pkmd bab iii

192
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN PKMD A. Gambaran Umum 1. Letak Puskesmas II Denpasar Selatan berdiri Tahun 1983, terletak dijalan Danau Buyan III, Kelurahan Sanur yaitu pada 08 o .40.976´ LS dan 115 o .15.430´ BT. Puskesmas II Denpasar Selatan merupakan satu dari empat Puskesmas di Kecamatan Denpasar Selatan ( Puskesmas I Denpasar Selatan, II Denpasar Selatan, III Denpasar Selatan dan IV Denpasar Selatan ). Wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Selatan merupakan dataran rendah tepi pantai dengan ketinggian 3-6 meter di atas permukaan laut. Luas wilayah kerja Puskesmas ± 13,11 Km 2 . Wilayah kerja Puskesmas II Denpasar terdiri dari dua kelurahan dan dua desa yaitu : Kelurahan Sanur, Kelurahan Renon, Desa Sanur Kauh dan Desa Sanur Kaja dengan 34 banjar. Puskesmas II Denpasar Selatan juga memiliki 3 ( tiga ) Puskesmas Pembantu yaitu : Puskesmas Pembantu Renon, Puskesmas Pembantu Sanur Kauh dan Puskesmas Pembantu

Upload: febi-suantari

Post on 28-Dec-2015

107 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN PKMD

A. Gambaran Umum

1. Letak

Puskesmas II Denpasar Selatan berdiri Tahun 1983, terletak dijalan Danau

Buyan III, Kelurahan Sanur yaitu pada 08o.40.976´ LS dan 115o.15.430´ BT.

Puskesmas II Denpasar Selatan merupakan satu dari empat Puskesmas di

Kecamatan Denpasar Selatan ( Puskesmas I Denpasar Selatan, II Denpasar

Selatan, III Denpasar Selatan dan IV Denpasar Selatan ). Wilayah kerja

Puskesmas II Denpasar Selatan merupakan dataran rendah tepi pantai dengan

ketinggian 3-6 meter di atas permukaan laut. Luas wilayah kerja Puskesmas ±

13,11 Km 2. Wilayah kerja Puskesmas II Denpasar terdiri dari dua kelurahan dan

dua desa yaitu : Kelurahan Sanur, Kelurahan Renon, Desa Sanur Kauh dan Desa

Sanur Kaja dengan 34 banjar. Puskesmas II Denpasar Selatan juga memiliki 3

( tiga ) Puskesmas Pembantu yaitu : Puskesmas Pembantu Renon, Puskesmas

Pembantu Sanur Kauh dan Puskesmas Pembantu Sanur Kaja. Batas wilayah

Puskesmas II Denpasar Selatan adalah :

a. Utara : Kelurahan Kesiman (Wilayah Puskesmas I Dentim)

b. Timur : Selat Badung

c. Selatan : Kelurahan Sidakarya (Wilayah Puskesmas I Densel)

d. Barat : Kelurahan Panjer (Wilayah Puskesmas I Densel)

2. Demografi

Jumlah penduduk di wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2011

adalah adalah 43.934 jiwa dengan 8.787 KK, sedangkan jumlah penduduk tahun

2012 adalah 48.341 jiwa dengan 9669 KK. Jumlah penduduk Tahun 2012

mengalami peningkatan, karena terjadinya urbanisasi dan pertambahan penduduk

karena kelahiran.

3. Sumber daya manusia

Puskesmas II Denpasar Selatan memiliki 37 tenaga kesehatan yang sudah

diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil dan 9 orang tenaga outsourcing yang

mendukung penyelenggaraan berbagai kegiatan Puskesmas. Tenaga kesehatan

tersebut terdiri dari berbagai kualifikasi pendidikan. Untuk lebih lengkapnya

disajikan sebagai berikut :

Tabel 2Tenaga Kesehatan Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan di Puskesmas II Denpasar

Selatan Tahun 2012

No Kualifikasi Pendidikan Jumlah Keterangan

1 2 3 4

1 Dokter Umum

Pegawai Negeri Sipil 3

1 : Ka. Pusk

2 : dokter fungsional

2 Dokter Gigi

Pegawai Negeri Sipil 3

3 Sarjana Kesehatan Masyarakat

1

5 DIII Kebidanan

Pegawai Negeri Sipi

Kontrak

6

2

1 2 3 4

12

6 DIII Keperawatan 6

7 DIII Kesehatan Lingkungan 2

8 DIII Gizi 1

9 DIII Analis Kesehatan

Kontrak 1

10 D1 Kebidanan 1

11 Perawat 5

12 Perawat Gigi 2

13 Asisten Apoteker 2

14 Pekarya Kesehatan 1

15 SMA 1

Jumlah 37

16 Tenaga Out Sourcing

a. Petugas Loket

b. Sopir

c. Cleaning service

d. Penjaga Kantor

e. Pengelola Sampah Medis

2

1

3

2

1

Jumlah 9

Sumber: Laporan Kegiatan Tahunan Puskesmas II Denpasar Selatan, Laporan Tahunan, 2012

Tenaga tersebut ditempatkan di Puskesmas Induk dan Puskesmas

Pembantu. Tenaga di Puskesmas Pembantu terdiri dari 1 orang Bidan dan 1 orang

Perawat. Pada tahun 2012 Puskesmas masih kekurangan tenaga dokter umum,

bendahara, pranata laboratorium, pranata komputer, apoteker dan penyuluh

kesehatan.

13

4. Upaya kesehatan

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan maka upaya kesehatan di

Puskesmas dilaksanakan dalam bentuk upaya kesehatan Puskesmas. Upaya

kesehatan yang dilaksanakan sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan RI

nomor : 128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan

Masyarakat yang meliputi :

a. Upaya kesehatan wajib

1) Upaya promosi kesehatan

2) Upaya kesehatan lingkungan

3) Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana

4) Upaya perbaikan gizi masyarakat

5) Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

6) Upaya pengobatan

b. Upaya kesehatan pengembangan

Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan

berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta

disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Puskesmas II Denpasar Selatan

melaksanakan beberapa upaya kesehatan pengembangan berdasarkan kondisi

lingkungan dan kemungkinan perkembangan suatu penyakit di wilayah kerjanya.

Wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Selatan merupakan daerah wisata,

disamping mempunyai pengaruh baik terhadap perekonomian juga memberikan

dampak sosial dan kesehatan. Adapun upaya kesehatan pengembangan yang

dilaksanakan di Puskesmas II Denpasar Selatan adalah :

1) Upaya kesehatan sekolah dan upaya kesehatan gigi sekolah

14

2) Upaya perawatan kesehatan masyarakat

3) Upaya kesehatan usia lanjut

4) Klinik IMS

5) Klinik VCT

c. Program inovasi

1) KIA komprehensif

2) Klinik IMS

3) Klinik VCT

5. Tujuan dan fungsi

Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan

Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat yaitu tujuan dan fungsi dari Puskesmas adalah

sebagai berikut:

a. Tujuan

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas

adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat

2010.

b. Fungsi

1) Fungsi penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

Puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari

penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Upaya yang

dilakukan Puskesmas untuk pembangunan kesehatan adalah mengutamakan

15

pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan

penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

2) Pusat pemberdayaan masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,

keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan

kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan

aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber

pembiyaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau

pelaksanaan program kesehatan.

3) Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

a) Pelayanan kesehatan perorangan

Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi

(Private Goods) dengan tujuan utama menyembuhan penyakit dan pemulihan

kesehatan perorangan,tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan

pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan rawat

inap.

b) Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik

(public goods). Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi

kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi,

peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa, masyarakat

serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

16

6. Struktur organisasi

Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan

Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat yaitu struktur organisasi Puskesmas adalah

sebagai berikut :

a. Kepala Puskesmas

b. Unit Tata Usaha yang bertangung jawab membantu Kepala Puskesmas dalam

pengelolaan:

1) Data dan informasi

2) Perencanaan dan penilaian

3) Keuangan

4) Umum dan kepegawaian

c. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas:

1) Upaya kesehatan masyarakat, termasuk pembinaan terhadap UKBM

2) Upaya kesehatan perorangan

d. Jaringan Pelayanan Puskesmas :

1) Unit Puskesmas Pembantu

2) Unit Puskesmas Keliling

3) Unit Bidan di Desa/Komunitas

Adapun Struktur Organisasi Puskesmas II Denpasar Selatan (Lampiran 1).

7. Visi, misi, motto, kebijakan mutu dan janji pelayanan

a. Visi

Menjadikan Puskesmas II Denpasar Selatan sebagai penyedia pelayanan

kesehatan terbaik untuk mewujudkan masyarakat sehat 2015

b. Misi:

17

1) Menyelenggarakan upaya kesehatan meliputi kegiatan promotif, preventif,

kuratif, dan rehabilitatif secara berkesinambungan.

2) Menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan secara profesional dan

bertanggung jawab sesuai standar mutu.

3) Mengembangkan upaya kesehatan inovatif sesuai dengan sumber daya yang

dimiliki dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat

4) Mengoptimalkan semua sumber daya yang dimiliki.

c. Kebijakan mutu

1) Mengutamakan pelayanan kepada masyarakat

2) Memberikan pelayanan kesehatan secara cepat, tepat, dan sesuai standar

3) Meningkatkan kompetensi petugas

4) Menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008

d. Motto

Kepuasan Anda adalah kepuasan kami

e. Janji layanan

Cekatan : Pelayanan yang segera dan cepat tanggap

Empati : Pemberi pelayanan bisa merasakan apa yang dirasakan

oleh pasien

Ramah : Pelayanan menerapkan sistem 3S (senyum, salam, sapa)

Mudah : Pelayanan yang mudah dimengerti

Adil : Pelayanan yang tidak membeda-bedakan orang

Terjangkau : Pelayanan dengan biaya terjangkau

B. Kegiatan Dalam Gedung

1. Kegiatan di loket pendaftaran

18

a. Tujuan

1) Sebagai tahap awal dalam pelayanan di Puskesmas untuk mendata identitas

pasien dalam proses registrasi.

2) Untuk memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya tentang

pelayanan di Puskesmas II Denpasar Selatan.

b. Sasaran

Masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas II Denpasar Selatan.

c. Waktu dan pelaksanaan

Kegiatan di loket dilakukan pada hari Senin-Kamis pukul 08.00-12.00

WITA dan Jumat pukul 08.00-10.30 dari tanggal 22-25 April 2013. Pelaksanaan

kegiatan di loket diikuti oleh 6 orang mahasiswa Poltekkes Denpasar Jurusan

Analis Kesehatan yang dilakukan secara bergantian yaitu satu orang per harinya.

d. Alur kerja

a) Pasien datang mengambil nomor antrian dan menunggu sampai dipanggil.

b) Petugas melakukan registrasi terhadap identitas pasien seperti tanda pengenal

yang akan digunakan (KTP, KK, ASKES, JAMPERSAL, dan UMUM) yang

meliputi nama, umur, dan alamat. Selain itu petugas juga menanyakan

keluhan yang dialami oleh pasien.

c) Untuk pasien umum (tidak menggunakan tanda pengenal) diminta untuk

membayar biaya pendaftaran di kasir. Pasien ASKES tidak melakukan

pembayaran dengan menunjukkan kartu ASKES. Pasien dengan tanda

pengenal KTP, KK, dan JAMPERSAL tidak membayar biaya pendaftaran

hanya meminta pengesahan dari petugas.

19

d) Pasien menuju poliklinik atau Unit Gawat Darurat (UGD). Untuk pasien

dengan keluhan sakit yang umum dipersilakan menuju poli umum. Pasien

yang akan melakukan pemeriksaan gigi menuju poli gigi. Pasien yang akan

melakukan pemeriksaan kehamilan menuju poli KIA (Kesehatan Ibu dan

Anak). Pasien yang akan melakukan pemeriksaan KB menuju poli KB.

Pasien yang akan melakukan imunisasi menuju poli imunisasi. Untuk pasien

yang berumur ≤ 12 tahun menuju poli anak. Untuk pasien gawat darurat

menuju ruang UGD.

e) Setelah dari poliklinik, pasien akan mengikuti petunjuk dokter atau bidan

apakah perlu melakukan pemeriksaan laboratorium atau tidak. Pasien yang

akan melakukan pemeriksaan laboratorium akan menuju laboratorium untuk

pengambilan sampel darah dan non darah. Pasien membayar pemeriksaan

laboratorium di kasir. Hasil laboratorium dikonsultasikan kembali oleh pasien

ke dokter atau bidan di poliklinik.

f) Pasien menuju apotek untuk menebus obat

g) Pasien kembali pulang

e. Hasil

1) Terdapat satu loket pendaftaran.

2) Selama PKMD yang dilaksanakan di loket pendaftaran Puskesmas II

Denpasar Selatan dari tanggal 22 April 2013 sampai 25 April 2013,

didapatkan total kunjungan sebanyak 905 pasien dengan layanan JKBM

sebanyak 733 dan layanan non JKBM sebanyak 172 pasien.

f. Permasalahan

Masalah yang ditemui di loket yaitu :

20

c) Identitas pasien kurang jelas

d) Masa berlaku KTP telah habis atau menggunakan KTP luar wilayah Bali.

e) Pasien tidak mengetahui tentang persyaratan yang harus dipenuhi untuk

menggunakan layanan JKBM.

g. Pembahasan dan pemecahan masalah

Loket merupakan tempat yang penting untuk menjalankan pelayanan

kesehatan, karena loket adalah bagian awal dari pelayanan di Puskesmas yang

berfungsi untuk registrasi pasien sebelum menuju ke tempat-tempat pemeriksaan

seperti poli umum, poli lansia, laboratorium, UGD, KIA, KB, imunisasi, dan

apotek. Data yang dicatat pada formulir pasien seperti no registrasi, tanggal, nama

pasien, umur, alamat, dan keluhan dicatat juga pada buku registrasi pasien sesuai

dengan loket penerimaan pasien dan buku rekam medik pasien. Menanyakan

keluhan utamanya berguna dalam memudahkan untuk mengarahkan pasien ke

poliklinik yang sesuai.

Beberapa masalah yang dihadapi dapat diatasi seperti pasien dengan KTP

yang sudah habis masa berlakunya atau KTP luar Bali dianjurkan untuk

menggunakan pendaftaran umum dengan membayar uang registrasi dan untuk

masalah nama atau identitas yang lain yang dibuat keliru pada formulir registrasi

pasien dapat diperbaiki saat melakukan pemeriksaan atau pada hasil pemeriksaan.

Sedangkan untuk pasien yang tidak mengerti tentang persyaratan dalam

menggunakan layanan JKBM, diberikan informasi tentang persyaratan-

persyaratan yang harus dipenuhi untuk menggunakan layanan tersebut.

21

2. Apotek

a. Tujuan

1) Menerima resep dokter dari pasien.

2) Memberikan obat kepada pasien sesuai dengan resep dari dokter.

3) Menyampaikan informasi kepada pasien cara pemakaian obat tersebut.

b. Sasaran

Pasien dengan resep dari dokter atau bidan Puskesmas II Denpasar

Selatan.

c. Waktu dan pelaksanaan

Kegiatan di apotek dilakukan pada hari Senin-Kamis pukul 08.0012.00

WITA dan Jumat pukul 08.00-10.30 dari tanggal 22-25 April 2013. Pelaksanaan

kegiatan di apotek diikuti oleh 6 orang mahasiswa Poltekkes Denpasar Jurusan

Analis Kesehatan yang dilakukan secara bergantian yaitu satu orang per harinya.

d. Alur kerja

1) Resep diterima oleh petugas apotek dan pasien diberikan nomor antrian.

2) Dilakukan verifikasi resep.

3) Obat disiapkan sesuai dosis dan dilihat apakah obat tersebut merupakan obat

jadi atau obat racikan.

4) Dilakukan penulisan etiket dan pengemasan.

5) Dilakukan pemeriksaan akhir terhadap obat yang akan diberikan kepada

pasien.

6) Dijelaskan kepada pasien tentang aturan pakai obat tersebut.

e. Hasil

22

Selama melakukan kegiatan PKMD di Puskesmas II Denpasar Selatan,

dalam satu hari apotek memberikan obat sebanyak 120 pasien. Obat yang

diberikan berupa tablet, puyer, dan sirup.

f. Permasalahan

Permasalahan yang ditemui di apotek yaitu pada saat akan membuat puyer

mortar dan stampler atau blender tidak dicuci setelah digunakan sebelumnya

sehingga puyer yang diberikan dapat saja bercampur dengan sisa puyer dari pasien

sebelumnya. Selain itu, jumlah puyer yang dibagikan ke dalam masing-masing

bungkus pada saat pembagian puyer, tidak rata jumlahnya antara satu dengan

yang lainnya.

g. Pembahasan dan pemecahan masalah

Apotek adalah bagian terakhir yang dikunjungi pasien yang merupakan

tempat menyediakan obat untuk pasien sesuai dengan petunjuk pada resep yang

diberikan oleh dokter atau bidan. Terdapat beberapa jenis obat yang diberikan

kepada pasien yaitu berupa tablet, puyer, dan sirup. Jenis-jenis obat yang

diberikan kepada pasien disesuaikan dengan resep yang diberikan oleh dokter atau

bidan. Misalnya untuk pasien bayi dan anak-anak diberikan obat dalam bentuk

puyer. Hal tersebut dilakukan agar pasien bayi dan anak-anak lebih mudah dalam

mengkonsumsi obat.

Beberapa hal yang harus diperhatikan saat bekerja di apotek adalah pada

saat membaca resep dokter atau bidan. Obat yang akan diberikan dan penulisan

aturan pemakaian pada klip obat harus sesuai dengan resep dokter. Aturan

pemakaian obat harus disampaikan dengan benar dan jelas agar pasien tidak salah

23

dalam mengonsumsi obat. Selain itu pada saat pembuatan puyer, hendaknya

kebersihan alat-alat yang digunakan harus diperhatikan untuk menghindari

tercampurnya puyer pasien dengan sisa puyer sebelumnya. Untuk itu, mortar dan

stamper atau blender yang akan digunakan harus dibersihkan terlebih dahulu dari

sisa-sisa puyer sebelumnya. Selain itu, sebaiknya disediakan dua mortar dan

stamper serta blender sehingga selama membersihkan alat masih tersedia alat

cadangan yang dapat digunakan untuk mempercepat pelayanan. Pada saat

membagikan puyer ke dalam bungkus hendaknya takaran untuk setiap bungkus

harus diperhatikan agar jumlah puyer antara bungkus yang satu dan yang lainnya

sama.

3. Puskesmas Pembantu Sanur Kaja

a. Loket pendaftaran

1) Tujuan

a) Sebagai tahap awal dalam pelayanan di Puskesmas untuk mendata identitas

pasien dalam proses registrasi.

b) Untuk memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya tentang

pelayanan di Puskesmas II Denpasar Selatan.

2) Sasaran

Masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas Pembantu Sanur Kaja.

3) Waktu dan pelaksanaan

Kegiatan di Puskeas Pembantu Sanur Kaja dilakukan pada hari Senin-

Kamis pukul 08.00-12.00 WITA, Jumat pukul 08.00-10.30, dan Sabtu pukul

08.00-11.30 dari tanggal 9-19 April 2013. Pelaksanaan kegiatan di Puskesmas

24

embant Sanur Kaja diikuti oleh 6 orang mahasiswa Poltekkes Denpasar Jurusan

Analis Kesehatan yang dilakukan secara bergantian yaitu dua orang per harinya.

4) Alur kerja

a) Pasien datang menuju loket untuk mendaftar

b) Petugas melakukan registrasi terhadap identitas pasien seperti tanda pengenal

yang akan digunakan (KTP, KK, ASKES, JAMPERSAL, dan UMUM) yang

meliputi nama, umur, dan alamat. Selain itu petugas juga menanyakan

keluhan yang dialami oleh pasien.

c) Untuk pasien umum (tidak menggunakan tanda pengenal) diminta untuk

membayar biaya pendaftaran. Pasien ASKES tidak melakukan pembayaran.

Pasien dengan tanda pengenal KTP, KK, dan JAMPERSAL tidak membayar

biaya pendaftaran hanya meminta pengesahan dari petugas.

d) Pasien menuju poli umum atau poli KB. Untuk pasien dengan keluhan sakit

yang umum dipersilakan menuju poli umum dan pasien yang akan melakukan

pemeriksaan kehamilan dan KB menuju poli KIA/KB.

e) Setelah dari poliklinik, pasien akan diberikan resep oleh bidan atau perawat.

Selanjutnya pasien akan diberikan obat .

f) Pasien kembali pulang.

5) Hasil

a) Terdapat satu loket pendaftaran.

b) Selama PKMD yang dilaksanakan di loket pendaftaran Puskesmas Pembantu

Sanur Kaja dari tanggal 9 April 2013 sampai 19 April 2013, didapatkan total

25

kunjungan sebanyak 137 pasien dengan layanan JKBM sebanyak 77 dan

layanan non JKBM sebanyak 60 pasien.

6) Permasalahan

Masalah yang ditemui di loket yaitu :

a) Identitas pasien kurang jelas.

b) Masa berlaku KTP telah habis atau menggunakan KTP luar wilayah Bali.

c) Pasien tidak mengetahui tentang persyaratan yang harus dipenuhi untuk

menggunakan layanan JKBM.

7) Pembahasan dan pemecahan masalah

Loket merupakan tempat yang penting untuk menjalankan pelayanan

kesehatan, karena loket adalah bagian awal dari pelayanan di Puskesmas yang

berfungsi untuk registrasi pasien sebelum menuju ke tempat-tempat pemeriksaan

seperti poli umum dan poli KIA/KB. Data yang dicatat pada formulir pasien

seperti no registrasi, tanggal, nama pasien, umur, alamat, dan keluhan dicatat juga

pada buku registrasi pasien sesuai dengan loket penerimaan pasien dan buku

rekam medik pasien. Menanyakan keluhan utamanya berguna dalam memudahkan

untuk mengarahkan pasien ke poliklinik yang sesuai.

Beberapa masalah yang dihadapi dapat diatasi seperti pasien dengan KTP

yang sudah habis masa berlakunya atau KTP luar Bali dianjurkan untuk

menggunakan pendaftaran umum dengan membayar uang registrasi dan untuk

masalah nama atau identitas yang lain yang dibuat keliru pada formulir registrasi

pasien dapat diperbaiki saat melakukan pemeriksaan atau pada hasil pemeriksaan.

Sedangkan untuk pasien yang tidak mengerti tentang persyaratan dalam

26

menggunakan layanan JKBM, diberikan informasi tentang persyaratan-

persyaratan yang harus dipenuhi untuk menggunakan layanan tersebut.

b. Poli umum

1) Tujuan

a) Untuk melakukan diagnosa penyakit yang diderita pasien.

b) Untuk memberikan obat yang sesuai dengan penyakit yang diderita oleh

pasien.

2) Sasaran

Masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas Pembantu Sanur Kaja.

3) Waktu dan pelaksanaan

Kegiatan di poli umum dilakukan pada hari Senin-Kamis pukul 08.00-

12.00 WITA, Jumat pukul 08.00-10.30, dan Sabtu pukul 08.00-11.30 dari tanggal

9-19 April 2013. Pelaksanaan kegiatan di loket diikuti oleh 6 orang mahasiswa

Poltekkes Denpasar Jurusan Analis Kesehatan yang dilakukan secara bergantian

yaitu satu orang per harinya.

4) Alur kerja

a) Dilakukan anamnesa terhadap pasien.

b) Untuk pasien bayi dan anak-anak, dilakukan penimbangan berat badan

sedangkan untuk pasien dewasa dilakukan pengukuran tekanan darah.

c) Dilakukan pemeriksaan fisik.

d) Pasien diberikan obat sesuai dengan keluhan yang dialami.

5) Hasil

27

Rata-rata kunjungan poli umum perhari sekitar 10 pasien. Contoh hasil

pemeriksaan di Poli Umum Puskesmas Pembantu Sanur Kaja:

Tanggal : 14 April 2013

Nama : Nyoman Dani

Umur : 21 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Diagnosa : Gatal

Pengobatan : CTM

6) Permasalahan

Permasalahan yang ditemui di poli umum yaitu ketersediaan obat yang

terbatas. Selain itu, pada saat akan membuat puyer mortar dan stampler atau

blender tidak dicuci setelah digunakan sebelumnya sehingg puyer yang diberikan

dapat saja bercampur dengan sisa puyer dari pasien sebelumnya dan jumlah puyer

yang dibagikan ke dalam masing-masing bungkus pada saat pembagian puyer,

tidak rata jumlahnya antara satu dengan yang lainnya.

7) Pembahasan dan pemecahan masalah

Pada saat pelaksanaan PKMD di poli umum Puskesmas Pembantu Sanur

Kaja mahasiswa hanya melakukan penimbangan berat badan pasien bayi dan

anak-anak serta menyiapkan obat yang akan diberikan kepada pasien.

Untuk mengatasi permasalahan yang ada di poli umum Puskesmas

Pembantu Sanur Kaja sebaiknya ketersediaan stok obat harus lebih diperhatikan

agar tidak terjadi kekurangan atau kehabisan obat yang akan diberikan kepada

pasien untuk pengobatan. Selain itu pada saat pembuatan puyer, hendaknya

28

kebersihan alat-alat yang digunakan harus diperhatikan untuk menghindari

tercampurnya puyer pasien dengan sisa puyer sebelumnya. Untuk itu, mortar dan

stamper atau blender yang akan digunakan harus dibersihkan terlebih dahulu dari

sisa-sisa puyer sebelumnya. Selain itu, sebaiknya disediakan dua mortar dan

stamper serta blender sehingga selama membersihkan alat masih tersedia alat

cadangan yang dapat digunakan untuk mempercepat pelayanan. Pada saat

membagikan puyer ke dalam bungkus hendaknya takaran untuk setiap bungkus

harus diperhatikan agar jumlah puyer antara bungkus yang satu dan yang lainnya

sama.

c. Poli KIA/KB

1) Tujuan

a) Untuk memberikan bantuan kesehatan kepada ibu hamil, ibu pasca

melahirkan, dan KB.

b) Untuk memberikan imunisasi pada balita.

2) Sasaran

Masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas Pembantu Sanur Kaja.

3) Waktu dan pelaksanaan

Kegiatan di poli umum dilakukan pada hari Senin-Kamis pukul 08.00-

12.00 WITA, Jumat pukul 08.00-10.30, dan Sabtu pukul 08.00-11.30 dari tanggal

9-19 April 2013. Pelaksanaan kegiatan di loket diikuti oleh 6 orang mahasiswa

Poltekkes Denpasar Jurusan Analis Kesehatan yang dilakukan secara bergantian

yaitu satu orang per harinya.

29

4) Alur kerja

a) Pasien ditimbang berat badannya dan dilakukan pengukur tekanan darah.

b) Dilakukan pemeriksaan kehamilan untuk ibu hamil. Dilakukan pemeriksan

KB untuk pasien yang ingin melakukan KB, jenis KB disesuaikan dengan

permintaan pasien. Dilakukan imunisasi untuk pasien balita.

c) Pasien diberikan obat bila perlu.

5) Hasil

Rata-rata kunjungan poli umum perhari sekitar 7 pasien.

6) Permasalahan

Permasalahan yag ditemui di poli KIA/KB :

a) Pasien yang ingin KB tidak mau dan takut untuk menggunakan KB IUD

sehingga pasien lebih memilih menggunakan KB suntik.

b) Ibu hamil yang ingin memeriksakan kehamilan tidak membawa buku

kesehatan ibu dan anak.

c) Waktu pemeriksaan kandungan dan imunisasi terkadang pasien tidak

mengikuti jadwal yang ditetapkan oleh petugas Puskesmas.

d) Kartu peserta KB yang dimiliki pasien hilang atau rusak.

e) Pasien yang ingin KB tidak membawa kartu peserta KB.

7) Pembahasan dan pemecahan masalah

Pada saat pelaksanaan PKMD di poli KIA/KB Puskesmas Pembantu Sanur

Kaja mahasiswa hanya melakukan penimbangan berat badan pasien balita dan

dewasa serta melakukan pengukuran tekanan darah bagi pasien dewasa. Selain itu,

30

mahasiswa juga melakukan pemeriksaan laboratorium terhada ibu hamil berupa

pemeriksaan hemoglobin dengan metode Sahli.

Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi seperti pasien yang takut

untuk menggunakan KB IUD dan memilih KB suntik, sebaiknya petugas

memberikan informasi tentang KB IUD agar pasien tidak takut dan mau

menggunakan KB IUD. Untuk ibu hamil yang ingin memeriksakan kehamilan

tetapi tidak membawa buku kesehatan ibu dan anak, sebaiknya petugas

mengingatkan ibu hamil agar membawa buku tersebut setiap kali akan

memeriksakan diri dan anaknya. Pasien yang tidak mengikuti jadwal

pemerikssaan kandungan dan imunisasi sesuai dengan jadwal yang ditetapkan

petugas sebaiknya diberikan informasi tentang jadwal pemeriksaan kandungan

dan imunisasi. Sedangkan untuk pasien yang ingin KB tetapi tidak membawa

kartu KB, pasien disarankan untuk datang keesokan harinya dengan membawa

kartu KB. Apabila kartu peserta KB tersebut hilang, pasien dibuatkan kartu

peserta KB yang baru oleh petugas.

4. Laboratorium

a. Penerimaan dan pemeriksaan sampel laboratorium

1) Tujuan

Untuk dapat melakukan penerimaan spesimen, pencatatan, perincian

biaya, dan dilakukan pemeriksaan.

2) Sasaran

Semua pasien rawat jalan yang memerlukan pemeriksaan laboratorium di

Puskesmas II Denpasar Selatan.

31

3) Uraian umum

- Sampel yang diterima dalam keadaan baik dan memenuhi syarat.

- Pasien harus dalam keadaan memenuhi syarat untuk dilakukan pemeriksaan.

- Sampel maupun pasien yang diterima dari unit layanan harus dilengkapi

dengan form permintaan pemeriksaan laboratorium dari dokter/paramedis

yang berisi identitas dan macam pemeriksaan.

- Pasien yang ingin melakukan pemeriksaan laboratorium langsung dari

layanan pendaftaran harus dilengkapi dengan buku RKPK (Rekam Kesehatan

Pribadi Keluarga).

4) Alat dan bahan

a) Alat

- Form permintaan pemeriksaan laboratorium

- Buku RKPK

b) Bahan

- Sampel darah

- Sampel urine

- Sampel tinja

- Secret vagina/uretra

- Sputum

5) Prosedur kerja

a) Sampel maupun pasien diterima beserta form permintaan pemeriksaan

laboratorium dari dokter/paramedis. Pada pasien tanpa surat pengantar dapat

dibuatkan form pemeriksaan atas permintaan sendiri.

32

b) Pada pasien yang ingin melakukan pemeriksaan laboratorium langsung maka

petugas laboratorium harus mencatat permintaan pemeriksaan dan hasilnya

pada buku RKPK.

c) Form permintaan pemeriksaan dibaca dan dilakukan verifikasi.

d) Diberikan nomor urut register pemeriksaan pada form permintaan

pemeriksaan laboratorium.

e) Diambil sampel pemeriksaan (darah, urine, tinja, dan lain-lain).

f) Pasien/keluarga pasien diminta untuk menyelesaikan pembayaran biaya

pemeriksaan.

g) Pasien dipersilakan menunggu hasil sesuai waktu yang ditentukan.

h) Dicatat semua keterangan yang ada pada blangko permintaan pemeriksaan

dalam buku register pemeriksaan laboratorium.

i) Dilakukan pemeriksaan sesuai permintaan dan prosedur pemeriksaan.

j) Dibaca hasil pemeriksaan laboratorium sesuai prosedur.

k) Dicatat hasil pemeriksaan pada buku register pemeriksaan laboratorium dan

buku RKPK bila diperlukan dilakukan pencetakan lembar hasil pemeriksaan

laboratorium.

l) Pasien/keluarga pasien diminta tanda tangan pada buku bukti pengambilan

hasil sebagai bukti hasil pemeriksaan laboratorium telah diberikan.

6) Hasil

Tabel 3Jumlah Penerimaan Sampel Laboratorium

No. Hari, Tanggal Jumlah Penerimaan Pasien

1 Senin, 8 April 2013 10

2 Selasa, 9 April 2013 9

33

1 2 3

3 Rabu, 10 April 2013 16

4 Kamis, 11 April 2013 13

5 Jumat, 12 April 2013 12

6 Sabtu, 13 April 2013 4

7 Minggu, 14 April 2013 Libur

8 Senin, 15 April 2013 19

9 Selasa, 16 April 2013 12

10 Rabu, 17 April 2013 11

11 Kamis, 18 April 2013 16

12 Jumat, 19 April 2013 8

13 Sabtu, 20 April 2013 14

14 Minggu, 21 April 2013 Libur

15 Senin, 22 April 2013 4

16 Selasa, 23 April 2013 6

17 Rabu, 24 April 2013 7

18 Kamis, 25 April 2013 7

19 Jumat, 26 April 2013 10

Total 178

Sumber: Data primer

7) Permasalahan

Tidak ditemukan permasalahan dalam melakukan pengumpulan sampel.

8) Pembahasan dan pemecahan masalah

Pada pemeriksaan laboratorium di Puskesmas II Denpasar Selatan,

pemeriksaan dilakukan saat pasien membawa form permintaan pemeriksaan

laboratorium. Jika dapat dilayani maka pemeriksaan dimasukkan ke register dan

membuat rincian nota pembayaran dan dilakukan pengambilan sampel.

Selanjutnya dilakukan pemeriksaan sampel dan pembacaan hasil. Setelah hasil

dibaca, selanjutnya dilakukan penyerahan hasil kepada pasien.

34

b. Pengambilan darah vena

1) Tujuan

Untuk mendapatkan sampel darah vena yang berkualitas.

2) Sasaran

Semua pasien rawat jalan yang memerlukan pemeriksaan laboratorium di

Puskesmas II Denpasar Selatan.

3) Metode

Metode yang digunakan yaitu venipuncture.

4) Prinsip

Darah diambil dengan menusuk pembuluh darah vena dan dihisap

menggunakan syringe untuk dipergunakan pada berbagai macam pemeriksaan.

5) Dasar teori

Phlebotomi adalah memperoleh sampel darah untuk pemeriksaan yang

dibutuhkan, dengan memperhatikan pencegahan interferensi pre analisis,

memasukkannya ke dalam tabung yang benar, memperhatikan keselamatan

(safety), dan dengan sesedikit mungkin menimbulkan ketidaknyamanan pada

pasien. Pengambilan sampel darah saat ini sudah sangat maju. Tidak hanya

menggunakan jarum suntik, namun sekarang telah ditemukan tabung khusus yang

bersifat vacum, yang dapat mengambil darah sesuai dengan volume tabung. Selain

itu, alat ini juga memperkecil rasa sakit dan nyeri yang ditimbulkan akibat

penusukkan. Tetapi ada saatnya pula pengambilan darah mengunakan jarum

suntik. Hal ini tergantung pemeriksaan yang dibutuhkan. Pada bayi dan anak-anak

35

dibutuhkan keahlian dan keterampilan khusus, karena pada bayi dan anak-anak

venanya masih tidak stabil (Labkes, 2011).

6) Alat dan bahan

a) Alat

- Syringe disposable

- Kapas alkohol 70%

- Torniquet

- Tabung reaksi/tabung vakum

- Kapas kering

- Plester

- Label

- Spidol

- Tabung vakum EDTA

b) Bahan

- Spesimen darah vena

7) Prosedur kerja

a) Disiapkan peralatan sampling seperti tabung vacum atau tabung vacum EDTA

sesuai keperluan, kapas alkohol, torniquet, kapas kering, syringe, dan plester.

b) Diberi label wadah yang berisis identitas pasien dan nomer register.

c) Diletakkan lengan pasien lurus dengan telapak tangan menghadap ke atas.

d) Lengan atas diikat dengan torniquet jangan lebih dari 1 menit.

e) Pasien diminta mengepal (bila mampu).

f) Desinfeksi pada daerah vena yang akan ditusuk dilakukan dengan kapas

alkohol 70%, dan dibiarkan kering.

36

g) Jarum syringe ditusukkan pada vena dengan sudut 15 – 30 derajat dan dihisap

dengan menarik perlahan-lahan, sementara itu pasien membuka kepalan

tangan.

h) Dilepaskan torniquet setelah mendapat sejumlah darah yang dikehendaki.

i) Diletakkan kapas alkohol pada tempat tusukkan dan jarum ditarik keluar.

j) Dibiarkan posisi tangan mendatar dan dipasang plester kapas untuk beberapa

saat.

k) Dilepaskan jarum pada syringe dan darah ditampung pada wadah dengan cara

melalui dinding tabung. Bila menggunakan antikoagulan (EDTA) segera

dikocok pelan agar tercampur sempurna.

8) Hasil

Tabel 4Jumlah Pengambilan Sampel Darah Vena

No. Hari, Tanggal Jumlah Pengambilan Sampel

1 Senin, 8 April 2013 5

2 Selasa, 9 April 2013 4

3 Rabu, 10 April 2013 8

4 Kamis, 11 April 2013 5

5 Jumat, 12 April 2013 1

6 Sabtu, 13 April 2013 -

7 Minggu, 14 April 2013 Libur

8 Senin, 15 April 2013 4

9 Selasa, 16 April 2013 2

10 Rabu, 17 April 2013 1

11 Kamis, 18 April 2013 4

1 2 3

12 Jumat, 19 April 2013 1

13 Sabtu, 20 April 2013 5

37

14 Minggu, 21 April 2013 Libur

15 Senin, 22 April 2013 2

16 Selasa, 23 April 2013 3

17 Rabu, 24 April 2013 1

18 Kamis, 25 April 2013 4

19 Jumat, 26 April 2013 2

Total 52

Sumber: Data primer

Contoh hasil pengamatan untuk pengambilan darah vena pada pasien :

Hari, tanggal : Selasa, 9 April 2013

Nama : Dian Ekawati

Umur : 31 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pemeriksaan : Hb Sahli, TPHA, VDRL, HIV, reduksi urine dan protein urine.

Hasil :Diambil sampel darah sebanyak ± 2 cc sesuai keperluan

pemeriksaan. Pengambilan sampel darah vena dilakukan dengan menggunakan

spuit dan berhasil dilakukan. Sampel darah vena pasien selanjutnya digunakan

untuk pemeriksaan laboratorium sesuai dengan permintaan.

9) Permasalahan

Selama melakukan sampling darah vena, kendala yang biasa ditemui

adalah menentukan area venipuncture. Terutama pada pasien yang gemuk, lokasi

vena cenderung lebih sulit ditemukan dan tidak teraba.

Pada pengambilan darah vena yang dilakukan di Puskesmas II Denpasar

Selatan, digunakan spuit dispossable dan sampel darah vena yang diperoleh

langsung digunakan untuk pemeriksaan tanpa dipindahkan terlebih dahulu ke

dalam tabung vakum yang bertujuan untuk menghindari kontaminasi atau risiko

38

terinfeksi oleh sampel yang infeksius serta untuk efisiensi waktu. Hal ini

menyebabkan sampel darah akan cepat membeku apabila pemeriksaan ditunda.

10) Pembahasan dan pemecahan masalah

Pengambilan darah vena di Puskesmas II Denpasar Selatan dilakukan

dengan menggunakan spuit dan sampel yang diperoleh segera digunakan untuk

pemeriksaan agar darah tidak cepat membeku. Berdasarkan pengamatan di lokasi,

jenis pemeriksaan yang paling sering diminta dan menggunakan sampel darah

vena, antara lain pemeriksaan Hb untuk ibu hamil, sifilis, dan VCT. Pemeriksaan

lainnya seperti pemeriksaan widal dan campak juga menggunakan sampel darah

vena namun lebih jarang terdapat permintaan untuk pemeriksaan tersebut. Selama

pelaksanaan kegiatan PKMD di Puskesmas II Denpasar Selatan jumlah

pengambilan sampel darah vena yang dilakukan yaitu sebanyak 52.

Supaya pengambilan darah vena dapat dilakukan dengan baik dan mudah,

maka sebaiknya dilakukan palpasi pada area venipuncture agar vena terlihat lebih

jelas. Jika vena tidak teraba dilakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku,

atau dikompres hangat selama 5 menit pada daerah siku.

Penggunaan spuit dispossable dalam pengambilan sampel darah vena,

dimana sampel yang diperoleh langsung digunakan untuk pemeriksaan tanpa

dipindahkan terlebih dahulu ke dalam tabung vakum dapat menyebabkan sampel

darah akan cepat membeku apabila pemeriksaan ditunda terlalu lama. Untuk itu

sebelum bekerja alat dan bahan harus dipersiapkan terlebih dahulu dan diperlukan

kesigapan analis dalam bekerja agar darah tidak cepat membeku, namun juga

harus tetap dilakukan secara hati-hati dan memperhatikan keselamatan dalam

bekerja mengingat sampel yang dikerjakan merupakan bahan yang bersifat

39

infeksius. Supaya keselamatan dan kesehatan kerja dari analis tetap terjamin,

maka selalu dilengkapi dengan penggunaan alat pelindung diri (APD).

c. Pengambilan darah kapiler

1) Tujuan

Untuk mendapatkan bahan darah dalam jumlah sedikit (sampel darah

kapiler).

2) Sasaran

Semua pasien rawat jalan yang memerlukan pemeriksaan laboratorium di

Puskesmas II Denpasar Selatan.

3) Metode

Metode skinpuncture yaitu pengambilan sampel darah dengan tusukan kulit.

4) Prinsip

Permukaan kulit pada lokasi pengambilan darah kapiler didesinfeksi,

kemudian dilakukan penusukkan dengan lancet steril sehingga diperoleh sampel

darah kapiler yang dibutuhkan untuk pemeriksaan.

5) Dasar teori

Pengambilan darah kapiler dilakukan bila jumlah darah yang dibutuhkan

hanya sedikit, misalnya untuk pemeriksaan kadar hemoglobin, hitung jumlah sel

darah.Tempat yang dipilih untuk pengambilan darah kapiler adalah ujung jari 2,3

dan 4 atau cuping telinga. Pada anak atau bayi bisa diambil pada jari kaki dan

tumit.Sebelum melakukan penusukan pada kulit, perlu diperhatikan dengan

seksama keadaan setempat: apakah ada peradangan, dermatitis atau penyakit kulit,

40

atau sembab (edema). Alat yang dipakai untuk menusuk adalah hemolitik atau

lanset. Alat ini harus tajam dan steril, sebaiknya dipakai alat yang dispossable

(setelah dipakai harus dibuang ke tempat sampah) (Candra,2012).

6) Alat dan bahan

a) Alat

- Tempat menampung darah (tabung reaksi/objek glass)

- Lancet steril

- Kapas alkohol 70%

- Kapas kering/tissue

b) Bahan

- Spesimen darah

7) Prosedur kerja

a) Disiapkan peralatan sampling, seperti wadah yang bersih, kapas beralkohol,

lancet dan kapas kering.

b) Dilakukan tekanan pada bagian yang akan ditusuk. Jari tumit kaki untuk bayi

dan anak kecil.

c) Didesinfeksi dengan kapas beralkohol 70%.

d) Ditusuk daerah yang dipilih dengan lancet steril sedalam ± 3 mm (pada bayi

tidak boleh lebih 2,5 mm).

e) Dihapus darah pertama dengan kapas kering/tissue kemudian tetesan

berikutnya dapat dipergunakan untuk pemeriksaan tertentu.

f) Ditutup bekas luka dengan kapas beralkohol yang sudah diperas.

8) Hasil

41

Tabel 5Jumlah Pengambilan Sampel Darah Kapiler

No. Hari, Tanggal Jumlah Pengambilan Sampel

1 Senin, 8 April 2013 1

2 Selasa, 9 April 2013 4

3 Rabu, 10 April 2013 3

4 Kamis, 11 April 2013 3

5 Jumat, 12 April 2013 7

6 Sabtu, 13 April 2013 2

7 Minggu, 14 April 2013 Libur

8 Senin, 15 April 2013 3

9 Selasa, 16 April 2013 7

10 Rabu, 17 April 2013 7

11 Kamis, 18 April 2013 7

12 Jumat, 19 April 2013 2

13 Sabtu, 20 April 2013 4

14 Minggu, 21 April 2013 Libur

15 Senin, 22 April 2013 -

16 Selasa, 23 April 2013 -

17 Rabu, 24 April 2013 5

18 Kamis, 25 April 2013 1

19 Jumat, 26 April 2013 5

Total 61

Sumber: Data primer

Contoh hasil pengamatan untuk pengambilan darah vena pada pasien :

Hari, tanggal : Rabu, 17 April 2013

Nama : I. A. Putu Ariningsih

Umur : 53 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pemeriksaan : Pemeriksaan glukosa darah puasa, asam urat, dan kolesterol

42

Hasil : Pengambilan sampel darah kapiler pada ujung jari pasien berhasil

dilakukan dan digunakan untuk pemeriksaan sesuai dengan permintaan.

9) Permasalahan

Kendala yang sering dialami pada pengambilan darah kapiler yaitu dalam

penusukkan yang kurang dalam sehingga darah tidak keluar setelah ditusuk

dengan lancet.

10) Pembahasan dan pemecahan masalah

Pengambilan sampel darah kapiler di Puskesmas II Denpasar Selatan

dilakukan dengan menggunakan lancet steril, dan sering dilakukan pada

pemeriksaan glukosa darah, asam urat dan kolesterol dengan alat otomatis

menggunakan reagen kering serta pemeriksaan golongan darah. Jumlah

pengambilan sampel darah kapiler yang dilakukan selama pelaksanaan PKMD di

laboratorium Puskesmas II Denpasar Selatan yaitu sebanyak 61.

Untuk menghindari darah tidak keluar setelah ditusuk dengan lancet, maka

dalam pengambilan darah kapiler, misalnya pada ujung jari, sebelum pengambilan

dilakukan pengurutan pada jari agar darah terkumpul pada bagian yang akan

ditusuk, kemudian jari agak ditekan dan saat melakukan penusukkan lancet juga

agak ditekan, sehingga darah kapiler dapat keluar. Selain itu dapat pula dilakukan

pengaturan kedalaman penusukkan pada blood lancet untuk kulit pada ujung jari

pasien yang lebih tebal.

d. Pemeriksaan gula darah (dengan reagen kering)

1) Tujuan

Untuk mengukur kadar gula dalam darah.

43

2) Sasaran

Semua pasien rawat jalan yang memerlukan pemeriksaan laboratorium di

Puskesmas II Denpasar Selatan.

3) Metode

Metode automatic dengan strip test menggunakan alat Blood Glucose

Meter.

4) Prinsip

Tes strip memiliki sistem reagen kimia yang bekerja dengan alat blood

glukose meter. Secara bersama-sama mengukur konsentrasi glukosa dalam whole

blood. Darah ditambahkan pada ujung strip tes. Kemudian darah secara otomatis

diserap melalui reaksi sel. Disinilah dimana reaksi terjadi. Sebuah hantaran arus

listrik dibentuk selama reaksi. Konsentrasi glukosa darah dihitung berdasarkan

arus listrik yang terdeteksi oleh alat dan hasilnya ditampilkan pada layar.

5) Dasar teori

Alat pemeriksaan glukosa darah dengan menggunakan metode stick adalah

alat pemeriksaan glukosa darah secara invitro, dapat dipergunakan untuk

mengukur kadar glukosa darah secara kuantitatif, dan untuk screening

pemeriksaan kadar glukosa darah. Sampel dapat dipergunakan darah segar kapiler

atau darah vena, tidak dapat menggunakan sampel berupa plasma atau serum

darah (Dinika, 2012).

6) Alat dan bahan

a) Alat

- Alat pengukur gula darah (Blood Glucosa Meter)

44

- Lancet steril

- Pegangan lancet (Blood Lancet Device)

b) Bahan

- Darah vena atau kapiler

- Reagen kering (Blood glucose test strip)

- Kapas alkohol 70 %

- Kapas kering

7) Prosedur kerja

a) Dibersihkan ujung jari yang akan diperiksa dengan kapas alkohol 70 % dan

dibiarkan hingga kering.

b) Ditusukkan lancet pada daerah tersebut dan dihapus darah pertama yang

keluar dengan kapas kering.

c) Dipasang test strip pada alat pemeriksaan glukosa (Blood Glucosa Meter)

d) Ditunggu muncul tanda tetesan darah dan no. kode strip pada layar.

e) Disentuhkan darah pada test strip sehingga darah terhisap penuh pada test

strip.

f) Ditunggu hasil keluar pada layar dan dicatat hasil dalam mg/dl.

Harga normal :

Glukosa puasa : 70 – 115 mg/dl

Glukosa 2JPP : Max 140 mg/dl

Glukosa sewaktu : Max 145 mg/dl

8) Hasil

Tabel 6Jumlah Pemeriksaan Glukosa Darah

45

No. Hari, TanggalJumlah

PemeriksaanHasil

1 Senin, 8 April 2013 1 Kadar glukosa normal : -

Kadar glukosa tinggi : 1

2 Selasa, 9 April 2013 4 Kadar glukosa normal : 1

Kadar glukosa tinggi : 3

3 Rabu, 10 April 2013 3 Kadar glukosa normal : 1

Kadar glukosa tinggi : 3

4 Kamis, 11 April 2013 3 Kadar glukosa normal : 3

Kadar glukosa tinggi : -

5 Jumat, 12 April 2013 7 Kadar glukosa normal : 4

Kadar glukosa tinggi : 3

6 Sabtu, 13 April 2013 2 Kadar glukosa normal : 1

Kadar glukosa tinggi : 1

7 Minggu, 14 April 2013 Libur

8 Senin, 15 April 2013 3 Kadar glukosa normal : 2

Kadar glukosa tinggi : 1

9 Selasa, 16 April 2013 7 Kadar glukosa normal : 5

Kadar glukosa tinggi : 2

10 Rabu, 17 April 2013 7 Kadar glukosa normal : 4

Kadar glukosa tinggi : 3

11 Kamis, 18 April 2013 7 Kadar glukosa normal : -

Kadar glukosa tinggi : 7

12 Jumat, 19 April 2013 2 Kadar glukosa normal : -

Kadar glukosa tinggi : 2

13 Sabtu, 20 April 2013 4 Kadar glukosa normal : -

Kadar glukosa tinggi : 4

14 Minggu, 21 April 2013 Libur

15 Senin, 22 April 2013 - Kadar glukosa normal : -

Kadar glukosa tinggi : -

16 Selasa, 23 April 2013 - Kadar glukosa normal : -

Kadar glukosa tinggi : -

46

17 Rabu, 24 April 2013 5 Kadar glukosa normal : 1

Kadar glukosa tinggi : 4

18 Kamis, 25 April 2013 1 Kadar glukosa normal : -

Kadar glukosa tinggi : 1

19 Jumat, 26 April 2013 2 Kadar glukosa normal : 1

Kadar glukosa tinggi : 1

Total58

pemeriksaan

Kadar glukosa normal : 23

Kadar glukosa tinggi : 35

Sumber: Data primer

Contoh hasil pemeriksaan glukosa darah pada pasien :

Hari, tanggal : Jumat, 26 April 2013

Nama : Wayan Lanang

Umur : 66 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Hasil : Glukosa darah puasa 198 mg/dl

Berdasarkan hasil pemeriksaan glukosa darah puasa pada pasien tersebut,

menunjukkan bahwa kadar gula darah pasien termasuk tinggi karena melebihi

nilai normal untuk glukosa darah puasa.

9) Permasalahan

Permasalahan yang sering terjadi pada pemeriksaan glukosa darah dengan

reagen kering secara otomatis ini yaitu adanya error pada alat. Hal ini disebabkan

oleh kurangnya volume darah yang terserap pada alat.

10) Pembahasan dan pemecahan masalah

Pemeriksaan gula/glukosa darah di Puskesmas II Denpasar Selatan

dilakukan dengan menggunakan alat glukosa meter dengan reagen kering. Adapun

jenis pemeriksaan glukosa darah yang sering dilakukan, antara lain pemeriksaan

47

glukosa darah sewaktu, pemeriksaan glukosa darah puasa, dan pemeriksaan

glukosa darah 2 JPP menggunakan sampel darah kapiler. Berdasarkan

pengamatan di lokasi selama pelaksanaan PKMD, sebagian besar pasien yang

melakukan pemeriksaan glukosa darah merupakan golongan lansia. Jumlah

pemeriksaan glukosa darah yang dilakukan selama pelaksanaan PKMD yaitu 58

pemeriksaan dengan hasil pemeriksaan yang diperoleh, antara lain kadar glukosa

darah normal sebanyak 23 pemeriksaan dan kadar glukosa darah yang tinggi

sebanyak 35 pemeriksaan.

Untuk menghindari terjadinya error pada alat, maka, kedalaman

penusukkan saat pengambilan sampel darah kapiler harus diatur sedemikian rupa,

dan pada saat penusukkan ujung jari agak ditekan sehingga volume darah kapiler

yang keluar cukup untuk pemeriksaan.

e. Pemeriksaan kolesterol (dengan reagen kering)

1) Tujuan

Untuk megukur kadar kolesterol dalam darah.

2) Sasaran

Semua pasien rawat jalan yang memerlukan pemeriksaan laboratorium di

Puskesmas II Denpasar Selatan.

3) Metode

Metode automatic dengan reagen kering.

4) Prinsip

Tes strip memiliki sistem reagen kimia yang bekerja dengan alat

automatic. Darah ditambahkan pada ujung strip tes (reagen kering). Kemudian

48

darah secara otomatis diserap melalui reaksi sel. Disinilah dimana reaksi terjadi.

Sebuah hantaran arus listrik dibentuk selama reaksi. Hasil konsentrasi kolesterol

ditampilkan pada layar.

5) Dasar teori

Kolesterol merupakan komponen structural membrane sel dan merupakan

senyawa induk dari hormon steroid, vitamin D3, dan garam empedu. Pemeriksaan

atau uji kolesterol, sering juga disebut panel lipid atau profil lipid, adalah uji

untuk menentukan kadar kolesterol atau lipid di dalam darah. Uji ini berguna

untuk menentukan tingkat risiko serangan jantung (Staf Pengajar Departemen

Farmakologi FK UNSRI).

6) Alat dan bahan

a) Alat

- Alat pengukur cholesterol dalam darah

- Lancet steril

- Pegangan lancet (Lancet Device)

b) Bahan

- Darah vena atau kapiler

- Reagen kering kolesterol dalam darah (tes strip)

- Kapas alkohol 70%

- Kapas kering

7) Prosedur kerja

a) Dibersihkan ujung jari yang akan digunakan untuk pemeriksaan dengan kapas

alkohol 70%, dibiarkan kering.

49

b) Ditusuk lancet pada daerah tersebut.

c) Dihapus darah yang pertama keluara dengan kapas kering.

d) Dipasang test strip pada alat pengukur kolesterol darah.

e) Ditunggu muncul nomor strip pada layar dan tanda tetesan darah.

f) Disentuhkan darah yang keluar ke ujung test strip sehingga darah terhisap

penuh pada strip.

g) Ditunggu hasil keluar pada layar dan dicatat hasil dalam mg/dl.

Nilai normal : Max 200 mg/dl

8) Hasil

Tabel 7Jumlah Pemeriksaan Kolesterol

No. Hari, TanggalJumlah

PemeriksaanHasil

1 Kamis, 11 April 2013 1 Kadar kolesterol normal : -

Kadar kolesterol tinggi : 1

2 Rabu, 17 April 2013 1 Kadar kolesterol normal : 1

Kadar kolesterol tinggi : -

3 Rabu, 24 April 2013 2 Kadar kolesterol normal : 1

Kadar kolesterol tinggi : 1

Total 4Kadar kolesterol normal : 2

Kadar kolesterol tinggi : 2

Contoh hasil pemeriksaan kolesterol pada pasien :

Hari, tanggal : Kamis, 11 April 2013

Nama : Ketut Pariana

Umur : 59 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Hasil : 243 mg/dl

50

Berdasarkan hasil pemeriksaan kolesterol pada pasien tersebut dapat

diketahui bahwa kadar kolesterol dalam darah pasien termasuk tinggi karena

melebihi nilai normal untuk kolesterol yaitu lebih dari 200 mg/dl.

9) Permasalahan

Permasalahan yang sering terjadi pada pemeriksaan kolesterol darah

dengan reagen kering secara otomatis ini yaitu kurangnya volume darah yang

terserap pada alat.

Pemeriksaan kolesterol dengan reagen kering di Puskesmas II Denpasar

Selatan sering kali diminta bersamaan dengan pemeriksaan glukosa dan asam urat

dengan reagen kering. Karena pemeriksaan ini menggunakan alat yang sama

dengan pemeriksaan asam urat dan memakan waktu yang lebih lama, maka

pemeriksaan kolesterol dilakukan setelah diperoleh hasil pemeriksaan asam urat

dan selama menunggu hasil seringkali sampel darah kapiler pada pasien cepat

membeku sehingga pasien harus ditusuk sebanyak lebih dari satu kali untuk

diambil sampel kembali.

10) Pembahasan dan pemecahan masalah

Pemeriksaan kolesterol di Puskesmas II Densel dilakukan dengan

menggunakan alat otomatis dengan reagen kering. Sampel darah yang diambil

berupa darah kapiler, biasanya dari ujung jari pasien. Pemeriksaan kolesterol

dalam darah pasien dengan syarat telah puasa 8 – 10 jam dimana kolesterol dalam

darah dengan nilai normal maksimal 200 mg/dl. Jumlah pemeriksaan kolesterol

yang dilakukan selama pelaksanaan PKMD yaitu sebanyak 4 pemeriksaan dengan

hasil pemeriksaan kadar kolesterol normal sebanyak 2 pemeriksaan dan kadar

kolesterol tinggi sebanyak 2 pemeriksaan.

51

Untuk menghindari terjadinya error pada alat karena kurangnya volume

sampel darah kapiler maka, kedalaman penusukkan saat pengambilan sampel

darah kapiler harus diatur sedemikian rupa. Pada saat penusukkan ujung jari agak

ditekan sehingga volume darah kapiler yang keluar cukup untuk pemeriksaan.

Pada pemeriksaan kolesterol dengan reagen kering yang dilakukan

bersamaan dengan tes glukosa dan asam urat agar lebih efisien, maka peralatan

dipersiapkan terlebih dahulu dan reagen dipasang pada alat agar pengerjaan dapat

dilakukan dengan lebih cepat dan darah kapiler dari ujung jari pasien tidak segera

membeku untuk menghindari penusukkan lebih dari satu kali.

f. Pemeriksaan uric acid (dengan reagen kering)

1) Tujuan

Untuk mengukur kadar uric acid (asam urat) dalam darah.

2) Sasaran

Semua pasien rawat jalan yang memerlukan pemeriksaan laboratorium di

Puskesmas II Denpasar Selatan.

3) Metode

Metode automatic dengan reagen kering.

4) Prinsip

Tes strip memiliki sistem reagen kimia yang bekerja dengan alat

automatic. Darah ditambahkan pada ujung strip tes (reagen kering). Kemudian

darah secara otomatis diserap melalui reaksi sel. Disinilah dimana reaksi terjadi.

Sebuah hantaran arus listrik dibentuk selama reaksi. Hasil konsentrasi asam urat

kemudian akan ditampilkan pada layar.

52

5) Dasar teori

Untuk mengetahui kadar Asam Urat dalam tubuh biasanya diperlukan

pemeriksaan darah. Karena Asam urat dihasilkan dari kerusakan alami sel tubuh,

juga dari makanan yang kita makan. Ginjal menyaring sebagian besar Asam Urat

dalam darah dan membuang kelebihan Asam Urat melalui air kencing. Beberapa

jumlah asam juga terdapat dalam tinja. Kadar asam urat tinggi dalam darah

menunjukkan bahwa ginjal tidak mampu mengeluarkan asam uart tersebut dari

darah atau jumlah asam yang dihasilkan oleh tubuh terlampau tinggi (Budianto,

2013).

6) Alat dan bahan

a) Alat

- Alat pengukur uric acid dalam darah

- Lancet steril

- Pegangan lancet (Lancet device)

b) Bahan

- Darah vena atau kapiler

- Reagen kering uric acid dalam darah (test strips)

- Kapas alkohol 70 %

- Kapas kering

7) Prosedur kerja

a) Dibersihkan ujung jari yang akan diperiksa dengan kapas alkohol 70 % dan

dibiarkan hingga kering.

53

b) Ditusukkan lancet pada daerah tersebut dan hapus darah pertama yang keluar

dengan kapas kering.

c) Dipasang test strip pada alat pemeriksaan uric acid dalam darah.

d) Ditunggu muncul tanda tetesan darah dan no. kode strip pada layar.

e) Disentuhkan darah pada test strip sehingga darah terhisap penuh pada test

strip.

f) Ditunggu hasil keluar pada layar dan dicatat hasil dalam mg/dl.

Nilai normal :

Perempuan : 2,4 – 5,7 mg/dl

Laki – laki : 3,4 – 7,0 mg/dl

8) Hasil

Tabel 8Jumlah Pemeriksaan Kadar Asam Urat

No. Hari, TanggalJumlah

PemeriksaanHasil

1 Kamis, 11 April 2013 1 Kadar asam urat normal : 1

Kadar asam urat tinggi : -

2 Jumat, 12 April 2013 1 Kadar asam urat normal : 1

Kadar asam urat tinggi : -

3 Rabu, 17 April 2013 1 Kadar asam urat normal : 1

Kadar asam urat tinggi : -

4 Jumat, 19 April 2013 1 Kadar asam urat normal : 1

Kadar asam urat tinggi : -

5 Rabu, 24 April 2013 2 Kadar asam urat normal : 2

Kadar asam urat tinggi : -

Total 6Kadar asam urat normal : 6

Kadar asam urat tinggi : -

Sumber: Data primer

54

Contoh hasil pemeriksaan asam urat pada pasien:

Hari, tanggal : Jumat, 12 April 2013

Nama : Susmini

Umur : 39 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Hasil : 4,1 mg/dl

Berdasarkan hasil pemeriksaan asam urat pada pasien dapat diketahui

bahwa kadar asam urat pasien normal karena masih berada pada rentang nilai

normal asam urat untuk perempuan yaitu antara 2,4 – 5,7 mg/dl.

9) Permasalahan

Permasalahan yang sering terjadi pada pemeriksaan asam urat darah

dengan reagen kering secara otomatis ini yaitu kurangnya volume darah yang

terserap pada alat sehingga menyebabkan eror dan pemeriksaan harus diulang

sehingga kurng efisien.

10) Pembahasan dan pemecahan masalah

Pemeriksaan asam urat di Puskesmas II Densel dilakukan dengan

menggunakan alat otomatis dengan reagen kering. Sampel darah yang diambil

berupa darah kapiler, biasanya dari ujung jari pasien. Pemeriksaan asam urat

dalam darah pasien dengan syarat telah puasa 8 – 10 jam dimana kolesterol.

Jumlah pemeriksaan asam urat yang dilakukan selama pelaksanaan PKMD yaitu

sebanyak 6 pemeriksaan, dengan keseluruhan pemeriksaan memperoleh kadar

asam urat yang termasuk dalam nilai normal.

Untuk menghindari terjadinya error pada alat karena kurangnya volume

sampel darah kapiler maka, kedalaman penusukkan saat pengambilan sampel

55

darah kapiler harus diatur sedemikian rupa. Pada saat penusukkan ujung jari agak

ditekan sehingga volume darah kapiler yang keluar cukup untuk pemeriksaan.

g. Pemeriksaan Hemoglobin Sahli

1) Tujuan

Untuk mengukur kadar hemoglobin dalam darah.

2) Sasaran

Semua pasien rawat jalan yang memerlukan pemeriksaan laboratorium di

Puskesmas II Denpasar Selatan.

3) Metode

Metode yang digunakan adalah metode Sahli.

4) Prinsip

Hemoglobin darah bereaksi dengan asam akan terbentuk asam hematin

yang berwarna kecoklatan lalu asam hematin ini diukur dengan membandingkan

warna yang terjadi dengan warna standar memakai mata biasa.

5) Dasar teori

Hemoglobin merupakan molekul protein pada sel darah merah yang

berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan

tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru. Kandungan

zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah.

Metode sahli merupaan satu cara penetapan hemoglobin secara visual. Darah

diencerkan dengan larutan HCL sehingga hemoglobin berubah menjadi hematin

asam. Untuk dapat menentuan kadar hemoglobin dilakukan dengan mengencerkan

56

larutan campuran tersebut dengan aquabidest sampai warnanya sama dengan

warna batang gelas standart (Anwar,2012).

6) Alat dan bahan

a) Alat

- Gelas berwarna sebagai warna standar

- Pipet sahli

- Tabung hemometer

- Gelas pengaduk

- Pipet tetes

b) Bahan

- Spesiemn darah – EDTA/ darah kapiler

- Larutan HCL 0,1 N

- Aquadest

- Tissue

7) Prosedur kerja

a) Tabung hemometer diisi dengan larutan HCL 0,1 N sampai tanda 2.

b) Dihisap darah kapiler / darah vena + EDTA sampai tepat pada tanda 20 µl

dengan menggunakan pipet sahli.

c) Kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet dihapus dengan tissue secara

hati-hati. Dibersihkan juga darah pada dinding luar pipet.

d) Dimasukkan darah ke dalam tabung yang telah berisi larutan HCL 0,1 N.

e) Pipet dibilas sebelum diangkat dengan jalan menghisap dan mengeluarkan

larutan HCL 0,1 N dari dalam pipet secara berulang-ulang.

57

f) Ditunggu 5 menit untuk pembentukan asam hematin.

g) Asam hematin yang terjadi diencerkan dengan aquades tetes demi tetes sambil

diaduk dengan batang pengaduk dari gelas sampai didapat warna yang sama

dengan warna standar.

h) Miniskus dari larutan dibaca. Miniskus (dalam hal ini) adalah permukaan

terendah dari larutan.

i) Pelaporan dinyatakan dalam gr/dl. Hanya dilaporkan dalam angka bulat atau

naik setengah. Misal : 11. 11 1/2, 12, 12 ½, dst.

j) Catatan hasil normal : 11,0 – 16,5 gr %.

8) Hasil

Tabel 9Jumlah Pemeriksaan Kadar Hemoglobin

No. Hari, TanggalJumlah

PemeriksaanHasil

1 Senin, 8 April 2013 3 Normal : 3

2 Selasa, 9 April 2013 3 Normal : 3

3 Rabu, 10 April 2013 4 Normal : 3

Rendah : 1

4 Kamis, 11 April 2013 3 Normal : 3

5 Jumat, 12 April 2013 1 Normal : 1

6 Sabtu, 13 April 2013 - -

7 Minggu, 14 April 2013 Libur

8 Senin, 15 April 2013 3 Normal : 3

9 Selasa, 16 April 2013 2 Normal : 1

Rendah : 1

10 Rabu, 17 April 2013 1 Normal : 1

11 Kamis, 18 April 2013 4 Normal : 4

12 Jumat, 19 April 2013 1 Normal : 1

58

13 Sabtu, 20 April 2013 1 Normal : 1

14 Minggu, 21 April 2013 Libur

15 Senin, 22 April 2013 1 Normal : 1

16 Selasa, 23 April 2013 3 Normal : 3

17 Rabu, 24 April 2013 - -

18 Kamis, 25 April 2013 1 Normal : 1

19 Jumat, 26 April 2013 - -

Total 31Normal : 29

Rendah : 2

Sumber: Data primer

Contoh pemeriksaan Hb Sahli pada pasien :

Hari, tanggal : Senin, 15 April 2013

Nama : Enik Wijayanti

Umur : 26 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Hasil : 13,2 gr %

9) Permasalahan

Permasalahan yang sering dialami dalam pemeriksaan Hb Sahli ini yaitu

kesulitan dalam memipet sampel darah agar diperoleh volume yang tepat. Selain

itu dapat pula terjadi kelebihan penambahan aquadest saat pengenceran sehingga

akan mempengaruhi kadar Hb yang diperoleh.

10) Pembahasan dan pemecahan masalah

Pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb) darah di Puskesmas II Denpasar

Selatan dikerjakan dengan menggunakan metode Sahli. Pemeriksaan Hb ini paling

sering dilakukan pada ibu hamil disertai pemeriksaan lainnya dengan sampel

berupa darah vena. Jumlah pemeriksaan Hb Sahli yang dikerjakan selama

59

pelaksanaan PKMD di Puskesmas II Denpasar Selatan yaitu 32, dengan jumlah

kadar Hb yang normal sebanyak 29 dan jumlah kadar Hb rendah 2.

Dalam pemeriksaan Hb dengan metode Sahli, harus dilakukan sesuai

dengan prosedur. Pemipetan sampel darah dilakukan secara hati-hati dan teliti

agar diperoleh volume sampel yang sesuai sehingga reaksi pembentukan asam

hematin yang menimbulkan warna dapat terjadi secara optimal sesuai dengan

waktu yang ditentukan (selama 5 menit). Pada saat pengenceran agar diperoleh

warna yang sesuai dengan warna standar, maka pengenceran dengan aquadest

harus dilakukan pada tempat yang cukup cahaya. Penambahan aquadest dilakukan

secara seksama agar kadar yang diperoleh tepat dan tidak membuat larutan terlalu

encer sehingga tidak sesuai dengan warna standar.

h. Pemeriksaan golongan darah

1) Tujuan

Untuk menentukan golongan darah seseorang.

2) Sasaran

Semua pasien rawat jalan yang memerlukan pemeriksaan laboratorium di

Puskesmas II Denpasar Selatan.

3) Metode

Metode yang digunakan yaitu metode aglutinasi.

4) Prinsip

Aglutinasi sel darah merah dengan anti sera tertentu.

5) Dasar Teori

60

Golongan darah kita ditentukan oleh perpaduan gen yang diwariskan oleh

ayah dan gen yang diwariskan oleh ibu kita. Pewarisan gen yang menentukan

golongan darah mengikuti hukum Mendel. Jenis gen yang diwariskan itu

disebut genotip (genotype), terdiri dari genotip A, B, dan O. Perpaduan gen O dan

gen O menghasilkan golongan darah O. Perpaduan gen A dan gen O

menghasilkan golongan darah A. Perpaduan gen A dan gen A menghasilkan

golongan darah A. Perpaduan gen B dan gen O menghasilkan golongan darah B.

Perpaduan gen B dan gen B menghasilkan golongan darah B. Perpaduan gen A

dan gen B menghasilkan golongan darah AB (Akhyar,2012).

6) Alat dan bahan

a) Alat

- Kaca sediaan/kaca slide

- Pipet tetes

- Pengaduk

- Lancet

- Kapas alkohol 70%

b) Bahan

- Spesimen darah

- 1 set antisera yang berisi

Serum anti A

Serum anti B

Serum anti AB

7) Prosedur kerja

61

a) Diteteskan pada kaca objek:

- 1 tetes serum anti A

- 1 tetes serum anti B

- 1 tetes serum anti AB

b) Ditambahkan beberapa tetes darah kapiler/vena pada serum-serum

tersebut sama banyaknya.

c) Dicampur dengan stick pengaduk.

d) Digoyangkan kaca objek dengan gerakan melingkar selama 2 menit.

e) Dicatat dengan hasil bagian yang terjadi aglutinasi itulah golongan

darahnya.

8) Hasil

Tabel 10Jumlah Pemeriksaan Golongan Darah

No. TanggalJumlah

PemeriksaanHasil

1 Kamis, 18 April 2013 1 Golongan darah : O

2 Jumat, 19 April 2013 1 Golongan darah : A

3 Sabtu, 20 April 2013 1 Golongan darah : B

1 2 3 4

4 Senin, 22 April 2013 1 Golongan darah : O

5 Selasa, 23 April 2013 2Golongan darah B : 1 pasien

Golongan darah AB : 1 pasien

7 Kamis, 25 April 2013 1 Golongan darah : B

8 Jumat, 26 April 2013 4 Golongan darah A : 4 pasien

Total 11

Golongan darah A : 5

Golongan darah B : 3

Golongan darah O : 2

Golongan darah AB : 1

62

Sumber: Data primer

Contoh hasil pemeriksaan golongan darah pada pasien :

Hari, tanggal : Jumat, 26 April 2013

Nama : Nindy Oktavia

Umur : 14 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Golongan darah : A

9) Permasalahan

Masalah yang ditemui dalam melakukan pemeriksaan golongan darah

adalah saat melakukan sampling darah kapiler dimana sampel darah didapatkan

encer akibat belum keringnya alkohol yang digunakan untuk proses desinfeksi

sehingga darah sulit diteteskan pada slide.

10) Pembahasan dan pemecahan masalah

Pemeriksaan Golongan darah di Puskesmas II Denpasar Selatan dilakukan

dengan menggunakan satu set reagen antisera yang terdiri dari serum anti A,

serum anti B, dan serum anti AB. Jumlah pemeriksaan golongan darah yang

dikerjakan selama pelaksanaan PKMD di Puskesmas II Denpasar Selatan yaitu

sebanyak 11 pemeriksaan dengan hasil pemeriksaan, yaitu golongan darah A

sebanyak 5 pasien, golongan darah B sebanyak 3 pasien, golongan darah O

sebanyak 2 pasien, dan golongan darah AB sebanyak 1 pasien.

Agar pemeriksaan dapat berjalan dengan baik, tanpa ada permasalahan

sebaiknya lebih diperhatikan saat melakukan kegiatan desinfeksi. Setelah

63

melakukan desinfeksi sebaiknya ditunggu dahulu supaya alkohol kering, sehingga

saat dilakukan pemeriksaan darah tidak encer.

i. Pemeriksaan Widal (Slide)

1) Tujuan

Untuk membantu diagnosa penyakit demam Thypoid.

2) Sasaran

Semua pasien rawat jalan yang memerlukan pemeriksaan laboratorium di

Puskesmas II Denpasar Selatan.

3) Metode

Metode yang digunakan adalah metode slide aglutinasi.

4) Prinsip

Berdasarkan reaksi aglutinasi secara immunologis antara antibodi dalam

serum dengan suspensi bakteri sebagai antigen yang homolog.

5) Dasar teori

Pemeriksaan Widal merupakan pemeriksaan untuk mendiagnosis adanya

infeksi demam thypoid. Demam thypoid merupakan suatu penyakit infeksi

sistemik yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi. Penyakit ini juga

merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting karena penyebarannya

berkaitan erat dengan urbanisasi, kepadatan penduduk, sumber air dan sanitasi

yang buruk, serta standar higiene industri pengolahan makanan yang masih

rendah (Nila,2012).

6) Alat dan bahan

64

a) Alat

- Kaca objek / slide

- Mikropipet

- Label

- Pengaduk kaca

- Yellow tip

b) Bahan

- Serum atau plasma segar atau disimpan.

- Reagen Salmonella thypi H, reagen Salmonella paratyphi AH, reagen

Salmonella paratyphi BH, dan reagen Salmonella paratyphi CH.

- Reagen Salmonella typhi O, reagen Salmonella paratyphi AO, reagen

Salmonella paratyphi BO, dan reagen Salmonella paratyphi CO.

7) Prosedur kerja

Test penyaring (kualitatif)

a) Disiapkan kaca objek dan teteskan 0,08 ml serum atau plasma (setara dengan

pengenceran 1:20).

b) Dikocok reagen dengan baik dan teteskan 1 tetes reagen dengan memakai

droper pada penutup reagen di dekat masing - masing serum.

c) Dicampur pelan – pelan dengan pengaduk yang kering dan bersih.

d) Digoyang perlahan dengan gerakan memutar selama 1 menit, dan diamati

terbentuknya aglutinasi.

Test titrasi (semikuantitatif)

a) Dilakukan jika tes penyaring menghasilkan hasil positif.

65

b) Disiapkan kaca objek dan lakukan pemeriksaan seperti tes penyaring dengan

pengenceran sebagai berikut :

40 micro serum + 1 tetes reagen = 1:40

20 micro serum + 1 tetes reagen = 1:80

10 micro serum + 1 tetes reagen = 1:160

5 micro serum + 1 tetes reagen = 1:320

2,5 micro serum + 1 tetes reagen = 1: 640

c) Diamati terbentuknya aglutinasi. Bila 1 : 640 masih positif maka hasil

dilaporkan > 1:640.

8) Hasil

Hari, Tanggal : Senin, 15 April 2013

Nama : Dian Puspita

Umur : 15 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Hasil :

Positif Salmonella typhi H dengan titer 1 : 160

Positif Salmonella paratyphi BO dengan titer 1 : 320

9) Permasalahan

Pada saat melakukan pengamatan terhadap adanya aglutinasi, sering kali

meragukan sehingga dapat menyebabkan kesalahan dalam melaporkan hasil.

Selain itu apabila waktu pada saat menggoyangkan pada rotator melebihi

ketentuan dapat menyebabkan kesalahan dalam menentukan titer, dimana sering

terjadi positif palsu.

66

10) Pembahasan dan pemecahan masalah

Pemeriksaan widal di Puskesmas II Denpasar Selatan dilakukan dengan

menggunakan metode slide aglutinasi. Sampel darah vena ditampung dalam

tabung tutup merah untuk pemeriksaan immunologi dan dibiarkan hingga

membeku pada suhu kamar. Sampel darah dalam tabung selanjutnya disentrifuge

dan diambil serumnya untuk pemeriksaan. Hasil pemeriksaan widal pada pasien

Dian Puspita (15 tahun / perempuan) diperoleh hasil positif Salmonella typhi H

dengan titer 1 : 160 dan positif Salmonella paratyphi BO dengan titer 1 : 320.

Pada pemeriksaan widal dengan metode slide aglutinasi pembacaan titer

harus dilakukan dengan teliti sehingga kesalahan dalam pelaporan tidak dapat

terjadi lagi. Untuk itu pembacaan harus dilakukan pada tempat yang cukup

cahaya. Begitu juga saat melakukan pemutaran dengan rotator, waktu

penggoyangan rotator harus ditepatkan sehingga kesalahan dalam pembacaan titer

tidak terjadi dan hasil dapat dilaporkan dengan baik tanpa ada kesalahan.

j. Pemeriksaan Sifilis dengan Rapid Test

1) Tujuan

- Mendeteksi adanya antibody terhadap syphilis dalam darah manusia secara

imunoassay.

- Mendeteksi secara kualitatif adanya antibody treponema dari semua jenis (Ig

A, Ig G, Ig M) dalam darah.

2) Sasaran

Semua pasien rawat jalan yang memerlukan pemeriksaan laboratorium di

Puskesmas II Denpasar Selatan.

67

3) Metode

Metode imunokromatografi

4) Prinsip

Antibodi spesifik terhadap Treponema pallidum (Anti-TP) dalam serum

akan berikatan dengan antigen Treponema pallidum yang terdapat pada membran

strip. Campuran akan bergerak disepanjang strip secara kromatografi menuju

daerah test dan menghasilkan garis berwarna.

5) Dasar teori

Penyakit sifilis terdiri dari beberapa tahapan yakni Sifilis primer (4-6

minggu), sifilis primer, sifilis laten (tanpa gejala), dan sifilis lanjut. Sifilis lanjut

dapat menyebabkan sifilis pada saraf dan pembuluh darah sehingga dapat

menyebabkan gejala stroke sehingga memerlukan perawatan atau pengobatan.

Sifilis sering juga berkombinasi dengan penyakit menular seksual lainnya seperti

gonorhoe (Biomedika,2012).

6) Alat dan bahan

a) Alat

- Mikropipet

- Yellow tipe

- Pengukur waktu

b) Bahan

- Test card shypillis

- Assay Dilluent

- Serum, plasma / whole blood

68

7) Prosedur kerja

a) Dibawa test card dan sampel ke suhu ruang.

b) Dibuka kantong test, diletakkan test di tempat yang datar dan kering.

c) Dengan menggunakan mikropipet diambil 20 µl sampel serum / plasma /

whole blood dan diteteskan ke dalam lubang sampel (S) pada device test.

d) Ditambahkan 3 – 4 tetes assay diluent (setara dengan 110 µl) dan mulai

dihitung waktu.

e) Dibaca dan diinterpretasikan hasil pengujian setelah 5 – 20 menit.

Interpretasi hasil :

- Hasil negatif : jika hanya muncul 1 garis pita ungu pada jendela hasil, yaitu

pada zona kontrol (C) yang menunjukkan hasil negatif.

- Hasil positif : jika muncul 2 garis warna yaitu pada garis T dan garis C pada

jendela hasil.

8) Hasil

Tabel 11Jumlah Pemeriksaan Sifilis

No. TanggalJumlah

PemeriksaanHasil

1 Senin, 8 April 2013 5Reaktif : -

Non reaktif : 5

2 Selasa, 9 April 2013 4 Reaktif : -

69

Non reaktif : 4

3 Rabu, 10 April 2013 7Reaktif : -

Non reaktif : 7

4 Kamis, 11 April 2013 5Reaktif : -

Non reaktif : 5

5 Jumat, 12 April 2013 1Reaktif : -

Non reaktif : 1

6 Sabtu, 13 April 2013 - -

7 Minggu, 14 April 2013 Libur

8 Senin, 15 April 2013 4Reaktif : -

Non reaktif : 4

9 Selasa, 16 April 2013 2Reaktif : 1

Non reaktif : 1

10 Rabu, 17 April 2013 1Reaktif : -

Non reaktif : 1

11 Kamis, 18 April 2013 4Reaktif : -

Non reaktif : 4

12 Jumat, 19 April 2013 1Reaktif : -

Non reaktif : 1

13 Sabtu, 20 April 2013 2Reaktif : -

Non reaktif : 2

14 Minggu, 21 April 2013 Libur

15 Senin, 22 April 2013 2Reaktif : -

Non reaktif : 2

16 Selasa, 23 April 2013 3Reaktif : -

Non reaktif : 3

17 Rabu, 24 April 2013 1Reaktif : -

Non reaktif : 1

18 Kamis, 25 April 2013 5Reaktif : -

Non reaktif : 5

19 Jumat, 26 April 2013 2Reaktif : -

Non reaktif : 2

70

Total 49Reaktif : 1

Non reaktif : 48

Sumber: Data primer

Contoh pemeriksaan sifilis dengan rapid test pada pasien :

Hari, tanggal : Jumat, 26 April 2013

Nama : Ni Komang Periani

Umur : 21 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Hasil : Non Reaktif

9) Permasalahan

Dalam melakukan pemeriksaan sifilis dengan rapid tes apabila tidak sesuai

dengan prosedur dan kualitas strip tes kurang baik maka dapat memberikan hasil

yang invalid. Misalnya reagen yang sudah kadaluarsa, pemipetan volume sampel

dan penambahan diluent yang tidak sesuai prosedur dapat menyebabkan hasil

positif palsu atau negatif palsu

10) Pembahasan dan pemecahan masalah

Pemeriksaan sifilis dengan rapid test di Puskesmas II Denpasar Selatan

sering dilakukan pada pasien yang berisiko terinfeksi sifilis, atau yang mengalami

gejala yang merujuk pada infeksi sifilis. Tes ini juga dilakukan pada ibu hamil,

untuk deteksi secara dini dengan tidak dikenakan biaya pemeriksaan. Sampel yang

digunakan untuk pemeriksaan ini yaitu sampel darah whole blood. Jumlah

pemeriksaan sifilis dengan rapid test yang dilakukan di Puskesmas II Denpasar

Selatan selama pelaksanaan PKMD yaitu 49, dengan jumlah pemeriksaan reaktif

sebanyak 1, dan jumlah pemeriksaan non reaktif sebanyak 48.

71

Sebelum digunakan reagen rapid Anti – TP harus dibawa ke suhu ruang dan di

cek tanggal kedaluarsa (ED) dari reagen tersebut. Hal ini dilakukan agar tidak

terjadi kekeliruan hasil pemeriksaan yang disebabkan oleh kualitas reagen yang

kurang baik. Selain itu, juga harus diperhatikan volume sampel yang diperlukan

untuk pemeriksaan dan waktu pembacaan hasil sesuai dengan prosedur agar

diperoleh hasil pemeriksaan yang valid.

k. Test VDRL

1) Tujuan

Untuk screening test secara kualitatif dan semikuantitatif sifilis.

2) Sasaran

Semua pasien rawat jalan yang memerlukan pemeriksaan laboratorium di

Puskesmas II Denpasar Selatan.

3) Metode

Metode yang digunakan adalah metode flokulasi dengan slide test.

4) Prinsip

Reaksi flokulasi antara antibodi dalam serum/plasma dengan antigen

VDRL.

5) Dasar teori

Penyakit sifilis terdiri dari beberapa tahapan yakni Sifilis primer (4-6

minggu), sifilis primer, sifilis laten (tanpa gejala), dan sifilis lanjut. Sifilis lanjut

dapat menyebabkan sifilis pada saraf dan pembuluh darah sehingga dapat

menyebabkan gejala stroke sehingga memerlukan perawatan atau pengobatan.

72

Sifilis sering juga berkombinasi dengan penyakit menular seksual lainnya seperti

gonorhoe (Biomedika,2012).

6) Alat dan bahan

a) Alat

- Mikropipet

- Yellow tip

- Rotator

- Ring slide warna putih

- Pengaduk plastik dalam kit

b) Bahan

- Antigen VDRL berupa suspensi keruh atau berupa mikropartikel karbon

mengandung EDTA, choline chloride dan merthiolate

- Sampel serum

7) Prosedur kerja

Kualitatif

a) Alat dan bahan disiapkan pada meja praktikum.

b) Serum dipipet 50 µl dan diteteskan pada ring slide.

c) Serum ditambahkan 1 tetes suspensi antigen VDRL.

d) Serum dan suspensi antigen VDRL dihomogenkan. Kemudian diletakkan pada

rotator atau digoyangkan selama 8 menit.

e) Hasil diamati flokulasinya. Jika positif dilakukan pengenceran.

Semi Kuantitatif

73

100µl NaCl 0,85%

100µl NaCl 0,85%

100µl NaCl 0,85%

100µl NaCl 0,85%

100µl 100µl 100µl100µl100µl serum +100µl NaCl 0,85%

1/81/4 1/16 1/32 1/64

a) Serum hasil positif kualitatif test diencerkan dengan menggunakan pengencer

Nacl 0,85%, 1/4 , 1/8 , 1/16 , 1/32 , 1/64.

b) Cara kerja dilakukan seperti kualitatif.

c) Hasil akhir/titer ditentukan yaitu dengan pengenceran tertinggi yang masih

menunjukan hasil positif.

Gambar 2Skema Pengenceran Pemeriksaan VDRL Semi Kuantatif

Interpretasi Hasil

Positif : Terjadi flokulasi

Negarif : Tidak terjadi flokulasi

8) Hasil

Hari, tanggal : Selasa, 16 April 3013

Nama : (Nama pasien)

Umur : 21 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Hasil : Positif dengan titer 1/16

9) Permasalahan

Permasalahan yang dapat ditemui saat melakukan tes VDRL adalah

kekeliruan dalam melakukan pengamatan terhadap flokulasi serta waktu

74

melakukan rotator / menggoyangkan slide yang tidak sesuai dengan prosedur

(terlalu lama atau sebentar) dapat menyebabkan kesalahan dalam penentuan titer.

10) Pembahasan dan pemecahan masalah

Tes VDRL (Venereal disease research laboratory) digunakan untuk

diagnosa penyakit sifilis. Pemeriksaan VDRL di Puskesmas II Denpasar Selatan

dilakukan mulai dari test kualitatif. Apabila test ini positif dilanjutkan dengan

pemeriksaan semi kuantitatif dengan pengenceran untuk menentukan titer.

Sifilis atau yang disebut dengan ‘raja singa’ disebabkan oleh sejenis

bakteri yang bernama Treponema pallidum yang dapat ditularkan dari satu orang

ke orang yang lain melalui hubungan genito-genital (kelamin-kelamin) maupun

oro-genital (seks oral). Infeksi ini juga dapat ditularkan oleh seorang ibu kepada

bayinya selama masa kehamilan. Bila tidak terawat, sifilis dapat menyebabkan

efek serius seperti kerusakan sistem saraf, jantung, atau otak. Sifilis yang tidak

terawat dapat berakibat fatal.

Agar tes VDRL dapat berjalan dengan baik, maka harus dilakukan sesuai

dengan prosedur dan pembacaan dilakukan pada tempat yang cukup cahaya

sehingga tidak terjadi kesalahan dalam mengamati adanya flokulasi dan penentuan

titer.

l. Tes HIV (SD HIV ½ 3.0 Bioline)

1) Tujuan

Sebagai acuan untuk mendeteksi adanya antibody spesifik HIV tipe 1 dan

2 dalam darah secara rapid test.

2) Sasaran

75

Semua pasien rawat jalan yang memerlukan pemeriksaan laboratorium di

Puskesmas II Denpasar Selatan.

3) Metode

Metode Imunokromatografi

4) Prinsip

Tes ini meliputi deteksi antibody HIV-1, HIV-2 dan Subtype O dalam

darah, serum, plasma oleh protein immunodominant pada virus HIV yang sudah

dilumpuhkan dalam membran. T1 test line telah dicoated dengan HIV-1 dan

Subtype O antigen, sedangkan T2 test line dicoated dengan HIV- 2 antigen.

Antigen pengikatnya adalah protein rekombinan dari HIV-1 pada region gp-120,

gp-41, p24. Sedangkan untuk HIV-2 juga termasuk rekombinan gp 36.

Keberadaan HIV 1 dan 2 IgM, IgG, IgA, dapat dinyatakan dengan konjugat

protein A. Adanya antibody positif dapat dibaca dengan terbentuknya garis ungu-

kemerahan pada membrane (region T). Garis control tambahan diletakkan pada

membran (region C) untuk memeriksa reaktifitas kit.

5) Dasar teori

Tes HIV adalah suatu pemeriksaan darah yang digunakan untuk

memastikan seseorang terinfeksi HIV atau tidak dengan cara mendeteksi antibodi

terhadap HIV. Antibodi adalah suatu protein yang dihasilkan oleh sitem imun

untuk melawan penyakit tertentu.Tes ini sangat penting terutama untuk

menentukan status kesehatan seseorang yang dianggap berisiko terhadap

penularan HIV. Pemeriksaan pada seseorang yang berisiko tinggi tertular HIV

bermanfaat untuk mendeteksi infeksi HIV secepatnya agar dapat memperoleh

76

pengobatan segera, sehingga jumlah virus dapat diturunkan dan perkembangan

penyakit ke arah AIDS dapat dikurangi dan penyebaran virus dapat dicegah

(Prodia,2013).

6) Alat dan bahan

a) Alat

- Mikropipet

- Yellow tip

- Pengukur waktu

b) Bahan

- Serum/plasma/darah utuh

- Diluent assay

- Reagen (strip/kaset) test SD HIV ½ 3.0 Bioline

7) Prosedur kerja

a) Test card dikeluarkan dari alat pembungkusnya.

b) Diletakkan di tempat yang datar dan kering.

c) Untuk spesimen serum atau plasma, diteteskan 10 µl sampel ke dalam lubang

sampel dan ditambahkan 4 tetes diluents atau buffer dan dijalankan timer.

d) Untuk specimen darah, diteteskan 20 µl darah ke dalam lubang sampel dan

ditambahkan 4 tetes diluents atau buffer dan dijalankan timer.

e) Saat proses test bekerja, diamati terjadinya garis warna ungu yang terbentuk

pada area pembacaan.

f) Interpretasi hasil dilakukan selama 5 – 20 menit. Jangan dibaca setelah 20

menit.

77

Interpretasi hasil :

- Hasil positif/reaktif akan ditunjukkan dengan terbentuknya dua atau tiga garis

warna ungu dan salah satunya pada zona control atau “C”.

- Hasil negatif/non reaktif bila hanya terbentuk garis warna ungu pada zona

control atau “C”.

- Hasil salah atau invalid terjadi bila tidak terbentuk garis warna ungu pada

zona control.

8) Hasil

Tabel 12Jumlah Pemeriksaan HIV dengan SD HIV ½ 3.0 Bioline

No. TanggalJumlah

PemeriksaanHasil

1 Senin, 8 April 2013 5Reaktif : -

Non reaktif : 5

2 Selasa, 9 April 2013 4Reaktif : -

Non reaktif : 4

3 Rabu, 10 April 2013 7Reaktif : -

Non reaktif : 7

4 Kamis, 11 April 2013 4Reaktif : 1

Non reaktif : 3

1 2 3 4

5 Jumat, 12 April 2013 1Reaktif : -

Non reaktif : 1

6 Sabtu, 13 April 2013 -Reaktif : -

Non reaktif : -

7 Minggu, 14 April 2013 Libur

8 Senin, 15 April 2013 4Reaktif : -

Non reaktif : 4

9 Selasa, 16 April 2013 3 Reaktif : 1

78

Non reaktif : 2

10 Rabu, 17 April 2013 1Reaktif : -

Non reaktif : 1

11 Kamis, 18 April 2013 4Reaktif : -

Non reaktif : 4

12 Jumat, 19 April 2013 1Reaktif : -

Non reaktif : 1

13 Sabtu, 20 April 2013 4Reaktif : 1

Non reaktif : 3

14 Minggu, 21 April 2013 Libur

15 Senin, 22 April 2013 2Reaktif : -

Non reaktif : 2

16 Selasa, 23 April 2013 2Reaktif : -

Non reaktif : 2

17 Rabu, 24 April 2013 - -

18 Kamis, 25 April 2013 5Reaktif : -

Non reaktif : 5

19 Jumat, 26 April 2013 2Reaktif : -

Non reaktif : 2

Total 49Reaktif : 3

Non reaktif : 46

Sumber: Data primer

Contoh hasil pemeriksaan anti-HIV dengan rapid test SD HIV ½ 3.0 Bioline :

Hari, tanggal : Rabu, 10 April 2013

Nama : Erni Mulyantari

Umur : 24 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Hasil : Non Reaktif

79

9) Permasalahan

Adanya false negatif atau hasil yang invalid karena kesalahan prosedur

maupun kondisi sampel atau reagen yang tidak baik.

10) Pembahasan dan pemecahan masalah

Pemeriksaan anti-HIV dengan rapid test di Puskesmas 2 Denpasar Selatan

sering dilakukan pada pasien yang memiliki resiko terinfeksi virus HIV serta pada

ibu hamil untuk deteksi dini. Sampel darah yang digunakan yaitu berupa whole

blood. Apabila pemeriksaan anti-HIV dengan rapid test SD HIV ½ 3.0 Bioline

menunjukkan hasil positif maka test dilanjutkan dengan menggunakan reagen

rapid test Advance Quality One Step Anti-HIV (1&2) Tri-line Test dan

Oncoprobe HIV ½ Antibody Rapid Test sebagai test pembanding. Jika hasil test

dengan SD HIV ½ 3.0 Bioline negatif maka test tidak dilanjutkan dan hasil

dinyatakan non reaktif. Jika setelah dilanjutkan hasil positif hanya pada SD HIV

½ 3.0 Bioline atau SD HIV ½ 3.0 Bioline dengan salah satu test pembanding

(Advance Quality One Step Anti-HIV (1&2) Tri-line Test atau Oncoprobe HIV ½

Antibody Rapid Test) maka hasil dikatakan intermediet. Hasil dikatakan reaktif

apabila test positif dengan menggunakan ketiga rapid test tersebut. Jumlah

pemeriksaan anti-HIV dengan rapid test yang dilakukan selama pelaksanaan

PKMD di Puskesmas II Denpasar Selatan yaitu 49, dengan jumlah pemeriksaan

reaktif sebanyak 3 dan jumlah non reaktif 46.

Untuk menghindari hasil invalid karena kualitas reagen yang tidak baik

maka harus selalu diperhatikan cara penyimpanan dan tanggal kadaluarsa reagen.

Pengerjaan juga harus mengikuti prosedur sesuai dengan jenis sampel yang

digunakan. Pada pemeriksaan anti-HIV dengan strip tes ini hasil negatif tidak

80

mengesampingkan kemungkinan terinfeksi HIV 1/2. False negatif dapat diperoleh

dalam beberapa keadaan salah satunya karena tingkat antibodi rendah yang

dibawah batas minimum deteksi tes. Contohnya spesimen yang terkumpul pada

masa early serocoversion diamana pada masa window period ini pasien hanya

dapat membentuk antibodi spesifik HIV 1/2 dalam jumlah kecil. Untuk itu, test

diulangi kembali 3 bulan kemudian.

m. Tes HIV (Rapid Test) Advance Quality One Step Anti-HIV (1&2) Tri-line

Test

1) Tujuan

Penyaringan awal untuk mendeteksi adanya antibody terhadap HIV tipe 1,

HIV tipe 2 dan subtype O dalam darah pasien.

2) Sasaran

Semua pasien rawat jalan yang memerlukan pemeriksaan laboratorium di

Puskesmas II Denpasar Selatan.

3) Metode

Metode imunokromatografi

4) Prinsip

Pada test ini, T1 test line telah dicoated dengan HIV-1 dan Subtype O

antigen, sedangkan T2 test line dicoated dengan HIV- 2 antigen. Antigen

pengikatnya adalah protein rekombinan dari HIV-1 pada region gp-120, gp-41,

p24. Sedangkan untuk HIV-2 juga termasuk rekombinan gp 36. Keberadaan HIV

81

1 dan 2 IgM, IgG, IgA, dapat dinyatakan dengan konjugat protein A. Adanya

antibody positif dengan terbentuknya garis ungu-kemerahan pada region T dan C.

5) Dasar teori

Tes HIV adalah suatu pemeriksaan darah yang digunakan untuk

memastikan seseorang terinfeksi HIV atau tidak dengan cara mendeteksi antibodi

terhadap HIV. Antibodi adalah suatu protein yang dihasilkan oleh sitem imun

untuk melawan penyakit tertentu.Tes ini sangat penting terutama untuk

menentukan status kesehatan seseorang yang dianggap berisiko terhadap

penularan HIV. Pemeriksaan pada seseorang yang berisiko tinggi tertular HIV

bermanfaat untuk mendeteksi infeksi HIV secepatnya agar dapat memperoleh

pengobatan segera, sehingga jumlah virus dapat diturunkan dan perkembangan

penyakit ke arah AIDS dapat dikurangi dan penyebaran virus dapat dicegah

(Prodia,2013).

6) Alat dan bahan

a) Alat

- Pipet tetes

- Pengukur waktu

b) Bahan

- Serum/plasma/darah utuh

- Sampel dilution buffer

- Reagen (strip/kaset) test HIV ½

7) Prosedur kerja

a) Dikeluarkan strip test dari dalam kemasannya.

82

b) Ditempatkan di tempat yang datar dan kering.

c) Untuk specimen serum atau plasma, diteteskan 1 tetes sampel ke dalam

lubang sampel dan ditambahkan 1 tetes buffer dan dijalankan timer.

d) Untuk spesimen darah, diteteskan 2 tetes darah ke dalam lubang sampel dan

ditambahkan 2 tetes buffer dan dijalankan timer.

e) Saat proses test bekerja, terus dilihat terjadinya garis warna ungu yang

terbentuk pada tempat pembacaan.

f) Dibaca hasil dalam 15 menit. (Jangan dibaca lebih dari 20 menit)

Interpretasi hasil :

- Hasil reaktif / positif adanya antibody positif ditandai dengan munculnya garis

warna ungu kemerahan yang terbentuk pada membran (region T), garis

control tambahan diletakkan pada membrane (region C) untuk memelihara

reaktivitas kit.

- Hasil negatif/non reaktif ditandai dengan munculnya satu garis warna hanya

pada garis control (C).

- Hasil invalid apabila tidak muncul garis warna pada garis control (C).

8) Hasil

Tabel 13Jumlah Pemeriksaan HIV

Advance Quality One Step Anti-HIV (1&2) Tri-line Test

No. Tanggal Jumlah Hasil

83

Pemeriksaan

1 Kamis, 11 April 2013 1 Reaktif

2 Selasa, 16 April 2013 1 Reaktif

3 Sabtu, 20 April 2013 1 Reaktif

Total 3Reaktif : 3

Non reaktif : -

Sumber: Data primer

Contoh pemeriksaan anti-HIV rapid test dengan Advance Quality One Step Anti-

HIV (1&2) Tri-line Test pada pasien :

Hari, tanggal : Kamis, 11 April 2013

Nama : (Nama pasien)

Umur : 32 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Hasil : Reaktif

9) Permasalahan

Permasalahan yang dapat terjadi dalam pemeriksaan anti-HIV dengan

rapid test ini adalah adanya hasil false negatif atau hasil yang invalid karena

kesalahan prosedur maupun kondisi sampel atau reagen yang tidak baik.

10) Pembahasan dan pemecahan masalah

Pemeriksaan anti-HIV rapid test dengan Advance Quality One Step Anti-

HIV (1&2) Tri-line Test di Puskesmas II Denpasar Selatan dilakukan apabila

diperoleh hasil reaktif pada pemeriksaan dengan reagen rapid test SD HIV ½ 3.0

Bioline. Sampel yang digunakan untuk pemeriksaan lanjutan ini adalah sampel

darah berupa whole blood. Jumlah pemeriksaan anti-HIV rapid test dengan

Advance Quality One Step Anti-HIV (1&2) Tri-line Test selama pelaksanaan

84

PKMD di Puskesmas II Denpasar Selatan adalah 3 pemeriksaan dengan hasil

reaktif.

Untuk menghindari hasil invalid karena kualitas reagen yang tidak baik

maka harus selalu diperhatikan cara penyimpanan dan tanggal kadaluarsa reagen.

Pengerjaan juga harus mengikuti prosedur sesuai dengan jenis sampel yang

digunakan. Pada pemeriksaan anti-HIV dengan strip tes ini hasil negatif tidak

mengesampingkan kemungkinan terinfeksi HIV 1 / 2. False negatif dapat

diperoleh dalam beberapa keadaan salah satunya karena tingkat antibodi rendah

yang dibawah batas minimum deteksi tes. Contohnya spesimen yang terkumpul

pada masa early serocoversion diamana pada masa window period ini pasien

hanya dapat membentuk antibodi spesifik HIV 1 /2 dalam jumlah kecil.

a. Test HIV (Oncoprobe HIV ½ Antibody Rapid Test)

1) Tujuan

Penyaringan awal untuk mendeteksi adanya antibody terhadap HIV tipe 1,

HIV tipe 2 dan subtype O dalam darah pasien.

2) Sasaran

Semua pasien rawat jalan yang memerlukan pemeriksaan laboratorium di

Puskesmas II Denpasar Selatan.

3) Metode

Metode imunokromatografi

4) Prinsip

Tes ini meliputi deteksi antibody HIV-1, HIV-2 dan Subtype O dalam

darah, serum, plasma oleh protein immunodominant pada virus HIV yang sudah

85

dilumpuhkan dalam membran. T1 test line telah dicoated dengan HIV-1 dan

Subtype O antigen, sedangkan T2 test line dicoated dengan HIV- 2 antigen.

Antigen pengikatnya adalah protein rekombinan dari HIV-1 pada region gp-120,

gp-41, p24. Sedangkan untuk HIV-2 juga termasuk rekombinan gp 36.

Keberadaan HIV 1 dan 2 IgM, IgG, IgA, dapat dinyatakan dengan konjugat

protein A. Adanya antibody positif dapat dibaca dengan terbentuknya garis ungu-

kemerahan pada membrane (region T). Garis control tambahan diletakkan pada

membran (region C) untuk memeriksa reaktifitas kit.

5) Dasar teori

Tes HIV adalah suatu pemeriksaan darah yang digunakan untuk

memastikan seseorang terinfeksi HIV atau tidak dengan cara mendeteksi antibodi

terhadap HIV. Antibodi adalah suatu protein yang dihasilkan oleh sitem imun

untuk melawan penyakit tertentu.Tes ini sangat penting terutama untuk

menentukan status kesehatan seseorang yang dianggap berisiko terhadap

penularan HIV. Pemeriksaan pada seseorang yang berisiko tinggi tertular HIV

bermanfaat untuk mendeteksi infeksi HIV secepatnya agar dapat memperoleh

pengobatan segera, sehingga jumlah virus dapat diturunkan dan perkembangan

penyakit ke arah AIDS dapat dikurangi dan penyebaran virus dapat dicegah

(Prodia,2013).

6) Alat dan bahan

a) Alat

- Pipet tetes

- Pengukur waktu

86

b) Bahan

- Serum/plasma/darah utuh

- Sampel dilution buffer

- Reagen (strip/kaset) test HIV ½

7) Prosedur kerja

a) Dikeluarkan strip test dari dalam kemasannya.

b) Ditempatkan di tempat yang datar dan kering.

c) Untuk specimen serum atau plasma, diteteskan 1 tetes sampel ke dalam

lubang sampel dan ditambahkan 1 tetes buffer dan dijalankan timer.

d) Untuk specimen darah, diteteskan 2 tetes darah ke dalam lubang sampel

dan ditambahkan 2 tetes buffer dan dijalankan timer.

e) Saat proses test bekerja, terus dilihat terjadinya garis warna ungu yang

terbentuk pada tempat pembacaan.

f) Dibaca hasil dalam 10 – 30 menit.

Interpretasi hasil :

- Hasil reaktif / positif ditandai dengan munculnya garis warna ungu kemerahan

yang terbentuk pada membran (region T) dan garis control (region C).

- Hasil negatif/non reaktif ditandai dengan munculnya satu garis warna hanya

pada garis control (C).

- Hasil invalid apabila tidak muncul garis warna pada garis control (C).

8) Hasil

Tabel 14

87

Jumlah Pemeriksaan HIVOncoprobe HIV ½ Antibody Rapid Test

No. TanggalJumlah

PemeriksaanHasil

1 Kamis, 11 April 2013 1 Reaktif

2 Selasa, 16 April 2013 1 Reaktif

3 Sabtu, 20 April 2013 1 Reaktif

Total 3Reaktif : 3

Non reaktif : -

Sumber: Data primer

Contoh pemeriksaan anti-HIV rapid test dengan Oncoprobe HIV ½ Antibody

Rapid Test pada pasien :

Hari, tanggal : Kamis, 11 April 2013

Nama : (Nama pasien)

Umur : 32 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Hasil : Reaktif

9) Permasalahan

Permasalahan yang dapat terjadi dalam pemeriksaan anti-HIV dengan

rapid test ini adalah adanya hasil false negatif atau hasil yang invalid karena

kesalahan prosedur maupun kondisi sampel atau reagen yang tidak baik.

10) Pembahasan dan pemecahan masalah

Pemeriksaan anti-HIV dengan Oncoprobe HIV ½ Antibody Rapid Test di

Puskesmas II Denpasar Selatan dilakukan apabila diperoleh hasil reaktif pada

pemeriksaan dengan reagen rapid test SD HIV ½ 3.0 Bioline. Sampel yang

digunakan untuk pemeriksaan lanjutan ini adalah sampel darah berupa whole

88

blood. Jumlah pemeriksaan anti-HIV rapid test dengan Advance Quality One Step

Anti-HIV (1&2) Tri-line Test selama pelaksanaan PKMD di Puskesmas II

Denpasar Selatan adalah 3 pemeriksaan dengan hasil reaktif.

Untuk menghindari hasil invalid karena kualitas reagen yang tidak baik

maka harus selalu diperhatikan cara penyimpanan dan tanggal kadaluarsa reagen.

Pengerjaan juga harus mengikuti prosedur sesuai dengan jenis sampel yang

digunakan. Pada pemeriksaan anti-HIV dengan strip tes ini hasil negatif tidak

mengesampingkan kemungkinan terinfeksi HIV 1 / 2. False negatif dapat

diperoleh dalam beberapa keadaan salah satunya karena tingkat antibodi rendah

yang dibawah batas minimum deteksi tes. Contohnya spesimen yang terkumpul

pada masa early serocoversion diamana pada masa window period ini pasien

hanya dapat membentuk antibodi spesifik HIV 1 /2 dalam jumlah kecil.

b. Pengambilan sampel urine

1) Tujuan

Untuk mendapatkan bahan urine yang berkualitas.

2) Sasaran

Semua pasien rawat jalan yang memerlukan pemeriksaan laboratorium di

Puskesmas II Denpasar Selatan.

3) Metode

Metode pengambilan urine porsi tengah (midstream).

4) Prinsip

89

Urine ditampung untuk dipergunakan dalam pemeriksaan dengan cara

urine awal dibuang, pada porsi ditengah baru kemudian ditampung pada wadah,

dan porsi akhir dibuang.

5) Dasar teori

Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan

oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses

urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam

darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.

Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana

komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju

kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra (Akhyar, 2013).

6) Alat dan bahan

a) Alat

- Wadah bermulut lebar, tertutup, bersih dan kering

- Label

- Spidol/pensil

b) Bahan

- Spesimen urine

7) Prosedur kerja

a) Disiapkan wadah bermulut lebar dan dapat ditutup. Wadah harus bersih dan

kering.

b) Diberi label yang berisi nama pasien, nomor register.

90

c) Pasien diminta menampung urine dengan cara urine awal dibuang, pada porsi

ditengah baru kemudian ditampung pada wadah, dan porsi akhir dibuang.

d) Ditutup rapat wadah dan segera diperiksa.

8) Hasil

Tabel 15Jumlah Pemeriksaan Sampel Urin

No. Tanggal Jumlah Pemeriksaan

1 Senin, 8 April 2013 4

2 Selasa, 9 April 2013 5

3 Rabu, 10 April 2013 7

4 Kamis, 11 April 2013 4

5 Jumat, 12 April 2013 2

6 Sabtu, 13 April 2013 -

7 Minggu, 14 April 2013 Libur

8 Senin, 15 April 2013 4

9 Selasa, 16 April 2013 2

10 Rabu, 17 April 2013 3

11 Kamis, 18 April 2013 4

12 Jumat, 19 April 2013 4

13 Sabtu, 20 April 2013 1

14 Minggu, 21 April 2013 Libur

15 Senin, 22 April 2013 2

16 Selasa, 23 April 2013 4

17 Rabu, 24 April 2013 -

18 Kamis, 25 April 2013 1

19 Jumat, 26 April 2013 1

Total 48

Sumber: Data primer

Contoh pengambilan sampel urine pada pasien :

Hari, tanggal : Selasa, 9 April 2013

91

Nama : Gusti Ayu Sutiari

Umur : 62 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Jenis pemeriksaan : Urine lengkap

Hasil : Diperoleh sampel urine dengan volume ± 5 ml dalam pot

urine.

9) Permasalahan

Pasien seringkali kurang mengerti dengan teknik pengambilan sampel

urine untuk pemeriksaan laboratorium khususnya pengambilan urine porsi tengah,

sehingga berpengaruh terhadap kualitas sampel urine dari pasien yang juga akan

mempengaruhi hasil pemeriksaan.

10) Pembahasan dan pemecahan masalah

Pengambilan sampel urine pada pasien di Puskesmas II Denpasar Selatan

biasanya dilakukan untuk pemeriksaan urine lengkap, sedimen urine, PPT (tes

kehamilan) serta pada pemeriksaan reduksi urine dan protein urine dengan strip

test. Untuk pengambilan sampel urine, pasien diminta untuk berkemih di toilet

khusus pasien dan diberi wadah penampung uirne yang bersih oleh petugas

laboratorium. Sampel urine selanjutnya dibawa kembali ke laboratorium untuk

diperiksa. Jumlah pengambilan sampel urine yang dilakukan selama pelaksanaan

PKMD di Puskesmas II Denpasar Selatan yaitu 48 sampel.

Agar diperoleh sampel urine yang berkualitas dan sesuai dengan keadaan

sebenarnya dari pasien, maka petugas laboratorium harus mampu memberikan

penjelasan mengenai teknik pengambilan sampel urine pada pasien dan sampel

diperiksa sesegera mungkin sesuai dengan permintaan.

92

c. Pemeriksaan sedimen urine

1) Tujuan

Untuk menemukan adanya unsur-unsur sedimen organik dan anorganik

dalam urine secara mikroskopik.

2) Sasaran

Semua pasien rawat jalan yang memerlukan pemeriksaan laboratorium di

Puskesmas II Denpasar Selatan.

3) Metode

Sentrifugasi dan pengamatan secara mikroskopis

4) Prinsip

Berat jenis unsur-unsur sedimen organik dan anorganik lebih besar

daripada berat jenis urine sehingga dengan sentrifugasi maka zat-zat tersebut akan

mengendap.

5) Dasar teori

Urinalisis atau tes urin rutin digunakan untuk mengetahui fungsi ginjal dan

mengetahui adanya infeksi pada ginjal atau saluran kemih. Tes ini terdiri dari dua

macam, yaitu: tes makroskopik dan tes mikroskopik. Tes kimia urin bertujuan

mengetahui pH, berat jenis (BJ), glukosa, protein, bilirubin, urobilinogen, darah,

keton, nitrit dan lekosit esterase. Tes mikroskopik dilakukan dengan memutar

(centrifuge) urin lalu mengamati endapan urin di bawah mikroskop

(Gandasoebrata,1985).

6) Alat dan bahan

93

a) Alat

- Sentrifuge

- Tabung sentrifuge

- Kaca sediaan

- Kaca penutup

- Mikroskop

b) Bahan

- Spesimen urine

7) Prosedur kerja

a) Spesimen urine dalam wadah dikocok supaya bila terdapat sedimen akan

tercampur rata.

b) Dimasukkan ke dalam tabung sentrifuge. Kemudian disentrifuge selama 5

menit dengan kecepatan 2000 rpm.

c) Dituang cairan bagian atas, sedangkan endapannya dikocok rata untuk

pemeriksaan sedimen.

d) Dengan pipet tetes diambil sebagian endapan/dituang sebagian dan diteteskan

pada kaca sediaan. Kemudian ditutup dengan kaca penutup.

e) Diperiksa di bawah mikroskop dengan pembesaran 10x dan 40x serta diamati

beberapa lapangan pandang.

8) Hasil

Hari, tanggal : Selasa, 9 April 2013

Nama : Gusti Ayu Sutiari

Jenis kelamin : Perempuan

94

Umur : 62 tahun

Hasil :

- Leukosit : 2 – 3 /LPB

- Bakteri : Positif (+)

- Sel epitel : 1-2/LPK

Hari, tanggal : Kamis, 11 April 2013

Nama : Kadek Nengah

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 32 tahun

Hasil :

- Leukosit :15 – 20 /LPB

- Eritrosit : 7 – 10 /LPB

- Bakteri : Positif (+)

- Sel epitel : Banyak /LPK

Hari, tanggal : Jumat, 12 April 2013

Nama : Nengah Sandat Yani

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 5 tahun

Hasil :

- Leukosit : Banyak /LPB

9) Permasalahan

Apabila kecepatan yang digunakan dalam proses sentrifugasi urine terlalu

tinggi, dapat menyebabkan sedimen urine hancur dan tidak dapat diteliti. Setelah

pembuangan supernatan, apabila sedimen tidak dikocok maka yang terdapat pada

95

object glass saat pengamatan pada mikroskop hanyalah sebagian kecil dari

sedimen karena sedimen urine masih menempel pada dinding tabung. Selain itu

lensa mikroskop yang kotor dapat menyebabkan kekeliruan dalam pembacaan

sedimen urine.

10) Pembahasan dan pemecahan masalah

Untuk memperoleh sedimen urine haruslah menggunakan kecepatan dan

waktu yang tepat saat proses sentrifugasi. Selalu diingat untuk menghomogenkan

sedimen urine setelah pembuangan supernatan sehingga sedimen yang terbaca

pada mikroskop menjadi lebih merata dan terbaca secara keseluruhan. Sebelum

pembacaan sedimen urine, sebaiknya lensa mikroskop dibersihkan terlebih dahulu

serta harus digunakan objek glass yang bersih untuk pembuatan sedimen. Adanya

bakteri dan jamur diamati, dan juga jumlah leukosit, eritrosit, epitel, adanya

kristal, serta silinder untuk mengetahui keadaan patologis dari sampel urine

tersebut. Jumlah pemeriksaan sedimen urine yang dilakukan di Puskesmas II

Denpasar Selatan selama pelaksanaan PKMD yaitu sebanyak 3 pemeriksaan

dengan hasil yang mewakili keadaan patologis dari pasien.

d. Pemeriksaan urine dengan carik celup

1) Tujuan

Pemeriksaan terhadap sampel urine secara kualitatif.

2) Sasaran

Semua pasien rawat jalan yang memerlukan pemeriksaan laboratorium di

Puskesmas II Denpasar Selatan.

3) Metode

96

Metode carik celup secara kualitatif.

4) Prinsip

Pemeriksaan urine dengan carik celup secara kualitatif meliputi: pH, BJ,

protein, glukosa, urobilinogen, keton, nitrit, lekosit dan blood.

5) Dasar teori

Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan

oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses

urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam

darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.

Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana

komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju

kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra (Akhyar, 2013).

6) Alat dan bahan

a) Alat

- Wadah penampung urine

- Tabung sentrifuge/tabung reaksi

b) Bahan

- Spesimen urine

- Reagen stik carik celup

- Tissue

7) Prosedur kerja

a) Dimasukkan urine ke dalam tabung sebanyak ± 5 cc, tidak perlu disentrifuge.

97

b) Dimasukkan/dicelupkan stik ke dalam urine selama 60 detik.

c) Diambil stik dan ditiriskan dengan tissue kemudian dibaca.

d) Dilaporkan hasilnya: pH, BJ, protein, glukosa, urobilinogen, bilirubin, keton,

nitrit, lekosit, dan blood.

8) Hasil

Hari, tanggal : Selasa, 9 April 2013

Nama : Gusti Ayu Sutiari

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 62 tahun

Hasil :

- Berat jenis : 1020

- pH : 5

Hari, tanggal : Kamis, 11 April 2013

Nama : Kadek Nengah

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 32 tahun

Hasil :

- Berat jenis : 1010

- pH : 7

- Leukosit : +2

- Eritrosit : +1

Hari, tanggal : Jumat, 12 April 2013

Nama : Nengah Sandat Yani

Jenis kelamin : Perempuan

98

Umur : 5 tahun

Hasil :

- Berat jenis : 1015

- Keton : +2

9) Permasalahan

Permasalahan yang sering ditemui pada pemeriksaan urine dengan carik

celup adalah penambahan urine pada strip dengan tidak merata akan

menyebabkan hasil yag terbaca kurang tepat sehingga hasil pembacaan dengan

carik celup akan berbeda dengan pembacaan sediment saat menggunakan

mikroskop. Selain itu sampel urine yang didiamkan terlalu lama akan

menyebabkan munculnya bakteri dan pH urine berubah sehingga berpengaruh

terhadap hasil pemeriksaan.

10) Pembahasan dan pemecahan masalah

Hal yang perlu diperhatikan adalah pada saat meneteskan urine pada strip/

saat mencelupkan reagen carik celup pada sampel urine, dimana harus mengenai

seluruh bagian elemen strip agar pada saat pembacaan tidak terjadi kekeliruan.

Sampel urine harus diperiksa sesegera mungkin setelah pengambilan untuk

menghindari terjadinya perubahan sifat-sifat sampel urine tersebut. Pada

pemeriksaan sampel urine dengan carik celup yang dilakukan di Puskesmas II

Denpasar Selatan selama pelaksanaan PKL yaitu sebanyak 3 pemeriksaan

diperoleh kesesuaian antara pemeriksaan carik celup dengan pemeriksaan sedimen

urine tersebut.

e. Tes kehamilan

99

1) Tujuan

Untuk mendeteksi adanya hormone HCG, sebagai penunjang tes kehamilan.

2) Sasaran

Semua pasien rawat jalan yang memerlukan pemeriksaan laboratorium di

Puskesmas II Denpasar Selatan.

3) Metode

Imunokromatografi

4) Prinsip

Alat strip tes kehamilan mendeteksi adanya hormon HCG di dalam urine

yag dibaca secara kromatografi.

5) Dasar teori

Deteksi kehamilan dengan mengukur beta-HCG urin diantaranya adalah

dengan metode aglutinasi (direct atau indirect) dan metode strip. Keduanya

berdasarkan reaksi pembentukan kompleks antigen-antibody (immunoassay).

Metode aglutinasi dapat mendeteksi adanya beta-HCG di urin minimal 200

mIU/ml sedangkan metode strip lebih sensitif yaitu minimal 20-25 mIU/ml.

Metode strip ini yang lazim dilakukan karena selain lebih sensitif juga lebih

praktis (Labklinik, 2010).

6) Alat dan bahan

a) Alat

- Tempat penampung urine

b) Bahan

100

- Spesimen urine

- Strip tes kehamilan

7) Prosedur kerja

a) Diambil strip test dari kemasannya.

b) Dicelupkan strip test secara vertikal ke dalam sampel urine selama 10

sampai 15 detik jangan sampai melewati batas garis maksimum pada test

strip.

c) Diletakkan strip test pada tempat yang datar dan tidak menyerap air.

d) Ditunggu untuk dibaca hasil setelah 3 menit.

Interpretasi hasil :

- Hasil positif jika tampak dua garis berwarna.

- Hasil negatif jika tampak satu garis berwarna saja

8) Hasil

Tabel 16Jumlah Pemeriksaan Kehamilan

No. Tanggal Jumlah Pemeriksaan Hasil

1 Senin, 8 April 2013 1Positif : -

Negatif : 1

2 Rabu, 10 April 2013 2Positif : -

Negatif : 2

3 Jumat, 12 April 2013 1Positif : 1

Negatif : -

1 2 3 4

4 Senin, 15 April 2013 1 Positif : -

101

Negatif : 1

5 Rabu, 17 April 2013 1Positif : -

Negatif : 1

6 Jumat, 19 April 2013 3Positif : -

Negatif : 3

7 Selasa, 23 April 2013 1Positif : -

Negatif : 1

8 Jumat, 26 April 2013 1Positif : -

Negatif : 1

Total 11Positif : 1

Negatif : 10

Sumber: Data primer

Contoh pemeriksaan PPT pada pasien :

Hari, tanggal : Jumat, 19 April 2013

Nama : Luh Netri

Umur : 36 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Hasil : Negatif (-)

9) Permasalahan

Apabila pada saat pencelupan strip test pada sampel urine melewati batas

garis maksimum pada strip dapat menyebabkan hasil invalid.

10) Pembahasan dan pemecahan masalah

102

Pemeriksaan PPT di Puskesmas II Denpasar Selatan dilakukan untuk

mendeteksi kehamilan menggunakan sampel berupa urine dengan alat strip test

yang bekerja berdasarkan metode imunokromatografi dengan mendeteksi adanya

hormon HCG di dalam urine. Jumlah pemeriksaan PPT selama pelaksanaan

PKMD di Puskesmas II Denpasar Selatan yaitu 11 pemeriksaan, dengan jumlah

pemeriksaan positif sebanyak 1 dan pemeriksaan negatif sebanyak 10. Supaya

diperoleh hasil yang valid, pemeriksaan harus dilakukan sesuai dengan prosedur

dan secara hati-hati agar pada saat pencelupan strip test pada sampel urine tidak

melewati batas garis maksimum.

f. Pemeriksaan jamur

1) Tujuan

Untuk menemukan adanya hypa/spora pada secret genital, kulit dan kuku.

2) Sasaran

Semua pasien rawat jalan yang memerlukan pemeriksaan laboratorium di

Puskesmas II Denpasar Selatan.

3) Metode

Pembuatan sediaan secara langsung (direk preparat).

4) Prinsip

Larutan KOH 10% atau 20% akan melisiskan spesimen sehingga bila

mengandung jamur, dibawah mikroskop akan terlihat hypa dan atau spora.

5) Dasar teori

103

Mikosis sistemik merupakan infeksi jamur yang mengenai organ – organ

dalam. Ada dua macam infeksi yaitu : Infeksi sistemik primer dan infeksi

oportunis. Pada Infeksi Sistemik Primer ada beberapa infeksi yang disebabkan

olehjamuryaitu: Nocardiosis, Kriptokokosis, Histoplasmosis, Koksidioidomikosis, 

Blastomikosis. Dan pada Infeksi Oportunis ada beberapa infeksi yang disebabkan

oleh jamur yaitu : Kandidiasis, Aspergilosis. Kandidiasis merupakan infeksi yang

disebabkan oleh jamur Candida , Candida yang paling patogen adalah Candida

albicans  dan paling sering ditemukan . Genus ini  hidup sebagai saprofit dan

merupakan flora normal kulit dan selaput mukosa, saluran pencernaan, vagina

dialam ditemukan pada air , tanah (Sodyxacun,2010).

6) Alat dan bahan

a) Alat

- Mikroskop

- Kaca penutup

- Kaca sediaan

- Spatel

- Kapas dan lidi steril

b) Bahan

- Spesimen (secret vagina/uretra, kulit dan kuku)

- KOH 10 – 20 %

7) Prosedur kerja

a) Diteteskan larutan KOH 10 – 20 % pada kaca sediaan yang telah berisi secret

spesimen.

104

b) Ditutup dengan kaca penutup.

c) Dibiarkan ± 15 menit atau dihangatkan di atas nyala api selama beberapa detik

untuk mempercepat proses lisis.

d) Diletakkan sediaan di atas meja mikroskop.

e) Diperiksa di bawah mikroskop dengan pembesaran 10x kemudian 40x dan

diamati beberapa lapangan pandang.

8) Hasil

Contoh pemeriksaan jamur pada pasien :

Hari, tanggal : Jumat, 26 April 2013

Nama : Siti Maesaroh

Umur : 32 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Jenis spesimen : Secret vagina

Hasil : Negatif, tidak ditemukan adanya jamur

9) Permasalahan

Permasalahan yang ditemui saat dilakukan pemeriksaan jamur yaitu

peralatan yang dipergunakan seperti objek glass dan cover glass tidak bersih.

Sehingga menyulitkan dalam identifikasi jamur.

10) Pembahasan dan pemecahan masalah

Pada pemeriksaan jamur di Puskesma II Denpasar Selatan, sampel yang

paling sering dilakukan pemeriksaan jamur yaitu sampel berupa sekret Genital.

Sampel diambil di poli IMS kemudian dibuat dua hapusan. Satu hapusan untuk

pemeriksaan gram, dan satu lagi untuk pemeriksaan jamur.

105

g. Pewarnaan Gram dan pembacaan sediaan sekret genital

1) Tujuan

Untuk membedakan berbagai jenis bakteri atas dasar reaksinya terhadap

pewarnaan.

2) Sasaran

Semua pasien rawat jalan yang memerlukan pemeriksaan laboratorium di

Puskesmas II Denpasar Selatan.

3) Metode

Metode yang digunakan adalah pengecatan Gram dan pembacaan secara

mikroskopis.

4) Prinsip

Pada pewarnaan Gram bakteri dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu

kelompok Gram Positif bakteri tampak ungu tua dan Gram Negatif bakteri tampak

merah. Pembacaan dilakukan secara mikroskopis dengan pembacaan pada

mikroskop.

5) Dasar teori

Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah salah satu teknik pewarnaan

yang paling penting dan luas yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri.

Dalam proses ini, olesan bakteri yang sudah terfiksasi dikenai larutan-larutan

seperti zat pewarna kristal violet, larutan yodium, larutan alkohol (bahan

pemucat), dan zat pewarna tandingannya berupa zat warna safranin atau air

fuchsin. Bakteri yang terwarnai dengan metode ini dibagi menjadi dua kelompok,

yaitu bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif. Bakteri Gram positif akan

106

mempertahankan zat pewarna kristal violet dan karenanya akan tampak berwarna

ungu tua di bawah mikroskop. Adapun bakteri gram negatif akan kehilangan zat

pewarna kristal violet setelah dicuci dengan alkohol, dan sewaktu diberi zat

pewarna tandingannya yaitu dengan zat pewarna air fuchsin atau safranin akan

tampak berwarna merah. Perbedaan warna ini disebabkan oleh perbedaan dalam

struktur kimiawi dinding selnya (Wikipedia,2013).

6) Alat dan bahan

a) Alat

- Kaca objek

- Pipet

- Lampu spiritus

- Label

- Pengukur waktu

- Oil emersi

- Rak pewarnaan

- Rak pengeringan

b) Bahan

- Hapusan secret genital

- Reagen cat Gram

7) Prosedur kerja

a) Dituangi sediaan hapusan dengan kristal violet selama 2 – 3 menit

b) Dibuang sisa warna dan dibilas dengan air mengalir.

c) Dituangi sediaan dengan lugol 1 – 2 menit.

107

d) Dibuang sisa cat dan dibilas dengan air mengalir.

e) Dituangi sediaan dengan alkohol 20 – 40 detik atau sampai wrna benar-benar

luntur.

f) Dituangi sediaan dengan warna safranin selama 1 – 2 menit.

g) Dibuang sisa cat dan dibilas dengan air mengalir.

h) Dikeringkan sediaan dengan tissue dan diperiksa di bawah mikroskop dengan

pembesaran lensa objektif 100x memakai oil imersi.

8) Hasil

Tabel 17Jumlah Pemeriksaan Preparat Gram

No. Tanggal Jumlah Pemeriksaan

1 Senin, 8 April 2013 2

2 Selasa, 9 April 2013 -

3 Rabu, 10 April 2013 3

4 Kamis, 11 April 2013 1

5 Jumat, 12 April 2013 2

6 Sabtu, 13 April 2013 1

7 Minggu, 14 April 2013 Libur

8 Senin, 15 April 2013 8

9 Selasa, 16 April 2013 2

10 Rabu, 17 April 2013 -

11 Kamis, 18 April 2013 5

12 Jumat, 19 April 2013 -

13 Sabtu, 20 April 2013 3

14 Minggu, 21 April 2013 Libur

15 Senin, 22 April 2013 2

16 Selasa, 23 April 2013 -

17 Rabu, 24 April 2013 1

1 2 3

108

18 Kamis, 25 April 2013 1

19 Jumat, 26 April 2013 3

Total 34

Sumber: Data primer

Contoh pemeriksaan preparat Gram dengan sampel secret genital :

Hari, tanggal : Rabu, 10 April 2013

Nama : Kadek Ariani

Umur : 33 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Jenis spesimen : Secret vagina

Hasil : Streptobacillus (+), PMN (+), Clue cell (+)

Hari, tanggal : Rabu, 10 April 2013

Nama : Joko Suwanto

Umur : 22 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Jenis spesimen : Secret uretra

Hasil : coccus (+)

9) Permasalahan

Permasalahan yang sering terjadi pada pemeriksaan secret genital adalah

hapusan yang terlalu tipis atau terlalu tebal serta jumlah sampel yang sedikit,

sehingga seringkali menyulitkan pembacaan pada mikroskop.

10) Pembahasan dan pemecahan masalah

Pemeriksaan secret genital dengan pewarnaan gram bertujuan melihat

adanya bakteri atau mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi pada organ

109

genital. Adapun hasil pengamatan yang sering ditemukan pada sediaan, antara

lain: streptobacillus, coccus, diplococcus ekstrasel maupun intrasel, clue cell,

PMN, serta mikroorganisme lain yang menunjukkan jenis infeksi yang menyerang

organ genital pasien. Pemeriksaan preparat Gram pada secret genital di Puskesmas

II Denpasar Selatan sangat sering dilakukan. Permintaan biasanya datang dari

pasien dengan keluhan seperti keputihan atau gejala penyakit infeksi menular

seksual (IMS) lainnya. Selain itu juga dilakukan pada pasien dengan resiko tinggi

terjangkit penyakit menular seksual. Pengambilan spesimen dilakukan di poli

IMS, kemudian preparat hapusan spesimen akan dibawa ke laboratorium untuk

dicat dan dilakukan pengamatan pada mikroskop. Jumlah pemeriksaan preparat

Gram dari spesimen secret genital yang dilakukan di Puskesmas II Denpasar

Selatan selama pelaksanaan PKMD yaitu 34 pemeriksaan.

Jumlah sampel yang diperoleh untuk pemeriksaan dan pengecatan Gram

juga tergantung pada tingkat infeksi serta kondisi pasien. Apabila sampel yang

diperoleh sedikit, maka harus diperhatikan pada saat melakukan fiksasi agar

sampel melekat baik pada kaca sediaan, dan pewarnaan juga dilakukan dengan

hati-hati agar hapusan terwarnai dengan baik dan tidak luntur.

h. Pemeriksaan reduksi dan protein urine

1) Tujuan

Untuk pemeriksaan reduksi dan protein pada sampel urine secara

semikuantitatif.

2) Sasaran

110

Semua pasien rawat jalan yang memerlukan pemeriksaan laboratorium di

Puskesmas II Denpasar Selatan.

3) Metode

Metode yang digunakan yaitu metode celup dan hasil dinilai secara

semikuantitatif.

4) Prinsip

Strip dicelupkan pada sampel urine hingga bereaksi dengan reagen pada

strip. Warna yang terbentuk dibandingkan dengan warna standar pada kemasan.

5) Dasar teori

Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan

oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses

urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam

darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.

Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana

komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju

kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra (Akhyar, 2013).

6) Alat dan bahan

a) Alat

- Pot urine

b) Bahan

- Reagen strip tes untuk pemeriksaan reduksi urine dan protein urine.

- Sampel urine

111

7) Prosedur kerja

a) Alat dan bahan disiapkan

b) Strip dikeluarkan dari kemasan dan dicelupkan kedalam sampel urine

dalam wadah sampai bagian reagennya tercelup keseluruhan selama 5

detik.

c) Diangkat strip dan ditiriskan, kemudian dibandingkan dengan warna

standar yang terdapat pada bungkus reagen strip tes dalam waktu 60 detik.

d) Hasil dicatat.

8) Hasil

Tabel 18Jumlah Pemeriksaan Reduksi dan Protein Urine

No. Tanggal Jumlah Pemeriksaan Hasil

1 Senin, 8 April 2013 3Reduksi urine : Negatif

Protein urine : Negatif

2 Selasa, 9 April 2013 4Reduksi urine : Negatif

Protein urine : Negatif

3 Rabu, 10 April 2013 4

Reduksi urine :

- 1+ : 1 pemeriksaan

- Negatif : 3

pemeriksaan

Protein urine : Negatif

4 Kamis, 11 April 2013 3Reduksi urine : Negatif

Protein urine : Negatif

5 Jumat, 12 April 2013 1Reduksi urine : Negatif

Protein urine : Negatif

6 Sabtu, 13 April 2013 - -

7 Minggu, 14 April 2013 Libur

8 Senin, 15 April 2013 3 Reduksi urine : Negatif

112

Protein urine : Negatif

9 Selasa, 16 April 2013 2Reduksi urine : Negatif

Protein urine : Negatif

10 Rabu, 17 April 2013 1Reduksi urine : Negatif

Protein urine : Negatif

11 Kamis, 18 April 2013 4Reduksi urine : Negatif

Protein urine : Negatif

12 Jumat, 19 April 2013 1Reduksi urine : Negatif

Protein urine : Negatif

13 Sabtu, 20 April 2013 1Reduksi urine : Negatif

Protein urine : Negatif

14 Minggu, 21 April 2013 Libur

15 Senin, 22 April 2013 2Reduksi urine : Negatif

Protein urine : Negatif

16 Selasa, 23 April 2013 3Reduksi urine : Negatif

Protein urine : Negatif

17 Rabu, 24 April 2013 - -

18 Kamis, 25 April 2013 1Reduksi urine : Negatif

Protein urine : Negatif

19 Jumat, 26 April 2013 - -

Total 33

Reduksi urine :

- 1+ : 1 pemeriksaan

- Negatif : 32

pemeriksaan

Protein urine :

Negatif

Sumber: Data primer

Contoh hasil pemeriksaan reduksi urine dan protein urine dengan strip test pada

pasien :

Hari, tanggal : Rabu, 10 April 2013

Nama : Ni Kadek Satriani

113

Umur : 21 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Hasil :

- Reduksi urine : 1+

- Protein urine : Negatif (-)

9) Permasalahan

Permasalahan yang ditemui dalam pemeriksaan ini adalah adanya pasien

yang tidak bisa buang air kecil. Sehingga pemeriksaan tidak dapat dilakukan.

10) Pembahasan dan pemecahan masalah

Agar pemeriksaan dapat berjalan dengan baik, pasien sebaiknya

dianjurkan untuk banyak minum dan pemeriksaan ditunda sampai jadwal

pemeriksaan berikutnya.

5. Poli IMS (Infeksi Menular Seksual)

a. Tujuan

- Untuk menangani dan memberikan pengobatan terhadap penderita infeksi

menular seksual (IMS).

- Untuk melakukan pengambilan sampel seperti swab vagina, swab uretra, dan

rectal swab yang digunakan untuk mendiagnosa infeksi menular seksual

(IMS).

b. Sasaran

Semua pasien rawat jalan yang memerlukan penanganan dan pengobatan

terhadap infeksi menular seksual (IMS) di Puskesmas II Denpasar Selatan.

114

c. Metode

Metode yang digunakan yaitu pengambilan sampel secara langsung

dengan cara swab menggunakan lidi kapas steril.

d. Prinsip

Pengambilan sampel swab vagina, swab uretra, dan rectal swab dilakukan

dengan mengambil cairan atau secret yang terdapat dalam vagina, uretra, serta

anus penderita menggunakan lidi kapas steril lalu dibuat sedian menggunakan

obyek glas dan dikirim ke laboratorium untuk dilakukan pengecatan dan

pengamatan dibawah mikroskop.

e. Dasar teori

Infeksi menular seksual (IMS) disebut juga Penyakit Menular Seksual

(PMS) atau dalam bahasa Inggrisnya Sexually Transmitted Disease (STDs),

Sexually Transmitted Infection (STI) or Venereal Disease (VD). Dimana

pengertian dari IMS ini adalah infeksi yang sebagian besar menular lewat

hubungan seksual dengan pasangan yang sudah tertular. IMS disebut juga

penyakit kelamin atau penyakit kotor. Namun ini hanya menunjuk pada penyakit

yang ada di kelamin. Istilah IMS lebih luas maknanya, karena menunjuk pada cara

penularannya (Ditjen PPM & PL, 1997).

IMS atau Seksually Transmitted Disease adalah suatu gangguan atau

penyakit yang ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak hubungan

seksual. IMS yang sering terjadi adalah Gonorhoe, Sifilis, Herpes, namun yang

paling terbesar diantaranya adalah AIDS, kaena mengakibatkan sepenuhnya pada

115

kematian pada penderitanya. AIDS tidak bisa diobati dengn antibiotik (Zohra dan

Rahardjo, 1999).

Menurut Aprilianingrum (2002), Infeksi Menular Seksual (IMS)

didefinisikan sebagai penyakit yang disebabkan karena adanya invasi organisme

virus, bakteri, parasit dan kutu kelamin yang sebagian besar menular melalui

hubungan seksual, baik yang berlainan jenis ataupun sesama jenis.

f. Alat dan bahan

1) Alat

- Obyek glass

- Lampu senter

- Speculum

- Bengkok

- Pinset

- APD

2) Bahan

- Lidi kapas steril

- Kain kasa atau kapas steril

g. Cara kerja

a. Pengambilan Swab Vagina

1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2) Penderita disuruh membuka celana ditidurkan diatas tempat tidur khusus

dengan posisi kaki dilekukkan dan mengangkang.

3) Speculum dimasukkan ke dalam lubang vagina pasien.

116

4) Dengan memakai speculum dibuka pelan-pelan lubang vagina.

5) Bagian dalam vagina diterangi dengan lampu senter agar terlihat lendir dan

kelainan-kelainan yang terdapat didalamnya.

6) Lendir atau cairan di tepi vagina diambil sedikit dengan lidi kapas steril dan

dibuat sediaan dengan cara dioleskan pada obyek glass atau

menggelindingkan pada obyek glas, kemudian hapusan tersebut dibawa ke

laboratorium untuk diperiksa.

b. Pengambilan Swab Uretra

1) Pasien diminta melepaskan celana yang menutupi bagian organ genitalnya

dan diminta untuk tidur tertelentang.

2) Bila pasien tidak disirkumsisi, ditarik preputium kearah pangkal.

3) Dengan pincet, dibersihkan glans penis dengan kain kasa steril yang dibasahi

air garam fisiologis steril.

4) Dibuang kain kasa bekas pakai ini ke dalam tempat sampah medis. Pincet

yang telah dipakai dimasukkan ke dalam baskom yang berisi chlorin 0,5%.

5) Dimasukkan kapas lidi yang telah dibasahi NaCl fisiologis steril sedalam

kira-kira 1 cm sambil diputar untuk membersihkan orificium urthrae ecterna

dan bagian distal dari urethra.

6) Dibuang kapas lidi ini ke tempat sampah medis.

7) Pelan-pelan dimasukkan kapas lidi kedua yang dibasahi air garam fisiologis

steril, kedalam urethra sampai sedalam kira-kira 2 – 3 cm sambil diputar

searah jarum jam, kemudian sambil memutar, ditarik kapas lidi tersebut

pelan-pelan keluar.

117

8) disapukan melingkar kapas lidi ini pada bagian tengah permukaan satu kaca

benda bersih yang telah disiapkan. Dibiarkan terletak di meja atau

ditempatkan pada wadah bengkok sampai mengering.

9) Dibuang kapas lidi kedua ini ke dalam tempat sampah medis.

10) Dimasukkan lidi kapas basah ketiga ke dalam urethra sampai sedalam kira-

kira 2 – 3 cm sambil diputar searah jarum jam.

11) Dihapuskan lidi kapas pada kaca preparat.

12) Sediaan yang telah dibuat dibawa ke laboratorium untuk dicat dan dibaca

pada mikro.

c. Pengambilan Rectal Swab

1) Alat dan bahan yang akan digunakan, disiapkan dengan baik.

2) Orang yang hendak diambil swabnya, diminta untuk bersimpuh dan

menungging di atas tempat tidur.

3) Rectal swab diambil dengan membuka lubang anus, dan lidi kapas steril

dimasukkan ke dalam lubang anus dengan cara memutar ± 2-3 cm ke dalam

lubang anus.

4) Setelah dimasukkan, lidi kapas dikeluarkan dengan cara memutar lidi kapas

tersebut hingga keluar dari lubang anus.

5) Selanjutnya lidi kapas yangteah berisi spesimen dibuat hapusan pada objek

glass dan dikirim ke laboratorium untuk dicat dan dibaca dibawah mikroskop.

h. Hasil pengamatan

Tabel 19Jumlah Pemeriksaan di Poli IMS

118

No. Tanggal Jumlah Pengambilan Sampel

1 Senin, 8 April 2013 2

2 Selasa, 9 April 2013 -

3 Rabu, 10 April 2013 3

4 Kamis, 11 April 2013 1

5 Jumat, 12 April 2013 2

6 Sabtu, 13 April 2013 1

7 Minggu, 14 April 2013 Libur

8 Senin, 15 April 2013 8

9 Selasa, 16 April 2013 2

10 Rabu, 17 April 2013 -

11 Kamis, 18 April 2013 5

12 Jumat, 19 April 2013 -

13 Sabtu, 20 April 2013 3

14 Minggu, 21 April 2013 Libur

15 Senin, 22 April 2013 2

16 Selasa, 23 April 2013 -

17 Rabu, 24 April 2013 1

18 Kamis, 25 April 2013 1

19 Jumat, 26 April 2013 3

Total 34

Sumber: Data primer

h. Permasalahan

Pasien seringkali merasa segan saat diminta melakukan pengambilan

sampel untuk pemeriksaan infeksi menular seksual.

i. Pembahasan dan pemecahan masalah

Alur kerja dari pelayanan di Poli IMS Puskesmas II Denpasar Selatan

dimulai dari persiapan, dilanjukan dengan pemanggilan pasien, dan anamnesa

serta penjelasan prosedur IMS. Kemudian akan dilakukan pemeriksaan fisik yang

119

berkaitan dengan IMS. Apabila pasien menolak untuk dilakukan pemeriksaan,

maka dilakukan pencatatan dan pelaporan. Sementara jika pasien bersedia maka

akan diambil spesimen dan dilakuka pengiriman ke laboratorium untuk diperiksa.

Pemeriksaan infeksi menular seksual (IMS) merupakan salah satu

pemeriksaan laboratorium yang dilakukan di Puskesmas II Denpasar Selatan,

dimana puskesmas ini merupakan Puskesmas rujukan untuk pemeriksaan penyakit

IMS di wilayah Denpasar Selatan. Pemeriksaan IMS yang sering ditemui, yaitu

pemeriksaan swab vagina, swab uretra, dan rectal swab. Pemeriksaan ini

dilakukan pada daerah intim atau anus sesuai jenis pemeriksaan dengan cara swab

lalu dibuat sediaan sehingga dapat diamati kelainan yang terdapat dalam vagina,

uretra, atau dubur dengan bantuan alat mikroskop.

Dalam melakukan pangambilan sampel swab vagina, uretra, atau rectal

swab harus memberikan privasi pada pasien supaya pengambilan berjalan dengan

baik sehingga pasien merasa nyaman dan tidak segan untuk melakukan

pemeriksaan. Pemeriksaan ini dilakukan pada daerah intim yang umumnya

infeksius sehingga mengeluarkan aroma yang tidak sedap maka harus dilakukan

penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) yang lengkap antara lain yang harus

dipakai adalah masker, sarung tangan, dan jas laboratorium wajib digunakan

untuk melindungi petugas dari kuman infeksius dari pasien penderita IMS.

C. Kegiatan Luar Gedung

1. Mobile unit

a. Tujuan

120

Adapun tujuan dari mobile unit ini adalah untuk memberikan pemeriksaan

IMS dan VCT kepada pekerja seks komersial pada daerah lokalisasi di wilayah

kerja Puskesmas II Denpasar Selatan.

b. Analisis komunitas

Kegiatan mobile unit untuk pemeriksaan IMS dan VCT ini dilakukan pada

pekerja seks komersial pada daerah lokalisasi di wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Selatan yang meliputi daerah Jagung I, Pasiran, dan Jagung II. Target

pemeriksaan untuk setiap lokasi yaitu sebanyak 10 pasien. Pekerja seks komersial

memiliki resiko yang tinggi untuk terinfeksi penyakit menular seksual termasuk

HIV. Selain itu, pekerja seks komersial juga sangat berpeluang untuk menularkan

penyakit terhadap pelanggan maupun pasangannya saat melakukan hubungan

seksual, terutama hubungan yang tidak aman dan berisiko. Oleh, karena itu sangat

penting dilakukan pemeriksaan IMS dan VCT ini sebagai upaya preventif dalam

mencegah meluasnya infeksi penyakit menular seksual dan IMS di masyarakat.

c. Target sasaran

Yang menjadi target sasaran dalam kegiatan ini adalah pekerja seks

komersial pada daerah lokalisasi di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Selatan.

d. Program planning

Program planning kegitan mobile unit untuk pemeriksaan IMS dan VCT

ini meliputi :

1. Wawancara dan konseling secara tertutup antara konselor dari petugas

Puskesmas yang berwenang kepada pekerja seks komersial yang menjadi

target pemeriksaan.

121

2. Melakukan pemeriksaan yang meliputi pemeriksaan darah untuk sifilis, VCT,

serta pengambilan sampel secret vagina untuk pembuatan sediaan dan dibaca

di bawah mikroskop.

3. Pemberian konseling dan pemberitahuan hasil pemeriksaan, disertai dengan

pemberian obat serta alat kontrasepsi berupa kondom untuk mencegah

penularan penyakit menular seksual.

e. Implementasi

Dalam implementasi di lapangan, petugas Puskesmas Densel II dibantu

dengan mahasiswa dapat menyelesaikan program dengan baik dan tepat waktu.

Semua program yang direncanakan berjalan sesuai rencana.

f. Evaluasi

Target yang merupakan pekerja seks komersial di daerah lokalisasi Jagung

I, Jagung II, dan Pasiran bersedia untuk mengikuti pemeriksaan. Semua program

yang direncanakan berjalan sesuai rencana dan telah memenuhi target yang

ditetapkan.

g. Waktu dan pelaksanaan

Kegiatan dilaksanakan pada waktu yang berbeda selama 3 hari, yaitu:

- Kegiatan mobile unit I

Waktu : Selasa, 16 April 2013

Tempat : wilayah lokalisasi Jagung II

- Kegiatan mobile unit II

Waktu : Rabu, 17 April 2013

Tempat : wilayah lokalisasi Pasiran

122

- Kegiatan mobile unit III

Waktu : Jumat, 19 April 2013

Tempat : wilayah lokalisasi Jagung I

Pelaksanaan kegiatan mobile unit untuk pemeriksaan IMS dan VCT ini

dilaksanakan oleh petugas Puskesmas II Denpasar Selatan dan seluruh peserta

PKMD, yang terdiri dari 6 orang mahasiswa dari Jurusan Analis Kesehatan

Poltekkes Denpasar.

h. Hasil

Kegiatan mobile unit untuk pemeriksaan IMS dan VCT oleh petugas

Puskesmas Densel II dibantu dengan mahasiswa dapat berjalan dengan baik dan

tepat waktu. Semua program yang direncanakan berjalan sesuai rencana dan telah

memenuhi target pemeriksaan yang ditetapkan. Adapun total pemeriksaan yang

telah dilakukan dalam program ini, yaitu :

- IMS : 78 pemeriksaan

- VCT : 88 pemeriksaan

i. Permasalahan

Adapun permasalahan yang ditemui dalam pelaksanaan mobile unit ini

yaitu ada beberapa pasien yang menolak diperiksa dengan alasan takut untuk

diambil sampel darah. Selain itu, jumlah permintaan pemeriksaan yang melebihi

target, menyebabkan reagen pemeriksaan yang dibawa saat kegiatan tidak

mencukupi.

123

j. Pembahasan dan pemecahan masalah

Kegiatan mobile unit untuk pemeriksaan IMS dan VCT pada pekerja seks

komersial di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Selatan ini merupakan program

rutin, dimana kegiatan ini dilaksanakan dengan mendatangi langsung target

pemeriksaan pada lokasi yang telah ditentukan. Pelaksanaan kegiatan ini

dilaksanakan setelah jam kerja di Puskesmas selesai yaitu dari pukul 14.00 WITA

sampai 17.00 WITA, sehingga tidak mengganggu kegiatan pelayanan di

Puskesmas.

Dalam pelaksanaan kegiatan ini, seringkali pasien tidak bersedia diambil

sampel darah dengan alasan takut. Untuk itu pasien dibujuk agar bersedia

melakukan pengambilan darah, dengan alasan untuk mengetahui kondisi

kesehatan dari pasien.

Jumlah reagen yang dibawa pada pelaksanaan program cukup terbatas

sesuai dengan yang tersedia di Puskesmas dan sesuai target yang ditetapkan.

Sehingga, apabila jumlah permintaan pemeriksaan melebihi target, reagen tersebut

tidak mencukupi. Untuk itu pasien diminta datang langsung ke Puskesmas II

Denpasar Selatan setelah jam pelayanan untuk melakukan pemeriksaan.

2. Penyuluhan kesehatan tentang Penyakit Diabetes dan pemeriksaan gula

darah pada usia lanjut

a. Tujuan

- Untuk memberikan pengetahuan serta wawasan kepada masyarakat mengenai

bahaya penyakit diabetes melalui penyuluhan kesehatan

124

- Untuk memberikan gambaran hasil pemeriksaan gula darah sewaktu sebagai

upaya pencegahan penyakit diabetes

b. Analisis komunitas

Banjar Tengah Renon memiliki kelompok Lansia dengan jumlah anggota

60 orang. Dalam penyuluhan yang dilakukan mahasiswa, dihadiri oleh 32 orang

dengan usia di atas 45 tahun. Lansia adalah fase menurunnya kemampuan akal

dan fisik yang dimulai dari adanya beberapa perubahan dalam hidup. Pada

penyuluhan penyakit diabetes dan pemeriksaan gula darah sewaktu dilakukan

pada lansia dan orang yang berusia di atas 45 tahun karena pada usia tersebut

diketahui merupakan kelompok yang berisiko terhadap penyakit diabetes. Pada

penyuluhan penyakit diabetes dan pemeriksaan gula darah sewaktu yang

dilaksanakan juga disertai dengan pemeriksaan tekanan darah karena individu

dengan tekanan darah tinggi atau hipertensi memiliki risiko tinggi terhadap

penyakit diabetes.

c. Target sasaran

Yang menjadi target sasaran dalam penyuluhan penyakit Diabetes dan

pemeriksaan gula darah sewaktu ini adalah:

1. Sasaran umumnya adalah masyarakat yang dapat dikelompokkan. Dalam

penyuluhan kesehatan dan pemeriksaan gula darah sewaktu ini sasarannya

adalah kelompok lansia dan masyarakat yang berusia di atas 45 tahun di

Banjar Tengah Renon.

2. Tokoh-tokoh yang berkaitan serta berpengaruh penting dalam kegiatan

penyuluhan kesehatan, dengan harapan setelah diberikan penyuluhan

125

kesehatan maka tokoh tersebut akan dapat kembali memberikan atau kembali

menyampaikan isi penyuluhan kesehatan pada orang-orang di lingkungan

sekitarnya. Tokoh yang telah mendapatkan promosi kesehatan diharapkan

pula agar dapat menjadi model dalam perilaku hidup sehat untuk orang –

orang sekitarnya. Dalam penyuluhan yang dilakukan, diharapkan kelompok

lansia mampu menyebarluaskan informasi yang telah didapatkan yaitu kepada

anggota keluarga, kelompok sebaya, dan masyarakat di lingkungan sekitar.

3. Sasaran berikutnya dari penyuluhan kesehatan di Banjar Tengah Renon

adalah pembuat keputusan (decission maker) atau penentu kebijakan (policy

maker) yaitu Kepala Lingkungan Banjar Tengah Renon. Hal ini dilakukan

dengan suatu harapan agar kebijakan-kebijakan atau keputusan yang

dikeluarkan oleh kelompok tersebut akan memiliki efek atau dampak serta

pengaruh bagi sasaran pada umumnya yaitu kelompok lansia dan khususnya

kepada anggota keluarga, kelompok sebaya, serta masyarakat di lingkungan

sekitar tempat tinggal sehingga usaha ini sejalan dengan strategi advokasi

(advocacy).

d. Program planning

Program planning dalam pemberian penyuluhan penyakit diabetes dan

pemeriksaan gula darah sewaktu yang dilakukan pada lansia di Banjar Tengah

Renon ini meliputi:

1) Penyampaian penyebab, risiko, gejala, dan pencegahan diabetes kepada

sasaran (komunitas lansia) melalui presentasi dengan menggunakan lembar

126

balik. Mahasiswa menjalin komunikasi dua arah dengan peserta penyuluhan

untuk memastikan para peserta penyuluhan mengikuti dengan baik

penyuluhan yang sedang dibawakan.

2) Pemberian brosur tentang penyebab, risiko, gejala, dan pencegahan diabetes

kepada kelompok lansia diharapkan melalui brosur yang diberikan informasi

dapat disebarluaskan.

3) Pemeriksaan gula darah sewaktu pada lansia. Sebelum dilakukan pemeriksaan

gula darah sewaktu, terlebih dahulu kelompok lansia memenuhi syarat

administrasi meliputi nama, umur serta dilakukan pemeriksaan tekanan darah.

e. Implementasi

Dalam implementasi di lapangan, mahasiswa dapat menyelesaikan

program dengan baik dan tepat waktu. Semua program yang direncanakan

berjalan sesuai rencana.

f. Evaluasi

Dari target maksimal 50 orang lansia, yang datang dan mengikuti

penyuluhan hanya 32 orang. Hal ini dikarenakan adanya kegiatan upacara Pitra

Yadnya pada hari tersebut. Pada penyuluhan penyakit diabetes terlihat lansia

menyimak dengan seksama informasi yang disampaikan oleh mahasiswa. Setelah

dilakukan pemeriksaan diketahui 13 orang memiliki kadar gula darah yang tinggi.

Sejak penyuluhan dan pemeriksaan ini dilakukan kelompok lansia lebih peduli

terhadap kesehatan. Hal ini ditunjukkan melalui adanya beberapa lansia yang

kembali memeriksakan kadar gula darah ke Puskesmas II Denpasar Selatan.

127

Selain itu, kelompok lansia yang datang berkunjung juga berkonsultasi mengenai

cara mengatur pola makan sehingga dapat mengontrol kadar gula darah.

g. Waktu dan pelaksanaan

Hari, tanggal : Sabtu, 20 April 201

Waktu : 07.30 – 11.00 WITA

Tempat : Banjar Tengah Renon, Denpasar Selatan.

Pelaksanaan : Penyuluhan kesehatan mengenai penyakit Diabetes dan

pemeriksaan gula darah dilaksanakan oleh seluruh peserta PKMD di

Puskesmas IV Denpasar Selatan, yang terdiri dari 6 orang mahasiswa dari

Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Denpasar.

h. Hasil

Penyuluhan kesehatan mengenai penyakit Diabetes dan pemeriksaan gula

darah di Banjar Tengah Renon berjalan dengan lancar, semua program planning

mahasiswa dapat dikerjakan dengan baik. Peserta penyuluhan dapat menerima

dengan baik isi dari penyuluhan kesehatan, terbukti dari beberapa lansia datang ke

Puskesmas II Denpasar Selatan untuk melakukan pemeriksaan gula darah dan

berkonsultasi mengenai cara pencegahan penyakit Diabetes. Berdasarkan dari

hasil pemeriksaan gula darah diperoleh sebanyak 13 orang lansia memiliki kadar

gula darah tinggi dan 19 orang lansia memiliki kadar gula darah normal.

i. Permasalahan

Permasalahan yang ditemui mahasiswa ketika melakukan penyuluhan dan

pemeriksaan gula darah adalah pada pelaksanaan penyuluhan tidak sesuai dengan

128

yang direncanakan karena lansia tidak datang serentak sehingga penyuluhan

dilakukan dalam 3 sesi.

j. Pembahasan dan pemecahan masalah

Pada penyuluhan tentang penyakit diabetes dilakukan penyampaian

informasi mengenai penyebab, risiko, gejala, dan pencegahan penyakit diabetes

kepada lansia melalui presentasi dengan menggunakan lembar balik. Mahasiswa

menjalin komunikasi dua arah dengan peserta penyuluhan untuk memastikan para

peserta penyuluhan mengikuti dengan baik penyuluhan yang sedang dibawakan.

Peserta penyuluhan aktif bertanya mengenai penyakit diabetes. Selain itu,

dilakukan pemberian brosur tentang penyebab, risiko, gejala, dan pencegahan

diabetes kepada kelompok lansia diharapkan melalui brosur yang diberikan

informasi dapat disebarluaskan kepada anggota keluarga, kelompok sebaya, dan

masyarakat di lingkungan sekitar.

Sebelum dilakukan pemeriksaan gula darah terlebih dahulu dilakukan

proses pendaftaran atau syarat administrasi meliputi nama, umur, dan tanda

tangan serta dilakukan pemeriksaan tekanan darah. Penyuluhan dan pemeriksaan

gula darah yang dilakukan dimana lansia tidak datang serentak sehingga

diperlukan waktu yang lebih lama untuk melakukan penyuluhan. Kegiatan

penyuluhan dan pemeriksaan gula darah yang dilakukan menjadi tidak

berkesinambungan sehingga mahasiswa harus menunggu lebih lama sampai

semua lansia berkumpul.

3. Penyuluhan kesehatan untuk dokter kecil dan pentingnya perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS) di sekolah

129

a. Tujuan

Untuk memberikan pengetahuan serta wawasan kepada siswa SD

mengenai cara penanganan dan pencegahan kesehatan dalam lingkungan sekolah

dan keluarga.

b. Analisis komunitas

Penyuluhan dokter kecil dilakukan pada 4 Sekolah Dasar (SD) yang ada di

kelurahan Sanur dimana siswa-siswi yang dipilih adalah siswa-siswi kelas 4 dan

5. Beberapa SD yang dilakukan penyuluhan dokter kecil antara lain :

- SD Negeri 12 Sanur memiliki siswa-siswi yang ikut dalam penyuluhan dokter

kecil berjumlah sebanyak 14 orang.

- SD Negeri 8 Sanur memiliki siswa-siswi yang ikut dalam penyuluhan dokter

kecil berjumlah sebanyak 30 orang.

- SD Negeri 10 Sanur memiliki siswa-siswi yang ikut dalam penyuluhan dokter

kecil berjumlah sebanyak 39 orang.

- SD Negeri 11 Sanur memiliki siswa-siswi yang ikut dalam penyuluhan dokter

kecil berjumlah sebanyak 26 orang.

Komunitas dokter kecil sekolah adalah kumpulan siswa - siswi yang

terpilih menjadi teladan bagi siswa – siswi lainnya di sekolah yang telah mendapat

pelatihan dan binaan khusus di bidang kesehatan. Memberikan penyuluhan

kesehatan mengenai P3K, Diare, Demam Berdarah, Rabies dan Cara cuci tangan

yang baik dan benar terhadap komunitas ini diharapkan dapat dengan segera

dirasakan manfaatnya bagi siswa- siswi lainnya. Siswa – siswi diharapkan dapat

mencegah timbulnya suatu penyakit dengan tindakan preventif dan dapat

menagani masalah kesehatan kecil yang terjadi di lingkungan sekolah.

130

c. Target sasaran

Yang menjadi target sasaran dalam penyuluhan ini adalah:

1. Sasaran Primer

Sasaran umumnya adalah masyarakat yang dapat dikelompokkan. Dalam

penyuluhan kesehatan ini sasaran primernya adalah siswa – siswi di SD Negeri 12

Sanur, SD Negeri 8 Sanur, SD Negeri 10 Sanur dan SD Negeri 11 Sanur.

2. Sasaran Sekunder

Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan adalah tokoh-tokoh yang

berkaitan serta berpengaruh penting dalam kegiatan penyuluhan kesehatan,

dengan harapan setelah diberikan penyuluhan kesehatan maka tokoh tersebut akan

dapat kembali memberikan atau kembali menyampaikan isi penyuluhan kesehatan

pada orang – orang di lingkungan sekitarnya.

Tokoh yang telah mendapatkan promosi kesehatan diharapkan pula agar

dapat menjadi model dalam perilaku hidup sehat untuk orang – orang sekitarnya.

Dalam penyuluhan yang dilakukan, sasaran primernya adalah siswa – siswi yang

tergabung dalam komunitas dokter kecil di SD Negeri 12 Sanur, SD Negeri 8

Sanur, SD Negeri 10 Sanur dan SD Negeri 11 Sanur.

3. Sasaran Tersier

Adapun yang menjadi sasaran tersier dalam suatu promosi kesehatan

dalam hal ini penyuluhan kesehatan di sekolah adalah pembuat keputusan

(decission maker) atau penentu kebijakan (policy maker). Hal ini dilakukan

dengan suatu harapan agar kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan

oleh kelompok tersebut akan memiliki efek/dampak serta pengaruh bagi sasaran

131

primer maupun sasaran primer dan usaha ini sejalan dengan strategi advokasi

(advocacy). Sasaran tersier dalam penyuluhan ini adalah kepala sekolah serta para

guru di SD Negeri 12 Sanur, SD Negeri 8 Sanur, SD Negeri 10 Sanur dan SD

Negeri 11 Sanur.

d. Program planning

Program planning dalam pemeberin penyuluhan kesehatan yang dilakukan

pada siswa-siswi yang tergabung dalam dokter kecil ini meliputi:

1) Pemilihan seksi-seksi dan penyampaian tugas dari masing-masing seksi yang

terdiri dari 5 seksi yaitu :

1. Seksi Penyuluhan

Anggotanya terdiri dari anak-anak yang lebih berprestasi dan pintar

mengemukakan pendapat. Anggotanya harus menguasai materi

penyuluhan Kesehatan dan mampu member penyuluhan.

2. Seksi Pelayanan

Anggotanya mampu member pertolongan pertama pada kejadian-

kejadian yang terjadi pada teman di lingkungan sekolah.

3. Seksi Kesehatan Lingkungan

Anggota yang dipilih anak-anak yang tegas dan disegani, serta juga

bertanggung jawab terhadap kebersihan baik dalam maupun di luar kelas.

4. Seksi Keamanan

Anggotanya sebaiknya terdiri dari anak laki-laki saja. Bila ada anak-anak

yang mendapat kecelakaan/pingsan anggota seksi ini bertugas

mengangkat ke ruang UKS.

5. Seksi Dana Sehat

132

Membantu guru dalam pembukaan dana sehat serta pengadaan obat.

2) Penyampaian materi-materi yang berkaitan dengan keperluan yang

dibutuhkan oleh dokter kecil yaitu : materi Diare, Demam Berdarah, Rabies,

P3K dan pengetahuan tentang cara cuci tangan yang baik dan benar.

3) Mempraktikkan bersama cara mencuci tangan yang benar.

4) Tanya jawab mengenai materi yang diajarkan dan tugas masing-masing seksi

yang belum dimengerti.

e. Implementasi

Dalam implementasi di lapangan, mahasiswa dapat menyelesaikan

program dengan baik dan tepat waktu. Semua program yang direncanakan

berjalan sesuai rencana.

f. Evaluasi

Evaluasi program langsung dilakukan dengan cara menyampaikan materi

secara langsung dengan metode yang mudah dimengeti oleh anak-anak. Materi

yang disampaikan adalah tentang Diare, Demam Berdarah, Rabies, P3K dan

pengetahuan tentang cara cuci tangan yang baik dan benar. Di akhir kegiatan

dilakukan praktek secara langsung tentang cuci tangan dan evaluasi pada beberapa

siswa serta dilakukan juga tanya jawab tentang materi yang belum dimengerti.

Hasil evaluasi menunjukkan siswa mampu berinteraksi dan bertanya tentang

materi yang belum dimengerti dngan baik dan mampu member umpan balik dari

setiap pertanyaan yang diberikan serta mampu mempraktikkan cara mencuci

tangan yang benar menggunakan sabun pada air yang mengalir.

g. Waktu dan pelaksanaan

133

Tempat : SD Negeri 12 Sanur, SD Negeri 8 Sanur, SD Negeri 10

Sanur dan SD Negeri 11 Sanur, Denpasar Selatan.

Waktu : 09.00 – 11.00 WITA

Pelaksanaan : Penyuluhan dokter kecil mengenai materi tentang Diare,

Demam Berdarah, Rabies, P3K dan pengetahuan tentang cara cuci tangan

yang baik dan benar yang diikuti oleh seluruh dokter kecil yang terpilih yang

disampaikan oleh dua orang mahasiswa dari Jurusan Analis Kesehatan

Poltekkes Denpasar dan satu orang pembimbing dari Puskesmas II Denpasar

Selatan.

h. Hasil

Penyuluhan kesehatan yang dilakukan di SD Negeri 12 Sanur, SD Negeri

8 Sanur, SD Negeri 10 Sanur dan SD Negeri 11 Sanur, Denpasar Selatan berjalan

dengan lancar, semua proggram planning mahasiswa dapat dikerjakan dengan

baik. Peserta penyuluhan dapat menerima dengan baik isi dari penyuluhan

kesehatan, terbukti dari sebagian siswa bisa mempraktikkan cara mencuci tangan

yang benar.

i. Permasalahan

Permasalahan yang ditemui mahasiswa ketika melakukan penyuluhan

adalah ketika penyampaian materi terdapat beberapa orang anak yang tidak

memperhatikan dan bercanda selain itu kurangnya koordinasi antara petugas

puskesmas dengan pihak sekolah pada SD Negeri 12 sehingga ada sebagian

dokter kecil yang tidak mengikuti penyuluhan.

j. Pembahasan dan pemecahan masalah

134

Penyuluhan dokter kecil yang dilakukan pada 4 sekolah dasar yang berada

di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Selatan dilakukan dengan cara

menyampaikan materi-materi kesehatan yang diperlukan untuk dokter kecil

sebagai usaha mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan yang terjadi di

lingkungan sekolah serta selain itu dapat menolong teman yang mengalami

kecelakaan atau sakit sehingga dapat ditangani terlebih dahulu sebelum dirujuk ke

lokasi rujukan seperti puskesmas atau rumah sakit.

Penyampaian materi yang dilakukan pada dokter kecil yang terpilih antara

lain materi tentang Diare, Demam Berdarah, Rabies, P3K dan pengetahuan

tentang cara cuci tangan yang baik dan benar. Dalam penyampain materi-materi

tersebut terdapat beberapa siswa yang kurang memperhatikan, sehingga

narasumber yang memberi materi harus dapat menyampaikan dengan metode

yang menyenangkan dan menarik perhatian peserta agar lebih antusias.

Selain itu permasalahan yang ditemui pada saat penyuluhan dokter kecil

yaitu kurangnya koordinasi antara pihak Puskesman dan pihak Sekolah sehingga

menyebabkan beberapa dokter kecil tidak hadir dalam penyuluhan karena kelas

dokter kecil yang tidak hadir tersebut mulai sekolah siang hari. Sehingga untuk

menanggulangi hal tersebut dapat dilakukan dengan cara memberikan materi pada

anak-anak yang hadir dan menyuruh mereka untuk mencatat serta melakukan

penyampaian kepada teman yang tidak hadir sehingga mereka dapat sedikitnya

mengerti tentang materi yang diberikan dan mengetahui tugasnya pada seksi

masing-masing.

135