petunjuk pelaksanaan peraturan daerah nomor 3 tahun 2008

180
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 82 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2008

Upload: dangliem

Post on 15-Dec-2016

224 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

NOMOR 82 TAHUN 2008

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAHNOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN

BARANG MILIK DAERAH

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARATTAHUN 2008

Page 2: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

1

GUBERNUR KALIMANTAN BARATPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

NOMOR 82 TAHUN 2008TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2008TENTANG PENGELOLAANBARANG MILIK DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESAGUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

a. Bahwa barang milik daerah sebagai salah satu unsur penting dalam penyelenggaraanpemerintahan daerah, pembangunan daerah, dan pelayanan masyarakat, perlu dikelolasecara tertib agar dapat dimanfaatkan secara optimal dalam rangka mendukungpenyelenggaraan Otonomi Daerah;

b. Bahwa dengan telah diundangkannya Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah dalam Lembaran Daerah ProvinsiKalimantan Barat Tahun 2008 Nomor 3, maka agar dapat dilaksanakandengan berdayaguna dan berhasilguna dipandang perlu menetapkan petunjukpelaksanaannya;

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a danb, maka perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang PetunjukPelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang PengelolaanBarang milik Daerah.

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah-daerah OtonomProvinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur (Lembaran.NegaraRepublik Indonesia Tahun 1956 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 1106);

2. Undang-Undang Nomor 72 Tahun 1957 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor19 Tahun 1955 tentang Penjualan Rumah - Rumah Negeri kepada Pegawai Negerisebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor158);

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 2043);

4. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimanatelah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3890);

5. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3469);

6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih danbebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);

7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4286);

Menimbang ::

Mengingat ::

Page 3: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

2

8. Undang-Undarg Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

9. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan PeraturanPerundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

10. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerahsebagaimana telah diubah beberapa kali dan yang terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

11. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan AntaraPemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia'Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4438);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1971 tentang Penjualan KendaraanPerorangan Dinas Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1971 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1967);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Rumah Negara (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 69, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3573);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2001 tentang Pengamanan danPengalihan Barang Milik / Kekayaan Negara dari Pemerintah Pusat kepadaPemerintahDaerah dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 6, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4073);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar AkuntasiPemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan KeuanganDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang MilikNegara / Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan PemerintahNomor 38 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4855);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian UrusanPemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi danPemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4737);

20. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2008 tentang PengesahanPengundangan dan Penyebariuasan Peraturan Perundang-undangan;

21. Keputusan Presiden Nomor 40 Tahun 1974 tentang Tata Cara Penjualan RumahNegeri;

22. Keputusan Presiden Nomor 134 Tahun 1974 tentang Perubahan PenetapanStatus Rumah Negeri sebagaimana telah diubah dengan Keputusan PresidenNomor 81 Tahun 1982;

Page 4: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

3

23. Keputusan PreskJen Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman PetaksanaanPengadaan Barang / Jasa Pemerintah, sebagaimana telah diubah terakhir denganPeraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2007;

24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang PedomanPengelolaan Keuangan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan MenteriDalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan MenteriDalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006;

25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman TeknisPengelolaan Barang Milik Daerah;

26. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah(Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2008 Nomor 3, TambahanLembaran Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2008 Nomor 2).

M E M U T U S K A N

Menetapkan : PERATURAN GU8ERNUR TENTANG PETUNJUK PELAKSANAANPERATURAN DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAANBARANG MILIK DAERAH.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Daerah Provinsi Kalimantan Barat;

2. Pemerintah Daerah adalah Gubemur dan Perangkat Daerah sebagai unsure penyelenggarapemerintahan Daerah;

3. Gubernur adalah Gubemur Kalimantan Barat;

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan RakyatDaerah Provinsi Kalimantan Barat;

5. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Barat;

6. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat;

7. Inspektorat Daerah adalah Inspektorat Provinsi Kalimantan Barat;

8. Biro Pengelolaan Asset adalah Biro Pengelolaan Asset Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Barat;

9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selanjutnya disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatandan Belanja Daerah Provinsi'Kalimantan Barat;

10. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat SKPD, adalah perangkat daerah padapemerintah daerah selaku pengguna barang milik daerah;

11. Unit kerja adalah bagian SKPD selaku kuasa pengguna barang;

12. Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD atau berasaldari perolehan lainnya yang sah;

13. Pengelolaan barang milik daerah adalah rangkaian kegiatan dan tindakan terhadap barang milikdaerah yang meliputi perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penerimaan,penyimpanan dan penyaluran, penggunaan, penatausahaan, pemanfaatan, pengamanan danpemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan, pembinaan, pengawasan danpengendalian, pembiayaan dan tuntutan ganti rugi;

Page 5: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

4

14. Pemegang kekuasaan Pengelolaan Barang Milik Daerah adalah Gubemur Kalimantan Barat yang berwenangdan bertanggung jawab atas pembinaan dan pelaksanaan pengelolaan barang milik daerah;

15. Pengelola Barang Milik Daerah selanjutnya disebut pengelola adalah Sekretaris Daerah ProvinsiKaimantan Barat yang berwenang dan bertanggung jawab menetapkan kebijakan dan pedoman sertameiakukan koordinasi pengelolaan barang milik daerah;

16. Pembantu Pengelola Barang Milik Daerah yaitu Kepala Biro Pengelolaan Asset selanjutnya disebutpembantu pengelola adalah pejabat yang bertanggung jawab mengkoordinasikan penyelenggaraanpengelolaan barang milik daerah yang ada pada satuan kerja perangkat daerah Provinsi KalimantanBarat;

17. Pengguna Barang Milik Daerah selanjutnya disebut pengguna yaitu Kepala Satuan Kerja PerangkatDaerah yang memegang kewenangan penggunaan barang milik daerah;

18. Kuasa Pengguna Barang Milik Daerah adalah Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah, yang berwenangmenggunakan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya;

19. Pejabat yang berwenang menetapkan tender/lelang adalah Gubernur, Pengelola atauPengguna/Kuasa Pengguna;

20. Penyimpan Barang Milik Daerah adalah Pegawai yang diserahi tugas untuk menerima, menyimpan,dan mengeluarkan barang;

21. Pengguna Barang Milik Daerah adalah Pegawai yang diserahi tugas untuk mengurus barang milikdaerah, dalam proses pemakaian yang ada disetiap SKPD;

22. Perencanaan Kebutuhan adalah kegiatan merumuskan rincian kebutuhan barang milik daerah untukmenghubungkan pengadaan barang yang telah lalu dengan keadaan yang sedang berjalan sebagaidasar dalam melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan yang akan datang;

23. Penganggaran adalah kegiatan atau tindakan untuk merumuskan penentuan kebutuhan Barangdaerah dengan memperhatikan alokasi anggaran yang tersedia;

24. Pengadaan adalah kegiatan untuk meiakukan pemenuhan kebutuhan barang daerah dan jasa;

25. Penerimaan adalah kegiatan sebagai tindak lanjut dari hasil pengadaan dan/atau dari pihak ketigayang dilengkapi dengan dokumen pengadaan dan berita acara;

26. Penyimpanan adalah kegiatan untuk meiakukan pengurusan, penyelenggaraan, dan pengaturanbarang persediaan di dalam gudang atau ruang penyimpanan;

27. Penyaluran adalah kegiatan untuk menyalurkan/pengiriman barang milik daerah dari gudang ataupenyimpanan lainnya ke unit kerja/satuan kerja pemakai;

28. Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengguna/kuasa pengguna dalam mengelola danmenatausahakan barang milik daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD yangbersangkutan;

29. Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi dan pelaporanbarang milik daerah sesuai ketentuan yang berlaku:

30. Inventarisasi adalah kegiatan atau tindakan untuk meiakukan perhitungan, pengurusan,penyelenggaraan, pengaturan, pencatatan data dan pelaporan barang milik daerah dalam unitpemakaian;

31. Penilaian adalah suatu proses kegiatan penelitian yang selektif didasarkan pada data/fakta yangobyektif dan relevan dengan menggunakan metode/teknis tertentu untuk memperoleh nilai barangmilik daerah;

32. Pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik daerah yang tidak dipergunakan sesuai dengantugas pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam bentuk sewa, pinjam pakai,pemanfaatan, bangun guna serah (BGS), dan bangun serah guna (BSG) dengan tidak mengubahstatus kepemilikan;

33. Sewa adalah pemanfaatan barang milik daerah oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu denganmenerima imbalan uang tunai;

Page 6: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

5

34. Pinjam pakai adalah penyerahan penggunaan barang antara Pemerintah Pusat dengan PemerintahDaerah dan antar Pemerintah Daerah dalam jangka waktu tertentu tanpa menerima imbalan dansetelah jangka waktu tersebut diserahkan kembali kepada pengelola;

35. Kerjasama pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik daerah oleh pihak lain dalam jangkatertentu dalam rangka peningkatan penerimaan daerah bukan pajak/pendapatan daerah dan sumberpembiayaan lainnya;

36. Bangun guna serah (BGS) adalah pemanfaatan barang milik daerah berupa tanah oleh pihak lain caramendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak laintersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati, untuk selanjutnya kembali tanah besertabangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya setelah berakhir jangka waktu;

37. Bangun serah guna (BSG) adalah pemanfaatan barang milik daerah berupa tanah oleh pihak laindengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana barikut fasilitasnya, dan setelah selesaibangunannya diserahkan kepada Pemerintah Provinsi untuk kemudian didayagunakan oleh pihak laintersebut dalam jangka waktu tertentu yang disepakati;

38. Pengamanan adalah kegiatan atau tindakan pengendalian dalam pengurusan barang daerah dalambentuk fisik, administratif, pengasuransian dan tindakan upaya hukum;

39. Pemeliharaan adalah kegiatan atau tindakan yang dilakukan agar semua barang Daerah selalu dalamkeadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdayaguna dan berhasil guna;

40. Penghapusan adalah tindakan menghapus barang milik daerah dari daftar barang denganmenerbitkan surat keputusan dari pejabat yang berwenang dalam pengelolaan barang milik daerahuntuk membebaskan pengguna dan/atau kuasa pengguna dan/atau pengelola dari tanggungjawabadministrasi dan fisik atas barang yang berada dalam penguasaannya;

41. Pemindahtanganan adalah pengalihan kepemilikan barang milik daerah sebagai tindak lanjut daripenghapusan serta dengan cara dijual, dipertukarkan, dihibahkan, atau disertakan sebagai modalPemerintah Daerah;

42. Penjualan adalah pengalihan kepemilikan barang milik daerah kepada pihak lain dengan menerimapenggantian dalam bentuk uang;

43. Tukar-menukar barang milik daerah/tukar guling adalah pengalihan kepemilikan barang milik daerahyang dilakukan antara Pemerintah Daerah dengan Pemerintah Pusat, antar Pemerintah Daerah, atauantara Pemerintah Daerah dengan pihak lain, dengan menerima penggantian dalam bentuk barang,sekurang-kurangnya dengan nilai seimbang;

44. Hibah adalah pengalihan kepemilikan barang dari pemerinah daerah kepada Pemerintah Pusat. antarPemerintah Daerah, atau antara Pemerintah Daerah dengan pihak lain, tanpa memperolehpenggantian;

45. Penyertaan modal pemerintah daerah adalah pengalihan kepemilkan barang milik daerah yangsemula merupakan kekeayaanyang tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang dipisahkan menjadikekayaan yan dipisahkan untuk perhitungan sebagai modal/saham daerah pada Badan Usaha MilikNedara/Daerah atau Badan hokum lainnya;

46. Daftar barang pengguna yang selanjutnya disingkat DBP adalah daftar yang memuat data barangyang digunakan oleh masing-masing pengguna;

47. Daftar barang kuasa pengguna yang selanjutnya disingkat DBKP adalah daftar yang memuat daftaryang memuat data barang yang dimiliki oleh masing-masing pengguna;

48. Rumah Daerah adalah rumah yang dimiliki/dikuasai oleh Pemerintah Daerah yang ditempati olehpejabat tertentu atau Pegawai negeri Sipil Pemerintah Daerah yang ditetapkan dengan KeputusanGubernur;

49. Standarisasi adalah penentuan jenis barang dengan titik berat pada keseragaman, kualitas, kapasitasdan bentuk yang memudahkan dalam hal pengadaan atau perawatan, yang berlaku untuk suatu jenisbarang dan untuk jangka waktu tertentu;

50. Standarisasi Harga Barang adalah Pembekuan Harga Barang menurut jenis, spesifikasi sertakualitasnya dalam 1 (satu) periode tertentu;

Page 7: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

6

51. Standarisasi sarana dan prasarana kerja Pemerintah Daerah adalah pembekuan ruang kantor,perlengkapan kantor, rumah dinas, kendaraan dinas dan lain-lain barang yang memerlukanstandarisasi;

BAB IIPEJABAT PENGELOLA BARANG MILIK DAERAH

Pengertian Umum

Pasal 2

(1) Gubernur sebagai pemegang kekuasaan barang milik daerah mempunyai kewenangan untukmengambil tindakan yang mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran barang milik daerah sertamempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan pembinaan dalam pengelolaan barang milik daerah;

(2) Dalam rangka pelaksanaan,pembinaan dan pengelolaan barang Milik Daerah Gubernur dibantu oleh :

a. Sekretaris Daerah;

b. Kepala Biro Pengelolaan Asset, selaku Pembantu Pengelola;

c. Kepala SKPD selaku Pengguna

d. Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah selaku Kuasa Pengguna;

e. Penyimpan barang milik daerah;

f. Pengurus barang milik daerah;

Pasal 3

(1) Sekretaris Daerah sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat (2) huruf a, sebagai koordinator dibantu olehAsisten yang membidangi Pengelolaan Barang Milik Daerah, bertugas melakukan pembinaan danbertanggungjawab atas terselenggaranya Koordinasi dan sinkronisasi antara Pembina, pengelola danpengguna barang/kuasa pengguna barang;

(2) Apabila dalam pembinaan dan pengelolaan barang milik daerah terdapat perbedaan pendapat antarapembina, pengelola dan pengguna/kuasa pengguna barang yang mengakibatkan kemacetan, makaSekretaris Daerah selaku pengelola barang berkewajiban untuk mengambil tindakan pengamananyang bersifat sementara;

(3) Sekretaris Daerah sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat (2) wajib menyampaikan laporan dan sarankepada Gubernur untuk mendapatkan keputusan terakhir;

Pasal 4

(1) Kepala Biro Pengelolaan Asset sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat (2) huruf b, selaku pembantupngelola barang milik daerah bertanggung jawab mengkoordinir penyelenggaraan pengelolaan badanmilik daerah yang ada pada masing-masing SKPD;

(2) Untuk tertib administrasi pengunaan anggaran barang, setiap pengadaan, pemeliharaan danperbaikan barang pada masing-masing SKPD wajib disampaikan kepada Gubemur melalui KepalaBiro Pengelolaan Asset;

Pasal 5

(1) Kepala SKPD sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat (2) huruf c, sebagai pengguna bertugas danbertanggungjawab atas perencanaan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, penggunaan,penatausahaan, pemeliharaan/perbaikan, pengamanan dan pengawasan barang dalam lingkunganwewenangnya;

(2) Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat (2) huruf d, selaku KuasaPengguna Barang Milik Daerah berwenang dan bertanggung jawab atas perencanaan kebutuhan,pengadaan, penyimpanan, penggunaan, penatausahaan, pemeliharaan/perbaikan, pengamanan danpengwasan barang dalam lingkungan wewenangnya;

Page 8: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

7

Pasal 6

(1) Penyimpanan barang sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat (2) huruf e, bertugasmenerima,menyimpan dan menyalurkan barang yang berada pada Pengguna/Kuasa Pengguna;

(2) Pengurus barang sebagaimana dimaksud Pasai 2 ayat (2) huruf f, bertugas mengurus barang milikdaerah dalam pemakaian pada masing-masing Pengguna/Kuasa Pengguna;

BAB IIIPERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PENGANGGARAN

Pasal 7

(1) Untuk melakukan perencanaan kebutuhan barang dilaksanakan berdasarkan pertimbangan tertentuyaitu :

a. Untuk mengisi kebutuhan barang pada masing-masing Unit/Satuan kerja disesuai dengan besaranorganisasi/jumlah pegawai dalam suau organisasi;

b. Adanya barang yang rusak, dihapus, dijual, hilang, mati atau sebab lain yang sebab lain yangdapat dipertanggungjawabkan sehingga memerlukan penggantian;

c. Adanyaperuntukan barang yang didasarkan pada peruntukan standar perorangan, jika terjadimutasi bertambah personil sehingga mempengaruhi kebutuhan barang;

d. Untuk menjaga tingkat persediaan barang milik daerah pada masing-masing SKPD;

e. Pertimbangan teknologi;

(2) Fungsi perencanaan penganggaran merupakan rangkaian kegiatan dalam pemenuhan kebutuhandengan memperhatikan kemampuan/ketersediaan keuangan daerah;

(3) Perencanaan penganggaran untuk pemenuhan kebutuhan barang harus terinci dengan memuatbanyaknya barang, nama barang, waktu dan jumlah biaya yang diperlukan;

(4) Perencanaan kebutuhan barang milik daerah disusun oleh masing-masing unit sesuai Rencana Kerjadan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah dengan memperhatikan standarisasi sarana danprasarana kerja pemerintahan daerah dan standarisasi harga yang telah ditetapkan oleh Gubernur;

(5) Perencanaan kebutuhan barang dilakukan melalui 2 (dua) tahap, yakni:

a. Tahap pertama, merencanakan kebutuhan barang untuk tiap-tiap SKPD yang menjadi bahandalam penyusunan Rencana Kebutuhan Barang untuk 1 (satu) tahun bagi semua SKPD;

b. Tahap kedua, merencanakan kebutuhan barang untuk Pemerintah Daerah dalam satu tahun yangdibuat berdasarkan Rencana Kebutuhan satu tahun dari semua SKPD yang disesuaikan dengananggaran yang teredia;

Pasal 8

(1) Kegiatan perencanaan dan penentuan kebutuhan didasarkan atas beban tugas dan tanggungjawabmasing-masing unit sesuai anggaran yang tersedia;

(2) Kegiatan perencanaan sebagaimana dimaksud ayat (1) dilaksanakan dengan memperhatikan hal-halsebagai berikut :

a. Barang apa yang dibutuhkan;

b. Dimana dibutuhkan;

c. Bilamana dibutuhkan;

d. Berapa biaya yang dibutuhkan ;

e. Siapa yang mengurus dan siapa yang menggunakan;

f. Alasan-alasan kebutuhan;

g. Cara pengadaan, standarisasi dan spesifikasi barang-barang yang dibutuhkan, baik jenismaupun jumlah dan besarnya barang yang dibutuhkan.

Page 9: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

8

(3) Kepala Biro Kengeioiaan Asset selaKu Pembantu Pengelola melaksanakan koordinasi,menyiapkan/ menyusun dan menghimpun:

a. Rencana kebutuhan barang milik daerah untuk satu tahun anggaran yang diperiukan oleh setiapSKPD;

b. Standarisasi sarana dan prasarana kerja pemerintahan daerah dan standarisasi harga.

(4) Standarisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b, disusun oleh Panitia dan/atauKonsultan yang keanggotaannya ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

Pasal 9

(1) Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagai pengguna barang merencanakan dan menyusun kebutuhanbarang dalam Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagai bahan dalampenyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

(2) Masing-masing SKPD menyusun Rencana Kebutuhan Barang dan Rencana Kebutuhan PemeliharaanBarang kemudian menyampaikan kepada Pengelola melalui Pembantu Pengelola untuk meneliti danmenyusun menjadi Rencana Daftar Kebutuhan Barang Milik Daerah dan Rencana KebutuhanPemeliharaan Barang Milik Daerah;

(3) Rencana kebutuhan barang SKPD disusun berdasarkan standansasi sarana dan prasarana kerjapemerintahan daerah yang ditetapkan Gubernur;

(4) Setelah APBD ditetapkan setiap SKPD menyusun Daftar Rencana Tahunan Barang dan disampaikankepada Gubernur melalui Pengelola;

(5) Berdasarkan rencana tahunan barang dari semua SKPD, diteliti dan dihimpun menjadi DaftarKebutuhan Barang Milik Daerah untuk satu tahun anggaran;

(6) Daftar kebutuhan barang daerah tersebut dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pengadaan danpemeliharaan barang milik daerah.

(7) Cara pengisian dan format Rencana Kebutuhan Barang Unit/Rencana Kebutuhan PemeliharaanBarang Unit, Rencana Tahunan Barang Unit/Rencana Tahunan Pemeliharaan Barang Unit dan DaftarKebutuhan Barang Daerah/Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang Daerah sebagaimana tercantumdalam Lampiran I dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.

BAB IVP E N G A D A A N

Pasal 10

(1) Pengadaan barang daerah dilaksanakan oleh Panitia/Pejabat Pengadaan dengan tujuan:

a. Tertib administrasi pengadaan barang daerah;

b. Tertib administrasi pengelolaan barang daerah;

c. Pendayagunaan barang daerah secara maksimal sesuai dengan tujuan pengadaan barangdaerah;

d. Tercapainya tertib pelaksanaan penatausahaan barang daerah.

(2) Pengadaan barang daerah sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat dilaksanakan dengan cara:

a. Pengadaan/pemborongan pekerjaan;

b. Membuat sendiri (swakelola);

c. Penerimaan (hibah atau bantuan/sumbangan atau kewajiban Pihak Ketiga);

d. Tukar menukar;

e. Guna susun.

Page 10: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

9

(3) Administrasi Pengadaan barang daerah yang dilaksanakan oleh Panitia/Pejabat Pengadaan dan UnitLayanan Pengadaan mencakup seluruh kegiatan pengadaan barang daerah sesuai dengan DaftarKebutuhan Barang Daerah

(4) Pengadaan barang daerah melalui Panitia/Pejabat Pengadaan dan Unit Layanan Pengadaan, batasandan cakupan kegiatan ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Gubemur;

(5) Gubemur dapat melimpahkan kewenangan kepada Kepala SKPD untuk menetapkan Panitia/ PejabatPengadaan dan Unit Layanan Pengadaan pada masing-masing SKPD yang ditetapkan lebih lanjutdengan Keputusan Gubemur;

(6) Pelaksanaan teknis administrasi lebih lanjut dikoordinasikan dan dikonsultasikan dengan PembantuPengelola;

(7) Kepala SKPD bertanggungjawab, terhadap tertib administrasi, kualitas barang dan wajib melaporkanpelaksanaannya kepada Gubemur melalui pengelola;

Pasal 11

(1) Panitia/Pejabat dan Unit Layanan Pengadaan barang/jasa ditetapkan dengan Keputusan Gubemurdan/atau Pengguna Anggaran dengan susunan keanggotaannya dari Pejabat/Staf yang memilikisertifikat keahlian pengadaan barang/jasa, bila dipandang periu dapat melibatkan unsur teknis terkait;

(2) Panitia/Pejabat dan Unit Layanan Pengadaan barang/jasa menyelenggarakan tender/lelang danmengambil keputusan dalam suatu rapat, dituangkan dalam Berita Acara Lelang mengenai calonpemenang, akan diusulkan kepada Pejabat yang berwenang memutuskan pemenang tender/lelang atasdasar harga terendah, dikaitkan dengan harga perkiraan sendiri (owner estimate) yang dapatdipertanggungjawabkan untuk kualitas barang yang dibutuhkan ;

(3) Pelaksanaan pangadaan barang/jasa pemborongan/jasa lainnya dilaksanakan dengan cara:

a. Pelelangan Umum;

b. Pelelangan Terbatas;

c. Pemilihan Langsung;

d. Penunjukan Langsung

(4) Pelaksanaan pengadaan jasa konsultansi dilaksankan dengan cara:

a. Seleksi Umum;

b. Seleksi Terbatas;

c. Seleksi Langsung;

d. Penunjukan Langsung.

(5) Pelaksanaan pengadaan sebagaimana dimaksud ayat (3) dan (4) dituangkan dalam Berita Acarayang memuat antara lain;

a. Hari, tanggal dan tempat pelaksanaan lelang;

b. Anggota Panitia yang nadir;

c. Rekanan yang diundang, rekanan yang hadir, rekanan yang memenuhi syarat;

d. Surat-surat penawaran yang masuk.

(6) Bentuk Kontrak/Perjanjian pemborongan/jasa sebagai berikut:

a. Pengadaan dengan nilai dibawah Rp. 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah) bentuk kontrak berupasurat pesanan dan kuitansi pembayaran dengan materai secukupnya;

b. Pengadaan dengan nilai diatas Rp. 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah) sampai dengan Rp.50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah) bentuk kontrak berupa Surat Perintah Kerja (SPK) tanpajaminan pelaksanaan;

c. Untuk pengadaan dengan nilai diatas Rp. 50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah) bentuk kontrakberupa kontrak pengadaan barang/jasa dengan jaminan pelaksanaan 5 (lima) persen dari nilaikontrak, kontrak ditandatangani oleh Pengguna setelah penyedia memberikan jaminanpelaksanaan (garansi Bank);

d. Khusus bentuk Kontrak/Perjanjian Jasa Konsultansi tidak memakai jaminan pelaksanaan.

Page 11: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

10

(7) Penerimaan barang dilaksanakan oleh penyimpan barang dan/atau penguins barang setelah diperiksaoleh Panitia Pemeriksa Barang Daerah dengan membuat Berita Acara Pemeriksaan ;

(8) Pembayaran hanya dapat dilakukan apabila dilampiri dokumen-dokumen sesuai dengan ketentuan yangberiaku;

(9) Dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang diperhatikan adalah:

a. Keseluruhan dokumen kontrak yang bersangkutan harus disusun sesuai dengan ketentuan yangberiaku dan/atau ketentuan yang tercantum dalam perjanjian yang bersangkutan;

b. Penyedia barang/jasa yang ditunjuk benar-benar mampu dan memiliki reputasi baik, antara laindibuktikan dari pelaksanaan pekerjaannya pada kontrak yang lain pada waktu lalu diDinas/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah lainnya yang bersangkutan atau ditempatpemberi kerja yang lain;

c. Harga yang disepakati telah memenuhi persyaratan, menguntungkan daerah dan telahdibandingkan dengan standar harga yang ditetapkan oleh Gubernur.

Pasal 12

Pengadaan barang/jasa Pemerintah Daerah yang bersifat khusus dan menganut azas keseragaman,ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

Pasal 13

(1) Pengadaan dan Pembebasan tanah dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Pengelola denganmemperhatikan asal usul tanah terdiri dari:

a. Tanah Negara (tanah yang langsung dikuasai Negara);

b. Tanah milik masyarakat (tanah garapan); dan

c. Tanah hak (tanah kepunyaan perorangan atau Badan Hukum) berbentuk hak milik, hak gunausaha, hak guna bangunan, hak pakai atau hak pengelolaan.

(2) Proses pengadaan dan pembebasan tanah dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan;

(3) Setiap penguasaan tanah oleh Daerah untuk keperluan Pemerintah Daerah harus memiliki landasanhak yang sah, yaitu hak atas tanah yang diberikan oleh Pejabat yang berwenang;

(4) Penguasaan tanah oleh Pemerintah daerah dapat ditempuh melalui:

a. Pemberian tanah Negara (tanah yang langsung dikuasai oleh Negara) oleh Pemerintah melaluikeputusan pemberian hak;

b. Pembebasan tanah hak (tanah yang sudah ada haknya, kepunyaan perorangan atau BadanHukum) dilakukan secara musyawarah dengan pembayaran ganti rugi kepada pemiliknya;

c. Penerimaan sumbangan/hibah tanpa disertai pembayaran ganti rugi kepada pihak yangmelepaskan tanahnya.

(5) Proses pembebasan tanah atau penerimaan sumbangan/ hibah dapat dianggap selesai, tertib danaman terhadap kemungkinan tuntutan dari pihak lain setelah diperoleh Sertifikat Tanah.

Pasal 14

(1) Hak atas tanah yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah, yaitu:

a. Hak pakai, apabila tanahnya dipergunakan sendiri untuk keperluan yang langsung berhubungandengan penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan;

b. Hak pengelolaan, apabila tanahnya dipergunakan untuk keperluan lain yang tidak langsungberhubungan dengan tugas, seperti pengkaplingan untuk pegawai/anggota DPRD, polakerjasama dengan Pihak Ketiga atau penggunaannya akan ditentukan kemudian oleh Gubernur

(2) Tata cara pembebasan tanah, meliputi:

a. SKPD yang memeriukan tanah wajib mengajukan permohonan pembebasan tanak kepadaGubernur dengan mengemukakan maksud dan tujuan penggunaan tanahnya;

b. Permohonan dimaksud disertai dengan keterangan mengenai:

1) Status tanah yang akan dibebaskan haknya (jenis/macam, luas serta tanahnya);

Page 12: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

11

2) Gambar situasi tanahnya;

3) Maksud dan tujuan pembebasan tanah dan rencana penggunaan tanahnya.

c. Setelah menerima permohonan, Gubernur memerintahkan kepada Panitia Pembebasan Tanahuntuk melakukan penelitian terhadap data-data dan keterangan yang berhubungan dengantanah;

d. Susunan Personalia Pangadaan tanah terdiri atas unsur-unsur terkait sesuai dengan PeraturanPerundang-undangan dan dalam hal-hal tertentu Gubernur dapat mengetuai PanitiaPembebasan tanah;

e. Panitia Pembebasan Tanah mempunyai tugas: ,s

1) Mengadakan inventarisasi serta penelitian setempat terhadap keadaan tanahnya, tanamtumbuh dan bangunan-bangunan yang ada di atasnya ;

2) Mengadakan perundingan dengan para pemegang hak atas tanah dan bangunan/tanaman

3) Menaksir besarnya ganti rugi yang akan dibayarkan kepada yang berhak;

4) Membuat Berita Acara Pembebasan Tanah disertai pertimbangan;

5) Menyaksikan pelaksanaan pembayaran ganti rugi kepada yang berhak atas tanah, bangunandan tanaman.

f. Pembayaran ganti rugi dalam rangka pembebasan tanah harus dilaksanakan secara langsung olehinstansi yang bersangkuatan kepada pemegang Hak Atas Tanah/Pemilik Bangunan/Tanam Tumbuh;

g. Panitia Pembebasan Tanah tidak diperkenankan sebagai juru bayar, dan pembayarannya tidakdiperbolehkan melalui Kuasa atau Perantara.

(3) Tata cara perolehan hak dan penyelesaian sertifikat hak atas tanah:

a. Dengan selesainya proses pembebasan tanah, berubahlah status tanahnya menjadi tanahnegara (tanah yang dikuasai oleh Negara secara langsung) dan untuk dapat dikuasai sebagaiHak Pakai atau Hak Pengelolaan oleh Pemerintah Daerah, harus dipenuhi ketentuanpermohonan hak dan penyelesaian sertifikat hak atas tanahnya;

b. Permohonan untuk mendapatkan Hak Pakai atau Hak Pengelolaan diajukan oleh PemerintahDaerah kepada Pejabat yang berwenang sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undanganyang berlaku;

c. Setelah sertifikat Hak Atas Tanah tersebut diterima oleh pemerintah daerah, selesailah prosespengadaan tanahnya, pengurusan lebih lanjut, sepanjang mengenai inventarisasinya terutamadidasarkan kepada penyimpanan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pengadaantanah tersebut antara lain :

1) Berita acara pembebasan tanah;

2) Berkas (pertinggal) permohonan hak pakai/hak pengelolaan;

3) Salinan surat keputusan pemberian hak pakai/hak pengelolaan;

4) Sertifikat atas tanahnya.

(4) Tata cara Perolehan hak berupa sumbangan/hibah:

a. Penerimaan sumbangan atau hibah atas tanah dari Pihak Ketiga dituangkan dalam Berita AcaraHibah dengan mencantumkan luas tanah, nilai dan status kepemilikan;

b. Setelah ditandatangani Berita Acara Hibah, Gubemur segera menyelesaikan status/dokumenkepemilikan;

c. Penerimaan sumbangan atau hibah berupa tanah dan/atau bengunan dan selain tanah dan/ataubangunan baik dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, masyarakat atau badan hukumlainnya, dituangkan dalam berita Acara dan segera diselesaikan status/dokumen kepemilikan;

d. Semua tanah yang pada saat ini statusnya masih dikuasai Pemerintah Daerah harusdisertifikatkan atas nama Pemerintah Daerah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari, dan Pemerintah daerah menyediakan dana untuk kepengurusan sertifikatdimaksud;

Page 13: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

12

Pasal 15

(1) Daftar hasil pengadaan barang milik daerah memuat catatan seluruh barang yang diadakan olehsemua SKPD dalam masa satu tahun anggaran dan pembiayaan dibebankan pada APBD;

(2) Kepala SKPD bertanggung jawab melaksanakan pembuatan daftar hasil pengadaan barang milikdaerah dalam lingkungan wewenangnya dan bertanggung jawab untuk melaporkan/menyampaikandaftar hasil pengadaan barang milik daerah tersebut kepada Gubemur melalui pengelola;

Pasal 16

(1) Prosedur pembuatan Daftar Hasil Pengadaan Barang Milik Daerah adalah sebagai berikut:

a. Pembantu pengelola menyediakan formulir yang diperlukan;

b. Formulir tersebut dikirim/disampaikan kepada semua SKPD untuk diisi sesuai dengan barang-barang yang diadakan oleh unit yang bersangkutan dan dibuat setiap 6 (enam) bulan sekali;

c. Daftar Hasil Pengadaan Barang Milik Daerah dari semua SKPD dikirim ke pembantu pengelolapaling lambat 2 (dua) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran yang bersangkutan, untukdisusun dan dihimpun menjadi Buku Daftar Hasil Pengadaan Barang Milik Daerah;

d. Buku Daftar Hasil Pengadaan Barang dibuat oleh Biro Pengelolaan Asset, yang meliputi datasecara keselumhan atas hasil pengadaan barang inventarisasi dan barang pakai habis selama1 (satu) tahun anggaran yang dilakukan masing-masing SKPD.

(2) Buku Daftar Hasil Pengadaan sebagaimana dimasud ayat (1) huruf d, dikompilasi dan rekapitulasisebagai bahan lampiran perhitungan APBD;

(3) Format Keputusan Pembentukan Panitia Pengadaan dan cara pengisian formulir Daftar HasilPengadaan Barang sebagaimana tercantum dalam Lampiran II dan merupakan bagian yang tidakterpisahkan dari Peraturan Gubemur ini.

BAB VPENERIMAAN, PENYIMPANAN DAN PENYALURAN

Bagian PertamaPenerimaan Barang

Pasal 17

(1) Semua barang bergerak penerimaannya dilakukan oleh penyimpan barang/pengurus barang padamasing-masing SKPD terhadap barang hasil pengadaan (APBD) atau pihak ketiga, yang dilaksanakandi gudang penyimpanan;

(2) Penerimaan barang oleh penyimpan barang/pengurus barang dilaksanakan pada :

a. Gudang induk, sebagai unsur dalam Biro Pengelolaan Asset yang menampung dan menyimpanbarang yang akan disalurkan ke gudang unit atau langsung ke SKPD;

b. Gudang unit, yang menampung dan menyimpan barang untuk disalurkan kepada SKPD dalamunit yang bersangkutan:

1) Berasal dari Gudang Induk ;

2) Langsung dikirim ke gudang unit, untuk selanjutnya digunakan atau dipakai unit yangbersangkutan.

(3) Pelaksanaan penerimaan barang sebagaimana dimaksud ayat (2) adalah sebagai berikut:

a. Dasar penerimaan barang ialah surat perintah kerja/surat perjanjian/ kontrak pengadaan barangyang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang;

b. Barang yang akan diterima hams disertai dokumen yang jelas menyatakan macam/jenis,banyak, harganya dan spesifikasi barang;

Page 14: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

13

c. Barang diterima apabila hasil penelitian barang oleh panitia pemeriksa barang, sesuai denganisi dokumen tersebut;

d. Pernyataan penerimaan barang dinyatakan sah apabila berita acara pemeriksaan barang telahditandatangani oleh Panitia Pemeriksa Barang Daerah, penyimpan/pengurus barang danpenyedia barang/jasa;

e. Apabila berdasarkan penelitian temyata ada kekurangan atau syarat-syarat yang belumterpenuhi, maka penerimaan barang dilakukan dengan membuat tanda penerimaan sementarabarang yany dengan tegas membuat sebab-sebab daripada penerimaan sementara barang;

f. Apabila kekurangan dan syarat-syarat sudah terpenuhi sesuai dengan ketentuan, maka dapatdilaksanakan penerimaan barang;

g. Apabila barang telah diterima akan tetapi belum sempat diperiksa, maka penerimaan barangdilaksanakan dengan membuat tanda penerimaan barang sementara, dengan diberi catatanbarang belum diteliti oleh Panitia Pemeriksa Barang Daerah;

h. Contoh model pemeriksaan dan penerimaan barang sebagaimana tercantum dalam lampiran Idan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.

Pasal 18

(1) Panitia Pemeriksa Barang Daerah (PPBD) ditetapkan dengan Keputusan Gubernur, dengan susunanpersonalia dapat melibatkan unsur teknis terkait;

(2) Gubernur dapat melimpahkan kewenangan pembentukan Panitia Pemeriksa Barang Daerah kepadaKepala SKPD dengan Keputusan Gubernur;

(3) Tugas Panitia Pemeriksa Barang sebagaimana dimaksud ayat (1):

a. Melaksanakan pemeriksaan hasil pengadaan barang;

b. Membuat Berita Acara Hasil Pemeriksaan Barang.

(4) Tugas Panitia sebagaimana ayat (2) huruf a dan b, temyata barang hasil pengadaan tidak sesuaidengan persyaratan sebagaimana tertera di dalam Surat Perjanjian dan atau dokumen penyerahanlainnya, hams dinyatakan dalam Berita Acara Pemeriksaan Barang dan segera diberitahukankepada Pejabat yang melaksanakan pengadaan;

(5) Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Barang sebagaimana dimaksud ayat (3), Pejabat yangmelaksanakan pengadaan bersangkutan hams mengambil tindakan penyelesaian selanjutnya;

(6) Jika pelaksanaan penyelesaian barang sebagaimana dimaksud Ayat (4) memerlukan waktu yanglama, maka barang tersebut dapat diserahkan kepada penyimpan barang / penguins barang untukdisimpan sebagai barang titipan, dengan membuat Berita Acara Sementara yang memuat semuadata/keterangan yang diperlukan sehubungan dengan kekurangan-kekurangan barang.

Bagian KeduaPenyimpan Barang

Pasal 19

(1) Kegiatan penyimpanan barang milik daerah, yaitu :a. Menerima, menyimpan, merawat, merawat dan menjaga keutuhan barang dalam gudang/ruang

penyimpanan agar dapat dipergunakan sesuai dengan rencana secara tertib, rapi dan aman;b. Menyelenggarakan administrasi penyimpanan/pergudangan atas semua barang yang ada

dalam gudang;c. Melakukan stock opname secara berkala ataupun insidentil terhadap barang persediaan yang

ada didalam gudang agar persediaan selalu dapat memenuhi kebutuhan;d. Membuat laporan secara berkala atas persediaan barang yang ada di gudang.

(2) Fungsi penyimpanan adalah menyelenggarakan pengurusan barang persediaan agar setiap waktudiperlukan dapat dilayani dengan cepat dan tepat.

Pasal 20

(1) Penyimpan/pengurus barang adalah pegawai yang ditugaskan untuk menerima, menyimpan danmengeluarkan barang milik daerah yang diangkat oleh pengelola untuk masa 1 (satu) tahun anggarandan bertanggungjawab kepada pengelola melalui atasan langsungnya;

Page 15: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

14

(2) Penyimpanan barang dapat diangkat kembali pada tahun anggaran berikutnya denganmemperhatikan ketentuan jabatan, dimana jabatan penyimpan barang tersebut dapat dirangkapdengan penguins barang sepanjang beban tugas/volume kegiatan tidak teralalu besar;

(3) Setiap tahun pengelola menunjuk/menetapkan kembali penyimpan barang dalam lingkunganPemerintah Daerah dengan memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut:

a. Diusulkan oleh Kepala SKPD yang bersangkutan;

b. Serendah-rendahnya menduduki golongan II dan setinggi-tingginya golongan III, mengacukepada Undang-undang kepegawaian;

c. Minimal mempunyai pencjalaman dalam pengurusan barang/telah mengikuti kursus penyimpanbarang;

d. Mempunyai sifat dan akhlak yang baik, antara lain jujur, teliti, dan dapat dipercaya.

Pasal 21

Penunjukan/penetapan kembali penyimpan barang oleh pengelola sekaligus ditunjuk atasan langsungnyayang antara lain berkewajiban memberikan persetujuan atas setiap pengeluaran barang dan melakukanpengawasan terhadap pelaksanaannya, serta ditetapkan pula jumlah atau besamya intensif bagipenyimpan barang dimaksud.

Pasal 22

(1) Tugas dan tanggungjawab penyimpan/pengurus barang adalah:

a. Menerima, menyimpan dan menyerahkan barang milik daerah ke unit pemakai;

b. Mencatat secara tertib dan teratur penerimaan barang, pengeluaran barang dan keadaanpersediaan barang ke dalam buku/kartu barang menurut jenisnya terdiri dari:

1) Buku barang inventaris;

2) Buku barang pakai habis;

3) Buku hasil pengadaan;

4) Kartu barang;

5) Kartu persediaan barang.

c. Menghimpun seluruh tanda bukti penerimaan barang dan pengeluaran/penyerahan secara tertibdan teratur sehingga memudahkan mencarinya apabila diperlukan sewaktu-waktu terutamadaiam hubungan dengan pengawasan barang;

d. Membuat laporan mengenai barang yang diurusnya berdasarkan Kartu Persediaan Barangapabila diminta dengan sepengetahuan atasan langsungnya;

e. Membuat laporan, baik secara periodik meupun secara insidentil mengenai pengurusan barangyang menjadi tanggungjawabnya kepada pengelola melalui atasan langsungnya;

f. Membuat perhitungan/pertanggung jawaban atas barang yang diurusnya;

g. Bertanggungjawab kepada pengelola melalui atasan langsung mengenai barang-barang yangdiurusnya dari kerugian, hilang, rusak atau dicuri dan sebab lainnya;

h. Melakukan perhitungan barang (stock opname) sedikitnya setiap 6 (enam) bulan sekali, yangmenyebutkan dengan jelas jenis jumlah dan keterangan lain yang diperlukan, untuk selanjutnyadibuatkan Berita Acara perhitungan barang yang ditandatangani oleh penyimpan barang.

(2) Apabila penyimpan barang karena sesuatu hal tidak dapat melaksanakan tugasnya, maka untukmenjaga kelangsungan tugas/ pekerjaan penyimpan barang tersebut, dapat dilaksanakan dengancara sebagai berikut:

a. Penyimpan barang yang tidak mampu melaksanakan tugasnya, ditunjuk seorang pegawailainnya sebagai penyimpan barang pengganti;

b. Penunjukan pegawai lainnya dilakukan oleh Pengelola Barang atas usul Kepala SKPD;

c. Penyerahan tugas tersebut harus dibuat berita acara pemeriksaan gudang oleh atasan langsungdan dibuat berita acara pemeriksaan serta dilaporkan kepada Pengelola.

Page 16: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

15

(3) Penyimpan/pengurus barang yang akan meninggalkan tugas sementara, dapat ditunjuk seorangpegawai lainnya untuk melakukan tugas sementara penyimpan/pengurus barang;

(4) Penyerahan tugas sementara sebagaimana dimaksud Pasal 22 ayat (3) dibuat berita acarapemeriksaan gudang oleh atasan langsung dan dibuat berita acara pemeriksaan serta dilaporkankepada Pengelola;

(5) Apabila Penyimpan Barang yang bersangkutan kembali melakukan tugasnya, maka penunjukanpengganti sementara tersebut harus dicabut dan penyerahannya dibuat berita acara dan harusdilaporkan kepada Pengelola;

Pasal 23

(1) Kewajiban Atasan Langsung Penyimpan Barang Milik Daerah adalah :

a. Atasan langsung penyimpan/pengurus barang wajib secara berkala 6 (enam) bulan sekalimengadakan pemeriksaan atas penyelenggaraan tugas penyimpan barang, yaitu pemeriksaanpembukuan/pencatatan dan pemeriksaan gudang;

b. Hasil pemeriksaan harus dibuat dalam berita acara pemeriksaan dan dicatat dalam bukupemeriksaan penyimpan barang yang bersangkutan;

c. Hasil pemeriksaan dimaksud dikirim kepada Pengelola dan tembusannya masing-masing untukKepala SKPD yang bersangkutan, Pembantu Pengelola dan Pengawas Fungsional DaerahProvinsi.

(2) Apabila atasan langsung penyimpan barang berhalangan maka Pengelola atau pejabat yangberwenang menunjuk pejabat lain sebagai atasan langsung penyimpan/pengurus barang;

(3) Apabila terjadi kerugian akibat kelalaian penyimpan barang, atasan langsung turut bertanggungjawabatas kerugian yang terjadi;

(4) Format Keputusan Panitia Pemeriksaan, Berita Acara Pemeriksaan, Buku dan Kartu Inventarissebagaimana tercantum dalam lampiran II dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dariPeraturan Gubemur ini.

Bagian Ketiga

Penyaluran Barang

Pasal 24

(1) Kegiatan penyaluran Barang yaitu :

a. Menyelenggarakan penyaluran barang kepada unit yang membutuhkan;

b. Menyelenggarakan administrasi penyaluran dengan tertib dan rapi;

c. Membuat laporan tentang keadaan penyaluran sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(2) Fungsi penyaluran Barang adalah menyelenggarakan pengurusan pembagian/pelayanan barangsecara tepat, cepat dan teratur sesuai dengan kebutuhan;

(3) Kegiatan penyaluran terdiri dari:

a. Menyelenggarakan penyaluran barang kepada unit kerja;

b. Menyelenggarakan administrasi penyaluran barang dengan tertib dan rapi;

c. Membuat laporan realisasi penyaluran barang milik daerah.

(4) Format Keputusan Pembentukan Panitia Pemeriksaan dan contoh dokumen penerimaan,penyimpanan dan penyaluran sebagaimana tercantum dalam Lampiran III dan meupakan bagianyang tidak terpisahkan dari Peraturan Gubemur ini.

BAB VI

P E N G G U N A A N

Pasal 25

(1) Penggunaan merupakan penegasan pemakaian barang milik daerah yang ditetapkan oleh Gubemurkepada pengguna/kuasa pengguna barang sesuai lugas dan fungsi SKPD yang bersangkutan.

Page 17: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

16

(2) Penetapan status penggunaan barang milik daerah pada masing-masing SKPD denganmemperhatikan:

(1) Jumlah personil/pegawai pada SKPD;

(2) Standar kebutuhan tanah dan/atau bangunan dan selain tanah dan/atau bangunan untukmenyelenggarakan tugas pokok dan fungsi SKPD;

(3) Beban tugas dan tanggungjawab SKPD; dan

(4) Jumlah, jenis dan luas, dirinci dengan lengkap termasuk nilainya.

(3) Status penggunaan barang milik daerah pada masing-masing SKPD ditetapkan untuk tertibpengelolaan barang milik daerah dan kepastian hak, wewenang dan tanggungjawab kepala SKPD;

(4) Tata cara penetapan status penggunaan, terdiri dari:

a. Pengguna melaporkan barang milik daerah yang berada pada SKPD yang bersangkutankepada pengelola disertai usul penetapan status penggunaan;

b. Pengelola melalui pembantu pengelola, meneliti laporan sebagaimana dimaksud pada huruf a;

c. Setelah dilakukan penelitian atas kebenaran usulan SKPD, pengelola mengajukan usul kepadaGubemur untuk ditetapkan status penggunaannya;

d. Penetapan status penggunaan barang milik daerah untuk melaksanakan tugas dan fungsi SKPDdan/atau dioperasikan oleh pihak lain dalam rangka menjalankan pelayanan umum sesuai tugaspokok dan fungsi SKPD yang bersangkutan;

e. Penetapan status penggunaan sebagaimana dimaksud pada huruf d, ditetapkan oleh Gubemur;

f. Atas penetapan status penggunaan, masing-masing Kepala SKPD melalui penyimpan/pengurusbarang wajib melakukan penatausahaan barang daerah yang ada pada pengguna masing-masing.

Pasal 26

(1) Penyerahan tanah dan/atau bangunan, meliputi :

a. Pengguna barang wajib menyerahkan tanah dan bangunan yang tidak dipergunakan untukmenyelenggarakan tugas dan fungsi SKPD kepada Gubemur melalui pengeiola;

b. Gubemur menetapkan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang hamsdiserahkan oleh pengguna karena sudah tidak dipergunakan untuk penyelenggaraan tugas pokokdan fungsi SKPD yang bersangkutan;

d. Pengguna yang tidak menyerahkan tanah dan/atau bangunan sebagaimana dimaksud huruf b,dikenakan sanksi berupa pembekuari dana pemeliharaan tanah dan/atau bangunan;

(2) Format Daftar Barang yang Diterima dari Pihak Ketiga dan Surat Keputusan Gubemur tentangPenetapan Status Penggunaan Barang Milik Daerah sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV danmerupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Gubemur ini.

BAB VIIPENATAUSAHAAN

Bagian PertamaPembukuan

Pasal 27

(1) Pengguna/kuasa pengguna barang wajib melakukan pendaftaran dan pencatatan barang milik daerahke dalam Daftar Barang Pengguna (DBP)/Daftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP);

(2) Pengguna/kuasa pengguna barang dalam melakukan pendaftaran dan pencatatan sesuai format:

a. Kartu Inventaris Barang (KIB) A Tanah;

b. Kartu Inventaris Barang (KIB) B Peralatan dan Mesin;

c. Kartu Inventaris Barang (KIB) C Gedung dan Bangunan;

e. Kartu Inventaris Barang (KIB) D Jalan, Irigasi dan Jaringan;

f. Kartu Inventaris Barang (KIB) E Aset Tetap Lainnya;

g. Kartu Inventaris Barang (KIB) F Konstruksi dalam Pengerjaan;

Page 18: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

17

h. Kartu Inventaris Ruangan (KIR).

(3) Pembantu pengeiola melakukan koordinasi dalam pencatatan dan pendaftaran barang milik daerahsebagaimana dimaksud pada huruf b ke dalam Daftar Barang Milik Daerah (DBMD).

Bagian KeduaInventarisasi

Pasal 28

(1) Kegiatan inventarisasi menyusun Buku Inventaris yang memuat data semua kekayaan daerah yangbersifat kebendaan, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak;

(2) Buku inventaris sebagaimana dimaksud ayat (1) memuat data meliputi lokasi, jenis/merk type, jumlah,ukuran, hajga, tahun pembelian, asal barang, keadaan barang;

(3) Buku inventaris yang lengkap, teratur dan berkelanjutan mempunyai fungsi dan peran yang sangatpenting dalam rangka:

a. Pengendalian, pemanfaatan, pengamanan dan pengawasan setiap barang;

b. Usaha untuk menggunakan memanfaatkan setiap barang secara maksimal sesuai dengantujuan dan fungsinya masing-masing;

c. Menunjang pelaksanaan tugas Pemerintah.

(4) Buku Inventaris sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat digunakan sesuai fungsi dan peranannya,maka pelaksanaannya harus tertib, teratur dan berkelanjutan, berdasarkan data yang benar, lengkapdan akurat sehingga dapat memberikan informasi yang tepat dalam;

a. Perencanaan kebutuhan dan penganggaran

b. Pengadaan;

c. Pengadaan;

d. penggunaan;

e. Penatausahaan;

f. Pemanfaatan;

g. Pengamanan dan pemeliharaan;

h. Penilaian;

i. Penghapusan;

j. Pemindahtanganan;

k. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian;

l. Pembiayaan;dan

m. Tuntutan ganti rugi;

(5) Barang Milik/Kekayaan Negara yang dipergunakan oleh Pemenntah Daerah, pengguna mencatatdalam Buku inventaris tersendiri dan dilaporkan kepada pengelola;

(6) Barang milik daerah yang berasal/dibeli dengan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan danBelanja Daerah atau sumbangan berupa pemberian, hadiah, donasi, wakaf, hibah, swadaya,kewajiban pihak ketiga dan sumbangan pihak lain;

(7) Barang milik daerah sebagaimana dimaksud ayat (6) merupakan barang milik daerah yangpengelolaannya berada pada Perusahaan Daerah/Badan Usaha Milik daerah/Yayasan Milik Daerah;

(8) Pimpinan Perusahaan Daerah/Badan Usaha Milik Daerah/Yayasan Milik Daerah wajib melaporkandaftar inventaris barang milik daerah kepada Gubernur, dan Gubemur berwenang untukmengendalikan setiap mutasi inventaris barang.

Page 19: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

18

Bagian KetigaPelaporan

Pasal 29

(1) Kuasa Kuasa Pengguna barang menyampaikan laporan pengguna barang semesteran, tahunan dan 5(lima) tahunan kepada Pengguna yang tembusannya disampaikan kepada Pengelola melaluiPembantu Pengelola;

(2) Pengguna menyampaikan laporan pengguna barang semesteran, tahunan dan 5 (lima) tahunankepada Gubemur melalui pengelola;

(3) Pembantu Pengelola menghimpun seluruh laporan pengguna barang semesteran, tahunan dan 5(lima) tahunan dari masing-masing SKPD, jumlah maupun nilai serta dibuat rekapitulasinya;

(4) Rekapitulasi sebagaimana dimaksud ayat (3), digunakan sebagai bahan penyusunan neraca daerah;

(5) Hasil sensus barang daerah dari masing-masing pengguna/kuasa pengguna, di rekap ke dalam bukuinventaris dan disampaikan kepada pengelola, selanjutnya pembantu pengelola merekap bukuinventaris tersebut menjadi buku induk inventaris;

(6) Buku Induk Inv&ntaris sebagaimana dimaksud pada huruf e merupakan saldo awal pada daftar mutasibarang tahun berikutnya, selanjutnya untuk tahun-tahun berikutnya pengguna/kuasa pengguna danpengelola hanya membuat Daftar Mutasi Barang (bertambah dan/atau berkurang) dalam bentukrekapitulasi barang milik daerah;

(7) Mutasi barang bertambah dan/atau berkurang pada masing-masing SKPD setiap semester, dicatatsecara tertib pada:

a. Laporan Mutasi Barang;

b. Daftar Mutasi Barang.

(8) Laporan mutasi barang merupakan pencatatan barang bertambah dan/atau berkurang selama 6(enam) bulan untuk dilaporkan kepada Gubemur melalui pengelola;

(9) Laporan Mutasi Barang semester I dan semester II digabungkan menjadi Daftar Mutasi Barangselama 1 (satu) tahun, dan masing-masing dibuatkan Daftar Rekapitulasinya (Daftar RekapitulasiMutasi Barang);

(10) Daftar mutasi barang selama 1 (satu) tahun tersebut disimpan di Pembantu Pengelola;

(11) Rekapitulasi seluruh barang milik daerah (daftar mutasi) sebagaimana dimaksud ayat (9) disampaikankepada Menteri Dalam Negeri;

(12) Laporan inventarisasi barang (mutasi bertambah dan/atau berkurang) selain mencantumkan jenis,merek, type, dan lain sebagainya juga harus mencantumkan nilai barang;

(13) Format Laporan Pengurus Barang :

1) Buku Inventaris;

2) Rekap Buku Inventaris;

3) Laporan Mutasi Barang;

4) Daftar Mutasi Barang;

5) Rekapitulasi Daftar Mutasi Barang;

6) Daftar Usulan Barang yang Akan Dihapus;

7) Daftar Barang Milik Daerah yang Digunausahakan;

Pasal 30

Barang milik daerah digolongkan ke dalam 6 (enam) kelompok yaitu :

a. Tanah terdiri dari Tanah Perkampungan, Tanah Pertanian, Tanah Perkebunan, Kebun Campuran,Hutan, Tanah Kolam Ikan, Danau/Rawa, Sungai, Tanah Tandus/Rusak, Tanah Alang-alang danPadang Rumput, Tanah Penggunaan Lain, Tanah Bangunan dan Tanah Pertambangan, tanahbadan jalan dan Iain-Iain sejenisnya;

Page 20: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

19

b. Peralatan dan Mesin, terdiri dari:

1) Alat-alat besar, yaitu alat-alat besar darat, alat-alat besar apung. alat-alat bantu dan Iain-Iainsejenisnya;

2) Alat-alat angkutan, yaitu alat angkutan darat bermotor, alat angkutan aarat tak bermotor, alatangkut apung bermotor, alat angkut apung tak bermotor, alat angkut bermotor udara, dan lain-lainnya sejenisnya;

3) Alat-alat bengkel dan alat ukur, yaitu alat bengkel bermotor, alat bengkel tak bermotor, dan Iain-lainsejenisnya;

4) Alat-alat pertanian/peternakan, yaitu alat Pengolahaan tanah dan tanaman, alat pemeliharaantanaman/pasca penyimpanan dan Iain-Iain sejenisnya;

5) Alat-alat kantor dan rumah tangga, yaitu alat kantor, alat rumah tangga, dan Iain-Iain sejenisnya;

6) Alat studio dan alat komunikasi, yaitu alat studio, alat komunikasi dan Iain-Iain sejenisnya;

7) Alat-alat kedokteran, yaitu alat kedokteran seperti alat kedokteran umum, alat kedokteran gigi, alatkedokteran keluarga berencana, alat kedokteran mata, alat kedokteran THT, alat rontgen, alatfarmasi, dan Iain-Iain sejenisnya;

8) Alat-alat laboratorium, yaitu unit alat laboratorium, alat peraga/praktek sekolah dan Iain-Iainsejenisnya;

9) Alat-alat keamanan, yaitu senjata api, persenjataan non senjata api, amunisi, senjata sinar danlain-lain sejenisnya;

c. Gedung dan bangunan, terdiri dari :

1) Bangunan gedung, yaitu bangunan gedung tempat kerja, bangunan gedung, bangunan instalasi,bangunan gedung tempat ibadah, rumah tempat tinggal dan gedung lainnya yang sejenis;

2) Bangunan monumen, candi, monumen alam, monumen sejarah, tugu peringatan dan Iain-Iainsejenisnya.

d. Jalan, irigasi, instalasi dan jaringan, terdiri dari:

1) Jalan dan jembatan, yaitu jalan, jembatan, terowongan dan Iain-Iain jenisnya;

2) Bangunan air/irigasi, yaitu bangunan air irigasi, bangunan air pasang, bangunan airpengembangan rawa dan polde, bangunan air pengaman surya dan penanggul, bangunan airminum, bangunan air kotor an bangunan air lain yang sejenis;

3) Instalasi, yaitu instalasi air minum, instalasi air kotor, instalasi pengolahan sampan, instalasipengolahan bahan bangunan, instalasi pembangkit listrik, instalasi gardu listrik dan Iain-Iainsejenisnya;

4) Jaringan, yaitu jaringan air minum, jaringan listrik dan Iain-Iain sejenisnya.

e. Aset tetap lainnya, terdiri dari:

1) Buku dan perpustakaan, yaitu buku umum filsafah, agama, ilmu sosial, ilmu bahasa, matematikadan pengetahuan alam, ilmu pengetahuan praktis. arsitektur, kesenian, olah raga, geografi,biografi, sejarah dan Iain-Iain sejenisnya;

2) Barang bercorak kesenian/kebudayaan, yaitu barang bercorak kesenian, kebudayaan sepertipahatan, lukisan alat-alat kesenian, alatolah raga, tanda penghargaan, dan Iain-Iain sejenisnya;

3) Hewan/temak dan tumbuhan, yaitu hewan seperti binatang temak, binatang unggas, binatangmelata, binatang ikah, hewan kebun binatang dan Iain-Iain sejenisnya, sedangkan tumbuhan-tumbuhan seperti pohon jati, pohon mahoni, pohon kenari, pohon asem dan Iain-Iain sejenisnyatermasuk pohon ayoman/pelindung.

f. Konstruksi dalam pengerjaan.

Pasal 31

(1) Pelaksanaan Inventarisasi dibagi dalam dua kegiatan yakni:

a. Pelaksanaan pencatatan;

b. Pelaksanaan pelaporan.

Page 21: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

20

(2) Dalam pelaksanaan pencatatan sebagaimana dimaksud huruf a, dipergunakan buku dan kartusebagai berikut:

a. Kartu Inventaris Barang (KIB A,B,C,D,E dan F)

b. Kartu Inventaris Ruangan;

c. Buku Inventaris;

d. Buku Induk Inventaris.

(3) Dalam pelaksanaan pelaporan sebagaimana dimaksud huruf b, dipergunakan daftar yaitu :

a. Buku Inventaris dan Rekap;

b. Daftar Mutasi Barang dan Rekap.

(4) Fungsi buku dan kartu inventaris baik untuk kegiatan pencatatan maupun untuk kegiatanpelaporan, yaitu:

a. Buku Induk Inventaris (Bll) merupakan gabungan/kompilasi buku inventaris sedangkan buku .inventaris adalah himpunan catatan data teknis dan administratif yang diperoleh dari catatan kartubarang inventaris sebagai hasil sensus ditiap-tiap SKPD yang dilaksanakan secara serentak padawaktu tertentu;

b. Pembantu Pengelola mengkoordinir penyelenggaraan pengelolaan barang daerah;

c. Untuk mendapatkan data barang dan pembuatan buku inventaris yang benar, dapatdipertanggungjawabkan dan akurat (up to date) maka dilakukan melalui Sensus Barang Daerahsetiap 5 (lima) tahun sekali.

(5) Prosedur pengisian Buku Inventaris, adalah sebagai berikut:

a. Pengguna melaksanakan inventarisasi barang yang dicatat di dalam Kartu Inventaris Barang (A,B, C, D, E dan F) dan Kartu Inventaris Ruangan (KIR) secara kolektif atau secara tersendiri perjenis barang rangkap 2 (dua);

b. Pengguna barang bertanggungjawab dan menghimpun KIB dan KIR dan mencatatnya dalamBuku Inventaris yang datanya dari KIB A, B, C, D, E dan F serta membuat KIR dimasing-masingruangan;

c. Pembantu pengelola barang mengkompilasi Buku Inventaris menjadi Buku Induk Inventaris;

d. Rekapitulasi Buku Induk Inventaris tfteidatangani oleh pengelola atau pembantu pengelola;

e. Buku Induk Inventaris bertaku untuk 5 (lima) tahun, yang selanjutnya dibuat kembali dengantata-cara sebagaimana telah diuraikan di atas (Sensus Barang).

Pasal 32

(1) Kartu Inventaris Barang (KIB) adalah Kartu untuk mencatat barang-barang Inventaris secara tersendiriatau kumpulan/kolektif dilengkapi data asal, volume, kapasitas, merk, type, nilai/harga dan data lainmengenai barang tersebut, yang diperiukan untuk inventarisasi maupun tujuan lain dan dipergunakanselama barang itu belum dihapuskan;

(2) Kartu Inventaris Barang (KIB), terdiri dari:

a. Kartu Inventaris Barang (Tanah);

b. Kartu Inventaris Barang (Mesin dan Peralatan);

c. Kartu Inventaris Barang (Gedung dan Bangunan);

d. Kartu Inventaris Barang (Jalan, Irigasi dan Jaringan);

e. Kartu Inventaris Barang (Aset Tatap Lainnya);

f. Kartu Inventaris Konstruksi dalam Pengerjaan.

(3) Kartu Inventaris Ruangan (KIR) adalah kartu untuk mencatat barang-barang inventaris yang adadalam ruangan kerja;

(4) Kartu Inventaris Ruangan dipasang di setiap ruangan kerja, pemasangan maupun pencatataninventaris ruangan menjadi tanggung jawab pengurus barang dan Kepala Ruangan di setiap SKPD;

Page 22: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

21

(5) Daftar Rekapitulasi Inventaris disusun oleh pengelola/pembantu pengelola denpn mempergunakanbahan dari rekapitulasi Inventaris barang yang disampaikan oleh pengguna;

(6) Daftar Mutasi Barang memuat date barang yang berkurang dan/atau yang bertambah dalam suatujangka waktu tertentu (1 semester dan 1 tahun);

(7) Mutasi barang terjadi karena :

a. Bertambah, disebabkan:

1) Pengadaan baru karena pembelian;

2) Sumbangan atau hibah;

3) Tukar menukar;

4) Perubahan peningkatan kualitas (guna susun);

b. Berkurang, disebabkan:

1) Diijual/dihapuskan;

2) Musnah/Hilang/Mati;

3) Dihibahkan/disumbangkan;

4) Tukar menukar/ruilslag/tukar guling/dilepaskan dengan ganti rugi.

Pasal 33

Untuk menertibkan administrasi pengelolaan barang milik daerah yang meliputi pembukuan, pencatatan danpelaporan, Pengelola menetapkan pengurus barang pada masing-masing SKPD.

Pasal 34

(1) Pelaksanaan sensus barang milik daerah bertujuan :

a. Untuk mendapatkan data barang yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan serta akurat (upto date);

b. Barang yang akan disensus adalah seluruh barang milik Pemeiintah yang dapat dikelompokkansebagai berikut:

1) Barang milik daerah, termasuk barang yang dipisahkan pada Perusahaan Daerah/BadanUsaha Milik Daerah/Yayasan Milik Daerah;

2) Barang milik/kekayaan Negara yang dipergunakan oleh Pemenntah Daerah.

(2) Pelaksanaan sensus barang milik daerah, melalui tahapan:

a. Sensus barang milik Daerah, yaitu pelaksanaan sensus barang milik daerah, dilaksanakanmelalui tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Pada tahap persiapan, Gubernur menetapkanjuknis Sensus Barang Daerah yang disiapkan oleh pengelola, selanjutnya masing-masing SKPDmelaksanakan pengisian KIB dan KIR dilingkungannya. Pelaksanaan pengisian KIB dan KIRtersebut dilaksanakan sekaligus dengan penulisan Nomor Kode Lokasi dan Kode Barang padamasing-masing barangnya sebelum pelaksanaan sensus. KIR dan KIB dimaksud merupakandata pendukung utama pada saat pelaksanaan Sensus Barang Daerah;

b. Pelaksanaan sensus barang milik daerah, masing-masing pengguna/kuasa penggunamelaksanakan pengisian formulir Buku Inventans.

(3) Mekanisme pelaksanaan Sensus Barang Daerah, Kodefikasi barang, Kartu Inventans dan BukuInventans sebagaimana tercantum dalam lampiran IV dan merupakan bagian yang tidakterpisahkan dari Peraturan Gubernur ni.

BAB VIIIPEMANFAATAN

Pasal 35

(1) Barang Milik Daerah yang belum dimanfaatkan pertu didayagunakan secara optimal sehingga tidakmembebani Belanja Daerah;

(2) Pemanfaatan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan dilaksanakan pengelola setelahmeridapat persetujuan Gubernur;

(3) Selain tanah dan/atau bangunan dilaksanakan oleh pengguna setelah mendapat persetujuanpengelola.

Page 23: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

22

Pasal 36(1) Pinjam pakai selain kepada instansi Pemeiintah atau antar Pemeiintah Daerah dapat diberikan kepada

alat kelengkapan dalam rangka menunjang penyelenggaraan pemerintahan daerah dan ditetapkansebagai kendaraan dinas operasional (pool);

(2) Syarat-syarat pinjam pakai barang milik daerah adalah:

a. Barang milik daerah tersebut sementara waktu belum dimanfaatkan oleh SKPD;

b. Barang milik daerah yang dipinjampakaikan tersebut hanya boleh digunakan oleh peminjam

sesuai dengan peruntukkannya;

c. Pinjam pakai tersebut tidak mengganggu kelancaran tugas pokok instansi atau SKPD;

d. Barang milik daerah yang dipinjampakaikan harus merupakan barang yang tidak habis pakai;

e. Peminjam wajib memelihara dan menanggung biaya-biaya yang diperiukan seiama peminjaman;

f. Peminjam bertanggung jawab atas keutuhan dan keselamatan barang;

g. Jangka waktu pinjam pakai maksimal selama 2 (dua) tahun dan apabila diperlukan dapatdiperpanjang kembali;

h. Pengembalian barang milik daerah yang dipinjam pakaikan harus dalam keadaan baik danlengkap.

(3) Pinjam pakai barang milik daerah hanya dapat dilaksanakan antar Pemerintah;(4) Pinjam pakai barang milik daerah ditetapkan dengan Surat Perjanjian dan penyerahannya dituangkan

dalam Berita Acara, setelah mendapat persetujuan Gubemur;

(5) Pinjam pakai dilaksanakan berdasarkan Surat Perjanjian dengan sekurang-kurangnya memuat

a. Pihak-pihak yang terikat dengan perjanjian;

b. Jenis, luas dan jumlah barang yang dipinjamkan;

c. Jangka waktu pinjam pakai;

d. Tanggungjawab peminjam atas biaya operasional dan pemeliharaan selama jangka waktupeminjaman;

e. Persyaratan lain yang dianggap perlu.

Pasal 37

(1) Penyewaan barang Daerah hanya dapat dilaksanakan dengan pertimbangan sebagai berikut:

a. Untuk mengoptimalkan daya guna dan hasil guna barang milik daerah;

b. Untuk sementara waktu barang milik daerah tersebut belum dimanfaatkan oleh SKPD;

c. Barang milik daerah dapat disewakan kepada pihak lain/Pihak Ketiga;

d. Jenis-jenis barang milik daerah yang disewakan ditetapkan oleh Gubemur;

e. Besaran sewa ditetapkan oleh Gubemur berdasarkan hasil perhitungan Tim Penaksir;

f. Hasil penyewaan merupakan penerimaan daerah dan disetor ke kas daerah;

(2) Jenis barang milik daerah yang dapat disewakan :

a. Tanah;

b. Bangunan gedung dan/atau aula;

c. Ruang asrama dan/atau kamar;

d. Peralatan eiektronik;

e. Peralatan laboratorium;

f. Toko/kios;

g. Kendaraan dan alat-alat besar.

Page 24: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

23

(3) Prosedur penyewaan terdiri dari:a. Kepala SKPD mengusulkan kepada Gubemur melalui pengelola atas barang milik daerah yang

akan disewakan, dalam pengusulan tersebut dilengkapi data barang dan apabila dipandangperlu dapat dibentuk Panitia Penyewaan;

b. Penyewaan tanah dan/atau bangunan milik Pemerintah Daerah dilaksanakan oleh pengelolasetelah mendapat persetujuan Gubemur dan penyewaan sebagian tanah dan/atau bangunanyang masih digunakan oleh pengguna serta selain tanah dan/atau bangunan dilaksanakan olehpengguna setelah mendapat persetujuan pengelola;

c. Keputusan tentang penyewaan barang milik daerah dituangkan ke dalam Surat Perjanjian Sewamenyewa yang memuat:

(1) Data barang milik daerah yang disewakan;

(2) Hak dan kewajiban dari pada kedua belah pihak;

(3) Jumlah/besamya uang sewa yang hams dibayar oleh Pihak Ketiga;

(4) jJangka waktu sewa menyewa;

(5) Biaya operasi dan pemeliharaan selama penyewaan menjadi tanggung jawab penyewa;

(6) Sanksi;

(7) Ketentuan lain yang dipandang periu temtama mengenai batasan-batasan penggunaanbarang milik daerah yang disewakan kepada Pihak Penyewa;

(8) Surat Perjanjian Sewa Menyewa tersebut ditandatangani oleh pengelola atas nama Gubemurdengan Pihak Penyewa;

(9) Hasil penyewaan barang milik daerah disetorkan ke kas daerah;

(10) Segala biaya yang diperiukan dalam rangka persiapan pelaksanaan penyewaan barang milikdaerah ditanggung oleh Pirjak Penyewa.

(2) Jangka waktu penyewaan maksimal 5 (lima) tahun dan dpat dipertimbangkan untuk diperpanjangkan;

(3) Format Keputusan penyewaan sebagaimana dimaksud ayat (2) dan pembentukan panitia peneliitiantanah dan atau bangunan sebagaimana tercantum dalam lampiran VI dan merupakan bagian yangtidak terpisahkan dari Peraturan Gubemur ini.

Pasal 38

(1) Kerjasama pemanfaatan terhadap barang milik daerah dengan pihak lain dilaksanakan dalam rangkaoptimalisasi dayaguna dan hasil guna barang milik daerah dan menambah/meningkatkan penerimaandaerah;

(2) Kerjasama pemanfaatan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkanoleh pengguna kepada Gubemur dan sebagian tanah dan/atau bangunan yang masih digunakan olehpengguna dan barang daerah selain tanah dan/atau bangunan;

(3) Kewenangan penetapan kerjasama pemanfaatan barang milik daerah berupa tanah dan/ataubangunan yang telah diserahkan pengguna, dilaksanakan oleh Pengelola setelah mendapatpersetujuan Gubemur;

(4) Kewenangan penetapan kerjasama pemanfaatan sebagian tanah dan/atau bangunan yang masihdipergunakan oleh pengguna selain tanah dan/atau bangunan dilaksanakan oleh Pengguna setelahmendapat persetujuan Pengelola;

(5) Penetapan dan kewajiban mitra kerjasama, meliputi:

a. Mitra kerjasama pemanfaatan barang milik daerah ditetapkan melalui tender/lelang dengansekurang-kurangnya 5(lima) peserta/peminat, apabila setelah 2 kali berturut-turut diumumkan,peminatnya kurang dari 5, dapat dilakukan proses pemiiihan langsung atau penunjukanlangsung melalui negoisasi baik teknis maupun harga;

b. Mitra kerjasama pemanfaatan barang milik Daerah dapat dilakukan penunjukan langsungterhadap kegiatan yang bersifat khusus seperti penggunaan tanah milik Pemerintah Daerahuntuk keperluan kebun binatang (pengembangbiakan/pelestarian satwa langka), pelabuhan laut,pelabuhan udara, pengelolaan limbah, pendidikan dan sarana olah raga dan dilakukannegoisasi baik teknis maupun harga;

c. Mitra kerjasama pemanfaatan harus membayar kontribusi tetap ke rekening kas daerah setiaptahun selama jangka waktu pengoperasian yang telah ditetapkan dan pembagian keuntunganhasil kerjasama pemanfaatan;

Page 25: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

24

d. Besaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan hasil kerjasama pemanfaatan ditetapkanberdasarkan hasil perhitungan Tim yang dibentuk dengan Keputusan Gubemur denganmemperhatikan antara lain :

1) Nilai tanah dan/atau bangunan sebagai obyek kerjasama ditetapkan sesuai NJOP dan/atauharga pasaran umum, apabila dalam satu lokasi terdapat nilai NJOP dan/atau pasaran umumyang berbeda dilakukan penjumlahan dan dibagi sesuai jumlah yang ada.

2) Kegiatan kerjasama pemanfaatan untuk kepentingan umum dan/atau kegiatan perdagangan.

3) Besaran investasi dari mitra kerja

4) Penyerapan tenaga kerja dan peningkatan PAD.

e. Jangka waktu pemanfaatan tanah dan atau bangunan paling lama 30 (tiga puluh) tahun sejakperjanjian ditandatangani dan dapat diperpanjang;

f. Mitra kerjasama pemanfaatan dilarang menjaminkan obyek kerjasama pemanfaatan yaitu tanahdan/atau bangunan;

g. Biaya pengkajian, penelitian, penaksir dan pengumuman lelang, dibebankan pada APBD;

h. Biaya yang berkenaan dengan persiapan dan pelaksanaan penyusunan surat perjanjian,konsultan pelaksana/pengawas, dibebankan pada Pihak Ketiga;

Pasal 39

(1) Permohonan kerjasama ditujukan kepada Panitia Tender/Lelang dan dilengkapi data-data sebagaiberikut:

a. Akte pendirian;

b. Memiliki SIUP sesuai bidangnya;

c. Telah melakukan kegiatan usaha sesuai bidangnya;

d. Mengajukan proposal;

e. Memiliki keahlian di bidangnya;

f. Memiliki modal kerja yang cukup: dan

g. Datateknis :

1) Tanah : Lokasi/alamat, luas, status, penggunaan saat ini;

2) Bangunan : Lokasi/alamat, luas, status 1MB, kondisi;

3) Rencana penambahan bangunan gedung dan fasilitas lainnya dengan memperhatikan:

a) KDB (Koefisien Dasar Bangunan);

b) KLB (Koefisien Luas Bangunan).

(2) Tugas Panitia, terdiri dari:

a. Menerima dan meneliti secara administratif permohonan yang diajukan oleh pemohon;

b. Meneliti dan membahas proposal/surat permohonan yang diajukan pemohon yang berkaitandengan jenis usaha, masa pengelolaan, besamya kontribusi dan hal-hal lain yang dianggapperlu sesuai bentuk pemanfaatannya bersama-sama dengan pihak pemohon;

c. Melakukan penelitian lapangan;

d. Membuat Berita Acara hasil penelitian;

e. Memberikan dan menyampaikan saran pertimbangan kepada Gubernur;

f. Menyiapkan surat jawaban penolakan atau persetujuan pemanfaatan dari Gubernur tentangpersetujuan pemanfaatan;

g. Menyiapkan Keputusan Gubernur tentang persetujuan pemanfaatan; dan

h. Menyiapkan Surat Perjanjian, Berita Acara Serah Terima.

Page 26: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

25

(3) Pelaksanaan kerjasama pemanfaatan atas barang milik daerah ditetapkan dalam Surat Perjanjianyang memuat antara lain :a. Pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian;b. Obyek kerjasama pemanfaatan;c. Jangka waktu kerjasama pemanfaatan;d. Pokok-pokok mengenai kerjasama pemanfaatan;e. Data barang milik daerah yang menjadi obyek kerjasama pemanfaatan;f. Hak dan kewajiban para pihak yang terikat dalam perjanjian;g. Besamya kontribusi tetap dan pembagian hasil keuntungan ditetapkan dengan keputusan

Gubemur dan dicantumkan dalam Surat Perjanjian Kerjasama Pemanfaatan;h. Sanksi;i. Surat Perjanjian ditandatangani oleh pengelola atas nama Gubemur dan mitra kerjasama; danj. Persyaratan lain yang dianggap periu.

Pasal 40

(1) Penetapan mitra kerjasama Bangun Guna Serah dilaksanakan melalui tender/lelang dengan mengikutsertakan sekurang-kurangnya 5 peserta/peminat, apabila diumumkan 2 kali berturut-turut peminatnyakurang dari 5, dapat dilakukan proses pemilihan langsung atau penunjukan langsung melalui negoisasibaik teknis maupun harga;

(2) Dasar pertimbangan bangun guna serah atas barang milik daerah yaitu :

a. Barang milik daerah belum dimanfaatkan;

b. Mengoptimalisasikan barang milik daerah;

c. Dalam rangka efesiensi dan efektifitas;

d. Menambah/meningkatkan Pendapatan Daerah; dan

e. Menunjang program pembangunan dan kemasyarakatan Pemerintah Daerah.

(3) Persyaratan pelaksanaan Bangun Guna Serah, terdiri dari :

a. Gedung yang dibangun berikut fasilitasnya harus sesuai dengan kebutuhan Pemerintah Daerahsesuai dengan tugas dan fungsi;

b. Pemerintah Daerah memiliki tanah yang beium dimanfaatkan;

c. Dana untuk pembangunan berikut penyelesaian fasilitasnya tidak membebani APBD;

d. Bangunan hasil bangun guna serah harus dapat dimanfaatkan secara langsung oleh PihakKetiga;

e. Mitra bangun guna serah harus mempunyai kemampuan keuangan dan keahlian;

f. Obyek Bangun Guna Serah berupa sertifikat tanah hak pengelolaan (HPL) milik PemerintahDaerah tidak boleh dijaminkan, digadaikan dan dipindahtangankan;

g. Pihak Ketiga akan memperoleh Hak Guna Bangunan diatas HPL milik Pemerintah Daerah;

h. Hak Guna Bangunan diatas HPL milik Pemerintah Daerah dapat dijadikan jaminan, diagunkandengan dibebani hak tanggungan dan hak tanggungan dimaksud akan hapus dengan habisnya hakguna bangunan;

i. Izin mendirikan bangunan atas nama Pemerintah Daerah;

j. Obyek pemeliharaan meliputi tanah beserta bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya;

k. Mitra kerja bangun guna serah membayar kontribusi ke kas Daerah setiap tahun selama jangkawaktu pengoperasian:

l. Besaran kontribusi ditetapkan berdasarkan hasil perhitungan Tim yang dibentuk denganKeputusan Gubemur dengan memperhatikan antara lain:

1) Nilai aset berupa tanah milik pemerintah daerah sebagai obyek bangun guna serah ditetapkansesuai NJOP dan harga pasaran umum setempat dibagi dua, dan apabila dalam satu lokasi

Page 27: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

26

terdapat nilai NJOP dan harga pasaran umum setempat yang berbeda, dilakukanpenjumlahan dan dibagi sesuai jumlah yang ada;

2) Apabila pemanfaatan tanah tidak merubah status penggunaan/pemanfaatan (fungsi), dimanapola bangun guna serah dilakukan pembangunannya di bawah permukaan tanah, maka nilaitanahnya dipemitungkan separuh (50 %) dari nilai sebagaimana dimaksud angka 1);

3) Peruntukan bangun guna serah untuk kepentingan umum dan atau kepentinganperekonomian/perdagangan;

4) Besaran nilai investasi yang diperiukan/disediakan pihak ketiga;

5) Dampak terhadap penyerapan tenaga kerja dan peningkatan PAD;

m. Selama masa pengoperasian, tanah dan/atau bangunan tetap milik Pemerintah Daerah;

n. Penggunaan tanah yang dibangun harus sesuai dengan Rencana Umum Tata RuangWilayah/Kota (RUTRWK);

o. Angka waktu pengguna-usahaan paling lama 30 (tiga puluh) tahun sejak dimulai masapengoperasian;

p. Biaya penelitian, pengkajian, penaksir dan pengumuman lelang, dibebankan pada APBD;

q. Pelaksanaan penelitian, pengkajian dilaksanakn oleh tim yang ditetapkan dengan SK KepalaDaerah dan dapat bekerjasama dengan Pihak Ketiga;

r. Biaya yang berkenaan dengan persiapan dan pelaksanaan penyusunan surat perjanjian,konsultan pelaksana/pengawas, dibebankan pada Pihak Ketiga;

(4) Prosedur/tatacara bangun guna serah. yaitu permohonan penggunausahaan ditujukan kepadaPanitia tender/lelang dengan dilengkapi data-data sebagai berikut:

a. Akte pendirian;

b. Memiliki SIUP sesuai bidangnya;

c. Telah melakukan kegiatan usaha sesuai bidangnya;

d. Mengajukan proposal;

e. Memiliki keahlian di bidangnya;

f. Memiliki modal kerja yang cukup;

g. Datateknis :

1) Tanah : Lokasi/alamat, luas, status, penggunaan saat ini;

2) Bangunan : Lokasi/alamat, luas, status kepemilikan;

3) Rencana Pembangunan gedung dengan memperhatikan:

a) KDB (Koefisien Dasar Bangunan);

b) KLB (Koefisien Luas Bangunan);

c) Rencana Pembangunan dlsb.

(5) Tugas Panitia, meliputi:

a. Menerima dan meneliti secara administratif permohonan yang diajukan oleh pemohon;

b. Meneliti dan membahas proposa/surat permohonan yang diajukan pemohon yang berkaitandengan jenis usaha, masa pengelolaan, besarnya kontribusi dan hal-hal lai yang dianggap peiiusesuai bentuk pemanfaatannya bersama-sama dengan pihak pemohon;

c. Melakukan penelitian lapangan;

d. Membuat Berita Acara hasil penelitian;

e. Memberikan dan menyampaikan saran pertimbangan kepada Gubemur;

f. Menyiapkan surat jawaban penolakan atau persetujuan pemanfaatan dari Gubemur tentangpersetujuan pemanfaatan;

g. Menyiapkan Keputusan Gubemur tentang persetujuan pemanfaatan;

Page 28: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

27

h. Menyiapkan Surat Perjanjian, Berita Acara Serah Terima.

(6) Pelaksanaan bangun guna serah atas barang milik daerah ditetapkan dalam Surat Perjanjian yangmemuat antara lain:

a. Pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian;

b. Obyek Bangun Guna Serah;

c. Jangka waktu Bangun Guna Serah;

d. Pokok-pokok mengenai bangun guna serah;

e. Data barang milik daerah yang menjadi objek bangun guna serah;

f. Hak dan kewajiban para pihak yang terikat dalam perjanjian;

g. Jumlah/besarnya kontribusi yang harus dibayaroleh Pihak Ketiga;

h. Sanksi;

i. Surat Perjanjian ditartdatangani oleh pengelola atas nama Gubernur dan mitra kerjasama;

j. Persyaratan lain yang dianggap periu.

(7) Penyerahan kembali bangunan/gedung beserta fasilitas kepada Pemerintah Daerah yangbersangkuatan dilaksanakan setelah masa pengoperasian yang dijanjikan berakhiran yangdituangkan dalam bentuk Berita Acara.

Pasal 41

(1) Penetapan untuk Bangun Serah Guna dilaksanakan melalui tender yang mengikut sertakan sekurang-kurangnya 5 peserta/peminat, apabila diumumkan 2 kali berturut-turut peminatnya kurang dari 5, dapatdilakukan proses pemilihan langsung atau penunjukan langsung melalui negoisasi baik teknis maupunharga;

(2) Dasar pertimbangan bangun serah guna atas barang milik daerah yaitu :

a. Barang milik daerah belum dimanfaatkan;

b. Mengoptimalisasikan barang milik daerah;

c. Dalam rangka efesiensi dan efektifitas;

d. Menambah/ meningkatkan Pendapatan Daerah;

e. Menunjang program pembangunan dan kemasyarakatan Pemerintah Daerah.

(3) Persyaratan pelaksanaan Bangun Serah Guna:

a. Gedung yang dibangun berikut fasilitasnya harus sesuai dengan kebutuhan Pemerintah daerahsesuai dengan tugas dan fungsi;

b. Pemerintah Daerah memiliki tanah yang belum dimanfaatkan;

c. Dana untuk pembangunan berikut penyelesaian fasilitasnya tidak membebani APBD;

d. Bangunan hasil bangun serah guna harus dapat dimanfaatkan secara langsung oleh PemerintahDaerah sesuai bidang tugas baik dalam masa pengoperasian maupun saat penyerahankembali;

e. Mitra bangun serah guna harus mempunyai kemampuan keuangan dan keahlian;

f. Obyek Bangun Serah Guna berupa sertifikat tanah hak pengelolaan (HPL) milik PemerintahDaerah tidak boleh dijaminkan, digadaikan dan dipindahtangankan;

g. Pihak Ketiga akan memperoleh Hak Guna Bangunan diatas HPL milik Pemerintah Daerah;

h. Hak Guna Bangunan diatas HPL milik Pemerintah Daerah dapat dijadikan jaminan, diagunkandengan dibebani hak tanggungan dan hak tanggungan dimaksud akan dihapus dengan habisnyahak guna bangunan;

i. Izin mendirikan bangunan atas nama Pemerintah Daerah;

j. Obyek pemeliharaan meliputi tanah beserta bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya;

Page 29: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

28

k. Mitra kerja bangun serah guna membayar kontribusi ke kas Daerah setiap tahun selama jangkawaktu pengoperasian;

l. Besaran kontribusi ditetapkan berdasarkan hasi! perhitungan Tim yang dibentuk denganKeputusan Gubemur dengan memperhatikan :a) Nilai tanah dan/atau bangunan sebagai obyek kerjasama ditetapkan sesuai NJOP dan/atau

harga pasaran umum, apabila dalam satu lokasi terdapat nilai NJOP dan/atau pasaran umumyang berbeda dilakukan penjumlahan dan dibagi sesuai jumlah yang ada;

b) Kerjasama pemanfaatan untuk kepentingan umum dan/atau kegiatan perdagangan, antaralain :1) besaran investasi dari mitra kerja;

2) penyerapan tenaga kerja dan peningkatan PAD.

m. Selama masa pengoperasian, tanah dan/atau bangunan tetap milik Pemerintah Daerah;

n. Penggunaan tanah yang dibangun harus sesuai dengan Rencana Umum Tata RuangWilayah/Kota (RUTRWK);

o. Jangka waktu pengguna-usahaan paling lama 30 (tiga puluh) tahun sejak dimulai masapengopersian;

p. Biaya penelitian, pengkajian, penaksirdan pengumuman lelang, dibebankan pada APBD;

q. Pelaksanaan penelitian, pengkajian dilaksanakan oleh tim yang ditetapkan dengan SuratKeputusan Gubemur dan dapat bekerjasama denagn Pihak Ketiga;

r. Biaya yang berkenaan dengan persiapan dan pelaksanaan penyusunan surat perjanjian,konsultan pelaksana/pengawas, dibebankan pada Pihak Ketiga.

(4) Permohonan penggunausahaan ditujukan kepada Panitia lelang yang ditetapkan denganKeputusan Gubemur dengan dilengkapi data-data sebagai berikut:

a. Akte pendirian;

b. Memiliki SIUP sesuai bidangnya;

c. Telah melakukan kegiatan usaha sesuai bidangnya;

d. Mengajukan proposal;

e. Memiliki keahlian dibidangnya;

f. Memiliki modal kerja yang cukup;

g. Data teknis:

1) Tanah : Lokasi/alamat, luas, status, penggunaan saat ini;

2) Bangunan : Lokasi/alamat, luas, status 1MB, kondisi;

3) Rencana Pembangunan gedung dengan memperhatikan :

a) KDB (Koefisien Dasar Bangunan);

b) KLB (Koefisien Luas Bangunan);

c) Rencana Pembangunan.

(5) Tugas Panitia, meliputi:

a. Menerima dan meneliti secara administratif permohonan yang diajukan oleh pemohon;

b. Meneliti dan membahas proposal/surat permohonan yang diajukan pemohon yang berkaitandengan jenis usaha, masa pengelolaan, besarnya kontribusi atau uang sewa setoran dan hal-hallain yang dianggap perlu sesuai bentuk pemanfaatannya bersama-sama dengan pihakpemohon;

c. Melakukan penelitian lapangan;

d. Membuat Berita Acara hasil penelitian;

e. Memberikan dan menyampaikan saran periimbangan kepada Kepala Daerah;

f. Menyiapkan surat jawaban penolakan atau persetujuan pemanfaatan dari Kepala Daerahtentang persetujuan pemanfaatan;

Page 30: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

29

g. Menyiapkan Keputusan Kepala Daerah tentang persetujuan pemanfaatan

h. Menyiapkan Surat Perjanjian, Berita Acara Serah Terima.

(6) Pelaksanaan bangun serah guna atas barang milik daerah ditetapkan dalam Surat Perjanjian yangmemuat antara lain:

a. Pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian;

b. Obyek Bangun Serah Guna;

c. Jangka waktu Bangun Serah Guna;

d. Pokok-pokok mengenai bangun serah guna;

e. Data barang milik daerah yang menjadi objek bangun serah guna;

f. Hak dan kewajiban para pihak yang terikat dalam perjanjian;

g. Jumlah/besamya kontribusi atau uang sewa yang hams dibayar oleh Pihak Ketiga;

h. Sanksi;

i. Surat Perjanjian ditandatangani oleh pengelola atas nama Gubernur dan mitra kerjasama;

j. Persyaratan lain yang dianggap perlu,

(7) Penyerahan kembali bangunan/gedung baserta fasilitas kepada Pemerintah Daerah yangbersangkutan dilaksanakan setelah masa pengoperasian yang dijanjikan berakhir yang dituangkandalam bentuk Berita Acara.

Pasal 42

Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Unit Kerja padaSKPD yang diberi wewenang untuk menggunakan penerimaannya secara langsung dan pelaksanaannyasesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB IXPENGAMANAN DAN PEMELIHARAAN

Bagian PertamaPengamanan

Pasal 43

(1) Pengamanan merupakan kegiatan/tindakan pengendalian dan penertiban dalam upaya pengurusanbarang milik daerah secara fisik, administratif dan tindakan hukum;

(2) Pengamanan sebagaimana dimaksud Ayat (1) dititik beratkan pada penertiban/pengamanan secarafisik dan administratif, sehingga barang milik daerah tersebut dapat dipergunakan/dimanfaatkan secaraoptimal serta terhindar dari penyerobotan pengambilalihan atau klaim dari pihak lain;

(3) Pengamanan dilakukan tertiadap barang milik daerah berupa barang inventans dalam prosespemakaian dan barang persediaan dalam gudang yang diupayakan secara fisik, administratif dantindakan hukum;

(4) Pelaksanaan pengamanan fisik, meliputi:

a. Barang inventaris, yaitu pengamanan terhadap barang-barang bergerak dilakukan dengan cara:

1) Pemanfaatan sesuai tujuan;

2) Penggudangan/penyimpanan baik tertutup maupun terbuka;

3) Pemasangan tanda kepemilikan;

4) Pengamanan terhadap barang tidak bergerak dilakukan dengan cara:

a) Pemagaran;

b) Pemasangan papan tanda kepemilikan;

c) Penjagaan.

Page 31: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

30

b. Barang persediaan, yaitu pengamanan terhadap barang persediaan dilakukan oleh penyimpandan/atau pengurus barang dengan cara penempatan pada tempat penyimpanan yang baik sesuaidengan sifat barang tersebut agar barang milik daerah terhindar dari kerusakan fisik.

(5) Pelaksanaan pengamanan administratif, meliputi:

a. Barang inventaris, yaitu pengamanan administrasi terhadap barang bergerak dilakukan dengancara:

1) Pencatatan/inventarisasi;

2) Kelengkapan bukti kepemilikan antara lain BPKB, faktur pembelian, dll;

3) Pemasangan label kode lokasi dan kode barang berupa stiker;

4) Pengamanan administrasi terhadap barang tidak bergerak dilakukan dengan cara:

a) Pencatatan/inventarisasi;

b) Penyelesaian bukti kepemilikan seperti : 1MB, Berita Acara serah terima, Surat Perjanjian,Akte Jual Beli dan dokumen pendukung lainnya.

b. Barang persediaan, yaitu pengamanan administratif terhadap barang persediaan dilakukandengan cara pencatatan dan penyimpanan secara tertib.

(6) Pelaksanaan pengamanan melalui tindakan hukum, yaitu pengamanan melalui upaya hukumterhadap barang inventaris yang bermasalah dengan pihak lain, dilakukan dengan cara:

a. Negoisasi (musyawarah) untuk mencari penyelesaian.

b. Penerapan hukum.

Pasal 44

(1) Pengamanan pada prinsipnya dilaksanakan oleh aparat pelaksana Pemerintah Daerah sesuai dengantugas dan fungsinya;

(2) Pengamanan administratif, meliputi:

a. Pencatatan oleh Pengguna dan dilaporkan kepada pengelola melalui Pembantu Pengelola;

b. Pemasangan label dilakukan oleh Pengguna dengan koordinasi Pembantu Pengelola;

c. Pembantu Pengelola dan/atau SKPD menyelesaikan bukti kepemilikan barang milik daerah.

(3) Pengamanan fisik, meliputi:

a. Pengamanan fisik secara umum terhadap barang inventaris dan barang persediaan dilakukanoleh pengguna;

b. Penyimpanan bukti kepemilikan dilakukan oleh pengelola;

c. Pemagaran dan pemasangan papan tanda kepemilikan dilakukan oleh pengguna terhadaptanah dan/atau bangunan yang dipergunakan untuk penyelenggaraan tugas pokok dan fungsidan oleh Pembantu Pengelola terhadap tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan olehpengguna kepada Kepaia Daerah.

(4) Tindakan hukum, meliputi:

a. Musyawarah untuk mencapai penyelesaian atas barang milik daerah yang bermasalah denganpihak lain pada tahap awal dilakukan oleh pengguna dan pada tahap selanjutnya oleh PembantuPengelola;

b. Upaya pengadilan Perdata maupun Pidana dengan dikoordinasikan oleh Biro Hukum/BagianHukum;

c. Penerapan hukum melalui tindkan represif/pengambilalihan, penyegelan atau penyitaan secarapaksa dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) bersama-sama BiroHukum/Pembantu Pengelola dan SKPD terkait.

(5) Pembiayaan pengamanan barang milik daerah dibebankan pada APBD dan/atau sumber lainnyayang sah dan tidak mengikat.

Page 32: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

31

Bagian Kedua

Pemeliharaan

Pasal 45

(1) Pemeliharaan dilakukan terhadap barang inventaris yang sedang dalam unit pemakaian, tanpamerubah, menambah atau mengurangi bentuk maupun kontruksi asal, sehingga dapat dicapaipendayagunaan barang yang memenuhi persyaratan baik dari segi unit pemakaian maupun dari segikeindahan;

(2) Penyelenggaraan pemeliharaan dapat berupa:

a. Pemeliharaan ringan adalah pemeliharaan yang dilakukan sehari-hari oleh Unit pemakai /pengurus barang tanpa membebani anggran;

b. Pemeliharaan sedang adalah pemeliharaan dan perawaan yang dilakukan secara berkala olehtenaga terdidik/terlatih yang mengakibatkan pembebanan anggran; dan

c. Pemeliharaan berat adalah pemeliharaan dan perawatan yangdilakukan secara sewaktu-waktuoleh tenaga ahli yang pelaksanaannya tidak dapat diduga sebelumnya, tetapi dapat diperkirakankebutuhannya yang emngakibatkan pembebanan anggaran.

(3) Penyelenggaraan pemeliharaan dapat iuga berupa pencegahan barang milik daerah terhadapbahaya kerusakan yang disebabkan oleh faktor:

a. Bologis;

b. Cuaca, suhu dan sinar;

c. Air dan kelembaban;

d. Fisik yang meliputi proses penuaan, pengotoran debu, sifat barang yang bersangkutan dan sifatbarang lain, benturan, getaran dan tekanan; dan

e. Lain-lainnya yang dapat mengakibatkan perubahan kualitas dan sifat-sifat lainnya yangmengurangi kegunaan barang.

Pasal 46

(1) Barang yang dipelihara adalah barang inventaris yang tercatat dalam buku inventaris;

(2) Rencana pemeliharaan barang yaitu penegasan urutan tindakan atau gambaran pekerjaan yang akandilaksanakan terhadap barang inventaris, yang dengan tegas dan secara tertulis memuat macam/jenisbarang, jenis pekerjaan, banyaknya atau volume pekerjaan, perkiraan biaya, waktu pelaksanaan danpelaksanaannya;

(3) Semua unit kerja diwajibkan untuk menyusun rencana pemeliharaan barang dengan ketentuansebagai berikut:

a. Memuat ketentuan mengenai macam/jenis barang, jenis pekerjaan, banyaknya atau volumepekerjaan, perkiraan biaya, waktu dan pelaksanaannya;

b. Menjadi bahan dalam menyusun rencana APBD, khususnya Rencana Tahunan PemeliharaanBarang;

c. Rencana Tahunan Pemeliharaan Barang disampaikan kepada Pengeiola melalui PembantuPengeiola untuk dipergunakan sebagai pedoman selama tahun anggaran yang bersangkutan;

d. Rencana Tahunan pemeliharaan barang bagi SKPD ditandatangani oleh Kepala SKPD dandiajukan pada waktu dan menurut prosedur yang ditetapkan;

e. Rencana Tahunan Pemeliharaan barang unit merupakan landasan bagi pelaksanaanpemeliharaan barang;

f. Setiap perubahan yang akan diadakan pada Rencana Pemeliharaan Barang harus dengansepengetahuan Kepala SKPD yang bersangkutan, sebelum diajukan kepada Pengeiola melaluiPembantu Pengeiola.

Pasal 47

(1) Pelaksanaan pemeliharaan barang milik daerah dilaksanakan oleh pembantu pengeiola, pengguna dankuasa pengguna sesuai dengan daftar kebutuhan pemeliharaan barang milik daerah (DKPBMD) yangada di masing-masing SKPD;

Page 33: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

32

(2) Pelaksanaan pemeliharaan barang milik daerah ditetapkan dengan Surat Perintah Kerja/SuratPerjanjian/kontrak yang ditandatangani oleh Kepala SKPD;

(3) Dalam rangka tertib pemeliharaan setiap jenis barang milik daerah, harus dibuat kartupemeliharaan/perawatan yang memuat;

a. Nama barang inventaris;

b. Spesifikasinya;

c. Tanggal perawatan;

d. Jenis pekerjaan atau pemeliharaan;

e. Barang-barang atau bahan-bahan yang dipergunakan;

f. Biaya pemeliharaan/perawatan;

g. Yang melaksanakan pemeliharaan/perawatan

h. Lain-Iain yang dipandang perlu.

(4) Pencatatan kartu pemeliharaan/perawatan barang dilakukan oleh pengurus barang;

(5) Penerimaan pekerjaan pemeliharaan/perawatan barang meliputi:

a. Pekerjaan pemeliharaan barang yang akan diterima harus dilakukan pemeriksaan oleh PanitiaPemeriksa Barang;

b. Hasil pemeriksaan dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan yang ditandatanganioleh Panitia Pemeriksa Barang;

c. Pelaksanaan pekerjaan/pemeliharaan barang dilaporkan kepada Pengeiola melalui pembantupengeiola;

d. Pembantu pengeiola menghimpun seluruh pelaksanaan pemeliharaan barang dan dilaporkankepada Gubemur.

(6) Petunjuk pengisian kartu pemeliharaan barang sebagaimana tercantum dalam lampiran VII danmarupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.

BAB X

PENILAIAN BARANG DAERAH

Pasal 48

(1) Penilaian barang milik daerah dilakukan dalam rangka pengamanan dan penyusunan neraca daerah;

(2) Penilaian barang milik daerah berpedoman pada Standar Akuntansi Pemerintah daerah;(3) Kegiatan penialian barang milik daerah hams didukung dengan data yang akurat atas seluruh

kepemilikan barang milik daerah yang tercatat dalam daftar inventarisasi barang milik daerah;(4) Penilaian barang milik daerah selain dipergunakan untuk penyusunan neraca daerah, juga dapat

dipergunakan dalam rangka pencatatan, inventarisasi, pemantaatan, pemindahtanganan daninventarisasi.

Pasal 49

(1) Pelaksanaan penilaian barang milik daerah dilakukan oleh Tim yang ditetapkan dengan KeputusanGubemur dan dapat melibatkan lembaga independen bersertifikat dibidang penilaian asset;

(2) Lembaga independen sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah perusahaan penilai yang memenuhipersyaratan sesuai ketentuan peraturarvperundang-undangan;

(3) Penilaian barang milik daerah yang dilaksanakan oleh Panitia penilai, khusus untuk tanah dan/ataubangunan, dilakukan dengan estimasi terendah menggunakan Nilai Jual Objek Pajak sehinggadiperoleh nilai wajar;

(4) Penilaian barang milik daerah selain tanah dan / atau bangunan berdasarkan nilai perolehan dan/atauharga pasaran umum dikurangi penyusutan serta memperhatikan kondisi fisik aset tersebut;

(5) Penilaian barang milik daerah yang dilaksanakan oleh Lembaga Independen yang bersertifikatdibidang penilaian aset, dilakukan dengan pendekatan salah satu atau kombinasi dari data pasar,kalkulasi biaya dan kapitalisasi pendapatan serta dilakukan sesuai standar penilaian Indonesia yangdiakui oleh Pemerintah;

Page 34: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

33

(6) Penilaian barang milik daerah, diatur sebagai berikut:

a. Apabila harga barang hasil pembelian, pembuatan dan berasal dari sumbangn/hibah tidakdiketahui nilainya, maka dapat dilakukan penilaian oleh Tim Penaksir atau oleh penguinsbarang;

b. Dalam menentukan nilai taksiran dilakukan dengan membandingkan barang yang sejenis dantahun yang sama;

c. Penilaian terhadap benda-benda bersejarah dan benda-benda bercorak kebudayaan,pelaksanaan penilaiannya dapat melibatkan tenaga ahli dibidang tersebut;

d. Terhadap barang milik daerah yang kondisinya telah rusak sama sekali dan tidak mempunyainilai, tidak perlu dicantumkan dalam daftar nilai untuk membuat neraca (segera di prosespenghapusannya daribuku inventaris);

e. Apabila harga barang pembelian, pembuatan atau harga barang yang diterima berasal darisumbangan/hibah dan sebagainya tidak diketahui karena tiadanya dokumen yang bersangkutanmenunjukkan nilai yang tidak wajar, nilainya supaya ditaksir oleh Tim/pengurus barang;

f. Benda-benda bersejarah dan benda-benda yang bercorak kebudayaan tetap dimasukkan kedalam Buku Inventaris, sedangkan nilainya dapat ditaksir dengan bantuan tenaga ahli di bidangtersebut.

BAB XI

P E N G H A P U S A N

Pasal 50

(1) Penghapusan barang milik daerah adalah tindakan penghapusan barang Pengguna/Kuasa Penggunadan penghapusan dari Daftar Inventaris Barang Milik Daerah;

(2) Penghapusan barang sebagaimana dimaksud ayat (1), diatur dengan Keputusan Gubemur;

(3) Dasar penghapusan barang yaitu pada prinsipnya semua barang milik daerah dapat dihapuskan, yakni:

a. Penghapusan barang tidak bergerak berdasarkan pertimbangan/alasan-alasan sebagai berikut:

1) Rusak berat, terkena bencana alam/force majeure;

2) Tidak dapat dipergunakan secara optimal (idle);

3) Terkena planologi kota;

4) Kebutuhan organisasi karena perkembangan tugas;

5) Penyatuan lokasi dalam rangka efisiensi dan memudahkan koordinasi;

6) Pertimbangan dalam rangka pelaksanaan rencana strategis Hankam.

b. Penghapusan barang bergerak berdasarkan pertimbangan/alasan-alasan sebagai berikut:

1) Pertimbangan Teknis, antara lain :

a) Secara fisik barang tidak dapat digunakan karena rusak dan tidak ekonomis biiadiperbaiki;

b) Secara teknis tidak dapat digunakan lagi akibat modernisasi;

c) Telah melampaui batas waktu kegunaannya/kadaluarsa;

d) Karena penggunaan mengalami perubahan dasar spesifikasi dan sebagainya;

e) Selisih kurang dalam timbangan/ukuran disebabkan penggunaan/susut dalampenyimpanan/pengangkutan.

2) Pertimbangan Ekonomis, antara lain:

1) Untuk optimalisasi barang milik daerah yang beriebih atau idle;

2) Secara ekonomis lebih menguntungkan bagi daerah apabila dihapus, karena biayaoperasional dan pemeliharaannya lebih besar dari manfaat yang diperoleh.

3) Karena hilang/kekurangan perbendaharaan atau kerugian, yang disebabkan :

a) Kesalahan atau kelalaian Penyimpan dan/atau Pengurus Barang;

b) Diluar kesalahan/kelalaian Penyimpan dan/atau Pengurus Barang;

Page 35: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

34

c) Mati, bagi tanaman atau hewan/temak;

d) Karena kecelakaan atau alasan tidak terduga (force majeure).

(4) Penghapusan barang milik Daerah berupa barang tidak bergerak seperti tanah dan/atau bangunanditetapkan dengan Keputusan Gubemur setelah mendapat persetujuan DPRD, sedangkan untukbarang-barang inventaris lainnya selain tanah dan/atau bangunan sampai dengan Rp. 5.000.000.000,-(lima milyar rupiah) dilakukan oleh Pengelola setelah mendapat persetujuan Gubemur;

(5) Barang milik daerah yang rusak, hilang, mati (hewan dan tanaman), susut, beriebih dan tidak efisienlagi dilaporkan kepada Gubemur melaiui pengelola;

(6) Laporan harus menyebutkan nama, jumlah barang, lokasi, nomor kode barang, nilai barang dan Iain-Iain yang diperiukan.

Pasal 51(1) Panitia Penghapusan Barang Milik Daerah dibentuk dengan Keputusan Gubemur yang susunan

personilnya terdiri dari unsur teknis terkait;

(2) Panitia Penghapusan barang milik Daerah bertugas meneliti barang yang rusak, dokumenkepemilikan, administrasi, penggunaan, pembiayaan, pemeliharaan/perbaikan maupun data lainnyayang dipandang perlu;

(3) Hasil penelitian tersebut dituangkan dalam bentuk Berita Acara dengan melampirkan data kerusakan,laporan hilang dari kepolisian, surat keterangan sebab kematian dan Iain-Iain.

Pasal 52

(1) Pengelola mengajukan permohonan persetujuan kepada Gubemur mengenai rencana penghapusanbarang dimaksud dengan melampirkan Berita Acara hasil penelitian Panitia Penghapusan;

(2) Setelah mendapat persetujuan Gubemur, penghapusan ditetapkan dengan Surat KeputusanPengelola atas nama Gubemur, juga menetapkan cara penjualan dengan cara lelang umum melaiuiKantor Lelang Negara atau lelang terbatas dan/atau disumbangkan/dihibahkan atau dimusnahkan;

(3) Apabila akan dilakukan lelang terbatas, Gubernur membentuk Panitia Pelelangan terbatas untukmelaksanakan penjualan/pelelangan terhadap barang yang telah dihapuskan dari Daftar InventarisBarang Milik Daerah;

(4) Khusus penghapusan untuk barang bergerak karena rusak berat dan tidak dapat dipergunakan lagiseperti alat Kantor dan Mat Rumah Tangga yang sejenis termasuk kendaraan khusus lapanganseperti Alat Angkutan berupa kendaraan Alat Berat, Mobil Jenazah, Truk, Ambulance atau kendaraanlapangan lainnya ditetapkan penghapusannya oleh Pengelola setelah mendapat persetujuanGubernur.

Pasal 53

(1) Penghapusan barang milik daerah, dilakukan berdasarkan:

a. Penghapusan barang milik daerah dilakukan dalam hal barang tersebut sudah tidak beradadalam penguasaan Pengguna Barang (mutasi);

b. Penghapusan barang milik daerah dilakukan dalam hal barang tersebut sudah tidak beradapada Daftar Barang Daerah;

c. Penghapusan tersebut di atas dilakukan setelah mendapat persetujuan Gubernur danpenetapan oleh Pengelola atas nama Gubernur;

d. Penghapusan barang daerah dengan tindak lanjut pemusnahan dilakukan apabila barangdimaksud:

1) Tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan dan tidak dpat dipindahtangankan;

2) Alasan lain sesuai peraturan perundang-undangan.

(2) Pelaksanaan penghapusan secara khusus, yaitu :

a. Penghapusan gedung milik daerah yang harus segera dibangun kembali (rehab total) sesuaidengan peruntukan semula serta yang sifatnya mendesak dan membahayakan,penghapusannya ditetapkan dengan Keputusan Gubernur;

b. Dalam keadaan bangunan yang membahyakan keselamatan jiwa dapat dilakukanpembongkaran terlebih dahulu sambil menunggu Keputusan Gubernur;

Page 36: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

35

c. Alasan-alasan pembongkaran bangunan gedung dimaksud adalah:

1) Rusak berat yang disebabkan oleh kondisi konstruksi bangunan gedung sangatmembahayakan keselamatan jiwa dan mengakibatkan robohnya bangunan gedung tersebut;

2) Rusak berat yang disebabkan oleh bencana alam seperti gempa bumi, banjir, angin topan,kebakaran dan yang sejenis.

(3) Format SK pembentukan panitia penghapusan barang dan berita acara penghapusan barangsebagaimana tercantum dalam lampiran VIII dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dariPeraturan Gubernur ini.

BAB XIIPEMINDAHTANGANAN

Pasal 54

1) Pemindahtanganan barang milik daerah adalah pengalihan kepemilikan sebagai tindak lanjut daripenghapusan;

2) Pemindahtanganan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan dan selain tanah danbangunan yang bernilai lebih dari Rp. 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah) ditetapkan denganKeputusan Gubernur setelah mendapat persetujuan DPRD;

3) Pemindahtanganan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak memerlukanpersetujuan DPRD apabila:

a. Sudah tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau penataan kota:

b. Hrus dihapuskan karena anggaran untuk bangunan pengganti sudah disediakan dalamdokumen penganggaran;

c. Diperuntukkan bagi pegawai negeri;

d. Diperuntukkan bagi kepentingan umum;

e. Dikuasai negara berdasarkan keputusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukumtetap dan/atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan, yang jika status kepemilikannyadipertahankan tidak layak secara ekonomis.

Pasal 55(1) Bentuk-bentuk pemindahtanganan meliputi:

a. Penjualan;

b. Tukar menukar;

c. Hibah;

d. Penyertaan modal Pemerintah Daerah.

(2) Penjualan dan Tukar Menukar, yaitu penjualan barang milik daerah dilakukan secara lelang melaluiKantor Lelang Negara setempat, atau melalui Panitia Pelelangan Terbatas untuk barang milik daerahyang bersifat khusus yang dibentuk dengan Keputusan Gubemur, dan hasil penjualan/pelelangantersebut disetor sepenuhnya ke Kas Daerah;

(3) Keanggotaan Panitia Pelelangan/Penjualan barang tersebut dapat sama dengan keanggotaan PanitiaPenghapusan;

(4) Penjualan barang milik daerah yang dilakukan secara lelang meliputi barang bergerak dan barangtidak bergerak;

(5) Barang bergerak sebagaimana dimaksud ayat (4) seperti : mobil ambulance, mobil pemadamkebakaran, mikro bus, derek, alat-alat berat, pesawat, kendaraan di atas air dan jenis kendaraan untukmelayani kepentingan umum serta barang inventaris lainnya;

(6) Barang yang tidak bergerak sebagaimana dimaksud ayat (4) yaitu tanah dan/atau bangunan yangdimiliki oleh Pemerintah Daerah dalam bentuk Hak Pakai atau Hak Pengelolaan;

(7) Tanah yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah adalah tanah Negara yang telah diserahkan kepadaPemerintah Daerah dalam bentuk Hak Pakai, atau Hak Pengelolaan, atau tanah berasal dari tanahrakyat yang telah dibebaskan oleh Pemerintah Daerah dengan memberikan ganti rugi ataupun tanah

Page 37: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

36

lain yang dikuasainya berdasarkan transaksi lain (sumbangan, hibah), sesuai dengan prosedur danpersyaratan menurut ketentuan peraturan perundang-undangan (dimasukan ke dalam penjelasanpasal);

(8) Tanah Hak Pakai atau Hak Pengelolaan sebagaimana dimaksud ayat (6), diberikan berdasarkanketentuan peraturan perundang-undangan yakni instansi Badan Pertanahan Nasional;

(9) Pelepasan hak atas tanah dan bangunan Pemerintah Daerah dikenal 2 (dua) cara, yakni melaluipelepasan yaitu dengan cara pembayaran ganti rugi (dijual) dan dengan cara tukar menukar(ruilslagh/tukar guling).

Pasal 56

(1) Pemindahtanganan dilaksanakan bertujuan:

a. Untuk meningkatkan tertib administrasi pelaksanaan pelepasan hak atas tanah dan/ataubangunan dengan cara ganti rugi atau dengan cara tukar menukar (ruilslag/tukar guling) dalamrangka pengamanan barang milik daerah;

b. Mencegah terjadinya kerugian daerah;

c. Meningkatkan daya guna dan hasil guna barang milik daerah untuk kepentingan daerah sesuaidengan tugas dan fungsinya.

(2) Subyek pelepasan (ganti rugi atau tukar menukar/ruilslag/tukar guling) adalah pelepasan hak dengancara ganti rugi atau tukar menukar (ruilslag/tukar guling) dapat dilakukan antara Pemerintah denganPemerintah Daerah, antar Pemerintah Daerah, antara Pemerintah Daerah dengan Swasta,BUMN/BUMD, Koperasi, pegawai/perorangan, atau Badan Hukum lainnya;

(3) Alasan pelepasan hak (cara ganti rugi atau cara tukar menukar/ruilslag/tukar guling) antara lain :

a. Terkena planologi;

b. Belum dimanfaatkan secara optimal (idle);

c. Menyatukan barang/aset ynag lokasinya terpencar untuk memudahkan koordinasi dan dalamrangka efesiensi;

d. Memenuhi kebutuhan operasiona! Pemerintah daerah sebagai akibat pengembanganorganisasi; dan

e. Pertimbangan khusus dalam rangka pelaksanaan rencana strategis Hankam.

(4) Pelepasan sebagaimana dimaksud ayat (3) diiaksanakan karena dana untuk keperiuan memenuhikebutuhan Pemerintah daerah tidak tersedia dalam APBD;

(5) Motivasi/pertimbangan pelepasan hal lainnya:

a. Disesuaikan dengan peruntukan tanahnya berdasarkan Rencana Umum Tata RuangKota/Wilayah (RUTRK/W);

b. Membantu instansi Pemerintah diluar Pemerintah daerah yang bersangkutan yang memerlukantanah untuk lokasi kantor, perumahan dan untuk keperiuan pembangunan lainnya;

c. Tanah dan bangunan Pemerintah Daerah yang sudah tidak cocok lagi dengan peruntukkantanahnya, terlalu sempit dan bangunannya sudah tua sehingga tidak efektif lagi untukkepentingan dinas dapat dilepas kepada Pihak Ketiga dengan Pembayaran ganti rugi atau caratukar menukar (ruilslag/tukar guling);

d. Pelepasan hak harus memperhatikan :

a. Dalam hal tukar menukar (ruiislag/tukar guling) maka nilai tukar pada prinsipnya harusberimbang dan lebih menguntungkan Pemerintah Daerah;

b. Apapun yang harus dibangun Pihak Ketiga di atas tanah tersebut harus seijin PemerintahDaerah agar sesuai dengan peruntukkan tanahnya;

c. Dalam hal pelepasan hak dengan pembayaran ganti rugi, diperlukan surat pemyataankesediaan Pihak Ketiga untuk menerima tanah dan/atau bangunan itu dengan pembayaranganti rugi sesuai ketentuan yang berlaku;

d. Dalam hal pelepasan hak dengan tukar menukar (ruilslag/tukar guling), diperlukan SuratPerjanjian Tukar Menukar antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, antar

Page 38: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

37

Pemerintah Daerah, dan Pemerintah Daerah dengan Pihak Ketiga yang bersangkutan yangmengatur materi tukar menukar, hak dan kewajiban masing-masing Pihak sesuai ketentuanyang berlaku.

e. Nilai tanah dan/atau bangunan yang akan dilepaskan dengan ganti rugi atau dengan tukarmenukar (ruilslag/tukar guling) kepada Pihak Ketiga, sebagai berikut:

1) Nilai ganti rugi tanah dapat ditetapkan dengan berpedoman pada harga dasar terendah atastanah yang berlaku setempat, untuk kavling perumahan, Pegawai Negeri, TNI, POLRI danDPRD, sedangkan untuk Instansi Pemerintah, Koperasi dan/atau Yayasan milik Pemerintah,dapat ditetapkan dengan berpedoman pada Nilai Jual Objek Pajak dan/atau harga pasaranumum setempat;

2) Nilai taksiran tanah untuk swasta harus ditetapkan dengan berpedoman pada harga umumtanah dan berdasarkan NJOP yang berlaku setempat;

3) Nilai bangunan ditaksir berdasarkan nilai bangunan pada saat pelaksanaan penaksiran danhasilnya dikurangi dengan nilai susut bangunan yang diperhitungkan jumlah umur bangunandikalikan dengan:

a) 2 % untuk bangunan permanent;

b) 4 % untuk bangunan semi permanent;

c) 10 % untuk bangunan yang darurat.

dengan ketentuan maksimal susutnya sebesar 80 % dari nilai taksiran (tidak dikenakanpotongan sebesar 50 % seperti pada penjualan rumah dinas daerah golongan III).

4) Proses hak atas tanah dan bangunan terdiri dari :

a) Gubemur membentuk Panitia Penaksir;

b) Panitia Penaksir sebagaimana dimaksud huruf a) bertugas:

1) Melakukan pemeriksaan terhadap bukti penguasaan Pemerintah Daerah atas tanahdan atau bangunan;

2) Meneliti kenyataan lokasi dan keadaan lingkungan tanah dan/atau bangunan tanah,dihubungkan dengan rencana pelepasan hak atas tanah ditinjau dari segi sosial,ekonomi, budayadan kepentingan Pemerintah Daerah yang bersangkutan;

3) Menaksir besarnya niali atas tanah dan/atau bangunan tersebut dengan berpedomanpada harga dasar/umum/NJOP tanah yang berlaku setempat dan untuk bangunannyasebagaimana dimaksud huruf e angka 3);

4) Meneliti bonafiditas dan loyalitas calon pihak ketiga dan memberikan saran-sarankepada Kepala daerah;

5) Lain-Iain keterangan yang dipandang perlu.

c) Hasil penelitian Panitia Penaksir dituangkan dalam bentuk Berita Acara.

d) Setelah hasil penelitian Panitia Penaksir dituangkan dalam bentuk Berita Acara HasilPanitia Penaksir, Pengelola mempersiapkan surat permohonan Gubernur kepada DPRDuntuk mengajukan permohonan persetujuan atas rencana pelepasan hak atas tanahdan/atau bangunan dengan cara ganti rugi atau cara tukar menukar (ruilslag/tukar guling)dengan melampirkan Berita Acara hasil penaksiran Penitia Penaksir;

e) Berdasarkan persetujuan DPRD tersebut di atas' selanjutnya ditetapkan KeputusanGubemur tentang pelepasan hak atas tanah dengan ganti rugi atau tukar menukar;

f) Lampiran Keputusan Gubemur sebagaimana dimaksud huruf e memuat data atas tanahdan/atau bangunan yakni Letak/alamat, Luas dan tahun perolehan, nama dan alamatPihak Ketiga dan besarnya nilai ganti rugi atau nilai tukar menukar tanah dan/ataubangunan tersebut;

g) Pelepasan hak atas tanah dan/atau bangunan dengan cara ganti rugi dilakukan denganpelelangan/tender dan apabila peminatnya hanya satu dilakukan dengan penunjukanlangsung dan dilakukan negoisasi harga yang dituangkan dalam Berita Acara;

h) Pelepasan hak atas tanah dan/atau bangunan dengan cara tukar menukar dilakukanlangsung dengan Pihak Ketiga (tidak dilakukan pelelangan/tender) dan dilakukannegoisasi harga yang dituangkan dalam Beriata Aacara.

Page 39: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

38

Pasal 57

(1) Pelaksanaan teknis pelepasan hak atas tanah dan/atau bangunan, terdiri dari :

a. Perjanjian antara Pemerintah Daerah dengan Pihak Ketiga, dengan cara:

1) Pelepasan hak atas tanah dan/atau bangunan dengan cara tukar menukar (ruilslag)dimaksud harus diatur dalam Surat Perjanjian Bersama antara Pemerintah Daerah denganPihak Ketiga;

2) Surat perjanjian bersama harus dicantumkan secara jelas mengenai data tanah dan/ataubangunan, hak dan kewajiban kedua belah pihak, ketentuan mengenai sanksi dan ketentuanlain yang dipandang perlu;

3) Pelepasan hak atas atanah dan/atau bangunan dengan cara pembayaran ganti rugi harusdilengkapi denganSurat Pernyataan dari Pihak Ketiga mengenai kesediaan menerimapelepasan tanah dan/atau bangunan tersebut dengan pembayaran ganti rugi sesuaiketentuan yang berlaku yang dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima.

b. Penghapusan tanah dan/atau bangunan dari Buku Inventaris dilaksanakan setelah selesaipelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Surat Perjanjian Bersama dan SuratPernyataan Berita Acara Serah Terima tersebut, maka:

1) Apabila mengenai kapling untuk rumah pegawai, harus ditegaskan dalam KeputusanGubemur tentang pelepasan hak Pemerintah Daerah atas tanah tersebut dan menghapuskantanah tersebut dari Buku Inventaris kekayaan Daerah yang bersangkutan dan selanjutnyasertfikat hak atas tanah bagi masing-masing pegawai yang bersangkutan baru dapat diprosesmelalui Kantor Pertanahan setempat;

2) Apabila mengenai tanah dimaksud pada huruf a di atas, maka sertifikat atas tanah yangdilepaskan kepada Pihak Ketiga dapat diselesaikan melalui Kantor Pertanahan setempatberdasarkan Keputusan Kepala Daerah yang bersangkutan tentang pelepasan hak atastanah dan/atau bangunan Pemerintah Daerah dimaksud dan menghapuskan tanah dan/ataubangunan tersebut dari Buku Inventaris barang/kekayaan Daerah yang bersangkutan.

Pasal 58

(1) Kendaraan Dinas yang dapat dijual terdiri dari kendaraan perorangan dinas dan kendaraan dinasoperasional;

(2) Kendaraan perorangan dinas yang dapat dijual adalah kendaraan perorangan dinas yangdipergunakan oleh Gubernur dan Wakil Gubemur;

(3) Umur kendaraan perorangan dinas yang dapat dijual sudah dipergunakan selama 5 (lima) tahundan/atau lebih, sudah ada pengganti dan tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan tugas;

(4) Yang berhak membeli kendaraan perorangan dinas sebagaimana dimaksud Ayat (2) Pasal ini adalahGubemur dan Wakil Gubemur yang telah mempunyai masa jabatan 5 (lima) tahun atau lebih danbelum pemah membeli kendaraan perorangan dinas dari pemerintah dalam tenggang waktu 10(sepuluh) tahun.

Pasal 59

(1) Penjualan Kendaraan perorangan dinas didasarkan surat permohonan dari yang bersangkutan;

(2) Permohonan pembelian kendaraan perorangan dinas dikoordinir oleh Pembantu Pengelola;

(3) Pelaksanaan penelitian atas Kendaraan-Kendaraan yang dimohon untuk dibeli dilakukan oleh PanitiaPenjualan Kendaraan Perorangan Dinas yang dibentuk dengan Keputusan Gubemur;

(4) Panitia Penjualan Kendaraan sebagaimana dimaksud ayat (3) Pasal ini meneliti dari segiadministratif/pemilikan kendaraan, keadaan fisik, kemungkinan menganggu kelancaran tugas dinas,efisiensi penggunaannya, biaya operasional, nilai jual kendaraan, persyaratan pejabat pemohon danIain-Iain yang dipandang pertu, yang hasilnya dituangkan dalam bentuk Berita Acara.

Pasal 60

(1) Penjualan terhadap kendaraan perorangan dinas milik Pemerintah Daerah harus memenuhipersyaratan administratif, antara lain :

a. Keputusan pengangkatan pertama sebagai Gubemur dan Wakil Gubemur;

b. Surat pernyataan belum pemah membeli kendaraan perorangan dinas dalam tenggang waktu 10(sepuluh) tahun;

Page 40: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

39

c. Hasil penelitian panitia penjualan;

d. Harga jual kendaraan perorangan dinas ditentukan sebagai berikut:

1) Kendaraan perorangan dinas yang telah berumur 5 sampai dengan 7 tahun, harga jualnyaadalah 40 % (empat puluh persen) dari harga umum/pasaran yang berlaku;

2) Kendaraan perorangan dinas yang telah berumur 8 tahun atau lebih, harga jualnya 20 %(dua puluh persen) dari harga umum/pasaran yang berlaku.

(2) Penjualan kendaraan perorangan dinas ditetapkan dengan Keputusan Gubemur denganmeiampirkan:

a. Nama dan jabatan pembeli;

b. Data mengenai kendaraan;

c. Biaya perbaikan selama 1 (satu) tahun terakhir;

d. Harga jual sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

e. Harga yang ditetapkan;

f. Jumlah harga yang hams dibayar pembeli.

(3) Setelah penetapan penjualan kendaraan'perorangan dinas, selanjutnya dibuat Surat Perjanjian SewaBeli Kendaraan Dinas Perorangan yang ditandatangani oleh Pengelola atas nama Gubemur;

(4) Apabiia ada biaya perbaikan selama 1 (satu) tahun terakhir atas kendaraan tersebut, maka biayadimaksud hams dibayar lunas sekaligus oleh pembeli sebelum Surat Perjanjian ditandatangani;

(5) Surat perjanjian sewa beli sebagaimana dimaksud ayat (3) memuat :

a. Besamya cicilan bulanan atas harga jual kendaraan dimaksud dengan ketentuan hams sudahdilunasi paling iambat dalam waktu 5 (lima) tahun;

b. Apabiia dilunasi dalam waktu kurang dari 1 (satu) tahun, maka balik nama atas kendaraantersebut dapat dilaksanakan;

c. Selama belum dilunasi kendaraan perorangan dinas, tetap tercatat sebagai barang inventarismilik pemerintah daerah.

(6) Apabiia kendaraan tersebut masih dipergunakan untuk kepentingan dinas, maka untuk biaya oli dan8BM dapat disediakan pemerintah daerah;

(7) Semua harga jual dan biaya perbaikan selama 1 (satu) tahun terakhir merupakan penerimaanPemerintah Daerah dan hams disetor ke Kas Daerah;

(8) Setelah harga jual kendaraan perorangan dinas dilunasi, maka dikeluarkan Keputusan Gubemur yangmenetapkan:

a. Pelepasan hak pemerintah daerah atas Kendaraan Perorangan Dinas tersebut kepadapembelirjya;

b. Menghapuskan Kendaraan Perorangan Dinas dari Buku Inventaris Pemerintah Daerah.

(9) Berdasarkan Keputusan Gubemur sebagaimana dimaksud ayat (8), pejabat pembeli KendaraanPerorangan Dinas dapat melakukan Balik Nama Kendaraan tersebut sesuai dengan ketentuan yangberlaku;

(10) Gubemur dan Wakil Gubemur bam diberikan.hak untuk membeli Iagi kendaraan perorangan dinassetelah jangka waktu 10 (sepuluh) tahun sejak saat pembeliannya yang pertama.

Pasal 61

(1) Kendaraan dinas operasional yang dapat dijual adalah kendaraan dinas operasional yang telahdihapus dari Daftar Inventaris Barang Milik Daerah melalui pelelangan baik pelelangan umumdan/atau pelelangan terbatas;

Page 41: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

40

(2) Kendaraan dinas operasional yang dapat dihapus dari Daftar Inventaris Barang Milik Daerah telahberumur 8 (delapam) tahun lebih;

(3) Penghapusan kendaraan dinas operasional walaupun batasan usianya telah ditetapkan, hams tetapmemperhatikan kelancaran pelaksanaan tugas dan/atau sudah ada penggantinya;

(4) Kendaraan dinas operasional yang dapat dihapus dari Daftar Inventaris terdiri dari: a. jenis sedan,jeep, station wagon, minibus dan pickup;

a. Jenis sedan, jeep, station wagon, minibus dan pickup;

b. Jenis kendaraan bermotor beroda 2 (dua), (sepeda motor dan scooter);

c. Jenis dan kendaraan Dinas operasional khusus terdiri dari mobil Ambulans, mobil pemadamkendaraan, bus, mikro bus, truck, alat-alat besar, pesawat, dan kendaraan di atas air.

Pasal 62

(1) Pengguna/kuasa pengguna barang mengajukan usul penghapusan kendaraan dinas operasionalyang telah memenuhi persyaratan umur kendaraaan kepada Gubemur melalui pengelola;

(2) Pelaksanaan penelitian atas kendaraan-kendaraan yang dimohon untuk dihapus dilakukan olehPanitia Penghapusan Kendaraan Dinas Operasional yang dibentuk dengan Keputusan Gubemur;

(3) Panitia penghapusan kendaraan dinas operasional meneliti dari segi administratif/pemilikankendaraan, keadaan fisik, kemungkinan mengganggu kelancaran tugas dinas, efesiensipenggunaannya, biaya operasional, nilai jual kendaraan, dan Iain-Iain yang dipendang perlu, yanghasilnya dituangkan dalam bentuk Barita Acara;

(4) Apabila memenuhi persyaratan, Gubemur menetapkan keputusan tentang penghapusan kendaraandinas operasional.

Pasal 63

(1) Kendaraan dinas operasional yang telah dihapus dari daftar inventans, dapat dilaksankan penjualanmelalui pelelangan umum atau pelelangan terbatas yang pelaksanaannya melalui kantor lelang negara;

(2) Pelelangan terbatas dilaksanakan oleh panitia pelelangan terbatas yang ditetapkan dengankeputusan Gubemur;

(3) Yang dapat mengikuti pelangan terbatas terhadap kendaraan dinas operasional yaituPejabat/Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalbar yang telah mempunyai masakerja 10 (sepuluh) tahun dengan prioritas pejabat/pegawai yang akan memasuki masa pensiun danpejabat/pegawai pemegang kendaraan dan/atau pejabat/pegawai yang lebih senior dan Ketua danWakil Ketua DPRD yang telah mempunyai masa bhakti 5 (lima) tahun;

(4) Dalam tenggang waktu 10 (sepuluh) tahun pejabat/pegawai, Ketua/Wakil Ketua DPRD dapatmengikuti pelelangan terbatas kembali sejak saat pemebeliaanya yang pertama;

(5) Kendaraan dinas operasional yang dapat dilakukan penjualan/pelelangan terbatas; jenis sedan, jeep,station wagon, minibus, pick up dan jenis kendaraan bermotor beroda 2 (dua);

(6) Kendaraan dinas operasional khusus lapangan (bus, pemadam kebakaran, ambulance, truck, alat-alatberat, dlsb) penjualan/pelelangannya dilakukan melalui pelelangan umum atau pelelangan terbatas;

(7) Hasil penjualan/pelelangan disetor ke kas daerah.

Pasal 64

(1) Rumah dinas milik daerah dibedakan dalam 3 (tiga) golongan yakni:

a. Rumah daerah golongan I adalah rumah milik daerah yang disediakan untuk ditempati olehpemegang jabatan tertentu yang berhubungan dengan sifat dinas dan jabatannya, harus tinggaldi rumah tersebut (rumah jabatan);

b. Rumah daerah golongan II adalah rumah milik daerah yang tidak boleh dipindah-tangankan darisuatu dinas ke dinas yang lain dan hanya disediakan untuk ditempati oleh pegawai dari Dinasyang bersangkutan (rumah Instansi);

c. Rumah daerah golongan III adalah rumah milik daerah lainnya (rumah milik daerah yangdisediakan untuk ditempati oleh Pegawai Negeri), tidak termasuk rumah daerah golongan I danGolongan II.

(2) Rumah milik daerah yang dapat dijual/disewa belikan kepada pegawai, hanya rumah daerahgolongan III dan rumah daerah golongan II yang telah dirubah golongannya menjadi rumah dinas

Page 42: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

41

golongan III yang permanen, semi permanen dan darurat, yang telah berumur 10 (sepuluh) tahunatau lebih;

(3) Penentuan mmah daerah golongan III ditetapkan dengan Keputusan Gubernur;

(4) Rumah dinas milik daerah yang tidak dapat dijual yaitu :

a. Rumah Daerah Golongan I;

b. Rumah Daerah Golongan II, kecuali yang telah dialihkan menjadi Rumah Daerah Golongan III;

c. Rumah Daerah Golongan III yang masih dalam sengketa;

d. Rumah Daerah Golongan III yang belum bemmur 10 (sepuluh) tahun.

(5) Yang berhak membeli Rumah Daerah Golongan III adalah:

a. Pegawai negeri:

1) Mempunyai masa kerja sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun;

2) Memiliki Surat Ijin Penghunian (SIP);

3) Surat Ijin Penghunian ditandatangani oleh pengelola atas nama Gubernur;

4) Belum pemah dengan jalan/cara apapun memperoleh/membeli mmah dari Pemerintahberdasarkan peraturan pemndang-undangan.

b. Pensiunan pegawai negeri:

1) Menerima pensiunan dari Negara/Pemerintah;

2) Memiliki Surat Ijin Penghunian (SIP);

3) Belum pemah dengan jalan/cara apapun memperoleh/membeli mmah dari Pemerintahberdasarkan peraturan pemndang-undangan.

c. Janda/duda pegawai negeri yang masih menerima tunjangan pensiun dari Negara / Pemerintah,adalah:

1) Almarhum suaminya/isterinya sekurang-kurangnya mempunyai masa kerja 10 (sepuluh) tahunpada Pemerintah; atau

2) Masa kerja almarhum suaminya/isterinya ditambah dengan jangka waktu sejak yangbersangkutan menjadi janda/duda berjumlah sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun;

3) Memiliki Surat Ijin Penghunian (SIP);4) Almarhum suaminya/istrinya belum pemah dengan jalan/cara apapun memperoleh/membeli

rumah dari Pemerintah berdasarkan peraturan Pemndang-undangan.

d. Janda/duda pahlawan, yang suaminya/isterinya dinyatakan sebagai Pahlawan berdasarkanketentuan peraturan pemndng-undangan:

1) Masih menerima tunjangan pensiunan dari Pemerintah;

2) Memiliki Surat Ijin Penghunian (SIP);3) Almarhum suaminya/isterinya belum pemah dengan jalan/cara apapun memperoleh/membeli

rumah dari Pemerintah berdasarkan peraturan pemndang-undangan.

e. Pejabat negara/daerah atau janda/duda pejabat negara/daerah :

1) Masih barhak menerima tunjangan pensiun dari Pemerintah;

2) Memiliki Surat Ijin Penghunian (SIP);

3) Almarhum suaminya/isterinya belum pemah dengan jalan/cara apapun memperoleh/membelirumah dari Pemerintah berdasarkan peraturan pemndang-undangan.

(6) Apabila penghuni rumah Daerah Golongan III sebagaimana dimaksud ayat (2), meninggal dunia,maka pengajuan permohonan pengalihan hak/membeli atas mmah dimaksud dapat diajukan oleh anakyang sah dari penghuni yang bersangkutan;

(7) Pengalihan hak atas Rumah Daerah Golongan III sebagaimana dimaksud ayat (2) dilakukan dengancara Sewa Beli.

Page 43: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

42

Pasal 65

(1) Taksiran harga rumah Daerah Golongan III berpedoman pada nilai biaya yang digunakan untukpembangunan rumah yang bersangkutan pada waktu penaksiran dikurangi penyusutan menurutumur bangunan/rumah:

a. 2 % setiap tahun untuk permanent;

b. 4 % setiap tahun untuk semi permanent;

c. 10 % setiap tahun untuk darurat;

dengan ketentuan setinggi-tingginya (maksimal) penyusutan 80 % atau nilai sisa bangunan/rumahminimal 20 %.

(2) Harga rumah dan tanahnya ditetapkan sebesar 50 % (lima puluh persen) dari harga taksiran danpenilaian yang dilakukan oleh Panitia;

(3) Pembayaran harga rumah dilaksanakan secara angsuran/cicilan, yakni:

a. Pembayaran angsuran pertama paling sedikit 5 % (lima persen) dari harga yang ditetapkan danharus dibayar penuh pada saat perjanjian sewa beli ditandatangani;

b. Pembayaran angsuran terhadap sisa pembayaran dilaksanakan paling lama 20 (dua puluh)tahun.

(4) Penjualan Rumah Daerah Golongan III tidak dapat diproses sebelum adanya Peraturan Daerah yangmengatur penjualan rumah daerah golongan III atau diatur dalam Peraturan Daerah tentangPengelolaan Barang Milik Daerah;

(5) Proses pelaksanaan penjualan Rumah Daerah Golongan III didasarkan atas permohonan dariPegawai Negeri yang telah mendapat persetujuan dari atasan langsungnya, dan janda/duda;

(6) Pengelola mengkbordinir permohonan pembelian rumah Daerah Golongan III dan secara periodikmelaporkan kepada Gubernur, dengan cara:

a. Setelah mendapat persetujuan dari Gubernur, maka segera dibentuk Panitia Penaksir danPanitia Penilai, yang terdiri dari:

1) Susunan Panitia Penaksir dan Panitia Penilai melibatkan unsur teknis terkait;

2) Susunan Personalia kedua panitia tidak boleh dirangkap dan diusahakan agar anggota-anggota Panitia Penilai, baik jabatan maupun pangkatnya lebih tinggi dari pada PersonaliaPanitia Penaksir.

b. Tugas Panitia Penaksir adalah meneliti dari segi:

1) Pembangunan dan pemilikan rumah dan/atau tanahnya;

2) Keadaan fisik rumah;

3) Perbaikan-perbaikan yang telah dilaksanakn;

4) Ijin penghunian;

5) Persyaratan personil pegawai dari segi masa kerja, pernah/belum membeli rumah pemerintahdengan cara apapun;

6) Menaksir harga rumah dan ganti rugi atas tanahnya disesuaikan dengan keadaan pada saatpenaksiran termasuk perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan atas biaya pemerintah daerah.Apabila ada penambahan dan/atau perbaikan dilakukan oleh dan/atau perbaikan dilakukanoleh dan atas beban penghuni sendiri tidak diperhitungkan;

7) Lain-Iain yang dipandang perlu.

(7) Hasil penelitian Panitia Penaksir dituangkan dalam bentuk Berita Acara hasil penaksiran;

(8) Tugas panitia Penilai adalah untuk menilai hasil Penaksiran Panitia Penaksir;

(9) Apabila hasil penaksiran Panitia Penaksir dan hasil penilaian Panitia Penilai tidak sama (tidak sepakat)maka yang menetapkan/memutuskan harga taksiran tersebut adalah pengelola.

Page 44: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

43

Pasal 66

(1) Persyaratan pembelian rumah Daerah Golongan III, terdiri dari:

a. Berita Acara hasil penaksiran Panitia Penaksir dan Berita Acara hasil penilaian Panitia Penilai;

b. Persyaratan-persyaratan administrasi dan pejabat/pegawai pembeli.

(2) Penjualan rumah Daerah golongan III dan/atau ganti rugi atas tanah bangunannya, ditetapkan denganKeputusan Gubemur;

(3) Dalam Keputusan penjualan rumah Daerah Golongan III dengan tegas menetapkan penjualan rumahDaerah golongan III dan termaVuk tanah bangunannya atau rumahnya saja atau tanahnya saja,kepada masing-masing pegawai, dengan mencantumkan pula jabatannya;

(4) Pelaksanaan penjualan rumah Daerah diatur dalam Surat Perjanjian Sewa Beli;

(5) Surat Perjanjian Sewa Beli sebagaimana dimaksud ayat (4), dengan cara:

a. Setelah dikeluarkan Keputusan Gubemur tentang penjualan rumah golongan III, dibuat SuratPerjanjian Sewa-Beli rumah dan ganti rugi atas tanahnya yang ditandatangani oleh Gubemuratau pejabat yang ditunjuk sebagai Pihak ke I dan masing-masing pegawai/pembeli sebagaipihak ke II;

b. Sebelum Surat Perjanjian ditandatangani, pembeli harus melunasi minimum 5 % dari harga jualrumah beserta tanahnya/ganti rugi atas tanahnya yang telah ditetapkan dan disetor ke KasDaerah sebagai penerimaan Daerah;

c. Dalam Surat Perjanjian harus dicantumkan besamya angsuran bulanan yang sama terhadapsisa harga yang belum dilunasi;

d. Daktu pelunasan seluruh harga jualnya dilaksanakan paling lama 20 (dua puluh) tahun;

e. Apabila dilunasi dalam waktu yang lebih cepat, maka dapat dilakukan Pelepasan hak;

f. Dalam Surat Perjanjian harus dicantumkan persyaratan lainnya yang dipandang periu mengenaisanksi yang dapat dikenakan apabila terjadi kelalaian atau pelanggaran atas ketentuan yangberiaku.

(6) Pelepasan.hak dan penghapusan dari Buku Inventaris dilaksanakan setelah pegawai yangbersangkutan melunasi harga rumah dan/atau ganti rugi atas tanah;

(7) Gubemur menetapkan Keputusan pelepasan hak tentang:

a. Pelepasan hak Pemerintah Daerah atas rumah dan/atau tanah bangunannya yang telah dijualkepada pembeli;

b. Menetapkan penghapusan rumah dan/atau tanah bangunannya dari Buku Inventaris kekayaanmilik Pemerintah Daerah.

(8) Berdasarkan Keputusan Gubemur, maka atas hak/sertifikat atas tanah bangunan dapat dimohon olehpegawai yang bersangkutan untuk mendapatkan sesuatu hak pada Instansi Pertanahan setempat;

(9) Format SK pembentukan panitia dan berita acara penjualan kendaraan dinas, surat permohonanmembeli rumah, SK pembentukan panitia penaksir dan panilai harga jual/sewa beli rumah, beritaacara penaksir harga rumah, SK penjualan rumah dan SK persetujuan penghapusan/penjualanbarang yang ditetapkan oleh DPR dan surat perjanjian sewa beli rumah sebagaimana tercantumdalam lampiran IX Peraturan ini.

Pasal 67

(1) Hibah barang milik daerah dilaksanakan untuk kepentingan sosial, keagamaan, kemunusiaan, danpenyelenggaraan pemerintahan;

(2) Pertimbangan pelaksanaan hibah, antara lain:

a. Hibah untuk kepentingan sosial, keagamaan dan kemanusiaan misalnya untuk kepentingantempat ibadah, pendidikan, kesehatan dan sejenisnya; dan

Page 45: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

44

b. Hibah untuk kepentingan penyelenggaraan pemerintahan yaitu hibah antar tingkat Pemerintahan(Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah dan antar Pemerintah Daerah).

(3) Barang milik daerah yang dapat dihibahkan hams memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Bukan merupakan barang rahasia negara/daerah;

b. Bukan merupakan barang yang menguasai hajat hidup orang banyak;

c. Tidak digunakan lagi dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi dan penyelenggaraanpemerintahan negara/daerah.

(4) Gubemur menetapkan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang akan dihibahkansesuai batas kewenangannya;

(5) Hibah barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan kepada pengelolasejak awal pengadaannya direncanakan untuk dihibahkan sesuai yang tercantum dalam dokumenpenganggaran, dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Gubemur;

(6) Hibah barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan dilakukan oleh pengguna barang setelahmendapat persetujuan oleh pengelola;

(7) Hibah barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan sebagaimana dimaksud ayat (6) dengannilai sampai dengan Rp. 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah) dilaksanakan oleh Gubemur tanpapersetujuan DPRD.

Pasal 68

Pelaksanaan hibah atas tanah dan/atau bangunan, dilakukan dengan cara:

a. Pengelola barang mengajukan usul hibah atas tanah dan/atau bangunan kepada Gubemur disertaidengan penjelasan serta kelengkapan data;

b. Gubemur dapat membentuk Tim untuk meneliti dan mengkaji terhadap rencana pelaksanaan hibahdengan memperhatikan kepentingan sosial, keagamaan, kemanusiaan dan penyelenggaraanpemerintahan;

c. Apabila Gubemur menyetujui atas usul hibah sebagaimana dimaksud ayat (1), maka Gubemurmengajukan permohonan kepada DPRD untuk pelaksanaan hibah/pemindahtanganan tanahdan/atau bangunan tersebut;

d. Setelah mendapat persetujuan DPRD, Gubemur menetapkan Keputusan Penghapusan tanahdan/atau bangunan dimaksud dan dituangkan dalam Berita Acara Hibah;

e. Pengguna mengajukan usul hibah selain tanah dan/atau bangunan kepada Gubemur melaluipengelola disertai dengan penjelasan serta kelengkapan data;

f. Gubemur dapat membentuk tim untuk meneliti dan mengkaji terhadap rencana hibah tersebut;

g. Setelah mendapat persetujuan Gubemur ditindaklanjuti dengan keputusan yang ditandatangani olehpengelola atas nama Gubemur;

h. Pengguna barang melaksanakan serah terima barang/hibah yang dituangkan dalam berita acara.

BAB XIIIPENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH

Pasal 69

(1) Penyertaan modal pemerintah daerah atas barang milik daerah, dilakukan dalam rangka pendirian,pengembangan, dan peningkatan kinerja Badan Usaha Milik Daerah atau badan hukum lainnya yangdimiliki oleh Pemerintah dan swasta;

(2) Pertimbangan penyertaan modal daerah dilaksanakan atas barang milik daerah yang sejak awalpengadaannya direncanakan untuk penyertaan modal dan barang milik daerah akan lebih optimalapabila dilakukan melalui penyertaan modal;

Page 46: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

45

(3) Penyertaan modal Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud ayat (1) dilaksanakan terhadap tanahdan/atau bangunan yang telah diserahkan oleh pengguna kepada Gubemur atau terhadap tanahdan/atau bangunan yang sejak awal direncanakan untuk penyertaan modal;

(4) Penyertaan modal pemerintah daerah dapat dilakukan terhadap barang milik daerah selain tanahdan/atau bangunan;

Pasal 70

Gubemur menetapkan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang akan dijadikan untukpenyertaan modal daerah sesuai batas kewenangannya.

Pasal 71

(1) Pelaksanaan Penyertaan Modal Daerah atas Tanah dan/atau Bangunan, dilakukan dengan cara:

a. Pengelola mengajukan usul penyertaan modal Pemerintah Daerah atas tanah dan/ataubangunan kepada Gubemur disertai alasan pertimbangan serta kelengkapan data;

b. Gubemur membentuk Tim untuk meneliti dan mengkaji usul yang disampaikan oleh pengelola;

c. Apabila Gubemur menyetujui atas rencana penyertaan modal, selanjutnya Kepala Daerahmengajukan permohonan persetujuan kepada DPRD untuk menghapus/ mernindahtangankanaset tersebut yang akan dijadikan sebagai penyertaan modal;

d. Setelah mendapat persetujuan DPRD, Kepala Daerah menetapkan penghapusan terhadap asettersebut, selanjutnya pengelola menyiapkan rancangan Peraturan Daerah tentang PenyertaanModal Daerah;

e. Setelah Peraturan Daerah ditetapkan, selanjutnya dilakukan penyerahan barang dengan BeritaAcara Serah Terima kepada pihak ketiga selaku mitra penyertaan modal daerah;

f. Pelaksanaan penyertaan modal sesuai peraturan perundang-undangan.

(2) Pelaksanaan Penyertaan Modal Daerah selain tanah dan/atau bangunan, dilakukan dengan cara:

a. Pengguna barang mengajukan usul kepada Gubemur melalui pengelola disertai alasanpertimbangan dan kelengkapan data dan hasil kajian Tim intern Instansi pengguna;

b. Pengelola melakukan penelitian dan pengkajian dan apabila memeriuhi syarat, pengelola dapatmempertimbangkan untuk menyetujui usul dimaksud sesuai batasan kewenangannya;

c. Hasil penelitian dan kajian sebagaimana dimaksud huruf b disampaikan kepada Gubemur danapabila Gubemur menyetujui, selanjutnya pengelola menyiapkan rancangan Peraturan Daerahdan disampaikan kepada DPRD;

d. Setelah Perda ditetapkan, pengguna melakukan penyerahan barang kepada pihak ketiga dandituangkan dalam Berita Acara Serah Terima.

(3) Gubemur melaporkan kepada Menteri Dalam Negeri atas pelaksanaan pemindahtanganan yangmeliputi penjualan, tukar-menukar, hibah dan penyertaaan modal, selambat-lambatnya 15 (limabeias) hari setelah ditetapkan Keputusan Penghapusan.

BAB XIVPEMBINAAN, PENGENDALIAN DAN PENGENDALIAN

Bagian PertamaPembinaan

Pasal 72

Gubemur melakukan pembinaan pengelolaan barang milik Daerah.

Page 47: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

46

Bagian KeduaPengendalian

Pasal 73

Pengelola melakukan pengendalian pengelolaan barang milik Daerah.

Bagian KetigaPengawasan

Pasal 74

Pengguna barang melakukan pemantauan dan penertiban terhadap penggunaan, pemanfaatan,pemindahtanganan, penatausahaan, pemeliharaan, dan pengamanan barang milik Daerah yang berada dibawah penguasaannya;

BAB XIVPEMBIAYAAN

Pasal 75Pembiayaan untuk keperluan pengelolaan barang milik daerah agar direncanakan dan diajukan setiaptahun melalui APBD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB XVTUNTUTAN GANTI RUGI

Pasal 76

(1) Dalam rangka pengamanan dan penyelamatan terhadap barang milik daerah, dilengkapi denganketentuan-ketentuan yang mengatur tentang sanksi terhadap pengelola, pembantu pengelola,pengguna/kuasa pengguna, dan penyimpan dan/atau pengurus barang berupa Tuntutan Ganti Rugi(TGR) yang karena perbuatannya merugikan daerah;

(2) Dalam melaksanakan Tuntutan Ganti Rugi, Gubemur dibantu oleh Majelis Pertimbangan TGR yangdibentuk dengan keputusan gubemur;

(3) Tugas Majelis Pertimbangan TGR adalah memberikan pendapat dan pertimbangan apabila adapermasalahan yang menyangkut kerugian daerah, dengan rincian tugas:

a. Mengumpulkan, menatausahakan, menganalisis serta mengevaluasi kasus TGR yang diterima;

b. Memproses dan melaksanakan penyelesaian TGR;

c. Memberikan saran/pertimbangan TGR kepada Gubemur atas setiap kasus yang menyangkutTGR; dan

d. Menyiapkan laporan Gubemur mengenai perkembangan penyelesaian kasus kerugian Daerahsecara periodik kepada Menteri Dalam Negeri cq. Direktur Jenderal Bina Administrasi keuanganDaerah.

(4) Keanggotaan Majelis Pertimbangan TGR terdiri dari:

a. Sekda, selaku Ketua merangkap anggota;

b. Kpala bawasda, selaku Wakil Ketua Satu merangkap anggota;

c. Asisten sekda yang membidangi selaku Wakil Ketua Dua merangkap anggota;

d. Kepala biro pengelolaan keuangan selaku Sekretaris;

e. Kepala biro pengelolaan asset selaku anggota;

f. Kepala biro hukum dan HAM selaku anggota; dan

g. Kepala badan kepegawaian, selaku anggota.

(5) Keanggotaaan Majelis Pertimbangan TGR tersebut di atas tidak boleh diwakilkan, dan jumlahkeanggotaan Majelis dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan jumlah anggota harus ganjil danmaksimum 9 (sembilan) orang;

Page 48: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

47

(6) Anggota Majelis Pertimbangan TGR sebelum menjalankan tugasnya mengucapkan sumpah/janjidihadapan Gubemur sesuai dengan ketentuan dan tata cara yang berlaku;

(7) Sekretariat Majelis Pertimbangan Tuntutan Ganti rugi, berada pada Biro Pengelolaan KeuanganProvinsi, sedangkan penetapan/penunjukan Majelis Pertimbangan serta Tata kerjanya ditetapkandengan Surat Keputusan Gubemur;

Pasal 77

(1) Tuntutan ganti rugi barang dikenakan terhadap Pegawai Negeri, Pegawai Perusahaan Daerah danpegawai daerah yang melakukan perbualan melanggar hukum atau perbuatan melalaikan kewajibanatau tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana mestinya sesuai dengan fungsi atau statusjabatannya, sehingga karena perbuatannya tersebut mengakibatkan kerugian bagi daerah.

(2) Tuntutan ganti rugi barang tidak dapat dilakukan atas dasar sangkaan atau dugaan, akan tetapi harusdidasarkan pada kenyataan yang sebenamya dan dalam pelaksanaannya tidak perlu menungguKeputusan Pengadilan Negeri.

(3) Gubemur harus berusaha memperoleh penggantian atas semua kerugian yang diderita oleh daerah dansedapat mungkin diusahakan dengan jalan/upaya damai.

(4) Apabila usaha untuk mendapatkan penggantian kerugian dengan upaya damai tidak berhasil, prosestuntutan ganti rugi barang dilakukan dengan cara :

a. Mejelis TGR mengumpulkan bahan-bahan bukti, mengadakan penelitian dan menentukanberapa besar kerugian yang sebenamya diderita oleh Daerah;

b. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, menyampaikan laporan kepada Gubemur dan Gubemurmengeluarkan surat pemberitahuan tertulis kepada pihak yang akan dituntut denganmenyebutkan:

1) Jumlah kerugian yang diderita oleh daerah yang harus diganti;

2) Sebab-sebab dan alasan penuntutan dilakukan;

3) Tenggang waktu 14 hari yang diberikan untuk mengajukan keberatan/pembelaan diri terhitungdari tanggal diterimanya surat pemberitahuan oleh pegawai yang bersangkutan.

Pasal 76

(1) Bila dalam tenggang waktu 14 hari tidak diajukan pembelaan diri atau diajukan pembelaan diri akantetapi Gubemur tetap pada pendiriannya karena tidak dapat membebaskannya darikesalahan/kekeliruan, Gubemur menetapkan Keputusan Pembebanan Ganti Rugi.

(2) Atas dasar Keputusan Pembebanan Ganti Rugi, Gubemur melaksanakan penagihan kepada yangbersangkutan atau dengan cara memotong gaji/penghasilan yang bersangkutan dan apabila dianggapperlu, dapat meminta bantuan yang berwajib supaya dilakukan penagihan dengan paksa;

(3) Keputusan Pembebanan Ganti Rugi tidak mengurangi hak yang bersangkutan untuk dalam waktu 30hari sejak diterimanya surat keputusan tersebut, mengajukan permohonan banding kepada pejabatyang berwenang;

(4) Pengajuan surat permohonan naik banding, tidak menunda pelaksanaan Keputusan Pembebanan;

(5) Dalam hal pegawai Negeri, pegawai Perusahaan Daerah atau pegawai daerah tidak mampumembayar ganti rugi, yang bersangkutan harus mengajukan pemberitahuan secara tertulis kepadaGubemur untuk mohon pembebasan atas kewajibannya untuk membayar ganti rugi;

(6) Apabila keputusan tingkat banding menyatakan bahwa seorang pegawai Negeri, Pegawai PrusahaanDaerah dan pegawai daerah ternyata dibebaskan dari kewajiban mengganti kerugian daerah, karenakerugian tersebut disebabkan kelalaiannya, maka Gubemur menerbitkan Surat KeputusanPembebasan kekurangan kerugian daerah;

(7) Apabila biaya pelaksanaan tuntutan ganti rugi barang akan memerlukan biaya yang lebih besardibandingkan dengan uang yang akan diterima oleh daerah, tuntutan ganti rugi barang tersebutdapatditiadakan;

(8) Penggantian kerugian daerah dapat dilakukan dalam bentuk uang atau barang sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan;

Page 49: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

48

(9) Tuntutan ganti rugi barang kadaluwarsa jika telah lewat 5 (lima) tahun setelah akhir tahun anggarandimana kerugian daerah itu diketahui atau jika telah lewat 8 (delapan) tahun setelah akhir tahunanggaran dimana perbuatan melanggar hukum atau kelalaian yang menyebabkan kerugian daerah itudilakukan, tidak mengurangi tanggung jawab pegawai/pihak yang memgikan daerah atas tuntutanberdasarkan hukum Perdata;

(10) Keputusan pembebasan ganti rugi barang disampaikan kepada pengelota/pembantu pengelola untukselanjutnya dilakukan proses penghapusan sesuai ketentuan yang berlaku;

(11) Gubemur menerbitkan Keputusan Pembebanan:

a. Pegawai Negeri yang meninggal dunia tanpa ahli waris atau melarikan diri tidak diketahuialamatnya, dalam pencatatan wajib dikenakan TGR setelah mendapat saran dari MajelisPertimbangan;

b. Bagi Pegawai Negeri yang melarikan diri, TGR tetap dikenakan terhadap ahli warisnya denganmemperhatikan harta peninggalan yang dihasilkan dari perbuatan yang menyebabkan kerugianDaerah;

c. Dengan diterbitkannya Keputusan Pembebanan, kasus bersangkutan dikeluarkan dariadministrasi Pembukuan.

Pasal 77

(1) Pembebasan Tuntutan Ganti Rugi dan Pemberhentian Sementara dari jabatan:

a. Dalam hal tertentu, ternyata tidak mampu membayar ganti rugi dan telah memberitahukansecara tertulis kepada Gubemur untuk memohon pembebasan atas kewajiban menggantikerugian Daerah dan setelah diadakan penelitian, maka Gubemur menerbitkan keputusanpenghentian/penghapusan tuntutan ganti rugi baik sebagian atau seluruhnya;

b. Dalam hai Gubemur telah menerima laporan tentang kekurangan/kerugian Daerah dari padaPejabat/pegawai, maka Gubemur dapat melakukan tindakan sementara berupa membebaskanpegawai yang bersangkutan dari jabatannya, setelah teriebih dahulu kepada yang bersangkutandiberi kesempatan untuk membela diri;

c. Jika Pejabat/Pegawai, Penyimpan dan/atau pengurus Barang tidak ditahan oleh yang berwajibkarena melakukan pelanggaran atau melalaikan kewajiban sehingga merugikan daerah, makayang bersangkutan dapat diberhentikan sementara oleh Gubemur atau pejabat yangberwenang;

d. Dalam hal keputusan Pengadilan Negeri bahwa yang bersangkutan tidak bersalah, makapemberhentian sementara harus dicabut;

Page 50: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

49

L A M P I R A N IPERENCANAAN, KEBUTUHAN DAN PENGANGGARAN

Page 51: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

50

LAMPIRAN I : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

NOMOR : 82 TAHUN 2008

TANGGAL : 10 DESEMBER 2008

SKPD : ……………..

PROVINSI : ……………..

DAFTAR RENCANA KEBUTUHAN BARANG UNIT (RKBU)TAHUN ANGGARAN ……….

No Nama/JenisBarang

Merk/TypeUkuran

JumlahBarang

HargaSatuan

(Rp)

JumlahBiaya(Rp)

KodeRekening Ket.

1 2 3 4 5 6 7 8

……………. , ………………………………..

KEPALA SKPD

(…………………….)NIP …………………

Page 52: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

51

SKPD : ……………..

PROVINSI : ……………..

DAFTAR RENCANA KEBUTUHAN PEMELIHARAAN BARANG UNIT (RKPBU)TAHUN ANGGARAN ……….

No Nama/JenisBarang

UraianPemeliharaan Lokasi Kode

BarangJumlahBarang

HargaSatuan

(Rp)

JumlahBiaya(Rp)

KodeRekening Ket.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

……………. , ………………………………..

KEPALA SKPD

(…………………….)NIP …………………

Page 53: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

52

SKPD : ……………..

PROVINSI : ……………..

DAFTAR RENCANA TAHUNAN BARANG UNIT (RTBU)TAHUN ANGGARAN ……….

No Nama/JenisBarang

Merk/TypeUkuran

JumlahBarang

HargaSatuan

(Rp)

JumlahBiaya(Rp)

KodeRekening Ket.

1 2 3 4 5 6 7 8

……………. , ………………………………..

KEPALA SKPD

(…………………….)NIP …………………

Page 54: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

53

SKPD : ……………..

PROVINSI : ……………..

DAFTAR RENCANA TAHUNAN PEMELIHARAAN BARANG UNIT (RTPBU)TAHUN ANGGARAN ……….

No Nama/JenisBarang

UraianPemeliharaan Lokasi Kode

BarangJumlahBarang

HargaSatuan

(Rp)

JumlahBiaya(Rp)

KodeRekening Ket.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

……………. , ………………………………..

KEPALA SKPD

(…………………….)NIP …………………

Page 55: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

54

SKPD : ……………..

PROVINSI : ……………..

DAFTAR KEBUTUHAN BARANG DAERAH (DKBD)TAHUN ANGGARAN ……….

No Nama/JenisBarang

Merk/TypeUkuran

JumlahBarang

HargaSatuan

(Rp)

JumlahBiaya(Rp)

KodeRekening Ket.

1 2 3 4 5 6 7 8

……………. , ………………………………..

KEPALA SKPD

(…………………….)NIP …………………

Page 56: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

55

SKPD : ……………..

PROVINSI : ……………..

DAFTAR KEBUTUHAN PEMELIHARAAN BARANG DAERAH (DKPBD)TAHUN ANGGARAN ……….

No Nama/JenisBarang

UraianPemeliharaan Lokasi Kode

BarangJumlahBarang

HargaSatuan

(Rp)

JumlahBiaya(Rp)

KodeRekening Ket.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

……………. , ………………………………..

KEPALA SKPD

(…………………….)NIP …………………

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

C O R N E L I S

Page 57: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

56

L A M P I R A N IIP E N G A D A A N

Page 58: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

57

LAMPIRAN II : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

NOMOR : 82 TAHUN 2008

TANGGAL : 10 DESEMBER 2008

KEPUTUSAN GUBERNUR……………………..NOMOR : ……………………

TENTANG

PEMBENTUKAN PANITIA PENGADAAN BARANG/JASADI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH/SKPD……

TAHUN ANGGARAN………

GUBERNUR……………………………….

a. Bahwa dalam rangka tertib administrasi pelaksanaan pengadaan barang/jasa diLingkungan pemerintah Daerah …………… Tahun Anggaran ………, sesuai denganperaturan perundang-undangan, maka perlu dibentuk Panitia Pengadaan Barang/jasadi Lingkungan SKPD ……………;

b. Bahwa pembentukan Panitia Pengadaan dan Pelelangan Barang/jasa sebagaimanadimaksud pada huruf a di atas, perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah.

1. Undang-undang Pembentukan Daerah ………………………;

2. Undang - undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (LembaranNegara Rl Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Rl Nomor 4286);

3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (LembaranNegara Rl Tahun 1999 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Rl Nomor4437);

4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara(Lembaran Negara Rl Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara RlNomor 4355);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang MilikNegara/Daerah (Lembaran Negara Rl Tahun 2006 Nomor 20, TambahanLembaran Negara Rl Nomor 4609);

6. Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah bagiPelaksanaan Pembangunan Kepentingan Umum sebagaimana telah dirubahdengan Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2005;

7. Keputusan Presiden Nomor 85 Tahun 2006 tentang Perubahan Keenam atasKeputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pelaksanaan PengadaanBarang/Jasa Pemerintah;

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi Saranadan Prasarana Kerja Pemerintahan Daerah;

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor ………Tahun 2007 tentang PedomanTeknis Pengelolaan Barang Milik Daerah;

10. Peraturan Daerah Provinsi Nomor Tahun tentang Pengelolaan Barang MilikDaerah;

11. Dst.

Menimbang ::

Mengingat ::

Page 59: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

58

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

PERTAMA :

KEDUA :

KETIGA :

KEEMPAT :

KELIMA :

KEENAM :

KETUJUH :

Membentuk Panitia Pengadaan Barang/Jasa di Lingkungan PemerintahDaerah/SKPD ……………… Tahun Anggaran ……... dengan susunankeanggotaan sebagaimana teriampir dalam keputusan ini;

Panitia sebagaimana dimaksud pada diktum PERTAMA Keputusan inibertugas membantu Kepala Daerah dalam hal Pengadaan dan PelelanganBarang/Jasa;

Tugas, wewenang dan tanggungjawab Panitia Pengadaan Barang/Jasaadalah sebagai berikut :

a. Menyusun/mempersiapkan TOR dan RKS;b. Menyusun dan menyiapknan Harga Perkiraan Sendiri (HPS);c. Menyusun jadwal dan menetapkan cara pelaksanaan pengadaan;d. Menandatangani faktaintegritas sebelum pelaksanaan pengadaan

barang/jasa;e. Mengumumkan pengadaan barang/jasa melalui media cetak dan papan

pengumuman resmi untuk penerangan umum dan jika memungkinkanmelalui media elektronik;

f. Menilai kualifikasi penyedia melalui pascakualifikasi atau prakualifikasi;g. Melakukan evaluasi terhadap penawaran yang masuk baik teknis

maupun harga;h. Menyiapkan Berita Acara Negoisasi;i. Mengusulkan calon pemenang;j. Dalam pelaksanaan tugas pengadaan barang/jasa, Panitia

bertanggungjawab kepada pejabat pembuat konitmen/Kepala SKPDselaku pengguna barang/jasa;

k. Menyiapkan SPk dan/atau Surat Perjanjian dengan berpedoman padaketentuan peraturan perundang-undangan;

I. Dlsb.

Jangka waktu tugas Panitia Pengadaan dan Pelelangan Barang/Jasadilaksanakan selama 1 (satu) Tahun AnggaraN ……..,dan bertanggungjawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah selaku pengelola;

Guna menunjang kelancaran tugas Panitia, diberikan honorarium setiapbulan sebagai berikut :

a. Ketua Rp ………..b. Sekretaris Rp ………..c. Anggota Rp ………..

Segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibat ditetapkannya Keputusan ini,Dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah PemerintahDaerah …… Tahun Anggaran ………

Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuanapabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikansebagaimana mestinya.

Ditetapkan di :Pada tanggal …………………..

GUBERNUR …………………

……………………………………( ………………………………… )

Tembusan :

1. Yth. …………….

2. Yth. …………….

3. …………………..

Page 60: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

59

LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR ………………………NOMOR ………………….TANGGAL ……………….

TENTANG

SUSUNAN PANITIA PENGADAAN BARANG/JASADI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH …………………

TAHUN ANGGARAN ……….

No Nama Kedudukan dalamPanitia Instansi Ket.

1 2 3 4 5

1.

2

3.4.5.

……………………….

……………………….

……………………….……………………….……………………….Dst.

Ketua/Anggota

Sekretaris/Anggota

AnggotaAnggotaAnggota

……………………………

……………………………

………………………………………………………………………………………Dst.

GUBERNUR ………………………

( …………………………………….)

Catatan :

- Keanggotaan Panitia melibatkan unsure teknis terkait dan jumlah anggotanya disesuaikan dengankebutuhan.

- Tugas Panitia disesuaikan dengan tujuan/sasaran pengelolaan barang/jasa.

Page 61: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

60

SKPD : ……………..

PROVINSI : ……………..

DAFTAR PENGADAAN BARANGDARI TGL 1 JANUARI …… S/D 31 DESEMBER ……

SPK/Perjanjian/Kontrak

DPA/SPM/Kwitansi Jumlah

No Jenis BarangYang dibeli

Tanggal Nomor Tanggal Nomor BanyaknyaBarang

HargaSatuan

JumlahHarga

DipergunakanPada Unit Ket.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

……………. , ………………………………..

KEPALA SKPD

(…………………….)NIP …………………

Page 62: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

61

PETUNJUK PENGISIAN DAFTAR HASIL PENGADAAN BARANGDARI TANGGAL 1 Januari ……….. s/d 31 Desember

a. Formulir Daftar Hasil Pengadaan Barang dibuat oleh pengguna.

Formulir tersebut diisi oleh masing-masing SKPD, yang meliputi data secara keseluruhan atas hasilpengadaan barang inventaris dan barang pakai habis selama satu tahun anggaran yang dilakukan olehmasing-masing SKPD.

b. Pembantu pengelola membuat Rekap Daftar Hasil Pengadaan barang dari seluruh SKPD

c. Cara pengisian

Disudut kiri atas :

a) Nama SKPD yang bersangkutan

b) Nama Daerah Kota/Kabupaten yang bersangkutan

c) Nama Daerah provinsi yang bersangkutan

Lajur 1 : Diisi nomor urut pencatatan

Lajur 2 : Diisi menurut macam jenis/jenis barang

(A. barang inventaris; B. barang pakai habis)

Lajur 3 & 4 : Diisi tanggal dan nomor surat transaksi dan Surat Perintah Kerja (SPK).

Lajur 5 & 6 : Diisi tanggal dan nomor surat tanda pembayaran.

Lajur 7 : Diisi dengan banyaknya barang

Lajur 8 : Diisi harga satuan

Lajur 9 : Diisi jumlah harga (banyaknya barang dikali harga satuan)

Lajur 10 : Diisi nama SKPD pengguna

Lajur 11 : Diisi dengan keterangan lain yang ada sangkut pautnya dengan barang-barang

dimaksud

Pada kanan bawah setelah Daftar Hasil Pengadaan Barang dibuat, dibubuhi tanggal pencatatan, kemudianditandatangani oleh Kepala SKPD.

Setelah daftar ini diterima oleh Pembantu Pengelola maka dikompilasi dan dibuat rekapitulasi untuk lampiranperhitungan/realisasi APBD.

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

C O R N E L I S

Page 63: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

62

L A M P I R A N IIIPENERIMAAN, PENYIMPANAN DAN PENYALURAN

Page 64: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

63

LAMPIRAN III : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

NOMOR : 82 TAHUN 2008

TANGGAL : 10 DESEMBER 2008

KEPUTUSAN GUBERNUR……………………..NOMOR : ……………………

TENTANG

PEMBENTUKAN PANITIA PEMERIKSAAN PENGADAAN BARANG/JASADI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH ……

TAHUN ANGGARAN………

GUBERNUR……………………………….

a. Bahwa dalam rangka OPTIMALISASI DAN AKURASI HASIL PELAKSANAANPENGADAAN BARANG/JASA DI Lingkungan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran…….., maka perlu dibentuk Panitia Pemeriksaan Pengadaan Barang/Jasa diLingkungan Pemerintah Daerah

b. Bahwa pembentukan Panitia Pengadaan dan Pelelangan Barang/jasa sebagaimanadimaksud pada huruf a di atas, perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah.

1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (LembaranNegara Rl Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Rl Nomor 4286);

2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (LembaranNegara Rl Tahun 1999 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Rl Nomor 4437);

3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara(Lembaran Negara Rl Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara RlNomor 4355);

4. Peraturan Pemenntah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang MilikNegara/Daerah (Lembaran Negara Rl Tahun 2006 Nomor 20, TambahanLembaran Negara Rl Nomor 4609);

5. Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah bagiPelaksanaan Pembangunan Kepentingan Umum sebagaimana telah dirubahdengan Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2005;

6. Keputusan Presiden Nomor 85 Tahun 2006 tentang Perubahan Keenam atasKeputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pelaksanaan PengadaanBarang/Jasa Pemenntah;

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi Saranadan Prasarana Kerja Pemerintahan Daerah;

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor ………… Tahun 2007 tentang PedomanTeknis Pengelolaan Barang Milik Daerah;

9. Peraturan Daerah Provinsi Nomor … Tahun …… tentang Pengelolaan BarangMilik Daerah;

10. Dst.

Menimbang ::

Mengingat ::

Page 65: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

64

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

PERTAMA :

KEDUA :

KETIGA :

KEEMPAT :

KELIMA :

KEENAM :

KETUJUH :

Membentuk Panitia Pemeriksa Pengadaan Barang/Jasa di LingkunganPemerintah Daerah ………………. Tahun Anggaran …….. dengan susunankeanggotaan sebagaimana terlampir dalam LAMPIRAN Keputusan ini;

Panitia sebagaimana dimaksud pada Diktum PERTAMA Keputusan inibertugas membantu Kepala Daerah dalam hal pemeriksaan BarangDaerah;

Tugas Panitia Pemerikaan Pengadaan Barang/Jasa adalah :

a. Melaksanakan penelitian dan/atau pemeriksaan atas pelaksanaanpengadaan barang/jasadi Lingkungan Pemerintah Daerah ……………,sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. Meneliti dokumen kontrak atau Surat Perjanjian Kerja (SPK) denganmembandingkan hasil pelaksanaan pekerjaan;

c. Meneliti kualitas/spesifikasi teknis dan jumlah barang/jasa;d. Membuat Berita Acara Pemeriksaan atas pelaksanaan pekerjaan

pengadaan barang/jasa;e. Dlsb.

Jangka waktu tugas Panitia Pemeriksaan Pengadaan Barang/Jasadilaksanakan selama 1 (satu) Tahun Anggaran …….., dan bertanggungjawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah selaku pengelola;

Guna menunjang kelancaran tugas Panitia, diberikan honorarium setiapbulan sebagai berikut:

a. Ketua Rp..............b. Sekretaris Rp..............c. Anggota Rp..............

Semua biaya untuk pelaksanaan tugas panitia dimaksud pada DiktumPERTAMA Keputusan ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan danBelanja Daerah.

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di :Pada tanggal …………………..

GUBERNUR …………………

( ………………………………… )

Tembusan :

1. Yth. ………………..

2. Yth. ………………..

3. ……………………..

Page 66: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

65

LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR ………………………NOMOR ………………….TANGGAL ……………….

TENTANG

PEMBENTUKAN PANITIA PEMERIKSA BARANG/JASASUSUNAN PERSONALIA

No Nama Kedudukan dalamPanitia Instansi Ket.

1 2 3 4 5

1.

2

3.4.5.

……………………….

……………………….

……………………….……………………….……………………….Dst.

Ketua/Anggota

Sekretaris/Anggota

AnggotaAnggotaAnggota

……………………………

……………………………

………………………………………………………………………………………Dst.

GUBERNUR ………………………

( …………………………………….)

Catatan :

Susunan keanggotaan Panitia disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing.

Page 67: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

66

BERITA ACARA PEMERIKSAAN BARANG/JASANOMOR : ………………………

Pada hari ini ...................... Tgl …… Bulan ……………. Tahun ………, bertempat di …………. BerdasarkanKeputusan gubernur/Bupati/Walikota ………… Nomor …… Tanggal …… Bulan …… Tahun ……, yangbertanda tangan di bawah ini :

Nama : ………………………………………… Jabatan : KetuaNama : ………………………………………… SekretarisNama : ………………………………………… AnggotaNama : ………………………………………… AnggotaNama : ………………………………………… AnggotaDst.

Masing-masing karena jabatannya, dengan ini menyatakan dengan sebenarnya telah melaksanakanpemeriksaan terhadap penyerahan barang/jasa ……………. Yang dipesan dari :

Nama perusahaan : ……………………………..Alamat Perusahaan : ……………………………..

Sebagai realisasi Surat Pesanan/SPK/Kontrak No. ….. Tgl ….. Tahun dengan jumlah/jenis barang :1. …………………………………2. …………………………………3. …………………………………4. dst

Hasil pemeriksaan dinyatakan :a) Baikb) Kurang/tidak baikYang selanjutnya akan diserahkan oleh penyedia barang/jasa pada penyimpan barang dan/atau pengurusbarang.

Demikian Berita Acara ini dibuat dalam rangkap…… ( …… ) untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

PENYEDIA BARANG/JASA

TTD

( …………………………. )

PANITIA PEMERIKSA BARANG/JASA

1. Nama : …………………………

Tandatangan : ( ……………………… )

2. Nama : …………………………

Tandatangan : ( ……………………… )

3. Nama : …………………………

Tandatangan : ( ……………………… )

4. Nama : …………………………

Tandatangan : ( ……………………… )

5. Nama : …………………………

Tandatangan : ( ……………………… )

Page 68: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

67

BERITA ACARA PENERIMAAN BARANGNOMOR : ………………………….

Pada hari ini …………… Tgl … Bulan ………….. Tahun ……, kami yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : ……………………………………………Jabatan : ……………………………………………

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur/Bupati/Walikota ……………… Tgl ….Bulan……..... Tahun ………,Telah menerima barang yang diserahkan oleh penyedia barang………………. Sesuai dengan Berita AcaraPemeriksaan Barang tanggal …… Bulan ………….. Tahun ……., sebagaimana daftar terlampir.

Daftar barang yang diterima sebagai berikut :1. ………………………………………2. ………………………………………3. ………………………………………4. ………………………………………5. dst.

Demikian Berita Acara Penerimaan Barang ini dibuat dalam rangkap …… ( …… ) untuk dipergunakansebagaimana mestinya.

Yang menyerahkan,Penyedia Barang

( ………………………)NIP

…………………..., ………………………...

Yang menerima,Penyimpan Barang

( ………………………)NIP

Page 69: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

68

BUKU PENERIMAAN BARANG

Bukti PenerimaanDokumen FakturB. A. Penerimaan

Ket.No Tanggal Dari

Nomor Tanggal

NamaBarang Banyaknya Harga

SatuanJumlahHarga

Nomor Tanggal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

ATASAN LANGSUNG

( ……………………… )NIP. ……………………

……………….., …………………………….

PENYIMPAN BARANG

( ……………………… )NIP. ……………………

Page 70: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

69

BUKU PENGELUARAN BARANG

No Tanggal NomorUrut

NamaBarang Banyaknya Harga

SatuanJumlahHarga Untuk Tanggal

Penyerahan Ket.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

ATASAN LANGSUNG

( ……………………… )NIP. ……………………

……………….., …………………………….

PENYIMPAN BARANG

( ……………………… )NIP. ……………………

Page 71: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

70

SKPD : ……………..

PROVINSI : ……………..

BUKU BARANG INVENTARIS

PENERIMAAN PENGELUARANBerita AcaraPemeriksaan

NoTanggalDiterima

Nama/JenisBarang

Merk/Ukuran

TahunPembuatan

Jumlah/Satuan

Tgl/NoKontrak/SP/

SPK Tanggal Nomor

TanggalDikeluarkan

DiserahkanKepada

JumlahSatuan/Barang

Tgl/NoSurat

Penyerahan

Ket.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

ATASAN LANGSUNG

( ……………………… )NIP. ……………………

……………….., …………………………….

PENYIMPAN BARANG

( ……………………… )NIP. ……………………

Page 72: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

71

Buku Barang Inventaris

Semua barang yang diterima dan dikeiuarkan Penyimpan Barang, yang meliputi barang inventaris harusdicatat dengan tertib dalam buku barang inventaris.

Pengisian Buku Barang Inventaris sebagai berikut:

Kolom 1 : Diisi nomor urut pencatatan

Kolom 2 : Diisi tanggal terima barang

Kolom 3 : Diisi nama/jenis barang

Kolom 4 : Diisi merk/ukuran/tahun pembuatan barang yang diterima

Kolom 2 : Diisi jumlah / satuan barang yang diterima

Kolom 6 : Diisi tanggal dan nomor Surat Kontrak/SPP/SPK

Kolom 7 : Diisi tahun pembuatan

Kolom 8 : Diisi tanggal Berita Acara Pemeriksaan Barang

Kolom 9 : Diisi nomor Berita Acara Pemeriksaan

Kolom 10 : Diisi tanggal pengeluaran barang

Kolom 11 : Diisi nama unit yang menerima / memakai barang tersebut

Kolom 12 : Diisi jumlah barang yang dikeiuarkan

Kolom 13 : Diisi tanggal dan nomor surat penyerahan / bon pengeluaran barang

Kolom 14 : Diisi keterangan yang diperlukan

Page 73: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

72

Buku Barang Pakai Habis

Semua barang yang diterima dan dikeluarkan Penyimpan Barang, yang meliputi barang Pakai Habis harusdicatat dengan tertib dalam buku barang Pakai Habis.

Pengisian Buku Barang Pakai Habis sebagai berikut

Kolom 1 : Diisi nomor urut pencatatan

Kolom 2 : Diisi tanggal terima barang

Kolom 3 : Diisi nama/jenis barang

Kolom 4 : Diisi tahun pembuatan

Kolom 5 : Diisi merk / ukuran barang yang diterima

Kolom 6 : Diisi jumlah / satuan barang yang diterima

Kolom 7 : Diisi tanggal dan nomor Surat Kontrak/SPP/SPK, harga satuan

Kolom 8 : Diisi tanggal Berita Acara Pemeriksaan Barang

Kolom 9 : Diisi nomor Berita Acara Pemeriksaan

Kolom 10 : Diisi tanggal pengeluaran barang

Kolom 11 : Diisi nama unit yang menerima / memakai barang tersebut

Kolom 12 : Diisi jumlah barang yang dikeiuarkan

Kolom 13 : Diisi tanggal dan nomor surat penyerahan / bon pengeluaran barang

Kolom 14 : Diisi keterangan yang diperlukan

Page 74: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

73

SKPD : ……………..

PROVINSI : ……………..

BUKU BARANG INVENTARIS

PENERIMAAN PENGELUARANBerita AcaraPemeriksaan

NoTanggalDiterima

Nama/JenisBarang

Merk/Ukuran

TahunPembuatan

Jumlah/SatuanBarang

Tgl/NoKontrak/SP/SPK/Harga

Satuan Tanggal Nomor

TanggalDikeluarkan

DiserahkanKepada

JumlahSatuan/Barang

Tgl/NoSurat

Penyerahan

Ket.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

ATASAN LANGSUNG

( ……………………… )NIP. ……………………

……………….., …………………………….

PENYIMPAN BARANG

( ……………………… )NIP. ……………………

Page 75: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

74

SKPD : ……………..PROVINSI : ……………..

KARTU BARANG

Nama Barang : ……………..Satuan : ……………..

Spesifikasi : ……………..

No Tanggal Masuk Keluar Sisa Keterangan

1 2 3 4 5 6

ATASAN LANGSUNG

( ……………………… )NIP. ……………………

……………….., …………………………….

PENYIMPAN BARANG

( ……………………… )NIP. ……………………

Page 76: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

75

Kartu Barang

Untuk setiap jenis barang harus disediakan Kartu Barang yang disimpan oleh petugas Gudang. DalamKartu Barang dicatat setiap jenis barang yang diterima dan jumlah setiap jenis barang yang dikeluarkan,maupun yang sisa sebagai barang persediaan.

Pengisian Kartu Barang tersebut sebagai berikut:

Lajur 1 : Diisi nomor urut pencatatan.

Lajur 2 : Diisi tanggal penerimaan barang atau tanggal pengeluaran barang.

Lajur 3 : Diisi jumlah barang yang diterimshuntuk setiap jenis barang.

Lajur 4 : Diisi jumlah barang yang keluar untuk setiap jenis barang.

Lajur 5 : Diisi jumlah sisa setiap jenis barang sebagai persediaan.

Lajur 6 : Diisi paraf petugas gudang untuk setiap kali penerimaan/pengeluaran barang

dan keterangan yang diperlukan

Page 77: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

76

Kartu Persediaan Barang

Jumlah barang yang telah diterima dan jumlah barang yang telah dikeluarkan untuk tiap jenis barang, yangmeliputi barang pakai habis maupun barang inventaris, harus dicatat dengan tertib dalam KartuPersediaan Barang.

Kartu Persediaan barang dimaksud harus disimpan secara tertib, teratur dan aman.

Pengisian Kartu Persediaan Barang tersebut sebagai berikut:

Lajur 1 : Diisi tanggal penerimaan/pengeluaran barang.

Lajur 2 : Diisi nomor dan tanggal surat dasar penerimaan / pengeluaran.

Lajur 3 : Diisi asal penerimaan / unit yang menerima barang.

Lajur 4 : Diisi jumlah barang setiap kali masuk / penerimaan.

Lajur 5 : Diisi jumlah barang setiap kali keluar.

Lajur 6 : Diisi jumlah sisa barang yang ada dalam gudang / persediaan.

Lajur 7 : Diisi harga satuan tiap barang yang diterima / dikeluarkan.

Lajur 8 : Diisi jumlah harga barang yang diterima.

Lajur 9 : Diisi jumlah harga barang yang dikeluarkan.

Lajur 10 : Diisi jumlah harga barang yang sisa sebagai persediaan.

Lajur 11 : Diisi keterangan yang dipeiiukan.

Page 78: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

77

KARTU PERSEDIAAN BARANG

SKPD : ……………..PROVINSI : ……………..

Gudang : ……………..Nama Barang : ……………..Satuan : ……………..

Kartu No. : ……………..Spesifikasi : ……………..

Barang-barang Jumlah Harga Barang ygDiterima/Yang Dikeluarkan/Sisa

Tanggal

No./Tgl SuratDasar

Penerimaan /Pengeluaran

UraianMasuk Keluar Sisa Bertambah Berkurang Sisa

Ket.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

ATASAN LANGSUNG

( ……………………… )NIP. ……………………

……………….., …………………………….

PENYIMPAN BARANG

( ……………………… )NIP. ……………………

Page 79: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

78

SKPD : ……………..

PROVINSI : ……………..

LAPORAN SEMESTER TENTANG PENERIMAAN DAN PENGELUARAN BARANG INVENTARISSEMESTER ………..…………. TAHUN ………..………….

Dokumen/FakturBuku Penerimaan

BA/Srt.Penerimaan

Ket No.Urt

Surat BonNo TerimaTgi

DariPenerimaan

SPK/perjanjian

Nomor Tgi

Banyaknya NamaBarang

HargaSatuar

Nomor Tanggal

Pengeluaran

Tgi

Nomor Tgi

Untuk Banyaknya NamaBrg

HargaSatuan

JumlahHarga

Tgi penyerahan

Ket

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 16 19 20 21 22 23

………………, ………………………….

PENYIMPAN BARANG

( ……………………… )

Page 80: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

79

LAPORAN SEMESTER TTG PENERIMAAN DAN PENGELUARAN BARANG PAKAI HABIS

SEMESTER …… TAHUN ……

SKPD : ……………..

PROVINSI : ……………..

Dokumen/Faktur DasarPenerimaan

BukuPenerimaan

SuratBon

BA/SrtPenerimaan

No TglNo Terima

TglDari

Nomof TglJenisSural Nomor Banyaknya

NamaBarang

HargaSahian

Nomor Tanggal

KetNo.Urt

TerimaTgl

Untuk Banyaknya NamaBrg

HargaSatuan

JumlahHarga

Tglpenyerahan

Ket

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

ATASAN LANGSUNG

( ……………………… )NIP …………………….

…………., ………………………..

PENYIMPAN BARANG

( ……………………… )NIP …………………….

Page 81: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

80

DAERAH/SKPD ……….……………………………

NO. ………………………

BUKTI PENGAMBILAN BARANG DARI GUDANG ……

TanggalPenyerahan

BarangMenurut

Permintaan

BarangDiterima

Dari Gudang

Nama danKode Barang Satuan Jumlah

(angka)BarangHuruf

JumlahHarga

1 2 3 4 5 6 7

DAERAH/SKPD ……….Tgl …. Bln …. Thn ….

Yang menerima

Tandatangan …………………Nama …………………NIP …………………Pangkat/Gol. …………………

Dibuat di …………………Tgl …. Bln ….. Thn ….

Yang menyerahkanPenyimpan Barang

Tandatangan …………………Nama …………………NIP …………………Pangkat/Gol. …………………

MENGETAHUIa.n. PENGGUNA/KUASA PENGGUNA

(ATASAN LANGSUNG PENYIMPAN BARANG)

TANDATANGAN …………………………..NAMA …………………………..NIP …………………………..PANGKAT/GOL …………………………..JABATAN …………………………..

Page 82: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

81

SKPD : ……………..

PROVINSI : ……………..

BERITA ACARASERAH TERIMA GUDANG

Kami yang bertandatangan di bawah ini :

1. Nama : …………………………..

Pangkat/Golongan : …………………………..

NIP : …………………………..

Selaku Penyimpan Barang Lama : …………………………..

Berdasarkan Surat Keputusan KDH …… No …… Tgl ……

2. Nama : …………………………..

Pangkat/Golongan : …………………………..

NIP : …………………………..

Selaku Penyimpan Barang Lama : …………………………..

Telah melaksanakan serah terima seluruh barang inventaris dan barang pakai habis dalam keadaan

baik sesuai daftar di bawah ini.

Telah diserahkan seluruh dokumen barang dan serah terima kunci gudang.

JumlahNomor Nama Barang Satuan Angka Huruf Keterangan

1 2 3 4 5 6

Yang menerimaPenyimpan Barang Baru

( …………………….. )NIP …………………...

Yang menyerahkanPenyimpan Barang Lama

( …………………….. )NIP …………………...

Mengetahuia.n. Pengguna/Kuasa Pengguna Barang

Atasan Langsung Penyimpan BarangNama : ……………………………………..Pangkat/Gol : ……………………………………..Jabatan : ……………………………………..

Page 83: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

82

SKPD : ……………..

PROVINSI : ……………..

BERITA ACARA SERAH TERIMA TERDAPAT SELISIH

Yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan bahwa dalam serah terima dari Penyimpan barang lama,

Nama : …………………………. Pangkat : …………………………. NIP …………………………. Setelah

melaksanakan pemeriksaan pada tgl …… s/d tgl …… terdapat selisih barang/susut yang dapat

diperhitungkan dalam daftar sbb :

Susut JumlahNamaBarang Satuan Sisa menurut

Pertanggungjawaban Lebih KurangProsentase Jumlah Lebih Kurang

Ket.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Yang menerimaPenyimpan Barang Baru

( ……………………….. )NIP ……………………...

MENGETAHUIa.n. PENGGUNA/KUASA PENGGUNA BARANG

Tandatangan ………………..Nama ………………..NIP ………………..Pangkat/Gol ………………..

………………., Tgl …… Bulan …… Thn ……

Yang menyerahkanPenyimpan Barang Lama

( ……………………….. )NIP ……………………...

Pemeriksa

1. Tandatangan ………………..Nama ………………..NIP ………………..

2. Tandatangan ………………..Nama ………………..NIP ………………..

3. Tandatangan ………………..Nama ………………..NIP ………………..

Page 84: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

83

SKPD : ……………..

PROVINSI : ……………..

SURAT PERNYATAAN PENGGANTIAN PENYIMPAN BARANG SEMENTARA

Yang bertandatangan dibawah ini, Nama …………....... NIP …………....... Pangkat/Gol ………….......

Penyimpan barang menyatakan bahwa selama mewakili :

Nama …………....... NIP …………....... Pangkat/Gol …………....... selama …………....... hari, dari tgl ……

Bln …… Thn …… sampai dengan tanggal …… bulan …… thn ……, pertanggungjawaban pengurusan

gudang seluruhnyaada ditagan saya.

Selanjutnya saya menyatakan bahwa tindakan dari penyimpanan barang menjadi tanggung jawab saya

dan karenanya bertanggung jawab atas kerugian daerah atau kesalahan Tata Usaha yang mungkin terjadi

selama masa perwakilan tersebut.

Dengan catatan bahwa perwakilan itudisebabkan karena ............................………………………………….………..……………………………….…………..…………………….Tgl …………………

…………..........., ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

PENYIMPAN BARANG SEMENTARA

( ……………………………….. )NIP ……………………………...

MENGETAHUIa.n. PENGGUNA/KUASA PENGGUNA

ATASANLANGSUNG PENYIMPAN BARANG

( ……………………………….. )NIP ……………………………...

Page 85: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

84

SKPD : ……………..

PROVINSI : ……………..

BERITA ACARA PEMERIKSAAN BARANGYANG BERUBAH KEADAAN

Pada hari ini, …………………… tanggal ….. bulan …… tahun ……

Kami yang bertandatangan di bawah ini :

1. Nama : …………………………..

Pangkat/Golongan : …………………………..

NIP : …………………………..

2. Nama : …………………………..

Pangkat/Golongan : …………………………..

NIP : …………………………..

3. Nama : …………………………..

Pangkat/Golongan : …………………………..

NIP : …………………………..

selaku Panitia Pemeriksaan atas perintah …… telah mengadakan pemeriksaan pada tempat

penyimpanan barang di Gudang ………. Yang berubah keadaannya disebabkan oleh :

NoUrut

NamaBarang

KodeBarang

BanyakBarang

HargaSatuan

SebabKerusakan

JumlahHarga

PendapatPanitia

PemeriksaBarang

1 2 3 4 5 6 7 8

Panitia berkesimpulan sebagai berikut ………………. Berita Acara ini kami buat rangkap ……….. untuk

digunakan sebagaimana mestinya.

PENYIMPAN BARANG

( …………………………… )NIP …………………………

PANITIA PMERIKSA

1.2. .3. .

MENGETAHUI :a.n. PENGGUNA/ KUASA PENGGUNAAtasan Langsung Penyimpan Barang

( …………………………… )NIP …………………………

Page 86: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

85

SKPD : ……………..

PROVINSI : ……………..

BERITA ACARAPEMERIKSAAN BARAG KARENA BENCANA ALAM DICURI/KEBAKARAN

Pada hari ini, …………………… tanggal …………………… kami yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : ………………………….. Pangkat ………………………….. NIP …………………………..

2. Nama : ………………………….. Pangkat ………………………….. NIP …………………………..

3. Nama : ………………………….. Pangkat ………………………….. NIP …………………………..

Selaku Panitia Pemeriksa Barang, atas perintah ………………. Telah mengadakan pemeriksaan terhadap

barang karena bencana/dicuri/kebakaran dengan rincian sebagai berikut :

No NamaKode Jumlah Harga

SatuanJumlahHarga

RusakRingan

RusakBerat Ket

1 2 3 4 5 6 7 8

Berita Acara ini dibuat rangkap …… Untuk digunakan sebagaimana mestinya.

PEMEGANG BARANG

( ……………………… )

NIP …………………….

PANITIA PEMERIKSA

1. …………………………. ( ……….. )

2. …………………………. ( ……….. )

3. …………………………. ( ……….. )

MENGETAHUI :a.n. Pemegang Kuasa barang

Atasan Pemegang Barang

( ……………………… )

NIP …………………….

Page 87: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

86

SURAT PERINTAH PENGELUARAN/PENYALURAN BARANGNO. ……….. / ………. / PPB/ ……….

Dari : Pengguna/Kuasa Pengguna

Kepada : Penyimpan Barang

Alamat : ………………………………………………………

Harap dikeluarkan dari gudang dan disalurkan barang tersebut dalam daftar di bawah ini untuk ………

Berdasarkan : ………………………………………………………

NoUrut Banyaknya Nama Barang Harga Satuan Jumlah Ket

……………………, ………….......Pengguna/Kuasa Pengguna

( …………………….................... )NIP …………………………………

Page 88: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

87

DAFTAR PENERIMAAN BARANG DARI PIHAK KETIGA

SKPD : ……………..

PROVINSI : ……………..

NO KODE LOKASI : ……….……..

NOMOR SPESIFIKASI BARANG JUMLAH

NoUrut

KodeBarang

Nama/JenisBarang

Merk/Type

No. SertifikatNo. PabrikNo. ChasisNo. Mesin

TahunPembelian/Pengadaan

AsalUsul/CaraPerolehan

Barang

NamaPenyumbang/Pihak

KetigaSatuan

KeadaanBarang(B/KB) Barang Harga

Ket

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

MENGETAHUIKEPALA SKPD/PENGELOLA

( ……………………………..NIP …………………………..

…………………., ……………………..

PENGURUS BARANG

( …………………………….. )NIP …………………………..

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

C O R N E L I S

Page 89: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

88

L A M P I R A N IVP E N G G U N A A N

Page 90: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

89

LAMPIRAN IV : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

NOMOR : 82 TAHUN 2008

TANGGAL : 10 DESEMBER 2008

KEPUTUSAN GUBERNUR ………………………NOMOR : ………………………

TENTANG

PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN BARANG MILIK DAERAHPROVINSI ………………. PADA ...... SKPD ……

GUBERNUR ………………………

a. Bahwa tanah dan/atau bangunan dan barang inventans lainnya milikPemerintahan Daerah Provinsi / Kabupaten / Kota ………………. yang beradapada SKPD ………….. harus digunakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsiSKPD bersangkutan;

b. Bahwa status penggunaan barang milik daerah tersebut sesuai PeraturanPemerintahNomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah harusditetapkandengan Keputusan Kepala Daerah …………….

1. Undang-undang No.5 Tahun 1960 tentang Peraturan dasar Pokok-pokok Agraria(Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Nomor2043);

2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (LembaranNegara Rl Tahun 1999 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Rl Nomor4437);

3. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antaraPemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Rl Tahun 1999Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Rl Nomor 4438);

4. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (LembaranNegara Rl Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Rl Nomor 4355);

5. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara(Lembaran Negara Rl Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara RlNomor 4355);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang MilikNegara/Daerah

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor …… Tahun …… tentang PedomanTeknisPengelolaan Barang Daerah.

Menimbang ::

Mengingat ::

Page 91: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

90

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

PERTAMA :

KEDUA :

KETIGA :

KEEMPAT :

KELIMA :

Tanah dan/atau bangunan serta barang inventaris lainnya milikPemerintah Daerah Provinsi / Kabupaten / Kota …… Yang dipergunakanpada Dinas/Badan/Kantor …… sebagaimana tersebut pada Lampirankeputusan ini;

Penggunaan tanah dan/atau bangunan serta barang inventaris lainnyasebagaimana dimaksud pada Diktum PERTAMA harus dipergunakandalam rangka menunjang tugas pokok dan fungsi Dinas/Badan/Kantor………….;

Apabila tanah dan/atau bangunan serta barang inventaris lainnya tidakdigunakan sesuai tugas pokok dan fungsi Dinas/Badan/Kantor………….. wajib diserahkan kepada Kepala Daerah melalui pengelola;

Tanah dan/atau bangunan serta barang inventaris lainnya sebagaimanaDiktum PERTAMA dijadikan lampiran dalam Berita Acara Serah TerimaJabatan dari pejabat yang lama kepada pejabat yang baru;

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di :Pada tanggal :

GUBERNUR …………………..

( ………………………………. )

Tembusan :

1. Yth. Ketua DPRD Provinsi ……………….;

2. Yth. Bawasda Provinsi ……………………;

3. Arsip

Page 92: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

91

LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNURNOMOR ……..

TANGGAL ……..TENTANG PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN BARANG MILIK DAERAH PADA DINAS/BADAN/KANTOR ……

KeadaanBarangNo

UrtNamaBarang/JenisBarang

Merk/Model

No.Seri

PabrikUkuran Bahan

Tahunpembuatan/pembelian

No.Kode

Barang

Jumlah.Barang/Register

HargaPerolehan

Baik(KB)

KurangBaik(KB)

Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12 13

GUBERNUR ……………………………………….

( ……………………………….. )

Page 93: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

92

Petunjuk Pengisian Daftar Inventaris Barang Milik Daerah pada masing-masing SKPD

Kolom 1 : Diisi sesuai dengan Nomor Urut Pencatatan Barang

Kolom 2 : Diisi dengan jenis, nama barang

Kolom 3 : Diisi dengan Merk atau Model Barang.

Kolom 4 : Diisi Nomor Seri pabrik yang biasanya sudah tercantum pada Barang yangBersangkutanKalau bukan buatan pabrik dikosongkan/ distrip (-)

Kolom 5 : Diisi ukuran, yang tentunya berlainan untuk tiap jenis barang yang berbeda.

Kolom 6 : Diisi bahan dari jenis barang yang bersangkutan.Contoh : Kursi kayu ditulis "Kayu"Kursi Besi ditulis "Besi".Barang-barang tertentu yang dipandang tidak periu disebutkan nama bahannyaatau mungkin sulit menyebutkan bahnnya, maka dalam kolom ini dapatdikosongkan/ distrip (-)

Kolom 7 : Diisi tahun pembuatan atau tahun pembelian. Apabila tidak diketahui tahun pembuatan atau pembeliannya dapat diperkirakan

Kolom 8 : Diisi nomor Kode Barang (Kode Lokasi dan Kode Barang)

Kolom 9 : Diisi banyak barang yang mempunyai karakteristik yang sama jenis, merk.modei, ukuran, bahan dan tahun pembuatan.

Kolom 10 : Diisi harga pembelian/perolehan/pengadaan barang.

Kolom 11,12,13 : Diisi sesuai dengan keadaan barang pada waktu pencatatan.

Kolom 14 : Diisi keterangan Barang yang dianggap periu.

Page 94: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

93

L A M P I RA N V

P E N A T A U S A H A A N

Page 95: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

94

LAMPIRAN IV : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

NOMOR : 82 TAHUN 2008

TANGGAL : 10 DESEMBER 2008

MEKANISME SENSUS BARANG DAERAH, KODEFIKASI BARANG,KARTU INVENTARIS DAN BUKU INVENTARIS

a. Mekanisme :

Dalam pelaksanaan pengumpulan data Sensus Barang Daerah dimulai dari satuan kerja terendahsecara berjenjang.

Semua pengguna/kuasa pengguna, baik Provinsi/Kabupaten/Kota, melaksanakan Sensus BarangDaerah dengan tahapan dimulai dari Satuan Kerja/Sub Unit terendah sebagai berikut:

1) Kelurahan

Setiap kelurahan mengisi:a) Kartu Inventaris Barang (KIB)

- KIB A : Tanah- KIB B : Mesin dan Peralatan- KIB C : Gedung dan Bangunan- KIB D : Jalan, Irigasi dan Jaringan- KIB E : Aset Tetap Lainnya- KIB F : Konstruksi dalam PengerjaanSesuai dengan petunjuk pengisian KIB, masing-masing rangkap 2 (dua).

b) Kartu Inventaris Ruangan (KIR), berdasarkan letak barang menurut ruangan masing-masing.c) Buku Inventaris Barang milik daerah yang berada pada Kelurahan yang bersangkutan

rangkap 4 (empat) dan setelah diisi lembar ke-4 disimpan di Kelurahan sebagai arsip (BukuInventaris Kelurahan), sedangkan lembar ke-1 s/d 3 disampaikan/dikirimkan ke Kecamatan.

d) Buku Inventaris Kelurahan, yakni:- Buku Inventaris Barang Derah Provinsi sebanyak 4 rangkap- Buku Inventaris Barang Daerah Kabupaten/Kota sebanyak 4 rangkap- Buku Inventaris Barang Milik/Kekayaan Negara sebanyak 4 rangkap (kalau ada)

Masing-masing dicatat secara terpisah sesuai pemilikan barangnya, kalau ada di Kelurahantersebut, begitu juga untuk KIB dan KIR.

2) Kecamatan

Setiap Camat mengisi :a) Kartu Inventaris Barang (KIB)

- KIB A :Tanah- KIB B : Mesin dan Peralatan- KIB C : Gedung dan Bangunan- KIB D : Jalan, Irigasi dan Jaringan- KIB E : Aset Tetap Lainnya .- KIB F : Konstruksi dalam Pengerjaan

Sesuai dengan petunjuk pengisian KIB masing-masing rangkap 2 (dua).

b) Kartu Inventaris Ruangan (KIR), berdasarkan letak barang menurut ruangan masing-masing.

c) Buku Inventaris barang yang berada di Kecamatan yang bersangkutan dalam rangkap 3 (tiga)dan setelah diisi, kemudian menggabungkannya dengan Buku Inventaris dari semua SatuanKerjanya (Kelurahan) menjadi Buku Inventaris Kecamatan. Dari Buku Inventaris dimaksudharus dibuatkan Rekapitulaisnya.

Lembar ke 3 disimpan di Kantor Camat sebagai arsip (Buku Inventaris Kecamatan),sedangkan lembar ke 1 s/d 2 dikirimkan/disampaikan ke Kabupaten/Kota melalui

Page 96: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

95

pengelola/pembantu pengelola.

d) Buku Inventaris Kecamatan, yakni:- Buku Inventaris Barang Daerah Provinsi sebanyak 3 rangkap.- Buku Inventaris Barang Daerah Kabupaten/Kota sebanyak 3 rangkap.- Buku Inventaris Barang Milik/Kekayaan Negara sebanyak 3 rangkap (kalau ada).- Masing-masing dicatat secara terpisah sesuai pemilikan barangnya, kalau ada di

kecamatan tersebut, begitu juga untuk KIB dan KIR.

3) Sekolah Negeri (SDN/SLTP,SMU)

Setiap Kepala SDN Satua Kerja mengisi:a) Kartu Inventaris Barang (KIB):

- KIB A : Tanah- KIB B : Mesin dan Peralatari- KIB C : Gedung dan Bangunan- KIB D : Jalan, Irigasi dan Jaringan- KIB E : Aset Tetap Lainnya- KIB F : Konstruksi dalam PengerjaanSesuai dengan petunjuk pengisian KIB masing-masing rangkap 2 (dua).

b) Kartu Inventaris Ruangan (KIR), berdasarkan letak barang menurut ruangan masing-masing.

c) Buku Inventaris barang yang berada di SDN yang bersangkutan dalam rangkap 5(lima),lembar ke-5 pada SDN/Satuan Kerja yang bersangkutan sebagai arsip (Buku InventarisSDN/Satuan Kerja). Sedangkan lembar ke-1 s/d 4 disampaikan/dikirimkan ke kuasapengguna.

d) Buku Inventaris SDN, yakni:- Buku Inventaris Barang Daerah Provinsi sebanyak 5 rangkap- Buku Inventaris Barang Daerah Kabupaten/Kota sebanyak 5 rangkap- Buku Inventaris barang milik/kekayaan negara sebanyak 5 rangkap (kalau ada)

Masing-masing dicatat secara terpisah sesuai pemilikan barangnya, kalau ada di SDNtersebut, begitu juga untuk KIB dan KIR

4) Kuasa pengguna atau unit pelaksana teknis Daerah

Setiap kuasa pengguna atau unit pelaksana teknis daerah mengisi:a) Kartu Inventaris Barang (KIB)

- KIB A : Tanah- KIB B : Mesin dan Peralatan- KIB C : Gedung dan Bangunan- KIB D : Jalan, Irigasi dan Jaringan- KIB E : Aset Tetap Lainnya- KIB F : Konstruksi dalam Pengerjaan

Sesuai dengan petunjuk pengisian KIB masing-masing rangkap 2 (dua).

b) Kartu Inventaris Ruangan (KIR), berdasarkan letak barang menurut ruangan masing-masing

c) Buku Inventaris barang yang berada di kuasa pengguna atau unit pelaksana teknis yangbersangkutan dalam rangkap 4 dan setelah diisi, kemudian menggabungkan dengan Bukuinventaris kuasa pengguna (UPTD). Dari Buku Inventaris dimaksud harus dibuatkanRekapitulasinya.

Lembar ke 4 disimpan di kuasa pengguna/UPTD sebagai arsip, sedangkan lembar ke 1 s/d 3dikirimkan/disampaikan ke SKPD yang bersangkutan.

d) Buku Inventaris kuasa pengguna/UPTD, yakni :- Buku Inventaris Barang Daerah Propinsi sebanyak 4 rangkap.- Buku Inventaris Barang Daerah Kabupaten/Kota sebanyak 4 rangkap- Buku Inventaris Barang Milik/Kekayaan Negara sebanyak 4 rangkap (kalau ada)

Masing-masing dicatat secara terpisah sesuai pemilikan barangnya, kalau ada di kuasapengguna/UPTD tersebut, begitu juga untuk KIB dan KIR.

Page 97: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

96

5) Pengguna Barang (SKPD)

Setiap SKPD mengisi:a) Kartu inventaris Barang (KIB):

- KIB A : Tanah- KIB B : Mesin dan Peralatan- KIB C : Gedung dan Bangunan- KIB D : Jalan, Irigasi dan Jaringan- KIB E : Aset Tetap Lainnya- KIB F : Konstruksi dalam PengerjaanSesuai dengan petunjuk pengisian KIB masing-masing rangkap 2 (dua).

b) Kartu Inventaris Ruangan (KIR), berdasarkan letak barang menurut ruangan masing-masing.

c) Buku Inventaris barang yang berada di SKPD yang bersangkutan dalam rangkap 4 dansetelah diisi, kemudian menggabungkan dengan Buku Inventaris dari semua kuasapengguna/UPTD menjadi Buku Inventaris SKR$> Dari Buku Inventaris dimaksud hamsdibuatkan Rekapitulasinya

.Lembar ke 4 disimpan di SKPD sebagai arsip, sedangkan lembar ke 1 s/d 3dikirimkan/disampaikan ke pengelola

d) Buku Inventaris SKPD, yakni:- Buku inventaris Barang Daerah Propinsi sebanyak 3 rangkap.- Buku Inventaris Barang Daerah Kabupaten/Kota sebanyak 3 rangkap.- Buku Inventaris Barang Milik/Kekayaan Negara sebanyak 3 rangkap (kalau ada)

Masing-masing dicatat secara terpisah sesuai pemilikan barangnya, kalau ada di kuasapengguna/UPTD tersebut, begitu juga untuk KIB dan KIR.

6) Kuasa Pengguna pada Sekretariat Daerah Kabupaten/Kota Setiap Kuasa Pengguna padaSekretariat Daerah Kabupaten/Kota mengisi:

a) Kartu Inventaris Barang (KIB):- KIB A : Tanah- KIB B : Mesin dan Peralatan- KIB G : Gedung dan Bangunan- KIB D : Jalan, Irigasi dan Jaringan- KIB E : Aset Tetap Lainnya- KIB F : Konstruksi dalam PengerjaanSesuai dengan petunjuk pengisian KIB masing-masing rangkap 2 (dua).

b) Kartu Inventaris Ruangan (KIR), berdasarkan letak barang menurut ruangan masing-masing.

c) Buku Inventaris barang yang berada di kuasa pengguna Unit Setda Kabupaten/Kota dalamrangkap 3 (tiga) barang-barang yang ada pada Sekretariat Daerah dan setelah diisi, kemudianmenggabungkannya dari semua Satuan Kerja/Sub Unit Setda.

Lembar ke 3 (tiga) disimpan di Unit Setda sebagai arsip (Buku inventaris Unit Setda),sedangkan lembar ke 1 dan 2 dikirimkan/disampaikan ke Pengelola/pembantu Pengelola.

d) Buku InventarisUnit/Satuan Kerja Setda Kabupaten/Kota, yakni:- Buku Inventaris Barang Daerah Propinsi sebanyak 3 rangkap.- Buku Inventaris Barang Daerah Kabupaten/Kota sebanyak 3 rangkap.- Buku Inventaris Barang Milik/Kekayaan Negara sebanyak 3 rangkap (kalau ada)

Masing-masing dicatat secara terpisah sesuai pemilikan barangnya, kalau ada di kuasapengguna unit Setda Kabupaten/Kota tersebut, begitu juga untuk KIB dan KIR.

7) Sekretariat Daerah Kabupaten/ Kota

Setiap Sekretaraiat daerah mengisi:a) Kartu Inventaris Barang (KIB):

Page 98: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

97

- KIB A : Tanah- KIB B : Mobil dan Peralatan- KIB C : Gedung dan Bangunan- KIB D : Jalan, Irigasi dan Jaringan- KIB E : Aset Tetap Lainnya- KIB F : Konstruksi dalam PengerjaanSesuai dengan petunjuk pengisian KIB masing-masing rangkap 2 (dua).

b) Kartu Inventaris Ruangan (KIR), berdasarkan letak barang menurut ruangan masing-masing.

c) Buku Inventaris barang yang berada pada unit sekretariat dalam rangkap 3 (tiga) dan setelahdiisi, kemudian menggabungkannya dengan Buku Inventaris dari semua kuasa pengguna UnitKerja menjadi Buku Inventaris Sekretariat Daerah. Buku-buku Inventaris Sekretariat Daerahdimaksud dibuatkan Rekapitulasi.

Lembar ke 2 disimpan di pengelola, sedangkan lembar ke 1 dikirim/disampaikan ke KepalaDaerah.

d) Buku InventarisUnit/Satuan Kerja Setda Kabupaten/Kota, yakni:- Buku Inventaris Barang Daerah Propinsi sebanyak 3 rangkap.- Buku Inventaris Barang Daerah Kabupaten/Kota sebanyak 3 rangkap.- Buku Inventaris Barang Milik/Kekayaan Negara sebanyak 3 rangkap (kalau ada)

Masing-masing dicatat secara terpisah sesuai pemilikan barangnya, kalau ada di kuasapengguna unit Setda Kabupaten/Kota tersebut, begitu juga untuk KIB dan KIR.

8) Kabupaten/Kotaa) Menerima Buku Inventaris dari semua SKPD (termasuk Satuan Kerjanya) dalam rangkap 2

(dua), danb) Menerima Buku Inventaris dari Unit Setda Kabupaten/Kota (termasuk kuasa pengguna).

Dalam rangkap 2 (dua).

Buku-buku Inventaris tersebut dikompilasi pengelola/pembantu pengelola sebagai pusatInventarisasi, maka diperoleh :- Buku Induk Inventaris Barang Daerah Kabupaten/Kota sebanyak 2 rangkap ke 1 (satu) asli

disimpan di Kabupaten/Kota ke 2 (dua) dikirim/disampaikan ke Provinsi,- Buku Inventaris Barang Provinsi, sebanyak 2 rangkap, ke 1 (satu) asli disampaikan ke

Provinsi ke 2 (dua) disimpan di Kabupaten/Kota- Buku Inventaris Barang milik/Kekayaan Negara sebanyak 2 (dua) rangkap (kalau ada).

Buku Induk Inventaris Barang Kabupaten/Kota dibuat daftar Rekapitulais Induk untukmenggambarkan jumlah barang Kabupaten/Kota tersebut, sedangkan Buku Inventaris Barang-barang Provinsi, Barang Milik/Kekayaan Negara dibuatkan pula Daftar Rekapitulasinya masing-masing rangkap 2 (dua), untuk memudahkan Provinsi untuk mengumpulkan/mengkompilasi daftarrekapitulasi tersebut di Provinsi untuk disampaikan masing-masing:a. Menteri Dalam Negeri, danb. Arsip (di Provinsi yang bersangkutan)

9) Provinsi

Dinas Provinsi/Unit-unit Provinsi

Semua Pengguna/Kuasa pengguna Propvinsi mengisi:a) Kartu Inventaris Barang (KIB) :

- KIB A : Tanah- KIB B : Mesin dan Peralatan- KIB C : Gedung dan Bangunan- KIB D : Jalan, Irigasi dan Jaringan- KIB E : Aset Tetap Lainnya- KIB F : Konstruksi dalam PengerjaanSesuai dengan petunjuk pengisian KIB masing-masing rangkap 2 (dua).

b) Kartu Inventaris Ruangan (KIR), berdasarkan letak barang menurut ruangan masing-masing.

c) Buku Inventaris barang yang berada di pengguna/kuasa pengguna yang bersangkutan dalamrangkap 3 (tiga) dan setelah diisi lembar ke 3 disimpan pada pengguna/kuasa penggunabersangkutan sebagai arsip (Buku Inventaris Pengguna/kuasa pengguna), sedangkan lembar

Page 99: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

98

ke 1 s/d 2 dikirim atau disampaikan ke Pengelola.

d) Buku Inventaris Pengguna/Kuasa Pengguna Provinsi, yakni:- Buku Inventaris Barang Daerah Propinsi sebanyak 3 rangkap.- Buku Inventaris Barang Milik/Kekayaan Negara sebanyak 3 rangkap.

Masing-masing dicatat secara terpisah sesuai pemilikan barangnya, kalau ada di kuasapengguna unit Setda Kabupaten/Kota tersebut, begitu juga untuk KIB dan KIR.

e) Kepala Bagian Tata Usaha pada SKPD menggabungkan semua Buku Inventaris KuasaPengguna tersebut termasuk Buku Inventaris SKPD yang bersangkutan dalam rangkap 2(dua)dan yang ke 2 (dua) disimpan di SKPD yang bersangkutan menjadi Buku Inventaris SKPD,danBuku Inventaris dimaksud dibuatkan Rekapitulasinya.

Lembar ke 1 (satu) dikirim/disampaikan ke Gubernurcq. Pengelola/Pembantu Pengelola.

10) Sekretariat Daerah Provinsi

Sekretariat Kuasa Pengguna Unit Sekretariat Daerah Provinsi mengisi :a) Kartu Inventaris Barang (KIB) :

- KIB A : Tanah- KIB B : Mesin dan Peralatan- KIB C : Gedung dan Bangunan- KIB D : Jalan, Irigasi dan Jaringan- KIB E : Aset Tetap Lainnya- KIB F : Konstruksi dalam PengerjaanSesuai dengan petunjuk pengisian KIB masing-masing rangkap 2 (dua).

b) Kartu Inventaris Ruangan (KIR), berdasarkan letak barang menurut ruangan masing-masing.

c) Buku Inventaris barang yang berada pada kuasa pengguna yang bersangkutan dalamrangkap 3 (tiga) dan setelah diisi lembar ke 3 disimpan pada kuasa pengguna Unit sekretaristbersangkutan sebagai arsip (Buku Inventaris kuasa pengguna), sedangkan lembar ke 1 s/d 2dikirim atau disampaikan ke Pembantu Pengelola.

d) Pembantu Pengelola menggabungkan semua Buku Inventaris Kuasa Pengguna tersebuttermasuk buku inventaris pembantu pengelola sendiri, menjadi buku inventaris SekretariatDaerah, dan dibuatkan rekapitulasinya.

Lembar-2 (kedua) disimpan di Sekretariat Daerah sebagai arsip (buku inventaris unit/setda)sedangkan lembar 1 disampaikan ke Pengelola.

11) Pengelola menerima :a) Buku Inventaris dari SKPD Provinsi.b) Buku Inventaris dari Unit Setda Provinsic) Buku Inventaris dari Daerah Kabupaten/Kota Wilayahnya.

Buku Inventaris tersebut di atas di kompilasi oleh Pengelola/Pembantu Pengelola sebagai PusatInventaris Barang Provinsi, dan akan diperoleh:- Buku Induk Inventaris Barang Provinsi.- Buku Induk Inventaris Barang Kabupaten/Kota dalam provinsi yang barsangkutan.

Sedangkan Barang milik/kekayaan Negara yang dipergunakan oleh Pemerintah Daerahdisusun/dikompilasi dalam Bentuk Buku Inventaris tersendiri.

Daftar Rekapitulasi barang milik Provinsi, Kabupaten/Kota dan barang milik kekayaan Negaradisampaikan kepada Menteri Dalam Negeri.

12) Khusus untuk barang milik Pusat dalam hal ini Departemen Lain kalau sudah ada aturan /petunjuk dari Departemen yang bersangkutan, maka pengguna/kuasa pengguna ttdak perlumencatat/menginventaris barang tersebut berdasarkan petunjuk ini, tetapi dilaksanakan sesuaidengan petunjuk Departemen pemilik barang tersebut, dan dikirimkan/dilaporkan kepadaDepartemen bersangkutan, dan tembusannya harus disampaikan kepada Kepala Daerah melalui

Page 100: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

99

pengelola cq. Pembantu Pengelola.

b. Tahapan kegiatan sensus

Pelaksanaan kegiatan sensus, dilakukan 2 (dua) tahap kegiatan sebagai berikut:

1. Tahap persiapana) Pembentukan Panitia Sensus Barang Daerah;b) Penyusunan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sensus Barang Milik Daerah;c) Penataran Petugas Pelaksanaaan Sensus Barang Provinsi/Kabupeten/Kota dilaksanakan

pada masing-masing Daerah;d) Menyediakan Kartu/Formulir/Buku Petunjuk Pelaksanaan serta peralatan yang diperlukan;e) Menyiapkan biaya persiapan dan pelaksanaan Sensus Barang Daerah

2. Tahap pelaksanaana) Penyampaian formulir dan bahan sampai unit kerja terendah;b) Melaksanakan sensus barang da^rSh-yang masing-masing di SKPD/wilayah dengan mengisi

KIBdanKIR;c) Penyetesaian hasil sensus barang milik daerah dengan menyamoaikan buku inventaris oleh

unit kerja terendah kepada atasan;d) Pembuatan Daftar Rekapituiasi oleh unit/Satuan Kerja;e) Mengawasi dan mengevaluasi hasil sensus barang dalam SKPD/wilayah masing-masing;f) Membuat Buku Induk Inventaris Provinsi/Kabupaten/Kota;g) Melaporkan hasil sensus barang Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Departemen Dalam Negeri.

c. Kodefikasi Barang.

Yang dimaksud dengan kodefikasi adaiah pemberian pengkodean barang pada setiap baranginventaris milik Pemerintah Daerah yang menyatakan kode lokasi dan kode barang.

Tujuan pemberian kodefikasi adalahn untuk mengamankan dan memberikan kejelasan statuskepemilikan dan status penggunaan barang pada masing-masing pengguna.

Kodefikasi kepemilikan untuk masing-masing tingkatan pemerintahan sebagai berikut:1. Barang milik pemerintah kabupaten/kota (12).2. Barang milik pemerintah provinsi (11).3. Barang milik pemerintah pusat (BM/KN (kalau ada 00).

Dalam rangka kegiatan Sensus Barang Daerah, setiap barang daerah hams duberi nomor kodesebagai berikut:

1. NOMOR KODE LOKASI

a) Nomor kode lokasi mengambarkan/menjelaskan status pemilikan barang .Provinsi,Kabupaten/Kota, bidang, SKPD dan unit kerja serta tahun pembeiian barang.

b) Nomor kode Lokasi terdiri dari 14 digit atau lebih sesuai kebutuhan Daerah.

c) Nomor Kode urutan Provinsi sebagaimana tercantum dalam Lampiran V Peraturan ini.

d) Nomor Kode urutan Kabupaten/Kota sebagaimana tercantum dalam Lampiran V Peraturan ini;

e) Nomor Kode SKPD dibakukan lebih lanjut oleh Kepala Daerah dengan memperhatikanpengelompokan bidang yang terdiri dari 22 bidang, yaitu:

1) Sekwan/DPRD.

2) Gubemur/Buipati/Walikota.

3) Wakil Gubernur/ Bupati/ Walikota.

4) Sekretariat Daerah.

5) Bidang Kimpraswil / PU.

6) Bidang Perhubungan

7) Bidang Kesehatan;

8) Bidang Pendidikan dan Kebudayaan;

Page 101: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

100

9) Bidang Sosial;

10) Bidang kependudukan;

11) Bidang Pertanian;

12) Bidang Perindustrian;

13) Bidang Pendapatan;

14) Bidang Pengawasan;

15) Bidang Perencanaan;

16) Bidang Lingkungan Hidup; ,.

17) Bidang Pariwisata;

18) Bidang Kesatuan Bangsa;

19) Bidang Kepegawaian;

20) Bidang Penghubung;

21) Bidang Komunikasi, Informasi dan dokumentasi;

22) Bidang BUMD.

f) Kecamatan diberi Nomor Kode mulai dari nomor unit 50 (lima puluh) dan seterusnya sesuaijumlah kecamatan pada masing-masing Kabupaten/Kota;

g) Contoh nomor kode lokasi

Angka atau digit nomor kode lokasi ditulis secara berurutan dalam suatu garis datar sebagaiberikut :

Kode KomponenPemilikan Barang

Kode Provinsi

Kode Kabupaten/Kota

Kode Bidang

Kode Unit Bidang

Kode tahun pembelian

Kode Sub Unit/SatuanKerja

h) Digit 1 dan 2, Kode Komponen Kepemilikan BarangPenulisan kode komponen kepemilikan barang sebagai berikut :1) barang milik Pemerintah Pusat dengan nomor 00;2) barang milik Pemerintah Daerah Provinsi dengan nomor kode 11;3) barang milik Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan nomor kode 12

i) Digit 3 dan 4, Kode Provinsi

Provinsi diberi Nomor Kode mulai dari Nomor 01 sampai dengan 33 (dstnya), sesuai denganjumlah Provinsi yang ada.

j) Digit 5 dan 6, Kode Kabupaten/Kota

Kabupaten/Kota yang berada dalam wilayah suatu Provinsi diberi Nomor Kode mulai dariNomor 01 dan seterusnya sampai sejumlah Kabupaten/Kota dalam wilayah Provinsi tersebut.

21 43 5 6 87 109 1211 1413

Page 102: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

101

Untuk nomor kode kabupaten/kota yang baru dibentuk dibakukan oleh Gubernur denganmengikuti urutan sesuai lahimya undang-undang Pembentukan Daerah Otonom baru denganmemperhatikan/mengikuti Nomor urut Kabupaten/Kota yang ditetapkan Menteri Dalam Negeri.

k) Digit 7 dan 8, kode bidang

Kode bidang ini merupakan pengelompokan Bidang Tugas yang terdiri dari 22 bidang.

I) Digit 9 dan 10, Kode SKPD

Kode Unit merupakan penjabaran dari Bidang Tugas kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah(SKPD) sesuai struktur organisasi di masing-masing Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota.

Penetapan nomor urut kode unit/SKPD di masing-masing Provinsi/Kabupaten/Kota ditetapkanoleh Kepala Daerah.

m) Digit 11 dan 12, Tahun Pembelian/Pengadaan Barang

Tahun pembelian/pengadaan barang dituliskan 2 angka terakhir (misalnya tahunpembelian/perolehan 1997, maka ditulis Nomor Kodenya 97, tahun pembelian/perolehantahun 2002 ditulis 02 tahun 2005 ditulis 05 dan seterusnya.

Barang yang tidak diketahui Tahun Pembelian/Perolehannya, supaya dibandingkan denganbarang yang sama, sejenis, type, merk, bahan, cc dsb dan penetapan prakiraan tahuntersebut ditetapkan oleh Pengurus barang.

n) Digit 13 dan 14, Kode Sub Unit/Satuan Kerja.

Kode Sub Unit/Satuan Kerja untuk masing-masing SKPD diberi nomor urut Kode sub unitsesuai struktur organisasi perangkat daerah mulai dari nomor 01 dan seterusnya sampaisejumlah sub Unit/Satuan Kerja dalam SKPD tersebut dan ditetapkan dengan KeputusanKepala daerah.

Contoh 1. Nomor Kode Lokasi

Barang milik Departemen Kimpraswil dipergunakan pada Dinas PU (Subdin Cipta Karya)Kabupaten Berau dibeli/diperoleh tahun 1999.

Kode KomponenPemilikan Barang(Pemerintah Pusat)

Kode Provinsi (Kalbar)

Kode Kab/Kota(Sanggau)

Kode Bidang(Ke PU an)

Kode Unit Bidang(Dinas PU)

Kode tahun/pembelianpengadaan

Subdin Cipta Karya

Cara penulisan : 00.23.02.05.01.99.04

00 32 0 2 50 10 99 40

Page 103: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

102

Contoh 2. Nomor Kode Lokasi

Barang milik Daerah Provinsi Kalbar berada pada Subdin Pengelolaan Budidaya Perikanan(Dinas Perikanan dan Kelautan), dibeli/diperoleh tahun 2001.

Kode KomponenPemilikan Barang(Provinsi)

Kode Provinsi (Kalbar)

Kode Kab/Kota(Sanggau)

Kode Bidang(Bid. Perikanan)

Kode Unit Bidang(Dinas Perik & laut)

Kode tahun/pembelian(2001)

Kode Sub Unit/SatuanKerja (Subdin PengelBudidaya Perikanan)

Cara penulisan : 11.17.00.11.02.97.05

Contoh 3. Nomor Kode Lokasi

Barang milik Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang, berada pada Dinas Pengairan, SubdinPembnagunan, dibeli/diperoleh Tahun 2001.

Kode KomponenPemilikan Barang(Provinsi)

Kode Provinsi (Kalbar)

Kode Kab/Kota(Sintang)

Kode Bidang(KIMPRASWIL/PU AN)

Kode Unit Bidang(Dinas Pengairan)

Kode tahun/pembelian(2001)

Kode Sub Unit/SatuanKerja (SubdinPengairan)

Cara penulisan : 12.08.07.05.03.01.02

Catatan : Unit bidang (Dinas, Badan, Kantor) dan satuan kerja yang dibekukan Kepala

Daerah.

11 71 0 0 11 20 79 50

21 80 0 7 50 30 10 20

Page 104: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

103

2. NOMOR KODE BARANG

a) Nomor kode barang diklasifikasikan kedalam 6 (enam) golongan yaitu :1) Tanah;2) Mesin dan Peralatan;3) Gedung dan Bangunan;4) Jalan, Irigasi dan Jaringan;5) Aset Tetap lainnya;6) Konstruksi dalam pengerjaan.

b) Penggolongan barang terbagi atas Bidang, Kelompok, Sub Kelompok dan Sub-SubKelompok/Jenis Barang;

c) Nomor Kode golongan, bidang, kelompok, sub kelompok dan sub-sub kelompok/jenis barang;

d) Nomor kode barang terdiri atas 14 (empat betas) digit yang tersusun berurutan ke belakangdibawah suatu garis lurus sebagai berikut;

Untuk mengetahui Nomor Kode Barang dari setiap jenis dengan cepat, perlu 2 angka didepan/dicari Nomor Kode Golonaan Baranqnva. kemudian baru dicari Nomor Kode Bidang,Nomor Bidang, Nomor Kode Kelompok, Nomor Kode Sub Kelompok, Nomor Kode Sub-SubKelompok/jenis barang dimaksud.

Contoh 1. Kode Barang Mobil Sedan.

Untuk mencari nomor kode barang mobil sedan adalah sebagai berikut :

Kode Golongan (Peralatandan Mesin, Kode 02)

Kode Bidang (BidangAlat-alat angkutan, Kode03)

Kode Kelompok (Kel. Alatangkutan darat bermotor,kode 01)

Kode Sub Kel. (Kend.Dinas ber perorangan,Kode 01)

Kode Sub2 Kel. (SedanKode 01)

Mobil yang ke …

Cara penulisan : 02.03.01.01.01.0000

1. Nomor kode 02; nomor kode golongan peralatan dan mesin;2. Nomor kode 03; nomor kode bidang alat-alat angkutan;3. Nomor kode 01; kelompok alat-alat angkutan darat bermotor;4. Nomor kode 01; sub kelompok kendaraan dinas bermotor perorangan;5. Nomor kode 01; sub=sub kelompok/jenis barang;6. Nomor kode register.

20 30 0 1 10 10 00 00

Page 105: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

104

Contoh 2. Bangunan Jembatan

Kode Golongan (Jalan,Irigasi dan Jaringan))

Kode Bidang (BangunanAir/Irigasi)

Kode Kelompok(Bangunan Air Kotor),

Kode Sub Kel. (Bang.Pelengkap air kotor),

Kode Sub2 Kel.(Bangunan Jembatan)

Bangunan yang ke …

Cara penulisan : 04.14.07.05.04.0000

1. Nomor kode 04; nomor kode golongan jalan, irigast dan jaringan;2. Nomor kode 14; bangunan air/irigasi;3. Nomor kode 07; kelompok bangunan air kotor;4. Nomor kode 05; sub kelompok bangunan pelengkap air kotor;5. Nomor kode 04; sub-sub kelompok/jenis barang bangunan jembatan;6. Nomor kode register.

3. NOMOR REGISTER

Nomor register merupakan nomor urut pencatatan dari setiap barang, pencataan terhadap barangyang sejenis, tahun pengadaan sama, besaran harganya sama seperti meja dan kursi jumlahnya150, maka pencatatannya dapat dilakukan dalam suatu format pencatatan dalam lajur register,ditulis : 0001 s/d 0150.

Nomor urut pencatatan untuk setiap barang yang spesifikasi, type, merk, jenis berbeda, makanomor registernya dicatat tersendiri untuk masing-masing barang.

Cara penulisan nomor Kode Unit dan Nomor Kode Barang:

a. Barang milik Departemen Kimpraswil berupa mobil sedan dibeli pada tahun 1999,dipergunakan pada Oinas PU (Subdin Cipta Karya) mobil sedang yang ketiga, KabupatenSambas Provinsi Kalimantan Barat.

00.23.02.05.01.99.04

02.03.01.01.01.0003

b. Barang Milik Provinsi Kalimantan Barat Berupa Air Condition, Unit yang ke enam, berada padaSubdin Pengelolaan Budidaya Perikanan (Dinas Perikanan dan Kelautan), dibeli/diperolehTahun 2001.

01.17.00.11.02.01.05

02.06.02.04.03.0006

c. Barang Milik Pemerintah Kabupaten Ketapang berupa Komputer PC yang ke delapan, beradapada Dinas Pengairan, Subdin Pembangunan, dibeli/diperoleh Tahun 2001.

12.08.07.05.03.01.02

02.06.03.02.01.0008

40 41 0 7 50 40 00 00

Page 106: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

105

d. Barang milik Pemerintah Kota Singkawang berupa bangunan gedung tempat kerja permanentyang ke 5, berada pada Dinas Pengairan, Subdin Pembangunan, dibeli/diperolehTahun 2001.

12.23.06.05.03.01.02

03.11.01.27.01.0005

4. PEMASANGAN KODE BARANG DAN TANDA KEPEMILIKAN

1. Kode Barang dan Tanda Pemilikan harus dicantumkan pada setiap barang Inventaris, kecualiapabila ruang/tempat yang tersedia tidak dapat memuatnya, cukup dicatat dalam Bl, KIB danKIR.

2. Kode barang dan Tanda Pemilikan Untuk kendaraan Bermotor Roda 4 (empat) ditempatkan dibagian luar yang mudah dilihat.

3. Kode barang dan Tanda Pemilikan Untuk Kendaraan Bermotor Roda 2 (dua) ditempatkanpada bagian badan yang mudah dilihat.

4. Kode barang dan Tanda Pemilikan Untuk Kendaraan Bermotor lainnya di tempat yang mudahdilihat.

5. Kode barang dan Tanda Pemilikan Untuk Sepeda dicantumkan pada sebuah papan yangberukuran 15 x 25 Cm, sedangkan untuk tanah kosong pada sebuah papan yang berukuransekurang-kurangnya 60 x 100 Cm.

6. Kode barang dan Tanda Pemilikan Rumah Dinas Daerah dicantumkan pada tembok rumahbagian depan sehingga tampak nyata dari jalan umum, yang berbentuk papan kecil denganukuran:

a. Lebar 15 cm.

b. Panjang 25 cm

c. Gambar Lambang Daerah berbentuk bulat ukuran garis tengah 6 cm.

d. Tinggi huruf 2 cm.

Page 107: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

106

KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) ATANAH

NO. KODE LOKASI : ……………….

Nomor Status Tanah

SertrfikatNo

JenisBarang/NamaBarang

KodeBarang Register

Luas(M2)

TahunPengadaan

Letak/Alamat

HakTanggal Nomor

Penggunaan AsalUsul

Harga(ribuan)

(Rp)Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

MENGETAHUIKEPALA SKPD

( ………………… )NIP ……………….

………….., …………….

PENGURUS BARANG

( ………………… )NIP ……………….

Page 108: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

107

Pengisian KIB - A (Tanah)

KIB-A (Tanah) terdiri dari 14 kolom. Sebelum kolom-kolom tersebut, diisikan dulu pada sudut kiri atasnomor kode lokasi (lihat Tabel Kode Lokasi).

Lihat Kartu Inventaris Barang (KIB) A Tanah

Kolom 1 : Nomor Urut Pencatatan

Kolom 2 : Jenis Barang/Nama Barang

Pada kolom 1 dituliskan dengan jelas jenis barang yang merupakan barang inventaris Contoh :

- Tanah Perkantoran- Tanah Perkebunan,- Tanah Tegalan,- Tanah Hutan,- Tanah Taman- Dan sebagainya.

Kolom 3 : Nomor Kode Barang (lihat lampiran Tabel Kode Barang)

Kolom 4 : Nomor Register

Kolom 5 : Luas Tanah

Kolom 6 : Tahun pengadaan tanah

Kolom 7 : Letak/Alamat

Pada kolom 7 tuliskan letak alamat lengkap lokasi dari tanah tersebut Contoh : Jalan Kayu Jati II Rawangun atau nama Kelurahan, kecamatan/Nama Kota dan sebagainya.

Kolom 8 : Untuk kolom 8 Hak Pakai atau Hak Pengelolaan.

Yang dimaksud dengan Hak Pakai adalah apabila tanah tersebut dipergunakanlangsung menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi pemerintahan. SedangkanHak Pengelolaan adalah apabila Tanah tersebut dipergunakan untukmenunjang tugas pokok dan fungsi.

Kolom 9 : Tanggal Sertifikat.

Pada kolom 9 tuliskan tanggal dikeluarkannya Sertifikat dari tanah tersebut.

Kolom 10 : Nomor Sertifikat

Pada kolom 10 tuliskan Nomor Sertifikat dari Tanah tersebut.

Kolom 11 : Penggunaan

Pada kolom 11 dituliskan dengan jelas peruntukkan dari tanah tersebut dalamkolom 1.Misalnya :- Perkampungan- Taman- Perkebunan- Sawah- dan sebagainya.

Kolom 12 : Asal usul.

Pada kolom 12 tuliskan asal usul perolehan dari barang tersebut.Misalnya :a. Dibelib. Hibahc. Dan sebagainya

Page 109: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

108

Kolom 13 : Harga

Pada kolom 13 dituliskan nilai pembelian dari tanah tersebut atau perkiraan nilaitanah tersebut apabila berasal dari sumbangan/hibah, pembukaan hutan dansebagainya.

Kolom 14 : Keterangan.

Pada kolom 14 tuliskan keterangan yang dianggap periu dan yangberhubungan dengan tanah tersebut.

Penielasan :

a. Apabila ada data tanah yang tidak jelas, dapat diisi ke dalam kolom atau lajur maka untuk tidakmenghambat pencatatan (Sensus Barang Daerah), kolom atau lajur tersebut dapat dikosongkandan harus ditaksir atau diperkirakan, yakni:

a) Tahun Perolehan, karena tahun perolehan termasuk dalam Kode Lokasi.

b) Harga, oleh karena menyatakan/menggambarkan besarnya aset/kekayaan yang ada padaSKPD, dan menggambarkan seluruh aset/kekayaan dan masing-masing DaerahProvinsi/Kabupaten/Kota.

b. Khusus mengenai harga, yang diisi/dicantumkan Harga beli/sesuai ketentuan yang berlaku.

Namun dalam rangka Sensus barang Daerah, untuk mendapatkan data/harga yang wajar, dapatdengan harga pada saat dilaksanakan Sensus Barang Daerah, seperti:

1) Untuk tanah berdasarkan Harga Umum tanah atau NJOP setempat.

2) Untuk bangunan berdasarkan Harga standar dari Dinas PU.

Page 110: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

109

KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) BPERALATAN DAN MESIN

NO. KODE LOKASI : ……………….

NomorNo.Unit

KodeBaiang

NamaBaraiig/Jenis

Barang

NomorRegister

Merk/Type

Ukuran/CC Bahan Tahun

Pembefian Pabrik Rangka Mesin Polisi BPKB

Asal UsulCara

perolehanHarga Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

MENGETAHUIKEPALA SKPD

( ………………… )NIP ……………….

………….., …………….

PENGURUS BARANG

( ………………… )NIP ……………….

Page 111: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

110

Pengisian KIB-B (Mesin dan Peralatan)

Pada KIB ini terlebih dahulu diisikan nomor lokasi pada sudut kiri atas.

KIB ini dipergunakan untuk mencatat :Alat-alat Besar Darat, Alat-alat Besar Apung, Aiat-alat Bantu, Alat Angkutan Darat Bermotor, AlatAngkutan Darat Tak Bermotor, Alat Angkut Apung Bermotor, Alat Angkut Apung tak Bermotor, Alat AngkutBermotor Udara, Alat Bengkei, alat pertanian, alat kantor dan rumah tangga, alat studio, alat kedokteran,alat laboratorium, dan Iain-Iain sejenisnya.

KIB ini terdiri dari 16 kolom yang cara pengisiannya adalah sebagai berikut :

Kolom 1 : Nomor Urut

Pada kolom 1 tuliskan Nomor Urut dari setiap jenis barang

Kolom 2 : Nomor Kode Barang

Pada kolom 2 tuliskan Nomor Kode Barang yang bersangkutan

Kolom 3 : Nomor Barang/Jenis Barang

Pada kolom 3 tuliskan jenis barang atau nama secara jelas seperti : Kendaraan,Alat Besar, Mesin Tik, Filling Cabinet dan sebagainya.Untuk barang-barang yang mempunyai nomor pabrik, cara pencatatannyaharus satu persatu.

Jadi satu baris untuk satu barang saja, sedangkan barang-barang yang tidakmempunyai nomor pabrik seperti : kursi, meja dan sebagainya dapatdigabungkan dalam satu baris dengan syarat bahwa barang tersebutmempunyai karakteristik yang sama (ukuran, bahan baku, tahun pembelian dansebagainya)

Kolom 4 : Nomor Register

Pada kolom 4 tuliskan nomor register dari barang yang bersangkutan.

Dalam hal KIB ini dipergunakan untuk mencatat lebih dari satu barang yangsejenis, diberi nomor register mulai dari 0001 s/d nomor register terakhir daribarang dimaksud

Kolom 5 : Merk/Type

Pada kolom 5 tuliskan merk dan type barang yang dimaksud.

Apabila tidak ada typenya kolom ini diberi tanda strip (-).

Contoh :- Mobil: merk Toyota Kijang dengan type LGX.- Komputer: Merk IBM dengan type Pentium 4, dan sebagainya

Kolom 6 : Ukuran / CC

Pada kolom 6 tuliskan ukuran atau cc dari barang yang bersangkutan, kalautidak ada ukurannya diberi tanda strip (-)

Kolom 7 : Bahan

Pada kolom 7 tuliskan dari bahan apa barang yang bersangkutan dibuat.

Apabila bahan yang digunakan lebih dari 1 (satu) macam, maka tuliskan bahanatau bahan yang paling banyak digunakan.

Contoh :- Besi (untuk filling cabinet)- Besi, Plastik (untuk kursi)

Kolom 8 : Tahun Pembelian

Pada kolom 8 tuliskan tahun pembelian dari barang yang bersangkutan, Apabilatidak diketahui tahun pembeliannya supaya tuliskan tahun penerimaan/ unitpemakaiannya.

Page 112: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

111

Kolom 9 : Nomor Pabrik

Pada kolom 9 tuliskan nomor pabrik barang yang bersangkutan. Apabila tidakdiketahui nomor pabrik maka kolom ini diberi tanda strip (-)

Kolom 10 : Nomor Rangka/Chasis

Kolom 10 tuliskan Nomor Rangka/Chasis dari alat Angkutan yang NomorRangkaPada bersangkutan kalau tidak ada nomor chasis berikan tanda strip (-).Contoh : K.357608 dan sebagainya.

Kolom 11 : Nomor Mesin.

Pada kolom 11 tuliskan dengan Nomor Mesin dari Angkutan yangbersangkutan, nomor ini dapat dilihat pada Alat Angkuatan yang bersangkutanpada faktur/kwitansi pembeliannya, kalau tidak ada nomor mesin berikan tandastrip (-).

Kolom 12 : Nomor Polisi.

Pada kolom 12 tuliskan nomor polisi alat angkutan yang bersangkutan.

Contoh : B 8165 LE dan seterusnya.

Untuk jenis Alat Angkutan tertentu yang tidak mempunyai Nomor Polisi, makakolom ini diberi tanda strip (-).

Kolom 13 : BPKB

Pada kolom 13 tuliskan nomor BPKB.

Kolom 14 : Asal-usul

Pada kolom 14 tuliskan asal usui dari barang yang bersangkutan.

Contoh: Pembelian, hadiah dan sebagainya.

Kolom 15 : Harga

Pada kolom 15 tuliskan harga barang yang bersangkutan berdasarkanfaktur/kuitansi pembelian apabila barang yang bersangkutan berasal daripembelian.

Apabila barang yang bersangkutan berasal dari sumbangan/hadiah supayadiperkirakan dengan harga yang wajar.

Pencatatannya dalam ribuan rupiah.

Contoh : Suatu barang harganya :- Rp. 253.200,- maka pada kolom ini dituliskan 253.- Rp. 253.750,- maka pada kolom ini dituliskan 254.

Kolom 16 : Keterangan.

Pada kolom 16 tuliskan keterangan yang dianggap perlu yang adahubungannya dengan barang yang bersangkutan.

Contoh : Dipinjamkan dan sebagainya.

Setelah diisi seluruhnya maka pada sebelah kanan bawah dibubuhkan tanggal pencatatan danditandatangani oleh Pengurus Barang (penyesuaian) dan diketahui (kiri bawah) oleh Kepala SKPD(penyesuaian).

Page 113: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

112

KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) CGEDUNG DAN BANGUNAN

NO. KODE LOKASI : ……………….

Nomor KonstruksiBangunan

DokumenGedungNo

UrtJenis

Barang/NamaBarang Kode

Barang Register

Kondisibangunan

(B, KB,RB) Bertingkat/

tidakBeton/tidak

LuasLantai(M2)

Letak/LokasiAlamat

Tanggal Nomor

Luas(M2)

StatusTanah

Nomorkode

Tanah

Asalusul

Harga Ket

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

MENGETAHUIKEPALA SKPD

( ………………… )NIP ……………….

………….., …………….

PENGURUS BARANG

( ………………… )NIP ……………….

Page 114: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

113

Pengisian KIB-C (Gedung dan Bangunan)

Pada KIB-C Gedung dan Bangunan, terlebih dahuiu diisikan Nomor Kode Lokasi pada sudut kiri atas. KIBini dipergunakan juga untuk mencatat setiap bangunan gedung dan bangunan monument.

KIB Gedung dan Bangunan ini terdiri dari 17 kolom yang cara pengisiannya adalah sebagai berikut :

Kolom 1 : Diisi Nomor Urut

Kolom 2 : Jenis Barang/Nama Barang

Pada kolom 2 tuliskan jenis gedung/monumen.

Pengisian tentang Gedung diartikan sebagai bangunan yang berdiri sendiri ataudapat pula merupakan suatu kesatuan bangunan yang tidak dapat dipisahkan.

Misalnya:Gedung Kantor Gubernur, Kabupaten, Kecamatan, Kelurahan, GedungSekolah, Puskesmas, Olah Raga, Monumen dan sebagainya.

Kolom 3 : Diisi Nomor Kode Barang

Kolom 4 : Diisi Nomor Register

Kolom 5 : Kondisi Bangunan.

Pada kolom 5 tuliskan kondisi dari pada bangunan gedung/bangunan monumenpada saat pelaksanaan Inventarisasi.

Kondisi fisik bisa dalam keadaan baik, rusak ringan, rusak sedang dan rusak

berat.

Kolom 6 : Konstruksi Bangunan

Pada kolom 6 tuliskan “bertingkat” apabila bangunan tersebut bertingkat.

Sebaliknya jika tidak bertingkat tuliskan “tidak”.

Kolom 7 : Konstruksi Beton

Pada kolom 7 tuliskan : “beton” apabila bangunan tersebut seluruhnyaberkonstruksi beton. Sebaliknya apabila tidak berkonstruksi beton isikan “tidak”.

Kolom 8 : Luas Lantai (M2)

Pada kolom 8 tuliskan luas dari bangunan yang tercantum dalam kolom 1,dengan bilangan bulat.

Perhitungan luas lantai tersebut termasuk luas teras dan untuk gedungbertingkat dihitung dari luas lantai satu dan dijumlah dengan luas lantaibertingkat berikutnya.

Kolom 9 : Letak/Lokasi

Pada kolom 8 tuliskan letak/alamat lengkap lokasi dari bangunan tersebut.

Misalnya :- Jl. Merdeka Selatan 8-9- Jl. Pemuda No.9- Jl. Pahlawan No.18 dan sebagainya

Kolom 10,11 : Dokumen Gedung.

Yang dimaksud dengan dokumen gedung dapat berupa surat-suratkepemilikan.Seperti : Sertifikat atas tanah bangunan gedung, Surat Izin Bangunan dansebagainya.

Pada kolom 10 diisikan tanggal dikeluarkannya dokumen tersebut di atas,sedangkan pada kolom 11 diisikan Nomor Dokumen.

Page 115: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

114

Kolom 12,13,14 : Tanah Bangunan

Pada kolom 12 tuliskan luas dari tanah bangunan dengan ukuran M2, denganbilangan bulat.

Kalau memang ada batas maka bisa digunakan sebagai dasar perhitungan luastanah bangunan.

Pada kolom 13 isikan status tanah dari tanah bangunan tersebut dapat berupa:a. Tanah milik Pemdab. Tanah Negara (Tanah yang dikuasai langsung oleh Negara).c. Tanah Hak Ulayat (Tanah masyarakat Hukum Adat)d. Tanah Hak (Tanah kepunyaan perorangan atau Badan Hukum), Hak Guna

Bangunan, Hak Pakai atau Hak Pengelolaan

Kolom 15 : Asal-Usul

Pada kolom 15 tuliskan asal perolehan dari barang tersebut, misalnya:a. dibelib. hibahc. dan Iain-Iain

Dalam hal bangunan/barang yang dibiayai dari beberapa sumber anggaran,dicatat sebagai miiik komponen pemilikan pokok, misalnya bangunan Pemdadibantu dari anggaran Pusat maka statusnya tetap dicatat sebagai milik Pemda.

Kolom 16 : Harga

Pada kolom 16 tuliskan harga yang sebenarnya untuk bangunangedung/monumen tersebut.

Apabila nilai gedung/monumen tersebut tidak dapat diketahui berdasarkandokumen yang ada, maka perkiraan nilai gedung berdasarkan harga yangberlaku dilingkungan tersebut pada waktu pencatatan.

Kolom 17 : Keterangan.

Tuliskan keterangan yang dianggap periu yang ada hubungannya denganbangunan tersebut. Setelah selesai diisi seluruhnya maka pada sebelah kananbawah dibubuhkan tanggal pencatatan dan ditandatangani Pengurus Barangdan diketahui oleh Kepala SKPD.

Page 116: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

115

KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) DJALAN, IRIGASI DAN JARINGAN

NO. KODE LOKASI : ……………….

Nomor DokumenNoUrut

JenisBarang/Nama

BarangKode

Barang Register

Konstruksi Panjang(Km)

Lebar(M)

Luas(M2)

Letak/Lokasi

Tanggal Nomor

StatusTanah

NomorKode

Barang

Asal-Usul

Harga Kondisi(B.KB,

RB)

Ket.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

MENGETAHUIKEPALA SKPD

( ………………… )NIP ……………….

………….., …………….

PENGURUS BARANG

( ………………… )NIP ……………….

Page 117: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

116

Pengisian KIB-D (Jalan, Irigasi Dan Jaringan)

Pada KiB-D (Jalan, Irigasi Dan Jaringan), teriebih dahulu diisikan Nomor Kode Lokasi KIB inidipergunakan juga untuk mencatat setiap jalan dan jembatan, bangunan air/irigasi, instalasi, dan jaringan.

KIB ini terdiri dan 17 kolom yang cara pengisiannya adalah sebagai berikut:

Kolom 1 : Diisi nomor urut

Kolom 2 : Jenis Barang

Pada kolom 2 tuliskan jenis Jalan, Irigasi dan Jaringan yang merupakan BarangInventaris.

Misalnya:Jalan, Jembatan, terowongan, Bangunan Air Irigasi, Bangunan Air Pasang,Bangunan Air Pengembangan Rawa dan Polde, Bangunan Air PengamanSurya dan Penanggul, Bangunan Air Minum, Bangunan Air Kotor, Instalasi AirMinum, Instalasi Air Kotor, Instalasi Pengolahan Sampah, Instalasi PengolahanBahan Bangunan, Instalasi Pembangkit Listrik, Instalasi Gardu Listrik, JaringanAir Minum, Jaringan Listrik dan Iain-Iain sejenisnya.

Kolom 3 : Pada kolom 3 diisi nomor Kode Barang

Kolom 4 : Pada kolom 4 diisi nomor Register (Pencatatan)

Kolom 5 : Konstruksi

Pada kolom 5 tuliskan konstruksi dari Jalan, Irigasi dan Jaringan.

Misalnya : aspal, beton, dan lain sebagainya.

Kolom 6 : Panjang

Pada kolom 6 tuliskan panjangnya jalan, irigasi dan jaringan

Kolom 7 : Lebar

Pada kolom 7 tuliskan lebar dari Jalan, Irigasi dan Jaringan

Kolom 8 : Luas

Pada kolom 8 tuliskan iuas dari Jalan, Irigasi dan Jaringan

Kolom 9 : Letak/Lokasi.

Pada kolom 9 tuliskan letak/lokasi luas dari Jalan, Irigasi dan Jaringan

Kolom 10,11 : Dokumen dari Jalan, Irigasi dan Jaringan

Yang dimaksud dengan dokumen dari Jalan, Irigasi dan Jaringan berupa surat-surat pemiiikan.

Kolom 12 : Status Tanah

Pada kolom 12 diisikan status atas tanah, jalan, irigasi dan jaringan berupa:a. Tanah milik Pemerintah Daerahb. Tanah Negara (Tanah yang dikuasai langsung oleh Negara).c. Tanah Hak Ulayat (Tanah masyarakat Hukum Adat)d. Tanah Hak (Tanah kepunyaan perorangan atau Badan Hukum), Hak Guna

Bangunan, Hak Pakai atau Hak Pengelolaan

Kolom 13 : Nomor Kode Tanah

Pada kolom 13 isikan Nomor Kode Barang (Tanah)

Kolom 14 : Asal Usul

Pada kolom 14 tuliskan asal perolehan dari barang tersebut,misalnya:a. dibelib. hibahc. dan Iain-Iain

Dalam hal jalan, irigasi dan janngan yang dibiayai dari beberapa sumberanggaran, dicatat sebagai milik komponen pemilikan pokok.

Page 118: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

117

Misalnya jalan, irigasi dan janngan Pemda dibantu dari anggaran Pusat makastatusnya tetap dicatat sebagai milik Pemda.

Kolom 15 : Harga

Pada kolom 15 tuliskan harga yang sebenamya untuk jalan, irigasi dan jaringan.

Apabila nilai jalan, irigasi dan janngan tersebut tidak dapat diketahuiberdasarkan dokumen yang ada, maka perkirakanlah nilai jalan, irigasi danjaringan berdasarkan harga yang di lingkungan tersebut pada waktupencatatan.

Kolom 16 : Kondisi

Baik, kurang baik dan rusak berat

Kolom 17 : Keterangan.

Tuliskan keterangan yang dianggap perlu yang ada hubungannya dengan jalan,irigasi dan jaringan tersebut. Setelah selesai diisi seluruhnya maka padasebelah kanan bawah dibubuhkan tanggal pencatatan dan ditandatanganiPengurus Barang dan diketahui oleh Kepala SKPD.

Page 119: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

118

KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) EASET TETAP LAINNYA

NO. KODE LOKASI : ……………….

Nomor Buku/Perpuslakaan Barang BercorakKesenian/Kebudayaan

Hewan/TernakdanTumbuhan

No.Urut

NamaBarang/Jenis

Barang KodeBarang Register Judul/

Pencipta Spesifikasi AsalDaerah Pencipta Bahan Jenis Ukuran

Jumlah Tahun Cetak/Pembelian Asal Harga Ket.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

MENGETAHUIKEPALA SKPD

( ………………… )NIP ……………….

………….., …………….

PENGURUS BARANG

( ………………… )NIP ……………….

Page 120: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

119

Pengisian KIB-E (Aset Tetap Lainnya)

Pada KIB ini teriebih dahulu diisikan Nomor Kode Lokasi pada sudut kiri atas.

KIB ini dipergunakan untuk mcncatat:Buku dan perpustakaan, barang bercorak kebudayaan, hewan/ternak dan tumbuh-tumbuhan dansebagainya.

KIB ini terdiri dari 16 kolom yang cara pengisiannya adalah sebagai berikut :

Kolom 1 : Diisi Nomor Urut

Pada kolom 1 tuliskan nomor urut dari setiap jenis barang dimulai dari NomorUrut 1,2,3 dan seterusnya.

Kolom 2 : Jenis Barang/Nama Barang

Pada kolom 2 tuliskan jenis barang atau nama secara jelas seperti buku danperpustakaan, barang bercorak kebudayaan, hewan/ternak dan tumbuh-tumbuhan dan sebagainya.

Kolom 3 : Nomor Kode Barang.

Pada kolom 3 tuliskan Nomor Kode Barang yang bersangkutan (lihat tabel Kode Barang)

Kolom 4 : Nomor Register

Pada kolom 4 tuliskan Nomor Register dari barang yang bersangkutan.

Dalam hal KIB ini dipergunakan untuk mencatat lebih dari satu barang yangsejenis, diberi nomor register mulai dari 0001 s/d nomor register terakhir danbarang dimaksud.

Kolom 5,6 : Buku dan Perpustakaan

Pada kolom 5 tuliskan judul/pencipta buku.

Kolom 6 diisi mengenai bahan pembuatan buku (kertas, CD, dsb)

Kolom 7,8,9 : Barang Bercorak Kesenian/Kebudayaan.

Pada kolom 7 diisi mengenai asal daerah.

Kolom 8 diisi nama pencipta.

Kolom 9 diisi spesifikasi bahan

Kolom 10,11 : Hewan/Ternak dan Tumbuhan.

Pada kolom 10 diisi mengenai jenis hewan/ternak atau tumbuhan.

Kolom 11 diisi ukuran (kg, cm, m, dan sebagainya)

Kolom 12 : Jumlah

Pada kolom 12 diisi jumlah barang.

Kolom 13 : Tahun.Cetak/Pembelian

Pada kolom 13 diisi tahun cetak dan pembelian, apabila tidak diketahui diberitanda strip (-).

Kolom 14 : Asal - Usul.

Pada kolom 14 tuliskan asal usul dari barang yang bersangkutan.

Contoh : pembelian, hadiah dan sebagainya.

Kolom 15 : Harga.

Pada kolom 15 tuliskan harga barang yang bersangkutan berdasarkan factur/kuitansi pembelian apabila barang yang oersangkutan berasal dari pembelian.

Apabila barang yang bersangkutan berasal dari sumbangan/hadiah supayadiperkirakan dengan harga yang wajar.

Pencatatannya dalam ribuan rupiah.

Page 121: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

120

Kolom 16 : Keterangan.

Pada kolom 16 tuliskan keterangan yang dianggap perlu yang adahubungannya dengan barang yang bersangkutan.

Setelah diisi seluruhnya maka pada sebelah kanan bawah dibubuhkan tanggalpencatatan dan ditandatangani oleh Pengurus Barang dan diketahui (kiribawah) oleh Kepala SKPD.

Page 122: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

121

KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) FKONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

NO. KODE LOKASI : ……………….

Konstruksi Bangunan DokumenNo

Urut

JenisBarang/NamaBarang

Bangunan(P,SP,D) Bertingkat/

TidakBeton/Tidak

Luas(M2) Letak/

LokasiAlamat

Tanggal Nomor

Tgi,BinThnmulai

StatusTanah

NomorKodeTanah

Asal-UsulPembiayaan

NilaiKontrak(ribuan

Rp)

Ket.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

MENGETAHUIPENGELOLA BARANG

( ………………… )NIP ……………….

………….., …………….

KEPALA SKPD

( ………………… )NIP ……………….

Page 123: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

122

Pengisian KIB-F (Konstruksi Dalam Pengerjaan)

Pada KIB-F (Konstruksi dalam pengerjaan), terlebih dahulu diisikan Nomor Kode Lokasi pada sudut kiriatas serta Nomor Register dan Nomor Kode Barang pada sudut kanan atas.

KIB ini dipergunakan juga untuk mencatat setiap barang dalam proses pengerjaan.

KIB ini terdiri dari 14 kolom yang cara pengisiannya adalah sebagai berikut:

Lihat Kartu Inventaris Barang KIB-F (Konstruksi dalam pengerjaan).

Kolom 1 : Diisi Nomor Urut

Kolom 2 : Jenis Barang/Nama Barang

Pada kolom 2 diisi jenis barang dalam proses pengerjaan.

Misalnya:Gedung, Bangunan, Jalan, Irigasi, Instalasi, Jaringan, dan lain sebagainya.

Kolom 3 : Bangunan

Pada kolom 3 diisi fisik bangunan (permanen, semi permanen.darurat)

Kolom 4,5 : Konstruksi Bangunan

Pada kolom 4 diisi bentuk bangunan (bertingkat atau tidak)

Pada kolom 5 diisi bahan bangunan (beton atau tidak)

Kolom 6 : Luas

Pada kolom 6 diisi luas dari bangunan, jalan, irigasi dan jaringan.

Kolom 7 : Letak/Lokasi

Pada kolom 7 diisi letak/lokasi, alamat dari bangunan jalan, irigas dan jaringandan lain sebagainya.

Kolom 8,9 : Dokumen

Pada kolom 8,9 diisi tanggal dan nomor dokumen kontrak kerja (SPK, SuratPerjanjian, Kontrak dan lain sebagainya)

Kolom 10 : Tanggal, Bulan, dan Tahun Mulai

Pada kolom 10 diisi tanggal, bulan dan tahun dimulainya pekerjaan.

Kolom 11 : Status Tanah

Pada kolom 11 diisi status tanah dari tanah bangunan tersebut dapat berupa:a. Tanah milik Pemerintah Daerah.b. Tanah Negara (Tanah yangdikuasai langsung oleh Negara)c. Tanah Hak Ulayat (Tanah masyarakat Hukum Adat)d. Tanah Hak (Tanah kepunyaan perorangan atau Badan Hukum), Hak Guna

Bangunan, Hak Pakai atau Hak Pengelolaan

Kolom 12 : Nomor Kode Tanah

Pada kolom 12 diisi Nomor Kode Tanah (lihatTabel Kode Barang).

Kolom 13 : Asal Usul

Pada kolom 13 diisi asal usul pembiayaan dari barang tersebut, misalnya dariAPBD, APBN, bantuan, hibah dan lain sebagainya.

Kolom 14 : Nilai Kontrak

Pada kolom 14 diisi nilai/harga sesuai dengan kontrak.

Kolom 15 : Keterangan.

Tuliskan keterangan yang dianggap perlu yang ada hubungannya denganbarang dalam proses pengerjaan.Setelah diisi seluruhnya maka pada sebelah kanan bawah dibubuhkan tanggalpencatatan dan ditandatangani Kepala SKPD dan diketahui (sebelah kiribawah) oleh Pengelola.

Page 124: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

123

KARTU INVENTARIS RUANGAN

KAB :PROVINSI :UNIT :SATUAN KERJA :RUANGAN :

Keadaan BarangNo.Urut

NamaBarang/

JenisBarang

Merk/Model

No.Seri

PabrikUkuran Bahan

TahunPembuatan/Pembelian

No. KodeBarang

JumlahBarang/

Register x)

HargaBeli/

PerolehanBaik(B)

KurangBaik(KB)

RusakBerat(RB)

KeteranganMutasi dll

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

MENGETAHUIKEPALA SKPD

( ………………… )NIP ……………….

………….., …………….

PENGURUS BARANG

( ………………… )NIP ……………….

x) Tuliskan jumlah/register dalam lajur ybs

xx) Diisi sampai dengan No. Kode Unit/Satuan Kerja (Th tidak ditulis)

Page 125: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

124

Petunjuk Pengisian KIR

Pada sudut kiri atas diisi nama Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota, Unit, Satuan Kerja dan Ruangan.

Kartu Inventaris Ruangan ini terdiri dari 14 kolom, dimana setiap kolom memuat data jenis barang yangbersangkutan.

Kolom 1 : Diisi sesuai dengan Nomor Urut Pencatatan Barang.

Kolom 2 : Diisi dengan jenis, nama barang.

Contoh :- MejaTulis- AC- MesinTik,- Komputer- Dan sebagainya

Kolom 3 : Diisi dengan Merk atau Model Barang

Contoh :- Olivetti manual- IBM

Kolom 4 : Diisi Nomor Seri pabrik yang biasanya sudah tercantum pada Barang Yang

bersangkutan

Kolom 5 : Diisi ukuran, yang tentunya berlainan untuk tiap jenis barang yang berbeda

Contoh : MesinTik "18"

:Kolom 6 : Diisi barang dari jenis barang yang bersangkutan

Contoh :- Kursi Kayu ditulis" Kayu"- Kursi Besi ditulis" Besi"

Barang-barang tertentu yang dipandang tidak perlu disebutkan nama bahanyaatau mungkin sulit menyebutkan bahannya, maka dalam kolom ini dapatdikosongkan/distrip (-).

Kolom 7 : Diisi tahun pembuatan atau tahun pembelian.

Apabila tidak di ketahui tahun pembuatan atau pembeliannya dapat diperkirakan.

Kolom 8 : Diisi nomor Kode Barang (Kode Lokasi dan Kode Barang)

Kolom 9 : Diisi banyak barang yang mempunyai karakteristik yang sama jenis, merk/

model, ukuran, bahan dan tahun pembuatan.

Kolom 10 : Diisi harga pembelian/perolehan/pengadaan barang dalam ribuan rupiah.

Kolom 11,12,13 : Diisi sesuai dengan keadaan barang pada waktu pencatatan.

Kolom 14 : Diisi Keterangan Barang yang dianggap perlu, misalnya dihapuskan.

Setelah diisi seluruhnya maka pada sudut kanan bawah dibubuhkan tanggal pencatatan dan ditandatangani oleh penanggung jawab ruangan dan diketahui Kepala Unit/Satuan Kerja.

Page 126: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

125

BUKU INVENTARIS

SKPD :KABUPATEN/KOTA :PROVINSI :

NO. KODE LOKASI ………………………….

NOMOR SPESIFIKASI BARANG JUMLAH

No.Urut

KodeBarang

Register

Nama/Jenis

Barang

Merk/Type

No. SertffikatNo. PabrikNo. ChasisNo. Mesin

BahanAsal/Cara

PerolehanBarang

TahunPerolehan

UkuranBaiang/

Konstrruksi(PAD)

SatuanKeadaanBaiang

(B/KB/RB) Barang HargaKet.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

MENGETAHUIKEPALA SKPD

( ………………… )NIP ……………….

………….., …………….

PENGURUS BARANG

( ………………… )NIP ……………….

Page 127: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

126

Petunjuk Pengisian Formulir Buku Inventaris

Pada sudut kiri atas diisi nama SKPD Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nomor Kode Lokasi pada sudutkanan atas.

Buku Inventaris terdiri dari 12 kolom yang datanya diambil dari KIB (A,B,C,D,E dan F) dan carapengisiannya adalah sebagai berikut:

Kolom 1 : Nomor Urut

Nomor Urut pencatatan setiap jenis barang, kecuali dalam hal barang tersebutsama jenisnya, sama harganya dan sama lokasinya, maka kelompok barangtersebut diberi sebuah nomor urut (bukan per barang).

Kolom 2 : Nomor Kode Barang

Nomor Kode Barang diisi dengan nomor kode barang yang telah ditetapkansesuai dengan masing-masing barang seperti tercantum dalam label KodeBarang.

Kolom 3 : Nomor Register

Nomor Register diisi nomor urut pencatatan dari setiap barangnya yang sejenis,kecuali dalam hal barang tersebut sama jenisnya sama harga dan samalokasinya, maka nomor register barang tersebut ditulis dengan nomor 0001sampai dengan sejumlah barang sejenis tersebut.

Dari nomor register ini dapat diketahui berapa banyak barang dari setiap barangyang sejenis misalnya kursi (0001) sampai (9999) dan sebagainya.

Bilamana ada satu jenis barang yang lebih dari 9999, maka dipergunakan hurufa untuk jumlah 10000 jadi dituliskan A000, bila lebih dari 10999 ditulis B000 danseterusnya.

Koiom 4 : Nama/Jenis Barang.

Diisi nama/jenis barang yang dimaksud.

Kolom 5 : Merk/Type

Diisi merk/type barang yang bersangkutan, sepanjang barang-barang tersebutmempunyai merk serta type barang maka data tersebut ditulis di dalam kolomini, sedangkan barang-barang yang tidak mempunyai merk dan type barang,kolom ini dikosongkan atau tidak diisi (di strip).

Kolom 6 : Nomor Sertifikat/Pabrik/Chasis/Mesin.

Diisi bahan dari barang bersangkutan misalnya dari kayu, besi, rotan, palstikdan Iain-lain. Untuk barang-barang yang bahannya tidak dapat ditentukansecara pasti bahannya, maka kolom ini dikosongkan atau diisi (di strip).

Kolom 7 : Bahan.

Diisi bahan dari barang bersangkutan misalnya dari kayu, besi, rotan, plastikdan Iain-lain. Untuk barang-barang yang bahannya tidak dapat ditentukansecara pasti bahannya, maka kolom ini dikosongan atau tidak diisi (di strip).

Kolom 8 : Asal/Cara Perolehan Barang

Diisi asal/cara perolehan barang, misalnya dari pembelian melalui proyek danatau rutin, hibah, sumbangan dan Iain-Iain.

Kolom 9 : Tahun Pembelian/Perolehan

Diisi tahun saat barang itu dibeli atau saat diperoleh.

Kolom 10 : Ukuran Barang/Konstruksi (P,SP,D)

Diisi ukuran barang/konstruksi gedung kantor, rumah dan sebagainya ditulisP,SP,D untuk bangunan-bangunan yang sifatnya Permanen atau Darurat,sedangkan jenisnya dapat ditulis tidak bertingkat, satu, dua dan selanjutnya.

Page 128: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

127

Kolom 11 : Satuan

Diisi satuan barang bersangkutan, misalnya sekian unit dan sebagainya.

Kolom 12 : Keadaan Barang.

Diisi keadaan barang bersangkutan ditulis B,RR,RB untuk barang yangkeadaannya baik, rusak ringan atau rusak berat.

Kolom 13 : Jumlah Barang

Diisi jumiah/banyaknya barang bersangkutan.

Kolom 14 : Harga

Diisi harga barang yang bersangkutan pada saat dibeli/diperoleh atau bila perluditaksir. Bagi barang yang sama jenisnya, sama barangnya dan sama lokasinyamaka diisi jumlah harga barangnya, sedangkan harga satuannya ditulis padakolom keterangan.

Kolom : Keterangan.

Diisi dengan keterangan yang dipandang perlu.

Setelah diisi seluruhnya maka pada sebelah kanan bawah dibubuhkan tanggai pencatatan danditandatangani Pengurus Barang dan diketahui oleh Kepala SKPD.

Page 129: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

128

SKPD :KABUPATEN/KOTA :PROVINSI :

REKAPITULASI BUKU INVENTARIS(REKAP HASIL SENSUS)

NOURUT GOLONGAN

KODEBIDANGBARANG

NAMA BIDANG BARANG JUMLAHBARANG

JUMLAHHARGA

DLM RIBUAN(Rp.)

KETERANGAN

1 2 3 4 5 6 7

1 01 01 TANAH

2 02020304050607080910

PERALATAN DAN MESINa. Alat-alat Besarb. Alat-alat Angkutan .„c. Alat-alat bBengkel dan Alat Ukurd. Alat-alat Pertanian/Peternakane. Alat-alat Kantor dan RumahTanggaf. Alat-alat Studio dan Komunikasig. Alat-alat Kedokteranh. Alat-alat Laboratoriumi. Alat-alat Keamanan

3 031112

GEDUNG DAN BANGUNANb. Bangunan Gedungc. Bangunan Monumen

4 0413141516

JALAN, IRIGASI DAN JARINGANa. Jalan dan Jembatanb. Bangunan Air/Irigasic. Instalasid. Jaringan

5 05171819

ASET TETAP LAINNYAa. Buku Perpustakaanb. Barang Bercorak Kesenian/Kebudayaanc. Hewan Ternak dan Tumbuhan

6 06 KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

Total

MENGETAHUIKEPALA SKPD

( ………………… )NIP ……………….

………….., …………….

PENGURUS BARANG

( ………………… )NIP ……………….

Page 130: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

129

Petunjuk Pengisian Daftar Rekapitulasi Buku Inventaris

Pada sudut kiri atas diisikan Nama SKPD, Kabupaten/Kota, Provinsi yang bersangkutan dan Nomor KodeLokasi pada sudut kanan atas.

Formulir Daftar Rekapitulasi ini dipergunakan untuk mencatat Rekapitulasi jumlah Barang Hasil Sensus(Buku Inventaris).

Formulir Daftar Rekapitulasi ini terdiri dari 7 kolom yang cara pengisiannya adalah sebagai berikut :

Kolom 1 : Nomor Urut

Kolom 2 : Klasifikasi/Golongan

Kolom 3 : Kode Bidang Barang

Kolom 4 : Nama Bidang Barang

Kolom 5 : Jumlah Barang.

Pada kolom 5 dituliskan jumlah barang yang ada dalam bidang barang yangbersangkutan.

Kolom 6 : Jumlah Harga

Pada kolom 6 dituliskan jumlah harga dari bidang barang yang bersangkutandan dibawah tuliskan jumlah total pencatatnya adalah dalam ribuan rupiah.

Kolom 7 : Keterangan.

Pada kolom 7 dituliskan keterangan yang dianggap perlu yang adahubungannya dengan bidang barang yang bersangkutan.

Page 131: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

130

LAPORAN MUTASI BARANG x)PROV/KAB/KOTA xx)

TAHUN ANGGARAN ……

SKPD :KABUPATEN/KOTA :PROVINSI :

NO. KODE LOKASI …………………………xxx)

NOMOR SPESIFIKASI BARANG Jumlah MUTASI/PERUBAHAN JUMLAH

(Awal) xxxx) Berkurang Bertambah (Akhir) xxxxx)

No.Urut

KodeBarang

RegisterNama/Jenis

Barang

MarkType

No.Sertifikat

No. PabrikNo.Chasis/

Mesin

Bahan

Asal/CaraPerolehan

Barang

TahunBeli/

Perolehan

UkuranBarang/

Konstruksi(P,SP,D)

Satuan Kondisi(B,RR,RB)

Barang Harga JumlahBarang

JumlahHarga

JumlahBarang

JumlahBarang

Barang Harga

Ket.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

MENGETAHUIKEPALA SKPD

( ………………… )NIP ……………….

………….., …………….

PENGURUS BARANG

( ………………… )NIP ……………….

Keterangan :

x) Sesuaikan penggunaannya

LMB adalah LMB per semester dari Saker/Unit kepada pembantu pengelola

xx) Komponen pemilik barang (Prov/Kab/Kota, Pemerintah Pusat)

xxx) Tidak termasuk tahun pembelian/perolehan

xxxx) Datanya dari B.I. Atau dari LMB tahun terakhir

xxxxx) Data Kolom 19 = 13-15+17

20 = 14-16+18

Page 132: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

131

CARA PENGISIAN DAFTAR LAPORAN MUTASI BARANG

a. Di bagian tengah atas diisi :

§ Komponen pemilikan barang misalnya:Milik : Provinsi, Kabupaten/Kota, Pemerintah Pusat.

§ Laporan Mutasi Barang agar disesuaikan :Semester I tahun anggaran yang sedang berjalan (1 Januari s/d 30 Juni 20....)

b. Pada sudut kiri atas, supaya dituliskan :

§ Nama SKPD (Unit Pemakai Barang)

§ Nama Kabupaten/Kota

§ Nama Provinsi

c. Laporan Mutasi Barang dibuat setiap Semester. Apabila dalam 1 (satu) semester tidak terdapat mutasibarang (bertambah atau berkurang), laporan tetap dibuat dengan mutasi NIHIL.

Catatan :

1. Laporan Mutasi Barang dan Daftar Mutasi Barang, memuat semua jenis barang menurut bidangnyayang ada pada unit/Satuan Kerja.

2. Laporan Mutasi Barang dibuatkan Rekapnya.

Rekapitulasi ini tidak memuat jenis-jenis barang, tetapi hanya memuat per Golongan 01 s/d 06 (Tanah s/dKonstruksi dalam pengerjaan) dan bidang barang dari bidang 01 s/d 06 (bidang tanah s/d Hewan, Ternakdan Tumbuhan), jadi hanya memuat pokok-pokoknya Golongan dan bidang barang.

PENGISIAN KOLOM-KOLOM

Kolom 1 : Diisi nomor urut dari setiap jenis barang, Nomor Urut 1,2,3 dan seterusnya.

Kolom 2 : Kode Barang (lihat tabel Nomor Kode Barang)

Kolom 3 : Register diisi Nomor Register mulai 0001 dan seterusnya terhadap barang yang sejenis, sama nomor kode barangnya maka nomor registemya berurutan.

Kolom 4 : Diisi nama/jenis barang tersebut.

Kolom 5 : Diisi merk/type bila buatan pabrik, bila tidak dapat dikosongkan / di strip (-).

Kolom 6 : Diisi sesuai data barang tersebut, seperti sertifikat untuk tanah, Nomor Pabrik/ chasis/No. Mesin untuk kendaraan atau buatan pabrik.

Kolom 7 : Diisi nama bahan misalnya : Kayu, Besi, Plastik dan Iain-Iain.

Kolom 8 : Asal/cara perolehan seperti : dibeli, dibuat sendiri, hibah bantuan atau sumbangan dan Iain-Iain.

Kolom 9 : Diisi tahun peroleh/pembelian atau pembuatan apabila tidak diketahui dapat diperkirakan (untuk melengkapi Nomor Kode Lokasi).

Kolom 10 : Diisi ukuran barang atau konstruksi : seperti Permanen, Semi Permanen atau Darurat dan sebagainya.

Kolom 11 : Diisi satuan, seperti kg, buah, M2, bidang dan sebagainya.

Kolom 12 : Diisi kondisi/keadaan barang seperti, Baik, Rusak Ringan atau Rusak Berat.

Kolom 13,14 : Diisi kondisi/keadaan barang seperti, Baik, Rusak Ringan atau Rusak Berat.

Kolom 15,16 : Selanjutnya dibuatkan dalam bentuk Laporan Mutasi Barang untuk dilaporkan (cara manual)

Kolom 17,18 : Diisi mutasi/perubahan barang (berkurang atau bertambah) selama satu semester (6 bulan) dan selama satu tahun.

Kolom 19,20 : Diisi jumlah akhir mengenai barang dan harganya yaitu data jumlah awal, ditambah/dikurang selama satu semester atau selama satu tahun.

Page 133: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

132

Kolom 21 : Diisi keterangan yang dipandang perlu, untuk menjelaskan kolom yang kurang jelas.

Setelah diisi seluruhnya maka pada sebelah kanan bawah dibubuhkan tanggal pencatatan danditandatangani Pengurus Barang dan diketahui oleh Kepala SKPD.

Penielasan :

Laporan Mutasi Barang :

- Per Semester I terhitung 1 Januari s/d 30 Juni 20 ….

- Semester II terhitung 1 Juli s/d 31 Desember 20 ….

Page 134: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

133

DAFTAR MUTASI BARANG x)PROV/KAB/KOTA xx)

TAHUN ANGGARAN ……

SKPD :KABUPATEN/KOTA :PROVINSI :

NO. KODE LOKASI …………………………xxx)

NOMOR SPESIFIKASI BARANG Jumlah MUTASI/PERUBAHAN JUMLAH

(Awal) xxxx) Berkurang Bertambah (Akhir) xxxxx)

No.Urut

KodeBarang

RegisterNama/Jenis

Barang

MarkType

No.Sertifikat

No. PabrikNo.Chasis/

Mesin

Bahan

Asal/CaraPerolehan

Barang

TahunBeli/

Perolehan

UkuranBarang/

Konstruksi(P,SP,D)

Satuan Kondisi(B,RR,RB)

Barang Harga JumlahBarang

JumlahHarga

JumlahBarang

JumlahBarang

Barang Harga

Ket.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

MENGETAHUIKEPALA SKPD

( ………………… )NIP ……………….

………….., …………….

PENGURUS BARANG

( ………………… )NIP ……………….

Keterangan :

x) Sesuaikan penggunaannya

LMB adalah LMB per tahun dari Saker/Unit kepada Bori/Bag. Perlengkapan

DMB harus dibuatkan Rekapnya.

xx) Komponen pemilik barang (Prov/Kab/Kota, Pemerintah Pusat)

xxx) Tidak termasuk tahun pembelian/perolehan

xxxx) Datanya dari B.I. Atau dari LMB tahun terakhir

xxxxx) Data Kolom 19 = 13-15+17

20 = 14-16+18

Page 135: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

134

CARA PENGISIAN DAFTAR MUTASI BARANG

a. Di bagian tengah atas diisi :

§ Komponen pemilikan barang misalnya:Milik : Provinsi, Kabupaten/Kota, Pemerintah Pusat.

§ Daftar Mutasi Barang agar diisi tahun bersangkutan misalnya :2001 (1 Januari 20…. s/d 31 Desember 20....)

b. Pada sudut kiri atas, supaya dituliskan :

§ Nama SKPD (Unit Pemakai Barang)

§ Nama Kabupaten/Kota

§ Nama Provinsi

c. Daftar Mutasi Barang (selama satu tahun) dilaksanakan setiap 15 (lima belas) hari setelah berakhirnyatahun anggaran bersangkutan dan dibuatkan rekapnya dalam 3 (tiga) rangkap.

Rekap-rekap tersebut dikompilasi oleh Pengelola/Pembantu Pengelola Barang untuk dibuatkanRekapitulasi Induk dan dikirimkan/disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri, cq. Direktur JenderalBAKD.

Catatan :

1. Daftar Mutasi barang, memuat smua jenis barang menurut bidangnya yang ada pada Unit/Satuankerja.

2. Daftar Mutasi Barang, disimpan di Biro/Bagian Perlengkapan sebagai arsip

3. Daftar Mutasi Barang dibuatkan Rekapnya.

Rekapitulasi ini tidak memuat jenis-jenis barang, tetapi hanya memuat per Golongan 01 s/d 06 (Tanah s/dKonstruksi dalam Pengerjaan) dan bidang barang dari bidang 01 s/d 19 (bidang tanah s/d Hewan, Ternakdan Tumbuhan), jadi hanya memuat pokok-pokoknya Golongan dan bidang barang.

PENGISIAN KOLOM-KOLOM

Kolom 1 : Diisi nomor urut dari setiap jenis barang, Nomor Urut 1,2,3 dan seterusnya.

Kolom 2 : Kode klasifikasi/golongan (01 s/d 06)

Kolom 3 : Diisi nomor Kode Bidang Barang 01 s/d 19

Kolom 4 : Diisi nama Bidang Barang, Tanah 01 s/d 19 Hewan Ternak dan Tumbuhan

Kolom 5 : Diisi merk/type bila buatan pabrik, bila tidak dapat dikosongkan / di strip (-).

Kolom 6 : Diisi sesuai data barang tersebut, seperti sertifikat untuk tanah, Nomor Pabrik/ chasis/No. Mesin untuk kendaraan atau buatan pabrik.

Kolom 7 : Diisi nama bahan misalnya : Kayu, Besi, Plastik dan Iain-Iain.

Kolom 8 : Asal/cara perolehan seperti : dibeli, dibuat sendiri, hibah bantuan atau sumbangan dan Iain-Iain.

Kolom 9 : Diisi tahun peroleh/pembelian atau pembuatan apabila tidak diketahui dapat diperkirakan (untuk melengkapi Nomor Kode Lokasi).

Kolom 10 : Diisi ukuran barang atau konstruksi : seperti Permanen, Semi Permanen atau Darurat dan sebagainya.

Kolom 11 : Diisi satuan, seperti kg, buah, M2, bidang dan sebagainya.

Kolom 12 : Diisi kondisi/keadaan barang seperti, Baik, Rusak Ringan atau Rusak Berat.

Kolom 13,14 : Diisi kondisi/keadaan barang seperti, Baik, Rusak Ringan atau Rusak Berat.

Kolom 15,16 : Selanjutnya dibuatkan dalam bentuk Laporan Mutasi Barang untuk dilaporkan (cara manual)

Kolom 17,18 : Diisi mutasi/perubahan barang (berkurang atau bertambah) selama satu Semester (6 bulan) dan selama satu tahun.

Page 136: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

135

Kolom 19,20 : Diisi jumlah akhir mengenai barang dan harganya yaitu data jumlah awal, ditambah/dikurang selama satu semester atau selama satu tahun.

Kolom 21 : Diisi keterangan yang dipandang perlu, untuk menjelaskan kolom yang kurang jelas.

Setelah diisi seluruhnya maka pada sebelah kanan bawah dibubuhkan tanggal pencatatan danditandatangani Pengurus Barang dan diketahui oleh Kepala SKPD.

Penielasan :

Laporan Mutasi Barang : Terhitunh 1 Januari 20…. s/d 31 Desember 20…. (setiap tahunnya).

Page 137: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

136

SKPD :KABUPATEN/KOTA :PROVINSI :

REKAPITULASI DAFTAR MUTASI BARANG x)PROV/KAB/KOTA ………. xx)

TAHUN ……….

Nama Bldang Barang Keadaan per 1 Jan20….

Mutasi/Perubahan selama1 Jan 20…. s/d 31 Des 20….

Keadaan Per31 Des 20….

Berkurang Bertambah

No.Urut

JumlahBarang

JumlahHarga(Dlm

Ribuan)JumlahBarang

JumlahHarga

JumlahBarang

JumlahHarga

JumlahBarang

JumlahHarga

Ket

1 2 3 4 5 6 7 8 S 10 11 12 13

1 01 01 TANAH

2 02020304050607060910

PERALATAN DAN MESINa. Alat-alal Besarb. Alat-alat Angkutanc. Alat-alat Bengkel dan Alat Ukurd. Alat-alat Pertanian/Peternakane. Alat-alat Kantor dan Rumah Tanggaf. Alat-alat Studio dan Komunikasig. Alat-alat Kedokteranh. Alat-alat Laboratoriumi. Alat-alat Keamanan

3 031112

GEDUNG DAN BANGUNANa. Bangunan Gedungb. Bangunan Monumen

.

4 0413141516

JALAN, IRIGASI DAN JARINGANa. Jalan dan Jembatanb. Bangunan Air/Irigasic. Instalasid. Jaringan

5

6

05

06

1718

19

ASET TETAP LAINNYAa. Perpustakaanb. Barang Bercorak

Kesenian/Kebudayaanc. Hewan Ternak dan Tumbuhan

KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

MENGETAHUIKEPALA SKPD

( ………………… )NIP ……………….

………….., …………….

PENGURUS BARANG

( ………………… )NIP ……………….

Keterangan :

x) Rekapitulasi tersebut disesuaikan menurut penggunaannya

- Untuk semester (6 bln) disebut Rekapitulasi LMB per 1 Januari s/d 31 juni 20….

- Untuk setiap thn disebut Rekapitulasi DMB (1 Jan s/d 31 Des 20…. Thn berikutnya)

xx) Komponen pemilik barang (Prov/Kab/Kota, Pemerintah Pusat)

Page 138: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

137

PETUNJUK PENGISIAN REKAPITULASI DAFTAR MUTASI BARANG

a. Umum

1) Rekapitulasi Laporan Mutasi Barang per semester, datanya dari laporan Mutasi per semesterdimana tidak lagi dalam jenis-jenis barang tetapi dalam Golongan (01 s/d 06) dan Bidang Barang(Bidang 01 s/d 19).

2) Rekapitulasi Daftar Mutasi Barang per tahun, datanya dari Daftar Mutasi Barang per tahun dimanatidak lagi dalam jenis-jenis barang tetapi dalam Golongan (01 s/d 06) Bidang Barang (Bidang 01s/d Bidang 19)

3) Rekap-rekap ini dibuat oleh SKPD untuk memudahkan Pengelola/Pembantu Pengelola untukmengkompilasi dan membuat Rekapitulasi Induk agar dapat mengetahui besamya/banyaknyabarang atau jumlah kekayaan Daerah.

4) Laporan Mutasi Barang dan Daftar Mutasi Barang tersebut tinggal di Pengelola/PembantuPengelola dan setelah dikompilasi disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri (Direktur JenderalBAKD) dalam bentuk Rekapitulasi Induk.

b. Pengisian kolom-kolom

Kolom 1 : Diisi nomor urut pencatatan: 1,2,3 dst.

Kolom 2 : Diisi klasifikasi/golongan (01 s/d 06)

Kolom 3 : Diisi nomor Kode Bidang Barang 01 s/d 19

Kolom 4 : Diisi nama Bidang Barang, Tanah 01 s/d 19 Hewan Ternak dan Tumbuhan

Apabila ada Bidang Barang yang tidak ada, tetap diisi dan dikosongkan/ di strip(-), jadi tetap 19 Bidang, mulai dari Bidang 01 s/d Bidang 19.

Kolom 5 dan 6 : Diisi merk/type bila buatan pabrik, bila tidak dapat dikosongkan / di strip (-).

Kolom 7,8,9,10 : Diisi Mutasi/perubahan selama 6 bulan atau selama 1 (satu) tahun, bertambah

atau berkurang mengenai jumlah barang dan jumlah harganya.

Kolom 11 dan 12 : Diisi keadaan per 31 Desember 20…. untuk kolom 11 adalah data dari kolom5 dikurangi 7 ditambah kolom 9 (11=5-7+9), dan kolom 12 adalah data darikolom 10 (12=6-8+10).

Keadaan per 31 Desember 20…. adalah Saldo Akhir dan merupakan SaldoAwal tahun berikutnya (1 Januari 200....) dan seterusnya setiap tahun.

Kolom 13 : Diisi keterangan mengenai kolom-kolom sebelumnya yang kurang jelas/

yang periu dijelaskan untuk tidak menghambat pencatatan.

Page 139: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

138

DAFTAR USULAN BARANG YANG AKAN DIHAPUS

SKPD :KABUPATEN/KOTA :PROVINSI :

No. NamaBarang

No.Kode

Barang

No.KodeLokasi

Merk/Type

DokumenKepemilikan

TahunBeli/

Pembelian

HargaPerolehan

KeadaanBarang

(B.KB.RB)Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

MENGETAHUIKEPALA SKPD

( ………………… )NIP ……………….

………….., …………….

PENGURUS BARANG

( ………………… )NIP ……………….

Page 140: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

139

Petunjuk Pengisian Daftar Usulan Barang Yang Akan Dihapus

Terlebih dahulu diisi Nama SKPD, Kabupaten/Kota, Provinsi yang bersangkutan pada sudut kiri atas.

Daftar Usulan Barang Yang Akan Dihapus terdiri dari 10 kolom yang cara pengisiannya adalah sebagaiberikut :

Kolom 1 : Nomor Urut

Nomor urut pencatatan setiap jenis barang.

Kolom 2 : Nama Barang

Diisi nama barang yang akan dihapus

Kolom 3 : Nomor Kode Barang

Nomor kode barang diisi sesuai dengan jenis barang/kodefikasi barang.

Kolom 4 : Nomor Kode Lokasi

Diisi nomor kode lokasi masing-masing SKPD.

Kolom 5 : Merk/Type.

Diisi merk/type barang yang bersangkutan.

Kolom 6 : Dokumen Kepemilikan.

Diisi bukti kepemilikan barang seperti Sertifikat, No. IMB, No. BPKB, No. Polisi dlsb.

Kolom 7 : Tahun Pembelian/Perolehan.

Diisi tahun pembelian/perolehan

Kolom 8 : Harga Perolehan.

Diisi harga perolehan, kalau tidak diketahui tahun pembelian, diisi dengan membandingkan barang yang sejenis.

Kolom 9 : Keadaan Barang.

Diisi dengan keterangan Baik, Kurang Baik, Rusak Berat.

Kolom 10 : Keterangan.

Diisi dengan keterangan yang dipandang perlu.

Setelah diisi seluruhnya maka pada sebelah kanan bawah dibubuhkan tanggal pencatatan danditandatangani Pengurus Barang dan diketahui (sebelah kiri bawah) oleh Kepala SKPD.

Page 141: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

140

DAFTAR BARANG MILIK DAERAH YANG DIGUNAUSAHAKAN

SKPD :KABUPATEN/KOTA :PROVINSI :

No.Urut

NomorKodeLokasiBarang

NomorKodeBarang

NomorRegister

NamaJenisBarang

DokumenBarang

AlamatBarang

AsalUsul

Barang

TahunPernbelian/Pengadaan

Konstruksi(P.SP.D)

KeadaanBarang

(B,RR,RB)

LuasM2

NilaiBarang

SKKDH

JangkaWaklu

Kerjasama

AlamatPihakKetiga

Ket.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

MENGETAHUIPENGELOLA BARANG

( ………………… )NIP ……………….

………….., …………….

KEPALA SKPD

( ………………… )NIP ……………….

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

C O R N E L I S

Page 142: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

141

L A M P I R A N VI

P E M A N F A A T A N

Page 143: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

142

LAMPIRAN VI : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

NOMOR : 82 TAHUN 2008

TANGGAL : 10 DESEMBER 2008

KEPUTUSAN GUBERNUR ………………………NOMOR : ………………………

TENTANGPENYEWAAN TANAH DAN ATAU BANGUNAN/BARANG-BARANG MILIK/DIKUASAI

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

…………… GUBERNUR ……………

a. Bahwa tanah dan/atau bangunan dan barang-barang harta kekayaanmilik/dikuasai Pemerintahan Daerah Provinsi / Kabupaten / Kota ……………….atau yang dimiliki/dikuasai oleh Bank Pembangunan Daerah serta PerusahaanDaerah dapat disewakan kepada Pihak Ketiga untuk Kepentingan Daerah.

b. Bahwa penyewaan tersebut telah terpenuhinya persyaratan-persyaratan yangdiperlukan, maka perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah ……….

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-PokokAgraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 164, Tambahan Lembaran NegaraNomor 2043);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (LembaranNegara Tahun 1974 Nomor 38. Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037);

3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antaraPemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1999 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4438);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2003 nomor 47, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4286);

5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang MilikNegara/ Daerah;

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor …… Tahun …… tentang PedomanTeknis Pengelolaan Barang Daerah;

8. dst

Menimbang ::

Mengingat ::

Page 144: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

143

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

PERTAMA :

KEDUA :

KETIGA :

Menyewakan tanah dan atau bangunan/barang-barang harta kekayaanmilik/dikuasai oleh Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota ……….sebagaimana tersebut pada Lampiran Surat Keputusan ini dengan ketentuanpelaksanaan sebagaimana diatur pada surat persetujuan bersama antara………. Kepala Daerah ………. dengan Pihak Ketiga sebagai Penyewatanggal ……………….. No ………………..

Semua hasil Penyewaan dimaksud Bagian PERTAMA adalah penerimaanDaerah dan harus disetor sepenuhnya pada Kas DaerahProvinsi/Kabupaten/Kota ……….

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di …………….

Pada tanggal ……………

KEPALA DAERAH ……………

( …………………………)

TEMBUSAN disampaikan kepada Yth :

1. Menteri Dalam Negeri, Pemerintahan Umum Daerah, Departemen Dalam Negeri.

2. Dan Lain sebagainya.

Page 145: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

144

KEPUTUSAN KEPALA DAERAH ………………………NOMOR : ………………………

TENTANG

PEMBENTUKAN PANITIA PENELITIAN PENYEWAAN TANAH DAN ATAU BANGUNAN/BARANG MILIK PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

a. Bahwa sehubungan dengan rencana Pemerintah DaerahProvinsi/Kabupaten/Kota untuk menyewakan tanah dan atau bangunan/barang-barang periu membentuk Panitia Penelitian untuk meneliti segala sesuatu yangdiperlukan sehubungan dengan maksud tersebut;

b. Bahwa pembentukan Panitia Penelitian tersebut perlu ditetapkan denganKeputusan ………. Kepala Daerah ……….

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-PokokAgraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 164, Tambahan Lembaran NegaraNomor 2043);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (LembaranNegara Tahun 1974 Nomor 38. Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037);

3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antaraPemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1999 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4438);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2003 nomor 47, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4286);

5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang MilikNegara/ Daerah;

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor …… Tahun …… tentang PedomanTeknis Pengelolaan Barang Daerah;

8. dst

Menimbang ::

Mengingat ::

Page 146: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

145

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

PERTAMA :

KEDUA :

KETIGA :

Membentuk Panitia Penelitian Penyewaan Bangunan/Barang-barang milikPemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota ………. yang keanggotaannyasebagaimana tertera dalam Lampiran Surat Keputusan ini, dengan tugasmelaksanakan penelitian segala sesuuatu yangdiperlukan sehubungan dengan maksud menyewakan bangunan/barang-barang milik

Pemerintah Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota ………. tersebut.Semua biaya untuk pelaksanaan tugas Panitia tersebut dibebankan kepadaAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah DaerahPropinsi/Kabupaten/kota

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di …………….

Pada tanggal ……………

KEPALA DAERAH ……………

( …………………………)

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

C O R N E L I S

Page 147: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

146

L A M P I R A N VIIPENGAMANAN DAN PEMELIHARAAN

Page 148: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

147

LAMPIRAN VII : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

NOMOR : 82 TAHUN 2008

TANGGAL : 10 DESEMBER 2008

PETUNJUK PENGISIAN KARTU PEMELIHARAAN BARANGDARI TANGGAL 1 JANUARI 20…… S/D ……………….. 20……….

Cara Pengisian :

di sudut kiri atas :

a. Nama Daerah Propinsi yang bersangkutan.

b. Nama Daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

c. Nama Unit yang bersangkutan.

Lajur 1 : Diisi nomor urut pencatatan.

Lajur 2 : Diisi Nomor Kode Barang dari barang yang diperbaiki/dirawat.

Lajur 3 : Diisi Nomor Register Barang.

Lajur 4 : Diisi Nama Barang yang diperbaiki/dirawat.

Lajur 5 : Diisi jenis pemeliharaan: ringan, sedang atau berat.

Lajur 6 : Diisi penyedia Jasa/Barang yang melakukan pemeliharaan.

Lajur 7 : Diisi tanggal atau waktu perbaikan/perawatan.

Lajur 8 : Diisi besamya/biaya pemeliharaan dalam rupiah.

Lajur 9 : Diisi bukti pembayaran, kuitansi/bon tanggal dan nomor.

Lajur 10 : Diisi keterangan atau penjelasan yang dipandang perlu.

Pada kanan bawah setelah dibubuhi tanggal pencatatan, kemudian ditandatangani oleh yangbersangkutan.

Seteiah Laporan tersebut diterima oleh Biro Perlengkapan, maka dikompilasi dan dibuat rekapitulasi dalambentuk DHP untuk lampiran perhitungan APBD.

Page 149: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

148

PROVINSI :UNIT :SATUAN KERJA :KODE LOKASI :

KARTU PEMELIHARAAN BARANGTAHUN ANGGARAN ……………….

Spesifikasi BarangNo No. Kode

BarangNo.

Register

Nama BarangYang

Dipelihara

JenisPemeliharaan

YangMemelihara

TanggalPemeliharaan

BiayaPemeliharaan

BukuPemeliharan Ket.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

MENGETAHUI

KEPALA UNIT/SATUAN KERJA

……………………………………….

( ………………………………….. )

………………………………………

KEPALA ……………………………

( …………………………………… )

Catatan : Laporan bulanan, triwulan, dan tahunan

di peroleh dari kartu pemeliharaan barang

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

C O R N E L I S

Page 150: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

149

L A M P I R A N VIIIP E N G H A P U S A N

Page 151: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

150

LAMPIRAN VIII : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

NOMOR : 82 TAHUN 2008

TANGGAL : 10 DESEMBER 2008

GUBERNUR KALIMANTAN BARATNOMOR ………………………

TENTANG

PEMBENTUKAN PANITIA PENGHAPUSAN BARANG-BARANGINVENTARIS DAN BARANG LAINNYA MILIK PEMERINTAH

PROVINSI KALIMANTAN BARAT ………………

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

1. Bahwa barang milik Pemerintah Daerah yang sudah dalam keadaan rusak beratdan tidak efisien lagi pengunaannya untuk kepentingan dinas, perlu dihapuskandari Buku Inventaris kekayaan milik Pemerintah Daerah Provinsi.

2. Bahwa untuk dapat mencapai maksud tersebut di atas, perlu dibentuk PanitiaPenghapusan barang-barang inventaris dan barang-barang lainnya milikPemerintah Provinsi Kalimantan Barat.

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-PokokAgraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 164, Tambahan Lembaran NegaraNomor 2043);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (LembaranNegara Tahun 1974 Nomor 38. Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037);

3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antaraPemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1999 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4438);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2003 nomor 47, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4286);

5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang MilikNegara/ Daerah;

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor …… Tahun …… tentang PedomanTeknis Pengelolaan Barang Daerah;

8. dst

Menimbang ::

Mengingat ::

Page 152: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

151

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

PERTAMA :

KEDUA :

KETIGA :

KEEMPAT :

KELIMA :

Membentuk Panitia Penghapusan barang-barang Inventaris dan barang-barang lainnya milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dengan susunanpersonalia sebagaimana tercantum pada Lampiran Keputusan ini.

Panitia Penghapusan sebagaimana dimaksud Diktum PERTAMA bertugas:1. Meneliti administrasi barang, termasuk pemilikan dan pengurusannya;2. Meneliti keadaan fisik barang-barang dihubungkan dengan kepentingan

urusan dinas, biaya pemeliharaan dan peneiitian dari segi persyaratanpersonil.

3. Lain-lain yang dipandang perlu.

Hasil peneiitian Panitia sebagaimana dimaksud Diktum KEDUA dituangkandalam Berita Acara.

Semua biaya untuk pelaksanaan tugas Panitia dimaksud dibebankan padaAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Barat.

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di …………….

Pada tanggal ……………

…… GUBERNUR KALIMANTAN BARAT ……

( …………………………)

Tembusan :

1. Dan sebagainya yang dipandang perlu.

2. ……………………………………….

3. Masing-masing yang bersangkutan untuk dipergunakan seperlunya.

Page 153: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

152

PANITIA PENGHAPUSAN BARANG-BARANG INVENTARIS BARANG LAINNYA MILIK DAERAH

NomorUrut Nama Kedudukan dalam

PanitiaJabatan padaInstansinya Keterangan

1 2 3 4 5

CATATAN :

Diikutsertakan seorang dari unsur

yang ada hubungannya dengan barang-

barang yang akan dihapuskan misalnya :

- Bangunan dari Dinas PU setempat

- Obat-obatan dari Dinas Kesehatan

- Sebagainya

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT …………

( ……………………… )

Page 154: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

153

PANITIA PENGHAPUSAN BARANG-BARANG INVENTARISDAN BARANG LAINNYA MILIK PEMERINTAH DAERAH ……………………………

B E R I T A – A C A R A

Nomor ……………………………..

Pada hari ………. Tanggal ……………….. kami yang bertanda tangan di bawah ini selaku Panitiapenghapusan barang-barang inventaris Pemerintah Daerah ……………….. yang dibentuk denganKeputusan ……………….. Kepala Daerah ……………….. telah melakukan pengecekan/penelitian atasbarang-barang milik Pemerintah Daerah sebagaimana tersebut pada Berita Acara ini.

Adapun hasil pengecekan/penelitian atas barang-barang tersebut temyata semua barang-barangdimaksud adalah milik Pemerintah Daerah ……………….. dan semua/sebahagiannya dalam keadaanrusak berat/beriebihan dan sudah tidak dapat dipergunakan untuk kepentingan dinas, sedangkan manfaatpenggunaannya untuk kepentingan dinas tidak seimbang dengan biaya perbaikan yang akan dikeluarkan.

Berhubungan dengan kondisi barang-barang tersebut, diusulkan kepada pejabat yang berwenangagar barang-barang dimaksud dapat dipertimbangkan untuk dihapus dari daftar inventaris kekayaan milikPemerintah Daerah ……………….. dari selanjutnya dilelang secara umum/dilelang terbatas/dimusnahkan.

Demikian Berita Acara ini kami buat dengan sebenamya dan disampaikan kepada ………………..Kepala Daerah ……………….. untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

…………………………………………… 20 ……

PANITIA PENGHAPUSAN BARANG-BARANG INVENTARIS DAN BARANGLAINNYA MILIK TERSEBUT DI ATAS,

1. ……………………………….. Ketua

2. ……………………………….. Wk. Ketua

3. ……………………………….. Sekretaris

4. ……………………………….. Anggota

5. ……………………………….. Anggota

6. ……………………………….. Anggota

7. ……………………………….. Anggota

Page 155: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

154

DAFTAR UNTUK MENGUJI KENDARAAN BERMOTOR DINAS

Kepada Ketua Panitia Penguji Kendaraan di

…………………………………………………………….

Dengan ini disampaikan dengan hormat keterangan tentangKendaraan Bermotor kepunyaan Dinas untuk di uji dan dinyatakandapat tidaknya untuk dipakai lagi.

Nama Penguasa : .....................

Tempat : ………..........

MerkPabrik : ………..........

Type : ………..........

Tahun Pembikinan : ………..........

Huruf Nomor Pend. Pol. : ………..........

Nomor Landasan : ………..........

NomorMesin : ………..........

Kekuatan Motor : ………..........

Jumlah tempat duduk : ………..........

Ukuran Ban : ………..........

,Jumlah Roda Cadangan : ………..........

Jml. Kilometer Terpakai : ………..........

Diminta dengan hormat hasil pengujian tersebut disebelah ini dandikirimkan kepada Instansi-Instansi yang tersebut dalam Pasal 7ayat 4 Surat Keputusan Menteri Perhubungan yang termasuk diatas.

Penguasaan tersebut di atas,

( …………………………….. )

NIP.

Tembusan Kepada :

………………………………………………

………………………………………………

………………………………………………

Kepada

1. ………………………………………………

2. ………………………………………………

3. ………………………………………………

4. ………………………………………………

Dengan ini diberitahukan bahwa Kendaraan bermotor yangtersebut disebelah ini telah diuji pada tanggal……………………………………………… di……………………………………………… dan ternyata bahwaKendaraan tersebut,

TIDAK DAPAT (1)MASIH DAPAT (2)

dipakai lagi untuk Dinas disertakan dengan ini laporan pengujiyang bersangkutan.

AN. Panitia Penguji (1)AN. Cabang Panitia Penguji (2)

di ……………………………………………................................

K e t u a, Sekretaris,

( …………….) ( …………….) NIP. NIP.

DIDAFTARKAN TANGGAL : ………………………………

Tindasan Kepada :

Anggota Panitia/Cabang Panitia tersebut,

Saudara …………………………………………..

Di ………………………………………………….

(1) = dicoret seperlunya

(2) = dicoret seperlunya

(3) = tanda tangan

Page 156: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

155

LAPORAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR ………………PANITIA PENGUJIAN KENDARAAN DAERAH …………………………..

Nomor ……………………. Sidang Ke ……………………. Tempat ……………………. Tgl …………………….

PANITIA PENGUJIAN DAERAH PROVINSI …………………………..

Sebagai termaktub dalam Surat Keputusan Menteri Perhubungan tanggal 18 Oktober 1958 Nomor U.5./16/21menerangkan atas sumpah bahwa pada tanggal dan tempat yang tersebut di atas telah diuji Kendaraan Bermotor danditaksir nilainya sebagai berikut :

Merk : ……………………………

Type : ……………………………

Thn. Pembikinan : ……………………………

Huruf Nomor

Pendaftaran Polisi : ……………………………

Jumlah tempat duduk : ……………………………

Ukuran Ban : ……………………………

Jumlah Roda Cadangan : ……………………………

Jml. KM yg tlh ditempuh : ……………………………

NoUrut Bagian Keadaan

Buruk/Baik % NoUrut Bagian Keadaan

Buruk/Baik %

1 2 3 4 5 6 7 8

I.

II.

III.

IV.

V.

VI.

VII.

VIII.

Landasan (baud pengikatbody bumper belakang).

As/Cardan depan steeringknule & Uniyoint koglageras depan kanan dan kiri..As/Cardan belakang(Cardan & Pignon)kokellager as belakangkanan dan kiri.

Pesawat Rem (Masterpimp pipa rem-remtangan. rem tromol/ brakedrump).

Alat Pengemudi (stir)stering hause, pitman armstang-stang sambunganstir, fusel pen kanan dankiri.

Mesin

Alat Pengatur BahanBakar (tank bensin pipa-pipa pompa bensin,carburator dan air filter).

Cluth & Ak Perseneling(joint Shoktranam)

Jml. Prosenan (pindahan)

……………..

……………..

……………..

……………..

……………..

……………..

……………..

……………..

……

……

……

……

……

……

……

……

IX.

X.

XI.

XII.

XIII.

XIV.

XV.

XVI.

Alat Pendingin (radiotor,pompa, air sapu kipas).

Ban-ban (ban depan,kanan, belakang, depan,kiri).

Roda & tutup roda.

Body/Badan (pintu-pintu)belakang, kran tutupmesin tempat dudukdepan dan belakang.

Sepatbor-sepatbor.

Alat—alat Listrik (accu,dynamo, starter, contountrelay kawat listrik,claxon/bom sikatkaca/wipp sr. alatpenunjuk jurusan).

Alat-alat pembakar (coildistributor kabel-kabel danspork plu/bangie 2).

Dascoard (ukuranampere, panas air,tekanan minyak, kilometerdan jam)

……………..

……………..

……………..

……………..

……………..

……………..

……………..

……………..

…...

…...

…...

…...

…...

…...

…...

…...

Page 157: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

156

1 2 3 4 5 6 7 8

XVII.

XVIII.

XIX.

XX.

Lampu-lampu (lampudepan belakang, lampustop, parkir, lampu dalamdan Iain-lain).

Penahanan Shoe danPirpir (tangan, pir spiralkanan dan kiri, spiralkanan dan kiri belakang).

Kaca-kaca (kaca depankanan kiri, kaca pintukanan kiri kaca belakangdan Iain-lain).

Grill Mask

……………..

……………..

……………..

……………..

……

……

……

……

XXI.

XXII.

XXIII.

XXIV.

Jml. Prosenan (pindahan)

Keadaan Duko.

Saluran tempat duduk(coper dan Iain-Iain).

Perkakas-perkakas.

Alat-alat lain yang belumtermasuk di atas.

……………..

……………..

……………..

……………..

……………..

…...

…...

…...

…...

…...

Jumlah Prosenan (dipindahkan) …… Jml. % yg ditaksir seluruhnya (1) ……

Jml. % yg ditaksir (2)

…………….. (1)X 100 % = ……………… %

…………….. (2)

Dibuat sesungguhnyaPanitia Penguji Daerah …………….

K e t u a,

( …………….. )NIP ………….

Sekretaris,

( …………….. )NIP ………….

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

C O R N E L I S

Prosenan Nilai

Page 158: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

157

L A M P I R A N IXP E M I N D A H T A N G A N A N

Page 159: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

158

LAMPIRAN IX : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

NOMOR : 82 TAHUN 2008

TANGGAL : 10 DESEMBER 2008

GUBERNUR KALIMANTAN BARATNOMOR : ………………………

TENTANGPEMBENTUKAN PANITIA PENJUALAN KENDARAAN MILIK

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

…………… GUBERNUR KALIMANTAN BARAT ……………

a. Bahwa barang-barang milik Pemerintah Daerah, dalam hal ini kendaraanbermotor perorangan dinas yang sudah dalam keadaan rusak berat atau tidakefisien lagi penggunaannya untuk kepentingan dinas, dapat dihapuskan daridaftar inventaris kekayaan milik Pemerintah Daerah yang bersangkutan;

b. Bahwa kendaraan perorangan dinas milik Pemerintah Daerah yang sudahdipergunakan lebih dari 5 (lima) tahun dapat dijual/sewa belikan kepada PegawaiNegeri;

c. Bahwa untuk mencapai maksud tersebut diatas, periu dibentuk Panitia PenjualanKendaraan Bermotor/perorangan dinas milik Pemerintah Daerah ……….

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-PokokAgraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 164, Tambahan Lembaran NegaraNomor 2043);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (LembaranNegara Tahun 1974 Nomor 38. Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037);

3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antaraPemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1999 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4438);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2003 nomor 47, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4286);

5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang MilikNegara/ Daerah;

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor …… Tahun …… tentang PedomanTeknis Pengelolaan Barang Daerah;

8. dst

Menimbang ::

Mengingat ::

Page 160: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

159

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

PERTAMA :

KEDUA :

KETIGA :

KEEMPAT :

KELIMA :

Membentuk Panitia Penjualan Kendaraan Bermotar/perorangan dinas milikpemerintah Provinsi Kalimantan Barat ………. dengan susunan personaliasebagaimana tercantum pada Lampiran Keputusan ini.

Panitia Kendaraan sebagaimana dimaksud Diktum PERTAMA bertugas:1. Meniliti Administrasi pemilikan barang. Termasuk pembelian dan

pengurusannya:2. Meneliti keaadan fisik Kendaraan dihubungkan dengan kepentingan

urusan dinas dan biaya pemeliharaan;3. Lain-lain yang dipandang perlu.

Hasil penelitian Panitia sebagaimana dimaksud Diktum KEDUA dituangkandalam Berita Acara.

Semua biaya untuk pelaksanaan tugas panitia dimaksud dibebankan padaAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi…………………………….

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di …………….

Pada tanggal ……………

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

( …………………………)

Tembusan :

1. ……………………………………….

2. ……………………………………….

3. Masing-masing yang bersangkutan untuk dipergunakan seperlunya.

Page 161: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

160

PANITIA PENJUALAN KENDARAAN

NO.URUT NAMA KEDUDUKAN DALAM

TIMJABATAN PADA

INSTANSI KETERANGAN

1 2 3 4 5

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

( …………………………)

Page 162: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

161

PANITIA PENJUALAN KENDARAAN MILIK PEMERINTAHPROVINSI/KABUPATEN/KOTA…………………………………….

B E R I T A – A C A R ANOMOR ………….

Pada hari ……………….. tanggal ……………….. kami yang bertanda tangan dibawah ini selakuPanitia Kendaraan milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat yang dibentuk dengan KeputusanGubemur Kalimantan Barat, Gubernur telah meiakukan pengecekan/peneiitian terhadap kendaraan-kendaraan milik Pemerintah ……………….. yang direncanakan untuk dijual kepada Pejabat Negarasebagai mana tersebut, pada Berita Acara ini.

Adapun hasil pengecekan /penelitian atas kendaraan-kendaraan tersebut adalah sebagaiberikut :

1. Pemilikan : Bahwa/sebagian adalah milik .................................................................................................

2. Keadaan Kendaraan ………………………………………………………………………………………………

3. Pemakaian dan Pemeliharaan …………………………………………………………………………………..

4. Biaya Pemeliharaan ………………………………………………………………………………………………

5. Lain-lain yang perlu ……………………………………………………………………………………………….

Sehubungan dengan hasil penelitian tersebut diatas, maka Panitia mengusulkan sebagai berikut

1. ………………… (Daftar Kendaraan yang diusulkan untuk dijual)

2. ………………… (Daptar Kendaraan yang diusulkan untuk ditangguhkan dulu)

Demikian Berita Acara ini kami buat dengan sebenarnya dan disampaikan kepada………………… Kepala Daerah ………………… untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

……..………………… 20 ……

PANITIA KENDARAAN TERSEBUT DIATAS

1. Ketua : ………………Nama……………… : ………………Tanda tangan………………

2. Wk. Ketua : ………………Nama……………… : ………………Tanda tangan………………

3. Sekretaris : ………………Nama……………… : ………………Tanda tangan………………

4. Anggota : ………………Nama……………… : ………………Tanda tangan………………

5. Anggota : ………………Nama……………… : ………………Tanda tangan………………

Page 163: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

162

Kepada Yth.Gubernur ……………………………….Melalui :Kepala. (Kepala instansi tempat yangBersangkutan bekerja terakhir)Di ............................................

Perihal : Permohonan membeli rumah Daerah golongan III milik Daerah

Lampiran : 2 ((dua)

Yang bertanda tangan dibawah ini :1. Nama : ...............................................................................2. NIP/NRP : ...............................................................................3. Tempat dan tanggal lahir : ...............................................................................4. Pekerjaan sekarang : ...............................................................................5. Instansi terakhir tempat bekerja : ...............................................................................6. Tunjangan pensiun : ...............................................................................7. Masa Kerja pada Pemerintah : ...............................................................................8. Rumah Daerah yang dimohon : ...............................................................................

A. LetakJalan : ...............................................................................Blok : ...............................................................................Desa/Kelurahan : ...............................................................................Kecamatan : ...............................................................................Kabupaten/Kota : ...............................................................................

B. Huruf Daftar Nomor : ...............................................................................C. Nama penghuni yang sah

Tanggal dan nomor surat izinPenghunian : ...............................................................................

9. Belum pemah membeli/memperolehRumah dari pemerintah : ...............................................................................

Mengajukan permohonon membeli rumah Daerah yang dewasa ini saya tempati berdasarkan Undang-undang Nomor 72 Tahun 1957 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1994 dan keputusan MenteriDalam Negeri Nomor ................. Tahun 2000.Demikian permohonan ini saya sampaikan dengan penuh harapan untuk kiranya dapat dikabulkan.

........................ 20 ......

Mengetahui/menyetujui **)

( ............................ )

Materai

( ............................ )

*) Surat bukti pensiunan dan Sip Atas rumah.**) Diisi oleh Kepala Instansi tempat yang bersangkutan bekerja terakhir.

Page 164: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

163

Kepada Yth.Kepala Daerah ................………………….Melalui :Kepala. (Kepala instansi tempat yangBersangkutan bekerja terakhir)Di ............................................

Perihal : Permohonan membeli rumah Daerah golongan III milik Daerah

Lampiran : 2 ((dua)

Yang bertanda tangan dibawah ini :1. Nama : ...............................................................................2. NIP/NRP : ...............................................................................3. Tempat dan tanggal lahir : ...............................................................................4. Pekerjaan sekarang : ...............................................................................5. Instansi terakhir tempat bekerja : ...............................................................................6. Tunjangan pensiun : ...............................................................................7. Masa Kerja pada Pemerintah : ...............................................................................8. Rumah Daerah yang dimohon : ...............................................................................

A. LetakJalan : ...............................................................................Blok : ...............................................................................Desa/Kelurahan : ...............................................................................Kecamatan : ...............................................................................Kabupaten/Kota : ...............................................................................

B. Huruf Daftar Nomor : ...............................................................................C. Nama penghuni yang sah

Tanggal dan nomor surat izinPenghunian : ...............................................................................

9. Belum pemah membeli/memperolehRumah dari pemerintah : ...............................................................................

Mengajukan permohonon membeli rumah Daerah yang dewasa ini saya tempati berdasarkan Undang-undang Nomor 72 Tahun 1957 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1994 dan keputusan MenteriDalam Negeri Nomor ................. Tahun 2000.Demikian permohonan ini saya sampaikan dengan penuh harapan untuk kiranya dapat dikabulkan.

........................ 20 ......

Mengetahui/menyetujui **)

( ............................ )

Materai

( ............................ )

*) Surat bukti pensiunan dan Sip Atas rumah.**) Diisi oleh Kepala Instansi tempat yang bersangkutan bekerja terakhir.

Page 165: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

164

GUBERNUR KALIMANTAN BARATNOMOR : ………………………

TENTANGPEMBENTUKAN PANITIA PENAKSIR DAN PANITIA PENILAI HARGA PENJUALAN/SEWA BELI RUMAH

GOLONGAN III DAN ATAU GANTI RUGI ATAS TANAH BANGUNAN MILIK PEMERINTAHPEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

a. Bahwa Rumah Daerah Golongan III dan atau tanah bangunannya milik Daerahdapat dijual/disewa belikan kepada pegawai;

b. Bahwa untuk melaksanakan penaksiran dan penilaian atas Rumah DaerahGolongan III dan atau termasuk tanah bangunannya milik Daerah yang telahdirencanakan untuk dijual/disewa belikan kepada pegawai, perlu dibentuk PanitiaPenaksir dan Panitia Penilai harga penjualan/sewa beli Rumah Daerah GolonganIII dan atau ganti rugi atas tanah bangunannya

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-PokokAgraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 164, Tambahan Lembaran NegaraNomor 2043);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (LembaranNegara Tahun 1974 Nomor 38. Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037);

3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antaraPemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1999 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4438);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2003 nomor 47, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4286);

5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang MilikNegara/ Daerah;

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor …… Tahun …… tentang PedomanTeknis Pengelolaan Barang Daerah;

8. Dst

Menimbang ::

Mengingat ::

Page 166: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

165

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

PERTAMA :

KEDUA :

KETIGA :

KEEMPAT :

KELIMA :

Membentuk Panitia Penaksir harga jual/sewa beli atas Rumah Daerahgolongan III dan atau termasuk ganti rugi atas tanah dan bangunannyaMilik Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota .......... dengan susunan personaliasebagaimana tercantum pada Lampiran I Keputusan ini disingkat PanitiaPenaksir Harga Jual Rumah Daerah Golongan III.

Membentuk Panitia Penilai harga. jual/sewa beli Rumah Daerah golonganIII dan atau termasuk ganti rugi atas tanah dan bangunannya Milik DaerahProvinsi/Kabupaten/Kota dengan susunan personalia sebagaimanatercantum pada Lampiran I Keputusan ini disingkat Panitia Penaksir HargaJual Rumah Daerah Golongan III.

Tugas Panitia Penaksir dan Panitia Penilai sebagaimana dimaksud DiktumPERTAMA dan KEDUA tersebut di atas adalah :

a. Tugas Panitia Penaksir:

1. Meneliti administrasi pemilikan rumah/tanah dimaksud termasukpembangunan, penggunaan, perbaikan-perbaikan yang pemahdilaksanakan;

2. Menaksir harga jual rumah dan ganti rugi atas tanah sesuaidengan ketentuan yang berlaku;

3. Hasil penelitian dan pemeriksaan tersebut dituangkan dalam BeritaAcara;

4. Lain-lain yang dipandang perlu.

b. Tugas Panitia Penilai :

1. Meneliti hasil penaksiran Panitia Penaksir.

2. Hasil penilaian tersebut dituangkan dalam Berita Acara.

Semua biaya untuk pelaksanaan tugas Panitia dimaksud dibebankan padaAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota.

Keputusan ini mulai beriaku pada tanggal ditetapkan

Ditetapkan di …………….

Pada tanggal ……………

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

( …………………………)

Tembusan :

1. ……………………………………….

2. ……………………………………….

3. ……………………………………….

Page 167: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

166

PANITIA PENAKSIR HARGA JUAL RUMAH DAERAH GOLONGAN III

No.Urut Nama Kedudukan dalam

PanitiaJabatan padaInstansinya Keterangan

1 2 3 4 5

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

( ……………………….. )

Page 168: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

167

PANITIA PENILAI HARGA RUMAH DAERAH GOLONGAN III

No.Urut Nama Kedudukan dalam

PanitiaJabatan padaInstansinya Keterangan

1 2 3 4 5

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

( ……………………….. )

Page 169: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

168

BERITA ACARA PENAKSIRAN HARGA RUMAHDAN GANTI RUGI ATAS TANAHNYA

Pada hari ......................... tanggal ......................... kami Panitia Penaksiran harga rumah DaerahGolongan III dan ganti rugi tanahnya, milik Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota .........................yang ditetapkan dengan Keputusan ......................... Kepala Daerah ......................... Tanggal......................... Nomor ......................... telah memeriksa dan menaksir harga rumah dan ganti rugi tanahrumah Daerah Golongan III.

Letaknya : Jalan : ......................................................

Blok : ......................................................

Desa/Kelurahan : ......................................................

Kecamatan : ......................................................

Kabupaten/Kota : ......................................................

Huruf Daftar Nomor : ......................................................

Rumah didirikan Tahun : ......................................................

Dan memperoleh data-data sebagai tersebut pada Lampiran Berita Acara ini.

Berdasarkan data-data tersebut, kami masing-masing anggota Panitia Penaksir membenkan taksira hargarumah dan ganti rugi tanahnya sebagai berikut :

Nama Anggota Harga Rumah Ganti rugi atas tanahnya

1. .......................... Rp. .......................... Rp. ........................................

2. .......................... Rp. .......................... Rp. ........................................

3. .......................... Rp. .......................... Rp. ........................................

4. .......................... Rp. .......................... Rp. ........................................

Dari hasil pemeriksaan di atas, maka harga taksiran ditetapkan dengan mengambii harga rata-rata daripenaksiran masing-masing anggota Panitia Penaksir yaitu :

Rumah : Rp. .......................... ( ...................................... )

Ganti rugi atas tanah : Rp. .......................... ( ...................................... )

Maka taksiran harga rumah dan ganti rugi tanah tersebut :Rp. ............................................................................. ( .......................................................... )

Demikian Berita Acara ini Kami buat dengan sesungguhnya dalam rangkap 8 (delapan) untukdipergunakan seperlunya.

PANITIA PENAKSIR

Nama

1. .........................................

2. .........................................

3. .........................................

4. .........................................

5. .........................................

Tanda tangan

.................................

.................................

.................................

.................................

.................................

Page 170: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

169

LAMPIRAN Berita Acara Penaksiran Harga Rumah Daerah Golongan III dan Ganti RugiAtas Tanahnya Milik Pemerintah Daerah ............................................................

.......................... Nomor : .......................... Tanggal ..........................

No. Bangunan Konstruksi(P, SP, D)

Keadaan(B, R, RS)

LuasM2

HargaPer M2

HargaBangunan

Penyusutan(% : Rp) Harga Taksiran

1 2 3 4 5 6 7 8 9

A.I. Bangunan Asli dibangun pada tahun ................ dengan biaya dari ..........................

a. Bangunan Induk ................ Rp. Rp. % Rp. = Rp. Rp. = Rp. Rp.

b. Bangunan Samping ................ Rp. Rp. % Rp. = Rp. Rp. = Rp. Rp.

c. Garasi ................ Rp. Rp. % Rp. = Rp. Rp. = Rp. Rp.

d. Teras dan Lain-lain ................ Rp. Rp. % Rp. = Rp. Rp. = Rp. Rp.

II. Tambahan/Perluasan dilakukan pada tahun ....... dengan biaya dari ..........................

a. Bangunan Induk ................ Rp. Rp. % Rp. = Rp. Rp. = Rp. Rp.

b. Bangunan Samping ................ Rp. Rp. % Rp. = Rp. Rp. = Rp. Rp.

c. Garasi ................ Rp. Rp. % Rp. = Rp. Rp. = Rp. Rp.

d. Teras dan Lain-lain ................ Rp. Rp. % Rp. = Rp. Rp. = Rp. Rp.

III. Perbaikan/Penambahan dilaksanakan pada tahun dengan biaya dari ..........................

a. Bangunan Induk ................ Rp. Rp. % Rp. = Rp. Rp. = Rp. Rp.

b. Bangunan Samping ................ Rp. Rp. % Rp. = Rp. Rp. = Rp. Rp.

c. Garasi ................ Rp. Rp. % Rp. = Rp. Rp. = Rp. Rp.

d. Teras dan Lain-lain ................ Rp. Rp. % Rp. = Rp. Rp. = Rp. Rp.

Jumlah Harga taksiran BangunanRp. ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Status Hak :HakAkte,sertifikat

LuasM2

HargaPer M2

Harga Taksiran Ganti Rugi Atas tanahRp. ........................

Denganhuruf :

Jumlah Harga Taksiran Bangunan dan TanahRp. .........................

PANITIA PENAKSIR,

( ..................... ) ( ..................... ) ( ..................... ) ( ..................... ) ( ..................... )

Page 171: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

170

BERITA ACARA PENILAIAN HARGA RUMAHDAN GANTI RUGI ATAS TANAHNYA

Pada hari ......................... tanggal ......................... kami Panitia Penaksiran harga rumah DaerahGolongan III dan ganti rugi tanahnya, milik Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota .........................yang ditetapkan dengan Keputusan ......................... Kepala Daerah ......................... Tanggal......................... Nomor ......................... telah meneliti dan menilai Berita Acara hasil pemeriksaan PanitiaPenaksir harga Rumah Daerah Golongan III berikut ganti rugi tanahnya tanggal .......................

Letaknya : Jalan : ......................................................

Blok : ......................................................

Desa/Kelurahan : ......................................................

Kecamatan : ......................................................

Kabupaten/Kota : ......................................................

Huruf Daftar Nomor : ......................................................

Rumah didirikan Tahun : ......................................................

Menurut penelitian dan penilaian kami :

a. Nilai rumah tersebut Rp ditetapkan/tidak berdasarkan nilaibiaya yang dipergunakan untuk membangun yang bersangkutan pada waktu penjualan.

b. Nilai ganti rugi atas tanah tersebut Rp ditetapkan/tidak didasarkan nilai pasaranyang sebenamya berlaku secara riil pada waktu penjualan.

c. Menurut penilaian kami nilai rumah adalah ……………..% lebih tinggi/rendah dan nilai ganti rugi atastanah adalah ……………..% lebih tinggi/rendah.

Harga taksiran :

Rumah : Rp …………………………. ( …………………. )

Ganti rugi atas tanah : Rp …………………………. ( …………………. )

Jumlah : Rp …………………………. ( …………………. )

Harga rumah dan tanah dapat/tidak disetujui dipergunakan menjadi dasar penetapan harga penjualannya.

Demikian Berita Acara ini kami nuat dengan sesungguhnya dalam 8 rangkap (delapan) untukdipergunakan seperlunya..

PANITIA PENILAI :

Nama

1. .........................................

2. .........................................

3. .........................................

Tanda tangan

( ................................. )

( ................................. )

( ................................. )

Page 172: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

171

KEPUTUSAN KEPALA DAERAHNOMOR ………………………

TENTANGPENJUALAN RUMAH DAERAH GOLONGAN III BESERTA GANTI RUGI

ATAS TANAHNYA MILIK/YANG DIKUASAIPROVINSI KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

1. Bahwa rumah-rumah yang dimohon untuk dibeli oleh para pegawaipensiun/janda/duda tersebut adalah rumah Daerah Golongan III milik PemerintahDaerah Propinsi yang telah berumur 10 (sepuluh) tahun lebih dan tidak dalamsengketa sedangkan status tanahnya adalah milik/dikuasai Pemerintah DaerahProvinsi/Kabupaten/Kota ........................

2. Bahwa para pegawai/pensiun/janda/duda calon pembeli dimaksud masing-masingtelah mempunyai masa kerja 10 (sepuluh) tahun lebih dan tidak dalam sengketasedangkan status tanahnya adalah milik/dikuasai Pemerintah Daerah Provinsi.

3. Bahwa penjualan rumah Daerah golongan III beserta ganti rugi atastanah/bangunannya dimaksud telah mendapat persetujuan dari DPRD Provinsi......................... Dengan Surat Keputusannya tanggal ............. Nomor ..................

1. Undang-Undang Nomor ...... tahun 19 ...... tentang Pembentukan DaerahPropinsi/Kabupaten/Kota ...................................... (lembaran Negara Tahun ......Tahun ...... Tambahan .................... Lembaran .................... Negara ....................Nomor ......,);

2. Undang -undang Nomor 72 Tahun 1957 tentang Penetapan Undang-undangDarurat Nomor 19 Tahun 1955 tentang Penjualan rumah-rumah Negeri kepadaPegawai Negeri sebagai undang-undang (Lembaran Negara Tahun ...... Nomor...... , Tambahan Lembaran Negara Nomor ...... );

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-PokokAgraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104; Tambahan Lembaran NegaraNomor 2043);

4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-PokokAgraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 164, Tambahan Lembaran NegaraNomor 2043);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (LembaranNegara Tahun 1974 Nomor 38. Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037);

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antaraPemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1999 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4438);

7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2003 nomor 47, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4286);

8. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

Menimbang ::

Mengingat ::

Page 173: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

172

9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang MilikNegara/ Daerah;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor …… Tahun …… tentang PedomanTeknis Pengelolaan Barang Daerah;

11. Dst

1. Permohonan dari Sudara-saudara yang namanya tercantum dalam lajur 2Lampiran Surat Keputusan ini, untuk dapat membeli rumah Daerah Golongan IIIMilik Daerah;

2. Berita Acara hasil penaksiran dan Berita Acara Penilaian rumah dan ganti rugiatas tanahnya dari Panitia Penaksir dan Panitia Penilai masing-masing tanggal.................... Nomor .................... Dan Tanggal .................... Nomor ................

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

PERTAMA :

KEDUA :

KETIGA :

Jumlah rumah golongan III beserta ganti rugi atas tanah milik DaerahProvinsi kepada para pegawai sebagaimana tercantum pada Lampiran IKeputusan ini.

Harga Penjualan rumah beserta ganti rugi atas tanah sebagaimanatersebut pada lajur 15 Lampiran Keputusan ini, harus dibayar oleh pembelidengan angsuran sebagai berikut :

a. Angsuran pertama minimal 5 % dari jumlah harga yang harus dibayardan harus disetorkan pada Kas Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota....................... Oleh yang bersangkutan sebelum Surat PerjanjianSewa Belinya ditandatangani.

b. Sisa diangsur dalam jangka waktu paling cepat 5 tahun atau 60 (enampuluh) bulan dan paling lama 20 tahun.

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan

Ditetapkan di …………….

Pada tanggal ……………

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

( …………………………)

Tembusan :

1. ……………………………………….

2. ……………………………………….

3. ……………………………………….

Memperhatikan ::

Page 174: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

173

Contoh

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAHPROVINSI KALIMANTAN BARAT

NOMOR .........................

TENTANGPERSETUJUAN PENGHAPUSAN/PENJUALAN BARANG

..................... MILIK PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT .....................

.......... DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI/ KABUPATEN/KOTA ..........

1. Bahwa bahwa milik Daerah yang sudah rusak, tidak efisien lagi untuk kepentinganDinas, hilang, mati atau kelebihan, berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 9Tahun 1970 dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor ...... Tahun 2000 dapatdihapuskan dari daftar Inventaris Kekayaan Daerah.

2. Bahwa Kendaraan perorangan dinas yang telah dipergunakan selama 5 (lima)tahun lebih berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 1971 danKeputusan Menteri Dalam Negeri Nomor ...... Tahun 2001 dapat dijual/sewabelikan kepada pegawai.

3. Bahwa Rumah Daerah golongan III dan atau termasuk tanah yang sudah berumur10 tahun lebih berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1994 danKeputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor ...... Tahun 2001dapat dijual/sewa belikan kepada pegawai/pensiunan/janda/duda.

4. Bahwa barang milik Daerah yang diusulkan untuk dihapuskan tersebut sebagianbesar dalam keadan rusak berat, sehingga memerlukan biaya yang besar untukpemeliharaan dan perbaikannya dan tidak seimbang dengan manfaatpenggunaannya untuk kepentingan dinas.

5. Bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, makakebijkasanaan ........................ Kepala Daerah ............. Untuk ..............menghapuskan/menjual barang-barang milik Daerah dimaksud dapat disetujui.

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-PokokAgraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 164, Tambahan Lembaran NegaraNomor 2043);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (LembaranNegara Tahun 1974 Nomor 38. Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037);

3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antaraPemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1999 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4438);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2003 nomor 47, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4286);

5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang MilikNegara/ Daerah;

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor …… Tahun …… tentang PedomanTeknis Pengelolaan Barang Daerah;

8. Dst

Menimbang ::

Mengingat ::

Page 175: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

174

a. Surat Gubernur/Bupati/Walikota Kepala Daerah ............... Tanggal ..............Nomor ............... tentang permohonan persetujuan penghapusan/penjualanbarang-barang milik Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota Daerah Tingkat..............

b. Berita Acara hasil penelitian Panitia Penghapusan/Penjualan/Penaksir dan Penilaiatas barang-barang yang akan diusulkan untuk dihapuskan/dijual dimaksud;

c. Hasil penelitian keadan fisik barang-barang tersebut dari Tim DPRD.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

PERTAMA :

KEDUA ::

Menyetujui penghapusan/penjualan barang-barang milik Pemerintah DaerahProvinsi/Kabupaten/Kota ...................... sebagaimana tercantum padaLampiran Keputusan ini.

Penghapusan/Penjualan barang-barang milik Daerah dimaksud BagianPERTAMA dilaksanakan oleh Gubernur/Bupati/Walikota Kepala Daerah.................... sesuai dengan Ketentuan peraturan Perundang-undangan yangberlaku.

Ditetapkan di …………….

Pada tanggal ……………

DPRD PROVINSI KALIMANTAN BARAT

KETUA,

( ......................... )

Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth :

1. Gubernur/Bupati/Walikota Kepala Daerah .....................

2. ........................................................................

Memperhatikan ::

Page 176: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

175

LAMPIRAN KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYATDAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

NOMOR : ..................................TANGGAL : ..................................

DAFTAR BARANG-BARANG MILIK DAERAHYANG DISETUJUI UNTUK DIHAPUSKAN/DIJUAL

Nomor Urut Dan Lain Sebagainya Keterangan

1 2 3

DPRD PROVINSI KALIMANTAN BARAT

KETUA,

( ......................... )

Page 177: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

176

SURAT PERJANJIAN SEWA BELINOMOR : .....................................

Pada hari ini ............................... Tanggal ............................... Bulan ............................... Tahun............................... Seribu sembilan ratus ............................... yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ...........................................................................

Jabatan : ...........................................................................

Dalam hal ini bertindak dan atas nama Pemerintah Daerah ..........................................................selanjutnya disebut Pihak Kesatu.

Nama : ........................................................

Tempat/Tgl. Lahir/Umur : ........................................................

Nomor Induk Pegawai/Pensiun/NRP : ........................................................

Pangkat/Golongan : ........................................................

Jabatan : ........................................................

Instansi/Tempat Bekerja : ........................................................

Alamat/Tempat Tinggal : ........................................................

Selanjutnya disebut Pihak Kedua.

Telah mengadakan perjanjian sewa beli rumah dan atau termasuk tanah bangunannya berdasarkanUndang-Undang Nomor 72 tahun 1957, jo. Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 1994 dan KeputusanMenteri Dalam Negeri Nomor ...... Tahun 20000 sebagaimanan ditetapkan dalam Keputusannya Tanggal........................... Nomor .......................... yakni :

Letak

Jalan : ........................................................

Blok : ........................................................

Desa/Kelurahan : ........................................................

Kabupaten/Kota/Kecamatan : ........................................................

Huruf Daftar Nomor : ........................................................

Rumah : ........................................................

Kelas/Golongan : ........................................................

Berikut tanah pekarangannya : ........................................................

Luas : ........................................................ M2

Berbatasan sebelah

Utara : ........................................................

Timur : ........................................................

Selatan : ........................................................

Barat : ........................................................

Dengan harga rumah : Rp ........................ ( ................................. )

Dan ganti rugi tanah : Rp ........................ ( ................................. )

Jumlah : Rp ........................ ( ................................. )

Page 178: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

177

Dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1

PIHAK KESATU mengakui jumlah tersebut di atas beserta ganti rugi atas tanhanya dengan cara sewabeli kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 2

(1) Angsuran pertama sebesar Rp .................................. ( ............................................ ) telah dibayar olehPIHAK KEDUA pada Kas Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota ........................... dengan tanda setoranNomor ........................................... Tanggal .............................. Sisanya sebesar Rp.................................. ( ............................................ ) diangsur dalam jangka waktu paling cepat 60bulan dan paling lambat 20 tahun, sedikitnya dengan angsuran bulanan yang sama sebesar Rp.................................. ( ............................................ ) yang harus disetor pada Kas DaerahProvinsi/Kabupaten/Kota ........................... masing-masing selambat-lambatnya tanggal 10 bulanberikutnya,

(2) Sisa angsuran tersebut atas kehendak PIHAK KEDUA dapat dibayar lebih cepat, kecuali angsuranterakhir yaitu sebesar Rp .................................. ( ............................................ ) baru pada dilunasibulan terakhir masa berlakunya perjanjian sewa beli yaitu pada Bulan ................... Tahun .................

Pasal 3

Setelah angsuran terakhir dimaksud pasal 2 ayat 2 atas dilunasi oleh PIHAK KEDUA maka :

a. PIHAK KESATU melepaskan hak milik atas rumah tersebut kepada PIHAK KEDUA danmenghapuskannya dari daftar inventaris kekayaan Pemerintah.

b. PIHAK KEDUA wajib mengajukan Permohonan suatu hak atas tanah kepada instansi Pertanahanmenurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku berdasarkan surat KeputusanKepala Daerah yang dimaksud huruf a pasal ini.

Pasal 4

Selama waktu sewa beli bertangsung PIHAK KEDUA :

1. Diwajibkan membayar angsuran seperti tersebut dalam pasal 2 di atas dan memelihara rumah dantanah perkarangannya dengan sebaik-baiknya.

2. Dilarang mengubah bentuk, mengubah pembagian ruangan-ruangan rumah dan atau tanahnya,menjual/memindah tangankan sebagian atau seluruh rumah dan atau tanahnya tanpa izin PIHAKKESATU.

3. Dengan izin PIHAK KESATU dapat menyerahkan sebagian atau seluruh rumah untuk ditempati olehpihak ketiga apabila PIHAK KEDUA karena sesuatu hal harus meninggalkan rumah tersebut.

Pasal 5

(1) Apabila menurut PIHAK KESATU, PIHAK KEDUA tidak memenuhi kewajiban atau meiakukanpelanggaran atas larangan-larangan tersebut dalam perjanjian ini. PIHAK KESATU memberikanperingatan tertulis kepada PIHAK KEDUA yaitu peringatan pertama, kedua dan peringatan (terakhir)masing-masing untuk jangka waktu 1 (satu) bulan berikutnya dan PIHAK KEDUA selekas mungkinharus memenuhi kewajiban-kewajibannya dan/atau mengembalikan keadaan seperti sebelumpelanggaran-pelanggaran dilakukannya.

(2) Setiap keterlambatan pembayaran angsuran bulanan dikenakan denda sebesar 15 % (lima belaspersen) dari setiap angsuran yang terlambat dan pembayarannya dilakukan bersama-sama denganpembayaran angsuran yang bersangkutan.

(3) Apabila dalam waktu 1 (satu) bulan setelah peringatan terakhir sebagaimana dimaksud ayat 1 pasalini peringatan tersebut belum diindahkan, maka oleh PIHAK KESATU dapat memutuskan perjanjiansewa beli, ini secara sepihak dan segala akibat selanjutnya ditetapkan oleh ………………………….Kepala Daerah.

Page 179: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

178

Pasal 6

Perjanjian dapat juga diputuskan oleh PIHAK KESATU apabila PIHAK KEDUA :

a. Temyata sudah pernah membeli atau memperoleh rumah dari Pemerintah berdasarkan peraturanperaturan perundangan yang berlaku.

b. Diberhentikan dengan tidak hormat dari jabatan Negeri.

c. Atas kehendak sendiri dalam masa perjanjian sewa beli tidak memenuhi lagi persyaratan tersebutPeraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1974 jo Peraturan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota ......Nomor ...... Tanggal .................

Pasal 7

Apabila perjanjian diputuskan karena PIHAK KEDUA tidak memenuhi syarat-syarat perjanjian ini, makasebesar 10% (sepuluh persen) dari pembayaran yang telah dilakukan menjadi hak PIHAK KESATU.

Pasa! 8

1. Apabila PIHAK KEDUA dalam masa sewa beli meninggal dunia maka ahli warisnya menurut undang-undang Pensiunan/Peraturan tunjangan yang bersifat pensiunan yang berlaku bagi yangbersangkutan, dapat meneruskan perjanjian ini.

2. Dalam hal PIHAK KEDUA tidak mempunyai ahli waris menurut undang-undang Pensiunan/Peraturantunjangan yang bersifat pensiunan yang berlaku bagi yang bersangkutan, maka perjanjian sewa belidapat diteruskan oleh ahli warisnya menurut hukum Perdata.

Pasal 9

1. Apabila dalam masa sewa beli rumah dan tanah dimaksud dalam perjanjian sewa beli ini musnah ataurusak berat sehingga tidak dapat dipergunakan atau ditempati lagi, sedangkan kemusnahan ataukerusakan itu terjadi di luar kemampuan PIHAK KESATU ataupun PIHAK KEDUA, maka perjanjiansewa beli ini batal menurut hukum dan 50 % (lima puluh persen) dari angsuran yang telah dibayarakan dikembalikan kepada PIHAK KEDUA.

2. Apabila yang musnah atau rusak berat hanya rumahnya saja sedangkan kemusnahan atau kerusakanitu terjadi di luar kemampuan PIHAK KESATU maupun PIHAK KEDUA, maka perjanjian ini tetapdilanjutkan dengan ketentuan bahwa pihak kedua diwajibkan untuk melunasi sisa pembayaranangsuran ganti rugi tanah saja dalam jangka waktu sebagaimana telah ditetapkan dalam pasal 2perjanjian ini.

Pasal 10

Untuk keperiuan pemeriksaan dan pengawasan pelaksanaan perjanjian ini, PIHAK KESATU atau petugasyang ditunjuk dengan memperlihatkan surat penugasan kepada PIHAK KEDUA berhak masuk ke dalamrumah yang disewa beli dan perkarangannya pada waktu jam-jam kerja sekalipun PIHAK KEDUAberkeberatan.

Pasal 11

Biaya-biaya yang berhubungan dengan pembuatan perjanjian ini menjadi beban PIHAK KEDUA dan harusdibayar pada waktu perjanjian ini ditandatangani.

Pasal 12

Untuk perjanjian sewa beli PIHAK KESATU atau PIHAK KEDUA memilih tempat kedudukan tetap(domisili) di kantor PIHAK KESATU.

Pasal 13

PIHAK KEDUA menyatakan bahwa sebelum menandatangani perjanjian ini, telah membaca dan mengertidengan jelas dan paham akan isi perjanjian.

Page 180: Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

179

Pasal 14

Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 6 (enam), asli untuk PIHAK KESATU dan ternbusan pertama untukPIHAK KEDUA dibubuhi bea materai secukupnya dan semuanya mempunyai kekuatan hukum yangsama.

……………………… Tanggal ……………….. 19 ……

PIHAK KEDUA

( …………………… )

PIHAK KESATU

( …………………… )

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

C O R N E L I S

materai