garongkong pptx
TRANSCRIPT
Oleh:HERIYANTO RANTELINO
D311 08 274
PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALANJURUSAN PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN2014
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN PELABUHAN
GARONGKONG, KABUPATEN BARRU
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
• Kenyataannya sekarang pelabuhan tersebar di beberapa kabupaten di
Sulawesi Selatan sehingga tidak efektif dan efisien. Oleh karena itu
diperlukan pembagi pelabuhan berdasarkan aksesbililitas dan daerah
pengaruh (hinterland),
• Aktivitas Pelabuhan Awerange cenderung terus menurun setiap tahunnya
yang disebabkan pelabuhan tersebut memiliki kendala lahan atau areal
darat untuk pengembangan lebih lanjut. Selain itu, akses dari dan keluar
masuk pelabuhan pun sangat terbatas karena tidak dapat dilalui oleh
kendaraan kontainer. Berdasarkan hal tersebut maka keterbatasan sarana
kepelabuhanan di Kabupaten Barru perlu segera ditindaklanjuti dengan
pembangunan pelabuhan yang lebih representatif
RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas dapat diambil permasalahan yaitu:
1. Bagaimana potensi wilayah hinterland pelabuhan Garongkong?
2. Apakah pelabuhan Garongkong layak untuk dikembangkan?
Dalam penelitian ini, penulis memberikan batasan masalah berikut :
1. Objek penelitian adalah pelabuhan Garongkong, Barru, Sulawesi
Selatan
2. Analisis strategi pengembangan pelabuhan menggunakan metode
kuantifikasi analisis SWOT
.
BATASAN MASALAH
TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dilakukannya peneltian ini di antaranya adalah:
1. Menentukan potensi wilayah hinterland pelabuhan Garongkong
2. Menentukan kelayakan pengembangan Pelabuhan Garongkong
MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dilakukannya peneltian ini di antaranya adalah:
1. Memberikan gambaran tentang besaran parametar teknis dan
penilaian kelayakan dari beberapa aspek untuk pengembangan
Pelabuhan Garongkong.
2. Memberikan masukan kepada pengambil keputusan agar lebih
obyektif untuk pengembangan Pelabuhan Garongkong.
3. Memberi pengetahuan baru bagi mahasiswa mengenai salah
satu cara dalam mengambil suatu keputusan khususnya dalam
pengembangan pelabuhan.
4. Sebagai referensi atau literatur untuk penelitian serupa.
LANDASAN TEORI
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan
dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan
dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal
bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang,
berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan
penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan
antar moda transportasi (Direktur Jenderal Perhubungan Laut
Nomor JM. 002/38/18/DJM - 11 )
PENGERTIAN PELABUHAN
FUNGSI PELABUHAN
Fungsi pokok pelabuhan yaitu sebagai tempat perpindahan barang dan
penumpang. Dalam arti yang lebih luas pelabuhan berfungsi sebagai
interface, link, gateway, dan industry entity (Sabirin,1989).
1. Interface, pelabuhan menyediakan berbagai fasilitas dan pelayanan jasa
untuk perpindahan dari kapal ke angkutan darat dan sebaliknya, dan
atau perindahan dari kapal ke kapal lainnya.
2. Link, pelabuhan sebagai salah satu mata rantai dalam proses transportasi
mulai dari asal sampai tujuan.
3. Gateway, pelabuhan berfungsi sebagai pintu gerbang dari suatu negara
4. Industry Entity, dengan berkembangnya perdagangan, pelayaran, dan
teknologi penanganan barang maka berkembang pula pengguna jasa
pelabuhan, sehingga fungsi pelabuhan tidak hanya sekedar gateway yang
bersifat statis tetapi industry entity yang bersifat dinamis.
HINTERLAND PELABUHAN
Hinterland Pelabuhan adalah daerah belakang suatu pelabuhan, dimana luasnya
relatif dan tidak mengenal batas administratif suatu daerah, propinsi, atau batas
suatu negara tergantung ada atau tidaknya pelabuhan yang berdekatan dengan
daerah tersebut.
Metode Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu
organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk
merancang strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi penilaian
terhadap faktor kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness).
Sementara, analisis eksternal mencakup faktor peluang (opportunity) dan
tantangan (threats)
Matriks SWOT
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pelabuhan Garongkong,Kabupaten Barru sebagai tempat pengembanganpelabuhan. Waktu pengambilan data adalahsepanjang bulan Oktober 2014 - November 2014
Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dilapangan atau dilokasi
penelitian. Survei data primer tersebut dilakukan dengan pengumpulan data
melalui database data yang dimiliki instansi terkait. Penetapan responden
berdasarkan pertimbangan keterkaitannya pada masalah pokok. Responden
dalam penelitian ini adalah dari Dinas Perhubungan Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan dimana data yang akan diambil
pada berupa data pelabuhan Garongkong dan arus bongkar muat.
Data Sekunder
Untuk data sekunder penulis peroleh melalui studi pustaka atau studi literatur.
Data sekunder diperoleh pada bagian perpustakaan berkaitan dengan Pelabuhan
dan Badan Pusat Statistik Daerah Sulawesi Selatan
JENIS DAN SUMBER DATA
Adapun teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah
sebagai berikut:
1. Dengan sistem dokumentasi, yaitu pengambilan data dalam bentuk
gambar maupun arsip.
2. Mempelajari dokumen-dokumen untuk memperoleh data dan
informasi. Data yang diperoleh melalui bahan tertulis dan dari
sumber yang mendukung dan memperkuat teori yang terdapat
dalam penelitian
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan dalam
menganalisis data adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi dan perumusan masalah.
Mengetahui peran dan fungsi pelabuhan Barru terhadap
perekonomian Sulawesi Selatan dan mengetahui strategi
pengembangan pelabuhan
2. Pengumpulan data
Pengumpulan data internal dan eksternal pelabuhan
3. Analisis data dengan menggunakan metode SWOT
Mengetahui rekomendasi yang dikeluarkan untuk pelabuhan dalam
menentukan startegi pengembangannya
Langkah-Langkah Analisis Data
KERANGKA PIKIR
Pengumpulan Data
Variabel Eksternal
Pelabuhan :
1. Letak Geografis
2. Potensi Hinterland
Variabel Internal Pelabuhan
1. Fasilitas Pelabuhan
2. Kinerja Operasional
Penentuan Kelayakan Pengembangan
Pelabuhan Garongkong Pelabuhan
Alternatif
Kesimpulan
Analisis Kelayakan
1. Analisis potensi wilayah belakang Pelabuhan
2. Analisis keefektifan dan keefisienan pelabuhan
Identifikasi Masalah
Peran dan fungsi
pelabuhan utama serta
strategi pengembangan pelabuhan
HASIL DAN PEMBAHASAN
KEKUATAN (Strength)
1. Mempunyai legalitas berupa dukungan dukungan Pemerintah Provinsi seperti
yang tertuang dalam Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9
tahun 2009 tentang rencana tata ruang wilayah provinsi Sulawesi Selatan
tahun 2009-2029 Pasal 61
2. Kondisi tata ruang pelabuhan yang mendukung operasional sebagai
pelabuhan peti kemas
3. Areal laut yang terlindungi dari laut lepas dengan adanya Pulau Panikiang
sebagai pelindung alami dan kondisi air laut yang tenang dengan kedalaman
15 m
4. Memenuhi standar sebagai pelabuhan internasional dimana Pelabuhan
Garongkong memiliki kedalaman -14 Lws
KELEMAHAN ( Weakness)
1. Potensi alam di daerah hinterland yang belum tergarap secara maksimal,
sehingga mengakibatkan kinerja yang ditunjukkan belum menggembirakan
2. Minimnya fasilitas pelabuhan yang dimiliki dibandingkan dengah potensi
daerah yang telah berkembang
3. Fasilitas pendukung untuk operasional pelabuhan Garongkong belum
dilengkapi, sehingga diperlukan peralatan sebagai sarana untuk bongkar
muat dari dan ke kapal dengan kebutuhan yang minimal agar kegiatan
kepelabuhanan dapat berjalan
PELUANG (Oppurtunities)
1. Secara geografis pelabuhan Garongkong terletak di jalur ALKI II sehingga
memungkinkan pelabuhan ini akan menjadi gerbang masuk dan keluar
barang-barang perdagangan dari dan ke wilayah Indonesia Timur.
2. Pelabuhan Garongkong juga akan dijadikan sebagai Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK) seluas 500 Ha
3. Produksi wilayah hinterland berupa hasil-hasil perikanan, pertanian,
perkebunan, kehutanan dan hasil industri yang cukup potensial untuk
perdagangan internasional dan dalam negeri.
TANTANGAN (Threaths)
1. Pelabuhan Garongkong yaitu fasilitas yang masih kurang yang sangat
memungkinkan kapal-kapal kurang tertarik untuk berlabuh.
2. Persaingan dengan pelabuhan terdekat
3. Sumber daya manusia untuk pengelolaan pelabuhan dengan adanya
undang-undang pelayaran yang baru (2008)
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, dari 102 responden diperoleh 98,04% responden
berjenis kelamin laki-laki, dan 1,96% responden berjenis kelamin
perempuan.
Karakteristik Responden Berdasarkan Usiakomposisi responden berusia antara 35-40 tahun paling dominan dalampenelitian ini dengan komposisi sebesar 53.92%. usia 25-34 tahunsebesar 29.41%. Selanjutnya usia >40 tahun adalah 13.73% dankomposisi responden usia 17-24 tahun hanya sebesar 2.94%.
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhirresponden dengan pendidikan terakhir SLTA mempunyai komposisiyang terbanyak yaitu sebesar 60.78%, selanjutnya pendidikan terakhirSLTP dengan nilai komposisi 25.94%, selanjutnya pendidikan terakhirDiploma sebesar 8.82%, pendidikan terakhir S1 sebesar 3.92%, dankomposisi yang terkecil pendidikan terakhir SD hanya sebesar 0.98%.
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
bahwa pekerjaan sebagai wiraswasta paling banyak dengannilai komposisinya sebesar 97.06% dengan rincian pihakekspedisi sebanyak 71 orang dan pedagang sebanyak 31 orang. Pekerjaan sebagai Pegawai hanya sebesar 2.94%.
4.2 HASIL ANALISIS KUANTITATIF
Sebelum dilakukan pengujian Structural Equation Modeling (SEM) maka
terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi yang meliputi:
- Ukuran Sampel
Jumlah responden adalah sejumlah 117 responden,( 15 data kuisioner
tidak layak diolah karena data yang diisi oleh responden tidak lengkap)
Jumlah minimum sampel analisis SEM adalah antara 100-200 sampel.
Sedangkan pada teknik Maximum Likelihood (ML), jumlah sampel yang
dapat digunakan adalah antara 100-200 sampel. Sehingga jumlah sampel
sebanyak 102 responden pada penelitian ini dianggap sudah memenuhi
asumsi kecukupan sampel analisis SEM.
- Uji Normalitas Data
- Uji Outliers Data
4.3 Hasil Analisis Model Persamaan Struktural (SEM)
1. Analisis Model Pengukuran (Measurement Model)
2. Analisis Konfirmatori Faktor (CFA)
Gambar 4.6 Confirmatory Factor Analysis (CFA) Model Awal
Kriteria Hasil Komputasi Cut of Value * Evaluasi Model
Chi-Square 55.562 Relatif Kecil Marginal
CMIN/DF 3.969 2.00 Belum Fit
Probability 0.000 0.05 Marginal
GFI 0.885 0.90 Marginal
CFI 0.837 0.95 Marginal
AGFI 0.704 0.90 Marginal
TLI 0.675 0.95 Marginal
RMSEA 0.171 0.08 Belum Fit
Tabel 4.15. Goodness of Fit Index CFA Model Awal
Sumber : Hasil Analisis, 2014
3. Modifikasi Model
- Modifikasi Covarians
- Modifikasi Variances- Modifikasi Regression Weight
Gambar 4.8 Confirmatory Factor Analysis (CFA) Model Revisi
Estimate S.E. C.R. P Label
Aksesibilitas <--- Jarak 4.180 1.759 2.376 .017
X4 <--- Waktu .505 .113 4.456 ***
Aksesibilitas <--- Waktu .263 .493 .534 .593
Aksesibilitas <--- Biaya 3.885 2.608 1.489 .136
X3 <--- Waktu 1.000
X5 <--- Jarak 1.000
X6 <--- Jarak 2.032 .753 2.698 .007
X2 <--- Biaya -2.730 .796 -3.431 ***
X1 <--- Biaya 1.000
Y1 <--- Aksesibilitas 1.000
Y2 <--- Aksesibilitas .159 .081 1.968 .049
X5 <--- X4 .189 .079 2.387 .017
Tabel 4.20 Output Regression Weight (Loading
Factor) Model CFA Revisi
Kriteria Hasil Komputasi Cut of Value * Evaluasi Model
Chi-Square 4.324 Relatif Kecil Fit
CMIN/DF 0.480 2.00 Fit
Probability 0.889 0.05 Fit
GFI 0.989 0.90 Fit
CFI 1.000 0.95 Fit
AGFI 0.956 0.90 Fit
TLI 1.057 0.95 Fit
RMSEA 0.000 0.08 Fit
Tabel 4.21 Goodness of Fit Index CFA Model Revisi
Pengaruh Biaya Perjalanan terhadap Aksesibiltas
Tabel 4.23 Regression Weight Biaya Terhadap Aksesibilitas
Variabel Variabel Estimate S.E. C.R. P Label
Aksesibilitas <--- Biaya 3.885 2.608 1.489 0.136
Berdasarkan pada Tabel 4.23. Angka probabilitas (p) variabel biaya terhadap
aksesibilitas sebesar p = 0.136, sedikit jauh di atas 0.05 sehingga H0 diterima,
atau sesungguhnya tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Biaya
dengan Aksesibilitas. atau Biaya Pengiriman barang tidak mempengaruhi
secara signifikan tingkat Aksesibilitas.
Variabel Variabel Estimate S.E. C.R. P Label
Aksesibilitas <--- Waktu 0.263 0.493 0.534 0.593
• Pengaruh Waktu Tempuh Perjalanan terhadap Aksesibiltas
Tabel 4.25. Regression Weight Waktu Terhadap Aksesibilitas
Berdasarkan pada Tabel 4.25. Angka probabilitas (p) variabel waktu
terhadap aksesibilitas sebesar p = 0.593, jauh di atas 0.05 sehingga
H0 diterima, atau sesungguhnya tidak ada hubungan yang signifikan
antara variabel Waktu dengan Aksesibilitas. atau Waktu tempuh
perjalanan tidak mempengaruhi secara signifikan tingkat
Aksesibilitas.
Variabel Variabel Estimate S.E. C.R. P Label
Aksesibilitas <--- Jarak 4.18 1.759 2.376 0.017
• Pengaruh Jarak Tempuh Perjalanan terhadap Aksesibilitas
Tabel 4.26 Regression Weight Jarak Tempuh Perjalanan Terhadap Aksesibilitas
Berdasarkan pada Tabel 4.26 Angka probabilitas (p) variabel jarak
terhadap aksesibilitas sebesar p = 0.017, jauh di bawah 0.05
sehingga H0 ditolak, atau sesungguhnya ada hubungan yang
signifikan antara variabel Jarak dengan Aksesibilitas. atau Jarak
tempuh perjalanan mempengaruhi secara signifikan tingkat
Aksesibilitas.
Berdasarkan Tabel 4.26. jika melihat angka korelasi antara variabel
Jarak dengan Aksesibilitas. nilai Estimate = 0.657, di atas angka
korelasi 0.5. Hal ini menunjukkan adanya korelasi yang erat antara
Jarak Tempuh Perjalanan dengan Aksesibilitas.
KesimpulanBerdasarkan data yang diperoleh maupun hasil analisis yang telah
dilakukan , maka dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel yangmempengaruhi aksesibilitas adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh Biaya Perjalanan terhadap Aksesibilitas menunjukkanangka probabilitas (p) = 0.136, dan nilai Estimate = 3.885 artinyaBiaya Pengiriman Barang walaupun berpengaruh positif terhadapaksesibiltas namun pengaruhnya tidak signifikan.
2. Pengaruh Waktu Tempuh Perjalanan terhadap Aksesibilitasmenunjukkan angka probabilitas (p) = 0.593, dan nilai Estimate = 0.263 artinya Waktu Tempuh walaupun berpengaruh positifterhadap aksesibiltas namun pengaruhnya tidak signifikan
3. Pengaruh Jarak Tempuh Perjalanan terhadap Aksesibilitasmenunjukkan angka probabilitas (p) = 0.017, dan nilai Estimate = 4.18 artinya Jarak Tempuh Perjalanan berpengaruh positif signifikanterhadap aksesibilitas.
walaupun biaya pengiriman barang dan waktu tempuh perjalananmempengaruhi tingkat aksesibilitas namun yang paling berpengaruhadalah Jarak Tempuh Perjalanan. Jadi dalam menentukan pelabuhankontainer alternatif di Sulawesi Selatan jika ditinjau dari segiaksesibilitas harus lebih mempertimbangkan jarak tempuh perjalananke daerah tujuan distribusi barang.
PENUTUP
Keterbatasan Penelitian
Objek kajian dalam penentuan pelabuhan kontaineralternatif pada studi ini hanya difokuskan pada aspekaksesibilitas sehingga berdampak pada generalisasistudi yang bersifat terbatas. Banyak aspek – aspek lain yang juga perlu dikaji tidak hanya sebatas aspekaksesibilitas. Selain itu, metode structural equation modeling dengan program AMOS 22 yang digunakandalam penelitian ini masih asing bagi penulis.
Saran Saran Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusiatau sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah selakupengambil kebijakan dalam menentukan lokasi pelabuhankontainer alternatif di Sulawesi Selatan. Lokasi pelabuhan yang strategis menjangkau seluruh target distribusi barang denganjarak yang optimal akan dapat meningkatkan aksesibilitas.
Saran Bagi Peneliti yang Akan DatangPeneliti selanjutnya diharapkan dapat mengkaji ulang penelitiansaat ini dan penelitian sebelumnya dengan menggunakan lebihbanyak variabel dan indikator, tidak hanya mengkaji segiaksesibilitas saja. Serta diharapkan peneliti selanjutnyamenggunakan responden yang lebih besar sehingga dapatmenggambarkan populasi dalam penelitian dan hasil penelitianyang lebih akurat.