petunjuk teknis sistem standar operasi...

58
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAS DAN PERHUTANAN SOSIAL No. P.7/DAS-V/2011 PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI PROSEDUR (SSOP) PENANGGULANGAN BANJIR DAN TANAH LONGSOR DIREKTORAT PERENCANAAN DAN EVALUASI PENGELOLAAN DAS DITJEN BINA PENGELOLAAN DAS DAN PERHUTANAN SOSIAL KEMENTERIAN KEHUTANAN

Upload: lehanh

Post on 05-Feb-2018

246 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAS DAN PERHUTANAN SOSIAL

No. P.7/DAS-V/2011

PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI PROSEDUR (SSOP) PENANGGULANGAN BANJIR DAN TANAH LONGSOR

DIREKTORAT PERENCANAAN DAN EVALUASI PENGELOLAAN DASDITJEN BINA PENGELOLAAN DAS DAN PERHUTANAN SOSIAL

KEMENTERIAN KEHUTANAN

Page 2: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

i

KATA PENGANTAR

Banjir dan tanah longsor merupakan bencana alam yang sering terjadi

di Indonesia. Informasi yang cepat dan tepat kepada pemerintah daerah

setempat dalam penentuan lokasi rawan bencana alam dan arahan fungsi

ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam tersebut dapat

meminimalisasi dampak korban jiwa dan kerugian material.

Pengelolaan DAS yang baik merupakan salah satu prasyarat untuk

mencegah kejadian bencana banjir dan tanah longsor di DAS tersebut. Dalam

kaitan itu, Ditjen BPDASPS mengembangkan aplikasi “SSOP Bantal” (Sistim

Standar Operasi Prosedur Banjir dan Tanah Longsor) yang berbasis satuan

analisa DAS. Selain untuk mengetahui lokasi rawan banjir dan tanah longsor,

aplikasi ini juga dapat memberikan arahan fungsi untuk wilayah di sekitar

rawan bencana tersebut, sehingga pemerintah daerah setempat dapat

terbantu menyiagakan penanggulangan bencana banjir dan tanah longsor.

Kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya aplikasi dan

petunjuk teknis ini, terutama tim PUSPICS UGM kami ucapkan penghargaan

dan terima kasih.

Semoga petunjuk teknis ini bermanfaat.

DIREKTUR JENDERAL,

Dr. Ir. HARRY SANTOSO NIP. 19520523 198102 1 001

Page 3: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

ii

DAFTAR ISI

halaman

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………. ii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................... iii

DAFTAR TABEL .............................................................................. iv

BAB. I. PENDAHULUAN ………………………………………………………………. 1

I.1. Latar Belakang ……………………………………………………………. 1

I.2. Maksud dan Tujuan ………………………….…………………………. 3

I.3. Gambaran Umum Aplikasi “SSOP Bantal” ........………………… 3

BAB. II. MANUAL ”SSOP BANTAL” ..…………….……………………………….. 5

II.1. Tipologi ..........…………..…….…………………………………………. 6

II.2. Kekritisan ............……………………………………………………….. 7

II.3. SIMDAS (Sistim Informasi Manajemen DAS) ...……………….. 8

II.4. Manajemen .........……………………………………………………….. 27

II.5. EWS (Early Warning System) .…………………………………….... 28

BAB. III. STANDARISASI DATA DAN PENYESUAIAN PATH .........…….. 33

BAB. IV. PARAMETER ..............................................................…….. 43

BAB. V. FORMAT PELAPORAN .................................................…….. 53

Page 4: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

iii

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 1. Menu mengakses SSOP .......................................…….. 5

Gambar 2. Tampilan Awal SSOP ...........................................…….. 5

Gambar 3. Tampilan Perangkat Tipologi DAS ........................…….. 6

Gambar 4. Tampilan Perangkat Kekritisan DAS ......................…….. 7

Gambar 5. Tampilan Jendela Awal Password SIMDAS AV .......…….. 9

Gambar 6. Jendela Utama SIMDAS AV .................................…….. 10

Gambar 7. Dialog Box Penelusuran Data Lahan Kritis .............…….. 12

Gambar 8. Tampilan Awal Jendela Password SIMDAS AG .......…….. 22

Gambar 9. Jendela Utama SIMDAS AG .................................…….. 23

Gambar 10. Menu Utama SIMDAS AG ..................................…….. 24

Gambar 11. Proses Menampilkan Peta Tematik dan Peta Dasar ….. 24

Gambar 12. Menampilkan Data Atribut ................................…….. 25

Gambar 13. Isi Menu Pada Menu Pemodelan .......................…….. 25

Gambar 14. Proses Pemodelan Longsor ...............................…….. 26

Gambar 15. Pemberian Legenda Symbologi Pada Hasil .........…….. 26

Gambar 16. Contoh Hasil Peta Pemodelan Longsor ...............…….. 27

Gambar 17. Tampilan Menu Manajemen Berbasis Satuan DAS ..….. 27

Gambar 18. Validasi Pengguna Melalui Jendela Password ......…….. 29

Gambar 19. Tampilan EWS Banjir Dalam Menu Utama SSOP ..…….. 29

Gambar 20. Perangkat Lunak Table Grabber .........................…….. 30

Gambar 21. Perangkat Lunak Promis .......................................….. 30

Gambar 22. Database mdb Microsoft Access .........................…….. 31

Gambar 23. EWS Banjir Menunjukkan Status Banjir ...............…….. 32

Gambar 24. EWS Banjir Menunjukkan Status Tidak Banjir ............. 32

Page 5: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

iv

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 1. Standarisasi Data Spasial : Data Dasar .....................…….. 33

Tabel 2. Standarisasi Data Spasial : Data Aplikasi Pemodelan ..…….. 35

Tabel 3. Standarisasi Data Pemodelan RHL ............................…….. 38

Tabel 4. Contoh Pengisian Tabel Pemodelan RHL ...................…….. 39

Tabel 5. Faktor Karakteristik DAS Sebagai Penciri Daerah Rawan Banjir Limpasan dan Perolehan Datanya .............................…….. 43

Tabel 6. Data dan Cara Perolehan Daerah Rawan Erosi ...........…….. 44

Tabel 7. Penilaian Kelas Kemiringan Lereng (LS) ....................…….. 44

Tabel 8. Penilaian Kelas CP ....................................................…….. 45

Tabel 9. Data dan Cara Perolehan Daerah Rawan Longsor .......…….. 46

Tabel 10. Arahan Fungsi .......................................................…….. 47

Tabel 11. Data dan Cara Perolehan Data Lahan Kritis pada Kawasan Lindung di dalam Kawasan Hutan .............................…….. 48

Tabel 12. Data dan Cara Perolehan Data Lahan Kritis pada Kawasan Budidaya Pertanian .................................................…….. 49

Tabel 13. Data dan Cara Perolehan Data Lahan Kritis pada Kawasan Lindung di luar Kawasan Hutan ................................…….. 50

Page 6: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

1

BAB. I. PENDAHULUAN

I. 1. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara dengan jumlah dan variasi

bencana terbanyak di dunia. Dari mulai gempa bumi, tsunami, gunung berapi,

puting beliung, banjir, tanah longsor dan banjir bandang. Badan Nasional

Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB) dalam laporannya menyebutkan

bahwa 644 bencana alam terjadi di negeri ini pada tahun 2010, dan 81,5

persennya adalah bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor dan

banjir bandang. BNPB juga memprediksi bahwa sebanyak 176 kabupaten/

kota di Indonesia rawan terhadap bencana banjir dan sebanyak 154

kabupaten/kota rawan terhadap bencana tanah longsor.

Walaupun menurut BNPB kejadian letusan gunung berapi yang paling

banyak menimbulkan korban dan kerugian material, tetapi kerugian baik jiwa

maupun harta benda dalam kejadian bencana banjir dan tanah longsor juga

tidaklah sedikit. Hal ini salah satunya disebabkan oleh ketidaksiapan

pemerintah daerah setempat dalam mengantisipasi kejadian bencana banjir

dan tanah longsor, karena kurang atau tidak adanya informasi mengenai

lokasi yang rawan dan waktu kemungkinan kejadian bencana banjir dan

tanah longsor tersebut di wilayahnya.

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan

Perhutanan Sosial (Ditjen BPDASPS) Kementerian Kehutanan merupakan

salah satu instansi pemerintah yang memiliki kewajiban untuk memberikan

informasi mengenai lokasi yang rawan terhadap bencana banjir dan tanah

longsor kepada pemerintah daerah setempat. Hal ini karena Ditjen BPDASPS

memiliki Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

(BPDAS) di seluruh provinsi di Indonesia yang memiliki kemampuan untuk

menganalisa dan memprediksi lokasi rawan bencana banjir dan tanah

longsor.

Page 7: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

2

Untuk mempercepat kemampuan BPDAS menganalisa lokasi rawan

bencana banjir dan tanah longsor, maka Ditjen BPDASPS mengembangkan

suatu aplikasi yang disebut Sistim Standar Operasi Prosedur Banjir dan Tanah

Longsor (SSOP Bantal). Dalam prosesnya, aplikasi tersebut melakukan analisa

dengan satuan unit DAS atau Sub DAS, karena selain dapat menganalisa

lokasi rawan bencana banjir dan tanah longsor, aplikasi ini juga dilengkapi

dengan kemampuan untuk memberikan arahan fungsi terhadap DAS atau Sub

DAS tersebut sesuai dengan kondisi fisik wilayah dan hidrometeorologinya

sehingga pengelolaan DAS yang baik akan terwujud, yang berarti akan

semakin meminimalisasi kejadian bencana banjir dan tanah longsor.

Berdasarkan Undang-Undang Sumberdaya Air Nomor 7 Tahun 2004,

maka yang dimaksud Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah

daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak

sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air

yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas

di darat merupakan pemisah topografi dan batas di laut sampai dengan

daerah perairan yang masih terpengaruh aktifitas daratan.

DAS merupakan ekosistem, dimana unsur organisme dan lingkungan

biofisik serta unsur kimia berinteraksi secara dinamis dan di dalamnya

terdapat keseimbangan inflow dan outflow dari material dan energi. Bagian

hulu dan hilir DAS mempunyai keterkaitan biofisik melalui daur hidrologi.

Aktivitas perubahan tataguna lahan dan atau pembuatan bangunan

konservasi yang dilaksanakan di daerah hulu dapat memberikan dampak di

daerah hilir dalam bentuk perubahan fluktuasi debit air dan transport sedimen

serta material terlarut lainnya. Adanya bentuk keterkaitan daerah hulu – hilir

seperti tersebut di atas maka kondisi suatu DAS dapat digunakan sebagai

satuan unit perencanaan sumberdaya alam termasuk pembangunan yang

berkelanjutan.

Pentingnya posisi DAS sebagai unit perencanaan yang utuh merupakan

konsekuensi logis untuk menjaga kesinambungan pemanfaatan sumberdaya

hutan, tanah dan air. Kurang tepatnya perencanaan dapat menimbulkan

Page 8: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

3

adanya degradasi DAS yang mengakibatkan bencana banjir dan tanah longsor

seperti yang dikemukakan di atas. Dalam upaya menciptakan pendekatan

pengelolaan DAS secara terpadu, diperlukan perencanaan secara terpadu,

menyeluruh, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dengan

mempertimbangkan DAS sebagai suatu unit pengelolaan. Dengan demikian

bila ada bencana banjir dan tanah longsor, penanggulangannya dapat

dilakukan secara menyeluruh yang meliputi DAS mulai dari daerah hulu

sampai hilir.

I.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari pembuatan petunjuk teknis ini adalah untuk memudahkan

Balai Pengelolaan DAS dalam mengoperasikan aplikasi “SSOP Bantal” yang

sudah dikembangkan oleh Direktorat Jenderal BPDASPS guna penentuan

secara cepat dan tepat lokasi wilayah rawan bencana banjir dan tanah

longsor dan melaporkan hasil analisanya sebagai bagian dari tugas pokok dan

fungsi

Tujuan disusunnya petunjuk teknis ini adalah terinformasikannya

pemerintah daerah setempat secara detail tentang lokasi wilayah rawan

bencana banjir dan tanah longsor serta penanganannya berdasarkan arahan

fungsi, sehingga penanggulangan kejadian bencana banjir dan tanah longsor

akan semakin baik yang akhirnya akan semakin meminimalisasi dampak

korban jiwa dan kerugian material yang akan diderita oleh masyarakat di

sekitar wilayah bencana.

I. 3. Gambaran Umum Aplikasi “SSOP Bantal”

Aplikasi ”SSOP Bantal” dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Bina

Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial bekerjasama dengan PUSPICS

Universitas Gajahmada sejak tahun 2007. Pada awalnya aplikasi ini dibuat

untuk mempermudah Balai Pengelolaan DAS dalam menjalankan tugas pokok

Page 9: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

4

dan fungsinya, yaitu merencanakan dan memantau serta mengevaluasi

pengelolaan DAS, dimana kerusakan ekosistem dalam tatanan DAS di

Indonesia semakin banyak teridentifikasi kritis, seperti ditunjukkan dengan

sering terjadinya banjir, erosi, sedimentasi dan tanah longsor. Dalam PP No. 7

(2005) tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun

2004 – 2009, disebutkan bahwa DAS berkondisi kritis semakin meningkat dari

22 DAS (1984) menjadi 39 DAS (1994), dan kemudian 62 DAS (1999).

Proses penanganan bencana banjir dan tanah longsor pada dasarnya

dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu (1) sebelum terjadi bencana, (2) pada

saat terjadi bencana, dan (3) setelah (pasca) terjadi bencana. Pengembangan

aplikasi SSOP Bantal di Balai Pengelolaan DAS ini lebih diutamakan pada

kejadian sebelum terjadi bencana.

Parameter dan kriteria seluruh analisa yang terdapat dalam aplikasi

SSOP Bantal ini mengacu kepada semua pedoman dan petunjuk teknis yang

dihasilkan oleh Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan

Sosial dan juga Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Kementerian

Kehutanan.

Dalam perjalanannya, aplikasi ini terus mengalami penyempurnaan.

Hal ini disebabkan adanya perkembangan teknologi perangkat lunak sistim

informasi geografis dan juga adanya berbagai masalah yang dihadapi terkait

proses pengerjaan database serta kriteria atau pedoman yang digunakan

dalam proses analisa aplikasi tersebut.

Page 10: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

5

BAB. II.

MANUAL “SSOP BANTAL”

Setelah diinstal, perangkat lunak SSOP Pengendalian Banjir dan

Longsor dapat diakses dari menu All Programs – SSOP –

ExpertSystem_SIMDAS atau dari All Programs – SSOP&EWS – SSOP

& EWS-Banjir, seperti gambar di bawah ini.

atau

Gambar 1. Menu mengakses SSOP.

Untuk menjalankan perangkat lunak ini tidak membutuhkan dukungan

perangkat lunak lain, setelah mengakses program seperti pada gambar di

atas maka pada tampilan awal/pembuka SSOP, pengguna akan dihadapkan

pada suatu jendela password yang berfungsi sebagai pengaman perangkat

lunak SSOP. Ketikkan “admin” untuk Nama, dan kemudian ketik “1234”

untuk password dan selanjutnya klik “Login”, maka program SSOP akan

tampil di layar monitor seperti berikut ini.

Gambar 2. Tampilan awal SSOP.

Page 11: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

6

Aplikasi ini terbagi menjadi 5 (lima) perangkat utama yang disusun

berdasarkan urutan proses penggunaannya, yaitu:

1. Tipologi, untuk melihat deskripsi umum tipologi DAS

2. Kekritisan, untuk melihat kekritisan DAS secara umum (unsur spasial

belum disertakan);

3. SIMDAS, (SIMDAS AV untuk versi ArcView GIS 3.x dan SIMDAS AG

untuk versi ArcGIS 9.x), digunakan untuk identifikasi kerusakan dan

pewilayahan DAS secara lebih detil dalam bentuk analisis spasial,

langkah ini dilakukan untuk mendetilkan hasil dari proses pertama dan

kedua;

4. Manajemen, digunakan untuk mengetahui alternatif manajemen

berbasis satuan lahan setelah proses pemodelan spasial longsor,

banjir, erosi, lahan kritis, kemampuan lahan dan sosek menggunakan

SIMDAS selesai digunakan;

5. EWS-Banjir, sebagai catatan perangkat ini dalam proses uji coba

pada beberapa DAS dan masih dalam tahap pengembangan. Lebih

jelasnya mengenai 5 perangkat tersebut adalah sebagai berikut:

II.1. Tipologi

Gambar 3. Tampilan perangkat Tipologi DAS.

Page 12: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

7

Penelusuran tipologi DAS dapat dilakukan pada menu Tipologi DAS.

Pada menu tersebut, pengguna diminta untuk memasukkan data-data

parameter penyusun tipologi DAS yaitu: Bentuk DAS, Luas DAS, dan

Kemiringan Lereng DAS yang dapat diperoleh dari data-data statistik yang

sudah ada ataupun dengan pengukuran-pengukuran terhadap parameter DAS

secara sederhana. Setelah itu SIMDAS akan mengkalkulasi secara otomatis

parameter-parameter tersebut untuk menentukan tipologi DAS tersebut yang

siap untuk dianalisis lebih lanjut ataupun dicetak.

II.2. Kekritisan

Gambar 4. Tampilan perangkat Kekritisan DAS.

Suatu DAS dikategorikan sangat kritis apabila mempunyai ciri-ciri

sebagai berikut :

a. Adanya endapan sedimen di lembah sungai,

b. Tidak adanya aliran air (baseflow) di musim kemarau,

Page 13: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

8

c. Sering terjadi luapan air pada sungai di daerah hilir, pada musim

penghujan,

d. Banyak kejadian/kenampakan longsor di daerah hulu,

e. Banyak ditemukan alur-alur erosi baru dan atau “root exposure”,

f. Prosentase lahan terbuka non budidaya dan rumput/alang-alang besar,

g. Perambahan lereng atas (hulu) dengan pertanian tanaman semusim

intensif/banyak,

h. Ditemukan banyak tanda-tanda torehan limpasan permukaan,

i. Warna air sungai sangat keruh saat banjir,

j. Indeks koefisien limpasan sesaat tinggi,

k. Indeks Qmax/Qmin tinggi,

l. Indeks Qmin/Q rata-rata Rendah, dan

m. Indeks Qmaks/Luas DAS besar.

Dalam SSOP, penelusuran kekritisan DAS dapat dilakukan pada menu

Kekritisan DAS. Pada menu tersebut, pengguna diminta untuk memasukkan

data-data parameter penentu kekritisan DAS yang dapat diperoleh dari data-

data statistik yang sudah ada ataupun dengan pengukuran-pengukuran

terhadap parameter DAS secara sederhana. Setelah itu SIMDAS akan

mengkalkulasi secara otomatis parameter-parameter tersebut untuk

menentukan tingkat kekritisan DAS tersebut yang siap untuk dianalisis lebih

lanjut ataupun dicetak.

II.3. SIMDAS (Sistem Informasi Manajemen DAS)

Identifikasi kerusakan dan pewilayahan DAS secara lebih detil dalam

bentuk analisis spasial dilakukan dengan melalui menu SIMDAS. Pada SSOP

v5 ini, SIMDAS mempunyai 2 pilihan: SIMDAS AV untuk menjalankannya di

perangkat lunak ArcView GIS 3.x, dan SIMDAS AG untuk menjalankannya di

perangkat lunak ArcGIS 9.x.

Page 14: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

9

II.3.1. SIMDAS AV (ArcView GIS 3.x)

Gambar 5. Tampilan awal jendela password.

Untuk menjalankan program SIMDAS AV, diperlukan adanya perangkat

lunak ArcView 3.x. Karena perangkat lunak SIMDAS AV dibuat dalam

lingkungan ArcView menggunakan bahasa pemrograman avenue. Selain

kebutuhan perangkat lunak tersebut, database spasial yang digunakan juga

harus sesuai dengan standarisasi data spasial yang diperlukan oleh perangkat

lunak ini, lihat LAMPIRAN untuk lebih jelas mengenai standarisasi

data spasial. SIMDAS ini memiliki empat kapasitas utama, yaitu: untuk

menampilkan grafis peta, identifikasi dan penelusuran objek pada peta,

pemodelan spasial, dan operasi pada data attribut (tabel).

Pada tampilan awal/pembuka SIMDAS, pengguna akan dihadapkan

pada suatu jendela password yang berfungsi sebagai pengaman SIMDAS.

Ketikkan “SIMDAS” pada jendela password, dan kemudian klik “OK”, maka

program SIMDAS akan tampil di layar monitor.

Jendela utama SIMDAS terdiri dari 4 (empat) komponen utama, yaitu:

jendela view yang berfungsi untuk menampilkan peta/grafis, toolbar menu

menyediakan perangkat yang berhubungan dengan operasi pada jendela

view, button menu menyediakan perintah dalam bentuk icon, dan menu

utama yang menyediakan perintah-perintah dan fasilitas penunjang SIMDAS.

Letak komponen tersebut ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

Page 15: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

10

Gambar 6. Jendela utama SIMDAS

1. Menu File

2. Menu View

Jendela View

Toolbar menu

Button menu

Menu utama

1 2 3 4 5 6 7 8

Untuk mencetak (print) peta

Setting / pengaturan cetak peta

Untuk menutup aplikasi SIMDAS

9

Page 16: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

11

3. Menu Data Attribut

Berfungsi untuk menampilkan data attribut (tabel).

4. Menu Data Grafis

Menu Data Grafis menyediakan perintah-perintah untuk memanggil

data grafis peta yang nantinya ditampilkan pada jendela view.

5. Menu Edit

Menu ini menyediakan perintah-perintah untuk menjalankan editing

pada data spasial.

6. Menu Sistem

Menu ini menyediakan perintah-perintah untuk menjalankan beberapa

pemodelan spasial.

Page 17: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

12

7. Menu Penelusuran Data

Penelusuran data merupakan fasilitas yang dapat digunakan untuk

mencari lokasi sebaran attribut tertentu pada peta. Dalam SIMDAS ini

disediakan penelusuran data untuk mencari lokasi sebaran kelas kekritisan

lahan dan kelas erosi.

Gambar 7. Dialog box penelusuran data lahan kritis.

8. Menu Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL)

Menyediakan perintah untuk pemodelan RHL.

9. Menu Tentang Program

Berisikan informasi mengenai pengembang dan pembuat aplikasi

SIMDAS.

Page 18: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

13

Toolbar menu dan Button menu

Keterangan:

1 : Untuk melihat data attribut dalam bentuk tabel.

2 : Perbesaran seluruh peta.

3 : Perbesaran pada peta yang aktif di view.

4 : Perbesaran pada objek yang dipilih.

5 : Perbesaran.

6 : Perkecilan.

7 : Perbesaran sebelumnya.

8 : Membersihkan layar.

9 : Men-clear objek yang dipilih.

10 : Menutup aplikasi SIMDAS.

11 : Mengganti Map Unit.

12 : Editing data attribut pada objek yang dipilih.

13 : Identifikasi objek.

14 : kursor untuk memilih objek.

15 : Perbesaran interaktif.

16 : Perkecilan interaktif.

17 : Menggeser view.

18 : Mengukur jarak.

19 : Fasilitas hotlink foto (aktif ketika masuk ke fasilitas hotlink foto).

20 : Penelusuran satuan lahan bermasalah.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

12 13 14 15 16 17 18 19 20

Page 19: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

14

Fungsi-fungsi Interaktif Pada SIMDAS AV

I. Data Grafis.

Untuk menampilkan tema peta tertentu, dapat menggunakan fasilitas

yang terdapat di menu Data Grafis Pilih salah satu peta.....

Peta-peta yang tampil di jendela view, dapat diketahui informasi attributnya

menggunakan button tool , dengan jalan men-klik kursor pada objek

yang ingin diketahui attributnya di atas peta.

II. Data Attribut.

Tiap data grafis di dalam view, dapat ditampilkan data attributnya

dalam bentuk tabel (tabular) dengan jalan men-klik pada icon . Jendela

view akan berubah menjadi tampilan sebuah tabel. Pada jendela tabel ini,

pengguna dapat menambah kolom dan menghapus kolom, serta dapat juga

mengetahui statistik dari suatu kolom tertentu. Untuk kestabilan data, tidak

disarankan untuk menghapus kolom tertentu. Untuk menambahkan

informasi jenis attribut, dapat menambahkan kolom pada tabel menggunakan

icon , kemudian akan tampil dialog seperti dibawah ini:

Page 20: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

15

Lalu, isikan parameter sesuai dengan petunjuk di dalam dialog box tersebut,

dan kemudian klik “OK”.

Seperti telah dijelaskan di atas, pada jendela tabel ini, terdapat juga

fasilitas untuk menampilkan statistik kolom tertentu. Langkahnya adalah

sebagaui berikut; aktifkan kolom yang akan di hitung stastiknya dengan jalan

men-klik pada nama kolom tersebut sehingga background warnanya berubah

seperti , kemudian klik-lah pada icon untuk

menampilkan statistik dari kolom terpilih tersebut, sehingga tampil jendela

statistik seperti di bawah ini :

Untuk keluar dari jendela tabel dan kembali ke peta, gunakan tombol icon

.

Page 21: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

16

III. Editing Data

Fasilitas editing yang disediakan pada SIMDAS ini terbatas pada editing

data attribut. Ada 2 (dua) fasilitas editing yang sediakan, yaitu editing data

attribut pada peta yang muncul di jendela view, dan memasukkan data titik

dari tabel format *.dbf menjadi sebuah peta titik.

Untuk men-update attribut, klik-lah pada icon dan kemudian

arahkan kursor pada suatu objek tertentu di atas peta dan klik-lah tepat pada

poligon/garis/titik yang akan di edit, sehingga muncul jendela seperti ini;

Untuk editing cukup ketikan pada salah satu attribut (kolom) yang tersedia

dan kemudian klik “OK”. Catatan: tidak disarankan merubah kolom

yang berisi bilangan / angka, karena akan mempengaruhi kestabilan

data.

Untuk membuat peta titik dari data tabel *.dbf adalah dengan jalan klik pada

menu Edit Import Data Titik Dari Tabel, kemudian pilih file *.dbf dan klik

“OK”. Kemudian pilihlah kolom koordinat x dan y sesuai dengan kolom yang

disediakan dan kemudian klik “Lanjut”.

IV. Pemodelan

Untuk pemodelan, fasilitas pemodelan yang disediakan antara lain;

pemodelan monitoring penggunaan lahan, pemodelan erosi, longsor,

koefisien aliran, arahan fungsi penggunaan lahan, dan lahan kritis. Untuk

menjalankannya, klik pada menu “Sistem Pilih salah satu pemodelan....”.

Misalnya pemodelan koefisien aliran, tampilannya akan seperti ini :

Page 22: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

17

Klik-lah pada tombol yang disediakan dan sudah diberi petunjuk, sehingga

akan masuk ke dalam dialog box seperti di bawah ini;

Klik-lah atau centang pada tema-tema peta yang akan digunakan, dan

kemudian eksekusi pada tombol “Klik Disini Untuk Memulai Proses”. Setelah

peta tampil, maka untuk menutup view gunakan tombol “Tutup Peta Hasil

Proses”, maka view akan kembali bersih.

Contoh lain, adalah untuk pemodelan arahan fungsi lahan yang menggunakan

button adalah sebagai berikut;

Page 23: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

18

Klik pada tombol yang disediakan untuk menampilkan tema-tema peta yang

dibutuhkan dan kemudian klik proses.

V. Penelusuran Data

Penelusuran data menyediakan fasilitas tambahan pada SIMDAS untuk

mengetahui morfometri DAS, mengetahui lokasi lahan pada DAS yang kritis,

dan untuk mengetahui lokasi pada DAS yang ter-erosi.

Untuk mengetahui morfometri DAS, cukup klik pada menu

“Penelusuran Data” “Morfometri DAS”, maka akan muncul tampilan seperti

ini;

Sistem akan memberikan secara otomatis informasi mengenai morfometri

DAS, yaitu luas DAS dan panjang sungai utama. Pada background View, peta

yang ditampilkan adalah peta administrasi DAS.

Untuk penelusuran erosi dan lahan kritis, hanya akan aktif apabila data

yang ditampilkan adalah data grafis erosi dan lahan kritis. Contoh; untuk

menggunakan fasilitas ini, klik-lah pada menu “Data Grafis” “Peta Erosi”,

sehingga tampil peta kelas erosi. Setelah itu klik-lah menu “Penelusuran Data”

“Penelusuran Erosi”, maka akan tampil dialog box seperti dibawah ini;

Page 24: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

19

Untuk mencari lokasi dari attribut tingkatan erosi tersebut, maka klik-

lah pada salah satu attribut, hingga muncul bulatan hitam pada salah attribut

tersebut, dan kemudian klik pada tombol “Cari di Peta”, maka pada peta akan

muncul objek berwarna “hijau cerah”, yang menunjukkan lokasi dan sebaran

jenis attribut yang dimaksud.

VI. Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL)

Konsep RHL merupakan suatu upaya memulihkan lahan dengan

melakukan rehabilitasi lahan. RHL bertujuan untuk mewujudkan perbaikan

lingkungan dalam upaya penanggulangan bencana alam banjir, tanah

longsor, dan kekeringan secara terpadu, transparan dan partisipatif, sehingga

sumberdaya hutan dan lahan berfungsi optimal untuk menjamin

Attribut yang terpilih

Page 25: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

20

keseimbangan lingkungan dan tata air DAS (Daerah Aliran Sungai), serta

memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat.

Tools RHL pada SIMDAS SSOP ada pada menu “Rehabilitasi Hutan dan

Lahan (RHL)” yang berada pada menu sebelah kanan. Penggunaan tools ini

harus urut dan tidak boleh dibolak balik dari Daya Dukung Lahan, Kerentanan

Lahan, Pengelolaan Lahan, Prioritas Lokasi RHL, dan selanjutnya Prioritas

Penanganan Pengelolaan Lokasi RHL, karena urutan tersebut merupakan

rangkaian proses yang saling berkesinambungan.

Daya Dukung Lahan

Page 26: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

21

Proses pembuatan peta Daya Dukung Lahan membutuhkan input Peta

Lahan Kritis, Peta Produktifitas Lahan, dan Peta Kemampuan Lahan.

Kerentanan Lahan

Proses pembuatan Peta Kerentanan Lahan membutuhkan input Peta

Erosi, Peta Longsor, dan Peta Banjir.

Pengelolaan Lahan

Proses pembuatan Peta Pengelolaan Lahan hanya membutuhkan input

Peta Manajemen.

Prioritas Lokasi RHL

Peta Prioritas Lokasi RHL membutuhkan input Peta Daya Dukung

Lahan, Peta Kerentanan Lahan, dan Peta Manajemen (Pengelolaan Lahan)

yang merupakan hasil dari proses-proses sebelumnya.

Page 27: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

22

Prioritas Penanganan Pengelolaan Lokasi RHL

Peta Prioritas Penanganan Pengelolaan Lokasi RHL merupakan peta

dari hasil overlay antara Peta Prioritas Lokasi RHL (dari hasil proses

sebelumnya) dengan Peta Arahan Fungsi Lahan yang merupakan bagian dari

menut Sistem – Pemodelan Arahan Fungsi Lahan.

II.3.2. SIMDAS AG (ArcGIS 9.x)

Gambar 8. Tampilan awal jendela password.

Untuk menjalankan program SIMDAS AG, diperlukan adanya perangkat

lunak ArcGIS 9.x. Karena perangkat lunak SIMDAS AG dibuat dalam

lingkungan ArcGIS 9.x menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic

Application dan Python. Selain kebutuhan perangkat lunak tersebut, database

spasial yang digunakan juga harus sesuai dengan standarisasi data spasial

yang diperlukan oleh perangkat lunak ini, lihat LAMPIRAN untuk lebih

jelas mengenai standarisasi data spasial. SIMDAS ini memiliki empat

kapasitas utama, yaitu: untuk menampilkan grafis peta, identifikasi dan

penelusuran objek pada peta, pemodelan spasial, dan operasi pada data

attribut (tabel).

Page 28: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

23

Pada tampilan awal/pembuka SIMDAS, pengguna akan dihadapkan

pada suatu jendela password yang berfungsi sebagai pengaman SIMDAS.

Ketikkan “password” pada jendela password, dan kemudian klik “OK”, maka

program SIMDAS akan tampil di layar monitor.

Jendela utama SIMDAS AG terdiri dari 4 (empat) komponen utama,

yaitu: jendela peta (view) yang berfungsi untuk menampilkan peta/grafis,

jendela legenda berfungsi sebagai penjelasan dari peta dalam bentuk legenda

peta, toolbar menu menyediakan perangkat yang berhubungan dengan

operasi pada jendela view, Menu bar menyediakan perintah dalam bentuk

menu, dan menu utama yang menyediakan perintah-perintah dan fasilitas

penunjang SIMDAS. Letak komponen tersebut ditunjukkan pada gambar

dibawah ini.

Gambar 9. Jendela utama SIMDAS AG

Menu utama dari SIMDAS terdiri dari menu Data Grafis, Data Atribut,

dan Pemodelan. Menu Tipologi, Kekritisan, dan Manajemen merupakan menu

tambahan yang sebenarnya sudah ada pada menu utama SSOP.

Menu Utama Menu Bar

Toolbar menu

Jendela Peta

Jendela Legenda

Page 29: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

24

Gambar 10. Menu utama SIMDAS.

Data Grafis terdiri dari Peta Dasar dan Peta Tematik. Tampilkan peta

tematik terlebih dahulu baru menampilkan peta dasar, dengan demikian layer

peta tematik seperti peta tanah sebagai contoh akan berada pada layer paling

bawah selanjutnya di atasnya adalah layer peta dasar. Lihat Gambar 11,

sebagai ilustrasi menampilkan peta dasar dan peta tematik.

Gambar 11. Proses menampilkan peta tematik dan peta dasar.

Sebuah data spasial memiliki data grafis dan data atribut, begitu pula

dalam SIMDAS ini juga memiliki data grafis dan atribut. Cara menampilkan

data grafis sudah dibahas pada bagian sebelumnya. Untuk menampilkan data

atribut, pilih layer grafis yang akan dilihat data atributnya, kemudian pilih

2. Tampilkan peta tematik 1. Tampilkan

peta dasar

3. Atur legenda peta.

Page 30: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

25

menu “Data Atribut” dan “Buka Tabel Atribut” sehingga tampil tabel atribut

seperti yang terlihat pada Gambar di bawah ini.

Gambar 12. Menampilkan data atribut.

Menu Pemodelan terdiri dari pemodelan: Arahan Penggunaan Lahan,

Kemampuan Lahan, Limpasan Permukaan, Erosi, Longsor, Lahan Kritis, dan

Monitoring Penggunaan Lahan. Input tiap parameter dan standarisasi data

tiap input parameter bisa dilihat pada LAMPIRAN. Berikut di bawah ini

contoh pemodelan pada menu: “Pemodelan” “Longosor”.

Gambar 13. Isi menu pada menu Pemodelan (Arahan Penggunaan Lahan, Kemampuan Lahan, Limpasan Permukaan, Erosi, Longsor, Lahan Kritis, dan Monitoring Penggunaan Lahan).

Page 31: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

26

Gambar 14. Proses Pemodelan Longsor.

Hasil dari proses tiap pemodelan akan berwujud sebuah file output

dengan format shapefile (*.shp). File output pemodelan berada pada folder

“C:\SSOP \temp\” diikuti dengan nama file untuk masing-masing pemodelan.

Gambar 15. Pemberian legenda “Symbology” pada hasil pemodelan.

Peta hasil pemodelan selanjutnya dapat dipilih legenda-nya dengan

menggunakan “Symbology” dan ditambah peta dasar berurutan dari

Page 32: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

27

pemanggilan data berbentuk polygon (Batas DAS dan Peta Administrasi),

selanjutnya data garis (Batas Administrasi, Sungai, dan Jalan), dan terakhir

data titik (ibu kota administrasi). Selanjutnya bisa dibuat layout dan dicetak

sebagai peta hasil untuk suatu laporan.

Gambar 16. Contoh hasil peta Pemodelan Longsor.

II.4. Manajemen

Gambar 17. Tampilan Menu Manajemen berbasis satuan lahan DAS.

Page 33: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

28

Sub Sistem 4 untuk Manajemen DAS ini pada dasarnya memanfaatkan

masukan dari hasil identifikasi kekritisan DAS dan satuan-satuan lahan pada

Sub Sistem 3. Sub Sistem 3 mengkombinasikan metode analisis pohon

keputusan (decision tree) dengan prosedur simulasi dan pemodelan berbasis

satuan lahan untuk melihat efek manajemen yang diberikan.

Manajemen diterapkan pada tingkat satuan lahan, dengan menerapkan

teknik-teknik konservasi yang dipandang sesuai. Pada langkah pertama, Sub

Sistem 4 menerima masukan berupa informasi tentang satuan lahan dalam

DAS yang dipandang bermasalah. Pada langkah kedua, sistem memperoleh

masukan untuk dapat menentukan apakah masalah yang muncul pada satuan

lahan tersebut berupa bencana erosi yang dipercepat dan longsor, atau

berupa banjir. Berdasarkan langkah kedua ini, maka sistem menawarkan

langkah ketiga berupa alternatif manajemen berbasis satuan lahan dalam

bentuk opsi-opsi konservasi, baik konservasi mekanik maupun konservasi

vegetatif. Sekali suatu bentuk praktek konservasi atau dapat juga kombinasi

beberapa praktek konservasi dipilih, maka Sub Sistem 4 masuk ke tahap

simulasi dan pemodelan berbasis satuan lahan, untuk melihat apakah

manajemen yang diterapkan mampu menekan laju erosi, mencegah longsor,

atau menurunkan efek banjir. Apabila belum, maka proses akan kembali ke

pemilihan satu atau beberapa opsi praktek konservasi, sampai dicapai suatu

kondisi yang diinginkan. Perlu juga ditegaskan di sini bahwa sekali simulasi

dijalankan maka Sub Sistem 4 juga memberikan rekomendasi tentang

lembaga-lembaga terkait yang semestinya terlibat dan bertindak sebagai

aktor utama dalam proses pengendalian bencana longsor dan banjir ini.

II.5. EWS (Early Warning System)

Perangkat lunak ini berjalan pada Sistem Operasi Microsoft Windows

(200X/XP/Vista), dan dapat dijalankan dari Start menu program. Jendela

Password akan muncul pertama kali, setelah program dijalankan, dan bila

diisikan dengan benar username dan password maka tampilan jendela utama

akan muncul. Tampilan utama atau menu utama dari sistem ini merupakan

Page 34: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

29

tampilan utama dari SSOP Pengendalian Banjir dan Longsor, menu EWS-

Banjir merupakan bagian dari sistem utama tersebut (Lihat Gambar 18 dan

19).

Gambar 18. Validasi pengguna melalui jendela password.

Gambar 19. Tampilan EWS-Banjir dalam Menu Utama SSOP Pengendalian Banjir dan Longsor.

Program EWS-Banjir dapat digunakan dengan syarat sudah tersedia

file database Microsoft Access dari database telemetri. Database telemetri

diambil dengan menggunakan program TableGrabber (Lihat Gambar 20),

kemudian database disusun dalam format data mdb Microsoft Access

menggunakan program Promis (Projex Measurement Information System),

lihat Gambar 21. Kedua program tersebut merupakan bagian program

telemetri yang sudah ada sebelum program EWS-Banjir.

Page 35: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

30

Gambar 20. Perangkat lunak Table Grabber.

Gambar 21. Perangkat lunak Promis.

Perangkat lunak Promis menghasilkan database mdb Microsoft Access

yang yang telah diambil dari perangkat lunak Table Grabber melalui proses

telemetri SMS-Gateway. Adapun database tersebut seperti ada pada gambar

di bawah ini.

Page 36: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

31

Gambar 22. Database mdb Microsoft Access hasil pengukuran dari stasiun pengamatan yang telah dikirim melalui proses telemetri.

Database dari gambar di atas merupakan input untuk EWS-Banjir

(Sistem Peringatan Dini Banjir), sehingga sistem EWS-Banjir akan sangat

tergantung hasilnya dari database ini. EWS-Banjir akan mengambil data CH

(Curah Hujan dalam mm) dan TMA (Tinggi Muka Air dalam cm) yang

digunakan untuk menentukan status dari banjir. Penentuan status banjir

dapat didasarkan pada penelitian sebelumnya, yaitu mengenai batas

(threshold) TMA dan CH yang mengakibatkan banjir. Misalnya pada stasiun

pengamatan TMA menunjukkan 176 cm dan CH 23,5 mm, bila threshold

banjir diset pada TMA 175 dan CH 23 mm maka status banjir adalah banjir

(Lihat Gambar 23). Contoh lain stasiun pengamatan TMA menunjukkan 75 cm

dan CH 5 mm, bila threshold banjir diset pada TMA 175 dan CH 23 mm maka

status banjir adalah tidak banjir (Lihat Gambar 24).

Page 37: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

32

Gambar 23. EWS-Banjir menunjukkan status: banjir.

Gambar 24. EWS-Banjir menunjukkan status: tidak banjir.

Page 38: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

33

BAB. III. STANDARISASI DATA DAN PENYESUAIAN PATH

Agar suatu proses dalam aplikasi berjalan dengan baik, maka

diperlukan standarisasi data spasial yang digunakan, seperti di bawah ini :

Tabel 1. Standarisasi Data Spasial: Data Dasar

Nama Layer Jenis Unsur Nama File Field Keterangan Field

Administrasi Garis A0001(line) K_unsur batas administrasi

Titik (point) A0001(point) Ibukota nama ibukota kabupaten

Sungai Garis H0001 Panjang panjang sungai Kawasan Budidaya Poligon B0001 Lahan Kritis Poligon CL0001 Kkritisan klasifikasi lahan kritis Longsor Lahan Poligon D0001 Longsor klasifikasi longsor lahan

Erosi Poligon E0001 CL_ero skor erosi untuk pemodelan lahan kritis

Rawan Bencana Banjir Poligon F0001

Geologi Poligon G0001 D_geo skor geologi untuk pemodelan longsor

GERHAN Poligon

Infiltrasi Poligon I0001 C_inf skor infiltrasi untuk pemodelan banjir limpasan

Kemampuan Lahan Poligon KL0001 Kemampuan kelas kemampuan lahan

Penggunaan Lahan Poligon L0001 CP

indeks penggunaan lahan untuk pemodelan erosi

Page 39: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

34

Nama Layer Jenis Unsur Nama File Field Keterangan Field

D_man skor manajemen lahan untuk pemodelan longsor

PL2 klasifikasi penggunaan lahan tahun terakhir

Penggunaan Lahan (tahun sebelumnya) Poligon L0002 PL1

klasifikasi penggunaan lahan tahun sebelumnya

Manajemen Lahan Poligon M0001 CL_man skor manajemen lahan untuk pemodelan lahan kritis

Kawasan Lindung dan Penyangga Poligon P0001 Hutan Lindung Poligon PF0001 Produktivitas Lahan Poligon PR0001 CL_prod

skor produktivitas lahan untuk pemodelan lahan kritis

Hujan Poligon R0001 arah_ch skor curah hujan untuk pemodelan arahan fungsi lahan

R erosivitas hujan

D_Huj skor curah hujan untuk pemodelan longsor

Tanah Poligon S0001 arah_t skor tanah untuk pemodelan arahan fungsi lahan

K erodibilitas tanah

D_KD skor kedalaman solum tanah untuk pemodelan longsor

Pola Aliran Poligon SD0001 C_ka skor kerapatan aliran untuk pemodelan banjir limpasan

Lereng Poligon SL0001 arah_l skor kelerengan untuk pemodelan arahan fungsi lahan

LS indeks kelerengan untuk pemodelan erosi

CL_ler skor kelerengan untuk pemodelan lahan kritis

D_ler skor kelerengan untuk pemodelan longsor

C_ler skor kelerengan untuk pemodelan banjir limpasan

Page 40: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

35

Nama Layer Jenis Unsur Nama File Field Keterangan Field

Batuan Poligon ST0001 CL_bat skor batuan untuk pemodelan lahan kritis

Batas Sub-DAS Poligon SW0001

Tutupan Lahan Poligon T0001 CL_veg skor tutupan lahan (vegetasi) untuk pemodelan lahan kritis

C_veg

skor tutupan lahan (vegetasi) untuk pemodelan banjir limpasan

Batas DAS Poligon W0001 L_das luas DAS (meter persegi) Arahan Fungsi Lahan Poligon Z0001 RTk RHL DAS Poligon RR0001

Tabel 2. Standarisasi Data Spasial: Data Aplikasi Pemodelan

Arahan Fungsi

Nama File Nama Field

Type Field

Lebar Field Keterangan

Jenis Unsur Satuan

S0001 Arah_T Numeric

Skor Tanah untuk pemodelan Arahan Fungsi Polygon

R0001 Arah_CH Numeric

Skor Curah Hujan untuk pemodelan Arahan Fungsi Polygon

SL0001 Arah_L Numeric

Skor Lereng untuk pemodelan Arahan Fungsi Polygon

Erosi

Nama File Nama Field

Type Field

Lebar Field Keterangan

Jenis Unsur

R0001 R Numeric Skor Erosivitas untuk pemodelan Erosi Polygon mm/tahun

S0001 K Numeric Skor Erodibilitas untuk pemodelan Erosi Polygon

SL0001 LS Numeric Skor Panjang Lereng untuk pemodelan Erosi Polygon

L0001 CP Numeric Skor Croping Pattern untuk pemodelan Erosi Polygon

Page 41: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

36

Lahan Kritis

Nama File Nama Field

Type Field

Lebar Field Keterangan

Jenis Unsur

T0001 CL_VEG Numeric Skor Vegetasi untuk pemodelan Lahan Kritis Polygon

SL0001 CL_LER Numeric Skor Lereng untuk pemodelan Lahan Kritis Polygon

E0001 CL_ERO Numeric Skor Erosi untuk pemodelan Lahan Kritis Polygon

PR0001 CL_PROD Numeric

Skor Produktifitas untuk pemodelan Lahan Kritis Polygon

ST0001 CL_BAT Numeric Skor Batuan untuk pemodelan Lahan Kritis Polygon

M0001 CL_MAN Numeric

Skor Manajement untuk pemodelan Lahan Kritis Polygon

Longsor

Nama File Nama Field

Type Field

Lebar Field Keterangan

Jenis Unsur

R0001 D_HUJ Numeric

Skor Curah Hujan untuk pemodelan Longsor Polygon

SL0001 D_LER Numeric Skor Lereng untuk pemodelan Longsor Polygon

G0001 D_GEO Numeric Skor Geologi untuk pemodelan Longsor Polygon

S0001 D_KD Numeric

Skor Kedalaman Solum untuk pemodelan Longsor Polygon

L0001 (M0001) D_MAN Numeric

Skor Manajement untuk pemodelan Longsor Polygon

Limpasan

Nama File Nama Field

Type Field

Lebar Field Keterangan

Jenis Unsur

SL0001 C_LER Numeric Skor Lereng untuk pemodelan Limpasan Polygon

I0001 C_INF Numeric Skor Infiltrasi untuk pemodelan Limpasan Polygon

T0001 C_VEG Numeric Skor Vegetasi untuk pemodelan Limpasan Polygon

SD0001 C_KA Numeric

Skor Kerapatan Aliran untuk pemodelan Limpasan Polygon

Page 42: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

37

Peta Dasar

Nama File Nama Field

Type Field

Lebar Field Keterangan

Jenis Unsur

A0001(point) K_unsur String Kode Unsur Ibukota: Point

20001 Kode unsur ibu kota kabupaten

20011 Kode unsur ibu kota kecamatan

20111 Kode unsur ibu kota desa

Ibukota String Ibu kota kabupaten, kecamatan, desa

A0001(line) K_unsur String Kode Unsur batas administrasi: Polyline

21000 Kode unsur administrasi provinsi

21100 Kode unsur administrasi kabupaten

21110 Kode unsur administrasi kecamatan

21111 Kode unsur administrasi desa

Peta Dasar Nama Field

Type Field

Lebar Field Keterangan

Jenis Unsur

H0001 K_unsur String Kode Unsur sungai: Polyline

61000 Kode unsur sungai besar

62000 Kode unsur sungai kecil

SW0001 Subdas String Batas Sub Daerah Aliran Sungai Polygon

W0001 L_das Number

K0001 K_unsur String Kode Unsur komunikasi (jalan): Polyline

22100 Kode unsur jalan arteri

22120 Kode unsur jalan lokal

22130 Kode unsur jalan setapak

22140 Kode unsur jalan tanah

22150 Kode unsur jalan kereta api

Page 43: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

38

Tabel 3. Standarisasi Data Pemodelan Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Daya Dukung Lahan

Nama File Nama Field

Type Field

Lebar Field Keterangan

Jenis Unsur

lahan_kritis kode_krtis String 2 K5, K4, K3, K2, K1 Polygon

produktivitas_lahan kode_prod String 2 p1, p2, p3, p4, p5 Polygon

kemampuan_lahan kemampuan String 10

rendah, sedang, tinggi Polygon

Kerentanan Lahan

Nama File Nama Field

Type Field

Lebar Field Keterangan

Jenis Unsur

erosi kode_erosi String 2 e5, e4, e3, e2, e1 Polygon

longsor kode_lgsr String 2 L5, L4, L3, L2, L1 Polygon

banjir kode_bnjr String 2 tidak didefinisikan Polygon

Pengelolaan Lahan

Nama File Nama Field

Type Field

Lebar Field Keterangan

Jenis Unsur

manajemen_lahan kode_man String 2

m1, m2, m3 (buruk, sedang, baik) Polygon

Prioritas Lokasi

Nama File Nama Field

Type Field

Lebar Field Keterangan

Jenis Unsur

daya_dukung_lahan P_DLL String 2 P1, P2, P3, N Polygon kerentanan_lahan P_KL String 2 P1, P2, P3, N Polygon pengelolaan_lahan P_PL String 2 P1, P2, P3, N Polygon

Prioritas Penanganan Pengelolaan Lokasi

Nama File Nama Field

Type Field

Lebar Field Keterangan

Jenis Unsur

dayadukung_kerentanan_pengelolaan P_DDLKP String 2 P1, P2, P3, N Polygon

Z0001 Arahan String 50

Arahan Fungsi Penggunaan Lahan Polygon

Page 44: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

39

Tabel 4. Contoh pengisian tabel pemodelan RHL

lahan_kritis

produktivitas_lahan

kemampuan_lahan

Erosi

Longsor

Banjir

manajemen_lahan

kerentanan_lahan

Page 45: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

40

pengelolaan_lahan

dayadukung_kerentanan_pengelolaan

Z0001

Mengubah Path APR untuk diaplikasikan pada beberapa DAS secara bersamaan pada perangkat lunak ArcView GIS 3.x. Langkah 1. Cari path C:\\ssop\\vektor diganti dengan C:\\ssop\\vektor_das01. Atau diganti sesuai nama DAS masing-masing.

Page 46: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

41

Langkah 2. Cari path C:/ssop/vektor diganti dengan C:/ssop/vektor_das01. Atau diganti sesuai nama DAS masing-masing.

Page 47: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

42

Page 48: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

43

BAB. IV. PARAMETER

Tabel 5. Faktor Karakteristik DAS Sebagai Penciri Daerah Rawan Banjir Limpasan Perolehan Datanya

No. Parameter Besaran Kategori Nilai Skor Teknik Perolehan Data

Keterangan

1 Lereng > 30% 10 – 30% 5 – 10% 0 – 5%

curam berbukit

bergelombang relatif datar

40 30 20 10

Secara manual dengan peta topografi/RBI

DEM

peta Topografi/RBI

otomatis dengan data RBI & program ArcView

2 Tutupan Vegetasi Veg kerptan tinggi

Veg kerptan sedang

Veg kerptan jarang

Permukiman permukaan diperkeras

Rendah

Sedang

Tinggi

Tinggi

5

10

15

20

Interpretasi citra satelit

Citra Satelit, misal Ikonos atau Aster

3 Infiltrasi Tanah (Jenis Tanah)

Teks kasar Teks geluh Teks halus Teks liat

Ekstrim Cepat

Sedang Lambat

20 15 10 5

Interpretasi citra/peta

Lapangan

Citra satelit/foto udara

Ring infiltro-meter Peta jenis tanah

4 Timbunan di permukaan (pola aliran)

Selalu tergenang Dijumpai depresi

permukaan, danau&rawa

Sistem saluran cukup baik

Pengeringan terlalucepat

Tinggi

Normal

Rendah

Diabaikan

5

10

15

20

Berdasarkan klasifikasi bentuk lahan di Indonesia

Peta geomorfologi citra satelit/foto

udara

Sumber : Ven T. Chow, 1964

Page 49: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

44

Tabel 6. Data dan Cara Perolehannya untuk Daerah Rawan Erosi

No Parameter Besaran Kategori Nilai Skor Teknik Perolehan Data

Keterangan

1 Faktor erosivitas hujan (R)

(KJ/ha/thn)

- - - Interpretasi peta dan menggunakan

rumus

Peta erosivitas hujan

2 Faktor erodibilitas tanah (K) (ton/KJ)

Tanah loam (0,49) Tanah pasir (0,34) Tanah kapur (0,28)

Tanah lempung (0,18)

Tinggi Sedang Rendah

Sangat rendah

4 3 2 1

Menggunakan nomograf dan

rumus

Tabel struktur tanah, permeabilitas tanah,

tekstur tanah

3 Faktor panjang

&kemiringan lereng (LS)

- - - Menggunakan nomograf dan

rumus

Dibedakan antara kemiringan lereng < 22% dan > 22%

4 Faktor tanaman

penutup & manajemen

tanaman

- - - Menggunakan tabel pengelolaan

tanaman

Tabel nilai faktor C

(pengelolaan tanaman)

5 Faktor konservasi tanah (P)

- - - Menggunakan tabel

Tabel nilai faktor P untuk berbagai

tindakan konservasi 6 Indeks erosi

(IE) Sangat rendah

Rendah Sedang Tinggi

Sangat tinggi

0 < IE ≤ 0,5 0,5 < IE ≤ 1,5 1 < IE ≤ 1,5 1,5 < IE ≤ 2

IE > 2

1 2 3 4 5

IE= PE T

IE=∑ ( Ai x IE i ) A

IE= PE i / Ti Dan prediksi erosi

dengan USLE

IE=Indeks erosi DAS PE i=Prediksi erosi dengan USLE pada

land unit ke i (mm/th) IE i=Indeks erosi pada

land unit ke i A= Luas DAS (ha);

Ai=luas land unit ke i T=Erosi yang

diperkenankan dalam DAS (tergantung

solum tanah) Ti=Erosi yang

diperkenankan pada land unit ke i

-

Tabel 7. Penilaian Kelas Kemiringan Lereng (LS)

Kemiringan Lereng % Penilaian

0 – 5 0,25

5 – 15 1,20

15 – 35 4,25

35 – 50 9,50

> 50 12,00

Page 50: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

45

Tabel 8. Penilaian Kelas CP

No. Konservasi dan Pengelolaan Tanaman Nilai CP 1. Hutan:

a. Tidak terganggu 0,01 b. Tanpa tumbuhan bawah, dengan serasah 0,05 c. Tanpa tumbuhan bawah, tanpa serasah 0,50

2. Semak: a. Tidak terganggu 0,01 b. Sebagian berumput 0,10

3. Kebun: a. Kebun-talun 0,02 b. Kebun-pekarangan 0,20

4. Perkebunan: a. Penutupan tanah sempurna 0,01 b. Penutupan tanah sebagian 0,07

5. Rerumputan: a. Penutupan tanah sempurna 0,01 b. Penutupan tanah sebagian, ditumbuhi Alang-

alang 0,02

c. Alang-alang: pembakaran sekali setahun 0,06 d. Serai wangi 0,65

6. Tanaman Pertanian: a. Umbi-umbian 0,51 b. Biji-bijian 0,51 c. Kacang-kacangan 0,36 d. Campuran 0,43 e. Padi irigasi 0,02

7. Perladangan: a. 1 tahun tanam, 1 tahun bero 0,28 b. 1 tahun tanam, 2 tahun bero 0,19

Pertanian dengan Konservasi:

a. Mulsa 0,14

b. Teras bangku 0,04

8.

c. Contour cropping 0,14

9. Permukiman -menyesuaikan-

Page 51: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

46

Tabel 9. Data dan Cara Perolehannya untuk Daerah Rawan Longsor

No Parameter Besaran Kategori Nilai Skor Teknik Perolehan Data

Keterangan

1 Hujan harian kumulatif 3

hari berurutan (mm/3hari)

< 50 50 – 99

100 – 199 200 – 300

> 300

Rendah Agak Rendah

Sedang Agak Tinggi

Tinggi

1 2 3 4 5

- data hujan harian stasiun hujan yang ada di DAS

- dipilih curah hujan berurutan 3 hari tertinggi

- data 10th terakhir - dihitung rata-ratanya, jika >1 stasiun hujan

2 Lereng lahan (%)

< 15 15 – 24 25 – 44 45 – 65 > 65

Rendah Agak Rendah

Sedang Agak Tinggi

Tinggi

1 2 3 4 5

- secara manual dg peta topografi : S= (cxl)/A

- secara otomatis dg peta RBI digital &program ArcView

- c = interval kontur (m) - l = total panj.kontur (m) A = luas DAS (m2)

3 Geologi (batuan)

Dataran aluvial Perbukitan kapur Perbukitan granit

Perbukitan bat.sedimen Bukit basal-clay shale

Rendah Agak Rendah

Sedang Agak Tinggi

Tinggi

1 2 3 4 5

Jenis bahan/batuan induk - peta geologi DAS

4 Kedalaman tanah (regolit) sampai lapisan

kedap (m)

< 1 1 – 2 2 – 3 3 – 5 > 5

Rendah Agak Rendah

Sedang Agak Tinggi

Tinggi

1 2 3 4 5

- identifikasi kedalaman regolit (m) pada jenis tanah yang ada di DAS

- peta jenis tanah - profil tanah - bor tanah

5 Penggunaan lahan

Hutan alam Hutan/perkebunan

Semak/belukar/rumput Tegal/pekarangan

Sawah/permukiman

Rendah Agak Rendah

Sedang Agak Tinggi

Tinggi

1 2 3 4 5

Data jenis & luas penutupan lahan di DAS

- peta Landuse/RBI - Citra satelit/ Foto Udara

Sumber : Paimin dkk, 2006

Page 52: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

47

Tabel 10. Arahan Fungsi

No. PARAMETER BESARAN KATEGORI NILAI SKOR Teknik

Perolehan Data Keterangan

Aluvial, Gleisol,Planosol, Hidromorf kelabu, Laterik

1. Tidak Peka 15

Latosol 2. Kurang Peka 30 Brown forest soil, non calcic brown, mediteran

3. Agak Peka 45

Andosol, Laterit, Podsol, Grumusol, Podsolik

4. Peka 60

1. JENIS TANAH

Regosol, Litosol, Organosol, Renzina

5. Sangat Peka 75

Penilaian berdasarkan Peta Tanah

< 8 % 1. Datar 20 8,01 – 15 % 2. Landai 40 15,01 – 25 % 3. Agak curam 60 25,01 – 40 % 4. Curam 80

2. Kemiringan lereng

> 40 % 5. Sangat curam 100

Pemrosesan data digital kontur menggunakan 3D analyst dalam SIG

s/d – 13,60 1. Sangat Rendah 10 13,61 – 20,70 2. Rendah 20 20,71 – 27,70 3. Sedang 30 27,71 – 34,80 4.Tinggi 40

3. Intensitas Hujan (mm/hari)

34,81 atau lebih 5. Sangat Tinggi 50

Pemrosesan Data Stasiun Hujan

Kriteria Arahan fungsi Skor Total > 175

Kawasan Lindung

Skor Total 125 - 175

Kawasan Penyangga

Skor Total 0-124, dan lereng lebih besar 8%

Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan

Skor Total 0-124, dan lereng sama dengan atau lebih kecil dari 8%

Kawasan Budidaya Tanaman Semusim dan Permukiman

Page 53: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

48

Tabel 11. Data Dan Cara Perolehannya Untuk Lahan Kritis Pada Fungsi Kawasan Lindung Di Dalam Kawasan Hutan

No. PARAMETER BESARAN KATEGORI NILAI SKOR Teknik Perolehan

Data Keterangan

1. > 80 % 1. Sangat baik 5 61 – 80 % 2. Baik 4 41 – 60 % 3. Sedang 3 21 – 40 % 4. Buruk 2

Penutupan lahan

(50)

< 20 % 5. Sangat buruk 1

Pemrosesan Citra Digital menggunakan transformasi NDVI

Dinilai berdasarkan prosentase penutupan tajuk pohon

2. < 8 % 1. Datar 5 8 – 15 % 2. Landai 4 16 – 25 % 3. Agak curam 3 26 – 40 % 4. Curam 2

Kemiringan lereng

(20)

> 40 % 5. Sangat curam 1

Pemrosesan data digital kontur menggunakan 3D analyst dalam SIG

1. Sangat Ringan (SR) 5 3.

2. Ringan (R) 4

3. Sedang (S) 3 4. Berat (B) 2 5. Sangat berat (SB) 1

Erosi (20)

Kelas Erosi Solum Tanah (cm)

I < 15

II 15-60

III 60-180

IV 180-480

V >480

Erosi (ton/ha/tahun) Dalam > 90

SR R S B SB

Sedang 60-90 R S B SB SB

Dangkal 30-60

S B SB SB SB

Sangat dangkal

<30 B SB SB SB SB

Overlay antara Peta Erosi hasil perhitungan USLE dengan Peta Kedalaman Solum Tanah

4. Penerapan teknologi konservasi tanah lengkap dan

sesuai Petunjuk Teknis*) 1. Baik 5

Tidak lengkap atau tidak dipelihara 2. Sedang

3

Manajemen (10)

Tidak ada 3. Buruk

1

Survei lapangan *) Tata batas ada, ada pengawas, dan dilaksanakan penyuluhan

Page 54: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

49

Tabel 12. Data Dan Cara Perolehannya Untuk Lahan Kritis Pada Fungsi Kawasan Budidaya Usaha Pertanian

No. PARAMETER BESARAN KATEGORI NILAI SKOR Teknik Perolehan Data

Keterangan

> 80 % 1. Sangat tinggi 5 61 – 80 % 2. Tinggi 4 41 – 60 % 3. Sedang 3 21 – 40 % 4. Rendah 2

1. Produktivitas*) (30)

< 20 % 5. Sangat rendah 1

Pemrosesan Citra Digital dan analisis data sekunder (productivitas sector pertanian)

*)Dinilai berdasarkan ratio terhadap produksi komoditi umum optimal pada pengelolaan tradisional

< 8 % 1. Datar 5 8 – 15 % 2. Landai 4 16 – 25 % 3. Agak curam 3 26 – 40 % 4. Curam 2

2. Kemiringan Lereng

(20)

> 40 % 5. Sangat curam 1

Pemrosesan data digital kontur menggunakan 3D analyst dalam SIG

1. Sangat Ringan (SR) 5

2. Ringan (R) 4

3. Sedang (S) 3

4. Berat (B) 2

3. Erosi (15)

Kelas Erosi Solum Tanah (cm)

I < 15

II 15-60

III 60-180

IV 180-480

V >480

Erosi (ton/ha/tahun) Dalam > 90 SR R S B SB

Sedang 60-90

R S B SB SB

Dangkal 30-60 S B SB SB SB

Sangat dangkal

<30 B SB SB SB SB

5. Sangat berat (SB) 1

Overlay antara Peta Erosi hasil perhitungan USLE dengan Peta Kedalaman Solum Tanah

< 10 % Permukaan lahan tertutup batuan 1. Sedikit 5 10 – 30 % Permukaan lahan tertutup batuan 2. Sedang 3

4. Batu-batuan (5)

> 30 % Permukaan lahan tertutup batuan 3. Banyak 1

Interpretasi Citra satelit dan survey

lapangan

Penerapan teknologi konservasi tanah lengkap dan sesuai Petunjuk Teknis

1. Baik 5

Tidak lengkap atau tidak dipelihara 2. Sedang 3

5. Manajemen (30)

Tidak ada 3. Buruk 1

Interpretasi Citra Penginderaan Jauh

dan Survei lapangan

Page 55: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

50

Tabel 13. Data Dan Cara Perolehannya Untuk Lahan Kritis Pada Fungsi Kawasan Lindung Di Luar Kawasan Hutan

No. PARAMETER BESARAN KATEGORI NILAI SKOR Teknik Perolehan Data

Keterangan

> 80 % 1. Sangat baik 5 62 – 80 % 2. Baik 4 42 – 60 % 3. Sedang 3 22 – 40 % 4. Buruk 2

1. Penutupan Lahan

(50)

< 20 % 5. Sangat buruk 1

Pemrosesan Citra Digital dan analisis data sekunder (productivitas sector pertanian)

Dinilai berdasarkan prosentase penutupan tajuk pohon

< 8 % 1. Datar 5 9 – 15 % 2. Landai 4 17 – 25 % 3. Agak curam 3 27 – 40 % 4. Curam 2

2. Kemiringan lereng

(10)

> 40 % 5. Sangat curam 1

Pemrosesan data digital kontur menggunakan 3D analyst dalam SIG

1. Sangat Ringan (SR)

5

2. Ringan (R) 4

5. Sangat berat (SB) 1

3. Erosi (10)

Kelas Erosi Solum Tanah (cm)

I < 15

II 15-60

III 60-180

IV 180-480

V >480

Erosi (ton/ha/tahun) Dalam > 90 SR R S B SB

Sedang 60-90 R S B SB SB

Dangkal 30-60 S B SB SB SB

Sangat dangkal

<30 B SB SB SB SB

Overlay antara Peta Erosi hasil perhitungan USLE dengan Peta Kedalaman Solum Tanah

Penerapan teknologi konservasi tanah lengkap dan sesuai Petunjuk Teknis

1. Baik 5

Tidak lengkap atau tidak dipelihara 2. Sedang 3

4. Manajemen (30)

Tidak ada 3. Buruk 1

Interpretasi Citra Penginderaan Jauh dan

Survei lapangan

Page 56: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

51

Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL)

1. Penentuan Prioritas Lokasi Rehabilitasi Hutan dan Lahan 1.1. Penentuan Prioritas Faktor Pendukung Lokasi Rehabilitasi Hutan dan Lahan a. Faktor Daya Dukung Lahan

Prioritas RHL terhadap Daya Dukung Lahan P1 P2 P3 N

Lahan Kritis K4, K5 K3 K2 K1 Produktivitas Lahan p1 p2 p3 p4, p5 Kemampuan Lahan Rendah Sedang (tergantung kondisi) Sedang (tergantung kodisi) Tinggi Keterangan: Penentuan lokasi berdasarkan harga mutlak bobot tertinggi.

b. Faktor Kerentanan Lahan Prioritas RHL terhadap Kerawanan Lahan

P1 P2 P3 N Erosi e4, e5 e3 e2 e1 Longsor L4, L5 L3 L2 L1 Banjir Tidak didefinisikan Tidak didefinisikan Tidak didefinisikan Tidak didefinisikan Keterangan: Penentuan lokasi berdasarkan harga mutlak bobot tertinggi.

c. Faktor Pengelolaan Lahan Prioritas RHL terhadap Pengelolaan Lahan

P1 P2 P3 N Manajemen Buruk Sedang (tergantung

kondisi) Sedang (tergantung kondisi)

Baik

Page 57: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

52

1.2. Penentuan Prioritas Lokasi RHL Prioritas Lokasi RHL

P1 P2 P3 N Daya Dukung Lahan Kerentanan Lahan Manajemen

P1 *)

P2 *)

P3 *)

N *)

Keterangan: *) Penentuan lokasi berdasarkan harga mutlak bobot tertinggi.

2. Penentuan Prioritas Penanganan Pengelolaan Lokasi RHL Prioritas Penanganan Pengelolaan

P1 P2 P3 N Kawasan Lindung 1 2 3 5 Kawasan Penyangga 2 3 4 5 Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan

2 3 4 5

Kawasan Budidaya Tanaman Semusim dan Permukiman

3 4 5 5

Keterangan: 1 : Daerah perlu penanganan secara cepat dan serius. 2 : Daerah perlu penanganan secara cepat dan serius. 3 : Daerah perlu penanganan secara cepat dan serius. 4 : Daerah tidak perlu ditangani tetapi daerah dengan pertimbangan tertentu dapat ditangani. 5 : Daerah tidak perlu ditangani sama sekali.

Page 58: PETUNJUK TEKNIS SISTEM STANDAR OPERASI …bpdashl-cimanukcitanduy.com/wp-content/uploads/2016/05/LAMPIRAN... · ruang di wilayah sekitar kawasan bencana alam ... Standar Operasi Prosedur

Lampiran Juknis SSOP Banjir dan Tanah Longsor

Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial

53

BAB. V. FORMAT PELAPORAN

Untuk keperluan administrasi dan memudahkan BPDAS dalam

membuat laporan kegiatan penyusunan data SSOP Penanggulangan banjir

dan tanah longsor, maka diperlukan format pelaporan yang seragam, yang

outlinenya adalah sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

I.2. Maksud dan Tujuan

I.3. Sasaran

BAB II. METODOLOGI

BAB III. HASIL ANALISA SSOP

BAB IV. KESIMPULAN

LAMPIRAN