pib-fib 2018lp2m.uin-malang.ac.id/wp-content/uploads/2020/09/... · kabupaten kampar, riau kearifan...
TRANSCRIPT
1
(De)teritori budaya
PIB-FIB 2018
www.google.com
2
Homogenisasi Budaya
PIB-FIB 2018
www.google.com
3
Glokalisasi Budaya
PIB-FIB 2018
www.google.com
4
PIB-FIB 2018
Glokalisasi Budaya
5
lemhannas palembang 6
WAJAH KITA ?
CITA-CITA KEMERDEKAAN
(BUNG KARNO)
Berdaulat dalam politik
Berdikari dalam ekonomi
Berkepribadian dalam
kebudayaan
7
KEMIS-KINAN & KETIM-PANGAN
LOW QUALITY
SDM
KONFLIK &
DISINTE-GRASI
8
Ikatan yang
renggang: konflik,
kekerasan,
disintegrasi,
solidaritas yang
renggang,
kepedulian sesama
yang menipis
(sekitar 5 juta
kasus konflik per
tahun)
Kemiskinan, isolasi,
peminggiran,
keterpencilan,
keterbatasan (miskin
mencapai 28 juta;
koefisien gini: 0,41)
partisipasi pendidikan rendah,
buta huruf tinggi, pengangguran,
unskilled-labor
POKOK MASALAH 1:
KEHIDUPAN BERMASYARAKAT
DISKREDIBILITASNEGARA
KE(TIDAK)-PATUHAN HUKUM
BAD GOVERN
ANCE
9
Rendahnya
kemampuan
negara dalam
penyediaan
public-goods dan
pelanggaran
aparat negara
dalam berbagai
praktik kebijakan.
Kredibilitas negara
yang menurun,
melemahkan daya
paksa negara,
menurunkan
partisipasi publik, dan
disfungsi negara
dalam sejumlah
sektor
Tingginya tingkat pembangkangan
publik atas kebijakan negara,
perusakan fasilitas, dan pelanggaran
hukum secara massif. Masyarakat
hidup dalam kebebasan yang sesat
POKOK MASALAH 2:
KEHIDUPAN BERNEGARA
DAYA SAING
BANGSA
KE(TIDAK)-SETARAAN
GLOBAL
PENGA-KUAN
KEDAU-LATAN
10
Klaim pemilikan:
kasus
Ambalat/Ligitan
(Deklarasi Juanda
1857/arsip
belanda);
kedaulatan pulau2
sebanyak 17.504
(baru diberi nama
7.870 pulau);
Pencurian 3 juta
ton ikan/tahun (30
triliun rp)
Daya saing rendah
dalam berbagai
kategori: Global,
Bisnis, Teknologi, dll.
Human Development
Index: 121 dari 185
negara
Tingginya nilai impor komoditas ke
Indonesia; Perbandingan nilai
ekspor dan impor Indonesia minus
(defisit 20 M US$); Daya saing
(global) bangsa yang rendah.
POKOK MASALAH 3:
KEHIDUPAN BERBANGSA
mengapa kebudayaan
penting?
11
12
PEREKAT
KESAMAAN
PAHAM
KESELARASAN
LEGITIMASI
PERTAMA:
KEBUDAYAAN MEMILIKI FUNGSI
FUNGSI BUDAYA BAGI
MASYARAKAT
– Mendorong transformasi masyarakat berkiblat
pada “kode moral” budaya lokal
– Memberi legitimasi simbolik bagi kemajuan
bersama dalam orientasi (kolektivisme)
– Menjalankan fungsi kritik sosial (evaluasi atas
suatu keabsahan) atas praktik sosial atau
tradisi
13
KEDUA:
KEBUDAYAAN MEMILIKI
KEARIFAN Lahir dan tumbuhnya saling percaya
dengan sesama dan “orang lain”
Kesetaraan demi saling menghargai
Kesamaan dalam hak dan kewajiban
Kesempatan dan peluang yang terbuka
Pembagian yang adil atas segala hasil
14
15
TUJUH DIMENSI
KEARIFAN (BUDAYA) LOKAL
TINGKAH LAKU
PATUT/SELARAS
PENGALAMAN
BATINIAH
SUMBER
TERTULIS
REFERENSI
KEYAKINAN &
FALSAFAH
HIDUP
ETIKA & HUKUM
KELEMBAGAAN
SOSIAL/ADAT
PENINGGALAN
ARSITEKTUR
KEARIFAN BUDAYA 1: HARMONI SOSIAL“Nyanyian Panjang Bujang Tan Domang”,
Kabupaten Kampar, Riau
Kearifan lokal saling mencintai:Sama saudara pelihara-memeliharaSama sahabat ingat-mengingatSama sesuku bantu-membantuSama sebangsa rasa-merasa
Kearifan bergotong royong: Kalau berlebih beri-memberiKalau kurang isi-mengisiKalau sempit sama mengimpitKalau lapang sama melenggang
Kearifan lokal berdemokrasi: Kalau tumbuh silang sengketaSebelum hukum dijatuhkanDiusut dahulu baik-baikCarilah sebab mula asalnya Tilik duduk dengan tegaknya Salah besar diperkecilSalah kecil dihabisi
Kepatuhan HukumSifat tidak memandang orangHukum adil benar terletakMenimbang sama beratnyaMenyukat sama takarnyaMengukur sama panjangnya
16
Pemimpin=
Yang didahulukan selangkah
Yang ditinggikan seranting
Yang dilebihkan serambut
Yang dimuliakan sekuku
17
KEARIFAN BUDAYA 2: KEPEMIMPINAN(Falsafah Melayu)
KEARIFAN BUDAYA 3: KEPEMIMPINAN(Falsafah Jawa)
“ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangunkarso, tut wuri handayani”
• Seorang pemimpin harus berada di depan yg dipimpinnya utkmenjadi teladan. Ketika berada di depan: harus menjagaperilaku sebaik mungkin karena sikap & perbuatannya akanmenjadi contoh yg ditiru oleh banyak orang.
• Di tengah-tengah utk membangun semangat (kemauan). Ketikaberada di tengah (di antara orang banyak), ia harus melihat, mendengar, dan merasakan semua hal yang dirasakan dandihadapi oleh para bawahannya.
• Di belakang untuk mengikuti dan memberi kekuatan (daya). Ketika di belakang, dia mengetahui banyak hal yang terjadisecara jernih, dan kemudian memberikan arahan yang jelas & tepat kepada para bawahannya untuk menyelesaikan semuapersoalan dgn sebaik-baiknya.
18
KEARIFAN BUDAYA 4: Sasak(Lelakaq)
Belayang leq tembere
Selamet kao siq tetolang
Sembahyang ndeq de mele
Sanget laoq siq dejogang
Ape awis lek lendang mujur
Kayuq jarak jari lambah bara
Sai juaq penganaq kepeng
Jari baraq api nerake
Anaq sampi gulah lambah
Lelayang betali rope
Kanak ngaji si sembah Allah
Sembahyang paroan dose
Ape awis lek lendang mujur
Awis pandan lek bebandeng
Ape tangis lek dalem kubur
Tangis amal ndeq bau dateng.
19
KETIGA:
KEBUDAYAAN SEBAGAI SUMBER
PEMBENTUKAN KARAKTER BANGSA
Tidak mengemis, meminta-minta (harga
diri)
Tidak meniru-niru, ikut-ikutan (kreatif)
Tidak mudah dibeli, disuap, dipengaruhi,
menjual negeri (idealis)
Tidak mau menyalahi aturan, tidak mau
dimudahkan secara tdk wajar dan tdk
prosedural (disiplin)
Tidak tergantung pada orang lain (mandiri)20
Lapisan LuarArtefak + Perilaku
Lapisan TengahNorma- Norma + Niai- Nilai
Lapisan IntiAsumsi- Asumsi Dasar
Ideologi + pengetahuan
Model Budaya
21
ARAH STUDI SOSIAL
BUDAYA
22
GLOBALISASI
MATERIAL-ISME
IDEOLOGI
23
IDEOLOGI
ASING,
KONTRADIKTIF,
ASUMSI BEDA,
KOSMOLOGI
ASING
TANTANGAN
NILAI BARU,
KELEMBAGAAN
BARU YG
MENGGUGAT
KEABSAHAN
LAMA (OTORITAS,
PENDANGKALAN
NILAI,
ETIKA/ESTETIKA)
ANCAMAN JATIDIRI,
IDENTITAS, SIMBOLISASI
BARU
TANTANGAN KEBUDAYAAN
Diferen-
siasi
Deterito-rialisasi
Glokal-
Isasi
Dislo-kasi
budaya
Homo-genisasi
24
Penyeragaman
praktik sosial
(common values;
Wahabi,
Terorisme/Radi-
kalisme➔ ikon
dan simbol dunia)
Sistem perbedaan dan
identitas budaya
lebih ditentukan oleh
produk kapital yang
dikonsumsi (gaya
hidup)
Merupakan bentuk respon terhadap
proses globalisasi=
Percampuran/hibridisasi (cultural-
materialistik; relijiusitas-hedonistik)
Tercabutnya
individu dari
wilayah teritori
budayanya
➔Cyberspace/bu
daya cyber atau
Virtual culture
LIMA ANCAMAN BUDAYA
Sulitnya menemukan
budaya dan
representasi budaya:
tokoh, aspek, dimensi,
format, kelembagaan?
FOKUS UTAMA MASING – MASING PILAR Kota”
p
TIDAK PEDULI RELATIVISME
SISTEM REFER
ENSI BERUBAH
TIDAK SALING PEDULI, TDK
SALING BANTU, IKATAN SOLIDA-
RITAS RAPUH, KEBERSAMAAN
HILANG
MELEMAHNYA
KEPATUHAN PD
TOKOH , SUMBER LEGITIMASI,
MELAWAN HUKUM,
PEMBANGKANGAN
HILANGNYA
SPIRITUALISME
DIGANTIKAN OLEH
MATERIALISME,
MENYEMPITNYA RUANG
BUDAYA25
TANTANGAN KEBUDAYAAN ATAS REALITAS
SOSIAL KEMASYARAKATAN
DEOTO-
RITISASI
BERPIKIR RELATIF, MULTI-
TAFSIR, SALAH PAHAM,
MISPERSEPSI, KONFLIK,
PENYIMPANGAN
FOKUS UTAMA MASING – MASING PILAR Kota”
p
KONSTRUKSI INTEGRASI
SUSTENSI &
RESISTENSI
KONSTRUK; DEKONSTRUKSI;
REKONSTRUKSI BUDAYA
(REPRODUKSI,
MANIPULASI SIMBOLIK)
KETERASINGAN
BUDAYA: MARGINAL-
ISASI, MISREPRESENTASI
EKSPLOITASI
SUBORDINASI, HEGEMONI
PENERIMAAN &
PERLAWANAN:
GLOKALISASI BUDAYA,
REPRODUKSI SIMBOLIK,
MANIPULASI BUDAYA
FOKUS PERHATIAN KEBUDAYAAN
ISOLASI
INTEGRASI:
COMMON FIELD, COMMOND
SPACE. MOBILITAS, IDENTITAS
BUDAYA
26
KOMPETENSI BUDAYA
AREA KOMPETENSI
MULTIKUL-
TURAL
Mampu memperhatikan dan akomodasi
lebih dr satu budaya atau sub-budaya
(gender, usia, etnis, agama, kelas) dalam
seni
DIVERSITAS Mampu mengakomodasikan perbedaan
& mengubahnya menjadi kekuatan
dalam karya
PLURALISTIK Mampu menjadikan perbedaan sebagai
pengalaman bersama yang diakui dan
dihargai
RELATIVISTIK Mampu melihat sesuatu dari sudut
pandang orang lain, aktor, agensi seni27
Jalan Pulang, Kembali ke
KEBUDAYAAN
membebaskan diri dr kendali kuasa: negara dan kekuatan
global serta ideologi dunia
political will bagi penggalian dan penguatan serta
pembelaan sumber-sumber lokal dalam proses
pembangunan
Gerakan mainstreaming, afirmatif action, pembelaan
lokalitas budaya
Membangkitkankan kesadaran budaya dan penguatan
kelembagaan budaya sebagai wadah tumbuh kembang
budaya dalam kehidupan sehari-hari
28
29
Syarat Pemberdayaan Kebudayaan
Pengenalan seksama
Karakter Lembaga Kebudayaan
Partisipasi
komunitas
Pembelaan status
marginal/subordinat
Pemanfaatan
Potensi Budaya
Lokal
30
ARAH REVITALISASI BUDAYA
WAWASAN
BUDAYA
KESADARAN
SENSITIVITASPEMBERDAYAAN
MAIN-
STREAMING
INSTI-TUSI
MENTALITAS
INFRA-STRUKTUR
31
FASILITAS DAN
SIMBOL-
SIMBOL
KEBUDAYAAN
ARTEFAK
PERATURAN
PERUNDANG-
UNDANGAN,
KEBIJAKAN DAN
KOMITMEN
IDEOLOGI, KURIKULUM
PENDIDIKAN
TIGA AREA PENGEMBANGAN
KEBUDAYAAN
ARAH KEBIJAKAN KEBUDAYAAN
ARAH PNGEMBANGAN
KEBUDAYAAN
PERBAIKAN KURIKULUM PENDIDIKAN DAN
PENELITIAN
PENINGKATAN MOBILITAS
KEBUDAYAAN: REMAJA-ANAK MUDA-TOKOH
MELALUI BERBAGAI
BENTUK PERTUKARAN
PERLUASAN RUANG BAGI PARTISIPASI KEBUDAYAAN
SEBAGAI SUMBER DAN PELAKU PEMBANGUNAN: KOMITMEN ANGGARAN
MAINSTREAMING
KEBUDAYAAN DLM
KEBIJAKAN DAN
PRAKTIK SOSIAL
PERKEMBANGAN ARAH KAJIAN
KONSTRUKSI DEKONSTRUKSI REKONSTRUKSI NEWKONSTRUKSI
Konsepsi Miskonsepsi Rekonseptualisasi Multikonsepsi
Sakral Desakralisasi Resakralisasi Apropriasi
Radikalisasi
Peran
Legitimasi
Presentasi
Pengaruh
Fungsi
Deradikalisasi
Disfungsi
Deligitimasi
Politisasi
Misrepresentasi
Komodifikasi
dislokasi
dekulturalisasi
Reintegrasi
Revitalisasi
Reinvensi
Reproduksi
Retradisi
Revivalisasi
rekontekstualisasi
Mediatisasi
Digitalisasi
Virtualisasi
Viralisasi
Transnasionalisasi
33
IAIN 34
CLASS & RACISM GERAKAN SOSIAL KEKERASAN
Pembentukan kelasDiskriminasi sosialRasisme (penolakan etnis, ras)Marginal sosialSocial marking
Gerakan radikalPerjuangan hak-hakSolidaritas ekonomiGerakan keagamaanOnline activism
Kekerasan mediaResistensi terhadap tindakan opresifAgresi kaum pinggiranKekerasan aparatKekerasan orang dekat
MASKULINITY ANAK/REMAJA KEPEMIMPINAN
Science and genderMasculinityKontestasi gender di ruang kerjaEksklusi sosialMaskulinitas-femininitas
Kekerasan thd remajaHubungan orang tua-remajaRemaja dan obat-obatanRemaja terlibat hukumRemaja dan seksualitas
Kepemimpinan dan transformasi sosialBudaya/agama dan kepemimpinanMayoritas mayoritas dalamkepemimpinanMarginalitas dan mainstream dalamkepemimpinan
MIGRAN/MIGRASI KETIMPANGAN SUPPORT SYSTEM
Perubahan relasiResepsi migran thd hubungan genderMigrasi dan multikulturalismeMobilitas dan kesejahteraanRekonstruksi identitasMemori masa lalu, daerah asal
Ketimpangan persistentDiskriminasi upahKetimpangan rasialKetimpangan ideologisKetimpangan pendidikanDiskriminasi putusan
Support bagi kelompok bermasalahSupport DiffabelSupport LansiaSupport migranThe left behind
35
NoArea Kajian
praktik
berbasis
gender
pengalam
an&
emosi
naratif&m
itos
doktrin&fi
losofi
etika&
legal
sosial&
institusion
al
materi&
artefact
1 Place, displace,
misplace, nonplace
2 Space, dispace,
sphere
3 Border, identitas
4 Relasi, konflik,
kekerasan network
5 Culture. Simbol
6 Function,
disfunction
7 Movement.
Mobility,speed
8 Power, state,
market
9 Agency: NGO
education
10 Structure
antistructure class,
group
11 Media, New
Media, digital
36
37
LAMPIRAN
38
ScholarOne 39
Perspektif 1:
Konstruksi realitas
1
Eksternalisasi
2
Objektivasi
3
Internalisasi
ScholarOne
Perspektif 2:
Reproduksi sosial realitas
Manipulasi
Preservasi
RevitalisasiReinvensi
Redistribusi
40
ScholarOne 41
Perspektif 3:
Relasi Kuasa
1
koersi
3
hegemoni
4
Sublimasi
2
dominasi
ScholarOne 42
Perspektif 4:
Kontestasi
1
Contested
Values
2
Aktor/Agensi
3
Kepentingan
ScholarOne 43
Perspektif 5:
Misrepresentasi
1
Gender marking
2
Agensi
3
Ideologi
44
Tiga Gelombang Globalisasi
(sejak 1500)
British & French
Colonialization
U.S.
Imperialism
Spanish
Empire
Transformasi Peradaban Global
Savage/cannibals Kristenisasi Spanish Empire
Primitive/orientalsCivilisasi/
WesternisasiBritish&FrenceColonialization
Underdevelped ModernisasiU.S.
Imperialism
45
ISU 1
Kompleksitas Historis
Asumsi: Global Village terbentuk atas
proses pembentukan sistem dunia (world-
system); proses peradaban (abad ke-16 dan
pencerahan abad ke-17/18)
Menafikan peradaban tua: Cina, India,
Islam, Inca, Aztec, Maya
Globalisasi berjalan satu arah: dari 5
negara besar (Perancis, Inggeris, Jerman,
Italia, Amerika)46
Wallerstein: dari 1850-1914 ilmu
pengetahuan berasal dr 5 negara, 5 bahasa
(Perancis, Inggeris, Jerman, Italia,
Amerika)
Bagaimana dengan pengaruh bahasa Arab
dan Cina (dalam ilmu pengetahuan?)
Bahasa sebagai tanda penting
pembentukan kesatuan kolektif (prasyarat
globalisasi) 47
ISU 2
(Re)konseptualisasi Globalisasi
Aliran informasi, modal, orang, barang (Held,
1999)
Liberalisasi ekonomi dan ekspansi kapiralisme
(McMichael, 2009)
Deteritorialisasi (Scholte, 2005; Appadurai,
1994)
Berkurangnya hambatan geografis (Wates, 2001)
Pembentukan suatu sistem dunia (Wallerstein,
1974)
Pembentukan peradaban (Elias, 1978)48
Ancaman Global?
Globalisasi menguniversalkan dan
melegitimasikan makna dan identitas, nilai
dan keyakinan yang khas (lokal), JUGA
Mempertemukan unsur budaya, ideologi
dan institusi universal dengan konteks
lokal
MAKNA= Kontrol budaya pada
universalisasi mengingat terjadinya proses
delegetimasi nilai dan kapitalisasi lokal49
Homogenisasi Gaya Hidup
50
www.google.com
51
DIFERENSIASI
(De)teritori budaya
52
www.google.com
53
Glokalisasi Budaya