petunjuk teknis dak bidang jalan dan jembatan 15 maret 2012 final 3.pptx

61
Batam, Tanggal 15 Maret 2012 DIREKTORAT BINA PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA PETUNJUK TEKNIS DAK INFRASTRUKTUR BIDANG JALAN DAN JEMBATAN

Upload: agustinus-joko

Post on 08-Jul-2016

257 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

Batam, Tanggal 15 Maret 2012

DIREKTORAT BINA PROGRAMDIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

PETUNJUK TEKNIS DAK INFRASTRUKTUR BIDANG JALAN DAN JEMBATAN

Page 2: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

Visi, Misi dan Sasaran Renstra Ditjen Bina Marga tahun 2010 - 2014;

Struktur Organisasi Ditjen Bina Marga; Petunjuk Teknis Penggunaan DAK;

– Pemrograman dan Penganggaran;– Perencanaan Teknik Jalan;– Pelaksanaan Konstruksi;– Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan.

OUTLINE

Page 3: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

VISI, MISI DAN SASARAN RENSTRA DITJEN BINA MARGA

TAHUN 2010 - 2014

Page 4: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

Visi:

Misi:

• Terwujudnya sistem jaringan jalan yang andal, terpadu dan berkelanjutan di seluruh wilayah nasional untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial

• Mewujudkan jaringan Jalan Nasional yang berkelanjutan dengan mobilitas, aksesibilitas dan keselamatan yang memadai, untuk melayani pusat-pusat kegiatan nasional, wilayah dan kawasan strategis nasional

• Mewujudkan jaringan Jalan Nasional bebas hambatan antar-perkotaan dan di kawasan perkotaan yang memiliki intensitas pergerakan logistik tinggi yang menghubungkan dan melayani pusat-pusat kegiatan ekonomi utama nasional

• Memfasilitasi agar kapasitas Pemerintah Daerah meningkat dalam menyelenggarakan jalan daerah yang berkelanjutan dengan mobilitas, aksesibilitas dan keselamatan yang memadai

RENSTRA DITJEN BINA MARGATAHUN 2010 - 2014

Page 5: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

1. Prosentase jaringan jalan dalam kondisi mantap meningkat menjadi 94%;

2. Panjang jalan yang mendapat peningkatan kapasitas sepanjang 19.370 km atau bertambah 13.000 lajur-km;

3. Fasilitasi Penyelenggaraan Jalan Daerah untuk menuju kondisi mantap menjadi 60%.

5

SASARAN RENSTRA DITJEN BINA MARGATAHUN 2010 - 2014

Page 6: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

STRUKTUR ORGANISASIDITJEN BINA MARGA

Page 7: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

BALAIBALAI

DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL

DIREKTORATBINA PELAKSANAAN

WILAYAH I

DIREKTORATBINA PELAKSANAAN

WILAYAH II

DIREKTORATBINA PELAKSANAAN

WILAYAH IIIDIREKTORAT BINA TEKNIK

DIREKTORAT BINA PROGRAM

BALAI

JABATAN FUNGSIONAL

STRUKTUR ORGANISASIDITJEN BINA MARGA

7

Page 8: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

TUGAS POKOK DAN FUNGSI TERKAIT DAK

DIREKTORAT BINA PELAKSANAAN WILAYAH –I, II & III Penyiapan rencana kegiatan penyelenggaraan jalan nasional dan

pembinaan teknik termasuk bimbingan teknis penyelenggaraan jalan provinsi, kabupaten, kota dan desa;

Penilaian usulan program penanganan jalan provinsi, kabupaten, kota dan desa yang dibiayai oleh Dana Alokasi Khusus dan dana pusat lainnya;

Cakupan wilayah Direktorat Bina Pelaksanaan Wilayah – I meliputi : Provinsi Aceh, Sumut, Sumbar, Kepri, Riau, Jambi, Sumsel, Babel, Bengkulu & Lampung.

Cakupan wilayah Direktorat Bina Pelaksanaan Wilayah – II meliputi : Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Bali, NTT, NTB, Kalbar, Kalteng, Kaltim & Kalsel.

Cakupan wilayah Direktorat Bina Pelaksanaan Wilayah – III meliputi : Provinsi Sulut, Gorontalo, Sulsel, Sulbar, Sultra, Sulteng, Maluku, Maluku Utara, Papua & Papua Barat

8

Page 9: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

TUGAS POKOK DAN FUNGSI TERKAIT DAK

DIREKTORAT BINA PROGRAMPenyusunan pedoman kebijakan dan strategi penyelenggaraan serta penyiapan pengaturan dan pembantuan pembiayaan jalan provinsi, kabupaten, kota dan desa;

DIREKTORAT BINA TEKNIKPenyusunan dan Pengembangan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria teknis jalan serta pembinaan teknik jalan;

BALAI BESAR/BALAI PELAKSANAAN JALAN NASIONALMelalui Satker Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional (P2JN) memberikan saran teknis penyelenggaraan jalan provinsi, kabupaten, kota dan desa;

9

Lanjutan ……

Page 10: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

KEBIJAKAN UMUM PENYELENGGARAAN JALAN

Page 11: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

Memadukan sistem jaringan jalan dengan kebijakan tataruang wilayah nasional, sebagai acuan pengembangan wilayah.

Mempertahankan kinerja prasarana jalan yang telah terbangun dengan mengoptimalkan penanganan jalan.

Membuka dan meningkatkan aksesibilitas terhadap pengembangan wilayah

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN JALAN

11

Page 12: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN JALAN

DAK Bidang Infrastruktur diarahkan untuk membiayai kebutuhan fisik sarana dan prasarana dasar yang menjadi kewenangan daerah namun merupakan program prioritas nasional Bidang Infrastruktur.

KEBIJAKAN UMUM DAK

12

Lanjutan ……

Page 13: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

Jenis kegiatan yang diijinkan, Pemeliharaan Berkala/Rehabilitasi Jalan/ Jembatan, Penggantian Jembatan, Peningkatan Jalan, dan Penyelesaian Pembangunan Jalan/Jembatan.

Ruas jalan provinsi dan kabupaten/kota yang dapat ditangani adalah ruas-ruas jalan sebagaimana telah ditetapkan atau dalam proses penetapan oleh Gubernur/ Bupati/ Walikota. (PP No. 34, Thn. 2006, Tentang Jalan, psl. 62)

KEBIJAKAN DAK INFRASTRUKTUR SUB BIDANG JALAN

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN JALAN

Meningkatkan integrasi fungsi jaringan jalan Meningkatkan akses ke daerah-daerah potensial Membuka daerah terisolasi dan terpencil Mendukung pengembangan kawasan perbatasan dan parawisata

PROGRAM PRIORITAS NASIONAL SUB BIDANG JALAN

13

Lanjutan ……

Page 14: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DAK

Page 15: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

DASAR HUKUM PENYELENGGARAN JALAN DAN PETUNJUK TEKNIS DAK

Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan serta Peraturan Pemerintah No.34 Tahun 2006 Tentang Jalan, digunakan sebagai acuan hukum dalam kaitan pembagian wewenang antara Pemerintah (Pusat) dengan Pemerintah Kabupaten/Kota.

Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan, sebagai acuan dalam Sistem jaringan jalan, Fungsi Jalan, Status jalan dan wewenang serta Persyaratan Teknis Jalan.

Permen PU No. 15 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur, digunakan sebagai pedoman bagi kementerian, Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, penilaian kinerja, pemanfaatan serta pembinaan dari segi teknis terhadap kegiatan yang dibiayai melalui DAK bidang infrastruktur.

15

Page 16: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DAK SUB BIDANG JALAN

Petunjuk Teknis Sub bidang Jalan (Permen PU No. 15 tahun 2010) disusun untuk menunjang pelaksanaan kegiatan pemanfaatan dan pelaksanaan DAK yang meliputi:

1. Pemrograman dan Penganggaran;2. Perencanaan Teknis Jalan;3. Pelaksanaan Konstruksi;4. Monitoring, Evaluasi Pelaksanaan dan Pelaporan;5. Penilaian Kinerja.

16

Page 17: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

PEMROGRAMAN DAN PENGANGGARAN

Page 18: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

18

PEMOGRAMAN DAN PENGANGGARAN

Pemograman dan Penganggaran diutamakan untuk mendukung penanganan: Program-program prioritas nasional :

– Konektivitas Domestik (Locally integrated dan globally connected);– Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

(MP3EI) pada 6 Koridor Ekonomi (Koridor 1 : Pantai Timur Sumatera-Jawa Bagian Barat; Koridor 2 : Pulau Jawa & Jabodetabek; Koridor 3 : Kalimantan; Koridor 4 : Sulawesi – Maluku Utara; Koridor 5 : Bali – Nusa Tenggara; Koridor 6 : Papua – Maluku);

– Perbatasan dan Pulau Terluar Preservasi jalan; Penyelesaian paket-paket yang sedang berjalan (rounding up) sehingga dapat

berfungsi; Penanganan pembangunan yang selektif; Kegiatan yang telah disepakati dalam Rencana dan Program Investasi Jangka

Menengah (RPIJM) bidang Infrastruktur.

Page 19: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

19

PEMOGRAMAN DAN PENGANGGARAN

Pemograman dan Penganggaran meliputi kegiatan:A. Penyusunan Daftar Ruas Jalan;B. Penyusunan Daftar Ruas Jalan Prioritas;C. Penyusunan Program Penanganan;D. Penyusunan Rencana Kerja (RK).

Lanjutan ……

Page 20: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

20

Tahap awal penyusunan pemrograman dan penganggaran yang perlu dipersiapkan oleh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/kota adalah:1. Inventarisasi (Daftar Ruas Jalan) baik provinsi maupun

kabupaten/kota serta kondisi jalan (Form DD-1)2. Inventarisasi (Daftar Jembatan) baik provinsi maupun

kabupaten/kota serta kondisi jembatan (Form DD-2)

Lanjutan ……

PEMOGRAMAN DAN PENGANGGARAN

A. PENYUSUNAN DAFTAR RUAS JALAN

Page 21: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

21

Provinsi :

Kabupaten/Kota :

Tahun :

ASPAL TANAH/PENETRASI BELUM RUSAK RUSAKMACADAM TEMBUS RINGAN BERAT

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Catatan: Diisi hanya sekali saja pada triwulan I, kecuali ada perubahan

Keterangan:1 = No. Urut2 = diisi no ruas jalan provinsi, kabupaten / kota ybs (berdasarkan SK Gubernur untuk Jalan Provinsi dan SK Bupati/ Walikota Untuk Jalan Kabupaten/Kota)3 = diisi nama ruas jalan provinsi, kabupaten / kota ybs4 = diisi nama-nama kecamatan yang dilalui ruas jalan tersebut5 = diisi panjang ruas jalan tersebut dalam kilometer, contoh 23.506 = diisi lebar perkerasan jalan tersebut dalam meter, contoh 4.50

7 - 9 = diisi persentase tiap jenis permukaan dalam ruas ybs.10 - 13 = diisi prosentase jalan untuk masing-masing kondisi pada ruas jalan tersebut dalam persen

14 = diisi jumlah Lalu lintas harian rerata yang lewat pada ruas tersebut, contoh 550 kendaraan15 = Status jalan yang diakses oleh jalan tersebut, contoh Nasional, Provinsi, Kabupaten

TOTAL

FORM DD-1. DATA DASAR PRASARANA JALAN PROVINSI, KABUPTEN/KOTA

LHRRERATA

PANJANG TIAP JENIS PERMUKAAN (%)

NONO

RUASNAMA RUAS JALAN

KECAMATAN YANG DILALUI

PANJANG TIAP KONDISI (%)

BAIK SEDANG

PANJANG RUAS (KM)

LEBARRUAS

(M)

AKSES KE JALAN

N/P/KTELFORD/KERIKIL

Lanjutan ……

PEMOGRAMAN DAN PENGANGGARAN

Page 22: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

22

DD-2

Provinsi :

Kabupaten/Kota :

Tahun :

TIPE KONDISI TIPE KONDISI TIPE KONDISI TIPE KONDISI1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Catatan: Diisi hanya sekali saja pada triwulan I, kecuali ada perubahan

Keterangan:1 = No. Urut2 = diisi kode jembatan3 = diisi nama jembatan4 = diisi nama ruas jalan dimana jembatan berada5 = diisi panjang bentang jembatan dalam meter, contoh 24.506 = diisi lebar jembatan dalam meter, contoh 5.507 = diisi jumlah bentang jembatan8 = diisi tipe bangunan atas jembatan, contoh rangka baja, cable stayed9 = diisi kondisi bangunan atas jembatan, contoh baik, rusak ringan10 = diisi tipe bangunan bawah jembatan, contoh abutment, pilar beton11 = diisi kondisi bangunan bawah jembatan, contoh baik, rusak ringan12 = diisi tipe pondasi, contoh pondasi tiang pancang, pondasi sumuran13 = diisi kondisi pondasi, contoh scouring14 = diisi tipe lantai, contoh plat beton15 = diisi kondisi lantai, contoh: retak, terkelupas

LANTAI Ket.

FORM DD-2. DATA DASAR PRASARANA JEMBATAN PROVINSI, KABUPTEN/KOTA

NONO

JEMBATANNAMA

JEMBATANNAMARUAS

DIMENSI TIPE/KONDISIBANGUNAN ATAS BANGUNAN BAWAH PONDASIPANJANG

(M)LEBAR

(M)JUMLAH

BENTANG

Lanjutan ……

PEMOGRAMAN DAN PENGANGGARAN

Page 23: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

23

Setelah penyusunan Daftar Ruas Jalan, dilakukan penyusunan ruas jalan prioritas dari jalan provinsi dan jalan kabupaten/kota, yaitu penyusunan Daftar Ruas Jalan Prioritas yang merupakan prioritas nasional dengan mempertimbangkan aspek-aspek:

1. Peningkatan integrasi fungsi jalan; Penanganan jalan provinsi yang merupakan akses ke jalan nasional

atau strategis nasional; Penanganan jalan kabupaten/kota yang merupakan akses ke jalan

provinsi atau strategis provinsi serta akses ke jalan nasional atau strategis nasional;

2. Peningkatan akses-akses ke daerah potensial, membuka daerah terisolir, terpencil, penanganan daerah rawan bencana serta pendukung pengembangan kawasan perbatasan.

B. PENYUSUNAN DAFTAR RUAS JALAN PRIORITAS

PEMOGRAMAN DAN PENGANGGARAN

Page 24: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

24

PEMOGRAMAN DAN PENGANGGARAN

Lanjutan ……

Page 25: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

Integrasi/Konektivitas Jaringan Jalan

No. Ruas NamaRuas

TitikPangkalRuas

(Status)

Titik Ujung Ruas

(Status)

Pjgruas (m)

Lbrperkerasan (m)

KondisiSTA

Penanganan

Jenis Penangan

anKet

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

011 KarangAnyar KarangAnyar(K) Parampuan(P) 9,9 5 Rusak 0+00 -5+50 Berkala  

102 Pattimura Ahmad Yani(P) GatotSubroto(N) 24 5 Rusak

berat 2+00 - 9+50 Pening-katan  

121 Baleharjo - Praci Desa Bale Harjo(JlLingk.) Praci (P) 10 3,5 Rusak

berat7+00 - 10+00

Pening-katan

Lum-bung padi

Contoh :

PEMOGRAMAN DAN PENGANGGARAN

Lanjutan ……

Page 26: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

26

1. Program penanganan jalan ditentukan oleh tingkat kerusakan jalan (kondisi jalan).

2. Program penanganan terdiri dari:

C. PENYUSUNAN PROGRAM PENANGANAN

PEMOGRAMAN DAN PENGANGGARAN

PROGRAM/KEGIATANJALAN JEMBATAN

Pemeliharaan Berkala;Rehabilitasi; Peningkatan;Pembangunan

Pemeliharaan Berkala;Rehabilitasi;Penggantian;Pembangunan

Page 27: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

27

PENYUSUNAN PROGRAM PENANGANAN

Lanjutan ……

Langkah-langkah dalam penentuan Program Penanganan :

1. Untuk Program Penanganan Jalan Provinsi: Ruas-ruas prioritas yang ditangani diambil dari IRI atau RCI (Road

Condition Index) dengan melakukan survey kekasaran permukaan jalan secara visual melalui Tabel Penentuan Nilai RCI Berdasarkan Jenis Permukaan dan kondisi secara visual;

Menentukan kondisi ruas jalan berdasarkan nilai RCI dan volume lalu lintas berdasarkan Matriks Penentuan Kondisi Ruas Jalan dari Nilai RCI dan Volume Lalu Lintas;

Menentukan program penanganan ruas jalan berdasarkan kondisi sesuai Tabel Penyusunan Program Penanganan Jalan Provinsi

Page 28: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

28

PENYUSUNAN PROGRAM PENANGANAN

Lanjutan ……

NO JENIS PERMUKAAN KONDISI DITINJAU SECARA VISUAL NILAI RCI

1 Jalan tanah dengan drainase yang jelek, dan semua tipe permukaan yang bisa dialalui

T idak bisa dilalui0 - 2

2 Semua tipe perkerasan yang tidak diperhatikan sejak lama (4-5 tahun atau lebih)

Rusak berat, banyak lubang dan seluruh daerah perkerasan

2 - 3

3 PM lama, Latasbum lama, Batu kerikil Rusak bergelombang, banyak lubang 3 - 4

4 PM setelah pemakaian 2 tahun, Latasbum lama Agak rusak, kadang-kadang ada lubang, permukaan tidak rata

4 - 5

5 PM baru, Latasbum baru, Lasbutag setelah pemakaian 2 tahun

Cukup tidak ada atau sedikit sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata 5 - 6

6 Lapis tipis lama dari hotmix, Latasbum baru, Lasbutag baru

Baik6 - 7

7 Hotmix setelah 2 tahun, Hotmix tipis diatas PM Sangat baik, umumnya rata 7 - 8

8 Hotmix baru (Lataston, Laston), Peningkatan dengan menggunakan lebih dari 1 lapis

Sangat rata dan teratur8 - 10

Tabel Penentuan Nilai RCI Berdasarkan Jenis Permukaan dan Kondisi Secara Visual

Page 29: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

29

PENYUSUNAN PROGRAM PENANGANAN

Lanjutan ……

DARI KE 0 - 50 50 - 100 100 - 200 200 - 300 300 - 1.000 1.000 - 3.000 3.000 - 10.000 > 10.0007.61 ≤ RCI < 10.00 0 ≤ IRI < 3 B B B B B B B B7.26 ≤ RCI < 7.54 3 ≤ IRI < 3.5 B B B B B B B S6.93 ≤ RCI < 7.20 3.5 ≤ IRI < 4 B B B B B B S S5.74 ≤ RCI < 6.87 4 ≤ IRI < 6 B B B B B S S S4.76 ≤ RCI < 5.69 6 ≤ IRI < 8 B B B B S S S RR3.94 ≤ RCI < 4.71 8 ≤ IRI < 10 B B B S S S RR RR3.27 ≤ RCI < 3.91 10 ≤ IRI < 12 B B S S S RR RR RB2.24 ≤ RCI < 3.24 12 ≤ IRI < 16 B S S S RR RR RB RB1.54 ≤ RCI < 2.22 16 ≤ IRI < 20 S RR RR RR RR RB RB RB0.96 ≤ RCI < 1.53 20 ≤ IRI < 25 RR RR RR RR RB RB RB RB

≤ RCI < 0.94 IRI ≥ 25 RB RB RB RB RB RB RB RB

RCIIRI LALULINTAS HARIAN RATA-RATA TAHUNAN (LHRT) (DUA LAJUR DUA ARAH)

Matriks Penentuan Kondisi Ruas Jalan dari Nilai RCI dan Volume Lalu Lintas

Page 30: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

30

Tabel Penyusunan Program Penanganan Jalan Provinsi Berdasarkan Kondisi

PENYUSUNAN PROGRAM PENANGANAN

Kondisi Program PenangnaanBaik (B) Pemeliharaan Rutin (PR)Sedang (S)Rusak Ringan (RR)Rusak Berat (RB) Peningkatan (PK)

Pembangunan

Pemeliharaan Berkala (PM)/Rehabilitasi

Lanjutan ……

Page 31: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

31

PENYUSUNAN PROGRAM PENANGANAN

2. Untuk Program Penanganan Jalan Kabupaten/Kota Melakukan survey prosentase tingkat kerusakan untuk menentukan kondisi

ruas jalan yang dilakukan per 100 meter dengan kategori :

Lanjutan ……

JALAN BERASPAL JALAN TAK BERASPALA. Tampak permukaan/tekstut (tidak digunakan untuk penilaian)

B. Lubang-lubang F. Lubang-lubang

C. Legokan-legokan/amblas G. Titik-titik lembek

D. Retak-retak (tipe buaya) H. Erosi permukaan

E. Alur bekas roda (rusak tepi) I. Alur bekas roda

L. Bahu jalan J. Bergelombang

K. Kemiringan melintang K. Kemiringan melintang

Page 32: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

32

1 2 3 4Baik Sedang Rusak Rusak Berat

B Lubang - lubang 0 - 1 1 - 5 5 - 15 > 15C Legokan / amblas 0 - 5 5 - 10 10 - 50 > 50D Retak - retak 0 - 3 3 - 12 12 - 25 > 25E Alur bekas roda 0 - 3 3 - 5 5 - 25 > 25

1 2 3 4Baik Sedang Rusak Rusak Berat

F Lubang - lubang 0 - 3 3 - 10 10 - 25 > 25G Titik - titik lembek 0 - 3 3 - 10 10 - 50 > 25H Erosi permukaan 0 - 3 3 - 10 10 - 25 > 25I Alur bekas roda 0 - 5 5 - 15 15 - 50 > 50J Bergelombang 0 - 3 3 - 10 10 - 50 > 50

Tingkat kerusakan ( % luas )Jalan Beraspal

Jalan Tak BeraspalTingkat kerusakan ( % luas )

Lanjutan ……KONDISI JALAN TERHADAP LUAS TINGKAT KERUSAKAN

PENYUSUNAN PROGRAM PENANGANAN

Page 33: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

33

PENYUSUNAN PROGRAM PENANGANAN

Lanjutan ……

KONDISI KATEGORI-K (KEMIRINGAN MELINTANG JALAN)

KATEGORI-L (KONDISI BAHU JALAN)

1 = Baik 4 - 2% Bentuk dan kemiringan memadai

2 = Sedang 2 – 0% (hampir datar) Bentuk dan kemiringan buruk

3 = Rusak Tidak rata, kemiringan buruk Bahu terlalu tinggi/rendah < 10 cm

4 = Rusak Berat Tidak terbentuk Bahu terlalu tinggi/rendah > 10 cm atau tanpa bahu padahal diperlukan

Page 34: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

34

Kondisi Nilai Batas Kerusakan Program Penanganan

Baik (B) Kerusakan < 11 Pemeliharaan Rutin (PR)Sedang (S) 11 < Kerusakan < 16Rusak Ringan (RR) 16 < Kerusakan < 23Rusak Berat (RB) Kerusakan > 23 Peningkatan (PK)

Pembangunan

Pemeliharaan Berkala (PM)/Rehabilitasi

Lanjutan ……

PENYUSUNAN PROGRAM PENANGANAN

PROGRAM PENANGANAN Kode angka 1-4 harus dimasukkan pada setiap kategori jenis tingkat kerusakan yang

bersangkutan, lalu dijumlahkan untuk memberikan nilai total antara 6-24 pada kolom total penilaian dibagian bawah formulir;

Penilaian harus didata dan dijumlah untuk setiap 100 m bagian sampel, kemudian dirata-ratakan per kilometer, lalu dihitung dengan menjumlahkan skor per 100 m dan membaginya dengan 10;

Total penambahan dari seluruh kategori tersebut merupakan batas nilai kerusakan yang dapat menentukan jenis penanganan dari tabel di bawah ini.

Page 35: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

35

Rencana Kegiatan berisi informasi : Kegiatan : pemeliharaan berkala/rehabilitasi, penggantian,

peningkatan dan pembangunan jalan/jembatan; Sasaran : mengacu prioritas nasional sesuai ketentuan Juknis; Volume : Panjang (km), Lebar (m), Panjang Efektif (km),

Panjang fungsional (km); Biaya : harga satuan/km untuk panjang efektif

fungsional (Rupiah); Pagu : DAK, pendamping (APBD) minimum 10%, Jumlah.

Rencana Kegiatan adalah usulan program penanganan jalan yang disusun oleh Dinas terkait serta disahkan oleh Gubernur untuk Jalan Provinsi dan Bupati/Walikota untuk Jalan Kabupaten/Kota yang meliputi tahapan penyaringan program prioritas, penentuan lokasi, penyusunan pembiayaan dan kesiapan teknis.

D. PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN

PEMOGRAMAN DAN PENGANGGARAN

Page 36: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

36

Lanjutan ……

Provinsi : ………………………Kabupaten/Kota : ………………………

DAK PENDANPING JUMLAH

1 3 4 5 6 7 = 6/3 8 9 10

LEMBAR KONFIRMASI

NAMA JABATAN TANGGAL PARAF

Catatan :*) Peta lokasi diharuskan dilampirkan dalam form iniKolom 8 : Diisi Pemeliharaan/PeningkatanKolom 9 (Jenis Kegiatan) : Kontrak/SwakelolaKolom 10 : Diisi (1) Mendukung jalan status yang lebih tinggi

(2) Menunjang daerah potensial (Pelabuhan, Industri, Pertanian, Pariwisata)(3) Membuka daerah terisolir

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi/Kabupaten/Kota ………..

( …………………………………….. )

2

SUB JUMLAH

JUMLAH

PETUGAS

Unsur Pusat (Ditjen. Bina Marga)

Dinas PU Kabupaten/Kota ybs.

RENCANA KEGIATANDAK SUB BIDANG JALAN PROVINSI/KABUPATEN/KOTA TAHUN ……

NO NO & NAMA RUAS JALANVOLUME(Km/M)

ALOKASI (dalam Juta Rp) HARGASATUAN

(JUTA RP)

JENISPENANGANAN

JK(K/Sw)

KETERANGAN

PEMOGRAMAN DAN PENGANGGARAN

Page 37: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

PERENCANAAN TEKNIK JALAN

Page 38: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

38

1. Perencanaan Teknis Jalan Provinsi dan Jalan Kabupaten/kota disiapkan oleh instansi terkait baik provinsi maupun kabupaten/kota dengan mengacu pada Standar dan Pedoman yang dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum;

2. Perencanaan Teknis ini menghasilkan Detail Engineering Design (Gambar, RAB, Dokumen Lelang).

PERENCANAAN TEKNIS JALAN

Page 39: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Page 40: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

40

PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Pelaksanaan konstruksi yang dibiayai oleh DAK Bidang Infrastruktur dapat dilaksanakan dengan mengacu pada :

• Peraturan Pemerintah No. 59 tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;

• Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2010 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Presiden No. 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

• Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 7/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi;

Page 41: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

41

Pelaksanaan dan Cakupan Kegiatan Prasarana Jalan terdiri dari : Pemeliharaan Berkala Jalan

Merupakan pekerjaan perbaikan dan pembentukan/pelapisan ulang permukaan yang diperlukan untuk menjaga agar permukaan jalan selalu dalam kondisi baik

Rehabilitasi JalanMerupakan kegiatan penanganan terhadap setiap jenis kerusakan yang tidak diperhitungkan dalam desain, adapun jenis pekerjaannya disesuaikan dengan kondisi kerusakan yang terjadi;

Peningkatan JalanPeningkatan struktur merupakan kegiatan penanganan untuk dapat meningkatkan kemampuan ruas-ruas jalan dalam kondisi tidak mantap atau kritis agar ruas-ruas jalan tersebut mempunyai kondisi pelayanan mantap sesuai dengan umur rencana yang ditetapkan.

Pembangunan JalanPekerjaan pembangunan merupakan penanganan jalan dari kondisi belum tersedia badan jalan sampai kondisi jalan dapat berfungsi.

PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Lanjutan ……

Page 42: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

42

PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Pelaksanaan dan Cakupan Kegiatan Prasarana Jembatan terdiri dari : Pemeliharaan Berkala Jembatan

Pemeliharaan berkala jembatan merupakan kegiatan untuk mengembalikan jembatan pada kondisi dan daya layan yang baik;

Penggantian JembatanPekerjaan mengganti sebagian/seluruh elemen atau struktur yang telah mengalami kerusakan berat dan tidak berfungsi atau duplikasi jembatan.

Pembangunan JembatanPembangunan jembatan merupakan pembangunan jembatan baru dari kondisi belum tersedia hingga dapat berfungsi.

Lanjutan ……

Page 43: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

43

DAFTAR BUKU STANDAR DAN PEDOMAN BIDANG JALAN

NO JUDUL STANDAR / PEDOMAN NOMOR

1Tata Cara Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Analisa Metode Komponen

SNI 03-1732-1989

2 Tata Cara Perencanaan Permukaan Jalan SNI 03-3424-1994

3Tata Cara Pelaksanaan Lapis Tipis Beton Aspal untuk Jaln Raya

SNI 03-3425-1994

4Tata Cara Survai Kerataan Permukaan Perkerasan Jalan dengan Alat Ukur Kerataan NAASRA

SNI 03-3426-1994

5Tata Cara Pelaksanaan Lapis Pondasi Jalan dengan Batu Pecah

SNI 03-2853-1992

6Tata Cara Perencanaan Teknis Pondasi Langsung Untuk Jembatan

SNI 03-3446-1994

7Tata Cara Perencanaan Teknis Pondasi Sumuran untuk Jembatan

SNI 03-3447-1994

8Tata Cara Perencanaan Teknis Pondasi Tiang untuk Jembatan

SNI 03-6747-2002

9 Pedoman perencanaan tebal perkerasan lentur Pt T-01-2001-B

10Tata Cara Perencanaan Pembuatan Jalan di atas Tanah Gambut dengan menggunakan Pondsi Galar Kayu

008/T/BM/1999

11 Tata Cara Pelaksanaan Survai Kondisi Jalan Tanah/Kerikil SNI 03-2843-199212 Tata Cara Pelaksanaan Survai Kondisi Jalan Beraspal SNI 03-2844-1992

DAFTAR BUKU STANDAR DAN PEDOMAN BIDANG JALAN

Page 44: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

Lanjutan ……NO JUDUL STANDAR / PEDOMAN NOMOR

13Tata Cara Perencanaan Persimpangan Sebidang Jalan Perkotaan

01/T/BNKT/1992

14 Gambar Perencanaan Teknik Jalan Kabupaten 014/T/BT/1995

15Tata Cara Pelaksanaan Pembuatan Jalan di atas Tanah Gambut dengan Menggunakan Pondasi Galar Kayu

009/T/BM/1999

16 Kesalahan Umum Pelaksanaan Jalan dan Jembatan

17Tata Cara Pelaksanaan Lapis Aspal Beton (LASTON) untuk Jalan Raya

SNI 03-1737-1991

18 Penanganan Tanah Ekspansif untuk Konstruksi Jalan Pd T-10-2005-B

19Stabilisasi Dangkal Tanah Lunak untuk Konstruksi Timbunan Jalan (dengan Semen dan Cerucuk)

Pd T-11-2005-B

20 Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota 038/T/BM/199721 Tata Cara Perencanaan Geometrik Persimpangan Sebidang Pt T-02-2002-B22 Petunjuk Perencanaan Marka Jalan 012/S/BNKT/1990

23Geometri Jalan Perkotaan Pedoman Perencanaan Geometrik Jalan Perkotaan

RSNI T-13-2004

24 Perencanaan Teknis Jalan Kabupaten 013/T/Bt/199525 Petunjuk Teknik untuk Perencanaan Jembatan Kabupaten 016/t/Bt/1995

26Petunjuk teknis Perencanaan dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten

SK. NO 77/KPTS/Db/1990

27Panduan Perhitungan Analisa Biaya dan Harga Satuan Pekerjaan Jalan

015/T/Bt/1995

28 Petunjuk Pelaksanaan Pemeliharaan Jalan Kabupaten 024/T/Bt/199529 Panduan Survey Kekasaran Permukaan Jalan Secara Visual Agustus 1998

DAFTAR BUKU STANDAR DAN PEDOMAN BIDANG JALAN

Page 45: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

Page 46: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

46

Monitoring dilakukan melalui koordinasi secara berjenjang yaitu:

Menteri membentuk Tim Koordinasi Kementerian Penyelenggaran DAK Bidang Infrastruktur tingkat Kementerian yang terdiri dari unsur Sekretariat Jenderal, Inspektorat Jenderal, dan Unit Kerja Eselon I;

Gubernur membentuk Tim Koordinasi Provinsi Penyelenggaraan DAK Bidang Infrastruktur tingkat provinsi yang terdiri dari unsur Bappeda Provinsi, Dinas Teknis terkait, dan Balai Besar/Balai Pelaksanaan Jalan/SNVT P2JN dari provinsi terkait.

Bupati/Walikota membentuk Tim Koordinasi Kabupaten/Kotamadya Penyelenggaraan DAK Bidang Infrastruktur tingkat kabupaten/kota yang terdiri dari unsur Bappeda Kabupaten/Kota dan Dinas Teknis terkait.

MONITORING

Page 47: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

47

MONITORING

1. Tim Koordinasi Kabupaten/Kota melakukan monitoring pelaksanaan DAK oleh SKPD Kabupaten/Kota secara berkala yang meliputi hal-hal sebagai berikut: Kesesuaian paket pekerjaan dengan Rencana Kegiatan (RK); Proses pengadaan paket tersebut; Proses pelaksanaan pekerjaan tersebut yang meliputi rencana dan

realisasi fisik dan keuangan.2. Tim Koordinasi Provinsi berkoordinasi dengan Tim Koordinasi

Kabupaten/Kota melakukan pemantauan pelaksanaan DAK oleh SKPD Provinsi dan SKPD Kabupaten/Kota secara berkala.

3. Tim Koordinasi Kementerian berkoordinasi dengan Tim Koordinasi Provinsi dan Tim Koordinasi Kabupaten/Kota melakukan pemantauan pelaksanaan DAK oleh SKPD Provinsi dan SKPD Kabupaten/Kota secara berkala.

Lanjutan ……

Page 48: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

48

EVALUASI

Evaluasi pelaksanaan DAK meliputi hal-hal sebagai berikut:

Kesesuian Rencana Kegiatan (RK) dengan arahan pemanfaatan DAK dan kriteria program prioritas nasional;

Kesesuaian Pelaksanaan Kegiatan dengan Rencana Kegiatan (RK); Proses pelaksanaan kegiatan sesuai peraturan perundang-undangan

yang berlaku; Kesesuaian hasil pelaksanaan kegiatan dengan dokumen

kontrak/spesifikasi yang telah ditetapkan; Pencapaian sasaran, hasil dan kemanfaatan kegiatan yang

dilaksanakan; Evaluasi dan Penilaian Kinerja Daerah dalam pelaksanaan kegiatan; Kepatuhan dan Ketertiban Pelaporan

Page 49: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

MEKANISME MONITORING & EVALUASI

Tim TeknisSub Irigasi

Tim TeknisSub Jalan

Tim TeknisSub Air Minum

Tim TeknisSub Sanitasi

TIM KOORDINASI KEMENTERIAN

Bappeda Dinas Teknis

TIM KOORDINASI PROVINSI

Balai/Satker Pusat

TIM KOORDINASI KABUPATEN/KOTA

Bappeda Dinas Teknis

MENTERICq. Sekretaris Jenderal

GUBERNUR

BUPATI/WALIKOTA SKPD Provinsi

SKPD Kab/Kota

Hasil Pemantauan dan Evaluasi Kinerja

(Semesteran)

Hasil Pemantauan dan Evaluasi Kinerja (Semesteran)

Hasil Pemantauan dan Evaluasi Kinerja (Semesteran)

Hasil Pemantauan dan Evaluasi Kinerja (Semesteran)

Pemantauan dan Evaluasi Kinerja

Pemantauan dan Evaluasi Kinerja

Page 50: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

50

PELAPORAN

1. Kepala SKPD Kabupaten/Kota menyusun Laporan Triwulanan dan disampaikan paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah triwulanan yang bersangkutan berakhir kepada Bupati/Walikota cq. Kepala Bappeda Kabupaten/Kota dengan tembusan Kepala SKPD Provinsi dan Balai/SNVT P2JN.

2. Bupati/Walikota melalui Kepala Bappeda Kabupaten/Kota menyusun Laporan Triwulanan atas dasar Laporan Triwulan Kepala SKPD Kabupaten/Kota dan disampaikan kepada Gubernur cq. Kepala Bappeda Provinsi paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah triwulanan yang bersangkutan berakhir.

3. Kepala SKPD Provinsi menyusun Laporan Triwulanan atas dasar Laporan Triwulan Kepala SKPD Kabupaten/Kota dan disampaikan kepada Gubernur cq. Kepala Bappeda Provinsi dengan tembusan kepada Balai/SNVT P2JN paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah triwulanan yang bersangkutan berakhir

Page 51: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

51

PELAPORAN

4. Gubernur melalui Kepala Bappeda Provinsi menyusun Laporan Triwulanan atas dasar Laporan triwulan Bupati/Walikota & Kepala SKPD Provinsi dan disampaikan kepada Menteri cq. Sekretaris Jenderal dengan tembusan Direktur Jenderal terkait paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah triwulanan yang bersangkutan berakhir.

5. SNVT P2JN menyusun Laporan Triwulanan atas dasar Laporan Triwulan SKPD Kabupaten/kota dan disampaikan kepada Direktur Jenderal Bina Marga cq. Direktur Wilayah terkait paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah triwulanan yang bersangkutan berakhir.

6. Direktur Jenderal melalui Direktur Wilayah terkait menyusun Laporan Tahunan atas dasar Laporan Triwulan terakhir SNVT P2JN dan disampaikan kepada Menteri terkait cq. Sekretaris Jenderal terkait paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah tahun yang bersangkutan berakhir.

Lanjutan ……

Page 52: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

52

MEKANISME PELAPORAN

MENTERICq. Sekretaris Jenderal

GUBERNURCq. Kepala Bappeda

BUPATI/WALIKOTACq. Kepala Bappeda

Direktorat JenderalCq. Direktur Wilayah terkait

Kepala SKPDProvinsi Sub Bidang

Kepala Balai/Satker Terkait

Kepala SKPD Kab/KotaSub Bidang

5 hari kerja

Tembusan

Tembusan10 hari kerja

14 hari kerja

14 hari kerja

10 hari kerja10 hari kerja

Page 53: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

53

PELAPORAN PENERIMA DAK TA. 2011

Status Pelaporan Penerima DAK untuk Wilayah Sumatera dan Jawa (tidak termasuk Prov. Jawa Timur)

Page 54: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

54

PELAPORAN PENERIMA DAK TA. 2011

Status Pelaporan Penerima DAK untuk Wilayah Sumatera dan Jawa (tidak termasuk Prov. Jawa Timur)

Page 55: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

55

PROGRES FISIK & KEUANGAN PENERIMA DAK TA. 2011

Progres Fisik dan Keuangan Penerima DAK untuk Wilayah Sumatera dan Jawa (tidak termasuk Prov. Jawa Timur)

Keterangan :Progres Fisik dan Keuangan diambil dari 12 Provinsi yang memberikan laporan dengan rincian : 8 dari Laporan Triwulan III, 1 dari Laporan Triwulan II dan 3 dari Laporan Triwulan I

Keterangan :Progres Fisik dan Keuangan diambil dari 189 Provinsi yang memberikan laporan dengan rincian : 111 dari Laporan Triwulan III, 56 dari Laporan Triwulan II dan 22 dari Laporan Triwulan I

Page 56: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

56

PENILAIAN KINERJA

1. Tim Koordinasi ProvinsiTim koordinasi provinsi melakukan penilaian kinerja kabupaten dan kota penerima DAK berdasarkan aspek penilaian kinerja semesteran yang disampaikan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah semester yang bersangkutan.

2. Tim Koordinasi KementerianTim koordinasi kementerian melakukan kinerja provinsi dan kabupaten/kota penerima DAK yang meliputi provinsi dan kabupaten/kota penerima DAK.

Page 57: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

57

PENILAIAN KINERJA

Lanjutan ……

Aspek Penilaian Kinerja Pemanfaatan DAK

ANGKA HURUF> 80% kegiatan 10 Baik

60% - 80% kegiatan 6 - 8 Cukup< 60% kegiatan < 6 Buruk> 80% sesuai 10 Baik

60% - 80% sesuai 6 - 8 Cukup< 60% sesuai < 6 Buruk> 80% sesuai 10 Baik

60% - 80% sesuai 6 - 8 Cukup< 60% sesuai < 6 Buruk

progres fisik > 80% 10 Baik progres fisik 60% - 80% 6 - 8 Cukup

progres fisik < 60% < 6 Buruk> 80% 10 Baik

60% - 80% 6 - 8 Cukup < 60% < 6 Buruk

4 triwulan dan lengkap 10 Baik2 - 3 triwulan dan lengkap 6 - 8 Cukup0 - 1 triwulan dan lengkap < 6 Buruk

100

Nilai Total = [ 20% * Nilai (a) + 20% Nilai (b) + 15% Nilai (c) + 15% Nilai (d) + 15% Nilai (e) + 15% Nilai (f) ] * 10

Klasifikasi Penilaian Akhir : Nilai > 80 = Baik, Nilai 60 - 80 = Cukup, Nilai < 60 = Buruk

BOBOT(%)

PENILAIANNILAI

TOTAL

20

20

15

15

f

Dukungan kegiatan terhadap Program Prioritas Nasional

Kesesuaian Rencana Kegiatan dengan arahan pemanfaatan DAK

NO ASPEK PENILAIAN

a

b

c

d

e

Kesesuaian pelaksanaan fisik dengan Spesifikasi Teknis/Dokumen Kontrak

Pencapaian Sasaran Kegiatan

Dampak dan Manfaat (Rerata a - d)

Kepatuhan dan ketertiban Pelaporan (empat Triwulan)

15

15

Page 58: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

DRAFT PERMEN PU TENTANG PENGELOLAAN DATABASE JALAN PROVINSI & KAB/KOTA

Draft Permen PU tentang Pedoman Teknis Sistem Pengelolaan Database Jalan Provinsi dan Kabupaten/Kota, digunakan sebagai pedoman bagi Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam melaksanakan pengelolaan database jaringan jalan dengan tujuan terkoordinasi dan terintegrasi data jaringan jalan di masing-masing daerahj.

58

Page 59: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

Aplikasi ini berbasis web

Aplikasi ini user friendly

Proses input data dilakukan secara offline

Data yang sudah diinput secara offline kemudian di-upload ke server pusat

Aplikasi bisa diakses menggunakan web client atau web browser, seperti Internet Explorer, Mozilla FireFox, Opera,Safari dan browser yang lain.

GAMBARAN UMUM APLIKASI SISTEM PENGELOLAAN DATABASE JALAN PROVINSI DAN KAB/KOTA

Page 60: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

APLIKASIOFF LINE

PUSAT

Report

* EISReport

Database

SiPD-JDOn-Line

* EIS : (Executive Information System)

Server Database Dengan Aplikasi ONLINE, maka PUSAT dapat memperoleh informasi secara konferehensif tentang Progress dan Monitoring Jalan PROPINSI dan KABUPATEN/KOTA seluruh Indonesia

Masing-masing Daerah (Propinsi/Kabupaten/Kota) melakukan input data Jalan Daerah

Data hasil Inputing di-eksport ke Database Pusat

PROVINSI

* EISReport

Database

Server Database

KABUPATEN

PROVINSIPROVINSI

PROVINSI

KOTAKOTA

KOTA

MODEL ALUR APLIKASI SISTEM PENGELOLAAN DATABASE JALAN PROPINSI DAN KABUPATEN/KOTA

Page 61: PETUNJUK TEKNIS DAK BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 15 Maret 2012 FINAL 3.pptx

TERIMA KASIH