laporan akhir pkmp
TRANSCRIPT
LAPORAN AKHIR PKMP
PEMETAAN DAERAH PENYEBARAN LIMBAH MERKURY
MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK DI SEKOTONG, LOMBOK
BARAT
Oleh:
SITI FITRI JALILAH (NIM : G1B 008 014, Angkatan 2008)
SITI HADIJAH (NIM : G1B 008 007, Angkatan 2008)
ARIF WIJAYA (NIM : G1B 006 005, Angkatan 2006)
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2010 LEMBAR IDENTITAS
Ketua Pelaksana
1. Identitas Pribadi
Nama : Siti Fitri Jaliah
NIM : G1B008014
Semester : III (Tiga)
Tempat Tanggal Lahir : Pancor, 8 Mei 1990
Alamat : Kelurahan Majidi, Selong, Lombok Timur
Agama : Islam
Program Studi : Fisika
IP Kumulatif : 3,30
Perguruan Tinggi : Universitas Mataram
Waktu untuk Kegiatan PKMP : 15 Jam/Minggu
2. Riwayat Pendidikan
SD : SDN 2 Pancor, lulus tahun 2002
SMP/MTs : MTs. Muallimat NW Pancor, lulus tahun 2005
SMA/MA : SMA Negeri 1 Selong, lulus tahun 2008
PT : Program Studi Fisika (MIPA) Universitas Mataram
Kegiatan Ilmiah dan Pelatihan yang pernah diikuti:
a. Pelatihan Loka Karya Penulisan Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Fakultas
MIPA Universitas Mataram tahun 2009.
b. Seminar Divestasi Newmont BEM UNRAM tahun 2009.
c. Training Motivasi dan Outbond dengan tema “Dare To Be The Winner” LDK
Babul Hikmah UNRAM tahun 2009
d. Lomba PKM-GT dengan judul “ Pengembangan dan Pemanfaatan Sistem
Mikrohidro Untuk Mengatasi Krisis Energi Dalam Rangka Mewujudkan Desa
Mandiri Energi Yang Berkelanjutan Di Provinsi NTB ” tahun 2009.
Prestasi Ilmiah yang Pernah diraih: a. Juara III Olimpiade Fisika SMA tingkat Kabupaten Lombok Timur tahun
2008.
Anggota Pelaksana
1. Identitas Pribadi
Nama : Siti Hadijah
NIM : G1B008007
Semester : III (Tiga)
Tempat Tanggal Lahir : Malaysia, 1 Juni 1990
Alamat : Mapin Rea, Alas Barat, Kabupaten Sumbawa.
Agama : Islam
Program Studi : Fisika
IP Kumulatif : 3, 20
Perguruan Tinggi : Universitas Mataram
Waktu untuk Kegiatan PKMP : 15 Jam/Minggu
2. Riwayat Pendidikan
SD : SDN 1 Mapin Rea, Lulus tahun 2002
SMP/MTs : SMP 2 Alas Barat, Lulus tahun 2005
SMA/MA : SMA 1 Alas, Lulus tahun 2008
PT :Program Studi Fisika (MIPA) Universitas Mataram
Kegiatan Ilmiah dan Pelatihan yang pernah diikuti:
a. Pelatihan Loka Karya Penulisan Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Fakultas
MIPA Universitas Mataram tahun 2009.
b. Seminar Divestasi Newmont BEM UNRAM tahun 2009.
c. Training Motivasi dan Outbond dengan tema “Dare To Be The Winner”
LDK Babul Hikmah UNRAM tahun 2009
d. Lomba PKM-GT dengan judul “ Pengembangan dan Pemanfaatan Sistem
Mikrohidro Untuk Mengatasi Krisis Energi Dalam Rangka Mewujudkan
Desa Mandiri Energi Yang Berkelanjutan Di Provinsi NTB ” tahun 2009 Prestasi Ilmiah yang Pernah diraih:
Runner Up III Lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat SMA dengan judul “Tertib
Berlalu Lintas” tahun 2008.
1. Identitas Pribadi
Nama : Arif WIjaya
NIM : G1B006005
Semester : VII(tujuh)
Tempat Tanggal Lahir : Mataram, 23 Agustus 1987
Alamat : Jalan Gunung Baru No. 2 Dasan Agung
Mataram
Agama : Islam
Program Studi : Fisika
IP Kumulatif : 3,33
Perguruan Tinggi : Universitas Mataram
Waktu untuk Kegiatan PKMP : 15 Jam/Minggu
2. Riwayat Pendidikan
SD : SDN 1 Dasan Agung, Mataram, Lulus tahun 2000
SMP/MTs : SMP 2 Mataram, Lulus tahun 2003
SMA/MA : SMA 3 Mataram, Lulus tahun 2006
PT : Program Studi Fisika (MIPA) Universitas Mataram
Kegiatan Ilmiah dan Pelatihan yang pernah diikuti:
a. Seminar nasional hasil penelitian dosen UNRAM, 2009
b. Penelitian air tanah di gerung, 2008
c. Penelitian rembesan air lindi di TPA Kebon Kongok, 2009
Dosen Pendamping
1. Identitas Pribadi Nama Lengkap dan Gelar : Hiden, S.Si.,M.T.
Golongan/Pangkat/NIP : 3d/Penata/196812311997021001
Jabatan Fungsional : Lektor
Jabatan Struktural : Ketua Laboratorium Fisika FMIPA UNRAM
Program Studi : Fisika
Perguruan Tinggi : Universitas Mataram
Bidang Keahlian : Geofisika
Waktu Untuk Kegiatan PKMP : 3 Jam/ Minggu
2. Riwayat Pendidikan
Jenjang Sekolah Titel Spesialisasi Tamat
S1 FMIPA Unhas
Makassar
S.Si. Gaya Berat 1995
S2 Teknik Geofisika,
ITB
M.T Geomagnetik+Geolistrik 2003
Penelitian yang pernah dilakukan
• Studi struktur dan kedudukan pelapisan batuan bawah permukaan yang
berpotensi sebagai equifer air tanah 2007
• Aplikasi metode geomagnet dan geolistrik 2-D untuk identifikasi struktur batu
bara terbakar di Jambi, Tesis S2 2003
• Pemodelan fisis aplikasi metode geolistrik tahanan jenis 2-D untuk
identifikasi penyebaran polutan di bawah permukaan: UPT MIPA UNRAM
2003
• Pengukuran, interpretasi struktur dan jenis anomali gravitasi berdasarkan
model polygon dimensi dua, Juli 1995 (Skripsi).
Publikasi ilmiah yang pernah dilakukan • Forward Modelling aplikasi gaya berat 4-D untuk identifikasi injeksi gas pada
reservoir minyak, oryza, April 2007
• Studi tentang pengaruh distribusi polutan bawah permukaan terhadap respon
geolistrik tahanan jenis 2-D (Penelitian laboratorium), oryza, Juli 2005
• Aplikasi metode geomagnetik untuk identifikasi pola sebaran struktur
perlapisan batubara terbakar di Rantau Pandan, Jambi, Prosiding, Seminar
Nasional Fisika dan Aplikasinya, September 2003
• Identifikasi Sebaran Lapisan Batubara dengan Metode Resistivitas Pole-pole
3-D: Gravitasi, Vol. 2 No. 1 Januari-Juni 2003
• Interpretasi struktur dan jenis anomaly gravitasi berdasarkan model poligon
dimensi dua, oryza, Oktober 2000
• Pemetaan anomali bouguer Enrekang, oryza 1998.
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan : PEMETAAN DAERAH PENYEBARAN LIMBAH
MERKURY MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK
DI SEKOTONG, LOMBOK BARAT.
2. Bidang Kegiatan : PKM-P
3. Bidang Ilmu : MIPA
4. Ketua Pelaksana Kegiatan/Penulis Utama
a. Nama Lengkap : Siti Fitri Jalilah
b. NIM : G1B 008 014
c. Jurusan : Fisika
d.Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Mataram
e.Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jalan Soromandi Nomor 8, Lawata, Mataram.
f. Alamat email : [email protected]
5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 orang
6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Hiden, S.Si.,M.T.
b. NIP : 196812311997021001
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jalan Kapuas VIII/5 Perumnas Tanjung
Karang, Ampenan, Mataram, NTB
(83115)/081339579193.
7. Biaya Kegiatan Total :
Dikti : Rp 1.484.800,-
8. Jangka Waktu Pelaksanaan : Enam bulan
Mataram, 29 Juni 2010
Menyetujui
Ketua Jurusan/Program Studi/ Ketua Pelaksana Kegiatan
Pembimbing
Unit Kegiatan Mahasiswa
( Syamsudin, S.Si,.M.T) (Siti Fitri Jalilah)
NIP. 1970123119970211001 NIM.G1B008014
Pembantu atau Wakil Rektor Bidang Dosen Pendamping
Kemahasiswaan/Direktur Politeknik/
Ketua Sekolah Tinggi,
(Drs. M. Darwin, MS ) (Hiden S.Si., M.T.)
NIP.195805231985031001 NIP. 196812311997021001
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian di Desa Sekotong Timur, Kecamatan Lembar,
Kabupaten Lombok Barat tentang pemetaan penyebaran limbah merkuri dengan
menggunakan metode Tahanan Jenis atau Resistivitas konfigurasi Wenner.
Pengambilan data lapangan dilakukan pada empat line yaitu line 1 dengan posisi
LS dan 00.4”- BT, line 2 dengan
posisi LS dan BT, line 3
dengan posisi LS dan 02.1”
BT, dan line 4 dengan posisi LS dan
BT. Panjang lintasan masing-masing adalah ± 151
meter, dengan spasi elektroda 1, 2, 6, 8, 10, 16, 18, 20, 24, 28, 30, dan 34 meter
dengan perpindahan setiap 20 meter, sehingga data yang terukur sebanyak 208 data.
Pengukuran ini memanfaatkan tahanan jenis batuan terhadap tahanan jenis
lingkungannya yang berupa bahan-bahan lain. Pada area yang batuannya belum
tercampur dengan limbah akan memiliki tahanan jenis yang lebih besar dibandingkan
dengan daerah yang sudah tercemar limbah mekuri. Polutan diasumsikan mempunyai
nilai resistivitas yang paling kecil (lebih kecil dari air) dibandingkan dengan daerah
sekitarnya. Berdasarkan hasil dari kontur distribusi hasil nilai resistivitas terlihat
adanya perbedan antara daerah yang sudah tercemar limbah dengan daerah yang
belum tercemar berdasarkan gambar distribusi citra warna struktur bawah permukaan
dengan menggunakan pemodelan invrsi 2D (Res2DInv) yang mempunyai nilai
resistivitas kecil (dicirakan dengan warna biru dan hijau) untuk daerah yang tercemar
pada kedalaman ± 17,4 meter.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang maha Esa karena dengan
berkat dan rahmat-Nyalah maka penulisan laporan akhir Program Kreativitas
Mahasiswa Penelitian (PKM P) ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan laporan akhir PKM P ini merupakan salah satu syarat dalam mengikuti
Program Kreatifitas Mahasiswa yang diadakan oleh Dirjen DIKTI. Ajang ini
bermanfaat bagi mahasiswa untuk mengembangkan dan menyampaikan ide-ide yang
berguna bagi masyarakat serta dapat menambah pengetahuan dan wawasan.
Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dosen Pembimbing, Hiden, S.Si., M.T.
2. Segenap pengurus Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Lombok Barat (
BAPPEDA LOBAR).
3. Unit Kegiatan Mahasiwa Penalaran dan Riset Ilmiah Mahasiswa (UKM PRIMA)
Unram sebagai wadah pengembangan kreatifitas mahasiswa.
4. Teman-teman Fisika yang telah membantu dalam penelitian ini.
5. Dan semua mahasiswa di Universitas Mataram khususnya mahasiswa MIPA atas
motivasinya.
6. Ketua Program Studi Fisika Fakultas MIPA Universitas Mataram.
Penulis menyadari bahwa laporan akhir Program Kreativitas Mahasiswa
Penelitian (PKM P) ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapakan
kritik dan saran yang sifatnya konstruktif demi kesempurnaan makalah ini dan
semoga bermanfaat bagi kita.
Mataram, 29 Juni 2010
Penulis
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Berdasarkan Perda RTRW NTB yang lama nomor 11 Tahun 2006, Pulau
Lombok tertutup sama sekali bagi aktivitas penambangan. Padahal di Lombok
Barat banyak tersimpan cadangan mineral logam terutama emas dengan kadar
tinggi. Dengan dibatasi oleh regulasi tersebut, maka pertambangan liar marak
terjadi. Berdasarkan beberapa pertimbangan akhirnya, pulau Lombok akan dibuka
lagi untuk kegiatan pertambangan. Penambangan logam di pulau itu akan
dilaksanakan secara terbatas dan bersyarat sesuai karakter fisik wilayah setempat.
Selanjutnya, akan ditetapkan pula “zona tertentu” untuk kegiatan operasi produksi
mulai 2015, berdasarkan kajian ekologi dan social-ekonomi (Abraham Lagaligo,
2009).
Potensi hampir 1,4 juta “troy ounce” deposit emas di kawasan penambangan
rakyat sekotong merupakan asset luar biasa masyarakat NTB. Meskipun sampai
saat ini belum ada grand design pengelolaan kekayaan alam ini, kegiatan
penambangan illegal telah begitu marak dilakukan oleh masyarakat tanpa
memerhatikan lingkungan sehingga kerap menimbulkan dampak negatif bagi
lingkungan. Salah satu dampak negatif pencemaran lingkungan yang paling
ditakutkan dari penambangan emas adalah rembesan limbah cair yang
mengandung logam berat raksa (Hg). Pada proses penambangan emas, merkury
digunakan untuk meningkatkan laju pengendapan emas dari lumpur. Partikel
merkury akan membentuk anglomerasi dengan emas sehingga sehingga
meningkatkan perolehan emas. Sebenarnya, peraturan nasional sudah tidak lagi
memperbolehkan penggunaan merkury untuk pertambangan pada skala besar
(Bilad, 2009).
Merkury adalah unsur kimia sangat beracun (toxic). Unsur ini dapat
bercampur dengan enzim di dalam tubuh manusia yang menyebabkan hilangnya
kemampuan enzim untuk bertindak sebagai katalisator untuk fungsi tubuh yang
penting. Merkury bersifat racun yang komulatif dalam arti sejumlah kecil
merkury yang terserap ke dalam tubuh dalam jangka waktu yang lama akan
menimbulkan bahaya penyakit seperti kerusakan rambut dan gigi, hilang daya
ingat dan terganggunya sistem syaraf (Setiabudi, 2009).
Studi kasus menunjukkan pengaruh buruk merkury seperti tremor, kehilangan
kemampuan kognitif, dan gangguan tidur dengan gejala kronis yang jelas bahkan
pada konsentrasi uap merkury yang rendah 0,7-42
3
m g µ . Penelitian
menunjukkan bahwa jika menghirup langsung merkury selama 4-8 jam pada
konsentrasi 1,1-44
3
/ m mg menyebabkan sakit dada, batuk, hemoptysis,
pelemahan dan pneumonitis (Bilad, 2009).
Untuk diketahui, apa yang terjadi di Sekotong saat ini, dan tampak dengan
kasat mata, para penggelondong batu emas, rata-rata masih membiarkan air
buangan gelondongannya (yang bisa jadi sudah tercampur merkury) terserap di
sekitar halaman tinggal mereka alias dibuang begitu saja (Yusuf, 2009). Lambat
laun dampak dari jangka panjangnya akan mengakibatkan pencemaran
lingkungan yang lebih parah lagi. Tanah menjadi tercemar bahkan dapat
merembes ke sumber air. Dimana kita ketahui bahwa air merupakan sumber
kehidupan yang sangat penting bagi manusia dan makhluk hidup lainnya.
Oleh karena itu, dibutuhkan suatu solusi untuk menanggulangi pencemaran
limbah merkury tersebut. Akan tetapi, untuk saat ini kita belum mengetahui
sejauh mana penyebaran limbah merkury dan seberapa besar konsentrasinya.
Sehingga dalam menanggulanginya dianggap penting. Untuk itu sebagai langkah
awal dibutuhkan pemetaan daerah penyebaran limbah merkury yang akan
mempermudah dalam menanggulangi limbah merkury berdasarkan tingkat
konsentrasinya. Hasil pemetaan inipun dapat dijadikan sebagai dasar penelitian
selanjutnya dalam penanganan limbah merkury di daerah Sekotong, Lombok
Barat.
Perumusan Masalah
Berbagai dampak negatif dapat ditimbulkan oleh pencemaran limbah merkury
di Sekotong, Lombok Barat, baik dalam jangka pendek seperti menghirup uap
merkury dapat menyebakan gangguan pernapasan, sulit tidur yang kronis, sakit
dada, batuk, hemoptysis, pelemahan dan pneumonitis, bahkan dalam jangka
panjang limbah merkury dapat merembes masuk ke sumber air, dan jika masuk ke
perairan merkury akan terakumulasi pada ikan dan akan memberikan efek
langsung seperti yang dijelaskan diatas jika ikan tersebut dikonsumsi. Oleh
karena itu, upaya penanganan limbah cair ini sangat mendesak untuk dilakukan.
Langkah awal yang dapat ditempuh adalah dengan melakukan pemetaan daerah
penyebaran limbah merkury di Sekotong menggunakan metode geofisika
khususnya geolistrik resistivitas.
Tujuan
Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan ini adalah:
1. Pemetaan daerah penyebaran limbah merkury di Sekotong Lombok Barat
dengan metode geolistrik resistivitas dalam mendeteksi penyebarannya.
2. Melakukan uji laboratorium untuk menentukan konsentrasi merkury pada
tanah dan air.
3. Hasil penelitian berupa peta sebaran dan kedalaman merkury dapat dijadikan
sebagai dasar untuk penelitian selajutnya dalam mencari solusi penanganan
limbah merkury di Sekotong, Lombok Barat.
Luaran Yang Diharapkan Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah artikel ilmiah yang
dilengkapi peta daerah penyebaran limbah merkury yang dapat dijadikan acuan
awal oleh peneliti berikutnya serta informasi konsentrasi merkury di tiap daerah
sebaran dalam penanggulangan limbah merkury di Sekotong, Lombok Barat.
Kegunaan
Manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Artikel ilmiah yang dilengkapi peta penyebaran limbah merkury di
Sekotong dapat diaplikasikan sebagai alternatif awal untuk penelitian
selanjutnya dalam mengatasi pencemaran limbah merkury.
2. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang sejauh mana
penyebaran limbah merkury yang berakibat pada kerusakan lingkungan.
3. Menimbulkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian
lingkungan terutama bagi penambang emas.
4. Serta dapat memberikan informasi kepada pemerintah agar bertindak
cepat dalam menanggulangi pencemaran lingkungan di Sekotong,
Lombok Barat.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Penambangan Rakyat Sekotong
Berdasarkan Perda RTRW NTB yang lama nomor 11 Tahun 2006, Pulau
Lombok tertutup sama sekali bagi aktivitas pertambangan. Potensi yang dibatasi
regulasi itu membuat penambangan liar marak di Lombok Barat, salah satunya di
Sekotong (Lagaligo, 2009).
Lokasi penggalian emas di Kecamatan Sekotong ada di tiga lokasi: Kayu
Putih, Batu Montor, dan Pondok Ganjar. Saat ini diperkirakan ada sekitar 4.000
penambang di lokasi tersebut. Bongkahan tanah yang digali pada umumnya
dijual kepada pembeli yang sebagian besar juga pemilik mesin penggilingan
(gelondongan) di Kecamatan Sekotong. Batuan itu dihancurkan dengan mesin
penggiling (gelondongan) sehingga menjadi ekstrak (0,5 milimeter). Selanjutnya,
didulang menggunakan air hingga fraksi yang membawa butiran emas tertinggal.
Proses ini menggunakan air raksa (Hg) sebagai bahan penangkap/pengikat
butiran emas. Setelah itu, air raksa yang mengandung emas dimasukkan ke dalam
kain penyaring, kemudian diperas sampai sebagian besar air raksa keluar dan
butiran emas tertinggal dalam kain. Limbah yang mengandung merkuri dibuang
sembarangan di halaman rumah maupun saluran air (Kompas, 2009).
Untuk diketahui, apa yang terjadi di Sekotong saat ini, dan tampak dengan
kasat mata, para penggelondong batu emas, rata-rata masih membiarkan air
buangan gelondongannya (yang bisa jadi sudah tercampur merkury) terserap di
sekitar halaman tinggal mereka alias dibuang begitu saja (Yusuf, 2009).
Limbah Merkury
Merkuri ditulis dengan simbol kimia Hg atau hydragyrum yang berarti
“perak cair” (liquid silver) adalah jenis logam sangat berat yang berbentuk cair
pada temperatur kamar, berwarna putih keperakan, memiliki sifat konduktor
listrik yang cukup baik, tetapi sebaliknya memiliki sifat konduktor panas yang
kurang baik. Sifat penting merkuri lainnya adalah kemampuannya untuk
melarutkan logam lain dan membentuk logam paduan (alloy) yang dikenal
sebagai amalgam. Emas dan perak adalah logam yang dapat terlarut dengan
merkuri. Amalgam merkuri emas dipanaskan sehingga merkuri menguap
meninggalkan logam emas dan campurannya (Setiabudi, 2009).
Merkuri (Hg), adalah satu-satunya logam yang berwujud cair pada suhu
ruang. Merkuri, baik logam maupun metil merkuri (CH3Hg+), biasanya masuk
tubuh manusia lewat pencernaan. Bisa dari ikan, kerang, udang, maupun perairan
yang terkontaminasi. Namun, bila dalam bentuk logam, biasanya sebagian besar
bisa diekresikan. Sisanya akan menumpuk di ginjal dan sistem saraf, yang suatu
saat akan mengganggu bila akumulasinya makin banyak. Merkuri dalam bentuk
logam tidak begitu berbahaya, karena hanya 15% yang bisa terserap tubuh
manusia. Tetapi begitu terpapar ke alam, dalam kondisi tertentu ia bisa bereaksi
dengan metana yang berasal dari dekomposisi senyawa organik membentuk metil
merkuri yang bersifat toksik. Dalam bentuk metil merkuri, sebagian besar akan
berakumulasi di otak. Karena penyerapannya besar, dalam waktu singkat bisa
menyebabkan berbagai gangguan. Mulai dari rusaknya keseimbangan tubuh,
tidak bisa berkonsentrasi, tuli, dan berbagai gangguan lain seperti yang terjadi
pada kasus Minamata. Merkuri yang terhisap dapat lewat udara berdampak akut
atau terakumulasi dan terbawa ke organ-organ tubuh lainnya, menyebabkan
bronkitis, hingga rusaknya paru-paru. Pada keracunan merkuri tingkat awal,
pasien merasa mulutnya kebal sehingga tidak peka terhadap rasa dan suhu,
hidung tidak peka bau, mudah lelah, dan sering sakit kepala. Jika terjadi
akumulasi yang lebih dapat berakibat pada degenerasi sel-sel saraf di otak kecil
yang menguasai koordinasi saraf, gangguan pada luas pandang, degenerasi pada
sarung selaput saraf dan bagian dari otak kecil (Edward, 2009).
Aplikasi Geolistrik Tahanan Jenis (Resistivitas)
Geolistrik merupakan salah satu metode yang mempelajari sifat aliran
listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya di permukaan bumi.
Ada beberapa macam metode geolistrik, salah satunya adalah metode geolistrik
tahanan jenis 2-D. Pada metode ini, arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi
melalui dua elektroda arus, kemudian beda potensial yang terjadi diukur melalui
dua elektroda potensial (Gambar 1). Hasil pengukuran berupa arus dan beda
potensial untuk setiap jarak elektroda yang berbeda, akan memberikan variasi
nilai tahanan jenis sesuai dengan lapisan di bawah titik ukur (sounding point)
(Telford, Sheriff, & Geldard, 1990).
Dari gambar 1, beda potensial antara
1 P dan
2 P disebabkan oleh arus
injeksi pada elektroda
1 C dan
2 C dapat dinyatakan dengan (Reynolds, 1997):
− −
− = ∆
4 3 2 1
1 1 1 1
2 r r r r
I
V
π
ρ
(1a)
Atau
I
V
K ∆
= ρ (1b)
Dengan
1
4 3 2 1
1 1 1 1
2
−
− −
− =
r r r r
K π (1c)
K: factor geometri, yaitu koreksi konfigurasi elektroda potensial dan arus.
Gambar 1. Konfigurasi yang sering digunakan dalam survey tahanan jenis
(Telford et. Al., 1990: Reynold, 1997).
Resistivitas Semu
Pada kondisi sebenarnya, bumi terdiri dari lapisan-lapisan tanah
dengan ρ yang berbeda-beda. Potensial yang terukur adalah nilai medan
potensial oleh medium berlapis. Dengan demikian, resistivitas yang terukur di
permukaan bumi bukanlah harga resistivitas yang sebenarnya melainkan
resistivitas semu. Resistivitas semu yang terukur merupakan resistivitas
gabungan dari beberapa lapisan tanah yang dianggap sebagai satu lapisan
homogen. Gambar 2 menunjukkan kondisi resistivitas bawah permukaan yang
sebenarnya terdiri dari dua lapisan dengan resistivitas yang berbeda ( 1 ρ dan
2 ρ ). Namun, resitivitas yang terukur di permukaan bumi hanya menunjukkan
satu lapisan homogen yang ditunjukkan oleh suatu nilai resistivitas. Harga
resistivitas yang terukur di permukaan bumi tersebut merupakan resistivitas semu ( semu ρ ) dan resistivitas tersebut bukan resistivitas sebenarnya dari
kondisi bawah permukaan (Prayogo,Wahyono,Utama, 2003).
Tahanan jenis semu sesuai dengan persamaan (1b) dapat ditulis
sebagai berikut (Anonim, 1999):
I
V
K a
∆
= ρ (2)
Dengan : a ρ tahanan jenis semu (apparent resistivity) yang
bergantung spada jarak spasi elektroda.
Kondisi resistivitas bumi Resistivitas semu yang terukur di
sebenarnya. permukaan bumi.
Gambar 2. Gambar lapisan dengan resistivitas sesungguhnya dan
resistivitas semu (Prayogo, 2003).
Metode Geolistrik Tahanan Jenis 2-D
Metode geolistrik tahanan jenis 2-D merupakan gabungan dari metode
mapping dan sounding. Pengukuran geolistrik tahanan jenis akan
menghasilkan informasi variasi nilai tahanan jenis baik arah horizontal
maupun vertikal. Dengan metode tahanan jenis mapping akan diperoleh
variasi anomali tahanan jenis arah horizontal sedangkan variasi arah vertikal
dan kedalaman/ketebalan akan diperoleh dengan metode sounding (Hiden,
2003).
Satuan elektroda dan urutan pengukuran geolistrik tahanan jenis 2-D
dengan konfigurasi Wenner. Langkah pertama dalam melakukan pengukuran
dengan jarak elektroda 1a, elektroda 1, 2, 3 dan 4 yang digunakan dimana
elektroda 1 untuk arus
1 C , elektroda 2 untuk potensial pertama
1 P , elektroda 3
untuk potensial kedua
2 P dan elektroda 4 untuk arus
2 C . Pada pengukuran
yang kedua, nomor elektroda adalah 2, 3, 4 dan 5 berturut-turut untuk
1 C ,
1 P ,
2 P , dan
2 C . Cara ini diulangi sepanjang lintasan pengukuran hingga elektroda
17, 18,19 dan 20. Setelah pengukuran dengan jarak elektroda 1a selesai,
pengukuran selanjutnya dilakukan dengan jarak elektroda 2a. Elektroda 1, 3, 5
ρ1
ρ2
ρsemu
Permukaan bumi Permukaan bumi dan 7 digunakan untuk pengukuran pertama dan elektroda 2, 4, 6 dan 8 untuk
pengukuran kedua. Demikian seterusnya sampai pada elektroda terakhir.
Prosedur pengukuran yang sama diulang untuk jarak elektroda 3a, 4a, 5a dan
seterusnya (Loke, 1999).
Konfigurasi Wenner
Konfigurasi ini merupakan jenis konfigurasi resistivitas yang paling
sering digunakan dalam survei resistivitas 2-D karena mudah dalam
operasional lapangannya. Pada konfigurasi Wenner ini perubahan jarak
elektroda arus akan diikuti dengan perubahan jarak elektroda potensial
sehingga kedalaman lapisan yang diukur juga mengalami perubahan.
a a a
Gambar 3. Susunan konfigurasi Wenner (Prayogo, 2009).
III. METODE PENDEKATAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Sekotong, Lombok Barat dan
Laboratorium dengan kurun waktu penelitian diperkirakan selama 6 bulan
seperti jadwal penelitian yang dipaparkan di bawah ini.
Alat Penelitian
Peralatan yang akan digunakan adalah:
• Resistivitymeter Gsound satu unit
• Elektroda potensial dua buah
• Elektroda arus dua buah
• Kabel-kabel penghubung
• Elektroda basa (Accu) 12 V, 60 AH
• GPS
• Palu dan meteran
• Payung
IV. PELAKSANAAN PROGRAM
Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan yang meliputi:
1. Melakukan pengukuran lapangan melalui metode geolistrik resistivitas
(tahanan jenis) untuk pemantauan penyebaran limbah merkuri di kawasan pertambangan rakyat di Sekotong Timur, Lembar, Lombok Barat dengan
prosedur penelitian yang digunakan mencakup:
a. Studi pustaka yang meliputi geologi dan hidrologi di daerah penelitian.
b. Pengambilan data lapangan yang meliputi:
1. Posisi dan elevasi titik ukur diukur GPS tipe navigasi merk Garmin
60CSx,. Ketelitian: Posisi < 15 meter, elevasi < 10 kaki.
2. Data geolistrik resistivitas berupa beda potensial dan arus diukur
dengan alat Resistivitymeter merk Gsound. Ketelitiannya:
Tegangan: 400 V (100 mA) – 500 V (50 mA) dan kelamaan
analisa: > 100 m (moist soilt), penanggungjawab (Hiden).
c. Pengolahan data geolistrik resistivitas hingga diperoleh sebaran
resistivitas semu dan resistivitas sebenarnya bawah permukaan pada
titik pengukuran.
2. Interpretasi geolistrik resistivitas kaitannya dengan penyebaran limbah
pada tanah di sekitar kawasan penambangan rakyat Sekotong.
Secara garis besar tahapan penelitian ini tergambar dalam diagram alir
sebagai berikut:
STUDI PUSTAKA
PENGAMBILAN DATA
DATA LAPANGAN
• Geolistrik
• Tinggi muka air tanah
HASIL PERIODE
• Sebaran tahanan jenis
pada beberapa titik
• Data tinggi m
Data geolistrik resistivitas yang diverifikasi dengan data tinggi muka air tanah
dan kandungan merkury air tanah untuk mengidentifikasi terjadinya penyebaran
limbah merkury di kawasan pertambangan rakyat Sekotong, Lombok Barat.
Jadwal Kegiatan
Penelitian ini dijadwalkan berlangsung selama enam bulan dengan rincian sebagai
berikut:
No
.
Kegiatan Bulan ke-
1 2 3 4 5 6
1. Persiapan
2. Pengambilan data lapangan
3. Pengolahan data
4. Penyusunan laporan
Estimasi Dana Real
No. Tanggal Jenis Pengeluaran Satuan Harga/satuan Frek Jumlah
1 18-Mar-10 Survey Lokasi
Transport (motor) Liter 5000 4 20000
Konsumsi orang 7000 3 21000
2 Administrasi izin Bappeda 10000
3 22-Mar-10 Bensin (mobil) liter 4500 11,11 50000
4 Konsumsi
Nasi bungkus 7500 10 75000
Air minum gelas kotak 18000 1 18000
Snack 15000
5 23-Mar-10 Bensin (mobil) liter 4500 11,11 50000
6 Konsumsi
Nasi bungkus 6000 10 60000
Air minum gelas kotak 18000 1 18000
Snack 25000
Permen bungkus 5600 2 11200
7 Bensin (mobil) Liter 4500 11,11 50000
HASIL / TARGET PENELITIAN YANG AKAN DICAPAI
1. Pemetaan daerah penyebaran limbah merkury di Sekotong Lombok Barat dengan
metode geolistrik resistivitas dalam mendeteksi penyebarannya.
2. Hasil penelitian berupa peta sebaran dan kedalaman merkury dapat dijadikan
sebagai dasar untuk penelitian selajutnya dalam mencari solusi penanganan
limbah merkury di Sekotong, Lombok Barat. 8 24-Mar-10 Konsumsi
Nasi bungkus 6000 10 60000
Air minum gelas kotak 18000 1 18000
Snack 23000
Es bungkus 1000 10 10000
9 Sewa mobil unit 230000 3 690000
10 01-Apr-10
Photo copy hasil pegambilan
data lembar 125 81 10200
11 Sewa Alat hari 60000 3 180000
12 17-Mei-10
Print Pengolahan Data
sementara lembar 350 24 8400
13 29-Jun-10 Print Laporan Akhir PKM-P lembar 500 99 49500
14 Jilid Laporan Akhir PKM-P eksemplar 2500 3 7500
15 Beli CD RW biji 5000 1 5000
Jumlah 1484800
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Data metode Geolistrik tahanan jenis diolah dengan menggunakan perangkat
lunak Res2DInv yang hasilnya adalah kontur distribusi tahanan jenis dan
kedalaman/ketebalan lapisan yang merupakan hasil proses iterasi dengan RMS
optimal. Hasil dari Res2DInv berupa citra warna yang merupakan distribusi harga
resistivitas. Dari hasil pengolahan data dapat dilihat citra warna yang berbeda dari
ke-4 penampang sesuai dengan nilai resistivitasnya. Warna biru menunjukkan
distribusi harga resistivitas yang rendah, warna hijau dan kuning menunjukkan
distribusi harga resistivitas yang sedang, dan warna jingga, merah dan ungu
menunjukkan distribusi nilai resistivitas tinggi.
Pada penampang line 1, Barat-Timur (Gambar 1) dari 1-6 titik pengukuran
pada posisi ( LS dan 00.4”- BT).
Berdasarkan citra warna bawah permukaan dapat dilihat bahwa daerah dengan
resistivitas rendah (warna biru tua) terdapat pada kedalaman ± 1 meter dengan
distribusi secara lateral ± 2 meter (meter ke 62-64) dengan nilai resistivitas 2,81-
4,57 ohm.m. Penampang line 1 ini didominasi oleh distribusi nilai resistivitas yang
tinggi berkisar dari 12,1-84,2 ohm.m ditandai oleh warna hijau, kuning, jingga,
dan merah.
Gambar1. Penampang line 1.
Penampang line 2, Utara-Selatan dari 7-12 titik pengukuran pada posisi
( LS dan BT).
Resistivitas rendah (warna biru tua) terdapat pada kedalaman 0-17,4 meter dengan
distribusi lateral ± 143 meter (meter ke 8-151) dengan nilai resistivitas
ohm.m. Penampang line 2 didominasi oleh nilai resistivitas rendah, daerah ini
dekat dengan tempat pengelondongan dan penampungn limbah cair merkuri.
Gambar 2. Penampang line 2
Pada penampang line 3, Barat-Timur dari 13-18 titik pengukuran pada posisi
( LS dan 02.1” BT).
Resistivitas rendah (warna biru dan warna hijau) terdapat pada kedalaman 0-17,4
meter dengan distribusi lateral ± 80 meter (meter ke 38-118) daerah ini didominasi
oleh nilai resitivitas yang rendah.
Penampang line 4, Utara-Selatan dari 19-24 titik pengukuran pada posisi
( LS dan BT). Resistivitas
rendah ( warna biru dan warna hijau) terdapat pada kedalaman 0-17,4 meter
dengan distribusi lateral ± 41 meter (meter ke 73-114) daerah ini didominasi oleh
nilai distribusi resistivitas yang sedang.
.
Gambar 3. Penampang line 3.
Gambar 4. Penampang line 4.
Dari penjelasan distribusi nilai resistivitas rendah pada setiap penampang
menunjukkan pola dari rembesan limbah cair merkuri. Untuk hal ini polutan
limbah cair merkuri diasumsikan mempunyai harga resistivitas yang rendah atau
mempunyai konduktifitas yang tinggi cairan lebih mudah untuk menghantarkan
arus listrik. Dalam asumsi ini kita mengacu pada nilai resistivitas air yang
bernilai± 10.0 ohm.m, dengan demikian dalam penelitian ini bila dilihat dari
setiap penempang daerah yang memiliki nilai resistivitas lebih rendah dari 10.0
ohm.m diidentifikai telah tercemar limbah merkuri. Daerah yang paling besar
penyebarannya terdapat pada penampang line 2 yang merupakan daerah paling
dekat dengan lokasi penggelondongan emas dan dekat dengan rumah penduduk
dengan nilai resistivitas ± 5,26 ohm.m.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa di sekitar penggelondongan
(pengolahan emas tradisional) di Sekotong Timur, Lembar, Lombok Barat telah
terjadi perembesan polutan limbah cair merkuri. Perembesan ini diidentifikasi
memiliki suatu struktur kelurusan dan terdeteksi pada kedalaman ± 17,4 meter ke
arah Selatan dengan distribusi lateral ± 143 meter dengan menggunakan
geolistrik dengan konfigurasi Wenner 2 dimensi dengan harga resistivitas yang
kecil.
Saran
Dalam penelitian selanjutnya disarankan untuk memperluas daerah penelitian
agar didapatkan data yang lebih lengkap. Selain itu perlu dilakukan pengambilan
sampel (cutting sample) pada kedalaman yang diasumsikan terkena rembesan
limbah cair merkuri dan dengan uji tanah. Sedangkan untuk mengetahui pola
penyebarannya, perlu dilakukan penambahan lintasan untuk pengambilan data
pada daerah tersebut, sehingga nanti didapatkan korelasi antara data-data
tersebut.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1999, Modul Praktikum Metode Geofisika, KBK Fisika Bumi,
Departemen Fisika, ITB, Bandung.
Bilad, M. Roil. 2009. Antisipasi Mendesak Penanganan Penambangan Emas
Sekotong. Didownload dari http://www.megtech.net/?p=183 pada
tanggal12 Oktober 2009 pukul 12.23 WITA.
Edward. 2008. Pengamatan Kadar Merkury di Perairan Teluk Kao
(Halmahera) dan Perairan Anggai (Pulau Obi) Maluku Utara. Makara
Sains. Volume 12 Nomor 2:97-98.
Hiden, 2003, Aplikasi Metode Geolistrik Tahanan Jenis 2-D & Geomagnet
Untuk Identifikasi Struktur Perlapisan Batubara Terbakar Di Rantau
Pandan, Jambi, Tesis S2, ITB.
Kompas. 2009. Sekotong Antara Obyek Wisata dan Pertambangan.
Didownload dari http://cetak kompas.com/read/xml/2009/ pada tanggal
12 Oktober 2009 pukul 12.20 WITA.
Lagaligo, Abraham. 2009. Lombok Buka Tambang. Didownload dari
http://www.southernarcminerals.com pada tanggal 12 Oktober 2009
pukul 11.55 WITA.
Loke, M.H., 1999, Electrical Imaging Surveys for Evironmental and
Engineering Studies: A Practical to 2-D and 3-D Surveys, Penang,
Malaysia.
Prayogo, Singgih., Wahyono, Sri Cahyo & Utama, Widya., Penentuan
Distribusi Tahanan Jenis Struktur Bawah Permukaan Daerah Rawan
Longsor Di Desa Lumbang Rejo, Prigen Menggunakan Metode
Geolistrik 2-D dan 3-D, Seminar Nasional Fisika Dan Aplikasinya
2003, ITS.
Reynold. 1997, An Introduction to Applied and Enviromental Geophysics, Jhon
Wiley & Sons, England.
Setiabudi, Bambang Tjahjono. 2009. Penyebaran Merkury Akibat Usaha
Pertambangan Emas Di Daerah Sangon, Kabupaten Kulon Progo, D.I.
Yogyakarta. Didownload dari
http://www.dim.esdm.go.id/kolokium/Konservasi/61.%20konservasi%2
0-%20Sangon,%20Yogyakarta.pdf pada tanggal 12 Oktober 2009 pukul
11.51 WITA. Syafruddin, Yusuf. Awas! Bahaya Limbah Merkuri Olahan Emas Tradisional
Sekotong, Lombok. Didownload dari http://www.syafruddin
yusuf.wordpress.com/2009 pada tanggal 12 Oktober 2009 pukul 12.14
WITA.
Telford, W.M., Sheriff, R.E. & Geldart, L.P., 1990. Aplied Geophysics, 2nd
Edition, Cambridge University Press, Cambridge.
LAMPIRAN
Dokumentasi kegiatan