pityriasis alba

11
PITYRIASIS ALBA PENDAHULUAN Pitiriasis alba merupakan suatu penyakit kulit yang asimptomatik dengan ciri khas berupa lesi kulit yang hipopigmentasi, penebalan, dan skuama dengan batas yang kurang tegas. Kondisi seperti ini biasanya terletak pada daerah wajah, lengan atas bagian lateral, dan paha. Jika terkena pada anak-anak biasanya lesinya menghilang setelah dewasa. Pitiriasis alba umumnya ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda dan sering didapatkan pada wajah, leher, dan bahu. 1,2 Lesi menjadi jelas pada saat setelah musim panas dimana hanya pada bagian lesi, kulit tidak menjadi gelap. Ukuran lesinya bervariasi namun biasanya rata-rata berdiameter 2 – 4cm. 1 Pitiriasis alba pertama kali ditemukan oleh Gilbert tahun 1860 dan digolongkan sebagai penyakit bersisik pada saat ini pitiriasis alba digolongkan sebagai bentuk inflamasi dermatosis dan mempunyai beberapa nama yang berbeda dengan melihat aspek klinis pada lesi. Nama-nama yang sering digunakan adalah seperti pityriasis alba faciei dan pityriasis alba simplex. 3 Meskipun pitiriasis alba bukan kasus serius, tapi penting dalam aspek kosmetik karena sering mengenai pada wajah terutama pada mulut, dagu, pipi, serta dahi 3,4 EPIDEMIOLOGI

Upload: fatur-akhi

Post on 30-Jul-2015

66 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pityriasis Alba

PITYRIASIS ALBA

PENDAHULUAN

Pitiriasis alba merupakan suatu penyakit kulit yang asimptomatik dengan ciri khas berupa

lesi kulit yang hipopigmentasi, penebalan, dan skuama dengan batas yang kurang tegas. Kondisi

seperti ini biasanya terletak pada daerah wajah, lengan atas bagian lateral, dan paha. Jika terkena

pada anak-anak biasanya lesinya menghilang setelah dewasa. Pitiriasis alba umumnya ditemukan

pada anak-anak dan dewasa muda dan sering didapatkan pada wajah, leher, dan bahu.1,2 Lesi

menjadi jelas pada saat setelah musim panas dimana hanya pada bagian lesi, kulit tidak menjadi

gelap. Ukuran lesinya bervariasi namun biasanya rata-rata berdiameter 2 – 4cm. 1

Pitiriasis alba pertama kali ditemukan oleh Gilbert tahun 1860 dan digolongkan sebagai

penyakit bersisik pada saat ini pitiriasis alba digolongkan sebagai bentuk inflamasi dermatosis

dan mempunyai beberapa nama yang berbeda dengan melihat aspek klinis pada lesi. Nama-nama

yang sering digunakan adalah seperti pityriasis alba faciei dan pityriasis alba simplex. 3

Meskipun pitiriasis alba bukan kasus serius, tapi penting dalam aspek kosmetik karena

sering mengenai pada wajah terutama pada mulut, dagu, pipi, serta dahi 3,4

EPIDEMIOLOGI

Di Amerika Serikat, pitiriasis alba umumnya terjadi sampai 5 % pada anak-anak, tetapi

epidemiologi yang pasti belum dapat dijelaskan. Pitiriasis alba umumnya terjadi pada anak-anak

yang berusia 3-16 tahun. Sembilan puluh persen kasus terjadi pada anak yang berusia lebih muda

dari 12 tahun. Sering juga terjadi pada orang dewasa. 4-8

Pitiriasis alba dapat terjadi pada semua ras, tetapi memiliki prevalensi yang tinggi pada

orang-orang yang memiliki kulit yang berwarna. Wanita dan pria sama banyak.4,5,7,13,15

ETIOLOGI

Page 2: Pityriasis Alba

Sampai saat ini belum ditemukan adanya etiologi yang definitif walaupun beberapa usaha

telah dilakukan untuk menemukan adanya mikroorganisme pada lesi kulit. Namun dikatakan

juga biasanya pitiriasis alba seringkali didapat pada kulit yang sangat kering yang dipicu oleh

lingkungan yang dingin. 2,7

Pitriasis alba juga telah diketahui sebagai suatu manifestasi dari dermatitis atopik. 6.

Penelitian terakhir mengenai etiologi pitriasis alba yang dilakukan pada tahun 1992, dimana

Abdallah menyimpulkan Staphylococcus aureus merupakan elemen penting dalam menimbulkan

manifestasi klinis penyakit ini. Dia menemukan bakteri ini ada pada 34% dalam plak pitriasis

alba dan 64% pada rongga hidung pasien yang sama dan pada kelompok kontrol presentasinya

secara berurutan 4% dan 10%. Faktor lingkungan sepertinya sangat berpengaruh walaupun

mungkin bukan berupa agen etiologis langsung, paling tidak dapat memperburuk atau

memperbaiki lesi.3

PATOGENESIS

Dalam penelitian pada 9 pasien dengan pitiriasis alba yang luas, ditemukan densitas dari

melanosit yang normal berkurang pada daerah lesi tanpa adanya aktivitas sitoplasmik.

Melanosom cenderung lebih sedikit dan lebih kecil namun pola distribusi dalam keratinosit

normal. Hipopigmentasi utamanya diakibatkan oleh berkurangnya jumlah melanosit aktif dan

penurunan jumlah dan ukuran dari melanosomes pada daerah lesi kulit. Transfer melanosom di

keratinosit secara umum tidak terganggu. Gambaran histologis kurang spesifik. Hiperkeratosis

dan parakeratosis tidak selalu ada dan sepertinya tidak berperan penting dalam patogenesis dari

hipomelanosis. Beragam derajat jumlah edema dan sekret lemak intrasitoplasmik dapat terlihat.. 7

GAMBARAN KLINIS

Pitiriasis alba umumnya bersifat asimtomatis tetapi bisa juga didapatkan rasa terbakar dan

gatal.1,3,7 Secara klinis, pitiriasis alba ditandai oleh makula berbentuk bulat atau oval kadang

irregular yang pada awalnya berwarna merah muda atau coklat muda ditutupi dengan skuama

halus, yang kemudian menjadi hipopigmentasi.6,13

Page 3: Pityriasis Alba

Gambar 1. Makula hipopigmentasi pada daerah pipi.*

Lesi biasanya multipel dengan diameter bervariasi antara 0,5-2 cm dan dapat tersebar

secara simetris.6,10 Lesi pada umumnya didapatkan pada daerah wajah ( sekitar 50-60 % kasus )

terutama pada daerah dahi, sekitar mata dan mulut. Tetapi dapat juga ditemukan pada daerah

yang lain seperti pada leher, bahu, ekstremitas atas serta pada ekstremitas bawah. 2,3,6,7,10

Secara klinis, pitiriasis alba bisa dibagi menjadi dua, yaitu :3

1. Bentuk lokal.

Bentuk yang sering ditemukan dan sering pada anak. Umumnya lesi didapatkan pada

daerah wajah. Bentuk ini memberikan respon yang baik dengan pengobatan.

2. Bentuk umum.

- Jarang ditemukan dan sering pada usia remaja

- Secara klinis bisa dibagi menjadi 2 varian, yaitu :

Page 4: Pityriasis Alba

Idiopatik : ditandai oleh lesi nonsquamous yang simetris berbatas tegas dan

berwarna putih di mana cenderung untuk merusak permukaan kulit pada

daerah tungkai dan lengan secara ekstensif. Varian ini memberikan respon

yang jelek dengan pengobatan.

Dengan riwayat dermatitis atopik : varian ini juga dikenali sebagai extensive

pityriasis alba yang ditandai dengan rasa gatal pada daerah lesi dan sering

didapatkan pada daerah antecubital, popliteal dan bisa mengenai seluruh

badan. Varian ini memberikan respon yang baik dengan pengobatan

kortikosteroid.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang yang sering dilakukan adalah :

Pemeriksaan potassium hidroksida (KOH)3,7

Pemeriksaan ini dapat menyingkirkan pitiriasis versikolor, tinea fasialis atau tinea

korporis

Pemeriksaan histopatologi dari biopsi kulit5,7,9

Pemeriksaan histopatologis dari biopsi kulit tidak banyak membantu karena tidak

patognomonik untuk menegakkan diagnosis.7 Pada pemeriksaan histopatologis

didapatkan : adanya akantosis ringan, spongiosis dengan hiperkeratosis dan parakeratosis

setempat, pigmentasi melanin yang irreguler pada lapisan basal kulit. Kadang ditemukan

pula kelenjar sebum yang atrofi.7,8,15

Pemeriksaan mikroskop elektron

Terlihat penurunan jumlah serta berkurangnya ukuran melanosom. 4

Page 5: Pityriasis Alba

DIAGNOSIS

Diagnosis pitiriasis alba dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis dan

pemeriksaan penunjang. Biasanya terjadi pada anak-anak yang berusia 3-16 tahun. 4,6

Pada pemeriksaan fisis didapatkan lesi berbentuk bulat, oval atau plakat tidak teratur. Warna

merah muda atau sesuai dengan warna kulit dengan skuama halus. Setelah eritema menghilang,

lesi yang dijumpai hanya depigmentasi dengan skuama halus. Bercak biasanya multipel 4 sampai

20 dengan diameter antara ½ - 2 cm. Dengan distribusi lesi pada wajah yaitu paling banyak di

sekitar mulut, dagu dan pipi.4,6

Pemeriksaan penunjang juga dibutuhkan dalam menegakkan diagnosis pitiriasis alba, seperti

pemeriksaan potassium hidroksida (KOH), pemeriksaan histopatologi dari biopsi kulit,

pemeriksaan lampu wood,dan mikroskop elektron. Pada pemeriksaan potassium hidroksida

(KOH) tidak didapatkan hifa dan spora yang merupakan indikasi dari penyakit akibat jamur.

Pada pemeriksaan histopatologis hanya dijumpai adanya akantosis ringan, spongiosis dengan

hiperkeratosis sedang dan parakeratosis setempat. Pada pemeriksaan mikroskop elektron terlihat

penurunan jumlah serta berkurangnya ukuran melanosom. 4

DIAGNOSIS BANDING

Pitiriasis alba merupakan penyakit kulit yang bisa didiagnosis dengan gambaran klinis dan jarang

memerlukan konfirmasi tes laboratorium. Walaupun demikian, pitiriasis alba dapat didiagnosis

banding dengan :

1. Pitiriasis versikolor

Pitiriasis versikolor adalah infeksi jamur superfisial pada stratum korneum yang

disebabkan oleh jamur malassezia furfur.12,13

Page 6: Pityriasis Alba

Gambar 2. Tampak makula hipopigmentasi pada daerah punggung.*

Makula secara tipikal sering terjadi pada punggung bagian atas dan dada tetapi

juga dapat terjadi pada lengan atas, leher dan wajah. 13,14. Pemeriksaan dengan lampu

Wood akan menunjukkan adanya fluoresensi berwarna kuning keemasan pada daerah

yang berskuama.3 Pemeriksaan KOH dari skuama penderita ini mengandung hifa dan

bentuk jamur dari malassezia furfur.7,10

2. Vitiligo

Vitiligo adalah gangguan autoimun progresif dapatan dengan gambaran klinis

makula berwarna putih, 7,12. Penyakit ini memiliki lokasi lesi pada tempat-tempat yang

tidak biasa pada pitiriasis alba.3 Wajah adalah lokasi yang sangat umum untuk vitiligo

tetapi distribusinya biasanya paling sering di sekitar mata atau mulut.7,10,11,12

Gambar 3. Makula hipopigmentasi berbatas tegas pada daerah wajah. *

Pada pemeriksaan lampu wood dan histopatologis didapatkan kehilangan pigmen

kulit yang menyeluruh dimana tidak didapatkan pada pitiriasis alba.3,7

3. Psoriasis

Page 7: Pityriasis Alba

Psoriasis ialah penyakit autoimun, bersifat kronik dan residif, ditandai dengan

adanya bercak-bercak eritema yang meninggi (plak) dengan skuama di atasnya disertai

fenomena tetesan lilin, auspitz dan kobner.

Gambar 4. Tampak daerah berskuama dengan papul di daerah punggung.*

4. Depigmentasi postinflamasi,yang didiagnosis dengan riwayat klinis dari lesi inflamasi

pada tempat yang hipokromik.3

PENATALAKSANAAN

Tujuan penatalaksanaan yaitu mengeliminasi inflamasi dan infeksi, mengembalikan barier

stratum korneum dengan menggunakan emolient dan penggunaan bahan antipruritus untuk

mengurangi kerusakan pada kulit dan mengontrol faktor –faktor eksaserbasi.1

Dengan penggunaan hidrokortison dan krim emolien dapat mengurangi eritema, skuama

dan gatal. 7

Antibiotik juga dapat diberikan untuk mengatasi infeksi oleh staphylococcus aureus

seperti cephalexin, cefadroxil, dan dicloxacillin.

PROGNOSIS

Pitiriasis alba memiliki prognosis yang baik. Depigmentasi yang terjadi tidak permanen

dan biasanya sembuh spontan dalam beberapa bulan sampai beberapa tahun. Durasi gejala

Page 8: Pityriasis Alba

berbeda pada setiap individu. Pengobatan dapat mempersingkat durasi lesi sampai beberapa

minggu.3,5

KESIMPULAN

Pitiriasis alba adalah suatu bentuk dermatitis yang belum diketahui penyebabnya dan bersifat

asimptomatik. Makula berbentuk bulat atau oval kadang irregular yang pada awalnya berwarna

merah muda atau coklat muda ditutupi dengan skuama halus, yang kemudian menjadi

hipopigmentasi.

Penatalaksanannya untuk mengeliminasi inflamasi dan infeksi, mengembalikan barier stratum

korneum dengan menggunakan emolient dan penggunaan bahan antipruritus untuk mengurangi

kerusakan pada kulit dan mengontrol faktor –faktor eksaserbasi.

Prognosis Pitiriasis alba baik. Biasanya sembuh spontan dalam beberapa bulan sampai

beberapa tahun. Durasi gejala berbeda pada setiap individu.