pkm m kethek ogleng

Upload: anakuawi

Post on 09-Jul-2015

229 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

1 A. JUDUL Pelestarian Seni Pertunjukan Kethek Ogleng dengan Pendirian Sanggar Seni dan Pementasannya, sebagai Daya Tarik Wisata yang Khas di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri B. LATAR BELAKANG Indonesia memiliki keanekaragaman budaya, baik itu pertunjukan, seni tradisi, maupun yang berupa bentuk (artefak). Dari kemajemukan bangsa ini, ada ratusan bahkan ribuan kekayaan dalam hal seni budaya yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Ada yang masih bertahan, ada yang sudah mulai pudar atau kurang terawat, ada pula yang sudah hilang tertelan waktu. Kemunduran seni budaya Indonesia yang begitu banyak itu disebabkan oleh beberapa faktor. Kegagalan inventarisasi, regenerasi, ketidak pedulian generasi muda atau program pemerintah yang tidak mengarah pada hal-hal itu. Memang teramat sayang kekayaan intelektualitas itu jika harus punah, dan tidak ada generasi yang melanjutkan atau mewarisinya. Seni budaya Jawa misalnya, banyak sekali karya intelektual yang kini mulai terancam punah atau bahkan sudah hilang dari masyarakatnya. Hanya segelintir orang saja yang masih peduli, padahal seni budaya atau budaya itu sendiri adalah milik masyarakatnya, dan bukan semata milik institusi. Seiring dengan semakin rajinnya Negara-negara luar belajar dan mengembangkan seni budaya kita, masyarakat kita terutama generasi muda cenderung kurang peduli akan hal-hal itu. Sebagai contoh, di Amerika banyak Universitas yang menjadikan seni gamelan jawa sebagai muatan wajib dalam kurikulum. Selain itu, saat ini sudah ada metode terapi kejiwaan dengan menggunakan alunan gamelan jawa di negeri Paman Sam tersebut. Sebuah kebanggaan yang memprihatinkan, karena betapa menyedihkan jika suatu saat nanti anak cucu kita akan belajar seni-seni budaya nenek moyangnya ke luar negeri. Karena generasi saat ini yang akan menjadi kakek nenek atau leluhurnya, merupakan sebuah generasi yang memutus tali rantai warisan nenek moyangnya sendiri.

2 Masih banyak seni budaya lain yang dimiliki bangsa ini dan harus dipertahankan keberadaannya sebagai warisan intelektualitas bangsa kita. Upaya regenerasi dan revitalisasi mutlak dilakukan dengan cara memberikan pembelajaran sekaligus meningkatan daya fungsinya. Keprihatinan muncul ketika kita ketahui bahwa remaja lebih tertarik mempelajari budaya bangsa lain, dan tertawa ketika temannya yang lain menyaksikan seni budaya bangsanya sendiri. Keprihatinan mengenai kemunduran seni budaya harus direalisasikan dengan upaya regeneralisasi dan revitalisasi secara nyata. Perlu kiranya diajarkan kembali seni tradisi itu kepada anak-anak atau remaja, baik secara kurikulum maupun non kurikulum. Baik melalui ekstra kurikuler lewat sekolahan maupun melalui sanggar-sanggar seni. Memang ada beberapa seni budaya yang memungkinkan diajarkan melalui ekstra kurikuler seperti karawitan atau tari-tarian, tetapi ada juga yang harus melalui sangarsanggar seni. Semua itu penting untuk diberikan kepada generasi muda bangsa ini, karena dengan upaya tersebut diharapkan seni budaya warisan nenek moyang kita tetap masih berada dalam masyarakatnya. Wonogiri misalnya, sebagai salah satu wilayah Eks-Karesidenan Surakarta yang merupakan salah satu pusat kebudayaan jawa selain Yogyakarta, barang tentu dalam masyarakatnya juga menyimpan kekayaan seni budaya. Akhir-akhir ini marak muncul pertunjukan Reog yang berkembang pesat di Wonogiri terutama wilayah timur yang bersinggungan langsung dengan kabupaten Ponorogo yang merupakan pusat pertunjukan barong tersebut. Pertunjukan Wayang kulit juga masih marak di daerah Wonogiri yang merupakan warisan seni budaya mataram. Seni pertunjukan seperti campur sari yang merupakan hasil modifikasi dari karawitan juga semakin berkembang di Wonogiri. Namun, masih ada satu seni tradisi khas yang dimiliki Wonogiri untuk lebih dikembangkan sebagai seni pertunjukan yang khas dan berpotensi menjadi daya tarik wisata tersendiri yaitu seni pertunjukan Kethek Ogleng. Kethek Ogleng, merupakan seni pertunjukan yang meyerupai sirkus, berdandan serta bertingkah seperti Kethek ( Monyet), dengan mengenakan busana putih seperti Anoman. Memang sering seni budaya ini dimunculkan dalam acara-acara kabupaten Wonogiri oleh kelompok tertentu, namun sifatnya hanya karnaval atau pawai. Padahal pada pertunjukan resminya, teatrikal yang menyerupai monyet ini sangat menarik dan

2

3 memukau. Permasalahannya, untuk regenerasinya kurang dipikirkan sehingga terancam mengalami kepunahan, karena seni ini membutuhkan keterampilan khusus dan latihan secara rutin. Permasalahan yang lain adalah ketidakfamiliaran masyarakat karena sudah jarang menyaksikan pertunjukan ini secara penuh dan bukan hanya dalam barisan-barisan karnaval yang berjalan dan berjoget. Untuk itu, pembentukan sanggar seni dan pementasan juga harus difasilitasi, sehingga keberlanjutannya terjaga dan lebih dikenal oleh masyarakat setempat bahkan luar kota dan mancanegara, sehingga berpotensi menjadi daya tarik wisata yang khas. Alangkah menariknya jika dengan regenerasi yang baik, serta strategi pementasan yang bagus, seni pertunjukan Kethek Ogleng dikemas seperti pertunjukan-pertunjukan Sirkus pada umumnya. Dalam ruang yang besar, tata panggung sedemimikian rupa lighting yang menarik, serta pengorganisasian yang bagus, seni pertunjukan ini akan menjadi sebuah pertunjukan modern. Selain seni ini tetap bertahan karena ada keberlanjutan yang menjanjikan, dengan dikemas secara modern dan terkonsep, semua orang serta semua generasi dapat menyaksikannya sebagai pertunjukan yang menarik. Untuk itu, seni pertunjukan ini perlu dilestarikan, karena dengan adanya regenerasi dan konsep yang baik, akan berpotensi menjadi daya tarik wisata yang khas. Saat ini, di daerah Kecamatan Ngadirojo Wonogiri ada kelompok Kethek Ogleng Samijo. Namun keberadaan kelompok tersebut hanya merupakan vigur dan bukan terbentuk melalui sanggar. Penting kiranya pembentukan sanggar seni Kethek Ogleng berserta pementasannya, agar adanya konsep regenerasi yang jelas, sehingga keberlanjutan seni tradisi ini tetap terjaga dan tidak akan mengalami kepunahan. Harapannya, dengan adanya sanggar seni Kethek Ogleng ini, Kethek Ogleng yang merupakan seni tradisi khas Wonogiri tetap terjaga, sehingga akan berpotensi menjadi sebuah daya tarik dalam kepariwisataan Wonogiri. C. RUMUSAN MASALAH Dari latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat ditarik perumusan masalah seperti berikut ini: 1. Mengapa seni tradisi Kethek Ogleng sangat penting untuk dilestarikan dengan adanya regenerasi?

3

4 2. Bagaimanakah konsep pelestarian seni tradisi Kethek Ogleng di Wonogiri? 3. Apakah nilai positif dengan keberadaan dan pelestarian seni pertunjukan Kethek Ogleng bagi kepariwisataan Wonogiri? 4. Bagi kalangan masyarakat umum, seberapa pentingkah seni Pertunjukan Kethek Ogleng untuk bisa dilestarikan dan dikonsep secara lebih modern? D. TUJUAN Adapun tujuan dari program ini adalah sebagai berikut: 1. Seni pertunjukan Kethek Ogleng merupakan salah satu warisan intelektualitas nenek moyang. Seni budaya yang merupakan sejenis sirkus ini terancam punah karena sangat kurang dipikirkan dalam hal regenerasi. Oleh karena itu, penting kiranya muncul sebuah konsep yang bertujuan melestarikannya, agar tetap berada dalam masyarakat kita. 2. selama ini, kelestarian Seni Kethek Ogleng hanya bergantung pada tokoh pelaku saja. Sangat riskan tentunya, karena ketika tokoh itu telah meninggal, kemungkinan Kethek Ogleng akan punah relatif semakin besar . Oleh karena itu, regenerasi dalam bentuk pembentukan sanggar seni Kethek Ogleng mutlak dibutuhkan agar konsep regenerasinya jelas. 3. Seni pertunjukan Kethek Ogleng merupakan seni budaya khas Wonogiri. Keberadaannya sangat jelas, dengan konsep pengelolaan yang lebih modern, akan berpotensi menjadi daya tarik wisata tersendiri, karena hanya dimiliki oleh daerah Wonogiri. Sehingga akan berdampak positif terhadap kepariwisataan Wonogiri khususnya, dan semua ranah kehidupan masyarakat yang terkait. 4. Pelestarian seni pertunjukan Kethek Ogleng dengan pengelolaan yang modern, adalah hal positif bagi Masyarakat. Dengan regenerasi dan revitalisasi, generasigenerasi yang akan datang masih bisa menyaksikan seni pertunjukan yang menarik ini. E. LUARAN YANG DIHARAPKAN Adapun luaran yang diharapkan dari pelestarian seni pertunjukan Kethek Ogleng adalah berupa jasa. Selain untuk regenerasi dan revitalisasi, akan berdampak pula

4

5 terhadap perkembangan Pariwisata Wonogiri. Oleh karena Kethek Ogleng saat ini hanya ada di Wonogiri dan berpotensi menjadi sesuatu yang khas, dengan pengelolaan yang lebih modern, memungkinkan menjadi salah satu tontonan unggulan dan menarik di Wonogiri. F. KEGUNAAN 1. Melestarikan seni pertunjukan Kethek Ogleng yang saat ini ada di Wonogiri, sebagai salah satu warisan intelektualitas bangsa kita. 2. Melakukan regenerasi dan revitalisasi dengan pembentukan sanggar seni, sehingga konsep pelestariannya jelas dan terkonsep. Tujuannya, meskipun pelakupelaku utama telah meninggal dunia, generasi-generasi dalam sanggar tersebutlah kelak yang akan terus melestarikan seni budaya ini. 3. Sebagai seni budaya yang khas dan menarik, dengan konsep pertunjukan yang lebih modern, akan berdampak positif pada kepariwisataan dan ekonomi baik masyarakat Wonogiri pada umumnya, maupun khusus para pelakunya. Tujuannya, dengan revitalisasi ini berpotensi menjadi sebuah profesi untuk para pelakunya, sehingga Kethek Ogleng akan tetap bertahan dalam masyarakat. 4. Keberadaan seni pertunjukan Kethek Ogleng yang saat ini hanya ada di Wonogiri, dengan pengembangan dan pelestarian yang baik, berpotensi menjadi Ikon Kabupaten Wonogiri yang patut dibanggakan. Karena, seni pertunjukan Kethek Ogleng berpotensi mengangkat citra Wonogiri, dalam ranah wisata budaya. G. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN Kelompok Kethek Ogleng Samijo, adalah salah satu kelompok yang ada di Wonogiri. Dalam kesejarahannya, Alm. Samijo sebagai guru adalah tokoh Kethek Ogleng yang sangat tenar di Wonogiri. Oleh karena itu, selain sebagai apresiasi terhadap totalitasnya dalam seni Kethek Ogleng, pelestarian kelompoknya dengan pembentukan sanggar seni, bertujuan pula sebagai salah satu cara dalam mempertahankan seni budaya yang kini terancam punah. Adapun prioritas dalam anggota pembentukan sanggar Kethek Ogleng sebagai upaya untuk melestarikannya, adalah para remaja dan anak-anak. Pentingnya jenjang

5

6 umur dalam salah satu aspek pelestarian, karena demi sebuah regenerasi. Butuh waktu yang lama serta latihan yang gigih, juga merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi para pelakunya. Oleh karena itu, keberadaan sangar seni Kethek Ogleng mutlak dibutuhkan totalitas dan komitmen untuk menjadi pelaku dan melestarikannya, dan bukan hanya latihan yang sifatnya serta merta. Prospek ke depan Seni Kethek Ogleng yang kurang menjanjikan, merupakan sebuah masalah tersendiri untuk menarik simpati masyarakat terutama generasi muda untuk berkecimpung di dalamnya. Dengan adanya konsep dan revitalisasi Kethek Ogleng secara baik, diharapkan akan menjadi sebuah pilihan profesi yang menjanjikan, dengan dihubungan dalam ranah kepariwisataan Wonogiri. Sehingga, minat seniman Kethek Ogleng dalam keberlanjutannya tetap langgeng, seiring dengan majunya kepariwisataan, sebagai naungan eksistensi seni pertunjukan Kethek Ogleng tersebut. H. METODE PELAKSANAAN a. Gambaran Umum Seni pertunjukan Kethek Ogleng sebagai salah satu warisan seni budaya bangsa kita terutama Jawa, kini terancam punah. Selain sudah jarang beredarnya seni pertunjukan yang menirukan tingkah laku kera putih ini dalam kehidupan masyarakat kita, keberadaannya yang hanya diwarisi oleh golongan tua, juga merupakan ancaman serius akan kepunahan seni budaya yang satu ini. Para remaja dan anak-anak, jarang sekali yang pernah menyaksikan atau hanya sekedar tahu seni pertunjukan Kethek Ogleng. Itu adalah sebuah parameter akan semakin terpinggirkannya seni budaya Kethek Ogleng, yang harus dipikirkan mengenai regenerasi dan revitalisasinya. Tujuannya jelas, selain mempertahankan Kethek Ogleng agar tetap eksis dalam budaya masyarakat, bermanfaat juga untuk aspek-aspek lain, terutama ekonomi dan Pariwisata kabupaten Wonogiri. b. Sistem Yang Digunakan Untuk mencapai apa yang telah diharapkan sebelumnya, regenerasi dan revitalisasi Kethek Ogleng bisa diupayakan dengan pembentukan sanggar seni Kethek

6

7 Ogleng di daerah Wonogiri. Pentingnya sanggar seni dalam hal regenerasi, tentu jelas ketika para anak didik sanggar tersebut telah menguasai seni Kethek Ogleng sehingga akan menjadi pelaku baru yang dapat melestarikan seni tersebut. Sedangkan pentingnya sanggar seni dalam hal revitalisasi, lebih pada keterbukaan pola pikir generasi muda, sehingga memungkinkan penerimaan konsep baru Kethek Ogleng sebagai sebuah event pariwisata. Kedua hal tersebut jelas-jelas sama pentingnya, karena dampak positif yang dihadirkan oleh kedua pokok program tersebut akan mengarah pada regenerasi dan revitalisasi Kethek Ogleng sehingga akan memiliki fungsi yang lebih. Dengan adanya fungsi yang lebih, maka pelaku akan lebih termotivasi dan tertantang untuk melestarikan dan mengembangkan seni tersebut. c. Teknik Penerapan Teknik penerapan dari pembentukan sanggar seni Kethek Ogleng sebagai upaya pelestarian seni tradisi yang berpotensi menjadi daya tarik wisata yang khas, lebih pada pendekatan terhadap para pelaku yang kini masih ada. Dengan ilmu yang masih mereka miliki, maka diharapkan dengan komitmen dan pengertian yang positif, akan menurunkan kemapuan mereka dalam kepelatihan pada sanggar seni yang akan dibentuk. Sanggar seni yang telah terbentuk dengan segala fasilitas pendukungnya, merupakan sebuah akademi tradisoinal yang benar-benar harus dioptimalkan, demi tujuan awal. Ketika persiapan telah selesai beserta komitmen dari para pelatih, maka proses regenerasi seni Kethek Ogleng telah siap untuk direalisasikan. d. Pencapaian Tujuan Program Dalam pencapaian tujuan program regenerasi seni pertunjukan Kethek Ogleng, hal pertama yang mutlak terealisasi adalah terbentuknya sanggar beserta komponen fasilitas dan pendidik. Setelah itu, rekruitmen peserta latihan bisa secara terbuka atau dengan cara melakukan sosialisasi pada sekolah-sekolah, terutama Sekolah Dasar. Anak SD Sangat cocok untuk menjadi anggota, karena selain mereka belum terpengaruh oleh rasa malu dan inisiatif kegiatan lain, juga karena anak-anak SD membutuhkan banyak stimulus kegiatan yang memiliki rasa seni. Alasan lain, seni pertunjukan ini juga membutuhkan latihan yang relatif lama karena tingkat kesulitan, sehingga anak-anak

7

8 yang masih duduk di bangku SD tersebut, kelak akan benar-benar menjadi pelaku seni pertunjukan Kethek Ogleng yang profesional. Selain regenerasi seperti yang telah dibicarakan sebelumnya, revitalisasi juga tidak kalah pentingnya. Visi misi yang jelas dari sanggar, prospek dalam konsep regenerasi, serta faktor-faktor pendukung juga mutlak benar-benar harus dipersiapkan. Tujuan regenerasi dan revitalisasi ini selain sebagai upaya pelestarian juga dutujukan sebagai potensi wisata yang khas. Oleh karena itu, konsep pertunjukan agar menarik dunia wisata juga harus dipersiapkan. Melalui weebsite, dokumentasi yang baik, atau melalui pertunjukan-pertunjukan di tempat-tempat wisata. Bisa juga diupayakan untuk tampil dalam acara-acara besar, atau gedung-gedung pertunjukan secara rutin. I.JADWAL KEGIATAN Bulan 1 Minggu 1 Sosialisasi 2 3 4

Pemesanan Pengambilan Realisasi Kostum dan Publikasi Persiapan Pengadaan Sanggar Kostum Kegiatan

2

Membangun Komitmen

Sosialisasi Calon Kepada Anggota Persiapan Kurikulum Pelatihan Evaluasi

Evaluasi Kegiatan

3

Menyampaikan Persiapan Visi-Misi Properti Sanggar Evaluasi

Evaluasi Kurikulum Penyusunan Laporan

4

Evaluasi

J. RANCANGAN BIAYA 1.Biaya Habis Pakai

8

9 Pengadaan seragam Kethek Ogleng ukuran anak (4 Buah @ Rp 250.000) Pendgadaan seragam Kethek Ogleng ukuran dewasa (2 unit @ Rp.500.000,00) Pengadaan 1 unit tape recorder Pengadaan kaset Kethek Ogleng (2 Buah @ Rp 20.000 ) Pengadaan properti Kethek Ogleng (tambang kapal, kursi kayu, tangga kayu) Pengadaan Papan Nama Sanggar ( triplek, balok kayu, digital printing) Pembuatan Website Promosi TV lokal (16 kali tayang @ Rp. 30.000,00) Promosi Radio lokal (16 agenda @ Rp. 10.000,00) Pengadaan snack (16 agenda @ Rp.30.000,00) Pengadaan air mineral (16 agenda x Rp. 15.000,00 / dus) Pengadaan kaos EO (tim 4 orang + 16 anggota sanggar x @ Rp.22.000,00) Sub Total (1) 2.Biaya Perjalanan Transportasi pelaksaanan kegiataan oleh tim 4 Orang x 16 Agenda x Rp.10.000,00 Transportasi rombongan kethek ogleng Rp. 100.000,00 x 16 agenda Sub Total (2) 3.Peralatan Penunjang Kegiatan Rp. 2.240.000,00 Rp. 640.000,00 Rp. 1.600.000,00 Rp. 5.890.000,00 Rp. 440.000,00 Rp. 240.000,00 Rp. 480.000,00 Rp. 160.000,00 Rp. 1.000.000,00 Rp. 480.000,00 Rp. 250.000,00 Rp. 500.000,00 Rp. 300.000,00 Rp. 40.000,00 Rp. 1.000,000,00 Rp. 1.000.000,00

9

10 Sewa Handycam 16 agenda x @ Rp.50.000,00 Pengadaan spanduk 3 buah @ Rp. 50.000,00 Pengadaan sticker untuk cinderamata pengunjung Pengadaan Baliho MMT untuk publikasi (3 x 4 m) Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 800.000,00 150.000,00 300.000,00 500.000,00 1.750.000,00 50.000,00 8.000,00 12.000,00 50.000,00 120.000,00

Sub Total (3) 4.Pembuatan Proposal Pengadaan Proposal Pengadaan CD kosong (4 buah @ Rp.2.000,00) Pembelian Materai 2 Buah, @ Rp.6.000,00 Cover, Jilid dan Penggandaan Proposal

Sub Total (4) Perincian Keseluruhan Anggaran Biaya Kegiatan 1. Bahan Habis Pakai 2. Biaya Perjalanan 3. Peralatan Penunjang Kegiatan 4. Pembuatan Proposal & Laporan TOTAL KESELURUHAN K.LAMPIRAN Ketua Peneliti 1. Nama Lengkap:

Rp. 5.890.000,00 Rp. 2.240.000,00 Rp. 1.750.000,00 Rp. 120.000,00 :Rp. 10.000.000,00

10

11

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

PELESTARIAN SENI PERTUNJUKAN KETHEK OGLENG DENGAN PENDIRIAN SANGGAR SENI DI NGADIROJO, SEBAGAI IKON PERTUNJUKAN KABUPATEN WONOGIRI, YANG BERPOTENSI MENJADI DAYA TARIK WISATA YANG KHASBIDANG KEGIATAN:

11

12 PKM-M

Diusulkan Oleh: Listyo Budi Bagus Andri

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 20101. Judul Kegiatan :Pelestarian Seni Budaya Kethek Ogleng Dengan Pendirian Sanggar Seni di Ngadirojo, Sebagai Ikon Pertunjukan Kabupaten Wonogiri, yang Berpotensi Menjadi Daya Tarik Wisata yang Khas :PKM-M :Sosial Budaya :Listyo Budi Santoso :D 0308039 :Sosiologi, Fak.Ilmu Sosial dan Ilmu Politik :Universitas Sebelas Maret :Ngadiroyo, Rt 02/Rw V, Nguntoronadi, Wonogiri :[email protected]

2.Bidang Kegiatan 3.Bidang Ilmu 4.Ketua Pelaksana a. Nama Lengkap b. NIM c.Jurusan d.Universitas e. Alamat Rumah f.Alamat Email

5.Anggota Pelaksana : 3 (Tiga Orang) 6. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap : b.NIP : c. Alamat Rumah : 7.Biaya Kegiatan Total a. DIPA :Rp. 2.500.000,00 b.Sumber lain :Tidak Ada

12

13 8. Jangka Pelaksanaan: 4 (Empat Bulan) Surakarta, 28 Februari 2010 Menyetujui, Pembantu Dekan III Ketua Pelaksana Kegiatan

Dra. Suyatmi, M. Si NIP: Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan

Listyo Budi Santoso NIM: D 0308039 Dosen Pendamping

Drs. Dwi Tiyanto, SU NIP: 19540414 198003 1007

13