% 0%
Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
7 Josua Sado I P 180 60,00 Cukup 8 Latiefa Artamevia Mirza 200 66,67 Tinggi 9 Learino Gutomo 215 71,67 Tinggi 10 Putu Alits 209 69,67 Tinggi 11 Renata Dwi M 218 72,67 Tinggi 12 Vicki Octafia Ningtyas S 214 71,33 Tinggi 13 Yefta Kenan Pangestu 241 80,33 Sangat Tinggi 14 Ahmad Nur Mujahidin 220 73,33 Tinggi 15 Bella Fitri Anggraini 238 79,33 Sangat Tinggi 16 Fatimah Nuraini 197 65,67 Tinggi 17 Titi Nur Rachman 285 95,00 Sangat Tinggi 18 Tito Arigis 214 71,33 Tinggi 19 Ahmad Afifudin Noviantoro 224 74,67 Sangat Tinggi 20 Andre Julio S M 246 82,00 Sangat Tinggi 21 Anisa Hendriany 228 76,00 Sangat Tinggi 22 Annisati Bening Rizlanov 225
75,00 Sangat Tinggi
23 Audrey Athena Melati Putri 204 68,00 Tinggi 24 Eksi Kumala Sari 211 70,33 Tinggi 25 Kristianto D S 235 78,33 Sangat Tinggi 26 Reno Mayor 225 75,00 Sangat Tinggi 27 Theoforo Choristo S 180 60,00 Cukup 28 Clarissa Hayu Karuniacanya 236 78,67 Sangat Tinggi 29 Desriani Sayori 199 66,33 Tinggi 30 Zhuriah Alifsya Ramadhani 241 80,33 Sangat Tinggi
Total 6538 Rata-rata 217,93
Skor Tertinggi 285 Skor Terendah 172
Pada akhir siklus 2 diadakan pembagian kuesioner motivasi belajar
akhir yang bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar siswa setelah
penggunaan model pembelajaran berbasis dan pemanfaatan media audio-
visual dalam pembelajaran. Berdasarkan dari data penelitian tentang
motivasi awal (sebelum penggunaan model pembelajaran berbasis masalah
dan pemanfaatan media audio-visual) sampai dengan pada motivasi akhir
(setelah penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan
media audio-visual) terjadi peningkatan motivasi yaitu pada awal hanya
memiliki nilai total 6176 dengan nilai rata-rata 220,57, pada motivasi akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
nilai total 6538 dengan nilai rata-ratanya mencapai 217,93. Dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 14 : Frekuensi Motivasi Akhir Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 SMAN Yogyakarta.
Rentang Kriteria Frekuensi Persentase Keterangan 223-275 Sangat Tinggi 12 40% 182-222 Tinggi 15 50% 154-181 Cukup 3 10% 127-153 Rendah 0 0%
0-126 Sangat Rendah 0 0%
Dari data diatas siswa yang memiliki motivasi “sangat tinggi”
berjumlah 12 orang, yang memiliki motivasi “tinggi” berjumlah 15 orang,
siswa yang memiliki motivasi “cukup” 3 orang, dan tidak ada yang
memiliki motivasi “rendah” dan “sangat rendah”. Untuk melihat seberapa
besar perbandingannya dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
Gambar 7 : Diagram motivasi akhir belajar sejarah siswa.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
SangatTinggi
Tinggi Cukup Rendah SangatRendah
40%
50%
10%
0% 0%
Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
d. Refleksi Siklus 2
Berdasrkan hasil penelitian yang didapatkan peneliti pada siklus 2
dapat dilihat adanya suatu peningkatan yang sesuai dengan harapan peneliti,
dimana target yang dibuat berhasil dicapai bahkan melewati terget yang
diperkirakan oleh peneliti, seperti: target kenaikan prestasi belajar siswa
yang diharapkan pada akhir siklus 2 ini, persentase siswa yang lulus KKM
mencapai 90%, pada kenyataan akhir siklus 2, persentase siswa yang lulus
KKM melewati target dari peneliti yaitu mencapai 100%. Partisipasi siswa
juga mengalami peningkatan. Selain adanya peningkatan dalam prestasi
belajar siswa, motivasi belajar sejarah siswa juga mengalami peningkatan.
Apabila melihat peningkatan prestasi belajar siswa serta peningkatan
keaktifan siswa, peneliti menarik kesimpulan bahwa penelitian ini berhasil
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa.
Semua peningkatan-peningkatan ini tidak terlepas dari hasil evaluasi
pada siklus 1, perbaikan-perbaikan yang dilakukan peneliti, sehingga hasil
yang dicapai pada siklus 2 ini sangat memuaskan.
B. Komparasi
1. Motivasi Belajar siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta.
Berikut adalah tabel yang menunjukan adanya peningkatan motivasi
belajar sejarah sebelum penggunaan model pembelajaran berbasis masalah
dan pemanfaatan media audio-visual (motivasi awal) dan sesudah penerapan
model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio-visual
(motivasi akhir) :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Tabel 15 : Peningkatan Motivasi Belajar Sejarah Siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta.
No
Nama
Motivasi Awal
Motivasi Akhir
Selisih
Kriteria
Skor % Skor % % Naik Turun 1 Aurelo Wimitya 180 60,00 214 71,33 11,33 √ 2 Avilia Rosa Yuliana 212 70,67 201 67,00 3,67 √ 3 Dewi Rahmawati Suci
Ramadhani 213
71,00 214
71,33 0,33 √
4 Dewi Sarah 188 62,67 198 66,00 3,33 √ 5 Dhea Ananda F 251 83,67 254 84,67 1 √ 6 Dian Octaviani
Nurlatifa 182
60,67 172
57,33 3,34 √
7 Josua Sado I P 183 61,00 180 60,00 1 √ 8 Latiefa Artamevia
Mirza 183
61,00 200
66,67 5,67 √
9 Learino Gutomo 224 74,67 215 71,67 3 √ 10 Putu Alits 196 65,33 209 69,67 4,34 √ 11 Renata Dwi M 214 71,33 218 72,67 1,34 √ 12 Vicki Octafia Ningtyas
S 213
71,00 214
71,33 0,33 √
13 Yefta Kenan Pangestu 201 67,00 241 80,33 13,33 √ 14 Ahmad Nur Mujahidin 221 73,67 220 73,33 0,34 √ 15 Bella Fitri Anggraini 223 74,33 238 79,33 5 √ 16 Fatimah Nuraini 236 78,67 197 65,67 13 √ 17 Titi Nur Rachman 278 92,67 285 95,00 2,33 √ 18 Tito Arigis 207 69,00 214 71,33 2,33 √ 19 Ahmad Afifudin
Noviantoro 213
71,00 224
74,67 3,67 √
20 Andre Julio S M 213 71,00 246 82,00 11 √ 21 Anisa Hendriany 213 71,00 228 76,00 5 √ 22 Annisati Bening
Rizlanov 225
75,00 225
75,00 0 √
23 Audrey Athena Melati Putri
199 66,33
204 68,00
1,67 √
24 Eksi Kumala Sari 234 78,00 211 70,33 7,67 √ 25 Kristianto D S 225 75,00 235 78,33 3,33 √ 26 Reno Mayor 187 62,33 225 75,00 12,67 √ 27 Theoforo Choristo S 180 60,00 180 60,00 0 √ 28 Clarissa Hayu
Karuniacanya 228
76,00 236
78,67 2,67 √
29 Desriani Sayori - - 199 66,33 30 Zhuriah Alifsya
Ramadhani - - 241
80,33
Total 5922 6538 ∑ 20 ∑ 8 Rata-rata 211,5 217,93
Skor Tertinggi 278 285 Skor Terendah 180 180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
2. Prestasi Belajar siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta.
Berikut adalah komparasi prestasi siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10
Yogyakarta dari prestasi awal atau kondisi awal hingga akhir siklus 2 :
Tabel 16 : Data Prestasi belajar siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta.
No
Nama
Prestasi Belajar Keterangan
Kondisi Awal
Akhir Siklus 1
Akhir Siklus 2
Naik Turun
1 Aurelo Wimitya 80 95 95 √ 2 Avilia Rosa Yuliana 65 85 99 √ 3 Dewi Rahmawati Suci
Ramadhani 80 75 80 √
4 Dewi Sarah 80 80 85 √ 5 Dhea Ananda F 80 90 99 √ 6 Dian Octaviani Nurlatifa 70 70 90 √ 7 Josua Sado I P 70 80 95 √ 8 Latiefa Artamevia Mirza 60 70 95 √ 9 Learino Gutomo 80 85 99 √
10 Putu Alits 80 95 99 √ 11 Renata Dwi M 70 80 99 √ 12 Vicki Octafia Ningtyas S 80 95 90 √ 13 Yefta Kenan Pangestu 80 85 90 √ 14 Ahmad Nur Mujahidin 70 75 95 √ 15 Bella Fitri Anggraini 80 80 95 √ 16 Fatimah Nuraini 60 70 95 √ 17 Titi Nur Rachman 80 85 95 √ 18 Tito Arigis 80 85 85 √ 19 Ahmad Afifudin
Noviantoro 75 70 95 √
20 Andre Julio S M 75 75 95 √ 21 Anisa Hendriany 75 75 95 √ 22 Annisati Bening
Rizlanov 80 80 95 √
23 Audrey Athena Melati Putri
70 75 95 √
24 Eksi Kumala Sari 70 80 99 √ 25 Kristianto D S 70 70 85 √ 26 Reno Mayor 80 80 80 √ 27 Theoforo Choristo S 70 75 95 √ 28 Clarissa Hayu
Karuniacanya 80 80 90 √
29 Desriani Sayori 75 80 90 √ 30 Zhuriah Alifsya
Ramadhani 80 80 80 √
Siswa yang mencapai KKM 19 24 30
∑30
∑0 Siswa yang tidak mencapai KKM
11 6 -
Nilai tertinggi 80 95 99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Nilai Terendah 60 70 80
Berdasarkan tabel 16 di atas, dapat dilihat adanya peningkatan
jumlah siswa yang lulus atau mencapai KKM dari prestasi awal hingga akhir
siklus 2. Berikut adalah grafik peningkatan jumlah ketuntasan siswa kelas XI
IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta:
Gambar 8 : Grafik peningkatan jumlah ketuntasan siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta.
3. Partisipasi Siswa Kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta.
Berikut adalah tabel komparasi partisipasi siswa pada siklus 1 dan 2:
Tabel 17 : Partisipasi Siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta.
No
Jenis Partisipasi
Siklus 1 Siklus 2 Skor % Skor %
1 Mencari informasi dan menemukan masalah. 10 13 18 19 2 a. Mencari informasi dan sumber pemecahan masalah 11 14 8 8
b. Menulis/mencatat hasil penemuaanya. 7 9 13 14 3 a. Kerjasama dengan teman 12 16 15 16
b. Mengajukan pertanyaan pada guru. 9 12 7 7 c. Menjawab pertanyaan guru/teman. 7 9 9 9
4 a. Menulis laporan hasil diskusi 10 13 16 17 b. Melaporkan hasil diskusi secara lisan. 11 14 9 9
0
5
10
15
20
25
30
35
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Lulus
Tidak Lulus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Jumlah 77 100 95 100
Berdasarkan pada tabel di atas, partisipasi siswa pada pra siklus dalam
kegiatan pembelajaran memiliki jumlah keseluruhan skor adalah 69, point
partisipasi yang dominan adalah 3a yaitu kerjasama dengan teman dan yang
memiliki skor terendah adalah 2b menulis dan mencatat.
Pada siklus 1 ini terdapat peningkatan yang cukup partisipasi siwa
pada siklus 1 dalam kegiatan pembelajaran memiliki jumlah keseluruhan skor
adalah 77, poin partisipasi yang paling dominan adalah 3a kerjasama dengan
teman, dan yang memiliki skor paling rendah adalah poin 2b dan 3c,
menulis/mencatat, dan menjawab pertanyaan guru atau teman.
Pada siklus 2 ini terdapat peningkatan yang cukup partisipasi siwa
pada siklus 2 dalam kegiatan pembelajaran memiliki jumlah keseluruhan skor
adalah 95, poitn partisipasi yang paling dominan adalah 1 mencari informasi
dan menemukan masalah yang harus diselesaikan, dan yang memiliki skor
paling rendah adalah poin 3b, mengajukan pertanyaan pada guru. Berikut
adalah grafik partisipasi siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta dari
siklus 1 hingga siklus 2:
Gambar 9 : Grafik partisipasi siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta dari siklus
1 hingga siklus 2.
0
5
10
15
20
1 2a 2b 3a 3b 3c 4a 4b
siklus I
siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
C. Pembahasan
Berdasarkan deskripsi pelaksanaan penelitian dan hasil analisis yang telah
dipaparkan atau dijelaskan pada subab sebelumnya maka pada bagian ini akan
membahas mengenai indikator keberhasilan terkait dengan prestasi belajar sejarah
dan motivasi belajar sejarah dalam pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajarn berbasis masalah dan pemanfaatan media aduio visual pada siklus
pertama dan siklus kedua. Karena motivasi dan prestasi belajar adalah dua hla
yang diteliti. Motivasi merupakan dorongan yang timbul pada diri seseorang
secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tuujuan
tertentu. Sedangkan prestasi belajar merupakan kegiatan yang dilakukan secara
sadar dan rutin oleh siswa, sehingga akan mengalami perubahan baik itu
pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku yang dihasilkan dari proses
latihan dan pengalaman belajar individu itu sendiri yang dinyatakan dalam bentuk
skor/nilai.
Penggunaan metode dan media juga menjadi faktor yang sangat
berpengaruh dalam hal ini, model pembelajaran berbasis masalah dan
pemanfaatan media audio visual dalam pembelajaran, siswa diberi permasalahan
untuk dipecahkan dalam kelompok, lalu siswa sendiri yang mencari informasi
serta bahan-bahan untuk memecahkan masalah tersebut. Peran guru dalam metode
pembelajaran berbasis masalah tidak lagi sebagai pemberi informasi utama seperti
pada metode ceramah yang dipakai sebelumnya, tetapi hanya sebagai pendamping
siswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga menjadikan siswa lebih berperan
aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dengan bisa berperan lebih besar dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
kegiatan pembelajaran, pandangan siswa berubah terhadap mata pelajaran sejarah,
yang awalnya menganggap pelajaran sejarah adalah pelajaran yang sangat
membosankan menjadi lebih bisa menghargai serta mengambil ilmu dari pelajaran
sejarah itu. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan partisipasi siswa yang
berbanding lurus dengan peningkatan prestasi dan motivasi dari keadaan sebelum
penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio
visual dan sampai akhir penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan
pemanfaatan media audio visual yaitu pada akhir siklus 2.
Berikut adalah pembahasan analisis data yang telah dilakukan :
1) Peningkatan Prestasi Belajar Sejarah
Melalui hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan model
pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio-visual berhasil
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta.
Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan persentase ketuntasan belajar,
pada prestasi awal persentasenya hanya mencapai 63,33%, setelah
penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media
audio-visual pada siklus 1 meningkat menjadi 80% dan pada akhir
penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media
audio-visual yaitu siklus 2 menjadi 100%. Pada prestasi awal, jumlah siswa
yang memiliki nilai “sangat tinggi” belum terlihat, pada akhir siklus 1, jumlah
siswa yang memiliki nilai “sangat tinggi” meningkat menjadi 27 siswa 90%,
dan pada akhir siklus 2 jumlah siswa yang memiliki nilai “sangat tinggi” tetap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
sama dengan akhir siklus 1, namun disisi lain mencapai 100% ketuntasan atau
semuanya mencapai KKM.
2) Peningkatan Motivasi Belajar Sejarah.
Peningkatan motivasi ini terlihat pada tabel 13 dimana terjadi peningkatan
motivasi dari sebelum penggunaan (awal) hingga setelah penggunaan model
pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio-visual.
Berdasarkan dari data penelitian dari motivasi awal sampai dengan motivasi
akhir terjadi peningkatan motivasi yaitu pada motivasi awal hanya memiliki
skor total 5922 dengan skor rata-rata 197,4, pada motivasi akhir skor totalnya
6538 dengan skor rata-ratanya mencapai 217,93. Hal ini disebabkan karena
penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media
audio visual yang diterapkan oleh peneliti saat menagajar mudah dipahami
oleh siswa, penerapan model pembelajaran berbasis masalah yang menarik
dengan memberi masalah pada siswa kemudian didisksikan ke dalam
kelompok dan materi yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis
masalah dan pemanfaaatan media audio visual menjadi menarik.
Tercapainya hasil belajar yang optimal tersebut, tidak lepas dari banyak
aspek yang mendukung selama proses pembelajaran di dalam kelas. Selama
proses pembelajaran sejarah dari siklus I sampai dengan siklus II, peneliti
menunjukkan tindakan-tindakan yang memang harus dilakukan oleh seorang
guru dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah. Meningkatnya prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPA 1 SMAN
10 Yogyakarya, dikarenakan adanya motivasi serta partisipasi siswa dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
mengikuti pembelajaran sejarah. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I
dan II, maka penelitian yang dilakukan oleh peneliti di kelas XI IPA 1 SMAN
10 Yogyakarta tidak di lanjutkan pada siklus berikutnya, karena hasil yang
diperoleh pada siklus I dan II telah tercapai sesuai dengan target keberhasilan
yang telah ditentukan oleh peneliti.
Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media
audio visual telah memberikan konstribusi terhadap peningkatan motivasi dan
prestasi belajar sejarah dikelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta. Maka dapat
disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan
media audio visual dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar sejarah
siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan penelitian yang telah dilakukan selama dua siklus, dan
berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah dan pemanfaatan
Media Audio-visual dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa
yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan prestasi siswa yang
dapat dilihat pada tabel komparasi prestasi belajar siswa kelas XI IPA
1 SMAN 10 Yogyakarta dari keadaan awal hingga akhir siklus 2 (tabel
13). Peningkatan prestasi ini dapat dilihat dari naiknya jumlah
ketuntasan siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta, pada prestasi
awal siswa yang berhasil lulus KKM hanya berjumlah 19 siswa, pada
akhir siklus 1 jumlah siswa yang berhasil lulus meningkat menjadi 24
siswa dan pada akhir siklus 2, jumlah siswa yang berhasil lulus
meningkat menjadi 30 siswa.
2. Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan
media audio-visual ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan motivasi belajar siswa
yang dapat dilihat pada tabel komparasi motivasi belajar siswa dan
komparasi partisipasi keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Rata-rata motivasi belajar siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta
adalah 211,5, pada motivasi belajar akhir meningkat menjadi 217,9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses
belajar mengajar pelajaran sejarah bisa lebih menarik dan mendapatkan hasil yang
memuaskan bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Lembaga Pendidikan/Sekolah
Mata pelajaran sejarah kadang dianggap sebagai pelajaran yang “mudah”
atau “enteng” karena pelajarannya hanya mengingat kejadian-kejadian atau
peristiwa dimasa lalu sehingga biasanya lembaga pendidikan dalam hal ini
pihak sekolah kurang memberi perhatian terhadap mata pelajaran sejarah.
Akibat dari kurangnya perhatian tersebut sehingga menuntut kreatifitas dari
guru dalam mengajar, tetapi tetapi kadang kreatifitas guru tersebut terbentur
dengan pihak sekolah yang biasanya tidak mendukung, misalnya guru
sejarah ingin mengajak murid-murid untuk melakukan study tour ke tempat-
tempat bersejarah tetapi pihak sekolah melarang dengan alasan terlalu jauh
dan dapat mengganggu kegiatan belajar mengajar. Sehingga akibat dari
kurangnya dukungan tersebut menjadikan guru kurang memiliki semangat
untuk mengajar dan hanya menggunakan metode-metode yang mudah saja,
metode yang sering biasanya dipakai oelh guru sejarah adalah metode
ceramah. Karena metode yang selalu sama ini menimbulkan rasa bosan pada
diri siswa, dari rasa bosan inilah yang nantinya akan berdampak pada
penurunan prestasi serta motivasi belajar siswa. Dengan adanya penelitian
ini PTK ini, diharapkan dapat merubah anggapan tersebut dan lembaga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
pendidikan dalam hal ini adalah pihak sekolah bisa lebih memberi
dukunngan serta fasilitas bagi guru sejarah.
2. Bagi Guru
Dalam rangka untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa,
seorang guru hendaknya lebih inovatif dalam pemilihan model yang akan
digunakan dalam pembelajaran, dikarenakan model juga sangat berpengaruh
pada karakter siswa didalam kelas sewaktu pembelajaran berlangsung dan
sering menggunakan media-media yang baru agar pembelajaran tidak
membosankan dan membuat siswa malas/bolos.
3. Bagi Calon Guru
Sebagai seorang calon guru terutama bagi calon guru sejarah harus bisa
mengolah materi dan menggunakan media-media yang menarik sehingga
pelajaran sejarah tidak dianggap membosankan dan dapat menarik perhatian
siswa. Dengan pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan dapat
menumbuhkan motivasi siswa yang tinggi dalam mengikuti mata pelajaran
sejarah di kelas dan siswa merasa nyaman dan tertarik untuk terus
mempelajari mata pelajaran sejarah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Daftar Pustaka
Arief Sadiman. 2003. Media Pendidikan, Pengertian Pengembangan dan
Maanfaatnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Amir Taufiq. 2010. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning.
Jakarta:Prenada Group.
Dadang Supardan. 2004. Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan
Struktural, Bandung : Bumi Aksara.
Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rieka Cipta.
Depdikbud.1999. Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research).
Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat
Pendidikan Menengah Umum.
Djamarah Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta : Rieka Cipta.
Erna Febru Aries dan Ari Dwi Haryono. 2012. Penelitian Tindakan Kelas (Teori
dan Aplikasinya). Malang : Aditya Media Publishing.
Ign Masidjo. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakrta:
Kanisius.
Jacobsen David A dkk. 2009. Metode-metode Pengajaran Meningkatkan Belajar
siswa TK-SMA. Yogyakarta: Pusataka Pelajar.
Mulyasa.E. 2004. Implementasi Kurikulum: Panduan Pembelajaran KBK.
Bandung : PT.Remaja Rosda Karya.
Noer Rohmah. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Teras.
Kompri. 2015. Motivasi Pembelajaran (Perspektif Guru dan Siswa). Bandung :
PT.Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Kunandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Rajagravindo Persada.
Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya. 1990.
Ngalim Purwanto. 1986. Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya.
Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara.
2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta:
Bumi Aksara.
Sardiman.A.M. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: CV.
Rajawali.
Suparno Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Kanisius.
Rahman Hamid, dkk. 2011. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Penerbit
Ombak.
Rusman. 2010. Model-model Pembeajaran (pengembangan profesionalisme
guru). PT Raja Grafindo Persada.
Sanaky Hujair AH. 2013. Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif. Yogyakarta:
Kaukaba Dipantara.
Sanjaya W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Slameto. 1995. Pengertian Belajar. Jakarta: Rieka Cipta.
Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
2009.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Suleiman Amir Hamzah. 1981. Media Audio-Visual untuk pengajaran,
penerangan dan penyuluhan. Jakarta: PT Gramedia.
Sumarna Supranata. Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interprestasi Hasil Tes.
Bandung: PT Remaja.
Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran (teori dan konsep dasar),
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Uno Hamzah B. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Uzer Usman. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mnegajar. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya. Cet. 1.
Winkel. W.S. 1989. Psikologi Pengajaran. Jakarta : PT. Gramedia.
Winkel, W.S. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi belajar. Jakarta:
Gramedia.
Wijaya Kusuma dan Dedi Dwitagama. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta : PT Indeks.
Wina Sajaya. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana
Yudhi Munadi. 2013. Media Pembelajaran (sebuah pendekatan baru), Jakarta:
Referens.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
SILABUS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Sekolah : SMA Negeri 10 Yogyakarta
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas : XI / IPA
Standar Kompetensi : 1. Merekonstruksi perjuangan bangsa Indonesia sejak masa proklamasi hingga lahirnya orde baru.
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu
Sumber Belajar
1.1. Merekonstruksi perkembangan masyarakat Indonesia sejak proklamasi hingga demokrasi terpimpin.
Merekonstruksi perkembangan masyarakat Indonesia sejak proklamasi hingga demokrasi terpimpin. Uraian Materi: Kehidupan politik
Indonesia di masa Demokrasi Parlementer
Kehidupan ekonomi Indonesia di masa Demokrasi Parlementer
Kehidupan politik Indonesia di masa
Kegiatan Tatap Muka Guru menerangkan
Indonesia pada masa demokrasi parlementer dan demokrasi terpimpin
Kegiatan Mandiri Tidak Tatatp Muka siswa berdiskusi
mengenai ciri khas kehidupan politik di masa masing-masing kabinet pada masa Demokrasi Parlementer
Membandingkan
sistem dan struktur politik pada masa demokrasi parlementer dengan demokrasi terpimpin serta pengaruh yang di timbulkannya
Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kegagalan penyusunan undang-undang dasar baru
Mendeskripsikan kehidupan masyarakat di berbagai daerah
Teknik Penilaian Tes
tertulis Bentuk Instrumen Tes
tertulis pilihan ganda
2 JP
Alfian, Magdalia, dkk. 2006. Sejarah Untuk SMA dan MA Kelas XI Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Erlangga Gogel dan Wikipedia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Demokrasi Terpimpin
Kehidupan ekonomi Indonesia di masa Demokrasi Terpimpin
Perubahan sosial dan budaya bangsa Indonesia
Kondisi politik, ekonomi, dan sosial Indonesia di awal 1960-an
sehubungan dengan nasionalisme ekonomi, pergolakan politik daerah dan meningkatkan ketegangan antar kekuatan politik
Mengetahui, Yogyakarta, April 2016
Kepala SMA Negeri 10 Yogyakarta Guru Mata Pelajaran
( Drs. Basuki ) ( )
NIP/NIK : NIP/NIK :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMA N 10 Yogyakarta
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/ Semester : XI IPA/1
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Standar Kopetensi : 2. Merekontruksi perjuangan bangsa Indonesia
sejak masa Proklamasi hingga lahirnya orde baru
Kopetensi Dasar : 2.2. merekontruksi perkembangan masyarakat
Indonesia sejak proklamasi hingga demkokrasi
terpimpin
Indikator :
- membandingkan sistem dan struktur politik pada
masa Demokrasi Liberal dengan Demokrasi
Terpimpin serta pengaruhnya yang ditimbulkan
- Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab
kegagalan penyusuna undang-undang dasar baru
- Menganalisis kehidupan masyarakat di berbagi
daerah sehubungan dengan nasionalisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
ekonomi, pergolakan politik daerah, dan
meningkatnya ketegangan antar kekuatan.
Tujuan Pembelajaran:
1. Membandingkan sistem dan struktur politik pada masa Demokrasi Liberal
dengan Demokrasi Terpimpin serta pengaruh yang ditimbulkanya
2. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kegagalan penyusunan undang-
undang baru
3. Menganalisis kehidupan masyarakat di berbagai daerah sehubungan dengan
nasionalisasi ekonomi, pergolakan politik daerah, dan meningkatnya
ketegangan antar kekuatan poitik
Materi Ajar
1. Kehidupan politik Indonesia pasca kemerdekaan
2. Kehidupan Indonesia pada masa demokrasi liberal
3. Dinamika jatuh bangun kabinet pada masa demokrasi liberal
4. Dinamika pembentukan Undang-Undang baru
5. gagalnya konstituante menyusun Undang-Undang baru
6. Dikeluarkanya dekrit presiden
7. Perubahan demokrasi Indonesia liberal menjadi terpimpin
8. Kehidupan ekonomi pada masa demokrasi terpimpin
9. Kehidupan politik pada masa demokrasi terpimpin
Strategi Pembelajaran
1. Model pembelajaran : Pembelajaran Berbasis Masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
2. Metode : ceramah, diskusi, tanya jawab
Langkah-langkah Kegiaatan Pembelajaran
1. Pertemuan ke 1(2x45 menit)
KEGIATAN
Aloka
si
waktu
1. PENDAHULUAN
Memberikan salam
Melaksankan Presnsi
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Melaksankan apresepsi
10
2. KEGIATAN INTI
Eksplorasi
Menjelaskan tentang kehidupana demokrasi bangsa
Indonesia pasca kemerdekaan
Menunjukan video tentang demokrasi Indonesia pada
masa demokrasi liberal dan berbagai aspek kehidupan
(ekonomi, social, politik dan budaya)
Elaborasi
Siswa dibagi dalam 6 kelompok, setiap kelompok
terdiri dari 5 siswa
Siswa dibantu untuk mencari permasalah
Siswa menggali segala informasi untuk mencari solusi
atas permasalahan yang sudah dianggkat
Guru memantau ddiskusi masing masing kelompok
Konfirmasi
Siswa mempresentasikan jawaban atas permasalahan
Guru mengkoreksi dan menilai hasil kerja siswa
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
3. PENUTUP
Guru dan siswa bersama sama merefleksikan materi tentanng
demokrasi Indonesia pada masa liberal dan berbagai aspek
kehidupan (ekonomi, social, politik dan budaya)
Guru memberi penguatan untuk materi demokrasi parlemnter
dan berbagai aspek kehidupan (ekonomi, social, politik dan
budaya)
Guru menyampaikan materi yang akan datang
Mengucapkan salam
20
2. Pertemuan ke 2 (2x45 menit)
KEGIATAN
Aloka
si
waktu
4. PENDAHULUAN
Memberikan salam
Melaksankan Presnsi
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Melaksankan apresepsi
10
5. KEGIATAN INTI
Eksplorasi
Menjelaskan tentang kehidupana demokrasi bangsa
Indonesia pasca kemerdekaan
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Menunjukan video tentang demokrasi Indonesia pada
masa demokrasi terpimpin dan berbagai aspek
kehidupan (ekonomi, social, politik dan budaya)
Elaborasi
Siswa dibagi dalam 6 kelompok, setiap kelompok
terdiri dari 5 siswa
Siswa dibantu untuk mencari permasalah
Siswa menggali segala informasi untuk mencari solusi
atas permasalahan yang sudah dianggkat
Guru memantau ddiskusi masing masing kelompok
Konfirmasi
Siswa mempresentasikan jawaban atas permasalahan
Guru mengkoreksi dan menilai hasil kerja siswa
6. PENUTUP
Guru dan siswa bersama sama merefleksikan materi tentanng
demokrasi Indonesia pada masa parlementer dan berbagai
aspek kehidupan (ekonomi, social, politik dan budaya)
Guru memberi penguatan untuk materi demokrasi terpimpin
dan berbagai aspek kehidupan (ekonomi, social, politik dan
budaya)
Guru menyampaikan materi yang akan datang
Mengucapkan salam
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Materi Ajar
Kehidupan Indonesia pada Masa Demokrasi Parlementer
Perjalanan sejarah Indonesia pada masa Demokrasi Parlementer diawali oleh
pemerintah dengan tujuh masa kabinet yang berbeda. Sistem pemerintahan pada
demokrasi parlementer menetapkan kabinet-kabinet ini bertanggung jawab secara
langsung kepada parlemen.
Kondisi Indonesia pada masa ini sangatlah rentan karena dalam kurun waktu
pemerintahan ketujuh kabinet tersebut, kinerja kabinet sering terjadi deadlack dan
ditentang parlementer. Hal itu terjadi karena adanya kelompok oposisi yang kuat
sehingga mengakibatkan timbulnya konflik kepentingan dalam proses perumusan
dan pembuatan kebijakan negara.
Kegagalan Konstituante dalam Menyusun Undang-Undang Baru
Kehidupan Indonesia pada masa demokrasi perlementer juga diawali dengan
gagalnya konstituante dalam membuat undang-undang yang baru bagi Indonesia.
Konstituante sendiri adalah sebuah lembaga yang dibentuk untuk membentuk
undang-undang. Pada 20 november 1956 konstituante mulai bersidang untuk
pertama kalinya. Pada siding pertama ini soekarno memberikan kewenangan
untuk menyusun dan menetapkan undang-undang dasar Republik Indonesia tanpa
ada batas masa kerja.
Masa awal kerjanya konstutiante dihadapkan pada tidak adanya kebulatan
suara antar kelompok-kelompok didalam didalam konstituante. Semangat untuk
bersatu dan merumuskan UU berubah menjadi perasaan saling mementingkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
kepentingan kelompok sendiri. Tantangan kerja yang dihadapi oleh konstituante
antara lain terjadi pada 29 mei 1959. Saat itu ada usulan dari kalangan kelompok
islam untuk memasukan kembali butir piagam Jakarta yang menyatakan “dengan
kewajiban syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya” . pada sidang konstituante
pada taggal 29 mei 1959, diambil langkah pemungutan suara untuk
menyelesaikan masalah itu. Hasilnya, 201 setuju dan mendukung, serta 265 suara
menolak. Dari hasil itu tidak tercapai kuorum yang seharusnya, yaitu 2/3 dari
jumlah seluruh anggota konstituante yang hadir.
Pada 30 mei 1959, konstituante kemabali melakukan sidangnya. Agenda
sidang ini adalah membahas usulan pemerintah untuk kembali pada UUD 1945
tanpa perubahan. Kemudian dilakuakan lagi sidang untuk menentukan UUD
namun hasilnya sama dengan sidang pertama yang tidak mencapai kuorum.
Faktor-faktor utama yang menyebabkan kegagalan konstituante dalam
merancang sebuah UUD bagi Indonesia adalah terdapat sikap mementingkan diri
sendiri atau golongan partai politik yang berada didalam konstituante.
Kehidupan Ekonomi Indoenesia di Masa Demokrasi Perlementer
Pada masa kabinet Sukiman, salah satu perubahan kehidupan ekonomi yang
terjadi adalah adalah proses nasionalisme yang dilakukan pemerintah. Proses
nasionalisme ekonomi ini menyangkut tiga bidang utama, yaitu nasionalisme de
Javasche Bank menjadi Bank Indonesia, pembentukan Bank Negara Indonesia
dan pemberlakuan Oeang Repoeblik Indonesia (ORI).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Sebelum dilaksanakanya nasionalisasi De Javasche Bank, terjadi proses
pembentukan Bank Negara Indonesia sebagai bank nasional pertama Indonesia
dan dikukuhkan dalam peraturan pemerintah pengganti UU No. 2/1946. Proses itu
terjadai pada 5 juli 1946. Langkah lanjutan dari nasionalisme De Javasche Bank
adalah dikeluarkanya UU No 24.1951 yang berisi tentang pelaksanaan
nasionalisme De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia yang berfngsi sebagi
bank sentral dan bank sirkulasi.
Pemerintah Indonesia melakukan nasionalisme mata uang Republik
Indonesia dengan menukar mata uang Jepang ke mata uang Indonesia yang
disebut sebagi Oeang Republik Indinesia (ORI). Pada masa demokrasi
perlementer, proses nasionalisasi ekonomi Indonesia tidak berjalan mulus karena
konflik kepentingan politik antar kelompok didalam tubuh konstituante dan
parlemen. Berbagai kebijakan pada masa demokrasi perlemnter menunjukkan hal
itu. Contohnya, proyek nasionalisme ekonomi pada masa kabinet Ali I yang
menekan nasionalisasi sektor perekonomian itu merupakan salah satu upaya
pemerintah kabinet Ali I dalam meningkatkan taraf perekonomian bangsa
Indonesia.
Perubahan perekonomian negara juga terlihat pada masa kabinet Ali II.
Ditandatanganinya UU pembatanlan Konfrensi Meja Bundar (KMB) oleh
presiden Soekarno pada 3 mei 1956 berakibat pada berpindahnya asset-aset modal
yang dimiliki para pengusaha Belanda ketangan pengusaha pribumi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Kehidupan Politik Indonesia di Masa Demokrasi Terpimpin
Perpindahan sistem pemerintahan Indonesia pada masa demokrasi
parlementer ke demokrasi terpimpin diawali oleh adanya potensi ancaman konflik
internal dalam negeri. Hal itu disebabkan oleh tingginya benturan kepentingan
antar kelompok politik di Indonesia. Puncaknya adalah dibubarkanya konstituante
karena tidak berhasil membuat undang-undang. Untuk mengatasi potensi ancaman
dalam negeri, KSAD A.H. Nasution mengeluarkan peraturan
Prt/Perperu/040/1959. Peraturan tersebut berisi larangan bagi seluruh kegiatan
atau aktivitas yang berbau politik tersebut dan mulai berlaku 3 juni 1959.
Kebuntuan kinerja konstituante akhirnya ditutup dengan pengumuman Dekrit
Presiden 5 juli 1959 yang berisi sebagi beikut:
Pembubaran Konstituante.
Tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya kembali UUD 1945.
Pembentukan MPRS dan DPAS.
Pemberlakuakn dekrit presiden 5 juli 1959 ini merupakan momen pergantian
sistem demokrasi Indonesia dari demokrasi liberal menjadi demokrasi
presidensial. Dekrit presiden juga menandai berakhirnya tugas konstituante
setelah 3 tahun gagal membuat rancangan UUD pengganti UUDS 1950.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
KISI-KISI MOTIVASI BELAJAR SEJARAH
No Variabel Indikator
Komponen Sikap
Total % Kognitif Afektif Konati
f
+ - + - + -
1 Motivasi di disebut ARCS yaitu meliputi; Attention (Perhatian), Relevance (Relevansi), Confidence (keyakinan/rasa percaya diri siswa), dan Satisfaction (Kepuasan).
Perhatian 1 2 3 4 5 6 6
Relevansi 7 8 9 10 11 12 6
Keyakinan 13 14 15 16 17 1
8 6
Kepuasan 19 20 21 22 23 2
4 6
2 Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku.
Semangat 25 26 27 28 29 30 6
Kemandirian bertindak 31 32 33 34 35 3
6 6
3 Motivasi adalah dorongan dan kekuatan yang muncul dari dalam diri individu untuk melakukan sesuatu.
Keberanian menghadapi kegagalan
37 38 39 40 41 42 6
Kemampuan bangkit dari kegagalan
43 44 45 46 47 48 6
4 Motivasi adalah suatu dorongan yang menyakinkan diri individu untuk sukses.
Gambaran keberhasilan 49 50 51 52 53 5
4 6
Membuat rencana 55 56 57 58 59 6
0 6
TOTAL 10 10 10 10 10 10 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Data Reliabilitas Kuesioner Motivasi
N0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 3 5 3 3 4 3 3 4 3
2 4 3 4 3 4 1 4 3 5 3
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 4 3 2 1 3 3 3 3 3
5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4
6 2 4 4 1 3 4 3 4 2 2
7 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3
8 5 4 4 3 4 4 5 4 4 4
9 4 3 5 4 3 2 4 4 4 2
10 5 4 4 4 3 2 3 3 4 4
11 4 3 3 2 4 4 4 4 3 3
12 3 4 4 2 3 4 4 3 2 3
13 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5
14 4 4 4 2 3 3 4 4 3 4
15 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4
16 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4
17 5 5 5 1 5 3 5 5 5 5
18 4 4 4 2 3 3 3 3 4 2
19 2 2 4 2 2 5 4 4 3 3
20 4 4 4 2 4 3 4 3 4 4
21 4 4 4 2 3 4 4 4 3 4
22 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4
23 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4
24 3 4 4 4 3 4 3 4 4 5
25 4 5 4 4 4 3 4 3 5 4
26 3 4 3 3 2 2 3 3 4 3
27 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4
28 4 4 4 3 4 5 3 3 4 5
R .486** ,355 .632** ,164 .654** ,315 .710** .510** .471* .608**
T 1,378 0,687 2,628 0,139 2,882 0,533 3,65 1,541 1,282 2,374
S 0,95 0,9 0,999 0,9 0,999 0,9 0,999 0,95 0,95 0,999
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
3 4 3 5 3 3 3 3 4 4
3 3 3 4 1 3 3 4 4 4
4 4 4 4 3 3 4 4 4 4
2 3 4 3 3 3 3 3 5 3
5 4 4 4 2 4 5 5 4 4
1 3 4 3 2 2 4 2 3 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 2 5 5 2 3 4 5 5 4
5 1 2 3 1 5 4 4 3 3
4 3 4 4 3 4 3 4 4 4
3 3 4 4 4 3 3 2 4 4
5 5 3 5 4 4 4 5 4 4
3 4 5 5 3 3 5 4 4 4
3 4 4 4 4 4 3 4 4 4
4 4 4 4 2 4 3 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 3 4 2 4 4 4 4 4
3 3 4 4 3 3 3 2 4 4
4 3 4 4 1 5 4 4 4 4
3 4 4 4 3 4 3 4 4 4
3 3 4 4 3 3 2 4 5 4
3 2 4 4 3 2 4 3 4 3
4 5 4 4 2 4 4 4 4 4
3 3 4 4 2 4 4 4 4 4
4 2 3 4 1 3 3 4 4 3
4 2 3 3 3 2 3 3 3 3
4 5 4 4 4 5 4 3 4 3
.488** .670** .462* .671** .384* .582** .430* .602** .472* .730**
1,391 3,083 1,227 3,096 0,814 1,947 1,044 2,314 1,288 3,975
0,95 0,999 0,95 0,999 0,9 0,95 0,95 0,999 0,95 0,999
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
4 3 4 3 2 5 4 3 4 4
3 4 4 3 4 5 4 3 4 3
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
3 3 4 2 3 4 3 3 3 2
5 4 4 4 4 5 4 5 5 4
2 4 4 2 3 4 4 4 3 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
2 4 4 3 3 5 5 4 4 3
4 4 3 3 3 4 4 2 5 2
3 3 3 3 3 5 4 4 4 3
3 4 4 3 4 5 4 4 3 3
4 4 4 4 3 5 5 4 4 3
3 3 4 2 3 5 3 4 4 3
4 4 4 3 3 5 4 4 4 4
4 4 4 3 4 5 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
3 4 3 3 3 4 4 4 3 3
2 4 3 4 4 5 3 4 4 4
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4
3 4 4 4 4 5 4 4 4 4
3 4 4 3 3 4 4 4 4 3
4 3 4 3 3 5 4 4 4 4
3 4 4 4 3 5 4 4 4 4
3 4 4 3 3 2 3 2 4 3
3 4 3 2 2 4 4 3 2 2
3 4 4 3 3 5 4 4 4 3
.653** .397* .587** .752** .484** .647** .602** .703** .586** .787**
2,87 0,828 2,17 4,374 1,365 2,799 2,314 3,543 2,16 5,118
0,999 0,975 0,999 0,999 0,95 0,999 0,999 0,999 0,999 0,999
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
4 5 5 4 4 4 4 5 4 4
4 5 5 5 3 4 3 4 4 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 4 5 2 3 3 5 2 5
5 5 5 4 5 4 5 4 5 4
4 4 4 4 3 4 2 4 3 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
5 4 5 5 4 4 4 5 4 4
5 5 5 5 3 4 3 5 3 3
4 4 3 4 2 3 2 3 3 4
4 3 5 5 3 3 4 4 3 4
4 4 5 5 5 4 3 5 5 5
4 5 4 5 5 4 4 5 4 5
3 5 5 5 4 4 4 4 4 3
4 4 5 4 3 4 4 4 3 4
4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 1 5 5 5
4 4 5 4 3 3 3 4 3 3
5 5 5 5 4 4 3 4 3 3
5 4 5 5 4 4 4 5 4 4
4 5 5 4 5 4 4 4 5 3
4 5 5 5 4 4 3 4 4 4
3 4 4 4 3 3 3 4 4 4
4 5 4 4 4 4 4 4 4 5
5 4 5 5 4 4 4 5 4 5
3 2 3 4 3 3 2 4 3 3
3 4 5 4 3 4 3 3 3 4
4 3 5 4 5 4 3 4 4 3
.672** .566** .493** ,373 .779** .736** ,342 .522** .738** ,324
3,109 1,981 1,424 0,764 4,934 4,08 0,634 1,628 4,115 0,565
0,999 0,95 0,95 0,975 0,999 0,999 0,95 0,95 0,999 0,9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
4 4 4 4 3 4 4 4 4 3
5 4 4 4 3 4 2 4 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 5 5 3 3 3 3 3 3 2
4 4 3 4 4 4 4 4 5 4
4 1 2 4 1 4 2 4 3 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 3 2 4 4 5 4 4 4 4
3 4 3 5 3 5 3 5 4 2
4 2 3 3 4 4 2 4 3 3
4 4 4 4 3 4 2 4 3 4
5 5 4 4 3 4 4 4 3 5
4 3 3 5 4 5 2 4 4 4
4 3 3 3 4 4 5 5 5 2
4 4 4 4 4 4 4 4 3 3
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
3 3 2 3 4 4 3 3 4 4
4 4 4 4 4 4 1 5 4 4
4 4 2 4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
4 3 2 4 3 4 3 4 4 4
4 3 2 3 3 4 3 4 3 2
3 3 3 4 4 4 3 4 4 3
4 4 4 5 4 5 4 4 4 5
3 4 3 3 3 4 3 3 3 3
4 4 2 3 3 3 3 3 3 3
4 4 3 4 4 4 3 4 3 4
111 102 90 108 99 114 91 111 103 97
,372 ,363 ,262 .748** .710** .682** .524** .551** .741** .645**
0,76 0,721 0,362 4,298 3,65 3,242 1,643 1,855 4,169 2,775
0,5 0,975 0,975 0,999 0,999 0,999 0,95 0,95 0,999 0,999
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
51 52 53 54 55 JLH
3 3 4 4 4 205
1 5 2 3 3 195
4 4 4 4 4 217
1 4 2 3 1 170
4 4 3 3 4 231
1 3 2 3 2 163
3 3 3 3 3 167
4 4 4 4 4 221
2 4 2 4 3 203
2 3 2 4 3 179
4 4 3 3 3 197
3 3 3 3 2 203
3 4 3 5 3 228
1 4 2 1 4 200
3 3 3 3 3 204
4 4 4 4 4 220
5 5 5 5 5 265
2 4 2 3 3 186
3 4 3 2 4 196
3 4 4 3 5 215
4 4 4 3 4 215
3 4 3 3 4 206
2 2 2 3 3 181
4 4 5 3 5 213
5 4 5 4 3 224
3 3 3 3 3 169
3 3 3 3 3 178
3 4 3 4 3 209
83 104 88 93 95 5660
.673** .602** .667** .477* .641**
3,122 2,314 3,044 1,32 2,729
0,999 0,999 0,999 0,9 0,999
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Mencari t dan signifikansi motivasi belajar siswa
t= 𝑟 . √𝑛−2
√1−𝑟2
Tabel data yang diamsukin dalam rumus
X r r2
1–r2
Sig
1 0,486 0,2362 5.291 2571,426 0,763804 0,873958809 1430 0,95
2 0,355 0,12603 5.291 1878,305 0,873975 0,934866301 713 0,95
3 0,63 0,3969 5.291 3333,33 0,6031 0,776595133 2704 0,95
4 0,164 0,0269 5.291 867,724 0,973104 0,986460339 144 0,95
5 0,65 0,4225 5.291 3439,15 0,5775 0,759934208 2942 0,95
6 0,315 0,09923 5.291 1666,665 0,900775 0,949091671 553 0,95
7 0,71 0,5041 5.291 3756,61 0,4959 0,704201676 3788 0,95
8 0,51 0,2601 5.291 2698,41 0,7399 0,860174401 1600 0,95
9 0,471 0,22184 5.291 2492,061 0,778159 0,88213321 1331 0,95
10 0,608 0,36966 5.291 3216,928 0,630336 0,793937025 2464 0,95
11 0,488 0,23814 5.291 2582,008 0,761856 0,872843629 1444 0,95
12 0,67 0,4489 5.291 3544,97 0,5511 0,742361098 3199 0,95
13 0,132 0,01742 5.291 698,412 0,982576 0,991249716 93 0,95
14 0,462 0,21344 5.291 2444,442 0,786556 0,886879924 1273 0,95
15 0,671 0,45024 5.291 3550,261 0,549759 0,741457349 3213 0,95
16 0,384 0,14746 5.291 2031,744 0,852544 0,923333093 845 0,95
17 0,582 0,33872 5.291 3079,362 0,661276 0,813188785 2204 0,95
18 0,43 0,1849 5.291 2275,13 0,8151 0,902828887 1084 0,95
19 0,602 0,3624 5.291 3185,182 0,637596 0,798496086 2401 0,95
20 0,27 0,0729 5.291 1428,57 0,9271 0,962860322 401 0,95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
21 0,472 0,22278 5.291 2497,352 0,777216 0,881598548 1337 0,95
22 0,73 0,5329 5.291 3862,43 0,4671 0,683447145 4126 0,95
23 0,209 0,04368 5.291 1105,819 0,956319 0,977915641 236 0,95
24 0,653 0,42641 5.291 3455,023 0,573591 0,757357907 2979 0,95
25 0,397 0,15761 5.291 2100,527 0,842391 0,91781861 909 0,95
26 0,195 0,03803 5.291 1031,745 0,961975 0,980803242 205 0,95
27 0,587 0,34457 5.291 3105,817 0,655431 0,809586932 2252 0,95
28 0,752 0,5655 5.291 3978,832 0,434496 0,659163106 4539 0,95
29 0,484 0,23426 5.291 2560,844 0,765744 0,875067997 1416 0,95
30 0,647 0,41861 5.291 3423,277 0,581391 0,76249 2905 0,95
31 0,602 0,3624 5.291 3185,182 0,637596 0,798496086 2401 0,95
32 0,703 0,49421 5.291 3719,573 0,505791 0,711189848 3677 0,95
33 0,586 0,3434 5.291 3100,526 0,656604 0,810311051 2242 0,95
34 0,787 0,61937 5.291 4164,017 0,380631 0,616952997 5312 0,95
35 0,672 0,45158 5.291 3555,552 0,548416 0,740551146 3226 0,95
36 0,566 0,32036 5.291 2994,706 0,679644 0,82440524 2056 0,95
37 0,493 0,24305 5.291 2608,463 0,756951 0,87002931 1478 0,95
38 0,226 0,05108 5.291 1195,766 0,948924 0,974127302 277 0,95
39 0,373 0,13913 5.291 1973,543 0,860871 0,927831342 793 0,95
40 0,779 0,60684 5.291 4121,689 0,393159 0,627023923 5121 0,95
41 0,736 0,5417 5.291 3894,176 0,458304 0,676981536 4234 0,95
42 0,342 0,11696 5.291 1809,522 0,883036 0,939699952 659 0,95
43 0,522 0,27248 5.291 2761,902 0,727516 0,852945485 1690 0,95
44 0,738 0,54464 5.291 3904,758 0,455356 0,674800711 4270 0,95
45 0,324 0,10498 5.291 1714,284 0,895024 0,946057081 587 0,95
46 0,372 0,13838 5.291 1968,252 0,861616 0,928232729 789 0,95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
47 0,363 0,13177 5.291 1920,633 0,868231 0,931789139 748 0,95
48 0,262 0,06864 5.291 1386,242 0,931356 0,965067873 376 0,95
49 0,748 0,5595 5.291 3957,668 0,440496 0,663698727 4460 0,95
50 0,71 0,5041 5.291 3756,61 0,4959 0,704201676 3788 0,95
51 0,682 0,46512 5.291 3608,462 0,534876 0,731352172 3365 0,95
52 0,524 0,27458 5.291 2772,484 0,725424 0,851718263 1706 0,95
53 0,551 0,3036 5.291 2915,341 0,696399 0,834505243 1925 0,95
54 0,741 0,54908 5.291 3920,631 0,450919 0,671505026 4326 0,95
55 0,645 0,41603 5.291 3412,695 0,583975 0,76418257 2880 0,95
56 0,673 0,45293 5.291 3560,843 0,547071 0,739642481 3240 0,95
57 0,602 0,3624 5.291 3185,182 0,637596 0,798496086 2401 0,95
58 0,667 0,44489 5.291 3529,097 0,555111 0,745057716 3159 0,95
59 0,477 0,22753 5.291 2523,807 0,772471 0,878903294 1370 0,95
60 0,641 0,41088 5.291 3391,531 0,589119 0,767540878 2832 0,95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Data untuk menghitung reliabilitas menggunakan rumus belah dua.
x y x2 y2 xy
108 106 11664 11236 11448
111 79 12321 6241 8769
93 101 8649 10201 9393
105 100 11025 10000 10500
103 102 10609 10404 10506
98 95 9604 9025 9310
95 106 9025 11236 10070
112 76 12544 5776 8512
99 101 9801 10201 9999
104 119 10816 14161 12376
112 106 12544 11236 11872
134 95 17956 9025 12730
107 102 11449 10404 10914
107 91 11449 8281 9737
92 127 8464 16129 11684
110 105 12100 11025 11550
108 94 11664 8836 10152
113 118 12769 13924 13334
127 66 16129 4356 8382
124 104 15376 10816 12896
106 93 11236 8649 9858
118 104 13924 10816 12272
111 111 12321 12321 12321
102 90 10404 8100 9180
108 99 11664 9801 10692
114 91 12996 8281 10374
111 103 12321 10609 11433
97 83 9409 6889 8051
104 88 10816 7744 9152
93 95 8649 9025 8835
3226 2950 349698 294748 316302
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
RELIABILITAS MOTIVASI BELAJAR
Untuk mencari reliabilitas dari variabel minat belajar rumusa belah dua:
Rumus:
Rxy = 𝐍𝚺𝐗𝐘−(∑𝐗)(∑𝐘)
√{𝐍∑𝐗𝟐 −(∑𝐗)𝟐 }{𝐍∑𝐘𝟐−(∑𝐘)𝟐}
R11 = 𝟐𝒓
𝟏𝟐𝟏
𝟐⁄⁄
(𝟏+𝒓 𝟏
𝟐𝟏𝟐⁄⁄ )
a. Ganjil genap
∑X = 3226 ∑Y = 2950 ∑X2 = 349698 ∑Y2 = 294748 ∑XY = 316302
Rxy = 𝟐𝟖 𝟑𝟏𝟔𝟑𝟎𝟐−(𝟑𝟐𝟐𝟔)(𝟐𝟗𝟓𝟎)
√{𝟐𝟖 . 𝟑𝟒𝟗𝟔𝟗𝟖 − (𝟑𝟐𝟐𝟔}{𝟐𝟖 . 𝟐𝟗𝟒𝟕𝟒𝟖−(𝟐𝟗𝟓𝟎)𝟐}
= 𝟖𝟖𝟓𝟔𝟒𝟓𝟔−𝟗𝟓𝟏𝟔𝟕𝟎𝟎
√{𝟗𝟕𝟗𝟏𝟓𝟒𝟒− 𝟏𝟎𝟒𝟎𝟕𝟎𝟕𝟔}{𝟖𝟐𝟓𝟐𝟗𝟒𝟒−𝟖𝟕𝟎𝟐𝟓𝟎𝟎}
= 𝟔𝟔𝟎𝟐𝟒𝟒
√{𝟔𝟏𝟓𝟓𝟑𝟐}{𝟒𝟒𝟗𝟓𝟓𝟔} = 𝟔𝟔𝟎𝟐𝟒𝟒
√𝟐𝟕𝟔𝟕𝟏𝟔𝟏𝟎𝟑𝟕𝟗𝟐
= 𝟔𝟔𝟎𝟐𝟒𝟒
𝟓𝟐𝟔𝟎𝟑𝟖,𝟏𝟐 = 0,796
R11 = 𝟐𝒓
𝟏𝟐𝟏
𝟐⁄⁄
(𝟏+𝒓 𝟏
𝟐𝟏𝟐⁄⁄ )
= 𝟐 . 𝟎,𝟕𝟗𝟔
𝟏+𝟎,𝟕𝟗𝟔
= 𝟏,𝟓𝟗𝟐
𝟏,𝟕𝟗𝟔 = 0,886
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
DATA PERHITUNGAN DISTRIBUSI FREKUENSI PRESTASI DAN MOTIVASI SISWA
Prestasi Awal
81% x 100 = 80
66% x 100 = 66
56% x 100 = 56
46% x 100 = 46
Dibawah 46%
Rentang
81-100
66-80
56-65
46-55
0-45
Rentang Kriteria Frekuensi % 81-100 Sangat
Tinggi 0 0%
66-80 Tinggi 27 90% 56-65 Cukup 3 10% 46-55 Rendah 0 0% 0-45 Sangat
Rendah 0 0%
No Nilai Kriteria 8 60 Cukup
16 60 Cukup 2 65 Cukup 6 70 Tinggi 7 70 Tinggi
11 70 Tinggi 14 70 Tinggi 23 70 Tinggi 24 70 Tinggi 25 70 Tinggi 27 70 Tinggi 19 75 Tinggi 20 75 Tinggi 21 75 Tinggi 29 75 Tinggi 1 80 Tinggi 3 80 Tinggi 4 80 Tinggi 5 80 Tinggi 9 80 Tinggi
10 80 Tinggi 12 80 Tinggi 13 80 Tinggi 15 80 Tinggi 17 80 Tinggi 18 80 Tinggi 22 80 Tinggi 26 80 Tinggi 28 80 Tinggi 30 80 Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Prestasi siklus 1
81% x 100 = 80
66% x 100 = 66
56% x 100 = 56
46% x 100 = 46
Dibawah 46%
Rentang
81-100
66-80
56-65
46-55
0-45
Rentang Kriteria Frekuensi % 81-100 Sangat
Tinggi 9 30%
66-80 Tinggi 21 70% 56-65 Cukup 0 0% 46-55 Rendah 0 0% 0-45 Sangat
Rendah 0 0%
No Nilai Kriteria 6 70 Tinggi 8 70 Tinggi
16 70 Tinggi 19 70 Tinggi 25 70 Tinggi 3 75 Tinggi
14 75 Tinggi 20 75 Tinggi 21 75 Tinggi 23 75 Tinggi 27 75 Tinggi 4 80 Tinggi 7 80 Tinggi
11 80 Tinggi 15 80 Tinggi 22 80 Tinggi 24 80 Tinggi 26 80 Tinggi 28 80 Tinggi 29 80 Tinggi 30 80 Tinggi 2 85 Sangat Tinggi 9 85 Sangat Tinggi
13 85 Sangat Tinggi 17 85 Sangat Tinggi 18 85 Sangat Tinggi 5 90 Sangat Tinggi 1 95 Sangat Tinggi
10 95 Sangat Tinggi 12 95 Sangat Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Prestasi siklus 2
81% x 100 = 80
66% x 100 = 66
56% x 100 = 56
46% x 100 = 46
Dibawah 46%
Rentang
81-100
66-80
56-65
46-55
0-45
Rentang Kriteria Frekuensi % 81-100 Sangat
Tinggi 27 27%
66-80 Tinggi 3 10% 56-65 Cukup 0 0% 46-55 Rendah 0 0% 0-45 Sangat
Rendah 0 0%
No Nilai Kriteria 3 80 Tinggi 26 80 Tinggi 30 80 Tinggi 4 85 Sangat Tinggi 18 85 Sangat Tinggi 25 85 Sangat Tinggi 6 90 Sangat Tinggi 12 90 Sangat Tinggi 13 90 Sangat Tinggi 28 90 Sangat Tinggi 29 90 Sangat Tinggi 1 95 Sangat Tinggi 7 95 Sangat Tinggi 8 95 Sangat Tinggi 10 95 Sangat Tinggi 14 95 Sangat Tinggi 15 95 Sangat Tinggi 16 95 Sangat Tinggi 17 95 Sangat Tinggi 19 95 Sangat Tinggi 20 95 Sangat Tinggi 21 95 Sangat Tinggi 22 95 Sangat Tinggi 23 95 Sangat Tinggi 27 95 Sangat Tinggi 2 99 Sangat Tinggi 5 99 Sangat Tinggi 9 99 Sangat Tinggi 11 99 Sangat Tinggi 24 99 Sangat Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Motivasi Awal
81% X 275 = 223
66% X 275 = 182
56% X 275 = 154
46% X 275 = 127
Dibawah 46 %
Rentang
223-275
182-222
154-181
127-153
Dibawah 127
Nilai Kriteria Frekuensi Presentase 223-275
Sangat Tinggi
9 32%
182-222
Tinggi 17 61%
154-181
Cukup 2 7%
127-153
Rendah 0% 0%
0-126 Sangat Rendah
0% 0%
No Skor Kriteria 1 180 Cukup 27 180 Cukup 6 182 Tinggi 7 183 Tinggi 8 183 Tinggi 26 187 Tinggi 4 188 Tinggi 10 196 Tinggi 23 199 Tinggi 13 201 Tinggi 18 207 Tinggi 2 212 Tinggi 3 213 Tinggi 12 213 Tinggi 19 213 Tinggi 20 213 Tinggi 21 213 Tinggi 11 214 Tinggi 14 221 Tinggi 15 223 Sangat Tinggi 9 224 Sangat Tinggi 22 225 Sangat Tinggi 25 225 Sangat Tinggi 28 228 Sangat Tinggi 24 234 Sangat Tinggi 16 236 Sangat Tinggi 5 251 Sangat Tinggi 17 278 Sangat Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Motivasi Akhir
81% X 275 = 223
66% X 275 = 182
56% X 275 = 154
46% X 275 = 127
Dibawah 46 %
Rentang
223-275
182-222
No Skor Kriteria 6 172 Cukup 7 180 Cukup 27 180 Cukup 16 197 Tinggi 4 198 Tinggi 29 199 Tinggi 8 200 Tinggi 2 201 Tinggi 23 204 Tinggi 10 209 Tinggi 24 211 Tinggi 1 214 Tinggi 3 214 Tinggi 12 214 Tinggi 18 214 Tinggi 9 215 Tinggi 11 218 Tinggi 14 220 Tinggi 19 224 Sangat Tinggi 22 225 Sangat Tinggi 26 225 Sangat Tinggi 21 228 Sangat Tinggi 25 235 Sangat Tinggi 28 236 Sangat Tinggi 15 238 Sangat Tinggi 13 241 Sangat Tinggi 30 241 Sangat Tinggi 20 246 Sangat Tinggi 5 254 Sangat Tinggi 17 285 Sangat Tinggi
Nilai Kriteria Frekuensi Persentase 223-275 Sangat Tinggi 12 40% 182-222 Tinggi 15 50% 154-181 Cukup 3 10%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
154-181
127-153
Dibawah 127
127-153 Rendah 0 0% 0-126 Sangat Rendah 0 0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
INSTRUMEN ANGKET MOTIVASI BELAJAR SEJARAH SISWA
MATA PELAJARAN SEJARAH
(Alokasi Waktu 20 Menit)
INDENTITAS RESPONDEN
Nama : ………………………………………………………………
No Absen : ………………………………………………………………
Kelas/Semester: ……………………………………………............................
Nama Sekolah : ………………………………………………………………
Petunjuk Pengisian Angket 1. Bacalah baik-baik setiap butir pertanyaan dan seluruh alternatif jawaban
2. Pertimbangkanlah jawaban yang anda anggap sesuai dengan sikap anda
3. Berilah tanda (√) pada kolom jawaban yang anda pilih
4. Angket yang anda kerjakan ini tidak akan berpengaruh terhadap nilai pada raport dan
dijamin kerahasiaan jawaban anda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
ANGKET MOTIVASI BELAJAR
MATA PELAJARAN SEJARAH Keterangan : SS : Sangat setuju S : Setuju
R : Ragu-ragu TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
Contoh Pengerjaan :
No Pernyataan SS S R TS STS
1 Saya Senang dengan Mata Pelajaran Sejarah √
No Pernyataan SS S R TS STS
1 Konsep pembelajaran Sejarah yang diberikan guru mudah untuk saya pahami
2 Ketika ulanganmata peljaran sejarah saya tidak pernah mendapatkan nilai yang bagus
3 Saya tertarik mengikuti pelajaran sejarah
4 Ada materi Pembelajaran Sejarah membuat saya bosan
5 Saya dapat menerapkan konsep pembelajaran sejarah dalam kehidupan sehari-hari
6 Saya suka mengganggu teman ketika pelajaran sejarah
7 Jelas bagi saya bagaimana hubungan materi dalam pembelajaran Sejarah dengan apa yang telah saya ketahui
8 Saya tidak melihat adanya hubungan antara isi materi dalam pelajaran Sejarah dengan sesuatu yang telah saya ketahui
9 Tugas-tugas latihan pada pembelajaran Sejarah tidak terlalu sulit
10 Saya lebih suka diam jika ada kesulitan daripada mendiskusikan dengan teman atau guru
11 Pembelajaran Sejarah membuat saya aktif di dalam kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
12 Saya selalu malu bertanya kepada guru atau teman ketika ada yang tidak saya ketahui
13 Saya dapat mengerkan pekerjaan rumah tanpa bantuan orang lain
14 Saya tidak yakin sejarah bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari
15 Saya yakin akan berhasil dalam pembelajaran Sejarah
16 Saya tidak bisa memutuskan hasil diskusi tanpa dukungan dari teman
17 Saya lebih berani bertanya guru pada saat proses pembelajaran berlangsung
18 Isi pembelajaran Sejarah tidak sesuai dengan harapan dan tujuan saya di masa depan
19 Materi pembelajaran Sejarah lebih mudah untuk dipahami
20 Sedikitpun saya tidak mendapatkan manfaat dari belajar Sejarah
21 Saya dapat menemukan arti penting belajar sejarah
22 Pada pembelajaran sejarah tidak ada hal-hal yang dapat merangsang rasa ingin tahu saya
23 Saya selalu bersyukur ketika mendapatkan nilai yang baik
24 Saya pasif dalam kegiatan belajar mengajar, khususnya pelajaran Sejarah
25 Saya selalu memikirkan jawaban dari pertanyaan yang diberikan guru kepada teman
26 Saya sangat kesulitan untuk belajar sejarah
27 Saya merasa belajar sejarah memiliki tujuan yang pasti
28 Saya sering malas sekali untuk membaca buku referensi sejarah
29 Saya selalu berada lebih awal didalam kelas ketika akan memulai pembelajaran sejarah
30 Seringkali saya bolos sekolah ketika ada pelajaran sejarah
31 Ketika bagian pelajaran sejarah yang saya kurang pahami, saya bertanya pada orang yang lebih mengerti.
32 Saya merasa tidak mampu menyelesaikan tugas mata pelajaran sejarah yang diberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
33 Jadwal belajar sejarah yang telah saya buat akan kuikuti dengan perasaan senang.
34 Meskipun saya telah merencanakan untuk belajar sejarah sesuai jadwal belajar, saya tetap malas untuk belajar sejarah.
35 Pada pembelajaran sejarah ada hal-hal yang merangsang rasa ingin tahu saya
36 Saya benar-benar tidak senang mempelajari pelajaran sejarah.
37 Meskipun saya tahu resiko kegagalan itu ada, saya tidak takut memperjuangkan cita-cita saya.
38 Saya merasa sangat malu jika mendapat nilai jelek, karena bagi saya itu hal yang sangat memalukan.
39 Meskipun saya tahu tidak akan mendapat prestasi yang baik, saya akan tetap berusaha dan belajar.
40 Bila ada tugas pelajaran sejarah yang tidak saya ketahui jawabannya, saya menyimpan tugas itu dan memilih bermain.
41 Setelah saya mempelajari pelajaran sejarah saya percaya bahwa saya akan berhasil dalam tes harian sejarah.
42 Pembelajaran sejarah tidak relevan dengan kebutuhan saya sebab sebagian besar isinya tidak saya ketahui.
43 Jika saya mendapat nilai jelek, saya yakin akan mampu memperbaikinya.
44 Bila saya gagal menyelesaikan tugas sejarah dari guru, saya akan mengabaikan tugas-tugas tersebut dan akan mengerjakan tugas lain.
45 Ketika saya keliru dan dikritik oleh guru, saya sangat senang karena itu menambah ilmu saya.
46 Bila saya ditegur oleh guru saya tidak menghiraukannya.
47 Saya senang bila dinasehati oleh guru di sekolah.
48 Saya merasa kurang nyaman bila ditegur guru di sekolah.
49 Saya percaya bisa mengerjakan setiap tugas pelajaran sejarah yang diberikan oleh guru.
50 Saya malas bertanya kepada guru kalau ada pmateri sejarah yang tidak saya mengerti.
51 Saya yakin bisa memahami pelajaran sejarah yang diajarkan oleh guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
52 Saya ragu dengan kemampuan yang saya miliki dalam memahami penjelasan guru tentang materi sejarah
53 Menyelesaikan tugas-tugas dalam pembelajaran sejarah membuat saya merasa puas terhadap hasil yang telah saya capai.
54 Materi pembelajaran sejarah sulit dipahami daripada yang saya harapkan.
55 Saya telah membuat jadwal kegiatan di rumah, sehingga saya mengetahui kapan saya harus belajar.
56 Saya tidak memiliki jadwal belajar sejarah dirumah
57 Terdapat cerita, gambar atau contoh yang menunjukan kepada saya bagaimana manfaat materi pembelajran sejarah bagi saya.
58 Saya lebih suka nonton TV dibanding belajar sejarah.
59 Saya selalu meluangkan waktu untuk membaca buku sejarah.
60 Pada setiap halaman buku sejarah yang saya baca terdapat banyak kata yang sangat mengganggu.
PEDOMAN PENSKORAN
PERNYATAAN SS S R TS STS
Positif 5 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4 5
Total skor maksimal : 5 x 60 = 300
Total skor minimal : 1 x 60 = 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
LEMBAR PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN
PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL
Mata Pelajaran Sejarah
Kelas XI IPA 1
Materi Pokok Indonesia pada masa Demokrasi Parlementer
Nama Pengamat Johanis M.V Lakesubun
Indikator 1. Mencari Informasi dan Menemukan
Masalah
2. a. Mencari Informasi dan sumber belajar
untuk pemecahan masalah
b. Menulis atau mencatat hasi
penemuannya.
3. a. Kerjasama dengan teman
b. Mengaujukan pertanyaan kepada guru
c. Menjawab pertanyaan guru atau teman
4. a. Menulis laporan hasil diskusi
b. Melaporkan hasil diskusi secara ilmiah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
No
Nama Siswa
Siklus I JML Idikator
1 2.a 2.b 3.a 3.b 3.c 4.a 4.b 4.c 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Keterangan :
1. Mencari Informasi dan Menemukan Masalah
2. a. Mencari Informasi dan sumber belajar untuk pemecahan
masalah
b. Menulis atau mencatat hasi penemuannya.
3. a. Kerjasama dengan teman
b. Mengaujukan pertanyaan kepada guru
c. Menjawab pertanyaan guru atau teman
4. a. Menulis laporan hasil diskusi
b. Melaporkan hasil diskusi secara ilmiah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
KISI-KISI SOAL TES SIKLUS I
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10
YOGYAKARTA
Nama Sekolah : SMA Negeri 10 Yogyakarta Alokasi Waktu : Menit
Mata Pelajaran : Sejarah Jumlah Soal : 20 Soal
Kelas/Semester : XI/IPA Penulis :
No Kopetensi Dasar Materi Pokok Materi Indikator Soal Bentuk
Tes No
Soal 1 Merekonstruksi
perkembangan masyarakat
Indonesia sejak proklamasi
hingga demokrasi
terpimpin.
Kehidupan Politik Indonesia di masa Demokrasi Parlementer
Siswa dapat menjelaskan kapan berdirinya kabinet Natsir
PG 1
Siswa dapat menjelaskan kinerja kabinet Natsir
PG 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Siswa dapat menjelaskan kabinet Indonesia pada masa Demokrasi Parlementer.
PG 3
Siswa dapat menjelaskan fungsi dari konstituante.
PG 4
Siswa dapat menjelaskan masa jabata kabinet Sukiman
PG 5
Siswa dapat menjelaskan kapan konstituante mulai bersidang pertama kali.
PG 6
Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor penyebab kegagalan konstituante dalam merancang sebuah UUD bagi Indononesia.
PG 7
2 Kehidupan ekonomi Indonesia di masa Demokrasi Parlementer
Sisawa dapat menjelaskan salah satu perubahan kehidupan ekonomi yang dilakukan kabinet Sukiman.
PG 8
Siswa dapat menjelaskan proses pembentukan Bank Negara Indonesia.
PG 9
Siswa dapat menjelaskan tujuan dan fungsi didirikan Bank Indonesia.
PG 10
Siswa dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan ORI (Oeang Repoeblik Indonesia).
PG 11
Siswa dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan KMB
PG 12
Siswa dapat menjelaskan gerakan PG 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Assaat 3 Kehidupan Politik
Indonesia di masa Demokrasi terpimpin
Siswa dapat menjelaskan apa yang di maksud dengan NASAKOM (Nasionalis, Agama, dan Komunis)
PG 14
Siswa dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan DPA (Dewan Pertimbangan Agung)
PG 15
Siswa dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan MANIPOL (Manifesto Politik Republik Indonesia)
PG 16
4 Kehidupan ekonomi Indonesia di masa Demokrasi terpimpin
Siswa dapat menjelaskan pada tanggal berapa presiden soekarno mengumumkan deklarasi ekonomi
PG 17
Siswa dapat menjelaskan alasan dikeluarkan kebijakan perekonomian.
PG 18
Siswa dapat menjelaskan kebijakan pemerintah yang berisi bahwa orang yang dapat melakukan kegiatan perekonomian adalah orang yang mendapatkan izin khusus dari pemerintah.
PG 19
5 Perubahan sosial dan budaya Bangsa Indonesia
Siswa mampu menjelaskan manifesto kebudayaan
PG 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Program : XI/IPA
Hari/Tanggal : Kamis, April 2016
Waktu :
PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT MEMBERI TANDA
SILANG PADA HURUF A,B,C,D,E PADA LEMBAR JAWAB.
1. Berdirinya kabinet pada tahun...
A. Tahun 1950
B. Tahun 1951
C. Tahun 1952
D. Tahun 1953
E. Tahun 1954
2. Program kerja dari kabinet Natsir...
A. Meningkatkan kemanan dan ketertiban.
B. Meningkatkan kerja sama.
C. Meningkatkan kebutuhan presiden.
D. Meningkatkan perekonomian
E. Meningkatkan hubungan silahturahmi dengan bangsa lain.
3. Jumlah kabinet Indonesia pada tahun 1950-9159 adalah...
A. 7 kabinet
B. 8 kabinet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
C. 9 kabinet
D. 10 kabinet
E. 11 kabinet
4. Tugas utama dari konstituante adalah...
A. Pembentuk pemerintahan
B. Pembentuk Pancasila
C. Pembentuk UUD
D. Pembentuk PKI
E. Pembentuk Parlementer
5. Masa jabatan kabinet Sukiman...
A. 1951-1952
B. 1952-1953
C. 1953-1954
D. 1954-9155
E. 1956-1959
6. Sidang pertama kali yang dilakukan Konstituante pada tahun...
A. 20 April 1947
B. 27 April 1949
C. 28 April 1950
D. 29 Mei 1959
E. 30 Mei 1959
7. Salah satau faktor penyebab kegagalan konstituante dalam merancang UUD
adalah...
A. Kepentingan golongan atau partai politik yang ada dalam konstituante.
B. Kepentingan presiden
C. Kepentingan aggota DPR.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
D. Kepentingan para pemuka agama.
E. Kepentingan pemilik saham.
8. Perubahan ekonomi yang terjadi pada masa kabinet Sukiman adalah...
A. Nasionalisasi pertanian
B. Nasionalisasi perdagangan
C. Nasionalisasi ekonomi
D. Nasionalisasi perbankan
E. Nasionalisasi peridustrian
9. Apa yang dimaksud dengan BNI...
A. Bank Netral Indische
B. Bank Nasional Indonesia
C. Bank Nasional Inggris
D. Bank Negara Indonesia
E. Bank Nations Belanda
10. Tujuan didirikan Bank Indonesia adalah...
A. Sebgaia Bank tunjangan
B. Sebagai Bank sentral
C. Sebagai Bank pembantu keuangan
D. Sebagai Demokrasi
E. Sebagai Bank Revolusi
11. Mata uang Indonesia yang menggatikan mata uang Jepang disebut...
A. ORA
B. RP
C. ONI
D. OEI
E. ORI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
12. Yang dimaksud dengan KMB adala...
A. Konferensi Masyarakat Berbangsa
B. Konferensi Meja Bundar
C. Konferensi Master Belanda
D. Konferensi Majelis Berbangsa
E. Konferensi Marsudiningsih Berbah.
13. Gerakan Assaat dikeluarkan pada...
A. 20 Februari 1945
B. 19 Maret 1956
C. 21 Maret 1956
D. 25 April 1957
E. 30 April 1957
14. Kepanjangan kata dari NASAKOM adalah...
A. Nasionalisme Komunis
B. Nasionalisme Agama dan Komunis.
C. Nasionalisme Agama dan kebudayaan
D. Nasionalisme Amandemen Komunis
E. Nasionalisme Agraria kebudayaan
15. Apa yang dimaksud dengan DPA...
A. Dewan Pembagian Anggaran
B. Departemen Pemerintah Agung
C. Departemen Pertimbangan Agung
D. Departemen Pemusatan Anggaran
E. Departemen Pengamanan Amanat
16. apa yang dimaksud dengan MANIPOL
A. Manifesto politik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
B. Manajemen politik
C. Manifesto politik dan ekonomi
D. Manajemen politik republic indonesia
E. Manifesto politik republik Indonesia
17. Pada tanggal berapa presiden soekarno mengumumkan deklarasi ekomomi
A. 24 maret 1963
B. 23 maret 1963
C. 14 februari 1963
D. 20 oktober 1963
E. 21 oktober 1963
18. Apa yang melatar belakangi keluarkanya kebijakan ekonomi pada tahun
1959
A. Utang luar negri meningkat
B. Tingkat inflasi rendah
C. Tingkat inflasi sangat tinggi
D. Ekonomi Negara melemah
E. Lemahnya penerimaan pajak
19. Apa yang dimaksud dengan “sistem lisensi” pada masa demokrasi
terpimpin……
A. Sistem surat ijin melaksanakan perekonomian terutama impor
B. Sistem bea cukai pagi pengiat ekonomi
C. Sistem surat pajak bagi pengusaha skala besar
D. Sistem pajak berkala
E. Sistem bea cukai ekspor
20. Larangan terhadap manifesto kebudayaan dikeluarka pada…….
A. 9 september 1948
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
B. 1 april 1954
C. 26 juli 1955
D. 8 mei 1964
E. 17 agustus 1949
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
KUNCI JAWABAN
1 A 11 E 2 A 12 B 3 A 13 B 4 C 14 B 5 A 15 C 6 D 16 E 7 A 17 B 8 C 18 C 9 D 19 A 10 B 20 D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
DARTAR NILAI ULANGAN HARIAN (Pra Siklus)
JURUSAN : ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS : XI IPA 1 MATA PELAJARAN : SEJARAH
No
Nama
Nilai
KKM
Ketuntasan
YA TIDAK 1 Aurelo Wimitya 80
75
√ 2 Avilia Rosa Yuliana 65 √ 3 Dewi Rahmawati Suci Ramadhani 80 √ 4 Dewi Sarah 80 √ 5 Dhea Ananda F 80 √ 6 Dian Octaviani Nurlatifa 70 √ 7 Josua Sado I P 70 √ 8 Latiefa Artamevia Mirza 60 √ 9 Learino Gutomo 80 √
10 Putu Alits 80 √ 11 Renata Dwi M 70 √ 12 Vicki Octafia Ningtyas S 80 √ 13 Yefta Kenan Pangestu 80 √ 14 Ahmad Nur Mujahidin 70 √ 15 Bella Fitri Anggraini 80 √ 16 Fatimah Nuraini 60 √ 17 Titi Nur Rachman 80 √ 18 Tito Arigis 80 √ 19 Ahmad Afifudin Noviantoro 75 √ 20 Andre Julio S M 75 √ 21 Anisa Hendriany 75 √ 22 Annisati Bening Rizlanov 80 √ 23 Audrey Athena Melati Putri 70 √ 24 Eksi Kumala Sari 70 √ 25 Kristianto D S 70 √ 26 Reno Mayor 80 √ 27 Theoforo Choristo S 70 √ 28 Clarissa Hayu Karuniacanya 80 √ 29 Desriani Sayori 75 √ 30 Zhuhria Alifsya R 80 √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
DARTAR NILAI ULANGAN HARIAN (Siklus 1)
JURUSAN : ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS : XI IPA 1 MATA PELAJARAN : SEJARAH
No
Nama
Nilai
KKM
Ketuntasan
Lulus Tidak 1 Aurelo Wimitya 95
75
√ 2 Avilia Rosa Yuliana 85 √ 3 Dewi Rahmawati Suci Ramadhani 75 √ 4 Dewi Sarah 80 √ 5 Dhea Ananda F 90 √ 6 Dian Octaviani Nurlatifa 70 √ 7 Josua Sado I P 80 √ 8 Latiefa Artamevia Mirza 70 √ 9 Learino Gutomo 85 √ 10 Putu Alits 95 √ 11 Renata Dwi M 80 √ 12 Vicki Octafia Ningtyas S 95 √ 13 Yefta Kenan Pangestu 85 √ 14 Ahmad Nur Mujahidin 75 √ 15 Bella Fitri Anggraini 80 √ 16 Fatimah Nuraini 70 √ 17 Titi Nur Rachman 85 √ 18 Tito Arigis 85 √ 19 Ahmad Afifudin Noviantoro 70 √ 20 Andre Julio S M 75 √ 21 Anisa Hendriany 75 √ 22 Annisati Bening Rizlanov 80 √ 23 Audrey Athena Melati Putri 75 √ 24 Eksi Kumala Sari 80 √ 25 Kristianto D S 70 √ 26 Reno Mayor 80 √ 27 Theoforo Choristo S 75 √ 28 Clarissa Hayu Karuniacanya 80 √ 29 Aurelo Wimitya 80 √ 30 Avilia Rosa Yuliana 80 √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
DARTAR NILAI ULANGAN HARIAN (Siklus 2)
JURUSAN : ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS : XI IPA 1 MATA PELAJARAN : SEJARAH
No
Nama
Nilai
KKM
Ketuntasan
Lulus Tidak 1 Aurelo Wimitya 95
75
√ 2 Avilia Rosa Yuliana 99 √ 3 Dewi Rahmawati Suci Ramadhani 80 √ 4 Dewi Sarah 85 √ 5 Dhea Ananda F 99 √ 6 Dian Octaviani Nurlatifa 90 √ 7 Josua Sado I P 95 √ 8 Latiefa Artamevia Mirza 95 √ 9 Learino Gutomo 99 √
10 Putu Alits 95 √ 11 Renata Dwi M 99 √ 12 Vicki Octafia Ningtyas S 90 √ 13 Yefta Kenan Pangestu 90 √ 14 Ahmad Nur Mujahidin 95 √ 15 Bella Fitri Anggraini 95 √ 16 Fatimah Nuraini 95 √ 17 Titi Nur Rachman 95 √ 18 Tito Arigis 85 √ 19 Ahmad Afifudin Noviantoro 95 √ 20 Andre Julio S M 95 √ 21 Anisa Hendriany 95 √ 22 Annisati Bening Rizlanov 95 √ 23 Audrey Athena Melati Putri 95 √ 24 Eksi Kumala Sari 99 √ 25 Kristianto D S 85 √ 26 Reno Mayor 80 √ 27 Theoforo Choristo S 95 √ 28 Clarissa Hayu Karuniacanya 90 √ 29 Desriani Sayori 90 √ 30 Zhuhria Alifsya R 80 √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
FOTO-FOTO
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI