pkmp 11 undip monica peningkatan kualitas produk
TRANSCRIPT
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
PENINGKATAN KUALITAS PRODUK KITOSAN DARI LIMBAH
KULIT UDANG MELALUI PROSES HIDROLISA DALAM
APLIKASINYA SEBAGAI BAHAN PENGAWET MAKANAN ALAMI
BIDANG KEGIATAN:
PKM – P
Diusulkan Oleh :
MONICA EVI SUANTY MANURUNG (NIM K2A 009 035 / 2009)
LUTFIANA SARI INDAH (NIM K2A 009 039 / 2009)
HENRO. J. MANURUNG (NIM 2603011013011 / 2010)
PUJI A. A.T.SITORUS (NIM 26030111130038 / 2011)
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2011
HALAMAN PENGESAHAN
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
1. Judul Kegiatan :
:
Peningkatan Kualitas Produk Kitosan dari Limbah Kulit
Udang Melalui Proses Hidrolisa dalam Aplikasinya sebagai
Bahan Pengawet Makanan Alami
2. Bidang Kegiatan :
( √ ) PKM-P
( ) PKM-T
( ) PKM-K
( ) PKM-M
3. Bidang Ilmu :
( ) Kesehatan
( ) MIPA
( ) Sosial Ekonomi
( ) Pendidikan
( ) Pertanian
( √ ) Teknologi dan Rekayasa
( ) Humaniora
( ) PKM-KC
4. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap
b. NIM
c. Jurusan
d. Universitas / Institut / Politeknik
e. Alamat Rumah dan No Tel / HP
f. Alamat email
: Monica Evi Suanty Manurung
: K2A 009 035
: Perikanan
: Universitas Diponegoro Semarang
: Jalan. Jatimulyo No.11 RT 006/ RW 003
Kelurahan Pedalangan.
Banyumanik.Semarang./082135405493
5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 orang
6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar
b. NIP
c. Alamat Rumah dan No.Telp / HP
: Dr. Ir. Suryanti, MPi
: 19650706 200212 2 001
: Jl Pisang Raya No.16 Lamper Tengah
Semarang /024.8315038/ 08122619868
7. Biaya Kegiatan Total
a. DIKTI
b. Sumber Lain
: Rp. 9.924.500,00
: Rp -
8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan
Menyetujui
Ketua Jurusan Perikanan
Drs. Ign.Boedi Hendrarto,Msc,Ph.D
NIP. 19520504 197803 1 004
Semarang, 13 Oktober 2011
Ketua Pelaksana Kegiatan
Monica Evi Suanty manurung
NIM. K2A 009 035
Pembantu Rektor III
Drs. Warsito, SU
NIP. 19540202 198103 1 014
Dosen Pendamping
Dr. Ir. Suryanti, MPi
NIP.19650706 200212 2 001
A. JUDUL
Peningkatan Kualitas Produk Kitosan dari Limbah Kulit Udang Melalui Proses
Hidrolisa dalam Aplikasinya sebagai Bahan Pengawet Makanan Alami.
B. LATAR BELAKANG
Hampir semua zat pengawet yang dipakai industri makanan saat ini dapat
menyebabkan gangguan kesehatan (WHO, 2005). Lebih parah lagi ada industri
kecil dan mikro menggunakan formalin untuk mengawetkan bakso, mie, ikan asin
dan tahu yang seharusnya digunakan sebagai pembunuh kuman, pengawet bahan-
bahan di laboratorium dan pengawet mayat (Setyaningsih, 2006). Para ahli
menegaskan bahwa formalin adalah sama sekali bukan bahan pengawet pada
makanan dan justru racun yang berbahaya bagi yang mengonsumsinya, baik
dalam jumlah sedikit maupun banyak (Ghozali, 2005). Oleh karena itu perlu dicari
alternatif bahan pengawet dan antioksidan alami yang aman dikonsumsi dan
aplikatif di industri makanan.
Pengawet alami yang paling sesuai dikembangkan di Indonesia adalah kitosan.
Kitosan terbuat dari kitin yang berasal dari kulit invertebrata laut seperti udang
dan kepiting serta mempunyai sifat Anti-mikroba sehingga dapat dikembangkan
sebagai pengawet makanan (Muzzarelli, 1977 dalam Nicholas, 2003), kitosan
yang banyak diproduksi di Indonesia kualitasnya masih rendah. Hal ini
disebabkan karena produk kitosan yang dihasilkan mempunyai berat molekul
tinggi yang menyebabkan kelarutannya rendah.
Untuk mengatasi permasalahan diatas, pada penelitian ini akan dikembangkan
proses hidrolisa kitosan untuk mereduksi berat molekul kitosan, kemudian
dilakukan analisa untuk mengetahui pengaruh berat molekul (viskositas) kitosan
terhadap kualitas kitosan dalam aplikasinya sebagai anti mikroba alami pada
pengawet makanan. Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas
kitosan dan mengoptimalkan pemanfaatan kitosan khususnya sebagai pengawet
makanan sehingga dapat memberikan solusi penting terhadap masalah keamanan
pangan di Indonesia. Sehingga kitosan lebih aplikatif sebagai bahan pengawet
pangan alami di Indonesia.
C. PERUMUSAN MASALAH
Dengan mendasarkan pada permasalahan di atas maka perlu adanya
pengembangan alternatif bahan pengawet makanan yang lebih aman dikonsumsi
oleh manusia. Kitosan adalah salah satu solusi masalah tersebut karena kitosan
merupakan bahan pengawet alami yang tentunya lebih aman jika dikonsumsi
manusia. Namun, produk kitosan yang berkembang di Indonesia selama ini
kurang aplikatif dalam industri makanan sehingga butuh penelitian dan
pengembangan lebih lanjut. Kurangnya aplikatif kitosan dikarenakan berat
molekul dan viskositasnya tinggi sehingga menyebabkan kitosan tidak mudah
larut dalam pelarut organik. Maka dari itu perlu adanya metode alternatif untuk
mengatasi kelemahan tersebut. Metode proses yang kami usulkan yaitu proses
hidrolisis katalitik dengan HCl untuk pemotongan rantai polimer sebagai upaya
pengurangan berat molekul dan viskositas kitosan. Dengan penggunaan metode
proses tersebut diharapkan mampu meningkatkan kualitas kitosan sebagai bahan
pengawet alami sehingga lebih aplikatif pada industri makanan di Indonesia.
D. TUJUAN PROGRAM
Penelitian hidrolisis dan uji berat molekul ini bertujuan untuk memperoleh
kitosan yang memiliki sifat aplikatif dan nilai ekonomis yang tinggi dari proses
hidrolisis katalitik dengan kondisi operasi yang optimum hingga didapat kitosan
yang memiliki berat molekul dan viskositas yang rendah.
Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengkaji pengaruh suhu dan konsentrasi katalis terhadap proses hidrolisa
2. Mengkaji pengaruh berat molekul dan konsentrasi kitosan kitosan terhadap
aplikasi anti mikroba alami pada pengawet makanan
3. Optimasi kondisi operasi hidrolisis kitosan dalam aplikasinya sebagai anti
mikroba alami pada pengawet makanan.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini yaitu:
Desain tahapan proses hidrolisis katalitik kitosan dan pemanfaatannya sebagai
anti mikroba pada makanan.
F. KEGUNAAN PROGRAM
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu terhadap
pengembangan produk bahan pengawet kitosan di Indonesia. Dengan adanya
bahan pengawet yang terbuat dari kitosan dengan berat molekul dan viskositas
rendah ini diharapkan kitosan menjadi produk yang lebih aplikatif dan substitutive
sehingga mampu menjawab permasalahan kaitannya seputar keamanan bahan
pengawet pada industri pangan di Indonesia. Selain dapat mengoptimalkan limbah
kitin yang berlimpah, pengembangan lebih lanjut terhadap produk kitosan ini
mampu meningkatkan ekspor kitosan yang memenuhi standar internasional untuk
menanggapi permintaan pasar internasional akan kitosan yang mencapai US$ 11
milyar pertahun (Santosa, 2004).
G. TINJAUAN PUSTAKA
G.1 Kitosan
G.1.1 Kitosan Secara Umum
Kitosan merupakan produk alamiah yang merupakan turunan dari
polisakarida chitin. Bentuk kitosan padatan amorf bewarna putih dengan struktur
kristal tetap dari bentuk awal chitin murni.. Kelarutan kitosan dalam larutan asam
serta viskositas larutannya tergantung dari derajat deasetilasi dan derajat degradasi
polimer. Bila kitosan disimpan lama dalam keadaan terbuka (terjadi kontak
dengan udara) maka akan terjadi dekomposisi, sifat kelarutannya dan
viskositasnya akan berubah, warnanya menjadi kekuningan dan viskositas larutan
menjadi berkurang (Prihatina, 2008).
G.1.2 Sifat Fisis Kitosan
Suatu molekul dikatakan kitosan bila nitrogen yang terkandung pada
molekulnya lebih besar dari 7% berat (Muzzarelli,1985) dan DD lebih dari 70%
(Liu et al., 1992). Suatu produk dapat dikatakan kitosan jika memenuhi beberapa
standar seperti tertera pada Tabel 1.
Tabel 1. Standard Kitosan
Deasetilasi ≥ 70 % jenis teknis dan
> 95 % jenis pharmasikal
Kadar abu Umumnya < 1 %
Kadar air 2 – 10 %
Kelarutan Hanya pada pH ≤ 6
Kadar nitrogen 7 - 8,4 %
Warna Putih sampai kuning pucat
Ukuran partikel 5 ASTM Mesh
Viscositas 309 cps
E.Coli Negatif
Salmonella Negatif
Sumber : Muzzarelli (1985) dan Austin (1988)
G.1.3 Sifat Fisis Kimia Kitosan
Kitosan adalah turunan yang paling sederhana dari chitin. Tidak seperti
polisakarida kehadiran gugus amino bermuatan positif yang terdapat sepanjang
ikatan pilernya menyebabkan molekul dapat mengikat muatan negatif permukaan
melalui ikatan ionik atau hydrogen (Muzzarelli, 1973; Rha, 1984; Shahidi, 2005),
sehingga kitosan memiliki sifat kimia linier plyamine (poly D-glucosamine),
gugus amino yang reaktif, gugus hydroksi yang reaktif.
G.1.4 Mekanisme Reaksi Pembentukan Kitosan dari Chitin
Reaksi pembentukan kitosan dari chitin merupakan reaksi hidrolisa suatu
amida oleh suatau basa. Chitin bertindak sebagai amida dan NaOH sebagai
basanya. Mula-mula terjadi reaksi adisi, dimana gugus –OH- min masuk kedalam
gugus NHCOCH3 kemudian terjadi eliminasi gugus CH3COO- sehingga di
hasilkan suatu amida yaitu kitosan (Muzzarelli, 1973; Rha, 1984; Shahidi, 2005).
G.2 Penyebab Kebusukan Makanan
Pembusukan makanan disebabkan karena adanya aktivitas mikroba.
Mikroorganisme yang menyebabkan makanan menjadi busuk yaitu kapang,
khamir dan bakteri.
Kapang
Kapang mempunyai kisaran pH pertumbuhan yang luas, yaitu 1,5 – 11.
Kebanyakan kapang dapat hidup pada aw> 0.70. Adanya kapang pada makanan
kaleng kebanyakan disebabkan oleh kurangnya pemanasan (under process) atau
karena terjadi kontaminasi setelah proses.
Khamir
Khamir mempunyai kisaran pH pertumbuhan 1.5 - 8.5. Namun kebanyakan
khamir lebih cocok tumbuh pada kondisi asam, yaitu pada pH 4 - 4.5, sehingga
kerusakan oleh khamir lebih mungkin terjadi pada produk-produk asam.
Kebanyakan khamir dapat hidup pada aw> 0.80. Suhu lingkungan yang optimum
untuk pertumbuhan khamir adalah 25 - 30o
C.
Bakteri
Kebanyakan bakteri dapat hidup pada aw
> 0.90, sehingga kerusakan oleh
bakteri terutama terjadi pada produk-produk yang berkadar air tinggi. Bakteri
mempunyai kisaran pH pertumbuhan lebih sempit dibandingkan dengan kapang
dan khamir, yaitu antara 4.0 - 8. Makanan yang mempunyai pH < 4.0 akan
semakin awet karena praktis bakteri tidak dapat tumbuh (Ramadhan, 2010).
G.3 Pengawet Makanan
G.3.1 Jenis pengawet makanan
Ada dua jenis pengawet makanan , yaitu pengawet makanan alami dan
sintesis, kita akan membahas pengawet alami.
Pengawet alami adalah pengawet yang berasal dari tumbuhan maupun
hewan, yang berasal dari alam tanpa melalui proses kimia. Pengawet ini aman
dikonsumsi karena tidak mengandung bahan kimia yang dapat membahayakan.
Contoh pengawet alami yaitu yang berasal dari tumbuhan : jahe, kayu manis,
jeruk nipis, lemon, andaliman, daun salam dll (WHO, 2006).
G.3.2 Bahaya Formalin Pada Pengawet Makanan
Gugus karbonilyang dimilikinya sangat aktif dapat bereaksi dengan gugus
–NH2 dari protein yang ada pada tubuh membentuk senyawa yang mengendap
(The Merck Index, 1996). Enzim, hormon, atau reseptor adalah protein
tertier/kwaterner yang jika bereaksi dengan karbonil dari formaldehid dapat
menyebabkan hilangnya sifat spesifiknya (WHO, 2006).
G.4. Prinsip Hidrolisis
Hidrolisis adalah suatu proses kimia yang menggunakan H2O sebagai
pemecah suatu persenyawaan termasuk inversi gula, saponifikasi lemak dan ester,
pemecahan protein dan reaksi Grignard. H2O sebagai zat pereaksi dalam
pengertian luas termasuk larutan asam dan basa (WHO, 2006).
H. METODE PELAKSANAAN PROGRAM
H.1 Rancangan Percobaan
H.1.1 Penetapan Variabel
1. Proses Hidrolisis Kitosan
Variabel Tetap
Pengadukan : konstan (skala 5)
Ratio kitosan : larutanHCl : 10% (gr/ml)
Waktu Hidrolisis : 60 menit
Variabel Berubah
Konsentrasi HCl : Rentang 0,2 N- 3 N
Suhu (°C) : Rentang suhu 50°C- 90°C
2. Pengujian Kitosan Menjadi Anti Mikroba
Variabel Tetap
Lama Penyimpanan : 2 minggu dalam suhu kamar
Konsentrasi Pelarut (asam asetat) : 1% v/v
Kadar Air
Analisa total bakteri / TPC
Variabel Berubah
Berat Molekul Kitosan : Rentang viskositas 50 – 118 cp
Konsentrasi kitosan : 1, 3, 5, 7
dalam asam asetat (% w/v)
H.2 Bahan dan Alat yang Digunakan
H.2.1 Bahan yang Digunakan
1. Kitosan dari UKM Cirebon 4. Aquadest
2. HCl berbagai konsentrasi 5. NaOH
3. CH3COOH (Asam Asetat) 6. Tahu
H.2.2 Alat yang Digunakan
1. Beaker glass
2. Thermometer
3. Labu takar
4. Corong
5. Pipet
6. Pengaduk
7. Gelas ukur
8. Timbangan
9. Statif dan klem
10. Erlenmeyer
11. Oven
12. Magnetic stirer & pemanas
13. Penyaring
14. Ayakan
15. pH Meter
16. Cawan porselen
17. Blender
18. Plastik bening PE/Polyethylene
19. Pompa vakum
20. Viskometer
H.3 Metoda Penelitian
1. Proses depolimerisasi dengan metode hidrolisa asam untuk
menghasilkan kitosan dengan berat molekul rendah;
2. Analisa Viskositas menggunakan Viskometer dan Analisa Berat
Molekul dengan GPC;
3. Pengaruh peningkatan % kitosan dalam pelarut asam asetat 1% v/v dan
berat molekul terhadap pembuatan anti-mikroba pengawet makanan;
dan
4. Optimasi proses hidrolisa menggunakan cara grafis secara bertahap.
H.4 Respon/ Pengamatan
H.4.1 Pengamatan Terhadap Produk Kitosan
Respon yang diamati adalah berat molekul dan viskositas kitosan yang
dihasilkan proses depolimerisasi kitosan dengan konsentrasi HCl dan suhu.
Penentuan Viskositas Kitosan
Data tentang viskositas kitosan didapat berdasarkan data hasil analisis
kitosan dalam larutan asam asetat 1% v/v menggunakan viscometer dengan air
sebagai senyawa standar. Pada suhu kamar 29 - 320C, jenis spindle 02, kecepatan
putar 100 rpm.
H.4.2 Pengamatan Keefektifan Anti-Mikroba Terhadap bakteri pada tahu
Cara untuk menguji keefektifan bio-termitisida dari kitosan adalah :
Tahu dijemur selama 2 hari hingga kadar air berkurang. Tahu dengan kadar
air tertentu dikemas dalam plastik bening PE/Polyethylene (ketebalan 0,025 mm)
dan disimpan dalam suhu kamar selama 2 minggu. Tahu dicelupkan dalam larutan
khitosan (dengan pelarut asam asetat 1%) dengan variable berubah konsentrasi
dan berat molekul kitosan.
H.5 Prosedur/ Langkah Percobaan
Hidrolisa kitosan
Variabel yang diteliti :
Pengaruh suhu hidrolisa
Pengaruh konsentrasi HCl
Respon :
Berat molekul kitosan
Viskositas kitosan
Kelarutan kitosan
Pembuatan Bahan
Anti-mikroba dari
kitosan
Pengujian Kitosan
sebagai Anti-mikroba
Variabel yang diteliti :
Pengaruh Konsentrasi
kitosan
Pengaruh Berat molekul
kitosan
Respon :
Jumlah bakteri
Lama pembusukan bahan
makanan (tahu)
10 gr kitosan
Masukan ke dalam
larutan HCl (konsentrasi
sesuai variabel)
Hidrolisis, (1
jam, pengadukan)
Penyaringanfiltrat
Residu (padatan)
Pengeringan (oven
suhu 65 0C)
Timbang
Kitosan dilarutkan
asam asetat 1% v/v,
selama 24 jam
Analisa
Viskositas
Analisa Berat
Molekul
Percobaan larutan
kitosan pada tahu
Analisa TPC
Gambar 1. Langkah Percobaan Penentuan Viskositas Kitosan (Pratiwi et.al, 2008)
A. Hidrolisa Kitosan
Menurut WHO (2005), cara Hidrolisa kitosan adalah sebagai berikut:
Buat larutan HCl dengan konsentrasi sesuai variabel, basis 100 ml;
Masukan larutan HCl ke dalam erlenmeyer, panaskan sampai suhu sesuai
variabel sambil diaduk magnetic stirer dengan skala 5;
Masukkan kitosan 10% w/v ke dalam larutan HCl dan Tunggu proses
hidrolisa berlangsung selama 1 jam, larutan akan berbentuk gel pekat;
Setelah 1 jam, netralkan larutan kitosan menggunakan larutan NaOH;
Saring endapan yang terbentuk dengan menggunakan pompa vakum;
Endapan yang terbentuk kemudian di oven; dan
Setelah kering timbang berat kitosan hasil hidrolisis.
B. Analisa Viskositas Kitosan
Menurut WHO (2005), Analisa viskositas menggunakan automatic
viscometer:
Kitosan yang dihasilkan dari proses hidrolisis dilarutkan dalam larutan asam
asetat 1% v/v sesuai variabel basis 150 ml;
Metakan larutan kitosan pada auto lock viskometer;
Atur jenis spindle yang dipakai (pada penelitian digunakan spindle 02) dan
rotation speed (pada penelitian digunakan kecepatan 100 rpm);
Tekan On, tunggu beberapa saat sampai pada layar data recording
menunjukan viskositas konstan dan ketelitian diatas 10%; dan
Catat viskositas larutan kitosan (dalam satuan centi poise).
Berikut merupakan gambar tiga dimensi viskometer
Gambar 2. Tiga Dimensi Viskometer
C. Analisa Berat Molekul Kitosan
Menurut WHO (2005), cara Analisis Berat Molekul Kitosan adalah sebagai
berikut:
Cara ini didasarkan pada teknik fraksinasi yang tergantung dari ukuran
molekul polimer yang diinjeksikan ke dalam suatu kolom yang terdiri atas gel
berpori berjari – jari sekitar 50 – 1060 Å.
Cara kerja:
Melarutkan Larutan kitosan dalam larutan asam asetat 1% v/v diinjeksikan
dengan konsentrasi sesuai variable;
Pompa pelarut akan mengalirkan larutan ke sepanjang sistem dengan laju
alir yang kontinyu dan bertekanan tinggi. Kemudian meletakkan di
sepanjang eluat oleh detector; dan
Data akan muncul pada pencatat bobot molekul secara otomatis. Gambar
alat GPC.
D. Pembuatan bahan Anti-mikroba dari Kitosan
Menurut WHO (2005), cara Pembuatan bahan Anti-mikroba dari kitosan
adalah sebagai berikut:
1. Melarutkan Kitosan yang berbentuk serbuk, butiran, atau serpihan dengan
asam asetat (CH3COOH) dengan konsentrasi 1 % v/v;
2. Mengaduk Larutan tersebut sampai rata dan dibiarkan selama 24 jam;
3. Selanjutnya, mengaplikasikan larutan kitosan (berbentuk gel yang cukup
kental) ke tahu;
4. Pengaplikasiaan ini melalui perendaman dengan berbagai tingkat
konsentrasi; dan
5. Melakukan percobaan untuk berat molekul kitosan sesuai variabel.
E. Pengujian Kitosan sebagai Anti-mikroba
Menuruut WHO (2005), Metode yang digunakan untuk pengujian kitosan
sebagai Anti-mikroba pada penelitian ini adalah dengan menganalisa jumlah total
bakteri (TPC) menggunakan metode analisa jumlah total bakteri dari standart
Nasional Indonesia (1992). Tahap-tahapnya adalah sebagai berikut :
Menghomogenkan 25 gr sampel tahu dengan 225 larutan buffer phospat
(pengenceran 10-1
);
Mengambil 1 ml sampel yang telah dihomogenkan l, kemudian dimasukkan
kedalam tabung reaksi yang berisi 9 ml buffer phosptat (pengenceran 10-2
);
Cawan petri yang steril diisi dengan media bersuhu 45 0C hingga separuh
dari ketinggian petri. Kemudian petri disk tersbut diisi dengan 1 ml larutan
sampel pengenceran 10-1
dengan menggunakan spet (penanaman metode
pour);
Melakukan pengenceran pengenceran 10-2
sampai pengenceran 10-6
;
Diamkan petri disk hingga media agar membeku kemudian dibalik dan
diinkubasikan dalam inkubator selama 24 jam; dan
Setelah diinkubasi selama 24 jam, menghitung jumlah koloni yang tumbuh.
Perhitungan jumlah total bakteri yang dihitung pada setiap petri disk adalah
yang berjumlah 30-300 koloni. Rumus
I. NAMA DAN BIODATA SERTA ANGGOTA KELOMPOK PKM-
PENELITIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini kami:
No. Nama Fakultas/Jurusan NIM Alamat
1 Monica evi
suanty.Manurung
FPIK/ Perikanan
2009
K2A 009 035 Jalan. Jatimulyo
No.11.Tembalang
2 Lutfiana Sari
Indah
FPIK/ Perikanan
2008
K2A 008 048 Jalan. Ngesrep Timur V
gg.Sahabat
3
Hendro.J.
Manurung
FPIK/ Perikanan
201O
2603011013011
Jalan. Banjarsari No.
09A
Kota Semarang.
4 Puji Astuti Astrid
Tifani Sitorus
FPIK/ Perikanan
2011
26030111130038 Tembalang Selatan 8
No.01
Semarang, 13 Oktober 2011
Yang Membuat Pernyataan
1. Nama : Monica Evi Suanty Manurung 1.
2. Nama : Lutfiana Sari Indah 2
3. Nama : Hendro.J. Manurung 3.
4. Nama : Puji Astuti Astrid Tifani Sitorus 4.
K. NAMA DAN BIODATA DOSEN PENDAMPING
a.Nama Lengkap dan Gelar / NIP : Dr. Ir. Suryanti, MPi /19650706 200212
20016.
b. Alamat Kantor / Telp : Jl Prof Soedarto, SH /024-76480685
c. Alamat rumah/Telp/e-mail : Jl Pisang Raya No.16 Lamper Tengah
d. No Telp/HP/ : 024.831503/08122619868
NIP.19650706 200212 2 001
L. JADWAL KEGIATAN PROGRAM
Dosen Pendamping
Dr. Ir. Suryanti, MPi
No Rencana kegiatan Bulan
1 2 3 4 5
1 Persiapan alat dan bahan uji
coba penelitian
a. Studi Literatur
b. Penyiapan Kitosan
c. Penyiapan Alat-alat Hidrolisa
2 Eksperimen Penelitian
a. Hidrolisa Kitosan
b. Uji Viskositas Kitosan
L. RENCANA ANGGARAN BIAYA SELAMA PENELITIAN
a. Komponen Bahan Habis Pakai
No. Nama Bahan Jumlah Satuan Harga Satuan Biaya (Rp)
1. Kitosan 5 kg 750.000,00 3.750.000,00
2. HCl 1 liter 200.000,00 200.000,00
3. NaOH 2 kg 250.000,00 500.000,00
4. CH3COOH 1 liter 585.000,00 585.000,00
5. Aquadest 50 liter 10.000,00 500.000,00
6. Tahu 1 kg 2.500,00 2.500,00
Jumlah 5.537.500,00
b. Peralatan Penunjang
No. Keterangan
Jumlah
Satuan (bh)
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah Harga
(Rp)
1. Beaker Glass 2 50.000,00 100.000,00
2. Thermometer 3 33.000,00 100.000,00
3. Labu Takar 1 150.000,00 150.000,00
4. Corong 4 18.750,00 75.000,00
5. Pipet 10 8.000,00 80.000,00
6. Pengaduk 2 7.500,00 15.000,00
7. Gelas ukur:
- 150 mL
- 500 mL
5
2
30.000,00
50.000,00
250.000,00
8. Statif dan klem 10 5.000,00 50.000,00
9. Oven 1 150.000,00 150.000,00
10. Timbangan 1 500.000,00 500.000,00
c. Uji berat molekul kitosan
d. Pembuatan bahan Anti-
mikroba dari Kitosan
e. Pengujian Kitosan sebagai
Anti-mikroba
3 Analisa Penelitian
4 Penyusunan Laporan dan
Monitoring
5 Presentasi hasil
Digital
11. Magnetic Stirer 1 650.000,00 650.000,00
13. Penyaring 3 5.000,00 15.000,00
14. Ayakan 3 75.000,00 225.000,00
15. pH meter 2 pak 125.000,00 250.000,00
16. Cawan porselen 5 20.000,00 100.000,00
17. Blender 1 427.000,00 427.000,00
18. Erlenmeyer 4 30.000,00 120.000,00
Jumlah 3.257.000,00
c. Perjalanan
No. Jenis Perjalanan Jumlah Harga (Rp)
1. Perjalanan transport
- dalam kota
- luar kota
150.000,00
300.000,00
2. Komunikasi 50.000,00
Jumlah 500.000,00
d. Komponen Lain-lain
No. Jenis Pengeluaran
Jumlah
Satuan
Harga Satuan Jumlah Harga (Rp)
1. Kertas A4 (1 rim) 1 rim 30.000,00 30.000,00
2. Tinta print 1 buah 100.000,00 100.000,00
3. Flash disk 4G
kingston
1 buah 100.000,00 100.000,00
4. Penggandaan
laporan kemajuan
5 buah 10.000,00 200.000,00
5. Penggandaan
laporan akhir
5 buah 40.000,00 200.000,00
Jumlah 630.000,00
e. Rekapitulasi
No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1. Anggaran bahan habis pakai 5.537.500,00
2. Anggaran peralatan penunjang kegiatan 3.257.000,00
3. Anggaran perjalanan 500.000,00
4. Anggaran komponen lain-lain 630.000,00
Jumlah Total 9.924.500,00
M. DAFTAR PUSTAKA
Abuzaytun, R and Shahidi, F. 2005. Chitin, Kitosan and Co-Product: Chemistry,
Production, Application and health effect. Elsevier. Hal. 94-131
Austin, P. R. Solvent and Purification of Chitin. U. S. Patent 3. 1975. 892, 731
The Merck Index 12th, Merck&Co, 1996, 4262..
Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. 2003. Perkembangan
ekspor komoditi hasil perikanan Indonesia 1998-2002.
Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Liu, H ., Du, Y. H., Wang, X. H., Sun, L.P. 2004. Kitosan Kill Bacteria Through
Cell Membrane Damage. Internasional Journal of Food Microbiology, 95.
Hal. 147-155
Muzarelli, R. A. 1985. Chitin In The Polysaccharisses. (G. O. Aspinall, ed), vol.
3, Page 417-450. Academic Press, New York.
Nicholas, T.A. 2003. Antimicrobial Use of Native and Enzymatically Degraded
Kitosan for Seafood Application. Thesis. The University of Maine, Maine
Pratiwi, R.D, Suryaningsih, A.E, Kartika, S.E, Alhidayat, F, Widodo, H. 2008.
Pelatihan Pembuatan Kitosan Dari Kulit Udang Dan Aplikasinya Untuk
Pengawetan Bakso, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Prihatina, A. 2008. Peran Kitosan Sebagai Pengawet Alami Dan Pengaruhnya
Terhadap Kandungan Protein Dan Organoleptik Bakso Ayam. Skripsi,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta
Ramadhan, L.O.A.N., Radiman,C.L., Wahyuningrum, D., Suendo, V., Ahmad,
L.O., Valiyaveetiil, S. 2010. Deasetilasi Kitin secara Bertahap dan
Pengaruhnya terhadap Derajat Deasetilasi serta Massa molekul Kitosan.
Jurnal Kimia Indonesia Vol. 5 (1), 2010, h.17-21
Santosa, S. 2004. Buku Latihan SPSS Statistik Multivariat. Penerbit PT Elex
Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.
The Complete Drug Reference 34th, Pharmaceutical Press, 2005, hal. 1179-3.
Wardaniati, R.A, Setyaningsih, S. 2006. Pembuatan Kitosan Dari Kulit Udang
Dan Aplikasinya Untuk Pengawetan Bakso. Jurusan Teknik Kimia Fakultas
Teknik Undip, Semarang
WHO. 2005. Information product on water sanitation, hygiene and Health