plagiat merupakan tindakan tidak terpuji11. aras, ega, dan asti sebagai saudara sekaligus sahabat...
TRANSCRIPT
-
DAYA ANTI – INFLAMASI SEDUHAN JAMU ”T” SERBUK PADA MENCIT PUTIH BETINA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Keke Sakti Damayanti
NIM : 048114051
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ii
DAYA ANTI – INFLAMASI SEDUHAN JAMU ”T” SERBUK PADA MENCIT PUTIH BETINA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Keke Sakti Damayanti
NIM : 048114051
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
I realize that vagaries of life are not easy to be passed There are many obstacles would come
However, any obstacle is not something we should avoid but we must solve it and find the best solution
The process of finding a solution is a maturation process for us I believe when God close the door, He will open the other window
I dedicate this work for :
My Savior Jesus Christ who always gives me miracles
For my mother and my father who give me love and supports
For my sister Naomi Ratrianti
For Daniel Pitoko Aji who entered my life with love
For my beloved almamater
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vi
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala penyertaan,
kekuatan, dan kasihNya yang senantiasa dilimpahkan kepada penulis, sehingga
penulis dapat melakukan penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul ”Daya
Anti-inflamasi Seduhan Jamu ”T” Serbuk Pada Mencit Putih Betina” sebagai
salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) di Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dengan baik dan lancar.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak menerima bimbingan,
arahan, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak dalam menghadapi hambatan
dan kesulitan yang ditemui penulis. Dalam kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma.
2. Bapak Ipang Djunarko, S. Si., Apt selaku dosen pembimbing yang telah
memberi banyak bantuan, bimbingan dan arahan selama penelitian dan
penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Yosef Wijoyo, M. Si., Apt., yang telah memberikan kesediaannya
sebagai dosen penguji dan memberikan saran, masukan, serta kritik yang
membangun.
4. Drs. Mulyono, Apt., selaku dosen penguji yang telah bersedia memberikan
saran, masukan, serta kritik yang membangun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vii
5. IOT Sari Sehat – PT. Capung Indah Abadi atas kerja sama yang telah
diberikan melalui penyediaan jamu ”T” yang digunakan pada penelitian ini.
6. Romo Sunu yang telah membantu penulis dalam mengolah data sehingga
penulis dapat mengerti arti dari data yang diperoleh.
7. Mas Heru, Mas Parjiman, dan Mas Kayat yang telah menyediakan mencit dan
membantu penulis melakukan penelitian serta tak pernah berhenti bergosip
sehingga dapat menceriakan suasana.
8. Staf pengajar dan segenap dosen Fakultas Farmasi, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
9. Ibu, Bapak, dan adikku Naomi yang telah memberikan dukungan dan cinta
yang luar biasa kepada penulis. Terkhusus untuk ibu tercinta yang telah
banyak membantu penulis. Kasihnya menjadi kekuatan bagi penulis dalam
menyelesaikan skripi ini.
10. Daniel Pitoko Aji yang banyak mendukung penulis dengan segala cinta dan
kesabaran yang diberikan sehingga penulis mampu menghadapi setiap
permasalahan yang ada.
11. Aras, Ega, dan Asti sebagai saudara sekaligus sahabat sejak kecil bagi penulis.
Persahabatan yang telah diberikan kepada penulis menjadi motivasi tersendiri.
12. Seluruh keluarga dari ibu dan bapak yang telah banyak membantu dan
memberikan cinta dan dukungan kepada penulis.
13. Sahabat penulis : Angel, Dika, dan Nana (yang juga teman seperjuangan
penulis dalam melakukan penelitian) yang telah bersama-sama berjuang di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
viii
farmasi. Terima kasih atas dukungan, keceriaan, dan persahabatan yang telah
diberikan pada penulis selama di fakultas farmasi.
14. Teman seperjuangan penulis, Asyen dan Avi yang telah berjuang bersama,
suka duka bersama tidak akan pernah terlupakan. Terima kasih untuk kerja
samanya.
15. Nur, Rissa, Christina Ika, Ari, Erlin, Andri, Nina, Dipta, Heti, Yudi, dan
Maduma sebagai teman seperjuangan dalam praktikum, tanpa kalian penulis
tidak mungkin mencapai ini semua. Teman-teman kelas B semester 1-3 dan
FKK, yang dalam suka duka bersama penulis bersama-sama menempuh
semua mata kuliah selama ini. Berkat kalian semua penulis akhirnya dapat
menyelesaikan skripsi ini.
16. Flora dan Hana sebagai sahabat penulis yang telah memberi dukungan dan
semangat bagi penulis.
17. Teman-teman KKN, Bayu yang telah membantu penulis dalam
menerjemahkan literatur, Indri, Vina, Bunda Reena, Wawan, Ciput, dan Rieke
yang telah mengajari penulis bagaimana hidup dalam bermasyarakat.
18. Seluruh mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma angkatan
2004, adik kelas, kakak kelas penulis dan semua pihak yang telah memberikan
kontribusi dan tidak dapat disebutkan satu persatu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ix
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak
kekurangan. Penulis selalu membuka diri atas masukkan, saran, dan kritik yang
bersifat membangun demi perbaikan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini
menjadi bagian pengetahuan dan berguna bagi semua.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xi
INTISARI
Gerakan kembali ke alam (back to nature) telah mendorong peningkatan pemakaian bahan alam sebagai obat. Hal ini menjadi alasan dilakukannya penelitian tentang daya anti-inflamasi dari jamu “T”. Jamu “T” terdiri dari tanaman Angelicae sinansis radix, Chuanxiong rhizoma, Glycyrrhizae radix, Piperis folium, Scutellariae barbatae herba, dan Trichosanthis semen. Di dalam jamu ”T” terkandung senyawa beta sitosterol yang memiliki daya anti-inflamasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui khasiat dari Jamu ”T” sebagai anti-inflamasi, besarnya persentase respon anti-inflamasi, dan persentase potensi relatif daya anti-inflamasi dari jamu ”T”.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah menggunakan metode induksi udema oleh Langford yang dimodifikasi. Subjek uji yang digunakan berjumlah tiga puluh ekor mencit betina galur Swiss, umur 2 – 3 bulan, berat badan 20 – 30 g. Hewan uji berjumlah 30 ekor dan dibagi secara acak menjadi 6 kelompok. Tiap kelmpok mendapat 5 ekor hewan uji. Kelompok I – III merupakan kelompok kontrol. Kelompok IV – VI diberi seduhan jamu ”T” dengan dosis berturut-turut 1,516, 4,55 dan 13,65 g/kg BB. Setelah 90 menit hewan uji diberi zat peradang berupa karagenin. Setelah 3 jam, hewan uji dikorbankan dan kedua kakinya dipotong pada sendi torsocrural, kemudian ditimbang. Data bobot udema dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov untuk melihat distribusinya, dilanjutkan analisis varian pola satu arah dan uji Scheffe untuk melihat perbedaan antarkelompok dengan taraf kepercayaan 95 %.
Hasil menunjukkan bahwa seduhan jamu ”T” tidak memiliki daya anti-inflamasi, namun hanya dapat menurunkan bobot udem pada dosis 1,516 g/kg BB dan 4,55 g/kg BB berturut-turut sebesar 14,30% dan 19,16%. Nilai potensi relatif yang dihasilkan pada dosis 1,516 g/kg BB dan 4,55 g/kg BB berturut-turut adalah 20,59% dan 27,59%.
Kata kunci : daya anti-inflamasi, seduhan jamu ”T”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xii
ABSTRACT
Go back to nature have increased the use nature material as medicine. This fact becomes the reason why the research of anti-inflammation effect from jamu “T” decoction had been done. Jamu “T” consists of Angelicea radix, Chuanxiong rhizome, Glycyrrhizae radix, Piperis folium, Scutellariae barbatae herba, and Trichosnthis cement. Jamu “T”contains some compounds whose have effect as anti-inflammation. One of them is beta sitosterol whose work to decrease the activity of siklooksigenase and lipoksigenase enzyme. The goals of the research want to know the benefit of jamu “T” as anti-inflammation, the percentage of anti-inflammation response, and the percentage of relative potency anti-inflammation effect of jamu “T”.
This research is experimental research with randomized controlled design. The subjects of this experiment were seventy-five Switzerland white female mice whose age 2-3 months and weight 20-30 gram. Those thirty small mice were randomly divided into six groups. Group I – III were control group. Group IV – VI were given jamu “T” decoction with dose 1.516 g/kg BB, 4.55 g/kg BB and 13.65 g/kg BB. Successively after 90 minutes, those small mice were given inflammatory substance in form of karagenin. Then, 3 hours later those small mice were killed and its two legs were cut at torsocrural joint. Data about oedema weight was analyzed with Kolmogorov-Smirnov test to see its distribution. After that, this research was continued with one-way variant analysis and Scheffe test to see the different between groups with trust standard 95%.
The result of this analysis shows that jamu “T” decoction with dose 1.516 g/kg BB and 4.55 g/kg BB has the persecentage of oedema’s weight reducing was successively 14.30% and 19.16%. Relative potency value in dose 1.516 g/kg BB and 4.55 g/kg BB was successively 20.59% and 27.59%.
Keyword: anti-inflamation effect, jamu “T” decoction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………...……
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………….
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………….
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………..
PRAKATA ......................................................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................
INTISARI ………….………………………………………………………..
ABSTRACT ………………………………………………...………………..
DAFTAR ISI ...………………………………………………………………
DAFTAR TABEL ..………………………………………………………….
DAFTAR GAMBAR ….……………………………………...……………..
DAFTAR LAMPIRAN ..…………………………………………………….
BAB. I PENGANTAR .……………………………………………………..
A. Latar Belakang …………………………….………………………...
1. Permasalahan ……………………….……………………….
2. Keaslian penelitian .................................................................
3. Manfaat penelitian .…………….…………………………….
B. Tujuan Penelitian ………………….………………………..............
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA …….………………………………...
A. Obat Tradisional………….. ……………….………………………...
B. Angelicae sinensis Radix .....................................................................
Hal
ii
iii
iv
v
vi
x
xi
xii
xiii
xix
xxi
xxiii
1
1
4
4
4
5
6
6
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiv
1. Klasifikasi umum……………………………………………
2. Nama……….………………………………………………..
3. Morfologi tanaman………………………………………….
4. Kandungan kimia……………………………………………
5. Kegunaan……………………………………………………
C. Chuanxiong Rhizoma .........................................................................
1. Klasifikasi umum…………………………………………….
2. Nama……….………………………………………………...
3. Morfologi tanaman…………………………………………..
4. Kandungan kimia…………………………………………….
5. Kegunaan…………………………………………………….
D. Glycyrrhizae Radix .............................................................................
1. Klasifikasi umum…………………………………………….
2. Nama……….………………………………………………...
3. Morfologi tanaman…………………………………………..
4. Kandungan kimia…………………………………………….
5. Kegunaan…………………………………………………….
E. Scutellariae barbatae Herba ...............................................................
1. Klasifikasi umum……………………………………………
2. Nama……….………………………………………………..
3. Morfologi tanaman………………………………………….
4. Kandungan kimia……………………………………………
5. Kegunaan…………………………………………………….
6
6
7
7
8
8
8
8
8
9
9
9
9
10
10
10
12
13
13
13
13
13
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xv
F. Trichosanthis Semen ...........................................................................
1. Klasifikasi umum…………………………………………….
2. Nama……….………………………………………………...
3. Kandungan kimia…………………………………………….
4. Kegunaan…………………………………………………….
G. Piperis Folium .....................................................................................
1. Klasifikasi umum…………………………………………….
2. Nama……….………………………………………………...
3. Morfologi tanaman…………………………………………...
4. Kandungan kimia…………………………………………….
5. Kegunaan…………………………………………………….
H. Aktivitas Senyawa Aktif …………………………………………….
1. Beta sitosterol ………………………………………………..
2. Carvacrol ……………………………………………………
3. Linoleic-acid …………………………………………………
4. Magnesium salisilat…………………………………………..
I. Inflamasi ……...……………………………………………………..
1. Definisi ….…………………………………………………...
2. Penyebab …………………………………………………….
3. Respon….…………………………………………….............
4. Mekanisme…………………………………………………...
5. Gejala………………………………………………………...
14
14
14
14
15
15
15
15
15
16
16
17
17
17
18
18
19
19
19
20
21
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvi
6. Mediator……………………………………………………...
J. Obat Anti-inflamasi ..………………………………………………...
1. Kortikosteroid.…………………………………………….....
2. Obat Anti-Inflamasi Non Steroid (OAINS)……….…………
K. Natrium Diklofenak ………………..………………………………..
L. Metode Uji Anti-inflamasi…………………………………………...
1. Uji eritrema ............................................................................
2. Radang telapak kaki belakang ................................................
3. Tes granuloma ........................................................................
4. Radang sendi ..........................................................................
5. Tes radang selaput dada (pleurisy) .........................................
6. Uji permeabilitas pembuluh darah .........................................
7. Penghambatan adhesi leukosit terhadap venula mesentrik
tikus ........................................................................................
8. Edema telinga terinduksi oksazolon pada mencit ..................
9. Edema telinga oleh minyak kroton pada tikus dan mencit ....
10. Synovitis terinduksi urat ........................................................
11. Percobaan in vitro ..................................................................
M. Landasan Teori…… …………………………………………………
N. Hipotesis..….…………………………………………………………
BAB III. METODE PENELITIAN ……….………………………………...
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ……………………………………..
B. Variabel dan Definisi Operasional ………..........................................
27
29
30
31
34
36
36
37
39
39
40
40
41
42
43
43
44
44
45
46
46
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvii
1. Variabel penelitian ….……………………………………….
2. Definisi operasional …………………………………………
C. Bahan Penelitian …...…………………………………......................
D. Alat Penelitian ...………...…………………………………………...
E. Tata Cara Penelitian ..………………………………………………..
1. Penyiapan hewan uji………………...…...…………………...
2. Perhitungan dan penetapan dosis…………………………….
3. Pembuatan suspensi karagenin 1 %.........................................
4. Pembuatan larutan Na diklofenak ….…..……………………
5. Penetapan dosis sediaan seduhan jamu ”T”………………….
6. Uji pendahuluan.................................................……………..
7. Perlakuan hewan uji………………………………………….
8. Perhitungan persentase daya anti-inflamasi………………….
9. Perhitungan potensi relatif daya anti-inflamasi.....................
F. Analisis Hasil………………………………………………………...
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ………….......................………...
A. Hasil Orientasi Seduhan Jamu ”T”..…………………………….........
B. Hasil Orientasi Percobaan.................………………………………..
1. Hasil orientasi penetapan selang waktu pemotongan kaki.....
2. Hasil orientasi penetapan selang waktu pemberian natrium
diklofenak...............................................................................
C. Hasil Perlakuan Pemberian Kontrol dan Seduhan Jamu ”T” Pada
Hewan Uji ....................................………...……..…………………..
46
47
48
49
49
49
50
51
51
53
56
57
58
58
58
60
60
61
61
66
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xviii
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN …….………………………………
A. Kesimpulan ..…………………………………………………………
B. Saran ...……………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA ...……………………………………………………..
LAMPIRAN ………...……………………………………………………….
BIOGRAFI PENULIS …..………………………………………………….
91
91
91
93
99
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xix
DAFTAR TABEL
Tabel I. Rata-rata bobot udema kaki mencit akibat injeksi karagenin 1%
subplantar dalam berbagai variasi selang waktu pemotongan
kaki..……...............................................................................................
Tabel II. Hasil uji homogenitas variansi pada tiap kelompok selang waktu
pemotongan kaki setelah injeksi karagenin …………………………...
Tabel III. Rangkuman hasil uji Anova Satu Arah data bobot udema kaki mencit
akibat injeksi karagenin 1% subplantar dalam berbagai variasi selang
waktu pemotongan kaki …………………………………….……..….
Tabel IV. Rangkuman hasil uji Scheffe data bobot udema kaki mencit akibat
injeksi karagenin 1% subplantar dalam berbagai variasi selang waktu
pemotongan kaki ……………………………………………………...
Tabel V. Rata-rata bobot udema kaki mencit akibat injeksi karagenin 1%
subplantar setelah pemberian natrium diklofenak dosis 4,48 mg/kg
BB dengan selang waktu tertentu ………………………….…………
Tabel VI. Hasil uji homogenitas variansi pada tiap kelompok waktu pemberian
natrium diklofenak dengan dosis efektif ……………………………..
Tabel VII. Rangkuman hasil uji Anova Satu Arah data bobot udema kaki mencit
pada kelompok orientasi waktu pemberian natrium diklofenak dengan
dosis efektif …………………………………………………...............
Tabel VIII. Rangkuman hasil uji Scheffe data bobot udema kaki mencit akibat
injeksi karagenin 1% subplantar dalam berbagai variasi selang waktu
Hal
62
63
64
64
66
68
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xx
pemotongan kaki ……………………………………………………...
Tabel IX. Rata-rata bobot udema kaki mencit akibat injeksi karagenin 1%
subplantar pada tiap kelompok kontrol dan
perlakuan..….………………………………………………………….
Tabel X. Hasil uji homogenitas variansi pada tiap kelompok selang waktu
pemotongan kaki setelah injeksi karagenin......….…….........................
Tabel XI. Rangkuman hasil uji Anova Satu Arah data bobot udema kaki mencit
akibat injeksi karagenin 1% subplantar pada tiap kelompok kontrol
dan perlakuan……………………………...…………………………..
Tabel XII Rangkuman hasil uji Scheffe data bobot udema kaki mencit akibat
injeksi karagenin 1% subplantar pada tiap kelompok kontrol dan
perlakuan ……………………………………………………...............
Tabel XIII. Rata-rata persentase daya anti-inflamasi pada kelompok kontrol dan
perlakuan………………………………………………………………
Tabel XIV. Hasil uji homogenitas variansi pada tiap kelompok rata-rata
persentase daya anti-inflamasi pada kelompok kontrol dan perlakuan .
Tabel XV. Rangkuman hasil uji Anova Satu Arah data rata-rata persentase daya
anti-inflamasi pada kelompok kontrol dan perlakuan ………………...
Tabel XVI. Rangkuman hasil uji Scheffe data rata-rata persentase daya anti-
inflamasi pada kelompok kontrol dan perlakuan...................................
Tabel XVII. Potensi relatif kelompok perlakuan Jamu ”T” terhadap kelompok
kontrol Natrium diklofenak....................................................................
70
75
77
77
78
80
81
82
83
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xxi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Gambar 2.
Gambar 3.
Gambar 4.
Gambar 5.
Gambar 6.
Gambar 7.
Gambar 8
Gambar 9.
Gambar 10.
Gambar 11.
Skema dari mediator-mediator yang berasal dari asam
arakhidonat dan titik tangkap kerja obat anti-inflamasi........….
Patogenesis dan tanda suatu peradangan....................................
Mekanisme kerja obat anti-inflamasi.........................................
Klasifikasi obat Anti-Inflamasi Non Steroid (OAINS) ............
Struktur diklofenak ……........................………………………
Grafik rata-rata bobot udema kaki mencit akibat injeksi
karagenin 1% subplantar dalam berbagai variasi selang waktu
pemotongan kaki........................................................................
Grafik rata-rata bobot udema kaki mencit akibat injeksi
karagenin 1% subplantar setelah pemberian natrium
diklofenak dengan selang waktu tertentu……………………...
Grafik rata-rata bobot udema kaki mencit akibat injeksi
karagenin 1% subplantar pada tiap kelompok kontrol dan
perlakuan...............................................................................….
Grafik rata-rata bobot udema kaki mencit akibat injeksi
karagenin 1% subplantar pada kelompok kontrol dan
perlakuan ……………..….........................................................
Angelicae sinensis ……………………….................................
Chuanxiong rhizoma ……….....................................................
Hal
24
27
30
33
36
62
67
75
80
99
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xxii
Gambar 12.
Gambar 13.
Gambar 14.
Gambar 15.
Gambar 16.
Gambar 17.
Gambar 18.
Glycyrrhizae radix…………………........……………………..
Scutellariae barbatae Herba.......................……………………
Trichosanthis semen..................................…………………….
Piperis folium …………………………………………………
Timbangan neraca analitik ........................................................
Serbuk jamu ”T” ........................................................................
Seduhan jamu ”T” .....................................................................
101
102
103
104
105
106
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xxiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
Lampiran 10.
Lampiran 11.
Lampiran 12.
Lampiran 13.
Lampiran 14
Lampiran 15.
Gambar Angelicae sinensis radix ..................…………..……..
Gambar Chuanxiong Rhizoma ………………………..............
Gambar Glycyrrhizae Radix...........……………………………
Gambar Scutellariae barbatae Herba.........................................
Gambar Trichosanthis Semen ……….......................................
Gambar Piperis folium ....……………………..........................
Foto timbangan neraca analitik .................................................
Foto serbuk jamu “T”.................................................................
Foto seduhan jamu “T”...............................................................
Skema kerja uji pendahuluan ................................................….
Hasil dan analisis hasil uji pendahuluan waktu pemotongan
kaki setelah injeksi karagenin 1%….....……………………….
Hasil dan analisis hasil uji pendahuluan waktu pemberian
natrium diklofenak dengan dosis efektif....................................
Skema kerja uji perlakuan hewan uji...........................………...
Hasil dan analisis hasil bobot udema pada kelompok
perlakuan ……………………………………………………...
Hasil dan analisis hasil persentase daya anti-inflamasi pada
kelompok perlakuan ................................................…………..
Hal
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
112
115
116
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xxiv
Lampiran 16.
Lampiran 17.
Hasil perhitungan potensi relatif seduhan jam “T” terhadap
kontrol positif natrium diklofenak …………………………….
Surat pernyataan komposisi jamu “T” dari IOT Sari Sehat PT.
Capung Indah Abadi ..................................................................
122
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Saat ini di pasaran telah banyak beredar berbagai macam obat, akan
tetapi obat-obatan tersebut kebanyakan memberikan efek samping yang berkaitan
dengan saluran pencernaan. Oleh karena itu muncul banyak penelitian untuk
mengembangkan bahan-bahan alam sebagai obat. Krisis dalam bidang ekonomi
secara langsung berdampak terhadap harga obat dan biaya untuk pelayanan
kesehatan meningkat. Secara nyata ada pergeseran dari penggunaan obat modern
ke penggunaan obat tradisional karena masalah kesehatan yang semakin mahal.
Pemanfaatan obat tradisional sebagai salah satu metode pengobatan dari waktu ke
waktu semakin banyak diminati masyarakat (Soedibyo,1998).
Menurut World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa saat ini
penggunaan dan popularitas dari obat tradisional meningkat. WHO
merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam
pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit,
terutama untuk penyakit kronis, penyakit degeneratif dan kanker. WHO juga
mendukung upaya-upaya dalam peningkatan keamanan dan khasiat dari obat
tradisional (Anonim, 2003).
Budaya bangsa Indonesia yang berkaitan dengan pemanfaatan alam
untuk pemeliharaan kesehatan dan pengobatan penyakit dilaksanakan berdasarkan
pengalaman secara turun-temurun (Soedibyo,1998). Namun perkembangan obat
tradisional di Indonesia memiliki kendala yaitu belum adanya regulasi pemerintah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
2
mengenai obat tradisional dan sosialisasi mengenai obat tradisional kepada
masyarakat belum merata. Di Indonesia, untuk obat herbal yang dapat diresepkan
oleh dokter mengharuskan adanya bukti ilmiah. Oleh karena itu perlu adanya
perkembangan penelitian mengenai obat tradisional. Berdasarkan Surat Keputusan
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI No. HK.00.05.4.2411
tanggal 17 Mei 2004, obat bahan alami Indonesia dikelompokkan menjadi tiga,
yakni: Jamu, Obat Herbal Terstandar (lolos uji praklinik), dan Fitofarmaka (lolos
uji klinik) (Anonim, 2008 a). Dengan demikian pengembangan obat tradisional,
khususnya jamu, sebaiknya diarahkan pada pembuktian empiris. Kemudian, obat
tradisional itu diuji pra klinik (toksisitas dan farmakodinamik) dengan bahan baku
terstandar agar berubah jadi obat herbal terstandar. Selanjutnya, obat tradisional
diuji klinik untuk dapat menjadi fitofarmaka dan dapat digunakan pada pelayanan
kesehatan formal.
IOT Sari Sehat – PT. Capung Indah Abadi merupakan pabrik obat bahan
alam (obat tradisional). Berdasarkan alasan di atas, IOT Sari Sehat – PT. Capung
Indah Abadi ingin meningkatkan produknya dengan melakukan uji praklinik. Uji
praklinik merupakan salah satu evaluasi mengenai kualitas, keamanan dan efikasi
dari obat-obat tradisonal. Pengembangan produk ini bertujuan untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan mutu dari produk IOT Sari Sehat
– PT. Capung Indah Abadi.
Salah satu produk dari IOT Sari Sehat – PT. Capung Indah Abadi yang
diuji adalah jamu “T”. Jamu ”T” terdiri dari tanaman Angelicae sinansis radix,
Chuanxiong rhizoma, Glycyrrhizae radix, Piperis folium, Scutellariae barbatae
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
3
herba, dan Trichosanthis semen. Tanaman Angelicae sinansis radix mengandung
alpha-pinene, bergapten, beta-sitosterol, karvakrol, copper, asam ferulat,
magnesium, asam oleat, dan scopoletin. Tanaman Chuanxiong rhizoma
mengandung asam ferulat, asam vanilat, proto-catechuic acid, dan asam linoleat.
Tanaman Glycyrrhizae radix mengandung anethole, apigenin, beta-sitosterol,
carvacrol, eugenol, glycyrrhetic-acid, glycyrrhetinic-acid, glycyrrhizic-acid,
glycyrrhizin, licochalcone-a, linalool, liquiritic-acid, liquiritigenin, magnesium,
neoliquiritin, salicylic-acid, stigmasterol, dan umbelliferone. Tanaman Piperis
folium mengandung eugenol, karvakrol, dan sineol. Tanaman Scutellariae
barbatae herba mengandung flavonoid. Tanaman Trichosanthis semen
mengandung alpha-spinasterol, beta-sitosterol, linoleic-acid, linolenic-acid,
oleic-acid, dan stigmasterol. Menurut Duke (2008) kesemua senyawa kimia ini
dapat digunakan sebagai obat anti-inflamasi. Radang atau inflamasi adalah reaksi
dari suatu jaringan hidup yang mempunyai vaskularisasi terhadap trauma (injury)
lokal. Reaksi ini dapat disebabkan oleh infeksi mikrobial, zat fisik, zat kimia,
jaringan nekrotik, dan reaksi imunologik (Robbins dan Kumar, 1995).
IOT Sari Sehat – PT. Capung Indah Abadi bekerja sama dengan
Universitas Sanata Dharma melakukan uji pra klinik yaitu uji daya anti-inflamasi
sediaan seduhan jamu ”T” untuk membuktikan apakah jamu “T” memiliki daya
anti-inflamasi. Uji ini dilakukan pada mencit putih betina dengan menggunakan
metode Langford, Holmes dan Emele (1972) yang telah dimodifikasi sehingga
dapat diketahui pengaruhnya terhadap inflamasi yang terjadi dan juga untuk
mengetahui besarnya efek anti-inflamasi yang dimiliki. Diharapkan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
4
adanya penelitian ini, dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian berikutnya
tentang pengembangan jamu ”T” sebagai obat anti-inflamasi.
1. Permasalahan
Beberapa permasalahan yang muncul antara lain adalah sebagai berikut :
a. Apakah sediaan seduhan Jamu ”T” memiliki efek anti-inflamasi?
b. Berapa persentase respon daya anti-inflamasi yang dihasilkan oleh Jamu
”T”?
c. Berapa persentase potensi relatif daya anti-inflamasi yang dihasilkan oleh
sediaan seduhan Jamu ”T”?
2. Keaslian penelitian
Penelitian yang pernah dilakukan adalah penelitian mengenai ekstrak
Scutellaria barbata pada sel kanker paru-paru manusia (Yin, Zhou, Jie, Xing,
Zhang, 2004). Dalam penelitian ini mengatakan bahwa Scutellaria barbata
digunakan sebagai obat anti-inflamasi dan diuretik di Cina. Scutellaria barbata
dapat menghambat pertumbuhan kanker. Ekstrak etanol Scutellaria barbata
mampu menghambat pertumbuhan sel kanker A549 pada nilai IC50 0,21 mg/ml.
Mekanisme utama penghambatan sel oleh Scutellaria barbata yaitu dengan
apoptosis sel dan efek sitotoksik.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang khasiat
tanaman obat terutama sediaan seduhan jamu ”T” sebagai anti-inflamasi
sehingga dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu kefarmasian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
5
b. Manfaat praktis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah
mengenai kebenaran, keefektifan daya anti-inflamasi dari sediaan
seduhan jamu ”T” kepada masyarakat.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi yang pasti bahwa
Jamu ”T” memiliki khasiat sebagai anti-inflamasi.
2. Tujuan khusus
Penelitian ini memiliki beberapa tujuan khusus antara lain untuk :
a. Mengetahui khasiat dari jamu ”T” sebagai anti-inflamasi.
b. Mengetahui besarnya persentase respon daya anti-inflamasi dari jamu “T”.
c. Mengetahui besarnya persentase potensi relatif daya anti-inflamasi dari
jamu ”T”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
6
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Obat Tradisional
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan, hewan dan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran
dari bahan-bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman (Anonim, 1991).
Pengujian obat tradisional dilakukan untuk mencapai pelayanan
kesehatan yang dapat dipertanggungjawabkan khasiat, keamanan, dan standar
kualitasnya. Pengujian obat tradisional meliputi uji praklinik dan uji klinik. Data
hasil uji praklinik merupakan persyaratan dasar pertimbangan dapat tidaknya
dipertanggungjawabkan suatu obat tradisional dalam pengembangan (obat
tradisional yang diuji) masuk dalam tahap uji klinik obat tradisional. Uji praklinik
merupakan penelitian eksperimental yang dapat dikerjakan sevara in vivo dan in
vitro dengan berbagai spesies hewan uji (Anonim, 2000 a).
B. Angelicae sinensis Radix
1. Klasifikasi umum
Tanaman ini termasuk dalam familia Apiaceae dengan genus Angelicae.
Nama latin dari tanaman ini adalah Angelicae sinensis (Anonim, 2008 b).
2. Nama
Sinonim : dong quai, dang gui, tang-kuei (Anonim, 2004 a)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
7
3. Morfologi tanaman
Berbentuk silinder, 3 – 5 atau lebih dahan pada bagian bawah, panjang
15 – 25 cm. Bagian luar berwarna coklat kekuningan hingga kuning. Batang akar
berdiameter 1,5 – 4 cm, pada puncak tampak tumpul dan bulat, berwarna ungu
atau hijau kekuningan pada batang dan daun. Akar utama (Guishen) halus pada
permukan, cabang akar (Guiwei) berdiameter 0,3 – 1 cm, bagian atas tebal dan
bagian bawah tipis, kebanyakan membelit (Anonim, 2006 a).
4. Kandungan kimia
Angelicae sinensis memiliki kandungan sebagai berikut alpha-pinene,
aluminum, asam arakidonat, asam askorbat, ash, bergapten, beta-karoten, beta-
sitosterol, beta-sitosterol-glucoside, biotin, cadinene, kalsium, karbohidrat,
karvakrol, choline, kromium, cobalt, copper, eo, falcarindiol, falcarinol,
falcarinone, asam ferulat, folacin, asam folinat, fruktosa, glukosa, besi, isosafrole,
ligustilide, asam linoleat, magnesium, manganese, myristic-acid, n-
butylidenphthalide, n-butylphthalide, n-dodecanol, n-valero-phenone-o-carbonic-
acid, n-valerophenone-o-carboxylic-acid, nico-tinamide, nicotinic-acid, asam
oleat, p-cymene, palmitic-acid, pantothenic- acid, phosphorus, phthalides,
potassium, protein, riboflavin, safrole, scopoletin, sedanoic-acid, selenium,
sesquiterpene, silikon, sodium, stearic-acid, thiamin, tin umbelliferone, asam
vanilat, vit-b12, vit-e, zinc (Anonim, 2004 a).
Dari kandungan-kandungan tersebut yang memiliki efek sebagai anti-
inflamasi adalah alpha-pinene, bergapten, beta-sitosterol, karvakrol, copper,
asam ferulat, magnesium, asam oleat, dan scopoletin (Duke, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
8
5. Kegunaan
Digunakan terutama untuk mengobati nyeri abdominal, luka traumatik,
dan radang di bawah kulit dikarenakan darah yang membeku. Juga digunakan
untuk terapi kekurangan darah dengan obstruksi kronik (anonim, 2004 a)
Tanaman ini juga memiliki efek analgesik, anti-inflamasi, antispasmodik
dan sedatif (Anonim, 2008 b).
C. Chuanxiong Rhizoma
1. Klasifikasi umum
Tanaman ini termasuk dalam familia Apiaceae dengan genus
Lingusticum. Nama latin dari tanaman ini adalah Lingusticum wallichii (Anonim,
2008 c).
2. Nama
Tanaman ini juga dikenal dengan nama : Szechuan lovage root (Inggris),
ch'onkung (korea), dan senkyu (Jepang).
3. Morfologi tanaman
Akar tidak rata dan berbentuk nodular, potongan satu kepalan tangan dari
akar rata-rata memiliki diaemeter 2-7 meter. Permukaan luar tampak pudar
berwarna coklat kekuningan, kasar dan berkerut, dengan banyak tonjolan. Akar
berbentuk padat dan keras dan tidak mudah dipatahkan. Ketika dipatahkan
permukaan akan tampak putih kekuningan atau hijau kekuningan, dengan cincin
kambium yang berombak (Anonim, 2008 d).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
9
4. Kandungan kimia
Di dalam tanaman chuanxiong rhizoma ini terdapat kandungan kimia
yaitu: Naphtha; asam ferulat; 4-hydroxy-3-butylphthalide; senkyunolide;
ligustilide; tetramethylpyrazine; chuanxiongol; sedanic acid; cnidiumlactone; 5-
hydroxy-3-butylidene phthalide;3-butylidene phthalide; 3-buty phthalide; 7-
hydroxy-3-butylidene phthalide; adenine; trimethylamine; kolin; sedanonic acid;
asam folat; asam vanilat; palmitc acid; proto-catechuic acid; asam linoleat;
chrysophanol; methyl phenylacetate; methyl pentade canoate (Anonim, 2008 d).
Dari beberapa kandungan tersebut yang memiliki efek anti-inflamasi
yaitu asam ferulat, asam vanilat, proto-catechuic acid, dan asam linoleat (Duke,
2008).
5. Kegunaan
Tanaman ini dapat digunakan untuk mengobati ketidak teraturan
menstruasi, amenorrhea, dysmenorrhea, nyeri abdominal, nyeri tusukan pada dada
dan daerah costal, bengkak dan nyeri yang disebabkan karena luka traumatik,
sakit kepala, dan rheumatic arthralgia (Anonim, 2001 a).
D. Glycyrrhizae Radix
1. Klasifikasi umum
Tanaman ini termasuk dalam familia Fabaceae dengan genus Glycyrrhia.
Nama latin dari tanaman ini adalah Glycyrrhia uralensis (Anonim, 2008 e).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
10
2. Nama
Tanaman ini juga dikenal dengan nama : Licorice, Gan Cao, Iriqsus, Kan
T'Sao, Kan Ts'Ao, Liquirita, Madhuka, Meyankoku, Mi Ts'Ao, Regaliz, Sus Maikik
(Anonim, 2004 b).
3. Morfologi tanaman
Akar dari Glycyrrhia uralensis berbentuk silinder, panjang 25 – 100 cm,
dengan diameter 0,6 – 3,5 cm. Kulit luar bisa longgar atau rapat, berwarna coklat
kemerahan atau coklat keabu-abuan, berkerut, beralur, dan dengan goresan-
goresan pada akar yang tipis. Jaringan tersusun rapi, berserat, warna putih
kekuningan, cincin kambium jelas, memancarkan sinar, beberapa dengan
membelah. Rhizoma berbentuk silinder, dengan goresan pada kuncup (Anonim,
2006 b).
4. Kandungan kimia
Di dalam tanaman Glycyrrhia radix ini terdapat kandungan kimia yaitu :
acetic-acid, acetoin ,acetol, acetophenone, alpha-terpineol aluminum, anethole,
apigenin, ascorbic-acid, asparagine, benzaldehyde, benzoic-acid, benzyl-alcohol,
beta-sitosterol, butan-1-ol-2-one, butan-1-ol-3-one, butane-2,3-diol, butanoic-
acid, butylphthalate, butyric-anhydride, calcium, camphor, caproic-acid,
carvacrol, choline, chromium, cobalt, cumic-alcohol, decane, decanoic-acid,
difurfuryl-ether, dihydro-5,5-dimethyl-2(3h)-furanone, dimethyl-phenylethyl-
alcohol, docosane, dodecane, dodecanoic-acid, eicosane, eo, estragole, estriol,
ethyl-linoleate, ethyl- linolenate, ethyl-palmitate, ethyl-phenol ,ethyl-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
11
phenylacetate, eugenol, fenchone formononetin, fructose, furfural, furfuryl-
acetate, furfuryl-alcohol, furfuryl-butyrate, furfuryl-formate,f urfuryl-propionate,
furyl-methyl-ketone, gamma-butyrolactone, gamma-heptalactone,g amma-
hexalactone, gamma-nonalactone, gamma- octalactone, geraniol, glabrene,
glabric-acid, glabridin, glabrol, glabrolide, glabrone, glucose, glycocoumarin,
glycyrin, glycyrol, glycyrram, glycyrrhetic-acid, glycyrrhetinic-acid,
glycyrrhetol,g lycyrrhisoflavanone, glycyrrhisoflavone, glycyrrhizic-acid,
glycyrrhizin, glyzaglabrin, glyzarin, guaiaco, hederasaponin-c, henicosane,
heptadecane ,heptane-1,2-diol, heptanoic-acid, heranol, herniarin, hex-trans-3-
en-ol, hexadecane, hexadecanoic-acid, hexadecyl-acetate, hexan-1-ol, hexanoic-
acid, hexanol, hexyl-formate, hispaglabridin-a ,hispaglabridin-b, indole, iron,
isobutyladipate, isoglabrolide, soglycyrol, isoliquiritin, isomucronulatol,
isoneoliquiritin, isoschaftoside, isoviolanthin, kumatakenin, lavandolol,
licochalcone-a, licochalcone-b, licoflavonol, licoisoflavanone, licoisoflavones,
licoric-acid, licuraside, licuroside, lignin, linalool, linalool-oxides, liqcoumarin,
liquirazide, liquiritic-acid, liquiritigenin, liquoric-acid, magnesium, maltose,
manganese, methyl-ethyl-ketone, methyl-hexa-decanoate, methyl-hexanoate,
myrtenal, n-methyl-2-pyrrolidone, n-nonacosane, n- tetradecane, neoliquiritin,
neosoliquiritin, nonadecane, nonanoic-acid, o-acetyl-salicylic-acid, o-cresol, o-
methoxy-phenol, o-tolunitrile, octacosan-1-ol, octadecane, octanoic-acid, p-
cymenol, p-methoxy-phenol, palmitic-acid, pentadecane, pentadecanoic-acid
pentan-1-ol, pentanoic-acid, phaseollinisoflavan, phenethyl-alcohol, phenol,
phenyl-acetaldehyde, phenylpropionic-acid, phosphorus, propionic-acid,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
12
pyrazole, rhamnoisoliquiritin, rhamno-liquiritin, salicylic-acid, schaftoside,
silicon, stigmasterol, sucrose, sugar, terpin-1-en-4-ol, tetracosan-1-ol,
tetracosane, tetradecanoic-acid, tetramethyl-pyrazine, thiamin, thujone, thymol,
tiglaldehyde, tin, tricosane, tridecane, tridecanoic-acid, trimethyl-pyrazine,
umbelliferone, undecane, undecanoic-acid, dan zinc (Anonim, 2004 b).
Dari kandungan-kandungan tersebut yang memiliki efek sebagai anti-
inflamasi adalah anethole, apigenin, beta-sitosterol, karvakrol, eugenol,
glycyrrhetic-acid, glycyrrhetinic-acid, glycyrrhizic-acid, glycyrrhizin,
licochalcone-a, linalool, liquiritic-acid, liquiritigenin, magnesium, neoliquiritin,
asam salisilat, stigmasterol, dan umbelliferone (Duke, 2008).
5. Kegunaan
Tanaman ini dapat digunakan untuk mengobati kelemahan pada limpa
dan lambung, palpitasi cardiac (jantung berdebar-debar) dan kesusahan bernafas,
batuk dengan banyak dahak, nyeri spasmodik pada epigastrum, abdomen dan
lengan, radang di bawah kulit dan luka. Tanaman ini juga dapat digunakan untuk
mengurangi toksisitas dari obat-obat lainnya (Anonim, 2006 b).
Glycyrrhiae radix yang diproses dengan madu dapat digunakan untuk
mengobati limpa dan lambung yang mengalami penurunan fungsi dan arrhythmia
(Anonim, 2006 b).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
13
E. Scutellariae barbatae Herba
1. Klasifikasi umum
Tanaman ini termasuk dalam familia Lamiaceae dengan genus
Scutellaria. Nama latin dari tanaman ini adalah Scutellaria barbatae (Anonim,
2008 f).
2. Nama
Tanaman ini juga dikenal dengan nama barbed skullcap, ban zhi lian
(Anonim, 2002).
3. Morfologi tanaman
Panjang tanaman 15 – 35 cm, akar terlihat ramping, untaian tangkai
relatif kurus, warnanya ungu gelap atau hijau kecoklatan. Daun saling berhadapan,
lapisan kebanyakan menggumpal, saat utuh, triangular-ovate atau lanceolate
memiliki panjang 1,5 – 3 cm, lebar 0,5 – 1 cm, lapisan atas berwarna hijau gelap,
sedangkan lapisan bawah berwarna abu-abu kehijauan. Bunga, terletak pada
lapisan atas dari ranting (dahan), berwarna kuning kecoklatan dengan panjang
sekitar 1,2 cm. Buah berwarna coklat muda (Anonim, 2006 c).
4. Kandungan kimia
Scutellariae barbatae herba mengandung flavonoid yang memiliki efek
sebagai anti-inflamasi (Anonim, 2004 c).
5. Kegunaan
Scutellariae barbatae herba dapat digunakan dalam pengobatan bisul
atau borok, luka, bengkak dan nyeri pada tenggorokan, gigitan bisa ular, luka
traumatik, edema, dan jaundice (Anonim, 2006 c).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
14
F. Trichosanthis Semen
1. Klasifikasi umum
Tanaman ini termasuk dalam familia Cucurbitaceae dengan genus
Trichosanthes. Nama latin dari tanaman ini adalah Trichosanthes kirilowii
(Anonim, 2008 g).
2. Sinonim
Tanaman ini juga dikenal dengan nama : Snakegourd, Chinese
Cucumber, Karo, To-Karasu-Uri, Kua Lou, T'Ien Kua (Anonim, 2004 d).
3. Kandungan kimia
Di dalam tanaman Trichosanthis semen ini terdapat kandungan kimia
yaitu : 7-stigmasterol, 24-ethyl-5alpha-cholesta-5,25-dien-3-beta-ol, 24-ethyl- 5-
alpha -cholesta-7,22,25-trien-3-beta-ol, 24-ethyl- 5alpha-cholesta-7,25- dien-3-
beta-ol, 24-ethylcholesta-7,24(25)-dien-3-beta-ol, alpha-spinasterol, alpha-
spinasterol-6'-(z,z)-9,12-octadecadienoyl-beta-d-glucopyranoside, alpha-
spinasterol-6'-palmityl-beta-d-glucopyranoside, alpha-spinasterol- palmitate,
alpha-spinasteryl-beta-d-glucoside, alpha-trichosanthin, beta-sitosterol,
campesterol, compound-q, delta-7-campesterol, delta-7- stigmastenol, delta-7-
stigmastenol-6'-(z,z)-9,12-octadecadienoyl-beta-d-glucopyranoside, delta-7-
stigmastenol-6'-palmityl-beta-d- glucopyranoside, linoleic-acid, linolenic-acid,
oleic-acid, saponins, stigmasta-7,22-dien-3beta-ol, stigmasterol, dan
trichosanthin (Anonim, 2004 d)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
15
Dari kandungan-kandungan tersebut yang memiliki efek sebagai anti-
inflamasi adalah Alpha-spinasterol, Beta-sitosterol, asam linoleat, asam linolenat,
asam oleat, dan Stigmasterol (Duke, 2008).
4. Kegunaan
Tanaman ini dapat digunakan untuk mengobati batuk kering, nyeri dada,
nyeri dan sensasi lemas pada dada disebabkan karena akumulasi dahak, berak
kering dan konstipasi yang disebabkan karena panas pada lambung dan usus
besar, bengkak bernanah pada usus dan payudara, luka tidak bernanah, dan radang
di bawah kulit (bisul) (Anonim, 2006 d).
G. Piperis Folium
1. Klasifikasi umum
Tanaman ini termasuk dalam familia Piperaceae dengan genus Piper.
Nama latin dari tanaman ini adalah Piper betle (Anonim, 2008 h).
2. Nama
Sinonim :
Chavica auriculata Miq. dan Chavica betle Miq. (Soedibyo, 1998)
3. Morfologi tanaman
Tanaman merambat ini bisa mencapai tinggi 15 m. Batang sirih berwarna
coklat kehijauan,berbentuk bulat, beruas dan merupakan tempat keluarnya akar.
Daunnya yang tunggal berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-
seling, bertangkai, dan mengeluarkan bau yang sedap bila diremas. Panjangnya
sekitar 5 - 8 cm dan lebar 2 - 5 cm. Bunganya majemuk berbentuk bulir dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
16
terdapat daun pelindung ± 1 mm berbentuk bulat panjang. Pada bulir jantan
panjangnya sekitar 1,5 - 3 cm dan terdapat dua benang sari yang pendek sedang
pada bulir betina panjangnya sekitar 1,5 - 6 cm dimana terdapat kepala putik tiga
sampai lima buah berwarna putih dan hijau kekuningan. Buahnya buah buni
berbentuk bulat berwarna hijau keabu-abuan. Akarnya tunggang, bulat dan
berwarna coklat kekuningan (Anonim, 2008 h).
4. Kandungan kimia
Di dalam tanaman Piperis folium ini terdapat kandungan kimia yaitu
minyak atsiri (eugenol, metil eugenol, karvakrol, kavikol, alil katekol, kavibetol,
sineol, estragol), karoten, tiamin, riboflavin, asam nikotinat, vitamin C, tanin,
gula, pati, dan asam amino (Soedibyo, 1998).
Dari kandungan-kandungan tersebut yang memiliki efek sebagai anti-
inflamasi adalah eugenol, karvakrol, sineol, dan vitamin C (asam askorbat) (Duke,
2008).
5. Kegunaan
Minyak atsiri dari daun sirih mengandung minyak terbang (betIephenol),
seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak dan chavicol yang memiliki daya
mematikan kuman, antioksidasi dan fungisida, anti jamur. Sirih berkhasiat
menghilangkan bau badan yang ditimbulkan bakteri dan cendawan. Daun sirih
juga bersifat menahan perdarahan, menyembuhkan luka pada kulit, dan gangguan
saluran pencernaan. Selain itu juga bersifat mengerutkan, mengeluarkan dahak,
meluruhkan ludah, hemostatik, dan menghentikan perdarahan (Anonim, 2008 h).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
17
Daun sirih dapat digunakan untuk pengobatan batuk, sariawan,
bronchitis, jerawat, keputihan, sakit gigi karena berlubang (daunnya), demam
berdarah, bau mulut, haid tidak teratur, asma, radang tenggorokan (daun dan
minyaknya), gusi bengkak (getahnya) (Anonim, 2008 h).
H. Aktivitas Senyawa Aktif
1. Beta sitosterol
Beta sitosterol merupakan senyawa yang paling dominan dalam jamu
”T”, karena terkandung dalam tiga tanaman penyusun jamu ”T” yaitu Angelicae
sinensis radix, Glycyrrhizae radix dan Trichosanthis semen. Aktivitas beta
sitosterol dapat dijelaskan melalui penelitian yang dilakukan oleh Delporte,
Bachouse, dan Erazo (2005). Penelitian yang dilakukan oleh Delporte dkk (2005)
yaitu menguji aktivitas anti-inflamasi dari spesies Proustia pyrifolia. Spesies ini
diekstrak untuk mendapatkan ekstrak aktif beta sitosterol. Aktivitas anti-inflamasi
diperoleh dari quercetin and dihydroquercetin yang terkandung dalam ekstrak beta
sitosterol. Aktivitas ekstrak beta sitosterol sebagai anti inflamasi yaitu dengan
menurunkan aktivitas enzim siklooksigenase dan lipoksigenase, yang
menyebabkan sintesis substansi endogenous proinflammatory seperti
prostaglandin E2 dan leukotrien.
2. Carvacrol
Karvakrol terkandung dalam Angelicae sinensis radix, Glycyrrhizae
radix, dan Piperis folium. Karvakrol dalam penggunaanya digunakan sebagai obat
tumor. Karvakrol memicu pergerakan intracelular Ca2+ pada jurkat T-sel dan sel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
18
monocytic THP-1. Karvakrol juga mampu menstimulasi proses fosforilasi aktif
dari subgrup p38 dari mitogen-aktif protein kinase (MAPKs). Karvakrol secara
selektif mengaktivasi subkelompok ERK pada sel T dan menstimulasi
subkelompok c-Jun N-terminal kinase (JNK) pada sel monocytic THP-1. Nilai
EC50 Karvakrol untuk induksi pergerakan Ca2+ dan aktivitas MAPK sekitar 10-30
microM. Karvakrol bekerja sebagai agen yang efektif mengatur fungsi sel
immunoresponsive dengan intracellular signaling pathways (Chan, Pang, Yip,
Tam, Wong, 2005).
3. Linoleic-acid
Asam linoleat terkandung dalam Chuanxiong rhizoma dan Trichosanthis
semen. Mekanisme asam linoleat sebagai anti-inflamasi yaitu dengan
mempengaruhi fungsi imun yang dapat menyebabkan pengaturan sintesis
mediator lipid, dan / atau pengaturan gene-expression oleh proliferator
peroksisom reseptor γ teraktivasi. Namun penjelasan ini belum sepenuhnya
diterima karena kekurangan dari penelitian molekular yang dilakukan secara in
vivo (Bassaganya-Riera, Hontecillas, Wannemuehler, 2007).
4. Magnesium salisilat
Magnesium salisilat terkandung dalam Angelicae sinensis radix dan
Glycyrrhizae radix. Magnesium salisilat merupakan turunan dari asam salisilat
yang bekerja sebagai anti-inflamasi dengan menurunkan sintesis prostaglandin
dan menghambat sintesis mediator lainnya. Salisilat menghambat migrasi
leukosit, pelepasan enzim lisosomal, dan mengubah komposisi, sintesis dan
metabolisme mukopolisakarida pada jaringan (Anonim, 2008 i).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
19
I. Inflamasi
1. Definisi
Peradangan atau inflamasi merupakan salah satu reaksi jaringan ikat
pembuluh dengan pengaruh-pengaruh yang merusak (noksius). Jaringan dapat
dirusak oleh infeksi mokroorganisme, trauma, bahkan racun kimiawi dan fisika
(Gibson, 1996). Bila sel-sel atau jaringan tubuh mengalami cedera atau mati,
selama hospes tetap hidup ada respon yang menyolok pada jaringan hidup di
sekitarnya. Respon terhadap cedera ini dinamakan peradangan. Yang lebih khusus
peradangan adalah reaksi vaskular yang hasilnya merupakan pengiriman cairan,
zat-zat terlarut, dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial
pada daerah cedera atau nekrosis (Price and Wilson, 1992). Peradangan
merupakan suatu mekanisme penting untuk melindungi badan dari serangan
organisme penginvasi tetapi peradangan juga menyebabkan ketidakmampuan
yang menyertai berbagai kelainan (Shearn, 1986).
2. Penyebab
Penyebab utama dari radang akut ialah infeksi mikrobial (bakteri,
virus,dll), agen fisik (trauma, radiasi pengion, panas, dingin, dll), atau kimiawi
(korosif, asam, basa, dll) (Underwood, 1996). Inflamasi dan infeksi tidak sama.
Infeksi (adanya mikroorganisme hidup dalam jaringan) merupakan salah satu
penyebab inflamasi. Sementara itu, banyak inflamasi terjadi pada keadaan steril
sempurna, seperti sewaktu sebagian jaringan mati karena hilangnya suplai darah.
Oleh karena itu tidak semua inflamasi disebabkan oleh infeksi (Price and Wilson,
1992).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
20
3. Respon
Inflamasi (radang) biasanya dibagi dalam 3 fase, yaitu: inflamasi akut,
respons imun, dan inflamasi kronis. Inflamasi akut merupakan respons awal
terhadap cedera jaringan, hal tersebut terjadi melalui media rilisnya autacoid serta
pada umumnya didahului pembentukan respons imun (Furst dan Munster, 2002).
Respons imun terjadi bila sejumlah sel yang mampu menimbulkan
kekebalan diaktifkan untuk merespons organisme asing atau substansi antigenik
yang terlepas selama respons terhadap inflamasi akut serta kronis. Akibat dari
respons imun bagi tuan rumah mungkin menguntungkan, seperti bilamana ia
menyebabkan organisme penyerang menjadi difagositosis atau dinetralisir.
Sebaliknya, akibat tersebut juga dapat bersifat merusak bila menjurus kepada
inflamasi kronis tanpa penguraian dari proses cedera yang mendasarinya (Furst
dan Munster, 2002).
Inflamasi kronis melibatkan keluarnya sejumlah mediator yang tidak
menonjol dalam respons akut. Mediator-mediator tersebut seperti interferon,
platelet-derived growth factor (PDGF), dan interleukin-1,2,3. Salah satu dari
kondisi yang paling penting yang melibatkan mediator-mediator ini adalah artritis
reumatoid, dimana inflamasi kronis menyebabkan sakit dan kerusakan pada tulang
dan tulang rawan yang bisa menjurus kepada ketidakmampuan untuk bergerak
dimana terjadi perubahan-perubahan sistemik yang bisa memperpendek umur
(Furst dan Munster, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
21
4. Mekanisme
Menurut Furst dan Munster (2002), kerusakan sel yang menyertai
peradangan menyebabkan pelepasan enzim lisosom dari leukosit dan senyawa
prekusor oleh fosfolipase. Selanjutnya fosfolipase melepaskan asam arakidonat
yang akan diubah menjadi endoperoksida oleh enzim siklooksigenase. Senyawa
ini cepat diubah menjadi prostaglandin dan tromboksan. Lipoksigenase adalah
enzim yang mengubah asam arakidonat menjadi leukotrien. Leukotrien memiliki
efek kemotaktik yang kuat atas eosinofil, neutrofil dan makrofag serta
meningkatkan bronkokonstriksi dan permeabilitas vaskular. Kinin dan juga
histamin juga dilepaskan pada tempat jaringan cedera seperti juga komponen
komplemen serta produk leukosit lainnya dan trombosit. Perangsangan membran
neutrofil menghasilkan rantai bebas yang memberikan oksigen. Anion
superoksida dibentuk oleh reduksi oksigen molekular reaktif lain seperti hidrogen
peroksida dan rantai hidroksil. Interaksi senyawa ini dengan asam arakidonat
menghasilkan pembentukan senyawa kemotaktik sehingga meninggalkan proses
peradangan.
Mekanisme terjadinya radang sangat dipengaruhi oleh senyawa dan
mediator yang dihasilkan oleh asam arakidonat. Bila membran sel mengalami
kerusakan oleh suatu rangsangan kimiawi, fisik, atau mekanis, maka enzim
fosfolipase diaktifkan untuk mengubah fosfolipida yang terdapat di situ menjadi
asam arakidonat (Tjay dan Rahardja, 2002) dan lyso-glyseril-fosforilkolin yang
kemudian diubah lagi menjadi Platelet Activating Factor (PAF) (Rang, Dale,
Ritter, Moore, 2003). Platelet Activating Factor menyebabkan agregasi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
22
pelepasan trombosit, vasodilatasi, peningkatan permeabilitas vaskuler,
peningkatan adhesi leukosit, dan kemotaksis leukosit (Robbins, Cotran, Kumar,
1995).
Asam arakidonat sebagian diubah oleh enzim siklooksigenase menjadi
asam endoperoksida dan seterusnya menjadi zat-zat prostaglandin (PG),
prostasiklin (PGI2), dan tromboksan (TXA2, TXB2). Prostaglandin (PG) dapat
dibentuk oleh semua jaringan. Yang terpenting adalah PGE2 dan PGF2 yang
berdaya vasodilatasi dan meningkatkan permeabilitas dinding pembuluh dan
membran sinovial sehingga terjadi radang dan nyeri. Prostasiklin terutama
dibentuk di dinding pembuluh dan berdaya vasodilasi. Tromboksan khusus
dibentuk dalam trombosit dan berdaya vasokonstriksi (antara lain di jantung) serta
menstimulasi agregasi pelat darah (trombotis) (Tjay dan Rahardja, 2002).
Bagian lain dari arakidonat diubah oleh enzim lipoksigenase menjadi zat-
zat leukotrien (LT). Selanjutnya leukotrien dimetabolisme menjadi LTB4, LTC4,
LTD4 dan LTE4. LTC4, LTD4 dan LTE4 terutama dibentuk di granulosit eosinofil
dan berfungsi vasokonstriktif di bronchi dan mukosa lambung, juga memperkuat
hiperreaktivitas bronchi dan permeabilitas pembuluh darah dengan menimbulkan
udema. LTB4 khusus di sintesis di makrofage dan neutrofil alveolar, bekerja
kemotaksis yaitu menstimulasi migrasi leukosit. Leukosit yang tertarik oleh
leukotrien menginvasi daerah peradangan dan mengaktifkan banyak gejala radang
(Tjay dan Rahardja, 2002).
Jalur lipoksigenase dari arakhidonat menghasilkan leukotrien yang
mempunyai efek kemotaksis yang kuat pada eosinofil, neutrofil, dan makrofag
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
23
serta meningkatkan bronkokonstriksi dan perubahan-perubahan dalam
permeabilitas pembuluh darah (Furst dan Munster, 2002). Stimulasi membran
neutrofil menghasilkan free radicals derivat oksigen. Anion superoksida dibentuk
oleh reduksi oksigen molekuler yang dapat memacu produksi molekul lain yang
reaktif seperti hidrogen peroksida (H2O2), serta radikal hidroksil (OH*) (Wibowo
dan Gofir, 2001). Interaksi senyawa ini dengan asam arakidonat menghasilkan
pembentukan senyawa kemotaktik yang selanjutnya secara berkesinambungan
meneruskan proses inflamasi (Furst dan Munster, 2002).
Siklooksigenase terdiri dari dua isoenzim, yaitu siklooksigenase-1 (COX-
1) dan siklooksigenase-2 (COX-2), dengan berat molekul dan daya enzimatis yang
sama. COX-1 (dalam keadaan normal maupun terjadi peradangan) terdapat di
kebanyakan jaringan antara lain di pelat-pelat darah, ginjal, dan saluran cerna. Zat
ini berperan pada pemeliharan perfusi ginjal, homeostase vaskuler, dan
melindungi lambung dengan jalan membentuk bikarbonat dan lendir, serta
menghambat produksi asam. COX-2 dalam keadaan normal tidak terdapat di
jaringan, tetapi dibentuk selama proses peradangan oleh sel-sel radang dan
kadarnya dalam sel meningkat sampai 80 kali (Tjay dan Rahardja, 2002).
Sejumlah substansi yang dihasilkan oleh sel memiliki sifat-sifat yang
juga penting dalam peradangan. Dalam daftar ini terdapat metabolit oksigen yang
dihasilkan oleh neutrofil dan makrofag (Price and Wilson, 1992). Radikal bebas
turunan oksigen yang dihasilkan terdiri dari H2O2, superoksida (O2 •¯), dan radikal
hidroksil (OH*). Radikal oksigen ini menyebabkan kerusakan sel endotel yang
akhirnya meningkatkan permeabilitas vaskuler (Robbins dkk, 1995)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
24
Gambar 1. Skema dari mediator-mediator yang berasal dari asam arakhidonat dan titik tangkap kerja obat anti-inflamasi (Rang dkk, 2003)
Keterangan: OAINS = Obat Anti-Inflamasi Non Steroid PAF = Platelet Activating Factor LT = leukotrien ↓ = diubah
= dihambat = enzim = obat anti-inflamasi
Fosfolipid
Fosfolipase A2
Glukokortikoid (menginduksi
lipokortin)
Liso-gliseril-fosforilkolin
PAF (vasodilator,
meningkatkan permeabilitas
vascular, bronkokonstriktor,
kemotaksin)
¯
Asam arakidonat
5-HPETE
LTA4
LTB4 (kemotaksin)
LTC4 LTD4 LTE4
(bronkokonstriktor; meningkatkan permeabilitas
vaskular)
Antagonis reseptor
leukotrien (mis,
zafirukas, montelukas)
¯
5-Lipoksigenase
Inhibitor 5-Lipoksigenase (mis, zileutin)
¯Siklik
endoperoksid
NSAIDs
¯
Siklo-oksigenase
TXA2 (trombotik;
vasokonstriktor)
Antagonis TXA2
¯PGI2
(vasodilator; hiperalgesik; menghentikan
agregasi platelet)
PGE2 (vasodilator; hiperalgesik)
PGD2 (menghambat
agregasi platelet; vasodilator)
PGD2α (bronkokonstriktor
; kontraksi miometrial)
Antagonis PG
¯
Lipoksin A & B
Glukukortikoid menghambat
induksi
12-HETE (kemotaksin)
12-Lipok signase
15-Lipoksige
nase
Inhibitor TXA2 sinthase
¯
PAF antagonis
¯
¯
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
25
5. Gejala
Gambaran peradangan yang dikenal dengan tanda-tanda pokok
peradangan mencakup kemerahan (rubor), rasa sakit (dolor), panas (kalor),
pembengkakan (tumor), dan perubahan fungsi (functiolaesa) (Price dan wilson,
1992).
a. Rubor (kemerahan)
Merupakan hal pertama yang terlihat di daerah yang mengalami peradangan.
Waktu reaksi peradangan mulai timbul, maka arteriol yang mensuplai daerah
tersebut melebar, dengan demikian lebih banyak darah mengalir ke dalam
mikro sirkulasi lokal. Kapiler-kapiler yang sebelumnya kosong atau sebagian
saja yang meregang dengan cepat terisi penuh dengan darah. Keadaan ini
yang dinamakan hyperemia atau kongesti, menyebabkan warna merah lokal
karena peradangan akut (Price dan Wilson, 1992).
b. Kalor (panas)
Terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi peradangan akut.
Sebenarnya panas hanyalah merupakan sifat reaksi peradangan pada
permukaan tubuh, yang dalam keadaan normal suhunya lebih rendah dari
suhu di dalam tubuh (37o). Daerah peradangan pada kulit menjadi lebih panas
dari sekelilingnya, sebab darah (pada suhu 37o C) yang disalurkan tubuh ke
permukaan daerah yang terkena lebih banyak daripada yang disalurkan ke
daerah normal. Fenomena ini tidak terlihat pada daerah-daerah yang terkena
radang jauh dalam tubuh karena jaringan-jaringan tersebut sudah mempunyai
suhu inti 37o C (Price dan Wilson, 1992).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
26
c. Dolor (rasa nyeri)
Dapat dihasilkan dengan berbagai cara. Perubahan pH lokal atau konsentrasi
lokal ion-ion tertentu dan pengeluaran zat kimia tertentu seperti histamin atau
zat kimia bioktif lainnya dapat merangsang ujung-ujung saraf menimbulkan
rasa nyeri. Pembengkakan jaringan yang meradang mengakibatkan
peningkatan tekanan lokal yang dapat menimbulkan rasa sakit (Price dan
Wilson, 1992).
d. Tumor (pembengkakan)
Merupakan hal yang paling menyolok ditimbulkan oleh pengiriman cairan
dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial. Peningkatan
permeabilitas vaskular disertai keluarnya protein plasma dan sel-sel darah
putih kedalam jaringan disebut eksudasi (Robbins dkk, 1995). Campuran dari
cairan dan sel yang tertimbun di daerah peradangan disebut eksudat, yang
pada keadaan dini reaksi peradangan, merupakan cairan yang timbul dengan
cepat dalam luka melepuh pada kulit setelah luka bakar kecil. Selanjutnya sel-
sel darah putih meninggalkan aliran darah dan tertimbun sebagai bagian dari
eksudat (Price dan Wilson, 1992).
e. Functiolaesa (perubahan fungsi)
Yaitu berkurangnya fungsi dari organ yang mengalami peradangan (Sander,
2003). Hilangnya fungsi disebabkan karena penumpukan cairan pada tempat
cedera jaringan dan karena rasa nyeri, yang mengurangi mobilitas pada
daerah yang terkena (Kee and Hayes, 1996). Gerakan yang terjadi pada
daerah radang, baik yang dilakukan secara sadar ataupun secara reflek akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
27
mengalami hambatan oleh rasa sakit; pembengkakan yang hebat secara fisik
mengakibatkan berkurangnya gerak jaringan (Underwood, 1996).
Gambar 2. Patogenesis dan tanda suatu peradangan (Mutschler, 1986)
6. Mediator
Sebagai akibat trauma ataupun perangsangan, sel yang terkena akan
mengaktifkan suatu sistem yang cukup rumit. Sistem dalam sel akan melepaskan
berbagai mediator inflamasi seperti histamin, serotonin, bradikinin, faktor
Hageman, enzim lisosom, prostaglandin, dan leukotrien (Wilmana, 1986).
Mediator-mediator nyeri mengalami 3 tahap yaitu vasodilatasi (perubahan
penampang pembuluh darah dengan akibat meningkatnya aliran darah),
permeabilitas vaskuler meningkat (perubahan struktural pada pembuluh darah
mikro yang memungkinkan protein plasma dan leukosit meninggalkan sirkulasi
darah), dan eksudasi leukosit (agregasi leukosit di lokasi jelas). Ketiga tahap
tersebut terjadi secara bersamaan (Mutschler, 1986; Robbins dkk, 1995).
noksius
Kerusakan sel
Pembebasan bahan mediator
Emigrasi leukosit
Proliferasi sel
eksudasi Perangsangan reseptor nyeri
Gangguan sirkulasi lokal
Pemerahan panas Pembeng kakan
Gangguan fungsi
nyeri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
28
Kenaikan permeabilitas kapiler disertai dengan kebocoran banyak sekali cairan ke
dalam ruang interstitial, pembekuan cairan dalam ruang tersebut yang disebabkan
oleh sejumlah kebocoran fibrinogen dan protein lainnya yang berlebihan (Guyton,
1993).
a. Histamin
Amina vasoaktif yang paling penting adalah histamin yang mampu
menghasilkan vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas vaskuler. Sejumlah
besar histamin disimpan dalam sel mast, sel basofil, dan trombosit. Banyak
cedera fisik menyebabkan degranulasi sel mast dan melepaskan histamin
(Price and Wilson, 1992). Histamin mempunyai efek biologis dengan cara
menggabungkan reseptor seluler spesifik yang berlokasi di dalam membran
permukaan. Histamin mempunyai efek yang kuat pada otot polos dan jantung,
pada sel endotel dan saraf tertentu, dan pada sel skretorik di lambung (Furst
dan Munster, 2002). Histamin dan bradikinin dapat meningkatkan
permeabilitas vaskular, tetapi efek vasodilatasinya tidak besar (Wilmana,
1995).
b. Eicosanoid (prostaglandin, tromboksan, dan leukotrien)
Mediator yang dianggap mempunyai peranan dalam inflamasi adalah
prostaglandin yang menyebabkan terjadinya edema, rasa nyeri, dan
vasodilatasi. Prostaglandin merupakan hasil pemecahan dari asam arakidonat
oleh enzim fosfolipase sebagai respon terhadap berbagai rangsangan. Asam
arakidonat ini disimpan atau tersedia sebagai bentuk ester dari struktur
fosfolipida di membran sel dari kebanyakan jaringan, tetapi dapat juga berasal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
29
dari ester trigliserida atau ester kolesterol. Prostaglandin tidak disimpan
secara intraseluler, prostaglandin baru terbentuk bila telah ada pelepasan
asam arakidonat dari membran sel (Tjay dan Rahardja, 2002). Secara in vitro
terbukti bahwa prostaglandin E2 (PGE2) dan prostasiklin (PGI2) dalam jumlah
nanogram, menimbulkan eritem, vasodilatasi dan peningkatan aliran darah
lokal (Wilmana, 1995).
J. Obat Anti-inflamasi
Pengobatan yang diberikan pada penderita dengan peradangan
mempunyai dua sasaran utama yang meliputi : pertama menghilangkan rasa nyeri
yang menyertai pada gejala yang ada dan keluhan utama yang kontinyu pada
penderita; kedua perlambatan atau pengistirahatan proses kerusakan jaringan
(Furst dan Munster, 2002).
Obat anti-inflamasi adalah golongan obat yang memiliki aktivitas
menekan atau mengurangi peradangan. Tujuan utama pengobatan pasien dengan
anti-inflamasi yakni meringankan rasa nyeri, yang sering kali merupakan gejala
awal yang terlihat dan keluhan utama pasien; dan memperlambat atau membatasi
proses perusakan pada jaringan (Furst dan Munster, 2002). Obat anti-inflamasi
berdasarkan mekanisme kerjanya secara umum dibagi menjadi dua golongan yaitu
golongan steroid (kortikosteroid) dan golongan non steroid (OAINS) (Wilmana,
1995). Mekanisme kerja obat anti-inflamasi dapat dilihat pada gambar 8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
30
Gambar 3. Mekanisme kerja obat anti inflamasi (Wilmana, 1995)
1. Kortikosteroid
Mekanisme kerja golongan steroid sebagian besar berdasar atas rintangan
sintesis prostaglandin dan leukotrien dengan menghambat fosfolipase. (Wilmana,
1995). Oleh karena itu, efeknya terhadap gejala inflamasi lebih baik daripada
golongan non steroid. Tetapi golongan kortikosteroid mempunyai efek samping
yang lebih berbahaya pada dosis tinggi dan penggunaan lama (Tjay dan Rahardja,
2002).
Obat anti-inflamasi golongan steroid efeknya tergantung pada pelepasan
kortisol. Kortisol adalah salah satu hormon yang dihasilkan kortek adrenal yang
punya khasiat fisiologis utama, antara lain efek glukokortikoid, efek
mineralokortikoid, efek anti flogistik, anti alergi, efek kalsiprive, dan efek
imunosupresi. Sebagai hormon yang memiliki efek anti flogistik, kortisol mampu
Trauma/ luka pada sel
Gangguan pada membran sel
Fosfolipid Enzim fosfolipase Dihambat kortikosteroid
Asam arakidonat
Hidroperoksid
Leukotrien
enzim lipoksigenase enzim siklooksigenase
Enderoperoksid PGG2/PGH
Tromboksan A2
PGE2, PGF2, PGD2 Prostasiklin
Dihambat oleh OAINS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
31
mencegah dan melawan semua macam peradangan terutama dari selaput lendir,
terlepas dari penyebabnya, misalnya trauma, infeksi, alergi, atau reaksi auto imun
(Wilmana, 1995). Kortikosteroid mengurangi produksi mediator inflamasi
(prostaglandin, leukotrien, tromboksan dan platelet activating factor), mencegah
produksi dan pelepasan histamin dari basofil dan sel mast, menghambat produksi
berbagai sitokin (Rengganis, 2006).
Reseptor kortikosteroid ditemukan pada berbagai jenis sel (limfosit,
monosit, osteoblast, sel hati, sel otot, sel lemak dan fibroblast) sehingga
memberikan efek biologik terhadap begitu banyak sel (Rengganis, 2006).
Pemakaian lama dari obat-obatan ini mengarah pada efek toksik yang serius dan
membuat pasien cacat, seperti patah tulang, infeksi, dan katarak. Pada pasien yang
rentan dapat terjadi diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung atheroskelorik yang
dipercepat (Furst dan Munster, 2002). Sebagai anti-inflamasi kortikosteroid
digunakan dalam dosis yang beragam untuk berbagai penyakit dan beragam untuk
individu yang berbeda, agar dapat dijamin rasio manfaat/resiko yang setinggi-
tingginya (Anonim, 2000).
2. Obat Anti-Inflamasi Non Steroid (OAINS)
Mekanisme kerja OAINS untuk sebagian besar berdasarkan
penghambatan pada sintesis prostaglandin, dimana kedua jenis cyclooxygenase
(COX) dihambat. OAINS yang ideal adalah yang hanya menghambat COX-2
(peradangan) tetapi tidak pada COX-1 (perlindungan mukosa lambung) (Tjay dan
Rahardja, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
32
OAINS membentuk kelompok yang berbeda-beda secara kimia, tetapi
semuanya mempunyai kemampuan untuk menghambat COX. Dan inhibisi sintesis
prostaglandin yang sangat berperan untuk efek terapeutiknya. Tetapi inhibisi
sintesis prostaglandin dalam mukosa gaster sering menyebabkan kerusakan
gastrointestinal (dispepsia, mual, dan gastritis). Efek samping yang paling serius
adalah pendarahan gastrointestinal dan perforasi. COX terdapat pada jaringan
sebagai isoform konstitutif (COX-1), tetapi sitokin pada lokasi inflamasi
menstimulasi induksi isoform kedua (COX-2). Inhibisi COX-2 diduga
bertanggung jawab untuk efek anti-inflamasi OAINS, sementara inhibisi COX-1
bertanggung jawab untuk toksisitas gastrointestinalnya (Neal, 2005).
Efek anti-inflamasi dari OAINS diyakini melalui hambatan terhadap
COX-2 karena aktivasi COX-2 merupakan jawaban terhadap stimulus inflamatif
maupun sitokin berbagai sel termasuk migratory cells. Efek samping yang tidak
diinginkan seperti gastrotoksisitas dan nefrotoksisitas diakibatkan oleh efek
penghambatan pada COX-1 (Kasjmir, 2002).
Pada inflamasi prostaglandin berperan dalam menyebabkan vasodilatasi
dan meningkatkan permeabilitas vaskular. Akan tetapi, inhibisi sintesis
prostaglandin oleh OAINS lebih bersifat mengurangi inflamasi daripada
menghilangkan karena obat ini tidak menghambat mediator inflamasi lainnya.
Meskipun demikian, pada sebagian besar pasien dengan artritis reumatoid, efek
antiinflamasi OAINS lebih ringan yaitu mengurangi nyeri, kekakuan dan
pembengkakan. Tetapi OAINS tidak mengubah penyakit (Neal, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
33
OAINS
ASAM KARBOKSILAT ASAM ENOLAT
Asam Derivat Asam Derivat Asam Derivat Asam Derivat Derivat Asetat Salisilat Propionat Fenamat Pirazolon Oksikam
Aspirin As. Tiaprofenat As. mefenamat Azapropazon Piroksikam
Benorilat Fenbufen Meklofenamat Fenilbutazon Tenoksikam Diflunisal Fenoprofen Oksifenbutazon Salsalat Flurbiprofen
Ibuprofen Ketoprofen
Naproksen Derivat Asam Fenilasetat Derivat Asam asetat Inden/indol: Diklofenak Indometasin Fenklofenak Sulindac Tolmetin
Gambar 4. Klasifikasi obat Anti-Inflamasi Non Steroid (OAINS) (Wilmana, 1995)
Metabolisme sebagian besar obat OAINS berlangsung melalui enzim
CYP450 dalam hati. Sekalipun ekskresi ginjal adalah rute yang paling penting
untuk eliminasi terakhir, hampir semuanya melalui berbagai tingkat ekskresi
empedu dan penyerapan kembali (sirkulasi enterohepatitis) (Furst dan Munster,
2002). Sejumlah efek samping berkaitan dengan penghambatan sintesis
prostaglandin dan terutama terjadi pada lambung, ginjal, dan fungsi trombosit
(Tjay dan Rahardja, 2002). Efek samping yang tidak diinginkan dari OAINS pada
lambung terutama terjadi karena inhibisi COX-1. Enzim COX-1 bertanggung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
34
jawab untuk sintesis prostaglandin yang berguna untuk menghambat sekresi asam
lambung dan melindungi mukosa lambung (Rang dkk, 2003). Obat OAINS dapat
menyebabkan gangguan fungsi ginjal karena menghambat prostaglandin yang
berguna untuk memelihara volume darah yang mengalir melalui ginjal (perfusi).
Obat OAINS juga menyebabkan agregasi trombosit dikurangi sehingga masa
pendarahan dapat diperpanjang (Tjay dan Rahardja, 2002).
K. Natrium Diklofenak
Natrium diklofenak adalah golongan obat non steroid dengan aktivitas
analgesia, anti-inflamasi dan antipiretik. Aktivitas natrium diklofenak yaitu
dengan menghambat enzim siklooksigenase sehingga pembentukan prostaglandin
terhambat. Natrium diklofenak memiliki indikasi untuk pengobatan akut dan
kronik gejala-gejala rheumatoid arthritis, ostecarthritis. Obat ini kontraindikasi
untuk penderita yang hipersensitif terhadap diklofenak atau menderita asma,
urtikaria atau alergi pada pemberian aspirin atau OAINS lainnya, serta penderita
tukak lambung. Jika digunakan bersamaan dengan aspirin dapat menurunkan
konsentrasi plasma dan AUC natrium diklofenak. Natrium diklofenak dapat
meningkatkan konsentrasi plasma digoksin, metotreksat, siklosporin, dan litium
sehingga meningkatkan tosisitasnya. Selain itu, diklofenak dapat menurunkan
aktivitas obat-obat diuretik (Hardjasaputra, Budipranoto, Sembiring, Kamil,
2002).
Absorpsi obat ini melalui saluran cerna berlangsung cepat dan lengkap.
Obat ini terikat 99% pada protein plasma dan mengalami efek lintas awal sebesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
35
40-50%. Walaupun waktu paruh singkat yaitu 1-3 jam, natrium diklofenak
diakumulasi di cairan sinovia yang menjelaskan efek terapi di sendi lebih lama
dari waktu paruh obat tersebut (Wilmana, 1995). Bioavaibilitas sistemik dari
diklofenak antara 30-70% karena metabolisme lintas pertama. Metabolisme
berlangsung dengan CYP3A4 dan CYP2C9 menjadi metbol