petunjuk

6
Petunjuk Keselamatan Umum Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro Pedoman berikut dibuat untuk meminimalkan atau menghilangkan bahaya di Laboratorium Terpadu. Pedoman ini juga disediakan untuk menjaga agar laboratorium aman secara lingkungan. Ini adalah tanggung jawab setiap orang yang masuk ke dalam laboratorium untuk memahami bahaya keselamatan dan kesehatan yang berhubungan dengan bahan berbahaya dan peralatan di laboratorium. Berikut ini adalah beberapa petunjuk keselamatan laboratorium secara umum: a. Selalu memakai pelindung mata yang tepat dalam pekerjaan kimia, penanganan kerja dan area penyimpanan. Lensa kontak biasanya tidak boleh dipakai. Lengkapi dengan goggles, namun dengan alasan terapi, lensa kontak dapat dipakai. b. Selalu mengetahui bahaya yang terkait dengan bahan yang sedang digunakan dalam laboratorium. c. Selalu menggunakan pakaian pelindung laboratorium (jas laboratorium) yang sesuai. d. Membatasi rambut panjang dan pakaian longgar. Jangan memakai sepatu hak tinggi, sepatu berujung terbuka, sandal atau sepatu yang terbuat dari bahan tenun. e. Selalu mencuci tangan dan lengan dengan sabun dan air sebelum meninggalkan area kerja. Hal ini berlaku bahkan jika Anda telah memakai sarung tangan. f. Jangan melakukan pekerjaan apapun berbahaya ketika sendirian di laboratorium. Setidaknya dua orang harus hadir. Mahasiswa harus diawasi oleh instruktur setiap saat. g. Jangan melakukan pekerjaan, persiapan, atau percobaan yang tidak diijinkan. h. Jangan pernah menghilangkan bahan kimia, agen biologis, atau bahan radioaktif dari fasilitas tanpa otorisasi yang sah i. Beradaptasilah dengan lokasi peralatan darurat seperti alarm kebakaran, pemadam kebakaran (APAR), pencuci mata darurat, dan shower keselamatan. Ketahuilah prosedur tanggap darurat. j. Gunakan peralatan dan bahan berbahaya hanya untuk tujuan yang dimaksudkan. k. Jangan hisap pipet kimia menggunakan mulut Anda saat memindahkan larutan. Sebaliknya, Anda harus selalu menggunakan bola pipet untuk menghisap larutan. l. Jangan pernah meninggalkan percobaan tanpa pengawasan ketika sedang dipanaskan atau bereaksi. m. Jauhkan peralatan kembali dari tepi bangku laboratorium untuk mencegah tumpahan.

Upload: wulan-cendana-arum

Post on 14-Feb-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Petunjuk Identifikasi Bahaya SMK3

TRANSCRIPT

Petunjuk Keselamatan Umum Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro

Pedoman berikut dibuat untuk meminimalkan atau menghilangkan bahaya di Laboratorium

Terpadu. Pedoman ini juga disediakan untuk menjaga agar laboratorium aman secara

lingkungan. Ini adalah tanggung jawab setiap orang yang masuk ke dalam laboratorium untuk

memahami bahaya keselamatan dan kesehatan yang berhubungan dengan bahan berbahaya dan

peralatan di laboratorium. Berikut ini adalah beberapa petunjuk keselamatan laboratorium secara

umum:

a. Selalu memakai pelindung mata yang tepat dalam pekerjaan kimia, penanganan kerja dan

area penyimpanan. Lensa kontak biasanya tidak boleh dipakai. Lengkapi dengan goggles,

namun dengan alasan terapi, lensa kontak dapat dipakai.

b. Selalu mengetahui bahaya yang terkait dengan bahan yang sedang digunakan dalam

laboratorium.

c. Selalu menggunakan pakaian pelindung laboratorium (jas laboratorium) yang sesuai.

d. Membatasi rambut panjang dan pakaian longgar. Jangan memakai sepatu hak tinggi,

sepatu berujung terbuka, sandal atau sepatu yang terbuat dari bahan tenun.

e. Selalu mencuci tangan dan lengan dengan sabun dan air sebelum meninggalkan area

kerja. Hal ini berlaku bahkan jika Anda telah memakai sarung tangan.

f. Jangan melakukan pekerjaan apapun berbahaya ketika sendirian di laboratorium.

Setidaknya dua orang harus hadir. Mahasiswa harus diawasi oleh instruktur setiap saat.

g. Jangan melakukan pekerjaan, persiapan, atau percobaan yang tidak diijinkan.

h. Jangan pernah menghilangkan bahan kimia, agen biologis, atau bahan radioaktif dari

fasilitas tanpa otorisasi yang sah

i. Beradaptasilah dengan lokasi peralatan darurat seperti alarm kebakaran, pemadam

kebakaran (APAR), pencuci mata darurat, dan shower keselamatan. Ketahuilah prosedur

tanggap darurat.

j. Gunakan peralatan dan bahan berbahaya hanya untuk tujuan yang dimaksudkan.

k. Jangan hisap pipet kimia menggunakan mulut Anda saat memindahkan larutan.

Sebaliknya, Anda harus selalu menggunakan bola pipet untuk menghisap larutan.

l. Jangan pernah meninggalkan percobaan tanpa pengawasan ketika sedang dipanaskan atau

bereaksi.

m. Jauhkan peralatan kembali dari tepi bangku laboratorium untuk mencegah tumpahan.

n. Semua gelas dan termos harus diklem. Jangan gunakan peralatan gelas yang sudah retak

atau terkelupas

o. Laporkan setiap kecelakaan, walaupun bersifat kecil.

Makan, Minum, dan Merokok

Makan, minum, merokok, mengunyah permen karet, memakai kosmetik, dan minum obat

di Laboratorium Terpadu sangat dilarang.

a. Makanan, minuman, cangkir, dan peralatan makan lainnya tidak boleh disimpan di

daerah di sekitar bahan berbahaya yang ditangani atau disimpan.

b. Gelas yang digunakan untuk operasi laboratorium tidak boleh digunakan untuk

mempersiapkan atau mengkonsumsi makanan atau minuman.

c. Lemari es, peti es, kamar dingin, oven, dan sebagainya di laboratorium tidak boleh

digunakan untuk penyimpanan makanan.

d. Air bersih dan air de-ionisasi di laboratorium tidak boleh digunakan untuk air minum

e. Bahan laboratorium tidak boleh dikonsumsi

Pentingnya Penanganan yang Selamat di Laboratorium

Tujuh puluh delapan persen dari kecelakaan laboratorium karena kesalahan manusia.

Persyaratan operasional untuk penanganan yang aman dari bahan berbahaya di laboratorium

ketika diikuti, mengurangi kemungkinan kecelakaan akibat kesalahan manusia. Ini adalah

tanggung jawab masing-masing karyawan laboratorium untuk memahami persyaratan

penanganan yang aman di laboratorium. Namun, Principal Investigator atau Koordinator

Laboratorium bertanggung jawab untuk memastikan karyawan mereka memiliki pengetahuan

yang cukup untuk menghindari bahaya yang diakui di laboratorium mereka. Dewan Riset

Nasional telah menerbitkan Praktik Bijak di Laboratorium, Penanganan dan Pembuangan Bahan

kimia yang menggambarkan standar minimal perawatan di laboratorium

Identifikasi Bahaya

Cairan yang mudah terbakar, bahan beracun, bahan kimia yang sangat reaktif, dan bahan

radioaktif harus ditangani dengan cara yang tidak menimbulkan bahaya besar untuk kesehatan

manusia dan tidak akan sengaja dibuang bersama limbah umum atau ke rute suatu sistem

saluran pembuangan saniter.

Karyawan yang menggunakan bahan kimia berbahaya harus menerima Pelatihan Hazard

Communication (HAZCOM). Pada awal pelatihan, pelatihan tentang Orientasi Bahan Berbahaya

harus diikuti oelh semua karyawan laboratorium baru. Karyawan mempunyai hak untuk

memperoleh informasi tentang bahan kimia berbahaya di tempat bekerja, memiliki akses

informasi mengenai bahaya yang berhubungan dengan bahan kimia, dan dilatih untuk praktek

kerja yang aman dengan bahan kimia. Sementara bahaya kimia mungkin yang paling dikenal

luas di lingkungan laboratorium yang mempunyai potensi bahaya lain perlu diidentifikasi. Yang

termasuk dalam hal ini adalah bahan biologi, radioaktif, listrik, mekanik dan fisik. Hal hal yang

penting adalah semua bahan yang berpotensi bahaya di lingkungan laboratorium harus dievaluasi

dan dikendalikan sebanyak mungkin.

Pemberian Label (Labeling)

Praktek pemberian label (labeling) secara umum telah dipublikasikan untuk melindungi

karyawan laboratorium dari bahan-bahan yang membahayakan kesehatan.

Pelabelan yang disarankan adalah:

a. Label pada wadah yang mengandung bahan berbahaya tidak boleh dibuang/dilepas.

b. Semua wadah yang mengandung bahan kimia pada tempat kerja harus diberi label

dengan identifikasi bahayanya.

c. Saat material dipindah dari container yang dilabel ke container yang tidak dilabel, label

harus ditempelkan ke container yang tidak dilabel tersebut.

Compressed Gas Hazards

Ada petunjuk umum praktis yang telah dipublikasikan untuk melindungi karyawan

laboratorium terhadap bahan-bahan berbahaya, termasuk diantaranya Tips Keselamatan Silinder

Gas dan Kebijakan Silinder Gas Bertekanan.

Biosafety

Keselamatan semua pihak merupakan tanggung jawab semua pengguna laboratorium.

Setiap individu memiliki kewajiban untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, sesuai

dengan kemampuan terbaik mereka. Salah satu metoda yang disarankan untuk menciptakan

lingkungan kerja yang aman adalah dengan menggunakan petunjuk keselamatan kerja di dalam

setiap aktivitas kerja di laboratorium. Petunjuk kerja ini akan membantu mengidentifikasi bahaya

yang potensial terjadi di laboratorium, serta menyediakan persyaratan keamanan untuk bekerja di

laboratorium.

Pedoman Keamanan Biologi (Biosafety) dibuat untuk menginformasikan cara kerja yang

spesifik dalam penanganan mikroorganisme patogen di laboratorium dan juga mempersiapkan

petunjuk praktis bagi pembuat kode praktek kerja yang dibutuhkan di setiap laboratorium.

Petunjuk kerja ini juga menekankan pada pentingnya tanggung jawab individu terhadap

keamanan dari setiap aktivitas kerja yang dilakukannya. Tersedianya staf laboratorium yang

terlatih dengan baik dan memiliki kualitas teknik keselamatan kerja yang baik serta memiliki

tanggung jawab untuk keselamatan pribadi maupun rekan kerja, komunitas dan lingkungan akan

menghasilkan lingkungan kerja laboratorium yang aman dan sehat. Setiap individu juga

mempunyai tanggung jawab untuk melakukan penilaian risiko terlebih dahulu sebelum

melaksanakan aktifitas yang melibatkan patogen baru atau protokol baru.

Dalam pedoman kerja ini tersedia prosedur penanganan praktek keamanan biologi

terutama bagi pekerjaan yang melibatkan bahan biologi beracun serta bahan yang mudah

menular dan prosedur yang harus dilakukan untuk bekerja di dalam laboratorium Keamanan

Biologi (Biosafety) tingkat 1, 2, 3 dan 4. Informasi mengenai pelatihan staf juga disertakan

bersama penjelasan rinci tentang praktek kerja, peralatan pengamanan dan desain fasilitas

laboratorium. Peneliti utama atau penyelia bertanggung jawab terhadap kondisi laboratorium

yang aman, serta mengidentifikasi risiko atau bahaya yang berhubungan dengan riset dan

aplikasi prosedur keamanan yang dijalankan.

Langkah-langkah untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman adalah dengan

mendatangkan biosafety expert untuk melakukan penilaian laboratorium dalam rangka akreditasi

laboratorium:

1. Membuat proposal ke Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta

2. Kedutaan Besar AS mencarikan ahlinya dari ABI (Assosiasi Biorisiko Indonesia)

3. Dana untuk akomodasi expert/ahli dan honor (semua) dari Kedutaan Besar AS

Fasilitas Pengelolaan Limbah

Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah bahan yang karena sifat dan/atau

konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat

mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan

hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. Definisi limbah B3

berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi

yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability,

reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun

tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan

manusia. Pengaturan pengelolaan limbah B3 bertujuan untuk mencegah dan/atau mengurangi

risiko dampak B3 terhadap lingkungan hidup, kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Dasar hukum pengelolaan limbah B3 yang dikeluarkan dari kegiatan di UPT Laboratorium

Terpadu Undip adalah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001 Tentang

Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. Secara umum, pengelolaan limbah B3 meliputi:

kegiatan pengumpulan, pengangkutan, pemanfatan, pengolahan dan penimbunan. Kegiatan

pengelolaan yang akan dilakukan di UPT Laboratorium Terpadu adalah hanya pengumpulan

limbah B3 saja, sedangkan kegiatan-kegiatan pengelolaan lainnya seperti pengangkutan,

pemanfaatan, pengolahan, dan penimbunan akan diserahkan kepada agen pengolah limbah B3

yang ditunjuk.

Berdasarkan perkiraan, jumlah limbah B3 yang dikeluarkan dari UPT Laboratorium

Terpadu tidak terlalu besar (kurang dari 1 m3 per hari). UPT Laboratorium Terpadu akan

membuat Unit Pengumpulan Limbah B3 (limbah cair dan limbah padat) yang berasal dari

masing-masing laboratorium. Unit Pengumpulan Limbah B3 di UPT Laboratorium Terpadu ini

krusial untuk dibangun yang terpisah dari bangunan utama gedung tersebut. Unit ini pun penting

untuk dibangun jika laboratorium yang ada ingin diakreditasi, baik akreditasi nasional maupun

internasional. Unit Penampungan Limbah ini akan dibangun untuk memenuhi komitmen ramah

lingkungan terhadap semua aktifitas di UPT Laboratorium Terpadu.

Masing-masing unit laboratorium di UPT Laboratorium diwajibkan mengumpulkan limbah

cair B3-nya ke dalam jerigen atau container yang berlabel khusus. Kemudian limbah tersebut

harus ditempatkan di Unit Pengumpulan Limbah B3 yang berlokasi di sekitar gedung UPT

Laboratorium Terpadu. Bekas sampel cair yang termasuk ke dalam limbah B3 juga harus

ditangani seperti hal tersebut. Khusus untuk limbah padat B3, masing-masing unit laboratorium

harus mengumpulkan limbah padat B3 tersebut dalam wadah berlabel khusus yang kemudian

dikumpulkan di Unit Pengumpulan Limbah B3. Setelah semua limbah B3 dikumpulkan dan

mencapai jumlah tertentu, maka UPT Laboratorium Terpadu akan menghubungi Agen Pengolah

Limbah B3 untuk mengambil dan mengolah limbah B3 tersebut dengan sejumlah biaya yang

disepakati yang harus dibayar oleh Undip.

Kegiatan pengumpulan limbah B3 di UPT Laboratorium Terpadu harus mendapatkan

perizinan dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan setiap aktivitas tahapan pengumpulan

limbah B3 harus dilaporkan ke yang bertanggung jawab dan instansi yang berwenang (KLH)

secara berkala sekurang-kurangnya setiap 6 (enam) bulan dan ditembuskan ke Bapedalda

setempat. Berkaitan dengan penanganan/pengumpulan limbah B3 yang akan dihasilkan, maka

UPT Laboratorium Terpadu akan membuat Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety

Data Sheet) sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001

Tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. Sesuai dengan peraturan pemerintah

tersebut, UPT Laboratorium Terpadu akan mengizinkan pengawas untuk memasuki lokasi kerja

dan membantu terlaksananya tugas pengawasan, mengizinkan pengawas untuk mengambil

contoh B3, memberikan keterangan dengan benar baik lisan maupun tertulis, dan mengizinkan

pengawas untuk melakukan pemotretan di lokasi kerja dan/atau mengambil gambar.

Di samping hal-hal di atas (limbah cair dan limbah padat B3), setiap unit laboratorium

harus dilengkapi dengan fasilitas lemari asam. Lemari asam ini harus dipastikan dapat berfungsi

dengan baik terutama blower-nya. Gedung UPT Laboratorium Terpadu juga harus menyediakan

sebuah ruangan khusus untuk menyimpan semua stok bahan kimia dan gas, yaitu Unit

Penyimpanan Bahan Kimia.