pipa inlet tapas hijau - repository.ipb.ac.id · dipindahkan dari substrat tersebut dengan enzim...

30
Lampiran 1. Susunan filter akuarium untuk pemeliharaan ikan arwana super red Scleropages formosus di warehouse Puri Britania PT. Inti Kapuas Arowana Internasional. Bio Ball Tapas hijau Zeolit & karbon Pipa Outlet Bio Foam Pipa Inlet Tapas hijau Tapperware Keterangan Filter Akuarium: Tapper ware 1 buah, Tapas Hijau 2 lembar, Bio Foam 1 lembar, Bio Foam kecil 4 lembar atau Bio Foam besar 2 lembar, Bio Foam kecil 4 lembar atau Bio Foam besar 2 lembar, Zeolit dan karbon, Tapas hijau 4 lembar, Bio ball 10 buah Arah aliran air: Pipa inlet Tapas hijau Bio Foam Zeolit dan karbon Tapas hijau Bio Ball Pipa Outlet 49

Upload: vodang

Post on 10-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Lampiran 1. Susunan filter akuarium untuk pemeliharaan ikan arwana super red Scleropages formosus di warehouse Puri Britania PT. Inti Kapuas Arowana Internasional.

Bio Ball Tapas hijau Zeolit & karbon Pipa Outlet Bio Foam

Pipa Inlet

Tapas hijau

Tapperware

Keterangan Filter Akuarium: Tapper ware 1 buah, Tapas Hijau 2 lembar, Bio Foam 1 lembar, Bio Foam kecil 4 lembar atau Bio Foam besar 2 lembar, Bio Foam kecil 4 lembar atau Bio Foam besar 2 lembar, Zeolit dan karbon, Tapas hijau 4 lembar, Bio ball 10 buah Arah aliran air: Pipa inlet Tapas hijau Bio Foam Zeolit dan karbon Tapas hijau Bio Ball Pipa Outlet

49

Lampiran 2. Data kualitas air pemeliharaan ikan arwana super red Scleropages formosus.

Parameter Kode Ikan Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3

C124 30,6 30,0 29,4 F55 30,2 30,5 29,9 F46 30,6 30,3 29,1 F47 30,4 30,0 29,0

Suhu ( oC)

E44 33,3 30,2 30,6

C124 7,69 8,05 7,96 F55 7,41 7,51 7,50 F46 7,86 8,76 8,04 F47 7,86 7,99 8,05

pH ( odH)

E44 7,58 7,81 7,78

C124 8,37 8,61 9,23 F55 8,68 8,06 8,89 F46 8,34 8,89 9,23 F47 8,89 7,49 7,25

O2 (ppm)

E44 7,96 8,46 8,11

C124 0 0 0 F55 0 0 0 F46 1,5 0,25 1,5 F47 0 0 0

Amoniak

(ppm)

E44 0 0 nd

C124 0 <0,1 <0,1 F55 <0,1 <0,1 <0,1 F46 <0,1 <0,1 nd F47 <0,1 <0,1 <0,1

Nitrit

(ppm)

E44 <0,1 <0,1

nd

C124 0 0 0 F55 40 10 0 F46 0 5 nd F47 0 0 0

Nitrat

(ppm)

E44 5 0 nd

Keterangan: nd (not ditected).

50

Lampiran 3. Riwayat ikan arwana super red Scleropages formosus yang diperiksa. Kode Ikan

Tanggal kedatangan dan asal ikan Kondisi Perlakuan yang pernah

diterapkan C124 28-11- 2007 (dari Pontianak) cacat belum pernah ditreatment

antibiotik

F55 29-07- 2005 (dari Pontianak) cacat Acriflafin, Ciprofloxacine

F46 10-05-2006 (dari Showroom Pesanggrahan)

cacat (ngesot)

antibiotik (Acriflafin, Ciprofloxacine), obat kimia Metil blue dan PK

F47 10-05-2006 (dari Showroom Pesanggrahan)

cacat (ngesot)

antibiotik (Acriflafin, Ciprofloxacine), obat kimia Metil blue dan PK

E44 10-05-2006 (dari Showroom Pesanggrahan)

cacat (ngesot)

Acriflafin, Ciprofloxacine, dan obat cacing Combantrin

51

Lampiran 4. Kondisi morfologi dan morfometrik ikan arwana super red Scleropages formosus yang diperiksa.

Kelengkapan organ Kode

ikan Bobot

(g)

Panjang total (cm)

Panjang baku (cm)

Tinggi (cm) D V P A C Keterangan

C124 59 20.7 17.3 3.7 √ √ √ √ √ Posisi berbaring dengan bagian kanan lebih dominan di bawah. Tidak berenang (cenderung diam),warna coklat gelap

F55 428 37.3 32.0 8.0 √ √ √ grepes grepes Berenang aktif, operkulum kanan agak cekung sedangkan operkulum kiri agak cembung warna kuning pucat

F46 321 36 31.5 7.0 √ √ √ grepes grepes Operkulum kanan agak cekung sedangkan operkulum kiri agak cembung Tapi geraknya tidak terlalu aktif warna kuning pucat

F47 440 39.8 35.3 7.5 √ √ √ sobek-sobek

sobek-sobek

Berenang tetapi tidak terlalu aktif, mulai dari ventral ke belakang ngesot, warna kuning pucat

E44 563 g 40.5 cm 35.3 8.5 √ √ √ √ sobek-sobek

Berenang aktif tetapi bagian ekor ngesot, warna kuning keemasan

Keterangan: √: Normal V: Ventral (sirip perut) C: Caudal (sirip ekor) D: Dorsal (sirip punggung) P: Pectoral (sirip dada)

52

Lampiran 5. Metode isolasi dan pengenceran bakteri (Hadioetomo, 1993).

Sampel isolat bakteri diambil dari luka/lendir kulit, insang, ginjal, hati dan

usus kemudian ditumbuhkan pada media TSA dengan metode cawan sebar.

penggerus 10-2 10-3 10-4 10-5

0,1ml 0,1ml 0,1ml 0,1ml

(1g sampel 0,9ml PBS 0,9ml PBS 0,9ml PBS 0,9ml PBS

+ 9ml PBS) 0,1 ml 0,1ml 0,1ml

Tuang Tuang Tuang Tuang Tuang Tuang

53

Lampiran 6. Bahan yang digunakan serta metode pengujian fisiologis dan biokimia bakteri pada ikan arwana super red Scleropagus formosus dan media pemeliharaanya.

1. Trypticase Soy Agar (TSA)

Medium TSA digunakan untuk menumbuhkan isolat bakteri yang didapat

dari ikan arwana super red dan air pemeliharaannya. Medium ini dibuat dengan

melarutkan 4 Gram TSA dalam 100 ml akuades. Medium TSA disterilkan dalam

autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit dan tekanan 1 atm, kemudian

dituangkan ke dalam cawan atau tabung steril dan didinginkan sampai beku.

2. Pewarnaan Gram

1 tetes akuades pada gelas objek

1 ose biakan bakteri dan difiksasi panas

genangi dengan kristal violet selama 1 menit

buang kelebihan pewarna dengan akuades

genangi dengan lugol iodine selama 1 menit

buang kelebihan pewarna dengan akuades

genangi dengan alkohol absolut selama 1 menit

bilas dengan akuades

genangi dengan safranin 1 menit

buang kelebihan pewarna dengan akuades, keringkan udara

amati preparat di bawah mikroskop dengan perbesaran tinggi

54

Lampiran 6. Lanjutan …..

Pewarnaan Gram dilakukan untuk mengamati sel-sel bakteri, dengan

demikian bentuk sel bakteri menjadi lebih jelas karena warna sel dibuat kontras

dengan medium di sekelilingnya sehingga lebih mudah dilihat di bawah

mikroskop. Perbedaan komposisi dan struktur dinding sel menyebabkan adanya

dua respon yang berbeda terhadap pewarnaan Gram sehingga bakteri

dikelompokkan menjadi dua yaitu bakteri Gram positif (+) dan Gram negatif (-).

Dinding sel bakteri Gram (+) memiliki kandungan lipid yang lebih kecil dari

Gram (-). Pada bakteri Gram (-), pemberian alkohol menyebabkan komponen

lipid dalam dinding sel terekstrak sehingga permeabilitas dinding sel menjadi

lebih besar. Sehingga larutan kristal violet yang telah memasuki dinding sel

terekstrak keluar sehingga bakteri Gram (-) kehilangan warna kristal violet. Pada

Gram (+) penambahan alkohol menyebabkan dinding sel terhidrasi dan pori-pori

mengecil sehingga permeabilitas dinding sel berkurang. Akibatnya larutan kristal

violet tidak terekstrak keluar. Jadi pada Gram (+), sel-sel tidak dapat melepaskan

warna kristal violet sehingga warna sel menjadi biru ungu. Sedangkan pada Gram

(-), sel dapat melepaskan kristal violet dan mengikat warna safranin sehingga sel

bewarna merah muda.

3. Uji katalase

Uji katalase dilakukan untuk mengetahui produksi enzim katalase oleh

bakteri. Bakteri aerobik dan anaerobik fakultatif yang menggunakan oksigen

menghasilkan hidrogen peroksida yang sesungguhnya bersifat racun bagi sistem

enzimnya sendiri. Namun bakteri dapat tetap hidup dengan adanya anti metabolit

tersebut dikarenakan enzim katalase yang dapat mengubah hidrogen peroksida

menjadi air dan oksigen (Hadioetomo, 1990). Berikut ini adalah tahapan yang

dilakukan pada uji katalase, pertama-tama H2O2 diteteskan pada gelas objek

sebanyak 1 tetes, kemudian biakan bakteri dioleskan pada gelas objek tersebut.

Gelas objek tersebut kemudia diamati, apabila ada gelembung maka uji tersebut

positif.

55

Lampiran 6. Lanjutan …..

4. Uji motilitas Media SIM ini digunakan untuk menguji pergerakan bakteri. Media SIM ini

dibuat dengan melarutkan 18 Gram agar motilitas dalam 1 liter akuades,

kemudian dipanaskan hingga tercampur sempurna, media dimasukan kedalam

tabung-tabung reaksi dan disterilkan dalam autoklave selama 15 menit pada suhu

1210C dengan tekanan 1 atm. Berikut ini adalah tahapan yang dilakukan pada uji

motilitas: Pertama-tama biakan bakteri diambil dengan jarum inokulum dan

ditusukkan secara vertikal hingga ¾ medium SIM dalam tabung, kemudian

diinkubasi pada suhu kamar selama 24 jam. Setelah itu pertumbuhan bakteri pada

medium diamati. Bakteri bersifat motil apabila pertumbuhan bakteri menyebar di

permukaan media agar dan bekas tusukan tidak terlihat dengan jelas, sedangkan

bakteri bersifat non motil jika hanya tumbuh pada bekas tusukan. Uji ini untuk

mengetahui ada tidaknya flagella pada sel. Dimana flagella dapat menyebabkan

koloni tampak menyebar bila ditusuk pada media semi solid agar tegak.

5. Uji oksidase

Uji oksidase bertujuan untuk mengetahui kemampuan suatu organisme

menghasilkan enzim. Pada awal oksidasi substrat oleh jasad renik, hidrogen

dipindahkan dari substrat tersebut dengan enzim khusus yaitu dehidrogenase.

Melalui kerja enzim pernapasan, kemudian atom hidrogen itu dibawa ke penerima

terakhir. Sebagai penerima atom H dan elektron terakhir adalah zat warna atau

indikator oksidasi-reduksi. Zat warna akan tereduksi dan berubah warna (reaksi

positif). Berikut ini adalah tahapan yang dilakukan pada uji oksidase,1 ose biakan

bakterioles pada kertas saring yang telah ditetesi reagen sitokrom oksidase.

Setelah itu perubahan warna diamati dalam waktu beberapa detik, uji (+) jika

terjadi perubahan warna kertas saring menjadi merah jambu dan kemudian ungu.

56

Lampiran 6. Lanjutan…..

6. Uji oksidatif-fermentatif (O/F)

Medium O/F ini digunakan untuk menguji sifat oksidatif dan fermentatif

dari bakteri atau untuk mengetahui kemampuan bakteri memecah karbohidrat

(glukosa) dalam suasana aerob dan anaerob. Media ini terdiri dari ‘bacto pepton’ 2

g, K2HPO4, 0.3 g, NaCl 5 g, ‘ bacto agar’ 2 g, bromthmol blue’ 0,2% 15 ml, dan

ditambah dengan 1% glukosa. Media dimasukan kedalam tabung-tabung reaksi

dan disterilkan dalam autoklave selama 15 menit pada suhu 1210C dengan tekanan

1 atm. Berikut ini adalah tahapan yang dilakukan pada uji oksidatif-fermentatif :

Pertama-tama biakan bakteri diambil dengan jarum inokulum kemudian

ditusukkan secara vertikal hingga ¾ pada ke 2 medium O/F. Setelah itu 0,5 ml

parafin cair steril ditambahkan pada salah satu medium, diinkubasi pada suhu

kamar selama 24 jam dan diamati perubahan warna pada médium. Reaksi

dikatakan oksidatif apabila media yang tidak tertutup parafin berubah warna

menjadi kuning sedangkan yang tertutup parafin warna tetap hijau. Reaksi

fermentatif apabila kedua tabung berubah warna menjadi kuning. Dan jika pada

ke dua tabung tidak terjadi perubahan warna (tetap hijau) maka reaksi negatif.

7. Uji gelatin

Gelatin adalah protein yang diperoleh dari hidrolisa kolagen yaitu zat pada

jaringan penghubung dan tendon dari hewan. Gelatin akan terurai oleh jasad renik

yang mempunyai enzim proteolitik. Larutan gelatin bersifat cair pada suhu kamar

dan beku apabila di dalam lemari es. Bila gelatin telah terhidrolisa oleh jasad

renik akan tetap bersifat cair meskipun berada di dalam suhu es (reaksi positif).

Berikut ini adalah tahapan yang dilakukan pada uji gelatin: Pertama-tama biakan

bakteri diambil dengan jarum inokulum dan ditusukan secara vertikal hingga ¾

medium gelatin dalam tabung lalu diinkubasi pada suhu kamar selama 24 jam

kemudian dimasukan ke dalam lemari es bersuhu 4o C selama 10 menit dan

diamati dengan memiringkan tabung, reaksi bersifat positif jika gelatin tetap cair.

57

Lampiran 7. Skema penggolongan bakteri Gram positif (Cowan, 1974). 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Shape S S S S S S S R R R R R R R R R R R R R R

Acid fast - - - - - - - - - - - - - - - - - - - w +

spores - - - - - - - - - - - - - - - - + + - - -

Motility - - - - + - - + - - - - - - - - D D - - -

Growth in air + + + + + + + + + + + + + - - - - + + + +

Growth anaerobically

- + w w + + + - + + + + - + + + + D - - x

Catalase + + w - - - - + + + + - + + - - - + + + +

Oxidase - - - - - - - - - - - - x x x x x d - - -

Glucose (acid) D + + + + + + - - + + + + + + - D D + + +

O/F O/- F F F F F F/- - - F F F F F F - F/- F/O/- O O O/N/T

Micrococcus +

Staphylococcus +

Aerococcus + +

Streptococcus + +

Pediococcus +

Gemella +

Anaerobic cocci +

Kurthia +

Corynebacterium + +

Listeria +

Erysipelothrix +

Lactobacillus

Arachnia

Rothia +

Propionibacterium +

Actinomyces +

Bifidobacterium +

Eubacterium + +

Clostridium <> <> +

Bacillus +

Nocardia + +

Mycobacterium +

Keterangan : S : Sphere (Coccus) D : Different reaction in different species of genus R : Red shape (Bacillus) d : Different reaction in different strains x : Not known F : Fermentation NT : Not testable O : Oxidation

58

Lampiran 8. Skema penggolongan bakteri Gram negatif (Cowan, 1974). 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Shape R S S S S/R R R R R R R R R R R R R R

Motility - - - - - - + + - + - - + D - - + -

Growth in air - - + + + + + + + + + + + + + - - +

Growth anaerobically

+ + + - - - - - - - + + + + + + - +

Catalase d D + + + + + + + + + - + + D - D -

Oxidase - x + + - + + + + + + + + - - + + -

Glucose (acid) D - + - + - + - + + + + + + D - - +

Carbohydrates (F/O/-)

F/- - O - O/- - O - O O F F F F NT - - F

Bacteroides +

Veillonella +

Neisseria +

Branhamella +

Acinetobacter +

Moraxella +

Brucella +

Bordetola +

Chromobacterium invidum

+

Alcaligenes +

Flavobacterium +

Pseudomonas +

Actinobacillus +

Pasteurella +

Necromonas +

Cardiobacterium +

Chromobacterium violaceum

+

Beneckea +

Vibrio +

Plesiomonas +

Aeromonas +

Enterobacteria +

Haemophilus +

Eikenella +

Camptobacter +

Stretobacillus +

Myco +

Keterangan : D : Different reaction in different species of genus S : Sphere (Coccus) d : Different reaction in different strains R : Red shape (Bacillus) F : Fermentation NT : Not testable O : Oxidation w : Weak reaction x : Not known <> : Asporogenous variants

59

Lampiran 9. Anatomi organ dalam ikan arwana super red Scleropages formosus.

60

LIVER

STOMACHGONADINTESTINE

SPLEENSWIM BLADDER

HEART

STOMACH

Tampak kanan

Tampak bawah

SWIM BLADDER LIVER HEART GONAD INTESTINE Keterangan: Swim Bladder : Gelembung renang Liver : Hati Intestine : Usus Heart : Jantung Stomach : Lambung Spleen : Empedu Gonad : Gonad (telur)

Lampiran 10. Komposisi media yang digunakan untuk identifikasi cendawan (GYA + Antibiotik, GYA dan GY).

Media GYA + Antibiotik:

Akuades 1 liter Glukosa 5 gram Yeast 2.5 gram Agar 30 gram Penicillin Streptomycin 250 mg/ml

Media GYA: Akuades 1 liter Glukosa 5 gram Yeast 2.5 gram Agar 30 gram

Media GY:

Akuades 1 liter Glukosa 5 gram Yeast 2.5 gram

61

Lampiran 11. Metode isolasi, pemurnian dan pengamatan karakter morfologi dan sporulasi cendawan.

Ikan dicuci dengan akuades

Organ eksternal bercendawan diswap/diulas sedangkan organ internal/daging dipotong 5-10 mm (aseptik)

Hasil swap/potongan daging ditumbuhkan pada media GYA + antibiotik kemudian diinkubasi pada suhu ruang selama 2-3 hari

Isolat cendawan yang tumbuh dimurnikan dalam media GYA tanpa antibiotik

Isolat cendawan dicuci dengan akuades steril sebanyak 3x

Direndam dalam air kolam steril

Diamati dengan mikroskop perbesaran 40x hingga 100x. Parameter yang diamati meliputi: diameter hifa, ukuran sporangium, bentuk sporangium, tipe sporulasi, dan ukuran spora.

62

Lampiran 12. Karateristik dan jenis bakteri pada ikan arwana super red Scleropages formosus.

Kode ikan Jenis Bakteri Bentuk sel Gram O M O/F G K

C- 124 Listeria sp. Batang Positif - + F + + Corynebacterium sp. Batang Positif - - - + + Enterobacteria sp. Batang Negatif - + F - + Kurthia sp. Batang Positif - + - + + Bacillus sp. Batang Positif - + O + + F-55 Bacillus sp. Batang Positif - + O + + Listeria sp. Batang Positif - + F + + Kurthia sp. Batang Positif - + - + + Enterobacteria sp. Batang Negatif - + F - + Corynebacterium sp. Batang Positif - - - + + F-46 Staphylococcus sp. Bulat Positif + - F + + Listeria sp. Batang Positif - + F + + Aeromonas sp. Batang Negatif + + F + + Kurthia sp. Batang Positif - + - + + Bacillus sp. Batang Positif - + O + + Enterobacteria sp. Batang Negatif - + F - + F-47 Bacillus sp. Batang Positif - + O + + Corynebacterium sp. Batang Positif - - - + + Kurthia sp. Batang Positif - + - + + Listeria sp. Batang Positif - + F + + Enterobacteria sp. Batang Negatif - + F - + Aeromonas sp. Batang Negatif + + F + + E-44 Listeria sp. Batang Positif - + F + + Staphylococcus sp. Bulat Positif + - F + + Enterobacteria sp. Batang Negatif - + F - + Bacillus sp. Batang Positif - + O + +

Keterangan:

O : Uji oksidase K : Uji katalase M : Uji motilitas O : Oksidatif O/F : Uji fermentatif + : Positif G : Uji gelatin - : Negatif

63

Lampiran 13. Karateristik dan jenis bakteri pada media pemeliharaan ikan arwana super red Scleropages formosus.

Wadah pemeliharaan ikan

Jenis Bakteri Bentuk sel

Gram O M O/F G K

C- 124 Corynebacterium sp. Batang Positif - - - + + Kurthia sp. Batang Positif - + - + + Corynebacterium sp. Batang Positif - - F + + F-55 Kurthia sp. Batang Positif - + - + + Corynebacterium sp. Batang Positif - - - + + F-46 Kurthia sp. Batang Positif - + - + + Bacillus sp. Batang Positif - + O + + Corynebacterium sp. Batang Positif - - - + + F-47 Kurthia sp. Batang Positif - + - + + Listeria sp. Batang Positif - + F + + Bacillus sp. Batang Positif - + O + + E-44 Bacillus sp. Batang Positif - + O + + Listeria sp. Batang Positif - + F + +

Keterangan: O : Uji oksidase M : Uji motilitas O/F : Uji fermentatif G : Uji gelatin K : Uji katalase O : Oksidatif + : Positif - : Negatif

64

Lampiran 14. Asal isolat bakteri pada ikan arwana super red Scleropages formosus.

Jenis Bakteri Asal Isolat Kulit Insang Hati Ginjal Usus Kurthia sp. - + + + + Bacillus sp. + - + + + Listeria sp. + + + + + Enterobacteria sp. - + + + + Corynebacterium sp. + - + + + Staphylococcus sp. + - - - - Aeromonas sp. - + + + + Keterangan:

+ : positif (isolat bakteri tumbuh pada media TSA) - : negatif (isolat bakteri tidak tumbuh pada media TSA)

65

66

Lampiran 15. Asal isolat bakteri pada air pemeliharaan ikan arwana super red Scleropages formosus.

Jenis Bakteri Asal Isolat C-124 F-55 F-46 F-47 E-44 Kurthia sp. + + + + - Bacillus sp. - - + + + Listeria sp. - - - + + Enterobacteria sp. - - - - - Corynebacterium sp. + + + - - Staphylococcus sp. - - - - - Aeromonas sp. - - - - - Keterangan:

+ : positif (isolat bakteri tumbuh pada media TSA) - : negatif (isolat bakteri tidak tumbuh pada media TSA)

Lampiran 16. Penyakit yang menyerang ikan arwana super red Scleropages formosus (Ermansyah, 2008a).

Penyakit Penyebab Gejala klinis Pencegahan Pengobatan Keterangan Dropsy (kembung) dan kembang sisik

• Infeksi bakteri yang masuk ke dalam tubuh (saluran pencernaan)

• Infeksi protozoa internal • Gangguan osmoregulasi (pertukaran

cairan tubuh ikan) • Gangguan fungsi organ tubuh (ginjal

dll) • Kondisi air yang kebersihannya tidak

terjaga dan banyak mengandung sampah organik.

• Infeksi bakteri pada internal tubuh mengakibatkan kotoran ikan berlumpur berwarna putih

• Nafsu makan ikan turun • Pembengkakan pada rongga tubuh

ikan, sehingga sirip ikan terlihat berdiri (kembang sisik) seperti buah pinus, dan mata menonjol keluar (pop eye)

• Pembengkakan pada bagian perut dan sisik terjadi karena akumulasi cairan atau lendir di dalam rongga tubuh yang diikuti oleh gangguan pernafasan dan warna kulit yang pucat kemerahan.

• Melakukan perawatan yang baik terhadap kondisi akuarium terutama dengan menjaga kualitas air agar selalu dalam kondisi optimal

• Melakukan evaluasi terhadap kualitas air akuarium dan melakukan koreksi yang diperlukan.

• Pemberian antibiotika misalnya tetracycline HCl 1-2 g/100 L air atau chloramphenicol 1-5 gram/100 L selama minimal 5 hari atau menggunakan sulphamerazine dengan dosis 265 mg/kg berat badan selama minimal 5 hari

• Perendaman dalam kalium permanganate

Kasus dropsy umumnya sulit untuk disembuhkan

Tutup insang melipat • Kualitas air yang buruk • Pembusukan yang melewati batas • Pemberian pakan yang tidak tepat dan

eksresi yang berlebihan • Tingginya kadar nitrat dan nitrat di

dalam air • Tingginya kadar ammonia dalam air • Penurunan kadar oksigen dalam air • Tempat yang terlalu sempit

• Pada awal gejala, tutup insang tidak dapat membuka dan menutup secara halus.

• Tumbuhnya jaringan eksternal di dekat insang

• Ikan mengalami kesulitan bernafas, sering menaikkan kepalanya ke permukaan air untuk bernafas dan juga tidak mau makan. Pada keadaan ini, infeksi bakteri mudah terjadi menyebabkan gangguan fungsi insang dan dapat menyebabkan kematian.

• Melakukan perawatan yang baik terhadap kondisi akuarium terutama dengan menjaga kualitas air agar selalu dalam kondisi optimal

• Melakukan evaluasi terhadap kualitas air akuarium dan melakukan koreksi yang diperlukan

• Ketika arwana bernafas secara tidak teratur, ganti air kurang lebih sebanyak 20% setiap 2-3 hari.

• Gunakan pompa udara dan batu udara untuk meningkatkan kelarutan oksigen di dalam air

• Apabila tutup insang sudah mulai melipat namun tidak mengalami sclerosis, terapi yang dilakukan selain menganti air juga melakukan simulasi arus air menggunakan pompa air

• Pada kondisi yang serius, tutup insang akan melipat secara permanen (sclerosis total). Pada kondisi ini terpaksa harus dilakukan tindakan operasi.

67

Lampiran 16. Lanjutan ….. Penyakit Penyebab Gejala klinis Pencegahan Pengobatan Keteranga

n Ekor mengkerut/pecah • Tekanan air (melompat

keluar, perubahan kualitas air yang besar)

• Penyatuan beberapa ikan dalam satu akuarium.

• Sirip ekor yang pecah-pecah

• Bentuk ekor menjadi mengecil.

• Pemeliharaan ikan secara individual pada masing-masing akuarium

• Ikan ditempatkan pada kondisi lingkungan yang tenang dan nyaman

• Pengontrolan kualitas air dan perggantian air secara teratur

• Tutup akuarium dengan bahan yang tidak merusak ikan bila melompat.

• Pemberian makanan yang baik dan pemberian vitamin • Pergantian air teratur 30% dan penambahan garam 0.1% (1

gram/Liter air akuarium) • Jika kerusakan sirip ekor tidak parah dibiarkan saja karena

akan sembuh dengan sendirinya dan jika kondisinya parah maka perlu dilakukan pemotongan pada bagian yang rusak.

Jamur • Jamur pada ikan dalam akuarium biasanya disebabkan oleh jamur dari genus Saprolegnia sp. dan Aphanomyces sp.

• Kondisi air akuarium yang buruk baik secara fisik maupun kimia (sirkulasi air rendah, kadar oksigen terlarut rendah, kadar ammonia tinggi dan kadar bahan organik yang tinggi)

• Faktor umur ikan pun sangat berperan karena ikan yang tua sangat rentan terhadap infeksi jamur.

• Terbentuknya lapisan yang menyerupai serat kapas berwarna putih kelabu hingga kecoklatan dan mudah untuk dilepas. Kondisi ini sering terdapat pada ikan yang permukaan kulitnya rusak karena transportasi atau yang menderita peradangan kulit.

• Melakukan perawatan yang baik terhadap kondisi akuarium terutama dengan menjaga kualitas air agar selalu dalam kondisi optimal

• Melakukan evaluasi terhadap kualitas air akuarium dan melakukan koreksi yang diperlukan.

• Pergantian air 30% • Pemberian fungisida (obat anti jamur) misalnya Acriflavin

0,3-0,5 gram/100 L air akuarium selama 3 hari • Saprolegnia dapat dihilangkan dengan perendaman cepat

dalam NaCl (garam) sebanyak 10-25 g/L air selama 10-20 menit, kalium permanganat sebanyak 1 g/100 L air selama 30-90 menit, CuSO4 sebanyak 5-10 g/100 L air selama 10-30 menit, methylene blue sebanyak 1-3 mg/L air serta penggunaan formalin dan povidone iodine

• Ikan arwana direndam di dalam larutan malachite green dengan dosis 20 mg/L air bersih selama 30 menit dan diulangi selama 3 hari

• Pemberian gentian violet melalui pengobatan secara lokal di daerah yang terinfeksi jamur ringan.

• Mematikan filter kimia dan UV selama pengobatan dan nyalakan lagi setelah pengobatan, dan setelah pengobatan perlu dilakukan pemberian vitamin

68

Lampiran 16. Lanjutan …..

Penyakit Penyebab Gejala klinis Pencegahan Pengobatan Keterangan Anoreksia (tidak mau makan)

• Kualitas air yang jelek karena kadar amoniak, nitrit atau nitrat yang tinggi dan pH atau suhu yang tidak normal

• Lingkungan yang ramai (stress) • Infeksi atau gangguan pada saluran

pencernaan • Kelebihan makanan atau pemberian

terlalu sering • Bosan ataupun tidak cocok terhadap

jenis makanan tertentu • Ikan dalam kondisi sakit atau

mengeram

Ikan menolak, tidak mau makan atau memuntahkan makanan yang diberikan.

• Pengontrolan kualitas dan penggantian air secara teratur

• Meletakkan akuarium pada tepat yang tidak terlalu ramai dan cahaya di sekitar akuarium jangan terlalu terang

• Pemberian makanan yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan serta kondisi ikan. Misal anak ikan diberi makan 3 kali sehari, ikan sedang 2 kali sehari dan ikan besar 1 kali sehari atau 2 hari sekali.

• Mengatur suhu dan kondisi pH air yang standar untuk pemeliharaan arowana

• Menutup akuarium untuk menghindari stress lingkungan

• Lakukan penggantian air dan penambahan garam sesuai dengan jumlah air yang ditambahkan

• Pemberian garam 0.1% (1 gram/Liter air akuarium) ke dalam akuarium untuk mengurangi stress

• Jika penyebabnya parasit/bakteri dilakukan pemberian antibiotik/obat yang direkomendasikan oleh dokter hewan

• Puasakan ikan selama 3 - 7 hari

• Pemberian vitamin utuk menambah nafsu makan dan mengurangi stress

Jika berkepanjangan dapat menyebabkan kehilangan berat badan dan pertumbuhan ikan menjadi tidak bagus sehingga akan mudah terkena penyakit bahkan dapat menyebabkan kematian.

Ascites (kembung) • Ikan yang memakan pakan yang busuk, tertusuk oleh duri ikan, luka atau infeksi vibrio yang masuk.

• Perut arwana membesar berisi cairan, daerah berwarna merah dan berair

• Bila cairan tidak dapat dikeluarkan maka dapat menekan gelembung renang sehingga ikan tidak dapat berenang dengan stabil dan kepala arwana cenderung ke bawah.

• Menjaga aquarium selalu dalam kondisi bersih dapat mengurangi terjadinya infeksi bakteri

• Pemberian pakan ikan dengan menggunakan pakan yang masih baru

• Menghilangkan bagian yang tajam atau berbahaya bagi pencernaan ikan.

• Pengobatan ascites sulit diobati tetapi dapat dicoba dengan menggunakan antibiotik seperti sulphonamide, chloramphenicol, metronidazole, dll

• Penggantian air ditingkatkan dan suhu dinaikkan hingga 2-30 C di atas suhu pemeliharaan biasanya (umumnya untuk arowana 32-330 C).

Kasus ascites sering ditemukan pada ikan arowana yang masih muda.

69

Lampiran 16. Lanjutan …..

Kelainan gelembung renang

• Infeksi bakteri sistemik merupakan penyebab utama

• Beberapa spesies protozoa dan nematoda

• Tekanan akibat tumor, dropsy atau sembelit.

• Ikan tampak kesulitan dalam menjaga posisinya dalam air, ikan berenang dengan kepala atau ekor dibawah atau terapung pada salah satu sisi tubuhnya atau bahkan berenang terbalik

Menjaga aquarium selalu dalam kondisi bersih dapat mengurangi terjadinya infeksi bakteri sistemik penyebab kelainan /kerusakan gelembung renang.

• Pemberian antibiotik bila terjadi akibat infeksi bakteri • Memindahkan ikan yang berjangkit pada aquarium lain yang

memiliki suhu lebih lebih hangat sampai dengan 50 C (selama selang suhunya masih dalam batas toleransi ikan yang bersangkutan)

• Membiarkan ikan dalam air dangkal.

Gigit ekor • Kualitas air jelek (ammonia/nitrit/nitrat tinggi)

• Infeksi bakteri • Infeksi Trichodina sp.

• Kerusakan ekor yang tidak beraturan, berwarna merah

• Ikan gelisah dan berusaha menggaruk-garukkan ekor pada dinding aquarium

• Ikan terlihat seperti ingin menggigit ekornya sendiri.

• Pergantian dan kontrol kualitas air yang teratur

• Menghindari stress pada ikan.

• Pemberian antibiotik broad spectrum (spektrum luas) • Pergantian air 30%. • Penambahan garam 0.1% (1 gram/Liter air akuarium).

70

Lampiran 17. Obat-obatan yang digunakan untuk ikan dan cara pemakaiannya (Ermansyah, 2008b).

Nama obat Indikasi Cara Keterangan

Acriflavine Infeksi bakteri, jamur, protozoa eksternal

Long bath: 0,3-1 gram/100 L air selama 3 hari Normalnya digunakan secara long bath. Dapat membunuh tanaman hidup. Substrat filter sebaiknya disingkirkan sebelum pengobatan.

Amoxicillin trihydrate Infeksi bakteri Oral: 40-80 mg/kgBB/hari selama 6 hari

Sulfadiazine Infeksi bakteri Long bath: 10-25 gram/100 L air selama 3 hari, ulangi pengobatan selama 3 hari Oral: 30-50 mg/kgBB/hari selama 6 hari

Oxytetracycline/Tetracyline Infeksi bakteri Long bath: 0,5-2 gram/100 L air selama 3 hari, ulangi pengobatan selama 3 hari Oral: 55-100 mg/kgBB/hari selama 6 hari

Merupakan antibiotik yang paling banyak digunakan dan direkomendasikan untuk mengobati penyakit ikan. Jangan diinjeksikan intramuscular. Jangan dilarutkan di dalam air hingga waktunya siap digunakan. Tidak efektif di dalam air asin. Stabil dalam air. Banyak terjadi resistensi bakteri Aeromonas, vibriosis dan bakteri lain. Akuarium harus ditutup untuk menghindari inaktif akibat cahaya. Jangan menggunakan obat yang mengandung hanya sedikit Oxytetracycline (5%). Efektivitas berkurang pada air asin

Chloramphenicol Infeksi bakteri Long bath: 1-5 gram/100 L air selama 3 hari, ulangi pengobatan selama 3 hari Oral: 50-75 mg/kgBB/hari selama 6 hari

Perlu diwaspadai adanya resistensi bakteri. Inaktivasi pada pH 8,2-8,4. Tingkat absorpsi rendah bila diaplikasikan melalui air karena tidak stabil (kurang larut) dalam air. Efektif bila diinjeksikan

Enrofloxacine Infeksi bakteri Long bath: 0,2-0,5 gram/100 L air selama 3 hari, ulangi pengobatan selama 3 hari Oral: 10 mg/kgBB/hari selama 6 hari Injeksi: 10 mg/kgBB IM/IP setiap 3 hari

Furazolidone Infeksi bakteri Long bath: 0,5-1 gram/100 L air selama 3 hari, ulangi pengobatan selama 3 hari Oral: 50-100 mg/kgBB/hari selama 6 hari

Metronidazole Infeksi bakteri anaerob, protozoa internal

Long bath: 0,5-1 gram/100 L air selama 3 hari Oral: 30-50 mg/kgBB/hari selama 6 hari

Garam Infeksi bakteri eksternal, jamur, protozoa, kutu

Long bath: 100-500 gram/100 L air selama 3 hari Tanaman dapat mati pada dosis 0,2 ppt. Menghilangkan lendir akibat infeksi atau infestasi parasit sehingga terapi dengan obat yang lain akan lebih efektif

71

72

Lampiran 17. Lanjutan …..

Nama obat Indikasi Cara Keterangan

Methylene blue infeksi jamur Long bath: 0,1-0,3 gram/100 L air selama 3 hari Dapat digunakan sebagai donor oksigen pengganti pada kasus tekanan respirasi. Dapat bersifat toksik pada tanaman bila lebih dari dosis 4 ppm.

Methylene blue analis (China) infeksi jamur Long bath: 1 ml/80 L air (Stok Solution: 40 gr/1 L air)

Dimilin crustacida (kutu jarum) Air: 0,03-0,2 gram/1000 L air selama 2 hari, ulangi sebanyak 3 kali selang 6-7 hari berikutnya

Neguvon crustacida (kutu jarum) Air: 0,5 mg/L air selama 1 jam, ulangi sebanyak 3 kali selang 5 hari berikutnya

Sangat beracun, hati-hati dalam penggunaan.

Potassium permanganate (PK) Infeksi bakteri, jamur, protozoa eksternal

Desinfeksi: 1 gram/10 L air selama 5-10 detik, 1 gram/50 L air selama 30 menit.

Efektivitas dapat berubah oleh kimia air atau kandungan organik yang tinggi dalam air. Penggunaan dalam air yang bersifat alkalis atau sedikit asam dapat menyebabkan presipitasi manganese di dalam insang ikan. Gunakan aerasi yang baik.

Multivitamin (Biovit®) defisiensi vitamin, memperbaiki metabolisme, ketahanan tubuh

Oral: 1-3 gram/kg pakan selama 7 hari berturut-turut atau sesuai kebutuhan

Multivitamin (Permasol®) defisiensi vitamin, memperbaiki metabolisme, ketahanan tubuh

Oral: 5-10 gram/ton kg pakan selama 7 hari berturut-turut atau sesuai kebutuhan

Vitamin C defisiensi vitamin, memperbaiki metabolisme, ketahanan tubuh

Oral: 1 gram/kg pakan selama 7 hari berturut-turut atau sesuai kebutuhan

Vitamin E defisiensi vitamin, memperbaiki metabolisme, ketahanan tubuh

Oral: 5-10 gram/kg pakan selama 7 hari berturut-turut atau sesuai kebutuhan

Spirulina defisiensi vitamin, induksi warna

Oral: 30 gram/kg pakan sesuai kebutuhan

Lampiran 18. Cendawan yang diidentifikasi dari ikan arwana super red Scleropages formosus.

Kode ikan Organ Ulangan Tumbuh Jenis Cendawan

C- 124 Kulit 1 + Aphanomyces sp. 2 + Aphanomyces sp. Insang 1 + Aphanomyces sp. 2 + Aphanomyces sp. Daging 1 + Aphanomyces sp. 2 + Aphanomyces sp. F-55 Kulit 1 + Aphanomyces sp. 2 - - Insang 1 + Aphanomyces sp. 2 + Aphanomyces sp. Daging 1 + Aphanomyces sp. 2 + Aphanomyces sp. F-46 Kulit 1 + Saprolegnia sp. 2 + Saprolegnia sp. Insang 1 + Saprolegnia sp. 2 + Saprolegnia sp. Daging 1 + Saprolegnia sp. 2 + Saprolegnia sp. F-47 Kulit 1 + Aphanomyces sp. 2 + Aphanomyces sp. Insang 1 + Aphanomyces sp. 2 + Aphanomyces sp. Daging 1 + Aphanomyces sp. 2 + Aphanomyces sp. E- 44 Kulit 1 + Saprolegnia sp. 2 - - Insang 1 - - 2 - - Daging 1 + Saprolegnia sp. 2 + Saprolegnia sp.

Keterangan: + : Isolat cendawan tumbuh pada media GYA. - : Isolat cendawan tidak tumbuh pada media GYA.

73

Lampiran 19. Cendawan yang diidentifikasi dari air pemeliharaan ikan arwana super red Scleropages formosus.

Wadah pemeliharaan ikan Ulangan Tumbuh Jenis Cendawan

C- 124 1 + Aphanomyces sp. 2 + Aphanomyces sp.

F-55 1 + Aphanomyces sp. 2 + Aphanomyces sp.

F-46 1 + Saprolegnia sp. 2 + Saprolegnia sp.

F-47 1 + Aphanomyces sp. 2 + Aphanomyces sp.

E-44 1 + Saprolegnia sp. 2 + Saprolegnia sp.

Keterangan: + : Isolat cendawan tumbuh pada media GYA. - : Isolat cendawan tidak tumbuh pada media GYA.

74

Lampiran 20. Parasit pada ikan arwana super red Scleropages formosus yang diperiksa.

Kode ikan Panjang total (cm) Bobot (g) Organ Spesies parasit Jumlah

(individu)

C-124 20,7 59 Permukaan tubuh Trichodina 2

Insang Myxosporidea 3

Learnea 1

Dactylogyrus 2

Sirip anal Myxosporidea 3

Sirip caudal Learnea 1

Gyrodactylus 1

Dactylogyrus 1

F-55 37,3 428 Permukaan tubuh Myxosporidea 3

Gyrodactylus 3

Metasercaria 5

Sirip caudal Myxosporidea 2

Gyrodactylus 2

Usus Myxosporidea 2

F-46 36 321 Permukaan tubuh Myxosporidea 2

Gyrodactylus 2

Insang Learnea 1

F-47 39,8 440 Permukaan tubuh Trichodina 2

Myxosporidea 1

Insang Myxosporidea 4

Dactylogyrus 3

Sirip dorsal Trichodina 1

Sirip caudal Trichodina 1

Myxosporidea 2

Dactylogyrus 2

E-44 40,5 563 Permukaan tubuh Trichodina 2

Myxosporidea 2

Insang Myxosporidea 2

Dactylogyrus 3

Sirip dorsal Trichodina 1

Myxosporidea 2

Dactylogyrus 1

Sirip ventral Myxosporidea 1

Sirip anal Myxosporidea 1

Sirip caudal Trichodina 2

Myxosporidea 1

Dactylogyrus 1

Usus Myxosporidea 4

75

Lampiran 21. Pengamatan tubuh bagian luar untuk mendiagnosis penyebab penyakit (Daelami, 2002).

Ciri-ciri Penyebab

Kelainan pada tulang belakang (bengkok), sceliosis, dan lordosis

Keturunan Myxosoma cerebralis Infeksi bakteri atau virus Kekurangan vitamin

Kelainan pada rahang atas atau bawah Myxosoma cerebralis

Kelainan kelenjar tiroid

Rontok sirip Infeksi bakteri Flexibacter sp. Parasit Costia sp. Sifat air terlalu basa Parasit Gyrodactylus sp.

Perut gembung (dropsy) Bakterial hemoragi septicemia (BHS)

Viral hemoragi septicemia (VHS)

Ikan menjadi kurus Tuberkolosis Penyakit cacing Penyakit Octomitus sp.

Sisik kasar Infeksi bakteri

Air terlalu asam

Mata menonjol Tuberkolosis Infeksi cacing Infeksi virus

Mata masuk ke dalam Infeksi bakteri

Infeksi Trypanoplasma (Cryptobia)

Serabut seperti kapas pada kulit Penyakit jamur Saprolegnia sp.

Pendarahan (hemoragi) Serangan Argulus sp. Infeksi bakteri Infeksi Trichodina sp. Gigitan lintah

Kulit terasa kasar dan bintik hitam Ichthyosporodium

76

Lampiran 21. Lanjutan…..

Ciri-ciri Penyebab

Bintik putih kemerahan pada insang Myxobolus sp.

Frekuensi pernapasan bertambah Myobacteria Flexibacter sp. Parasit Dactylogyrus sp.

Bintik-bintik puth pada kulit Ichthyophthyrius

Flexibacter sp.

Luka pada daging Ichthyosporodium Tuberkulosis Bacterial septicemia Flexibacter columnaris

Tonjolan seperti bunga kol pada insang Infeksi virus

Tonjolan kecil di daerah dekat sirip Infeksi virus

Tutup insang selalu terbuka Myobacteria

Columnaris Parasit Dactylogyrus sp.

Insang pucat (anemia) Infeksi bakteri

Infeksi virus

Insang rontok Flexibacter sp. Myobacteria Parasit Dactylogyrus sp.

77

Lampiran 22. Pengamatan organ dalam untuk mendiagnosis penyebab penyakit (Daelami, 2002).

Ciri-ciri Penyebab

Bintik berwarna putih pada hati, limpa, jantung dan otak

Ichthyosporidium

Bintil berwarna putih pada hati, dan jantung Sporozoasis Tuberkolosis

Hati berwarna seperti tembaga Livoid liver degeneration

Hati berwarna coklat kekuning-kuningan Infeksi bakteri

Pendarahan dan bengkak pada anus Infeksi bakteri

Infeksi virus Octomitus

Pembengkakan dan pendarahan pada gelembung renang

Infeksi bakteri

78