plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · 2017-12-16 · tabel i. klasifikasi respon hambatan...

138
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA AKTIF PENANGKAP RADIKAL BEBAS, UV PROTECTION DAN ANTIBAKTERI EKSTRAK KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) R. Wilczek) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Agustine Kurniawaty NIM: 118114113 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: vanhanh

Post on 19-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA AKTIF PENANGKAP

RADIKAL BEBAS, UV PROTECTION DAN ANTIBAKTERI EKSTRAK

KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) R. Wilczek)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Agustine Kurniawaty

NIM: 118114113

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

i

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA AKTIF PENANGKAP

RADIKAL BEBAS, UV PROTECTION DAN ANTIBAKTERI EKSTRAK

KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) R. Wilczek)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Agustine Kurniawaty

NIM: 118114113

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

ii

Persetujuan Pembimbing

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA AKTIF PENANGKAP

RADIKAL BEBAS, UV PROTECTION DAN ANTIBAKTERI EKSTRAK

KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) R. Wilczek)

Skripsi yang diajukan oleh :

Agustine Kurniawaty

NIM: 118114113

telah disetujui oleh:

Pembimbing Utama

(Dr.rer.nat. Yosi Bayu Murti, Apt.) tanggal 19 Juni 2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

iii

HALAMAN PENGESAHAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Saya tidak tahu mengenai kunci keberhasilan, tetapi kunci kegagalan

adalah mencoba menggembirakan hati semua orang “

Bill Cosby

Kupersembarkan skripsi ini untuk:

Tuhan Yesus Kristus, yang selalu melindungi dan membimbingku hingga saat ini

Kedua orang tuaku

Kedua Kakaku

Teman – teman yang selalu mendukung saya dalam penyelesaian skripsi ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah

ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang –

undangan yang berlaku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Agustine Kurniawaty

Nomor Mahasiswa : 118114113

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul:

UJI AKTIVITAS ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA AKTIF

PENANGKAP RADIKAL BEBAS, UV PROTECTION DAN

ANTIBAKTERI EKSTRAK KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) R.

Wilczek)

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pengkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain

untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan

royalti kepada saya selama saya tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Dengan demikian peryataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 2 Agustus 2015

Yang menyatakan

(Agustine Kurniawaty)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

vii

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Isolasi dan Identifikasi Senyawa

Aktif Penangkap Radikal Bebas, UV protection, dan Antibakteri Ekstrak

Kacang Hijau (Vigna radiata (L.) R. Wilczek)“ sebagai salah satu syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari

bantuan dan dukungan dari semua pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr.rer.nat. Yosi Bayu Murti, Apt.. sebagai Dosen Pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan serta ilmu dalam penelitian dan

penyusunan skripsi ini.

2. Prof. Dr. C.J. Soegihardjo, Apt. selaku Dosen Penguji atas pengarahan dan

kesediaannya menguji skripsi ini.

3. Damiana Sapta Candrasari, S.Si., M.Sc. selaku Dosen Penguji atas

pengarahan dan kesediaannya menguji skripsi ini.

4. Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. sebagai Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma.

5. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

viii

6. Surya Adhi Nugraha, Setio Agustin, Elyn Prameswari dan Skolastika

Feranda Wardani, terimakasih atas perjalanan kerjasama yang telah kita

lewati bersama ini.

7. Teman- teman angkatan 2011, atas kerjasama, doa, semangat, kritik dan

sarannya.

8. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan yang tidak

dapat disebut satu per satu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak kesalahan

dan kekurangan mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis,

untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua

pihak. Akhir kata semoga penelitian dan penyusunan skripsi ini bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang Farmasi.

Yogyakarta, Juni 2015

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v

LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA .................... vi

PRAKATA ............................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii

INTISARI .............................................................................................................. xx

ABSTRACT ......................................................................................................... xxi

BAB I PENGANTAR ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

1. Permasalahan ............................................................................................ 2

2. Keaslian penelitian ................................................................................... 3

3. Manfaat ..................................................................................................... 5

B. Tujuan ....................................................................................................... 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

x

1. Tujuan umum ........................................................................................... 5

2. Tujuan khusus ........................................................................................... 5

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA...................................................................... 6

A. Kacang Hijau (Vigna radiata( L.) R. Wilczek) ....................................... 6

1. Klasifikasi tanaman .................................................................................. 6

2. Deskripsi tanaman kacang hijau ............................................................... 7

3. Kandungan kimia kacang hijau ................................................................ 8

B. Antioksidan ............................................................................................... 8

1. Definisi antioksidan .................................................................................. 8

2. Metode penangkapan radikal DPPH ...................................................... 10

C. UV protection ......................................................................................... 11

1. Definisi UV protection ........................................................................... 11

2. Metode inhibition of bleaching of 𝜷-carotene ....................................... 11

D. Antibakteri .............................................................................................. 12

1. Definisi antibakteri ................................................................................. 12

2. Metode bioautografi ............................................................................... 13

3. Metode difusi .......................................................................................... 14

E. Ekstraksi .................................................................................................. 15

F. Kromatografi ........................................................................................... 17

1. Definisi kromatografi lapis tipis (KLT) ................................................. 17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

xi

2. Kromatografi kolom ............................................................................... 19

G. Landasan Teori........................................................................................ 21

H. Hipotesis ................................................................................................. 21

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 22

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .............................................................. 22

B. Bahan dan Materi Penelitian ................................................................... 22

1. Bahan penelitian ..................................................................................... 22

2. Alat penelitian ........................................................................................ 23

C. Tata Cara Penelitian ............................................................................... 23

1. Determinasi sampel ................................................................................ 23

2. Pengumpulan dan penyiapan bahan ....................................................... 23

3. Ektraksi ................................................................................................... 25

4. Kromatografi lapis tipis ekstrak kacang hijau ....................................... 26

5. Uji kualitatif aktivitas penangkapan radikal bebas ekstrak kacang hijau ..

................................................................................................................ 27

6. Identifikasi senyawa pada ekstrak kacang hijau dengan reagen semprot.

................................................................................................................ 28

7. Uji perbandingan profil kromatografi lapis tipis (KLT) ekstrak kacang

hijau, ekstrak kulit kacang hijau, dan keping biji kacang hijau.............. 28

8. Uji kualitatif aktivitas UV protection ekstrak kacang hijau ................... 29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

xii

9. Uji kualitatif aktivitas antibakteri ekstrak kacang hijau ......................... 30

10. Triturasi .................................................................................................. 32

11. Kromatografi kolom ............................................................................. 33

12. Uji kualitatif aktivitas penangkapan radikal bebas isolat senyawa ekstrak

kacang hijau ............................................................................................ 35

13. Uji kualitatif aktivitas UV protection isolat senyawa ekstrak kacang hijau

................................................................................................................ 36

14. Uji kualitatif aktivitas antibakteri isolat senyawa ekstrak kacang hijau 36

15. Identifikasi senyawa dari isolat aktif ekstrak kacang hijau .................... 38

16. Bagan alur penelitian .............................................................................. 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 42

A. Hasil Determinasi Sampel....................................................................... 42

B. Hasil Pengumpulan dan Penyiapan Bahan ............................................. 43

C. Hasil Ekstraksi ........................................................................................ 44

1. Hasil ekstraksi kacang hijau ................................................................... 44

2. Hasil ekstraksi kulit dan keping biji kacang hijau ................................. 46

3. Hasil susut pengeringan ekstrak kacang hijau ........................................ 47

4. Hasil pemerian ekstrak kacang hijau ...................................................... 47

D. Hasil Kromatografi Lapis Tipis Ekstrak Kacang Hijau .......................... 48

E. Hasil Uji Kualitatif Penangkapan Radikal Bebas Ekstrak Kacang Hijau 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

xiii

F. Hasil Identifikasi Senyawa Pada Ekstrak Kacang Hijau dengan Reagen

Semprot ................................................................................................... 53

G. Hasil Uji Perbandingan Profil kromatografi Lapis Tipis (KLT) Ekstrak

Kacang Hijau, Kulit Kacang Hijau dan Keping biji Kacang Hijau ....... 56

H. Hasil Uji Kualitatif UV Protection Ekstrak Kacang Hijau ..................... 58

I. Hasil Uji Kualitatif Antibakteri Ekstrak Kacang Hijau .......................... 61

J. Hasil Triturasi ......................................................................................... 64

K. Hasil Kromatografi Kolom ..................................................................... 67

L. Hasil Uji Kualitatif Penangkapan Radikal Bebas Isolat Senyawa Ekstrak

Kacang Hijau .......................................................................................... 71

M. Hasil Uji Kualitatif UV Protection Isolat Senyawa Ekstrak Kacang Hijau

................................................................................................................. 73

N. Hasil Uji Kualitatif Antibakteri Isolat Senyawa Ekstrak Kacang Hijau . 75

O. Hasil Identifikasi Senyawa Isolat Senyawa Aktif Ekstrak Kacang Hijau

................................................................................................................. 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 84

A. Kesimpulan ............................................................................................. 84

B. Saran ....................................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 85

LAMPIRAN .......................................................................................................... 88

BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................ 114

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ............................ 15

Tabel II. Hasil optimasi fase gerak kromatografi lapis tipis ekstrak kacang hijau

............................................................................................................ 49

Tabel III. Hasil uji kualitatif penangkapan radikal bebas ekstrak kacang hijau

......................................................................................................... 52

Tabel IV. Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang hijau

dengan fase gerak kloroform : metanol (7:3 v/v) ............................ 54

Tabel V. Hasil perbandingan kromatografi lapis tipis ekstrak kulit kacang

hijau dan keping biji kacang hijau dengan fase gerak kloroform :

metanol (7:3 v/v) ............................................................................. 56

Tabel VI. Hasil uji kualitatif penangkapan radikal bebas ekstrak kulit dan

keping biji kacang hijau dengan fase gerak kloroform : metanol (7:3

v/v) .................................................................................................. 57

Tabel VII. Hasil uji kualitatif UV protection ekstrak kacang hijau dengan

intensitas sinar UV = 14,12 Lux ..................................................... 60

Tabel VIII. Hasil uji kualitatif antibakteri secara bioautografi ekstrak kacang

hijau ................................................................................................. 62

Tabel IX. Hasil pengarangan dengan asam sulfat 5% v/v pada pelat

kromatografi lapis tipis ekstrak kacang hijau ................................. 63

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

xv

Tabel X. Hasil KLT triturasi n-heksana........................................................... 65

Tabel XI. Hasil KLT triturasi kloroform : metanol (7:3 v/v) .......................... 65

Tabel XII. Hasil KLT ekstrak kacang hijau ...................................................... 66

Tabel XIII. Hasil optimasi fase gerak kromatografi kolom step gradien ........... 69

Tabel XIV. Isolat hasil kromatografi kolom ...................................................... 70

Tabel XV. Hasil uji kualitatif penangkapan radikal bebas isolat dan ekstrak

kacang hijau .................................................................................... 72

Tabel XVI. Hasil uji kualitatif aktivitas UV protection isolat dan ekstrak kacang

hijau pada menit ke 15 dengan intensitas sinar UV = 13,775 Lux 74

Tabel XVII. Hasil uji kualitatif aktivitas antibakteri amoksisilin dan isolat ekstrak

kacang hijau pada S. aureus ............................................................ 76

Tabel XVVIII. Hasil deteksi secara fisik dan identifikasi golongan senyawa

menggunakan reagen semprot isolat ekstrak kacang hijau ........... 82

Tabel XVIX. Hasil uji kualitatif aktivitas penangkapan radikal bebas, UV

protection dan antibakteri isolat senyawa ekstrak kacang hijau ... 83

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Reaksi 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazil radical (DPPH) dengan

radical scavengers (Marston, 2011) .............................................. 10

Gambar 2. Hasil optimasi fase gerak kromatografi lapis tipis ekstrak kacang

hijau ................................................................................................. 48

Gambar 3. Hasil uji kualitatif penangkapan radikal bebas ekstrak kacang hijau

......................................................................................................... 51

Gambar 4. Hasil kromatografi lapis tipis dengan fase gerak klorofom : metanol

(7:3 v/v) ........................................................................................... 53

Gambar 5. Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang hijau

......................................................................................................... 54

Gambar 6. Contoh reaksi AlCl3 membentuk kompleks flouresensi dengan

flavonoid (Jork, Funk, Fischer, Wimmer, 1990) ............................ 55

Gambar 7. Hasil perbandingan profil kromatografi lapis tipis ekstrak kulit

kacang hijau dan keping biji kacang hijau ...................................... 56

Gambar 8. Hasil uji kualitatif penangkapan radikal bebas ekstrak kulit dan

keping biji kacang hijau .................................................................. 57

Gambar 9. Grafik optimasi intensitas sinar UV ................................................ 59

Gambar 10. Hasil uji kualitatif UV protection ekstrak kacang hijau pada menit

ke 15 .............................................................................................. 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

xvii

Gambar 11. Hasil uji kualitatif antibakteri ekstrak kacang hijau secara

bioautografi ................................................................................... 62

Gambar 12. Hasil KLT ekstrak dan hasil triturasi ............................................ 65

Gambar 13. Hasil optimasi fase gerak kromatografi kolom gradien ................ 68

Gambar 14. Hasil uji kualitatif penangkapan radikal bebas isolat ekstrak kacang

hijau ............................................................................................... 73

Gambar 15. Hasil uji kualitatif UV protection isolat ekstrak kacang hijau pada

menit ke 15 .................................................................................... 75

Gambar 16. Hasil deteksi secara fisik isolat ..................................................... 78

Gambar 17. Hasil identifikasi senyawa isolat 1 dengan reagen

..................................................................................................... 79

Gambar 18. Hasil identifikasi senyawa isolat 2 dengan reagen ........................ 80

Gambar 19. Hasil identifikasi senyawa isolat 3 dengan reagen ........................ 81

Gambar 20. Hasil identifikasi senyawa isolat 4 dengan reagen ........................ 81

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat pengesahan determinasi tanaman kacang hijau (Vigna

radiata (L.) R. Wilczek)................................................................ 88

Lampiran 2. Gambar kacang hijau yang berasal dari PT. SUPER INDO,

dengan batch number : 8-993408-010 .......................................... 89

Lampiran 3. Perhitungan susut pengeringan simplisia kacang hijau .............. 91

Lampiran 4. Perhitungan rendemen ekstrak .................................................... 93

Lampiran 5. Perhitungan susut pengeringan ekstrak kacang hijau ................. 94

Lampiran 6. Penimbangan ekstrak kacang hijau untuk kromatografi lapis tipis

(KLT) ............................................................................................ 96

Lampiran 7. Gambar parameter warna yang digunakan dalam uji kualitatif UV

protection ...................................................................................... 97

Lampiran 8. Hasil optimasi intensitas sinar UV .............................................. 98

Lampiran 9. Surat sertifikat hasil uji bakteri ................................................... 99

Lampiran 10. Gambar kontrol media, kontrol pertumbuhan dan kontrol positif

uji kualitatif antibakteri ekstrak kacang hijau ............................. 101

Lampiran 11. Penimbangan ekstrak kacang hijau untuk triturasi .................... 102

Lampiran 12. Penimbangan hasil triturasi ....................................................... 103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

xix

Lampiran 13. Penimbangan ekstrak kacang hijau dan hasil triturasi untuk

kromatografi lapis tipis (KLT) .................................................... 104

Lampiran 14. Penimbangan sampel untuk kromatografi kolom gradien ......... 105

Lampiran 15. Gambar kolom yang digunakan dalam kromatografi kolom gradien

ekstrak kacang hijau .................................................................... 106

Lampiran 16. Hasil kromatografi kolom gradien dengan fase gerak kloroform ..

................................................................................................... 107

Lampiran 17. Penimbangan hasil pemekatan isolat hasil kromatografi kolom

gradien ......................................................................................... 110

Lampiran 18. Gambar hasil uji kualitatif aktivitas antibakteri isolat senyawa

kacang hijau ................................................................................ 112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

xx

INTISARI

Kacang hijau (Vigna radiata (L.)R.Wilczek) merupakan tanaman pangan

yang juga digunakan sebagai bahan dalam kosmetik tradisional, namun

efektivitasnya sebagai bahan kosmetik tradisional belum diteliti lebih lanjut.

Penelitian ini bertujuan melakukan eksplorasi aktivitas penangkapan radikal

bebas, UV protection dan antibakteri.

Kacang hijau diekstraksi dengan etanol 90% v/v, kemudian dipekatkan

hingga membentuk ekstrak. Kromatografilapis tipis (KLT) dilakukan pada ekstrak

kacang hijau menggunakan fase gerak kloroform : metanol (7:3v/v) dan fase diam

silica gel 60 F254. Selanjutnya ekstrak diuji secara kualitatif terkait aktivitas

penangkapan radikal dengan menggunakan 2,2-diphenyl-1-picrylhidrazyl

(DPPH), UV protection dengan metode inhibition of bleaching of β-carotene, dan

antibakteri dengan bioautografi kontak.

Senyawa aktif hasil uji kualitatif diisolasi dengan kromatografi kolom,

didapatkan 4 isolat. Ekstrak kacang hijau mengandung golongan senyawa

meliputi flavonoid, fenolik, dan terpenoid, yang terbagi menjadi 4 isolat. Keempat

isolat tersebut memiliki aktivitas penangkap radikal bebas dan UV protection,

sedangkan aktivitas antibakteri hanya dimiliki oleh isolat 3 dan 4.

Kata kunci: Kacang hijau (Vigna radiata (L.)R.Wilczek), penangkap radikal

bebas, UV protection, antibakteri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

xxi

ABSTRACT

Mung beans (Vigna radiata (L.)R.Wilczek) is a edible plant which is

widely used as an ingredient in traditional cosmetics, but its effectiveness as a

traditional cosmetic ingredient has not been studied further. The aims of this study

are to explore the free radical scavenging activity, UV protection, and

antibacterial, of mung beans.

Mung beans extracted with ethanol 90% v/v, then concentrated to form

the extract. Extracts of mung beans separated by preparative thin layer

chromatography using a mobile phase of chloroform: methanol (7: 3 v/v) and the

stationary phase silica gel 60 F254. Extracts tested qualitatively on radical

scavenging activity using the 2,2-diphenyl-1-picrylhidrazyl(DPPH), UV

protection using inhibition of bleaching of β-carotene method, and antibacterial by

contact bioautography method.

Active compound, which is obtained from qualitative test, isolated using

column chromatography, and by this isolation, 4 isolates obtained. Mung beans

extract contains a group of compounds such as flavonoids, phenolics, and

terpenoids, which are divided into 4 isolates. All four isolates have free radicals

scavengers activity and UV protection, while the antibacterial activity present on

isolates 3 and 4.

Keywords: mung beans (Vigna radiata(L.)R.Wilczek), free radicals scavengers,

UV protection, antibacterial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Kosmetik saat ini sudah menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan

manusia sebagai penunjang penampilan. Ada berbagai bentuk kosmetik seperti

kosmetik pembersih, pelembab, pelindung dan juga dekoratif. Semakin

berkembangnya jaman, kosmetik yang bersifat memperbaiki atau menyembuhkan

makin populer dipasaran (Tranggono, 2007).

Secara garis besar kosmetik sebagai pengobatan diformulasikan untuk

mengatasi kelainan kulit sebagai kosmetik pengobatan untuk mengatasi penuaan

kulit (penuaan kulit yang belum waktunya atau penuaan dini) dan kosmetik untuk

pengobatan mengatasi kelainan kulit, terutama jerawat dan munculnya noda hitam

(hiperpigmentasi) (Tranggono, 2007).

Munculnya slogan back to nature sekarang semakin marak melanda

dunia kecantikan, ditandai dengan munculnya produk - produk kosmetik yang

menggunakan bahan-bahan alami (tradisional). Produk kosmetik organik diklaim

lebih aman bagi kulit maupun bagi lingkungan dan kelebihan lain dari produk

kosmetik organik adalah bebas dari zat pewarna, parfum serta pengawet yang

dapat menimbulkan alergi pada kulit (Utami, 2013).

Tak terkecuali di Indonesia slogan back to nature juga marak

diperkenalkan sekitar tahun 90an. Inti dari slogan tersebut ialah menghimbau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

2

agar memanfaatkan potensi alam yang sudah tersedia dalam dunia pengobatan dan

kosmetik (Pamungkas, 2010).

Kacang hijau dengan nama latin V. radiata merupakan salah satu contoh

tanaman yang digunakan sebagai bahan kosmetik tradisiomal, contohnya seperti

masker dan lulur yang sudah tersebar dipasaran. Kacang hijau memiliki

bioaktivitas berupa antioksidan, antibakteri, anti-inflamasi, antihipertensi,

antitumor, dll (Tang, Dong, Ren, Li, He, 2014). Efek biologis tersebut tentunya

mendukung kacang hijau untuk dimanfaatkan menjadi kosmetik. Maka dalam

penelitian ini peneliti ingin membuktikan secara ilmiah efek khasiat dari kacang

hijau sebagai kosmetik alam atau tradisional, aktivitas yang akan diteliti dalam

peneliti ini adalah terkait aktivitas penangkapan radikal bebas sebagai aktivitas

penangkal penuaan kulit, aktivitas UV protection sebagai aktivitas penangkal

terjadinya hiperpigmentasi kulit, dan aktivitas antibakteri sebagai aktivitas

penangkal munculnya jerawat. Menurut Tranggono (2007), ketiga aktivitas

tersebut merupakan komponen aktivitas yang berperan penting dalam formulasi

kosmetik pengobatan.

1. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut.

a. Apakah ekstrak kacang hijau memiliki aktivitas penangkapan radikal

bebas, UV protection dan antibakteri secara kualitatif ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

3

b. Golongan senyawa apa yang bertanggung jawab terhadap aktivitas

penangkapan radikal bebas, UV protection dan antibakteri ekstrak

kacang hijau ?

2. Keaslian penelitian

Sejauh pengamatan penulis, penelitian mengenai kacang hijau (V.

radiata) pernah dilakukan oleh Tang, Dong, Ren, Li, He (2014) melakukan

penelitian terkait tinjauan fitokimia, perubahan metabolit, dan penggunaan kacang

hijau sebagai obat dan makanan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kacang

hijau memiliki fungsi antioksidan, antimikroba, anti-inflamasi, efek antidiabetes,

antihipertensi, antitumor dan antiseptis. Metode analisis antioksidan yang

digunakan metode DPPH dan untuk metode uji antimikroba digunakan metode

difusi agar.

Penelitian lain tentang kacang hijau pernah dilakukan oleh Anwar, Latif,

Przybylski, Sultana, Ashraf (2007) menentukan komposisi kimia dan aktivitas

antioksidan dari berbagai benih kacang hijau. Menunjukkan bahwa kacang hijau

adalah sumber asam lemak, mineral, dan tokoferol yang baik. Selain itu, peneliti

melakukan penelitian terkait aktivitas antioksidan dan penentuan total phenolic

contents (TPC), hasil penelitian aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa kacang

hijau memiliki aktivitas antioksidan.

Priya, Laksmi, Banu, Gopalakrishnan, Dhanalakshmi, Sagadevan,

Manimaran, Arumugam (2012) melakukan penelitian terkait skrining fitokimia

dan aktivitas antibakteri kacang hijau terhadap bakteri patogen yang terlibat dalam

pembusukan makanan dan penyakit makanan. Metode uji potensi antibakteri yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

4

digunakan adalah menggunakan metode difusi sumuran agar dengan

menggunakan bakteri patogen pada makanan seperti Escherichia coli, Salmonella

typhi, Klebsiella pneumoniae, Proteus vulgaris and Streptococcus faecalis.

Pelarut yang digunakan dalam penelitian ini adalah metanol, etil asetat, dan n-

heksana. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak metanol memiliki

aktivitas antibakteri terhadap hampir semua patogen uji. Tes fitokimia secara

kualitatif dan hasil kromatografi lapis tipis ekstrak metanol menunjukkan adanya

kandungan glikosida, steroid, fenol, saponin, alkaloid dan flavonoid.

Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah

penelitian ini menggunakan kacang hijau dari PT. SUPER INDO. Kemudian

proses pembuatan simplisia kacang hijau dilakukan, pembuatan ekstrak etanolik

kacang hijau dengan etanol 90% v/v, dilanjutkan dengan melakukan kromatografi

lapis tipis (KLT) terhadap ekstrak kacang hijau dengan menggunakan fase gerak

yang telah dioptimasi. Selanjutnya, hasil pemisahan kromatografi lapis tipis

(KLT) ekstrak kacang hijau tersebut di uji secara kualitatif aktivitas penangkap

radikal bebas, UV protection, dan antibakteri. Senyawa aktif hasil uji kualitatif

kemudian diisiolasi dengan kromatografi kolom, kemudian isolat senyawa aktif

tersebut diuji secara kualitatif aktivitas penangkapan radikal bebas dengan

penyemprotan 2,2-diphenyl-1-picrylhidrazyl (DPPH), aktivitas UV protection

dengan inhibition of bleaching of 𝛽-carotene dan aktivitas antibakteri dengan

metode disc diffusion.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

5

3. Manfaat

a. Manfaat teoritis : penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pengetahuan tentang aktivitas penangkapan radikal bebas, UV protection,

dan antibakteri ekstrak kacang hijau secara kualitatif.

b. Manfaat praktis : penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

tentang aktivitas penangkapan radikal bebas, UV protection, dan

antibakteri dari ekstrak kacang hijau secara kualitatif sehingga mampu

menunjukkan kefektifannya sebagai kosmetik tradisional.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Melakukan uji kualitatif aktivitas penangkapan radikal bebas, UV

protection dan antibakteri ekstrak kacang hijau sebagai bukti

keefektifannya sebagai kosmetik tradisional.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui aktivitas penangakapan radikal bebas, UV protection, dan

antibakteri dari isolat senyawa aktif ekstrak kacang hijau secara

kualitatif.

b. Melakukan isolasi dan identifikasi senyawa yang bertanggung jawab

terhadap aktivitas penangkapan radikal bebas, UV protection dan

antibakteri ekstrak kacang hijau.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

6

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Kacang Hijau (Vigna radiata( L.) R. Wilczek)

1. Klasifikasi tanaman

Menurut United States Department of Agriculture (2014) klasifikasi

tanaman kacang hijau, sebagai berikut.

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivision : Spermatophyta

Division : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Subclass : Rosidae

Order : Fabales

Familly : Fabaceae

Genus : Vigna

Species : Vigna radiata (L.) R. Wilczek

Menurut Plant Resources of South-East Asia (2015) sinonim dari Vigna

radiata (L.) R. Wilczek , yaitu : Phaseolus radiatus L. (1753).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

7

Nama lain yang dimiliki kacang hijau adalah sebagai berikut.

Inggris : mung bean, bean sprouts, green gram, golden gram

Perancis : haricot mungo

(Munro dan Small, 1997).

2. Deskripsi tanaman kacang hijau

Kacang hijau merupakan tanaman pendek bercabang tegak. Bagian tubuh

dari tanaman kacang hijau, yaitu akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Akar,

berakar tunggang. Sistem perakarannya dibagi menjadi dua, yaitu percabangan

banyak dan akar dengan sedikit cabang (Purwono, 2012).

Batang, bentuk akar bulat dan berbuku-buku. Berukuran kecil, berbulu,

hijau kecoklatan atau kemerahan. Setiap buku batang menghasilkan satu tangkai

daun, kecuali pada daun pertama berupa sepasang daun yang saling berhadapan

dan masing-masing daun berupa daun tunggal. Ketinggian batang bisa mencapai 1

meter (Purwono, 2012).

Daun, berupa daun majemuk terdiri dari tiga anak daun setiap tangkai.

Helaian daun berbentuk oval dengan ujung yang lancip dan berwarna hijau muda

hingga hijau tua. Letak daun berseling. Tangkai daun lebih panjang dari daunnya

sendiri (Purwono, 2012).

Bunga, berbentuk seperti kupu-kupu berwarna kuning kehijau-hijauan

atau kuning pucat. Berupa bunga hermaprodit, proses penyerbukan terjadi pada

malam hari, sehingga bunga akan mekar pada pagi hari dan layu pada sore hari

(Purwono, 2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

8

Buah, berbentuk polong. Panjang polong 5 - 16 cm, setiap polong berisi

10 - 15 biji. Polong berbentuk bulat silindris dengan ujung agak runcing atau

tumpul. Polong yang masih muda berwarna hijau, setelah tua menjadi menghitam,

polongnya memiliki bulu-bulu halus (Purwono, 2012).

Biji, berbentuk bulat, memiliki bobot 0,5 – 0,8 mg, kulitnya hijau berbiji

putih (Purwono, 2012).

3. Kandungan kimia kacang hijau

Kandungan dari kacang hijau, yaitu protein, polyphenol, polypeptides,

polysaccharides, enzym, peptides, phytosterol, amino acids, flavone, isoflavone,

flavonoids, isoflavonoids (Tang, Dong, Ren, Li, He, 2014).

Selain itu juga kacang hijau merupakan penyedia kandungan fatty acids,

minerals, dan tocopherols (Anwar, Latif, Przybylski, Sultana, Ashraf, 2007).

Kacang hijau mengandung isoflavon, yang memiiki struktur kimia hampir

sama dengan estrogen, isoflavon sering disebut fitoestrogen atau estrogen nabati

(Iswandari, 2006).

B. Antioksidan

1. Definisi antioksidan

Antioksidan merupakan suatu senyawa yang berperan dalam menghambat

oksidasi yang diperantarai oksigen. Senyawa antioksidan memegang peranan

penting dalam pertahanan tubuh terhadap penyakit. Hal tersebut disebabkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

9

senyawa antioksidan dapat mencegah pengaruh buruk yang disebabkan oleh

radikal bebas (Percival, 1998).

Sistem antioksidan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok

enzimatik dan bukan enzimatik. Antioksidan enzimatik terdiri dari superoxide

dismutase (SOD), catalase dan glutathione peroxidase. Antioksidan bukan

enzimatik terdiri dari vitamin E, vitamin A, provitamin A (β-karoten), dan vitamin

C. Antioksidan enzimatik secara alamiah dihasilkan oleh tubuh sedangkan

antioksidan bukan enzimatik diperoleh dari luar tubuh (Fouad, 2005).

Berdasarkan cara kerjanya, antioksidan dibagi menjadi antioksidan primer,

antioksidan sekunder, dan antioksidan tersier. Suatu senyawa dikatakan sebagai

antioksidan primer, apabila dapat memberikan atom hidrogen secara cepat kepada

senyawa radikal, kemudian radikal antioksidan yang terbentuk segera berubah

menjadi senyawa yang lebih stabil (Winarsi, 2007). Antioksidan primer bekerja

dengan cara mencegah pembentukan senyawa radikal bebas baru, atau mengubah

radikal bebas yang telah terbentuk menjadi molekul yang kurang reaktif (Winarsi,

2007).

Antioksidan sekunder disebut juga sistem pertahanan preventif.

Pembentukan senyawa oksigen reaktif dihambat dengan cara pengkelatan metal,

atau jika sudah terbentuk, senyawa itu dirusak. Kerja sistem antioksidan sekunder,

yaitu dengan cara memotong reaksi oksidasi berantai dari radikal bebas atau

dengan cara menangkapnya. Antioksidan sekunder meliputi vitamin E, vitamin C,

karoten, flavonoid (Winarsi, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

10

Antioksidan tersier bekerja dengan memperbaiki jaringan sel – sel yang

sudah rusak akibat radikal bebas (Winarsi, 2007).

2. Metode penangkapan radikal DPPH

Radikal 2, 2- diphenyl-1- picrylhidrazyl (DPPH) memiliki absorpsi

maksimal pada 517nm, yang akan menurun dengan adanya reaksi dengan radikal

scavenger. Perubahan warna yang terjadi dapat diamati dengan menggunakan uji

KLT, pelat KLT hasil elusi yang telah kering akan disemprotkan dengan larutan 0,2%

b/v (DPPH) dalam metanol. Senyawa aktif (free-radical scavenging) nampak dengan

adanya bercak kuning hingga putih dengan latar ungu (Marston, 2011).

Senyawa yang beraksi sebagai penangkal radikal bebas akan mereduksi

DPPH yang dapat diamati dengan adanya perubahan warna DPPH dari meredam

menjadi kuning. Perubahan warna terjadi ketika elektron ganjil dari radikal DPPH

telah berpasangan dengan hidrogen dari senyawa penangkal radikal bebas yang akan

membentuk DPPH-H tereduksi (Molyneux, 2004).

Gambar 1. Reaksi 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazil radical (DPPH) dengan radical

scavengers (Marston, 2011)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

11

C. UV protection

1. Definisi UV protection

UV protection atau tabir surya berfungsi untuk melindungi kulit dari

iritasi yang disebabkan oleh sinar ultraviolet, seperti kulit pucat, muncul

kemerahan, terkelupas, muncul noda hitam. Dampak dari sinar ultraviolet tidak

hanya didapat dari luar ruangan, aktivitas diluar ruangan pun mampu membuat

dampak kulit terpapar sinar ultraviolet dari efek pencahayaan lampu, komputer,

maupun alat-alat elektronik lainnya (Oktoviana, 2006).

2. Metode inhibition of bleaching of 𝜷-carotene

𝛽-karoten merupakan anggota golongan tetraterpen (C40), senyawa ini

mudah menyerap sinar UV secara kuat. β − karoten merupakan antioksidan kuat

dan lebih mudah teroksidasi daripada molekul biologis, seperti asam nukleat dan

protein (Heinrich, Barnes, Gibbons, Williamson, 2005). Metode 𝛽-karoten adalah

metode yang digunakan untuk memperkirakan kemampuan relatif dari ekstrak

terhadap oksidasi dari asam linoleat yang akan mengoksidasi 𝛽-karoten dalam

emulsi. Akibat dari adanya oksidasi oleh asam linoleat ini maka 𝛽-karoten akan

kehilangan warna karena putusnya ikatan rangkap sehingga terjadi perubahan

warna (Miguel, 2010).

Terdapat beberapa macam jenis 𝛽-carotene bleaching test, yaitu :

a. Metode inhibition of bleaching of 𝛽-carotene

Metode ini menggunakan reagen semprot, yaitu 0,05% b/v larutan 𝛽-

karoten dalam kloroform, kemudian akan disemprotkan pada pelat KLT hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

12

elusi yang telah kering. Perubahan warna pada pelat KLT tersebut dapat terjadi 12

jam pada suhu ruang atau diletakkan dibawah sinar UV 366 nm. Senyawa aktif

ditunjukkan dengan bercak kuning hingga jingga pada latar putih (Marston, 2011).

b. Metode inhibition of bleaching of 𝛽-carotene induced by autooxidation of

linoleic acid

Metode ini menggunakan reagen semprot campuran antara linoleic acid

dalam etanol dan 𝛽-karoten dalam kloroform, yang akan disemprotkan pada pelat

KLT kering hasil elusi. Setelah dijemur di bawah sinar matahari, aktivitas

antioksidan akan ditunjukkan dengan adanya bercak jingga pada latar putih

(Marston, 2011).

D. Antibakteri

1. Definisi antibakteri

Antibakteri merupakan substansi yang menghambat atau membunuh

bakteri atau mikroorganisme lain (organisme mikrospik termasuk bakteri, jamur,

virus, protozoa, riketsia, dll). Secara teknik, istilah antibiotik mengacu pada suatu

zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang menghambat atau membunuh

mikroorganisme yang lain (Kee, 1993).

Bakteriostatis merupakan penghambatan pertumbuhan atau multiplikasi

suatu bakteri, sedangkan bakterisidal bersifat membunuh bakteri tertentu. Kaitan

dengan istilah tersebut, terdapat istilah kadar hambat minimum (KHM) yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

13

kadar minimum yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan mikroba, dan

kadar bunuh minimum (KBM) yaitu kadar minimum yang diperlukan untuk

membunuh mikroba (Nugroho, 2012).

2. Metode bioautografi

Metode bioautografi dapat digunakan untuk pengujian aktivitas antibakteri

dan antikapang sekaligus mendeteksi golongan senyawa. Bioautografi dibedakan

menjadi bioautografi kontak, bioautografi agar overlay, dan bioautografi

langsung. Bioautografi kontak dilakukan dengan menempelkan kromatogram

pada media padat berisi bakteri uji. Senyawa dengan aktivitas antibakteri

ditunjukkan dengan daerah jernih ( Kusumaningtyas, 2008).

Metode bioautografi merupakan suatu metode yang serupa dengan metode

difusi agar. Pada kontak bioautografi, pelat KLT hasil elusi yang telah kering

akan ditempatkan pada agar yang telah diinokulasikan bakteri selama beberapa

menit atau jam untuk meperkenankan terjadinya proses difusi. Selanjutnya pelat

KLT tersebut akan dilepaskan dan dilakukan proses inkubasi agar (Choma dan

Grzelak, 2011).

Metode bioautografi dapat mendeteksi komponen aktif pada ekstrak

tanaman. Teknik bioautografi dapat menunjukkan secara visual bahwa adanya

penghambatan ditandai dengan daerah jernih pada pertumbuhan bakteri, inilah

yang mampu digunakan sebagai pemandu adanya senyawa aktif pada ekstrak.

KLT hasil elusi yang telah kering, kemudian dilapisi diatas agar yang telah

dikulturkan bakteri dan ditinggal selama 1 malam pada suhu 37°C. Pelat KLT

dibuat duplikat: satu digunakan sebagai acuan kromatogram dan satunya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

14

digunakan untuk bioautografi. Area penghambatan kemudian dibandingkan

dengan Rf dari bercak pelat KLT acuan (Chomnawang, Surassmo, Wongsariya,

Bunyapraphatsara, 2009).

Bioautografi pada pelat kromatografi lapis tipis (KLT) dimaksudkan untuk

mendeteksi aktivitas biologi dari sampel yang bermigrasi pada pelat KLT dengan

menggunakan fase gerak yang cocok. Metode ini hanya membutuhkan jumlah

sampel yang sedikit dan cocok untuk pengujian komponen tanaman dan dapat

digunakan untuk mengarahkan target isolasi pada komponen tersebut (Marston,

2011).

3. Metode difusi

Metode difusi merupakan metode penentuan aktivitas didasarkan pada

kemampuan difusi dari zat antimikroba dalam lempeng agar yang telah

diinokulasikan dengan mikroba uji. Hasil pengamatan berupa ada atau tidaknya

zona hambatan yang akan terbentuk disekeliling zat antimikroba pada waktu

tertentu masa inkubasi (Brooks, Butel, Carrol, Morse, 2007).

Cara cakram (disc) merupakan metode difusi yang paling sering

digunakan untuk menentukan kepekaan kuman terhadap berbagai macam obat-

obatan. Cara ini menggunakan cakram kertas saring (paper disc) yang berfungsi

sebagai tempat menampung zat antimikroba. Paper disc tersebut kemudian

diletakkan pada lempeng agar yang telah diinokulasikan mikroba uji, kemudian

diinkubasi pada waktu tertentu dan suhu tertentu, sesuai dengan kondisi optimum

dari mikroba uji. Pada umumnya, hasil yang dapat diamati setelah inkubasi

selama 18-24 jam dengan suhu 37°C. Hasil pengamatan berupa ada atau tidaknya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

15

daerah bening yang terbentuk disekeliling kertas cakram yang menunjukkan zona

hambat pada pertumbuhan bakteri (Pelczar dan Chan, 1988).

Menurut Greenwood cit. Mulyadi, Wuryanti, Ria (2013), respon

hambatan pertumbuhan bakteri dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri

Diameter zona bening Respon hambatan pertumbuhan

>20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

<10 mm Kurang efektif

E. Ekstraksi

Ekstraksi merupakan suatu peristiwa perpindahan massa zat aktif yang

semula berada di dalam sel kemudian ditarik oleh cairan penyari. Pada umumnya

ektraksi akan bertambah baik jika permukaan simplisia yang bersentuhan dengan

penyari semakin luas (Harborne, 1987).

Ekstrak merupakan sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi

senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut

yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan (Dirjen POM,

1995). Untuk mendapatkan senyawa yang khas (zat aktif) dalam suatu tumbuhan,

diperlukan metode ekstraksi yang tepat. Pemilihan metode ekstraksi tergantung

pada sumber bahan alami dan senyawa yang akan diisolasi tersebut (Harborne,

1987).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

16

Dalam memilih penyari, ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan.

Cairan penyari yang baik harus memiliki kriteria berikut ini.

(1) Murah dan mudah diperoleh,

(2) stabil secara fisika dan kimia,

(3) tidak mudah menguap dan tidak mudah terbakar,

(4) selektif,

(5) tidak mempengaruhi zat berkhasiat, dan

(6) diperbolehkan oleh peraturan yang berlaku (Depkes RI, 1986).

Metode penyarian yang digunakan tergantung dari wujud dan kandungan

zat dari bahan yang disari. Cara penyarian dapat dibedakan menjadi: infundasi,

maserasi, perkolasi, dan penyarian yang berkesinambungan (Depkes RI, 1986).

Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan

dengan cara merendam serbuk daun dalam cairan penyari. Cairan penyari akan

menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat

aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan

zat aktif di dalam sel dengan yang diluar sel, maka larutan yang terpekat didesak

keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi

antara larutan diluar dan di dalam sel. Maserasi dengan mesin pengaduk yang

berputar terus menerus, waktu proses maserasi dapat dipersingkat menjadi 6

sampai 24 jam (Depkes RI, 1986).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

17

F. Kromatografi

1. Definisi kromatografi lapis tipis (KLT)

Kromatografi merupakan proses pemisahan yang mana analit-analit dalam

sampel terdistribusi antara 2 fase, yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam

berupa bahan padat ataupun porus dalam bentuk molekul kecil, atau dalam bentuk

cairan yang dilapiskan dalam dinding kolom. Dalam kromatografi cair, fase gerak

yang digunakan selalu cair (Rohman, 2009).

Kromatografi lapis tipis (KLT) terdiri atas fase diam dan fase gerak. Fase

diamnya berupa lapisan seragam (uniform) pada permukaan bidang datar yang

didukung oleh lempeng kaca, pelat aluminium, atau pelat plastik. Penjerap yang

paling sering digunakan adalah silika dan serbuk selulosa. (Rohman, 2009). Fase

gerak kromatografi lapis tipis digunakan sebagai pelarut pengembang yang akan

bergerak sepanjang fase diam karena pengaruh kapiler pada pengembangan secara

menaik (ascending), atau karena pengaruh gravitasi pada pengembangan secara

menurun (descending) (Gandjar dan Rohman, 2007). Mekanisme sorpsi-desorpsi

yang utama pada KLT adalah partisi dan adsorbsi (Rohman, 2007).

Perlu adanya optimasi fase gerak dalam kromatografi lapis tipis. Sistem

yang paling sederhana menggunakan 2 pelarut organik karena daya elusi

campuran kedua pelarut ini mudah diatur sehingga pemisahan dapat terjadi secara

optimal.

Beberapa petunjuk yang perlu diperhatikan dalam optimasi fase gerak,

yaitu :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

18

1) Fase gerak harus mempunyai kemurnian yang tinggi, karena KLT

merupakan teknik yang sensitif

2) Daya elusi fase gerak harus diatur sedemikian rupa sehingga harga Rf

solut terletak diantara 0,2-0,8 untuk memaksimalkan pemisahan

3) Pemisahan dengan fase diam polar seperti silika gel, polaritas fase gerak

akan menentukan kecepatan migrasi solut sehingga menentukan nilai Rf

4) Solut-solut ionik dan solut-solut polar lebih baik menggunakan campuran

pelarut sebagai fase gerak seperti campuran air dan methanol dengan

perbandingan tertentu (Rohman, 2009).

Perlu adanya deteksi terhadap bercak hasil pemisahan KLT, karena pada

umumnya bercak pemisahan KLT tidak berwarna. Deteksi secara kimia yang

biasa digunakan dengan menggunakan suatu pereaksi melalui cara penyemprotan

sehingga bercak terlihat jelas. Deteksi secara fisika dapat dilakukan dengan

menampakkan bercak dengan fluoresensi dibawah sinar ultraviolet, untuk

senyawa yang dapat berfluoresensi akan membuat bercak terlihat lebih jelas.

Berikut ini adalah cara-cara kimiawi mendeteksi bercak hasil pemisahan

KLT:

1) Menyemprot lempeng KLT dengan reagen kromogenik yang akan

bereaksi secara kimia dengan seluruh solut yang mengandung gugus fungsional

tertentu sehingga bercak menjadi berwarna. Pemanasan terkadang dibutuhkan

untuk mempercepat reaksi pembentukan warna dan intensitas warna bercak

2) Mengamati lempeng KLT dibawah lampu ultraviolet yang dipasang pada

panjang gelombang emisi 254 atau 366 nm untuk menampakkan solut sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

19

bercak yang gelap atau bercak yang berflouresensi terang pada dasar yang

berflouresensi seragam

3) Menyemprot lempeng dengan asam sulfat pekat atau asam nitrat pekat lalu

dipanaskan untuk mengoksidasi solut-solut organik yang akan nampak sebagai

bercak hitam sampai kecoklatan

4) Memaparkan lempeng dengan uap iodium dalam chamber tertutup.

5) Melakukan scanning pada permukaan lempeng dengan densitometer

(Rohman, 2009).

Kromatografi lapis tipis (KLT) bila dikombinasikan dengan metode

deteksi biologis dan kimia, merupakan teknik yang efektif dan tidak mahal untuk

pengujian ekstrak tanaman. Kombinasi KLT dengan metode deteksi biologi,

dikenal sebagai KLT bioautografi (Marston, 2011).

KLT umumnya digunakan untuk menentukan komponen dalam

campuran, identifikasi senyawa, memantau berjalannya reaksi, menentukan

efektifitas pemurnian, menentukan kondisi yang sesuai dan memantau

kromatografi kolom, melakukan screening untuk obat (Gandjar dan Rohman,

2007).

2. Kromatografi kolom

Kromatografi kolom merupakan metode pemisahan menggunakan kolom

gelas diisi dengan adsorben yang dilewatkan oleh suatu desorben berupa larutan

campuran. Masing-masing komponen akan dipisahkan dalam kolom yang diatur

dengan afinitas adsorpsi setiap komponen (Lazo, 1999).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

20

Dalam melakukan kromatografi kolom, kolom kaca vertikal diisi merata

dengan adsorben dalam jumlah yang tepat. Selanjutnya, desorben dituangkan ke

dalam kolom dan melewati adsorben. Masing-masing senyawa dijerap pada

ketinggian yang berbeda tergantung pada afinitas adsorpsi tiap komponen. Pada

tahap ini, bagian komponen yang telah diserap masih belum benar-benar terpisah.

Namun, jika desorben sesuai dituangkan ke dalam kolom, komponen yang telah

dijerap pada adsorben larut dalam desorben dan mulai bergerak ke bawah dalam

kolom. Setiap komponen bergerak menuju bagian bawah kolom, tingkat migrasi

tiap komponen berbeda, sesuai dengan afinitas adsorpsi setiap komponen.

Komponen di lapisan bawah bergerak lebih cepat, dan pada akhirnya, masing-

masing komponen akan dipisahkan secara jelas (Lazo, 1999).

Jika bahan yang dipisahkan merupakan campuran pigmen, akan ada zona

berwarna di ketinggian yang berbeda pada kolom yang diisi dengan adsorben.

Zona berwarna disebut kromatogram (Lazo, 1999).

Tanpa melepas adsorben dari kolom, desorben dituangkan berturut-turut

dari atas. Masing-masing zona yang dielusi dengan desorben akan larut ke

dalamnya dan menetes ke bawah kolom satu per satu. Cairan kemudian dapat

dikumpulkan dari bagian bawah kolom saat mereka menetes keluar (Lazo, 1999).

Pelarut murni atau sistem pelarut tunggal dapat digunakan untuk

mengelusi semua komponen. Selain itu, sistem gradien pelarut juga digunakan.

Pada elusi gradien, polaritas sistem pelarut ditingkatkan secara perlahan dengan

meningkatkan konsentrasi pelarut ke yang lebih polar. Pemilihan pelarut eluen

tergantung pada jenis adsorben yang digunakan dan kemurnian senyawa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

21

dipisahkan. Pelarut harus mempunyai kemurnian yang tinggi. Keberadaan

pengganggu seperti air, alkohol, atau asam pada pelarut yang kurang polar akan

mengganggu aktivitas adsorben (Braithwaite and Smith, 1995).

G. Landasan Teori

Kacang hijau dengan nama latin Vigna radiata (L.) R.Wilczek

merupakan tanaman pendek bercabang tegak tersusun atas akar, batang, daun,

bunga, buah dan biji.

Berdasarkan penelitian Anwar, Latif, Przybylski, Sultana, Ashraf (2007),

kacang hijau merupakan sumber asam lemak, mineral, dan tokoferol. Penelitian

yang dilakukan oleh Tang, Dong, Ren, Li, He (2014), menunjukkan bahwa

kacang hijau memiliki beberapa metabolit sekunder, yaitu polyphenol,

polypeptides, polysaccharides, enzym, phytosterol. Metabolit sekunder tersebut

berdampak pada bioaktivitas kacang hijau, yaitu aktivitas antioksidan, antibakteri,

anti-inflamasi, antidiabetes, antihipertensi, antitumor dan antiseptis.

H. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini, yaitu :

Ekstrak kacang hijau memiliki aktivitas antioksidan dan antibakteri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksploratif .

B. Bahan dan Materi Penelitian

1. Bahan penelitian

a. Bahan utama berupa kacang hijau (Vigna radiata (L.) R. Wilczek) yang

berasal dari PT. SUPER INDO, dengan batch number: 8-993408-010226.

b. Bahan kimia yang digunakan meliputi DPPH pro analitik dan β-karoten

pro analitik yang diperoleh dari Sigma Chem. Co., USA. Etanol, n-heksana,

kloroform, metanol, asam sulfat, barium klorida, NaCl pro analitik yang

diperoleh dari Merck, Germany. Akuades yang diperoleh dari Brataco

Chemica. Reagen Dragendorff, AlCl3, FeCl3, sitroborat, vanilin sulfat

diperoleh dari Laboratorium Farmakognosi Fitokimia Universitas Sanata

Dharma. Silika gel 60 F254 for thin layer chromatography dan silika gel 60

(0,040-0,063 mm) for column chromatography dari Merck, Germany. Bakteri

Staphylococcus aureus dan Escherichia coli yang berasal dari. Laboratorium

Balai Kesehatan Yogyakarta. Amoksisilin diperoleh dari PT. Indofarma.

Media agar yang digunakan trypticasein soy broth (TSB) dari Agarindo

Biological Company, Agar No.1 diperoleh dari Oxoid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

23

2. Alat penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa micro haematocrit

tubes, light meter (Lutron), lampu UV 254 nm, lampu UV 366 nm, sentrifuge,

vortex (junke & kunkel), mikropipet 10-1000 μL; 1-10 mL (Socorex), neraca

analitik (Scaltec SBC 22, BP 160P), vacuum rotary evaporator (Buchi),

blender, kertas saring, tabung reaksi bertutup dan alat-alat gelas yang lazim

digunakan di laboratorium analisis (Pyrex-Germany dan Iwaki), frezzer,

Autoclave (YX-400Z), oven (WTB binder).

C. Tata Cara Penelitian

1. Determinasi sampel

Determinasi biji kacang hijau dilakukan di Bagian Biologi Farmasi,

Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Determinasi sampel

ini memastikan bahwa sampel yang digunakan untuk penelitian benar-benar

kacang hijau (Vigna radiata (L.) R. Wilczek).

2. Pengumpulan dan penyiapan bahan

a. Pengumpulan bahan

Kacang hijau yang digunakan diperoleh dari PT. SUPER INDO. Bagian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji kacang hijau.

b. Sortasi basah

Bahan baku dipisahkan dari bahan-bahan pengganggu seperti tanah,

kerikil, rumput, bagian tanaman yang tidak dibutuhkan (ranting dan bunga),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

24

bagian dari tanaman lain (tangkai, daun, bunga dan biji inang), bahan yang

rusak dan lain-lain.

c. Pencucian

Biji kacang hijau dicuci dengan cara menggunakan air mengalir sambil

dibersihkan kotoran yang melekat pada biji kacang hijau. Pencucian ini

dilakukan sebanyak 3 kali.

d. Pengeringan

Biji kacang hijau yang masih basah dikeringanginkan dengan cara

pengeringan adalah bahan dihamparkan di atas tampah secara merata dan

ditutup dengan kain hitam yang diberi sedikit ruang sirkulasi udara dibawah

sinar matahari. Akhir pengeringan ditandai dengan warna kacang hijau menjadi

lebih gelap dari sebelum dijemur.

e. Sortasi kering

Biji kacang hijau yang sudah kering dipisahkan dari bahan-bahan

pengganggu seperti tanah, kerikil, bahan yang rusak dan lain-lain.

f. Penyerbukan

Biji kacang hijau dibuat menjadi serbuk dengan menggunakan blender.

g. Pengepakan dan penyimpanan

Serbuk biji kacang hijau kemudian dibungkus dengan menggunakan

wadah kedap udara. Penyimpanan dilakukan di suhu ruangan ditambahkan

silika gel (penyerap lembab) pada wadah penyimpanan serbuk simplisia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

25

h. Susut pengeringan simplisia kacang hijau

Bobot tetap dilakukan terhadap cawan petri yang akan digunakan, oven

disiapkan dengan suhu 105°C, selama 60 menit. Setelah didapatkan bobot tetap

petri, ditimbang 1 g serbuk simplisia kacang hijau dan direplikasi 3 kali.

Cawan berisi serbuk simplisia kacang hijau tersebut kemudian dipanaskan

dalam oven dengan suhu 105°C hingga diperoleh bobot tetap.

i. Penyiapan simplisia kulit dan keping biji kacang hijau

Kacang hijau yang digunakan diperoleh dari PT. SUPER INDO. Tahap

penyiapan simplisia dilakukan sama dengan tahap pembuatan simplisia pada

biji kacang hijau, yang dibedakan adalah adanya tahap pemisahan antara kulit

kacang dengan keping biji kacang hijau. Kemudian kulit dan keping biji

kacang hijau tersebut dilakukan pengeringan, sortasi basah, penyerbukan,

penyimpanan dan pengepakan seperti tahap pembuatan simplisia kacang hijau.

3. Ektraksi

a. Ekstraksi kacang hijau

Biji kacang hijau yang telah menjadi serbuk ditimbang sebanyak 1,0 kg

dan dimasukkan ke dalam bejana maserasi, ditambah pelarut pertama, yaitu

etanol 90% v/v sampai terendam sempurna, dan dicampur homogen. Campuran

dimaserasi pada suhu ruangan selama satu hari. Filtrat diperoleh melalui

penyaringan dengan menguapkan dengan rotary evaporator, diuapkan hingga

menjadi ekstrak kental.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

26

b. Ektraksi kulit dan keping biji kacang hijau

Simplisia kulit dan keping biji kacang hijau yang telah diserbuk

ditimbang masing-masing 100 g dan dimasukkan ke dalam bejana maserasi,

ditambah yaitu etanol 90% v/v sampai terendam sempurna, dan dicampur

homogen. Campuran dimaserasi pada suhu ruangan selama satu hari. Filtrat

diperoleh melalui penyaringan dengan menguapkan dengan rotary evaporator,

diuapkan hingga menjadi ekstrak kental.

c. Susut pengeringan ekstrak kacang hijau

Tiga cawan petri disiapkan, ditimbang dan dipanaskan dahulu hingga

bobot tetap pada oven dengan suhu 105°C. Silika yang telah dihaluskan

disiapkan, kemudian dipanaskan dahulu dalam oven. Saat 3 cawan petri

mencapai bobot tetap, ekstrak ditimbang ± 0,5 g (replikasi 3 kali) dan masing-

masing cawan berisi ekstrak tersebut ditambahkan ± 0,5 g silika. Ketiga cawan

petri tersebut kemudian dimasukkan dalam oven bersuhu 50°C, hingga bobot

tetap (selisih kadar air 0,25% b/b). Saat kadar air ekstrak lebih dari 10% b/b,

ekstrak dimasukkan dalam desikator dengan menggunakan batu gamping.

d. Pemerian ekstrak kacang hijau

Ekstrak kacang hijau diamati warna, bau, bentuk dan rasa.

4. Kromatografi lapis tipis ekstrak kacang hijau

a. Preparasi sampel

Lima mg ekstrak kacang hijau , dilarutkan dalam masing-masing dalam

etanol p.a 1 mL.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

27

b. Optimasi fase gerak

Sampel ekstrak kacang hijau ditotolkan pada pelat KLT dengan jarak

elusi 5 cm (Wolf, 2012) dengan menggunakan pipa kapiler (3 spot penotolan

untuk 3 fase gerak), kemudian dielusi dengan 3 jenis fase gerak, yang dipilih

sesuai dengan acuan Wagner dan Bladt (1996), sebagai berikut.:

1) Fase gerak nonpolar = n-heksana : etil asetat (2:3 v/v)

2) Fase gerak semipolar = kloroform : metanol (7:3 v/v)

3) Fase gerak polar = etil asetat : asam formiat : asam asetat

glasial : air (100:11:11:20 v/v)

c. Deteksi secara fisik

Pelat KLT hasil elusi dikeringkan pada suhu ruang, kemudian pelat KLT

tersebut dideteksi menggunakan lampu UV 254 nm, hasil elusi dari ketiga fase

gerak tersebut kemudian dibandingkan dan dihitung nilai Rf hasil elusi.

5. Uji kualitatif aktivitas penangkapan radikal bebas ekstrak kacang

hijau

a. Preparasi pereaksi semprot DPPH

Pereaksi DPPH dibuat 0,2% b/v dalam pelarut metanol, disimpan dalam

wadah gelap dan tertutup (Marston, 2011).

b. Uji kualitatif aktivitas penangkapan radikal dengan pereaksi DPPH

Pelat KLT hasil elusi yang telah kering disiapkan untuk disemprot

dengan pereaksi DPPH, hasil positif ditandai dengan adanya bercak kuning-

putih dengan latar ungu pada pelat KLT.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

28

6. Identifikasi senyawa pada ekstrak kacang hijau dengan reagen

semprot

a. Preparasi sampel

Lima mg ekstrak kacang hijau, dilarutkan dalam masing-masing dalam

etanol p.a 1 mL, kemudian dielusi dengan fase gerak optimum.

b. Identifikasi senyawa dengan reagen semprot

Pelat KLT hasil elusi disiapkan untuk diidentifikasi senyawa dengan

menggunakan beberapa reagen semprot diantaranya yaitu, reagen

Dragendorff, AlCl3, FeCl3, sitroborat, vanilin sulfat, kemudian diamati dan

dihitung nilai Rf dari bercak yang terbentuk.

7. Uji perbandingan profil kromatografi lapis tipis (KLT) ekstrak

kacang hijau, ekstrak kulit kacang hijau, dan keping biji kacang hijau

a. Preparasi sampel

Lima mg ekstrak kacang hijau, kulit kacang hijau dan 5 mg ekstrak

keping biji kacang hijau dilarutkan dalam masing-masing dalam etanol p.a 1

mL.

b. Kromatografi lapis tipis ekstrak kulit dan keping biji kacang hijau

Sampel ekstrak kacang hijau, ekstrak kulit kacang hijau dan ekstrak

keping biji kacang hijau ditotolkan menggunakan pipa kapiler pada pelat

KLT dengan jarak elusi 5 cm. Kemudian pelat KLT tersebut dideteksi

menggunakan lampu UV 254 nm, dibandingkan dan dihitung nilai Rf hasil

elusi. Kemudian pelat tersebut disemprot dengan pereaksi DPPH.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

29

8. Uji kualitatif aktivitas UV protection ekstrak kacang hijau

a. Preparasi pereaksi 𝛽 −karoten

Pereaksi 𝛽 −karoten dibuat 0,05% b/v dalam pelarut kloroform,

disimpan dalam wadah gelap dan tertutup (Marston, 2011).

b. Optimasi intensitas cahaya flouresensi

Pelat KLT kosong (tanpa elusi) disiapkan, kemudian pelat tersebut

dicelupkan dalam pereaksi 𝛽 −karoten dan warnanya diukur dengan

parameter warna. Pelat tersebut kemudian disinari dengan menggunakan

lampu UV dalam kotak flouresensi, perubahan warna yang terjadi diukur

dengan parameter warna pada tiap menit ke 1, 3, 6, 9, dan 15. Posisi dari

lampu UV diatur dalam posisi tinggi (100 cm), sedang (50 cm), rendah (35

cm) dan dihitung intensitas cahaya dengan alat light meter. Tiap posisi lampu

dilakukan uji dengan replikasi 5 kali. Perubahan warna yang terjadi dihitung

rata-rata dan SD.

c. Uji kualitatif UV protection (𝛽 −karoten bleaching test)

Pelat KLT hasil elusi yang telah kering dicelupkan dalam pereaksi

𝛽 −karoten, sebelum dimasukan dalam kotak flouresensi warna pelat KLT

tersebut diukur dengan menggunakan parameter warna. Pelat KLT tersebut

kemudian disinari sinar UV dalam kotak flouresensi hasil optimasi yaitu pada

ketinggian 50 cm dan dihitung intensitas sinar dengan alat light meter, diamati

pada tiap menit ke 1, 3, 6, 9, dan 15. Uji tersebut direplikasi 5 kali dan

perubahan warnanya dihitung raat-rata dan standar deviasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

30

9. Uji kualitatif aktivitas antibakteri ekstrak kacang hijau

a. Pembuatan media TSB cair

Tiga g media TSB (30g/L) dilarutkan dalam 100 mL aquadest, diaduk

dengan batang pengaduk hingga homogen, kemudian media tersebut

diautoclave.

b. Pembuatan media agar

Tiga g media TSB (30g/L) ditambahkan 1,2% agar dilarutkan dalam 100

mL aquadest, diaduk dengan batang pengaduk hingga homogen, kemudian

media tersebut diautoclave.

c. Pembuatan larutan Mc-Farland 0,5 (1,6 x 108 CFU)

Larutan Barium klorida 1,175% (b/v) 0,05 mL ditambahkan dengan 9,95

mL larutan 1% (b/v) asam sulfat (Schwalbe, Moore, Goodwin, 2007).

d. Pembuatan saline water 0,9% b/v

NaCl 0,9 g ditimbang dan dilarutan dalam 100 mL aquadest.

e. Preparasi bakteri uji

Bakteri uji yang digunakan adalah E.coli atau S.aureus. Kultur bakteri

induk dari media miring diambil 1 ose dan dikulturkan pada media TSB cair,

diinkubasi selama 18 jam.

f. Pembuatan larutan induk bakteri

Bakteri uji yang digunakan adalah E.coli atau S.aureus, deret larutan

standard Mc Farland disiapkan. Sebanyak 2 tabung dibuat, masing-masing

diisi dengan saline water 10 mL dan setarakan kekeruhannya menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

31

larutan standar Mc Farland 0,5 (konsentrasi mikroba 1,6 x 108 CFU/mL)

dengan penambahan bakteri uji.

g. Penyimpanan kultur bakteri

Sisa kultur bakteri yang belum digunakan untuk diuji, 0,5 mL diambil

dan dimasukkan dalam microtube. Gliserol 5% v/v ditambahkan dari 0,5 mL

kultur bakteri yaitu 25 x 10-3

mL pada masing-masing microtube,

dihomogenkan, diinkubasi selama 1 jam dalam inkubator bersuhu 37°C.

disimpan dalam frezzer.

h. Pembuatan kontrol kontaminasi media

Media agar sebanyak 15 mL diambil, dituang ke dalam petri steril secara

pour plate, dibiarkan memadat, diinkubasi selama 18 jam dan dibandingkan

dengan perlakuan.

i. Pembuatan kontrol pertumbuhan bakteri uji

Media agar TSB sebanyak 15 mL diambil dalam tabung, dibiarkan

memadat. 100 µL bakteri diinokulasikan secara spreading. Inkubasi selama

18 jam dan dibandingkan dengan perlakuan.

j. Pembuatan kontrol positif

Media agar TSB sebanyak 15 mL diambil dalam tabung, dibiarkan

memadat. Sebanyak 100 mikroliter bakteri diinokulasikan secara spreading.

Amoksisilin 5 mg ditimbang dan dilarutkan dalam 1 mL aquadest, diambil

sebanyak 75;100;150 µg masing-masing dimasukkan dalam paper disk dalam

media agar yang telah diinokulasikan bakteri tersebut. Inkubasi selama 18

jam dan dibandingkan dengan perlakuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

32

d. KLT ekstrak kacang hijau

Pelat KLT dan 5 mg/mL ekstrak kacang hijau dalam etanol disiapkan

untuk ditotolkan sebanyak 75;100;150 µg dengan menggunakan mikropipet,

dielusi dengan fase gerak kloroform:metanol (7:3 v/v), pelat tersebut

kemudian dikeringkan pada suhu ruang (dibuat 2 kali replikasi sebagai acuan

dan sebagai pelat uji bioautografi).

e. Bioautografi

Pelat KLT hasil elusi yang telah kering, metode kontak dilakukan dengan

media agar yang telah diinokulasikan bakteri 100 µL secara spreading,

metode kontak dilakukan selama 40 menit, kemudian pelat KLT tersebut

diangkat Inkubasi selama 18 jam, hasil positif ditandai dengan adanya zona

hambat pada media tersebut.

10. Triturasi

a. Preparasi sampel triturasi

Ekstrak kacang hijau ditimbang 5 g, dicampurkan dan dihomogenkan

dengan 5 g sea sand yang telah dibersihkan, ditambahkan sedikit metanol, dan

didiamkan selama satu malam.

b. Triturasi dengan pelarut n-heksana

Hasil campuran sea sand dengan ekstrak kacang hijau kemudian

ditambahkan n-heksana 5 mL, divorteks, disentrifugasi, pelarut kemudian

diambil dan disaring. Penambahan n-heksana pada solut (campuran sea sand

dan ekstrak), divorteks, disentrifugasi, bagian pelarut diambil dan disaring,

diulangi 2 - 5 kali hingga pelarut menjadi bening. Pelarut tersebut kemudian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

33

dipekatkan sebagai hasil triturasi n-heksana. Campuran sea sand dan ekstrak

kemudian dikeringkan dari n-heksana pada suhu ruang selama 1 jam.

c. Triturasi dengan pelarut kloroform : metanol (7:3 v/v)

Campuran sea sand dan ekstrak yang telah kering kemudian ditambahkan

5 mL kloroform : metanol (7:3 v/v), divorteks, disentrifugasi, pelarut kemudian

diambil dan disaring. Penambahan n-heksana pada solut (campuran sea sand

dan ekstrak), divorteks, disentrifugasi, bagian pelarut diambil dan disaring,

diulangi 2-5 kali hingga pelarut menjadi bening. Pelarut tersebut kemudian

dipekatkan sebagai hasil triturasi kloroform : metanol (7:3 v/v). Campuran sea

sand dan ekstrak kemudian disimpan.

d. Uji Kromatografi lapis tipis (KLT) hasil triturasi

Ekstrak, hasil triturasi n-heksana, dan hasil triturasi kloroform: metanol

(7:3 v/v) disiapkan dalam kadar 5mg/mL dalam etanol. Kemudian ditotolkan

dalam pelat KLT masing-masing, dengan jarak elusi 5 cm dengan fase gerak

kloroform : metanol (7:3 v/v). Profil KLT dari ketiga kromatogram tersebut

diamati dan dideteksi dengan lampu UV 254 nm, 366 nm dan dilakukan

pengarangan dengan reagen semprot asam sulfat 5% v/v.

11. Kromatografi kolom

a. Preparasi sampel untuk uji kromatografi lapis tipis

Hasil triturasi n-heksana ditimbang 2,5 mg dilarutkan dalam 0,5 mL n-

heksana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

34

b. Uji kromatogri lapis tipis (KLT) untuk optimasi fase gerak kolom

Hasil preparasi sampel ditotolkan pada pelat KLT, sejumlah 4 totol.

Disiapkan 4 fase gerak yaitu: n-heksana : kloroform (50:50 v/v), n-heksana :

kloroform (25:75 v/v), kloroform, dan kloroform : metanol (98:2 v/v),

kemudian pelat KLT tersebut dielusi dengan fase gerak tersebut dan diamati.

c. Preparasi sampel untuk kolom kromatografi

Hasil triturasi n-heksana sebanyak 300 mg ditimbang dan dicampurkan

dengan silika gel 60 untuk kolom kromatografi dengan perbandingan 1:1.

d. Preparasi kolom kromatografi

Kapas yang akan digunakan dibilas dahulu dengan n-heksana. Kolom

kromatografi disiapkan dengan susunan dari bawah yaitu, kapas, silika gel 60

untuk kolom kromatografi sekitar 3 cm, sampel yang telah dicampur dengan

silika gel 60 untuk kolom kromatografi sekitar 0,5 cm, silika gel 60 untuk

kolom kromatografi 1 cm, dan ditutup dengan kapas.

e. Kromatografi kolom gradien

Kolom kromatografi yang telah disiapkan, akan dialirkan beberapa fase

gerak dengan urutan sebagai berikut ini, yaitu, n-heksana : kloroform (50:50

v/v), (40:60 v/v), (30:70 v/v), (20:80 v/v), (10:90 v/v), kloroform (100),

kloroform : metanol (98:2 v/v), (96:4 v/v), (94:6 v/v), (92:8 v/v), (90:10 v/v),

masing-masing disiapkan 5 mL dan tiap 2 mL hasil gradien kolom

kromatografi ditampung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

35

f. Kromatografi lapis tipis (KLT) untuk konfirmasi hasil kromatografi

kolom gradien

Setiap 2 mL hasil kolom kromatografi dikumpulkan, KLT dilakukan dan

diamati profil KLT nya. Profil KLT hasil kolom kromatografi yang sama

disatukan, kemudian dipekatkan dan dihitung rendemen hasil.

g. Penyimpanan isolat

Isolat hasil pemekatan dilarutkan mengguanakan pelarut yang sesuai

dengan konsentrasi 1 mg/100 µL, kemudian dipekatkan dan disimpan dalam

freezer.

12. Uji kualitatif aktivitas penangkapan radikal bebas isolat senyawa

ekstrak kacang hijau

a. Preparasi sampel

Isolat ekstrak kacang hijau disiapkan dengan konsentrasi masing-masing

1mg/mL dengan menggunakan pelarut yang sesuai.

b. Kromatografi lapis tipis (KLT) isolat senyawa ekstrak kacang hijau

Sampel isolat di totolkan pada pelat kromatografi lapis tipis (KLT)

masing-masing isolat 10; 20; 30 µL, sehingga diperoleh mass loading, yaitu

10; 20; 30 µg pada pelat KLT tersebut, dielusi dengan jarak elusi 5 cm

menggunakan fase gerak kloroform : metanol (7:3 v/v) dan dikeringkan pada

suhu ruang.

c. Uji kualitatif penangkapan radikal bebas

Pelat KLT hasil elusi yang telah kering disiapkan untuk disemprot

dengan pereaksi DPPH 0,2% b/v dalam metanol, hasil positif ditandai dengan

adanya bercak kuning-putih dengan latar ungu pada pelat KLT. Perubahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

36

warna pada pelat KLT dari ungu menjadi kuning-putih diamati dan diukur

waktu perubahan warnanya.

13. Uji kualitatif aktivitas UV protection isolat senyawa ekstrak kacang

hijau

a. Preparasi sampel

Isolat ekstrak kacang hijau disiapkan dengan konsentrasi masing-masing

1mg/mL dengan menggunakan pelarut yang sesuai.

b. Kromatografi lapis tipis (KLT) isolat senyawa ekstrak kacang hijau

Sampel isolat di totolkan pada pelat kromatografi lapis tipis (KLT)

masing-masing isolat 10; 20; 30 µL, sehingga diperoleh mass loading yaitu 10;

20; 30 µg pada pelat KLT tersebut, dielusi dengan jarak 5 cm menggunakan

fase gerak kloroform : metanol (7:3 v/v) dan dikeringkan pada suhu ruang.

c. Uji kualitatif UV protection

Pelat KLT hasil elusi yang telah kering dicelupkan dalam pereaksi

𝛽 −karoten 0,05% b/v dalam kloroform, sebelum dimasukan dalam kotak

flouresensi warna pelat KLT tersebut diukur dengan menggunakan parameter

warna. Pelat KLT tersebut kemudian disinari sinar UV dalam kotak flouresensi

hasil optimasi dan dihitung intensitas sinar dengan alat light meter, diamati tiap

menit ke 1, 3, 6, 9, dan 15.

14. Uji kualitatif aktivitas antibakteri isolat senyawa ekstrak kacang

hijau

a. Preparasi sampel

Isolat ekstrak kacang hijau disiapkan dengan konsentrasi masing-masing

1mg/mL dengan menggunakan pelarut yang sesuai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

37

b. Pembuatan media agar

Media TSB sebanyak 3 g ditambahkan 1,2% b/v agar dilarutkan dalam

100 mL aquadest, diaduk dengan batang pengaduk hingga homogen, kemudian

media tersebut diautoclave.

c. Pembuatan saline water 0,9% b/v

NaCl sebanyak 0,9 g ditimbang dan dilarutan dalam 100 mL aquadest.

d. Pembuatan larutan induk bakteri

Bakteri uji yang digunakan adalah S. aureus, disiapkan deret larutan

standard Mc Farland. Tabung diisi dengan saline water 10 mL dan setarakan

kekeruhannya dengan larutan standar Mc Farland 0,5 (konsentrasi mikroba 1,6.

108 CFU/mL).

e. Pembuatan kontrol kontaminasi media

Media agar sebanyak 15 mL diambil, dituang ke dalam petri steril secara

pour plate, dibiarkan memadat, diinkubasi selama 18 jam dan dibandingkan

dengan perlakuan.

f. Pembuatan kontrol pertumbuhan bakteri uji

Media agar TSB sebanyak 15 mL diambil dalam tabung, dibiarkan

memadat. 100 mikroliter bakteri diinokulasikan secara spreading. Inkubasi

selama 18 jam dan dibandingkan dengan perlakuan.

g. Pembuatan kontrol positif

Media agar TSB sebanyak 15 mL diambil dalam tabung, dibiarkan

memadat. 100 mikroliter bakteri diinokulasikan secara spreading. Amoksisilin

5 mg ditimbang dan dilarutkan dalam 5 mL aquadest, diambil sebanyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

38

5;7,5;10 µg masing-masing ditotolkan dalam paper disc dalam media agar

yang telah diinokulasikan bakteri tersebut. Inkubasi selama 18 jam dan

dibandingkan dengan perlakuan.

h. Uji kualitatif antibakteri

Isolat dengan konsentrasi 1 mg/mL disiapkan. Paper disc tersebut

diisikan isolat senyawa dengan mass loading 50;100;200 µg kemudian

dikeringkan pada petri steril, setelah kering diletakkan dalam media berkoloni

S. aureus. Selama 18 jam diinkubasi, hasil positif ditandai dengan adanya zona

hambat pada media tersebut.

15. Identifikasi senyawa dari isolat aktif ekstrak kacang hijau

a. Kromatografi lapis tipis (KLT) isolat ekstrak kacang hijau

Isolat ekstrak kacang hijau dalam konsentrasi masing-masing 1 mg/mL

disiapkan. Tiap isolat ditotolkan 10 µL pada pelat KLT, dielusi dengan jarak

elusi 5 cm, menggunakan fase gerak kloroform : metanol (7:3 v/v) dan

dikeringkan dalam suhu ruang.

b. Deteksi secara fisik

Pelat KLT hasil elusi dikeringkan pada suhu ruang, kemudian pelat KLT

tersebut dideteksi menggunakan lampu UV 254 nm dan 366 nm, hasil elusi

kemudian dibandingkan dan dihitung nilai Rf hasil elusi.

c. Indentifikasi senyawa dengan reagen semprot

Pelat KLT hasil elusi disiapkan untuk diidentifikasi senyawa dengan

menggunakan beberapa reagen semprot diantaranya yaitu, reagen Dragendorff,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

39

aluminium chloride (AlCl3), ferric chloride (FeCl3), vanilin sulfat, kemudian

diamati dan dihitung nilai Rf dari bercak yang terbentuk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

40

16. Bagan alur penelitian

a. Bagan alur penelitian ekstrak kacang hijau

Kacang hijau

Simplisia kacang hijau

Ekstrak kacang hijau

Hasil triturasi

n-heksana

Uji aktivitas penangkapan

radikal bebas, UV protection

dan antibakteri secara

kualitatif

Hasil

triturasi

Kloroform :

metanol

(7:3)

Isolat

Bercak KLT ekstrak

kacang hijau yang aktif

Isolat aktif

Uji aktivitas penangkapan radikal

bebas, UV protection dan

antibakteri secara kualitatif

Proses pembuatan

simplisia

Ekstraksi :

- Maserasi

- Penyaringan

- Penguapan

- Pemekatan

Kromatografi kolom , dengan step

gradien

Metode

triturasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

41

b. Bagan alur penelitian ekstrak kulit dan keping biji kacang hijau

Kacang hijau

Kulit biji kacang

hijau

Keping biji kacang

hijau

Simplisia kulit biji

kacang hijau

Simplisia keping

biji kacang hijau

Ekstrak kulit biji

kacang hijau

Ekstrak keping biji

kacang hijau

Bagian kacang hijau yang bertanggung jawab terhadap

aktivitas penangkapan radikal bebas kacang hijau

Pengupasan

kacang hijau

Proses pembuatan

simplisia

Ekstraksi

- Kromatografi lapis tipis

- Uji penangkapan radikal

bebas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

42

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Determinasi Sampel

Determinasi sampel dilakukan dengan tujuan untuk memastikan

kebenaran identitas dari sampel yang akan digunakan, sehingga kemungkinan

kesalahan dalam pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian

dapat dihindari. Determinasi sampel dilakukan di Bagian Biologi Farmasi,

Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Berdasarkan hasil determinasi menunjukkan sampel yang digunakan

adalah Phaseolus radiatus L. atau dikenal sebagai kacang hijau. Hal ini

dibuktikan dengan adanya surat determinasi (lampiran 1) yang dikeluarkan oleh

Bagian Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Namun berdasarkan Plant Resources of South-East Asia (2015)

disebutkan bahwa Vigna radiata L. merupakan nama sinonim dari Phaseolus

radiatus L. (1753). Saat ini beberapa lembaga seperti United States Departement

of Agriculture (2015) dan Plant Resources of South-East Asia (2015)

menyebutkan bahwa nama spesies dari kacang hijau adalah Vigna radiata L. ,

oleh sebab itu penulis menggunakan nama Vigna radiata L. sebagai nama spesies

dari kacang hijau dalam penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

43

B. Hasil Pengumpulan dan Penyiapan Bahan

Kacang hijau yang digunakan diperoleh dari PT. Super Indo dengan

batch number : 8-993408-010226, pemilihan kacang hijau dibeli di supermarket

ini didasarkan karena penulis mengalami kesulitan menemukan petani kacang

hijau dan kacang hijau dengan kualitas yang bagus dipasaran.

Sortasi basah kemudian dilakukan pada kacang hijau tersebut untuk

memisahkan sampel kacang hijau dengan pengganggu seperti tanah, debu, dan

kacang hijau yang rusak. Selanjutnya pencucian dengan air mengalir dilakukan

untuk menghilangkan kotoran yang melekat di kacang hijau, dilanjutkan dengan

pengeringan kacang hijau. Proses pengeringan dilakukan dengan menghamparkan

kacang hijau pada tampah dan ditutupi kain hitam yang diberi sedikit ruang

sirkulasi udara dibawah sinar matahari, penggunaan kain hitam ini bermaksud

agar tidak terjadi kontak langsung dari matahari dan meratakan pemanasan ke

kacang hijau. Akhir pengeringan ditandai dengan perubahan warna menjadi lebih

gelap dari sebelum dijemur.

Setelah kacang hijau tersebut telah kering dilakukan sortasi kering, untuk

menghilangkan pengotor yang mungki mencemari saat proses pengeringan

berlangsung. Biji kacang hijau tersebut kemudian diserbuk dan disimpan dalam

wadah kedap udara dengan silika penyerap lembab untuk menjaga kelembapan

saat penyimpanan serbuk simplisia.

Proses susut pengeringan diakukan pada serbuk simplisia kacang hijau

untuk mengetahui kadar air pada simplisia. Prinsip dari susut pengeringan yaitu

pengukuran sisa zat setelah pengeringan pada temperatur 105ºC selama 30 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

44

atau sampai berat konstan, yang dinyatakan dalam nilai prosen. Metode susut

pengeringan identik dengan kadar air, dalam keadaan apabila bahan tidak

mengandung minyak menguap dan sisa pelarut organik menguap. Berdasarkan

uji susut pengeringan yang telah dilakukan didapatkan kadar air simplisia kacang

hijau yaitu 9,05 % b/b dengan hasil perhitungan terlampir (lampiran 3). Kadar air

tersebut sudah sesuai dengan ketentuan kadar air ≤ 10% b/b dalam Keputusan

Mentri Kesehatan RI NOMOR : 661/IMENKES/SK/VII/1994 tentang persyaratan

obat tradisional.

Dalam penelitian ini pembuatan simplisia kulit kacang hijau dan keping

biji kacang hijau juga dilakukan, proses diawali dengan pemisahan kulit kacang

hijau dengan isi keping biji kacang hijau. Kulit kacang hijau dan keping bijinya

kemudian melewati proses pembuatan simplisia yang sama dengan proses

simplisia kacang hijau, diawali dengan sortasi basah, pencucian, pengeringan,

sortasi kering, penyerbukan dan penyimpanan menggunakan wadah tertutup yang

telah diberi silika penyerap lembab.

C. Hasil Ekstraksi

1. Hasil ekstraksi kacang hijau

Ekstraksi merupakan proses perpindahan massa aktif yang awalnya berada

didalam sel, kemudian ditarik keluar dengan menggunakan cairan penyari,

sehingga terbentuk larutan zat aktif dalam cairan penyari tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

45

Simplisia yang telah diserbuk tersebut kemudian di ekstraksi

menggunakan etanol 90% v/v, alasan penggunaan etanol 90% v/v karena

berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia edisi IV,

cairan penyari yang diperbolehkan adalah air, etanol, etanol-air atau eter. Proses

penyarian pada industri obat tradisional saat ini masih terbatas pada penggunaan

cairan penyari air, etanol atau etanol-air. Selain itu, etanol tergolong pelarut yang

cenderung universal digunakan, walaupun polar tetap dapat menyari senyawa-

senyawa dengan tingkat kepolaran lebih rendah.

Metode yang digunakan dalam ekstraksi adalah maserasi, proses ekstraksi

yang dilakukan dengan cara merendam simplisia selama beberapa waktu,

umumnya 24 jam dalam suatu wadah tertentu dengan menggunakan satu atau

campuran pelarut. Metode maserasi dipilih karena proses ekstraksi berlangsung

tanpa adanya proses pemanasan, sehingga kemungkinan adanya senyawa

flavonoid yang rusak akibat teroksidasi pada suhu tinggi dapat dihindari. Selain

itu, proses maserasi baik untuk isolasi senyawa bahan alam karena dengan adanya

proses perendaman bahan tumbuhan dapat menyebabkan pemecahan dinding sel

dan membran sel akibat perbedaan tekanan antara di dalam dan di luar sel

sehingga metabolit sekunder yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dengan

pelarut organik dan ekstraksi senyawa akan maksimal.

Proses maserasi dilakukan dengan diawali dengan memasukkan etanol

90% v/v sebagai cairan penyari pada labu erlenmeyer, dilanjutkan dengan

memasukkan serbuk simplisia, bertujuan agar seluruh permukaan serbuk simplisia

terbasahi secara merata tanpa terjadi pengendapan dibagian bawah labu. Maserasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

46

ini dilakukan juga dengan bantuan energi mekanik berupa shaker, bertujuan

untuk mengoptimalkan kontak antara pelarut dengan serbuk, sehingga serbuk

terbasahi merata dan akan mencegah terjadinya pengendapan. Adanya

pengendapan akan mengurangi daya untuk menyari senyawa pada serbuk, hal ini

karena kontak partikel dengan pelarut semakin kecil. Seusai proses maserasi

dilakukan tahap penyaringan, proses penyaringan dilakukan dalam 2 tahap,

diawali penyaringan menggunakan kain mori, dilanjutkan penyaringan

menggunakan kertas saring whatman no: 41, penyaringan bertujuan agar cairan

hasil maserasi terpisah dari serbuk simplisia. Proses penguapan selanjutnya

dilakukan dengan vaccuum rotary evaporator, alat ini berperan menguapkan

pelarut dan mengkondensikannya kembali sehingga pelarut yang telah menguap dapat

diperoleh kembali dalam keadaan terpisah, alat ini juga disertai dengan adanya pompa

vakum yang berfungsi menurunkan tekanan dalam labu alas bulat sehingga pelarut

dapat menguap dibawah titik didihnya. Hasil akhir dari proses penguapan ini yaitu

ekstrak kacang hijau yang telah tidak mengandung pelarut etanol lagi dan selanjutnya

dihitung kadar air ekstrak kacang hijau menggunakan metode susut pengeringan.

2. Hasil ekstraksi kulit dan keping biji kacang hijau

Pembuatan ekstrak kulit dan daging kacang hijau bertujuan untuk

mengetahui bagian kulit ataukah keping biji kacang hijau yang berperan terhadap

aktivitas kacang hijau. Oleh sebab itu, ekstrak kulit dan keping biji kacang hijau

dibuat untuk diteliti lebih lanjut. Proses pembuatan ekstrak kulit dan keping biji

kacang hijau sama seperti metode ekstraksi pada kacang hijau.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

47

3. Hasil susut pengeringan ekstrak kacang hijau

Susut pengeringan ekstrak kacang hijau dapat menggambarkan kadar air

yang terkandung dalam ekstrak kacang hijau, dalam kondisi apabila bahan tidak

mengandung minyak menguap dan sisa pelarut organik menguap. Kadar air

menjadi penting untuk diketahui karena kandungan air yang terlalu tinggi pada

ekstrak rawan ditumbuhi oleh kapang dan rawan terjadinya peristiwa enzimatis.

Berdasarkan proses susut pengeringan ekstrak, diperoleh gambaran kadar

air ekstrak kacang hijau yaitu 37,68% b/b dengan data perhitungan terlampir

(lampiran 5), kadar air 37,68% b/b terbilang cukup tinggi berdasarkan persyaratan

kadar air menurut Materia Medika Indonesia (1995) adalah < 10%, sehingga

perlu dilakukan proses pemekatan untuk menurunkan kadar air pada ekstrak

kacang hijau. Proses pemekatan ekstrak dilakukan dengan menggunakan desikator

yang telah diisi dengan batu gamping, batu gamping berfungsi sebagai penyerap

air sehingga diharapkan kandungan air dalam ekstrak kacang hijau dapat

berkurang. Setelah pemekatan dilakukan dengan desikator tersebut maka

didapatkanlah ekstrak kental kacang hijau dengan rendemen ekstrak sebesar

12,50% b/b, dengan data perhitungan terlampir (lampiran 4).

4. Hasil pemerian ekstrak kacang hijau

Berdasarkan pengamatan organoleptis terhadap ekstrak kacang hijau

dapat diketahui bahwa warna dari ekstrak kacang hijau adalah hijau lumut, bau

khas kacang hijau sedikit pesing, tidak berasa, dan bentuk ekstraknya berupa 2

fase terdapat fase cair dan fase semipadat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

48

D. Hasil Kromatografi Lapis Tipis Ekstrak Kacang Hijau

Kromatografi lapis tipis merupakan proses pemisahan menggunakan fase

diam dan fase gerak. Fase diam yang digunakan dalam penelitian ini adalah silika

gel 60 F254 untuk kromatografi lapis tipis, sedangkan untuk menentukan fase

gerak yang akan digunakan perlu adanya optimasi fase gerak. Fase gerak dalam

penelitian ini berfungsi sebagai pelarut pengembang yang bergerak secara menaik

disepanjang fase diam.

Dalam penelitian ini optimasi fase gerak dilakukan dengan menggunakan

3 jenis fase gerak, yaitu n-heksana : etil asetat (2:3 v/v) sebagai fase gerak

nonpolar, kloroform : metanol (7:3 v/v) sebagai fase gerak semipolar, etil asetat :

asam formiat : asam asetat glasial : air (100:11:11:20 v/v) sebagai fase gerak

polar. Fase gerak yang digunakan dalam KLT harus memiliki kemurnian yang

tinggi, sehingga digunakanlah pelarut pro analisis dalam penelitian ini.

Gambar 2. Hasil optimasi fase gerak kromatografi lapis tipis ekstrak kacang

hijau (A = n-heksana : etil asetat (2:3 v/v); B = kloroform : metanol (7:3 v/v); C =

etil asetat : asam formiat : asam asetat glasial : air (100:11:11:20 v/v))

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

49

Tabel II. Hasil optimasi fase gerak kromatografi lapis tipis ekstrak kacang

hijau

Fase gerak Rf Visual Deteksi UV 254 nm

N-heksana : etil asetat

(2:3 v/v)

0,40 - 0,50 Bercak

kuning Tidak meredam

Kloroform : metanol (7:3

v/v)

0,40 - 0,49 - Meredam (+++)

0,75 – 0,84

Bercak

kuning

-

0,85 – 0,89

Bercak hijau -

Etil asetat : asam formiat

: asam asetat glasial : air

(100:11:11:20 v/v)

0,40 – 0,49 - Meredam (++)

0,50 – 0,59 - Meredam (+++)

0,60 – 0,69 Bercak

kuning Meredam (+++)

Keterangan ketebalan bercak : (+) = tipis ; (++) = sedang; (+++) = tebal ; (++++) = sangat

tebal Berdasarkan hasil optimasi fase gerak tersebut kromatografi lapis tipis dari

ekstrak kacang hijau dengan menggunakan fase gerak n-heksana : etil asetat (2:3

v/v) terdapat 1 bercak berwarna kuning secara visual pada Rf sekitar 0,40 – 0,50.

Sedangkan hasil pada KLT ekstrak kacang hijau dari fase gerak kloroform :

metanol (7:3 v/v) menghasilkan bercak pemisahan kuning pada Rf sekitar 0,75 –

0,84 dan hijau pada Rf sekitar 0,85 – 0,89, fase gerak etil asetat : asam formiat :

asam asetat glasial : air (100:11:11:20 v/v) menghasilkan bercak pemisahan

kuning pada Rf sekitar 0,60 – 0,69.

Selain pengamatan secara visual, dilakukan pula deteksi secara fisik

dengan menggunakan sinar ultraviolet, bertujuan untuk menampakkan bercak

dengan flouresensi dibawah sinar UV, sehingga diharapkan akan terlihat bercak

yang lebih jelas untuk senyawa yang mampu berflouresensi.

Berdasarkan hasil pemisahan KLT dan pengamatan menggunakan sinar

UV 254 nm dari ketiga fase gerak tersebut, hasil pemisahan KLT menggunakan

fase gerak n-heksana: etil asetat (2:3 v/v) menunjukkan tidak ada bercak yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

50

meredam di UV 254 nm. Sedangkan pemisahan menggunakan fase gerak

kloroform : metanol (7:3 v/v) muncul 1 bercak meredam pada Rf sekitar 0,40 –

0,49 dan fase gerak etil asetat : asam formiat : asam asetat glasial : air

(100:11:11:20 v/v) muncul 3 bercak meredam pada Rf sekitar 0,40 – 0,49, 0,50 –

0,59, 0,60 – 0,69. Dapat dikatakan bahwa pemisahan KLT ekstrak kacang hijau

kurang baik dengan menggunakan fase gerak n-heksana : etil asetat (2:3 v/v) dan

untuk memastikan fase gerak yang paling optimum maka akan dipandu dengan

hasil uji kualitatif aktivitas penangkapan radikal bebas.

E. Hasil Uji Kualitatif Penangkapan Radikal Bebas Ekstrak Kacang

Hijau

Senyawa 2, 2- diphenyl – 1 picrylhidrazyl (DPPH) merupakan radikal,

DPPH memiliki absorpsi maksimal pada panjang gelombang 517 nm dan akan

menurun dengan adanya reaksi dengan radikal scavenger. Perubahan warna ini

juga dapat diamati dengan menggunakan metode KLT, dalam penelitian ini

menggunakan penyemprotan pereaksi DPPH 0,2% b/v dalam metanol pada pelat

KLT hasil elusi yang telah kering. Hasil positif senyawa aktif (penangkap radikal)

dengan nampaknya bercak kuning hingga putih dengan latar ungu (Marston,

2011).

Perubahan warna ungu menjadi kuning-putih ini dapat terjadi karena

adanya reaksi antara senyawa penangkap radikal dengan DPPH, elektron ganjil

dari radikal DPPH akan berpasangan dengan hidrogen dari senyawa penangkap

radikal bebas, kemudian akan membentuk DPPH-H tereduksi (Molyneux, 2004).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

51

DPPH● + AH ↔ DPPHH + A●

Gambar 3. Hasil uji kualitatif penangkapan radikal bebas ekstrak

kacang hijau ( A = fase gerak n-heksana : etil asetat (2:3 v/v); B = fase gerak

kloroform : metanol (7:3 v/v); C = fase gerak etil asetat : asam formiat : asam

asetat glasial : air (100:11:11:20 v/v))

Berdasarkan hasil uji kualitatif penangkapan radikal bebas ekstrak

kacang hijau, pada hasil pemisahan KLT dengan fase gerak n-heksana : etil asetat

(2:3 v/v) menunjukkan hasil yang negatif dengan tidak terbentuknya bercak

kuning-putih pada pelat KLT. Hasil positif ditunjukkan oleh hasil pemisahan

KLT dengan fase gerak kloroform : metanol (7:3 v/v) dengan munculnya bercak

kuning dengan segera setelah disemprot dengan pereaksi DPPH pada Rf sekitar

0,85 - 0,89 diikuti dengan munculnya bercak putih beberapa menit kemudian di

Rf sekitar 0,40 - 0,49 dan 0,75 - 0,84.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

52

Tabel III. Hasil uji kualitatif penangkapan radikal bebas ekstrak kacang hijau

Fase gerak Rf Hasil Waktu muncul

N-heksana : etil asetat (2:3

v/v)

- Negatif -

Kloroform : metanol (7:3

v/v)

0,40 - 0,49 Putih (+) Beberapa menit

0,75 – 0,84 Putih (+) Beberapa menit

0,85 – 0,89 Kuning (+++) Segera dalam

hitungan detik

Etil asetat : asam formiat :

asam asetat glasial : air

(100:11:11:20 v/v)

0,50 – 0,59 Putih (+) Beberapa jam

0,90 – 0,95 Putih (++) Beberapa menit

0,96 – 1,0 Kuning (+++) Segera dalam

hitungan detik Keterangan ketebalan bercak : (+) = tipis ; (++) = sedang; (+++) = tebal ; (++++) = sangat

tebal

Begitu pula dengan hasil pemisahan KLT dengan fase gerak etil asetat :

asam formiat : asam asetat glasial : air (100:11:11:20 v/v) menghasilkan hasil

positif dengan munculnya bercak kuning segera setelah penyemprotan pereaksi

DPPH di Rf sekitar 0,96-1,0 dan 2 bercak putih di Rf sekitar 0,90 – 0,95 dan 0,50

– 0,59 beberapa jam kemudian. Fase gerak kloroform : metanol (7:3 v/v) dipilih

sebagai fase gerak optimum dalam penelitian ini, dikarenakan dengan

menggunakan fase gerak tersebut sudah mampu memisahkan senyawa pada

ekstrak kacang hijau dan memiliki aktivitas penangkap radikal bebas yang baik,

ditunjukkan dengan munculnya bercak kuning dan putih yang muncul lebih cepat

dibandingkan dengan bercak yang timbul pada pelat KLT hasil pemisahan dengan

fase gerak etil asetat : asam formiat : asam asetat glasial : air (100:11:11:20 v/v).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

53

F. Hasil Identifikasi Senyawa Pada Ekstrak Kacang Hijau dengan

Reagen Semprot

Identifikasi senyawa pada ekstrak kacang hijau dilakukan untuk

mengetahui kandungan senyawa dari ekstrak kacang hijau. Pereaksi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sitroborat untuk deteksi senyawa flavonoid,

aluminium chloride (AlCl3) untuk deteksi senyawa flavonoid, ferric chloride

(FeCl3) untuk deteksi senyawa fenolik, Dragendorff untuk deteksi golongan

alkaloid, vanilin sulfat untuk deteksi golongan terpenoid.

Gambar 4. Hasil kromatografi lapis tipis dengan fase gerak klorofom : metanol

(7:3 v/v) (A = UV 254 nm; B = UV 366 nm)

Pada gambar 4 terlihat bahwa hasil pemisahan KLT ekstrak kacang hijau

dengan fase gerak kloroform : metanol (7:3 v/v) dengan deteksi UV 254 nm

menunjukkan bercak meredam di Rf sekitar 0,40 – 0,49, dengan deteksi UV 366

nm menunjukkan bercak pemisahan merah di Rf sekitar 0,85 – 0,89 dan secara

visual adanya bercak kuning di Rf sekitar 0,75 – 0,84.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

54

Gambar 5. Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang hijau

( A = reagen FeCl3; B = reagen AlCl3; C = reagen sitroborat; D = reagen vanilin

sulfat; E = reagen Dragendorff)

Tabel IV. Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang hijau

dengan fase gerak kloroform : metanol (7:3 v/v)

Rf Sitroborat AlCl3 FeCl3 Dragendorff Vanilin

Sulfat

Interpretasi

Hasil

0,40 – 0,49 Berpendar

Kuning

kehijauan

(+++)

Berpendar

Kuning

kehijauan

(+++)

- - - Flavonoid

0,75– 0,84 Berpendar

Kuning

kehijauan

(+++)

- - - - Flavonoid

0,85 – 0,89 Berpendar

Kuning

kehijauan

(+)

- - - Kuning

(++)

Flavonoid

Keterangan ketebalan bercak : (+) = tipis ; (++) = sedang; (+++) = tebal ; (++++) = sangat

tebal

Sedangkan berdasarkan hasil identifikasi senyawa dengan menggunakan

reagen semprot menunjukkan adanya flavonoid dengan adanya bercak berpendar

kuning kehijauan di UV 366 nm dengan pereaksi aluminium chloride (AlCl3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

55

(Jork, Funk, Fischer, Wimmer, 1990) pada Rf sekitar 0,40 – 0,49, awalnya bercak

tersebut tidak terlihat di UV 366 nm, namun setelah penyemprotan dengan

pereaksi aluminium chloride (AlCl3) menjadi terlihat, hal tersebut merupakan

salah satu ciri khas golongan senyawa flavonoid (Markham, 1981). munculnya

bercak berpendar kuning kehijauan di UV 366 nm. Identifikasi dengan pereaksi

sitroborat (Markham, 1981) pada Rf sekitar 0,40 – 0,49, 0,75 – 0,84 dan 0,85 –

0,89 muncul bercak kuning kehijauan yang dapat diidentifikasikan sebagai

golongan senyawa flavonoid.

Gambar 6. Contoh reaksi AlCl3 membentuk kompleks flouresensi dengan

flavonoid (Jork, Funk, Fischer, Wimmer, 1990)

Identifikasi senyawa dengan menggunakan pereaksi vanilin sulfat

menunjukkan munculnya bercak kuning pada Rf sekitar 0,85 - 0,89, bercak

tersebut dapat diidentifikasinya sebagai flavonoid (Jork, Funk, Fischer, Wimmer,

1990). Hasil negatif ditunjukkan dengan menggunakan reagen ferric chloride

(FeCl3) dan Dragendorff. Hasil positif fenolik dengan reagen ferric chloride

(FeCl3) ditunjukkan dengan muncul bercak biru atau hijau (Merck, 1976), hasil

positif alkaloid dengan reagen Dragendorff ditandai dengan adanya bercak jingga

(Hajnos, Sherma, Kowalska, 2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

56

G. Hasil Uji Perbandingan Profil Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Ekstrak Kacang Hijau, Kulit Kacang Hijau dan Keping Biji Kacang Hijau

cUji perbandingan profil KLT ekstrak kacang hijau, kulit kacang hijau,

dan daging kacang hijau bertujuan untuk mengetahui bagian kulit ataukah keping

biji kacang hijau yang berperan dominan terhadap aktivitas ekstrak kacang hijau,

dalam penelitian ini aktivitas yang diujikan adalah aktivitas penangkap radikal

bebas dengan pereaksi DPPH 2% b/v dalam metanol.

Gambar 7. Hasil perbandingan profil kromatografi lapis tipis ekstrak kulit kacang

hijau dan keping biji kacang hijau (A = profil KLT ekstrak kacang hijau; B = profil

KLT kulit kacang hijau; C = profil KLT keping biji kacang hijau )

Tabel V. Hasil perbandingan kromatografi lapis tipis ekstrak kulit kacang

hijau dan keping biji kacang hijau dengan fase gerak kloroform : metanol (7:3 v/v)

Ekstrak Rf Deteksi UV 254 nm

Kacang hijau

0,40 - 0,49

Meredam

Kulit kacang

hijau

0,40 – 0,49 Meredam

Keping biji

kacang hijau

- Tidak meredam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

57

Berdasarkan pengamatan secara fisik dengan menggunakan UV 254 nm,

terlihat bahwa hasil profil KLT hasil pemisahan pada ekstrak kacang hijau dan

ekstrak kulit kacang hijau memiliki bercak meredam yang sama di Rf sekitar 0,40

– 0,49. Sedangkan hasil pemisahan KLT pada ekstrak keping biji kacang hijau

tidak menunjukkan munculnya bercak apapun dengan pengamatan secara visual

maupun dengan sinar UV 254 nm.

Gambar 8. Hasil uji kualitatif penangkapan radikal bebas ekstrak kulit dan

keping biji kacang hijau ( A = KLT ekstrak kulit kacang hijau; B = KLT keping biji

kacang hijau)

Tabel VI. Hasil uji kualitatif penangkapan radikal bebas ekstrak kulit dan

keping biji kacang hijau dengan fase gerak kloroform : metanol (7:3 v/v)

Ekstrak Rf Hasil

Kulit

kacang

hijau

0,40 – 0,49 Kuning (+++)

Keping biji

kacang

hijau

- Tidak muncul

bercak

Keterangan ketebalan bercak : (+) = tipis ; (++) = sedang; (+++) = tebal ; (++++) = sangat

tebal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

58

Pengujian terhadap ekstrak kulit kacang hijau dan ekstrak keping biji

kacang hijau dilanjutkan dengan uji aktivitas penangkapan radikal bebas dengan

menggunakan pereaksi DPPH 0,2% b/v dalam metanol. Hasil menunjukkan

bahwa bercak kuning hanya muncul pada pelat KLT hasil pemisahan ekstrak kulit

kacang hijau pada Rf sekitar 0,40 – 0,49, berdasarkan pengujian tersebut dapat

dikatakan bahwa aktivitas ekstrak kacang hijau khususnya aktivitas penangkapan

radikal bebas, merupakan peran dari senyawa yang terkandung dalam kulit kacang

hijau.

H. Hasil Uji Kualitatif UV Protection Ekstrak Kacang Hijau

Uji kualitatif UV protection ekstrak kacang hijau menggunakan metode

inhibition of bleaching of 𝛽- caroten, pereaksi β-karoten 0,05% b/v dalam

kloroform dibuat dan disemprotkan pada pelat KLT hasil elusi yang telah kering.

Hasil positif ditandai dengan adanya bercak kuning – jingga pada latar putih

(Marston, A., 2011).

Sebelum pengujian metode inhibition of bleaching of 𝛽 −carotene

dilakukanlah optimasi intensitas sinar UV, tujuan dari optimasi ini adalah

didapatkan intensitas sinar UV yang sesuai untuk pengujian, kesesuaian yang

dimaksud disini adalah perubahan warna pelat KLT hasil penyemprotan dengan

pereaksi β-karoten yang terjadi mampu teramati oleh peneliti. Pengamatan dalam

pengujian ini dilakukan terhadap waktu dan parameter warna pada pelat KLT

yang diukur menggunakan parameter warna yang dibuat oleh peneliti, parameter

warna terlampir (lampiran 7), parameter ini dibuat oleh peneliti dikarenakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

59

ketiadaan parameter hasil uji untuk metode ini, sehingga dibuatlah parameter

warna dengan skala 0 sampai 7. Parameter warna no 0 merupakan warna putih,

bertambahnya nomor pada kertas parameter warna menandakan peningkatan

warna menuju jingga, yang merupakan parameter nomor 7. Delapan skala warna

ini ditentukan berdasarkan hasil optimasi warna terhadap pereaksi β-karoten

yang digunakan. Dalam pengujian optimasi intensitas sinar UV ini hanya

menggunakan pelat KLT kosong tanpa elusi.

Gambar 9. Grafik optimasi intensitas sinar UV

Berdasarkan hasil optimasi terlihat bahwa pada intensitas sinar tinggi,

yaitu 30,48 Lux perubahan penurunan warna yang terjadi terlalu cepat. Sedangkan

pada intensitas rendah dengan intensitas sinar (5,89 Lux) dan intensitas sedang

dengan intensitas sinar (15,01 Lux) perubahan warna yang terjadi lebih mudah

untuk diamati. Namun berdasarkan data standar deviasi, keragaman data antar

0

1

2

3

4

5

6

7

0 1 3 6 9 12 15

no

mo

r p

aram

ete

r

waktu (menit)

intensitas rendah 5, 89 Lux

intensitas sedang 15,01 Lux

intensitas tinggi 30,48 Lux

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

60

replikasi pada intensitas sedang lebih baik, data pada lampiran (lampiran 8),

sehingga untuk pengujian selanjutnya digunakanlah intensitas sinar sedang.

Gambar 10. Hasil uji kualitatif UV protection ekstrak kacang hijau pada menit ke

15 ( A = replikasi 1; B = replikasi 2; C = replikasi 3; D = replikasi 4; E = replikasi 5)

Tabel VII. Hasil uji kualitatif UV protection ekstrak kacang hijau dengan

intensitas sinar UV = 14,12 Lux

Waktu

(menit)

Warna latar pelat KLT sesuai parameter no - Rata –

rata

SD

Rep

1

Rep

2

Rep

3

Rep

4

Rep

5

0 5 5 5 5 6 5,2 0,45

1 2 2 1 1 2 1,6 0,55

3 1 1 1 0 1 0,8 0,44

6 1 1 0 0 0 10,4 0,55

9 0 0 0 0 0 0 0

12 0 0 0 0 0 0 0

15 0 0 0 0 0 0 0

Faktor

retardasi

(Rf)

0, 80 0,82 0,80 0,80

0,80

Hasil Positif

kuning

(no:2),

Positif

kuning

(no.2),

Positif

kuning

(no.2)

Positif

kuning

(no.2)

Positif

kuning

(no.2)

Waktu

muncul

bercak

1 menit 6 menit 3 menit 1 menit

3 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

61

Ekstrak kacang hijau berdasarkan pengujian metode inhibition of

bleaching of 𝛽 − carotene, menunjukkan hasil positif ditandai dengan

munculnya bercak kuning dengan nomor parameter 2 pada Rf sekitar 0,80,

sedangkan latar pelat KLT berwarna kuning dengan nomor 0.

I. Hasil Uji Kualitatif Antibakteri Ekstrak Kacang Hijau

Uji kualitatif antibakteri pada ekstrak kacang hijau menggunakan metode

bioautografi, metode ini merupakan metode kombinasi kromatografi lapis tipis

dengan deteksi biologi (Marston, 2011).

Metode bioautografi dipilih karena selain dapat menguji aktivitas

antibakteri, metode ini dapat mampu mendeteksi komponen senyawa aktif

(Chomnawang, Surassmo, Wongsariya, Bunyapraphatsara, 2009). Hasil positif

ditandai dengan adanya daerah jernih pada pertumbuhan bakteri, dari sinilah

komponen senyawa aktif dipandu untuk diketahui lebih lanjut komposisinya dan

diarahkan sebagai target isolasi. Prinsip metode bioautografi ini serupa dengan

metode difusi agar (Choma, Grzelak, 2011).

Dalam penelitian ini digunakan metode bioautografi kontak, proses kontak

berlangsung selama 40 menit. Metode bioautografi ekstrak kacang hijau

menggunakan 2 jenis bakteri, yaitu, E. coli sebagai bakteri Gram negatif dan S.

aureus sebagai bakteri Gram positif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

62

(Keterangan = tanda panah () menunjukkan zona hambat)

Gambar 11. Hasil uji kualitatif antibakteri ekstrak kacang hijau secara

bioautografi ( A = pada bakteri E. coli; B = pada bakteri S. aureus )

Tabel VIII. Hasil uji kualitatif antibakteri secara bioautografi ekstrak kacang

hijau

Bakteri Mass loading ekstrak Hasil

75 µg 100 µg 150 µg

S. aureus

Tidak

muncul zona

hambat

Muncul zona

hambat

Muncul zona

hambat

Positif pada Rf

sekitar 0,70

E. coli Tidak

muncul zona

hambat

Tidak muncul

zona hambat

Tidak muncul

zona hambat

Negatif

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, ekstrak kacang hijau

memberikan hasil positif dengan munculnya zona jernih pada pertumbuhan

bakteri pada bakteri S. aureus di Rf sekitar 0,70 pada mass loading ekstrak 100

µg dan 150 µg, sedangkan pada pengujian bioautografi bakteri E. coli didapatkan

hasil yang negatif. Hal ini dapat disebabkan karena bakteri Gram negatif

memiliki lapisan membran luar, sedangkan dinding sel bakteri Gram positif tidak

memiliki membran bagian luar hanya tersusun oleh lapisan peptidoglikan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

63

sehingga bakteri Gram negatif yaitu E. coli lebih susah untuk ditembus oleh

senyawa kimia karena terhalangi oleh lapisan membran tersebut (Campbell,

Reece, Mitchell, 2003).

Alasan lain berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Priya, Laksmi, Banu,

Gopalakrishnan, Dhanalakshmi, Sagadevan, Manimaran, Arumugam (2012), yang

menggunakan kacang hijau sebagai bahan penelitian menunjukkan hasil positif

dengan menggunakan bakteri uji E. coli, ditunjukkan dengan adanya zona hambat

17 mm pada ekstrak metanolik kacang hijau dengan massa 75 µg. Fenomena ini

dapat disebabkan karena adanya perbedaan pelarut ekstraksi yang digunakan,

penelitian oleh Priya, Laksmi, Banu, Gopalakrishnan, Dhanalakshmi, Sagadevan,

Manimaran, Arumugam (2012) menggunakan pelarut ekstraksi metanol,

sedangkan dalam penelitian ini menggunakan pelarut ekstraksi etanol 90%.

Diduga senyawa yang memiliki kemampuan antibakteri pada bakteri E. coli

(Gram negatif) tidak ikut tersari dengan menggunakan pelarut ekstraksi etanol

90%, karena sifat senyawa tersebut cenderung nonpolar. Pelarut metanol

memiliki sifat kepolaran yang lebih rendah dibandingkan dengan etanol, sehingga

senyawa yang terlarut pada cairan penyari metanol juga cenderung lebih nonpolar

dibandingkan senyawa yang tersari pada pelarut etanol sesuai dengan prinsip like

disolve like.

Tabel IX. Hasil pengarangan dengan asam sulfat 5% v/v pada pelat

kromatografi lapis tipis ekstrak kacang hijau

Faktor retardasi (Rf) Hasil

0,40 – 0,49

0,70 – 0,74

0,75 – 0,84

0,85 – 0,89

Terjadi pengarangan

Terjadi pengarangan

Terjadi pengarangan

Terjadi pengarangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

64

Hasil positif munculnya zona jernih ekstrak kacang hijau muncul di Rf

sekitar 0,70, namun pada Rf tersebut tidak teramati adanya bercak secara visual

maupun dengan bantuan sinar ultraviolet. Oleh karena itu peneliti melakukan

deteksi dengan pereaksi sulfat 5% v/v, untuk mengoksidasi solut – solut organik,

sehingga akan muncul bercak coklat hingga hitam pada pelat KLT. Setelah

deteksi dengan pereaksi asam sulfat 5% v/v dilakukan, terlihat ekstrak kacang

hijau memiliki 4 bercak seperti yang tertera pada tabel (tabel XI), hal ini

menunjukkan bahwa sebenarnya terdapat senyawa pada Rf 0,70.

J. Hasil Triturasi

Proses triturasi dilakukan sebagai proses clean up terhadap ekstrak

kacang hijau dalam jumlah yang sedikit. Pelarut n-heksana dan kloroform :

metanol (7:3 v/v) digunakan dalam proses triturasi ini. Fase lemak dan klorofil

diharapkan masuk dalam hasil triturasi n-heksana.

Uji perbandingan profil KLT dilakukan antara ekstrak kacang hijau, hasil

triturasi n-heksana, hasil triturasi kloroform : metanol (7:3 v/v), perbandingan ini

dimaksudkan untuk untuk mengetahui komposisi yang terkandung dalam ekstrak

kacang hijau, masih tercakup dalam hasil triturasi atau tidak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

65

Gambar 12. Hasil KLT ekstrak dan hasil triturasi ( A1 = ekstrak kacang hijau

secara visual; A2 = triturasi n-heksana secara visual; A3 = triturasi klorofom:metanol

(7:3) secara visual; B1 = ekstrak kacang hijau di UV 254 nm; B2 = triturasi n-heksana

di UV 254 nm; B3 = triturasi klorofom:metanol (7:3) di UV 254nm; C1 = ekstrak

kacang hijau di UV 366 nm; C2 = triturasi n-heksana di UV 366 nm; C3 = triturasi

klorofom:metanol (7:3) di UV 366 nm)

Tabel X. Hasil KLT triturasi n-heksana

Faktor

retardasi

(Rf)

Visual Deteksi UV 254 nm Deteksi UV 366 nm Asam sulfat 5%

v/v

0,86 Hijau

(++)

- Berpendar merah

(+++)

Terjadi

pengarangan

0,80 Kuning

(+++)

- - Terjadi

pengarangan

0,70 - - Berpendar hijau (+) Terjadi

pengarangan

0,44 - Meredam - Terjadi

pengarangan Keterangan ketebalan bercak : (+) = tipis ; (++) = sedang; (+++) = tebal ; (++++) = sangat

tebal

Tabel XI. Hasil KLT triturasi kloroform : metanol (7:3 v/v)

Faktor

retardasi

(Rf)

Visual Deteksi UV 254 nm Deteksi UV 366 nm Asam sulfat 5%

v/v

0,86 Hijau (+) - Berpendar merah

(+)

Terjadi

pengarangan

0,80 Kuning

(++)

- - Terjadi

pengarangan

0,70 - - - -

0,44 - Meredam - Terjadi

pengarangan Keterangan ketebalan bercak : (+) = tipis ; (++) = sedang; (+++) = tebal ; (++++) = sangat

tebal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

66

Tabel XII. Hasil KLT ekstrak kacang hijau

Faktor

retardasi

(Rf)

Visual Deteksi UV 254 nm Deteksi UV 366 nm Asam sulfat 5%

v/v

0,86 Hijau

(++)

- Berpendar merah

(+++)

Terjadi

pengarangan

0,80 Kuning

(+++)

- - Terjadi

pengarangan

0,70 - - Berpendar hijau

(+)

Terjadi

pengarangan

0,44 - Meredam - Terjadi

pengarangan Keterangan ketebalan bercak : (+) = tipis ; (++) = sedang; (+++) = tebal ; (++++) = sangat

tebal

Berdasarkan hasil triturasi yang telah dilakukan profil KLT ekstrak

dengan hasil triturasi n-heksana memiliki komposisi yang serupa, ditunjukkan

dengan munculnya 4 bercak di Rf 0,86; 0,80; 0,70 dan 0,40, sedangkan hasil

triturasi kloroform : metanol (7:3 v/v) hanya muncul 3 bercak di Rf 0,86; 0,80;

0,40. Berhubung bercak di Rf 0,70 memiliki aktivitas antibakteri maka hasil

triturasi n-heksana yang dipilih untuk diuji lebih lanjut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

67

K. Hasil Kromatografi Kolom

Ekstrak kacang hijau 5,145 g

Hasil triturasi kloroform : metanol

(7:3) v/v = 0, 5923 g

Hasil triturasi n-heksana

= 1,6596 g

Isolat 1

0, 0559 g

Isolat 2

0,0028 g

Isolat 3

0,0028 g

Isolat 4

0,0009 g

Isolat aktif aktivitas penangkap radikal bebas,

UV protection, antibakteri

Kromatografi kolom :

- Optimasi fase gerak

- Kromatografi

kolom step gradien

Uji aktivitas

penangkap radikal bebas,

UV protection,

antibakteri

Triturasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

68

Kromatografi kolom gradien merupakan proses pemisahan menggunakan

kolom, pada penelitian ini kolom kromatografi akan dialiri dengan pelarut dengan

polaritas yang ditingkatkan secara bertahap meningkat menuju yang lebih polar

sehingga dapat disebut sebagai kromatografi kolom dengan step gradien. Tahap

ini bertujuan untuk mengisolasi komponen senyawa aktif yang terkandung dalam

hasil triturasi n-heksana. Sebelum proses kromatografi kolom gradien dilakukan,

optimasi fase gerak dilakukan terlebih dahulu, optimasi ini berfungsi untuk

mengetahui pada tingkat polaritas berapakah komponen senyawa hasil triturasi n-

heksana kacang hijau sudah mulai terelusi. 4 fase gerak untuk digunakan untuk

optimasi, yaitu n-heksana : kloroform (50:50 v/v), n-heksana : kloroform (25:75

v/v), kloroform dan kloroform : metanol (98:2 v/v).

Gambar 13. Hasil optimasi fase gerak kromatografi kolom gradien ( A1 = n-

heksana : kloroform (50:50 v/v) di UV 254 nm; A2 = n-heksana : kloroform (25:75

v/v) di UV 254 nm; A3 = kloroform di UV 254 nm; A4 = kloroform : metanol (98:2

v/v) di UV 254 nm; B1 = n-heksana : kloroform (50:50 v/v) di UV 366 nm; B2 = n-

heksana : kloroform (25:75 v/v) di UV 366 nm; B3 = kloroform di UV 366 nm; B4 =

kloroform : metanol (98:2) di UV 366 nm)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

69

Tabel XIII. Hasil optimasi fase gerak kromatografi kolom step gradien

Fase gerak Visual UV 254 nm UV 366 nm

Rf Warna Rf Warna Rf Warna

N-heksana : kloroform

(50:50 v/v)

0,14 Hijau 0,24 Meredam 0,14 Berpendar

merah

0,06 Kuning

N-heksana : kloroform

(25:75 v/v)

0,36 Hijau 0,44 Meredam 0,36 Berpendar

merah

0,14 Kuning 0,08 Meredam

Kloroform 0,54 Hijau 0,50 Meredam 0,54 Berpendar

merah

0,20 Kuning 0,14 Meredam

Kloroform : metanol

(98:2 v/v)

0,80 Hijau 0,66 Meredam 0,80 Berpendar

merah

0,42 Kuning 0,30 Meredam

Hasil optimasi fase gerak dilakukan dengan metode KLT, menghasilkan

bahwa dengan menggunakan pelarut n-heksana : kloroform (50:50 v/v) sudah

terdapat komponen yang terelusi, oleh sebab itu n-heksana : kloroform (50:50 v/v)

dipilih sebagai fase gerak awal dari kromatografi kolom gradien hasil triturasi

kacang hijau.

Fase gerak yang digunakan dalam kromatografi kolom hasil triturasi n-

heksana ekstrak kacang hijau : n-heksana: kloroform (50:50 v/v), (40:60 v/v),

(30:70 v/v), (20:80 v/v), (10:90 v/v), kloroform (100), kloroform:metanol (98:2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

70

v/v), (96:4 v/v), (94:6 v/v), (92:8 v/v), (90:10 v/v), fase gerak ini dibuat

meningkat kepolarannya secara bertahap, sedangkan fase diam yang digunakan

dalam kromatografi kolom ini adalah silika gel untuk kromatografi kolom. Untuk

mengetahui komponen senyawa perhasil elusi maka dilakukan KLT pada tiap

tabung yang berisi 2 ml tampungan hasil elusi kromatografi kolom step gradien,

fase gerak yang digunakan pada KLT ini yaitu kloroform. Kloroform dipilih

sebagai fase gerak karena hasil pemisahan KLT hasil triturasi n-heksana dengan

fase gerak kloroform menghasilkan Rf yang lebih rendah dibandingkan Rf hasil

fase gerak kloroform : metanol (7:3 v/v), pada Rf yang terlalu tinggi hasil

pemisahan KLT menjadi kurang baik.

Tabel XIV. Isolat hasil kromatografi kolom

Isolat Berasal dari tabung ke - Faktor retensi

(Rf) Proses 1 Proses 2 Proses 3

1 1 1 1 0,828

2 3 2 dan 3 2 dan 3 0,74

3 8 9 dan 10 10 dan 11 0,11 - 0,14

4 11 11 dan 12 14 dan 13 0,11

Berdasarkan hasil KLT hasil kromatografi kolom gradien, didapatkanlah 4

isolat :

Isolat 1 merupakan gabungan tabung ke 1 pada proses 1, 2 dan 3.

Memiliki bercak meredam di UV 254 nm pada Rf 0,828 dengan fase gerak

kloroform. Rendemen isolat 1 adalah 18, 15% b/b.

Isolat 2 merupakan gabungan tabung ke 3 proses 1, tabung ke 2 dan 3

proses 2, dan tabung ke 2 dan 3 proses 3. Memiliki bercak meredam di UV 254

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

71

nm pada Rf 0,74 dengan fase gerak kloroform. Rendemen isolat 2 adalah 0,92%

b/b.

Isolat 3 merupakan gabungan tabung ke 8 proses 1, tabung ke 9 dan 10

proses 2, dan tabung ke 10 dan 11 proses 3. Memiliki bercak kuning pada Rf 0,11

– 0,14 dengan fase gerak kloroform. Rendemen isolat 3 adalah 0,92% b/b.

Isolat 4 merupakan gabungan tabung ke 11 proses 1, tabung ke 11 dan 12

proses 2, tabung ke 14 dan 15 proses 3. Memiliki bercak meredam di UV 254 nm

pada Rf 0,11 dengan fase gerak kloroform. Rendemen isolat 4 adalah 0,3% b/b.

L. Hasil Uji Kualitatif Penangkapan Radikal Bebas Isolat Senyawa

Ekstrak Kacang Hijau

Uji kualitatif penangkapan radikal bebas pada isolat senyawa ekstrak

kacang hijau menggunakan metode yang sama dengan metode uji kualitatif

penangkapan radikal bebas pada ekstrak kacang hijau. Yang membedakan adalah

adanya variasi mass loading isolat yaitu 10;20;30 µg, variasi ini dimaksudkan

untuk mengetahui massa minimum aktif penangkapan radikal bebas secara

kualitatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

72

Tabel XV. Hasil uji kualitatif penangkapan radikal bebas isolat dan ekstrak

kacang hijau

No. Sampel Waktu muncul

bercak

Faktor

retardasi (Rf)

Warna bercak

1. Ekstrak 10 detik 0,86 Kuning (+++)

25 menit 0,78 Putih (++)

25 menit 0,32 Putih (++)

2. Isolat 1

10 µL 10 detik 0,88 Putih (+)

20 µL 10 detik 0,88 Putih (++)

30 µL 10 detik 0,88 Putih (++)

3. Isolat 2

10 µL 25 detik 0,80 Putiih

kekuningan

(+++)

22 menit 0,84 Putih (+)

20 µL 20 detik 0,80 Putiih

kekuningan

(+++)

19 menit 0,84 Putih (+)

30 µL 5 detik 0,80 Putiih

kekuningan

(++++)

10 detik 0,84 Putih (++)

4. Isolat 3

10 µL 50 detik 0,78 Kuning (+)

20 µL 50 detik 0,78 Kuning (++)

30 µL 10 detik 0,78 Kuning (++++)

16 menit 0,70 Putih (++)

5. Isolat 4

10 µL 3 menit 0,70 Putih (+)

20 µL 1 menit 0,70 Putih (++)

30 menit 0,80 Putih (+)

30 µL 1 menit 0,70 Putih (+++)

30 menit 0,80 Putih (++) Keterangan ketebalan bercak: (+) = tipis ; (++) = sedang; (+++) = tebal ; (++++) = sangat

tebal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

73

Gambar 14. Hasil uji kualitatif penangkapan radikal bebas isolat ekstrak kacang

hijau ( A1 = isolat 1 (10µg); A2 = isolat 1 (20µg); A3 = isolat 1 (30µg); B1 = isolat 2

(10µg); B2 = isolat 2 (20µg); B3 = isolat 2 (30µg); C1 = isolat 3 (10µg); C2 = isolat 3

(20µg); C3 = isolat 3 (30µg); D1 = isolat 4 (10µg); D2 = isolat 4 (20µg); D3 = isolat 4 (

30µg)

Berdasarkan hasil uji yang dilakakukan diketahui bahwa isolat 1 memiliki

1 bercak aktif berwarna putih pada Rf 0,88. Isolat 2 memiliki 2 bercak aktif pada

Rf 0,80 dan 0,84. Isolat 3 memiliki 2 bercak aktif pada Rf 0,78 dan 0,7. Isolat 4

memiliki 2 bercak aktif pada Rf 0,7 dan 0,8. Berdasarkan hasil pengujian

didapatkan hasil bahwa ke 4 isolat memiliki aktivitas penangkapan radikal bebas

dengan minimal mass loading 10 µg saja. Isolat 1, 2 dan 3 menunjukkan aktivitas

penangkapan radikal bebas yang baik, ditandai dengan munculnya bercak putih

hanya dalam hitungan detik saja setelah penyemprotan pereaksi DPPH.

M. Hasil Uji Kualitatif UV Protection Isolat Senyawa Ekstrak Kacang

Hijau

Uji kualitatif UV protection pada isolat senyawa ekstrak kacang hijau

menggunakan metode yang sama dengan metode uji kualitatif UV protection pada

ekstrak kacang hijau dengan metode inhibition of bleaching of β-carotene. Yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

74

membedakan adalah adanya variasi mass loading isolat yaitu 10;20;30 µg, variasi

ini dimaksudkan untuk mengetahui massa minimum aktif aktivitas UV protection.

Tabel XVI. Hasil uji kualitatif aktivitas UV protection isolat dan ekstrak kacang

hijau pada menit ke 15 dengan intensitas sinar UV = 13,775 Lux

No

Sampel Hasil uji kualitatif aktivitas UV protection dari

mass loading

10 µg 20 µg 30 µg

1. Ekstrak kacang hijau +++

Keterangan Positif kuning

no: 3

Faktor retardasi (Rf) 0,86

2. Isolat 1

- - +

Keterangan Negatif Negatif Positif

kuning no: 1

Faktor retardasi (Rf) 0,88

3. Isolat 2 - +++ +++

Keterangan Negatif Positif

kuning no: 3

Positif kuning no :

3

Faktor retardasi (Rf) - 0,84 0,84

4. Isolat 3 - ++ +++

Keterangan Negatif Positif

kuning no: 3

Positif kuning no: 4

Faktor rentensi (Rf) - 0,78 0,78

5. Isolat 4 - - +

Keterangan Negatif Negatif Positif kuning no:

2

Faktor retardasi (Rf) - - 0,78 Keterangan ketebalan bercak: (+) = tipis ; (++) = sedang; (+++) = tebal ; (++++) = sangat

tebal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

75

Gambar 15. Hasil uji kualitatif UV protection isolat ekstrak kacang hijau pada

menit ke 15 ( A1 = isolat 1 (10µg); A2 = isolat 1 (20µg); A3 = isolat 1 (30µg); B1 =

isolat 2 (10µg); B2 = isolat 2 (20µg); B3 = isolat 2 (30µg); C1 = isolat 3 (10µg); C2 =

isolat 3 (20µg); C3 = isolat 3 (30µg); D1 = isolat 4 (10µg); D2 = isolat 4 (20µg); D3 =

isolat 4 (30 µg)

Berdasarkan uji kualitatif UV protection, ke 4 isolat senyawa ekstrak

kacang hijau memiliki aktivitas UV protection, namun diperlukan mass loading

minimal bagi isolat 1 dan 4 yaitu 30 µg lebih besar dibandingkan minimal mass

loading aktif dari isolat 2 dan 3 yaitu 20 µg. Hal ini menunjukkan bahwa isolat 2

dan 3 secara kualitatif memiliki aktivitas UV protection yang lebih baik dibanding

isolat 1 dan 4, didukung lagi dengan bercak kuning yang muncul pada isolat 2 dan

3 lebih tebal dengan nomor parameter warna 3 dan 4.

N. Hasil Uji Kualitatif Antibakteri Isolat Senyawa Ekstrak Kacang Hijau

Uji kualitatif antibakteri isolat ekstrak kacang hijau menggunakan

metode cakram kertas/ difusi disk, prinsip metode ini adalah adanya perpindahan

senyawa secara difusi dari dalam disk menuju ke media agar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

76

Variasi massa isolat yang akan dimasukkan dalam disk dilakukan dalam

penelitian ini, variasi massa isolat ini berfungsi untuk mengetahui massa minimal

aktivitas antibakteri dari isolat. Amoksisilin digunakan sebagai kontrol positif,

menghasilkan zona hambat yang cukup besar dibandingkan dengan zona hambat

isolat, walau dalam massa yang lebih sedikit.

Tabel XVII. Hasil uji kualitatif aktivitas antibakteri amoksisilin dan isolat

ekstrak kacang hijau pada S. aureus

No. Isolat ekstrak

kacang hijau

Massa (µg) Rata – rata diameter zona hambat pada

S. aureus (mm) 1.

Amoksisilin

5 30,7 ± 0,58

7,5 34,7 ± 0,58

10 37 ± 1

2. Isolat 1 50 -

100 -

200 -

3. Isolat 2 50 -

100 -

200 -

4. Isolat 3 50 -

100 -

200 7 ± 1

5 Isolat 4 50 -

100 -

200 6,33 ± 0,58

Keterangan : dengan diameter paper disc : 5 mm

Uji kualitatif isolat ini hanya dilakukan pada bakteri S. aureus,

dikarenakan penelitian aktivitas antibakteri ekstrak kacang hijau secara

bioautografi menunjukkan hasil positif hanya pada bakteri S. aureus.

Hasil positif uji kualitatif isolat senyawa ekstrak kacang menunjukkan

hasil positif hanya pada isolat 3 dan 4, dengan massa minimal 200 µg. Hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

77

diameter zona hambat yang dihasilkan oleh isolat 3 dan 4 ˂ 10 mm, menurut

Greenwood cit. Mulyadi, Wuryanti, Ria, (2013) diameter zona hambat ˂ 10 mm

menunjukkan respon hambatan pertumbuhan bakteri yang kurang efektif.

O. Hasil Identifikasi Senyawa Isolat Senyawa Aktif Ekstrak Kacang

Hijau

Isolat senyawa yang didapatkan kemudian diidentifikasi untuk mengetahui

kandungan senyawa dari isolat ekstrak kacang hijau. Masing–masing isolat di

KLT menggunakan fase gerak kloroform : metanol (7:3 v/v) dan dideteksi secara

fisik, mencakup secara visual, UV 254 nm, dan UV 366 nm.

Beberapa pereaksi yang digunakan dalam tahap penelitian ini adalah

aluminium chloride (AlCl3) untuk deteksi senyawa flavonoid, ferric chloride

(FeCl3) untuk deteksi senyawa fenolik, Dragendorff untuk deteksi golongan

alkaloid, vanilin sulfat untuk deteksi golongan terpenoid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

78

Gambar 16. Hasil deteksi secara fisik isolat ( A1 = isolat 1 secara visual;

B1 = isolat 1 deteksi UV 254 nm; C1 = isolat 1 deteksi UV 366 nm; A2 = isolat 2

secara visual; B2 = isolat 2 deteksi UV 254 nm; C2 = isolat 2 deteksi UV 366 nm; A3

= isolat 3 secara visual; B3 = isolat 3 deteksi UV 254 nm; C3 = isolat 3 deteksi UV

366 nm; A4 = isolat 4 secara visual; B4 = isolat 4 deteksi UV 254 nm; C4 = isolat 4

deteksi UV 366 nm)

Isolat 1 memiliki bercak meredam di UV 254 nm dan berpendar hijau di

UV 366 nm, pada Rf sekitar 0,85 – 0,90. Isolat 2 memiliki bercak meredam di UV

254 nm dan berpendar hijau di UV 366 nm, pada Rf sekitar 0,80 –0,85.

Isolat 3 terdiri atas 3 bercak, bercak kuning pada Rf sekitar 0,75 – 0,79,

bercak hijau pada Rf sekitar 0,80 – 0,85 dan bercak meredam di UV 254 nm pada

Rf sekitar 0,70 – 0,74.

Isolat 4 terdiri atas 3 bercak, bercak kuning pada Rf sekitar 0,75 – 0,79,

bercak hijau pada Rf sekitar 0,80 – 0,85, dan bercak meredam di UV 254 nm pada

Rf sekitar 0,70 – 0,74.

Ketiga bercak pada isolat 3 dan 4 sekilas sama, namun intensitas warna

yang teramati memiliki ciri khas yang berbeda. Bercak kuning pada isolat 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

79

cenderung lebih tebal dari pada isolat 4, sedangkan bercak meredam di UV 254

nm dengan Rf sekitar 0,70 – 0,74 pada isolat 4 cenderung lebih tebal

dibandingkan dengan isolat 3. Kondisi munculnya 3 bercak pada isolat 3 dan 4

menunjukkan bahwa hasil kolom belum murni.

Berdasarkan hasil identifikasi senyawa dengan menggunakan reagen

semprot isolat 1 menunjukkan adanya flavonoid ditandai adanya bercak kuning

kehijauan di UV 366 nm dengan pereaksi AlCl3 (Jork, Funk, Fischer, Wimmer,

1990) pada Rf sekitar 0,85 – 0,90. Ketika pengarangan dengan pereaksi asam

sulfat 5%, dilakukan, terbentuk 2 bercak yang mengalami pengarangan pada Rf

sekitar 0,85 – 0,95.

Gambar 17. Hasil identifikasi senyawa isolat 1 dengan reagen (A = AlCl3; B =

FeCl3; C = asam sulfat 5% v/v; D = vanilin sulfat; E = Dragendorff)

Golongan senyawa dalam isolat 2 tidak dapat identifikasikan karena

hasil identifikasi dengan menggunakan reagen AlCl3, FeCl3, vanilin sulfat dan

dragendorf menghasilkan hasil negatif. Isolat 2 dengan menggunakan reagen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

80

sulfat 5% v/v, menghasilkan bercak coklat di Rf sekitar 0,80 – 0,85.

Penyemprotan asam sulfat 5% v/v lalu dipanaskan ini berfungsi untuk

mengoksidasi solut organik sehingga bercak coklat – hitam nampak, namun tidak

dapat mengidentifikasikan golongan senyawanya.

Gambar 18. Hasil identifikasi senyawa isolat 2 dengan reagen (A = AlCl3; B =

FeCl3; C = asam sulfat 5% v/v; D = vanilin sulfat; E = Dragendorff)

Isolat 3 diidentifikasi mengandung flavonoid ditandai adanya bercak

kuning kehijauan di UV 366 nm dengan pereaksi AlCl3 (Jork, Funk, Fischer,

Wimmer, 1990) pada Rf sekitar 0,70 – 0,74. Fenolik di Rf 0,75 – 0,79 ditandai

dengan adanya bercak hijau dengan pereaksi FeCl3 (Merck, 1976) dan terpenoid

di Rf 0,75 – 0,79 ditandai dengan bercak ungu dengan pereaksi vanilin sulfat

(Jork, Funk, Fischer, Wimmer, 1990). Sedangkan bercak di Rf sekitar 0,80 – 0,85

tidak dapat diidentifikasi karena hanya mengalami pengarangan dengan reagen

sulfat 5% v/v.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

81

Gambar 19. Hasil identifikasi senyawa isolat 3 dengan reagen (A = AlCl3; B =

FeCl3; C = asam sulfat 5% v/v; D = vanilin sulfat; E = Dragendorff)

Gambar 20. Hasil identifikasi senyawa isolat 4 dengan reagen (A = AlCl3; B =

FeCl3; C = asam sulfat 5% v/v; D = vanilin sulfat; E = Dragendorff)

Isolat 4 diidentifikasi mengandung flavonoid ditandai adanya bercak

kuning kehijauan di UV 366 nm dengan pereaksi AlCl3 (Jork, Funk, Fischer,

Wimmer, 1990) di Rf sekitar 0,70 – 0,74, pada Rf tersebut setelah disemprot

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

82

dengan vanilin sulfat segera terbentuk bercak berwarna merah lembayung. Saat

vanilin dalam suasana asam disemprotkan pada pelat hasil elusi dan membentuk

bercak merah lembayung segera dan setelah pemanasan hal ini menunjukkan

golongan senyawa flavonoid (Markham, 1981). Sedangkan bercak pada Rf sekitar

0,75 – 0,79 dan 0,80 – 0,85 tidak dapat teridentifikasi golongan senyawanya

karena hanya terjadi pengarangan dengan reagen asam sulfat 5% v/v.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

82

Tabel XVVIII. Hasil deteksi secara fisik dan identifikasi golongan senyawa menggunakan reagen semprot isolat ekstrak kacang hijau

Isolat Rf Visual UV 254

nm

UV 366 nm FeCl3 AlCl3 Dragend

orff

Vanilin

sulfat

H2SO4

5% v/v

Interpretasi

hasil

1 0,85 - 0,90 - meredam

(++)

Berpendar

hijau (+++)

- Berpendar

Kuning

kehijauan

(+++)

- - Terjadi

pengarangan

(2 bercak)

Flavonoid

2 0,80 -0,85 - meredam

(+++)

Berpendar

hijau

(+)

- - - - Terjadi

pengarangan

-

3 0,70 – 0,74 - meredam

(+)

Berpendar

hijau (++)

- Berpendar

Kuning

kehijauan

(+)

- - Terjadi

pengarangan

Flavonoid

0,75 – 0,79

Kuning

(+++)

- - Hijau

(++)

- - Ungu

(+++)

Terjadi

pengarangan

Fenolik

Terpenoid

0,80 – 0,85 hijau

(+)

- Berpendar

merah (+++)

- - - Terjadi

pengarangan

-

4 0,70 – 0,74 - meredam

(+++)

- - Berpendar

Kuning

kehijauan

(++)

- Merah

lembayung

(+++)

Terjadi

pengarangan

Flavonoid

0,75 – 0,79 kuning

(+)

- - - - - - Terjadi

pengarangan

-

0,80 – 0,85 hijau

(+)

- Berpendar

merah

(+++)

- - - - Terjadi

pengarangan

-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

83

Tabel XVIX. Hasil uji kualitatif aktivitas penangkapan radikal bebas, UV

protection dan antibakteri isolat senyawa ekstrak kacang hijau

No. Sampel Penangkapan radikal

bebas

UV protection Antibakteri

Hasil

mass loading

minimal

Hasil

mass loading

minimal

Hasil

massa

minimal

1 Isolat 1 + 10 µg + 30 µg - -

2 Isolat 2 +++ 10 µg + 20 µg - -

3 Isolat 3 ++ 10 µg + + 20 µg + 200 µg

4 Isolat 4 ++ 10 µg + 30 µg + 200 µg

Berdasarkan uji aktivitas isolat yang telah dilakukan maka dapat

diketahui bahwa isolat dari ekstrak kacang hijau memiliki aktivitas penangkap

radikal bebas, UV protection, dan antibakteri, dengan keterangan sebagai berikut :

Isolat 1 dan 2 memiliki aktivitas penangkap radikal bebas dan UV protection,

Isolat 3 dan 4 memiliki aktivitas penangkap radikal bebas, UV protection, dan

antibakteri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

84

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Ekstrak kacang hijau memiliki aktivitas penangkapan radikal bebas, UV

protection, dan antibakteri.

2. Ekstrak kacang hijau mengandung golongan senyawa meliputi flavonoid,

fenolik, dan terpenoid, yang terbagi menjadi 4 isolat. Keempat isolat

tersebut memiliki aktivitas penangkap radikal bebas dan UV protection,

sedangkan aktivitas antibakteri hanya dimiliki oleh isolat 3 dan 4.

B. Saran

Proses isolasi perlu dilakukan dengan bahan yang lebih banyak, uji

kuantitaf lebih lanjut terkait aktivitas antioksidan, UV protection dan antibakteri,

pemurnian isolat dan karakterisasi isolat lebih lanjut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

85

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, F., Latif, S., Przybylski, R., Sultana, B., dan Ashraf, M , 2007, Chemical

Composition and Antioxidant Activity of Seeds of Different Cultivars of

Mungbean, Journal of Food Science, 72, 503-510.

Braithwaite, A., Smith, F.J., 1995, Chromatographic Methods. Kluwer Academic

Publishers, London.

Brooks, G.F., Butel, J.S., Carrol, K.C., Morse, S.A., 2007, Jawetz, Melnick &

Adelberg’s Medical Microbiology, 24th

ed., Mc Graw Hill, USA, pp. 224.

Campbell, Reece, J.B., Mitchell, L.G., 2003, Biologi, Edisi kelima, Erlangga,

Jakarta, hal. 108.

Choma, I.M, and Grzelak, E.M., 2011, Bioautography detection in thin-layer

chromatography, Journal of Chromatography A, 1218 , 2684–2691

Chomnawang, M.T., Surassmo, S., Wongsariya, K., Bunyapraphatsara, N., 2009,

Antibacterial Activity of Thai Medicinal Plants against Methicillin-

resistant Staphylococcus aureus, Fitoterapia, 80 , 102–104.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1986, Sediaan Galenik, Jilid 2,

Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta, hal. 11-12.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995, Materia Medika Indonesia,

edisi V, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Direktorat Jendral Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 1995,

Farmakope Indonesia, edisi 4, Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta, hal. 1061, 1036.

Fouad,T., 2005, Antioxidant, Nature, and Chemistry,

http://www.thedoctorslounge.net/medlounge/articles/antioxidant, diakses

tanggal 10 Februari 2014.

Gandjar, I.G., dan Rohman, A., Kimia Farmasi Analisis , Pustaka Pelajar,

Yogyakarta, hal. 366-368.

Hajnos, M.W., Sherma, J., Kowalska, T. (Eds.), 2008, Thin Layer

Chromatography in Phytochemistry, CRC Press, United States of

America, pp. 631.

Harborne, J.B., 1987, Metode Fitokimia : Cara Modern Menganalisis Tumbuhan,

Ed. 2, Penerbit ITB, Bandung, hal. 47-109.

Heinrich, M., Barnes, J., Gibbons, S., Williamson, E.M., 2005, Farmakognosi dan

Fitoterapi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 99.

Iswandari, R., 2006, Studi Kandungan Isoflavon Pada Kacang Hijau (Vigna radiata

L.), Tempe Kacang Hijau, dan Bubur Kacang Hijau, Skripsi, Fakultas

Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Jork, H., Funk, W., Fischer, W., Wimmer, H., 1990, Thin Layer Chromatography

Reagent and Detection Methods, volume 1, VCH, New York, pp. 148,

440.

Kee, L.J., Hayes, R.E, 1993, Pharmacology: A Nursing Process Approach,

diterjemahkan oleh Anugerah, P., hal. 324, Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

86

Kusumaningtyas, E., Astuti, E., Darmono, 2008, Sensitivitas metode bioautografi

kontak dan agar overlay dalam penentuan senyawa antikapang, Jurnal

Ilmu Kefarmasian Indonesia, 6: 75-79.

Lazo, C., 1999, Simulation of Liquid Chromatography and Simulated Moving

Bed (SMB) Systems. Tesis, Technische Universität Hamburg-Harburg,

Hamburg, 2-3.

Markham, K.R., 1981, Cara Mengidentifikasi Flavonoid, Penerbit ITB, Bandung,

hal. 25-26.

Marston, A., 2011, Thin-layer chromatography with biological detection in

phytochemistry, Journal of Chromatography A, 1218 , 2676–2683.

Mentri Kesehatan Republik Indonesia, 1994, Keputusan Mentri Kesehatan

Republik Indonesia, Nomor : 661/MENKES/ SK/ VII/ 11994,

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Merck, E., 1976, Dyeing Reagents for Thin Layer and Paper Chromatography,

Darmstadt, Germany.

Miguel, G.M., 2010, Antioxidant and anti-inflammatory activities of essential

oils: a short review, Molecules, 9252-9287.

Molyneux P., 2004, The Use of Stable Free Radical Diphenylpicryl Hydrazyl

(DPPH) for Estimating Antioxidant Activity,

http://www.sjst.psu.ac.th/journal/26-2.pdf/07- DPPH.pdf, diakses

tanggal 12 Februari 2014.

Mulyadi, M., Wuryanti, Ria, P.S., 2013, Konsentrasi Hambat Minimum (KHM)

Kadar Sampel Alang-Alang (Imperata cylindrica) dalam Etanol Melalui

Metode Difusi Cakram, Chem info, 1, 35-42.

Munro, B.D., Small, E., 1997, Vegetables of Canada, NRC-CNRC, Canada, hal.

372.

Nugroho, E.A., 2012, Farmakologi Obat-obat Penting dalam Pembelajaran Ilmu

Farmasi dan Dunia Kesehatan, Pustaka Utama, Yogyakarta,

hal.192-193.

Oktoviani, M.D., 2006, 20 Ramuan Esensial Nusantara Untuk Cantik dan Bugar,

Esensi, Jakarta, hal. 41.

Pamungkas, H., 2010, Back to Nature (Kembali ke Alam),

http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2010/07/14/back-to-nature-

kembali-ke-alam-193887.html , diakses tanggal 7 Februari 2014.

Pelczar, M.J., Chan, E.C.S., 1988, Element of Microbiology, 2th

ed.,

diterjemahkan oleh Hadietomo, R.S., Imas, T., dan Tjitrosomo, S.S., hal

456-537, Penerbit Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Percival, M., 1998, Antioxidant, Clinical Nutrition Insights, NUT031 1/96 Rev.

10/98.

Plant Resources of South-East Asia, 2015, Plant database: Vigna radiata (L.) R.

Wilczek, http://www.proseanet.org/prohati2/browser.php?docsid=212 ,

diakses tanggal 24 Maret 2015.

Priya, J.P., Laksmi, Y.S., Banu, F., Gopalakrishnan, Dhanalakshmi, Sagadevan,

Manimaran, Arumugam, 2012, Phytochemical screening and

antibacterial activity of Vigna radiata L. against bacterial pathogens

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

87

involved in food spoilage and food borne diseases, J. Acad. Indus. Res,

1(6), 355-358.

Purwono, Hartono, R., 2012, Kacang Hijau, Penebar Swadaya, Jakarta, hal. 14-

17.

Rohman,A., 2009, Kromatografi untuk Analisis Obat, Graha Ilmu, Yogyakarta,

hal. 1-2, 45-53.

Schwalbe R., Moore, L.S., Goodwin, A.C., 2007, Antimicrobial Susceptibility

Testing Protocols, (Eds.), CRC Press, USA, pp. 144.

Tang, D., Dong, Y., Ren, H., Li, L., and He, C., 2014, A review of

phytochemistry,metabolite changes,and medicinal uses of the common

food mungbean and its sprouts (Vigna radiata), Chemistry Central

Journal, 1-9.

Tranggono, I.R., Latifah, F., 2007, Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik,

2007, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal.117.

Utami, W.K., 2013, Tren Kosmetik Organik di CosmoBeaute 2013,

http://female.kompas.com/read/2013/10/18/0815276 , diakses tanggal 7

Februari 2014.

United States Department of Agriculture NRCS, 2014, Plant database: Mung

bean, http://plants.usda.gov/core/profile?symbol=VIRA4,diakses tanggal

10 Februari 2014.

Wagner, H., Baldt, S., Plant Drug Analysis: A Thin Layer Chromatography Atlas,

Second edition, Springer, Munich, pp. 74, 92, 240, 258, 318.

Winarsi, H., 2007, Antioksidan Alami dan Radikal Bebas, Kanisius, Yogyakarta,

hal. 1-6.

Wolf, J., 2012, Mikro - Dȕnnschicht – Chromatographie, Govi-Verlag, Berlin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

88

LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat pengesahan determinasi tanaman kacang

hijau (Vigna radiata (L.) R. Wilczek)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

89

Lampiran 2. Gambar kacang hijau yang berasal dari PT.

SUPER INDO, dengan batch number : 8-993408-010

a. Gambar kemasan kacang hijau yang berasal dari PT. SUPER INDO

b. Gambar simplisia kacang hijau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

90

c. Gambar kacang hijau yang telah dikupas

d. Gambar simplisia kulit kacang hijau

e. Gambar simplisia keping biji kacang hijau,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

91

Lampiran 3. Perhitungan susut pengeringan simplisia kacang

hijau

a. Penimbangan bobot tetap cawan menggunakan oven bersuhu 105°C

Waktu

(menit)

Bobot cawan

Replikasi 1 (g)

Bobot cawan

Replikasi 2 (g)

Bobot cawan

Replikasi 3 (g)

0 29,639 47,154 40, 050

30 29,610 47, 145 40,040

60 29,611 47, 144 40,041

b. Penimbangan serbuk simplisia kacang hijau

Replikasi 1 (g) Replikasi 2 (g) Replikasi 3 (g)

Cawan 29,611 47,144 40,041

Cawan + isi 30,613 48,144 41,043

Isi 1,002 1,000 1,002

c. Penimbangan cawan + serbuk simplisia kacang hijau saat proses

susut pengeringan dengan oven bersuhu 105°C

Waktu

(menit)

Replikasi 1 (g) Replikasi 2 (g) Replikasi 3 (g)

0 30,613 48,144 41,043

30 30,525 48,054 40,953

60 30,524 48,052 40,952

d. Perhitungan bobot tetap simplisia kacang hijau

Replikasi 1

30 menit = 𝟏,𝟎𝟎𝟐−𝟎,𝟗𝟏𝟒

𝟏,𝟎𝟎𝟐 x 100% = 8,782 %

60 menit = 𝟏,𝟎𝟎𝟐−𝟎,𝟗𝟏𝟑

𝟏,𝟎𝟎𝟐 x 100%= 8,882%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

92

Replikasi 2

30 menit = 𝟏,𝟎𝟎−𝟎,𝟗𝟏

𝟏,𝟎𝟎 x 100% = 9 %

60 menit = 𝟏,𝟎𝟎−𝟎,𝟗𝟎𝟖

𝟏,𝟎𝟎 x 100%= 9,2 %

Replikasi 3

30 menit = 𝟏,𝟎𝟎𝟐−𝟎,𝟗𝟏𝟐

𝟏,𝟎𝟎𝟐 x 100% = 8,982%

60 menit = 𝟏,𝟎𝟎𝟐−𝟎,𝟗𝟏𝟏

𝟏,𝟎𝟎𝟐 x 100%= 9,082 %

Kadar air simplisia kacang hijau = 𝟖,𝟖𝟖𝟐 % +𝟗,𝟐 %+𝟗,𝟎𝟖𝟐 %

𝟑 = 9,0546 % b/b

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

93

Lampiran 4. Perhitungan rendemen ekstrak

a. Perhitungan rendemen ekstrak kacang hijau (V. radiata)

(gram)

Bobot wadah 337,49

Bobot wadah + ekstrak 462,56

Bobot ekstrak 125,07

Bobot kacang hijau yang digunakan = 1000,4 g

Rendemen ekstrak kacang hijau = 𝒃𝒐𝒃𝒐𝒕 𝒆𝒌𝒔𝒕𝒓𝒂𝒌 𝒌𝒂𝒄𝒂𝒏𝒈 𝒉𝒊𝒋𝒂𝒖

𝒃𝒐𝒃𝒐𝒕 𝒃𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒈𝒖𝒏𝒂𝒌𝒂𝒏 x 100%

= 𝟏𝟐𝟓,𝟎𝟕 𝒈

𝟏𝟎𝟎𝟎,𝟒 𝒈 x 100%

= 12, 502 % b/b

b. Perhitungan rendemen ekstrak kulit kacang hijau

(gram)

Bobot wadah 141,5

Bobot wadah + ekstrak 143, 79

Bobot ekstrak 2,29

Bobot kulit kacang hijau yang digunakan = 99,9 g

Rendemen ekstrak kacang hijau = 𝒃𝒐𝒃𝒐𝒕 𝒆𝒌𝒔𝒕𝒓𝒂𝒌 𝒌𝒖𝒍𝒊𝒕 𝒌𝒂𝒄𝒂𝒏𝒈 𝒉𝒊𝒋𝒂𝒖

𝒃𝒐𝒃𝒐𝒕 𝒃𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒈𝒖𝒏𝒂𝒌𝒂𝒏 x 100%

= 𝟐,𝟐𝟗 𝒈

𝟗𝟗,𝟗 𝒈 x 100%

= 2,293 % b/b

c. Perhitungan rendemen ekstrak keping biji kacang hijau

(gram)

Bobot wadah 141,2

Bobot wadah + ekstrak 147,65

Bobot ekstrak 6,45

Bobot keping biji kacang hijau yang digunakan = 100 g

Rendemen ekstrak kacang hijau = 𝒃𝒐𝒃𝒐𝒕 𝒆𝒌𝒔𝒕𝒓𝒂𝒌 𝒅𝒂𝒈𝒊𝒏𝒈 𝒃𝒊𝒋𝒊 𝒌𝒂𝒄𝒂𝒏𝒈 𝒉𝒊𝒋𝒂𝒖

𝒃𝒐𝒃𝒐𝒕 𝒃𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒈𝒖𝒏𝒂𝒌𝒂𝒏 x 100%

= 𝟔,𝟒𝟓 𝒈

𝟏𝟎𝟎 𝒈 x 100%

= 6,45 % b/b

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

94

Lampiran 5. Perhitungan susut pengeringan ekstrak kacang

hijau

a. Penimbangan bobot tetap cawan menggunakan oven bersuhu 105°C

Waktu

(menit)

Bobot cawan

Replikasi 1 (g)

Bobot cawan

Replikasi 2 (g)

Bobot cawan

Replikasi 3 (g)

0 47,676 48,614 46,164

30 47,670 48,609 46,161

60 47,664 48,601 46,155

b. Penimbangan silika gel

Replikasi 1 (g) Replikasi 2 (g) Replikasi 3 (g)

Kertas 0,253 0,235 0,262

Kertas + isi 0,747 0,730 0,754

Sisa 0,253 0,236 0,263

Isi 0,494 0,494 0,491

c. Penimbangan ekstrak kacang hijau

Replikasi 1 (g) Replikasi 2 (g) Replikasi 3 (g)

Cawan 47,664 48,601 46,155

Cawan + isi 48,103 49,028 46,155

Isi 0,439 0,427 0,488

d. Penimbangan cawan + ekstrak kacang hijau + silika gel saat proses

susut pengeringan dengan oven bersuhu 105°C

Waktu

(menit)

Replikasi 1 (g) Replikasi 2 (g) Replikasi 3 (g)

0 48,592 49, 516 47,115

30 48,414 49, 368 46,799

60 48,316 49, 271 46,742

90 48,269 49,212 46,737

120 48,258 49, 186 46,736

150 48,258 49, 178 46,735

180 48,256 49, 176 46, 734

e. Perhitungan bobot tetap ekstrak kacang hijau

Replikasi 1

30 menit = 𝟎,𝟗𝟐𝟖−𝟎,𝟕𝟓

𝟎,𝟗𝟐𝟖 x 100% = 19,181 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

95

60 menit = 𝟎,𝟗𝟐𝟖−𝟎,𝟔𝟓𝟐

𝟎,𝟗𝟐𝟖 x 100%= 29,741 %

90 menit = 𝟎,𝟗𝟐𝟖−𝟎,𝟔𝟎𝟓

𝟎,𝟗𝟐𝟖 x 100% = 34,806%

120 menit = 𝟎,𝟗𝟐𝟖−𝟎,𝟓𝟗𝟒

𝟎,𝟗𝟐𝟖 x 100% = 35,9913 %

150 menit = 𝟎,𝟗𝟐𝟖−𝟎,𝟓𝟗𝟒

𝟎,𝟗𝟐𝟖 x 100% = 35,9913 %

180 menit = 𝟎,𝟗𝟐𝟖−𝟎,𝟓𝟗𝟐

𝟎,𝟗𝟐𝟖 x 100% = 36,206 %

Replikasi 2

30 menit = 𝟎,𝟗𝟏𝟓−𝟎,𝟕𝟔𝟕

𝟎,𝟗𝟏𝟓 x 100% = 16,174 %

60 menit = 𝟎,𝟗𝟏𝟓−𝟎,𝟔𝟕

𝟎,𝟗𝟏𝟓 x 100% = 26,66 %

90 menit = 𝟎,𝟗𝟏𝟓−𝟎,𝟔𝟏𝟏

𝟎,𝟗𝟏𝟓 x 100% = 33,22 %

120 menit = 𝟎,𝟗𝟏𝟓−𝟎,𝟓𝟖𝟓

𝟎,𝟗𝟏𝟓 x 100% = 36,06 %

150 menit= 𝟎,𝟗𝟏𝟓−𝟎,𝟓𝟕𝟕

𝟎,𝟗𝟏𝟓 x 100% = 36,939%

180 menit = 𝟎,𝟗𝟏𝟓−𝟎,𝟓𝟕𝟓

𝟎,𝟗𝟏𝟓 x 100% = 37,158%

Replikasi 3

30 menit = 𝟎,𝟗𝟔−𝟎,𝟔𝟒𝟒

𝟎,𝟗𝟔 x 100% = 32,91%

60 menit = 𝟎,𝟗𝟔−𝟎,𝟓𝟖𝟕

𝟎,𝟗𝟔 x 100% = 38,85%

90 menit = 𝟎,𝟗𝟔−𝟎,𝟓𝟖𝟐

𝟎,𝟗𝟔 x 100% = 39,37%

120 menit= 𝟎,𝟗𝟔−𝟎,𝟔𝟒𝟒

𝟎,𝟗𝟔 x 100% = 32,91%

150 menit = 𝟎,𝟗𝟔−𝟎,𝟓𝟖

𝟎,𝟗𝟔 x 100% = 39,583%

180 menit= 𝟎,𝟗𝟔−𝟎,𝟓𝟕𝟗

𝟎,𝟗𝟔 x 100% = 39,687%

Kadar air ekstrak kacang hijau = 𝟑𝟔,𝟗𝟗𝟏𝟑 % +𝟑𝟕,𝟏𝟓𝟖 %+𝟑𝟗,𝟔𝟖𝟕 %

𝟑 = 37,683 % b/b

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

96

Lampiran 6. Penimbangan ekstrak kacang hijau untuk

kromatografi lapis tipis (KLT)

a. Penimbangan ekstrak kacang hijau untuk optimasi fase gerak

kromatografi lapis tipis (KLT)

Cawan (g)

Bobot cawan 51, 5635

Bobot cawan + isi 51, 5682

Bobot isi 0,0047

b. Penimbangan ekstrak kacang hijau untuk KLT uji kualitatif dengan

reagen semprot

Cawan (g)

Bobot cawan 51, 553

Bobot cawan + isi 51,558

Bobot isi 0,0049

c. Penimbangan ekstrak kacang hijau untuk KLT uji kualitatif β-

karoten bleaching test

Cawan (g)

Bobot cawan 50, 4572

Bobot cawan + isi 50,462

Bobot isi 0,0048

d. Penimbangan ekstrak kacang hijau untuk KLT uji bioautografi E.

coli

Cawan (g)

Bobot cawan 50, 8622

Bobot cawan + isi 50,8668

Bobot isi 0,0046

e. Penimbangan ekstrak kacang hijau untuk KLT uji bioautografi S.

aureus

Cawan (g)

Bobot cawan 53,5643

Bobot cawan + isi 53,5698

Bobot isi 0,0055

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

97

Lampiran 7. Gambar parameter warna yang digunakan

dalam uji kualitatif UV protection

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

98

Lampiran 8. Hasil optimasi intensitas sinar UV

Intensitas

Sinar

Waktu

(menit)

Warna pelat KLT sesuai

indikator no -

SD Rata-

rata

Rep

1

Rep

2

Rep

3

Rep

4

Rep

5

Rendah

(100 cm)

Max: 5,97 Lux

Min : 5,82 Lux

Rata-rata : 5,895 Lux

0 7 6 6 6 6 0,45 6.2

1 5 3 3 3 2 1,10 3.2

3 3 3 2 2 3 0,55 2.6

6 3 2 2 2 2 0,45 2.2

9 2 2 2 2 2 0 2

12 2 2 2 2 1 0,45 1.8

15 2 2 1 1 1 0,55 1.4

Sedang

(50 cm)

Max: 3,4 Lux

Min : 4,88 Lux

Rata-rata : 3,01 Lux

0 6 6 6 6 6 0 6

1 3 2 2 3 2 0,55 2.4

3 2 2 2 2 2 0 2

6 2 1 2 1 2 0,55 1.6

9 2 1 1 1 1 0,45 1.2

12 1 1 1 1 1 0 1

15 1 1 1 1 1 0 1

Tinggi

(35 cm)

Max: 30,36 Lux

Min : 30,0 Lux

Rata-rata : 30,48 Lux

0 6 6 6 6 6 0 6

1 2 2 1 2 1 0,55 1.6

3 1 1 1 1 1 0 1

6 0 0 0 0 0 0 0

9 0 0 0 0 0 0 0

12 0 0 0 0 0 0 0

15 0 0 0 0 0 0 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

99

Lampiran 9. Surat sertifikat hasil uji bakteri

a. Surat sertifikat hasil uji bakteri Escherichia coli ATCC 25922

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

100

b. Surat sertifikat hasil uji bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

101

Lampiran 10. Gambar kontrol media, kontrol pertumbuhan

dan kontrol positif uji kualitatif antibakteri ekstrak kacang hijau

a. Gambar kontrol dalam uji kualitatif antibakteri ekstrak kacang hijau

pada bakteri S. aureus( A = kontrol media; B = kontrol pertumbuhan bakteri

S. aureus; C = kontrol positif )

b. Gambar kontrol dalam uji kualitatif antibakteri ekstrak kacang hijau

pada bakteri E. coli ( A = kontrol media; B = kontrol pertumbuhan bakteri

E.coli; C = kontrol positif )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

102

Lampiran 11. Penimbangan ekstrak kacang hijau untuk

triturasi

a. Penimbangan pasir pantai

(gram)

Bobot kertas 0,2523

Bobot kertas + isi 5,2584

Bobot kertas + sisa 0,2523

Bobot isi 5,0061

b. Penimbangan ekstrak kacang hijau

(gram)

Bobot cawan 52,357

Bobot cawan + isi 57,502

Bobot cawan+ sisa 52,357

Bobot isi 5,145

c. Penimbangan ekstrak + pasir pantai

(gram)

Bobot wadah 188,569

Bobot wadah + ekstrak + pasir 198,076

Bobot wadah + sisa 188,5960

Isi (ekstrak + pasir) 9,48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

103

Lampiran 12. Penimbangan hasil triturasi

a. Penimbangan hasil triturasi n-heksana

Cawan (g)

Cawan 59,9846

Cawan + isi 61,6442

Isi 1,6596

Rendemen = 𝟏,𝟔𝟓𝟗𝟔 𝒈

𝟓,𝟏𝟒𝟓 𝒈 x 100% = 32,256 % b/b

b. Penimbangan hasil triturasi kloroform:metanol (7:3)

Cawan (g)

Cawan 74,7262

Cawan + isi 75,3185

Isi 0,5923

Rendemen = 𝟎,𝟓𝟗𝟐𝟑 𝒈

𝟓,𝟏𝟒𝟓 𝒈 x 100% = 11,512 % b/b

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

104

Lampiran 13. Penimbangan ekstrak kacang hijau dan hasil

triturasi untuk kromatografi lapis tipis (KLT)

(gram)

Ekstrak kacang hijau 0,0026

Hasil triturasi n-heksana 0,0023

Hasil triturasi kloroform : metanol 0,0027

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

105

Lampiran 14. Penimbangan sampel untuk kromatografi kolom

gradien

a. Penimbangan hasil triturasi n-heksana untuk kromatografi kolom

gradien

(gram)

Wadah 188,1170

Wadah + isi 188,420

Isi 0,303

b. Penimbangan silika untuk kromatografi kolom

(gram)

Wadah 49,720

Wadah + isi 50,021

Isi 0,301

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

106

Lampiran 15. Gambar kolom yang digunakan dalam

kromatografi kolom gradien ekstrak kacang hijau

a. Gambar kolom yang digunakan dalam kromatografi kolom gradien

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

107

Lampiran 16. Hasil kromatografi kolom gradien dengan fase

gerak kloroform

a. Hasil proses 1

Tabung Faktor retardasi (Rf) Visual

(warna)

UV 254 nm

(warna)

UV 366 nm

(warna)

1 0,828 - meredam Berpendar hijau

tipis

2 Tidak nampak bercak - - -

3 0,74 - meredam -

4 0,68 - Meredam -

0,51 - Meredam -

5 0,68 - Meredam -

0,51 - Meredam -

6 0,54 Hijau - Berpendar

Merah tipis

0,37 Hijau tipis - -

7 0,54 Hijau - Berpendar

Merah

0,37 Hijau - Berpendar

Merah

8 0,11 Kuning - -

9 0,11 Kuning - -

0,71 Meredam - -

10 0,11 - Meredam -

0,71 - Meredam -

11 Tidak nampak bercak - - -

12 Tidak nampak bercak - - -

13 Tidak nampak bercak - - -

14 Tidak nampak bercak - - -

15 Tidak nampak bercak - - -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

108

b. Hasil proses 2

Tabung Faktor retardasi (Rf) Visual

(warna)

UV 254 nm

(warna)

UV 366 nm

(warna)

1 0,828 - Meredam Berpendar hijau

2 0,74 - Meredam -

3 0,74 - Meredam -

4 0,542 - Meredam -

0,657 - Meredam -

5 0,542 - Meredam -

0,657 - Meredam -

6 0,571 - Meredam -

0,34 - Kuning -

7 0,571 - Meredam -

0,34 - - Berpendar hijau

8 0,54 Hijau - Berpendar

Merah

0,4 Hijau - Berpendar

Merah

9 0,7 Kuning - -

10 0,7 Kuning - -

11 0,11 - Meredam -

12 0,11 - Meredam -

13 Tidak nampak bercak - - -

14 Tidak nampak bercak - - -

15 Tidak nampak bercak - - -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

109

f. Hasil proses 3

Tabung Faktor retardasi (Rf) Visual

(warna)

UV 254 nm

(warna)

UV 366 nm

(warna)

1 0,828 - Meredam Berpendar hijau

2 0,71 - Meredam -

3 0,71 - Meredam -

4 0,71 - Meredam -

0,65 - Meredam -

0,51 - Meredam -

5 0,65 - Meredam -

0,51 - Meredam -

6 0,51 Meredam -

0,4 Kuning - -

7 0,51 - Meredam -

0,4 Kuning - -

8 0,54 Hijau - Berpendar

Merah

0,45 Hijau - Berpendar

Merah

9 0,48 Hijau - Berpendar

Merah

0,34 Hijau - Berpendar

Merah

10 0,7 Kuning - -

11 0,7 Kuning - -

12 0,17 Kuning - -

0,11 - Meredam -

13 0,17 Kuning - -

0,11 - Meredam -

14 0,11 - Meredam -

15 0,11 - Meredam -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

110

Lampiran 17. Penimbangan hasil pemekatan isolat hasil

kromatografi kolom gradien

a. Penimbangan isolat 1

(gram)

Flakon 17,1008

Flakon + isi 17,1063

Isi 0,0055

Rendemen isolat 1 = 𝟎,𝟎𝟎𝟓𝟓 𝒈

𝟎,𝟑𝟎𝟑 𝒈x 100% = 18,1518 % b/b

b. Penimbangan isolat 2

(gram)

Flakon 24,9102

Flakon + isi 24,9130

Isi 0,0028

Rendemen isolat 2 = 𝟎,𝟎𝟎𝟐𝟖 𝒈

𝟎,𝟑𝟎𝟑 𝒈x 100% = 0,924 % b/b

c. Penimbangan isolat 3

(gram)

Flakon 24,9163

Flakon + isi 24,9191

Isi 0,0028

Rendemen isolat 3 = 𝟎,𝟎𝟎𝟐𝟖 𝒈

𝟎,𝟑𝟎𝟑 𝒈x 100% = 0,924 % b/b

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

111

d. Penimbangan isolat 4

(gram)

Flakon 25,0259

Flakon + isi 25,0268

Isi 0,0009

Rendemen isolat 4 = 𝟎,𝟎𝟎𝟎𝟗 𝒈

𝟎,𝟑𝟎𝟑 𝒈x 100% = 0,297 % b/b

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

112

Lampiran 18. Gambar hasil uji kualitatif aktivitas antibakteri

isolat senyawa kacang hijau

a. Gambar hasil uji kualitatif aktivitas antibakteri dari amoksisilin pada

bakteri S. aureus ( A = 5 µg; B = 7,5 µg; C = 10 µg)

b. Gambar hasil uji kualitatif aktivitas antibakteri dari isolat 1 pada

bakteri S. aureus ( A = 50 µg; B = 100 µg; C = 200 µg)

c. Gambar hasil uji kualitatif aktivitas antibakteri dari isolat 2 pada

bakteri S. aureus ( A = 50 µg; B = 100 µg; C = 200 µg)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

113

d. Gambar hasil uji kualitatif aktivitas antibakteri dari isolat 3 pada

bakteri S. aureus ( A = 50 µg; B = 100 µg; C = 200 µg)

e. Gambar hasil uji kualitatif aktivitas antibakteri dari isolat 4 pada

bakteri S. aureus ( A = 50 µg; B = 100 µg; C = 200 µg)

f. Gambar kontrol dalam uji kualitatif antibakteri ( A = kontrol media;

B = kontrol pertumbuhan bakteri S. aureus )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

114

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi yang berjudul “Isolasi dan Identifikasi

Senyawa Aktif Penangkap Radikal Bebas, UV

protection, dan Antibakteri Ekstrak Kacang Hijau

(Vigna radiata (L.) R. Wilczek)“ memiliki nama

lengkap Agustine Kurniawaty. Penulis lahir di Jakarta,

24 Agustus 1993 dari pasangan Tono Mariono dan

Indrianawaty. Penulis telah menyelesaikan pendidikan

di Playgroup Kasih Ibu Purwokerto pada tahun 1996

hingga 1997, kemudian penulis melanjutkan pendidikan

di TK Santa Maria Purwokerto pada tahun 1997 hingga

1999. Penulis melanjutkan pendidikan dasar di SD

Santa Maria Purwokerto pada tahun 1999 hingga 2005,

kemudian penulis melanjutkan pendidikan menengah di

SMP Susteran Purwokerto pada tahun 2005 hingga

2008 dan SMA Stella Duce 1 Yogyakarta pada tahun 2008 hingga 2011. Penulis

melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi di Fakultas Farmasi Sanata Dharma

Yogyakarta pada tahun 2011 hingga 2015. Selama menjadi mahasiswa Fakultas

Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta, penulis cukup aktif dalam kegiatan

kemahasiswaan, kepanitiaan dan kegiatan lain yang terdapat di dalam maupun di

luar Universitas Sanata Dharma antara lain: sebagai peserta Program Kreativitas

Mahasiswa Kewirausausahaan (PKM-K) lolos didanai Hibah Direktorat

Pendidikan Tinggi (Dikti) dengan judul “Mollusca Crispy Sebagai Camillan

Sumber Protein dan Peningkatan Kesehatan Otak” (2014); panitia Seminar Hari

AIDS Sedunia (2011); ketua panitia Donor Darah Jaringan Mahasiswa Kesehatan

Indonesia (2012); Divisi Organisasi Jaringan Mahasiswa Kesehatan Indonesia

(2012-2013); Divisi Advokasi Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Farmasi

(2012-2013); Wakil Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Farmasi

(2013-2014); kordinator Sie Kampanye Komisi Pemilihan Umum Badan

Eksekutif Mahasiswa dan Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Farmasi

(2013); panitia Titrasi (2012); Steering Committe Titrasi (2013); Asisten

Praktikum Kimia Organik (2014); Asisten Praktikum Farmakognosi Fitokimia

(2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-16 · Tabel I. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri ... Hasil identifikasi senyawa dengan reagen pada ekstrak kacang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI